Top Banner
PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM OSCA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: DEWI PURNAMA SARI J 210 161 038 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018
15

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

Apr 08, 2019

Download

Documents

vuongkhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM OSCA DI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

DEWI PURNAMA SARI

J 210 161 038

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

2

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM OSCA DI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

DEWI PURNAMA SARI

J 210 161 038

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

i

Page 3: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

3

J210161038

ii

Page 4: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

4

iii iii

Page 5: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

1

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM OSCA

Abstrak

Latar belakang : Salah satu bentuk ujian untuk mengetahui tingkat pengetahuan

dan keterampilan mahasiswa adalah dengan ujian OSCA, namun Mahasiswa yang

akan menghadapi OSCA seringkali merasa belum siap sehingga menimbulkan

cemas. Salah satu cara untuk menurunkan keceamasan adalah dengan pemberian

relaksai progresif. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian teknik

relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

sebelum menghadapi OSCA. Metode: Penelitian ini menggunakan metode pra

eksperimental desain dengan rancangan pretest dan posttest one group design..

Hasil Penelitian: Pre test kelompok perlakuan, 20% responden dengan

kecemasan sedang, 80% responden dengan cemas tinggi. Post test kelompok

perlakuan diketahui 66,7% responden dengan cemas sedang, dan 33,3% dengan

cemas tinggi. Hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p = 0,005. Hasil uji Mann

Whitney diperoleh p = 0,04 (p<05). Kesimpulan: Ada pengaruh relaksasi

progresif terhadap tingkat kecemasan kelompok perlakuan dalam menghadapi

ujian OSCA. Ada beda pengaruh tingkat kecemasan pada responden sebelum

diberikan relaksasi progresif dan setelah melakukan relaksasi progresif.

Keterbatasan Penelitian : Pelaksanaan relaksasi progresif hanya diberikan satu

kali terapi, sehingga skor kecemasan masih cenderung tinggi. Ujian OSCA

dengan sistem kloter membuat peneliti mendapatkan responden kurang dari 30

mahasiswa.

Kata Kunci: OSCE, OSCA, Keperawatan, Tingkat Kecemasan, Relaksasi

Progresif, STAI.

Abstract

Background: Objective Structured Clinical Assessment (OSCA) is effectively

known to ascess students’ clinical skills, but it often increase. One of treatment to

reduce anxiety is progressive relaxation. Objective: To evaluate the effectiveness

of progressive relaxation to reduce nursing student anxiety before doing the

OSCA. Method : the study is a pre experimental research. Using pretest and

posttest one group design. Population study was fifth semester of nursing

students when doing OSCA test at surgical state count 107 persons. The sample

was 30 respondents. From an accidental sampling. This research usen STAI

(State-Triat Anxiety Inventory) questioner to score the level of anxiety and

progressive relaxation. Data analysis used wilcoxon test and mann whitney test.

Results: pre test of experiment group, there were 20% respondents with medium

anxiety, 20% with high anxiety. Post test, 66,7 % experiment group with medium

anxiety and 33,3% respondents with high anxiety. Result of wilcoxon test, with p

– value = 0,005, and Mann Whitney with p-value = 0,04. Conclusion : there was

an influence progressive relaxation to anxiety of nursing student before do the

Page 6: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

2

OSCA. Suggestion : Students can use progressive relaxation techniques as one

technique in reducing anxiety levels.Limitations of the Study: Implementation

of progressive relaxation is given only one therapy, so the anxiety score still tends

to be high. OSCA examination with kloter system makes the researcher get less

than 30 student respondents.

Keyword: OSCE, OSCA, Nursing, Anxiety Levels, progressive relaxation,

STAI.

1. PENDAHULUAN

Penilaian mahasiswa merupakan suatu hal yang sangat penting dalam rencana

kurikulum perkuliahan. Friedman (2009) dalam Sola, et al (2016) menjelaskan bahwa

penilaian memiliki fungsi utama sebagai metode formatif dan evaluative. Ujian

OSCA merupakan suatu bentuk penilaian dalam bidang ilmu keperawatan. Ujian

dengan peraturan yang teratur dan ketat. Ujian ini dilakukan di akhir tahun

pembelajaran (Rush et al., 2014). Ujian berlangsung dan berhenti setelah mahasiswa

mendengar adanya bunyi bel yang digunakan sebagai tanda. Mahasiswa dan penguji

dilarang bercakap cakap selama ujian berlangsung. Peraturan yang ketat tersebut

membuat mahasiswa menjadi tegang dan mengalami kecemasan (Rahmawati, 2016).

Hasil ini juga relevan dengan penelitian Edita yang melaporkan bahwa

mahasiswa semester 2 yang menjalani OSCA memiliki respon afektif yang

mengarah pada maladaptif terhadap cemas yaitu 47 % dan pada mahasiswa

semsester 4 sebanyak 43 % (Pusparatri & Dewi, 2016). Studi pendahuluan dilakukan

kepada 10 mahasiswa keperawatan semester V stase KMB pada tanggal 7 Juni

2017, dari 10 mahasiswa yang telah dilakukan wawancara dan mengisi kuisioner, 6

diantaranya menyatakan bahwa mereka mulai lupa pelajaran yang telah dihapalkan,

mereka bingung, keluar keringat dingin, jantung berdebar dan sering buang air kecil.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh

pemberian teknik relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa

keperawatan sebelum menghadapi OSCA.

2. METODE

Rancangan penelitian ini menggunakan pre ekserimental desain. Karena

desain belum merupakan eksperimen yang sesungguhnya . Penelitian ini

Page 7: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

3

menggunakan desain one group pretest dan posttest design (Sugiyono, 2009).

Pertama kelompok diberikan pretest untuk mengetahui tingkat kecemasan

diawal kemudian diberikan perlakuan relaksasi otot progresif setelah selesai

kelompok kembali diberikan posttest untuk mengetahui tingkat kecemasan

diakhir. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Sarjana Keperawatan

semester V yang sedang melakukan ujian OSCA stase keperawatan medikal

bedah (KMB) di Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 107

orang mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Teknik

pengambilan sempel pada penelitian ini dengan cara accidental sampling.

Kreteria Sampel dalam penelitian ini yaitu mahasiswa aktif keperawatan UMS

dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Instrumen yang digunakan oleh

peneliti untuk mengukur tingkat kecemasan mahasiswa menggunakan kuesioner

STAI atau State-Triat Anxiety Inventory dan relaksasi progresif. Analisa Data

Menggunakan uji wilcoxon dan uji mann whitney.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur dan jenis

kelamin

Karakteristik Jumlah Responden

N Persentase

Umur

19-20 tahun 10 66.7

21-22 tahun 5 33.3

Jenis kelamin

Laki-laki 4 26,7

Perempuan 11 73,3

Tabel 1 menunjukkan umur responden yaitu pada rentang 19-20 tahun,

dengan persentase 67,7%. Responden perempuan berjumlah 11 dengan

persentase 73,3%.

Page 8: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

4

3.1.2 Gambaran tingkat kecemasan mahasiswa sebelum diberikan

relaksasi otot progresif

Tabel 2 Sentral tendensi kecemasan responden sebelum diberikan

relaksasi otot progresif .

Kecemasan

pre test

Rata-rata SD Median Min Maks

47.40 5.75 50 32 52

Tabel 2 menunjukkan rata-rata kecemasan pre test respoden sebelum

diberikan relaksasi otot progresif adalah 47.40±5.75. Artinya rentang

nilai kecemasan adalah 47.40-5.75= 41,65 sampai 47.40+5.75= 53,15.

Nilai median setelah data diurutkan adalah 50, nilai terendah 32 dan

nilai tertinggi 52.

3.1.3 Distribusi frekuensi responden sebelum diberikan relaksasi otot

progresif

Tabel 3. Distrsibusi frekuensi responden berdasarkan kecemasan.

Tingkat kecemasan Jumlah Responden

N Persentase

Sedang 3 20.0

Tinggi 12 80.0

Total 15 100,0

Tabel 3 memperlihatkan bahawa sebagian besar responden mengalami

cemas tinggi (80%).

3.1.4 Gambaran tingkat kecemasan mahasiswa setelah diberikan

relaksasi otot progresif

Tabel 4 Sentral tendensi kecemasan setelah diberikan relaksasi otot.

Kecemasan post test Rata-rata SD Median Min Maks

Kel. Perlakuan 41. 67 5.13 41 33 50

Page 9: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

5

Tabel 4.4 menunjukkan rata-rata kecemasan responden setelah diberi

relaksasi otot progresif adalah 41,67 ±5,13. Artinya rentang nilai

kecemasan adalah 41,67 -5,13 = 36,54 sampai 41,67 +5,13 = 46,80.

Nilai median (nilai tengah) setelah data diurutkan adalah 41, nilai

terendah 33 dan nilai tertinggi 50.

3.1.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan

ditampilkan pada tabel 5.

Tabel 5. Distrsibusi frekuensi responden berdasarkan tingkat

kecemasan

Tingkat kecemasan

Jumlah Responden

N Persentase

Sedang

10

66,7

Tinggi 5 33,3

Total 15 100,0

Tabel 5 memperlihatkan bahawa responden setelah mendapat relaksasi

otot progresif tingkat kecemasan turun mrnjadi sedang (66,7%).

3.1.6 Analisis pre test post test

Tabel 6. Hasil uji pengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat

kecemasan responden.

Tingkat kecemasan Mean Rank Z P

Pre test – post test 7,17 -2,835 0,005

5,00

Tabel 6 menunjukkan hasil uji Wilcoxon pada data pre test post test

dengan nilai Z = -2,835 dengan p = 0,005 (p<0,05). Nilai p< 0,05 secara

stattistik berarti ada pengaruh relaksasi progresif terhadap tingkat

kecemasan responden.

Page 10: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

6

3.1.7 Analisis Uji Efektivitas Relaksasi Progresif terhadap Tingkat

Kecemasan

Tabel 7 hasil uji efektivitas relaksasi otot progresif terhadap tingkat

kecemasan

Selisih skor kecemasan Z P

Selisih skor pre test- post test -2,855 0,004

Tabel 7 menunjukkan hasil uji Mann Whitney pada data pre test post

test tingkat kecemasan dengan nilai Z = -2.855 dengan p = 0,004

(p<0,05). Nilai p<0,05 secara statistik menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh tingkat kecemasan pada responden sebelum melakukan

relaksasi progresif dan setelah melakukan relaksasi progresif.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Usia Responden

Rata-rata usia responden pada penelitian ini adalah 20 tahun.

Rentang usia dewasa awal dimulai 20- 45 tahun (Depkes RI, 2009).

Seseorang yang memasuki fase dewasa awal memiliki ciri berorientasi

pada tugas, berusaha mengendalikan perasaan pribadi untuk dapat

mengerjakan tugas yang sedang diembannya (Santrock, 2006).

Penelitian ini menunjukkan hasil dimana responden dengan rentang

usia 19-21 tahun banyak mengalami kecemasan tinggi dalam

menghadapi ujian OSCA. Pada penelitian Edita (2016) hasil yang

didapatkan memiliki kesamaan dengan penelitian ini dimana sebagian

besar mahasiswa keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

dengan rentang usia 19-22 mengalami kecemasan saat menghadapi

ujian osca komprehensif.

3.2.2 Jenis kelamin

Hasil dari data statistik menunjukkan bahwa sebagian besar

responden adalah wanita dengan rentang kecemasan mulai dari sedang

sampai dengan tinggi. Menurut Marini (2008) wanita lebih rentan

Page 11: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

7

terhadap gangguan mental emosional karena terdapat perubahan

hormonal serta perbedaan karakteristik antara laki-laki dan perempuan.

Wanita memiliki karakterisik dengan ciri lebih mengedepankan

emosional daripada rasional. Hasil penelitian Kim (2013) menjelaskan

rata-rata mahasiswa keperawatan di Namseoul University in

Chungcheongnam-do Korea Selatan yang mengikuti ujian OSCE

sebanyak 73 mahasiswa atau 81% adalah perempuan.

3.2.3 Gambaran tingkat kecemasan mahasiswa sebelum diberikan

relaksasi otot progresif

Sebagian besar responden sebelum melakukan relaksasi otot

progresif mengalami tingkat kecemasan tinggi. Salah satu penyebabnya

karena responden merasa tidak percaya diri dan takut untuk

menghadapi ujian OSCA meskipun selama masa pembelajaran di

laboratorium responden telah menerima materi dari dosen. Penelitian

Rush (2014) menyatakan bahwa 71% responden mengalami kecemasan

yang dapat mempengaruhi prestasinya saat melakuakan ujian OSCA.

Kecemasan terjadi sebagai proses respon emosional ketika

seseorang merasa takut. Beberapa tanda dan gejala yang menyertainya

yaitu ketegangan, ketakutan, dan kewaspadaan (Towsend dalam Pratiwi

dan Enita, 2016). Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa juga terjadi

karena ketidaknyamanan terhadap suatu hal yang akan dihadapi

(Nashir,2011). Faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang

diantaranya adalah pembentukan karakter individu, pandangan

psikoanalitik, pandangan interpersonal, pandangan perilaku,

pembelajaran dalam keluarga dan faktor biologi (Stuard, 2007) serta

perkembangan kepribadian (Maghfirah dalam Prabadewi, M. N.,

Purwanti, O. S., & Hudiyawati, D., 2016 ).

Beberapa faktor lain disebabkan karena mahasiswa mengalami

stress berat (Eswi et al., 2013) , kurangnya menghafal dan belajar

ketika menghadapi ujian dan beban pikiran yang terlalu banyak (Risma,

2015). Kecemasan yang tinggi tersebut membuat konsentrasi

Page 12: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

8

mahasiswa mulai menurun sehingga mampu mempengaruhi ujian

OSCA yang dijalani oleh mahasiswa (Choiruna et al., 2013). Fidiya

(2014) mengemukanan bahwa faktor kesiapan memberikan kontribusi

dalam mengantisipasi keadaan yang dialami sehingga menekan

timbulnya kekhawatiran. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian

Amir (2016) yang menjelaskan bahwa tidak ada mahasiswa fakultas

Kedokteran Universitas Andalas yang mengalami kecemasan dalam

menghadapi Objective Structured Clinical Examination (OSCE).

3.2.4 Gambaran tingkat kecemasan mahasiswa setelah diberikan

relaksasi otot progresif

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa setelah melakukan

relaksasi otot progresif tingkat kecemasan responden turun menjadi

sedang dengan nilai p<0,05. Pemberian relaksasi otot progresif sebelum

ujian OSCA selama 10 menit dapat mempengaruhi kondisi responden

seperti merasa lebih rileks dan lebih tenang. Menurut Casey & Benson

(2006) keadaan otot seorang yang mengalami kecemasan akan lebih

tegang sehingga saraf simpatis menjadi aktif. Relaksasi mempunyai

efek menenangkan sehingga tubuh menjadi lebih ringan. Perubahan

yang terjadi selama relaksasi mempengaruhi kerja saraf otonom.

Respon emosi dan efek menenangkan yang ditimbulkan oleh

relaksasi ini mengubah fisiologi dominan sistem simpatis menjadi

dominan parasimpatis. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap

turunnya tingkat hipersekresi katekolamin dan meningkatnya hormon

parasimpatis serta neurotransmiter seperti DHEA

(Dehidroepinandrosteron) dan dopamine atau endorfin. Regulasi sistem

parasimpatis ini akhirnya menimbulkan efek ketenangan. Penelitian

tentang relaksasi progresif terhadap kecemasan juga pernah dilakuakn

oleh Pratiwi (2010) terhadap 30 pasien skizofrenia di RSJD Surakarta

dengan hasil relakasasi memiliki pengaruh dalam penurunan tingkat

kecemasan pasien.

Page 13: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

9

3.2.5 Efektivitas relaksasi progresif terhadap perubahan kecemasan

Berdasarkan hasil penelitian diketehui bahwa terdapat pengaruh

relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan. Tingkat

Kecemasan responden turun menjadi lebih rendah dengan nilai p =

0,004. Menurut Jacobson (1938) dalam S. Kobayashi & K. Koitabashi

(2016) relaksasi otot prgogersi dapat mengurangi ketegangan subjektif

dan berpengaruh terhadap proses fisiologis lainnya. Payne (2000) dalam

Tsitsi, et al (2015) mengemukakan bahwa relaksasi otot berjalan

bersama dengan respon otonom dari saraf parasimpatis, sehingga

denyut jantung, presure darah, tingkat pernapasan dan ketegangan otot

dapat teratur. Keadaan ini menciptakan perasaan ketenangan dan

kontrol. Hasil penelitian Fidment (2012) di Universitas Sheffield

Hallam Inggris menjelaskan bahwa mahasiwa saat menjalani ujian

OSCA banyak mengalami kecemasn, namun stategi koping yang

dilakukan serta persiapan diri pada mahasiswa yang baik dapat

meningkatkan kepercayaan diri sehingga kecemasan menjadi menurun.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Pelaksanaan relaksasi progresif hanya diberikan satu kali terapi,

sehingga skor kecemasan masih cenderung tinggi. Peneliti tidak

mengukur tekanan darah, denyut nadi responden. Ujian OSCA dengan

sistem kloter membuat peneliti mendapatkan responden kurang dari 30

mahasiswa.

4.2 Saran

Bagi responden atau mahasiwa diharapkan untuk lebih giat dalam

berlajar agar kepercayaan diri menjadi lebih baik. Mahasiswa dapat

menggunakan teknik relaksasi otot progresif sebagai salah satu teknik

dalam mengurangi tingkat kecemasan sebelum melakukan ujian OSCA.

Page 14: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

10

Bagi peneliti lain hasil dari penelitian ini dapat dikembangkan lebih

lanjut. Peneliti lain dapat mengembangkan tentang faktor yang

mempengaruhi kecemasan mahasiswa sebelum menghadapi ujian OSCA.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, P., & Sofya, P. A. (2016). Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi

Objective Structured Clinical Examination (OSCE)(Studi pada Peserta

UKMP2DG Unsyiah Periode II Tahun 2016). Journal Caninus Dentistry,

1(4), 26-31.

Casey, A., & Benson, H. (2006). Menggunakan Respon Relaksasi Untuk

Menurunkan Tekanan Darah. alih bahasa Nirmala Dewi, Jakarta: PT.

Bhuana Ilmu Populer.

Choiruna, H. P., Erlyani, N., & Agustina, R. (2016). Penayangan Film Kartun

Komedi Terhadap Tingkat Kecemasan Sebelum Osce Pada Mahasiswa

Psik Fk Unlam. Dunia Keperawatan, 1(1), 1-7.

Depkes RI. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Dewi, E., Pusparatri, E., & Kep, S. (2016). Kecemasan Mahasiswa Sarjana

Keperawatan Saat Menghadapi Ujian Osca Komprehensif Di Universitas

Muhammadiyah Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas

Muhammadiyah Surakarta).

Eswi, A., Samy, A., & Shaliabe, H. (2013). OSCE in maternity and community

health nursing: Saudi nursing student’s perspective. American Journal of

Research Communication, 1(3), 143-62.

Fidment, S. (2012). The Objective Structured Clinical Exam (OSCE): A

qualitative study exploring the healthcare student’s experience. Student

engagement and experience journal, 1(1), 1-18.

Kim, J. H., & Kim, H. J. (2013). Relationships between the Objective Structured

Clinical Examination, Depression Cognitive Scale, Self-Efficacy, and

Problem Solving Strategies of Sophomore Nursing Students.

International Journal of Bio-Science and Bio-Technology, 5(4), 73-80.

Kobayashi, S., & Koitabashi, K. (2016). Effects of progressive muscle relaxation

on cerebral activity: An fMRI investigation. Complementary therapies in

medicine, 26, 33-39.

Nindita Prabadewi, M., Purwanti, O. S., & Hudiyawati, D. (2016). Hubungan

Tingkat Stres Terhadap Kadar Gula Darah Pada Klien Diabetes Melitus

Page 15: PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP …eprints.ums.ac.id/59736/13/NASKAH PUBLIKASI EDIT 2.pdfpengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan

11

Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Jayengan Surakarta (Doctoral

dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Naskah Publikasi.

Diterima dari http://eprints.ums.ac.id/44693/ . Diakses pada tanggal 22

Januari 2018.

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan: pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian

keperawatan. Salemba Medika.

Pratiwi, A., & Ari, P. L. D. (2010). Pengaruh relaksasi progresif terhadap tingkat

kecemasan pada pasien skizofrenia di rumah sakit jiwa daerah Surakarta.

Publikasi Ilmiah. Diterima dari

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/3644. Diakses pada

tanggal 15 Juni 2017.

Pratiwi, A., & Dewi, E. (2016). Model Orientasi Realita Pada Pasien Gangguan

Jiwa dengan Pengalaman Halusinasi Pendengaran (Reality Orientation

Model For Mental Disorder Patients Who Experienced Auditory

Hallucinations). Jurnal INJEC Vol. 1 No. 1, 82-89.

Pratiwi, A., & Dewi, E. (2016). Reality orientation model for mental disorder

patients who experienced auditory hallucinations. Jurnal INJEC Vol, 1,

82-89.

Risma, G. B. (2015). Kecemasan dalam Objective Structured Clinical

Examination (OSCE). Jurnal Agromedicine, 2(4), 419-424.

Rush, S., Ooms, A., Marks-Maran, D., & Firth, T. (2014). Students' perceptions of

practice assessment in the skills laboratory: An evaluation study of

OSCAs with immediate feedback. Nurse education in practice, 14(6),

627-634.

Stuart, G. W. Laraia.(2007). (2007). Primciples and Practice of Psychiatric

Nursing. USA: Mosby Company.

Tsitsi, T., Charalambous, A., Papastavrou, E., & Raftopoulos, V. (2017).

Effectiveness of a relaxation intervention (progressive muscle relaxation

and guided imagery techniques) to reduce anxiety and improve mood of

parents of hospitalized children with malignancies: A randomized

controlled trial in Republic of Cyprus and Greece. European Journal of

Oncology Nursing, 26, 9-18.