Date post: | 03-Mar-2019 |
Category: | Documents |
View: | 219 times |
Download: | 0 times |
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 24
PENGARUH MVA, DER, CR, ROE, FIRM SIZE TERHADAP HARGA SAHAM
Suryana1), Helma Aditia
2)
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama (Utama), Bandung, Indonesia 2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama (Utama), Bandung, Indonesia
Abstract
This study aims to analyze the impact of financial and non financial factors on the stock price at
Property and Real Estate Sector that listed at Indonesia Stock Exchange during 2011-2015. The
dependent variable is a stock price, while the independent variables are MVA, DER, CR, ROE, and
Firm Size. A sample of 39 companies secondary data. in this study using a purposive sampling method.
Multiple regression analysis has been applied with the significance level 5%. The hypothesis results
indicate MVA, CR, ROE, and Firm Size have positive impact on stock price. While DER has no impact
on stock price. The results indicate that MVA, DER, CR, ROE, and Firm Size are impact simultaneously
on stock price. Adjusted R Square Value indicates that the variance of independent variables impact
dependent variable approximately 68.4%, while the residual value approximately 31.6% are impact by
the other factors outside of this research.
Keywords : Stock Price, MVA, DER, CR ROE, and Firm Size.
1. PENDAHULUAN Salah satu sektor yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi adalah sektor property, real
estate, hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya kontribusi sektor property dan real estate sebesar 26-
28 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Negara ini (viva news, 2013). Banyak perusahaan baru
dengan keunggulan masing-masing bermunculan dalam sektor property dan real estate sehingga
persaingan pun semakin ketat. Perusahaan harus dapat melakukan ekspansi dan inovasi agar usahanya
terus tumbuh dan berkembang. Untuk dapat melakukan ekspansi diperlukan dana yang tidak sedikit.
sumber pendanaan perusahaan berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Alternatif
pendanaan dari dalam perusahaan umumnya menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan
alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur yang berupa hutang, pembiayaan
bentuk lain atau dengan penerbitan surat-surat hutang, maupun pendanaan yang bersifat penyertaan
dalam bentuk saham (Martalena dan Malinda, 2011:21).
Menurut Sawidji Widoatmodjo (2015:120) jika perusahaan penerbit mampu menghasilkan
keuntungan yang tinggi, ini akan memungkinkan perusahaan tersebut menyisihkan bagian keuntungan
itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi pula. Pemberian dividen yang tinggi ini akan menarik
minat masyarakat untuk membeli saham tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut
meningkat. Pada gilirannya, peningkatan harga saham ini akan memungkinkan pemegangnya
mendapatkan capital gain, sehingga akan semakin mendorong permintaan dan sekaligus mendorong
naiknya harga saham. Teori di atas bertentangan dengan fakta yang ada di lapangan. Beberapa
perusahaan sektor property dan real estate mengalami penurunan harga saham ketika laba bersihnya
naik ataupun sebaliknya, pada tabel berikut merupakan penomena laba bersih dan harga saham.
Tabel 1. Fenomena Laba Bersih, harga Saham
No. Kode Emiten Tahun Laba Bersih
(Rp)
Harga Saham
(Rp)
1. GMTD 2013 91.845.276.661 8.300
2014 120.000.195.583 6.100
2. LAMI 2014 22.050.000.000 271
2015 81.570.000.000 241
3. FMII 2014 (5.430.000.000) 451
2015 135.480.000.000 404
4. OMRE 2013 (23.884.469.677) 340
2014 107.056.814.569 340
mailto:[email protected]
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 25
Harga Saham = Harga Saham Penutupan tahunan yaitu pada 31 Desember
MVA = (Jumlah Saham Beredar)(Harga Saham) Total Modal Sendiri
=
100%
Faktor keuangan diantaranya Market Value Added (MVA), Debt To Equity Ratio (DER), Current
Ratio (CR), Return on Asset (ROA), dan faktor non-keuangan yaitu Firm Size, dapat mempengaruhi
harga saham
Sebelumnya telah banyak dilakukan penelitian mengenai faktor keuangan seperti menurut Abied
Luthfi Safitri (2013) dan Herry Madiyanto (2013), Reza Bagus Wicaksono (2014), serta Meita Rosy
(2010) bahwa MVA secara parsial mempengaruhi harga saham. kemudian DER menurut hasil
penelitian Putu Dina Aristya Dewi dan I.G.N.A Suaryana (2013), Ema Novasari (2013), Dorothea
Ratih, Apriatni E.P, Saryadi (2013), Lasmanah dan Vina Dewinta Fitriani (2014), dan Puspita Sari
(2014) hasilnya DER secara parsial mempengaruhi harga saham. Faktor yang ketiga yaitu CR, menurut
hasil penelitian Indra Setiawan (2014) dan Puspita Sari (2014) hasilnya CR secara parsial
mempengaruhi harga saham. Faktor keempat yaitu ROE, menurut hasil penelitian Rescyana Putri
Hutami (2012) dan Dyah Purnamasari (2015), Indra Setiawan (2014), Ruttanti Indah Mentari (2015),
Rahmalia Nurhasanah (2014), serta Dorothea Ratih, Apriatni E.P, Saryadi (2013) hasilnya ROE secara
parsial mempengaruhi harga saham. Sedangkan faktor non-keuangan yaitu Firm Size,menurut hasil
penelitian Achmad Syaiful Susanto (2012) dan Ruttanti Indah Mentari (2015) mengemukakan secara
parsial Firm Size berpengaruh terhadap harga saham.
2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Analisis Rasio Keuangan
Menurut Hery (2016:15), teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan diantara
pos tertentu pada laporan posisi keuangan ataupun laba rugi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
analisis rasio keuangan adalah cara bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi riil bisnisnya dimana
perusahaan dapat menganalisis seluruh aktivitasnya yang tertuang dalam laporan keuangan
2.2. Pengertian Harga Saham Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2014:7) harga saham menentukan kekayaan
pemiliknya (stockholders). Hal ini dilakukan dengan memaksimalisasi kekayaan pemegang saham yang
diterjemahkan menjadi memaksimalisasi harga saham biasa dalam perusahaan.
Menurut Sawidji Widoatmojo (2009:91) perhitungan harga saham dirumuskan sebagai berikut:
Market Value Added (MVA)
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2011:111), MVA adalah perbedaan antara
nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dengan nilai buku seperti yang disajikan dalam neraca, nilai pasar
dihitung dengan mengalikan harga saham dengan jumlah saham yang beredar.
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2015:70), perhitungan MVA dirumuskan sebagai
berikut:
Debt To Equity Ratio (DER)
Definisi Debt To Equity Ratio (DER) menurut Kasmir (2014:112) yaitu rasio yang digunakan
untuk menilai utang dengan ekuitas, rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Menurut Kasmir (2014:124), perhitungan DER yaitu:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa DER merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa besar modal
pemilik dapat menutupi utang-utang perusahaan dengan melakukan komparasi antara hutang lancar dan
hutang jangka panjang dengan seluruh modal yang dimiliki.
Current Ratio (CR)
Pengertian Current Ratio menurut Sofyan Syafri Harahap (2015:301) adalah menunjukkan
seberapa besar harta lancar menutupi liabilitas lancar. Semakin besar komparasi harta lancar dengan
liabilitas lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi liabilitas jangka pendeknya.
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 26
Firm Size = Total Asset
=
=
Menurut Werner R. Murhadi (2015:57), perhitungan CR dirumuskan sebagai berikut:
Return On Equity (ROE)
Definisi Return On Equity menurut Irham Fahmi (2015:95) yaitu, ROE mengkaji seberapa besar
perusahaan menggunakan sumber dayanya agar dapat memberikan keuntungan. Menurut Irham Fahmi
(2015:96), perhitungan ROE dirumuskan sebagai berikut:
Firm Size
Merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan berapa besar kebijakan
keputusan pendanaan dalam memenuhi ukuran ataupun besarnya harta perusahaan. (Kartini dan Tulus
Arianto :2008)
Firm size juga menjadi salah satu tolak ukur yang melihat besar atau kecilnya suatu perusahaan.
Perusahaan yang memiliki total aset yang besar menunjukkan perusahaan tersebut telah mencapai
kemapanan. Keadaan tersebut mencerminkan perusahaan relatif lebih stabil dibandingkan dengan
perusahaan yang total asetnya lebih kecil. Menurut Kartini dan Tulus Arianto (2008) perhitungan Firm
Size dirumuskan sebagai berikut:
2.3. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka pemikiran
H1: Market Value Added secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham.
H2: Debt To Equity Ratio secara parsial berpengaruh negatif terhadap harga saham.
H3: Current Ratio secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham.
H4: Return On Equity secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham.
H5: Firm Size secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham.
H
Click here to load reader