Page 1
PENGARUH PROFITABILITAS, VALUASI, SIZE, DAN MANAGERIAL
DISCRETION TERHADAP PENGUNGKAPAN STOCK RETURN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building
Construction Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Sarjana Ekonomi
Oleh
Anis Saputri NIM. 1113082000050
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017
Page 5
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
1. Nama : Anis Saputri
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 03 Agustus 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Cililitan Kecil 1 No. 20 RT 08
RW 07 Kel. Cililitan, Kec. Kramat
Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta
5. Telepon Seluler : 0856 9191 7679
6. Email : [email protected]
B. Pendidikan
1. TPI Al-Hasanah Tahun 2000-2001
2. SDN Cawang 01 Pagi Tahun 2001-2007
3. SMPN 35 Jakarta Tahun 2007-2010
4. SMKN 10 Jakarta Tahun 2010-2013
C. Latar Belakang Keluarga
1. Ayah : Suparno
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Karanganyar Solo, 29 Juli 1965
3. Ibu : Hadijah
4. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 10 November 1974
7. Alamat Orang Tua : Cililitan Kecil 1 No. 20 RT 08
RW 07 Kel. Cililitan, Kec. Kramat
Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta
5. Anak Ke : Satu dari Dua Bersaudara
Page 6
vi
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, VALUATION, SIZE AND
MANAGERIAL DISCRETION AGAINST DISCLOSURE OF STOCK
RETURN
(Empirical Study on Property, Real Estate and Building Construction
Companies Listed on BEI in the 2013-2015)
ABSTRACT
This Study aims to examine the influence of profitability was proxied with
RNOA and TATO. Valuation was proxied with PBV. Size was proxied with total
asset and managerial discretion was proxied with CEO tenure against disclosure
of stock return.
The Population in this study is all Property, Real Estate and Building
Construction companies listed on BEI in 2013 until 2015 period. Samples are
selected by using judgment sampling method. The total sample used in this study
amounted to 40 comapnies with 3 years research period. The analytical method
used in this study is the regression of bunches processed by using SPSS 22 version.
The result of this study indicate that return on net operating asset, price to
book value, size, have a positive influence on disclosure of stock return, while total
asset turnover and CEO tenure have no influence on disclosure of stock return on
the real estate property and building construction company.
Keywords : return on net operating asset (RNOA), Total asset turnover
(TATO), Price to book value (PBV), Size, CEO Tenure Managerial
Discretion, Stock Return
Page 7
vii
PENGARUH PROFITABILITAS, VALUASI, SIZE, DAN MANAGERIAL
DISCRETION TERHADAP PENGUNGKAPAN STOCK RETURN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Property, Real Esate, dan Building
Construction Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2015)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas yang
diproksikan dengan return on net operating asset dan total asset turnover. Valuasi
diproksikan dengan price to book value. Size diproksikan dengan total aset dan
Managerial Discretion diproksikan dengan CEO Tenure.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Property, Real
Estate dan Building Construction yang terdaftar di BEI pada periode 2013 sampai
dengan 2015. Sampel dipilih dengan menggunakan metode judgement sampling.
Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 perusahaan dengan
periode penelitian 3 tahun. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi berganda yang diolah dengan menggunakan SPSS versi 22.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel return on net
operating asset, price to book value, size memiliki pengaruh positif terhadap
pengungkapan stock return, sedangkan total asset turnover dan CEO tenure tidak
memiliki pengaruh terhadap pengungkapan stock return pada perusahaan property
real estate dan building construction.
Kata kunci : return on net operating asset (RNOA), Total asset turnover
(TATO), Price to book value (PBV), Size, CEO Tenure,
Managerial Discretion Stock Return
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Salallahu alaihi wassalam
yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia di dunia.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Valuasi, Size, dan
Managerial Discretion pada Pengungkapan Stock Return” ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas
bantuan, bimbingan, dukungan, semangat serta doa, baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah
memberikan kasih sayang, perhatian, bimbingan, nasihat, doa serta dukungan
moril maupun materil yang tiada henti kepada penulis.
2. Adik penulis dan seluruh keluarga besar Karyo Mantono dan H.Marzuki yang
senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri SE., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak., CA., selaku Sekertaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Yusar Sagara SE., M.Si.,Ak.,CA.,CMA.,CF selaku dosen pembimbing
I yang telah berkenan memberikan waktu, bimbingan, arahan serta saran
selama proses penulisan skripsi sampai terlaksana sidang skripsi.
Page 9
ix
7. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah banyak memberikan bantunya kepada penulis selama
menempuh masa studi.
8. Sahabat-sahabat tercinta rizqa, retno, dita, marisya, clara, jami, wila, hyeri,
vivi, dian, dan fidyah yang selalu memberikan nasihat serta doanya kepada
penulis.
9. Sahabat-sahabat hani, fatimah, wina, nurul, dewi, tatil, izil sahabat-sahabat
KKN BETTER, shofi, jita, cipau, sinta yang selalu memberikan semangat,
nasihat serta doanya kepada penulis.
10. Rekan-rekan seperjuangan Akuntansi 2013, terima kasih atas segala informasi,
bantuan dan doanya selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
11. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam proses penyusunan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Jakarta, Agustus 2017
Anis Saputri
Page 10
x
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 10
1. Tujuan Penelitian .............................................................. 10
2. Manfaat Penelitian ............................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ....................................................................... 13
1. Agency Theory .................................................................. 13
Page 11
xi
2. Signalling Theory ............................................................. 15
3. Analisis Laporan Keuangan ............................................. 17
a. Return On Net Operating Asset .................................. 19
b. Total Asset Turover ................................................... 21
c. Price to Book Value ................................................... 22
4. Size ................................................................................... 23
5. Managerial Discretion ..................................................... 24
6. Saham ............................................................................... 27
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ............................................ 33
C. Kerangka Pemikiran ............................................................... 38
D. Keterkaitan Variabel dan Perumusan Hipotesis ..................... 39
1. Pengaruh RNOA Terhadap Pengungkapan Stock Return 39
2. Pengaruh TATO Terhadap Pengungkapan Stock Return .. 40
3. Pengaruh PBV Terhadap Pengungkapan Stock Return .... 41
4. Pengaruh Size Terhadap Pengungkapan Stock Return ..... 42
5. Pengaruh CEO Tenure Pengungkapan Stock Return ....... 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 44
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 45
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................... 46
E. Metode Analisis Data .............................................................. 52
1. Statistik Deskriptif ............................................................. 52
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 52
d. Uji Normalitas ............................................................. 52
e. Uji Multikolonieritas ................................................... 53
f. Uji Autokorelasi ........................................................... 53
g. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 54
3. Uji Hipotesis ...................................................................... 54
a. Koefisien Determinasi ................................................. 55
Page 12
xii
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .............. 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 58
A. Gambaran Umum Penelitian ................................................... 58
B. Hasil Uji Analisis .................................................................... 59
1. Hasil Statistik Deskriptif ................................................... 60
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................... 63
a. Uji Normalitas ............................................................. 63
b. Uji Multikolonieritas ................................................... 65
c. Uji Autokorelasi .......................................................... 67
d. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 68
3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 69
a. Koefisien Determinasi ................................................. 69
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) . 70
C. Pembahasan ............................................................................. 73
1. Pengaruh Antara Variabel Independen dengan Dependen. 73
a. Pengaruh RNOA dengan Pengungkapan Stock Return ..... 73
b. Pengaruh TATO dengan Pengungkapan Stock Return 75
c. Pengaruh PBV dengan Pengungkapan Stock Return .. 76
d. Pengaruh Size dengan Pengungkapan Stock Return ... 78
e. Pengaruh CEO Tenure dengan Pengungkapan Stock
Return ........................................................................... 80
2. Keterkaitan Antara Variabel Dengan Teori Signalling ..... 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 85
B. Implikasi ..................................................................................... 87
C. Keterbatasan ............................................................................... 88
D. Saran ........................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 90
LAMPIRAN .................................................................................................... 9
Page 13
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Yang Sahamnya Turun Drastis ........................ 2
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................. 33
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel .............................................................. 55
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian .................................................................. 59
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ......................................................................... 60
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov ........................................ 65
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................ 66
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Run Test ............................................................. 67
Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser ............................................................................ 68
Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi .......................................................... 69
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi (Uji t) ......................................................... 70
Page 14
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ....................................................... 38
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-Plot .............................. 64
Page 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel ............................................................. 96
Lampiran 2 Pengukuran Variabel ..................................................................... 97
Lampiran 3 Hasil Pengujian Data ..................................................................... 113
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam melakukan investasi, pendapatan (Return) merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi investor dalam menanamkan
modalnya (Ismanto, 2011). Menurut Wallance and Zinkin (2005:281)
minat utama pemegang saham adalah return dari produktifitas
perusahaan kepada mereka, dalam hal ini dividen dan pertumbuhan
modal dalam harga saham yaitu adanya stock appreciation yang
merupakan selisih untung harga saham. Begitu juga pendapat
(Setyaningsih, 2011) bahwa ada dua hal yang kerap menjadi perhatian
investor dalam memutuskan pilihan investasinya yaitu adanya return
dan risk, karena investor merupakan pihak yang selalu dihadapkan pada
faktor risiko dan kondisi yang tidak pasti, namun keinginan untuk
mendapatkan return saham yang tinggi menyebabkan para investor tetap
berinvestasi di pasar modal.
Investasi melalui instrumen pasar modal berupa saham dapat
memberikan keuntungan berupa capital gain dan dividen, dapat juga
berupa kerugian yaitu capital loss. Terdapat beberapa kasus mengenai
turunnya harga saham secara drastic di pasar modal yang dapat
menyebabkan investor mengalami capital loss yang dijelaskan dalam
tabel berikut:
Page 17
2
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan Yang Sahamnya Turun Drastis Dalam
Beberapa tahun terakhir
No Nama Perusahaan
(Tahun)
Penjelasan
1 PT Krakautau Steel
(2014)
Saham turun 0,43 persen, dinilai harga
saham Krakatau Steel yang berada
cenderung dibawah Rp1000,-
dikarenakan faktor fundamnetal.
Berdasarkan laporan keuangan ke BEI,
perseroan mengalami rugi $46,43 juta
hingga kuartal I 2014 dari sebelumnya
untung US$ 9,09 juta. Pendapatan
perseroan turun 34 persen menjadi
US$459,9 juta sepanjang kuartal I 2014
2 PT Garda Tujuh Buana
(2012)
Harga saham GTBO ditutup melemah
4,32 persen pada Juni 2014. Menurut
Riset Universal Broker Securities aksi
korporasi yang dinilai tidak bagus
terutama dalam masalah laporan
keuangan, transaksi kontrak batu bara,
kepemilikan saham dan tata kelola
perusahaan yang kurang baik. BEI dan
OJK dinilai tidak tegas dalam
memberikan sanksi kepada manajemen
GTBO
3 PT Bumi Resources
(2014)
Dalam kurun waktu tiga tahun sejak
2011, saham BUMI sempat berada di
level tertinggi Rp3650 pada Mei 2011,
dan berada di level terendah Rp187 per
saham pada april 2014, jadi saham
BUMI turun sekitar 94,06%. Menurut
analisis, perusahaan mempunyai
masalah dalam pengelolaan utangnya.
4 PT Bakrieland
Development Tbk (2014)
Dalam kurun waktu 2011 hingga 2013
saham ELTY sempat menyentuh level
tertinggi sebesar Rp182 per saham dan
level terendahnya pada Rp50 pada
Agustus 2014. Dan sampai saat ini
saham ELTY cenderung tidak
mengalami pergerakan yang
signifikan, dan tetap berada pada level
Rp50 rupiah.
Sumber http://bisnis.liputan6.com/
Page 18
3
Selain kasus-kasus dalam tabel di atas, fenomena runtuhnya harga
saham perusahaan ternama seperti perusahaan BNBR (Bakrie Group)
dan Media Nusantara Citra (MNCN) juga dikatakan tidak mengalami
pertumbuhan sepanjang tahun 2013 bahkan saham kedua perusahaan
tersebut dianggap berkinerja buruk, hal ini diakibatkan karena adanya
kinerja perusahaan yang buruk dan lilitan hutang perusahaan (Moerti,
2013).
Dari hal-hal tersebut di atas dapat menjadi pengetahuan dan
pembelajaran bagi investor, bahwa tidak selalu return yang diinginkan
dari penanaman saham dapat diperoleh, karena ada beberapa faktor
yang mempengaruhi harga saham (selisih untung/stock price
apreciation) seperti, faktor fundamental, penurunan kinerja perusahaan
yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian ataupun
penurunan pendapatan, tata kelola yang kurang baik, kebijakan
manajemen, pengelolan terhadap aset, hutang dan permodalan
perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan bagi investor
untuk mengevaluasi perusahaan baik kinerjanya, tata kelola,
manajemen dan karakteristik perusahaan tersebut serta hal-hal yang
informatif bagi investor agar membantu dalam membuat keputasan
berinvestasi.
Untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, maka dibutuhkan
informasi sebuah entitas, salah satunya adalah laporan keuangan. Salah
satu tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
Page 19
4
keuangan suatu entitas yang berguna untuk para investor dalam
membuat keputusan investasi (Kiseo et al. 2011:7). Oleh karena itu kita
perlu melihat seberapa informatifkah laporan keuangan dapat
menjelaskan perubahan harga saham.
Ketika mengevaluasi kinerja keuangan hal yang paling
fundamental yaitu rasio yang berhubungan dengan tingkat
pengembalian Muhammad dan Scrimgeour (2014). Analisis
fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk mencoba
memprediksi harga saham diwaktu yang akan datang dengan
mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang berpengaruh
terhadap harga saham, seperti penjualan, biaya, laba, pertumbuhan,
kebijakan dividen dan lain sebagainya yang diperkirakan akan
berpengaruh terhadap harga saham (Syeh, 2016).
Sparta (2011) berpendapat bahwa ROA sebagai salah satu faktor
fundamental perusahan terkait dengan kinerja keuangan yang mampu
mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal Indonesia.
ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan
untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba
dan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Putra dan
Kindangen, 2016). Berikut juga beberapa peneliti yang menggunakan
variabel ROA sebagai faktor yang mempengaruhi pengungkapan stock
Page 20
5
return, yaitu penelitian (Abdullah, 2016) dan (Setiyono, 2016) yang
menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
stock return, bertentangan dengan penelitian (Setyorini dan Maria M
Minarsi, 2016) serta (Putra dan Kindangen, 2016) bahwa ROA
berpengaruh terhadap pengungkapan stock return. Dapat diindikasikan
bahwa sebagai salah satu faktor fundamental, ROA belum secara
konsisten mempengaruhi pengungkapan stock return yang dilihat dari
beberapa penelitian sebelumnya yang memberikan hasil berbeda-beda,
sehingga diindikasikan terdapat faktor lain yang dapat mencerminkan
pengungkapan stock return. Alternatif lain dalam menilai kinerja
perusahaan adalah menggunakan rasio Return On Net Operating Asset
(RNOA). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sparta (2011)
RNOA lebih valid dalam memberikan ekspektasi terhadap kinerja
harga saham dengan tingkat Adjusted R Square lebih tinggi
dibandingkan dengan ROA.
RNOA sendiri merupakan gambaran dari imbal hasil yang
dihasilkan oleh aset bersih operasi perusahaan, sedangkan ROA melihat
seluruh imbal hasil dari aset. Menurut Subramanyam dan Wild (2011)
Pembagian laporan keuangan menjadi dua komponen yaitu komponen
operasi dan non-operasi mengikuti pandangan bahwa aktivitas operasi
merupakan aktivitas yang paling bertahan lama dan relevan untuk
penentuan kinerja saham. Untuk menghasilkan RNOA, maka kita perlu
menentukan tingkat net operating assets yang merupakan nilai aset
Page 21
6
bersih operasi perusahaan. Menurut Papanastasopoulos dan Thomakos
(2016) tingkat net operating assets mempunyai konten informasi untuk
keuntungan masa depan dan kinerja harga saham. Tingkat NOA
berfungsi sebagai ukuran kinerja masa lalu dari operasi dan tingkat dari
net operating assets merupakan salah satu bilangan setara dengan
perbedaan aset operasi dan kewajiban operasi, sementara itu juga
merupakan kumulasi dari waktu ke waktu dari perbedaan antara
pendapatan operasional bersih dan arus kas bebas Penman (2007) dalam
Papanastasopoulos dan Thomakos (2016).
Selain RNOA terdapat faktor fundamental lainnya yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja aset perusahaan yaitu dengan total
assets turnover (TATO). TATO merupakan rasio pengukuran
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan
mendayagunakan aset yang dimiliki (Abdullah et al. 2016). TATO
mencerminkan efisiensi dalam pengelolaan aset untuk memperoleh
pendapatan dari aktivitas operasi, sehingga tingginya TATO
merupakan keuntungan bagi perusahaan yang dapat memberikan efek
dalam pengembalian saham (Martani et al. 2009).
Faktor fundamental yang berasal dari informasi keuangan lain
yaitu Price to Book Value (PBV), rasio ini digunakan untuk mengukur
nilai suatu saham, menjadi penilaian yang mampu menarik minat
investor karena dapat menunjukkan semakin berhasilnya perusahaan
dalam menciptakan nilai bagi para pemegang saham (Silverawati et al.
Page 22
7
2016). Rasio ini digunakan untuk menilai apakah harga saham bernilai
terlalu rendah atau terlalu tinggi, jika harga saham terlau rendah maka
diperkirakan harga akan naik namun jika harga saham dinilai terlalu
tinggi maka diperkirakan harga saham akan turun (Muhammad dan
Scrimgeour, 2014).
Selain faktor-faktor fundamental terdapat juga ukuran perusahaan
yang menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan, perusahaan
yang besar memiliki pertumbuhan yang relatif lebih besar jika
dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga tingkat pengembalian
saham juga diharapkan lebih besar (Solechan, 2007). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh (Martani et al. 2009) adanya hubungan
positif antara ukuran perusahaan dengan return saham, hal ini
dikarenakan adanya beberapa faktor yang dimiliki pada perusahaan
besar seperti adanya diversifikasi risiko, posisi pasar yang lebih
dominan dan akses dalam pasar modal yang lebih baik.
Managerial Discretion atau kebijaksanaan manajerial diartikan
sebagai tingkat berpengaruhnya eksekutif terhadap pengambilan
keputusan operasi perusahaan (Henan, 2013). Salah satu tindakan
manajemen sebagai bagian dari eksekutif perusahaan adalah
mengambil keputusan untuk memaksimalkan sumber daya perusahaan
(Christiawan dan Tarigan, 2007). Manajemen perusahaan yang tepat
memungkinkan pencapaian tingkat kinerja perusahaan yang tinggi
(Rostami et al. 2016).
Page 23
8
CEO sebagai eksekutif tertinggi adalah orang yang paling penting
dalam membuat keputusan kunci dalam sebuah perusahaan, terutama
mengenai kebijaksanaan manajemen (Henan, 2013). Menurut
penelitian (Rostami et al. 2016) CEO tenure memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap pengungkapan stock return. Tingkatan yang
berbeda pada masa jabatan CEO akan mempengaruhi baik
pengembangan kepemimpinan CEO juga kesempatan mengendalikam
manajemen (Karyati, 2014). Jadi dapat disimpulkan sebagai top
eksekutif CEO bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas dan
kinerja perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian dikarenakan pertama, terdapat fenomena dari penurunan
harga saham, dan salah satu penyebab penurunan harga saham yaitu
karena terdapat faktor-faktor fundamental dari laporan keuangan yang
diindikasikan dapat mempengaruhi kinerja harga saham. Kedua, masih
kurangnya penelitian yang menggunakan proksi Return On Net
Operating Assets dalam mengukur kinerja profitabilitas perusahaan
terutama dalam mengukur kinerja aset operasi. Ketiga, penelitian
sebelumnya masih memberikan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan
hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Profitabilitas, Valuasi, Size, dan Managerial Discretion
Terhadap Pengungkapan Stock Return”. Fokus penelitian ini adalah
ingin melihat pengaruh informasi yang diterbitkan melalui laporan
Page 24
9
keuangan yang diproksikan oleh rasio-rasio keuangan profitabilitas
(Return On Net Operating Assets dan Total Asset Turnover), valuasi
ekuitas (Price to Book Value), Size, Managerial Discretion yang
diproksikan oleh (CEO Tenure) terhadap pengungkapan Stock Return.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Sparta, 2011),
(Papanastasopoulos et al. 2016), (Abdullah, 2016), (Martani, et al.
2009), (Muhammad et al. 2014), (Friedman et al. 1989) Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Varibel Penelitian
a. Penelitian kali ini menggabungkan beberapa variabel dalam
penelitian sebelumnya.
b. Variabel terdahulu dari Managerial Discretion menggunakan
banyak proksi yang memerlukan keragaman internasional
seperti Cultural Environment, Equity – Market Setting,
Productivity and Growth Potential, Accounting Regimes.
Sedangakan atas dasar saran dari peneliti terdahulu untuk
memasukan komponen Managerial Discretion yang tidak
memerlukan keragaman internasional dalam hal ini peneliti
mengambil komponen CEO Tenure.
Page 25
10
2. Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
Property, Real Estate dan Building Construction yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan
yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh return on net operating asset terhadap
pengungkapan stock return?
2. Apakah terdapat pengaruh total asset turnover terhadap
pengungkapan stock return?
3. Apakah terdapat pengaruh price to book value terhadap
pengungkapan stock return?
4. Apakah terdapat pengaruh size perusahaan terhadap pengungkapan
stock return?
5. Apakah terdapat pengaruh CEO tenure terhadap pengungkapan
stock return ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Menganalisis pengaruh return on net operating asset terhadap
pengungkapan stock return.
Page 26
11
b. Menganalisis pengaruh total assets turover terhadap
pengungkapan stock return.
c. Menganalisis pengaruh price to book value terhadap
pengungkapan stock return.
d. Menganalisis pengaruh size perusahaan terhadap pengungkapan
stock return.
e. Menganalsis pengaruh CEO tenure terhadap pengungkapan stock
return.
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat
sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan
pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan stock
return.
2) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak
yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai
topik ini.
3) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai akuntansi keuangan dan
manajemen, terutama mengenai pengungkapan stock return
sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa
yang akan datang.
Page 27
12
b. Kontribusi Praktis
1) Para Pemegang Saham/Investor dan Calon Investor sebagai
tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk
memilih dan mengawasi perusahan dalam berinvestasi.
2) Manajemen perusahaan selaku eksekutif yang harus lebih
meningkatkan lagi kinerja perusahaan agar dapat menarik
minat investor di pasar modal.
Page 28
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Agency Theory
Hubungan keagenan didefinisikan sebagai kontrak di mana satu
orang atau lebih (prinsipal) terlibat dengan orang lain (agen) untuk
melakukan beberapa layanan atas nama mereka yang melibatkan
pendelegasian sebagai wewenang pengambilan keputusan kepada agen.
Jika kedua belah pihak dalam berhubungan saling memaksimalkan
manfaat, maka ada alasan bahwa agen tidak selalu bertindak sesuai
keinginan prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976). Teori Agensi
menghasilkan cara yang penting untuk menjelaskan kepentingan yang
berlawanan antara manajer dengan pemilik yang merupakan suatu
rintangan (Raharjo, 2007).
Konsep agency theory dapat menggambarkan hubungan kontrak
antara agen dan principal dimana agent berkewajiban untuk melakukan
tugas bagi kepentingan principal. Dalam hubungan keagenan, masing-
masing pihak terdorong oleh motivasi yang berbeda sesuai dengan
kepentingannya, dan apabila setiap pihak berusaha untuk mencapai atau
mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki, maka dalam
hubungan ini dapat saja terjadi konflik kepentingan antara manajemen
selaku agen dan pemilik perusahaan selaku prinsipal. Adanya perbedaan
kepentingan antara principal dan agen dapat menimbulkan masalah
Page 29
14
keagenan (agency problem), di mana masing-masing pihak
mengutamakan kepentingannya. Sebagai manusia yang rasional, agen
mengutamakan kepentingannya (tanpa memperhitungkan kepentingan
principal), misalnya dengan melakukan manipulasi atas laporan laba
rugi (Wandeca, 2012).
Menurut Feng (2013) managerial discretion merupakan tingkat
berpengaruhnya eksekutif terhadap keputusan operasional perusahaan
yang menunjukkan ruang lingkup kekuatan CEO dalam mengambil
keputusan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Williamson (1963)
dalam Papanastasopoulos dan Thomakos (2016) bahwa diskresi
manaejemen merupakan seberapa banyak peluang yang dimiliki
eksekutif sebagai agen dalam mencapai tujuan pribadi dibandingkan
dengan tujuan para pemegang saham. Barle dan Means (1932) dalam
Feng (2013) berpendapat bahwa tujuan manajer seringkali berbeda
dengan tujuan perusahaan dalam memaksimalkan profit sehingga
seringkali kebijaksanaan manajerial dihubungkan dengan pengaruhnya
yang negatif terhadap kinerja perusahaan. Namun menurut Feng (2013)
kebijaksanaan manajerial terhadap kinerja perusahaan tergantung pada
sifat dari pemegang saham dan kategori persaingan. Cho (2013)
mengemukakan bahwa kebijaksanaan manajerial dapat berpengaruh
positif maupun negatif terhadap hasil organisasi.
Dari beberapa teori di atas dapat dikatakan bahwa agensi teori
timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara agen dan pemegang
Page 30
15
saham dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam melakukan tugasnya
agen terkadang tidak melakukannya sesuai dengan yang diinginkan oleh
investor dan sebagai bagian eksekutif perusahaan ia memiliki kebebasan
dalam mengambil keputusan untuk setiap tindakan yang dapat
mempengaruhi perusahaan. Keputusan yang agen ambil dapat
berpengaruh baik ataupun buruk terhadap perusahaan.
2. Signalling Theory
Signalling theory menurut Morris (1987) adalah sebagai berikut:
“Signalling theory address problems of information asymmetry in
markets. The theory shows how this asymmetry can be reduced by
the party with more information signalling it to others.
Signalling menurut Watson, Shrives dan Marston (2002) merupakan
reaksi terhadap asimetri informasi di pasar, dalam hal ini perusahaan
memiliki informasi yang tidak dimiliki investor, dan asimetri sendiri
dapat dikurangi jika pihak yang memiliki informasi lebih banyak
memberikan sinyal kepada pihak lainya. Sinyal yang dimaksud berupa
informasi mengenai aktivitas yang sudah dilakukan oleh manajemen
dalam mengurangi ketidakpastian prospek masa depan dan informasi
lain yang menyatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut lebih baik
dari perusahaan lain (Putra dan Kindangen, 2016). Informasi yang
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal
bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi Jogiyanto (2000)
dalam Kusumo (2011:17).
Page 31
16
Menurut Spence (1974) dalam Bergh dan Gibbons (2011) teori
sinyal dikembangkan untuk membantu menjelaskan bagaimana para
pembuat keputusan menginterpretasikan dan menanggapi pengaturan di
mana informasi disajikan tidak lengkap dan adanya asimetri informasi.
Menurut Jogiyanto (2000) dalam Kusumo (2011:17) asimetri informasi
merupakan suatu kondisi dimana suatu pihak memilki informasi yang
lebih daripada pihak lainya, hal tersebut akan terlihat jika manajemen
tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh
tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka
umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal
terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi nilai perusahaan
yang tercermin melalui stock price.
Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan pada volume
perdagangan saham, ketika informasi diumumkan para pelaku pasar
menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik ataupun buruk
Kusumo (2011:18). Menurut Sharpe (1997) dalam Kusumo (2011:18)
pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa
perusahaan mempunyai prospek yang baik sehingga dapat menarik
minat investor untuk menanamkan saham mereka pada perusahaan.
Menurut Stephen (1977) dalam (Sharpe et al. 1995) agar sinyal dapat
bermanfaat bagi masyarakat umum maka (1) manajemen harus
mendapatkan insentif agar pihak manajemen memberikan sinyal secara
benar (2) sinyal tidak dapat ditiru oleh para pesaing dengan kondisi
Page 32
17
keuangan yang berbeda-beda (3) sinyal-sinyal berupa informasi
keuangan bukanlah sebuah sarana yang murah untuk menyampaikan
informasi.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teori sinyal
merupakan salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi antara
pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu dengan cara salah satu pihak
yang mempunyai informasi lebih memberikan informasi atas aktivitas
yang dilakukannya dan nantinya akan membantu pihak lainnya dalam
pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dalam hal ini adalah
laporan keuangan yang dipublikasikan.
3. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan kumpulan proses analisis
yang merupakan bagian dari analisis binis. Sebuah perusahaan
menajalankan berbagai aktivitas untuk menyediakan produk atau jasa
yang dapat dijual dan menghasilkan pengembalian investasi yang
memuaskan. Laporan keuangan perusahaan berikut pengungkapannya
menginformasikan empat aktivitas utama perusahaan yaitu : Aktivitas
perencanaan, pendanaan, investasi dan operasi (Subramanyam and
Wild, 2010:17-18).
Menganalisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk
membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya dan menelaah
masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan
Page 33
18
itu sendiri. Menganalisis laporan keuangan berarti menilai kinerja
perusahaan, baik secara internal maupun untuk dibandingkan dengan
perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama. Hal ini berguna
bagi arah perkembangan perusahaan dengan mengetahui seberapa
efektif operasi perusahaan telah berjalan. Analisis laporan keuangan
sangat berguna tidak hanya bagi internal perusahaan saja, tetapi juga
investor dan pemangku kepentingan lainnya (Hery, 2014)
a. Analisis Rasio Keuangan
Analsis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis laporan
keuangan. Analisis ini dapat mengungkapkan hubungan yang
penting antarperkiraan laporan keuangan dan dapat digunakan
untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan
(Hery, 2014:139)
b. Jenis-jenis Rasio Keuangan (Hery, 2014:142).
1) Rasio Likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
yang segera jatuh tempo.
2) Rasio Solvabilitas atau rasio struktur modal atau rasio leverage,
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya.
3) Rasio Aktivitas, rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
Page 34
19
perusahaan atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
4) Rasio profitabilitas, rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilan laba.
5) Rasio Penilaian atau Rasio ukuran pasar, rasio yang digunakan
untuk mengestimasi niali instrinsik perusahaan (nilai saham).
Penelitian ini memproksikan analisis laporan keuangan menjadi 3
rasio, yaitu analisis profitabilitas yang diproksikan dengan rasio return
on net operating assets (RNOA) dan rasio total asset turnover (TATO),
serta analisis valuasi yaitu Price to Book Value (PBV).
a. Return On Net Operating Assets
RNOA (Return On Net Operating Assets) didefinisikan sebagai
laba operasi bersih setelah pajak (net operating profit after tax –
NOPAT) dibagi dengan aset bersih operasi (net operating assets –
NOA), RNOA menggambarkan imbal hasil dari pemanfaatan aset
operasi dalam menghasilkan profit dan mengandung komponen
kinerja perusahaan. Pengukuran atas RNOA merupakan pengukuran
yang bermanfaat untuk menganalisis atas profitabilitas suatu
perusahaan (Subramanyam dan Wild, 2011).
Menurut Nissim dan Penman (2001:115-116) RNOA berbeda
dengan return on assets pada umunya di mana return on assets
termasuk di dalamnya aset-set keuangan dan tidak termasuk
Page 35
20
kewajiban operasi, dan menurutnya bahwa RNOA serupa dengan
return on investment capital.
NOA (Net Operating Assets) adalaah nilai buku aktivitas
operasi atau nilai buku perusahaan (Penman, 2016). Net Operating
Assets didefinisikan sebagai perbedaan antara aset operasi dan
kewajiban operasi. Aset Operasi merupakan aset yang digunakan
dalam bisnis perusahan yang dihitung dengan mengurangkan total
asset dengan cash and cash equivalent. Kewajiban operasi
merupakan total aset dikurangi non controlling interest, preferred
stock, total debt (financial liabilities) (Papanastasopoulos dan
Thomakos, 2016).
Menurut Subramanyam dan Wild (2011:145) aktivitas operasi
di dalam neraca diwakili oleh aset dan kewajiban yang berhubungan
dengan akun-akun yang ada di laporan laba rugi, seperti utang usaha,
persediaan, aset tetap, utang usaha, dan beban terutang. Jadi dapat
dikatakan bahwa aset operasi terdiri atas total aset dikurangi aset
keuangan seperti kas dan setara kas. Kewajiban operasi terdiri atas
total kewajiban dikurangi utang yang dikenakan bunga, maka aset
operasi dikurangi kewajiban operasi menghasilkan aset operasi
bersih (Net Operating Assets).
NOPAT (Net Operating Profit After Tax) adalah laba bersih
setelah pajak yang dihasilkan dari aset operasi bersih, laba operasi
bersih termasuk penjualan dikurangi harga pokok penjualan (Cost Of
Page 36
21
Goods Sold), beban operasi (operating expense) seperti beban
penjualan, umum dan administrasi (selling, general, and
administrative), serta pajak penghasilan. Pos-pos yang dikeluarkan
dari NOPAT termasuk pendapatan dan beban bunga, pendapatan
dividen, keuntungan dan kerugian investasi non operasi, serta laba
atau rugi dari operasi yang dihentikan (semua dihitung setelah
dikurangi pajak) Subramanyam and Wild (2011:150-151)
b. Total Asset Turnover (TATO)
Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah
aktiva (Kasmir 2009:185)
Perputaran aset mengukur intensitas pemanfaatan aset oleh
perusahaan, ukuran utilitas aset yang paling relevan adalah
penjualan karena penjualan pada dasaranya adalah laba. Tingkat
perputaran mencerminkan produktivitas relatif tiap aset, atau tingkat
volume penjualan yang kita peroleh dari setiap dolar yang
diinvestasikan dalam satu aset tertentu, jika semua hal dianggap
sama, tingkat perputaran aset yang lebih tinggi akan lebih disukai
daripada yang lebih rendah Subramanyam and Wild (2011:159-
158). Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan
dengan mendayagunakan asetnya dapat diukur dengan
menggunakan TATO (Abdullah, 2016).
Page 37
22
Total Asset Turnover (TATO) dipengaruhi oleh nilai penjualan
bersih dibandingkan dengan total aset yang dimiliki, jika TATO
ditingkatkan berarti terjadi kenaikan penjualan bersih perusahaan,
peningkatan penjualan bersih perusahaan akan mendorong
peningkatan laba yang akan direspon dengan peningkatan stock
price perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan return saham
Munawir (2002) dalam Abdullah (2016).
c. Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value merupakan salah satu rasio keuangan dalam
bentuk pasar (Subramanyam dan Wild, 2010). Menurut Suherman
dan Siburian (2013) PBV yaitu rasio antara stock price terhadap
nilai bukunya, bila salah suatu perusahaan mempunyai PBV lebih
besar daripada 1 maka stock price perusahaan tersebut dinilai lebih
tinggi daripada nilai bukunya, hal tersebut menggambarkan kinerja
perusahaan baik dimata investor. Setelah kinerja dinilai baik, maka
stock price perusahaan akan meningkat di pasar yang memberikan
sentimen postif kepada investor bahwa akan meningkatnya return
saham perusahaan (Tari Indriani, 2014).
Nilai buku perlembar saham (book value per share) adalah
angka per lembar saham yang berasal dari likuidasi perusahaan pada
jumlah yang dilaporkan dalam neraca (Subramanyam dan Wild,
2010). Menurut Ismanto (2011) book value didefinisikan sebagai
aset bersih (net asset) / jumlah saham yang beredar. Rasio PBV
Page 38
23
melihat seberapa besar market value dihargai dari book value nya
(Tari Indriani, 2014).
4. Size (Ukuran Perusahaan)
Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan
yang berhubungan dengan kemampuan dan peluang untuk memasuki
pasar modal dan untuk mendapatkan pembiayaan eksternal Yuliantari
dan Sujana (2014). Besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besar
kecilnya modal yang digunakan, total aset yang dimiliki, atau total
penjualan yang diperoleh (Setiyono, 2016). Ukuran perusahaan dibagi
menjadi tiga yaitu, perusahaan besar, perusahaan sedang, dan
perusahaan kecil. Pengukuran ini didasarkan pada total aset perusahaan,
karena biasanya perusahaan yang memiliki aset yang besar akan
mencerminkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba
yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil, selain itu juga
dapat memberikan investor prospek masa depan dalam memprediksi
risiko dalam berinvestasi Ulfa (2011:30). Dalam penelitian (Banz,
1981) menemukan bahwa perusahaan yang lebih kecil memiliki risiko
pengembalian rata-rata lebih tinggi daripada perusahaan besar.
Perusahaan yang mempunyai ukuran lebih besar dinilai memiliki
akses yang lebih besar pula untuk mendapatkan sumber pendanaan,
sehingga untuk memperoleh pinjaman akan lebih mudah dan memiliki
kemungkinan memenangkan persaingan serta bertahan dalam industri
(Puspitasari et al. 2017).
Page 39
24
Selain untuk mendapatkan pendanaan menurut (Setiyono, 2016)
tingkat pengembalian saham pada perusahaan besar akan lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan kecil karena perusahaan besar
cenderung memiliki pertumbuhan yang relatif lebih besar di mana
perusahaan tersebut telah mencapai arus kas positif dan dianggap
memiliki prospek yang lebih baik untuk jangka panjang. Ukuran
perusahaan dalam jangka panjang merupakan wujud pertumbuhan yang
baik (Widyastuti, 2007). Ukuran perusahaan yang diindikasikan dengan
total aset berkorelasi positif dengan return saham (Martani et al. 2009).
5. Managerial Discretion
Menurut Williamson (1963) dalam Papanastasopoulos dan
Thomakos (2016) seberapa banyak peluang yang dimiliki eksekutif
dalam mencapai tujuan pribadi dibandingkan dengan tujuan para
pemegang saham.
Menurut Cho (2013) managerial discretion merupakan serangkaian
sarana strategis yang tersedia bagi para manajer untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan oleh stakeholders, selain itu managerial discretion
dipandang negatif oleh literatur ekonomi karena dianggap adanya potensi
manager untuk mencapai kepentingan pribadi lebih besar dibandingkan
dengan tujuan yang ditetapkan oleh stakeholder, namun berlawanan
dengan literatur ekonomi, literatur eselon memberikan pandangan netral
di mana teori tersebut mengakui kemungkinan outcome yang dihasilkan
dari organisasi akan terpengaruh baik positif maupun negatif. Hal yang
Page 40
25
sama menurut Papanastasopoulos dan Thomakos (2016) bahwa
managerial discretion pada hakekatya tidak semestinya baik ataupun
buruk, disatu sisi kebijaksanaan yang besar terkait dengan keterbukaan
pemikiran sehingga dapat menghasilkan strategi yang kompetitif dan
inovatif. Dilain sisi diskresi yang besar terkait dengan kecerobohan dan
kesombongan yang berakibat pada strategi yang tidak melibatkan
kepentingan para pemangku, dalam kasus terakhir eksekutif mungkin
terlibat dalam kesempatan manipulasi laba untuk kepentingan mereka
sendiri, dan dari dua hal tersebut memilki efek terhadap kinerja stock
price.
Henan (2013) mengemukakan bahwa managerial discretion atau
kebijaksanaan manajerial didefinisikan sebagai tingkat berpengaruhnya
eksekutif terhadap pengambilan keputusan operasi perusahaan dan
pengaruh kebijaksanaan manajerial terhadap kinerja perusahaan juga
tergantung sifat dari para pemegang saham. Manajemen perusahaan yang
tepat memungkinkan pencapaian tingkat kinerja yang tinggi bagi entitas
(Rostami et al. 2016).
Papanastasopoulos dan Thomakos (2016) menyarankan, hal-hal
yang dapat mendukung strategi manajemen dalam kebijaksanaan
manajerial antara lain : Joint CEO Chairmanship, Captive Boards of
Directors, CEO Tenure, CEO pay, dll).
Page 41
26
1) Chief Executive Officer (CEO)
CEO (Chief Executive Officer) adalah orang yang paling penting
dalam membuat keputusan bagi perusahaan (Henan, 2013). CEO
sebagai pembuat keputusan pusat organisasi yang memiliki kekuatan
terbesar untuk membuat keputusan investasi penting dan alokasi
sumber daya, memiliki dampak yang signifikan terhadap inovasi
perusahaan (Barker dan Mueller, 2002).
CEO merupakan eksekutif yang berada di puncak perusahaan
dan yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan
keberhasilan perusahaan. Mereka memegang jabatan seperti ketua
dewan perusahaan, direktur utama perusahaan, wakil presiden
senior, wakil presiden pelaksana dan wakil presiden. Kalau
perusahaan itu dibagi menjadi unit bisnis strategis atau divisi
operasi, maka orang yang mengepalai unit ini juga merupakan
manajer puncak (Wandeca, 2012)
CEO bertanggung jawab kepada dewan atas pencapaian tujuan
perusahaan, kebijakan akhir dalam batasan-batasan wewenang
eksekutif yang diberikan kepada CEO oleh dewan, sehingga CEO
melaporkan dan memberikan anjuran mengenai isu-isu yang
mempengaruhi kebijakan akhir organisasi kepada dewan dalam
setiap pertemuan dewan (Wallance dan Zinkin, 2005).
Page 42
27
2) CEO Tenure
Apabila kinerja manajemen tidak sesuai atau peran dan kegiatan
CEO tidak menghasilkan keputusan atau strategi yang baik yang
mengarah kepada pelaksanaan yang efektif, kalau terjadi kegagalan,
maka CEO biasanya diberhentikan. Secara strategis CEO dapat
membuat kesalahan kelalaian ataupun kesalahan jabatan yang
mengarah kepada pemecatannya. Dalam kesalahan karena kelalaian
termasuk kegagalan untuk menanggapi perubahan pasar dan kurang
dapat mengendalikan operasi. Kesalahan jabatan termasuk ekspansi
yang terlalu besar melebihi kemampuan sumber daya dan
menggunakan leverage yang berlebihan (Wandeca, 2012). Ketika
memutuskan untuk mengganti CEO, dewan akan
mempertimbangkan hasil kinerja dari seorang CEO (Bhagat et al.
2010). Penelitian yang dilakukan oleh (Friedman dan Singh, 1989)
menemukan bahwa reaksi pemegang saham akan positif terhadap
suksesi CEO.
6. Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan instrumen bukti
kepemilikan atau pernyataan dari individu atau institusi dalam suatu
perusahaan (Yulfita, 2013). Modal saham merupakan saham yang
diterbitkan kepada pemegang ekuitas sebagai pembayaran aset dan jasa.
Terdapat dua jenis modal saham yaitu saham preferen dan saham biasa.
Page 43
28
1) Jenis-jenis Saham
a) Saham Preferen
Kelompok khusus dalam saham yang memiliki fitur yang
tidak dimiliki oleh saham biasa. Ciri-ciri umum saham yang
memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa meliputi:
(a) Prioritas atas distribusi dividen, termasuk hak partisipasi dan
dividen kumulatif.
(b) Prioritas atas likuidasi – terutama penting karena selisih
antara nilai nominal dan nilai likuidasi saham preferen bisa
besar.
(c) Dapat dikonversi (ditarik) menjadi saham biasa – SEC
mensyaratkan penyajian kedua jenis saham tersebut secara
terpisah bila saham preferen memiliki karakteristik utang.
(d) Tidak memiliki hak suara yang dapat berubah karena
perubahan hal-hal seperti dividen tidak dibayarkan.
(e) Harga pembelian kembali biasanya untuk melindungi
pemegang saham preferen dari pembelian kembali yang
terlalu awal.
Walaupun pemegang saham preferen memiliki prioritas
terdahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa, hak
pemegang saham preferen atas dividen biasanya tetap
Subramanyam dan Wild (2010:227).
Page 44
29
Saham preferen, adalah saham yang mendapatkan hak
istimewa dalam pembayaran dividen dibandingkan dengan saham
biasa. Saham preferen memiliki berbagai tingkat dan dapat
diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda dari saham yang
biasa. Saham preferen bersifat dividen kumulatif yang artinya jika
dividen belum dibayarkan pada periode sebelumnya maka dapat
dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu (Setyorini dan
Maria M Minarsi, 2016).
b) Saham Biasa
Kelompok saham yang mencerminkan hak kepemilikan
serta memiliki risiko tinggi dan pengembalian tinggi atas kinerja
perusahaan. Saham biasa mencerminkan bunga sisa (residual
interest) – tidak diprioritaskan, namun mendapatkan laba bersih
sisa dan menyerap rugi bersih. Saham biasa dapat memiliki nilai
nominal, jika tidak, biasanya memiliki nilai yang ditetapkan
(stated value). Nilai nominal saham biasa merupakan masalah
legal dan bersifat historis Subramanyam dan Wild (2010:228).
Menurut (Setyorini dan Maria M Minarsi, 2016) saham biasa
adalah pemilik dari perusahaan tersebut. Pemilik saham biasa
menanggung dan mendapatkan keuntungan dari saham tersebut,
jika kondisi perusahaan tersebut buruk maka pemilik tidak
mendapatkan dividen, namun jika kondisi perusahaan itu bagus
Page 45
30
maka akan menerima dividen yang lebih besar bahkan dapat
menerima bonus saham.
Dari beberapa pengertian di atas, saham terdiri atas dua
jenis, yaitu saham preferen dan saham biasa, kedua jenis saham
ini akan menghasilkan keuntungan berupa dividen bagi para
pemiliknya, salah satu perbedaan diantara keduanya terletak
pada hak suara, yaitu saham preferen tidak memiliki hak suara
sedangkan saham biasa memiliki hak suara.
2) Stock Return
Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang
mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut
return baik secara langsung maupun tidak langsung (Putra dan
Kindangen, 2016). Rate of Return merupakan ukuran terhadap hasil
suatu investasi (Zubir, 2013). Return saham adalah keuntungan yang
diperoleh dari kepemilikan daham investor atas investasi yang
dilakukannya, yang teridiri atas dividen dan capital gain/loss.
Menurut Usman (2004:24) Komponen return terdiri atas dua jenis
yaitu Current Income (pendapatan lancar) dan Capital Gain
(keuntungan selisih harga).
a) Current Income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui
pembayaran yang bersifat periode seperti pembayaran bunga
deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya. Disebut
sebagai bentuk pendapatan lancar, maksudnya adalah keuntungan
Page 46
31
yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau setara kas,
sehingga dapat diuangkan secara cepat, seperti bunga atau jasa
giro, dan dividen tunai. Dan setara kas adalah saham bonus atau
dividen saham yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk
saham dan dapat dikonversi menjadi uang kas.
b) Capital Gain merupakan keuntungan yang diterima karena
adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham dari
suatu instrumen investasi. Capital gain sangat tergantung dari
harga pasar instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen
investasi harus diperdagangkan di pasar. Dengan adanya
perdagangan maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen
investasi yang memberikan capital gain. Besarnya capital gain
dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada
periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat
kembalian yang diinginkan (expected return).
Tidak semua saham memberikan return dalam bentuk capital gain
karena nilai capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen
invstasi yang bersangkutan yang berarti bahwa investasi harus
diperdagangkan di pasar (Kusumo, 2011:37)
Harga pasar saham merupakan harga per lembar saham yang
berlaku di pasar modal. Stock Price atau harga saham di pasar modal
terdiri dari tiga kategori, yaitu harga tertinggi (high price), harga
terendah (low price), dan harga penutupan (close price). Harga
Page 47
32
tertinggi dan terendah adalah harga dimana saham yang paling tinggi
dan paling rendah pada satu hari bursa. Sedangkan harga penutupan
adalah harga terakhir yang terjadi pada saat akhir jam bursa (Setyorini
dan Maria M Minarsi, 2016). Stock price dapat mempengaruhi
besarnya return. Nilai return diperoleh dan berikut metode
beradasarkan (Abdullah et al. 2016).
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 2.1
Page 48
33
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1 Georgios
Papanastarso,
Dimitrios
Thomakos
(2016)
Managerial
discretion, Net
Operating Asset, and
The Cross Section of
Stock Return
Menggunakan
Variabel
dependen (Y)
Stock Return
Menggunakan Metode
penelitian Cross-
sectional Regresion
And Firm Level
Portofolio Firm
Managerial Discretion :
Individualisme,
perkembangan pasar
saham yang tinggi,
rendahnya ownership
concentration,
tingginya kompetitif,
kualitas standar
akuntansi, serta
rendahnyaa manajemen
laba.
Cross sectional
Regretion of return
on NOA = Hubungan
Negatif anatara NOA
dengan raw return di
9 dari 16 negara dan 7
negara lainya tidak
berpenagruh.
Portofolio
Adanya hubungan
negatif anatara NOA
dengan stock return
dan sering terjadi
serta akan diperkuat
dengan tingkat
individualisme,
perkembangan pasar
saham yang tinggi,
rendahnya ownership
concentration,
tingginya kompetitif,
kualitas standar
Page 49
34
akuntansi, serta
rendahnyaa
meanajemen laba.
2 Sparta (Dosen
tetap STIE-
Indonesia
Banking School
Jakarta (2011)
Analisis Validitas
Return On Net
Operating Asset dan
Return On Asset
dalam Prediksi
Kinerja Harga saham
Menggunakan
variabel RNOA
Menggunakan
Regresi Berganda
Menggunakan variabel
ROA, DER, DPS, EPD
Menambahkan Uji
validitas
RNOA berpengaruh
positif signifikan
terhadap Stock Price
Apreciation
ROA berpengaruh
positif signifikan
terhadap stock price
apreciation
3 Dwi Martani,
Mulyono,
Rahfiani
Khairurizka
(2009)
The effect of financial
ratios, firm size, and
cash flow from
operating activities
in the interim report
to the stock return
Menggunakan
variabel
dependen:
pengungkapan
stock return
Menggunakan
varibel
independen:
PBV, TATO,
Size
Sampel yang digunakan
perusahaan manufaktur
NPM, ROE, TATO,
PBV, Firm Size
berpengaruh
signifikan terhadap
stock return
CER, DER, CFO
Sales tidak
berpengaruh terhadap
stock return
4 Muhammad
Noor and Frank
Scrimgeour
(2014)
Stock Returns and
Fundamentals in the
Australian Market
Metode Analisis
Regresi Panel
Variabel
Independen
Membandingkan
pengukuran rasio
akuntansi dan
pengukuran
Perhitungan melalui
rasio berdasarkan kondisi
pasar lebih baik dalam
menjelaskan variasi stock
Page 50
35
Pengungkapan
stock return
Variabel
Independen : PBV
berdasarkan rasio pasar
terhadap stock return.
return dibanding rasio-
rasio berdasarkan
akuntansi
5 Hilmi Abdullah
Eka
Merdekawati
(2015)
Pengaruh Return On
Assets , Return On
Equity, Debt To
Equity terhadap
Return Saham pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
periode 2009-2011
Model Penelitian
Regresi Berganda
Variabel
Independen Stock
Return
Data yang diperoleh
dari Indonesian Capital
Market Directory
(ICMD 2013)
Secara parsial dan
simultan variabel
independen (ROA, ROE,
Debt to Equity) tidak
mempengaruhi return
saham
6
Samin Kohansal,
Zeynab Rostami,
Shoeyb Rostami
(2016)
The Effect of
Corporate
Governance
Component on Return
On Asset and Stock
Return – Company
List In Tehran
Vaeribel
Dependen (Y)
menggunakan
Stock Return
Menggunakan
variabel dependen
CEO Tenure
Menggunakan Metode
Multivariate Regresion
Model
Adanya hubungan
positif signifikan
antara Concentration
Ownership,
Independence of the
Board, CEO Duality,
Board Tenure on
ROA
Adanya hubungan
negatif antara Board
Size, Institisional
Ownership on ROA
Adanya hubungan
Positif Signifikan
Page 51
36
antara Institusional
Ownership,
Independent of
Board, CEO Duality,
CEO Tenure dengan
Stock Return
Adanya hubungan
negatif signifikan
antara Concentration
Ownership , Board
Size on Stock Return
7 Mohamed Sherif
dan Darren
Leitch (2017)
Twitter Mood, CEO
Succession,
Announcements and
Stock Return
Menggunakan
Variabel dependen
pengungkapan
stock return
Menggunakan
variabel
independen CEO
Tenure
Sampel berupa seluruh
perusahaan di UK Variabel CEO tenure
gagal untuk
mempengaruhi nilai
prediksi secara
ekonomi dalam hal ini
Stock Return
8 Tri Widyastuti
(2007)
Pengaruh
Karakteristik
Perusahaan terhadap
Manajemen Laba dan
Dampaknya pada
Return Saham
Menggunakan
variabel
pengungkapan
stock return
sebagai varibel
dependen
Menggunakan
Ukuran perusahaan
Menggunakan dua variabel
dependen yaitu
Manajemen Laba dan
Stock Return
Seluruh varibael
Indenden mempengaruhi
imbal hasil saham secara
signifikan 95% dan 99%.
Size dan ROA
berpengaruh Positif
Page 52
37
sebagai variabel
Independen
9 Ferdinan Eka
Putradan Paulus
Kindangen
(2016)
Pengaruh Return On
Asset, Net Profit
Margin, dan Earning
Per Share Terhadap
Return Saham
Perusahaan Makan
dan Minuman yang
terdaftar di BEI 2010-
2014
Menggunakan
Regresi Berganda
Menggunakan
pengungkapan
stock return
sebagai variabel
dependen
Variabel Independen
menggunakan ROA, NPM,
dan EPS
ROA dan NPM
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Return
Saham
EPS berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap
return saham
10 Friedman
Stewart D dan
Harbir Singh
(1998)
CEO Succession and
Stockholder Reaction
: The Influence Of
Organizational
Context And Event
Content
Variabel
Dependen :
pengunkapan
stock return
Variabel
Independen: masa
jabatan CEO
Tidak hanya menggunakan
analisis regresi tetapi juga
menggunakan analisis
bivariate.
CEO tenure
mepengaruhi stock
return secara negatif
Sumber : Diolah dari berbagai referensi
Page 53
38
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1
Bersambung ke halaman selanjutnya
Salah satu penilaian kinerja keuangan
perusahaan adalah Stock Price
Apreciation (selisih lebih stock price)
dan hal ini merupakan salah satu tujuan
investor yaitu mendapatkan
keuntungan/Return
Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stock return yang dapat diketahui dari
informasi laporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan tahunan
Basis Teori : Teori Agensi, Teori Signalling, dan Teori-Teori Mengenai
Saham serta Analisis Laporan Keuangan
Variabel Independen Variabel Dependen
PENGUNGKAPAN
STOCK RETURN
(Y)
Return On Net
Operating Assets
Total Asset Turn
Over
1. Terjadi fenomena penurunan stock
price pada beberapa perusahaan
2. ROA dan variabel lainnya sebagai
rasio fundemental dalam
mempengaruhi stock return masih
belum memiliki hasil yang
konsisten
Price To Book
Value
FIRM SIZE
CEO Tenure
H3
Page 54
39
Gambar 2.1
Sambungan dari halaman sebelumnya
s
D. Keterkaitan Antara Variabel dan Dasar Perumusan Hipotesis
1. Return On Net Operating Assets (RNOA) dan Pengungkapan Stock
Return
RNOA didefinisikan sebagai net operating profit after tax
(NOPAT) dibagi dengan net operating assets (NOA). RNOA mengukur
tingkat efektivtas manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
Data yang digunakan : Laporan Keuangan dan Annual
Report
Metode Analisis: Metode Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Uji Statistik Deskriptif
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolonieritas
3. Uji Heteroskedastisitas
4. Uji Autokorelasi
Uji Hipotesis:
1. Uji t
2. Koefisien
Determinasi
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
Page 55
40
menghasilkan keuntungan dengan sejumlah asset operasi yang
dimilikinya Gittman (2003) dalam Frandy dan Jurnali (2008). Pada
dasarnya RNOA merupakan analisis dengan memisahkan laporan posisi
keuangan dan laba raugi menjadi komponen operasi dan non operasi,
kemudian menghitung pengembalian aset operasi bersih sebagai ukuran
kinerja perusahaan. Menurut (Wild et al. 2007:420) pengukuran RNOA
mengikuti pandangan bahwa aktivitas operasi adalah yang paling tahan
lama dan relevan untuk penentuan harga saham yang akan berdampak
kinerja harga saham. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Sparta,
2011) bahwa RNOA mempengaruhi secara positif signifikan terhadap
pergerakan harga saham sehingga dengan meningkatnya stock return.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mustikautary,
2012) RNOA sebagai proksi persistensi laba tidak dapat mempengaruhi
stock return. Berdasarkan literatur dan penelitian tersebut, maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H1: Return On Net Operating Assets berpengaruh terhadap
pengungkapan stock return
2. Total Assets Turnover (TATO) dan Pengungkapan Stock Return
Total assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk
melihat efisiensi penggunaan total aset yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan penjualan. TATO yang tinggi mengindikasikan bahwa
manajemen perusahaan dapat mendayagunakan seluruh aset yang
Page 56
41
dimiliki untuk mendatangkan pendapatan yang dapat meningkatkan
keuntungan perusahaan (Puspitasari et al. 2017). Menurut penelitian
(Hayat, 2014) bahwa TATO dapat mempengaruhi stock return.
TATO yang lebih tinggi merupakan keuntungan bagi perusahaan
dan dapat memberikan efek positif terhadap stock return (Yuliantari
dan Sujana, 2014). Menurut penelitian yang dilakukan (Martani et al.
2009) dan (Hayat, 2014) TATO mempengaruhi secara negatif terhadap
pengugkapan stock return. Menurut (Yuliantari dan Sujana, 2014)
TATO mempengaruhi pengungkapan stock return secara positif.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Abdullah et al. 2016) dan
(Puspitasari et al. 2017) TATO tidak berpengaruh terhadap stock
return. Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
H2: Total Assets Turnover berpengaruh terhadap pengungkapan stock
return
3. Price to Book Value dan Pengungkapkan Stock Return
Price to Book Value (PBV) yang merupakan rasio antara stcok
price terhadap nilai bukunya. Bila suatu perusahaan mempunyai PBV
di atas 1 (>1) maka stock price perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi
daripada nilai bukunya yang menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut semakin baik di mata investor. Dengan demikian semakin
tinggi PBV maka return saham akan meningkat (Suherman dan
Siburian, 2013). Pendapat lain juga diungkapkan oleh (Silverawati et
Page 57
42
al. 2016) rasio PBV yang tinggi menunjukkan bahwa nilai suatu
perusahaan semakin tinggi untuk memberikan tingkat pengembalian
saham kepada investor.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Muhammad dan
Scrimgeour, 2014), (Martani et al. 2009), dan (Tari Indriani, 2014)
price to book value mempengaruhi stock return dan menjadi salah satu
kinerja keuangan berbasis pasar yang kuat dalam mempengaruhi stock
return. Sedangkan hasil penelitian (Suherman dan Siburian, 2013) dan
(Najimiyah et al. 2014) price to book value tidak dapat mempengaruhi
stock return. Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
H3: Price to Book Value berpengaruh terhadap pengungkapan stock
retun
4. SIZE dan Pengungkapan Stock Return
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan
yang ditunjukan dengan total aset dianggap memiliki pertumbuhan yang
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil (Solechan, 2007).
Semakin besar perusahaan dinilai semakin memilki kualitas laba yang
lebih tinggi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Solechan, 2007) size
tidak dapat mempengaruhi return saham, namun berdasarkan penelitian
(Martani et al. 2009), (Yuliantari dan Sujana, 2014), (Ulfa, 2011),
(Daniel dan Titman, 1997) serta (Widyastuti, 2007) size perusahaan
Page 58
43
mempengaruhi secara positif signifikan terhadap pengungkapan stock
return. Berdasarkan penelitian sebelumnya maka hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
H4: Size berpengaruh terhadap pengungkapan stock return
5. CEO Tenure dan Pengungkapan Stock Return
CEO sebagai top eksekutif sebuah perusahaan memiliki peran
untuk mencapai tujuan stategis perusahaan. Termasuk tujuan untuk
memberikan nilai dan mencapai kinerja perusahaan, sehingga akan
dapat memberikan kepercayaan bagi para pemegang saham. Friedman
dan Singh (1989) mengemukakan CEO tenure mempengaruhi secara
negatif terhadap performa perusahaan, sehingga dewan harus
melakukan suksesi dan menggantinya dengan CEO yang akan
memberikan dampak positif terahadap kinerja perusahaan.
Menurut (Rostami et al. 2016) CEO tenure dapat dijadikan sebagai
komponen tata kelola perusahaan sehingga akan memberikan dampak
positif terhadap stock return. Dari peneltian yang dilakukan oleh
Friedman dan Singh (1989) dan (Rostami et al. 2016) yang menyatakan
bahwa CEO Tenure dapat mempengaruhi pengungkapan stock return.
Namun penelitian yang dilakukan oleh (Bhagat et al. 2010) dan (Sherif
dan Leitch, 2017) CEO tenure tidak dapat mempengaruhi
pengungkapan stock return. Maka hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
H5: CEO Tenure berpengaruh terhadap pengungkapan stock return.
Page 59
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu Profitabilitas
yang diproksikan dengan RNOA dan TATO, valuasi diproksikan dengan PBV,
SIZE diproksikan dengan total aset dan managerial discretion diproksikan
dengan CEO Tenure terhadap variabel dependen, yaitu Pengungkapan Stock
Return. Populasi penelitian ini Perusahaan Property Real Estate dan Building
Contruction yang terdaftar di BEI Periode 2013-2015.
Perusahaan tersebut dipilih karena berhubungan dengan salah satu variabel
yang diteliti yaitu RNOA yang lebih melihat aset operasi bersih perusahaan.
Seperti yang diungkapkan oleh (Zhang et al. 2006) bahwa salah satu jenis
industri yang cenderung memiliki investasi aset tetap yang tinggi akan
memberikan kontribusi yang besar terhadap aset operasi, sehingga sektor real
estate dan building construction dipilih karena aktivitas operasi industri tersebut
bergerak dalam bentuk investasi aset tetap. Kemudian periode 2013-2015 dipilih
karena fenomena penurunan harga saham yang cukup drastis terjadi pada saat
tahun pelaporan keuangan 2014 (Melani, 2014) hal ini diungkapkan dalam
Tabel 1.1. Kemudian tahun 2013 dan 2015 dipilih karena merupakan laporan
keuangan yang mempengaruhi pelaporan di tahun 2014. Hal ini sejalan dengan
salah satu unsur konspetual framework tingkat kedua yang menyatakan bahwa
kualitas fundamental pelaporan keuangan yaitu harus relevan. Relevan diartikan
Page 60
45
dapat memberikan nilai prediksi (predictive value) mengenai ekspektasi masa
depan dan nilai confirmatory untuk melihat evaluasi dan konfirmasi terhadap
tahun sebelumnya (Kiseo et al. 2011:44).
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan Property Real estate dan
Building Contruction yang terdaftar di BEI. Metode yang digunakan adalah
pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling) dengan tipe pengambilan
sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (judgment sampling). Menurut
Sekaran (2014:137) pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu
(judgment sampling) melibatkan pemilihan subjek yang berada di tempat yang
paling menguntungkan atau dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi
yang diperlukan. Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Property, Real Estate dan Building Contruction yang Kosisten
terdaftar di BEI berturut-turut tahun 2013-2015.
2. Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang tidak
mengalami rugi operasi untuk periode 2013-2015.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara
Page 61
46
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang
berkaitan dengan judul penelitian.
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu data
yang diperoleh melalui sumber yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan
sendiri oleh peneliti (Sekaran, 2014). Data dalam penelitian ini didapatkan
dari situs www.idx.co.id.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi variabel
dependen dan independen.
1. Informasi dalam Laporan Keuangan
Beberapa Informasi laporan keuangan yang digunakan yaitu rasio
profitabilitas dan rasio valuasi atau penilaian.
a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan evaluasi rasio kinerja operasi yang
umumnya mengaitkan pos laporan laba rugi dengan penjualan. Rasio ini
sering disebut dengan margin laba (profit margin), selain itu analisis
penggunaan aset terkait erat dengan analisis profitabilitas
(Subramanyam dan Wild, 2010). Dalam penelitian ini, profitabilitas
diukur dengan rasio Return On Net Operating Asset dan Total Asset
Turnover seperti yang dilakukan oleh Sparta (2011), Papanastasopoulos
Page 62
47
dan Thomakos (2016), Mustikautary (2012), (Martani et al. 2009) dan
Subramanyam and Wild (2010:112).
1) Return On Net Operating Assets
Return On Net Operating Assets (RNOA) merupakan rasio
yang menggambarkan imbal hasil dari pemanfaatan aset operasi
oleh manajemen perusahaan sehingga dapat mengukur efektifitas
dan efisiensi manajemen dalam perolehan profit terkait dengan
pemanfaatan aset operasi yang dimilikinya. Peneliti
menggabungkan indikator yang digunakan oleh (Sparta, 2011) dan
(Papanastasopoulos dan Thomakos, 2016), adapun formula yang
digunakan sebagai berikut:
𝐑𝐍𝐎𝐀𝑖𝑡 =𝑵𝒆𝒕 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙
𝑵𝒆𝒕 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
Keterangan :
Net Operating Profit After Tax (NOPAT) merupakan laba
operasi yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan
sebagai laba usaha bersih setelah pajak. Menurut
Subramanyam and Wild (2010:112) laba operasi tidak
termasuk semua beban (atau laba) yang timbul dari kegiatan
keuangan perusahaan (fungsi treasury), seperti beban bunga
dan laba investasi yang secara kolektif disebut dengan laba non
operasi (nonoperating income), dan diformulakan oleh (Sparta
2011) sebagai berikut:
Page 63
48
𝑁𝑂𝑃𝐴𝑇 = (Sales − Operating Expense) 𝑋 (1 −𝑇𝑎𝑥 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
𝑃𝑟𝑒𝑡𝑎𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 )
Net Operating Assets (NOA) diukur sebagai selisih antara
aset operasi dan kewajiban operasi (Sparta, 2011). Operating
Asset adalah nilai residual dari total asset setelah dikurangi
dengan cash and cash equivalent. Operating Liabilities adalah
nilai residual dari total asset setelah dikurangi minority
interest, ordinary and preferred share dan total debt. Menurut
(Penman, 2007) dalam (Papanastasopoulos et al. 2011)
kewajiban operasi timbul sebagai bagian dari operasi, sedangkan
kewajiban keuangan timbul sebagai bagian dari kegiatan pendanaan
untuk mendapatkan uang tunai dalam menjalankan usaha. Maka
NOA diformulakan menurut (Sparta, 2011) dan
(Papanastasopoulos dan Thomakos, 2016):
𝑁𝑂𝐴 = 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 − 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
2) Total Asset Turnover (TATO)
Pemanfaatan aset merupakan salah satu dari rasio profitabilitas
dan digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam
menghasilkan penjualan disebut pula perputaran Subramanyam
dan Wild (2010:43). Total Asset Turnover (TATO) dikatakan
sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan
dengan mendayagunakan aset yang dimiliki (Abdullah, 2016).
Page 64
49
Peneliti menggunakan rumus yang digunakan oleh (Martani et
al. 2009). Adapun pengukuranya yaitu:
𝑻𝑨𝑻𝑶 =𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
b. Valuasi
Valuasi merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai
instrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya, salah satu ukuran valuasi
adalah dengan melihat harga saham terhadap nilai bukunya
(Subramanyam dan Wild, 2010). Dalam penelitian ini rasio valuasi
diukur dengan menggunakan Price to Book Value (PBV) seperti yang
dilakukan Tari Indriani (2014), (Muhammad dan Scrimgeour, 2014),
dan (Subramanyam dan Wild, 2010).
Price to book value merupakan salah satu rasio keuangan dalam
bentuk pasar. Semakin tinggi rasio harga pasar terhadap nilai bukunya,
maka semakin baik perusahaan dinilai oleh investor. Rasio ini
menggambarkan perbandingan antara market value dengan book value
suatu saham (Tari Indriani, 2014).
𝑷𝑩𝑽 =𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐏𝐞𝐫 𝐋𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐁𝐮𝐤𝐮 𝐏𝐞𝐫 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
2. Size (Ukuran Perusahaan)
Size merupakan informasi ukuran perusahaan berupa cerminan besar
kecilnya perusahaan yang berhubungan dengan kemampuan dan peluang
untuk memasuki pasar modal dan untuk mendapatkan pembiayaan eksternal
Page 65
50
(Yuliantari dan Sujana, 2014). Ukuran perusahaan dalam jangka panjang
merupakan wujud pertumbuhan yang baik (Widyastuti, 2007). Ukuran
perusahaan yang diindikasikan dengan total aset berkorelasi positif dengan
return saham (Martani et al. 2009). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pengukuran yang digunakan oleh (Setiyono, 2016). Adapun
pengukuranya yaitu:
FIRM SIZE = Ln Total Assets
3. Managerial Discretion
Menurut Cho (2013) managerial discretion merupakan serangkaian
sarana startegis yang tersedia bagi para manajer untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan oleh stakeholders, selain itu managerial discretion dipandang
negatif oleh literatur ekonomi karena dianggap adanya potensi manager
untuk mencapai kepentingan pribadi lebih besar dibandingkan dengan
tujuan yang ditetapkan oleh stakeholder, namun berlawanan dengan
literatur ekonomi, literatur eselon memberikan pandangan netral di mana
teori tersebut mengakui kemungkinan outcome yang dihasilkan dari
organisasi akan terpengaruh baik positif maupun negatif. Dalam penelitian
ini managerial discretion diproksikan dengan CEO Tenure, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Karyati (2014), Sherif dan Leitch (2017) dan
Rostami (2016).
a. CEO Tenure
Untuk menguji kebijaksanaan manajerial, penulis menggunakan
CEO Tenure sebagai variabel yang mewakili kebijaksanaan
Page 66
51
manajemen. Menurut (Wu et al. 2005) dalam Chen (2013) CEO Tenure
memainkan peran penting dalam mengalokasikan, mengatur dan
memotivasi sumber daya dan kemampuan perusahaan serta
berkontribusi besar dalam pemberdayaan produktivitas. Karena Aset
merupakan salah satu sumber daya perusahaan, maka CEO berhak
menentukan kebijakan dan startegi terhadap aset, terutama dalam
aktivitas operasi. CEO Tenure diukur dengan proksi . Adapun
pengukuranya yaitu:
CEO Tenure = Ln masa jabatan seorang CEO di suatu perusahaan
4. Pengungkapan Stock Return
Variabel dependen pada penelitian ini adalah pengungkapan stock
return. Pengertian stock return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu
investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return
ekspektasi yang belum terjadi. Untuk memperoleh tingkat pengembalian
saham dan keuntungan sesuai yang diharapkan, maka investor harus dapat
melakukan penilaian harga saham. Harga saham dapat mempengaruhi
besarnya return. Pada Penelitian ini pengukuran pengungkapan stock return
diukur menggunakan imbal hasil harga saham seperti yang dilakukan oleh
(Abdullah et al. 2016). Adapun pengukuranya sebagai berikut:
Pengungkapan 𝑺𝒕𝒐𝒄𝒌 𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 = 𝑷𝑡 – 𝑷𝑡−1
𝑷𝑡−1
Keterangan :
Pt = Harga Saham Periode Penelitian
Pt-1 = Harga Saham Sebelum Periode Penelitian
Page 67
52
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan, uji asumsi
klasik yang secara statistik harus terpenuhi dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik merupakan analisis yang digunakan untuk
memberikan gambaran atau deskripsi yang berkaitan dengan variabel
penelitian secara umum. Penelitian ini menggunakan tabel distribusi
yang menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, mean, sum, range,
standar deviasi, dan varian Ghozali (2006:19)
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan untuk menguji data penelitian yang
bersifat sekunder ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji
autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen
terdistribusi secara normal atau tidak. Ada dua cara untuk
mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan analisis statistik. Dalam penelitian ini, uji
normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot) dan uji
statistik non-parametik One Sample Kolmogorov Smirnov Ghozali
(2006:149).
Page 68
53
b. Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen Ghozali (2006:95). Deteksi
ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat
dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance.
Regresi bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance > 0,10 Ghozali (2006:96).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalm model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji
pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Run Test.
Run Test sebagai bagian dari statistik non-parametik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi
yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi
maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test
digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random
atau tidak (sistematis) Ghozali (2006:107-108).
H0: residual (res_1) random acak
HA: residual (res_1) tidak random
Page 69
54
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan
ke pengamaan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas Ghozali (2006:125). Salah satu cara
melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan uji
geljser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual
terhadap variabel independen Ghozali (2006:129), dengan
persamaan regresi sebagai berikut: |Ut| = α + βXt + vt
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda yaitu
metode yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau rasio
dalam suatu persamaan linier. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah Return On Net Operating Assets (RNOA), Total Assets Turnover
(TATO), Price to Book Value (PBV), FIRM SIZE dan CEO Tenure.
Sedangkan variabel dependenya adalah Pengungkapan Stock Return.
Adapun persamaan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Page 70
55
Pengungkapan Stock Return = 𝛼+𝛽1RNOA+ 𝛽2TATO+ 𝛽3PBV +
𝛽4SIZE + 𝛽5𝐶𝐸𝑂𝑇+ 𝜀
Dimana:
Pengungkapan Stock Return = Stock Return Tahunan
RNOA = Return On Net Operrating Assets
TATO = Total Assets Turnover
PBV = Price to Book Value
SIZE = Ukuran Perusahaan
CEO T = CEO Tenure ( Jumlah Tahun Chief Executive Officer menjabat
posisinya)
a = Konstanta
𝛽1,...,𝛽5 = koefisien regresi
𝜀 = Error
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai
koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen Ghozali (2006:90)
Page 71
56
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Menurut Ghozali (2006:88) uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis ini
adalah dengan menentukan level of significance-nya. Level of
significance yang digunakan sebesar 5% atau (α) = 0,05.
1.) Jika signifikan t > 0,05 maka hipotesis yang diajukan ditolak
(koefisien regresi tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara
parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
2.) Jika nilai signifikan namun jika signifikan t < 0,05 maka hipotesis
yang diajukan diterima dan berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
Page 72
57
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Pengukuran Skala
Profitabilitas
(RNOA)
Sparta (2011) dan
Papanastasopoulos
dan Thomakos
(2016)
Diukur dengan Return On Net Operating
Assets (RNOA)
𝑵𝒆𝒕 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙
𝑵𝒆𝒕 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
Rasio
Profitabilitas
(Martani et al.
2009)
Diukur engan Total Assets Turnover
(TATO)
𝐒𝐚𝐥𝐞𝐬
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
Rasio
Valuasi/Penilaian
Pasar
Tari Indriani (2014)
dan Muhammad dan
Scrimgeour (2014)
Diukur dengan Price to Book Value
(PBV), perbandingan harga pasar dengan
nilai buku ekuitas
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐏𝐞𝐫 𝐋𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐁𝐮𝐤𝐮 𝐏𝐞𝐫 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
Rasio
Firm Size
Setiyono (2016)
Diukur dengan total asset yang dimiliki
perusahaan
Ln Total Assets
Rasio
Managerial
Discretion
CEO Tenure
Karyati (2014)
Diukur dengan lama CEO/Presdiden
direktur menjabat jabatanya disuatu
perusahaan
Ln masa jabatan seorang CEO di suatu
perusahaan.
Rasio
Pengungkapan Stock
Return
(Abdullah et al.
2016)
Diukur dengan menggunakan imbal hasil
harga saham perusahaan
𝑷𝑡 – 𝑷𝑡 − 1
𝑷𝑡 − 1
Rasio
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Page 73
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan Sektor
Property, Real Estate dan Building Construction yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013-2015.
Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh return on net
operating assets (RNOA), total asset turnover (TATO), price to book
value (PBV), Firm Size dan CEO Tenure (Masa jabatan Chief Executive
Officer/Presiden Direktur) terhadap Pengungkapan Stock Return.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menetukan
sampel adalah metode pemilihan sampel bertujuan (purposive
sampling) dengan tipe pertimbangan tertentu (judgment sampling).
Penelitian secara purposive sampling mengindikasikan bahwa sampel
yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria penelitian.
Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (judgment
sampling) melibatkan pemilihan subjek yang paling menguntungkan
atau dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang diperlukan
(Sekaran, 2014).
Penelitian ini mengambil sampel selama 3 tahun, yaitu dari tahun
2013-2015. Perusahaan Property Real Estate dan Building
Construction yang terdaftar di BEI berjumlah 48 perusahaan. Berikut
ini adalah perusahaan yang masuk ke dalam kriteria sampel yaitu:
Page 74
59
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah
1 Perusahaan property, real estate dan building
construction yang konsisten terdaftar
sahamnya selama tiga tahun berturut-turut di
BEI tahun 2013-2015
48
2 Perusahaan yang mengalami rugi operasi
untuk tahun 2013-2015
(8)
3 Jumlah Perusahaan yang masuk kedalam
sampel
40
4 Jumlah sampel 40 Perusahaan (3 Tahun) 120
5 Sampel yang tidak dapat diolah dengan Uji
Casewise (Outlier)
(4)
6 Sampel yang dapat diolah 116
Sumber: Data diolah
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi linear berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran
yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (Return On
Net Operating Assets, Total Assets Turnover, Price to Book Value, Size
dan CEO Tenure) terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan
Stock Return.
1. Hasil Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi atas variabel-variabel penelitian.
Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean,
standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Tabel 4.2
Page 75
60
berikut ini menunjukkan statistik deskriptif dari masing-masing
variabel penelitian:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SR 116 -,7490 2,0820 ,089845 ,4959782
RNOA 116 -20,5275 22,1540 ,465387 3,6339813
TATO 116 ,0120 2,2550 ,378595 ,3492468
PBV 116 ,1531 7,2426 1,746033 1,4475291
LnTA(SIZE) 116 20,23 31,35 26,9256 3,30519
LnCEOT 116 1,00 6,00 3,8448 1,23432
Valid N (listwise) 116
Sumber: Output SPSS
Dalam penelitian ini semua variabel menggunakan skala rasio.
Untuk variabel Pengungkapan Stock Return (SR) dengan
menggunakan statistik deskriptif hasil analisisnya adalah nilai
minimun sebesar -0,7490 dan nilai maksimum sebebsar 2,0820
dengan nilai rata-rata (mean) 0,0898 dan standar deviasi 0,4959.
Nilai minimum terjadi pada perusahaan Gading Development pada
tahun 2013, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2013
perusahaan Gading Development memiliki nilai stock return yang
lebih kecil dibandingkan perusahaan lainya. Sedangkan, nilai
maksimum terjadi pada perusahaan PP (Persero) pada tahun 2014
yang menunjukkan bahwa pada tahun tersebut perusahaan memiliki
nilai stock return tertinggi.
Page 76
61
Hasil analisis deskriptif variabel return on net operating asset
(RNOA) menunjukkan nilai minimum sebesar -20,527 dan nilai
maksimum sebesar 22,154 dengan rata-rata 0,4653 dan standar
deviasi sebesar 3,6339. Nilai minimum terjadi pada perusahaan
Adhi Karya 2013 dan nilai maksimum terjadi pada perusahaan
Gowa Makasar Tourism Development pada tahun 2014. Hal ini
menunjukkan bahwa return on net operating asset Adhi Karya
masih sangat rendah. Sedangkan Gowa Makassar Tourism
Development merupakan perusahaan yang mencapai return on net
operating asset paling tinggi.
Hasil analisis deskriptif variabel total asset turnover (TATO)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,0120 dan nilai maksimum
sebesar 2,255 dengan rata-rata sebesar 0,3785 dan standar deviasi
sebesar 0,3492. Nilai minimum terjadi pada perusahaan Greenwood
Sejahtera pada tahun 2015 dan nilai maksimum terjadi pada
perusahaan Roda Vivatex tahun 2015. Hal ini meunjukkan bahwa
tingkat perputaran asset Greenwood Sejahtera pada tahun 2015
masih sangat rendah. Sedangkan Roda Vivatex menunjukkan
perputran aset yang lebih besar dipanding perusahaan lainya.
Hasil analisis deskriptif variabel price to book value (PBV)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,153 dan nilai maksimum
sebesar 7,2426 dengan rata-rata sebesar 1,746 dan standar deviasi
sebesar 1,447. Nilai minimum terjadi pada perusahaan Greenwood
Page 77
62
Sejahtera pada tahun 2015 dan nilai maksimum terjadi pada
perusahaan PP (Persero) tahun 2014. Hal ini meunjukkan bahwa
harga saham Greenwood Sejahtera dihargai lebih rendah daripada
nilai bukunya pada tahun 2015. Sedangkan PP (Persero) memililiki
harga saham yang diharga lebih besar dari nilai bukunya diantara
perusahaan lainya.
Hasil analisis deskriptif variabel size menunjukkan nilai
minimum sebesar 20,23 dan nilai maksimum sebesar 31,35 dengan
rata-rata sebesar 26,92 dan standar deviasi sebesar 3,305. Nilai
minimum terjadi pada perusahaan Lamicitra Nusantara tahun 2014
dan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Lippo Karawaci tahun
2015. Hal ini menunjukkan bahwa Lamicitra Nusantara memiliki
total aset lebih rendah atau ukuran perusahaan lebih kecil dari
perusahaan lainya sedangkan Lippo Karawaci memiliki total aset
paling besar pada tahun 2015 dibanding perusahaan lainya.
Hasil analisis deskriptif variabel CEO Tenure menunjukkan
nilai minimum sebesar 1,0 dan nilai maksimum sebesar 6,0 dengan
rata-rata sebesar 3,844 dan standar deviasi sebesar 1,234. Nilai
minimum terjadi pada perusahaan Sentul City pada tahun 2014 dan
nilai minimum terjadi pada perusahaan Megapolitan Developments
pada tahun 2013, 2014, 2015, Perdana Gapuraprima tahun 2013,
2014, 2015, Suryamas Dutamakmur tahun 2013,2014, 2015. Hal ini
meunjukkan bahwa CEO Sentul City memiliki masa jabatan paling
Page 78
63
singkat dibanding perusahaan lainya. Sedangkan, CEO Megapolitan
Developments, Perdana Gapuraprima, dan Suryamas Dutamakmur
menjabat dengan masa jabatan yang paling lama dibandingkan
dengan perusahaan lainya.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel
independen terdistribusi secara normal atau tidak. Kalau
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid.
Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan
titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan
penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal
(Ghozali 2006, 149). Ada dua cara untuk mendeteksi residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
analisis statistik. Dalam penelitian ini, uji normalitas
menggunakan P-Plot dan uji statistik One Sample Kolmogorov
Smirnov.
Page 79
64
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Grafik P-Plot
Sumber: Output SPSS
Dari grafik 4.1 menunjukan bahwa data penelitian
memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena
menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak
menjauh dari garis diagonal. Hal tersebut menunjukan pola
distribusi normal.
Untuk lebih meningkatkan uji normalitas data, maka
peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Apabila hasil uji Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai
asymp. Sig > 0,05 maka data terdistribusi normal dan
Page 80
65
sebaliknya, apabila nilai asymp. Sig < 0,05 maka data tersebut
terdistribusi tidak normal. Hasil uji dari Kolmogorov-Smirnov
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik One Sample Kolmogorov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 116
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,39644311
Most Extreme Differences Absolute ,077
Positive ,077
Negative -,057
Test Statistic ,077
Asymp. Sig. (2-tailed) ,090c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output Spss
Dari tabel 4.3 tersebut dapat dilihat bahwa besarnya
nilai kolmogorov smirnov adalah 0,077 dan nilai Asymp Sig
(2-tailed) signifikan pada 0,090 > 0,05 hal ini berarti H0
diterima atau data residual terdistribusi normal.
b. Uji Multikoloniearitas
Uji multikolonieritas dilakukan dengan menghitung nilai
tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Uji
multikolonieritas merupakan suatu bentuk pengujian untuk
mengetahui apakah dalam model regresi terdapat adanya
korelasi atau hubungan yang linier antar variabel bebas
Page 81
66
(independen) yaitu return on net operating assets, total asset
turnover, price to book value, size, dan CEO Tenure.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikoliniearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficie
nts
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1,243 ,377 -3,297 ,001
RNOA ,023 ,011 ,169 2,191 ,031 ,972 1,029
TATO ,106 ,111 ,074 ,948 ,345 ,943 1,060
PBV ,180 ,027 ,527 6,729 ,000 ,949 1,054
LnTA(SIZE) ,028 ,012 ,188 2,383 ,019 ,931 1,074
LnCEOT ,054 ,032 ,134 1,683 ,095 ,920 1,087
a. Dependent Variable: SR
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa Return On Net
Operating Asset (RNOA) memiliki nilai tolerance 0,972 dan
VIF 1,029. Total Asset Turnover (TATO) memiliki nilai
tolerance 0,943 dan VIF 1,060. Price to Book Value (PBV)
memiliki nilai Tolerance 0,949 dan VIF 1,054. Size (LnTA)
memiliki nilai tolerance 0,931 dan VIF 1,074. CEO Tenure
(LnCEOT) memiliki nilai tolerance 0,920 dan VIF 1,087.
Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa nilai tolerance untuk
semua variabel independen lebih dari 0,10 dan nilai VIF
(Variance Inflation Factor) semua variabel independen kurang
dari 10. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model
Page 82
67
persamaan regresi mengindikasikan tidak terjadi adanya
multikolonieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dapat
dilihat dari nilai signifikansi Run Test.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,04698
Cases < Test Value 58
Cases >= Test Value 58
Total Cases 116
Number of Runs 67
Z 1,492
Asymp. Sig. (2-tailed) ,136
a. Median
Sumber: Outputt SPSS
Berdasarkan hasil uji Run Test pada tabel 4.5 menunjukan
bahwa nilai test adalah -0,04698 dengan probabilitas 0,136 jauh
di atas nilai signifikan 0,05 yang berarti hipotesis H0 diterima
yang berarti data residual terjadi secara random (acak) serta
tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.
Page 83
68
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan uji
glejser.
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,176 ,231 ,762 ,448
RNOA ,002 ,006 ,036 ,378 ,706
TATO ,029 ,068 ,041 ,425 ,672
PBV ,014 ,016 ,083 ,861 ,391
LnTA(SIZE) -,002 ,007 -,025 -,254 ,800
LnCEOT ,038 ,020 ,188 1,936 ,055
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Output SPSS
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa return on net operating
assets memiliki nilai signifikansi 0,706. Total asset turnover
memiliki nilai signifikansi 0,672. Price to book value memiliki
Page 84
69
nilai signifikansi 0,391. Size memiliki nilai signifikansi 0,800.
CEO Tenure memiliki nilai signifikansi 0,055.
Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa semua
variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang artinya
tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel independen residual kuadrat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Dalam uji regresi linear berganda ini dianalisis pula
besarnya koefisien determinasi (R2). Uji koefisien determinasi
dalam penelitian ini digunakan untuk melihat besar pengaruh
variabel independen (return on net operating assets, total asset
turnover, price to book value, size, CEO tenure) terhadap
variabel dependen pengungkapan stock return.
Tabel 4.7
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,601a ,361 ,332 ,4053531 2,365
a. Predictors: (Constant), LnCEOT, TATO, RNOA, PBV, LnTA(SIZE)
b. Dependent Variable: SR
Sumber: Output SPSS
Hasil pengujian menunjukkan pada tabel 4.7 bahwa R2
sebesar 0,361 atau 36,1%. Jadi dapat dikatakan bahwa sebesar
Page 85
70
36,1% pengungkapan stock return pada perusahaan property
real estate dan building construction yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2015 disebabkan oleh return on
net operating assets, total assets turn over, price to book value,
size, dan CEO tenure. Sedangkan sebesar 63,9% pengungkapan
stock return disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh masing-masing variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen. Hasilnya
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1,243 ,377 -3,297 ,001
RNOA ,023 ,011 ,169 2,191 ,031 ,972 1,029
TATO ,106 ,111 ,074 ,948 ,345 ,943 1,060
PBV ,180 ,027 ,527 6,729 ,000 ,949 1,054
LnTA(SIZE) ,028 ,012 ,188 2,383 ,019 ,931 1,074
LnCEOT ,054 ,032 ,134 1,683 ,095 ,920 1,087
a. Dependent Variable: SR
Sumber: Output SPSS
Hasil pengujian terhadap keofisien regresi linier berganda
enghasilkan model berikut ini:
Page 86
71
SR = -1,243+ 0,023RNOA + 0,106TATO + 0,180PBV +
0,028SIZE + 0,054LnCEOT + 𝜀
Berdasarkan uji regresi statistik t pada tabel 4.8
menunjukkan bahwa variabel RNOA terbukti berpengaruh
terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan stock return .
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansi
0,031 (sig < 0,05). Adapun nilai beta yang bernilai positif yaitu
sebesar 0,023 yang menunjukkan adanya hubungan positif
antara return on net operating assets dengan pengungkapan
stock return . Semakin tinggi tingkat return on net operating
assets maka semakin tinggi return yang diperoleh oleh
investor.
Variabel total asset turnover sebagai variabel independen
terbukti belum mampu mempengaruhi variabel dependen yaitu
pengungkapan stock return. Hal ini dapat dilihat dari nilai
probabilitas signifikansi untuk total assets turnover sebesar
0,345 (sig > 0,05). Adapun nilai beta yang dihasilkan positif
yaitu sebesar 0,106 yang menunjukkan adanya hubungan
positif antara total assets turnover dengan pengungkapan stock
return di mana semakin tinggi nilai total assets turnover maka
semakin tinggi pula stock return yang diperoleh investor.
Pada variabel rasio valuasi dalam bentuk pasar yaitu price
to book value terbukti dapat mempengaruhi variabel
Page 87
72
independen yaitu pengungkapan stock return. Hal ini dapat
telihat dari nilai probabilitas signifikansi untuk price to book
value sebesar 0,000 (sig < 0,05). Adapun nilai beta yang
dihasilkan positif sebesar 0,180 yang menunjukkan adanya
hubungan positif antara price to book value dengan
pengungkapan stock return di mana semakin tinggi nilai price
to book value maka semakin tinggi return yang diperoleh
investor.
Variabel selanjutnya yaitu size (ukuran perusahaan)
sebagai variabel independen terbukti dapat mempengaruhi
variabel dependen yaitu pengungkapan stock return. Hal ini
dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansi untuk size
sebesar 0,019 (sig < 0,05). Adapun nilai beta yang dihasilkan
positif sebesar 0,028 yang menunjukkan adanya hubungan
positif yaitu antara size atau ukuran perusahaan dengan
pengungkapan stock return di mana semakin besar size
(ukuran perusahaan) maka semakin besar pula return saham
yang dapat investor peroleh.
Variabel CEO tenure sebagai variabel independen
terbukti belum mampu mempengaruhi variabel dependen,
yaitu pengungkapan stock return. Hal ini dapat dilihat dari
nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,095 (sig > 0,05).
Adapun nilai beta memiliki nilai positif yaitu sebesar 0,054
Page 88
73
yang berarti terdapat hubungan positif antara CEO Tenure
dengan pengungkapan stock return. Semakin lama CEO
tenure maka semakin tinggi pula return yang akan diperoleh
investor.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Antara variabel independen dengan Variabel
Dependen
a. Pengaruh Antara Return On Net Operating Assets (RNOA)
Dengan Pengungkapan Stock Return.
Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel RNOA
sebesar 0,031 < 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa RNOA
berpengaruh terhadap pengungkapan stock return.
Menurut Sparta (2011) menjelaskan penyebab return on
net operating assets (RNOA) berpengaruh terhadap
pengungkapan stock return karena RNOA mencerminkan
aktivtas operasional perusahaan, di mana aktivitas operasional
merupakan aktivitas utama sebuah perusahaan untuk
memperoleh pendapatan, sehingga investor disamping melihat
keseluruhan aktivitas bisnis, mereka lebih mengutamakan
aktivitas operasi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori
yang diungkapkan oleh Subramanyam dan Wild (2011:144)
Page 89
74
RNOA merupakan ukuran yang digunakan dalam mengukur
kinerja dan karena instrumen RNOA mengandung komponen
aktivitas operasi yang dianggap sebagai aktivitas yang bertahan
lama (going concern) dan relevan untuk menentukan kinerja
harga saham, bedahalnya dengan aktivitas non operasi yang
umumnya dianggap tidak memiliki dampak yang begitu besar
untuk nilai sebuah perusahaan terkecuali jika memang jumlah
aktivitas non operasi yang cukup besar. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian (Sparta, 2011) bahwa instrumen
RNOA berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan stock
return.
Sehingga dapat dikatakan jika RNOA meningkat maka
stock return yang diperoleh investor akan meningkat. Ini
dikarenakan RNOA mencerminkan aktivitas operasi yang
merupakan aktivitas inti perushaan dan berdampak terhadap
kinerja perusahaan terutama dalam harga saham (Subramanyam
dan Wild, 2011). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Richard
(2007) dalam Mustikautary (2012) bahwa RNOA
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba, semakin tinggi RNOA maka laba yang dihasilkan akan
lebih tinggi dan semakin besar laba perusahaan maka semakin
tinggi keuntungan atas return saham yang diperoleh (Solechan,
2007). Selain itu karena RNOA mampu mempengaruhi
Page 90
75
pengungkapan stock return, maka RNOA dapat dijadikan sinyal
kepada investor berupa informasi mengenai kinerja perusahaan.
b. Pengaruh Antara Total Assets Turnover (TATO) Dengan
Pengungkapan Stock Return.
Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel TATO
sebesar 0,345 > 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa TATO
belum mampu mempengaruhi pengungkapan stock return.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Puspitasari et al.
2017) total assets turnover atau perputaran seluruh aset belum
dapat mempengaruhi pengungkapan stock return diduga karena
adanya unsur di dalam total aset yang kurang menguntungkan
serta tidak menarik minat investor utuk menanamkan sahamnya.
Begitu juga pendapat yang dikemukakan oleh Kasmir (2015)
dalam Ariyanti (2016) beberapa penyebab total aset belum dapat
mempengaruhi pengungkapan stock return karena perusahaan
belum mampu memaksimalkan seluruh aset yang dimiliki untuk
memperoleh pendapatan bersih serta terdapat aset-aset
perusahaan yang kurang produktif. Menurut (Abdullah et al.
2016) kegiatan untuk memperoleh pendapatan dalam
perusahaan property real estate dipengaruhi oleh kegiatan
pemasaran dan promosi dalam menarik minat masyarakat untuk
Page 91
76
membeli properti, sehingga aset yang dimilki kurang efisien jika
tidak diikuti dengan tindakan promosi dan pemasaran yang baik.
Hasil peneltian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
(Abdullah et al. 2016), (Puspitasari et al. 2017), dan (Ariyanti,
2016) bahwa total assets turn over belum mampu
mempengaruhi pengungkapan stock return. Dalam hal ini
TATO belum mampu untuk dijadikan sinyal kepada investor
untuk memberikan penilaian atas aktivitas dalam memperoleh
pendapatan perusahaan.
Hal berbeda dibuktikan (Yuliantari dan Sujana, 2014) dan
(Hayat, 2014) menyatakan bahwa total asset turnover
berpengaruh terhadap pengungkapan stock return. Menurut
(Yuliantari dan Sujana, 2014) rasio TATO yang tinggi
menandakan semakin optimalnya penggunaan aset untuk
menghasilkan penjualan, jika penjualan meningkat akan diikuti
dengan laba yang tinggi, sehingga dapat menarik minat investor
untuk mendapatkan return yang tinggi pula.
c. Pengaruh Antara Price to Book Value (PBV) Dengan
Pengungkapan Stock Return
Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel PBV
sebesar 0,000 < 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa PBV
Page 92
77
berpengaruh terhadap pengungkapan stock return secara
signifikan. Dapat dikatakan juga PBV mampu dijadikan sebagai
sinyal informasi kepada investor dalam mengevaluasi kinerja
perusahaan.
Hasil tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh
(Martani et al. 2009), (Muhammad dan Scrimgeour, 2014) dan
(Tari Indriani, 2014) yang menyatakan bahwa price to book
value berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan stock
return. Menurut (Jumhana, 2016) hal yang dapat membuat PBV
berpengaruh terhadap pengungkapan stock return karena
semakin tinggi nilai PBV menunjukkan bahwa semakin tinggi
investor menghargai suatu perusahaan di pasaran, jika harga
pasar semakin meningkat maka capital gain atau selisih lebih
harga saham akan diperoleh oleh investor. PBV yang tinggi
merupakan hal yang bagus bagi perusahaan karena rasio ini
membandingkan harga pasar saham dengan nilai ekuitas per
lembar saham atau harga perolehannya. Tari Indriani (2014)
mengungkapkan semakin tinggi nilai PBV maka semakin mahal
harga saham tersebut di pasaran dan hal ini menjadi peluang
bagi investor untuk mendapatkan return yang diharapkan jika
harga pasar saham tersebut naik.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Suherman
dan Siburian, 2013) dan (Najimiyah et al. 2014) bahwa price to
Page 93
78
book value belum mampu mempengaruhi pengungkapan stock
return. Menurut (Najimiyah et al. 2014) PBV hanya
memberikan informasi mengenai harga pasar saham yang
pantas bagi suatu perusahaan, sehingga PBV belum tentu dapat
mempengaruhi stock return karena harga saham yang terlalu
tinggi (overvalued) dapat saja menjadi turun, begitu juga
sebaliknya jika harga saham dinilai terlalu rendah (undervalued)
dapat diharapkan segara naik harganya, namun dilain sisi harga
saham yang terlalu rendah dapat memberikan penilaian bahwa
nilai pasar perusahaan tersebut kurang baik karena dihargai di
bawah nilai bukunya dan investor beranggapan bahwa hal
tersebut akan memberikan capital loss atau selisih rugi,
sehingga PBV dianggap dapat memberikan pemahaman yang
berbeda bagi setiap investor.
d. Pengaruh Antara Size (Ukuran Perusahaan) Dengan
Pengungkapan Stock Return.
Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel size
(ukuran perusahaan) sebesar 0,019 < 0,050. Hal ini
menunjukkan bahwa size berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan stock return. Kemudian Size juga dapat dijadikan
sebagai sinyal berupa informasi yang dapat diperoleh dalam
Page 94
79
laporan keuangan, sehingga dapat membantu investor untuk
menilai kinerja perusahaan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian (Martani et al,
2009), (Yuliantari dan Sujana, 2014), (Ulfa, 2011), (Daniel dan
Titman, 1997) dan (Widyastuti, 2007) yang menyatakan bahwa
size (ukuran perusahaan) berpengaruhi positif signifikan
terhadap pengungkapan stock return. Menurut (Martani et al.
2009) ukuran perusahaan dapat mempengaruhi pengungkapan
stock return karena disebabkan oleh beberapa faktor di
antaranya seperti adanya akses pasar modal yang lebih baik dan
posisi pasar yang lebih dominan untuk perusahaan yang
memiliki ukuran yang besar. Selain itu menurut (Widyastuti,
2007) ukuran perusahaan dalam jangka panjang merupakan
wujud dari adanya pertumbuhan yang baik dan dengan adanya
pertumbuhan yang baik akan diikuti oleh harga saham yang
tinggi dan tentunya berpengaruh terhadap imbal hasil. Hal yang
sama juga diungkapkan oleh (Ulfa, 2011) bahwa semakin besar
ukuran perusahaan akan memberikan prospek yang baik bagi
investor dan mampu memberikan laba yang lebih besar dan
diikuti oleh return yang lebih besar.
Page 95
80
e. Pengaruh Antara CEO Tenure Dengan Pengungkapan Stock
Return.
Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel CEO
Tenure 0,095 > 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa CEO Tenure
belum mampu mempengaruhi pengungkapan stock return.
Dalam hal ini CEO Tenure belum mampu dijadikan sinyal
kepada investor dalam menilai mempengaruhi stock return.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Bhagat et al. 2010) dan (Sherif dan Leitch,
2017) bahwa CEO tenure belum dapat mempengaruhi
pengungkapan stock return. Hal ini dikarenakan reaksi pasar
terhadap masa jabatan CEO tergantung dengan kinerja yang
dilakukan oleh CEO tersebut, para pemegang saham akan
melihat apakah CEO yang menjabat memberikan pengaruh
yang baik terhadap perusahan dan mampu mencapai tujuan
perusahaan. Masa jabatan seorang presiden direktur atau CEO
tergantung dengan kinerja yang dihasilkan oleh CEO untuk
perusahaan (Bhagat et al. 2010). Sehingga dapat dikatakan jika
kinerja CEO dinilai baik, maka dimungkinkan CEO tersebut
untuk menjabat kembali jabatanya, dan jika dinilai kurang baik
ataupun buruk posisinya kemungkinan akan diganti dalam
RUPS tahunan perusahaan. Meskipun belum dapat
Page 96
81
mempengaruhi pengungkapan stock return, namun CEO tenure
mempunyai arah hubungan yang positif terhadap pengungkapan
stock return.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Rostami et al. 2016) bahwa CEO Tenure mempengaruhi stock
return secara positif signifikan. Menurut Herrman dan Datta
(2002) dalam Xie (2014) CEO tenure memiliki pengendalian
secara penuh dan lebih berani dalam mengambil risiko karena
semakin lama CEO menjabat dalam posisinya ia akan memiliki
banyak pengetahuan dan kekuatan. Hasil penelitian (Rostami et
a.l 2016) menunjukkan bahwa CEO tenure mempengaruhi
pengungkapan stock return karena CEO tenure dapat dijadikan
sebagai komponen tata kelola perusahaan sehingga kinerja
seorang CEO dapat dikendalikan selama masa jabatanya.
2. Keterkaitan Antara Variabel Penelitian Dengan Teori Signalling
Hasil penelitian antara variabel independen return on net
operating asset (RNOA), price to book value (PBV) dan Size,
terhadap variabel dependen pengungkapan stock return
menghasilkan pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan untuk
variabel total asset turnover (TATO) dan CEO tenure belum mampu
mempengaruhi pengungkapan stock return. Berdasarkan hasil
pemaparan uji statistik yang dilakukan maka dapat dikatakan bahwa
Page 97
82
variabel Return On Net Operating Asset (RNOA), Price to Book
Value (PBV) dan Size dapat dijadikan sebagai faktor-faktor
fundamental dan informasi yang dapat mempengaruhi
pengungkapan stock return. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
(Martani et al. 2009), (Sparta, 2011), (Yuliantari dan Sujana, 2014),
(Muhammad dan Scrimgeour, 2014), dan (Daniel dan Titman,
1997).
Faktor fundamental sendiri merupakan nilai intrinsik
perusahaan yang dibuat dengan tujuan analisis terhadap kondisi
perusahaan yang nantinya akan mencerminkan kondisi saat ini dan
masa depan (Kusumo, 2011). Menurut Nissim dan Penman (2001)
analisis laporan keuangan merupakan analisis fundamental yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi perusahaan. Hal ini juga
diungkapkan oleh (Wild et al. 2007:4) bahwasanya analisis laporan
keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis mencakup penilaian
atas strategi, posisi, dan kinerja yang bertujuan untuk membuat
keputusan bisnis bagi pemegang saham.
Menurut (Kiseo et al. 2011) bahwa salah satu tujuan dari
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan
yang berguna bagi investor dalam memberikan keputusan mereka
dalam berinvestasi. Salah satu keputusan investor untuk berinvestasi
adalah dengan melihat tingkat pengembalian dari dana yang mereka
tanamkan (Wallance dan Zinkin, 2005). Dapat dikatakan variabel
Page 98
83
penelitian merupakan faktor-faktor fundamental dan informasi yang
dapat mempengaruhi pengungkapan stock return dan merupakan
informasi yang berguna bagi investor dalam mengukur kinerja
perusahaan yang dilihat dari pengungkapan stock return.
Hasil penelitian juga sejalan dengan theory signalling, yaitu
theory yang timbul karena adanya asimetri informasi antara pihak
agen yang memiliki informasi lebih dibandingkan dengan prinsipal,
sehingga untuk mengurangi adanya asimetri informasi maka pihak
agen harus memberikan sinyal kepada prinsipal (Morris, 1987).
Menurut Jogiyanto (2000) dalam Kusumo (2011:17) informasi
keuangan yang dipublikasikan merupakan suatu pengumuman yang
akan memberikan sinyal kepada investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Laporan keuangan perusahaan yang
didalamnya terdapat informasi keuangan dapat membantu prinsipal
dalam menganalisis kinerja keuangan yang nantinya akan
mempengaruhi pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
investor dapat dilihat dari adanya volume perdagangan saham
(Kusumo, 2011:18). Volume perdagangan saham yang tinggi
mengindikasikan kinerja perusahaan yang baik sehingaa menarik
minat investor, karena dengan kinerja yang baik maka perusahaan
dianggap akan memberikan return yang tinggi. Jadi dapat dikatakan
hasil dari variabel-variabel yang diteliti seperti return on net
operating asset (RNOA), price to book value (PBV), size mampu
Page 99
84
memberikan sinyal kepada investor berupa informasi yang
diungkapkan dalam laporan keuangan yang dapat mempengaruhi
pengungkapan stock return.
Page 100
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on net
operating assets (RNOA), total assets turnover (TATO), price to book
value (PBV), size, dan CEO tenure terhadap pengungkapan stock return.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 40 perusahaan Property, Real Estate
dan Building Construction yang terdaftar di BEI untuk periode 2013-2015.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah
dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi linier
berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa return on net
operating assets (RNOA) berpegaruh signifikan terhadap
pengungkapan stock return. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya
tingkat signifikansi variabel sebesar 0,031. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Sparta, 2011) dan literatur
yang diungkapkan oleh (Subramanyam dan Wild, 2011) yang
menyatakan bahwa RNOA merupakan informasi relevan dalam
menentukan kinerja harga saham.
Page 101
86
2. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa total assets
turnover (TATO) belum mampu mempengaruhi pengungkapan stock
return. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi
variabel sebesar 0,345. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh (Puspitasari et al. 2017), (Abdullah, 2016) dan
(Ariyanti, 2016) bahwa TATO belum dapat mempengaruhi
pengungkapan stock return, namun tidak konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh (Martani et al. 2009), (Najimiyah et al.
2014), (Hayat, 2014).
3. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa price to book
value (PBV) berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan
stock return. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi
variabel sebesar 0,000. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
(Muhammad dan Scrimgeour, 2014), (Martani et al. 2009) dan (Tari
Indriani, 2014). Namun hasil penelitian berbeda dengan (Suherman dan
Siburian, 2013) dan (Najimiyah et al. 2014).
4. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa size atau ukuran
perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan
stock return. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi
variabel sebesar 0,019. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
(Martani et al. 2009), (Ulfa, 2011), (Yuliantari dan Sujana, 2014),
(Daniel dan Titman, 1997) dan (Widyastuti, 2007).
Page 102
87
5. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa CEO tenure
belum mampu mempengaruhi pengungkapan stock return. Hal ini dapat
dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi variabel sebesar 0,095.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Bhagat et al. 2010) dan (Sherif dan Leitch, 2017) namun tidak
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rostami et al.
2016).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa variabel return on net operating
asset (RNOA), price to book value (PBV) dan size berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengungkapan stock return. Fakor-faktor fundamental
tersebut dapat dijadikan informasi oleh investor dalam membantu
memberikan keputusan untuk berinvestasi baik investasi jangka panjang
mapun jangka pendek. Oleh karena itu, untuk mengevaluasi kinerja
keuangan sebuah perusahaan, investor memerlukan sinyal-sinyal berupa
informasi, dalam hal ini informasi akuntansi yang tercermin dalam laporan
keuangan, agar investor ataupun calon investor dapat memberikan
keputusan terhadap dana yang mereka miliki.
Indikator dalam laporan keuangan berupa RNOA merupakan salah satu
faktor yang dapat digunakan oleh investor untuk melihat kinerja perusahaan
terhadap tingkat pengembalian saham yang akan diterima. RNOA sendiri
dapat digunakan sebagai alternatif untuk melihat profitabilitas sebuah
perusahaan, karena instrumen RNOA lebih mencerminkan kegiatan operasi
Page 103
88
suatu perusahaan yang mana kegiatan operasi merupakan kegiatan utama
perusahaan dalam memperoleh laba dan nantinya akan berdampak terhadap
tingkat pengembalian saham. Selain itu terdapat juga faktor lain yaitu
berupa TATO yang melihat perputaran aset dari aktivitas penjualan
perusahaan, selanjutnya PBV yang merupakan perpaduan antara informasi
laporan keuangan dan informasi pasar, kemudian ada ukuran perusahaan
yang dapat digunakan sebagai informasi untuk mengetahui ukuran
perusahaan seperti apa yang dapat memberikan dampak yang baik bagi
tingkat pengembalian investasi, dan yang terakhir yaitu masa jabatan CEO
(Presiden Direktur) yang dapat juga dipertimbangkan oleh investor dalam
rapat umum pemegang saham apakah CEO tersebut dapat memberikan
kinerja dan pengelolaan yang baik bagi perusahaan.
Dari beberapa indikator di atas diharapkan para investor dan calon
investor dapat mempertimbangkan beberapa faktor tersebut dalam membuat
keputusan investasi. Kemudian bagi pihak manajemen diharapkan dapat
memberikan informasi secara transparan, relevan dan informatif bagi pihak
ketiga terutama investor mengenai kinerja perusahaan terutama kinerja
keuangan.
C. Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Page 104
89
1. Indikator dalam menentukan variabel return on net operating asset
terutama dalam menentukan net operating assets masih dalam
perdebatan mengenai instrumen mana yang lebih tepat untuk
menggambarkan aset operasi, sehingga instrumen net operating asset
masih membutuhkan keseragaman.
2. Populasi dalam penelitian ini masih terbatas pada perusahan Propety,
Real Estate dan Building Construction saja dan hanya terbatas tiga tahun
periode penelitian, sehingga belum mencakup keseluruhan perusahaan.
D. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal di antaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan indikator untuk
variabel return on net operating assets yang berbeda terutama pada saat
menentukan net oeprating assets, sehingga dapat memberikan
perbandingan dan penjelasan mengenai intrumen mana yang lebih valid
ataupun tepat untuk mencerminkan net operating assets.
2. Peneliti selanjutnya disarankan meneliti berbagai macam perusahaan
lainya, ataupun dapat mencakup semua perusahaan agar kesimpulan
yang dihasilkan memiliki cakupan yang lebih luas, dan hasil penelitian
dapat mencakup sektor usaha lainya. Sehingga dapat diketahui pengaruh
faktor-faktor fundamental lainnya terutama yang terdapat di dalam
laporan keuangan terhadap pengungkapan stock return.
Page 105
90
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Hilmi, dan Eka Merdekawati. 2015. “Pengaruh Return on Assets (Roa),
Return on Equity (Roe), Current Ratio (Cr) Dan Debt To Equity (Der)
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis 8 (2):
1–19.
Abdullah, Hilmi, Soedjatmiko, dan Retno Normala Sari. 2016. “Pengaruh Return
On Assets, Debt to Total Asset, dan Total Asset Turnover Terhadap Return
Saham.” Dinamika Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis 9 (September 2016):
1–7.
Ariyanti, Ajeng Ika. 2016. “Pengaruh CR, TATO, NPM, dan ROA Terhadap Return
Saham.” Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen 5 (4).
Banz, Rolf W. 1981. “The Relationship Between Return And Market Value of
Common Stocks.” Journal of Financial Economics 9: 3–18.
Barker, Vincent L, dan George C Mueller. 2002. “CEO Characteristics and Firm
R&D Spending.” Management Science 48 (6): 782–801.
doi:10.1287/mnsc.48.6.782.187.
Bergh, Donald D, dan Patrick Gibbons. 2011. “The Stock Market Reaction to the
Hiring of Management Consultants: A Signalling Theory Approach.” Journal
of Management Studies, no. May 2011. doi:10.1111/j.1467-
6486.2010.00957.x.
Bhagat, Sanjai, Brian Bolton, dan Ajay Subramanian. 2010. “CEO Education, CEO
Turnover, and Firm Performance,” 1–42.
Chen, Hsiang-Lan. 2013. “CEO Tenure, Independent Directors and Corporate
Innovation.” Journal of Applied Finance & Banking 3 (5): 187–97.
http://www.scienpress.com/Upload/JAFB/Vol 3_5_14.pdf.
Cho, Naeun. 2013. “The Influence of Organizational Form on Managerial
Discretion.” University of Michigan.
Christiawan, Yulius Jogi, dan Josua Tarigan. 2007. “Kepemilikan manajeral:
kebijakan hutang, kinerja dan nilai perusahaan.” Jurnal Akuntansi dan
Keuangan 9 (1): 1–8.
Daniel, Kent, dan Sheridan Titman. 1997. “Evidance On The Characteristics Of
Cross Sectional Variation In Stock Return.” The Journal Of Finance LII
(March 1997).
Page 106
91
Feng, Yanchao. 2013. “The Relationship between Managerial Discretion and Firm
Performance in High-tech Firms —— Empirical Study Compared with
Traditional Firms Yanchao.” International Conference on Management
Science and Industrial Engineering, no. Msie: 772–76.
Friedman, Stewart D, dan Harbir Singh. 1989. “CEO Succession and Stockholder
Reaction : The Influence Of Organizational Context And Event Content.”
Academy of Management Journal 32 (1989): 718–44.
http://www.jstor.org/stable/256566 .
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hayat, Wahid Al. 2014. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham.”
Universitas Muhammadiyah Suakarta.
Hery. 2014. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.
Ismanto, Hadi. 2011. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Book to Market
Value, dan Beta, Terhadap Return Saham di BEI.” Jurnal Ekonomi &
Pendidikan, Volume 8 Nomor 2, November 2011 8 (November): 164–85.
Jensen, Michael C, dan William H Meckling. 1976. “Theory of the Firm:
Managerial.” Journal of Financial Economics 3: 305–60.
doi:http://dx.doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X.
Jumhana, R Chepi Safei. 2016. “Pengaruh per dan pbv terhadap harga saham
perusahaan pt lippo karawaci tbk.” Prosiding Seminar Ilmiah Nasional, 143–
54.
Karyati, Titik. 2014. “Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Corporate
Governance Reporting Dengan Variabel Moderating CEO Tenure.” Media
Ekonomi dan Manajemen 9 (1): 30–43.
Kiseo, Donald E, Jerry J Weygandt, dan Terry D Warfield. 2011. Intermediate
Accounting. Wiley and Sons.
Kusumo, Rm Gian Ismoyo. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Non Bank Lq 45.
Martani, Dwi, Mulyono, dan Rahfiani Khairurizka. 2009. “The Effect of Financial
Ratio, Firm Size, and Cash Flow From Operating Activities In The Interim
Report to the Stock Return.” Chinese Business Review 8 (Juni 2009): 44–55.
Morris, Richard D. 1987. “Signalling, Agency Theory and Accounting Policy
Choice.” Accounting and Business Research 18 (69): 47–56.
Page 107
92
doi:10.1080/00014788.1987.9729347.
Muhammad, Noor, dan Frank Scrimgeour. 2014. “Stock Returns and Fundamentals
in the Australian Market.” Asian Journal of Finance & Accounting 6 (1): 271–
90. doi:10.5296/ajfa.v6i1.5486.
Najimiyah, Edy Suajana, dan Ni Kadek Sinarwati. 2014. “Pengaruh PBV, PER,
DEBT Terhadap Return Saham Industri Real Estate dan Property di BEI 2009-
2013.” Jurnal Akuntansi Program S1 2 (1).
Nissim, Doron, dan Stephen H Penman. 2001. “Ratio Analysis and Equity
Valuation: From Research to Practice.” Review of Accounting Studies 6: 109–
54. doi:10.1023/A:1011338221623.
Papanastasopoulos, Georgios, dan Dimitrios Thomakos. 2016. “Managerial
discretion, net operating assets and the cross-section of stock returns: Evidence
from European countries.” Journal of International Financial Markets,
Institutions and Money. Elsevier B.V. doi:10.1016/j.intfin.2016.11.013.
Penman, Stephen. 2016. “Valuation : Accounting for Risk and the Expected
Return” 52 (1): 106–30. doi:10.1111/abac.12067.
Puspitasari, Putrillia Dwi, Nyoman Trisna Herawati, dan Ni Luh Gede Erni
Sulindawati. 2017. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Total Asset Turnover,
Return On Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share
Terhadap Return Saham.” E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
7 (2017).
Putra, Ferdinan Eka, dan Paulus Kindangen. 2016. “Pengaruh Return On Asset
(ROA), Net Profit Margin (NPM), Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap
Return Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (Periode 2010-2014).” Jurnal EMBA 4 (4): 235–245.
Raharjo, Eko. 2007. “Teori Agensi dan Teori Stewrship dalam Perspektif
Akuntansi.” Fokus Ekonomi 2 (1): 37–46.
Rostami, Shoeyb, Zeynab Rostami, dan Samin Kohansal. 2016. “The Effect of
Corporate Governance Components on Return on Assets and Stock Return of
Companies Listed in Tehran Stock Exchange.” Procedia Economics and
Finance 36 (16). Elsevier B.V.: 137–46. doi:10.1016/S2212-5671(16)30025-
9.
Sekaran, Uma. 2014. Metode Penelitian Untuk Bisnis. 4ed. Jakarta: Salemba
Empat.
Setiyono, Erik. 2016. “Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Ukuran Perusahaan
Page 108
93
Terhadap Return Saham” 5.
Setyaningsih, Akmal Hidayat dan Siti. 2011. “Pengaruh Economic Value Added ,
Market Share , Earnings Dan Net Cash Flow Terhadap Return Saham ( Studi
Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consummer Goods Di Bursa.” Jurnal
Wora Ekonomi Mikrosil, STIE MIKROSIL 1 (2): 79–87.
https://www.mikroskil.ac.id/ejurnal/index.php/jwem/article/download/59/48.
Setyorini, Maria M Minarsi, Andi Tri Haryono. 2016. “Pengaruh Return On Assets
(ROA), Return On Equity (ROE), Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap
Harga Saham Perusahaan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus
pada 20 Perusahaan Periode 2011-2015)” 2016 (March): 1–27.
Sharpe, William F, Gordon J Alexander, dan Jeffery V Bailey. 1995. Investments.
5ed. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Sherif, Mohamed, dan Darren Leitch. 2017. “Twitter mood, CEO succession
announcements and stock returns.” Journal of Computational Science.
Elsevier B.V. doi:10.1016/j.jocs.2017.04.002.
Silverawati, Posma Sariguna Johnson, Kennedy, dan Rutman Lumbantoruan. 2016.
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham LQ45 BEI : Komisaris
Independen, Profit Margin, Return On Equity, Price To Book Value Dan Price
To Earning Ratio (Periode 2010 - 2014).” fundamental management journal
Volume:1 N (Oktober 2016): 1–19.
Solechan, Achmad. 2007. “Pengaruh earning , manajemen laba, ios, beta, size dan
rasio hutang terhadap return saham pada perusahaan yang go public di bei.”
Sparta. 2011. “Analisis Validitas Return on Net Operating Asset dan Return on
Asset dalam Prediksi Harga Saham pada Industri Manufaktur terdaftar di BEI
(Periode 2003-2009).” Keuangan dan Perbankan 8 (1): 1–24.
Subramanyam, K R, dan John J Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Diedit
oleh Tim Salemba Empat. 10ed. Jakarta: Salemba Empat.
Suherman, dan Anwar Siburian. 2013. “Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity
Ratio, Return On Equity, dan Price to Book Value Terhadap Return Saham.”
Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) 4 (2013): 16–30.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi Dengan SPSS. Diedit
oleh Fl. Sigit Suyantoro. 1ed. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Syeh, Muhammad. 2016. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return
Saham.” Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Page 109
94
Tari Indriani. 2014. “Analisis Pengaruh DER, PBV, Dan PER Terhadap Return
Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
Universitas Bengkulu.
Ulfa, Ruriana. 2011. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Economic Value
Added, return On Investment, dan Earning Per Share Terhadap Return yang
Diterima Pemegang Saham.” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Usman, Yulianty. 2004. “Analisis Pengaruh EVA, MVA dan Kinerja Keuangan
Konvensional Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Jakarta.”
W, Ni Nym Ayu Yuliantari, dan I Ketut Sujana. 2014. “Pengaruh Financial Ratio,
Firm Size, Dan Cash Flow Operating Terhadap Return Share Perusahaan
F&B.” E-Journal Akuntansi Universitas Udayana 3 (2014): 547–58.
Wallance, Peter, dan John Zinkin. 2005. Corporate Governance. Singapore: John
Wiley and Sons.
Wandeca, Jenny Sevi. 2012. “Analisis Pengaruh Pergantian Chief Executive
Officer (CEO) Terhadap Praktek Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan
BUMN dan Non BUMN di Bursa Efek Indonesia ).”
Watson, Anna, Philip Shrives, dan Claire Marston. 2002. “Voluntary Disclosure Of
Accounting Ratios In The UK.” British Accounting Review, no. 2002:
289ÿ313. doi:10.1006/S0890-8389(02)00077-X.
Widyastuti, T R I. 2007. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Manajemen
Laba dan Dampaknya pada Return Saham.” Akuntabilitas Jurnal Ilmiah
Akuntansi 7 (1): 38–44.
Wild, John J, K R Subramanyam, dan Robert F Halsey. 2007. Financial Statement
Analysis. Diedit oleh Stewart Mattson. 9ed. New York: McGraw-Hill.
Xie, Qunyong. 2014. “CEO tenure and ownership mode choice of Chinese firms:
The moderating roles of managerial discretion.” International Business
Review 23 (5). Elsevier Ltd: 910–19. doi:10.1016/j.ibusrev.2014.02.003.
Yulfita, Ulfa. 2013. “Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur Yang Terdaftar di
BEI.” Jurnal EMBA 1 (3): 1089–99.
Page 111
96
Lampiran 1
Daftar Perusahaan Sampel
NO NAMA PERUSAHAAN KODE SUB SEKTOR
PERUSAHAAN
1 Agung Podomoro Land APLN REAL ESTATE
2 Alam Sutera Realty ASRI REAL ESTATE
3 Bekasi Asri Pemula BAPA REAL ESTATE
4 Bekasi Fajar Industrial Estate BEST REAL ESTATE
5 Bhuwanatala Indah Permai BIPP REAL ESTATE
6 Sentul City BKSL REAL ESTATE
7 Bumi Serpong Damai BSDE REAL ESTATE
8 Cowell Development COWL REAL ESTATE
9 Ciputra Development CTRA REAL ESTATE
10 Duta Angganda Realty DART REAL ESTATE
11 Intiland Development DILD REAL ESTATE
12 Duta Pertiwi DUTI REAL ESTATE
13 Megapolitan Development EMDE REAL ESTATE
14 Gading Development GAMA REAL ESTATE
15 Gowa Makasar Tourisn Development GMTD REAL ESTATE
16 Perdana Gapuraprima GPRA REAL ESTATE
17 Greenwood Sejahtera GWSA REAL ESTATE
18 Jaya Real Property JRPT REAL ESTATE
19 Kawasan Industry Jababeka KIJA REAL ESTATE
20 Lamicitra Nusantara LAMI REAL ESTATE
21 Lippo Cikarang LPCK REAL ESTATE
22 Lippo Karawaci LPKR REAL ESTATE
23 Modernland Realty MDLN REAL ESTATE
Page 112
97
24 Metropolitan Kentjana MKPI REAL ESTATE
25 Metropolitan Land MTLA REAL ESTATE
26 Plaza Indonesia Realty PLIN REAL ESTATE
27 Pudjiadi Prestige Limited PUDP REAL ESTATE
28 Pakuwon Jati PWON REAL ESTATE
29 Roda Vivatex RDTX REAL ESTATE
30 Pikko Land Development RODA REAL ESTATE
31 Danayasa Arthatama SCBD REAL ESTATE
32 Suryamas Dutamakmur SMDM REAL ESTATE
33 Sumarecon Agung SMRA REAL ESTATE
34 Adhi Karya ADHI KONSTRUKSI
35 Nusa Konstruksi Enjiniring DGIK KONSTRUKSI
36 PP (Persero) PTPP KONSTRUKSI
37 Surya Semesta Internusa SSIA KONSTRUKSI
38 Total Bangun Persada TOTL KONSTRUKSI
39 Wijaya Karya (Persero) WIKA KONSTRUKSI
40 Waskita Karya (Persero) WSKT KONSTRUKSI
Page 113
98
Lampiran 2
Pengukuran Variabel
Perhitungan Stock Return (Y)
KODE Tahun Pt Pt-1 STOCK
RETURN
APLN
2013 Rp 215 Rp 370 -0,419
2014 Rp 335 Rp 215 0,558
2015 Rp 334 Rp 335 -0,003
ASRI
2013 Rp 430 Rp 600 -0,283
2014 Rp 560 Rp 430 0,302
2015 Rp 343 Rp 560 -0,388
BAPA
2013 Rp 66 Rp 139 -0,525
2014 Rp 50 Rp 66 -0,242
2015 Rp 50 Rp 50 0,000
BEST
2013 Rp 445 Rp 680 -0,346
2014 Rp 730 Rp 445 0,640
2015 Rp 294 Rp 730 -0,597
BIPP
2013 Rp 90 Rp 101 -0,109
2014 Rp 95 Rp 90 0,056
2015 Rp 88 Rp 95 -0,074
BKSL
2013 Rp 157 Rp 189 -0,169
2014 Rp 104 Rp 157 -0,338
2015 Rp 58 Rp 104 -0,442
BSDE
2013 Rp 1.290 Rp 1.110 0,162
2014 Rp 1.805 Rp 1.290 0,399
2015 Rp 1.800 Rp 1.805 -0,003
COWL
2013 Rp 470 Rp 143 2,287
2014 Rp 625 Rp 470 0,330
2015 Rp 600 Rp 625 -0,040
Page 114
99
CTRA
2013 Rp 750 Rp 800 -0,063
2014 Rp 1.250 Rp 750 0,667
2015 Rp 1.460 Rp 1.250 0,168
DART
2013 Rp 445 Rp 710 -0,373
2014 Rp 680 Rp 445 0,528
2015 Rp 420 Rp 680 -0,382
DGIK
2013 Rp 150 Rp 144 0,042
2014 Rp 179 Rp 150 0,193
2015 Rp 85 Rp 179 -0,525
DILD
2013 Rp 315 Rp 335 -0,060
2014 Rp 650 Rp 315 1,063
2015 Rp 489 Rp 650 -0,248
DUTI
2013 Rp 4.475 Rp 3.050 0,467
2014 Rp 4.880 Rp 4.475 0,091
2015 Rp 6.400 Rp 4.880 0,311
EMDE
2013 Rp 111 Rp 140 -0,207
2014 Rp 137 Rp 111 0,234
2015 Rp 144 Rp 137 0,051
GAMA
2013 Rp 88 Rp 350 -0,749
2014 Rp 51 Rp 88 -0,420
2015 Rp 55 Rp 51 0,078
GMTD
2013 Rp 8.300 Rp 660 11,576
2014 Rp 6.100 Rp 8.300 -0,265
2015 Rp 7.500 Rp 6.100 0,230
GPRA
2013 Rp 151 Rp 100 0,510
2014 Rp 299 Rp 151 0,980
2015 Rp 199 Rp 299 -0,334
GWSA 2013 Rp 159 Rp 230 -0,309
Page 115
100
2014 Rp 174 Rp 159 0,094
2015 Rp 123 Rp 174 -0,293
JRPT
2013 Rp 800 Rp 3.100 -0,742
2014 Rp 1.040 Rp 800 0,300
2015 Rp 745 Rp 1.040 -0,284
KIJA
2013 Rp 193 Rp 200 -0,035
2014 Rp 295 Rp 193 0,528
2015 Rp 247 Rp 295 -0,163
LAMI
2013 Rp 177 Rp 215 -0,177
2014 Rp 278 Rp 177 0,571
2015 Rp 280 Rp 278 0,007
LPCK
2013 Rp 4.875 Rp 3.225 0,512
2014 Rp 10.400 Rp 4.875 1,133
2015 Rp 7.250 Rp 10.400 -0,303
LPKR
2013 Rp 910 Rp 1.000 -0,090
2014 Rp 1.020 Rp 910 0,121
2015 Rp 1.035 Rp 1.020 0,015
MDLN
2013 Rp 390 Rp 610 -0,361
2014 Rp 520 Rp 390 0,333
2015 Rp 467 Rp 520 -0,102
MKPI
2013 Rp 9.500 Rp 3.900 1,436
2014 Rp 15.300 Rp 9.500 0,611
2015 Rp 16.875 Rp 15.300 0,103
MTLA
2013 Rp 380 Rp 540 -0,296
2014 Rp 445 Rp 380 0,171
2015 Rp 215 Rp 445 -0,517
PLIN 2013 Rp 1.920 Rp 1.620 0,185
2014 Rp 3.750 Rp 1.920 0,953
Page 116
101
2015 Rp 4.000 Rp 3.750 0,067
PUDP
2013 Rp 480 Rp 500 -0,040
2014 Rp 441 Rp 480 -0,081
2015 Rp 420 Rp 441 -0,048
PWON
2013 Rp 270 Rp 225 0,200
2014 Rp 515 Rp 270 0,907
2015 Rp 496 Rp 515 -0,037
RDTX
2013 Rp 4.900 Rp 3.500 0,400
2014 Rp 5.250 Rp 4.900 0,071
2015 Rp 6.000 Rp 5.250 0,143
RODA
2013 Rp 450 Rp 350 0,286
2014 Rp 463 Rp 450 0,029
2015 Rp 595 Rp 463 0,285
SCBD
2013 Rp 2.700 Rp 830 2,253
2014 Rp 2.000 Rp 2.700 -0,259
2015 Rp 1.695 Rp 2.000 -0,153
SMDM
2013 Rp 190 Rp 191 -0,005
2014 Rp 124 Rp 190 -0,347
2015 Rp 95 Rp 124 -0,234
SMRA
2013 Rp 780 Rp 1.900 -0,589
2014 Rp 1.520 Rp 780 0,949
2015 Rp 1.650 Rp 1.520 0,086
ADHI
2013 Rp 1.510 Rp 1.760 -0,142
2014 Rp 3.480 Rp 1.510 1,305
2015 Rp 2.140 Rp 3.480 -0,385
PTPP
2013 Rp 1.160 Rp 830 0,398
2014 Rp 3.575 Rp 1.160 2,082
2015 Rp 3.875 Rp 3.575 0,084
Page 117
102
SSIA
2013 Rp 560 Rp 1.080 -0,481
2014 Rp 1.070 Rp 560 0,911
2015 Rp 715 Rp 1.070 -0,332
TOTL
2013 Rp 500 Rp 900 -0,444
2014 Rp 1.120 Rp 500 1,240
2015 Rp 615 Rp 1.120 -0,451
WIKA
2013 Rp 1.580 Rp 1.480 0,068
2014 Rp 3.680 Rp 1.580 1,329
2015 Rp 2.640 Rp 3.680 -0,283
WSKT
2013 Rp 405 Rp 450 -0,100
2014 Rp 1.470 Rp 405 2,630
2015 Rp 1.670 Rp 1.470 0,136
Page 118
103
Perhitungan variabel Return Net Operating Asset (RNOA)
KODE Tahun NOPAT NOA RNOA
APLN
2013 Rp 1.567.327.897 Rp 5.786.699.009 0,2709
2014 Rp 1.801.502.884 Rp 6.218.408.117 0,2897
2015 Rp 1.764.066.146 Rp 7.733.777.219 0,2281
ASRI
2013 Rp 1.260.813.468 Rp 6.010.070.611 0,2098
2014 Rp 1.625.986.047 Rp 8.081.681.344 0,2012
2015 Rp 1.338.849.161 Rp 8.980.459.760 0,1491
BAPA
2013 Rp 7.124.059.174 Rp 89.528.706.284 0,0796
2014 Rp 10.053.010.597 Rp 97.941.658.219 0,1026
2015 Rp 5.606.777.802 Rp 102.261.940.738 0,0548
BEST
2013 Rp 810.350.754.128 Rp 965.028.667.850 0,8397
2014 Rp 426.717.674.335 Rp 1.054.382.007.651 0,4047
2015 Rp 360.674.555.637 Rp 2.011.840.046.323 0,1793
BIPP
2013 Rp 19.757.500.477 Rp 1.081.939.001.471 0,0183
2014 Rp 27.235.822.129 Rp 1.059.936.205.141 0,0257
2015 Rp 40.981.986.450 Rp 1.529.259.039.326 0,0268
BKSL
2013 Rp 65.052.147.150 Rp 6.969.016.264.052 0,0093
2014 Rp 177.658.020.521 Rp 5.650.027.177.992 0,0314
2015 Rp 203.318.912.621 Rp 5.864.381.324.085 0,0347
BSDE
2013 Rp 2.578.368.833.670 Rp 4.702.089.672.618 0,5483
2014 Rp 2.355.753.037.564 Rp 6.365.615.082.269 0,3701
2015 Rp 2.535.868.113.338 Rp 6.812.762.230.093 0,3722
COWL
2013 Rp 82.405.720.799 Rp 1.008.733.414.994 0,0817
2014 Rp 155.805.668.003 Rp 1.884.116.361.182 0,0827
2015 Rp 142.180.520.589 Rp 2.293.137.896.319 0,0620
CTRA 2013 Rp 1.283.868.768.863 Rp 6.443.834.833.827 0,1992
2014 Rp 1.877.760.819.989 Rp 8.928.126.614.553 0,2103
Page 119
104
2015 Rp 1.940.267.245.929 Rp 10.721.791.205.423 0,1810
DART
2013 Rp 261.112.049 Rp 2.918.764.050 0,0895
2014 Rp 466.241.709 Rp 2.921.449.351 0,1596
2015 Rp 225.741.730 Rp 3.293.892.833 0,0685
DGIK
2013 Rp 48.272.497.055 Rp 366.646.064.329 0,1317
2014 Rp 72.955.206.200 Rp 605.126.399.775 0,1206
2015 Rp 14.053.604.792 Rp 704.917.152.705 0,0199
DILD
2013 Rp 326.837.920.629 Rp 3.786.627.263.857 0,0863
2014 Rp 489.701.944.534 Rp 4.396.747.362.445 0,1114
2015 Rp 250.596.240.413 Rp 5.614.615.779.589 0,0446
DUTI
2013 Rp 357.752.826.967 Rp 1.689.515.521.468 0,2117
2014 Rp 478.572.984.658 Rp 1.307.596.630.192 0,3660
2015 Rp 565.503.810.931 Rp 925.539.202.151 0,6110
EMDE
2013 Rp 39.948.938.149 Rp 418.384.056.468 0,0955
2014 Rp 49.385.912.071 Rp 449.883.821.257 0,1098
2015 Rp 71.490.588.666 Rp 470.373.333.729 0,1520
GAMA
2013 Rp 18.882.074.781 Rp 1.114.795.089.364 0,0169
2014 Rp 44.363.811.542 Rp 1.100.143.856.838 0,0403
2015 Rp 3.208.770.213 Rp 1.131.170.844.747 0,0028
GMTD
2013 Rp 82.671.818.074 Rp 89.001.579.578 0,9289
2014 Rp 115.367.913.832 Rp 5.207.547.848 22,1540
2015 Rp 116.044.925.859 Rp 32.975.406.377 3,5191
GPRA
2013 Rp 134.093.330.272 Rp 683.956.063.389 0,1961
2014 Rp 102.130.957.736 Rp 657.360.750.137 0,1554
2015 Rp 88.150.130.682 Rp 627.657.288.751 0,1404
GWSA
2013 Rp 95.999.416.837 Rp 143.729.486.415 0,6679
2014 Rp 146.617.079.197 Rp 885.283.101.270 0,1656
2015 Rp 209.227.784.657 Rp 888.572.575.065 0,2355
Page 120
105
JRPT
2013 Rp 502.089.117 Rp (126.207.103) -3,9783
2014 Rp 789.395.719 Rp 250.532.645 3,1509
2015 Rp 946.015.078 Rp 267.055.152 3,5424
KIJA
2013 Rp 437.685.057.883 Rp 4.006.146.536.988 0,1093
2014 Rp 714.154.397.040 Rp 4.197.156.574.058 0,1702
2015 Rp 873.842.626.198 Rp 4.825.842.104.054 0,1811
LAMI
2013 Rp 55.202.868 Rp 86.767.572 0,6362
2014 Rp 47.700.093 Rp 52.956.363 0,9007
2015 Rp 169.669.899 Rp 80.046.880 2,1196
LPCK
2013 Rp 566.364.645.117 Rp 39.712.447.888 14,2616
2014 Rp 829.179.070.409 Rp 56.724.287.282 14,6177
2015 Rp 899.358.081.590 Rp (90.722.809.357) -9,9133
LPKR
2013 Rp 1.607.540.650.781 Rp 9.636.935.311.118 0,1668
2014 Rp 3.231.785.851.532 Rp 10.755.487.237.891 0,3005
2015 Rp 1.187.924.133.011 Rp 15.356.270.097.304 0,0774
MDLN
2013 Rp 2.563.174.591.707 Rp 5.285.212.119.468 0,4850
2014 Rp 1.103.476.400.541 Rp 5.341.759.028.166 0,2066
2015 Rp 1.308.002.895.417 Rp 6.201.480.114.557 0,2109
MKPI
2013 Rp 384.259.233.375 Rp 236.102.318.144 1,6275
2014 Rp 459.393.963.054 Rp (449.402.553.752) -1,0222
2015 Rp 906.274.522.222 Rp (1.349.686.144.859) -0,6715
MTLA
2013 Rp 237.735.438 Rp 1.064.014.672 0,2234
2014 Rp 424.336.133 Rp 1.370.048.627 0,3097
2015 Rp 415.331.257 Rp 1.581.094.377 0,2627
PLIN
2013 Rp 103.299.162 Rp 1.339.456.688 0,0771
2014 Rp 487.946.652 Rp 1.267.207.305 0,3851
2015 Rp 534.221.346 Rp 1.193.576.959 0,4476
PUDP 2013 Rp 15.689.002.926 Rp 145.779.501.232 0,1076
Page 121
106
2014 Rp 5.828.576.976 Rp 157.051.577.598 0,0371
2015 Rp 18.499.463.306 Rp 169.072.878.443 0,1094
PWON
2013 Rp 1.290.830.622 Rp 1.718.583.555 0,7511
2014 Rp 1.881.765.803 Rp 5.101.413.337 0,3689
2015 Rp 2.225.492.655 Rp 6.276.970.766 0,3545
RDTX
2013 Rp 198.623.122.230 Rp 293.324.545.207 0,6771
2014 Rp 218.693.781.176 Rp 49.508.189.244 4,4173
2015 Rp 248.264.053.052 Rp (164.559.515.149) -1,5087
RODA
2013 Rp 179.138.401.607 Rp 928.727.258.069 0,1929
2014 Rp 188.091.993.564 Rp 1.037.475.337.174 0,1813
2015 Rp 506.682.998.553 Rp 1.616.127.621.336 0,3135
SCBD
2013 Rp 1.491.263.348 Rp 1.805.048.660 0,8262
2014 Rp 94.404.396 Rp 2.464.881.661 0,0383
2015 Rp 91.466.794 Rp 2.242.469.044 0,0408
SMDM
2013 Rp 41.197.847 Rp 1.973.796.052 0,0209
2014 Rp 89.880.446 Rp 2.211.221.736 0,0406
2015 Rp 149.869.422 Rp 2.353.004.004 0,0637
SMRA
2013 Rp 1.119.926.598 Rp 1.627.931.902 0,6879
2014 Rp 1.750.933.217 Rp 5.047.267.001 0,3469
2015 Rp 1.379.115.618 Rp 7.653.888.330 0,1802
ADHI
2013 Rp 487.927.234.145 Rp (23.769.430.737) -20,5275
2014 Rp 400.988.612.271 Rp 1.645.208.461.558 0,2437
2015 Rp 530.244.899.953 Rp (834.138.146.171) -0,6357
PTPP
2013 Rp 588.864.770.002 Rp 260.759.081.229 2,2583
2014 Rp 734.862.286.895 Rp 584.236.504.131 1,2578
2015 Rp 1.048.906.937.058 Rp 1.379.214.700.938 0,7605
SSIA 2013 Rp 801.207.024.032 Rp 465.887.067.652 1,7197
2014 Rp 416.767.955.692 Rp 1.079.286.264.082 0,3862
Page 122
107
2015 Rp 373.433.140.406 Rp 1.271.352.954.668 0,2937
TOTL
2013 Rp 188.285.662 Rp (48.277.346) -3,9001
2014 Rp 101.888.499 Rp (207.583.346) -0,4908
2015 Rp 145.304.283 Rp (283.823.061) -0,5120
WIKA
2013 Rp 746.748.805 Rp 1.177.778.973 0,6340
2014 Rp 915.015.753 Rp 2.269.438.934 0,4032
2015 Rp 969.220.277 Rp 2.559.334.828 0,3787
WSKT
2013 Rp 404.686.472.306 Rp 1.467.417.254.331 0,2758
2014 Rp 648.545.318.542 Rp 2.466.112.773.188 0,2630
2015 Rp 1.129.949.875.985 Rp 4.037.882.312.951 0,2798
Perhitungan variabel Total Asset Turnover TATO (X2)
KODE Tahun Sales Total Asset TATO
APLN
2013 Rp 4.901.191.373 Rp 19.679.908.990 0,249
2014 Rp 5.296.565.860 Rp 23.686.158.211 0,224
2015 Rp 5.971.581.977 Rp 24.559.174.988 0,243
ASRI
2013 Rp 3.684.239.761 Rp 14.428.082.567 0,255
2014 Rp 3.630.914.079 Rp 16.924.366.954 0,215
2015 Rp 2.783.700.318 Rp 18.709.870.126 0,149
BAPA
2013 Rp 40.154.840.297 Rp 175.635.233.972 0,229
2014 Rp 45.435.885.620 Rp 176.171.620.663 0,258
2015 Rp 24.144.133.759 Rp 175.743.601.667 0,137
BEST
2013 Rp 1.323.915.722.978 Rp 3.360.272.281.414 0,394
2014 Rp 839.637.332.535 Rp 3.652.993.439.542 0,230
2015 Rp 686.980.990.156 Rp 4.631.315.439.422 0,148
BIPP 2013 Rp 57.595.616.624 Rp 557.633.263.041 0,103
Page 123
108
2014 Rp 98.672.667.613 Rp 613.810.885.565 1,608
2015 Rp 111.644.042.531 Rp 1.329.200.459.592 0,084
BKSL
2013 Rp 961.988.029.182 Rp 10.665.713.361.698 0,090
2014 Rp 712.472.394.627 Rp 9.986.973.579.779 0,073
2015 Rp 559.801.139.534 Rp 11.145.896.809.593 0,050
BSDE
2013 Rp 5.741.264.172.193 Rp 22.572.159.491.478 0,254
2014 Rp 5.613.890.331.615 Rp 28.206.859.159.578 0,199
2015 Rp 6.209.574.072.348 Rp 36.022.148.489.646 0,172
COWL
2013 Rp 330.837.427.396 Rp 1.944.913.754.306 0,170
2014 Rp 566.385.701.354 Rp 3.682.393.492.170 0,154
2015 Rp 583.329.689.427 Rp 3.540.585.749.217 0,165
CTRA
2013 Rp 5.077.062.064.784 Rp 20.114.871.381.857 0,252
2014 Rp 6.344.235.902.316 Rp 23.538.715.238.878 0,272
2015 Rp 7.514.286.638.929 Rp 26.258.718.560.250 0,286
DART
2013 Rp 829.383.362 Rp 4.768.449.638 0,174
2014 Rp 1.287.984.466 Rp 5.114.273.658 0,252
2015 Rp 842.706.924 Rp 5.739.863.241 0,147
DGIK
2013 Rp 1.452.910.435.804 Rp 2.100.802.668.869 0,692
2014 Rp 2.031.947.370.598 Rp 2.045.294.737.932 0,993
2015 Rp 1.547.792.419.732 Rp 2.094.465.627.081 0,739
DILD
2013 Rp 1.510.005.415.515 Rp 7.526.470.401.005 0,201
2014 Rp 1.833.470.463.312 Rp 9.007.692.918.375 0,204
2015 Rp 2.200.900.470.208 Rp 10.288.572.076.882 0,214
DUTI
2013 Rp 1.604.535.230.345 Rp 7.473.596.509.696 0,215
2014 Rp 1.543.419.395.688 Rp 8.130.786.587.766 0,190
2015 Rp 1.686.812.400.465 Rp 9.014.911.216.451 0,187
EMDE 2013 Rp 225.134.645.500 Rp 938.536.950.089 0,240
2014 Rp 311.279.776.496 Rp 1.179.018.690.672 0,264
Page 124
109
2015 Rp 325.313.686.454 Rp 1.196.040.969.781 0,272
GAMA
2013 Rp 120.925.114.528 Rp 1.290.583.599.639 0,094
2014 Rp 154.187.673.595 Rp 1.390.092.733.576 0,111
2015 Rp 119.810.618.136 Rp 1.336.562.720.363 0,090
GMTD
2013 Rp 301.085.455.287 Rp 1.307.846.871.186 0,230
2014 Rp 316.638.970.381 Rp 1.524.241.388.731 0,208
2015 Rp 319.045.292.945 Rp 1.273.990.253.786 0,250
GPRA
2013 Rp 518.770.543.344 Rp 1.332.646.538.409 0,389
2014 Rp 565.400.437.108 Rp 1.517.576.344.888 0,373
2015 Rp 416.124.379.635 Rp 1.574.174.572.164 0,264
GWSA
2013 Rp 91.916.072.166 Rp 2.045.701.784.445 0,045
2014 Rp 176.000.943.214 Rp 5.340.991.746.366 0,077
2015 Rp 83.739.395.532 Rp 6.805.277.762.308 0,012
JRPT
2013 Rp 1.315.680.488 Rp 6.163.177.866 0,213
2014 Rp 1.936.340.442 Rp 6.684.613.561 0,290
2015 Rp 2.150.206.788 Rp 7.578.101.438 0,284
KIJA
2013 Rp 2.739.598.333.777 Rp 8.255.167.231.158 0,332
2014 Rp 2.799.065.226.163 Rp 8.508.937.032.120 0,329
2015 Rp 3.139.920.233.816 Rp 9.740.694.660.705 0,322
LAMI
2013 Rp 123.722.737 Rp 612.074.767 0,202
2014 Rp 130.470.990 Rp 631.282.689 0,207
2015 Rp 255.927.315 Rp 640.519.368 0,400
LPCK
2013 Rp 1.327.909.165.616 Rp 3.854.166.345.345 0,345
2014 Rp 1.802.970.419.501 Rp 4.390.498.820.383 0,411
2015 Rp 2.120.553.079.169 Rp 5.476.757.336.509 0,387
LPKR
2013 Rp 6.666.214.436.739 Rp 31.300.362.430.266 0,213
2014 Rp 11.655.041.747.007 Rp 37.856.376.874.602 0,309
2015 Rp 8.910.177.991.351 Rp 41.326.558.178.049 0,216
Page 125
110
MDLN
2013 Rp 1.843.944.981.934 Rp 9.647.813.079.565 0,191
2014 Rp 2.839.771.320.340 Rp 10.359.146.927.433 0,274
2015 Rp 2.962.460.902.526 Rp 12.843.050.665.229 0,231
MKPI
2013 Rp 999.232.949.734 Rp 2.838.815.438.871 0,352
2014 Rp 1.154.895.387.803 Rp 4.316.214.269.222 0,268
2015 Rp 2.094.490.911.234 Rp 5.709.371.372.467 0,367
MTLA
2013 Rp 854.973.964 Rp 2.834.484.171 0,302
2014 Rp 1.117.732.408 Rp 3.250.877.510 0,344
2015 Rp 1.089.217.674 Rp 3.620.742.578 0,301
PLIN
2013 Rp 1.393.191.548 Rp 4.126.804.890 0,338
2014 Rp 1.521.681.297 Rp 4.544.932.176 0,335
2015 Rp 1.644.546.338 Rp 4.671.089.985 0,352
PUDP
2013 Rp 95.023.976.613 Rp 366.625.848.156 0,259
2014 Rp 84.604.863.931 Rp 402.028.832.604 0,210
2015 Rp 136.479.911.542 Rp 445.919.320.351 0,306
PWON
2013 Rp 3.029.797.151 Rp 9.298.245.408 0,326
2014 Rp 3.872.272.942 Rp 16.770.742.538 0,231
2015 Rp 4.625.052.737 Rp 18.778.122.467 0,246
RDTX
2013 Rp 418.118.999.949 Rp 1.549.674.922.146 0,270
2014 Rp 431.414.723.990 Rp 1.643.386.438.778 0,263
2015 Rp 422.254.497.423 Rp 1.872.158.609.529 0,226
RODA
2013 Rp 640.032.612.090 Rp 2.750.856.730.771 0,233
2014 Rp 685.034.406.501 Rp 3.067.758.337.733 0,223
2015 Rp 1.055.922.632.197 Rp 3.232.242.644.731 0,327
SCBD
2013 Rp 2.730.844.761 Rp 5.550.429.288 0,492
2014 Rp 963.242.156 Rp 5.570.748.962 0,173
2015 Rp 101.419.732 Rp 5.566.425.030 1,823
SMDM 2013 Rp 329.307.227 Rp 2.950.314.446 0,112
Page 126
111
2014 Rp 416.618.692 Rp 3.156.290.546 0,132
2015 Rp 577.756.249 Rp 3.154.581.181 0,183
SMRA
2013 Rp 4.093.789.495 Rp 13.659.136.825 0,300
2014 Rp 5.756.983.558 Rp 15.872.671.877 0,363
2015 Rp 5.623.560.624 Rp 18.758.262.022 0,300
ADHI
2013 Rp 9.799.598.396.362 Rp 9.720.961.764.422 1,008
2014 Rp 8.653.578.309.020 Rp 10.458.881.684.274 0,827
2015 Rp 9.389.570.098.578 Rp 16.761.063.514.879 0,560
PTPP
2013 Rp 11.655.844.311.524 Rp 12.415.669.401.062 0,939
2014 Rp 12.427.371.312.550 Rp 14.579.154.736.205 0,852
2015 Rp 14.217.372.867.769 Rp 19.128.811.782.419 0,743
SSIA
2013 Rp 4.582.741.464.896 Rp 5.814.435.113.331 0,788
2014 Rp 4.464.399.987.604 Rp 5.993.292.754.155 0,745
2015 Rp 4.867.889.109.212 Rp 6.463.923.464.990 0,753
TOTL
2013 Rp 2.287.323.024 Rp 2.226.418.477 1,027
2014 Rp 2.106.349.117 Rp 2.483.746.395 0,848
2015 Rp 2.266.168.030 Rp 2.846.152.620 0,796
WIKA
2013 Rp 11.884.667.552 Rp 12.594.962.700 0,944
2014 Rp 12.463.216.288 Rp 15.909.219.757 0,783
2015 Rp 13.620.101.419 Rp 19.602.406.034 0,695
WSKT
2013 Rp 9.686.610.301.864 Rp 8.788.303.237.620 1,102
2014 Rp 10.286.813.284.004 Rp 12.542.041.344.848 0,820
2015 Rp 14.152.752.847.612 Rp 30.309.111.177.468 0,467
Page 127
112
Perhitungan variabel Price to Book Value (X3
KODE Tahun Market
Share
Book Value
Per Share
PBV
APLN
2013 Rp 215 Rp 352 0,6111
2014 Rp 335 Rp 413 0,8115
2015 Rp 334 Rp 443 0,7547
ASRI
2013 Rp 430 Rp 271 1,5847
2014 Rp 560 Rp 324 1,7271
2015 Rp 343 Rp 336 1,0208
BAPA
2013 Rp 66 Rp 140 0,4722
2014 Rp 50 Rp 150 0,3324
2015 Rp 50 Rp 153 0,3278
BEST
2013 Rp 445 Rp 257 1,7300
2014 Rp 730 Rp 295 2,4710
2015 Rp 294 Rp 315 0,9323
BIPP
2013 Rp 90 Rp 142 0,6337
2014 Rp 95 Rp 148 0,6416
2015 Rp 88 Rp 231 0,3809
BKSL
2013 Rp 157 Rp 219 0,7165
2014 Rp 104 Rp 198 0,5257
2015 Rp 58 Rp 190 0,3058
BSDE
2013 Rp 1.290 Rp 767 1,6825
2014 Rp 1.805 Rp 1.004 1,7983
2015 Rp 1.800 Rp 1.148 1,5678
COWL
2013 Rp 470 Rp 243 1,9360
2014 Rp 625 Rp 277 2,2586
2015 Rp 600 Rp 241 2,4893
CTRA 2013 Rp 750 Rp 644 1,1647
2014 Rp 1.250 Rp 753 1,6598
Page 128
113
2015 Rp 1.460 Rp 851 1,7151
DART
2013 Rp 445 Rp 932 0,4776
2014 Rp 680 Rp 1.034 0,6579
2015 Rp 420 Rp 1.091 0,3848
DGIK
2013 Rp 150 Rp 191 0,7839
2014 Rp 179 Rp 199 0,8977
2015 Rp 85 Rp 196 0,4345
DILD
2013 Rp 315 Rp 395 0,7972
2014 Rp 650 Rp 431 1,5073
2015 Rp 489 Rp 460 1,0625
DUTI
2013 Rp 4.475 Rp 3.268 1,3695
2014 Rp 4.880 Rp 3.379 1,4443
2015 Rp 6.400 Rp 3.692 1,7333
EMDE
2013 Rp 111 Rp 167 0,6665
2014 Rp 137 Rp 180 0,7612
2015 Rp 144 Rp 197 0,7310
GAMA
2013 Rp 88 Rp 104 0,8436
2014 Rp 51 Rp 109 0,4677
2015 Rp 55 Rp 110 0,5021
GMTD
2013 Rp 8.300 Rp 3.973 2,0890
2014 Rp 6.100 Rp 6.563 0,9295
2015 Rp 7.500 Rp 5.459 1,3740
GPRA
2013 Rp 151 Rp 187 0,8063
2014 Rp 299 Rp 208 1,4368
2015 Rp 199 Rp 221 0,8985
GWSA
2013 Rp 159 Rp 230 0,6911
2014 Rp 174 Rp 253 0,6885
2015 Rp 123 Rp 804 0,1531
Page 129
114
JRPT
2013 Rp 800 Rp 195 4,0989
2014 Rp 1.040 Rp 233 4,4661
2015 Rp 745 Rp 301 2,4738
KIJA
2013 Rp 193 Rp 208 0,9277
2014 Rp 295 Rp 230 1,2805
2015 Rp 247 Rp 241 1,0253
LAMI
2013 Rp 177 Rp 312 0,5668
2014 Rp 278 Rp 346 0,8042
2015 Rp 280 Rp 480 0,5830
LPCK
2013 Rp 4.875 Rp 2.614 1,8652
2014 Rp 10.400 Rp 3.838 2,7095
2015 Rp 7.250 Rp 5.220 1,3888
LPKR
2013 Rp 910 Rp 614 1,4813
2014 Rp 1.020 Rp 765 1,3339
2015 Rp 1.035 Rp 820 1,2627
MDLN
2013 Rp 390 Rp 373 1,0454
2014 Rp 520 Rp 425 1,2225
2015 Rp 467 Rp 483 0,9662
MKPI
2013 Rp 9.500 Rp 2.024 4,6947
2014 Rp 15.300 Rp 2.280 6,7108
2015 Rp 16.875 Rp 2.984 5,6556
MTLA
2013 Rp 380 Rp 233 1,6320
2014 Rp 445 Rp 269 1,6557
2015 Rp 215 Rp 289 0,7436
PLIN
2013 Rp 1.920 Rp 608 3,1559
2014 Rp 3.750 Rp 667 5,6239
2015 Rp 4.000 Rp 678 5,9005
PUDP 2013 Rp 480 Rp 841 0,5707
Page 130
115
2014 Rp 441 Rp 875 0,5041
2015 Rp 420 Rp 941 0,4463
PWON
2013 Rp 270 Rp 85 3,1695
2014 Rp 515 Rp 172 2,9943
2015 Rp 496 Rp 196 2,5264
RDTX
2013 Rp 4.900 Rp 4.268 1,1481
2014 Rp 5.250 Rp 5.029 1,0440
2015 Rp 6.000 Rp 5.914 1,0146
RODA
2013 Rp 450 Rp 127 3,5538
2014 Rp 463 Rp 155 2,9907
2015 Rp 595 Rp 185 3,2246
SCBD
2013 Rp 2.700 Rp 1.293 2,0883
2014 Rp 2.000 Rp 1.188 1,6829
2015 Rp 1.695 Rp 1.138 1,4900
SMDM
2013 Rp 190 Rp 449 0,4229
2014 Rp 124 Rp 661 0,1875
2015 Rp 95 Rp 514 0,1849
SMRA
2013 Rp 780 Rp 323 2,4160
2014 Rp 1.520 Rp 411 3,7025
2015 Rp 1.650 Rp 522 3,1614
ADHI
2013 Rp 1.510 Rp 860 1,7566
2014 Rp 3.480 Rp 972 3,5789
2015 Rp 2.140 Rp 1.450 1,4762
PTPP
2013 Rp 1.160 Rp 410 2,8302
2014 Rp 3.575 Rp 494 7,2426
2015 Rp 3.875 Rp 1.057 3,6656
SSIA 2013 Rp 560 Rp 555 1,0089
2014 Rp 1.070 Rp 646 1,6567
Page 131
116
2015 Rp 715 Rp 709 1,0079
TOTL
2013 Rp 500 Rp 240 2,0818
2014 Rp 1.120 Rp 234 4,7786
2015 Rp 615 Rp 254 2,4208
WIKA
2013 Rp 1.580 Rp 526 3,0063
2014 Rp 3.680 Rp 810 4,5451
2015 Rp 2.640 Rp 884 2,9852
WSKT
2013 Rp 405 Rp 247 1,6367
2014 Rp 1.470 Rp 293 5,0194
2015 Rp 1.670 Rp 715 2,3357
Page 132
117
Perhitungan Variabel SIZE (X4) dan Perhitungan Variabel CEO Tenure (X5)
KODE Tahun Total Asset LnTA Lama
Menjabat
(Bulan)
LnCEO
Tenure
APLN
2013 Rp 19.679.908.990 23,703 113 5
2014 Rp 23.686.158.211 23,888 125 5
2015 Rp 24.559.174.988 23,924 7 2
ASRI
2013 Rp 14.428.082.567 23,392 12 2
2014 Rp 16.924.366.954 23,552 24 3
2015 Rp 18.709.870.126 23,652 11 2
BAPA
2013 Rp 175.635.233.972 25,892 7 2
2014 Rp 176.171.620.663 25,895 19 3
2015 Rp 175.743.601.667 25,892 31 3
BEST
2013 Rp 3.360.272.281.414 28,843 120 5
2014 Rp 3.652.993.439.542 28,927 132 5
2015 Rp 4.631.315.439.422 29,164 9 2
BIPP
2013 Rp 557.633.263.041 27,047 13 3
2014 Rp 613.810.885.565 27,143 25 3
2015 Rp 1.329.200.459.592 27,916 37 4
BKSL
2013 Rp 10.665.713.361.698 29,998 25 3
2014 Rp 9.986.973.579.779 29,932 2 1
2015 Rp 11.145.896.809.593 30,042 14 3
BSDE
2013 Rp 22.572.159.491.478 30,748 7 2
2014 Rp 28.206.859.159.578 30,971 19 3
2015 Rp 36.022.148.489.646 31,215 31 3
COWL
2013 Rp 1.944.913.754.306 28,296 6 2
2014 Rp 3.682.393.492.170 28,935 7 2
2015 Rp 3.540.585.749.217 28,895 6 2
CTRA 2013 Rp 20.114.871.381.857 30,632 133 5
Page 133
118
2014 Rp 23.538.715.238.878 30,790 145 5
2015 Rp 26.258.718.560.250 30,899 157 5
DART
2013 Rp 4.768.449.638 22,285 72 4
2014 Rp 5.114.273.658 22,355 84 4
2015 Rp 5.739.863.241 22,471 96 5
DGIK
2013 Rp 2.100.802.668.869 28,373 17 3
2014 Rp 2.045.294.737.932 28,347 29 3
2015 Rp 2.094.465.627.081 28,370 41 4
DILD
2013 Rp 7.526.470.401.005 29,649 24 3
2014 Rp 9.007.692.918.375 29,829 36 4
2015 Rp 10.288.572.076.882 29,962 48 4
DUTI
2013 Rp 7.473.596.509.696 29,642 7 2
2014 Rp 8.130.786.587.766 29,727 19 3
2015 Rp 9.014.911.216.451 29,830 31 3
EMDE
2013 Rp 938.536.950.089 27,568 444 6
2014 Rp 1.179.018.690.672 27,796 456 6
2015 Rp 1.196.040.969.781 27,810 468 6
GAMA
2013 Rp 1.290.583.599.639 27,886 7 2
2014 Rp 1.390.092.733.576 27,960 19 3
2015 Rp 1.336.562.720.363 27,921 31 3
GMTD
2013 Rp 1.307.846.871.186 27,899 8 2
2014 Rp 1.524.241.388.731 28,053 8 2
2015 Rp 1.273.990.253.786 27,873 8 2
GPRA
2013 Rp 1.332.646.538.409 27,918 300 6
2014 Rp 1.517.576.344.888 28,048 312 6
2015 Rp 1.574.174.572.164 28,085 324 6
GWSA 2013 Rp 2.045.701.784.445 28,347 60 4
2014 Rp 5.340.991.746.366 29,306 72 4
Page 134
119
2015 Rp 6.805.277.762.308 29,549 84 4
JRPT
2013 Rp 6.163.177.866 22,542 168 5
2014 Rp 6.684.613.561 22,623 180 5
2015 Rp 7.578.101.438 22,749 192 5
KIJA
2013 Rp 8.255.167.231.158 29,742 132 5
2014 Rp 8.508.937.032.120 29,772 144 5
2015 Rp 9.740.694.660.705 29,907 7 2
LAMI
2013 Rp 612.074.767 20,232 180 5
2014 Rp 631.282.689 20,263 192 5
2015 Rp 640.519.368 20,278 204 5
LPCK
2013 Rp 3.854.166.345.345 28,980 72 4
2014 Rp 4.390.498.820.383 29,110 84 4
2015 Rp 5.476.757.336.509 29,332 96 5
LPKR
2013 Rp 31.300.362.430.266 31,075 8 2
2014 Rp 37.856.376.874.602 31,265 20 3
2015 Rp 41.326.558.178.049 31,353 32 3
MDLN
2013 Rp 9.647.813.079.565 29,898 9 2
2014 Rp 10.359.146.927.433 29,969 21 3
2015 Rp 12.843.050.665.229 30,184 33 3
MKPI
2013 Rp 2.838.815.438.871 28,674 142 5
2014 Rp 4.316.214.269.222 29,093 154 5
2015 Rp 5.709.371.372.467 29,373 166 5
MTLA
2013 Rp 2.834.484.171 21,765 108 5
2014 Rp 3.250.877.510 21,902 120 5
2015 Rp 3.620.742.578 22,010 132 5
PLIN
2013 Rp 4.126.804.890 22,141 168 5
2014 Rp 4.544.932.176 22,237 180 5
2015 Rp 4.671.089.985 22,265 192 5
Page 135
120
PUDP
2013 Rp 366.625.848.156 26,628 72 4
2014 Rp 402.028.832.604 26,720 84 4
2015 Rp 445.919.320.351 26,823 96 5
PWON
2013 Rp 9.298.245.408 22,953 7 2
2014 Rp 16.770.742.538 23,543 19 3
2015 Rp 18.778.122.467 23,656 31 3
RDTX
2013 Rp 1.549.674.922.146 28,069 6 2
2014 Rp 1.643.386.438.778 28,128 18 3
2015 Rp 1.872.158.609.529 28,258 30 3
RODA
2013 Rp 2.750.856.730.771 28,643 24 3
2014 Rp 3.067.758.337.733 28,752 36 4
2015 Rp 3.232.242.644.731 28,804 48 4
SCBD
2013 Rp 5.550.429.288 22,437 7 2
2014 Rp 5.570.748.962 22,441 19 3
2015 Rp 5.566.425.030 22,440 31 3
SMDM
2013 Rp 2.950.314.446 21,805 276 6
2014 Rp 3.156.290.546 21,873 288 6
2015 Rp 3.154.581.181 21,872 300 6
SMRA
2013 Rp 13.659.136.825 23,338 90 4
2014 Rp 15.872.671.877 23,488 102 5
2015 Rp 18.758.262.022 23,655 7 2
ADHI
2013 Rp 9.720.961.764.422 29,905 31 3
2014 Rp 10.458.881.684.274 29,978 43 4
2015 Rp 16.761.063.514.879 30,450 55 4
PTPP
2013 Rp 12.415.669.401.062 30,150 31 3
2014 Rp 14.579.154.736.205 30,311 43 4
2015 Rp 19.128.811.782.419 30,582 55 4
SSIA 2013 Rp 5.814.435.113.331 29,391 150 5
Page 136
121
2014 Rp 5.993.292.754.155 29,422 162 5
2015 Rp 6.463.923.464.990 29,497 174 5
TOTL
2013 Rp 2.226.418.477 21,524 48 4
2014 Rp 2.483.746.395 21,633 60 4
2015 Rp 2.846.152.620 21,769 72 4
WIKA
2013 Rp 12.594.962.700 23,257 68 4
2014 Rp 15.909.219.757 23,490 80 4
2015 Rp 19.602.406.034 23,699 92 5
WSKT
2013 Rp 8.788.303.237.620 29,804 60 4
2014 Rp 12.542.041.344.848 30,160 72 4
2015 Rp 30.309.111.177.468 31,042 84 4
Page 137
122
Lampiran 3
A. Hasil Pengujian data
1. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SR 116 -,7490 2,0820 ,089845 ,4959782
RNOA 116 -20,5275 22,1540 ,465387 3,6339813
TATO 116 ,0120 2,2550 ,378595 ,3492468
PBV 116 ,1531 7,2426 1,746033 1,4475291
LnTA(SIZE) 116 20,23 31,35 26,9256 3,30519
LnCEOT 116 1,00 6,00 3,8448 1,23432
Valid N
(listwise) 116
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 116
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,39644311
Most Extreme
Differences
Absolute ,077
Positive ,077
Negative -,057
Test Statistic ,077
Asymp. Sig. (2-tailed) ,090c
a. Test distribution is Normal.
Page 138
123
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
b. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1,243 ,377 -3,297 ,001
RNOA ,023 ,011 ,169 2,191 ,031 ,972 1,029
TATO ,106 ,111 ,074 ,948 ,345 ,943 1,060
PBV ,180 ,027 ,527 6,729 ,000 ,949 1,054
LnTA(SIZ
E) ,028 ,012 ,188 2,383 ,019 ,931 1,074
LnCEOT ,054 ,032 ,134 1,683 ,095 ,920 1,087
a. Dependent Variable: SR
Page 139
124
c. Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardize
d Residual
Test Valuea -,04698
Cases < Test Value 58
Cases >= Test Value 58
Total Cases 116
Number of Runs 67
Z 1,492
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,136
a. Median
d. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,176 ,231 ,762 ,448
RNOA ,002 ,006 ,036 ,378 ,706
TATO ,029 ,068 ,041 ,425 ,672
PBV ,014 ,016 ,083 ,861 ,391
LnTA(SIZE
) -,002 ,007 -,025 -,254 ,800
LnCEOT ,038 ,020 ,188 1,936 ,055
a. Dependent Variable: ABS_RES
Page 140
125
B. Uji Hipotesis
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 LnCEOT,
TATO,
RNOA, PBV,
LnTA(SIZE)b
. Enter
a. Dependent Variable: SR
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,601a ,361 ,332 ,4053531 2,365
a. Predictors: (Constant), LnCEOT, TATO, RNOA, PBV, LnTA(SIZE)
b. Dependent Variable: SR
Page 141
126
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1,243 ,377 -3,297 ,001
RNOA ,023 ,011 ,169 2,191 ,031 ,972 1,029
TATO ,106 ,111 ,074 ,948 ,345 ,943 1,060
PBV ,180 ,027 ,527 6,729 ,000 ,949 1,054
LnTA(SIZ
E) ,028 ,012 ,188 2,383 ,019 ,931 1,074
LnCEOT ,054 ,032 ,134 1,683 ,095 ,920 1,087
a. Dependent Variable: SR
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10,215 5 2,043 12,434 ,000b
Residual 18,074 110 ,164
Total 28,289 115
a. Dependent Variable: SR
b. Predictors: (Constant), LnCEOT, TATO, RNOA, PBV, LnTA(SIZE)