Top Banner
PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, DAN ATTACHMENT TERHADAP REGULASI EMOSI MASA DEWASA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh: Morita Oktaviana 1112070000034 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M
120

PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

Mar 20, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING

STRATEGIES, DAN ATTACHMENT TERHADAP

REGULASI EMOSI MASA DEWASA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

Morita Oktaviana

1112070000034

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/ 2019 M

Page 2: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,
Page 3: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,
Page 4: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,
Page 5: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

v

MOTTO

THE GOOD LIFE IS A PROCESS, NOT A STATE OF BEING,

IT IS A DIRECTION, NOT A DESTINATION

-CARL ROGERS-

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtua beserta kakak dan adik saya

yang selalu memberikan dukungan di setiap situasi.

Page 6: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Desember, 2018

C) Morita Oktaviana

D) Pengaruh Mindfulness, Religious Coping Strategies, dan Attachment Terhadap

Regulasi Emosi Masa Dewasa

E) XIV + 82 Halaman + 23 Lampiran

F) Regulasi emosi merupakan komponen penting dari perkembangan individu,

memungkinkan seseorang untuk mengendalikan, mengenali, mengekspresikan, dan

memodulasi emosinya. Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji signifikansi

pengaruh mindfulness (mindfulness observe, mindfulness describe, mindfulness act,

mindfulness nonjudge, dan mindfulness nonreact), religious coping strategies

(religious collaborative, religious self-directed, dan religious deferring), dan

attachment (attachment anxiety dan attachment avoidance) terhadap regulasi emosi

masa dewasa.

Populasi dalam penelitian ini yaitu relawan di jabodetabek. Sampel yang digunakan

pada penelitian ini sebanyak 150 orang dengan karakteristik berusia antara 23-55

tahun. Penulis menggunakan teknik pengambilan sampel non probability dengan

accidental sampling. Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur

mindfulness, alat ukur religious coping strategies, dan alat ukur attachment. Uji

validitas alat ukur menggunakan teknik confirmatory factor analysis (CFA). Uji

hipotesis menggunakan teknik analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel mindfulness (mindfulness observe, mindfulness describe, mindfulness act,

mindfulness nonjudge, dan mindfulness nonreact), religious coping strategies

(religious collaborative, religious self-directed, dan religious deferring), dan

attachment (attachment anxiety dan attachment avoidance) terhadap regulasi emosi

masa dewasa dengan sumbangan sebesar 27.9 %. Hasil uji hipotesis menunjukkan

hanya ada dua aspek yang signifikan terhadap regulasi emosi yaitu, mindfulness

describe dan mindfulness act. Sedangkan variabel mindfulness observe, mindfulness

nonjudge, mindfulness nonreact, religious self-directed, religious collaborative,

religious deferring, attachment anxiety, dan attachment avoidance tidak

berpengaruh terhadap regulasi emosi masa dewasa.

Berdasarkan temuan dalam penelitian variabel mindfulness berpengaruh signifikan

terhadap regulasi emosi terutama dalam masa dewasa sehingga dapat disertakan

sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya. Secara teori, faktor-faktor yang

mempengaruhi regulasi emosi selain dari yang peneliti teliti seperti pola asuh, goals

kepribadian, dan sebagainya sehingga penelitian selanjutnya disarankan agar

meneliti variabel tersebut yang diduga mempengaruhi regulasi emosi.

G) Bahan bacaan: 55 ; 9 Buku + 36 Jurnal + 2 Tesis + 3 Skripsi + 5 Artikel.

Page 7: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) December, 2018

C) Morita Oktaviana

D) The Influence of Mindfulness, Religious Coping Strategies, and Attachment to

Emotion Regulation in Adult.

E) XIV + 82 pages + 23 appendix

F) Regulasi emosi as an essential component of individual development, enabling a

person to experience, recognize, express, and modulate his emotions. The purpose of

this research is to verify the significance of influence of mindfulness (mindfulness

observe, mindfulness describe, mindfulness act, mindfulness nonjudge, and

mindfulness nonreact), religious coping strategies (religious collaborative, religious

self-directed, and religious deferring), and attachment (attachment anxiety and

attachment avoidance) to emotion regulation in adult.

The population in this study were volunteers in Jabodetabek. The sample in this

study were 150 people with characterisctics 23-55 years old. The author uses non

probability sampling technique with accidental sampling. The author modifies the

emotion regulation questionare, mindfulness questionare, religious coping strategies

questionare, and attachment questionare tools. Test the validity of the measuring

instrument using confirmatory factor analysis (CFA) technique. The hypothesis test

using multiple regression analysis technique.

The result indicated was a significant influences of mindfulness (mindfulness

observe, mindfulness describe, mindfulness act, mindfulness nonjudge, and

mindfulness nonreact), religious coping strategies (religious collaborative, religious

self-directed, and religious deferring), and attachment (attachment anxiety and

attachment avoidance) of emotion regulation by contributing 27.9 %. The hypothesis

test show there was only two significant aspect of its influence emotion regulation,

they were is mindfulness describe and mindfulness act while mindfulness observe,

mindfulness nonjudge, mindfulness nonreact, religious collaborative, religious self-

directed, religious deferring, attachment anxiety, and attachment avoidance does not

affect to emotion regulation.

Based on the findings in the study mindfulness variables significantly influence

emotion regulation, especially in adult so that it can be included as a reference in

further research. In theory, the factors that influence emotion regulation aside from

what the researcher is studying such as parenting, personality, goals, and etc. So,

further research can suggested to examine these variables that are thought to

influence emotion regulation.

G) Reading materials: 55 ; 9Books: 36Journals + 2Thesis + 3Minithesis: 5Article.

Page 8: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahi rabbil „alamin, segala puji syukur kehadirat Allah Swt dengan rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dalam penyusunan skripsi ini

penulis tentunya dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Bambang Suryadi, Ph.D.,

selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta serta jajarannya dan seluruh civitas akademik psikologi.

Atas kebijakan dalam kelulusan Fakultas Psikologi.

2. Ibu Dr. Diana Mutiah, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Akademik, atas

dukungan dan motivasi persoalan akademik selama penulis menjalani proses

perkuliahan.

3. Bapak Miftahuddin, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, atas waktu

selama bimbingan, memberikan arahan, yang senantiasa disampaikan dengan

penuh kesabaran. Semoga semua hal yang diberikan menjadi berkah.

4. Bapak Drs. Akhmad Baidun, M.Si., selaku penguji 1 dan ibu Desi Yustari

Muchtar, M.Psi., selaku penguji 2, terimakasih atas saran dan kritiknya yang

membangun. Semoga semua hal yang diberikan menjadi berkah dan menjadi

jalan kebaikan.

Page 9: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

ix

5. Seluruh Dosen beserta staf Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan.

6. Kedua orang tua peneliti serta kepada kakak dan adik yang selalu memberikan

doa, motivasi, kesabaran, dukungan, dan perhatiannya yang sangat besar kepada

peneliti sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Seluruh responden yang telah sabar dan bersedia menyempatkan waktunya

untuk mengisi kuesioner peneliti, serta pihak yang membantu peneliti dalam

menyebar kuesioner. Semoga sukses dalam segala hal.

8. KPA Mahachala dan I-DERU , terimakasih sudah menjadi keluarga selama di

perantauan dan mengajarkan banyak hal tentang organisasi dan kebersamaan.

9. Muhammad Ikhwan Ar-Rasyid dan M. Abduh Cakrawardana terimakasih sudah

membantu peneliti mengolah data, serta teman-teman emergency group yang

sangat membantu dan memberi dukungan demi menyelesaikan skripsi ini.

10. Faldo Valentino, Siti Rosidah dan Ismi Mayangsari terimakasih sudah menjadi

sahabat yang baik dan sangat perhatian yang selalu mendukung peneliti.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh peneliti, terimakasih

untuk segala kebaikan, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan untuk

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar,

baik bagi peneliti sendiri maupun bagi siapapun yang membacanya. Serta saran dan

kritik yang membangun bagi peneliti.

Jakarta, Juli 2019

Peneliti

Page 10: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iv

MOTTO ..................................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................. vi

ABSTRACT .............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... .viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ..x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. .xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... .xiv

BAB 1: PENDAHULUAN.......................................................................................1-8

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah.....................................................................6

1.2.1 Pembatasan Masalah....................................................................................6

1.2.2 Perumusan Masalah.....................................................................................7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian..............................................................................7

1.3.1 Tujuan Penelitian.........................................................................................7

1.3.2 Manfaat Penelitian.......................................................................................8

BAB 2 LANDASAN TEORI.................................................................................9-29

2.1 Regulasi Emosi.......................................................................................................9

2.1.1 Definisi Regulasi Emosi...............................................................................9

2.1.2 Dimensi Regulasi Emosi.............................................................................11

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regulasi Emosi..................................12

2.1.4 Pengukuran Regulasi Emosi...................................................................... 14

2.2 Mindfulness...........................................................................................................14

2.2.1 Definisi Mindfulness...................................................................................14

2.2.2 Dimensi Mindfulness. ................................................................................16

2.2.3 Pengukuran Mindfulness.............................................................................17

2.3 Religious Coping Strategies..................................................................................17

2.3.1 Definisi Religious Coping Strategies..........................................................17

2.3.2 Dimensi Religious Coping Strategies. ...................................................... 19

2.3.3 Pengukuran Religious Coping Strategies. .................................................19

2.4 Attachment............................................................................................................20

2.4.1 Definisi Attachment....................................................................................20

2.4.2 Dimensi Attachment...................................................................................23

2.4.3 Pengukuran Attachment..............................................................................23

2.5 Kerangka Berpikir................................................................................................23

2.6 Hipotesis Penelitian..............................................................................................27

Page 11: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

xi

BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................29-58

1.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel...........................................29

1.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional......................................................29

1.3 Instrumen Pengumpulan Data..............................................................................32

1.3.1 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................32

1.3.2 Alat Ukur Penelitian...................................................................................34

1.3.2.1 Regulasi Emosi..............................................................................34

1.3.2.2 Mindfulness....................................................................................35

1.3.2.3 Religious Coping Strategies..........................................................36

1.3.2.4 Attachment.....................................................................................37

1.4 Uji Validitas Konstruk.........................................................................................38

1.4.1 Uji Validitas Konstruk Skala Regulasi Emosi.........................................40

1.4.2 Uji Validitas Konstruk Skala Mindfulness Observe................................42

1.4.3 Uji Validitas Konstruk Skala Mindfulness Describe...............................43

1.4.4 Uji Validitas Konstruk Skala Mindfulness Act........................................44

1.4.5 Uji Validitas Konstruk Skala Mindfulness Nonjudge..............................45

1.4.6 Uji Validitas Konstruk Skala Mindfulness Nonreact...............................46

1.4.7 Uji Validitas Konstruk Skala Religious Collaborative............................47

1.4.8 Uji Validitas Konstruk Skala Religious Self-Directed.............................48

1.4.9 Uji Validitas Konstruk Skala Religious Deferring..................................49

1.4.10 Uji Validitas Konstruk Skala Attachment Anxiety...................................50

1.4.11 Uji Validitas Konstruk Skala Attachment Avoidance..............................52

1.5 Metode Analisis Data..........................................................................................53

1.6 Prosedur Penelitian..............................................................................................56

BAB 4 HASIL PENELITIAN.............................................................................58-71

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian............................................................................ 58

4.2 Hasil Analisis Deskriptif...................................................................................... 58

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian. ............................................................... 60

4.4 Hasil Uji Hipotesis................................................................................................62

4.5 Proporsi Varians....................................................................................................68

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN......................................................72-77

5.1 Kesimpulan...........................................................................................................72

5.2 Diskusi..................................................................................................................73

5.3 Saran.....................................................................................................................75

5.3.1 Saran Teoritis..............................................................................................75

5.3.2 Saran Praktis...............................................................................................76

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................78

LAMPIRAN….......................................................................................................... 83

Page 12: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor untuk Pernyataan Positif dan Negatif Skala Regulasi Emosi,

Mindfulness, Religious Coping Strategies, dan Attachment....................33

Tabel 3.2 Blueprint Skala Regulasi Emosi............................................................. 35

Tabel 3.3 Blueprint Skala Mindfulness... ................................................................36

Tabel 3.4 Blueprint Skala Religious Coping Strategies...........................................37

Tabel 3.5 Blueprint Skala Attachment. ...................................................................38

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Regulasi Emosi.......................................................41

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Mindfulness Observe..............................................43

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Mindfulness Describe.............................................44

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Mindfulness Act......................................................45

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Mindfulness Nonjudge. ..........................................46

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Mindfulness Nonreact.............................................47

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Religious Collaborative..........................................48

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Religious Self-Directed...........................................49

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Religious Deferring................................................50

Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Attachment Anxiety.................................................51

Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Attachment Avoidance............................................53

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Subjek Penelitian.............................................................58

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Statistik...........................................................59

Tabel 4.3 Norma Kategorisasi Skor Penelitian........................................................60

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian.....................................................61

Tabel 4.5 Analisis Regresi.......................................................................................63

Tabel 4.6 ANOVA Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV................................63

Tabel 4.7 Koefisien Regresi Variabel Regulasi Emosi...........................................65

Tabel 4.8 Proporsi Varians Variabel Regulasi Emosi.............................................68

Page 13: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema strategi regulasi emosi (Phan & Sripada, 2013, hlm. 378.

Modifikasi dari Process Model of Emotion Regulation: Gross &

Thompson, 2007).................................................................................10

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir......................................................................26

Page 14: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Kuesioner Penelitian..................................................................................84

Lampiran Syntax dan Path Diagram CFA.................................................................89

Lampiran Output Deskriptif dan Regresi..................................................................101

Page 15: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Dalam ”The

Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan

bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan

masalah. Begitupun emosi menurut Goleman (2005) yang pada dasarnya adalah

dorongan untuk bertindak, berencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah

ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi.

Hurlock (1994) mengemukakan bahwa peran emosi dalam mengatasi ataupun

memecahkan masalah menjadi hal yang sangat penting, dimana setiap individu

menyadari bahwa semua aspek kehidupan tidak lepas dari masalah, cara

memecahkan masalah, maupun pengendalian emosi itu sendiri. Masa yang cukup

matang dalam hal pengendalian emosi itu sendiri yaitu pada masa dewasa,

dikarenakan pada masa dewasa terjadi perubahan-perubahan fisik maupun

psikologis. Petunjuk kematangan emosi pada diri individu adalah kemampuan

individu untuk menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara

emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak, sehingga

akan menimbulkan reaksi emosional yang stabil dan tidak berubah-ubah dari satu

emosi atau suasana hati ke emosi atau suasana hati yang lain.

Namun dalam beberapa kasus dewasa, terjadi perbedaan atau pertentangan

dalam menyikapi berbagai masalah yang melibatkan proses emosinya. Seperti kasus

yang menghebohkan tanah air. Pada tahun 2018 situs berita online republika

memberitakan telah terjadi pembunuhan sekeluarga di Bekasi, Senin (12/11). Polda

Page 16: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

2

Metro Jaya bersama dengan Polres Kota Bekasi telah menangkap satu pelaku

pembunuhan satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri beserta kedua

anaknya di Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat oleh pelaku yang bernama Haris

Simamora (23). Pelaku diduga sakit hati dengan ucapan korban dan memutuskan

untuk membalas sakit hatinya dengan cara menghilangkan nyawa korban.

Selain itu, dilansir dari indopos.co.id, kasus yang marak di kalangan dewasa

yang sudah menikah yaitu angka perceraian di Indonesia belakangan sangat

meresahkan, bahkan setiap tahun angkanya selalu meningkat. Berdasarkan data

Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung di DKI Jakarta, angka gugatan

perceraian menunjukkan peningkatan pada 2018. Untuk wilayah Jakarta Utara pada

2017 terdapat 2.594 kasus perceraian, pada 2018 menjadi 2.920 kasus perceraian. Di

wilayah Jakarta Barat, jumlah kasus perceraian sepanjang 2017 mencapai 3.718

kasus. Angka itu meningkat menjadi 4.373 kasus pada 2018. Di wilayah Jakarta

Selatan, pada 2017 mencapai 5.642 kasus dan meningkat menjadi 5.690 kasus di

2018. Sementara, untuk wilayah Jakarta Timur tercatat sebagai wilayah dengan

angka perceraian paling tinggi. Jumlah gugatan perceraian mencapai 5.773 kasus di

2017 dan meningkat menjadi 6.695 pada 2018. 10% diantaranya merupakan kasus

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi,

sedangkan menurut data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi ganggunan

mental emosional dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun

ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia.

Data dan informasi yang didapatkan perlu menjadi perhatian lebih terutama dalam

Page 17: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

3

upaya kontrol masalah emosi pada usia dewasa, padahal pada proses perkembangan

dewasa harusnya sudah matang secara emosi. Dijelaskan oleh Dr. Igor Galynker dari

Beth Israel Medical Center Department of Psychiatry, menurutnya emosi orang

dewasa terkadang tidak berbeda dengan anak-anak, sehingga kasus pada orang

dewasa bisa saja terjadi dan emosi bisa meluap dikarenakan berbagai sebab, dan

kembali lagi semuanya tentang kontrol.

Kemampuan untuk mempengaruhi emosi, kapan dan bagaimana individu

merasakan emosi serta mengekspresikan emosi disebut sebagai regulasi emosi.

dicetuskan oleh Gross (1998). Definisi regulasi emosi menggambarkan proses

memulai, memonitoring, maintaining and controlling, menyesuaikan kejadiannya,

intensitas atau durasi dari emosi. Menurut Goleman (2002) tujuan dari regulasi emosi

ini bukan untuk menekan emosi yang akan diekspresikan, tetapi mengendalikan

luapan-luapan emosi yang dirasa akan hilang kendali agar kestabilan emosi tetap

terjaga, sehingga individu diharapkan dapat mencapai kecerdasan emosional yaitu

kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage

our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan

pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui

keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan

keterampilan sosial.

Salah satu yang mempengaruhi regulasi emosi yaitu mindfulness. Sebuah

penelitian menemukan mindfulness mempunyai hubungan negatif dengan kesulitan

psikologis, seperti neurotik, pikiran yang disupresi, disasosiasi, kesulitan regulasi

emosi, depresi, dan kecemasan (Davis & Hayes, 2011). Penelitian tersebut

Page 18: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

4

menunjukkan tidak adanya hubungan mindfulness terhadap kesulitan regulasi emosi,

sebaliknya mindfulness menunjang proses regulasi emosi. Selain itu, faktor yang

mempengaruhi regulasi emosi adalah religious coping strategies. Pada sebuah

penelitian menyebutkan religiusitas memberikan kontribusi yang besar pada

perkembangan masa dewasa, hal ini tidak dapat dipungkiri sehingga mendapat

perhatian banyak peneliti (Regnerus, Smith, & Fritsch, 2003). Responden dalam

penelitian tersebut rata-rata usia berkategori masa dewasa.

Pargament (1997) meneliti aturan dari religious coping strategies memiliki

hubungan atau keterkaitan dengan regulasi emosi. Ketika seseorang dihadapkan pada

stress dalam kehidupannya, studi menunjukkan bahwa lebih banyak orang-orang

Amerika sebagai responden dalam penelitian tersebut lebih nyaman dan

mendapatkan dukungan dari menerapkan strategi coping religiusitas (Schottenbauer

et al., 2006). Hathaway dan Pargament (1992) mencatat bahwa religiusitas

menyediakan strategi coping dalam menghadapi kehidupan sosial, proses kognitif,

spiritualitas dan aspek perilaku yang berhubungan dengan keyakinan. Penelitian

tersebut menunjukkan tiga basic styles dari coping religiusitas: self-directed,

deferring, dan collaborative (Pargament, Kennell, Hathaway, Grevengoed, Newman,

& Jones, 1988). Basic styles dari penelitian sebelumnya ini akan menjadi acuan

dalam menyusun penelitian peneliti terutama dalam dimensi variabel religious

coping strategies terhadap regulasi emosi.

Beberapa konsep dalam Islam pun menjelaskan tentang cara regulasi emosi.

Cara meregulasi emosi dalam Islam salah satunya terdapat dalam Sabda Rasulullah,

“Sunguh saya mengetahui ada satu kalimat,jika dibaca marahnya akan hilang yaitu

Page 19: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

5

jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim” (HR. Bukhari

dan Muslim). Selain itu, dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda “Jika kalian marah,

diamlah.” (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan Lighairih).

Konsep lainnya dalam Islam, yaitu seperti dari Abu Dzar, Rasulullah

menasehatkan, “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia

duduk, karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia

mengambil posisi tidur”. (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai

shahih oleh Syuaib Al-Arnauth). “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan

diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah,

hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad 17985 dan Abu Daud 4784).

Indikasi lain yaitu attachment, hal ini juga memberikan kontribusi terutama

bagi regulasi emosi. Attachment merupakan teori yang berkaitan dengan kelekatan

dengan sosok ibu maupun pengganti (Bowlby, 1982). Hubungan attachment dengan

perkembangan manusia, proses kognitif, serta affect regulation yang merupakan

pendukung yang berhubungan dengan proses regulasi emosi (Mikulincer, 2003). Hal

ini semakin mendukung peneliti untuk meneliti beberapa variabel yang memiki

keterkaitan pada penelitian sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, penelitian ini diberi

judul “pengaruh mindfulness, religious coping strategies, dan attachment terhadap

regulasi emosi masa dewasa”.

Page 20: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

6

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar pembatasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka perlu suatu pembatasan

masalah. Adapun pokok permasalahan yang menjadi batasan permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Regulasi emosi dalam penelitian ini meliputi cognitive reappraisal dan expressive

suppression dikembangkan oleh Gross, J.J., & John, O.P. (2003).

2. Mindfulness dalam penelitian ini meliputi non-react (non-reactivity to inner

experience), observe (observing, noticing, attending to sensations, perceptions,

thoughts, or feelings), act (acting with awareness, automatic pilot/ concentration,

or nondistraction), describe (describing or labeling with words), non-judge

(nonjudging of experience) yang dikembangkan oleh Baer, R.A., Smith, G. T.,

Hopkins, J., Krietemeyer, J., & Toney, L. (2006).

3. Religious coping strategies dalam penelitian ini meliputi collaborative (spiritually

based coping dan religious social support), self-directed (religious discontent dan

religious avoidance), deferring (religious pleading dan good deeds) yang

dikembangkan oleh Pargament (1990).

4. Attachment dalam penelitian ini meliputi attachment anxiety (pre-occupation, fear

of rejection, jealousy) dan attachment avoidance (avoidance of intimacy,

discomfort with closeness, self-reliance) yang dikembangkan oleh Brennan, Clark

and Shaver (1998).

5. Responden atau subyek dalam penelitian ini yaitu individu usia dewasa yaitu pada

umur 23 tahun sampai 55 tahun.

Page 21: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

7

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh signifikan mindfulness (mindfulness observe, mindfulness

describe, mindfulness act, mindfulness nonjude, mindfulness nonreact), religious

coping strategies (religious collaborative, religious self-directed, religious

deferring), dan attachment (attachment anxiety, attachment avoidance) terhadap

regulasi emosi ?

2. Seberapa besar pengaruh keseluruhan variabel independen: mindfulness

(mindfulness observe, mindfulness describe, mindfulness act, mindfulness

nonjude, mindfulness nonreact), religious coping strategies (religious

collaborative, religious self-directed, religious deferring), dan attachment

(attachment anxiety, attachment avoidance) terhadap regulasi emosi ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian:

1. Untuk menguji pengaruh variabel mindfulness (mindfulness observe, mindfulness

describe, mindfulness act, mindfulness nonjude, mindfulness nonreact), religious

coping strategies (religious collaborative, religious self-directed, religious

deferring), dan attachment (attachment anxiety, attachment avoidance) terhadap

regulasi emosi.

2. Untuk menguji seberapa besar pengaruh dari variabel independen mindfulness

(mindfulness observe, mindfulness describe, mindfulness act, mindfulness

nonjude, mindfulness nonreact), religious coping strategies (religious

Page 22: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

8

collaborative, religious self-directed, religious deferring), dan attachment

(attachment anxiety, attachment avoidance) terhadap regulasi emosi.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis yaitu

sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan ilmu

pengetahuan dan khazanah psikologi pada umumnya dan pada khususnya di

bidang kajian psikologi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dalam aplikasi teori-teori yang telah ada guna memperluas wacana dalam bidang

psikologi klinis dan psikologi agama terutama mengenai mindfulness, religious

coping strategies, dan attachment yang dapat mempengaruhi regulasi emosi masa

dewasa.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam

rangka melihat pengaruh mindfulness, religious coping strategies, dan

attachment dalam mempengaruhi emosi, kapan dan bagaimana merasakan emosi

serta mengekspresikan emosi (regulasi emosi).

Page 23: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Regulasi Emosi

2.1.1 Definisi Regulasi Emosi

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh.

Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak

dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002), emosi merujuk pada suatu perasaan

dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian

kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya merupakan dorongan untuk

bertindak.

Menurut Lazarus (1991) emosi diduga muncul ketika seorang individu

mengalami sebuah situasi dan memahaminya sebagai sesuatu yang relevan untuk

merespon, sedangkan emosi umumnya dikonseptualisasikan sebagai sesuatu yang

multifaset, fenomena yang diwujudkan dengan melibatkan gabungan perubahan yang

melibatkan pengalaman subjektif, perilaku, dan peripheral secara fisiologi (Gross, et

al. 2005). Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan

kecenderungan untuk bertindak yang melibatkan faktor psikologis dan fisiologis

individu terhadap situasi tertentu dikaitkan dengan pengalaman serupa sehingga

response yang muncul bisa jadi sudah termodifikasi dari pengalaman sebelum atau

merupakan response yang baru. Menurut Gross (1998) regulasi emosi adalah

kemamouan individu dalam mempengaruhi emosi yang sedang di alami, kapan

kejadiannya, dan proses pengekspresian emosi. Regulasi emosi dapat dipahami

sebagai proses intervensi secara sadar maupun tidak sadar terhadap pengalaman

Page 24: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

10

emosional yang memungkinkan perubahan pengalaman dan ekspresi afek dari

respons natural menjadi respons lain yang lebih efektif (Gross & Thompson, 2007;

Phan & Sripada, 2013).

Process Model of Emotion Regulation dari Gross dan Thompson (2007)

menggambarkan bahwa regulasi emosi mungkin terjadi sebelum kemunculan respons

(antecendent-focused strategies) maupun sesudah kemunculan respons

afektif/perilaku (response-focused strategies). Meta-analisis terhadap model ini

menyimpulkan bahwa secara umum, strategi berbasis anteseden merupakan strategi

yang lebih efektif dibandingkan strategi berbasis respons (Webb, Miles, & Sheeran,

2012), proses model dari regulasi emosi dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Skema strategi regulasi emosi (Phan & Sripada, 2013, hlm. 378.

Modifikasi dari Process Model of Emotion Regulation: Gross & Thompson, 2007).

Banyak tujuan dari regulasi emosi ini mudah dipahami dalam istilah hedonistik yaitu

orang termotivasi untuk menghindari rasa sakit dan mencari kesenangan. Sedangkan

lebih jauhnya regulasi emosi melibatkan peningkatan, cara memulai, dan mengurangi

bahkan menghentikan emosi negatif atau positif, walaupun dalam penjelasannya

akan sedikit rumit namun proses ini terjadi dengan sangat membantu proses emosi

itu sendiri.

Page 25: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

11

Thompson (2007) mendefinisikan regulasi emosi sebagai proses intrinsik dan

ekstrinsik yang bertanggung jawab memonitor, mengevaluasi dan memodifikasi

reaksi emosi secara intensif dan khusus untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu,

Thompson juga mengemukakan bahwa regulasi emosi yang dilakukan individu

merupakan usaha individu untuk memberikan pengaruh terhadap emosi yang muncul

dengan cara mengatur individu dalam merasakan dan mengekspresikan emosinya

agar tetap dapat bersikap tenang dan berfikir jernih. Berdasarkan pengertian

disimpulkan bahwa regulasi emosi ialah proses yang dapat mengontrol dan

menyesuaikan emosi yang muncul untuk menyesuaikan suatu tujuan sehingga dapat

menenangkan diri setelah kehilangan kontrol atas emosi. Regulasi emosi mengacu

pada serangkaian proses heterogen dimana emosi itu sendiri diatur.

2.1.2 Dimensi Regulasi Emosi

Terdapat dua bentuk strategi regulasi emosi yaitu cognitive reappraisal dan

expressive suppression. Cognitive reappraisal merupakan bentuk perubahan kognitif

yang melibatkan individu untuk mengubah cara berpikir tentang situasi yang dapat

berpotensi akan memunculkan emosi sehingga mampu mengubah pengaruh

emosionalnya. Cognitive reappraisal merupakan antecedent-focused strategy yang

terjadi lebih awal sebelum kecenderungan respon emosi diaktifkan secara penuh dan

mengubah perilaku (Gross & John, 2003).

Expressive suppression merupakan sebuah bentuk modulasi respon yang

melibatkan individu mengurangi perilaku emosi yang ekspresif ketika individu sudah

dalam keadaan emosional. Supression merupakan response-focused strategy yang

datangnya relatif lambat dalam proses pembangkitan emosi dan memodifikasi aspek

Page 26: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

12

perilaku dari kecenderungan respon emosi. Supression dapat efektif dalam

mengurangi ekspresi perilaku oleh emosi negatif, akan tetapi juga memiliki efek

samping yang tidak diharapkan yaitu mengawasi ekspresi emosi positif yang ketat

(Gross & John, 2003).

Dengan demikian cognitive reappraisal melibatkan setiap individu dalam

menafsirkan permulaan situasi yang dapat memunculkan emosi kemudian dapat

merubah perilaku emosinya. Dalam hal ini ketika individu dihadapkan dalam kondisi

tertekan, diharapkan individu tersebut mampu dalam melibatkan perubahan penilaian

situasi tertekan sehingga mampu memberikan dampak positif. Sedangkan expressive

suppression lebih berfokus kepada bagaimana individu mampu merubah ekspresi

emosi yang keluar ketika individu tersebut sudah dalam keadaan emosional.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regulasi Emosi

Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan regulasi emosi, yaitu:

1. Usia

Penelitian menunjukkan bertambahnya usia dihubungkan dengan adanya

peningkatan kemampuan regulasi emosi, semakin tinggi usia seseorang semakin baik

kemampuannya dalam meregulasi emosi. Sehingga menyebabkan ekspresi emosi

semakin terkontrol, Maider (dalam Ikhwanisifa, 2008).

2. Mindfulness

Penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan mindfulness terhadap kesulitan

regulasi emosi. Selain itu dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa mindfulness

mempunyai hubungan yang negatif dengan kesulitan psikologis, seperti neurotik,

Page 27: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

13

pikiran yang disupresi, disasosiasi, kesulitan regulasi emosi, depresi, dan kecemasan

(Davis & Hayes, 2011).

3. Jenis Kelamin

Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan berbeda dalam

mengekspresikan emosi baik verbal maupun ekspresi wajah sesuai dengan

gendernya. Dalam pengekspresian emosi dihubungkan dengan perbedaan dalam

tujuan laki-laki dan perempuan mengontrol emosinya. Perempuan mengekspresikan

emosi lebih kepada menjaga hubungan interpersonal serta membuat merea tampak

tidak berdaya. Sedangkan laki-laki lebih mengekspresikan marah dan bangga untuk

menunjukkannya. Sehingga disimpulkan bahwa wanita lebih dapat melakukan

regulasi terhadap emosi marah dan bangga, sedangkan laki-laki pada emosi takut,

cemas, dan sedih, Fischer (dalam Ikhwanisifa, 2008)

4. Attachment

Attachment memiliki banyak penelitian dan subjek yang berbeda dalam pengaruhnya

terhadap banyak hal. Dalam sebuah penelitian menyebutkan attachment memiliki

pengaruh dala mengembangkan regulasi emosi (Mickuliner, 2002)

5. Pola Asuh

Berbagai cara orang tua mensosialisasikan emosi kepada anaknya diantaranya

melalui: pendekatan tidak langsung saat interaksi bersama keluarga (antara anak

dengan orangtua), teknik teaching dan coaching, serta mencocokkan dalam

lingkungan, Parke (dalam Brenner & Salovey, 1997).

Page 28: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

14

6. Religiusitas

Seseorang yang tinggi tingkat religiusitasnya akan berusaha untuk menampilkan

emosi yang tidak berlebihan bila dibandingkan dengan orang yang tingkat

religiusitasnya rendah, Krause (dalam Ikhwanisifa, 2008)

7. Kepribadian

Kepribadian neuroticism dengan ciri-ciri sensitif, moody, suka gelisah, cemas, panik,

harga diri rendah, kurang bisa mengontrol diri dan tidak memiliki kemampuan

coping yang efektif terhadap stres akan menunjukkan tingkat regulasi emosi yang

rendah, Cohen & Armeli (dalam Ikhwanisifa 2008).

2.1.4 Pengukuran Regulasi Emosi

Regulasi emosi dalam penelitian ini meliputi cognitive reappraisal dan expressive

suppression dikembangkan oleh Gross, J.J., & John, O.P. (2003). Peneliti

memodifikasi skala yang terdiri dari 10 item. Skala ini telah terbukti pada

pengukuran yang baik dan telah di uji, hasil dari confirmatory factor analysis (CFA)

menunjukkan bahwa kedua kategori regulasi emosi adalah fit, atau seluruh item yang

memuat faktor diwakili (dalam, Gross, J.J., & John, O.P.,2003)

2.2 Mindfulness

2.2.1 Definisi Mindfulness

Mindfulness adalah kualitas kesadaran diri (consciousness), yang mencakup keadaan

sadar terjaga (awareness) dan perhatian (attention) dan harus dibedakan dari proses

mental seperti kognisi (perencanaan-pengawasan), motivasi, dan keadaan emosi

(Brown & Ryan, 2003). Mindfulness harus dibedakan dari beberapa teori self-

awareness yang mendapat perhatian selama hampir 30 tahun belakang seperti salah

Page 29: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

15

satunya teori self-awareness pengetahuan mengenai diri (Bishop dkk, 2004; Brown

& Ryan, 2003). Istilah consciousness digunakan untuk pengertian kesadaran diri

secara lebih luas dan didukung munculnya Journal of Consciousness Studies di awal

tahun 90an. Istilah awareness saat ini digunakan untuk pengertian keadaan sadar

terjaga terkait keadaan internal dan eksternal individu .

Mindfulness merupakan proses yang mengantarkan kualitas perhatian kepada

pengalaman saat ini tanpa perlu mengelaborasi, tanpa penilaian, dan penerimaan

akan pikiran, perasaan, ataupun sensasi yang muncul dari pusat keadaan sadar terjaga

saat ini. Seperti pengalaman ketika berjalan di pantai, merasakan sensasi ketika kaki

menyentuh pasir, ketika melihat orang memakai kacamata disadari sebagai proses

pengelihatan yaitu mata menangkap objek manusia mengenakan kacamata. Semua

yang dirasakan, dilihat, didengar, reaksi emosi dan pemikiran yang menyertai,

diperhatikan sebagai peristiwa mental yang muncul dalam arus kesadaran. Keadaan

mindfulness diartikan bahwa pemikiran dan perasaan merupakan peristiwa mental

yang muncul di pikiran tanpa perlu mengidentifikasikannya secara berlebihan, dan

bereaksi secara otomatis dengan kebiasaan perilaku yang cenderung terdorong secara

emosional. Mindfulness merupakan keadaan observasi diri yang memberi jarak

antara persepsi dan respon, sehingga memungkinkan pikiran untuk merespon situasi

lebih efektif pada realitas yang sesungguhnya (Williams & Kabat-Zinn, 2011).

Menurut Baer, Smith, Lykins, Button, Krietemeyer, Sauer, Walsh, Duggan,

dan William (2008) mindfulness adalah suatu keadaan ketika individu sadar akan

dirinya, baik tempat maupun mental terhadap keadaan yang terjadi pada saat itu juga,

serta tidak berfikir ataupun terpaku akan kejadian masa lalu maupun masa depannya,

Page 30: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

16

melainkan fokus akan keadaan sekarang. Selanjutnya Baer dkk. (2008) menjelaskan

lima dimensi dari mindfulness, yaitu observing, describing, acting with awareness,

non-judging of inner experience, dan non-reacting to inner experience. Observing

adalah bagaimana individu menyadari atau memperhatikan pengalaman internal dan

eksternal, seperti sensasi, kognisi, emosi, penglihatan, suara, dan bau. Describing

merupakan kemampuan individu untuk memberi label atau menjelaskan pengalaman

internal dengan kata-kata. Kemudian dimensi lainnya yaitu acting with awareness,

memiliki definisi yaitu ketika individu mengalami suatu aktivitas pada satu moment

dan kontras dengan bertingkah secara mekanis ketika fokus perhatian berada di

tempat lain. Selanjutnya, dimensi non-judging of inner experience yaitu ketika

individu mengambil suatu makna yang bukan merupakan evaluasi atas pemikiran

dan perasaan. Dimensi kelima yaitu nonreactivity to inner experience, adalah saat

individu memiliki kecenderungan untuk mengizinkan pemikiran dan perasaan untuk

datang dan pergi, tanpa terbawa olehnya maupun mengikutinya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mindfulness merupakan hasil

peningkatan keadaan sadar (terjaga) dan perhatian yang terpusat pada keadaan

internal dalam dirinya (mind-body) dan lingkungan di luar dirinya atas pengalaman

keberadaannya di sini-saat ini, tanpa perlu mengelaborasi, tanpa penilaian, sebagai

pengalaman terbuka dan proses penerimaan.

2.2.2 Dimensi Mindfulness

Dimensi Mindfulness dalam penelitian ini meliputi non-react (non-reactivity to inner

experience), observe (observing/ noticing/ attending to sensations/ perceptions/

thoughts/ and feelings), act (acting with awareness/ automatic pilot/ concentration/

Page 31: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

17

nondistraction), describe (describing/ labeling with words), non-judge (nonjudging

of experience).

2.2.3 Pengukuran Mindfulness

Pengukuran Mindfulness dalam penelitian ini meliputi non-react, observe, act, dan

describe yang dikembangkan oleh Baer, R.A., Smith, G. T., Hopkins, J.,

Krietemeyer, J., & Toney, L. (2006). Kelima kategori dan terdiri dari 39 item yang

telah dimodifikasi oleh peneliti. Kelima faktor yang dihipotesiskan oleh Baer, R.A.,

Smith, G. T., Hopkins, J., Krietemeyer, J., & Toney, L. (2006) dikatakan fit dan

dengan hasil yang memuaskan.

2.3 Religious Coping Strategies

2.3.1 Definisi Religious Coping Strategies

Lazarus (1984) mendefinisikan coping sebagai upaya kognitif dan perilaku yang

digunakan seseorang dalam mengelola tuntutan internal dan eksternal serta konflik

diantara internal dan eksternal yang dipandang mempengaruhi sumber daya individu.

Coping mensyaratkan usaha yang merupakan strategi aktif, dipelajari dan sadar serta

semua upaya secara kognitif dan perilaku yang ditujukan untuk mengelola tuntutan-

tuntutan spesifik. Jika coping tidak efektif maka dapat merusak kesehatan, moral

serta fungsi-fungsi sosial, namun jika coping efektif maka stres akan berada dalam

kondisi yang terkontrol.

Menurut Lazarus dan Folkman (1984) bahwa coping berkaitan dengan usaha

mengelola tuntutan-tuntutan dari internal maupun eksternal dan coping merupakan

proses transaksional, proses tukar-menukar dan pertemuan antara individu dengan

situasi dalam lingkungan yang lebih luas. Pargament (1997) mendefinisikan coping

Page 32: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

18

sebagai suatu proses dan proses coping senantiasa berevolusi dan terus berubah

sepanjang waktu. Pargament juga menambahkan bahwa proses coping melibatkan

hampir seluruh dimensi dan fungsi manusia, baik kognitif, afektif, perilaku dan

fisiologis, serta tidak dibatasi pada yang terjadi dalam individu tetapi juga yang

terjadi dalam konteks hubungan dan setting yang lebih luas.

Pargament (1997) juga menunjukkan bahwa religious coping adalah bentuk

yang paling umum dari coping. Oleh karena pengaruh global dalam agama yang

sangat luas, coping menjadi tepat untuk seseorang menganggap agama sebagai

sarana untuk mengelola peristiwa yang menekan. Penelitian telah memberikan

pemahaman tentang bagaimana dinamika pengaruh agama ini dapat berhasil.

Religiusitas merupakan sumber coping dalam menghadapi krisis. Berdoa dan

kepercayaan terhadap Tuhan dipandang sebagai hal yang paling banyak ditemukan

sebagai sumber religious coping. Sumber coping lainnya adalah berbicara pada

Tuhan pada waktu berdoa tentang cara mengatasi permasalahannya. Selanjutnya

dalam berdoa, individu yang menggunakan religious coping strategies akan yakin

bahwa Tuhan punya tujuan terhadap musibah yang menimpanya. Efek berdoa

tersebut didukung oleh penelitian bahwa metode dalam religious coping yakni tipe-

tipe berdoa berkaitan dengan kesejahteraan subyektif (Whittington & Scher, 2010).

Menurut Pargament (1997), kegiatan religious coping mewakili lima fungsi

keagamaan, yaitu pencarian makna, pencarian untuk penguasaan dan control,

pencarian untuk kenyamanan dan kedekatan kepada Allah, mencari keintiman dan

kedekatan kepada Allah, serta mencari perubahan hidup (dalam Aflakseir &

Coleman, 2011). Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa religious coping

Page 33: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

19

strategies adalah suatu proses multidimensional untuk mengelola, mengubah, atau

menguasai situasi, mengatur respon emosional, atau kombinasi dari perilaku tersebut

dengan menggabungkan sumber daya rohani (baik pribadi atau sosial), proses

penilaian yang mengambil makna suci atau hasil pemilihan koping yang mengakui

pencarian kesucian dari ajaran agama yang dianutnya.

2.3.2 Dimensi Religious Coping Strategies

Pargament (1997), telah mengidentifikasi tiga jenis pemecahan agama dalam

mengatasi masalah: Collaborative, deferring, dan self-directed. Collaborative

mengacu pada kerjasama dengan Tuhan, self-directed melibatkan diri sendiri sebagai

cara untuk mengatasi masalah, dan deferring mengacu pada menolak situasi ke

tangan Tuhan. Religious coping kemudian dapat dipengaruhi oleh perbedaan

individu dalam sistem kepercayaan seseorang terhadap suatu hal. Oleh karena itu,

Religious coping menjadi bagian penting dari proses coping secara keseluruhan

individu dan menjadi pengaruh penting dalam pengaturan emosi. Efektifitas sumber

daya internal dan eksternal dalam pengaturan emosi dinilai dari faktor keagamaan,

bagaimanapun dimediasi oleh faktor-faktor lain. Strategi yang digunakan dalam

proses coping adalah penting, namun yang sama pentingnya adalah kondisi

psikologis seseorang yang menggunakan coping ini dalam prakteknya.

2.3.3 Pengukuran Religious Coping Strategies

Religious coping strategies dala penelitian ini terdiri dari 29 item yang telah

dimodifikasi oleh peneliti. Pengukuran terdiri dari lima kategori pada religious

coping strategies yaitu collaborative (spiritually based coping dan religious social

support), self-directed (religious discontent dan religious avoidance), deferring

Page 34: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

20

(religious pleading dan good deeds) yang dikembangkan oleh Pargament (1990).

Skala ini telah terbukti pada pengukuran psikometri yang baik dan telah diuji dalam

berbagai penelitian. Ketiga faktor yang dihipotesiskan Pargament (1990) ditemukan

seluruhnya fit dan dengan hasil yang memuaskan.

2.4 Attachment

2.4.1 Definisi Attachment

Attachment menurut Bowlby dan Ainsworth (dalam Cassidy,1999) merupakan suatu

tingkah laku yang ditunjukan oleh bayi kepada orang tuanya. Perilaku yang

dinamakan attachment ini adalah perilaku anak yang menangis, mendekati, mencari

kontak dan berusaha untuk mempertahankan kontak dan berusaha untuk

mempertahankan kontak pada orang tua nya ketika anak sedang mencari

kenyamanan dan ketentraman. .

Teori attachment berusaha untuk menjelaskan secara normatif, pola

perkembangan perilaku dan juga untuk mengidentifikasi perbedaan individu dalam

pola perilaku tertentu (Hazan & Shaver, 1994). Sistem perilaku keterikatan terdiri

dari pengasuh utama dan bayinya dalam mengembangkan kemitraan, terkoordinasi

dimana bayi menggunakan perilaku emotif (misalnya menangis, menempel) selama

masa kesusahan untuk mendapatkan kedekatan dengan pengasuh, yang pada

gilirannya memberikan kenyamanan, perlindungan, dan basis aman dari mana anak

dapat menjelajah. Pengalaman pengasuh awal ini menjadi kode di otak anak yang

sedang berkembang sebagai representasi mental yang disebut model kerja internal.

Model kerja internal ini menyediakan template yang memengaruhi cara seseorang

memandang diri sendiri, orang lain, dan suatu hubungan.

Page 35: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

21

Sistem attachment diaktifkan ketika dirasakan adanya suatu ancaman, dan

attachment primary strategy diatur dalam gerakan (Shaver & Mikulincer, 2002).

Attachment primary strategy mengarahkan individu menuju perilaku mencari

kedekatan (termasuk menangis, merangkak, dan ekspresi kemarahan), dan ketika

figur attachment merespon dengan tepat, ini mengarah pada pengalaman

mendapatkan keamanan (safe haven). Setelah mencapai safe haven, sistem eksplorasi

anak diaktifkan kembali dan dia merasa percaya diri untuk melibatkan kembali

lingkungan sekitarnya.

Sebagian besar perbedaan individu dalam fungsi gaya attachment

diperhitungkan oleh kualitas tanggapan yang diberikan oleh angka attachment pada

anak-anak selama masa kebutuhan atau kesulitannya. Ketika upaya mencari

kedekatan dan kenyamanan direspon dengan cepat, konsisten, dan sensitif, anak-anak

mengembangkan keyakinan dalam ketersediaan figur attachment dan kemampuan

anak untuk mengelola tekanan emosional melalui proses attachment. Ketika respons

pengasuh utama tidak cepat, konsisten, dan sensitif, sistem lampiran anak menjadi

terganggu dan set-up dari safe haven tidak tercapai. Ini menciptakan masalah dua

kali lipat bagi si anak, bukan saja ia merasa tertekan oleh peristiwa pengaktifan

diawal, tetapi juga timbul keraguan yang serius seperti kepercayaan dari orang-orang

yang dekat dengannya, kemampuan anak untuk menyelesaikan kesulitan, dan

kemampuan keselamatan serta apakah dunia merupakan tempat yang aman

(Mikulincer & Shaver, 2003).

Pada tahun 1980-an, sejumlah peneliti mulai mengembangkan metode untuk

mengukur model kerja internal ini pada orang dewasa dan remaja. Mary Main dan

Page 36: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

22

rekan-rekannya (Main et al., 1985) dimulai dengan penciptaan Adult Attachment

Interview (AAI). Hazan and Shaver (1987) mengembangkan ukuran laporan diri

pertama dari keterikatan orang dewasa, menerapkan paradigma keterikatan masa

kanak-kanak yang dikembangkan oleh Ainsworth dan rekan (1978) untuk hubungan

remaja dan dewasa, di mana cinta romantis dikonseptualisasikan sebagai sistem

attachment. Tiga gaya lampiran Ainsworth diubah menjadi pernyataan yang

menggambarkan strategi hubungan dewasa, menghasilkan tiga paragraph yang

menjelaskan setiap sistem attachment dewasa (secure, avoidant, and anxious-

ambivalent).

Peserta membaca tiga paragraf deskriptif dan memilih salah satu yang paling

menggambarkannya. Gaya ikatan dewasa ini memengaruhi pengalaman cinta

romantis orang dewasa dalam hubungan. Keterikatan yang aman (secure) dicirikan

oleh kenyamanan dengan kedekatan dan ketergantungan pada pasangan romantis,

dan orang dewasa ini lebih mungkin untuk melihat pasangan romantis mereka

sebagai teman yang dapat dipercaya. Orang dewasa yang anxious-ambivalent sibuk

dengan keamanan dalam hubungan romantis mereka, dan orang-orang ini lebih

cenderung jatuh cinta pada pandangan pertama dan kemudian sangat lama

menginginkan balas budi dari pasangan mereka. Sebaliknya, orang dewasa dengan

gaya avoidant tampaknya tidak nyaman bergantung pada pasangan mereka untuk

kenyamanan dan menjadi terlalu mandiri untuk mengelola kebutuhan emosional

(Hazan & Shaver, 1987).

Page 37: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

23

2.4.2 Dimensi Attachment

Dimensi attachment dalam penelitian ini adalah attachment anxiety (pre-occupation,

fear of rejection, jealousy) dan attachment avoidance (avoidance of intimacy,

discomfort with closeness, self-reliance).

2.4.3 Pengukuran Attachment

Pengukuran attachment pada orang dewasa awalnya dibuat oleh Mary Main dan

rekan-rekannya (Main et al., 1985) yaitu Adult Attachment Interview (AAI). Lalu,

peneliti memodifikasi 23 item dikembangkan oleh Brennan, Clark and Shaver

(1998). Alat ukur ini terdiri dari dua kategori yaitu attachment anxiety dan

attachment avoidance. Brennan, Clark and Shaver (1998) membuktikan bahwa hasil

dari confirmatory factor analysis (CFA) menunjukan bahwa kedua kategori fit.

2.5 Kerangka Berpikir

Keterkaitan regulasi emosi dengan mindfulness, religious coping strategies, dan

attachment seling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan dengan didukung

beberapa penelitian yang berfokus pada penurunan emosi. Regulasi emosi sangat

penting dalam menunjang proses emosi, keberhasilan meregulasi emosi dilihat saat

individu mampu mengendalikan luapan emosi yang muncul kearah kontrol yang baik

dan tidak menimbulkan masalah. Regulasi emosi sendiri dapat diartikan sebagai

kemampuan individu dalam mengendalikan emosi.

Terdapat dua bentuk strategi regulasi emosi yaitu cognitive reappraisal dan

expressive suppression. Cognitive reappraisal merupakan bentuk perubahan kognitif

yang melibatkan individu untuk mengubah cara berpikir tentang situasi yang dapat

berpotensi akan memunculkan emosi sehingga mampu mengubah pengaruh

Page 38: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

24

emosionalnya. Cognitive reappraisal merupakan antecedent-focused strategy yang

terjadi lebih awal sebelum kecenderungan respon emosi diaktifkan secara penuh dan

mengubah perilaku.

Expressive suppression merupakan sebuah bentuk modulasi respon yang

melibatkan individu mengurangi perilaku emosi yang ekspresif ketika individu sudah

dalam keadaan emosional. Supression merupakan response-focused strategy yang

datangnya relatif lambat dalam proses pembangkitan emosi dan memodifikasi aspek

perilaku dari kecenderungan respon emosi. Supression dapat efektif dalam

mengurangi ekspresi perilaku oleh emosi negatif, akan tetapi juga memiliki efek

samping yang tidak diharapkan yaitu mengawasi ekspresi emosi positif yang ketat.

Dengan demikian, cognitive reappraisal melibatkan setiap individu dalam

menafsirkan permulaan situasi yang dapat memunculkan emosi kemudian dapat

merubah perilaku emosinya. Dalam hal ini, ketika individu dihadapkan dalam

kondisi tertekan, diharapkan individu tersebut mampu dalam melibatkan perubahan

penilaian situasi tertekan sehingga mampu memberikan dampak positif. Sedangkan

expressive suppression lebih berfokus kepada bagaimana individu mampu merubah

ekspresi emosi yang keluar ketika individu tersebut sudah dalam keadaan emosional.

Selanjutnya, salah satu yang mempengaruhi regulasi emosi yaitu mindfulness.

Mindfulness menggambarkan sebuah proses pengamatan terhadap pengalaman dan

aktivitas apa saja yang sedang berlangsung (observe), disertai dengan menghadirkan

sensasi, persepsi, pikiran, dan perasaan untuk menjelaskan suatu hal (describe),

selanjutnya dapat bereaksi secara sadar dan menghindari sesuatu yang dapat

mempengaruhi konsentrasi (act with awareness), serta menghindari pelabelan dan

Page 39: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

25

penggambaran terhadap sesuatu secara langsung (nonjudge), terakhir dengan sadar

tidak mudah terbawa oleh suatu perasaan atau peristiwa tertentu (nonreact).

Selain itu, religious coping strategies memiliki peran dalam kontribusinya

terhadap berlangsungnya regulasi emosi yang baik, yaitu saat individu dapat

mempercayai Tuhan dan aktivitas keagamaan berpengaruh dalam aspek emosinya.

Beberapa hal yang termasuk dalam religious coping strategies positif yang dapat

mempengaruhi regulasi emosi yaitu kepercayaan bahwa Tuhan tidak akan

membiaran sesuatu yang buruk terjadi serta dukungan keagamaan dalam lingkungan,

sosial kedua hal ini yang mendasari dimensi religious collaborative dalam variabel

religious coping strategies. Selanjutnya, religious coping strategies negatif yang

menjadi dimensi yaitu self-directed (melibatkan diri dalam setiap keadaan dan tidak

mengharapkan Tuhan melakuan banyak hal) dan deferring (pengharapan yang

berlebihan seperti berharap akan adannya sebuah keajaiban dalam kehidupan).

Religious coping kemudian dapat dipengaruhi oleh perbedaan individu dalam

sistem kepercayaan seseorang terhadap suatu hal. Oleh karena itu, religious coping

menjadi bagian penting dari proses coping secara keseluruhan individu dan menjadi

pengaruh penting dalam pengaturan emosi. Efektifitas sumber daya internal dan

eksternal dalam pengaturan emosi dinilai dari faktor keagamaan, bagaimanapun

dimediasi oleh faktor-faktor lain. Strategi yang digunakan dalam proses coping

adalah penting, namun yang sama pentingnya adalah kondisi psikologis seseorang

yang menggunakan coping ini dalam prakteknya.

Penelitian ini ingin menggali lebih dalam bagaimana mindfulness

(mindfulness observe, mindfulness describe, mindfulness act, mindfulness nonjude,

Page 40: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

26

mindfulness nonreact), religious coping strategies (religious collaborative, religious

self-directed, religious deferring), dan attachment (attachment anxiety, attachment

avoidance) mempengaruhi regulasi emosi masa dewasa. Adapun bagan kerangka

berpikir dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

ATTACHMENT

RELIGIOUS COPING STRATEGIES

MINDFULNESS

Mindfulness Observe

Mindfulness Describe

Mindfulness Act

Mindfulness Nonjudge

Attachment Avoidance

Attachment Anxiety

Religious Deferring

Religious Self-Directed

Religious Collaborative

Mindfulness Nonreact

REGULASI

EMOSI

Page 41: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

27

2.6. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin menguji pengaruh independet variable terhadap

dependent variable. Dependent variable dalam penelitian ini yaitu regulasi emosi,

sedangkan variabel yang diteorikan sebagai independent variable yaitu mindfulness,

religious coping strategies, dan attachment. Hipotesis dalam penelitian tentang

regulasi emosi ini diuraikan sebagai berikut :

H1: Ada pengaruh yang signifikan mindfulness (mindfulness observe, describe,

mindfulness act, mindfulness nonjudge, mindfulness nonreact), religious

coping strategies (religious collaborative, religious self-directed, religious

deferring), attachment (attachment anxiety, attachment avoidance) terhadap

regulasi emosi masa dewasa.

H2: Ada pengaruh yang signifikan dimensi mindfulness observe pada variabel

mindfulness terhadap regulasi emosi masa dewasa.

H3: Ada pengaruh yang signifikan dimensi mindfulness describe pada variabel

mindfulness terhadap regulasi emosi masa dewasa.

H4: Ada pengaruh yang signifikan dimensi mindfulness act pada variabel

mindfulness terhadap regulasi emosi masa dewasa.

H4: Ada pengaruh yang signifikan dimensi mindfulness nonjudge pada variabel

mindfulness terhadap regulasi emosi masa dewasa.

H5: Ada pengaruh yang signifikan dimensi mindfulness nonreact pada variabel

mindfulness terhadap regulasi emosi masa dewasa.

H6: Ada pengaruh yang signifikan dimensi religious collaborative pada variabel

religious coping strategies terhadap regulasi emosi masa dewasa.

Page 42: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

28

H7: Ada pengaruh yang signifikan dimensi religious self-directed pada variabel

religious coping strategies terhadap regulasi emosi masa dewasa.

H8: Ada pengaruh yang signifikan dimensi religious deferring pada variabel

religious coping strategies terhadap regulasi emosi masa dewasa.

H9: Ada pengaruh yang signifikan dimensi attachment anxiety pada variabel

attachment terhadap regulasi emosi masa dewasa.

H10: Ada pengaruh yang signifikan dimensi attachment avoidance pada variabel

attachment terhadap regulasi emosi masa dewasa.

Page 43: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini merupakan relawan yang berada di wilayah

Jabodetabek. Sampel dalam penelitian ini yaitu individu dewasa berusia 23-55 tahun

sebanyak 150 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan non-probability sampling dimana peluang dari setiap sampel tidak

sama dan metode yang digunakan yaitu accidental sampling.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat (dependent variable)

yaitu regulasi emosi. Sedangkan variabel bebas (independent variable) meliputi (1)

mindfulness (mindfulness observe, mindfulness describe, mindfulness act,

mindfulness nonjudge, mindfulness nonreact), (2) religious coping strategies

(religious collaborative, religious self-directed, religious deferring), dan (3)

attachment (attachment anxiety dan attachment avoidance).

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Regulasi emosi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu mengacu pada

kemampuan individu dalam mengendalikan emosi, dengan skala yang dibangun

berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Gross, J.J., & John, O.P. (2003) yang

membagi kedalam dua dimensi yaitu: cognitive reappraisal dan expressive

suppression.

Page 44: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

30

a. Cognitive reappraisal yaitu kemampuan individu dalam mengubah

pengalaman emosionalnya sehingga emosi yang muncul lebih terarah.

b. Expressive suppression yaitu kemampuan untuk mengekspresikan emosi atau

bentuk ekspresi emosional

2. Mindfulness yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tingkat kesadaran penuh

individu dalam aktivitasnya sehari-hari yang diharapkan dapat memberi

kontribusi dalam kemampuan meregulasi emosi. Terdapat lima dimensi yaitu,

non-react (non-reactivity to inner experience), observe (observing/ noticing/

attending to sensations/ perceptions/ thoughts/ and feelings), act (acting with

awareness/ automatic pilot/ concentration/ nondistraction), describe

(describing/ labeling with words), non-judge (nonjudging of experience). Skala

tersebut dikembangkan oleh Baer, R.A., Smith, G. T., Hopkins, J., Krietemeyer,

J., & Toney, L. (2006).

a. Mindfulness observe yaitu pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi atau hal-

hal yang sudah terjadi (pengalaman).

b. Mindfulness describe yaitu kemampuan menghadirkan sensasi, persepsi,

pikiran, dan perasaan untuk menggambarkan suatu hal.

c. Mindfulness act yaitu bereaksi secara otomatis namun tetap berkonsentrasi

dan tidak mudah terdistraksi.

d. Mindfulness nonjudge yaitu kemampuan individu dalam mengambil sebuah

makna namun bukan evaluasi dari pemikiran maupun perasaanya.

Page 45: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

31

e. Mindfulness nonreact yaitu kecenderungan individu untuk bereaksi terhadap

pengalaman dan tidak mudah terbawa oleh suatu perasaan atau peristiwa

tertentu.

3. Religious coping strategies yang terdapat dalam penelitian ini yaitu strategi atau

usaha untuk menghubungkan situasi yang ada dengan pengalaman dan praktek

religiusitas, terdapat tiga dimensi terdiri dari collaborative (spiritually based

coping dan religious social support), self-directed (religious discontent dan

religious avoidance), deferring (religious pleading dan good deeds) merupakan

skala yang dikembangkan oleh Pargament (1990).

a. Religious collaborative yaitu gabungan antara spiritually based coping yaitu

kepercayaan bahwa Tuhan maha pengasih dan penyayang selalu membantu,

serta religious social support yaitu menerima dukungan dari lembaga

keagamaan atau komunitas keagamaan).

b. Religious self-directed yaitu gabungan antara religious discontent (perasaan

marah dan tidak percaya terhadap keyakinan kepada Tuhan) dan religious

avoidance (berfokus kepada dunia dan membiarkan Tuhan saja yang

menyelesaikan masalah).

c. Religious deferring yaitu gabungan religious pleading (meminta kepada

Tuhan agar semua menjadi baik, serta mempertanyakan kenapa suatu hal

bisa terjadi padanya) dan good deeds (berpartisipasi dalam kegiatan ibadah

serta berusaha untuk tidak berbuat dosa).

4. Attachment yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kedekatan emosional

dengan seseorang yang dianggap penting dan dipercaya yang dapat mendukung

Page 46: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

32

perasaan maupun tindakan yang akan dilakukan. Hal itu didasari oleh dua

dimensi yaitu anxiety dan avoidance yang dikembangkan oleh Brennan, Clark

and Shaver (1998).

a. Attachment anxiety yaitu kecemasan terhadap pasangan dan khawatir tentang

hubungan (pre-occupation, fear of rejection, jealousy).

b. Attachment avoidance yaitu menghindari untuk terlalu dekat dengan

pasangan, keberatan meminta kenyamanan, saran atau bantuan dari pasangan

(avoidance of intimacy, discomfort with closeness, self-reliance).

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode skala sebagai alat pengumpul

data, yaitu sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh jawaban dari responden.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini memakai skala model Likert. Skala model

Likert adalah suatu himpunan butir pernyataan sikap yang kesemuanya dipandang

kira-kira sama dengan ‟nilai sikap‟, subjek menanggapi setiap butir dengan

menggunakan taraf setuju (favorable) atau tidak setuju (unfavorable). Pernyataan

(item) dalam skala model Likert ini terdiri dari pernyataan positif dan negatif.

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan alat ukur model

Likert antara lain adalah empat alternatif jawaban yang disediakan yaitu sangat setuju

(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk mengukur

variabel-variabel penelitian ini peneliti menggunakan skala model Likert yang telah

dimodifikasi yaitu dengan menghilangkan jawaban netral, agar mendorong

Page 47: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

33

responden untuk memilih dan memutuskan respon positif ataupun negatif, sehingga

terlihat “kecenderungan sentral” dari jawaban responden.

Selanjutnya pernyataan tertinggi untuk pernyataan favorable diberikan pada

pilihan jawaban sangat setuju dan skor terendah diberikan untuk pilihan sangat tidak

setuju begitu juga sebaliknya untuk pernyataan unfavorable. Setiap kategori

memiliki nilai sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor untuk pernyataan positif dan negatif pada skala regulation emotion, mindfulness,

religious coping strategies, dan attachment.

Dalam penelitian ini, subjek akan diberikan kuesioner yang terdiri dari tiga bagian,

yaitu:

1. Bagian pengantar, berisi tentang nama peneliti, tujuan dari penelitian,

kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh responden, dan ucapan terima kasih

peneliti.

2. Bagian data kontrol, berisi tentang data-data subjek seperti nama, usia, jenis

kelamin, status, dan intensitas emosional.

3. Bagian skala pengukuran yang terdiri dari empat buah skala, yaitu :

- Skala regulasi emosi menggunakan alat ukur yang dibangun berdasarkan teori

yang dikembangkan oleh Gross, J.J., & John, O.P. (2003) yang membagi

kedalam dua dimensi yaitu: cognitive reappraisal dan expressive suppression.

Item Favorable Skor Item Unfavorable Skor

SS (Sangat Sesuai/Setuju) 4 STS (Sangat Tidak Sesuai/Setuju) 4

S (Sesuai/Setuju) 3 TS (Tidak Sesuai/Setuju) 3

TS (Tidak Sesuai/Setuju) 2 S (Sesuai/Setuju) 2

STS (Sangat Tidak Sesuai/Setuju) 1 SS (Sangat Sesuai/Setuju) 1

Page 48: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

34

- Skala mindfulness menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Baer,

R.A., Smith, G. T., Hopkins, J., Krietemeyer, J., & Toney, L. (2006) yang

membagi kedalam lima dimensi yaitu: non-react (non-reactivity to inner

experience), observe (observing/ noticing/ attending to sensations/ perceptions/

thoughts/ and feelings), act (acting with awareness/ automatic pilot/

concentration/ nondistraction), describe (describing/ labeling with words), dan

non-judge (nonjudging of experience).

- Skala religious coping strategies menggunakan alat ukur yang dikembangkan

oleh Pargament (1990) yang membagi kedalam tiga dimensi meliputi

collaborative (spiritually based coping dan religious social support), self-

directed (religious discontent dan religious avoidance), dan deferring

(religious pleading dan good deeds).

- Skala attachment menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Brennan,

Clark and Shaver (1998) yang terdiri dari dua dimensi, yaitu attachment

anxiety (pre-occupation, fear of rejection, jealousy) dan attachment avoidance

(avoidance of intimacy, discomfort with closeness, self-reliance).

3.3.2 Alat Ukur Penelitian

3.3.2.1 Regulasi Emosi

Pengukuran regulasi emosi terdiri dari skala 10 item yang diadaptasi dari skala

regulasi emosi menggunakan alat ukur yang dibangun berdasarkan teori yang

dikembangkan oleh Gross, J.J., & John, O.P. (2003) yang membagi kedalam dua

dimensi yaitu: cognitive reappraisal dan expressive suppression. Skala ini

menggunakan Skala Likert dengan rentang empat pilihan jawaban, dari “sangat tidak

Page 49: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

35

sesuai” sampai “sangat sesuai”. Blueprint skala regulasi emosi terdapat pada tabel

3.2 berikut:

Tabel 3.2 Blueprint Skala Regulasi Emosi

3.3.2.2 Mindfulness

Pengukuran mindfulness terdiri dari skala 39 item yang diadaptasi dari skala yang

dikembangkan oleh Baer, R.A., Smith, G. T., Hopkins, J., Krietemeyer, J., & Toney,

L. (2006) yang membagi kedalam lima dimensi yaitu: non-react, observe, act,

describe, dan non-judge. Skala ini menggunakan Skala Likert dengan rentang empat

pilihan jawaban, dari “sangat tidak sesuai” sampai “sangat sesuai”. Blueprint skala

mindfulness terdapat pada tabel 3.3 berikut:

No Dimensi Indikator Nomor Item Contoh Item

1.

Cognitive

Reappraisal

- Mengubah pengalaman

emosional dalam pikiran.

- Merasakan pengalaman

emosional

1,3,5,7,8,10

Saya mengendalikan

emosi dengan mengubah

cara berpikir saat

menghadapi sebuah

situasi.

2. Expressive

Suppression

- Menahan untuk

mengekspresikan emosi..

- Tidak terlalu

menunjukkan emosi dalam

banyak hal seperti

bagaimana berbicara,

memberi isyarat, atau

berperilaku

2,4,6,9 Saya mengendalikan

emosi saya, dengan tidak

mengungkapkannya

JUMLAH 10

Page 50: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

36

Tabel 3.3

Blueprint Skala Mindfulness

No Dimensi Indikator Nomor Item

Contoh Item Fav Unfav

1.

Observe

- Memperhatikan hal-hal yang

terjadi.

- Merasakan pengalaman

terhadap suatu

pengalaman/aktivitas.

1,6,11

,15,20

,26,31

,36

Saya

memperhatikan

sensasi seperti

angin saya atau

matahari di

wajah

2. Describe - Menggambarkan sesuatu.

- Menghadirkan sensasi,

persepsi, pikiran, dan perasaan

untuk menjelaskan suatu hal.

2,7,27

,32,37

12,16,

22

Saya pandai

menemukan

kata-kata untuk

menggambarkan

perasaan saya

3. Act(with

awareness)

- Menyadari sesuatu yang secara

otomatis.

- Menghindari sesuatu yang

mempengaruhi konsentrasi dan

mudah terdistraksi.

5,8,13,

18,23,

28,34,

38

Ketika saya

melakukan

sesuatu, pikiran

saya melayang

dan saya mudah

terganggu.

4. Non-Judge - Menghindari menggambarkan.

- Menghindari melabeli sesuatu

dengan kata-kata

(pengungkapan)

3,10,14

,17,25,

30,35,

39

Saya mengkritik

diri sendiri

karena memiliki

emosi yang tidak

rasional atau

tidak pantas

5. Non-React - Tidak dengan mudah bereaksi

terhadap pengalaman.

- Tidak mudah terbawa oleh

suatu perasaan atau peristiwa

tertentu.

4,9,19

,21,24

,29,33

Saya merasakan

perasaan atau

emosi saya,

tanpa harus

bereaksi

terhadapnya

JUMLAH 20 19

3.3.2.3 Religious Coping Strategies

Pengukuran religious coping strategies terdiri dari skala 29 item, diadaptasi dari

skala yang dikembangkan oleh Pargament (1990) yang membagi kedalam tiga

dimensi: collaborative (spiritually based coping dan religious social support), self-

directed (religious discontent dan religious avoidance), dan deferring (religious

pleading dan good deeds). Skala ini menggunakan Skala Likert dengan rentang

Page 51: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

37

empat pilihan jawaban, dari “sangat tidak sesuai” sampai “sangat sesuai”. Blueprint

skala religious coping strategies terdapat pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Blueprint Skala Religious Coping Strategies

No Dimensi Indikator Nomor Item Contoh Item

1.

Collaborative

- Spiritually based coping.

- Religious social support.

1,2,3,4,5,6,7,8,

9,10,11,12,

22,23

Saya percaya bahwa

Tuhan tidak akan

membiarkan sesuatu

yang buruk terjadi pada

saya.

2. Self-Directed - Religious discontent.

- Religious avoidance.

19,20,21,

27,28,29

Saya mempertanyakan

kepercayaan dan

keyakinan agama saya.

3. Deferring - Religious pleading.

- Good deeds.

24,25,26,

13,14,15,16,17,

18

Saya berharap ada

keajaiban terjadi dalam

hidup saya

JUMLAH 29

3.3.2.4 Attachment

Pengukuran attachment terdiri dari skala 23 item, diadaptasi dari skala yang

dikembangkan oleh Brennan, Clark and Shaver (1998) yang terdiri dari dua dimensi,

yaitu attachment anxiety (pre-occupation, fear of rejection, jealousy) dan attachment

avoidance (avoidance of intimacy, discomfort with closeness, self-reliance). Skala ini

menggunakan Skala Likert dengan rentang empat pilihan jawaban, dari “sangat tidak

sesuai” sampai “sangat sesuai”. Blueprint skala attachment terdapat pada tabel 3.5

berikut:

Page 52: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

38

Tabel 3.5

Blueprint Skala Attachment

No Dimensi Indikator Nomor Item

Contoh Item Fav Unfav

1.

Attachment

Anxiety

- Pre-occupation.

- Fear of rejection.

- Jealousy.

1,5,7,

9,11,1

2,14,1

6,17

3,13,

15,18,

19,20,

21,22,

23

Saya lebih suka tidak

menunjukkan pada

pasangan apa yang

saya rasakan

2. Attachment

Avoidance

- Avoidance of intimacy.

- Discomfort with closeness.

- Self-reliance.

2,4,6,

8,10

Saya khawatir

ditinggalkan.

JUMLAH 14 9

3.4 Uji Validitas Konstruk

Pengujian validitas konstruk bernilai penting untuk dilakukan dalam sebuah

penelitian ilmiah. Dalam hal ini pengujian validitas konstruk yang dilakukan

menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) yang bertujuan untuk

mengetahui apakah item pada setiap variabel valid dalam mengukur apa yang hendak

diukur. CFA digunakan dalam proses pengembangan skala untuk memeriksa struktur

laten dari suatu alat tes. Dalam konteks ini, CFA digunakan untuk melakukan

verifikasi jumlah dimensi atau item yang mendasari faktor dan melihat hubungan

antara item dengan dimensi yang mengukurnya. Pada uji Confirmatory Factor

Analysis (CFA), peneliti harus memiliki gambaran yang spesifik mengenai: (a)

jumlah faktor, (b) variabel yang mencerminkan suatu faktor, dan (c) faktor yang

saling berkolerasi.

Tahapan uji CFA diawali dengan merumuskan model teoritis (hipotesis)

tentang pengukuran variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya

Page 53: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

39

secara statistik dengan menggunakan data yang ada. Umar (2011) memaparkan

logika dari uji CFA sebagai berikut:

1. Lakukan uji CFA dengan model satu faktor, lihat nilai P-value yang dihasilkan.

Jika P-value tidak signifikan (P>0,05), maka item hanya mengukur satu faktor

saja, tetapi jika P-value yang dihasilkan signifikan (P<0,05) maka perlu dilakukan

uji selanjutnya sesuai dengan kaidah yang berlaku.

2. Jika P-value signifikan (P<0,05) maka dilakukan modifikasi model pengukuran

dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan pengukuran. Hal

ini terjadi saat suatu item selain mengukur konstruk ingin diukur, tetapi item ini

juga mengukur lebih dari satu konstruk atau multidimensional. Setelah beberapa

kesalahan pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi maka akan diperoleh

model yang fit. Model terakhir inilah yang digunakan pada langkah selanjutnya.

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka analisis item dilanjutkan dengan melihat

apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai koefisien yang

positif. Untuk melihat signifikan atau tidaknya item tersebut dapat dilakukan

dengan cara melihat nilai dari T-value dan koefisien muatan faktor tersebut. Jika

T-value>1,96 maka item tersebut signifikan dan tidak akan di-drop. Begitu pula

sebaliknya.

4. Selain itu, perlu dilihat apakah ada item yang muatan faktornya negatif. Dalam hal

ini jika ada item pernyataan yang negatif, maka saat penskoran pada item tersebut,

arah skornya diubah menjadi positif. Jika setelah diubah arah skornya masih

terdapat item dengan muatan faktor negatif maka item tersebut akan di-drop.

Page 54: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

40

5. Langkah selanjutya adalah melihat kesalahan pengukuran yang berkorelasi.

Apabila menemukan item dengan banyak kesalahan pengukuran yang berkorelasi

dengan item lain, maka hal ini berarti item tersebut selain mengukur satu hal, juga

mengukur hal lainnya sehingga item tersebut juga dapat di-drop karena bersifat

multidimensional yang sangat kompleks.

6. Setelah melakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data untuk

mendapatkan faktor skornya. Olah data dilakukan dengan menggunakan SPSS

20.0 dengan ketentuan tidak mengikutsertakan skor mentah dari item yang sudah

di-drop.

7. Faktor skor yang telah didapatkan kemudian ditransform dalam skala T-score

(true score) dengan menggunakan formula berikut:

T-score = 50 + (10* Z-score)

Faktor skor yang masih mengandung angka negatif harus ditransform menjadi

true score dengan mean = 50 dan standard deviation (SD) = 10.

8. Setelah diperoleh true score (T-score) dari masing-masing variabel, maka

dilakukan analisis regresi. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda (multiple regression analysis).

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Regulasi Emosi

Dalam penelitian ini, regulasi emosi memiliki dua dimensi di antaranya cognitive

reappraisal dan expressive suppression. Namun untuk melihat validitas alat ukur

variabel yang berperan sebagai DV, dalam hal ini regulasi emosi, maka uji validitas

dilakukan dengan menyertakan seluruh item sekaligus secara bersamaan.

Page 55: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

41

Peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya

item-item tersebut benar-benar hanya mengukur regulasi emosi. Pada pemrosesan

CFA dengan model satu faktor, hasil menunjukkan bahwa model tidak fit

dikarenakan nilai RMSEA di atas 0.05 dan nilai p-value di bawah 0.05, yaitu Chi-

square = 222.26, df = 35, p-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.189. Oleh karena itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model hingga model fit. Setelah dilakukan

modifikasi berkali-kali, hasil menunjukkan Chi-square =31.31, df = 24, p-value =

0.14510, dan RMSEA = 0.045 yang berarti model telah fit dikarenakan nilai RMSEA

di bawah 0.05 dan nilai p-value di atas 0.05.

Tahapan selanjutnnya adalah melihat apakah signifikansi item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien mutan faktor dari item, yaitu dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor. Jika nilai T>1.96, maka item tersebut dinyatakan signifikan.

Koefisien muatan faktor item regulasi emosi dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Regulasi Emosi

No.Item Item Lambda Standart

Eror Nilai T Signifikan

1 1 0.68 0.09 7.49

3 2 0.00 0.08 -0.02 ×

5 3 0.71 0.09 8.32

7 4 0.44 0.10 4.56

8 5 0.82 0.08 10.11

10 6 0.45 0.08 5.52

2 7 0.21 0.08 2.53

4 8 0.21 0.08 2.55

6 9 0.20 0.09 2.26

9 10 0.24 0.09 2.72 Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), ×= Tidak Signifikan

Page 56: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

42

Berdasarkan tabel di atas, dari 10 item yang mengukur regulasi emosi terdapat 9 item

yang signifikan (T>1.96) dan terdapat 1 item yang digugurkan karena nilai T< 1.96

dan dua di antaranya mempunyai korelasi yang negatif.

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Mindfulness Observe

Dalam sub-bab ini peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional,

artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur mindfulness observe. Pada

pemrosesan CFA dengan model satu faktor, hasil menunjukkan bahwa model tidak

fit dikarenakan nilai RMSEA di atas 0.05 dan nilai p-value di bawah 0.05, yaitu Chi-

square = 76.67, df = 20, p-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.138. Oleh sebab itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model. Setelah dilakukan modifikasi, hasil

menunjukkan Chi-square = 17.49, df = 15, p-value = 0.29015, dan RMSEA = 0.033

yang berarti model telah fit dikarenakan nilai RMSEA di bawah 0.05 dan nilai p-

value di atas 0.05.

Tahapan selanjutnnya adalah melihat apakah signifikansi item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien mutan faktor dari item, yaitu dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor. Jika nilai T>1.96, maka item tersebut dinyatakan signifikan.

Koefisien muatan faktor untuk item mindfulness observe dapat dilihat pada tabel 3.7

berikut:

Page 57: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

43

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Mindfulness Observe

No.Item Item Lambda Standart

Eror Nilai T Signifikan

1 1 0.39 0.08 4.67

6 2 0.56 0.09 6.53

11 3 0.45 0.08 5.77

15 4 0.80 0.07 10.73

20 5 0.72 0.08 9.44

26 6 0.76 0.08 9.07

31 7 0.59 0.08 7.74

36 8 0.13 0.08 1.58 Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), ×= Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, 8 item yang mengukur mindfulness observe signifikan

seluruhnya karena nilai T>1.96.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Mindfulness Describe

Peneliti menguji apakah 8 item pada konstruk mindfulness describe. Pada

pemrosesan CFA dengan model satu faktor, hasil menunjukkan bahwa model tidak

fit dikarenakan nilai RMSEA di atas 0.05 dan nilai p-value di bawah 0.05, yaitu Chi-

square = 199.26, df = 20, p-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.245. Oleh sebab itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model. Setelah dilakukan modifikasi, hasil

menunjukkan Chi-square = 13.6, df = 12, p-value = 0.32129, dan RMSEA = 0.031

yang berarti model telah fit dikarenakan nilai RMSEA di bawah 0.05 dan nilai p-

value di atas 0.05.

Tahapan selanjutnnya adalah melihat apakah signifikansi item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien mutan faktor dari item, yaitu dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor. Jika nilai T>1.96, maka item tersebut dinyatakan signifikan.

Page 58: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

44

Koefisien muatan faktor untuk item mindfulness describe dapat dilihat pada tabel 3.8

berikut:

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Mindfulness Describe

No.Item Item Lambda Standart

Eror Nilai T Signifikan

2 1 0.63 0.09 7.29

7 2 0.53 0.09 5.98

27 3 0.59 0.08 7.07

32 4 0.64 0.08 7.60

37 5 0.53 0.09 5.64

12 6 -0.18 0.10 -1.86 ×

16 7 -0.04 0.10 -0.36 ×

22 8 -0.08 0.09 -0.88 × Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), ×= Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, 8 item yang mengukur mindfulness terdapat 5 item yang

signifikan (T>1.96) dan terdapat 3 item yang digugurkan karena nilai T< 1.96 dan

dua di antaranya mempunyai korelasi yang negatif.

3.4.4 Validitas Konstruk Mindfulness Act

Peneliti menguji apakah 8 item pada konstruk mindfulness act. Pada pemrosesan

CFA dengan model satu faktor, hasil menunjukkan bahwa model fit setelah

melakukan modifikasi pada matriks Theta Delta (TD). Nilai RMSEA di bawah 0.05

dan nilai p-value di atas 0.05, yaitu Chi-square = 13.69, df = 11 p-value = 0.25081,

dan RMSEA = 0.40.

Tahapan selanjutnnya adalah melihat apakah signifikansi item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur. Dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien mutan faktor dari item, yaitu dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor. Jika nilai T>1.96, maka item tersebut dinyatakan signifikan.

Koefisien muatan faktor untuk item mindfulness act dapat dilihat pada tabel 3.9

berikut:

Page 59: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

45

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Mindfulness Act

No.Item Item Lambda Standart

Eror Nilai T Signifikan

5 1 0.64 0.08 8.03

8 2 0.53 0.08 6.41

13 3 0.70 0.08 8.96

18 4 0.79 0.07 10.61

23 5 0.75 0.08 9.87

28 6 0.68 0.08 9.09

34 7 0.46 0.08 5.56

38 8 0.55 0.08 6.73 Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), ×= Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, dari 8 item yang mengukur mindfulness act, signifikan

seluruhnya karena nilai T>1.96.

3.4.5 Uji Validitas Konstruk Mindfulness Nonjudge

Peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur mindfulness nonjudge. Pada pemrosesan CFA

dengan model satu faktor, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 3 kali, hasil

menunjukkan bahwa model fit dikarenakan nilai RMSEA di bawah 0.05 dan nilai p-

value di atas 0.05, yaitu Chi-square = 22.29, df = 17, p-value = 0.17388, dan

RMSEA = 0.46.

Tahapan selanjutnnya adalah melihat apakah signifikansi item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien mutan faktor dari item, yaitu dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor. Jika nilai T>1.96, maka item tersebut dinyatakan signifikan.

Koefisien muatan faktor untuk item mindfulness nonjudge dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 60: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

46

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Mindfulness Nonjudge

No.Item Item Lambda Standart

Eror Nilai T Signifikan

3 1 0.55 0.09 6.44

10 2 0.60 0.08 7.29

14 3 0.53 0.09 6.25

17 4 0.53 0.09 6.18

25 5 0.57 0.09 6.63

30 6 0.76 0.08 9.74

35 7 0.31 0.09 3.53

39 8 0.42 0.09 4.76 Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), ×= Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, 8 item yang mengukur mindfulness nonjudge, signifikan

seluruhnya karena nilai T>1.96.

3.4.6 Uji Validitas Konstruk Mindfulness Nonreact

Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur mindfulness nonreact. Pada pemrosesan CFA

dengan model satu faktor, hasil menunjukkan bahwa model tidak fit dikarenakan

nilai RMSEA di atas 0.05 dan nilai p-value di bawah 0.05, yaitu Chi-square = 27.74,

df = 14, p-value = 0.01538, dan RMSEA = 0.081. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 2 kali, hasil

menunjukkan Chi-square = 14.46, df = 12, p-value = 0.27258, dan RMSEA = 0.037

yang berarti model telah fit dikarenakan nilai RMSEA di bawah 0.05 dan nilai p-

value di atas 0.05.

Tahapan selanjutnnya adalah melihat apakah signifikansi item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus untuk menentukan apakah item

tersebut perlu digugurkan atau tidaknya. Maka harus dilakukan pengujian hipotesis

nihil tentang koefisien mutan faktor dari item, yaitu dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor. Jika nilai T>1.96, maka item tersebut dinyatakan signifikan.

Page 61: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

47

Koefisien muatan faktor untuk item mindfulness nonreact dapat dilihat pada tabel 3.1

berikut:

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Mindfulness Nonreact

No.Item Item Lambda Standart

Eror Nilai T Signifikan

4 1 0.33 0.09 3.56

9 2 0.27 0.09 2.89

19 3 0.82 0.08 10.33

21 4 0.77 0.08 9.46

24 5 0.15 0.09 1.69

29 6 0.64 0.08 7.93

33 7 0.08 0.09 0.89

Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), ×= Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, 7 item yang mengukur nonreact, signifikan seluruhnya

karena nilai T>1.96.

3.4.7 Uji Validitas Konstruk Religious Collaborative

Dalam sub-bab ini peneliti menguji apakah 14 item yang ada bersifat

unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur konstruk

religious collaborative. Pada pemrosesan CFA dengan model satu faktor, hasil

menunjukkan bahwa model tidak fit dikarenakan nilai RMSEA di atas 0.05 dan nilai

p-value di bawah 0.05, yaitu Chi-square = 657.42 , df = 77, p-value = 0.00000, dan

RMSEA = 0.225. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model.

Setelah dilakukan modifikasi berkali-kali, hasil menunjukkan Chi-square = 54.28, df

= 42, p-value = 0.09704, dan RMSEA = 0.044 yang berarti model telah fit

dikarenakan nilai RMSEA di bawah 0.05 dan nilai p-value di atas 0.05.

Tahapan selanjutnnya adalah melihat apakah signifikansi item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

Page 62: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

48

koefisien mutan faktor dari item, yaitu dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor. Jika nilai T>1.96, maka item tersebut dinyatakan signifikan.

Koefisien muatan faktor untuk item religious collaborative dapat dilihat pada tabel

3.12 berikut:

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Religious Collaborative

No.Item Item Lambda Standart

Eror Nilai T Signifikan

1 1 0.60 0.08 7.81

2 2 0.70 0.07 9.73

3 3 0.68 0.07 9.42

4 4 0.68 0.07 9.59

5 5 0.77 0.07 11.09

6 6 0.85 0.07 12.68

7 7 0.56 0.08 7.36

8 8 0.85 0.07 12.73

9 9 0.86 0.07 13.05

10 10 0.89 0.06 13.96

11 11 0.88 0.06 13.56

12 12 0.81 0.07 11.70

22 13 0.51 0.08 6.68

23 14 0.39 0.08 4.89 Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), ×= Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, dari 14 item yang mengukur religious collaborative,

signifikan seluruhnya karena nilai T>1.96.

3.4.8 Uji Validitas Konstruk Religious Self-directed

Peneliti menguji apakah 6 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur religious self-directed. Pada pemrosesan CFA

dengan model satu faktor, hasil menunjukkan bahwa model tidak fit dikarenakan

nilai RMSEA di atas 0.05 dan nilai p-value di bawah 0.05, yaitu Chi-square =

116.17, df = 9, p-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.283. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 8 kali,

hasil menunjukkan Chi-square = 0.00, df = 1, p-value = 0.98277, dan RMSEA =

Page 63: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

49

0.000 yang berarti model telah fit dikarenakan nilai RMSEA di bawah 0.05 dan nilai

p-value di atas 0.05.

Tahapan selanjutnnya adalah melihat apakah signifikansi item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien mutan faktor dari item, yaitu dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor. Jika nilai T>1.96, maka item tersebut dinyatakan signifikan.

Koefisien muatan faktor untuk item religious self-directed dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.13

Muatan Faktor Item Religious Self-directed

No.Item Item Lambda Standart

Eror Nilai T Signifikan

19 1 0.64 0.17 3.86

20 2 0.63 0.20 3.13

21 3 0.64 0.16 3.93

27 4 0.38 0.09 4.28

28 5 -0.09 0.13 -0.74 ×

29 6 -0.04 0.09 -0.49 × Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), ×= Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, dari 6 item yang mengukur religious self-directed, terdapat 4 item

yang signifikan (T>1.96) dan terdapat 2 item yang digugurkan karena nilai T< 1.96 dan 1 di

antaranya mempunyai nilai korelasi yang negatif.

3.4.9 Uji Validitas Konstruk Religious Deferring

Peneliti menguji apakah 9 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur religious deferring. Pada pemrosesan CFA

dengan model satu faktor, hasil menunjukkan bahwa model tidak fit dikarenakan

nilai RMSEA di atas 0.05 dan nilai p-value di bawah 0.05, yaitu Chi-square =

324.67, df = 27, p-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.272. Oleh sebab itu, peneliti

Page 64: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

50

melakukan modifikasi terhadap model. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 9 kali,

hasil menunjukkan Chi-square = 22.96, df = 18, p-value = 0.19208, dan RMSEA =

0.043 yang berarti model telah fit dikarenakan nilai RMSEA di bawah 0.05 dan nilai

p-value di atas 0.05.

Tahapan selanjutnnya adalah melihat apakah signifikansi item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien mutan faktor dari item, yaitu dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor. Jika nilai T>1.96, maka item tersebut dinyatakan signifikan.

Koefisien muatan faktor untuk item religious deferring dapat dilihat pada tabel 3.14 :

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Religious Deferring

No.Item Item Lambda Standart

Eror Nilai T Signifikan

24 1 1.26 0.08 16.66

25 2 0.58 0.07 8.12

26 3 0.47 0.07 6.88

13 4 0.31 0.06 5.05

14 5 0.29 0.06 4.85

15 6 0.81 0.08 10.05

16 7 0.59 0.07 8.13

17 8 0.43 0.07 6.17

18 9 0.69 0.09 7.38 Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), ×= Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, dari 9 item yang mengukur religious deferring, signifikan

seluruhnya karena nilai T>1.96.

3.4.10 Validitas Konstruk Attachment Anxiety

Dalam sub-bab ini peneliti menguji apakah 18 item yang ada bersifat

unidimensional. Pada pemrosesan CFA dengan model satu faktor, hasil menunjukkan

bahwa model tidak fit dikarenakan nilai RMSEA di atas 0.05 dan nilai p-value di

Page 65: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

51

bawah 0.05, yaitu Chi-square = 1464.08, df = 135, p-value = 0.00000, dan RMSEA =

0.257. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model. Setelah

dilakukan modifikasi berkali-kali, hasil menunjukkan Chi-square = 90.95, df = 71, p-

value = 0.05553, dan RMSEA = 0.043 yang berarti model telah fit dikarenakan nilai

RMSEA di bawah 0.05 dan nilai p-value di atas 0.05.

Tahapan selanjutnnya adalah melihat apakah signifikansi item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien mutan faktor dari item, yaitu dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor. Jika nilai T>1.96, item tersebut dinyatakan signifikan. Koefisien

muatan faktor item attachment anxiety dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut:

Tabel 3.15

Muatan Faktor Item Attachment Anxiety

No.Item Item Lambda Standart

Eror Nilai T Signifikan

1 1 0.22 0.03 7.45

5 2 0.03 0.03 1.02

7 3 -0.08 0.03 -2.55 ×

9 4 -0.10 0.04 -2.26 ×

11 5 0.09 0.03 2.77

12 6 0.02 0.03 0.87

14 7 -0.19 0.03 -5.75 ×

16 8 0.25 0.03 7.79

17 9 0.08 0.03 2.93

3 10 -0.66 0.03 -23.76 ×

13 11 -0.72 0.03 -24.50 ×

15 12 -0.82 0.05 -16.62 ×

18 13 -0.81 0.03 -29.99 ×

19 14 -0.95 0.05 -19.20 ×

20 15 -0.47 0.03 -14.38 ×

21 16 -0.71 0.03 -26.67 ×

22 17 -0.87 0.04 -23.69 ×

23 18 -0.97 0.04 -25.74 × Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), ×= Tidak Signifikan

Page 66: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

52

Berdasarkan tabel di atas, 18 item yang mengukur attachment anxiety, terdapat 6 item yang

signifikan (T>1.96) dan terdapat 12 item yang digugurkan karena nilai T< 1.96 dan 1 di

antaranya mempunyai nilai korelasi yang negatif.

3.4.11 Validitas Konstruk Attachment Avoidance

Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur attachment avoidance. Pada pemrosesan CFA

dengan model satu faktor, hasil menunjukkan bahwa model tidak fit dikarenakan

nilai RMSEA di atas 0.05 dan nilai p-value di bawah 0.05, yaitu Chi-square = 15.76,

df = 5, p-value = 0.00758, dan RMSEA = 0.120. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 1 kali, hasil

menunjukkan Chi-square = 3,00 df = 4, p-value = 0.35730, dan RMSEA = 0.000

yang berarti model telah fit dikarenakan nilai RMSEA di bawah 0.05 dan nilai p-

value di atas 0.05.

Tahapan selanjutnnya adalah melihat apakah signifikansi item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien mutan faktor dari item, yaitu dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor. Jika nilai T>1.96, maka item tersebut dinyatakan signifikan.

Koefisien muatan faktor untuk item attachment avoidance dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 67: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

53

Tabel 3.16

Muatan Faktor Item Attachment Avoidance

No.Item Item Lambda Standart

Eror Nilai T Signifikan

2 1 0.86 0.07 12.65

4 2 0.65 0.08 8.57

6 3 0.69 0.07 9.35

8 4 0.94 0.06 14.48

10 5 0.64 0.08 8.47 Keterangan : tanda = Signifikan (t > 1.96), ×= Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, dari 5 item yang mengukur attachment avoidance,

signifikan seluruhnya karena nilai T>1.96.

3.5 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda atau multiple regression

analysis. Selain bertujuan melihat arah hubungan antara variabel mindfulness,

religious coping strategies, dan attachment terhadap regulasi emosi masa dewasa,

apakah positif ataukah negatif, metode ini juga bertujuan melihat seberapa besar

sumbangan masing-masing variabel dalam mempengaruhi regulasi emosi serta

berapa besar presentase sumbangan pengaruh variabel bebas yang diukur secara

bersama-sama terhadap regulasi emosi masa dewasa.

Persamaan populasi multiple regression dalam penelitian ini adalah:

Y = a + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + b₄X₄ + b₅X₅ + b₆X₆ + b₇X₇ + b8X8 + b9X9 + b10X10 +

e

Keterangan:

Y = Regulasi Emosi

a = Intercept (Konstan)

b = Koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X

X₁ = Mindfulness observe

Page 68: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

54

X₂ = Mindfulness describe

X₃ = Mindfulness act

X₄ = Mindfulness nonjudge

X₅ = Mindfulness nonreact

X₆ = Religious collaborative

X₇ = Religious self-directed

X8 = Religious deffering

X9 = Attachment anxiety

X10 = Attachment avoidance

e = Residu

Untuk dapat melihat apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai dengan memiliki error terkecil pada penlitian ini, maka

dibutuhkan beberapa pengujian dan analisis yaitu:

1. Uji R² (koefisien determinasi berganda)

Dari pengujian multiple regression akan diperoleh hasil berupa nilai R, dalam

penelitian ini adalah pengujian multiple regression kompetensi sosial dan stres

sekolah terhadap perilaku bullying pada remaja. Tingginya perilaku bullying pada

remaja ini ditunjukan oleh koefisien determinasi berganda R², nilai ini

menunjukan variasi perubahan independent variable (X) yaitu kompetensi sosial

dan stres sekolah. Dengan kata lain dapat digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh independent variable (X) terhadap dependent variable (Y) atau

merupakan proporsi varian yang dijelaskan oleh kompetensi sosial dan stres

sekolah. Untuk mendapatkan nilai R² digunakan rumus berikut:

Page 69: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

55

2. Uji F

Setelah R² diperoleh, maka untuk membuktikan signifikan regresi Y (dependent

variable) terhadap X (independent variable) dilakukan uji F dengan rumus:

Keterangan:

k = Jumlah IV

N = Jumlah sampel

Dari uji F ini akan diperoleh apakah benar independent variable memiliki

pengaruh terhadap dependent variable.

3. Uji t

Setelah melakukan Uji F, selanjutnya penelitian ini melakukan Uji t yang

berfungsi untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan independent variable

(X) signifikan terhadap dependent variable (Y). oleh karena itu, sebelum

melakukan Uji t, perlu diketahui terlebih dahulu nilai standard error estimate

yang diperoleh melalui akar mean square dibagi SS. Setelah diperoleh nilai Sb itu

sendiri.

Keterangan:

b = Koefisien regresi

Sb = Standard Error dari b

Hasil dari Uji t diperoleh dari hasil regresi dalam penelitian ini.

Page 70: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

56

3.6 Prosedur Penelitian

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan selama proses penelitian, di

antaranya:

1. Tahap persiapan dan studi pustaka: pada tahap ini meliputi penentuan variabel

yang akan diteliti dengan melakukan perumusan masalah yang berkaitan dengan

fenomena, latar belakang dan urgensi penelitian, serta kajian pustaka guna

mendapatkan gambaran keseluruhan mengenai variabel ataupun tema yang akan

diteliti.

2. Tahap penyusunan instrumen penelitian: pada tahap ini instrumen penelitian

disusun dan dilakukan uji coba kesesuaian tata bahasa pada alat ukur yang

digunakan melalui literatur yang didapat, kemudian disesuaikan dengan gambaran

norma dan budaya pada populasi penelitian.

3. Tahap penentuan target populasi ada di daerah jabodetabek dan kriteria responden

yang akan dijadikan sampel dalam penelitian merupakan masa dewasa berusia 18-

60 tahun satu minggu diakhir bulan juni 2019. Berikutnya berdasarkan responden

yang telah mengisi kuesioner, peneliti menentukan kriteria responden hanya yang

berusia 23-55 tahun saja.

4. Tahap pengambilan data lapangan: pada tahap ini data mentah dikumpulkan

dengan membagikan lembar kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu

saat menghadiri acara rapat relawan sejumlah 50 orang pada tanggal 28 Juni 2019

bertempat di Bogor, selanjutnya responden lainnya didapatkan dengan

membagikan kuesioner secara online hingga pertengahan bulan Juli 2019.

Page 71: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

57

5. Tahap skoring: pada tahap ini, pola jawaban yang telah diisi oleh responden

kemudian direkap dan disusun per dimensi. Item yang sebelumnya acak,

disamakan sifatnya menjadi favorable kemudian diberikan skor sesuai dengan

sebaran pola jawaban yang ada, dimana 1 untuk STS, 2 untuk TS, 3 untuk S, dan

4 untuk SS. Selanjutnya menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh.

6. Tahap olah data dan analisa: pada tahap ini dilakukan analisa uji validitas setiap

butir item dengan menggunakan software Lisrel 8.7. Item yang valid disertakan

dalam analisa berikutnya dan item yang tidak valid di-drop. Setelah menyaring

seluruh item, analisa dilakukan untuk menguji pengaruh antar variabel

(independent variable terhadap dependent variable) dengan menggunakan metode

multiple regression pada software SPSS Statistics 20.0.

Page 72: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

58

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Total sampel pada penelitian ini berjumlah 150 responden, berusia 23-55 tahun,

Secara rinci, gambaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Subjek Penelitian

Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase

Laki-laki 103 68.67%

Perempuan 47 31.33%

Total responden 150 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari total sampel

penelitian yang berjumlah 150 responden, 103 atau 68.67% di antaranya berjenis

kelamin laki-laki dan 47 atau 31.33% lainnya berjenis kelamin perempuan.

4.2 Hasil Analisa Deskriptif

Sebelum dilakukan uji statistik untuk melihat pengaruh antara keseluruhan

independent variable terhadap dependent variable, maka diperlukan melakukan

standarisasi terhadap skor yang telah diperoleh, yaitu dengan mengubah raw score

(skor mentah) menjadi z-score (skor standar). z-score merupakan skor mentah yang

telah diubah menjadi bentuk lain berdasarkan penyimpangannya dari besaran mean

dan dinyatakan dalam satuan deviasi standar yang baru. Dalam skoring, penggunaan

z-score ini berguna apabila jumlah item antara satu dimensi dengan dimensi yang

diukur lainnya berbeda, padahal secara teoritis dimensi yang diukur tersebut

memiliki bobot yang sama besar.

Untuk menghilangkan bilangan negatif yang dihasilkan dari z-score, semua

skor ditransformasi ke dalam skala t. Indeks yang menjadi patokan dalam melihat

Page 73: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

59

gambaran statistiknya adalah mean, median, standar deviasi, nilai maksimal dan nilai

minimal dari masing-masing dimensi, yang tersajikan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Hasil Analisis Deskriptif Statistik

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Regulasi_Emosi 150 24.76 69.48 50.0000 8.59877

Mindfulness_Observe 150 27.97 66.32 50.0000 8.84180

Mindfulness_Describe 150 24.10 64.09 50.0000 8.17252

Mindfulness_Act 150 28.66 67.82 50.0000 9.15245

Mindfulness_Nonjudge 150 31.13 71.95 50.0000 8.68356

Mindfulness_Nonreact 150 30.28 65.60 50.0000 8.92576

Religious_Collaborative 150 6.12 60.27 50.0000 9.67395

Religious_Selfdirected 150 40.05 75.21 50.0000 8.87644

Religious_Deferring 150 18.85 62.91 50.0000 9.38168

Attachment_Anxiety 150 37.10 72.00 50.0000 9.07291

Attachment_Avoidance 150 33.71 66.02 50.0000 9.38281

Valid N (listwise) 150

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa variabel regulasi emosi

memiliki nilai minimum 24.76, nilai maksimum 69.48, mean 50.0000, dan standar

deviasi sebesar 8.59877; dimensi mindfulness observe pada variabel mindfulness

memiliki nilai minimum 27.97, nilai maksimum 66.32, mean 50.0000, dan standar

deviasi sebesar 8.84180; dimensi mindfulness describe pada variabel mindfulness

memiliki nilai minimum 24.10, nilai maksimum 64.09, mean 50.0000, dan standar

deviasi sebesar 8.17252; dimensi mindfulness act pada variabel mindfulness memiliki

nilai minimum 28.66, nilai maksimum 67.82, mean 50.0000, dan standar deviasi

sebesar 9.15245; dimensi mindfulness nonjudge pada variabel mindfulness memiliki

nilai minimum 31.13, nilai maksimum 71.95, mean 50.0000, dan standar deviasi

sebesar 8.68356; dimensi mindfulness nonreact pada variabel mindfulness memiliki

nilai minimum 30.28, nilai maksimum 65.60, mean 50.0000, dan standar deviasi

Page 74: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

60

sebesar 8.92576; dimensi religious collaborative pada variabel religious coping

strategies memiliki nilai minimum 6.12, nilai maksimum 60.27, mean 50.0000, dan

standar deviasi sebesar 9.67395; dimensi religious self-directed pada variabel

religious coping strategies memiliki nilai minimum 40.05, nilai maksimum 75.21,

mean 50.0000, dan standar deviasi sebesar 8.87644; dimensi religious deffering pada

variabel religious coping strategies memiliki nilai minimum 18.85, nilai maksimum

62.91, mean 50.0000, dan standar deviasi sebesar 9.38168; dimensi attachment

anxiety pada variabel attachment memiliki nilai minimum 37.10, nilai maksimum

72.00, mean 50.0000, dan standar deviasi sebesar 9.07291; dimensi attachment

avoidance pada variabel attachment memiliki nilai minimum 33.71, nilai maksimum

66.02, mean 50.0000, dan standar deviasi sebesar 9.38281.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Dengan menggunakan nilai mean dan standar deviasi, maka dapat ditetapkan norma

kategorisasi variabel penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Norma Kategorisasi Skor Penelitian

Norma Interpretasi X > Mean + 1SD Tinggi

Mean – 1SD ≤ X ≤ Mean + 1SD

X < Mean – 1SD

Sedang

Rendah

Kategorisasi dalam penelitian ini dibuat menjadi tiga kategori, yaitu tinggi (X >

Mean + 1SD), sedang (Mean – 1SD ≤ X ≤ Mean + 1SD), dan rendah (X < Mean –

1SD). Setelah kategorisasi tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai presentase

kategori untuk variabel regulasi emosi, mindfulness (observe, describe, act,

nonjudge, dan nonreact), religious coping strategies (collaborative, self-directed dan

Page 75: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

61

deferring), attachment (attachment anxiety dan attachment avoidance) sebagaimana

terangkum dalam tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Variabel Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%)

Regulasi_Emosi 14 (21.00) 108 (72.00) 21 (14.00)

Mindfulness_Observe 16 (24.00) 99 (66.00) 27 (18.00)

Mindfulness_Describe 26 (17.33) 98 (65.33) 26 (17.33)

Mindfulness_Act 31 (20.67) 96 (64.00) 23 (15.33)

Mindfulness_Nonjudge 19 (12.67) 106 (70.67) 25 (16.67)

Mindfulness_Nonreact 29 (19.33) 106 (70.67) 15 (10.00)

Religious_Collaborative 18 (12.00) 108 (72.00) 24 (16.00)

Religious_Selfdirected 11 (7.33) 105 (70.00) 34 (22.67)

Religious_Deferring 20 (13.33) 113 (75.33) 17 (11.33)

Attachment_Anxiety 27 (18.00) 101 (67.33) 22 (14.67)

Attachment_Avoidance 27 (18.00) 98 (65.33) 25 (16.67)

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa skor pada variabel

regulasi emosi sebanyak 14 orang (21.00) ada pada kategori rendah, 108 orang

(72.00) ada pada kategori sedang, dan 21 orang (14.00) ada pada kategori tinggi.

Kemudian pada variabel mindfulness observe sebanyak 24 orang (16.00) ada pada

kategori rendah, 99 orang (66.00) ada pada kategori sedang, dan 27 orang (18.00)

ada pada kategori tinggi. Lalu pada variabel mindfulness describe sebanyak 26 orang

(17.33) ada pada kategori rendah, 98 orang (65.33) ada pada kategori sedang, dan 26

orang (17.33) ada pada kategori tinggi. Lalu pada variabel mindfulness act sebanyak

31 orang (20.67) ada pada kategori rendah, 96 orang (64.00) ada pada kategori

sedang, dan 23 orang (15.33) ada pada kategori tinggi. Untuk variabel mindfulness

nonjudge sebanyak 19 orang (12.67) ada pada kategori rendah, 106 orang (70.67) ada

pada kategori sedang, dan 15 orang (10.00) ada pada kategori tinggi. Pada variabel

mindfulness nonreact sebanyak 29 orang (19.33) ada pada kategori rendah, 106

Page 76: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

62

orang (70.67) ada pada kategori sedang, dan 15 orang (10.00) ada pada kategori

tinggi. Serta pada variabel religious collaborative sebanyak 18 orang (12.00) ada

pada kategori rendah, 108 orang (72.00) ada pada kategori sedang, dan 24 orang

(16.00) ada pada kategori tinggi. Untuk variabel religious self-directed sebanyak 11

orang (7.33) ada pada kategori rendah, 105 orang (70.00) ada pada kategori sedang,

dan 34 orang (22.67) ada pada kategori tinggi. Lalu variabel religious deferring

sebanyak 20 orang (13.33) ada pada kategori rendah, 113 orang (75.33) ada pada

kategori sedang, dan 17 orang (11.33) ada pada kategori tinggi. Dan pada variabel

attachment anxiety sebanyak 27 orang (18.00) ada pada kategori rendah, 101 orang

(67.33) ada pada kategori sedang, dan 22 orang (14.67) ada pada kategori tinggi.

Terakhir untuk variabel attachment avoidance sebanyak 27 orang (18.00) ada pada

kategori rendah, 98 orang (65.33) ada pada kategori sedang, dan 25 orang (16.67)

ada pada kategori tinggi.

4.4 Hasil Uji Hipotesis

Setelah melakukan kategorisasi data, maka langkah berikutnya adalah melakukan uji

hipotesis untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas (IV)

terhadap variabel terikat (DV) dimana pengujiannya dilakukan dengan menggunakan

metode multiple regression analysis pada program SPSS Statistics 20.0. Data yang

dianalisis adalah faktor skor atau true score yang diperoleh dari hasil analisis faktor.

Dalam uji regresi atau R-Square, beberapa hal yang dilihat di antaranya nilai

besaran R-Square yang bertujuan untuk mengetahui berapa persen (%) varian DV

yang dijelaskan oleh IV, signifikansi pengaruh IV terhadap DV secara keseluruhan,

dan signifikansi koefisien regresi dari masing-masing IV.

Page 77: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

63

Pertama-tama, peneliti melihat besaran R-Square untuk mengetahui berapa

persen (%) varian DV yang dijelaskan oleh IV. Tabel R-square dipaparkan pada

tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Analisis Regresi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .528a .279 .227 7.55819

a. Predictors: (Constant), Mindfulness Observe, Mindfulness Describe, Mindfulness Act,

Mindfulness Nonjudge, Mindfulness Nonreact, Religious Collaborative, Religious Self-

directed, Religious Deferring, Attachment Anxiety, Attachment Avoidance.

Berdasarkan output perhitungan regresi pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa

perolehan nilai R-square sebesar 0.279 atau 27.9%, yang artinya variabel

mindfulness (mindfulness observe, mindfulness describe, mindfulness act,

mindfulness nonjudge, dan mindfulness nonreact), variabel religious coping

strategies (religious collaborative, religious self-directed, dan religious deferring),

serta variabel attachment (attachment anxiety dan attachment avoidance)

mempengaruhi variabel regulasi emosi sebesar 27.9%. Sementara 72.1% sisanya

merupakan faktor-faktor atau variabel lain yang juga mempengaruhi regulasi emosi

di luar dari bahasan dalam penelitian ini.

Kedua, peneliti melakukan uji F untuk menganalisis pengaruh keseluruhan

dimensi-dimensi yang menyusun IV terhadap regulasi emosi. Adapun hasil uji F

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

ANOVA Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 3076.333 10 307.633 5.385 .000b

Residual 7940.553 139 57.126

Total 11016.886 149

Page 78: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

64

a. Predictors: (Constant), Mindfulness Observe, Mindfulness Describe, Mindfulness Act,

Mindfulness Nonjudge, Mindfulness Nonreact, Religious Collaborative, Religious Self-

directed, Religious Deffering, Attachment Anxiety, Attachment Avoidance.

b. Dependent Variable: Regulasi Emosi

Berdasarkan output anova pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

sebesar 0.000 atau dengan kata lain Sig< 0.05. Hal tersebut berarti hipotesis nol yang

menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi-dimensi dari

mindfulness (mindfulness observe, mindfulness describe, mindfulness act,

mindfulness nonjudge, dan mindfulness nonreact), dimensi-dimensi dari religious

coping strategies (religious collaborative, religious self-directed, dan religious

deffering), serta dimensi-dimensi dari attachment (attachment anxiety dan

attachment avoidance) terhadap regulasi emosi masa dewasa ditolak. Sedangkan

hipotesis mayor diterima, yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara

dimensi-dimensi dari mindfulness (mindfulness observe, mindfulness describe,

mindfulness act, mindfulness nonjudge, dan mindfulness nonreact), dimensi-dimensi

dari religious coping strategies (religious collaborative, religious self-directed, dan

religious deffering), serta dimensi-dimensi dari attachment (attachment anxiety dan

attachment avoidance) terhadap regulasi emosi masa dewasa.

Langkah selanjutnya yaitu dengan melihat koefisien regresi pada masing-

masing dimensi. Jika koefisien regresi bernilai Sig< 0.05 maka dapat dikatakan

signifikan, yang berarti bahwa dimensi-dimensi dari variabel tersebut mempunyai

dampak yang signifikan dalam mempengaruhi regulasi emosi ketika diukur secara

bersama-sama. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing independent

variable terhadap regulasi emosi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.

Page 79: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

65

Tabel 4.9

Koefisien Regresi Variabel Regulasi Emosi

Berdasarkan output koefisien regresi pada tabel di atas, maka persamaan regresi yang

dihasilkan adalah sebagai berikut:

Regulasi emosi = 23.942 + 0.031 (mindfulness observe) + 0.288 (mindfulness

describe) + 0.301 (mindfulness act) - 0.201 (mindfulness nonjudge) - 0.171

(mindfulness nonreact) + 0.090 (religious collaborative) + 0.147 (religious self-

directed) + 0.047 (religious deffering) + 0.032 (attachment anxiety) - 0.042

(attachment avoidance).

Dari persamaan regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa hanya terdapat dua

dimensi yang signifikan mempengaruhi regulasi emosi dari kesepuluh dimensi.

Dimensi tersebut adalah mindfulness describe, dan mindfulness act. Sedangkan

delapan dimensi lain tidak mempengaruhi regulasi emosi secara signifikan. Adapun

penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing dimensi

yang menyusun variabel bebas adalah sebagai berikut:

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 23.942 14.687 1.630 .105

Mindfulness_Observe .031 .097 .032 .322 .748

Mindfulness_Describe .288 .096 .273 2.982 .003*

Mindfulness_Act .301 .088 .320 3.427 .001*

Mindfulness_Nonjudge -.201 .107 -.203 -1.880 .062

Mindfulness_Nonreact -.171 .099 -.178 -1.724 .087

Religious_Collaborative .090 .075 .101 1.190 .236

Religious_selfdirected .147 .078 .152 1.886 .061

Religious_deffering .047 .084 .051 .561 .576

Attachment_anxiety .032 .081 .034 .394 .694

Attachment_avoidance -.042 .077 -.046 -.552 .582

Page 80: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

66

1. Dimensi mindfulness observe: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.031

dengan nilai signifikansi sebesar 0.748 (Sig.˃ 0.05), dengan demikian H01 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari mindfulness

observe terhadap regulasi emosi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang

signifikan dari mindfulness observe terhadap regulasi emosi.

2. Dimensi mindfulness describe: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.288

dengan nilai signifikansi sebesar 0.003 (Sig.< 0.05), dengan demikian H02 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari mindfulness

describe terhadap regulasi emosi ditolak. Artinya, terdapat pengaruh yang

signifikan dari mindfulness describe terhadap regulasi emosi.

3. Dimensi mindfulness act: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.301 dengan

nilai signifikansi sebesar 0.001 (Sig.< 0.05), dengan demikian H03 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari mindfulness act

terhadap regulasi emosi ditolak. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan dari

mindfulness act terhadap regulasi emosi.

4. Dimensi mindfulness nonjudge: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.201

dengan nilai signifikansi sebesar 0.062 (Sig.˃ 0.05), dengan demikian H04 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari mindfulness

nonjudge terhadap regulasi emosi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang

signifikan dari mindfulness nonjudge terhadap regulasi emosi.

5. Dimensi mindfulness nonreact: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.171

dengan nilai signifikansi sebesar 0.087 (Sig.˃ 0.05), dengan demikian H05 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari mindfulness

Page 81: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

67

nonreact terhadap regulasi emosi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang

signifikan dari mindfulness nonreact terhadap regulasi emosi.

6. Dimensi religious collaborative: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.090

dengan nilai signifikansi sebesar 0.236 (Sig.˃ 0.05), dengan demikian H06 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari religious

collaborative terhadap regulasi emosi diterima. Artinya, tidak terdapat pengaruh

yang signifikan dari religious collaborative terhadap regulasi emosi.

7. Dimensi religious self-directed: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.147

dengan nilai signifikansi sebesar 0.061 (Sig.˃ 0.05), dengan demikian H07 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari religious self-

directed terhadap regulasi emosi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang

signifikan dari religious self-directed terhadap regulasi emosi.

8. Dimensi religious deferring: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.047

dengan nilai signifikansi sebesar 0.576 (Sig.˃ 0.05), dengan demikian H08 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari religious

deferring terhadap regulasi emosi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang

signifikan dari religious deferring terhadap regulasi emosi.

9. Dimensi attachment anxiety: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.032

dengan nilai signifikansi sebesar 0.694 (Sig.˃ 0.05), dengan demikian H09 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari attachment

anxiety terhadap regulasi emosi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang

signifikan dari attachment anxiety terhadap regulasi emosi.

Page 82: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

68

10. Dimensi attachment avoidance: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.042

dengan nilai signifikansi sebesar 0.582 (Sig.˃ 0.05), dengan demikian H10 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari attachment

avoidance terhadap regulasi emosi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang

signifikan dari attachment avoidance terhadap regulasi emosi.

4.5 Proporsi Varians

Analisa untuk melihat penambahan proporsi varians sumbangan masing-masing

dimensi dan IV dalam mempengaruhi regulasi emosi jika dimasukkan satu persatu

dalam analisis regresi. Apabila nilai Sig˂ 0.05 maka dapat dikatakan sumbangan

tersebut signifikan. Sedangkan sumbangan varians yang diberikan dari masing-

masing dimensi dan IV dapat dilihat melalui R square change. Proporsi varians pada

regulasi emosi dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10

Proporsi Varians Variabel Regulasi Emosi

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .065a .004 -.002 8.60934 .004 .634 1 148 .427

2 .372b .138 .127 8.03650 .134 22.851 1 147 .000

3 .438c .192 .175 7.80948 .054 9.671 1 146 .002

4 .466d .217 .195 7.71410 .025 4.633 1 145 .033

5 .493e .243 .217 7.60868 .027 5.046 1 144 .026

6 .508f .258 .227 7.56165 .015 2.797 1 143 .097

7 .525g .276 .240 7.49607 .018 3.513 1 142 .063

8 .527h .277 .236 7.51495 .001 .287 1 141 .593

9 .527i .278 .231 7.53939 .000 .087 1 140 .768

10 .528j .279 .227 7.55819 .002 .304 1 139 .582

o. Predictors: (Constant), Mindfulness Observe, Mindfulness Describe, Mindfulness Act,

Mindfulness Nonjudge, Mindfulness Nonreact, Religious Collaborative, Religious Self-

directed, Religious Deffering, Attachment Anxiety, Attachment Avoidance.

Page 83: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

69

Berdasarkan output model summary regresi pada tabel di atas, dapat diketahui

proporsi varians sumbangan masing-masing dimensi dan IV terhadap DV. Secara

lebih rinci, berikut informasi yang dapat disampaikan:

1. Berdasarkan nilai R-Square Change, sumbangan yang diberikan oleh dimensi

mindfulness observe dalam mempengaruhi regulasi emosi adalah sebesar 0.4%.

Pada model ini, mindfulness observe mempunyai sumbangan yang tidak

signifikan dengan nilai Sig. F-Change > 0.05 yaitu sebesar 0.427, dengan nilai

F-Change = 0.634, df1 = 1, df2 = 148.

2. Berdasarkan nilai R-Square Change, sumbangan yang diberikan oleh dimensi

mindfulness describe dalam mempengaruhi regulasi emosi adalah sebesar

13.4%. Pada model ini, mindfulness describe mempunyai sumbangan yang

signifikan dengan nilai Sig. F-Change < 0.05 yaitu sebesar 0.000, dengan nilai

F-Change = 22.851, df1 = 1, df2 = 147.

3. Berdasarkan nilai R-Square Change, sumbangan yang diberikan oleh dimensi

mindfulness act dalam mempengaruhi regulasi emosi adalah sebesar 5.4%. Pada

model ini, mindfulness act mempunyai sumbangan yang signifikan dengan nilai

Sig. F-Change < 0.05 yaitu sebesar 0.002, dengan nilai F-Change = 9.671, df1 =

1, df2 = 146.

4. Berdasarkan nilai R-Square Change, sumbangan yang diberikan oleh dimensi

mindfulness nonjudge dalam mempengaruhi regulasi emosi adalah sebesar 2.5%.

Pada model ini, mindfulness nonjudge mempunyai sumbangan yang signifikan

dengan nilai Sig. F-Change < 0.05 yaitu sebesar 0.033, dengan nilai F-Change =

4.633, df1 = 1, df2 = 145.

Page 84: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

70

5. Berdasarkan nilai R-Square Change, sumbangan yang diberikan oleh dimensi

mindfulness nonreact dalam mempengaruhi regulasi emosi adalah sebesar 2.7%.

Pada model ini, mindfulness nonreact mempunyai sumbangan yang signifikan

dengan nilai Sig. F-Change < 0.05 yaitu sebesar 0.026, dengan nilai F-Change =

5.046, df1 = 1, df2 = 144.

6. Berdasarkan nilai R-Square Change, sumbangan yang diberikan oleh dimensi

religious collaborative dalam mempengaruhi regulasi emosi adalah sebesar

1.5%. Pada model ini, religious collaborative tidak mempunyai sumbangan yang

signifikan dengan nilai Sig. F-Change > 0.05 yaitu sebesar 0.097, dengan nilai

F-Change = 2.797, df1 = 1, df2 = 143.

7. Berdasarkan nilai R-Square Change, sumbangan yang diberikan oleh dimensi

religious self-directed dalam mempengaruhi regulasi emosi adalah sebesar 1.8%.

Pada model ini, religious self-directed tidak mempunyai sumbangan yang

signifikan dengan nilai Sig. F-Change ˃ 0.05 yaitu sebesar 0.063, dengan nilai

F-Change = 3.513, df1 = 1, df2 = 142.

8. Berdasarkan nilai R-Square Change, sumbangan yang diberikan oleh dimensi

religious deffering dalam mempengaruhi regulasi emosi adalah sebesar 0.1%.

Pada model ini, religious deffering tidak mempunyai sumbangan yang signifikan

dengan nilai Sig. F-Change ˃ 0.05 yaitu sebesar 0.593, dengan nilai F-Change =

0.287, df1 = 1, df2 = 141.

9. Berdasarkan nilai R-Square Change, sumbangan yang diberikan oleh dimensi

attachment anxiety dalam mempengaruhi regulasi emosi adalah sebesar 0.0%.

Pada model ini, attachment anxiety tidak mempunyai sumbangan yang

Page 85: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

71

signifikan dengan nilai Sig. F-Change ˃ 0.05 yaitu sebesar 0.768, dengan nilai

F-Change = 0.087 , df1 = 1, df2 = 140.

10. Berdasarkan nilai R-Square Change, sumbangan yang diberikan oleh dimensi

attachment avoidance dalam mempengaruhi regulasi emosi adalah sebesar 0.2%.

Pada model ini, attachment avoidance tidak mempunyai sumbangan yang

signifikan dengan nilai Sig. F-Change ˃ 0.05 yaitu sebesar 0.582, dengan nilai

F-Change = 0.304, df1 = 1, df2 = 139.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua dimensi dari

sepuluh dimensi yang mempengaruhi perilaku regulasi emosi masa dewasa.

Keduanya adalah mindfulness describe dan mindfulness act.

Page 86: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

72

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan secara bersama-sama dari mindfulness describe dan mindfulness act

terhadap regulasi emosi masa dewasa.

Kemudian setelah dianalisis lebih lanjut, hasil pengujian hipotesis

berdasarkan masing-masing dimensi secara terpisah menunjukkan bahwa dimensi

mindfulness describe, mindfulness act, mindfulness nonjudge, dan mindfulness

nonreact dari variabel mindfulness yang berpengaruh secara signifikan terhadap

regulasi emosi pada masa dewasa. Sementara itu satu dimensi pada mindfulness,

yaitu mindfulness observe dan dua dimensi lainnya dari religious coping strategies

yaitu, religious collaborative, religious self-directed, dan religious deferring, serta

dua dimensi pada attachment, yaitu attachment anxiety dan attachment avoidance

tidak memiliki pengaruh yang signifikan regulasi emosi masa dewasa.

Dari hasil diatas disimpulkan bahwa hanya terdapat dua dimensi atau aspek

yang memiliki pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap regulasi emosi,

sedangkan delapan dimensi lainnya tidak mempengaruhi regulasi emosi khususnya

pada penelitian ini dengan responden masa dewasa. Selanjutnya hasil pengujian

hipotesis berdasarkan masing-masing dimensi terpisah terdapat empat dimensi yang

signifikan.

Page 87: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

73

5.2 Diskusi

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel mindfulness, religious

coping strategies, dan attachment terhadap regulasi emosi masa dewasa. Hasil

penelitian dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan

secara bersama-sama antara variabel mindfulness terhadap regulasi emosi masa

dewasa.

Kemudian peneliti melakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui dimensi

mana saja dari variabel mindfulness, dan religious coping strategies yang

memberikan pengaruh signifikan terhadap regulasi emosi. Berdasarkan hasil analisis

tersebut ditemukan bahwa dari masing-masing dimensi variabel mindfulness, yang

terdiri dari mindfulness observe, mindfulness describe, mindfuness act, mindfulness

nonjudge, mindfulness non react ditemukan dua variabel signifikan yang

mempengaruhi regulasi emosi yaitu mindfulness describe dan mindfuness act.

Sedangkan dalam variabel religious coping strategies yang dimensinya terdiri

dari tiga, yaitu dimensi religious collaborative, religious self-directed dan religious

deferring tidak mempengaruhi regulasi emosi. Selanjutnya untuk variabel attachment

yang terdiri dari dua dimensi yaitu attachment anxiety dan attachment avoidance

tidak memiliki signifikansi terhadap variabel regulasi emosi.

Dimensi mindfulness describe pada variabel mindfulness menunjukkan

bagaimana seseorang dapat menghadirkan sensasi, persepsi, pikiran, dan perasaan

untuk menjelaskan suatu hal, menggambarkan sesuatu. Pada variabel mindfulness

describe menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap regulasi emosi dan

memberi arah yang positif. Artinya seseorang yang mampu atau terbiasa

Page 88: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

74

mengungkapkan, menjelaskan, dan menggambarkan baik persepsi, pandangan

maupun perasaan dalam kata-kata dapat lebih mudah mengendalikan keadaan

emosionalnya dalam arti lain lebih mudah memodifikasi perilaku emosionalnya. Hal

ini diharapkan agar emosi yang muncul dapat dikendalikan dan tidak berpengaruh

buruk terhadap diri sendiri maupun orang lain. Semakin terbiasa seseorang dalam

mengungkapkan pandangan, pikiran maupun persepsinya maka semakin baik pula

pengendalian emosinya.

Dimensi mindfulness act pada variabel mindfulness menunjukkan acting with

awareness, automatic pilot, concentration, or nondistraction yang berarti seseorang

yang dengan kesadaran penuh, fokus, dapat berkonsentrasi dengan baik, serta tidak

mudah terdistraksi. Lalu pada mindfulness act menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap regulasi emosi dan memberi arah yang positif hal ini

menunjukkan membiasakan diri untuk awareness dan fokus sehingga tidak dengan

mudah terdistraksi terhadap suatu hal dapat mendukung pengendalian emosi. Hal ini

diharapkan agar seseorang melatih tingkat kesadaran demi mendukung kontrol emosi

yang baik agar masalah-masalah yang diakibatkan oleh tingkat emosi yang tinggi

dapat teruraikan dengan membiasakan diri lebih fokus dan awareness dalam

kesehariannya. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya dari Mark Joseph Myers

(2012) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara mindfulness dengan regulasi

emosi sebesar 11,2 % namun tidak dijelaskan berapa sumbangan dari masing-masing

dimensi pada variabel.

Sedangkan jika dilihat dari sumbangan masing-masing dimensi dalam

pengaruhnya terhadap regulasi emosi, terdapat empat dimensi yang signifikan

Page 89: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

75

terhadap regulasi emosi yaitu, mindfulness describe, mindfulness act, mindfulness

nonjudge, dan mindfulness nonreact.

Terdapat beberapa keterbatasan dan kelemahan pada penelitian regulasi

emosi yang mempengaruhi dalam proses penelitian dan pelaksanaan. Keterbatasan

pertama yaitu waktu yang singkat bagi peneliti dalam menyebarkan kuesioner

penelitian. Kedua yaitu item pernyataan yang banyak dalam kuesioner membuat

responden malas mengisi kuesioner dan tidak dengan sungguh-sungguh menjawab

pernyataan. Ketiga, kurangnya nilai rasa ingin membantu terhadap orang asing baik

ada atau tidaknya imbalan diberikan responden tidak peduli karena dengan mengisi

ataupun tidak, menurutnya tidak memberikan dampak.

5.3 Saran

Berdasarkan penulisan pada peneltian ini, peneliti memberikan beberapa saran untuk

bahan pertimbangan sebagai penyempurna peneliti selanjutnya yang serupa dengan

penelitian ini, dengan saran berupa teoritis dan praktis.

5.3.1 Saran teoritis

Hasil pada penelitian ini memberikan saran teoritis bagi penelitian selanjutnya. Saran

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan temuan dalam penelitian, IV mempengaruhi variabel DV (regulasi

emosi) sebesar 27.9%. Sementara 72.1% sisanya merupakan faktor-faktor atau

variabel lain yang juga mempengaruhi regulasi emosi di luar dari bahasan dalam

penelitian ini. Secara teori, faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi emosi

selain dari yang peneliti teliti seperti pola asuh, goals kepribadian, dan sebagainya

Page 90: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

76

sehingga penelitian selanjutnya disarankan agar meneliti variabel tersebut yang

diduga mempengaruhi regulasi emosi.

2. Berdasarkan fakta penelitian seperti penentuan populasi yang kurang tersebar

merata serta pengambilan jumlah sampel yang sedikit yaitu hanya berjumlah 150

orang yang terdiri dari relawan yang ada di Jabodetabek, dapat dijadikan acuan

pada penelitian selanjutnya untuk lebih memperhatikan jumlah sampel dan

persebaran pada populasi sehingga diharapkan dapat hasil yang maksimal.

3. Berdasarkan data penelitian seperti waktu dan persebaran usia responden yaitu

usia 23-55 tahun kurang merata, pada penelitian selanjutnya diharapkan sebelum

menyebarkan kuesioner dapat memperhatikan data pada kuesioner dan targetnya

sehingga diharapkan dapat hasil yang lebih baik.

4. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak literatur dan

memfokuskan kepada peran mindfulness regulasi emosi dalam efeknya terhadap

variabel-variabel lain yang pengaruhnya signifikan dalam berbagai contoh

literatur yang berbeda sehingga didapatkan faktor-faktor yang benar-benar dapat

mempengaruhi regulasi emosi.

5.3.2 Saran Praktis

Hasil pada penelitian ini juga memberikan saran praktis dalam usaha mengendalikan

atau memodifikasi proses ataupun kondisi emosionalnya terkhususkan bagi yang

sudah dewasa. Saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Secara garis besar kepada semua yang sedang dalam masa dewasa untuk lebih

aware (sadar) dalam mengerjakan segala hal, fokus dan tidak mudah terdistraksi

hal itu jia sudah menjadi habit dalam kehidupan, ketika suatu saat mengalami

Page 91: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

77

keadaan emosional lebih bisa mengendalikan kondisi emosinya sehingga tidak

berdampak buruk akibat keadaan emosional yang sedang berlangsung.

2. Pentingnya pada masa dewasa untuk membiasakan mengungapkan ataupun

mengutarakan pendapat, menjelaskan sesuatu hal dengan kata-kata, membiasakan

diri menggambarkan berbagai pandangan kepada orang lain, hal ini sejurus

dengan hasil dalam penelitian ini yaitu seseorang yang lebih mudah

mengungkapkan ataupun menggambarkan sesuatu hal mengendalikan emosinya

lebih baik dibandingkan yang tidak.

3. Penyedia workshop, seminar motivasi, maupun profesi copy writing diharapakan

dapat mengadakan kegiatan-kegiatan atau membuat tulisan-tulisan yang

berhubungan dengan kasus sekarang mengenai dampak emosi terhadap kehidupan

serta cara meregulasi emosi agar tida terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan

dengan menekankan pembelajaran dan aspek mindfulness dalam pola pembiasaan

menjalani kehidupan.

Page 92: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

78

DAFTAR PUSTAKA

Aflakseir, A., & Coleman, P. (2011). Initial development of the iranian religious

coping scale. Journal Mental Health, Vol 6.p.1-14.

Ainsworth, M. D. S. (1978). Patterns of attachment: A psychological study of the

strange situation. Hillsdale, N.J: Lawrence Erlbaum Associates.

Armanto, Juni (2019). Istri gugat cerai, so what!.

https://indopos.co.id/read/2019/05/04/174066/istri-gugat-cerai-so-what

diakses pada 24 Juni 2019.

Baer, R. A., et al,. (2008). Construct validity of the five facet mindfulness

questionnaire in meditating and nonmeditating samples. Assessment, Vol

15(3).p. 329- 342.

Baer, R.A., Smith, G.T., Hopkins, J., Krietmeyer, J., & Toney, L. (2006). Using

self-report assessment methods to explore facets of mindfulness.

Assessment, Vol 13(1).p.27-45.

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes (2016). Peran keluarga

dukung kesehatan jiwa masyarakat.

http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga

dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html diakses 10 Juli 2019 diakses pada 13

juli 2019.

Bishop, et al., (2004). Mindfulness : A proposed operational definition. Clinical

Psychology : Science & Practice, Vol 11 (3).p.230-241.

Bowlby, J. (1969). Attachment and loss. New York: Basic Books.

Bowlby, J. (1982). Attachment. New York: Basic Books.

Brennan, K. A., Clark, C. L., & Shaver, P.R. (1998). Self-report measurement of

adult romantic attachment: An intregrative overview. In J. A. Simpson & W.

S. Rholes (Eds.), Attachment theory and close relationship.New York:

Guilford Press.p.46-76.

Brenner, E.M., & Salovey, P. (1997). Emotional regulation during chilhood:

Developmental, interpersonal, and individual considerations. In P. Salovey

& D.J. Sluyter (Eds.). Emotional Development and Emotional

Intelligence: Educational Implications. New York: Harper Collins.p.168-

195.

Page 93: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

79

Brisbon, N. M., & Lowery, G. A. (2011). Mindfulness and Levels of Stress: A

Comparison of Beginner and Advanced Hatha Yoga Practitioners. Journal of

Religion and Health, 50, 4, 931-941.

Brown, K.W., & Ryan, R.M. (2003). The benefit of being present : Mindfullness

and its role in psychological well-being. Journal of Personality & Social

Psychology, Vol 84(4).p.822-848.

Cassidy, J., & Phillip, R.S. (1999). Handbook of attachment: theory, research, and

clinical applications. London: The Guilford Press.

Corsini, K. C. (2009). Examining the relationship between religious coping

strategies, attachment beliefs and emotion regulation in a mixed sample of

college students attending an evangelical university in central virginia.

Lynchburg, Va: Liberty University.

Darwin, Charles. (1872). The expression of the emotions man and animals.

English: John Murray.

Davis, M.Daphne., & Hayes, A.Jeffrey. (2011). What are the benefits of

mindfulness ? a practice review of psychotherapy-related research.

Psychotherapy, Vol 48(2).p.198-208.

Goleman Daniel. (2002). Emotional intelligence (terjemahan). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.p.411-512.

Goleman, Daniel (2005) Kecerdasan emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi.,

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005. p.7

Gross, J. J. et al,. (2005). The tie that binds? Coherence among emotion

experience, behavior, and physiology. Emotion Vol (5).p.175-190.

Gross, J. J., & Feldman, B. L. (2011). Emotion generation and emotion regulation:

One or two depends on your point of view. Emotion Review, Vol 3(1).p.8- 16.

Gross, J. J., & Thompson, R. A. (2007). In J. J. Gross (Ed), Handbook of emotion

regulation. New York: Guilford.pp.3-24.

Gross, J.J. (1998) The emerging field of emotion regulation: An integrative

review. Review of General Psychology, Vol 3(3).p. 275.

Gross, J.J., & John, O.P. (2003). Individual differences in two emotion regulation

processes: Implications for affect, relationships, and well-being. Journal of

Personality and Social Psychology, Vol 85(2).p.348-362.

Page 94: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

80

Hazan, C. & Shaver, P.R. (1994). Attachment as an organizational framework for

research on close relationship. USA: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Hazan, C. & Shaver, P.R. (1987). Romantic love conceptualized as an attachment

process. Journal of Personality and Social Pschology, Vol 52(3).p.511-524.

Hurlock, E. B. (1994). Psikologi perkembangan, suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.p.213

Ikhwanisifa (2008). Hubungan keteraturan shalat lima waktu dengan kemampuan

regulasi emosi pada lansia penderita jantung koroner. Skripsi. Medan:

Fakultas Psikologi.

Kabat-Zinn, J., & Schneider, P. (1997). Wherever you go there you are.

Contemporary Psychoanalysis, Vol 33(3).p.512.

Lazarus, R.S. & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York:

Springer Publishing Company.p.8-10.

Mikulincer, M., Shaver, P. R., & Pereg, D. (2003). Attachment Theory and Affect

Regulation: The Dynamics, Development, and Cognitive Consequences of

Attachment-Related Strategies. Motivation and Emotion, Vol 27(2).p.77-102.

Pargament, et al., (1990). God help me: (I): Religious coping efforts as predictors of

the outcomes to significant life events. American Journal of Community

Psychology, Vol 18.p.793-824.

Pargament, et al., (1992). God help me: (II): The relationship of religious

orientations to religious coping with negative life events. Journal for

Scientific Study of Religion, Vol 31(4).p.504.

Pargament, K. I. (1997). The psychology of religion and coping: Theory, research,

practice. New York: Guilford Press.p.1-14.

Pargament, K., Koenig, H., & Perez, L. (2000). The many methods of religious

coping: development and initial validation of the RCOPE. Journal Of

Clinical Psychology, Vol 56(4), 519-543.

Pargament, K; Margaret Feuille; Donna Burdzy. (2011). The Brief RCOPE: Current

psychometric status of a short measure of religious coping. Religions.

Molecular Diversity Preservation International.Pargament, K. I. Vol

2(1).p.51-76

Pepping, C. A., Davis, P. J., & O‟Donovan, A. (2013). Individual differences in

attachment and dispositional mindfulness: The mediating role of emotion

regulation.

Page 95: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

81

Phan, K. L., & Sripada, C. S. (2013). Emotion regulation. In J. Armony & P.

Vuilleumier (Eds), The Cambridge handbook of human affective

neuroscience.New York: Cambridge University Press.p.378.

Rahma, Sulistya (2018). Kronologi pembunuhan satu keluarga di bekasi.

https://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek

nasional/18/11/16/pia7ia409-ini-kronologi-pembunuhan-satu-keluarga-di-

bekasi diakses pada 3 Desember 2018.

Read, D. L., Clark, G. I., Rock, A. J., & Coventry, W. L. (2018). Adult attachment

and social anxiety: The mediating role of emotion regulation strategies. PLoS

One, Vol 13(12).

Regnerus, Mark., Smith, Christian., & Fritsch, Melissa. (2003). Religion in the lives

of American adolescents: A review of the literature. Chapel Hill, NC: The

National Study of Youth and Religion.p.42-46.

Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi, Jakarta:

Salemba Empat. p.315

Schottenbauer et al,.(2006). Religious coping research and contemporary personality

theory: an exploration of Endler‟s (1997) integrative personality

theory.p.299-519

Shaver, Phillip R. & Mikulincer, M. (2007). Attachment theory and research. Core

concepts, basic principles, conceptual bridges. Dalam Kruglanski, Arie. W. &

Higgins, E.Tory. Eds., Social Psychology Handbook of Basic Principles.

United State of America: The Guilford Press.

Skinner, E. A., & Zimmer-Gembeck, M. J. (2009). Coping and the development of

regulation. San Francisco: Jossey-Bass.

Thiruchselvan, R., Blechert, J., Sheppes, G., Rydstrom, A. & Gross, J.J. (2011). The

Temporal dynamics of emotion regulation: An eeg study of distraction and

reappraisal. Biological Psychology. Vol 87(1). p.84-92

Thompson, R, & Meyer, S. (2007). Socialization of emotion regulation in the family.

Dalam Gross, J. (Eds.), Handbook of Emotion Regulation. New York:

Guilford Thompson, M.p.249-268

Umar, J. (2012). Confirmatory Factor Analysis. Bahan Ajar Perkuliahan. Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

Ustadz Ammi Nur Baits (2013). 5 cara mengendalikan emosi dalam islam.

https://konsultasisyariah.com/18243-cara-mengendalikan-emosi-dalam-

islam.html diakses pada 13 juli 2019.

Page 96: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

82

Way, B. M., Eisenberger, N. I., Lieberman, M. D., & Creswell, J. D. (2010).

Dispositional mindfulness and depressive Symptomatology: Correlations with

limbic and self-referential neural activity during rest. Emotion, p.12-24.

Webb, T. L., Miles, E., & Sheeran, P. (2012). Dealing with feeling: A meta-analysis

of the effectiveness of strategies derived from the process model of emotion

regulation. Psychological Bulletin, Vol (138).p.775-808.

Whittington, B.L. & Scher, S.J. (2010). Prayer and subjective well-being: An

examination of six different types of prayers. The International Journal of

Psychology of Religion, Vol (20).p.59-68.

Williams, J.Mark G., & Kabat-Zinn, Jon. (2011). Mindfulness: Diverse perspectives

on its meaning, origins, and multiple applications at the intersection of

science and dharma. Contemporary Buddhism, Vol 12(1).p. 1-18.

Ysseldyk, R., Matteson, K., Anisman, H. (2011). Coping with identity threat: The

role of religious orientation and implications for emotions and action

intentions. Psychology of Religious and Spirituality, p.132-148.

Zeidan, F., Johnson, S. K., Diamond, B. J., David, Z., & Goolkasian, P. (2010).

Mindfulness meditation improves cognition: Evidence of brief mental

training. Consciousness and Cognition, p.597-605.

Zimmer-Gembeck, M., & Skinner, E. (2011). Review: The development of coping

across childhood and adolescence: An integrative review and critique of

research. International Journal of Behavioral Development, p.1-17.

Page 97: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

83

LAMPIRAN

Page 98: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

84

LAMPIRAN 1

Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya Morita Oktaviana, mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Saya sedang melakukan penelitian “Studi tentang regulasi

emosi pada masa dewasa” untuk menyelesaikan tugas akhir saya sebagai persyaratan

mencapai gelar Sarjana Psikologi (S1). Berkaitan dengan hal tersebut, saya berharap

saudara/saudari bersedia menjadi partisipan penelitian saya dengan mengisi beberapa

pernyataan yang sesuai dengan keadaan saudara/saudari.

Dalam kuesioner ini, tidak ada jawaban benar atau salah, maka anda

dipersilahkan untuk menentukan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi

anda. Semua informasi yang diberikan akan terjamin kerahasiaannya dan hanya

digunakan untuk keperluan penelitian.

Atas bantuan, kesediaan waktu, dan kerjasamanya saya mengucapkan terima

kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat saya,

Peneliti

Page 99: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

85

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPAN

Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian.

Nama/ Inisial :

Jenis Kelamin : L / P*

Usia :

Sudah menikah/ belum menikah * :

*) Coret yang tidak perlu

Peneliti Partisipan

(Morita Oktaviana) ( )

Page 100: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

86

PERNYATAAN PENELITIAN

Keterangan :

SS = Sangat Sesuai /Setuju

S = Sesuai /Setuju

TS = Tidak Sesuai /Setuju

STS = Sangat Tidak Sesuai /Setuju

SKALA 1 REGULASI EMOSI

NO Pernyataan

STS TS S SS

1 Ketika saya ingin merasakan lebih banyak emosi positif (seperti suka cita atau hiburan),

saya mengubah apa yang saya pikirkan.

2 Saya menyimpan emosi saya untuk diri saya sendiri

3 Ketika saya ingin emosi negatif (seperti kesedihan atau kemarahan), saya mengubah apa

yang saya pikirkan.

4 Ketika saya merasakan emosi positif, saya berhati-hati mengekspresikannya.

5 Ketika saya dihadapkan pada situasi yang penuh tekanan, saya tetap tenang sambil

memikirkan solusinya.

6 Saya mengendalikan emosi saya, dengan tidak mengungkapkannya.

7 Ketika saya ingin merasakan emosi yang lebih positif, saya mengubah cara saya berpikir

tentang sebuah situasi.

8 Saya mengendalikan emosi dengan mengubah cara berpikir saat menghadapi sebuah

situasi.

9 Ketika saya merasakan emosi negatif, saya pastikan untuk tidak mengungkapkannya.

10 Ketika saya ingin merasakan emosi yang kurang negatif, saya mengubah cara berpikir

tentang situasi.

SKALA 2 MINDFULNESS

NO Pernyataan

STS TS S SS

1 Ketika saya berjalan, saya sengaja melihat sensasi tubuh saya bergerak

2 Saya pandai menemukan kata-kata untuk menggambarkan perasaan saya

3 Saya mengkritik diri sendiri karena memiliki emosi yang tidak rasional atau tidak pantas

4 Saya merasakan perasaan atau emosi saya, tanpa harus bereaksi terhadapnya

5 Ketika saya melakukan sesuatu, pikiran saya melayang dan saya mudah terganggu.

6 Ketika saya mandi, saya tetap waspada terhadap sensasi air mengalir di tubuh saya

7 Saya bisa dengan mudah memasukkan kepercayaan, pendapat, dan harapan saya ke

dalam kata-kata.

8 Saya tidak memperhatikan apa yang saya lakukan karena saya melamun atau khawatir

9 Saya memperhatikan perasaan saya tanpa tersesat di dalamnya

10 Saya mengatakan pada diri sendiri bahwa saya seharusnya tidak merasakan apa yang saya

rasakan

11 Saya perhatikan bagaimana makanan dan minuman mempengaruhi pikiran dan emosi

12 Sulit bagi saya menemukan kata-kata untuk menggambarkan apa yang saya pikirkan

13 Saya mudah terganggu

14 Saya percaya beberapa pemikiran saya tidak normal atau buruk dan saya seharusnya tidak

berpikir begitu.

15 Saya memperhatikan sensasi, seperti angina di rambut saya atau sinar matahari di wajah

Page 101: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

87

16 Saya kesulitan menemukan kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan saya

17 Saya membuat penilaian tentang apakah pikiran saya baik atau buruk

18 Saya merasa sulit untuk tetap fokus pada apa yang terjadi di masa sekarang

19 Ketika saya memiliki pikiran atau gambaran yang menyedihkan, saya “mundur” dan sadar

hal itu, tanpa diambil alih oleh pikiran atau gambaran itu

20 Saya mengamati suara, seperti suara detak jam, kicau burung, atau mobi lewat.

21 Dalam situasi sulit, saya bisa berhenti tanpa bereaksi

22 Ketika saya memiliki sensasi di tubuh saya, sulit bagi saya menggambarkannya karena

saya tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat

23 Sepertinya saya “berjalan secara otomatis” tanpa sadar tentang apa yang saya lakukan

24 Ketika saya memiliki pikiran/gambaran yang menyedihkan, saya merasa tenang segera

setelah itu.

25 Saya mengatakan pada diri sendiri bahwa saya seharusnya tidak berpikir seperti apa yang

saya pikirkan

26 Saya memperhatikan bau dan aroma benda-benda

27 Bahkan ketika saya merasa sangat kesal, saya menemukan cara untuk mengungkapkannya

28 Saya bergegas melakukan berbagai kegiatan tanpa benar-benar memperhatikannya

29 Ketika saya memiliki pikiran/gambaran yang menyusahkan, saya bisa memperhatikannya

tanpa bereaksi

30 Saya pikir beberapa emosi saya buruk atau tidak pantas dan seharusnya tidak

merasakannya

31 Saya melihat elemen visual dalam seni atau alam, seperti warna, bentuk, pola bayangan

32 Kecenderungan saya lebih senang memasukkan pengalaman saya ke dalam kata-kata

33 Ketika saya memiliki pikiran/gambaran yang menyedihkan, saya hanya

memperhatikannya sebentar, lalu membiarkannya pergi

34 Saya melakukan pekerjaan atau tugas secara otomatis tanpa menyadari apa yang

dikerjakan

35 Ketika saya memiliki pikiran/gambaran yang menyedihkan, saya menilai diri saya

baik/buruk, tergantung pemikiran/gambaran itu

36 Saya memperhatikan bagaimana emosi saya mempengaruhi pikiran dan perilaku saya

37 Saya biasanya bisa menggambarkan perasaan saya saat ini dengan sangat rinci

38 Saya menemukan diri saya melakukan sesuatu tanpa memperhatikannya

39 Saya tidak setuju dengan diri saya sendiri ketika saya memiliki ide-ide yang tidak rasional.

SKALA 3 RELIGIOUS COPING STRATEGIES

NO Pernyataan

STS TS S SS

1 Saya percaya bahwa Tuhan tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada saya.

2 Saya pernah mengalami peristiwa bukti cinta dan perhatian Tuhan kepada saya

3 Saya menyadari bahwa Tuhan sedang berusaha menguatkan saya.

4 Dalam menangani masalah, saya percaya Tuhan membantu saya.

5 Saya menyadari bahwa saya tidak perlu merasa menderita karena Tuhan selalu ada

bersama saya.

6 Saya menggunakan agama sebagai contoh bagaimana saya harus hidup

7 Saya mengambil kendali atas apa yang saya bisa dan memberikan sisanya kepada Tuhan.

8 Iman saya menunjukkan kepada saya berbagai cara untuk menangani masalah.

9 Menerima bahwa situasinya bukan di tangan saya tetapi di tangan Tuhan.

10 Saya menemukan pelajaran dari Tuhan dalam berbagai kejadian

11 Tuhan menunjukkan kepada saya bagaimana menghadapi situasi / masalah saat ini

12 Menggunakan iman saya untuk membantu saya memutuskan bagaimana mengatasi

masalah

13 Saya berusaha untuk tidak terlalu berdosa.

14 Saya mengakui dosa-dosa saya.

Page 102: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

88

15 Saya mencoba memimpin kehidupan dengan lebih baik

16 Saya mendatangi tempat keagamaan atau berpartisipasi dalam kumpulan keagamaan

17 Saya mulai mengikuti atau berpartisipasi dalam kelompok keagamaan

18 Saya memberikan bantuan kepada anggota kumpulan/ke sesama

19 Saya merasa marah dengan Tuhan atau jauh dari Tuhan.

20 Saya merasa marah dengan atau jauh dari kumpulan keagamaan

21 Saya mempertanyakan kepercayaan dan keyakinan agama saya.

22 Saya mendapat dukungan dari kisah-kisah nabi / tokoh agama

23 Saya mendapat dukungan keagamaan dari kumpulan keagamaan atau rekan terdekat

24 Saya berharap ada keajaiban terjadi dalam hidup saya

25 Saya meminta kepada Tuhan untuk membuat segalanya lebih baik.

26 Dalam kehidupan, saya bertanya kepada Tuhan mengapa semua ini terjadi.

27 Saya berfokus pada dunia yang akan datang daripada masalah dunia ini.

28 Saya membiarkan Tuhan menyelesaikan masalah saya untuk saya.

29 Berdoa atau membaca (alkitab/al-qur’an) untuk menjaga pikiran saya dari masalah saya.

SKALA 4 ATTACHMENT

NO Pernyataan

STS TS S SS

1 Saya lebih suka tidak menunjukkan pada pasangan apa yang saya rasakan

2 Saya khawatir ditinggalkan.

3 Saya sangat nyaman dekat dengan pasangan

4 Saya sangat khawatir tentang hubungan saya.

5 Ketika pasangan saya mulai dekat dengan saya, saya menarik diri.

6 Saya khawatir bahwa pasangan tidak akan peduli dengan saya

7 Saya merasa tidak nyaman ketika pasangan romantis ingin menjadi sangat dekat.

8 Saya cukup khawatir tentang kehilangan pasangan saya.

9 Saya tidak merasa nyaman membuka diri/ berkeluh-kesah untuk pasangan .

10 Saya sering berharap bahwa perasaan pasangan saya terhadap saya sama kuatnya

11 Saya ingin menjadi dekat dengan pasangan saya, tetapi saya terus menarik kembali.

12 Saya gugup ketika teman dekat/ pasangan terlalu dekat dengan saya.

13 Saya merasa nyaman berbagi pikiran dan perasaan pribadi saya dengan pasangan.

14 Saya mencoba menghindari terlalu dekat dengan pasangan saya

15 Saya relatif mudah untuk dekat dengan pasangan saya

16 Saya merasa sulit untuk membiarkan diri saya bergantung pada pasangan.

17 Saya lebih suka tidak terlalu dekat dengan pasangan.

18 Saya memberi tahu pasangan saya tentang segala hal

19 Saya biasanya mendiskusikan masalah dan kekhawatiran saya dengan pasangan

20 Saya merasa nyaman bergantung pada pasangan

21 Saya tidak keberatan meminta saran atau bantuan dari pasangan.

22 Saat butuh sesuatu, orang pertama yang saya hubungi yaitu pasangan saya.

23 Saya berbagi cerita dengan pasangan saya untuk banyak hal, termasuk kenyamanan dan

kepastian.

Page 103: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

89

LAMPIRAN 2

Syntax dan Path Diagram CFA

Regulasi Emosi sebelum dimodifikasi

UJI VALIDITAS KONSTRUK REGULASI EMOSI DA NI=10 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 PM SY FI=EmotionRegulationAwal.cor MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY LK EMOTIONREGULATION FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX

10 1 PD OU SS TV MI

Page 104: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

90

Regulasi Emosi setelah dimodifikasi

UJI VALIDITAS KONSTRUK REGULASI EMOSI DA NI=10 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 PM SY FI=EmotionRegulation.cor MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY LK EMOTIONREGULATION FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX

10 1 FR TD 10 9 TD 9 7 TD 9 3 TD 10 6 TD 10 7 TD 8 6 TD 6 2 TD 3 1 TD 10

1 TD 5 4 TD 4 1 PD FR OU SS TV MI

Page 105: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

91

Mindfulness Observe

UJI VALIDITAS KONSTRUK MINDFULNESS OBSERVE DA NI=8 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 PM SY FI=MindfulnessObserve.cor MO NX=8 NK=1 PH=ST TD=SY LK MINDFULNESSOBSERVE FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 5 2 TD 6 2 TD 8 7 TD 6 1 TD 6 4 PD OU SS TV MI

Page 106: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

92

Mindfulness Describe

UJI VALIDITAS KONSTRUK MINDFULNESS DESCRIBE DA NI=8 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 PM SY FI=MindfulnessDescribe.cor MO NX=8 NK=1 PH=ST TD=SY LK MINDFULNESS DESCRIBE FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 7 6 TD 8 7 TD 7 4 TD 8 6 TD 6 1 TD 6 5 TD 5 2 TD 7 1 PD OU SS TV MI

Page 107: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

93

Mindfulness Act

UJI VALIDITAS KONSTRUK MINDFULNESS ACT DA NI=8 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 PM SY FI=MindfulnessAct.cor MO NX=8 NK=1 PH=ST TD=SY LK MINDFULNESS ACT FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 7 3 TD 8 6 TD 7 6 TD 5 1 TD 4 3 TD 8 3 TD 8 7 TD 5 2 TD 2 1 PD OU SS TV MI

Page 108: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

94

Mindfulness Nonjudge

UJI VALIDITAS KONSTRUK MINDFULNESS NONJUDGE DA NI=8 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 PM SY FI=MindfulnessNonjudge.cor MO NX=8 NK=1 PH=ST TD=SY LK MINDFULNESS NONJUDGE FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 8 5 TD 4 1 TD 5 3 PD OU SS TV MI

Page 109: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

95

Mindfulness Nonreact

UJI VALIDITAS KONSTRUK MINDFULNESS NONREACTN DA NI=7 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 PM SY FI=Mindfulnessnonreactn.cor MO NX=7 NK=1 PH=ST TD=SY LK MINDFULNESS NONREACTN FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 4 1 TD 3 2 PD OU SS TV MI

Page 110: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

96

Religious Collaborative

UJI VALIDITAS KONSTRUK COLLABORATIVE DA NI=14 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 PM SY FI=Collaborative.cor MO NX=14 NK=1 PH=ST TD=SY LK COLLABORATIVE FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX

10 1 LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 FR TD 14 13 TD 4 2 TD 12 11 TD 5 4 TD 12 3 TD 5 3 TD 10 5 TD 14 11

TD 6 2 TD 14 4 TD 10 4 TD 8 7 TD 8 6 TD 10 7 TD 6 5 TD 14 6 TD 12 8

TD 12 7 TD 11 6 TD 13 7 TD 14 7 TD 13 6 TD 13 1 TD 4 1 TD 2 1 TD 5 1

TD 4 3 TD 3 2 TD 10 3 TD 12 4 TD 11 2 TD 12 9 TD 7 4 TD 14 1 TD 7 5 PD OU SS TV MI

Page 111: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

97

Religious Self-directed

UJI VALIDITAS KONSTRUK RELIGIOUS SELFDIRECTED DA NI=6 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 PM SY FI=ReligiousSelfdirected.cor MO NX=6 NK=1 PH=ST TD=SY ME=UL LK RELIGIOUS SELFDIRECTED FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 6 5 TD 5 4 TD 4 2 TD 6 4 TD 5 2 TD 6 2 TD 2 1 TD 5 1 PD OU SS TV MI

Page 112: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

98

Religious Deffering

UJI VALIDITAS KONSTRUK RELIGIOUS DEFFERING DA NI=9 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 PM SY FI=ReligiousDeffering.cor MO NX=9 NK=1 PH=ST TD=SY LK RELIGIOUS DEFFERING FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR TD 8 7 TD 6 5 TD 9 6 TD 7 1 TD 6 1 TD 9 1 TD 5 4 TD 9 4 TD 3 2 PD OU SS TV MI

Page 113: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

99

Attachment Anxiety

UJI VALIDITAS KONSTRUK ATTACHMENT ANXIETY DA NI=18 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 PM SY FI=Attachmentanxiety.cor MO NX=18 NK=1 PH=ST TD=SY ME=UL LK ATTACHMENTANXIETY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX

10 1 LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 LX 17 1 LX 18 1 FR TD 9 7 TD 5 2 TD 8 3 TD 6 4 TD 17 4 TD 7 3 TD 9 3 TD 13 7 TD 8 4

TD 10 4 TD 4 3 TD 4 1 TD 6 1 TD 12 1 TD 18 5 TD 13 5 TD 16 10 TD 17

3 TD 18 6 TD 15 6 TD 18 8 TD 8 7 TD 9 8 TD 11 2 TD 15 11 TD 10 2 TD

10 5 TD 6 3 TD 7 6 TD 7 4 TD 11 9 TD 6 2 TD 15 2 TD 15 5 TD 14 12 TD

17 12 TD 14 8 TD 16 1 TD 16 4 TD 9 4 TD 9 6 TD 9 1 TD 7 1 TD 15 8 TD

15 4 TD 14 4 TD 18 12 TD 12 9 TD 18 2 TD 14 11 TD 17 14 TD 7 2 TD 14

7 TD 7 5 TD 5 3 TD 3 2 TD 9 2 TD 5 4 TD 9 5 TD 4 2 TD 6 5 TD 8 5 TD

8 2 TD 10 9 PD OU SS TV MI

Page 114: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

100

Attachment Avoidance

UJI VALIDITAS KONSTRUK ATTACHMENT AVOIDANCE DA NI=5 NO=150 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI=AttachmentAvoidance.cor MO NX=5 NK=1 PH=ST TD=SY LK ATTACHMENT AVOIDANCE FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 3 2 PD OU SS TV MI

Page 115: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

101

LAMPIRAN 3

Output Deskriptif dan Regresi

Lampiran Regresi

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed

Method

1 TMindfulness_observeb . Enter

2 TMindfulness_Describeb . Enter

3 TMindfulness_Actb . Enter

4 TMindfulness_NonJudgeb . Enter

5 TMindfulness_NonReactb . Enter

6 TReligious_Collaborativeb . Enter

7 TReligious_SelfDirectedb . Enter

8 TReligious_Defferingb . Enter

a. Dependent Variable: TRegulasi_Emosi b. All requested variables entered.

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed

Method

1 2

TReligious_Collaborative, TMindfulness_observe, TMindfulness_Act, TMindfulness_Describe, TReligious_SelfDirected, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact, TReligious_Deffering

b

TAttachment_Anxiety

. Enter

TAttachment_Avoidanceb . Enter

a. Dependent Variable: TRegulasi_Emosi b. All requested variables entered.

Page 116: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

102

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change

df1 df2 Sig. F Change

1 ,065a ,004 -,002 8,60934 ,004 ,634 1 148 ,427

2 ,372b ,138 ,127 8,03650 ,134 22,851 1 147 ,000

3 ,438c ,192 ,175 7,80948 ,054 9,671 1 146 ,002

4 ,466d ,217 ,195 7,71410 ,025 4,633 1 145 ,033

5 ,493e ,243 ,217 7,60868 ,027 5,046 1 144 ,026

6 ,508f ,258 ,227 7,56165 ,015 2,797 1 143 ,097

7 ,525g ,276 ,240 7,49607 ,018 3,513 1 142 ,063

8 ,527h ,277 ,236 7,51495 ,001 ,287 1 141 ,593

a. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe b. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe c. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act d. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge e. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact f. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact, TReligious_Collaborative g. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact, TReligious_Collaborative, TReligious_SelfDirected h. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact, TReligious_Collaborative, TReligious_SelfDirected, TReligious_Deffering i. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact, TReligious_Collaborative, TReligious_SelfDirected, TReligious_Deffering, TAttachment_Anxiety

Model Summary

Mode

l

R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,527a ,277 ,236 7,51495 ,277 6,760 8 141 ,000

2 ,527b ,278 ,231 7,53939 ,000 ,087 1 140 ,768

3 ,528c ,279 ,227 7,55819 ,002 ,304 1 139 ,582

a. Predictors: (Constant), TAttachment_Anxiety, TReligious_Collaborative, TMindfulness_observe,

TMindfulness_Act, TMindfulness_Describe, TReligious_SelfDirected, TMindfulness_NonJudge,

TMindfulness_NonReact, TReligious_Deffering

b. Predictors: (Constant), TAttachment_Anxiety, TReligious_Collaborative, TMindfulness_observe,

TMindfulness_Act, TMindfulness_Describe, TReligious_SelfDirected, TMindfulness_NonJudge,

TMindfulness_NonReact, TReligious_Deffering, TAttachment_Avoidance

Page 117: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

103

ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 47,025 1 47,025 ,634 ,427b

Residual 10969,862 148 74,121

Total 11016,886 149

2

Regression 1522,853 2 761,427 11,789 ,000c

Residual 9494,033 147 64,585 Total 11016,886 149

3

Regression 2112,641 3 704,214 11,547 ,000d

Residual 8904,246 146 60,988 Total 11016,886 149

4

Regression 2388,333 4 597,083 10,034 ,000e

Residual 8628,553 145 59,507 Total 11016,886 149

5

Regression 2680,429 5 536,086 9,260 ,000f

Residual 8336,457 144 57,892 Total 11016,886 149

6

Regression 2840,363 6 473,394 8,279 ,000g

Residual 8176,523 143 57,178 Total 11016,886 149

7

Regression 3037,763 7 433,966 7,723 ,000h

Residual 7979,123 142 56,191 Total 11016,886 149

8

Regression 3053,983 8 381,748 6,760 ,000i

Residual 7962,903 141 56,474

Total 11016,886 149 a. Dependent Variable: TRegulasi_Emosi b. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe c. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe d. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act e. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge f. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact g. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact, TReligious_Collaborative h. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact, TReligious_Collaborative, TReligious_SelfDirected i. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact, TReligious_Collaborative, TReligious_SelfDirected, TReligious_Deffering j. Predictors: (Constant), TMindfulness_observe, TMindfulness_Describe, TMindfulness_Act, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact, TReligious_Collaborative, TReligious_SelfDirected, TReligious_Deffering, TAttachment_Anxiety

Page 118: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

104

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 3053,983 8 381,748 6,760 ,000b

Residual 7962,903 141 56,474

Total 11016,886 149

2 3

Regression 3058,954 9 339,884 5,979 ,000c

Residual 7957,932 140 56,842

Total 11016,886 149 Regression 3076,333 10 307,633 5,385 ,000

d

Residual 7940,553 139 57,126

Total 11016,886 149 a. Dependent Variable: TRegulasi_Emosi b. Predictors: (Constant), TAttachment_Anxiety, TReligious_Collaborative, TMindfulness_observe, TMindfulness_Act, TMindfulness_Describe, TReligious_SelfDirected, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact, TReligious_Deffering c. Predictors: (Constant), TAttachment_Anxiety, TReligious_Collaborative, TMindfulness_observe, TMindfulness_Act, TMindfulness_Describe, TReligious_SelfDirected, TMindfulness_NonJudge, TMindfulness_NonReact, TReligious_Deffering, TAttachment_Avoidance

Page 119: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

105

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 46,823 4,050 11,561 ,000

TMindfulness_observe ,064 ,080 ,065 ,797 ,427

2 (Constant) 33,760 4,665 7,237 ,000

TMindfulness_observe -,098 ,082 -,101 -1,201 ,232 TMindfulness_Describe ,423 ,088 ,402 4,780 ,000

3

(Constant) 19,239 6,508 2,956 ,004

TMindfulness_observe -,043 ,081 -,044 -,530 ,597 TMindfulness_Describe ,433 ,086 ,412 5,037 ,000 TMindfulness_Act ,225 ,072 ,239 3,110 ,002

4

(Constant) 30,225 8,209 3,682 ,000

TMindfulness_observe -,044 ,080 -,045 -,546 ,586 TMindfulness_Describe ,340 ,096 ,323 3,556 ,001 TMindfulness_Act ,303 ,080 ,322 3,781 ,000 TMindfulness_NonJudge -,203 ,094 -,205 -2,152 ,033

5

(Constant) 41,936 9,630 4,355 ,000

TMindfulness_observe ,063 ,092 ,065 ,679 ,499 TMindfulness_Describe ,316 ,095 ,300 3,334 ,001 TMindfulness_Act ,255 ,082 ,271 3,118 ,002 TMindfulness_NonJudge -,257 ,096 -,260 -2,677 ,008 TMindfulness_NonReact -,215 ,096 -,223 -2,246 ,026

6

(Constant) 33,909 10,706 3,167 ,002

TMindfulness_observe ,070 ,092 ,072 ,757 ,451 TMindfulness_Describe ,294 ,095 ,280 3,095 ,002 TMindfulness_Act ,253 ,081 ,270 3,117 ,002 TMindfulness_NonJudge -,216 ,099 -,218 -2,189 ,030 TMindfulness_NonReact -,195 ,096 -,202 -2,031 ,044 TReligious_Collaborative ,115 ,069 ,130 1,672 ,097

7

(Constant) 25,244 11,576 2,181 ,031

TMindfulness_observe ,043 ,092 ,044 ,465 ,643 TMindfulness_Describe ,294 ,094 ,279 3,116 ,002 TMindfulness_Act ,300 ,084 ,320 3,560 ,001 TMindfulness_NonJudge -,206 ,098 -,208 -2,102 ,037 TMindfulness_NonReact -,180 ,096 -,187 -1,882 ,062 TReligious_Collaborative ,099 ,069 ,112 1,442 ,151 TReligious_SelfDirected ,144 ,077 ,149 1,874 ,063

8

(Constant) 23,281 12,170 1,913 ,058

TMindfulness_observe ,034 ,094 ,035 ,357 ,722

TMindfulness_Describe ,285 ,096 ,271 2,981 ,003

TMindfulness_Act ,303 ,085 ,322 3,572 ,000

TMindfulness_NonJudge -,195 ,100 -,197 -1,942 ,054

TMindfulness_NonReact -,168 ,098 -,174 -1,711 ,089

TReligious_Collaborative ,085 ,074 ,095 1,135 ,258

TReligious_SelfDirected ,147 ,077 ,152 1,907 ,059

TReligious_Deffering ,044 ,081 ,047 ,536 ,593

a. Dependent Variable: TRegulasi_Emosi

Page 120: PENGARUH MINDFULNESS, RELIGIOUS COPING STRATEGIES, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis memodifikasi alat ukur regulasi emosi, alat ukur mindfulness,

106

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B Std. Error

Beta

1

(Constant) 23,281 12,170 1,913 ,058

TMindfulness_observe ,034 ,094 ,035 ,357 ,722

TMindfulness_Describe ,285 ,096 ,271 2,981 ,003

TMindfulness_Act ,303 ,085 ,322 3,572 ,000

TMindfulness_NonJudge -,195 ,100 -,197 -1,942 ,054

TMindfulness_NonReact -,168 ,098 -,174 -1,711 ,089

TReligious_Collaborative ,085 ,074 ,095 1,135 ,258

TReligious_SelfDirected ,147 ,077 ,152 1,907 ,059

TReligious_Deffering ,044 ,081 ,047 ,536 ,593

(Constant) 21,334 13,871 1,538 ,126

2 3

TMindfulness_observe ,028 ,096 ,029 ,289 ,773

TMindfulness_Describe ,287 ,096 ,273 2,983 ,003

TMindfulness_Act ,307 ,087 ,327 3,552 ,001

TMindfulness_NonJudge -,187 ,104 -,189 -1,806 ,073

TMindfulness_NonReact -,167 ,099 -,173 -1,691 ,093

TReligious_Collaborative ,086 ,075 ,097 1,153 ,251

TReligious_SelfDirected ,146 ,078 ,151 1,877 ,063

TReligious_Deffering ,049 ,084 ,054 ,588 ,558

TAttachment_Anxiety ,024 ,080 ,025 ,296 ,768

(Constant) 23,942 14,687 1,630 ,105

TMindfulness_observe ,031 ,097 ,032 ,322 ,748

TMindfulness_Describe ,288 ,096 ,273 2,982 ,003

TMindfulness_Act ,301 ,088 ,320 3,427 ,001

TMindfulness_NonJudge -,201 ,107 -,203 -1,880 ,062

TMindfulness_NonReact -,171 ,099 -,178 -1,724 ,087

TReligious_Collaborative ,090 ,075 ,101 1,190 ,236

TReligious_SelfDirected ,147 ,078 ,152 1,886 ,061

TReligious_Deffering ,047 ,084 ,051 ,561 ,576

TAttachment_Anxiety ,032 ,081 ,034 ,394 ,694

TAttachment_Avoidance -,042 ,077 -,046 -,552 ,582

a. Dependent Variable: TRegulasi_Emosi