Top Banner
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SANTRI DI PESANTREN
17

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Apr 04, 2019

Download

Documents

phamtu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU

Anih Sri Suryani

Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI

2 0 1 8

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SANTRI DI PESANTREN

Page 2: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi hak dasar rakyat,

yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD 1945 dan UU no

23 tahun 1992 ttg kesehatan. amandemen kedua UUD 1945, pasal 34 ayat (3)

menetapkan : Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

dan pelayanan umum yang layak; Hak dasar yang lain adl Hidup di Lingkungan Sehat

serta Hak untuk bersuara (Voice) & Hak untuk memiih (choice). Pembangunan

kesehatan ini ditujukan untuk seluruh rakyat Indonesia, baik itu anak-anak, remaja,

dewasa maupun yang sudah berusia lanjut.

Jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia atau

sekitar 237.556.363 orang. Sebagian besar anak-anak tersebut berada pada usia

sekolah. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta

maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan. Salah satu bentuk dari sekolah agama

adalah pesantren, dimana di dalamnya dilaksanakan juga pendidikan formal baik untuk

tingkatan sekolah dasar, sekolah tingkat menengah maupun sekolah tingkat atas. Santri

yang belajar di pesantren sampai tahun 2015 berjumlah 4.028.660 orang yang terdiri

dari 2.069.029 atau (51,1%) santri laki-laki dan 1.968.631 atau (48,9 %) santri

perempuan. Dari jumlah santri tersebut, sebanyak 2.516.591 atau 62,5 % santri mukim

dan 1.512.069 atau 37,5 % santri tidak mukim.1

Di lain pihak, sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat

menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Lebih dari itu,

usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit.

Menurut Profil Depkes Tahun 2005 23,2% anak Indonesia menderita anemia. dan

menurut data WHO 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare. Menurut hasil

Riskesdas tahun 2013, di Indonesia memang telah terjadi penurunan angka period

prevalence diare dari 9,0% tahun 2007 menjadi 3,4% pada tahun 2014. Kelompok umur

balita merupakan kelompok yang paling tinggi menderita diare. Karakteristik diare

balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,4%), laki-laki (5,4%),

tinggal di daerah pedesaan (5,8%), dan kelompok kuintil indeks kepemilikan akses

terhadap air bersih dan jamban sehat terbawah (6,4%). Selanjutnya insiden malaria

penduduk Indonesia tahun 2007 sebesar 3,1% dan tahun 2014 menjadi 1,8%. 2

Data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Tahun 2004 menyebutkan

sekitar 3% anak-anak mulai merokok sejak kurang dari 10 tahun Persentase orang

merokok tertinggi (64%) berada pada kelompok umur remaja (15-19 tahun). Hal ini

berarti bahaya rokok pada masyarakat yang rentan yakni anak-anak dan berdampak

pada masa remaja. Demikian juga penyakit lainnya seperti TB paru banyak menjangkit

usia remaja.

1 “Pesatnya Perkembangan Pesantren di Indonesia” http://www.nu.or.id/post/read/81953/pesatnya-

perkembangan-pesantren-di-indonesia, diakses 4 April 2018. 2 http://eprints.ums.ac.id/42020/4/BAB%20I.pdf diakses 5 April 2018.

Page 3: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

2

Berbagai kondisi kesehatan yang buruk pada kalangan remaja tersebut disinyalir

karena pola hidup yang tidak sehat dan lingkungan yang tidak bersih. Munculnya

sebagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah ternyata umumnya

berkaitan dengan PHBS (Perilaku Hidu[ Bersih dan Sehat). Oleh karena itu pemerintah

telah mencanangkan Program PHBS sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan

Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi Kesehatan. Program PHBS

dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tatanan pasar, dan

juga sekolah.

B. Permasalahan

Kondisi kesehatan sebagaimana dikemukakan di atas juga terjadi pada anak-

anak/remaja yang bersekolah dan tinggal di pondok pesantren. Kebanyakan pondok

pesantren di Indonesia memiliki masalah yang begitu klasik yaitu tentang kesehatan

santri dan masalah terhadap penyakit. Masalah kesehatan dan penyakit di pesantren

sangat jarang mendapat perhatian dengan baik dari warga pesantren itu sendiri

maupun masyarakat dan juga pemeintah. Dari hasil studi sebelumnya didapatkan,

bahwa respon santri terhadap perilaku kesehatan masih kurang dipandang dari sudut

pandang medis modern, karena pesantren memiliki kultur yang berbeda dengan

masyarakat diluar pesantren dalam hal memelihara kesehatan, memanfaatkan sistem

kesehatan, dan juga perilaku kesehatan di lingkungan santri yang erat dipengaruhi erat

struktur dan nilai-nilai budaya serta nilai-nilai religi yang ada di pesantren.3 Oleh

karena itu yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimana

pengaruh pengetahuan dan sikap santri terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

santri di Pesantren?

C. Maksud dan Tujuan

Penelitian ini bermaksud mengkaji pengaruh pengetahuan dan sikap satri

terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan pesantren. Adapun

tujuan penelitian ini adalah selain untuk mengkaji kesehatan dan kebersihan di

lingkungan pesantren juga untuk mengetahui sejauh mana Program PHBS dapat

menyesuaikan dengan nilai-nilai kultural dan religi di pesantren guna meningkatkan

derajat kesehatan santri.

D. Lokasi Penelitian

Jumlah pondok pesantren di Jawa Barat paling banyak di antara daerah lainnya di

Indonesia. Terdapat sekitar 12.000 pesantren di Jawa Barat, hampir dua kali lipat dari

jumlah pesantren di Jawa Timur.4 Di antara beberapa kota/kabupaten di Provinsi Jawa

3 Ikhwanudin, Alim. tt. Perilaku Kesehatan Santri : (Studi Deskriptif Perilaku Pemeliharaan Kesehatan , Pencarian Dan

Penggunaan Sistem Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Lingkungan di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, Surabaya). Jurnal Sosial dan Politik. Departemen Sosiologi, FISIP, Universitas Airlangga.

4 “Aher: Ada 12.000 Pesantren di Jabar, Hampir 2 Kali Lipat dari Jatim”https://regional.kompas.com/read

/2017/10/17/18340851/aher-ada-12000-pesantren-di-jabar-hampir-2-kali-lipat-dari-jatim. Penulis : Kontributor Garut, Ari Maulana Karang , diakses 5 April 2018.

Page 4: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

3

Barat, Kota dan Kabupaten Tasikmalaya memiliki jumlah pesantren yang cukup banyak

sehingga terkenal dengan julukan Kota Santri. Julukan itu muncul sekitar 1970 karena

di kota itu terdapat sekitar 1.200 pondok pesantren yang tersebar di Kota dan

Kabupaten Tasikmalaya.

Berjuluk Kota Santri, Tasikmalaya menjadi daerah yang dikenal religius. Apalagi

kemudian, pemerintah daerah setempat mengeluarkan Peraturan Daerah No. 12 Tahun

2009 tentang Tata Nilai Berlandaskan Ajaran Agama, atau Perda Syariah Islam. Perda

tersebut memancing kontroversi sehingga Pemerintah Kota Tasikmalaya merevisinya

menjadi Perda No. 7 Tahun 2014 tentang Tata Nilai Kehidupan Masyarakat yang

Religius di Kota Tasikmalaya.

Salah satu pesantren yang dinilai sukses menerapkan program PHBS adalah

Pesantren Persis no. 67 Benda Tasikmalaya. Pesantren tersebut merupakan salah satu

contoh Pesantren Persis yang memiliki pelayanan terpadu untuk kesehatan santrinya.

Selain telah menjalankan program hidup bersih dan sehat (PHBS), Pesantren Persis 67

Benda pun memiliki sebuah klinik agar bisa melayani santri, asatidz dan masyarakat

sekitarnya.5

Selanjutnya selain Jawa Barat, Banten adalah gudangnya pondok pesantren.

Ratusan Ponpes tersebar dan menjadi salah satu lembaga pendidikan yang cukup

diperhitungkan sehingga diberi julukan Bumi Sejuta Santri. Banten memiliki potensi

pesantren yang cukup besar dengan jumlah pesantren yang tercatat sekitar 3500

pesantren dengan jumlah santri sekitar 200 ribu orang.6

Pada tahun 2011 peristiwa menggemparkan terjadi di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah 2 Kota Tangerang. Pasalnya, 104 santri yang mondok di pesantren itu

terpaksa dilarikan ke beberapa rumah sakit karena mengalami sakit secara bersamaan.

Awalnya, ada dugaan ratusan santri itu keracunan makanan, tapi ada juga yang

menduga mereka terpapar virus hepatitis A.7

Di samping itu, pada tahun 2017 lalu Provinsi Banten berstatus kejadian luar biasa

Wabah difteri . Kota Serang, termasuk dalam salah satu wilayah di Provinsi Banten yang

jadi perhatian untuk kasus penyakit menular tersebut. Wabah difteri di Provinsi Banten

terus meluas. Dinas Kesehatan Provinsi Banten mencatat dari 81 jumlah kasus Difteri di

Provinsi Banten hingga 15 desember 2017 sudah mencapai 100 kasus difteri yang

tersebar di 8 kabupaten kota di Banten. Kabupaten Tangerang 34 kasus, Kabupaten

Serang 15 kasus, Kota Tangerang 14 kasus, Kota serang 12 kasus, Kabupaten

Pandeglang 11 kasus, Kota Tangerang Selatan 10 kasus , Kabupaten Lebak 3 kasus dan

Kota Cilegon 1 kasus.8

5 “Pesantren Persis 67 Benda, Salah Satu Percontohan Pesantren Persis untuk Pelayanan Kesehatan

Santri.”http://persis.or.id/pesantren-persis-67-benda-salah-satu-percontohan-pesantren-persis-untuk- pelayanan-kesehatan-santri/.

6 “Potensi Pemberdayaan Pesantren di Banten Besar, Tapi..” http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/10/22/nwmjp2313-potensi-pemberdayaan-pesantren-di-banten-besar-tapi. diakses 5 April 2018.

7 https://www.jpnn.com/news/penyakit-misterius-104-santri-asshiddiqiyah-terkapar,PenyakitMisterus, 104 Santri Asshiddiqiyah Terkapar. diakses 5 April 2018.

8 Kota Serang Bestatus KLB Wabah Difteri, https://www.bantennews.co.id/kota-serang-bestatus-klb-wabah-difteri/. diakses 5 April 2018.

Page 5: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

4

Berdasarkan gambaran kualitas kesehatan di beberapa pesantren di dua provinsi

tersebut, maka penelitian akan dilakukan di pesantren yang berlokasi di

Kabupaten/Kota Tasikmalaya yagn menggambarkan pesantren yang telah menerapkan

PHBS dengan baik dan juga yang berlokasi di Serang Banten yang menggambarkan

wilayah dengan tingkat kesehatan yang masih rendah.

II. METODOLOGI

A. Permasalahan Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif. Berdasarkan landasan

pemikiran yang telah dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan utama dalam

penelitian ini adalah:

“Apakah pengetahuan dan sikap memiliki pengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan

sehat santri di pesantren?”

B. Hipotesis Penelitian

Pada penelitian ini, hipotesis alternatifnya adalah: pengetahuan dan sikap

memiliki pengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat santri di pesantren

Sementara hipotesis null-nya adalah: pengetahuan dan sikap tidak memiliki pengaruh

terhadap perilaku hidup bersih dan sehat santri di pesantren.

C. Variabel Penelitian

Lebih lanjut, terdapat dua variabel yang diperhitungkan dalam penelitian ini,

yaitu variabel bebas pengetahuan dan sikap terhadap hidup bersih dan sehat dan

variabel tidak bebasnya adalah perilaku hidup bersih dan sehat.

Definisi konseptual dari pengetahuan dan sikap adalah penilaian kognitif

individu terhadap aspek-aspek yang ditinjau dalam konsep hidup bersih dan sehat di

kalangan pesantren. Definisi operasionalnya adalah skor terhadap penelitian kognitif

tersebut yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner pengetahuan dan sikap santri di

pesantren. Sedangkan definisi konseptual dari perilaku hidup bersih dan sehat adalah

penilaian kognitif individu mengenai perilakunya terkait pola hidup bersih dan sehat di

Pesantren.

D. Operasionalisasi Variabel

Secara operasional, perlu didefinisikan variabel yang bertujuan untuk

menjelaskan makna variabel penelitian. Singarimbun (1987:23) mendefinisikan

operasional sebagai unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel

itu diukur. Variabel harus didefinisikan secara operasional, agar lebih mudah

ditemukan hubungan antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya.

Page 6: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

5

Tabel 1. Variabel Dimensi dan Indikator Penelitian

Variabel DIMENSI INDIKATOR

Variable X

Pengetahuan

dan Sikap

Pengetahuan

tentang

Hidup Bersih

dan Sehat

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai

sabun

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk

6. Tidak merokok di sekolah.

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan

setiap bulan.

8. Membuang sampah pada tempatnya

Sikap

tentang

Hidup Bersih

dan Sehat

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai

sabun

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk

6. Tidak merokok di sekolah.

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan

setiap bulan.

8. Membuang sampah pada tempatnya

Variable Y

Perilaku

Perilaku

Hidup Bersih

dan Sehat

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai

sabun

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk

6. Tidak merokok di sekolah.

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan

setiap bulan.

8. Membuang sampah pada tempatnya

E. Desain Penelitian

Kumar (1999) menggolongkan desain penelitian berdasarkan jumlah kontak,

periode referensi, dan sifat penelitian. Berdasarkan jumlah kontak, penelitian ini

termasuk ke dalam cross sectional study, yaitu merupakan desain penelitian yang paling

umum digunakan dalam meneliti fenomena, situasi, masalah dengan melakukan satu

kali pengambilan data pada para partisipan. Berdasarkan periode referensi, penelitian

ini tergolong pada retrospective study design karena menukur suatu fenomena, situasi,

masalah yang telah terjadi sebelumnya. Dalam penelitian ini, baik pengetahuan, sikap

maupun perilaku merupakan fenomena yang telah terjadi dan menggunakan data yang

Page 7: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

6

sudah ada dan melekat dalam diri partisipan. Sedangkan berdasarkan sifat penelitian,

penelitian ini merupakan non-experimental karena peneliti tidak melakukan manipulasi

variabel pada partisipan.

F. Tipe Penelitian

Menurut Kumar (1999), tipe penelitian digolongkan ke dalam tiga perspektif,

yaitu aplikasi, tujuan, dan tipe pencarian informasi. Berdasarkan aplikasi penelitian,

penelitian ini termasuk ke dalam applied research karena hasil penelitian dapat

digunakan lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman dan memperoleh informasi

mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku santri dalam PHBS. Berdasarkan tujuan

penelitian, Kumar (1999) menggolongkan penelitian ini ke dalam correlational research,

yakni penelitian yang mencoba menemukan adanya hubungan/asosiasi/saling

ketergantungan antara dua atau lebih aspek dari sebuah situasi. Sedangkan

berdasarkan informasi, Kumar (1999) menggolongkan penelitian ini ke dalam

penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang mengkuantifikasi data yang diperoleh ke

dalam bentuk angka-angka yang akan diolah dengan perhitungan statistic untuk

mengetahui hubungan antarvariabel, atau memberikan indikasi peneliti mengenai

kepercayaan terhadap hasil penelitian dan menghilangkan efek dari variabel lain

(Kumar, 1999).

G. Subjek Penelitian

Populasi yang dituju dalam penelitian ini adalah siswa sekaligus santri di

pesantren. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah santri di Pesantren yang

terdapat di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat dan Kabupaten Serang dan Kota

Tangeran Selatan Banten.

H. Jumlah Sampel Penelitian

Menurut Kumar (2005), semakin besar jumlah sampel yang digunakan makan

semakin akurat data penelitian yang dihasilkan untuk menggambarkan populasi.9

Kerlinger dan Lee (2000) menyarankan agar para peneliti menggunakan sebesar

mungkin sampel untuk menghasilkan statistic yang lebih akurat karena semakin besar

sampel, makan akan semakin kecil varians error yang akan muncul pada dara sehingga

hasil yang diperoleh akan lebih akurat dibandingkan dengan data dari sampel yang

kecil. Guilford dan Fruchter (1978) menyatakan bahwa besar sampel yang dibutuhkan

untuk suatu penelitian yang baik setidaknya 30 orang. Dengan jumlah ini, data dapat

dianalisis secara statistik dengan menggunakan distribusi normal.

I. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. Menurut Kumar (1999),

9 Kumar, R. 2005. Research Methodology: A Step by Step Guide for Beginners. London: SAGE Publications.

Page 8: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

7

kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang jawabannya akan ditulis

sendiri oleh partisipan penelitian. Pemilihan kuesioner sebagai alat pengumpul data

dalam penelitian ini didasarkan pada kemudahan-kemudahan dalam penggunaannya,

yaitu efisien dalam waktu dan biaya sehingga memudahkan peneliti untuk

mengumpulkan banyak data dalam waktu singkat dan adanya privasi bagi setiap

partisipan dalam menjawab pertanyaan karena adanya anonimitas yang ditawarkan

pengumpulan data dengan teknik ini.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

probability sampling. Dengan teknik ini setiap elemen dalam populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian (Kumar, 2005). Secara lebih

spesifik, penelitian ini menggunakan metode accidental sampling, yaitu pemilihan

sampel bergantung dari kesediaan dan keinginan individu untuk menjadi partisipan

penelitian (Shaughnessy dan Zechmeister, 1994).

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini

adalah: 1) statistic deskriptif untuk menjelaskan karakteristik subyek penelitian dengan

melihat frekuensi dan presentase; 2) multiple correlation untuk menganalisis pengaruh

variabel pengetahuan dan sikap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Pengolahan

data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 12.0

IV. HASIL PENGOLAHAN DATA KUESIONER

A. Hasil Pengolahan Data Pesantren di Tasikmalaya

Jumlah responden di Tasikmalaya terdiri dari 152 orang (110 orang santri di

Ponpes Sukahideung dan 42 santri di Ponpes Persis Benda). Gambaran umum

responden dapat dilihat di Grafik .1. Responden sebagian besar berusia 18 tahun, dan

mayoritas kelas 12 (kelas 3 SMA). Secara jenis kelamin, laki-laki sebanyak 58% dan

perempuan 42%. Sebagian besar santri sudah mondok di ponpes antara 4-5 tahun

(59%), dan kemudian lebih lama dari 5 tahun (37%). Berdasarkan gambaran responden

tersebut dapat dikatakan bahwa secara usia, responden sudah cukup dewasa, jenis

kelamin responden proporsional antara laki-laki dan perempuan. Di samping itu,

mayoritas responden sudah menjadi santri dalam kurun waktu yang cukup lama.

Dengan demikian, diharapkan jawaban responden dapat menggambarkan kondisi

sebenarnya sesuai pengalaman yang dialami dan dirasakan santri.

Page 9: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

8

Grafik 1. Gambaran Umum Responden Tasikmalaya

Grafik 2. Indeks Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Santri Tasikmalaya

20 tahun1%

14 tahun1%

15 tahun9%

16 tahun30%

17 tahun24%

18 tahun34%

19 tahun1%

Usia

Laki-laki58%

Perempuan42%

Jenis Kelamin

Kelas 93%

Kelas 1038%

Kelas 119%

Kelas 1250%

Pendidikan

<1 tahun1%

2-4 tahun3%

4-5 tahun59%

> 5 tahun37%

Lama Menjadi Santri

73.68%

26.32%

Jawabanbenar

Jawabansalah

Pengetahuan Santri 35.24

%

35.86%

15.86%

8.93% 4.11%

Baiksekali

Baik Cukup Kurang Sangatkurang

Sikap Santri 32.60

% 23.98

%

24.86%

9.78%

3.54%

Baiksekali

Baik Cukup Kurang Sangatkurang

Perilaku Santri

86.84 77.84

75.26

79.54

Indeks Pengetahuan

Indeks Sikap

Indeks Perilaku

Indeks keseluruhan

Indeks Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Page 10: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

9

Selanjutnya dilakukan perhitungan indeks untuk masing-masing variabel dan

kemudian indeks keseluruhan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan

perilaku santri terkait hidup bersih dan sehat di pesantren.

Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner didapatkan bahwa mayoritas

responden (73,68%) responden menjawab benar, dapat dikatakan sebagaian besar

responden pengetahuannya tentang hidup bersih dan sehat di pesantren baik. Dalam

hal sikap, 35,86% responden mempunyai sikap yang baik terkait pola hidup bersih di

pesantren, diikut kemudian 35,24% responden yang sikapnya sangat baik. Demikian

juga dalam hal perilaku terkait pola hidup bersih dan sehat. Sebanyak 32,60%

responden perilakunya baik sekali, dan 24,86% cukup baik.

Apabila dihitung dalam bentuk indeks dalam rentang nilai 0 s.d. 100, didapatkan

bahwa indeks pengetahuan responden nilainya 86,84 (paling tinggi diantara variabel

lainnya), indeks sikap nilanya 77,84 dan indeks perilaku nilainya 75,26. Dan didapatkan

indeks keseluruhan sebesar 79,54. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa

pengetahuan santri akan pola hidup bersih dan sehat sangat baik (mendekati nilai

maksimum 100). Sedangkan variabel sikap dan perilaku baik mendekati sangat baik.

Hasil tersebut menggambarkan bahwa kedua pesantren di Tasikmalaya tempat

dilakukan penelitian sudah memberikan pengetahuan yang sangat baik kepada para

santrinya terkait pola hidup bersih dan sehat khususnya dalam pandangan Islam. Sikap

santri dalam hal kebersihan dan kesehatan juga sudah sudah baik namun perilakuknya

walaupun sudah dalam kadar baik, namun diantara ketiga variabel di atas nilai

indeksnya paling rendah sehingga masih perlu ditingkatkan.

Hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku responden didapatkan

dengan uji korelasi dan regresi yang menghasilkan hasil sbb:

Correlations

Correlations

PengsikTsk PerilakuTsk

PengsikTsk

Pearson Correlation 1 .188*

Sig. (2-tailed) .021

N 152 152

PerilakuTsk

Pearson Correlation .188* 1

Sig. (2-tailed) .021

N 152 152

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikansinya < 0.05, yang berarti

terdapat korelasi yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku santri terkait

pola hidup bersih dan sehat di pesantren. Nilai Pearson Correlation yang dihubungkan antar

masing-masing variabel adalah sebesar 0.188* dan mempunyai tanda bintang. Nilai korelasi

tersebut menujukkan bahwa terdapat korelasi dan signifikan antar variabel yang saling

berhubungan. Hasil uji statistik tersebut dapat dimaknai, bahwa responden beranggapan bahwa

pengetahuan dan sikap santri terkait/berhubungan dengan perilaku santri.

Page 11: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

10

Regression Variables Entered/Removed

a

Model Variables Entered Variables Removed

Method

1 PengsikTskb . Enter

a. Dependent Variable: PerilakuTsk b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .188a .035 .029 5.12532

a. Predictors: (Constant), PengsikTsk ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 143.978 1 143.978 5.481 .021b

Residual 3940.338 150 26.269

Total 4084.316 151

a. Dependent Variable: PerilakuTsk b. Predictors: (Constant), PengsikTsk

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 28.789 6.342 4.539 .000

PengsikTsk .222 .095 .188 2.341 .021

a. Dependent Variable: PerilakuTsk

Korelasi adalah hubungan dan regresi adalah pengaruh. Korelasi bisa berlaku

bolak-balik, sebagai contoh A berhubungan dengan B demikian juga B berhubungan

dengan A. Untuk regresi tidak bisa dibalik, artinya A berpengaruh terhadap B, tetapi

tidak boleh dikatakan B berpengaruh terhadap A. Dengan demikian, tahapan berikutnya

yang dilakukan untuk mengkaji lebih dalam lagi hasil penelitian ini, adalah dengan

menganalisis hasil kuesioner dengan uji regresi. Analisis regresi mempelajari bentuk

hubungan antara satu atau lebih peubah/variabel bebas X (dalam penelitian ini adalah

pengetahuan dan sikap) dengan satu peubah tak bebas Y (yaitu perilaku).

Berdasarkan tabel hasil uji regresi di atas, nilai R yang merupakan nilai koefisien

korelasi adalah sebesar 0.188. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua

variabel penelitian ada di kategori kurang kuat. Nilai Koefisien Determinasi (KD) adalah

sebesar 0,035 yang menunjuk bahwa variabel bebas X hanya memiliki pengaruh

kontribusi sebesar 3,5% terhadap variabel Y. Sedangkan sisanya, sebesar 96,5%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar dimensi-dimensi pada variabel X.

Selanjutnya adalah menentukan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi.

Kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji F atau uji nilai Signifikansi (Sig).

Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi penelitian ini adalah sebesar 0.021. Apabila

Sig< 0.05 maka model regresi adalah linier. Dengan demikian model persamaan regresi

berdasarkan data penelitian adalah signifikan dan memenuhi kriteria linieritas. Dengan

nilai F sebesar 5,481 dan Ho ditolak, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh

dari pengetahuan dan sikap terhadap perilaku santri dalam hidup sehat dan bersih di

pesantren. Adapan model persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Page 12: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

11

Y = 28,789 + 0.222 X

Dimana: y = perilaku

x = pengetahuan dan sikap

Berdasarkan persamaan di atas, variabel X bernilai positif. Hal ini berarti, apabila

terjadi kenaikan pengetahuan dan sikap santri maka perilaku santri juga akan

meningkat, begitu juga sebaliknya.

B. Hasil Pengolahan Data Pesantren di Banten

Penelitian di Provinsi Banten dilakukan di 3 pondok pesantren dengan jumlah

responden total sebanyak 183 orang santri. Dimana di Pesantren di Ponses Ponpes

Daar El Ihsan Asshidiqiyah Kota Serang 70 responden, Al Amanah Al Ghontory Tangsel

48 responden, dan Ponpes Madinatunnajah Tangsel 65 responden.

Berdasarkan Grafik 3 terlihat bahwa mayoritas responden (43%) berusia 16 tahun,

sebanyak 66% kelas sebelas (kelas 2 SMA), terdiri dari 53% santri putri dan 47% santri putra,

dan setengahnya sudah mondok di ponpes selam 4-5 tahun. Berdasarkan gambaran

responden di ketiga pesantren di Banten tersebut dapat dikatakan bahwa secara usia,

responden sudah cukup dewasa, jenis kelamin responden proporsional antara laki-laki

dan perempuan. Di samping itu, mayoritas responden sudah menjadi santri dalam

kurun waktu yang cukup lama. Dengan demikian, diasumsikan responden dapat

memberikan jawaban yang baik sesuai dengan tingkat pengetahuan yang mereka miliki

dan persepsi yang mereka alami.

Grafik. 3. Gambaran Umum Responden Banten

Page 13: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

12

Grafik 5.4. merupakan hasil perhitungan untuk mengetahui tingkat pengetahuan,

sikap dan perilaku santri terkait hidup bersih dan sehat di pesantren. Berdasarkan

grafik tersebut didapatkan bahwa mayoritas responden (69,4%) responden menjawab

benar, dapat dikatakan sebagaian besar responden pengetahuannya tentang hidup

bersih dan sehat di pesantren cukup baik. Dalam hal sikap, 37,43% responden

mempunyai sikap yang baik terkait pola hidup bersih di pesantren, diikut kemudian

28,24% responden yang sikapnya sangat baik. Sedangkan hal perilaku terkait pola

hidup bersih dan sehat. Sebanyak 37,43% responden perilakunya baik, dan 28,24%

baik sekali.

Hasil perhitungan indeks dalam rentang nilai 0 s.d. 100, didapatkan bahwa

indeks pengetahuan responden nilainya 84,70 (paling tinggi diantara variabel lainnya),

indeks sikap nilainya 77,84 dan indeks perilaku nilainya 75,26. Dan didapatkan indeks

keseluruhan sebesar 79,54. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa pengetahuan

santri akan pola hidup bersih dan sehat sangat baik (mendekati nilai maksimum 100).

Sedangkan variabel sikap dan perilaku baik mendekati sangat baik. Hasil tersebut

menggambarkan bahwa kedua pesantren di Tasikmalaya tempat dilakukan penelitian

sudah memberikan pengetahuan yang sangat baik kepada para santrinya terkait pola

hidup bersih dan sehat khususnya dalam pandangan Islam. Sikap santri dalam hal

kebersihan dan kesehatan juga sudah sudah baik namun perilakuknya walaupun sudah

dalam kadar baik, namun diantara ketiga variabel di atas nilai indeksnya paling rendah

sehingga masih perlu ditingkatkan.

Grafik4.. Indeks Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Santri Banten

69.4%

30.6%

Jawabanbenar

Jawabansalah

Pengetahuan Santri

28.24%

37.43%

16.36% 11.80%

6.17%

Baiksekali

Baik Cukup Kurang Sangatkurang

Sikap Santri

28.24%

37.43%

16.36% 11.80%

6.17%

Baiksekali

Baik Cukup Kurang Sangatkurang

Perilaku Santri

84.70 73.95

79.98

79.54

Indeks Pengetahuan

Indeks Sikap

Indeks Perilaku

Indeks keseluruhan

Indeks Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Page 14: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

13

Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner didapatkan bahwa mayoritas

responden (69,4%) responden menjawab benar, dapat dikatakan sebagaian besar

responden pengetahuannya tentang pola hidup bersih di pesantren cukup baik.

Demikian juga 37,43% responden mempunyai sikap yang baik terkait pola hidup bersih

di pesantren, diikut kemudian 28,24% responden yang sikapnya sangat baik. Demikian

juga dalam hal perilaku terkait pola hidup bersih dan sehat. Sebanyak 37,43%

responden perilakunya baik, dan 28,24% sangat baik.

Apabila dihitung dalam bentuk indeks dalam rentang nilai 0 s.d. 100, didapatkan

bahwa indeks pengetahuan responden nilainya 84,70 (paling tinggi diantara variabel

lainnya), indeks sikap nilanya 73,95 dan indeks perilaku nilainya 79,96. Dan didapatkan

indeks keseluruhan sebesar 79,54. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa

pengetahuan santri akan pola hidup bersih dan sehat sangat baik (mendekati nilai

maksimum 100). Perilaku juga baik mendekati sangat baik, dan sikap santri baik. Hasil

tersebut menggambarkan bahwa ketiga pesantren di Banten tempat dilakukan

penelitian sudah memberikan pengetahuan yang sangat baik kepada para santrinya

terkait pola hidup bersih dan sehat khususnya dalam pandangan Islam. Perilaku santri

juga sudah hampir sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki, namun

penyikapannya yang perlu sedikit ditingkatkan.

Selanjutnya hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku responden

didapatkan dengan uji korelasi dan regresi yang menghasilkan hasil sbb:

Correlations Correlations

PengSikBT PerilakuBT

PengSikBT

Pearson Correlation 1 .364**

Sig. (2-tailed) .000

N 183 183

PerilakuBT

Pearson Correlation .364** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 183 183

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil uji korelasi di atas diketahui bahwa nilai signifikansinya < 0.00, yang

berarti terdapat korelasi yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku santri

terkait pola hidup bersih dan sehat di pesantren di Banten. Nilai Pearson Correlation yang

dihubungkan antar masing-masing variabel adalah sebesar 0.364 dan mempunyai tanda

bintang. Nilai korelasi tersebut menujukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat dan signifikan

antar variabel yang saling berhubungan. Hasil uji statistik tersebut dapat dimaknai, bahwa

responden beranggapan bahwa pengetahuan dan sikap santri berhubungan dengan perilaku

santri dalan hidup sehat dan bersih.

Regression Variables Entered/Removed

a

Model Variables Entered Variables Removed

Method

1 PengSikBTb . Enter

a. Dependent Variable: PerilakuBT b. All requested variables entered.

Page 15: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

14

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .364a .133 .128 3.84922

a. Predictors: (Constant), PengSikBT

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 410.101 1 410.101 27.679 .000b

Residual 2681.779 181 14.816

Total 3091.880 182

a. Dependent Variable: PerilakuBT b. Predictors: (Constant), PengSikBT

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 25.182 4.043 6.229 .000

PengSikBT .332 .063 .364 5.261 .000

a. Dependent Variable: PerilakuBT

Berdasarkan tabel hasil uji regresi terhadap hasil kuesioner santri 3 pesantren di

Banten (Serpong dan Tangsel), didapatkan nilai R yang merupakan nilai koefisien

korelasi adalah sebesar 0.133. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua

variabel penelitian ada di kategori kurang kuat. Nilai Koefisien Determinasi (KD) adalah

sebesar 0,128 yang menunjuk bahwa variabel bebas X hanya memiliki pengaruh

kontribusi sebesar 12,8% terhadap variabel Y. Sedangkan sisanya, sebesar 87,2%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar dimensi-dimensi pada variabel X.

Selanjutnya adalah menentukan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi.

Kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji F atau uji nilai Signifikansi (Sig).

Berdasarkan hasil uji regresi terhadap kuesioner di Banten didapatkan bahwa nilai

signifikansi penelitian ini adalah sebesar 0.00 yang berarti bahwa model regresi adalah

linier. Dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah

signifikan dan memenuhi kriteria linieritas. Dengan nilai F sebesar 27,679, maka dapat

dikatakan bahwa terdapat pengeraruh dari pengetahuan dan sikap santri terhadap

perilaku santri dalam hidup sehat dan bersih di pesantren. Adapan model persamaan

regresinya adalah sebagai berikut:

Y = 25,182 + 0.332 X

Dimana: y = perilaku

x = pengetahuan dan sikap

Berdasarkan persamaan di atas, variabel X bernilai positif. Hal ini berarti, apabila

terjadi kenaikan pengetahuan dan sikap santri maka perilaku santri juga akan

meningkat, demikian juga sebaliknya.

Page 16: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

15

V.PENUTUP

A. Simpulan

Santri di dua pesantren di Tasikmalaya mempunyai pengetahuan yang sangat

baik terkait hidup sehat dan bersih sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan sikap dan

perilakunya baik. Indeks keseluruhan terkait pengetahuan sikap dan perilaku adalah

sebesar 79,54 dan ini masuk dalam kategori baik. Sementara ituSantri di tiga pesantren

di Banten juga mempunyai nilai indeks yang sama yakni 79,54 untuk keseluruhan

pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat di pesantren. Adapun indeks

pengetahuan nilainya sangat baik, dan perilaku dan sikap nilainya baik.

Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan

dan sikap dengan perilaku hidup bersih santri baik di pesantren Tasikmalaya maupun

di Banten. Hubungan kedunya di dua pesantren di Tasikmalaya tidak begitu kuat,

sementara di tiga pesantren di Banten kuat.

Hasil uji regresi juga menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan dan

sikap dengan perilaku santri baik di Tasikmalaya maupun di Banten. Dan pengaruh di

kedua tempat tersebut positif, artinya jika pengetahuan dan sikap santri bertambah,

maka perilaku santri juga bertambah, demikian juga sebaliknya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian, dihasilkan bahwa pengetahuan santri dalam hal hidup

sehat dan bersih sudah sangat baik, namun kategor sikap dan perilaku masih dalam

kisaran baik. Dengan demikian perlu upaya terus menerus dan pembiasaan di

pesantren agar sikap dan perilaku santri sejalan dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Peningkatan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan santri di pesantren juga

perlu terus ditingkatkna. Dalam hal kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah,

kebersihan kamar dan MCK adalah prioritas utama, sedangkan dalam hal kesehatan

kualitas makanan perlu menjadi perhatian. Makanan yang higenis dan bergizi, serta

sarana prasarana penyediaan makan yang bersih juga seyogyanya disediakan dan

disiapkan. Santri dapat turut dilibatkan baik dalam menjaga kebersihan lingkungan

maupun meningkatkan kualitas kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal

Ikhwanudin, Alim. tt. Perilaku Kesehatan Santri: (Studi Deskriptif Perilaku Pemeliharaan Kesehatan , Pencarian Dan Penggunaan Sistem Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Lingkungan di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, Surabaya). Jurnal Sosial dan Politik. Departemen Sosiologi, FISIP, Universitas Airlangga.

Kementerian Kesehatan 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.

Page 17: PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP … · EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU Anih Sri Suryani Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI 2 0 1 8 PENGARUH PENGETAHUAN DAN

Executive Summary| Penelitian Individu 2018

16

Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia 2015. Indeks Kualitas

Lingkungan Hidup Indonesia 2014.

Kumar, R. 2005. Research Methodology: A Step by Step Guide for Beginners. London: SAGE Publications.

Kusnoputranto, Haryoto. 1986. Kesehatan Lingkungan. Depdikbud, Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.

Maryunani, Anik. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta:CV Trans Info Media.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta.

Soemirat, Juli. 2011. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Syahrin, Alvi. tt. Pembangunan Berkelanjutan (Perkembangannya, Prinsip-Prinsip dan

Status Hukumnya). Fakultas Hukum USU, Medan.

Wawan, A dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. diakses 5 April 2018.

Zaman, Badrus dan Syafrudin. 2012. Buku Ajar Pengelolaan Kualitas Lingkungan.

Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas

Diponegoro Semarang.

Internet

Notoatmodjo. 2007. dalam http://digilib.unila.ac.id/20755/101/BAB%20II.pdf diakses 5 April 2018.

“Aher: Ada 12.000 Pesantren di Jabar, Hampir 2 Kali Lipat dari Jatim”https://regional.kompas.com/read /2017/10/17/18340851/aher-ada-12000-pesantren-di-jabar-hampir-2-kali-lipat-dari-jatim. Penulis : Kontributor Garut, Ari Maulana Karang , diakses 5 April 2018.

“Kota Serang Bestatus KLB Wabah Difteri,” https://www.bantennews.co.id/kota-serang-bestatus-klb-wabah-difteri/. diakses 5 April 2018.

“PenyakitMisterus, 104 Santri Asshiddiqiyah Terkapar.” https://www.jpnn.com/ news/penyakit-misterius-104-santri-asshiddiqiyah-terkapar,. diakses 5 April 2018.

“Pesantren Persis 67 Benda, Salah Satu Percontohan Pesantren Persis untuk Pelayanan KesehatanSantri.”http://persis.or.id/pesantren-persis-67-benda-salah-satu-percontohan -pesantren-persis-untuk- pelayanan-kesehatan-santri/.

“Pesatnya Perkembangan Pesantren di Indonesia” http://www.nu.or.id/post/ read/81953/pesatnya-perkembangan-pesantren-di-indonesia, diakses 4 April 2018.

“Potensi Pemberdayaan Pesantren di Banten Besar, Tapi..” http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/10/22/nwmjp2313-potensi-pemberdayaan-pesantren-di-banten-besar-tapi. diakses 5 April 2018.

Achmadi, Umar Fahmi. 2013. Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Rajawali Pers.

http://eprints.ums.ac.id/42020/4/BAB%20I.pdf diakses 5 April 2018. http://eprints.undip.ac.id/44507/3/Aulia_Faris_Akbar_P_22010110130143_Bab2KTI.p

df diakses 5 April 2018.