Top Banner
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI JAWA PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH Pemalang, 25 Nopember 2013 Pemalang, 25 Nopember 2013 2013 2013
30

Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

Jan 01, 2016

Download

Documents

sidajateng

Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI JAWA PROVINSI

JAWA TENGAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

Pemalang, 25 Nopember 2013Pemalang, 25 Nopember 201320132013

Page 2: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

OUTLINE1. Pendahuluana. Keterkaitan Desa-Kotab. Pendekatan Pengembangan Kawasanc. Konsep Agropolitand. Kebijakan dan Strategie. Upaya-upaya yang diperlukanf. Pihak yang berperan dalam kawasan Agropolitang. Wujud riil Sinergitas Pengembangan Agropolitanh. Faktor Kunci Keberhasilani. Komponen Pokok Kegiatan Fasilitasi

2. Permasalahan Pembangunan Pertanian.3. Pengembangan kawasan Agropolitan/Minapolitan di Jawa

Tengah4. Konsep Agropolitan/Minapolitan ke depan

2

Page 3: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

BELUM TERBANGUN SINERGITAS BELUM TERBANGUN SINERGITAS PEMBANGUNAN DESA - KOTAPEMBANGUNAN DESA - KOTA

BELUM TERBANGUN SINERGITAS BELUM TERBANGUN SINERGITAS PEMBANGUNAN DESA - KOTAPEMBANGUNAN DESA - KOTA

BERKEMBANGNYA KOTA SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHANTERNYATA TIDAK MEMBERIKAN TRICKLE DOWN EFFECT,TAPI JUSTRU MENIMBULKAN EFEK PENGURASAN SUMBERDAYA(BACKWASH EFFECT) DARI WILAYAH SEKITARNYA

BERKEMBANGNYA KOTA SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHANTERNYATA TIDAK MEMBERIKAN TRICKLE DOWN EFFECT,TAPI JUSTRU MENIMBULKAN EFEK PENGURASAN SUMBERDAYA(BACKWASH EFFECT) DARI WILAYAH SEKITARNYA

3

1. TERBUKANYA AKSES KE DAERAH PERDESAAN AKAN MENDORONG ELIT KOTA, PERUSAHAAN BESAR, UNTUK MENGEKSPLOITASI SUMBERDAYA YANG ADA DI DESA, SEDANGKAN MASYARAKAT DESA SENDIRI TIDAK BERDAYA KARENA SECARA POLITIK / EKONOMI PARA PELAKU EKSPLOITASI MILIKI POSISI TAWAR YANG KUAT

2. KAWASAN PERDESAAN DIHUNI OLEH SDM + KELEMBAGAAN YANG LEMAH

PENYEBAB TERJADINYA BACKWASH EFFECT :

Page 4: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

Mewujudkan sinergitas pembangunan antar sektor yangpartisipatif dengan melibatkan berbagai stakeholders serta

mengakomodir kebutuhan masyarakat (need driven)dalam satu kawasan secara fungsional tanpa

menghilangkan kespesifikan kawasan

Mewujudkan sinergitas pembangunan antar sektor yangpartisipatif dengan melibatkan berbagai stakeholders serta

mengakomodir kebutuhan masyarakat (need driven)dalam satu kawasan secara fungsional tanpa

menghilangkan kespesifikan kawasan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KAWASAN

FORMAL

Koordinasi, Integrasi danSinergitas, baik dari sisiKewenangan dan PenyusunanProgram Lintas Wilayah danPelaku

FORMAL

Koordinasi, Integrasi danSinergitas, baik dari sisiKewenangan dan PenyusunanProgram Lintas Wilayah danPelaku

NON FORMAL

Kerjasama Sinergis antarStakeholders yg BerbasisKemitraan Public-PrivateSesuai KeunggulanPotensi masing-masingWilayah

NON FORMAL

Kerjasama Sinergis antarStakeholders yg BerbasisKemitraan Public-PrivateSesuai KeunggulanPotensi masing-masingWilayah

1. 1. Asas Keseluruhan (comprehensive) sektor secara terpadu2. Bukan lagi penjumlahan (agregatif) masing-masing sektor secara terpisah

1. 1. Asas Keseluruhan (comprehensive) sektor secara terpadu2. Bukan lagi penjumlahan (agregatif) masing-masing sektor secara terpisah

4

Page 5: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

5

KONSEP AGROPOLITANKONSEP AGROPOLITANPerda No. 6/2010 :RTRWP JATENG

Beberapa Kawasan Strategis dan Prospektif, dengan keanekaragaman sumber daya yang dapat dikembangkan guna peningkatan kemandirian daerah, peningkatan perekonomian wilayah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat

Kawasan Agropolitan merupakan bagian (sub kawasan) dari Kawasan Strategis, yaitu “Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis” (UU No. 26/2007 ttg Penataan Ruang).

Dalam Ps. 15 (1) UU 26/2007, disebutkan bahwa RTR Kaw. Agropoltan merupakan rencana rinci tata ruang 1 (satu) atau beberapa wilayah kabupaten.

AGROPOLITAN = KOTA TANI, Kawasan sentra produksi, Agribisnis-Agroindustri, Pemukiman Masyarakat Tani + IKM + UKM, Sarana-Prasarana Produksi Hulu-Hilir

AGROPOLITAN METROPOLITAN, Kawasan perdagangan+perkantoran, Industri manufaktur+jasa, Pemukiman penduduk padat heterogen, Sarana-Prasarana kebutuhan sekunder

Page 6: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

KEBIJAKAN DAN STRATEGIPEMBANGUNAN PERTANIAN (dalam arti luas)

IMPLEMENTASIPROGRAM/KEGIATANPEMBANGUNANPERTANIAN

POSISI SPASIALKAW. BUDIDAYA DANKAW. LINDUNG

PERDA 6/2010RTRWPROV. JATENG

STRATEGI PENGELOLAANSTRATEGI PENGELOLAANDGN. PENDEKATAN KAWASAN :DGN. PENDEKATAN KAWASAN :ASAS KOMPREHENSIF, INTEGRATIF, SINERGITAS LINTAS ASAS KOMPREHENSIF, INTEGRATIF, SINERGITAS LINTAS SEKTOR DAN LINTAS PELAKUSEKTOR DAN LINTAS PELAKU

1. RKPD Tahun 20142. Konsep RPJMD 2013-

2018

RPPK RPPK (AGROPOLITAN / MINAPOLITAN, PRIMATANI, PUAP, DLL)(AGROPOLITAN / MINAPOLITAN, PRIMATANI, PUAP, DLL)

6

Page 7: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

Dengan memiliki Power, maka akan dapat melaksanakanProses AKTUALISASI EKSISTENSI

Power atau Kekuatan, menjadi modal utama dari

Proses AKTUALISASI EKSISTENSI

Power atau Kekuatan, menjadi modal utama dari

Proses AKTUALISASI EKSISTENSI

UPAYA - UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN

7

MEMBERIKAN POWER KEPADA YANG POWERLESS

PEMBERDAYAAN ------- EMPOWERMENT

PEMBERDAYAAN ------- EMPOWERMENT

Page 8: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

PIHAK YANG BERPERAN DALAMPENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITANPIHAK YANG BERPERAN DALAMPENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN

1. UNSUR MASYARAKAT / PETANI2. UNSUR BIROKRASI / PEMERINTAH3. UNSUR PENGUSAHA / SWASTA4. UNSUR PENDUKUNG : LSM, PT,

PONPES, PAKAR, PRAKTISI, DLL

1. UNSUR MASYARAKAT / PETANI2. UNSUR BIROKRASI / PEMERINTAH3. UNSUR PENGUSAHA / SWASTA4. UNSUR PENDUKUNG : LSM, PT,

PONPES, PAKAR, PRAKTISI, DLL

ORGANISASI PEMBINA :1. KELOMPOK KERJA (POKJA)2. KOORDINATOR LAPANGAN3. PEMANDU LAPANGAN

ORGANISASI PEMBINA :1. KELOMPOK KERJA (POKJA)2. KOORDINATOR LAPANGAN3. PEMANDU LAPANGAN

KELEMBAGAAN KAWASAN :1. KELOMPOK TANI2. REMBUG, PAGUYUBAN3. FORUM, ASSOSIASI4. KOPERASI, BUMDES5. LEMBAGA LOKAL LAINNYA

KELEMBAGAAN KAWASAN :1. KELOMPOK TANI2. REMBUG, PAGUYUBAN3. FORUM, ASSOSIASI4. KOPERASI, BUMDES5. LEMBAGA LOKAL LAINNYA

8

Page 9: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

STAKEHOLDER

STAKEHOLDER

WUJUD RIIL SINERGITASPENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN

MUSRENBANGNAS

POKJAPUSAT

MUSRENBANGPROV

MUSRENBANGKAB

MUSRENBANGKEC

MUSRENBANGDESA

POKJAPROVINSI

POKJAKABUPATEN

KOORDLAPANGAN

MEKANISMEPERENCANAANPEMBANGUNAN

FORUMKOORDINASIAGROPOLITAN

KOORDINASIINTEGRASISINKRONISASI

STAKEHOLDER

RAKORAGROPOLITANKABUPATEN

RAKORPOKJA AGROPOLITAN

SINKRONISASIPROGRAM/KEGIATAN

9

Page 10: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

POKJA

FAKTOR KUNCI KEBERHASILANPENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN

POKJAPEMBANGUNANDAERAH

PASARKAWASANAGROPOLITAN

SINKRONISASI

FASILITASI

RESPON

PENAWARAN

1. Sosialisasi Program2. Penetapan Lokasi3. Identifikasi Potensi & Masalah4. Musyawarah Peny. Program5. Pendampingan Pelaks. Progr.6. Monev

1. Renstra2. Rencana Kerja Pemda3. KUA + PPA + APBD + RKA/DPA4. Mekanisme Perenc. Pemb. - Bottom Up Planning - Top Down Planning

Sbg. LOKO thd. Rangkaian GerbongAGRIBISNIS :• Info Pasar• Jaringan Pasar• Tata Niaga• Bargaining• Jaminan PasarMembutuhkan :• Informasi• Bimbingan• Alih Teknologi• Infrastruktur

MASTER PLAN RPJM INDIKASI PROGRAM

10

Page 11: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

KOMPONEN POKOKKEGIATAN FASILITASI

1. Pengembangan Komoditas Unggulan2. Kelembagaan Agribisnis (Hulu – Hilir)3. Kelembagaan Petani4. Kelembagaan Penyuluh / Pendamping Pembangunan5. Sarana dan Prasarana Pendukung6. Capacity Building7. Bantuan Modal8. Alih Teknologi9. Bina Jejaring (Produksi dan Pemasaran)10. Informasi11.Tri Bina (Bina Usaha, Bina Manusia/Sosial dan Bina

Lingkungan)

11

Page 12: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERTANIAN(secara umum)PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERTANIAN(secara umum)

Belum terwujudnya sinergitas program/kegiatan yang terintegrasi dalam satu kesatuan kawasan secara spasial dan fungsional.

Belum terwujudnya sinergitas program/kegiatan yang terintegrasi dalam satu kesatuan kawasan secara spasial dan fungsional.

12

Kurangnya koordinasi, komunikasi dan kerjasama antar stakeholders dalam implementasi program/kegiatan pembangunan pertanian.

Kurangnya koordinasi, komunikasi dan kerjasama antar stakeholders dalam implementasi program/kegiatan pembangunan pertanian.

Masih adanya ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara desa ( masyarakat homogen/petani ) dan kota ( masyarakat heterogen/urban ).

Masih adanya ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara desa ( masyarakat homogen/petani ) dan kota ( masyarakat heterogen/urban ).

Belum adanya komitmen terhadap penganggaran (budgeting) dan program (programming) pembangunan pertanian yang diperuntukkan pada pengembangan kawasan.

Belum adanya komitmen terhadap penganggaran (budgeting) dan program (programming) pembangunan pertanian yang diperuntukkan pada pengembangan kawasan.

Page 13: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN/MINAPOLITANDI JAWA TENGAH (2003 – 2013)

1. KAB. SEMARANG, KAWASAN AGROPOLITAN CANDIGARON TA 2003-20092. KAB. WONOSOBO, KAWASAN AGROPOLITAN ROJONOTO TA 2004-20093. KAB. MAGELANG, KAWASAN AGROPOLITAN MERAPI MERBABU TA 2005-20094. KAB. PEMALANG, KAWASAN AGROPOLITAN WALIKSARIMADU TA-2003-20095. KAB. BATANG, KAWASAN AGROPOLITAN SORBANWALI TA 2005-20096. KAB. PURBALINGGA, KAWASAN AGROPOLITAN BUNGA KONDANG TA 2005-20097. KAB. BOYOLALI, KAWASAN AGROPOLITAN GOASEBO TA 2008-20108. KAB. KARANGANYAR, KAWASAN AGROPOLITAN SUTHOMADANSIH TA 2006-20109. KAB. BREBES, KAWASAN AGROPOLITAN LARANGAN TA 2008-201010. KAB. BANJARNEGARA, KAWASAN AGROPOLITAN JAKABAYA TA 2008-201011. KAB. DEMAK, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201012. KAB. TEMANGGUNG, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201013. KAB. PEKALONGAN, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201014. KAB. PURWOREJO, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201015. KAB. CILACAP, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201016. KAB. BANYUMAS, KAWASAN MINAPOLITAN TA 201017. KAB. KLATEN, KAWASAN MINAPOLITAN TA 201118. KAB. PEMALANG, KAWASAN MINAPOLITAN TA 201219. KAB. PATI, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201220. KOTA TEGAL, KAWASAN MINAPOLITAN TA 2012

13

Page 14: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN

(KEDEPAN)

Menggunakan Model Pembangunan Perdesaan Berbasis Agro yaitu suatu model pembangunan ekonomi wilayah dengan pendekatan kawasan yang dilandasi prinsip-prinsip :•Perencanaan pembangunan dalam satu kesatuan geografis (kawasan) yang bersifat fungsional dan dinamis.•Pembangunan yang berbasis sumber daya lokal dan partisipasi masyarakat lokal.•Pengembangan komoditas unggulan strategis/andalan.•Keterkaitan sistem hulu-hilir dalam aktivitas produksi, pengolahan, distribusi, pemasaran dan permodalan, melalui jejaring (networking) antara industri kecil, sedang dan besar.•Sinergitas program dan kegiatan pembangunan kawasan tanpa menghilangkan karakteristik/kespesifikan kawasan (kearifan lokal) dengan melibatkan berbagai stakeholders

14

Page 15: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

PERSYARATAN UTAMA PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN

Sumberdaya lahan dan agroklimat sesuai Komoditas Unggulan

Kegiatan on farm dan off farm

sarana dan prasarana kesejahteraan sosial yang memadai

Kelestarian lingkungan hidup

Sarana dan prasarana agropolitan yang memadai

sarana dan prasarana umum yang memadai

Mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis, antara lain: Pasar, kelembagaan, Lembaga keuangan (LKM–PUAP),Posluhdes/BPP/BPP Model/FEATI, Pengkajian teknologi agribisnis (PRIMATANI), Infrastruktur (Jaringan jalan dan sarana irigasi yang memadai

15

Page 16: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

PROGRAM / SARANA PENDUKUNG

PASAR

PUAP

FEATI

PRIMATANI

Sbg. LOKO thd. Rangkaian Gerbong AGRIBISNIS : Info Pasar, Jaringan Pasar, Tata Niaga, Bargaining Jaminan PasarMembutuhkan : Informasi, Bimbingan, Alih Teknologi, Infrastruktur

Prog pemberdayaan masy berbentuk BLM / bantuan permodalan usaha melalui Gapoktan dalam 3 tahap pelaksanaan yaitu : pengelolaan usaha produktif (tahun I), usaha simpan pinjam (tahun II) dan pembentukan LKM-Agribisnis (tahun III)

Program Pemberdayaan Petani melalui Informasi dan Teknologi, bertujuan meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan keluarga petani dan organisasi petani mengakses informasi, teknologi, modal, saprodi untuk mengembangkan agribisnis dan kemitraan dgn sektor swasta melalui Farmer Manage Activity (FMA) dgn kegiatan berupa Pelatihan manajerial, leadership dan kewirausahaan

Program Rintisan dan Akselerasi PemasyarakatanInovasi Teknologi Pertanian yang dimulai tahun 2007, merupakan proses diseminasi inovasi teknologi pertanian agar dapat berjalan secara cepat dan tepat, sesuai dengan karakteristik spesifik lokal

16

Page 17: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

Sosialisasi program

Penetapan kawasan di daerah Kab./Kota

Inventarisasi dan identifikasi di kawasan wilayah binaan

Menyusun rencana pengembangan kawasan agropolitan jangka panjang

PROSES PERENCANAAN TAHAP PERENCANAAN

Secara bertahap

Berorientasi jangka panjang

PERENCANAAN PENGEMBANGAN

17

Page 18: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

INDIKATOR KEBERHASILANKAWASAN AGROPOLITAN

1. Terbangunnya KOTA TANI :

• Kawasan Sentra Produksi Komoditas Unggulan

• Pusat Kegiatan Agribsinis – Agroindustri

• Pemukiman Masyarakat Tani + IKM + UKM

• Tersedia Sarana dan Prasarana Pendukung (Hulu – Hilir)

2. Meningkatnya Pendapatan dan Daya Beli Masyarakat Lokal

3. Meningkatnya Kesehatan, Pendidikan dan Lingkungan Kawasan

4. Meningkatnya Kesempatan Kerja

5. Meningkatnya Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan

6. Tersedianya Sarana dan Prasarana Umum dan Sosial

18

Page 19: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

Beberapa indikator yang tidak terukur

• Keberhasilan pembinaan petani dengan tehnologi baru.

• Berkembangnya pelatihan (capacity building) dan penelitian di kawasan binaan.

• Peningkatan kesempatan kerja dan belajar masyarakat desa.

• Peningkatan pendapatan masyarakat• Tumbuhnya wirausaha baru bidang pertanian

19

Page 20: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

PERSYARATAN KAWASAN MINAPOLITAN1. Komoditas Unggulan; 2. Letak Geografis;3. Memiliki berbagai sarana dan prasarana yang memadai, yaitu: Pasar, Lembaga

keuangan, kelembagaan pembudidaya ikan / nelayan, Balai Penyuluhan Perikanan (BPP) dan infrastruktur pendukung;

4. Memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai seperti transportasi, jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih dll;

5. Memiliki sarana dan prasarana kesejahteraan social/masyarakat; seperti kesehatan, pendidikan, kesenian, rekreasi, perpustakaan, swalayan dll;

6. Kelayakan lingkungan dalam bentuk kelestarian sumberdaya alam, sosial budaya maupun keharmonisan hubungan kota dan desa terjamin.

7. Komitmen Daerah.

DASAR HUKUM1. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.32/MEN/2010

tentang Penetapan Kawasan Minapolitan2. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.18/MEN/2011

tentang Pedoman Umum Minapolitan20

Page 21: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

KAWASAN AGROPOLITAN YANG MEMILIKISUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA)

NOKABUPATE

N STA KONDISI1 Semarang STA

CandigaronTidak termanfaatkan, karena lokasi jauh dari permukiman dan komoditas yang menjadi unggulan : Kopi

2 Pemalang STA Belik Dimanfaatkan, untuk aktivitas jual-beli sayuran

3 Batang STA Limpung Tidak dimanfaatkan, baru dilaksankan reorganisasi kelembagaannya

4 Purbalingga STA Kejajar Tidak dimanfaatkan5 Wonosobo STA Sempol Tidak dimanfaatkan, karena lokasi jauh

dari sentra komoditas unggulan (salak, durian)

21

Page 22: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

NO KABUPATEN STA KONDISI6 Magelang STA Sewukan Dimanfaatkan, aktivitas dari jam 11.00 - 13.00 WIB,

tapi tidak optimal setelah bencana G. Merapi yang menyebabkan jembatan penghubung runtuh, sehingga omset perdagangan mengalami penurunan hingga 60%. tinggal 7 – 8 ton sayuran per hari dari yang semula 20 – 25 ton per hari. Selain itu adanya 2 STA baru di daerah Ketep dan Sawangan membuat orang beralih ke 2 STA tersebut. STA Sewukan merupakan percontohan pengembangan kawasan agropolitan yang berhasil di Indonesia, yang bermula dari pasar desa

7. Karanganyar STA Watusambang

Dimanfaatkan, tapi tidak optimal karena mesin pencucian wortel yang beroperasi tinggal 1 buah, produksi wortel saat ini tidak besar dan banyaknya mesin yang sudah dimiliki masyarakat (22 buah).

8. Boyolali STA Ampel Dimanfaatkan, lokasi STA bersebelahan dengan Pasar Ampel, Kec. Ampel dengan aktivitas pada pagi dini hari jam 03.00 - 08.00 WIB

22

Page 23: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

NO KABUPATEN STA KONDISI9 Brebes Larangan Dimanfaatkan, masih kekurangan lahan untuk

menjemur panen, karena kadangkala bawang merah dari luar brebes masuk terlebih dahulu ke STA Larangan baru dijual keluar daerah dengan nama Bawang Merah Brebes

10. Banjarnegara STA Batur Belum dimanfaatkan, karena ada bagian dari STA yang ambles sampai saat ini belum diperbaiki, sehingga para pedagang masih beraktivitas di pasar lama yang sudah terlalu sempit

11 Temanggung STA Kranggan Dimanfaatkan, untuk aktivitas jual-beli sayuran

12 Purworejo STA Bagelen Dimanfaatkan, lokasi STA bersebelahan dengan Pasar Bagelen,komoditas kelapa , gula kelapa dan buah-buahan (manggis dan durian)

23

Page 24: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

NO KABUPATEN KONDISI1. Pekalongan Aktivitas pengemb. kws agropolitan tetap berjalan dengan

komoditas : buah-buahan (rambutan, durian)2. Demak Aktivitas pengemb. kws agropolitan tetap berjalan dng

komoditas : buah (belimbing Demak, Jambu Citra)3. Banyumas Aktivitas pengemb kws minapolitan tetap berjalan (pembenihan,

pembesaran, pasca panen), komoditas : gurami

4. Cilacap Aktivitas untuk perkebunan rakyat (karet) tetap berjalan

5. Klaten aktivitas pengemb. kws minapolitan tetap berjalan (pembenihan, pembesaran, pasca panen) , komoditas : nila

6. Pati Aktivitas pengembangan kawasan agropolitan tetap berjalan , komoditas : jeruk pamelo dan kelapa kopyor

7. Pemalang Aktivitas pengembangan kawasan minapolitan tetap berjalan (pembesaran, pasca panen), komoditas : kepiting soka, ikan bandeng dan udang

8. Kota Tegal Aktivitas pengemb kws minapolitan tetap berjalan (pembesaran, pasca panen), komoditas : bandeng,udang

KAWASAN AGROPOLITAN YANG BELUM MEMILIKISUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA)

24

Page 25: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

ANGGARAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN/MINAPOLITAN

TAHUN JUMLAH

KABUPATENAGROPOLITAN

(Milyar)MINAPOLITAN

(Milyar)2008 10 1,42009 10 22010 11 2,45 0,252011 11 1,55 0,52012 10 1 0,552013 10 0,75 0,75

TOTAL 9,15 2,05

25

Page 26: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

HASIL YANG DIHARAPKAN

• Kelompok tani, koperasi dan kelompok usaha di Kawasan Agropolitan mampu menyusun usaha yang berorientasi pasar dan lingkungan

• Tiap desa dan kecamatan di lokasi Kawasan Agropolitan mampu menyusun program / rencana tiap tahun secara partisipatif dan disetujui bersama untuk dilaksanakan

• Jaringan bisnis dari petani / kelompok petani terbentuk dan aktif di Kawasan Agropolitan

• Tim Penyuluh multi disiplin dan profesional terbentuk dan operasional di Kawasan Agropolitan lokasi program

• Kontak Tani/petani maju terpilih mampu menjadi tempat belajar bagi petani di lingkungannya

26

Page 27: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

KONDISI

1. Opt pemanfaatan STA2. Pengemb usaha sub sektor hilir (industri berbahan baku pertanian) sesuai komoditas unggulan kaw3. KatSDM dan Kelembagaan4. Pemb STA & pemanf pasar desa yg ada di kaw mell kat

sarpras5. Penguatan peran & dukungan Pemerintah.

16 Kab1.Berkembang : Mgl, Pml, Tmg, Byll, Brbs, Pwrj, Kranyr.2. Stagnan : Wnsb, Btg, Bnjgr, Pblg, Smrg3.Belum ada STA : Dmk, Pkl, Clp, Pati

LANGKAH KE DEPAN

AGROPOLITAN KAB. MAGELANG AGROPOLITAN KAB. KARANGANYARAGROPOLITAN KAB. KARANGANYAR

PENGEMBANGAN AGROPOLITAN

27

Page 28: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

KONDISI

Pada 4 Kab :1.Berkembang : Bms, Kltn2.Baru terbentuk : Pml & Kt Tgl

LANGKAH KE DEPAN

1. Kat produksi, produktivitas & kualitas produk2. KatSDM & Kelembagaan kelompok pembudidaya

MINAPOLITAN KAMPUNG LELE BOYOLALI

MINAPOLITANMINAPOLITAN GURAMI BANYUMAS GURAMI BANYUMAS

PENGEMBANGAN MINAPOLITAN

28

Page 29: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

1. Optimalisasi pemanfaatan STA2. Pengemb usaha sub sektor hilir (industri berbahan baku pertanian)3. Peningkan SDM dan Kelembagaan4. Pembangunan STA dan pemanf pasar desa yg ada di kawasan melalui peningkatan sarpras5. Peningk fasilitasi dan inisiasi program Klaster Pertanian sbg upaya pemberdayaan usaha tani, penguatan partisipasi stakeholders STA (pedagang, penyedia jasa layanan, buruh bongkar muat, LKM).1. Peningk dukungan Pem Kab (sbg ruang inisiatif lokal).

STRATEGI

29

Page 30: Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah

TERIMA KASIH

30