perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PADA KINERJA PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI PEMODERASI (studi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama: Manajemen Keuangan Diajukan oleh: Puspito NIM: S 4109061 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
78
Embed
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PADA KINERJA PERUSAHAAN ...eprints.uns.ac.id/3665/1/202961011201110471.pdfMenyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Struktur Kepemilikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PADA KINERJA PERUSAHAAN
DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI PEMODERASI
(studi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Manajemen
Minat Utama:
Manajemen Keuangan
Diajukan oleh:
Puspito
NIM: S 4109061
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Nama : Puspito
NIM : S 4109061
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Struktur
Kepemilikan Pada Kinerja Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Pemoderasi
(Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI)” adalah
benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini
diberikan tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh atas tesis tersebut.
Surakarta, 5 April 2011
Yang menyatakan,
Puspito
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Barangsiapa bersungguh- sungguh, maka dapatlah ia.
Barangsiapa bersabar maka beruntunglah ia.
Sesungguhnya sesudah ada kesulitan ada kemudahan
Sungguh dalam kesulitan itu ada kemudahan !!
”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orangorang
yang sabar”
(Q.S. Al-Baqarah : 153)
Sahabat paling baik dari kebenaran adalah waktu
musuhnya yang paling besar adalah prasangka
dan pengiringnya yang paling setia adalah kerendahan hati
(Tonni Limbong)
Jadikan..
Motivasi diri sebagai bahan bakarmu
Percaya diri sebagai gas penggerakmu
Tahu diri sebagai rem kendalimu
(Solikhin Abu Izzuddin)
Kupersembahkan tulisan ini kepada:
§ Bapak dan ibu terhormat
§ Istriku tercinta
§ Kakak dan adikku
§ Temen-temanku semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PADA KINERJA PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI PEMODERASI
(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI)
Puspito S4109061
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan
terhadap kinerja perusahaan dengan struktur modal sebagai pemoderasi : studi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Struktur kepemilikan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi struktur kepemilikan manajerial dan struktur kepemilikan eksternal.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, dengan periode penelitian 2005-2009. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dan menghasilkan 85 sampel perusahaan dalam tahun pengamatan. Alat analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Penelitian ini menemukan bahwa variabel Struktur Kepemilikan Manajerial dan variabel Struktur Kepemilikan Eksternal tidak berpengaruh terhadap variabel Kinerja Perusahaan. Sedangkan untuk variabel pemoderasi yaitu struktur modal memperkuat pengaruh antara struktur kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan. Selanjutnya variabel pemoderasi struktur modal memperlemah pengaruh antara struktur kepemilikan eksternal terhadap kinerja perusahaan.
Kata Kunci : struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan eksternal, struktur modal dan kinerja perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
THE EFFECT OF OWNERSHIP STRUCTURE ON THE COMPANY PERFORMANCE WITH CAPITAL STRUCTURE
AS MODERATING VARIABLE (A Study on Food and Beverage Companies Listed in IDX)
Puspito
S4109061
This research aims to find out the effect of ownership structure on the company performance with capital structure as moderating variable: a study on food and beverage companies listed in Indonesia Stock Exchange. The ownership structure in this research is categorized into managerial and external.
Population used in this research is the companies operating in food and
beverages that are listed in Indonesia Stock Exchange in 2005-2009. The sampling technique is purposive sampling, obtaining 85 companies sample in observation time. The data analysis instrument used is a multiple linear regression.
This research shows that the Managerial and External Ownership Structure
variables do not affect Company Performance variable. Meanwhile the moderating variable, capital structure, strengthens the effect between the managerial ownership structure and the company performance. The capital structure attenuates the effect between the external ownership structure and the company performance.
Keywords: managerial ownership structure, external ownership structure, capital structure, and company performance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Tiada pernah terputus untuk memanjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT, atas segala kesempatan dan kasihNya bagi kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas tesis dengan judul “PENGARUH STRUKTUR
KEPEMILIKAN PADA KINERJA PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR
MODAL SEBAGAI PEMODERASI (studi pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI)”.
Penyusunan tesis ini bukanlah karena penulis seorang. Begitu banyak doa
dipanjatkan, bantuan dalam berbagai bentuk dari berbagai pihak. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya tugas tesis ini, khususnya kepada:
1. Bapak/Ibu Pimpinan dan Pembantu Pinpinan di Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret, atas segala kebijakan yang telah diterapkan
khususnya kebijakan akademik yang sangat menunjuang keberhasilan penulis
dalam menyelesaikan studi di Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas
Maret.
2. Bapak Prof. Dr. Hartono, MS, selaku dosen pembimbing I dan Direktur
Program Studi Magister Manajemen. Terima kasih atas waktu, dukungan dan
bimbingannya.
3. Bapak Drs. Atmaji, MM, selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas
bantuan baik dalam bentuk dukungan dan bimbingannya.
4. Bapak DR. Bandi, Msi, Ak, selaku ketua tim penguji. Terima kasih atas
bantuan baik dalam bentuk dukungan dan pengujianya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Dosen dan karyawan Program Studi Magister Mananjemen Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
6. Istriku tercinta Fitraningtyas Yuliarsanti, S.ST, yang selalu memberikan
dukungan dan doa kepada penulis hingga terselesaikan tesis ini.
7. Dan kepada seluruh pihak yang oleh penulis tidak dapat disebutkan satu per
satu dalam kata pengantar ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik yang membangun,
sekaligus membangun harapan semoga tesis ini memberikan wacana baru dan
referensi bagi penelitian berikutnya.
Surakarta, April 2011
Penulis
(Puspito)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Permasalahan Penelitian.................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II. TELAAH PUSTAKA ................................................................... 9
A. Landasan Teori ............................................................................... 9
1. Teori Keagenan .......................................................................... 9
2. Struktur Kepemilikan ................................................................. 11
3. Struktur Modal ........................................................................... 15
4. Kinerja Perusahaan .................................................................... 21
B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 22
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Hipotesis ......................................................................................... 26
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................... 31
A. Objek Penelitian ............................................................................ 31
B. Sumber Data ................................................................................... 31
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 33
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................... 33
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 34
G. Pengujian Normalitas Data ............................................................. 36
H. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 37
I. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 38
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................. 40
A. Deskripsi Data ............................................................................... 40
B. Uji Normalitas Data dan Uji Asumsi Klasik .................................. 42
C. Analisis Regresi Berganda ............................................................. 50
1. Analisis Regresi Berganda Model Pertama ................................. 51
2. Analisis Regresi Berganda Model Kedua .................................. 53
3. Analisis Regresi Berganda Model Ketiga ................................. 56
D. Pengujian Hipotesis …………………... ........................................ 58
E. Interpretasi dan Pembahasan Hasil Penelitian ..…………………... 60
BAB V. PENUTUP .................................................................................... 62
A. Kesimpulan ...................................................................................... 62
B. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 63
C. Saran ..... ........................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel III.1 Populasi dan Sampel ........................................................... 32
Tabel IV.1 Deskripsi Statistik ............................................................... 41
Tabel IV.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Model Pertama ................ 43
Tabel IV.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Model Kedua .................. 44
Tabel IV.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Model Ketiga ................... 44
Tabel IV.5 Hasil Statistik Uji Multikolinearitas Model Pertama .......... 46
Tabel IV.6 Hasil Statistik Uji Multikolinearitas Model Kedua ........... 46
Tabel IV.7 Hasil Statistik Uji Multikolinearitas Model Ketiga ............. 47
Tabel IV.8 Hasil Analisis Regresi Model Petama ................................. 51
Tabel IV.9 Hasil Analisis Regresi Model Kedua .................................. 54
Tabel IV.10 Hasil Analisis Regresi Model Ketiga .................................. 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
II. I Kerangka Pemikiran............................................................. 25
IV.1 Uji Heterokedastisitas Model Pertama ....………………... 49
IV.2 Uji Heterokedastisitas Model Kedua ................................... 49
IV.3 Uji Heterokedastisitas Model Ketiga................................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tujuan dari setiap pengelolaan perusahaan adalah untuk memaksimalkan
kemakmuran pemiliknya (Brigham, 1996). Perkembangan perusahaan menuju
pada tingkatan yang lebih besar mendorong perusahaan untuk menggunakan
suatu strategi pengelolaan perusahaan yang baru, dimana para pemilik
perusahaan harus berani mengambil keputusan untuk menyerahkan manajemen
pengelolaan perusahaannya kepada pihak lain yang lebih profesional. Pihak
yang dianggap profesional atau insiders ini dalam perusahaan sering disebut
sebagai agent atau manajemen. Manajemen diharapkan mampu mengambil
tindakan yang tepat agar perusahaan tetap survive dengan laba tinggi sehingga
kemakmuran pemilik menjadi maksimal.
Para manajer dalam menjalankan perusahaan, seringkali tindakannya
bukan memaksimumkan kemakmuran shareholder, melainkan justru tergoda
untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Kondisi ini akan mengakibatkan
munculnya perbedaan kepentingan antara external shareholder dengan
manajer. Konflik yang disebabkan oleh pemisahan antara kepemilikan dan
fungsi pengelolaan sering disebut sebagai konflik keagenan (agency conflict).
Jensen dan Meckling (1976) pemberian kepercayaan oleh pemilik
perusahaan kepada manajer dianggap sebagai bentuk pemisahan fungsi
decision making. Bentuk pemisahan fungsi ini akan menimbulkan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
konflik antara pemilik perusahaan sebagai prinsipal dan manajer selaku agent.
Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan merupakan pihak yang
menyediakan dana dan fasilitas operasional perusahaan. Sedangkan manajer
merupakan pihak yang mengelola dana dan fasilitas yang disediakan oleh
prinsipal dengan kemampuan profesionalnya. Dengan adanya perbedaan
posisi, jelas akan menghadirkan bentuk kepentingan-kepentingan yang bertolak
belakang diantara kedua belah pihak.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa pemegang saham
mempunyai kepentingan untuk mengamankan dana yang diinvestasikan serta
mendapatkan keuntungan dari dana yang diinvestasikan tersebut, sedangkan
manajer sebagai pihak agent berkepentingan terhadap gaji dan bentuk-bentuk
kompensasi yang lain sebagai imbalan terhadap pengelolaan perusahaan yang
telah dilakukannya.
Adam Smith dalam Jensen dan Meckling (1976) pada kenyataannya,
manajer akan lebih mengutamakan kepentingan untuk mencapai tingkatan gaji
dan kompensasi yang tinggi dibanding berusaha untuk memaksimalkan
kemakmuran pemilik perusahaan. Salah satu tindakan manajer adalah dengan
membebankan biaya-biaya untuk kepentingan manajer di luar usaha untuk
memaksimalkan kemakmuran pemilik terhadap perusahaan sehingga akan
membawa dampak penurunan dividen yang akan diperoleh perusahaan.
Kondisi ini merupakan bentuk adanya agency conflict. Agency conflict
merupakan hal yang merugikan bagi pencapaian tujuan dari masing-masing
pihak. Kondisi ini menuntut adanya suatu bentuk tindakan berupa suatu
mekanisme yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan dari kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pihak. Mekanisme ini akan menimbulkan adanya bentuk biaya baru yang
disebut agency cost.
Perusahaan meningkatkan kepemilikan manajerial dapat digunakan untuk
mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga
bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Dengan meningkatkan
persentase kepemilikan, manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan
bertanggung jawab meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Pada
kepemilikan yang menyebar, masalah keagenan terjadi antara pihak
manajemen dengan pemegang saham. Hal ini menyebabkan kekuasaan
pemegang saham menyerahkan kepada manajer. Sebagai konsekuensinya,
manajer menuntut kompensasi yang tinggi sehingga meningkatkan biaya
keagenan. Pada kondisi ini, konflik keagenan di atasi dengan meningkatkan
kepemilikan manajerial.
Sementara itu pemegang saham dari kalangan publik memiliki
karakteristik dengan tujuan investasi. Adapun tujuan investasi tersebut
biasanya hanya berupaya memperoleh capital gain dan deviden. Namun dalam
kenyataanya sering terjadi konflik kepentingan antara pemegang saham
pengendali atau pengelola perusahaan dengan pemegang saham publik.
Konflik antara pengelola perusahaan dengan pemegang saham telah
menjadi bidang studi yang menarik perhatian para peneliti (Himmelberg,
Hubbard dan Palia, 1999). Ketika pemegang saham kesulitan memonitor
pengelola perusahaan, maka aset perusahaan dapat saja digunakan untuk
kepentingan pengelola daripada memaksimalkan kemakmuran pemegang
saham. Hal ini menunjukan bahwa cara untuk mengatasi hal tersebut adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan memberikan sebagaian kepemilikan pada pengelola. Cara ini akan turut
pula membantu memecahkan masalah moral hazard dengan melakukan
menyelaraskan antara kepentingan pengelola dengan kepentingan pemegang
saham.
Namun kebanyakan pengelola perusahaan merupakan pemegang saham
pengendali yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Hutcheson dan
Sharpe (1998) mengemukakan apabila pemegang saham pengendali lebih
tertarik pada keuntungan jangka pendek perusahaan maka hal tersebut dapat
saja membahayakan nilai perusahaan yang pada akhirnya akan merugikan
pemegang saham minoritas atau publik. Hal ini menunjukan bahwa pemegang
saham pengendali memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja
perusahaan. Demlesetz dan Lehn (1995) menemukan adanya hubungan linier
yang searah antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Sementara
itu Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan
manajerial dari suatu perusahaan maka akan semakin meningkat pula kinerja
perusahaan tersebut.
Pemegang saham publik, meskipun merupakan pemegang saham
minoritas dalam suatu perusahaan juga memiliki kepentingan terhadap
perusahaan. Perusahaan saham publik ini berupaya untuk memonitor perilaku
pengelola perusahaan dalam menjalankan perusahaannya, bahkan menuntut
adanya good corporate governance dari suatu perusahaan. Short dan Keasey
(1999) menemukan bahwa prosentase pemegang saham publik yang besar akan
turut pula meningkatkan nilai perusahaan karena adanya campur tangan agar
suatu perusahaan menerapkan pengelolaan perusahaan yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan
saham sehingga mengurangi biaya keagenan ekuitas. Perusahaan memiliki
kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara
periodik. Sebagai kosekuensinya dari kebijakan ini perusahaan menghadapi
biaya keagenan hutang dan risiko kebangkrutan (Crutchley dan Hansen, 1989).
Jensen dan Meckling (1976) pada kenyataannya pendanaan dalam
perusahaan dapat didanai dengan modal yang berasal dari modal milik
eksternal atau institusi lain yang diinvestasikan ke perusahaan, modal dari
pemilik internal perusahaan, serta berasal dari hutang perusahaan terhadap
pihak lain, maka kombinasi ini dapat digunakan untuk meminimkan adanya
agency cost. Alternatif tindakan untuk mereduksi agency cost yang terjadi akan
lebih efektif jika didukung oleh kondisi yang tepat. Salah satu kondisi tersebut
adalah struktur kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Jensen dan Meckling
(1976) menyatakan bahwa prosentase kepemilikan oleh institusi dan
manajemen akan menentukan penggunaan hutang untuk membiayai
operasional perusahaan. Grossman dan Hart (1982) menyatakan bahwa tingkat
kepemilikan saham oleh manajemen dan hutang yang terlalu tinggi dapat
berdampak buruk terhadap perusahaan.
Tingkat kepemilikan saham oleh manajemen yang tinggi menyebabkan
manajemen mempunyai posisi yang kuat untuk melakukan pengawasan dan
pengelolaan terhadap perusahaan. Kondisi ini akan mempersulit bagi pihak
eksternal untuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan
karena berada pada pihak yang lemah. Kim dan Sorenson (1986) menjelaskan
bahwa pada perusahaan-perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh sebagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
besar oleh manajemen, membutuhkan hutang yang lebih banyak karena insider
dengan mudah mempertahankan kontrol efektifnya jika kepemilikan mereka
tidak digantikan. Moh’d et al. (1998) menemukan bahwa struktur kepemilikan
saham mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif dengan
debt ratio.
Dengan mencermati hasil-hasil dari penelitian terdahulu, dapat diketahui
bahwa penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur secara
keseluruhan. Hal ini menjadi dasar bahwa penelitian dengan tema ini masih
perlu untuk dikaji kembali, terutama jika diterapkan pada perusahaan-
perusahaan dengan bidang yang lebih spesifik. Bertolak dari uraian di atas
maka perlu adanya penelitian mengenai Pengaruh Struktur Kepemilikan Pada
Kinerja Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Pemoderasi : Studi Pada
Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI.
B. PERMASALAHAN PENELITIAN
Dari uraian mengenai latar belakang, dapat dirumuskan pokok permasalahan
dalam pernyataan masalah sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh struktur kepemilikan manajerial pada kinerja
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada BEI?
2. Apakah ada pengaruh struktur kepemilikan eksternal pada kinerja
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada BEI?
3. Apakah struktur modal memoderasi hubungan antara struktur kepemilikan
manajerial terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar pada BEI?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Apakah struktur modal memoderasi hubungan antara struktur kepemilikan
eksternal terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar pada BEI?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan manajerial pada kinerja
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada BEI.
2. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan eksternal pada kinerja
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada BEI.
3. Untuk mengetahui struktur modal memoderasi hubungan antara struktur
kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar pada BEI.
4. Untuk mengetahui struktur modal memoderasi hubungan antara struktur
kepemilikan eksternal terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar pada BEI.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat bagi perusahaan
Keputusan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja dan struktur
kepemilikan bagi perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat dijadikan
suatu bahan masukan dalam melakukan aktivitas usaha, sebagai dasar
pengambilan keputusan atau penentuan kebijaksanaan mengenai keuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perusahaan dan bagi perusahaan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
pihak-pihak yang mempunyai otoritas untuk meregulasi seberapa besar
seharusnya kepemilikan suatu perusahaan yang seharusnya ditawarkan
kepada masyarakat luas.
2. Manfaat bagi investor
Hasil penelitian ini dapat diharapkan bagi investor dapat dijadikan
sebagai dasar acuan dalam penilaian perusahaan untuk membeli,
mempertahankan atau menjual saham perusahaan.
3. Manfaat bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan khasanah
keilmuan untuk penelitian selanjutnya terutama di bidang keuangan
perusahaan khususnya tentang hubungan antara stuktur kepemilikan dengan
kinerja perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman di BEI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)
Agency Theory adalah teori yang menjelaskan agency relationship dan
masalah-masalah yang ditimbulkannya (Jensen dan Meckling, 1976). Agency
relationship merupakan hubungan antara dua pihak, dimana pihak pertama
bertindak sebagai prinsipal/pemberi amanat dan pihak kedua disebut agen
yang bertindak sebagai perantara yang mewakili prinsipal dalam melakukan
transaksi dengan pihak ketiga. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan
disebut principal. Maksimalisasi kekayaan principal akan diserahkan kepada
pihak-pihak yang dianggap profesional untuk mengelola perusahaan. Pihak
profesional tersebut dalam perusahaan disebut sebagai manajemen, yang
dalam teori keagenan disebut sebagai agent.
Dalam perusahaan yang telah go public, agency relationship
dicerminkan oleh hubungan antara investor dan manajemen perusahaan, baik
board of directors maupun board of commissioners. Persoalannya adalah
diantara kedua pihak tersebut seringkali terjadi perbedaan kepentingan.
Perbedaan tersebut mengakibatkan keputusan yang diambil oleh manajemen
perusahaan kurang mengakomodasi kepentingan pihak pemegang saham. Hal
inilah biasa dikenal dengan agency problem.
Untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh principal, maka
agent akan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh laba yang sebesar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
besarnya dengan biaya yang kecil, karena manajemen tidak menyukai adanya
resiko (risk averse). Jensen dan Meckling (1976) agency conflict akan terjadi
jika proporsi kepemilikan manajemen atas saham perusahaan kurang dari
100%. Kondisi ini akan menimbulkan kecenderungan manajemen untuk
bertindak mementingkan kepentingan sendiri dan tidak berdasarkan
maksimalisasi kemakmuran principal lagi.
Konflik kepentingan, dapat mendasari orang bertindak untuk memenuhi
kepentingannya terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan orang lain. Hal
ini juga berlaku dalam manajemen perusahaan. Dalam agency theory menurut
Weston dan Copeland (1992) sangat sulit untuk mempercayai bahwa
manajemen (agent) akan selalu bertindak berdasarkan kepentingan pemegang
saham (principal), sehingga diperlukan monitoring dari pemegang saham.
Jensen (1986) agency problem timbul karena orang cenderung untuk
mementingkan dirinya sendiri dan konflik akan timbul ketika beberapa
kepentingan yang berbeda bertemu dalam aktivitas bersama. Konflik
menciptakan masalah (agency cost) sehingga masing-masing pihak akan
berusaha untuk mengurangi besarnya agency cost yang terjadi.
Penyebab lain terjadinya agency conflict menurut Fama (1980) adalah
bagian substantif dari kekayaan manajemen didalam specific human capital
perusahaan, yang membuat manajemen non diversifiable dan manajer akan
terancam reputasinya apabila kemampuan menghasilkan earning yang negatif
dan atau bahkan menuju arah kebangkrutan perusahaan. Pengertian agency
cost menurut Jensen dan Meckling (1976) merupakan tindakan-tindakan yang
menjadi cost bagi principal untuk melakukan monitoring dan pengawasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
positif termasuk biaya perilaku pada agent, pengeluaran atas adanya perikatan
dengan agent, dan sisa kerugian residual dari adanya perikatan tersebut.
Untuk mengurangi adanya agency conflict yang mendorong timbulnya
agency cost maka salah satu alternatif yang dapat diambil oleh perusahaan
adalah dengan meningkatkan pendanaan perusahaan dengan hutang.
Peningkatan hutang ini akan menurunkan penggunaan free cash flow yang
ada perusahaan.
Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan teori keagenan yang
menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan pemegang saham seringkali
bertentangan, sehingga bisa terjadi konflik diantara keduanya. Hal tersebut
disebabkan manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya
pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut,
karena pengeluaran tersebut akan menambah kos perusahaan yang
menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang
akan diterima. Pemegang saham menginginkan agar kos tersebut dibiayai
oleh utang, tetapi manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa utang
mengandung risiko yang tinggi. Konflik kepentingan antara manajer dan
pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan
(monitoring) yang dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut.
Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan ini menyebabkan
timbulnya suatu kos yang disebut agency cost.
2. STRUKTUR KEPEMILIKAN.
Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat
diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan
munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang
disebut sebagai agency cost. Perusahaan yang memisahkan fungsi
pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik
keagenan. Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham
diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas
pencarian dana (financing decision) dan pembuatan keputusan yang berkaitan
dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan.
Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost diantaranya
adalah, pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan
(insider ownership) atau kepemilikan manajerial oleh manajemen dan selain
itu manajer merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan
juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan
keputusan yang salah. Penambahan kepemilikan manajerial memiliki
keuntungan untuk mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang
saham. Kedua, dengan cara mengaktifkan monitoring melalui investor-
investor institusional. Adanya kepemilikan oleh institutional investor seperti
perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi
lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap
kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber
kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap
keberadaan manajemen.
Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut pandang, yaitu
pendekatan keagenan dan pendekatan informasi asimetri. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pendekatan keagenan, struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme
untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang
saham. Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang mekanisme
struktur kepemilikan sebagai suatu cara untuk mengurangi
ketidakseimbangan informasi antara insiders dan outsiders melalui
pengungkapan informasi di dalam pasar modal.
Jensen dan Mecking (1976) istilah struktur kepemilikan digunakan
untuk menunjukan bahwa variabel-variabel yang penting dalam struktur
modal tidak hanya ditentukan oleh hutang dan ekuitas saja tetapi juga
ditentukan oleh prosentase kepemilikan saham oleh manajemen dan institusi.
Salah satu bentuk mekanisme corporate governance yang dapat digunakan
untuk menyamakan kepentingan principal dan agent adalah konsentrasi
kepemilikan. Demsets dan Lehn (1985) terkonsentrasinya kepemilikan, maka
principal mempunyai cara untuk memonitor agent, agar agent bertindak
sesuai dengan kepentingan principal.
Persentasi kepemilikan saham terhadap suatu perusahaan akan
menentukan tingkat pengendalian terhadap manajemen perusahaan. Menurut
Shleifer dan Vishny (1997) pemilik perusahaan yang persentasi
kepemilikannya besar dapat melakukan pengawasan karena bisa memperoleh
informasi dan mempunyai hak suara yang dapat mengendalikan manajemen.
Khusus bagi pemegang saham dengan tingkat kepemilikan 51% maka secara
langsung akan mempunyai hak pengendalian langsung atas perusahaan dan
manajemen, termasuk dalam menentukan kebijakan hutang perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data historis yang diambil selama kurun
waktu 2005-2009. Data yang akan diperoleh dari laporan keuangan yang
dipublikasikan yaitu laporan keuangan tahun 2005-2009 dari perusahaan yang
menjadi sampel yang diakses di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tercantum
dalam Indonesian Capital Market Directory dan internet dengan situs
www.idx.co.id. Berdasarkan data-data yang diperoleh tersebut dilakukan
pembahasan dan penganalisaan secara sistematis dan obyektif.
E. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diuji secara
sistematik sebagai berikut.
1. Variabel dependen (Y) : Kinerja Perusahaan (ROE)
Ukuran variabel ini mengukur perbandingan laba bersih terhadap total
ekuitas. Variabel ini mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
kontribusi pemilik dan atau seberapa efektif perusahaan menggunakan
sumber–sumber lain untuk kepentingan pemilik.
asTotalEkuitLabaBersih
ROE =
2. Variabel independen (X)
a. Variabel X1 : Struktur Kepemilikan Manajerial (SKM)
Ukuran variabel ini mengukur perbandingan saham biasa yang dimiliki
semua direktur eksekutif terhadap total saham. Variabel ini merupakan
cerminan besarnya saham yang dimiliki manajerial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TotalSahamfkiEksekutiYangDimiliSahamBiasa
SKM =
b. Variabel X2 : Struktur Kepemilikan Eksternal (SKE)
Ukuran variabel ini mengukur perbandingan pemegang saham publik
terhadap pemegang saham selain publik. Variabel ini merupakan
cerminan besarnya saham yang dimiliki publik.
ublikhamSelainPPemegangSa
hamPublikPemegangSaSKE =
3. Variabel moderasi : Struktur Modal (SM)
Ukuran variabel ini mengukur perbandingan hutang jangka panjang
dibanding dengan modal sendiri. Debt/Equity adalah rasio dari nilai buku
hutang dibagi nilai buku ekuitas.
EquityDebt
SM =
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh struktur
kepemilikan pada kinerja perusahaan adalah menggunakan analisis Regresi
Linier Berganda. Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel-varibel independen (struktur kepemilikan manajerial) dan (struktur
kepemilikan eksternal) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen
(kinerja perusahaan) dan struktur modal memperkuat atau memperlemah
hubungan variabel independen terhadap dependen. Rumus yang dipergunakan
adalah (Ghozoli, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Persamaan Regresi Berganda Model Pertama
ROE = a + β1SKM + β2SKE + e
Keterangan:
ROE = Kinerja perusahaan,
SKM = Persentasi saham biasa yang dimiliki semua direktur eksekutif
terhadap total saham,
SKE = Persentasi pemegang saham publik terhadap pemegang saham selain
publik,
a = konstanta,
β1, β2 = koefisien regresi, dan
e = error term.
2. Persamaan Regresi Moderasi Model Kedua
ROE = a + β1SKM + β2SM + β3SKM*SM + e
Keterangan:
ROE = Kinerja perusahaan,
SKM = Persentasi saham biasa yang dimiliki semua direktur eksekutif
terhadap total saham,
SKM*SM = Bentuk interaksi moderasi dari struktur modal terhadap pengaruh
antara struktur kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan,
Struktur modal (SM) memoderasi hubungan antara struktur kepemilikan
manajerial terhadap kinerja perusahaan yang terlihat dalam interaksi
moderasi (SKM*SM),
a = konstanta,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
β1, β2, β3 = koefisien regresi, dan
e = error term.
3. Persamaan Regresi Moderasi Model Ketiga
ROE = a + β1SKE + β2SM + β3SKE*SM + e
Keterangan:
ROE = Kinerja perusahaan,
SKE = Persentasi pemegang saham publik terhadap pemegang saham selain
publik,
SKE*SM = Bentuk interaksi moderasi dari struktur modal terhadap pengaruh
antara struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan,
Struktur modal (SM) memoderasi hubungan antara struktur kepemilikan
eksternal terhadap kinerja perusahaan yang terlihat dalam interaksi moderasi
(SKE*SM),
a = konstanta,
β1, β2, β3 = koefisien regresi, dan
e = error term.
G. PENGUJIAN NORMALITAS DATA
Pengujian normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov.
Dengan uji ini dapat mengetahui apakah nilai sampel yang diamati sesusai
dengan distribusi tertentu. Kriteria yang digunakan adalah pengujian dua arah
yaitu dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai p>0,05 maka data berdistribusi
normal.
H. UJI ASUMSI KLASIK
1. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang
diurutkan menurut waktu (seperti data time series) atau ruang (seperti data
cross sectional). Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi
ini adalah uji Durbin-Watson. Panduan angka D-W (Durbin-Watson) untuk
mendeteksi autokorelasi bisa dilihat dalam tabel D-W. Namun demikian
kriteria pengujiannya sebagai berikut.
a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah salah suatu hubungan yang sempurna antara
beberapa variabel bebas dalam model regresi. Uji ini dilakukan dengan
melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF melebihi
angka 10, maka disimpulkan telah terjadi multikolinieritas sedangkan bila
VIF di bawah 10 disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas.
3. Uji Heterokedastisitas
Asumsi ini adalah varian residual yang bersifat homokedastis atau bersifat
konstan (disebut heteros) dan apabila model yang mengandung
heterosdiestimasi, varian estimasi tidak lagi minimum, kendatipun estimator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
itu sendiri tidak bias. Ghozali (2005) dalam Permadi (2007) menerangkan
cara mendeteksi gangguan heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola
diagram pencar residual. Ada dua keputusan, yaitu sebagai berikut.
a. Jika diagram pancar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur,
maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas.
b. Jika diagram pencar tidak membentuk pola-pola atau acak serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat
dikatakan regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
I. PENGUJIAN HIPOTESIS
1. Uji t
Nilai t digunakan untuk mengetahui signifikansi secara parsial pengaruh
masing-masing variabel independent terhadap variabel dependen. Jika nilai
probalitas (p value) < 0,05 maka Ho ditolak berarti terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel
dependen dan sebaliknya jika nilai probabilitas (p value)>0,05 maka Ho
diterima berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Uji F
Nilai f digunakan untuk mnegetahui signifikansi secara bersama-sama
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Jika nilai probabilitas (p value) < 0,05 maka Ho ditolak berarti terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel indepeden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terhadap variabel dependen dan sebaliknya jika nilai probabilitas (p value) >
0,05 maka Ho diterima berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama antara varibael independen dan variabel dependen.
3. Uji R2
Koefisien determinasi adalah nilai yang menujukan proporsi pengaruh
variabel independen yang dapat menjelaskan variabel dependen. Koefisien
determinasi dinyatakan dalam prosentase. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar keterikatan atau keeratan untuk variabel dependen
yaitu Y dari variabel dependennya. Koefisien korelasi berganda biasanya
diberi simbol R2. Nilai koefisiensi determinasi majemuk (R2) berkisar 0 ≤ R2
≤1 , jika semakain mendekati maka model semakin baik, dan jika R2 = 1
berati variabel independen berpengaruh sempurna terhadap veriabel
dependen, tetapi jika R2 = 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh
sempurna terhadap variabel dependen. R2 yang digunakan adalah yang telah
memperhitungkan jumlah variabel independen dalam suatu model regresi
atau disebut R2 yang telah disesuiakan (Adjusted-R2). Adjusted-R2 diperoleh
dengan rumus sebagai berikut Gujarati (1991):
Adjusted R2 = 1-(1-R2) kn
n--1
Keteranagan:
Adjusted R2 = koefisien determinasi disesuiakan,
R = koefisien determinasi,
N = jumlah sampel pengamatan, dan
K = jumlah variable.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan analisis terhadap data penelitian dan
pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dengan
menggunakan teknik-teknik analisis yang telah ditentukan. Sesuai dengan perumusan
masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan bahwa tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memperoleh bukti empiris pengaruh struktur kepemilikan terhadap
kinerja perusahaan dan struktur modal memoderasi hubungan antara struktur
kepemilikan terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI. Hipotesis masih bersifat sementara yang memerlukan pengujian secara empiris.
Pengujian hipotesis menggunakan uji Regresi Linier Berganda dan diproses dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 15.00 for Windows.
A. Deskripsi Data
Pada sub bab ini akan diberikan gambaran secara umum mengenai data
Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemilikan Eksternal, Struktur
Modal, dan Return On Equity. Gambaran tersebut dapat dilihat pada tabel IV.2.
Tabel dibawah ini memberikan informasi secara ringkas mengenai nilai rata-rata,
median, standar deviasi, serta nilai maksimum dan minimum dari data yang
menjadi obyek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.1 Deskripsi Statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE 85 -21,640 5,300 0,00141 2,502383 SKE 85 0,020 3,670 0,42059 0,696136 SKM 85 0,210 0,970 0,77788 0,202438 SM 85 -0,217 635,411 9,02686 68,971670
Valid N (listwise) 85 Sumber : Hasil olahan data (lampiran 2)
Dari tabel IV.1 tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Return On
Equity yaitu sebesar 0,00141. Nilai Return On Equity terkecil dicapai oleh PT.
Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk, yaitu sebesar -21,640 pada tahun 2006.
Sedangkan nilai Return On Equity terbesar dicapai oleh PT. Sekar Laut Tbk, yaitu
sebesar 5,300 pada tahun 2005.
Variabel Struktur Kepemilikan Eksternal memiliki nilai rata-rata sebesar
0,42059. Nilai Struktur Kepemilikan Eksternal terkecil dicapai oleh PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk, yaitu sebesar 0,020 pada tahun 2006. Sedangkan nilai
Struktur Kepemilikan Eksternal terbesar dicapai oleh PT. Ultra Jaya Milk Industry
& Traiding Company Tbk, yaitu sebesar 3,670 pada tahun 2006.
Variabel Struktur Kepemilikan Manajerial memiliki nilai rata-rata
sebesar 0,77788. Nilai Struktur Kepemilikan Manajerial terkecil dicapai oleh PT.
Ultra Jaya Milk Industry & Traiding Company Tbk, yaitu sebesar 0,210 pada
tahun 2006. Sedangkan nilai Struktur Kepemilikan Manajerial terbesar dicapai
oleh PT. Ultra Jaya Milk Industry & Traiding Company Tbk, yaitu sebesar 0,970
pada tahun 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Nilai Struktur Modal memiliki nilai rata-rata sebesar 9,02686. Nilai
Struktur Modal memiliki nilai terkecil dicapai oleh PT. Akasha Wira International
Tbk, yaitu sebesar -0,217 pada tahun 2005. Sedangkan nilai Struktur Modal
terbesar dicapai oleh PT. Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk, yaitu sebesar
635,411 pada tahun 2006.
B. Uji Normalitas Data dan Uji Asumsi Klasik
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi
15.00 for Windows. Sebelum melakukan regresi untuk pengujian hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data dan pengujian asumsi klasik
yang merupakan persyaratan untuk melakukan regresi.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan
model kolmogorov-smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai
signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan
yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi (p-value) lebih besar dari taraf
signifikansi yaitu 0,05, maka data berdistribusi normal.
Hasil pengujian dengan menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov
dapat ditunjukan pada tabel dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Uji Normalitas Model Pertama
Dalam uji normalitas sebelumnya, diketahui nilai signifikansi lebih
kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, sehingga data tidak berdistribusi
normal. Untuk menormalkan data, maka dilakukan transformasi data
dalam bentuk logaritma natural. Hasil pengujian normalitas data setelah
dilakukan transformasi data dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel IV.2 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov
Unstandardized Residual N 83 Normal Parametera,b Mean 0,0000000 Std. Deviation 1,19989598 Most Extreme Absolute 0,090 Differences Positive 0,090 Negative -0,080 Kolmogorov-Smirnov Z 0,824 Asym. Sig. (2-tailed) 0,505
a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil olahan data (lampiran 2)
Dari tabel IV.2 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,824 dan signifikan pada 0,505. Hal ini berarti Ho diterima yang
berarti data residual berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Model Kedua
Dalam uji normalitas sebelumnya, diketahui nilai signifikansi lebih
kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, sehingga data tidak berdistribusi
normal. Untuk menormalkan data, maka dilakukan transformasi data
dalam bentuk logaritma natural. Hasil pengujian normalitas data setelah
dilakukan transformasi data dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.3 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov
Unstandardized Residual N 83 Normal Parametera,b Mean 0,0000000 Std. Deviation 1,01371749 Most Extreme Absolute 0,080 Differences Positive 0,080 Negative -0,036 Kolmogorov-Smirnov Z 0,726 Asym. Sig. (2-tailed) 0,667
a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil olahan data (lampiran 2)
Dari tabel IV.3 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,726 dan signifikan pada 0,667. Hal ini berarti Ho diterima yang
berarti data residual berdistribusi normal.
c. Uji Normalitas Model Ketiga
Dalam uji normalitas sebelumnya, diketahui nilai signifikansi lebih
kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, sehingga data tidak berdistribusi
normal. Untuk menormalkan data, maka dilakukan transformasi data
dalam bentuk logaritma natural. Hasil pengujian normalitas data setelah
dilakukan transformasi data dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel IV.4 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov
Unstandardized Residual N 83 Normal Parametera,b Mean 0,0000000 Std. Deviation 1,01163913 Most Extreme Absolute 0,079 Differences Positive 0,079 Negative -0,058 Kolmogorov-Smirnov Z 0,721 Asym. Sig. (2-tailed) 0,676
a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil olahan data (lampiran 2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel IV.4 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,721 dan signifikan pada 0,676. Hal ini bererti Ho diterima yang
berarti data residual berdistribusi normal.
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada hubungan yang
sempurna atau hubungan yang hampir sempurna diantara variabel bebas pada
model regresi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi gejala ada tidaknya
multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Untuk mengetahui ada tidakanya multikolinearitas dengan
mendasarkan pada nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai tolerance lebih besar
dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terdapat multikolinearitas
dalam penelitian ini. Sebaliknya apabila nilai tolerance kurang dari 0,1 dan
nilai VIF lebih besar dari 10 maka terdapat multikolinearitas.
Model persamaan regresi digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen yaitu SKM dan SKE terhadap variabel dependen yaitu ROE. Pada
model persamaan ini diperoleh nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF) sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Uji Multikolinearitas Model Pertama
Tabel IV.5 Hasil Statistik Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
SKM 0,217 4,618 Tidak terjadi multikolinearitas
SKE 0,217 4,618 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber : Hasil olahan data (lampiran 3)
Dari tabel IV.5 tersebut terlihat bahwa nilai tolerance untuk semua
variabel independen bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF bernilai
kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak
terdapat gejala multikolinearitas.
2) Uji Multikolinearitas Model Kedua
Tabel IV.6 Hasil Statistik Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
SKM 0,985 1,015 Tidak terjadi multikolinearitas LNSM 0,748 1,337 Tidak terjadi multikolinearitas
MODERAT 0,747 1,339 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber : Hasil olahan data (lampiran 4)
Dari tabel IV.6 tersebut dapat dilihat nilai tolerance untuk semua
variabel independen bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF bernilai
kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak
terdapat gejala multikolinearitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Uji Multikolinearitas Model Ketiga
Tabel IV.7 Hasil Statistik Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
SKE 0,987 1,013 Tidak terjadi multikolinearitas LNSM 0,684 1,462 Tidak terjadi multikolinearitas
MODERAT 0,689 1,452 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber : Hasil olahan data (lampiran 5)
Dari tabel IV.7 tersebut dapat dilihat nilai tolerance untuk semua
variabel independen bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF bernilai
kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak
terdapat gejala multikolinearitas.
b. Uji Autokorelasi.
Untuk mendeteksi ada tidakanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai
Durbin Watson. Jika hasil penelitian menunjukan angka D-W berada di antara
-2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi (Santosa, 2001) dalam Erwestri
(2007).
1) Uji Autokorelasi Model Pertama
Berdasarkan perhitungan SPSS (lampiran 3) diperoleh nilai D-W
(Durbin Watson) sebesar 1,549. Maka dapat disimpulkan dalam regresi
tidak terdapat adanya autokorelasi, karena nilai D-W berada diantara -2
sampai +2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Uji Autokorelasi Model Kedua
Berdasarkan perhitungan SPSS (lampiran 4) diperoleh nilai D-W
(Durbin Watson) sebesar 1,493. Maka dapat disimpulkan dalam regresi
tidak terdapat adanya autokorelasi, karena nilai D-W berada diantara -2
sampai +2.
3) Uji Autokorelasi Model Ketiga
Berdasarkan perhitungan SPSS (lampiran 5) diperoleh nilai D-W
(Durbin Watson) sebesar 1,507. Maka dapat disimpulkan dalam regresi
tidak terdapat adanya autokorelasi, karena nilai D-W berada diantara -2
sampai +2.
c. Uji Heterokedastisitas
Asumsi ini adalah varian residual yang bersifat homokedastis atau
bersifat konstan (disebut heteros) dan apabila model yang mengandung
heterosdiestimasi, varian estimasi tidak lagi minimum, kendatipun estimator
itu sendiri tidak bias. Ghozali (2005) dalam Permadi (2007) menerangkan
cara mendeteksi gangguan heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola
diagram pencar residual. Ada dua keputusan: Pertama, jika diagram pancar
yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami
gangguan heteroskedastisitas. Kedua, jika diagram pencar tidak membentuk
pola-pola atau acak serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka dapat dikatakan regresi tidak mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Uji Heterokedastisitas Model Pertama
Regression Standardized Predicted Value210-1-2-3
Re
gre
ss
ion
Stu
de
nti
zed
Re
sid
ua
l4
2
0
-2
Dependent Variable: LNROE
Sumber : Hasil olahan data (lampiran 3)
Gambar IV.1
Hasil Statistik Uji Heterokedastisitas Dari gambar IV. 1 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas
dan titik-titik menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
2) Uji Heterokedastisitas Model Kedua
Sumber : Hasil olahan data (lampiran 4)
Gambar IV.2 Hasil Statistik Uji Heterokedastisitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari gambar IV. 2 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas
dan titik-titik menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
3) Uji Heterokedastisitas Model Ketiga
Sumber : Hasil olahan data (lampiran 5)
Gambar IV.3 Hasil Statistik Uji Heterokedastisitas
Dari gambar IV. 3 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas
dan titik-titik menyebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
C. Analisis Regresi Berganda
Setelah melalui proses uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas, maka model persamaan regresi layak
untuk diuji lebih lanjut, untuk menguji hipotesis diantara variabel-variabelnya.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
1. Analisis Regresi Berganda Model Pertama
Persamaan regresi yang digunakan untuk melihat pengaruh struktur
kepemilikan pada kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:
Y = -2,493 + 0,054SKM - 0,423SKE
Y = Kinerja perusahaan,
SKM = Struktur Kepemilikan Manajerial (persentase saham biasa yang
dimiliki semua direktur eksekutif terhadap total saham), dan
SKE = Struktur Kepemilikan Eksternal (persentase pemegang saham publik
terhadap pemegang saham selain publik).
Hasil analisis regresi untuk pengujian, dapat dilihat dalam tabel berikut ini: