Top Banner
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting. Kekurangan gizi, terutama pada anak-anak akan menghambat proses tumbuh kembang anak. Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap faktor tumbuh kembang anak, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Lingkungan disini merupakan lingkungan bio–psiko–sosial yang mempengaruhi individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang. (1) Pertumbuhan terjadi pada seseorang meliputi perubahan fisik, berpikir, berperasaan, bertingkah laku dan lain-lain, sedangkan perkembangan yang dialami seorang anak merupakan rangkaian perubahan secara teratur dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya, dan berlaku secara umum, misal : anak berdiri dengan satu kaki, berjingkat (berjinjit), berjalan, menaiki tangga, berlari dan seterusnya. (1) 1
87

Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Aug 11, 2015

Download

Documents

andi nova
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk

meningkatkan mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan

salah satu unsur penting. Kekurangan gizi, terutama pada anak-anak akan

menghambat proses tumbuh kembang anak. Secara umum terdapat dua faktor

utama yang berpengaruh terhadap faktor tumbuh kembang anak, yaitu faktor

genetik dan faktor lingkungan. Lingkungan disini merupakan lingkungan bio–

psiko–sosial yang mempengaruhi individu setiap hari mulai dari konsepsi

sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam

tumbuh kembang.(1)

Pertumbuhan terjadi pada seseorang meliputi perubahan fisik, berpikir,

berperasaan, bertingkah laku dan lain-lain, sedangkan perkembangan yang

dialami seorang anak merupakan rangkaian perubahan secara teratur dari satu

tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya, dan berlaku secara

umum, misal : anak berdiri dengan satu kaki, berjingkat (berjinjit), berjalan,

menaiki tangga, berlari dan seterusnya.(1)

Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar

ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi

lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain

dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sekitar enam bulan. Pemberian

ASI tanpa pemberian makanan lain selama enam bulan tersebut dengan

menyusui secara eksklusif.(2)

Pertumbuhan otak akan menentukan tingkat intelegensi seseorang yang

dimulai sejak trimester ketiga umur kehamilan dan akan berakhir dalam

periode 5-6 bulan pertama setelah kelahiran.(3)

1

Page 2: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2002 – 2003 pada

tahun 2003 terdapat sekitar 6,7 juta balita (27,3%) menderita gizi kurang dan

1,5 juta diantaranya gizi buruk. Anemia defisiensi besi dijumpai pada sekitar

8,1 juta anak. Apabila dikaitkan dengan pemberian ASI ekslusif, keadaan ini

cukup memprihatinkan.(4)

Menurut SDKI tahun 1997 dan 2002, lebih dari 95% ibu pernah

menyusui bayinya, namun yang menyusui dalam 1 jam pertama cenderung

menurun dari 8% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002. Cakupan

ASI eksklusif 6 bulan menurun dari 42,4% tahun 1997 menjadi 39,5% pada

tahun 2002. Sementara itu penggunaan susu formula justru meningkat lebih

dari 3 kali lipat selama 5 tahun dari 10,8% tahun 1997 menjadi 32,5% pada

tahun 2002.(4)

Berdasarkan data tersebut diatas, maka peneliti ingin mengetahui

bagaimana perkembangan status gizi bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI

eksklusif dan bayi yang sudah diberikan PMT pada usia tersebut serta apakah

dengan pemberian asi ekslusif, kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan sudah

tercukupi.

I.2 Perumusan Masalah

Bagaimana status gizi balita usia 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif

dibandingkan dengan bayi seusia yang sudah diberikan PMT.

I.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Meningkatkan status gizi bayi melalui pemberian ASI eksklusif sampai 6

bulan

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya angka kejadian pemberian ASI eksklusif.

b. Diketahuinya hubungan antara pendidikan, pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif dan pengaruhnya terhadap pemberian ASI eksklusif.

c. Diketahuinya kontinuitas pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja

2

Page 3: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

d. Diketahuinya faktor penghambat pemberian ASI eksklusif

e. Diketahuinya status gizi bayi usia 6 bulan yang diberi ASI eksklusif.

f. Diketahuinya status gizi bayi usia 6 bulan yang diberi ASI eksklusif

dibandingkan dengan bayi seusia yang diberikan PMT.

g. Diketahuinya perbedaan penggunaan standar status gizi menurut

WHO/NCHS dan standar status gizi menurut WHO.

I.4 Hipotesis

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki status gizi yang lebih

baik jika dibandingkan dengan yang tidak diberikan ASI eksklusif.

I.5 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan hasilnya dapat berguna baik bagi kami,

masyarakat, institusi dan pengembangan penelitian, yaitu :

1. Bagi Peneliti

- Penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan teori yang didapat saat

kuliah ke dalam praktek lapangan sesungguhnya, dengan demikian

diharapkan dapat menambah wawasan kami, khususnya dalam

bidang ilmu kesehatan masyarakat dan metodologi penelitian.

- Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan

penelitian di bidang kesehatan dan melatih kerja sama dengan teman-

teman dalam sebuah kelompok.

2. Bagi masyarakat

- Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat

tentang manfaat ASI eksklusif untuk kecukupan gizi bayi mereka.

- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

meningkatkan upaya promosi kesehatan bayi usia 0-6 bulan.

3. Bagi institusi

a. Puskesmas Kecamatan Mampang

- Memberikan masukan kepada Puskesmas tentang manfaat

pemberian ASI eksklusif untuk kecukupan gizi balita.

3

Page 4: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

- Memberi masukan kepada Puskemas agar Puskemas semakin

mendukung program pemberian ASI eksklusif.

b. Fakultas Kedokteran Trisakti

- Menambah informasi dan wawasan mahasiswa kedokteran

tentang pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi

bayi.

- Sebagai bahan penambahan karya ilmiah pada bagian ilmu

kesehatan masyarakat.

I.6 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dibuat dengan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga.

Namun demikian, peneliti berusaha melaksanakan penelitian ini sebaik

mungkin.

I.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap ibu yang memiliki bayi antara 6

sampai 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan

pada periode Maret - April 2009.

4

Page 5: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

ASI EKSKLUSIF adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman

tambahan lainnya pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bayi hanya

diberi ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali

obat, vitamin, mineral, dan ASI yang diperah.

Pada tahun 2001 World Health Organization/Organisasi Kesehatan Dunia

menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi

adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI

eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.(5)

II.1.1 Manfaat ASI eksklusif enam bulan bagi bayi(5)

1. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan

oleh bayi hingga ia berusia enam bulan

ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk

dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan

nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling

rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare, sudden

infant death syndrome/SIDS - sindrom kematian tiba-tiba pada bayi,

infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis

mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan

baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan.

Organisasi Kesehatan Dunia – WHO mengatakan: “ASI adalah suatu

cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan

ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi… Evaluasi

pada bukti-bukti yang telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat

populasi dasar, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara

5

Page 6: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

yang paling optimal dalam pemberian makan kepada bayi. ” Setelah 6

bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng

daripada yang tersedia didalam ASI – pada titik inilah, nutrisi tambahan

bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. Bayi-bayi tertentu bisa

minum ASI hingga usia 12 bulan atau lebih – selama bayi anda terus

bertambah beratnya dan tumbuh sebagaimana mestinya, berarti ASI

anda bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik.

2. Menunda pemberian makanan padat memberikan perlindungan

yang lebih baik pada bayi terhadap berbagai penyakit

Meskipun bayi terus menerima imunitas melalui ASI selama mereka

terus disusui, kekebalan paling besar diterima bayi saat dia diberikan

ASI eksklusif. ASI memiliki kandungan 50+ faktor imunitas yang

sudah dikenal, dan mungkin lebih banyak lagi yang masih tidak

diketahui. Satu studi memperlihatkan bayi yang diberikan ASI eksklusif

selama 4 bulan+ mengalami infeksi telinga 40% lebih sedikit daripada

bayi yang diberi ASI ditambah makanan tambahan lain. Probabilitas

terjadinya penyakit pernapasan selama masa kanak-kanak secara

signifikan berkurang bila bayi diberikan ASI eksklusif setidaknya

selama 15 minggu dan makanan pada tidak diberikan selama periode

ini. (Wilson, 1998). Lebih banyak lagi studi yang juga mengaitkan

tingkat eksklusivitas ASI dengan meningkatnya kesehatan (lihat faktor

imunitas pada susu manusia dan resiko pemberian makanan instan).

3. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada

sistem pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang

Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara

pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6 – 9 bulan. Bila

makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem pencernaan bayi

siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna

dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan

6

Page 7: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

(gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi dll). Tubuh bayi belum

memiliki protein pencernaan yang lengkap. Asam lambung dan pepsin

dibuang pada saat kelahiran dan baru dalam 3 sampai 4 bulan terakhir

jumlahnya meningkat mendekati jumlah untuk orang dewasa. Amilase,

enzim yang diproduksi oleh pankreas belum mencapai jumlah yang

cukup untuk mencernakan makanan kasar sampai usia sekitar 6 bulan.

Dan enzim pencerna karbohidrat seperti maltase, isomaltase dan sukrase

belum mencapai level orang dewasa sebelum 7 bulan. Bayi juga memiliki

jumlah lipase dan bile salts dalam jumlah yang sedikit, sehingga

pencernaan lemak belum mencapai level orang dewasa sebelum usia 6-9

bulan

Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi

agar sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat

berkembang dengan baik.

4. Menunda pemberian makanan padat mengurangi resiko alergi

makanan

Berbagai catatan menunjukkan bahwa memperpanjang pemberian ASI

eksklusif mengakibatkan rendahnya angka insiden terjadinya alergi

makanan. Sejak lahir sampai usia antara empat sampai enam bulan, bayi

memiliki apa yang biasa disebut sebagai “usus yang terbuka”. Ini berarti

bahwa jarak yang ada diantara sel-sel pada usus kecil akan membuat

makromolekul yang utuh, termasuk protein dan bakteri patogen, dapat

masuk ke dalam aliran darah. Hal ini menguntungkan bagi bayi yang

mendapatkan ASI karena zat antibodi yang terdapat di dalam ASI dapat

masuk langsung melalui aliran darah bayi, tetapi hal ini juga berarti

bahwa protein-protein lain dari makanan selain ASI (yang mungkin dapat

menyebabkan bayi menderita alergi) dan bakteri patogen yang bisa

menyebabkan berbagai penyakit bisa masuk juga. Dalam 4-6 bulan

pertama usia bayi, saat usus masih “terbuka”, antibodi (slgA) dari ASI

melapisi organ pencernaan bayi dan menyediakan kekebalan pasif,

7

Page 8: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan

usus terjadi. Bayi mulai memproduksi antibodi sendiri pada usia sekitar 6

bulan, dan penutupan usus biasanya terjadi pada saat yang sama.

5. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi

dari anemia karena kekurangan zat besi

Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang mengandung zat besi,

terutama pada usia enam bulan pertama, mengurangi efisiensi

penyerapan zat besi pada bayi. Bayi yang sehat dan lahir cukup bulan

yang diberi ASI eksklusif selama 6-9 bulan menunjukkan kecukupan

kandungan hemoglobin dan zat besi yang normal. Dalam suatu studi

(Pisacane, 1995), para peneliti menyimpulkan bahwa bayi yang diberikan

ASI eksklusif selama 7 bulan (dan tidak diberikan suplemen zat besi atau

sereal yang mengandung zat besi) menunjukkan level hemoglobin yang

secara signifikan lebih tinggi dalam waktu satu tahun dibandingkan bayi

yang mendapat ASI tapi menerima makanan padat pada usia kurang dari

tujuh bulan. Para peneliti tidak berhasil menemukan adanya kasus

anemia di tahun pertama pada bayi yang diberikan ASI eksklusif selama

tujuh bulan dan akhirnya menyimpulkan bahwa memberikan ASI

eksklusif selama tujuh bulan mengurangi resiko terjadinya anemia.

ASI sangat bermanfaat karena mempunyai sifat sebagai berikut:(6)

1. Makanan alamiah (natural), ideal, fisiologis

2. Mengandung nutrient yang lengkap dengan komposisi yang sesuai

untuk keperluan pertumbuhan bayi yang sangat cepat, yaitu bulan-

bulan pertama berat badan bayi dapat meningkat kurang lebih 30%.

3. Nutrient yang diberikan selalu dalam keadaan segar dan suhu yang

optimal dan bebas dari bakteri pathogen.

4. Mengandung zat anti dan kekebalan lain yang dapat mencegah

berbagai penyakit infeksi terutama usus.

5. Mengurangi kejadian eksim atopik.

8

Page 9: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Dan keuntungan bagi ibu yang menyusui adalah:

1.Praktis, mudah dan murah

2.Sedikit kemungkinan terjadi kontaminasi dan tidak terjadi kekeliruan

dalam mempersiapkan makanan.

3.Menjalin hubungan psikologis yang erat antara ibu dan bayi.

4.Memberi keuntungan pencegahan karsinoma payudara.

5.Mempercepat pengembalian besarnya rahim pada bentuk dan ukuran

sebelum mengandung.

6.Terdapat lactional infertility hingga memperpanjang child spacing.

II.1.2 Produksi ASI

Tanpa melihat apakah seorang ibu kelak akan menyusui bayinya atau

tidak, buah dada ibu telah dipersiapkan untuk laktasi oleh hormon-hormon

yang disekresi selama kehamilan. Selama kehamilan ini jumlah alveoli

meningkat dan mengalami perubahan-perubahan guna mempersiapkan

produksi ASI.(7)

Agar ASI dapat dikeluarkan, diperlukan hormon oksitosin yang

disekresikan oleh glandula pituitaria posterior atas rangsangan isapan bayi.

Oksitosin ini menyebabkan jaringan muskuler sekeliling alveoli

berkontraksi yang dengan demikian mendorong ASI menuju ductus. Proses

ini disebut dengan “let down” reflex.(7)

Berdasarkan waktu diproduksinya, ASI dibagi menjadi 3, yaitu :(8)

A. Kolostrum

- Disekresi oleh kelenjar mammae dari hari pertama sampai hari ketiga

atau keempat, dari masa laktasi.

- Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah.

- Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-

kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur.

9

Page 10: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

- Merupakan suatu laksatif yang ideal untuk membersihkan mekoneum

usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi

untuk menerima makanan selanjutnya.

B. Air susu masa peralihan (masa transisi)

- Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.

- Disekresi dari hari ke-4 sampai dengan hari ke-10 dari masa laktasi,

tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI matur baru akan terjadi

pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5.

C. Air susu matur

- ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, yang dikatakan

komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa

minggu ke-3 sampai ke-5 barulah komposisi ASI konstan.

- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang

mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya

yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.

II.1.3 Volume Produksi ASI(7)

Volume ASI yang dikeluarkan berkisar antara 0,5 – 1,5 liter/hari,

terutama bergantung pada kebutuhan bayi, pola pemberian ASI dan status

gizi. Komposisi ASI tidak tergantung pada status gizi ibu, kecuali status

gizi ibu malnutrisi berat. Bahkan menyusui hingga 2 tahun pun, kualitas

ASI masih dipertahankan meskipun jumlahnya menjadi sangat kurang.

II.1.4 Komposisi ASI(7)

Komposisi ASI terdiri atas berbagai macam faktor proteksi, yaitu :

1. Imunoglobulin : seperti lgA, lgM, lgD dan lgE.

2. Lisozim : Terdapat dalam ASI sebanyak 6 – 300 ml/1.000 ml dan kadarnya

bisa meningkat hingga 3.000 – 5.000 kal lebih banyak dibandingkan kadar

lisozim dalam susu sapi. Enzim ini mempunyai fungsi bakteriostatik

terhadap enterobakteria dan kuman gram (-), juga berperan sebagai

pelindung terhadap berbagai macam virus.

10

Page 11: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

3. Laktoperiodase : enzim ini bersama dengan perokdase hidrogen dan

tiosianat membantu membunuh streptococcus.

4. Faktor bifidus : merupakan karbohidrat yang mengandung nitrogen.

Mempunyai konsentrasi di dalam ASI 40 kali lebih tinggi dibanding

dengan konsentrasi yang ada di susu sapi. Fungsi faktor ini untuk

mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti kuman

E.coli patogen.

5. Faktor anti stafilokokus : merupakan asam lemak dan melindungi bayi

terhadap penyerbuan stafilokokus.

6. Laktdarierin dan transferin : protein-protein ini memiliki kapasitas

mengikat Fe / zat besi dengan baik hingga mengurangi tersedianya zat besi

bagi pertumbuhan kuman yang memerlukan.

7. Komponen komplemen : sistem komplemen terdiri dari 11 protein serum

yang dapat dibedakan satu sama lain dan dapat diaktifkan oleh berbagai

zat seperti antibodi, produksi kuman dan enzim. Komplemen C3 dan C4

terdapat dalam ASI. Dalam kolostrum terdapat konsentrasi C3 lebih tinggi

hingga dalam keadaan aktif merupakan faktor pertahanan yang berarti.

8. Sel makrdariag dan netrdariil dapat melakukan fagositosis itu terhadap

Stafilokokus, E.coli dan Candida albicans.

9. Lipase : merupakan zat antivirus.

Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi untuk setiap 100 ml

ZAT-ZAT GIZI KOLOSTRUM ASI SUSU SAPI

Energi (K.kal) 58.0 70.0 65.0

Protein (g) 2.3 0.9 3.4

-Kasein/Whay 1:1.5 1:0.2

-Kasein (mg) 140.0 187.0 -

-Laktalbumin (mg) 218.0 161.0 -

-Laktdarierin (mg) 330.0 167.0 -

-Lg A (mg) 364.0 142.0 -

-Laktosa (g) 5.3 7.3 4.8

11

Page 12: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

-Lemak (g) 2.9 4.2 3.9

Vitamin

-Vitamin A (µg) 151.0 75.0 41.0

-Vitamin B1 (µg) 1.9 14.0 43.0

-Vitamin B2 (µg) 30.0 40.0 145.0

-Asam Nikotinik (µg) 75.0 160.0 82.0

-Vitamin B6 (µg) - 12.0-15.0 64.0

-Asam

Pantotenik

(µg) 183.0 246.0 340.0

-Biotin (µg) 0.06 0.6 2.8

-Asam Folat (µg) 0.05 0.1 0.13

-Vitamin B12 (mg) 0.05 0.1 0.6

-Vitamin C (mg) 5.9 5.0 1.1

-Vitamin D (µg) - 0.04 0.02

-Vitamin E (µg) 1.5 0.25 0.07

-Vitamin K (µg) - 1.5 6.0

Mineral

-Kalsium (mg) 39.0 35.0 130.0

-Klorin (mg) 85.0 40.0 108.0

-Tembaga (mg) 40.0 40.0 14.0

-Zat Besi (Fe) (mg) 70.0 100.0 70.0

-Magnesium (mg) 4.0 4.0 12.0

-Fosfor (mg) 14.0 15.0 120.0

-Potassium (mg) 74.0 57.0 145.0

-Sodium (mg) 48.0 15.0 58.0

-Sulfur (mg) 22.0 14.0 30.0

Sumber : Food and Nutrition Board, National Research Council Washington DC, 1980

II.1.5 Manajemen Laktasi(2)

12

Page 13: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Manajemen laktasi adalah upaya- upaya yang dilakukan untuk

menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama

dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa

menyusui selanjutnya.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan sebagai berikut :

a. Pada masa kehamilan (antenatal)

- Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan

keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya,

disamping bahaya pemberian susu botol.

- Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara / keadaan puting

susu, apakah ada kelainan atau tidak. Di samping itu perlu dipantau

ada kenaikan berat badan ibu hamil.

- Perawatan payudara mulai usia kehamilan 6 bulan agar ibu mampu

memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.

- Memperhatian gizi / makanan ditambah mulai dari kehamilan

trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat

sebelum hamil.

- Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini

diperlukan keluarga, terutama suami kepada istri yang sedang hamil

untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.

b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)

- Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan

cara menyusui yang baik dan benar, yaitu tentang posisi dan cara

melekatkan bayi pada payudara ibu.

- Membantu terjadinya kontak langsung antara ibu dan bayi selama 24

jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.

- Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 S) dalam

waktu 2 minggu setelah melahirkan.

c. Pada masa menyusui selanjutnya (postnatal)

- Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia

bayi.

13

Page 14: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

- Perhatikan gizi / makanan ini menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih

banyak dari biasa dan minum 8 gelas / hari.

- Ibu menyusui harus istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan

menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak

terhambat.

- Perhatian dan dukungan keluarga penting terutama suami untuk

menunjang keberhasilan menyusui.

- Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila

ada permasalahan menyusui seperti payudara banyak disertai demam.

- Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta

pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bayi mereka.

- Memperhatikan gizi / makanan anak, terutama mulai 6 bulan, berikan

MP ASI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.

II.1.6 Cara Pemberian ASI(5)

Ibu hendaknya duduk dengan enak di kursi dengan sandaran, hingga

punggung ditunjang oleh sandaran tersebut. Gerakan puting susu di ujung

mulut bayi untuk merangsangnya hingga puting akan dimasukkan ke

dalam mulutnya dengan bibir menutup aerola, akan tetapi jangan sampai

lubang hidung bayi tertutup hingga sukar bernafas. Mungkin ASI belum

keluar, akan tetapi pengisapan ini memberi rangsangan bagi pembuatan

ASI. Pada hari pertama jangan biarkan bayi menghisap terlalu lama untuk

menghindarkan rasa sakit pada puting.

II.1.7 Lama Menyusui(9)

Dalam dua hari pertama produksi ASI belum banyak hingga tidak

perlu menyusui terlalu lama, cukup beberapa menit saja untuk merangsang

keluarnya ASI. Pada hari berikutnya bayi dapat menyusui selama 15 – 20

menit tiap kalinya, walaupun sebagian besar ASI keluar pada 5 – 10 menit

pertama dari tiap payudara. Sebaiknya harus diperhatikan bahwa bayi yang

14

Page 15: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

menangis tidak selalu disebabkan oleh rasa lapar, mungkin juga oleh

mulas (kolik, gerakan usus yang berlebihan, sedang sakit dan sebagainya).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi selama enam

bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air

teh dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,

bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai

diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan

sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.

II.2 Status Gizi Bayi

II.2.1 Pokok Pengertian Tentang Status Gizi Bayi(10)

Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh

setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia

balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini,

bersifat irreversible (tidak dapat pulih).

Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi,

700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat

program makanan tambahan hanya 39 ribu anak.

Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia

pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda

kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama

masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30

minggu sampai bayi 18 bulan.

Menurut ahli gizi dari IPB, Prdari. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, standar

acuan status gizi balita adalah Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat

Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan menurut Umur

(TB/U). Sementara klasifikasinya adalah normal, underweight (kurus), dan

overweight (gemuk).

Untuk acuan yang menggunakan tinggi badan, bila kondisinya kurang baik

disebut stunted (pendek). Pedoman yang digunakan adalah standar

15

Page 16: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

berdasar tabel WHO-NCHS (National Center for Health Statistics).

Status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur

anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila

berat badannya kurang, maka status gizinya kurang.

Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), telah disediakan Kartu Menuju

Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk memprediksi status gizi

anak berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur anak, kemudian plot

berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas garis hijau

maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi buruk.

Bedanya dengan balita, status gizi orang dewasa menggunakan acuan

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau disebut juga Body Mass Index (BMI).

Nilai IMT diperoleh dengan menghitung berat badan (dalam kg) dibagi

tinggi badan kuadrat (dalam meter persegi). IMT normal bila angkanya

antara 18,5 dan 25; kurus bila kurang dari 18,5; dan gemuk bila lebih dari

25. Sebagai contoh orang bertinggi 1,6 meter, maka berat badan ideal

adalah 48-64 kg.

Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada

balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala

sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan

perkembangan otak.

Sementara parameter status gizi balita yang umum digunakan di

Indonesia adalah berat badan menurut umur. Parameter ini dipakai

menyeluruh di Posyandu.

Menurut Prdari. Ali, untuk membedakan balita kurang gizi dan gizi

buruk dapat dilakukan dengan cara berikut. Gizi kurang adalah bila berat

badan menurut umur yang dihitung menurut Skor Z nilainya kurang dari -

2, dan gizi buruk bila Skor Z kurang dari -3. Artinya gizi buruk kondisinya

lebih parah daripada gizi kurang.

Balita penderita gizi kurang berpenampilan kurus, rambut kemerahan

(pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah moon face karena oedema

(bengkak) atau monkey face (keriput), anak cengeng, kurang responsif.

16

Page 17: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Bila kurang gizi berlangsung lama akan berpengaruh pada kecerdasannya.

Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga

akses pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare),

ketidaktahuan orang tua karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan

gizi rendah, atau faktor tabu makanan dimana makanan bergizi ditabukan

dan tak boleh dikonsumsi anak balita.

Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik

maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-

temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak

bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu.

Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga,

praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan

kualitas Posyandu, jangan hanya sekedar untuk penimbangan dan

vaksinasi, tapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas

pemberian makanan tambahan, pemerintah harus dapat meningkatkan

kesejahteraan rakyat agar akses pangan tidak terganggu.

Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami

problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari

bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti

diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Prdari. Ali

berpesan untuk memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk

pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan

cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan.

Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang

cukup.

17

Page 18: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

TABEL BUKU RUJUKAN PENILAIAN STATUS GIZI ANAK

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI USIA 0-6 BULAN MENURUT BERAT

BADAN DAN UMUR (BB/U)

ANAK PEREMPUAN

Gizi

BurukUmu

r

(Kg)

(bulan)

Gizi Kurang

(Kg)

Gizi Baik

(Kg)

Gizi

Lebih

(Kg)

01.7 1.8 – 2.1 2.2 – 3.9 4.0

12.1 2.2 – 2.7 2.8 – 5.0 5.1

22.6 2.7 – 3.2 3.3 – 6.0 6.1

33.1 3.2 – 3.8 3.9 – 6.9 7.0

43.6 3.7 – 4.4 4.5 – 7.6 7.7

54.0 4.1 – 4.9 5.0 – 8.3 8.4

64.5 4.6 – 5.4 5.5 – 8.9 9.0

ANAK LAKI-LAKI

Gizi

BurukUmu

r

(Kg)

(bulan)

Gizi Kurang

(Kg)

Gizi Baik

(Kg)

Gizi

Lebih

(Kg)

01.9 2.0 – 2.3 2.4 – 4.2 4.3

12.1 2.2 – 2.8 2.9 – 5.5 5.6

22.5 2.6 – 3.4 3.5 – 6.7 6.8

33.0 3.1 – 4.0 4.1 – 7.6 7.7

18

Page 19: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

43.6 3.7 – 4.6 4.7 – 8.4 8.5

54.2 4.3 – 5.2 5.3 – 9.1 9.2

64.8 4.9 – 5.8 5.9 – 9.7 9.8Rujukan : WHO/NCHS

Gizi buruk = <.3SD : Gizi Kurang : -3SD sampai – 2SD sampai – 2SD : Gizi Baik : -2 SD sampai + 2 SD : Gizi lebih : > + 2SD

Weight-for-age BOYS

Birth to 6 months (z-scores)

Month L M S Z-Scores (weight in kg)

-3SD -2SD -1SD Median 1 SD 2 SD0123456

0.34870.22970.19700.17380.15530.13950.1257

0.34870.22970.19700.17380.15530.13950.1257

0.146020.133950.123850.117270.113160.110800.10958

2.12.93.84.44.95.35.7

2.53.44.35.05.66.06.4

2.93.94.95.76.26.77.1

3.34.55.66.47.07.57.9

3.95.16.37.27.88.48.8

4.45.87.18.08.79.39.8

WHO Child Growth Standard

Weight-for-age GIRLSBirth to 6 months (z-scores)

Month L M S Z-Scores (weight in kg)

-3SD -2SD -1SD Median 1 SD 2 SD0123456

0.38090.17140.09620.0402-0.0050-0.0430-0.0756

3.23224.18735.12825.84586.42376.89857.2970

0.141710.137240.130000.126190.124020.122740.12204

2.02.73.44.04.44.85.1

2.43.23.94.55.05.45.7

2.83.64.55.25.76.16.5

3.24.25.15.86.46.97.3

3.74.85.86.67.37.88.2

4.25.56.67.58.28.39.2

WHO Child Growth Standard

II.3 Penilaian Perkembangan Bayi(11)

Perkembangan bayi sampai usia 6 bulan dapat dinilai dengan metode ABC,

yaitu:

A= Average, Perkembangan rata-rata

19

Page 20: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Bayi yang lahir dibandingkan dengan rata-rata berat dan panjang bayi

secara umum dari pertama kali dilahirkan,karena dengan demikian dapat

dinilai perkembangannya. Setiap bayi berkembang secara individual dan

akan mengikuti perkembangan yang sama dengan bayi-bayi yang lain.

B= Birth weight, Berat badan bayi

Berat badan bayi pada saat lahir dapat dianggap berpengaruh pada

perkembangannya, tetapi bukanlah suatu petunjuk bagaimana

perkembangannya pada bulan-bulan berikutnya. Beberapa bayi lahir dengan

ukuran yang besar, misalnya pada ibu yang menderita Diabetes Melitus,

belum tentu akan berkembang lebih besar dari anak lain pada usia yang

sama, juga pada bayi prematur walaupun perkembangannya membutuhkan

waktu lebih lama, belum tentu memiliki tubuh yang kecil dibandingkan

dengan anak lain pada usia yang sama. Bayi berkembang tercepat pada saat

masih dikandungan pada usia 4 bulan

C= Centile Chart, Kartu Menuju Sehat

Berat badan bayi, tinggi badan dan lingkar kepala adalah hal-hal yang

terdapat didalam KMS (Kartu Menuju Sehat), yang dapat diisi oleh tenaga

kesehatan pada setiap kali pemeriksaan rutin. Secara rata-rata Berat Badan

bayi akan naik dua kali lipat pada usia enam bulan dan tiga kali lipat pada

usia pertamanya dibandingkan saat lahirnya.

D= Diet, Diet

Bayi memerlukan asupan kalori yang banyak terutama pada usia

pertumbuhan dan pada saat belajar jalan. Balita membutuhkan lebih banyak

makanan kecil dibandingkan dewasa karena mereka tidak dapat makan

dalam jumlah besar. Berikanlah makanan yang menyehatkan seperti buah,

susu,keju, yoghurt dan mentega. Hindari membuat anak menjadi terlalu

gemuk karena DM tipe II dapat berkembang dari Obesitas.

20

Page 21: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

G= Genetik

Pertumbuhan bayi juga dipengaruhi tinggi dan berat dari ibu dan ayah si

bayi. Genetik juga mempengaruhi metabolisme dan bentuk tubuh,walaupun

makanan memainkan peranan penting dalam mempertahankan kesehatan

dan bentuk fisik. Pemberian makanan yang terlalu banyak atau terlalu

sedikit dapat membuat berat badan bayi menjadi dibawah atau diatas berat

badan rata-rata.

H= Height, Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan anak dilakukan setiap 6 bulan dari usia 18 bulan

sampai usia masuk sekolah.sJika anak anda kurang tinggi dari garis normal

pada KMS pada tiga kali pembacaan lebih baik dikonsultasikan ke tenaga

kesehatan.

P=Problem, Masalah

Bayi pada usia awal bisa saja tidak mendapat kenaikan berat badan, atau

bahkan turun berat badannya.Yang dilihat pada KMS adalah perkembangan

keatas dalam grafik berwarna yang sama,bukan naik turunnya pada grafik

yang berbeda atau berada jauh dari grafik normalnya. Lambatnya

peningkatan berat badan dan tinggi badan bisa menunjukkan adanya suatu

yang salah pada bayi, walaupun kebanyakan disebabkan masalah gizi. Anak

dan bayi tidak boleh diberikan komposisi diet yang sama dengan orang

dewasa karena adanya perbedaan kebutuhan gizi

S = Spurts, Dorongan pertumbuhan yang cepat

Semua bayi dan Balita dapat mengalami pertumbuhan yang cepat dan

mereka membutuhkan asupan gizi yang banyak. Bahkan bisa jadi mereka

menolak tidur siang,dan mengalami peningkatan berat badan dan tinggi

yang pesat,terutama pada usia enam sampai tujuh tahun,dan juga pada saat

21

Page 22: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

pubertas. Bayi membutuhkan dua setengah sampai tiga kali lipat kalori lebih

banyak sesuai berat badannya dibandingkan dengan orang dewasa

II.4 KARTU MENUJU SEHAT(12)

Kartu menuju sehat adalah suatu kartu yang berisikan rekomendasi tentang

standar pertumbuhan, prototipe grafik pertumbuhan dan petunjuk cara peggunaan

grafik pada pelayanan kesehatan.

II.4.1 Prinsip Pengawasan Pertumbuhan dan Grafik Pertumbuhan

II.4.1.1 Jenis Pengukuran

Panjang atau tinggi badan

Panjang atau tinggi badan adalah merupakan ukuran yang sangat

stabil dan dapat diketahui riwayat kesehatan anak secara keseluruhan,

tetapi perubahannya sangat lambat pada penggunaan dalam pemantauan

pertumbuhan Lebih lanjut panjang atau tinggi badan tidak menurun,

sehingga tidak dapat dipakai untuk mengindikasikan adanya gangguan

pada kesehatan.

Berat badan menurut usia

Perubahan berat badan dapat diamati pada masa tenggang beberapa

hari, selain itu ketepatannya dapat dipercaya. Kerugian yang mungkin

terjadi adalah jika dikacaukan dengan pembengkakan/oedema.

Berat badan menurut Tinggi badan

Menghubungkan berat badan anak dengan tinggi badan merupakan

pengukuran objektif derajat kekurusan anak yang bisa didapatkan. Untuk

pemantauan perkembangan seorang anak berat badan menurut tinggi

22

Page 23: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

badan tidak mempunyai kelebihan dibandingkan berat badan menurut

usia.

Lingkar badan

Lingkar kepala atau dada mempunyai kepentingan klinis khusus.

Lingkar lengan juga dapat dipakai sebagai alat ukur untuk menilai derajat

kekurusan.

II.4.1.2 Waktu Pengukuran

Pengukuran berat badan seorang anak hanya sekali saja

sangat sulit ditafsirkan tanpa informasi tambahan. Sehingga pengukuran

harus dibuat secara berkala. Pengukuran pertama dilakukan segera setelah

melahirkan. Anak yang kecil pada saat lahir, jika tidak disebabkan

prematuritas atau gangguan gizi biasanya akan tetap berukuran kecil

dimana berat badan anak akan mengikuti kurva yang berjalan sejajar

tetapi dibawah median.

Yang baik anak-anak harus ditimbang sekurang-kurangnya sekali

sebulan selama tahun pertama, setiap dua bulan pada tahun kedua,dan

setiap tiga bulan pada tahun berikutya sampai usia lima tahun. Selain itu

anak harus ditimbang dan dicatat pada saat anak dibawa ke puskesmas/

posyandu.

II.4.1.3 Jenis Grafik

Gambaran penting grafik pertumbuhan adalah suatu grafik dimana

berat badan dicantumkan sesuai dengan usia, sehingga pertumbuhan

dapat diikuti secara grafis dalam perbandingan dengan standar rujukan.

Satuan berat badan ditulis dalam sumbu vertikal, biasanya kilogram.

Sumbu horizontal memperlihatkan usia anak, biasanya mulai lahir sampai

usia 5 tahun dibagi perbulan dan pembagian setiap bulan. Juga adanya

pembagian ruang yang cukup untuk keterangan pada tiga tahun pertama

dan ruang yang dipersempit pada usia keempat dan kelima. Karena lebih

muda anak lebih cepat pertumbuhannya dan lebih peka terhadap

23

Page 24: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

penyimpangannya, dan penimbangan harus dilakukan lebih sering pada

usia dini tersebut.

II.4.1.4.Cara penggunaan Grafik pertumbuhan dalam pemantauan

kesehatan anak

Grafik harus digunakan sejak kelahiran. Kurva yang berjalan dari

berat badan kelahiran bayi ditandai pada kolom pertama grafik pada

setinggi berat badan yang dimaksud ke titik yang menunjukkan

penimbangan berat badan berkala berikutnya, dan merupakan indikator

yang paling penting dari keadaan kesehatan dan gizi anak tersebut.

24

Page 25: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

BAB III

KERANGKA KONSEP, VARIABEL PENELITIAN,

DAN DEFINISI OPERASIONAL

III.1 Kerangka Konsep

Pemberian ASI Eksklusif

Status Gizi Bayi Usia 6 Bulan

III.2 Variabel Penelitian

- Variabel Independen / Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian ASI eksklusif.

- Variabel Dependen / Tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah status gizi bayi usia 6

bulan.

III.3 Definsi Operasional

III.3.1 Pemberian ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi selama 6

bulan tanpa memberi makanan lain.

25

Tingkat Pendidikan Ibu Tingkat Pengetahuan Tentang ASI eksklusif

Faktor PenghambatKontinuitas

Page 26: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

III.3.2 Status Gizi Bayi 6 Bulan

Status gizi bayi, pedoman yang digunakan adalah standar berdasar

tabel WHO-NCHS (National Center for Health Statistics) dan WHO,

dengan pengambilan data melalui KMS.

III.3.3 Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan ibu adalah pendidikan formal terakhir dari Ibu

bayi yang dijadikan responden. Dibagi menjadi tidak sekolah, SD, SMP,

SMA, Universitas.

III.3.4 Tingkat Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif

Tingkat pengetahuan tentang asi eksklusif adalah tingkat

pengetahuan ibu tentang pengertian dan manfaat ASI eksklusif. Dibagi

menjadi rendah, kurang, cukup, dan baik.

III.3.5 Faktor Penghambat

Faktor penghambat merupakan faktor-faktor yang menyebabkan ibu

tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

III.3.6 Kontinuitas

Kontinuitas pada ibu pekerja yang tetap memberikan ASI

eksklusifnya secara teratur.

26

Page 27: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

BAB IV

METODE PENELITIAN

IV.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik studi cross

sectional, melalui observasi dan kuisioner pada ibu-ibu yang memiliki bayi

usia 6 - 12 bulan.

IV.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Mampang pada tanggal 30 Maret 2009 hingga 24 April 2009.

IV.3 Populasi Penelitian

Ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6 – 12 bulan yang memenuhi

kriteria inklusi pada wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang.

IV.4 Sampel Penelitian

Sampel penelitian (untuk pemberian asi eksklusif) diambil dari hasil

perhitungan dengan menggunakan rumus infinit :

z2 x p x q no = d2

(1,96)2 x 0,984 x 0,016 = (0,01)2

= 605 sampel

no = besar sampel optimal yang dibutuhkan studi

Z = pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96

p = prevalensi/proporsi kelompok yang menderita penyakit/peristiwa

yang diteliti

q= prevalensi/ proporsi kelompok yang tidak menderita

penyakit/peristiwa yang diteliti.

27

Page 28: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

d = akurasi dari ketepatan pengukuran

Kemudian dikoreksi besar sampel untuk populasi yang dengan rumus finit :

non = 1 + (no/N)

605 = 1 + (605/ 144)

= 116 sampel

n = besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi finit

no = besar sampel dari populasi yang infinit

N = besar sampel populasi finit

Sampel penelitian yang dipakai sebagai kontrol yang dilakukan

kepada bayi yang diberikan makanan tambahan (PMT) diambil sesuai

dengan hasil perhitungan sample untuk pemberian ASI eksklusif yaitu

sebesar 116 sample.

IV.5 Cara Pengambilan Sampel

Penelitian dilakukan oleh 3 orang, dimana setiap peneliti mengadakan

observasi dan kuisioner pada bayi usia 6 – 12 bulan.

Pengambilan responden dilakukan pada masing-masing 1 Rukun

Warga (RW) di setiap kelurahan yang ada di wiliyah kerja Puskesmas

Kecamatan Mampang Prapatan secara proporsional. Yang dilakukan untuk

mencari efek pemberian asi eksklusif terhadap status gizi bayi usia 6 bulan.

Sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi, yaitu

persalinan normal (bayi tunggal, lahir cukup bulan, bayi lahir spontan, berat

badan > 2500 g dan bayi sehat). Bayi yang memiliki kelainan kongenital

(cacat bawaan) tidak diikutsertakan dalam penelitian (kriteria ekslusif).

IV.6 Cara Pengumpulan Data

28

Page 29: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

- Data primer, diperoleh dari pengisian kuesioner dan observasi terhadap

ibu bayi usia 6 – 12 bulan yang melakukan pemberian asi eksklusif dan

memiliki KMS atau catatan perkembangan gizi bayi yang dilakukan

oleh posyandu setiap bulannya serta ibu yang tidak memberikan ASI

eksklusif sebagai perbandingan.

- Data sekunder, diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan.

- Data tersier, diperoleh dari buku-buku, jurnal dan internet (situs) yang

diakui keabsahannya

IV.7 Instrumen Penelitian

A. Buku rujukan yang bersumber dari Departemen Kesehatan Republik

Indonesia dan WHO.

B. Tabel WHO-NCHS dan WHO

C. KMS.

D. Kuesioner.

IV.8 Pengolahan Data

Data-data yang diperoleh akan dilakukan pengolahan data dengan

tahapan sebagai berikut :

-Editing data : Memeriksa ulang kelengkapan

isi kuesioner

-Pengelompokkan data : Seluruh jawaban dikelompokkan per variabel

-Tabulasi : Pengolahan data dilakukan secara manual

IV.9 Analisis Data

Untuk menganalisis hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan

status gizi, pengujian dilakukan dengan uji chi-square terhadap rasio

prevalensi.

IV.10 Penyajian Data

Tekstural : Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat.

29

Page 30: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Tabular : Penyajian data dengan menggunakan tabel.

Grafikal : Penyajian data dengan mengggunakan grafik.

IV.11 Organisasi Penelitian

A. Pembimbing dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti :

Dr. dr. R.M. Nugroho Abikusno, MSc.

B. Pembimbing dari Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan :

dr. Friana Asmely

C. Penyusun dan pelaksana penelitian

Jackson.T (030.97.076)

Teguh Wibowo (030.99.261)

Ivan Ferdian (030.01.119)

30

Page 31: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

BAB V

HASIL PENELITIAN

Dari penelitian yang telah kami lakukan, kami mendapatkan 183 orang

responden yang terdiri dari 89 orang responden yang melakukan pemberian ASI

eksklusif dan 94 orang responden yang tidak melakukan pemberian ASI eksklusif

sebagai kontrol dan pembanding dari rencana semula yaitu 232 orang responden

yang terdiri dari 116 orang responden yang memberikan ASI eksklusif dan 116

responden yang tidak memberikan ASI eksklusif sebagai pembanding di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan pada periode April 2009.

Kekurangan jumlah responden dari rencana semula dikarenakan kurangnya

jumlah sampel (jumlah anak antara 6 hingga 12 bulan) juga karena karena

keterbatasan waktu. Pengambilan sampel dilakukan pada masing-masing 1 Rukun

Warga (RW) pada setiap wilayah kerja puskesmas kelurahan yang ada di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan. Pemilihan RW didapatkan

berdasarkan jumlah bayi usia antara 6 bulan hingga 12 bulan terbanyak menurut

data yang kami dapat dari puskesmas kelurahan. Karena kurangnya jumlah

responden, kamu juga melebarkan usia dari sampel kami menjadi antara 6 hingga

24 bulan, namun masih dengan syarat pernah ke posyandu dan memiliki KMS

yang berisi data ketika usia 6 bulan. Wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Bangka

tidak kami sertakan karena kami tidak mendapatkan data jumlah bayi usia antara 6

bulan hingga 12 bulan di puskesmas tersebut.

31

Page 32: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Data Pribadi

Tabel 1. Jenis kelamin bayi yang menjadi sampel penelitian kami di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan periode April 2009.

Jenis Kelamin * Pemberian ASI EksklusifJenis Kelamin Pemberian ASI Eksklusif

Tidak Diberikan ASI Eksklusif

DiberikanASI Eksklusif

Total

Laki-laki (N (%)) 49 (52,1%) 46 (51,7%) 95Perempuan (N (%)) 45 (47,9%) 43 (48,3%) 88

Total 94 89 183

Dari tabel di atas, jumlah bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 49 bayi atau sebanyak 52,1% (26,8% dari total),

sedangkan jumlah bayi berjenis kelamin perempuan sebanyak 45 bayi atau

sebanyak 47,9% (24,6% dari total).

Sementara jumlah bayi yang diberikan ASI ekslusif yang berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 45 bayi atau sebanyak 51,7% (25,1% dari total), sedangkan jumlah

bayi berjenis kelamin perempuan sebanyak 43 bayi atau sebanyak 48,3% (23,5%

dari total).

Tabel 2. Pendidikan ayah dari bayi menjadi sampel penelitian kami di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan periode April 2009.

Pendidikan Ayah * Pemberian ASI EksklusifPendidikan Ayah Pemberian ASI Eksklusif

Tidak Diberikan ASI Eksklusif

DiberikanASI Eksklusif

Total

Tidak Sekolah (N (%)) 0 (0%) 1 (1,1%) 1SD (N (%)) 9 (9,6%) 8 (9,0%) 17SMP (N (%)) 16 (17,0%) 12 (13,5%) 28SMA (N (%)) 54 (57,4%) 54 (60,7%) 108Universitas (N (%)) 15 (16,0%) 14 (15,7%) 29

Total 94 89 183

32

Page 33: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Dari hasil di atas, pendidikan ayah bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif yang

tidak sekolah tidak ada atau sebanyak 0% (0% dari total), sedangkan yang hanya

mengenyam pendidikan sekolah dasar ada 9 orang atau sebanyak 9,6% (4,9% dari

total). Sementara pendidikan ayah bayi hingga SMP terdapat 16 orang atau

sebanyak 17% (8,7% dari total) dan SMA terdapat 54 orang atau sebanyak 57,4%

(29,5% dari total). Pendidikan ayah bayi hingga ke tingkat universitas mencapai

15 orang atau sebanyak 16% (8,2% dari total).

Sedangkan pendidikan ayah bayi yang diberikan ASI eksklusif yang tidak sekolah

ada 1 orang atau sebanyak 1,1% (0,5% dari total), sedangkan yang hanya

mengenyam pendidikan sekolah dasar ada 8 orang atau sebanyak 9% (4,4% dari

total). Sementara pendidikan ayah bayi hingga SMP terdapat 12 orang atau

sebanyak 13,5% (6,6% dari total) dan SMA terdapat 54 orang atau sebanyak

60,7% (29,5% dari total). Pendidikan ayah bayi hingga ke tingkat universitas

mencapai 14 orang atau sebanyak 15,7% (7,7% dari total).

Tabel 3. Pendidikan ibu dari bayi yang menjadi sampel penelitian kami di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan periode April 2009.

Pendidikan Ibu * Pemberian ASI EksklusifPendidikan Ibu Pemberian ASI Eksklusif

Tidak Diberikan ASI Eksklusif

DiberikanASI Eksklusif

Total

Tidak Sekolah (N (%)) 1 (1,1%) 1 (1,1%) 2SD (N (%)) 9 (9,6%) 8 (9,0%) 17SMP (N (%)) 19 (20,2) 16 (18,0%) 35SMA (N (%)) 55 (58,5%) 55 (61,8%) 110Universitas (N (%)) 10 (10,6) 9 (10,1%) 19

Total 94 89 183Significance : 0,094

Dari hasil di atas, pendidikan ibu bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif yang

ada 1 orang atau sebanyak 1,1% (0,5% dari total), sedangkan yang hanya

mengenyam pendidikan sekolah dasar ada 9 orang atau sebanyak 9,6% (4,9% dari

total). Sementara pendidikan ibu bayi hingga SMP terdapat 19 orang atau

33

Page 34: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

sebanyak 20,2% (10,4% dari total) dan SMA terdapat 55 orang atau sebanyak

58,5% (30,1% dari total). Pendidikan ibu bayi hingga ke tingkat Universitas

mencapai 10 orang atau sebanyak 10,6% (5,5% dari total).

Sedangkan pendidikan ibu bayi yang diberikan ASI eksklusif yang tidak sekolah

ada 1 orang atau sebanyak 1,1% (0,5% dari total), sedangkan yang hanya

mengenyam pendidikan sekolah dasar ada 8 orang atau sebanyak 9% (4,4% dari

total). Sementara pendidikan ibu bayi hingga SMP terdapat 16 orang atau

sebanyak 18% (8,7% dari total) dan SMA terdapat 55 orang atau sebanyak 61,8%

(30,1% dari total). Pendidikan ibu bayi hingga ke tingkat Universitas mencapai 9

orang atau sebanyak 10,1% (4,9% dari total).

Tabel 4. Berat badan lahir bayi yang menjadi sampel penelitian kami di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan periode April 2009.

Berat Badan Lahir * Pemberian ASI EksklusifBerat Badan Lahir

(gr)Pemberian ASI Eksklusif

Tidak Diberikan ASI Eksklusif

DiberikanASI Eksklusif

Total

< 2500 (N (%)) 9 (9,6%) 6 (6,7%) 152500 – 3000 (N (%)) 41 (43,6%) 30 (33,7%) 713001 – 3500 (N (%)) 31 (33,0%) 35 (39,3%) 663501 – 4000 (N (%)) 7 (7,4%) 14 (15,7%) 21> 4000 (N (%)) 6 (6,4%) 4 (4,5%) 10

Total 94 89 183

Jumlah bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif dengan berat badan lahir kurang

dari 2500 gram adalah 9 bayi atau sebanyak 9,6% (4,9% dari total). Berat badan

lahir bayi antara 2500 hingga 3000 gram adalah 41 bayi atau sebanyak 43,6%

(22,4% dari total). Sementara jumlah 3001 hingga 3500 gram adalah 31 bayi atau

sebanyak 33% (16,9% dari total). Jumlah bayi dengan berat badan lahir 3501

hingga 4000 gram adalah 7 bayi atau sebanyak 7,4% (3,8% dari total). Sedangkan

jumlah bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 6 bayi atau

sebanyak 6,4% (3,3% dari total).

34

Page 35: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif dengan berat badan lahir kurang dari

2500 gram adalah 6 bayi atau sebanyak 6,7% (3,3% dari total). Berat badan lahir

bayi antara 2500 hingga 3000 gram adalah 30 bayi atau sebanyak 33,7% (16,4%

dari total). Sementara jumlah 3001 hingga 3500 gram adalah 35 bayi atau

sebanyak 39,3% (19,1% dari total). Jumlah bayi dengan berat badan lahir 3501

hingga 4000 gram adalah 14 bayi atau sebanyak 15,7% (7,7% dari total).

Sedangkan jumlah bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 4

bayi atau sebanyak 4,5% (2,2% dari total).

Tabel 5. Tempat lahir bayi yang menjadi sampel penelitian kami di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan periode April 2009

Tempat Lahir * Pemberian ASI EksklusifTempat Lahir Pemberian ASI Eksklusif

Tidak Diberikan ASI Eksklusif

DiberikanASI Eksklusif

Total

Dukun Anak (N (%)) 4 (4,3%) 3 (3,4%) 7Rumah Sakit (N (%)) 29 (30,9%) 32 (36,0%) 61Puskesmas (N (%)) 10 (10,6%) 11 (12,4%) 21Bidan (N (%)) 51 (54,3%) 43 (48,3%) 94

Total 94 89 183

Berdasarkan tabel, jumlah bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif yang lahir di

dukun anak adalah 4 bayi. Yang lahir di rumah sakit adalah 29 bayi. Yang lahir di

puskesmas adalah 10 orang, serta yang lahir di bidan adalah 51 orang.

Sedangkan jumlah bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif yang lahir di dukun

anak adalah 3 bayi. Yang lahir di rumah sakit adalah 32 bayi. Yang lahir di

puskesmas adalah 11 orang, serta yang lahir di bidan adalah 43 orang.

35

Page 36: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Tabel 6. Penghasilan keluarga bayi yang menjadi sampel penelitian kami di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan periode April 2009

Penghasilan Keluarga * Pemberian ASI EksklusifPenghasilan Keluarga

(Rp)Pemberian ASI Eksklusif

Tidak Diberikan ASI Eksklusif

DiberikanASI Eksklusif

Total

100.000 – 500.000 (N (%)) 6 (6,4%) 6 (6,7%) 12500.000 – 1.000.000 (N (%)) 31 (33,0%) 35 (39,3%) 661.000.000 – 1.500.000 (N (%)) 33 (35,1%) 23 (25,8%) 56> 1.500.000 (N (%)) 24 (25,5%) 25 (28,1%) 49

Total 94 89 183

Berdasarkan tabel, penghasilan keluarga bayi yang mencapai 100.000 hingga

500.000 rupiah adalah 6 keluarga atau sebanyak 6,4% (3,3% dari total).

Penghasilan keluarga bayi yang mencapai 500.000 hingga 1.000.000 rupiah

adalah 31 keluarga atau sebanyak 33% (16,9% dari total). Penghasilan keluarga

bayi yang mencapai 1.000.000 hingga 1.500.000 rupiah adalah 33 keluarga atau

sebanyak 35,1% (18% dari total), sementara keluarga bayi yang memiliki

penghasilan lebih dari 1.500.000 rupiah adalah 24 keluarga atau sebanyak 25,5%

(13,1% dari total).

Berdasarkan tabel, penghasilan keluarga bayi yang mencapai 100.000 hingga

500.000 rupiah adalah 6 keluarga atau sebanyak 6,7% (3,3% dari total).

Penghasilan keluarga bayi yang mencapai 500.000 hingga 1.000.000 rupiah

adalah 35 keluarga atau sebanyak 39,3% (19,1% dari total). Penghasilan keluarga

bayi yang mencapai 1.000.000 hingga 1.500.000 rupiah adalah 23 keluarga atau

sebanyak 25,8% (12,6% dari total), sementara keluarga bayi yang memiliki

penghasilan lebih dari 1.500.000 rupiah adalah 25 keluarga atau sebanyak 28,1%

(13,7 dari total).

36

Page 37: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Tabel 7. Jumlah anak pada keluarga bayi yang menjadi sampel penelitian kami di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan periode April 2009

Jumlah Anak * Pemberian ASI EksklusifJumlah Anak Pemberian ASI Eksklusif

Tidak Diberikan ASI Eksklusif

DiberikanASI Eksklusif

Total

> 5 (N (%)) 1 (1,1%) 1 (1,1%) 25 (N (%)) 2 (2,1%) 4 (4,5%) 64 (N (%)) 3 (3,2%) 3 (3,4%) 63 (N (%)) 14 (14,9%) 18 (20,2%) 322 (N (%)) 25 (26,6%) 25 (28,1%) 501 (N (%)) 49 (52,1%) 38 (42,7%) 87

Total 94 89 183

Dari tabel dapat dilihat jumlah anak pada keluarga bayi yang tidak diberikan ASI

eksklusif yang memiliki anak lebih dari 5 adalah 1 keluarga atau sebanyak 1,1%

(0,5% dari total). Memiliki anak 5 sebanyak 2 keluarga atau sebanyak 2,1% (1,1%

dari total). Memiliki anak 4 sebanyak 3 keluarga atau sebanyak 3,1% (1,6% dari

total). Memiliki anak 3 sebanyak 14 keluarga atau sebanyak 14,9% (7,7% dari

total). Memiliki anak 2 sebanyak 25 keluarga atau sebanyak 26,6% (13,7% dari

total). Memiliki anak 1 sebanyak 49 keluarga atau sebanyak 52,1% (26,8% dari

total).

Dari tabel dapat dilihat jumlah anak pada keluarga bayi yang tidak diberikan ASI

eksklusif yang memiliki anak lebih dari 5 adalah 1 keluarga atau sebanyak 1,1%

(0,5% dari total). Memiliki anak 5 sebanyak 4 keluarga atau sebanyak 4,5% (2,2%

dari total). Memiliki anak 4 sebanyak 3 keluarga atau sebanyak 3,4% (1,6% dari

total). Memiliki anak 3 sebanyak 18 keluarga atau sebanyak 20,2% (9,8% dari

total). Memiliki anak 2 sebanyak 25 keluarga atau sebanyak 28,1% (13,7% dari

total). Memiliki anak 1 sebanyak 38 keluarga atau sebanyak 42,7% (20,8% dari

total).

37

Page 38: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Tingkat Pengetahuan

Tabel 8. Tingkat pengetahuan ibu bayi yang menjadi sampel penelitian kami di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan periode April 2009

Tingkat Pengetahuan * Pemberian ASI EksklusifTingkat Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif

Tidak Diberikan ASI Eksklusif

DiberikanASI Eksklusif

Total

Rendah (N (%)) 16 (17,0%) 5 (5,6%) 21Kurang (N (%)) 22 (23,4%) 27 (30,3%) 49Cukup (N (%)) 19 (20,2%) 19 (21,3%) 38Baik (N (%)) 37 (39,4%) 38 (42,7%) 75

Total 94 89 183Significance : 0,104

Dari hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah ibu yang memiliki bayi

yang tidak diberikan ASI eksklusif dan memiliki pengetahuan rendah tentang ASI

eksklusif 16 ibu atau sebanyak 17% (8,7% dari total). Pengetahuan kurang 22 ibu

atau sebanyak 23,4% (12% dari total). Pengetahuan cukup 19 ibu atau sebanyak

20,2% (10,4% dari total). Sedangkan yang pengetahuan akan ASI eksklusifnya

baik adalah 37 ibu atau sebanyak 39,4% (20,2% dari total).

Sementara jumlah ibu yang memiliki bayi yang diberikan ASI eksklusif dan

memiliki pengetahuan rendah tentang ASI eksklusif 5 ibu atau sebanyak 5,6%

(2,7% dari total). Pengetahuan kurang 27 ibu atau sebanyak 30,3% (14,8% dari

total). Pengetahuan cukup 19 ibu atau sebanyak 21,3% (10,4% dari total).

Sedangkan yang pengetahuan akan ASI eksklusifnya baik adalah 38 ibu atau

sebanyak 42,7% (20,8% dari total).

38

Page 39: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Tabel 9. Tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu bayi yang menjadi sampel

penelitian kami di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan

periode April 2009

Pendidikan Ibu *Tingkat PengetahuanPendidikan Ibu Tingkat Pengetahuan

Rendah Kurang Cukup Baik TotalTidak sekolah (N (%)) 2 (100%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 2SD (N (%)) 2 (11,8%) 5 (29,4%) 5 (29,4%) 5 (29,4%) 17SMP (N (%)) 2 (5,7%) 8 (22,9%) 9 (25,7%) 16 (45,7%) 35SMA (N (%)) 11 (10,0%) 33 (30,0%) 20 (18,2%) 46 (41,8%) 110Universitas (N (%)) 4 (21,1%) 3 (15,8%) 4 (21,1%) 8 (42,1%) 19

Total 21 49 38 75 183Significance: 0,939

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada 2 ibu yang tidak sekolah dan

memiliki pengetahuan rendah. Sementara yang yang berpendidikan setingkat SD

dan memiliki tingkat pengetahuan yang rendah ada 2 orang (11,8%), kurang ada 5

orang (29,4%), berpengetahuan cukup ada 5 orang (29,4%), dan berpengetahuan

baik ada 5 orang (29,4%). Ibu yang berpendidikan SMP dan berpengetahuan

rendah ada 2 orang (5,7%), kurang ada 8 orang (22,9%), cukup ada 9 orang

(25,7%), dan yang berpengetahuan baik ada 16 orang (45,7%). Ibu yang

berpendidikan SMA dan berpengetahuan rendah ada 11 orang (10%), kurang ada

33 orang (30%), cukup ada 20 orang (18,2%), dan yang berpengetahuan baik ada

46 orang (41,8%). Ibu yang berpendidikan hingga tingkat Universitas dan

berpengetahuan rendah ada 4 orang (21,1%), kurang ada 3 orang (15,8%), cukup

ada 4 orang (21,1%), dan yang berpengetahuan baik ada 8 orang (42,1%).

39

Page 40: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

ASI Eksklusif

Tabel 10. Pekerjaan ibu dan kontinuitas pemberian ASI eksklusif ibu bayi yang

menjadi sampel penelitian kami di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Mampang Prapatan periode April 2009

Pekerjaan Ibu dan Kontinuitas Pemberian ASI EksklusifPekerjaan Ibu Pemberian ASI Eksklusif

Diberikan ASI EksklusifTidak Bekerja (N (%)) 78 (87,6%)Bekerja (N (%)) Dipompa 6 (6,7%)

Pulang bila waktunya diberi ASI

2 (2,2%)

Lainnya 3 (3,4%)Total 89

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ibu dari bayi yang di berikan

ASI eksklusif yang tidak bekerja adalah 78 ibu (87,6%). Ibu yang bekerja dan

melanjutkan pemberian ASI eksklusifnya dengan dipompa ada 6 ibu (6,7%),

pulang bila waktunya diberi ASI ada 2 ibu (2,2%) dan melanjutkan pemberian

ASI eksklusifnya dengan cara lainnya ada 3 orang (3,4%).

Non ASI Eksklusif

Tabel 11. Alasan pemberian makanan tambahan pada bayi yang menjadi sampel

penelitian kami di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan

periode April 2009

Alasan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)Alasan PMT Pemberian ASI Eksklusif

Tidak Diberikan ASI EksklusifIbu Bekerja (N (%)) 23 (24,5%)Susu Formula Lebih Baik (N (%)) 3 (3,2%)Ibu Sakit (N (%)) 2 (2,1%)Produksi ASI Berkurang (N (%)) 55 (58,5%)Lainnya (N (%)) 11 (11,7%)

Total 94

40

Page 41: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Dari tabel di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa alasan ibu tidak memberikan

ASI eksklusif karena ibu bekerja ada 23 orang (24,5), karena merasa susu formula

lebih baik dari asi ada 3 orang. Sedangkan karena ibu sakit sehingga takut

menularkan pada bayinya ada 2 orang (2,1%). Alasan karena produksi ASI ibu

berkurang ada 55 orang (58,5%). Sementara alasan lainnya ada 11 orang (11,7%).

Status Gizi

Tabel 12. Usia bayi ketika pertama kali dibawa ke posyandu yang menjadi sampel

penelitian kami di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan

periode April 2009

Bayi Dibawa ke Posyandu *Pemberian ASI EksklusifBayi Dibawa ke Posyandu Pemberian ASI Eksklusif

Tidak Diberikan ASI Eksklusif

DiberikanASI Eksklusif

Total

5 – 6 Bulan (N (%)) 12 (12,8%) 7 (7,9%) 193 – 4 Bulan (N (%)) 16 (17,0%) 11 (12,4%) 270 – 2 Bulan (N (%)) 66 (70,2%) 71 (79,8%) 137

Total 94 89 183

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif yang

dibawa ke posyandu pada usia 5 hingga 6 bulan ada 12 bayi atau sebanyak 12,8%

(6,8% dari total). Usia 3 hingga 4 bulan ada 16 bayi atau sebanyak 17% (8,7%

dari total). Sedangkan dibawa ke posyandu saat usia 0 hingga 2 bulan ada 66 bayi

atau sebanyak 70,2% (36,1% dari total).

Sementara pada bayi yang diberikan ASI eksklusif, saat pertama kali dibawa ke

posyandu pada usia 5 hingga 6 bulan ada 7 bayi atau sebanyak 7,9% (3,8% dari

total). Usia 3 hingga 4 bulan ada 11 bayi atau sebanyak 12,4% (6% dari total).

Sedangkan dibawa ke posyandu saat usia 0 hingga 2 bulan ada 71 bayi atau

sebanyak 79,8% (38,8% dari total).

41

Page 42: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Tabel 13. Hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi (menurut

standart WHO/NCHS) pada bayi yang menjadi sampel penelitian kami di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan periode April 2009

Pemberian ASI Eksklusif *Status Gizi WHO/NCHSPemberian ASI Eksklusif Status Gizi WHO/NCHS Total

Buruk Kurang BaikTidak Diberikan (N (%)) 1 (1,1%) 6 (6,4%) 87 (92,6%) 94Diberikan (N (%)) 0 (0%) 1 (1,1%) 88 (98,9%) 89

Total 1 7 175 183Significance: 0,108

Menurut tabel di atas status gizi bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif, menurut

standart WHO/NCHS, yang termasuk ke dalam kategori gizi buruk ada 1 bayi

atau sebanyak 1,1% (0,5% dari total). Yang termasuk ke dalam kategori gizi

kurang ada 6 bayi atau sebanyak 6,4% (3,3% dari total). Yang termasuk kedalam

gizi baik ada 87 bayi atau sebanyak 92,6% (47,5% dari total).

Sementara status gizi bayi yang diberikan ASI eksklusif, menurut standart

WHO/NCHS, yang termasuk ke dalam kategori gizi buruk tidak ada. Yang

termasuk ke dalam kategori gizi kurang ada 1 bayi atau sebanyak 1,1% (0,5% dari

total). Yang termasuk kedalam gizi baik ada 88 bayi atau sebanyak 98,9% (48,1%

dari total).

Tabel 14. Hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi (menurut

standart WHO) pada bayi yang menjadi sampel penelitian kami di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan periode April 2009

Pemberian ASI Eksklusif *Status Gizi WHOPemberian ASI Eksklusif Status Gizi WHO Total

Buruk Kurang BaikTidak Diberikan (N (%)) 3 (3,2%) 8 (8,5%) 83 (88,3%) 94Diberikan (N (%)) 0 (0%) 3 (3,4%) 86 (96,6%) 89

Total 3 11 169 183

42

Page 43: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Menurut tabel di atas status gizi bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif, menurut

standart WHO, yang termasuk ke dalam kategori gizi buruk ada 3 bayi atau

sebanyak 3,1% (1,6% dari total). Yang termasuk ke dalam kategori gizi kurang

ada 8 bayi atau sebanyak 8,5% (4,4% dari total). Yang termasuk kedalam gizi

baik ada 83 bayi atau sebanyak 88,3% (45,4% dari total).

Sementara status gizi bayi yang diberikan ASI eksklusif, menurut standart WHO,

yang termasuk ke dalam kategori gizi buruk tidak ada. Yang termasuk ke dalam

kategori gizi kurang ada 3 bayi atau sebanyak 3,4% (1,6% dari total). Yang

termasuk kedalam gizi baik ada 86 bayi atau sebanyak 96,6% (47% dari total).

43

Page 44: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

BAB VI

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian didapatkan jenis kelamin bayi yang menjadi

responden terbanyak adalah laki-laki baik pada responden yang tidak diberikan

ASI eksklusif yaitu sebanyak 49 bayi atau sebanyak 52,1% (26,8% dari total)

maupun yang diberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 46 bayi atau setara dengan

51,7% (25,1 dalam total). Sedangkan responden bayi yang tidak diberikan ASI

eksklusif dan berjenis kelamin perempuan berjumlah 45 bayi atau setara 47,9%

(24,6% dari total) dan yag diberikan ASI eksklusif sebanyak 43 bayi atau

sebanyak 48,3% (23,5% dari total).

Sementara tingkat pendidikan terbanyak dari ibu bayi yang tidak

memberikan ASI berturut adalah SMA (55 orang (58,5%)), SMP (19 orang

(20,2)), Universitas (10 orang (10,6%)), SD (9 orang (9,6%)), dan yang tidak

bersekolah ada 1 orang (1,1%). Sedangkan untuk respondem yang memberikan

ASI eksklusif berturut-turut tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA (55 orang

(61,8%)), SMP (16 orang (18%)), Universitas (9 orang (10,1%), SD (8 orang

(9%) dan yang tidak bersekolah sebanyak 1 orang (1,1%). Pendidikan ibu

memiliki hubungan dengan pemberian ASI eksklusif kepada bayinya dengan

kemaknaan sebesar 0,994. Ini berarti pendidikan ibu tidak mempengaruhi

pemberian ASI eksklusif.

Tingkat pengetahuan terhadap jumlah ibu yang memiliki bayi yang tidak

di berikan ASI eksklusif dan memiliki pengetahuan rendah tentang ASI eksklusif

16 ibu (17%(8,7% dari total), pengetahuan kurang 22 ibu (23,4 %(12% dari

total)), pengetahuan cukup 19 ibu (20,2%(10,4% dari total)), pengetahuan yang

baik 37 ibu (39,4%(20,2% dari total)). Sementara jumlah ibu yang memiliki bayi

yang di berikan ASI eksklusif yang memiliki pngetahuan rendah 5 ibu (5,6%

(2,7% dari total)), pengetahuan kurang 27 ibu (30,3%(14,8% dari total)),

pengetahuan cukup 19 ibu (21,3% (10,4% dari total)). Sedangkan yang

44

Page 45: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

pengetahuan akan ASI eksklusifnya baik adalah 38 ibu atau sebanyak 42,7%

(20,8% dari total). Tingkat kemaknaan hubungan antara tingkat pengetahuan ibu

tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif sebesar 0,104. Ini berarti

ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan

pemberian ASI eksklusif.

Dari tabel hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan pengetahuan

tentang ASI eksklusif ada 2 ibu yang tidak sekolah dan memiliki pengetahuan

rendah. Sementara yang yang berpendidikan setingkat SD dan memiliki tingkat

pengetahuan yang rendah ada 2 orang (11,8%), kurang ada 5 orang (29,4%),

berpengetahuan cukup ada 5 orang (29,4%), dan berpengetahuan baik ada 5 orang

(29,4%). Ibu yang berpendidikan SMP dan berpengetahuan rendah ada 2 orang

(5,7%), kurang ada 8 orang (22,9%), cukup ada 9 orang (25,7%), dan yang

berpengetahuan baik ada 16 orang (45,7%). Ibu yang berpendidikan SMA dan

berpengetahuan rendah ada 11 orang (10%), kurang ada 33 orang (30%), cukup

ada 20 orang (18,2%), dan yang berpengetahuan baik ada 46 orang (41,8%). Ibu

yang berpendidikan hingga tingkat Universitas dan berpengetahuan rendah ada 4

orang (21,1%), kurang ada 3 orang (15,8%), cukup ada 4 orang (21,1%), dan yang

berpengetahuan baik ada 8 orang (42,1%). Berdasarkan hasil tesebut didapatkan

ada 2 ibu yang tidak sekolah, dan keduanya memiliki tingakt pengetahuan tentang

ASI eksklusif yang rendah. Ibu yang berpendidikan hingga tingkat SMA dan

Universitas juga memiliki perbandingan tingkat pengetahuan yang berarti antara

tingkat pengetahuan baik dan tingkat pengetahuan lainnya. Hal ini menunjuukan

adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu

tentang ASI eksklusif dengan kemaknaan sebesar 0,039.

Ibu dari bayi yang memberikan ASI eksklusif yang tidak bekerja sebanyak

78 ibu (87,6%), ibu yang bekerja dan melanjutkan pemberian ASI eksklusifnya

dengan dipompa sebanyak 6 ibu (6,7%), ibu yang melanjutkan pemberian ASI

eksklusifnya dengan cara lainnya sebanyak 3 orang (3,4%), pulang bila waktunya

memberikan ASI eksklusif sebanyak 2 ibu (2,2%).

Alasan ibu tidak memberikan ASI eksklusif karena produk ASI berkurang

sebanyak 55 orang (58,5%), karena ibu bekerja sebanyak 23 orang (24,5%),

45

Page 46: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

alasan lainnya sebanyak 11 orang (11,7%), ibu sakit dan takut menularkan pada

bayinya sebanyak 2 orang (2,1%).

Status gizi yang tidak diberikan ASI eksklusif menurut standard WHO/

NCHS yang termasuk kategori gizi baik sebanyak 87 bayi (92,6% (47,5% dari

total)), yang termasuk dalam kategori gizi kurang sebanyak 6 bayi (6,4% (3,3%

dari total)), yang termasuk dalam kategori gizi buruk sebanyak 1 bayi (1,1%

(0,5% dari total)).

Sementara status gizi bayi yang diberikan ASI eksklusif menurut standard

WHO/NCHS, yang termasuk ke dalam gizi baik sebanyak 88 bayi (98,9% (48,1%

dari total)), yang termasuk ke dalam kategori gizi kurang sebanyak 1 bayi (1,1%

(0,5% dari total)) dan yang termasuk ke dalam kategori gizi buruk tidak ada.

Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan status gizi dengan

menggunakan standar status gizi menurut WHO/NCHS dengan kemaknaan

sebesar 0,108.

Status gizi bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif menurut standar WHO,

yang termasuk ke dalam gizi baik sebanyak 83 bayi (88,3% (45,4% dari total)),

yang termasuk ke dalam kategori gizi kurang sebanyak 8 bayi (8,5% (4,4% dari

total)), yang termasuk ke dalam kategori gizi buruk sebanyak 3 bayi (3,1% (1,6%

dari total)).

Sementara status gizi bayi yang diberikan ASI eksklusif menurut

standard WHO, yang termasuk ke dalam kategori gizi baik sebanyak 86 bayi

(96,6% (47% dari total)), yang termasuk ke dalam kategori gizi kurang sebanyak

3 bayi (3,4% (1,6% dari total)) dan yang termasuk ke dalam kategori gizi buruk

tidak ada.

Pemberian ASI eksklusif mempunyai hubungan dengan status gizi

menurut standar WHO dengan tingkat kemaknaan sebesar 0,121.

Berdasarkan hasil yang didapat, standar status gizi menurut WHO/NCHS

mendapatkan 1 bayi dengan status gizi buruk dan 6 bayi dengan status gizi

kurang. Sementara dengan menggunakan standar gizi menurut WHO didapatkan 3

bayi dengan status gizi buruk dan 11 bayi dengan status gizi kurang. Hal ini

menunjukkan bawha standar status gizi menurut WHO memiliki deteksi yang

46

Page 47: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

lebih baik terhadap bayi dengan status gizi kurang dan status gizi buruk. Hal ini

sesuai dengan hasul penelitian de Onis, dkk dari Department of Nutrition, World

Health Organization pada penelitian berjudul Comparison of the World Health

Organization (WHO) Child Growth Standards and the National Center for Health

Statistics/WHO international growth reference: implications for child health

programmes.

47

Page 48: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian kami yang berjudul pengaruh pemberian ASI

eksklusif terhadap status gizi bayi usia 6 bulan di Kecamatan Mampang Prapatan,

berdasarkan data yang telah kami kumpulkan, kami mengambil kesimpulan.

- Tingkat pendidikan terakhir ibu yang menjadi responden terutama

adalah setingkat sekolah menengah atas. Perbandingan yang tidak besar

antara yang ibu yang memberikan ASI eksklusif dengan ibu yang tidak

memberikan ASI eksklusif menegaskan bahwa tidak ada hubungan

yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI

eksklusif.

- Tingkat pendidikan terakhir dari ibu juga ternyata berpengaruh terhadap

pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. Ibu dengan tingkat pendidikan

SMA dan kuliah memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif

yang lebih baik. Sementara dari 2 orang ibu yang tidak mengenyam

pendidikan formal, keduanya memliki tingkat pengetahuan tentang ASI

yang rendah.

- Tingkat pengetahuan ibu berpengaruh terhadap pemberian ASI

eksklusif. Walaupun perbandingan antara ibu yang memberikan ASI

eksklusif dan yang tidak memberikan ASI eksklusif tidak terlalu besar

pada tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif yang baik, namun pada

tingkat pengetahuan yang rendah perbandingannya cukup besar. Hal ini

dapat menunjukkan bahwa pengetahuan tentang ASI eksklusif yang

rendah berpengaruh pada rendahnya pemberian ASI eksklusif.

- Alasan utama ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

adalah karena kurangnya produksi ASI ibu. Sedangkan alasan

terbanyak kedua adalah karena ibu bekerja.

48

Page 49: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

- Pemberian ASI eksklusif berpengaruh terhadap status gizi bayi pada

usia 6 bulan menurut 2 standar status gizi yang dipakai. Standar status

gizi WHO/NCHS mencatat ada 1 bayi yang berstatus gizi kurang pada

yang diberikan ASI eksklusif dan 6 gizi kurang serta 1 gizi buruk pada

bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Sementara dengan standar

status gizi menurut WHO didapatkan 3 bayi yang berstatus gizi kurang

pada bayi yang diberikan ASI eksklusif dan 8 bayi yang berstatus gizi

kurang dan 3 yang berstatus gizi buruk pada bayi yang tidak diberikan

ASI eksklusif. Hal ini menunjukkan standar status gizi menurut WHO

mendeteksi lebih baik pada status gizi yang kurang atau buruk

dibandingkan standar menurut WHO/NCHS.

Saran

1. Meningkatkan pengetahuan tentang ASI eksklusif melalui penyuluhan –

penyuluhan atau melalui brosur- brosur yang dapat menjangkau semua

golongan dengan materi yang lebih mudah dimengerti.

2. Meningkatkan pengetahuan tentang cara-cara mencegah berkurangnya

produksi asi dengan cara memberikan penyuluhan pada saat kehamilan atau

setelah melahirkan.

3. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada ibu yang bekerja tentang

cara menjalankan ASI eksklusif ketika bekerja.

4. Dipergunakannya standar status gizi menurut WHO karena standar status gizi

tersebut dapat lebih banyak mendeteksi bayi/anak dengan gizi kurang/buruk.

49

Page 50: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

DAFTAR PUSTAKA

1. Berhman RE, Kiegmen RM, Jensen HB. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi

15 volume 1. Pennsylvania ; 2000. Hal 37 – 90.

2. Siregar A. Pemberian ASI Ekslusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,

Bagian Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat USU, 2004. Available at

http://library.usu.ac.id/fkm/fkm-arifinsiregar.pdf. Accessed on 19 January

2009.

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh

Kembang Balita. Dir-Jen Bin Kes Ma, Direktorat Bin Kes Ga. Jakarta ; 1993.

Hal 1-25.

4. ASI Ekslusif dan Perkembangan Balita. Available at :

http://www.depkes.go.id/index.php?

option=news&task=viewarticle&sid=709&itemid=2 Accessed on 17 Maret

2009.

5. Asi Eksklusif 6 bulan. Available at http://bayidananak.com/2008/11/19

Accessed on 17 Maret 2009.

6. Pediatric Development. Available at http://emedicine.com/ped/topic164.htm

Accessed on 17 Maret 2009.

7. Hadi H. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasi terhadap Kebijakan

Pembangunan Kesehatan Nasional. Disampaikan dalam pidato Penyuluhan

Jabatan Guru Besar FK UGM; 2005.

8. Tumbuh Kembang Anak. Available at http://www.idai.or.id Accessed on 17

Maret 2009.

9. Growth and Development. Available at http://www.medline.com. Accessed on

17 Maret 2009.

10. Untoro Dr.Rachmi. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta : Depkes RI;

Januari 2002.

50

Page 51: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

11. Baby Growth. Available at http://babyworld.co.uk/information/baby.asp

Accessed on 17 Maret 2009.

12. Ronardy Devi H. Prinsip Pengawasan Pertumbuhan dan Grafik Pertumbuhan.

Dalam: Buku Kartu Menuju Sehat. Jakarta :WHO;1995.

13. Upah Minimum Provinsi, 2008. Available at :

http://www.pajak.net/blog/2008/02/03/upah-minimum-provinsi-ump-2008

Accessed on 18 Maret 2009.

14. Novida L, Dida A, Gurnida, Garna H. Perbandingan Fungsi Kognitif Bayi

Usia 6 Bulan yang Mendapat dan yang Tidak Mendapat ASI ekslusif.

Bandung. J. Sari Pediatri 2008; 9 : 429-34.

51

Page 52: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSLUSIF TERHADAP

STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 BULAN

DI KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN

Pembimbing :

DR. dr. R.M. Nugroho Abikusno, MSc.

dr. Friana Asmely

Penyusun :

Jackson T. (030.97.076)Teguh Wibowo (030.99.261)Ivan Ferdian (030.01.119)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKATPUSKESMAS KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN

52

Page 53: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

PERIODE 23 FEBRUARI 2009 – 3 MEI 2009FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTALEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui laporan penelitian dengan judul :

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSLUSIF TERHADAP

STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 BULAN

DI KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN

Pembimbing, Pembimbing,

Kampus FK USAKTI Puskesmas Kec. Mampang Prapatan

(DR.dr. Nugroho Abikusno,MSc) (dr. Friana Asmely)

53

Page 54: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

KATA PENGANTAR

Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat

menyelesaikan Laporan Penelitian yang berjudul : “PENGARUH PEMBERIAN

ASI EKSLUSIF TERHADAP STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 BULAN

DI KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN”.

Tujuan dari penyusunan Laporan Penelitian ini adalah sebagai salah satu

tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Trisakti yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Mampang

Prapatan, Jakarta Selatan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :

1..DR.dr.R.M.Nugroho Abikusno,MSc., selaku Dosen Pembimbing dari IKM

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

2. dr. Hj.Henny F. Fachruddin, MARS, selaku Kepala Puskesmas Kecamatan

Mampang Prapatan.

3. dr. Friana Asmely, selaku pembimbing dari Puskesmas Kecamatan

Mampang Prapatan.

4. Para dosen IKM Fakultas Kedokteran Trisakti.

5. Para dokter, paramedis dan seluruh staff Puskesmas Kecamatan Mampang

Prapatan.

6. Serta semua pihak yang turut membantu selama penyusunan laporan

penelitian ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami sadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan, kami

sangat menghargai saran serta kritik yang diberikan yang bertujuan membangun

bagi kita semua.

Jakarta, April 2009

54

i

Page 55: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Penyusun

55

ii

Page 56: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang................................................................... 1

I.2 Perumusan Masalah........................................................... 2

I.3 Tujuan Penelitian............................................................... 2

I.4 Hipotesis............................................................................. 3

I.5 Manfaat Penelitian............................................................. 3

I.6 Keterbatasan Penelitian...................................................... 4

I.7 Ruang Lingkup Penelitian.................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif............................................. 5

II.2 Status Gizi Bayi................................................................. 15

II.3 Penilaian Perkembangan Bayi…………………………… 19

II.4 Kartu Menuju Sehat……………………………………... 22

BAB III KERANGKA KONSEP, VARIABEL PENELITIAN, DEFINISI

OPERASIONAL

III.1 Kerangka Konsep............................................................... 25

III.2 Variabel Penelitian............................................................. 25

III.3 Definisi Operasional.......................................................... 25

56iii

Page 57: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

Halaman

BAB IV METODE PENELITIAN

IV.1 Jenis Penelitian................................................................... 27

IV.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................. 27

IV.3 Populasi Penelitian............................................................. 27

IV.4 Sampel Penelitian............................................................... 27

IV.5 Cara Pengambilan Sampel................................................. 28

IV.6 Cara Pengumpulan Data..................................................... 29

IV.7 Instrumen Penelitian.......................................................... 29

IV.8 Pengolahan Data................................................................ 29

IV.9 Analisis Data...................................................................... 31

IV.10 Penyajian Data................................................................... 29

IV.11 Organisasi Penelitian.......................................................... 30

BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................. 31

BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................... 44

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 48

DAFTARPUSTAKA…………………………………………………….... 50

LAMPIRAN

57iv

Page 58: Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Terhadap Status Gizi Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kecamatan Mampang Prapatan Jacko New Dari Jacko

LAMPIRAN

58