Page 1
PENGARUH MODEL INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION
(ICI) TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA KONSEP
USAHA DAN ENERGI
SKRIPSI
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
untuk memenuhi Salah Satu Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
DUTA MAYA PADA
NIM. 1113016300027
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019 M
Page 5
v
ABSTRAK
Duta Maya Pada (113016300027), Pengaruh Model Interactive Conceptual
Instruction (ICI) Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Konsep Usaha
dan Energi. Skripsi Program Studi Tadris Fisika, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Interactive Conceptual
Instruction (ICI)terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep usaha dan
energi. Adapun tempat yang diambil untuk penelitian ini di SMK Islamiyah
Cipuat dan waktu penelitian ini dilakukan selama 5 Minggu yang terdiri dari 3
Minggu untuk pelaksanaan pembelajaran dan 2 pertemuan untuk ujian penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen, sedangkan desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
nonequivalent control group design, pada desain ini kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Data ujian yang
didapatkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis ujji validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda, uji normalitas, uji homogenitas serta
pengujian hipotesis dengan uji t. Model ICI memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kemampuan kognitif dimana diperoleh nilai sig < 0,05
(0,000< 0,05) Varilabel model ici berpengaruh positif dan signifikaan terhadap
kemampuan kognitif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh model ici terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep
usaha dan energi.
Kata Kunci : Interacive Conceptual Instruction (ICI), Kemampuan Kognitif,
Usaha dan Energi
Page 6
vi
ABSTRACT
Duta Maya Pada (113016300027), Effect of Interactive Conceptual
Instruction Approach(ICI) on Students' Cognitive Capabilities in Work and
Energy Concepts . Thesis Physics Education Study Program, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, 2019.
This study aims to determine the effect of Interactive Conceptual
Instruction Approach (ICI) towards students' cognitive abilities in the concept of
work and energy. The place taken for this study at Cipuat Islamiyah Vocational
School and the time of this study was carried out for 5 weeks consisting of 3
weeks for the implementation of learning and 2 meetings for the research
exam. The research method used in this study was a quasi-experimental method ,
while the design to be used in this study was nonequivalent control group
design , in this design the experimental group and the control group were not
randomly selected . The test data obtained were then analyzed using test analysis
of validity, reliability, level of difficulty, differentiation, normality test,
homogeneity test and hypothesis testing with t test. The ICI approach has a
positive and significant influence on cognitive abilities where sig values <0.05
(0,000 <0.05) Varilable ici approach have a positive and significant
effect on cognitive abilities . Based on these results it can be concluded that there
are significant effects on students' cognitive abilities on the concept of work and
energy.
Keywords: Interacive Conceptual Instruction (ICI) , Cognitive, Work and
Energy
Page 7
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , sholawat serta salam
tidak lupa kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta para
keluarga dan sahabatnya, berkat rahmat dan karunianya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan suka cita dan penuh rasa syukur yang begitu
besar. Meskipun banyak rintangan dan halangan yang rasanya sangat sulit untuk
dilewatkan namun kesabaran mengantarkan penulis mejadi lebih kuat dalam
menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi, serta dorongan dan motivasi dari
orang-orang terdekat membuat penulis lebih optimis dalam menyelesaikan tugas
akhir dengan sungguh-sungguh.
Disadari bahwa segala sesuatu tidak akan berhasil tanpa adanya campur
tangan dari Allah SWT, demikian pula dengan penulisan skripsi ini diyakini dapat
diselesaikan oleh karna bimbingan dan pernyataan-Nya. Untuk itu patutlah
dilimpahkan puji syukur kehadiranNya dalam penulisan skripsi
berjudul “Pengaruh Model Interactive Conceptual Instruction (ICI) Terhadap
Kemampuan Kognitif Siswa Pada Konsep Usaha dan Energi”, Adapun skripsi
ini dibuat untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna mencapai gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada semua pihak yang telah
membimbing, membina dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi
Page 8
viii
ini dengan sunguh-sungguh. Untuk itu pada kesempatan ini pula, penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada :
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd selaku Kepala Program Studi Tadris
Fisika
3. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd dan Bapak Taufiq Al Farizi, M.PFis selaku dosen
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran dan tenaga
untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan dorongan sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
4. Seluruh dosen, staff dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya program studi tadris fisika yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman dan pelayanan selama
proses perkuliahan.
5. Amrullah, SE, MM selaku Kepala Sekolah SMK Islamiyah Ciputat Bidang
Kurikulum .
6. Iwan Hermawan, S.Pd selaku guru bidang studi Fisika SMK Islamiyah
Ciputat.
7. Orang tua tercinta Bapak Juwito, Ibu Atmiasih, Ibu Hermina dan keluarga
yang selalu mendoa’kan dan memberikan dukungan yang begitu besar.
8. Istri saya tercinta Herdian Yunita dan Baby Cio yang menjadi penyemangat
dan memberikan dukungan yang begitu besar.
Page 9
ix
9. Tim The Presiden yaitu Rizky dan Abdan yang selalu mendorong untuk
segera menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Mahasiswa/i Pendidikan Fisika angkatan 2013 tanpa mengurangi rasa
hormat saya, tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu bersedia dan
aktif untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
11. Orang-orang terdekat, sahabat dan senior-senior yang telah lulus
memberikan dukungan, arahan dan nasehatnya.
12. Dan seluruh pihak-pihak yang telah membantu melancarkan yang tidak
dapat disebutkan satu-satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini,
karena keterbatasan dana, waktu dan lainnya. Oleh karena itu segala kritik dan
saran selalu terbuka untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis mendoakan
semoga pihak-pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini dicatat sebagai
amal baik dan mendapatkan imbalan yang setimpal dari-Nya, harapannya
semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi kita semua.
Ciputat, Juli 2019
Duta Maya Pada
Page 10
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
D. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian........................................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................. 7
A. Dasar Teoritik............................................................................................... 7
1. Teori Belajar Piaget ............................................................................... 7
2. Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI) ............ 8
3. Ranah Kognitif ...................................................................................... 9
4. Usaha dan Energi ................................................................................ 18
B. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................................... 25
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 27
D. Hipotesis ..................................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 30
Page 11
xi
B. Metode dan Desain Penelitina .................................................................... 30
C. Variabel Penelitian ..................................................................................... 31
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 31
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 32
F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 32
G. Kalibrasi Instrumern ................................................................................... 34
1. Uji Validitas ........................................................................................... 34
2. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 35
3. Taraf Kesukaran .................................................................................... 36
4. Daya Pembeda ....................................................................................... 37
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 37
1. Uji Prasyarat .......................................................................................... 38
a. Uji Normalitas ................................................................................... 38
b. Uji Homogenitas ............................................................................... 39
2. Uji Hipotesis .......................................................................................... 40
a. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 40
b. Hipotesis Statistik ............................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 43
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 43
1. Hasil Pretest ........................................................................................ 43
2. Hasil Posttest ....................................................................................... 44
3. Rekapitulasi Kemampuan Kognitif Siswa .......................................... 45
a. Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest ........................................... 45
b. Rekapitulasi Ranah Kognitif .......................................................... 46
4. Hasil Uji N-Gain ................................................................................. 47
a. Hasil Uji N-Gain Kemampuan Kognitif......................................... 47
b. Hasil Uji N-Gain Ranah Kognitif ................................................... 48
5. Uji Prasyarat Statistik .......................................................................... 49
a. Uji Normalitas ................................................................................ 49
b. Uji Homogenitas ............................................................................. 50
6. Uji Hipotesis ........................................................................................ 50
Page 12
xii
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 51
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 57
A. Kesimpulan ................................................................................................. 57
B. Saran ........................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59
LAMPIRAN .......................................................................................................... 62
Page 13
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Dimensi Kemampuan Kognitif ................................................... 10
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design ................................................... 30
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ......................................................................... 33
Tabel 3.3 Interpretasi Validitas ............................................................................. 35
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ........................................... 36
Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran ............................................................. 36
Tabel 3.6 Interpretasi Daya Pembeda .................................................................... 37
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest ................................................. 43
Tabel 4.2 Hasil Pretest dan Posttest Per Ranah Kognitif ...................................... 45
Tabel 4.3 Hasil Rata-Rata N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............ 45
Tabel 4.4 Hasil N-Gain Pretest dan Posttest Per Ranah Kognitif ......................... 46
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest ................ 47
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest ................................. 48
Tabel 4.7 Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest ................................................ 49
Page 14
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Seorang sedang menarik sebuah peti sepanjang lantai ..................... 19
Gambar 2.2 Seorang memberikan gaya terhadap batubata .................................. 21
Gambar 2.3 Ilustrasi Energi Potensial Pegas 1 ..................................................... 22
Gambar 2.4 Ilustrasi Energi Potensial Pegas 2 ..................................................... 22
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................ 30
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Pretest ...................................................... 42
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Posttest .................................................... 43
Page 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ............................................................... 62
1. Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan .................. 63
2. RPP Kelas Eksperimen .............................................................. 65
3. RPP Kelas Kontrol .................................................................. 101
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................... 132
Lampiran B Instrumen Penelitian .................................................................... 155
1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ........................... 156
2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .......................................... 159
3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ................................... 191
a. Uji Validasi Butir Soal ................................................. 191
b. Uji Reliabilitas Instrumen ............................................ 193
c. Uji Daya Pembeda ....................................................... 194
d. Uji Taraf Kesukaran .................................................... 195
e. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ....................... 197
4. Soal Tes yang Digunakan ........................................................ 199
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ..................................................... 205
1. Hasil Pretest ............................................................................. 206
2. Hasil Posttest ........................................................................... 207
3. Hasil Olah Data Per Ranah KognitifKemampuan Kognitif .... 208
4. Uji Normalitas Hasil Pretest .................................................... 208
5. Uji Normalitas Hasil Posttest .................................................. 209
6. Uji Homogenitas Hasil Pretest ................................................ 210
7. Uji Homogenitas Hasil Posttest ............................................... 211
8. Uji Hipotesis Hasil Pretest ..................................................... 211
9. Uji Hipotesis Hasil Posttest ..................................................... 212
10. Uji N-gain ................................................................................ 213
11. Hasil N-gain Peningkatan Per RanahKognitif ......................... 214
Lampiran D Surat Keterangan ......................................................................... 215
1. Surat Keterangan Penelitian .................................................... 216
Page 16
xvi
2. Uji Refrensi .............................................................................. 217
Lampiran E Lain-Lain ...................................................................................... 222
1. Foto Penelitian ......................................................................... 223
2. Riwayat Hidup Penulis ............................................................ 225
Page 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap tahun Indonesia selalu berusaha meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pembenahan sistem
pendidikan, pemerintah berupaya terus-menerus untuk memperbaharui
kurikulum dengan mengembangkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013
Revisi (K-13 Revisi). Studi yang dilakukan Trilling dan Fadel menunjukkan
bahwa lulusan sekolahmenengah, diploma dan pendidikan tinggi masih
kurang kompeten dalam hal: (1) komunikasi oralmaupun tertulis, (2) berpikir
kritis dan mengatasi masalah, (3) etika bekerja dan profesionalisme,
(4)bekerja secara tim dan berkolaborasi, (5) bekerja di dalam kelompok yang
berbeda, (6) menggunakan teknologi, dan (7) manajemen projek dan
kepemimpinan.1 Salah satu tujuan pembelajaran fisika di sekolah adalah untuk
mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep
dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh
masyarakat.Standar nasional pendidikan di Indonesia digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenagakependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan dan pembiayaan.Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib
mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara
Indonesia.2
Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional, pendidikan
merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
1Siti, Zubaidah. 2016 . Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang
DiajarkanMelaluiPembelajaran. Universitas Negeri Malang 2Permendikbud. UU NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Page 18
2
potensi dirinya.3 Berdasarkan undang-undang tentang standar kompetensi
lulusan sekolah menengah kejuruan/ madrasah aliyah kejuruan, area
kompetensi lulusan SMK/MAK yaitu keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kebangsaan dan cinta tanah air, karakter pribadi dan sosial,
literasi, kesehatan jasmani dan rohani, kreativitas, estetika, kemampuan teknis
dan kewirausahaan.4 Pada area kompetensi karaker pribadi dan sosial
memiliki standar kelulusan yaitu, memiliki kemampuan berinteraksi dan
bekerja dalam kelompok secara santun, efektif dan produktif dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya. Pada area komptensi literasi memiliki
standar kelulusan yaitu, memiliki pemahaman konsep dan prinsip sains dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya.5 Meskipun pada standar kompetensi
lulusan SMA siswa juga diharuskan memiliki keterampilan bertindak mandiri,
kolaboratif dan komunikatif namun, pada siswa SMK penerapan bertindak
mandiri, kolaboratif dan komunikatif bias langsung diterapkan secara
professional karena siswa SMK ditargetkan untuk dapat langsung terjun
bekerja secara professional. Sehingga keterampilan-keterampilan tersebut
dapat lebih efektif apabila dimaksimalkan pada siswa SMK/MK.
Berdasakan wawancara dengan guru mata pelajaran di sekolah terdapat
beberapa masalah yang terjadi pada siswa, diantaranya yaitusiswa kurang aktif
dan interaktif pada proses pembelajaran fisika dikelas seperti kurangnya
praktikum, diskusi dan presentasi yang bersifat penajaman pada konsep.
Ketertarikan siswa terhadap pelajaran fisika cukup rendah, penerapan
kurikulum 2013 disekolah kurang maksimal dan siswa merasa kesulitan
memahami fisika yang membuathasil belajar ranah kognitif (kemampuan
kognitif) siswa juga masih rendah.6 Keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran sangat dari pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh siswa itu
3Ibid.
4Permendikbud. UU NO 34 Tahun 2018 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan 5Ibid.
6Hasil wawancara dengan guru dan siswa
Page 19
3
sendiri.7 Oleh karena itu, suasana belajar dan model pembelajaran harus dibuat
semenarik mungkin agar siswa tertarik dan bersemangat dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang aktif dan interaktif serta
mengembangkan kemampuan kognitif siswa tersebut akan memaksimalkan
pemahaman siswa terhadap suatu konsep dalam pembelajaran fisika.
Kemampuan kognitif biasanya digunakan oleh paraguru sebagai acuan untuk
menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaranyang berkaitan dengan
kemampuan siswa menguasai materi yang diajarkan. Menurut Anderson dan
Bloom, kemampuan ranah kognitif memiliki enam tingkatan yaitu mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.
Dalam pembelajaran fisika, guru harus memberikan pengalaman
langsung kepada siswa. Edgar Dale menjelaskan bahwa pemberian
pengalaman secara langsung memberikan efektifitas pemahaman yang lebih
tinggi (sebesar 90 %) daripada pengalaman secara tidak langsung (kurang dari
90%).8 Menurut Savinainen, pemahaman konsep membutuhkan proses-proses
interaktif dalam proses pembelajarannya. Proses ini merupakan proses yang
harus dilewati oleh guru dan siswa untuk memikirkan dan membicarakan
sebuah gagasan atau konsep yang dilakukan secara interaktif. Dengan kata
lain, fokus dari pembelajaran ini adalah dialog dalam mengajar dan belajar
harus berkelanjutan. Salah satu model yang telah dikembangkan untuk
meningkatkan pemahaman konsep yang dilakukan melalui pembelajaran yang
interaktif yaitu model Interactive Conceptual Instruction(ICI).9 Pada
penelitian-penelitian lain ada yang mengatakan ICI sebagai model
pembelajaran dan ada pula yang mengatakan bahwa ICI merupakan sebuah
pendekatan.Berdasarkan sumber yang digunakan dalam penelitian ini ICI
merupakan sebuah model yang dikembangkan oleh Profesor Savinainen.
7Rusman.2010.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, h.111 8Annovasho, Jhelang dan Hermin Budiningarti. 2014. Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Peminatan MIPA
pada Pelajaran Fisika Materi Fluida Statik di SMA Negeri 1 Baureno Bojonegoro.JIPF 9 Asri Rahmaniar,dkk. 2015. Ukuran Pengaruh Pendekatan Interactive Conceptual
Instruction pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha dan
Energi Siswa SMA.Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains (SNIPS 2015)
Page 20
4
Modelpembelajaran yang disebut sebagai Interaktif Instruksi
Konseptual, (ICI) dikembangkan untuk mempromosikan pemahaman
konseptual dari konsep gaya dan didasarkan pada teori bahwa
mengembangkan pemahaman konsep mekanika membutuhkan proses
interaktif dimana ada kesempatan untuk mengutarakan gagasan melalui
berbicaradan berpikir antara guru dan siswa. 10
Usaha dan energi merupakan salah satu materi Fisika kelas X yang
menggunakan pemahaman, perhitungan matematis dan keluasan pengetahuan
sebagai kemampuan yang dibutuhkannya. Model ICI dapat diterapkan pada
konsep usaha dan energikarena dapat lebih bisa memahami konsep tersebut,
karena modelICI memiliki tahapan seperti konsep (Conceptual focus),
Interaksi dikelas (Classroom interactions), Penelitian berdasarkan materi
(Research-based materials) dan menggunakan teks/buku teks (Use of texts).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengajukan judul
penelitian“ PengaruhModelInteractive Conceptual Instuction (ICI)
Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Fisika pada Konsep Usaha dan
Energi”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti mencoba
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Siswa Kurang aktif dan interaktif pada proses pembelajaran fisika dikelas.
2. Ketertarikan siswa terhadap pelajaran fisika cukup rendah
3. Penerapan kurikulum 2013 disekolah kurang maksimal karena
pembelajaran masih berpusat pada Teacher Center.
4. Siswa merasa kesulitan memahami fisika
10
Antti Savinainen dan Philip Scott. 2002.Using The Force Concept Inventory To
Monitor Student Learning And To Plan Teaching. IOP SCIENCEPhys. Educ.(37-53)
Page 21
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah
dan masalah yang dikaji lebih mendalam, perlu adanya pembatasan masalah
yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Interactive
Conceptual Instruction (ICI) diterapkan pada kelas eksperimen dan model
pembelajaran saintifik pada kelas kontrol.
2. Pengukuran kemampuan kognitif siswa yang dalam penelitian inimerujuk
pada Taksonomi Bloom revisi ranah kognitif (C1-C4).
3. Materi fisika yang digunakan pada penelitian ini yaitu materi usaha, energi
dan daya sesuai dengan silabus fisika SMK/MK.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah modelICI berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa pada
konsep usaha dan energi?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah diberikan
perlakuan pengajaran model Interactive Conceptual Instruction pada
konsep usaha dan energi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh modelInteractive Conceptual Instruction
(ICI) terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep usaha dan energi.
2. Untuk mengetahui peningktan kemampuan kognitif siswa setelah diberi
perlakuan model Interactive Conceptual Instruction pada konsep usaha
dan energi.
Page 22
6
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep fisika dan
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi usaha dan energi
2. Bagi guru, dapat memberikan pandangan dan pemahaman baru mengenai
model pembelajaran ICI dan kemampuan kognitif
3. Bagi peneliti, dapat memberikan informasi mengenai pengaruh model ICI
terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep usaha dan energi.
Page 23
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Dasar Teoritik
1. Teori Belajar Kognitif Piaget
Piaget adalah seorang ahli psikologi perkembangan, ia mempelajari
bagaimana pengetahuan dan kompetensi diperoleh sebagai konsekuensi
pertumbuhan dan interaksi dengan lingkungan fisik dan sosial.11
Teori
perkembangan kognitif Piaget menjelaskan bagaimana anak beradaptasi
dengan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya.
Teori Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang
menekankan pada proses mental. Piaget mengambil perspektif organismik,
yang memandang perkembangan kognitif sebagai produk usaha anak untuk
memahami dan bertindak dalam dunia mereka. Menurut Piaget, bahwa
perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan bawaan untuk beradaptasi
dengan lingkungan. Pertumbuhan atau perkembangan kognitif terjadi melalui
tiga proses yang saling berhubungan, yaitu: Organisasi, Adaptasi dan
Ekuilibrasi.
Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari
bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat
tingkat perkembangan kognitif. Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif
Piaget, siswa pada rentang usia 11 – 15 tahun berada pada taraf perkembangan
operasi formal. Meskipun pada usia tersebut siswa sudah mampu berfikir logis
tanpa kehadiran benda kongkrit, akan tetapi kemampuan siswa untuk berfikir
abstrak masih belum berkembang dengan baik, sehingga dalam beberapa hal
keberadaan alat peraga atau media belajar lainnya masih dibutuhkan.
Implikasi teori Piaget dalam pembelajaran adalah saat guru
memperkenalkan informasi yang melibatkan peserta didik dalam menggunakan
konsep-konsep, memberikan waktu pada peserta didik menemukan ide-ide
11
Dahar, R.W. 2006. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, h.131
Page 24
8
dengan pola berpikir formal.12
2. Model PembelajaranInteractive Conceptual Instruction (ICI)
Model pengajaran (yang kita sebut sebagai Interactive Konseptual
Instruction, ICI)dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman
konseptualkonsep gaya dan didasarkan pada premisyang mengembangkan
pemahaman tentang mekanikamemerlukan proses interaktif di mana
adagagasan yang akan dibicarakan dan melalui pemikiran antara guru dan
siswa.13
Instruksi konseptual interaktif memiliki empat fitur atau komponen
yang tumpang tindih satu dengan yang lainnya yaitu, Conceptual Focus(Fokus
Konseptual), Classroom Interactions(Interaksi Kelas), Research Based
Materials(Penenlitian Berbasis Bahan), Use of Texts(Penggunaan Teks).14
a. Conceptual Focus(Konseptual Fokus)
Pada ICI konseptual fokus dicapai dengan memanfaatkan prinsip
“konsep pertama”, di mana ide baru pertama kali dikembangkan pada tingkat
konseptual dengan sedikit atau tanpa persamaan matematis. Ini kontras dengan
pendekatan tradisional di mana definisi biasanya diperkenalkan dan
diungkapkan dalam bentuk matematis. Dalam ICI, sering mengajar dimulai
dengan demonstrasi fenomena, yang bertindak sebagai fokus untuk
pengamatan dan diskusi yang mengarah pada pengenalan konsep fisika yang
relevan oleh guru.15
b. Classroom Interactions
Tahap kedua dari model ICI melibatkan berbagai bentukinteraksi kelas
dan didasarkan pada proses pembuatan dialog yang bermakna dimana siswa
12
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif–Progresif, Konsep,
Landasan.dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Prenada Media Grop. h.17 13
Ibid. 14
Ibid. 15
Ibid.
Page 25
9
mendapatkan keuntungan untuk dapat mengembangkan ide dari berbicara
bersama siswa lainnya.16
c. Research Based Materials
Tahap ketiga dari model pembelajaran ICI yaitu melibatkan penggunaan
alat dan bahan untuk melakukan percobaan sederhana.Latihan berbasis
penelitianberfungsi sebagai alat diagnostik, yang memungkinkan siswa lebih
mudah mendapatkan pemahaman sebagai peningkatan proses pembelajaran.17
d. Use of Texts
Tahap keempat dari ICI melibatkan teks dimana digunakan untuk
meningkatkan pemahaman. Para siswa tidak mengambil catatan biasa,
sebaliknya mereka membuat penambahan ucapan dan menandai dalam buku
teks. Disini fokusnya adalah pada interaksi dengan pemahaman tentang teks,
bukan pada menyalin kata dari satu halaman lain.18
3. Dimensi Proses Ranah Kognitif
Fokus pembelajaran yang bermakna sesuai dengan pandangan bahwa
belajar adalah mongkontruksi pengetahuan, yang didalamnya siswa berusaha
memahami pengalaman-pengalaman mereka.Pembelajaran konstruktif (yakni
belajar yang bermakna) dipandang sebagai tujuan pendidikan yang penting.19
Kemampuan kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang menurut Lorin W. Anderson dan David R. Karthwohl
terdiri dari enam aspek, yakni mengingat (C1, remember), mengerti (C2,
understand), memakai (C3, apply), menganalisis (C4, analyze), menilai (C5,
evaluate) dan mencipta (C6, create). Keenam aspek di atas disusun
16
Ibid. 17
Ibid. 18
Ibid. 19
Anderson, Lorin W dan David R. Krathwohl.2014.Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, h.98
Page 26
10
berdasarkan struktur piramidal dari aspek yang paling sederhana hingga aspek
yang paling kompleks.
Dimensi proses kognitif dijelaskan dalam tabel 2.2 berikut ini :20
Tabel 2.1 Dimensi Proses Kognitif
Kategori Dan Proses
Kognitif Nama-nama lain Definisi dan Contoh
1. MENGINGAT – Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali
1.2 Mengingat
kembali
Mengidenttifikasi
Mengambil
Mendapatkan pengetahuan dalam
memori jangka panjang yang
sesuai dengan pengetahuan
tersebut (Misalnya, mengenali
tanggal terjadinya peristiwa-
peristiwa penting dalam sejarah
Indonesia)
Mengambil pengetahuan yang
relevan dari memori jangka
panjang (Misalnya, mengingat
kembali tanggal peristiwa-
peristiwa penting dalam sejarah)
2. MEMAHAMI – Mengontruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk
apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru.
20
Ibid, h.100
Page 27
11
Kategori Dan Proses
Kognitif Nama-nama lain Definisi dan Contoh
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.3
Mengklasifikasikan
2.4 Merangkum
2.5 Menyimpulkan
Mengklarifikasi,
Memparafrasakan,
Mempresentasi,
Menerjemahkan
Mengilustrasikan,
Memberi contoh
Mengkategorikan,
Mengelompokkan
Mengasbtraksi,
Menggeneralisasi
Menyarikan,
Mengekstrapolasi,
Menginterpolasi,
Memprediksi
Mengubah satu bentuk gambaran
( Misalnya, angka) jadi bentuk
lain (misalnya, kata-kata)
(Misalnya, memparafrasakan
ucapan dan dokumen penting)
Menemukan contoh atau ilustrasi
tentang konsep atau prinsip
(Misalnya, memberi contoh
tentang aliran-aliran seni lukis)
Menentukan suatu dalam satu
kategori (Misalnya,
mengklasifikasikan kelainan-
kelainan mental yang telah
diteliti atau dijelaskan)
Mengabstraksikan tema umum
atau poin-poin pokok (Misalnya,
menulis ringkasan pendek
tentang peristiwa-peristiwa yang
ditayangkan di telivisi)
Membuat kesimpulan yang logis
dari informasi yang diterima
(Misalnya, dalam belajar bahasa
asing, menyimpulkan tata bahasa
berdasarkan contoh-contohnya)
Page 28
12
Kategori Dan Proses
Kognitif Nama-nama lain Definisi dan Contoh
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan
Mengontraskan,
Memetakan,
Mencocokan
Membuat model
Menentukan hubungan antara
dua ide, dua objek, dan
semacamnya (Misalnya,
membandingkan peristiwa-
peristiwa sejarah dengan keadaan
sekarang)
Membuat model sebab-akibat
dalam sebuah sistem (Misalnya
menjelaskan sebab-sebab
terjadinya peristiwa-peristiwa
penting pada abad ke-18 di
Indonesia)
3. MENGAPLIKASIKAN – Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu
3.1 Mengeksekusi
3.2
Mengimplementasikan
Melaksanakan
Menggunakan
Menerapkan suatu prosedur pada
tugas yang familier (Misalnya,
membagi satu bilangan dengan
bilangan lain, kedua bilangan ini
terdiri dari beberapa digit)
Menerapkan suatu prosedur pada
tugas yang tidak familier
(Misalnya, menggunakan hukum
Newton kedua pada konteks
yang tepat)
4. MENGANALISIS – Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunannya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan
Page 29
13
Kategori Dan Proses
Kognitif Nama-nama lain Definisi dan Contoh
hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau
tujuan
4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisasi
4.3 Mengatribusikan
Menyendirikan,
Memilah,
Memfokuskan,
Memilih
Menemukan
Koherensi,
Memadukan,
Membuat garis
besar,
Mendeskripsikan
peran,
Menstrukturkan
nama-nama lain
Mendekonstruksi
Membedakan bagian materi
pelajaran yang relevan dari yang
tidak relevan, bagian yang
penting dari yang tidak penting
(Misalnya, membedakan antara
bilangan yang relevan dan
bilangan yang tidak relevan
dalam soal cerita matematika)
Menentukan bagaimana elemen-
elemen bekerja atau berfungsi
dalam sebuah struktur (Misalnya,
menyusun bukti-bukti dalam
cerita sejarah jadi bukti-bukti
yang mendukung dan menentang
suatu penjelasan historis)
Menentukan sudut pandang, bias,
nilai atau maksud dibalik materi
pelajaran (Misalnya,
menunjukkan sudut pandang
penulis suatu esai sesuai dengan
pandangan politik si penulis)
5. MENGEVALUASI – Menambil keputusan berdasarkan kriteria dan/ atau
Page 30
14
Kategori Dan Proses
Kognitif Nama-nama lain Definisi dan Contoh
standar.
5.1 Memeriksa Mengordinasikan,
Mendeteksi,
Memonitor,
Menguji
Menemukan inkonsistensi atau
kesalah dalam suatu proses atau
produk ; menentukan apakah
suatu proses atau produk
memiliki konsistensi internal;
menemukan efektivitas suatu
prosedur yang sedang
dipraktikan (Misalnya,
memeriksa apakah kesimpulan-
kesimpulan seorang ilmuwan
sesuai dengan data-data amatan
atau tidak)
5.2 Mengkritik Menilai Menemukan inkonsistensi atara
suatu produk dan kriteria
eksternal ; menentukan apakah
suatu produk memiliki
konsistensi eksternal ;
menemukan ketepatan suatu
prosedur untuk menyelesaikan
masalah (Misalnya, menentukan
satu metode terbaik dari dua
metode untuk menyelesaikan
suatu masalah)
6. MENCIPTA – Memadukan bagian-bagian untuk membentuk suatu yang
baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal
Page 31
15
Kategori Dan Proses
Kognitif Nama-nama lain Definisi dan Contoh
6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi
Membuat
hipotesis
Mendesain
Mengkonstruksi
Membuat hipotesis-hipotesis
berdasarkan kriteria (Misalnya,
membuat hipotesis tentang
sebab-sebab terjadinya suatu
fenomena)
Merencanakan prosedur untuk
menyelesaikan suatu tugas
(Misalnya, merencanakan
proposal penelitian tentang topik
sejarah tertentu)
Menciptakan suatu produk
(Misalnya, membuat habitat
untuk spesies tertentu demi suatu
tujuan)
a. Mengingat (remembering)
Jika tujuan pembelajarannya adalah menumbuhkan kemampuan untuk
meretensi materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan kategori kognitif
yang tepat adalah mengingat. Proses mengingat adalah mengambil
pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang.21
Pengetahuan
mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan
menyelesaikan masalah, karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-
tugas yang lebih kompleks.22
b. Memahami (understanding)
Jika tujuan utama pembelajarannya adalah menumbuhkan kemampuan
retensi, fokusnya ialah mengingat. Akan tetapi, bila tujuan pembelajarannya
adalah menumbuhkan kemampuan transfer fokusnya ialah lima proses kognitif
21
Ibid, h.99 22
Ibid.
Page 32
16
lainnya yaitu memahami sampai mencipta. Siswa dikatakan memahami bila
mereka dapat mengkontruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang
bersifat lisan, tulisan ataupun grafis yang disampaikan melalui pengajaran,
buku atau layar komputer.23
Contonya adalah demonstrasi fisika dikelas,
bentuk-bentuk permukaan tanah yang dilihat selama karyawisata.
Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan “baru”
dan pengetahuan lama mereka.Lebih tepatnya, pengetahuan yang baru masuk
dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah
ada.Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan,
mencontohkan,mengklarifikasikan,merangkum,menyimpulkan,membandingka
n dan menjelaskan.24
c. Mengaplikasikan (applying)
Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-
prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah.
Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi
ketika tugasnya hanya soal latihan, dan mengimplementasikan ketika tugasnya
merupakan masalah.25
Manakala tugasnya adalah soal latihan yang familiar, siswa umumnya
sudah mengetahui pengetahuan prosedural yang harus digunakan. Akan tetapi
apabila tugasnya adalah masalah yang tidak familiar, siswa harus menentukan
pengetahuan apa yang harus mereka gunakan. Jika tugasnya memerlukan
pengetahuan prosedural dan tidak tersedia prosedur yang tepat untuk
menyelesaikan masalahnya, siswa mungkin mesti memodifikasi pengetahuan
prosedural itu.Dalam mengimplementasikan, memahami pengetahuan
konseptual merupakan prasyarat untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan
prosedural.26
23
Ibid, h.105 24
Ibid, h.106 25
Ibid, h.116 26
Ibid.
Page 33
17
d. Menganalisis (analyzing)
Menganalisis melibatkan proses memecah materi menjadi bagian-
bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara
setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Tujuan-tujuan pendidikan yang
diklasifikasikan dalam menganalisis mencakup belajar untuk menentukan
bagian informasi yang relevan dan penting (membedakan), menentukan cara-
cara untuk menata bagian informasi tersebut (mengorganisasikan) dan
menentukan tujuan dibalik informasi tersebut (mengatribusikan).27
Membedakan melibatkan proses memilih bagian-bagian yang relevan
atau penting dari sebuah struktur. Membedakan terjadi sewaktu siswa
mendeskriminasikan informasi yang relevan dan tidak relevan, yang penting
dan tidak penting dan kemudian memperhatikan informasi yang relevan atau
penting.28
Mengorganisasikan melibatkan proses mengidentifikasi elemen-
elemen komunikasi atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-
elemen ini membentuk sebuah struktur yang koheren.29
Mengatribusikan terjadi
ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai atau tujuan
dibalik komunikasi. Mengatribusikan melibatkan proses dekontruksi, yang
didalamnya siswa menentukan tujuan yang diberikan ooleh guru.30
e. Mengevaluasi (evaluating)
Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan
kriteria dan standar.Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah
kualitas, efektivitas, efisiensi dan konsistensi.Kategori mengevaluasi mencakup
proses-proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil
berdasarkan kriteria internal) dan mengkritik (keputusan-keputusan yang
diambil berdasarkan keriteria eksternal).31
Memeriksa melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan
internal dalam suatu operasi atau produk. Misalnya, memeriksa terjadi ketika
27
Ibid, h.120 28
Ibid, h.121 29
Ibid, h.122 30
Ibid, h.124 31
Ibid, h.125
Page 34
18
siswa menguji apakah suatu kesimpulan sesuai dengan premis-premisnya atau
tidak, apakah data-datanya mendukung atau menolak hipotesis, atau apakah
suatu bahan pelajaran berisikan bagian-bagian yang saling bertentangan.32
Mengkritik melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan
kriteria dan standar eksternal. Dalam mengkritik, siswa mencatat ciri-ciri
positif dan negatif dari suatu produk dan membuat keputusan setidaknya
sebagian berdasrkan ciri-ciri tersebut.33
f. Menciptakan (creating)
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah
keseluruhan yang koherren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang
diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa membuat produk baru dengan
mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang
tidak pernah ada sebelumnya.34
Kategori mencipta memiliki tiga proses
kognitif yaitu merumuskan, merencanakan dan memproduksi.35
4. Usaha dan Energi
a. Usaha
Gaya yang dikenakan pada suatu materi akan menyebabkan berubahnya
keadaan gerakan titik materi itu ataupun akan menggerakkan titik materi
tersebut kalau materi tersebut sebelumnya dalam keadaan diam.36
Jadi dapat
dikatakan bahwa dengan gaya kita dapat melakukan usaha yang berupa
mengubah keadaan suatu materi.37
Dalam fisika usaha yang dilakukan pada sebuah benda oleh gaya
konstan (F) menyebabkan perpindahan (s), sama dengan besarnya perpindahan
s kali komponen gaya (F) yang sejajar dengan perpindahan.38
Disajikan pada
persamaan 2.1.
32
Ibid, h.126 33
Ibid, h.127 34
Ibid, h.128 35
Ibid, h.130 36
Soedojo,Peter.2004.Fisika Dasar. Yogyakarta:CV.ANDI, h.7 37
Ibid. 38
Sutarno.2013.Fisika Untuk Universitas.Yogyakarta:Graha Ilmu,h.37
Page 35
19
U = W = F.s (2.1)
Keterangan :
U=W = Usaha/Kerja (J)
F = Gaya (N)
s = Perpindahan (m)
Kerja yang dilakukan sebuah gaya yang konstan merupakan hasil kali
perpindahan dengan komponen gaya yang sejajar dengan perpindahan. Dalam
bentuk persamaan, dapat dituliskan W = F.s atau dapat juga dirumuskan pada
persamaan 2.2:39
W = F.s.cos θ (2.2)
Gambar 2.1 Seorang sedang menarik sebuah peti sepanjang lantai
Sumber : http://google.com/penerapan_usaha/
b. Energi
Sebuah benda yang bergerak dapat melakukan kerja pada benda lain
yang ditumbuknya. Sebuah peluru meriam yang melayang melakukan kerja
pada dinding yang dihancurkannya, sebuah martil yang bergerak melakukan
kerja pada paku yang dipukulnya. Pada setiap kasus tersebut, benda yang
bergerak memberikan gaya pada benda kedua dan memindahkannya sejauh
jarak tertentu. Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kemampuan untuk
melakukan kerja dan demikian dapat dikatakan mempunyai energi.40
39
Sutrisno, Sitti Ahmiarti.2007.Fisika Dasar 1(Mekanika, Fluida, dan
Gelombang).Jakarta : UIN Jakarta Press, h.135 40
Ibid, h.139
Page 36
20
c. Energi Kinetik
Gaya merupakan satuan vektor, kerja dan energi adalah scalar. Oleh
karena itu, untuk memecahkan masalah sering lebih mudah menggunakan
energi daripada menggunakan hukum newton (dengan kata lain lebih mudah
mengerjakannya dengan scalar daripada vektor).41
Energi gerak disebut energi
kinetik, dari kata yunani kinetikos, yang berarti gerak.42
Energi kinetik
merupakan suatu benda bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v.43
Disajikan pada persamaan 2.3.
Ek = ½ m.v2 (2.3)
Keterangan :
Ek = Energi Kinetik (J)
m = Massa Benda (kg)
v = Kecepatan (m/s)
Hubungan antara Ek dan W yaitu kerja yang dilakukan pada benda
dengan gaya total sama dengan perubahan energy kinetik benda.44
Persamaan
hubungan antara Ek dan W disajikan pada persamaan 2.4 :45
Wtot = Ek2 – Ek1 atau Wtot = ∆Ek (2.4)
Keterangan :
W = Usaha/Kerja (J)
EK = Energi Kinetik (J)
d. Energi Potesial
Energi lain yang dapat dimiliki oleh suatu benda selain energi kinetik
yaitu, energi potensial merupakan energi yang dihubungkan dengan gaya-gaya
yang bergantung pada posisi atau benda lain dan lingkungannya.46
1) Energi Potensial Gravitasi
41
Sutarno,Op. Cit.,38 42
Sutrisno, Op. Cit.,139 43
Sutarno, Loc. Cit. 44
Ibid. 45
Sutrisno,Op.Cit.,.140 46
Ibid.
Page 37
21
Sebuah batubata yang dipegang tinggi di udara mempunyai energi
potensial karena posisinya terhadap bumi. Batu itu mempunyai kemampuan
melakukan kerja, karena jika dilepaskan, batu tersebut akan jatuh ke tanah
karena adanya gaya gravitasi dan dapat melakukan kerja.47
Gambar 2.2 Seorang memberikan gaya terhadap batubata
Sumber : http://google.com/energi_potensial/
Jika kita melepaskan benda itu dari keadaan diam kemudian benda jatuh
bebas dibawah pengaruh gravitasi, benda itu akan memiliki kecepatan v2 =
2.g.h setelah jatuh dengan ketinggian h. Benda kemudian mempunyai energi
kinetik ½ m.v2 = ½ m(2gh) = m.g.h, dan jika benda itu mengenai tiang
pancang, benda itu bisa melakukan kerja pada tiang tersebut sebesar mgh
(prinsip kerja-energi). Dengan demikian untuk menaikan sebuah benda dengan
massa m sampai ketinggian h membutuhkan sebuah kerja yang sama dengan
mgh.48
Maka persamaan energi potensial disajikan pada persamaan 2.5 :
EP = m.g.h (2.5)
Keterangan :
EP = Energi Potensial (J)
m = Massa Benda (kg)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)
h = Ketinggian (m)
2) Energi Potensial Pegas
47
Ibid, h.141 48
Ibid.
Page 38
22
Gambar 2.3 Ilustrasi Energi Potensial Pegas 1
Sumber : http://google.com/energi_potensial/
Pegas mempunyai energi potensial ketika ditekan atau direntangkan,
karena ketika dilepaskan ia dapat melakukan kerja pada sebuah bola seperti
ditunjukkan pada gambar. Pegas yang teregang atau tertekan sejauh x dari
panjang normalnya (yang sebelumnya ditekan atau diregangkan) dibutuhkan
gaya FP yang berbanding lurus dengan x.49
FP = k.x (2.6)
Gambar 2.4 Ilustrasi Energi Potensial Pegas 2
Sumber : http://google.com/energi_potensial/
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa :
(a) pegas pada posisi normal (tidak teregang atau tertekan)
(b) pegas direntangkan yang memberikan gaya F kekanan (positif) pegas
menarik ke belakang dengan gaya F = -kx
(c) pegas ditekan ke kiri (x<0) pegas mendorong kembali dengan gaya F = -k.x
dimana F > 0 karena x<0.50
49
Ibid, h.143 50
Ibid, h.144
Page 39
23
Untuk menghitung energi potensial pegas yang teregang digunakan
gaya rata-rata karena gaya yang dibutuhkan berubah-ubah dari nol pada posisi
normal sampai kx ketika direntangkan sepanjang x, yaitu F = ½ [0+kx] = ½ kx,
dimana x adalah panjang terakhir rentangan. Berarti kerja yang dilakukan dapat
dijelaskan oleh persamaan 2.7:51
W = EP
EP = FP x
EP = (1/2 kx) x
EP = ½ k.x2
(2.7)
Ketangan :
W = Usaha/Kerja (J)
k = Konstanta Pegas
x = Beda Panjang Pegas (m)
Konstanta pegas k adalah ukuran kekakuan pegas (jika k besar maka
pegas kaku dan jika k kecil maka pegas lembut). Persamaan diatas disebut juga
gaya pemulih linear karena gaya selalu dalam arah yang berlawanan dengan
perpindahan tersebut.52
e. Kekekalan Energi Mekanik
Ada banyak bentuk energi antara lain, energi kinetik, mekanik,
elektrostatik, panas dan nuklir. Energi kinetik adalah energi kinetik ditambah
semua jenis energy potensial. Dengan tidak adanya gaya non-konservatif maka
energi mekanik kekal.53
EM = EK + EP
EM1=EM2
EK1 + EP1 = EK2 + EP2 (2.8)
Keterangan :
EM = Energi Mekanik (J)
EK = Energi Kinetik (J)
51
Ibid. 52
Sutarno, Op. Cit., 39 53
Ibid, h.40
Page 40
24
EP = Energi Potensial (J)
f. Daya dan Efisiensi
1) Daya
Daya dalam fisika adalah laju energi yang dihantarkan atau kerja yang
dilakukan per satuan waktu (biasanya diukur dalam waktu sekon atau detik)
dan daya dilambangkan P.54
P =
(2.9)
Keterangan :
P = Daya (watt atau J/s)
W = Kerja/Energi (J)
t = Waktu (s)
Daya kuda menyatakan seberapa besar kerja yang bisa dilakukannya
per satuan waktu.Penilaian daya sebuah mesin menyatakan seberapa besar
energi kimia atau listrik yang bisa diubah menjadi energi mekanik per satuan
waktu.55
Dalam satuan SI, daya diukur dalam joule per sekon dan diberi nama
khusus watt (W) ; 1W = 1J/s. Untuk tujuan praktis, sering digunakan satuan
yang lebih besar yaitu horse power (daya kuda). Satu horsepower (daya kuda)
didefinisikan sebesar 746 W.56
2) Efisiensi Daya
Mesin pengubah energi tidak mungkin mengubah seluruh energi yang
diterimanya menjadi energi yang bermanfaat. Hal ini terjadi karena sebagian
energi akan berubah menjadi energi yang tidak diperlukan. Proses tersebut
merupakan sifat alami, untuk itu dikemukakanlah konsep efisiensi daya. Jika
energi yang diterima oleh alat pengubah energi disebut masukan (input) dan
energi yang diubah ke bentuk yang lain disebut keluaran (output),perubahan
54
Ibid, h.41 55
Sutrisno,Op. Cit., 149 56
Ibid.
Page 41
25
bentuk energi dilakukan dengan melakukan usaha tertentu.57
Efisiensi ɳ
didefinisikan sebagai hasil bagi antara keluaran dan masukan dikalikan seratus
persen. Secara matematis dapat dituliskan dengan persamaan sebagi berikut.
ɳ =
x 100% (2.10)
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain :
1. Komang Eni Ernawati, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI) Terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V” dengan sampel dua kelompok kelas
pada gugus 1 Tegallalang, Gianyar Bali yaitu kelas V SDN 02 Tegallalang
sebagai kelas eksperimen dan kelas V SDN 01 Tegallalang sebagai kelas
kontrol. Hasil penelitian ini yaitu bahwa model pembelajaran Interactive
Conceptual Intruction (ICI) berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa
kelas V semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di Gugus I
KecamatanTegallalang.58
2. Donna Bonita, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Metode
Interactive Conseptual Instruction (ICI) Terhadap Peningkatan
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP” dengan
sampel dua kelompok kelas yaitu VIII B sebagai kelas eksperimen dengan
pembelajaran ICI dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini yaitu bahwa metode ICI
memberikan pengaruh dalam meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis siswa.59
57
Wahyuni, Siti.2014.Fisika Jilid I untuk SMK/MAK Kelas X. Sinektika, h.68 58
Ernawati, Komang Eni, dkk. 2014.” Pengaruh Model Pembelajaran Interactive
Conceptual Intruction (ICI) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V”.Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha.Vol (2): 1 59
Bonita, Donna, dkk. 2016. ”Pengaruh Metode Interactive Conseptual Instruction
(ICI) Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII
SMP”.PYTHAGORAS. 5(2): 189-197
Page 42
26
3. I Md Suparmita, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI) Terhadap
Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar” dengan sampel
dua kelas V pada SDN 02 Seraya Timur yaitu kelas VA sebagai kelas
eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian ini yaitu
bahwa terdapat perbedaanpenguasaan konsep IPA yang signifikanantara
kelompok siswa yang dibelajarkanmenggunakan model
pembelajaranInteractive Conceptual Instruction (ICI)dengan kelompok
siswa yang dibelajarkanmenggunakan model pembelajarankonvensional.60
4. Muhammad Syahrul Kahar, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Interaction (ICI)
Dalam Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik” dengan sampel
kelas VII D dengan 35 pesserta didik. Hasil penelitian ini yaitu bahwa
terdapat pengunaan model pembelajaran Interactive Conceptual
Interaction (ICI), lebih efektif terhadap pemecahan masalah matematika
peserta didik.61
5. Sherli Melinda, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Model
Discovery Learning Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar
Kognitif Siswa Pada Konsep Usaha Dan Energi Di Kelas X MIPA.3
SMAN 10 Bengkulu” yang merupakan PTK dengan sampel satu kelas
yaitu X MIPA.3 yang sudah menerapkan kurikulum 2013 dengan
melakukan empat siklus. Hasil penelitian ini yaitu bahwa penerapan
modeldiscovery learning dapat meningkatkan aktivitas, sikap ilmiah dan
hasil belajar kognitif siswa.62
60
Suparmita,I Md, dkk.”Pengaruh Model Pembelajaran Interactive Conceptual
Instruction (ICI) Terhadap Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar” 61
Kahar,Muhammad Syahrul, dkk. 2018.”Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Interactive Conceptual Interaction (ICI) Dalam Pemecahan Masalah Matematika Peserta
Didik”.Jurnal Noken. 3:(2) 62
Malinda, Sherli, dkk. 2017.”Penerapan Model Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Konsep Usaha Dan Energi Di
Kelas X MIPA.3 SMAN 10 Bengkulu”. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 1:1
Page 43
27
6. Laras Widianingtiyas, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh
Pendekatan Multi Representasi dalam Pembelajaran Fisika Terhadap
Kemampuan Kognitif Siswa SMA” dengan sampel dua kelompok kelas
yaitu kelas eksperimen kelas X MIA 3 dan kelas kontrol kelas X MIA 1.
Hasil penelitian ini yaitu bahwa pendekatan multi representasi
memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan kognitif siswa.63
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang ada pada
pembelajaran fisika dikelas. Fisika masih dianggap sulit dan membosankan
bagi siswa SMK dan Guru terkadang juga masih merasa kesulitan untuk
menerapkan kurikulum 2013 pada proses pembelajaran. Kurangnya interaksi
antar siswa dalam proses pembelajaran seperti praktikum, diskusi dan
presentasi juga yang menjadikan faktor siswa kurang tertarik untuk belajar
fisika.Hasil belajar ranah kognitif (kemampuan kognitif) siswa juga masih
rendah dalam pelajaran fisika.Oleh karena itu, suasana belajar dan model
pembelajaran harus dibuat semenarik mungkin agar siswa tertarik dan
bersemangat dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pemaparan diatas perlu diterapkannya suatu model
pembelajaran yang aktif, interaktif dan menunjang kemampuan kognitif
siswa.Model pembelajaran yang aktif dan interaktif untuk diterapkan yaitu
model pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI) merupakan
model pembelajaran yang mengutamakan interaksi antar siswa dan dapat
membangun pemahaman konsep pada suatu materi.
Siswa akan menjadi aktif dan interaktif selama proses pembelajaran
berlangsung, interaksi yang dapat terjadi bisa antara guru dengan siswa dan
siswa dengan teman siswa itu sendiri yang memaksimalkan pembelajaran.
Siswa juga dapat menjadi tertarik dalam pembelajaran fisika karena dalam
model ICI terdapat tahapan percobaan atau praktikum sederhana yang berguna
63
Widianingtyas,Laras, dkk. 2015.”Pengaruh Pendekatan Multi Representasi dalam
Pembelajaran Fisika Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa SMA”.Jurnal Penelitian &
Pengembangan Pendidikan Fisika. Volume 1:1
Page 44
28
untuk memaksimalkan pemahaman siswa dan siswa lebih tertarik untuk belajar
fisika.
Model ICI ini diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang
terjadi pada pembelajaran fisika dan dapat memberikan pengalaman baru
terhadap proses pembelajaran yang memberikan pengalaman melakukan
percobaan sederhana yang dapat memaksimalkan pemahaman siswa terhadap
konsep usaha dan energi.
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir
Page 45
29
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir pada penelitian ini,
maka hipotesis penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan model Interactive Conceptual Instruction (ICI) terhadap
kemampuan kognitif siswa pada konsep usaha dan energi.
Page 46
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian inidilaksanakan di SMK Islamiyah Ciputat pada semester
genap di tahun ajaran 2018/2019 dengan proses pembelajaran penelitian
selama tiga minggu dan dua minggu untuk pengambilan data ujian
pretestposttest.
B. Metode dan desain penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuasi eksperimen.Metode penelitian ini biasa juga di sebut eksperimen semu.
Dalam metode ini terdapat dua kelompok yakni, kelompok eksperimen yang
akan diberikan treatment khusus (variabel yang akan diuji) yaitu proses
pembelajaran dengan model pembelajaranICI (Interactive Conceptual
Instruction) dan kelompok kontrol yang akan diberi perlakuan dengan
menggunakan proses pembelajaran konvensional.
Sedangkan desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
non-equivalent control group design. “Desain ini hampir sama dengan pretest-
posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.64
yang
divisualisasikan sebagai berikut:
Tabel 3.1Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Sumber : Sugiyono,2013.65
64
Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods).Bandung: Alfabeta, h.
118 65
Ibid.
Page 47
31
Keterangan:
Eksperimen = kelompok eksperimen (PembelajaranICI)
Kontrol = kelompok kontrol (Pembelajaran konvensional)
O1 = tes awal yang sama pada kedua kelompok (pretest)
X1 = pembelajaran ICI
X2 = pembelajaran konvensional
O2 = tes akhir yang sama pada kedua kelompok (posttest)
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.66
Variabel dalam
penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y).Variabel bebas (Independent Variable) merupakan
variable yang mempengaruhi atau variable yang menjadi sebab
perubahannya.67
Sedangkan variabel terikat (Dependent Variable) merupakan
variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat.68
Variabel pada
penelitian ini yaitu:
X : Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI)
Y : Kemampuan Kognitif
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK
Islamiyah Ciputat, sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purpossive Sampling.Purpossive Sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.69
Sampel penelitian yangdigunakan dua diantara kelas X SMK
Islamiyah Ciputat kelas X TKJ 1 dan X TKJ 2.
66
Ibid, h.63 67
Ibid, h.64 68
Ibid. 69
Ibid, h.126
Page 48
32
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data atau dikatakan
dengan metode pengumpulan data. Cara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan Teknik tes, yang
terdiri dari pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang dirancang untuk
mengukur kemampuan awal siswa sebelum pelaksanaan program
pembelajaran dilakukan. Posttest adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh siswa mencapai kompetensi dasar, indikator, bahkan tujuan
pembelajaran yang telah disampaikan di awal proses pembelajaran
berlangsung.
F. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian, gunanya untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok.70
Dalam penelitian ini, teknik
pengambilan data yang akan digunakan adalah dengan instrumen tes dan non
tes. Instrumen tes berupa prettest dan posttest.Adapun instrumen non tesnya
berupa hasil angket/kuisioner dan lembar observasi.Instrumen tes berupa tes
bentuk pilihan ganda.Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek
ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.71
Soal-soal ini
dibuat berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi ranah kognitif (Kemampuan
kognitif C1 – C4) yang berjumlah 25 soal pilihan ganda.Instrumen yang baik
harus memiliki validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.
Untuk memenuhi keempat kriteria tersebut, maka instrumen yang akan
digunakan harus diuji terlebih dahulu. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan
terdapat pada tabel 3.1 dibawah ini :
70
Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta, h. 193. 71
Zainal Arifin. 2016.Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
h.138
Page 49
33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes
No Indikator Ranah Kognitif
Jumlah C1 C2 C3 C4
1 Mengidentifikasi Konsep
Usaha
1* 1
2 Menjelaskan konsep usaha 2*, 4 2
3 Menerapkan konsep usaha
pada fenomena kehidupan
sehari-hari
5*,
6*, 7,
8, 9*
5
4 Menganalisis persamaan
konsep usaha dalam fisika
4,
10*,
31*,
27*
4
5 Mengidentifikasi konsep energi
kinetik dan potensial
12 1
6 Menjelaskan konsep energi
kinetik dan potensial
11*,
21
2
7 Menerapkan konsep energi
kinetik dan potensial pada
fenomena kehidupan sehari-
hari
15*,
18*,
19
3
8 Menganalisis persamaan
konsep energi kinetik dan
potensial
13*,
22,
23*,
25*,
26*
5
9 Menerapkan hubungan konsep
usaha dengan energi kinetik
dan potensial
20 1
10 Menganalisis hubungan konsep
usaha dengan energi kinetik
dan potensial
17*,
40,
39*
3
11 Menjelaskan konsep hukum
kekekalan energi dan sumber
energy
34 14*,
35
3
12 Menerapkan persamaan hukum
kekekalan energi pada
fenomena kehidupan sehari-
hari
36* 1
Page 50
34
No Indikator Ranah Kognitif
Jumlah C1 C2 C3 C4
13 Mengidentifikasi konsep daya
dan efisiensi daya
29* 1
14 Menjelaskan konsep daya dan
efisiensi daya
16*,
32
2
15 Menerapkan persamaan konsep
daya dan efisiensi daya pada
fenomena kehidupan sehari-
hari
28*,
30
2
16 Menganalisis persamaan
konsep daya dan efisiensi daya
24*,
33*,
38*,
37
4
Jumlah 4 8 12 16 40
Presentase 10% 20% 30% 40% 100%
*Jumlah 2 4 7 12 25
*Presentase 8% 16% 28% 48% 100%
*Soal yang digunakan untuk penelitian
G. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang akan digunakan ini sebelumnya akan divalidasi oleh
Siswa SMK Islamiyah Ciputat yang sebelumnya telah mempelajari materi ini.
Artinya, instrumen akan diujikan kepada kelas XI ataupun kelas XII untuk
kemudian hasilnya diuji secara statistika mengenai validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran dan daya pembedanya. Pengujian yang berkaitan dengan kriteria
yang harus dipenuhi oleh instrumenn penelitian ini adalah:
1. Uji Validitas
“Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur.”72
Untuk menguji validitas empiris dapat digunakan jensi
statistika korelasi product-moment.73
Rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
72
Suharsimi, Arikunto.2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara,
h. 80 73
Ibid, h. 87
Page 51
35
( )( )
√* ( ) +* ( ) +
Keterangan:
rxy = korelasi antara variabel X dan Y
= skor butir soal yang menjawab benar
= skor total siswa yang menjawab benar
= jumlah siswa
Berikut ini Tabel 3.2 mengenai interpretasi validitas butir soal:
Tabel 3.3 Interpretasi Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80 < rxy 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy 0,80 Tinggi
0,40 < rxy 0,60 Cukup
0,20 < rxy 0,40 Rendah
0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah
Sumber :Suharsimi Arikunto, 201374
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu
instrumen.Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil
yang tetap atau sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu
atau kesempatan yang berbeda.75
Salah satu rumus yang digunakan untuk menguji reabilitas instrumen
tes adalah rumus Kude-Richardson (KR-20), sebagai berikut:
(
) (
)
Keterangan :
k = jumlah item dalam instrumen
p = jumlah banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
74
Ibid, h. 89 75
Ibid., h.100.
Page 52
36
q = 1 - p
s2 = varians total
Adapun interpretasi kriteria reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh
tabel di bawah ini:
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
3. Taraf Kesukaran
“Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa
derajat kesukuran suatu soal.Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran
seimbang, (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik.”76
Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung taraf kesukaran adalah:
Keterangan:
p = tingkat kesukaran
B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar
N = Jumlah peserta didik.77
Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
Sumber : Zainal Arifin,201678
76
Zainal Arifin, Op. Cit.,266. 77
Ibid., h. 272. 78
Ibid.
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,00 r11 0,20 Kecil
0,20 r11 0,40 Rendah
0,40 r11 0,70 Sedang
0,70 r11 0,90 Tinggi
0,90 r11 1,00 Sangat Tinggi
Page 53
37
4. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi
dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi berdasarkan
kompetensi tertentu.79
Untuk mengitung daya pembeda dapat digunakan
persamaan di bawah ini:
( )
Keterangan:
DP = daya pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n = 27% x N80
Berikut ini tabel interpretasi daya pembeda:
Tabel 3.6 Interpretasi Daya Pembeda
.
Sumber : Zainal Arifin,201681
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan
penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian diolah dan
dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan
penelitian dan menguji hipotesis.Pengolahan dan penganalisisan data tersebut
menggunakan statistik.
79
Ibid., h. 273 80
Ibid. 81
Ibid, h.274
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00 – 0,19 Jelek (poor)
0,20 – 0,29 Cukup (satisfactory)
0,30 – 0,39 Baik (good)
0,40 – 1,00 Baik sekali (excellent)
Page 54
38
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk
pengolahan data tersebut adalah:
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian terhadap normal tidaknya kebenaran
data yang akan dianalisis.82
Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas
dalam penelitian ini adalah uji Shapiro Wilk dengan bantuan Software Product
and Service Solution (SPSS), dengan rumus sebagai berikut:.83
(∑ ( ))
∑ ( )
Keterangan:
.
Uji Normalitas dengan SPSS dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:84
Tetapkan hipotesis statistik.
H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Gunakan taraf signifikan α = 5%.
Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh
significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan
hipotesis yang akan dipilih.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
a. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
82
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito,2002), h. 466-467 83
Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 55 84
Joko Sulistyo, 6 Hari jago SPSS 17, (Yogyakarta: Cakrawala,2011), h. 51
Page 55
39
b. Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima.
b. Uji homogenitas
Uji Homogenitas merupakan pengujian terhadap sebuah objek (kelas
eksperimen dan kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui apakah objek
tersebut memiliki varian data yang sama (homogen) atau tidak85
. Uji
homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Levene pada software
SPSS dengan persamaan sebagai berikut:86
( )∑
( )
( )∑ ∑
( )
Keterangan:
= rerata (mean) group ke-i
= Rerata (mean) keseluruhan data
Dimana dapat memiliki salah satu dari tiga definisi berikut:
| | dimana = rerata (mean) dari subgroup ke-i
| |dimana = median dari subgroup ke-1
| | dimana = 10% trimmed mean dari subgroup ke-i
Uji Levene menggunakan SPSS dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:87
Tetapkan hipotesis statistik.
H0 = Varian pada setiap kelompok data adalah sama (homogen)
H1 = Varian pada setiap kelompok data adalah tidak sama (tidak
homogen)
α = 0,05.
85
Ibid,. h. 52 86
Yulingga Nanda Hanief dan Wasis Himawanto, Statistik Pendidikan, (YogyakartaL
Deepublish,2017),h.63 87
Joko Sulistyo, Op.Cit., h. 54
Page 56
40
H0 ditolak jika p value (Sig. < 0,05.
P value (Sig.) = 0,377
Karena p value (Sig.) > 0,05 maka H0 tidak ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa variansi pada tiap kelompok data adalah sama
(homogen)
2. Uji Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan pengujian data menggunakan uji normalitas dan
homogenitas, apabila data berdistribusi normal dan data homogen, maka
dilakukan uji t.88
Pada penelitian ini menggunakan uji hipotesis yang
dilakukan dengan bantuan SoftwareProduct and Service Solution (SPSS). Uji
hipotesis yang digunakan dalam tahap ini harus sesuai dengan asumsi-asumsi
statistik (uji normalitas dan uji homogenitas) yang telah dilakukan. Berikut ini
kondisi asumsi beserta uji hipotesis yang digunakan.
1) Data Terdistribusi Normal dan Varians Sama (Homogen)
Jika data terdistribusi normal dan variansnya sama (homogen) maka
pengujian menggunakan statistik parametric yaitu uji t dengan persamaan
berikut:89
√
dengan nilai Sgab sebagai berikut:
√( )
( )
( )
Keterangan:
t = harga t hitung
= nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen
88
Ruseffendi, Op. Cit., 278
89 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), h. 239
Page 57
41
= nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol
= varians data kelompok eksperimen
= varians data kelompok kontrol
Sgab = simpangan baku kedua kelompok
n1 = jumlah siswa pada kelompok eksperimen
n2 = jumlah siswa pada kelompok kontrol
Uji t dengan menggunakan SPSS dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:90
Tetapkan hipotesis statistik.
H0 = Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kognitif pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
H1 = Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kognitif pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Gunakan taraf signifikan α = 5%.
Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh
sig.(2-tailed) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis
yang akan dipilih.
Kriteria pengujian:
a. Jika Sign (2-tailed)> 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b. Jika Sign (2-tailed)< 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2) Data Tidak Terdistribusi Normal
Jika data tidak terdistribusi normal, maka pengujian hipotesis
menggunakan analisis tes statistik non parametrik. Uji ststistik non parametrik
yang digunakan adalah uji U dengan persamaan sebagai berikut:91
( ) ( )
∑
90
Joko Sulistyo, Op.Cit., h. 87 91
Tedjo N. Reksoatmodjo. Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. (Bandung: Refika
Aditama, 2007), h. 154-155
Page 58
42
( ) ( )
∑
Keterangan:
U1 = Jumlah peringkat 1
U2 = Jumlah peringkat 2
n1 = Jumlah sampel 1
n2 = Jumlah sampel 2
ΣR1 = Jumlah rangking pada sampel 1
ΣR2 = Jumlah rangking pada sampel 2
Kriteria pengujian uji adalah sebagai berikut:
a) Uhitung < Utabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b) Uhitung > Utabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
b. Hipotesis statistik
Hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam
bentuk notasi statistik.92
Hipotesis statistik pada penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
H0=µ1= µ0
H1=µ1 ≠ µ0
Keterangan:
H0 = Tidak terdapat pengaruh model ICI terhadap kemampuan kognitif
siswa pada konsep usaha dan energi.
H1 = Terdapat pengaruh model ICI terhadap kemampuan kognitif siswa
pada konsep usaha dan energi.
92
Jonathan, Sawono.2012.Model-Model Linear Dan Non-Linear Dalam IBM SPSS 21.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, h. 18
Page 59
57
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh model Interacive Conceptual Instruction (ICI)
terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep usaha dan energi.
Hal ini berdasakan hasil uji hipotesis menggunakan uji-t dan nilai rata-
rata posttest siswa. Nilai A-Symp-sig (2-tailed) data posttest sebesar
0,000 < taraf signifikan sebesar 0,05, nilai rata-rata hasil posttest kelas
eksperimen sebesar 65,86 dan pada kelas kontrol sebesar 50,86
sehingga data ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2. Rata-rata nilai N-Gain pada indikator kemampuan kognitif siswa pada
kelas eksperimen sebesar 0,7 dan kelas kontrol 0,46. Hal ini
menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan
kemampuan kognitif yang lebih besar dibandingkan dengan kelas
kontrol.
Page 60
58
B. SARAN
Model Interactive Conceptual Instruction (ICI) secara keseluruhan mampu
meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada konsep usaha dan energi, namun
masih terdapat beberapa kelemahan yang dialami oleh peneliti. Oleh karena itu,
peneliti menyarankan beberapa gagasan agar penelitian kedepannya dapat lebih
baik lagi, yaitu :
1. Model ICI membutuhkan waktu yang cukup karena dalam proses
pembelajarannya melakukan praktikum sederhana dan presentasi didepan
kelas.
2. Guru harus memilih konsep fisika yang tepat untuk diterapkan model ICI
dalam proses pembelajarannya karena harus mempertimbangkan alat dan
bahan guna praktikum sederhana yang bisa memaksimalkan pemahaman.
3. Model ICI membutuhkan ketegasan dari guru untuk mengatur siswa, karena
terkadang siswa masih malu untuk mengutarakan pendapat dan hasil diskusi
kelompok yang dapat mengurangi waktu efektif pembelajaran.
4. Berdasarkan arahan dewan penguji pembuatan instrumen penelitian harus
lebih diperhatikan ejaan bahasa yang digunakan dan model instrumenn
penelitian harus lebih variatif.
Page 61
59
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W dan David R. Krathwohl.2014.Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Annovasho, Jhelang dan Hermin Budiningarti. 2014.Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X
Peminatan MIPA pada Pelajaran Fisika Materi Fluida Statik di SMA Negeri
1 Baureno Bojonegoro.JIPF
Anwar,W.S, dkk. 2013. Penerapan Pembelajaran Konseptual Interaktif Dengan
Menggunakan Media Animasi Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Ipba Dan Mengetahui Profil Aktivitas Siswa SMP. Jurnal Wahana
Pendidikan Fisika 1. (37-47)
Apriandi, Davi dan Reza Kusuma Setyansah. 2017. “Penerapan Media Simulasi
Matlab Berbasis Interactive Conceptual Untuk Meningkatan Pemahaman
Konsep Mahasiswa”. Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ.
Muhammadiyah Metro
Arifin,Zainal. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi.2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta
Bonita, Donna, dkk. 2016. ”Pengaruh Metode Interactive Conseptual Instruction
(ICI) Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelas VIII SMP”. PYTHAGORAS. 5(2): 189-197
Dahar, R.W. 2006. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Ernawati, Komang Eni, dkk. 2014. ” Pengaruh Model Pembelajaran Interactive
Conceptual Intruction (ICI) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V”.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol 2: (1)
Page 62
60
Kahar,Muhammad Syahrul, dkk. 2018. ”Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Interactive Conceptual Interaction (ICI) Dalam Pemecahan Masalah
Matematika Peserta Didik”. Jurnal Noken. 3:(2)
Machali, Imam.2015.Statistik Itu Mudah. Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata
Malinda, Sherli, dkk. 2017. ”Penerapan Model Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Konsep
Usaha Dan Energi Di Kelas X MIPA.3 SMAN 10 Bengkulu”. Jurnal
Pembelajaran Fisika. Vol. 1: 1
Patriot, Evelina Astra, dkk. 2017. “Effect of Implementation Interactive Conceptual
Instruction with Multi Representation Approach To Improve Levels of
Understanding on Work and Energy Subject Matter”. 4th ICRIEMS
Proceedings, ISBN 978-602-74529-2-3
Permendikbud. 2003. UU NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Permendikbud. 2018. UU NO 34 Tahun 2018 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan
Putri, Dwi Ari Nitra, dkk. 2014.Pengaruh Model Interactive Conceptual Intruction
(ICI) Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Vol 2 : (1)
Rahmaniar,Asri, dkk. 2015.Ukuran Pengaruh Pendekatan Interactive Conceptual
Instruction pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Usaha dan Energi Siswa SMA. Prosiding Simposium Nasional
Inovasi dan Pembelajaran Sains (SNIPS 2015)
Ruseffendi.1998.Statistik Dasar UntukPenelitian Pendidikan. Bandung : CV Andira
Rusman.2010.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sawono,Jonathan.2012.Model-Model Linear Dan Non-Linear Dalam IBM SPSS 21.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Siti, Zubaidah. 2016. Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang
DiajarkanMelaluiPembelajaran. Universitas Negeri Malang
Page 63
61
Soedojo,Peter.2004.Fisika Dasar. Yogyakarta:CV.ANDI
Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods).Bandung: Alfabeta
Suparmita,I Md, dkk.”Pengaruh Model Pembelajaran Interactive Conceptual
Instruction (ICI) Terhadap Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V Sekolah
Dasar”
Sutarno.2013.Fisika Untuk Universitas.Yogyakarta:Graha Ilmu
Sutrisno, Sitti Ahmiarti.2007.Fisika Dasar 1(Mekanika, Fluida, dan
Gelombang).Jakarta : UIN Jakarta Press
Savinainen, Annti dan Philip Scott. 2002.Using The Force Concept Inventory To
Monitor Student Learning And To Plan Teaching. IOP SCIENCE Phys.
Educ. (37-53)
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif–Progresif, Konsep,
Landasan.dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grop
Wahyuni, Siti.2014.Fisika Jilid I untuk SMK/MAK Kelas X. Sinektika
Widianingtyas,Laras, dkk. 2015.” Pengaruh Pendekatan Multi Representasi dalam
Pembelajaran Fisika Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa SMA”. Jurnal
Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika. Volume 1 :(1)