Top Banner
PENGARUH TRANSFORMASI BUDAYA PADA DESAIN MASA ISLAM DI INDONESIA Makalah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Budaya yang dibina oleh Bpk. Rudi Irawanto, S.Pd, M.Sn. Oleh: ALVIN P. ( LUTHFI IHSAN S. (110253417534) MANIS AYU SAWIJI (110253417527) YOLANDA IGA R. (110253417546) The Learning University UNIVERSITAS NEGERI MALANG
21

PENGARUH TRANSFORMASI BUDAYA

Oct 19, 2015

Download

Documents

tugas kuliah kapita selekta budaya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENGARUH TRANSFORMASI BUDAYAPADA DESAIN MASA ISLAM DI INDONESIA

MakalahDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Budayayang dibina oleh Bpk. Rudi Irawanto, S.Pd, M.Sn.

Oleh:

ALVIN P.(LUTHFI IHSAN S.(110253417534)MANIS AYU SAWIJI(110253417527)YOLANDA IGA R.(110253417546)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS SASTRAJURUSAN SENI DAN DESAINOktober 2011

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKebudayaan adalah merupakan hasil penerapan realita dari buah pikiran, seni dan kreatititas dari kehidupan suatu alam pikiran manusia dengan tanpa melepaskan aspek-aspek alam dan religi sebagai hal-hal yang mempengaruhi. Dengan mempelajari kebudayaan suatu bangsa, kita dapat mengikuti dan menelusuri ciri dan tarat kehidupan yang pernah dicapai oleh bangsa tersebut. Transformasi budaya merupakan sebuah pendekatan untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada sejarah kebudayaan manusia dari zaman ke zaman, yang di cermati dari karya budaya benda yang dihasilkannya. Teori ini mengamati perubahan dan pergeseran fenomena desain dalam satu rentan waktu tertentu yang dicatat dan diamati oleh faktor-faktor desain yang menjadi ciri utama perubahan, serta proses akulturasi dan inkulturasi yang terjadi. Transformasi budaya diawali oleh adanya unsur keterbukaan, baik yang dipaksakan ataupun karena karakter budaya tertentu yang mudah menerima kebudayaan asing. Melalui kajian transformasi budaya, desain dapat diamati perubahannya pada kurun waktu tertentu. Dengan mengamati proses transformasi budaya dalam beberapa jenis karya desain, kita dapat menyusun sebuah strategi budaya dimasa yang akan datang.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dari makalah ini adalah:1. Bagaimanakah proses transformasi budaya masa Islam di Indonesia?2. Apa saja bentuk /wujud desain yang mendapat pengaruh transformasi budaya pasa masa Islam di Indonesia?

C. TujuanBerdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penulisan makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui pengaruh dari transformasi budaya pada desain masa Islam di Indonesia2. Untuk mengetahui bentuk bentuk desain yang mendapat pengaruh transformasi budaya pasa masa Islam di Indonesia

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Transformasi BudayaTransformasi mengandaikan suatu proses pengalihan total dari suatu bentuk sosok baru yang akan mapan. Transformasi diandaikan sebagai tahap akhir dari suatu proses perubahan. Transformasi dapat dibayangkan sebagai suatu proses yang lama bertahap-tahap , tetapi dapat pula dibayangkan sebagai suatu titik balik yang cepat. Di bawah ini beberapa pengertiantTransformasi budaya menurut para ahli:Max Weber berpendapat bahwa proses tranformasi berjalan melalui suatu proses evolusioner yang antarunsurnya saling mempengaruhi dalam suatu bentuk ideal yang sengaja diciptakan sebagai suatu model.WW Rostow menilai, proses transformasi juga dapat diandaikan sebagai proses linear-hierarki dengan penekanan pada perubahan bentuk prasarana alat-alat produksi serta pola konsumsi masyarakat. Ia membagi tahap transformasi peradaban umat manusia menjadi tiga; yaitu Gelombang Revolusi Pertanian, Gelombang Revolusi Industri, dan Gelombang Revolusi Informatika.Durkheim melihat transformasi sebagai suatu proses perubahan yang terjadi dalam waktu yang cepat, dengan perubahan struktural dan permukaan yang tidak sejalan, sehingga terjadi kesenjangan pada perangkat nilai.Van veursen meneropong transformasi kebudayaan atas tiga tahap; yaitu tahap mitologis, ontologis, fungsional. Ia menyatakan bahwa transformasi budaya tidak berarti menuju suatau tahapan yang lebih tinggi, tetapi menuju suatu hal yang berbeda sifatnya saja.Berdasarkan hal ini, transformasi adalah kondisi perubahan dari serat-serat budaya tersebut. Lepas dari sudat pandang yang melihat proses perubahan dan kemujdian transformasi masyarakat, sebagai proses historis-hirarkis-dialektis seperti yang ditunjukkan Hegel dan Marx mauppun yang ahistoris-multilinear yang ditunjukka oleh Weber, semuanya menunjukkan bahwa apa yang disebut sebagai masyarakat atau kebudayaan beserta segala sistem yang terkandung di dalam tubuhnya pada hakekatnya pada tahap tertentu adalah struktur sebagai hasil dari persetujuan-persetujuan sementara, kompromi, kesimpulan bersama sementara antara berbagai unsure yang menyangga suatu kebudayaan.Maka kebudayaan dalam pembicaraan ini adalah yang mengacu kepada konsep yang melihat kebudayaan sebagai usaha atau upaya dari masyarakat untuk menjawab tantangan yang ada pada suatu tahap perkembangan yang dihadapkan kepadanya.Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.Dua unsur penting dalam proses transformasi budaya dalam perubahan sistem nilai, yaitu proses inkulturasi dan akulturasi. Kedua proses tersebut mempunyai hubungan timbal balik dan secara bergantian dapat menjadi penghalang atau pendorong, dan mengalami proses kelanjutan atau pembekuan. Inkulturasi adalah proses pelatihan setiap pelaku kebudayaan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan kebudayaan yang terjadi. Inkulturasi dianggap berhasil dengan baik jika terjadi penggabungan antara tradisi dan ekspresi pribadi, sehingga dengan demikian nilai-nilaidapat berasimilasi dinamis. Sedangkan akulturasi merupakan wahana atau area dimana dua kebudayaan bertemu dan masing-masing dapat menerima nilai-nilai bawaannya. Untuk dapat berhasil dengan baik, proses akulturasi perlu memenuhi beberapa syarat, diantaranya: persenyawaan (affinity), yaitu penerimaan kebudayaan tanpa rasa terkejut. Keseragaman (homogenity), seperti nilai baru yang tercerna akibat keserupaan tingkat dan corak budayanya. Fungsi, seperti nilai baru yang diserap hanya sebagai suatu guna yang tidak pentingatau hanya sekedar tampilan, maka proses akulturasi berlangsung dengan cepatDalam proses akulturasi juga diperlukan adanya seleksi. Proses akulturasi akan berjalan dengan baik jika kebudayaan yang datang dipilih dengan pertimbangan yang matang. Hal penting lainnya dalam perubahan sistem nilai adalah hal-hal yang menyangkut proses penyerapan dan penyesuaian kebudayaan yang datang dari luar.Pemahaman sistem nilai dapaat dilakukan dari dua sudut pandang, yaitu unsur subjek (nilai pribadi) yang mempengaruhi objek, atau objek yang mempengaruhi sistem nilai, baik individu maupun masyarakat. Demikian pula dengan terjadinya orientasi nilai dalam kebudayaan yang dipandangnya sebagai sesuatu yang membatasi kemungkinan terjadinya keanekaragaman.B. Transformasi Budaya Masa IslamDalam mengamati fenomena desain, proses transformasi juga dapat diamati pada pergeseran nilai estetik yang memiliki ketertautan dan keterkaitan secara langsung dengan proses transformasi budayasebuah bangsa yang dipicu oleh adanya keterbukaan budaya. Hal itu telah dibuktikan melalui perjalanan historis teraga di Indonesia, sejak masa prasejarah , Hindu-Budha, Islam, masa Kolonial, hingga masa Orde Baru. Proses transformasi budaya di Indonesia mengalami relung-relung kosong karena terjadinya proses kolonialisasi yang panjang sejak runtuhnya peradaban Majapahit hingga mulai berkembangnya kebudayaan Islam. Sejak masa itu status keberadaan negara bangsa pun mendua. Pertama, bangsa Indonesia asli yang terikat secara geografis, etnis dan kesamaan budaya. Kedua, pelaku kolonial dominan yang menguasai wilayah teritorial nusantara, termasuk didalamnya berperan dalam proses pembentukan nilai-nilai dan pembangunan tanda-tanda teraga yang penting. Fenomena tersebut secara kultural dapat dinialai sebagai proses afiliasi dua peradaban yang berbeda.Transformasi budaya di Indonesia menyentuh tujuh aspek utama kebudayaan dan juga didasarkan fakta historis. Salah satu contohnya adalah transformasi yang terjadi pada masa Kerajaan Sriwijaya dan dinasti Syailendra di Jawa. Walapun pada masa itu agama Hindu-Budha berkembang luas dan ada pengaruh dari India, tetapi transformasi budaya di dua kawasan tersebut menunjukkan bahwa prose perubahan tersebut bukan suatu proses indianisasi melainkan indonesianisasi dari pengaruh peradaban India. Proses Indonesianisasi atau jawanisasi terhadap pengaruh kebudayaan India rupanya terus berlangsung hingga jaman pasca Mataram, suatu jaman yang bukan lgi di bawah baying-bayang peradaban Hindia.Secara historis, proses transformasi sebagai akibat dari dialog terus menerus antara peradaban Hindia dengan budaya-budaya Nusantara telah berlangsung sejak permulaan abad Masehi, lewat puncak-puncak kerajaan Sriwijaya (abad ke-7), Mataram (abad ke-8), Kediri (abad ke-11), Singasari (abad ke-13), dan Majapahit (abad ke-14). Sungguh suatu kurun waktu yang panjang. Dalam kurun waktu panjang tersebut dengan semua pasang-surut proses transformasi budaya-budaya nusantara telah berhasil menciptakan suatu sintesa budaya yang berarti. Suatu tranfomasi sosok-sosok budaya yang mencerminkan keliatan serta keluwesan budaya kita.Ketika Islam datang dan masuk ke dalam kawasan nusantara, terjadilah dialog antara bduaya Islam dengan budaya yang sudah ada. Dialog peradaban Islam dengan kebudayaan nusantara, salah staunya kebudayaan Jawa, berjalan tertatih-tatih. Apa yang disebut sebagai budaya Jawa-Hindu sebagai hasil berbagai transformasi meliputi kurun waktu kurang lebih 7 abad dan melewati berbagai puncak prestasi. Transformasi kerajaan-kerajaan pasca Majapahit untuk menjadi kerajaan Islam Jawa rupanya tidak berhasil memberkan cap Islam yang kental pada budaya baru tersebut. Mungkin hal itu disebabkan oleh dua factor. Pertama, lapisan sosok budaya jawa-Hindu yang terlah berbentuk berabad-abad lamanya hingga berakar dengan kuatnya pada tubuh budaya Jawa. Kedua, dialog budaya Jawa Islam belum sempat berkembang jauh, kolonialisme barat sudah memulai kawasan nusantara. Namun demikian, bagaimanapun kenyal lapisan elit politik di Jawa dalam mencoba membangun sosok sintesa budaya baru Jawa-Islam, pada tingkat dari masyarakat Islam telah merembes cukup jauh dan dalam. Sedangkan di luar Jawa, seperti Aceh dan Goa (Makassar), Islam menemukan lahan yang subur dalam berdialog dengan budaya local.

C. Wujud Akulturasi Ajaran islam denganBudayaAkulturasi atau percampuran dan perpaduan budaya-budaya setempat dengan budaya arah di satu sisi , serta nilai-nilai dan ajaran islam di sisi yang lain. Seperti Islamisasi budaya yakni mempertahankan sisi baik pada budaya local yang tidak bertentangan dengan nilai dan ajaran islam dan mengganti ha-hal yang bertentangan dengan menghadirkan sebuah budaya alternatif yang cerdas, kreatif, inovatif dan syari untuk kemudian menjadi budaya lokal yang islami. Akulturasi ajaran islam dengan budaya arab jahiliyah adalah fakta sejarah yang tidak bias dielakkan. Dari beberapa ajaran islam ada yang merupakan produk budaya arab jahiliyah. Ajaran jilbab Misalnya , asal muasalnya adalah pakaian identitas untuk wanita yang bukan budak. Fungsi jilbab ketika itu sebagai pembeda antara wanita yang merdeka atau bukan budak dengan wanita budak , wanita budak dilarang memakai jilbab dan hanya diperbolehkan memakai kerudung . kemudian islam datang dan melegitimasi jilbab sebagai identitas wajib seorang muslimah , baik budak maupun merdeka dan sebagai bagian pakaian penutup aurat sekaligus sebagai identitas kemuslimahannya .Berikut contoh perwujudan akulturasi ajaran islam dengan budaya Indonesia :1. Seni BangunanPerpaduan antara seni budaya Indonesia dengan ajaran islam pada seni bangunan dapat di lihat dari melalu banguna masjid , makam , dan bangunan lainnya.

a. Masjid

Masjid Demak adalah contohnya , Ranggon atau atap yang berlapis diambil dari konsep Meru dari masa pra islam (Hindu-Budha) yang berdiri dari Sembilan susun , sunan kalijaga memotongnya menjadi tiga susun saja, hal ini melambangkan tiga tahap keberagaman seorang muslimMempercayai adanya allah merupakan keharusan dan kewajiban bagi tiap-tiap pemeluk islam, dalam islam ada 3 pokok ajaran yakni islam, imam dan ihsan. Pada proses islam kita bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan allah SWT, pada tingkat iman kita dituntut percaya akan adanya allah , lalu pada ihsan kita melakukan sesuatu seakan-akan dekat dengan allah , paling tidak kita percaya bahwa allah melihat kita, dari situ dapat di simpulkan bahwa mengapa kita harus percaya akan adanya allah , sementara kita tidak pernah melihatnya. Itulah representasi dari seorang hamba yang bertaqwa kepada tuhannya .b. Menara

Menara masjid kudus merupakan sebuah candi jawa timur yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya serta diberi atap tumpang .2. MakamKuburan atau makam islam biasanya di abadikan atau diperkuat dengan bangunan dari batu yang disebut jirat atau kijing dan bertuliskan kaligrafi dari ayat al-quran maupun hadist. Tentunya dengan tujuan agar orang-orang yang berziarah kubur dapat petunjuk yang mencerahkan dari ayat ataupun hadist tersebut , seperti pada makam Maulana Malik Ibrahim dan ratu Nahrasyiah di aceh serta makam Fatimah binti maimun , yang membuktikan bahwa pada abad ke-11 M masyarakat masih terikat pada bentuk candi.3. Sistem penanggalan/kalenderKalender saka merupakan system penanggalan perpaduan jawa asli dan hindu sampai dengan tahun 1633 M. kalender saka yang semula berdasarkan peredaran matahari di ubah sesuai penanggalan peredaran bulan yang sesuai dengan penanggalan islam hijriyah. Dari nama dan bulan pun mengalami perubahan , seperti : srawana , bhadra , asuji , kartika dll.4. Perayaan Keagamaana. SelametanSelametan adalah semacam pesta yang melibatkan sekelompok orang atau masyarakat untuk tujuan berdoa memohon tujuan keselamatan kepada tuhan. Acara selametan terdiri atas pembaca doa, pembaca al-Quran dan sholawat yang kemudian dipadu dengan unsure adat yang dilambangkan dalam makanan.b. SekatenAcara mauludan yakni memperingati hari lahir nabi Muhammad SAW yang dilakukan di Yogyakarta dan Surakarta , yang di jadikan juga sebagai ajang untuk kekuatan dan pawai patriotisme.

5. Seni Rupa Wayang

Pertunjukan wayang adalah suatu bentuk pendalangan yang popular di Indonesia sejak masa pra islam dan merupakan salah satu sarana penyebaran islam yang paling jitu . wayang sengaja digunakan sebagai alat penyebaran agama sebagaimana dilakukan oleh para wali dalam memperkenalkan ajaran-ajaran islam. Kalimat syahadat pengakuan iman dan islam misalnya , merupakan jimat paling sakti yang disebut dengan jimat kalimasada. Cerita lain yang khusus berisikan islam, seperti cerita Menak atau cerita kepahlawanan islam lain di pagelarkan dengan cara yang sama melalui wayang golek .

6. Seni aksaraa. Khat/ kaligrafi

Huruf-huruf arab yang ditulis dengan sangat indah disebut dengan seni kaligrafi (seni khat). Seni kaligrafi ini turut serta mewarnai perkembangan seni rupa islam di Indonesia . kalimat-kalimat yang ditulisn bersumber dari ayat-ayat al-Quran dan hadist. Seni khat Nampak pada peninggalan batunisan kuno makam Malik Al-saleh di aceh dan makam .marmer Ratu Nahrasiyah Samudera Pasai,Aceh yang bergaya islam Gujarat india , kaligrafi arab menjadi unsure penting dalam seni hias islam Indonesia.

b. Aksara Arab Pegon

Aksara Arab pegon adalah tulisan berhuruf arab (hijaiyah) seperti yang digunakan dalam al-Quran,lengkap dengan tanda bacanya (harakat/sandangan) akan tetapi berbahasa jawa.pada sekitar awal islam abad 15-16 M, banyak peninggalan manuskrip dalam bentuk lontar berbahasa jawa madya,sebagaimana digunakan dalam kitab pararaton. Kesusasteraan ini banyak dikembangkan dalam bentuk huruf pegon oleh sunan Bonang dan sunan Gunung jati dalam proses islamisasi di jawa, dan tradisi membaca lontar sudah berkembang di zaman hindu-budha.

7. Seni sastraPerkembangan awal seni sastra Indonesia pada zaman islam berkisar di sekitar selat malaka (daerah melayu) dan di jawa. Seni sastra zaman islam yang berkembang di Indonesia sebagian besar mendapat pengaruh dari Persia, seperti cerita-cerita tentang Amir Hamzah, Bayan Budiman. 1001 malam (alf laila wa laila), dan sebagainya. Seni sastra yang muncul pada zaman hindu disesuaikan perkembangannya dengan keadaan zaman islam. Seperti lelakon Mahesa pancatantra , Mahabarata , Ramayana dll.Menurut paku buwana IV bahwa untuk dapat memahami hakekat kehidupan perlu diketahui sumber kebenaran tertinggi atau nggoning rasa jati , dan rasa jati itu terdapat dalam al-Quran. Pengkajian ilmu al-Quran dilalui melalui proses berguru. Ilmu dalam al-Quran dilalui melalui struktur berjenjang yaitu dalil, hadist, ijma, dan Qiyas. Keempat sistem epistemologi keagamaan tersebut sesuai dengan tradisi konvensi Ahlus sunnah wal jamaah.8. Seni Tari dan MusikPengaruh islam juga dapat ditemukan pada seni tari nusantara. Seperti Tari zapin dari kepulauan riau , dari namanya , Zapin berasal dari bahasa arab : Zaffan, yang berarti penari atau langkah kaki. Muasalnya dari daerah Hadramaut (yaman), arab selatan yang masuk dibawa oleh saudagar yaman pada sekitar abad ke-13 Masehi. Tari Zapin digunakan sebagai salah satu media dakwah di nusantara.9. Sistem PemerintahanBanyak kerajaan-kerajaan di Indonesia yang menganut sistem pemerintahan yang menerapkan hukum islam. Seperti kerajaan samudera pasai , majapahit, demak dll . sejak berdirinya kerajaan demak, perkembangan islam semakin bertambah pesat, seperti gersik, tuban, jepara dan masih banyak kota lainnya.Berikut beberapa contoh hukum islam yang telah diberlakukan : penggunaan mata uang emas dinar dikerajaan samudera pasai, pelaksanaan kewajiban sholat, hukuman potong tangan bagi pencuri diatas 1 dinar di kerajaan Banten , dan masih banyak contoh lainnya.10. Kosa kataKosa kata bahasa jawa maupun melayu banyak mengadopsi konsep-konsep islam. Istilah-istilah kata benda yang banyak sekali dipinjam dari bahasa arab islam seperti dalam istilah hukum dan politik : halal , haram, hakim,mahkamah dan banyak di istilah-istilah lainnya. Dalam hal penggunaan istilah-istilah yang diadopsidari islam, tentunya perlu membedakan mana yang Arabi-sasi, mana yang Islamisasi. Penggunaan dan sosialisasi terma-terma islam sebagai manifestasi simbolik dari islam tetap penting dan signifikan.Seperti pada penggunaan term shalat sebagai ganti dari sembahyang (berasal dari kata nyembah sang hyang) adalah proses islamisasi bukannya Arabisasi. Yang makna substansial dari shalat mencakup dimensi individual-komunal dan dimensi pribumisasi nilai-nilai substansial ini kea lam nyata.

BAB IIIPENUTUP

Sumber:http://sinta.student.esaunggul.ac.id/tugas/tugas-3/http://sosio-history.blogspot.com/2013/01/transformasi-budaya-indonesia.htmlhttp://fatmasari713.wordpress.com/2012/11/28/wujud-akulturasi-ajaran-islam-dengan-budaya/