BAB III
13
BAB I
PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi sekarang ini, banyak sekali terjadi
perubahan baik ilmu pengetahuan, tehnologi maupun perubahan pola
pikir masyarakat. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan
profesionalisme pemberian pelayanan kesehatan semakin meningkat.
Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga professional
juga dituntut untuk bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara
mandiri maupun bekerja sama dengan anggota tim kesehatan
lainnya.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang
peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan
WHO menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai
target-target global, nasional maupun daerah. Hal ini disebabkan
karena perawat merupakan tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar,
melayani pasien selama 24 jam secara terus menerus dan
berkesinambungan serta berada pada garis terdepan dalam pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Proporsi tenaga perawat di sarana kesehatan merupakan proporsi
terbesar yakni 40 % dibanding tenaga kesehatan lainnya. Tenaga
tersebut 65% bekerja di Rumah Sakit, 28 % di Puskesmas dan
selebihnya 7 % di sarana kesehatan lainnya Dari aspek kualifikasi
tinkat pendidikan terdapat beberapa kategori tenaga perawat yaitu
perawat SPK 74 %, DIII 23%, S1 (Ners) 2,75 %, S-2
(Magister)/Spesialis dan S-3 (Doktor) Keperawatan 0,25 %. (PPNI,
2005)
Pada saat ini, sistem pengembangan karir dalam konteks sistem
penghargaan bagi perawat sudah dikembangkan untuk pegawai negeri
sipil (PNS) melalui jabatan fungsional perawat yang ditetapkan
berdasarkan SK Menpan No. 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang Jabatan
Fungsional Perawat termasuk Angka Kreditnya, walaupun belum
sepenuhnya berbasis kompetensi. Di samping itu beberapa Rumah Sakit
Swasta/Khusus sudah mengembangkan jenjang karir sesuai kebutuhannya
masing-masing meskipun belum mengarah pada pengembangan jenjang
karir professional. Hal ini disebabkan karena belum ada acuan
nasional tentang pengembangan karir professional bagi perawat.
Pengembangan jenjang karir profesional yang sudah diprakarsai
berbagai sarana kesehatan, masih kurang memperhatikan tuntutan dan
kebutuhan profesi, serta belum dikaitkan dengan kompetensi atau
sistem penghargaan yang tepat. Namun dengan adanya sistem jenjang
karir profesional perawat yang diterapkan di setiap sarana
kesehatan, diharapkan meningkatkan kinerja perawat, sehingga mutu
pelayanan kesehatan juga meningkat. Dampak lain dari sistem jenjang
karir profesional adalah mengarahkan perawat untuk menekuni bidang
keahlian di tempat kerjanya dan meningkatkan
profesionalismenya.
Pengembangan karir pada saat ini lebih menekankan pada
posisi/jabatan baik struktural maupun fungsional, sedangkan jenjang
karir profesional berfokus pada pengembangan jenjang karir
profesional yang sifatnya individual. Dengan berlakunya sistem
jenjang karir profesional memacu perawat untuk meningkatkan
kualitas dirinya, sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing,
sehingga nantinya diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan
yang bermutu bagi masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut di atas dan untuk memenuhi salah satu
tugas mata ajaran Kecendrungan dan Isu dalam Keperawatan, maka kami
tertarik menganalisa trend dan isu karir perawat di Marylandserta
membandingkannya dengan trend dan isu yang sedang berkembang di
Indonesia.
B. TUJUAN
1 Tujuan Umum
Mengetahui jenjang karir perawat di Maryland dan Indonesia
2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui perkembangan jenjang karir perawat di Marylandb.
Memahami perkembangan jenjang karir perawat di Indonesiac.
Membandingkan trend dan issu keperawatan di Indonesia dan
Marylandd. Mampu memberi saran yang efektif bagi perkembangan
sistem jenjangkarir perawat di Indonesia
BAB II
TINJAUAN ARTIKELA. KARIR PERAWATTulisan ini menceritakan
bagaimana seseorang memutuskan karir sebagai seorang perawat bagi
dirinya. Perawat adalah pekerjaan kemanusiaan yang dihargai secara
professional. Jika pilihan kita menjadi seorang perawat maka kita
akan menghabiskan hidup untuk menolong orang lain, menggunakan
skill, memadukan ilmu dengan caring serta tehnologi dan
touching.
Perawat merupakan bagian terbanyak dalam profesi kesehatan di
seluruh dunia, yaitu 2,6 juta RN dan banyak dibutuhkan di masa
datang. Juga menjadi populasi terbanyak di rumah sakit dan home
care.
Pertumbuhan populasi yang terus menerus, membuat perawat tidak
pernah kekurangan pekerjaan. Di berbagai negara termasuk Maryland,
rata-rata usia perawat meningkat, artinya akan banyak perawat
berhenti dan selanjutnya kekurangan perawat. Seperti di Baby
Boomer, saat perawat berhenti, sedikit yang terlatih yang
menggantikannya. Artinya banyak kesempatan kerja bagi perawat
dengan gaji yang tinggi.
Artikel ini juga menjelaskan apa yang dilakukan seseorang bila
ia telah menjadi perawat. Keperawatan merupakan perpaduan ilmu dan
tehnologi dengan seni caring dan kemanusiaan. Setiap hari dalam
bekerja perawat menggunakan ilmu yang telah dipelajarinya di
sekolah. Ketika bekerja perawat mengambil kursus kelanjutan
pendidikannya untuk mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dan
medis. Perawat bekerja akrab dengan dokter dan profesi kesehatan
lanilla. Perawat juga memberi advokasi pada pasien dan
keluarga.
Kemajuan tehnologi yang terus menerus, menolong manusia hidup
lebih lama, hidup lebih sehat, membuat perawat lebih dihargai bila
dapat mengembangkan skillnya sesuai area pekerjaannya.
Tulisan ini menggambarkan bagaimana perawat itu melakukan proses
keperawatan dengan melakukan assessment di mana perawat
mengumpulkan informasi tentang kondisi fisik pasien, status emosi,
gaya hidup, famili, harapan dan rasa takut. Perawat juga menetapkan
diagnosa di mana dia akan mengidentifikasi problem atau kebutuhan
pasien, baik emosional, fisik dan spiritual. Selanjutnya perawat
membuat suatu planning untuk mengatasi problem ini dan mensetting
tujuan spesifik untuk memperbaikinya. Bila memungkinkan perawat
mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam perencanaan yang
dibuat. Berikutnya perawat melaksanakan rencananya. Misalnya
perawat melakukan treatmen, memberi obat dan mengajar pasien
bagaimana cara merawat dirinya, menunjukkan bagaimana melakukan
latihan untuk pemulihan fleksiibilitas pasca operasi. Setelah
implementasi, perawat secara reguler melakukan review hasil dari
perencanaan dan membuat penyesuaian pada hal-hal yang penting.
Perawatan pasien dilakukan dengan cara:
1 Perawat menolong melahirkan dan merawat ibu-ibu baru sebelum
dan setelah persalinan
2 Perawat menolong orang yang sakit dan terluka untuk menjadi
lebih baik, sehat dan tetap sehat.
3 Perawat melakukan pemeriksam fisik
4 Perawat memberi obat dan treatmen yang telah diorder
dokter
5 Perawat memperhatikan kondisi emosional, sosial dan spiritual
pasien
6 Perawat meberi penkes pada pasien dan keluarga, menjelaskan
apa yang dapat mereka lakukan pada saat proses pemulihan.
7 Perawat memberi penkes dan konselling pada komunitas
8 Perawat mengobservasi, mengkaji, mengevaluasi dan mencatat
kondisi pasien dan perkembangannya, kemudian menginformasikan
kepada dokter dan tim kesehatan lainnya.
9 Perawat menolong pasien dan keluarganya untuk menentukan rumah
sakit dan pelayanan kesehatan yang terbaik, home care,
rehabilitasi, terapi fisik dan lain-lain
10 Perawat mengatur aktivitas yang sesuai dengan kegiatan
keperawatan.
11 Perawat menolong pasien terminal agar meninggal dengan tenang
dan menolong keluarga menghadapinya.
Artikel ini menggambarkan bagaimana banyaknya peluang yang
didapat karena menjadi perawat. Hal ini disebabkan karena kebutuhan
akan tenaga perawat sangat besar, oleh karena perkembangan
pelayanan kesehatan yang membuat manusia hidup lebih lama, semakin
meningkat populasi lansia yang membutuhkan perawatan, jumlah orang
yang sakit dan kebutuhan akan perawat yang mempunyai skill lebih
banyak, kebutuhan akan tenaga perawat di luar rumah sakit dan
banyak perawat yang pensiun sehingga membutuhkan banyak perawat
untuk menggantikannya.
Artikel ini juga menggambarkan income perawat, yang dikemukakan
oleh Joe Kilmartin direktur Salary.com. Ia menyatakan gaji perawat
RN yang baru bekerja $ 44,600/tahun. Perbandingan antara rata-rata
gaji untuk pekerja baru Accounting: $ 43,269, Marketing: $ 33,873,
Ekonom: $ 24,667 dan guru : $ 31,704.Menurut The Bureau of Labor
Statistic, perawat RN dibayar rata-rata $52,330 tahun 2004. Sekitar
50 % mereka dibayar antara $43,370 dan $ 63,360 dan yang paling
rendah yakni sekitar 10 % dibayar kurang dari $37,200 dan yang
tertinggi sekitar 10 % dibayar lebih dari $74,760. Peningkatan gaji
perawat bertambah sesuai bertambahnya pengalaman. apabila perawat
bekerja shift dengan lembur maka gajinya bertambah di luar gaji
dasar. Sedangkan perawat klinik spesialist sekitar $41,226, perawat
administrator $45,071, perawat anestesi $113,000 danperawat
praktisioner $71,000.Pada artikel ini juga diuraikan tentang
peluang perawat untuk bekerja pada banyak tempat, seperti pusat
perawatan jangka panjang (Rehabilitasi, Perawatan di rumah,
Hospice), klinik kesehatan komunitas, freestanding pasien dan
Surgery center, Medical office (dokter mata, gigi, kebidanan,
bedah), Home care (visiting nurse, perawat privat), sekolah perawat
(sebagai professor), kumpulan health center (keselamatan
okupasional, konsultan, pendidik), perusahaan asuransi dan
manajemen care, perusahaan lain (harmaceutical, tehnologi medical
dan biotech), pusat riset (riset perawatan), sekolah, militer,
organisasi perdamaian internasional, dan regulator rumah sakit
(survei kondukting, inspeksi). Sedangkan pada area rumah sakit,
perawat dapat bekerja di unit perawatan pasien, kamar operasi,
trauma center dan kamar emergensi, medical record atau unit X-ray
atau bagian diagnostik lain, di ICU, surgical dan unit recovery,
pediatric, merawat anak, beberapa surgery center, ruang rawat di
rumah sakit atau unit perawatan intensif neonatus, merawat bayi
baru lahir, obstetric, menolong ibu baru melahirkan, psikiatrik dan
pusat perawatan pasien drug, laboratorium, helikopter dan
ambulance, merawat pasien dalam perjalanan ke rumah sakit.Bila
ditinjau dari jadwal kerja perawat perlu sangat fleksibel. Perawat
bekerja siang, sore atau malam. Shift perawat antara 8-12 jam.
Beberapa perawat bekerja 36 jam dalam 3 hari atau 40 jam dalam 4
hari (kemudian libur 3-4 hari). Beberapa part time atau hanya pada
weekends. Biasanya perawat bekerja 40 jam perminggu seperti profesi
lain.Artikel ini juga menceritakan banyak perawat RN menambah
pendidikannya untuk menjadi Perawat klinik spesialis seperti
kanker, kesehatan jiwa, bidan bersertifikat, perawat anestesi,
perawat riset, perawat praktisioner dan perawat psikiatrik. Untuk
menjadi perawat profesional, maka diperlukan kepemimpinan dan skill
tentang organisasi, skill atau keahlian, kesabaran, fleksibilitas,
rasa kasihan, skill problem solving, sense humor dan kemampuan
untuk bersikap tenang pada saat kritis.Bila tertarik pada karir
keperawatan harus belajar pada sekolah perawat yang terakreditasi.
Semua sekolah perawat di Maryland telah terakreditasi. Kursusnya
meliputi biologi, kimia, fisika, ilmu sosial, teori keperawatan dan
praktek serta humanistik. Pelajar juga mendapat supervisi dari
tenaga klinik berpengalaman di rumah sakit dan pelayanan kesehatan
lainnya. Pelajar harus giat belajar, mempunyai kritikal thingking
dan skill problem solving. Konfiden, keteguhan hati, rajin belajar
akan menjadikan seseorang menjadi perawat. Terdapat 1500 program
pendidikan keperawatan di USA dengan 3 tipe program training
yaitu:
1 Bachelor of Science in Nursing (BSN), dengan program 4 tahun
di Universitas
2 Associate Degree of Nursing (AND), program 2 tahun pada junior
college atau komunitas. Beberapa pendidikan keperawatan di rumah
sakit dan Universitas menyelenggarakan program AND ini.
3 Diploma untuk rumah sakit, program 2-3 tahun berdasarkan
setting rumah sakit. Banyak pendidikan diploma bergabung dengan
junior college di mana pelajarnya mengambil ilmu dasar dan English
sesuai kebutuhan. Tidak ada program diploma di Maryland.BSN memberi
peluang lebih tinggi untuk kemajuan dan lebih fleksibel pada 3 tipe
tingkatan dan syarat pada tingkat master keperawatan. Tingkat
master diperlukan untuk oleh perawat yang ingin praktek pada area
spesialist yaitu nurse praktisioner, nurse anestesi, nurse midwive,
nurse klinik spesialist dan RN assistant pertama pada kamar
operasi. Perawat yang berminat menjadi perawat riset atau professor
perawatan biasanya harus pada tingkat Doktor.
Pada artikel ini juga dijelaskan tentang biaya kuliah,
bervariasi tergantung pada apakah seseorang kuliah di swasta atau
kampus negeri dan apakah seseorang residen atau tidak dan bagaimana
cara mendapatkan beasiswa. Cek petunjuk yang ada untuk menentukan
dari mana sumber bisa diperoleh.Seorang perawat harus mempunyai
lisensi, dengan syarat kelulusan nasional untuk menjadi RN, ujian
dilakukan di mana seseorang tersebut berencana untuk praktek. Lihat
Maryland website untuk informasi lisensi, kadang-kadang dibutuhkan
pendidikan berkelanjutan atau praktek untuk mempertahankan lisensi
perawat.
B. TREND DAN ISU PERAWAT 1 Kebutuhan akan tenaga perawat di luar
negeri seperti Maryland sangat banyak karena banyaknya perawat yang
akan pensiun tanpa diikuti adanya tenaga pengganti perawat
tersebut. Hal ini memberi peluang bagi perawat Indonesia untuk
bekerja tetapi harus mempunyai skill dan pengetahuan yang
mendukung. Menurut Robiun Munadi (2006) dalam artikelnya mengatakan
bahwa ada 100.000 (seratus ribu perawat) yang menganggur di
Indonesia. Ironisnya data WHO 2005 menyebutkan dunia membutuhkan 2
juta perawat di AS, Eropa, Australlia dan Timur Tengah. Ini
seharusnya memberi peluang bekerja bagi perawat Indonesia, namun
kenyataannya perawat kita tidak mampu bersaing dengan perawat di
negeri lain. Hal ini disebabkan kesulitan berbahasa Inggris bila
dibanding dengan perawat Filiphina, Bangladesh dan
India.(http://www.kompas.com)
2 Besar gaji perawat di Maryland disesuaikan dengan tingkatan
karir perawat, sesuai skill, waktu kerja dan tingkat pendidikannya.
Sebaliknya situasi di Indonesia sangat berbeda dengan Maryland.
Besar gaji perawat di Indonesia masih berdasarkan golongan dan masa
kerja (PNS). Ini sesuai dengan artikel kompas tentang perawat yang
menyatakan pemerintah sulit membayar perawat karena defisit
anggaran. Jadi diharapkan konsumen penerima manfaat yang membayar
gaji tersebut. Disadari saat ini belum ada koordinasi yang baik
antara perencanaan, pendidikan dan pemanfaatan tenaga perawat.
Depkes dan Kessos sebagai perencana, institusi pendidikan yang
melakukan pendidikan, rumah sakit, puskesmas atau masyarakat yang
menggunakan belum pernah duduk bersama membicarakan model
keperawatan seperti apa yang sebaiknya diterapkan.
(http://www.inna.ppni). Akibatnya tenaga perawat menjadi surplus
tanpa diimbangi penempatan dan pembayaran yang tepat, tanpa
memperhitungkan tingkat pendidikan, keahlian seseorang dan juga
lamanya waktu ia bekerja.
3 Pendapatan seorang perawat di Maryland meningkat ketika ia
menjadi perawat praktisioner, perawat klinik spesialis, atau
perawat riset. Di Indonesia hal ini masih menjadi trend dan issue,
umumnya belum berjalan masih dalam tahap sosialisasi. Pada beberapa
rumah sakit swasta di Indonesia ada yang telah menjalankan sistim
jenjang karir seperti di luar negri, yang akan kelompok bahas pada
bagian berikut.C. PENERAPAN JENJANG KARIR DI INDONESIAUmumnya di
Indonesia sistem jenjang karir perawat masih dalam tahap wacana dan
rencana. Belum mempunyai kepastian penjenjangan yang diikuti
standar pendapatan perawat, sesuai dengan kompetensinya. Beberapa
rumah sakit di Indonesia telah mencoba membuat sistem tersebut
dengan tujuan agar kinerja perawat yang dianggap sebagai tenaga
mayoritas dalam pelayanan kesehatan dapat meningkat sehingga mutu
pelayanan juga meningkat. Mari kita melihat beberapa sistem jenjang
karir berikut:
1 Jenjang karir perawat oleh DEPKES RI dari sumber PPNI
Kesimpulan: Sistem jenjang karir Depkes RI baru dalam tahap
draft belum ditetapkan sebagai suatu sistem. Dan yang kami cermati
adalah bahwa setelah PK V baru menjadi PR I. Sedangkan pada
kenyataannya bahwa pada PK I pun mungkin saja ada perawat yang
mampu melakukan penelitian. Karena itu sebaiknya ada suatu
kejelasan yang lebih terperinci mengenai penjenjangan tersebut.2
Jenjang karir perawat di RS IMMANUEL Bandung
Kesimpulan: Sistem jenjang karir telah dilaksanakan selama satu
tahun di RS Immanuel Bandung dan setelah dilakukan evaluasi maka
disimpulkan bahwa mutu pelayanan meningkat khususnya pelayanan
keperawatan. Kami mencermati bahwa setelah PK 4 baru menjadi PR 1.
Pada kenyataannya PK 1 pun mungkin juga mampu melakukan penelitian.
Karena itu sebaiknya ada suatu kejelasan yang lebih terperinci
mengenai penjenjangan ini.3 Jenjang karir yang dibuat oleh RS
JANTUNG HARAPAN KITA JAKARTA
Kesimpulan: Sistem jenjang karir telah dilaksanakan di RS
Jantung Harapan Kita namun tidak disampaikan hasil evaluasi
terhadap dampak pelaksanaan sistem tersebut terhadap pelayanan.4
Jenjang karir perawat di RS St. Carolus Jakarta
Kesimpulan: Sistem jenjang karir telah dilaksanakan di RS St.
Carolus Jakarta secara kontiniu, namun tidak disampaikan hasil
evaluasi terhadap dampak pelaksanaan sistem tersebut terhadap
pelayanan.
BAB IIIRANGKUMAN DAN USULANA. RANGKUMANSistem jenjang karir
perawat di luar negeri khususnya Maryland sangat jelas dan perawat
sangat dihargai sebagai pemberi layanan kesehatan kepada manusia.
Pendapatan perawat sangat baik dan telah diatur dengan jelas. Hal
ini sangat membantu seseorang untuk menetapkan pilihan karir dalam
hidupnya. Dan hal ini juga sangat mempengaruhi mutu layanan
keperawatan secara khusus dan layanan kesehatan pada umumnya.
Suatu kenyataan yang kita hadapi di Indonesia yang masih
memprihatinkan adalah belum ada sistem secara nasional untuk
menentukan dengan pasti jenjang karir dan pendapatan perawat.
Keadaan ini mempengaruhi kinerja perawat yang juga berpengaruh
terhadap mutu layanan keperawatan maupun layanan kesehatan seperti
yang kita alami.
Beberapa rumah sakit di Indonesia yang telah menyadari
pentingnya jenjang karir dan pendapatan perawat dikelola dengan
baik untuk meningkatkan mutu layanan secara umum di rumah sakit
tersebut telah menetapkan dan menerapkan secara local sistem
jenjang karir perawat. Namun yang kita harapkan adalah adanya suatu
sistem secara nasional yang dikelola oleh Depkes dan Organisasi
Profesi Keperawatan. Sistem yang ada juga masih dipertanyakan
kejelasan dan kebenarannya untuk mempengaruhi mutu layanan.B.
USULANSetelah mempelajari sistem jenjang karir di luar negeri
khususnya Maryland, maka kelompok memberikan usulan sebagai
berikut:1 Depkes bersama organisasi profesi keperawatan (PPNI)
perlu dengan sungguh-sungguh untuk duduk bersama membuat jenjang
karir perawat yang jelas dan baik dengan maksud meningkatkan
kinerja perawat yang berdampak pada peningkatan mutu pelayanan
kesehatan di Indonesia.2 Membentuk tim yang terdiri dari
Keperawatan Depkes, PPNI dan perwakilan dari pelayanan keperawatan
di rumah sakit, Puskesmas serta pelayanan kesehatan lainnya untuk
meyusun sistem jenjang karir perawat
3 Mensosialisasikan sistem yang telah disusun
4 Melaksanakan dan memonitor sistem dengan konsisten5
Mengevaluasi dampak pelaksanaan sistem untuk menetapkan hasil dan
melakukan revisi yang diperlukan.DAFTAR PUSTAKA
Prayetni (2007), Pola Karir Perawat Profesional, Direktorat Bina
Pelayanan Keperawatan Ditjen Yanmed Depkes, Materi Semiloka di RSKD
Jakarta
Sekarsari R., (2007) Pengalaman Penerapan Sistem Remunerasi
Berdasarkan Kompetensi di RSJK Harapan Kita Jakarta, Materi
Semiloka di RSKD JakartaShea R., (2007), The Canadian Journal of
Career Development, volume 5 number 1
Susana A., (2007) Pola Pelatihan Perawat Fungsional di RS
Immanuel Bandung, Materi Semiloka di RSKD JakartaWahyuni T.M.B.,
(2007) Pengalaman Penerapan Penilaian Kinerja Berdasarkan
Kompetensi di PK St. Carolus Jakarta, Materi Semiloka di RSKD
Jakartahttp://www.kompas.com., 2007http://www.inna.ppni., 2007