Top Banner

of 290

Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

Jul 06, 2018

Download

Documents

CakEmUs
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    1/290

    1

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    2/290

    2

    PENGEMBANGAN KURIKULUM TERPADU

    SISTEM FULL DAY SCHOOL  

    (STUDI MULTI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH 1

    ALTERNATIF KOTA MAGELANG, SDIT IHSANUL FIKRI

    KOTA MAGELANG DAN SD TERPADU MA’ARIF

    GUNUNGPRING MAGELANG)

    oleh

    LILIES WIDYOWATI

    NIM. M1.11.009

    Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

    untuk gelar Magister Pendidikan Islam

    PROGRAM PASCASARJANA

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2014

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    3/290

    ii

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    4/290

    iii

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    5/290

    iv

    ABSTRAK  

    Judul Tesis: Pengembangan Kurikulum Terpadu Sistem  Full Day School   Studi

    Multi Kasus di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang,

    SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif

    Gunungpring Magelang.

    Tesis ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pengembangan kurikulum terpadu diSD Islam di Magelang dengan menggunakan sistem full day school  yang diwakili

    oleh SD Muhammadiyah 1 Alternatif, SDIT Ihsanul Fikri dan SD Terpadu

    Ma‟arif Gunungpring. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan

    fenomenologis. Sumber data yang diperoleh yaitu sumber data primer dan

    sekunder. Pengumpulan data melalui teknik observasi, interview, dan

    dokumentasi. Teknik analisis datanya dengan deskriptif analitis dan deskriptif

    komparatif. Deskriptif analitis cara mereduksi data, display data dan mengambil

    kesimpulan.

    Permasalahan yang dibahas meliputi konsep, model desain dan

    implementasi pengembangan kurikulum terpadu sistem  full day school . Hasil

     penelitian menunjukkan bahwa konsep pengembangan kurikulum terpadu

    merupakan pengintegrasian kurikulum Diknas yang diwarnai dengan nilai-nilai

    islami dengan penambahan bidang studi keislaman, dan untuk pelaksanaanya

    dengan menerapkan  full day school . Desain kurikulum terpadu berorientasi pada

    kebutuhan peserta didik, lingkungan, kebutuhan masyarakat dan perkembangan

    IPTEK yang diorganisasikan dalam sebuah kurikulum. Implementasi kurikulum

    di sekolah dengan melibatkan peran kepala sekolah sebagai pelaksana kurikulum

    tingkat lembaga sekolah, guru sebagai pelaksana kurikulum di kelas dan wakakurikulum sebagai perencana kurikulum di sekolah. Implementasi kurikulum

    merupakan integrasi secara fungsional antara aspek kognitif, afektif dan

     psikomotor.

    Kata kunci: Pengembangan; Kurikulum Terpadu; Full day school . 

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    6/290

    v

    ABSTRACT

    Title: The Development of Integrated Curriculum Through Full Day School

    System Multi case study on alternative primary school Muhammadiyah 1,

    integrated Islamic primary school Ihsanul Fikri, and integrated primary

    school Ma‟arif Gunungpring. 

    This paper highlights the form of integrated curriculum development in Islamic

     primary schools in Magelang which employ full day school system, which

    comprises concept, design model, and implementation, represented by alternative

     primary school Muhammadiyah 1, integrated Islamic primary school Ihsanul

    Fikri, and integrated primary school Ma‟arif   Gunungpring. This qualitative

    research applies phenomenological approach and uses primary and secondary data

    source. Mean while, data is collected through observation, interview, and

    documentation. Then, descriptive and descriptive comparative analyses are used

    as technique of data analysis. Descriptive analysis it self is purposed to reduce and

    display the data, as well as draw the inference.

    The result shows that the concept of integrated curriculum development is a

    combination between national education department and Islamic values by adding

    such an Islamic composition that applies full day school. Integrated curriculum

    design orientates to students‟ need, environment, society‟s demand, and

    technology and science improvement that are organized into a curriculum.

    Furthermore, curriculum implementation in the school involves the role of

    headmaster as the organizer in the level of institution, teacher as the arranger in

    the class, and curriculum vice principal as the designer of school curriculum. In

    other word, it is integrated functionally, in the cognitive, affective, and psychomotor aspects.

    Key words: development; integrated curriculum; full day school

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    7/290

    vi

    PRAKATA

    Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menuntaskan penulisan tesis

    yang berjudul: "PENGEMBANGAN KURIKULUM TERPADU SISTEM FULL

     DAY SCHOOL  (STUDI MULTI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH 1

    ALTERNATIF KOTA MAGELANG, SDIT IHSANUL FIKRI KOTA

    MAGELANG DAN SD TERPADU GUNUNGPRING MAGELANG)." 

    Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan untuk gelar

    MagisterPendidikan Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

    Salatiga. 

    Terealisasinya penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan serta

    dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1.  Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

    2.  Bapak Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. selaku Direktur Program Pascasarjana STAIN

    Salatiga.

    3.  Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. selaku dosen pembimbing I yang telah

    memberikan bimbingan dan motivasinya.

    4.  Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku dosen pembimbing II yang

    telah memberikan bimbingan dan motivasinya.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    8/290

    vii

    5. 

    Para Dosen Pascasarjana STAIN Salatiga dan segenap Civitas Akademik

    Pascasarjana STAIN Salatiga.

    6.  Bapak Salamun, S.Ag, M.Pd.I, selaku Kepala sekolah SD Muhammadiyah 1

    Alternatif kota Magelang yang telah memberikan ijin penelitian.

    7.  Bapak Abdul Rozak Sidik, S.Pd.I, selaku Kepala sekolah SDIT Ihsanul Fikri

    kota Magelang yang telah memberikan ijin penelitian.

    8.  Bapak Agus Santosa, S.Pd, selaku Kepala sekolah SDIT Ihsanul Fikri kota

    Magelang yang telah memberikan ijin penelitian.

    9. 

    Bapak Mudakir dan Ibu Suparti tercinta yang telah memberikan doa dan

     berjuang mengantarkan penulis sampai ke jenjang Perguruan Tinggi.

    10. Rekan-rekan semua yang telah membantu dalam penulisan tesis ini.

    Penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan tambahan informasi

    serta masukan yang berharga baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang

     berkepentingan.

    Salatiga, 17 Februari 2014

    Penulis

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    9/290

    viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii

    PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................................. iii

    ABSTRAK............................................................................................................ iv

    PRAKATA........................................................................................................... vi

    DAFTAR ISI........................................................................................................ viii

    DAFTAR TABEL................................................................................................ xi

    DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xiii

    BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

    A. 

    Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

    B. 

    Rumusan Masalah............................................................................... 6

    C.  Signifikansi Penelitian........................................................................ 8

    D.  Kajian Pustaka.................................................................................... 9

    E.  Metode Penelitian............................................................................... 14

    F.  Sistematika Penulisan......................................................................... 24

    BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 26

    A. 

    Pengembangan Kurikulum................................................................. 26

    1. 

    Pengertian Kurikulum.................................................................. 26

    2. 

    Konsep Pengembangan Kurikulum.............................................. 28

    B.  Pengembangan Kurikulum Terpadu................................................... 30

    1.  Pengertian Kurikulum Terpadu.................................................... 30

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    10/290

    ix

    2. 

    Konsep Dasar Kurikulum Terpadu............................................... 34

    3. 

    Model dan desain Kurikulum Terpadu......................................... 36

    4.  Implementasi Model Kurikulum Terpadu.................................... 45

    C.  Full Day School .................................................................................. 48

    1.  Pengertian Full Day School .......................................................... 48

    2.  Tujuan Pembelajaran Full Day School ......................................... 49

    BAB III KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM TERPADU SISTEM

     FULL DAY SCHOOL........................................................................ 51

    A. 

    Deskripsi Subyek Penelitian.............................................................. 51

    1. 

    SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang......................... 51

    2.  SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.............................................. 60

    3.  SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang.............................. 65

    B. 

    Konsep Pengembangan Kurikulum Terpadu Sistem  Full Day

    School ................................................................................................ 72

    1.  SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang........................ 72

    2.  SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang............................................. 75

    3. 

    SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang............................. 76

    BAB IV MODEL DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN

    KURIKULUM TERPADU SISTEM FULL DAY SCHOOL............. 79

    A.  Model Desain Pengembangan Kurikulum Terpadu Sistem  Full Day

    School ......................................................................................... 79

    1.  SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang......................... 79

    2.  SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.............................................. 100

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    11/290

    x

    3. 

    SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang.............................. 119

    B. 

    Implementasi Pengembangan Kurikulum Terpadu Sistem  Full Day

    School ................................................................................................ 137

    1.  SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang......................... 137

    2.  SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang.............................................. 139

    3.  SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang.............................. 142

    C.  Pengembangan Kurikulum Terpadu Sistem Full Day School ........... 144

    BAB V PENUTUP.............................................................................................. 159

    A. 

    Simpulan......................................................................................... 159

    B. 

    Saran............................................................................................... 161

    DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 163

    LAMPIRAN

    BIOGRAFI PENULIS

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    12/290

    xi

    DAFTAR TABEL

    TABEL 3.1 Data Kepagawaian SD Muhammadiyah 1 Alternatif 69

    TABEL 3.2 Keadaan Siswa SD Muhammadiyah 1 Alternatif 70

    TABEL 3.3 Sarana Prasarana SD Muhammadiyah 1 Alternatif 71

    TABEL 3.4 Inventaris Buku Perpustakaan SD Muhammadiyah 1

    Alternatif

    72

    TABEL 3.5 Data Kepegawaian SDIT Ihsanul Fikri 76

    TABEL 3.6 Keadaan Siswa SDIT Ihsanul Fikri 76

    TABEL 3.7 Sarana Prasarana SDIT Ihsanul Fikri 77

    TABEL 3.8 Data Kepegawaian SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring  83

    TABEL 3.9 Keadaan Siswa SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring  83

    TABEL 3.10 Prasarana SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring  84

    TABEL 4.1 Pembagian waktu kegiatan intrakurikuler di SD

    Muhammadiyah 1 Alternatif

    104

    TABEL 4.2 Pembagian waktu kegiatan ekstrakurikuler di SD

    Muhammadiyah 1 Alternatif

    105

    TABEL 4.3 Kegiatan Pengembangan Diri SD Muhammadiyah 1

    Alternatif

    110

    TABEL 4.4 Pembagian waktu kegiatan pembelajaran SDIT Ihsanul Fikri 124

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    13/290

    xii

    TABEL 4.5 Kegiatan Pengembangan Diri SDIT Ihsanul Fikri 127

    TABEL 4.6 Kegiatan Life Skill  SDIT Ihsanul Fikri 128

    TABEL 4.7 Pembagian waktu di SD Terpadu Ma'arif Gunungpring 142

    TABEL 4.8 Kegiatan Ekstrakurikuler SD Terpadu Ma'arif Gunungpring

    Magelang

    146

    TABEL 4.9 Konsep Pengembangan Kurikulum Terpadu Sistem Full Day

    School  

    158

    TABEL 4.10 Organisasi Isi Kurikulum 163

    TABEL 4.11 Pembagian Waktu Belajar 165

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    14/290

    xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 Desain Penelitian

    LAMPIRAN 2 Panduan Wawancara

    LAMPIRAN 3 Panduan Observasi

    LAMPIRAN 4 Panduan Dokumentasi

    LAMPIRAN 5 Catatan Wawancara dengan Bapak Salamun, S.Ag, M/Pd.I

    LAMPIRAN 6 Catatan Wawancara dengan Bapak Mustaqim, S.Pd.I, M.Pd

    LAMPIRAN 7 Catatan Wawancara dengan Ibu Herlian Ardivianti, S.S

    LAMPIRAN 8 Catatan Wawancara dengan Bapak Abdul Rozak Sidik, S.Pd.I

    LAMPIRAN 9 Catatan Wawancara dengan Ibu Rida Rahmawati Rahayu, S.Psi

    LAMPIRAN 10 Catatan Wawancara dengan Bapak Erwanto, S.T

    LAMPIRAN 11 Catatan Wawancara dengan Bapak Agus Santosa, S.Pd

    LAMPIRAN 12 Catatan Wawancara dengan Ibu Weni Masithoh, A.Ma.Pd dan IbuSri Wahyuningsih, S.Pd

    LAMPIRAN 13 Catatan Wawancara dengan Bapak Saeful Bahri

    LAMPIRAN 14 Catatan Wawancara dengan Ibu Weni Masithoh, A.Ma.Pd

    LAMPIRAN 15 Catatan Observasi di SD Muhammadiyah 1 Alternatif

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    15/290

    xiv

    LAMPIRAN 16 Catatan Observasi di SDIT Ihsanul Fikri

    LAMPIRAN 17 Catatan Observasi di SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring

    LAMPIRAN 18 Sejarah Singkat dan Perkembangan SD Muhammadiyah 1

    Alternatif

    LAMPIRAN 19 Struktur Organisasi SD Muhammadiyah 1 Alternatif

    LAMPIRAN 20 Daftar Guru SD Muhammadiyah 1 Alternatif

    LAMPIRAN 21 Daftar Ujian Akhir SD Muhammadiyah 1 Alternatif

    LAMPIRAN 22 Prestasi SD Muhammadiyah 1 Alternatif

    LAMPIRAN 23 Silabus Bahasa Indonesia SD Muhammadiyah 1 Alternatif

    LAMPIRAN 24 RPP Bahasa Indonesia SD Muhammadiyah 1 Alternatif

    LAMPIRAN 25 Nilai Rapot Alfiana Nur Fadhilah SD Muhammadiyah 1 Alternatif

    LAMPIRAN 26 Profil Sekolah SDIT Ihsanul Fikri

    LAMPIRAN 27 Visi, Misi dan Motto SDIT Ihsanul Fikri

    LAMPIRAN 28 Struktur Organisasi SDIT Ihsanul Fikri

    LAMPIRAN 29 Daftar Guru SDIT Ihsanul Fikri

    LAMPIRAN 30 Daftar Jumlah Siswa SDIT Ihsanul Fikri Tahun Pelajaran

    2013/2014

    LAMPIRAN 31 Silabus IPA SDIT Ihsanul Fikri

    LAMPIRAN 32 RPP IPA SDIT Ihsanul Fikri

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    16/290

    xv

    LAMPIRAN 33  Nilai Rapot Kyla Nisa Azzahra SDIT Ihsanul Fikri

    LAMPIRAN 34 Daftar Guru SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring 

    LAMPIRAN 35 Keadaan Ruang SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring 

    LAMPIRAN 36 Prestasi SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring 

    LAMPIRAN 37 Silabus Matematika SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring 

    LAMPIRAN 38 RPP Matematika SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring 

    LAMPIRAN 39 Nilai Rapot Diaz Shintawati SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring 

    LAMPIRAN 40 Lembar Persetujuan Pembimbing

    LAMPIRAN 41 Lembar Bimbingan Tesis

    LAMPIRAN 42 Lembar Persetujuan Proposal

    LAMPIRAN 43 Pengantar Bimbingan Tesis

    LAMPIRAN 44 Permohonan Izin Penelitian

    LAMPIRAN 45 Surat Keterangan Penelitian

    LAMPIRAN 46 Dokumentasi Penelitian

    LAMPIRAN 47 Biografi Penulis

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    17/290

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN 

    A.  Latar Belakang Masalah

    Berbagai perubahan di era global yang ditandai dengan WTO, AFTA,

    APEC membuat masyarakat (baca; masyarakat keagamaan) di masa depan akan

    sangat terbuka disertai ketergantungan kultur yang bersifat global. Tenaga kerja

    dari luar negeri yang akan masuk ke tanah air tidak dapat dibendung.

    Kecendrungan ini diperkuat oleh laju perkembangan teknologi informasi yang

    dengan mudah diakses dan dapat mengubah sikap moral, sosial dan intelektual

    seseorang dalam waktu cepat.1 

    Tantangan di era globalisasi menuntut respons tepat dan cepat dari sistem

     pendidikan Islam secara keseluruhan. Jika kaum Muslimin tidak hanya ingin

    sekedar bertahan di tengah persaingan global yang semakin tajam dan ketat, tetapi

     juga mampu tampil di depan, maka reorientasi pemikiran mengenai pendidikan

    Islam dan rekonstruksi sistem dan kelembagaan merupakan keniscayaan. Umat

    Islam tidak boleh berpangku tangan dan menonton dari luar seluruh

     perkembangan yang terjadi.

    Sejalan dengan perkembangan pendidikan Islam, khususnya ketika

     pendidikan Islam dilaksanakan dalam bentuk formal, kurikulum pada lembaga-

    lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan. Puncak perkembangannya

    terjadi pada masa kemajuan peradaban Islam klasik pertengahan.

    1

    M. Amin Abdullah,  Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif- Interkonektif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006, 98-99.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    18/290

    2

    2

    Ketika Islam memasuki zaman kemundurannya, pandangan monisme 

    terhadap ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan mengalami perubahan dan

    reduksi. Salah satu perubahan yang sangat mendasar adalah lahirnya pandangan

    dikotomis, yaitu pandangan yang memisahkan ilmu pengetahuan umum dan

     pengetahuan keagamaan. Menurut Nasution, sejak kurun itu pengetahuan umum

    (pengetahuan produk nalar) dianggap terpisah dari pengetahuan keagamaan dan

    dianggap sebagai pengetahuan pelengkap dan bahkan “dimakruhkan”.2 

    Di Indonesia telah terjadi dikotomi yang cukup mendasar dan meluas.

    Dikotomi tersebut terjadi dalam bentuk pemisahan kelembagaan pendidikan

    umum (nasional) dan lembaga keagamaan (Islam). Begitu juga telah terjadi

     pemisahan antara mata pelajaran umum dan mata pelajaran agama.

    Upaya untuk menyelsaikan persoalan dikotomi bukannya tidak ada.

    Menurut Fazlur Rahman terdapat dua pola yang pernah dilakukan di berbagai

    negara muslim.  Pertama, dengan menerima pendidikan sekuler moderen

    sebagaimana telah berkembang secara umum di Barat dan mencoba untuk

    “mengislamkannya” dengan cara mengisinya konsep-konsep tertentu dari Islam.

     Kedua, dengan cara menggabungkan atau memadukan cabang-cabang

     pengetahuan moderen dengan cabang-cabang pengetahuan keislaman tradisional

    yang diberikan secara bersama-sama di suatu lembaga pendidikan Islam.3  Pola

     pendidikan terpadu sebagaimana digambarkan oleh Fazlur Rahman di atas

    tampaknya hampir mirip dengan apa yang yang telah dilaksanakan pada

     pendidikan Islam di Indonesia.

    2Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum Terpadu IPTEK dan IMTAQ, Ciputat: Ciputat Press

    Group, 2006, 3.3Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum...,3.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    19/290

    3

    3

    Persoalan dikotomi dalam pendidikan Islam, hingga kini masih belum

    terselesaikan dengan baik, khususnya upaya untuk menciptakan pembelajaran

    yang dapat mengarah pada upaya pemaduan ilmu pengetahuan umum dan

     pengetahuan agama. Berdasarkan kondisi yang dialami lembaga pendidikan Islam

    serta gagasan pengembangan lembaga pendidikan Islam, maka salah satu upaya

    yang sangat perlu dilakukan adalah rekonstruksi ulang konsep kurikulum mata

     pelajaran umum yang diterapkan di madrasah selama ini. Dalam kaitan itu

     pengembangan model kurikulum terpadu sangat perlu diwujudkan.

    Mengutip pendapat Audrey dan Howard Nichools, Oemar Hamalik

    mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum (curriculum development)

    adalah the planning of learning opportunities intended to bring about certain

    desired in pupils, and assessment of the extend to which these changes have taken

     place.4  Artinya, pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-

    kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa peserta didik ke arah

     perubahan-perubahan yang diinginkan serta menilai hingga sejauh mana

     perubahan-perubahan itu terjadi pada diri peserta didik.

    Kurikulum terpadu pada hakekatnya bukan merupakan istilah tersendiri,

    tetapi merupakan bagian dari model konsep kurikulum. Mengutip pendapat

    Fogarty, Syaifuddin Sabda mengemukakan kurikulum terpadu (integrated

    curriculum)  sebagai suatu model kurikulum yang dapat mengintegrasikan  skills,

    4

    Oemar Hamalik,  Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: RemajaRosdaskarya, 2007, 96.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    20/290

    4

    4

    themes, concepts, and topics  secara inter dan antar disiplin atas penggabungan

    keduanya.5

     

    Sekolah Islam dalam konteks ini adalah sekolah atau lembaga pendidikan

    umum yang bernapaskan Islam.6 Pada umumnya, model lembaga pendidikan ini

    diselenggarakan oleh yayasan maupun organisasi Islam, seperti Muhammadiyah,

     Nahdatul Ulama, Hidayatullah, Al-Irsyad, dan lain-lain. Jika dilihat dari

     perspektif sejarah, sekolah Islam merupakan perkembangan lebih lanjut dari

    sistem sekolah Belanda. Sistem tersebut mulai diadopsi pertama kali oleh

    Muhammadiyah sejak organisasi ini berdiri, dengan mengambil alih sistem

    sekolah Belanda dan memasukkan agama Islam sebagai mata pelajaran wajib.

    Kemunculan sekolah Islam yang paling fenomenal pada orde reformasi

    adalah sekolah Islam terpadu, mulai dari Sekolah Dasar Islam Terpadu, Sekolah

    Menengah Pertama Islam Terpadu hingga Sekolah Menengah Atas Islam

    Teroadu. Dengan adanya sekolah-sekolah terpadu tersebut, kemudian muncullah

    Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) di seluruh Indonesia.7 

    Sekolah terpadu dalam praktiknya melakukan pengembangan kurikulum

    dengan cara memadukan kurikulum Pendidikan Nasional (Kemendiknas),

    kurikulum pendidikan agama Islam yang ada di Kementrian Agama (Kemenag),

    dan ditambah dengan kurikulum hasil kajian Jaringan Sekolah Islam Terpadu

    (JSIT).

    5Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum..., 27-28.

    6Zainal Arifin,  Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam,

    Yogyakarta:Diva Press, 2012, 29.7

    Sutrisno, Pembaharuan dan Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Fadilatama,2011, 80.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    21/290

    5

    5

    Bentuk pengembangan waktu belajar di sekolah terpadu menggunakan

    sistem  full day school , di mana sistem ini merupakan ciri khas sekolah terpadu.

    Pembelajaran dengan sistem  full day school mengharuskan sekolah merancang

     perencanaan pembelajaran dari pagi hingga sore.  Full day school  adalah sekolah

    sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-

    15.00 dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali.8 

    Proses pembelajaran full day school  sejalan dengan paradigma baru dalam

     bidang pembelajaran yaitu dari teaching   (mengajar) menjadi learning (belajar).

    Dengan perubahan ini proses pendidikan menjadi “proses bagaimana belajar

     bersama antara guru dan peserta didik”. 

    Ketertarikan peneliti untuk meneliti pengembangan kurikulum terpadu

    sistem full day school  yaitu pengaplikasian beberapa kurikulum yang mempunyai

    ciri khas tersendiri menjadi suatu kurikulum yang terpadu yang dapat

    dikembangkan di sebuah lembaga pendidikan. Di samping itu perkembangan

    kurikulum yayasan akan memberikan performa yang berbeda. Sistem

     pembelajaran  full day school   mengaplikasikan antara kurikulum Diknas,

    Kemenag, dan Yayasan.

    Ada beberapa hal yang menarik peneliti untuk mengadakan penelitian di

    SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang, SDIT Ihsanul Fikri Kota

    Magelang, dan SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang, yaitu (1) adanya

     perbedaan bentuk pengembangan kurikulum, (2) perbedaan visi dan misi, (3)

     program pembelajaran  full day school . Secara sekilas yang menjadi ukuran

    8

    Baharuddin,  Pendidikan dan Psikologi Perkembangan,  Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2009, 227.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    22/290

    6

    6

    lembaga ini bermutu, dilihat dari out put sekolah tersebut yang banyak diterima di

    Sekolah Menengah Pertama favorit dan banyaknya prestasi siswa dalam

     perlombaan akademik maupun non akademik, mulai tingkat lokal, regional, dan

    nasional serta terakreditasi A.

    B.  Rumusan Masalah

    Penelitian yang diberi  judul “ Pengembangan Kurikulum Terpadu Sistem

     Full Day School ” didasarkan pada keinginan untuk menyingkap pengembangan

    kurikulum terpadu, khususnya strategi yang dikembangkannya dengan

    menggunakan sistem  full day school   dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

    Sehubungan dengan itu, permasalahan yang ada dalam judul tersebut dapat

    diidentifikasikan sebagai berikut.

    Berbagai permasalahan dapat diidentifikasikan berkaitan dengan judul di

    atas, di antaranya (1) corak kurikulum yang dikembangkan, (2) orientasi

     pendidikan dalam kaitannya pada upaya pencapaian kualitas pendidikan dengan

     penerapan penambahan jam belajar, (3) konsep pengembangan kurikulum

    terpadu, (4) model dan desain kurikulum terpadu, (5) implementasi model

    kurikulum terpadu, (6) orientasi penyelenggara pendidikan, dan (7) konsep

    manajemen pendidikan.

    Sebagaimana terlihat dalam identifikasi, ternyata banyak masalah yang

    diungkap dari judul di atas. Tesis ini hanya membatasi masalah kajiannya pada

     pengembangan kurikulum terpadu dengan menggunakan sistem  full day school

    yang dikembangkan di Sekolah Islam. Terkait dengan masalah tersebut tesis ini

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    23/290

    7

    7

     juga mengungkapkan konsep pengembanga kurikulum terpadu, desain kurikulum

    terpadu dan implementasi kurikulum terpadu.

    Pemilihan masalah ini didasarkan pada pemikiran bahwa kurikulum pada

    lembaga-lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan ketika pedidikan

    Islam dilaksanakan dalam bentuk pendidikan formal. Sebagaimana diketahui

     bahwa pendidikan Islam memiliki corak tersendiri yang berbeda dengan sistem

     pendidikan lainnya. Salah satu contoh perbedaan yang dapat dilihat adalah muatan

    muatan pelajaran keagaaman lebih banyak dibandingkan dengan sekolah umum.

    Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah ditentukan, maka masalah

     penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1.  Bagaimana konsep pengembangan kurikulum terpadu sistem  full day school  

    di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang, SDIT Ihsanul Fikri Kota

    Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang tahun pelajaran

    2013/2014?

    2.  Bagaimanakah model desain pengembangan kurikulum terpadu sistem  full

    day school  di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang, SDIT Ihsanul

    Fikri Kota Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang tahun

     pelajaran 2013/2014?

    3.  Bagaimanakah implementasi pengembangan kurikulum terpadu dalam sistem

     full day school   di  SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang, SDIT

    Ihsanul Fikri Kota Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring

    Magelang tahun pelajaran 2013/2014?

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    24/290

    8

    8

    C.  Signifikansi Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. 

    Bertujuan untuk menemukan data tentang konsep pengembangan

    kurikulum terpadu sistem  full day school   di  SD Muhammadiyah 1

    Alternatif Kota Magelang, SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang dan SD

    Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang.

    2. 

    Bertujuan untuk   menjelaskan desain pengembangan kurikulum terpadu

    sistem full day school  di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang,

    SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring

    Magelang.

    3. 

    Bertujuan untuk menjelaskan implementasi pengembangan kurikulum

    terpadu sistem  full day school   di  SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota

    Magelang, SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif

    Gunungpring Magelang.

    Adapun manfaat yang ingin dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan kontribusi dalam bidang sistem pendidikan Islam, khususnya dalam

    hal model kurikulum terpadu baik secara teoritis maupun praktis. Pada aspek

    teoritis, munculnya teori atau konsep baru dalam bidang pendidikan Islam

    khususnya kurikulum terpadu, yang dapat dijadikan salah satu acuan dasar teoritik

    untuk menjelaskan, mengembangkan dan mengevaluasi kurikulum pendidikan

    Islam; untuk menambah pengetahuan mengenai pengembangan kurikulum

    terpadu, dan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

    tentang sistem full day school serta dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain untuk

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    25/290

    9

    9

    meneliti lebih lanjut tentang pengembangan kurikulum terpadu pada kasus lainnya

    untuk memperkaya, memperkuat dan membandingkan temuannya.

    Manfaat praktis yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah untuk

    dijadikan sebagi salah satu alternatif atau solusi pelaksanaan sistem pendidikan

    saat ini khususnya penerapan kurikulum terpadu akan sangat bermanfaat bagi

    masyarakat, khususnya bagi penyelenggara pendidikan Islam. Hasil pelenitian ini

     juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru-guru lembaga pandidikan Islam

    dalam mengembangkan kurikulum khususnya tentang bagaimana mendesain dan

    mengimplementasikan kurikulum dan pembelajaran yang dapat memadukan mata

     pelajaran umum dan agama., dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

     bagi lembaga sekolah untuk membuat desain kurikulum yang ideal dan

     berkualitas.

    D.  Kajian Pustaka

    Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan, ada beberapa literatur

    yang akan penulis kemukakan berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian.

    Penelitian yang dilakukan oleh Namira Umar mengemukakan bahwa secara

    operasional, perencanaan kurikulum sistem  full day school   di MTsN Malang 1

    selalu mempedomani kalender pendidikan, penyusunan program tahunan atau

     program semester disusun oleh para guru bidang studi yang dikoordinasi oleh

    masing-masing ketuanya, dan perencanaan tingkat kelas, dilakukan oleh masing-

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    26/290

    10

    10

    masing guru bidang studi atau mata pelajaran kurikulum yang digunakan tetap

    mengacu pada kurikulum nasional (Kurikulum Kemendinas & Kemenag).

    Pengorganisasian kurikulum sistem full day school  di MTsN Malang 1, di

     bawah koordinasi kepala madrasah dibantu wakil kepala urusan kurikulum MTsN

    Malang 1, mereka mengatur pembagian tugas mengajar dan menyusun jadwal

     pelajaran. Dalam bidang implementasi dapat ditunjukan bahwa pembelajaran

     full day school   menggambarkan bahwa guru mengajar dari jam 6.40 sampai

    15.30 karena ada penambahan jam pelajaran, dilaksanakan pada jam regular,

     program yang utuh, dengan harapan lulusannya berkualitas.

    Dalam bidang evaluasi telah dilakukan secara rutin evaluasi kurikulum

    sistem full day school , evaluasi dilakukan setiap akhir tahun melalui angket untuk

    melihat informasi dari guru, siswa, orang tua, dan juga dilihat dari nilai siswa dan

    hasil supervisi kepala madrasah. Evaluasi mempunyai tiga target, yaitu evaluasi

    untuk mengetahui; keberhasilan pembelajaran, memperbaiki program belajar, dan

    tingkat pencapaian tujuan pendidikan selanjutnya.9 

    Wahidun menemukan bahwa pada tahap perecanaan pengembangan

    kurikulum terpadu dengan sistem  full day school   di SDIT Luqman Al Hakim

    meliputi latar belakang pengembangan kurikulum terpadu yang mengacu pada

    kurikulum terakhir berjalan kemudian dari pihak sekolah melakukan

     pengembangan –  pengembangan. Landasan pengembangan kurikulum terpadu

    mencakup visi, misi, arah tujuan pengembangan, tujuan institusi, dan tujuan

    9 Namira Umar,  Manajemen Kurikulum Sistem Full Day School (Studi Kasus di MTsN

     Malang 1) Tesis, Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas NegeriMalang2007.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    27/290

    11

    11

    operasional. Dalam tahap pengorganisasian pengembangan kurikulum terpadu

    terdiri dari pengorganisasian tugas mengajar. Implementasi pengembangan

    kurikulum terpadu meliputi strategi dan media belajar yang diorientasikan dan

    mendukung kegiatan belajar mengajar termasuk sistem  full day school   dengan

    tetap mengunakan misi ke-IT-an. Sedangkan evaluasi pengembangan kurikulum

    meliputi evaluasi terhadan in put siswa baru dan evaluasi pelaksanaaan hasil

     belajar.10 

    Dayun Riadi mengemukakan bahwa dalam peranya sebagai lembaga

     pendidikan  full day school , yaitu dengan memperhatikan, menjaga, dan

    mengembangkan mutu dari hardware, software,  dan brainware. Hal yang

    menarik dari pengelolaan ini adalah pada segi  software dan brainware, dimana

    SDIT Luqman Al-Hakim menggunakan  Integrated Curiculum dengan didukung

     program everyday with Qur’an, program Tahfidzul Qur’an, dialog Comunicative-

    intenvetativ, program pengajian khusus untuk orang tua wali murid dalam forum

    POMG dan program Tahfidzul Qiroati  khusus untuk orang tua wali murid (pro

    TAQOM). Upaya peningkatan mutu secara total di SDIT Luqman al-Hakim

    meliputi: mutu produk, jasa, proses, SDM dan lingkunganya.11 

    Asfirotul Qoyimah mengungkapkan bahwa sistem pengembangan  full day

     school  sudah banyak diharapkan oleh orang tua pada masa sekarang, apalagi bagi

    orang tua yang sibuk bekerja di luar rumah. Orang tua akan merasa tenang dengan

    10Wahidun,  Manajemen Pengembangan Kurikulum Terpadu dengan Sistem Full Day

    School (Studi Kasus di SDIT Luqman Al-Hakim Yogyakarta) , Tesis, Program Pascasarjanan IAIN

    Sunan Kalijaga, 2000.11

    Dayun Riadi,  Pengelolaan Full Day School SDITI Luqman al-Hakim Yogyakarta

    (prespektif Total Quality Management),  Tesis, Program Studi Pendidikan Islam, KonsentrasiManajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam, Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga, 2003.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    28/290

    12

    12

    menyekolahkan anak pada  full day school , pendidikan dan pergaulan anak lebih

    terjamin. Anak akan mendapat lima pendidikan sekaligus yaitu spiritual,

    kemandirian, sosilisasi, emosional dan intelektual.12 

    Teguh Pramono menyimpulkan hasil penelitian pengembangan kurikulum

    yang dilaksanakan SDIT Luqman al-Hakim bermula dari menggabungkan dua

     buah kurikulum, yaitu kurikulum Sekolah Dasar (SD) dan kurikulum Madrasah

    Ibtidaiyah (MI) dengan memberikan nuansa Islam dalam setiap mata pelajaran.

    Inilah yang kemudian disebut pendidikan terpadu. Untuk mengakomodasi

    kurikulum tersebut SDIT Luqman al-Hakim menggunakan sistem  full day

     school .13 

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Akhsanul Fuadi menunjukkan bahwa

    kurikulum Islam terpadu menurut SMPIT Abu Bakar keterpaduan dalam

    mengimplementasikan ayat-ayat qauliyah dengan ayat-ayat kauniyah dalam

     pembelajarannya, agar tidak ada dikotomi dalam ilmu, penilaian sebagai bagian

    dari evaluasi kurikulum belum sepenuhnya mencerminkan konsep kurikulum

    Islam Terpadu yang diterapkan di SMPIT Abu Bakar, karena ada beberapa hal

    yang tidak menjadi bagian dari penelitian, di antaranya adalah kompetensi al-

    Qur‟an yang dijadikan sebagai program unggulan.14 

    12Asfirotul Qoyimah,  Konsep Dasar Pemikiran Sistem Pembelajaran Full Day School

    (Analisis Implementasi terhadap Konsep Dasar Sistem Pembelajaran di TKIT Muadz bin Jabal

     Kota Gede Yogyakarta), Tesis, Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalojaga, 2004.13

    Teguh Pramono, Pengembangan Kurikulum pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)

     Luqman al-Hakim Daerah Istimewa Yogyakarta, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Islam

    Malang , 2004.14

    Akhsanul Fuadi,  KurikulumTerpadu dalam Sistem Pendidikan Islam (Studi Kasus diSMPIT Abu Bakar Yogyakarta), Tesis, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2011.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    29/290

    13

    13

    Zakiyuddin Baidhawy berpendapat perubahan-perubahan dalam lembaga

     pendidikan Islam pasca reformasi lebih melukiskan pola kultural dalam perubahan

    sosial. Perubahan ini dimulai dari upaya penyadaran melalui dua tingkatan: pada

    tingkatan individu penyadaran dilakukan dengan mengubah cara berpikir

    masyarakat secara individual, dan pada tingkatan kolektif penyadaran dilakukan

    dengan perubahan perilaku sosial. Dua upaya penyadaran ini menempatkan agama

    (baca; Islam) sebagai kekuatan moral, intelektual dan inspirasional bagi perilaku

    individu dan kolektif.15 

     Nanang Syafi‟udin  berpendapat bahwa aktivitas anak yang kurang

     produktif diarahkan menjadi lebih produktif dengan menambah jam belajarnya

    lebih lama dari pada sekolah umum. Anak-anak dididik, diatur dan difasilitasi

    oleh sekolah, sebagai contoh sekolah yang berlabel Islam dengan model  full day

     school menanamkan nilai-nilai ritual keagamaan dengan salat jama‟ah setiap

    harinya, dengan adanya pembiasaan akan timbul kesadaran untuk salat berjamaah

    tanpa di perintah, selain itu banyak pula kegiatan prospektif seperti pembelajaran

     bahasa asing dan aplikasi computer.16 Sistem full day school merupakan lembaga

    yang terbukti efektif dalam mengaplikasikan kemampuan siswa dalam segala hal,

    seperti aplikasi PAI yang mencakup semua ranah baik kognitif, afektif maupun

     psikomotorik dan juga kemampuan bahasa asing.17 

    15Zakiyuddin Baidhawy, Transformasi Pendidikan Islam Pascareformasi: Studi tentang

    Sekolah Dasar Islam dengan Sistem Integrasi,  Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan,  Inferensi,

    2007, 1-17.16 Nanang Syafi‟udin. Menanamkan Nilai-Nilai spiritual Sejak Dini. ( Jawa Pos dalam

     Prokon Aktivis, Sabtu 17 Maret 2007), 4.17

     Nor Hasan,  Full day School   (Model Alternatif Pembelajaran bahasa Asing)”. JurnalPendidikan. Tadris. Vol 1. No 1 (2006 ), 114-11.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    30/290

    14

    14

    Dari penelitian terdahulu di atas terdapat penelitian yang membahas

    mengenai manajemen pengembangan kurikulum terpadu dengan menerapkakn

    sistem  full day school disebuah lembaga pendidikan. Dapat dilihat bahwa

     penelitian tesis ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini

    difokuskan pada pengembangan kurikulum terpadu sistem  full day school

    meliputi konsep, desain dan implementasi serta penelitian dilakukan di  tiga

    lembaga pendidikan yaitu SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang, SDIT

    Ihsanul Fikri Kota Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang

    dengan menggunakan metode kualitatif.

    E.  Metode Penelitian

    1.  Jenis Penelitian

    Menurut jenisnya penelitian ini adalah penelitian lapangan. Yakni

    suatu penelitian yang bertujuan melaksanakan studi yang mendalam

    mengenai sesuatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan

    gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit

    sosial tersebut.18 Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini bersifat

    deskriptif kualitatif. Artinya, penulis menganalisis dan menggambarkan

     penelitian secara objektif dan mendetail untuk mendapatkan hasil yang

    akurat.

    Sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

    menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu

    18 Syarifuddin Azwar, Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka, 1999, 8.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    31/290

    15

    15

    secara jelas dan sistematis. Dalam penelitian ini mereka melakukan

    eksplorasi, menggambarkan dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan

    memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang

    diperoleh di lapangan.19 

    Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif karena data yang dianalisis

    tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil

    analisis itu berupa deskriptif dari gejala-gejala yang diamati.20

     

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif karena

    melalui pengamatan partisipatif dengan tujuan untuk menggambarkan

    apa adanya dan mengungkap bagaimana pengembangan kurikulum

    terpadu sistem full day school di SD Muhammadiyah 1 Alternatif, SDIT

    Ihsanul Fikri Kota Magelang, dan SD Terpadu Ma‟arif Gununggpring

    Magelang.

    2.  Subjek Penelitian

    Dalam penelitian ini diperlukan subjek penelitian yang dijadikan

    sebagai informan. Subjek dipilih dan difokuskan pada orang-orang yang

    kompeten dan paham terhadap data-data yang digali dan diperlukan dalam

     penelitian ini. Informan dalam penelitian di antaranya adalah kepala

    sekolah, guru dan para praktisi di lapangan masing-masing.

    Tempat penelitian ini adalah SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota

    Magelang, SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif

    19Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 14.

    20

    M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2001,15.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    32/290

    16

    16

    Gunungpring Magelang. SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang

    memiliki berbagai prestasi akademik dan non akademik. Prestasi siswa

    dalam tiga tahun terakhir nilai Ujian Nasional tertinggi tingkat Kota.

    Memiliki manajemen yang kokoh dan mampu menggerakan selurh potensi

    yang mengembangkan kreativitas civitas akademika.

    Adapun SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang  mempunyai tenaga

    akademik yang handal dalam pemikiran, memiliki kemampuan antisipasi

    masa depan yang proaktif, dan banyak memperoleh prestasi baik akademik

    maupun non akademik.

    Sedangkan SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang 

    menerapkan kurikulum secara terpadu dari Depdiknas pada pagi hari dan

    sekaligus diniyah yang mengacu kurikulum Kemenag pada sore harinya.

    Penerapan kedua kurikulum berorientasi pada kualitas proses dan hasil

     pembelajaran. melalui pendekatan metode modern (Quantum Learning )

    yang mengoptimalkan potensi diri pendidik dan peserta didik dalam satu

    semangat pembelajaran dan dipadukan dengan keunggulan khasanah

     pesantren dalam menanamkan 'Ubudiyah  dan  Akhlaqul Karimah.

    Memberikan layanan terpadu dalam menumbuhkan kecerdasan intelektual,

    kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual untuk mencetak anak yang

     berkualitas di masa depan. Prestasi yang pernah dicapai juara I putri lomba

     pencak silat putri se-Kabupaten Magelang tahun 2011.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    33/290

    17

    17

    3. 

    Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih

    menekankan analisisnya pada proses penyimpulan, induktif serta pada

    analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang dicermati,

    dengan menggunakan logika ilmiyah.21  Data dikumpulkan dengan latar

     belakang alami (natural setting ) sebagai sumber data langsung.

    Pemaknaan terhadap data tersebut hanya dapat dilakukan apabila

    diperoleh kedalaman atas fakta yang diperoleh.

    Penelitian ini diharapkan dapat menemukan sekaligus

    mendeskripsikan data secara menyeluruh dan utuh mengenai

     pengembangan kurikulum terpadu sisitem  full day school   di  SD

    Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang, SDIT Ihsanul Fikri Kota

    Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang. Menurut

    Suharsimi, ada tiga macam pendekatan yang termasuk ke dalam

     penelitian deskriptif, yaitu penelitian kasus atau studi kasus, penelitian

    kausal komparatif dan penelitian korelasi.22 

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan multi

    kasus karena peneliti memusatkan perhatian pada beberapa kasus secara

    intensif dan mendetail subyek yang diteliti sebagai kasus. Peneliti

     berusaha menggambarkan keadaan sebenarnya SD Muhammadiyah 1

    Alternatif Kota Magelang, SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang dan SD

    21Syarifuddin Azwar,  Metode ...,75.

    22

    Suharsimi Arikunto,  Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek , Jakarta: Rineka Cipta,1998, 247

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    34/290

    18

    18

    Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang,  letak geografis sekolah,

    keadaan siswa dan guru, serta mengenai pengembangan kurikulum

    terpadu sistem full day school   pada sekolah tersebut.

    4.  Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen yang utama ialah peneliti sendiri. Pada awal penelitian

     penelitilah alat satu-satunya. Ada kemungkinan hanya dialah merupakan

    alat sampai akhir penelitian. Adapun instrumen lain yang digunakan dalam

     penelitian ini antara lain: tape recorder, kamera, alat perekam video,

    catatan lapangan dan peneliti adalah instrumen itu sendiri.

    5. 

    Teknik pengumpulan data

    Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

     berikut:

    a.  Metode observasi

    Sesuai dengan setting yang dikehendaki. Teknik ini digunakan

    dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi

     pengembangan kurikulum terpadu dan sistem full day school dalam

     pembelajaran baik di SD Muhammdiyah 1 Alternatif, SDIT

    Ihsanul Fikri Kota Magelang maupun di SD Terpadu Ma‟arif

    Gunungpring.

    Observasi yang kami lakukan di SD Muhammadiyah 1

    Alternatif meliputi: gambaran pembelajaran harian dan observasi

    kelas 2. Di SDIT Ihsanul Fikri yang kami observasi: kegiatan

     pembelajaran harian kelas 6 Sedangkan di SD Terpadu

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    35/290

    19

    19

    Gunungpring yang kami obsevasi meliputi: kegiatan pembelajaran

    harian dan kegiatan kediniyahan kelas 1.

     b.  Metode wawancara

    Pertimbangan digunakan teknik ini adalah untuk memperoleh data

    dari sumbernya secara langsung dengan berbagai pihak yang terlibat

    langsung dalam pembelajaran di SD Muhammadiyah 1 Alternatif

    antara lain dengan bapak Salamun, bapak Mustaqim, dan ibu Elin.

    SDIT Ihsanul Fikri pihak sekolah dengan bapak Abdul Rozak, ibu

    Rida, dan bapak Erwanto. Sedangkan di SD Terpadu Ma‟arif

    Gunungpring pihak pihak sekolah dengan bapak Agus Santosa, ibu

    Wahyu, bapak Saiful dan ibu Weni.

    c.  Metode dokumentasi

    Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data yang berkaitan

    fokus penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menyelidiki

     benda-benda tertulis seperti buku kurikulum, jadwal pelajaran,

    struktur organisasi, dan dokumen pendukung lainnya.

    Teknik ini secara khusus digunakan untuk memperoleh dokumen

    resmi tentang profil sekolah secara umum, visi misi, struktur

    organisasi, profil guru dan karyawan, keadaan siswa, sarana dan

     prasarana. Sedangkan dokumen pribadi guru meliputi: prota,

     promes, RPP, dan hasil raport. 

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    36/290

    20

    20

    6. 

    Keabsahan Data

    Ada tiga kegiatan untuk mengecek keabsahan data dalam

     penelitian ini, yaitu: kredibilitas (credibility), dependabilitas

    (dependability) dan konfirmabilitas (confirmability). Kredibiltas data

    adalah upaya peneliti untuk menjamin kesahihan data dengan

    mengkonfirmasikan antara data yang diperoleh dengan obyek penelitian.

    Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa apa yang diamati peneliti

    sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dan sesuai dengan apa yang

    sebenarnya terjadi pada obyek penelitian.23 

    Agar data tetap valid dan terhindar dari kesalahan dalam

    menformulasikan hasil penelitian, maka kumpulan interpretasi data yang

    ditulis dikonsultasikan dengan berbagai pihak untuk ikut memeriksa

     proses penelitian yang dilakukan peneliti, agar temuan peneliti dapat

    dipertahankan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

    Konfirmabilitas dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan

    dependabilitas, perbedanya terletak pada orientasi penelitiannya.

    Konfirmabilitas digunakan untuk menilai hasil penelitian, terutama

     berkaitan dengan deskripsi temuan penelitian dan diskusi hasil penelitian.

    Sedangkan dependabilitas digunakan untuk menilai proses penelitian,

    mulai pengumpulan data sampai bentuk laporan yang tersetruktur dengan

     baik.

    23

     Nasution, S.,  Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif , Bandung: Tarsito, 1988, 105-108.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    37/290

    21

    21

    Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan

    data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan pada derajat

    kepercayaan (kredibilitas). Derajat kepercayaan ini berfungsi untuk:

    melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan

     penemuannya dapat dicapai dan untuk mempertunjukkan derajat

    kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti

     pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.24 

    Berbagai cara dapat dilakukan untuk memenuhi kriteria derajat

    kepercayaan (kredibilitas) antara lain:25 

    a. 

    Memperpanjang masa observasi: harus cukup waktu untuk betul-betul

    mengenal suatu lingkungan, mengadakan hubungan baik dengan

    orang-orang di sana, mengenal kebudayaan lingkungan dan mengecek

    kebenaran informasi.

     b.  Pengamatan yang terus-menerus: dengan pengamatan yang terus-

    menerus dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat.

    c.  Triangulasi: data atau informasi yang telah dikumpulkan dalam suatu

     penelitian kualitatif perlu diuji keabsahannya melalui teknik

    triangulasi metode: jika informasi atau data yang berasal dari hasil

    wawancara misalnya, perlu diuji dengan hasil observasi dan

    seterusnya. Selain itu juga triangulasi sumber: jika informasi tertentu

    misalnya ditanyakan kepada responden yang berbeda atau antara

    24

    Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian…, 324.25S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik  …, 114-117.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    38/290

    22

    22

    responden dan dokumentasi.26  Untuk menguji keakuratan data

    digunakan trianggulasi metode pengumpulan data yaitu dengan cara

    menggunakan beberapa cara pengumpulan data seperti observasi,

    wawancara mendalam dan dokumentasi.27 

    d.  Membicarakan dengan orang lain: diskusi dilakukan dengan orang

    yang sebaya dengan peneliti, menghindari yang senior agar tidak

    terpengaruh otoritasnya, dan menghindari yunior karena orang seperti

    ini enggan memberikan kritik. Orang itu hendaknya tidak terlibat

    dalam penelitian agar pandangannya lebih netral.

    e. 

    Menganalisis kasus negatif: kasus negatif adalah kasus yang tidak

    sesuai dengan hasil penelitian hingga saat tertentu. Selama masih ada

    kasus-kasus demikian penelitian harus dilanjutkan sampai kasus ini

    tuntas tercakup dalam kesimpulan yang diambil.

    f.  Menggunakan bahan referensi: sebagai bahan referensi untuk

    meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, dapat digunakan

    hasil rekaman atau video atau dokumentasi.

    g.  Mengadakan member check : salah satu cara yang sangat penting

    melakukan member check   dengan cara pada akhir wawancara kita

    ulangi dalam garis besarnya, berdasarkan catatan kita dengan maksud

    memperbaiki kekeliruan atau menambah apa yang masih kurang. 

    26Hamidi,  Metode Penelitian Kualitatif , Malang: Universitas Muhammadiyah Malang,

    2004, 83.27

    Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif , Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003,105.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    39/290

    23

    23

    7. 

    Analilsis Data

    Analisis data penelitian kualitatif dimulai dengan menyusun fakta-

    fakta hasil temuan lapangan. Kemudian peneliti membuat diagram-

    diagram, tabel, gambar-gambar, dan bentuk-bentuk pemaduan fakta

    lainnya. Hasil analisis data, diagram, bagan, tabel, dan gambar-gambar

    tersebut diinterpretasikan, dikembangkan menjadi proposisi dan prinsip-

     prinsip.28 

    Untuk menganalisa data penulis menggunakan analisis data

    deskriptif kualitatif dan analisis komparatif. Analisis data deskriptif

    kualitatif dengan langkah: reduksi data, display data, mengambil

    kesimpulan. Analisis data deskriptif komparatif dengan membandingkan

    hasil temuan peneliti.

    Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam analisis data

    antara lain: 29 

    a. 

    Mengumpulkan dan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai

    sumber wawancara, observasi, maupun dokumentasi dan juga foto-

    foto kegiatan.

     b.  Mengadakan reduksi data: data yang diperoleh di lapangan ditulis

    dalam bentuk karangan atau laporan terinci, disusun lebih sistematis,

    28 Nana Syaodih Sukmadinata,  Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

    Rosdakarya, 2008, 115.29S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik…, 129. 

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    40/290

    24

    24

    ditonjolkan pokok-pokok yang penting dan dibuat susunan yang lebih

    sistematis.

    c.  Display data: untuk dapat melihat gambaran gambaran keseluruhan

    atau bagian tertentu dari penelitian diusahakan peneliti membuat tabel

    atau diagram yang berupa pedoman penelitian baik dokumentasi,

    wawancara maupun observasi.

    d. 

    Membuat kesimpulan dengan menggunakan metode induktif yaitu

    dengan jalan mengumpulkan fakta-fakta khusus untuk diambil

    kesimpulan yang bersifat umum. 

    F.  Sistematika Penulisan

    Bab I pendahuluan yang berisi tentang: latar belakang masalah,

    rumusan masalah dan batasan masalah, signifikansi penelitian, kajian

     pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

    Bab II kajian teori yang terdiri atas: (1) pengembangan kurikulum,

    yang mencakup tentang pengertian kurikulum dan konsep pengembangan

    kurikulum; (2) pengembangan kurikulum terpadu, meliputi pengertian

    kurikulum terpadu, konsep dasar kurikulum terpadu, tujuan kurikulum

    terpadu, model dan desain kurikulum terpadu, dan implementasi

    kurikulum terpadu; dan (3)  full day school meliputi pengertian  full day

     school  dan tujuan pembelajaran full day school .

    Bab III penyajian data dan temuan hasil penelitian yang mencakup

    tentang gambaran umum sekolah dan konsep pengembangan kurikulum

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    41/290

    25

    25

    terpadu sistem  full day school   di SD Muhammadiyah 1Alternatif Kota

    Magelang, SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif

    Gunungpring Magelang.

    Bab IV pembahasan dan analisi penelitian yang meliputi model

    desain dan implementasi pengembangan kurikulum terpadu sistem  full

    day school   di SD Muhammadiyah 1Alternatif Kota Magelang, SDIT

    Ihsanul Fikri Kota Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring

    Magelang.

    Bab V penutup yang merupakan akhir pembahasan dari bab-bab

    sebelumnya yang berupa: simpulan hasil penelitian dan saran. 

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    42/290

    26

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A.  Pengembangan Kurikulum

    1.  Pengertian Kurikulum

    Secara etimologi, krikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir

    yang artinya berlari dan curere yang berarti tempat berpacu.30 Dalam bahasa

    Latin, kurikulum berasal dari kata curriculum yang berarti a running course,

    or race course, especially a chariot race course.  Sedangkan dalam bahasa

    Perancis, kurikulum dikaitkan dengan kata courier yang artinya to run,

     berlari. Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah courses  atau mata

     pelajaran yang harus ditempuh guna mencapai suatu gelar atau ijazah.31 

    Menurut Dakir, kurikulum adalah suatu program pendidikan yang

     berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,

    direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang

     berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga

    kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.32 

    Adapun menurut Oemar Hmalik, kurikulum adalah program pendidikan

    yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi peserta didik.

    Berdasarkan program pendidikan tersebut, peserta didik melakukan berbagai

    kegiatan belajar sehingga mampu mendorong perkembangan dan

    30Abdullah Idi,  Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktik , Yogyakarta: Ar-Ruzz

    Media, 2007, 183.31

    S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003, 9.32Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, 3.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    43/290

    27

    27

     pertumbuhan mereka sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

    Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran, namun meliputi

    segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik, seperti

     bangunan sekolah, perpustakaan, karyawan tata usaha, halaman sekolah, dan

    lain-lain. Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses

    activities, and experience which pupils have under the direction of school,

    whether in the classrom or not.33 

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Oemar Hamalik di atas,

    kegiatan kurikuler tidak terbatas di dalam ruang kelas, tetapi juga mencakup

    kegiatan di luar kelas. Definisi kurikulum diatas dapat dijadikan pijakan para

    guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran tidak hanya di dalam kelas

    tetapi di luar kelas.

    Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional 2003 pasal 1 ayat

    19, yang berbunyi: “ Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

    mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

     pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

     pendidikan tertentu”.34 

    Dengan demikian kurikulum dipandang sebagai rencana dan

     pengaturan kegiatan pembelajaran yang berwujud dokumen tertulis sekaligus

    sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.

    33Oemar Hamalik,  Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja

    Rosdakarya, 2007, 10.34

    Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta, 2006,7.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    44/290

    28

    28

    2. 

    Konsep Pengembangan Kurikulum

    Mengutip pendapat Audrey dan Howard Nichools, Oemar Hamlik

    mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum (curriculum development) 

    adalah the planning of the learning opportunities intended to bring about

    certain desired in pupils, and assessment of the extend to which these

    changes have taken place. Artinya, pengembangan kurikulum adalah

     perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk

    membawa peserta didik ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan serta

    menilai hingga sejauh mana perubahan-perubahan itu terjadi pada diri peserta

    didik.35  Menurut Zainal Arifin, pengembangan kurikulum adalah sebuah

    siklus, suatu proses berulang yang tidak pernah berakhir. Proses kurikulum

    itu sendiri terdiri atas empat unsur, yaitu: tujuan, metode dan material,

     penilaian (assessment), dan umpan balik ( feedback).36  

    Terdapat lima prinsip umum dalam pengembangan kurikulum.

     Pertama,  prinsip relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki

    kurikulum, yaitu relevansi ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu

    sendiri.  Kedua,  prinsip fleksibilitas. Kurikulum hendaknya memilih sifat

    lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan

    sekarang dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang

    memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda.

     Ketiga,  prinsip kontinuitas atau kesinambungan. Perkembangan dan

     proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-

     35

    Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan..., 96-97.36

    Zainal Arifin,  Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam,Yogyakarta: Diva Press, 2012, 42-43.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    45/290

    29

    29

     putus ataupun berhenti-henti.  Keempat,  prinsip praktis. Kurikulum

    hendaknya mudah dilaksanakan menggunakan alat-alat sederhana dan

     biayanya murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi.  Kelima,  prinsip

    efektivitas. Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana tetapi

    keberhasilanya tetap harus diperhatikan.37 

    Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan

    kurikulum merupakan suatu proses perencanaan kesempatan-kesempatan

     belajar untuk peseta didik sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan

    kurikulum agar memperoleh perubahan-perubahan yang diinginkan pada

     peserta didik.

    Pendidikan Islam mempunyai karakteristik tersendiri, dengan adanya

     pendidikan Islam diharapkan akan mampu membentuk generasimyang

    memiliki kekuatan iman, ilmu, dan amal yang bisa bersaing di masa

    mendatang., sebagaimana fungsi penciptaan manusia dalam QS Ad

    Dzariyat:56, yang berbunyi:

                                       Artinya:  Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

    mereka mengabdi kepada-Ku.

    38

     Dan berakhlak karimah serta mempersiapkan agar siap menjalankan

    fungsi kekhalifahannya yang menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan,

     berketeladanan sehingga mampu memimpin dan memelihara sendi-sendi

    37 Nana Syaodih S.,  Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek,  Bandung: Remaja

    Rosdakarya, 2005, 150-151.38

    Departemen Agama RI,  Al  Hikmah; Al Qur’an dan Terjemahnya,  Bandung:Diponegoro, 2008, 523.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    46/290

    30

    30

    kehidupan untuk kemaslahatan kehidupan manusia, sebagaimana misi

     penciptaan manusia Allah berfirman:

                                                                                

                                   Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

     seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu

    berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamumamang benar orang-orang yang benar!" (QS Al Baqarah: 31).39 

    Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun

    kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan

    merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan di bidang

     pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijakan-kebijakan

     pemerintah di bidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan

    mempengaruhi keberhasilan pendidikan.

    B.  Pengembangan Kurikulum Terpadu

    1.  Pengertian Kurikulum Terpadu

    Kurikulum terpadu atau integrated curriculum  secara istilah

    mengandung arti perpaduan, koordinasi, harmoni, kebulatan keseluruhan.

     Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran

    dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unik atau keseluruhan. Dengan

    kebulatan bahan pelajaran diharapkan kita anak-anak mempunyai pribadi

    39

    Departemen Agama RI,  Al Hikmah; Al Qur’an dan Terjemahnya,  Bandung:Diponegoro, 2008, 6.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    47/290

    31

    31

    integrated   yakni manusia yang sesuai atau selaras hidupnya dengan

    sekitarnya.40

     

     Intregated curriculum dilaksanakan melalui pengajaran unit. Menurut

     pendapat Caswell yang dikutip oleh S. Nasution menjelaskan bahwa suatu

    unit mempunyai tujuan yang bermakna bagi anak yang biasanya dituangkan

    dalam bentuk masalah. Untuk mencegahkan masalah tersebut anak-anak

    melakukan serangkaian kegiatan yang saling berkaitan menghadapkan anak

    kepada masalah berarti merangsangnya untuk berfikir dan ia merasa tidak

     puas sebelum memecahkan masalah tersebut.41 

    Sekolah-sekolah yang progresif cenderung meninggalkan kurikulum

    yang  subject centered , karena dianggap tidak menghasilkan pribadi yang

    harmonis. Karena itu pelajaran disusun sebagai keseluruhan yang disebut

    broad unit . Unit ini mengandung suatu soal atau masalah yang dipelajari anak

    selama beberapa bulan. Adapun beberapa ciri-ciri yang melekat pada unit

    antara lain:

    a.  Unit merupakan suatu keseluruhan yang bulat

    Menurut definisinya unit itu merupakan suatu keseluruhan bahan

     pelajaran faktor yang menyatukan adalah masalah atau problem yang

    terkandung di dalam pokok yang akan diselidiki oleh para peserta

    didik.

    40

    S. Nasution, Azas-azas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 176.41S. Nasution, Azas-azas..., 195. 

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    48/290

    32

    32

     b. 

    Unit menerobos batas-batas mata pelajaran

    Unit tidak terbatas pada suatu atau beberapa mata pelajaran,

    melainkan menggunakan segala macam bahan untuk mencegah soal-

    soal yang terkandung dalam unit itu, batas-batas antara mata pelajaran

    sebenarnya diadakan oleh sarjana-sarjana dalam usaha mereka untuk

    menyusun ilmu pengetahuan.42 

    c.  Unit didasarkan atas kebutuhan anak

    Kebutuhan itu bersifat pribadi dan sosial ada kebutuhan anak yang

    timbul berkenaan dengan pertumbuhan jasmaniah dan perkembangan

    rohaniah di samping itu ada pula kebutuhan yang ditentukan oleh

    masyarakat dan kebudayaan tempat ia hidup.

    d.  Unit didasarkan pada pendapat-pendapat moderen mengenai cara

     belajar.

    Belajar menurut cara unit sesuai dengan teori-teori yang pada saatnya

    moderen tentang belajar yakni berdasarkan minat dan kebutuhan anak.

    Unit senangtiasa dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman

    anak.43 

    e. 

    Unit memerlukan waktu yang panjang

    Waktu yang cukup banyak diperlukan benar, bila kita ingin

    memperdalam pengertian dalam suatu hal.

    42

    S. Nasution, Azas-azas..., 198.43S. Nasution, Azas-azas...,199.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    49/290

    33

    33

    f. 

    Unit itu life centered  

    Dalam unit digunakan setiap kesempatan untuk menghubungkan

     pelajaran disekolah dengan kehidupan sehari-hari, dengan

     pengalaman-pengalaman anak. Tentu saja masalah-masalah itu

    disesuaikan dengan kematangan anak dan kesanggupannya untuk

    memahaminya

    g.  Unit menggunakan dorongan-dorongan yang sewajarnya pada anak-

    anak

    Dalam unit ini anak diberi kesempatan untuk berbuat, membentuk,

     bergerak, menyatakan perasaan dan pikirannya dengan bebas

    menyelidiki hal-hal yang sesuai dengan dorongan yang wajar,

    sehingga mereka belajar dengan gembira dan penuh minat.44 

    h. 

    Dalam unit anak-anak dihadapkan pada situasi-situasi yang

    mengandung problema.

    Anak-anak harus memecahkan masalah-masalah dengan

    menggunakan metode ilmiah seperti telah diuraikan di atas, yakni

    merumuskan masalah, menganalisisnya, mencari hipotesis kemudian

    mengumpulkan keterangan dan buku-buku, pengamatan sendiri atau

     percobaan-percobaan, kemudian mengambil kesimpulan.

    i.  Unit dengan sengaja memajukan perkembangan sosial pada anak-anak

    Siswa mendapat banyak kesempatan untuk bekerja sama dalam

    kelompok, misalkan dalam diskusi, membuat rencana mengumpulkan

    44S. Nasutio, Azas-azas...,200.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    50/290

    34

    34

     bahan, dan sebagainya mereka belajar menerima dan memberi

    kecaman dalam suasana hormat menghormati.

     j.  Unit direncanakan bersama oleh guru dengan murid

    Dalam pengajaran unit biasanya terdapat kerja sama antara guru

    dengan murid dalam membantu pokok untuk unit tersebut.45 

    Dari keterangan yang telah dipaparkan tersebut di atas, maka bisa

    ditarik kesimpulan bahwa kurikulum terpadu (terintegrasi) adalah kurikulum

     perpaduan antara beberapa jenis kurikulum yang dilaksanakan dalam satu

     jenjang jenis pendidikan. Perpaduan beberapa jenis kurikulum tersebut di

    antaranya kurikulum Kemendikbud, kurikulum Kemenag, kurikulum yayasan

    dan kurikulum murid.

    2. 

    Konsep Dasar Kurikulum Terpadu

    Kurikulum terpadu pada hakekatnya bukan merupakan istilah

    tersendiri, tetapi ia juga merupakan bagian dari model konsep kurikulum.

    Dalam konteks ini para pakar kurikulum memiliki pandangan yang berbeda

    terhadap kurikulum terpadu, ada yang memandang hanya senbgai satu bentuk

    organisasi materi (content ) kurikulum,  sedangkan pakar lain ada pakar lain

    ada yang melihatnya sebagai suatu konsep kurikulum yang tidak sekedar

     peraturan isi/materi tersebut tetapi merupakan konsep kurikulum yang utuh.

    Menurut pendapat Kniep, Feige, dan Soodak yang dikutip oleh Syaifuddin

    Sabda mengemukakan sebagai berikut:

    45S. Nasutio, Azas-azas..., 201-202.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    51/290

    35

    35

     During the progressive education era, several educators proposed that

    curriculum integration was more than a sparated or union of conseptual and

    and organizational arrangements. Rather they considered it in relation to

    essential questions of knowledge and meaning that were belived relevant and

    essential to the learner.

    Pada perkembangan awal, konsep kurikulum tepadu hanya merupakan

     bagian dari kurikulum sebagai sebuah rencana, yakni sekedar sebuah bentuk

    desain content /materi pelajaran, seperti istilah: integration, correlation,

    interdisciplinary, unit, fusi, broad filed, dan lain-lain. Perkembangan

    selanjunya konsep kurikulum tepadu telah dipandang bukan hanya sekedar

     pengaturan materi/content  pelajaran dan bagian dari perencanaan, tetapi telah

    menjadi suatu model konsep kurikulum yang memiliki konsep yang utuh

    (baik sebagai ide, rencana, proses maupun hasil). Ia juga memiliki desain

    yang lebih lengkap (mulai dari rumusan tujuan, materi, strategi pembelajaran,

    dan evaluasi).46 

    Forgarty dalam Syaifuddin Sabda mendefinisikan kurikulum terpadu

    (integrated curriculum) sebagai suatu model kurikulum yang dapat

    mengintegrasikan  skills, themes, concepts, and topics  secara inter dan antar

    disiplin atau penggabungan keduanya. Maurer dalam Syaifuddin Sabda

    mendefinisikan kurkulum terpadu (interdisciplinary curriculum) sebagai:

    “the organization and tarnfer of knowledge under a united or

    interdisciplinary theme”. Beane dalam Syaifuddin Sabda mendefinisikannya

    46Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum..., 27. 

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    52/290

    36

    36

    sebagai model kurikulum yang menawarkan sejumlah kemungkinan tentang

    kesatuan dan keterkaitan antara kegiatan sehari-hari dengan pengalaman di

    sekolah atau pengalaman pendidikan.47 

    Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan

     praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori yang

    dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata-

    mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau siswa.48 

    Istilah kurikulum terpadu yang mereka gunakan berbeda, namun

    umumnya banyak menggunakan istilah integrasi (integrated curriculum) dan

    kurikulum antar dan interdisiplin (interdisciplinary curriculum). Kurikulum

    interdisipliner  menunjuk pada suatu pola pemanduan anatar dan inter bidang

    studi, baik dua atau lebih bidang studi. Adapun kurikulum integrasi memiliki

     pola yang lebih terbuka dan luas.

    3.  Model dan Desain Kurikulum Terpadu

    a.  Pengembangan Kurikulum Model Maurer

    Mengutip pendapat Maurer, Syaifuddin Sabda mengemukakaan

    enam unsur yang harus ada dalam sebuah desain kurikulum terpadu,

    yaitu: (1) tujuan umum (common objectives), (2) tema umum (common

    theme), (3) kerangka waktu (common ime frame), (4) pola sequen materi

    (diverse sequencing pattern), (5) strategi aplikasi pembelajaran (applied

    learning strategies), dan (6) bentuk pengukuran (varied assessment).49 

    47Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum...., 29-28. 

    48Robert S. Zais, Curriculum Principles and Foundations, New York: Harper and Row

    Publisher, 1976, 7.49Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum...,61-62.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    53/290

    37

    37

    1) 

    Tujuan Umum

    Dalam konteks teori dan praktik pengembangan kurikulum istilah

    tujuan sering menggunakan beberapa istilah yang menunjukkan

    makna dan penggunaaan yang berbeda, yakni “objectives, aims, dan

     goals”.  Mengutip pendapat Zais, istilah “objectives”  berarti “as the

    most immediate specific outcomes of classroom instruction”. Dalam

    hal ini tujuan memiliki pengertian tujuan atau bentuk keluaran

    langsung dan bersifat spesifik dari sebuah dari kegiatan dikelas.oleh

    karena itu menurutnya “in general, they refer to the everyday business

    of the operative curriculum”, yakni secara umum tujuan dalam trem

    objective merujuk kepada kegiatan opersional kurikulum sehari-hari.

    Jika istilah-istilah yang dipakai di atas dikaitkan dengan istilah

    “aims”, “goals”, dan “objectives”, maka istilah tujuan pendidikan

    nasional dan tujuan institusional dapat dikategorikan sebagai “aims”.

    Sedangkan tujuan kurikuler sebagai “ goals” dan tujuan instruksional

    sebagai “objectives”.

    2) 

    Tema Umum

    Tema umum (Common Theme)  sering juga disebut sebagai “tema

    sentral”, yakni sesuatu yang dijadikan sebagai pengikat pembahasan

     bagi semua bidang yang ingin dipadukan.sebagai tema umum atau

    sentral, maka ia adalah sesuatu yang selanjutnya dapat dijabarkan oleh

    semua bidang studi yang ingin dipadukan.50 

    50Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum..., 69.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    54/290

    38

    38

    Tema umum dapat juga diambil berdasarkan kesamaan atau

    keterkaitan ttujuan atau materi bahasan pada beberapa mata pelajaran

    yang ingin dipadukan.

    3)  Kerangka Waktu Umum

    Penentuan kerangka waktu umum sangat penting dalam sebuah

    kurikulum terpadu. Penetuan kerangka waktu ini berkaitan dengan

    upaya mengorganisir kegiatan dimana materi-materi pada masing-

    masing mata pelajaran terkait disajikan dalam waktu yang telah

    ditentukan.51 

    4)  Ragam Sekuen Materi

    Sekuen adalah merupakan organisasi materi dalam bentuk

     pengaturan urutan materi-materi yang terkait dalam sebuah kurikulum

    terpadu.52 

    5) 

    Strategi Aplikasi Kurikulum

    Dalam pendidikan, khususnya dalam aplikasi kurikulum perlu

    diatur dalam pemilihan strategi. Strategi aplikasi kurikulum meliputi:

     pengaturan guru, pengaturan siswa, struktur peristiwa belajar

    mengajar, dan pola pengolahan pesan.

     b.  Pengembangan Kurikulum Model Taba

    Menurut Ella, modifikasi Taba terhadap model Tyeler terutama

     pada penekanan yang merumuskan perhatian kepada grur. Teori Taba

    mempercayau peran guru sebagai pengembang utama kurikulum. Pada

    51

    Syaifuddin Ssbda, Model Kurikulum..., 74-77.52Syaifuddin Sabda, Manajemen Kurikulum..., 77.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    55/290

    39

    39

    model Tyler, guru dapat merupakan objek, penerima dan pelaksana dari

    kurikulum, sedangkan pada model Taba, guru merupakan subjek aktif

    yan terlibat penuh dalam pengembangan kurikulum.53 

    Dalam pengembangan kurikulum model Hilda Taba, ada tujuh

    langkah yang perlu diperhatikan, sebagaimana diuraikan di bawah ini.

    1)   Diagnosis of Needs (Diagnosis Kebutuhan Peserta Didik)

    Taba berpendapat bahwa kurikulum disusun agar peserta didik

    dapat belajar. Karena latar belakang peserta didik yang beragam, maka

     perlu dilakukan diagnosis tentang  gaps, berbagai kkekurangan

    (deficiencies)  dan latar belakang peserta didik (variations in these

    background ). Langkah pertama dalam diagnosis ini adalah menentukan

    kurikulum apa yang harus diberikan kepada peserta didik.54 

    2) 

     Formulation of Objectives (Merumuskan Tujuan Pendidikan)

    Menurut Taba yang dikutip Syaifuddin Sabda, diagnosis kenutuhan

     peserta didik dapat menggambarkan dan memberikan petunjuk dalam

    merumuskan tujuan pendidikan. Dalam merumuskan tujuan pendidikan,

    ada empat area yang perlu diperhatikan.  Pertama,  konsep atau ide-ide

    yang akan dipelajari (concepts or ideas to be learned).  Kedua,  sikap,

    sensitivitas, dan perasaan yang akan dikembangkan (attitudes,

     sensitivities, and feeling to be developed).  Ketiga, pola pikir yang akan

    ditekankan, dikuatkan, atau dimulai/dirumuskan (wayss of thinking to be

    53

    Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Pakar Raya, 2004, 31.54 Ella Yulaelawati, Kurikulum..., 12.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    56/290

    40

    40

    reinforced, strengthened, or initated).  Keempat, kebiasaan dan

    kemampuan yang akan dikuasai (habits and skills to be mastered ).55

     

    3)  Selection of The Content (Seleksi Isi)

    Menurut Taba dalam Syaifuddin Sabda, isi (materi) yang akan

    diajarkan kepada peserta didik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

    a)  Isi harus valid dan signifikan (validity and significnce of

    content). 

     b) 

    Isi harus relevan dengan kenyataan sosial agar peserta didik

    mampu memahami dunia mereka (consistency with social

    realities). 

    c)  Isi harus mengandung keseimbangan antara keluasan dan

    kedalaman (balance of breadth and depth).

    d) 

    Isi harus mencakup berbagai tujuan ( provision for wide range

    of objectives). 

    e)  Isii harus dapat disesuaikan dengan kemampuan peserta didik

    untuk mempelajarinya dan bisa dihubungkan dengan

     pengalaman mereka (learn ability and adaptability to

    experiences of students). 

    f)  Isi harus sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik

    (appropriateness to the needs and interests of the students).56  

    55

     Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum..., 65.56Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum..., 67. 

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    57/290

    41

    41

    4) 

    Organization of The Content (Organisasi Isi)

    Dalam menyusun kurikulum, terutama terkait dengan bentuk

     penyajian bahan pelajaran (isi) atau organisasi kurikulum (isi),57 ada dua

     jenis organisasi kurikulum yang bisa menjadi pilihan, yaitu kurikulum

     berdasarkan mata pelajaran dan kurikulum terpadu.

    a)  Kurikulum berdasarkan mata pelajaran ( subject curriculum) 

    Berdasarkan mata pelajaran, organisasi kurikulum

    dibedakan menjadi tiga, yaitu  separated subject curriculum,

    correlated curriculum, dan broad field curriculum.

    (1) 

    Separated subject curriculum 

    Separated subject curriculum adalah kurikulum dalam bentuk

    mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang kurang mempunyai

    keterkaitan dengan mata pelajaran lain.58 

    (2)  Correlated curriculum 

    Dalam correlated curriculum, sejumlah mata pelajaran

    dihubungkan antara satu dengan yang lain, sehingga ruang

    lingkup bahan yang tercakup semakin luas. Pada saat anak

    didik mempelajari shalat, dapat dihubungkan dengan pelajaran

    Al-Qur‟an seperti bacaan surat dan hadis yang dihubungkan

    dengan shalat dll.59 

    57Abdullah Idi,  Penegmbangan Kurikulum; Teori dan Praktik , Yogyakarta: Ar-Ruzz

    Media, 2011, 163.58

    Abdullah Idi, Penegmbangan Kurikulum..., 164.59Abdullah Idi, Penegmbangan Kurikulum..., 165.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    58/290

    42

    42

    (3) 

     Broad field curriculum 

    Menurut Taba yang dikutip Abdullah Idi, the broad curriculum

    is essenyilly an effort to automatization of curriculum by

    combining several specific areas large fields (the broad

    curriculum adalah usaha meningkatkan kurikulum dengan

    mengkombinasikan beberapa mata pelajaran). Kurikulum

    broad field ini merupakan kebalikan dari  separated

    curriculum. Sebagai conntohnya, mata pelajaran sejarah,

    geografi, ilmu ekonomi, dan ilmu politik disatukan menjadi

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).60 Mata pelajaran agama di SD

     juga termasuk contoh broad field , karena merupakan kumpulan

    dri berbagai mata pelajaran seperti fikih, tauhid, aqidah,

    akhlak, tarikh, hadits dan mambaca al-Qur‟an. 

     b)  Kurikulum terpadu

    Kurikulum terpadu merupakan suatu produk dari usaha

     pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam pelajaran.

    Integrasi diciptakan dengan memusatkan palajaran pada masalah

    tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari

     berbagai disiplin ilmu.61 

    Menurut Soetopo dan Soemanto, sebagaimana dikutip oleh

    Abdullah Idi, kurikulum terpadu dikelompokkan menjadi lima

    macam, yaitu:

    60

    Abdullah Idi, Penegmbangan Kurikulum..., 166.61Abdullah Idi, Penegmbangan Kurikulum..., 169.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    59/290

    43

    43

    (1) 

    The child centered curriculum (kurikulum yang bepusat

     pada anak). Maksudnya, dalam perencanaan kurikulum,

    faktor anak menjadi perhatian utama.

    (2) The social function curriculum  (kurikulum fungsi sosial).

    Maksudnya, kurikulum ini mencoba mengeliminasi mata

     pelajaran sekolah dari keterpisahannya dengan fungsi-

    fungsi utama kehidupan sosial yang menjadi dasar

     pengorganisasian pengalaman belajar anak.

    (3) 

    The experience curriculm ( kurikulum pengalaman).

    Maksudnya, dalam perencanaan kurikulum, kebutuhan

    anak merupakan perhatian utama.

    (4)  Development activity curriculum ( kurikulum

     pengembangan kegiatan). Kurikulum ini sangat tergantung

     pada tingkat perkembangan anak yang harus dilalui.

    (5) Core curriculum. Menurut Sailor dan Alexander,

    sebagaimana dikutip oleh Abdullah Idi, core curriculum 

    merujuk pada suatu rencana yang mengorganisasikan dan

    mengatur ( scheduling)  bagian terpenting dari program

     pendidikan umum di sekolah. Pada awalnya, core 

    dimaksudkan sebagai bahan penting yang harus diketahui

    oleh setiap peserta didik pada semua tingkatan sekolah

    (core berarti inti).62 

    62Abdullah Idi, Penegmbangan Kurikulum..., 170-173.

  • 8/16/2019 Pengembangan Kurikulum Terpadu - Stain Salatiga

    60/290

    44

    44

    5) 

    Selection of Learning Experiences (Seleksi Pengalaman Belajar)

    Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam seleksi

     pengalaman belajar peserta didik.  Pertama,  pengalaman peserta didik

    harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sebab, setiap tujuan akan

    menentukan pengalaman pembelajaran.  Kedua