PENGARUH PESAN IKLAN MIZONE VERSI “BENGONG” DI TELEVISI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI IKLAN (Studi pada Mahasiswa Pendidikan Tata Niaga Angkatan 2006/2007) Tahun 2009 SKRIPSI Oleh : Pratiwi Yulia Aditama NIM. K740593 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
102
Embed
PENGARUH PESAN IKLAN MIZONE VERSI “BENGONG” DI .../Pengaruh... · PENGARUH PESAN IKLAN MIZONE VERSI “BENGONG” DI TELEVISI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI IKLAN (Studi pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PESAN IKLAN MIZONE VERSI “BENGONG” DI TELEVISI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI IKLAN
(Studi pada Mahasiswa Pendidikan Tata Niaga Angkatan 2006/2007) Tahun 2009
SKRIPSI
Oleh :
Pratiwi Yulia Aditama NIM. K740593
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan media komunikasi di Indonesia, semakin
beragam pula media massa sebagai sarana penyampaian iklan yang ditawarkan
kepada masyarakat. Beragam media massa tersebut meliputi media cetak seperti
surat kabar dan majalah, media elektronik seperti radio dan televisi. Hingga saat
ini, iklan televisi telah menjadi komoditas masyarakat dan masih menjadi pilihan
utama bagi para pengiklan produk dalam memasarkan produk yang dimiliki.
Karena dengan adanya tayangan iklan televisi, maka konsumen akan merasakan
keberadaan produk dan membuat konsumen melakukan tindakan sesuatu. Banyak
bermunculannya channel stasiun televisi menyebabkan produsen mempunyai
lebih banyak alternatif dalam mengiklankan produknya. Proses mengiklankan
suatu produk di televisi diperlukan kreativitas baik dalam warna maupun bentuk
iklan, hal ini untuk menarik minat masyarakat terhadap produk yang diiklankan.
Iklan televisi kini telah menjadi komoditas masyarakat. Kehadirannya
bahkan telah menjelma menjadi kekuatan baru yang mampu membuat khalayak
untuk secara sukarela melakukan apa yang diinginkan. Iklan adalah salah satu
media komunikasi yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan pesan
kepada khalayaknya. Penyajian iklan yang informatif dan persuasif
menjadikannya sebagai tontonan yang menarik. Berbagai macam persepsi
terhadap iklan tersebut pun akan terbentuk.
Jika dibandingkan dengan sektor bisnis lain, kategori makanan dan
minuman tergolong paling banyak mengeluarkan anggaran besar untuk iklan. Dari
data yang diolah oleh Nielsen Media Research memperlihatkan bahwa dari tahun
2003 hingga Oktober 2005, total belanja iklan khususnya makanan dan minuman
selalu terjadi peningkatan. Pada tahun 2003, belanja untuk iklan makanan adalah
Rp 1,32 triliun, sementara minuman Rp 1,9 triliun. Sedangkan pada oktober 2005,
meningkat menjadi Rp 1,9 triliun untuk makanan dan Rp 2,5 triliun untuk
minuman. Dapat dilihat bahwa total belanja iklan pada sektor bisnis minuman
1
3
lebih besar dibandingkan kategori makanan (SWA 25, 2005, p.16). Dengan
melihat fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
seputar iklan pada sektor bisnis minuman.
Fenomena yang sedang terjadi adalah saat ini sektor bisnis minuman
sedang diramaikan oleh persaingan kategori minuman isotonik. Melihat
terbukanya pasar untuk produk minuman khususnya minuman isotonik, maka para
produsen minuman berlomba-lomba untuk memproduksi produk minuman
isotonik, sehingga muncullah beberapa merk seperti pocari sweet, PowerAde
Isotonik (The Coca-Cola Company), Mizone (Aqua-Danone), Pro Sweat (Group
yang efektif bekerja dalam dua level, pertama; iklan tersebut harus memuaskan
keinginan konsumen dengan menarik mereka dan mengirimkan pesan yang
relevan. Periklanan harus mencapai keinginan pengiklan. Ada tiga dimensi utama
karakteristik iklan yang efektif menurut Wells, Burned and Moriarty (2003: 5)
dalam http://ican.blogspot.com/2009/11/contoh-bab-ii-kajian-pustaka.html, yaitu:
a) Strategy: iklan yang paling efektif menanamkan strategi yang baik. Pengiklan
mengembangkan iklan untuk menemukan tujuan yang spesifik, dengan hati-
hati mengarahkannya pada audiens sasaran, membuat pesan tersebut berbicara
mengenai kebutuhan konsumen yang paling penting untuk diperhatikan, dan
menjalankannya pada media yang paling efektif dalam menjangkau
konsumen.
b) Creativity: konsep yang kreatif adalah ide pengiklan yang utama, yang
menarik perhatian konsumen dan tertanam dalam benak konsumen. perhatian
dan pemikiran yang kreatif akan menjalankan keseluruhan proses periklanan.
c) Execution: terakhir, periklanan yang efektif di putuskan dengan baik, artinya
bahwa detail, fotografi, setting, cetakan, dan biaya produksi semuanya telah
dipilih dengan baik.
a. Hubungan antara Periklanan dengan Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut William O.Bearden, Thomas N.Ingram, Raymond W.LaForge
(2004: 407) dalam http://ican.blogspot.com/2009/11/contoh-bab-ii-kajian-
pustaka.htmlm pengaruh periklanan kepada konsumen sering dijelaskan dengan
menggunakan hierarchy of effects, atau model proses informasi. Rangkaian efek
ini akan dijelaskan dalam gambar berikut:
Gambar 4. Advertising Hierarchy of Effects
Pemasar mencapai message exposure dengan menempatkan iklan pada
media yang sesuai, seperti majalah, televisi, atau koran, yang memberi konsumen
Message Exposure
Attention Comprehension Acceptance Retention
63
kesempatan untuk memproses pesan. Evaluasi positif dari merek akan muncul
dengan mudah dengan mengulang pengungkapan pada pengiklan.
Consumer attention adalah langkah berikutnya, iklan harus mempengaruhi
konsumen untuk menunjukkan usaha mental melaluinya. Perhatian pertama yang
ditunjukkan iklan adalah karakteristik fisiknya. Dengan perhatian tidak berarti
konsumen akan memproses pesan lebih jauh. Message comprehension, tahap
selanjutnya, berarti konsumen mengerti maksud dari iklan. Pemahaman meliputi
kategori dari stimulus atau merek yang diiklankan berdasarkan informasi yang
telah tertanam kuat dalam ingatan. Ketelitian dari informasi termasuk dalam
pemahaman iklan lebih lanjut. Informasi yang muncul pertama atau terakhir
adalah yang paling dipahami.
Message acceptance harus muncul kepada konsumen untuk
mengembangkan perilaku yang berkesan baik mengenai produk atau jasa yang
diiklankan kemudian diikuti dengan pembelian. Message acceptance meliputi
pengenalan ingatan atau respon yang berkaitan dengan informasi yang ada dalam
iklan seperti perasaan, atau respon yang dipengaruhi yang muncul karena
periklanan.
Message retention muncul ketika konsumen menyimpan informasi yang
terkandung dalam iklan di memori jangka panjangnya, yang sangat penting dalam
mempengaruhi keputusan pembelian dan perilakunya di masa yang akan datang.
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa periklanan memberikan
pengaruh yang cukup besar kepada keputusan pembelian konsumen.
Masing-masing tahap dalam advertising hierarchy of effects ini merupakan tujuan
dari periklanan yang dijalankan oleh perusahaan. Salah satu dari tujuan periklanan
tersebut ialah membuat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk
yang diiklankan oleh perusahaan yang tahapannya seperti yang terjadi dalam
advertising hierarchy of effects ini.
64
B. Kerangka Berfikir
Penelitian ini terdiri dari lima variabel, yang terdiri dari empat variabel
bebas yaitu isi pesan (X1), struktur pesan (X2), format pesan (X3) dan sumber
pesan (X4) iklan mizone versi bengong di televisi, serta satu variabel terikat yaitu
efektivitas komunikasi iklan (tahap kognitif, tahap afektif, tahap tindakan = Y).
Untuk selanjutnya akan diteliti apakah terdapat pengaruh antara ke empat variabel
bebas (X) secara simultan maupun secara parsial terhadap variabel terikat (Y).
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Kerangka Berfikir
Keterangan:
Dalam proses penyampaian pesan iklan terhadap konsumen diperlukan
suatu media untuk mengantarkan pesan tersebut agar dapat diterima oleh
konsumen. Media yang dipilih dalam penelitian ini adalah media televisi. Peran
media dalam penelitian ini hanya sebatas sebagai media penghubung antara
produsen kepada konsumen sehingga dapat diketahui efektivitas komunikasi iklan
yang sedang diluncurkan oleh produsen. Iklan yang di tayangkan di televisi terdiri
dari empat komponen yaitu, isi pesan, struktur pesan, format pesan dan sumber
pesan. Tujuan dari iklan adalah untuk mempengaruhi tindakan konsumen, dalam
proses penyampaian terjadi proses komunikasi secara tidak langsung. Iklan
merupakan sarana komunikasi tidak langsung dari perusahaan kepada konsumen,
sehingga keempat komponen pesan iklan tersebut sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan proses komunikasi dari perusahaan kepada konsumen. Dimana
Pesan Iklan (X)
Isi Pesan (X1)
Struktur Pesan (X2)
Format Pesan (X3)
Sumber Pesan (X4)
Efektivitas Komunikasi Iklan (Y) 1. Tahap Kognitif 2. Tahap Afektif 3. Tahap Tindakan
65
model komunikasi menunjukkan bahwa pembeli melewati tahap kognitif, afektif
dan tindakan dalam mengambil keputusan pembelian.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian kajian teori dan kerangka pemikiran dia atas maka
dapat dirumuskan hipotesisnya. Menurut Cholid narbukod dan Abu Achmadi
(2002: 1) hipotesis berasal dari kata ”hipo” artinya kurang atau lemah dan ”thesis”
artinya teori yang disajikan sebagai bukti, sehingga hipotesis adalah pernyataan
yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Jika
suatu hipotesis telah terbukti kebenarannya akan berubah namanya menjadi tesis.
Sedangkan Sugiyono (2001: 1) menyatakan bahwa ”Hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakatn sementara karena
jawaban belum menggunakan fakta”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diuraikan bahwa hipotesis
merupakan dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah. Hipotesis akan
ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.
Penerimaan dan pendekatan hipotesis tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan
atau pengujian terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan.
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Diduga variabel pesan iklan (isi pesan (X1), struktur pesan (X2), format pesan
(X3) dan sumber pesan (X4)) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
efektivitas komunikasi iklan mizone versi ”bengong” di televisi pada
konsumen (tahap kognitif, tahap afektif, tahap tindakan = Y).
2. Diduga variabel pesan iklan (isi pesan (X1), struktur pesan (X2), format pesan
(X3) dan sumber pesan (X4)) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
efektivitas komunikasi iklan mizone versi ”bengong” di televisi pada
konsumen (tahap kognitif, tahap afektif, tahap tindakan = Y).
3. Diduga variabel struktur pesan dari iklan mizone versi ”bengong” di televisi
memiliki kontribusi paling besar terhadap efektivitas komunikasi iklan pada
konsumen.
66
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
67
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian digunakan untuk mendapatkan data, informasi,
keterangan, dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan penelitian. Sesuai
dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Pesan Iklan Mizone Versi
“Bengong” Di Televisi Terhadap Efektivitas Komunikasi Iklan (Studi Pada
Mahasiswa Pendidikan Tata Niaga Angkatan 2006-2007 ) Tahun 2009. Dalam
penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di FKIP Universitas Sebelas
Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta 52716. Alasan dipilihnya lokasi
tersebut sebagai tempat penelitian karena tersedianya data yang diperlukan dalam
penelitian dan lokasinya mudah dijangkau.
2. Waktu Penelitian
Penelitian terhadap permasalahan yang telah dirumuskan dan dilaksanakan
mulai dari kegiatan penyusunan usulan penelitian yang dilakukan pada bulan Mei
2009 sampai dengan selesainya laporan penelitian seperti yang tercantum dalam
jadwal penelitian yang terdapat pada lampiran 1.
B. Metode Penelitian
Penelitian sering disebut dengan istilah riset. Menurut Natsir dalam
Husein Umar (2003: 2) riset adalah usaha untuk menemukan suatu hal menurut
metode yang ilmiah. Sedangkan menurut Surakhmad (2004: 131) metode adalah
cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan metode penelitian adalah cara utama yang dipergunakan
dalam melakukan suatu penelitian dengan penerapannya melalaui metode ilmiah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.
Metode penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada di
masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penelitian demikian, metode
penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup
teknik deskriptif. Diantaranya adalah penyelidikan yang menuturkan,
63
68
menganalisis dan mengklasifikasi; penyelidikan dengan teknik survei,
interview, angket, observasi atau dengan teknik test; studi kasus, studi
komparatif, studi waktu dan gerak, analisis kuantitatif, studi kooperatif dan
operasioanal. (Surakhmad, 2004: 139).
Berdasarkan keterangan di atas, maka peneliti menggunakan metode
deskriptif dengan alasan sebagai berikut :
1. Penempatan diri pada pemecahan masalah sekarang dan bersifat aktual
2. Penelitian ini menggunakan tahapan yang sistematis dengan cara
mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, dan menganalisis dan
menginterpretasikan
3. Menjelaskan setiap langkah penyelidikan deskriptif dengan teliti dan
terperinci
4. Menjelaskan prosedur pengumpulan data sebagian besar dengan menggunakan
angket
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan selain metode deskriptif
adalah metode kuantitatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 12) penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Adapun ciri dari penelitian kuantitatif menurut Suharsimi Arikunto
(2006: 13) adalah:
1. Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data sudah mantap, dan rinci sejak awal.
2. Lagkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.
3. Hipotesis: (jika memang perlu): a. Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penleitian. b. Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan- a priori
4. Desain: dalam desain jelas langkah-langkah penleitian dan hasil yang diharapkan.
5. Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.
6. Analisis data: dilakukan sesudah semua data terkumpul.
C. Populasi dan Sampel
69
1. Penetapan Populasi
Menurut Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono (2002: 79) “Populasi
merujuk pada sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu
atau beberapa hal dan membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus”.
Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006: 130) berpendapat bahwa “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian”.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program studi Pendidikan
Tata Niaga Angkatan 2006 dan 2007 Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah melihat iklan mizone versei “bengong” di televisi, berdasarkan penelitian
awal yang telah dilakukan peneliti sebelumnya di peroleh populasi dengan jumlah
80 orang. Pemilihan populasi ini berdasarkan penelitian awal yang dilakukan oleh
peneliti, di mana dipilih populasi yang sudah pernah melihat iklan mizone versi
“bengong” untuk memperoleh kevalidan data yang diperoleh. Dari 136 mahasiswa
angkatan 2006 dan 2007 diperoleh populasi sebanyak 80 orang (data populasi
terlampir pada lampiran 11). Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian
populasi karena Subjek penelitiannya diambil semua yaitu seluruh mahasiswa
BKK Pendidikan Tata Niaga Prodi Pendidikan Ekonomi UNS angkatan 2006 dan
2007 yang telah melihat iklan mizone versi “bengong”. Selain itu jumlah populasi
dari penelitian ini kurang dari 100 orang yaitu 80 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, data merupakan faktor yang penting.
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data atau keterangan yang
benar dan dapat dipercaya dalam penelitian. Untuk dapat mencapai syarat
validitas dan reliabilitas dalam suatu penelitian maka diperoleh cara dan teknik
pengumpulan data yang tepat.
1. Jenis dan Sumber Data
70
Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian
dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Jenis-jenis data
menurut Dwi Priyatno (2008: 7) adalah sebagai berikut:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi
berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Tipe-tipe
data kuantitatif adalah sebagai berikut:
1) Data Nominal
Data hasil penggolongan atau kategorisasi yang sifatnya setara dan tidak
dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan hanya
sebagai simbol saja dan tidak menunjukkan tingkatan tertentu.
2) Data Ordinal
Data hasil kategorisasi yang sifatnya tidak setara dan tidak dapat dilakukan
perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan menunjukkan peringkat dan
tingkatan tertentu. Tipe data ini tidak memperhatikan jarak data, jadi jarak
data bisa berbeda-beda.
3) Data Interval
Data bukan dari hasil kategorisasi dan dapat dilakukan perhitungan
aritmatika. Tipe data ini menggunakan jarak data yang sama. Walaupun
dapat dilakukan operasi hitung, data ini tidak mempunyai nilai nol (0)
absolute, maksudnya angka 0, tetap ada nilainya.
4) Data Rasio
Data yang dapat dilakukan perhitungan aritmatika dan menggunakan jarak
yang sama. Data ini mempunyai nilai nol (0) absolute, maksudnya angka 0
benar-benar tidak ada nilainya.
Pembagian data menurut Jonathan Sarwanto (2005: 37), dibedakan atas
dua yaitu:
a. Data primer
71
Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian
atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data
asli atau data baru.
b. Data sekunder
Data yang sudah ada. Data tersebut sudah dikumpulkan sebelumnya untuk
tujuan-tujuan tang tidak mendesak. Keuntungan data sekunder ialah sudah
tersedia, ekonomis, dan cepat didapat. Kelemahan data sekunder ialah tidak
dapat menjawab secara keseluruhan masalah yang diteliti.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval, data
primer dan sekunder. Data interval di mana objek/kategori dapat diurutkan
berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara tiap
objek/kategori sama. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
responden melalui daftar pertanyaan yang berupa angket. Dalam penelitian ini
jenis datanya adalah pengaruh pesan iklan di televisi terhadap efektivitas
komunikasi iklan yang diperoleh dari konsumen. Sumber data yang dipergunakan
adalah orang (person). Selain itu juga digunakan data sekunder berupa dokumen
tentang jumlah mahasiswa Pendidikan Tata Niaga angkatan 2006 dan 2007.
2. Skala Pengukuran Data
Skala penilaian yang digunakana dalam penelitian ini adalah skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Menurut Sugiyono (2001: 87),
bentuk skala likert dalam suatu penelitian adalah:
a. Sangat setuju bobot 4 b. Setuju bobot 3 c. Tidak setuju bobot 2 d. Sangat tidak setuju bobot 1
3. Metode Pengumpulan Data
a. Angket atau Kuisioner
72
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 151) kuisioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden baik laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui.
Jenis-jenis kuisioner menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152) adalah:
1) Dari cara menjawab
a) Kuisioner terbuka, yaitu memberikan kesempatan kepada responden
untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
b) Kuisioner tertutup, kuisioner yang sudah disediakan jawabanya.
2) Dari jawaban yang diberikan
a) Kuisioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b) Kuisioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.
3) Dari bentuknya
a) Kuisioner pilihan ganda, sama dengan kuisioner tertutup.
b) Kuisioner isian, sama dengan kuisioner terbuka.
c) Check list, daftar dimana responden tinggal memberi tanda chek (Ö)
d) Rating-scale, yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan misalnya dimulai dari sangat setuju sampai ke
sangat tidak setuju.
Pada penelitian ini digunakan angket jenis angket langsung dan
tertutup dengan Rating-scale. Responden tinggal memilih jawaban yang
sesuai pada kolom yang tersedia. Untuk menyetujui apakah angket itu baik,
maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya.
Untuk memperoleh informasi yang cukup relevan dan cukup tinggi
kesahihannya, maka angket yang digunakan perlu di uji terlebih dahulu.
1) Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam
mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
73
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti
dengan tepat.
Untuk mengukur ketepatan butir-butir pertanyaan tersebut dalam
penelitian ini digunakan teknik uji validitas dengan program SPSS dengan
metode korelasi Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson).
Pearson correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio.
Menurut Dwi Priyatno (2008), kriteria pengujian validitas adalah:
a) Jika r hitung ≥ r tabel (dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
b) Jika r hitung < r tabel (dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang
reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya
memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap
akan sama.
Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Suatu instrumen
dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60
(Dwi Priyatno, 2008).
Menurut Sutrisno Hadi (2000: 56), langkah-langkah menyusun angket
adalah sebagai berikut:
a) Menetapkan tujuan pembuatan angket. b) Menentukan aspek-aspek yang akan diukur. c) Menyusun petunjuk pengisian angket. d) Menyusun pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan variabel-variabel yang
akan diteliti.
b. Dokumentasi
74
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) dokumentasi, berasal kata
dokumen artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode ini
dapat dilakukan dengan meneliti benda-benda tertulis seperti buku, majalah,
surat kabar, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Dalam penelitian ini
menggunakan dokumentasi berupa laporan penjualan Mini Market Tania dan
daftar mahasiswa BKK Pendidikan Tata Niaga Prodi Pendidikan Ekonomi
FKIP UNS angkatan 2006-2007.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengolah data hasil penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik
karena data yang diambil peneliti merupakan data kuantitatif. Sedangkan teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda.
Suharsimi Arikunto (2006: 295) menyatakan ”Regresi ganda (multiple regression)
adalah suatu peluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel
bebas untuk mengadakan prediksi terhadap variabel terikat”. Sehingga regresi
ganda merupakan analisis tentang hubungan antara satu dependen variabel dengan
dua atau lebih independen variabel.
Ada pun beberapa persyaratan yang harus diuji kebenarannya sebelum
melakukan analisis data adalah:
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data akan dianalisis
berbentuk sebaran normal atau tidak. Dalam penelitian ini, data untuk setiap
variabel diuji normalitasnya. Deteksi normalitas dapat diketahui dengan
melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Menurut
Singgih Santoso (2001: 214) penetapkan dasar pengambilan keputusan yang
digunakan adalah sebagai berikut:
75
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis
diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Linieritas
Menurut Dwi Priyatno (2008: 41) Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui
apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara
signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis
korelasi atau regresi linier. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test of
Linerity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan
mempunyai yang linier bila signifikansi (Linierity) kurang dari 0,05.
c. Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel
pengganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk
mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat
digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson). Menurut singgih Santoso
(2001: 218) kreiteria autokorelasi ada 3, yaitu:
1) Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
3) Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
d. Multikolinearitas
Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi
hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas,
sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara
individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah
antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi.
76
Untuk mendeteksi multikolinieritas digunakan uji korelasi pearson. Menurut
Dwi Priyatno (2008: 41) dilakukan dengan mengamati nilai VIF dan
TOLERANCE. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikoliniearitas
adalah jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 5, maka
model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas.
2. Uji Hipotesis
a. Menghitung Persamaan Garis Regresi Linier Ganda
Menurut Jonathan Sarwanto (2005: 79) ”Analisis Regresi Linear
Berganda adalah untuk menghitung besarnya pengaruh dua variabel bebas
terhadap satu variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan
menggunakan dua variabel bebas. Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah
masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Dwi Priyatno (2008:73)
berpendapat bahwa ”Data yang digunakan dalam analisis regresi linier
berganda biasanya berskala interval atau rasio”.
Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data interval dan
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara varaiabel
bebas dengan variabel terikat dimana variabel bebas yang mempengaruhi
variabel terikat terdiri dari empat variabel, sehingga analisis yang digunakan
adalah regresi linier berganda. Persamaan regresi linear bergandanya
dituliskan:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Ketrangan :
Y = Efektivitas Komunikasi Iklan
X1 = Isi Pesan
X2 = Struktur Pesan
77
X3 = Format Pesan
X4 = Sumber Pesan
a = Bilangan konstanta
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
(Dwi Priyatno, 2008:73)
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Atau
untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel terikat atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat
berlaku untuk populasi. Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05
(Dwi Priyatno, 2008:82). Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai
berikut:
1) Menentukan rumusan hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh secara signifikan antara isi pesan, struktur
pesan, format pesan dan sumber pesan secara bersama-sama
terhadap efektivitas komunikasi iklan.
Ha : ada pengaruh secara signifikan antara isi pesan, struktur pesan,
format pesan dan sumber pesan secara bersama-sama terhadap
efektivitas komunikasi iklan.
2) Menentukan tingkat signifikansi (α) = 0,05
3) Menentukan F hitung yang diperoleh pada tabel ANOVA
4) Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1 (jumlah
variabel – 1) = 4, dan df 2 (n-k-1) atau 80- 4- 1 = 75 (n adalah jumlah
kasus dan k adalah jumlah variabel independen)
5) Membuat kesimpulan
Ho ditolak jika F hitung > F tabel
Ho diterima jika F hitung < F tabel
78
c. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis
Ho : secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat.
Ha : secara parsial ada pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
2) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5%
3) Menentukan t hitung yang diperoleh dari out put coefficients
4) Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau 80- 4- 1 = 75 (n adalah jumlah kasus dan k
adalah jumlah variabel independen).
5) Membuat kesimpulan
Menyimpulkan apakah Ho diterima atau ditolak
Ho ditolak jika t hitung > t tabel
Ho diterima jika t hitung < t tabel
79
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pesan Iklan Mizone Versi “bengong”
di Televisi Terhadap Efektivitas Komunikasi Iklan (Studi Pada Mahasiswa
Pendidikan Tata Niaga Angkatan 2006-2007)” ini menggunakan empat variabel
bebas dan satu variabel terikat. Empat variabel bebas tersebut yaitu isi pesan,
struktur pesan, format pesan dan sumber pesan. Satu variabel terikatnya adalah
efektivitas komunikasi iklan. Berdasarkan data induk penelitian penyebaran
angket kepada mahasiswa Pendidikan Tata Niaga angkatan 2006-2007, maka
deskripsi data variabel isi pesan (X1), variabel struktur pesan (X2), variabel format
pesan (X3), variabel sumber pesan (X4) dan variabel efektivitas komunikasi iklan
(Y), diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Deskripsi Data Statistik
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Isi Pesan 80 11 25 17.71 2.969
Struktur Pesan 80 10 19 13.64 2.235
Format Pesan 80 19 38 29.54 3.457
Sumber Pesan 80 10 21 15.29 2.262
Efektivitas Komunikasi Iklan
80 23 39 30.44 3.965
Valid N (listwise) 80
Sumber: out put SPSS 17.00for windows
Berdasarkan deskripsi data di atas menunjukkan jumlah pengamatan
dalam penelitian ini adalah 80 mahasiswa dari seluruh populasi. Berdasarkan
deskripsi data di atas dapat diketahui skor variabel isi pesan diperoleh skor
minimum 11, skor maksimum 25, rata-rata 17,71 dan standar deviasi 2,969.
Variabel struktur pesan diperoleh skor minimum 10, skor maksimum 19, rata-rata
13,64 dan standar deviasi 2,235. Variabel format pesan diperoleh skor minimu 19,
75
80
skor maksimum 38, rata-rata 29,54 dan standar deviasi 3,457. Variabel sumber
pesan diperoleh skor minimum 10, skor maksimum 21, rata-rata 15,29 dan standar
deviasi 2,262. Variabel efektivitas komunikasi iklan diperoleh skor minimum 23,
skor maksimum 39, rata-rata 30,44 dan standar deviasi 3,966.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk
analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis
berbentuk sebaran normal atau tidak. Dalam penelitian ini data untuk setiap
variabel diuji normalitasnya. Deteksi normalitas dapat di ketahui dengan melihat
penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Jika data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 6. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Sumber: out put SPSS 17.00for windows
81
Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Pengujian linieritas variabel
bebas dengan variabel terikat menggunakan bantuan program SPSS 17.00 for
windows. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test of Linerity dengan
pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai yang linier bila
signifikansi (Linierity) kurang dari 0,05. Rangkuman uji linieritas variabel bebas
dengan variabel terikat adalah sebagai berikut:
a. Isi pesan (X1) dengan Efektivitas Komunikasi Iklan (Y)
Tabel 5. ANOVA (Isi Pesan dengan efektivitas Komunikasi Iklan)
Variabel Keterangan Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Efektivitas Komunikasi Iklan * Isi Pesan
Between Groups
(Combined) 594.841 13 45.757 4.669 .000
Linearity 520.514 1 520.514 53.110 .000
Deviation from Linearity
74.328 12 6.194 .632 .807
Within Groups 646.846 66 9.801
Total 1241.688 79
Sumber: out put SPSS 17.00for windows
Hasil uji linieritas diperoleh signifikansi (linierity) sebesar 0,000. Karena
signifikansi (linierity) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model
regresi antara isi pesan (X1) dengan efektivitas komunikasi iklan (Y) adalah linier.
b. Variabel Struktur Pesan (X2) dengan Efektivitas Komunikasi Iklan (Y)
Rangkuman uji linieritas dari X2 dengan Y adalah sebagai berikut:
82
Tabel 6. ANOVA (Struktur Pesan dengan Efektivitas Komunikasi Iklan)
Variabel Keterangan Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Efektivitas Komunikasi Iklan * Struktur Pesan
Between Groups
(Combined) 827.990 9 91.999 15.567 .000
Linearity 771.530 1 771.530 130.547 .000
Deviation from Linearity
56.459 8 7.057 1.194 .315
Within Groups 413.698 70 5.910
Total 1241.688 79
Sumber: out put SPSS 17.00for windows
Hasil uji linieritas diperoleh signifikansi (linierity) sebesar 0,000. Karena
signifikansi (linierity) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model
regresi antara struktur pesan (X2) dengan efektivitas komunikasi iklan (Y) adalah
linier.
c. Variabel Format Pesan (X3) dengan Efektivitas Komunikasi Iklan (Y)
Rangkuman uji linieritas dari X2 dengan Y adalah sebagai berikut:
Tabel 7. ANOVA (Format Pesan dengan Efektivitas Komunikasi Iklan)
Variabel Keterangan Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Efektivitas Komunikasi Iklan * Format Pesan
Between Groups
(Combined) 366.088 15 24.406 1.784 .057
Linearity 282.290 1 282.290 20.633
.000
Deviation from Linearity
83.799 14 5.986 .438 .956
Within Groups 875.599 64 13.681
Total 1241.688 79
Sumber: out put SPSS 17.00for windows
Hasil uji linieritas diperoleh signifikansi (linierity) sebesar 0,000. Karena
signifikansi (linierity) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model
regresi antara format pesan (X3) dengan efektivitas komunikasi iklan (Y) adalah
linier.
83
d. Variabel Sumber Pesan (X4) dengan Efektivitas Komunikasi Iklan (Y)
Rangkuman uji linieritas dari X2 dengan Y adalah sebagai berikut:
Tabel 8. ANOVA (Sumber Pesan dengan Efektivitas Komunikasi Iklan)
Variabel Keterangan Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Efektivitas Komunikasi Iklan * Sumber Pesan
Between Groups
(Combined) 959.021 11 87.184 20.973 .000
Linearity 922.988 1 922.988 222.040 .000
Deviation from Linearity
36.033 10 3.603 .867 .568
Within Groups 282.667 68 4.157
Total 1241.687 79
Sumber: out put SPSS 17.00for windows
Hasil uji linieritas diperoleh signifikansi (linierity) sebesar 0,000. Karena
signifikansi (linierity) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model
regresi antara sumber pesan (X4) dengan efektivitas komunikasi iklan (Y) adalah
linier.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi berarti adanya variabel pengganggu dari masing-masing
variabel bebas yang saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model
regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin
Watson). Kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:
a. Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif
b. Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi
c. Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif
84
Tabel 9. Uji Autokorelasi
Model R
R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square Change
F Chang
e df1 df2
Sig. F Chang
e
1 .977a .955 .953 .863 .955 397.792
4 75 .000 1.797
a. Predictors: (Constant), Sumber Pesan, Format Pesan, Struktur Pesan, Isi Pesan b. Dependent Variabel: Efektivitas Komunikasi Iklan Sumber: out put SPSS 17.00for windows
Berdasarkan uji autokorelasi di atas diperoleh hasil angka D-W sebesar
1,797. Nilai D-W terletak diantara -2 sampai 2 (-2 < 1,797 < 2), dengan demikian
model regresi tidak terjadi autokorelasi.
4. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas berarti adanya hubungan linier antara beberapa
variabel bebas dari suatu model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
multikolinieritas maka dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF(Varians
Inflation Factor). Apabila VIF < 10 maka tidak ada gejala multkolinieritas, dan
sebaliknya apabila VIF > 10 berarti ada gejala multikolinieritas.
Tabel 10. Collinearity Statistics
Model Variabel
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Isi Pesan .473 2.115
Struktur Pesan .647 1.545
Format Pesan .776 1.289
Sumber Pesan .409 2.442
a. Dependent Variabel: Efektivitas Komunikasi Iklan Sumber: out put SPSS 17.00for windows
Berdasarkan uji multikolinieritas di atas diperoleh hasil sebagai berikut,
diketahui koefisien VIF untuk isi pesan adalah 2,115. Koefisien VIF untuk
struktur pesan adalah 1,545. Koefisien VIF untuk format pesan adalah 1,289.
85
Koefisien VIF untuk sumber pesan adalah 2,442. Karena nilai VIF masing-masing
variabel tidak lebih dari 5 maka tidak terjadi multikolinieritas atau tidak ada
hubungan antar variabel bebas.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila
data yang terkumpul dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan
ditolak apabila data tidak mendukung.
1. Analisis Regresi Ganda
Setelah dilakukan komputerisasi dengan menggunakan Program SPSS
17.00 for windows diperoleh harga koefisien regresi sebagai berikut:
Tabel 11. Koefisien Regresi
Model Variabel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.708 .978 -1.747 .085
Isi Pesan .117 .048 .088 2.457 .016
Struktur Pesan .793 .054 .447 14.677 .000
Format Pesan .138 .032 .120 4.332 .000
Sumber Pesan .993 .067 .567 14.802 .000
a. Dependent Variabel: Efektivitas Komunikasi Iklan Sumber: out put SPSS 17.00for windows
Berdasarkan tabel coefficients, maka persamaan regresi yang diperoleh
Dari persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar -1,708 menyatakan, bahwa jika isi pesan (X1), struktur
pesan (X2), format pesan (X3) dan sumber pesan (X4) secara matematika, X1,
86
X2, X3 dan X4 adalah 0, maka besarnya efektivitas komunikasi iklan (Y)
nilainya negatif sebesar -1,708.
b. Koefisien regresi variabel isi pesan (X1) sebesar 0,117 artinya isi pesan
mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel efektivitas komunikasi
iklan. Sedangkan koefisien 0,117 berarti bahwa peningkatan satu satuan
variabel isi pesan dengan asumsi variabel bebas lain konstan (= 0) akan
menyebabkan kenaikan efektivitas komunikasi iklan sebesar 0,117 satuan.
c. Koefisien regresi variabel struktur pesan (X2) sebesar 0,793 artinya struktur
pesan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel efektivitas
komunikasi iklan. Sedangkan koefisien 0,793 berarti bahwa peningkatan satu
satuan variabel struktur pesan dengan asumsi variabel bebas lain konstan (= 0)
akan menyebabkan kenaikan efektivitas komunikasi iklan sebesar 0,793
satuan.
d. Koefisien regresi variabel format pesan (X3) sebesar 0,138 artinya format
pesan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel efektivitas
komunikasi iklan. Sedangkan koefisien 0,138 berarti bahwa peningkatan satu
satuan variabel format pesan dengan asumsi variabel bebas lain konstan (= 0)
akan menyebabkan kenaikan efektivitas komunikasi iklan sebesar 0,138
satuan.
e. Koefisien regresi variabel sumber pesan (X4) sebesar 0,933 artinya sumber
pesan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel efektivitas
komunikasi iklan. Sedangkan koefisien 0,933 berarti bahwa peningkatan satu
satuan variabel sumber pesan dengan asumsi variabel bebas lain konstan (= 0)
akan menyebabkan kenaikan efektivitas komunikasi iklan sebesar 0,933
satuan. Variabel sumber pesan memiliki nilai koefisien terbesar dibanding
dengan variebl bebas lainnya, sehingga variabel sumber pesan (X4) memiliki
pengaruh paling besar terhadap efektivitas komunikasi iklan (Y).
87
Tabel 12. Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .977a .955 .953 .863
a. Predictors: (Constant), Sumber Pesan, Format Pesan, Struktur Pesan, Isi Pesan b. Dependent Variabel: Efektivitas Komunikasi Iklan Sumber: out put SPSS 17.00for windows
Berdasarkan hasil perhitungan pada model summary diperoleh angka R
square adalah sebesar 0,955. Hal ini berarti 95,5% efektivitas komunikasi iklan
dapat dijelaskan oleh keempat variabel tersebut. Sedangkan sisanya (100% -
95,5% = 4,5%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
a. Komposisi Hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh secara signifikan antara isi pesan, struktur
pesan, format pesan dan sumber pesan secara bersama-sama
terhadap efektivitas komunikasi iklan.
Ha : ada pengaruh secara signifikan antara isi pesan, struktur pesan,
format pesan dan sumber pesan secara bersama-sama terhadap
efektivitas komunikasi iklan.
b. Harga F hitung
Tabel 13. ANOVA
Model Keterangan Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1185.795 4 296.449 397.792 .000a
Residual 55.893 75 .745
Total 1241.688 79
88
a. Predictors: (Constant), Sumber Pesan, Format Pesan, Struktur Pesan, Isi Pesan b. Dependent Variabel: Efektivitas Komunikasi Iklan Sumber: out put SPSS 17.00for windows
c. Harga F tabel
Hasil F tabel sebesar 2,494
d. Keputusan uji
Ho ditolak jika F hitung > F tabel
Ho diterima jika F hitung < F tabel
e. Kesimpulan
Nilai F hitung = 397,792; F tabel = 2,494, karena 397,792 > 2,494 maka Ho
ditolak, sehingga terdapat pengaruh secara signifikan antara isi pesan, struktur
pesan, format pesan dan sumber pesan secara bersama-sama terhadap
efektivitas komunikasi iklan.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
a. Komposisi Hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat.
Ha : ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat
b. Harga t hitung
Tabel 14. Coefficients
Model Variabel T Sig.
1 (Constant) -1.747 .085
Isi Pesan 2.457 .016
Struktur Pesan 14.677 .000
Format Pesan 4.332 .000
Sumber Pesan 14.802 .000
a. Dependent Variabel: Efektivitas Komunikasi Iklan Sumber: out put SPSS 17.00for windows
89
c. Harga t tabel
Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 1,992.
d. Keputusan Uji
Ho ditolak jika t hitung > t tabel
Ho diterima jika t hitung < t tabel
e. Kesimpulan
1) Nilai t hitung isi pesan (X1 ) = 2,457; t tabel = 1,992, karena 2,457 > 1,992
maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial antara variabel isi pesan (X1 ) terhadap variabel efektivitas
komunikasi iklan (Y).
2) Nilai t hitung struktur pesan (X2 ) = 14,677; t tabel = 1,992, karena 14,677 >
1,992 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial antara variabel struktur pesan (X2 ) terhadap variabel efektivitas
komunikasi iklan (Y).
3) Nilai t hitung format pesan (X3 ) = 4,332; t tabel = 1,992, karena 4,332 >
1,992 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial antara variabel format pesan (X3 ) terhadap variabel efektivitas
komunikasi iklan (Y).
4) Nilai t hitung sumber pesan (X4 ) = 14,802; t tabel = 1,992, karena 14,802 >
1,992 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial antara variabel sumber pesan (X4 ) terhadap variabel efektivitas
komunikasi iklan (Y).
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan garis