Top Banner
PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA TUJUAN DAN JUMLAH PENDUDUK NEGARA TUJUAN TERHADAP EKSPOR UDANG INDONESIA PERIODE 2006-2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh: Anindya Tri Utami NIM: 11150840000018 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1441 H
138

PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

Jan 02, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP

NEGARA TUJUAN DAN JUMLAH PENDUDUK NEGARA

TUJUAN TERHADAP EKSPOR UDANG INDONESIA PERIODE

2006-2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

Anindya Tri Utami

NIM: 11150840000018

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 2: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

i

Page 3: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

ii

Page 4: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

iii

Page 5: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

iv

Page 6: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Anindya Tri Utami

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juni 1997

3. Alamat : Jalan Bango IV No. 19 RT 010 RW 03,

Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan

4. Telepon : 089669464677

5. Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. SD Negeri 13 Pondok Labu Tahun 2003-2009

2. SMP Negeri 85 Jakarta Tahun 2009-2012

3. SMA Bakti Idhata Jakarta Tahun 2012-2015

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019

III. Pengalaman Organisasi

1. Bendahara Karang Taruna 10/03 2014-2018

2. Volunteer Indorelawan 2016

Page 7: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

vi

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect production, price of shrimp export, GDP

of destination country and population of destination country on Indonesia’s shrimp

exports in 2006-2017. The data used are secondary data obtained from BPS, World

Bank and Trade Map. This research use the panel data regression with random effect

model. The results of panel regression indicate that the price of shrimp export has a

negative and significant and GDP of destination country has a positive and significant,

while production and population of destination country have non-significant to the

Indonesia’s shrimp exports.

Keywords: export, GDP of destination country, Indonesia’s production, panel data

regression, population of destination country, price of shrimp export, random effect

model, shrimp.

Page 8: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh produksi, harga udang

ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah penduduk negara tujuan terhadap ekspor udang

Indonesia periode 2006-2017. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang

diperoleh dari BPS, World Bank dan Trade Map. Metode analisis menggunakan regresi

data panel dengan random effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga udang

ekspor mempunyai hubungan negatif dan signifikan, GDP negara tujuan mempunyai

hubungan positif dan signifikan, sedangkan produksi dan jumlah penduduk negara

tujuan mempunyai hubungan tidak signifikan terhadap ekspor udang Indonesia.

Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan, produksi

Indonesia, regresi data panel, harga udang ekspor, random effect model, udang.

Page 9: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada kehadirat

Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini yang berjudul “Pengaruh Produksi, Harga Udang Ekspor, GDP Negara Tujuan dan

Jumlah Penduduk Negara Tujuan Terhadap Ekspor Udang Indonesia Periode 2006-

2017” dengan baik. Shalawat serta salam penulis panjatkan ke hadirat baginda Rasulullah

SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang diterangi oleh

ilmu pengetahuan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan selesainya penyusunan dan

penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak

yang membantu. Adapun ungkapan terima kasih ini penulis tunjukkan untuk:

1. Orang tua penulis, Ibu Maryanah dan Bapak Nuwar yang selalu memberikan doa serta

dukungan secara moril dan material, sehingga penulis selalu optimis dan semangat

dalam menjalani hidup.

2. Abang Andri dan Abang Angga, Kakak Anggi dan Kakak Heny serta keempat

keponakan penulis yaitu Daffa, Maura, Syafea dan Malika yang selalu memberikan

dukungan dan menjadi penghibur.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

5. Bapak Dr. Hartana I. Putra, M.Si, dan Bapak Deni Pandu Nugraha, M.Sc selaku ketua

jurusan dan sekretaris jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan arahan

dan ilmu bermanfaat saat masa kuliah.

Page 10: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

ix

6. Ibu Najwa Khairina, S.E., M.A dan Ibu Rahmah Farahdita Soeyatno, SP., M.Si selaku

dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas segala kesediaan waktu, tenaga, pikiran

dan ilmu dan yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Ibu selalu diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT.

7. Seluruh dosen serta jajaran staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu yang berguna selama masa perkuliahan.

8. Teman-teman kuliah penulis yaitu Azizha Delvine Oktina, Dena Putri Bastari, Gera

Rahma Oktaviarosa, Kasanti Cahya Ningsih, Nadya Nur Novalita, Syifa Aliani

Santoso dan Syifa Budi Pratiwi. Terima kasih telah menjadi pendukung dan

pendengar yang baik serta selalu menemani dikala suka dan duka.

9. Keluarga penulis, Abang Randi terima kasih atas segala ilmu dan informasi yang

sangat berguna, serta Amanda, Carelina dan anggota keluarga lainnya, terima kasih

atas segala doa dan dukungannya selama ini.

10. Teman-teman penulis, Sherra Nadine, Azaria Ekaputri, Nadila Miranti, Rahmadina,

Dwi Juliana dan Retno Surya. Terima kasih telah menjadi tempat berbagi suka dan

duka serta selalu memberikan dukungan kepada penulis.

11. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2015, terima kasih atas semua bantuan, ilmu

dan dukungan selama masa kuliah ini.

12. Semua pihak terkait yang membantu penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh sebab itu, penulis

mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 30 Agustus 2019

Anindya Tri Utami

Page 11: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ............................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v

ABSTRACK ...................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xiii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvi

BAB I ................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Batasan Masalah ..................................................................................................... 14

C. Rumusan Masalah .................................................................................................. 14

D. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 15

E. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 15

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ..................................................................................... 15

G. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 25

BAB II ................................................................................................................................ 27

Page 12: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

xi

A. Landasan Teori ....................................................................................................... 27

1. Teori Perdagangan Internasional ...................................................................... 27

2. Komoditas Udang ............................................................................................. 30

3. Ekspor ............................................................................................................... 33

4. Teori Permintaan dan Penawaran ..................................................................... 35

5. Produksi ............................................................................................................ 39

6. Harga ................................................................................................................ 41

7. GDP .................................................................................................................. 42

8. Jumlah Penduduk .............................................................................................. 44

B. Hubungan Antar Variabel ....................................................................................... 44

C. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 47

D. Hipotesis ................................................................................................................. 50

BAB III .............................................................................................................................. 51

A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................... 51

B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................................... 51

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 52

D. Metode Analisis Data ............................................................................................. 53

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................................. 60

BAB IV .............................................................................................................................. 61

A. Deskripsi Objek dan Penelitian .............................................................................. 61

1. Kondisi Produksi Udang Indonesia .................................................................. 61

2. Kondisi Kebutuhan Udang di Jepang ............................................................... 65

3. Kondisi Kebutuhan Udang di Amerika Serikat ................................................ 67

4. Kondisi Kebutuhan Udang di Inggris ............................................................... 68

5. Kondisi Kebutuhan Udang di Korea Selatan .................................................... 70

6. Kondisi Kebutuhan Udang di Belanda ............................................................. 72

B. Analisis Deskriptif .................................................................................................. 73

1. Produksi Udang Indonesia ................................................................................ 73

Page 13: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

xii

2. Harga Udang Ekspor ........................................................................................ 74

3. GDP Negara Tujuan ......................................................................................... 77

4. Jumlah Penduduk Negara Tujuan ..................................................................... 79

5. Analisis Deskriptif Volume Ekspor Udang Indonesia ..................................... 82

C. Hasil Analisis Metode Data Panel .......................................................................... 88

1. Uji Estimasi Data .............................................................................................. 88

2. Random Effect Model ...................................................................................... 90

3. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 91

D. Analisis Ekonomi ................................................................................................... 95

BAB V ............................................................................................................................. 101

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 101

B. Saran .................................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 103

LAMPIRAN .................................................................................................................... 111

Page 14: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ekspor Non Migas Indonesia Tahun 2015-2018 ..................................... 3

Tabel 1.2 Total Produksi Perikanan Indonesia Tahun 2014-2017 ............................ 5

Tabel 1.3 Volume Ekspor Udang Beberapa Negara ke Pasar Internasional ............. 8

Tabel 1.4 Nilai Ekspor Udang Indonesia ke Beberapa Negara Tujuan .................... 10

Tabel 1.5 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 20

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ................................................................... 60

Tabel 4.1 Sentra Produksi Udang Indonesia ............................................................. 63

Tabel 4.2 Uji Chow ................................................................................................... 88

Tabel 4.3 Uji Hausman ............................................................................................. 89

Tabel 4.4 Uji Lagrange Multiplier ............................................................................ 89

Tabel 4.5 Random Effect Model ............................................................................... 90

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi ............................................................................... 92

Tabel 4.7 Uji F-statistik ............................................................................................ 92

Tabel 4.8 Uji t-statistik .............................................................................................. 93

Page 15: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Neraca Perdagangan Indonesia ................................................................ 2

Grafik 1.2 Lima Unggulan Ekspor Sub Sektor Pertanian Tahun 2015-2018 ........... 4

Grafik 1.3 Share Ekspor Komoditas Utama Perikanan Indonesia ............................ 7

Grafik 1.4 Harga Udang Ekspor Indonesia dan Vietnam ke Jepang ......................... 11

Grafik 1.5 GDP dan Volume Ekspor Menurut Negara Tahun 2013 ........................ 12

Grafik 1.6 Jumlah Penduduk Negara Tujuan dan Volume Ekspor Tahun 2017 ....... 13

Grafik 4.1 Total Impor Udang Jepang Tahun 2014-2017 .......................................... 66

Grafik 4.2 Total Impor Udang Amerika Serikat Tahun 2014-2017 .......................... 67

Grafik 4.3 Total Impor Udang Inggris Tahun 2014-2017 ......................................... 69

Grafik 4.4 Total Impor Udang Korea Selatan Tahun 2014-2017 ............................. 71

Grafik 4.5 Total Impor Udang Belanda Tahun 2014-2017 ....................................... 72

Grafik 4.6 Produksi Udang Indonesia Tahun 2006-2017 ......................................... 73

Grafik 4.7 Harga Udang Ekspor Indonesia ke Negara Tujuan Tahun 2006-2017 .... 74

Grafik 4.8 GDP Negara Tujuan Tahun 2006-2017 ................................................... 78

Grafik 4.9 Jumlah Penduduk Negara Tujuan Tahun 2006-2017 .............................. 80

Grafik 4.10 Volume Ekspor Udang Indonesia ke Jepang Periode 2006-2017 ......... 82

Grafik 4.11 Volume Ekspor Udang Indonesia ke USA Periode 2006-2017 ............. 83

Grafik 4.12 Volume Ekspor Udang Indonesia ke Inggris Periode 2006-2017 ......... 84

Grafik 4.13 Volume Ekspor Udang Indonesia ke KorSel Periode 2006-2017 ......... 86

Grafik 4.14 Volume Ekspor Udang Indonesia ke Belanda Periode 2006-2017 ....... 87

Page 16: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Perdagangan Internasional ......................................................... 28

Gambar 2.2 Kurva Permintaan .................................................................................. 35

Gambar 2.3 Kurva Penawaran .................................................................................. 39

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 49

Page 17: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Estimasi Data Panel ................................................................ 111

A. Uji Chow .......................................................................................... 111

B. Uji Hausman .................................................................................... 112

C. Uji Lagrange Multiplier ................................................................... 113

D. Random Effect Model ...................................................................... 114

Lampiran 2 Data Penelitian .................................................................................. 115

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian .................................................................... 119

Page 18: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kebutuhan yang berbeda

antar satu negara dengan negara lain. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas,

sementara sumber daya saat ini yang begitu terbatas telah menjadi

permasalahan yang sama di suatu negara. Untuk mengatasi masalah tersebut,

maka diperlukan adanya kerjasama yang dalam hal ini bentuknya adalah

perdagangan. Tujuan dari perdagangan internasional adalah untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat di suatu negara.

Perdagangan internasional mewujudkan perdagangan yang bebas

dengan persaingan yang semakin ketat. Komoditas-komoditas harus mampu

bersaing dengan produk sejenis dari negara lain. Persaingan yang kompetitif

menyebabkan setiap negara harus dapat menciptakan efisiensi dalam produksi,

sehingga akan semakin terbuka bagi berbagai komoditas untuk bersaing baik

dari harga dan kualitas di pasar internasional. Perdagangan internasional akan

memberikan banyak keuntungan untuk negara dan masyarakat.

Perdagangan internasional menguntungkan, sebab tidak semua negara

mempunyai alat-alat produksi dan kondisi ekonomi yang sama baik dari

kuantitas maupun kualitas, sehingga menyebabkan perbedaan biaya produksi.

Oleh karena itu, bagi suatu negara, ketika biaya produksi suatu komoditas

tinggi, maka lebih menguntungkan melakukan impor daripada perdagangan di

dalam negeri. Ini akan menciptakan efisiensi dalam alokasi sumberdaya

ekonomi dunia. Sementara Adam Smith dan David Ricardo (dalam Sukirno,

2011) menyatakan bahwa perdagangan internasional dapat memberikan

Page 19: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

2

beberapa sumbangan yang mempercepat perkembangan dan pembangunan

ekonomi di suatu negara.

Proses perdagangan internasional dibagi menjadi dua, yaitu ekspor dan

impor. Eskpor dapat diartikan sebagai kegiatan penjualan atau pengiriman

barang, jasa atau modal yang berasal dari daerah pabean ke luar daerah pabean

melalui perjanjian atau tidak yang dilakukan oleh orang, badan hukum atau

negara sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ekspor terjadi ketika suatu negara

memiliki sumberdaya yang melimpah, sementara impor terjadi ketika suatu

negara kekurangan sumberdaya. Perbedaan antara nilai ekspor dan impor

dinamakan neraca perdagangan. Ketika nilai neraca perdagangan menunjukkan

hasil positif, maka nilai ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor, dan

sebaliknya. Ketika nilai impor lebih besar daripada nilai ekspor, akan

memperlihatkan bahwa neraca perdagangan bernilai negatif. Grafik 1.1 di

bawah ini menunjukkan nilai neraca perdagangan Indonesia tahun 2015-2018.

Grafik 1.1

Neraca Perdagangan Indonesia 2015-2018 (dalam juta US$)

Sumber: Kementerian Perdagangan (2019)

*Angka sementara

Neraca perdagangan Indonesia dari 2015-2017 menunjukkan hasil yang

positif. Nilai neraca perdagangan tahun 2015 dan 2016 secara berturut-turut

adalah 7.671,5 juta US$ dan 9.533,3 juta US$. Sementara di 2017, surplus

mencapai 11,842.6 juta US$. Ini merupakan yang tertinggi selama tiga tahun

-50000

0

50000

100000

150000

200000

Ekspor Impor Neraca

2015 2016 2017 2018*

Page 20: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

3

terakhir. Nilai ekspor 2017 adalah 168,828.2 juta US$ sedangkan nilai impor

156,985.6 juta US$. Hasil positif ini dikarenakan nilai ekspor Indonesia

mengalami kenaikan pada sektor non migas. Sektor ekspor non migas saat ini

sangat potensial untuk dikembangkan. Tabel 1.1 di bawah ini menunjukkan

nilai ekspor non migas Indonesia tahun 2014-2018.

Tabel 1.1

Ekspor Non Migas Indonesia Tahun 2015-2018 (dalam juta US$)

Sektor 2015 2016 2017 2018

Growth

(%)

2015-

2018

Peran

(%)

2018

Pertanian 3.726,5 3.436,2 3.671 3.434,4 -2,68 2,40

Industri 108.603,5 109.797,3 125.103.2 130.088,5 6,20 81,72

Pertambangan 19.456 18.146 24.303,8 29.281,5 14,60 15,88

Lainnya 5,9 4,9 5,9 5,8 -0.57 0,00

Total 131.791,9 131.384,4 153.083,9 162.810,2 7,30 100,00 Sumber: Kementerian Perdagangan (2019)

Nilai ekspor Indonesia yang sebelum itu didominasi oleh ekspor migas,

mulai tahun 1988 berubah. Setelah tahun 1988, sektor non migas Indonesia

mengalami peningkatan dan mulai menjadi sektor andalan dalam ekspor.

Sektor industri, pertambangan dan pertanian masih menjadi sektor yang

berkontribusi besar dalam ekspor non migas Indonesia. Ekspor sektor industri

tahun 2015 mencapai 108.603,5 juta US$, tumbuh sekitar 6,2% di 2017 menjadi

130.088,5 juta US$. Sementara sektor pertambangan memperlihatkan

pertumbuhan yang cukup baik yaitu 14,60% dari tahun 2015 ke 2018.

Sektor pertanian pada 2018 berkontribusi sebesar 2,40% dari

keseluruhan nilai ekspor non migas. Sektor pertanian sendiri merupakan sektor

primer hulu yang menjadi penyerap tenaga kerja, penyumbang pendapatan

nasional, penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang nilai

ekspor serta sebagai sumber pendapatan rumah tangga pedesaan.

Pada sektor pertanian, terdapat beberapa komoditas yang mendorong

ekspor pertanian Indonesia yaitu ikan dan udang serta kopi dan teh. Grafik 1.2

Page 21: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

4

di bawah ini merupakan 5 sub sektor pertanian unggulan ekspor Indonesia di

pasar internasional. Nilai ekspor sub sektor pertanian terbesar secara berturut-

turut adalah ikan dan udang; kopi, teh dan rempah-rempah; buah-buahan; biji-

bijian berminyak; dan bahan-bahan nabati. Nilai ekspor ikan dan udang dari

2015-2017 selalu meningkat. Nilai ekspor ikan dan udang tahun 2017 mencapai

2,757.1 juta US$.

Grafik 1.2

5 Unggulan Ekspor Sub Sektor Pertanian Tahun 2015-2018

(dalam juta US$)

Sumber: Kementerian Perdagangan (2019) *Angka sementara

Kenaikan nilai ekspor ikan dan udang tidak terlepas dari berbagai usaha

yang telah dilakukan oleh pemerintah seperti perluasan dan revitalisasi tambak,

peningkatan produksi, pembangunan infrastruktur untuk melancarkan arus

perpindahan barang, program asuransi bagi petambak serta program cara

budidaya ikan yang baik (CBIB). Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) adalah

penerapan cara memelihara dan atau membersarkan ikan serta memanen hasil

dalam lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan pangan dari

pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, pakan obat ikan dan bahan

kimia serta bahan biologi. Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas,

maka produk perikanan diharapkan aman untuk dikonsumsi sesuai persyaratan

yang dibutuhkan pasar. Produk perikanan harus mempunyai daya saing, baik

dalam mutu produk maupun efisiensi dalam produksi. Peningkatan mutu

produk perikanan budidaya lebih diarahkan untuk memberikan jaminan

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Ikan dan Udang Kopi, Teh danRempah-rempah

Buah-Buahan Biji-BijanBerminyak

Bahan-BahanNabati

2015 2016 2017 2018*

Page 22: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

5

keamanan pangan (food safety) mulai bahan baku hingga produk akhir hasil

budidaya yang bebas dari bahan cemaran seperti sesuai persyaratan pasar

(Dirjen Perikanan Budidaya, 2010).

Tabel 1.2

Total Produksi Perikanan Indonesia Tahun 2014-2017 (dalam ton)

Jenis 2014 2015 2016 2017

Pertumbuhan

2014-2017

(%)

Perikanan Tangkap

Tuna 313.873 255.452 273.336 293.333 -2,23

Cakalang 429.024 415.06 440.812 467.548 2,91

Tongkol 348.432 365.736 334.848 471.487 10,61

Kakap 332.842 323.071 311.738 492.267 13,93

Udang 273.133 274.523 292.299 400.073 13,57

Kembung 269.411 325.774 283.106 394.618 13,57

Layang 376.276 424.89 423.88 248.501 -12,92

Lainnya 3.637.005 3.820.160 3.755.450 3.656.388 0,18

Perikanan Budidaya

Rumput

Laut 10.076.992 11.269.342 11.050.301 10.547.553 1,53

Udang 639.369 607.152 692.568 919.987 12,9

Nila 999.695 1.084.281 1.114.156 1.280.009 8,59

Patin 418.002 339.669 392.918 319.967 -8,52

Bandeng 631.125 672.196 747.445 701.434 3,58

Lainnya 1.575.155 1.678.767 1.985.536 1.125.526 10,60

Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (2018)

Tabel 1.2 diatas adalah tabel total produksi perikanan Indonesia tahun

2014-2017. Baik perikanan tangkap maupun budidaya hampir di semua

komoditas setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan. Peningkatan produksi

perikanan baik tangkap maupun budidaya salah satunya dikarenakan oleh

program penangkapan illegal fishing dan revitalisasi tambak nasional. Hal ini

Page 23: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

6

juga dibenarkan oleh Ditjen Perikanan Budidaya yang menyatakan adanya

peningkatan dalam sisi produksi.

Kenaikan produksi perikanan ini tentunya memberikan keuntungan

bagi Indonesia. Terjadi peningkatan baik pada pendapatan untuk rumah tangga,

perusahaan maupun devisa negara. Faiqoh (2012) menyebutkan bahwa

produksi udang Indonesia mempengaruhi ekspor dalam jangka panjang.

Peningkatan produksi udang Indonesia sebanyak 1 ton akan menghasilkan

kenaikan sebesar 0,43 ton eskpor Indonesia dalam jangka panjang. Hal ini

disebabkan oleh besarnya potensi hasil perairan yang dimiliki oleh Indonesia

dengan didukung oleh usaha pelestarian alam sehingga jumlah pasokan

perikanan Indonesia terus terjaga.

Udang saat ini menjadi salah satu komoditas perikanan yang berpotensi

besar di pasar internasional. Udang merupakan salah satu golongan binatang air

yang termasuk dalam arthopoda (binatang berbuku-buku). Seluruh tubuh

terdiri dari ruas-ruas yang terbungkus oleh kerangka luar atau eksoskeleton dari

zat tanduk atau kitin dan diperkuat oleh bahan kapur kalsium karbonat. Udang

juga merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma

spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi (Soetomo, 2000).

Karena udang mengandung banyak manfaat baik bagi kesehatan tubuh,

terjadi peningkatan permintaan untuk komoditas udang. Pasar udang

menunjukkan pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Renub

Research (2019) memperkirakan pada akhir tahun 2024, permintaan udang di

pasar internasional mencapai 6,7 juta ton. Hal ini memberikan keuntungan bagi

negara-negara penghasil udang untuk dapat memanfaatkan peluang menguasai

pasar udang internasional.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah menetapkan 10

komoditas utama ekspor non migas dan udang menempati urutan ke-8. Pada

sektor perikanan, udang menjadi komoditas yang menyumbang share ekspor

Page 24: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

7

terbesar bagi Indonesia. Di tahun 2015, share ekspor udang mencapai 42,43

persen, diikuti TTC diposisi kedua sebesar 13,86 persen. Hal ini menunjukkan

bahwa udang menjadi komoditas yang penting bagi Indonesia di pasar

internasional.

Grafik 1.3

Share Ekspor Komoditas Utama Perikanan Indonesia Berdasarkan Value

Tahun 2015

Sumber: AP5I (2017)

Pada pasar internasional, India menjadi negara dengan ekspor udang

terbesar di dunia mengalahkan Ekuador dan Indonesia. Selama tahun 2014-

2017, pertumbuhan ekspor India mencapai 17 persen, sedangkan Ekuador dan

Indonesia secara berturut-turut sebesar 19 persen dan 3 persen. Sementara pada

Vietnam, terlihat bahwa ekspor mengalami penurunan. Tabel 1.3 berikut

menunjukkan ekspor udang beberapa negara ke pasar internasional.

Page 25: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

8

Tabel 1.3

Volume Ekspor Udang Beberapa Negara ke Pasar Internasional Tahun

2014-2017 (dalam ton)

Negara 2014 2015 2016 2017 Pertumbuhan %

India 338,636 369,018 412,924 541,303 17

Ekuador 229,073 284,988 324,340 384,806 19

Indonesia 131,150 129,992 134,496 142,300 3

Vietnam 284,225 184,626 223,122 180,808 -14

Thailand 72,096 68,805 100,956 95,816 10

Sumber: Comtrade (2018) (HS Code 030617)

Tabel 1.3 diatas menunjukkan pertumbuhan ekspor udang India,

Ekuador, Indonesia, Vietnam dan Thailand ke pasar internasional. India

menjadi negara dengan ekspor terbanyak selama 2014-2017. Ini dikarenakan

dukungan dari berbagai pihak mulai dari petani, swasta dan pemerintah.

Dengan kekayaan laut yang sangat besar dan posisi yang kuat dalam

perdagangan perikanan global, petani India memanfaatkan keuntungan tersebut

dengan baik. Budidaya yang sebelumnya terpusat pada jenis udang black tiger

yang rentan akan virus, kini mulai berubah ke jenis vannamei. Mulai dari

kualitas benur sampai pengairan terus dijaga dengan baik. Swasta dan para

pengusaha mulai tertarik dengan komoditas udang ini. Investasi banyak

dikeluarkan baik itu untuk budidaya, infrastruktur dan berbagai teknologi

pengolahan lain. Menurut Care Ratings (2017), India memiliki 20.255 juta ton

kapasitas pemrosesan dengan 506 pabrik pemrosesan. Prosesor udang

dilengkapi dengan cold storage canggih dengan kapasitas berkisar antara 1.000

metric ton (MT) sampai 10.000 MT dimana udang olahan dapat disimpan

hingga 1 tahun menggunakan proses Individual Quick Freezing (IQF) dengan

pembekuan -27 derajat celcius. Hasil menunjukkan, produksi dan ekspor udang

India meningkat.

Permintaan impor Amerika Serikat yang tinggi untuk udang selama

lima tahun terakhir, dikombinasikan dengan penurunan produksi udang Asia

Page 26: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

9

karena wabah sindrom kematian dini (Early Mortality Syndrome), telah

meningkatkan pertumbuhan ekspor udang Ekuador. Saat ini, 95 persen dari

total produksi udang Ekuador adalah spesies Litopenaeus vannamei. Lokasi

Ekuador yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa, dengan cuaca yang baik,

memungkinkan petani udang Ekuador memanen tiga kali setiap tahun. Untuk

meningkatkan produksi, industri udang Ekuador telah berinvestasi dalam

pendirian sekitar 300 laboratorium khusus yang memproduksi larva udang.

Udang Ekuador diproduksi dengan unsur probiotik yang tidak memengaruhi

produksi, lingkungan atau manusia. Sejak 2005, tidak ada peringatan karena

temuan antibiotik atau zat berbahaya pada udang. Ekuador memimpin

teknologi global yang diterapkan pada budidaya udang. Serta 90 persen dari

area produksi memiliki sertifikasi akuakultur yang baik dan terakreditasi

dengan standar Uni Eropa (Piedrahita, 2018).

Amerika Serikat sebelumnya menjadi pasar ekspor utama untuk udang

Vietnam, namun saat ini kuantitasnya mulai berkurang. Menurut Vietnam

Association of Seafood Exporters and Producers (VASEP), penurunan ini

dikarenakan peningkatan bea masuk anti-dumping Amerika Serikat yang

diberikan untuk produk udang Vietnam. Jika dibandingkan dengan India dan

Thailand, bea masuk anti-dumping Vietnam menjadi yang tertinggi. Sementara

untuk Indonesia dan Ekuador tidak dikenakan biaya dumping.

Terjadi penurunan ekspor di Indonesia, Vietnam, dan Thailand pada

tahun 2015. Pada paruh pertama 2015, produksi global udang lebih rendah dari

tahun sebelumnya, terutama di negara-negara Asean. Cuaca panas yang

ekstrem, menyebabkan penundaan tiga bulan musim hujan yang memunculkan

penyakit dan memengaruhi volume produksi secara keseluruhan. Permintaan

global untuk udang pun melemah selama periode 2015 dikarenakan oleh

peningkatan harga udang di pasar internasional.

Pasar utama ekspor udang Indonesia adalah Amerika Serikat, negara-

negara di Asia Timur dan Uni Eropa. Ini sesuai dengan AP5I (Asosiasi

Page 27: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

10

Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia) yang

menyatakan bahwa pasar udang Indonesia adalah Amerika Serikat, Jepang, Uni

Eropa dan saat ini tengah berkembang di Asia. Ekspor ke negara-negara

tersebut dalam 4 tahun terakhir terlihat berfluktuasi, seperti yang ditunjukkan

pada tabel 1.4 di bawah ini.

Tabel 1.4

Nilai Ekspor Udang Indonesia ke Beberapa Negara Tujuan

(dalam ribuan US$)

Negara 2014 2015 2016 2017 Pertumbuhan (%)

Jepang 304.684 271.655 263.118 288.008 -1

AS 904.683 737.853 846.575 978.867 2

Inggris 24.329 31.694 23.137 15.818 -10

Belanda 9.792 12.571 9.658 7.382 -7

Korea 7.762 6.915 5.897 6.505 -4

Sumber: Badan Pusat Statisik (2018)

Nilai ekspor udang Indonesia selama 2014-2017 berfluktuasi

dibeberapa negara tujuan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan

ekspor udang Indonesia salah satunya dengan meningkatkan produksi udang.

Ditjen Budidaya Perikanan menjelaskan, saat ini pemerintah tengah melakukan

berbagai upaya seperti pengembangan lahan-lahan budidaya baru, intensifikasi

tambak dari tambak tradisional ke intensif atau super intensif dan dukungan

penelitian untuk mendapatkan benih unggul serta penanggulangan virus dan

penyakit. Produksi udang Indonesia yang meningkat setiap tahunnya telah

memberikan arti tersendiri dalam peningkatan devisa dari ekspor non-migas,

sebab udang telah dapat menunjukkan dominasinya sebagai salah satu

komoditas andalan ekspor di pasaran dunia (Syahfdi, 2010). Ini sejalan dengan

pernyataan dari Samsundari (2010), bahwa ekspor udang ke Amerika Serikat

dipengaruhi produksi udang domestik. Produksi udang Indonesia menentukan

besarnya penawaran ekspor udang ke negara tujuan utama.

Page 28: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

11

Dalam transaksi perdagangan, harga suatu komoditas merupakan salah

satu faktor yang harus diperhatikan karena harga dapat menjadi penentu

seberapa banyak komoditas tersebut akan diperdagangkan. Harga suatu

komoditas juga dapat mempengaruhi ekspor. Kenaikan harga barang ekspor

akan mengurangi permintaan barang ekspor tersebut di luar negeri. Apabila

harga barang-barang ekspor mengalami penurunan, maka akibat yang

ditimbulkan sebaliknya (Sukirno, 2011).

Samsundari (2010) juga menyebut ekspor udang Indonesia sangat

dipengaruhi oleh harga ekspor ke negara tersebut. Vietnam sebagai negara

pesaing Indonesia merupakan ancaman paling potensial bagi pangsa udang

Indonesia di pasar Jepang. Harga rata-rata udang Vietnam yang lebih rendah

dan kompetitif dibandingkan Indonesia membuat daya saing produk udang

Vietnam di pasar udang Jepang sangat kuat (Syahfdi, 2010).

Grafik 1.4

Harga Udang Ekspor Indonesia dan Vietnam ke Jepang Tahun 2009-2011

Sumber: Comtrade (2018)

Hal ini sejalan dengan Aisya dkk (2005) yang menjelaskan bahwa harga

udang ekspor juga memengaruhi ekspor. Lubis (2010) dalam penelitiannya

mengenai ekspor komoditas pertanian menunjukkan bahwa peningkatan harga

ekspor menurunkan permintaan ekspor.

Selain itu, perubahan GDP negara tujuan ekspor utama udang Indonesia

memengaruhi permintaan negara tersebut terhadap udang domestik (Syahfdi,

10.693 10.28311.974

6.656.14 6.2

2009 2010 2011

Indonesia Vietnam

Page 29: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

12

2010 dan Ardiyanti, 2018). Besarnya GDP negara importir menunjukkan

peningkatan konsumsi udang masyarakat di negara importir. Peningkatan

ekspor akibat peningkatan GDP negara importir menunjukkan, bahwa negara

eksportir memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar internasional (Hatab et.

al, 2010).

Grafik 1.5

GDP (dalam juta US$) dan Volume Ekspor Menurut Negara

Tahun 2013

Sumber: World Bank dan Trade Map (2014)

Kenaikan GDP negara tujuan ekspor akan membuat negara tersebut

semakin berpeluang untuk melakukan kegiatan impor yang lebih besar

(Raihanisyah, 2013). Temuan ini sejalan dengan teori yang dipaparkan oleh

Sukirno (2006) yang menyatakan impor suatu negara sangat berhubungan

dengan pendapatan nasional negara tersebut, dimana semakin tinggi

pendapatan maka semakin tinggi pula kemampuan negara tersebut melakukan

impor dari negara lain. GDP negara tujuan ekspor berpengaruh signifikan dan

positif terhadap ekspor Indonesia. Hal ini menjelaskan bahwa setiap

peningkatan GDP negara tujuan ekspor akan meningkatkan ekspor Indonesia

(Siburian, 2012).

Sedangkan menurut Lipsey et al. (1995) dalam Maulana (2017), jumlah

penduduk memiliki hubungan positif dengan banyaknya komoditas yang

diminta. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah penduduk suatu

negara, akan meningkatkan jumlah komoditas yang dibeli. Sedangkan menurut

0

5000000

10000000

15000000

20000000

Jepang AmerikaSerikat

Inggris Belanda Korea

GDP

Page 30: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

13

Salvatore (2013), meningkatnya jumlah penduduk akan meningkatkan

konsumsi, yang berarti meningkatkan permintaan domestik negara tersebut

akan suatu komoditas. Ketika negara tersebut tidak dapat memenuhi

permintaan domestik, maka impor pun dilakukan. Hal ini tentu menguntungkan

bagi negara eksportir, karena negara importir dapat lebih banyak menyerap

penawaran dari negara eksportir.

Grafik 1.6

Jumlah Penduduk Negara Tujuan (dalam ribu jiwa) dan

Volume Ekspor (dalam ton) Tahun 2017

Sumber: World Bank dan Trade Map (2018)

Raihanisyah (2013) melakukan penelitian dengan hasil yaitu, ketika

jumlah penduduk negara tujuan meningkat sebesar 1 persen maka ekspor

Indonesia ke negara tujuan tersebut meningkat sebesar 0,92 persen. Ini

membuktikan bahwa jumlah penduduk negara tujuan menunjukkan potensi

pasar produk ekspor. Semakin besar penduduk negara tujuan, maka permintaan

negara tersebut akan barang impor juga semakin besar (Nurhayati, 2018).

Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan yaitu produksi dan

harga udang yang berfluktuasi, serta GDP negara tujuan dan jumlah penduduk

yang berbeda-beda maka judul yang diambil adalah PENGARUH PRODUKSI,

HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA TUJUAN DAN JUMLAH

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000

Jepang

Amerika Serikat

Inggris

Belanda

Korea

Ekspor Jumlah Penduduk

Page 31: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

14

PENDUDUK NEGARA TUJUAN TERHADAP EKSPOR UDANG

INDONESIA PERIODE 2006-2017.

B. Batasan Masalah

Dalam Penelitian ini, penulis akan membatasi permasalahan, yaitu

mengenai:

a) Variabel produksi, harga udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah

penduduk negara tujuan sebagai variabel bebas (X). Keempat variabel

tersebut merupakan beberapa variabel yang mempengaruhi variabel ekspor

udang Indonesia sebagai variabel terikat (Y).

b) Subyek dalam penelitian ini adalah negara-negara yang menerima ekspor

udang terbesar dari Indonesia, yaitu meliputi Jepang, Amerika Serikat,

Inggris, Korea Selatan dan Belanda.

c) Penelitian ini mengkaji tentang perkembangan ekspor udang Indonesia dan

bagaimana produksi, harga udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah

penduduk negara tujuan berpengaruh terhadap ekspor udang Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan ekspor udang Indonesia ke negara tujuan

periode 2006-2017?

2. Bagaimana pengaruh produksi, harga udang ekspor, GDP negara tujuan dan

jumlah penduduk negara tujuan terhadap ekspor udang Indonesia ke periode

2006-2017?

Page 32: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

15

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan, adapun tujuan dari penelitian

ini adalah:

1. Mengetahui perkembangan ekspor udang Indonesia ke negara tujuan

periode 2006-2017.

2. Mengetahui pengaruh produksi, harga udang ekspor, GDP negara tujuan

dan jumlah penduduk negara tujuan terhadap ekspor udang Indonesia

periode 2006-2017.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, sebagai penerapan ilmu yang didapat selama masa studi di

universitas dan melengkapi syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata

satu (S-1).

2. Bagi akademik, diharapkan sebagai sumbangan pemikiran mengenai

ekspor, lebih khusus pada faktor yang dapat memengaruhi ekspor udang

Indonesia.

3. Bagi praktisi, diharapkan penelitian ini memberikan informasi bagi

pengambil kebijakan dalam upaya peningkatan ekspor udang Indonesia.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Berdasarkan tinjauan terdahulu yang sudah penulis kumpulkan melalui

berbagai sumber kepustakaan, penulis akan memberikan beberapa perbedaan

antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu:

1. Hasil penelitian dari Rahmah, Supriana dan Kesuma tentang Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang di Indonesia. Tujuan penelitian ini

yaitu untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor

udang di Indonesia. Metode analisis data yang digunakan adalah metode

Page 33: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

16

Generalized Least Square (GLS). Hasilnya menunjukkan variabel yang

berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor udang Indonesia adalah

variabel produksi udang Indonesia, dan GDP negara tujuan ekspor. Variabel

yang berpengaruh tidak signifikan terhadap volume ekspor udang Indonesia

adalah variabel nilai tukar rupiah terhadap dollar. Variabel produksi udang

Indonesia berpengaruh negatif secara signifikan, sedangkan variabel GDP

negara tujuan ekspor berpengaruh positif terhadap volume ekspor udang

Indonesia.

2. Boansi (2014) dalam Determinants of Agricultural Export Trade: A

CoIntegration Analysis for Cotton Lint Exports from Chad. Penelitian ini

menggunakan Johansen Full Information Maximum Likelihood test. Hasil

menunjukkan bahwa produksi benang katun, daya saing dalam ekspor, volume

ekspor benang katun dunia dan harga ekspor benang katun adalah kunci dari

faktor-faktor yang menentukan ekspor benang katun. Namun hanya harga

ekspor benang katun yang berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor dalam

jangka panjang.

3. Saptanto dan Soetjitpto (2010) Analisis Model Ekspor Komoditas Perikanan

Indonesia dengan Pendekatan Gravity Model. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui potensi ekspor perikanan Indonesia di 28 negara tujuan ekspor dan

faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekspor perikanan dengan menggunakan

pendekatan Gravity Model yang diaplikasikan dalam subsektor perikanan.

Variabel-variabel yang digunakan antara lain nilai ekspor riil, GDP nominal,

jumlah penduduk, jarak relatif, nilai tukar riil efektif dan interaksi antara tarif

dengan dummy integrasi ekonomi. Metode analisis yang digunakan adalah

analisis data panel dengan menggunakan fixed effect. Hasil penelitian

menunjukkan variabel-variabel yang signifikan dalam mempengaruhi nilai

ekspor komoditas perikanan Indonesia adalah GDP nominal Indonesia, GDP

nominal negara partner dagang, jarak relatif, populasi penduduk Indonesia,

populasi penduduk negara partner dagang, nilai tukar riil efektif negara partner

Page 34: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

17

dagang, tarif di negara ASEAN dan tarif di negara APEC. Sedangkan variabel

nilai tukar riil Indonesia berpengaruh tidak signifikan.

4. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Suryana, Fariyanti dan Rifin (2014)

mengenai Analisis Perdagangan Kakao Indonesia di Pasar Internasional.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi perdagangan kakao Indonesia di pasar internasional.

Pengukuran menggunakan Gravity Model menunjukkan bahwa variabel yang

berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao biji Indonesia adalah GDP riil

per kapita negara tujuan, nilai tukar, dan bea keluar kakao biji. Variabel yang

berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao powder Indonesia adalah GDP

riil per kapita Indonesia dan negara-negara tujuan serta nilai tukar, sementara

semua variabel signifikan dalam mempengaruhi ekspor kakao butter.

5. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hatab, Romstad dan Huo (2010) berjudul

Determinants of Egyptian Agricultural Exports: A Gravity Model Approach.

Menggunakan pendekatan Gravity Model untuk menganalisis faktor-faktor

utama yang mempengaruhi ekspor agribisnis Mesir ke mitra dagang utamanya

untuk periode 1994 hingga 2008. Hasilnya menunjukkan bahwa GDP negara

importir, GDP negara eksportir, nilai tukar, common border dan common

language berpengaruh positif signifikan. Untuk GDP perkapita negara

eksportir dan jarak berpengaruh negatif signifikan. Sedangkan GDP per kapita

negara importir, trade openness negara eksportir dan importir serta RTA

(perjanjian perdagangan internasional) tidak berpengaruh signifikan.

6. Nurhayati, Hartoyo Dan Mulatsih (2018) mengenai Pengembangan Pasar

Ekspor Lada Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang memengaruhi ekspor komoditas lada. Penelitian ini menggunakan gravity

model. Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang signifikan memengaruhi

permintaan ekspor lada indonesia adalah PDB per kapita, populasi, harga

ekspor, jarak ekonomi dan tarif. Variabel PDB per kapita dan populasi memiliki

hubungan yang positif signifikan. Sedangkan harga, jarak ekonomi dan tarif

negatif signifikan terhadap ekspor lada.

Page 35: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

18

7. Maulana dan Kartiasih (2017) Analisis Ekspor Kakao Olahan Indonesia ke

Sembilan Negara Tujuan Tahun 2000–2014. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis daya saing ekspor kakao olahan Indonesia ke sembilan negara

tujuan dan faktor-faktor penentu volume ekspor kakao olahan Indonesia. Dua

metode analisis yang digunakan yaitu Revealed Comparative Advantage (RCA)

dan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kakao olahan

Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang tinggi di Spanyol, sementara

di Singapura memiliki keunggulan komparatif yang terendah. Hasil regresi data

panel menunjukkan bahwa PDB, populasi, RCA, dan kebijakan bea keluar

signifikan secara statistik dan berpengaruh positif terhadap volume ekspor

kakao, sedangkan harga kakao olahan memiliki pengaruh yang negative.

8. Raihanisyah (2017) Analisis Determinan dan Daya Saing Ekspor Karet Alam

Indonesia Di Pasar Dunia. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh variabel

bebas Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, PDB negara tujuan ekspor

karet alam Indonesia, populasi negara tujuan ekspor karet alam Indonesia, jarak

dan nilai tukar riil negara tujuan ekspor karet alam Indonesia. Dengan

menggunakan analisis Revealed Comparative Advantage (RCA) dan data

panel, variabel penjelas yang signifikan memengaruhi ekspor karet alam

Indonesia nilai PDB perkapita Indonesia, PDB perkapita negara tujuan ekspor,

jumlah penduduk negara tujuan ekspor (POPj) dan IRCo. Sementara itu

variabel jarak (DST), REER dan Harga Minyak Mentah (HMM) tidak

signifikan berpengaruh secara statistik terhadap ekspor karet alam Indonesia.

9. Mia Ayu Wardani, Sri Mulatsih dan Wiwiek Rindayati (2018) Competitiveness

and Factors Affecting Indonesian Food Industry’s Export to Regional

Comprehensive Economic Partnership. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis daya saing komparatif dan dinamika ekspor industri makanan dan

minuman Indonesia serta faktor-faktor yang memengaruhi ekspor industri

tersebut ke kawasan RCEP. Metode yang digunakan adalah analisis Revealed

Comparative Advantage (RCA), Export product Dynamic (EPD) dan analisis

data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri makanan dan

Page 36: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

19

minuman Indonesia memiliki daya saing yang kuat di pasar RCEP kecuali pada

negara Australia, Kamboja, Jepang, Korea dan Laos. Sedangkan posisi

dinamika ekspor industri makanan dan minuman Indonesia berada pada posisi

rising star pada sepuluh negara dan sisanya berada pada posisi falling star dan

retreat. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap ekspor industri

makanan minuman Indonesia adalah jarak ekonomi, GDP riil perkapita negara

tujuan, populasi negara tujuan, harga ekspor, keterbukaan perdagangan dan

tarif.

10. William Greene (2013) dalam Export Potential for U.S. Advanced Technology

Goods to India Using a Gravity Model Approach. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor barang teknologi maju

Amerika Serikat ke India. Metode yang digunakan adalah Gravity Model.

Hasilnya menunjukkan bahwa GDP perkapita AS, GDP perkapita India, trade

freedom, importers’ physical land area, India’s stage of economic

development, common culture, exporting to island trading partners, and

common membership in a regional trade berpengaruh positif signifikan.

Sedangkan biaya transportasi (distance) berpengaruh negatif signifikan

terhadap ekspor barang teknologi maju Amerika Serikat ke India.

Page 37: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

20

Tabel 1.5

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul

Penelitian

Variabel dan

Alat Analisis

Hasil Penelitian Perbedaan

Penelitian

1 Rahmah,

Supriana

dan

Kesuma

Analisis

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Ekspor Udang

di Indonesia

Dependen:

volume ekspor

udang Indonesia.

Indipenden:

produksi udang

Indonesia, nilai

tukar rupiah

terhadap dollar

dan GDP negara

tujuan ekspor.

Alat Analisis:

Data panel dengan

model

Generalized Least

Square (GLS)

Hasilnya menunjukkan

variabel yang berpengaruh

secara signifikan terhadap

ekspor udang Indonesia

adalah variabel produksi

udang Indonesia, dan GDP

negara tujuan ekspor.

Variabel yang berpengaruh

tidak signifikan terhadap

ekspor udang Indonesia

adalah variabel nilai tukar

rupiah terhadap dollar.

Variabel

independen:

nilai tukar

rupiah

Metode: GLS

Periode: 2002-

2012

Objek: 13

negara tujuan

ekspor

Komoditas:

sama

2 Boansi

(2014)

Determinants

of Agricultural

Export Trade:

A

CoIntegration

Analysis for

Cotton Lint

Exports from

Chad

Dependen:

ekspor benang

katun.

Independen:

produksi benang

katun, daya saing

dalam ekspor,

volume ekspor

benang katun

dunia dan harga

ekspor benang

katun.

Alat Analisis:

Johansen Full

Information

Maximum

Likelihood test.

Hasil menunjukkan bahwa

produksi benang katun,

daya saing dalam ekspor,

volume ekspor benang

katun dunia dan harga

ekspor benang katun adalah

kunci dari faktor-faktor

yang menentukan ekspor

benang katun. Namun

hanya harga ekspor benang

katun yang berpengaruh

signifikan terhadap nilai

ekspor dalam jangka

panjang.

Variabel

independen:

daya saing

dalam ekspor

Metode:

Johansen Full

Information

Maximum

Likelihood test

Periode: 1983-

2011

Objek: 27

negara tujuan

ekspor

Komoditas:

benang katun

Page 38: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

21

3 Saptanto

dan

Soetjitpto

(2010)

Analisis Model

Ekspor

Komoditas

Perikanan

Indonesia

Dependen: nilai

ekspor riil

Indipenden: GDP

nominal, jumlah

penduduk, jarak

relatif, nilai tukar

riil efektif dan

interaksi antara

tarif dengan

dummy integrasi

ekonomi.

Alat Analisis:

Data panel dengan

model FEM

GDP nominal Indonesia,

GDP nominal negara

partner dagang, jarak

relatif, populasi penduduk

Indonesia, populasi

penduduk negara partner dagang, nilai tukar riil

efektif negara partner

dagang, tarif di negara ASEAN dan tarif di negara

APEC berpengaruh

signifikan. Sedangkan

variabel nilai tukar riil

Indonesia berpengaruh

tidak signifikan terhadap

ekspor komoditas

perikanan.

Variabel

independen:

jarak relatif,

nilai tukar riil,

tarif, dummy

integrasi

ekonomi

Metode: FEM

Periode: 1996-

2007

Objek: Belgia,

Malaysia,

Prancis,

Jerman,

Kanada, Italia,

Spanyol,

Filipina, Mesir.

Komoditas:

perikanan

4 Suryana,

Fariyanti

dan Rifin

(2014)

Analisis

Perdagangan

Kakao

Indonesia di

Pasar

Internasional.

Dependen: ekspor

kakao

Indipenden:

GDP riil perkapita

negara tujuan,

nilai tukar, bea

keluar kakao, dan

GDP riil perkapita

Indonesia.

Alat Analisis:

Gravity Model

dengan FEM

Variabel yang berpengaruh

signifikan terhadap ekspor

kakao biji Indonesia adalah

GDP riil per kapita negara

tujuan, nilai tukar, dan bea

keluar kakao biji. Variabel

yang berpengaruh

signifikan terhadap ekspor

kakao powder Indonesia

adalah GDP riil per kapita

Indonesia dan negara-

negara tujuan serta nilai

tukar, sementara semua

variabel signifikan dalam

mempengaruhi ekspor

kakao butter.

Variabel

independen:

nilai tukar riil,

bea keluar,

GDP riil

perkapita

Indonesia

Metode:

Gravity model

FEM

Periode: 2008-

2012

Objek: Malaysia,

Singapura,

Brazil, China,

Thailand,

Kanada,

Jerman, India,

Belanda

Page 39: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

22

Komoditas:

kakao

5 Hatab,

Romstad

dan Huo

(2010)

Determinants

of Egyptian

Agricultural

Exports: A

Gravity Model

Approach.

Dependen: eskpor

komoditas

pertanian

Indipenden: GDP

negara importir,

GDP negara

eksportir, nilai

tukar, GDP

perkapita

importir, GDP

perkapita

eksportir, jarak,

trade openness

dan RTA.

Alat Analisis:

Gravity Model

dengan FEM

GDP negara importir, GDP

negara eksportir, nilai

tukar, common border dan

common language

berpengaruh positif

signifikan. Untuk GDP

perkapita negara eksportir

dan jarak berpengaruh

negatif signifikan.

Sedangkan GDP per kapita

negara importir, trade

openness negara eksportir

dan importir serta RTA

(perjanjian perdagangan

internasional) tidak

berpengaruh signifikan.

Variabel

independen:

GDP eksportir,

nilai tukar,

GDP perkapita

importir dan

eksportir,

jarak, trade

openness,

RTA. Metode:

Gravity model

FEM

Periode: 1994-

2008

Objek: 50

negara tujuan

ekspor

Komoditas:

pertanian

6 Nurhayati,

Hartoyo

Dan

Mulatsih

(2018)

Pengembangan

Pasar Ekspor

Lada

Indonesia.

Dependen: ekspor

lada

Independen: PDB

per kapita,

populasi, harga

ekspor, jarak

ekonomi dan tarif.

Alat Analisis:

Gravity Model

dengan FEM

Variabel PDB per kapita

dan populasi memiliki

hubungan yang positif

signifikan. Sedangkan

harga, jarak ekonomi dan

tarif negatif signifikan

terhadap ekspor lada.

Variabel

independen:

GDP

perkapita,

jarak ekonomi,

tarif. Metode:

Gravity model

FEM

Periode: 2002-

2016

Objek: 19

negara tujuan

ekspor

Komoditas:

lada

7 Maulana

dan

Analisis

Ekspor Kakao

Olahan

Dependen: ekspor

kakao olahan

Nilai RCA kakao olahan

Indonesia ke sembilan

negara tujuan utama ekspor

Variabel

independen:

bea keluar

Page 40: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

23

Kartiasih

(2017)

Indonesia ke

Sembilan

Negara Tujuan

Tahun 2000–

2014

Independen:

PDB, populasi,

harga dan bea

keluar.

Alat Analisis:

RCA dan FEM

tidak semuanya memiliki

keunggulan komparatif

atau tidak semuanya

memiliki nilai lebih dari 1.

PDB, populasi dan

kebijakan bea keluar

signifikan secara statistik

dan berpengaruh positif

terhadap volume ekspor

kakao, sedangkan harga

kakao olahan memiliki

pengaruh yang negatif.

Metode: RCA

dan FEM

Periode: 2000-

2014

Objek: 9

negara tujuan

ekspor

Komoditas:

kakao

8 Raihanisy

ah (2017)

Analisis

Determinan

dan Daya

Saing Ekspor

Karet Alam

Indonesia Di

Pasar Dunia.

Dependen:

ekspor karet alam

Indipenden:

PDB perkapita

Indonesia, PDB

perkapita negara

tujuan ekspor,

populasi negara

tujuan, jarak,

harga minyak

mentah dan nilai

tukar riil.

Alat Analisis:

RCA dan REM

Indonesia memiliki nilai

RCA yang meningkat

setiap tahunnya. Variabel

penjelas yang signifikan

mempengaruhi adalah PDB

perkapita Indonesia, PDB

perkapita negara tujuan,

jumlah penduduk negara

tujuan dan IRCo.

Sementara itu variabel

jarak (DST), REER dan

Harga Minyak Mentah

tidak signifikan

berpengaruh.

Variabel

independen:

PDB perkapita

Indonesia dan

negara tujuan

ekspor, jarak,

harga minyak

mentah dan

nilai tukar riil.

Metode: RCA

dan REM

Periode: 2001-

2014

Objek: 10

negara tujuan

ekspor

Komoditas:

karet alam

9 Mia Ayu

Wardani,

Sri

Mulatsih

dan

Wiwiek

Rindayati

(2018)

Competitivenes

s and Factors

Affecting

Indonesian

Food

Industry’s

Export to

Regional

Comprehensiv

e Economic

Partnership.

Dependen: ekspor

industri makanan

Independen: jarak

ekonomi, GDP riil

perkapita negara

tujuan, populasi

negara tujuan,

harga ekspor,

keterbukaan

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

industri makanan dan

minuman Indonesia

memiliki daya saing yang

kuat di pasar RCEP kecuali

pada negara Australia,

Kamboja, Jepang, Korea

dan Laos. Sedangkan posisi

dinamika ekspor industri

makanan dan minuman

Indonesia berada pada

Variabel

independen:

GDP riil

perkapita

negara tujuan,

jarak ekonomi,

keterbukaan

perdagangan

dan tarif.

Metode: RCA,

EPD dan FEM

Page 41: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

24

perdagangan dan

tarif.

Alat Analisis:

RCA, EPD, dan

data panel.

posisi rising star pada

sepuluh negara dan sisanya

berada pada posisi falling

star dan retreat. Faktor-

faktor yang berpengaruh

signifikan terhadap ekspor

industri makanan minuman

Indonesia adalah jarak

ekonomi, GDP riil

perkapita negara tujuan,

populasi negara tujuan,

harga ekspor, keterbukaan

perdagangan dan tarif.

Periode: 2000-

2016

Objek: 16

negara tujuan

ekspor

Komoditas:

makanan

10 William

Greene

(2013)

Export

Potential for

U.S. Advanced

Technology

Goods to India

Using a

Gravity Model

Approach

Dependen:

Ekspor barang

teknologi maju

Independen:

GDP perkapita

AS, GDP

perkapita India,

trade freedom,

importers’

physical land

area, India’s

stage of economic

development,

common culture,

exporting to

island trading

partners, and

common

membership in a

regional trade,

biaya transportasi

(distance), nilai

tukar, populasi

eksportir,

populasi importir,

tarif, index of

overall economic

competitiveness,

landlocked,

GDP perkapita AS, GDP

perkapita India, trade

freedom, importers’

physical land area, India’s

stage of economic

development, common

culture, exporting to island

trading partners, and

common membership in a

regional trade berpengaruh

positif signifikan.

Sedangkan biaya

transportasi (distance)

berpengaruh negatif

signifikan terhadap ekspor

barang teknologi maju

Amerika Serikat ke India.

Variabel

independen:

GDP perkapita

Amerika

Serikat dan

India, trade

freedom,

importers’

physical land

area, India’s

stage of

economic

development,

common

culture,

exporting to

island trading

partners, and

common

membership in

a regional

trade, biaya

transportasi

(distance),

nilai tukar,

populasi

eksportir, tarif, index of overall

economic

competitivenes

s, landlocked,

Page 42: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

25

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan pada penelitian ini, maka

pembahasan ini akan dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:

BAB I, PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Latar Belakang, Batasan

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu dan Sistematika

Penulisan.

BAB II, TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan membahas mengenai teori Terkait dengan

variabel penelitian seperti teori perdagangan internasional,

komoditas udang, ekspor, teori permintaan dan penawaran,

produksi, harga, GDP, jumlah penduduk serta juga menjelaskan

coastal dan

common

language.

Alat Analisis:

Gravity Model

dengan FEM

coastal dan

common

language

Metode:

Gravity Model

FEM

Periode:

Objek: India

Komoditas:

tekonologi

maju

Page 43: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

26

hubungan antar variabel, kerangka pemikiran dan hipotesis

penelitian.

BAB III, METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan menjelaskan metodologi penelitian yang akan

digunakan dalam penelitian ini, yaitu

a. Populasi dan Sampel

b. Tempat dan Waktu Penelitian

c. Sumber Data

d. Instrumen Penelitian

e. Teknik Pengumpulan Data

f. Teknik Pengolahan Data

BAB IV, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai temuan hasil

penelitian dan pembahasannya.

BAB V, SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan berisi tentang simpulan dan saran dalam

penelitian.

Page 44: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah kegiatan yang terkait dengan

perdagangan antara suatu tempat dengan tempat lain dan melewati batas-batas

negara, bersifat interdependensi dengan menerapkan aturan tradisional, bilateral,

regional maupun yang telah disepakati secara internasional melalui perjanjian atau

dalam keanggotaan suatu institusi global. Perdagangan internasional memberikan

manfaat kepada negara yang mempunyai sumber daya alam melimpah dan

memberikan jaminan pasar yang dapat bersaing dengan harga yang terkendali serta

stabil di era perdagangan bebas (Purwito dan Indriyani, 2015).

Menurut Nopirin (2001), perdagangan internasional dapat terjadi karena:

a. Perbedaan harga barang di berbagai negara yang ditentukan oleh biaya

produksi. Tiap negara dapat saja berbeda ongkos produksi untuk

menghasilkan barang tertentu. Ini dikarenakan perbedaan kuantitas, jenis,

kualitas dan cara produksi.

b. Perbedaan selera penduduk di suatu negara. Selera berperan penting dalam

permintaan barang suatu negara. Ketika persediaan tidak mampu memenuhi

permintaan, suatu negara dapat melakukan impor dari negara lain. Bahkan

jika penduduk di suatu negara lebih menyukai barang-barang dari negara

lain, maka besar kemungkinan impor juga akan terjadi.

c. Perbedaan pendapatan. Ketika pendapatan penduduk di suatu negara

mengalami peningkatan, konsumsi akan barang dan jasa baik dalam negeri

maupun impor juga akan naik.

Page 45: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

28

Gambar 2.1

Kurva Perdagangan Internasional

Sumber: Salvatore (2013)

Gambar 2.1 di atas menjelaskan terjadinya perdagangan internasional

antara negara A dan negara B. Negara A adalah negara pengekspor sedangkan

negara B adalah negara pengimpor. Perdagangan internasional ini terjadi akibat

kelebihan penawaran pada negara A dan kelebihan permintaan pada negara B.

Harga suatu komoditas negara A sebesar Pa dan di negara B sebesar Pb, ceteris

paribus. Pada pasar internasional, harga negara A akan lebih kecil yaitu berada

pada harga P* sehingga negara A akan mengalami kelebihan penawaran (excess

supply). Di negara B, harga suatu komoditas lebih besar dibandingkan harga pada

pasar internasional. Sehingga terjadi kelebihan permintaan (excess demand).

Pada keseimbangan di pasar internasional, kelebihan penawaran negara A

menjadi penawaran pada pasar internasional yaitu pada kurva ES. Sedangkan

kelebihan permintaan negara B menjadi permintaan pada pasar internasional yaitu

sebesar ED. Kelebihan penawaran dan permintaan tersebut menyebabkan terjadi

keseimbangan harga sebesar P*. Ini akan mengakibatkan negara A mengekspor

dan negara B mengimpor komoditas tertentu dengan harga sebesar P* di pasar

internasional. Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa perdagangan

internasional terjadi karena perbedaan antara harga domestik (Pa dan Pb) dan

harga internasional (P*); serta permintaan (ED) dan penawaran (ES) pada

komoditas tertentu. Selain itu, nilai tukar mata uang (exchange rate) pada pasar

Page 46: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

29

internasional antara suatu negara dengan negara lain secara tidak langsung akan

menyebabkan ekspor dan impor pada suatu negara.

Widjaya dan Yani (2001) menyebutkan perdagangan internasional terjadi

karena perbedaan sumber daya, karakteristik, ekonomi dan sosial suatu negara

dengan negara lain. Perbedaan itulah menjadikan barang dan jasa yang dihasilkan

suatu negara berbeda-beda. Ini membuat setiap negara tidak mampu berdiri sendiri

dan membutuhkan negara lain. Menurut Krugman (2003), alasan utama melakukan

perdagangan internasional adalah bahwa adanya perbedaan satu sama lain yang

dapat dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan melalui perdagangan.

Perdagangan internasional menguntungkan, sebab tidak semua negara mempunyai

alat-alat produksi dan kondisi ekonomi yang sama, baik dari kuantitas maupun

kualitas sehingga menyebabkan perbedaan biaya produksi. Oleh karena itu, bagi

suatu negara, ketika biaya produksi suatu komoditas tinggi, maka lebih

menguntungkan melakukan impor. Sedangkan bila suatu negara mempunyai

kelebihan penawaran, ini dapat dimanfaatkan dengan melakukan ekspor.

Perdagangan internasional adalah kegiatan menjual dan membeli barang,

jasa atau modal dari satu negara ke negara lain. Alasan suatu negara melakukan

perdagangan internasional adalah karena ketidakmampuan untuk memenuhi

kebutuhan barang dan jasa sendiri serta untuk mendapatkan keuntungan. Selera dan

preferensi dari penduduk serta sumberdaya negara yang berbeda menyebabkan

suatu negara melakukan impor dari negara lain. Ketika negara mampu

memproduksi output, namun tidak efisien karena biaya produksi yang mahal,

beberapa negara memilih untuk membeli barang daripada memproduksi sendiri.

Page 47: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

30

2. Komoditas Udang

Krustasea (crustacea) adalah hewan yang termasuk dalam filum

arthropoda (hewan beruas-ruas). Sebagian besar crustacea hidup akuatis dan

bernapas dengan insang. Ciri-ciri krustasea adalah memiliki eksoskeleton keras,

terdiri dari kitin yang berlendir dan mempunyai antena sepasang. Alat-alat

tambahan bersifat tipikal biramus (bercabang dua), kepala terbentuk sebagai

persatuan segmen-segmen, kadang-kadang bersatu dengan dada membentuk

sefalotoraks (cephalus: kepala, thorax: dada). Salah satu spesies yang masuk dalam

filum arthropoda adalah udang (Brotowidjoyo, 1990).

Menurut Nazaruddin (2013) dalam Syafhdi (2010), spesies udang di

seluruh dunia tercatat tidak kurang dari 2700 spesies. Secara geografis, udang dapat

dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu udang tropis, udang china, udang

atlantik utara, dan udang laut utara. Namun saat ini baru 8 jenis yang dapat

dikembangkan untuk akuakultur yaitu Penaeus chinensis, P. indicus, P. japonicus,

P. merguensis, P. monodon, P. stylirostris, P. vannamei, dan Metapenaeus ensis.

Ngginak dkk (2013) menjelaskan udang adalah salah satu organisme dari

kelompok crustacea yang kaya senyawa aktif dan penting bagi kesehatan manusia.

Udang mengandung senyawa aktif seperti omega-3, mineral, lemak, sitin,

karotenoid (astaksantin) serta vitamin. Senyawa aktif ini mempunyai kemampuan

mencegah penyakit pada tubuh serta dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

Omega-3 dan astaksantin adalah dua senyawa aktif yang sebagian besar

terkandung dalam udang. Senyawa tersebut berperan sebagai antioksidan serta

penangkal radikal bebas, sebagai suplemen penting untuk ibu hamil dan bayi.

Spesies yang saat ini banyak dibudidayakan di Indonesia adalah P.

Monodon dan P. Vannamei. P. Monodon atau giant tiger prawn, di Indonesia

sering disebut dengan udang windu. Sedangkan P. vannamei atau whiteleg shrimp

sering disebut dengan udang vannamei.

Page 48: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

31

a. Udang Windu (Penaeus Monodon)

Nama lain udang windu menurut FAO adalah giant tiger prawn

(Inggris), crevette geante tigree (Perancis) dan camaron tigre gigante

(Spanyol). Taksonomi udang windu menurut Holthuis (1980) adalah sebagai

berikut:

Filum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Subkelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Subordo : Natantia

Infraordo : Penaeidea

Superfamili : Penaeoidea

Famili : Penaeidae

Genus : Penaeus

Subgenus : Penaeus

Spesies : Penaeus monodon

Udang windu tersebar luas di Perairan Indo-Pasifik seperti Afrika

Selatan, Tanzania, Kenya, Somalia, Madagaskar, Saudi Arabia, Oman,

Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka, Indonesia, Thailand, Malaysia,

Singapura, Filipina, Hongkong, Taiwan, Korea, Jepang, Australia, dan Papua

Nugini. Fishing ground utama udang windu terdapat di daerah tropis seperti

Indonesia, Malaysia, dan Filipina (Motoh, 1985).

Ghufran dan Kordi (2008) menjelaskan bahwa budidaya udang windu

di Indonesia mulai berkembang pada tahun 1980-an. Saat ini pola budidaya

Page 49: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

32

udang windu yang semula hanya pola tradisional berkembang pesat menjadi

pola semi intensif dan intensif. Ini membuat Indonesia menjadi salah satu

produsen utama udang dunia. Sentra produksi udang windu di Indonesia adalah

Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.

Udang windu adalah salah satu bahan makanan sumber protein hewani

yang bermutu tinggi dengan rasa yang enak dan gurih serta kandungan gizi yang

sangat tinggi. Daging udang windu mengandung protein dengan kandungan

lemak yang rendah. Menurut Brotowidjoyo (1990), udang windu (Penaeus

monodon) merupakan salah satu jenis udang yang sekarang ini paling banyak

dibudidayakan karena spesies ini cepat tumbuh. Masa pemeliharaan 4 bulan,

dengan kondisi suhu yang cukup baik (antara lain temperatur 28-30°), udang

windu dapat mencapai berat 39 g.

b. Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)

Nama lain udang vannamei menurut FAO adalah whiteleg shrimp

(Inggris), crevette pattes blanches (Perancis), dan camaron patiblanco

(Spanyol). Taksonomi udang vannamei menurut Holthuis (1980) adalah

sebagai berikut :

Filum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Subkelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Subordo : Natantia

Infraordo : Penaeidea

Superfamili : Penaeoidea

Famili : Penaeidae

Page 50: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

33

Genus : Penaeus

Subgenus : Litopenaeus

Spesies : Litopenaeus vannamei

Udang vannamei merupakan spesies asli dari Perairan Amerika Tengah

dan dibudidayakan oleh negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan seperti

Ekuador, Venezuela, Panama, Brasil, dan Meksiko. Udang vannamei mulai

dibudidayakan di Indonesia pada tahun 2000. Mulai berkembang karena ada

kegagalan budidaya udang windu yang saat itu terserang penyakit white spot

syndrome virus (WSSV). Sentra produksi udang vannamei di Indonesia adalah

Provinsi Lampung, Jawa Barat, NTB dan Jawa Timur.

Udang vannamei memiliki banyak keunggulan seperti relatif tahan

penyakit, produktivitas tinggi, waktu pemeliharaan relatif singkat, tingkat

kelangsungan hidup (survival rate) selama masa pemeliharaan tinggi dan

permintaan pasar terus meningkat (Tahe dan Suwoyo, 2011). Keunggulan lain

adalah udang vannamei mampu tumbuh dengan baik dengan kepadatan tebar

lebih dari 100/m2. Hal ini disebabkan karena udang vannamei dapat hidup di

setiap kolom air. Sedangkan untuk udang windu, hanya dapat hidup di dasar

tambak.

3. Ekspor

Perdagangan internasional adalah perdagangan bermacam jenis dan

kualitas barang yang terjadi antara negara satu dengan negara lain. Perdagangan

internasional dibagi menjadi dua, yaitu ekspor dan impor. Eskpor dapat diartikan

sebagai kegiatan penjualan atau pengiriman barang, jasa atau modal yang berasal

dari daerah pabean ke luar daerah pabean melalui perjanjian atau tidak yang

dilakukan oleh orang, badan hukum atau negara sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Impor diartikan sebagai memasukkan barang, jasa atau modal yang berasal

dari luar daerah pabean ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk dipakai,

Page 51: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

34

dimiliki, dialihkan atau dijual dengan mendapatkan manfaat atau keuntungan atas

barang, jasa atau modal dimaksud. Daerah pabean adalah seluruh wilayah perairan,

daratan maupun sungai dan zona eksklusif dari suatu negara, baik yang ditetapkan

dan diakui secara internasional maupun didasarkan atas kedaulatan dan undang-

undang serta batas-batas suatu negara (Purwito dan Indriyani, 2015).

Ekspor (export) adalah berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi di

dalam negeri lalu di jual di luar negeri (Mankiw, 2006). Ekspor adalah salah satu

faktor penting dalam Gross Domestic Product dilihat sudut pengeluaran. Ketika

ekspor mengalami perubahan baik meningkat maupun menurun, pendapatan pun

akan berubah. Namun tingginya aktivitas ekspor akan membuat perekonomian

suatu negara lebih sensitif terhadap gejolak atau fluktuasi di pasar internasional dan

ekonomi dunia.

Ekspor memberikan keuntungan dan manfaat bagi suatu negara. Sukirno

(2011) menjelaskan beberapa manfaat dari ekspor, yaitu:

a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia

Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk

Indonesia ke luar negeri. Misal, komoditas perikanan merupakan salah satu

komoditas dari Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila

permintaan terhadap komoditas perikanan Indonesia semakin meningkat, maka

pendapatan para nelayan semakin besar. Dengan demikian, kegiatan produksi

komoditas perikanan di Indonesia akan semakin berkembang.

b. Menambah Devisa Negara

Melalui perdagangan internasional memungkinkan eksportir Indonesia menjual

suatu komoditas kepada masyarakat di luar negeri. Transaksi ini dapat

menambah penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara

bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan negara.

c. Memperluas Lapangan Kerja

Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan

semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam

Page 52: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

35

negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan

sehingga lapangan kerja semakin luas.

Preferensi masyarakat luar negeri terhadap barang ekspor berperan penting

menentukan ekspor suatu negara. Semakin unik dan istimewa suatu barang, maka

semakin tinggi ekspor yang dapat dilakukan. Jika suatu negara ingin melakukan

ekspor, maka barang dan jasa yang akan diekspor harus mampu bersaing dalam

pasaran internasional. Baik dari segi kualitas dan harga, barang yang diekspor

tersebut haruslah paling sedikit sama baik dengan yang diperjualbelikan dalam

pasaran luar negeri (Sukirno, 2011).

4. Teori Permintaan dan Penawaran

4.1 Teori Permintaan

Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah

permintaan dan harga. Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu

barang ditentukan oleh banyak faktor. Dalam hukum permintaan, dinyatakan

bahwa semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan

terhadap barang tersebut dan sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang maka

semakin tinggi permintaan akan barang tersebut (Sukirno, 2010)

Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan sifat hubungan

antara harga dan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan umumnya

menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

Gambar 2.2

Kurva Permintaan

Sumber: Sukirno, 2010

Page 53: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

36

Dalam gambar 2.1 di atas dijelaskan, pada saat harga P1 maka kuantitas

barang yang diminta berada di Q1. Dan ketika harga turun menjadi P2 maka

kuantitas barang yang diminta akan naik menjadi Q2 dengan asumsi cateris

paribus.

Faktor-faktor yang menentukan permintaan adalah (Sukirno, 2010):

a) Harga barang itu sendiri

Dilihat dari harga barang, ketika harga barang meningkat maka jumlah

permintaan turun.

b) Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut

Dalam hal ini terkait dengan barang subtitusi (pengganti) dan

komplementer (pelengkap). Ketika harga substitusi meningkat maka

permintaan terhadap barang pengganti akan bertambah, begitu juga

sebaliknya. Contohnya saat harga beras meningkat, maka permintaan akan

gandum juga akan meningkat. Sedangkan, kenaikan harga barang

komplementer akan ikut menurunkan permintaan barang lain karena

bersifat saling melengkapi.

c) Pendapatan

Pendapatan juga dapat mempengaruhi corak permintaan terhadap berbagai

jenis barang. Ketika pendapatan seseorang meningkat, maka semakin

meningkat pula permintaannya akan barang.

d) Cita rasa masyarakat

Perubahan selera menentukan perubahan permintaan akan suatu barang.

Misalnya, ketika selera masyarakat terhadap smartphone mengalami

peningkatan, maka permintaan akan handphone biasa akan menurun. Hal

ini dapat menggambarkan perubahan selera dapat mempengaruhi

permintaan suatu jenis barang.

e) Jumlah penduduk

Pertumbuhan penduduk menyebabkan kebutuhan akan suatu barang naik

yang diikuti dengan peningkatan pada permintaan.

Page 54: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

37

f) Ramalan mengenai keadaan di masa mendatang

Perkiraan masyarakat akan harga-harga yang akan meningkat di masa

mendatang mendorong masyarakat membeli lebih banyak barang di masa

ini.

4.2 Teori Penawaran

Penawaran dari sudut pandang ekonomi menggambarkan hubungan antara

2 variabel yaitu harga dan kuantitas produksi. Penawaran didefinisikan sebagai

kuantitas barang yang diinginkan dan dapat ditawarkan produsen pada berbagai

tingkat harga. Penawaran mencerminkan hubungan langsung antara harga dan

kuantitas (jumlah barang fisik), dimana hukum penawaran menyatakan bahwa

apabila harga naik, produsen menawarkan lebih banyak barang (output) ke pasar

(Downey dan Erickson, 2004).

Hukum penawaran adalah pernyataan yang menjelaskan tentang sifat

hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang-barang tersebut yang

ditawarkan para produsen. Menurut Soekartawi (1993) beberapa faktor yang

mempengaruhi jumlah penawaran adalah:

a. Harga Produk

Harga produk tinggi akan mengakibatkan peningkatan jumlah produksi di

masa yang akan datang, karena dirasa ini akan menguntungkan bagi

produsen.

b. Harga Input

Besar kecilnya harga input akan berpengaruh terhadap besar kecilnya

input yang dipakai. Apabila harga faktor produksi turun, petani cenderung

akan membelinya pada jumlah yang relatif lebih besar. Dengan demikian,

dari penggunaan faktor produksi yang biasanya dalam jumlah terbatas,

dengan adanya tambahan penggunaan faktor produksi (sebagai akibat dari

turunnya harga faktor produksi), maka produksi akan meningkat.

Page 55: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

38

c. Teknologi

Dengan adanya perbaikan teknologi, misalnya penggunaan teknologi yang

lebih modern sebagai pengganti teknologi lama, maka produksi akan

semakin meningkat. Teknologi yang lebih canggih akan meningkatkan

produktivitas.

d. Harapan produsen terhadap harga produksi di masa mendatang

Petani dapat meramalkan besaran harga di masa mendatang, apakah harga

suatu komoditas akan meningkat atau menurun. Hal ini disebabkan karena

pengalaman yang mereka punya selama beberapa tahun mengusahakan

komoditas tersebut.

e. Jumlah Produsen

Ketika produsen melihat adanya potensi pasar dan keuntungan yang besar

pada komoditas tertentu, maka produsen cenderung untuk memproduksi

komoditas tersebut. Misalnya dari semula produsen menanam sayuran,

kemudian karena harga kopi cukup tinggi, maka berubah dari petani sayur

ke petani kopi.

f. Harga barang lain

Pengaruh perubahan harga pada komoditas subtitusi akan menyebabkan

terjadinya jumlah produksi yang semakin meningkat atau sebaliknya

semakin menurun.

Fungsi penawaran adalah suatu fungsi yang menyatakan hubungan antara

produksi atau jumlah produksi yang ditawarkan dengan harga, ceteris paribus.

Penawaran individu adalah penawaran yang disediakan oleh individu produsen,

diperoleh dari produksi yang dihasilkan. Sedangkan penawaran agregat

merupakan penjumlahan dari penawaran individu.

Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang

menggambarkan hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah

barang tersebut yang ditawarkan oleh para produsen. Kurva penawaran yang

bergeser ke sebelah kanan menunjukan terjadinya pertambahan dalam penawaran.

Page 56: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

39

Dan sebaliknya, pergeseran kurva penawaran ke sebelah kiri berarti bahwa

penawaran telah berkurang.

Gambar 2.3

Kurva Penawaran

Sumber: Sukirno, 2010

Bentuk kurva penawaran bersifat hubungan yang positif, ketika semakin

tinggi harga, maka semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan. Pada gambar

2.3 diatas, harga P1 menunjukan jumlah penawaran sebesar Q1. Kemudian saat

harga naik ke P2, maka jumlah barang yang ditawarkan juga naik menjadi sebesar

Q2 (Sukirno, 2010).

5. Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengubah input

menjadi output. Cara untuk mengubah input menjadi output yaitu dengan

mengandalkan kombinasi faktor-faktor produksi berupa sumber daya yang dimiliki

oleh perusahaan berdasarkan jangka waktunya. Faktor-faktor produksi terbagi atas

faktor yang memiliki jangka waktu pendek dan jangka panjang. Faktor produksi

jangka pendek merupakan sumber daya yang bersifat tetap dan tidak dapat diubah

dalam jangka pendek. Sementara dalam faktor produksi jangka panjang, semua

faktor produksi dapat diubah (Sugiarto, 2007).

Page 57: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

40

Sukirno (2010) menjelaskan produksi yaitu hasil akhir dari proses atau

aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Secara

umum input dalam sistem produksi terdiri atas:

1. Tenaga kerja

2. Modal atau kapital

3. Bahan-bahan material atau bahan baku

4. Sumber energi

5. Tanah

6. Informasi

7. Aspek manajerial atau kemampuan kewirausahawan

Teori produksi modern menambahkan unsur teknologi sebagai salah satu

bentuk dari elemen input (Pindyck dan Rubinfeld, 2009). Input-input tersebut

diolah dan diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan output tertentu.

Fungsi produksi adalah sifat hubungan diantara faktor-faktor produksi dan

tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan

istilah input dan jumlah produksi disebut sebagai output. Fungsi produksi dapat

dinyatakan dalam rumus seperti berikut (Sukirno, 2010)

Q= f(K,L,R,T)

dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini

meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian kewirausahawan, R adalah

kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q

adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor tersebut,

yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis

sifat produksinya. Persamaan tersebut merupakan suatu pernyataan matematik

yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung

kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat

teknologi yang digunakan.

Page 58: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

41

Produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ekspor. Ketika

produksi suatu komoditi melebihi jumlah konsumsi dalam negeri, maka membuat

produsen menjual komoditi tersebut di pasar internasional dengan cara ekspor

(Gilarso, 2004). Pernyataan tersebut mengimplikasikan bahwa adanya hubungan

positif antara produksi dan ekspor.

6. Harga

Menurut Gitosudarmo (1984), harga adalah sejumlah uang yang

dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu atau

kombinasi dari keduanya. Dalam kenyataannya, besar kecilnya nilai atau harga itu

tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik saja yang diperhitungkan, tetapi faktor-

faktor psikologis dan faktor-faktor lain berpengaruh pula terhadap harga. Krugman

(2003) menyatakan tingkat harga (price level) adalah keseluruhan harga barang

dan jasa yang dinyatakan dalam satuan uang tunai.

Hubungan antara kuantitas barang yang diminta dan harga barang dapat

dijelaskan melalui hukum permintaan. Apabila harga suatu barang meningkat,

maka permintaan akan barang tersebut menurun dan sebaliknya ketika harga

cenderung turun, maka permintaan meningkat. Tingginya harga mencerminkan

kelangkaan akan barang tersebut. Sampai pada tingkat harga tertinggi, konsumen

cenderung menggantikan barang tersebut dengan barang lain yang mempunyai

hubungan dekat dan relatif lebih murah. Dalam hukum penawaran, bahwa semakin

rendah harga suatu barang maka semakin sedikit penawaran terhadap barang

tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang maka semakin tinggi

pula penawaran akan barang tersebut. Penawaran akan barang ekspor pun

ditentukan juga oleh tingkat harga dari barang eskpor tersebut (Sukirno, 2010).

Harga ekspor merupakan harga suatu barang yang berlaku saat terjadinya

perdagangan antar negara. Harga ekspor menjadi komponen yang mempengaruhi

ekspor suatu negara. Naik atau turunnya harga berdampak pada jumlah ekspor.

Page 59: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

42

Harga ekspor yang murah membuat suatu komoditas lebih kompetitif di pasar

internasional. Hubungan antara harga ekspor terhadap ekspor dapat dijelaskan

sebagai berikut:

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟

7. GDP

Gross Domestic Product (GDP) merupakan jumlah produk berupa barang

dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu

negara selama satu tahun. Dalam hasil perhitungan ini, termasuk juga hasil

produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau orang asing yang

beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. GDP juga dapat digunakan untuk

mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan

perekonomian. GDP hanya mencakup barang dan jasa akhir, yaitu barang dan jasa

yang dijual kepada pengguna yang terakhir.

Mankiw (2006), menjelaskan Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross

Domestic Product) merupakan statistika perekonomian yang paling diperhatikan

karena dianggap sebagai ukuran mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang

mendasari ini, karena GDP mengukur dua hal pada saat bersamaan yaitu total

pendapatan masyarakat dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk

membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian.

GDP dapat diinterprestasikan dengan tiga pendekatan yaitu:

a. Pendekatan produksi, dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka

waktu tertentu (biasanya satu tahun). Rumus pendekatan produksi:

𝑌 = (𝑃 𝑥 𝑄)1 + (𝑃 𝑥 𝑄)2 + (𝑃 𝑥 𝑄)𝑛

Page 60: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

43

Dimana:

Y = pendapatan nasional

P = price atau harga

Q = quantity atau kuantitas

b. Pendekatan pendapatan, dengan menjumlahkan balas jasa yang diterima oleh

faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara

dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Rumus pendekatan

pendapatan:

𝑌 = 𝑟 + 𝑤 + 𝑖 + 𝑝

Dimana:

Y = pendapatan nasional

r = rent atau sewa

w = wage atau gaji

i = interest atau bunga

p = profit atau laba

c. Pendekatan pengeluaran, dengan menjumlahkan komponen permintaan akhir

yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran investasi, pengeluaran

pemerintah dan net ekspor dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

𝑌 = 𝐶 + 𝐼 + 𝐺 + (𝑋 − 𝑀)

Dimana:

Y = pendapatan nasional

C = consumption atau konsumsi rumah tangga

I = investment atau investasi

G = government expenditure atau pengeluaran pemerintah

X = export atau ekspor

M = import atau impor

Page 61: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

44

8. Jumlah Penduduk

Said (2012) menjelaskan yang dimaksud dengan penduduk adalah jumlah

orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan

hasil dari proses-proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi.

Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (2012) penduduk adalah semua orang

yang berdomisili di wilayah geografis suatu negara selama enam bulan atau lebih

dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan

menetap.

Penduduk digunakan untuk mengukur besarnya negara. Penduduk memiliki

dua peran yaitu dari segi permintaan dan dari segi penawaran. Dari segi permintaan,

penduduk bertindak sebagai konsumen dan dari segi penawaran penduduk

bertindak sebagai produsen. Ini menunjukkan bahwa penduduk dapat berperan

untuk meningkatkan ekspor dan juga meningkatkan impor (Irawan dan Suparmoko,

2002). Ketika suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduknya yang

semakin meningkat, impor pun akan dilakukan. Hal ini menguntungkan bagi

negara eksportir, karena negara importir dapat lebih banyak menyerap penawaran

terhadap suatu komoditas.

Jumlah penduduk atau populasi suatu negara akan memengaruhi kebutuhan

negara tersebut terhadap komoditas perdagangan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

peningkatan permintaan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk disuatu

negara, ceteris paribus. Peningkatan jumlah penduduk menunjukkan kebutuhan

yang semakin meningkat terhadap komoditas perdagangan. Pertumbuhan

penduduk yang tinggi dapat berdampak buruk terhadap supply bahan pangan.

B. Hubungan Antar Variabel

Melalui rumusan masalah, telah ditetapkan untuk meneliti pengaruh

produksi, harga udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah penduduk negara

tujuan terhadap ekspor udang Indonesia periode 2006-2017.

Page 62: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

45

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Rahmah, Supriana dan Sinar

Kesuma tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang di

Indonesia hasilnya menunjukkan bahwa produksi dan GDP negara tujuan ekspor

berpengaruh signifikan.

Selanjutnya, Raihanisyah (2017) mengenai Analisis Determinan dan Daya

Saing Ekspor Karet Alam Indonesia di Pasar Dunia. Hasil yang ditunjukkan adalah

PDB perkapita Indonesia, PDB negara tujuan ekspor, jumlah penduduk negara

tujuan ekspor dan IRCo berpengaruh signifikan. Sementara itu variabel jarak, nilai

tukar dan harga minyak mentah tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor karet

alam Indonesia.

Nurhayati, Hartoyo Dan Mulatsih (2018) mengenai Pengembangan Pasar

Ekspor Lada Indonesia. Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang signifikan

memengaruhi permintaan ekspor lada indonesia adalah PDB per kapita, populasi,

harga ekspor, jarak ekonomi dan tarif. Variabel PDB per kapita dan populasi

memiliki hubungan yang positif signifikan. Sedangkan harga, jarak ekonomi dan

tarif negatif signifikan terhadap ekspor lada.

Penelitian-penelitian sebelumnya ini menjadi pertimbangan penulis untuk

menggunakan variabel Produksi, Harga Udang Ekspor, GDP negara tujuan dan

jumlah penduduk negara tujuan sebagai variabel independen dan Volume Ekspor

Udang sebagai variabel dependen. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

VE = f (PI, HUE, GDPIm, JPIm)

Dimana

VE : Volume Ekspor

PI : Produksi Indonesia

HUE : Harga Udang Ekspor

GDPIm : GDP Negara Tujuan

JPIm : Jumlah Penduduk Negara Tujuan

Page 63: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

46

a. Produksi terhadap Ekspor

Produksi adalah proses yang dilakukan untuk menghasilkan suatu

komoditas tertentu. Tingkat produksi suatu komoditas bergantung pada jumlah

modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang

digunakan. Produksi yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi suatu

negara. Negara yang memiliki produksi komoditas berlebihan, dapat menjual

komoditas tersebut ke pasar internasional.

Menurut Gilarso (2004) produksi merupakan salah satu faktor yang

memengaruhi ekspor. Produksi menentukan besarnya penawaran ekspor di

pasar internasional. Semakin banyak suatu komoditas yang diproduksi

dibandingkan jumlah konsumsi dalam negeri, akan membuat produsen menjual

komoditas tersebut di pasar internasional dengan cara ekspor. Ekspor suatu

negara meningkat seiring dengan meningkatnya hasil produksi. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara produksi dengan ekspor.

b. Harga Udang Ekspor terhadap Ekspor

Harga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi ekspor. Kenaikan

dan penurunan harga dalam perdagangan akan berdampak pada permintaan

suatu komoditas. Harga berpengaruh negatif terhadap permintaan.

Meningkatnya harga komoditas yang ditawarkan maka akan menurunkan

permintaan ekspor akan komoditas tersebut, dan sebaliknya ketika harga

komoditas turun maka permintaan meningkat (ceteris paribus).

Kenaikan harga ekspor suatu negara akan menyebabkan konsumen luar

negeri mengurangi jumlah permintaan terhadap barang tersebut. Hal ini

menyebabkan ekspor dari suatu negara akan mengalami penurunan. Penelitian

Aisya dkk (2005) dan Lubis (2010) menjelaskan bahwa adanya hubungan

negatif antara harga dengan ekspor. Di pasar internasional, harga yang murah

membuat suatu komoditas lebih kompetitif.

c. GDP Negara Tujuan terhadap Ekspor

GDP adalah pendapatan nasional suatu negara. Dalam penelitian Hatab

et. al (2015), dijelaskan bahwa GDP adalah salah satu variabel penting dalam

Page 64: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

47

perdagangan bilateral. GDP suatu negara dapat digunakan untuk mengukur

daya beli. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara GDP negara

tujuan dengan ekspor.

Sukirno (2011) menyatakan impor suatu negara berhubungan dengan

pendapatan nasional negara tersebut, dimana semakin tinggi pendapatan maka

semakin tinggi pula kemampuan negara tersebut melakukan impor dari negara

lain. GDP negara tujuan ekspor berpengaruh signifikan dan positif terhadap

ekspor Indonesia. Setiap peningkatan GDP negara tujuan ekspor akan

meningkatkan ekspor Indonesia (Siburian, 2012).

d. Jumlah Penduduk Negara Tujuan terhadap Ekspor

Menurut Lipsey et al. (1995) dalam Maulana dan Kartiasih (2017),

jumlah penduduk memiliki hubungan yang kuat dan positif dengan kuantitas

komoditas yang dikonsumsi. Ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah

penduduk suatu negara akan meningkatkan jumlah komoditas yang dibeli.

Jumlah penduduk yang banyak mencerminkan potensi pasar yang besar di suatu

negara.

Raihanisyah (2013) melakukan penelitian dengan hasil yaitu, ketika

jumlah penduduk negara tujuan meningkat sebesar 1 persen maka ekspor

Indonesia ke negara tujuan tersebut meningkat sebesar 0,92 persen. Ini

membuktikan bahwa jumlah penduduk negara tujuan menunjukkan potensi

pasar bagi produk ekspor. Penduduk negara tujuan yang besar memungkinkan

negara tersebut untuk dapat lebih banyak menyerap penawaran dari negara lain

(Nurhayati, 2018).

C. Kerangka Berpikir

Udang adalah salah satu komoditas utama ekspor Indonesia. Indonesia saat

ini menjadi satu dari beberapa negara pengekspor udang terbesar di dunia. Pada

tahun 2015, komoditas udang menyumbang nilai ekspor sebesar 42,43 persen dari

Page 65: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

48

total persentase nilai ekspor sektor perikanan Indonesia. Nilai share ekspor udang

Indonesia terhadap dunia pada 2017 mencapai 5,5 persen dan mampu menguasai

pasar Amerika Serikat sampai 65 persen (Trade Map, 2018).

Jika dilihat dari data, volume ekspor udang Indonesia ke negara-negara

tujuan cenderung berfluktuatif. Fluktuasi ini membuat posisi Indonesia sebagai

negara pengekspor tertinggi kalah dibandingkan dengan India dan Ekuador.

Fluktuasi ekspor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti peningkatan atau

penurunan produksi yang memengaruhi pasokan udang. Jika suatu negara memiliki

produksi yang berlebih (excess supply), maka negara tersebut akan melakukan

ekspor ke negara lain. Tentu, ini memberikan peluang dan keuntungan bagi negara

yang memiliki sumber daya alam melimpah seperti Indonesia.

Selain itu, harga udang menunjukkan tren meningkat dalam beberapa tahun

terakhir. Dari sisi permintaan, kenaikan harga menyebabkan konsumen harus

menyisihkan uang lebih banyak untuk mendapatkan komoditas udang. Kenaikan

harga tersebut memungkinkan konsumen mengurangi permintaan sehingga ekspor

akan turun. Perubahan pada GDP juga turut mempengaruhi ekspor suatu negara.

Semakin tinggi GDP di suatu negara, maka semakin tinggi pula kemampuan

masyarakat untuk membeli komoditas tertentu serta semakin potensial negara

tersebut untuk dijadikan sebagai pasar. Selain itu, peningkatan atau penurunan

jumlah penduduk di suatu negara juga turut memengaruhi permintaan atau

konsumsi terhadap suatu komoditas. Jika suatu negara tidak dapat memenuhi

permintaan, maka negara tersebut akan melakukan impor dari negara lain. Tentu,

ini memberikan peluang dan keuntungan bagi negara yang memiliki sumber daya

alam melimpah seperti Indonesia.

Hal yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah pengaruh produksi,

harga udang ekspor, GDP dan jumlah penduduk negara tujuan terhadap ekspor

udang Indonesia. Faktor yang menjadi variabel indipenden adalah produksi, harga

udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah penduduk negara tujuan. Sementara,

volume ekspor menjadi variabel dependen.

Page 66: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

49

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Kinerja ekspor udang Indonesia masih di bawah negara-negara penghasil terbesar

seperti India dan Ekuador. Volume ekspor udang Indonesia menunjukkan hasil yang

berfluktuasi di negara tujuan.

Pengaruh Produksi, Harga Udang Ekspor, GDP

Negara Tujuan dan Jumlah Penduduk Negara

Tujuan Terhadap Ekspor Udang Indonesia Periode

2006-2017

Variabel Independen

1. Produksi Indonesia

2. Harga Udang Ekspor

3. GDP Negara Tujuan

4. Jumlah Penduduk Negara Tujuan

Metode Data Panel

Random Effect Model

Implikasi dan

Kebijakan

Variabel Dependen:

Volume Ekspor Udang Indonesia

Perkembangan

Ekspor Udang

Indonesia Ke Negara

Tujuan

Analisis Deskriptif

Uji Hipotesis

1.Uji Adj. R2 2.Uji F 3.Uji t

Page 67: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

50

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. H0: Tidak terdapat pengaruh antara produksi terhadap ekspor udang

Indonesia periode 2006-2017.

H1: Terdapat pengaruh antara produksi terhadap ekspor udang

Indonesia periode 2006-2017.

b. H0: Tidak terdapat pengaruh antara harga udang ekspor terhadap ekspor

udang Indonesia periode 2006-2017.

H1: Terdapat pengaruh antara harga udang ekspor terhadap ekspor

udang Indonesia periode 2006-2017.

c. H0: Tidak terdapat pengaruh antara GDP negara tujuan terhadap ekspor

udang Indonesia periode 2006-2017.

H1: Terdapat pengaruh antara GDP negara tujuan terhadap ekspor

udang Indonesia periode 2006-2017.

d. H0: Tidak terdapat pengaruh antara jumlah penduduk negara tujuan

terhadap ekspor udang Indonesia periode 2006-2017.

H1: Terdapat pengaruh antara jumlah penduduk negara tujuan terhadap

ekspor udang Indonesia periode 2006-2017.

e. H0: Tidak terdapat pengaruh simultan antara harga udang ekspor,

produksi, GDP negara tujuan dan jumlah penduduk negara tujuan

terhadap ekspor udang Indonesia periode 2006-2017.

H1: Terdapat pengaruh simultan antara harga udang ekspor, produksi,

GDP negara tujuan dan jumlah penduduk negara tujuan terhadap ekspor

udang Indonesia periode 2006-2017.

Page 68: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian dibutuhkan suatu ruang lingkup batasan yang bertujuan

agar subjek, objek dan waktu dari penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produksi, harga

udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah penduduk negara tujuan terhadap

ekspor udang Indonesia. Ruang lingkup penelitian ini pada wilayah Indonesia.

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi pengaruh dalam penelitian (Sugiyono, 2013).

Variabel dependen atau terikat yang digunakan adalah volume ekspor

udang Indonesia sedangkan variabel indipenden atau bebas meliputi produksi,

harga udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah penduduk negara tujuan.

Terdiri dari lima negara tujuan yaitu Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Korea

Selatan dan Belanda. Periode yang digunakan yaitu data tahunan dari tahun 2006

sampai 2017.

B. Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan

besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian suatu objek. Untuk

Page 69: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

52

menentukan besarnya sampel dapat dilakukan dengan statistik atau berdasarkan

estimasi penelitian. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi atau dapat

merepresentatifkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah

sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah jumlah anggota populasi

itu sendiri. Penelitian jumlah populasi yang terlalu banyak akan diambil untuk

dijadikan sampel dengan harapan jumlah sampel yang diambil dapat mewakili

populasi yang ada (Sujarweni, 2012).

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah penentuan sampel berdasarkan

penilaian yang memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam sampel. Dalam

penelitian ini menggunakan negara-negara tujuan ekspor meliputi Jepang, Amerika

Serikat, Inggris, Belanda dan Korea Selatan. Negara-negara tersebut merupakan

salah satu negara yang menerima ekspor udang Indonesia terbesar di pasar

internasional.

C. Metode Pengumpulan Data

Siregar (2013) menyatakan bahwa data adalah bahan mentah yang diolah

dan menghasilkan informasi atau keterangan yang dapat menjelaskan fakta baik

secara kuantitatif maupun kualitatif. Metode pengumpulan data pada penelitian ini

adalah metode dokumentasi dan studi kepustakaan. Metode dokumentasi dilakukan

dengan cara melihat catatan kejadian yang terjadi di masa lalu melalui laporan

tertulis. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi

melalui berbagai buku literatur, jurnal dan penelitian-penelitian terdahulu. Data

yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder

adalah data yang diperoleh tidak melalui tangan pertama atau tidak secara

Page 70: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

53

langsung. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

berbagai sumber sebagai berikut:

1. Volume ekspor, bersumber dari publikasi website resmi Trade Map

(https://m.trademap.org).

2. Produksi, bersumber dari publikasi website resmi Badan Pusat Statistik

(https://www.bps.go.id).

3. Harga udang ekspor, bersumber dari publikasi website resmi Trade Map

(https://m.trademap.org).

4. GDP negara tujuan, bersumber dari publikasi website resmi World Bank

(https://www.worldbank.org).

5. Jumlah penduduk negara tujuan, bersumber dari publikasi website resmi

World Bank (https://www.worldbank.org).

D. Metode Analisis Data

Di dalam penelitian ini, untuk menjawab rumusan masalah yang pertama

menggunakan analisis yang bersifat deskriptif. Metode deskriptif adalah metode

penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu peristiwa dan kejadian yang

terjadi, dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi

pusat perhatian untuk kemudian digambarkan sebagaimana adanya (Sudjana,

2007). Ciri-ciri metode deskriptif menurut Nasution (2003) dalam Soekanto (2011)

adalah:

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada saat

penelitian atau masalah yang aktual.

b. Data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis.

Selanjutnya, untuk menjawab rumusan masalah yang kedua menggunakan

regresi dengan data panel. Data panel merupakan gabungan antara data runtut

waktu (time series) dengan data silang daerah (cross section). Data time series yang

digunakan dalam penelitian ini adalah periode 2001-2017, sedangkan data cross

Page 71: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

54

section meliputi Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan Korea Selatan. Alat

analisis yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah dengan Eviews 9.0

dan Excel 2013.

Keuntungan yang didapat dari data panel adalah sebagai berikut (Gujarati,

2009):

a) Teknik data panel dapat mengatasi heterogenitas secara eksplisit dengan

memberikan variable spesifik.

b) Dengan menggabungkan antara observasi time series dan cross section,

data panel menghasilkan lebih banyak informasi dan variasi, nilai

degree of freedom lebih tinggi dan hasil estimasi lebih efisien.

c) Model analisis data panel dapat digunakan untuk membuat dan menguji

model perilaku yang lebih kompleks dibandingkan analisis data cross

section murni atau series murni.

d) Analisis data panel dapat meminimalkan bias dan mengurangi

kolinieritas antar variabel.

Dalam penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu

produksi Indonesia (X1), harga udang ekspor (X2), GDP negara tujuan (X3)

dan jumlah penduduk negara tujuan (X4) menggunakan model analisis regresi

linier berganda. Sedangkan variabel dependen adalah volume ekspor udang

Indonesia (Y). Berikut model estimasi dalam penelitian ini:

Y = β + β1X1t + β2X2it + β3X3it + β4X4it + εit

Keterangan:

Y : volume ekspor udang Indonesia (variabel dependen)

X1t : produksi Indonesia pada tahun t

X2it : harga udang ekspor ke negara i pada tahun t

Page 72: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

55

X3it : GDP negara i pada tahun t

X4it : jumlah penduduk negara i pada tahun t

β : konstanta

β1, β2, β3 : koefisien regresi

εit : error term di negara i pada periode t

Untuk mengetahui hasil-hasil estimasi model regresi data panel dapat

dilakukan melalui tiga model, yaitu pooled least square, fixed effect model dan

random effect model (Gujarati, 2013).

Untuk mengetahui hasil-hasil estimasi model regresi data panel dapat

dilakukan melalui tiga model, yaitu pooled least square, fixed effect model dan

random effect model (Gujarati, 2013).

1. Estimasi Model Data Panel

a. Pooled Least Square/Common Effects Model

Regresi ini mengasumsikan bahwa intersep dan slope tetap sepanjang

waktu dan individu. Sistematika model common effects model adalah

penggabungan dua data yaitu time series dan cross section ke dalam data panel.

Dari data tersebut akan diregresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square),

dengan dilakukan regresi semacam ini maka tidak dapat mengetahui perbedaan

baik antar individu maupun antar waktu disebabkan karena pendekatan yang

digunakan mengabaikan dimensi individu maupun rentan waktu yang mungkin

saja berpengaruh. Adanya perbedaan intersep dan slope diasumsikan kemudian

dijelaskan oleh variabel error atau residual. Dalam persamaan matematis

asumsi tersebut dapat dituliskan β0 (slope) dan βk (intersep) akan sama (riil)

untuk setiap data time series dan cross section (Sriyana, 2015).

b. Fixed Effect Model

Pendugaan parameter regresi data panel dengan fixed effect model

menggunakan teknik penambahan variabel dummy sehingga metode ini

Page 73: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

56

seringkali disebut least square dummy variable model. Fixed effect model

diasumsikan bahwa koefisien slope bernilai riil tetapi intersep bersifat tidak riil

(Gujarati, 2013).

c. Random Effect Model

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa pada model efek tetap,

mempunyai perbedaan karakteristik-karakteristik individu dan waktu

diakomodasikan pada intersep sehingga intersep akan berubah antar waktu.

Sementara random effect model mempunyai karakteristik individu dan waktu

diakomodasikan pada error dari model. Mengingat ada dua komponen waktu

dan error gabungan (Gujarati, 2013).

2. Pemilihan Metode Estimasi dalam Data Panel

Untuk menentukan model yang akan dipakai dan yang tepat untuk

digunakan dalam penelitian ini akan digunakan pengujian yang formal yaitu

Chow Test, Hausman Test dan LM Test.

a. Uji Chow (Chow Test)

Uji Chow digunakan untuk memilih kedua model diantara pooled least

squared dan fixed effect model. Hipotesis dari uji chow test yaitu:

Prob (p-value) > α, maka menerima H0 dan menolak H1 sehingga

pooled least squared yang valid digunakan.

Prob (p-value) < α, maka menolak H0 dan menerima H1 sehingga fixed

effect model yang valid digunakan.

Signifikan level (α) atau disebut juga alpha batas kesalahan maksimal

yang dijadikan patokan dalam perhitungan statistik. Berdasarkan konvensi,

alpha yang biasa digunakan adalah sebesar 1% (0,01), 5% (0,05) dan 10%

(0,10). Apabisa nilai chow statistik (probabilitas) dan hasil penguji lebih kecil

Page 74: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

57

dari α, maka hipotesis nol diterima. Sehingga model yang akan diterima dan

digunakan adalah pooled least squared, begitu pula sebaliknya.

b. Uji Hausman (Hausman Test)

Uji ini digunakan untuk memilih model efek acak (random effect model)

dengan model efek tetap (fixed effect model). Uji ini bekerja dengan menguji

apakah terdapat hubungan antara galat pada model dengan satu atau lebih

varibel penjelas (independen) dalam model. Uji ini bertujuan untuk melihat

apakah terdapat random effect di dalam data panel.

Dalam pengujian ini dilakukan hipotesis sebagai berikut:

Prob (p-value) > α, maka menerima H0 dan menolak H1 sehingga

random effect model yang valid digunakan.

Prob (p-value) < α, maka menolak H0 dan menerima H1 sehingga fixed

effect model yang valid digunakan.

c. Uji Spesifikasi Model dengan Lagrange Multiplier

Uji ini menentukan apakah pooled least squared atau random effect

model yang dipilih untuk dilakukan estimasi. Hipotesis dari uji LM ini adalah:

Nilai Breusch-pagan > α, maka menerima H0 dan menolak H1 sehingga

pooled least square yang valid digunakan.

Nilai Breusch-pagan < α, maka menolak H0 dan menerima H1 sehingga

random effect model yang valid digunakan.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berfungsi untuk mengetahui apakah model yang

digunakan dalam penelitian sudah cukup baik ataupun belum dalam

menjelaskan keragaman yang terdapat pada suatu permasalahan. Terdapat

Page 75: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

58

beberapa kriteria yang digunakan yaitu uji koefisien determinan (R-squared),

uji F-statistik dan uji t-statistik (Juanda, 2009).

a. Uji Koefisien Determinasi R2 (R Squared)

Pengukuran kecocokan model dilakukan dengan memperhatikan

besarnya koefisien determinasi (R2). R2 merupakan ukuran proporsi atau

persentase dari variasi total pada variabel dependen yang dijelaskan oleh model

regresi. Deteksi koefisien determinasi pada penelitian ini adalah dengan melihat

nilai R2 pada output regresi. Ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Jika nilai R2 mendekati angka nol berarti kemampuan variabel-variabel

bebas dalam menjelaskan variabel terikat terbatas.

Jika nilai R2 mendekati angka satu berarti hampir semua informasi

dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat dapat dijelaskan oleh

variabel-variabel bebas.

b. Uji F-statistik

Uji F-statistik adalah uji model secara keseluruhan. Uji F-statistik

digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel terikat. Adapun hipotesis yang digunakan

adalah:

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat.

H1: Ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat.

Uji F-statistik yang dilakukan adalah dengan melihat probabilitas F-

statistik pada output regresi. Ketentuan yang digunakan adalah jika:

Page 76: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

59

Nilai probabilitas F-statistik ≥ taraf signifikansi (α) yang digunakan

maka H0 diterima yang berarti variabel bebas secara bersama-sama

tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

Nilai probabilitas F-statistik < taraf signifikansi (α) yang digunakan

maka H0 ditolak yang berarti bahwa variabel bebas secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel terikat.

c. Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel

penduga atau variabel bebas. Uji t-statistik bertujuan untuk mengetahui

pengaruh satu variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap

variabel terikat.

H1: Ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap

variabel terikat.

Uji t-statistik yang dilakukan adalah dengan melihat nilai probabilitas t-

statistic masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat pada output

regresi. Ketentuan yang digunakan adalah jika:

Nilai probabilitas t-statistik ≥ taraf signifikansi (α) yang digunakan

maka H0 diterima yang berarti variabel bebas tidak berpengaruh nyata

terhadap variabel terikat.

Nilai probabilitas t-statistik < taraf signifikansi (α) yang digunakan

maka H0 ditolak yang berarti bahwa variabel bebas berpengaruh nyata

terhadap variabel terikat.

Page 77: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

60

E. Operasional Variabel Penelitian

Setiap variabel dalam penelitian dapat didefinisikan sehingga lebih jelas.

Berikut definisi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Pengukuran

1 Volume

ekspor

udang

Indonesia

(Y)

Eskpor adalah kegiatan penjualan atau pengiriman barang,

jasa atau modal yang berasal dari daerah pabean ke luar

daerah pabean melalui perjanjian atau tidak yang

dilakukan oleh orang, badan hukum atau negara sesuai

dengan peraturan yang berlaku (Purwito dan Indriyani,

2015).

Ekspor (export) adalah berbagai macam barang dan jasa

yang diproduksi di dalam negeri lalu di jual di luar negeri

(Mankiw, 2006).

Satuan ton

2

Produksi

(X1)

Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mengubah input menjadi output (Sugiarto, 2007).

Produksi yaitu hasil akhir dari proses atau aktivitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau

input Sukirno (2002).

Satuan ton

3 Harga

udang

ekspor (X2)

Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu

atau kombinasi dari keduanya (Gitosudarmo, 1984).

Satuan US$

4 GDP negara

tujuan (X3)

GDP adalah pendapatan nasional di suatu negara (Mankiw,

2006)

Satuan ribu

US$

5 Jumlah

Penduduk

negara

tujuan (X4)

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah

geografis suatu negara selama enam bulan atau lebih dan

atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan

tetapi bertujuan menetap.

Satuan jiwa

Page 78: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

61

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek dan Penelitian

1. Kondisi Produksi Udang di Indonesia

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Dari

Sabang sampai Merauke, jumlah pulau Indonesia diperkirakan lebih dari

17.449 pulau. Indonesia memiliki luas total wilayah sebesar 7,7 juta kilometer

persegi (km²). Sebagai negara maritim, luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta

km² atau sama dengan ¾ dari luas wilayah Indonesia yang terdiri dari Zona

Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2,7 juta km², laut nusantara 2,3 juta km² dan perairan

territorial 0,8 juta km². Luas wilayah perairan Indonesia tersebut telah diakui

oleh United Nation Convention of The Sea. Panjang garis pantai di seluruh

wilayah Indonesia menurut data yang dikeluarkan oleh The World Factbook

(TWF) adalah 54.716 km. Berdasarkan World Resources Institute (WRI),

panjang garis pantai Indonesia adalah 95.181 km yang menempati urutan ke-4

diantara 182 negara. Indonesia secara berturut-turut berada di bawah Kanada,

Amerika Serikat, dan Rusia. Dengan keunggulan tersebut, Indonesia memiliki

potensi sumber daya alam perairan yang melimpah (BPS, 2016).

Indonesia memiliki potensi sumber daya ikan yang sangat besar dan

keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia memiliki 27,2 persen dari

seluruh spesies flora dan fauna yang terdapat di dunia, meliputi 12 persen

mammalia, 23,8 persen ampibia, 31,8 persen reptilia, 44,7 persen ikan, 40

persen moluska, dan 8,6 persen rumput laut. Adapun potensi sumber daya ikan

meliputi sumber daya ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, udang penaeid dan

krustasea lainnya, ikan demersal, moluska dan teripang, cumi-cumi, benih alam

Page 79: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

62

komersial, karang, ikan, konsumsi perairan karang, ikan hias, penyu,

mammalia, dan rumput laut (KKP, 2015).

Keuntungan-keuntungan tersebut membuat subsektor perikanan dapat

dijadikan sebagai salah satu sumber bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Ini

terjadi karena sektor perikanan mempunyai daya dukung seperti:

a. Kapasitas suplainya besar diiringi dengan permintaan yang terus

meningkat.

b. Outputnya berupa ikan dan industri pengolahan perikanan lainnya dapat di

eskpor dengan input berasal dari sumber daya domestik.

c. Potensi industri hulu dan hilirnya besar yang dapat menyerap banyak tenaga

kerja.

d. Produk dapat diperbaharui yang mendukung pembangunan berkelanjutan

(KKP, 2015).

Salah satu komoditas perikanan yang berpotensi besar untuk dapat

dimanfaatkan dan memperoleh keuntungan bagi negara adalah komoditas

udang. Udang merupakan salah satu produk ekspor perikanan yang

berkontribusi cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah melalui

Kementerian Perdagangan telah menetapkan komoditas udang sebagai salah

satu komoditas ekspor utama non migas.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan

Perikanan untuk dapat mengoptimalkan potensi udang tersebut. Upaya pertama

adalah revitalisasi kawasan perikanan dan saluran irigasi. Beberapa wilayah

yang direvitalisasi adalah Bekasi, Lampung Timur, Kutai Kartanegara dan

Pangandaran. Selain itu, pemerintah juga membuat sentra-sentra produksi di

berbagai daerah seperti yang disajikan pada tabel 4.1 di bawah ini. Pemerintah

menilai, dengan adanya revitalisasi dan pemusatan produksi tersebut dapat

mendorong peningkatan produksi udang.

Page 80: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

63

Tabel 4.1

Sentra Produksi Udang Indonesia

No Komoditas Provinsi Kabupaten

1 Udang Vaname NTB Sumbawa, Bima, Lombok Timur,

Sumbawa Barat dan Lombok Tengah

2 Udang Vaname Jawa Timur Banyuwangi, Lamongan, Situbondo,

Tuban, Gresik

3 Udang Vaname Jawa Barat Indramayu, Subang, Cirebon, Karawang

dan Garut

4 Udang Vaname Lampung Tulang Bawang, Lampung Selatan,

Pesawaran, Tangganus dan Pesisir Barat

5 Udang Vaname Sumatera

Selatan Ogan Komering Ilir

6 Udang Vaname Sulawesi

Tenggara

Kolaka Utara, Kolaka, Bombana, Muna

Barat dan Muna

7 Udang Vaname Jawa Tengah Kendal, Rembang, Purwerejo, Brebes dan

Kebumen

8 Udang Vaname Sulawesi

Selatan

Barru, Takalar, Bulukumba, Pinrang dan

Maros

9 Udang Vaname Maluku Maluku Tengah

10 Udang Vaname Sulawesi Barat Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Mamuju,

Polewali Mandar dan Majene

11 Udang Vaname Sumatera

Utara

Serdang Bedagai, Karo, Deli Serdang,

Asahan dan Tapanuli Tengah

12 Udang Vaname NAD Pidie Jaya, Bireuen, Pidie, Kota

Lhoksemawe dan Aceh Tamiang

13 Udang Vaname Bengkulu Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara

14 Udang Vaname D.I

Yogyakarta Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul

15 Udang Vaname Bali Buleleng, Jembrana dan Karangasem

16 Udang Windu Jawa Barat Indramayu, Karawang, Subang, Cirebon

dan Bekasi

Page 81: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

64

17 Udang Windu Sulawesi

Selatan

Pinrang, Maros, Luwu Timur, Takalar dan

Pangkep

18 Udang Windu Jawa Timur Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, Surabaya dan

Bangkalan

19 Udang Windu Kalimantan

Timur

Kutai Kartanegara, Paser, Berau, Kutai

Timur dan Penajam Paser Utara

20 Udang Windu Sulawesi

Tengah

Donggala, Buol, Parigi Mountong,

Banggai dan Morowali

21 Udang Windu NAD Aceh Timur, Pidie Jaya, Bireun, Aceh

Utara dan Pidie

22 Udang Windu Kalimantan

Selatan Kotabaru, Tanah Bumbu dan Tanah Laut

23 Udang Windu Sulawesi

Tenggara

Kolaka Utara, Kolaka, Muna Barat,

Konawe Utara dan Bombana

24 Udang Windu Sumatera

Utara

Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai,

Asahan dan Langkat

25 Udang Windu Sumatera

Selatan

Ogan Komering Ilir, Banyuasin dan Musi

Banyuasin

26 Udang Windu Sulawesi Barat Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Polewali

Mandar, Mamuju dan Majene

27 Udang Windu Kalimantan

Barat

Ketapang, Sambas, Kubu Raya dan

Kayong Utara

28 Udang Windu Jawa Tengah Pati, Brebes, Rembang, Cilacap dan

Demak

29 Udang Windu Bengkulu Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu,

Bengkulu Utara dan Seluma

30 Udang Windu Lampung Lampung Selatan, Lampung Timur dan

Tulang Bawang

Sumber:Buku Statistik Perikanan Budidaya Indonesia (2015)

Upaya kedua yang dilakukan adalah percepatan infrastruktur

pendukung. Dengan pembangunan infrastruktur, diharapkan mendorong

produk-produk nasional sehingga dapat bersaing di pasar international.

Menurut Danang Parikesit (2018), infrastruktur yang kurang andal akan

Page 82: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

65

menghambat arus lalu lintas barang yang pada gilirannya membebani biaya

transportasi dan logistik, sehingga mengurangi daya saing produk. Oleh

karenanya, reformasi infrastruktur menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki

kinerja logistik dan mengurangi biaya transportasi melalui peningkatan

konektivitas (jalan, pelabuhan, dan jasa layanan logistik serta kepabeanan);

dukungan energi yang berkelanjutan; dan penguatan regulasi.

Selanjutnya adalah penetapan program Cara Budidaya Ikan yang Baik

(CBIB) melalui Kepmen Kelautan dan Perikanan RI No. 02 Tahun 2007 tentang

Cara Budidaya Ikan yang Baik. Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) adalah

cara memelihara dan atau membesarkan ikan serta memanen hasilnya dalam

lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan keamanan pangan

dari pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, pakan, obat ikan, dan

bahan kimia, serta bahan biologis. Tujuan dari penetapan keputusan ini adalah

untuk menjamin keamanan pangan hasil pembudidayaan ikan. Untuk menjamin

bahwa penerapan CBIB telah memenuhi persyaratan, maka perlu dilakukan

sertifikasi terhadap unit usaha yang bersangkutan. Dengan cara penilaian yang

obyektif dan transparan, sertifikasi diharapkan dapat meningkatkan

kepercayaan baik produsen maupun konsumen dan pada gilirannya akan

meningkatkan daya saing produk perikanan (Ditjen Perikanan Budidaya, 2010).

Melalui upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, diharapkan

dapat mendorong ekspor komoditas udang. Juga dapat meningkatkan

pendapatan negara, membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan

pendapatan masyarakat.

2. Kondisi Kebutuhan Udang di Jepang

Jepang merupakan negara kepulauan dengan ibukota Tokyo. Jepang

dikenal sebagai negara industri dengan GDP tertinggi di dunia bersama

Amerika Serikat dan China. Luas negara sebesar 377,959 km2 dengan jumlah

pulau lebih dari 6.800 dan jumlah penduduk 127,09 juta jiwa. Batas negara di

Page 83: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

66

utara adalah Laut Okhotsk; batas timur adalah Samudra Pasifik; batas selatan

adalah Laut Cina Timur dan Laut Filipina; batas barat adalah Laut Jepang dan

Selat Korea.

Grafik 4.1

Total Impor Udang Jepang Tahun 2014-2017 (dalam ton)

Sumber: Trade Map (2018) HS Code 030617

India, Vietnam dan Indonesia menjadi negara yang mengekspor udang

terbesar ke Jepang. Pada 2014, total impor udang Jepang dari seluruh negara

sebesar 146.752 ton dengan persentase dari India adalah 20,90 persen, Vietnam

21,40 persen dan Indonesia 17,55 persen (Trade Map, 2018). Konsumsi

masyarakat akan boga bahari diprediksi terus meningkat. Di tahun 2016 dan

2017, total impor udang Jepang terlihat mengalami kenaikan. Hal ini membuat

peluang Indonesia untuk terus meningkatkan ekspor komoditas udang ke

Jepang masih terbuka.

Untuk tarif impor, dengan adanya perjanjian ekonomi antara Indonesia

dan Jepang yang dimulai pada 2008 terdapat cukup banyak produk udang yang

dibebaskan dari tarif bea masuk. Khususnya untuk komoditas HS 0306, hampir

semua produk bertarif 0 persen. Tentu, ini menjadi keuntungan bagi Indonesia

karena negara pesaing seperti India dan China masih dikenakan tarif bea masuk.

Namun, terdapat hambatan lain dalam dalam perdagangan udang di

Jepang, diantaranya adalah Food Sanitation Act. Produk impor harus

melaporkan kepada pihak karantina untuk diuji apakah produk tersebut aman

0

50000

100000

150000

200000

World India Viet Nam Indonesia Argentina

2014 2015 2016 2017

Page 84: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

67

untuk dikonsumsi dan tidak mengandung batas standar residu yang berlebih.

Selain itu juga, kenaikan pajak konsumsi Jepang pada 2014 menjadi 8 persen

diprediksi akan mengurangi konsumsi masyarakat Jepang terhadap suatu

produk.

3. Kondisi Kebutuhan Udang di Amerika Serikat

Amerika Serikat adalah negara federal yang terdiri dari 50 negara

bagian dengan 48 negara berada di bagian terletak di daratan Amerika Utara

dan 2 negara bagian lainnya berada di Kep. Hawaii (Samudera Pasifik) dan

Alaska di sebelah utara Kanada. Ibukota negara Amerika Serikat adalah

Washington, DC. Jumlah penduduk pada 2017 sebanyak 326 juta jiwa

merupakan yang terbanyak ketiga di dunia. Batas negara sebelah utara adalah

Kanada; batas selatan adalah Meksiko; batas timur adalah Samudera Atlantik;

dan batas barat adalah Samudera Pasifik.

Grafik 4.2

Total Impor Udang Amerika Serikat Tahun 2014-2017 (dalam ton)

Sumber: Trade Map (2018) HS Code 030617

Amerika Serikat menjadi negara di dunia yang mengimpor komoditas

udang terbesar di dunia. Jumlah impor udang Amerika Serikat pada 2017

mencapai 514.726 ton dengan India 38,31 persen; Indonesia 18,30 persen;

Ekuador 13,54 persen; dan Meksiko 5,13 persen (Trade Map, 2018). Terdapat

beberapa kendala yang menyebabkan Amerika Serikat mengimpor komoditas

udang dari negara lain, yaitu iklim dan penyakit pada udang. Iklim di Amerika

0

200000

400000

600000

World India Indonesia Ecuador Mexico

2014 2015 2016 2017

Page 85: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

68

Serikat dinilai terlalu dingin untuk dapat melakukan budidaya. Selain itu, udang

budidaya di Amerika Serikat juga terkena wabah virus seperti virus taura dan

white spot (Siregar, Novade, 2014).

Untuk dapat mengontrol udang impor, pemerintah Amerika Serikat

membuat beberapa kebijakan. Kebijakan yang ditetapkan adalah Food Safety

Standard yaitu penerapan standar keamanan pangan seperti HACCP (Hazard

Analysis Critical Control Points). Juga, dibuat kebijakan antidumping tariff.

Antidumping tariff dikenakan untuk negara yang terbukti memberikan subsidi

harga udang, sehingga harga udang menjadi lebih murah di pasar Amerika

Serikat. Beberapa negara yang terkena kebijakan anti-dumping adalah China,

Malaysia, India, dan Thailand. Kebijakan tersebut memberikan keuntungan

bagi Indonesia yang tidak terkena antidumping tariff. Ekspor Indonesia

meningkat dikarenakan kurangnya pasokan udang di pasar Amerika Serikat.

4. Kondisi Kebutuhan Udang di Inggris

Inggris adalah negara monarki parlementer dengan ibukota London.

Memiliki luas wilayah sebesar 130,395 km2 dengan jumlah penduduk 64 juta

jiwa. Batas negara sebelah utara adalah Samudera Atlantik; batas timur adalah

Laut Utara; batas selatan adalah Selat Inggris; dan batas barat adalah Irlandia

dan Samudera Atlantik. Inggris dikenal sebagai negara maju di dunia

khususnya dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan industri. Inggris

sebelumnya termasuk dalam 28 negara dalam Uni Eropa, namun terdapat

Referendum Brexit tahun 2016 yang menyatakan Britania Raya termasuk di

dalamnya negara Inggris akan keluar dari bagian Uni Eropa.

Page 86: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

69

Grafik 4.3

Total Impor Udang Inggris Tahun 2014-2017 (dalam ton)

Sumber: Trade Map (2018) HS Code 030617

Total impor udang Inggris tahun 2017 adalah 42.040 ton. India menjadi

negara yang mengimpor udang paling banyak, diikuti oleh Vietnam,

Bangladesh, Ekuador, Thailand, dan Indonesia dengan angka secara berturut-

turut yaitu 34,44 persen; 18,74 persen; 11,28 persen; 7,51 persen; 3,84 persen

dan 2,84 persen (Trade Map, 2018). Menurut Ditjen Perikanan Budidaya

(2019), negara-negara di Uni Eropa menjadi negara yang cukup ketat terhadap

produk impor. Untuk komoditas udang, baik dari sektor hulu sampai hilir harus

sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Di 2018, para importir udang

Uni Eropa datang dan memeriksa keadaan udang di lapangan secara langsung

dari mulai tambak sampai ke unit pengolahan ikan (UPI). Ketika udang

Indonesia sudah mampu memasuki pasar Uni Eropa, maka secara tidak

langsung juga dapat diterima oleh pasar-pasar negara lain. Karena udang yang

diekspor adalah udang yang memiliki kualitas terbaik atau grade A. Agar udang

Indonesia dapat memasuki pasar Uni Eropa, pemerintah melalui KKP

mengharuskan setiap eksportir untuk dapat memiliki sertifikasi seperti GAP

(Good Aquaculture Practices), GHcP (Good Hacthery Pratices), RMP

(Residues Monitoring Programme), CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik),

CPIB (Cara Penanganan Ikan yang Baik), HACCP (Hazard Analysis and

Critical Control Point) dan HC (Health Certificate).

Selain itu, terdapat ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk

melakukan ekspor ke Uni Eropa yakni, Control of contaminants in foodstuffs

0

10000

20000

30000

40000

50000

World India Viet Nam Bangladesh Ecuador Thailand Indonesia

2014 2015 2016 2017

Page 87: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

70

(kontrol kontaminan dalam bahan makanan), Control of residues of veterinary

medicines in animals and animal products for human consumption -- only

required for aquaculture (pengendalian residu obat hewan pada hewan dan

produk hewan untuk dikonsumsi manusia, diperlukan hanya untuk produk

budidaya), Control on illegal fishing -- not applicable to aquaculture products

obtained from fry or larvae (pengendalian terhadap penangkapan ilegal, tidak

berlaku untuk produk budidaya benih atau larva), Health control of fishery

products intended for human consumption (kontrol kesehatan terhadap produk

perikanan yang dikonsumsi manusia), Health control of fishery products not

intended for human consumption (kontrol kesehatan terhadap produk perikanan

yang tidak dikonsumsi manusia), Labelling for fishery products (pelabelan

untuk produk perikanan), Marketing standards for fishery products – only

required for Pandalus borealis (standar pemasaran untuk produk perikanan,

hanya diperlukan untuk Pandalus borealis), Traceability, compliance, and

responsibility in food and feed (penelusuran, kepatuhan, dan tanggung jawab

dalam makanan dan pangan), Voluntary - Products from organic production

(voluntir – produk dari produksi organik) (Market Brief, 2014).

5. Kondisi Kebutuhan Udang di Korea Selatan

Korea Selatan merupakan salah satu negara kawasan di Asia Timur

dengan Seoul sebagai ibukota. Memiliki luas 99,720 km² dengan batas negara

sebelah utara adalah Korea Utara sedangkan sebelah timur, selatan dan barat

dikeliling oleh laut. Di sebelah barat dan selatan adalah Laut Kuning dan

sebelah barat adalah laut Jepang sedangkan di sebelah tenggaranya adalah selat

Korea yang berbatasan dengan Jepang. Korea Selatan dikenal sebagai negara

industri produk elektronik, telekomunikasi, otomotif, kimia, perkapalan dan

industri baja.

Page 88: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

71

Grafik 4.4

Total Impor Udang Korea Selatan Tahun 2014-2017 (dalam ton)

Sumber: Trade Map (2018) HS Code 030617

Vietnam, Ekuador, China, Malaysia, Thailand, India dan Indonesia

menjadi negara yang mengekspor udang terbesar ke Korea Selatan. Pada 2017,

total impor udang Korea Selatan dari seluruh negara sebesar 50.439 ton dengan

persentase dari Vietnam adalah 49,22 persen, Ekuador 16,50 persen, China 9,48

persen, Malaysia 6,30 persen, Thailand 5,29 persen, India 4,15 persen dan

Indonesia 1,08 persen (Trade Map, 2018). Masyarakat Korea Selatan sangat

menyukai udang karena memiliki kandungan nutrisi yang banyak dan rendah

kalori, sehingga sesuai dengan preferensi masyarakatnya yang sangat

memperhatikan asupan gizi diet bagi tubuh.

Keamanan pangan, asal produk dan rasa menjadi faktor penting yang

diperhatikan konsumen Korea Selatan dalam memilih makanan. Sejak

ditemukannya kandungan melamin dalam produk impor Jepang dan China,

Korea Selatan lebih ketat dalam standar keamanan pangan bagi produk-produk

makanan impor. Sebelum memasuki pasar Korea Selatan, produk makanan

khususnya makanan laut harus uji sertifikasi keamanan pangan yang dibagi

menjadi dua tahap. Tahap tersebut adalah inspeksi keamanan pangan oleh

KFDA (Korea Food and Drug Administration) dan selanjutnya inspeksi

kualitas pangan oleh Lembaga Perikanan Nasional (Market Brief, 2014).

Indonesia masih berpotensi untuk meningkatkan ekspor dan memperluas pasar

ke Korea Selatan. Hal ini dikarenakan produksi udang domestik Korea Selatan

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

World Viet Nam Ecuador China Malaysia Thailand India Indonesia

2014 2015 2016 2017

Page 89: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

72

belum mampu untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di setiap

tahun.

6. Kondisi Kebutuhan Udang di Belanda

Belanda adalah negara monarki konstitusional yang menganut sistem

pemerintahan Monarki Konstitusional Parlementer. Memiliki luas wilayah

sebesar 41.543 km2 dengan ibukota yaitu Amsterdam. Jumlah penduduk

sebanyak 17 juta jiwa. Batas negara sebelah utara adalah Laut Utara; batas

timur adalah Jerman; batas selatan adalah Belgia; dan batas barat adalah Laut

Utara. Pada bidang ekonomi, Belanda dikenal sebagai negara industri

pengolahan minyak, kimia, makanan, peralatan dan mesin.

Grafik 4.5

Total Impor Udang Belanda Tahun 2014-2017 (dalam ton)

Sumber: Trade Map (2018) HS Code 030617

Total impor udang Belanda tahun 2016 adalah 55.402 ton. India

menjadi negara yang mengimpor udang paling banyak, diikuti oleh Jerman,

Vietnam, Belgia, Bangladesh dan Indonesia dengan angka secara berturut-turut

yaitu 25,69 persen; 16,83 persen; 5,47 persen; 11,69 persen; 9,70 persen dan

1,10 persen (Trade Map, 2018).

Udang menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia di Uni Eropa.

Syarat standar keamanan pangan menjadi fokus bagi negara di Uni Eropa

termasuk Belanda. Untuk dapat memperluas pasar di Uni Eropa, Pemerintah

Indonesia membuat sertifikasi kepada setiap stakeholder komoditas udang,

seperti GAP (Good Aquaculture Practices), GHcP (Good Hacthery Pratices),

0

20,000

40,000

60,000

World Germany India Viet Nam Belgium Bangladesh Indonesia

2014 2015 2016 2017

Page 90: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

73

RMP (Residues Monitoring Programme), CBIB, CPIB (Cara Penanganan Ikan

yang Baik), HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) dan HC

(Health Certificate). Hambatan ekspor lainnya adalah tarif dan bea cukai yang

masih dikenakan oleh Belanda untuk Indonesia. Tarif impor untuk udang

Indonesia berkisar 4,2-14,5 persen (Market Brief, 2014).

B. Analisis Deskriptif

1. Produksi Udang Indonesia

Produksi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi ekspor.

Semakin banyak produksi suatu komoditas, maka semakin besar peluang

produsen untuk menjual komoditas tersebut ke negara lain. Permintaan yang

meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan, membuat produsen ingin

terus menambah produksi agar dapat memperoleh keuntungan yang lebih

banyak.

Grafik 4.6

Produksi Udang Indonesia Tahun 2006-2017 (dalam ton)

Sumber: Badan Pusat Statisik (2018)

Produksi domestik udang Indonesia dari 2006-2017 mengalami

peningkatan sebesar 8,076 persen/tahun. Hal ini dikarenakan oleh berbagai

upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi.

Upaya tersebut salah satunya seperti perluasan lahan dan revitalisasi tambak

serta adanya asuransi untuk para petambak budidaya. Penerapan sanksi yang

cukup berat untuk illegal fishing kapal asing juga menguntungkan bagi para

0

500000

1000000

1500000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Produksi Indonesia

Page 91: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

74

nelayan dometik. Peningkatan produksi domestik ini harus tetap dijaga oleh

pemerintah dan para stakeholder di sektor perikanan, untuk menjadikan

Indonesia sebagai salah satu negara penghasil udang terbesar di dunia.

Namun di tahun 2015, terjadi penurunan produksi yang disebabkan oleh

fenomena el nino. El nino adalah fenomena suhu laut di Samudra Pasifik yang

semakin memanas. Dampak el nino di Indonesia menyebabkan kekeringan dan

curah hujan yang berkurang. Tentu ini merugikan bagi tambak udang yang

sangat sensitif terhadap suhu dan kandungan yang terdapat dalam air.

2. Harga Udang Ekspor

Kenaikan dan penurunan harga dalam perdagangan akan berdampak

pada permintaan suatu komoditas. Harga berpengaruh negatif terhadap

permintaan. Meningkatnya harga komoditas yang ditawarkan maka akan

menurunkan permintaan ekspor akan komoditas tersebut, dan sebaliknya ketika

harga komoditas turun maka permintaan meningkat (ceteris paribus).

Grafik 4.7

Harga Udang Ekspor Indonesia ke Negara Tujuan Tahun 2006-2017

(dalam US$/kg)

Sumber: Badan Pusat Statisik (2018)

Grafik 4.7 di atas menunjukkan harga udang ekspor Indonesia ke

beberapa negara tujuan. Perkembangan harga udang ekspor Indonesia dari

2006-2017 terlihat mengalami fluktuasi di berbagai negara. Wabah virus Early

0

5

10

15

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jepang Amerika Serikat Inggris Korea Selatan Belanda

Page 92: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

75

Mortality Syndrome (EMS) terdeteksi di China tahun 2009, diikuti oleh

Vietnam dan Thailand ditahun-tahun selanjutnya membuat produksi udang

dunia menurun. Vietnam dan Thailand adalah salah satu negara penghasil dan

pengekspor udang terbesar di dunia, namun dengan adanya EMS membuat

produksi kedua negara ini menurun. Harga udang di pasar internasional menjadi

meningkat karena kekurangan pasokan.

Harga udang ekspor Indonesia ke Jepang tahun 2006-2017 cenderung

mengalami kenaikan sebesar 3,464 persen/tahun. Melalui perjanjian ekonomi

antara Indonesia dan Jepang, mulai 2008 Indonesia tidak dikenakan tarif bea

masuk impor untuk komoditas udang. Namun, hambatan non tarif produk yang

masuk ke Jepang dibuat lebih ketat untuk melindungi pasar domestik. Jaminan

mutu dan standar keamanan pangan (food safety) diberlakukan lebih ketat, serta

setiap eksportir diharuskan untuk memiliki sertifikasi Hazard Analysis Critical

Control Point (HACCP). HACCP adalah suatu standar mutu keamanan pangan

yang dibuat untuk mengantisipasi terjadinya bahaya selama proses produksi.

Selain itu, komoditas yang diimpor harus sesuai dengan custom law yang dibuat

oleh Jepang, seperti labeling yang diwajibkan mencantumkan informasi alergi,

bahan produk dan pengawet makanan. Juga, harus diuji kandungan dalam

udang, misalnya untuk budidaya udang diperiksa kadar maksimal adalah

fenitrothion 0.002 ppm, untuk oxolinic acid, acetochlor, dan triazophos adalah

0.01 ppm, serta nitrofurans dan chloramphenicol tidak boleh terkandung dalam

produk makanan laut. Hal ini tentu menambah biaya administrasi bagi

komoditas udang yang masuk ke pasar Jepang (Market Brief, 2014).

Untuk pasar Amerika Serikat, harga udang ekspor Indonesia tahun

2006-2017 cenderung berfluktuasi. Hal yang membuat harga udang Indonesia

di pasar Amerika Serikat lebih murah adalah pembebasan tarif bea masuk yang

diberikan untuk negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Standar

keamanan pangan yang ditetapkan untuk udang juga masih di bawah Uni Eropa.

Terjadi kenaikan harga di tahun 2012-2014 dikarenakan oleh kebijakan anti

Page 93: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

76

dumping yang dikenakan Amerika Serikat kepada Thailand, China, Vietnam,

India, Brazil dan Ekuador. Dengan keberadaan kebijakan anti dumping

tersebut, berarti Amerika Serikat kehilangan pasokan udang sebesar 71,6 persen

(Syahfdi, 2013). Penurunan pasokan menjadikan udang sebagai komoditas

yang cukup langka untuk dikonsumsi, sehingga terjadi peningkatan harga.

Harga udang ekspor ke Inggris terlihat lebih tinggi jika dibandingkan ke

negara lain. Negara-negara di Uni Eropa termasuk Inggris masih mengenakan

tarif bea masuk impor untuk komoditas perikanan Indonesia, lebih khusus

udang. Tarif bea masuk yang dikenakan untuk komoditas udang Indonesia

berkisar 4,2 persen. Udang yang diekspor ke Inggris haruslah berkualitas tinggi

atau grade dengan sertifikasi persyaratan yang lebih ketat dibanding negara-

negara lain. Sertifikasi seperti GAP (Good Aquaculture Practices), GHcP

(Good Hacthery Pratices), RMP (Residues Monitoring Programme), HACCP

(Hazard Analysis and Critical Control Point), HC (Health Certificate) CBIB

(Cara Budidaya Ikan yang Baik) dan CPIB (Cara Penanganan Ikan yang Baik)

wajib dipenuhi oleh para eksportir agar udang tersebut dapat masuk ke pasar

Inggris. Selain itu, terdapat ketentuan-ketentuan lain yang harus dipenuhi, yakni

kontrol kandungan kontaminan dalam bahan makanan, pengendalian residu

dalam makanan, pengendalian terhadap penangkapan ilegal, kontrol kesehatan

terhadap produk perikanan yang dikonsumsi manusia, pelabelan untuk produk

perikanan, penelusuran, kepatuhan, dan tanggung jawab dalam makanan dan

pangan. Untuk dapat menerapkan persyaratan dan sertifikasi tersebut,

dibutuhkan biaya administrasi dan produksi yang lebih tinggi (Market Brief,

2014).

Di Korea Selatan, perkembangan harga udang Indonesia berfluktuasi

dengan tren meningkat. Harga ekspor yang terendah adalah tahun 2006 sebesar

6.79 US/kg sementara tertinggi 2013 yaitu 9.44 US$/kg. Peningkatan harga di

2013 terjadi karena pasokan udang dunia yang berkurang. Udang menjadi lebih

langka, sementara permintaan terus meningkat. Hal ini membuat harga udang

Page 94: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

77

di pasar internasional menjadi lebih tinggi. Udang Indonesia di pasar Korea

Selatan sudah tidak dikenakan tarif bea masuk. Namun, prosedur impor dibuat

lebih ketat untuk melindungi pasar domestik. Hal ini menambah biaya

administrasi dan produksi. Dimulai dari proses deklarasi produk untuk

keperluan uji sertifikasi keamanan pangan. KFDA (Korean Food Drugs

Administration) melakukan uji sertifikasi keamanan pangan seperti sertifikasi

HACCP, asal produk, keterangan proses produksi, labeling dan keterangan

kandungan dalam produk (Market Brief, 2014).

Sementara itu, harga udang ekspor ke Belanda tahun 2006-2017

menunjukkan tren meningkat. Belanda masih mengenakan tarif bea masuk

untuk komoditas udang yaitu berkisar 4,2 sampai 12 persen. Indonesia sebagai

negara berkembang termasuk dalam negara yang menerima tarif GSP

(Generalised Scheme of Preference) sebesar 4,2 persen bersama Thailand dan

Vietnam. Selain itu, mutu dan standar keamanan pangan juga harus berkualitas

tinggi yang tentunya menambah biaya produksi dan administrasi. Standar

kemananan pangan khususnya di Uni Eropa menjadi yang paling sulit karena

sebelumnya terdapat beberapa kasus penolakan produk perikanan yang

dicurigai mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh yang tentu merugikan

konsumen. Oleh karena itu, ketika ingin mengimpor komoditas ke Uni Eropa

termasuk Belanda, dibutuhkan sertifikasi seperti GAP, GHcP, RMP, HACCP,

HC dan penjamin bahwa udang tidak mengandung dan terkontaminasi bahan

kimia berbahaya seperti pelarut dan merkuri. Labeling juga menjadi hal yang

penting karena mencakup informasi mengenai produk bagi konsumen, baik itu

asal produk dan kandungan gizi (Market Brief, 2015).

3. GDP Negara Tujuan

Perubahan GDP negara tujuan ekspor memengaruhi permintaan negara

tersebut terhadap suatu komoditas. Kenaikan GDP negara importir

Page 95: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

78

menyebabkan peningkatan daya beli dan konsumsi suatu komoditas masyarakat

di negara importir tersebut. Peningkatan ekspor akibat peningkatan GDP negara

importir, menunjukkan bahwa negara eksportir memiliki kemampuan untuk

bersaing di pasar internasional.

Grafik 4.8

GDP Negara Tujuan Tahun 2006-2017 (dalam juta US$)

Sumber: World Bank (2018)

Perkembangan GDP negara tujuan mengalami fluktuasi dengan tren

cenderung meningkat. Indonesia saat ini banyak mengekspor udang ke negara-

negara yang memiliki GDP tinggi seperti Amerika Serikat, Jepang dan Inggris.

GDP Jepang memperlihatkan perkembangan yang baik di 2006-2012, namun

di tahun selanjutnya terlihat menurun. Hal ini disebabkan oleh kebijakan

kenaikan pajak konsumsi yang diterapkan oleh Pemerintah Jepang.

Peningkatan pajak konsumsi yang sebelumnya sebesar 5 persen meningkat

menjadi 8 persen, lalu meningkat lagi menjadi 10 persen. Hal ini membuat

harga-harga komoditas baik itu dari pasar dalam negeri maupun luar negeri

menjadi lebih mahal, yang berdampak pada penurunan pengeluaran rumah

tangga dan bisnis di Jepang. Dalam jangka panjang juga mempengaruhi

perekonomian Jepang, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi 2014 dari Januari

hingga Maret turun dari 6,7 persen menjadi 6,1 persen (Soble, 2014).

GDP Amerika Serikat menunjukkan tren meningkat di setiap tahun

kecuali tahun 2008-2009. Di 2008, terjadi krisis finansial di Amerika Serikat

karena kesalahan menghitung para banker di Amerika Serikat dan beberapa

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jepang Amerika Serikat Inggris Korea Selatan Belanda

Page 96: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

79

banker negara-negara lain yang tidak terkendali dalam menggelontorkan

kreditnya pada sektor properti. Masalah ini berawal dari turunnya pasar

perumahan pada tahun 2006, karena kenaikan suku bunga ke angka tertinggi

5,25 persen. Kenaikan suku bunga ini menyebabkan repayment pinjaman

rumah lebih mahal, memicu penunggakan pembayaran dalam jumlah besar dan

menjadi ancaman kredit macet (Teguh Sihono, 2008).

Terjadi krisis finansial global tahun 2008 juga berimbas pada negara-

negara Uni Eropa termasuk Inggris dan Belanda. Krisis tersebut membuat

perekonomian turun dan perdagangan terhambat. Pengangguran di negara-

negara Uni Eropa meningkat, sehingga dalam jangka panjang berdampak pada

pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional yang menurun (Verick dan

Islami, 2010).

Krisis ekonomi di 2008 juga berdampak untuk Korea Selatan.

Pertumbuhan GDP turun menjadi 0,3 persen di tahun 2009, namun di tahun-

tahun berikutnya Korea Selatan mulai pulih dari masalah krisis keuangan

tersebut. Perkembangan GDP Korea Selatan menunjukkan hasil yang cukup

baik. Beberapa peneliti berpendapat bahwa kinerja ekonomi Korea Selatan

yang baik dihasilkan oleh beberapa faktor seperti sumberdaya manusia yang

unggul, tingkat tabungan masyarakat yang tinggi, efisiensi dan efektivitas

produksi, keterbukaan perdagangan serta manajemen fiskal dan moneter yang

baik. Pemerintah Korea Selatan juga fokus pada industrialisasi yang

berorientasi ekspor, sehingga menciptakan perusahaan-perusahaan yang

memiliki keunggulan komparatif di pasar global (Jong Wha Lee, 2016).

4. Jumlah Penduduk Negara Tujuan

Menurut Lipsey et al. (1995) dalam Maulana dan Kartiasih (2017),

jumlah penduduk memiliki hubungan yang kuat dan positif dengan kuantitas

komoditas yang diminta. Ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah

Page 97: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

80

penduduk suatu negara akan meningkatkan jumlah komoditas yang dibeli pada

setiap tingkat harga.

Grafik 4.9

Jumlah Penduduk Negara Tujuan Tahun 2006-2017 (dalam jiwa)

Sumber: World Bank (2018)

Jepang menjadi salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi

terbaik pasca perang dunia II. Salah satu penyebabnya adalah budaya

masyarakat Jepang yang pekerja keras. Namun, kesuksesan pertumbuhan

ekonomi Jepang berdampak pada fenomena penurunan jumlah penduduknya.

Budaya patriarki Jepang kini dianggap sebagai penindasan bagi kaum wanita.

Banyak pihak yang menginginkan perubahan (Mulyadi Budi, 2018).

Perubahan atau modernisasi yang diterapkan di Jepang ternyata

membawa dampak pada peningkatan pekerja wanita. Wanita di Jepang lebih

menginginkan jenjang karir yang tinggi dibandingkan menikah dan mempunyai

anak. Hal ini membuat terjadinya penurunan jumlah penduduk di Jepang.

Terlihat pada grafik 4.9, jumlah penduduk Jepang pada 2006 adalah

127.854.000 jiwa, namun turun di 2017 menjadi 126.785.797 jiwa.

Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah penduduk ketiga

terbanyak di dunia, di bawah China dan India. Jumlah penduduk Amerika

Serikat pada akhir 2015 mencapai 323 juta jiwa, tumbuh 2,5 juta jiwa pertahun.

Menurut Census Bureau (2016), proyeksi jumlah penduduk Amerika Serikat

akan meningkat sebesar 98.1 juta, atau sebesar 31%, di 2060. Peningkatan

0

100000000

200000000

300000000

400000000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jepang Amerika Serikat Inggris Korea Selatan Belanda

Page 98: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

81

jumlah penduduk di setiap tahunnya disebabkan oleh tingkat imigrasi dan

kelahiran yang tinggi. Jumlah imigrasi penduduk Amerika Serikat di 2015

bahkan mencapai 1,241 juta jiwa.

Jumlah penduduk Inggris tahun 2006-2017 terlihat selalu meningkat di

setiap tahunnya. Pada semester 1 2016, jumlah penduduk Inggris diperkirakan

meningkat dengan rata-rata 1.475 per hari. Peningkatan jumlah penduduk

disebabkan oleh dua faktor yaitu, tingkat kelahiran dan imigrasi. Office of

National Statistics memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Inggris akan

meningkat sebesar 15 persen menjadi 74,3 juta pada 2039, dengan tingkat

pertumbuhan rata-rata 0,6 persen pertahun (Lord Hodgson, 2017).

Pertumbuhan penduduk Korea Selatan menunjukkan hasil yang cukup

rendah. Menurut United Nations Population Fund (2008), di 2008, tingkat

kesuburan penduduk Korea Selatan hanya 1,20 persen terendah kedua di dunia.

Sebaliknya, jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas Korea Selatan

meningkat dari satu 1 juta jiwa pada tahun 1970 menjadi 5,4 juta jiwa pada

tahun 2010, dan diperkirakan akan mencapai hampir 18 juta pada tahun 2050

(Elizabeth Hervey Stephen, 2012). Pertumbuhan penduduk yang rendah ini

dikarena oleh semakin banyaknya wanita yang memilih untuk bekerja, serta

meningkatnya biaya hidup di Korea Selatan. Berbagai upaya telah dilakukan

untuk meningkatkan pertumbuhan penduduk, salah satunya adalah

melaksanakan program penitipan anak gratis (day care) dan pemberian insentif

pada ibu hamil.

Sedangkan untuk Belanda, jumlah penduduknya menunjukkan

peningkatan walaupun tidak cukup banyak. Tahun 2006 jumlah penduduk

Belanda mencapai 16.346.101 jiwa, sedangkan di 2017 naik 786.753 jiwa

menjadi 17.132.854 jiwa. Menurut OECD (2013), laju pertumbuhan penduduk

sejak 1960-an berfluktuasi dengan tren menurun. Hal ini dikarenakan oleh

penurunan angka kelahiran dan angka net migrasi (imigrasi dikurangi dengan

emigrasi).

Page 99: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

82

5. Analisis Deskriptif Volume Ekspor Udang Indonesia ke Negara Tujuan

Udang menjadi salah satu komoditas ekspor utama Indonesia. Di tahun

2015-2018, komoditas udang dan ikan menjadi komoditas penyumbang ekspor

sektor pertanian terbesar. Kandungan protein, kalsium, gizi dan omega-3 yang

terdapat dalam udang membuat komoditas tersebut diminati oleh masyarakat

dunia. Sebagai negara luas dengan ¾ terdiri dari perairan, ini merupakan

potensi yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia. Indonesia saat ini telah

mengekspor ke banyak negara seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Asia Timur

dan ASEAN. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan konsumsi

akan komoditas udang, membuat potensi perdagangan semakin terbuka.

Dengan sumberdaya yang sangat melimpah, ini dapat memberikan keuntungan

bagi Indonesia.

Grafik 4.10

Volume Ekspor Udang Indonesia ke Jepang Periode 2006-2017

(dalam ton)

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)

Grafik 4.10 di atas menunjukkan bahwa volume ekspor udang Indonesia

ke Jepang cenderung mengalami penurunan. Volume ekspor terbesar adalah

tahun 2006 sebesar 48.712 ton sedangkan yang terendah di 2016 sebesar 23.260

ton. Fluktuasi volume ekspor ini disebabkan oleh harga udang ekspor ke Jepang

yang jika dibandingkan dengan ke negara lain cukup tinggi. Bahkan dari tahun

2009-2017, harga udang ekspor mencapai angka lebih dari 10 US$/kg.

Sedangkan harga udang ekspor Vietnam ke Jepang lebih murah jika dibanding

0

20000

40000

60000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jepang

Page 100: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

83

dengan Indonesia. Hal ini membuat udang Indonesia di pasar Jepang kurang

kompetitif.

Krisis ekonomi tahun 2008 juga berdampak pada negara Jepang. Total

ekspor Indonesia ke Jepang mengalami penurunan sebesar 13% selama periode

krisis, untuk ekspor non migas Indonesia turun menjadi 11,9 miliar US$

(Kemendag, 2015). Pendapatan dan daya beli masyarakat menurun, konsumsi

perkapita Jepang untuk komoditas udang pun turun dari 2007 sampai 2009

secara berturut-turut adalah 8,82 kg; 8,16 kg; dan 7,9 kg (FAO, 2010).

Penurunan volume ekspor di 2014 disebabkan oleh kenaikan pajak

konsumsi dari 5 persen menjadi 8 persen. Nilai konsumsi rumah tangga

masyarakat Jepang di 2014 lebih kecil dibanding dengan tahun sebelumnya.

Jepang memang dikenal sebagai negara dengan konsumsi boga bahari terbesar

di dunia. Namun, karena harga udang ekspor Indonesia yang lebih mahal dan

pajak konsumsi yang tinggi membuat konsumsi udang menurun, sehingga

permintaan impor juga berkurang.

Grafik 4.11

Volume Ekspor Udang Indonesia ke Amerika Serikat Periode 2006-2017

(dalam ton)

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)

Grafik 4.11 di atas menunjukkan bahwa volume ekspor udang Indonesia

ke Amerika serikat mengalami fluktuasi dengan tren cenderung meningkat.

Rata-rata pertumbuhan ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat sebesar

7,49 persen/tahun. Volume ekspor tertinggi di tahun 2017 yaitu 98.992 ton.

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Amerika Serikat

Page 101: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

84

Terjadi penurunan volume ekspor di 2009 sebagai akibat dari krisis ekonomi

yang melanda Amerika Serikat di tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekspor

Indonesia secara keseluruhan ke Amerika Serikat pada 2009 mengalami

penurunan sebesar 5,9 persen (Kemendag, 2010). Penurunan ini menyebabkan

perlambatan ekspor Indonesia yang didominasi oleh sektor manufakur dan

pertanian.

Pada 2013, Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan anti dumping bagi

negara China, India, Vietnam, Thailand dan Malaysia. Kebijakan anti dumping

dikenakan karena negara-negara tersebut terbukti memberikan subsidi terhadap

udang yang akan diekspor ke Amerika Serikat, sehingga harga menjadi lebih

murah. Dengan kebijakan anti dumping untuk negara-negara tersebut,

memberikan keuntungan bagi Indonesia yang tidak terkena bea anti dumping.

Harga udang ekspor Indonesia menjadi lebih murah dan kompetitif dibanding

negara yang dikenakan bea anti dumping. Terjadi peningkatan permintaan

udang sehingga volume ekspor udang Indonesia tahun 2013-2014 meningkat.

Namun di 2015, Amerika Serikat mengurangi tarif anti dumping untuk India,

sehingga harga udang ekspor India mengalami penurunan dan dapat bersaing

di pasar Amerika Serikat. Ini membuat permintaan impor udang Indonesia oleh

Amerika Serikat berkurang.

Grafik 4.12

Volume Ekspor Udang Indonesia ke Inggris Periode 2006-2017

(dalam ton)

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)

0

5000

10000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Inggris

Page 102: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

85

Grafik 4.12 di atas menunjukkan bahwa volume ekspor udang Indonesia

ke Inggris mengalami fluktuasi dengan tren cenderung menurun. Rata-rata

pertumbuhan ekspor udang ke Inggris adalah -8,79 persen/tahun. Volume

ekspor terbesar terjadi di 2006 yaitu 8.609 ton, sedangkan terendah di 2017

1.397 ton. Ekspor udang Indonesia ke Inggris memiliki hambatan tarif dan non

tarif, membuat volume ekspornya tidak terlalu besar. Indonesia dikenakan tarif

bea masuk impor untuk komoditas udang sebesar 4,2 persen. Sedangkan negara

pesaing seperti Vietnam sudah tidak dikenakan tarif bea masuk impor di pasar

Uni Eropa. Harga udang ekspor Indonesia menjadi lebih mahal dan tidak

kompetitif lagi jika dibanding dengan Vietnam.

Selain itu, non tarif juga menjadi hambatan dalam ekspor ke Inggris.

Terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh eksportir jika ingin mengekspor

produknya. Uni Eropa sangat memperhatikan produk yang masuk ke negara-

negaranya, mulai dari sektor hulu, hilir sampai ke isu lingkungan. Penilaian

secara langsung ke lapangan dilakukan oleh para importir sebelum memutuskan

untuk melakukan impor dari suatu negara. Jika kondisi tambak, proses produksi

di UPI sampai proses pengiriman produk tidak sesuai aturan yang telah

ditentukan, maka akan menjadi masalah yang serius di pasar Uni Eropa.

Volume ekspor di 2012 terlihat mengalami penurunan dibanding tahun

sebelumnya. Hal ini dikarenakan krisis finansial yang melanda Uni Eropa

sehingga menyebabkan pengangguran bertambah. Pendapatan masyarakat pun

turun membuat konsumsi udang perkapita masyarakat Inggris juga menurun.

Konsumsi perkapita produk udang di 2011 dan 2012 secara berturut-turut

adalah 3,83 kg dan 3,82 kg.

Untuk meningkatkan ekspor udang ke Inggris, pemerintah terus

melakukan negosiasi kepada pemerintah Inggris dan Uni Eropa terkait dengan

pembebasan bea masuk impor untuk produk udang. Jika udang Indonesia

terbebas dari tarif bea masuk, maka akan mengurangi harga jual sehingga dapat

lebih kompetitif di pasar Uni Eropa. Selain itu juga, program CBIB yang

Page 103: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

86

diadaptasi dari persyaratan-persyaratan impor perikanan di Uni Eropa dan

Amerika Serikat terus dikampanyekan oleh pemerintah kepada para petambak

dan eksportir. Ditjen Perikanan Budidaya (2019) menyebut bahwa saat ini

hampir semua petambak intensif dan super intensif Indonesia telah menerapkan

program CBIB tersebut.

Grafik 4.13

Volume Ekspor Udang Indonesia ke Korea Selatan Periode 2006-2017

(dalam ton)

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)

Grafik 4.13 di atas menunjukkan bahwa volume ekspor udang Indonesia

ke Korea Selatan menunjukkan tren cenderung meningkat dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 7,14 persen/tahun. Volume ekspor tertinggi berada di

tahun 2014 sejumlah 830 ton dan yang terendah di 2013 yaitu 366 ton.

Kenaikan volume ekspor mulai tahun 2014 disebabkan oleh penurunan harga

ekspor. Harga ekspor di 2013 sebesar 9.44 US$/kg, namun di 2014, 2015 dan

2016 secara berturut-turut turun menjadi 9.35 US$/kg, 9.32 US$/kg, dan 8.57

US$/kg. Hal ini membuat udang Indonesia lebih kompetitif di pasar Korea

Selatan. Pada akhir 2013, Korea Selatan melarang produk-produk boga bahari

yang berasal dari Jepang karena ditemukan kandungan radiasi yang berbahaya

(Japan Today, 2014). Tentu, ini menguntungkan bagi negara-negara

pengekspor udang seperti Indonesia. Karena dengan pelarangan produk Jepang

tersebut, akan membuat Korea Selatan kekurangan supply untuk produk boga

0

200

400

600

800

1000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Korea Selatan

Page 104: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

87

bahari yang permintaannya setiap tahun selalu meningkat, seiring peningkatan

pada jumlah penduduknya.

Grafik 4.14

Volume Ekspor Udang Indonesia ke Belanda Periode 2006-2017

(dalam ton)

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)

Grafik 4.14 di atas menunjukkan bahwa volume ekspor udang Indonesia

ke Belanda berfluktuasi dengan rata-rata pertumbuhan ekspor yaitu 8,97

persen/tahun. Volume ekspor tertinggi berada di tahun 2009 sejumlah 2.215 ton

dan yang terendah di 2013 adalah 412 ton. Udang Indonesia di pasar Belanda

masih dikenakan tarif bea masuk sebesar 4,2 persen. Hal ini membuat harga

udang ekspor Indonesia menjadi lebih tinggi. Hambatan non tarif seperti

standar keamanan pangan yang tinggi juga membuat biaya produksi dan

administrasi semakin mahal.

Volume ekspor dimulai dari tahun 2010 terlihat mengalami penurunan

yang cukup banyak dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan oleh

harga ekspor yang terus meningkat disetiap tahunnya. Harga ekspor sebelum

tahun 2010 berkisar di angka 6 US$/kg, namun setelah tahun 2010 telah

mencapai lebih dari 9 US$/kg. Kenaikan harga ini membuat udang Indonesia

tidak kompetitif lagi di pasar Belanda.

Volume ekspor terendah berada di tahun 2013. Krisis ekonomi yang

melanda Uni Eropa termasuk Belanda di 2012, berdampak pada pendapatan dan

impor di tahun berikutnya. Didukung oleh kenaikan harga udang ekspor yang

0

500

1000

1500

2000

2500

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Belanda

Page 105: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

88

mencapai 11,46 US$/kg, membuat volume ekspor udang Indonesia ke Belanda

menurun cukup banyak.

C. Hasil Analisis Model Data Panel

1. Uji Estimasi Data

a) Uji Chow

Uji ini bertujuan untuk menentukan model terbaik yang akan

digunakan dalam penelitian ini yaitu antara Pooled Least Square atau Fixed

Effect Model. Penentuan dilakukan dengan membandingkan nilai

probabilitas dengan tingkat signifikansi alpha α = 5%. Apabila nilai

probabilitas < α, maka H0 ditolak. Hipotesis yang akan digunakan:

H0: Pooled Least Square

H1: Fixed Effect Model

Tabel 4.2

Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 34.235148 (4,51) 0.0000

Cross-section Chi-square 78.258017 4 0.0000

Sumber: Data yang diolah (2019)

Hasil Uji Chow pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa nilai

probabilitas sebesar 0.0000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 5% (0.0000 < α). Ini berarti H0 ditolak dan model terbaik

adalah Fixed Effect Model.

b) Uji Hausman

Uji ini bertujuan untuk menentukan model terbaik yang akan

digunakan dalam penelitian ini yaitu antara Random Effect Model atau

Fixed Effect Model. Penentuan dilakukan dengan membandingkan nilai

Page 106: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

89

probabilitas dengan tingkat signifikansi alpha α = 5%. Apabila nilai

probabilitas < α, maka H0 ditolak. Hipotesis yang akan digunakan:

H0: Random Effect Model

H1: Fixed Effect Model

Tabel 4.3

Uji Hausman

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 4 1.0000

Sumber: Data yang diolah (2019)

Hasil Uji Hausman pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa nilai

probabilitas sebesar 1.0000, dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 5% (1.0000 > α). Ini berarti H0 diterima dan model terbaik

dalam penelitian ini adalah Random Effect Model.

c) Uji Lagrange Multiplier

Uji ini bertujuan untuk menentukan model terbaik yang akan

digunakan dalam penelitian ini yaitu antara Pooled Least Square atau

Random Effect Model. Penentuan dilakukan dengan membandingkan nilai

probabilitas dengan tingkat signifikansi alpha α = 5%. Apabila nilai

probabilitas < α, maka H0 ditolak. Hipotesis yang akan digunakan:

H0: Pooled Least Square

H1: Random Effect Model

Tabel 4.4

Uji Lagrange Multiplier

Test Hypothesis

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 64.38172 0.484087 64.86576

(0.0000) (0.4866) (0.0000)

Sumber: Data yang diolah (2019)

Page 107: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

90

Hasil Uji Lagrange Multiplier pada tabel 4.4 di atas menunjukkan

bahwa nilai probabilitas cross section sebesar 0.0000, dimana nilai tersebut

lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5% (0.0000 < α). Ini berarti H0

ditolak dan model terbaik dalam penelitian ini adalah Random Effect Model.

2. Random Effect Model

Dari hasil estimasi data di atas, dapat diketahui model terbaik dalam

penelitian ini adalah Random Effect Model.

Tabel 4.5

Random Effect Model

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -12.02379 2.322180 -5.177804 0.0000

PI? 0.179622 0.272095 0.660145 0.5119

HUE? -1.239000 0.345906 -3.581895 0.0007

GDP? 1.654113 0.415267 3.983252 0.0002

JP? 0.020200 0.499108 0.040473 0.9679

Random Effects (Cross)

_JEPANG--C 0.477233

_AMERIKA--C -0.168479

_INGGRIS--C -0.082506

_KOREA—C -0.339410

_BELANDA--C 0.113162

Sumber: Data yang diolah (2019)

Model data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random

Effect Model dengan persamaan sebagai berikut:

VE = -12.02379 + 0.179622 PI + -1.239000 HUE + 1.654113 GDPIm

+ 0.020200 JP + ε

Keterangan:

VE : Volume Ekspor Udang Indonesia

PI : Produksi Udang Indonesia

HUE : Harga Udang Ekspor Indonesia

GDPIm : GDP Negara Tujuan

Page 108: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

91

JP : Jumlah Penduduk Negara Tujuan

Hasil estimasi model Random Effect pada tabel 4.5 di atas menunjukkan

terdapat nilai coefficient konstanta sebesar -12.02379, artinya bahwa apabila

koefisien produksi, harga udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah

penduduk negara tujuan bernilai 0, maka volume ekspor udang Indonesia ke

negara tujuan bernilai negatif sebesar -12.02379 satuan.

a) Apabila produksi, harga udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah

penduduk negara tujuan yang ada pada model bernilai 0, maka volume

ekspor udang ke Jepang sebesar -11.546557 satuan.

b) Apabila produksi, harga udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah

penduduk negara tujuan yang ada pada model bernilai 0, maka volume

ekspor udang ke Amerika Serikat sebesar -12.192269 satuan.

c) Apabila produksi, harga udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah

penduduk negara tujuan yang ada pada model bernilai 0, maka volume

ekspor udang ke Inggris sebesar -12.106296 satuan.

d) Apabila produksi, harga udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah

penduduk negara tujuan yang ada pada model bernilai 0, maka volume

ekspor udang ke Korea Selatan sebesar -12.3632 satuan.

e) Apabila produksi, harga udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah

penduduk negara tujuan yang ada pada model bernilai 0, maka volume

ekspor udang ke Belanda sebesar -11.910628 satuan.

3. Uji Hipotesis

1) Uji Koefisien Determinasi

R-square merupakan ukuran proporsi atau persentase dari variasi

total pada variabel dependen yang dijelaskan oleh model regresi.

Page 109: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

92

Tabel 4.6

Koefisien Determinasi

R-squared 0.573639

Adjusted R-squared 0.542631

Sumber: Data yang diolah (2019)

Dari tabel 4.6 di atas, tingkat koefisien determinasi Adj. R-square

sebesar 0.542631 atau 54,26%. Hal ini berarti variabel produksi, harga

udang ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah penduduk negara tujuan

dapat menjelaskan variabel volume ekspor udang Indonesia sebesar

54,26%, sedangkan sisanya sebesar 45,74% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model.

2) Uji F-statistik

Uji F-statistik adalah uji model secara keseluruhan. Uji F-statistik

digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel terikat.

Tabel 4.7

Uji F-statistik

F-statistic 18.49968

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data yang diolah (2019)

Dari tabel 4.7 di atas, nilai probabilitas (F-statistik) sebesar

0,000000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5%

(0.0000 < α). Ini berarti variabel produksi, harga udang eskpor, GDP

negara tujuan dan jumlah penduduk negara tujuan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel volume ekspor udang Indonesia.

3) Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan uji untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas secara individual terhadap variabel terikat. Penentuan pengaruh

signifikan dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas tiap variabel

Page 110: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

93

dengan signifikansi alpha α = 5%. Uji t-statistik juga dapat membuktikan

hipotesis yang telah dibuat. Hipotesis yang dibuat dapat dibuktikan sebagai

berikut:

a) H0: Tidak terdapat pengaruh antara produksi terhadap volume

ekspor udang Indonesia periode 2006-2017.

H1: Terdapat pengaruh antara produksi terhadap volume ekspor

udang Indonesia periode 2006-2017.

b) H0: Tidak terdapat pengaruh antara harga udang ekspor

terhadap volume ekspor udang Indonesia periode 2006-2017.

H1: Terdapat pengaruh antara harga udang ekspor terhadap

volume ekspor udang Indonesia periode 2006-2017.

c) H0: Tidak terdapat pengaruh antara GDP negara tujuan terhadap

volume ekspor udang Indonesia periode 2006-2017.

H1: Terdapat pengaruh antara GDP negara tujuan terhadap

volume ekspor udang Indonesia periode 2006-2017.

d) H0: Tidak terdapat pengaruh antara jumlah penduduk negara

tujuan terhadap volume ekspor udang Indonesia periode 2006-

2017.

H1: Terdapat pengaruh antara jumlah penduduk terhadap

volume ekspor udang Indonesia periode 2006-2017.

Tabel 4.8

Uji t-statistik

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -12.02379 2.322180 -5.177804 0.0000

PI? 0.179622 0.272095 0.660145 0.5119

HUE? -1.239000 0.345906 -3.581895 0.0007

GDP? 1.654113 0.415267 3.983252 0.0002

JP? 0.020200 0.499108 0.040473 0.9679

Sumber: Data yang diolah (2019)

Page 111: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

94

Dari tabel 4.8 di atas, menunjukkan bahwa variabel harga udang

ekspor dan GDP negara tujuan secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap volume ekspor udang Indonesia dengan tingkat signifikansi alpha

α = 5%. Sedangkan variabel produksi dan jumlah penduduk negara tujuan

tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Identifikasi masing-masing

variabel dalam model dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Variabel Produksi

Variabel produksi menunjukkan nilai koefisien sebesar 0.179622

dengan nilai probabilitas 0.5119. Dengan tingkat signifikansi 5%, berarti

H0 diterima. Hal ini berarti variabel produksi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap volume ekspor udang Indonesia.

b) Variabel Harga Udang Ekspor

Variabel harga udang ekspor menunjukkan nilai koefisien sebesar

-1.239000 dengan nilai probabilitas 0.0007. Dengan tingkat signifikansi

5%, berarti H0 ditolak. Hal ini berarti variabel harga udang ekspor

berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor udang Indonesia.

Tanda koefisien bernilai negatif, yaitu ketika terjadi peningkatan harga

udang ekspor sebesar 1%, maka akan menurunkan volume ekspor udang

Indonesia sebesar -1.239000%.

c) Variabel GDP Negara Tujuan

Variabel GDP negara tujuan menunjukkan nilai koefisien sebesar

1.654113 dengan nilai probabilitas 0,0002. Dengan tingkat signifikansi

5%, berarti H0 ditolak. Hal ini berarti variabel GDP negara tujuan

berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor udang Indonesia. Tanda

koefisien bernilai positif, yaitu ketika terjadi peningkatan GDP negara

tujuan sebesar 1% maka akan meningkatkan volume ekspor udang

Indonesia sebesar 1.654113%.

Page 112: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

95

d) Variabel Jumlah Penduduk Negara Tujuan

Variabel jumlah penduduk negara tujuan menunjukkan nilai

koefisien sebesar 0.020200 dengan nilai probabilitas 0,9679. Dengan

tingkat signifikansi 5%, berarti H0 diterima. Hal ini berarti variabel jumlah

penduduk negara tujuan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

volume ekspor udang Indonesia.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka pembuktian dari

hipotesis yang telah diuraikan adalah:

a) Nilai probabilitas t-statistik variabel produksi sebesar 0,5119 lebih

besar dari α (0,05) yang berarti H0 diterima.

b) Nilai probabilitas t-statistik variabel harga udang ekspor sebesar

0.0007 lebih kecil dari α (0,05) yang berarti H0 ditolak.

c) Nilai probabilitas t-statistik variabel GDP negara tujuan sebesar

0,0002 lebih kecil dari α (0,05) yang berarti H0 ditolak.

d) Nilai probabilitas t-statistik variabel jumlah penduduk negara tujuan

sebesar 0,9679 lebih besar dari α (0,05) yang berarti H0 diterima.

D. Analisis Ekonomi

a) Produksi terhadap Volume Ekspor Udang Indonesia

Produksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengubah input

menjadi output dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi berupa

sumber modal, tenaga kerja, kekayaan alam, dan teknologi. Produksi adalah

salah satu faktor yang mempengaruhi ekspor. Jika suatu negara memiliki

produksi yang berlebih (excess supply), maka negara tersebut akan melakukan

ekspor ke negara lain. Hal ini mengimplikasikan bahwa terdapat hubungan

yang positif antara produksi dengan ekspor.

Produksi udang Indonesia menunjukkan perkembangan yang baik

dengan peningkatan sebesar 8,824 persen/tahun. Pemerintah tengah berupaya

Page 113: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

96

untuk terus meningkatkan produksi udang, seperti perluasan dan revitalisasi

tambak serta penangkapan kapal illegal fishing. Dari 2014-2018, menurut

BBC.com Pemerintah Indonesia telah menenggelamkan 488 kapal illegal

fishing milik Vietnam, Filipina, Thailand dan Malaysia.

Dalam penelitian ini, terlihat bahwa produksi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap volume ekspor udang Indonesia. Indonesia dikenal sebagai

salah satu negara penghasil sektor perikanan terbesar di dunia. Ikan dan udang

memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh, namun konsumsi masyarakat

Indonesia akan komoditas perikanan khususnya udang masih sangat rendah.

Menurut Ditjen Perikanan Budidaya, pemerintah saat ini terus berupaya untuk

meningkatkan konsumsi ikan dan udang. Salah satunya adalah dengan program

gemarikan (Gemar Memasyarakatkan Makan Ikan). Data dari BPS (2018),

menunjukkan peningkatan pada konsumsi perkapita masyarakat akan ikan dan

udang, tahun 2014-2017 secara berturut-turut sebesar 0,274 kg/kapita/minggu;

0,298 kg/kapita/minggu; 0,302 kg/kapita/minggu; dan 0,326 kg/kapita/minggu.

Hal ini membuat produksi lebih banyak diserap oleh pasar domestik. Sehingga,

kelebihan produksi yang sebelumnya diekspor ke negara lain akan berkurang

untuk memenuhi pasokan dalam negeri.

Ini sejalan dengan penelitian oleh Mohani dkk (2016) mengenai

Analisis Pengaruh Jumlah Produksi Udang Indonesia, Harga Udang

Internasional, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekspor Udang Indonesia

(Studi Volume Ekspor Udang Indonesia Tahun 2005-2014) yang menunjukkan

hubungan tidak signifikan antara produksi udang dengan ekspor.

b) Harga Udang Ekspor terhadap Volume Ekspor Udang Indonesia

Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu atau kombinasi dari keduanya.

Hubungan antara kuantitas barang yang diminta dan harga barang dapat

dijelaskan melalui kurva permintaan. Hubungan antara kuantitas barang yang

Page 114: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

97

diminta dan harga barang dapat dijelaskan melalui hukum permintaan. Apabila

harga suatu barang meningkat, maka permintaan akan barang tersebut menurun

dan sebaliknya ketika harga cenderung turun, maka permintaan meningkat.

Tingginya harga mencerminkan kelangkaan akan barang tersebut. Sampai pada

tingkat harga tertinggi, konsumen cenderung menggantikan barang tersebut

dengan barang lain yang mempunyai hubungan dekat dan relatif lebih murah.

Ketika terjadi kenaikan harga, maka konsumen akan mengurangi

permintaan terhadap suatu komoditas. Dan sebaliknya, ketika terjadi penurunan

pada harga, maka akan meningkatkan permintaan. Kenaikan harga ekspor

membuat biaya yang dikeluarkan konsumen untuk memperoleh suatu

komoditas menjadi lebih tinggi. Dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa

harga udang ekspor berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap volume

ekspor udang Indonesia. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan negatif antara harga dengan ekspor.

Harga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi ekspor.

Peningkatan harga pada suatu komoditas, maka akan menurunkan permintaan

ekspor (ceteris paribus). Dari sisi permintaan, kenaikan harga ekspor suatu

negara akan menyebabkan konsumen luar negeri mengurangi jumlah

permintaan terhadap barang tersebut, sehingga menyebabkan ekspor dari suatu

negara akan mengalami penurunan.

Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Boansi et. al (2014)

dalam Determinants of Agricultural Export Trade: A CoIntegration Analysis

for Cotton Lint Exports from Chad serta oleh Wardani dkk (2018) dalam

Competitiveness and Factors Affecting Indonesian Food Industry’s Export to

Regional Comprehensive Economic Partnership. Dalam kedua penelitian

tersebut, menunjukkan bahwa harga ekspor berpengaruh secara negatif dan

signifikan terhadap ekspor.

Page 115: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

98

c) GDP Negara Tujuan terhadap Volume Ekspor Udang Indonesia

GDP adalah pendapatan nasional suatu negara. GDP menjadi salah satu

variabel yang penting dalam perdagangan. GDP suatu negara dapat digunakan

untuk mengukur daya beli suatu negara. Kenaikan GDP negara tujuan akan

membuat negara tersebut semakin berpeluang untuk melakukan kegiatan impor

yang lebih besar. GDP negara tujuan yang besar menyebabkan peningkatan

daya beli dan konsumsi masyarakat terhadap suatu komoditas di negara

importir tersebut.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, GDP negara tujuan

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap volume ekspor. Hasil ini

sesuai dengan dengan teori yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara GDP dengan ekspor. GDP adalah pendapatan nasional suatu

negara. Ketika terjadi peningkatan pada pendapatan, daya beli masyarakat akan

tinggi sehingga mendorong peningkatan konsumsi suatu komoditas. Udang

mengandung senyawa aktif seperti protein, omega-3, mineral, lemak, sitin,

karotenoid (astaksantin) serta vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Indonesia saat ini banyak mengekspor udang ke negara-negara yang memiliki

GDP tinggi seperti Jepang dan Amerika Serikat. Seiring dengan peningkatan

konsumsi udang masyarakat dunia yang didukung oleh kenaikan pendapatan

dan daya beli, menyebabkan permintaan akan udang meningkat. Renub

Research (2019) memperkirakan pada akhir tahun 2024, permintaan udang di

pasar internasional mencapai 6,7 juta ton. Hal ini tentu akan menguntungkan

bagi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil udang terbesar di dunia

untuk dapat menawarkan lebih banyak udang di pasar internasional.

Ini sejalan dengan penelitian oleh Mosikari (2016) dalam Determinants

Of South Africa’s Exports of Agriculture, Forestry And Fishing Products To

SADC: A Gravity Model Approach yang menunjukkan bahwa GDP negara

tujuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor.

Page 116: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

99

d) Jumlah Penduduk Negara Tujuan terhadap Volume Ekspor Udang

Indonesia

Penduduk adalah jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah

pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari proses-proses demografi yaitu

fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Penduduk juga diartikan sebagai semua orang

yang berdomisili di wilayah geografis suatu negara selama enam bulan atau

lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan

menetap (Badan Pusat Statistik, 2012).

Peningkatan jumlah penduduk suatu negara akan mendorong

peningkatan kebutuhan terhadap suatu komoditas. Ketika suatu negara tidak

dapat memenuhi permintaan penduduknya, maka negara tersebut dapat

melakukan impor. Permintaan ekspor terhadap suatu komoditas akan

bertambah. Hal ini tentu menguntungkan bagi negara yang mempunyai

penawaran produksi yang melimpah seperti Indonesia.

Dalam penelitian ini, terlihat bahwa jumlah penduduk negara tujuan

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor udang Indonesia.

Mayoritas penduduk dunia saat ini lebih banyak mengkonsumsi daging merah

seperti daging sapi dan kambing untuk memenuhi kebutuhan proteinnya.

Padahal dari sisi kandungan gizi, udang dan ikan tidak kalah baiknya untuk

tubuh. Udang dan ikan mengandung senyawa aktif seperti omega-3, mineral,

lemak, sitin, karotenoid (astaksantin) serta vitamin. Senyawa aktif ini

mempunyai kemampuan mencegah penyakit pada tubuh serta dapat memenuhi

kebutuhan nutrisi tubuh. Omega-3 dan astaksantin berperan sebagai

antioksidan serta penangkal radikal bebas, sebagai suplemen penting untuk ibu

hamil dan bayi.

Luxian Zeng et. al (2019) melakukan penelitian mengenai tren

konsumsi daging masyarakat Amerika Serikat dari 1999-2016. Hasilnya adalah

terjadi penurunan konsumsi terhadap daging merah dari 340

gram/minggu/kapita menjadi 284 gram/minggu/kapita. Untuk konsumsi daging

Page 117: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

100

unggas mengalami peningkatan dari 256 gram/minggu/kapita menjadi 303

gram/minggu/kapita. Sedangkan untuk udang dan ikan, tidak terjadi perubahan

yang besar yaitu dari 115 gram/minggu/kapita menjadi 116

gram/minggu/kapita. Hal ini menunjukkan di pasar Amerika Serikat, daging

merah masih berperan paling besar dalam pemenuhan kebutuhan protein.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yan Zheng et. al (2019),

mengkonsumsi daging merah akan meningkatkan resiko kematian yang

disebabkan oleh kandungan lemak jenuh, kolesterol dan heme iron yang akan

menimbulkan gangguan kardiometabolik. Dalam jangka panjang akan

berbahaya bagi tubuh karena dapat menyebabkan hipertensi,

hiperkolesterolemia, resistensi insulin dan diabetes. Lebih lanjut, penelitian

tersebut juga memberikan hasil bahwa, ketika terjadi penurunan satu porsi

konsumsi daging merah perhari dan peningkatan pada konsumsi ikan dan udang

perhari, akan mengurangi resiko kematian sampai 17 persen dalam 8 tahun

berikutnya.

Ini sejalan dengan penelitian oleh Ainur Sukmawati (2011) mengenai

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Ekspor Mutiara

Indonesia dan oleh Baida Soraya (2015) Analisis Determinan Ekspor Karet

Indonesia dengan Pendekatan Gravity Model yang menunjukkan hubungan

tidak signifikan antara jumlah penduduk dengan ekspor.

Page 118: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan

mengenai Pengaruh Produksi, Harga Udang Ekspor, GDP Negara Tujuan dan

Jumlah Penduduk Negara Tujuan terhadap Ekspor Udang Indonesia Periode

2006-2017, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume ekspor udang Indonesia

secara umum mengalami fluktuasi. Ekspor ke Jepang berfluktuasi dengan

tren menurun, yang disebabkan oleh harga udang ekspor Indonesia yang

kurang kompetitif dibanding negara pesaing serta menurunnya konsumsi

masyarakat Jepang karena kebijakan peningkatan pajak konsumsi. Pada

Amerika Serikat, memiliki tren positif karena kebijakan tarif anti dumping

yang dikenakan untuk negara pesaing, membuat harga udang Indonesia

lebih murah sehingga permintaan akan komoditas udang Indonesia

meningkat. Untuk Inggris, penurunan terjadi disebabkan oleh hambatan

tarif sebesar 4,2-14,5 persen, sehingga harga ekspor menjadi lebih mahal

serta hambatan non tarif yang semakin ketat. Dan untuk Korea Selatan,

volume ekspor yang meningkat dikarenakan oleh harga ekspor yang lebih

murah dan pelarangan produk boga bahari yang berasal dari Jepang,

sehingga Korea Selatan kekurangan supply udang. Sementara, penurunan

volume ekspor ke Belanda dipengaruhi oleh hambatan tarif sebesar 4,2

persen dan standar keamanan pangan yang tinggi menyebabkan biaya

produksi, biaya administrasi dan harga ekspor semakin mahal.

2. Hasil regresi data panel menunjukkan bahwa harga udang ekspor dan GDP

negara tujuan berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor udang

Indonesia. Variabel harga udang ekspor berpengaruh signifikan negatif,

Page 119: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

102

sedangkan GDP negara tujuan berpengaruh signifikan positif, terhadap

volume ekspor. Sementara, produksi dan jumlah penduduk negara tujuan

tidak berpengaruh signifikan. Secara simultan produksi, harga udang

ekspor, GDP negara tujuan dan jumlah penduduk negara tujuan

berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor udang Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan saran

sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

a. Pemerintah sebaiknya berupaya untuk terus menjaga kestabilan harga

udang ekspor di negara tujuan. Pemerintah dapat memberikan subsidi

pada pakan udang, sehingga biaya produksi budidaya menjadi turun dan

harga jual dapat lebih murah. Harga yang murah dan stabil membuat

udang ekspor Indonesia memiliki daya saing di pasar negara tujuan.

b. Pemerintah dapat memperluas pasar ke negara-negara yang memiliki

GDP tinggi. GDP yang tinggi menyebabkan peningkatan daya beli dan

konsumsi masyarakat terhadap suatu komoditas. Hal ini tentu akan

memberikan keuntungan, karena negara-negara dengan GDP yang

tinggi berpeluang untuk lebih banyak menyerap penawaran udang dari

Indonesia.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian ini masih memiliki kekurangan, bagi peneliti selanjutnya,

dapat memperluas ruang lingkup penelitian dengan menggunakan

tahun terbaru dan menambahkan negara lain.

b. Meneliti variabel-variabel lain diluar variabel penelitian ini, sehingga

memperoleh hasil bervariasi yang menggambarkan perkembangan

ekspor udang Indonesia.

Page 120: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

103

DAFTAR PUSTAKA

Aisya dkk. (2005). Analisis Hambatan Perdagangan Internasional Ekspor Udang Indonesia.

Jurnal Penelitian Perikanan lndonesia Volume 11 Nomor 9 Tahun 2005. DOI:

10.15578/jppi.11.9.2005. 1-14

Apindo-EU Active Market Brief. (2014). Langkah dan Strategi Ekspor Ke Uni Eropa: Produk

Udang. Apindo

Ardiyanti, S Dan Saputri, A. (2018). Dampak Non Tariff Measures (NTMS) Terhadap

Ekspor Udang Indonesia. Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri, Badan

Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan, Kementerian Perdagangan. Jel

Classification: F10, F13, F14

Aristiyani, Ririn. (2017). Analisis Daya Saing Udang Indonesia di Pasar Internasional.

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Ashari dkk. (2015). Daya Saing Udang Segar Dan Udang Beku Indonesia Di Negara Tujuan

Ekspor Utama. Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmagr. DOI: 10.17358/JMA.13.1.1

Boansi. (2014). Determinants of Agricultural Export Trade: A CoIntegration Analysis for

Cotton Lint Exports from Chad. Global Journal of Science Frontier Research: D

Agriculture and Veterinary Volume 14 Issue 4 Version 1.0 Year 2014. ISSN: 2249-

4626

Boansi et. al (2014). Determinants of Agricultural Export Trade: Case of Fresh Pineapple

Exports from Ghana. British Journal of Economics, Management & Trade 4(11): 1736-

1754, 2014. Sciencedomain International

Brotowidjoyo, M. D. (1990). Zoologi Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Page 121: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

104

Care Ratings. (2017). Indian Shrimp Industry: a Primer.

http://www.careratings.com/upload/newsfiles/splanalysis/indian%20shrimp%20indus

try%20-%20a%20primer.pdf

Carolina dan Aminata. (2019). Analisis Daya Saing Dan Faktor yang Mempengaruhi Ekspor

Batu Bara. Diponegoro Journal of Economics, vol. 1, no. 1, Feb. 2019.

Downey dan Erickson. (2004). Manajemen Agribisnis, Edisi 2. Jakarta: Erlangga

Faiqoh, Ulfah. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Jawa

Tengah Tahun 1985-2010. Economics Development Analysis Journal, 1(2).

https://doi.org/10.15294/edaj.v1i2.488

Ghufran dan Kordi. (2008). Kualitas Air untuk Budi Daya Udang Windu. Jakarta: PT. Perca

Gilarso, T. (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius

Gitosudarmo, I. (1984). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE UGM

Greene, William. (2013). Export Potential for U.S. Advanced Technology Goods to India

Using a Gravity Model Approach. United States International Trade Commission. No.

2013-03B.

Gujarati dan Porter. (2009). Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat

Hanoum dan Mulatsih. (2016). Analisis Kinerja Ekspor Elektronika Indonesia ke Amerika

Latin. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor

Hatab et al. (2010). Determinants of Egyptian Agricultural Exports: A Gravity Model

Approach. Modern Economy, 2010, 1, 134-143. doi:10.4236/me.2010.13015

Hodgson, Lord. (2017). Britain’s Demographic Challenge: The implications of the UK’s

rapidly increasing population. ISBN 978-1-906837-91-4. [email protected]

Holthuis. (1980). FAO Species Catalogue Vol.1 - Shrimps and Prawns of The World. FAO

Fisheries Synopsis No. 125, Volume 1

Irawan dan Suparmoko, M. (2002). Ekonomika Pembangunan. Ed 6. Jakarta: BPFEUGM

Page 122: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

105

Juanda, Bambang. (2009). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press

Kementerian Perdagangan. (2013). Market Brief Udang Atase Perdagangan Hamburg.

Kementerian Perdagangan. (2015). Market Brief Udang Atase Perdagangan Korea.

Kementerian Perdagangan. (2014). Market Brief Udang Atase Perdagangan Tokyo.

Kementerian Perdagangan. (2015). Analisis Dampak Krisis pada Perdagangan Indonesia.

Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri.

Krugman and Obstfeld. (2003). Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Jakarta:

RajaGrafindo Persada

Jong Wha, Lee. (2016). The Republic of Korea’s Economic Growth and Catch-Up:

Implications for the People’s Republic of China. Asian Development Bank Institute.

Lipsey, Courant, Purvis, Steiner. (1997). Pengantar Makro Ekonomi Jilid Dua. Jakarta:

Binarupa Aksara

Li et al. (2008). Component Trade and China’s Global Economics Integration. United

Kingdom: United Nations University

Lubis, A.D. (2010). Analisis Faktor yang Mempengeruhi Kinerja Ekspor Indonesia. Buletin

Ilmiah Litbang Perdagangan, 4(1), 1-13.http://dx.doi.org/10.30908/bilp.v4i1.144

Mankiw, N. Gregory, 2006. Teori Makro Ekonomi. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Maulana dan Kartiasih. (2017). Analisis Ekspor Kakao Olahan Indonesia ke Sembilan

Negara Tujuan Tahun 2000–2014. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol.

17 No. 2 Januari 2017: 103–117. p-ISSN 1411-5212; e-ISSN 2406-9280. DOI:

http://dx.doi.org/10.21002/jepi.v17i2.664

Mohani dkk. Pengaruh Jumlah Produksi Udang Indonesia, Harga Udang Internasional, dan

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekspor Udang Indonesia (Studi Volume Ekspor Udang

Indonesia Tahun 2005-2014). Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang

Muharami dan Novianti. (2018). Analisis Kinerja Ekspor Komoditas Karet Indonesia ke

Amerika Latin. Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 6 No 1, Juni 2018); halaman 1-12.

ISSN 2354-5690; E-ISSN 2579-359

Page 123: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

106

Mulyadi, Budi. (2018). Fenomena Penurunan Angka Pernikahan dan Perkembangan Budaya

Omiai di Jepang. Kiryoku, Volume 2 No 2, 2018 e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-

0497. http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

Ngginak dkk. (2013). Komponen Senyawa Aktif pada Udang Serta Aplikasinya dalam

Pangan. http://dx.doi.org/10.26532/sainsmed.v5i2.354

Nopirin. (2001). Ekonomi Moneter Buku Dua. Yogyakarta: BPFE

Nurhayati dkk. (2018). Pengembangan Pasar Ekspor Lada Indonesia. Institut Pertanian

Bogor. JEL Classification: B27, F10, P52, Q17

Piedrahita, Y. (2018). Current Situation of The Shrimp Industry In Ecuador. Camara

Nacional Da Acuacultura

Pindyck dan Rubinfeld. (2009). Microeconomics. Pearson Education, Inc. Publishing as

Prentice Hall.

Purwito, A. Indriani. (2015). Ekspor, Impor, Sistem Harmonisasi, Nilai Pabean dan Pajak

dalam Kepabeanan. Jakarta: Mitra Wacana Media

Rahmah dkk. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang di

Indonesia. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Raihanisyah. (2017). Analisis Determinan dan Daya Saing Ekspor Karet Alam Indonesia Di

Pasar Dunia. Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE). Volume 8, Nomor

1, Juli 2017 ISSN 2087 - 409X

Said, Rusli. (2001). Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Ekonomi dan sosial.

Salvatore, D. (2013). Ekonomi Internasional. Edisi kelima jilid I. Penerjemah Haris

Munandar. Jakarta: Erlangga

Samsundari, Sri. (2010). Kinerja Ekspor Udang Indonesia Ke Negara-Negara Asal Investasi

Asing Langsung. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah

Malang. Volume 13 Nomor 2 Juli - Desember 2010

Saptanto, Subhechanis. (2011). Daya Saing Ekspor Produk Perikanan Indonesia di Lingkup

Asean dan Asean-China. J. Sosek KP Vol. 6 No. 1 Tahun 2011

Page 124: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

107

Saptanto, S dan Soetjitpto, W. (2010). Analisis Model Ekspor Komoditas Perikanan

Indonesia dengan Pendekatan Gravity Model. J. Bijak dan Riset Sosek KP. Vol.5 No.2,

2010

Siburian, O. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Karet Alam

Indonesia ke Singapura Tahun 1980-2010. Economics Development Analysis Journal

EDAJ 1 (2) (2012) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj/

Sihono, Teguh. (2008). Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Perekonomian

Asia. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 6 Nomor 1.

Silitonga, B Dan Hutagol, M. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor

Udang Putih (Penaeus Indicus) Indonesia ke Hongkong serta Implikasi Kebijakannya.

Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Pembangunan, Hlm. 1-24 Vol 5 No 1

Siregar, Novade. (2014). Dampak Kebijakan Antidumping Tariff dan Freetrade Agreement

Terhadap Permintaan Impor Udang Amerika Serikat. Departemen Agribisnis Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar Interpratama.

Soekartawi. (1993). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Soetomo, M.J.A., 2000. Teknik Budidaya Udang Windu (Penaeus monodon). Yogyakarta:

Kansiua.

Soraya, Baida. (2013). Analisis Determinan Ekspor Karet Indonesia dengan Pendekatan

Gravity Model. Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut

Pertanian Bogor.

Sriyana, J. 2015. Metode Regresi Data Panel: Dilengkapi Analisis Kinerja BankSyariah di

Indonesia. Yogyakarta: Ekonisia, FE UII.

Stephen, Elizabeth. (2012). Bracing for Low Fertility and a Large Elderly Population in

South Korea. KEI’s On Korea volume. www.keia.org/aps-on-korea

Sudjana, Nana. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sugiarto dkk. (2007). Ekonomi Mikro. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Page 125: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

108

Sugiyono. (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sujarweni, V.W., Endrayanto. P. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Sukmawati, Ainur. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Ekspor

Mutiara Indonesia. Universitas Sumatera Utara.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/47794

Sukirno, Sadono. (2010). Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Sukirno, Sadono. (2011). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada.

Suryana, T. Fariyanti., A. Rifin, A. (2014). Analisis Perdagangan Kakao Indonesia di Pasar

Internasional.

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor

Syachbudy, Q Q dkk. (2017). Analisis Faktor-Faktor Ekspor Produk Pertanian Indonesia ke

Negara Kurang Berkembang. Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 5 No 1, Juni 2017);

halaman 57-74 ISSN 2354-5690; E-ISSN 2579-3594

Syahfdi dkk. (2018). Analisis Permintaan Pasar Ekspor Terhadap Produk Udang Beku

Indonesia. Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol. 3 No. 2.

https://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica/

Tahe dan Suwoyo. (2011). Pertumbuhan dan Sintasan Udang Vaname (Litopenaeus

Vannamei) dengan Kombinasi Pakan Berbeda dalam Wadah Terkontrol. J. Ris.

Akuakultur Vol.6 No.1 Tahun 2011: 31-40

Tapanya, T dan Udomkit, N. (2015). The Analysis of Thai Shrimp Supply Chain and

Competitiveness in The U.S. Market. MFU Connexion, 6(1)

Thangavelu, S. M. (2010). Non-Tariff Barriers, Integration and Export Growthin ASEAN.

Department of Economics National University of Singapore

Verick and Islami. (2010). The Great Recession of 2008-2009: Causes, Consequences and

Policy Responses. IZA Discussion Paper No. 4934. https://ssrn.com/abstract=1631069

Page 126: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

109

Wardani dkk. (2018). Competitiveness and Factors Affecting Indonesian Food Industry’s

Export to Regional Comprehensive Economic Partnership. Etikonomi. Volume 17 (2),

2018: 185 – 198. P-ISSN: 1412-8969; E-ISSN: 2461-0771

Widjaya dan Yani. (2001). Transaksi Bisnis Internasional (Ekspor Impor dan Imbal Beli).

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Yunia, Siska. (2015). Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor

Alas Kaki Indonesia Ke Amerika Latin. Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi

dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Zeng, Luxian et. al (2019). Trends in Processed Meat, Unprocessed Red Meat, Poultry, and

Fish Consumption in the United States, 1999-2016. Academy of Nutrition and

Dietetics. Journal Of The Academy Of Nutrition And Dietetics.

https://doi.org/10.1016/j.jand.2019.04.004

Zhen, Yang et. al (2019). Association of changes in red meat consumption with total and

cause specific mortality among US women and men: two prospective cohort studies.

BMJ 2019. http://dx.doi.org/10.1136/bmj.l2110

Association of Seafood Exporters and Producers (VASEP). (2019).

http://seafood.vasep.com.vn/ Diakses pada 15 Maret 2019

Badan Pusat Statistika. (2015). https://www.bps.go.id/ Diakses pada 8 November 2018

CEPII. (2010). https://www.cepii.fr/ Diakses pada 9 November 2018

COMTRADE. (2017). https://comtrade.un.org/ Diakses pada 7 Februari 2019

FAO. (2015). http://www.fao.org/in-action/globefish/market-reports/resource-

detail/en/c/357932/ Diakses pada 7 Februari 2019

Japan Today. (2014). https://japantoday.com/category/national/s-korea-considers-lifting-

ban-on-japanese-seafood-products Diakses pada 20 Juli 2019

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2015). https://kkp.go.id/ Diakses pada 8 November

2018

Kementerian Perdagangan. (2018). https://kemendag/go.id/ Diakses pada 10 Februari 2019

Page 127: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

110

Kementerian Perindustrian. (2018). https://kemenperin.go.id/ Diakses pada 10 Februari 2019

Soble, Jonathan. (2014). https://www.ft.com/content/ae7e22c8-227b-11e4-9d4a-

00144feabdc0 Diakses pada 15 Maret 2019

Trade Map. (2018). https://www.trademap.org/ Diakses pada 16 Mei 2019

Water and Wastes Digest. (2017). https://www.wwdmag.com/sensors-dissolved-

oxygen/shrimp-farms-india-utilize-dissolved-oxygen-ph-sensors/ Diakses pada 25

Juni 2019

World Bank. (2018). https://www.worldbank.org/ Diakses pada 9 November 2018

Page 128: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

111

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Estimasi Data Panel

A. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 34.235148 (4,51) 0.0000

Cross-section Chi-square 78.258017 4 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: VE

Method: Panel Least Squares

Date: 08/16/19 Time: 06:21

Sample: 2006 2017

Periods included: 12

Cross-sections included: 5

Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -6.611061 2.485773 -2.659560 0.0102

PI -1.119463 0.441328 -2.536577 0.0141

JP -0.923114 0.316565 -2.916035 0.0051

HUE 0.832091 0.509437 1.633356 0.1081

GDP 2.466565 0.290856 8.480360 0.0000

R-squared 0.895745 Mean dependent var 3.690541

Adjusted R-squared 0.888163 S.D. dependent var 0.836229

S.E. of regression 0.279652 Akaike info criterion 0.369116

Sum squared resid 4.301299 Schwarz criterion 0.543645

Log likelihood -6.073485 Hannan-Quinn criter. 0.437384

F-statistic 118.1382 Durbin-Watson stat 0.371631

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 129: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

112

B. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 4 1.0000

* Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

PI 0.231495 0.179622 0.014851 0.6704

JP 2.392727 0.020200 15.714101 0.5495

HUE -1.462656 -1.239000 0.033312 0.2204

GDP 1.301821 1.654113 0.063861 0.1633

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: VE

Method: Panel Least Squares

Date: 08/16/19 Time: 06:21

Sample: 2006 2017

Periods included: 12

Cross-sections included: 5

Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -27.44220 29.32565 -0.935775 0.3538

PI 0.231495 0.298138 0.776469 0.4411

JP 2.392727 3.995399 0.598871 0.5519

HUE -1.462656 0.391106 -3.739798 0.0005

GDP 1.301821 0.486115 2.678008 0.0099 Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.971709 Mean dependent var 3.690541

Adjusted R-squared 0.967271 S.D. dependent var 0.836229

S.E. of regression 0.151283 Akaike info criterion -0.801851

Sum squared resid 1.167210 Schwarz criterion -0.487699

Log likelihood 33.05552 Hannan-Quinn criter. -0.678969

F-statistic 218.9627 Durbin-Watson stat 1.198941

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 130: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

113

C. Uji Lagrange Multiplier

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects

Null hypotheses: No effects

Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided

(all others) alternatives Test Hypothesis

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 64.38172 0.484047 64.86576

(0.0000) (0.4866) (0.0000)

Honda 8.023822 0.695735 6.165658

(0.0000) (0.2433) (0.0000)

King-Wu 8.023822 0.695735 7.230466

(0.0000) (0.2433) (0.0000)

Standardized Honda 15.59830 1.097346 5.200437

(0.0000) (0.1362)

(0.0000)

Standardized King-Wu 15.59830 1.097346 7.966055

(0.0000) (0.1362) (0.0000)

Gourierioux, et al.* -- -- 64.86576

(< 0.01)

*Mixed chi-square asymptotic critical values:

1% 7.289

5% 4.321

10% 2.952

Page 131: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

114

D. Random Effect Model

Dependent Variable: VE?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 08/16/19 Time: 05:55

Sample: 2006 2017

Included observations: 12

Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 60

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -12.02379 2.322180 -5.177804 0.0000

PI? 0.179622 0.272095 0.660145 0.5119

HUE? -1.239000 0.345906 -3.581895 0.0007

GDP? 1.654113 0.415267 3.983252 0.0002

JP? 0.020200 0.499108 0.040473 0.9679

Random Effects (Cross)

_INGGRIS--C -0.082506

_JEPANG--C 0.477233

_KOREA--C -0.339410

_AMERIKA--C -0.168479

_BELANDA--C 0.113162 Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.222403 0.6837

Idiosyncratic random 0.151283 0.3163 Weighted Statistics

R-squared 0.573639 Mean dependent var 0.711105

Adjusted R-squared 0.542631 S.D. dependent var 0.233652

S.E. of regression 0.158017 Sum squared resid 1.373310

F-statistic 18.49968 Durbin-Watson stat 1.025953

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics

R-squared 0.848619 Mean dependent var 3.690541

Sum squared resid 6.245588 Durbin-Watson stat 0.225592

Page 132: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

115

Lampiran 2 : Data Penelitian

Tahun Negara

Volume

Ekspor

(ton)

Produksi

Udang

Indonesia (ton)

Harga Udang

Ekspor

(US$/kg)

GDP Negara

Tujuan (ribu

US$)

Jumlah Penduduk

Negara Tujuan

(jiwa)

2006 Jepang 48712 560853 8.34 4530377 127854000

2007 Jepang 35986 617901 8.38 4515265 128001000

2008 Jepang 33679 646512 8.59 5037908 128063000

2009 Jepang 32853 574930 10.69 5231383 128047000

2010 Jepang 31955 608298 10.28 5700098 128070000

2011 Jepang 30481 661003 11.97 6157460 127833000

2012 Jepang 28833 678735 11.13 6203213 127629000

2013 Jepang 29400 897298 12.46 5155717 127445000

2014 Jepang 24236 912502 12.57 4850414 127276000

2015 Jepang 23423 881676 11.60 4394978 127141000

2016 Jepang 23260 994867 11.31 4949273 126894511

2017 Jepang 24854 1320060 11.59 4872137 126785797

2006 Amerika 46121 560853 6.71 13855888 298379912

2007 Amerika 42213 617901 6.87 14477635 301231207

2008 Amerika 50117 646512 6.66 14718582 304093966

2009 Amerika 41450 574930 7.43 14418739 306771529

2010 Amerika 41327 608298 7.57 14964372 309338421

2011 Amerika 53797 661003 8.60 15517926 311644280

2012 Amerika 57241 678735 7.94 16155255 313993272

2013 Amerika 62583 897298 9.63 16691517 316234505

2014 Amerika 82706 912502 10.94 17427609 318622525

2015 Amerika 79994 881676 9.22 18120714 323039839

2016 Amerika 89959 994867 9.41 18624475 324405935

2017 Amerika 98992 1320060 9.89 19390604 325719178

2006 Inggris 8609 560853 6.62 2692613 60846820

2007 Inggris 7543 617901 6.28 3074360 61322463

2008 Inggris 6482 646512 6.83 2890564 61806995

2009 Inggris 5039 574930 6.62 2382826 62276270

2010 Inggris 5024 608298 8.01 2441173 62766365

2011 Inggris 3119 661003 9.48 2619700 63258918

2012 Inggris 1530 678735 9.77 2662085 63700300

2013 Inggris 2626 897298 11.24 2739819 64128226

2014 Inggris 1929 912502 12.61 3022828 64613160

2015 Inggris 2810 881676 11.28 2885570 65128861

2016 Inggris 2165 994867 10.69 2650850 65595565

Page 133: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

116

2017 Inggris 1397 1320060 11.32 2622434 66022273

2006 Korea 538 560853 6.79 1011797 48438292

2007 Korea 483 617901 6.90 1122679 48683638

2008 Korea 595 646512 6.88 1002219 49054708

2009 Korea 487 574930 6.70 901935 49307835

2010 Korea 482 608298 7.49 1094499 49554112

2011 Korea 436 661003 7.57 1202464 49936638

2012 Korea 405 678735 8.70 1222807 50199853

2013 Korea 366 897298 9.44 1305605 50528893

2014 Korea 830 912502 9.35 1411334 50846659

2015 Korea 742 881676 9.32 1382764 51014947

2016 Korea 688 994867 8.57 1454804 51245707

2017 Korea 752 1320060 8.65 1530751 51466201

2006 Belanda 926 560853 5.99 726649 16346101

2007 Belanda 1071 617901 5.77 839420 16381696

2008 Belanda 1345 646512 5.43 936228 16445593

2009 Belanda 2215 574930 6.60 857933 16530388

2010 Belanda 789 608298 6.14 836390 16615394

2011 Belanda 454 661003 7.38 893757 16703074

2012 Belanda 481 678735 9.14 828947 16754962

2013 Belanda 412 897298 11.46 866680 16804432

2014 Belanda 971 912502 10.08 879635 16865008

2015 Belanda 1240 881676 10.14 757999 16939923

2016 Belanda 901 994867 10.72 777228 17030314

2017 Belanda 729 1320060 10.13 826200 17132854

Setelah di LOG

Tahun Negara LOG_VE LOG_PI LOG_HUE LOG_GDPIM LOG_JP

2006 Jepang 4.68764 5.74885 0.92133 9.65613 8.10671

2007 Jepang 4.55613 5.79092 0.92339 9.65468 8.10721

2008 Jepang 4.52736 5.81058 0.93399 9.70225 8.10742

2009 Jepang 4.51658 5.75961 1.02911 9.71862 8.10737

2010 Jepang 4.50454 5.78412 1.01211 9.75588 8.10745

2011 Jepang 4.48403 5.82020 1.07823 9.78940 8.10664

2012 Jepang 4.45989 5.83170 1.04639 9.79262 8.10595

2013 Jepang 4.46835 5.95294 1.09547 9.71229 8.10532

2014 Jepang 4.38446 5.96023 1.09939 9.68578 8.10475

Page 134: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

117

2015 Jepang 4.36964 5.94531 1.06438 9.64296 8.10429

2016 Jepang 4.36661 5.99777 1.05354 9.69454 8.10344

2017 Jepang 4.39540 6.12059 1.06401 9.68772 8.10307

2006 Amerika 4.66390 5.74885 0.82649 10.14163 8.47477

2007 Amerika 4.62545 5.79092 0.83725 10.16070 8.47890

2008 Amerika 4.69999 5.81058 0.82320 10.16787 8.48301

2009 Amerika 4.61752 5.75961 0.87122 10.15893 8.48682

2010 Amerika 4.61623 5.78412 0.87923 10.17506 8.49043

2011 Amerika 4.73076 5.82020 0.93474 10.19083 8.49366

2012 Amerika 4.75771 5.83170 0.89978 10.20831 8.49692

2013 Amerika 4.79646 5.95294 0.98351 10.22250 8.50001

2014 Amerika 4.91754 5.96023 1.03896 10.24124 8.50328

2015 Amerika 4.90306 5.94531 0.96491 10.25818 8.50926

2016 Amerika 4.95404 5.99777 0.97362 10.27008 8.51109

2017 Amerika 4.99560 6.12059 0.99512 10.28759 8.51284

2006 Inggris 3.93495 5.74885 0.82071 9.43017 7.78424

2007 Inggris 3.87754 5.79092 0.79823 9.48775 7.78762

2008 Inggris 3.81171 5.81058 0.83418 9.46098 7.79104

2009 Inggris 3.70234 5.75961 0.82087 9.37709 7.79432

2010 Inggris 3.70105 5.78412 0.90359 9.38760 7.79773

2011 Inggris 3.49402 5.82020 0.97681 9.41825 7.80112

2012 Inggris 3.18469 5.83170 0.98989 9.42522 7.80414

2013 Inggris 3.41929 5.95294 1.05063 9.43772 7.80705

2014 Inggris 3.28533 5.96023 1.10079 9.48041 7.81032

2015 Inggris 3.44871 5.94531 1.05227 9.46023 7.81377

2016 Inggris 3.33546 5.99777 1.02885 9.42339 7.81687

2017 Inggris 3.14520 6.12059 1.05396 9.41870 7.81969

2006 Korea 2.73078 5.74885 0.83161 9.00509 7.68519

2007 Korea 2.68395 5.79092 0.83889 9.05026 7.68738

2008 Korea 2.77452 5.81058 0.83752 9.00096 7.69068

2009 Korea 2.68753 5.75961 0.82619 8.95518 7.69292

2010 Korea 2.68305 5.78412 0.87423 9.03922 7.69508

2011 Korea 2.63949 5.82020 0.87929 9.08007 7.69842

2012 Korea 2.60746 5.83170 0.93946 9.08736 7.70070

2013 Korea 2.56348 5.95294 0.97491 9.11581 7.70354

2014 Korea 2.91908 5.96023 0.97093 9.14963 7.70626

2015 Korea 2.87040 5.94531 0.96943 9.14075 7.70770

2016 Korea 2.83759 5.99777 0.93305 9.16280 7.70966

2017 Korea 2.87622 6.12059 0.93703 9.18490 7.71152

2006 Belanda 2.96661 5.74885 0.77750 8.86132 7.21341

Page 135: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

118

2007 Belanda 3.02979 5.79092 0.76103 8.92398 7.21436

2008 Belanda 3.12872 5.81058 0.73453 8.97138 7.21605

2009 Belanda 3.34537 5.75961 0.81932 8.93345 7.21828

2010 Belanda 2.89708 5.78412 0.78830 8.92241 7.22051

2011 Belanda 2.65706 5.82020 0.86825 8.95122 7.22280

2012 Belanda 2.68215 5.83170 0.96095 8.91853 7.22414

2013 Belanda 2.61490 5.95294 1.05924 8.93786 7.22542

2014 Belanda 2.98722 5.96023 1.00366 8.94430 7.22699

2015 Belanda 3.09342 5.94531 1.00597 8.87967 7.22891

2016 Belanda 2.95472 5.99777 1.03018 8.89055 7.23122

2017 Belanda 2.86273 6.12059 1.00545 8.91709 7.23383

Page 136: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

119

Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian

Foto Dokumentasi 1: Wawancara AP5I

Page 137: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

120

Foto Dokumentasi 2: Wawancara KKP Ditjen Perikanan Budidaya

Page 138: PENGARUH PRODUKSI, HARGA UDANG EKSPOR, GDP NEGARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kata kunci: ekspor, GDP negara tujuan, jumlah penduduk negara tujuan,

121

Foto Dokumentasi 3: Tambak Udang Bapak Nein