Top Banner
46 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING PADA MATERI LARUTAN ASAM DAN BASA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016 Rilia Iriani Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat [email protected] Restu Prayogi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat [email protected] Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Guided Discovery Learning (GDL) terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Banjarmasin pada materi larutan asam dan basa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan sikap ilmiah antara siswa yang belajar menggunakan model GDL dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensio na l (ekspositori) di kelas XI IPA SMAN 9 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasy eksperiment) dengan desain nonequivalent control group design. Sampel penelitian adalah XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan uji t untuk menganalisis perbedaan hasil belajar kognitif siswa yang belajar menggunakan model GDL dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensio na l (ekspositori), dan analisis deskriptif untuk menganalisis perbedaan hasil belajar afektif, psikomotor dan sikap ilmiah siswa. Hasil penelitia n menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifika n antara siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol (2) terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa antara siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol . Kata Kunci: GDL, hasil belajar, sikap ilmiah, larutan asam dan basa. Abstract Has done research on the effects of Guided Discovery Learning (GDL) model on students’ achievement and scientific attitude of grade XI science at Public Senior High School 9 Banjarmasin in acid and bases
15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

Jun 29, 2019

Download

Documents

lyanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

46

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING PADA MATERI LARUTAN ASAM DAN BASA

TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 BANJARMASIN TAHUN

AJARAN 2015/2016

Rilia Iriani

Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat [email protected]

Restu Prayogi

Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat

[email protected]

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Guided

Discovery Learning (GDL) terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa

kelas XI IPA SMA Negeri 9 Banjarmasin pada materi larutan asam dan

basa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

dan sikap ilmiah antara siswa yang belajar menggunakan model GDL

dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensiona l

(ekspositori) di kelas XI IPA SMAN 9 Banjarmasin. Penelitian ini

menggunakan metode eksperimen semu (quasy eksperiment) dengan

desain nonequivalent control group design. Sampel penelitian adalah XI

IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan observasi. Teknik

analisis data menggunakan uji t untuk menganalisis perbedaan hasil

belajar kognitif siswa yang belajar menggunakan model GDL dengan

siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensiona l

(ekspositori), dan analisis deskriptif untuk menganalisis perbedaan hasil

belajar afektif, psikomotor dan sikap ilmiah siswa. Hasil penelit ian

menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan

antara siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol (2)

terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa antara siswa pada kelas

eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol.

Kata Kunci: GDL, hasil belajar, sikap ilmiah, larutan asam dan basa.

Abstract

Has done research on the effects of Guided Discovery Learning (GDL)

model on students’ achievement and scientific attitude of grade XI

science at Public Senior High School 9 Banjarmasin in acid and bases

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

47

solution material. This research aims to know difference of students’

achievement and scientific attitudes between the students who learn to

use model GDL with students who learn to use conventional learning

(expository) in class XI science Public Senior High School 9

Banjarmasin. This research used a quasi experiment methods with

nonequivalent control group design. Samples were XI science 3 as an

experimental class and class XI science 2 as a control class. Technique

of data collecting used a tests and observation technique. Data analysis

techniques used t-test to analyze the difference of cognit ive

student’s achievement who learn to used model of GDL with students

who learn to use conventional learning (expository), and descriptive

analysis to analyze the difference of affective students’ achievement,

psychomotor and scientific attitudes. The results showed that (1) there is

a significant difference in student’ achievement between students in a

experimental class with students in a control class (2) there is a difference

in students' scientific attitudes between students in a experimental class

with students in a control class.

Keywords: GDL, students’ achievement, scientific attitude, acid and

base solution

I. PENDAHULUAN

Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam

menghadapi persaingan di semua bidang kehidupan, terutama mampu berkompetis i

dalam penguasaan dan pengembangan IPTEK. Pendidikan sains sebagai salah satu

aspek pendidikan memiliki peran penting dalam peningkatan mutu atau kualitas

pendidikan khususnya dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualita s,

yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, mampu dalam mengambil

keputusan, dan mampu memecahkan masalah serta mampu mengaplikasikan ilmu

pengetahuan dalam kehidupan untuk kesejahteraan umat manusia.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu dan kualitas proses pembelajaran

melalui Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah. Kegiatan inti pembelajaran meliputi eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Proses pembelajaran tersebut yang berpusat pada

pengalaman siswa dapat memberikan kesempatan dan fasilitas kepada siswa untuk

membangun sendiri pengetahuannya sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman

yang mendalam melalui pengalaman belajar (Purnamawan dkk., 2013). Proses

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) diharapkan dapat

mendorong siswa terlibat aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku.

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang mempelajari tentang

struktur, susunan, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertainya. Sains

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

48

merupakan mata pelajaran yang diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang

alam sekitar. Salah satu fungsi dan tujuan dari mata pelajaran sains adalah siswa dapat

memperoleh pengalaman dalam penerapan metode ilmiah melalui eksperimen

sehingga terlatih untuk bersikap ilmiah (Istikomah dkk., 2010).

Secara umum, materi-materi kimia bukan untuk dihafal namun untuk dipahami

dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengaplikasian ini yang menciptakan

sikap ilmiah yang memang harus dimiliki peserta didik sesuai perkembangan ilmu

dan tekologi (Permatasari dan Miswadi, 2013). Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia

merupakan salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini sulit untuk dipahami baik

konsep maupun penerapannya. Penelitian yang dilakukan oleh Sunyono, dkk. (2009),

memaparkan bahwa materi pelajaran kimia di SMA banyak berisi konsep-konsep

yang cukup sulit untuk dipahami siswa, karena menyangkut reaksi-reaksi kimia dan

hitungan-hitungan serta menyangkut konsep-konsep yang bersifat abstrak dan

dianggap siswa sebagai materi yang relatif baru dan belum pernah diperolehnya ketika

di SMP.

Menurut Sheppard dalam Indrayani (2013) konsep asam basa merupakan

konsep yang mendasari materi titrasi asam-basa. Jika konsep asam-basa yang

mendasari materi titrasi asam-basa belum dipahami siswa, maka siswa cenderung

mengalami kesulitan untuk memahami materi titrasi asam-basa. Pendapat dari Addin,

dkk. (2014), materi asam dan basa merupakan konsep kunci dan menjadi dasar untuk

memahami materi selanjutnya seperti titrasi asam-basa, larutan penyangga, dan

hidrolisis garam.

Menurut Wahyudiati (2010) sikap ilmiah sangat penting bagi siswa karena dapat

meningkatkan daya kritis siswa terhadap fenomena alam yang dihadapi. Siswa

senantiasa dihadapkan pada fenomena alam dan dalam menyikapi permasalahann

tersebut tidak hanya mengandalkan pengetahuan teoritis saja tetapi harus disertai

dengan sikap ilmiah yang menjadi tolak ukur tingkat pemahaman yang dimiliki siswa.

Menurut Melani dkk (2012), sikap ilmiah dalam mempelajari IPA sangat bermanfaat

bagi siswa yaitu dapat membentuk sikap dan nilai positif dalam diri siswa antara lain

rasa percaya diri yang tinggi, ketekunan, kecermatan, pekerja keras, dan tak kenal

putus asa. Sikap dan nilai positif ini sebagai bekal untuk mengatasi permasalahan

dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan sikap ilmiah juga berguna untuk

membangun karakter siswa, namun pada kenyataannya dalam proses pembelajaran,

sikap ilmiah tersebut belum dibekalkan oleh guru.

Menurut Damanik dan Bukit (2013), siswa terlihat jarang sekali mengajukan

pertanyaan dan hanya sebagian kecil siswa yang mengajukan pertanyaan saat proses

pembelajaran berlangsung. Melani dkk. (2012) menemukan bahwa siswa hanya

meringkas materi dari buku sehingga terlihat siswa menerima konsep yang sudah jadi

daripada menemukan konsep itu sendiri. Siswa hanya menerima informasi yang

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

49

disampaikan oleh guru, dan tidak berusaha mencari kebenaran atas informasi yang

mereka telah terima.

Berdasarkan kondisi tersebut, dilakukan upaya perbaikan proses pembelajaran

agar tercapainya pembelajaran secara optimal. Keberhasilan suatu pembelajaran

ditentukan juga oleh pemilihan model pembelajaran yang tepat terhadap kegiatan

siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Model pembelajaran yang

digunakan juga harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan kondisi serta

karakteristik siswa, sehingga nantinya siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat membuat siswa belajar secara

proaktif dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai. Salah satu model yang dapat

diterapkan agar pembelajaran menjadi efektif dan mengembangkan sikap ilmiah dan

hasil belajar siswa yakni dengan penerapan model pembelajaran GDL.

Menurut Mayer (2004), GDL merupakan salah satu model pembelajaran yang

bertujuan melatih siswa untuk menemukan konsep secara mandiri. Siswa berperan

aktif dalam proses pembelajaran dengan menjawab berbagai pertanyaan atau

persoalan dan memecahkan persoalan untuk menemukan suatu konsep. Di dalam

GDL, guru menyajikan contoh-contoh, memandu untuk menemukan pola-pola dalam

contoh-contoh tersebut, dan memberikan kesimpulan ketika siswa telah mampu

mendeskripsikan gagasan yang telah di ajarkan oleh guru.

Penggunaan model GDL pada materi larutan asam dan basa, siswa dituntut

untuk menemukan konsep asam dan basa melalui eksperimen dan pencarian literatur

dari berbagai sumber, siswa diberikan berbagai macam larutan kemudian melakukan

percobaan dengan cara mereka sendiri dibawah bimbingan guru. Sehingga siswa

mampu menemukan definisi larutan asam dan basa melalui eksperimen dan

mengemukakan gagasannya tentang larutan asam dan basa.

Hasil penelitian Firdaus, dkk. (2014), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

model pembelajaran GDL terhadap hasil belajar matematika siswa. Purwatinings i

(2013), menyatakan bahwa penerapan GDL dapat memberikan hasil belajar siswa

lebih baik pada materi luas permukaan dan volume balok. Penelitian yang dilakukan

oleh Ulumi dkk. (2015), menemukan bahwa penerapan model GDL menunjukkan

pengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Melani dkk. (2012), melalui pembelajaran GDL,

siswa dapat mengembangkan kemampuan penyelidikan ilmiah yang juga

mengembangkan sikap-sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA di SMA sehingga

berpengaruh terhadap hasil belajar kognitifnya. Nuzlia dkk. (2014) memaparkan

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dan sikap ilmiah antara siswa yang diajar

menggunakan model GDL dengan pendekatan saintifik dengan siswa yang diajar

menggunakan model konvensional.

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

50

II. METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment (eksperimen

semu) dengan menggunakan pretest-posttest nonequivalent control group design.

Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan model GDL, sedangkan kelas

kontrol diberi perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada desain ini

kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberi pre-test sebelum dilakukan

pembelajaran serta post-test pada akhir penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9

Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016 dengan sampel yakni kelas XI IPA 3 sebagai

kelas eksperimen sebanyak 32 orang dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol

sebanyak 32 orang. Penelitian ini menggunakan teknik sampling yakni purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2012).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes

dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan memberikan serangkaian soal kepada siswa.

Instrumen soal yang digunakan berbentuk soal uraian untuk tes hasil belajar kognitif

sebanyak 8 soal, mengacu pada indikator materi larutan asam dan basa, dan penila ian

yang diberikan kepada setiap jawaban yang benar disesuaikan dengan rubrik

penskoran yang telah ditentukan.

Teknik non tes dilakukan dengan menggunakan lembar observasi afektif,

psikomotor, dan sikap ilmiah siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen

maupun di kelas kontrol. Lembar observasi ini berupa lembar observasi dengan skor

1-5 yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.

Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensia l.

Analisis deskriptif untuk menganalisis perbedaan hasil belajar afektif, psikomotor dan

sikap ilmiah siswa. Analisis inferensial yang digunakan pada penelitian ini adalah uji-

t. Syarat uji-t adalah normalitas dan homogenitas data. Uji ini bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan yang dihasilkan antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pada awal penelitian, diperlukan suatu upaya untuk mengetahui kemampuan

awal kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata dari data pre-test kelas eksperimen dan

kontrol tersebut kemudian dilakukan uji perbedaan untuk mengetahui apakah data

pre-test kedua kelas tersebut berbeda secara signifikan atau tidak signifikan. Adapun

hasil uji-t data pre-test dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil uji-t data pre-test hasil belajar kognitif siswa

Kelas N db = N – 1 thitung ttabel Keterangan

Eksperimen 32 31 1,9408 1,998

Tidak ada perbedaan yang

signifikan Kontrol 32 31

Jumlah 64 62

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

51

Berdasarkan harga thitung dan ttabel, menunjukkan thitung < ttabel (1,9408 < 1,998)

maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak sehingga dapat dikatakan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil tes kognitif siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan.

Pada akhir pembelajaran dilakukan post-test untuk mengetahui kemampuan

akhir kelas eksperimen dan kontrol setelah adanya perlakuan. Rata-rata data post-test

yang didapatkan dari kelas eksperimen dan kontrol kemudian dilakukan uji perbedaan

untuk mengetahui apakah data post-test kedua kelas tersebut berbeda atau tidak secara

signifikan. Adapun hasil uji-t data nilai post-test dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Hasil uji-t data post-test hasil belajar kognitif siswa

Berdasarkan harga thitung dan ttabel menunjukkan thitung > ttabel (2,076 > 1,998) maka

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan hasil tes kognitif siswa sesudah diberikan

perlakuan.

Data tes hasil belajar kognitif berupa pre-test dan post-test diolah menjadi data

N-gain, agar dapat dilakukan analisis N-gain hasil belajar kognitif siswa. Analisis ini

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa pada masing-masing kelas mengalami

peningkatan hasil belajar kognitif setelah mengikuti pembelajaran materi larutan asam

dan basa. Data N-gain siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Harga N-gain hasil belajar kognitif kelas eksperimen dan kontrol

Rata-rata N-gain yang diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan

kategori yang diajukan oleh Hake (2002) seperti pada Tabel 4.

Tabel 4 Interpretasi N-gain hasil belajar kognitif siswa

Berdasarkan rata-rata nilai N-gain pada Tabel 4 terlihat bahwa kelas eksperimen

memiliki N-gain yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Kelas

eksperimen mengalami peningkatan kualitas hasil belajar kognitif yang lebih besar

Kelas N db = N – 1 thitung ttabel Keterangan

Eksperimen 32 31 2,076 1,998

Ada perbedaan yang signifikan

Kontrol 32 31

Jumlah 64 62

Interval N-gain Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Frekuensi Frekuensi (g) > 0,7 Tinggi 12 7

0,3 < (g) < 0,7 Sedang 20 24 (g) < 0,3 Rendah 0 1

Kelas Rata-rata N-gain Kategori

Eksperimen 0,61 Sedang Kontrol 0,53 Sedang

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

52

dari kelas kontrol setelah mendapatkan pembelajaran larutan asam dan basa dengan

model GDL.

Pada penelitian ini juga meneliti aspek afektif dan psikomotor siswa. Adapun

perbandingan rata-rata skor hasil belajar afektif dan psikomotor siswa kelas

eksperimen dan kontrol secara berurutan dapat dilihat pada Tabel 5, Tabel 6 dan Tabel

7 berikut.

Tabel 5 Skor rata-rata hasil belajar afektif siswa kelas eksperimen

Tabel 6 Skor rata-rata hasil belajar afektif siswa kelas kontrol

Tabel 7 Hasil belajar psikomotor siswa

Berdasarkan Tabel 5 dan Tabel 6, skor rata-rata afektif siswa yang diobservasi

selama pembelajaran terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata yang

lebih baik jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Sementara itu pada Tabel 7 terliha t

hasil belajar psikomotor siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas

kontrol. Kedua kelas berada pada kategori yang sama yakni terampil.

Selain hasil belajar, pada penelitian ini juga menilai sikap ilmiah siswa yang

terdiri dari beberapa aspek, yakni sikap ingin tahu, sikap respek terhadap data/fakta,

sikap berpikir kritis dan sikap berpikiran terbuka. Secara keseluruhan total skor sikap

ilmiah siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 8.

Aspek yang

diamati

Skor rata-rata tiap pertemuan Rata-

rata Kategori

1 2 3 4

Tanggung Jawab 3,45 3,47 3,53 3,59 3,51 Baik

Teliti 3,39 3,44 3,47 3,5 3,45 Baik

Kerjasama 3,45 3,47 3,69 3,72 3,58 Baik

Rata-rata total 3,51 Baik

Aspek yang diamati Skor rata-rata tiap pertemuan Rata-

rata Kategori

1 2 3 4

Tanggung Jawab 2,23 3.28 2 2,19 2,14 Kurang

Teliti 1,94 3.16 2.23 2,26 2,1 Kurang

Kerjasama 2 3.25 2 2 2 Kurang

Rata-rata total 2,08 Kurang

Kelas Skor rata-rata Kategori

Eksperimen 70,60 Terampil

Kontrol 68,53 Terampil

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

53

Tabel 8 Skor sikap ilmiah siswa kelas eksperimen dan kontrol

Tabel 8 menunjukkan persentase skor sikap ilmiah siswa kelas eksperimen

memiliki nilai rata-rata yang lebih baik atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan

kelas kontrol. Rata-rata skor sikap ilmiah siswa kelas eksperimen secara keseluruhan

termasuk dalam kategori cukup dengan persentase 62,59%, sedangkan kelas kontrol

termasuk dalam kategori kurang dengan persentase 43,73%.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil

belajar kognitif siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model GDL dan

kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional (ekspositori). Dengan

kata lain, adanya perbedaan yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa model GDL

berpengaruh signifikan pada hasil belajar kognitif siswa pada materi larutan asam dan

basa.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumarniti dkk.

(2014) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran GDL dan model pembelajaran

konvensional. Pada pembelajaran dengan model pembelajaran GDL menekankan

aktivitas dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian Ulumi dkk. (2015) bahwa hasil penelitian tentang penerapan model

pembelajaran GDL menunjukkan hasil nilai rata-rata dan persentase ketuntasan hasil

belajar biologi siswa pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kontrol.

Penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa penelitian tentang model GDL

berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi.

Perbandingan peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen

dan kontrol dapat diketahui dengan menentukan nilai N-gain kedua kelas dari hasil

pre-test dan post-test masing-masing kelas (Tabel 4). Hasil tersebut menunjukkan

bahwa peningkatan hasil belajar kognitif pada kelas eksperimen lebih baik daripada

kelas kontrol. Walaupun berada dalam kategori yang sama, namun rata-rata N-gain

kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa

model GDL efektif dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada penelit ian

ini.

Tahapan pertama dalam model ini ialah stimulation, dan pada tahapan tersebut

No. Aspek Sikap Ilmiah Eksperimen Kontrol

1. Sikap ingin tahu 4,02 3,78

2. Sikap respek terhadap data/fakta 8,24 4,60

3. Sikap berpikir kritis 3,28 1,64

4. Sikap berpikiran terbuka 3,23 3,11

Jumlah 18,77 13,12

Kategori Cukup Kurang

Persentase (%) 62,59 43,73

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

54

siswa diberikan atau disajikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi yang

akan dipelajari. Siswa diminta memahami masalah tersebut secara individu maupun

berkelompok dan mengajukan hal-hal yang belum dipahami. Menurut Widiadnyana,

dkk. (2014), menyatakan bahwa penyajian permasalahan yang relevan dapat

merangsang siswa untuk berpikir serta dapat mendorong siswa untuk mencari tahu

hal-hal yang terkait dengan permasalahan tersebut. Permasalahan pada tahap

sebelumnya akan dilanjutkan pada tahap problem statement, pada tahapan tersebut

mengidentifikasi permasalahan yang pada akhirnya dirumuskan suatu hipotesis

(jawaban sementara). Siswa yang telah berada dalam suatu kelompok yang terdiri dari

4-5 orang, melakukan diskusi dalam merumuskan suatu hipotesis dan dengan arahan

bimbingan dari guru.

Tahap selanjutnya yakni data collection, dan pada tahap ini siswa melakukan

pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan eksperimen, mengamati bersama-

sama anggota kelompok demonstrasi dari guru. Melalui kegiatan ini siswa secara

perlahan memperoleh pengetahuannya dengan pengumpulan informasi secara

kelompok menggunakan alat dan bahan praktikum yang telah disediakan serta

mengamati objek pengamatan untuk menemukan informasi berkaitan dengan

permasalahan di awal pembelajaran. Menurut Sari, dkk. (2015), bahwa pada tahap ini

terjadi interaksi antara siswa dan objek pembelajaran sehingga siswa akan lebih lama

dalam mengingat materi pembelajaran karena siswa memperoleh pengalaman belajar

secara langsung. Pendapat lain dikemukakan oleh Melani dkk. (2012) menyatakan

bahwa siswa yang terlibat langsung saat proses pembelajaran dalam memperoleh

konsep maka siswa dapat menyimpan lebih lama konsep yang dipelajari dalam

struktur kognitifnya. Selain itu, siswa juga mengumpulkan informasi dari berbagai

literatur, seperti LKS, internet dan buku. Melalui pencarian informasi tersebut, maka

siswa dapat membangun suatu konsep sehingga siswa mampu memecahkan masalah.

Tahap data processing ini, siswa secara berkelompok mendiskusikan hasil

pengamatan yang diperoleh melalui pengamatan dan eksperimen, dengan menjawab

pertanyaan yang terdapat pada LKS tersebut. Menurut Sari dkk. (2015) selama

kegiatan data processing siswa terlibat aktif dalam diskusi antar kelompok sehingga

pengetahuan siswa tidak hanya diperoleh dari siswa sendiri tetapi ada tambahan dari

siswa lain. Hal ini menyebabkan siswa dapat mengingat konsep pembelajaran yang

telah dipelajari dengan baik. Selain itu diskusi juga dapat meningkatkan pemahaman

yang disampaikan oleh Slameto (2013) bahwa belajar bersama dengan siswa lain

dapat meningkatkan pengetahuan dan ketajaman berpikir.

Pada tahap selanjutnya yakni verification, siswa secara berkelompok

mendiskusikan hasil pengamatan dan membandingkan jawaban sementara yang telah

ditetapkan oleh masing-masing kelompok di awal pembelajaran dengan hasil

pengamatan langsung yang telah dilakukan. Menurut Sumarniti, dkk. (2015), guru

memberikan peluang kepada siswa untuk membandingkan jawaban hasil diskusinya

dengan kelompok yang melaporkan hasil diskusinya di depan kelas. Hal itu bertujuan

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

55

agar pengetahuan, pengalaman, dan informasi yang diperoleh siswa menjadi lebih

lengkap.

Tahap terakhir generalization yakni penarikan kesimpulan dari kegiatan yang

telah dilakukan. Guru memberikan kepada salah satu kelompok untuk menyimpulkan

dan kemudian guru memberikan penguatan dengan mengulang materi yang telah

dipelajari agar tidak terjadi kesalahpahaman antara konsep yang telah siswa peroleh

dengan konsep yang sebenarnya.

Penggunaan model pembelajaran GDL juga memberikan pengaruh positif

terhadal hasil belajar afektif siswa. Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Ulumi dkk. (2015), dalam penelitiannya bahwa penerapan model pembelajaran

GDL menunjukkan pengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah afektif, terlihat dari

nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa pada ranah sikap (afektif) pada kelompok

eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol.

Berdasarkan pada Tabel 5 dan 6 rata-rata skor aspek tanggung jawab pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Pada kelas

eksperimen, siswa selalu mengerjakan tugas dengan baik saat pembelajaran

berlangsung. Terlihat dari tugas yang diberikan terdapat di LKS, siswa secara

berkelompok selalu mengerjakannya dengan bimbingan dari guru. Bimbingan dari

seorang guru tidak lepas dari pembelajaran ini, sebab pada kelas eksperimen

menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa di sini berperan

aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan rata-rata keseluruhan skor rata-rata aspek teliti kelas eksperimen

lebih tinggi daripada kelas kontrol karena pada kelas eksperimen, siswa melaksanakan

praktikum secara berurutan sesuai bimbingan dan arahan yang guru berikan. Mereka

terlihat tidak terburu-buru dalam menggunakan alat dan bahan praktikum, dan juga

mereka teliti dalam melakukan pengamatan saat praktikum dan menjawab soal yang

terdapat di LKS.

Sementara itu, pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

GDL juga memiliki skor rata-rata afektif siswa pada aspek kerjasama yang

menunjukkan kategori baik. Hal tersebut terjadi karena siswa pada kelas eksperimen

berada dalam satu kelompok sehingga mereka selalu melakukan diskusi secara aktif

antar anggota kelompok dalam melakukan perumusan masalah, pengumpulan data,

pengolahan data hingga menentukan kesimpulan. Persentase hasil belajar afektif

siswa secara menyeluruh kelas eksperimen berada pada kategori baik (Tabel 5),

sedangkan kelas kontrol berada pada kategori kurang (Tabel 6).

Berdasarkan Tabel 7 hasil belajar psikomotorik siswa pada kedua kelas tersebut

berada pada kategori terampil. Namun kelas eksperimen masih lebih unggul rata-rata

skornya daripada kelas kontrol. Perbedaannya terletak pada langkah-langkah

praktikum atau percobaan tersebut. Kegiatan praktikum/percobaan pada kelas

eksperimen, melibatkan siswa secara langsung dalam menyampaikan ide-ide mula i

dari perumusan masalah, hipotesis hingga membuat kesimpulan. Hasil penelitian ini

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

56

sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Choirun Nisa dan Suliyana (2014)

dalam penelitiannya yaitu pengaruh penerapan model GDL dengan mengintegrasikan

keterampilan proses sains terhadap hasil belajar berpengaruh positif terhadap hasil

belajar aspek psikomotor dan afektif terlihat dari rata-rata nilai kelas eksperimen lebih

besar daripada kelas kontrol.

Selain hasil belajar siswa yang didapatkan, peneliti juga mendapatkan data hasil

sikap ilmiah siswa seperti sikap ingin tahu, sikap respek terhadap data/fakta, sikap

berpikir kritis dan sikap berpikiran terbuka. Berdasarkan Tabel 8 skor rata-rata sikap

ingin tahu pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol, artinya

dapat dikatakan bahwa model GDL yang diterapkan memberikan perbedaan terhadap

sikap ingin tahu siswa khususnya pada kelas eksperimen. Menurut Sari dkk. (2015)

pada tahap stimulation siswa dihadapkan dengan suatu permasalahan dan siswa

dituntut untuk mengetahui dan mencari tahu informasi yang berhubungan dengan

permasalahan tersebut melalui kegiatan yang tertera dalam LKS. Selain pada tahap

stimulation, sikap ingin tahu pada siswa muncul di tahap data collection. Melani dkk.,

(2012) menyatakan bahwa pada tahapan ini rasa ingin tahu siswa berkembang ketika

siswa melakukan eksperimen dan rasa ingin tahu siswa tersebut muncul karena

motivasi siswa untuk menemukan jawaban. Pendapat dari Bruner bahwa tujuan

belajar dalam belajar penemuan ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu

cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa serta merangsang

keingintahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka (Dahar, 2011).

Berdasarkan Tabel 8 skor rata-rata sikap respek terhadap data/fakta pada kelas

eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol, artinya dapat dikatakan bahwa

model GDL yang diterapkan memberikan perbedaan terhadap sikap respek terhadap

data/fakta khususnya pada kelas eksperimen. Tahapan pada model ini yang

memunculkan sikap tersebut ialah data collection dan data processing. Pada data

collection tersebut, siswa mengumpulkan hasil pengamatan yang diperoleh dalam

eksperimen maupun non eksperimen. Siswa menuliskan semua hasil yang diperoleh

sesuai dengan fakta/data yang ada dan pada tahapan tersebut, siswa tidak

diperbolehkan menuliskan hasil pengamatan berdasarkan pendapat individu.

Berdasarkan Tabel 8 skor rata-rata sikap sikap berpikir kritis pada kelas

eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol, artinya dapat dikatakan bahwa

model GDL yang diterapkan memberikan perbedaan terhadap sikap berpikir kritis

khususnya pada kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen tersebut, siswa bersama

kelompoknya mengamati hasil pengamatan dari percobaan dan kemudian menuliskan

atau mencatat hasil pengamatan tersebut sesuai dengan yang mereka amati secara

lengkap, jelas dan beraturan. Pendapat dari Widiadnyana dkk., (2014) bahwa sikap

kritis dalam pembelajaran tersebut juga muncul karena adanya berbagai pendapat,

gagasan, masukan, atau kritik yang terjadi saat melakukan diskusi dalam tahap

pengolahan atau penafsiran data (data processing) dan tahap verifikasi (verification).

Sikap kritis terhadap temuan yang dihasilkan dari kegiatan ekperimen dalam tahap

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

57

pengumpulan data (data collection). Menurut Roestiyah, tahapan data collection yang

dilakukan dengan kegiatan eksperimen melatih siswa untuk menggunakan metode

ilmiah dalam menyelesaikan masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu

yang belum pasti kebenarannya (Melani dkk., 2012). Sikap berpikir kritis cenderung

jarang terjadi pada pembelajaran konvensional. Menurut Widiadnyana (2014) pada

pembelajaran tersebut kurang adanya suatu proses pembelajaran yang dapat

memunculkan berbagai informasi baru bagi, sebab siswa cenderung hanya menerima

informasi dan lebih cenderung untuk menyalin pernyataan-pernyataan atau informas i-

informasi yang ada dalam buku sehingga tidak perlu diperdebatkan lagi.

Berdasarkan Tabel 8 skor rata-rata sikap berpikiran terbuka pada kelas

eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol, artinya dapat dikatakan bahwa

model GDL yang diterapkan memberikan perbedaan terhadap sikap berpikiran

terbuka khususnya pada kelas eksperimen. Siswa bersama kelompoknya

mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh untuk menjawab beberapa

pertanyaan yang terdapat pada LKS. Saat siswa melakukan diskusi tersebut siswa

dapat saling tukar pendapat satu sama lain, terlihat di sini siswa mendengarkan secara

seksama pendapat dari teman. Saat mendekati akhir pembelajaran, terdapat salah satu

kelompok yang diminta guru untuk ke depan kelas mempresentasikan hasil

diskusinya. Sikap berpikiran terbuka muncul saat siswa mendengarkan pendapat dari

kelompok lain, walau pun berbeda pendapat. Selain itu, siswa juga memberikan

pendapatnya atau memberikan tambahan sehingga proses diskusi antar kelompok

tersebut berjalan dengan lancar.

Dalam penelitian ini secara keseluruhan skor rata-rata sikap ilmiah siswa pada

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut

dapat dikatakan bahwa pembelajaran GDL memberikan perbedaan hasil sikap ilmiah

siswa pada kelas eksperimen. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Melani dkk. (2012) bahwa penerapan GDL memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap sikap ilmiah. Penelitian lain yakni oleh Nuzlia dkk. (2014)

menyatakan bahwa pembelajaran yang menggunakan model GDL dengan pendekaatn

saintifik memberikan pengaruh sebesar 28,32% terhadap hasil belajar dan 25,80%

terhadap sikap ilmiah siswa pada materi pH asam basa.

IV. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut (1) terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelas

yang menerapkan model pembelajaran GDL dengan kelas yang menerapkan

pembelajaran konvensional (ekspositori) pada materi larutan asam dan basa. (2)

terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa antara kelas yang menerapkan model

pembelajaran GDL dengan kelas yang menerapkan pembelajaran konvensiona l

(ekspositori) pada materi larutan asam dan basa.

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

58

Saran

Adapun saran-saran yang peneliti kemukakan sehubungan dengan hasil

penelitian, antara lain : (1) kepada guru mata pelajaran kimia dapat menerapkan model

pembelajaran GDL sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat

digunakan dalam pembelajaran kimia untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap

ilmiah siswa. (2) bagi peneliti lain yang ingin menerapkan model GDL hendaknya

lebih memperhatikan pengelolaan waktu agar pembelajaran dapat berlangsung lebih

efektif dan optimal karena model ini memerlukan waktu yang lebih lama. (3)

diperlukan penelitian lanjutan dengan jumlah siswa yang agak lebih besar untuk

mengetahui keefektifan model terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada Ibu Dra. Rilia Iriani, M.Si. dan Bapak Yudha Irhasyuarna,

S.Pd, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan untuk penelitian dan pengerjaan

skripsi di Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Banjarmasin.

Daftar Pustaka

Addin, I., T. Redjeki dan S. R. D. Ariani. 2014. Penerapan Model Pembelajaran

Project Based Learning (PJBL) pada Materi Pokok Larutan Asam dan Basa di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal

Pendidikan Kimia (JPK). 3(4) : 7-16 Akinbobola & A. Olufunminiyi. 2015. Enhancing Transfer of Knowledge in Physics

through Effective Teaching Strategies. Journal of Education and Practice. 6(16) : 37-44.

Choirun Nisa & Suliyanah. 2014. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Penemuan

Terbimbing Dengan Mengintegrasikan Keterampilan Proses Sains Terhadap

Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 1 Kamal. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF). 3(1) : 30-34.

Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Erlangga, Jakarta.

Damanik, D. P. dan N. Bukit. 2013. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry

Training (IT) dan Direct Instruction (DI). Jurnal Online Pendidikan Fisika. 2(1): 16-24.

Dewi, N.L., N. Dantes dan I W. Sadia. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA. e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Diakses melalui

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

59

http://119.252.161.254/e-journal/index.php/jurnalpendas/article/viewFile/51

2/304 pada tanggal 26 Juni 2016.

Fakhruddin, E. Eprina dan Syahril. 2010. Sikap Ilmiah Siswa dalam Pembelajaran Fisika dengan Penggunaan Media Komputer Melalui Model Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1 Bangkinang Barat. Jurnal Geliga

Sains. 4 (1) : 18-22

Firdaus, H. Deswita dan Arcat. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (GDL) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kepenuhan Pada Materi Persegi Panjang Dan Segitiga. Di akses

melalui http://e-journal.upp.ac.id/index.php/mtkfkip/article/view/265/270 pada tanggal 17 Desember 2015

Indrayani, P. 2013. Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik, dan Simbolik

Titrasi Asam-Basa Siswa Kelas XI IPA SMA serta Upaya Perbaikannya Dengan

Pendekatan Mikroskopik. Jurnal Pendidikan Sains. 1(2) : 109-120

Istikomah, H., S. Hendarto, dan S. Bambang. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 6 (1): 40-43.

Mayer, R.E. 2004. Should Three Be A Tree-Strikes Rule Against Pure. American

Psychologist Journal. 59(1):14-19. Melani, R., Harlita dan B. Sugiharto. 2012. Pengaruh Metode Guided Discovery

Learning Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal UNS Pendidikan Biologi.

4(1) : 97-105 Mirasi, W., J. Osodo dan I. Kibirige. 2013. Comparing Guided Discovery and

Exposition-with-Interaction Methods In Teaching Biology in Secondary Schools. Mediterranean Journal of Social Sciences. 4(14) : 81-87.

Nuzlia, R. Sahputra dan A.I. Harun. 2014. Pengaruh Model GDL dengan Pendekatan

Saintifik terhadap Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah. Diakses melalui

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/vie wFile/11255/10 676 pada tanggal 15 Desember 2015.

Permatasari dan Miswadi. 2013. Penggunaan Jejaring Facebook Bervisi Sets terhadap

Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep. Unnes Journal of Chemical Education.

2(2): 194-199

Purnamawan, I.K., I. W. Sadia dan I. W. Suastra. 2013. Pengaruh Model TSOI terhadap Pemahaman Konsep dan Sikap Ilmiah. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. Diakses

melalui http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnalipa/article/dow

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY …eprints.ulm.ac.id/2675/2/Naskah Restu Prayogi.pdf · 46 pengaruh model pembelajaran guided discovery learning pada materi larutan asam

60

nload/756/542 pada tanggal 21 Desember 2015

Purwatiningsi, S. 2013. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Luas Permukaan dan Volume Balok. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, 1(1): 54-63.

Sari, D.N., M. N. Linggasari dan E. Suryawati. 2015. Penerapan Pendekatan Saintifik Berorientasi Metode GDL Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains

Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MIA 2 SMA Babussalam Pekanbaru Tahun Pelajaran 2014/2015. Di akses melalui http://Jom.Unri.Ac.Id/Index.Php/JOMFKIP/ Article/Download/6533/6230 pada

tanggal 20 Mei 2016.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta, Jakarta.

.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Alfabeta, Bandung.

Sumarniti, N. N., I N. Arcana dan I M. C. Wibawa. 2014. Pengaruh Model Guided

Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa kelas V di sd gugus

vii kecamatan sawan tahun pelajaran 2013/2014. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 2(1).

Sunyono, I. W. W., E.Suyadi dan G. Suyanto. 2009. Identifikasi Masalah Kesulitan

dalam Pembelajaran Kimia SMA Kelas X di Provinsi Lampung. Jurnal

pendidikan, Jurusan PMIPA, FKIP Unila.

Ulumi, D.F., Maridi dan Y. Rinanto. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran GDL terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Biologi. 7(2) : 68–79.

Wahyudiati, D. 2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Model

Pembelajaran Diskusi Pada Pokok Bahasan Energi dan Perubahannya Untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Inovasi dan Perekayasa Pendidikan. 3(1): 361-378.

Widiadnyana, I W., I W. Sadia dan I W. Suastra. 2014. Pengaruh Model Discovery

Learning Terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. Diakses melalui http://pasca.undiksha.ac.id/e-

journal/index.php/jurnal_ipa/article/viewFile/1344/1036 pada tanggal 4 Desember 2015.