Top Banner
PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi oleh Sri Maulidah 4401411016 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
36

PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

Mar 10, 2019

Download

Documents

LyDuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS

KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI

INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN

LINGKUNGAN

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

oleh

Sri Maulidah

4401411016

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

ii

iii

iv

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan maka apabila engkau telah

selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain)

(Qs Al Insyirah ayat 6-7)

Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja diselesaikan dengan baik

(HR Thabrani)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah

(Thomas Alva Edison)

Hidup adalah perjuangan dan proses meski yang tampak itu hasilnya tapi

perjuangan dan proses yang selalu dikenang dan menjadi ceritamu

PERSEMBAHAN

Untuk Bapak Tamrin dan Ibu Tanijah tercinta

yang selalu mencurahkan kasih sayang

dukungan motivasi dan doa dengan tulus

Untuk Kakakku (Mas Iis Mas Herman Mas

Wito dan Mas Nur Yasin) yang selalu

memberikan dukungan motivasi dan doa

Untuk Sahabat terdekatku yang senantiasa

menjadi penyemangat dan selalu ada dalam

suka dukaku

Untuk Teman-teman Rombel 1 Pendidikan

Biologi 2011 yang selalu memberikan

dukungan dan motivasi

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan kesehatan dan kesabaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih setulus hati kepada

1 Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang

2 Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi

3 Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi

4 Ibu Sri Sukaesih SPd MPd selaku dosen pembimbing I yang penuh

kesabaran dalam membimbing memberi arahan gagasan dan motivasi kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini

5 Bapak Andin Irsadi SPd MSi selaku dosen pembimbing II yang penuh

kesabaran dalam membimbing memberi arahan gagasan dan motivasi kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini

6 Bapak Drs Sumadi MS selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan arahan dan motivasi kepada penulis demi kesempurnaan

penyusunan skripsi ini

7 BapakIbu dosen dan karyawan FMIPA khususnya Jurusan Biologi atas segala

ilmu pengalaman dan bantuan yang di berikan

8 Bapak SihonoSPd MM selaku kepala SMP Negeri 19 Tegal yang telah

memberikan kesempatan dan kemudahan selama penelitian berlangsung

9 Bapak Drs Heri Subeno guru IPA SMP Negeri 19 Tegal yang telah berkenan

membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian

vi

10 Seluruh siswa kelas VII D dan VII H SMP Negeri 19 Tegal Tahun ajaran

20142015 atas kerjasama dan partisipasinya dalam pengambilan data

penelitian ini

11 Bapak Tamrin dan Ibu Tanijah tercinta serta keempat kakakku (Mas Iis Mas

Herman Mas Wito dan Mas Nur Yasin) yang selalu memberikan kasih

sayang motivasi doa serta dukungan dengan tulus

12 Keluarga besar yang telah mendukung dan memberikan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini

13 Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan dana kuliah dan living cost

selama 8 semester ini

14 Sahabat-sahabatku Imunoglobulin (Farih Fadhila Arnita Cahya Saputri

Rismanika Mohammad Shafi Fadli) Alfina Sri Manikati dan Linda Pratiwi

yang selalu memberian semangat dan dukungan

15 Sahabat terdekatku yang selalu memberikan semangat motivasi khusus dan

dukungan selama penyusunan skripsi

16 Teman-teman Rombel 1 Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Semarang yang selalu memberikan semangat dan dukungan

17 Teman-teman Student Scientific Center (SSC) 2013 yang telah memberikan

semangat dan dukungan

18 Teman-teman Pondok Permai kos yang telah memberikan semangat dan

dukungan selama menyelesaikan skripsi ini

19 Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat imbalan dari Allah

SWT Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak diterima

dengan senang hati Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya di

bidang pendidikan

Semarang 1September 2015

Penulis

vii

ABSTRAK

Maulidah Sri 2015 Pengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi

Makhluk Hidup dengan Lingkungan Skripsi Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Negeri Semarang Sri Sukaesih SPd MPd dan Andin Irsadi

SPd MSi

Berdasarkan observasi di SMP N 19 Tegal menunjukkan bahwa proses

pembelajaran dan soal-soal evaluasi yang diberikan belum berorientasi untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan

menganalisis suatu permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan

konsep dalam situasi yang baru dan konkret Berdasarkan hal tersebut diperlukan

suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu

cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis yaitu melalui learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran

yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal

siswa dan memperluas (transfer) konsep Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pengaruh learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan

Jenis penelitian ini Quasi Experimental dengan Nonequivalent control

group design Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VII SMP N 19 Tegal

Tahun Pelajaran 20142015 Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VII D dan VII

H dengan teknik pengambilan sampel convenience Data penelitian berupa tes

kemampuan berpikir kritis yang meliputi pretest dan posttest lembar observasi

aktivitas siswa keterlaksanaan pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme dan tanggapan siswa Hasil tes kemampuan berpikir kritis

dianalisis menggunakan uji t dan uji normalisasi gain Berdasarkan analisis uji t

data posttest terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis dengan t

hitung 3109 gt t tabel 2010 juga terdapat perbedaan signifikan hasil uji t

normalisasi gain dengan t hitung 4660 gt t tabel 2026 artinya model learning

cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa Aktivitas siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

kelas kontrol Keterlaksanaan pembelajaran sebesar 9250 Siswa memberian

tanggapan yang baik terhadap pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme karena dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti

pelajaran memotivasi siswa dalam pembelajaran mengaktifkan siswa dan

membantu siswa memahami materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme berpengaruh dalam arti dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Kata kunci Kemampuan berpikir kritis Learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

PRAKATA v

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 4

13 Penegasan Istilah 4

14 Tujuan Penelitian 6

15 Manfaat Penelitian 6

2 TINJAUAN PUSTAKA 8

21 Teori Konstruktivisme 8

22 Teori Perkembangan Jean Piaget 9

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 10

24 Kemampuan Berpikir Kritis 13

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan 16

26 Kerangka Berpikir 18

27Hipotesis 18

3 METODE PENELITIAN 19

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 19

32 Populasi dan Sampel 19

33 Variabel Penelitian 19

34 Rancangan Penelitian 20

ix

35 Prosedur Penelitian 21

36 Data dan Metode Pengumpulan data 29

37 Metode Analisis Data 30

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 36

41 Hasil 36

42 Pembahasan 43

5 PENUTUP 54

51 Simpulan 54

52 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 59

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 15

31 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design 20

32 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Butir Soal 23

33 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal 24

34 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba Butir Soal 25

35 Rekap Hasil Analisis Uji Coba Butir Soal yang digunakan 26

36 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 29

37 Kriteria Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 34

41 Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 36

42 Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 37

43 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 38

44 Hasil Uji t Pretest-Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 38

45 Hasil Analisis Persentase Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 38

46 Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 41

47 Hasil Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E 12

22 Kerangka Berpikir Penelitian 18

41 Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (N-Gain) 37

42 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 39

43 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 2: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

ii

iii

iv

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan maka apabila engkau telah

selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain)

(Qs Al Insyirah ayat 6-7)

Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja diselesaikan dengan baik

(HR Thabrani)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah

(Thomas Alva Edison)

Hidup adalah perjuangan dan proses meski yang tampak itu hasilnya tapi

perjuangan dan proses yang selalu dikenang dan menjadi ceritamu

PERSEMBAHAN

Untuk Bapak Tamrin dan Ibu Tanijah tercinta

yang selalu mencurahkan kasih sayang

dukungan motivasi dan doa dengan tulus

Untuk Kakakku (Mas Iis Mas Herman Mas

Wito dan Mas Nur Yasin) yang selalu

memberikan dukungan motivasi dan doa

Untuk Sahabat terdekatku yang senantiasa

menjadi penyemangat dan selalu ada dalam

suka dukaku

Untuk Teman-teman Rombel 1 Pendidikan

Biologi 2011 yang selalu memberikan

dukungan dan motivasi

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan kesehatan dan kesabaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih setulus hati kepada

1 Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang

2 Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi

3 Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi

4 Ibu Sri Sukaesih SPd MPd selaku dosen pembimbing I yang penuh

kesabaran dalam membimbing memberi arahan gagasan dan motivasi kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini

5 Bapak Andin Irsadi SPd MSi selaku dosen pembimbing II yang penuh

kesabaran dalam membimbing memberi arahan gagasan dan motivasi kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini

6 Bapak Drs Sumadi MS selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan arahan dan motivasi kepada penulis demi kesempurnaan

penyusunan skripsi ini

7 BapakIbu dosen dan karyawan FMIPA khususnya Jurusan Biologi atas segala

ilmu pengalaman dan bantuan yang di berikan

8 Bapak SihonoSPd MM selaku kepala SMP Negeri 19 Tegal yang telah

memberikan kesempatan dan kemudahan selama penelitian berlangsung

9 Bapak Drs Heri Subeno guru IPA SMP Negeri 19 Tegal yang telah berkenan

membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian

vi

10 Seluruh siswa kelas VII D dan VII H SMP Negeri 19 Tegal Tahun ajaran

20142015 atas kerjasama dan partisipasinya dalam pengambilan data

penelitian ini

11 Bapak Tamrin dan Ibu Tanijah tercinta serta keempat kakakku (Mas Iis Mas

Herman Mas Wito dan Mas Nur Yasin) yang selalu memberikan kasih

sayang motivasi doa serta dukungan dengan tulus

12 Keluarga besar yang telah mendukung dan memberikan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini

13 Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan dana kuliah dan living cost

selama 8 semester ini

14 Sahabat-sahabatku Imunoglobulin (Farih Fadhila Arnita Cahya Saputri

Rismanika Mohammad Shafi Fadli) Alfina Sri Manikati dan Linda Pratiwi

yang selalu memberian semangat dan dukungan

15 Sahabat terdekatku yang selalu memberikan semangat motivasi khusus dan

dukungan selama penyusunan skripsi

16 Teman-teman Rombel 1 Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Semarang yang selalu memberikan semangat dan dukungan

17 Teman-teman Student Scientific Center (SSC) 2013 yang telah memberikan

semangat dan dukungan

18 Teman-teman Pondok Permai kos yang telah memberikan semangat dan

dukungan selama menyelesaikan skripsi ini

19 Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat imbalan dari Allah

SWT Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak diterima

dengan senang hati Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya di

bidang pendidikan

Semarang 1September 2015

Penulis

vii

ABSTRAK

Maulidah Sri 2015 Pengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi

Makhluk Hidup dengan Lingkungan Skripsi Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Negeri Semarang Sri Sukaesih SPd MPd dan Andin Irsadi

SPd MSi

Berdasarkan observasi di SMP N 19 Tegal menunjukkan bahwa proses

pembelajaran dan soal-soal evaluasi yang diberikan belum berorientasi untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan

menganalisis suatu permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan

konsep dalam situasi yang baru dan konkret Berdasarkan hal tersebut diperlukan

suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu

cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis yaitu melalui learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran

yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal

siswa dan memperluas (transfer) konsep Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pengaruh learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan

Jenis penelitian ini Quasi Experimental dengan Nonequivalent control

group design Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VII SMP N 19 Tegal

Tahun Pelajaran 20142015 Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VII D dan VII

H dengan teknik pengambilan sampel convenience Data penelitian berupa tes

kemampuan berpikir kritis yang meliputi pretest dan posttest lembar observasi

aktivitas siswa keterlaksanaan pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme dan tanggapan siswa Hasil tes kemampuan berpikir kritis

dianalisis menggunakan uji t dan uji normalisasi gain Berdasarkan analisis uji t

data posttest terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis dengan t

hitung 3109 gt t tabel 2010 juga terdapat perbedaan signifikan hasil uji t

normalisasi gain dengan t hitung 4660 gt t tabel 2026 artinya model learning

cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa Aktivitas siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

kelas kontrol Keterlaksanaan pembelajaran sebesar 9250 Siswa memberian

tanggapan yang baik terhadap pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme karena dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti

pelajaran memotivasi siswa dalam pembelajaran mengaktifkan siswa dan

membantu siswa memahami materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme berpengaruh dalam arti dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Kata kunci Kemampuan berpikir kritis Learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

PRAKATA v

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 4

13 Penegasan Istilah 4

14 Tujuan Penelitian 6

15 Manfaat Penelitian 6

2 TINJAUAN PUSTAKA 8

21 Teori Konstruktivisme 8

22 Teori Perkembangan Jean Piaget 9

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 10

24 Kemampuan Berpikir Kritis 13

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan 16

26 Kerangka Berpikir 18

27Hipotesis 18

3 METODE PENELITIAN 19

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 19

32 Populasi dan Sampel 19

33 Variabel Penelitian 19

34 Rancangan Penelitian 20

ix

35 Prosedur Penelitian 21

36 Data dan Metode Pengumpulan data 29

37 Metode Analisis Data 30

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 36

41 Hasil 36

42 Pembahasan 43

5 PENUTUP 54

51 Simpulan 54

52 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 59

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 15

31 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design 20

32 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Butir Soal 23

33 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal 24

34 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba Butir Soal 25

35 Rekap Hasil Analisis Uji Coba Butir Soal yang digunakan 26

36 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 29

37 Kriteria Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 34

41 Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 36

42 Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 37

43 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 38

44 Hasil Uji t Pretest-Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 38

45 Hasil Analisis Persentase Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 38

46 Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 41

47 Hasil Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E 12

22 Kerangka Berpikir Penelitian 18

41 Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (N-Gain) 37

42 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 39

43 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 3: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

iii

iv

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan maka apabila engkau telah

selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain)

(Qs Al Insyirah ayat 6-7)

Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja diselesaikan dengan baik

(HR Thabrani)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah

(Thomas Alva Edison)

Hidup adalah perjuangan dan proses meski yang tampak itu hasilnya tapi

perjuangan dan proses yang selalu dikenang dan menjadi ceritamu

PERSEMBAHAN

Untuk Bapak Tamrin dan Ibu Tanijah tercinta

yang selalu mencurahkan kasih sayang

dukungan motivasi dan doa dengan tulus

Untuk Kakakku (Mas Iis Mas Herman Mas

Wito dan Mas Nur Yasin) yang selalu

memberikan dukungan motivasi dan doa

Untuk Sahabat terdekatku yang senantiasa

menjadi penyemangat dan selalu ada dalam

suka dukaku

Untuk Teman-teman Rombel 1 Pendidikan

Biologi 2011 yang selalu memberikan

dukungan dan motivasi

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan kesehatan dan kesabaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih setulus hati kepada

1 Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang

2 Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi

3 Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi

4 Ibu Sri Sukaesih SPd MPd selaku dosen pembimbing I yang penuh

kesabaran dalam membimbing memberi arahan gagasan dan motivasi kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini

5 Bapak Andin Irsadi SPd MSi selaku dosen pembimbing II yang penuh

kesabaran dalam membimbing memberi arahan gagasan dan motivasi kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini

6 Bapak Drs Sumadi MS selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan arahan dan motivasi kepada penulis demi kesempurnaan

penyusunan skripsi ini

7 BapakIbu dosen dan karyawan FMIPA khususnya Jurusan Biologi atas segala

ilmu pengalaman dan bantuan yang di berikan

8 Bapak SihonoSPd MM selaku kepala SMP Negeri 19 Tegal yang telah

memberikan kesempatan dan kemudahan selama penelitian berlangsung

9 Bapak Drs Heri Subeno guru IPA SMP Negeri 19 Tegal yang telah berkenan

membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian

vi

10 Seluruh siswa kelas VII D dan VII H SMP Negeri 19 Tegal Tahun ajaran

20142015 atas kerjasama dan partisipasinya dalam pengambilan data

penelitian ini

11 Bapak Tamrin dan Ibu Tanijah tercinta serta keempat kakakku (Mas Iis Mas

Herman Mas Wito dan Mas Nur Yasin) yang selalu memberikan kasih

sayang motivasi doa serta dukungan dengan tulus

12 Keluarga besar yang telah mendukung dan memberikan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini

13 Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan dana kuliah dan living cost

selama 8 semester ini

14 Sahabat-sahabatku Imunoglobulin (Farih Fadhila Arnita Cahya Saputri

Rismanika Mohammad Shafi Fadli) Alfina Sri Manikati dan Linda Pratiwi

yang selalu memberian semangat dan dukungan

15 Sahabat terdekatku yang selalu memberikan semangat motivasi khusus dan

dukungan selama penyusunan skripsi

16 Teman-teman Rombel 1 Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Semarang yang selalu memberikan semangat dan dukungan

17 Teman-teman Student Scientific Center (SSC) 2013 yang telah memberikan

semangat dan dukungan

18 Teman-teman Pondok Permai kos yang telah memberikan semangat dan

dukungan selama menyelesaikan skripsi ini

19 Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat imbalan dari Allah

SWT Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak diterima

dengan senang hati Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya di

bidang pendidikan

Semarang 1September 2015

Penulis

vii

ABSTRAK

Maulidah Sri 2015 Pengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi

Makhluk Hidup dengan Lingkungan Skripsi Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Negeri Semarang Sri Sukaesih SPd MPd dan Andin Irsadi

SPd MSi

Berdasarkan observasi di SMP N 19 Tegal menunjukkan bahwa proses

pembelajaran dan soal-soal evaluasi yang diberikan belum berorientasi untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan

menganalisis suatu permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan

konsep dalam situasi yang baru dan konkret Berdasarkan hal tersebut diperlukan

suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu

cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis yaitu melalui learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran

yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal

siswa dan memperluas (transfer) konsep Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pengaruh learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan

Jenis penelitian ini Quasi Experimental dengan Nonequivalent control

group design Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VII SMP N 19 Tegal

Tahun Pelajaran 20142015 Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VII D dan VII

H dengan teknik pengambilan sampel convenience Data penelitian berupa tes

kemampuan berpikir kritis yang meliputi pretest dan posttest lembar observasi

aktivitas siswa keterlaksanaan pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme dan tanggapan siswa Hasil tes kemampuan berpikir kritis

dianalisis menggunakan uji t dan uji normalisasi gain Berdasarkan analisis uji t

data posttest terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis dengan t

hitung 3109 gt t tabel 2010 juga terdapat perbedaan signifikan hasil uji t

normalisasi gain dengan t hitung 4660 gt t tabel 2026 artinya model learning

cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa Aktivitas siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

kelas kontrol Keterlaksanaan pembelajaran sebesar 9250 Siswa memberian

tanggapan yang baik terhadap pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme karena dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti

pelajaran memotivasi siswa dalam pembelajaran mengaktifkan siswa dan

membantu siswa memahami materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme berpengaruh dalam arti dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Kata kunci Kemampuan berpikir kritis Learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

PRAKATA v

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 4

13 Penegasan Istilah 4

14 Tujuan Penelitian 6

15 Manfaat Penelitian 6

2 TINJAUAN PUSTAKA 8

21 Teori Konstruktivisme 8

22 Teori Perkembangan Jean Piaget 9

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 10

24 Kemampuan Berpikir Kritis 13

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan 16

26 Kerangka Berpikir 18

27Hipotesis 18

3 METODE PENELITIAN 19

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 19

32 Populasi dan Sampel 19

33 Variabel Penelitian 19

34 Rancangan Penelitian 20

ix

35 Prosedur Penelitian 21

36 Data dan Metode Pengumpulan data 29

37 Metode Analisis Data 30

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 36

41 Hasil 36

42 Pembahasan 43

5 PENUTUP 54

51 Simpulan 54

52 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 59

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 15

31 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design 20

32 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Butir Soal 23

33 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal 24

34 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba Butir Soal 25

35 Rekap Hasil Analisis Uji Coba Butir Soal yang digunakan 26

36 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 29

37 Kriteria Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 34

41 Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 36

42 Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 37

43 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 38

44 Hasil Uji t Pretest-Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 38

45 Hasil Analisis Persentase Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 38

46 Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 41

47 Hasil Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E 12

22 Kerangka Berpikir Penelitian 18

41 Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (N-Gain) 37

42 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 39

43 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 4: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

iv

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan maka apabila engkau telah

selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain)

(Qs Al Insyirah ayat 6-7)

Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja diselesaikan dengan baik

(HR Thabrani)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah

(Thomas Alva Edison)

Hidup adalah perjuangan dan proses meski yang tampak itu hasilnya tapi

perjuangan dan proses yang selalu dikenang dan menjadi ceritamu

PERSEMBAHAN

Untuk Bapak Tamrin dan Ibu Tanijah tercinta

yang selalu mencurahkan kasih sayang

dukungan motivasi dan doa dengan tulus

Untuk Kakakku (Mas Iis Mas Herman Mas

Wito dan Mas Nur Yasin) yang selalu

memberikan dukungan motivasi dan doa

Untuk Sahabat terdekatku yang senantiasa

menjadi penyemangat dan selalu ada dalam

suka dukaku

Untuk Teman-teman Rombel 1 Pendidikan

Biologi 2011 yang selalu memberikan

dukungan dan motivasi

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan kesehatan dan kesabaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih setulus hati kepada

1 Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang

2 Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi

3 Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi

4 Ibu Sri Sukaesih SPd MPd selaku dosen pembimbing I yang penuh

kesabaran dalam membimbing memberi arahan gagasan dan motivasi kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini

5 Bapak Andin Irsadi SPd MSi selaku dosen pembimbing II yang penuh

kesabaran dalam membimbing memberi arahan gagasan dan motivasi kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini

6 Bapak Drs Sumadi MS selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan arahan dan motivasi kepada penulis demi kesempurnaan

penyusunan skripsi ini

7 BapakIbu dosen dan karyawan FMIPA khususnya Jurusan Biologi atas segala

ilmu pengalaman dan bantuan yang di berikan

8 Bapak SihonoSPd MM selaku kepala SMP Negeri 19 Tegal yang telah

memberikan kesempatan dan kemudahan selama penelitian berlangsung

9 Bapak Drs Heri Subeno guru IPA SMP Negeri 19 Tegal yang telah berkenan

membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian

vi

10 Seluruh siswa kelas VII D dan VII H SMP Negeri 19 Tegal Tahun ajaran

20142015 atas kerjasama dan partisipasinya dalam pengambilan data

penelitian ini

11 Bapak Tamrin dan Ibu Tanijah tercinta serta keempat kakakku (Mas Iis Mas

Herman Mas Wito dan Mas Nur Yasin) yang selalu memberikan kasih

sayang motivasi doa serta dukungan dengan tulus

12 Keluarga besar yang telah mendukung dan memberikan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini

13 Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan dana kuliah dan living cost

selama 8 semester ini

14 Sahabat-sahabatku Imunoglobulin (Farih Fadhila Arnita Cahya Saputri

Rismanika Mohammad Shafi Fadli) Alfina Sri Manikati dan Linda Pratiwi

yang selalu memberian semangat dan dukungan

15 Sahabat terdekatku yang selalu memberikan semangat motivasi khusus dan

dukungan selama penyusunan skripsi

16 Teman-teman Rombel 1 Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Semarang yang selalu memberikan semangat dan dukungan

17 Teman-teman Student Scientific Center (SSC) 2013 yang telah memberikan

semangat dan dukungan

18 Teman-teman Pondok Permai kos yang telah memberikan semangat dan

dukungan selama menyelesaikan skripsi ini

19 Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat imbalan dari Allah

SWT Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak diterima

dengan senang hati Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya di

bidang pendidikan

Semarang 1September 2015

Penulis

vii

ABSTRAK

Maulidah Sri 2015 Pengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi

Makhluk Hidup dengan Lingkungan Skripsi Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Negeri Semarang Sri Sukaesih SPd MPd dan Andin Irsadi

SPd MSi

Berdasarkan observasi di SMP N 19 Tegal menunjukkan bahwa proses

pembelajaran dan soal-soal evaluasi yang diberikan belum berorientasi untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan

menganalisis suatu permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan

konsep dalam situasi yang baru dan konkret Berdasarkan hal tersebut diperlukan

suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu

cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis yaitu melalui learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran

yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal

siswa dan memperluas (transfer) konsep Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pengaruh learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan

Jenis penelitian ini Quasi Experimental dengan Nonequivalent control

group design Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VII SMP N 19 Tegal

Tahun Pelajaran 20142015 Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VII D dan VII

H dengan teknik pengambilan sampel convenience Data penelitian berupa tes

kemampuan berpikir kritis yang meliputi pretest dan posttest lembar observasi

aktivitas siswa keterlaksanaan pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme dan tanggapan siswa Hasil tes kemampuan berpikir kritis

dianalisis menggunakan uji t dan uji normalisasi gain Berdasarkan analisis uji t

data posttest terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis dengan t

hitung 3109 gt t tabel 2010 juga terdapat perbedaan signifikan hasil uji t

normalisasi gain dengan t hitung 4660 gt t tabel 2026 artinya model learning

cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa Aktivitas siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

kelas kontrol Keterlaksanaan pembelajaran sebesar 9250 Siswa memberian

tanggapan yang baik terhadap pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme karena dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti

pelajaran memotivasi siswa dalam pembelajaran mengaktifkan siswa dan

membantu siswa memahami materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme berpengaruh dalam arti dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Kata kunci Kemampuan berpikir kritis Learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

PRAKATA v

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 4

13 Penegasan Istilah 4

14 Tujuan Penelitian 6

15 Manfaat Penelitian 6

2 TINJAUAN PUSTAKA 8

21 Teori Konstruktivisme 8

22 Teori Perkembangan Jean Piaget 9

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 10

24 Kemampuan Berpikir Kritis 13

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan 16

26 Kerangka Berpikir 18

27Hipotesis 18

3 METODE PENELITIAN 19

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 19

32 Populasi dan Sampel 19

33 Variabel Penelitian 19

34 Rancangan Penelitian 20

ix

35 Prosedur Penelitian 21

36 Data dan Metode Pengumpulan data 29

37 Metode Analisis Data 30

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 36

41 Hasil 36

42 Pembahasan 43

5 PENUTUP 54

51 Simpulan 54

52 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 59

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 15

31 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design 20

32 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Butir Soal 23

33 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal 24

34 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba Butir Soal 25

35 Rekap Hasil Analisis Uji Coba Butir Soal yang digunakan 26

36 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 29

37 Kriteria Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 34

41 Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 36

42 Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 37

43 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 38

44 Hasil Uji t Pretest-Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 38

45 Hasil Analisis Persentase Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 38

46 Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 41

47 Hasil Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E 12

22 Kerangka Berpikir Penelitian 18

41 Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (N-Gain) 37

42 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 39

43 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 5: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan kesehatan dan kesabaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih setulus hati kepada

1 Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang

2 Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi

3 Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi

4 Ibu Sri Sukaesih SPd MPd selaku dosen pembimbing I yang penuh

kesabaran dalam membimbing memberi arahan gagasan dan motivasi kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini

5 Bapak Andin Irsadi SPd MSi selaku dosen pembimbing II yang penuh

kesabaran dalam membimbing memberi arahan gagasan dan motivasi kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini

6 Bapak Drs Sumadi MS selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan arahan dan motivasi kepada penulis demi kesempurnaan

penyusunan skripsi ini

7 BapakIbu dosen dan karyawan FMIPA khususnya Jurusan Biologi atas segala

ilmu pengalaman dan bantuan yang di berikan

8 Bapak SihonoSPd MM selaku kepala SMP Negeri 19 Tegal yang telah

memberikan kesempatan dan kemudahan selama penelitian berlangsung

9 Bapak Drs Heri Subeno guru IPA SMP Negeri 19 Tegal yang telah berkenan

membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian

vi

10 Seluruh siswa kelas VII D dan VII H SMP Negeri 19 Tegal Tahun ajaran

20142015 atas kerjasama dan partisipasinya dalam pengambilan data

penelitian ini

11 Bapak Tamrin dan Ibu Tanijah tercinta serta keempat kakakku (Mas Iis Mas

Herman Mas Wito dan Mas Nur Yasin) yang selalu memberikan kasih

sayang motivasi doa serta dukungan dengan tulus

12 Keluarga besar yang telah mendukung dan memberikan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini

13 Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan dana kuliah dan living cost

selama 8 semester ini

14 Sahabat-sahabatku Imunoglobulin (Farih Fadhila Arnita Cahya Saputri

Rismanika Mohammad Shafi Fadli) Alfina Sri Manikati dan Linda Pratiwi

yang selalu memberian semangat dan dukungan

15 Sahabat terdekatku yang selalu memberikan semangat motivasi khusus dan

dukungan selama penyusunan skripsi

16 Teman-teman Rombel 1 Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Semarang yang selalu memberikan semangat dan dukungan

17 Teman-teman Student Scientific Center (SSC) 2013 yang telah memberikan

semangat dan dukungan

18 Teman-teman Pondok Permai kos yang telah memberikan semangat dan

dukungan selama menyelesaikan skripsi ini

19 Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat imbalan dari Allah

SWT Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak diterima

dengan senang hati Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya di

bidang pendidikan

Semarang 1September 2015

Penulis

vii

ABSTRAK

Maulidah Sri 2015 Pengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi

Makhluk Hidup dengan Lingkungan Skripsi Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Negeri Semarang Sri Sukaesih SPd MPd dan Andin Irsadi

SPd MSi

Berdasarkan observasi di SMP N 19 Tegal menunjukkan bahwa proses

pembelajaran dan soal-soal evaluasi yang diberikan belum berorientasi untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan

menganalisis suatu permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan

konsep dalam situasi yang baru dan konkret Berdasarkan hal tersebut diperlukan

suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu

cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis yaitu melalui learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran

yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal

siswa dan memperluas (transfer) konsep Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pengaruh learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan

Jenis penelitian ini Quasi Experimental dengan Nonequivalent control

group design Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VII SMP N 19 Tegal

Tahun Pelajaran 20142015 Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VII D dan VII

H dengan teknik pengambilan sampel convenience Data penelitian berupa tes

kemampuan berpikir kritis yang meliputi pretest dan posttest lembar observasi

aktivitas siswa keterlaksanaan pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme dan tanggapan siswa Hasil tes kemampuan berpikir kritis

dianalisis menggunakan uji t dan uji normalisasi gain Berdasarkan analisis uji t

data posttest terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis dengan t

hitung 3109 gt t tabel 2010 juga terdapat perbedaan signifikan hasil uji t

normalisasi gain dengan t hitung 4660 gt t tabel 2026 artinya model learning

cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa Aktivitas siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

kelas kontrol Keterlaksanaan pembelajaran sebesar 9250 Siswa memberian

tanggapan yang baik terhadap pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme karena dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti

pelajaran memotivasi siswa dalam pembelajaran mengaktifkan siswa dan

membantu siswa memahami materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme berpengaruh dalam arti dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Kata kunci Kemampuan berpikir kritis Learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

PRAKATA v

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 4

13 Penegasan Istilah 4

14 Tujuan Penelitian 6

15 Manfaat Penelitian 6

2 TINJAUAN PUSTAKA 8

21 Teori Konstruktivisme 8

22 Teori Perkembangan Jean Piaget 9

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 10

24 Kemampuan Berpikir Kritis 13

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan 16

26 Kerangka Berpikir 18

27Hipotesis 18

3 METODE PENELITIAN 19

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 19

32 Populasi dan Sampel 19

33 Variabel Penelitian 19

34 Rancangan Penelitian 20

ix

35 Prosedur Penelitian 21

36 Data dan Metode Pengumpulan data 29

37 Metode Analisis Data 30

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 36

41 Hasil 36

42 Pembahasan 43

5 PENUTUP 54

51 Simpulan 54

52 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 59

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 15

31 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design 20

32 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Butir Soal 23

33 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal 24

34 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba Butir Soal 25

35 Rekap Hasil Analisis Uji Coba Butir Soal yang digunakan 26

36 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 29

37 Kriteria Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 34

41 Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 36

42 Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 37

43 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 38

44 Hasil Uji t Pretest-Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 38

45 Hasil Analisis Persentase Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 38

46 Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 41

47 Hasil Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E 12

22 Kerangka Berpikir Penelitian 18

41 Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (N-Gain) 37

42 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 39

43 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 6: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

vi

10 Seluruh siswa kelas VII D dan VII H SMP Negeri 19 Tegal Tahun ajaran

20142015 atas kerjasama dan partisipasinya dalam pengambilan data

penelitian ini

11 Bapak Tamrin dan Ibu Tanijah tercinta serta keempat kakakku (Mas Iis Mas

Herman Mas Wito dan Mas Nur Yasin) yang selalu memberikan kasih

sayang motivasi doa serta dukungan dengan tulus

12 Keluarga besar yang telah mendukung dan memberikan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini

13 Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan dana kuliah dan living cost

selama 8 semester ini

14 Sahabat-sahabatku Imunoglobulin (Farih Fadhila Arnita Cahya Saputri

Rismanika Mohammad Shafi Fadli) Alfina Sri Manikati dan Linda Pratiwi

yang selalu memberian semangat dan dukungan

15 Sahabat terdekatku yang selalu memberikan semangat motivasi khusus dan

dukungan selama penyusunan skripsi

16 Teman-teman Rombel 1 Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Semarang yang selalu memberikan semangat dan dukungan

17 Teman-teman Student Scientific Center (SSC) 2013 yang telah memberikan

semangat dan dukungan

18 Teman-teman Pondok Permai kos yang telah memberikan semangat dan

dukungan selama menyelesaikan skripsi ini

19 Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat imbalan dari Allah

SWT Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak diterima

dengan senang hati Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya di

bidang pendidikan

Semarang 1September 2015

Penulis

vii

ABSTRAK

Maulidah Sri 2015 Pengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi

Makhluk Hidup dengan Lingkungan Skripsi Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Negeri Semarang Sri Sukaesih SPd MPd dan Andin Irsadi

SPd MSi

Berdasarkan observasi di SMP N 19 Tegal menunjukkan bahwa proses

pembelajaran dan soal-soal evaluasi yang diberikan belum berorientasi untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan

menganalisis suatu permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan

konsep dalam situasi yang baru dan konkret Berdasarkan hal tersebut diperlukan

suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu

cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis yaitu melalui learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran

yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal

siswa dan memperluas (transfer) konsep Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pengaruh learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan

Jenis penelitian ini Quasi Experimental dengan Nonequivalent control

group design Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VII SMP N 19 Tegal

Tahun Pelajaran 20142015 Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VII D dan VII

H dengan teknik pengambilan sampel convenience Data penelitian berupa tes

kemampuan berpikir kritis yang meliputi pretest dan posttest lembar observasi

aktivitas siswa keterlaksanaan pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme dan tanggapan siswa Hasil tes kemampuan berpikir kritis

dianalisis menggunakan uji t dan uji normalisasi gain Berdasarkan analisis uji t

data posttest terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis dengan t

hitung 3109 gt t tabel 2010 juga terdapat perbedaan signifikan hasil uji t

normalisasi gain dengan t hitung 4660 gt t tabel 2026 artinya model learning

cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa Aktivitas siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

kelas kontrol Keterlaksanaan pembelajaran sebesar 9250 Siswa memberian

tanggapan yang baik terhadap pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme karena dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti

pelajaran memotivasi siswa dalam pembelajaran mengaktifkan siswa dan

membantu siswa memahami materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme berpengaruh dalam arti dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Kata kunci Kemampuan berpikir kritis Learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

PRAKATA v

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 4

13 Penegasan Istilah 4

14 Tujuan Penelitian 6

15 Manfaat Penelitian 6

2 TINJAUAN PUSTAKA 8

21 Teori Konstruktivisme 8

22 Teori Perkembangan Jean Piaget 9

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 10

24 Kemampuan Berpikir Kritis 13

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan 16

26 Kerangka Berpikir 18

27Hipotesis 18

3 METODE PENELITIAN 19

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 19

32 Populasi dan Sampel 19

33 Variabel Penelitian 19

34 Rancangan Penelitian 20

ix

35 Prosedur Penelitian 21

36 Data dan Metode Pengumpulan data 29

37 Metode Analisis Data 30

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 36

41 Hasil 36

42 Pembahasan 43

5 PENUTUP 54

51 Simpulan 54

52 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 59

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 15

31 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design 20

32 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Butir Soal 23

33 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal 24

34 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba Butir Soal 25

35 Rekap Hasil Analisis Uji Coba Butir Soal yang digunakan 26

36 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 29

37 Kriteria Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 34

41 Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 36

42 Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 37

43 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 38

44 Hasil Uji t Pretest-Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 38

45 Hasil Analisis Persentase Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 38

46 Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 41

47 Hasil Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E 12

22 Kerangka Berpikir Penelitian 18

41 Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (N-Gain) 37

42 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 39

43 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 7: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

vii

ABSTRAK

Maulidah Sri 2015 Pengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi

Makhluk Hidup dengan Lingkungan Skripsi Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Negeri Semarang Sri Sukaesih SPd MPd dan Andin Irsadi

SPd MSi

Berdasarkan observasi di SMP N 19 Tegal menunjukkan bahwa proses

pembelajaran dan soal-soal evaluasi yang diberikan belum berorientasi untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan

menganalisis suatu permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan

konsep dalam situasi yang baru dan konkret Berdasarkan hal tersebut diperlukan

suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu

cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis yaitu melalui learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran

yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal

siswa dan memperluas (transfer) konsep Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pengaruh learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan

Jenis penelitian ini Quasi Experimental dengan Nonequivalent control

group design Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VII SMP N 19 Tegal

Tahun Pelajaran 20142015 Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VII D dan VII

H dengan teknik pengambilan sampel convenience Data penelitian berupa tes

kemampuan berpikir kritis yang meliputi pretest dan posttest lembar observasi

aktivitas siswa keterlaksanaan pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme dan tanggapan siswa Hasil tes kemampuan berpikir kritis

dianalisis menggunakan uji t dan uji normalisasi gain Berdasarkan analisis uji t

data posttest terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis dengan t

hitung 3109 gt t tabel 2010 juga terdapat perbedaan signifikan hasil uji t

normalisasi gain dengan t hitung 4660 gt t tabel 2026 artinya model learning

cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa Aktivitas siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

kelas kontrol Keterlaksanaan pembelajaran sebesar 9250 Siswa memberian

tanggapan yang baik terhadap pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme karena dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti

pelajaran memotivasi siswa dalam pembelajaran mengaktifkan siswa dan

membantu siswa memahami materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme berpengaruh dalam arti dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Kata kunci Kemampuan berpikir kritis Learning cycle 7e berbasis

konstruktivisme

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

PRAKATA v

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 4

13 Penegasan Istilah 4

14 Tujuan Penelitian 6

15 Manfaat Penelitian 6

2 TINJAUAN PUSTAKA 8

21 Teori Konstruktivisme 8

22 Teori Perkembangan Jean Piaget 9

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 10

24 Kemampuan Berpikir Kritis 13

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan 16

26 Kerangka Berpikir 18

27Hipotesis 18

3 METODE PENELITIAN 19

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 19

32 Populasi dan Sampel 19

33 Variabel Penelitian 19

34 Rancangan Penelitian 20

ix

35 Prosedur Penelitian 21

36 Data dan Metode Pengumpulan data 29

37 Metode Analisis Data 30

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 36

41 Hasil 36

42 Pembahasan 43

5 PENUTUP 54

51 Simpulan 54

52 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 59

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 15

31 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design 20

32 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Butir Soal 23

33 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal 24

34 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba Butir Soal 25

35 Rekap Hasil Analisis Uji Coba Butir Soal yang digunakan 26

36 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 29

37 Kriteria Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 34

41 Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 36

42 Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 37

43 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 38

44 Hasil Uji t Pretest-Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 38

45 Hasil Analisis Persentase Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 38

46 Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 41

47 Hasil Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E 12

22 Kerangka Berpikir Penelitian 18

41 Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (N-Gain) 37

42 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 39

43 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 8: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

PRAKATA v

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 4

13 Penegasan Istilah 4

14 Tujuan Penelitian 6

15 Manfaat Penelitian 6

2 TINJAUAN PUSTAKA 8

21 Teori Konstruktivisme 8

22 Teori Perkembangan Jean Piaget 9

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 10

24 Kemampuan Berpikir Kritis 13

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan 16

26 Kerangka Berpikir 18

27Hipotesis 18

3 METODE PENELITIAN 19

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 19

32 Populasi dan Sampel 19

33 Variabel Penelitian 19

34 Rancangan Penelitian 20

ix

35 Prosedur Penelitian 21

36 Data dan Metode Pengumpulan data 29

37 Metode Analisis Data 30

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 36

41 Hasil 36

42 Pembahasan 43

5 PENUTUP 54

51 Simpulan 54

52 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 59

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 15

31 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design 20

32 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Butir Soal 23

33 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal 24

34 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba Butir Soal 25

35 Rekap Hasil Analisis Uji Coba Butir Soal yang digunakan 26

36 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 29

37 Kriteria Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 34

41 Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 36

42 Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 37

43 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 38

44 Hasil Uji t Pretest-Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 38

45 Hasil Analisis Persentase Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 38

46 Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 41

47 Hasil Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E 12

22 Kerangka Berpikir Penelitian 18

41 Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (N-Gain) 37

42 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 39

43 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 9: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

ix

35 Prosedur Penelitian 21

36 Data dan Metode Pengumpulan data 29

37 Metode Analisis Data 30

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 36

41 Hasil 36

42 Pembahasan 43

5 PENUTUP 54

51 Simpulan 54

52 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 59

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 15

31 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design 20

32 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Butir Soal 23

33 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal 24

34 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba Butir Soal 25

35 Rekap Hasil Analisis Uji Coba Butir Soal yang digunakan 26

36 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 29

37 Kriteria Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 34

41 Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 36

42 Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 37

43 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 38

44 Hasil Uji t Pretest-Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 38

45 Hasil Analisis Persentase Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 38

46 Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 41

47 Hasil Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E 12

22 Kerangka Berpikir Penelitian 18

41 Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (N-Gain) 37

42 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 39

43 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 10: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 15

31 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design 20

32 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Butir Soal 23

33 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal 24

34 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba Butir Soal 25

35 Rekap Hasil Analisis Uji Coba Butir Soal yang digunakan 26

36 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 29

37 Kriteria Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 34

41 Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 36

42 Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 37

43 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest dan N-Gain 38

44 Hasil Uji t Pretest-Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 38

45 Hasil Analisis Persentase Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 38

46 Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7e Berbasis Konstruktivisme 41

47 Hasil Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E 12

22 Kerangka Berpikir Penelitian 18

41 Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (N-Gain) 37

42 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 39

43 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 11: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi 7E 12

22 Kerangka Berpikir Penelitian 18

41 Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (N-Gain) 37

42 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 39

43 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 12: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara dan Observasi 59

2 Silabus Mata Pelajaran IPA 62

3 RPP Kelas Eksperimen 67

4 RPP Kelas Kontrol 80

5 LKS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 90

6 LDS 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 95

7 Soal Evaluasi 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 98

8 PR 1 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 101

9 LKS 2 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 103

10 LKS 3 Kelas Eksperimen dan Pembahasan 107

11 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen 114

12 Kisi-Kisi Lembar Obserasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 115

13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 116

14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 117

15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 118

16 Lembar Refleksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 119

17 Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 120

18 Lembar Keterlaksanaan Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme 121

19 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 122

20 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 123

21 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 124

22 Lembar Angket Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 125

23 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda 126

24 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Uraian 130

25 Perhitungan Validitas Soal 131

26 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 133

27 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 135

28 Perhitungan Daya Beda Soal 136

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 13: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

xiii

29 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis 137

30 Soal Kemampuan Berpikir Kirits 139

31 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 148

32 Hasil Posttest Kelas Eksperimen 149

33 Hasil Pretest Kelas Kontrol 150

34 Hasil Posttest Kelas Kontrol 151

35 Rekapitulasi N-gain 152

36 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 153

37 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 154

38 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Eksperimen 155

39 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen 157

40 Persentase Aspek Berpikir Kritis Pretets Kelas Kontrol 159

41 Persentase Aspek Berpikir Kritis Posttest Kelas Kontrol 161

42 Uji Normalitas Pretest 163

43 Uji Normalitas Posttest 164

44 Uji Normalitas N-gain 165

45 Uji Homogenitas dan Uji t Pretest 166

46 Uji Homogenitas dan Uji t Posttest 167

47 Uji Homogenitas dan Uji t N-gain 168

48 Rekapitulasi Analisis Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 169

49 Hasil Rekapitulasi Tingkat Keterlaksanaan Learning Cycle 7E 170

50 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen 171

51 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas Kontrol 172

52 Dokumentasi Penelitian 173

53 Surat Ijin Observasi 175

54 Surat Ijin Penelitian 176

55 Surat Bukti Penelitian 177

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 14: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi dimana perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang informasi dan komunikasi

tumbuh semakin pesat Hal ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

di bidang pendidikan Proses pendidikan pun dituntut untuk dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas Menurut Trilling amp Fadel sebagaimana

dikutip oleh Kulsum amp Hindarto (201362) menyatakan bahwa pada era

informasi dan teknologi diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi

yang memiliki keahlian seperti kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir

kritis) kreatif inovatif bekerja sama memahami berbagai budaya berkomunikasi

yang efektif kemampuan dalam teknologi dan informasi serta tanggung jawab

keimanan yang tinggi

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum dijelaskan bahwa sistem pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan

pada tuntutan memberdayakan potensi siswa supaya berkembang menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas Oleh karena itu dalam menghadapi era informasi

seperti sekarang ini sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu

membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan belajar dan kecakapan hidup

(live skill) Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif dengan menekankan

pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan

(Ennis20111) Siswa dituntut untuk berpikir rasional yakni menurut pikiran dan

pertimbangan yang logis berpikir reflektif yakni mempertimbangkan secara hati-

hati segala alternatif sebelum mengambil keputusan

Tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan

siswa menjadi seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi (Tuna amp Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 15: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

2

penipuan pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung

jawab (Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Lambertus (2009140) kemampuan berpikir kritis dapat dilatih

dan dikembangkan secara terus menerus Salah satu cara mengembangkan

kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) Siswa dilatih

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan eksplorasi memecahkan masalah dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan yang dapat dipercaya pada pembelajaran sains Hal ini dikarenakan

dengan latihan dapat membuat keterampilan berpikir kritis menjadi suatu

kebiasaan

Kenyataan di sekolah pendidikan sains belum banyak yang berorientasi ke

arah pembiasaan berpikir tinggi (berpikir kritis) kemampuan siswa dalam

menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir tinggi masih rendah

(Kunandar201318-19) Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Trends in

International Mathematatics and science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak mengembirakan dalam beberapa

laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA (Permendikbud 2013)

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP N 19 Tegal

melalui wawancara dengan guru IPA dan pengamatan dalam proses pembelajaran

menunjukkan bahwa metode yang diterapkan oleh guru sudah bervariasi seperti

ceramah diskusi praktikum dan penugasan namun proses pembelajaran dan

soal-soal evaluasi yang di berikan belum berorientasi untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Siswa mengalami kesulitan menganalisis suatu

permasalahan menyimpulkan serta kesulitan mengaplikasikan konsep dalam

situasi yang baru dan konkret Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan masih rendah Ketika guru mengajukan pertanyaan siswa cenderung

pasif atau siswa belum terbiasa menjawab dengan inisiatif sendiri (data

selengkapnya pada lampiran 1 halaman 59)

Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berpikir ktitis siswa Salah satu cara mengembangkan kemampuan

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 16: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

3

berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran sains (IPA) yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar ldquomenemukanrdquo bukan sekedar belajar

ldquomenerimardquo Kesempatan belajar menemukan dapat dikembangkan antara lain

dalam bentuk pembelajaran berbasis konstruktivisme yang memiliki karakteristik

meliputi berpusat pada siswa adanya masalah proses menemukan interaksi

sosial dan pengetahuan atau pemahaman baru (Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori

konstruktivisme yaitu learning cycle 7e Hal tersebut terlihat dalam model

pembelajaran learning cycle memuat beberapa tahap kegiatan (fase) Menurut

(Eisenkraft200357) tujuh tahap kegiatan dalam learning cycle 7e antara lain

elicit (penggalian pengetahuan awal) engage (motivasi) explore (melakukan

pengamatan atau percobaan) explain (mengkomunikasikan) elaborate

(menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan extend (mengaplikasikan konsep)

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait penerapan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indrawati et al(201436) menyatakan bahwa implementasi model

pembelajaran learning cycle 7e efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Hartono (201365)

menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa Hasil penelitian Kanli amp Yagbasan (2007151)

menunjukkan bahwa learning cycle 7e mampu meningkatkan keterampilan proses

sains dan penguasaan konsep siswa Hasil penelitian Mecit (200648)

menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Kompetensi dasar pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 17: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

4

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep (explore) dilanjutkan dengan melakukan

diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate) evaluasi (evaluate) serta

mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru (extend) Pembelajaran materi

interaksi makhluk hidup akan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah

diperoleh dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa

maka diharapkan model pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

akan tepat apabila digunakan dalam penyampaian materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

ldquoPengaruh Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunganrdquo

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan Learning Cycle 7E berbasis konstruktivisme

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan

13 Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-

istilah berikut

131 Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Learning cycle 7e merupakan suatu model pembelajaran yang bertujuan

untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan

memperluas (transfer) konsep Menurut Eisenkraft (200357) terdapat tujuh tahap

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 18: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

5

dalam learning cycle 7e yaitu elicit (penggalian pengetahuan awal) engage

(motivasi) explore (melakukan pengamatan atau percobaan) explain

(mengkomunikasikan) elaborate (menerapkan konsep) evaluate (evaluasi) dan

extend (mengaplikasikan konsep)

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341) Pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme

pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang menerapkan tahap-tahap model

pembelajaran learning cycle 7e yang didasarkan pada kelima karakteristik

pembelajaran konstruktivisme menurut Wardoyo (201341)

132 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan

Kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini mengacu pada

(Ennis 198546) yang menyebutkan terdapat lima aspek sebagai indikator dalam

berpikir kritis yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana (2) membangun

keterampilan dasar (3) menyimpulkan 4) memberi penjelasan lanjut dan (5)

mengatur strategi dan taktik

133 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yakni 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 19: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

6

lingkungannya dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian

ini yaitu menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen abiotik dan

biotik mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan

populasi menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dengan

abiotik dan menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

14 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

15 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

151 Manfaat Korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran

tentang penerapan learning cycle 7e dan pengaruhnya terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati et al

(201436) bahwa implementasi model pembelajaran learning cycle 7e efektif

untuk meningkatkan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa Hasil

penelitian Hartono (201365) bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis Hasil penelitian Siribunnan amp Tayraukham

(2009282) menunjukkan bahwa model learning cycle 7e dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan metode

tradisional Demikian pula hasil penelitian Mecit (200648) menunjukkan bahwa

model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara

signifikan dibandingkan dengan metode tradisional Selain itu hasil penelitian ini

digunakan untuk menguatkan prediksi bahwa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dapat menerapkan pembelajaran dengan Learning Cycle 7E

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 20: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

7

152 Manfaat Koherensi

Penelitian ini mengembangkan dan membuktikan teori-teori yang

menghasilkan hipotesis tentang kebenaran bahwa penerapan learning cycle 7e

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

153 Manfaat Pragmatis

Manfaat pragmatis penelitian ini agar siswa memahami materi Interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme Pemahaman materi oleh siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa Menambah wawasan guru tentang variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa Penelitian

ini memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai masukan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 21: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21 Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi dari pengetahuan awal yang telah ada Pengetahuan hasil dari

konstruksi kognitif melalui kegiatan siswa dengan membuat struktur kategori

konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan dalam hal ini

dibentuk oleh struktur konsepsi sewaktu siswa berinteraksi dengan lingkungan

(Maknun et al 2012 9-10)

Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam diri sendiri Teori ini

memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang

berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip

tersebut apabila sudah diangap tidak dapat digunakan lagi Hal ini memberikan

implikasi bahwa siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dengan bantuan

guru sebagai fasilitator (Rifarsquoi amp Anni 2011137)

Implikasi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme menurut Hapsari (2011 37) adalah sebagai berikut

a Tahap Apersepsi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan problematik

tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari yang dikaitkan dengan

konsep yang akan dibahas Siswa diberi kesempatan untuk

mengkomunikasikan mengilustrasikan pemahaman tentang konsep tersebut

b Tahap Eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui pengumpulan pengorganisasian dan menginterpretasikan data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru serta secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain

c Tahap diskusi dan penjelasan konsep yaitu siswa memberi penjelasan dan

solusi berdasarkan hasil observasi ditambah dengan penguatan guru maka

siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 22: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

9

d Pengembangan dan aplikasi yaitu guru berusaha menciptakan iklim

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptual baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isu-isu di lingkungan

22 Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun

pengetahuan Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek

kognitif yang meliputi skema asimilasi akomodasi ekuilibrasi

Asimilasi adalah pengumpulan dan pengelompokkan informasi baru

Seorang individu dalam proses pembelajaran akan mendapatkan informasi baru

yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam skema

(pengetahuan) yang telah ada Akomodasi merupakan modifikasi dari skema agar

informasi yang baru dan kontradiktif bisa diterjemahkan Informasi yang telah

terkumpul dan dikelompokkan dalam skema-skema yang telah ada sebelumnya

kemudian dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan) baru Ekuilibrasi

merupakan dorongan secara terus menerus ke arah keseimbangan atau

equilibrium Artinya pengetahuan dikonstruksi dari proses pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan dilakukan

penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Trianto (200716) pada

perkembangan kognitif yang terpenting adalah penguasaan dan kategori konsep-

konsep Melalui penguasaan konsep siswa akan mengenal lingkungan dan

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin (200845) setiap

individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak

usia dewasa mengalami empat tingkatan perkembangan kognitif Empat tingkat

perkembangan kognitif tersebut adalah sebagai berikut

1 Tahap Sensorimotorik (sejak lahir hingga usia 2 tahun)

2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 23: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

10

3 Tahap Operasi Kongkrit (7-11 tahun)

4 Tahap Operasi Formal (usia 11 sampai dewasa)

Siswa SMP dengan rentang usia 11-15 tahun berada pada tahap operasi

formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek

perkembangan remaja dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan

operasi kongkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar Menurut Slavin

(200846) pada tahap operasi formal anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi

mampu berpikir secara deduktif induktif menganalisis mensintesis mampu

berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai masalah

23 Learning Cycle 7E Berbasis Konstruktivisme

Menurut Aqib (201366) proses pembelajaran adalah upaya secara

sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan

secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi Oleh karena itu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses

komunikasi melalui interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada pemahaman bahwa proses belajar yang dilakukan siswa

merupakan proses konstruksi pengetahuan pemahaman dan pengalaman yang

dilakukan oleh siswa (Wardoyo 20134) Karakteristik dalam pembelajaran

konstruktivisme antara lain 1) berpusat pada siswa 2) adanya masalah 3) proses

menemukan 4) interaksi sosial dan 5) pengetahuan atau pemahaman baru

(Wardoyo 201341)

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme

adalah learning cycle Menurut Trowbridge amp Bybee sebagaimana dikutip oleh

Wena (2011170) pada tahun 1970 model Learning Cycle pertama kali

diperkenalkan oleh Robert Karplus dan Their dalam Science Curriculum

Improvement StudySCIS Karplus dan Their mengembangkan model learning

cycle berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Implementasi teori

perkembangan kognitif Jean Piaget oleh Karplus dikembangkan dalam model

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 24: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

11

learning cycle yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi

(exploration) pengenalan konsep (concept introduction) dan penerapan konsep

(concept application)

Pada pertengahan 1980an Biological Science Curriculum Study (BSCS)

mengembangkan model learning cycle dari tiga tahap siklus tersebut menjadi lima

tahap Tahap-tahap dalam pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi engage

explore explain elaborateextend dan evaluate Perkembangan ini dilakukan

dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan fase evaluate ditambahkan di akhir

pembelajaran yang bertujuan untuk menilai pemahaman siswa sedangkan fase

pemahaman konsep dan aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu explain

dan elaborate (Bybee et al 20068)

Perkembangan model learning cycle 7e yang paling baru sudah memiliki 7

tahap setelah mengalami pengkhususan menjadi 5 tahap Perubahan yang terjadi

pada tahap learning cycle 5e menjadi 7e terjadi pada tahap engage menjadi 2

tahap yaitu elicit dan engage sedangkan pada tahap elaborate dan evaluate

menjadi 3 tahap menjadi elaborate evaluate dan extend

Menurut Eisenkraft (200357) learning cycle 7e merupakan suatu model

pembelajaran yang bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan

pemahaman awal siswa dan memperluas konsep Terdapat 7 tahap learning cycle

7e yang dapat dijelaskan sebagai berikut

1 Elicit (penggalian pengetahuan awal)

Makna dari elicit adalah menggali pemahaman awal yang dimiliki

siswa Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

2 Engage (motivasi)

Pada tahap engage atau motivasi dapat dilakukan dengan cara

bercerita demonstrasi membuat prediski atau dengan

menunjukkan suatu objek gambar atau video Guru dapat

memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk berpikir dan

mengajukan pertanyaan

3 Explore (melakukan pengamatan atau percobaan)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan

pengamatan mengumpulkan data membuktikan prediksi atau

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 25: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

12

hipotesis merancang dan merencanakan percobaan membuat

grafik menafsirkan hasil serta mencatat hasil pengamatan

4 Explain (mengkomunikasikan)

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan konsep dan menunjukkan bukti hasil pengamatan

pada tahap explore melalui kegiatan diskusi Pada tahap ini siswa

diharapkan menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari

5 Elaborate (menerapkan konsep)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan konsep (pengetahuan baru) dan keterampilan dalam

situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti pemecahan masalah

(problem solving)

6 Evaluate (evaluasi)

Tahap evaluasi model pembelajaran learning cycle 7e terdiri dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif Evaluasi dapat dilakukan

melalui pemberian tes di akhir pembelajaran untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang

dipelajari

7 Extend (mengaplikasikan konsep)

Tahap ini bertujuan untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

(Eisenkraft 200357)

Gambar 21 Perubahan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 26: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

13

Pengembangan tahap-tahap learning cycle dari 3 tahap

menjadi 5 tahap atau 7 tahap masih tetap berkaitan erat dengan teori

perkembangan kognitif Jean Piaget (skema asimilasi akomodasi dan

ekuilibrasi) Pembelajaran learning cycle memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengasimilasi informasi dengan cara

mengeksplorasi lingkungan mengakomodasi informasi dengan cara

mengembangkan konsep mengorganisasikan informasi dan

menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau

memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena

yang berbeda Fase engagement dalam learning cycle termasuk dalam

proses asimilasi sedangkan fase evaluation masih merupakan proses

akomodasi dan ekuilibrasi

Model learning cycle 7e memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan

Kelebihan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al (201435) yaitu

1 Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran

yang telah didapatkan

2 Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan

3 Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

ekperimen melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah

dipelajari secara lisan

4 Melatih siswa untuk bekerjasama dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir mencari menemukan dan

menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

Kelemahan dari model learning cycle 7e menurut Indrawati et al

(201435) yaitu

1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2 Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran

3 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran

24 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ruggiero sebagaimana dikutip oleh Johnson (2007183) berpikir

merupakan segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau

memecahkan masalah membuat keputusan memenuhi keinginan untuk

memahami sebuah pencarian jawaban dan sebuah pencapaian makna Kowiyah

(2013176) menyatakan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan atau proses

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 27: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

14

kognitif tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan pemahaman dan

keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan secara

deduktif induktif dan evaluatif

Secara teknis kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual yaitu kemampuan

menganalisismensintesis dan mengevaluasi Kemampuan-kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis

Pembelajaran diharapkan dapat menjadi penunjang dalam

mengembangkan kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir yang dapat

dikembangkan salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis Tujuan

melatihkan kemampuan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa menjadi

seorang pemikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi (Tuna amp

Kaccedilar 201374) Selain itu untuk menghindarkan diri siswa dari penipuan

pencucian otak dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab

(Redhana amp Liliasari 2008 106)

Menurut Ennis (20111) berpikir kritis adalah berpikir rasional dan

reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai atau dilakukan Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan

yang logis Reflektif berarti mempertimbangkan secara hati-hati segala alternatif

sebelum mengambil keputusan Jadi dalam hal ini Ennis (20111) menekankan

bahwa berpikir kritis lebih berhubungan dengan alasan yang dapat diterima ketika

seseorang mengambil keputusan Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

dirumuskan bahwa berpikir kritis merupakan proses menggunakan pikiran secara

rasional dan reflektif untuk mencari dan menganalisis informasi mengambil

keputusan dan menyelesaikan masalah

Ennis (19918) menyatakan bahwa dalam berpikir kritis terdapat dua

komponen yaitu karakter (disposition) dan kemampuan penguasaan pengetahuan

(ability) Komponen kemampuan penguasaan pengetahuan dalam berpikir kritis

sering disebut sebagai kemampuan berpikir kritis

Terdapat dua belas indikator kemampuan berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima aspek berpikir kritis seperti pada Tabel 21 berikut

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 28: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

15

Tabel 21 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis (198546)

No Aspek Indikator

1 Memberikan

penjelasan sederhana

1 Memfokuskan pertanyaan

2 Menganalisis pertanyaan

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu

penjelasan

2 Membangun

keterampilan dasar

1 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi

3 Menyimpulkan 1 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

2 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

3 Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan

4 Memberikan

penjelasan lanjut

1 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi dalam tiga dimensi

2 Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

1 Menentukan suatu tindakan

2 Berinteraksi dengan orang lain

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis Evaluasi terhadap

kemampuan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa memberi umpan balik keberanian berpikir

siswa dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Ennis 1993180)

Karakter (disposition) adalah kecenderungan atau kebiasaan untuk berpikir

dalam cara dan kondisi tertentu Disposisi berpikir kritis merupakan sifat yang

melekat pada diri seseorang yang berpikir kritis (Lambertus 2009138)

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis akan cenderung berpikir kritis

ketika ada situasi atau kondisi yang menghadirkan stimulus untuk berpikir kritis

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 29: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

16

Pemikir kritis yang ideal memiliki karakter (disposition) untuk mencari

kejelasan dari pertanyaan mencari alasan berusaha mengetahui infomasi dengan

baik menggunakan dan menyebutkan sumber yang memiliki kredibilitas

memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan berusaha tetap relevan dengan

ide utama mengingat kepentingan yang asli dan mendasar mencari alternatif

bersikap dan berpikir terbuka mengambil posisi ketika ada bukti dan alasan yang

cukup untuk melakukan sesuatu mencari penjelasan sebanyak mungkin bersikap

secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah (Ennis 19918)

25 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan salah satu

materi pokok kelas VII semester genap dalam kurikulum 2013 dengan kompetensi

dasar yaitu 38 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

dan 412 menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan di sekitarnya Indikator pembelajaran dalam penelitian ini meliputi

menjelaskan konsep ekosistem mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik

mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem menghitung kepadatan populasi

menganalisis saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dan

menganalisis saling ketergantungan antar komponen biotik

Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik (makhluk tak hidup) dan

komponen biotik (makhluk hidup) Komponen biotik meliputi organisme autotrof

yaitu produsen primer heterotrof yaitu konsumen dan detritivor yaitu organisme

pemakan limbah organik dan organisme yang telah mati

Produsen primer utama pada sebagian besar ekosistem darat adalah

tumbuhan sedangkan produsen primer dalam zona limnetik danau dan lautan

terbuka adalah fitoplankton (alga dan bakteri) Alga multiselluler dan tumbuhan

akuatik merupakan produsen primer di ekosistem air tawar maupun air laut

Organisme yang secara langsung memakan organisme autotrof disebut

herbivora Oleh karena itu herbivora disebut juga sebagai konsumen primer

sedangkan organisme yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora

atau karnivora lain disebut karnivora Karnivora dapat berperan sebagai konsumen

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 30: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

17

sekunder tersier dan seterusnya Jalur perpindahan makanan dari tingkat trofik

satu ke tingkat trofik lainnya dikenal sebagai rantai makanan (food chain) akan

tetapi hubungan makan memakan dalam suatu ekosistem umumnya saling

berhubungan menjadi jaring-jaring makanan (food web) karena konsumen

memakan lebih dari satu tingkat trofik (Campbell et al 2004)

Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pada materi tersebut

menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah

yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari Penerapan learning cycle 7e

berbasis konstruktivisme mempertimbangkan pengetahuan awal siswa (elicit)

menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sebagai rangsangan

untuk belajar (engage) memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa

untuk terlibat dalam penemuan konsep melalui kegiatan observasi (explore)

dilanjutkan dengan melakukan diskusi untuk mengklarifikasi konsep (elaborate)

dan evaluasi (evaluate) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang

telah dimiliki oleh siswa serta menerapkan konsep yang telah diperoleh pada

situasi baru (extend) Pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan diharapkan menjadi lebih bermakna dan kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang dengan membandingkan konsep yang sudah diperoleh

dengan konsep baru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa Model

pembelajaran learning cycle 7e berbasis konstruktivisme diharapkan tepat apabila

digunakan dalam penyampaian materi ekosistem

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 31: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

18

26 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 22 Kerangka Berpikir Penelitian

27 Hipotesis

Penerapan Learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan

Pembelajaran Learning

Cycle 7E berbasis

konstruktivisme

Menekankan

pengetahuan awal siswa

dan memungkinkan

mengaplikasikan

konsep yang telah

diperoleh

(Eisenkraft 200357)

Mampu meningkatkan

keterampilan proses

sains dan penguasaan

konsep (Kanli amp

Yagbasan 2007151)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis

(Hartono 201365)

Mampu meningkatkan

kemampuan berpikir

kritis secara signifikan

dibandingkan metode

tradisional

(Mecit 200648)

Permasalahan dalam pembelajaran

Siswa kesulitan menganalisis suatu

permasalahan

Siswa kesulitan menyimpulkan

Siswa kesulitan mengaplikasikan konsep

pada situasi baru dan konkret

Keberanian mengajukan pertanyaan

amp pendapat rendah

Kemampuan berpikir kritis rendah

Berpikir kritis salah satu

keterampilan abad 21 yang

harus dimiliki oleh siswa

Tuntutan memberdayakan

SDM yang berkualitas

(Permendikbud 2013)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran

dengan metode

diskusi amp ceramah

Kemampuan berpikir kritis berkembang

Learning cycle 7e

berbasis

konstruktivisme

Quasi experimental design

Uji t

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 32: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

54

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penerapan learning cycle 7e berbasis konstruktivisme berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih

baik dari pada kelas kontrol

52 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penerapan learning cycle

7e berbasis konstruktivisme terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya Dengan

demikian maka beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut

1 Guru IPA dapat mempertimbangkan pembelajaran learning cycle 7E berbasis

konstruktivisme pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

karena terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2 Guru IPA dapat merancang proses pembelajaran dan instrumen pembelajaran

yang dapat memicu kemampuan berpikir kritis siswa

3 Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis disarankan mengoptimalkan pengelolaan kelas dan

memberikan banyak motivasi agar setiap siswa dapat berpartisipasi dan

berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran Hal ini dimaksudkan agar

pembelajaran yang dilakukan efektif terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 33: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

55

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z 2013 Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual(Inovatif) Bandung Yrama Widya

Amertawengrum IP 2014 Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sastra

Anak Jurnal Magistra 26(89)8-17 KlatenUnwidha

Arifin Z 2012 Evaluasi Pembelajaran Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Online

at

httpdualmodekemenaggoidfiledokumen34EvaluasiPembelajaranpdf

[diakses tanggal 17 Januari 2015]

Arikunto S 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

_________ 2012 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta Bumi Aksara

Bybee RW JA Taylor A Gardner PV Scotter JC Powell A Westbrook amp

N Landes 2006 The BSCS 5E Instructional Model Origins and

Effectiveness A Report Prepared for the Office of Science Education

National Institute of Health Colorado BSCS Online Tersedia di

httpscienceeducationnihgov [diakses 11-1- 2015]

Campbell NA Reece BJ amp Mitchell LG 2004 Biologi Alih Bahasa Manalu

W (eds) Erlangga Jakarta

Curto K amp T Bayer 2005 An Intersection of Critical Thinkking and

Communication Skillls Journal of Biological Science 31(4)11-19

Amerika Serikat University of Pittsburgh

Eisenkraft A 2003 Expanding The 5E Model Journal The Sciences Teacher

70(6) 56-59 Tersedia di httpits-about-

timecomhtmlsapeisenkrafttstpdf [diakses 3-2-2015]

Ennis RH 1985 A Logical Basic for Measuring Critical Thinking Skill Tersedia

di httpwwwascdorgASCDpdfjournalsed_leadel_198510_ennispdf

[diakses 27-1-2015]

Ennis RH 1991Critical Thinking A Streamlined Conception Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Ennis R H 1993 Critical Thinking Assesment Journal Theory and Practice 32

(2) 179-186 Amerika Serikat The Ohio State University

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 34: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

56

Ennis RH 2011 The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities Tersedia di

httpfacultyeducationillinoisedurhennisdocumentsTheNatureofCritical

Thinking_51711_000pdf [diakses 27-1-2015]

Hapsari RTS 2011 Penerapan Model Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Penabur 10(16) (34-45) Tersedia

di

httpwwwbpkpenaburoridfilesHal2034_4520Penerapan20Mode

l20Pembelajaran20Konstruktivismepdf [diakses 25-1-2015]

Hartono 2013 Learning Cycle Model to Increase Studentrsquos Critical Thinking on

Science Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9(1)56-66 Semarang

Universitas Negeri Semarang

Indrawati W Suyatno amp YSRahayu 2014 Implementasi Model Learning

Cycle 7E Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Prosiding Seminar Nasional

KimiaSurabaya Universitas Negeri Surabaya

Johnson EB 2007 Contextual Teaching amp Learning terjemahan Ibnu Setiawan

Bandung MLC

Kanli amp Yagbasan 2007 The Effects of a Laboratory Based on the 7E Learning

Cycle Model and Verification Laboratory Approach on the Development of

Studentsrsquo Science Process Skills and Conceptual Achievement Tersedia

diwwwuscaeduessaysspecialeditionUKanligraveandRYagbasanpdf[diakses

2-3-2015]

Kowiyah 2012 Kemampuan Berpikir Kritis Jurnal Pendidikan Dasar 3(5) 175-

179 Tersedia di httpjournalppsunjorgarticeldownload108108

[diakses 1-1-2015]

Kulsum U amp N Hindarto 2011 Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Sub

pokok bahasan Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7(1)128-

133Semarang Universitas Negeri Semarang

Kunandar 2013 Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013)

Jakarta Raja Grafindo Persada

Lambertus 2009 Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika Di SD Jurnal Forum Pendidikan 28(2) (136-

142) Palembang Universitas Sriwijaya

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 35: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

57

Maknun D RR Haerin k Surtikanti amp AMunandar 2012 Praktikum Ekologi

Berbasis Proyek Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium

Jurnal Pendidikan MIPA 13(1) 8-17 Lampung Universitas Lampung

Mecit O 2006 The Effect of 7E Learning Cycle Model on The Improvement of

Fifth Grade Studentsrsquo Critical Thinking Skills Tesis Turkey Middle East

Technical University

Permendikbud 2013 Implementasi Kurikulum Jakarta Depdiknas

Priyatno Duwi 2012 Belajar Analisis Data dengan SPSS 20 Yogyakarta Andi

Redhana IW amp Liliasari 2008 Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA Jurnal Forum

Kependidikan 27(2)103-112 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

RifarsquoI Aamp CT Anni 2011 Psikologi Pendidikan Semarang Universitas Negeri

Semarang Press

Siribunnam amp Tayraukham 2009 Effect of 7-E KWL and Conventional on

Analitycal Thinking Learning Acievement and Attitudes toward Chemistry

Learning Journal of Social Sciences 5(4)279-282 Tersedia di

httpwwwamazoncomconventional-instruction-analytical-achievement-

attitudesdpB002TP5UQS [diakses 3-2-2015]

Slameto 2010 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta

Rhineka Cipta

Slavin RE 2008 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jakarta Indeks

Soeprodjo S Priatmoko amp EY Sariana 2008 Pengaruh Model Learning

Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 2(1) 224-229 Semarang Universitas

Negeri Semarang

Sudjana 2005 Metode Statistika Bandung Tarsito

Sugiyono 2013 Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD) Bandung Alfabeta

Trianto 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme

Jakarta Prestasi Pustaka

Tuna A amp A Kaccedilar 2013 The Effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching

Trigonometry on Studentrsquos Academic Achievement and The Permanence of

Their Knowledge International Journal on New Trends in Education and

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press

Page 36: PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS …lib.unnes.ac.id/28172/1/4401411016.pdf · Biologi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. v. ... penyusunan skripsi ini yang tidak

58

Their Implications 4(1) 73-87 Tersedia di

httpijonteorgFileploadks63207File07tunapdf [diakses 11-1- 2015]

Wardoyo SM 2013 Pembelajaran Konstruktivisme Bandung Alfabeta

Wena M 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Jakarta Bumi

Aksara

Wiyanto 2008 Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium Semarang Unnes Press