PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP KESADARAN MENGONSUMSI PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN HALAL (STUDI KASUS: SMP AN-NURMANIYAH CILEDUG) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: Tsamrotul Fuadah 11140110000022 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1440 H/2018
160
Embed
PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tabel 4.17 : Saya mengonsumsi makanan dan minuman setiap hari ..... 59 Tabel
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM TERHADAP KESADARAN
MENGONSUMSI PRODUK MAKANAN DAN
MINUMAN HALAL
(STUDI KASUS: SMP AN-NURMANIYAH CILEDUG)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Tsamrotul Fuadah
11140110000022
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN 1440 H/2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
v
ABSTRAK
Tsamrotul Fuadah (11140110000022). “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam terhadap Kesadaran Mengonsumsi Produk Makanan dan
Minuman Halal (Studi Kasus: SMP An-Nurmaniyah Ciledug)”. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, September 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran
Pendidikan Agama Islam terhadap kesadaran siswa SMP An-Nurmaniyah dalam mengonsumsi produk makanan dan minuman halal.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
gabungan atau mixed methodology design dengan pendekatan korelasional. Sampel penelitian sebanyak 45 siswa yang diperoleh dari teknik stratified random
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument non-tes, yaitu kuesioner dengan menggunakan skala likert pada variabel x dan variabel y, serta instrument tambahan berupa wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signfikan antara pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap kesadaran siswa dalam
mengonsumsi produk makanan dan minuman halal dengan angka korelasi sebesar 0,527 yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sedang atau cukupan. Kemudian besar pengaruh pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap
kesadaran mengonsumsi produk makanan dan minuman halal sebesar 27,81%.
Kata kunci: pembelajaran Pendidikan Agama Islam, kesadaran mengonsumsi produk makanan dan minuman halal
vi
ABSTRACT
Tsamrotul Fuadah (11140110000022). “The Effect of Islamic Education
Learning on The Awareness of Consuming Halal Food and Beverage Products
(A Case Study: An-Nurmaniyah Junior High School Ciledug).”
A Skripsi of Islamic Education, at Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, September 2018.
The objective of this research was to find out the effect of learning Islamic Education Learning toward awareness of consuming halal food and beverage
products on An-Nurmaniyah Junior High School students. The method used in this research was a mixed methodology design with a
correlation approach. The sample of this research were 45 students obtained from
stratified random sampling technique. The data collection was done by using non-test instrument, namely questionnaires using Likert scale on x variables and y variables.
The results of the research showed that there was a significant effect between Islamic Education Learning on students' awareness in consuming halal
food and beverage products with a correlation rate of 0.527 which indicates that there is a moderate effect. Afterwards, the effect of Islamic Education Learning toward the awareness of consuming halal food and beverage products was 27.81%.
Keywords: Islamic Education Learning, awareness of consuming halal food
and beverages products
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Tuhan yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang yang telah memberikan segala karunia-Nya kepada
seluruh hamba-Nya khususnya kepada penulis sehingga alhamdulillah penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi guna memenuhi tugas akhir menyelesa ikan
pendidikan S1.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada panutan umat, baginda
Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, alhamdulillah penulis
mendapat begitu banyak dukungan, bantuan, bimbingan, saran, dan do’a dari
berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Drs. Aminudin Yakub, M.Ag., Dosen Pembimbing Skripsi yang
senantiasa membimbing, mengarahkan, memotivasi, memberikan
waktu luang kepada penulis disela-sela kesibukannya sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan. Terimakasih atas segala kebaikan yang telah
Bapak berikan, semoga Allah memberikan balasan yang terbaik dan
semoga selalu berada dalam ridha-Nya.
viii
5. Drs. Abdul Haris, M.Ag., Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan arahan dan bimbingan dari awal kuliah sampai
dengan masa-masa akhir studi. Semoga Allah berkahi dan selalu berada
dalam lindingan Allah.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis selama masa kuliah. Semoga segala ilmu yang telah diberikan
bermanfaat dan berkah bagi penulis, serta Bapak dan Ibu dosen selalu
diberikan kesehatan, perlindungan, dan keberkahan dari Allah.
7. Bu Isti, serta seluruh staff PAI yang telah membantu dan memudahkan
penulis selama masa kuliah.
8. Purbatin Hadi, S.Pd. MM., Kepala Sekolah SMP An-Nurmaniyah
Ciledug yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di SMP An-Nurmaniyah dan memudahkan
penulis selama kegiatan penelitian berlangsung.
9. Ernawati, S.Pd.I, Guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam SMP An-Nurmaniyah, terimakasih telah membantu penulis
selama kegiatan penelitian.
10. Orang Tua tercinta, Mamah Nia Kurniati dan Bapak Maman Dahman.
Terimakasih telah menumpahkan do’a, dukungan moril dan materil,
kesabaran, dan segala sesuatu yang telah diberikan kepada penulis.
Semoga ini menjadi salah satu kebahagiaan yang bisa penulis berikan.
11. My mood booster, Mas Ridhol Mufti. Terimakasih untuk dukungan dan
semangat yang selalu diberikan. Terimakasih untuk kesabaran atas
sasaran badmood yang kadang terjadi. Terimakasih karena
mengingatkan untuk selalu nugas sampai skripsi ini dapat diselesaikan.
12. The Girls dan LTTQ Squad yang sudah menghiasi hari-hariku selama
berada di Ciputat. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik, semoga
Allah menjaga persahabatan kita hingga ke jannah.
13. Teman seperjuanganku PAI A dan seluruh teman-teman PAI angkatan
2014. Terimakasih atas kesan yang tak akan pernah terlupakan,
ix
kerjasama selama masa kuliah, semoga Allah pertemukan kita kembali
dalam kebahagiaan.
14. LTTQ Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menjadi tempat
penulis dalam menimba Ilmu Al-Qur’an, semoga ustadz dan ustadzah
selalu dalam lindungan Allah serta diberi keberkahan dalam segala
aspek kehidupan.
15. Semua pihak yang belum penulis sebutkan satu persatu, terimakasih
banyak atas semua do’a dan dukungannya. Semoga Allah membalas
dengan balasan yang paling baik.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
hasil penulisan skripsi yang lebih baik lagi dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Jakarta, 24 September 2018
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................. iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................................... iv
ABSTRAK............................................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 9
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10
F. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ...........................11
A. Kajian Teori ............................................................................................ 11
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................... 29
C. Kerangka Berpikir................................................................................... 30
D. Hipotesis Penelitian................................................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 32
B. Metode Penelitian ................................................................................... 32
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 33
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 34
E. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 39
xi
F. Teknik Analisis Data............................................................................... 41
G. Hipotesis Statistik ................................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................48
A. Deskripsi Data......................................................................................... 48
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis ........................... 71
“Dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah Saw bersabda: "Wahai
manusia, sesungguhnya Allah itu baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang beriman seperti apa yang telah diperintahkan kepada
para Rasul, Dia berfirman, ‘Wahai para Rasul, makanlah dari yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih, sesungguhnya Aku Maha
mengetahui terhadap apa yang kalian kerjakan.’ (QS. al-Mu’minun: 51) Dan Dia berfirman, ‘Hai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari rezeki yang telah Aku berikan kepada kalian.’ (QS.
al-Baqarah: 172) Kemudian Rasulullah Saw menuturkan tentang seseorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan
berdebu, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit, ‘Ya Rabb, ya Rabb,’ sedangkan makanannya (yang dia makan) haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram, lalu
bagaimana doa itu bisa terkabul?”7 (HR. Muslim)
Berdasarkan firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW di atas,
maka jelas bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal. Makanan dan minuman yang halal atau
dibolehkan oleh Allah sudah pasti mengandung gizi yang baik yang dibutuhk an
oleh tubuh manusia, sedangkan makanan dan minuman yang diharamkan oleh
Allah sudah pastilah juga mengandung madharat atau mengandung sesuatu
yang tidak baik jika dikonsumsi oleh manusia. Maka barangsiapa yang tidak
mengonsumsi produk makanan dan minuman yang halal berarti mengingkar i
perintah Allah SWT.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, sudah seharusnya berusaha
untuk menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi adalah makanan dan
minuman yang sudah jelas kehalalannya.8
Di Indonesia, tentang kehalalan produk makanan dan minuman
ditangani oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika
Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
7 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Shahih Muslim, Terj. Dari صحيح مسلم لإلمام أبي الحسين مسلم بن
oleh Taufiq Nuryana, Lc, MA., (Jakarta: Pustaka As الحجاج الضشيري النيسايوري -Sunnah, 2010), Cet. 1,
Jilid 2, h. 225. 8 Sopa, Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia , (Jakarta: Gaung Persada Press, 2013),
cet. 1, h. 3.
5
Dari data statistik sertifikasi halal LPPOM MUI Pusat pada bulan
Januari sampai dengan bulan Oktober 2017, diperoleh data sebagai berikut:
Gambar 1.1
Data Statistik Sertifikasi Halal LPPOM MUI Januari – Oktober 20179
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tercatat sebanyak 52982
produk makanan, 1169 perusahaan, dan 1516 sertifikat halal (SH) yang telah
diberikan sertifikasi halal oleh LPPOM MUI Pusat pada bulan Januari sampai
dengan bulan Oktober 2017.
Upaya ini tentunya dilakukan oleh LPPOM MUI salah satunya
disebabkan oleh peningkatan produk makanan dan minuman yang luar biasa
serta pentingnya produk makanan dan minuman halal baik dalam lingkup
nasional maupun internasional.
Zaman semakin maju dan berkembang, makanan dan minuman yang
diproduksi dan ditawarkan saat ini kepada konsumen bukan hanya makanan
dan minuman alami yang sudah jelas kehalalannya seperti ubi, singkong, dan
lain-lain. Berbagai produk makanan dan minuman olahan cenderung diolah
9 LPPOM MUI, Statistik Sertifikasi Halal Indonesia, 2018, h.1,
menyediakan kebutuhan makanan dan minuman yang bergizi, sehat, dan halal
di kantin sekolah.12
Kantin sekolah merupakan salah satu penyedia makanan dan minuman
yang berada di lingkungan sekolah. Sebagian besar makanan dan minuman
yang dikonsumsi oleh siswa di lingkungan sekolah berasal dari kantin.
Dari hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah SMP An-
Nurmaniyah Ciledug bahwa makanan dan minuman yang disediakan oleh
kantin sekolah mendapat pemeriksaan secara berkala dari Puskesmas terdekat,
dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, terdapat 3 jenis produk makanan yang
diperiksa positif mengandung bahan formalin dan boraks. Dengan adanya hal
demikian, maka pihak sekolah menindaklanjuti dengan melarang penjual
tersebut untuk menjual makanan yang mengandung bahan berbahaya tersebut
untuk dijual di kantin sekolah.
Penulis juga bertanya kepada beberapa siswa SMP An-Nurmaniyah
tentang keputusan mereka dalam mengonsumsi produk makanan dan
minuman, dari jawaban para siswa tersebut ternyata masih sangat rendah
kesadaran mereka untuk memperhatikan status kehalalan produk makanan dan
minuman yang dikonsumsi. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melihat
kehalalan pada produk makanan dan minuman adalah dengan melihat adanya
label halal pada kemasan makanan dan minuman tersebut.
Dari fenomena yang terjadi, maka pengetahuan tentang produk
makanan dan minuman yang halal sudah seharusnya ditanamkan sejak dini
kepada seluruh umat muslim.
Pengetahuan terhadap makanan atau minuman yang halal tidak dapat
terjadi dengan sendirinya. Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan
adalah dengan melakukan pembelajaran, karena pembelajaran akan
menghasilkan sebuah pengetahuan. Dengan adanya pembelajaran PAI di
sekolah, penulis berasumsi bahwa pembelajaran PAI menjadi salah satu faktor
12 Ibid,.
8
yang dapat meningkatkan kesadaran siswa/i dalam mengonsumsi produk
makanan dan minuman yang halal.
Pada kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi
pembelajaran tentang “Kriteria Makanan dan Minuman Halal dalam Islam”,
terdapat pada kelas VIII semester genap. Faktanya, proses pembelajaran yang
dilakukan di sekolah masih belum sepenuhnya mengikuti langkah- langkah
pembelajaran dengan pendekatan scientific. Hal ini berarti proses pembelajaran
dengan menggunakan kurikulum 2013 masih perlu dimaksimalkan
Berdasarkan latar belakang yang ada, penulis bermaksud untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh antara pembelajaran Pendidikan Agama
Islam terhadap kesadaran siswa/i SMP An-Nurmaniyah dalam mengonsumsi
produk makanan dan minuman yang halal. Sehingga penulis mengangkat judul,
”Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Kesadaran
Mengonsumsi Produk Makanan dan Minuman Halal (Studi Kasus: SMP
An-Nurmaniyah Ciledug)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi beberapa
permasalahan, diantaranya:
1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan materi “Kriteria Makanan dan Minuman
Halal dalam Islam” belum menggunakan metode pembelajaran aktif.
2. Langkah-langkah yang ditempuh guru Pendidikan Agama Islam dalam
proses pembelajaran di SMP An-Nurmaniyah dalam menanamkan
kesadaran siswa/i untuk mengonsumsi produk makanan dan minuman yang
halal belum sesuai dengan kurikulum 2013.
3. Adanya produk makanan dan minuman yang mengandung bahan yang
tidak seharusnya digunakan dalam pembuatan produk makanan dan
minuman yang menyebabkan makanan dan minuman tersebut menjadi
tidak baik jika dikonsumsi oleh siswa/i SMP An-Nurmaniyah.
9
4. Ketidaktahuan siswa/i tentang kandungan bahan makanan dan minuman
dalam mengonsumsi produk makanan dan minuman halal.
5. Banyaknya produk makanan yang ditawarkan kepada konsumen yang
belum jelas status kehalalannya.
C. Pembatasan Masalah
Agar pemahaman dalam pembahasan ini tidak terlalu luas, maka
peneliti membatasi permasalahannya, yaitu:
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP An-Nurmaniyah dengan
materi pembelajaran tentang “Kriteria Makanan dan Minuman Halal
dalam Islam”.
2. Kesadaran siswa/i SMP An-Nurmaniyah dalam mengonsumsi produk
makanan dan minuman halal, yang dikategorikan halal dari segi wujudnya,
cara memperolehnya, cara mengolahnya yang diketahui dengan adanya
label halal.
3. Pengaruh pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap kesadaran
siswa/i SMP An-Nurmaniyah Ciledug dalam mengonsumsi produk
makanan dan minuman halal.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi
pembelajaran tentang “Kriteria Makanan dan Minuman Halal dalam Islam”
di SMP An-Nurmaniyah ?
2. Bagaimana kesadaran siswa/i SMP An-Nurmaniyah dalam mengonsumsi
produk makanan dan minuman halal?
3. Apakah terdapat pengaruh antara pembelajaran Pendidikan Agama Islam
pada materi “Kriteria Makanan dan Minuman Halal dalam Islam” terhadap
kesadaran mengonsumsi produk makanan dan minuman halal siswa/i SMP
An-Nurmaniyah?
10
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang telah penulis rumuskan, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi pembelajaran
tentang “Kriteria Makanan dan Minuman Halal dalam Islam” di SMP An-
Nurmaniyah.
2. Kesadaran siswa/i SMP An-Nurmaniyah dalam mengonsumsi produk
makanan dan minuman halal.
3. Pengaruh pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap kesadaran
mengonsumsi produk makanan dan minuman halal siswa/i SMP An-
Nurmaniyah.
F. Kegunaan Penelitian
Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:
1. Untuk penulis, semoga dapat menambah wawasan keilmuan tentang
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada
materi “Kriteria Makanan dan Minuman Halal dalam Islam” di sekolah
dan pengaruhnya terhadap kesadaran siswa dalam mengonsumsi produk
makanan halal.
2. Untuk guru dan sekolah, agar dapat dijadikan sebagai bahan informas i
bahwa pentingnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam berkaitan
dengan kesadaran siswa/i dalam mengonsumsi produk makanan dan
minuman halal, serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi, rujukan,
informasi dan evaluasi bagi guru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
11
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Istilah pendidikan dalam bahasa Arab kata yang paling sering
digunakan salah satunya yaitu al-tarbiyah.
Kata tarbiyah berasal dari kata rabba-yarubbu-tarbiyatan yang
berarti “memelihara, mengasuh, mendidik.”1
Menurut Abuddin Nata dalam bukunya, tarbiyah diartikan
sebagai suatu proses untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga potensi tersebut dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik, melalui cara memeliha ra,
mengasuh, merawat, memperbaiki, dan mengaturnya berdasarkan
perencanaan, sistematis, dan berkelanjutan atau continue.2
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3
Maka, pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu usaha sadar
yang dilakukan oleh pendidik untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap peserta didik
secara sistematis dan terencana agar tercapai tujuan pendidikan yang
diinginkan.
1 A. W. Munawir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 2002) Cet. 25, Ed. 2, h. 462. 2 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Predanamedia Group, 2016), cet.3, h. 8 3 Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional),
(Jakarta: Sinar Grafika, 2016), cet. 7, h. 3.
12
Kata Islam secara bahasa berasal dari kata aslama-yuslimu-
islaman, yang berarti ketundukan, perdamaian dan tunduk kepada
kehendak Allah.4
Dalam konteks pendidikan, yang dimaksud dengan islam yaitu
ajaran yang diwahyukan oleh Allah SWT untuk umat manusia yang
ajarannya disampaikan melalui Rasulullah SAW.5
Maka, Islam berarti agama yang mengajarkan para pemeluknya
atau yang disebut umat muslim untuk menyebarkan perdamaian,
keamanan, dan keselamatan untuk diri sendiri, sesama manusia, dan
kepada lingkungan sekitarnya.
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha memberikan
bimbingan dan asuhan kepada anak didik dengan tujuan agar anak didik
dapat mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran
agama Islam serta menjadikan ajaran Islam sebagai tuntunan hidup
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.6
Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah Umum Negeri (Ditbinpaisun) yang dikutip oleh Zakiyah
Daradjat, Pendidikan agama Islam adalah:
suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa
yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada
akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan
akhirat kelak.7
Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan suatu usaha yang
dilakukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik melalui cara yang sistematis dan terencana
4 Abuddin Nata, op.cit., h. 32. 5 Ibid. 6 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 10, h.
86. 7 Ibid., h. 88.
13
agar mengenal, memiliki, menghayati, sampai mengimani ajaran agama
Islam sebagai tuntunan yang dapat digunakan dalam kehiduapan sehari-
hari sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Adanya proses pendidikan merupakan salah satu upaya
perubahan dan perkembangan pengetahuan dalam diri manusia.8
Pembelajaran dan pendidikan Islam secara keseluruhan,
bertujuan untuk membentuk kepribadian seseorang menjadi insan
kamil yang berarti “manusia yang memiliki keutuhan rohani dan
jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena
takwanya kepada Allah SWT".9
Pendidikan agama Islam diharapkan dapat menciptakan
manusia yang memiliki keutuhan dimulai dari pengetahuan hingga
pengamalan nilai-nilai ajaran Islam baik itu kaitannya dalam
berhubungan dengan Allah dan dengan manusia sesamanya. Sehingga
tercipta kerukunan antar umat manusia dan tercapai kebahagian
kehidupan di akhirat nanti.
Tujuan pendidikan agama Islam tentunya sangat luas jika diliha t
dari berbagai aspek. Salah satu tujuan pendidikan agama Islam pada
tingkat mata pelajaran yaitu tercapainya pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan ajaran Islam sesuai dengan bidang-bidang tertentu.10
Pada tingkat mata pelajaran berarti tujuan pendidikan agama
Islam lebih fokus dan terinci sesuai dengan bidangnya. Misalnya dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi ketentuan makanan
dan minuman yang halal dan haram maka tujuan yang diharapkan yaitu
seorang peserta didik dapat memahami, menghayati dan mengamalkan
8 Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 144 9 Zakiyah Daradjat, op. cit., h. 29. 10 Abuddin Nata, op. cit., h. 65.
14
ajaran agama Islam tentang mengonsumsi makanan dan minuman yang
halal.
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 30 ayat 2 disebutkan bahwa “Pendidikan
keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.”11
Menurut Haidar Putra Daulay dalam bukunya menjelaskan
bahwa pendidikan Agama harus mampu mengantarkan peserta didik
kepada tiga aspek. Pertama, aspek keimanan yaitu mencakup seluruh
rukun iman. Kedua, aspek ibadah yaitu mencakup seluruh rukun islam.
Ketiga, aspek akhlak mencakup seluruh akhlaqul karimah.12
Sehingga Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di
sekolah berfungsi untuk membentuk peserta didik memenuhi dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya yang mencakup poin
utamanya yaitu keimanan, ibadah dan akhlak.
Maka fungsi dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan materi kriteria makanan dan minuman halal dalam Islam yaitu
untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi tersebut.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Islam sebagai agama dan objek kajian pendidikan memilik i
cakupan dan ruang lingkup yang luas. Secara garis besar Islam memilik i
sejumlah ruang lingkup yang saling terkait yaitu:
1) Akidah
11 Redaksi Sinar Grafika, op.cit., h. 21 12 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2014), cet.4, h. 74.
15
Akidah merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan yang
diyakini kebenarannya oleh hati. Akidah berarti meyakinkan dengan
hati, mengucapkan dengan lisan dan melaksanakan dengan
perbuatan.
2) Syariat
Syariat merupakan aturan dan norma-norma yang diturunkan
oleh Allah SWT kepada manusia untuk mengatur hubungan manusia
dengan Allah, manusia dengan alam semesta, dan hubungan antar
sesama manusia. Dengan adanya aturan tersebut, maka hidup
manusia akan lebih terarah dan tentunya dapat mencapai ridha
Allah.
3) Akhlak, Etika dan Moral
Akhlak, etika, dan moral merupakan cerminan kualitas
keberagamaan seseorang. Semakin baik tingkat keberagamaan
seseorang, maka akan terlihat baik pula akhlak, etika, dan moral
yang tercermin. Karena akhlak merupakan keadaan yang menjadi
sumber lahirnya suatu perbuatan secara spontan.13
Ketiga komponen diatas merupakan suatu kesatuan dalam
ajaran Islam. Umat muslim yang memiliki akidah yang lurus dan
kuat maka akan mendorong dirinya untuk melaksanakan syariat
Islam yang hanya ditujukan kepada Allah sehingga tercermin akhlak
yang terpuji pada dirinya.
e. Materi Pendidikan Agama Islam Tingkat SMP
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen dari
proses belajar mengajar. Tanpa adanya materi pembelajaran, maka
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan
13 Rois Mahfud, op. cit., h. 9.
16
kompetensi dasar pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
SMP/MTs, materi pendidikan agama islam kelas VIII yaitu terdiri dari
14 materi pembahasan.14
Pada Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas
VIII SMP Kurikulum 2013, yang ditulis oleh Drs. Multahim, dkk.,
terdapat 10 BAB pembahasan, diantaranya yaitu:
Tabel 2.1
Materi PAI Kelas VIII SMP15
No. BAB Materi
1. Bab 1 Perilaku Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana
2. Bab 2 Makanan dan Minuman Halal Sesuai Surah an-
Nahl (16) Ayat 114
3. Bab 3 Perilaku Menghindari Minuman Keras, Judi, dan
Pertengkaran
4. Bab 4 Iman Kepada Kitab-kitab Allah
5. Bab 5 Iman Kepada Rasul Allah
6. Bab 6 Shalat Sunah Berjamaah dan Munfarid
7. Bab 7 Macam-macam Sujud
8. Bab 8 Puasa Wajib dan Puasa Sunah
9. Bab 9 Makanan dan Minuman yang Halal dan Haram
10. Bab 10 Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dari
Masa Umayyah Hingga Masa Abbasiyah
Berdasarkan keterangan di atas, maka materi tentang ketentuan
makanan dan minuman yang halal dan haram terdapat pada Bab 9, yang
dipelajari pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII
semester genap.
14 Lampiran Permendikbud No. 2 Tahun 2016 Tentang Kurikulum SMP MTs . 15 Multahim, dkk., Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII SMP , (Bogor:
Yudhistira, 2016), h. vi-vii.
17
2. Kesadaran Mengonsumsi Produk Makanan dan Minuman
Halal
a. Pengertian Kesadaran Mengonsumsi Kesadaran berasal dari kata sadar dan mendapat imbuhan
awalan ke- dan akhiran –an. Pada Tesaurus Bahasa Indonesia, sadar
berarti ”insaf, mafhum, maklum, mengerti, tahu;”16 Sedangkan arti
kesadaran yaitu ”ingatan, keinsafan, pemahaman, pengertian,
pengetahuan, rekognisi.”17
Kesadaran merupakan bagian dari sikap. Menurut Thomas dan
Znaneiecki yang dikutip oleh Muchith A. Karim, menyatakan bahwa
sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan atau tidak
melakukan, menerima atau menolak sesuatu berdasarkan pengalaman
dan norma yang dimilikinya.18
Kesadaran dapat diartikan sebagai suatu pemahaman yang akan
membentuk sikap seseorang untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu.
Mengonsumsi berasal dari kata konsumsi dan mendapat
imbuhan awalan me- yang berarti ”pemakaian, pengguanaan;” 19
Sedangkan kata mengonsumsi itu sendiri berarti ”memaka i,
menggunakan, memakan, mengayap, menyantap;”20
Mengonsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan menggunakan,
memakai, menghabiskan. Pada konteks ini mengonsumsi yang
dimaksud yaitu kegiatan memakan produk makanan dan minuman.
Jadi, kesadaran mengonsumsi merupakan suatu sikap merasa,
mengerti dan mengetahui untuk mengonsumsi hasil olahan makanan
dan minuman berdasarkan pengetahuan atau faktor lain yang dimiliki.
16 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2009), Cet. 3, h. 543. 17 Ibid. 18 Muchith A. Karim (ed.), Perilaku Komunitas Muslim Perkotaan Dalam Mengonsumsi
Produk Halal, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama RI, 2013), h.12. 19 Eko Endarmoko, op.cit., h. 334. 20 Ibid., h. 334-335.
18
b. Pengertian Makanan dan Minuman Halal
Makanan dan minuman merupakan salah satu unsur yang
diperlukan oleh tubuh manusia, tanpa adanya asupan makan, maka
tubuh manusia akan terasa lemas.
Makanan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang
diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan dan minuman.”21
Sama halnya dengan makanan, minuman yang dikonsumsi juga
harus minuman yang halal. Minuman atau dalam bahasa arab disebut
Asyribah ialah segala sesuatu yang diminum oleh manusia.22
Halal atau dalam bahasa Arab bertuliskan حالل berasal dari kata
halla yang mengadung arti ”lepas atau tidak terikat.”23 Dalam bidang
fiqih, kata halal diartikan sebagai “segala sesuatu yang boleh dikerjakan
atau dimakan.24 Halal menurut istilah berarti segala sesuatu yang lepas
dari status keharaman dan boleh/sah digunakan atau dikonsumsi.
Sebagai seorang muslim, dalam kegiatan mengonsumsi
makanan dan minuman hal yang harus diperhatikan adalah kehalalan
suatu makanan dan minuman tersebut. Allah SWT memerintahkan
kepada manusia untuk mengonsumsi makanan yang halal, sebagaimana
tercantum dalam QS. Al-Baqarah:168, yang berbunyi:
21 Panji Adam, Kedudukan Sertifikasi Halal Dalam Sistem Hukum Nasional Sebagai
Upaya Perlindungan Konsumen Dalam Hukum Islam, Amwaluna, vol. 1, 2017, h. 1. 22 Choeroni, dkk. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti , (Jakarta: Erlangga, 2014), h.
155. 23 Muchith A. Karim, op. cit., h. 11. 24 Ibid.,
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah/2 : 168)
Dalam ayat yang lain juga disebutkan pada QS. Al-
Mu’minun/23 ayat ke 51 yang berbunyi:
ا … لمحا ملوا صن ٱلطي مبتم وٱعأ … كلوا مم
“… Makanlah dari (makanan) yang baik-baik (halal) dan
kerjakanlah kebajikan…” (QS. Al-Mu’minun/23 : 51) Pada ayat tersebut Allah SWT. memerintahkan manusia untuk
mengonsumsi makanan dan minuman yang halal lagi baik. Maka dari
itu, unsur kehalalan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi
merupakan unsur yang paling penting.
Dalam ayat Al-Qur’an di atas, kata halal disandingkan dengan
kata thayyib, maksudnya adalah manusia bukan hanya diperintahkan
untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang halal, namun juga
makanan dan minuman yang thayyib, yang baik untuk kesehatan dan
keseimbangan tubuh. Misal, gula merupakan makanan yang halal dan
energinya dibutuhkan oleh tubuh manusia, namun jika mengonsumsi
makanan yang mengandung gula terlalu banyak, maka akan
menyebabkan penyakit. Hal ini berarti dalam kegiatan mengonsumsi
makanan dan minuman, bukan hanya halal, namun juga thayyib, agar
tetap seimbang dalam tubuh manusia.
Seperti yang disebutkan oleh Kasmarini Baharuddin, dkk.,
dalam jurnalnya menjelaskan bahwa, “Halal and Toyyiban which
means clean and wholesome portray the symbol of intolerance to
20
hygiene, safety and quality of food that Muslims consumed.”25 Kalimat
tersebut menjelaskan bahwa halal dan thayyib berarti bersih dan sehat,
hal itu menggambarkan simbol intoleransi terhadap kebersihan,
keamanan dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh umat muslim.
Dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan
Produk Halal Pasal 1 ayat 2, dijelaskan bahwa “produk halal adalah
produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam.”26
Makanan dan minuman halal adalah makanan dan minuman
yang boleh dikonsumsi oleh seorang muslim menurut ketentuan syariat
Islam.
Dalam PP No. 69 Tahun 1999 pasal 1 ayat 5 tentang Label dan
Iklan dinyatakan bahwa,
”Pangan halal adalah pangan yang tidak mengandung unsur
atau bahan yang haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, baik yang menyangkut bahan baku pangan, bahan
tambahan pangan, bahan baku dan bahan penolong lainnya termasuk bahan pangan yang diolah melalui proses rekayasa genetika dan iradiasi pangan, dan yang pengelolaannya
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum agama Islam.”27
Sehingga makanan dan minuman halal merupakan makanan dan
minuman yang boleh dikonsumsi oleh umat Islam jika memenuhi dan
mengandung unsur-unsur yang diperbolehkan oleh syariat serta tidak
ada dalil syar’i yang melarangnya.
c. Kriteria Makanan dan Minuman Halal
Dalam mengonsumsi suatu produk makanan dan minuman,
bukan hanya unsur nikmat dan kenyang yang diperhatikan, namun jauh
lebih penting dari itu adalah kriteria kehalalan dari makanan dan
minuman yang dikonsumsi apakah sudah terpenuhi atau belum. Islam
25 Kasmarini Baharuddin, dkk., Understanding the Halal Concept and the Importance of
Information on Halal Food Business Needed by Potential Malaysian Entrepreneurs, International
Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, vol.5, 2015, h. 2. 26 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk
Halal. 27 Panji Adam, loc. cit,.
21
telah menetapkan kriteria makanan dan minuman yang dapat
dikonsumsi oleh manusia.
Pada dasarnya semua bahan makanan dan minuman adalah
halal, kecuali yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah
mengharamkan bangkai, darah, babi dan hewan yang disembelih
dengan nama selain Allah, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-
Baqarah/2 ayat 173:
تة وٱلد مي أ كم ٱلأ ا حر عليأ م ٱللم إمن ۦ لمغيأ بمهم منزميرم وماأ أهمم ٱلأ ر ب ولأ طر غي أ أ فمنم ٱ
فلأ عاد ول هم إمثأ يمن ٱلل غفورن إم عليأ ٨٧١ رحم
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih)
disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah/2 : 173)
Bagi seorang muslim, makanan yang dimakan harus
memenuhi dua syarat, yaitu halal artinya dibolehkan berdasarkan
ketentuan syariat Islam, serta thayyib artinya baik, mengandung nutris i,
bergizi dan menyehatkan.
Menurut Dwiwiyati, dkk., dalam jurnalnya menyebutkan bahwa
makanan dan minuman yang termasuk ke dalam kriteria halal harus
memenuhi syarat yang sesuai dengan syari’at Islam yaitu:
a. Tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi. b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti:
bahan-bahan yang berasal dari organ manusia, darah, kotoran-kotoran dan lain sebagainya.
c. Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih
menurut tata cara syari’at Islam. d. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan,
tempat pengelolaan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi. Jika pernah digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu harus
dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syari’at Islam.
22
e. Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung
khamar.28
Dari sisi bahan, kaidah hukum Islam yang berlaku untuk produk
minuman meliputi 4 faktor, yaitu:
1) Memabukkan.
2) Membahayakan.
3) Najis.
4) Terkontaminasi dengan bahan yang haram atau najis.29
Minuman yang memabukkan hukumnya adalah haram, sesuai
dengan firman Allah dalam QS. Al-Maidah/5 ayat 90:
Prosedur untuk memperoleh sertifikat halal mengalami
perubahan dan penyempurnaan dari waktu ke waktu seiring dengan
perkembangan teknologi yang digunakan terutama pada teknologi
pengolahan pangan.40
Produk makanan dan minuman, obat-obatan, dan kosmetika
yang akan diajukan untuk memperoleh sertifikat halal harus melalui
beberapa tahapan.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari situs resmi
LPPOM MUI, terdapat beberapa tahapan yang harus dilewati
perusahan yang akan mendaftar proses sertifikasi halal, sebagai berikut:
1) Memahami persyaratan sertifikasi halal dan mengikuti
pelatihan Sistem Jaminan Halal (SJH). 2) Menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH). 3) Menyiapkan dokumen sertifikasi halal.
4) Melakukan pendaftaran sertifikasi halal (upload data). 5) Melakukan monitoring pre-audit dan pembayaran akad
sertifikasi. 6) Pelaksanaan audit. 7) Melakukan monitoring pasca audit.
8) Memperoleh sertifikat halal.41
Menurut Mashudi dalam bukunya menjelaskan bahwa,
prosedur yang dilakukan untuk menetapkan kehalalan produk makanan
dan minuman, diantaranya yaitu:
”Pertama, Tim Auditor LPPOM MUI melakukan pemeriksaan
ke lokasi produsen setelah formulir beserta lampiran-lampirannya dikembalikan ke LPPOM MUI dan diperiksa
kelengkapannya. Kedua, hasil pemeriksaan dan hasil laboratorium dievaluasi dalam Rapat Tenaga Ahli LPPOM MUI. Jika telah memenuhi persyaratan, maka dibuat laporan
hasil audit untuk diajukan kepada Sidang Komisi Fatwa MUI untuk diputuskan status kehalalannya. Ketiga, Sidang Komisi
Fatwa MUI dapat menolak laporan hasil audit jika dianggap belum memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan. Keempat, sertifikat Halal dikeluarkan oleh MUI setelah
ditetapkan status kehalalannya oleh Komisi Fatwa MUI.
variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih
faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi”.2
Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengungkap hubungan antara
dua variabel, yaitu pengaruh pembelajaran pendidikan agama Islam (variabel
x) dengan kesadaran siswa dalam mengonsumsi produk makanan halal
(variabel y).
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sukandarrumidi dalam bukunya menyebutkan bahwa,
“Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang
nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan
memiliki karakter tertentu dan sama.”3 Maka, dalam penelitian ini populasinya
adalah seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran 2017/2018 di SMP An-
Nurmaniyah.
Sedangkan pengertian sampel yaitu, “bagian dari populasi yang
memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber data.”4
Dalam menentukan sampel, Suharsimi Arikunto menjelaskan dalam
bukunya, “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah
subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”5
Mengingat banyaknya populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 206
siswa, maka penulis mengambil sampel sebanyak 45 siswa, jumlah sampel ini
apabila dipresentasikan sekitar 21% dari jumlah populasi.
Sampel ini diambil dari populasi dengan teknik stratified random
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak dari tiap-tiap
2 Cholid Narbuko dan Abu Achamdi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010), cet. 11, h. 48. 3 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula ,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), ce.4, h. 62. 4 Ibid., h. 50. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), cet.14, h. 122.
34
kelompok yang mewakili.6 Dalam melakukan penelitian, para ahli biasanya
menarik suatu sampel berdasarkan kemungkinan yang terjadi, bukan
berdasarkan pertimbangan pribadi atau yang disebut probability sample. 7
Pengambilan sampel pada penelitian harus bersifat objektif.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu:
1. Studi Kepustakaan
Studi pustaka atau penelaahan kepustakaan merupakan langkah
pengumpulan data yang dilakukan setelah merumuskan masalah, kemudian
mencari teori dan konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis penelitian. 8
Studi pustaka dilakukan di Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai metode pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti kepada sasaran penelitian baik berupa benda diam maupun
sebuah proses yang terjadi selama kegiatan penelitian berlangsung. 9
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa pengamatan
sederhana secara langsung kegiatan siswa mengonsumsi makanan dan
minuman di kantin SMP An-Nurmaniyah Ciledug.
3. Kuesioner atau angket
Kuesioner atau disebut juga angket, yaitu suatu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara mendaftar beberapa pertanyaan sesuai
dengan indikator penelitian dan diberikan kepada responden untuk proses
6 Bambang Suharjo, Statistika Terapan Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. 1, h. 8. 7 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), cet. 7, h. 271. 8 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h.
18. 9 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 242.
35
pengisian.10 Kuesioner atau angket ini setelah melalui tahap uji instrumen,
selanjutnya akan diisi oleh responden yang menjadi sasaran penelitian.
Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh atau tidak antara pembelajaran pendidikan agama islam terhadap
kesadaran siswa SMP An-Nurmaniyah dalam mengonsumsi produk
makanan halal. Berikut tabel indikator butir-butir instrumen.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Angket
No. Variabel Dimensi Indikator
No
Butir
Soal
Jml
Soal
1. Pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam
Kegiatan
pembelajaran
di dalam
kelas dalam
materi
‟Kriteria
Makanan dan
Minuman
Halal dalam
Islam‟
Melihat
kesiapan siswa
dalam memulai
pembelajaran
1 1
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
2, 3 2
Melakukan
evaluasi 14, 15 2
Memberikan
motivasi 16 1
Materi
Pembelajaran
‟Kriteria
Makanan dan
Minuman
Penyampaian
materi 4, 5 2
Sumber materi
pelajaran 8 1
10 Sukandarrumidi, op. cit., h. 78.
36
Halal dalam
Islam‟.
Metode
Pembelajaran
Metode
Pembelajaran
yang digunakan
6, 10,
11,
12,
4
Media
pembelajaran
yang digunakan
7, 9 2
Jumlah 16
2. Kesadaran
mengonsumsi
produk
makanan dan
minuman
halal
Kegiatan
mengonsumsi
produk
makanan dan
minuman
Aktifitas
mengonsumsi
produk makanan
dan minuman
1, 2, 9 3
Pengetahuan
tentang
makanan dan
minuman
halal
Pengertian
makanan dan
minuman halal
3 1
Kriteria Halal
Kriteria produk
halal dari segi
wujudnya.
6, 7 2
Kriteria
makanan halal
dari cara
mendapatkannya
.
4, 5 2
37
Kesadaran
mengonsumsi
produk
makanan dan
minuman
halal
Memeriksa
komposisi
produk makanan
dan minuman
8 1
Memeriksa label
halal pada
produk makanan
dan minuman.
10,
11, 12 3
Sikap yang
dilakukan jika
status makanan
belum jelas
kehalalannya
13, 16 2
Sikap yang
dilakukan
kepada
lingkungan
sekitar terkait
kesadaran
mengonsumsi
produk makanan
dan minuman
halal.
14, 15 2
Jumlah 16
4. Wawancara
Pada penelitian ini juga digunakan teknik pengumpulan data dengan
metode wawancara. ‟Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih
bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi- informasi atau
38
keterangan-keterangan”.11 Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan
kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam SMP An-Nurmaniyah.
Informasi yang didapat dari kepala sekolah mengenai pengelolaan kantin
serta produk makanan dan minuman yang ada didalamnya. Sedangkan
informasi yang didapat dari guru Pendidikan Agama Islam yaitu terkait
proses pembelajaran yang dilakukan di SMP An-Nurmaniyah.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Wawancara Kepala Sekolah
No. Variabel Dimensi Indikator
No
Butir
Soal
Jml
Soal
1. Pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam
Kegiatan
pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam
di sekolah
Peran kepala
sekolah dalam
mengontrol
pembelajaran
di kelas
4 1
Evaluasi untuk
pengembangan
guru
5 1
2. Produk
Makanan dan
Minuman
Halal
Produk
makanan dan
minuman di
kantin
sekolah
Pengelolaan
kantin di
sekolah
1 1
Pemeriksaan
yang
dilakukan
terhadap
produk
makanan dan
2, 3 2
11 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, op. cit., h. 83.
39
minuman di
kantin
Jumlah 5
Tabel 3.3
Kisi-kisi Wawancara Guru PAI
Variabel Dimensi Indikator
No
Butir
Soal
Jml
Soal
Pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam
materi
”Kriteria
Makanan dan
Minuman
Halal dalam
Islam”
Kegiatan
pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam
pada materi
”Kriteria
Makanan dan
Minuman
Halal dalam
Islam” di
kelas
Kurikulum yang
digunakanan dalam
proses pembelajaran
1 1
Proses pembelajaran
PAI 2 1
Metode
pembelajaran yang
digunakan dalam
proses pembelajaran 3 1
Produk
makanan dan
minuman
halal dalam
Islam
Cara guru
menjelaskan
makanan dan
minuman halal
4 1
Jumlah 4
E. Teknik Pengolahan Data
Setelah data penelitian terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
pengolahan data. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data
diantaranya sebagai berikut:
40
1. Pemeriksaan Angket (Editing)
Angket yang telah terkumpul, sebaiknya diperiksa terlebih dahulu,
untuk memastikan bahwa seluruh butir instrumen telah terisi dengan
lengkap, agar proses analisis data menjadi mudah.12 Jika terdapat data yang
kurang lengkap, maka perlu dikembalikan atau diulang. Untuk memperoleh
responden yang cukup, penulis harus menemukan responden yang masih
dalam wilayah populasi yang sama.
2. Tabulasi
Tabulasi merupakan salah satu teknik pengolahan data yang
dilakukan dengan cara menyajikan data dalam bentuk tabel, baik tabel
distribusi frekuensi maupun tabel silang. Proses pemberian skor (skoring)
terhadap butir instrumen, serta memberikan kode terhadap butir yang tidak
diberi skor termasuk kedalam kegiatan tabulasi.13
Skor untuk tiap-tiap butir instrumen angket berpedoman pada tabel
berikut:
Tabel 3.4
Pedoman Skor Angket
3. Menghitung Presentase Jawaban
Setelah data disajikan dalam bentuk tabulasi, maka langkah
selanjutnya yaitu menghitung presentase jawaban, dengan rumus:
12 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 278 13 Ibid., h. 279.
Butir Positif Butir Negatif
Jawab Skor Jawab Skor
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3
Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4
P = F/N x 100%
41
Keterangan: P = Prosentase untuk setiap kategori jawaban
F = Frekuensi jawaban responden
N = Number of cases
F. Teknik Analisis Data
Setelah data diolah dengan langkah- langkah di atas, maka tahapan
selanjutnya pada kegiatan penelitian ini adalah menganalisis data, hal ini
digunakan untuk mengetahui hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelit ian
yang telah disebutkan pada bab sebelumnya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
analisis korelasi. Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, ”Analis is
korelasi yaitu suatu teknik untuk menentukan sampai sejauh mana terdapat
hubungan antara dua variabel.”14
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis data
diantaranya yaitu:
1. Uji Instrumen
Instrumen merupakan sebuah alat ukur yang digunakan dalam suatu
penelitian. Untuk memperoleh hasil penelitian yang benar, maka harus
menggunakan sebuah instrumen yang tepat. Dalam membuat instrumen
yang tepat harus mempertimbangkan tingkat validitas dan reliabilitasnya.
a. Uji Validitas
Validitas berarti tiap-tiap butir dari instrumen yang diberikan
kepada responden dapat mengukur dengan tepat apa yang harus diukur
(variabel-variabel) dalam penelitian.15 Jadi, validitas akan menentukan
sejauh mana ketepatan instrumen tersebut dalam mengukur apa yang
hendak diukur.
Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan software
SPSS, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
14 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, op. cit., h. 156 15 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2011), cet. 10, h. 182.
42
1) Masukan data dalam bentuk ordinal atau skala likert
2) Totalkan seluruh data per kolom atau per indikator dengan nama variabel baru nama misalnya total dengan melakukan transform data
3) Caranya klik trandform tentukan target variabel dengan nama TOTAL dan lakukan penjumlahan seluruh inikator
4) Akan diperoleh hasil total tersebut 5) Hitung nilai korelasi antara masing-masing indikator dengan
total, dengan menggunakan correlate dari bivariate
6) Untuk memudahkan mmba a output tekan paste dan akan intrusi manusal dan lakukan perubahan instuksi sebagai
berikut dengan menambahkan dengan instrusi WITH 7) Untuk mengaktifkan SPSS pilih tombol ► 8) Lakukan pengujian antara korelasi antara masing-mas ing
indikator dengan total, jika terdapat yang signifikan maka dikatakan indikator tersebut valid dan sebaliknya jika tidak
signifikan maka indikator tersebut dikatakan tidak valid.16
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Suharsimi Arikunto dalam bukunya menyebutkan bahwa
”Reliabitilas berasal dari kata bahasa Inggris reliable artinya dapat
dipercaya”.17 Maka, sebuah instrumen dapat dikatakan reliable apabila
instrumen tersebut jika digunakan hasilnya dapat untuk menghasi lkan
data yang benar yang tidak menyimpang dari kenyataan yang
sebenarnya.18
Uji reliabilitas dapat menggunakan software SPSS, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Siapkan data yang akan diuji tingkat relibilitas dan validitas.
Memasukan data ke SPSS dapat menggunakan entry atau convert dari perangkat lunak lain seperti excel.
2) Pilih menu Analyze, lalu pilih scale dan selanjutnya pilih realibility analysis
3) Masukan atau pindahkan seluruh variabel ke kotak dialog
items 4) Setelah memindahkan seluruh variabel ke kotak items dan
selanjutnya klik statistics
16 Edy Supriyadi, SPSS+ Amos: Perngkat Lunak Statistik, (Bogor: In Media, 2014), h. 33-
38. 17 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 254. 18 Ibid.
43
5) Pada kotak realibility analysis statistics klik scale dan scale
if item deleted dan continue.19
Setelah melakukan pengujian reliabilitas terhadap instrumen
tes, maka interpretasi yang pada umumnya digunakan yaitu jika nilai
conbanch alpha di atas 0,70 berarti data variabel tersebut bersifat
reliabel.20
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. ”Data yang
baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memilik i
distribusi normal”. 21 Uji normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan software SPSS, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pada lembar Variable View dari SPSS Data Editor definisikan msing-masing variabel.
2) Kemudian pada lembarData View dari SPSS Data Editor
masukkan data yang akan diuji. 3) Klik Analyze -> Descriptive Statistics -> Explore
4) Pindahkan varibel yang akan diuji normalitasnya ke dalam Dependen List dan Factor List
5) Kemudian klik Plots dan beri tanda check pada kotak disamping kiri Normalityplots with tests
6) Kemudian klik Continue dan klik OK.22
b. Uji Linieritas
Uji linieritas merupakan salah satu uji asumsi yang bertujuan
untuk mengetahui ”bahwa hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen berhubungan secara linier.”23 Uji linieritas dapat
19 Edy Supriyadi, op.cit., h. 29-31. 20 Ibid., h. 32. 21 Nuraida dan Halid Alkaf, op.cit., cet. 1, h. 123. 22 Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS , (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), Cet. 1, Ed. 3, h. 41-46. 23 Edy Supriyadi, op.cit., h. 91.
44
dilakukan dengan menggunakan software SPSS, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Siapkan data yang akan diuji linieritasnya. Memasukkan data
ke SPSS dapat menggunakan entry atau convert dari perangkat lunak lain seperti excel.
2) Klik analyze 3) Pilih compare means 4) Pilih variabel yang merupakan dependen dan independen
5) Pilih option dan klik test for liniarity dan continue.24
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dua
atau lebih kelompol data sampel berasal dari populasi yang memilik i
varians yang sama. 25 Uji homogenitas dapat dilakukan dengan
menggunakan software SPSS, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Masukkan data pada Data View.
2) Buka menu Analyze Dn klik Compare Means 3) Kemudian klik One-Way ANOVA
4) Pindahkan variabel ke dalam Dependent List dan Factor, kemudian klik Options
5) Selanjutnya pilih Homogeneity of variance test kemudian
klik Continue lalu OK.26
Ketiga uji prasyarat analisis tersebut, menggunakan software
SPSS. Jika hasil perhitungan uji normalitas, uji linieritas dan uji
homogenitas dengan taraf 0,05 atau 5% memiliki nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05, maka data tersebut berasal dari distribusi normal, distribus i
homogen, serta variabel memiliki hubungan yang linier.
Astogini, Dwiwiyati. Wahyudin, dan Siti Zulaikha Wulandari. Aspek Religius itas
Dalam Keputusan Pembelian Produk Halal (Studi tentang labelisasi halal pada produk makanan dan minuman kemasan). JEBA. 13, 2011.
Baqi, Muhammad Fuad Abdul. Shahih Muslim, Terj. Dari صحيح مسلم لإلما أب السي مسلم oleh Taufiq Nuryana, Lc, MA. Jilid 2. Jakarta: Pustaka بن الجاج الضشيي النيسايوري
As-Sunnah, Cet. 1, 2010.
Choeroni, dkk. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga, 2014.
Daradjat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. 10, 2012.
Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2014.
Endarmoko, Eko. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, Cet. 3, 2009.
Grafika, Redaksi Sinar. Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan
Nasional). Jakarta: Sinar Grafika, Cet. 7, 2016.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet 2, 2015.
Karim, Muchith A. (ed.). Perilaku Komunitas Muslim Perkotaan Dalam Mengonsumsi Produk Halal. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2013.
Kasmarini., dkk. Understanding the Halal Concept and the Importance of Information on Halal Food Business Needed by Potential Malaysian
Entrepreneurs. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences. 5, 2015.
Mahfud, Rois. Al-Islam Pendidikan Agam Islam. Jakarta: Erlangga, 2011.
87
Mashudi. Konstruksi Hukum&Respons Masyarakat Terhadap Sertifikasi Produk
Halal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. 1, 2015.
Mastuhu. Makanan Indonesia Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Kantor Menteri Negara Urusan Pangan Republik Indonesia.
Minarti, Sri. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: AMZAH, 2013.
MUI, LPPOM. ”Label Halal”, http://www.halalmui.org/), 25 Juni 2018.