Top Banner
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU PESERTADIDIK KELAS IV SD NEGERI 2 KEMILING PERMAI (Skripsi) Oleh SUHARTINI DAMAYANTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
83

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND …digilib.unila.ac.id/55753/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh model pembelajaran quantum teaching and learning terhadap

Oct 19, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND

    LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU

    PESERTADIDIK KELAS IV SD NEGERI 2

    KEMILING PERMAI

    (Skripsi)

    Oleh

    SUHARTINI DAMAYANTI

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2018

    http://www.kvisoft.com/pdf-merger/

  • ABSTRAK

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUMTEACHING AND

    LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU

    PESERTA DIDIK KELAS IVSD NEGERI 2

    KEMILING PERMAI

    Oleh

    SUHARTINI DAMAYANTI

    Masalah penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar tematik peserta didik.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model

    pembelajaran Quantum Teaching And learning terhadap hasil belajar tematik

    peserta didik. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi

    experimental), dengan nonequivalent control group design. Teknik pengambilan

    sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen

    yang digunakan peneliti adalah instrumen lembar observasi dan tes. Analisis data

    menggunakan rumus regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa model pembelajaran Quantum Teaching And learningberpengaruh

    terhadap hasil belajar tematik terpadu peserta didik kelas IV SD Negeri 2

    Kemiling Permai.

    Kata kunci: Hasil belajar, Quantum Teaching And learning, tematik terpadu.

  • ABSTRACT

    THE EFFECT OF IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING AND

    LEARNING MODEL STUDENTS’ INTEGRATED THEMATIC

    LEARNING ACHIEVEMENT AT THEFOURTH GRADE

    OF SD N 2 KEMILING PERMAI

    By

    SUHARTINI DAMAYANTI

    The problem of this research was the students result of thematic learning was still

    low. This study aims to find the effect of Quantum Teaching and Learning model

    implementation to the students result of thematic learning. This research method

    is quasi experimental, whit nonequivalent control grup design. Sampling

    technique in the research using purposive sampling technique. The instrument

    used by the researcher is the instrument of observation and test sheet. Data

    analysis using sampling linear regression formula. The result shows there is a

    effect of the Quantum Teaching And Learning model implementation to the

    students’ result of thematic learning at the fourth grade students of SD Negeri 2

    Kemiling Permai.

    Keywords: Result of learning,Quantum Teaching and Learning, thematic

    learning.

  • Oleh

    SUHARTINI DAMAYANTI

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

    SARJANA PENDIDIKAN

    Pada

    Jurusan Ilmu Pendidikan

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2018

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND

    LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU

    PESERTADIDIK KELAS IV SD NEGERI 2

    KEMILING PERMAI

  • RIWAYAT HIDUP

    Suhartini Damayanti lahir di Tanjungkarang pada hari

    Selasa, 09 Juli 1996. Peneliti merupakan anak keenam dari

    delapan saudara pasangan dari Bapak Mas Dhani Djohani

    Alm dan Ibu Rantinah,

    Peneliti memperoleh pendidikan formal pertama kali di SD Negeri 1 Durian

    Payung Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2008. Peneliti menyelesaikan

    pendidikan lanjutan di SMP PGRI 3 Bandar Lampung pada tahun 2011.

    Pendidikan menengah di SMA Adiguna Bandar Lampung pada tahun 2014.

    Selanjutnya pada tahun 2014 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa S1-PGSD FKIP

    Universitas Lampung melalui jalur seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

    Negeri (SBMPTN).

    Tahun 2017, peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktik

    Mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di desa Air Hitam,

    Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat.

  • MOTTO

    “Orang-orang pemberani adalah yang berani belajar dan mengajar”

    (Ibnu Alqayyim Al-Jauziah)

    “Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat, orang yang menuntut

    ilmu berarti menjalankan Rukun Islam dan pahala yang diberikan

    kepadanya sama dengan para nabi”

    (HR. Dailani dari Anas r.a)

    “Hidup itu butuh perjuangan. Berdirilah tegap. Selesaikan sampai akhir

    dengan baik”

    (Penulis)

  • PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Skripsi sederhanaku ini

    kupersembahkan kepada:

    Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Mas Dhani Djohani Alm dan Ibu Rantinah

    yang selalu menyayangiku dan selalu memberikan dukungan, motivasi serta

    mendoakan keberhasilanku demi tercapainya cita-citaku.

    Kakakku Sudiyanti, Dona, Dewi, Noerul, Ayu dan Adikku Doni, Mas Noni, yang

    telah memberikan dukungan selama ini dan seluruh keluarga besarku.

    Para guru dan dosen yang telah berjasa memberikan bimbingan dan ilmu yang

    sangat berharga melalui ketulusan dan kesabarannya.

    Semua sahabatku yang begitu tulus dan menyayangiku dengan segala

    kekuranganku.

    Almamater tercinta Universitas Lampung

  • UCAPAN TERIMAKASIH

    Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjidul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching And Learning

    Terhadap Hasil Belajar Tematik Peserta Didik Kelas IV SD N 2 Kemiling

    Permai”. Sebagai syarat meraih gelar serjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan.

    Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya

    tidak akan mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

    itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:Ibu Dr. Rochmiyati, M.Si., selaku

    pembimbing I. Bapak Drs. Sugiman, M.Pd., selaku pembimbing II., Ibu Dra.

    Fitria Akhyar, M.Pd., selaku dosen penguji atas kesediaannya memberikan

    bimbingan, motivasi, ilmu yang berharga, saran, dan kritik-kritik selama proses

    penyusunan ini menjadi lebih baik. Terimakasih pula kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.Pd., selaku Rektor Universitas

    Lampung.

    2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku dekan FKIP Universitas

    Lampung.

    3. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

  • 4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD.

    5. Bapak Ibu Dosen serta Staf karyawan PGSD Universitas Lampung yang telah

    memberikan ilmunya, pengalamannya yang sangat berharga dan tak ternilai

    bagi penulis.

    6. Keluargaku tercinta, Ayahku Mas Dhani Djohani Alm dan Ibuku Rantinah,

    serta Kakak-adikku. Terimakasih atas pengorbananya, kasih sayang dalam

    balutan do’a yang tulus, dan selalu memberikan dorongan dan memotivasi

    peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

    7. Sahabat-sahabatku, Annisa Ulva Zulva, Apri Hanifah, Dwi Sulistyaningtyas,

    Nur Asma, Rika Tiara Sari, Tri Wahyunisari, serta Noprian Hadi yang selalu

    membantu, memotivasi, serta menjadi penasihat yang baik disaat peneliti

    sedang merasakan penat dalam penulisan ini.

    8. Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2014 khususnya kelas reguler

    terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

    9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik

    secara langsung maupun tidak langsung.

    Akhir kata, peneliti manyadari bahwa skripsi ini mungkin masih jauh dari

    kesempurnaan, namun peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    kita semua.

    Bandar lampung, 19Desember 2018

    Suhartini Damayanti

    NPM 1413053129

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... v

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

    ........................................................................... 6

    C. Batasan Masalah ................................................................................ 6 D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

    II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 9 A. Pembelajaran ..................................................................................... 9

    1. Pengertian Pembelajaran ............................................................ 9 2. Macam-macam Pembelajaran ..................................................... 10

    a. Model Pembelajaran Langsung ............................................ 10 b. Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning

    ........................................... 12

    1. Pengertian Model Quantum Teaching and Learning ................. 12 2. Karakteristik Model Quantum Teaching and Learning .............. 14 3. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching and Learning

    ....... 18

    5. Kelebihan dan Kekurangan Model Quantum Teaching and Learning ...................................................................................... 21

    C. Belajar ............................................................................................... 23 1. Pengertian Belajar ....................................................................... 23 2. Teori Belajar ............................................................................... 24

    a. Teori Belajar Behavioristik ................................................... 24 b. Teori Belajar Kognitif ........................................................... 25 c. Teori Belajar Kostruktivistik ................................................ 25

    D. Hasil Belajar....................................................................................... 26 1. Pengertian Hasil Belajar ............................................................. 26

    I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah

    .................................................... 11

    B. Model Quantum Teaching and Learning

    ....... 11

    c. Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)

    ........... 16 4. Langkah-langkah Model Quantum Teaching and Learning

  • ii

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....................... 27 E. Pembelajaran Tematik Terpadu ......................................................... 29

    1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ................................. 29 2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu ............................. 30 3. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu

    1. Pengertian Pendekatan Saintifik

    ........................................ 36

    G. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning Terhadap Pembelajaran Temtik Terpadu ............................................. 38

    1. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning Terhadap Pembelajaran Tema 8 Subtema 2 Peserta

    didik Kelas IV ................................................................................ 38

    2. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning Terhadap RPP ................................................................. 39

    H. Penelitian Relevan ................................................................................ 39 I. Kerangka Pikir ..................................................................................... 42 J. Hipotesis

    III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 45 A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 45 B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 46 C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 46 D. Variabel Penelitian ............................................................................... 48 E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel .................................... 48 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 50 G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 51

    1. Instrumen Non-Tes .......................................................................... 51 2. Instrumen Tes .................................................................................. 52

    H. Uji Persyaratan Instrumen .................................................................... 52 1. Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................................ 52 2. Uji Persyaratan Instrumen Penelitian .............................................. 53

    a. Validitas ...................................................................................... 53 b. Reliabilitas .................................................................................. 55 c. Taraf Kesukaran .......................................................................... 56 d. Daya Pembeda Soal .................................................................... 57

    I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 58 1. Uji Persyaratan Analisis Data .......................................................... 58

    a. Uji Normalitas ............................................................................. 58 b. Uji Homogenitas ......................................................................... 59

    2. Uji Hipotesis .................................................................................... 59 a. Uji Regresi Linear Sederhana ..................................................... 59

    ....................................... 31 F. Pendekatan Saintifik .......................................................................... 32

    ................................................... 32 2. Karakteristik Pendekatan Saintifik ............................................... 34 3. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

    ............................................................................................... 43

  • iii

    1. Visi Dan Misi Sekolah ..................................................................... 61 2. Situasi Dan Kondisi Sekolah ........................................................... 62

    B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 63 1. Persiapan Penelitian ......................................................................... 63 2. Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................................ 64 3. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 64

    C. Pengambilan Data Penelitian ............................................................... 65 D. Analisis Data Penelitian ....................................................................... 66

    1. Analisis Data Aktivitas Pembelajaran Model Quantum Teaching And Learning ................................................................................... 66

    2. Analisis Data Hasil Belajar Peserta Didik ....................................... 67 E. Pengujian Persyaratan Analisis Data .................................................... 71

    1. Uji Normalitas ................................................................................. 71 2. Uji Homogenitas .............................................................................. 72

    F. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 73

    V. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 80 A. Simpulan ............................................................................................. 80 B. Saran .................................................................................................. 80

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82

    ............................................................................................... 61

    G. Pembahasan Hasil ............................................................................. 75

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 61 A. Profil Sekolah

  • iv

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Daftar nilai UTS ........................................................................................ 3

    2. Jumlah Peserta Didik ................................................................................ 47

    3. Kisi-kisi Penilaian aktivitas ...................................................................... 51

    4. Daftar Interprestasi Nilai r ........................................................................ 54

    5. Kriteria Interprestasi Realibilitas .............................................................. 55

    6. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal ............................................... 56

    7. Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal ............................................................. 56

    8. Hasil Analisis Uji Daya Pembeda Butir Soal ........................................... 57

    9. Kriteria Daya Pembeda Soal ..................................................................... 57

    10. Ringkas One Way Anova........................................................................... 59

    11. Data Fasilitas SD Negeri 2 Kemiling Permai ........................................... 63

    12. Jadwal dan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian............................................ 65

    13. Rekapitulasi Aktivitas Peserta Didik ........................................................ 66

    14. nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ....................................... 67

    15. Nilai posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ................................ 68

    16. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ............................................ 69

    17. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .................................................. 70

    18. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen Dan Kontrol ......... 72

    19. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Dan Kontrol ..... 72

    20. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ............................. 73

  • v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Kerangka Pikir Konsep Variabel .............................................................. 43

    2. Desain Eksperimen .................................................................................. 46

    3. Perbandingan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol........................ 68

    4. Perbandingan nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. ............. 69

    5. Perbandingan nilai pretest dan nilai posttest kelas eksperimen. ............... 70

    6. Perbandingan nilai pretest dan posttest kelas kontrol. .............................. 71

  • vi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning

    Terhadap RPP ........................................................................................... 85

    2. Kisi-kisi Instrumen Tes ....................................................................................... 113

    3. RPP ........................................................................................................... 117

    4. Soal Uji Coba Instrumen Tes .................................................................... 153

    5. Soal Pretest dan Posttest ........................................................................... 165

    6. Hasil Uji Coba Soal Tes ............................................................................ 171

    7. Conten Validitas Instrumen Tes ................................................................ 172

    8. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ..................................................... 179

    9. Kelompok Atas dan Kelompok Bawah ..................................................... 181

    10. Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Soal ....................................................... 182

    11. Rekapitulasi Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes .......................................... 184

    12. Rekapitulasi Uji Coba Soal ....................................................................... 186

    13. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik ................................................... 188

    14. Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen .......................................... 196

    15. Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Kontrol ................................................. 198

    16. Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 200

    17. Hasil Uji Homogenitas .............................................................................. 207

    18. Uji Hipotesis ............................................................................................. 210

    19. Lembar Observasi ..................................................................................... 215

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 67 Tahun 2013

    menegaskan bahwa Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar didesain dengan

    menggunakan pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran terpadu

    merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang melibatkan beberapa

    mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada

    peserta didik.

    Salah satu tuntutan kurikulum 2013 dalam pembelajaran tematik terpadu

    adalah untuk menuntun peserta didik agar dapat membangun sendiri

    pengetahuannya berdasarkan pengalaman nyata peserta didik. Pendidik

    secara profesional merancang pembelajaran afektif dan bermakna, serta

    memilih pendekatan pembelajaran yang tepat.

    Guna mencapai tujuan tersebut, pendidik dituntut untuk terus menambah

    pengetahuan dan memperluas wawasannya. Selain itu, pendidik juga

    dituntut untuk bisa mengkondisikan peserta didik agar merasa senang dan

    nyaman dalam proses pembelajaran, sehingga akan membuat peserta didik

    lebih aktif dan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.

  • 2

    Banyak sekali pendidik yang masih menggunakan model pembelajaran

    ceramah pada saat ini. Hal ini menyebabkan peserta didik menjadi tidak

    semangat dan kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Selain itu

    pembelajaran yang dilakukan kurang dikaitkan dengan kehidupan sehari-

    hari, sehingga peserta didik kurang merasakan manfaat pembelajaran yang

    telah mereka pelajari.

    Pembelajaran terpadu memerlukan model pembelajaran yang tepat yang

    dapat meningkatkan pembelajaran yang aktif dan bermakna. Serta

    memudahkan peserta didik dalam menguasai dan memahami konsep materi

    yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semagat belajar peserta

    didik. Diharapkan hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

    Berdasarkan hasil pengamatan di SD N 2 Kemiling Permai, terdapat

    beberapa hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan

    dikelas, antara lain pembelajaran bersifat konvensional, pendidik belum

    optimal menggunakan model dan media pembelajaran, pendidik belum

    menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching And Learning,

    kurangnya partisipasi peserta didik dalam proses pembelajran, dan

    rendahnya nilai UTS pada kelas IV A rata-rata masih dibawah KKM.

    Masalah-masalah yang dialami oleh peserta didik tersebut berdampak pada

    hasil belajar yang kurang maksimal. Terutama pada pembelajaran tematik

    terpadu kurikulum 2013 adalah SD N 2 Kemiling Permai. Data nilai Ujian

    Tengah Semester pada pembelajaran terpadu peserta didik kelas IV SD N 2

    Kemiling Permai, tergambar pada tabel daftar nilai berikut:

  • 3

    Tabel 1. Daftar nilai UTS pada pembelajran terpadu peserta didik

    kelas IV SD N 2 Kemiling Permai semester ganjil tahun

    ajaran 2018/2019.

    No.

    Jumlah

    Peserta

    Didik

    KKM Jumlah Persentase keterangan

    1. 24

    70

    13 54,16 Tuntas

    11 45,83 Belum Tuntas

    2. 21 10 47,61 Tuntas

    11 52,38 Belum Tuntas

    3. 23 17 73,91 Tuntas

    6 26,08 Belum Tuntas

    (Sumber: Dokumentasi UTS semester ganjil kelas IV A dan IV B)

    Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa kriteria ketuntasan

    minimal yang telah ditentukan adalah 70. Di kelas A memiliki jumlah

    peserta didik 24, persentase peserta didik yang tuntas sebesar, 54,16% dan

    prsentase peserta didik yang belum tuntas sebesar, 45,83%, kelas B

    berjumlah 21 peserta didik persentase peserta didik yang tuntas sebesar,

    47,61%, dan peserta didik yang belum tuntas sebesar, 52,38%, dan kelas IV

    C berjumlah 23 peserta didik persentase peserta didik yang tuntas sebesar,

    73,91%, dan peserta didik yang belum tuntas sebesar 26,08%.

    Kelas IV B SD N 2 Kemilig Permai dapat dilihat bahwa pada persentase

    peserta didik yang belum tuntas (belum mencapai KKM) masih cukup

    tinggi. Masih rendahnya nilai hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran

    tematik terpadu dipengaruhi beberapa faktor salah satunya yaitu interaksi

    yang terjadi dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan masih berpusat

    oleh pendidik.

    Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, penerapan model Quantum

    Teaching And Learning merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang

  • 4

    tepat. Model pembelajaran Quantum Teaching And Learning merupakan

    konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam memudahkan proses

    pembelajaran, lewat pemanduan unsur seni.

    Misalnya, dalam pembelajaran IPS indikator yang membahas tentang nama-

    nama benua, agar proses pembelajaran menjadi lebih mudah. Pendidik

    mengkaitkan unsur seni dengan cara menggunakan lagu, sedangkan lagu

    yang dipilih adalah lagu balonku yang diubah menjadi benuaku, lirik

    menggunakan benua dan nada menggunakan lagu balonku, maka dengan

    begitu peserta didik akan lebih mudah meghafal nama benua.

    Quantum Teachig And Learning bermula dari upaya Dr. Georgi Lozanov,

    seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa

    yang disebutnya sebagai “suggestology” atau “suggesto-pedia”. Prinsipnya

    adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar,

    dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif.

    Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah

    menempatkan peserta didik secara nyaman, memasang musik latar didalam

    kelas, meningkatkan partisipasi individu, dan menggunakan poster-poster

    untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi.

    Bobbi Deporter mengembangkan program supercamp pada tahun 80-an.

    Menggunaka prinsip dan model Quantum Teachig And Learning. Program

    ini diadakan di Kirkwood Meadows California, mendapatkan hasil bahwa

    peserta didik secara akademis mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.

    Salah satu peserta didik diantaranya bisa mendapatkan indeks prestasinya

  • 5

    dari 1,8 menjadi 4,0 dan hampir seluruh peserta didik mengubah nilai C

    menjadi B.

    Penerapan model pembalajaran Quantum Teachig And Learning peserta

    didik harus berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.

    Selain itu peserta didik juga akan belajar dalam suasana yang meriah dan

    menyenangkan sehingga peserta didik tidak akan mudah merasa jenuh

    dalam kegiatan pembelajaran berlangsung. Model Quantum Teachig And

    Learning Memiliki kelebiham seperti memusatkan perhatian peserta didik,

    menciptaka suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan

    kepercayaan diri peserta didik dan meningkatkan kreativitas peserta didik.

    Pendidik tidak lagi mendominasi dalam proses pembelajarn dan hanya

    bertindak sebagai fasilitator. Upaya tersebut diharapkan hasil belajar peserta

    didik akan mengalami penigkatan sesuai dengan indikator pencapaian

    penelitian yang telah ditentukan. Melalui model pembelajaran Quantum

    Teachig And Learning diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan

    yang ada pada proses pembelajaran tematik terpadu di kelas IV SD N 2

    Kemiling Permai.

    Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

    Quantum Teaching and Learing Terhadap Hasil Belajar Tematik Peserta

    Didik Kelas IV SD N 2 Kemiling Permai Tahun Ajaran 2018/2019.

  • 6

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka berbagai masalah dapat

    diidentifikasikan sebagai berikut:

    1. Pendidik belum optimal menggunakan model dan media

    pembelajaran.

    2. Pendidik belum menggunakan model pembelajaran Quantum

    Teaching And Learning.

    3. Peserta didik kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran,

    sehingga peserta didik cenderung pasif.

    4. Nilai UTS pada kelas IV B pada pembelajaran terpadu rata-rata

    masih dibawah KKM.

    C. Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

    peneliti memberi batasan masalah tentang hasil belajar pada pembelajaran

    tematik yang masih rendah pada kelas IV B.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah “ Apakah penggunaan model pembelajaran

    Quantum Teaching And Learning berpengaruh terhadap hasil belajar

    tematik peserta didik kelas IV B SD N 2 Kemiling Permai Bandar Lampung

    Tahun Ajaran 2017/2018.

  • 7

    E. Tujua Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan

    model pembelajaran Quantum Teaching And Learning terhadap hasil belajar

    tematik peserta didik kelas IV B SD N 2 Kemiling Permai Bandar Lampung

    Tahun Ajaran 2018/2019.

    F. Manfaat Penelitian

    Adapun hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

    1. Peserta Didik

    Meningkatkan hasil belajar dan memperoleh pembelajaran yang

    bermakna.

    2. Pendidik

    Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan pendidik dalam

    melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model-model

    pembelajaran. Khususnya model pembelajaran Quantum Teaching And

    Learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik

    serta dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan

    bermakna.

    3. Kepala Sekolah

    Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan mutu

    pendidikan yang diselenggarakan di SD Negeri 2 Kemiling Permai

    untuk menghasilkan output yang berkualitas dalam menghadapi

    persainga di jenjang sekolah berikutnya.

  • 8

    4. Peneliti

    Penelitian ini diharapkan menjadi sebuah ilmu dan pengalaman serta

    memotivasi peneliti untuk terus belajar dan menggali pengetahuan

    mengenai perkembangan dalam dunia pendidikan, guna menambah

    wawasan dan pendidikan.

    5. Peneliti Lain

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

    masukan untuk penelitian lebih lanjut. Selain itu, juga dapat dijadikan

    referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian pada hal yang

    sama.

  • 9

    I. II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pembelajaran

    1. Pengertian Pembelajaran

    Proses belajar tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran

    dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan

    baik dan mendapat ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan

    kepercayaan kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran akan menjadi

    bermakna bagi peserta didik apabila dilakukan dalam lingkungan yang

    memberikan rasa nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik.

    Menurut Rusman, (2015: 21) merupakan suatu sistem, yang terdiri dari

    berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.

    Komponen tersebut melipiti: tujuan, materi, metode, dan evaluasi.

    Sejalan dengan pendapat di atas, Warsita dalam Rusman, (2008: 85)

    pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan

    pembelajaran. Pembelajaran itu menunjukkan pada usaha peserta didik

    mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan pendidik. Menurut

    Hamalik, (2011: 57) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

    unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

    yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

  • 10

    Berdasarkan beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

    membuat peserta didik belajar secara aktif dan menciptakan perubahan

    tingkah laku pada peserta didik. Perubahan tersebut bersifat pengetahuan,

    keterampilan dan sikap yang didalamnya meliputi unsur-unsur

    manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan sumber belajar guna

    mencapai tujuan belajar.

    2. Macam-macam Model Pembelajaran

    Penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar dapat

    membantu pendidik menciptakan suasana belajar yang menarik dan

    menyenangkan bagi peserta didik. Penggunaan model pembelajaran

    dapat meingkatkan hasil belajar peserta didik secara maksimal dan

    memungkinkan pendidik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara

    optimal. Berikut ini macam-macam model pembelajaran menurut

    Fathurrohman, (2015: 166-208) yang dapat diterapkan oleh pendidik

    dalam proses pembelajaran, sebagau berikut.

    a. Model Pembelajaran Langsung

    Model pembelajaran langsung merupakan suatu model pendekatan

    mengajar yang dapat membantu peserta didik didalam mempelajari

    dan menguasai keterampilan dasar serta memperoleh informasi

    selangkah demi selangkah. Keterampilan dasar yang dimaksud dapat

    berupa aspek kognitif maupu psikomotorik dan juga informasi

    lainnya yang merupakan landasan untuk membangun hasil belajar

    yang lebih baik.

  • 11

    Model pembelajaran langsung dapat diterapkan di bidang studi apa

    pun, namun yang paling sesuai adalah untuk mengajarkan mata

    pelajaran yang berorientasi seperti, menulis, membaca, matematika,

    musik, dan lain-lain. Model ini memberikan kesempatan peserta

    didik belajar dengan mengamati secara mengingat, dan menirukan

    apa yang dimodelkan gurunya. Model pembelajaran langsung harus

    menghindari penyampaian pengetahuan yang terlalu kompleks.

    b. Model Pembelajaran Quantum Teachig and Learning

    Model quantum teaching and learning merupakan panduan praktis

    dalam mengajar yang berusaha mengembangkan setiap bakat peserta

    didik atau dapat menjangkau setiap peserta didik. Quantum teaching

    and learning memiliki asa seperti, “bawalah dunia mereka ke dunia

    kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Quantum teaching

    and learning merupakan sebuah strategi untuk memberikan kiat-kiat,

    petunnjuk, dan proses pengembangan pemahaman, serta membuat

    belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermanfaat.

    c. Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)

    Realistik Mathematic Education adalah pendekatan pembelajaran

    yang menggunakan situasi dunia nyata atau suatu konteks yang real

    dan pengalaman peserta didik sebagai titik tolak belajar matematika.

    Teori ini menekankan keterampilan proses berdikusi, berkolaborasi,

    dan berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka bisa

    menemukan sendiri dan pada akhirnya peserta didik bisa

  • 12

    memecahkan masalah dalam soal matematika baik secara individu

    maupun kelompok.

    Berdasarkan beberapa model pembelajaran di atas, penelitian ini

    menggunakan model pembelajaran quantum teachig and learning pada

    pembelajaran tematik terpadu. Quantum teaching and learning

    memiliki motto membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan.

    Pengguaan model pembelajaran quantum teaching and learning peserta

    didik tidak hanya belajar menghafal dan mendengarkan tetapi

    mengalami.

    Quantum teaching and learning memiliki tujuan untuk meraih ilmu

    pengetahuan yang luas dengan berdasarkan prinsip belajar yang

    menyenangkan dan menggairahkan. Peserta didik tidak akan merasa

    bosan dalam proses pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitaror

    yang memudahkan peserta didik dalam memahami dan menghubugkan

    materi pelajaran dengan kehidupan nyata.

    B. Model Quantum Teaching and Learning

    1. Pengertia Model Quantum Teaching and Learning

    Proses pembelajaran memiliki kendala yang terkadang megganggu

    aktivitas pembelajaran sendiri. Muculnya berbagai masalah dalam

    setiap proses pembelajaran, telah mendorong beberapa praktis

    pendidikan untuk menciptakan beberapa model pembelajaran. Model

    quantum teaching and learning merupakan solusi tepat untuk

    mengurangi kendala dalam pembelajaran.

  • 13

    Model quantum teaching and learning merupakan model pembelajaran

    yang menyenangkan dan bermakna. Poter, dkk, (2014: 31)

    mengungkapkan model pembelajaran quantum teaching and learning.

    adalah pengubahan belajar yang meriah dan segala nuansanya

    yang menyenangkan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang

    memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubunga

    dinamis dalam lingkunngan kelas interaksi yang mendirikan

    landasar dalam rangka untuk belajar.

    Menurut Shoimin, (2014: 138) model quantum teaching andlearning

    adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya.

    Quantum teaching and learning juga menyertakan segala kaitan antara

    interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.

    Quantum teaching and learning berfokus pada hubugan dinamis pada

    lingkunga kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangkan

    untuk belajar.

    Selanjutya Kosasi dan Sumarna, (2013: 79) pembelajaran quantum

    merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang

    dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar

    sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermakna.

    Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

    model pembelajaran quantum teaching and learning adalah suatu

    proses pembelajaran terarah dan memadukan unsur seni yang

    menciptakan suasana belajar nyaman dan menyenangkan. Menjadikan

    pembelajara lebih bermakna melalui interaksi yang berlangsung secara

  • 14

    dinamis guna mengoptimalkan pencapaian prestasi belajar peserta

    didik.

    2. Karakteristik Model Quantum Teaching and Learning

    Model pembelajara quantum teaching and learningmemiliki

    karakteristik yang berbeda dengan pendekata pembelajaran yang

    lainnya. Menurut Kosasih dan Sumarna (2013: 79) berpendapat bahwa

    karakteristik model pembelajaran quantum teaching andlearning

    sebagai berikut.

    1) Pembelajaran quantum teaching and learning berpagkal pada psikologi kognitif peserta didik.

    2) Pembelajaran quantum teaching and learning lebih manusiawi, individu menjadi pusat perhatian, potensi diri,

    kemampuan berpikir, motivasi dan sebagainya.

    3) Pembelajaran quantum teaching andlearning lebih bersifat konstruktif namu juga menakankan pentingnya peranan

    lingkungan pembelajaran yang afektif dan optimal dalam

    pencapaian tujuan pembelajaran.

    4) Pembelajaran quantum teaching and learning mensinergikan faktor faktor potensi individu dengan lingkungan fisik dan

    psikis dalam konteks pembelajaran. Dalam lingkungan

    pandangan quantum teaching and learning, faktor lingkungan

    dan kemampuan memiliki posisi yang sama-sama penting.

    5) Pembelajaran quantum teaching and learnig memusatkan perhatian peserta didik pada interaksi yang bermutu dan

    bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Interaksi yang

    menjadi kata kunci dan kosep sentral dalam pembelajaran.

    6) Pembelajaran quantum teaching andlearning menekanka pada akselerasi pembelajaran dengan taraf keberhasilan

    tinggi. Proses pembelajaran harus berlangsung cepat dan

    keberhasilan tinggi. Jadi, segala sesuatu yang menghalangi

    harus dihilangkan pada satu sisi da pada sisi lain segala

    sesuatu yang mendukung harus diciptakan dan dikelola

    sebaik-baiknya.

    7) Pembelajaran quantum teaching and learning sangat menekankan kealamian dan kewajaran proses pembelajaran,

    bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.

    8) Pembelajara quantum teaching and learning sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutua proses.

  • 15

    9) Pembelajaran quantum teaching and learning memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.

    10) Pembelajaran quantum teaching andlearning memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis,

    keterampilan hidup, dan prestasi fisikal atau material.

    11) Pembelajaran quantum teaching and learning mengintegrasikan totalitas fisik dan pikiran dalam proses

    pembelajaran.

    Menurut Sugiyanto, (2009: 74-78) karakteristik model pembelajaran

    quantum teaching and learing sebagai berikut.

    1) Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Proses pembelajaran dipandang sebagai interaksi-

    interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi

    kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajaran menjadi

    cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajaran.

    2) Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Prosesnya menyingkirkan hambatan dan

    halangan sehingga menimbulkan hal-hal seperti: suasana

    yang menyenangkan, lingkungan yang nyama, penataan

    tempat duduk yang nyaman, dll.

    3) Menekankan kealamiahan dan proses pembelajaran. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman,

    segar sehat, santai, menyenangkan, dan tidak membosankan.

    4) Menekankan kebermaknaan dan kebermutuan dalam proses pembelajaran. Kebermaknaan da kebermutuan akan

    menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti

    bagi pembelajaran.

    5) Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.

    6) Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar.

    7) Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi.

    Selanjutya menurut Janawi, (2013: 221-223) karakteristik model

    pembelajaran quantum teaching and learning sebagai berikut.

    1) Menekankan pentingnya penerapan lingkungan pembelajara yang efektif dan optimal dalam mencapai tujuan

    pembelajaran.

    2) Mensinergikan faktor potensi individu dengan lingkungan fisik dan psikis dalam konteks pembelajaran.

  • 16

    3) Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.

    4) Menekankan pada interaksi pembelajaran dengan taraf yang tinggi.

    5) Berorientasi pada kewajaran proses pembelajara. 6) Menekankan kebermutuan proses. 7) Memiliki keterpaduan dan kesesuaian. 8) Memusatkan perhatian pada pemberdayaan keterampilan

    hidup.

    9) Menempatkan nilai dan keyakina sebagai bagian penting dalam proses pembelajara.

    10) Mengutamakan keberagaman dan kebebasan. 11) Mengintergrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses

    pembelajaran.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik

    model quantum teaching and learning yaitu, (1) proses pembelajaran

    yang berpangkal pada psikologi kognitif; (2) bersifat humanistis, dan

    konstruktivistis; (3) memadukan, menyinergi dan mengkolaborasi

    faktor potensi diri manusia; (4) memusatkan perhatian pada interaksi

    bermutu dan bermakna; (5) menekankan pada pemercepatan

    pembelajaran taraf keberhasilan tinggi; (6) menekankan kealamiahan

    dan kewajaran proses pembelajaran; (7) menekankan kebermaknaan

    dan kebermutuan proses pembelajaran; (8) memadukan konteks dan isi

    pembelajaran; (9) menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian

    penting proses pembelajaran; (10) mengutamakan keberagaman dan

    kebebasan; dan (11) mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam

    proses pembelajaran.

    3. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching and Learning

    Prinsip merupakan suatu pernyataan kebenaran yang menjadi pokok

    berpikir dan bertindak. Poter, dkk (2014: 36) menyebutkan model

  • 17

    Quantum Teaching and Learning memiliki lima prinsip yang

    mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching and Learning.

    Prinsip-prinsip model Quantum Teaching and Learning meliputi: (a)

    segalanya berbicara, (b) segalanya bertujuan, (c) pengalaman sebelum

    pemberian nama, (d) akui setiap usaha, (e) jika layak dipelajari, layak

    pula dirayakan. Kemudian seiring dengan pendapat di atas, Shoimin

    (2014: 141) menjelaskan prinsip-prinsip model quantum teaching and

    learning sebagi berikut.

    a. Segalanya berbicara Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, kertas

    yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semua mengirim

    pesan tentang belajar.

    b. Segalanya bertujuan Hal ini mengandung arti bahwa semua upaya yang dilakukan

    oleh guru dalam mengubah kelas mempunyai tujuan, yaitu

    agar peserta didik dapat belajar secara optimal untuk

    mencapai prestasi yang tertinggi.

    c. Pengalaman sebelum pemberian nama Poses belajar paling efektif terjadi ketika peserta didik telah

    mengalami sebelum mereka memperoleh nama untuk apa

    yang mereka pelajari.

    d. Akui setiap usaha Setiap mengambil langka peserta didik perlu mendapat

    pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.

    Dalam pembelajaran quantum tidak dikeal istilah “gagal”,

    yang ada hanyalah hasil dan umpan balik. Setiap hasil adalah

    prestasi dan masing-masing akan menjadi umpan balik demi

    pencapaian hasil yang tepat sebagaimana dimaksudkan.

    e. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan Perayaan memberikan umpan balik mengeai kemajuan dan

    meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

    Selanjutnya menurut Fathurrohman, (2015: 180-181) menyatakan

    bahwa prisip-prinsip model quantum teaching and learning sebagai

    berikut.

    a. Segalanya berbicara

  • 18

    b. Segalanya dari lungkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pembelajaran,

    semuanya mengirim pesan tentang belajar.

    c. Segalanya bertujuan. “Tetapkanlah sasaran tersebut agar bisa berprestasi setiap hari.

    d. Pengalaman sebelum pemberian nama. e. Akui setiap usaha. Belajar menanggung resiko. Pada saat

    peserta didik mengambil langkah ini mereka patut mendapat

    pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.

    f. Jika layak dipelajari, layak juga dirayakan.

    Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

    penerapan model quantum teaching and learning dalam proses

    pembelajaran memiliki prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip tersebut

    mencakup merangsang segala aspek lingkungan kelas maupun sekolah

    menjadi sumber belajar peserta didik, menyampaikan tujuan

    pembelajaran kepada peserta didik, memberi pengalaman terlebih

    dahulu, Sehingga mampu menanamkan konsep terhadap materi

    pelajaran, dan memberikan umpan balik positif yang dapat mendorong

    semangat belajar peserta didik.

    4. Langkah-langkah Model Quantum Teaching and Learning

    Quantum Teahning and Learning menigkatkan pentingnya memasuki

    dunia peserta didik sebagai langkah pertama. Asas utama model

    Quantum Teahning and Learning meningkatkan pentingnya memasuki

    dunia peserta didik sebagai langkah awal dalam melaksnakan sebuah

    pembelajaran. Memahami dunia dan kehidupan peserta didik,

    merupakan lisensi bagi para pendidik untuk memimpin, menuntun dan

    memudahkan peserta didik dalam meraih hasil belajar yang optimal.

  • 19

    Model Quantum Teahning and Learning memiliki langkah-langkah

    yang digunakan untuk membuat sekenario dalam pembelajaran.

    Menurut Porter, dkk, (2014: 39) mengetakan bahwa langkah-langkah

    model quantum teaching and learning yang dikenal dengan singkata

    TANDUR merupaka kepanjangan dari tumbuhkan, alami, namai,

    demonstrasi, ulangi, rayakan. Unsur-unsur tersebut membentuk basis

    struktural keseluruhan yang melandai model pembelajaran Quantum

    Teahning and Learning. Shoimin (2014: 139-141) menjelaskan lebih

    lanjut mengenai langkah-langkah model Quantum Teahning and

    Learning.

    1) Tumbuhkan Tahap menumbukhan minat peserta didikterhadap pembelajara

    yang akan dilakukan. Melalui tahap ini, pendidik berusaha

    mengikutsertakan siswa dalam proses belajar. Motivasi yang

    kuat membuat peserta didik tertarik untuk mengikuti seluruh

    rangkaian pembelajaran. Tahap tumbuhka peserta didik

    dilakukan untuk menggali permasalahan terkait denga materi

    yang akan dipelajari, menampilkan suatu gambaran atau benda

    nyata, cerita pendek atau video.

    2) Alami Alami merupakan tahap ketika pendidik menciptakan atau

    mendatangkan pengalama yang dapat dimengerti semua peserta

    didik. Tahap ini memberikan kesempatan kepada peserta didik

    untuk mengembangkan pengetahuan awal yang telah

    dimilikinnya. Selain itu, tahap ini juga untuk mengembagkan

    keingintahuan peserta didik. Tahap alami bisa dilakukan dengan

    menggunakan pengamata.

    3) Namai Tahap namai merupakan tahap memberikan kata kunci, konsep,

    model, rumus, atau strategi atas pengalaman yang telah

    diperoleh peserta didik. Tahap ini peserta didik dengan bantuan

    guru berusaha menemukan konsep atas pengalaman yang telah

    dilewati. Proses penamaan dibangun atas pengetahuan awal dan

    keingintahuan peserta didik saat itu. Untuk membantu penamaan

    dapat dapat digunakan susunan gambar, warna alat bantu,kertas

    tulis, da poster dinding.

    4) Demonstrasi

  • 20

    Tahap demonstrasi memberikan kesempatan untuk menerapkan

    pengetahuan ke dalam pembelajaran yang lain dan ke dalam

    kehidupan meraka.

    5) Ulangi Pengulangan akan memperkuat koneksi saraf sehingga

    menggunakan struktur kognitif peserta didik. Semakin sering

    dilakukan pengulangan, pengetahuan akan semakin mendalam.

    6) Rayakan Rayakan merupakan wujud pengakuan utuk menyelisaikan

    partisipasi dan memperoleh keterampilan dalam ilmu

    pengetahuan. Bisa dilakukan dengan pujian, tepuk tangan, da

    bernyanyi bersama.

    Selanjutnya, Wena (2013: 165-166) menjelaskan lebih lanjut mengenai

    model pembelajaran Quantum Teahning and Learning sebagai berikut.

    1) Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung makna bahwa pada awal kegiatan

    pembelajaran pengajar harus berusaha menumbuhkan

    /mengembangkan minat peserta didik untuk belajar.

    2) Alami Alami mengandung makna bahwa proses pembelajara akan lebih

    bermakna jika peserta didik mengalami secara langsung materi

    yang diajarkan.

    3) Namai Namai mengandung makna bahwa penamaan adalah saatnya

    untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi

    belajar.

    4) Demonstrasi Mendemonstrasikan berarti memberi peluang pada peserta didik

    untuk menerjemahkan dan menerapkan pegetahuan peserta didik

    kedalam pembelajaran lain atau kedalam kehidupan peserta didik.

    5) Ulangi Ulangi berarti proses pengulangan dalam kegiatan pembelajaran

    dapat memperkuat koneksi saraf dan menumbuhka rasa tahu

    yakin terhadap kemampuan peserta didik.

    6) Rayakan Rayakan mengandung makna memberikan penghormatan kepada

    peserta didik atas usaha, ketekunan, dan kesuksesannya.

    Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menggunakan langkah-langkah

    penerapan model pembelajaran Quantum Teahning and Learning:

    Shoimin (2014: 139-141) yaitu, (1) menumbuhkan motivasi

    belajar peserta didik untuk mengikuti pelajaran (tumbuhkan), (2)

  • 21

    memfasilitasi peserta didik untuk mendapat pengalaman belajar

    dengan percobaan dda penegasan (alami), (3) membimbing peserta

    didik untuk menarik kesimpulan berdasarkan informasi (namai),

    (4) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memaparkan

    hasil percobaan yang telah dilakukan (demonstrasi), (5)

    mengarahkan peserta didik untuk mengulangi pengetahuan yang

    telah dimiliki kedalam suatu persoalan supaya memperkuat

    pemahaman konsep (ulangi), dan (6) memberikan perayaan sebagai

    feedback positif terhadap usaha peserta didik selama proses

    belajar.

    5. Kelebihan dan Kekurangan Model Quantum Teaching and

    Learning

    Setiap model pembelajaran selalu memiliki kelebihan dan kekurangan,

    sama halnya dengan model pembelajaran Quantum Teahning and

    Learning memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut. Menurut

    Shoimin (2014: 145-146) menyatakan kelebihan dan kekurangan model

    pembelajaran Quantum Teahning and Learning sebagai berikut.

    a. Kelebihan Quantum Teahning and Learning 1) Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama

    dalam satu saluran pikiran yang sama.

    2) Karena quantum teaching and learning lebih melibatka peserta didik, saat proses pembelajaran perhatian peserta

    didik dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting

    oleh pendidik sebagai hal yang penting itu dapat diamati

    secara teliti.

    3) Karena gerakan dan proses ditunjukka maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.

    4) Proses belajar menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. 5) Peserta didik dirangsang untuk aktif mengamati,

    menyesuaikan atara teori dengan kenyataan, dan dapat

    mencoba kelakuannya sendiri.

    6) Merasang kreatifitas peserta didik dan guru. 7) Pelajaran yang diberikan oleh pendidik mudah diterima atau

    dimengerti oleh siswa.

    b. Kekurangan Quantum Teahning and Learning 1) Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang

    matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang,

    yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran

    lain.

  • 22

    2) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

    3) Karea dalam model ini ada perayaan untuk menghormati usaha seorang peserta didik, baik berupa tepuk tangan,

    jentikan jari, nyanyian,dll, mengganggu kelas lain.

    4) Banyak memakan waktu dalam hal persiapan. 5) Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus

    karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak

    akan efektif.

    6) Agar belajar denga model pembelajara ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun,

    kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan

    sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana

    mestinya.

    Menurut Poter, dkk, (2014: 47) kelebihan dan kerukarangan model

    Quantum Teahning and Learning dalam pembelajaran sebagai berikut.

    a. Kelebihan quantum teaching and learning 1) Memberikan kebebasan belajar. 2) Menjadikan peserta didik lebih aktif dan berani

    mengungkapkan pendapat.

    3) Pemahaman peserta didik pada materi berikutnya tinggi. 4) Menciptakan keringanan dan ketabjukan belajar

    b. Kekurangan Quantum Teahning and Learning 1) Menuntun sarana yang memadai 2) Memerlukan waktu yang lama

    Selanjutnya menurut Wena, (2013: 161-165) meyatakan kelebiha dan

    kekurangan Quantum Teahning and Learning sebagai berikut.

    a. Kelebihan Quantum Teahning and Learning 1) Selalu berpusat kepada apa yang berpusat pada peserta

    didik.

    2) Menumbuhka dan menimbulkan minat peserta didik. 3) Adanya kerjasama. 4) Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang

    enak dipahami peserta didik.

    5) Menciptakan lingkungan, tigkah laku da sikap kepercayaan dalam diri sediri menuju kesuksesan.

    6) Belajar nyaman dan menyenangkan. 7) Ketenangan psikologi. 8) Adanya kebebasan dalam berekspresi.

  • 23

    b. Kekurangan Quantum Teahning and Learning 1) Memerlukan kesiapan yang matang bagi guru dan

    lingkungannya mendukung.

    2) Memerlukan fasilitas yang memadai. 3) Kurang dapat mengontrol peserta didik.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

    kelebihan model Quantum Teahning and Learning yaitu dapat

    menumbuhkan sikap positif peserta didik, menumbuhkan kepercayaan

    diri peserta didik dan membuat suasana belajar menjadi nyaman.

    Kekurangan model Quantum Teahning and Learning yaitu menuntuk

    keterampila tinggi guru, fasilitas yang cukup memadai, dan

    membutuhkan waktu yang lama.

    C. Belajar

    1. Pengertian Belajar

    Belajar adalah sebuah proses perubahan didalam kepribadian manusia

    dan perubahan tersebut ditampilkan dalam bentuk perubahan kualitas

    dan kuantitas tingkah laku. Menurut Sujarwo (2011: 1) “belajar adalah

    perubahan yang terjadi berupa tingkah laku yang ditimbulkan atau

    peningkatan dari pengalaman”. Gagne dalam Sujarwo (2011: 1)“belajar

    adalah suatu proses dimana suantu organisme berubah perilakunya

    akibat suatu pengalaman”.

    Menurut Rusman, (2015: 12) “belajar merupakan suatu aktivitas yang

    dapat dilakukan secara psikologi maupun secara fisiologis”.

    Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

    belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku, sikap, kepribadian,

  • 24

    dan keterampilan, pada setiap individu yang bertujuan mendapatkan

    sebuah ilmu, pengetahuan, dan pemahaman yang dapat membantu

    membangun pengetahuan baru. Diperoleh dari pengalaman dan

    pengetahuan yang sudah dimiliki.

    2. Teori Belajar

    Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan bagaimana

    terjadinya belajar atau bagaimana informasi di proses dalam pikiran

    peserta didik. Pernyataan dapat menjadi sebuah teori jika sudah diteliti

    dan didasarkan pada data-data yang relevan. Menurut Sukmadinata

    dalam Rusman, (2015: 44) “teori belajar merupakan suatu set atau

    sistem pernyataan yang menjelaskan serangkaian hal”.

    Menurut Bigge dalam Rusman, (2015: 45) “teori belajar adalah suatu

    pandangan yang terpadu dari sistematika dalam hubungannya dengan

    meningkatkan kemampuan mereka”. Teori belajar dapat membantu

    pendidik untuk memahami bagaimana peserta didik belajar. Teori

    belajar diperlukan sebagai landasar terjadinya proses belajar.

    a. Teori Belajar Behavioristik

    Teori ini menyataka bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku

    yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal balik antara

    pendidik sebagai pemberi stimulus dan peserta didik sebagai respon

    tindakan stimulus yang diberikan. Menurut Budinigsih, (2005: 19)

    teori belajar behavioristik “belajar adalah perubahan tingkah laku

    sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon”.

  • 25

    Sedangkan menurut Rusman, (2015: 45) “teori belajar behavioristik

    adalah tingkah laku yang dapat diamati yang disebabkan adanya

    stimulus dari luar”.

    b. Teori Belajar Kognitif

    Teori kognitif menganggap bahwa proses mental dalam mengolah

    informasi dengan menggunaka strategi kognitif. Teori kognitif

    lebih meningkatkan proses belajar dari pada hasil belajarnya.

    Belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan

    respon melainkan tingkah laku seseorang ditentuka oleh persepri

    serta pemahamannya tentang situasi yang berhubugan dengan

    tujuan belajarnya. Menurut Piaget dalam Komalasari (2015: 19),

    menjelaskan bahwa:

    Bagaimana seseorang memperoleh kecakapan intelektual,

    pada umumnya akan berhubugan dengan memproses mencari

    keseimbangan antara apa yang ia rasakan dan ketahui pada

    satu sisi dengan apa yang ia lihat sebagai semua fenomena

    baru sebagai pengalaman dan persoalan.

    c. Teori Konstruktivistik

    Teori ini menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia

    sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang

    terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Karena pengetahuan bukanlah

    seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap dipraktikkan

    tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi

    makna melalui pengetahuan nyata. Menurut Brook & Brooks

    dalam Sukardi (2011: 63) pengetahuan adalah non-objective,

    bersifat temporer, selalu berubah dan tidak menentu.

  • 26

    Menurut Rusman, (2015: 49) menyatakan bahwa teori belajar

    konstruktivistik itu sendiri menganggap manusia mampu

    mengkostruk atau membangun pengetahuan setelah ia beriteraksi

    dengan lingkungannya. Selain itu menurut Cooper dalam Rusman,

    (2015: 49) menyatakan bahwa konstruktivistik memandang peserta

    didik menginterprestasi informasi dan dunia sesuai dengan realitas

    personal mereka dan mereka belajar melalui observasi, proses dan

    interprestasi dan membentuk informasi tersebut kedalam

    pengetahuan personalnya.

    Berdasarkan uraian teori-teori belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

    teori belajar yang mendukung desain pembelajaran pada penelitian ini

    adalah teori belajar konstruktivistik. Peneliti beranggapan bahwa

    belajar terjadi bila peserta didik berperan aktif dalam membangun atau

    mencipkatan pengetahuan setelah ia berinteraksi dengan

    lingkungannya.

    D. Hasil Belajar

    1. Pengertian Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan bagian terpeting dalam pembelajaran. Hasil

    belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar peserta didik

    dalam menguasai sejumlah mata pelajaran yang dinyatakan dalam

    bentuk simbol atau angka, yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

    dicapai oleh setiap peserta didik. Menurut Purwanto, (2010: 46)

  • 27

    menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta

    didik akibat belajar.

    Menurut Dimiyati dan Mudjiono, (2006: 3-4) mendefinisikan:

    Hasil belajr merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar

    dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri

    dengan proses evalasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar

    merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

    Sedangkan menurut Hamalik, (2009: 15) hasil belajar menunjukkan

    kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan indikator

    adanya derajat perubahan tingkah laku peserta didik. Selanjutnya

    Sanjaya, (2009: 13) mengatakan bahwa hasil belajar berkaitan dengan

    pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan

    khusus yang direncanakan.

    Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    merupakan hasil akhir dari proses belajar yang telah dicapai, dengan

    pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan

    khusus yang direncanakan.

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Menurut Waslimah dalam Susanto, (2013: 12) hasil belajar yang dicapai

    peserta didik merupaka hasil interaksi antara berbagai faktor yang yang

    mempengaruhi baik faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut

    Munandi dalam Rusman, (2015: 67) faktor-faktor yang mempengaruhi

    hasil belajar yaitu sebagai berikut.

    a. Faktor internal 1) Faktor fisiologis

  • 28

    Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang

    prima,tidak dalam keadaan lelah dan capek,tidak dalam

    keadaan cacat jasmani dan sebagainya.

    2) Faktor psikologis 3) Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya

    memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal

    ini turut mempengaruhu hasil beajar

    b. Faktor eksternal 1) Faktor lingkungan

    Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor

    lingkungan ini meliputiligkungan fisik dan lingkungan sosial.

    2) Faktor instrumental Faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai

    dengan hasil belajar yang diharapkan.

    Selanjutnya menurut Suhana (2014: 8-10) faktor-faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar yaitu, sebagai berikut.

    1) Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya yang mencakup:

    2) Pengajar yang profesional yang memiliki: 3) Atmosfir pembelajaran pertisipatif dan interaktif yang

    dimanifestasika dengan adanya komunikasi timbal balik dan

    multiarah secara aktif kreatif, efektif, inovatif dan

    menyenangkan.

    4) Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, sehingga peserta didik merasa betah dan bergairah untuk

    belajar.

    5) Kurikulum 6) Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu dan

    teknoligi serta lingkungan sekitar.

    7) Atmosfir kepemimpinan pembelajaran yang sehat, partisipasif, demokratis, dan situasional.

    8) Pembiyaan yang memadai.

    Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan

    bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor

    yang berasal dari diri peserta didik berupa keadaan fisiologis dan

    psikologis, serta faktor eksternal dari luar diri peserta didik berupa

    keadaan lingkugan. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi

  • 29

    kemampuan belajar peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang

    telah ditentukan.

    E. Pembelajaran Tematik Terpadu

    1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

    Pembelajara tematik terpadu merupakan unsur gabungan beberapa

    bidang keilmuan mata pelajaran yang mengkaji tentang tema. Menurut

    Rusman, (2015: 139) menyatakan bahwa.

    Pembelajara tematik terpadu merupakan salah satu pendekatan

    dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang

    merupakan suatu sisitem pembelajaran yang memungkinkan

    peserta didik, baik secara individu maupun kelompok, aktif

    menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan

    secara holistik, bermakna dan autentik.

    Menurut Suryosubroto, (2009: 133) pembelajaran tematik terpadu dapat

    diartikan suatu kegiata pembelajaran dengan mengitegrasikan materi

    beberapa mata pelajaran dalam suatu tema. Sedangkan menurut

    Sungkono dalam Suryosubroto (2009: 132) pembelajara tematik

    terpadu secara singkat diuraika meliputi prinsip-prinsip, ciri-cirinya,

    pemilihan tema, dan implementasinya di sekolah.

    Berdasarkan menurut beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

    bahwa pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pokok pikira

    yang ditampung dalam suatu wadah untuk diuraika secara singkat.

    Pembelajaran tematik terpadu melibatkan beberapa mata pelajaran

    untuk memeberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Fokus

    perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang

    ditempuh peserta didik saat berusaha memahami isi pembelajaran

  • 30

    sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus

    dikembanglannya.

    2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

    Pembelajaran tematik terpadu memiliki karakteristik sebagaimana

    diungkapkan oleh Rusman, (2015: 146-147) sebagai berikut.

    1. Berpusat kepada peserta didik Hal ini sesuai dengan pendekatan modern yang lebih banyak

    menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar sedangkan

    guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.

    2. Memberikan pengalaman langsung pada anak Dengan pengalaman langsung ini, peserta didik dihadapka

    pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk

    memahami hal-hal yang lebih abstrak.

    3. Pemisaha muatan mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik terpadu pemisahan antarmuatan

    mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran

    diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paing dekat

    berkaitan dengan kehidupan peserta didik.

    4. Menyajikan kosep dari berbagai muatan mata pelajaran Pembelajaran tematik terpadu menyajikan konsep-konsep

    berkaitan dengan tema dari berbagai muatan mata pelajaran

    yang dipadukan dalam proses pembelajaran. Hal ini

    diperlukan utuk membantu peserta didik dalam memecahkan

    masalah yang dihadapi dalam kehidupa sehari-hari.

    5. Bersifat luwes/fleksibel Pembelajaram tematik terpadu bersifat luwes (fleksibel)

    dimana pendidik dapat mengkaitkan da memadukan bahan

    ajar dari berbagai muatan mata pelajaran, bahkan

    mengkaitkan dengan kehidupan peserta didik dan keadaan

    lingkungan dimaa sekolah dan peserta didik berada.

    6. Hasil pembelajara berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik

    Peserta didik diberi kesempatan untuk mengoptimalkan

    potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat, bakat, dan

    kebutuhannya.

    7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

    Menurut Suryosubroto, (2009:134-135) menyebutkan bahwa

    karakteristik pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai berikut:

  • 31

    (1) berpusat kepada peserta didik, (2) memberika pengalaman

    langsung kepada peserta didik, (3) pemisaha mata pelajaran tidak

    begitu jelas, (4 )menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

    dalam suatu proses pembelajaran, (5) bersifat fleksibel, dan (6)

    hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan

    kebutuha peserta didik.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

    karakteristik pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang

    berpusat pada peserta didik. Pembelajaran tematik juga dapat

    membantu perkembangan sesuai minat dan kebutuhan peserta didik.

    3. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu

    Pembelajara tematik terpadu merupakan pembelajaran dengan

    mengintegrasika materi beberapa mata pelajaran dalam satu topik

    pembahasan. Adapun pembelajaran tematik dikembangkan untuk

    mencapai pembelajara yang ditetapkan.

    Meurut Rusman, (2015: 145-146) tujuan pembelajaran tematik terpadu

    adalah.

    a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.

    b. Mempelajari pengetahuan dan mengembagkan berbagai kompetensi muatan mata pelajaran dalam tema yang sama.

    c. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

    d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai muatan mata pelajaran lain dengan

    pengalaman pribadi peserta didik.

    e. Lebih semagat dan bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,seperti bercerita, bertanya,

    menulis, sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.

    f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema/subtema yang jelas.

    g. Penidik dapat menghemat waktu, karena muatan mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan

    diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau

    pengayaan.

  • 32

    h. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuhkembangkan degan mengangkat sejumlah nilai budi

    pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

    Menurut Sukayati dalam Prastowo, (2013: 140) tujuan pembelajaran

    tematik terpadu adalah.

    a. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.

    b. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.

    c. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilainilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.

    d. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama, toleransi, serta menghargai pendapat orang lain.

    e. Meningkatkan gairah dalam belajar. f. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan

    para siswa.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

    tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah meningkatkan pemahaman

    konsep yang dipelajari lebih bermakna sesuai dengan minat dan

    kebutuhan peserta didik. Selain itu, Lebih merasakan manfaat dan

    makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks

    tema/subtema yang jelas, pembelajaran tematik dapat membantu guru

    menghemat waktu karena pembelajaran yang diberikan telah dipadukan

    dengan pelajaran lain, dan Menumbuh kembangkan keterampilan sosial

    seperti kerjasama, toleransi, serta menghargai pendapat orang lain.

    F. Pendekatan Saintifik

    1. Pengertian Pendekatan Saintifik

    Pendekatan saintifik dalam pembelajaran pendidik harus menciptakan

    pembelajaran aktif melalui kegiatan mengamati, menanya,

    mengumpulkan informasi/mencoba, megasosiasi/ menalar, serta

  • 33

    menyajikan/mengomunikasikan terkait dengan materi yang

    disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Rusman, (2015:

    232) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah.

    pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

    peserta didik secara luas untuk melakukan eksplorasi dan

    elaborasi materi yang dipelajari, di samping itu memberikan

    kesempatan kepada peserta didik untuk mengaktualisasikan

    kemampuannya melalui kegiatan pembelajaran yang telah

    dirancang oleh pendidik.

    Menurut Kemendikbud, (2013: 200-201) pendekatan saintifik

    melatarbelakangi perumusan metode mengajar yang menerapkan

    karakteristik ilmiah. Penggunaan pendekatan saintifik ini untuk

    memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,

    memahami berbagai materi, tidak tergantuk pada informasi searah dari

    pendidik, melainkan bisa berasal dari mana saja. Selanjutnya menurut

    Abadin (2014: 125), sebagai berikut.

    Pendekatan saintifik dikatakan sebagai proses pembelajaran yang

    memandu peserta didik untuk memecahkan masalah melalui

    kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang

    cermat, dan analisis data yang diteliti untuk menghasilkan

    sebuah kesimpulan. Guna melaksanakan kegiatan tersebut

    peserta didik harus dibina kepekaannya terhadap fenomena,

    ditingkatkan kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan,

    serta dipandu dalam membuat kesimpulan sebagai jawaban atas

    pertanyaan yang diajukan.

    Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dimpulkan bahwa

    pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan

    dan mengembangkan sikap, keterampilan peserta didik melalui kegiatan

    mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan

    dalam proses pembelajaran. Memberikan kesempatan kepada peserta

  • 34

    didik untuk menyampaikan pendapat dan kemampuannya melalui

    kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh pendidik.

    2. Karakteristik Pendekatan Saintifik

    Proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan panduan nilai-nilai,

    paduan, prinsip dan karakteristik. Adapun karakteristik menurut

    Rusman, (2015: 233) sebagai berikut.

    a. Materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan oleh logika atau penalara tertentu, bukan sebatas

    kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

    b. Penjelasan guru, respons peserta didik dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta,

    pemikiran subjek, atau penalaran yang menyiapkan dari alur

    berfikir logis.

    c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir keritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,

    memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pelajaran

    d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan dan tautan satu

    sama laindari materi pembelajaran.

    e. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan dan mengambangkan pola berpikir

    yang rasional dan objektif dalam merespons materi

    pembelajaran.

    f. Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.

    g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

    Selanjutnya karakteristik pendekatan saintifik menurut kemendikbud

    2013 adalah sebagai berikut.

    a. materi pelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalara tertentu bukan

    sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeg semata.

    b. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif terbebas dari penalaran yang menyimpang dari alur berpikir

    logis.

    c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi,

  • 35

    memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan

    materi pelajaran.

    d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir

    yang rasional dan obyektif dalam merespon materi

    pembelajaran.

    e. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.

    f. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.

    Pendapat lain menurut Abidin (2014: 129-130), pendekatan saintifik

    memiliki karakteristik khusus diantarannya sebagai berikut.

    a. Objektif, pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek tertentu dan peserta didik dibiasakan memberikan penilaian

    secara objektif terhadap objek tersebut.

    b. Factual, pembelajaran saintifik dilakukan terhadap masalah-masalah faktual yang terjadi disekitar peserta didik sehingga

    peserta didik dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat

    dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    c. Sistematis, pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan

    pelaksanaan belajar.

    d. Bermetode, dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah tertentu yang telah teruju keefektifannya.

    e. Cermat dan tepat, pembelajaran dilakukan untuk membina kecermatan dan ketetapan peserta didik dalam mengkaji

    sebuah fenomena atau objek belajar tertentu.

    f. Logis, pembelajaran seantiasa mengangkat hal yang masuk akal.

    g. Aktual, pembelajara seantiasa melibatkan konteks kehidupan peserta didik sebagai sumber pelajaran yang bermakna.

    h. Disinterested, pembelajaran harus dilakukan dengan tidak memihak melainkan benar-benar berdasarkan arah capaian

    belajar peserta didik yang sebenarya.

    i. Unsupported opinion, pembelajara tidak dilakuakn untuk memudahkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-

    bukti nyata.

    j. Verifikatif, hasil belajar yang diperoleh peserta didik dapat diverifikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasi, direvisi,

    dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.

    Berdasarka pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

    pendekatan saintifik memiliki karakteristik antara lain yaitu, (a)

  • 36

    pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan

    secara logis, (b) mendorong da menginspirasi peserta didik berpikir

    kritis, (c) pembelajaran saintifik melibatka konteks kehidupan peserta

    didik, (d) pembelajara berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris

    yang dapat dipertanggungjawabkan, (e) tujuan pembelajaran

    dirumuskan secara sederhana dan menarik sistem penyajiannya.

    3. Langkah-lagkah Pendekatan Saintifik

    Pendekata saitifik memiliki lagkah-langkah pembelajaran, sebagaimana

    yang diungkapkan oleh Rusman, (2015: 234) sebagai berikut (a)

    mengamati, (b) menanya, (c) menalar, (d) mencoba, (e) mengolah,

    (f)menyajikan, (g) menyimpulkan, (h) mengomunikasikan.Menurut

    kemendikbud dalam Abidi, (2014: 133-141) langkah-langkah

    pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai berikut.

    a. Mangamati Metode mengamati peserta didik menemukan fakta bahwa

    ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi

    pembelajara yang digunakan oleh pendidik.

    b. Menanya Kegiatan menanya, pendidik membuka kesempatan secara

    luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang

    sudah dilihat atau diamati.

    c. Menalar Pendidik dan peserta didik merupakan pelaku aktif dalam

    proses pembelajaran. Titik tekannya tentu banyak hal dan

    situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada pendidik.

    d. Mencoba Mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai

    ranah tujuan belajar, yaitu sikap, pengetahuan, da

    keterampilan dalam kegiatan mencoba, pendidik

    merumuskan tujuan dan menjelaska secara singkat dan jelas

    apa yang dilakukan denga baik dan perhitungan waktu yang

    tepat.

    e. Mengkomunikasikan

  • 37

    Kemampuan meyampaikan hasil kegiatan yang telah

    dilakukan baik secara lisan maupun tulisan, dalam hal ini

    peserta didik harus mampu menuliskan dan berbicara secara

    komunikatif dan efektif tentang hasil belajar yang telah

    disampaikan.

    Selanjutnya menurut Majid, (2014: 211-232) menyatakan bahwa

    pendekatan saintifik memiliki langkah-langkah pembelajran yaitu

    sebagai berikut. (a) mengamti, (b) menanya, (c) menalar, (d)

    mencoba,(d) mengolah, (e) menyajikan, (f) menyimpulkan dan (g)

    mengkomunikasikan. Serangkaian kegiatan pendekatan saintifik

    bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam

    menganal, memahami berbagai materi.

    Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

    langlah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran dimulai dari

    mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengelola, menyajikan,

    menyimpulkan, mengkomunikasikan. Memudahkan peserta didik dalam

    memahami suatu materi pembelajaran yang mendorong peserta didik

    untuk dapat berpikir kritis dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan

    memecahkan suatu masalah.

  • 38

    G. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning

    Terhadap Pembelajaran Tematik.

    1. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and

    Learning Terhadap Pembelajaran Tema 4 Subtema 2 Peserta didik

    Kelas IV.

    Ditetapkannya kurikulum 2013 dalam pembelajaran tematik memiliki

    empat kompetensi inti (KI) yang harus dicapai antara lain spiritual (KI-

    1), sikap (KI-2), pemahaman (KI -3), dan keterampilan (KI-4). Peneliti

    dalam mengimplementasikan model pembelajaran Quantum Teahning

    and Learning pada pembelajara tematik di kelas IV SD N 2 Kemiling

    Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2018/2019 dengan Tema 4

    Berbagai Pekerjaan, Subtema 2 Pekerjaan di Sekitarku, Pembelajaran

    1,2,3, 4, 5, dan 6

    Alasan peneliti memilih Tema 4 Berbagai Pekerjaan, Subtema 2

    Pekerjaan di Sekitarku, Pembelajaran 1,2,3, 4, 5, dan 6 karena konsep

    model pembelajaran Quantum Teahning and Learning, yaitu

    pembelajaran yang memusatkan perhatian kepada peserta didik,

    menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan

    kepercayaan diri peserta didiik, dan meningkatkan kreativitas peserta

    didik dalam menemukan suatu konsep serta diharapkan peserta didik

    aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik pun

    meningkat.

  • 39

    2. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and

    Learning Terhadap RPP.

    Model pembelajaran Quantum Teahning and Learning dapat

    diimplementasikan terhadap rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP)

    pada tema 4 Berbagai Pekerjaan, Subtema 2 Pekerjaan di Sekitarku,,

    rancangan implementasi model pembelajaran Quantum Teahning and

    Learning dalam RPP tema 4 Berbagai Pekerjaan, Subtema 2 Pekerjaan

    di Sekitarku, Pembelajaran 1,2,3, 4, 5, dan 6 dapat dilihat pada lampiran

    1 hal 85

    H. Penelitian Relevan

    Guna kesempurnaan dan kelengkapan penelitian ini, maka penulis merujuk

    beberapa penelitian terdahulu yang pokok permasalahannya hampir sama

    atau nisa dikatakan juga relevan dengan penelitian ini. Berikut beberapa

    penelitian yang relevan tersebut:

    1. Agus Supramono (2016) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh

    Model Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching) Terhadap Hasil

    Belajar IPA Peserta Didik Kelas III SD YPS Kecamatan Nuha

    Kabupaten Luwu Timur”. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan

    pendekatan eksperimen, menggunakan desain pre eksperimen. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa penerapan model quantum di kelas III

    D mengalami peningkatan disetiap pertemuan berdasarkan 6 aspek

    yang diamati yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi,

    Rayakan. Hasil uji paired sample t-test menunjukkan t hitung sebesar

  • 40

    -11. 568 pada derajat kebebasan (df) dengan probabilitas sebesar

    0,000 < 0.05, artinya H0 ditolak H1 diterima. Jadi, terdapat perbedaan

    yang signifikan hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah

    diterapkan quantum teaching.

    2. Siti Rohmah (2017) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan

    Model Quantum teaching untuk Meigkatkan Aktivitas dan Hasil

    Belajar Tematik Terpadu peserta didik Kelas IV SD N 2

    Sukamenanti”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

    aktivitas dan hasil belaj