PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDALIAN, PENILAIAN RISIKO, KEGIATAN PENGENDALIAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI DAN PEMANTAUAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INSPEKTORAT DAERAH KOTA TANJUNGPINANG, INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN BINTAN Ulvi Anindya Putri 110462201037 Dosen Pembimbing: Myrna Sofia, SE, M.Si Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat Daerah Kota Tanjungpinang, Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan. Responden dalam penelitian ini adalah auditor. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 53 responden dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 responden. Metode pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner dan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik, analisa regresi berganda, analisa korelasi pearson, uji F, uji t serta koefisien determinasi. Dari hasil penelitian diperoleh kegiatan pengendalian dan pemantauan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah. Sedangkan lingkungan pengendalian, penilaian risiko dan informasi dan komunikasi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah.
25
Embed
PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDALIAN, PENILAIAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ini adalah uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDALIAN, PENILAIAN RISIKO,
KEGIATAN PENGENDALIAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI DAN
PEMANTAUAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH PADA INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI
KEPULAUAN RIAU, INSPEKTORAT DAERAH KOTA
TANJUNGPINANG, INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN BINTAN
Ulvi Anindya Putri
110462201037
Dosen Pembimbing:
Myrna Sofia, SE, M.Si
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi
dan pemantauan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah
Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat Daerah Kota
Tanjungpinang, Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan. Responden dalam
penelitian ini adalah auditor. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 53 responden
dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 responden. Metode
pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner dan teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik, analisa regresi berganda,
analisa korelasi pearson, uji F, uji t serta koefisien determinasi. Dari hasil penelitian
diperoleh kegiatan pengendalian dan pemantauan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah. Sedangkan lingkungan
pengendalian, penilaian risiko dan informasi dan komunikasi tidak berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah.
Kata kunci: Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian,
Informasi Dan Komunikasi, Pemantauan, Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.
A. LATAR BELAKANG
Rendahnya kualitas laporan keuangan dapat disebabkan oleh pemahaman
mengenai pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah daerah berdasarkan
karakteristik laporan keuangan agar bisa menghasilkan laporan keuangan yang
akurat dan handal sehinga bisa menciptakan tata pemerintahan yang baik (good
governance) menuju tercapainya pemerintahan yang bersih (clean goverment).
Laporan keuangan disajikan secara wajar berdasrkan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Pedoman
penyusunan laporan keuangan menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Menurut Bastian (2014:18), audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan
mencakup penentuan apakah informasi keuangan telah disajikan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan, entitas yang diaudit telah mematuhi persyaratan
kepatuhan terhadap peraturan keuangan tertentu, sistem pengendalian internal
instansi tersebut baik terhadap laporan keuangan maupun terhadap pengamanan
kekayaannya telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai untuk mencapai
tujuan pengendalian.
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (2014:319), Pengendalian intern
adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu : keandalan pelaporan keuangan, efektivitas
dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Pusat/Daerah sebagaimana
tercantum dalam pasal 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah setidak-
tidaknya terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan
Catatan atas Laporan Keuangan (Yuliani dkk, 2010).
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 adalah :
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi oleh pemerintah daerah selama satu periode
pelaporan.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki:
1). Relevan
2). Andal
3). Dapat Dibandingkan
4). Dapat dipahami
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010
menyebutkan bahwa tujuan penyusunan laporan keuangan pemerintah seharusnya
menyajikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan dan
menunujukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya, dengan :
1). Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran.
2). Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan
perundang-undangan.
3). Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai.
4). Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5). Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak
dan pinjaman.
6). Menyediakan informasi mengenai posisi perubahan keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Sistem Pengendalian Internal
Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 “Sistem Pengendalian
Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan”.
Unsur-unsur SPIP terdiri sebagai berikut :
1). Lingkungan pengendalian
2). Penilaian risiko
3). Kegiatan pengendalian
4). Informasi dan komunikasi
5). Pemantauan
Menurut Bastian (2014:260-261), dalam memperoleh pemahaman atas
struktur pengendalian internal, auditor menggunakan tiga macam prosedur audit,
yaitu :
1). Mewawancarai personel dinas/instansi yang berkaitan dengan unsur struktur
pengendalian.
2). Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan.
3). Melakukan pengamatan atas kegiatan organisasi.
SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya
efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara,
keandalan pelaporan keuangan, pengamatan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
1. Lingkungan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif
untuk penerapan Sistem Pengendalian Internal dalam lingkungan kerjanya.
2. Penilaian Risiko
Dalam rangka penilaian risiko, pimpinan Instansi Pemeritah dapat
menetapkan tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan,
dengan berpedoman pada peratutan perundang-undangan.
3. Kegiatan Pengendalian
Pimpinan Instansi pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan
pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dari sifat dan tugas dan
fungsi yang bersangkutan.
4. Informasi dan Komunikasi
Pimpinan instansi pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat.
Komunikasi atas informasi wajib diselenggarakan secara efektif.
5. Pemantauan
Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem
Pengendalian Internal.
C. METODOLOGI PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dan studi pustaka. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
berupa pernyataan yang harus diisi oleh responden. Penelitian ini dilakukan melalui
studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji
serta menelaah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-
undangan, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki
hubungan dengan masalah yang diteliti. Metode analisisnya menggunakan bantuan
aplikasi SPSS 21.
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:115).
b. Sampel adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh
populasi dan dipilih secara hati-hati dari populasi tersebut. Ketika peneliti
melakukan penarikan sampel, peneliti tentunya merasa tertarik dalam
mengestimasi satu atau lebih nilai-nilai populasi atau menguji satu atau lebih
hipotesis statistik (Ikhsan, 2010:118). Teknik pengambilan sampelnya
menggunakan Sampling Jenuh.
2. Uji Validitas dan Uji Reabilitas
a. Menurut Suharsimi (2006:168) dalam Sunyoto (2011:69), validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahigan
sesuatu instrument.
b. Menurut Suharsimi (2006) dalam Sunyoto (2011:70), reabilitas menunjukkan
pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah
baik.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut (Priyatno, 2010:71), uji normalitas digunakan untuk mengetahui
apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan
untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis
menggunakan metode parametik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi,
yaitu data berasal dari distribusi yang normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut (Ghozali, 2013:105), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama
dengan nilai VIF > 0,10.
c. Uji Heteroskedatisitas
Menurut (Priyatno, 2010:83-84), heteroskedastisitas adalah keadaan di mana
terjadi ketidaksamaan varian dan residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi.
4. Analisa regresi linier berganda
Menurut Priyatno (2010:61), Analisis ini untuk memprediksikan nilai dari
variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen
berhubungan positif atau negatif. Persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
5. Pengujian Hipotesis
a. Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen :
Lingkungan Pengendalian (X1), Penilaian Risiko (X2), Kegiatan Pengendalian (X3),
Informasi dan Komunikasi (X4), Pemantauan (X5) secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen : Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (Y). Tingkat signifikan menggunakan 0,05 (α = 5%).
b. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen : Lingkungan Pengendalian (X1), Penilaian Risiko (X2), Kegiatan
Pengendalian (X3), Informasi dan Komunikasi (X4), Pemantauan (X5) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen : Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Y). Tingkat signifikan menggunakan 0,05 (α = 5%).
c. Uji Koefisien Determinasi
Menurut (Priyatno, 2010:66), Koefisien ini menunjukkan seberapa besar
persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan variai variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit
pun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen yang
digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel dependen.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengujian Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid dan tidak validnya suatu
kuesioner. Keusioner dikatakan valid jika kuesioner mampu mengungkapkan suatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk menentukan valid tidaknya
kuesioner apabila Corrected Item Total Correlation > r tabel (n-2). Pengujian
validitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Hasil Pengujian Validitas Variabel X1
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation r tabel Keterangan
Item 1 0,592 0,2845 Valid
Item 2 0,312 0,2845 Valid
Item 3 0,755 0,2845 Valid
Item 4 0,674 0,2845 Valid
Item 5 0,613 0,2845 Valid
Item 6 0,532 0,2845 Valid
Item 7 0,710 0,2845 Valid
Hasil Pengujian Validitas Variabel X2
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation r tabel Keterangan
Item 1 0,462 0,2845 Valid
Item 2 0,553 0,2845 Valid
Item 3 0,656 0,2845 Valid
Item 4 0,337 0,2845 Valid
Item 5 0,411 0,2845 Valid
Hasil Pengujian Validitas Variabel X3
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation r tabel Keterangan
Item 1 0,512 0,2845 Valid
Item 2 0,559 0,2845 Valid
Item 3 0,465 0,2845 Valid
Item 4 0,511 0,2845 Valid
Item 5 0,809 0,2845 Valid
Item 6 0,707 0,2845 Valid
Item 7 0,738 0,2845 Valid
Item 8 0,718 0,2845 Valid
Hasil Pengujian Validitas Variabel X4
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation r tabel Keterangan
Item 1 0,800 0,2845 Valid
Item 2 0,672 0,2845 Valid
Item 3 0,590 0,2845 Valid
Hasil Pengujian Validitas Variabel X5
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation r tabel Keterangan
Item 1 0,446 0,2845 Valid
Item 2 0,416 0,2845 Valid
Item 3 0,523 0,2845 Valid
Hasil Pengujian Validitas Variabel Y
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation r tabel Keterangan
Item 1 0,710 0,2845 Valid
Item 2 0,499 0,2845 Valid
Item 3 0,758 0,2845 Valid
Item 4 0,792 0,2845 Valid
Item 5 0,723 0,2845 Valid
Item 6 0,725 0,2845 Valid
Item 7 0,687 0,2845 Valid
Item 8 0,779 0,2845 Valid
Item 9 0,643 0,2845 Valid
Item 10 0,781 0,2845 Valid
Item 11 0,674 0,2845 Valid
Item 12 0,781 0,2845 Valid
Item 13 0,465 0,2845 Valid
Pengujian Reabilitas
Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu
gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi,
alat yang reliabel secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama. Metode uji
reliabilitas dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode Cronbach’s alpha.
Menurut Priyatno (2010:30), pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas sebagai
berikut:
Cronbach’s alpha < 0,6 = Reliabilitas buruk
Cronbach’s alpha 0,6 - 0,79 = Reliabilitas diterima
Cronbach’s alpha 0,8 = Reliabilitas baik
Hasil Uji Reliabilitas No. Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
1 Lingkungan Pengendalian 0,841 Reliabilitas Baik
2 Penilaian Risiko 0,721 Reliabilitas Diterima
3 Kegiatan Pengendalian 0,865 Reliabilitas Baik
4 Informasi dan Komunikasi 0,823 Reliabilitas Baik
5 Pemantauan 0,650 Reliabilitas Diterima
6 Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah 0,921 Reliabilitas Baik
UJI ASUMSI KLASIK
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas harus dilakukan sebelum data yang digunakan dalam
penelitian diuji lebih lanjut. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji Lilliefors
dengan melihat nilai pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan
berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (Priyatno, 2010:71).
Hasil pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 X3 X4 X5 Y Unstand
ardized
Residual
N 48 48 48 48 48 48 48
Normal
Parametersa,
b
Mean 29,9167 22,2708 33,2708 12,6250 13,7500 60,4375 ,000000