Top Banner
PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP SISTEM ENDOKRIN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh : ZAHIDAH FARHATI NIM. 1110016100062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA JAKARTA 2016
282

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Aug 19, 2018

Download

Documents

vucong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP

SISTEM ENDOKRIN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

ZAHIDAH FARHATI

NIM. 1110016100062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

JAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

•. + :

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul "Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap Keterampilan -

Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Sistem Endokrin", disusun oleh Zahidah

Farhati, NIM. 1110016100062, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah

dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 128 Desemberl 2016 di

hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S 1

(S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta, Januari 2017

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Program Studi Pendidikan Biologi) f ..; ~ Dr. Yanti Herlanti, M.Pd . .%.~.'?!.:.~.\f.~~~ .. NIP. 19710119 200801 2 010

· Penguji I

Dr. Y anti Herlanti, M.Pd

NIP. 19710119 200801 2 010

Penguji II

Sillak Hasiany Siregar, M.Si

NIP.

Dekan Fakultas

,

Page 3: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Zahidah Farhati

Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 10 Mei 1992

NIM : 1110016100062

Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi

Judul Skripsi : Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada konsep

Sistem Endokrin

Dosen Pembimbing : 1. Ir. Mahmud Siregar, M.Si.

2. Nengsih Juanengsih, M.Pd.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini

dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,26 Agustus 2016

Zahidah Farhati

NIM.1110016100062

Page 4: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

iii

ABSTRAK

Zahidah Farhati (1110016100062), “Pengaruh Model Learning Cycle 7E

terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Sistem Endokrin

(Quasi Eksperimen di SMAN 5 Depok)”. Skripsi, Program Studi Pendidikan

Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

Learning Cycle 7E terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep sistem

endokrin. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Kota Depok. Metode penelitian

yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group

design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Sampel penelitian berjumlah 42 siswa untuk kelompok eksperimen dan 42

siswa untuk kelompok kontrol. Pengambilan data menggunakan istrumen tes berupa

tes essay yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, serta lembar observasi guru.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif model

learning cycle 7E terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep sistem

endokrin. Hasil yang diperoleh yaitu nilai t-hitung sebesar 3,097 dan nilai t-tabel

dengan taraf signifikasi 5% sebesar 1,99, maka t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.

Maka dapat dikatakan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima dan hipotesis nol (Ho)

ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan

model learning cycle 7E terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep

sistem endokrin.

Kata Kunci: Pembelajaran, Learning Cycle 7E, Keterampilan Berpikir Kritis

Page 5: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

iv

ABSTRACT

Zahidah Farhati (1110016100062), “The Influence of Using Learning Cyle 7E

Model to Critical Thinking Skills Students in Endocrine System Concept (Quasi

Experiment in 5 Senior High School Depok City)”. Undergraduate Thesis, Biology

Education Program, Science Education Department, Faculty of Tarbiyah and

Teachers Training of Syarif Hidayatullah State Islamic University.

This research aimed to know the influence of using learning cycle 7E model to

critical thimking skills students in endocrine system concept. This research had been

carried out in 5 Senior High School Depok City. This research was used quasi

experiment method with nonequivalent control group design. The sample was taken

by using purposive sampling technique. The amount research sample was 42 persons

for the experiment group and 42 persons for the control group. The data was taken by

using test instrument in essay form which had tested its validity and reliability, also

observation sheets. The hypothesis research is existing positive influence of using

learning cycle 7E model to students’ critical thimking skills in endocrine system

concept. The result of this research analized use t-test show t-hit 3,097 and t-table

1,99 (α=0,05), t-hit>ttable. So, it can be said that the alternative hypothesis (H1) was

accepted and zero hypothesis (Ho) was refused. It showed that there is influence of

using learning cycle 7E model to critical thimking skills students in endocrine system

concept.

Keyword : learning, learning cycle 7E, critical thinking skill.

Page 6: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model

Learning Cycle 7E terhadap Keterampilan Berpikir Kritis pada konsep Sistem

Endokrin”.

Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta semoga tercurah pula

kepada kita semua selaku penerus risalahnya, Amiin.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak luput dari hambatan dan kesulitan

yang dihadapi. Namun atas bantuan, motivasi serta bimbingan dari semua pihak, pada

akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:

1. Prof Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA)

3. Yanti Herlanti, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Biologi

4. Ir. Mahmud Siregar, M.Si. selaku Pembimbing I yang memberikan banyak

pembelajaran dan nasihat kepada penulis

5. Nengsih Juanengsih, M.Pd. selaku Pembimbing II atas pengertian,pembelajaran,

nasihat dan motivasi untuk penulis

6. Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Akademik Jurusan

Pendidikan Biologi kelas B FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh dosen dan civitas akademik jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama penulis menuntut

ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

vi

8. Teruntuk kedua orang tua tercinta, ayahanda Ade Ruhyana dan Ibunda Nurlaila

juga kepada adik-adik tersayang Hasna, Zaky, Hanifa, Mu’adz, Umeir, dan

Shabrina yang selalu mendoakan, memotivasi dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini

9. Kepala SMAN 5 Depok, Bapak Achmad Zarkasih, S.Pd yang telah mengizinkan

penulis melakukan penelitian. Ibu Sugiarti, M.Pd. selaku Wakil Bidang

Kurikulum, Pak Abdul Fatah, M.Pd. selaku guru Biologi kelas XI dan seluruh

siswa kelas XI MIA 2 dan XI MIA 3 angkatan 2015 yang turut membantu dalam

penelitian ini

10. Kawan-kawan angkatan 2010 P.Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

terutama pembimbing ketiga: Faridatul Amaniyah atas motivasi dan bantuannya

yang luar biasa. Kepada teman-teman Biobers:Annis, Meriza, Anni, Endah dan

kawan-kawan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, namun motivasinya

begitu menginspirasi

11. Kawan-kawan seperjuangan di HMJ P. IPA periode 2011-2012, LDK Syahid

Komda FITK, LDK Syahid 17, Lingkaran Cinta, maupun adik-adik tingkat yang

senantiasa memotivasi dan saling menginspirasi dalam kebaikan dan kesabaran

12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-persatu

Ungkapan rasa syukur tepat untuk penulis ucapkan atas terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas dengan lipahan kebaikan dan keberkahan. Penulis

menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang membaca

skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya dan

dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan kedepannya.

Jakarta, 26 Agustus 2016

Penulis

Zahidah Farhati

Page 8: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Siklus Belajar (Learning Cycle)

1. Pengertian Learning Cycle ...................................................................... 8

2. Klasifikasi Model Learning Cycle ......................................................... 10

3. Learning Cycle 7E .................................................................................. 12

4. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Model Learning Cycle 7E ....... 15

Page 9: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

viii

B. Keterampilan Berpikir Kritis

1. Pengertian Keterampilan Berpikir .......................................................... 16

2. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis ................................................ 19

3. Indikator Berpikir Kritis ......................................................................... 22

C. Pengertian Extend Essay (Uraian Bebas) ..................................................... 29

D. Konsep Sistem Endokrin .............................................................................. 32

E. Hasil Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 35

F. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 36

G. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 39

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian ................................................................................... 40

2. Desain Penelitian .................................................................................... 41

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi ................................................................................................... 41

2. Sampel ..................................................................................................... 42

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Pendahuluan ................................................................................. 42

2. Tahap Pelaksanaan .................................................................................. 43

3. Tahap Akhir ............................................................................................ 44

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 45

F. Instrumen Penelitian

1. Tes ........................................................................................................... 46

2. Non-Tes ................................................................................................... 46

G. Kalibrasi Instrumen

1. Pengujian Validitas Instrumen ................................................................ 47

2. Pengujian Realibilitas Instrumen ............................................................ 49

Page 10: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

ix

3. Pengujian Tingkat Kesukaran ................................................................ 50

4. Pengujian Daya Pembeda........................................................................ 51

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Hipotesis ........................................................................... 52

a. Uji Normalitas ................................................................................. 52

b. Uji Homogenitas .............................................................................. 53

c. Uji Hipotesis .................................................................................... 54

2. Teknik Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ............................. 54

I. Hipotesis Statistik ......................................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol .................................................................................. 56

2. Data Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis pada Pretest

Dan Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.................. 57

3. Data Lembar Kerja Siswa dan Keterampilan Berpikir Kritis ................. 59

4. Data Observasi Kegiatan Guru ............................................................... 60

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas ......................................................................................... 62

2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 63

3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 64

a. Uji Hipotesis Pretest (Mann Whitney) .............................................. 64

b. Uji Hipotesis Postest (Uji-T)............................................................. 65

C. Pembahasan ................................................................................................... 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 77

B. Saran ............................................................................................................ 77

Page 11: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

x

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 79

LAMPIRAN ....................................................................................................... 84

Page 12: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi Model Learning Cycle ............................................................. 11

2.2 Indikator Berpikir Kritis ............................................................................ 24

2.3 Kelenjar Endokrin, letak, sekresi, peran dan gangguan ............................ 33

2.4 Perbedaan antara sistem saraf dan sistem endokrin .................................. 34

3.1 Tahapan Persiapan, Uji Coba, dan Penelitian ............................................ 39

3.2 Jadwal Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................... 39

3.3 Desain Penelitian ....................................................................................... 41

3.4 Indikator Keterlaksanaan Pembelajaran..................................................... 46

3.5 Besarnya Koefisien Validitas ..................................................................... 48

3.6 Kisi-kisi Intrumen Tes ............................................................................... 48

3.7 Kriteria Tingkat kesukaran Soal ................................................................ 50

3.8 Hasil Analisis Tingkat kesukaran Butir Soal ............................................. 50

3.9 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ................................................................. 51

3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ............................................................ 51

3.11 Kategori Keterampilan Berpikir Kritis ...................................................... 55

4.1 Data Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........ 57

4.2 Persentase Ketercapaian Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen .................................................................. 57

4.3 Persentase Ketercapaian Postest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................. 58

4.4 Ketercapaian Keterampilan Berpikir Kritis pada Lembar Kerja Siswa ..... 59

4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Dan Postest Kelas Eksperimen Dan

Kelas Kontrol ............................................................................................. 62

4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest Dan Postest Kelas Eksperimen Dan

Kelas Kontrol ............................................................................................. 63

4.7 Hasil Uji Mann-Whitney Pada Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ..... 64

Page 13: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

xii

4.8 Hasil Berpikir Kritis Tiap Aspek Pada Pretest........................................... 64

4.9 Hasil Uji-T Pada Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .................. 65

4.10 Hasil Uji-T Postest Tiap Aspek Berpikir Kritis ......................................... 66

Page 14: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E .................................... 13

3.1 Tahapan Dalam Prosedur Penelitian .......................................................... 45

3.2 Uji Statistika Parametrik dan Non-Parametrik .......................................... 53

4.1 Grafik Hasil Ketercapaian Postest Keterampilan Berpikir Kritis

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........................................ 66

4.2 Grafik Rata-rata Hasil Keterampilan Berpikir Kritis Pada LKS................ 71

Page 15: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................. 84

2 Lembar Kegiatan Siswa ................................................................................ 130

3 Lembar Observasi (Pra-penelitian) ............................................................... 148

4 Instrumen Uji Coba ....................................................................................... 150

5 Kisi-kisi Instrumen ........................................................................................ 157

6 Hasil Uji Validitas dengan Software Anates ................................................ 183

7 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 191

8 Kunci Jawaban Soal Instrumen ..................................................................... 197

9 Hasil Pretes Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok Kontrol

Dan Eksperimen ............................................................................................ 201

10 Hasil Postest Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok Kontrol

Dan Eksperimen ............................................................................................ 205

11 Hasil Observasi Penelitian Oleh Guru .......................................................... 209

12 Pengujian Normalitas .................................................................................... 215

13 Pengujian Homogenitas ................................................................................ 223

14 Hasil Hipotesis Pretest menggunakan Uji Mann-Whitney ........................... 226

15 Hasil Pretest Tiap Aspek Berpikir Kritis ...................................................... 228

16 Hasil Hipotesis Postest menggunakan Uji T ................................................. 233

17 Hasil Postest Tiap Aspek Berpikir Kritis ...................................................... 235

18 Lembar Uji Referensi .................................................................................... 255

19 Surat Bimbingan Skripsi .............................................................................. 256

20 Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi .................................................... 258

21 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................................. 259

22 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ....................................... 260

Page 16: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekarang ini tidak

bisa dipungkiri berdampak penting pada sektor pendidikan, khususnya terhadap

kualitas pendidikan. Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)

mempunyai potensi besar untuk dijadikan sebagai strategi untuk menghadapi era

industrialisasi dan globalisasi dengan meningkatkan mutu pendidikan Indonesia

dalam menyiapkan sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas. Dengan

sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas, akan menjamin keberhasilan

dalam upaya penguasaan teknologi untuk pembangunan di Indonesia sehingga

mampu bersaing dan menghadapi tantangan global. Kualitas tersebut meliputi

kemampuan berfikir logis, bersifat kritis, inovatif, kreatif, inisiatif dan adaptif

terhadap perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Kemampuan-kemampuan tersebut tidak bisa hadir begitu saja, melainkan harus

ditumbuhkan secara bertahap dan terencana melalui pendidikan yang berkualitas.

Peningkatan mutu pendidikan tidak akan bisa dilepaskan dari perbaikan dan

pembaharuan kurikulum. Hal ini dilakukan agar tujuan pendidikan nasional dapat

tercapai dengan baik. Tujuan pendidikan nasional itu adalah untuk mengembangkan

potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.

Berdasarkan peraturan pemerintah RI nomer 19 tahun 2005 bab IV pasal ayat

(1) tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menyatakan tentang standard proses

proses yaitu, pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif

dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas, sesuai dengan bakat dan

Page 17: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

2

minat serta perkembangan fisik dan psikologis siswa.1 Maka proses pembelajaran

pada tingkat satuan pendidikan harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional

tersebut.

Dalam proses pembelajaran, banyak faktor yang akan mempengaruhi

keberhasilan dan keefektifan proses belajar.baik itu dari internal siswa, hingga ke

faktor luar siswa. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam pribadi siswa,

seperti motivasi, kemampuan berpikir, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal

yang berasal dari luar siswa, meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan pengajaran

(termasuk dalam penggunaan model dan metode pembelajaran) hingga evaluasi.

Ketiganya harus berperan baik untuk menjadikan pembelajaran yang berkualitas.

Lebih jauh lagi, strategi penggunaan metode dan model pembelajaran

mempunyai porsi penting tersendiri dalam menentukan kualitas hasil belajar

mengajar. Setiap metode dan model pembelajaran mempunyai tujuan dan

menghasilkan kualitas capaian proses pembelajaran sendiri. Untuk mencapai satu

tujuan pembelajaran, tidak harus selalu menggunakan satu metode dan model yang

sama. Penggunaan metode dan model yang bervariatif justru akan lebih diminati

siswa, karena dapat menggairahkan proses belajar dan dapat menjembatani gaya

belajar siswa dalam menyerap bahan pelajaran. Sebagai fasilitator seharusnya guru

dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan membimbing siswa

untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diajak untuk menemukan dan

membangun sendiri pengetahuannya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan

dengan baik dan menghasilkan perubahan dalam diri siswa, baik dalam pengetahuan,

sikap dan keterampilannya. Umpan balik dari siswa akan bangkit sejalan dengan

kondisi psikologisnya. Maka menjadi suatu hal yang penting memahami kondisi

psikologis siswa sebelum memilih model pembelajaran yang akan digunakan.2

1 Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Bab IV No (1), 2005, h.17. 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta,

2006), h. 159.

Page 18: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

3

Dalam pendidikan di Indonesia, kemampuan siswa dalam berpikir secara

kritis dan sistematis kurang diasah. Siswa mampu menghafal konsep-konsep dalam

sains, tetapi ketika berhadapan dengan masalah di kehidupan sehari-hari yang

memerlukan penerapan sains, siswa tidak mampu mengaplikasikannya untuk

memecahkan masalah. Anak didik lulus dari sekolah, hanya pintar teori tetapi miskin

aplikasi. Salah satu penyebab hal ini adalah pemilihan model pembelajaran ataupun

strategi yang kurang tepat.

Selain itu, masalah lainnya adalah proses pembelajaran masih cenderung

berpusat pada guru (teacher oriented) sebagai subjek pembelajaran sehingga siswa

kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran

IPA pada umumnya yang dilaksanakan di SMA saat ini masih lebih cenderung

mengarah pada model pembelajaran yang dasar filosofinya behaviorisme, yaitu

pembelajaran yang berpusat pada guru, berbasis materi pelajaran (content based), dan

dengan penilaian paper and pencil test yang dilakukan pada akhir setiap pokok

bahasan.3 Pemanfaatan metode pembelajaran pun masih didominasi dengan metode

konvensional yang sama dan berulang. Hal tersebut biasanya dilakukan guru dengan

berbagai alasan, diantaranya agar materi pembelajaran lebih dapat dikontrol dan

waktu pembelajaran dapat disesuaikan.

Lebih spesifik dalam pembelajaran IPA tampaknya hanya mengutamakan

penguasaan pemahaman konsep dan fakta belaka, sementara kemampuan yang

berupa keterampilan siswa dalam berfikir dan bekerja ilmiah, kemampuan

memecahkan masalah yang dapat dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari hampir

tidak tersentuh dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran seperti ini siswa

sebenarnya hanya belajar sejarah dan tidak belajar bagaimana memperoleh prinsip

dan konsep yang ada pada biologi itu sendiri dan mengembangkannya.4 Di sisi lain,

sekarang ini ilmu pengetahuan alam terutama bidang biologi berkembang dengan

3 A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan Model Siklus Belajar 7e Terhadap

Pemahaman Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika, 2011.

h. 3. 4 Ibid, h. 3-4.

Page 19: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

4

sangat pesat, sehingga guru tidak mungkin mampu mengajarkan seluruh fakta,

konsep, prinsip, dan teori-teori kepada para siswanya.

Pembelajaran IPA, khususnya biologi diorientasikan untuk mempersiapkan

siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupannya dan di

dunia yang selalu berkembang, melalui tindakan dan sikap atas dasar pemaikiran

yang logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efisien. Pembelajaran biologi bukan

hanya berorientasi pada hasil akhir, tetapi lebih menekankan pada proses selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sehingga siswa tidak hanya sebatas mampu

menjawab soal-soal, namun mampu menjelaskan konsep dasarnya dan menerapkan

dalam kehidupannya. Dalam hal ini maka kemampuan siswa untuk berfikir kritis

sangat diperlukan. Hal ini, secara eksplisit telah dirumuskan dalam Permen 22, tahun

2006 tentang Standar Isi KTSP untuk mata pelajaran biologi SMA-MA (Depdiknas,

2006):5

Matapelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir

analitis,induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan

denganperistiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif

dankuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidangmatematika,

fisika, kimia, dan pengetahuan pendukung lainnya.

Banyak pandangan yang berpendapat tentang keterampilan berpikir kritis.

Namun menurut Robert H. Ennis berpikir kritis (critical thinking) adalah suatu proses

yang bertujuan untuk membuat suatu keputusan yang wajar terhadap apa yang

dipercayai dan apa yang akan dilakukan.6 Berpikir kritis dalam pembelajaran biologi

sangat besar peranannya dalam meningkatkan proses, hasil belajar, dan bekal dimasa

depan. Pola berpikir ini mengembangkan penalaran yang komprehensif, logis, dapat

dipercaya, ringkas, dan meyakinkan.

Dalam pembelajaran biologi, terutama pada materi sistem endokrin pada

dasarnya setiap siswa sedikit banyak telah mengenal tentang materi tersebut, Lebih-

5Permen 22, tahun 2006 tentang Standar Isi KTSP untuk matapelajaran biologi SMA-MA

(Depdiknas, 2006), hal. 165. 6 Robert H Ennis,Critical Thinking, Prentice Hall, (USA: University of Illinois, 1995), p. xvii

Page 20: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

5

lebih ketika di tingkat SMP materi sistem endokrin masuk kedalam kurikulum

pembelajaran. Oleh karena itu, dalam hal ini pendekatan konstruktivisme sangat

penting. Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran yang

memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui

berbagai kegiatan dan hasil yang benar sesuai dengan perkembangan yang dilalui

siswa. Dan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk

mengembangkan pemahaman siswa, pendekatan kontruktivisme menekankan

terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan

pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna.7 Melalui proses

asimiliasi dan akomodasi lah siswa dapat menemukan hubungan konsep baru dengan

memperluas konsep yang ia miliki. Salah satu model pembelajaran yang

menggunakan pendekatan konstruktivisme adalah model pembelajaran learning cycle

7E.8

Model pembelajaran learning cycle 7E merupakan salah satu model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan

cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa.9 Karena, pada model

pembelajaran learning cycle 7E memiliki rangkaian tahapan-tahapan kegiatan (fase)

yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan sendiri

pengetahuannya. Hal ini dilakukan dengan harapan agar proses pembelajaran menjadi

lebih bermakna dan menyenangkan, sehingga proses memahami konsep dan melatih

kemampuan berfikir kritis siswa menjadi lebih terasah.

Berdasarkan latar belakang itulah, peneliti mencoba untuk mengadakan

penelitian tentang model pembelajaran learning cycle, dengan judul: Pengaruh

7 Nizarwati dkk, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme

Untuk Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri Siswa Kelas X SMA”, Jurnal pendidikan

Matematika volume 3 no.2, 2009, h. 58. 8 Nuryani Y Rustaman, Konstruktivisme dan Pembelajaran Biologi, Makalah, Jurusan

Pendidikan Biologi FMIPA UPI. 2000, h. 8. 9 Wawan Sutrisno dkk,Pengaruh Model Learning Cycle 7e Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran Biologi. Seminar Nasional IX, Pendidikan Biologi FKIP UNS. h. 186.

Page 21: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

6

Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Learning Cycle 7E Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Sistem Endokrin.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat

diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Banyak siswa yang tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

biologi, karena pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher oriented).

2. Pembelajaran biologi masih didominasi oleh model konvensional yang sama dan

berulang.

3. Pembelajaran biologi yang dilakukan lebih dominan kepada aspek pengetahuan

dan pemahaman konsep secara cepat saja yaitu dengan cara menghafal, sehingga

kemampuan berpikir kritis siswa kurang terasah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran learning cycle

yang diadaptasi dari Mayer, dan mengacu pada learning cycle hipotesis-deduktif.

2. Indikator kemampuan berpikir kritis yang menjadi landasan berdasarkan pendapat

Robert H.Ennis, yaitu memberikan penjelasan sederhana (elementary

clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), kesimpulan,

membuat penjelasan lebih lanjut, serta strategi dan taktik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah

yang telah dipaparkan diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Bagaimana pengaruh model pembelajaran Learning Cyle 7E terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa kelas XI pada konsep sistem pencernaan?”

Page 22: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

7

E. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran Learning Cyle 7E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI

pada konsep sistem pencernaan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya untuk

dunia pendidikan secara umum. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini

ialah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Mengetahui pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa.

b. Memberikan gambaran tentang penggunaan model pembelajaran yang sesuai

dengan penanganan masalah dalam proses pembelajaran.

c. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan alternatif pembelajaran biologi yang melibatkan peran aktif dari

siswa.

b. Memberikan masukan dan sumbangan pemikiran untuk para guru agar

meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa

dalam pelajaran biologi.

c. Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka

perbaikan proses pembelajaran biologi kedepan.

Page 23: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Siklus Belajar (Learning Cycle)

1. Pengertian Learning Cycle

Menurut kamus Bahasa Inggris-Indonesia learning cycle terdiri dari dua

kata. Learning berasal dari kata learn yang berarti belajar. Learning juga

merupakan kata benda yang berarti pengetahuan.1 Sedangkan cycle berarti siklus

atau putaran.2

Jadi learning cycle adalah model pembelajaran yang memiliki siklus

atau putaran tertentu.

Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang berpaham konstruktivistik

adalah strategi pembelajaran dengan siklus belajar (learning cycle). Secara umum,

strategi ini merupakan bagian dari inquiry approach (pendekatan inkuiri), yang

didasarkan pada hasil pemikiran Jean Piaget tentang model perkembangan

berpikir anak. Siklus belajar merupakan suatu model pembelajaran dengan

berpusat pada siswa (student centered). Strategi mengajar model siklus belajar

memungkinkan seorang peserta didik untuk tidak hanya mengamati hubungan,

tetapi juga menyimpulkan dan menguji penjelasan tentang konsep-konsep yang

dipelajari.3

Siklus belajar dikembangkan berdasarkan teori yang dikembangkan oleh

Ausubel yaitu tentang bagaimana siswa seharusnya belajar sehingga menjadi

pembelajaran yang bermakna untuk siswa. Selain itu, dalam perkembangannya,

mengikuti pula teori fase pembelajarannya Piaget. Piaget menyatakan bahwa

belajar merupakan pengembangan aspek kognitif yang meliputi: struktur, isi, dan

fungsi. Struktur intelektual adalah organisasi-organisasi mental tingkat tinggi

yang dimiliki individu untuk memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku

khas individu dalam merespon masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi

1John M. Echols and Hasan Shadily.Kamus Inggris Indonesia an English-Indonesian

Dictionary, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2003). p. 352. 2Ibid., p. 162.

3 Aditya Rahman, “Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Sebagai Upaya

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMK 2 Pengasih”, Skripsi pada Fakultas

Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2012, h. 4, tidak dipublikasikan.

Page 24: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

9

merupakan proses perkembangan intelektual yang mencakup adaptasi dan

organisasi.

Adaptasi terdiri atas asimilasi dan akomodasi. Pada proses asimilasi

individu menggunakan struktur kognitif yang sudah ada untuk memberikan

respon terhadap rangsangan yang diterimanya. Dalam asimilasi, individu

berinteraksi dengan data yang ada di lingkungan untuk diproses dalam struktur

mentalnya. Dalam proses ini struktur mental individu dapat berubah, sehingga

terjadi akomodasi. Pada kondisi ini individu melakukan modifikasi dari struktur

yang ada, sehingga terjadi pengembangan struktur mental. Pemerolehan konsep

baru akan berdampak pada konsep yang telah dimiliki individu. Individu harus

dapat menghubungkan konsep yang baru dipelajari dengan konsep-konsep lain

dalam suatu hubungan antar konsep. Konsep yang baru harus dihubungkan

dengan konsep-konsep lain yang telah dimiliki. Hubungan konsep yang baik dari

intelektual seseorang akan tercermin dari respon yang diberikan dalam

menghadapi masalah.4

Menurut ketiga landasan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa siklus

belajar melalui kegiatan dalam tiap fasenya mewadahi pembelajar untuk secara

aktif membangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan

lingkungan fisik maupun sosial agar pembelajaran menjadi lebih bermakna. Jika

diimplementasikan dalam pembelajaran, model siklus belajar yaitu memiliki ciri:

1) Siswa belajar secara aktif dan mempelajari materi secara bermakna dengan

bekerja dan berpikir. Pengetahuannya dikonstruksi dari pengalaman dan

pemahaman dasar siswa itu sendiri.

2) Informasi baru dikaitkan dengan skema pengetahuan yang telah dimiliki

siswa dan berasal dari pandangan dan penafsiran siswa terhadap informasi

tersebut.

4Ngatiatul Mabsuthoh, “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap Hasil

Belajar Fisika Pada Konsep Massa Jenis”, Skripsi pada FITK UIN Jakarta, Jakarta, 2001, h. 19,

tidak dipublikasikan.

Page 25: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

10

2. Klasifikasi Model Learning Cycle

Model siklus belajar menurut Lawson diklasifikasikan menjadi tiga

bagian berdasarkan jenjang pendidikan yang menetapkannya. Ketiga macam

siklus belajar tersebut yaitu: 5

1) Siklus belajar “deskriptif”. Dimana para siswa menemukan dan memberikan

suatu pola empiris dalam suatu konteks khusus (ekspolari); guru memberi

nama pada pola itu (pengenalan istilah atau konsep); kemudian pola itu

ditentukan dalam konteks-konteks lain (aplikasi konsep). Bentuk siklus

belajar ini disebut deskriptif, sebab siswa dan guru hanya memberikan apa

yang mereka amati tanpa usaha untuk melahirkan hipotesis-hipotesis untuk

menjelaskan hasil pengamatan mereka. Ditinjau dari segi penalarannya,

siklus belajar deskriptif menghendaki hanya pola-pola deskriptif, misalnya

berupa seriasi, klasifikasi dan konservasi.

2) Siklus belajar “empiris-induktif”. Dimana para siswa juga menemukan dan

memberikan suatu pola empiris dalam suatu konteks khusus (eksplorasi),

tetapi mereka selanjutnya mengemukakan sebab-sebab yang mungkin

menjadi sebab terjadinya pola tersebut. Hal ini membutuhkan penggunaan

analogi untuk memindahkan atau mentransfer konsep-konsep yang telah

dipelajari dalam konteks-konteks lain pada konteks baru ini (yaitu pada

pengenalan konsep baru). Konsep tersebut dapat diperkenalkan oleh para

siswa, guru, atau kedua-duanya. Siklus belajar empiris-induktif bersifat

intermediet, menghendaki pola-pola penalaran deskriptif, tetapi pada

umumnya melibatkan pula pola-pola tingkat tinggi.

3) Siklus belajar “hipotesis-deduktif”. Dimana para siswa diminta untuk

merumuskan jawaban sebagai hipotesis-hipotesis yang kira-kira bisa terjadi

pada fase pertanyaan. Selanjutnya, para siswa diminta untuk menurunkan

konsekuensi-konsekuensi logis dari hipotesis tersebut, dan merencanakan

serta melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis (eksplorasi). Analisis

hasil-hasil eksperimen menyebabkan beberapa hipotesis ditolak, sedangkan

5Anton E.Lawson, “Using the Learning Cycle to teach biology concepts and reasoning

patterns”, Journal of Biology Education, 2001, p.168.

Page 26: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

11

hipotesis lainnya diterima dan menjadi konsep-konsep baru yang

ditanamkan pada siswa. Pada akhir konsep-konsep yang relevan dan

didiskusikan, sehingga dapat diterapkan pada situasi-situasi lain di kemudian

hari (sebagai aplikasi konsep).

Jika ditafsirkan berdasarkan pendapat Lawson tersebut, maka perbedaan

antara siklus belajar deduktif, empiris-induktif dan hipotesis-deduktif ialah seperti

dijelaskan pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Klasifikasi Model Learning Cycle

Aspek

Perbedaan

Siklus Belajar

Deduktif

Siklus Belajar

Empiris-Induktif

Siklus Belajar

Hipotesis-Deduktif

Karakter

pembelajaran

Pembelajaran

dengan

pembentukan

pengetahuan

sederhana

(pengenalan istilah

atau konsep)

Pembelajaran

dengan penggunaan

analogi untuk

mentransfer konsep-

konsep yang telah

dipelajari

sebelumnya

Pembelajaran berbasis

pendekatan berpikir

ilmiah

Kegiatan

guru/siswa

Guru memberikan

materi berdasarkan

apa yang diamati

(konteks) tanpa

usaha untuk

melahirkan

hipotesis-hipotesis

untuk menjelaskan

hasil pengamatan

mereka

Siswa lebih

bereksplorasi dan

mengemukakan

sebab-sebab yang

logis untuk

menjelaskan

informasi baru

Siswa banyak

melakukan kegiatan

seperti dalam

prosedur metode

ilmiah:

- Menganalisis masalah

- Membuat hipotesis

- Menguji hipotesis

(dengan observasi dan

eksperimen)

- Menyusun dan

mengolah data hasil

pengujian

- Membuat kesimpulan

- Mempublikasikan

hasil

Penalaran Pola deskriptif

(seperti metode

seriasi, klasifikasi

dan konservasi

Pola-pola deskriptif,

tetapi pada

umumnya

melibatkan pula

pola-pola tingkat

tinggi

Pola-pola tingkat

tinggi

Keterampilan

berpikir siswa

Rendah Intermediet Tinggi

Page 27: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

12

3. Learning Cycle 7E

Learning cycle merupakan strategi pengajaran yang secara formal

digunakan di program sains sekolah dasar yaitu Science Curriculum Improvement

Study (SCIS). Meskipun strategi ini diterapkan pertama kali di sekolah dasar,

beberapa studi menunjukkan bahwa penerapan teknik pengajaran ini telah

menyebar luas di berbagai tingkat kelas, termasuk Universitas. Biological Science

Curriculum Study (BSCS) dan Bybe menyatakan bahwa learning cycle

sebenarnya telah dikembangkan oleh Atkins dan Karlplus sejak tahun 1962 di

USA yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap; eksplorasi (exploration),

pengenalan konsep (concept introduction) dan aplikasi konsep (consept

application.Tiga fase dalam model siklus belajar kemudian dikembangkan dan

disempurnakan menjadi 5 fase pada tahun 1989 berdasarkan pengajaran yang

dibangun oleh Biological Sciences Curriculum Study (BSCS). Pada siklus belajar

5 fase, ditambahkan tahap pengembangan minat (engagement) sebelum

exploration dan ditambahkan pula tahap evaluasi (evaluation) pada bagian akhir

siklus. Pada model ini, tahap concept introduction dan concept application

masing-masing diistilahkan menjadi explanation dan elaboration. Karena itu

siklus belajar 5 fase sering dijuluki siklus belajar 5E yaitu pengembangan minat

(engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (explaination), memperluas

(extend/elaboration), dan evaluasi (evaluation).6

Hingga kemudian Arthur Eisenkraft pada tahun 2003 mengembangkan

siklus belajar menjadi tujuh tahapan. Perubahan yang terjadi pada tahapan siklus

belajar (5E) menjadi (7E) terjadi pada fase Engage menjadi dua tahapan yaitu

Elicit dan Engage, sedangkan pada tahap Elaborate dan Evaluate menjadi tiga

tahapan yaitu menjadi Elaborate, Evaluate dan Extend. Perubahan tahapan siklus

belajar dari 5E menjadi 7E ditunjukan pada Gambar2.1.7

6 Susan Everett and Richard Moyer. Literacy in the Learning Cycle, Incorporating trade

books helps plan inquiry-learning experiences. Methods and Strategies: Ideas and techniques to

enhance your science teaching, 2014, p. 48, (www.teachersource.com). 7 Arthur Eisenkraft, Expanding the 5E Model: A proposed 7E model emphasizes “transfer

of learning”and the importance of eliciting prior understanding, National Science Teachers

Association (NSTA). The Science Teacher, Vol. 70, No. 6, 2003, p. 57.

Page 28: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

13

Gambar 2.1 Skema Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E

Tahapan model Learning Cycle 7E tersebut dijelaskan oleh Arthur

Eisenkraft sebagai berikut:8

1) Elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa), yaitu fase untuk

mengetahui sampai dimana pengetahuan siswa terhadap pelajaran yang

akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran

siswa serta menimbulkan kepenasaran tentang jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan

pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan

dipelajari dengan mengambil contoh mudah yang diketahui siswa seperti

kejadian sehari-hari secara umum memang terjadi.

2) Engage (mempertemukan), yaitu fase dimana siswa dan guru akan saling

memberikan informasi dan pengalaman tentang pertanyaan-pertanyaan

awal tadi, memberikan siswa tentang ide dan rencana pembelajaran

sekaligus memotivasi siswa agar lebih berminat untuk mempelajari konsep

dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase ini dapat dilakukan dengan

demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk

8 Wawan Sutrisno, dkk, “Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap Motivasi Belajar

Siswa Dalam Pembelajaran Biologi”, Jurnal Edukasi, Pendidikan Biologi FKP UNS, 2012, h.186.

Page 29: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

14

membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keingintahuan

siswa.

3) Explore (menyelidiki), yaitu fase yang membawa siswa untuk memperoleh

pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan

konsep yang akan dipelajari. Siswa dapat mengobservasi, bertanya, dan

menyelidiki konsep dari bahan-bahan pembelajaran yang telah disediakan

sebelumnya.

4) Explain (menjelaskan), yaitu fase yang didalamnya berisi ajakan terhadap

siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang

mereka dapatkan ketika fase eksplorasi. Kemudian dari definisi dan konsep

yang telah ada didiskusikan sehingga pada akhirnya menuju konsep dan

definisi yang lebih formal.

5) Elaborate (menerapkan), yaitu fase yang bertujuan untuk membawa siswa

menerapkan simbol-simbol, definisi-definisi, konsep-konsep, dan

keterampilan-keterampilan pada permasalahan-permasalahan yang

berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari.

6) Evaluate (menilai), yaitu fase evaluasi dari hasil pembelajaran yang telah

dilakukan. Pada fase ini dapat digunakan berbagai strategi penilaian formal

dan informal. Guru diharapkan secara terus menerus dapat mengobservasi

dan memperhatikan siswa terhadap kemampuan dan keterampilan untuk

menilai tingkat pengetahuan dan kemampuannya, kemudian melihat

perubahan pemikiran siswa terhadap pemikiran awalnya.

7) Extend (memperluas), yaitu fase yang bertujuan untuk berfikir, mencari,

menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah

dipelajari bahkan kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk mencari

hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau

belum mereka pelajari.

Berdasarkan tahapan pembelajaran learning cycle 7E tersebut diharapkan

siswa tidak hanya mendengar keterangan dari guru akan tetapi siswa berperan

aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap

konsep yang dipelajari. Pembelajaran IPA, khususnya biologi pada dasarnya ialah

Page 30: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

15

mempelajari fenomena alam yang terjadi di sekitar kita. Oleh karena itu

makasetiap fenomena yang muncul harusdikaji secara ilmiah untuk mendapatkan

konsepsi yang terkandung dalam fenomena tersebut.

Dalam proses penemuan konsepsi ilmiah terlebih dahulu dilakukan

kegiatan-kegiatan yaitu berusaha membangkitkan minat siswa belajar (elicit,

engagement), kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memanfaatkan panca indera mereka semaksimal mungkin dalam berinteraksi

dengan lingkungan melalui kegiatan telaah literatur (exploration), memberikan

kesempatan yang luas kepada siswa untuk menyampaikan ide atau gagasan yang

mereka miliki melalui kegiatan diskusi (explanation), mengajak siswa

mengaplikasikan konsep-konsep yang mereka dapatkan dengan mengerjakansoal-

soal pemecahan masalah (elaboration) dan terdapat suatu tesakhir untuk

mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang telah

dipelajarinya (evaluation, extend).9

Karakteristik utama learning cycle 7E yaitu mengusulkan masalah atau

pertanyaan, fokus interdisipliner bidang studi, eksplorasi otentik, kerjasama,

merancang pekerjaan dan menyajikan pekerjaan. Dalam proses pembelajarannya,

learning cycle 7E tidak dirancang untuk guru banyak menjelaskan informasi

kepada anak murid, namun membantu siswa untuk mengembangkan pemikiran

mereka, pemecahan masalah dan kemampuan intelektual. Model pembelajaran ini

juga dikembangkan untuk membantu belajar siswa agar menjadi dewasa melalui

keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi belajar

lebih mandiri.10

4. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Model Learning Cycle 7E

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa keuntungan penggunaan model pembelajaran learning cycle 7E yaitu:

9 A.A. Sri Dwi Indriyanthi, “Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Pemahaman

Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”, h. 6. 10

Hartono, “Learning Cycle 7E Model To Increase Student’s Critical Thinking on

Science”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 2013, p.60.

Page 31: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

16

1) Peserta didik belajar secara aktif. Peserta didik mempelajari materi secara

bermakna dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari

pengalaman peserta didik.

2) Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki peserta didik.

Informasi baru yang dimiliki pesera didik berasal dari interprestasi

individu.

3) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan

pemecahan masalah.

4) Siswa dapat meningkatkan perbincangan ilmiah mereka, dan meningkatkan

keterlibatan mereka dalam kelas sains.11

Namun, dalam pengelolaannya dalam model Learning Cycle 7E terdapat

beberapa hal yang harus diperhatikan pihak guru agar tidak menjadi suatu

melemahkan atau menghambat pembelajaran, yaitu:

1) Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan

langkah-langkah pembelajaran.

2) Membutuhkan kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3) Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.

4) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana

dan melaksanaan pembelajaran.12

B. Keterampilan Berpikir Kritis

1. Pengertian Keterampilan Berpikir

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Keterampilan berasal dari

kata “terampil” yang berarti kecakapan dalam melaksanakan tugas. Disamping

itu, menurut Reber, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola

tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan

11

Irma Rosa Indriyani, “Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar (Learning

Cycle) 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis

pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada Pascasarjana Universitas

Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yogyakarta, 2013, h. 24, tidak dipublikasikan. 12

Ibid., h. 25.

Page 32: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

17

keadaan yang mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi

gerakan motorik melainkan juga aplikasi dari fungsi mental yang bersifat kognitif.

Artinya, keterampilan merupakan suatu kemampuan yang teraplikasi dalam

perbuatan yang merupakan cerminan dari pemahaman dan pikirannya.

Konotasinyapun luas, sehingga sampai pada mempengaruhi atau

mendayagunakan orang lain. Artinya, orang yang mampu mendayagunakan orang

lain secara tepat juga dianggap sebagai orang yang terampil.13

Sedangkan, menurut berpikir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah akal budi, ingatan angan-angan. Berpikir artinya menggunakan akal budi

untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam

ingatan.14

Berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan

penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Ciri-ciri utama dari berfikir adalah

adanya abstraksi. Abstraksi dalam hal ini yaitu anggapan lepasnya kualitas atau

relasi dari benda-benda, kejadian-kejadian dan situasi-situasi yang mula-mula

dihadapi sebagai kenyataan. Dalam arti luas, berfikir adalah bergaul dengan

abstraksi-abstraksi. Sedangkan dalam arti sempit, berfikir adalah meletakkan atau

mencari hubungan/pertalian antara abstraksi-abstraksi.15

Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara

alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu dan media yang

digunakan, serta menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang

mempengaruhinya. Proses berpikir merupakan peristiwa mencampur,

mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-konsep,

persepsi-persepsi, dan pengalaman sebelumnya.16

Dalam prosesnya terdapat tiga

langkah berpikir, yaitu: 17

13

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya, 2011), h. 117. 14

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011), h. 1. 15

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002),

h. 44. 16

Wowo Sunaryo Kuswana, op.cit., h.3. 17

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 31.

Page 33: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

18

1) Pembentukan pengertian. Ini dilakukan melalui proses mendeskripsikan ciri-

ciri objek yang sejenis, mengklasifikasikan ciri-ciri yang sama,

mengabstraksi dengan menyisihkan, membuang, menganggap ciri-ciri yang

dirasa paling benar.

2) Pembentukan pendapat. Ini merupakan peletakan hubungan antar dua buah

pengertian atau lebih. Hubungan itu dapat dirumuskan secara verbal berupa

pendapat menolak, menerima dan asumtif (kemungkinan-kemungkinan).

3) Pembentukan keputusan. Ini merupakan penarikan kesimpulan yang berupa

keputusan. Keputusan adalah hasil pekerjaan akal berupa pendapat baru

yang dibentuk berdasarkan pendapat-pendapat yang sudah ada.

Keterampilan berpikir harus berorientasi untuk meningkatkan mutu

pendidikan melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tujuan atau

hasil belajar. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pendekatan, strategi dan metode

yang selaras dengan kebutuhan pencapaian tujuan dan potensi peserta

belajar.Salah satu ciri utama yang menjadi keberhasilan pembelajaran tampak dan

tergambarkan pada seperangkat kemampuan pengetahuan (kognitif), sikap

(afektif) dan keterampilan ketubuhan (psikomotorik). Ketiga komponen tersebut

sesungguhnya terbentuk karena kebiasaan dan penguatan yang menjadi watak dan

bertumpu pada pola pikir seseorang. Pembelajaran keterampilan berpikir merujuk

pada pendekatan melalui strategi khusus dan prosedur yang bisa dilaksanakan,

serta dapat digunakan oleh peserta didik dengan cara yang terkontrol dan sadar

untuk membuat mereka belajar dengan lebih efektif.

Ashman Conway pada tahun 1997 mengungkapkan bahwa kemampuan

berpikir melibatkan enam jenis berpikir, yang semuanya merupakan bagian dari

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Hight Order Thinking), yaitu:

a. Metakognisi

b. Berpikir Kritis

c. Berpikir Kreatif

d. Proses kognitif (pemecahan masalah dan pengambilan keputusan)

e. Kemampuan berpikir inti (seperti repesentasi dan meringkas)

f. Memahami peran konten pengetahuan

Page 34: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

19

Namun, belakangan bertambah lagi satu keterampilan berpikir, yaitu

keterampilan memecahkan masalah (problem solving skill). Sehingga ketujuh

keterampilan berpikir inilah yang diharapkan dapat membentuk karakter yang

akan mempengaruhi cara pandang, sikap dan kemampuan tiap individu dalam

memahami dan menyikapi suatu masalah.

2. Pengerian Keterampilan Berpikir Kritis

“Kritis” sebagaimana digunakan dalam ungkapan “berpikir kritis”,

memiliki konotasi pada sentralitas dari pemikiran yang mengarah pada pertanyaan

isu atau suatu masalah yang memprihatinkan. “Kritis” dalam konteks ini tidak

berarti hanya suatu bentuk “penolakan” atau “negatif”, namun juga ada yang

positif dan berguna. Misalnya merumuskan solusi yang terbaik untuk masalah

pribadi yang kompleks, berunding dengan kelompok tentang tindakan yang harus

diambil, atau menganalisis asumsi dan kualitas metode yang digunakan secara

ilmiah dalam menguji suatu hipotesis.18

Menurut Van Gelder dan Willingham, berpikir kritis Adalah kemampuan

dan kecenderungan seseorang untuk membuat dan melakukan asesemen terhadap

kesimpulan berdasarkan bukti. Berpikir kritis menjadi hal yang penting sekarang

ini, karena jumlah besar iklan, distorsi sadar, dan bahkan propaganda yang harus

terus menerus kita sortir/seleksi kebenarannya.19

Kecenderungan merupakan

aspek yang terpenting dari berpikir kritis. Menurut Paul Eggen dan Don Kauchak,

sejumlah sikap dan kecenderungan yang terkait dengan berpikir kritis ialah:20

1) Hasrat untuk mendapatkan informasi dan mencari bukti

2) Sikap berpikiran terbuka dan skeptisisme sehat

3) Kecenderungan untuk menunda penghakiman

4) Rasa hormat terhadap pendapat orang lain

5) Toleransi bagi ambiguitas

18

Wowo Sunaryo Kuswana, op.cit., h. 20. 19

Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran (Mengajarkan

Konten dan Keterampilan Berpikir), (Jakarta: PT. Indeks, 2012), h.111. 20

Ibid., h. 119.

Page 35: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

20

Robert H. Ennis pada tahun 1987 mendefinisikan berpikir kritis yaitu

merupakan proses berpikir reflektif yang masuk akal dan difokuskan pada

memutuskan apa yang harus percaya atau lakukan.21

Selain itu, menurut Scriven

dan Paul (2007) berpikir kritis ialah suatu disiplin proses intelektual yang

dilakukan secara aktif dan terampil untuk membangun konsep, menerapkan,

menganalisis, mensintesis, dan / atau informasi mengevaluasi dikumpulkan dari,

atau dihasilkan oleh, observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi,

yang didasari oleh keyakinan dan tindakan.22

Sedangkan menurut M. Adi

Gunawan berpikir kritis ialah kemampuan untuk berpikir pada level yang

kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi.23

Menurut Fecione, orang yang berpikir kritis ideal adalah yang terbiasa

ingin tahu, berpikiran terbuka, fleksibel, berpikiran adil dalam evaluasi, jujur

dalam mengakui kekurangan pribadi, bijaksana dalam membuat penilaian,

bersedia untuk mempertimbangkan kembali, tertib dalam hal yang kompleks,

rmencari informasi yang relevan, fokus dalam penyelidikan, dan gigih dalam

mencari hasil yang tepat dalam menyelidiki.24

Pada umumnya siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-

prinsip dan dasar-dasar dalam menjawab pertanyaan”bagaimana” (how) dan

“mengapa” (why). Dalam berpikir rasional, siswa dituntut menggunakan logika

(akal sehat) untuk menentukan sebab akibat, menganalisis, menarik simpulan-

simpulan, dan bahkan juga menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis) dan

ramalan-ramalan. Dalam hal berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi

kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah

dan mengatasi kesalahan atau kekurangan.25

21

Robert H Ennis,Critical Thinking, Prentice Hall, (USA: University of Illinois, 1995), p.

xvii 22

Lisa Gueldenzoph Snyder and Mark J.Synder, Teaching Critical Thinking and Problem

Solving Skills, North Caroline: The Delta Pi Epsilon Journal, 2008, p. 90. 23

M. Adi Gunawan, Genius Learning Strategy (Petunjuk Pratiks Untuk Menerapkan

Accelerated Learning), (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 177. 24

MM Chabeli, ”High Order Thinking Skills Competencies Reaquired By Outcomes-

Base Education From Learners”, Research Article University of Johannesburg, 2006, p. 80. 25

Muhibbin Syah, op.cit.,h. 118.

Page 36: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

21

Berpikir kritis adalah keterampilan yang dipelajari yang harus

dikembangkan, dipraktekkan, dan terus diintegrasikan ke dalam kurikulum untuk

melibatkan para siswa dalam pembelajaran aktif. Dalam hal penerapan isi, teknik

mengajar yang mempromosikan untuk banyak menghafal bukanlah suatu

pembelajaran yang mendukung berpikir kritis. Instruksi yang mendukung berpikir

kritis menggunakan teknik interogasi yang mengharuskan siswa untuk

menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi untuk memecahkan

masalah dan membuat keputusan (berpikir) bukan hanya untuk mengulang

informasi (menghafal).26

Menurut Richard Paul, berpikir kritis adalah mode berpikir, mengenai hal,

substansi atau masalah apa saja yang dimana si pemikir meningkatkan kualitas

pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat

alam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya.27

Menurut Edward Glaser mengungkapkan bahwa berpikir kritis sebagai; 1)

suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal

yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang, 2) pengetahuan tentang

metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis, dan 3) semacam suatu

keterampilan untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif

berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang

diakibatkannya.28

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

keterampilan berpikir kritis adalah suatu kompleksitas disiplin dalam proses

intelektual dan kemampuan seseorang dalam memandang suatu hal atau

menyelesaikan suatu masalah. Berpikir kritis bukan merupakan kemampuan

bawaan, namun perlu dipelajari, dikembangkan, dipraktekkan, dan diintegrasikan

ke dalam kurikulum pembelajaran siswa secara aktif. Tujuannya tidak lain yaitu

untuk membentuk anak didik yang mampu berpikir netral, objektif dan beralasan

ataupun logis dalam mempercayai dan melakukan suatu hal.

26

Lisa Gueldenzoph Snyder and Mark J.Synder, op.cit., p. 91. 27

Alec Fisher,Berpikir Kritis sebuah Pengantar, Terj. dari Critical Thingking: An

Introduction oleh Benyamin Hadinata dan Gugi Sagara, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 4. 28

Ibid. h. 3.

Page 37: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

22

3. Indikator Berpikir Kritis

Indikator-indikator dalam berpikir kritis dikemukakan oleh beberapa ahli

diantaranya dikemukakan oleh Edward Glasser, Dressel dan Mayhew, Bonnie dan

Potts, Vincent Rugeirro serta Ernis. Edward Glasser mendaftarkan kemampuan

berpikir krits yaitu sebagai berikut:

a. Mengenal masalah

b. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-

masalah tersebut

c. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan

d. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai nilai yang tidak dinyatakan

e. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas

f. Menganalisis data

g. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan

h. Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah

i. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan

j. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang

ambil

k. Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman

yang lebih luas.

l. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu

dalam kehidupan sehari-hari

Selain itu Dressel dan Mayhew memberikan beberapa kemampuan yang

dikaitkan dengan konsep berpikir kritis, yaitu:

a. Kemampuan-kemampuan untuk memahami masalah

b. Menyeleksi informasi yang penting untuk menyelesaikan masalah

c. Memahami asumsi-asumsi

d. Merumuskan dan menyeleksi hipotesis yang relevan

e. Menarik kesimpulan yang valid

Penilaian kemampuan berpikir kritis atau indikator untuk menilai

kemampuan berpikir kritis menurut Watson dan Glasser mencakup lima buah

indikator, yaitu mengenal asumsi, melakukan inferensi, deduksi, interpretasi dan

Page 38: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

23

mengevaluasi argument. Sedangkan menurut Vincent Rugeirro juga memberikan

tiga buah indikator untuk penilaian kemampuan berpikir kritis, yaitu: a)

Investigasi, yaitu menemukan bukti yang dapat menjawab pertanyaan tentang

masalah yang sedang dibahas; b) Interpretasi, yaitu memutuskan bukti atau fakta-

fakta yang diperlukan; c) Mengambil kesimpulan.

Adi W Gunawan dalam bukunya Genius Learning Strategy menyebutkan

bahwa berpikir kritis meliputi: 29

a. Keahlian berpikir induktif (sebab akibat, problem yang banyak kemungkinan

pemecahan, analogi, membuat kesimpulan, relasi, dan pemecahan masalah),

b. Keahlian berpikir deduktif (menggunakan logika, mengerti kontradiksi,

silogisme, dan permasalahan yang bersifat spasial),

c. Keahlian berpikir evaluatif (fakta opini, sumber yang kredibel, mengidentifikasi

persoalan dan permasalahan pokok, mengenali asumsi-asumsi, mendeteksi

bias, mengevaluasi hipotesis, menggolongkan data, memprediksi konsekuensi,

pengurutan, keahlian membuat keputusan, mengenali propaganda, kesamaan

dan perbedaan, dan mengevaluasi argumentasi).

Sedangkan Robert H Ennis, memberikan enam unsur dasar dalam berpikir

kritis yaitu focus, alasan, inferensi, situasi, kejelasan dan tinjauan ulang. Selain

itu, Ennis mengelompokkan indikator berpikir kritis kedalam lima pokok dan dua

belas sub pokok yang dapat dilihat pada tabel 2.2.30

29

Adi W. Gunawan. Genius Learning Strategy.(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2003), h. 177-178. 30

Robert H Ennis, The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking

Disposition and Abilities, University of Illinois, 201, p.2.

Page 39: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

24

Tabel 2.2 Indikator Berpikir Kritis

Aspek Berpikir

Kritis

Sub Aspek Berpikir

Kritis

Indikator

1. Memberikan

penjelasan

sederhana

(Elementary

clarification)

1) Memfokuskan

pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau

merumuskan

b. Mengidentifikasi atau

merumuskan kriteria

untuk

mempertimbangkan

jawaban yang mungkin

c. Menjaga kondisi pikiran

2) Menganalisis

argumen

a. Identifikasi kesimpulan

b. Mengidentifikasi alasan

yang dinyatakan

c. Mengidentifikasi alasan

yang tidak dinyatakan

d. Mencari persamaan dan

perbedaan

e. Mengidentifikasi relevan

atau tidak

f. Mencari struktur

argumen

g. Merangkum

3) Bertanya dan

menjawab

pertanyaan tentang

suatu penjelasan dan

tantangan

a. Mengapa?

b. Apa intinya?

c. Apa artinya?

d. Apa contohnya?

e. Apa yang bukan

contohnya?

f. Bagaimana menerapkan

pada konsep tersebut?

g. Perbedaan apa yang

menyebabkannya?

h. Apa faktanya?

i. Benarkah apa yang anda

katakan?

j. Mengatakan lebih pada

apa yang dibicarakan

2. Membangun

keterampilan

dasar (basic

support)

4) Mempertimbangkan

kredibilitas suatu

sumber

a. Keahlian

b. Tidak ada konflik yang

besar

c. Kesepakatan antara

sumber

d. Reputasi

e. Kemampuan memberi

alasan

Page 40: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

25

f. Mempertimbangkan

prosedur yang tersedia

g. Mempertimbangkan

resiko

h. Kehati-hatian

5) Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

a. Ikut terlibat dalam

menyimpulkan

b. Jeda waktu antara

mengamati dan

melaporkan

c. Dilaporkan oleh

pengamat

d. Mencatat hal-hal yang

diinginkan

e. Penguatan

f. Kemungkinan penguatan

g. Kondisi akses yang baik

h. Penggunaan tes yang

kompeten

i. Kepuasan observer yang

kredibilitas

3. Kesimpulan 6) Membuat deduksi

dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

a. Kelompok yang logis

b. Kondisi yang logis

c. Interpretasi pertanyaan

7) Membuat induksi

dan

mempertimbangkan

induksi

a. Membuat generalisasi

b. Membuat kesimpulan dan

hipotesis

c. Investigasi

d. Kriteria berdasarkan

asumsi

8) Membuat dan

mempertimbangkan

nilai keputusan

a. Latar belakang fakta

b. Konsekuensi

c. Penerapan prinsip-prinsip

d. Mempertimbangkan

alternatif

e. Penimbangan,

pertimbangan dan

memutuskan

4. Membuat

penjelasan

lebih lanjut

9) Mendefinisikan

istilah

a. Mengklasifikasikan dan

memberikan contoh

b. Strategi teknisi

c. Isi

10) Mengidentifikasi

asumsi

a. Alasan yang tidak

dinyatakan

b. Asumsi yang dibutuhkan

Page 41: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

26

5. Strategi dan

taktik

11) Memutuskan suatu

tindakan

a. Mengidentifikasi masalah

b. Menyeleksi kriteria untuk

membuat solusi

c. Penerapan prinsip-prinsip

d. Merumuskan alternatif

e. Memutuskan hal yang

akan dilakukan

f. Menelaah

g. Memonitor

12) Berinteraksi dengan

orang lain

a. Menyenangkan

b. Strategi logis

c. Strategi retorika

d. Presentasi

Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dinilai dari jawaban-jawaban

yang diberikan kepada siswa. Pada indikator memberikan penjelasan sederhana

petunjuk linguistik yang dapat membantu peneliti dalam memahami alasan yang

siswa kemukakan adalah dengan adanya kata bantu: karena (because), karena

(since)I, karena (for), berasarkan fakta/ data bahwa, alasan-alasannya adalah, dan

sebagainya. Sedangkan pada indikator membuat kesimpulan dan hipotesis,

petunjuk linguistik yang dapat membantu adalah adanya kata bantu: sehingga,

karenanya, jadi, sebagai konsekuensinya, yang membuktikan/memperlihatkan

bahwa, membenarkan keyakinan/pandangan bahwa, saya menyimpulkan bahwa,

darinya kita dapat menyimpulkan bahwa, berdasarkan hal itulah, berdasarkan hal

itu maka, menunjukkan bahwa, harusnya, dan sebagainya.31

Berdasarkan indikator-indikator dari beberapa ahli yang telah dipaparkan,

dalam penelitian ini akan digunakan indikator yang dikemukakan oleh Ennis

karena indikator yang dikemukakan olehnya sudah sangat jelas dan spesifik.

Dengan menggunakan model pembelajaran learning cyle 7E. Indikator yang

dirancang oleh Ennis pun memiliki banyak kesamaan. Dari metode learning cycle

7E kemampuan berpikir kritis yang dapat dimunculkan seperti kemampuan

mengidentifikasi dan menganalisis pertanyaan/masalah, membuat alasan dan

hipotesis, berpikir terbuka dan mencari alternatif, membuat kesimpulan dan

31

Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Terj. Dari Critical Thinking: An

Introduction oleh Benyamin Hadinata, Jakarta: Erlangga, 2008, h.22.

Page 42: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

27

menerapkannya. Berikut akan dijelaskan sub indikator melalui penjelasan lima

aspek berpikir kritis menurut Robert H. Ennis.

Aspek pertama berpikir kritis adalah memberikan penjelasan sederhana.yang

meliputi tiga subaspek; memfokuskan pertanyaan, menganalisis argument, dan

bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan.

Secara umumnya, aspek ini digunakan untuk mengidentifikasi kesimpulan

sementara. Dalam sebuah argument, memulai dengan memberikan kesimpulan

adalah ide bagus untuk memulai suatu presentasi.32

Dalam buku Alec Fisher kata

karena (since dan because) merupakan indikator alasan, dan kata oleh karena itu

dan sehingga merupakan indikator kesimpulan.33

Indikator yang digunakan pada

indikator-indikator alasan dan kesimpulan merupakan indikator yang digunakan

dalam menganalisis argument.34

Aspek kedua yaitu membangun keterampilan dasar, yang meliputi dua

subaspek, yaitu: mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan mengobservasi

dan mempertimbangkan hasil observasi. Mempertimbangkan kredibilitas suatu

sumber digunakan ketika mengetahui kebenaran sebuah klaim. Namun,

kredibilitas juga tidak menjamin kebenaran sumbernya, maka kita harus menjaga

kondisi pikiran tentang klaim tersebut.35

Menurut Alec Fisher, dalam suatu kasus

terdapat lima jenis klaim yang berbeda, yaitu klaim faktual, pertimbangan nilai,

definisi, penjelasan sebab-akibat, dan rekomendasi yang kelimanya harus

dievaluasi dengan cara-cara yang berbeda agar dapat memutuskan apakah klaim

tersebut dapat diterima.36

Ada beberapa bahasa yang digunakan untuk melihat

seberapa kuat klaim tersebut, antara lain: “intuisi/keyakinan/opini/pandangan/tesis

saya adalah…”, “saya yakin/saya tidak bisa membuktikannya tetapi saya

percaya…”, “faktanya ialah/menunjukan….”,”saya mengamati/melihat…”, dan

lain-lain.37

32

Robert Ennis, Critical Thingking, (New York, Printice Hall, 1996), h. 5. 33

Alec Fisher,Berpikir Kritis sebuah Pengantar, Terj. dariCritical Thingking: An

Introduction oleh Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.24. 34

Ibid., h. 22. 35

Robert Ennis, op.cit., h. 57. 36

Alec Fisher,op.cit., h. 80-81. 37

Ibid., h.82.

Page 43: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

28

Pernyataan pada observasi biasanya mendukung suatu alasan pada

argument.Pada umumnya observasi lebih dapat dipercaya daripada kesimpulan

yang berdasar.38

Jika pada observasi yang telah dilakukan ada dua bukti,

keduanya harus saling menguatkan. Supaya bukti itu saling menguatkan, bukti

tersebut harus independen, dapat dipercaya dan mendukung klaim yang

dibicarakan.39

Aspek ketiga yaitu kesimpulan (inferentia). Inferensia adalah bagian dari

proses berpikir kritis dimana kita akan memulai mengumpulkan pengetahuan

yang sudah ada dengan apa yang akan kita dapatkan, dengan kata lain membuat

pengetahuan yang baru. Suatu kesimpulan dikatakan baik, dilihat dari alasan-

alasan yang menjadi landasannya, apakah dapat diterima oleh akal atau

tidak.40

Argumen selalu terdiri atas alasan dan inferensi, dimana inferensi

merupakan perpindahan yang dibuat dari alasan hingga kesimpulan. Bahasa yang

sering digunakan yaitu “berdasarkan alasan-alasan ini saya menyimpulkan

bahwa…,oleh karena itu…” dengan tingkat kepercayaan yang bervariasi.41

Aspek keempat yaitu membuat penjelasan lebih lanjut, yang meliputi sub-

aspek mendefinisikan istilah dan mengidentifikasi asumsi. Kata kunci dari seluruh

proses agar menjadi pemikir kritis yang baik adalah dapat menjelaskan alasan

dengan benar dan jelas, harus berpikir dengan jernih dan dapat dipahami oleh

para pendengar. Alec Fisher menjelaskan bahwa supaya penalaran yang bersifat

menjelaskan sampai pada sasarannya, maka penalaran itu harus: a)

mempertimbangkan alternatif-alternatif yang masuk akal, b) menemukan bukti-

bukti yang menyingkirkan penjelasan-penjelasan lain yang mungkin dan

mendukung penjelasan yang diinginkan, c) cocok benar dengan hal lain yang kita

tahu.42

Aspek yang terakhir yaitu strategi dan taktik, yang meliputi memutuskan

suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. Pemikiran yang dilakukan

38

Robert Ennis, op.cit.,h.74. 39

Alec Fisher,op.cit.,h. 102. 40

Robert Ennis, op.cit.,h. 6. 41

Alec Fisher,op.cit.,h. 106. 42

Ibid., h. 142.

Page 44: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

29

dalam memutuskan apa yang harus dilakukan, atau merekomendasikan rangkaian

tindakan, atau mempertimbangkan rekomendasi orang lain, memerlukan perhatian

khusus karena sangat umum, dan harus dievaluasi menurut cara tertentu. Oleh

karena itu harus memahami dengan jelas apa permasalahannya, sehingga dapat

mempertimbangkan kumpulan opsi yang masuk akal dan akibat-akibat yang

mungkin sebelum kita mengambil suatu kesimpulan.43

C. Pengertian Extend Essay (Uraian Bebas)

Menurut Zulfiani dkk, istilah Extended Essay disebutkan sebagai tes

uraian bebas.44

Suharsimi Arikunto menjelaskan tes bentuk essay adalah sejenis

tes yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata.45

Menurut Nana Sudjana, secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang

menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,

mendiskusikan, membandingkan, memberi alasan, dan bentuk lain yang sejenis

sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa

sendiri. Dengan melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat

digunakan apabila bertujuan untuk: a) mengungkapkan pandangan para siswa

terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan intensitasnya, b)

mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam

sehingga tidak ada satu pun jawaban yang pasti, c) mengembangkan daya analisis

siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi atau dimensinya.

Tes uraian dalam banyak hal mempunyai kelebihan daripada tes objektif,

terutama dalam hal meningkatkan kemampuan penalaran dikalangan peserta didik

(mahasiswa dan siswa). Melalui tes uraian ini para peserta didik dapat

mengungkapkan aspek kognitif tingkat tinggi seperti analisis-evaluasi-mencipta,

baik secara lisan maupun secara tulisan. Siswa juga dibiasakan dengan

kemampuan memecahkan masalah (Problem solving), mencoba merumuskan

43

Ibid. ,h.166. 44

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 78 45

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2012), Cet. 1, h.177.

Page 45: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

30

hipotesis, menyusun dan mengekspresikan gagasannya, dan menarik kesimpulan

dari pemecahan masalah.

Pokok uji uraian bebas tidak menyangkut satu masalah yang spesifik,

melainkan masalah yang menuntut jawaban yang sangat terbuka, sehingga

memberi kesempatan bagi siswa untuk secara bebas memperlihatkan keluasan

pengetahuan dan kedalaman pemahaman pada pengetahuan itu, serta kemampuan

mengorganisasikan pikiran dan mengungkapkannya didalam bentuk karangan.46

Tes hasil belajar bentuk uraian sebagai salah satu alat pengukur hasil belajar, tepat

dipergunakan apabila pembuat soal (guru, dosen, panitia ujian dan lain-lain)

disamping ingin mengungkap daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran yang ditanyakan dalam tes, juga dikehendaki untuk mengungkap

kemampuan siswa dalam memahami berbagai macam konsep berikut aplikasinya.

Tes uraian memiliki kriteria sebagai berikut; 1) soal harus mengacu pada

indikator, 2) menggunakkan bahasa yang sederhana, benar, singkat dan jelas

sehingga mudah dipahami, 3) apabila terdapat gambar, grafik, tabel harus

disajikan secara benar, jelas, dan komunikatif, 4) hanya mengandung variabel-

variabel, informasi-informasi, dan besaran-besaran fisis yang relevan saja, 5)

pertanyaan soal harus dirumuskan secara jelas sehingga tidak menimbulkan

kesalahan/perbedaan penafsiran diantara siswa, 6) sebaiknya untuk setiap soal

hanya mengandung satu pertanyaan saja, 7) siapkan jawaban secara lengkap, 8)

tetapkan pedoman penskorannya.

Menurut Nana Sudjana, ada dua cara pemeriksaan jawaban soal uraian.

Pertama diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal, kemudian diberi skor.

Kedua diperiksa nomor demi nomor untuk semua siswa, cara ini memakan waktu

lama tetapi akan lebih objektif sebab jawaban setiap nomor untuk setiap siswa

dapat diketahui dan dibandingkan. Dalam menilai jawaban, hendaknya

dipertimbangkan beberapa aspek, antara lain; a) kebenaran isi sesuai dengan

kaidah materi, b) sistematika atau urutan logis dari kerangka berpikirnya dilihat

46

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006),

Cet. 1, h.64.

Page 46: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

31

dari penyajian gagasan, dan c) bahasa yang digunakan dalam mengekspresikan

pikirannya.

Tes essay mengembangkan kemampuan berfikir siswa tingkat tinggi,

khusus pada aspek analisis, sintesis dan evaluasi. Pada awal perkembangan

taksonomi bloom tahun 1956 memiliki enam level tingkat berpikir menggunakan

kata benda, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Namun, Bloom Anderson dan Krathwohl direvisi menjadi mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.Menurut

Anderson dan Krathwohl, menganalisis dan mengevaluasi digolongkan ke dalam

berpikir kritis, sementara menciptakan digolongkan ke dalam berpikir kreatif.

Dalam hal ini peneliti menggunakan taksonomi bloom yang belum direvisi, yaitu

pada tingkat analisis, sintesis dan evaluasi dalam pembuatan soal keterampilan

berpikir kritis.

Dibandingkan dengan soal pilihan ganda, soal tes bentuk uraian memiliki

kelebihan antara lain dapat mengukur kemampuan siswa dalam hal menyajikan

jawaban terurai secara bebas, mengorganisasikan pikirannya, mengemukakkan

pendapatnya, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakkan kata-

kata atau kalimat siswa sendiri. Butir soal ini dibuat dengan tujuan agar siswa

mengungkapkan fikirannya ke dalam suatu kerangka yang terstruktur,

menguraikan hubungan, dan mempertahankan pendapat secara tertulis. Oleh

karena itu, tes uraian ini sejalan untuk mengembangkan kemampuan berpikir

kritis, dalam hal proses penalaran berpikir.

Disamping kelebihannya, tes essay juga memiliki kelemahan yang perlu

diperhatikan oleh guru, diantaranya yaitu; 1) Dalam pemeriksaan pertanyaan tes

essay , membuka peluang berkecenderungan subjektif, 2) pertanyaan essay yang

disusuncenderung kurang bisa mencakup seluruh materi yang dipelajari, c) bentuk

pertanyaan beresiko memiliki arti ganda, yang pada akhirnya membuat siswa

ragu-ragu dalam menjawab.47

47

H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: PT.Bumi

Aksara, 2009), h. 101.

Page 47: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

32

D. Konsep Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang

memproduksi hormon. Hormon (Yunani, horman = yang menggerakkan) adalah

senyawa organik pembawa pesan kimiawi di dalam aliran darah menuju ke sel-sel

atau jaringan tubuh. Hormon hanya dapat memengaruhi sel-sel target yang

memiliki reseptor khusus. Pengaruh hormon terhadap jaringan tubuh tersebut

dapat terjadi dalam waktu singkat (beberapa detik) hingga beberapa tahun. Jumlah

hormon dalam aliran darah hanya sedikit jika dibandingkan dengan jumlah

glukosa atau kolesterol. Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf

berfungsi mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme, homeostasis (misalnya

pengendalian tekanan darah dan kadar gula darah), pertumbuhan, perkembangan

seksual dan siklus reproduksi, siklus tidur, serta siklus nutrisi. Karakteristik

kelenjar endokrin, yaitu:48

1. Merupakan kelenjar buntu, karena tidak memiliki saluran (duktus) dan

mensekresikan hormon langsung ke dalam cairan di sekitar sel-sel.

2. Pada umumnya menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar

paratiroid yang hanya mensekresi homon paratiroid.

3. Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan

ditopang oleh jaringan ikat.

4. Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda-beda,

ada yang seumur hidup (contoh hormon metabolism), dimulai pada masa

tertentu (contoh hormon kelamin), atau bekerja sampai masa tertentu (contoh

hormon pertumbuhan).

5. Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar hormon lainnya

dan senyawa non-hormon (misal glukosa dan kalsium) dalam darah, serta

impuls saraf.

Kelenjar Endokrin, letak, sekresi, peran dan gangguannya, ialah:

48

Irnaningtyas.Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam.(Jakarta:Erlangga, 2014), h. 371-377.

Page 48: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

33

Tabel 2.3 kelenjar Endokrin, letak, sekresi, peran dan gangguan

N

o Kelenjar Letak Sekresi Peran Gangguan

1. Hipofisis

(pituitary)

Di bagian

dasar

hipofisis

otak

GH, TSH,

ACTH,

gonadotropin

, Endorphin,

MSH , ADH,

oksitosin

Pertumbuhan

dan

perkembangan

sel-sel tubuh,

merangsang

produksi

kelenjar lainnya,

dll

Hiposekresi:

drwarfisme

Hipersekresi:

gigantisme

dll

2. Tiroid Dibawah

laring

Tiroksin Meningkatkan

laju metabolism

sel, stimulasi

konsumsi

oksigen, dll

Hiposekresi:

penurunan

metabolism,

konstipasi, mental

lambat, dll

Hipersekresi:

peningkatan

metabolism, diare,

penyakit grave, dll

3. Paratiroid Di

permukaan

belakang

tiroid

Parathormon

(PTH)

Mengendalikan

keseimbangan

kalsium dan

fosfat

Hiposekresi:

penurunan kadar

kalsium dalam

darah, tetanus,

peningkatan

iritabilitas sistem

neuromuscular

4. Timus Di bagian

posterior

toraks

diatas

jantung

Timosin Pengendalian

sistem imun

Penurunan imun

5. Adrenal Di atas

ginjal

Adrenalin,

noradrenalin

Meningkatkan

frekuensi

Hiposekresi:

penyakit Addison

1 7

2

3

4

5

6

8

Page 49: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

34

jantung,

metabolisme,

mengatur

keseimbangan

air, dll

Hipersekresi:

peningkatan

tekanan darah,

sindrom

adrogenital

(pubertas dini), dll

6. Pancreas Dibagian

belakang

bawah

lambung

Glukagon,

insulin,

somatostatin,

polipeptida

pankreas

Mengatur

keseimbangan

kadar glukosa

dalam darah

Hiposekresi:

diabetes mellitus

7. Gonad Ovarium

dan testis

Estrogen,

progesteron,

Testosteron

Mengatur

pematangan

gonad (ovum

dan sperma)

Gangguan pada

pematangan gonad

8. Timus Posterior

toraks

bagian atas

jantung

Timosin Sistem imun

(hanya ada pada

fase bayi dan

remaja, seteh itu

berangsur

hilang)

Gangguan pada

sistem imun

Tabel 2.4 Perbedaan antara sistem saraf dan sistem endokrin:49

Aspek Aksi Respon Pengaturan Sekresi Komunikasi Contoh

Sistem

Saraf

cepat Langsung Jangka

pendek

Neuro-

transmitter

antarneuron Respon ketika

tangan tertusuk

duri

Sistem

Endokrin

lambat Tidak

langsung

Jangka

panjang

hormon Sistem

sirkulasi

Respon ketika

bayi yang

baru lahir

kekurangan

yodium akan

menyebabkan

penyakit

gondok

E. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian dengan metode Learning Cycle 7E dan keterampilan berpikir

kritis sebelumnya sudah ada yang melakukan, diantaranya adalah penelitian yang

dilakukan oleh A.A. Sri Dwi Indrayanthi pada tahun 2012 pada hasil

49

Diah Aryulina, Choirrul Muslim, dkk. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. (Jakarta:

Esis, 2007), h. 266-271.

Page 50: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

35

penelitiannya disebutkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan pemahaman

konsep dan keterampilan berpikir kritis antara pembelajaran dengan model

Learning Cycle 7E dengan metode pembelajaran konvensional.50

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Aryani Novianti pada tahun

2012 dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dikatakan model pembelajaran

learning cycle cukup efektif dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis

siswa.51

Selain itu, berdasarkan penelitian tesis dari Irma Rosa Indriyani pada

tahun 2013 yang dilakukan di SMA 2 Bantul menyatakan bahwa kemampuan

berpikir kritis siswa menggunakan learning cycle 7E secara keseluruhan

dikategorikan baik dengan distribusi frekuensi 24 siswa atau 80%. Selain itu

adanya peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dan keterampilan

berpikir kritis siswa yang menggunakan pembelajaran lks berbasis learning cycle

7E sebesar 0,008.52

Berdasarkan ketiga penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa model

Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil

penelitian tersebut akan digunakan sebagai pendukung, penguat argumentasi dan

sebagai salah satu bahan rujukan dalam penelitian ini, sehingga penelitian ini

dapat berjalan dengan baik.

F. Kerangka Berpikir

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat

sekarang ini berdampak penting pada sektor pendidikan, khususnya terhadap

kualitas pendidikan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas sumber daya

manusia kedepannya. Dengan sumber daya manusia yang bermutu dan

50

A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan Model Siklus Belajar 7e Terhadap

Pemahaman Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika,

2011. 51

Aryani Novianti, “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap

Keterampilan Berfikir Kritis Siswa”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012. 52

Irma Rosa Indriyani,“Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar (Learning

Cycle) 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis

pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada Pascasarjana Universitas

Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yogyakarta, 2013

Page 51: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

36

berkualitas, akan menjamin keberhasilan dalam upaya penguasaan teknologi

untuk pembangunan di Indonesia sehingga mampu bersaing dan menghadapi

tantangan global. Hanya manusia yang mempunyai kemampuan mengembangkan

dirinyalah yang mampu bersaing dan menghadapi tantangan global. Kemampuan

yang dibutuhkan sekarang ini bukan hanya pada aspek kognitifnya (pemahaman)

saja, tapi justru bagaimana bisa menyeimbangkan antara aspek kognitif,

psikomotorik (keterampilan) dan afektif (sikap). Dan itu semua tidak bisa hadir

begitu saja, melainkan harus ditumbuhkan secara bertahap dan terencana melalui

pendidikan yang berkualitas.

Dalam proses pembelajaran, banyak faktor yang mempengaruhi

keberhasilan dan keefektifan proses belajar. baik itu dari internal siswa, hingga ke

faktor luar siswa, seperti tujuan pembelajaran, kegiatan pengajaran (metode

pembelajaran) hingga evaluasi. Ketiganya harus berperan baik untuk menjadikan

pembelajaran yang berkualitas.Seorang guru sebagai faktor eksternal bisa sangat

mempengaruhi aspek internal seorang siswa. Oleh karena itu, pemilihan metode,

media, dan kegiatan selama proses pembelajaran harus diperhatikan dengan

mempertimbangkan keadaan dan psikis siswa sebagai subjek pembelajaran.

Pembelajaran biologi, sebagai salah satu pelajaran eksakta (ilmu

pengetahuan alam) yang turut berkembang seiring perkembangan zaman, tentu

dituntut banyak kompetensi yang harus dipenuhi oleh siswa agar siap menghadapi

tantangan global. Proses pembelajaran biologi sekarang ini bukanlah untuk

menyiapkan manusia-manusia yang hafal konsep dan materi atau hanya

berorientasi pada hasil akhir, tetapi membentuk manusia yang mempunyai banyak

keterampilan yang nantinya akan mempengaruhi tingkat berfikir dan mampu

bekerja secara ilmiah. Salah satu aspek berfikir yang dibutuhkan ialah

keterampilan berpikir kritis.

Berpikir kritis (critical thinking) adalah kemampuan memberi alasan

secara terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu alasan secara sistematis.

Dengan kata lain kemampuan berfikir kritis ialah sebuah proses yang terarah dan

jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,

mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian

Page 52: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

37

ilmiah. Pola berpikir ini mengembangkan penalaran yang kohensif, logis, dapat

dipercaya, ringkas, dan meyakinkan.

Indikator-indikator yang menjadi tujuan atau ciri-ciri dalam

pengembangan berpikir kritis, banyak dibahas oleh para ahli. Namun, pada

penelitian ini, indikator berpikir kritis yang digunakan ialah indikator berpikir

kritis berdasarkan pendapatnya Robert H. Ennis karena indikator yang

dikemukakan olehnya sudah sangat jelas dan spesifik. Selain itu, terdapat irisan

antara tahapan proses learning cycle 7E dengan indikator berpikir kritis tersebut.

Pada dasarnya, dalam proses pembelajaran siswa itu berjenjang dan

berkembang. Hal ini sejalan untuk memahami tingkatan berfikir siswa dalam

memahami suatu konsep pengetahuan. Materi sistem endokrin yang peneliti

pilihpun memang sudah pernah dipelajari sebelumnya pada tingkat SMP/MTs

yang merupakan materi kelas IX SMP. Sehingga pendekatan konstruktivisme

sangat penting dalam proses pembelajaran pada materi ini. Salah satu model

pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme adalah model

pembelajaran learning cycle 7E.

Secara umum, strategi ini merupakan bagian dari inquiry approach

(pendekatan inkuiri), yang didasarkan pada hasil pemikiran Jean Piaget tentang

model perkembangan berpikir anak. Siklus belajar merupakan suatu model

pembelajaran yang memiliki fase-fase pembelajarannya yang berpusat pada siswa

(student centered). Strategi mengajar model siklus belajar memungkinkan seorang

peserta didik untuk tidak hanya mengamati hubungan, tetapi juga menyimpulkan

dan menguji penjelasan tentang konsep-konsep yang dipelajari.

Learning cycle 7E merupakan metode siklus belajar yang sudah

mengalami pembaharuan dan penyempurnaan dari sebelumnya yaitu learning

cycle 5E. Ketujuh fase pada Learning cycle 7E ialah

1. Elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa)

2. Engage (mempertemukan)

3. Explore (Menyelidiki / menjajaki)

4. Explain (Menjelaskan)

5. Elaborate (Mengaitkan / menerapkan)

Page 53: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

38

6. Evaluate (Menilai)

7. Extend (Memperluas)

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan pengalaman dari penelitian yang relevan

sebelum ini, maka hipotesis penelitian ini adalah: “Kemampuan berpikir kritis

siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model Learning

Cycle 7E lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran

konvensional.”

Page 54: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2015/2016 di SMA Negeri 5 Depok , tepatnya dimulai pada tanggal 4 Mei– 29

Mei 2015. Adapun rangkaian kegiatan persiapan, uji coba, dan penelitian dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Tahapan Persiapan, Uji Coba, dan Penelitian

No Waktu Tempat Deskripsi Kegiatan

1. Juli –

September 2014

Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Pendalaman Karakter Learning

Cycle 7E dan Keterampilan

Berpikir Kritis

2. Oktober –

Maret 2015

Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Pembuatan instrumen penelitian

(RPP, LKS, soal dan lembar

observasi)

3. 16 – 24 April

2015

SMAN 5 Depok,

SMAN 6 Depok Validasi Instrumen oleh siswa

4. 25 April – 1

Mei 2015

Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Persiapan akhir penelitian oleh

dosen pembimbing

5. 4 Mei – 29 Mei

2015 SMAN 5 Depok Penelitian

6. Juni – Agustus

2015

Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Analisis Data

Adapun Jadwal penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Page 55: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

40

No Hari/Tanggal Deskripsi Kegiatan

1. 4 Mei 2015

Observasi ke kelas MIA 2, MIA 3. Konsultasi dengan

guru biologi tentang karakter siswa dan proses

pembelajaran untuk menentukan kelas eksperimen dan

kontrol.

2. 5 Mei 2015

Observasi ke kelas MIA 1 dan MIA 4. Konsultasi dengan

guru biologi tentang karakter siswa dan proses

pembelajaran untuk menentukan kelas eksperimen dan

kontrol.

3. 7 Mei 2015 Melakukan Pretest kepada Kelas MIA 2 (kelas

eksperimen) dan MIA 3(kelas kontrol)

4. 11 Mei 2015 Proses pembelajaran pertemuan pertama kepada kelas

MIA 3 dan MIA 2

5. 14 Mei 2015 Proses pertemuan kedua kepada kelas MIA 3 dan MIA 2

6. 18 Mei 2015 Melakukan Postest kepada Kelas MIA 2 dan MIA 3

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif strategi

eksperimen semu (Quasi Eksperimental). Pendekatan kuantitatif adalah suatu

pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma

potspositivisme dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.1

Metode kuasi

eksperimen merupakan eksperimen murni tetapi seperti seolah-olah murni atau

biasa disebut juga eksperimen semu. Kuasi Eksperimen bisa digunakan apabila

dapat mengontrol satu variabel saja meskipun dalam bentuk matching atau

memasangkan/menjodohkan karakteristik, namun secara acak (random) lebih

baik.2 Penelitian inidibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama adalah

kelompok kontrol yang belajar dengan model pembelajaran konvensional dan

1Emzir,Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif-Kualitatif), (Jakarta: Rajawali

Press, 2007), h. 28 2 Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), h.207

Page 56: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

41

kelompok kedua adalah kelompok eksperimen yang belajar dengan model

pembelajaran Learning Cycle 7E.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah nonequivalent control groups design. Pada

desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak terpilih secara

random.3 Baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diberikan pretest.

Sebelum diberikan posttest kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa

model pembelajaran Learning Cycle dalam proses belajar mengajarnya.

Sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikanperlakuan tersebut, tetapi diberikan

model pembelajaran konvensional, yang biasa digunakan di sekolah tersebut.

Pada penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian, yaitu model

pembelajaran Learning Cycle sebagai variabel bebas (variabel X) dan

keterampilan berpikir kritis sebagai variabel terikat (variabel Y).Desain penelitian

yang digunakan pada penelitian ini dapat diperhatikan pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Desain Penelitian

Kelompok Pre-Test Perlakuan Post Test

Eksperimen O1 Xeksperimen O2

Kontrol O3 Xkontrol O4

Keterangan

O1 dan O3 : Pengamatan awal dengan pretest

XEksperimen : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan

modelpembelajaran Learning Cycle 7E

XKontrol : Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol dengan model

pembelajaran konvensional

O2 dan O4 : Pengamatan akhir dengan post test

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalahwilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk

3Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung; Alfabeta,2012), h.116.

Page 57: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

42

dipelajari dan ditarik kesimpulannya.4 Dalam penelitian ini populasinya adalah

seluruh siswa kelas XI SMAN 5 Depok jurusan IPA tahun ajaran 2015/2016.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.5

Pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan teknik

purposive sampling.Pengambilan sampel secara acak bertujuan untuk menarik

kesimpulan atau generalisasi yang berlaku bagi populasi dalam batas-batas

tertentu.6Purposive sampling ialah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.7

Kriteria-kriteria yang dipertimbangkan peneliti seperti kesiapan dan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta kemampuan berpikir kritis dan

pemahaman terhadap konsep siswa yang didapatkan dari hasil observasi dengan

guru bidang studi biologi di sekolah tersebut. Sampel dalam penelitian ini terdiri

dari 2 kelas dari jumlah populasi kelas XI MIA yang berjumlah 5 kelas, yaitu

kelas XI MIA 3 sebagai kelompok kontrol dan kelas XI MIA 2 sebagaikelompok

eksperimen yang masing-masing berjumlah 42 siswa.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pendahuluan,

tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut penjelasannya:

1. Tahap Pendahuluan

Langkah awal pada tahap pendahuluan adalah studi pendahuluan berupa

identifikasi masalah ke sekolah terkait dan telaah pustaka untuk menyusun

rencana pembelajaran pada konsep sistem endokrin dilakukan dengan cara

observasi dan juga wawancara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data faktual

terkait kemampuan siswa, maupun gambaran pengajaran biologi disana.Setelah

itu, mengurus surat izin penelitian dari Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN

4Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistik Untuk Penelitian, (Jakarta: Graha

Ilmu, 2012), h. 13. 5Ibid.h. 13.

6Nana Syaodih.Loc.cit., h. 254.

7 Sugiono, Loc.cit., h. 124.

Page 58: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

43

Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian merancang perangkat pembelajaran yang

akan digunakan dalam penelitian.

Langkah selanjutnya melakukan koordinasi dengan guru Biologi terkait

dalam hal waktu penelitian dan proses penelitiannya. Hal ini dilakukan bersamaan

dengan menyusun instrumen penelitian berupa tes Essay, LKS dan lembar

observasi. Selanjutnya dilakukan proses wawancara dengan guru biologi terkait

kondisi dan kemampuan siswa dominan di tiap kelas. Hingga dari 5 kelas,

terpilihlah 2 kelas yang selanjutnya dilakukan proses observasi untuk menentukan

kelas penelitian dan kelas kontrol sesuai dengan kriteria tertentu.8

Setelah koordinasi ke pihak sekolah untuk waktu penelitian dan teknisnya,

dilakukanlah uji coba instrumen kepada siswa yang sudah pernah mendapatkan

materi sistem endokrin sebelumnya minimal kepada 30 siswa selain siswa SMAN

5 Depok namun yang satu tingkat kualitas dengan SMAN 5 Depok.9Setelah uji

coba instrumen selesai, selanjutnya menilai hasil uji coba instrument sesuai

dengan kisi-kisi instrument penelitian.10

Soal yang digunakan untuk penelitian

diambil berdasarkan hasil uji coba instrumen dengan pertimbangan berdasarkan

berdasarkan kevalidan, realibitas, kesukaran maupun daya bedanya.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai dengan menentukan dua kelompok sampel yang

akan menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selanjutnya diadakan

tes awal (pretest) pada kedua kelompok penelitian dengan menggunakan soal-soal

hasil analisis data uji coba instrumen penelitian. Kemudian melaksanakan

pembelajaran model Learning Cycle 7Epada kelas eksperimen dan metode

pembelajaran dengan konvensional pada kelas kontrol sesuai dengan RPP.11

Pada kelas eksperimen, tahap pertama dalam model pembelajaran Learning

Cycle 7Eadalah Elicit. Kegiatan elicit dilakukan secara langsung dalam

8Lampiran 3. Lembar Observasi Pra-penelitian

9Lampiran 4. Instrumen Uji coba

10Lampiran 5. Kisi-kisi Intrumen Penelitian

11Lampiran 1. Rancangan Proses Pembelajaran

Page 59: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

44

pengajaran dikelas dengan dikemukakannya pertanyaan-pertanyaan pendahuluan

untuk mendatangkan pengetahuan siswa. Tahap kedua ialahEngange, dimana

terjadi proses keterlibatan antara siswa dengan guru dalam proses diskusi,

menonton video, maupun kegiatan lainnya untuk membantu memusatkan

perhatian. Tahap ketiga ialah Exploration, dimana siswa dibawa untuk

mempelajari konsep tentang sistem endokrin. Pada tahap ini dilakukan proses

studi kasus dan diskusi kelompok.Tahap keempat ialah Explanation, dimana

siswa diminta untuk menjelaskan hasil diskusinya dan membuka sesi diskusi

antar kelompok. Pada tahap kelima, yaitu Elaboration diisi dengan pengisian

LKS.12

Tahap selanjutnya yaitu Evaluation dimana LKS tersebut dibahas bersama

antar kelompok. Tahap terakhir yaitu Expantion, diisi dengan verifikasi

penjelasan tambahan dari guru.

Pada kelas kontrol, guru memulai pembelajaran denganelaborasi, yaitu

dengan menampilkan video tentang sistem endokrin dan kelenjar-kelenjar sistem

endokrin. Selanjutnya dilakukan tanya jawab tentang isi dari video tersebut.

Tahap selanjutnya adalah eksplorasi, yaitu siswa mengerjakan LKS secara

berkelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusinya. Terakhir ialah tahap

konfirmasi, dimana setiap siswa diajak bermain snowball tentang materi yang

dibahas untuk melihat daya tangkap dan pemahaman siswa.

Setelah keduanya diberikan perlakuan, dilanjutkan tes akhir (postest) untuk

kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal yang sama ketika dilakukan

pada tes awal (pretest). Tes akhir (posttest) merupakan langkah akhir dalam tahap

pelaksanaan.

3. Tahap Akhir

Setelah kedua kelompok penelitian melaksanakan tes akhir (posttest),

selanjutnya adalah mengoreksi dan menuangkan data hasil tes essay dalam bentuk

nilai/angka. Selanjutnya mengolah data hasil tesessay tersebut dari hasil pretest

dan hasil posttestdengan analisis statistik. Kemudian menganalisis hasil penelitian

12

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Page 60: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

45

yang tertuang dalam pembahasan. Tahap akhir dari penelitian ini adalah penarikan

kesimpulan dari hasil penelitian.

Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat

lebih jelas pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.1 Tahapan dalam Prosedur Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui teknik tes berupa tes essay.

Adapun urutan pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes keterampilan

awal (pretest) tentang konsep sistem endokrin di kedua kelas tersebut, dan juga

Tahap

Pendahuluan Identifikasi masalah & Survey tempat

Membuat perangkat pembelajaran

Penyusunan istrumen

Uji coba Instrumen

Analisis Data hasil Uji coba Instrumen

Tahap Pelaksanaan

Pretest

Eksperimen Kontrol

Pembelajaran

dengan LC 7E

Pembelajaran

dengan

konvensional

Postest

Tahap Akhir

Hasil penelitian

Analisis dan pembahasan

Penarikan kesimpulan

Page 61: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

46

pemberian tes keterampilan akhir (postest) tentang konsep sistem endokrin di

kedua kelas tersebut.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik (dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih

mudah untuk diolah.13

1. Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes

keterampilan berpikir kritis.Instrumen tes tersebut dalam bentuk extend essay

(uraian bebas) dengan menggunakan skor 0-3 yang terdiri dari 12soal. Untuk

mengetahui keterampilan awal siswa diberikan pretest sedangkan untuk

mengetahui keterampilan siswa setelah diberi perlakuan akan diberiposttest.

2. Non-Tes

Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan

lembar observasi dan wawancara.Lembar observasi yang digunakan merupakan

jenis chek-list yang akan diisi oleh observer yang dalam hal ini adalah guru

biologi. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengamati keterlaksanaan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E.

Tabel 3.4 Indikator Keterlaksanaan Pembelajaran

Rata-rata nilai keterlaksanaan Keterangan

1,00 – 1,99 Kurang

2,00 – 2,99 Cukup

3,00 – 3,99 Baik

Selain itu digunakan wawancara sebagai instrumen non tes lainnya.

Wawancara yang dilakukan kepada guru biologi dan 2 orang siswa dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol dimaksudkan untuk menggali informasi

13

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta:

PT.Rineka Cipta. 2010), h. 203.

Page 62: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

47

secaraaktual terkait model pembelajaran learning cycle 7E dan keterampilan

berpikir kritis siswa.

G. Kalibrasi Instrumen

Sebelum tes dilakukan, tes tersebut harus terlebih dahulu memenuhi

persyaratan, karena instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan penting

yaitu uji validitas , uji reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.

1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.Dengan

demikian, data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang

dilaporkan peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian.14

Alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi.Dengan

demikian validitas menunjukan sejauh mana alat ukur tersebut memenuhi

fungsinya. Uji coba ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing

item dengan skor total. Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini

digunakan korelasi poin biseral, yaitu dengan rumus:15

rpbis =

Keterangan:

Rpbis : Koefsien korelasi biseral

Mp : Rerata skor pada subjek menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya.

Mt : Mean skor total, yang berhasil oeh peserta tes

SDt : Standar deviasi dari skor total

p : Proporsi peserta tes yang menjawab betul

q : Proporsi peserta tes yang menjawab salah

Kemudian dinamakan dengan r tabel dengan kriteria pengujian, jika r ≥ r

tabel maka butir soal tersebut valid dan jika r ≤ r tabel maka butir soal tersebut

tidak valid.Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka data dapat diuji

dengan menggunakan program khusus ANATES Versi 4.0.4 adapun besarnya

koofisien pada Tabel 3.5adalah sebagai berikut.

14

Sugiyono, Loc cit., h.363. 15

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)

h.93.

Page 63: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

48

Tabel 3.5 Besarnya Koefisien Validitas

Koefesien Kriteria

0,800-1,00 Sangat Tinggi

0,600-0,800 Tinggi

0,400-0,600 Cukup

0,200-0,400 Rendah

0,000-0,200 Sangat rendah

Pada penelitian ini pengujian validitas instrumen (validitas butir)

menggunakan program ANATES. Jumlah butir soal yang diberikan kepada siswa

sebanyak 12 butir dari 13 soal yang valid.16

Soal yang diberikan disusun

berdasarkan indikator berpikir kritis menurut Ennis antara lain: memberi

penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat

penjelasan lebih lanjut, dan strategi dan taktik. Kisi-kisi instrumentes dapat

dilihat pada tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6Kisi-kisi Intrumen Tes

Ketrampilan

Berpikir

Kritis

Sub Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal

Jumlah

Soal yang

digunakan

Memberikan

penjelasan

sederhana

(Elementary

clarification)

1. Memfokuskan pertanyaan

2. Menganalisis argument

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan

tentang suatu penjelasan dan

tantangan

1,2*,3,4*,5*,

6,7*,8,9*,10 5

Membangun

keterampilan

dasar (Basic

Support)

1. Mempertimbangkan kredibilitas

suatu sumber

2. Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi

11,12*,13*,

14,15 3

Kesimpulan

1. Membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi

2. Membuat induksi dan

mempertimbangkan induksi

3. Membuat dan mempertimbangkan

nilai keputusan

16*,17,18*,

19*,20,21 3

Membuat

penjelasan

lebih lanjut

1. Mendefinisikan istilah

2. Mengidentifikasi asumsi 22,23* 1

Strategi dan

taktik

1. Memutuskan suatu tindakan 24,25* 1

Total 13

Keterangan : *soaltidakvalid

16

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dengan Software ANATES

Page 64: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

49

Berdasarkan Tabel 3.4, hasil uji instrumen penelitian dengan

menggunakan program ANATES ver 4.0.4. dari 25 soal yang diberikan terdapat

13 soal yang valid yaitu nomor 1,3,6,8,10,11,14,15,17,20,21,22 dan 24 sedangkan

soal yang tidak valid ada11 soal yaitu 2,4,5,7,9,12,13,16,18,19,23 dan 25.17

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reabilitas diartikan sebagai konsistensi/keajegan.Reabilitas bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan

alat pengukur yang sama pula.18

Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui

soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal

ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu

tertentu, maka hasil akan tetap atau relatif sama. Instrumen yang reliabel

mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu

mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Uji reliabilitas dapat dicari dengan

rumus yang ditemukan Kuder dan Richardshon, yaitu: 19

Rxx =

Keterangan:

RXX : Reliabilitas tes secara keseluruhan

K : Jumlah item

S2 : Standar deviasi atau simpangan baku

p : Proorsi responden yang menjawab benar

q : Proporsi responden yang menjawab salah

Pada penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen menggunakan

program ANATES yang diperoleh Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh

reliabilitas tes sebesar 0,76 sehingga dapat disimpulkan instrumen keterampilan

berpikir kritis reliabel dan termasuk kategori tinggi.

17

Lampiran 7. Instrumen Penelitian 18

Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Bumi

Aksara, 2013), h. 87. 19

Ibid., h. 90-91.

Page 65: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

50

3. Pengujian Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

silit/sukar.Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut

indeks kesukaran (difficulty index). Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran

suatu soal digunakan rumus:20

P =

Keterangan:

P : Tingkat kesukaran satu butir soal tertentu

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

J : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran soal yang digunakan pada penelitian ini dapat

diperhatikan pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat kesukaran Soal

Tingkat Kesukaran Kriteria

0-0.25 Sukar

0.26-0.75 Sedang

0.76-1 Mudah

Pada penelitian ini, pengujian tingkat kesukaran butir soal menggunakan

program ANATES. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh soal dengan kriteria

sedang terdiri dari 10 soal, yaitu soal nomer 1,3,4,8,10,13,15,16,18 dan 20

sedangkan soal dengan kriteria sulit terdiri dari 15 soal, yaitu soal nomer

2,5,6,7,9,11,12,14,17,19,21,22,23,24 dan 25. Jika disesuaikan dengan hasil

validasi, maka akan tergambarkan seperti tabel 3.8 berikut

Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat kesukaran Butir Soal

Kriteria No Soal

Jumlah Valid Tidak Valid

Sukar 6,11,14,17,21,22,24 2,5,7,9,12,19,23,25 15

Sedang 1,3,8,10,15,20 4,13,16,18 10

Mudah - - -

Jumlah 13 12 25

20

Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta,2007) h. 176.

Page 66: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

51

4. Pengujian Daya Pembeda

Yang dimaksud dengan daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut

dalam memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai.

Cara menghitung daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:21

D =

-

Keterangan :

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BA : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan salah

Adapun daya pembeda yang digunakan pada penelitian ini dapat

diperhatikan pada tabel 3.9 berikut:22

Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Interval Koefisien Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Sangat baik

Berikut hasil penelitian dengan menggunakan ANATES pada hasil daya

pembeda, diperoleh sebagai berikut:

Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal

Kriteria No soal

Jumlah Valid Tidak Valid

Jelek - 23,25 2

Cukup 1,14 7 3

Baik 8,24 - 2

Baik sekali 3,6,10,11,15,17,20 2,4,9,12,13,16,18,19 15

Semuanya tidak baik 21,22 5 3

Jumlah 13 12 25

21

Ibid., h. 177. 22

Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),

h. 232.

Page 67: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

52

Berdasarkan Tabel 3.9 diketahui tidak terdapat soal yang memiliki daya

pembeda jelek, 2 soal memiliki daya pembeda cukup, 8 soal memiliki daya

pembeda baik dan 2 soal memiliki daya pembeda tidak baik.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk menganalisis data digunakan uji statistik dengan

uji t (uji hipotesis) dengan prasyarat sebelumnya dilakukannya uji normalitas,uji

homogenitas baru kemudian dilakukan uji hipotesis, uji N-Gain, dan analisis

keterampilan berpikir kritis siswa.

1. Uji Prasyarat Hipotesis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan data yang telah

dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Data

yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan

berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar. Uji normalitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors.Kelebihan

Liliefors test adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup

kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil, misalnya n= 4. Uji

liliefors mempunyai rumus:

Lo = F(Zi) – S(Zi)

Keterangan:

Lo : Harga mutlak terbesar

F(Zi) : Peluang angka baku

S(Zi) : Proporsi angka baku

Untuk LO (Lhitung) < Ltabel maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Lhitung adalah nilai terbesar dari dan Ltabel didapat dari

perhitungan rumus:

Ltabel =

Keterangan:

0,886 = Nilai kritis L untuk uji Liliefors dengan N > 30

N = Number of cases

Page 68: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

53

Jika LO ≤ Lhitung, maka data terdistribusi normal. Sebaliknya, jika LO ≥

Lhitung, maka data tidak berdistribusi normal.Jika keseluruhan data LO (Lhitung)

yang diperoleh adalah normal, maka uji statistik lanjutan yang digunakan

adalah uji parametrik, yaitu uji homogenitas dan uji t. Namun, jika ada

beberapa LO (Lhitung) yang tidak normal dari data keseluruhan, maka uji

statistic lanjutan yang digunakan adalah uji non parametrik. Uji non

parametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Mann Whitney U.

penjelasan mengenai penggunaan uji statistik parametrik dan non parametrik

ada pada bagan berikut:23

Ya Tidak

Ya Tidak

Tidak Ya

Gambar 3.2 Uji Statistika Parametrik dan Non-Parametrik

b. Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas, maka dilakukan uji homogenitas.

Uji homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelompok

populasi itu homogen atau heterogen. Varians dari populasi homogen apabila

Fhitung≤ Ftabel. Varians dari populasi heterogen apabila Fhitung≥ Ftabel.Uji

homogenitas varians dalam penelitian ini menggunakan uji distribusi Fisher

pada taraf signifikansi 0,05. dengan rumus sebagai berikut:

Fhitung =

23

Yanti Herlanti, Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian

Pendidikan Sains, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006, h.70.

Paired sample T test

Independent sampel T test Wilcoxon

U Mann- Whitney

Distribusi

populasi ke

dua

kelompok

normal

Berhubungan

Berhubungan

Page 69: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

54

Keterangan:

S12 : Varians terbesar

S22 : Varians terkecil

c. Uji Hipotesis

Uji analisis hipotesis data pretest , karena data kelas eksperimen tidak normal

maka uji analisis hipotesis pretest menggunakan uji non parametrik, Mann

Whitney menggunakan SPSS 2.1. Dalam uji ini, jika hasil hitungan uji Mann

Whitney U (probabilitas) > 0,05 maka H0 diterima. Uji analisis hipotesis data

posttest, karena data kedua kelompok (eksperimen dan Kontrol) terdistribusi

normal, maka dilakukan dengan menggunakan uji t pada taraf signifikan

α=0,05. Rumus uji t:24

Keterangan:

t = Uji hipotesis

X1 = Rerata kelas eksperimen

X2 = Rerata kelas kontrol

S = Simpangan baku

N = Number of cases

Kriteria pengujian:

Jika thitungttabel, maka Ho ditolak, Ha diterima

Jika thitung<ttabel, maka Ho diterima, Ha ditolak

2. Teknik Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Untuk mengetahui persentase ketercapaian keterampilan berpikir kritis dapat

digunakan rumus sebagai berikut:

NP =

x 100

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap

24

Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito Bandung, 2005), h. 239.

Page 70: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

55

Selanjutnya, persentase keterampilan berpikir kritis siswa dikelompokan

dalam lima kategori. Kategori ketrampilan berpikir kritis dapat dilihat dalam tabel

3.11 berikut:

Tabel 3.11 Kategori Keterampilan Berpikir Kritis

Persentase Kategori

86%-100% Sangat Baik

76%-85% Baik

60%-75% Cukup

55%-59% Kurang

< 54% Kurang Sekali

I. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

Ho :

H1 :

Keterangan:

Ho :Tidak terdapat pengaruh dari penerapan model Learning Cycle 7E terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa

H1 :Terdapat pengaruh dari penerapan model Learning Cycle 7E terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa

:Rata-ratahasil keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan model

Leaning Cycle 7E

:Rata-rata hasil keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan model

konvensional

Page 71: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada subbab ini dijelaskan gambaran umum dari data yang telah diperoleh.

Data-data yang dideskripsikan adalah data hasil pretest dan posttest dari kedua

kelas yang dilakukan dari tanggal 7-25 Mei 2015 di SMAN 5 Depok.

Pengambilan data dilakukan kepada siswa kelas XI MIA 2 sebagai kelas

eksperimen dan kelas XI MIA 3 sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelas

berjumlah 42 siswa.Pretest yang dilakukan bertujuan untuk mengukur

pengetahuan awal siswa mengenai pelajaran biologi pada konsep Sistem

Endokrin. Setelah itu setiap kelas mulai diberlakukan model pembelajaran,

kemudian dilakukan posttest yang dilakukan bertujuan untuk mengukur sejauh

mana pengaruh keterampilan berpikir kritis siswa setelah menggunakan model

Learning Cycle 7E. Penilaian instrument disesuaikan dengan kunci jawaban

instrument penelitian yang diambil dari kisi-kisi intrumen penelitian.1Gambaran

umum tentang data-data ini yang telah diperoleh meliputi nilai maksimum, nilai

minimum, nilai rata-rata, median, modus, dan standar deviasi.

1. Data Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Data yang terkumpul dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan

kualitatif. Data kuantitatif berupa data pretest dan posttest berupa skor soal essay

keterampilan berpikir kritis, sedangkan data kualitatif berupa data lembar

observasi pada saat kegiatan berlangsung. Data hasil observasi pengaruh model

Learning Cycle7E terhadap keterampilan berpikir kritis siswa sebagai data

kualitatif terlampir. Berikut data kuantitatif pretest dan posttest kedua kelompok.

1Lampiran 8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Page 72: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

57

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Data Statistik Pretest Posttest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Nilai terendah 22,22 16,66 33,33 22,22

Nilai tertinggi 61,11 52,77 88,88 77,77

Rata-rata 37,69 36,04 64,41 56,87

Median 34,72 36,11 65,27 55,5

Modus 22,22 27,77

30,55 63,88

55,55

63,88

Simpangan Baku 11,786 10,145 13,132 11,88

Jumlah siswa 42 42 42 42

Berdasarkan tabel diatas, terdapat perbedaan rata-rata pretest dan posttest

kelas ekperimen dan kontrol. Pada kelas eksperimen, rata-rata pretest sebesar

37,69 dan rata-rata posttest sebesar 64,41. Sedangkan rata-rata pretest kelas

kontrol sebesar 36,04 dan rata-rata posttest sebesar 56,87.

2. Data Ketercapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis pada Pretest dan

Postest Kelompok Eksperimen danKontrol

Hasil perhitungan persentase rata-rata ketercapaian aspek keterampilan

berpikir kritis pada kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel

4.2.Data yang lebih lengkapnya terlampir.

Tabel 4.2 Persentase Ketercapaian Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Kontrol

danKelas Eksperimen

Aspek Keterampilan

Berpikir Kritis

Kelas

Kontrol

(%)

Kategori

Kelas

Eksperimen

(%)

Kategori

Memberikan

penjelasan sederhana 46,74

Kurang

sekali

52,43

Kurang

Membangun

keterampilan dasar 28,99

Kurang

sekali

32,52

Kurang

sekali

Kesimpulan 30,62 Kurang

sekali 28,45

Kurang

sekali

Membuat penjelasan

lebih lanjut 36,6

Kurang

sekali

37,4

Kurang

sekali

Strategi dan taktik 40,7 Kurang

sekali

33,3

Kurang

Rata-rata 36,73 Kurang

sekali 36,82

Kurang

sekali

Page 73: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

58

Data diatas menunjukan perbedaan skor rata-rata pretest kelas kontroldan

kelas eksperimen dari lima aspek keterampilan berpikir kritis.Pada kelompok

kelas kontrol skor pada aspek membangun keterampilan dasar yang termasuk

dalamkategori kurang sekali merupakan indikator yang palingrendah nilainya

yaitu hanya 28,99%. Sedangkan yang paling tinggi pada aspek memberikan

penjelasan sederhana dengan persentase ketercapaian 46,74% dan walau masih

termasuk kategori kurang sekali.Sedangkan pada kelompok kelas eksperimen,

skor terendah ada pada indikator kesimpulan, dengan skor 28,45% dan termasuk

kategori kurang sekali. Skor tertinggi ada pada indikator memberikan penjelasan

sederhana, dengan skor 52,43% termasuk kategori kurang. Dengan jumlah rata-

rata kelompok kelas kontrol ialah 36,73% dan kelas eksperimen 36,82 kedua kelas

masuk dalam kategori kurang sekali.2

Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Postest Keterampilan Berpikir Kritis

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Aspek Keterampilan

Berpikir Kritis

Kelas

Kontrol

(%)

Kategori

Kelas

Eksperimen

(%)

Kategori

Memberikan

penjelasan sederhana 73,78 Baik 72,56 Baik

Membangun

keterampilan dasar 61,24 Cukup 82,11 Baik sekali

Kesimpulan 42 Kurang

sekali 46,61

Kurang

sekali

Membuat penjelasan

lebih lanjut 38,2

Kurang

sekali 41,5

Kurang

sekali

Strategi dan taktik 56,1 Kurang 74 Baik

Rata-rata 54,26 Kurang 63,35 Cukup

Data diatas menunjukan perbedaan skor rata-rata postest kelas kontroldan

kelas eksperimen dari lima aspek keterampilan berpikir kritis. Pada kelompok

kelas kontrol skor pada aspek membuat penjelasan lebih lanjut yang termasuk

dalam kategori kurang sekali merupakan indikator yang paling rendah nilainya

2 Lampiran 9. Hasil Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok Kontrol dan

Eksperimen

Page 74: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

59

yaitu hanya 38,2%. Sedangkan yang paling tinggi pada aspek memberikan

penjelasan sederhana dengan persentase ketercapaian 73,78% dan termasuk

kategori baik. Pada kelompok kelas eksperimen, skor terendah ada pada indikator

membuat penjelasan lebih lanjut, dengan skor 41,5% dan termasuk kategori

kurang sekali. Skor tertinggi ada pada indikator aspek membangun keterampilan

dasar, dengan skor 82,11% termasuk kategori baik sekali. Dengan jumlah rata-rata

kelompok kelas kontrol ialah 54,26% yang termasuk kategori kurang dan kelas

eksperimen 63,35% yang termasuk dalam kategori kurang sekali.3

3. Data Lembar Kerja Siswa dan Keterampilan Berpikir Kritis

Lembar Kerja Siswa terdiri dari 4 artikel dengan 20 pertanyaan.Pada

pertemuan pertama terdapat 2 artikel dengan 11 pertanyaan. Sedangkan pada

pertemuan kedua, terdapat 2 artikel dengan 9 pertanyaan Pertanyaan-pertanyaan

tersebut disesuikan dengan sub aspek berpikir kritis Robbert H. Ennis, walau

dengan jumlah butir soal yang berbeda-beda tiap aspek. Aspek memberikan

penjelasan sederhana terdiri dari 7 butir soal, aspek membangun keterampilan

dasar terdiri dari 5 soal, aspek kesimpulan terdiri dari 4 soal, aspek membuat

penjelasan lebih lanjut terdiri dari 2 soal dan aspek strategi dan taktik terdiri dari 2

soal. Berikut Tabel 4.4 merupakan penilaian yang diperoleh siswa dalam LKS.

Tabel 4.4 Ketercapaian Keterampilan Berpikir Kritis pada Lembar Kerja Siswa

Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Rata-

rata 1 2 3 4 5

Kel 1 71.43 80 75 100 50 75.29

Kel 2 71.43 60 75 50 100 71.29

Kel 3 71.43 60 75 50 100 71.29

Kel 4 85.71 80 50 50 100 73.14

Kel 5 71.43 100 75 100 50 79.29

Kel 6 71.43 100 50 50 50 64.29

Rata-rata 73.81 80.00 66.67 66.67 75

Kategori Baik Baik Cukup Cukup Baik

3 Lampiran 10. Hasil Postest Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok Kontrol dan

Eksperimen

Page 75: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

60

Keterangan:

1. Aspek memberikan penjelasan sederhana

2. Aspek membangun keterampilan dasar

3. Aspek kesimpulan

4. Aspek membuat penjelasan lebih lanjut

5. Aspek strategi dan taktik

Data pada Tabel 4.4 menunjukan ketercapaian skor masing-masing

kelompok terhadap keterampilan berpikir kritis. Rata-rata skor terendah hasil

ketercapaian keterampilan berpikir kritis terdapat pada aspek kesimpulan dan

membuat penjelasan lebih lanjut dengan skor 66.67 kategori cukup dan skor

tertinggi pada aspek membangun keterampilan dasar dengan perolehan skor 80,00

kategori baik.

4. Data Observasi Kegiatan Guru

Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Learning

Cycle 7E yang dilakukan kepada kelas eksperimen. Guru bidang studi Biologi

berperan sebagai observer/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung.

Proses pembelajaran dilakukan sebanyak 2 pertemuan. Lembar observasi

kegiatan guru meliputi 7 tahap Learning Cycle meliputi tahap elicit, engagement,

exploration, explanation, elaboration, evaluation dan ekspantion pada kedua

pertemuan tersebut.

Pada pertemuan pertama, tahap elicit dilakukannya proses tanya jawab

antara guru dengan siswa seputar karakteristik sistem saraf yang sudah diketahui.

Kemudian menampilkan gambar-gambar seputar sistem saraf dan hormon. Pada

tahap engange dilakukan proses keterlibatan antara guru dan siswa dengan saling

memberikan informasi dan pengembangan materi pada proses sebelumnya. Hal

ini dilakukan dengan menampilkan video tentang cara kerja hormon dan otak

untuk selanjutnya dilakukan proses tanya jawab dari guru kepada siswa yang

dipilih secara acak. Kemudian pada tahap exploration dan explanation, siswa

berdiskusi secara kelompok untuk menganalisa perbedaan antara sistem saraf dan

hormon berdasarkan gambar dan video yang ditampilkan sebelumnya. Kemudian

Page 76: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

61

masing-masing perwakilan kelompok menuliskan di papan tulis dan menjelaskan

alasannya secara singkat. Selanjutnya pada tahap elaboration untuk membantu

siswa dalam penerapan definisi, konsep, dan keterampilan pada suatu

permasalahan yang berkaitan dengan sistem saraf dan hormon, siswa

mendiskusikan LKS yang sudah disusun sebelumnya oleh guru. Untuk mensiasati

waktu yang singkat, masing-masing kelompok hanya mengerjakan 1-2 soal yang

berbeda-beda tiap kelompoknya (pembagian soal tergantung pada tingkat

kesulitannya). Untuk selanjutnya pada tahap evaluation, masing-masing

perwakilan kelompok menjelaskan hasil jawaban dari LKS yang sudah

didiskusikan kepada teman-teman sekelasnya, untuk kemudian didiskusikan

bersama. Terakhir, pada tahap expantion, guru meluruskan jawaban dan

menghubungkan dengan konsep lain yang akan dipelajari di pertemuan

selanjutnya.

Pada pertemuan kedua, tahap elicit dilakukan dengan proses tanya jawab

antara guru dengan siswa seputar kasus orang kerdil dan orang yang terkena

penyakit gondongan. Kemudian pada tahap engangement, diberikan artikel

seputar orang kerdil dan orang yang terkena penyakit gondongan tersebut (ada di

dalam LKS) untuk selanjutnya dilakukan tanya jawab antara guru kepada siswa

seputar artikel tersebut dan seputar sistem endokrin dalam tubuh. Pada tahap

exploration dan explanation, ditampilkan gambar kelenjar-kelenjar endokrin,

Selanjutnya, masing-masing kelompok diberikan karton putih yang sudah dibuat

tabel dan potongan kertas berisi macam-macam hormon, kelenjar dan akibat yang

akan terjadi jika kekurangan/kelebihan hormon tersebut untuk kemudian

dicocokkan. Selanjutnya, masing-masing perwakilan tiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Pada tahap elaboration, untuk

membantu siswa dalam penerapan definisi, konsep, dan keterampilan pada suatu

permasalahan yang berkaitan dengan letak, sekresi dan abnormalitas sistem

endokrin, siswa mendiskusikan LKS yang sudah disusun sebelumnya oleh guru.

Untuk mensiasati waku yang singkat, masing-masing kelompok hanya

mengerjakan 2-3 soal yang berbeda-beda tiap kelompoknya (pembagian soal

Page 77: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

62

tergantung pada tingkat kesulitannya). Kegiatan pada tahap evaluation dan

expantion, sama seperti pertemuan pertama.

Berdasarkan data observasi mengenai keterlaksanaan skenario

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E

dapat diketahui bahwa pada setiap pertemuan kegiatan pembelajaran dilaksanakan

dengan baik oleh peneliti. Pada pertemuan pertama keterlaksanaan model

pembelajaran Learning Cycle 7E rata-rata bernilai 2,4 yang berarti cukup.

Dengan catatan utama dari guru biologi untuk disiplin alokasi waktu tiap

tahapannya yang masih tidak sesuai dari yang direncanakan pada RPP juga dalam

proses diskusi berupa pertanyaan umpan balik yang dilakukan secara lisan yang

melibatkan antara guru dengan siswa kurang mendapat respon aktif dari siswa,

sehingga diskusi memakan waktu yang lebih lama.

Pada pertemuan kedua keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle

7E rata-rata bernilai 3,13 yang berarti baik. Dengan catatan utama dari guru

biologi masih seputar kurangnya kedisiplinan dalam mengalokasikan waktu,

terutama pada tahap exploration dan elaboration.4

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelas eksperimen dan kontrol dapat

dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.Untuk lebih jelasnya perhitungan uji

normalitas dapat dilihat pada lampiran.5

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Pretest Postest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Sampel (n) 42 42 42 42

L0 0,144 0,134 0,074 0,115

Ltabel 0,136 0,136 0,136 0,136

Kesimpulan Tidak normal Normal Normal Normal

4 Lampiran 11. Hasil Observasi Penelitian Oleh Guru

5 Lampiran 12. Perhitungan Uji Normalitas

Page 78: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

63

Tabel 4.4 menunjukan kedua kelompok data berdistribusi normal pada taraf

0.05 kecuali pada kelompok pretest eksperimen. Data berdistribusi normal apabila

L0 < Ltabel.Hasil Uji Normalitas Pretest kelompok eksperimen diperoleh 0,144 >

0,136 yang berarti data tidak normal. Pada kelompok pretest kontrol diperoleh

0,134 < 0,136 dimana L0 < Ltabel, yang berarti data berdistribusi normal.

Selanjutnya, hasil Uji normalitas postest kelompok eksperimen diperoleh 0,074 <

0,136 dan kelompok kontrol diperoleh 0,115 < 0,136 dimana L0 < Ltabel, yang

berarti data berdistribusi normal. Karena data pretest kelompok eksperimen tidak

normal, maka untuk Uji hipotesisnya akan digunakan Uji Mann-Whitney.

Sedangkan untuk posttest, karena kedua data (kelas eksperimen dan kelas kontrol)

normal, maka digunakan uji T.

2. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelompok penelitian, maka

langkah selanjutnya mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai

homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi α =

0,05, sampel dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas

kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.6

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Statistik Pretest Postes

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

N 42 42 42 42

S2 138,93 102,94 172,47 141,22

Fhitung 1,34 1,22

Ftabel 1,68 1,68

Kesimpulan Homogen Homogen

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas, kedua kelas baik kelas eksperimen

ataupun kontrol menunjukkan homogen.

6 Lampiran 13. Perhitungan Uji Homogenitas

Page 79: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

64

3. Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Pretest (Mann Whitney)

Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelompok penelitian,

terdapat hasil sebaran data kelompok penelitian yang normal dan tidak

normal. Data pretest kelompok eksperimen tidak normal, maka untuk uji

hipotesis lanjutan menggunakan uji non-parametrik, yaitu uji Mann Whitney

U dengan menggunakan SPSS 2.1. Dalam uji ini, jika hasil hitungan uji Mann

Whitney U (probabilitas) > 0,05 maka H0 diterima. Hasil Uji Mann-Whitney

dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji

Mann Whitney dapat dilihat pada lampiran.7

Tabel 4.7 Hasil Uji Mann-Whitney Pada Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

N 42 42

X rata-rata 37,69 36,04

U Mann-Whitney 0,593

Probabilitas 0,05

Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Selain itu, untuk mengetahui keterampilan awal berpikir kritis siswa,

dilakukan perhitungan di tiap aspek keterampilan berpikir kritis menurut

Robert H. Ennis. Data diambil berdasarkan data pretest dari tiap butir soal dan

menggunakan SPSS 2.2. Hasil perhitungan keterampilan berpikir kritis siswa

tiap aspek, dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.8

Tabel 4.8 Hasil Pretest Tiap Aspek Berpikir Kritis

No

Aspek

Berpikir

Kritis

U-Mann

Whitney t-tabel Keterangan Kesimpulan

1.

Memberikan

penjelasan

sederhana

0,063 0,05 0,063 > 0,05 H0 diterima

2.

Membangun

keterampilan

Dasar

0,989 0,05 0,989 > 0,05 H0 diterima

7 Lampiran 14. HasilPretest Menggunakan Uji Mann-Whitney

8 Lampiran 15. Hasil Hipotesis Pretest Tiap Aspek Berpikir Kritis

Page 80: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

65

3. Kesimpulan 0,547 0,05 0,547 > 0,05 H0 diterima

4.

Membuat

penjelasan

lebih lanjut

0,825 0,05 0,825 > 0,05 H0 diterima

5. Strategi dan

taktik 0,407 0,05 0,407 > 0,05 H0 diterima

b. Uji Hipotesis Postest (Uji-T)

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Karena

kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka uji statistik yang

digunakan adalah uji t-2 sampel saling bebas pada taraf signifikan α = 0.05.

Sampel dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan apabila thitung> ttabel.

Hasil uji t pada kedua kelompok dapat dilihat seperti pada tabel di bawah ini.9

Dimana,

H0 : Tidak ada perbedaan antara hasil postest kelas kontrol dan kelas

eksperimen

H1 : Ada perbedaan antara hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen

Tabel 4.9 Hasil Uji-T Pada Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

N 42 42

X rata-rata 64,41 55,89

thitung 3,047

ttabel 1,99

Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan

Selain itu, untuk mengetahui keterampilan awal berpikir kritis

siswa, dilakukan perhitungan di tiap aspek keterampilan berpikir kritis

menurut Robert H. Ennis. Data diambil berdasarkan data postest dari tiap butir

soal dan menggunakan SPSS 2.2. Hasil perhitungan keterampilan berpikir

kritis siswa tiap aspek, dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.10

9 Lampiran 16. Hasil Hipotesis Postest menggunakan Uji T

10 Lampiran 17. Hasil Hipotesis Postest Tiap Aspek Berpikir Kritis

Page 81: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

66

Tabel 4.10 Hasil Uji-T Postest Tiap Aspek Berpikir Kritis

No Aspek Berpikir

Kritis t-hitung t-tabel Keterangan Kesimpulan

1. Memberikan

penjelasan sederhana 0,363 1,99 0,363< 1,99 H0 diterima

2. Membangun

keterampilan Dasar 3.631 1,99 3,631> 1,99 H0 ditolak

3. Kesimpulan 1.141 1,99 1,141 < 1,99 H0 diterima

4. Membuat penjelasan

lebih lanjut 0.531 1,99 0,531<1,99 H0 diterima

5. Strategi dan taktik 2.819 1,99 2,819> 1,99 H0 ditolak

C. Pembahasan

Berdasarkan data hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol,

nilai rata-rata pretest pada kelompok eksperimen tidak jauh berbeda dari

kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, rata-rata pretest sebesar 37,7.

Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata pretest sebesar 36,04. Sedangkan

pada data hasil postest pada kelompok eksperimen nilai rata-rata

sebesar64,41sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 56,87.

Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3, dijabarkan data ketercapaian aspek

berpikir kritis pada pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Dilihat dari rata-ratanya, hasil pretest dan posttest mengalami

peningkatan yang signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1

berikut ini:

Gambar 4.1 Grafik hasil ketercapaian posttest keterampilan berpikir kritis kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

72.56

82.11

46.61 41.5

74 73.78

61.25

42 38.2

56.1

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5

postesteksperimen(%)postestkontrol (%)

Page 82: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

67

Keterangan:

1. Aspek memberikan penjelasan sederhana

2. Aspek membangun keterampilan dasar

3. Aspek kesimpulan

4. Aspek membuat penjelasan lebih lanjut

5. Aspek strategi dan taktik

Untuk melihat apakah ada perbedaan terhadap keterampilan berpikir kritis

siswa sebelum dilakukan penelitian (pretest) antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dilakukan Uji Mann Whitney. Berdasarkan hasil perhitungan,

hasil sig (2-tailed) menunjukkan nilai 0.593 yang berarti lebih besar dari

0.05.Maka H0 diterima, yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest kelompok eksperimen.

Berdasarkan pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa pada rata-rata

nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai nilai yang

hampir sama, yatu 36,73 pada kelompok kontrol dan 36,82 pada kelompok

eksperimen. Adapun hasil posttest menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan, yaitu 54,26 pada kelompok kontrol dan 63,35 pada kelompok

eksperimen. Maka pembelajaran model Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap

keterampilan berpikir kritis.

Berdasarkan hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol, rata-rata

kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.Penghitungan hasil

posttest menggunakan uji t-saling bebas.pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan

hasil perhitungan diperoleh t-hitung= 3,097dan nilai t-tabel =1.99, maka 3,097

>1.99. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima.

Hasil tersebut menyatakan bahwa skor posttest kedua kelompok terdapat

perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara

hasil keterampilan berpikir kritis kelompok eksperimen dengan hasil keterampilan

berpikir kritis kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan keterampilan

berpikir kritis pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan

keterampilan berpikir kritis pada kelompok kontrol.

Hasil ini dapat dicapai karena dalam penerapan model pembelajaran

learning cycle 7E siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam

Page 83: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

68

model pembelajaran ini siswa diajak untuk melakukan kegiatan demonstrasi,

diskusi, atau kegiatan lain yang digunakan untukmembuka pengetahuan siswa

dan mengembangkan rasa keigintahuan siswa. Hal ini selaras dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wawan Sutrisno, dkk yang menjadi bahan seminar

nasional IX di UNS 2011 silam yang menyatakan bahwa model pembelajaran ini

mampu merangsang rasa ingin tahu siswa untuk mencari hubungan konsep yang

mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.

Sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk menemukan jawaban dari rasa ingin

tahu mereka.11

Selain itu, menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh A.A Sri Dwi

Indrayanthi, model Learning Cycle 7E memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya terhadap siswa dalam mengembangkan kemampuan untuk berpikir dan

berbuat.12

Pembelajaran biologi dengan model Learning Cycle 7E

mempertimbangkan pengetahuan awal siswa. Melalui proses asimilasi dan

akomodasi yang terjadi selama siswa berinteraksi dengan lingkungan

belajarnya, siswa secara individual membangun pengetahuannya berupa

konsep-konsep biologi yang menjadi tujuan pembelajaran untuk ditemukan.

Beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar bahwa model pembelajaran

Learning Cycle 7E lebih baik dalam pencapaian keterampilan berpikir kritis

dibandingkan dengan kelompok konvensional yaitu, proses pembelajaran pada

kelompok Learning Cycle 7E, terdapat 7 fase pembelajaran. Pada tahap pertama

yaitu elicit (mendatangkan pengetahuan siswa), guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon

dari pemikiran siswa serta menimbulkan rasa ingin tahu tentang jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Pada fase kedua yaitu engage (mempertemukan), digunakan untuk

memfokuskan perhatian siswa, merangsang kemampuan berpikir serta

11

Wawan Sutrisno, dkk, “Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap Motivasi Belajar

Siswa Dalam Pembelajaran Biologi”, Jurnal Edukasi, Pendidikan Biologi FKP UNS, 2012, h.188 12

A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan Model Siklus Belajar 7E

Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”, Jurnal Pendidikan

Fisika, 2011, h. 14.

Page 84: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

69

membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap konsep yang akan diajarkan.

Kegiatan pada tahap ini dilakukan proses keterlibatan antara guru dan siswa

dengan saling memberikan informasi dan pengembangan materi pada proses

sebelumnya, mengaitkan topik, dan melakukan tanya jawab sehingga aspek

berpikir kritis yang diharapkan dimunculkan pada fase ini ialah siswa mampu

memberikan penjelasan sederhana.Namun, hasil posttest kelas eksperimen yang

menggunakan model Learning cycle 7E, ternyata aspek ini tidak membawa

perubahan yang baik, bahkan justru lebih kecil rata-ratanya daripada kelas

kontrol. Hal ini seperti memberi jawaban bahwa ada yang kurang dari proses

pembelajaran pada tahapan ini. Hal ini sesuai dengan hasil observasi guru biologi

yang menyatakan kedisiplinan waktu menjadi faktor utama permasalahnnya.

Fase selanjutnya yang ketiga adalah explore (menyelidiki) yang digunakan

agar siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman secara langsung.Siswa

melakukan kegiatan observasi maupun saling bertanya dan berdiskusi dalam

kelompoknya. Secara langsung tahapan ini akan membuat siswa berpikir logis dan

terbuka, berpikir fokus, gigih dalam mencari kebenaran namun juga dapat

menerima masukan dari orang lain. Pada fase keempat yaitu explain, siswa dilatih

untuk mampu menjelaskan apa yang menjadi pendapatnya, dan mempunyai

alasan-alasan yang logis untuk menguatkan pendapat, namun tetap berpikir

terbuka terhadap pendapat orang lain. Aspek berpikir kritis yang dilatih pada fase

explore dan explain ialah membangun keterampilan dasar.

Fase kelima yaitu elaborate (menerapkan), disajikan kepada siswa untuk

dapat menambahkan pengetahuan barunya terhadap hal-hal yang sebelumnya

sudah mereka ketahui, termasuk didalamnya siswa mampu menjawab sendiri

hipotesis yang sudah dimiliki sebelumnya. Oleh karena itu, kegiatan mengerjakan

LKS ditempatkan pada fase ini dengan pertimbangan siswa sudah mempunyai

pengetahuan dasar, asumsi dan hipotesis terhadap materi sistem endokrin yang

cukup setelah melalui fase-fase sebelumnya. Untuk mensiasati waku yang singkat,

masing-masing kelompok hanya mengerjakan beberapa butir soal yang berbeda-

beda tiap kelompoknya. Pembagian soal tergantung pada tingkat kesulitannya.

Dengan sistem pengerjaan LKS yang seperti ini memang memangkas waktu,

Page 85: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

70

sehingga lebih singkat dan siswa lebih fokus mempelajari tipe soal dan cara

menjawabnya. Namun, dilain sisi dengan sistem yang seperti ini tidak dapat

menjadikan LKS sebagai alat ukur perkembangan keterampilan berpikir kritis

siswa secara utuh karena hanya beberapa soal yang dijawab kemudian dibahas

perkelompok. Untuk itu, setelah dilakukan diskusi perkelompok untuk

menentukan jawaban, diperlukan suatu pemaparan jawaban yang melibatkan

antar kelompok dalam kelas dengan harapan akan saling mengisi dan melengkapi

pemahamannya satu sama lain. Pada fase ini siswa dilatih untuk membuat

kesimpulan sebagai aspek berpikir kritisnya, dengan sub aspek yang paling

banyak yaitu membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat

induksi dan mempertimbangkan induksi juga membuat dan mempertimbangkan

nilai.

Selanjutnya ialah fase keenam yaitu evaluated (menilai) dari hasil

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengobservasi dan memperhatikan

siswa terhadap kemampuan dan keterampilan untuk menilai tingkat pengetahuan

dan kemampuannya, kemudian melihat perubahan pemikiran siswa terhadap

pemikiran awalnya. Bentuk penilaiannya dilakukan secara tidak langsung

(informal) berupa observasi dari hasil pemaparan jawaban yang dilakukan

antarkelompok.Pada fase ini aspek berpikir kritis yang dilatih ialah keterampilan

siswa untuk membuat penjelasan lebih lanjut.

Terakhir adalah fase extend (memperluas), fase yang bertujuan untuk

berfikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang

telah dipelajari. Selain itu pada fase ini diharapkan siswa jugamampu mencari

hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau

belum mereka pelajari, misalnya mengaitkan perbedaan sistem endokrin dengan

eksokrin dan juga mencari hubungan antara sistem saraf, sistem indera dengan

sistem endokrin. Pada fase ini keterampilan berpikir kritis yang dilatih ialah

keterampilan siswa dalam berstrategi dan taktik.

Berdasarkan hasil keterampilan berpikir kritis pada lembar kerja siswa

dalam tabel 4.4 diperoleh bahwa rata-rata skor terendah hasil ketercapaian

keterampilan berpikir kritis terdapat pada aspek kesimpulan dan membuat

Page 86: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

71

penjelasan lebih lanjut dengan skor 66.67 kategori cukup dan skor tertinggi pada

aspek membangun keterampilan dasar dengan perolehan skor 80,00 kategori baik.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2 Grafik Rata-Rata Hasil Keterampilan Berpikir Kritis pada LKS

Keterangan:

1. Aspek memberikan penjelasan sederhana

2. Aspek membangun keterampilan dasar

3. Aspek kesimpulan

4. Aspek membuat penjelasan lebih lanjut

5. Aspek strategi dan taktik

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, jika dilihat dari rata-rata tiap kelompok ada

satu kelompok yaitu kelompok 6 dan yang rata-ratanya dibawah 70 sedangkan

kelompok lainnya rata-ratanya diatas 70. Hal ini mengindikasikan bahwa

keterampilan berpikir kritis siswa belum merata dengan baik.Hal ini pun

menunjukan bahwa penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa belum

seluruhnya dapat dipahami karena pembelajaran yang dilakukan hanya 2 kali.

Paul Eggen dan Don Kauchak mengemukakan bahwa keterampilan berpikir harus

dilakukan melalui latihan yang sesuai dengan tahap perkembangan kondisi anak.13

Demikian pula halnya dengan keterampilan berpikir kritis, semakin kompleks

latihan yang diberikan maka akan makin meningkat pula keterampilan

berpikirnya.

13

Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran.(Jakarta: PT Indeks,

2012), h. 119

73.81

80

66.67 66.67

75

60

65

70

75

80

85

1 2 3 4 5

Aspek Berpikir Kritis

Rata-rata

Page 87: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

72

Berdasarkan tabel 4.2 dan 4.3 hampir semua aspek terjadi perningkatan

persentase. Kecuali pada aspek membuat penjelasan sederhana yang justru

posttest kelas eksperimen menjadi lebih rendah. Namun pada indikator

selanjutnya yaitu indikator membangun keterampilan dasar justru menjadi

indikator yang paling meningkat. Hasil posttest kelompok eksperimen dari lima

aspek berturut-turut dari perolehan tertinggi sampai terendah, yaitu membangun

keterampilan dasar, strategi dan taktik, memberikan penjelasan sederhana,

kesimpulaan dan membuat penjelasan lebih lanjut.

Aspek memberikan penjelasan sederhana mendapat nilai sebesar 72,56%

dengan kategori baik, namun berada diposisi ketiga. Hal ini dikarenakan siswa

sudah dapat menjawab pertanyaan berdasarkan informasi yang diberikan sehingga

siswa dapat mengemukakan alasannya, namun cenderung tidak memperhatikan

fokus pertanyaan yang ada. Menurut Susan M Brookhart, yang menjadi perhatian

dalam berpikir tingkat tinggi dapat terjadi jika siswa dapat menganalisis dengan

dirinya sendiri. Siswa masih cenderung menganalisis berdasarkan contohnya,

bukan berdasarkan fakta-fakta yang dijelaskan.14

Aspek membangun keterampilan dasar sebesar 82,11% dengan kategori baik

sekali dan berada diposisi pertama. Pada aspek ini, siswa diminta untuk

mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber untuk memberikan alasan yang

tepat dan juga mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi dengan

mencatat hal-hal yang diinginkan serta terlibat dalam menyimpulkan. Hal ini

dikarenakan siswa mulai mampu berstrategi antara durasi waktu pengerjaan

dengan model soal secara keseluruhan. Siswa tidak terfokus pada soal-soal aspek

memberikan penjelasan sederhana saja, karena pada soal-soal di aspek inilah yang

paling banyak jumlah soalnya sehingga banyak waktu yang dibutuhkan untuk

menjawab. Sedangkan soal-soal pada aspek membangun keterampilan dasar

cenderung membutuhkan jawaban yang relatif lebih singkat. Namun akibatnya

siswa tidak optimal dalam menjawab soal-soal pada aspek memberikan penjelasan

14

Susan M Brookhat dan Anthony J. Nitko. Assess Higher-Order Thinking Skills in Your

Classroom. (USA: Pearson, 2011), h. 236.

Page 88: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

73

sederhana dan justru terjadi peningkatan yang signifikan antara aspek membangun

keterampilan dasar.

Aspek membuat kesimpulan sebesar 46,61% dengan kategori kurang sekali.

Hal ini disebabkan karena siswa belum mampu membuat deduksi maupun induksi

dan mempertimbangkan hasil deduksimaupun induksi tersebut. Contohnya dalam

membuat deduksi siswa belum mampu menginterpretasi pertanyaan dengan

melihat informasi yang diberikan, baik berupa grafik ataupun pernyataan.

Menurut Alec Fisher, kesahihan deduktif merupakan gagasan yang mudah

dipahami (meskipun inferensi yang memenuhi standar ini, tidak begitu lazim

dalam argumentasi yang biasa), sehingga dengan memulai gagasan ini karena

dapat membantu orang memahami standar-standar lain untuk menilai inferensi.15

Selain itu, masih menurut Alec Fisher, ada kata-kata dan frase-frase tertentu yang

dipakai secara khusus untuk mengargumentasikan suatu kasus, dan menggunakan

alasan-alasan untuk sebuah kesimpulan, yang disebut dengan indikator

linguistic.16

Dalam jawaban siswa, jarang sekali menggunakan indikator linguistik

seperti yang digagas oleh Alec Fisher tersebut, walau bukan hanya hal ini yang

menjadi penilaian, tapi juga rasionalitas jawaban, hubungan antara argument

dengan kesimpulan, dan evaluasi secara keseluruhan yang perlu diperhatikan.

Aspek membuat penjelasan lebih lanjut mendapat nilai 41,5% dengan

kategori kurang sekali merupakan aspek yang mempunyai nilai paling rendah

dibanding aspek yang lain. Siswa diminta untuk membuat penjelasan lebih lanjut

pada sub aspek mengidentifikasikan istilah, yang mana indikator

mengklasifikasikan dan memberikan contoh, contoh soalnya:

“Dalam perkembangannya, hormon FSH dan LH dapat dibuat secara

sintetik untuk mengatur reproduksi seseorang. Dengan adanya suntik

hormon, seseorang dapat menunda atau memajukan waktu fertilenya (waktu

subur) untuk berbagai keperluan. Termasuk hormon yang mempengaruhi

apakah FSH dan LH? Sebutkan contoh hormon lain yang fungsinya secara

umum sama dengan kedua hormon tersebut!”

15

Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar, Terj. dari Critical Thingking: An

Introduction oleh Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 120 16

Ibid, h. 22

Page 89: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

74

Hal ini diduga karena siswa belum terbiasa membuat alasan-alasan dari

sebuah permasalahan yang dihubungkan dengan teori yang ada. Alec Fisher

menjelaskan bahwa terdapat kesalahan umum ketika berpikir penyebab yang

akhirnya kita bisa salah membuat penjelasan lebih lanjut, yaitu: a) kita hanya

mempertimbangkan satu penyebab yang mungkin dan menerimanya tanpa

mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan lain, b) kita memperhatikan

hanya sebagian bukti yang relevan dalam menentukan apa yang menyebabkan

atau telah menyebabkan sesuatu.17

Pada aspek strategi dan taktik mendapat nilai sebesar 74% dengan kategori

baik, hal ini dikarenakan siswa telah menjawab pertanyaan pada LKS dengan

benar dan alasan yang tepat serta sesuai dengan konsep yang dipelajari dan

melakukan diskusi kelompok dengan baik. Strategi dan taktik terlihat dengan

presentasi yang telah dilakukan oleh siswa, sehingga siswa mampu memutuskan

suatu tindakan yang akan dilakukan dalam suatu masalah.

Dari hasil yang diperoleh pada lima aspek keterampilan berpikir kritis

yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseluruhan siswa

cukup memiliki keterampilan berpikir kritis. Hasil posttest uji-t setiap aspek

berpikir kritis menunjukan hasil yang berbeda-beda.Namun hanya 2 aspek

berpikir kritis saja yang berpengaruh signifikan, yaitu aspek membangun

keterampilan dasar serta strategi dan taktik. Hal ini disimpulkan bahwa model

Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap aspek membangun keterampilan dasar

serta aspek strategi dan taktik dibanding dengan pembelajaran konvensional

dengan pendekatan kontekstual. Berikut alasan model Learning Cycle 7E

memperoleh pengaruh yang signifikan pada aspek membangun keterampilan

dasar serta strategi dan taktik antara lain: a) aspek membangun keterampilan dasar

lebih banyak di eksplorasi secara baik dalam tahapan learning Cycle 7E pada

tahap explore dan explain, b) kelebihan dari model Learning Cycle 7E ini

menekankan konsep, proses, dan aplikasi dibanding dengan pendekatan

kontekstual yang menekankan pada konsep dan proses.

17

Loc.cit., h. 139.

Page 90: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

75

Selain itu, jika dilihat dari filosofisnya model Learning Cycle 7E

meletakkan dasar pada filosofis pendidikan di mana siswa akan belajar

dengan baik apabila mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di

kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri. Di samping itu, model

Learning Cycle 7E didasari pada motivasi intrinsik yang sesuai dengan faham

konstruktivisme tentang pembelajaran, di mana siswalah yang seharusnya

mengalami pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai mediator dan fasilitator.

Model siklus belajar Learning Cycle 7E merupakan model pembelajaran

yang dikembangkan sesuai dengan hakikat sains sebagai proses dan sains sebagai

produk. Model pembelajaran ini memberikan pedoman bagi guru untuk

membimbing siswa memperoleh pengetahuan dengan menggunakan metode

ilmiah layaknya seorang ilmuwan. Selain didasari oleh hakikat sains, model

learning Cycle 7E ini juga dikembangkan dengan pendekatan inquiri. Dengan

pendekatan ini, siswa belajar memecahkan masalah atau mengungkap suatu

fenomena alam secara ilmiah. Sesuai dengan hakikat biologi sebagai bagian dari

sains, yang akhirnya menuntut dalam proses pembelajarannya haruslah bertumpu

pada proses ilmiah. Proses ilmiah tersebut melibatkan berbagai keterampilan

proses sains.18

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan

yang biasa dilakukan oleh ilmuan untuk memperoleh pengetahuan.19

Keterampilan proses yang dapat dikembangkan dalam penelitian ini yaitu

melakukan observasi, menafsirkan hasil pengamatan, mengelompokkan,

meramalkan,keterampilan berkomunikasi, hipotesis, menerapkan konsep atau

prinsip, mengejukan pertanyaan, keterampilan menyimpulkan.

Karakteristik utama dalam pembelajaran konvensional adalah guru

menyampaikan materi pelajaran secara jelas dan lebih terperinci. Dalam

pembelajaran konvensional, peran guru sangat dominan sedangkan siswa pasif

18

Ni Putu Sri Ratna Dewi, “Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Pemahaman

Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 1 Sawan”, Artikel Tesis Program Studi

Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 2012, h. 13. 19

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 51.

Page 91: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

76

dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga, peran serta siswa dalam

pembelajaran masih dipengaruhi oleh guru.

Pada dasarnya, kedua kelas dengan dua model pembelajaran tersebut

(Learning Cycle 7E dan Konvensional) menyajikan materi pelajaran yang sama

yaitu sistem endokrin. Perbedaannya terletak pada LKS yang disajikan dan

proses pada kegiatan pembelajarannya. Pada pembelajaran model Learning

Cycle 7Eproses pembelajaran diawali dengan penyajian fenomena nyata yang

dikemas dalam permasalahan realistik. Masalah yang diberikan merupakan

masalah yang belum terdefinisikan, sehingga siswa dituntut untuk

menganalisis masalah tersebut secara cermat, mengidentifikasi apa yang mereka

ketahui dari masalah, yang ingin mereka ketahui dan yang harus mereka cari.

Dengan memberikan masalah nyata di awal pembelajaran, maka siswa

mengetahui tujuan mereka mempelajari materi tersebut. Penyajian masalah ini

dapat meningkatkan motivasi siswa. Dengan motivasi yang tinggi, siswa lebih

tertarik untuk memecahkan masalah-masalah yang terdapat pada LKS

sehingga informasi yang didapatkan akan lebih tertata rapi dalam struktur

kognitif siswa. Di samping itu, tahapan-tahapan belajar dengan menggunakan

Learning Cycle 7Emenuntut siswa untuk secara terus menerus

mengembangkan pengetahuannya dan menerapkan pemahaman yang telah

mereka miliki dalam fenomena yang berbeda. Siswa diajak selalu berpikir

untuk menghadapi masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan erat

dengan materi pelajaran yang dibahas. Melalui proses berpikir ini diharapkan

dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga dapat

menghasilkan keputusan yang tepat. Sebagai upaya menyelesaikan masalah

untuk menghasilkan keputusan yang tepat, diperlukan suatu pemahaman

konsep dan kemampuan berpikir.

Page 92: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa

kesimpulan mengenai pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa, sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji t pada taraf signifikasi α = 0,05 diperoleh thitung sebesar

3,097 yang mana > ttabel 1,99. Rata-rata kelompok eksperimen sebesar 64,41 dan

kelompok control sebesar 56,87. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis pada konsep Sistem Endokrin.

2. Aspek keterampilan berpikir kritis yang diteliti melalui model pembelajaran

Learning Cycle 7E terdiri dari lima aspek yaitu memberikan penjelasan

sederhana sebesar 72,56, membangun keterampilan dasar sebesar 82,11,

kesimpulan sebesar 46,61, membuat penjelasan lebih lanjut sebesar 41,5, dan

strategi taktik sebesar 74.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran model Learning Cycle 7E ini dapat dijadikan alternatif model

pembelajaran biologi.

2. Pembelajaran model Learning Cycle 7E dapat diterapkan pada konsep lain dan

mata pelajaran lain tetapi dengan perbaikan-perbaikan dalam proses

pembelajaran dengan catatan guru member motivasi agar siswa lebih berperan

Page 93: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

78

aktif dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas, sehingga diharapkan hasil

belajar siswa lebih optimal.

3. Faktor kedisiplinan waktu dan optimalisasi dalam tiap fase Learning Cycle 7E

akan sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yang akhirnya akan

berdampak besar pada pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa.

4. Hasil penelitian ini masih sangat sederhana dan bukan merupakan hasil akhir,

untuk itu kepada peneliti berikutnya disarankan agar mencoba

mengimplementasikan model Learning Cycle 7E pada sekolah yang berbeda

dengan kelompok siswa yang berbeda-beda; mencoba untuk mengembangkan

model pembelajaran sejenis dengan topik yang berbeda.

Page 94: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

79

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. 1998.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

2005.

Arikunto.Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.

Aryulina, Diah, Choirrul Muslim, dkk. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI.

Jakarta: Esis. 2007.

Brookhat, Susan M. Assess Hingher-Order Thingking Skills in Your Classroom.

USA: ASDC. 2010.

Chabeli, MM. ”High Order Thinking Skills Competencies Reaquired By Outcomes-

Base Education From Learners”. Research Article University of

Johannesburg. 2006.

Depdiknas, Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) Bab IV No (1) 2005. Jakarta: Depdiknas

Dewi, Ni Putu Sri Ratna. “Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Pemahaman

Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 1 Sawan”. Artikel

Tesis Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha. 2012.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta. 2006.

Echols, John M. and Hasan Shadily. 2003. Kamus Inggris Indonesia an English-

Indonesian Dictionary, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Eisenkraft, Arthur, Expanding The 5E Model: A Proposed 7E Model Emphasizes

“Transfer Of Learning”And The Importance Of Eliciting Prior

Understanding, National Science Teachers Association (NSTA). The Science

Teacher, Vol. 70, No. 6, 2003.

Page 95: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

80

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif-Kualitatif), Jakarta: Rajawali

Press, 2007.

Ennis, Robert H. ”Critical Thinking”.Prentice Hall. USA: University of Illinois.

1995.

Ennis, Robert H. “Goal for a Critical Thinking Curriculum” dalam AL Costa(ed.),

Develeoping Minds: A Resource book for Teaching Thinking. Alexandra:

ASCD. 1985.

Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT

Indeks. 2012.

Everett, Susan and Richard Moyer.Literacy in the Learning Cycle, Incorporating

trade books helps plan inquiry-learning experiences. Methods and Strategies:

Ideas and techniques to enhance your science teaching, 2014.

(www.teachersource.com).

Fisher, Alec. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Terj. Dari Critical Thinking: An

Introduction oleh Benyamin Hadinata. Jakarta: Erlangga. 2008.

Gunawan, M. Adi.Genius Learning Strategy (Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan

Accelerated Learning). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2006.

Hartono, “Learning Cycle 7E Model To Increase Student’s Critical Thinking on

Science”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 2013.

Herlanti, Yanti. “Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian

Pendidikan Sains”. Universitas Islam Negeri Jakarta. 2006.

Indriyanthi, A.A. Sri Dwi, “Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Pemahaman

Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”.

Indriyani, Irma Rosa. “Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar (Learning

Cycle) 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan

Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan

Elektromagnetik”. Thesis pada Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta.Yogyakarta. 2013. Tidak dipublikasikan.

Page 96: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

81

Irnaningtyas. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga. 2014.

King, FJ, Ludwika Goodson and Faranak Rohani.“High Order Thinking Skills:

Definition, Teaching Strategies and Assesment”. A publication of the

Educational Services Program.

Kuswana, Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011.

Lawson, Anton E., “Using The Learning Cycle To Teach Biology Concepts And

Reasoning Patterns”, Journal of Biology Education, 2001.

Mabsuthoh, Ngatiatul. “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap

Hasil Belajar Fisika Pada Konsep Massa Jenis”,.Skripsi pada FITK UIN

Jakarta. Jakarta. 2001. Tidak dipublikasikan.

MuhibbinSyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. 2011..

Nizarwati, dkk, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi

Konstruktivisme Untuk Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri

Siswa Kelas X SMA”.Jurnal pendidikan Matematika volume 3 no.2. 2009.

Novianti, Aryani. “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap

Keterampilan Berfikir Kritis Siswa”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah.

Jakarta. 2012.

Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(SNP) Bab IV No (1), 2005.

Peraturan Pemerintah Nomer 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan

Sekolah Dasar dan Menengah.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.

Page 97: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

82

Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2010.

Rahman, Aditya. “Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Sebagai

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMK 2

Pengasih”. Skripsi pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Yogyakarta, 2012. Tidak dipublikasikan.

Rustaman, Nuryani Y. Konstruktivisme dan Pembelajaran Biologi, Makalah, Jurusan

Pendidikan Biologi FMIPA UPI. 2000.

Siregar, Sofiyan. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi

Aksara.2013.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010.

Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Bandung. 2005.

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),

Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran

IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan

UIN Jakarta Press. 2006.

Sujarweni, W. Wiratna dan Poly Endaryanto, Statistika Untuk Penelitian,

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung; Alfabeta. 2012.

Sukardi, H.M. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi

Aksara. 2009.

Page 98: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

83

Suparno, “Pengaruh Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Learning Cycle

7E Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

MA Wahid Hasyim Kelas X Yogyakarta”. Skripsi pada UIN Sunan

Kalijaga.Yogyakarta. 2013.

Sutrisno, Wawan dkk. “Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Biologi”. Jurnal Edukasi. Pendidikan

Biologi FKP UNS. 2012.

Snyder, Lisa Gueldenzophand Mark J.Synder. Teaching Critical Thinking and

Problem Solving Skills. North Caroline: The Delta Pi Epsilon Journal. 2008.

Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006.

Zulfiani, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta.

Page 99: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
Page 100: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
Page 101: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
Page 102: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

87

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI (Sebelas)/ 2

Pertemuan : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu. Menjelaskan struktur dan fungsi

organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi

serta implikasinya pada Salingtemas

B. Kompetensi Dasar

3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia

(saraf, endokrin, dan penginderaan)

C. Indikator

1. Menganalisis karakteristik kelenjar endokrin

2. Menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem endokrin

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menganalisis karakteristik kelenjar endokrin

2. Siswa mampu menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem

endokrin

E. Materi Ajar

Karakteristik kelenjar endokrin

1. Merupakan kelenjar buntu

2. Umumnya mensekresi lebih dari satu hormon

3. Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi pembuluh darah dan

ditopang oleh jaringan ikat

4. Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon

berbeda-beda

5. Sekresi hormon dapat distimulasi/dihambat oleh kadar hormon

lainnya

Perbedaan sistem saraf dengan sistem endokrin

No Aspek

Pembeda

Sistem Hormon Sistem Saraf

1. Aksi Lambat Cepat atau segera

Page 103: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

88

2. Respons Tidak langsung, distribusi

lebih luas

Langsung, distribusi

lebih sempit

3. Pengaturan Jangka panjang Jangka pendek

4. Sekresi Hormon Neurotransmitter

5. Komunikasi Melalui sistem sirkulasi Antar neuron melalui

sinapsis

F. Strategi Pembelajaran

Model Pembelajaran : STAD (Student Teams Achievment Division)

Metode Pembelajaran : Pengerjaan LKS, presentasi, diskusi kelompok

Pendekatan : Pembelajaran kooperatif

G. Media danSumberPembelajaran

1. Buku Sains Biologi Kelas XI

- Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Esis:

Jakarta

- Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Kelompok

Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Erlangga: Jakarta

2. Laptop

3. LCD/proyektor

4. LKS

5. Gambar tubuh manusiadan organ-organ penyusun sistem endokrin

H. KegiatanPembelajaran

a. Kegiatan Awal

Kegiatan Aktivitas pembelajaran Nilai

Karakter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Motivasi

Menyampaikan

tujuan

pembelajaran

Memberikan

kata

mutiaradengan

tema: positif

thinking

Mendengarkan

penjelasan

yang

disampaikan

oleh guru

a. Religius

b. Disiplin

c. Responsif

d. Mandiri

e. Inisiatif

f. Rasa

ingintahu

8 menit

Page 104: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

89

Orientasi Membagikan

LKS kepada

masing-masing

siswa dan

memberikan

petunjuk

pengerjaan

LKS

Memberikan

pertanyaan

untuk

mengulas

materi pada

pertemuan

sebelumnya

Membagikan

kelompok

Menyimak

penjelasan

guru mengenai

pengisian LKS

Menjawab

pertanyaan

yang

ditanyakan

guru

Mengatur

posisi tempat

duduk

berdasarkan

kelompok

yang

ditentukan

guru

b. KegiatanInti

Aktivitas Pembelajaran Nilai

Karakter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Elaborasi

Menayangkan

video tentang

cara kerja

system hormon

dan sistem saraf

Melakukan

Tanya jawab

seputar video

yang

ditampilkan

Mencatat hal-

hal penting

dari video

yang

ditampilkan

Menjawab

pertanyaan

guru

a. Rasa

ingin

tahu

b. Disiplin

10

menit

Menjelaskan

materi sesuai

dengan indikator

pembelajaran

Menyimak apa

yang

disampaikan

guru dan

mencatatnya

a. Rasa

ingin tahu

b. Disiplin

15

menit

Eksplorasi

Mengerjakan

LKS yang sudah

dipersiapkan

Mendiskusikan

jawaban pada

LKS yang sudah

disediakan

a. Responsi

f

b. Berpikir

terbuka

c. Kritis

30

menit

Meminta siswa

mempresentasi

hasil diskusi

Mengatur

Mempresentas

i-kan hasil

diskusi

kelompoknya

a. Responsi

f

b. Inisiatif

c. Berpikir

15

menit

Page 105: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

90

jalannya diskusi

antar kelompok

masing-

masing

Mendiskusika

n antar

kelompok

untuk mencari

jawaban yang

ideal

terbuka

d. Kritis

Konfirmasi

Mengajak siswa

untuk bermain

“snowball”

tentang cara kerja

system endokrin

serta menjelaskan

cara dan

peraturan

permainannya

Merespon

arahan dan

penjelasan dari

guru

a. Aktif

b. Terbuka

10

menit

c. Kegiatan Akhir

Kegiatan Aktivitas pembelajaran NilaiKarak

ter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Refleksi Menanyakan dan

menjelaskan

kepada siswa

tentang materi

yang belum

dimengerti

Bertanya jika

ada yang belum

dimengerti

a. Disiplin

b. Kritis

c. Proaktif

7 menit

Evaluasi Menunjuk

perwakilan siswa

untuk menjawab

pertanyaan sesuai

dengan indicator

ketercapaian

Siswa yang

ditunjuk

menjawab

pertanyaan guru

a. Mandiri

b.

Tanggung

jawab

c. Responsif

I. Penilaian Hasil Belajar

a. Bentuk Instrumen : LKS

b. Rubrik Penilaian (Terlampir)

Depok, 11 Mei 2015

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Abdul Fatah, M.Pd.. Zahidah Farhati

Page 106: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

91

RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR

Indikator Soal Jawaban

Menganalisis

karakteristik

kelenjar

endokrin

Bagaimanakah

karakteristik

sistem

endokrin?

Karakteristik kelenjar endokrin

1. Merupakan kelenjar buntu

2. Umumnya mensekresi lebih dari satu hormon

3. Memiliki sejumlah sel sekretori yang

dikelilingi pembuluh darah dan ditopang oleh

jaringan ikat

4. Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam

menghasilkan hormon berbeda-beda

5. Sekresi hormon dapat distimulasi / dihambat

oleh kadar hormon lainnya

Menyimpul-

kan perbedaan

antara sistem

saraf dengan

sistem

endokrin

Apa saja

perbedaan antara

system saraf

dengan system

endokrin?

No Aspek

Pembeda

Sistem

Hormon

Sistem Saraf

1. Aksi Lambat Cepat atau segera

2. Respons Tidak

langsung,

distribusi

lebih luas

Langsung,

distribusi lebih

sempit

3. Pengaturan Jangka

panjang

Jangka pendek

4. Sekresi Hormon Neurotransmitter

5. Komunikasi Melalui

sistem

sirkulasi

Antar neuron

melalui sinapsis

Page 107: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

92

Page 108: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

92

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI (Sebelas)/ 2

Pertemuan : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. StandarKompetensi

Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu, menjelaskan struktur dan fungsi

organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi

serta implikasinya pada Salingtemas

B. KompetensiDasar

3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia

(saraf, endokrin, dan penginderaan)

C. Indikator

1. Menganalisis letak kelenjar endokrin, sekresi dan peranannya

2. Menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi pada system

endokrin

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menganalisis letak kelenjar endokrin dan sekresinya

2. Siswa mampu menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi

pada sistem endokrin

E. Materi Ajar

Kelenjar endokrin dan sekresi hormon

1. Hipofisis (pituitary)

- Hipofisis lobus anterior : GH, TSH, ACTH, gonadotropin

- Hipofisis lobus intermedia : Endorphin, MSH

- Hipofisis lobus posterior : ADH, oksitosin

2. Tiroid : Tiroksin

3. Paratiroid : Parathormon (PTH)

4. Adrenal : Adrenalin, noradrenalin

5. Pancreas : Glukagon, insulin, somatostatin, polipeptidapankreas

6. Timus : Timosin

7. Gonad

- Ovarium : Estrogen, progesteron

- Testis : Testosteron

Page 109: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

93

F. Strategi Pembelajaran

Model Pembelajaran : STAD (Student Teams Achievment Division)

Metode Pembelajaran : Pengerjaan LKS, presentasi, diskusi kelompok

Pendekatan : Pembelajaran kooperatif

G. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Buku Sains Biologi Kelas XI

- Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI.

Esis: Jakarta

- Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Kelompok

Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Erlangga:

Jakarta

2. Laptop

3. LCD/proyektor

4. LKS

5. Gambar tubuh manusia dan organ-organ penyusun sistem endokrin

H. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Nilai

Karakter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Motivasi

Menyampai-

kan tujuan

pembelajaran

Memberikan

kata mutiara

dengan tema:

ilmu

Mendengarkan

penjelasan

yang

disampaikan

oleh guru

a. Religius

b. Disiplin

c. Responsif

d. Mandiri

e. Inisiatif

f. Rasa

ingin tahu

8 menit

Apersepsi Mengarahkan

untuk duduk

sesuai dengan

kelompoknya

Membagikan

LKS kepada

masing-

masing siswa

Memberikan

petunjuk

pengerjaan

LKS

Meminta pada

satu orang

siswa untuk

Merapikan

posisi tempat

duduk sesuai

intruksi guru

Menyimak

penjelasan

guru mengenai

pengisian LKS

Berinisiatif

untuk

memaparkan

inti pelajaran

pada

pertemuan

sebelumnya

Page 110: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

94

memaparkan

inti pelajaran

tentang materi

sistem saraf

b. Kegiatan Inti

Aktivitas Pembelajaran Nilai

Karakter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Elaborasi

Menayangkan

video tentang

kelenjar-

kelenjar

penyusun

sistem endokrin

Melakukan

tanya jawab

seputar video

yang

ditampilkan

Mencatat hal-

hal penting dari

video yang

ditampilkan

Menjawab

pertanyaan

guru

a. Rasa ingin

tahu

b. Disiplin

10

menit

Menjelaskan

materi sesuai

dengan indikator

pembelajaran

Menyimak apa

yang

disampaikan

guru dan

mencatatnya

a. Rasa ingin

tahu

b. Disiplin

15

menit

Eksplorasi

Mengerjakan

LKS yang sudah

dipersiapkan

Mendiskusikan

jawaban pada

LKS yang sudah

disediakan

a. Responsif

b. Berpikir

terbuka

c. Kritis

30

menit

Meminta siswa

mempresentasi-

kan hasil

diskusi

Mengatur

jalannya

diskusi antar

kelompok

Mempresenta-

sikan hasil

diskusi

kelompoknya

masing-masing

Mendiskusikan

antar kelompok

untuk mencari

jawaban yang

ideal

a. Responsif

b. Inisiatif

c. Berpikir

terbuka

d. Kritis

15

menit

Konfirmasi

Mengajak siswa

untuk bermain

”snowball”

tentang kelenjar-

kelenjar system

endokrin

Merespon arahan

dan penjelasan

dari guru.

a. Aktif

b. Terbuka

10

menit

Page 111: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

95

c. Kegiatan Akhir

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Nilai

Karakter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Refleksi Menanyakan dan

menjelaskan

kepada siswa

tentang materi

yang belum

dimengerti

Bertanya jik

aada yang belum

dimengerti

a. Disiplin

b. Kritis

c. Proaktif

7 menit

Evaluasi Menunjuk

perwakilan siswa

untuk menjawab

pertanyaan

sesuai dengan

indicator

ketercapaian

Siswa yang

ditunjuk

menjawab

pertanyaan guru

a. Mandiri

b. Tanggung

jawab

c. Responsif

I. Penilaian Hasil Belajar

a. Bentuk Instrumen : LKS

b. Rubrik Penilaian (Terlampir)

Depok, 14 Mei 2015

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Abdul Fatah, M.Pd. ZahidahFarhati

Page 112: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

96

RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR

Indikator Pertanyaan Jawaban

Menganalisis letak

kelenjar endokrin,

sekresi dan

peranannya

Dimana sajakah

letak kelenjar-

kelenjar endokrin?

Sebutkan pula

sekresi hormone

dan peranannya!

Kelenjar Letak Sekresi

Hipofisis

(pituitary)

di bagian dasar

hipofisis otak

GH, TSH, ACTH,

gonadotropin,

Endorphin, MSH ,

ADH, oksitosin

Tiroid Dibawah laring Tiroksin

Paratiroid di permukaan

belakang tiroid

Parathormon

(PTH)

Timus Di bagian

posterior toraks

diatas jantung

Timosin

Adrenal Di atas ginjal Adrenalin,

noradrenalin

Pancreas Dibagian

belakang

bawah lambung

Glukagon, insulin,

somatostatin,

polipeptida

pankreas

Gonad Ovarium dan

testis

Estrogen,

progesterone,

Testosteron

Menghubungkan

penyebab terjadinya

gangguan yang

terjadi pada system

endokrin

Jelaskan peranan

hormon-hormon

yang dihasilkan

kelenjar tersebut!

Dan apa yang

terjadi bila terjadi

gangguan padas

ekresi hormonnya

Kelenjar Peran Gangguan

Hipofisis

(pituitary)

Pertumbuhan

dan

perkembangan

sel-sel tubuh,

merangsang

produksi

kelenjar

lainnya, dll

Hiposekresi:

drwarfisme

Hipersekresi:

gigantisme

dll

Tiroid Meningkatkan

laju

metabolism sel,

stimulasi

konsumsi

oksigen, dll

Hiposekresi:

penurunan

metabolism,

konstipasi, mental

lambat, dll

Hipersekresi:

peningkatan

metabolism, diare,

penyakit grave,

dll

Paratiroid Mengendalikan

keseimbangan

kalsium dan

fosfat

Hiposekresi:

penurunan kadar

kalsium dalam

darah, tetanus,

Page 113: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

97

peningkatan

iritabilitas sistem

neuromuscular

Timus Pengendalian

sistemimun

Penurunan imun

Adrenal Meningkatkan

frekuensi

jantung,

metabolism,

mengatur

keseimbangan

air, dll

Hiposekresi:

penyakit Addison

Hipersekresi:

peningkatan

tekanan darah,

sindrom

adrogenital

(pubertas dini), dll

Pancreas Mengatur

keseimbangan

kadar glukosa

dalam darah

Hiposekresi:

diabetes mellitus

Gonad Mengatur

pematangan

gonad (ovum

dan sperma)

Gangguan pada

pematangan gonad

Page 114: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

98

Page 115: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

98

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI (Sebelas )/ 2

Pertemuan : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu dan menjelaskan struktur dan

fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin

terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

B. Kompetensi Dasar

3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia

(saraf, endokrin, dan penginderaan)

C. Indikator

1. Menganalisis karakteristik kelenjar endokrin

2. Menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem endokrin

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menganalisis karakteristik kelenjar endokrin

2. Siswa mampu menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem

endokrin

E. Materi Ajar

Karakteristik kelenjar endokrin

1. Merupakan kelenjar buntu

2. Umumnya mensekresi lebih dari satu hormon

3. Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi pembuluh darah dan

ditopang oleh jaringan ikat

4. Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon

5. Sekresi hormon dapat distimulasi/dihambat oleh kadar hormon lainnya

Perbedaan sistem saraf dengan sistem endokrin

No Aspek

Pembeda

Sistem Hormon Sistem Saraf

1. Aksi Lambat Cepat atau segera

2. Respons Tidak langsung,

distribusi lebih luas

Langsung, distribusi

lebih sempit

3. Pengaturan Jangka panjang Jangka pendek

4. Sekresi Hormon Neurotransmitter

5. Komunikasi Melalui sistem sirkulasi Antarneuron melalui

sinapsis

Page 116: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

99

F. Strategi Pembelajaran

Model Pembelajaran : Learning Cycle 7E

Metode Pembelajaran : Pengerjaan LKS, diskusi dan tanya jawab

Pendekatan : Konstruktivisme

G. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Buku Sains Biologi Kelas XI

- Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Esis:

Jakarta

- Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Kelompok

Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Erlangga: Jakarta 2. Laptop

3. LCD/proyektor

4. LKS

5. Gambar tubuh manusia dan organ-organ penyusun sistem endokrin

H. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

Kegiatan Aktivitas pembelajaran Nilai

Karakter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Motivasi

Menyampaikan

tujuan

pembelajaran

Memberikan

kata mutiara

dengan tema:

positif thinking

Mendengar-

kan penjelasan

yang

disampaikan

oleh guru

a. Religius

b. Disiplin

c.

Responsif

d. Mandiri

e. Inisiatif

f. Rasa

ingin tahu

8 menit

Apersepsi Mengarahkan

untuk duduk

sesuai dengan

kelompoknya

Membagikan

LKSkepada tiap

siswa

Memberikan

petunjuk

pengerjaan

LKS

Memberikan

pertanyaan

untuk mengulas

materi pada

pertemuan

sebelumnya

Merapikan

posisi tempat

duduk sesuai

intruksi guru

Menyimak

penjelasan

guru

mengenai

pengisian

LKS

Menjawab

pertanyaan

yang

ditanyakan

guru

Page 117: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

100

b. Kegiatan Inti

Tahap

Learning

Cycle 7E

Aktivitas Pembelajaran Nilai

Karakter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Tahap Elicite

(Menimbulkan/

mendatangkan)

Menampilkan

gambar-gambar

seputar sistem

saraf

(neuron/glia,

sinaps,neurotrans

mitter, gerak

reflek dan gerak

sadar)

Melakukan tanya

jawab tentang

karakteristik

sistem saraf yang

sudah diketahui

siswa

Menampilkan

gambar kelenjar-

kelenjar sistem

hormon

Memperhati-

kan apa yang

ditampilkan

guru

Menjawab

secara lisan

pertanyaan

guru a. Ingin

tahu

b. Disiplin

5 menit

Tahap

Engange

(Keterlibatan)

Menampilkan

video tentang

cara kerja

hormon dan otak

Melakukan tanya

jawab seputar

video yang

ditampilkan

Memperhati-

kan apa yang

ditampilkan

guru

Menjawab

secara lisan

pertanyaan

guru

a.Tanggung

jawab

b. Komuni-

katif

c.

Responsif

d. Inisiatif

10

menit

Tahap Explore

(Penyelidikan/

penjajakan)

Meminta masing-

masing

perwakilan

kelompok

menuliskan

aspek-aspek yang

menjadi pusat

perhatian baik

dari video

maupun gambar

yang sdah

ditampilkan

sebelumnya di

papan tulis

Menuliskan

aspek-aspek

yang menjadi

pusat perhatian

tersebut di

papan tulis

a.

Responsif

b. Disiplin

c. Mandiri

d. Proaktif

f. Kritis

g. Komuni-

katif

5 menit

Page 118: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

101

Tahap Explain

(Menjelaskan

Meminta siswa

menjelaskan

kenapa

menjadikan itu

sebagai pusat

pandangan

kelompoknya

Mengajak siswa

untuk

menyelidiki

pandangan/poin

antar tiap

kelompok

tersebut dan

mencari

perbedaannya

menjelaskan

hasil diskusi

kelompoknya

terhadap

gambar yang

ditampilkan

Menyelidiki

pandangan/poi

n antar tiap

kelompok

tersebut dan

mencari

persamaannya

a.

Responsif

b. Komuni-

katif

c. Kritis

7 menit

Tahap

Elaborate

(mengaitkan)

Melakukan tanya

jawab kepada

siswa tentang

karakteristik

kelenjar-kelenjar

penyusun sistem

hormon

Mengisi LKS

yang sudah

disiapkan

Menjawab

secara lisan

pertanyaan

guru

Mendiskusi-

kan jawaban

pada LKS

yang sudah

disediakan

a.Tanggung

jawab

b. Terbuka

c. Bekerja

sama

d. Kritis

30

menit

Tahap

Evaluate

(Menilai)

Meminta siswa

mempresentasikan

hasil diskusinya

berdasarkan LKS

yang sudah

didiskusikan

Mempresenta

-sikan hasil

diskusi

kelompoknya

a. Kritis

b. Terbuka

c. Disiplin

e.

Tanggung

jawab

8 menit

Tahap Extend

(Memperluas)

Menjelaskan dan

meluruskan

pemahaman lebih

lanjut terkait

sistem endokrin

Menyimak

penjelasan

guru

a. Disiplin

b. Mandiri

10

menit

c. Kegiatan Akhir

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Nilai

Karakter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Refleksi Menanyakan dan

menjelaskan

kepada siswa

tentang materi

Bertanya jika

ada yang belum

dimengerti

a. Disiplin

b. Kritis

c. Proaktif

7 menit

Page 119: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

102

yang belum

dimengerti

Konfirmasi

dan evaluasi

Menunjuk

perwakilan siswa

untuk menjawab

pertanyaan sesuai

dengan indikator

ketercapaian

Siswa yang

ditunjuk

menjawab

pertanyaan guru

a. Mandiri

b.

Tanggung

jawab

c.

Responsif

I. Penilaian Hasil Belajar

a. Bentuk Instrumen : LKS

b. Rubrik Penilaian (Terlampir)

Depok, 11 Mei 2015

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Abdul Fatah, M.Pd. Zahidah Farhati

Page 120: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

103

RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR

Indikator Soal Jawaban

Menganalisis

karakteristik

kelenjar

endokrin

Bagaimanakah

karakteristik

sistem

endokrin?

Karakteristik kelenjar endokrin

1. Merupakan kelenjar buntu

2. Umumnya mensekresi lebih dari satu hormon

3. Memiliki sejumlah sel sekretori yang

dikelilingi pembuluh darah dan ditopang oleh

jaringan ikat

4. Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam

menghasilkan hormon berbeda-beda

5. Sekresi hormone dapat distimulasi/dihambat

oleh kadar hormon lainnya

Menyimpulkan

perbedaan

antara sistem

saraf dengan

sistem endokrin

Apa saja

perbedaan antara

sistem saraf

dengan sistem

endokrin?

No Aspek

Pembeda

Sistem

Hormon

Sistem Saraf

1. Aksi Lambat Cepat atau

segera

2. Respons Tidak

langsung,

distribusi

lebih luas

Langsung,

distribusi lebih

sempit

3. Pengaturan Jangka

panjang

Jangka pendek

4. Sekresi Hormon Neurotrans-

mitter

5. Komunikasi Melalui

sistem

sirkulasi

Antar neuron

melalui

sinapsis

Page 121: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

104

RUBRIK INSTRUMEN BERPIKIR KRITIS (LKS)

Pertemuan : 1

N

o

Aspek

Berpikir

Kritis

Sub

Aspek

Berpikir

Kritis

Indikator

Berpikir

Kritis Soal Jawaban

Kriteria Penilaian

1. Memberi-

kan

penjelasa

n

sederhana

Bertanya

dan

menjawab

pertanya-

an

tentang

suatu

penjela-

san dan

tantangan

Mengapa Berdasarkan artikel 1, mengapa

hormon dikatakan sebagai pengatur

fisiologis terhadap kelangsungan

hidup suatu organ atau suatu sistem

organ?

Hormon dikatakan sebagai pengatur

fisiologis suatu organ / sistem organ karena

kerja hormon memperngaruhi fungsi organ

tersebut secara keseluruhan. Antar satu

sama lain sistem organ saling berhubungan

dan mempengaruhi, terutama sistem saraf

dan sistem hormon

a. Benar dan

lengkap

menjawab

skor 3

b. Benar tapi

kurang

lengkap

skor 2

c. Mengerja-

kan tapi

kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

2. Memberi-

kan

penjelasa

n

sederhana

Bertanya

dan

menjawab

pertanya-

an

tentang

suatu

penjela-

san dan

tantangan

Apa intinya Berdasarkan artikel nomer 2, apa

saja poin pembahasannya? Jelaskan

secara singkat!

Poin pembahasan pada artikel 2 adalah: b. Cara kerja sitem saraf (melalui jaringan

neuron dan glia yang terbagi menjadi 3

fungsi: neuron sensorik, neuron motoric

dan intermediet)

c. Neuron mengeluarkan sinyal

elektrokimia yaitu neurotransmitter untuk

membantu jalannya impuls dari satu

neuron ke neuron lain

d. Sifat-sifat neurotransmitter (molekul

organic kecil yang mengandung nitrogen,

dapat memicu respon yang berpeda pada

a. Benar dan

lengkap

menjawab

skor 3 b. Benar tapi

kurang

lengkap

skor 2 c.Mengerja-

kan tapi

kurang

tepat skor

Page 122: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

105

sel pasca simpatik, berikatan dengan

reseptor yang berpengaruh langsung pada

protein dan ion, mengubah permeabilitas

memban sel pascasinaptik)

e. Komunikasi antar neuron pada sistem

saraf berlangsung sangat cepat (beberapa

milidetik)

f. Macam-macam jenis neurotransmitter

1 d. Tidak

menjawab

skor 0

3. Memberi-

kan

penjelasa

n

sederhana

Bertanya

dan

menjawab

pertanya-

an

tentang

suatu

penjela-

san dan

tantangan

Perbedaan

apa yang

menyebab-

kan

Berdasarkan artikel 1 dan 2, apa

sajakah yang menjadi perbedaannya?

Mengapa?

Artikel 1 Membahas tentang sistem endokrin

(hormon), yaitu membahas tentang sifat-

sifat hormon (mengatur fisiologis

organ/sistem organ), dibutuhkan dalam

jumlah yang cukup, karakteristik hormon

(merupakan zat kimia organic), hormon

dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang

distribusinya melalui peredaran darah ke

organ target dan melakukan kegiatan

spesifik yang pada umumnya sebagai

pengatur proses metabolisme Artikel 2 Membahas tentang sistem saraf, yaitu

membahas tentang cara kerja,

neurotransmitter sebagai sekresi yang

membantu kerja sistem saraf, sifat-sifat

neuro transmitter, komunikasi antarneuron

yang dilakukan sistem saraf sangat cepat,

macam-macam neurotransmitter.

a. Benar dan

lengkap

menjawab

skor 3 b. Benar tapi

kurang

lengkap

skor 2 c.Mengerjak

an tapi

kurang

tepat skor

1 d. Tidak

menjawab

skor 0

4. Memba-

ngun

keteram-

pilan

dasar

Memper-

timbang-

kan

kredibil-

itas suatu

sumber

Kemampuan

memberikan

alasan

Perhatikan pernyataan dibawah ini!

a. Sistem saraf dan hormon

merupakan dua pengatur utama

dalam tubuh untuk menjaga

homeostasis. Sistem saraf

bertindak sebagai penghantar

rangsang yang diterima oleh

sistem indera dan bertindak

Jawaban a dan c tepat. Jawaban b kurang

tepat. Sistem saraf juga bekera dengan

spesifik, langsung pada organ tertentu.

a. Benar dan

lengkap

menjawab

skor 3 b. Benar tapi

kurang

lengkap

skor 2

Page 123: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

106

sebagai pengatur kerja hormon

yang dikeluarkan oleh tubuh.

b. Berbeda dengan sistem saraf,

hormon bekerja dengan spesifik.

Sel target atau organ target yang

akan dituju harus dilengkapi

dengan sebuah reseptor yang

dikenal oleh hormon, jika tidak

dikenali, hormon tidak akan

bereaksi. Beberapa bagian dalam

tubuh tempat diproduksinya

hormon disebut kelenjar

endokrin.

c. Hormon bekerja atas perintah

dari sistem saraf. Sistem saraf

yang mengontrol hormon

bertindak pada dua jalur utama,

yaitu hipotalamus dan sistem

saraf otonom (simpatik dan

parasimpatik)

Menurut ketiga pernyataan tersebut

tentang sistem saraf dan sistem

hormon, manakah penyataan yang

tepat dan manakah yang tidak tepat?

Mengapa?

c.

Mengerja

kan tapi

kurang

tepat skor

1 d. Tidak

menjawa

b skor 0

5. Memba-

ngun

keteram-

pilan

dasar

Mengob-

servasi

dan

memper-

timbang-

kan hasil

observasi

Mencatat hal-

hal yang

diinginkan

Dari artikel 1 diatas dan pernyataan

soal diatas, tentukanlah isi kolom

tabel karakteristik sistem endokrin

dibawah ini!

Karateristik sistem endokrin

Karakteristik

kelenjarnya?

Diedarkan

melalui?

Karateristik sistem

endokrin

Karakteristik

kelenjarnya?

Kelenjar buntu, karena

tidak memiliki saluran

dan mensekresikan

hormon langsung ke

dalam plasma sel-sel

Diedarkan melalui? Diedaran oleh sel

plasma darah ke sel

target/penerima

a. Benar dan

lengkap

menjawab

skor 5 b.Karakteris-

tik benar

namun

penjelasan

salah skor

antara 2

atau 1

Page 124: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

107

Cara kerja

secara?

Menghasilkan?

Cara kerja secara? Spesifik.Cara kerjanya

khusus untuk organ

tertentu, namun

berdampak untuk

jangka panjang

Menghasilkan Hormon

c. Tidak

menjawab

skor 0

6. Kesimpu-

lan Membuat

induksi

dan

memperti

mbang-

kan

induksi

Membuat

generalisasi Kelenjar endokrin berasal dari

sel-sel epitel yang melakukan

proliferasi ke arah tenunan

pengikat. Sel-sel epitel yang telah

berproliferasi ini akhirnya di dalam

diferensiasinya akan membentuk

sebuah kelenjar endokrin. Hubungan

antara sel-sel epitel yang

berproliferasi ke dalam tenunan

pengikat ini akan kehilangan

hubungannya dengan sel-sel epitel

dari mana mereka berasal. Akibat

hilangnya hubungan ini, maka

kelenjar endokrin tidak mempunyai

saluran untuk menyalurkan zat-zat

yang dihasilkan ke permukaan.

Sebagai kompensasi tidak

terbentuknya saluran, maka

disekitar kelenjar endokrin tumbuh

dan berkembang pembuluh-

pembuluh kapiler. Ke dalam

pembuluh-pembuluh kapiler ini zat-

zat yang dihasilkan kelenjar

endokrin dialirkan. Zat-zat yang

dihasilkan disekresikan langsung ke

dalam pembuluh darah yang

melewati sel-sel kelenjar endokrin

itu sendiri.- Buatlah kesimpulan dari paragraf

Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran

untuk menyalurkan zat-zat yang dihasilkan

ke permukaan. Zat-zat yang dihasilkan

disekresikan langsung ke dalam pembuluh

darah Oleh karena itu disebut sebagai

kelenjar buntu.

a. Benar dan

lengkap

menjawab

skor 3 b. Benar tapi

kurang

lengkap

skor 2 c.

Mengerja

kan tapi

kurang

tepat skor

1 d. Tidak

menjawa

b skor 0

Page 125: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

108

diatas!

7. Kesimpu-

lan Membuat

deduksi

dan

memper-

timbang-

kan hasil

deduksi

Interpretasi

pertanyaan Perhatikan gambar dibawah ini!

a. Menurutmu, apakah yang di

tandai X? Jelaskan secara

singkat!

b. Jelaskanlah mekanisme kera

sistem endokrin diatas dengan

langsung pada contoh salah satu

kelenjar endokrinnya!

a. Yang ditunjuk oleh X adalah aliran darah

atau dalam hal ini ialah sistem peredaran

darah. Karena hormon yang dihasilkan

oleh kelenjar endokrin didistribusikan

melalui plasma darah untuk

mencari sel target/penerima

b. Contohnya (jawaban bersifat relative) .

Kelenjar adrenal yang ada di ginjal

mensekresikan hormon adrenalin jika

mendapat rangsangan yang

membahayakan. Maka, hormon adrenalin

itu akan terdistribusi ke sel kulit (sehingga

menjadi pucat), ke sel otot ( sehingga

mampu berlali lebih cepat daripada

biasanya), dll

a. Benar dan

lengkap

menjawab

skor

maksimal

4 (tiap @

2) b. Tidak

menjawab

skor 0

8. Kesimpu-

lan Membuat

dan

memper-

timbang-

kan nilai

Penerapan

prinsip-

prinsip

Hormon bekerja atas perintah dari

sistem saraf. Sistem yang mengatur

kerjasama antara saraf dan hormon

terdapat pada daerah hipotalamus.

Daerah hipotalamus sering disebut

daerah kendali saraf endokrin

(neuroendocrine control). Di bagian

dasar hipotalamus otak, terdapat

kelenjar hipofisis yang berbentuk

oval yang ukurannya hanya sebesar

kacang dan memiliki berat 0,5 gram.

Inilah kelenjar yang disebut sebagai

master of gland, karena banyak

menghasilkan hormon-hormon dan

merangsang kerja kelenjar lainnya. Menurut anda,bagaimana contoh

hubungan antara sistem saraf dengan

Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem

saraf berfungsi untuk mengatur aktivitas

tubuh seperti metabolism, homeostasis

(keseimbangan tubuh), pertumbuhan,

perkembangan seksual dan siklus reproduksi,

siklus tidur, dan siklus nutrisi. Misalkan

ketika menghadapi situasi yang

menegangkan. Sistem saraf menerjemahkan

rangsangan yang menegangkan tersebut dan

memerintahkan kelenjar hipofifsis untuk

mengeluarkan hormon endorphin untuk

meresponnya. Selain itu merangsang

kelenjar-kelenjar lain, seperti adrenalin dan

pancreas untuk mengeluarkan hormon-

hormonnya. Makanya, kenapa ketika sedang

menghadapi situasi yang menegangkan

biasanya responnya hampir sama. Misalnya

berkeringat dingin, pucat, perut

bergejolak/sakit perut, gemeteran, dan

a. Benar dan

lengkap

menjawab

skor 3 b. Benar tapi

kurang

lengkap

skor 2 c.Mengerja-

kan tapi

kurang

tepat skor

1 d. Tidak

menjawab

skor 0

x

Page 126: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

109

sistem endokrin (dalam hal ini

kelenjar hipofisis) dalam penerapan

di kehidupan sehari-hari?

lainnya.

9. Membuat

penjelaan

lebih lanjut

Mendefin

isikan

istilah

Mengklasifi-

kasi dan

memberikan

contoh

Antara sistem saraf dengan sistem

hormon terdapat perbedaan.

Klasifikasikanlah perbedaan diantara

keduanya!

Asp

ek

Ak

si

Res

po

n

Pen

gat

ura

n

Sek

resi

Ko

mu

nik

asi

Sistem

Saraf

Sistem

Endokrin

Asp

ek

Ak

si

Res

pon

Pen

gat

ura

n

sek

resi

Ko

mun

ikas

i

Con

toh

Sistem Saraf

cepat Lang-sung

Jangka pendek

neurotransmitter

antarneuron

Respon ketika

tangan

tertusuk

duri

Sistem

Endokrin

lambat Tidak

lang-sung

Jangka

panjang

hormon Sistem

sirkulasi

Respon

ketika bayi yang

baru lahir

kekurangan

yodium

akan menyebab

kan

penyakit gondok

a.Benar dan

lengkap

menjawab

skor 3 b. Benar tapi

kurang

lengkap

skor 2 c.

Mengerja

kan tapi

kurang

tepat skor

1 d. Tidak

menjawab

skor 0 10. Membuat

penjelasan

lebih lanjut

Mengiden

-tifikasi

asumsi

Alasan yang

tidak

dinyatakan

Pheromone (telehormone;

ectohormone) adalah juga

semacam hormon yang tidak

disekresikan ke dalam pembuluh

darah, tetapi keluar tubuh species

yang menghasilkan zat tersebut.

Pheromon adalah suatu zat yang

bersifat penarik perhatian dari

jenis seks yang berlawanan (sex

attractants). Hormon ini dihasilkan

oleh hewan insect betina yang

melalui mekanisme neurologis

akan mempunyai daya tarik

terhadap dirinya oleh insect jantan.

Berikan analisismu mengenai

feromon yang termasuk hormona

Feromon adalah salah satu hormon yang

dihasilkan oleh neuron di hypothalamus.

Karena secara histologis-morfologis neuron

dari hipothalamus tidak sama dengan

kelenjar endokrin pada umumnya, maka

hormon yang dihasilkan oleh neuron

hipothalamus ini diberi nama hormon

neuron (neurohormone atau

neurosecretion).Olehkarena itu, mekanisme

kerjanya tidak sepenuhnya melalui

pembuluh darah. dan karena itu pula

feromon bukanlah termasuk sistem

endokrin, kerena memiliki mekanisme kerja

dan disekresikannya bukan dari kelenjar

endokrin

a. Benar dan

lengkap

skor 3

b. Benar

namun

kurang

lengkap

skor 2

c.Mengerja-

kan

namun

kurang

tepat skor

1

d. Tidak

menjawab

Page 127: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

110

padahal tidak diedarkan ke

peredaran darah! skor 0

11 Strategi

dan taktik Memutus

kan suatu

tindakan

Menyeleksi

kriteria untuk

membuat

solusi

Kafein (1,3,7-trimetilxantin)

merupakan senyawa alkaloid pahit

yang biasanya ditemukan dalam teh,

kopi, dan biji cokelat. Kafein

terutama berfungsi sebagai

perangsang sistem saraf pusat,

jantung, dan pernapasan. Pada

metabolisme tubuh, kafein akan

diabsorbsi dengan sempurna dalam

sistem pencernaan dalam waktu 30-

60 menit. Dengan demikian, kafein

tidak berefek segera. Pada otak

kafein akan menghalangi reseptor

adenosin. Reseptor adenosin ini jika

terikat pada reseptor sel saraf akan

menurunkan aktivitas sel saraf.

Akibat kemiripan struktur molekul

kafein dengan struktur adenosin,

kafein dapat terikat pada reseptor

tetapi tidak memberi efek penurunan

aktivitas sel saraf. Saraf yang

bekerja secara terus menerus akan

menyebabkan pelepasan hormon

epinefrin. Jika hal tersebut terjadi

maka akan mengakibatkan beberapa

efek, seperti denyut jantung lebih

tinggi, tekanan darah meningkat,

aliran darah ke otot meningkat,

aliran darah ke kulit dan organ

dalam menurun, dan pelepasan

glukosa oleh hati yang meningkat. Bagaimanakah jika kafein yang

dikonsumsi dalam jumlah sedikit,

Seperti yang dijelaskan pada teks nya,

bahwa kafein mempunyai masa absorpsi

dalam sistem pencernaan sekitar 30-60

menit. Sehingga kafein tidak berefek segera.

Namun, jika dilakukan secara terus

menerus, maka dampaknya akan terlihat

nantinya. Berdasarkan penelitian, orang

yang sering mengkonsumsi kafein, lebih

berpotensi terkena penyakit jantung.

Solusinya, mengatur jumlah konsumsi

kafein yang masuk kedalam tubuh.

Misalnya jika sudah minum kopi hari ini,

tidak mengkonsumsi coklat atau teh

nantinya. Atau konsumsi kafein tidak

dilakukan setiap hari. Selain itu makanan

yang bergizi dan pola hidup yang sehat

perlu dijaga.

a. Benar dan

lengkap

menjawab

skor 3 b. Benar tapi

kurang

lengkap

skor 2 c.Mengerja-

kan tapi

kurang

tepat skor

1 d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 128: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

111

misalnya tiap hari satu cangkir

kecil,apakah masih berdampak

seperti yang dijelaskan diatas?

Bagaimanakah solusinya untuk para

penikmat kopi, teh dan coklat?

Page 129: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

112

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

No. Tahapan

Learning

Cycle 7E

Pertanyaan Jawaban

1.

Tahap Elicite

(Menimbulkan/

mendatangkan)

Apa yang kalian ketahui tentang

sistem saraf? Organ apa saja yang

terlibat dalam penghantaran

impuls?

Sistem organ yang paling rumit. Tersusun atas

neuron, glia dan sinapsis. Bagian-bagian

neuron: badan sel, dendrit dan akson

Secara fungsinya, terbagi menjadi dua, sistem

saraf tepi dan sistem saraf pusat

Apa saja perbedaan gerak reflex

dengan gerak sadar?

Gerak sadar (disengaja/disadari)

Impuls reseptor/inderasaraf sensorik

otak saraf motoric efektor/otot

- jalur panjang, melalui otak

- jadi relative lebih lama

- Co: mengambil pensil saat akan menulis,

berjalan menuju kantin ketika bel istirahat

berbunyi

Gerak releks (tanpa sadar/disengaja)

Impuls reseptor/inderasaraf sensoris

STB saraf motoric efektor/otot

- Jalur cepat, tanpa melalui otak

- Relative cepat

- Co: menutup kelopak mata ketika benda

asing masuk ke mata, gerakan tangan ketika

memegang benda yang panas

Bagaimanakah mekanisme

penghantaran impuls itu?

o Penghantaran impuls melaluimembrane

plasma disepanjang akson melalui pintu

gerbang/ pompa Na2+

dan K+

. Konsentrasi K+

di dalam sel tetap tinggi dan Na2+ tetap

rendah. Ada 3 fase,

- Fase istirahat: neuron tidak menghantarkan

impuls, pompa Na2+ dan K + tertutup.

Keadaan di luar membran (+) di dalam (-)

- Fase depolarisasi : adanya rangsangan,

pompa Na2+ terbuka ion Na2+ masuk

perubahan muatan listrik (luar (-) dalam (+)

- Fase repolarisasi: saluran Na2+ tertutup dan

tidak aktif. Pompa K+ terbuka sehingga ion

K+ keluar dan menyebabkan bagian dalam

membran menjadi (-). Semakin lama pompa

K+ menutup, membrane menjadi lebih (-)

hingga kembali ke tahap istirahat

Lalu, bagaimana cara kerja sistem

saraf? Apakah berlangsung

lambat, cepat atau sangat cepat?

Cara kerja sistem saraf sangat cepat. Bahkan

berdasarkan penelitian, kecepatan kerja otak memperkirakan bahwa neuron dapat api sekitar sekali setiap 5 milidetik , atau sekitar 200 kali per detik .

Page 130: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

113

Ada yang tau apa itu sinaps? Dan

apa yang membantu proses

terhantarnya impuls dari satu

sinapsis ke sinapsis lainnya?

Sinapsis : hubungan antara neuron yang satu

dengan neuron yang lain ; titik temu antara

ujung akson dari neuron satu dengan dendrit

dari neuron lainnya ; atau hubungan ke otot dan

kelenjar. Struktur sinapsis: prasinapsis, celah

sinapsis, pascasinapsis

Pada celah sinapsis tersebut terdapat

neurotransmitter yang berperan memngirimkan

impuls, atau proses ini disebut transmisi

sinapsis. Neurotransmitter mempunyai sifat-

sifat:

- Eksitasi : meningkatkan impuls.

ex: asetilkolin dan norefinefrin

- Inhibisi : menghambat impuls. Ex: GABA

(gamma aminobutyric acid) pada jaringan

otak dan glisin pada medulla spinalis

Kelenjar apa saja yang menyusun

sistem endokrin?

- Kelenjar hipofisis (pituitary) : di bagian dasar

hipofisis otak, sebesar kacang, berat 0,5 gram,

bentuk oval

- Kelenjar tiroid (kelenjar gondok) : terdiri atas

folikel-folikel dalam 2 lobus lateral terletak

dibawah laring

- Kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok) :

terdiri atas 4 organ kecil berukuran sebesar

biji apel, terletak di permukaan belakang

tiroid

- Kelenjar timus : terdiri dari 2 lobus berwarna

kemerah-merahan, terletak di bagian

posterior toraks diatas jantung

- Kelenjar adrenal (kelenjar anak ginjal) :

terletak di atas ginjal, berwarna kuning dan

tertanam pada jaringan adiposa

- Kelenjar pancreas : berbentuk pipih, terletak

dibagian belakang bawah lambung

- Kelenjar kelamin (ovarium dan testis)

2.

Tahap Engange

(Keterlibatan)

Dari dua video berikut (tentang

sistem saraf dan endokrin), aspek-

aspek apa saja yang menjadi pusat

perhatian?

Yang menjadi pusat perhatian artikel 1

membahas secara umum tentang karakteristik

hormon:

- Hasil sekresi dari kelenjar-kelenjar pada

sistem endokrin

- Cara kerjanya secara tidak langsung melalui

pembuluh darah dan mencari sel targetnya di

seluruh tubuh

- Akibatnya,pengaruh (respon)nya muncul

Page 131: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

114

relatif lebih lama namun lebih permanen

(jangka panjang) efeknya

Yang menjadi pusat perhatian artikel 2

Membahas secara umum tentang

- Mekanisme kerja sistem saraf (pembagian

tugas: neuron sensorik, motoric dan

interneuron)

- Sifat-sifat neurotransmitter (merupakan

molekul orgnanik kecil yang mengandung

nitrogen, perbedaan neurotransmitter memicu

respon yang berbeda, waktu komunikasi

antarsinapsis yang sangat cepat, macam-

macam contoh neurotransmitter)

3. Tahap Explore

(Penyelidikan/

penjajakan)

Bisakah perwakilan kelompok

menuliskan dipapan tulis hasil

diskusinya?

---

4. Tahap Explain

(Menjelaskan)

Mengapa kelompok anda

menjadikan hal tersebut sebagai

aspek perhatiannya?

---

Coba kita amati jawaban masing-

masing kelompok! Adakah

persamaannya?

Sama-sama membahas sekresi yang membantu

kerja sistem saraf (yaitu neurotransmitter) dan

sistem endokrin (yaitu hormon)

5.

Tahap

Elaborate

(mengaitkan)

Apa saja karakteristik yang

membedakan antara sistem saraf

dengan sistem endokrin?

Aspek pembeda

- Aksi : lambat/cepat

- Respon : tidak langsung krn distribusi lebih

luas/langsung krn distribusi lebih sempit

- Pengaturan : jangka panjang/jangka pendek

- Sekresi : hormon/neurotransmitter

- Komunikasi : sistem sirkulasi/antarneuron

melalui sinapsis

6.

Tahap Evaluate

(Menilai)

Apa ada jawaban yang berbeda

dari yang sudah kelompok ini

sampaikan tentang hasil diskusi

mereka? Mengapa ?

---

7. Tahap Extend

(Memperluas)

- ---

Page 132: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

115

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI (Sebelas )/ 2

Pertemuan : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu dan menjelaskan struktur dan

fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin

terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

B. Kompetensi Dasar

3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf,

endokrin, dan penginderaan)

C. Indikator

1. Menganalisis letak kelenjar endokrin dan sekresinya

2. Menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi pada sistem

endokrin

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menganalisis letak kelenjar endokrin dan sekresinya

2. Siswa mampu menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi

pada sistem endokrin

E. Materi Ajar

Kelenjar endokrin dan sekresi hormon

1. Hipofisis (pituitary)

- Hipofisis lobus anterior : GH, TSH, ACTH, gonadotropin

- Hipofisis lobus intermedia : Endorphin, MSH

- Hipofisis lobus posterior : ADH, oksitosin

2. Tiroid : Tiroksin

3. Paratiroid : Parathormon (PTH)

4. Adrenal : Adrenalin, noradrenalin

5. Pancreas : Glukagon, insulin, somatostatin, polipeptida pankreas

6. Timus : Timosin

7. Gonad

- Ovarium : Estrogen, progesteron

- Testis : Testosteron

Page 133: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

116

F. Strategi Pembelajaran

Model Pembelajaran : Learning Cycle 7E

Metode Pembelajaran : Pengerjaan LKS, diskusi dan tanya jawab

Pendekatan : Kontruktivisme

G. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Buku Sains Biologi Kelas XI

- Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI.

Esis: Jakarta

- Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Kelompok

Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Erlangga: Jakarta

1. Laptop

2. LCD/proyektor

3. LKS

4. Gambar tubuh manusia dan organ-organ penyusun sistem endokrin

H. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Nilai

Karakter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Motivasi

Menyampai-

kan tujuan

pembelajaran

Memberikan

kata mutiara

dengan tema:

ilmu

Mendengar-

kan penjelasan

yang

disampaikan

oleh guru

a. Religius

b. Disiplin

c. Respon-

sif

d. Mandiri

e. Inisiatif

f. Rasa

ingin

tahu

8 menit

Apersepsi Mengarahkan

untuk duduk

sesuai dengan

kelompoknya

Membagikan

LKS kepada

masing-

masing siswa

Memberikan

petunjuk

pengerjaan

LKS

Meminta pada

satu orang

siswa untuk

memaparkan

inti pelajaran

tentang materi

sistem saraf

Merapikan

posisi tempat

duduk sesuai

intruksi guru

Menyimak

penjelasan

guru

mengenai

pengisian

LKS

Berinisiatif

untuk

memaparkan

inti pelajaran

pada

pertemuan

sebelumnya

Page 134: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

117

b. Kegiatan Inti

Tahap

Learning

Cycle 7E

Aktivitas Pembelajaran Nilai

Karakter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Tahap Elicite

(Menimbulkan/

mendatangkan)

Menampilkan

dua gambar

kasus yang

dipengaruhi

oleh sistem

hormon, yaitu

orang kerdil

dan penyakit

gondongan.

Melakukan

tanya jawab

dengan siswa

tentang kasus

tersebut

Memperhati-

kan apa yang

ditampilkan

guru

Menjawab

secara lisan

pertanyaan

guru

a. Rasa

ingin tahu

b. Disiplin

7 menit

Tahap

Engange

(Keterlibatan)

Menampilkan

2 artikel terkait

kasus orang

kerdil dan

penyakit

gondongan

tersebut

Melakukan

tanya jawab

seputar artikel

yang

ditampilkan

Memperhati-

kan apa yang

ditampilkan

guru

Menjawab

secara lisan

pertanyaan

guru

a. Tang-

gung

jawab

b. Komuni-

katif

c. Responsif

d. Inisiatif

8 menit

Tahap Explore

(Penyelidikan/

penjajakan)

Menampilkan

gambar

kelenjar

hipofisis dan

kelenjar tiroid

Meminta siswa

menghubung-

kan antara

kelenjar-

kelenjar

tersebut

dengan 2 kasus

yang diangkat

sebelumnya

Menampilkan

Memperhati-

kan apa yang

ditampilkan

guru

Menjawab

secara lisan

pertanyaan

guru

Menempelkan

organ-organ

penyusun

pada sistem

endokrin,

hormon

sekresi dan

a. Responsif

b. Disiplin

c. Mandiri

d. Proaktif

e. Kritis

10 menit

Page 135: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

118

gambar sistem

endokrin

secara

keseluruhan

Meminta siswa

menghubung-

kan antara

organ-organ

penyusun pada

sistem

endokrin

dengan hormon

sekresinya

fungsinya

pada media

yang

disiapkan guru

Tahap Explain

(Menjelaskan)

Meminta

perwakilan siswa

untuk

menjelaskan

kegiatan

menghubungan

antara organ-

organ penyusun

pada sistem

endokrin dengan

hormon

sekresinya

Menjelaskan

tentang

hubungan

antara organ-

organ penyusun

pada sistem

endokrin

dengan hormon

sekresinya

a. Tanggung

jawab

b. Disiplin

c. Terbuka

d. Proaktif

e. Komuni-

katif

10 menit

tahap

Elaborate

(mengaitkan)

Melakukan

tanya jawab

kepada siswa

untuk

menghubung-

kan antara

organ-organ

penyusun pada

sistem

endokrin,

hormon sekresi

dan

peranannya

Memerintah-

kan siswa

untuk

menjawab LKS

yang disiapkan

Menjawab

secara lisan

pertanyaan

guru

Mendiskusi-

kan jawaban

pada LKS

yang sudah

disediakan

a. Tanggung

jawab

b. Terbuka

c. Bekerja

sama

d. Kritis

20 menit

Tahap

Evaluate

(Menilai)

Meminta siswa

mempresentasi-

kan hasil

Mempresentasi

kan hasil

diskusi

a. Kritis

b. Terbuka

c. Disiplin

10 menit

Page 136: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

119

diskusinya mulai

dari kasus yang

diangkat, hingga

hubungan antara

sekresi, kelenjar

dan peranannya,

pada sistem

endokrin

kelompoknya

d. Tanggung

jawab

Tahap Extend

(Memperluas)

Menjelaskan dan

meluruskan

pemahaman

lebih lanjut

terkait sistem

endokrin

Menyimak

penjelasan guru

a. Disiplin

b. Mandiri

10 m

e

n

i

t

c. Kegiatan Akhir

Kegiatan Aktivitas pembelajaran Nilai

Karakter

Alokasi

Waktu Guru Siswa

Refleksi Menanyakan dan

menjelaskan

kepada siswa

tentang materi

yang belum

dimengerti

Bertanya jika

ada yang belum

dimengerti

a. Disiplin

b. Kritis

c. Proaktif

7 menit

Konfirmasi

dan evaluasi

Menunjuk

perwakilan siswa

untuk menjawab

pertanyaan guru

untuk mengukur

ketercapaian

indikator

pembelajaran

Siswa yang

ditunjuk

menjawab

pertanyaan guru

a. Mandiri

b. Tanggung

jawab

c. Responsif

I. Penilaian Hasil Belajar

a. Bentuk Instrumen : LKS

b. Rubrik Penilaian (Terlampir)

Depok, 14 Mei 2015

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Abdul Fatah, M.Pd. Zahidah Farhati

Page 137: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

120

RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR

Indikator Pertanyaan Jawaban

Menganalisis

letak kelenjar

endokrin, sekresi

dan peranannya

Dimana

sajakah letak

kelenjar-

kelenjar

endokrin?

Sebutkan pula

sekresi hormon

dan

peranannya!

Kelenjar Letak Sekresi

Hipofisis

(pituitary)

di bagian dasar

hipofisis otak

GH, TSH, ACTH,

gonadotropin,

Endorphin, MSH ,

ADH, oksitosin

Tiroid dibawah laring Tiroksin

Paratiroid di permukaan

belakang tiroid

Parathormon

(PTH)

Timus di bagian

posterior toraks

diatas jantung

Timosin

Adrenal di atas ginjal Adrenalin,

noradrenalin

Pancreas dibagian

belakang

bawah lambung

Glukagon, insulin,

somatostatin,

polipeptida

pankreas

Gonad Ovarium dan

testis

Estrogen,

progesterone,

Testosteron

Menghubungkan

penyebab

terjadinya

gangguan yang

terjadi pada

sistem endokrin

Jelaskan peranan

hormon-hormon

yang dihasilkan

kelenjar

tersebut! Dan

apa yang terjadi

bila terjadi

gangguan pada

sekresi

hormonnya

Kelenjar Peran Gangguan

Hipofisis

(pituitary)

Pertumbuhan

dan

perkembangan

sel-sel tubuh,

merangsang

produksi

kelenjar

lainnya, dll

Hiposekresi:

drwarfisme

Hipersekresi:

gigantisme

dll

Tiroid Meningkatkan

laju

metabolism sel,

stimulasi

konsumsi

oksigen, dll

Hiposekresi:

penurunan

metabolism,

konstipasi, mental

lambat, dll

Hipersekresi:

peningkatan

metabolism, diare,

penyakit grave,

dll

Paratiroid Mengendalikan

keseimbangan

Hiposekresi:

penurunan kadar

Page 138: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

121

kalsium dan

fosfat

kalsium dalam

darah, tetanus,

peningkatan

iritabilitas sistem

neuromuscular

Timus Pengendalian

sistem imun

Penurunan imun

Adrenal Meningkatkan

frekuensi

jantung,

metabolism,

mengatur

keseimbangan

air, dll

Hiposekresi:

penyakit Addison

Hipersekresi:

peningkatan

tekanan darah,

sindrom

adrogenital

(pubertas dini), dll

Pancreas Mengatur

keseimbangan

kadar glukosa

dalam darah

Hiposekresi:

diabetes mellitus

Gonad Mengatur

pematangan

gonad (ovum

dan sperma)

Gangguan pada

pematangan gonad

Page 139: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

122

RUBRIK INSTRUMEN BERPIKIR KRITIS (LKS)

Pertemuan : 2

N

O Aspek

Berpikir

Kritis

Sub Aspek

Berpikir

Kritis

Indikator

Berpikir

Kritis

Soal Jawaban Kriteria Penilaian

1. Memberikan

penjelasan

sederhana

Memfokus-

kan

pertanyaan

Mengiden-

tifikasi atau

merumus-

kan kriteria

untk

memper-

timbang-

kan

jawaban

yang

mungkin

Kemukakan penjelasan anda mengenai

dwarfisme (orang kerdil) dapat

mengalami gangguan pada pergerakan

namun tidak mempengaruhi

kemampuan intelektual!

Orang yang mengalami dwarfisme

disebabkan oleh kurangnya hormon

pertumbuhan (GH). Dan hormon

pertumbuhan ini akan mempengaruhi

bentuk fisik tubuh saja (baik

proporsional atau tidak proporsional)

sedangkan intelektual nya masih sama

seperti umumnya. Gangguan-gangguan

yang disebabkan oleh defisiensi

hormon tidak menyerang sistem saraf

secara langsung, tapi melalui sel-sel

disekitarnya.

a. Benar dan

lengkap

menjawab skor 3

b. Benar tapi

kurang lengkap

skor 2

c. Mengerjakan

tapi kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab skor

0

2. Memberikan

penjelasan

sederhana

Menganali-

sis argumen Mengiden-

tifikasi

alasan yang

dinyatakan

Buatlah analisis mengenai kekurangan

yodium pada bayi dapat menyebabkan

kematian!

Kelenjar gondok menghasilkan

hormon tiroksin yang terbuat dari asam

amino tirosin yang mengandung iodin.

Maka, jika kekurangan iodin pada

waktu yang lama, tiroksin akan

membengkak. Yodium/iodium

merupakan mineral yang harus dimiliki

oleh tubuh terutama saat bayi

a. Benar dan

lengkap

menjawab skor 3

b. Benar tapi

kurang lengkap

skor 2

c. Mengerjakan

tapi kurang tepat

skor 1

d. Tidak

menjawab skor 0

Page 140: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

123

3. Memberikan

penjelasan

sederhana

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

tentang suatu

penjelasan

dan tantangan

Mengapa Berdasarkan soal nomer 1, apa saja

yang menyebabkan terjadinya

dwarfisme? Mengapa demikian?

Penyebab dwarfisme ialah karena

gangguan pada hormon pertumbuhan

(GH) baik terjadi secara

bawaan/genetic atau secara

lingkungan. Kalau secara genetic

terjadinya sejak anak dilahirkan tidak

mengalami pertumbuhan. Sedangkan

jika terjadinya disebabkan karena

lingkungan baru muncul ketika sudah

kanak-kanak/menjelang pubertas.

a. Benar dan

lengkap

menjawab skor 3

b. Benar tapi

kurang lengkap

skor 2

c. Mengerjakan

tapi kurang tepat

skor 1

d. Tidak menjawab

skor 0

4. Memberikan

penjelasan

sederhana

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

tentang suatu

penjelasan

dan tantangan

Perbedaan

apa yang

menyebab-

kannya

Berdasarkan kasus pada artikel 1 dan

2, apakah yang menjadi persamaan

dan perbedaannya? Jelaskan!

Persamaannya ialah keduanya

disebabkan oleh gangguan pada sistem

endokrin/hormon. Perbedaannya, kelenjar dan

hormonnya. Kalau dwarfisme (orang

kerdil) disebabkan karena defisiensi

hormon pertumbuhan (GH) yang

dikeluarkan oleh hormon hipofisis,

sedangkan gondok disebabkan oleh

defisiensi hormon tiroksin yang

dikeluarkan oleh hormon tiroid

a. Benar dan

lengkap

menjawab skor 3

b. Benar tapi

kurang lengkap

skor 2

c. Mengerjakan

tapi kurang tepat

skor 1

d. Tidak menjawab

skor 0

5. Membangun

keterampilan

dasar

Mempertim-

bangkan

kredibilitas

suatu sumber

Kemam-

puan

memberi

alasan

Perhatikan pernyataan dibawah ini! a. Defisiensi yodium terjadi pada janin

merupakan dampak dari kekurangan

yodium pada ibu. Keadaan ini

berkaitan dengan meningkatnya

insidensi lahir mati, aborsi, cacat

lahir dan semua ini dapat dicegah

melalui penanganan yang tepat

b. Keberfungsian tiroid pada bayi baru

lahir terhubung dengan kenyataan

bahwa otak bayi baru lahir hanya

sepertiga ukuran normal orang

dewasa. Otak bayi akan terus

berkembang dengan cepat hingga

Pernyataan a dan b tepat. Pernyataan c

kurang tepat. Daerah sekitar pantai

merupakan daerah yang kaya akan

iodium, karena dihasilkan langsung

dari air laut

a. Benar dan

lengkap

menjawab skor 3

b. Benar tapi

kurang lengkap

skor 2

c. Mengerjakan

tapi kurang tepat

skor 1

d. Tidak menjawab

skor 0

Page 141: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

124

akhir tahun kedua kehidupannya.

Dan

hormon tiroid sangat bergantung

pada kecukupan asupan yodium

yang akan menjadi sangat penting

dalam perkembangan normal otak

c. Selain faktor defisiensi hormon

tiroid, penyakit gondok disebabkan

juga karena kurangnya konsumsi

yodium dalam tubuh. Kekurangan

yodium juga dapat disebabkan oleh

karena komponen tanah yang langka

sehingga dalam makanan hanya

terdapat jumlah yang sedikit. Hal ini

mungkin yang menjadi penyebab

jumlah penderita penyakit gondokan

ini lebih banyak di daerah pantai

Menurut ketiga sumber terkait tentang

akibat defisiensi yodium, manakah

pernyataan yang tepat dan tidak tepat

mengenai akibat defisinsi yodium?

Mengapa? 6. Membangun

keterampilan

dasar

Mengobser-

vasi dan

mempertim-

bangkan hasil

observasi

Ikut terlibat

dalam

menyimpul

kan

Perhatikan gambar dibawah ini!

Kelenjar apakah disamping? Apakah

fungsinya?

a. Kelenjar hipofisis yang berfungsi

untuk mensekresikan hormon

pertumbuhan (GH). Ketika terjadi

hiposekresi GH akan mengalami

dwarfisme, dan jika terjadi

hipersekresi akan mengalami

gigantisme

b. Kelenjar tiroid yang berfungsi

menghasilkan hormon tiroksin. Jika

orang dewasa mengalami

hiposekresi hormon tiroksin akan

terjadi gondok, sedangkan jika pada

bayi bisa sampai meninggal

a. Benar dan

lengkap

menjawab skor 3

b. Benar tapi

kurang lengkap

skor 2

c. Mengerjakan

tapi kurang tepat

skor 1

d. Tidak menjawab

skor 0

Page 142: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

125

7. Membangun

keterampilan

dasar

Mengobser-

vasi dan

mempertimba

-ngkan hasil

observasi

Mencatat

hal-hal

yang

diinginkan

Lengkapilah tabel dibawah ini dengan

jawaban yang tepat !

N

o

Kelenjar Fungsi Peranan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

N

o

Kelenjar Fungsi Peranan

1

.

Hipofisis Sekresi GH,

TSH, ACTH,

FSH, LH,

Endomorfin,

MSH, ADH,

Oksitosin

Master of

glands,

mempenga-

ruhi kelenjar

lainnya

2

.

Pancreas Sekresi

hormon

insulin,

glucagon,

somatostatin

Mengatur

kadar

glukosa

dalam darah

3

.

Testis Sekresi

hormon

Testosterone

Membantu

pemasakan

spermatozoa

4

.

Ovarium Sekresi

hormon

Estrogen dan

progesteron

Mempenga-

ruhi

pemasakan

ovum

5

.

Adrenal Sekresi

hormon

adrenalin,

noradrenalin,

aldosterone,

glukokortikoid,

gonadokorti-

koid

Mempenga-

ruhi

frekuensi

tekanan

jantung,

konsumsi

oksigen, dll

6

.

Tiroid Sekresi

hormon

tiroksin

Meningkat-

kan laju

metabolism

sel,

menstimulasi

konsumsi

oksigen,

pertumbuhan

dan

perkemba-

ngan tulang,

gigi, jaringan

ikat dan saraf

a. Benar dan

lengkap

maksimal @

skor 2

b. Benar tidak

lengkap @ skor

1

c. Tidak

menjawab skor

0

1

2

3 4

5

7

6

8

Page 143: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

126

7

.

Paratiroid Sekresi

hormon

parathormon

(PTH)

Mengendali-

kan

keseimba-

ngan kalsium

dan fosfat

dalam tubuh

8

.

Timus Sekresi

hormon

timosin

Sistem imun

8. Kesimpulan Membuat

induksi dan

mempertim-

bangkan

induksi

Membuat

generalisasi Perhatikan pernyataan dibawah ini: a. Gejala mulai tampak sejak bayi

hingga puncaknya pada dewasa,

jadi dari kecil postur tubuhnya

selalu lebih kecil dari anak yang

lain.

b. Gejala baru muncul pada

penghujung masa kanak-kanak atau

pada masa pubertas, jadi saat kecil

sama dengan yang lain, namun

kemudian tampak terhentinya

pertumbuhan sehingga menjadi

lebih pendek dari yang lain.

Kadang juga disertai gejala-gejala

lain akibat kurangnya hormon-

hormon lain yang juga diproduksi

hipofisis. Buatlah generalisasi dari pernyataan

diatas!

Penyakit dwarfisme itu disebabkan

kekurangan hormon pertumbuhan yang

congenital (bawaan) sejak lahir dan

kekurangan hormon pertumbuhan yang

didapat dalam pertumbuhan

selanjutnya.

a. Benar dan

lengkap

menjawab skor 3

b. Benar tapi

kurang lengkap

skor 2

c. Mengerjakan

tapi kurang tepat

skor 1

d. Tidak menjawab

skor 0

9. Startegi dan

taktik Memutus-

kan suatu

tindakan

Menyeleksi

kriteria

untuk

membuat

solusi

Hormon pertumbuhan (GH) yang

dihasilkan dengan teknologi DNS

telah membantu ratusan anak yang

menderita kekerdilan pituitary untuk

tumbuh secara normal dan mencapai

tinggi badan di dalam kisaran normal.

Sekarang saat hormon itu begitu

mudahnya tersedia dan relatif murah,

banyak orangtua yang merasa bahwa

anak-anak mereka tidak tumbuh cukup

Kriteria dalam pemanfaatan teknologi

GH secara buatan jika defisiensi/

kekurangan hormon GH nya bukan

disebabkan oleh genetic, atau secara

keturunan tidak mempunyai kelainan

GH. Dalam hal ini berarti dengan

merangsang hormon GH yang berasal

dari luar tubuh.

a. Benar dan

lengkap

menjawab skor 3

b. Benar tapi

kurang lengkap

skor 2

c. Mengerjakan

tapi kurang tepat

Page 144: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

127

cepat ingin menggunakan GH untuk

membuat anak-anaknya tumbuh lebih

cepat dan lebih tinggi. Namun,

terdapat potensi adanya pengaruh yang

berbahaya, seperti pengurangan lemak

tubuh dan peningkatan massa otot.

Dan masih belum diketahui apakah

suntikan GH akan mempunyai

pengaruh jangka panjang yang secara

serius membahayaan pada individu

yang tidak mempunyai kondisi

hipopituitari. Kriteria apa menurut

anda yang menentukan kasus mana

yang dapat diatasi dengan pengobatan

GH atau terapi hormon lain?

skor 1

d. Tidak menjawab

skor 0

Page 145: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

128

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

No

Tahap

Learning

Cycle 7E

Pertanyaan Jawaban

1.

Tahap Elicite

(Menimbulkan/

mendatangkan)

Pernahkah kamu melihat

orang kerdil dan gondokan?

Kira-kira apakah

penyebabnya?

Kekerdilan (dwarfisme) dan gondokan itu

disebabkan karena sekresi hormon-hormon dalam

tubuhnya

2.

Tahap

Engange

(Keterlibatan)

Hormon apakah yang

mempengaruhi 2 kasus

tersebut?

Kekerdilan (dwarfisme) disebabkan karena

kurangnya hormon pertumbuhan (growth hormone)

yang disekresi oleh kelenjar hipofisis. Sedangkan

penyakit gondokan disebabkan karena kurangnya

iodin dalam waktu lama, sehingga tiroid akan

membengkak

Samakah penyebabnya? Berbeda. Seperti yang dijelaskan diatas

3.

Tahap Explore

(Penyelidikan/

penjajakan)

(menampilkan gambar

kelenjar hipofisis dan tiroid)

Gambar apakah ini?

Apakah hubungannya

dengan kedua kasus diatas?

Gambar hipofisis dan gambar tiroid. Keduanya

yang mempengaruhi penyebab dari kasus diatas

Apakah banyak/sedikitnya

hormon yang disekresikan

mempengaruhi banyak hal

dalam tubuh?

Mempengaruhi. Kurangnya sekresi (hiposekresi)

ataupun kelebihan sekresi (hipersekresi) hormon-

hormon akan mempengaruhi pengaturan

metabolism, pertumbuhan dan perkembangan

jangka panjang.

Lalu, kadar hormon yang

bagaimana yang optimal?

Dalam kadar yang sedikit. Tidak kekurangan,

namun juga tidak berlebihan.

(Menampilkan gambar

sistem endokrin secara

keseluruhan) Apakah ada

yang bisa menyebutkan

kelenjar-kelenjarnya?

No Kelenjar Fungsi Peranan

1. Hipofisis Sekresi GH, TSH,

ACTH, FSH, LH,

Endomorfin, MSH,

ADH, Oksitosin

Master of glands,

mempengaruhi

kelenjar lainnya

2. Pancreas Sekresi hormon

insulin, glucagon,

somatostatin

Mengaturkadar

glukosa dalam darah

3. Testis Sekresi hormon

Testosterone

Membantu

pemasakan

spermatozoa

4. Ovarium Sekresi hormon

Estrogen dan

progesteron

Mempengaruhi

pemasakan ovum

5. Adrenal Sekresi hormon

adrenalin,

noradrenalin,

aldosterone,

glukokortikoid,

gonadokortikoid

Mempengaruhi

frekuensi tekanan

jantung, konsumsi

oksigen, dll

6. Tiroid Sekresi hormon

tiroksin

Meningkatkan laju

metabolism sel,

menstimulasi

4.

Tahap Explain

(Menjelaskan)

Apakah ada yang bisa

menjelaskan sekresi

hormon dari kelenjar-

kelenjar tersebut?

5.

Tahap

Elaborate

(mengaitkan)

Apakah ada yang bisa

menjelaskan contoh

peranannya?

Page 146: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

129

konsumsi oksigen,

pertumbuhan dan

perkembangan tulang,

gigi, jaringan ikat dan

saraf

7. Paratiroid Sekresi hormon

parathormon (PTH)

Mengendalikan

keseimbangan

kalsium dan fosfat

dalam tubuh

8. Timus Sekresi hormon

timosin

Sistem imun

6.

Tahap

Evaluate

(Menilai)

--- ---

7. Tahap Extend

(Memperluas)

--- ---

Page 147: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

130

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI

Sman 5 dEPOK

NAMA:

KELAS

2015

Lampiran 2

Page 148: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

131

Materi : Sistem Endokrin

Pertemuan : 1

Hari / tanggal :

1.1 Menghayati dan mengamalkan keteraturan dan kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ dan sistem dalam

tubuh manusia, dengan cara menjaga serta memeliharanya menurut ajaran

agama yang dianutnya

2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; disiplin, jujur; teliti;

cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;

inovatif dan peduli lingkungan) secara gotong royong, kerjasama, resposif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

3.11 Merinci langkah-langkah perambatan impuls pada sistem syaraf secara

fisik, kimia dan biologi dan mengkaitkannya dengan gerak otot

3.12 Mendeskripsikan struktur dan fungsi serta kelainan yang terjadi pada

sistem indera

4.15 Melakukan percobaan proses regulasi pada gerak reflek dan titik buta pada

indera

4.16 Mengobservasi penyebab terjadinya berbagai gangguang yang terjadi pada

sistem regulasi (saraf, endokrin, indera)

1. Menganalisis letak kelenjar endokrin dan sekresinya

2. Menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi pada sistem

endokrin

3. Menganalisis karakteristik kelenjar endokrin

4. Menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem endokrin

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

Page 149: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

132

Zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah hormon.

Hormon yang berasal dari kata harmao, yang berarti pembangkit aktivitas,

adalah sebuah zat kimia organik. Upaya untuk memberikan definisi tentang

hormon yang tepat tidaklah mudah. Oleh karena itu adalah lebih baik dan

lebih berarti kalau mengenal sifat-sifat dari zat tersebut. Sifat-sifat dari

hormon adalah zat ini merupakan pengaturan fisiologis terhadap kelangsungan

hidup sesuatu organ atau suatu sistem. Hal ini disebabkan pada sistem organ

tubuh manusia, fungsi kerjanya saling mempengaruhi satu sama lain.

Sistem pengadaan gula di dalam darah misalnya diatur oleh beragam

hormon. Diantaranya hormon insulin dan glukagon. Insulin akan meningkatkan

aktivitas dari permeabilitas membran sel terhadap gula darah. Akibatnya

produksi insulin yang berlebihan akan mengakibatkan menurunnya kadar gula

di dalam darah. Sebaliknya apabila glukagon yang meningkatkan produksi

glikogen di dalam hati akan dimobilisir menjadi gula darah dengan

konsekuensi bahwa kadar gula di dalam darah akan meningkat. Otot

jantung akan melakukan kontraksi meskipun tanpa adanya hormon. Tetapi

bila kepada otot jantung ini diberikan adrenalin maka intensitas kontraksi

otot jantung ini akan meningkat.

Kekhususan yang lainya dikaitkan dengan hormon adalah bahwa hormon

merupakan zat kimia organik. Zat ini mempunyai efektifitas yang tinggi

meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sangat sedikit. Selanjutnya hormon

dihasilkan oleh sel hidup yang sehat dari sebuah kelenjar endokrin. Setelah

masuk ke dalam pembuluh darah maka hormon akan dihantar melalui sistem

Artikel 1

^ PETUNJUK PENGISIAN LKS ^

1. Budayakan berdo’a sebelum melakukan aktivitas, termasuk saat akan

mengisi LKS ini

2. Bacalah dengan seksama dan teliti artikel-artikel maupun pertanyaan

pada LKS

3. Diskusikan dengan teman satu kelompokmu untuk menjawab

pertanyaan

4. Tanyakan pada guru apabila ada pertanyaan ataupun materi yang

tidak dipahami

5. Isilah LKS pada waktu yang disediaka

Page 150: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

133

peredaran darah ke suatu organ tujuan (target organ) tertentu yang relatif jauh

dari kelenjar penghasil hormonnya. Setibanya di tempat organ tujuan maka

hormon tersebut akan melakukan kegiatan yang spesifik yang pada umumnya

sebagai pengatur atau integrator proses metabolisme dari organ tujuannya.

Sumber : Jurnal File UPI Bandung

Cara sistem saraf bekerja benar-benar unik dan kompleks.Ia bekerja

melalui jaringan kompleks neuron, yang merupakan fungsi dasar sel-sel dari

sistem saraf. Neuron melakukan sinyal atau impuls antara dua komponen dari

sistem saraf, yaitu pusat dan sistem saraf perifer.Ada terutama tiga jenis neuron,

neuron sensorik, neuron motorik, dan interneuron.

Neuron sensorik mengirimkan rangsangan atau impuls yang diterima dari

alat indera, seperti mata, hidung atau kulit, ke sistem saraf pusat, yaitu, ke otak

dan sumsum tulang belakang.Otak pada gilirannya, memproses rangsangan

tersebut dan mengirimkannya kembali ke bagian lain dari tubuh, memberitahu

mereka bagaimana bereaksi terhadap jenis tertentu dari stimulus.Motor neuron

bertanggung jawab untuk menerima sinyal dari saraf otak dan tulang belakang,

dan mengirim mereka ke bagian lain dari tubuh.

Di sisi lain, interneuron berkepentingan dengan membaca impuls, yang

diterima dari neuron sensorik dan memutuskan respon yang akan dihasilkan.

Mereka terutama ditemukan di otakdan sumsum tulang belakang.Selain neuron,

sistem saraf juga mengandung sel-sel glia, yang mendukung dan memelihara

neuron. Neuron menggunakan sinyal elektrokimia, atau neurotransmitter untuk

transmisi impuls dari satu neuron yang lain. Namun, transmisi impuls dari satu

neuron ke lain tidak sesederhana kedengarannya.

Neurotransmiter yang sama dapat memberikan pengaruh yang berbeda

pada jenis sel yang berlainan. Neurotransmiter kebanyakan berupa molekul

organik kecil yang mengandung nitrogen. Sebuah neurotransmiter tunggal dapat

memicu respon yang berbeda pada sel pascasinaptik. Hal ini tergantung pada

keberadaan reseptor di sel pascasinaptik yang berbeda serta pada model kerja

reseptor tersebut. Kebanyakan neurotransmiter berikatan dengan reseptor yang

berpengaruh langsung pada protein saluran ion, dan mengubah permeabilitas

membran sel pascasinaptik. Komunikasi sinaptik ini berlangsung dalam waktu

beberapa milidetik.Ada beberapa macam neurotransmitter, misalnya asetil kolin,

asam amino, neuropeptide, dan masih banyak lainnya.

Sumber : Jurnal File UPI Bandung

Artikel 2

Page 151: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

134

1. Berdasarkan artikel 1, mengapa hormon dikatakan sebagai pengatur fisiologis

terhadap kelangsungan hidup suatu organ atau suatu sistem organ?

2. Berdasarkan artikel nomer 2, apa saja poin pembahasannya? Jelaskan secara

singkat!

3. Berdasarkan artikel 1 dan 2, apa sajakah yang menjadi perbedaannya?

Mengapa?

Page 152: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

135

4. Perhatikan pernyataan dibawah ini!

a. Sistem saraf dan hormon merupakan dua pengatur utama dalam tubuh untuk menjaga homeostasis. Sistem saraf bertindak sebagai penghantar rangsang yang diterima oleh sistem indera dan bertindak sebagai pengatur kerja hormon yang dikeluarkan oleh tubuh.

b. Berbeda dengan sistem saraf, hormon bekerja dengan sangat spesifik. Sel target atau organ target yang akan dituju harus dilengkapi dengan sebuah reseptor yang dikenal oleh hormon, jika tidak dikenali, hormon tidak akan bereaksi. Beberapa bagian dalam tubuh tempat diproduksinya hormon disebut kelenjar endokrin.

c. Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem saraf yang mengontrol hormon bertindak pada dua jalur utama, yaitu hipotalamus dan sistem saraf otonom (simpatik dan parasimpatik)

Menurut ketiga pernyataan tersebut tentang sistem saraf dan sistem hormon,

manakah penyataan yang tepat dan manakah yang tidak tepat?Mengapa?

5. Dari artikel 1 diatas diatas, tentukanlah isi kolom tabel karakteristik sistem

endokrin dibawah ini!

Karateristik sistem endokrin

Penjelasan

Karakteristik kelenjarnya….

Diedarkan melalui…

Cara kerja…

Menghasilkan…

Dibutuhkan dalam jumlah yang….

Page 153: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

136

6. Kelenjar endokrin berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi

ke arah jaringan pengikat. Sel-sel epitel yang telah berproliferasi ini akhirnya di dalam diferensiasinya akan membentuk sebuah kelenjar endokrin. Hubungan antara sel-sel epitel yang berproliferasi ke dalam tenunan pengikat ini akan kehilangan hubungannya dengan sel-sel epitel dari mana mereka berasal. Akibat hilangnya hubungan ini, maka kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran untuk menyalurkan zat-zat yang dihasilkan ke permukaan. Sebagai kompensasi tidak terbentuknya saluran, maka disekitar kelenjar endokrin tumbuh dan berkembang pembuluh-pembuluh kapiler. Ke dalam pembuluh-pembuluh kapiler ini zat-zat yang dihasilkan kelenjar endokrin dialirkan. Zat-zat yang dihasilkan disekresikan langsung ke dalam pembuluh darah yang melewati sel-sel kelenjar endokrin itu sendiri. Buatlah generalisasi dari paragraf diatas!

7. Perhatikan gambar dibawah ini!

a. Menurutmu, apakah yang di tandai X? Jelaskan secara singkat!

b. Jelaskanlah mekanisme kerja sistem endokrin berdasarkan pada gambar

diatas dengan langsung pada contoh salah satu kelenjar endokrinnya!

x

Page 154: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

137

8. Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur

kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus.

Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin

(neuroendocrine control). Di bagian dasar hipotalamus otak, terdapat

kelenjar hipofisis yang berbentuk oval yang ukurannya hanya sebesar kacang

dan memiliki berat 0,5 gram. Inilah kelenjar yang disebut sebagai master of

gland, karena banyak menghasilkan hormon-hormon dan merangsang kerja

kelenjar lainnya.

Menurut anda,bagaimana contoh hubungan antara sistem saraf dengan

sistem endokrin (dalam hal ini kelenjar hipofisis) dalam penerapan di

kehidupan sehari-hari?

9. Antara sistem saraf dengan sistem hormon terdapat perbedaan.

Klasifikasikanlah perbedaan diantara keduanya!

Aspek Contoh

Sistem Saraf

Sistem Endokrin

10. Pheromone (telehormone; ectohormone) adalah juga semacam hormon

yang tidak disekresikan ke dalam pembuluh darah, tetapi keluar tubuh

species yang menghasilkan zat tersebut. Pheromon adalah suatu zat

yang bersifat penarik perhatian dari jenis seks yang berlawanan (sex

attractants). Hormon ini dihasilkan oleh hewan insect betina yang melalui

mekanisme neurologis akan mempunyai daya tarik terhadap dirinya oleh

insect jantan. Berikan analisismu mengenai feromon yang termasuk hormona

padahal tidak diedarkan ke peredaran darah!

Page 155: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

138

11. Kafein (1,3,7-trimetilxantin) merupakan senyawa alkaloid pahit yang

biasanya ditemukan dalam teh, kopi, dan biji cokelat. Kafein terutama

berfungsi sebagai perangsang sistem saraf pusat, jantung, dan pernapasan.

Pada metabolisme tubuh, kafein akan diabsorbsi dengan sempurna dalam

sistem pencernaan dalam waktu 30-60 menit. Dengan demikian, kafein tidak

berefek segera. Pada otak kafein akan menghalangi reseptor adenosin.

Reseptor adenosin ini jika terikat pada reseptor sel saraf akan menurunkan

aktivitas sel saraf. Akibat kemiripan struktur molekul kafein dengan struktur

adenosin, kafein dapat terikat pada reseptor tetapi tidak memberi efek

penurunan aktivitas sel saraf. Saraf yang bekerja secara terus menerus akan

menyebabkan pelepasan hormon epinefrin. Jika hal tersebut terjadi maka

akan mengakibatkan beberapa efek, seperti denyut jantung lebih tinggi,

tekanan darah meningkat, aliran darah ke otot meningkat, aliran darah ke

kulit dan organ dalam menurun, dan pelepasan glukosa oleh hati yang

meningkat.

Bagaimanakah jika kafein yang dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit, misalnya tiap

hari satu cangkir kecil,apakah masih berdampak seperti yang dijelaskan

diatas?Bagaimanakah solusinya untuk para penikmat kopi, teh dan coklat?

Jika kamu tidak kuat menanggung lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan

{Imam Syafi’i}

Page 156: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

139

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

SISTEM ENDOKRIN

Materi Biologi Kelas XI

SMAN 5 Depok

Nama :

Kelas :

Kelompok :

2015

Page 157: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

140

Materi : Sistem Endokrin

Pertemuan : 2

Hari / tanggal :

1.1 Menghayati dan mengamalkan keteraturan dan kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ dan sistem dalam

tubuh manusia, dengan cara menjaga serta memeliharanya menurut ajaran

agama yang dianutnya

2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; disiplin, jujur; teliti;

cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;

inovatif dan peduli lingkungan) secara gotong royong, kerjasama, resposif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

3.11 Merinci langkah-langkah perambatan impuls pada sistem syaraf secara

fisik, kimia dan biologi dan mengkaitkannya dengan gerak otot

3.12 Mendeskripsikan struktur dan fungsi serta kelainan yang terjadi pada

sistem indera

4.15 Melakukan percobaan proses regulasi pada gerak reflek dan titik buta pada

indera

4.16 Mengobservasi penyebab terjadinya berbagai gangguang yang terjadi pada

sistem regulasi (saraf, endokrin, indera)

1. Menganalisis letak kelenjar endokrin dan sekresinya

2. Menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi pada sistem

endokrin

3. Menganalisis karakteristik kelenjar endokrin

4. Menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem endokrin

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

Page 158: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

141

Jakarta, CNN Indonesia – Sejak 2012, Chandra Bahadur Dangi resmi menyandang gelar manusia terpendek di dunia dengan tinggi badan 54,6 cm. seumur hidup, Dangi tak tahu apa yang menjadi penyebab tidak bertambahnya tinggi badannya. Ia tak pernah sekalipunditangani dokter maupun menjalani pengobatan. Namun dalam kebanyakan kasus, orang-orang bertumbuh pendek disebabkan karena kondisi medis yang dikenal dengan istilah dwarfisme. Dwarfisme merupakan kondisi yang disebabkan faktor genetic atau kondisi medis. Tinggi orang dewasa yang menderita dwarfisme rata-rata 122 sentimeter, seperti dilansir dari Mayo Clinic, Jumat (14/11).

Secara umum penyakit ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu proporsional dan tidak proporsional. Dwarfisme tidak proporsional adalah kondisi dimana hanya beberapa bagian tubuh yang kecil, sedangkan dwarfisme proporsional adalah kondisi dimana semua bagian kecil.Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini punya badan yang pendek. Dalam kebanyakan kasus, kepala tampak lebih besar dibandingkan dengan bagian badan. Namun, mereka punya kemampuan intelektual yang normal.

Selain tubuh yang pendek dibandingkan yang lainnya, mereka juga punya lengan dan kaki yang pendek serta mobilitas di siku tidak sebebas orang kebanyakan. Pada beberapa kasus, mereka mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran. Dalam banyak kasus, penyakit ini terjadi karena gangguan pada fungsi hormon pertumbuhan/ growth hormone yaitu terjadinya penurunan,

Artikel 3

^ PETUNJUK PENGISIAN LKS ^

1. Budayakanberdo’asebelummelakukanaktivitas, termasuksaatakanmengisi LKS ini

2. Bacalahdenganseksamadantelitiartikel-artikelmaupunpertanyaanpada LKS

3. Diskusikandengantemansatukelompokmuuntukmenjawabpertanyaan

4. Tanyakanpada guru apabilaadapertanyaanataupunmateri yang tidakdipahami

5. Isilah LKS padawaktu yang disediaka

Page 159: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

142

baik terjadi dari saat lahir (genetic) atau berdasarkan lingkungan. Ada beberapa masalah yang dialami orang dwarfisme: melambatnya kemampuan motoric, seperti duduk dan berjalan. Infeksi telingan terus menerus yang mengakibatkan hilangnya kemampuan pendengaran, kesulitan pernapasan saat tidur, gigi yang berantakan, artritis, serta kelebihan berat badan.

Sumber: http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20141114151309-255-11554/dwarfisme-

penyakitnya-orang-orang-kerdil/

Penyakit gondok adalah penyakit yang timbul sebagai akibat pembengkakan /pertumbuhan kelenjar gondok yang tidak normal. Benjolan yang timbul sebagai akibat dari pembengkakan kelenjar gondok ini biasanya terletak pada leher sebelah depan (pada tenggorokan). Kebanyakan penyakit gondok ini disebabkan oleh kekukaran yodium dalam makanan. Pada wanita yang sedang hamil, kekurangan kandungan yoduim pada makanan yang dikonsumsi bisa menyebabkan bayi meninggal dunia atau dilahirkan dalam keadaan keterlambatan mental atau bahkan bisa terjadi tuli. Ini bisa terjadi walaupun si ibu tidak menderita gondok.

Gondok biasa disebabkan oleh gangguan pada kelenjar tiroid sehingga tidak dapat mensekresikan hormon tiroid sesuai dengan kebutuhan tubuh. Juga dapat terjadi karena kekurangan kadar yodium yang menyebabkan penyakit gondok bersifat endemik.

Gejala Penyakit Gondok biasanya terjadi pembengkakan pada kelenjar ludah, mulut terasa tegang dan nyeri, terutama saat mengunyah dan menelan makanan, selera makan menjadi berkurang, sering merasa mual bahkan sampai terjadi muntah yang berulang kali, suhu badan menjadi tinggi dan serigkali merasakan dengungan di telinga

Sumber:

http://www.penyakitkesehatan.com/penyakit-gondok.html#

Artikel 4

Page 160: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

143

1. Secara umum penyakit ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu proporsional dan tidak proporsional. Dwarfisme tidak proporsional adalah kondisi dimana hanya beberapa bagian tubuh yang kecil, sedangkan dwarfisme proporsional adalah kondisi dimana semua bagian kecil. Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini punya badan yang pendek. Dalam kebanyakan kasus, kepala tampak lebih besar dibandingkan dengan bagian badan. Namun, mereka punya kemampuan intelektual yang normal. Kemukakan penjelasan anda mengenai dwarfisme (orang kerdil) dapat

mengalami gangguan pada pergerakan namun tidak mempengaruhi

kemampuan intelektual!

2. Kebanyakan penyakit gondok ini disebabkan oleh kekukaran yodium dalam

makanan. Pada wanita yang sedang hamil, kekurangan kandungan yoduim pada makanan yang dikonsumsi bisa menyebabkan bayi meninggal dunia atau dilahirkan dalam keadaan keterlambatan mental atau bahkan bisa terjadi tuli. Buatlah analisis mengenai kekurangan yodium pada bayi dapat menyebabkan

kematian!

Page 161: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

144

3. Berdasarkan soal nomer 1, apa saja yang menyebabkan terjadinya dwarfisme?

Mengapa demikian?

4. Berdasarkan kasus pada artikel 1 dan 2, apakah yang menjadi persamaan dan

perbedaannya? Jelaskan!

5. Perhatikan pernyataan dibawah ini!

a. Defisiensi yodium terjadi pada janin merupakan dampak dari

kekurangan yodium pada ibu. Keadaan ini berkaitan dengan

meningkatnya insidensi lahir mati, aborsi, cacat lahir dan semua ini

dapat dicegah melalui penanganan yang tepat

b. Keberfungsian tiroid pada bayi baru lahir terhubung dengan kenyataan

bahwa otak bayi baru lahir hanya sepertiga ukuran normal orang

dewasa. Otak bayi akan terus berkembang dengan cepat hingga akhir

tahun kedua kehidupannya. Dan hormon tiroid sangat bergantung

pada kecukupan asupan yodium yang akan menjadi sangat penting dalam

perkembangan normal otak

c. Selain faktor defisiensi hormon tiroid, penyakit gondok disebabkan juga

karena kurangnya konsumsi yodium dalam tubuh. Kekurangan yodium

juga dapat disebabkan oleh karena komponen tanah yang langka

Page 162: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

145

sehingga dalam makanan hanya terdapat jumlah yang sedikit. Hal ini

mungkin yang menjadi penyebab jumlah penderita penyakit gondokan ini

lebih banyak di daerah pantai

Menurut ketiga sumber terkait tentang akibat defisiensi yodium, manakah

pernyataan yang tepat dan tidak tepat mengenai akibat defisinsi yodium?

Mengapa?

6. Perhatikan gambar dibawah ini!

Kelenjar apakah disamping?Apakah fungsinya?

a

b

Page 163: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

146

7. Lengkapilah tabel dibawah ini dengan jawaban yang tepat !

No Kelenjar Fungsi Peranan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

8. Perhatikan pernyataan dibawah ini:

a. Gejala mulai tampak sejak bayi hingga puncaknya pada dewasa, jadi dari

kecil postur tubuhnya selalu lebih kecil dari anak yang lain. b. Gejala baru muncul pada penghujung masa kanak-kanak atau pada masa

pubertas, jadi saat kecil sama dengan yang lain, namun kemudian tampak terhentinya pertumbuhan sehingga menjadi lebih pendek dari yang lain. Kadang juga disertai gejala-gejala lain akibat kurangnya hormon-hormon lain yang juga diproduksi hipofisis. Buatlah kesimpulan dari pernyataan diatas tentang penyebab dwarfisme!

1

2

3 4

5

7

6

8

Page 164: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

147

`9. Hormon pertumbuhan (GH) yang dihasilkan dengan teknologi DNS telah

membantu ratusan anak yang menderita kekerdilan pituitary untuk tumbuh

secara normal dan mencapai tinggi badan di dalam kisaran normal. Sekarang

saat hormon itu begitu mudahnya tersedia dan relatif murah, banyak orangtua

yang merasa bahwa anak-anak mereka tidak tumbuh cukup cepat ingin

menggunakan GH untuk membuat anak-anaknya tumbuh lebih cepat dan lebih

tinggi. Namun, terdapat potensi adanya pengaruh yang berbahaya, seperti

pengurangan lemak tubuh dan peningkatan massa otot. Dan masih belum

diketahui apakah suntikan GH akan mempunyai pengaruh jangka panjang

yang secara serius membahayaan pada individu yang tidak mempunyai

kondisi hipopituitari. Kriteria apa menurut anda yang menentukan kasus mana

yang dapat diatasi dengan pengobatan GH atau terapi hormon lain?

Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.

(HR. Ath-Thabrani

Page 165: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Materi : Sistem Endokrin

Pertemuan : 2

Hari / tanggal :

1.1 Menghayati dan mengamalkan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

struktur dan fungsi sel, jaringan, organ dan sistem dalam tubuh manusia, dengan cara

menjaga serta memeliharanya menurut ajaran agama yang dianutnya

2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; disiplin, jujur; teliti; cermat; tekun;

hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan)

secara gotong royong, kerjasama, resposif dan proaktif dalam melakukan percobaan dan

berdiskusi

3.11 Merinci langkah-langkah perambatan impuls pada sistem syaraf secara fisik, kimia dan

biologi dan mengkaitkannya dengan gerak otot

3.12 Mendeskripsikan struktur dan fungsi serta kelainan yang terjadi pada sistem indera

4.15 Melakukan percobaan proses regulasi pada gerak reflek dan titik buta pada indera

4.16 Mengobservasi penyebab terjadinya berbagai gangguang yang terjadi pada sistem regulasi

(saraf, endokrin, indera)

1. Menganalisis letak kelenjar endokrin dan sekresinya

2. Menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi pada sistem endokrin

3. Menganalisis karakteristik kelenjar endokrin

4. Menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem endokrin

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

^ PETUNJUK PENGISIAN LKS ^

1. Budayakan berdo’a sebelum melakukan aktivitas, termasuk saat akan mengisi LKS

ini

2. Bacalah dengan seksama dan teliti artikel-artikel maupun pertanyaan pada LKS

3. Diskusikan dengan teman satu kelompokmu untuk menjawab pertanyaan

4. Tanyakan pada guru apabila ada pertanyaan ataupun materi yang tidak dipahami

5. Isilah LKS pada waktu yang disediaka

Page 166: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Jakarta, CNN Indonesia – Sejak 2012, Chandra Bahadur Dangi resmi menyandang gelar manusia terpendek di dunia dengan tinggi badan 54,6 cm. seumur hidup, Dangi tak tahu apa yang menjadi penyebab tidak bertambahnya tinggi badannya. Ia tak pernah sekalipunditangani dokter maupun menjalani pengobatan. Namun dalam kebanyakan kasus, orang-orang bertumbuh pendek disebabkan karena kondisi medis yang dikenal dengan istilah dwarfisme. Dwarfisme merupakan kondisi yang disebabkan faktor genetic atau kondisi medis. Tinggi orang dewasa yang menderita dwarfisme rata-rata 122 sentimeter, seperti dilansir dari Mayo Clinic, Jumat (14/11). Secara umum penyakit ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu proporsional dan tidak proporsional. Dwarfisme tidak proporsional adalah kondisi dimana hanya beberapa bagian tubuh yang kecil, sedangkan dwarfisme proporsional adalah kondisi dimana semua bagian kecil. Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini punya badan yang pendek. Dalam kebanyakan kasus, kepala tampak lebih besar dibandingkan dengan bagian badan. Namun, mereka punya kemampuan intelektual yang normal. Selain tubuh yang pendek dibandingkan yang lainnya, mereka juga punya lengan dan kaki yang pendek serta mobilitas di siku tidak sebebas orang kebanyakan. Pada beberapa kasus, mereka mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran. Dalam banyak kasus, penyakit ini terjadi karena gangguan pada fungsi hormon pertumbuhan/ growth hormone yaitu terjadinya penurunan, baik terjadi dari saat lahir (genetic) atau berdasarkan lingkungan. Ada beberapa masalah yang dialami orang dwarfisme: melambatnya kemampuan motoric, seperti duduk dan berjalan. Infeksi telingan terus menerus yang mengakibatkan hilangnya kemampuan pendengaran, kesulitan pernapasan saat tidur, gigi yang berantakan, artritis, serta kelebihan berat badan.

Sumber: http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20141114151309-255-11554/dwarfisme-penyakitnya-orang-

orang-kerdil/

Penyakit gondok adalah penyakit yang timbul sebagai akibat pembengkakan /pertumbuhan kelenjar gondok yang tidak normal. Benjolan yang timbul sebagai akibat dari pembengkakan kelenjar gondok ini biasanya terletak pada leher sebelah depan (pada tenggorokan). Kebanyakan penyakit gondok ini disebabkan oleh kekukaran yodium dalam makanan. Pada wanita yang sedang hamil, kekurangan kandungan yoduim pada makanan yang dikonsumsi bisa menyebabkan bayi meninggal dunia atau dilahirkan dalam keadaan keterlambatan mental atau bahkan bisa terjadi tuli. Ini bisa terjadi walaupun si ibu tidak menderita gondok.

Gondok biasa disebabkan oleh gangguan pada kelenjar tiroid sehingga tidak dapat mensekresikan hormon tiroid sesuai dengan kebutuhan tubuh. Juga dapat terjadi karena kekurangan kadar yodium yang menyebabkan penyakit gondok bersifat endemik.

Gejala Penyakit Gondok biasanya terjadi pembengkakan pada kelenjar ludah, mulut terasa tegang dan nyeri, terutama saat mengunyah dan menelan makanan, selera makan menjadi berkurang, sering merasa mual bahkan sampai terjadi muntah yang berulang kali, suhu badan menjadi tinggi dan serigkali merasakan dengungan di telinga

Sumber:

http://www.penyakitkesehatan.com/penyakit-gondok.html#

Artikel 3

Artikel 4

Page 167: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

1. Secara umum penyakit ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu proporsional dan tidak proporsional. Dwarfisme tidak proporsional adalah kondisi dimana hanya beberapa bagian tubuh yang kecil, sedangkan dwarfisme proporsional adalah kondisi dimana semua bagian kecil. Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini punya badan yang pendek. Dalam kebanyakan kasus, kepala tampak lebih besar dibandingkan dengan bagian badan. Namun, mereka punya kemampuan intelektual yang normal. Kemukakan penjelasan anda mengenai dwarfisme (orang kerdil) dapat mengalami gangguan

pada pergerakan namun tidak mempengaruhi kemampuan intelektual!

2. Kebanyakan penyakit gondok ini disebabkan oleh kekukaran yodium dalam makanan. Pada wanita yang sedang hamil, kekurangan kandungan yoduim pada makanan yang dikonsumsi bisa menyebabkan bayi meninggal dunia atau dilahirkan dalam keadaan keterlambatan mental atau bahkan bisa terjadi tuli. Buatlah analisis mengenai kekurangan yodium pada bayi dapat menyebabkan kematian!

3. Berdasarkan soal nomer 1, apa saja yang menyebabkan terjadinya dwarfisme? Mengapa

demikian?

Page 168: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

4. Berdasarkan kasus pada artikel 1 dan 2, apakah yang menjadi persamaan dan perbedaannya?

Jelaskan!

5. Perhatikan pernyataan dibawah ini!

a. Defisiensi yodium terjadi pada janin merupakan dampak dari kekurangan yodium pada

ibu. Keadaan ini berkaitan dengan meningkatnya insidensi lahir mati, aborsi, cacat

lahir dan semua ini dapat dicegah melalui penanganan yang tepat

b. Keberfungsian tiroid pada bayi baru lahir terhubung dengan kenyataan bahwa otak

bayi baru lahir hanya sepertiga ukuran normal orang dewasa. Otak bayi akan terus

berkembang dengan cepat hingga akhir tahun kedua kehidupannya. Dan

hormon tiroid sangat bergantung pada kecukupan asupan yodium yang akan menjadi

sangat penting dalam perkembangan normal otak

c. Selain faktor defisiensi hormon tiroid, penyakit gondok disebabkan juga karena

kurangnya konsumsi yodium dalam tubuh. Kekurangan yodium juga dapat disebabkan

oleh karena komponen tanah yang langka sehingga dalam makanan hanya terdapat

jumlah yang sedikit. Hal ini mungkin yang menjadi penyebab jumlah penderita penyakit

gondokan ini lebih banyak di daerah pantai

Menurut ketiga sumber terkait tentang akibat defisiensi yodium, manakah pernyataan

yang tepat dan tidak tepat mengenai akibat defisinsi yodium? Mengapa?

6. Perhatikan gambar dibawah ini!

Kelenjar apakah disamping? Apakah fungsinya?

a

Page 169: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

7. Lengkapilah tabel dibawah ini dengan jawaban yang tepat !

No Kelenjar Fungsi Peranan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

8. Perhatikan pernyataan dibawah ini:

a. Gejala mulai tampak sejak bayi hingga puncaknya pada dewasa, jadi dari kecil postur

tubuhnya selalu lebih kecil dari anak yang lain. b. Gejala baru muncul pada penghujung masa kanak-kanak atau pada masa pubertas, jadi

saat kecil sama dengan yang lain, namun kemudian tampak terhentinya pertumbuhan sehingga menjadi lebih pendek dari yang lain. Kadang juga disertai gejala-gejala lain akibat kurangnya hormon-hormon lain yang juga diproduksi hipofisis. Buatlah kesimpulan dari pernyataan diatas tentang penyebab dwarfisme!

b

1

2

3 4

5

7

6

8

Page 170: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

`9. Hormon pertumbuhan (GH) yang dihasilkan dengan teknologi DNS telah membantu ratusan

anak yang menderita kekerdilan pituitary untuk tumbuh secara normal dan mencapai tinggi

badan di dalam kisaran normal. Sekarang saat hormon itu begitu mudahnya tersedia dan

relatif murah, banyak orangtua yang merasa bahwa anak-anak mereka tidak tumbuh cukup

cepat ingin menggunakan GH untuk membuat anak-anaknya tumbuh lebih cepat dan lebih

tinggi. Namun, terdapat potensi adanya pengaruh yang berbahaya, seperti pengurangan

lemak tubuh dan peningkatan massa otot. Dan masih belum diketahui apakah suntikan GH

akan mempunyai pengaruh jangka panjang yang secara serius membahayaan pada individu

yang tidak mempunyai kondisi hipopituitari. Kriteria apa menurut anda yang menentukan

kasus mana yang dapat diatasi dengan pengobatan GH atau terapi hormon lain?

Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.

(HR. Ath-Thabrani)

Page 171: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Materi : Sistem Endokrin

Pertemuan : 1

Hari / tanggal :

1.2 Menghayati dan mengamalkan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

struktur dan fungsi sel, jaringan, organ dan sistem dalam tubuh manusia, dengan cara

menjaga serta memeliharanya menurut ajaran agama yang dianutnya

2.2 Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; disiplin, jujur; teliti; cermat; tekun;

hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan)

secara gotong royong, kerjasama, resposif dan proaktif dalam melakukan percobaan dan

berdiskusi

3.11 Merinci langkah-langkah perambatan impuls pada sistem syaraf secara fisik, kimia dan

biologi dan mengkaitkannya dengan gerak otot

3.12 Mendeskripsikan struktur dan fungsi serta kelainan yang terjadi pada sistem indera

4.15 Melakukan percobaan proses regulasi pada gerak reflek dan titik buta pada indera

4.16 Mengobservasi penyebab terjadinya berbagai gangguang yang terjadi pada sistem regulasi

(saraf, endokrin, indera)

5. Menganalisis letak kelenjar endokrin dan sekresinya

6. Menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi pada sistem endokrin

7. Menganalisis karakteristik kelenjar endokrin

8. Menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem endokrin

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

^ PETUNJUK PENGISIAN LKS ^

6. Budayakan berdo’a sebelum melakukan aktivitas, termasuk saat akan mengisi LKS

ini

7. Bacalah dengan seksama dan teliti artikel-artikel maupun pertanyaan pada LKS

8. Diskusikan dengan teman satu kelompokmu untuk menjawab pertanyaan

9. Tanyakan pada guru apabila ada pertanyaan ataupun materi yang tidak dipahami

10. Isilah LKS pada waktu yang disediaka

Page 172: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah hormon. Hormon yang

berasal dari kata harmao, yang berarti pembangkit aktivitas, adalah sebuah zat kimia

organik. Upaya untuk memberikan definisi tentang hormon yang tepat tidaklah mudah.

Oleh karena itu adalah lebih baik dan lebih berarti kalau mengenal sifat-sifat dari zat

tersebut. Sifat-sifat dari hormon adalah zat ini merupakan pengaturan fisiologis terhadap

kelangsungan hidup sesuatu organ atau suatu sistem. Hal ini disebabkan pada sistem organ tubuh

manusia, fungsi kerjanya saling mempengaruhi satu sama lain.

Sistem pengadaan gula di dalam darah misalnya diatur oleh beragam hormon.

Diantaranya hormon insulin dan glukagon. Insulin akan meningkatkan aktivitas dari

permeabilitas membran sel terhadap gula darah. Akibatnya produksi insulin yang

berlebihan akan mengakibatkan menurunnya kadar gula di dalam darah. Sebaliknya apabila

glukagon yang meningkatkan produksi glikogen di dalam hati akan dimobilisir menjadi

gula darah dengan konsekuensi bahwa kadar gula di dalam darah akan meningkat. Otot

jantung akan melakukan kontraksi meskipun tanpa adanya hormon. Tetapi bila kepada

otot jantung ini diberikan adrenalin maka intensitas kontraksi otot jantung ini akan

meningkat.

Kekhususan yang lainya dikaitkan dengan hormon adalah bahwa hormon merupakan

zat kimia organik. Zat ini mempunyai efektifitas yang tinggi meskipun hanya diberikan

dalam jumlah yang sangat sedikit. Selanjutnya hormon dihasilkan oleh sel hidup yang sehat

dari sebuah kelenjar endokrin. Setelah masuk ke dalam pembuluh darah maka hormon akan

dihantar melalui sistem peredaran darah ke suatu organ tujuan (target organ) tertentu yang

relatif jauh dari kelenjar penghasil hormonnya. Setibanya di tempat organ tujuan maka

hormon tersebut akan melakukan kegiatan yang spesifik yang pada umumnya sebagai

pengatur atau integrator proses metabolisme dari organ tujuannya.

Sumber : Jurnal File UPI Bandung

Cara sistem saraf bekerja benar-benar unik dan kompleks. Ia bekerja melalui jaringan

kompleks neuron, yang merupakan fungsi dasar sel-sel dari sistem saraf. Neuron melakukan

sinyal atau impuls antara dua komponen dari sistem saraf, yaitu pusat dan sistem saraf perifer.

Ada terutama tiga jenis neuron, neuron sensorik, neuron motorik, dan interneuron.

Neuron sensorik mengirimkan rangsangan atau impuls yang diterima dari alat indera,

seperti mata, hidung atau kulit, ke sistem saraf pusat, yaitu, ke otak dan sumsum tulang belakang.

Otak pada gilirannya, memproses rangsangan tersebut dan mengirimkannya kembali ke bagian

lain dari tubuh, memberitahu mereka bagaimana bereaksi terhadap jenis tertentu dari stimulus.

Motor neuron bertanggung jawab untuk menerima sinyal dari saraf otak dan tulang belakang,

dan mengirim mereka ke bagian lain dari tubuh.

Di sisi lain, interneuron berkepentingan dengan membaca impuls, yang diterima dari

neuron sensorik dan memutuskan respon yang akan dihasilkan. Mereka terutama ditemukan

di otak dan sumsum tulang belakang. Selain neuron, sistem saraf juga mengandung sel-sel glia,

yang mendukung dan memelihara neuron. Neuron menggunakan sinyal elektrokimia, atau

neurotransmitter untuk transmisi impuls dari satu neuron yang lain. Namun, transmisi impuls

dari satu neuron ke lain tidak sesederhana kedengarannya.

Neurotransmiter yang sama dapat memberikan pengaruh yang berbeda pada jenis sel

yang berlainan. Neurotransmiter kebanyakan berupa molekul organik kecil yang mengandung

nitrogen. Sebuah neurotransmiter tunggal dapat memicu respon yang berbeda pada sel

pascasinaptik. Hal ini tergantung pada keberadaan reseptor di sel pascasinaptik yang berbeda

serta pada model kerja reseptor tersebut. Kebanyakan neurotransmiter berikatan dengan reseptor

yang berpengaruh langsung pada protein saluran ion, dan mengubah permeabilitas membran sel

pascasinaptik. Komunikasi sinaptik ini berlangsung dalam waktu beberapa milidetik. Ada

beberapa macam neurotransmitter, misalnya asetil kolin, asam amino, neuropeptide, dan masih

banyak lainnya.

Sumber : Jurnal File UPI Bandung

Artikel 1

Artikel 2

Page 173: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

1. Berdasarkan artikel 1, mengapa hormon dikatakan sebagai pengatur fisiologis terhadap

kelangsungan hidup suatu organ atau suatu sistem organ?

2. Berdasarkan artikel nomer 2, apa saja poin pembahasannya? Jelaskan secara singkat!

3. Berdasarkan artikel 1 dan 2, apa sajakah yang menjadi perbedaannya? Mengapa?

4. Perhatikan pernyataan dibawah ini!

a. Sistem saraf dan hormon merupakan dua pengatur utama dalam tubuh untuk menjaga homeostasis. Sistem saraf bertindak sebagai penghantar rangsang yang diterima oleh sistem indera dan bertindak sebagai pengatur kerja hormon yang dikeluarkan oleh tubuh.

b. Berbeda dengan sistem saraf, hormon bekerja dengan sangat spesifik. Sel target atau organ target yang akan dituju harus dilengkapi dengan sebuah reseptor yang dikenal oleh hormon, jika tidak dikenali, hormon tidak akan bereaksi. Beberapa bagian dalam tubuh tempat diproduksinya hormon disebut kelenjar endokrin.

Page 174: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

c. Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem saraf yang mengontrol hormon bertindak pada dua jalur utama, yaitu hipotalamus dan sistem saraf otonom (simpatik dan parasimpatik)

Menurut ketiga pernyataan tersebut tentang sistem saraf dan sistem hormon, manakah

penyataan yang tepat dan manakah yang tidak tepat? Mengapa?

5. Dari artikel 1 diatas diatas, tentukanlah isi kolom tabel karakteristik sistem endokrin

dibawah ini!

Karateristik sistem endokrin Penjelasan

Karakteristik kelenjarnya….

Diedarkan melalui…

Cara kerja…

Menghasilkan…

Dibutuhkan dalam jumlah yang….

6. Kelenjar endokrin berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah jaringan

pengikat. Sel-sel epitel yang telah berproliferasi ini akhirnya di dalam diferensiasinya akan membentuk sebuah kelenjar endokrin. Hubungan antara sel-sel epitel yang berproliferasi ke dalam tenunan pengikat ini akan kehilangan hubungannya dengan sel-sel epitel dari mana mereka berasal. Akibat hilangnya hubungan ini, maka kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran untuk menyalurkan zat-zat yang dihasilkan ke permukaan. Sebagai kompensasi tidak terbentuknya saluran, maka disekitar kelenjar endokrin tumbuh dan berkembang pembuluh-pembuluh kapiler. Ke dalam pembuluh-pembuluh kapiler ini zat-zat yang dihasilkan kelenjar endokrin dialirkan. Zat-zat yang dihasilkan disekresikan langsung ke dalam pembuluh darah yang melewati sel-sel kelenjar endokrin itu sendiri. Buatlah generalisasi dari paragraf diatas!

Page 175: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

7. Perhatikan gambar dibawah ini!

a. Menurutmu, apakah yang di tandai X? Jelaskan secara singkat!

b. Jelaskanlah mekanisme kerja sistem endokrin berdasarkan pada gambar diatas dengan

langsung pada contoh salah satu kelenjar endokrinnya!

8. Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara

saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut

daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control). Di bagian dasar hipotalamus otak,

terdapat kelenjar hipofisis yang berbentuk oval yang ukurannya hanya sebesar kacang dan

memiliki berat 0,5 gram. Inilah kelenjar yang disebut sebagai master of gland, karena

banyak menghasilkan hormon-hormon dan merangsang kerja kelenjar lainnya.

Menurut anda,bagaimana contoh hubungan antara sistem saraf dengan sistem endokrin

(dalam hal ini kelenjar hipofisis) dalam penerapan di kehidupan sehari-hari?

9. Antara sistem saraf dengan sistem hormon terdapat perbedaan. Klasifikasikanlah

perbedaan diantara keduanya!

Aspek Contoh

Sistem Saraf

Sistem Endokrin

x

Page 176: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

10. Pheromone (telehormone; ectohormone) adalah juga semacam hormon yang tidak

disekresikan ke dalam pembuluh darah, tetapi keluar tubuh species yang menghasilkan

zat tersebut. Pheromon adalah suatu zat yang bersifat penarik perhatian dari jenis

seks yang berlawanan (sex attractants). Hormon ini dihasilkan oleh hewan insect betina

yang melalui mekanisme neurologis akan mempunyai daya tarik terhadap dirinya oleh

insect jantan. Berikan analisismu mengenai feromon yang termasuk hormona padahal tidak

diedarkan ke peredaran darah!

11. Kafein (1,3,7-trimetilxantin) merupakan senyawa alkaloid pahit yang biasanya ditemukan

dalam teh, kopi, dan biji cokelat. Kafein terutama berfungsi sebagai perangsang sistem

saraf pusat, jantung, dan pernapasan. Pada metabolisme tubuh, kafein akan diabsorbsi

dengan sempurna dalam sistem pencernaan dalam waktu 30-60 menit. Dengan demikian,

kafein tidak berefek segera. Pada otak kafein akan menghalangi reseptor adenosin.

Reseptor adenosin ini jika terikat pada reseptor sel saraf akan menurunkan aktivitas sel

saraf. Akibat kemiripan struktur molekul kafein dengan struktur adenosin, kafein dapat

terikat pada reseptor tetapi tidak memberi efek penurunan aktivitas sel saraf. Saraf yang

bekerja secara terus menerus akan menyebabkan pelepasan hormon epinefrin. Jika hal

tersebut terjadi maka akan mengakibatkan beberapa efek, seperti denyut jantung lebih

tinggi, tekanan darah meningkat, aliran darah ke otot meningkat, aliran darah ke kulit dan

organ dalam menurun, dan pelepasan glukosa oleh hati yang meningkat.

Bagaimanakah jika kafein yang dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit, misalnya tiap hari satu cangkir

kecil, apakah masih berdampak seperti yang dijelaskan diatas? Bagaimanakah solusinya untuk para

penikmat kopi, teh dan coklat?

Jika kamu tidak kuat menanggung lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan

{Imam Syafi’i}

Page 177: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

150

Lampiran 4 Instrumen Uji Coba

INSTRUMEN PENELITIAN

Materi Sistem Endokrin

1. Kelenjar endokrin berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah

tenunan pengikat. Sel-sel epitel yang telah berproliferasi ini akhirnya di dalam

diferensiasinya akan membentuk sebuah kelenjar endokrin. Hubungan antara sel-sel

epitel yang berproliferasi ke dalam tenunan pengikat ini akan kehilangan

hubungannya dengan sel-sel epitel dari mana mereka berasal. Sebagai kompensasi

tidak terbentuknya saluran, maka disekitar kelenjar endokrin tumbuh dan

berkembang pembuluh-pembuluh kapiler. Ke dalam pembuluh-pembuluh kapiler ini zat-

zat yang dihasilkan kelenjar endokrin dialirkan., Akibat hilangnya hubungan ini, maka

kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran untuk menyalurkan zat-zat yang dihasilkan

ke permukaan. Oleh karena itu kelenjar endokrin biasa juga disebut kelenjar tanpa

saluran (ductless gland).

Berdasarkan kutipan diatas, kemukakan penjelasanmu tentang cara yang dilakukan

kelenjar endokrin untuk dapat menyalurkan zat-zat yang dihasilkan kepermukaan!

2. Saraf simpatis dan parasimpatis mensekresikan hanya satu di antara substansi

neurotransmiter , asetilkoline atau norepinefrine. Serat yang mensekresikan asetilkoline

disebut kolinergik dan serat yang mensekresikan norepinefrine dikenal sebagai

adrenergik. Semua preganglion adalah kolinergik baik pada sistem syaraf simpatis

maupun parasimpatis. Sedangkan pada postganglion saraf simpatik adalah adrenergik

dan postganglion pada parasimpatis adalah kolinergik. Asetilkoline memiliki dua tipe

reseptor, yaitu reseptor muskarinik dan nikotinik. Reseptor muskarinik ditemukan pada

semua sel efektor yang distimulasi oleh postganglion kolinergik dari sistem parasimpatis

sedangkan reseptor nikotinik ditemukan pada ganglia autonom pada sinaps di antara

preganglion dan postganglion dari sistem parasimpatik.Sedangkan norepinefrine atau

adrenaline memiliki dua reseptor yaitu reseptor alpha dan reseptor beta.

Jelaskan karakteristik dari dua jenis neurotransmitter yang dijelaskan pada kutipan diatas!

3. Zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah hormon. Sifat-sifat dari hormon

adalah zat ini merupakan pengaturan fisiologis terhadap kelangsungan hidup sesuatu

organ atau suatu sistem. Kekhususan yang lain-lainya yang dikaitkan dengan hormon

adalah bahwa hormon merupakan zat kimia organik. Zat ini mempunyai efektifitas

yang tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sangat sedikit. Sekresi

hormon yang terlalu sedikit ataupun banyak akan mempengaruhi banyak hal dalam

metabolism, pertumbuhan dan perkembangan.Selanjutnya hormon dihasilkan oleh sel

Page 178: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

151

hidup yang sehat dari sebuah kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak

mempunyai saluran, maka hormon yang dihasilkannya langsung disekresikan ke

dalam pembuluh darah.

Jelaskanlah pendapatmu tentang karakteristikhormon yang mempunyai efektifitas yang

tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sangat sedikit?

4. Selain neuron, sistem saraf juga mengandung sel-sel glia, yang mendukung dan

memelihara neuron. Neuron menggunakan sinyal elektrokimia, atau neurotransmitter

untuk transmisi impuls dari satu neuron yang lain. Namun, transmisi impuls dari satu

neuron ke lain tidak sesederhana kedengarannya. Neurotransmiter yang sama dapat

memberikan pengaruh yang berbeda pada jenis sel yang berlainan. Neurotransmiter

kebanyakan berupa molekul organik kecil yang mengandung nitrogen. Sebuah

neurotransmiter tunggal dapat memicu respon yang berbeda pada sel pascasinaptik. Hal

ini tergantung pada keberadaan reseptor di sel pascasinaptik yang berbeda serta pada

model kerja reseptor tersebut. Kebanyakan neurotransmiter berikatan dengan reseptor

yang berpengaruh langsung pada protein saluran ion, dan mengubah permeabilitas

membran sel pascasinaptik. Komunikasi sinaptik ini berlangsung dalam waktu beberapa

milidetik. Ada beberapa macam neurotransmitter, misalnya asetil kolin, asam amino,

neuropeptide, dan masih banyak lainnya.

Buatlah analisismu mengenai komunikasi neurotransmitter dari kutipan diatas!

5. Berdasarkan kutipan pada soal nomer 1, mengapa kelenjar endokrin disebut sebagai

kelenjar tanpa saluran (ductless gland)? Dan bagaimanakah aksi yang ditimbulkan akibat

itu?

6. Berdasarkan kutipan pada soal nomer 4, mengapa komunikasi neurotransmitter

berlangsung sangat cepat?

7. Berdasarkan kutipan pada soal nomer 2 , hal apakah yang menjadi inti pembahasan?

Mengapa anda mengatakan itu?

8. Beradasarkan kutipan pada soal nomer 3, apa sajakah karakteristik hormon itu?

9. Berdasarkan kutipan nomer 1 dan 2, apakah perbedaan yang mendasarinya? Mengapa?

10. Berdasarkan kutipan nomer 3 dan 4, apakah perbedaan yang mencolok tentang

komunikasi pada sistem endokrin dengan komunikasi pada sistem saraf saraf? Mengapa?

11. Perhatikan pernyataan dibawah ini!

Page 179: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

152

a. Karbondioksida (CO2) adalah suatu zat yang dihasilkan oleh sel-sel yang sehat.

Dengan jumlah yang sedikit setelah memasuki peredaran darah, CO2 akan

bekerja pula pada pusat pernapasan di medula oblongata dan akan merangsang

pernapasan.

b. Leucotaxin merupakan zat organic yang dihasilkan oleh sel-sel yang mengalami

kerusakan namun diedarkan ke seluruh tubuh. Zat ini berkemampuan untuk

menghimpun butir-butir darah putih disekitar sel-sel yang luka dengan tujuan

untuk membasmi mikroorganisme yang mungkin masuk di daerah sel-sel yang

mengalami perlukaan.

c. Renin yang dihasilkan oleh ginjal merupakan salah satu prohormon , yang

kemudian menjadi aktif setelah mengalami konversi di dalam plasma darah

menjadi Angiotensin

Berdasarkan karakteristik hormon yang dipaparkan pada kutipan nomer 2 dan dari ketiga

pernyataan diatas, yang manakah hormon dan yang bukan hormon? jelaskan pendapatmu!

12. Perhatikan pernyataan berikut!

a. Kelenjar-kelenjar endokrin dimasukkan ke dalam suatu sistem karena getah

(sekret) dari satu kelenjar endokrin dapat mempengaruhi kelenjar endokrin lainnya

b. Seperti halnya kelenjar eksokrin, kelenjar endokrin juga berasal dari jaringan

epitel, hanya pada proses pembentukkannya pada kelenjar endokrin sel sel yang

berdiferensiasi menjadi kelenjar terlepas dari jaringan epitel induknya, sehingga

tidak mempunyai saluran pelepasan, karena itu disebut kelenjar buntu

c. Meskipun kerja sistem saraf agak berbeda dengan cara kerja hormonnamun

hanya sedikit kelenjar endokrin yang akan bersekresi bila ada rangsang yang

datang dari saraf

Berdaasrkan pernyataan berikut tentang kelenjar endokrin, yang manakah yang tepat dan

yang manakah yang tidak tepat? Jelaskan pendapatmu!

13. Berdasarkan kutipan pada soal nomer 1, 2, 3 dan 4 diatas, tentukanlah isi kolom tabel

karakteristik sistem endokrin dibawah ini!

Karateristik sistem endokrin

Karakteristik kelenjarnya?

Diedarkan melalui?

Page 180: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

153

Cara kerja secara?

Menghasilkan?

14. Lengkapilah tabel dibawah ini dengan jawaban yang tepat !

No Kelenjar Hormon yang dihasilkan Peranan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

15. Berdasarkan kutipan pada soal nomer 1, 2, 3 dan 4 isilah perbedaan antara sistem saraf

dengan sistem hormon dibawah ini!

1

2

3 4

5

7

6

8

Page 181: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

154

Aspek Pembeda Sistem Saraf Sistem Hormon

Sekresi

Pengaturan terhadap

efek yang akan terjadi

Respons terhadap hasil

sekretnya

Aksi/proses

berlangsung secara

Komunikasi

16. Perhatikan gambar dibawah ini!

a. Menurutmu, apakah yang di tandai X? Jelaskan secara singkat!

b. Jelaskanlah mekanisme diatas dengan langsung pada contoh salah satu kelenjar

endokrinnya!

17. Perhatikan gambar dibawah ini!

x

Page 182: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

155

a. Ketika hormon FSH dan LH yang dihasilkan oleh kelenjar pituari meningkat, apa

yang terjadi pada hormon estrogen-progesterone dan dinding endometrium?

b. Pada kondisi uterus dan hormon entrogen –progesteron yang bagaimanakah tahap

ovulasi terjadi?

18. Perhatikan kedua gambar dibawah ini!

a. Apakah yang membedakan antara gambar A dan B?

b. Menurutmu, apakah keduanya merupakan cara komunikasi yang dilakukan oleh

kelenjar endokrin? Jelaskan pendapatmu!

19. Bacalah kutipan dibawah ini!

Kelenjar endokrin berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah

tenunan pengikat. Sel-sel epitel yang telah berproliferasi ini akhirnya di dalam

diferensiasinya akan membentuk sebuah kelenjar endokrin. Hubungan antara sel-sel

epitel yang berproliferasi ke dalam tenunan pengikat ini akan kehilangan

hubungannya dengan sel-sel epitel dari mana mereka berasal. Akibat hilangnya

hubungan ini, maka kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran untuk menyalurkan zat-

zat yang dihasilkan ke permukaan. Sebagai kompensasi tidak terbentuknya saluran,

maka disekitar kelenjar endokrin tumbuh dan berkembang pembuluh-pembuluh

kapiler. Ke dalam pembuluh-pembuluh kapiler ini zat-zat yang dihasilkan kelenjar

endokrin dialirkan. Zat-zat yang dihasilkan disekresikan langsung ke dalam pembuluh

darah yang melewati sel-sel kelenjar endokrin itu sendiri.

Buatlah generalisasi dari paragraf diatas!

20. Perhatikan pernyataan berikut ini:

a. Hormon FSH dan LH merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar pituitary

yang berada di bagian dalam hipotalamus

b.Hormon ini bersifat berlawanan satu sama lainnya dan berperan penting terhadap

proses fungsi gonad

Buatlah kesimpulan dari pernyataan diatas!

A B

Page 183: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

156

21. Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara

saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut

daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control). Di bagian dasar hipotalamus

otak, terdapat kelenjar hipofisis yang berbentuk oval yang ukurannya hanya sebesar

kacang dan memiliki berat 0,5 gram. Inilah kelenjar yang disebut sebagai master of gland,

karena banyak menghasilkan hormon-hormon dan merangsang kerja kelenjar lainnya.

Menurut anda,bagaimana contoh hubungan antara sistem saraf dengan sistem endokrin

(dalam hal ini kelenjar hipofisis) dalam penerapan di kehidupan sehari-hari?

22. Dalam perkembangannya, hormon FSH dan LH dapat dibuat secara sintetik untuk

mengatur reproduksi seseorang. Dengan adanya suntik hormon, seseorang dapat menunda

atau memajukan waktu fertilenya (waktu subur) untuk berbagai keperluan. Termasuk

hormon yang mempengaruhi apakah FSH dan LH? Sebutkan contoh hormon lain yang

fungsinya secara umum sama dengan kedua hormon tersebut!

23. Pheromone (telehormone; ectohormone) adalah juga semacam hormon yang tidak

disekresikan ke dalam pembuluh darah, tetapi keluar tubuh species yang

menghasilkan zat tersebut. Pheromon adalah suatu zat yang bersifat penarik

perhatian dari jenis seks yang berlawanan (sex attractants). Hormon ini dihasilkan oleh

hewan insect betina yang melalui mekanisme neurologis akan mempunyai daya tarik

terhadap dirinya oleh insect jantan. Berikan analisismu mengenai feromon yang

termasuk hormona padahal tidak diedarkan ke peredaran darah!

24. Hormon pertumbuhan (GH) yang dihasilkan dengan teknologi DNS telah membantu

ratusan anak yang menderita kekerdilan pituitary untuk tumbuh secara normal dan

mencapai tinggi badan di dalam kisaran normal. Sekarang saat hormon itu begitu

mudahnya tersedia dan relatif murah, banyak orangtua yang merasa bahwa anak-anak

mereka tidak tumbuh cukup cepat ingin menggunakan GH untuk membuat anak-anaknya

tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi. Namun, terdapat potensi adanya pengaruh yang

berbahaya, seperti pengurangan lemak tubuh dan peningkatan massa otot. Dan masih

belum diketahui apakah suntikan GH akan mempunyai pengaruh jangka panjang yang

secara serius membahayaan pada individu yang tidak mempunyai kondisi hipopituitari.

Kriteria apa menurut anda yang menentukan kasus mana yang dapat diatasi dengan

pengobatan GH atau terapi hormon lain?

25. Buatlah kesimpulan mengenai karakteristik hormon yang anda ketahui berdasarkan pada:

- Kelenjar-kelenjar yang mensekresikan hormon - Peranan

- Respon terhadap tubuh - Cara kerja hormon

Page 184: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

157

Lampiran 5

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

KeLAS : IX IPA

Mata pelajaran : Biologi

Alokasi Waktu : 2 Jam pelajaran (2 x 45 menit)

Jumlah Soal : 25 butir soal

Bentuk Soal : Essay

Materi : Sistem Endokrin

Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi

pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)

Indikator Pembelajaran :

3.6.1 Menganalisis karakteristik kelenjar endokrin

3.6.2 Menyimpulkan perbedaan antara sistem saraf dengan sistem endokrin

3.6.3 Menganalisis letak kelenjar endokrin, sekresi hormon dan peranannya

3.6.4 Menghubungkan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi pada sistem endokrin

Page 185: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

158

A. ESSAY

Keterampilan

Berpikir Kritis

Sub Aspek Berpikir

Kritis Indikator

No Soal Jumlah

Soal C3 C4 C5 C6

Memberikan

Penjelasan

Sederhana

Memfokuskan

Pertanyaan

Mengidentifikasi atau

merumuskan kriteria untuk

mempertimbangkan

jawaban yang mungkin

1 (2), 2 2

Menganalisis

argumen

Mengidentifikasi alasan

yang dinyatakan 3, 4 2

Bertanya dan

menjawab pertanyaan

tentang suatu

penjelasan dan

tantangan

Mengapa 5, 6(1) 2

Apa intinya 7, 8 2

Perbedaan yang

menyebabkannya 9, 10(4) 2

Membangun

keterampilan

dasar

Mempertimbangkan

kredibilitas suatu

sumber

Kemampuan memberi

alasan 11(5),12 2

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

Mencatat hal-hal yang

diinginkan 13, 14(6) 2

Ikut terlibat dalam

menyimpulkan 15(7) 1

Kesimpulan

Membuat deduksi

dan

mempertimbangkan

Interpretasi pertanyaan 16, 17(8) 18 3

Page 186: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

159

hasil deduksi

Membuat induksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

Membuat generalisasi 19, 20(9) 2

Membuat dan

mempertimbangkan

nilai

Penerapan prinsip-prinsip 21(10) 1

Membuat

penjelasan lebih

lanjut

Mendefinisikan

istilah

Mengklasifikasikan dan

memberikan contoh 22(11) 1

Mengidentifikasi

asumsi

Alasan yang tidak

dinyatakan 23 1

Strategi dan

taktik

Memutskan suatu

tindakan

Menyeleksi kriteria untuk

membuat solusi 24(12) 25 2

Total butir soal 25

Page 187: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

160

Aspek

Berpikir

Kritis

Sub Aspek

Berpikir

Kritis

Indikator Jenjang

Kognitif

No.

Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban

Standar

Penilaian

(poin)

Memberikan

penjelasan

sederhana

Memfokuskan

pertanyaan

Mengidentifikasi

atau merumuskan

kriteria untuk

mempertimbangk

an jawaban yang

mungkin

C3 1.

Kelenjar endokrin berasal dari

sel-sel epitel yang melakukan

proliferasi ke arah tenunan

pengikat. Sel-sel epitel yang

telah berproliferasi ini akhirnya

di dalam diferensiasinya akan

membentuk sebuah kelenjar

endokrin. Hubungan antara sel-

sel epitel yang berproliferasi

ke dalam tenunan pengikat ini

akan kehilangan hubungannya

dengan sel-sel epitel dari

mana mereka berasal. Sebagai

kompensasi tidak terbentuknya

saluran, maka disekitar

kelenjar endokrin tumbuh dan

berkembang pembuluh-

pembuluh kapiler. Ke dalam

pembuluh-pembuluh kapiler ini

zat-zat yang dihasilkan kelenjar

endokrin dialirkan., Akibat

hilangnya hubungan ini, maka

kelenjar endokrin tidak

mempunyai saluran untuk

menyalurkan zat-zat yang

dihasilkan ke permukaan.

Oleh karena itu kelenjar

Kelenjar endokrin tidak

mempunyai saluran yang

bisa menjadi tempat

menyalurkan zat-zat yang

dihasilkan (hormon) ke

permukaan tubuh. Oleh

karena itu, kelenjar-kelenjar

endokrin hormon dialirkan

keseluruh tubuh menuju ke

sel-sel target yang ada di

dalam tubuh. Hormon-

hormon tersebut dihasilkan

disekresikan langsung ke

dalam pembuluh darah

yang melewati sel-sel

kelenjar endokrin itu

sendiri, maka kelenjar

endokrin biasa juga disebut

kelenjar yang menghasilkan

zat-zatnya ke dalam tubuh

(glands of internal

secretion).. Hasil penelitian

juga membuktikan bahwa,

sel- target dar kelenjar

endokrin bukan hanya satu

sel target, namun ada juga

suatu hormon yang

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 188: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

161

endokrin biasa juga disebut

kelenjar tanpa saluran (ductless

gland).

Berdasarkan kutipan diatas,

kemukakan penjelasanmu

tentang cara yang dilakukan

kelenjar endokrin untuk dapat

menyalurkan sekretnya ke

permukaan!

mempengaruhi beberapa

sel-sel target.

Memberikan

penjelasan

sederhana

Memfokuskan

pertanyaan

Mengidentifikasi

atau merumuskan

kriteria untuk

mempertimbang-

kan jawaban yang

mungkin

C3 2.

Saraf simpatis dan

parasimpatis mensekresikan

hanya satu di antara substansi

neurotransmiter , asetilkoline

atau norepinefrine. Serat yang

mensekresikan asetilkoline

disebut kolinergik dan serat

yang mensekresikan

norepinefrine dikenal sebagai

adrenergik. Semua preganglion

adalah kolinergik baik pada

sistem syaraf simpatis maupun

parasimpatis. Sedangkan pada

postganglion saraf simpatik

adalah adrenergik dan

postganglion pada

parasimpatis adalah kolinergik.

Asetilkoline memiliki dua tipe

reseptor, yaitu reseptor

muskarinik dan nikotinik.

Reseptor muskarinik ditemukan

pada semua sel efektor yang

Asetilkoline:

- Dihasilkan oleh saraf

simpatik dan parasimpatik

- Serat yang

mensekresikannya disebut

kolinergik

- Terdapat di preganglion

(baik di saraf simpatik atau

parasimpatik)

- Memiliki 2 tipe reseptor,

yaitu reseptor muskarinik

dan reseptor nikotinik

Norepinefrine:

- Dihasilkan oleh saraf

simpatik dan parasimpatik

- Serat yang

mensekresikannya disebut

adrenergic

- Terdapat di postganglion

(baik di saraf simpatik atau

parasimpatik)

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 189: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

162

distimulasi oleh postganglion

kolinergik dari sistem

parasimpatis sedangkan

reseptor nikotinik ditemukan

pada ganglia autonom pada

sinaps di antara preganglion

dan postganglion dari sistem

parasimpatik. Sedangkan

norepinefrine atau adrenaline

memiliki dua reseptor yaitu

reseptor alpha dan reseptor

beta.

Jelaskan karakteristik dari dua

jenis neurotransmitter yang

dijelaskan pada kutipan diatas!

- Memiliki 2 tipe reseptor

yaitu reseptor alpha dan

beta

Memberikan

penjelasan

sederhana

Menganalisis

argument

Mengidentifikasi

alasan yang

dinyatakan

C4 3.

Zat yang dihasilkan oleh

kelenjar endokrin adalah

hormon. Sifat-sifat dari hormon

adalah zat ini merupakan

pengaturan fisiologis terhadap

kelangsungan hidup sesuatu

organ atau suatu sistem.

Kekhususan yang lain-lainya

yang dikaitkan dengan hormon

adalah bahwa hormon

merupakan zat kimia organik.

Zat ini mempunyai efektifitas

yang tinggi meskipun hanya

diberikan dalam jumlah yang

sangat sedikit. Sekresi hormon

yang terlalu sedikit ataupun

Di dalam tubuh manusia,

hormon dibutuhkan dalam

jumlah yang sedikit. Berbeda

dengan makromolekul

organic, seperti protein,

karbohidrat, lemak dan

mineral atau neurotransmitter

seperti asetilkolin, efinefrin

dan lainnya dalam jumlah

yang banyak untuk

mencukupi kebutuhan mereka

dalam menjalnkan perannya

masing-masing. Walau

begitu, kekurangan

(hiposekresi) ataupun

kelebihan (hipersekresi)

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 190: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

163

banyak akan mempengaruhi

banyak hal dalam metabolism,

pertumbuhan dan

perkembangan. Selanjutnya

hormon dihasilkan oleh sel

hidup yang sehat dari sebuah

kelenjar endokrin. Kelenjar

endokrin tidak mempunyai

saluran, maka hormon yang

dihasilkannya langsung

disekresikan ke dalam pembuluh

darah.

Jelaskanlah pendapatmu tentang

karakteristik hormon yang

mempunyai efektifitas yang

tinggi meskipun hanya diberikan

dalam jumlah yang sangat

sedikit?

hormon dalam tubuh akan

mengganggu homeostasis,

metabolism juga

berkembangan dn

pertumbuhannya dan

berdampak jangka panjang.

Misalnya kelebihan hormon

GH akan membuat

pertumbuhan (baik secara

tinggi dan berat) seseorang

menjadi berlebih, atau yang

disebut sebagai akromegali

Memberikan

penjelasan

sederhana

Menganalisis

argument

Mengidentifika-si

alasan yang

dinyatakan

C4 4.

Selain neuron, sistem saraf juga

mengandung sel-sel glia, yang

mendukung dan memelihara

neuron. Neuron menggunakan

sinyal elektrokimia, atau

neurotransmitter untuk

transmisi impuls dari satu

neuron yang lain. Namun,

transmisi impuls dari satu

neuron ke lain tidak

sesederhana kedengarannya.

Neurotransmiter yang sama

dapat memberikan pengaruh

Setelah neurotransmitter

disekresikan oleh sel-sel saraf,

kemudian berikatan dengan

respetor-reseptor hingga

memicu respon pasa sel

pascasinapsis. Keberagaman

respon tergantung pada

keberadaan reseptor dan

model kerjanya. Misalnya

Asetilkolin dilepas oleh

serabut preganglionik

simpatis dan serabut

preganglionik

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 191: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

164

yang berbeda pada jenis sel

yang berlainan.

Neurotransmiter kebanyakan

berupa molekul organik kecil

yang mengandung nitrogen.

Sebuah neurotransmiter

tunggal dapat memicu respon

yang berbeda pada sel

pascasinaptik. Hal ini

tergantung pada keberadaan

reseptor di sel pascasinaptik

yang berbeda serta pada model

kerja reseptor tersebut.

Kebanyakan neurotransmiter

berikatan dengan reseptor yang

berpengaruh langsung pada

protein saluran ion, dan

mengubah permeabilitas

membran sel pascasinaptik.

Komunikasi sinaptik ini

berlangsung dalam waktu

beberapa milidetik. Ada

beberapa macam

neurotransmitter, misalnya

asetil kolin, asam amino,

neuropeptide, dan masih

banyak lainnya.

Buatlah analisismu mengenai

komunikasi neurotransmitter dari

kutipan diatas!

parasimpatis yang disebut

serabut kolinergik. Yang

kemudian dibawa hingga ke

daerah sinapsis.

Page 192: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

165

Memberikan

penjelasan

sederhana

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

tentang suatu

penjelasan dan

tantangan

Mengapa C4 5.

Berdasarkan kutipan pada soal

nomer 1, mengapa kelenjar

endokrin disebut sebagai

kelenjar tanpa saluran (ductless

gland)? Dan bagaimanakah aksi

yang ditimbulkan akibat itu?

Kelenjar endokrin disebut

sebagai kelenjar tanpa saluran

karena dalam proses

pembentukan sel-sel nya .

sel-sel epitel yang

melakukan proliferasi ke

arah tenunan pengikat

berdiferensiasi membentuk

sebuah kelenjar endokrin.

Hubungan antara sel-sel

epitel yang berproliferasi ke

dalam tenunan pengikat ini

akan kehilangan

hubungannya dengan sel-sel

epitel dari mana mereka

berasal

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Memberikan

penjelasan

sederhana

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

tentang suatu

penjelasan dan

tantangan

Mengapa C4 6.

Berdasarkan kutipan pada soal

nomer 4, mengapa komunikasi

neurotransmitter berlangsung

sangat cepat?

Komunikasi neurotransmitter

sangatlah cepat, karena

mengikuti efek kerja sistem

saraf juga sangat cepat.

Neurotransmitter berperan

sebagi penghubung sinaps

antar neuron atau antarglia.

Neurotransmiter berikatan

dengan reseptor yang

berpengaruh langsung pada

protein saluran ion, dan

mengubah permeabilitas

membran sel pascasinaptik.

Kerja neurotransmitter sangat

dipengaruhi oleh keberadaan

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 193: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

166

reseptor di sel pascasinaptik

serta model kerja reseptor

tersebut.

Memberikan

penjelasan

sederhana

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

tentang suatu

penjelasan dan

tantangan

Apa intinya C4 7.

Berdasarkan kutipan pada soal

nomer 2 , hal apakah yang

menjadi inti pembahasan?

Mengapa anda mengatakan itu?

Inti dari kutipan soal nomer

2 yaitu membahas tentang 2

jenis neurotransmitter, yaitu

asetilkolin dan norefinefrin.

Pembahasan dimulai dari sel

saraf yang

mensekresikannya, letak dan

jenis-jenisnya.

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Memberikan

penjelasan

sederhana

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

tentang suatu

penjelasan dan

tantangan

Apa intinya C4 8.

Beradasarkan kutipan pada soal

nomer 3, apa sajakah

karakteristik hormon itu?

Karakteristik hormon:

- Berfungsi untuk mengaturan

fisiologis kelangsungan

hidup sesuatu organ atau

suatu sistem.

- Merupakan zat kimia

organik.

- Mempunyai efektifitas

yang tinggi meskipun

hanya diberikan dalam

jumlah yang sangat sedikit.

- Dihasilkan oleh sel hidup

yang sehat dari sebuah

- Hormon yang

dihasilkannya langsung

disekresikan ke dalam

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 194: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

167

pembuluh darah

Memberikan

penjelasan

sederhana

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

tentang suatu

penjelasan dan

tantangan

Perbedaan apa yang

menyebabkannya C4 9.

Berdasarkan kutipan nomer 1

dan 2, apakah perbedaan yang

mendasarinya? Mengapa?

Perbedaan yang mencolok

dari dua kutipan tersebut ialah

pada cara komunikasi. Karena

pada saat proses pembentukan

se-sel epitel menjadi jaringan

endokrin tidak mengalami

diferensiasi, sehingga

membuat sel-sel endokrin

tersebut tidak mempunyai

saluran untuk mengedarkan

hasil sekresinya hingga bisa

dimunculkan responnya

terhadap tubuh. Sedangkan

pada kutipan pada nomer 2,

dijelaskan tentang

karakteristik 2

neurotransmitter (asetilkolin

dan norefinefrin) yang

bekerja melalui jaringan

sistem saraf yang ada di

seluruh tubuh

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Memberikan

penjelasan

sederhana

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

tentang suatu

penjelasan dan

tantangan

Perbedaan apa

yang

menyebabkannya

C4 10.

Berdasarkan kutipan nomer 3

dan 4, apakah perbedaan yang

mencolok tentang komunikasi

pada sistem endokrin dengan

komunikasi pada sistem saraf

saraf? Mengapa?

Hormon dan neurotransmitter

merupakan zat kimia organic

yang dihasilkan oleh sel-sel

hidup. Keduanya sama-sama

dibutuhkan tubuh dalam

jumlah yang sedikit.

Perbedaannya adalah pada

cara komunikasi yang

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

Page 195: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

168

dilakukannya.

Neurotransmitter membantu

terhubungnya sinaps pada

antarneuron atau antarglia,

sehingga berlangsung sangat

cepat. Sedangkan hormon

menggunakan perantara

peredaran darah untuk

membantu mencari sel target

yang tersebar di seluruh

tubuh. Oleh karena itu sistem

endokrin berlangsung lebih

lambat namun berfek lebih

lama / jangka panjang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Membangun

keterampilan

dasar

Mempertim-

bangkan

kredibilitas

suatu sumber

Kemampuan

memberikan

alasan

C5 11.

Perhatikan pernyataan dibawah

ini!

a. Karbondioksida (CO2)

adalah suatu zat yang

dihasilkan oleh sel-sel yang

sehat. Dengan jumlah yang

sedikit setelah memasuki

peredaran darah, CO2 akan

bekerja pula pada pusat

pernapasan di medula

oblongata dan akan

merangsang pernapasan.

b. Leucotaxin merupakan zat

organic yang dihasilkan oleh

sel-sel yang mengalami

kerusakan namun diedarkan

ke seluruh tubuh. Zat ini

Pernyataan b (leucotaxin)

bukan merupakan hormon,

karena berasal dari sel-sel

yang rusak. Sedangkan dalam

kutipan pada nomer 3,

dikatakan bahwa suatu hal

dikatakan sebagai hormon

apabila dihasilkan oleh sel

hidup yang sehat dari

sebuah kelenjar endokrin.

Leucotaxin oleh karenanya

tidak dikatagorikan sebagai

hormon, meskipun zat ini

termasuk zat organik dan

langsung dihantar masuk ke

dalam pembuluh darah.

Leucotaxin termasukkatagori

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 196: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

169

berkemampuan untuk

menghimpun butir-butir

darah putih disekitar sel-sel

yang luka dengan tujuan

untuk membasmi

mikroorganisme yang

mungkin masuk di daerah

sel-sel yang mengalami

perlukaan.

c. Renin yang dihasilkan oleh

ginjal merupakan salah satu

prohormon, yang kemudian

menjadi aktif setelah

mengalami konversi di dalam

plasma darah menjadi

Angiotensin

Berdasarkan karakteristik

hormon yang dipaparkan pada

kutipan nomer 2 dan dari ketiga

pernyataan diatas, yang manakah

hormon dan yang bukan

hormon? jelaskan pendapatmu!

parahormon atau biasa juga

disebut pseudo-hormon.

Pernyataan c (renin)

merupakan hormon, atau

lebih tepatnya termasuk

hormon jenis prohormon,

yaitu hormon yang diaktifkan

diluar kelenjar sekresinya

(ginjal)

Sedangkan jawaban yang a

(karbondioksida) bukanlah

hormon, Meskipun CO2

memenuhi sebagian besar

kriteria dari hormon, CO2

bukan zat organik dan tidak

pula dihasilkan oleh sebuah

kelenjar endokrin. Oleh

karenanya CO2 tidak dapat

dikatagorikan ke dalam

hormon.

Membangun

keterampilan

dasar

Mempertim-

bangkan

kredibilitas

suatu sumber

Kemampuan

memberikan

alasan

C5 12.

Perhatikan pernyataan berikut!

a. Kelenjar-kelenjar endokrin

dimasukkan ke dalam suatu

sistem karena getah (sekret)

dari satu kelenjar endokrin

dapat mempengaruhi

kelenjar endokrin lainnya

b. Seperti halnya kelenjar

eksokrin, kelenjar endokrin

Pernyataan a dan b tepat

sedangkan pernyatan c

kurang tepat. Semua kelenjar

endokrin dipengaruhi oleh

sistem saraf. Bahkan ada

beberapa kelenjar yang

mekanisme kerjanya

memang sangat tergantung

dengan stimulus yang

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

Page 197: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

170

juga berasal dari jaringan

epitel, hanya pada proses

pembentukkannya pada

kelenjar endokrin sel sel

yang berdiferensiasi

menjadi kelenjar terlepas

dari jaringan epitel

induknya, sehingga tidak

mempunyai saluran

pelepasan, karena itu disebut

kelenjar buntu

c. Meskipun kerja sistem

saraf agak berbeda dengan

cara kerja sistem endokrin

namun hanya sedikit

kelenjar endokrin yang akan

bersekresi bila ada

rangsang yang datang dari

saraf

Berdaasrkan pernyataan

berikut tentang kelenjar

endokrin, yang manakah yang

tepat dan yang manakah yang

tidak tepat? Jelaskan

pendapatmu!

dibawa oleh sistem saraf,

seperti kelenjar pituitary dan

kelenjar hipofisis.

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 198: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

171

Membangun

keterampilan

dasar

Mengobserva-

si dan

mempertimba

ng-kan hasil

observasi

Mencatat hal-hal

yang diinginkan C4 13.

Berdasarkan kutipan pada soal

nomer 1, 2, 3 dan 4 diatas,

tentukanlah isi kolom tabel

karakteristik sistem endokrin

dibawah ini!

Karateristik

sistem endokrin Penjelasan

Karakteristik

kelenjarnya….

Diedarkan

melalui…

Cara kerja…

Menghasilkan

Dibutuhkan

dalam jumlah

yang…

Karateristik

sistem

endokrin

Penjelasan

Karakteris-

tik

kelenjarnya

ialah

kelenjar

buntu

Tidak memiliki

saluran dan

mensekresikan

hormon

langsung ke

dalam plasma

sel-sel

Diedarkan

melalalui

peredaran

darah

Diedaran oleh

sel plasma

darah ke sel

target

/penerima

Cara kerja

spesifik

Cara kerjanya

khusus untuk

organ tertentu,

namun

berdampak

untuk jangka

panjang

Menghasilk

an hormon

Bisa

menyebutkan

pengertian ,

contoh, dll

Dibutuhkan

dalam

jumlah

yang cukup

Berbagai

gangguan yang

terjadi jika

hormon yang

dihasilkan

terlalu sedikit

(hiposekresi)

atau terlalu

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 199: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

172

banyak

(hipersekresi)

Membangun

keterampilan

dasar

Mengobserva-

si dan

mempertimba

ng-kan hasil

observasi

Mencatat hal-hal

yang diinginkan C4 14.

Lengkapilah tabel dibawah ini

dengan jawaban yang tepat !

N

o

Kelenjar Fungsi Peranan

1

.

2

.

3

.

4

.

5

.

6

.

7

.

N

o

Kele

njar

Fungsi Peranan

1

.

Hip

ofisi

s

Sekresi

GH, TSH,

ACTH,

FSH, LH,

Endomorfi

n, MSH,

ADH, dll

Master of

glands,

mempengar

uhi kelenjar

lainnya

2

.

Pan

crea

s

Sekresi

hormon

insulin,

glucagon.

somatostati

n

Mengaturka

dar glukosa

dalam darah

3

.

Test

is

Sekresi

hormon

Testostero

ne

Membantu

pemasakan

spermatozo

a

4

.

Ova

riu

m

Sekresi

hormon

Estrogen

dan

progeste-

ron

Mempengar

uhi

pemasakan

ovum

5

.

Adrena

l

Sekresi

hormon

adrenalin,

noradrenali

n, aldos-

terone,

glukokortik

oid,

gonadokorti

Mempengar

uhi

frekuensi

tekanan

jantung,

konsumsi

oksigen, dll

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

1

2

3 4

5

7

6

8

Page 200: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

173

8

.

koid

6

.

Tiroi

d

Sekresi

hormon

tiroksin

Meningkatk

an laju

metabolim

sel,

menstimu-

lasi

konsumsi

oksigen, dll

7

.

Para

tiroi

d

Sekresi

hormon

parathorm

on (PTH)

Mengenda-

likan

keseimba-

ngan

kalsium dan

fosfat dalam

tubuh

8

.

Timu

s

Sekresi

hormon

timosin

Sistem

imun

Membangun

keterampilan

dasar

Mengobserva-

si dan

mempertimba

ng-kan hasil

observasi

Ikut terlibat

dalam

menyimpulkan

C4 15.

Berdasarkan kutipan pada soal

nomer 1, 2, 3 dan 4 isilah

perbedaan antara sistem saraf

dengan sistem hormon dibawah

ini!

Aspek

Pembeda

Sistem

Saraf

Sistem

Endokrin

Sekresi

Pengaturan

terhadap

efek yang

akan terjadi

Aspek

Pembe-da

Sis-tem

Saraf

Sistem

Endokrin

Sekresi Neurotra

nsmitter Hormon

Pengatu-

ran

terhadap

efek

yang

akan

terjadi

Jangka

pendek

Jangka

panjang

Respons

terhadap

hasil

sekretnya

Langsung Tidak

langsung

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 201: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

174

Respons

terhadap

hasil

sekretnya

Aksi/proses

berlangsung

secara

Komunikasi

Aksi/

proses

berlang-

sung

secara

Cepat Lambat

Komuni-

kasi Sinaps

Sistem

sirkulasi

Kesimpulan

Membuat

deduksi dan

mempertimba-

ngkan hasil

deduksi

Interpretasi

pertanyaan C5 16.

Perhatikan gambar dibawah ini!

a. Menurutmu, apakah yang

di tandai X? Jelaskan

secara singkat!

b. Jelaskanlah mekanisme

diatas dengan langsung

pada contoh salah satu

kelenjar endokrinnya!

a. Yang ditunjuk oleh X

adalah aliran darah atau

dalam hal ini ialah sistem

peredaran darah. Karena

hormon yang dihasilkan

oleh kelenjar endokrin

didistribusikan melalui

plasma darah untuk

mencari sel target/penerima

b. Contohnya (jawaban

bersifat relative) . Kelenjar

adrenal yang ada di ginjal

mensekresikan hormon

adrenalin jika mendapat

rangsangan yang

membahayakan. Maka,

hormon adrenalin itu akan

terdistribusi ke sel kulit

(sehingga menjadi pucat),

ke sel otot ( sehingga

mampu berlali lebih cepat

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

x

Page 202: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

175

daripada biasanya), dll

Kesimpulan

Membuat

deduksi dan

mempertim-

bangkan hasil

deduksi

Interpretasi

pertanyaan C5 17.

Perhatikan gambar dibawah ini!

a. Ketika hormon FSH dan LH

yang dihasilkan oleh kelenjar

pituari meningkat, apa yang

terjadi pada hormon

estrogen-progesterone dan

dinding endometrium?

b. Pada kondisi uterus dan

hormon entrogen –

progesteron yang

bagaimanakah tahap ovulasi

terjadi?

a. Hormon estrogen sedang

dalam masa optimal,

sehingga merangsang

produksi hormon

progesterone agar

meningkat. Dinding

endometrium semakin

menebal

b. Pada tahap ovulasi,

hormon estrogen berada

dalam kondisi optimalnya

sehingga merangsang

hormon progesterone

untuk meningkat juga

kadarnya. Sehingga

berefek pada uterus yang

mengalami penebalan pada

dinding endometrium

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Kesimpulan

Membuat

deduksi dan

mempertimba

ngkan hasil

deduksi

Interpretasi

pertanyaan C6 18.

Perhatikan kedua gambar

dibawah ini!

A B

(A) (B)

a. Apakah yang membedakan

antara gambar A dan B?

b. Menurutmu, apakah

a. Gambar A dalam

komunikasi nya tidak

memerlukan pembuluh

darah. Ini berarti

dilakukan melalui

komunikasi antar sel

dengan jarak yang lebih

dekat jika dibandingkan

dengan gambar B yang

melalui pembuluh darah

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

Page 203: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

176

keduanya merupakan cara

komunikasi yang dilakukan

oleh kelenjar endokrin?

Jelaskan pendapatmu!

b. Yang dikatakan sebagai

komunikasi sistem

endokrin adalah gambar

B. sedangkan gambar A

merupakan contoh

simulasi parakrin.

Endokrin: hormon

didistribusikan dalam

darah dan berikatan

dengan sel target yang

jauh

Parakrin: hormon berfungsi

sebcara local dengan

berdifusi dari sumbernya ke

sel target yang merupakan

sel tetangganya

menjawab

skor 0

Kesimpulan

Membuat

induksi dan

mempertim-

bangkan hasil

induksi

Membuat

generalisasi C5 19.

Bacalah kutipan dibawah ini!

Kelenjar endokrin berasal dari

sel-sel epitel yang melakukan

proliferasi ke arah tenunan

pengikat. Sel-sel epitel yang

telah berproliferasi ini akhirnya

di dalam diferensiasinya akan

membentuk sebuah kelenjar

endokrin. Hubungan antara sel-

sel epitel yang berproliferasi

ke dalam tenunan pengikat ini

akan kehilangan hubungannya

dengan sel-sel epitel dari

mana mereka berasal. Akibat

hilangnya hubungan ini, maka

Kelenjar endokrin tidak

mempunyai saluran untuk

menyalurkan zat-zat yang

dihasilkan ke permukaan.

Zat-zat yang dihasilkan

disekresikan langsung ke

dalam pembuluh darah .

Oleh karena itu disebut

sebagai kelenjar buntu.

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 204: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

177

kelenjar endokrin tidak

mempunyai saluran untuk

menyalurkan zat-zat yang

dihasilkan ke permukaan.

Sebagai kompensasi tidak

terbentuknya saluran, maka

disekitar kelenjar endokrin

tumbuh dan berkembang

pembuluh-pembuluh kapiler. Ke

dalam pembuluh-pembuluh

kapiler ini zat-zat yang

dihasilkan kelenjar endokrin

dialirkan. Zat-zat yang

dihasilkan disekresikan langsung

ke dalam pembuluh darah

yang melewati sel-sel kelenjar

endokrin itu sendiri.

Buatlah generalisasi dari

paragraf diatas!

Kesimpulan

Membuat

induksi dan

mempertim-

bangkan hasil

induksi

Membuat

generalisasi C5 20.

Perhatikan pernyataan berikut

ini:

a. Hormon FSH dan LH

merupakan hormon yang

disekresikan oleh kelenjar

pituitary yang berada di

bagian dalam hipotalamus

b. Hormon ini bersifat

berlawanan satu sama lainnya

dan berperan penting terhadap

proses fungsi gonad

Buatlah generalisasi dari

Hormon FSH dan LH

merupakan hormon yang

disekresikan oleh kelenjar

pituitary yang berada di

bagian dalam hipotalamus

dan bersifat berlawanan satu

sama lainnya juga berperan

penting terhadap proses

fungsi gonad

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 205: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

178

pernyataan diatas!

Kesimpulan

Membuat dan

mempertimban

gkan nilai

Penerapan

prinsip-prinsip C5 21.

Hormon bekerja atas perintah

dari sistem saraf. Sistem yang

mengatur kerjasama antara

saraf dan hormon terdapat pada

daerah hipotalamus. Daerah

hipotalamus sering disebut

daerah kendali saraf endokrin

(neuroendocrine control). Di

bagian dasar hipotalamus otak,

terdapat kelenjar hipofisis yang

berbentuk oval yang ukurannya

hanya sebesar kacang dan

memiliki berat 0,5 gram. Inilah

kelenjar yang disebut sebagai

master of gland, karena banyak

menghasilkan hormon-hormon

dan merangsang kerja kelenjar

lainnya.

Menurut anda,bagaimana contoh

hubungan antara sistem saraf

dengan sistem endokrin (dalam

hal ini kelenjar hipofisis) dalam

penerapan di kehidupan sehari-

hari?

Sistem endokrin berinteraksi

dengan sistem saraf berfungsi

untuk mengatur aktivitas

tubuh seperti metabolism,

homeostasis (keseimbangan

tubuh), pertumbuhan,

perkembangan seksual dan

siklus reproduksi, siklus tidur,

dan siklus nutrisi. Misalkan

ketika menghadapi situasi

yang menegangkan. Sistem

saraf menerjemahkan

rangsangan yang menegang-

kan tersebut dan

memerintahkan kelenjar

hipofifsis untuk mengeluar-

kan hormon endorphin untuk

meresponnya. Selain itu

merangsang kelenjar-kelenjar

lain, seperti adrenalin dan

pancreas untuk mengeluarkan

hormon-hormonnya. Maka,

kenapa ketika sedang

menghadapi situasi yang

menegangkan pada umum

responnya hampir sama.

Misalnya berkeringat dingin,

pucat, perut bergejolak/sakit

perut, gemeteran, dan lainnya.

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 206: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

179

Membuat

penjelasan

lebih lanjut

Mengidentifi-

kasi istilah

Mengklasifikasi

dan memberikan

contoh

C5 22.

Dalam perkembangannya,

hormon FSH dan LH dapat

dibuat secara sintetik untuk

mengatur reproduksi seseorang.

Dengan adanya suntik hormon,

seseorang dapat menunda atau

memajukan waktu fertilenya

(waktu subur) untuk berbagai

keperluan. Termasuk hormon

yang mempengaruhi apakah

FSH dan LH? Sebutkan contoh

hormon lain yang fungsinya

secara umum sama dengan

kedua hormon tersebut!

FSH dan LH termasuk

hormon-hormon yang

mempengaruhi sistem

reproduksi, atau dalam hal

ini mempengaruhi gonad

(ovarium ataupun sperma).

Contoh lainnya yang masih

mempunyai fungsi yang

hampir mirip ialah hormon

estrogen dan progesteron

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Membuat

penjelasan

lebih lanjut

Mengidentifi-

kasi asumsi

Alasan yang

tidak dinyatakan C4 23.

Pheromone (telehormone;

ectohormone) adalah juga

semacam hormon yang tidak

disekresikan ke dalam

pembuluh darah, tetapi keluar

tubuh species yang

menghasilkan zat tersebut.

Pheromon adalah suatu zat

yang bersifat penarik

perhatian dari jenis seks yang

berlawanan (sex attractants).

Hormon ini dihasilkan oleh

hewan insect betina yang

melalui mekanisme neurologis

akan mempunyai daya tarik

terhadap dirinya oleh insect

Feromon adalah salah satu

hormon yang dihasilkan oleh

neuron di hypothalamus.

Karena secara histologis-

morfologis neuron dari

hipothalamus tidak sama

dengan kelenjar endokrin

pada umumnya, maka hormon

yang dihasilkan oleh neuron

hipothalamus ini diberi nama

hormon neuron

(neurohormone atau

neurosecretion).Olehkarena

itu, mekanisme kerjanya tidak

sepenuhnya melalui

pembuluh darah. dan karena

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 207: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

180

jantan. Berikan analisismu

mengenai feromon yang

termasuk hormona padahal

tidak diedarkan ke peredaran

darah!

itu pula feromon bukanlah

termasuk sistem endokrin,

kerena memiliki mekanisme

kerja dan disekresikannya

bukan dari kelenjar endokrin

Strategi dan

taktik

Memutuskan

suatu tindakan

Menyeleksi

kriteria untuk

membuat solusi

C5 24.

Hormon pertumbuhan (GH)

yang dihasilkan belakangan ini,

telah membantu ratusan anak

yang menderita kekerdilan

pituitary untuk tumbuh secara

normal dan mencapai tinggi

badan di dalam kisaran normal.

Sekarang saat hormon itu

begitu mudahnya tersedia dan

relatif murah, banyak orangtua

yang merasa bahwa anak-anak

mereka tidak tumbuh cukup

cepat ingin menggunakan GH

untuk membuat anak-anaknya

tumbuh lebih cepat dan lebih

tinggi. Namun, terdapat potensi

adanya pengaruh yang

berbahaya, seperti pengurangan

lemak tubuh dan peningkatan

massa otot. Dan masih belum

diketahui apakah suntikan GH

akan mempunyai pengaruh

jangka panjang yang secara

serius membahayaan pada

individu yang tidak mempunyai

kondisi hipopituitari. Kriteria

Kriteria dalam pemanfaatan

teknologi GH secara buatan

ialah jika defisiensi/

kekurangan hormon GH nya

bukan disebabkan oleh

genetic, (bukan secara

keturunan tidak mempunyai

kelainan GH). Dalam hal ini

berarti dengan merangsang

hormon GH yang berasal

dari luar tubuh.

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 208: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

181

apa menurut anda yang

menentukan kasus mana yang

dapat diatasi dengan

pengobatan GH atau terapi

hormon lain?

Strategi dan

taktik

Memutuskan

suatu tindakan

Menyeleksi

kriteria untuk

membuat solusi

C6 25.

Buatlah kesimpulan mengenai

karakteristik hormon yang anda

ketahui berdasarkan pada:

- Kelenjar-kelenjar yang

mensekresikan hormon

- Respon terhadap tubuh

- Peranan

- Cara kerja hormon

Hormon dihasilkan oleh

kelenjar-kelenjar Hipofisis

(pituitary)

- Hipofisis lobus anterior :

GH, TSH, ACTH,

gonadotropin

- Hipofisis lobus intermedia

: Endorphin, MSH

- Hipofisis lobus posterior :

ADH, oksitosin

- Tiroid : Tiroksin

- Paratiroid : Parathormon

(PTH)

- Adrenal : Adrenalin,

noradrenalin

- Pancreas : Glukagon,

insulin, somatostatin,

polipeptida pancreas

- Timus : Timosin

- Ovarium : Estrogen,

progesterone

- Testis : Testosteron Hormon direspon oleh tubuh

lebih lambat jika

dibandingkan dengan sistem

hormon, namun lebih berefek

a. Benar dan

lengkap skor 3

b. Benar

namun kurang

lengkap skor 2

c.

Mengerjakan

namun kurang

tepat skor 1

d. Tidak

menjawab

skor 0

Page 209: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

182

untuk jangka panjang.

Peran hormon sangat banyak,

utamanya untuk memacu

pertumbuhan dan

perkembangan tubuh,

metabolism, tingkah laku,

reproduksi dan mengatur

homeostasis tubuh.

Cara kerja hormon pada

umumnya diatur oleh kerja

sistem saraf, setelah

disekresikan hormon mencari

sel targetnya melalui

pembuluh darah

Page 210: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

183

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas, Reabilitas, Daya Beda dan Tingkat Kesukaran

dengan Software Anates

RELIABILITAS TES

================

Rata2= 23.27

Simpang Baku= 6.86

Korelasi XY= 0.62

Reliabilitas Tes= 0.76

No.Urut No. Subyek Kode/NamaSubyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 A 17 12 29

2 2 B 7 3 10

3 3 C 16 19 35

4 4 D 10 2 12

5 5 E 2 5 7

6 6 F 6 2 8

7 7 G 15 14 29

8 8 H 10 9 19

9 9 I 10 8 18

10 10 J 13 12 25

11 11 K 12 11 23

12 12 L 12 14 26

13 13 M 8 13 21

14 14 N 12 12 24

15 15 O 13 16 29

16 16 P 13 13 26

17 17 Q 17 14 31

18 18 R 13 9 22

19 19 S 9 11 20

20 20 T 10 10 20

Page 211: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

184

21 21 U 12 11 23

22 22 V 13 9 22

23 23 W 14 18 32

24 24 X 15 12 27

25 25 Y 17 9 26

26 26 Z 11 13 24

27 27 AA 13 15 28

28 28 BB 15 14 29

29 29 CC 16 10 26

30 30 DD 14 13 27

KELOMPOK UNGGUL & ASOR

======================

Kelompok Unggul

1 2 3 4 5

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5

1 3 C 35 3 1 2 1 3

2 23 W 32 2 1 3 2 0

3 17 Q 31 1 2 0 0 0

4 1 A 29 2 3 3 0 0

5 7 G 29 1 0 2 3 0

6 15 O 29 1 0 1 3 1

7 28 BB 29 2 1 2 1 0

8 27 AA 28 1 2 2 2 0

Rata2 Skor 1.63 1.25 1.88 1.50 0.50

Simpang Baku 0.74 1.04 0.99 1.20 1.07

6 7 8 9 10

No Urt No Subyek Kode/NamaSubyekSkor 6 7 8 9 10

1 3 C 35 3 1 2 1 3

2 23 W 32 2 0 2 1 2

Page 212: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

185

3 17 Q 31 1 2 1 2 3

4 1 A 29 0 0 0 0 0

5 7 G 29 1 0 0 2 1

6 15 O 29 1 2 1 1 2

7 28 BB 29 1 0 1 0 1

8 27 AA 28 1 0 2 3 1

Rata2 Skor 1.25 0.63 1.13 1.25 1.63

Simpang Baku 0.89 0.92 0.83 1.04 1.06

11 12 13 14 15

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15

1 3 C 35 2 1 2 2 0

2 23 W 32 1 2 1 0 2

3 17 Q 31 0 1 2 1 2

4 1 A 29 1 1 2 2 3

5 7 G 29 2 2 1 1 3

6 15 O 29 2 0 1 1 0

7 28 BB 29 2 2 1 1 3

8 27 AA 28 0 2 3 1 0

Rata2 Skor 1.25 1.38 1.63 1.13 1.63

Simpang Baku 0.89 0.74 0.74 0.64 1.41

16 17 18 19 20

No Urt No Subyek Kode/NamaSubyek Skor 16 17 18 19 20

1 3 C 35 0 0 2 2 3

2 23 W 32 2 1 2 1 0

3 17 Q 31 1 3 0 0 1

4 1 A 29 1 3 2 3 3

5 7 G 29 2 0 2 1 1

6 15 O 29 2 1 1 1 2

7 28 BB 29 2 1 1 2 1

Page 213: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

186

8 27 AA 28 1 1 2 0 0

Rata2 Skor 1.38 1.25 1.50 1.25 1.38

Simpang Baku 0.74 1.16 0.76 1.04 1.19

21 22 23 24 25

No Urt No Subyek Kode/NamaSubyek Skor 21 22 23 24 25

1 3 C 35 0 0 0 1 0

2 23 W 32 0 1 1 2 1

3 17 Q 31 2 1 1 2 2

4 1 A 29 0 0 0 0 0

5 7 G 29 0 0 3 1 0

6 15 O 29 0 0 0 3 2

7 28 BB 29 1 2 1 0 0

8 27 AA 28 2 1 1 0 0

Rata2 Skor 0.63 0.63 0.88 1.13 0.63

Simpang Baku 0.92 0.74 0.99 1.13 0.92

KelompokAsor

1 2 3 4 5

No Urt No Subyek Kode/NamaSubyek Skor 1 2 3 4 5

1 19 S 20 2 1 1 0 0

2 20 T 20 1 0 1 2 1

3 8 H 19 2 0 0 1 2

4 9 I 18 1 2 0 0 0

5 4 D 12 3 0 2 0 3

6 2 B 10 0 0 0 0 0

7 6 F 8 2 1 1 0 0

8 5 E 7 0 0 1 2 1

Rata2 Skor 1.38 0.50 0.75 0.63 0.88

Simpang Baku 1.06 0.76 0.71 0.92 1.13

Page 214: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

187

6 7 8 9 10

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10

1 19 S 20 0 1 2 1 1

2 20 T 20 0 1 1 1 0

3 8 H 19 1 0 1 0 1

4 9 I 18 0 0 0 1 1

5 4 D 12 0 0 2 0 0

6 2 B 10 0 0 0 0 0

7 6 F 8 0 1 0 0 0

8 5 E 7 0 0 0 0 0

Rata2 Skor 0.13 0.38 0.75 0.38 0.38

Simpang Baku 0.35 0.52 0.89 0.52 0.52

11 12 13 14 15

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15

1 19 S 20 0 0 0 0 0

2 20 T 20 0 0 1 1 1

3 8 H 19 0 1 2 1 1

4 9 I 18 0 2 1 1 0

5 4 D 12 1 0 0 0 0

6 2 B 10 0 0 0 2 1

7 6 F 8 0 0 0 0 0

8 5 E 7 0 0 0 0 0

Rata2 Skor 0.13 0.38 0.50 0.63 0.38

Simpang Baku 0.35 0.74 0.76 0.74 0.52

16 17 18 19 20

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20

1 19 S 20 1 1 2 1 1

2 20 T 20 2 0 0 0 1

3 8 H 19 0 0 1 0 1

Page 215: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

188

4 9 I 18 1 2 0 1 1

5 4 D 12 0 0 0 0 0

6 2 B 10 0 1 1 0 0

7 6 F 8 0 0 0 0 0

8 5 E 7 0 0 0 0 0

Rata2 Skor 0.50 0.50 0.50 0.25 0.50

Simpang Baku 0.76 0.76 0.76 0.46 0.53

21 22 23 24 25

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 21 22 23 24 25

1 19 S 20 0 1 1 2 1

2 20 T 20 1 2 1 1 1

3 8 H 19 2 1 1 0 0

4 9 I 18 1 0 1 0 2

5 4 D 12 0 0 1 0 0

6 2 B 10 3 0 2 0 0

7 6 F 8 1 0 0 1 1

8 5 E 7 0 3 0 0 0

Rata2 Skor 1.00 0.88 0.88 0.50 0.63

Simpang Baku 1.07 1.13 0.64 0.76 0.74

DAYA PEMBEDA

============

Jumlah Subyek= 30

Klpatas/bawah (n)= 8

Butir Soal= 25

Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku

No NoBtrAsli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)

1 1 1.63 1.38 0.25 0.74 1.06 0.46 0.55 8.33

2 2 1.25 0.50 0.75 1.04 0.76 0.45 1.66 25.00

Page 216: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

189

3 3 1.88 0.75 1.13 0.99 0.71 0.43 2.61 37.50

4 4 1.50 0.63 0.88 1.20 0.92 0.53 1.64 29.17

5 5 0.50 0.88 -... 1.07 1.13 0.55 -... -12.50

6 6 1.25 0.13 1.13 0.89 0.35 0.34 3.33 37.50

7 7 0.63 0.38 0.25 0.92 0.52 0.37 0.67 8.33

8 8 1.13 0.75 0.38 0.83 0.89 0.43 0.87 12.50

9 9 1.25 0.38 0.88 1.04 0.52 0.41 2.14 29.17

10 10 1.63 0.38 1.25 1.06 0.52 0.42 3.00 41.67

11 11 1.25 0.13 1.13 0.89 0.35 0.34 3.33 37.50

12 12 1.38 0.38 1.00 0.74 0.74 0.37 2.69 33.33

13 13 1.63 0.50 1.13 0.74 0.76 0.38 3.00 37.50

14 14 1.13 0.63 0.50 0.64 0.74 0.35 1.44 16.67

15 15 1.63 0.38 1.25 1.41 0.52 0.53 2.36 41.67

16 16 1.38 0.50 0.88 0.74 0.76 0.38 2.33 29.17

17 17 1.25 0.50 0.75 1.16 0.76 0.49 1.53 25.00

18 18 1.50 0.50 1.00 0.76 0.76 0.38 2.65 33.33

19 19 1.25 0.25 1.00 1.04 0.46 0.40 2.49 33.33

20 20 1.38 0.50 0.88 1.19 0.53 0.46 1.90 29.17

21 21 0.63 1.00 -... 0.92 1.07 0.50 -... -12.50

22 22 0.63 0.88 -... 0.74 1.13 0.48 -... -8.33

23 23 0.88 0.88 0.00 0.99 0.64 0.42 0.00 0.00

24 24 1.13 0.50 0.63 1.13 0.76 0.48 1.30 20.83

25 25 0.63 0.63 0.00 0.92 0.74 0.42 0.00 0.00

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 25

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran (%) Tafsiran

1 1 50.00 Sedang

Page 217: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

190

2 2 29.17 Sukar

3 3 43.75 Sedang

4 4 35.42 Sedang

5 5 22.92 Sukar

6 6 22.92 Sukar

7 7 16.67 Sukar

8 8 31.25 Sedang

9 9 27.08 Sukar

10 10 33.33 Sedang

11 11 22.92 Sukar

12 12 29.17 Sukar

13 13 35.42 Sedang

14 14 29.17 Sukar

15 15 33.33 Sedang

16 16 31.25 Sedang

17 17 29.17 Sukar

18 18 33.33 Sedang

19 19 25.00 Sukar

20 20 31.25 Sedang

21 21 27.08 Sukar

22 22 25.00 Sukar

23 23 29.17 Sukar

24 24 27.08 Sukar

25 25 20.83 Sukar

Page 218: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

191

Lampiran 7. Instrumen Penelitian

PRE –TEST

MATERI SISTEM ENDOKRIN

Nama :

Kelas :

Bacalah dengan seksama. Lalu kerjakanlah soal-soal dibawah ini.

1. Selain neuron, sistem saraf juga mengandung sel-sel glia, yang mendukung

dan memelihara neuron. Neuron menggunakan sinyal elektrokimia, atau

neurotransmitter untuk transmisi impuls dari satu neuron yang lain. Namun,

transmisi impuls dari satu neuron ke lain tidak sesederhana kedengarannya.

Neurotransmiter yang sama dapat memberikan pengaruh yang berbeda pada

jenis sel yang berlainan. Neurotransmiter kebanyakan berupa molekul

organic kecil yang mengandung nitrogen. Sebuah neurotransmitter tunggal

dapat memicu respon yang berbeda pada sel pascasinaptik. Hal ini

tergantung pada keberadaan reseptor di sel pascasinaptik yang berbeda serta

pada model kerja reseptor tersebut. Kebanyakan neurotransmitter berikatan

dengan reseptor yang berpengaruh langsung pada protein saluran ion, dan

mengubah permeabilitas membrane sel pascasinaptik. Komunikasi sinaptik

tersebut berlangsung dalam waktu beberapa milidetik. Ada beberapa macam

neurotransmitter ,misalnya asetilkolin, asam amino, neuropeptida, dan masih

banyak lainnya.

Berdasarkan kutipan tersebut tentang sistem saraf, mengapa komunikasi

neurotransmitter berlangsung sangat cepat?

2. Kelenjar endokrin berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi

kearah tenunan pengikat. Sel-selepitel yang telah berproliferasi ini akhirnya

di dalam diferensiasinya akan membentuk sebuah kelenjar endokrin.

Hubungan antara sel-sel epitel yang berproliferasi kedalam tenunan

pengikat ini akan kehilangan hubungannya dengan sel-sel epitel dari mana

mereka berasal. Sebagai kompensasi tidak terbentuknya saluran, maka

disekitar kelenjar endokrin tumbuh dan berkembang pembuluh-pembuluh

kapiler. Kedalam pembuluh-pembuluh kapiler ini zat-zat yang dihasilkan

kelenjar endokrin dialirkan. Akibat hilangnya hubungan ini, maka kelenjar

Jawaban

Page 219: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

192

endokrin tidak mempunyai saluran untuk menyalurkan zat-zat yang

dihasilkan kepermukaan. Oleh karena itu kelenjar endokrin biasa juga

disebut kelenjar tanpa saluran (ductless gland).

Berdasarkan kutipan diatas, kemukakan penjelasanmu tentang cara yang

dilakukan kelenjar endokrin untuk dapat menyalurkan zat-zat yang dihasilkan

kepermukaan!

3. Zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah hormon. Hormon memiliki

fungsi yang membantu pengaturan fisiologis terhadap kelangsungan hidup

sesuatu organ atau suatu sistem. Kekhususan yang lain-lainya yang dikaitkan

dengan hormone adalah bahwa hormone merupakan zat kimia organik. Zat

ini mempunyai efektifitas yang tinggi meskipun hanya diberikan dalam

jumlah yang sangat sedikit. Sekresi hormon yang terlalu sedikit ataupun

banyak akan mempengaruhi banyak hal dalam metabolism, pertumbuhan dan

perkembangan. Selanjutnya hormone dihasilkan oleh sel hidup yang sehat

dari sebuah kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran,

maka hormon yang dihasilkannya langsung disekresikan kedalam pembuluh

darah.

Jelaskanlah pendapatmu tentang karakteristik hormon yang mempunyai

efektifitas yang tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sangat

sedikit?

4. Berdasarkan kutipan pada nomer 1 dan 3, apakah perbedaan yang mencolok

tentang komunikasi pada sistem endokrin dengan komunikasi pada system

saraf? Mengapa?

Jawaban

Jawaban

Page 220: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

193

5. Perhatikan pernyataan dibawah ini!

a. Karbondioksida (CO2) adalah suatu zat yang dihasilkan oleh sel-sel

yang sehat. Dengan jumlah yang sedikit setelah memasuki peredaran

darah, CO2 akan bekerja pula pada pusat pernapasan di medula

oblongata dan akan merangsang pernapasan.

b. Leucotaxin merupakan zat organic yang dihasilkan oleh sel-sel yang

mengalami kerusakan namun diedarkan keseluruh tubuh. Zat ini

berkemampuan untuk menghimpun butir-butir darah putih disekitar sel-sel

yang luka dengan tujuan untuk membasmi mikroorganisme yang

mungkin masuk di daerah sel-sel yang mengalami perlukaan.

c. Renin yang dihasilkan oleh ginjal merupakan salah satu prohormon ,

yang kemudian menjadi aktif setelah mengalami konversi di dalam

plasma darah menjadi Angiotensin

Berdasarkan karakteristik hormon yang dipaparkan pada kutipan nomer 2 dan

dari ketiga pernyataan diatas, yang manakah hormon dan yang bukan hormon?

Jelaskan pendapatmu!

6. Lengkapilah tabel dibawah ini dengan jawaban yang tepat !

1

2

3

4

5

6

7

Jawaban

Jawaban

Page 221: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

194

No Kelenjar Hormon yang dihasilkan Peranan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

7. Berdasarkan wacana pada nomer 1, 2 dan 3 isilah perbedaan antara system

saraf dengan sistem hormon dibawah ini!

Aspek Pembeda Sistem Saraf Sistem Hormon

Sekresi

Pengaturan terhadap efek

yang akan terjadi

Respons terhadap hasil

sekretnya

Aksi/proses berlangsung

secara

Komunikasi

8. Perhatikan gambar dibawah ini!

Page 222: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

195

a. Ketika hormon FSH dan LH yang dihasilkan oleh kelenjar pituari

meningkat, apa yang terjadi pada hormon estrogen-progesterone dan

dinding endometrium?

b. Pada kondisi uterus dan hormon estrogen –progesteron yang

bagaimanakah tahap ovulasi terjadi?

9. Perhatikan pernyataan berikut ini:

a. Hormon FSH dan LH merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar

pituitary yang berada di bagian dalam hipotalamus

b.Hormon ini bersifat berlawanan satu sama lainnya dan berperan penting

terhadap proses fungsi gonad

Buatlah kesimpulan dari pernyataan diatas!

10. Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur

kerjasama antara saraf dan hormone terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah

hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine

control). Di bagian dasar hipotalamus otak, terdapat kelenjar hipofisis yang

berbentuk oval yang ukurannya hanya sebesar kacang dan memiliki berat 0,5

gram. Inilah kelenjar yang disebut sebagai master of gland, karena banyak

menghasilkan hormon-hormon dan merangsang kerja kelenjar lainnya.

Menurut anda, bagaimana contoh hubungan antara system saraf dengan

system endokrin (dalam hal ini kelenjar hipofisis) dalam penerapan di

kehidupan sehari-hari?

Jawaban

Jawaban

Jawaban

Page 223: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

196

11. Dalam perkembangannya, hormon FSH dan LH dapat dibuat secara sintetik

untuk mengatur reproduksi seseorang. Dengan adanya suntik hormon,

seseorang dapat menunda atau memajukan waktu fertilenya (waktu subur)

untuk berbagai keperluan. Termasuk hormon yang mempengaruhi apakah

FSH dan LH? Sebutkan contoh hormon lain yang fungsinya secara umum

sama dengan kedua hormon tersebut!

12. Hormon pertumbuhan (GH) yang dihasilkan belakangan ini, telah membantu

ratusan anak yang menderita kekerdilan pituitary untuk tumbuh secara normal

dan mencapai tinggi badan di dalam kisaran normal. Sekarang saat hormone

itu begitu mudahnya tersedia dan relatif murah, banyak orangtua yang merasa

bahwa anak-anak mereka tidak tumbuh cukup cepat ingin menggunakan GH

untuk membuat anak-anaknya tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi. Namun,

terdapat potensi adanya pengaruh yang berbahaya, seperti pengurangan lemak

tubuh dan peningkatan massa otot. Dan masih belum diketahui apakah

suntikan GH akan mempunyai pengaruh jangka panjang yang secara serius

membahayakan pada individu yang tidak mempunyai kondisi hipopituitari.

Kriteria apa menurut anda yang menentukan kasus mana yang dapat diatasi

dengan pengobatan GH atau terapi hormon lain?

Jawaban

Jawaban

Page 224: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

197

Lampiran 8

KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN

1. Komunikasi neurotransmitter sangatlah cepat, karena mengikuti efek kerja

sistem saraf juga sangat cepat. Neurotransmitter berperan sebagai penghubung

sinaps antar neuron atau antar glia. Neurotransmiter berikatan dengan reseptor

yang berpengaruh langsung pada protein saluran ion, dan mengubah

permeabilitas membrane sel pasca sinaptik. Kerja neurotransmitter sangat

dipengaruhi oleh keberadaan reseptor di sel pasca sinaptik serta model kerja

reseptor tersebut.

2. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran yang bias menjadi tempat

menyalurkan zat-zat yang dihasilkan (hormon) kepermukaan tubuh. Oleh

karena itu, kelenjar-kelenjar endokrin hormone dialirkan keseluruh tubuh

menuju ke sel-sel target yang ada di dalam tubuh. Hormon-hormon tersebut

disekresikan langsung kedalam pembuluh darah yang melewati sel-sel

kelenjar endokrin itu sendiri, maka kelenjar endokrin biasa juga disebut

kelenjar yang menghasilkan zat-zatnya kedalam tubuh (glands of internal

secretion). Hasil penelitian juga membuktikan bahwa, sel- target dan kelenjar

endokrin bukan hanya memiliki satu sel target, namun ada juga suatu hormon

yang mempengaruhi beberapa sel-sel target.

3. Di dalam tubuh manusia, hormon dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit.

Berbeda dengan makromolekul organik, seperti protein, karbohidrat, lemak

dan mineral atau neurotransmitter seperti asetil kolin, efinefrin dan lainnya

dalam jumlah yang banyak untuk mencukupi kebutuhan mereka dalam

menjalankan perannya masing-masing. Walau begitu, kekurangan

(hiposekresi) ataupun kelebihan (hipersekresi) hormone dalam tubuh akan

mengganggu homeostasis, metabolism juga perkembangan dan pertumbuhan

serta berdampak jangka panjang. Misalnya kelebihan hormon GH akan

membuat pertumbuhan (baik secara tinggi dan berat) seseorang menjadi

berlebih, atau yang disebut sebagai akromegali.

Page 225: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

198

4. Hormon dan neurotransmitter merupakan zat kimia organik yang dihasilkan

oleh sel-sel hidup. Keduanya sama-sama dibutuhkan tubuh dalam jumlah

yang sedikit. Perbedaannya adalah pada cara komunikasi yang

dilakukannya. Neurotransmitter membantu terhubungnya sinaps pada antar

neuron atau antar glia, sehingga berlangsung sangat cepat. Sedangkan

hormone menggunakan perantara peredaran darah untuk membantu mencari

sel target yang tersebar di seluruh tubuh. Oleh karena itu system endokrin

berlangsung lebih lambat namun berefek lebih lama / jangkapanjang.

5. - Pernyataan b (leucotaxin) bukan merupakan hormon, karena berasal dari sel-

sel yang rusak. Sedangkan dalam kutipan pada nomer 3, dikatakan bahwa

suatu hal dikatakan sebagai hormon apabila dihasilkan oleh sel hidup yang

sehat dari sebuah kelenjar endokrin. Leucotaxin oleh karenanya tidak

dikatagorikan sebagai hormon, meskipun zat ini termasuk zat organic dan

langsung dihantar masuk kedalam pembuluh darah. Leucotaxin termasuk

katagori parahormon atau biasajugadisebut pseudo-hormon.

- Pernyataan c (renin) merupakan hormon, atau lebih tepatnya termasuk

hormon jenis prohormon, yaitu hormon yang diaktifkan diluar kelenjar

sekresinya (ginjal)

- Sedangkan jawaban yang a (karbondioksida) bukanlah hormon. Meskipun

CO2 memenuhi sebagian besar criteria dari hormon, CO2 bukan zat organic

dan tidak pula dihasilkan oleh sebuah kelenjar endokrin. Oleh karenanya

CO2 tidak dapat dikatagorikan ke dalam hormon.

6. Kelenjar, fungsi dan peranan sistem endokrin

N

o

Kelenjar Fungsi Peranan

1. Hipofisis Sekresi GH, TSH,

ACTH, FSH, LH,

Endomorfin, MSH,

ADH, dll

Master of glands,

mempengaruhi kelenjar

lainnya

2. Pancreas Sekresi hormon insulin,

glucagon. somatostatin

Mengatur kadar glukosa

dalam darah

3. Testis Sekresi hormon

Testosterone

Membantu pemasakan

spermatozoa

4. Ovarium Sekresi hormone Mempengaruhi

Page 226: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

199

Estrogen dan progeste-

ron

pemasakan ovum

5. Adrenal Sekresi hormon

adrenalin, noradrenalin,

aldosterone,

glukokortikoid,

gonadokortikoid

Mempengaruhi frekuensi

tekanan jantung,

konsumsi oksigen, dll

6. Tiroid Sekresi hormone

tiroksin

Meningkatkan laju

metabolime sel,

menstimulasi konsumsi

oksigen, dll

7. Paratiroid Sekresi hormone

parathormon (PTH)

Mengendalikan

keseimbangan kalsium

dan fosfat dalam tubuh

8. Timus Sekresi hormon timosin Sistem imun

7. Perbedaan antara sistem saraf dan sistem hormon

Aspek Pembeda Sistem Saraf Sistem Endokrin

Sekresi Neurotransmitter Hormon

Pengaturan

terhadap efek

yang akan terjadi

Jangka pendek Jangka panjang

Respons terhadap

hasil sekretnya… Langsung Tidak langsung

Aksi/

Proses

berlangsung

secara…

Cepat Lambat

Komunikasi Sinaps Sistem sirkulasi

8. a) Hormon estrogen sedang dalam masa optimal, sehingga merangsang

produksi hormon progesterone agar meningkat. Dinding endometrium

semakin menebal

b) Pada tahap ovulasi, hormon estrogen berada dalam kondisi

optimalnyasehingga merangsang hormon progesterone untuk meningkat

juga kadarnya. Sehingga berefek pada uterus yang mengalami penebalan

pada dinding endometrium

Page 227: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

200

9. Hormon FSH dan LH merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar

pituitary yang berada di bagian dalam hipotalamus dan bersifat berlawanan

satu sama lainnya juga berperan penting terhadap proses fungsi gonad

10. Sistem endokrin berinteraksi dengan system saraf berfungsi untuk mengatur

aktivitas tubuh seperti metabolism, homeostasis (keseimbangan tubuh),

pertumbuhan, perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus tidur, dan

siklus nutrisi. Misalkan ketika menghadapi situasi yang menegangkan. Sistem

saraf menerjemahkan rangsangan yang menegangkan tersebut dan

memerintahkan kelenjar hipofisis untuk mengeluarkan hormon endorphin

untuk meresponnya. Selain itu merangsang kelenjar-kelenjar lain, seperti

adrenalin dan pankreas untuk mengeluarkan hormon-hormonnya. Maka,

kenapa ketika sedang menghadapi situasi yang menegangkan pada umum

responnya hampir sama. Misalnya berkeringat dingin, pucat, perut

bergejolak/sakit perut, gemetaran, dan lainnya.

11. FSH dan LH termasuk hormon-hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi,

atau dalam hal ini mempengaruhi gonad (ovarium ataupun sperma). Contoh

lainnya yang masih mempunyai fungsi yang hampir mirip ialah hormon

estrogen dan progesteron.

12. Kriteria dalam pemanfaatan teknologi GH secara buatan ialah jikadefisiensi/

kekurangan hormon GHnya bukan disebabkan oleh genetik, (bukan secara

keturunan tidak mempunyai kelainan GH). Dalam hal ini berarti dengan

merangsang hormon GH yang berasal dari luar tubuh.

Page 228: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

201

Lampiran 9.

Hasil Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Pada Kelompok Kontrol

Responden

Nomer butir soal

Total Pembulatan 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A 3 2 1 0 0 2 0 1 0 2 0 0 11 30,55

B 2 2 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 8 22,22

C 1 2 2 3 2 1 0 0 1 1 2 3 18 50

D 1 0 2 0 2 0 1 1 0 0 2 1 10 27,77

E 0 1 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 16 44,44

F 2 2 1 0 2 3 0 0 0 2 2 0 14 38,88

G 1 0 3 0 1 1 0 0 1 2 0 2 11 30,55

H 2 0 2 3 2 1 0 1 2 0 1 2 16 44,44

I 0 2 0 1 0 2 0 3 2 2 0 1 13 36,11

J 2 0 2 0 1 0 1 1 0 3 2 3 15 41,66

K 2 2 1 2 0 2 2 0 2 1 3 2 19 52,77

L 3 2 2 0 2 0 1 2 1 0 3 1 17 47,22

M 2 2 2 0 0 1 0 1 2 1 1 2 14 38,88

N 2 0 2 2 3 1 2 2 2 2 1 0 19 52,77

O 2 1 2 0 0 1 0 2 0 1 2 0 11 30,55

P 3 1 2 1 2 2 2 1 0 2 0 3 19 52,77

Q 2 0 1 2 0 1 0 2 0 3 0 2 13 36,11

R 2 1 0 2 0 2 0 0 1 1 1 0 10 27,77

S 1 2 0 2 2 1 0 3 2 0 1 2 16 44,44

T 1 1 2 2 1 0 2 0 1 2 2 3 17 47,22

U 2 1 0 1 1 1 0 2 0 1 2 1 12 33,33

V 1 2 0 2 0 1 0 0 1 2 1 0 10 27,77

W 2 0 1 0 2 2 1 0 0 2 2 0 12 33,33

X 1 2 1 1 0 2 0 2 0 0 0 0 9 25

Y 2 1 0 1 0 0 1 2 0 1 0 2 10 27,77

Z 2 1 1 0 0 1 2 2 1 0 2 2 14 38,88

AA 2 3 2 1 2 0 1 0 0 0 1 2 14 38,88

BB 3 2 1 2 0 1 1 0 1 0 2 3 16 44,44

CC 1 2 0 2 2 0 0 1 0 1 1 0 10 27,77

DD 3 2 0 1 0 0 2 0 1 1 1 0 11 30,55

Page 229: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

202

EE 2 2 1 1 2 0 0 2 0 0 2 2 14 38,88

FF 2 1 1 0 1 0 2 3 0 2 0 1 13 36,11

GG 2 1 1 1 0 1 0 2 0 0 0 0 8 22,22

HH 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 16,66

II 1 1 1 0 2 1 0 2 0 2 1 0 11 30,55

JJ 2 2 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7 19,44

KK 3 2 2 1 1 2 0 2 1 0 1 3 18 50

LL 2 1 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 7 19,44

MM 2 0 1 2 1 0 0 0 1 0 3 0 10 27,77

NN 2 3 2 1 1 2 2 0 0 1 0 2 16 44,44

OO 3 1 2 2 2 1 2 0 2 1 1 2 19 52,77

PP 2 1 1 0 2 0 0 2 0 1 1 1 11 30,55

Jumlah 78 55 54 43 41 39 27 44 26 43 45 50 545 1513,88

Indikator

% 46,74 28,99 30,62 36,6 40,7

Nilai

Tertinggi 52,77

Nilai

Terendah 16,66

Rata-rata

36,04

Page 230: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

203

Hasil Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Pada Kelompok Eksperimen

Responden

Nomer Butir Soal

Total Pembulatan 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A 2 1 1 0 2 0 2 1 0 1 2 0 12 33,33

B 3 2 3 1 1 2 2 1 1 0 2 2 20 55,55

C 2 1 1 2 0 0 1 0 2 0 2 1 12 33,33

D 3 2 1 2 1 0 1 1 0 0 1 1 13 36,11

E 2 1 1 2 0 1 0 0 2 0 0 0 9 25

F 2 1 2 3 2 0 0 1 0 1 1 2 15 41,66

G 3 2 2 1 0 1 2 0 1 2 2 2 18 50

H 2 2 1 2 0 1 2 1 1 2 1 1 16 44,44

I 3 2 1 1 0 2 1 0 1 0 2 2 15 41,66

J 2 2 2 1 2 3 2 0 0 1 2 3 20 55,55

K 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 19 52,77

L 3 2 1 2 0 2 2 2 0 2 3 2 21 58,33

M 2 1 1 0 1 0 0 2 0 3 2 2 14 38,88

N 1 2 1 1 1 2 1 2 0 0 0 0 11 30,55

O 2 1 2 1 0 1 0 1 0 1 1 2 12 33,33

P 1 0 1 2 0 1 2 0 1 1 2 0 11 30,55

Q 2 2 1 3 0 0 1 2 1 0 1 2 15 41,66

R 3 2 2 1 2 0 3 0 0 0 1 2 16 44,44

S 2 2 2 1 0 1 2 2 0 3 2 1 18 50

T 1 1 2 0 0 2 1 0 1 0 0 0 8 22,22

U 0 0 2 1 2 1 0 2 0 1 0 0 9 25

V 0 1 2 1 0 2 0 1 1 0 0 0 8 22,22

W 3 2 1 0 2 1 0 3 0 2 1 1 16 44,44

X 2 1 2 1 0 1 0 1 0 0 0 0 8 22,22

Y 1 1 2 1 1 2 2 0 0 0 0 0 10 27,77

Z 3 2 2 1 1 1 2 3 1 1 2 1 20 55,55

AA 2 1 2 0 0 0 2 1 0 0 0 0 8 22,22

BB 1 1 2 0 1 0 1 2 0 0 2 0 10 27,77

CC 3 2 1 2 0 1 0 1 2 0 0 0 12 33,33

DD 1 2 2 0 0 0 0 0 0 1 1 1 8 22,22

EE 2 2 2 1 0 1 0 2 1 1 0 0 12 33,33

Page 231: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

204

FF 1 1 1 2 0 2 1 0 0 0 0 0 8 22,22

GG 2 1 1 2 1 2 0 1 1 2 2 2 17 47,22

HH 1 2 0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 8 22,22

II 2 3 1 2 0 1 1 0 2 0 1 2 15 41,66

JJ 1 1 1 2 1 2 1 1 0 0 0 0 10 27,77

KK 2 3 2 0 1 0 1 1 1 1 2 2 16 44,44

LL 2 1 2 0 1 2 2 2 1 2 0 0 15 41,66

MM 2 1 1 1 0 1 0 1 1 0 2 1 11 30,55

NN 3 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 22 61,11

OO 2 1 1 1 0 1 2 2 1 0 1 0 12 33,33

PP 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 20 55,55

Ʃ 81 64 63 50 30 44 46 45 28 32 46 41 570 1583,33

Indikator % 52,44 32,52 28,45 37,4 33,3

Nilai

tertinggi 61,11

Nilai

terendah 22,22

Rata-rata

37,69

Page 232: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

205

Lampiran 10

Hasil Postest Keterampilan Berpikir Kritis Pada Kelompok Kontrol

Responden

Nomer butir soal

Total Pembulatan 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A 2 2 0 3 1 2 1 0 3 0 1 2 17 47,22

B 3 0 2 3 1 2 2 0 3 1 0 0 17 47,22

C 3 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 2 27 75

D 1 2 1 3 0 0 0 1 0 1 2 2 13 36,11

E 2 2 2 3 3 1 1 2 1 2 0 0 19 52,77

F 2 2 1 2 1 3 3 1 2 1 2 2 22 61,11

G 1 3 3 3 3 2 0 0 0 0 1 3 19 52

H 2 2 2 3 3 2 2 2 3 0 1 3 25 69,44

I 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 28 77,77

J 1 2 2 3 1 2 2 2 0 0 1 0 16 44,44

K 2 2 2 3 3 0 2 0 2 0 1 2 19 52,77

L 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 0 0 26 72,22

M 3 3 3 3 2 3 3 0 1 1 1 3 26 72,22

N 2 2 2 3 3 2 2 1 3 0 2 2 24 66,66

O 2 3 2 2 2 0 0 1 1 0 0 2 15 41,66

P 2 3 2 3 2 3 2 2 1 0 1 2 23 63,88

Q 2 1 3 3 1 2 1 2 2 1 1 1 20 55,55

R 1 2 2 3 0 2 0 2 2 0 1 2 17 47,22

S 1 2 1 3 3 2 2 1 2 1 0 2 20 55,55

T 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 1 0 20 55,55

U 2 2 1 2 0 2 2 1 1 1 2 2 18 50

V 3 2 2 3 3 1 0 0 3 2 2 2 23 63,88

W 0 0 0 0 0 2 0 0 2 1 1 2 8 22,22

X 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 0 2 23 63,88

Y 3 2 1 3 3 3 3 2 2 0 1 2 25 69,44

Z 3 2 2 3 3 2 0 3 2 0 2 1 23 63,88

AA 1 2 2 3 2 2 1 0 2 0 1 0 16 44,44

BB 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 1 25 69,44

CC 3 0 2 3 1 2 3 0 3 0 0 3 20 55,55

DD 3 2 2 3 1 0 0 1 2 0 1 2 17 47,22

EE 3 3 1 3 3 2 0 0 2 0 1 2 20 55,55

Page 233: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

206

FF 1 2 2 3 1 1 1 2 3 0 2 0 18 50

GG 2 2 2 3 3 2 2 1 2 0 0 2 21 58,33

HH 2 2 3 2 3 0 0 0 2 0 2 2 18 50

II 2 2 2 3 1 2 2 3 1 1 1 2 22 61,11

JJ 2 2 2 3 2 0 0 1 2 0 2 0 16 38,88

KK 2 3 2 3 3 3 2 2 3 0 1 2 26 72,22

LL 2 3 2 3 0 0 3 1 2 0 1 2 19 50

MM 2 2 2 3 3 0 0 0 2 0 2 2 18 44,44

NN 1 2 2 3 3 3 2 2 2 0 1 3 24 66,66

OO 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 24 66,66

PP 1 2 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 23 63,88

Ʃ 82 84 79 118 87 76 63 54 78 23 47 69 860 2388,88

Indikator

% 73,78 61,25 42 38,2 56,1

Nilai

tertinggi 77,77

Nilai

terendah 22,22

Rata-rata

56,87

Page 234: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

207

Hasil Postest Keterampilan Berpikir Kritis Pada Kelompok Eksperimen

Responden

Nomer Butir Soal

Total Pembulatan 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A 2 2 1 1 1 2 3 3 2 0 0 2 19 52,77

B 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 30 83,33

C 2 3 2 3 3 2 2 3 2 0 0 2 24 66,66

D 2 2 3 3 2 3 2 0 0 1 2 1 21 58,33

E 3 3 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 18 50

F 2 2 2 3 3 3 3 2 2 0 1 1 24 66,66

G 2 2 1 3 3 2 2 3 2 1 2 2 25 69,44

H 1 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 28 77,77

I 1 2 1 3 1 3 3 2 2 1 1 2 22 61,11

J 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 28 77,77

K 1 2 2 3 3 3 3 1 2 0 2 3 25 69,44

L 1 1 0 0 0 3 3 3 3 0 0 3 17 47,22

M 2 1 1 2 2 1 2 1 0 0 2 2 16 44,44

N 2 3 2 1 1 3 3 1 2 0 2 2 22 61,11

O 2 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 3 28 77,77

P 2 2 2 2 3 3 2 1 2 1 1 2 23 63,88

Q 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 32 88,88

R 2 1 1 3 3 3 3 1 2 0 2 2 23 63,88

S 3 2 2 3 3 3 2 2 3 0 0 3 26 72,22

T 1 1 2 3 1 0 1 1 2 0 0 3 15 41,66

U 2 2 3 3 2 3 3 2 2 0 1 3 26 72,22

V 2 2 2 3 3 3 2 0 3 0 2 2 24 66,66

W 2 2 2 3 3 3 3 2 3 0 0 3 26 72,22

X 2 2 2 3 3 3 2 0 2 0 2 2 23 63,88

Y 1 2 2 3 2 3 3 0 2 0 1 2 21 58,33

Z 2 2 2 3 3 3 3 3 1 0 1 2 25 69,44

AA 3 2 3 3 0 0 2 0 2 0 0 0 15 41,66

BB 2 2 2 3 2 3 2 0 2 1 1 2 22 61,11

CC 2 3 3 3 1 3 3 2 2 0 0 2 24 66,66

DD 1 1 2 2 2 0 2 2 0 0 0 0 12 33,33

EE 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 29 80,55

FF 2 2 1 3 3 3 3 1 2 0 1 2 23 63,88

GG 2 2 0 0 1 0 0 0 2 2 3 3 15 41,66

Page 235: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

208

HH 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 2 22 61,11

II 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 28 77,77

JJ 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 0 2 18 50

KK 2 2 2 3 3 3 3 2 2 0 2 3 27 75

LL 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 30 83,33

MM 2 2 2 3 2 3 2 0 0 0 2 1 19 52,77

NN 2 2 2 3 3 3 3 3 2 0 1 3 27 75

OO 2 2 2 3 3 3 3 2 1 0 0 2 23 63,88

PP 3 2 2 3 3 3 2 3 3 1 2 2 29 80,55

Ʃ 84 82 79 112 95 106 102 69 82 21 51 91 974 2705,55

Indikator

% 72,56 82,11 46,61 41,5 74

Nilai

tertinggi 88,88

Nilai

terendah 33,33

Rata-rata

64,41

Page 236: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

209

Lampiran 11

LEMBAR OBSERVASI

KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E

OLEH GURU

Materi : Sistem Endokrin

Sub Materi : Karakteristik Sistem Endokrin dan Perbedaan dengan Sistem

Saraf

Pertemuanke- : 1 (Pertama)

Alokasiwaktu : 90 Menit

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap

keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle 7E.

Dengan Kriteria :

1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

N

o

Tahap

Learning

Cycle 7E

Indikator

Pencapaian

Tahap Learning

Cycle 7E

Kegiatan Guru

Penilaian

Keterlaksanaan

1 2 3 4

1. Tahap Elicit Mengetahui

pengetahuan

siswa terhadap

materi yang akan

dipelajari

Mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

untuk menggali

pengetahuan siswa

terhadap materi yang

akan dipelajari

h √

2. Tahap

Engegement

- Siswa dan guru

saling

memberikan

informasi dan

pengalaman

tentang

pertanyaan-

pertanyaan pada

tahap elicit

- Memberikan

motivasi agar

memunculkan

minat dan

perhatian siswa

Memberikan informasi

awal untuk menarik

minat dan motivasi

siswa tentang materi

yang akan dibahas

Mengaitkan topik yang

dibahas dengan

pengetahuan yang

sudah diketahui siswa

atau berdasarkan

pengalamannya

Melaskukan Tanya

jawab seputar

pengetahuan yang

Page 237: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

210

untuk belajar sudah diketahui siswa

atau pengalamannya

tersebut

3. Tahap

Exploration

Siswa

memperoleh

pengetahuan

secara langsung

yang

berhubungan

dengan konsep

yang akan

dipelajari

Membentuk kelompok

serta member

kesempatan untuk

berdiskusi dan

bekerjasama dalam

kelompok kecil secara

mandiri

Guru berperan sebagai

fasilitator

4. Tahap

Explanation

Siswa mampu

menjelaskan

konsep-konsep

dan definisi-

definisi yang

diperoleh pada

fase-fase

exploration,

engegment dan

elicit

Mendorong siswa

untuk menjelaskan

konsep dengan

pemahaman dan

bahasa mereka sendiri

Meminta bukti dan

klarifikasi dari

penjelasan siswa

Mendengarkan dan

memancing sikap

kritis terhadap

penjelasan antar siswa

dan guru

5. TahapElabora

tion

Membawa siswa

menerapkan

definisi-definisi,

konsep-konsep,

dan keterampilan-

keterampilan

pada

permasalahan-

permasalahan

yang berkaitan

dengan contoh

dari pelajaran

yang dipelajari

Mengingatkan siswa

pada penjelasan

alternatif dan

mempertimbangkan

data/bukti saat siswa

mengeksplorasi situasi

baru

Mendorong dan

memfasilitasi siswa

mengaplikasi

konsep/keterampilan

yang baru

6. Tahap

Evaluation

Mengobservasi,

memperhatikan

dan menilai siswa

terhadap

perubahan

pengetahuan dan

kemampuannya

Mengobservasi

pengetahuan dan

keterampilan berpikir

siswa dalam hal

penerapan konsep baru

Mendorong siswa

melakukan evaluasi

kekurangan dan

Page 238: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

211

kelebihan diri dalam

kegiatan pembelajaran

7. Tahap

Expantion

Siswa dapat

menghubungkan

konsep yang

mereka pelajari

dengan konsep

lain yang sudah

atau belum

mereka pelajari

Meluruskan

pengetahuan siswa

tentang materi yang

sedang dipelajari

Menghubungkan

konsep yang dipelajari

siswa saat itu dengan

konsep lain yang

sudah atau belum

siswa pelajari

Total 36

Rata-rata 2,4

Catatan Observer:

Disiplin waktu tiap tahapan masih tidak sesuai dari yang direncanakan pada RPP.

Mungkin disebabkan pada proses diskusi secara lisan diawal (kontrol siswa), kurang

mendapat respon aktif sehingga diskusi memakan waktu yang lebih lama.

Depok, 11 Mei 2015

Observer

Abdul Fatah, M.Pd

NIK. 196906141997021005

Page 239: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

212

LEMBAR OBSERVASI

KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE7E

OLEH GURU

Materi : Sistem Endokrin

Sub Materi : Letak, sekresi dan abnormalitas sistem endokrin

Pertemuanke- : 2 (Kedua)

Alokasiwaktu : 90 Menit

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap

keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle 7E.

Dengan Kriteria :

1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

N

o

Tahap

Learning

Cycle 7E

Indikator

Pencapaian Tahap

Learning Cycle 7E

Kegiatan Guru

Penilaian

Keterlaksanaan

1 2 3 4

1. Tahap Elicit Mengetahui

pengetahuan siswa

terhadap materi yang

akan dipelajari

Mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

untuk menggali

pengetahuan siswa

terhadap materi yang

akan dipelajari

2. Tahap

Engegement

- Siswa dan guru

saling memberikan

informasi dan

pengalaman tentang

pertanyaan-

pertanyaan pada

tahap elicit

- Memberikan

motivasi agar

memunculkan

minat dan perhatian

siswa untuk belajar

Memberikan informasi

awal untuk menarik

minat dan motivasi

siswa tentang materi

yang akan dibahas

Mengaitkan topik

yang dibahas dengan

pengetahuan yang

sudah diketahui siswa

atau berdasarkan

pengalamannya

Melaskukan tanya

jawab seputar

pengetahuan yang

sudah diketahui siswa

atau pengalamannya

tersebut

3. Tahap

Exploration

Siswa memperoleh

pengetahuan secara

langsung yang

Membentuk kelompok

serta member

kesempatan untuk

Page 240: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

213

berhubungan dengan

konsep yang akan

dipelajari

berdiskusi dan

bekerjasama dalam

kelompok kecil secara

mandiri

Guru berperan sebagai

fasilitator

4. Tahap

Explanation

Siswa mampu

menjelaskan konsep-

konsep dan definisi-

definisi yang

diperoleh pada fase-

fase exploration,

engegment dan elicit

Mendorong siswa

untuk menjelaskan

konsep dengan

pemahaman dan

bahasa mereka sendiri

Meminta bukti dan

klarifikasi dari

penjelasan siswa

Mendengarkan dan

memancing sikap

kritis terhadap

penjelasan antar siswa

dan guru

5. Tahap

Elaboration

Membawa siswa

menerapkan definisi-

definisi, konsep-

konsep, dan

keterampilan-

keterampilan pada

permasalahan-

permasalahan yang

berkaitan dengan

contoh dari pelajaran

yang dipelajari

Mengingatkan siswa

pada penjelasan

alternatif dan

mempertimbangkan

data/bukti saat siswa

mengeksplorasi situasi

baru

Mendorong dan

memfasilitasi siswa

mengaplikasi

konsep/keterampilan

yang baru

6. Tahap

Evaluation

Mengobservasi,

memperhatikan dan

menilai siswa terhadap

perubahan

pengetahuan dan

kemampuannya

Mengobservasi

pengetahuan dan

keterampilan berpikir

siswa dalam hal

penerapan konsep baru

Mendorong siswa

melakukan evaluasi

kekurangan dan

kelebihan diri dalam

kegiatan pembelajaran

7. Tahap

Expantion

Siswa dapat

menghubungkan

konsep yang mereka

pelajari dengan

konsep lain yang

Meluruskan

pengetahuan siswa

tentang materi yang

sedang dipelajari

Menghubungkan √

Page 241: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

214

Catatan Observer:

Masalah kedisiplinan waktu,perlu jadi catatan lebih. Tapi secara keseluruhan sudah

baik. Tetep semangat belajar!

Depok, 14 Mei 2015

Observer

Abdul Fatah, M.Pd

NIK. 196906141997021005

sudah atau belum

mereka pelajari

konsep yang dipelajari

siswa saat itu dengan

konsep lain yang

sudah atau belum

siswa pelajari

Total 47

Rata-rata 3,13

Page 242: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

215

Lampiran 12

UJI NORMALITAS

1. Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

DAFTAR NILAI PRETES KELOMPOK EKSPERIMEN

SMA NEGERI 5 DEPOK

NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]

AA 22,22 -1,312831538 0,09461986 0,023809524 0,070810336

DD 22,22 -1,312831538 0,09461986 0,023809524 0,070810336

FF 22,22 -1,312831538 0,09461986 0,023809524 0,070810336

HH 22,22 -1,312831538 0,09461986 0,023809524 0,070810336

T 22,22 -1,312831538 0,09461986 0,023809524 0,070810336

V 22,22 -1,312831538 0,09461986 0,023809524 0,070810336

X 22,22 -1,312831538 0,09461986 0,023809524 0,070810336

E 25 -1,076977571 0,140745143 0,214285714 0,073540571

U 25 -1,076977571 0,140745143 0,214285714 0,073540571

BB 27,77 -0,841971999 0,199901813 0,285714286 0,085812472

JJ 27,77 -0,841971999 0,199901813 0,285714286 0,085812472

Y 27,77 -0,841971999 0,199901813 0,285714286 0,085812472

MM 30,55 -0,606118032 0,272218189 0,357142857 0,084924668

N 30,55 -0,606118032 0,272218189 0,357142857 0,084924668

P 30,55 -0,606118032 0,272218189 0,357142857 0,084924668

A 33,33 -0,370264065 0,355592873 0,5 0,144407127

C 33,33 -0,370264065 0,355592873 0,5 0,144407127

CC 33,33 -0,370264065 0,355592873 0,5 0,144407127

EE 33,33 -0,370264065 0,355592873 0,5 0,144407127

O 33,33 -0,370264065 0,355592873 0,5 0,144407127

OO 33,33 -0,370264065 0,355592873 0,5 0,144407127

D 36,11 -0,134410098 0,446539149 0,523809524 0,077270375

M 38,88 0,100595474 0,540064205 0,547619048 0,007554842

F 41,66 0,336449442 0,631734014 0,666666667 0,034932652

I 41,66 0,336449442 0,631734014 0,666666667 0,034932652

II 41,66 0,336449442 0,631734014 0,666666667 0,034932652

LL 41,66 0,336449442 0,631734014 0,666666667 0,034932652

Page 243: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

216

Q 41,66 0,336449442 0,631734014 0,666666667 0,034932652

H 44,44 0,572303409 0,71644178 0,761904762 0,045462982

KK 44,44 0,572303409 0,71644178 0,761904762 0,045462982

R 44,44 0,572303409 0,71644178 0,761904762 0,045462982

W 44,44 0,572303409 0,71644178 0,761904762 0,045462982

GG 47,22 0,808157376 0,790500004 0,785714286 0,004785719

G 50 1,044011343 0,851759929 0,833333333 0,018426596

S 50 1,044011343 0,851759929 0,833333333 0,018426596

K 52,77 1,279016915 0,89955445 0,857142857 0,042411593

B 55,55 1,514870882 0,935097447 0,952380952 0,017283505

J 55,55 1,514870882 0,935097447 0,952380952 0,017283505

PP 55,55 1,514870882 0,935097447 0,952380952 0,017283505

Z 55,55 1,514870882 0,935097447 0,952380952 0,017283505

L 58,33 1,75072485 0,960003342 0,976190476 0,016187135

NN 61,11 1,986578817 0,976515455 1 0,023484545

rata-rata 37,6942857

stdev 11.7869546

L hitung = 0,144

L tabel = 0,136

L hitung> L tabel, Data Tidak Normal

Page 244: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

217

2. Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol

DAFTAR NILAI PRETES KELOMPOK KONTROL

SMA NEGERI 5 DEPOK

NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]

HH 16,66 -1,910109317 0,02805957 0,02380952 0,004250046

JJ 19,44 -1,636106781 0,050908621 0,07142857 0,020519951

LL 19,44 -1,636106781 0,050908621 0,07142857 0,020519951

B 22,22 -1,362104246 0,086582494 0,11904762 0,032465125

GG 22,22 -1,362104246 0,086582494 0,11904762 0,032465125

X 25 -1,08810171 0,138275104 0,14285714 0,004582038

D 27,77 -0,815084795 0,207511887 0,28571429 0,078202399

R 27,77 -0,815084795 0,207511887 0,28571429 0,078202399

V 27,77 -0,815084795 0,207511887 0,28571429 0,078202399

Y 27,77 -0,815084795 0,207511887 0,28571429 0,078202399

CC 27,77 -0,815084795 0,207511887 0,28571429 0,078202399

MM 27,77 -0,815084795 0,207511887 0,28571429 0,078202399

A 30,55 -0,54108226 0,294225443 0,42857143 0,134345986

G 30,55 -0,54108226 0,294225443 0,42857143 0,134345986

O 30,55 -0,54108226 0,294225443 0,42857143 0,134345986

DD 30,55 -0.54108226 0,294225443 0,42857143 0,134345986

II 30,55 -0,54108226 0,294225443 0,42857143 0,134345986

PP 30,55 -0,54108226 0,294225443 0,42857143 0,134345986

U 33,33 -0,267079724 0,394703889 0,47619048 0,081486587

W 33,33 -0,267079724 0,394703889 0,47619048 0,081486587

I 36,11 0,006922812 0,50276178 0,54761905 0,044857267

Q 36,11 0,006922812 0,50276178 0,54761905 0,044857267

FF 36,11 0,006922812 0,50276178 0,54761905 0,044857267

F 38,88 0,279939727 0,610238126 0,66666667 0,056428541

M 38,88 0,279939727 0,610238126 0,66666667 0,056428541

Z 38,88 0,279939727 0,610238126 0,66666667 0,056428541

AA 38,88 0,279939727 0,610238126 0,66666667 0,056428541

EE 38,88 0,279939727 0,610238126 0,66666667 0,056428541

J 41,66 0,553942262 0,71019082 0,69047619 0,019714629

E 44,44 0,827944798 0,796149118 0,80952381 0,013374691

H 44,44 0,827944798 0,796149118 0,80952381 0,013374691

S 44,44 0,827944798 0,796149118 0,80952381 0,013374691

BB 44,44 0,827944798 0,796149118 0,80952381 0,013374691

Page 245: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

218

NN 44,44 0,827944798 0,796149118 0,80952381 0,013374691

L 47,22 1,101947333 0,864757716 0,85714286 0,007614858

T 47,22 1,101947333 0,864757716 0,85714286 0,007614858

C 50 1,375949869 0,915581423 0,9047619 0,010819518

KK 50 1,375949869 0,915581423 0,9047619 0,010819518

K 52,77 1,648966784 0,95042278 1 0,04957722

N 52,77 1,648966784 0,95042278 1 0,04957722

P 52,77 1,648966784 0,95042278 1 0,04957722

OO 52,77 1,648966784 0,95042278 1 0,04957722

rata-rata 36,03976

stdev 10.14589

L hitung = 0,134

L tabel = 0,136

L hitung< L tabel, Data Normal

Page 246: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

219

3. Uji Normalitas Postest Kelompok Eksperimen

DAFTAR NILAI POSTEST KELOMPOK EKSPERIMEN

SMA NEGERI 5 DEPOK

NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]

DD 33,33 -2,3668387 0,008970376 0,023809524 0,014839148

T 41,66 -1,7325464 0,04158816 0,095238095 0,053649935

AA 41,66 -1,7325464 0,04158816 0,095238095 0,053649935

GG 41,66 -1,7325464 0,04158816 0,095238095 0,053649935

M 44,44 -1,5208619 0,064147254 0,119047619 0,054900365

L 47,22 -1,3091773 0,095237151 0,142857143 0,047619991

E 50 -1,0974927 0,136213029 0,19047619 0,054263161

JJ 50 -1,0974927 0,136213029 0,19047619 0,054263161

A 52,77 -0,8865696 0,187655329 0,238095238 0,05043991

MM 52,77 -0,8865696 0,187655329 0,238095238 0,05043991

D 58,33 -0,4632005 0,321610332 0,285714286 0,035896047

Y 58,33 -0,4632005 0,321610332 0,285714286 0,035896047

I 61,11 -0,2515159 0,400707625 0,380952381 0,019755244

N 61,11 -0,2515159 0,400707625 0,380952381 0,019755244

BB 61,11 -0,2515159 0,400707625 0,380952381 0,019755244

HH 61,11 -0,2515159 0,400707625 0,380952381 0,019755244

P 63,88 -0,0405928 0,483810255 0,5 0,016189745

R 63,88 -0,0405928 0,483810255 0,5 0,016189745

X 63,88 -0,0405928 0,483810255 0,5 0,016189745

FF 63,88 -0,0405928 0,483810255 0,5 0,016189745

OO 63,88 -0,0405928 0,483810255 0,5 0,016189745

C 66,66 0,17109175 0,567924187 0,595238095 0,027313908

F 66,66 0,17109175 0,567924187 0,595238095 0,027313908

V 66,66 0,17109175 0,567924187 0,595238095 0,027313908

CC 66,66 0,17109175 0,567924187 0,595238095 0,027313908

G 69,44 0,38277631 0,649057186 0,666666667 0,017609481

K 69,44 0,38277631 0,649057186 0,666666667 0,017609481

Z 69,44 0,38277631 0,649057186 0,666666667 0,017609481

S 72,22 0,59446087 0,723898048 0,738095238 0,01419719

U 72,22 0,59446087 0,723898048 0,738095238 0,01419719

W 72,22 0,59446087 0,723898048 0,738095238 0,01419719

KK 75 0,80614544 0,789920503 0,785714286 0,004206217

NN 75 0,80614544 0,789920503 0,785714286 0,004206217

Page 247: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

220

H 77,77 1,01706855 0,845439589 0,880952381 0,035512792

J 77,77 1,01706855 0,845439589 0,880952381 0,035512792

O 77,77 1,01706855 0,845439589 0,880952381 0,035512792

II 77,77 1,01706855 0,845439589 0,880952381 0,035512792

EE 80,55 1,22875311 0,890417807 0,928571429 0,038153622

PP 80,55 1,22875311 0,890417807 0,928571429 0,038153622

B 83,33 1,44043767 0,925128194 1 0,074871806

LL 83,33 1,44043767 0,925128194 1 0,074871806

Q 88,88 1,86304535 0,968772057 1 0,031227943

rata-rata 64,4131

stdev 13.13275

L hitung = 0,074

L tabel = 0,136

L hitung < L tabel, Data Normal

Page 248: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

221

4. Uji Normalitas Postest Kelompok Kontrol

DAFTAR NILAI POSTES KELOMPOK KONTROL

SMA NEGERI 5 DEPOK

NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]

W 22,22 -2,843713824 0,002229554 0,02380952 0,02157997

D 33,33 -1,905520488 0,028356223 0,04761905 0,019262824

JJ 38,88 -1,436846049 0,075380871 0,07142857 0,0039523

O 41,66 -1,202086601 0,114664989 0,11904762 0,00438263

AA 41,66 -1,202086601 0,114664989 0,11904762 0,00438263

DD 44,44 -0,967327152 0,166690257 0,19047619 0,023785933

FF 44,44 -0,967327152 0,166690257 0,19047619 0,023785933

MM 44,44 -0,967327152 0,166690257 0,19047619 0,023785933

A 47,22 -0,732567704 0,231911068 0,28571429 0,053803218

B 47,22 -0,732567704 0,231911068 0,28571429 0,053803218

R 47,22 -0,732567704 0,231911068 0,28571429 0,053803218

HH 47.22 -0,732567704 0,231911068 0,28571429 0,053803218

G 50 -0,497808255 0,309309598 0,38095238 0,071642782

K 50 -0,497808255 0,309309598 0,38095238 0,071642782

U 50 -0,497808255 0,309309598 0,38095238 0,071642782

LL 50 -0,497808255 0,309309598 0,38095238 0,071642782

E 52,77 -0,263893265 0,395931083 0,42857143 0,032640346

EE 52,77 -0,263893265 0,395931083 0,42857143 0,032640346

Q 55,55 -0,029133816 0,488378933 0,52380952 0,035430591

S 55,55 -0,029133816 0,488378933 0,52380952 0,035430591

T 55,55 -0,029133816 0,488378933 0,52380952 0,035430591

CC 55,55 -0,029133816 0,488378933 0,52380952 0,035430591

Z 58,33 0,205625632 0,581458323 0,57142857 0,010029752

GG 58,33 0,205625632 0,581458323 0,57142857 0,010029752

F 61,11 0,440385081 0,670170886 0,64285714 0,027313743

P 61,11 0,440385081 0,670170886 0,64285714 0,027313743

II 61,11 0,440385081 0,670170886 0,64285714 0,027313743

J 61,66 0,486830295 0,6868107 0,66666667 0,020144034

V 63,88 0,674300071 0,74993972 0,76190476 0,011965041

X 63,88 0,674300071 0,74993972 0,76190476 0,011965041

NN 63,88 0,674300071 0,74993972 0,76190476 0,011965041

Page 249: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

222

PP 63,88 0,674300071 0,74993972 0,76190476 0,011965041

H 66,66 0,909059519 0,818340645 0,83333333 0,014992688

N 66,66 0,909059519 0,818340645 0,83333333 0,014992688

OO 66,66 0,909059519 0,818340645 0,83333333 0,014992688

C 69,44 1,143818968 0,873650639 0,9047619 0,031111266

Y 69,44 1,143818968 0,873650639 0,9047619 0,031111266

BB 69,44 1,143818968 0,873650639 0,9047619 0,031111266

L 72,22 1,378578416 0,915987612 0,97619048 0,060202864

M 72,22 1,378578416 0,915987612 0,97619048 0,060202864

KK 72,22 1,378578416 0,915987612 0,97619048 0,060202864

I 77,77 1,847252855 0,967644749 1 0,032355251

rata-rata 55,895

stdev 11.84191

L hitung = 0,071

L tabel = 0,136

L hitung< L tabel, Data Normal

Page 250: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

223

Lampiran 13

UJI HOMOGENITAS

1. Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

EKSPERIMEN KONTROL

22,22 16,66

22,22 19,44

22,22 19,44

22,22 22,22

22,22 22,22

22,22 25

22,22 27,77

25 27,77

25 27,77

27,77 27,77

27,77 27,77

27,77 27,77

30,55 30,55

30,55 30,55

30,55 30,55

33,33 30,55

33,33 30,55

33,33 30,55

33,33 33,33

33,33 33,33

33,33 36,11

36,11 36,11

38,88 36,11

41,66 38,88

41,66 38,88

41,66 38,88

41,66 38,88

41,66 38,88

44,44 41,66

44,44 44,44

44,44 44,44

44,44 44,44

47,22 44,44

50 44,44

50 47,22

52,77 47,22

55,55 50

55,55 50

55,55 52,77

55,55 52,77

Page 251: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

224

Rata-Rata kelompok eksperimen (X) = 37,69

Rata-rata kelompok kontrol (Y) = 36,03

Selisih rata-rata (X-Y) = 1,65

Varian kelompok eksperimen = (=(VAR(A4:A45) = 138,932

Varian kelompok kontrol=(=VAR(B4:B45) = 102,939

F hitung =

=

= 1,34

F tabel =(=0.05, (41,41)) = 1,68

F hitung < F tabel, Homogen

2. Uji Homogenitas Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

58,33 52,77

61,11 52,77

EKSPERIMEN KONTROL

33,33 22,22

41,66 33,33

41,66 38,88

41,66 41,66

44,44 41,66

47,22 44,44

50 44,44

50 44,44

52,77 47,22

52,77 47,22

58,33 47,22

58,33 47,22

61,11 50

61,11 50

61,11 50

61,11 50

63,88 52,77

63,88 52,77

63,88 55,55

63,88 55,55

63,88 55,55

66,66 55,55

66,66 58,33

66,66 58,33

66,66 61,11

69,44 61,11

69,44 61,11

Page 252: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

225

Rata-Rata kelompok eksperimen (X) = 64,413

Rata-rata kelompok kontrol (Y) = 55,895

Selisih rata-rata (X-Y) = 8,518

Varian kelompok eksperimen = (=(VAR(A4:A45) = 172,469

Varian kelompok kontrol=(=VAR(B4:B45) = 140,23

F hitung =

=

= 1,22

F tabel =(=0.05, (41,41)) = 1,68

F hitung < F tabel, Homogen

69,44 61,66

72,22 63,88

72,22 63,88

72,22 63,88

75 63,88

75 66,66

77,77 66,66

77,77 66,66

77,77 69,44

77,77 69,44

80,55 69,44

80,55 72,22

83,33 72,22

83,33 72,22

88,88 77,77

Page 253: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

226

Lampiran 14. Hasil Hipotesis Pretest Menggunakan Uji Mann-Whitney

NPar Tests

Notes

Output Created 01-MAR-2016 14:33:26

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File

84

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax

NPAR TESTS /M-W= pretest BY kelas(1 2) /STATISTICS=DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,02

Number of Cases Allowed

a

112347

a. Based on availability of workspace memory. Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

pretest 84 36,8670 10,96227 16,66 61,11 kelas 84 1,5000 ,50300 1,00 2,00

Mann-Whitney Test

Ranks

kelas N Mean Rank Sum of Ranks

pretest 1,00 42 43,92 1844,50

2,00 42 41,08 1725,50

Total 84

Page 254: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

227

Test Statisticsa

pretest

Mann-Whitney U 822,500

Wilcoxon W 1725,500

Z -,534

Asymp. Sig. (2-tailed) ,593

a. Grouping Variable: kelas

Page 255: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

228

Lampiran 15. Hasil Pretest Tiap Aspek Berpikir Kritis

NPar Tests Notes

Output Created 20-APR-2016 02:46:36 Comments Input Data D:\skripsi\perhitungan

SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 1 pretest.sav

Active Dataset DataSet4 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File

86

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax NPAR TESTS /M-W= nilai BY kelas(1 2) /MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.01

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet4] D:\skripsi\perhitungan SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 1

pretest.sav

Mann-Whitney Test

Ranks

jeniskelas N Mean Rank Sum of Ranks

nilai kontrol 42 37.64 1581.00

eksperimen 42 47.36 1989.00

Total 84

NPar Tests

Notes

Output Created 20-APR-2016 02:47:57 Comments Input Data D:\skripsi\perhitungan

SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 2 pretest.sav

Test Statisticsa

nilai

Mann-Whitney U 678.000 Wilcoxon W 1581.000 Z -1.859

Asymp. Sig. (2-tailed) .063

a. Grouping Variable: jeniskelas

Page 256: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

229

Active Dataset DataSet5

Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File

86

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax NPAR TESTS /M-W= nilai BY kelas(1 2) /MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.01

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet5] D:\skripsi\perhitungan SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 2

pretest.sav

Mann-Whitney Test

Ranks

jeniskelas N Mean Rank Sum of Ranks

nilai kontrol 42 42.54 1786.50

eksperimen 42 42.46 1783.50

Total 84

Test Statistics

a

nilai

Mann-Whitney U 880.500 Wilcoxon W 1783.500 Z -.014

Asymp. Sig. (2-tailed) .989

a. Grouping Variable: jeniskelas

NPar Tests

Notes

Output Created 20-APR-2016 02:49:55 Comments Input Data D:\skripsi\perhitungan

SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 3 pretest.sav

Active Dataset DataSet6

Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File

86

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Page 257: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

230

Syntax NPAR TESTS /M-W= nilai BY kelas(1 2) /MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.04

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet6] D:\skripsi\perhitungan SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 3

pretest.sav

Mann-Whitney Test

Ranks

jeniskelas N Mean Rank Sum of Ranks

nilai kontrol 42 44.07 1851.00

eksperimen 42 40.93 1719.00

Total 84

Test Statistics

a

nilai

Mann-Whitney U 816.000 Wilcoxon W 1719.000 Z -.602

Asymp. Sig. (2-tailed) .547

a. Grouping Variable: jeniskelas

NPar Tests

Notes

Output Created 20-APR-2016 02:52:22 Comments Input Data D:\skripsi\perhitungan

SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 4 pretest.sav

Active Dataset DataSet7

Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File

85

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax NPAR TESTS /M-W= nilai BY kelas(1 2) /MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.04

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

Page 258: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

231

[DataSet7] D:\skripsi\perhitungan SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 4

pretest.sav

Mann-Whitney Test

Ranks

jeniskelas N Mean Rank Sum of Ranks

Nilai kontrol 42 41.94 1761.50

eksperimen 42 43.06 1808.50

Total 84

Test Statistics

a

nilai

Mann-Whitney U 858.500 Wilcoxon W 1761.500 Z -.221

Asymp. Sig. (2-tailed) .825

a. Grouping Variable: jeniskelas

NPar Tests

Notes

Output Created 20-APR-2016 02:54:58 Comments Input Active Dataset DataSet8

Filter <none>

Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File

87

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax NPAR TESTS /M-W= nilai BY kelas(1 2) /MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.00

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

Mann-Whitney Test

Ranks

jeniskelas N Mean Rank Sum of Ranks

Nilai kontrol 42 44.58 1872.50

eksperimen 42 40.42 1697.50

Total 84

Page 259: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

232

Test Statisticsa

nilai

Mann-Whitney U 794.500 Wilcoxon W 1697.500 Z -.829

Asymp. Sig. (2-tailed) .407

a. Grouping Variable: jeniskelas

SAVE OUTFILE='D:\skripsi\perhitungan

SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 5 pretest.sav'

/COMPRESSED.

NEW FILE.

DATASET NAME DataSet9 WINDOW=FRONT

Page 260: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

233

Lampiran 16. Hasil Hipotesis Postest Menggunakan Uji T

UJI HIPOTESIS (UJI T) POSTEST

No Y1 Y2 Y12 Y2

2

1. 33,33 22,22 1110,8889 493,7284

2. 41,66 33,33 1735,5556 1110,8889

3. 41,66 38,88 1735,5556 1511,6544

4. 41,66 41,66 1735,5556 1735,5556

5. 44,44 41,66 1974,9136 1735,5556

6. 47,22 44,44 2229,7284 1974,9136

7. 50 44,44 2500 1974,9136

8. 50 44,44 2500 1974,9136

9. 52,77 47,22 2784,6729 2229,7284

10. 52,77 47,22 2784,6729 2229,7284

11. 58,33 47,22 3402,3889 2229,7284

12. 58,33 47,22 3402,3889 2229,7284

13. 61,11 50 3734,4321 2500

14. 61,11 50 3734,4321 2500

15. 61,11 50 3734,4321 2500

16. 61,11 50 3734,4321 2500

17. 63,88 52,77 4080,6544 2784,6729

18. 63,88 52,77 4080,6544 2784,6729

19. 63,88 55,55 4080,6544 3085,8025

20. 63,88 55,55 4080,6544 3085,8025

21. 63,88 55,55 4080,6544 3085,8025

22. 66,66 55,55 4443,5556 3085,8025

23. 66,66 58,33 4443,5556 3402,3889

24. 66,66 58,33 4443,5556 3402,3889

25. 66,66 61,11 4443,5556 3734,4321

26. 69,44 61,11 4821,9136 3734,4321

27. 69,44 61,11 4821,9136 3734,4321

28. 69,44 61,66 4821,9136 3801,9556

29. 72,22 63,88 5215,7284 4080,6544

30. 72,22 63,88 5215,7284 4080,6544

31. 72,22 63,88 5215,7284 4080,6544

32. 75 63,88 5625 4080,6544

33. 75 66,66 5625 4443,5556

34. 77,77 66,66 6048,1729 4443,5556

35. 77,77 66,66 6048,1729 4443,5556

36. 77,77 69,44 6048,1729 4821,9136

37. 77,77 69,44 6048,1729 4821,9136

Page 261: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

234

38. 80,55 69,44 6488,3025 4821,9136

39. 80,55 72,22 6488,3025 5215,7284

40. 83,33 72,22 6943,8889 5215,7284

41. 83,33 72,22 6943,8889 5215,7284

42. 88,88 77,77 7899,6544 6048,1729

jumlah 2705,35 2347,59 181331,1989 136968,0061

rata-rata 64,41309524 55,895 4317,409498 3261,143002

n1 = 42, n2 = 42

Ʃ Y1 = 2705,35 Ʃ Y2 = 2347,59

Ʃ Y12 = 181331,199 Ʃ Y2

2 = 136968,006

ȳ1 =

= 64,413 ȳ2 =

= 55,895

Ʃ ȳ12 = 181331,199-

= 7071,231

Ʃ ȳ22 = 136968,006 -

= 5749,463

Sgab = √

= √

= 12,5

Thit =

=

=

= 3,047

Thit > Ttab, H0 diterima

3,047 > 1.991, maka H0 diterima

Page 262: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

207

Page 263: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

235

Lampiran 17.Hasil Postest Tiap Aspek Berpikir Kritis

T-Test

Notes

Output Created 20-APR-2016 03:00:31

Comments

Input Active Dataset DataSet9

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 87

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on

the cases with no missing or out-of-range

data for any variable in the analysis.

Syntax T-TEST GROUPS=kelas(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=nilai

/CRITERIA=CI(.95).

Resources Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.17

[DataSet9]

Page 264: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

236

Group Statistics

jeniskelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

nilai kontrol 42 7.2017 1.46990 .22681

eksperimen 42 7.0833 1.53154 .23632

SAVE OUTFILE='D:\skripsi\perhitungan SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 1 postest.sav'

/COMPRESSED.

NEW FILE.

DATASET NAME DataSet10 WINDOW=FRONT.

T-TEST GROUPS=kelas(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=nilai

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

nilai Equal variances

assumed .681 .412 .361 82 .719 .11833 .32755 -.53327 .76994

Equal variances not

assumed .361 81.862 .719 .11833 .32755 -.53329 .76996

Page 265: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

237

/CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Notes

Output Created 20-APR-2016 03:07:57

Comments

Input Active Dataset DataSet10

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 85

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on the

cases with no missing or out-of-range data

for any variable in the analysis.

Syntax T-TEST GROUPS=kelas(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=nilai

/CRITERIA=CI(.95).

Resources Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.03

[DataSet10]

Page 266: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

238

Group Statistics

jeniskelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

nilai kontrol 42 5.9795 2.63243 .40619

eksperimen 42 8.0167 2.46090 .37973

DATASET ACTIVATE DataSet11.

T-TEST GROUPS=kelas(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=nilai

/CRITERIA=CI(.95).

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

nilai Equal variances

assumed 1.255 .266 -3.664 82 .000 -2.03714 .55604 -3.14329 -.93100

Equal variances not

assumed -3.664 81.630 .000 -2.03714 .55604 -3.14336 -.93092

Page 267: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

239

T-Test

Notes

Output Created 20-APR-2016 03:23:39

Comments

Input Data D:\skripsi\perhitungan

SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 3

postest.sav

Active Dataset DataSet11

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 85

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on the

cases with no missing or out-of-range data

for any variable in the analysis.

Syntax T-TEST GROUPS=kelas(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=nilai

/CRITERIA=CI(.95).

Resources Processor Time 00:00:00.05

Elapsed Time 00:00:00.07

Page 268: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

240

[DataSet11] D:\skripsi\perhitungan SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 3 postest.sav

Group Statistics

jeniskelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

nilai kontrol 42 4.0998 1.62045 .25004

eksperimen 42 4.5498 1.97766 .30516

DATASET ACTIVATE DataSet12.

T-TEST GROUPS=kelas(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=nilai

/CRITERIA=CI(.95).

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

nilai Equal variances

assumed .968 .328 -1.141 82 .257 -.45000 .39452 -1.23482 .33482

Equal variances not

assumed -1.141 78.948 .257 -.45000 .39452 -1.23527 .33527

Page 269: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

241

T-Test

Notes

Output Created 20-APR-2016 03:27:37

Comments

Input Active Dataset DataSet12

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 84

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on the

cases with no missing or out-of-range data

for any variable in the analysis.

Syntax T-TEST GROUPS=kelas(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=nilai

/CRITERIA=CI(.95).

Resources Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.07

Page 270: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

242

[DataSet12]

Group Statistics

jeniskelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

nilai kontrol 42 3.7295 2.35315 .36310

eksperimen 42 4.0481 3.08431 .47592

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Page 271: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

243

SAVE OUTFILE='D:\skripsi\perhitungan SPSS\perhitunganSPSS_zha\aspek 4 postest.sav'/COMPRESSED.

NEW FILE.

DATASET NAME DataSet13 WINDOW=FRONT.

T-TEST GROUPS=kelas(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=nilai

/CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Notes

Output Created 20-APR-2016 03:38:12

Comments

Input Active Dataset DataSet13

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 85

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as

missing.

Lower Upper

nilai Equal variances

assumed 7.469 .008 -.532 82 .596 -.31857 .59862 -1.50941 .87227

Equal variances not

assumed -.532 76.651 .596 -.31857 .59862 -1.51065 .87351

Page 272: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

244

Cases Used Statistics for each analysis are based on the

cases with no missing or out-of-range data

for any variable in the analysis.

Syntax T-TEST GROUPS=kelas(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=nilai

/CRITERIA=CI(.95).

Resources Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.04

[DataSet13]

Group Statistics

jeniskelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

nilai kontrol 42 5.4779 3.10895 .47972

eksperimen 42 7.2238 2.54140 .39215

Page 273: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

245

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

nilai Equal variances

assumed 2.804 .098 -2.818 82 .006 -1.74595 .61961 -2.97855 -.51336

Equal variances not

assumed -2.818 78.880 .006 -1.74595 .61961 -2.97928 -.51263

Page 274: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

243

Lampiran 18

Lembar Uji Referensi

Nama : Zahidah Farhati

NIM : 1110016100062

Jurusan/Prodi : P.IPA/P.Biologi

Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada konsep Sistem

Endokrin

Pembimbing I : Ir. Mahmud Siregar, M.Si.

Pembimbing II : Nengsih Juanengsih, M.Pd.

No Referensi

Dosen

Pembimbing

I II

BAB I

1. Peraturan Pemerintah Nomer 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses Pendidikan Sekolah Dasar

dan Menengah, h. 4.

2. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi

Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.

159.

3. A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan

Model Siklus Belajar 7e Terhadap Pemahaman

Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika, 2011, h. 3.

4. A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan

Model Siklus Belajar 7e Terhadap Pemahaman

Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika, 2011, h. 3-4.

5. Permen 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) Bab IV No (1), 2005, h.167.

6. Robert H Ennis, Critical Thinking, Prentice Hall,

(USA: University of Illinois, 1995), p. xvii

7. Nizarwati dkk, “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme Untuk

Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri

Siswa Kelas X SMA”, Jurnal pendidikan

Matematika volume 3 no.2, 2009, hal. 58.

8. Nuryani Y Rustaman, Konstruktivisme dan

Pembelajaran Biologi, Makalah, Jurusan

Pendidikan Biologi FMIPA UPI. 2000, h. 8.

Page 275: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

244

9. Wawan Sutrisno dkk, Pengaruh Model Learning

Cycle 7e Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Biologi. Seminar Nasional IX,

Pendidikan Biologi FKIP UNS, h. 186.

BAB II

1. John M. Echols and Hasan Shadily. Kamus Inggris

Indonesia an English-Indonesian Dictionary,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2003). p.

352.

2. John M. Echols and Hasan Shadily. Kamus Inggris

Indonesia an English-Indonesian Dictionary,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2003). p.162.

3. Aditya Rahman, Implementasi Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E Sebagai Upaya Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMK 2

Pengasih, Skripsi pada Fakultas Teknik Universitas

Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2012, h. 4, tidak

dipublikasikan.

4. Ngatiatul Mabsuthoh, “Pengaruh Model

Pembelajaran Learning Cycle Terhadap Hasil

Belajar Fisika Pada Konsep Massa Jenis”, Skripsi

pada FITK UIN Jakarta, Jakarta, 2001, h. 19, tidak

dipublikasikan.

5. Anton E.Lawson, “Using The Learning Cycle To

Teach Biology Concepts And Reasoning Patterns”,

Journal of Biology Education, 2001, p.168.

6. Susan Everett and Richard Moyer. Literacy in the

Learning Cycle, Incorporating trade books helps

plan inquiry-learning experiences. Methods and

Strategies: Ideas and techniques to enhance your

science teaching, 2014, p. 48,

(www.teachersource.com).

7. Arthur Eisenkraft, Expanding the 5E Model: A

proposed 7E model emphasizes “transfer of

learning”and the importance of eliciting prior

understanding, National Science Teachers

Association (NSTA). The Science Teacher, Vol. 70,

No. 6, 2003, p. 56-57

8. Wawan Sutrisno, dkk, “Pengaruh Model Learning

Cycle 7E Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Biologi”, Jurnal Edukasi, Pendidikan

Biologi FKP UNS, 2012, h.186.

9. A.A. Sri Dwi Indriyanthi, “Pengaruh Model Siklus

Belajar 7E Terhadap Pemahaman Konsep Fisika

dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”, h. 5-6.

Page 276: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

245

10. Hartono, “Learning Cycle 7E Model To Increase

Student’s Critical Thinking on Science”, Jurnal

Pendidikan Fisika Indonesia, 2013, p.60.

11. Irma Rosa Indriyani, “Pengembangan LKS Fisika

Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E untuk

Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan

Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas

X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada

Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta, Yogyakarta, 2013, h. 24, tidak

dipublikasikan.

12. Irma Rosa Indriyani, “Pengembangan LKS Fisika

Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E untuk

Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan

Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas

X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada

Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta, Yogyakarta, 2013, h. 25, tidak

dipublikasikan.

13. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan

Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 117.

14. Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h.3.

15. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya, 2002), h. 44.

16. Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir,

(Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2011), h. 3.

17. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan

Kerja Pemimpin Pendidikan), (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2006), h. 31.

18. Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir,

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011), h. 20

19. Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model

Pembelajaran (Mengajarkan Konten dan

Keterampilan Berpikir), (Jakarta: PT. Indeks,

2012), h.111.

20. Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model

Pembelajaran (Mengajarkan Konten dan

Keterampilan Berpikir), (Jakarta: PT. Indeks,

2012), h.119.

21. Robert H Ennis, Critical Thinking, Prentice Hall,

(USA: University of Illinois, 1995), p. xvii

22. Lisa Gueldenzoph Snyder and Mark J.Synder,

Teaching Critical Thinking and Problem Solving

Skills, North Caroline: The Delta Pi Epsilon

Page 277: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

246

Journal, 2008, p. 90.

23. M. Adi Gunawan, Genius Learning Strategy

(Petunjuk Pratiks Untuk Menerapkan Accelerated

Learning), (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2006), h. 177.

24. MM Chabeli, ”High Order Thinking Skills

Competencies Reaquired By Outcomes-Base

Education From Learners”, Research Article

University of Johannesburg, 2006, p. 80.

25. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan

Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2011), h. 118.

26. Lisa Gueldenzoph Snyder and Mark J.Synder,

Teaching Critical Thinking and Problem Solving

Skills, North Caroline: The Delta Pi Epsilon

Journal, 2008, p. 91.

27. Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata dan Gugi Sagara, (Jakarta:

Erlangga, 2009), h.4.

28. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata dan Gugi Sagara, (Jakarta:

Erlangga, 2009), h.3

29. Adi W. Gunawan. Genius Learning Strategy.

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.

177-178.

30. Robert H Ennis, The Nature of Critical Thinking:

An Outline of Critical Thinking Disposition And

Abilities, University of Illinois. 2011, p.2

31. Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Terj.

Dari Critical Thinking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, Jakarta: Erlangga, 2008, h.22.

32. Robert Ennis, Critical Thingking, (New York,

Printice Hall, 1996), h. 5

33. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

24.

34. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

22.

35. Robert Ennis, Critical Thingking, (New York,

Printice Hall, 1996), h. 57.

Page 278: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

247

36. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

80-81.

37. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

82.

38. Robert Ennis, Critical Thingking, (New York,

Printice Hall, 1996), h. 74.

39. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

102.

40. Robert Ennis, Critical Thingking, (New York,

Printice Hall, 1996), h. 6

41. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

106

42. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

142

43. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

166.

44. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,

Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 78

45. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi

Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), Cet.

1, h.177.

46. Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin

Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis

Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h.

64

47. H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan

Operasionalnya, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009),

h. 101.

48. Irnaningtyas. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI

Kelompok Peminatan Matematika dan

IlmuPengetahuan Alam. (Jakarta: Erlangga, 2014),

h. 371-377.

Page 279: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

248

49. Diah Aryulina, Choirrul Muslim, dkk. Biologi 2

SMA dan MA untuk kelas XI. (Jakarta: Esis, 2007),

h. 266-271.

50. A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan

Model Siklus Belajar 7e Terhadap Pemahaman

Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika, 2011.

51. Aryani Novianti, “Pengaruh Model Pembelajaran

Learning Cycle Terhadap Keterampilan Berfikir

Kritis Siswa”, Skripsi pada UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2012.

52. Irma Rosa Indriyani, “Pengembangan LKS Fisika

Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E untuk

Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan

Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas

X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada

Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta, Yogyakarta, 2013

BAB III

1. Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan

(Kuantitatif-Kualitatif), (Jakarta: Rajawali Press,

2007), h. 28.

2. Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan.

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.207.

3. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung; Alfabeta,2012), h.116.

4. Wiratna Sujarwenidan Poly Endrayanto, Statistik

Untuk Penelitian, (Jakarta: Graha Ilmu, 2012), h.

13.

5. Wiratna Sujarwenidan Poly Endrayanto, Statistik

Untuk Penelitian, (Jakarta: Graha Ilmu, 2012), h.

13.

6. Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan.

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 254.

7. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung; Alfabeta,2012), h. 124.

8. Lampiran 3. Lembar Observasi Pra-penelitian

9. Lampiran 4. Instrumen Ujicoba

Page 280: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

249

10. Lampiran 5. Kisi-kisi Intrumen Penelitian

11. Lampiran 1. Rancangan Proses Pembelajaran

12. Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

13. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT. Rineka Cipta.

2010), h. 203.

14. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung; Alfabeta,2012), h. 363.

15. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan, (Jakarta: BumiAksara, 2012) h.93.

16. Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dengan Software

ANATES

17. Lampiran 7. Instrumen Penelitian

18. Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk

Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), h. 87.

19. Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk

Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), h. 90-91.

20. Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian.

(Jakarta: Rineka Cipta,2007) h. 176.

21. Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian.

(Jakarta: Rineka Cipta,2007) h. 177.

22. Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi

Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 232.

23. Yanti Herlanti, Science Education Research, Tanya

Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains,

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006, h.70.

24. Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito

Bandung, 2005), h. 239.

BAB IV

1. Lampiran 8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Page 281: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

250

2. Lampiran 9. Hasil Pretest Keterampilan Berpikir

Kritis Kelompok Kontrol dan Eksperimen

3. Lampiran 10. Hasil Postest Keterampilan Berpikir

Kritis Kelompok Kontrol dan Eksperimen

4. Lampiran 11. Hasil Observasi Penelitian Oleh Guru

5. Lampiran 12. Perhitungan Uji Normalitas

6. Lampiran 13. Perhitungan Uji Homogenitas

7. Lampiran 14. Hasil Pretest Menggunakan Uji

Mann-Whitney

8. Lampiran 15. Hasil Hipotesis Pretest Tiap Aspek

Berpikir Kritis

9. Lampiran 16. Hasil Hipotesis Postest menggunakan

Uji T

10. Lampiran 17. Hasil Hipotesis Postest Tiap Aspek

Berpikir Kritis

11. Wawan Sutrisno, dkk, “Pengaruh Model Learning

Cycle 7E Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Biologi”, Jurnal Edukasi, Pendidikan

Biologi FKP UNS, 2012, h.188

12. A.A. Sri Dwi Indrayanthi, “Pengaruh Penerapan

Model Siklus Belajar 7E

Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”, Jurnal

Pendidikan Fisika, 2011, h. 14.

13. Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model

Pembelajaran. (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 119

14. Susan M Brookhat dan Anthony J.Nitko. Assess

Higher-Order Thinking Skills in Your Classroom.

(USA: Pearson, 2011), h. 236.

15. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

120.

16. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

22.

Page 282: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34374/1/zahidah.pdf · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

251

17. Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar,

Terj. Dari Critical Thingking: An Introduction oleh

Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.

139.

18. Ni Putu Sri Ratna Dewi, “Pengaruh Model Siklus

Belajar 7E Terhadap Pemahaman Konsep dan

Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 1

Sawan”, Artikel Tesis Program Studi Pendidikan

IPA Program Pasca sarjana Universitas Pendidikan

Ganesha, 2012, h. 13.

19. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,

Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 51.

Jakarta, September 2016

Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Mahmud Siregar, M.Si. Nengsih Juanengsih, M.Pd.

NIP.19540310 198803 1 001 NIP. 19790510 200604 2 001