Top Banner
PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP KARAKTERISTIK MEMBRAN KITOSAN-ABU LAYANG/CTAB SEBAGAI MEMBRAN ELEKTROLIT Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia oleh Diana Isnaeni 4311412055 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
50

PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

Apr 20, 2018

Download

Documents

VũDương
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP

KARAKTERISTIK MEMBRAN KITOSAN-ABU

LAYANG/CTAB SEBAGAI MEMBRAN

ELEKTROLIT

Skripsi

sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

oleh

Diana Isnaeni

4311412055

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

ii

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

iii

Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

iv

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

(.6إن مع العسر يسرا )اإلنشرة :

1. “ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Al-Insyirah: 6).

2. Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow (Albert Enstein).

3. Bertanggung jawab, bekerja keras dan selalu bersyukur.

Persembahan:

1. Orang tuaku yang saya cintai, Bapak Sa’idu dan Ibu Warsiti.

2. Mbak Wiwin, Kakak Muhtarom, Adikku Ferdi dan keponakanku Firda.

3. Keluarga besarku dari keluarga Ibu dan Bapak yang saya sayangi.

4. Almamater Universitas Negeri Semarang.

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat

rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penambahan Silan Terhadap Karakteristik Membran Kitosan-

Abu Layang/CTAB Sebagai Membran Elektrolit” dapat diselesaikan dengan

baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

pendidikan strata satu (S1) Jurusan Kimia FMIPA Unnes.

Penulisan skripsi ini tidak akan terealisasikan tanpa bantuan, dukungan

dan dorongan dari semua pihak, baik dalam penelitian maupun penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat berterimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Semarang beserta jajarannya.

2. Dr. Nanik Wijayati, M.Si selaku Ketua Jurusan Kimia dan Dr. Jumaeri,

M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia.

3. Kepala Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian.

4. Ella Kusumastuti, M.Si dan Dr.Triastuti Sulistyaningsih, M.Si selaku Dosen

Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dukungan dan

motivasi kepada penulis.

5. Dr. F. Widhi Mahatmanti, M.Si selaku Dosen Penguji Utama yang telah

memberikan saran dan evaluasi dalam penyusunan skripsi.

Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

vii

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah membekali ilmu

kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

7. Teknisi dan Laboran Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah membantu penulis

dalam penelitian.

8. Rekan-rekan sesama tim riset Fuel Cell yang telah banyak membantu selama

proses studi literatur.

9. Teman-teman Kimia Unnes 2012 yang selalu memberikan semangat dan

tempat sharing ilmu.

10. Teman-teman kos Griya Ayu seperjuangan yang telah memberikan semangat

dan hiburan di saat jenuh mengerjakan skripsi.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi yang

tidak dapat dituliskan satu persatu

Dalam penulisan skripsi ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan.

Sehingga penulis mengharap adanya kritik yang tentunya akan membuat skripsi

ini menjadi lebih baik lagi.

Semarang, Agustus 2016

Penulis

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

viii

ABSTRAK

Isnaeni, Diana. 2016. Pengaruh Penambahan Silan Terhadap Karakteristik

Membran Kitosan-Abu Layang/CTAB sebagai Membran Elektrolit. Skripsi,

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Ella Kusumastuti, S.Si, M.Si dan Dr.

Triastuti Sulistyaningsih, M.Si.

Kata Kunci: abu layang, agen pengkopling silan, kitosan, dan membran elektrolit.

Membran elektrolit merupakan komponen penting dalam fuel cell, karena

berfungsi sebagai sarana transportasi ion hidrogen (H+) yang dihasilkan dari

reaksi oksidasi di anoda dan juga sebagai pembatas antara kedua elektroda. Pada

penelitian ini telah berhasil dilakukan sintesis membran yang terdiri dari kitosan

sebagai matriks organik dan abu layang yang dimodifikasi dengan CTAB dan

silan (GPTMS) sebagai filler. Abu Layang dimodifikasi dengan agen pengkopling

silan (GPTMS) agar interaksi antarmuka antara matriks organik dengan filler

anorganik meningkat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

penambahan silan (5%, 10%, 20%, dan 30%) terhadap karakteristik membran

yang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan

dan modulus young), konduktivitas proton, permeabilitas metanol, dan selektivitas

membran. Penelitian yang dilakukan terdiri dari: preparasi abu layang, modifikasi

permukaan abu layang menggunakan CTAB, pengkoplingan abu layang dengan

GPTMS, sintesis membran dengan metode inversi fasa dan karakterisasi

membran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan silan dapat

meningkatkan kuat tarik membran, persentase perpanjangan membran mengalami

penurunan, dan modulus young menunjukkan peningkatan. Penambahan silan juga

dapat meningkatkan konduktivitas proton dan menurunkan permeabiitas metanol,

akan tetapi pada konsentrasi silan di atas 10% konduktivitas proton menurun dan

permeabilitas metanol meningkat. Membran terbaik diperoleh pada penambahan

silan 10% dengan nilai kuat tarik 23,10 MPa, persentase perpanjangan 3,17%,

modulus young 6,72 MPa, konduktivitas proton 8,00 x 10-4 S/cm, permeabilitas

metanol 3,37 x 10-7 cm2/s, dan selektivitas membran 2,12 x 103 S s/cm3. Hasil

analisis FTIR membran kitosan-abu layang/CTAB-Silan 10% menunjukkan hanya

terjadi interaksi secara fisik karena tidak ada perubahan peak yang signifikan.

Sedangkan hasil analisis morfologi membran dengan SEM menunjukkan interaksi

yang lebih baik karena distribusi partikel merata dan tidak terdapat aglomerasi.

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

ix

ABSTRACT

Isnaeni, Diana. 2016. Effect of Silane Addition on Chitosan-Fly Ash/CTAB as

Electrolyte Membran.. Final Project, Chemistry Department, Faculty of

Mathematics and Natural Science. Semarang State University. Advisor: Ella

Kusumastuti S.Si, M.Si and Dr. Triastuti Sulistyaningsih, M.Si.

Keywords: electrolyte membrane, chitosan, fly ash, silane coupling agent.

Electrolyte membrane is an important component in fuel cell system,

because the function of electrolyte membrane as transportation path of hydrogen

ion which is produced from reaction of oxidation in anode and also as circuit

between electrode both. In this research, electrolyte membrane is composed of

chitosan as organic matrix and fly ash which is modified with CTAB and silane

(GPTMS) as inorganic filler. Fly ash is modified using silane (GPTMS) as

coupling agent to improve interfacial morphology between organic matrix and

inorganic filler. This research aims to know effect of silane addition based on its

characteristics such as water uptake, mechanical properties, proton conductivity,

methanol permeability, and selectivity membrane. The steps that have been done

include silica preparation from fly ash, modification of silica surface with CTAB,

silica coupling process with GPTMS, synthesis of membranes with inversion

phase method, and membrane characterization. The result showed that with silane

addition can increase of tensile strength, elongation of break decrease, and the

modulus young showed increase. Silane addition can increase proton conductivity

and decrease methanol permeability, but at silane addition more 10% proton

conductivity is decrease and methanol permeability is increase. Water uptake

decrease together with silane addition. The best membrane was obtained by 10%

silane addition with tensile strength 23,10 MPa, elongation of break 3,17%,

elasticity 6,72 MPa, proton conductivity 8,00 x 10-4 S/cm, methanol permeability

3,37 x 10-7 cm2/s, and membrane selectivity 2,12 x 103 S s/cm3.The result of FTIR

analysis on membrane C-FA/CTAB-Silane 10% showed that it was only occured

physical interaction because there was no peak difference significantly. Whereas

the result of morphology analysis membrane with SEM showed the better

interaction because distribution of particles is spread evently and there was no

agglomeration.

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN ............................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ................................................................................. 4

1.3 Tujuan ................................................................................................... 5

1.4 Manfaat ................................................................................................. 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

2.1. Direct Methanol Fuel Cell (DMFC) ................................................... 6

2.2. Membran Polielektrolit ........................................................................ 8

2.3. Kitosan ................................................................................................. 10

2.4. Silika Abu Layang (Fly Ash) ................................................................ 11

2.5. Surfaktan Cetyltrimetil ammonium bromide (CTAB) .......................... 12

2.6. Agen Pengkopling Silan ....................................................................... 14

2.7. Karakterisasi ......................................................................................... 16

2.7.1. Analisis Kandungan Kimia Abu Layang dengan XRF .............. 16

2.7.2. Analisis Sifat Mekanik Membran ............................................... 17

2.7.2.1 Tensile Strenght/Kuat Tarik ............................................ 17

2.7.2.2 Presentase Perpanjangan/Elongation of Break ............... 18

2.7.2.3 Elastisitas (Modulus Young) ........................................... 19

2.7.3. Uji Daya Serap Membran terhadap Air (Water Uptake) ........ 19

2.7.4. Analisis Konduktivitas Proton dengan EIS ............................. 20

2.7.5. Analisis Permeabilitas Metanol dengan Metode Difusi Sel ..... 21

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

xi

2.7.6. Selektivitas Membran .............................................................. 23

2.7.7. Analisis Gugus Fungsi dengan FTIR ...................................... 24

2.7.8. Analisis Morfologi dengan SEM ............................................. 25

BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................. 28

3.1. Lokasi Penelitian ................................................................................. 28

3.2. Variabel Penelitian .............................................................................. 28

3.3. Alat dan Bahan .................................................................................... 29

3.4. Cara Kerja ........................................................................................... 30

3.4.1. Preparasi Abu Layang ............................................................ 30

3.4.2. Modifikasi Permukaan Abu Layang dengan CTAB .............. 30

3.4.3. Pengkoplingan Abu Layang dengan Silan ............................. 31

3.4.4. Pembuatan Membran ............................................................. 32

3.4.5. Karakterisasi Membran .......................................................... 32

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 38

4.1. Preparasi Silika Abu Layang ................................................................ 38

4.2. Modifikasi Permukaan Abu Layang .................................................... 40

4.2.1. Analisis FTIR Abu Layang Termodifikasi CTAB ................ 42

4.2.2. Analisis SEM Abu Layang Termodifikasi CTAB ................ 44

4.3. Pengkoplingan Abu Layang dengan Silan ........................................... 45

4.3.1. Analisis FTIR Abu Layang Terkopling Silan ....................... 47

4.4. Sintesis Membran Kitosan-Abu Layang/CTAB ................................. 49

4.5. Karakterisasi Membran ........................................................................ 51

4.5.1. Sifat Mekanik Membran ....................................................... 51

4.5.2. Daya Serap Membran terhadap Air (Water Uptake) ............. 54

4.5.3. Konduktivitas Proton ............................................................ 55

4.5.4. Permeabilitas Metanol ........................................................... 59

4.5.5. Selektivitas Membran ............................................................ 61

4.5.6. Analisis Gugus Fungsi Membran dengan FTIR..................... 62

4.5.7. Analisis Morfologi dengan SEM .......................................... 64

BAB 5. PENUTUP .......................................................................................... 66

4.6.Simpulan .............................................................................................. 66

4.7.Saran ..................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68

LAMPIRAN .................................................................................................... 74

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Abu Layang Batubara ......................................... 12

Tabel 2.2 Daftar Spektrum Inframerah ............................................................ 25

Tabel 3.1 Variasi Komposisi Silan-Silika Abu Layang ................................... 31

Tabel 4.1 Hasil Analisis XRF Kandungan Kimia Abu Layang ....................... 40

Tabel 4.2 Hasil Analisis FTIR Abu Layang Sebelum dan Sesudah

Dimodifikasi CTAB ........................................................................ 43

Tabel 4.3 Hasil Analisis FTIR Abu Layang/CTAB dengan Berbagai

Konsentrasi Silan ............................................................................. 48

Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Konduktivitas Proton Membran ....................... 58

Tabel 4.5 Perbandingan Nilai Permeabilitas Metanol Membran ..................... 61

Tabel 4.6 Perbandingan Nilai Selektivitas Membran ...................................... 62

Tabel 4.7 Hasil Analisis FTIR Membran ......................................................... 63

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip Kerja DMFC .................................................................... 7

Gambar 2.2 Struktur Kimia Kitosan ................................................................ 10

Gambar 2.3 Struktur Kimia CTAB .................................................................. 13

Gambar 2.4 Tahap Reaksi Pembentukan Ikatan Antara Silan dengan

Silika Abu Layang ........................................................................ 16

Gambar 2.5 Seperangkat Alat Uji Permeabilitas Metanol ............................... 22

Gambar 2.6 Prinsip Kerja SEM ....................................................................... 26

Gambar 3.1 Bentuk Membran Untuk Analisis Sifat Mekanik ......................... 33

Gambar 3.2 Alat Uji Sifat Mekanik Membran................................................. 33

Gambar 3.3 Alat Uji Konduktivitas Proton...................................................... 34

Gambar 3.4 Alat Uji Permeabilitas Metanol .................................................... 35

Gambar 3.5 Alat Uji Morfologi Membran ....................................................... 37

Gambar 4.1 Abu Layang (a) Sebelum dan (b) Sesudah Dipreparasi .............. 38

Gambar 4.2 Filtrat Hasil Leaching Abu Layang .............................................. 39

Gambar 4.3 Abu Layang Termodifikasi CTAB (a) 0% dan (b) 4,10 % .......... 40

Gambar 4.4 Proses Interaksi Abu Layang dengan CTAB ............................... 41

Gambar 4.5 Spektra FTIR Abu Layang Sebelum dan Sesudah

Dimodifikasi dengan CTAB.......................................................... 42

Gambar 4.6 Morfologi Abu Layang Termodifikasi CTAB 0% dan 4,1% ....... 44

Gambar 4.7 Abu Layang Terkopling Silan dengan Berbagai Konsentrasi ...... 45

Gambar 4.8 Interaksi Silika Abu Layang dengan Agen

Pengkopling Silan ........................................................................ 46

Gambar 4.9 Spektra FTIR Abu Layang Terkopling Silan ............................... 49

Gambar 4.10 Pengadukan Larutan (a) Kitosan, (b) Silika dan

(c) Kitosan-Silika ......................................................................... 50

Gambar 4.11 Larutan Dope dan Membran Kering dalam Cetakan ................. 50

Gambar 4.12 Grafik Hubungan Variasi Konsentrasi Silan

Terhadap Kuat Tarik Membran .................................................... 51

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

xiv

Gambar 4.13 Grafik Hubungan Variasi Konsentrasi Silan Terhadap

Persentase Pemanjangan Membran ............................................. 52

Gambar 4.14 Grafik Hubungan Variasi Konsentrasi Silan Terhadap

Modulus Young Membran ........................................................... 53

Gambar 4.15 Grafik Hubungan Variasi Konsentrasi Silan Terhadap

Water Uptake Proton Membran .................................................. 54

Gambar 4.16 Grafik Hubungan Variasi Konsentrasi Silan Terhadap

Konduktivitas Proton Membran .................................................. 55

Gambar 4.17 Ilustrasi Transport Proton Mekanisme Grotthus dan Vehicle .... 57

Gambar 4.18 Grafik Hubungan Variasi Konsentrasi Silan Terhadap

Permeabilitas Metanol Membran ................................................ 59

Gambar 4.19 Ilustrasi Transport Proton dan Massa dalam Membran ............. 59

Gambar 4.20 Grafik Hubungan Variasi Konsentrasi Silan Terhadap

Selektivitas Membran Membran ................................................. 60

Gambar 4.21 Spektra FTIR Membran ............................................................ 63

Gambar 4.22 Morfologi Membran Kitosan-Abu Layang dengan

Penambahan Silan (a) 0%, (b) 10%, dan (c) 30% ....................... 64

Page 15: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian ................................................................. 74

Lampiran 2. Perhitungan Pembuatan Larutan .................................................... 78

Lampiran 3. Data Hasil Analisis Kandungan Kimia Abu Layang

dengan X-ray Fluoresence (XRF) ................................................ 80

Lampiran 4. Data Hasil Uji Sifat Mekanik Membran ......................................... 81

Lampiran 5. Data Hasil Uji Konduktivitas Proton dengan EIS ......................... 85

Lampiran 6. Data dan Hasil Uji Permeabilitas Metanol .................................... 90

Lampiran 7. Perhitungan Selektivitas Membran ................................................ 93

Lampiran 8. Data Hasil Uji Water Uptake .......................................................... 94

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 95

Page 16: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang pesat menuntut penyediaan energi yang

melimpah seiring dengan perkembangan aktivitas manusia. Energi yang

digunakan oleh masyarakat saat ini berasal dari bahan bakar fosil, yaitu bahan

bakar minyak, gas dan batu bara. Sisi negatif bahan bakar fosil antara lain

merusak lingkungan, tidak terbaharukan (non renewable) dan tidak berkelanjutan

(unsustainable) (Direktur jenderal listrik dan pemanfaatan energi, 2006). Salah

satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengembangkan

sel bahan bakar (fuel cell).

Fuel cell merupakan sumber energi yang mengubah energi kimia menjadi

energi listrik. Fuel cell ini terdiri dari katoda, anoda dan membran elektrolit yang

memisahkan katoda dan anoda (Suhada, 2001). Membran elektrolit merupakan

salah satu komponen penting dalam fuel cell karena berfungsi sebagai sarana

transportasi ion hidrogen (H+) yang dihasilkan dari reaksi oksidasi di anoda dan

juga sebagai pembatas antara kedua elektroda tersebut (Im, 2011).

Berdasarkan jenis elektrolit yang digunakan, salah satu jenis sel bahan

bakar yang sedang diteliti secara intensif adalah sel dengan bahan bakar metanol

yang dikenal secara luas sebagai Direct Metanol Fuel Cell (DMFC). DMFC

menggunakan polimer sebagai membran elektrolit dan biasanya sel ini beroperasi

Page 17: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

2

pada suhu kamar dengan kerapatan daya yang cukup tinggi. Secara umum DMFC

ini digunakan untuk keperluan energi alat-alat portable seperti handphone, laptop,

kalkulator dan juga sebagai mesin penggerak fuel cell pada kendaraan bermotor

(Im, 2011).

Saat ini membran yang banyak digunakan adalah membran elektrolit

komersial Nafion yang terbuat dari fluoro polimer dengan menambahkan rantai

cabang yang mengandung gugus sulfonat. Kemampuan Nafion sebagai

penghantar proton sudah cukup baik dengan konduktivitas proton 0,082 S/cm

(Handayani & Dewi, 2007). Namun demikian, permasalahan utama dari Nafion

untuk pemakaian pada DMFC yaitu adanya permeabilitas metanol melalui

membran (methanol crossover) yang sulit dihindari. Permeabilitas metanol ini

dapat menyebabkan hilangnya sebagian kecil bahan bakar yang digunakan dan

menyebabkan laju reaksi di katoda menjadi lambat yang berarti menurunkan

kinerja voltase sel secara keseluruhan (Im, 2010).

Berbagai usaha telah dilakukan untuk menciptakan membran elektrolit

pengganti Nafion. Salah satunya dengan memanfaatkan polimer alam yaitu

kitosan yang dimodifikasi dengan filler anorganik, contohnya silika. Sumber

silika yang melimpah dan relatif murah dapat diperoleh dari abu layang (fly ash).

Penggunaan filler anorganik dengan ukuran yang lebih kecil dapat

meningkatkan performa dan kinerja membran (Wardani, 2015). Wang et al.

(2008) membuat membran komposit kitosan/ HZSM-5 dengan variasi ukuran

partikel yaitu 5, 2, dan 0,4 μm. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa

telah terjadi peningkatan daya serap air dan konduktivitas proton, serta penurunan

Page 18: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

3

permeabilitas metanol seiring dengan berkurangnya ukuran partikel HZSM-5. Hal

ini juga dibuktikan dengan penelitian Lestari (2015) melakukan modifikasi

permukaan abu layang CTAB untuk memperkecil ukuran silika. Variasi CTAB

yang digunakan yaitu 0; 0,82; 1,64; 2,46; 3,28; 4,10 (% b/b). Membran terbaik

diperoleh pada modifikasi abu layang dengan CTAB 4,10% dengan konduktivitas

proton 5,71 x 10-5 S/cm, permeabilitas metanol 2,89 x 10-9 cm2/s, dan selektivitas

membran 1,97 x 104 S s/cm3. Meskipun selektivitas membran yang dihasilkan

lebih besar dari Nafion, nilai konduktivitas proton membran sangat kecil karena

mendekati syarat minimal membran elektrolit (1 x 10-5 S/cm). Pada penelitian

akan dilakukan pengkoplingan abu layang menggunakan silan. Menurut Ismail et

al. (2002) Kehadiran silan dapat meningkatkan adhesi antara matriks polimer

dengan filler sehingga interaksi yang terjadi semakin kuat dan dapat

meningkatkan sifat mekanik maupun sifat membran elektrolit.

Wang et al. (2010) melakukan modifikasi zeolit-β dengan GPTMS untuk

meningkatkan kompatibilitas antara matriks polimer dan filler anorganik.

Penelitian ini dilakukan dengan variasi zeolit-β. Hasil optimum diperoleh pada

konsentrasi 10% dengan permeabilitas metanol 4,4 x 10-7 cm2/s dan konduktivitas

proton sebesar 0,0131 S/cm. Lin et al. (2010) juga melakukan penelitian tentang

membran elektrolit DMFC dari SPAEK-C dengan penambahan silan (GPTMS).

Variasi konsentrasi silan yaitu 0%, 5% dan 10% b/b. Hasil optimum diperoleh

pada penambahan 5% dengan konduktivitas proton sebesar 0,155 S/cm dan

permeabilitas metanol 2,99 x 10-7 cm2/s. Selain itu membran mengalami

peningkatan kuat tarik yaitu 48 MPa dibandingkan dengan Nafion 30,3 MPa.

Page 19: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

4

Pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi abu layang dengan

konsentrasi CTAB 4,10%, kemudian dilanjutkan dengan pengkoplingan abu

layang menggunakan silan. Variasi silan yang digunakan yaitu sebesar 0, 5, 10,

15, 20, dan 30 (% b/b dari silika abu layang) mengacu pada penelitian Wang et

al. (2010) dan Lin et al. (2010). Tujuan penelitian yaitu mengetahui efek

penambahan silan terhadap sifat membran kitosan-abu layang/CTAB yang

meliputi uji sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan, dan modulus

young), water uptake, konduktivitas proton, permeabilitas metanol, dan

selektivitas membran. Membran kitosan-abu layang (K-AL), membran kitosan-

abu layang/CTAB-Silan 0% (K-AL/CTAB-Silan 0%), dan membran yang

memiliki selektivitas tertinggi dan terendah akan dianalisis gugus fungsi

menggunakan FTIR dan analisis morfologi menggunakan SEM.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh penambahan silan terhadap sifat mekanik (kuat tarik,

persentase perpanjangan dan modulus young), water uptake, konduktivitas

proton, permeabilitas metanol, dan selektivitas membran kitosan-abu

layang/CTAB?

2. Bagaimana karakteristik membran terbaik ditinjau dari analisis gugus

fungsi dan morfologi membran?

Page 20: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

5

1.3. Tujuan

1. Mengetahui pengaruh penambahan silan terhadap sifat mekanik (kuat

tarik, elongasi dan modulus young), water uptake, konduktivitas proton,

permeabilitas metanol, dan selektivitas membran kitosan-abu

layang/CTAB.

2. Mengetahui karakteristik membran terbaik ditinjau dari analisis gugus

fungsi dan morfologi membran.

1.4. Manfaat

1. Meningkatkan nilai ekonomis limbah abu layang yang masih jarang

pemanfaatannya.

2. Menghasilkan membran elektrolit yang baik untuk aplikasi DMFC.

3. Dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan sel bahan bakar lebih lanjut.

4. Salah satu upaya pengolahan abu layang agar tidak terakumulasi di

lingkungan.

Page 21: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Direct Metanol Fuel Cell (DMFC)

Fuel cell yang banyak digunakan dan menarik perhatian saat ini

adalah DMFC. Selain dapat dioperasikan pada suhu rendah, salah satu bahan

bakarnya yaitu metanol merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui

(Handayani et al., 2007).

Direct metanol fuel cell (DMFC) merupakan salah satu dari beberapa

jenis sel bahan bakar yang menggunakan membran penukar proton (proton

exchange membran (PEM) sebagai penghubung antara reaksi di katoda dan

anoda. Sesuai dengan namanya DMFC memanfaatkan metanol untuk

menghasilkan energi. Jadi metanol tidak perlu diubah dahulu menjadi bentuk lain

sebelum dapat menghasilkan energi. Inilah yang dimaksud dengan kata-kata “direct”

(Im, 2011).

Jenis sel bahan bakar yang lain yaitu Alkaline Fuel Cell (AFC) dengan

elektrolit larutan alkalin (seperti NaOH, KOH), Polymer Exchange Membrane

Fuel Cell (PEMFC) dengan elektrolit polymer electrolyte membrane, Phosporic

Acid Fuel Cell (PAFC) dengan larutan elektrolit asam, Molten Carbonate Fuel

Cell (MCFC) dengan elektrolit garam molten carbonat, dan Solid Oxyde Fuel

Cell (SOFC) yang memiliki ion keramik/elektrolit oksida padat (Ye et al., 2012).

Page 22: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

7

Gambar 2.1 Prinsip Kerja DMFC (Ye et al., 2012)

Prinsip kerja DMFC dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1 yang

menunjukkan metanol dan air pada anoda akan mengalami oksidasi menghasilkan

ion hidrogen (H+) dan elektron (e-) seperti pada persamaan (2.1). Elektron yang

terlepas akan mengalir melewati suatu lintasan listrik sepanjang anoda menuju

katoda. Ion hidrogen akan mengalir menuju katoda melewati membran elektrolit.

Pada katoda, elektron dan ion hidrogen akan bereaksi dengan oksigen membentuk

air dan melepaskan panas (persamaan 2.2) (Othman et al., 2010).

Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

Anoda : CH3OH + H2O → CO2 + 6H+ +6e- (2.1)

Katoda : 3/2 O2 + 6H+ +6e- → 3 H2O (2.2)

Reaksi keseluruhan : CH3OH + 3/2 O2 → CO2 + 2 H2O (2.3)

Secara umum DMFC ini digunakan untuk keperluan energi alat-alat

portable seperti handphone, laptop, kalkulator dan juga sebagai mesin penggerak fuel

cell pada kendaraan bermotor (Im, 2011).

Page 23: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

8

2.2. Membran Polielektrolit

Membran didefinisikan sebagai suatu batas antara dua fasa yang dapat

melewatkan spesi-spesi tertentu secara selektif. Kata selektif berhubungan dengan

proses pada suatu membran, yaitu kemudahan suatu membran dalam melewatkan

spesi tertentu terhadap spesi yang lainnya. Bentuk membran bisa tebal atau tipis,

homogen atau heterogen, transport aktif atau pasif. Transport pasif dapat berjalan

dengan adanya perbedaan konsentrasi, perbedaan tekanan, dan perbedaan suhu

(Mulder, 1996).

Membran polielektrolit merupakan salah satu komponen penting dalam

sistem fuel cell. Membran polimer elektrolit adalah membran yang memiliki

gugus ionik terikat pada rantai polimer. Gugus ionik terikat (fixed charges group)

ini berinteraksi kuat dengan ion-ion yang berbeda muatan/ion lawan (counter-

ion). Pada air atau pelarut lainnya yang memiliki kepolaran tinggi, polielektrolit

akan terionisasi. Polielektrolit yang memiliki gugus terikat bermuatan negatif

disebut sebagai membran penukar kation karena membran tersebut mampu

menukarkan ion lawan yang bermuatan negatif (anion) (Setyogroho, 2008).

Membran yang paling banyak digunakan untuk aplikasi fuel cell adalah

Nafion. Kemampuan Nafion sebagai membran sudah menunjukkan kinerja yang

baik pada PEMFC tetapi jika dihubungkan dengan aplikasi pada DMFC

menyebabkan terjadinya methanol crossover. Methanol crossover tidak hanya

menyebabkan sebagian kecil bahan bakar (metanol) yang digunakan hilang tetapi

juga menyebabkan katoda tergenang. Hal ini mengakibatkan laju reaksi di katoda

menjadi lebih lambat yang berarti menurunkan kerja voltase sel secara

Page 24: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

9

keseluruhan (Im, 2011). Dalam rangka mengurangi methanol crossover melalui

membran ada dua pendekatan yang dilakukan yaitu modifikasi struktur membran

konvensional yaitu Nafion atau pengembangan membran polimer elektrolit

dengan modifikasi tertentu (Hartanto et al., 2007).

Karakteristik membran Nafion antara lain: memiliki konduktivitas

proton 0,082 S/cm (Im, 2011), permeabilitas metanol 6,21 x 10-6 cm2/s, kuat tarik

30,3 MPa (Lin et al., 2010), temperatur kerja hanya tahan hingga suhu 80oC, dan

tidak ekonomis (700 USD/m2) (Dhuhita & Dewi, 2010). Sedangkan untuk

mengembangkan polimer pengganti Nafion mengacu pada beberapa target

diantaranya adalah permeabilitas metanol <5,6 x 10-6 cm2/s, konduktivitas

proton >80 mS/cm, stabil pada suhu >80oC, dan biaya produksi rendah (Dewi,

2009).

Membran dapat dibuat dari bahan organik maupun anorganik atau

kombinasi antara keduanya (membran komposit). Teknik pembuatan membran

diantaranya sintering, stretching, track-etching, template leaching, coating, phase

inversion (inversi fasa) (Mulder, 1996). Inversi fasa adalah suatu proses yang

menggambarkan transformasi polimer dari fasa cair ke fasa padat dengan kondisi

terkendali. Proses pemadatan dimulai dengan perubahan satu fase cair menjadi

dua fase cair yang saling bercampur. Pada tahap tertentu selama proses

pemisahan, salah satu dari fase cair (fase polimer konsentrasi tinggi) akan

mengeras sehingga terbentuk susunan yang padat. Dengan mengendalikan tahap

awal transisi fasa, morfologi membran dapat diatur yaitu membran berpori

maupun tidak berpori (Im, 2011).

Page 25: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

10

Konsep inversi fasa mencakup berbagai teknik yang berbeda seperti

pengendapan dengan penguapan pelarut, pengendapan dengan penguapan

terkendali, pengendapan termal, pengendapan dari fase uap dan pengendapan

dengan perendaman. Mayoritas membran inversi fasa dibuat dengan teknik

perendaman (Mulder, 1996). Dalam metode ini adalah suatu polimer dilarutkan

dalam pelarut dan larutan polimer dituang pada tempat yang sesuai, misalnya plat

kaca atau jenis yang lain (Im, 2011).

2.3. Kitosan

Kitosan atau poli-(2-amino-2-deoksi-(1-4)-D-glukopiranosa) mempunyai

rumus molekul (C6H11NO4)n. Sumber kitosan dapat ditemukan pada udang-

udangan, serangga, organ molusca dan fungi (Ma & Yogeshwar, 2013). Kitosan

merupakan biopolimer alam yang diturunkan dari proses deasetilasi kitin, suatu

komponen utama dari kulit udang. Kitosan memiliki sifat yang baik seperti

biokompatible, non toksik, biodegradable, dan hidrofolik sehingga dapat

digunakan dalam berbagai aplikasi (Ye et al., 2012).

Gambar 2.2 Struktur Kimia Kitosan (Prameswari, 2013)

Gambar 2.2 menunjukkan struktur kimia senyawa kitosan yang memiliki

rumus molekul (C6H11NO4)n. Kitosan memiliki gugus amina (NH2) dan hidroksil

(OH-). Adanya gugus tersebut menyebabkan kitosan mempunyai reaktivitas kimia

Page 26: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

11

yang tinggi dan penyumbang sifat polielektrolit kation, sehingga dapat berperan

sebagai anion exchange (Handayani et al., 2007).

Dalam aplikasi DMFC, membran elektrolit membutuhkan rendahnya

methanol crossover, jika digunakan Nafion permeabilitasnya tinggi. Kitosan dapat

mengurangi methanol crossover sehingga menarik untuk digunakan dalam aplikasi

DMFC (Ma & Yogeshwar, 2013).

Wang et al. (2008) berhasil mensintesis membran kitosan/zeolit-β.

Kondisi optimum diperoleh pada penambahan zeolit-β 30% dengan

permeabilitas metanol 7,04 x 10-6 cm2/s. Akan tetapi, konduktivitas proton

kitosan/zeolit-β (1,7 x 10-2 S/cm) lebih rendah dibandingkan dengan kitosan

murni (2,1 x 10-2 S/cm).

2.4. Silika Abu Layang (Fly Ash)

Abu layang merupakan limbah padat pembakaran batubara pada

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan mempunyai komponen utama berupa

SiO2 dan Al2O3 (Sutarno et al., 2003). Abu layang memiliki ukuran butiran yang

halus berwarna keabu-abuan dan diperoleh dari hasil pembakaran batubara

(Wardani, 2008).

Abu layang adalah abu batubara yang berupa serbuk halus yang tidak

terbakar, dengan distribusi ukuran 1-100 μ𝑚 dan relatif homogen. Abu layang

mempunyai warna yang lebih terang (keabu-abuan) bila dibandingkan abu dasar

dan merupakan komponen terbesar abu batubara, yaitu kira-kira 85% dari total

abu layang yang dihasilkan (Heri & Putranto, 2007).

Page 27: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

12

Menurut penelitian Syukur (2015), Komposisi kimia unsur-unsur utama

dari abu layang seperti Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Abu Layang Batubara

No Komponen Konsentrasi (%)

1 SiO2 44,94

2 Al2O3 19,10

3 Fe2O3 14,25

4 CaO 6,64

5 MgO 4,53

6 Na2O 4,14

7 K2O 2,38

8 SO3 1,33

9 TiO2 1,11

(Sumber: Syukur, 2015)

Pada Tabel 2.1 menunjukkan bahwa kandungan abu layang terbanyak

yaitu SiO2 sebanyak 44,94%.

Menurut Wang et al. (2008) penambahan abu layang mampu

meningkatkan interaksi dengan membran kitosan melalui ikatan hidrogen.

Kuatnya interaksi tersebut dapat menghalangi pergerakan rantai polimer dan

meningkatkan tegangan antarmuka yang menyebabkan rantai polimer dengan

permukaan silika menjadi kaku, Volume rongga pada membran menurun sehingga

dapat menahan difusi metanol pada membran.

2.5. Surfaktan Cetyl trimetil ammonium bromide (CTAB)

Bahan pengaktif permukaan atau dikenal dengan surfaktan adalah

molekul yang memiliki kecenderungan teradsorb pada permukaan dan perbatasan

(interfaces). Berdasarkan muatan hidrofilnya, surfaktan dapat dikelompokkan

dalam 4 jenis, yaitu surfaktan kationik, anionik, non-ionik dan zwiterionik

(Barrabino, 2011).

Page 28: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

13

Surfaktan terdiri dari dua bagian dengan polaritas yang berbeda yaitu

bagian non-polar (hidrofobik) dan bagian polar (hidrofilik). Ketika surfaktan

dilarutkan dalam suatu pelarut, maka energi permukaan larutan tersebut akan

berkurang sejalan dengan meningkatnya konsentrasi surfaktan yang diberikan.

Pengurangan energi permukaan tersebut akan berhenti ketika konsentrasi kritis/

Critical Micellar Concentration (CMC) dari surfaktan tercapai, dan energi

permukaan akan cenderung konstan dengan penambahan konsentrasi surfaktan.

Ketika konsentrasi kritis telah tercapai, maka surfaktan-surfaktan akan

membentuk kumpulan surfaktan yang disebut misel (Fahyuan et al., 2013).

CTAB memiliki rumus kimia (C16

H33

)N(CH3)3Br. CTAB memiliki 2

struktur kimia ganda, ujung yang bersifat hidrofilik atau sering disebut sebagai

“kepala” adalah gugus amonium. Ujung yang bersifat hidrofobik atau disebut

sebagai “ekor” adalah rantai hidrokarbonnya yang tersusun atas gugus setil.

CTAB merupakan surfaktan kationik.

Gambar 2.3 Struktur Kimia CTAB (Barrabino, 2011)

Gambar 2.3 menunjukkan struktur kimia senyawa CTAB yang

mempunyai rumus kimia (C16

H33

)N(CH3)3Br. Senyawa CTAB terdiri dari ion

centrimonium yang bermuatan positif dan ion bromida yang bermuatan negatif.

CTAB merupakan garam ammonium kuartener yang tidak sensitif

terhadap pH. Counter ion yang digunakan adalah ion Br-. Kelompok surfaktan ini

Page 29: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

14

telah banyak dikembangkan untuk membentuk material mesoporous (2-50 nm)

silika (Barrabino, 2011).

Menurut penelitian Singh et al. (2011) Penggunaan surfaktan CTAB

mampu memperkecil ukuran silika yaitu sebesar ~55 nm daripada surfaktan

DTAB (~140 nm) dan TTAB (~95 nm). Ukuran partikel silika menurun seiring

dengan meningkatnya panjang rantai karbon pada surfaktan. Kim et al. (2010)

juga melaporkan bahwa modifikasi CTAB pada permukaan silika dapat

memperkecil ukuran silika yang semula 240,38 nm menjadi 107,89 nm.

Surfaktan bersifat amphiphilic yaitu mempunyai gugus hidrofobik dan

gugus hidrofilik (Barrabino, 2011). CTAB dalam air akan terionisasi menjadi ion

centrimonium (CTA+) dan ion bromida (Br-). Menurut Taffarel & Rubio (2010)

penambahan melebihi konsentrasi kritis misel (1 mmol/L) mengakibatkan CTAB

yang terserap akan membentuk dua lapisan (bilayer) pada permukaan melalui

interaksi hidrofob dari rantai alkil sehingga membentuk rongga misel yang lebih

kecil.

Lestari (2015) berhasil mensintesis membran Kitosan-Abu

Layang/CTAB dengan variasi massa CTAB. Hasil optimum ditunjukkan dengan

penambahan CTAB 4,10% dengan nilai permeabilitas metanol sebesar 2,8950 x

10-9cm2/s dan konduktivitas proton sebesar 5,7108 x 10-5 S/cm.

2.6. Agen Pengkopling Silan

Penggunaan agen pengkopling silan dalam menjembatani interaksi antara

matriks polimer dengan filler anorganik juga merupakan salah satu teknik

modifikasi yang sangat tepat untuk dilakukan. Silan merupakan suatu senyawa

Page 30: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

15

kimia berbasis silikon yang memiliki dua tipe gugus reaktif yaitu organik dan

anorganik. Stuktur kimia umum dari silan adalah –R-Si-(CH2)n-X, dimana X

adalah gugus yang terhidrolisis (hydrolyzable groups) seperti alkoksi, asiloksi,

halogen atau amina, R adalah organofunctional group atau subtituen organik, Si

adalah silikon dan -(CH2)n- adalah jembatan (Arkles, 2006).

Kehadiran agen pengkopling silan dapat meningkatkan adhesi antara

matriks dengan filler akibatnya meningkatkan sifat mekanik dari komposit (Ismail

et al., 2002). Terbentuknya ikatan antara gugus hidroksil pada silika, gugus amina

dan hidroksil dari kitosan, serta kelompok alkoksi pada silan mengakibatkan

ikatan pada membran meningkat dan menunjukkan peningkatan kekauan atau

kekerasan membran (Prasetyo et al., 2013).

Wang et al. (2010) telah melaporkan hasil sintesis membran komposit

kitosan/zeolit-β yang dimodifikasi dengan agen pengkopling silan jenis

GPTMS. Hasil optimum diperoleh pada konsentrasi 10% dengan permeabilitas

metanol 4,4 x 10-7 cm2/s dan konduktivitas proton sebesar 0,0131 S/cm. Dalam

penelitian Lin et al. (2010) telah disintesis membran elektrolit DMFC dengan

penambahan silan (GPTMS). Variasi konsentrasi silan yaitu 0%, 5% dan 10% b/b.

Hasil optimum diperoleh pada penambahan 10% dengan konduktivitas proton

sebesar 0,155 S/cm dan permeabilitas metanol 2,99 x 10-7 cm2/s.

Interaksi antara silan dengan substrat anorganik terjadi melalui 4 tahap

yaitu hidrolisis, kondensasi, hydrogen bonding, dan bond formation sebagaimana

ditunjukkan pada Gambar 2.4.

Page 31: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

16

Gambar 2.4 Tahap Reaksi Pembentukan Ikatan antara Silan dan Silika

Abu Layang (Arkles, 2006)

Pada Gambar 2.4 diilustrasikan interaksi antara silan dengan substrat

anorganik. Meskipun reaksi ini melibatkan empat langkah namun reaksi ini dapat

terjadi secara bersamaan setelah proses hirolisis. Pada tahap hidrolisis, air dapat

berasal dari permukaan substrat atau dari atmosfer. Gugus alkoksi dari silan akan

dihidrolisis untuk membentuk spesies yang mengandung silanol. Kemudian gugus

silanol akan membentuk ikatan hidrogen dengan OH- pada substrat. Pada tahap

akhir akan terbentuk ikatan kovalen dengan substrat bersamaan dengan hilangnya

air. (Arkles, 2006).

2.7. Karakterisasi

2.7.1. Analisis Kandungan Kimia Abu Layang dengan XRF

(X-Ray Flouresence)

Fluoresensi sinar-X (XRF) merupakan suatu teknik analisis yang

berdasarkan pada terjadinya tumbukan atom-atom pada permukaan cuplikan

(bahan) oleh sinar-X dari sumber pengeksitasi (sinar-X). Metode analisis XRF

Page 32: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

17

digunakan untuk analisis unsur dalam bahan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil

analisis kualitatif ditunjukkan oleh puncak spektrum yang mewakili jenis unsur

sesuai dengan energi sinar-X karakteristiknya, sedangkan hasil analisis kuantitatif

diperoleh dengan cara membandingkan intensitas sampel dengan standar

(Kriswarini et al., 2010).

Prinsip kerja metode analisis XRF yaitu apabila terjadi eksitasi sinar-X

primer yang berasal dari tabung sinar-X atau sumber radioaktif mengenai

cuplikan, sinar-X dapat diabsorpsi atau dihamburkan oleh material. Proses dimana

sinar-X diabsorpsi oleh atom dengan mentransfer energinya pada elektron yang

terdapat pada kulit yang lebih dalam disebut efek fotolistrik. Selama proses ini,

bila sinar-X primer memiliki cukup energi, elektron pindah dari kulit yang di

dalam sehingga menimbulkan kekosongan. Kekosongan ini menghasilkan

keadaan atom yang tidak stabil. Apabila atom kembali pada keadaan stabil,

elektron dari kulit luar pindah ke kulit yang lebih dalam dan proses ini

menghasilkan energi sinar-X tertentu dan berbeda antara dua energi ikatan pada

kulit tersebut. Emisi sinar-X dihasilkan dari proses yang disebut X Ray

Fluorescence (XRF). Pada umumnya kulit K dan L terlibat pada deteksi XRF.

Jenis spektrum X ray dari cuplikan yang diradiasi akan menggambarkan puncak-

puncak pada intensitas yang berbeda (Syahfitri et al., 2013).

2.7.2. Analisis Sifat mekanik Membran

2.7.2.1. Tensile-Strength/Kuat Tarik

Uji tarik adalah salah satu uji tegangan-regangan mekanik yang bertujuan

untuk mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya tarik (Apipah, 2013).

Page 33: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

18

Pengukuran kuat tarik dimaksudkan untuk mengetahui besarnya gaya yang

dicapai untuk mencapai tarikan maksimum pada setiap satuan luas area membran

untuk merenggang atau memanjang (Alyanak, 2004).

Uji kuat tarik dapat dicari menggunakan persamaan 2.4 :

TS = Fmax / A0 (2.4)

dimana : TS = tensile-strength

Fmax = gaya maksimum

A0 = luas permukaan awal

(Mahrani, 2008).

2.7.2.2. Persentase Perpanjangan/Elongation of Break

Persentase perpanjangan merupakan keadaan dimana membran patah

setelah mengalami perubahan panjang dari ukuran yang sebenarnya pada saat

mengalami peregangan. Sifat tersebut sangat penting dan mengindikasikan

kemampuan membran dalam menahan sejumlah beban sebelum bioplastik

tersebut putus. Persen pemanjangan dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan 2.5 :

e (%) = [(L1-L0 )/ L0] x 100% (2.5)

dimana : e (%) = Persentase perpanjangan (Elongation of break)

L1 = panjang akhir benda uji

L0 = panjang awal benda uji

(Setiani et al., 2013)

Page 34: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

19

2.7.2.3. Elastisitas (Modulus Young)

Elastisitas merupakan ukuran kekakuan suatu bahan. Elastisitas dapat

dihitung dengan membandingkan kuat tarik dengan elongasi. Elastisitas

mempunyai satuan yang sama seperti kuat tarik. Secara matematis, elastisitas

dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.6 :

E = TS/e (2.6)

dimana: E = Elastisitas

TS = tensile-strength

e = elongasi

(Setiani et al., 2013)

2.7.3. Uji Daya Serap Membran Terhadap Air (Water Uptake)

Water uptake digunakan untuk mengetahui seberapa besar air yang dapat

diserap membran karena air pada membran berfungsi sebagai media tranport

proton tetapi jika terlalu banyak dapat menyebabkan membran menjadi rapuh

(Hartanto et al., 2007).

Water uptake penting dalam menentukan kinerja akhir dari membran

pertukaran proton. Dalam semua bahan polimer, air dibutuhkan sebagai fase

gerak untuk memfasilitasi konduktivitas proton. Kontrol penyerapan air sangat

penting untuk mengurangi efek pembengkakan dan degradasi sifat mekanik

membran di lingkungan lembab, seperti tekanan antara membran dan elektroda

(Hickner et al., 2004).

Semakin tinggi water uptake maka kandungan air yang terabsorb ke dalam

membran akan semakin besar. Hal ini akan mempengaruhi kinerja membran

Page 35: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

20

dalam aplikasi ke DMFC. Secara teori, semakin tinggi water uptake maka

konduktivitas proton akan semakin tinggi karena semakin banyak molekul air

dalam membran yang dapat menjadi media transfer proton (Kreuer, 2001). Namun

di sisi lain, semakin tinggi water uptake juga akan meningkatkan permeabilitas

metanol sehingga menurunkan stabilitas membran. Membran yang baik

digunakan untuk aplikasi fuel cell adalah membran yang derajat penyerapan

airnya kurang dari 50%. Jika penyerapan airnya terlalu tinggi (lebih dari 50%)

membran tersebut akan lunak sehingga life time membran lebih singkat

(Handayani, 2009).

Water uptake pada membran dapat ditentukan dengan cara mengukur

selisih berat membran sebelum dan sesudah dicelupkan ke dalam aquades dan

didiamkan selama 24 jam. Water uptake pada membran dihitung menggunakan

persamaan 2.7 :

𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑢𝑝𝑡𝑎𝑘𝑒 (%) =Wbasah−Wkering

𝑊𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑥 100% (2.7)

(Wang et al., 2010)

2.7.4. Analisis Konduktivitas Proton dengan Electrochemical

Impedance Spectroscopy (EIS)

Konduktivitas menunjukkan kemampuan suatu membran dalam

menghantarkan proton. Semakin besar nilainya, membran tersebut semakin baik

untuk digunakan dalam sistem bahan bakar (Putro, 2013). Konduktivitas proton

dapat ditentukan menggunakan Electrochemical Impedansce Spectroscopy (EIS).

Prinsip pengukuran EIS adalah dengan mengaplikasikan stimulus elektrik

(potensial atau arus listrik) pada sistem dan mengukur responsnya (kuat arus,

Page 36: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

21

potensial atau sinyal lainnya). Serangkaian proses mikroskopik terjadi dalam sel

ketika diberi stimulus dan secara kumulatif menghasilkan respons listrik yang

diamati pada spektra. Proses mikroskopik itu termasuk transfer elektron sepanjang

jalur konduksi, antara antarmuka elektrolit-elektroda, ataupun antar atom

bermuatan dengan lingkungan sekitarnya (reduksi atau oksidasi). Laju elektron

(arus listrik) bergantung pada hambatan elektroda, hambatan elektrolit dan reaksi

pada antarmuka elektroda-elektrolit (Barsoukov, 2005).

Stimulus elektrik yang paling umum digunakan dalam SI adalah dengan

mengaplikasikan stimulus pada frekuensi tunggal dan mengukur pergeseran fasa

dan amplitudonya. Hal ini dapat dicapai dengan mengolah respons

menggunakan sirkuit analog atau transformasi fourier cepat. Kelebihan dari

metode ini adalah ketersediaan instrumen dan kemudahan dalam

pengoperasiannya (Barsoukov, 2005).

Konduktivitas proton PEM diukur dengan persamaan 2.8 :

σ = 𝐿

𝑅.𝑆 (2.8)

dimana: σ = konduktivitas proton (S/cm)

R = Resistensi membran (Ω)

L = ketebalan membran (cm)

S = Luas membran (cm2)

(Peighambardoust et al., 2010)

2.7.5. Analisis Permeabilitas Metanol dengan Metode Difusi Sel

Permeabilitas suatu membran merupakan ukuran kecepatan dari suatu

spesi atau konstituen menembus membran. Permeabilitas atau fluks yang mengalir

Page 37: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

22

melalui membran didefinisikan dengan jumlah volume permeat yang melewati

membran per satuan luas permukaan per satuan waktu. Harga fluks menunjukkan

kecepatan alir permeat saat melewati membran. Harga fluks ini sangat tergantung

pada jumlah dan ukuran pori-pori membran (Muliawati, 2012).

Gambar 2.5 Seperangkat Alat Uji Permeabilitas Metanol (Im, 2011)

Pengukuran permeabilitas metanol menggunakan prinsip H-Cell seperti

pada Gambar 2.5 kolom A diisi metanol dan kolom B diisi air. Kemudian larutan

disirkulasi dengan menggunakan pengaduk magnetik. Perpindahan metanol dari

kolom A ke kolom B dapat diketahui dengan adanya peningkatan konsentrasi

pada sel B. Piknometer digunakan untuk menghitung densitas awal dan jam

tertentu pada kedua sel yang distandarkan menjadi konsentrasi methanol (Dewi,

2009). Membran yang melewatkan lebih sedikit metanol menunjukkan bahwa

membran mempunyai permeabilitas metanol yang rendah sehingga baik untuk

aplikasi membran direct metanol fuel cell (DMFC), hal ini ditunjukkan dengan

kecilnya konsentrasi metanol pada sel B.

Permeabilitas metanol dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan

2.9.

A B

Page 38: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

23

P = 1

𝐴

𝐶𝐵

𝐶𝐴

𝐿

𝑡 VB (2.9)

Dengan P : Permeabilitas metanol membran (cm2/S)

A : Luas membran (cm2)

CA : konsentrasi metanol dalam reservoir A (M)

CB : konsentrasi metanol dalam reservoir B (M)

VB : volume larutan metanol dalam reservoir B (cm3)

t : waktu permeabilitas (s)

L : tebal membran (cm)

(Li et al., 2006)

2.7.6. Selektivitas Membran

Selektivitas merupakan parameter yang didefinisikan sebagai rasio aliran

permeabilitas dua komponen. Selektivitas digunakan untuk mengevaluasi efisiensi

pemisahan dari membran. Dalam aplikasi DMFC digunakan untuk menentukan

selektivitas PEM terhadap proton dan metanol. Nilai selektivitas ditentukan

menggunakan persamaan 2.10 :

β = 𝜎

𝑃 (2.10)

dengan: β = selektivitas membran (S.s/cm3)

σ = konduktivitas proton (S/cm)

P = permeabilitas metanol (cm2/s)

(Wang et al., 2010)

Page 39: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

24

2.7.7. Analisis Gugus Fungsi dengan FTIR (Fourier Transform

Infra Red)

Spektroskopi Inframerah merupakan metode yang digunakan untuk

mengamati interaksi interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik. Prinsip

dasar spektroskopi inframerah yaitu interaksi antara vibrasi atom-atom yang

berikatan atau gugus fungsi dalam molekul yang dengan mengadsorpsi radiasi

gelombang elektromagnetik inframerah. Absorpsi terhadap radiasi inframerah

dapat menyebabkan eksitasi energi vibrasi molekul ketingkat energi vibrasi yang

lebih tinggi. Untuk dapat mengabsorpsi, molekul harus mempunyai perubahan

momen dipol sebagai akibat dari vibrasi (Khopkar, 2008).

Pada analisis sampel menggunakan FTIR, radiasi IR berjalan melewati

sampel. Beberapa radiasi IR diserap oleh sampel dan yang lain dilewatkan

(transmitted). Hasil spektrum yang ditampilkan merupakan molekul yang diserap

dan yang ditransmisikan, menimbulkan puncak seperti sidik jari yang dihasilkan

dari sampel. Seperti sidik jari yang ditampilkan tidak ada struktur molekul lain

yang memiliki spektrum infra merah unik yang sama, sehingga spektroskopi infra

merah sangat berguna untuk beberapa jenis analisis (Thermo, 2001).

Fourier Transform Infra-Red (FTIR) Spectroscopy dapat digunakan

untuk menentukan gugus-gugus fungisional yang ada pada suatu senyawa. Pada

umumnya sampel yang dianalisis dapat berupa padatan, cairan dan gas, masing-

masing mempergunakan sel yang berbeda-beda (Stevens, 2001).

Analisis FTIR (Fourier Transform Infra Red) dilakukan untuk

mengetahui gugus fungsi dari membran. Setiap ikatan mempunyai frekuensi

Page 40: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

25

vibrasi yang khas sehingga absorpsi infra merah dapat digunakan untuk

identifikasi gugus-gugus yang ada dalam suatu senyawa. Spektra yang mungkin

muncul pada membran kitosan-silika disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Daftar Spektrum Inframerah

Jenis serapan Bilangan gelombang (cm-1) Sumber

Si-OH 830-910 Sudiarta et al. (2013)

Si-O-Si 1000-1110 Lambert et al. (1998)

Si-O-C 1050-1110 Lambert et al. (1998)

C-O-C 1070-1150 Lambert et al. (1998)

C-O 1015-1200 Lambert et al. (1998)

N-H2 1580-1650 Lambert et al. (1998)

C=O 1640-1680 Lambert et al. (1998)

Si-H 2110-2160 Lambert et al. (1998)

C-H 2850-2980 Lambert et al. (1998)

N-H 3280-3460 Lambert et al. (1998)

OH 3400-3500 Sudiarta et al. (2013)

2.7.8. Analisis Morfologi dengan SEM (Scanning Electron

Miocroscopy)

Salah satu cara untuk mengetahui morfologi membran adalah dengan uji

SEM. Dengan uji ini dapat diketahui struktur permukaan dan penampang

melintang suatu polimer menggunakan mikroskop elektron. Selain itu, SEM juga

dapat mengetahui distribusi pori, geometri pori, ukuran pori dan porositas pada

permukaan (Mulder, 1996).

Prinsip kerja SEM dimulai dengan berkas elektron primer dengan energi

kinetik 1-25 kV mengenai sampel membran. Setelah mengenai membran elektron

tersebut direfleksikan atau dipancarkan. Elektron yang direfleksikan ini disebut

dengan elektron sekunder yang akan muncul dan menentukan image yang

teramati pada layar micrograph pada alat SEM (Mulder, 1996).

Page 41: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

26

Gambar 2.6 Prinsip kerja SEM (Mulder, 1996)

Prinsip kerja SEM diilustrasikan pada gambar 2.6 ketika berkas elektron

dikenakan pada suatu membran, maka ada kemungkinan membran tersebut akan

terbakar atau rusak. Kerusakan ini dipengaruhi oleh jenis membran dan kecepatan

berkas elektron yang diberikan. Hal ini dapat dicegah dengan melapisi sampel

membran dengan lapisan konduksi, biasanya digunakan lapisan emas. Kerusakan

struktur membran juga bisa terjadi pada saat pengeringan membran. Adapun metode

yang biasa digunakan untuk mencegah kerusakan struktur ini adalah dengan

mengunakan cryo-unit atau mengganti air membran dengan cairan yang mempunyai

tegangan permukaan lebih kecil dari air pada saat pengeringan. Beberapa contoh

cairan yang biasa digunakan adalah etanol, butanol, pentana dan heksana (Mulder,

1996).

SEM menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya untuk

menghasilkan bayangan. Berkas elektron dihasilkan dengan memanaskan filamen

melalui tegangan tinggi, kemudian dikumpulkan melalui lensa kondensor

Page 42: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

27

elektromagnetik dan difokuskan oleh lensa objektif. Ketika arus dialirkan pada

filamen maka terjadi perbedaan potensial antara kutub katoda dan anoda yang

akhirnya akan menghasilkan elektron. Elektron yang dihasilkan selanjutnya akan

melewati celah pelindung pada anoda dan lensa magnetik dan lensa objektif.

Berkas elektron tersebut dipercepat oleh medan listrik dan menumbuk sampel atau

specimen pada stage melalui scanning coil menghasilkan elektron sekunder

(secondary elektron), elektron hambur balik (backscattered elektron) yang

dipantulkan dari sampel kemudian dideteksi dan dikuatkan oleh tabung multiplier

yang kemudian ditransmisikan ke scanner ke TV, sehingga bentuk dan ukuran

sampel terlihat dalam bentuk sinaran (imaging beam) (Sampson, 1996).

Page 43: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

66

BAB 5

PENUTUP

5.1. Simpulan

1. Pengaruh penambahan silan terhadap

(a) kuat tarik membran menunjukkan adanya peningkatan, elongasi

membran terjadi penurunan, dan modulus young rata-rata menunjukkan

peningkatan.

(b) Water uptake menurun seiring dengan bertambahnya silan.

(c) Adanya penambahan silan dapat meningkatkan konduktivitas proton

dan menurunkan permeabilitas metanol, akan tetapi pada penambahan

silan di atas 10% konduktivitas proton menurun dan permeabilitas metanol

meningkat.

2. Membran dengan karaktristik terbaik diperoleh membran kitosan-abu

layang/CTAB dengan penambahan silan 10% dengan sifat mekanik (kuat

tarik 23,10 MPa, persentase perpanjangan 3,17%, dan modulus young 6,72

MPa) dan sifat membran elektrolit (konduktivitas proton 8,00 x 10-4S/cm,

permeabilitas metanol 3,37 x 10-7 cm2/s, dan selektivitas membran 2,12 x

103 S.s/cm3 Interaksi yang terjadi antara kitosan, abu layang dan silan

ditinjau dari adanya gugus fungsi yaitu hanya terjadi interaksi secara fisik

karena hasil analisis FTIR menunjukkan tidak adanya perubahan peak

yang signifikan. Berdasarkan analisis morfologi, membran pada

Page 44: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

67

penambahan silan 10% menunjukkan interaksi yang baik karena distribusi

partikel merata dan tidak terdapat aglomerasi.

5.2. Saran

1. Pada penelitian ini dihasilkan selektivitas membran yang masih rendah

dibandingkan dengan Nafion sehingga perlu dilakukan penelitian tentang

lebih lanjut agar didapatkan selektivitas membran yang lebih besar dari

Nafion.

2. Sifat mekanik membran yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan

dengan Nafion sehingga perlu adanya modifikasi yang lain untuk

menghasilkan membran dengan sifat mekanik dan sifat PEM yang baik.

Page 45: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

68

DAFTAR PUSTAKA

Alyanak, D. 2004. Water Vapour Permeable Edible Membranes. Thesis in

Biotechnology and Bioengineering Program, Izmir Institute of

Technology.

Apipah, E.R. 2013. Sintesis Karakteristik Membran Nilon yang Berasal dari

Limbah Benang. Jurnal Biofisika, 10(1) : 8-18.

Arkles, B., 2006, Silane Coupling Agent: Connecting Across Boundaries.USA:

Galest, Inc.

Barrabino, A. 2011. Synthesis of Mesoporous Silica Particle with Control of Both

Pore Diameter and Particle Size. Thesis. Sweden: Chalmers University of

Technology.

Barsoukov, E, & J.R. Macdonald. 2005. Impedance Spectroscopy: Theory,

Experiment, and Applications (2nd ed.). John Wiley & Sons, Inc., New

Jersey.

Ceotto, et al. 2000. Ionic Surfactant Films Imaged by Atomic Force Microscopy.

Departamento de Fisica, Universidade Federal de Vicosa. 36571-000

Vicosa, MG, Brazil.

Dewi, E.L. 2009. Sintesis dan Karakteristik Nanokomposit Membran ABS

Tersulfonasi sebagai Material Polielektroli. Jurnal Nanosains dan

Teknologi, 2(1): 27-31.

Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi. 2006. Kebijakan Pemerintah

dalam Kebijakan Bioenergi. Seminar dan Pameran Salman Nature Expo

II. Bandung.

Dhuhita, A. & D.K. Arti. 2010. Karakterisasi dan Uji Kinerja SPEEK, cSMM dan

Nafion untuk Aplikasi Direct Metanol Fuel Cell (DMFC). Skripsi.

Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Semarang.

Fahyuan, H.D., D.Dahlan & Astuti. Pengaruh Konsentrasi CTAB dalam Sintesis

Nanopartikel TiO2 untuk Aplikasi Sel Surya Menggunakan Metode Sol

Gel. Jurnal Ilmu Fisika (JIF) FMIPA Andalas. 5(1): 16-23.

Handayani, E. 2009. Sintesis Membran Nanokomposit Berbasis Nanopartikel

Biosilika dari Sekam Padi dan Kitosan Sebagai Matriks Biopolimer. Tesis.

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Page 46: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

69

Handayani, S. & E.L. Dewi. 2007. Pengaruh Suhu Operasi Terhadap Karakteristik

Membran Elektrolit Polieter Eter Keton Tersulfonasi. Jurnal Sains Materi

Indonesia, Hal: 43-47.

Handayani, S., E.L. Dewi, W.W. Purwanto & R.W. Soemantojo. 2007. Pengaruh

Aditif Terhadap Karakteristik Membran Elektrolit Polieter-Eter Keton

Tersulfonasi Untuk Aplikasi Sel Bahan Bakar Metanol Langsung. Jurnal

Teknik Kimia Indonesia, 6(1): 563-570.

Hartanto S., S. Handayani, L. Marlina, & Latifah. 2007. Pengaruh Silika pada

Membran Elektrolit Berbasis PEEK. Jurnal Sains Indonesia, 8(3): 205-

208.

Heri, T., & Putranto. 2007. Coal Fly Ash Conversion to Zeolite for Removal of

Chromium and Nickel from Wastewater. Chemical Engineering, Institute

Technology Bandung.

Hickner, M. A., H. Ghassemi, Y. S. Kim, B. R. Einsla, & J. E. McGrath. 2004.

Alternative Polymer Systems for Proton Exchange Membranes (PEMs).

Chemical Reviews, 104(10):4587-4612.

Hudiono, Y., Choi, S., Shu, S., Koros, W.K., Tsapatsis, M. dan Nair, S. 2009.

Porous Layered Oxide/Nafion Nanocomposite Membrane for Direct

Methanol Fuel Cell, Microporous and Mesoporous Materials, 118: 427-

434.

Im, M. 2011. Pembuatan dan Karakterisasi Komposit Membran PEEK

Silika/Clay untuk Aplikasi Direct Metanol Fuel Cell (DMFC). Tesis.

Semarang : Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Ismail, H., S. Suhelmy, & M.R. Edyham. 2002. Effect of Silane Coupling Agent

on Curing Characteristics and Mechanical Properties of Bamboo Fiber

Filled Natural Rubber Composite. Europen Polymer Journal, 38: 39-47.

Kim, S.J., S.G. Seo, & S.C. Jung. 2010. Preparation of High Purity Nano Silica

Particles from Blast-Furnace Slag. Korean Journal Chemistry

Engineering, 27(6), 1901-1905.

Khopkar, 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia.

Kreuer, K.D. 2001. On the Development of Proton Conducting Polymer

Membranes for Hydrogen and Methanol Fuel Cells. Journal of Membrane

Science. 185: 29-39.

Page 47: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

70

Kriswarini, R., D.Anggraini, & A. Djamaludin. 2010. Validasi Metoda XRF (X-

Ray Fluorescence) Secara Tunggal dan Simultan Untuk Analisis Unsur

Mg, Mn dan Fe Dalam Paduan Aluminum. Seminar Nasional VI SDM

Teknologi Nuklir. Yogyakarta: PTBN BATAN.

Lambert, J.F, H.F Shurvell, D.A Cooks dan R. Graham. 1998. Organic Structural

Spectroscopy (1st ed.). Prentice-Hall.

Lestari, P. 2015. Modifikasi Permukaan Abu Layang dan Aplikasinya dalam

Sintesis Polymer Electrolyte Membrane Kitosan-Abu Layang. Skripsi.

Semarang: Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang.

Li, C., G. Sun, S. Ren, J. Liu, Q. Wang, Z. Wu, H. Suna, & W. Jin. 2006. Casting

Nafion–Sulfonated Organosilica Nano-Composite Membranes Used in

Direct Methanol Fuel Cells. China: Chinese Academy of Sciences.

Lin, H., Z. Chengji, M. Wenjia, K. Shao, L. Hongtao, Z. Yang, & N. Hui, “Novel

hybrid polymer electrolyte membrans prepared by a silane-cross-linking

technique for direct metanol fuel cells,” Journal Power Sources, Vol. 195:

762-768.

Liu, J., Chen, X., Shao, Z. dan Zhou, P. 2003. Preparation and Characterization of

chitosan/Cu(II) Affinity Membrane for Urea Adsorption. Journal of

Applies Polymer Science, 90: 1108-1112.

Ma, J., & Y. Sahai. 2013. Review Chitosan Biopolymer for Fuel Cell Aplication.

Carbohydrate polymers, 92: 955-975.

Mahrani, E. 2008. Kajian Sifat Reologi Berbagai Jenis Membran Telur. Skripsi.

Bandung: Institut Pertanian Bandung.

Mardiningsih, E. 2014. Sintesis dan Karakterisasi Membran Komposit Kitosan-

Silika Abu Sekam Padi Sebagai Polymer Electrolyte Membrans (PEM).

Skripsi. Semarang: Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang.

Mulder, M. 1996. Basic Principles of Membran Technology, 2nd edition.

Dordrecht : Kluwer Academic Publisher.

Nguyen, V., W. Yoshida, J.D. Jou, & Y.Cohen. 2001. Kinetic of Free-Radical

Graft Polymerization of 1-Vinyl-pyrrolidone onto Silica. Jurnal of

Polymer Science, 40: 26-42.

Othman, M.H.D., A.F. Ismail, & A. Mustafa. 2010. Recent Development of

Polymer Electrolyte Membrans for Direct Metanol Fuel Cell Application,

Malaysian Polymer Journal.

Park, S.J., B.J. Kim, D. Seo, K.Y. Rhee, & Y.Y. Lyu. 2009. Effect of A Silane

Treatment On the Mechanical Interfacial Properties of

Page 48: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

71

Montmorillonite/Epoxy Nanocomposite. Journal Material Science and

Engineering A 526: 74-78.

Peighambardoust S.J., S. Rowshanzamir, & M. Amjadi. 2010. “Review of the

proton exchange membrans for fuel cell applications”, International

Journal of Hydrogen Energy, 35: 9349–9384.

Permana, D. 2015. Sintesis dan Karakterisasi Membran Kompleks Komposit

Kitosan-Asam Fosfotungstat/Montmorilonit Termodifikasi Silan Untuk

Aplikasi DMFC. Tesis. Surabaya: Jurusan Kimia Institut Teknologi

Sepuluh November.

Prameswari, T. 2014. Sintesis Membran Kitosan-Silika Abu Sekam Padi Untuk

Dekolorisasi Zat Warna Congo Red. Indonesian Journal of Chemical

Science, 3(1): 50-57.

Prasetyo, D., W.W. Raharjo, & Ubaidillah. 2013. Pengaruh Penambahan

Coupling Agent terhadap Kekuatan Mekanik Komposit Polyester-Cantula

dengan Anyaman Serat 3D Angle Interlock. Jurnal Mekanika Universitas

Sebelas Maret, 12(1): 44-52.

Putro, A.S. 2013. Membran Komposit Kitosan-Zeolit untuk Aplikasi Direct

Metanol Fuel Cell. Skripsi. Bogor: Departemen Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Salarizadeh, P., M. Javanbakht, S. Pourmahdian, A. Bagheri, H. Beydaghi, & M.

Enhesari. 2016. Surface Modification of FeTiO5 Nanoparticles by Silane

Coupling Agent: Synthesis and Application in Proton Exchange

Composite Membrane. Journal of Colloid and Interface Sciemce, 472:

135-144.

Sampson, A.R. 1996. Scanning Electron Microscopy. Advanced Research

System.

Setiani, W., T. Sudiarti & L. Rahmidar. 2013. Preparasi dan Karakterisasi Edible

Film Dari Poliblend Pati Sukun-Kitosan.Jurnal Kimia. 3(2): 100-

109.UIN Sunan Gunung Jati, Bandung.

Setyogroho, A.P.J. 2008. Sintesis Karboksimetil Kitosan untuk Aplikasi Proton

Exchange Membrane Fuel Cell. Skripsi. Bandung : Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung.

Singh, L. P., S. K. Bhattacharyya, G. Mishra, & S. Ahalawat. 2011. Functional

Role of Cationic Surfactant to Control the Nano Size of Silica Powder.

Appl Nanosci, 1:117–122.

Page 49: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

72

Smitha, B., Sridhar, S. & Khan, A. A. (2004). Polyelectrolyte Complexes of

Chitosan and Poly(acrylic acid) as Proton Exchange Membranes for Fuel

Cells, Journal Macromolecules, 37: 2233–2239.

Stevens, M.P. 2001. Kimia Polimer Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Pradnya

Paramita

Suhada, H. 2011. Fuel Cell Sebagai Penghasil Energi Abad 21. Jurnal Teknik

Mesin, , 3(2): 92-100.

Suka, I.R., S. Rohman, W. Simanjuntak, & Z. Sembiring. 2008. Fungsionalisasi

Silika Sekam Padi dengan 4-Vinil Piridin Menggunakan Metode Grafting.

Jurnal Sains MIPA, 14(1): 20-28.

Sutarno., Aryyanto, Y., dan Wigati, S. 2003. Pengaruh Rasio Mol Si/Al Larutan

Prekursor pada Karakter Struktur MCM-41 dari Abu Layang. Indonesian

Journal of Cemistry, 3(2): 126-134.

Syahfitri, W.Y.N., S. Kurniawati, N. Adventini, dan D.D. Lestiani. 2013. Evaluasi

Penerapan Energi Dispersive X-Ray Fluorescence (ED-XRF) Untuk

Analisis Coal Fly Ash.Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir. Bandung: PTNBR BATAN.

Syukur, M. 2015. Sintesis dan Karakterisasi Foamy Geopolymer Berbahan Dasar

Abu Layang Batubara. Skripsi. Semarang: Jurusan Kimia Universitas

Negeri Semarang.

Taffarel, S.R dan Rubio, J., 2010, Adsorption of Sodium Dodecyl Benzene

Sulfonate from Aqueous Solution Using a Modofied Natural Zeolite with

CTAB, Journal Minerals Engineering, 23: 771-779.

Thermo, N. 2001. Introduction to Fourier Transform Infrared Spectrometry. USA.

Tripathi, B. P. dan Shahi, V.H. 2011. Organic-Inorganic Nanocomposite Polymer

Electrolyte Membrane for Fuel Cell Application. Progress in Polymer

Science, 36: 945-979.

Wang, J., X. Zheng, H. Wu, B. Zheng, Z. Jiang, X. Hao, & B. Wang. 2008.

Zeolite beta-filled chitosan membran with low metanol permeability for

direct metanol fuel cell, Journal of Power Sources,178: 9-19.

Wang, Y., Z. Jiang, H. Li, & D. Yang. 2010. Chitosan Membrans Filled by

GPTMS-Modified Zeolite Beta Particles with Low Metanol Permeability

for DMFC. Chemical Engineering and Processing, 49:278-285.

Page 50: PENGARUH PENAMBAHAN SILAN TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/26944/1/4311412055.pdfyang meliputi water uptake, sifat mekanik (kuat tarik, persentase perpanjangan dan modulus young), konduktivitas

73

Wardani, R.K. 2015. Pengaruh Penambahan Surfaktan Kationik Pada Filler

Terhadap Sifat dan Kinerja Membran Komposit Kitosan/Montmorilonit

Termodifikasi Silan Untuk Aplikasi DMFC. Tesis. Surabaya: Institut

Teknologi Sepuluh November.

Wardiyati, S., Yusuf, S., Handayani, A. 200), Sintesis Nano Partikel Oksida Besi

Dengan Metode Emulsi Menggunakan Surfaktan Cetyl Trimethyl

Ammonium Bromide (CTAB), PTBIN-BATAN, Akreditasi LIPI No:

536/D/2007, 151-155, ISSN 1411-1098.

Wu, H., B. Zheng, X. Zheng, J. Wang, W. Yuan, & Z. Jiang. 2007. Surface-

modified Y Zeolite-filled Chitosan Membrane for Direct Methanol Fuel

Cell. Journal of Power Source, 173: 842-852.

Ye, Y.S., J. Rick, & B. Hwang. 2012. Water Soluble Polymers as Proton

Exchange Membranes for Fuel Cells. Polymers, 4: 913-963.

Zou, H., S. Wu & J. Shen. 2008. Polymer/Silica Nanocomposite: Preparation,

Characterization, Properties, and Aplication. Journal of Chemistry, 108:

3893-3957.