1 Pengaruh profitability, leverage, market value dan firm size terhadap abnormal return saham (studi empiris pada perusahaan lq45 tahun 2004 -2006 ) Proposal Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: Zeni Alfiani NIM F.0205022 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
104
Embed
Pengaruh profitability, leverage, market value dan firm .../Pengaruh...Pengaruh profitability, leverage, market value dan firm size terhadap abnormal return saham ... Proposal Skripsi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Pengaruh profitability, leverage, market value dan firm size terhadap
abnormal return saham
(studi empiris pada perusahaan lq45 tahun 2004 -2006 )
Proposal Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
Zeni Alfiani NIM F.0205022
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2
SURAKARTA
2009
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul:
PENGARUH PROFITABILITY, LEVERAGE, MARKET VALUE
DAN FIRM SIZE TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Tahun 2004 -2006 )
Surakarta, Mei 2009
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
(Drs Bambang Hadi Nugroho, MSi) NIP. 131570307
3
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh team penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta, Juni 2009
Tim Penguji Skripsi
1. Heru Agustanto, SE, ME Sebagai Ketua ( ) NIP. 131570301
2. Bambang Hadi Nugroho, SE, MSi Sebagai Pembimbing ( ) NIP. 131570307
3. Dra.Ign. Sri Seventi P, MSi Sebagai Anggota ( ) NIP. 131124460
4
MOTTO
“…Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah
beserta orang-orang yang sabar”.
(QS. Al Baqarah: 153)
“Jalan didepan kita tidak selalu mulus, kadang terjal dan ada yang berliku. Kita bisa
saja terjatuh tiba-tiba, tapi kita harus tetap bertahan, karena kita harus terus berjalan.”
(Jennifer Lopezz, penyanyi, aktris)
“ Manusia bisa bahagia jika ia bisa membuka mata untuk menyadari bahwa ia
memiliki banyak hal yang berarti. Manusia bisa bahagia jika ia mau membuka mata
hati untuk menyadari betapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia jika ia mau membuka
diri agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus ”
( H.M. Komarudin Chalil )
“Happiness is not by chance, by the choice”
PERSEMBAHAHAN
Penulis persembahkan karya ini untuk :
5
- Allah SWT, Rabb semesta alam dan
kekasihnya Rosulullah Muhammad SAW
- Bapak dan Ibuku yang tercinta senantiasa
menyertakan namaku dalam setiap
doanya. I love U So Much.
- My love dan My family
- Almamaterku FE UNS
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirrobil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan
skripsi dengan judul ” Pengaruh profitability, leverage, market value dan firm size
terhadap abnormal return ”, insyaAllah telah berhasil terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih dan penghargaan setulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com,Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6
2. Dra. Endang Suhari, S.E., M.Si., dan Reza Rahardian, S.E., M.Si selaku ketua dan
sekretaris jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Bambang Hadi Nugroho, SE., Msi., selaku pembimbing skripsi yang telah dengan
sabar memberikan bimbingan dan saran-saran yang berarti dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
5. Ibu dan almarhum Bapakku yang senantiasa menyertakan namaku dalam setiap
doanya, terimakasih atas kasih sayang, motivasi, usaha dan pengorbanan yang
begitu besar. Mas, mbak dan keponakanku yang senantiasa memberikan doa,
dukungan, dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman Manajemen angkatan 2005, khususnya Dewi, wati, detty, andari,
icha, candra, dkk terima kasih atas persahabatan, keceriaan, dan kebersamaan
yang telah kalian berikan.
7. Teman-teman kost “Pondok Risthu” terima kasih atas hari-hari indah yang kita
lalui bersama, banyak keceriaan saat bersama kalian.
8. Teman – teman PSM ”gathotkaca airlines” terima kasih atas kerjasama dan
kebersamaannya.
9. Masku yang selalu support aku dalam studyku.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulisan dalam penyusunan skripsi ini.
7
Penulis menyadari tidak ada kemutlakan bagi kebenaran yang datangnya dari
manusia. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna
penyempurnaan lebih lanjut.
Akhir kata, penulis berharap karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Mei 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………... iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………... v
DAFTAR ISI………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. xi
ABSTRAK…………………………………………………………………. xii
8
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah………………………………………………... 9
C. Batasan Masalah………………………………………………….... 9
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 10
E. Manfaat Penelitian………………………………………………..... 11
II. TELAAH PUSTAKA
A. Efisiensi Pasar Modal....................................................................... 12
B. Saham................................................................................................ 14
a. Analisis regresi berganda ...................................................... 59
b. Analisis Beda Dua Rata – rata.............................................. 63
D. Interpretasi Hasil............................................................................... 64
10
V. KESIMPULAN , KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan....................................................................................... 70
B. Keterbatasan...................................................................................... 72
C. Implikasi Penelitian........................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
IV.1 Statistik deskriptif................................................................ 52
IV. 2 Uji normalitas data............................................................. 55
IV.3 Hasil uji Multilkolineitas..................................................... 56
IV.4 Hasil uji Multilkolineitas ..................................................... 57
IV.5 Hasil uji Autokorelasi........................................................... 57
IV.6 Hasil uji Heteroskedastisitas................................................. 58
IV.7 Hasil Analisis Regresi Berganda......................................... 59
11
IV.8 Hasil Analisis Beda Dua Rata – rata..................................... 64
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1. Kerangka Pemikiran………………………………………………... 33
2. Grafik scatterplot…………………………………………………… 59
ABSTRAK
ZENI ALFIANI NIM F0205022
12
PENGARUH PROFITABILITY, LEVERAGE, MARKET VALUE DAN FIRM SIZE TERHADAP ABNORMAL RETURN
(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Tahun 2004 -2006 )
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas ( ROA dan ROE ), leverage (DER), nilai pasar ( EPS dan PER ) serta ukuran perusahaan (firm size) terhadap abnormal return baik secara parsial maupun simultan dan (2) untuk menganalisis perbedaan rata – rata abnormal return, profitabilitas, leverage, nilai pasar serta ukuran perusahaan antara perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara cepat maupun lambat. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan populasi perusahaan yang termasuk index LQ45 tahun 2004-2006. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel atas dasar kriteria yang sesuai dengan penelitian, dan diperoleh 48 perusahaan. Untuk menguji hipotesis ini digunakan analisis regresi berganda dan analisis beda dua rata- rata. Analisis regresi berganda menggunakan uji t, uji F dan R 2 . Sedangkan analisis beda dua rata –rata menggunakan uji independent sampel t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Profitabilitas, leverage, nilai pasar, dan firm size berpengaruh secara simultan terhadap abnormal return pada tingkat signifikansi 5 %, sedangkan secara parsial hanya PER berpengaruh terhadap abnormal return pada tingkat signifikansi 5 % sehingga dapat dikatakan faktor yang paling dominan mempengaruhi abnormal return adalah PER. (2) Hanya PER yang memiliki perbedaan secara signifikan antara perusahaan yang mempublikasikan secara cepat maupun lambat, dengan kecenderungan perusahaan yang mempublikasikan cepat memiliki rata –rata yang lebih baik dengan yang yang lambat. Sedangkan variabel lain seperti abnormal return, ROE, DER, EPS dan firm size tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Implikasi dari penelitian ini diharapkan agar para calon investor dalam menanamkan modalnya dapat menggunakan variabel PER untuk memprediksi terjadinya abnormal return. Namun selain itu, para investor juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti permintaan dan penawaran, tingkat inflasi, suku bunga dll. Bagi perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan ketepatan dan keakuratan publikasi laporan keuangan karena publikasi laporan keuangan tahunan yang lambat akan menimbulkan reaksi pemodal negatif terhadap perusahaan.
Kata kunci: Rasio profitabilitas, leverage, nilai pasar, firm size, ketepatan waktu, publikasi laporan keuangan, return, abnormal return
ABSTRAK
ZENI ALFIANI NIM F0205022
13
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LEVERAGE, MARKET VALUE
AND FIRM SIZE TO ABNORMAL RETURN ( Empirical Study At Company of LQ45 Year 2004 - 2006 )
The purposes of this research are ( 1) to examine the effect of profitability ratio
( ROA and ROE ), leverage ( DER), market value ( EPS and PER ) and also firm size on abnormal returns both simultaneously and partially and ( 2) to analyze whether there are some differences among abnormal return, profitability, leverage, market value and firm size of the companies that provide in time financial reports and those that provide late financial reports.
Data of this research is secondary data with the population of companies, including index LQ45 years 2004-2006. Sampling conducted with purposively sampling method that is based on the sample selection criteria in accordance with the objectives of the research, and acquired 48 companies. To test this hypothetical is done multiple linear regression and differentials test of two means. The analysis multiple linear regression method used f-test, t–test, and R Square. While the analysis differentials test of two means used independent sample t test.
Research results indicate that (1) Profitability, leverage, market value, and firm size have effect simultaneously on the abnormal return at the 5% significance level, while partially only PER have significant effect on abnormal return at the 5% significance level so that it can be said the most dominant factor affect the abnormal return is PER. (2) PER that has a significant difference between the companies that publish quickly and slowly, with tendency that of the in time reporting companies is significantly higher than those of late reporting companies. While other variables such as the abnormal return, ROE, DER, EPS and firm size have no significant difference.
The implications of this research are expected to prospective investors in the capital can embed using the PER variable to predict of abnormal return. But besides that, the investors should also consider other factors not examined in this research, such as demand and supply, inflation, interest rates etc. The companies should be more attention to accuracy and timeliness of financial reports and if the publication of annual financial statement provide late, it will impact negative reaction investors to the companies. Keywords: Ratio of profitability, leverage, market value, firm size, timeliness, publications, financial reports, return, abnormal return
BAB I
PENDAHULUAN
14
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pasar modal telah menjadi alternatif penempatan dana bagi
perusahaan selain perbankan atau investasi langsung lainnya. Dua unsur yang melekat
pada setiap modal atau dana yang diinvestasikan adalah hasil dan risiko. Jadi investor
dalam mengalokasikan dananya perlu melakukan perencananan investasi yang efektif
untuk mendapatkan keuntungan atau hasil yang diharapkan.
Kinerja Pasar modal merupakan salah satu indikator untuk menilai
perekonomian suatu negara berjalan dengan baik / tidak. Hal ini disebabkan
perusahaaan yang masuk ke pasar modal adalah perusahan-perusahaan besar dan
kredibel di negara yang bersangkutan, sehingga bila terjadi penurunan kinerja pasar
modal bisa dikatakan telah terjadi pula penurunan kinerja di sektor riil. Dan kondisi
tersebut merupakan sinyal telah terjadinya penurunan perekonomian suatu negara
(Sutrisno : 1999).
Saham merupakan instrumen utama dalam pasar modal yang mendorong
perkembangan pasar modal di Indonesia yaitu dengan meningkatnya jumlah transaksi
saham dan volume perdagangan saham. Harga saham di bursa efek ditentukan oleh
kekuatan pasar yang berarti harga saham tergantung dari kekuatan permintaan dan
penawaran. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis
untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental menggunakan data kinerja keuangan perusahaan dan pangsa
pasar untuk menentukan nilai saham berada pada posisi undervalued atau overvalued.
Sedangkan analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan yaitu harga
15
saham, volume perdagangan, indeks harga saham individual maupun gabungan untuk
mengakses permintaan dan penawaran saham.
Analisis laporan keuangan pada dasarnya untuk mengetahui prospek dan
risiko perusahaan. Prospek bisa dilihat dari tingkat keuntungan ( profitabilitas) dan
risiko bisa dilihat dari kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
Analisis keuangan yang umumnya digunakan adalah analisis rasio keuangan. Analisis
rasio keuangan merupakan suatu alternatif untuk menguji informasi keuangan yang
dihasilkan oleh akuntansi keuangan yang bermanfaat untuk melakukan klasifikasi
atau prediksi terhadap return saham di pasar modal.
Kekuatan relatif saham diukur dengan rasio harga saham terhadap indeks
harga. Indeks harga dapat berupa indeks harga – harga saham dalam industri tertentu
atau indeks yang luas dari semua saham. Jika rasio meningkat, diduga bahwa saham
trendnya menurun relatif terhadap indeks. Secara sama, pengukuran kekuatan relatif
dapat dihitung untuk suatu kelompok industri relatif terhadap indeks yang
cakupannya luas. Brush (1986) dalam penelitiannya menemukan bahwa model –
model kekuatan relatif dapat digunakan untuk memprediksi saham mana yang akan
mencapai kinerja teratas (Fabozzi, 1999 : 248).
Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya
tipis ( thin market) yaitu pasar modal yang sebagian besar sekuritasnya kurang aktif
diperdagangkan. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (yang sebagian
besar kurang aktif diperdagangkan) dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan
pasar modal. Oleh karena itu pada tanggal 13 juli 1994 dikenalkan alternatif indeks
lain yaitu indeks LQ45. Indeks LQ 45 termasuk salah satu indikator indeks saham di
16
BEI yang dapat dijadikan acuan untuk menilai kinerja perdagangan saham. Indeks ini
dibentuk dari 45 saham – saham pilihan yang paling aktif diperdagangkan (
Jogiyanto, 2003 : 63 ).
Beberapa peneliti menemukan ada hubungan antara ketepatan informasi
dengan berita bagus / good news atau berita buruk / bad news (Lawrence dan Bryan,
1998). Sebagai contoh, Chambers dan Penman (1984 dalam Lawrence dan Bryan,
1998) menemukan bahwa ada hubungan antara keterlambatan pengumuman dengan
badnews. Auditor lebih membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencari
sejumlah hal-hal yang membuktikan / evidential matter sehingga terjadi peningkatan
audit delay. Audit Delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit
yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan
audit (Lawrence dan Bryan 1998, dalam Rustiana dan Jeane, 2007).
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah sebagai
sinyal dari perusahaan yang menunjukkan adanya informasi yang bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan investor dalam membuat keputusan bisnis. Informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan akan kurang bermanfaat apabila tenggang waktu
antara akhir periode akuntansi dan waktu publikasi laporan keuangan semakin jauh.
Selain itu juga dapat menyebabkan informasi yang ada sudah tidak up-to-date
sehingga berkurang manfaatnya bagi pengguna informasi tersebut. Lamanya waktu
penyelesaian audit (audit delay) akan dapat mempengaruhi ketepatan waktu publikasi
informasi keuangan auditan sehingga berdampak pada reaksi pasar terhadap
keterlambatan informasi tersebut dan akhirnya mempengaruhi tingkat ketidakpastian
keputusan yang berdasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Penelitian Chamber
17
dan Penman (1984 dalam Lawrence dan Bryan, 1998) menunjukkan bahwa
pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal return sedangkan
pengumuman laba yang lebih cepat menyebabkan hal sebaliknya (Rustiana dan Jeane,
2007).
Peningkatan akan kebutuhan informasi yang akurat dan tepat waktu ini telah
mempengaruhi permintaan akan audit laporan keuangan. Hal ini serupa dengan
kesimpulan dari Dyer dan McHugh(1975) yang menyatakan bahwa ketepatan waktu
pelaporan keuangan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan. Di
samping hal tersebut, ketepatwaktuan (timeliness) penyajian laporan keuangan akan
memberikan andil bagi kinerja yang efisien di pasar saham yaitu sebagai fungsi
evaluasi dan pricing, mengurangi tingkat insider trading dan kebocoran serta rumor-
rumor di pasar saham (Owusu dan Ansah 2000).
Abnormal Return merupakan selisih antara return sesungguhnya yang
terjadi dengan return ekspetasi. Abnormal Return ini juga dapat menjadi indikator
untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrumen investasi
telah mencerminkan seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu
harga saham relatif akan sama dengan return realisasinya. Pada pasar modal yang
telah efisien, seorang investor tidak akan dapat memperoleh abnormal return secara
berlebihan atau secara terus menerus. Hal ini tentu saja berlaku dengan asumsi
seluruh pelaku pasar bertindak rasional atas informasi yang diperoleh.
Ada tidaknya pengaruh publikasi laporan keuangan dimaksudkan untuk
melihat kandungan informasi pengumuman tersebut. Pengujian kandungan informasi
dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman
18
mengandung informasi, maka diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman
tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan
harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini diukur dengan menggunakan
return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return.
Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan suatu pengumuman yang
mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar.
Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return
kepada pasar (Jogiyanto, 2003 : 411).
Apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa publikasi laporan keuangan
terhadap abnormal return positif berarti bahwa pada tanggal publikasi laporan
keuangan tersebut investor memperoleh return saham lebih besar daripada return
pasar. Sedangkan jika abnormal return bernilai negatif berarti bahwa pada tanggal
publikasi tersebut investor memperoleh return saham yang besarnya tidak berbeda
secara statistik dengan return pasar.
Banyak studi telah melaporkan bahwa rasio rasio keuangan seperti return on
asset (ROA), earning to price, assets turnover dan sebagainya adalah nilai-nilai yang
relevan terkait dengan stock return. Ou dan Penman (1989) dan Holthausen dan
Larcker (1992) menjelaskan bahwa rasio keuangan dapat digunakan sebagai trading
strategy untuk memperoleh abnormal return. Trading strategy yang dikembangkan
oleh Ou dan Penman serta Holthausen dan Larcker akan menghasilkan abnormal
return yang lebih besar selama aktivitas bisnis mengalami penurunan, misalnya resesi
ekonomi karena pada saat resesi harga saham sangat jatuh sehingga pada saat dijual
19
pada kondisi normal akan mendapatkan return yang lebih besar daripada return
normal.
Ada beberapa penelitian yang berusaha menemukan faktor-faktor variabel
spesifik perusahaan yang dapat menjelaskan terjadinya abnormal return. Variabel
tersebut antara lain ukuran perusahaan (size), pertumbuhan perusahaan (growth) dan
risiko perusahaan (risk). Pengukuran size yang umumnya digunakan nilai total aktiva
atau penjualan bersih. Pengukuran Growth yang banyak digunakan adalah
pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan atau diwakili dengan nilai pasar dibagi
dengan nilai buku. Sedangkan pengukuran risk yang banyak digunakan adalah
leverage (Jogiyanto, 2003 : 473).
Manao & Nur dalam Winarni (2004) meneliti bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh dalam kemampuan analisis laporan keuangan dalam hubungannya
dengan abnormal return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk masing-masing
ukuran perusahaan terhadap rasio keuangan tidak berbeda secara signifikan sebagai
prediktor abnormal return.
Purnomo dalam Sumilir (2003) dalam penelitiannya mengenai pengaruh
keterkaitan kinerja keuangan dengan harga saham menunjukkan bahwa Return On
Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Divident
Per Share (DPS) mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham,
sedangkan DER cenderung tidak dapat digunakan dalam menentukan proyeksi harga
saham.
Kusumawardhani dalam Sumilir (2003) dalam penelitiannya memberikan
hasil bahwa periode sebelum krisis moneter, perubahan kinerja keuangan ( DER,
20
ROE, EPS, PER, DPS) secara bersama - sama berpengaruh signifikan terhadap
perubahan harga saham. Sedangkan untuk periode selama krisis moneter tidak
berpengaruh secara signifikan. Didalamnya terkandung anggapan perubahan kinerja
keuangan dan perubahan harga saham keduanya terjadi pada saat (periode)
bersamaan, sehingga mengabaikan realitas adanya waktu tenggang. Waktu tenggang
tersebut muncul karena adanya perbedaan tanggal tutup buku dan tanggal publikasi
laporan keuangan.
Sumilir (2003) dalam penelitiannya memberikan hasil bahwa hanya variabel
Earning Per Share (EPS) yang berpengaruh signifikan terhadap abnormal return dan
perusahaan yang publikasinya cepat memiliki rata-rata abnormal return dan EPS
yang lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan yang publikasinya lambat.
Dwi Susilo, dkk (2004) dalam penelitiannya memberikan hasil bahwa ada
peningkatan abnormal return setelah publikasi laporan keuangan. Ini membuktikan
bahwa publikasi laporan keuangan mempunyai kandungan informasi.
Winarni (2004) dalam penelitiannya memberikan hasil bahwa kinerja
financial dan karakteristik perusahaan tidak berpengaruh signifikan baik parsial
maupun simultan terhadap abnormal return saham pada perusaahaan Index LQ45 di
Bursa Efek Jakarta Tahun 1999-2002.
Rakhmawati dan Tri S (2005) dalam penelitiannya memberikan hasil bahwa
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return seluruh
saham golongan loser dengan seluruh saham golongan winner. Namun dalam
penelitian ini terdapat indikasi reaksi berlebihan (overreaction) yang ditandai dengan
portofolio loser mengungguli portofolio winner. Efek reaksi berlebihan ini terjadi
21
tidak dalam kurun waktu yang konstan lama, tetapi terjadi secara terpisah-pisah atau
separatis.
Novaliyanti (2007) juga dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa
secara simultan, kinerja keuangan meliputi Earning Per Share (EPS), Net Profit
Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) berpengaruh
signifikan terhadap abnormal return saham. Secara parsial, hanya variabel Return On
Asset (ROA) yang berpengaruh signifikan terhadap abnormal return sedangkan
variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan.
Penelitian ini melakukan pengujian kembali terhadap penelitian yang
dilakukan Sumilir (2003) yang membuktikan bahwa Earning Per Share (EPS)
berpengaruh signifikan terhadap abnormal return. Sedangkan dalam penelitian
Novaliyanti (2007 ) hanya Return On Asset (ROA) yang berpengaruh signifikan
terhadap abnormal return. Manao & Nur juga meneliti bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh dalam kemampuan analisis laporan keuangan dalam hubungannya
dengan abnormal return. Namun dalam penelitian Winarni menunjukkan Earning
Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan firm size tidak berpengaruh signifikan
baik parsial maupun simultan terhadap abnormal return. Oleh karena itu perlu
penelitian lebih lanjut untuk menguji adanya hasil yang tidak konsisten tersebut.
Dari latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul ” Pengaruh
Profitability, Leverage, Market Value, dan Firm Size terhadap Abnormal
Return ( Studi Empiris Pada Perusahaan Index LQ45 Tahun 2004 -2006 )”.
B. Rumusan Masalah
22
1. Apakah profitabilitas, leverage, nilai pasar dan firm size mempunyai pengaruh
secara parsial maupun simultan terhadap abnormal return saham pada perusahaan
indeks LQ45 di BEI periode 2004 -2006 ?
2. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi abnormal return ?
3. Apakah ada perbedaan antara rata- rata abnormal return antara perusahaan yang
publikasi laporan keuangannya cepat dan lambat?
4. Apakah ada perbedaan antara rata- rata profitabilitas, leverage, nilai pasar, firm
size antara perusahaan yang publikasi laporan keuangannya cepat dan lambat ?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini membatasi ruang lingkupnya pada perusahaan yang
dikategorikan ke dalam Indeks LQ45 dengan tujuan untuk mengetahui fluktuasi
investasi para pemodal. Selanjutnya, akan dilihat pengaruh dari variabel profitabilitas,
leverage, nilai pasar dan firm size terhadap abnormal return. Pengukuran ini
berdasarkan rasio keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas yang diproksikan
dengan perubahan Return On Asset (DROA) dan Return On Equity (DROE),
leverage yang diproksikan dengan perubahan Debt to Equity Ratio (DDER), serta
nilai pasar (market value) yang diproksikan dengan perubahan Earning Per Share
(DEPS) dan Price Earning Ratio (DPER). Sedangkan untuk ukuran perusahaan
(firm size ) diukur dengan total aktiva. Selain itu dalam pengujian ini, penulis akan
membandingkan rata – rata abnormal return, DROA, DROE, DDER, DEPS,
DPER, serta firm size dengan kecepatan publikasi laporan keuangan yaitu kriteria
23
cepat dan lambat. Penggolongan ini berdasarkan ketentuan BAPEPAM bahwa
laporan keuangan tahunan wajib disampaikan ke publik selambat-lambatnya pada
akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage, nilai pasar dan firm size
secara parsial maupun simultan terhadap abnormal return saham pada
perusahaan indeks LQ45 di BEI periode 2004 - 2006 .
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi abnormal
return.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara rata- rata abnormal return
antara perusahaan yang publikasi laporan keuangannya cepat dan lambat.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara rata- rata profitabilitas,
leverage, nilai pasar, firm size antara perusahaan yang publikasi laporan
keuangannya cepat dan lambat.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan nantinya dalam
mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan
keakuratan laporan keuangan dan analisis rasio keuangan yang dapat digunakan
sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan.
24
2. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam kaitan
proses pengambilan keputusan investasi yang berhubungan dengan adanya
perubahan harga saham / abnormal return di pasar modal, khususnya pada
perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI.
3. Bagi akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya dan memperluas informasi serta wawasan dalam pengembangan
penelitian di bidang pasar modal.
BAB II
25
TELAAH PUSTAKA
A. Efisiensi Pasar Modal
Di dalam pasar yang kompetitif, harga ekuilibrium suatu aktiva ditentukan
oleh penawaran dan permintaan agregat. Harga keseimbangan ini mencerminkan
konsensus bersama antara semua partisipan pasar tentang nilai dan aktiva tersebut
berdasarkan informasi yang tersedia. Jika suatu informasi baru yang relevan masuk
ke pasar yang berhubungan dengan suatu aktiva, informasi ini akan digunakan untuk
menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva yang bersangkutan. Akibatnya
adalah kemungkinan pergeseran ke harga ekuilibrium yang baru. Jika pasar bereaksi
dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya
mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan
pasar efisien ( Jogiyanto, 2003 : 369).
Pasar modal yang efisien harga – harga selalu mencerminkan semua
informasi baru yang relevan, sedangkan informasi baru tidak bisa diperkirakan
sebelumnya, maka perubahan harga sekuritas pada pasar modal yang efisien adalah
random (acak) dan tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Efisiensi pasar modal yang
dikaitkan dengan cara pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia ini dibuat
dengan efisiensi pasar secara informasi (Jogiyanto, 2003:370). Pasar modal dikatakan
efisien jika harga-harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia. Pasar
modal efisien difokuskan pada variabel pasar keseluruhan (seperti harga saham atau
return sekuritas) dan bukannya pada perilaku individual.
26
Efisiensi pasar modal dibedakan ke dalam 3 bentuk, (Husnan, 1996 : 251)
yaitu efisiensi bentuk lemah, efisiensi bentuk setengah kuat dan efisiensi bentuk kuat.
Hipotesis pasar modal yang efisiensi dalam bentuk lemah menyatakan bahwa harga
saham mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga diwaktu lalu.
Pengujian ini dapat digunakan untuk memproyeksikan harga di masa mendatang
untuk menghasilkan abnormal return positif yaitu dengan melihat aturan - aturan
mekanis seperti pola pergerakan harga dan volume perdagangan serta reaksi yang
berlebihan dari investor (Fabozzi, 1999 : 246).
Hipotesis pasar yang efisien dalam bentuk setengah kuat menyatakan bahwa
keadaan harga - harga saham bukan hanya mencerminkan harga di waktu yang lalu,
tetapi semua informasi yang dipublikasikan. Investor tidak akan dapat memperoleh
return diatas normal dengan membeli saham dengan memanfaatkan public
information dalam jangka waktu lama. Sedangkan hipotesis pasar yang efisien dalam
bentuk kuat menyatakan bahwa harga saham tidak hanya mencerminkan semua
informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang diperoleh dari analisis
fundamental tentang perusahaan dan perekonomian.
Ada beberapa faktor penting yang menjelaskan hubungan antara informasi
dengan harga sekuritas: 1) Pengungkapan informasi perusahaan, contohnya dengan
pengungkapan informasi, akan meminimalisir pengabaian pasar dan menyebabkan
harga pasar sekuritas yang benar; 2) Faktor kedua yang penting adalah luasnya
hubungan antara informasi dengan harga sekuritas serta insider trading. Bahwa
informasi dari dalam akan lebih cepat mempengaruhi harga ( Syarif, 2002 : 24 ).
27
B. Saham
4. Pengertian Saham
Saham adalah surat bukti kepemilikan bagian modal / tanda penyertaan
modal pada PT yang memberi hak menurut besar kecilnya modal yang disetor.
Jenis-jenis saham dibagi menjadi dua yaitu saham biasa dan saham preferen.
5. Analisis Saham
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham
(intrinsic value) dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham
tersebut pada saat ini (current market price). Nilai intrinsik saham menunjukkan
present value arus kas yang diharapkan dari suatu saham (Sudomo, 2001 : 317).
Pedoman yang digunakan adalah :
a. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (
harganya terlalu rendah ) dan karenanya layak dibeli / ditahan apabila saham
tersebut telah dimiliki.
b. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued
(harganya terlalu mahal) karenanya saham tersebut layak dijual.
c. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar
harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham adalah sebagai
berikut :
28
a. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang akan
datang.
Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil maka harga saham
cenderung stabil. Sebaliknya jika pendapatan atau dividen suatu saham
berfluktuasi maka harga saham cenderung akan berfluktuasi.
b. Tingkat pendapatan perusahaan.
Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS (Earning
per share) berhubungan erat dengan peningkatan harga saham. Apabila
fluktuasi EPS makin tinggi maka semakin tinggi juga perubahan harga
sahamnya.
c. Kondisi perekonomian.
Kondisi perekonomian saat ini dan sekarang salah satunya
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian masa lalu. Apabila kondisi
perekonomian stabil dan mantap maka investor optimis terhadap kondisi
perekonomian yang akan datang sehingga harga saham cenderung stabil.
Di samping dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut di atas, harga saham
juga dipengaruhi oleh psikologis pembeli, tindakan irasional yaitu ikut-ikutan
membeli saham, kondisi perusahaan, tingkat suku bunga, harga komoditas,
kondisi perekonomian, faktor investasi, inflasi, permintaan dan penawaran dan
sebagainya.
C. Indeks LQ-45
29
Indeks LQ-45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 February 1997.
Hari dasar untuk penghitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Untuk
seleksi awal digunakan data pasar dari Juli 1993 - Juni 1994, hingga terpilih 45
emiten yang meliputi 72% dari total kapitalisasi pasar dan 72,5% dari total nilai
transaksi di pasar reguler. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih yang
memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang terus direview setiap 6
bulan. Untuk dapat masuk dalam pemilihan, suatu saham harus memenuhi kriteria-
kriteria berikut ini (www.idx.co.id), yaitu:
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular (rata-
rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan
terakhir).
3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja
komponen saham yang masuk dalam penghitungan Indeks LQ-45. Penggantian
saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan
Agustus. Apabila terdapat saham yang sudah tidak memenuhi kriteria lagi maka
saham tersebut akan dikeluarkan dari perhitungan Indeks LQ45 dan akan diganti
dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Saham yang masuk kriteria dengan
ranking 1-35 akan langsung masuk perhitungan indeks. Sedangkan saham yang
masuk kriteria dengan ranking 36-45 belum tentu dimasukkan dalam perhitungan
30
indeks, kecuali bila saham tersebut telah memenuhi kriteria selama 3 kuartal berturut-
turut untuk menjamin kewajaran pemilihan saham, BEI memiliki komisi penasihat
yang terdiri dari para ahli dari BAPEPAM, universitas, dan profesional di bidang
pasar modal yang independen.
D. Analisis Laporan Keuangan
1. Analisis Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan oleh perusahaan
untuk mengukur kinerja adalah analisis tentang rasio keuangan. Menurut
Bringham (2003 : 79), secara umum analisis rasio keuangan terbagi menjadi 5
yaitu :
a. Rasio Likuiditas
Adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar
lainnya dengan kewajiban lancar. atau dapat dikatakan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban ( utang) yang telah jatuh tempo.
Rasio yang digunakan current ratio dan acid test ratio.
b. Rasio Manajemen Aktiva
Adalah rasio yang mengukur seberapa efektifitas perusahaan
mengelola aktivanya. Rasio manajemen aktiva mencakup perputaran
persediaan, days sales outstanding (DSO), perputaran aktiva tetap dan
perputaran total aktiva.
c. Rasio Manajemen Utang ( leverage )
31
Adalah rasio yang mengungkapkan seberapa besar perusahaan
dibiayai dengan utang dan kemungkinan tidak dapat dipenuhinya utang
perusahaan. Rasio manajemen utang mencakup rasio utang, rasio kelipatan
pembayaran bunga (time interest earned ratio), dan rasio cakupan beban
tetap (fixed charge coverage ratio).
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang
memperlihatkan pengaruh gabungan dari kebijakan likuiditas, manajemen
akiva dan manajemen utang terhadap hasil operasi. Rasio profitabilitas
mencakup marjin laba atas penjualan, rasio Break Event Point (BEP),
Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE).
e. Rasio Nilai Pasar ( Market Value Ratio )
Rasio nilai pasar merupakan sekumpulan rasio yang
menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba dan nilai buku per
saham. Rasio ini memberikan petunjuk tentang apa yang dipikirkan investor
atas kinerja masa lalu dan prospek perusahaan masa depan. Rasio ini
merupakan rasio yang khusus dipergunakan di pasar modal yang
menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal. Jika rasio likuiditas,
manajemen aktiva, manajemen utang, dan profitabilitas baik, maka
kemudian rasio nilai pasar akan menjadi tinggi, dan harga saham akan
setinggi yang diharapkan. Rasio nilai pasar mencakup Price Earning Ratio
(PER) dan rasio nilai buku (M/B).
2. Keterkaitan Rasio Keuangan dengan Return Saham
32
a. Return On Asset (ROA)
ROA ( Return On Asset) adalah rasio antara keuntungan bersih
setelah pajak terhadap jumlah aset keseluruhan yang juga berarti
merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian dari aset yang dimiliki. Dengan demikian, rasio
menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan
dengan aktiva-aktiva yang digunakan karena secara absolut suatu
perusahaan yang memperoleh laba yang meningkat belum tentu secara
relatif meningkat sebelum dibandingkan dengan aset yang digunakan
untuk menghasilkan profit tersebut. Peningkatan laba secara absolut
kemungkinan diakibatkan oleh adanya investasi baru. Kenaikan dalam
rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih perusahaan yang selanjutnya
akan meningkatkan harga saham dan return saham.
b. Return On Equity (ROE)
ROE (Return On Equity) adalah rasio antara laba bersih setelah
pajak terhadap penyertaaan modal sendiri, yang berarti juga merupakan
ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari saham
sendiri yang ditanamkan dalam bisnis. Bagi manajemen sebagai pihak
internal perusahaan, Return On Equity (ROE) mempunyai arti penting
untuk menilai kinerja perusahaan dalam memenuhi harapan pemegang
saham.
c. Earning Per Share (EPS)
33
EPS ( Earning Per Share) adalah rasio yang menggambarkan
jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa yang
beredar. Variabel EPS merupakan proxy bagi laba per saham perusahaan
yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai
bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu
dengan memiliki suatu saham (Astutik : 2005). Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan bahwa investor lebih percaya pada prospek perusahaaan
sehingga mereka mau membeli saham dengan harga yang lebih dari nilai
bukunya.
d. Debt to Equity Ratio (DER)
DER ( Debt to Equity Ratio ) adalah rasio yang membandingkan
antara total utang dengan total ekuitas. Rasio ini untuk mengetahui
kemampuan ekuitas suatu perusahaan untuk melunasi seluruh
kewajibannya dan menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga dapat melihat struktur risiko tidak tertagihnya utang.
Semakin tinggi DER menunjukkan struktur permodalan lebih banyak
dibiayai oleh pinjaman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap
kreditur semakin meningkat. Dengan meningkatnya DER maka beban
perusahaan kepada pihak luar (kreditur) juga semakin meningkat sehingga
harapan tingkat kembalian (return) para pemegang saham semakin kecil (
Astutik : 2005). Dan sebaliknya semakin kecil rasio ini menunjukkan
semakin baik perusahaan tersebut. Sehingga hal tersebut menyebabkan
suatu saham menarik akibatnya harga saham menjadi naik.
34
e. Price Earning Ratio (PER)
Adalah rasio yang membandingkan antara harga saham yang
diperoleh dari pasar modal dan laba per lembar saham yang diperoleh
pemilik perusahaan disajikan dalam laporan keuangan. Semakin tinggi
rasio ini, semakin baik nilai perusahaan tersebut. Perusahaan dengan
peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi
pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan
dan laba yang tinggi di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai PER yang
rendah pula.
Dalam penelitian Basu (1977) melakukan penelitian dengan
merangking Price Earning Ratio (PER) dan membandingkan hasil dari
grup dengan Price Earning Ratio (PER) tinggi dengan Price Earning
Ratio (PER) rendah selama 12 bulan setelah terjadi pembelian sekuritas.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sekuritas dengan Price Earning
Ratio (PER) rendah mengalahkan sekuritas dengan Price Earning Ratio
(PER) tinggi. Hal ini dikatakan anomali karena informasi Price Earning
Ratio (PER) merupakan informasi yang tersedia luas dan sudah banyak
digunakan oleh pasar dalam menilai sekuritas. Jika banyak investor sudah
menggunakan strategi ini, seharusnya penggunaan strategi ini tidak akan
menghasilkan abnormal return. Akan tetapi, kenyataannya strategi ini
dapat menghasilkan abnormal return, sehingga dianggap sebagai suatu
anomali (Jogiyanto, 2003: 431).
35
3. Model-model Penilaian Ekuitas dan Analisis Laporan Keuangan
Ada beberapa langkah dalam menyelidiki hubungan antara analisis
laporan keuangan dengan abnormal return; 1) Memisahkan sistem investasi
menjadi bagian-bagian tertentu misalnya input dapat dipecah menjadi data dan
model penilaian lainnya; 2) Mengestimasi kemungkinan abnormal return saat
ini diperoleh dari sistem investasi; 3) Jika ada sesuatu kemungkinan yang tinggi
mengenai perolehan abnormal return, usaha untuk menetapkan jika sumber-
sumber sistem investasi ini dihubungkan dengan abnormal return tersebut. Ada
2 pendekatan untuk meneliti jika ramalan earning adalah penyebab dari
abnormal return : 1) Meneliti pengaruh dari pemakaian alternatif peramalan
earning; 2) Meneliti komponen-komponen ramalan non earning individual
dalam suatu sistem untuk melihat jika setiap orang adalah sumber dari abnormal
returns (Syarif, 2002 : 35).
E. Firm Size (ukuran perusahaan)
Ukuran perusahaan merupakan variabel karakteristik perusahaan yang dapat
menjelaskan return saham. Meskipun pada umumnya ukuran perusahaan tidak bisa
digunakan sebagai kriteria untuk membedakan pertumbuhan nilai saham, tetapi sering
digunakan untuk menggolong- golongkan saham.
Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva
penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang
36
menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan
tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan. Dalam tahap ini arus kas
perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka
waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih
stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset
yang kecil.
Dalam penelitian Banz (1981) dalam Jogiyanto 2003, mendokumentasikan
bahwa abnormal return lebih besar diperoleh dari perusahaan berukuran kecil
daripada perusahaan berukuran besar di NYSE pada periode 1936 -1937 sehingga hal
ini dikatakan anomali (Jogiyanto, 2003 : 431).
F. Event Study
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi
pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai
suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandunagan
informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat digunakan untuk
menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2003 : 410).
Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk
setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan
informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika
pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan akan bereaksi pada waktu
37
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya
perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini diukur dengan
menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan
abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan suatu
pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal
return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan
abnormal return kepada pasar (Jogiyanto, 2003 : 411).
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi
tidak menguji seberapa cepat pasar bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan
reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini
merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient
market). Pasar dikatakan efisiensi bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan
cepat (quickly) untuk menyerap abnormal return untuk menuju ke harga
keseimbangan yang baru. Jika investor menyerap abnormal return dengan lambat,
maka pasar dikatakan tidak efisien bentuk setengah kuat secara informasi ( Jogiyanto,
2003 : 412).
Besarnya dampak suatu peristiwa terhadap setiap jenis dan harga saham
berbeda-beda. Umumnya Investor dalam menghadapi dampak tersebut menggunakan
tolok ukur “return “ yaitu perbandingan antara harga saat ini dengan harga
sebelumnya. Khusus dalam event studies yang mempelajari peristiwa spesifik tolok
ukur return yang digunakan adalah abnormal return (Samsul , 2006 : 275 ).
G. Return
38
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi
diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi (realized return)
merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena digunakan
sebagai alat pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi dihitung berdasarkan
data historis. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return
ekspektasi (expected return) dan resiko masa yang akan datang ( Jogiyanto, 2003:109
). Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan diperoleh
investor di masa mendatang.
Return dari suatu investasi tergantung dari instrumen investasi yang
dibelinya. Misalnya investasi dalam saham, saham tidak menjanjikan suatu return
yang pasti bagi para pemodal, namun beberapa komponen return pada saham yang
memungkinkan pemodal meraih keuntungan adalah dividen, saham bonus, dan
capital gain.
H. Abnormal Return
1. Pengertian Abnormal Return
Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return
ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal
return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return
ekspetasi.
39
RTN ti. = R ti. - E[R ti. ]
Keterangan :
RTN ti. = Return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke i pada periode
peristiwa ke t
R ti. = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke i pada periode
peristiwa ke t
E[R ti. ] = Return ekspetasi sekuritas ke i untuk periode peristiwa
ke t.
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke t
yang merupakan selisih harga sekarang terhadap harga sebelumnya atau dapat
dihitung dengan rumus (P 1-- itPit ) / 1-itP . Sedangkan return ekspetasi merupakan
return yang harus diestimasi. Brown dan Warner (1985) mengestimasi return
ekspetasi dengan menggunakan model estimasi mean adjusted model, market
model dan market adjusted model.
a. Mean adjusted Model
Model disesuaikan rata-rata (Mean adjusted Model) ini menganggap bahwa
return ekspetasi bernilai konstan yang sama dengan return realisasi
sebelumnya selama periode estimasi (estimation period) dan dirumuskan
sebagai berikut :
40
E[R ti. ] = T
Rt
tjji
2
1.
=
S
Keterangan :
E[R ti. ] = Return ekspetasi sekuritas ke i untuk periode peristiwa ke t
R ji. = Return realisasi sekuritas ke I pada periode estimasi ke j
T = lamanya periode estimasi yaitu dari t1 sampai dengan t2
b. Market Model
Perhitungan return ekspetasi dengan model pasar (market model ) ini
dilakukan dengan dua tahap yaitu (1) membentuk model ekspetasi dengan
menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan
model ekspetasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (ordinary
least square).
R ji. = jiMjii R .. eba ++
Keterangan :
R ji. = Return realisasi sekuritas ke I pada periode estimasi ke j
ia = Intercept untuk sekuritas ke i
ib = Koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke i
R Mj = Return indeks pasar pada periode estimasi ke j yang dapat dihitung
dengan rumus R Mj = (IHSG J -IHSG 1-J ) / IHSG 1-J dengan IHSG adalah
Indeks Harga Saham Gabungan
41
ije = Kesalahan residu sekuritas ke I pada periode estimasi ke j.
Dan return ekspetasi
E(R i ) = ia + ib . E(R M ) (Jogiyanto ,2003: 253).
c. Market Adjusted Model
Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk
mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat
tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan
periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas
yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
Misalnya pada hari pengumuman peristiwa, return indeks pasar adalah
sebesar 18%, dengan model disesuaikan-pasar (market adjusted model) ini,
maka return ekspektasi semua sekuritas di hari yang sama tersebut adalah
sama dengan return indeks pasarnya, yaitu sebesar 18% tersebut. Jika return
suatu sekuritas pada hari pengumuman peristiwa adalah 35%, maka besarnya
abnormal return yang terjadi adalah 17% (35% - 18%) (Jogiyanto, 2003:445).
3. Jenis – jenis Abnormal Return
Menurut Samsul ( 2006 : 276 ), jenis –jenis abnormal return dapat
diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, diantaranya :
a. Abnormal Return ( AR)
Abnormal return terjadi setiap hari pada setiap jenis saham yaitu
selisih antara return actual dan return ekspektasi yang dihitung secara harian.
42
Karena dihitung secara harian, maka dalam suatu window period dapat
diketahui abnormal return tertingi atau terendah dan dapat juga diketahui
pada hari ke berapa reaksi paling kuat terjadi pada masing – masing jenis
saham. Kebocoran informasi yang mengakibatkan abnormal return yang
muncul pada masa sebelum suatu peristiwa terjadi akan tampak dalam grafik
Abnormal Return (AR ) setiap jenis saham.
b. Average Abnormal Return (AAR)
Average abnormal return merupakan rata-rata abnormal return (AR)
dari semus jenis saham yang sedang dianalisis secara harian. Jadi ada AAR
hari -1, AAR hari -2. dan seterusnya. AAR dapat menunjukkan reaksi paling
kuat, baik positif maupun negatif dari keseluruhan jenis saham pada hari –hari
tertentu selama window period.
c. Cummulative Abnormal Return (CAR)
Merupakan kumulatif harian Abnormal Return (AR) dari hari pertama
sampai dengan hari - hari berikutnya untuk setiap jenis saham. Jadi
Cummulative Abnormal Return (CAR ) selama periode sebelum suatu
peristiwa terjadi akan dibandingkan dengan Cummulative Abnormal Return
(CAR) selama periode sesudah peristiwa terjadi. Dengan melakukan
perbandingan tersebut kita dapat mengetahui jenis saham yang paling
berpengaruh baik positif maupun negatif selama suatu periode.
d. Cummulative Average Abnormal Return (CAAR)
Merupakan kumulatif harian Average Abnormal Return (AAR) mulai
dari hari pertama sampai dengan hari –hari berikutnya. Dari grafik
43
Cummulative Average Abnormal Return (CAAR) harian ini dapat diketahui
kcenderungan kenaikan atau penurunan yang terjadi selama window period,
sehingga dampak positif atau negatif dari peristiwa tersebut terhadap
keseluruhan jenis saham yang diteliti juga dapat diketahui.
I. Penelitian Terdahulu
Manao & Nur dalam Winarni (2004) meneliti bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh dalam kemampuan analisis laporan keuangan dalam hubungannya
dengan abnormal return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk masing-masing
ukuran perusahaan terhadap rasio keuangan tidak berbeda secara signifikan sebagai
prediktor abnormal return.
Purnomo dalam Sumilir (2003) dalam penelitiannya mengenai pengaruh
keterkaitan kinerja keuangan dengan harga saham menunjukkan bahwa Return On
Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Divident
Per Share (DPS) mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham,
sedangkan DER cenderung tidak dapat digunakan dalam menentukan proyeksi harga
saham.
Sumilir (2003) dalam penelitiannya memberikan hasil bahwa hanya variabel
Earning Per Share (EPS) yang berpengaruh signifikan terhadap abnormal return dan
perusahaan yang publikasinya cepat memiliki rata-rata EPS dan abnormal return
yang lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan yang publikasinya lambat.
44
Penelitian Widyaningsih (2003) memberikan hasil bahwa publikasi laporan
keuangan perusahaaan manufaktur tidak mempengaruhi abnormal return sahamnya.
Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut untuk menguji adanya hasil yang tidak
konsisten tersebut.
Dwi Susilo, dkk (2004) dalam penelitiannya memberikan hasil bahwa
publikasi laporan keuangan mempunyai kandungan informasi. Namun tidak ada
perbedaan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah publikasi laporan
keuangan.
Winarni (2004) dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa kinerja
finansial dan karakteristik perusahaan tidak berpengaruh baik parsial maupun
simultan terhadap abnormal return saham pada perusaahaan Index LQ45 di Bursa
Efek Jakarta Tahun 1999 – 2002.
Rakhmawati dan Tri S (2005) dalam penelitiannya memberikan hasil bahwa
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return seluruh
saham golongan loser dengan seluruh saham golongan winner. Namun dalam
penelitian ini adanya indikasi reaksi berlebihan (overreaction) yang ditandai dengan
portofolio loser mengungguli portofolio winner. Efek reaksi berlebihan ini terjadi
tidak dalam kurun waktu yang konstan lama, tetapi terjadi secara terpisah-pisah atau
separatis.
Novaliyanti (2007) juga dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa
secara simultan kinerja keuangan meliputi Earning Per Share (EPS), Net Profit
Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), berpengaruh
signifikan terhadap abnormal return saham. Secara parsial, hanya variabel Return On
45
Asset (ROA) yang berpengaruh signifikan terhadap abnormal return sedangkan
variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan.
J. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teori, kerangka pemikiran disusun untuk
menggambarkan faktor yang mempengaruhi terjadinya abnormal return. Abnormal
Return ini merupakan selisih antara harga pasar saham & ILQ45 sebelum dan pada
tanggal publikasi laporan keuangan tahunan. Penulis menguji pengaruh profitabilitas
yang diproksikan dengan perubahan Return On Asset (DROA) dan Return On Equity
(DROE), leverage dengan perubahan Debt to Equity Ratio (DDER), dan nilai pasar
yang diproksikan dengan perubahan Earning Per Share (DEPS) dan Price Earning
Ratio (DPER) serta ukuran perusahaan (firm size) terhadap abnormal return.
Dalam penelitian ini memperhitungkan waktu tenggang (time lag). Waktu
tenggang ini muncul karena adanya perbedaan antara tanggal tutup buku dan tanggal
publikasi laporan keuangan. Pada umumnya perusahaan baru mempublikasikan
laporan keuangan setelah tanggal tutup buku. Dengan demikian maka pada tanggal
tutup buku (31 Desember) tersebut para calon investor belum bisa mengetahui
bagaimana kinerja finansial dibanding tahun yang lalu, mereka dapat mengetahuinya
beberapa minggu atau beberapa bulan berikutnya yaitu saat laporan keuangan
dipublikasikan. Oleh karena itu, perubahan harga pasar saham yang relevan
dihubungkan dengan perubahan kinerja finansial perusahaan yang diukur dengan
rasio keuangan adalah perubahan harga saham yang terjadi pada tanggal publikasi
46
laporan keuangan tersebut, bukan perubahan harga saham yang terjadi pada tanggal
sebelum publikasi laporan keuangan.
Selain itu dalam pengujian ini, penulis akan membandingkan variabel
abnormal return dan DROA, DROE, DDER, DEPS, D PER, serta firm size dengan
kecepatan publikasi laporan keuangan yaitu kriteria cepat dan lambat. Penggolongan
ini berdasarkan ketentuan BAPEPAM Peraturan No. X.K.2 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan. Untuk melihat hal ini secara lebih jelas
dapat dilihat gambar 1 berikut:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
K. Hipotesis
CEPAT LAMBAT
DROA DROE DDER DEPS D PER FIRM SIZE
ABNORMAL RETURN
PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN
47
ROA ( Return On Asset) adalah rasio antara keuntungan bersih setelah pajak
terhadap jumlah aset. Semakin tinggi rasio ini akan menarik harga suatu saham
menjadi naik dan akhirnya return pun menjadi naik. Hal ini konsistensi dengan
penelitian Novaliyanti ( 2007). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ROA
berpengaruh terhadap abnormal return.
ROE (Return On Equity) adalah rasio antara laba bersih setelah pajak
terhadap penyertaaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio, return menjadi naik. Hal
ini konsistensi dengan penelitian Purnomo dalam Sumilir (2003). Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa ROE bepengaruh positif terhadap perubahan harga saham.
EPS ( Earning Per Share) adalah rasio yang menggambarkan jumlah
keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa yang beredar. Semakin
tinggi rasio, return menjadi naik.Hal ini konsistensi dengan penelitian Sumilir (2003).
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa EPS berpengaruh terhadap abnormal return.
DER ( Debt to Equity Ratio ) adalah rasio yang membandingkan antara total
utang dengan total ekuitas. Semakin kecil rasio ini menunjukkan semakin baik
perusahaan tersebut dan menyebabkan suatu saham menarik akibatnya harga saham
menjadi naik dan return pun ikut naik. Hal ini konsistensi dengan penelitian
Natarsyah dalam Sumilir (2003). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa DER
mempunyai pengaruh dengan perubahan harga saham ( abnormal return ).
PER ( Price Earning Ratio) adalah rasio yang membandingkan antara harga
saham dengan EPS. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula prospek
perusahaaan. Namun bagi investor lebih menyukai PER yang rendah karena akan
mendapatkan capital gain lebih besar. Hal ini konsistensi dengan Chalk and Peavy
48
(1987) dalam Kurniawan (2002) sehingga dapat dikatakan PER berpengaruh negatif
dengan abnormal return .
Ukuran perusahaan merupakan variabel karakteristik perusahaan yang dapat
menjelaskan return saham. Semakin besar perusahan, semakin besar risiko dan
keuntungannya ( return). Hal ini konsistensi dengan penelitian Kurniawan (2002)
sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran memiliki pengaruh positif terhadap return.
Penelitian ini juga memperhatikan waktu tenggang dalam menentukan
perubahan harga saham. Lag time adalah selisih tanggal tutup buku dengan publikasi
laporan keuangan. Penggolongan ketentuan publikasi berdasarkan ketentuan
Bapepam. Hal ini konsistensi dengan penelitian Sumilir ( 2003).
Berdasarkan pada perumusan masalah dan penelitian terdahulu diatas, maka
hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :
Ha 1 : Diduga Profitabilitas, leverage, nilai pasar dan firm size berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap abnormal return saham.
Ha 2 : Diduga Profitabilitas, leverage, nilai pasar dan firm size berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap abnormal return saham.
Ha 3 : Diduga ada perbedaan antara rata- rata abnormal return antara perusahaan
yang publikasi laporan keuangannya cepat dan lambat.
Ha 4 : Diduga ada perbedaan antara rata- rata profitabilitas, leverage, nilai pasar,
firm size antara perusahaan yang publikasi laporan keuangannya cepat dan
lambat.
BAB III
49
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan survey data sekunder. Penelitian ini
merupakan penelitian penjelasan (explanatory research) yang menfokuskan
hubungan antara variabel penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan.
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
BEI dan termasuk dalam kelompok Index LQ45 tahun 2004 - 2006. Sampel
merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap
dapat mewakili populasi.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan
metode purposive sampling yaitu populasi yang dijadikan sampel merupakan
populasi yang memenuhi kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel
yang representative sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Adapun Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan yang
tercantum dalam Indeks LQ45 tahun 2004 -2006. Kriteria perusahaan tersebut adalah:
1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Perusahaan menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan berakhir 31
Desember selama periode analisis dan dimuat di ICMD.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan lengkap.
50
4. Perusahaan yang masuk indeks LQ45 selama 3 tahun dengan ketentuan
perusahaan tersebut dalam 1 tahun ikut 2 x periode revisi.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu :
1. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang tergantung pada variabel lain, Dalam
penelitian ini, variabel dependen adalah abnormal return saham.
2. Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang bebas mempengaruhi variabel lain.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah DROA, DROE, DDER, DEPS,
DPER, dan Firm Size.
Ada beberapa pengukuran variabel yang akan diuji secara sistematik dalam
penelitian ini:
a. Abnormal Return Saham
Penghitungan abnormal return menggunakan market adjustment
model. Dalam penelitian ini abnormal return dihitung dari perbedaan antara
harga pasar saham & ILQ45 sebelum dan pada tanggal publikasi laporan
keuangan tahunan.
itAR = itR - mtR
Keterangan : itAR = Abnormal Return saham i pada tanggal ke t
itR = Return sesungguhnya yang terjadi untuk saham i pada tanggal ke t
51
mtR = Return pasar yang terjadi pada tanggal ke t
itR = 1
1
-
--
it
itit
P
PP
Keterangan :
itR = Return sesungguhnya yang terjadi untuk saham i pada tanggal ke t.
itP = Closing price saham i pada tanggal saat publikasi laporan keuangan
tahunan.
1-itP = Closing price saham i pada tanggal sebelum publikasi laporan
keuangan tahunan.
mtR = 1
1
45
4545
-
--
t
tt
ILQ
ILQILQ
Keterangan :
mtR = Return pasar yang terjadi pada tanggal ke t.
tILQ45 = Index harga saham LQ45 pada tanggal publikasi laporan keuangan
tahunan.
145 -tILQ = Index harga saham LQ45 pada tanggal sebelum publikasi laporan
keuangan tahunan.
b. Return on Asset (ROA)
ROA merupakan rasio antara laba yang tersedia bagi pemegang saham
/ laba setelah pajak dengan total asset ( Brigham & Houston, 2001).
ROA = Earning After Tax
Total Asset
52
Perubahan ROA (DROA) adalah perubahan ROA dari suatu periode
ke periode berikutnya yang dinyatakan dalam presentase, dan dihitung dengan
cara :
DROA = 1
1
-
--
t
tt
ROA
ROAROA x 100%
c. Return on Equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur pengembalian atas ekuitas
saham biasa. Satuan pengukuran ROE dinyatakan dalam %. Rasio ini dapat
dirumuskan dengan:
ROE = Earning After Tax
Equity
Perubahan ROE (DROE) adalah perubahan ROE dari suatu periode
ke periode berikutnya yang dinyatakan dalam presentase, dan dihitung dengan
cara :
D ROE = 1
1
-
--
t
tt
ROE
ROEROEx 100 %
d. Debt Equity Ratio (DER)
Adalah Rasio yang membandingkan antara total utang dengan total
ekuitas. Rasio ini dapat dirumuskan dengan :
DER = Total utang
Total ekuitas
Perubahan DER (DDER ) adalah perubahan ROE dari suatu periode
ke periode berikutnya yang dinyatakan dalam presentase dan dirumuskan :
53
DDER = 1
1
-
--
t
tt
DER
DERDERx 100%
e. Earning Per Share ( EPS )
EPS merupakan rasio yang menggambarkan jumlah keuntungan
yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa yang beredar.
EPS = Laba bersih
Jumlah lembar saham yang beredar
Perubahan EPS (DEPS ) adalah perubahan EPS dari suatu periode
ke periode berikutnya yang dinyatakan dalam presentase, dan dihitung dengan
cara :
DEPS =1
1
-
--
t
tt
EPS
EPSEPS x 100 %
f. Price Earning Ratio (PER)
Adalah rasio yang membandingkan antara harga saham yang
diperoleh dari pasar modal dan laba per lembar saham yang diperoleh pemilik
perusahaan disajikan dalam laporan keuangan. Rasio ini dihitung dengan
dengan :
PER = Harga saham
Laba per lembar saham (EPS)
Perubahan PER (DPER ) adalah perubahan ROE dari suatu periode ke
periode berikutnya yang dinyatakan dalam presentase, dan dihitung dengan :
DPER = 1
1
-
--
t
tt
PER
PERPER x 100%
54
g. Firm Size
Ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva perusahaan
emiten untuk tahun terakhir. Asumsi yang mendasari adalah bahwa investor
akan membaca / menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham. Dalam
penelitian ini, ukuran perusahaan dihitung dengan logaritma natural total
aktiva.
h Kategori / kriteria ’’cepat” dan ” lambat ” dalam publikasi laporan keuangan
tahunan perusahaan didasarkan atas berapa lama laporan keuangan tersebut
dipublikasikan pada surat kabar harian Bisnis Indonesia sejak tanggal tutup
buku, dengan definisi operasional sebagai berikut :
’’Cepat” : publikasi laporan keuangan perusahaan selambat – lambatnya 3
bulan (90 hari) setelah tanggal tutup buku ( 1 januari – 31 Maret tahun
berikutnya ).
” Lambat ” : publikasi laporan keuangan perusahaan setelah 3 bulan ( 90 hari )
sejak tanggal tutup buku .
Penentuan batas waktu ini mengacu pada ketentuan BAPEPAM
berdasarkan Peraturan No. X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala, Emiten/ Perusahaan Publik wajib menyampaikan Laporan
Keuangan Tahunan dan Tengah Tahunan. Untuk Laporan Keuangan Tahunan,
laporan yang disampaikan wajib disertai dengan laporan akuntan dengan
pendapat yang lazim selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan. (www.bapepam.lk.depkeu.go.id).
55
D. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Data-datanya antara lain:
1. Return On Asset (ROA) tahun 2003 - 2006.
2. Return On Equity ( ROE ) tahun 2003 - 2006.
3. Earning Per Share ( EPS ) tahun 2003 - 2006.
4. Debt To Equity Ratio ( DER) tahun 2003 -2006.
5. Price Earning Ratio ( PER ) tahun 2003 -2006.
6. Total Asset tahun 2004 - 2006.
7. Closing price saham dan ILQ45 pada penutupan tanggal sebelum publikasi
laporan keuangan tahunan 2004 – 2006.
8. Closing price saham dan ILQ45 pada tanggal publikasi laporan keuangan
tahunan 2004 - 2006.
E. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan survey
literature dengan menggunakan referensi yang diperoleh dari Pojok BEI Perpustakaan
MM UNS. Data diambil dari berbagai sumber / publikasi seperti : JSX Statistics dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang memuat data perusahaan LQ45
yang terdaftar di BEI selama periode 2003 – 2006.
56
F. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini
adalah dengan menggunakan model regresi linier berganda dan analisis beda dua rata
– rata.
Untuk analisis regresi linier berganda yaitu menguji pengaruh DROA,
DROE, DEPS, DDER, DPER,dan Firm Size terhadap abnormal return saham.
AR = b 0 + b1 DROA + b 2 DROE + b 3 DDER + b 4 D EPS + b 5 DPER +
b 6 LN_TA + e
Keterangan :
AR = Abnormal Return Saham pada tanggal ke t
DROA = perubahan Return On Asset
DROE = perubahan Return On Equity
DDER = perubahan Debt to Equity Ratio
DEPS = perubahan Earning Per Share
DPER = perubahan Price Earning Ratio
LN _TA = Logaritma Natural Total Asset Perusahaan (firm size)
b 0 = Konstanta
b1 - b 6 = Koefisien regresi
e = Kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai ekspetasi
sama dengan nol.
57
1. Uji Asumsi klasik
Dalam analisis regresi berganda perlu menghindari penyimpangan
asumsi klasik supaya tidak menimbulkan masalah dengan penggunaannya.
a. Uji Normalitas Data
Tujuan normalitas data adalah untuk mengetahui dalam sebuah model
regresi bahwa variabel dependen, variabel independen atau kedua-duanya
mempunyai distribusi normal / tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas
data menggunakan normal probability plots dan Kolmogorov-Smirnov (
Santoso, 2001 : 162). Test uji kolmogorov smirnov, distribusi dikatakan
normal apabila nilai signifikan yang ditentukan yaitu 0,05 / p > 0,05 maka
data berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal adalah dengan
menghilangkan data yang bersifat outlier yaitu data yang mempunyai nilai di
luar batas normal. Untuk mengetahui data bersifat outlier dilakukan dengan
menggunakan analisis boxplot (Santoso, 2001 : 160).
b. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan
hubungan linier yang sempurna diantara beberapa variabel bebas dalam model
regresi (Gujarati, 1995 : 157). Uji ini dilakukan dengan melihat tolerance
value dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika Variance Inflation Factor (
VIF) > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolineritas. Jika
terjadi ini maka variabel yang menyebabkan multikolineritas harus
dikeluarkan dari model.
58
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi merupakan korelasi yang terjadi antara anggota di
serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series dalam bentuk
waktu (data time series) / data cross sectional (Gujarati, 1995 : 201).
Dalam model klasik mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang
berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau
gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain manapun. Pengujian ini
dilakukan dengan statistic dw (Durbin Watson), dengan membandingkan nilai
Durbin Watson hitung (d) dengan nilai Durbin Watson tabel yaitu batas lebih
tinggi (du) dan batas lebih rendah (dL). Kriteria pengujiannya adalah
1) Jika 0 < d < dL maka terjadi autokorelasi positif.
2) Jika dL < d < du maka terjadi autokorelasi atau tidak (ragu-ragu).
3) Jika 4 – dL < d < 4 maka autokorelasi negatif.
4) Jika 4 –du < d < 4 – dL maka autokorelasi tidak ada kepastian (ragu-
ragu).
5) Jika du< d < 4 – du maka tidak terjadi autokorelasi baik +/ - .
(Gujarati, 1995 : 218)
d. Uji heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan Grafik plot antara nilai
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya dapat dilakukan dengan melihat pola tertentu pada grafik
59
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi dan sumbu X adalah residual ( Y prediksi – Y sesungguhnya) yang
telah di studentized. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik yang
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas ( Ghozali, 2006 : 105).
2. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Koefisien Secara Parsial (Uji t)
a) Menentukan formulasi hipotesis nilai nihil (Ho) dan hipotesis alternatif
(Ha).
Ho = b1= 0
Ha =b1 0¹
b) Membandingkan probabilitas t - hitung dengan tingkat signifikansi 5 %
c) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :
(1) Ho diterima, Ha ditolak apabila p 05,0³ yang berarti bahwa
variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen / model regresi tidak signifikan.
(2) Ho ditolak, Ha diterima apabila p 05,0£ yang berarti bahwa Ho
ditolak, Ha diterima apabila p 05,0£ yang berarti bahwa variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen
dan dikatakan model regresi signifikan.
b. Pengujian Koefisien Regresi Simultan ( Uji F )
a) Menentukan hipotesis nilai nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).
60
Ho = b1 =b2 = b3= b4 = 0
Ha 321 bbb ¹¹¹ 4b¹ ¹ 0
b) Membandingkan probabilitas F-hitung dengan tingkat signifikansi 5
%
c) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :
(1) Ho diterima, Ha ditolak apabila p 05,0³ yang berarti bahwa
variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen / model regresi tidak signifikan.
(2) Ho ditolak, Ha diterima apabila p 05,0£ yang berarti bahwa
variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen dan dikatakan model regresi signifikan.
c. Pengujian Koefisien Determinasi Majemuk (Uji R 2 )
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh
dari seluruh variabel independen yang ada dan besarnya pengaruh yang
disebabkan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan. Tingkat ketepatan regresi
dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R 2 ) yang nilainya 0
sampai 1.atau 0£ R 2 £1. Koefisien determinasi = 1 berarti bahwa variabel
independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen dan jika
koefisien determinasi majemuk = 0 berarti variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Rumus : R 2 = 1 - 2
2
yieiSS
61
Keterangan :
R = Koefisien determinasi
ei = Nilai kuadrat residual
yi = Nilai kuadrat variabel dependen
d. Pengujian Analisis Beda Dua Rata – rata
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent
sample t-test . Tujuan analisis ini untuk mengetahui :
1) Ada tidaknya perbedaan rata – rata abnormal return antara perusahaan
yang publikasi laporan keuangannya cepat dan lambat.
2) Ada tidaknya perbedaan rata – rata profitabilitas ( ,ROAD ROED ),
leverage ( DERD ), nilai pasar ( ), PEREPS DD dan firm size ( total aset)
antara perusahaan yang publikasi laporan keuangannya cepat dan
lambat.
Pengujian signifikansi perbedaan dua rata – rata ini dilakukan melalui
uji t dengan melihat nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitasnya < 0,05
maka Ho ditolak yang berarti ada perbedaan rata – rata abnormal return /
perubahan profitabilitas, leverage, nilai pasar dan firm size antara perusahaan
yang publikasi laporan keuangannya cepat dan lambat. Tetapi apabila nilai
probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan
rata – rata abnormal return / profitabilitas, leverage, nilai pasar dan firm size
antara perusahaan yang publikasi laporan keuangannya cepat dan lambat.
62
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data
Berdasarkan nilai – nilai rasio finansial tahun 2003 sampai dengan 2006
yang terdiri dari Rasio profitabilitas yang diproksikan DROA dan DROE, Rasio
leverage yang diproksikan DDER, Rasio nilai pasar (Market Value Ratio) yang
diproksikan DEPS dan DPER. Penulis juga menambahkan variabel firm size
(ukuran) yang diukur dengan total aset. Ke semua variabel tersebut digunakan untuk
menguji pengaruhnya terhadap abnormal return. Selain itu juga dilakukan pengujian
perbandingan rata- rata abnormal return (variabel dependen) dan DROA, DROE,
DDER, DEPS, DPER, serta firm size (variabel independen) dengan kecepatan
publikasi laporan keuangan.
Populasi yang akan diteliti dalam penelitian meliputi seluruh perusahaan
yang terdaftar di BEI dan termasuk dalam kelompok Index LQ45 di BEI tahun 2004 -
2006. Pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling yaitu populasi yang dijadikan sampel merupakan populasi yang memenuhi
kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Perusahaan yang dijadikan sampel merupakan
perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
63
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan berakhir 31 Desember selama
periode analisis dan dimuat di ICMD.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan tahunan di media cetak.
4. Perusahaan termasuk dalam index LQ45 selama tahun 2004 -2006 dengan
ketentuan perusahaan tersebut dalam 1 tahun ikut 2 x periode revisi. Karena
penelitian selama 3 tahun, maka terjadi periode revisi selama 6 x meliputi :
Februari 2004 – Juli 2004, Agustus 2004 – Januari 2005, Februari 2005 –Juli
2005, Agustus 2005 – Januari 2006, Februari 2006 – Juli 2006, dan Agustus
2006 – Januari 2007.
B. Deskriptif Perusahaan
Perusahaan yang termasuk Indeks LQ45 adalah perusahaan yang terdiri dari
45 saham terpilih yang memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang
terus direview setiap 6 bulan. Indeks LQ 45 menggambarkan sekelompok saham
pilihan yang memenuhi kriteria tertentu. Saham yang berhak masuk dalam kelompok
tersebut adalah yang memenuhi kriteria ranking tinggi pada: (1) total transaksi, (2)
nilai transaksi, dan (3) frekuensi transaksi.
Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah perusahaan yang masuk
Indeks LQ45 dengan ketentuan perusahaan tersebut dalam 1 tahun ikut 2 x periode
revisi. Karena ada banyak data yang outlier, nilai – nilai yang ekstrim dihilangkan
dari model penelitian sehingga data yang semula 92 sampel menjadi 48 sampel. Dan
sampel tersebut berdasarkan jenis industri meliputi :
64
1. Agriculture : Bakrie Sumatra Plantations Tbk ( UNSP ).
2. Mining : Aneka Tambang (Persero) Tbk ( ANTM), International Nickel Ind .Tbk
(INCO), Medco Energi International Tbk (MEDC), Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk (PGAS), Tambang Batubara Bukit Asam Tbk ( PTBA), dan Timah
Tbk ( TINS).
3. Automotive and Allied Product : Astra Otoparts Tbk (AUTO), Astra International
Tbk, United Tractors Tbk (UNTR).
4. Tobacco : Gudang Garam Tbk ( GGRM).
5. Manufactur : Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
6. Paper and Allied Product : Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) .
7. Telecommunication : Indosat Tbk (ISAT), Telekomunikasi Indonesia Tbk
(TLKM).
8. Pharmacy : Kalbe Farma Tbk (KLBF).
9. Department Store : Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).
berganda di atas dapat ditafsirkan sebagai berikut :
Konstanta (a) sebesar - 0,108 mempunyai arti apabila
nilai variabel independen sama dengan nol maka
abnormal return saham perusahaan Indeks LQ45 bernilai
negatif sebesar 0,108 satuan, Koefisien regresi DPER
sebesar - 0,014 mempunyai arti setiap kenaikan rasio
DPER sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif
terhadap abnormal return saham perusahaan Indeks LQ45
sebesar 0,014 satuan. Koefisien regresi ukuran
sebesar 0,004 mempunyai arti setiap kenaikan ukuran
perusahaan (LN_TA) sebesar 1 satuan akan berpengaruh
positif terhadap abnormal return saham perusahaan
Indeks LQ45 sebesar 0,004 satuan. Dan seterusnya.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen maka perlu dilakukan uji t dan
uji F.
1) Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas
yang diproksikan dengan DROE, leverage yang diproksikan dengan
DDER, nilai pasar yang diproksikan dengan DEPS dan DPER serta
ukuran perusahaan terhadap abnormal return saham perusahaan Indeks
LQ45 secara parsial.
74
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis
pertama diketahui bahwa hanya variabel DPER yang mempunyai
pengaruh terhadap abnormal return secara parsial karena variabel DPER
memiliki nilai probabilitas signifikansi t sebesar 0,012 (lebih kecil dari
0,05), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan variabel
lainnya (DROE, DDER, DEPS, dan ukuran perusahaan) tidak
berpengaruh secara parsial terhadap abnormal return saham karena
memiliki nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada tabel IV.7 berikut :
TABEL IV.7 HASIL UJI t
Sumber : Olah data sekunder
2) Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas
yang diproksikan dengan D ROE, leverage yang diproksikan dengan
DDER, nilai pasar yang diproksikan dengan DEPS dan DPER serta
Variabel t hitung Signifikansi
Hasil
DROE ,236 ,814 Ho diterima
DDER -,813 ,421 Ho diterima
DEPS -,111 ,912 Ho diterima
DPER -2,642 ,012 Ho ditolak
LN_TA 1,731 ,091 Ho diterima
75
ukuran perusahaan terhadap abnormal return saham perusahaan Indeks
LQ45 secara simultan.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis
kedua diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 2,590 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,039 yang berarti probabilitas < a 5%. Dengan
demikian dapat disimpulkan Ho ditolak, Ha diterima yang berarti hipotesis
kedua mengenai rasio profitabilitas yang diproksikan denganDROE,
leverage yang diproksikan dengan DDER, nilai pasar yang diproksikan
dengan DEPS dan DPER serta ukuran perusahaan berpengaruh secara
simultan terhadap abnormal return saham perusahaan Indeks LQ45.
3) Koefisien Determinasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh
dari seluruh variabel independen yang ada dan besarnya pengaruh yang
disebabkan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan. Melalui pengujian
secara simultan dapat diketahui besarnya koefisien determinasi ( adj R
Square). Berdasarkan hasil SPSS menunjukkan hasil bahwa variabel
independen (DROE, DDER, DEPS, DPER, dan Firm Size ) hanya
mempengaruhi sebesar 14,5 % terhadap abnormal return . Sedangkan
85,5 % adalah variabel lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.
b. Analisis Beda Dua Rata - rata
76
Berdasarkan perhitungan SPSS untuk analisis beda dua rata – rata
menggunakan independent sample t-test. Untuk hasil analisisnya dapat
dilihatpada tabel IV.8 berikut :
TABEL IV.8 HASIL ANALISIS BEDA DUA RATA –RATA ABNORMAL RETURN DAN
PERUBAHAN RASIO PROFITABILITAS,LEVERAGE,NILAI PASAR, SERTA FIRM SIZE ANTARA PERUSAHAAAN BERKRITERIA
CEPAT DAN LAMBAT
Variabel Kriteria N Rata-rata Standar Deviasi
Uji t Signifikansi
t (dua sisi) AR Cepat
Lambat
26
22
-0,005232
-0,000071
0,0172255
0,0163347
-1,059 0,295
D ROE
Cepat
Lambat
26
22
-0,11287
-,02189
0,317890
0,240680
-1,101 0,277
DDER
Cepat
Lambat
26
22
-0,03717
-0,11666
0,224907
0,242203
1,178 0,245
DEPS
Cepat
Lambat
26
22
0,00542
0,20339
0,473589
0,317509
-1,668 0,102
DPER Cepat
Lambat
26
22
0,45081 0,07976
0,450133 0,381990
3,047 0,004*)
LN_TA
Cepat
Lambat
26
22
29,48726
29,98208
0,982545
1,216087
-1,559 0,126
*) Signifikan pada a = 0,05 Sumber : Olah data sekunder
Berdasarkan tabel IV.8 di atas tampak bahwa uji beda dua rata –rata
antara abnormal return antara perusahaan yang berkriteria cepat dan lambat
menghasilkan angka probabilitas 0,295 ( diatas 0,05) berarti Ho diterima.
77
Dalam hal ini, hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak yang artinya
bahwa dalam rata – rata abnormal return antara perusahaan berkriteria cepat
dan lambat tidak ada perbedaaan yang signifikan.
Pada hipotesis keempat dari hasil uji beda dua rata – rata
profitabilitas yang diproksikan dengan D ROE, leverage yang diproksikan
DDER, rasio nilai pasar yang diproksikan dengan DEPS dan DPER serta
ukuran perusahaaan diperoleh hasil bahwa dari kelima variabel tersebut
hanya variabel perubahan Price Earning Ratio (DPER ) yang mempunyai
angka probabilitas di bawah 0,05 yakni sebesar 0,004. Hal ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam rata – rata perubahan Price
Earning Ratio (DPER ) antara perusahaan berkriteria cepat dan lambat dalam
publikasi laporan keuangannya dengan kecenderungan bahwa perusahaan
yang publikasi laporan keuangannya cepat memiliki rata – rata perubahan
Price Earning Ratio (DPER ) yang lebih baik daripada perusahaan yang
publikasinya lambat. Sedangkan keempat variabel lainnya menghasilkan
angka probabilitas di atas 0,05, yang artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam rata- rata perubahan Return On Equity ( D ROE), perubahan
Debt to Equity Ratio (DDER), perubahan Earning Per Share (DEPS) dan
Firm Size (LN_TA) antara perusahaan berkriteria cepat dan lambat.
D. Interpretasi Hasil
78
Dalam penelitian ini, pengujian analisis data yang digunakan adalah regresi
linier berganda dan analisis beda dua rata – rata. Analisis regresi linier berganda ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara profitabilitas yang diproksikan DROA
dan D ROE, leverage yang diproksikan DDER, rasio nilai pasar yang diproksikan
dengan DEPS dan DPER serta ukuran perusahaaan sebagai variabel independen
dengan abnormal return sebagai variabel dependen. Pengujian melalui uji F
membuktikan bahwa variabel independen (DROE, DDER, DEPS, DPER, dan Firm
Size ) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (abnormal
return) secara simultan / bersama – sama.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Sumilir (2003) yang
menunjukkan bahwa kinerja finansial (DEPS, DLEV, DROA, DROE ) mempunyai
pengaruh signifikan secara simultan terhadap abnormal return pada perusahaaan
publik di Bursa Efek Jakarta Tahun 1998 – 2001.
Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya Winarni ( 2004 ) yang
memberikan hasil bahwa kinerja finansial (DEPS dan DROA) dan karakteristik
perusahaan (ukuran, jenis, dan usia perusahaan) tidak berpengaruh signifikan baik
parsial maupun simultan terhadap abnormal return saham pada perusaahaan Indeks
LQ45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 1999-2002.
Pengujian secara parsial melalui uji t membuktikan bahwa hanya rasio
variabel perubahan Price Earning Ratio (DPER) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap abnormal return pada a 5% dan ukuran berpengaruh signifikan terhadap
79
abnormal return pada a 10%. Sedangkan variabel lain seperti DROE, DDER ,
DEPS tidak berpengaruh terhadap abnormal return baik a 5% maupun a 10% .
Hasil penelitian ini sama dengan Chalk dan Peavy ( 1987) dalam Kurniawan
(2002) bahwa PER berpengaruh negatif signifikan terhadap abnormal return saham
perdana. Hal ini didukung dengan penelitian Garang (1993) dalam Kurniawan (2002)
, Purnomo dalam Sumilir (2003) dan Rosyadi (2002). Kontradiksi dengan penelitian
Kurniawan ( 2002) dan Astutik (2005).
DROE tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return karena
kandungan informasi mengenai perubahan laba tidak memiliki nilai ekonomis bagi
investor karena adanya sebagian investor yang mempunyai dugaan (image) bahwa
perusahaan dalam publikasi laporan keuangannya telah melakukan manipulasi /
window dressing supaya investor tertarik. Hal ini konsistensi dengan penelitian
Sumilir (2003). Kontradiksi dengan penelitian Purnomo dalam Sumilir (2003).
DDER tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return karena
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang tidak dapat
digunakan investor untuk memprediksi perubahan harga saham / return. Terlebih
lagi sejak krisis ekonomi berlangsung, banyak perusahaaan yang menambah
pinjaman, Dengan meningkatnya pinjaman maka meningkat pula proporsi utang
dalam permodalan perusahaan. Kondisi ini dialami sebagian besar perusahaan yang
listed di BEI sehingga dianggap kondisi umum, oleh karena itu investor tidak
mempertimbangkan DER dalam memprediksi return.. Hal ini konsistensi dengan
penelitian Purnomo dalam Sumilir (2003), Astutik (2005) dan Novaliyanti (2007).
Kontradiksi dengan penelitian Natarsyah dalam Sumilir (2003).
80
DEPS tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal
return. Perubahan EPS tidak mengandung informasi yang
kuat bagi investor akibat adanya ketidakpastian kondisi
ekonomi dan politik serta tindakan profit taking (ambil
untung) yang dilakukan investor ketika harga saham
mengalami kenaikan atau penurunan. Menurut Hughes (1986)
menunjukkan bahwa nilai laporan keuangan seperti laba
bersih sebagai sinyal yang menunjukkan nilai perusahaan
tetapi kadangkala, aliran kas dan laba memberikan
informasi yang bertentangan yaitu kenaikan laba dapat
diikuti penurunan aliran kas dan sebaliknya . Hal ini
konsistensi dengan penelitian Winarni ( 2004) dan
Novaliyanti ( 2007). Kontradiksi dengan penelitian Sumilir
(2003), Astutik (2005), Rosyadi (2002),dan Purnomo dalam
Sumilir (2003).
Dalam analisis regresi ini menghasilkan koefisien determinasi Adj R 2
sebesar 14,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi faktor – faktor tersebut
dalam menjelaskan abnormal return mempunyai pengaruh lemah sedangkan 85,5 %
merupakan faktor lain yang tidak dijelaskan di dalam penelitian ini. Dan di dalam
penelitian ini faktor yang paling dominan mempengaruhi abnormal return adalah
Price Earning Ratio (PER) yang ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 0,012.
Selanjutnya untuk pengujian dengan analisis beda dua rata – rata
menggunakan independent sample t test, penelitian ini membuktikan bahwa tidak
81
ada perbedaan rata –rata abnormal return antara perusahaan yang berkriteria cepat
dan lambat dalam publikasi laporan keuangannya. Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara abnormal return ( keuntungan tidak normal) antara perusahaan yang
berkriteria cepat dan lambat dalam publikasi laporan keuangannya dikarenakan para
investor tidak mengantisipasi adanya informasi baru yang diumumkan saat publikasi
laporan keuangan sehingga tidak mengubah preferensi investor terhadap keputusan
investasinya. Hal ini kemungkinan menandakan penggunaan kriteria cepat / lambat
dalam publikasi laporan keuangan tidak dipertimbangkan dalam memprediksi return /
harga saham. Dan sebagian besar perusahaan baru mempublikasikan laporan
keuangan tahunannya pada hari - hari terakhir menjelang batas waktu yang
disyaratkan Bapepam maka terjadi penumpukan jumlah laporan keuangan yang
terpublikasi sehingga dapat mengurangi / menurunkan tingkat perhatian dan reaksi
pasar para pemodal kepada masing – masing perusahaan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Sumilir (2003) yang memberikan
hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan rata – rata abnormal return antara
perusahaan yang berkriteria cepat dan lambat dalam publikasi laporan keuangannya.
Dengan kecenderungan perusahaan yang publikasi laporan keuangannya cepat
memiliki rata-rata abnormal return yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan
yang lambat.
Sedangkan untuk rata – rata profitabilitas ( D ROE), leverage (DDER),
rasio nilai pasar (DEPS dan DPER ) serta ukuran perusahaan antara perusahaan yang
berkriteria cepat dan lambat dalam publikasi laporan keuangannya membuktikan
bahwa hanya perubahan Price Earning Ratio (DPER) memiliki perbedaan secara
82
signifikan pada a 5% ( confidence 95%). Dengan kecenderungan perusahaan yang
publikasi laporan keuangannya cepat memiliki rata-rata perubahan PER yang lebih
baik dibandingkan dengan perusahaan yang lambat. Sedangkan variabel lainnya
(DROE, DDER, DEPS, dan ukuran) tidak memiliki perbedaan yang signifikan
antara perusahaan yang cepat dan lambat karena kecepatan ( timeliness) publikasi
laporan keuangan itu tidak selalu menggambarkan baik buruknya laporan keuangan.
Ketepatan publikasi laporan keuangan tergantung perusahaan itu sendiri. Lamanya
penyelesaian audit (audit delay) dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti faktor
ketidaksepakatan antara manajemen klien dengan auditor, jenis pekerjaan audit yang
dilakukan, jumlah personil audit, jumlah waktu kerja, dan jumlah jam kerja lembur
(Lawrence dan Bryan, 1998). Audit delay akan dapat mempengaruhi ketepatan waktu
publikasi informasi keuangan sehingga berdampak pada reaksi pasar terhadap
keterlambatan informasi tersebut dan akhirnya mempengaruhi tingkat ketidakpastian
keputusan yang berdasarkan pada informasi yang dipublikasikan.
Hasil Penelitian ini hampir sama dengan penelitian Sumilir (2003) yaitu
faktor yang paling berpengaruh dominan terhadap abnormal return ternyata juga
memiliki perbedaan yang signifikan antara antara perusahaan yang berkriteria cepat
dan lambat dalam publikasi laporan keuangannya. Dengan kecenderungan perusahaan
yang mempublikasikan laporan keuangan cepat memiliki rata – rata lebih baik
dibandingkan perusahaan yang lambat.
83
BAB V
KESIMPULAN , KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan telaah pustaka dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu
pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengujian secara parsial menunjukkan hasil bahwa rasio nilai pasar ( market
value ratio ) yang diproksikan dengan variabel perubahan Price Earning Ratio
(DPER) berpengaruh signifikan terhadap abnormal return yang ditandai dengan
nilai probabilitas signifikansi uji t sebesar 0,012 ( lebih kecil dari a 5 %)
Sedangkan variabel lain seperti DROE, DDER, DEPS , dan ukuran perusahaan
( firm size) tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return pada a 5 %.
2. Pengujian secara simultan menunjukkan hasil bahwa variabel independen
(DROE, DDER, DEPS, DPER, dan Firm Size ) berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (abnormal return) yang ditandai probabilitas
signifikansi uji F sebesar 0,039 ( lebih kecil dari a 5 %.).
3. Dari 5 variabel independen (DROE, DDER, DEPS, DPER, dan Firm Size ),
faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap abnormal return adalah
DPER dengan probabilitas signifikansi uji t sebesar 0,012 ( lebih kecil dari a 5
%).
84
4. Besarnya pengaruh variabel independen (DROE, DDER, DEPS, DPER, dan
Firm Size ) terhadap variabel dependen (abnormal return) yang ditunjukkan oleh
nilai Adj R 2 = 0,145 yaitu persentase pengaruh DROE, DDER, DEPS, DPER,
dan Firm Size terhadap abnormal return perusahaan Indeks LQ45 adalah sebesar
14,5%. Variabel lain diluar rasio tersebut yang menjelaskan abnormal return di
Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 85,5 %.
5. Dalam analisis beda dua rata – rata diperoleh hasil seperti berikut :
a. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara rata – rata abnormal return
pada perusahaan yang publikasi laporan keuangan tahunannya baik cepat
maupun lambat. Hal ini ditunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari a 5 %,
dengan demikian Ho diterima, Ha ditolak.
b. Nilai probabilitas signifikansi t untuk uji beda dua rata – rata perubahan
profitabilitas yang diproksikan D ROE, leverage yang diproksikan DDER,
rasio nilai pasar yang diproksikan dengan DEPS dan DPER serta ukuran
perusahaan ( firm size ) adalah D ROE sebesar 0,277 ( lebih besar dari a 5
%.), DDER sebesar 0,245 ( lebih besar dari a 5 %.), DEPS sebesar 0,102 (
lebih besar dari a 5 %.), DPER sebesar 0,004 ( lebih kecil dari a 5 %.).,
dan firm size ( LN_TA) sebesar 0,126 ( lebih besar dari a 5 %.). Nilai – nilai
tersebut menunjukkan bahwa :
1) Terdapat perbedaan signifikan dalam rata – rata perubahan PER antara
perusahaan yang publikasi laporan keuangannya cepat dan lambat. Dengan
kecenderungan perusahaan yang publikasi laporan keuangannya cepat
85
memiliki rata-rata perubahan PER yang lebih baik dibandingkan dengan
perusahaan yang lambat.
2) Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam rata – rata perubahan DROE,
DDER, DEPS, dan ukuran perusahaan ( Firm Size ) antara perusahaan yang
publikasi laporan keuangannya cepat dan lambat.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Faktor-faktor diluar rasio keuangan seperti permintaan dan penawaran, faktor
ekonomi, inflasi, tingkat bunga dan sebagainya belum dipertimbangkan dalam
penelitian ini, sehingga dalam penelitian selanjutnya diharapkan beberapa faktor
tersebut dipertimbangkan sebagai variabel kontrol.
2. Penelitian ini menggunakan sampel Perusahaan LQ 45
yang terdiri dari berbagai sektor industri yang
mempunyai tingkat risiko yang berbeda, sehingga
penelitian selanjutnya untuk memasukkan risiko
industri dalam penelitian berikutnya.
3. Banyaknya data yang outlier untuk pengujian normalitas
sehingga harus dikeluarkan dari model. Hal ini
kemungkinan dapat mengurangi / menghilangkan keadaan
yang sebenarnya terjadi di pasar modal, penelitian
selanjutnya diharapkan menambah periode observasi dan
jumlah sampel dengan karakteristik distribusi normal.
86
C. Implikasi Penelitian
1. Dalam mengambil keputusan investasi, calon investor lebih mempertimbangkan
rasio nilai pasar (market value ratio) khususnya perubahan PER. PER yang lebih
tinggi biasanya menunjukkan prospek perusahaan ke depan menjadi lebih baik.
Bagi investor, PER yang rendah ternyata lebih diminati karena akan mendapat
capital gain / return yang lebih lebih tinggi.
2. Calon investor lebih memperhatikan variabel ROE, DER, EPS, PER, dan ukuran
perusahaan secara bersama – sama dalam pengaruhnya terhadap abnormal return
saham. Hal ini mengindikasikan bahwa publikasi laporan keuangan memiliki
kandungan informasi sehingga menyebabkan abnormal return.
3. Perusahaan lebih memperhatikan ketepatan publikasi laporan keuangan. Publikasi
laporan keuangan dengan akurat dan secara tepat waktu ( lebih cepat ) akan
memberikan keuntungan / manfaat dalam mengambil keputusan bagi para
pemakai laporan keuangan untuk mengetahui kinerja perusahaan yang berguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Publikasi laporan keuangan tahunan
yang lambat akan menimbulkan reaksi pemodal negatif terhadap perusahaan.
87
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, E.P. 2005. Pengaruh Earning Per Share , Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Property di BEJ. Skripsi UNNES.
Brigham, Eugene. F dan Houston, Joel F. 2001. Fundamental of Financial Management. Terjemahan. Edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga.
Djarwanto. 2003. Statistik Nonparametrik. Yogyakarta : BPFE.
Dwi Susilo, dkk. 2004. ”Dampak Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Perilaku Return Saham di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 2 No 2.
Fabozzi, Frank J. (dalam Tim Penerjemah Salemba Empat). 1999. Manajemen Investasi. Salemba Empat dan Simon & Schuster (Asia) Pte.Ltd. Prentice- Hall.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS. Semarang : Undip.
Hikmah, Khoirul. 2007. ”Analisis Abnormal Return dan Trading Volume Activity Terhadap Pasar Modal Indonesia Berkaitan dengan Peledakan BOM di Kedutaan Besar Australia”. Jurnal Ekonomi, Volume 2 No 2.
Husnan, Suad. 1996. Dasar – Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kedua.Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
http:// www. bapepam.lk.go.id
http://www.idx.co.id
Jogiyanto. 2003. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Kurniawan, C.H. ”Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Abnormal Return Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta” . Simposium Nasional Akuntansi IV.
Mulugeta, dkk.2002. “The Influence of Standard and Poor’s Ranking Changes on Stock Price Performance”. Manajerial Finance, Volume 28 Number 4.
Novaliyanti, Ratna. 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan Properti di BEJ Periode 2000 -2005. Skripsi UNS.
Owusu-Ansah, S, 2000. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evedience from Zimbabwe Stock Exchange”, Accounting and Business Research, Summer.
Pranoyuda,Teddi. 2006. Analisis Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu, Skripsi Akuntansi FE UII.
89
Rahmawati dan Tri S. 2005. “Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEJ ”. SNA VIII Solo
Rustiana dan Jeane D.M.P. 2007. “Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Audit Delay “. KINERJA, Volume 11, No.1 : Hal. 27-39.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portfolio. Jakarta : Erlangga
Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10, Mengolah Data Statistik Secara Profesional.. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Shen, Pu. 2000. “The P/E Ratio and Stock Market Performance”. Economic Eview.
Fourth Quarter 2000.
Sudomo S dan Farid H. 2001. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal di Indonesia. Jakarta : PT Bursa Efek Jakarta.
Sumilir. 2003. ”Analisis Pengaruh Kinerja Finansial Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Publik di BEJ 1998 -2001”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Volume 3 No 1.
Syarif, Firman.2002. Analisis Laporan Keuangan. Digitized by USU digital library.
Tandelilin E dan Daniel D.S. 2001.”The Negative Earnings Effect Hypothesis as a Derivation of The Market Overreaction“. Gadjah Mada International Journal of Bussines, Vol 3 No 3, pp. 349 – 366
Winarni. 2004. Analisis Pengaruh Kinerja Finansial Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan yang Tercantum dalam indeks LQ45 di BEJ Tahun 1999-2002. Skripsi UNS.
77
LAMPIRAN 1
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN INDEX LQ45 , TANGGAL PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN DAN JENIS INDUSTRI
NO KODE NAMA EMITEN
TANGGAL PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN JENIS INDUSTRI
TAHUN 2004
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk 21-Mar-05 Agriculture 2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 31-Mar-05 Mining 3 ASII Astra International Tbk 22-Mar-05 Automotive 4 AUTO Astra Otoparts Tbk 31-Mei-05 Automotive 5 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 01-Apr-05 Transport service 6 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 01-Apr-05 Holding Company 7 BUMI Bumi Resources Tbk 31-Mei-05 Mining 8 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk 04-Apr-05 Distributor 9 GGRM Gudang Garam Tbk 13-Mei-05 Tobacco 10 GJTL Gajah Tunggal Tbk 21-Apr-05 Automotive 11 HMSP H M Sampoerna Tbk 29-Mar-05 Tobacco
12 INCO International Nickel Indonesia (INCO) Tbk 21-Mar-05
Mining
13 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 01-Apr-05 Manufactur
14 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Corporation Tbk 01-Jul-05
16 ISAT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) Tbk 29-Mar-05
Telecommunication
17 JIHD Jakarta Int l Hotel & Development Tbk
01-Apr-05 Real estate &Property
18 KLBF Kalbe Farma Tbk 01-Apr-05 Pharmacy 19 LMAS Limas Centric Indonesia Tbk 01-Apr-05 investasi 10 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 31-Mar-05 Department Store 21 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam 31-Mar-05 Mining 22 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 31-Mar-05 Retail
23 RMBA Bentoel International Investama Tbk 02-Mar-05
46 ISAT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) Tbk 15-Jun-06
Telecommunication
47 JIHD Jakarta Int l Hotel & Development Tbk 29-Mar-06
Real estate &Property
48 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 24-Mar-06 Real estate &Property
49 KLBF Kalbe Farma Tbk 03-Apr-06 Pharmacy 50 LSIP PP London Sumatera Tbk 03-Apr-06 Agriculture 51 MEDC Medco Energi International Tbk 03-Apr-06 Mining
79
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN INDEX LQ45 , TANGGAL PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN DAN JENIS INDUSTRI
NO
KODE
NAMA EMITEN
TANGGAL PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN
JENIS INDUSTRI
52 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 28-Mar-06
Mining
53 PLAS Palm Asia Corpora (Plaspack Prima Industri) Tbk 29-Mar-06
Others
54 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam 29-Mar-06 Mining 55 SMCB Semen Cibinong Tbk 15-Mei-06 Cement 56 TINS Tambang Timah Tbk 29-Mar-06 Mining 57 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 01-Mei-06 Paper 58 TLKM Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk 09-Jun-06 Telecommunication
59 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk 15-Mei-06 Agriculture 60 UNTR United Tractors Tbk 24-Mar-06 Automotive 61 UNVR Unilever Indonesia Tbk 29-Mar-06 Consumer Goods TAHUN
80 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 24-Apr-07 Real estate& property
81 KLBF Kalbe Farma Tbk 02-Apr-07 Pharmacy 82 LSIP PP London Sumatera Tbk 30-Mar-07 Agriculture 83 MEDC Medco Energi International Tbk 16-Mar-07 Mining 84 PGAS Perusahaan Gas Negara Persero)
Tbk 24-Jul-07 Mining
85 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam 27-Mar-07 Mining 86 SMCB Semen Cibinong Tbk 20-Mar-07 Cement 87 SMRA Summarecon Agung Tbk 30-Mar-07 Real estate
&Property 88 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 02-Mei-07 Paper 89 TLKM Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk 25-Mei-07 Telecommunication
90 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk 30-Mar-07 Agriculture 91 UNTR United Tractors Tbk 01-Mar-07 Automotive 92 UNVR Unilever Indonesia Tbk 29-Mar-07 Consumer Goods
81
LAMPIRAN 2 DATA HARGA SAHAM, RETURN PASAR. DAN ABNORMAL RETURN
NO EMITEN
TANGGAL PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN KRITERIA P 1-it P it R it ILQ45 t ILQ45 1-t Rm AR=Rit-Rm