Top Banner
i PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP MANAJEMEN LABA DIMODERASI OLEH GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Nouvienda Arfianti NIM 7211413095 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
91

PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

Aug 15, 2019

Download

Documents

trinhkien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

i

PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN

KINERJA KEUANGAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

DIMODERASI OLEH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Nouvienda Arfianti

NIM 7211413095

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

ii

Page 3: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

iii

Page 4: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

iv

Page 5: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

v

SARI

Sari, Nouvienda Arfianti. 2017. “Pengaruh Kompensasi Bonus, Free Cash

Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate

Governance sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas

Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Muhammad Khafid

S.Pd., M.Si. II Dr. Agus Wahyudin, M.Si.

Kata Kunci : Manajemen Laba, Kompensasi Bonus, Free Cash Flow,

Leverage, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional.

Informasi mengenai laba merupakan elemen yang paling krusial dan

sensitif untuk pasar dan pihak berkepentingan lainnya. Angka laba yang

diharapkan bisa menggambarkan keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan

dalam mencapai tujuan operasi perusahaan yang telah ditetapkan. Manajemen

laba mengindikasikan laba perusahaan merupakan hasil dari tindak kecurangan.

Manajemen laba dapat dipengaruhi oleh kompensasi bonus, free cash flow, dan

kinerja keuangan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh variabel

kompensasi bonus, free cash flow, kinerja keuangan terhadap manajemen laba dan

menganalisis kemampuan corporate governance yang terdiri dari komisaris

independen dan kepemilikan institusional dalam mempengaruhi manajemen laba

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-

2015.

Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2014-2015 yang terdiri dari 142 perusahaan, sedangkan

sampel penelitian adalah 103 perusahaan dengan dua tahun pengamatan.

Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini

menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan. Hipotesis penelitian diuji

menggunakan analisis deskriptif, asumsi klasik, dan regresi linier berganda

dengan variabel moderating dengan α 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh langsung dari

variabel kompensasi bonus, free cash flow, dan kinerja keuangan yang

berpengaruh terhadap manajemen laba. Variabel moderasi yang mempengaruhi

hanya kepemilikan institusional mampu memoderasi hubungan antara free cash

flow dan leverage terhadap manajemen laba. Sedangkan komisaris independen

tidak mampu memperkuat atau memperlemah variabel independen lainnya.

Saran yang dapat diberikan pada peneliti bagi manajer perusahaan untuk

bisa mengedepankan pihak investor perusahaan, manajer harus bisa

menghilangkan tindak opportunistic. Bagi investor, pengawasan (monitoring)

penuh terhadap perusahaan akan mengurangi tindak penyalahgunaan wewenang

dalam perusahaan. Metode pengukuran kinerja keuangan lain seperti profitabilitas

dan komponen manajemen laba bisa dengan nondiscretionary accrual bahkan

corporate governance lain seperti kepemilikan manajerial, kualitas audit mungkin

dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Page 6: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

vi

ABSTRACT

Sari, Nouvienda Arfianti. 2017. “The Influence of Bonus Compensation, Free

Cash Flow, Financial Performance to Earnings Management with Good Corporate

Governance as a Moderating Variabel on the listed Manufactur companies in

Indonesia Stock Exchange”. Final Project. Accounting Department. Faculty of

Economics. State University of Semarang. Advisor Dr. Muhammad Khafid S.Pd.,

M.Si. Co Advisor Dr. Agus Wahyudin, M.Si.

Keywords : Earnings Management, Bonus Compensation, Free Cash Flow,

Leverage, Independen Commisioner, Institusional Ownership.

Earnings information is the most crusial and sensitive element to market

and stakeholders. Profit figures are expected to explain the success or failure of

the company in achieving the goals of operation that have been determined by

company. The earnings management indicate that earnings company is fraud

results. The earnings management can be affected by the bonus compensation,

free cash flow, and financial performance. The aim of this study is to analyze the

influence of bonus compensation, free cash flow, and financial performance to

the earnings management and the ability to analyze the influence corporate

governance consisting of independen commisioner and institusional ownership in

influencing earnings management on the Indonesia Stock Exchange in the period

of 2014-2015.

The population of this study are the manufactur companies listed on the

Indonesia Stock Exchange in the period of 2014-2015 that consist of 142

companies, while the sample are 103 companies with two years observation. The

sampling technique is using purposive sampling method. The study uses

secondary data, which is financials reports. The hypothesis was tested by classical

assumptions, descriptive analysis and multiple linier regression with moderating

variable by α 0.05.

The result of the study showed that variabel bonus compensation, free cash

flow, and financial performance did not significantly influence to the earnings

management. Moderating variables that influence relationship of free cash flow

and leverage to earnings management is institusional ownership. Meanwhile

independen commissioner are not able to strengthen or weaken the others

independent variable.

The suggestion that can be given to the company manager to be able to

promote the investor, manager should be able to eliminate acts of opportunistic.

For investor, full monitoring of the company will reduce acts of abuse of authority

in the company. The other measurement method of financial performance for

example profitabilitas and component earnings management can use

nondiscretionary accruals also others corporate governance example managerial

ownership, audit quality for other research.

Page 7: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Man Jadda Wa Jadda”

Barang siapa yang bersungguh-sungguh ia akan berhasil

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan yang

lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.

(Surat Al Insyirah: 1-8)

Skripsi ini ku persembahan untuk

▪ Bapak Damar, Ibu Tiyas, serta

Eyang Padmi

”Ya Allah ampunilah dosa-dosa kedua orang tuaku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu aku kecil”

▪ Seluruh keluargaku

▪ Almamaterku tercinta, Universitas

Negeri Semarang

Page 8: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

viii

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan

nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi

ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh

gelar Sarjana, di samping manfaat yang mungkin dapat disumbangkan dari hasil

penelitian ini kepada pihak yang berkepentingan.

Penulis menyadari dalam proses sampai selesainya penulisan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan moral dan material baik secara langsung maupun tidak

langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini atas segala

bantuan, dukungan, dan nasihat yang telah diberikan, dengan kerendahan hati dan

senyum ikhlas penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si. dosen pembimbing pertama yang

senantiasa sabar memberikan bimbingan, saran serta motivasi setiap penulis

kehilangan asa.

5. Dr. Agus Wahyudin, M.Si. selaku dosen pembimbing kedua yang juga

senantiasa selalu memotivasi penulis.

6. Agung Yulianto S.Pd., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

Page 9: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

ix

7. Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang telah mencurahkan berbagai ilmunya selama 8 semester ini.

8. Orang tua, kakak, adik, dan keluarga besarku yang senantiasa memberikan

dukungan.

9. Teman-teman Akuntansi B 2013 yang selalu memberikan tawa dan semangat

selama 8 semester ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan

bantuan serta doa bagi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

Akhir kata dengan segala ketulusan hati, penulis mengharapkan semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan semua pihak

yang berkepentingan.

Semarang, Mei 2017

Penulis,

Page 10: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

SARI .................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

PRAKATA .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah Penelitian ....................................................... 9

1.3. Batasan Masalah Penelitian ............................................................. 10

1.4. Rumusan Masalah Penelitian .......................................................... 11

1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................. 12

1.6. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 13

1.7. Orisinalitas Penelitian ...................................................................... 14

Page 11: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

xi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

PENELITIAN ................................................................................ 17

2.1. Kajian Teori Dasar .......................................................................... 17

2.1.1. Teori Agensi (Agency Theory) .............................................. 17

2.1.2. Teori Akuntansi Positif ......................................................... 19

2.2. Kajian Variabel Penelitian ............................................................... 21

2.2.1. Pengertian Laba .................................................................... 21

1.2.1.1. Manajemen Laba ..................................................... 22

1.2.1.2. Faktor yang mempengaruhi Manajemen Laba ........ 25

2.2.2. Kompensasi Bonus ................................................................ 30

2.2.2.1. Pengertian Kompensasi Bonus ................................ 30

2.2.2.2. Tujuan dan Perencanaan Bonus............................... 31

2.2.3. Free Cash Flow ..................................................................... 34

2.2.4.1. Pengertian Arus Kas ................................................ 34

2.2.4.2. Manfaat Laporan Arus Kas ..................................... 35

2.2.4. Kinerja Keuangan ................................................................. 37

2.2.4.1. Pengertian Kinerja Keuangan .................................. 37

2.2.4.2. Rasio Keuangan ....................................................... 39

2.2.5. Good Corporate Governance ............................................... 42

2.2.5.1. Pengertian ................................................................ 42

2.2.5.2. Komisaris Independen ............................................. 44

1. Pengertian ................................................................ 44

2. Tugas dan Tanggungjawab ...................................... 45

Page 12: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

xii

2.2.5.3. Kepemilikan Intitusional ......................................... 46

1. Pengertian ................................................................ 46

2. Kelebihan Kepemilikan Institusional ...................... 47

2.3. Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................ 48

2.4. Kerangka Berpikir dan Model Penelitian ........................................ 51

2.5. Pengembangan Hipotesis Penelitian ............................................... 53

2.5.1. Pengaruh Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba .... 53

2.5.2. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Manajemen Laba ......... 55

2.5.3. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba ...... 57

2.5.4. Pengaruh Komisaris Independen memoderasi antara Kompensasi

Bonus, Free Cash Flow dan Kinerja Keuangan terhadap

Manajemen Laba ................................................................... 59

2.5.5. Pengaruh Kepemilikan Institusional memoderasi antara

Kompensasi Bonus, Free Cash Flow dan Kinerja Keuangan

terhadap Manajemen Laba .................................................... 62

2.6 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 64

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 65

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................. 65

3.2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ..................................... 65

3.3. Variabel Penelitian .......................................................................... 66

3.3.1. Variabel Dependen ................................................................ 67

3.3.2. Variabel Independen ............................................................. 68

1. Kompensasi Bonus .......................................................... 68

Page 13: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

xiii

2. Free Cash Flow ............................................................... 69

3. Kinerja Keuangan ........................................................... 70

3.3.3. Variabel Moderating ............................................................. 70

1. Komisaris Independen .................................................... 70

2. Kepemilikan Institusional ............................................... 71

3.4. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 72

3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 73

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................. 73

3.5.2. Analisis Statistik Inferensial ................................................. 74

3.5.2.1. Uji Asumsi Klasik ................................................... 74

1. Uji Normalitas ......................................................... 74

2. Uji Multikoloniaritas ............................................... 75

3. Uji Autokorelasi ...................................................... 76

4. Uji Heteroskedatisitas .............................................. 77

3.5.2.2. Analisis Regresi Berganda Variabel Moderating .... 78

3.5.2.3. Uji Hipotesis ............................................................ 80

3.5.2.4. Koefisien Determinasi ............................................. 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 83

4.1. Hasil Penelitian ................................................................................ 83

4.1.1. Statistik Deskriptif ................................................................ 83

4.1.2. Statistik Inferensial ............................................................... 86

1. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 86

a) Uji Normalitas .............................................................. 86

Page 14: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

xiv

b) Uji Multikoloniaritas .................................................... 87

c) Uji Autokorelasi ........................................................... 89

d) Uji Heteroskedatisitas .................................................. 90

2. Analisis Regresi Berganda Variabel Moderating ............. 91

3. Uji Hipotesis ..................................................................... 94

a) Koefisien Determinan .................................................. 94

b) Uji Pengaruh Langsung (Uji T) ................................... 95

c) Uji Pengaruh Moderasi ................................................ 97

4.2. Pembahasan ..................................................................................... 100

4.2.1. Pengaruh Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba .... 101

4.2.2. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Manajemen Laba ......... 103

4.2.3. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba ...... 105

4.2.4. Pengaruh Kompensasi Bonnus terhadap Manajemen Laba yang

dimoderasi oleh Komisaris Independen ................................ 107

4.2.5. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Manajemen Laba yang

dimoderasi oleh Komisaris Independen ................................ 110

4.2.6. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba yang

dimoderasi oleh Komisaris Independen ................................ 112

4.2.7. Pengaruh Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba yang

dimoderasi oleh Kepemilikan Institusional .......................... 114

4.2.8. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Manajemen Laba yang

dimoderasi oleh Kepemilikan Institusional .......................... 116

Page 15: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

xv

4.2.9. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba yang

dimoderasi oleh Kepemilikan Intitusional ............................ 118

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 121

5.1. Simpulan .......................................................................................... 121

5.2. Saran ................................................................................................ 123

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 125

LAMPIRAN .................................................................................................... 130

Page 16: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Rata-rata Gaji CEO di Indonesia .................................................. 33

Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................... 50

Tabel 3.1 Tahapan Pemilihan Sampel .......................................................... 66

Tabel 3.2 Ringkasan Variabel Penelitian ..................................................... 71

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif .............................................................. 83

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov ................................. 87

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................... 88

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................. 89

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 90

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda dengan MRA ........................... 91

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinan ................................................... 94

Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial (Uji T) ............................................................... 95

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis............................................................ 99

Page 17: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model Penelitian ......................................................................... 50

Page 18: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ..................................... 131

Lampiran 2 Daftar Perhitungan Manajemen Laba ........................................ 134

Lampiran 3 Daftar Perhitungan Kompensasi Bonus..................................... 144

Lampiran 4 Daftar Perhitungan Free Cash Flow .......................................... 147

Lampiran 5 Daftar Perhitungan Leverage ..................................................... 153

Lampiran 6 Daftar Perhitungan Komisaris Independen ............................... 156

Lampiran 7 Daftar Perhitungan Kepemilikan Institusional .......................... 159

Lampiran 8 Hasil Output SPSS ..................................................................... 161

Lampiran 9 T tabel ........................................................................................ 165

Page 19: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam sebuah siklus akuntansi ada yang dinamakan input, proses, dan

output. Berbicara tentang output, laporan keuangan merupakan hasil akhir dari

proses akuntansi dan merupakan refleksi dari kondisi suatu perusahaan. Laporan

keuangan yang disusun oleh pihak manajemen merupakan bentuk

pertanggungjawaban atas hasil kerja yang telah dilakukan, dengan kata lain

laporan keuangan merupakan salah satu sarana mengukur kinerja manajemen

perusahaan. Hal ini selaras dengan tujuan laporan keuangan dalam Standar

Akuntansi Keuangan yang berbunyi laporan keuangan harus menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

Salah satu elemen terpenting dalam pengukuran kinerja manajemen adalah

laba. Laba memiliki dua perspektif yaitu efisien dan oportunis. Dalam perspektif

efisien, laba harus dapat meningkatkan informasi dimana manajer harus memiliki

pandangan akan arus kas masa depan. Sedangkan untuk perspektif oportunis, laba

hanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu dalam kaitannya

dengan manajer perusahaan (Sulistyanto, 2008).

Dua perspektif tersebut memiliki kesamaan yaitu penggunaan metode dan

kebijakan akuntansi, dimana jika digunakan bertolak belakang dengan prinsip

Page 20: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

2

2

akuntansi berterima umum (PABU) akan menimbulkan manajemen laba.

Manajemen laba berbeda dengan perataan laba (income smooting) karena perataan

laba (income smooting) adalah tindakan untuk meratakan laba yang dilaporkan

dalam laporan keuangan, dengan tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi

investor, karena umumnya investor menyukai laba yang relatif stabil. Oleh karena

itu perataan laba (income smooting) merupakan bagian dari manajemen laba

(Gumanti, dalam Andiany Indra 2011).

Manajemen laba adalah adanya campur tangan dalam proses pelaporan

keuangan eksternal untuk keuntungan pribadi. Manajemen laba merupakan salah

satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba

juga dapat menambah bias dalam laporan keuangan dikarenakan laba yang

diproyeksikan dalam laporan keuangan hasil rekayasa manajemen dengan cara

memilih kebijakan akuntansi tertentu yang dirasa dapat menguntungkan.

Membahas mengenai manajemen laba menjadi sangat menarik karena

mengingat akan pentingnya laba atau keuntungan suatu perusahaan. Laba

perwujudan dari ukuran kinerja keuangan perusahaan selama perusahaan masih

melakukan kegiatan operasionalnya. Laba yang besar akan memberikan

keuntungan perusahaan tetapi laba yang kecil pun juga memberikan keuntungan

tersendiri bagi perusahaan. Laba yang besar akan mendatangkan investor

sedangkan laba yang kecil akan mengurangi pajak yang dibayarkan perusahaan.

Disinilah peranan seorang manajer dalam melakukan manajemen laba tetapi

dengan melihat kebijakan akuntansi yang telah diatur sebagaimana mestinya.

Banyak sekali praktik-praktik manajemen laba yang terjadi saat ini, maraknya

Page 21: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

3

3

praktik itu memotivasi manajer perusahaan untuk melakukan manipulasi data

laporan keuangan diantaranya motivasi akan rencana kenaikan bonus, politik,

kontrak utang jangka panjang, perpajakan, perubahan chief excecutive officer,

intitial public offering (IPO), dan informasi kepada investor. Ada pula teknik dan

pola manajemen laba diantaranya perubahan metode akuntansi, memainkan

perkiraan kebijakan akuntansi, dan menggeser periode biaya atau pendapatan.

Ironisnya, kegiatan manajemen laba ini banyak disalahgunakan oleh

manajer-manajer perusahaan dalam skala besar. Kita tahu perusahaan besar

seperti Toshiba Corporation, PT. Kimia Farma Tbk. PT. Kereta Api Indonesia

Persero (PT. KAI) dan Lippo Bank nama perusahaan itu tidak asing lagi ditelinga

karena reputasi atas pelayanannya telah terintegrasi di Indonesia.

Pada tahun 2011, kasus terbaru menjerat Toshiba Corporation, perusahaan

asal Jepang ini tengah mengalami skandal akuntansi sebesar $ 1,2 Miliyar.

Skandal ini dimulai dari Top Manajemen menargetkan keuntungan realities secara

sistematis sehingga memaksakan terjadinya kecacatan akuntansi untuk

menghilangkan jejak. Kasus ini pun tidak bisa dideteksi oleh pihak ketiga karena

penyimpangan akuntansi yang sangat terampil. Perusahaan berusaha untuk

menunda pembukuan kerugian yang ada (www.internasional.kontan.co.id diakses

27 Februari 2017).

Sedangkan PT. KAI tahun 2005 juga terlibat dalam hal yang sama tetapi

lebih kompleks tentang bantuan pemerintah (hibah), pembebanan yang tidak

sesuai, dan pembayaran pajak pun diselewengkan serta pembukuan yang

dilakukan oleh PT. KAI tidak sesuai dengan standar di Indonesia. Disini peranan

Page 22: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

4

4

komisaris PT. KAI sangat besar karena komisaris perusahaan yang membongkarn

aksi manipulasi. Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI

tahun 2005 diantaranya pajak pihak ketiga sudah tiga tahun tidak pernah ditagih,

tetapi dalam laporan keuangan itu dimasukkan sebagai pendapatan PT KAI

selama tahun 2005, tidak melakukan pencadangan kerugian kewajiban, dan

adanya penurunan asset saat diinventarisasi (www.m.tempo.co diakses 27

Februari 2017).

Dunia perbankan pun tak luput dalam melakukan manajemen laba

contohnya Lippo Bank tahun 2002 dimana melalukan overstatement dengan

memasukkan pendapatan fiktif dan mengeluarkan tiga macam laporan keuangan

keuangan yang berbeda. Laporan keuangan tersebut diperuntukkan massa atau

publik, BAPEPAM, dan auditor. Dimana dalam prinsip akuntansi berterima

umum (PABU) membuat tiga laporan keuangan akuntansi tidak diperbolehkan

karena akan menimbulkan bias (Sulistyanto, 2008).

Hal serupa pada tahun 2001 PT. Kimia Farma Tbk terbukti melakukan

manipulasi laporan keuangannya dengan cara melakukan pencatatan ganda atas

daftar harga persediaan dan penjualan. Dalam laporan keuangan ditemukan

rekayasa pencatatan laba bersih yang disampaikan terlalu rendah dari laba awal

yang dilaporkan. Pencatatan ganda sendiri dilakukan unit bahan baku, unit

logistic, dan unit pegadang besar farmasi (www.kompasiana.com diakses 27

Februari 2017).

Dari beberapa kasus yang menjerat perusahaan publik di Indonesia

diharapkan adanya pemahaman atas praktik-praktik kecurangan manajemen laba.

Page 23: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

5

5

Pemahaman dari teknik serta pola permainan manajemen laba yang sering

dilakukan termasuk pemahaman akan pemilihan metode akuntansi yang

mempunyai dampak besar atau kecilnya pada laba perusahaan dikarenakan

manajer kunci memiliki pengetahuan lebih atas aktivitas perusahaan. Seorang

manajer dapat mengendalikan dan memberikan kebijakan untuk setiap divisi yang

ada di perusahaan. Kebijakan akuntansi pada perusahaan merupakan kebijakan

krusial dalam langkah penentu kemajuan perusahaan. Pengambilan kebijakan

yang salah akan berimbas besar pada keuangan perusahaan.

Ada pun teori yang menguatkan penelitian ini yaitu Agency Theory dan

Accounting Positive Theory. Teori ini mengemukakan bahwa adanya perbedaan

kepentingan antara principal (pemilik) dan agen (manajer). Pihak principal

termotivasi untuk mengadakan kontrak dan diharapkan kontrak akan

menyejahterakan dirinya dengan tingkat profitabilitas yang tinggi. Sedangkan dari

pihak agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi

dan psikologinya. Kondisi ini menyebabkan adanya asimetris informasi antar

keduanya, dimana agen memiliki banyak informasi tentang perusahaan

dibandingkan principal. Keadaan ini memberikan keuntungan bagi agen untuk

melakukan manipulasi laba yang akan dilaporkan.

Dan teori akuntansi positif menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip yang

mendasari manajer dalam melakukan manajemen laba. Prinsip tersebut

dipergunakan untuk menguji perilaku etis seseorang dalam mencatat transaksi dan

menyusun laporan keuangan. Prinsip yang dimaksudkan antara lain perencaaan

bonus, pelanggaran kontrak hutang, dan regulasi politik. Bila dicermati lebih

Page 24: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

6

6

lanjut teori ini juga membahas adanya masalah keagenan yaitu permasalahan

kontraktual dan biaya politis perusahaan.

Berbagai fenomena yang mendasari adanya praktik manajemen laba

menggugah sebagian peneliti untuk melakukan suatu research atas manajemen

laba. Ada pun berbagai penelitian terdahulu yang senada dengan topik yang

diangkat. Menurut hasil penelitian Abdi Veronika dan Yogi (2014) menyatakan

bahwa variabel kompensasi bonus tidak berpengaruh signifikan 0,759 terhadap

manajemen laba. Dalam hasil penelitian Dustriyani Devyna R dan M. Rafky

(2013) menjelaskan bahwa variabel kompensasi bonus tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap manajemen laba dikarenakan hasilnya 0,149. Bahkan menurut

Ferdiansyah Vicky (2014) menjelaskan bahwa kompensasi bonus juga tidak

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dengan hasil 0,828. Hasil dari

penelitian Smallman Clive (2013) menyatakan bahwa CEO kompensasi

berpengaruh positif pada manajemen laba. Penelitian dari Meek Gary K. et al

(2007) menyatakan bahwa CEO stock option berpengaruh positif terhadap

manajemen laba dengan melihat kondisi variabel yang ditentukan. Penelitian yang

sama terjadi pada Almadi Madi (2016) yang menyatakan bahwa CEO insentif

kompensasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba di

beberapa Negara. Sedangkan menurut penelitian Elfira Anisa (2014) menjelaskan

bahwa kompensasi bonus berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Menurut hasil penelitian Agustia Dian (2013) dikatakan bahwa variabel

free cash flow terhadap manajemen laba berpengaruh negatif signifikan sebesar

0,009. Dalam hasil penelitian Dian F dan Etna (2013) juga menyatakan bahwa

Page 25: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

7

7

variabel arus kas bebas juga berpengaruh negatif sigfinikan 0,000 terhadap

manajemen laba. Berbeda halnya dengan hasil penelitian Br Rina dan Fahmi

(2015) menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh positif signifikan terhadap

manajemen laba. Untuk hasil penelitian Puspita Rina dan Maswar (2016)

menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh positif signifikan sebesar 0,003

terhadap manajemen laba. Sedangkan hasil penelitian Rusmin (2014) menyatakan

bahwa surplus free cash flow berpengaruh positif pada manajemen laba di 3

negara berkembang di ASEAN kecuali Indonesia yang berpengaruh negatif.

Sedangkan hasil penelitian dari Tampubolon Mayasari menyatakan bahwa free

cash flow tidak berpengaruh signifikan 0,498 terhadap manajemen laba.

Menurut hasil penelitian Abdi Veronika dan Yogi (2014) menyatakan

bahwa kinerja keuangan yang di proyeksikan dengan indikator leverage

berpengaruh positif signifikan 0,015 terhadap manajemen laba. Dalam penelitian

berikutnya, penelitian Pusvita Rina dan Maswar (2016) menjelaskan bahwa

kinerja keuangan yang diindikatori oleh leverage berpengaruh negatif 0,000

sedangkan yang diindikatori oleh profitabilitas berpengaruh positif signifikan

0,046 terhadap manajemen laba. Adapun penelitian dari Agustia Dian (2013) yang

menyatakan bahwa kinerja keuangan dijelaskan dalam leverage berpengaruh

positif signifikan terhadap manajemen laba sebesar 0,013. Penelitian serupa dari

Sriwedari Tuti (2012) menjelaskan bahwa manajemen laba tidak secara signifikan

mempengaruhi kinerja keuangan. Dalam penelitian Gunawan Ketut (2015)

menyatakan ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas tidak berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba.

Page 26: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

8

8

Penelitian terbaru muncul dengan variabel moderasi yaitu corporate

governance. Dalam penelitian Tresnaningsih Elok (2008) menyatakan bahwa

kualitas audit dan komisaris independen mampu memoderasi free cash flow

terhadap manajemen laba. Hasil penelitian Naftalia (2013) menyebutkan bahwa

hanya kualitas audit yang mampu memoderasi hubungan antara leverage dan

manajemen laba. Penelitian Sari dan Ida Bagus (2015) dalam hasil penelitiannya

menyebutkan bahwa kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial

mampu memoderasi dan memperlemah hubungan antara leverage dan manajemen

laba. Menurut hasil penelitian Puspita Rina (2016) menyatakan bahwa kualitas

audit mampu memoderasi arus kas bebas dan kinerja keuangan terhadap

manajemen laba, untuk top share sendiri tidak mampu memoderasi antara free

cash flow dan kinerja keuangan terhadap manajemen laba. Penelitian selanjunya

Br Rina dan Fahmi (2015) menyebutkan bahwa kepemilikan institusional sebagai

variabel moderating mampu memoderasi hubungan free cash flow terhadap

manajemen laba walaupun signifikansinya rendah.

Berdasarkan fenomena tersebut penelitian ini rasional dan menarik untuk

dilakukan. Penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

kompensasi bonus, free cash flow, dan kinerja keuangan terhadap manajemen laba

yang dimoderasi oleh corporate governance. Dari beberapa penelitian, terdapat

hasil-hasil penelitian yang beragam dan masih tidak konsisten. Dengan adanya

ketidakkonsistenan hasil yang dilakukan pada penelitian terdahulu, maka dalam

penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Kompensasi Bonus, Free Cash Flow,

Dan Kinerja Keuangan Terhadap Manajemen Laba Dimoderasi Oleh Good

Page 27: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

9

9

Corporate Governance pada Perusahaan Manufaktur yenng terdaftar di BEI tahun

2014-2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menguji faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi praktik manajemen laba. Beberapa variabel yang secara

konseptual diperkirakan akan mempengaruhi manajemen laba. Seperti halnya

kompensasi bonus, free cash flow, dan kinerja keuangan serta peranan good

corporate governance dalam meminimalisir praktik manajemen laba.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi

masalah pada manajemen laba mengacu pada:

1. Pemberian bonus yang tinggi akan memotivasi setiap pegawai di

perusahaan tak terkecuali Chief Excecutive Officer. Dampak dari

pemberian bonus perusahaan tak lain semakin meningkat kinerja keuangan

suatu perusahaan (Muharam Harjum, 2004).

2. Tingginya free cash flow dalam perusahaan akan menurunkan kinerja

keuangan yang ada di perusahaan. Aliran kas bebas yang ada di

perusahaan mengindikasikan bahwa nantinya manajer tidak akan

memberikan informasi arus kas yang terproyeksi secara internal. Untuk

meningkatkan keuntungan pribadi, manajer akan menyiapkan perkiraan

arus kas dan laba yang telah diproyeksikan (Br Rina dan Fahmi, 2015).

3. Tingginya tingkat hutang yang dimiliki perusahaan akan menimbulkan

manajemen laba dikarenakan pengawasan yang kurang dari manajer

sehingga hutang perusahaan melambung tinggi. Perusahaan dengan tingkat

Page 28: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

10

10

hutang tinggi atau potensial lebih cenderung mengambil tindakan metode

akuntansi yang salah bahkan bisa melakukan pelanggaran perjanjian

kontrak hutang (Gunawan Ketut, 2015).

4. Banyaknya kepemilikian institusional akan menekan praktik manajemen

laba dikarenakan perusahaan akan lebih meningkatkan transparansi

laporan keuangannya yang akan dipublikasikan ke publik. Investor akan

lebih hati-hati dengan pencapaian laba yang diinterpretasikan dalam

pelaporan keuangan (Tresaningsih Elok, 2004).

5. Tak hanya kepemilikan saham dari luar perusahaan tetapi kepemilikan

saham dari dalam perusahaan seperti kepemilikan mayoritas keluarga

>50% dapat menekan adanya manajemen laba dalam perusahaan (Pusvita

Rina, 2016).

6. Pihak internal yang diharapkan mampu menekan tingginya manajemen

laba yaitu dewan komisaris independen dan komite audit yang merupakan

bagian dari perusahaan dengan anggota dari luar perusahaan. Namun

lemahnya pengawasan komisaris independen menumbuhkan niat manajer

untuk melakukan manajemen laba. Ukuran komisaris independen yang

keanggotaan seedikit dinilai belum mampu dalam pengawasan yang

maksimal (Br Rina dan Fahmi, 2015).

1.3. Batasan Masalah

Adapun keterbatasan dari peneliti yang nantinya akan mempengaruhi hasil

penelitiaan. Batasannya tak lain dari segi variabel yang akan diuji, dimensi waktu

penelitian, dan objek penelitian. Oleh karena itu, menurut identifikasi masalah

Page 29: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

11

11

yang ada peneliti akan membatasi variabel-variabel penelitian yang akan diuji

diantaranya kompensasi bonus, free cash flow, kinerja keuangan, corporate

governance, dan manajemen laba. Dengan variabel dependen yaitu manajemen

laba, variabel independen adalah kompensasi bonus, free cash flow, kinerja

keuangan dan variabel moderating adalah corporate governance dengan

proksinya komisaris independen dan kepemilikan institusional.

Fokus penelitian kali ini pada bidang jasa non keuangan seperti

manufaktur yang didalamnya ada sektor industri, sektor kimia, dan sektor

konsumsi. Diambilah sampel data dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini dikarenakan perusahaan manufaktur dilirik

oleh sebagian besar investor dan dari beberapa kasus yang ada menyeret

perusahaan manufatur ke dalam lubang pratik manajemen laba.

Pengambilan sampel pada seluruh sektor perusahaan manufaktur

dikhususkan pada perusahaan yang menyampaikan periode laporan keuangan

tahun 2014-2015, agar hasil penelitian ini berdasarkan dengan kondisi keuangan

terkini di perusahaan.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan diatas,

rumusan masalah dapat disusun secara rinci sebagai berikut:

1. Apakah kompensasi bonus berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen

laba ?

2. Apakah free cash flow berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen

laba ?

Page 30: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

12

12

3. Apakah kinerja keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen

laba ?

4. Apakah kompensasi bonus yang dimoderasi oleh komisaris independen

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba ?

5. Apakah free cash flow yang dimoderasi oleh komisaris independen

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba ?

6. Apakah kinerja keuangan yang dimoderasi oleh komisaris independen

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba ?

7. Apakah kompensasi bonus yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba ?

8. Apakah free cash flow yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba ?

9. Apakah kinerja keuangan yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba ?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh kompensasi bonus terhadap manajemen laba.

2. Untuk menganalisis pengaruh free cash flow terhadap manajemen laba.

3. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap manajemen laba.

4. Untuk menganalisis pengaruh kompensasi bonus terhadap manajemen laba

dimoderasi oleh komisaris independen.

Page 31: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

13

13

5. Untuk menganalisis pengaruh free cash flow terhadap manajemen laba

dimoderasi oleh komisaris independen.

6. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap manajemen laba

dimoderasi oleh komisaris independen.

7. Untuk menganalisis pengaruh kompensasi bonus terhadap manajemen laba

dimoderasi oleh kepemilikan institusional.

8. Untuk menganalisis pengaruh free cash flow terhadap manajemen laba

dimoderasi oleh kepemilikan institusional.

9. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap manajemen laba

dimoderasi oleh kepemilikan institusional.

1.6. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

1. Penelitian ini digunakan untuk memverifikasi kebenaran dari adanya teori

agensi dalam meminimalisir permasalahan manajemen laba dengan

penambahan komponen good corporate governance. Diharapkan

penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sekaligus

digunakan sebagai bahan referensi di masa mendatang.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang

ilmu akuntansi terutama berhubungan dengan analisis laporan keuangan.

b. Kegunaan Praktis

Page 32: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

14

14

1. Memberikan wacana tentang pentingnya kebijakan manajemen laba

perusahaan untuk mempertimbangkan penggunaan kebijakan akuntansi

dengan benar.

2. Bagi pihak manajemen perusahaan, diharapkan dari hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam pengambilan kebijakan

dalam perusahaan karena manajemen laba berawal dari metode yang salah.

3. Bagi para calon investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran mengenai kinerja keuangan perusahaan dengan memperhatikan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba sehingga dapat

menjadi bahan dasar acuan.

1.7. Orisinalitas Penelitian

Berbagai penelitian terkait dengan manajemen laba menunjukkan hasil

yang beragam. Hal ini disebabkan karena variabel pengukurannya berbeda pada

masing-masing penelitian. Selain itu, terciptanya hasil penelitian yang berbeda-

beda juga disebabkan karena penggunaan proksi dari masing-masing variabel

penelitian yang berbeda pula. Penelitian ini memiliki keterbaruan dengan

menambahkan variabel kompensasi bonus sebagai variabel yang dimoderasi oleh

komisaris independen dan kepemilikan institusional, dimana penelitian terdahulu

tidak memunculkan variabel tersebut.

Menurut Smallman Clive (2013) menyebutkan bahwa kompensasi bonus

yang diproksikan dengan CEO insentif berpengaruh positif terhadap manajemen

laba. Berbeda halnya dengan penelitian Abdi Veronika (2014), Priya Devyna

Page 33: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

15

15

(2013), dan Ferdiansyah Vicky (2014) berpendapat bahwa kompensasi bonus

tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Agustia Dian (2013) menyebutkan bahwa free cash flow memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Hasil serupa dengan

penelitian Dian Fransiska dan Permatasari Kono (2013) yang menyatakan free

cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Namun, Br

Rina (2015) berpendapat bahwa free cash flow berpengaruh positif signifikan

terhadap manajemen laba. Senada dengan itu, penelitian Pusvita Rina (2016) dan

Rusmin (2014) juga menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh positif

terhadap manajemen laba.

Leverage juga memberikan pengaruh terhadap manajemen laba (Abdi

Veronika dan Yogi, 2014; Agustia Dian, 2013; dan Widyastuti Tri, 2009).

Sedangkan pendapat penelitian selanjutnya berbanding terbalik, leverage

berpengaruh negatif terhadap manajemen laba (Pusvita Rina, 2016; Priya Defrita,

2015; Sriwedari Tuti, 2012; dan Gunawan Ketut, 2015).

Ada pun teori yang menguatkan dan mendasari penelitian ini yaitu Agency

Theory atau teori keagenan. Teori ini mengumukakan bahwa adanya perbedaan

kepentingan antara principal (pemilik) dan agen (manajer). Pihak principal

termotivasi untuk mengadakan kontrak dan diharapkan kontrak akan

menyejahterakan dirinya dengan tingkat profitabilitas yang tinggi. Sedangkan dari

pihak agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi

dan psikologinya. Dengan ini muncullah konflik antara agen dan principal.

Kondisi ini menyebabkan adanya asimetris informasi antar keduanya, dimana

Page 34: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

16

16

agen memiliki banyak informasi tentang perusahaan dibandingkan principal.

Keadaan ini memberikan keuntungan bagi agen untuk melakukan manipulasi

manajemen laba yang akan dilaporkan. Manajemen lebih banyak menggunakan

metode akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba daripada memaksimalkan atau

meminimalkan laba dan melakukan hal tersebut berharap menjaga stabilitas.

Orisinilitas peneliti disini dengan memberikan keterbaruan pada model

penelitian. Model yang belum pernah diteliti dimana kompensasi bonus

dimoderasi oleh komisaris independen dan kepemilikan institusional terhadap

manajemen laba. Keterbaruan model ini muncul dikarenakan peneliti ingin

meneliti sejauh mana kompensasi bonus akan memberikan dampak pada manajer

dalam mengelola dan mengatur laba. Dan pentingnya peranan moderasi dapat

menekan tingginya kompensasi dalam perusahaan.

Berdasarkan fenomena, research gap, dan dukungan dari teori yang ada

terdapat hasil penelitian yang beragam dan masih terjadi ketidakkonsistennya

hasil. Hal ini disebabkan selain karena variabel yang berbeda-beda setiap

penelitian, tetapi juga sampel penelitian dilakukan di berbagai negara yang

mempunyai peraturan kebijakan yang berbeda pula. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini penulis akan menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi

manajemen laba seperti kompensasi bonus, free cash flow, dan leverage di

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Page 35: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Kajian Teori Utama

2.1.1. Agency Theory (Teori Keagenan)

Agency Theory diperkenalkan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang

menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara pemilik sebagai principal

dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan maka akan muncul

permasalahan agensi karena masing-masing pihak tersebut akan selalu berusaha

untuk memaksimalisasikan fungsi utilitasnya.

Agen memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan

prinsipal, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi yaitu suatu kondisi

adanya ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai

penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder sebagai

pengguna informasi. Jensen dan Meckling juga menerapkan bagaimana konflik

antara principal dan agent mereda. Solusi yang diberikan yaitu melakukan

pengawasan dan manajer harus melakukan pembatasan atas tindakan-tindakannya

(bonding).

Menurut Eisenhardt (1989) menerangkan adanya penyebab munculnya

konflik keagenan bisa dilihat dari beberapa kondisi misalnya penggunaan arus kas

bebas (free cash flow) terhadap aktifitas yang tidak menguntungkan, peningkatan

manajer dengan melakukan over investasi, dan konsumsi berlebihan. Ada asumsi

sifat dasar manusia guna menjelaskan teori ini (1) manusia pada umumnya

Page 36: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

18

18

mementingkan dirinya sendiri (self interes), (2) manusia memiliki daya pikir yang

terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rasionality), dan (3)

manusia selalu menghindari risiko (risk averse).

Teori ini berkembang seiring dengan pertumbuhan zaman banyak yang

menyempurnakan definisi mengenai Agency Theory. Menurut Hearly dan Wahlen

(1999) pengertian manajemen laba adalah penurunan kualitas pelaporan keuangan

karena manajemen laba cenderung untuk menyediakan informasi yang

menyesatkan para pengguna laporan keuangan.

Berbeda dengan definisi Teori Keagenan menurut Scoot (201) menyatakan

bahwa cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya

sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam

menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political costs. Kedua,

dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting

(Efficient Earnings Management), dimana manajemen laba memberi manajer

suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam

mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak

yang terlibat dalam kontrak.

Jadi menurut peneliti dari sekian banyaknya definisi mengenai Agency

Theory ini hampir memiliki kesamaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Agency Theory adalah adanya kesalahan informasi atau asimetri informasi yang

dilakukan oleh principal dengan agent menyebabkan adanya konflik antar

keduanya. Konflik ini muncul adanya kepentingan yang berbeda antar kedua

belah pihak. Manajer yang berupaya untuk memperkaya dirinya sendiri melalui

Page 37: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

19

19

berbagai cara melalui manajemen laba. Sehingga sebisanya mungkin menyalahi

aturan yang ada tanpa sepengetahuan yang lain.

Prinsipal yaitu investor menginginkan pemengembalian yang tinggi dan

cepat atas investasinya. Agen yaitu manajemen menginginkan kepentingan

diakomodir dengan pemberian kompensasi atau bonus yang besar atas kinerjanya.

Perbedaan inilah masing masing pihak rentan untuk berusaha memperbesar

keuntungan bagi diri sendiri. Prinsipal menilai agen berdasarkan kemampuan

dalam mengelola kinerja laba yang baik. Ketika laba tinggi, maka agen dianggap

berhasil atau memiliki kinerja yang baik. Dari sini timbul usaha dari agen untuk

mempercantik laporan keuangan agar terlihat kinerja agen baik.

Konflik kepentingan ini akan menjadi semakin besar apabila pemilik

(principal) tidak mengawasi usaha atau aktivitas dari manajemen (agent). Hal ini

manajemen (agent) lebih memahami perusahaan atau sebagai pihak yang

memiliki akses langsung terhadap informasi perusahaan. Untuk meredakan

konflik ini solusinya perusahaan harus menerapkan good corporate governance

karena kemungkinan corporate governance dapat menurunkan biaya keagenan

(agency cost) di dalam perusahaan.

2.1.2. Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif merupakan pengembangan teori dari Watts dan

Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan praktiknya

dalam perusahaan serta memprediksi kebijakan yang akan dipilih manajer dalam

kondisi tertentu dimasa datang. Dalam teori ini ada beberapa alternatif akuntansi

Page 38: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

20

20

yang digunakan oleh setiap perusahaan dalam upaya pencapaian efisiensi dan

efektivitas perusahaan serta laba optimal. Hal ini sering disebut dengan tindakan

opportunities.

Menurut Watts dan Zimmerman (1960) melalui teori akuntansi positif ,

ada beberapa motivasi yang dilakukan dalam manajemen laba dengan tindakan

oportunitis antara lain :

1. Bonus Plan Hypothesis

Dari konsep ini menerangkan bahwa bonus atau kompensasi yang

dijanjikan pemilik perusahaan terhadap manajer perusahaan tidah hanya

memotivasi kinerja manajer untuk lebih baik lagi melainkan juga memotivasi

manajer untuk melakukan kecenderungan manajerial yang dicerminkan melalui

praktik laba.

2. Debt Convenant Hypothesis

Ukuran hutang yang besar menyebabkan sebagian kreditur menunda

tagihan hutang piutang kepada perusahaan. Hal ini menguntungkan bagi pihak

perusahaan, karena telah dapat mengelabuhi pihak ekstern dengan laporan palsu.

Dimana pihak manajemen perusahaan menunda waktu pengakuan hutang dan

meningkatkan labanya pada tingkat rasio hutang tertentu.

3. Political Cost Hypothesis

Manajer perusahaan akan cenderung melanggar regulasi pemerintah

seperti undang-undang perpajakan. Manajer memanfaatkan kondisi ini untuk

mempermainkan laba sesuai keinginan perusahaan yang akan berakibat pada

beban pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Kondisi ini mempermudah

Page 39: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

21

21

manajer perusahaan agar tidak membayar beban pajak lebih tinggi dari beban

sebenarnya.

Dari uraian definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa Teori Akuntansi

Positif merupakan kebijakan dan praktik akuntasi yang digunakan perusahaan.

Kebijakan yang sesuai prosedur akan menambah keberlangsungan perusahaan

maksudnya perusahaan akan bertahan lama walaupun laba atau rugi tanpa

menerapkan kecurangan didalamnya. Perusahaan akan merasa kinerja manajer

baik saat kesulitan keuangan itu tidak ada sehingga manajer terbebas dari tekanan

pelanggaran kontrak. Pemilihan metode akuntansi tidak lepas dari kepentingan

manajer untuk mengoptimalisasikan kepentingannya dengan mengorbankan

kepentingan pemegang saham.

Dalam teori ini menerangkan adanya dasar dari teori Information Content

of Earnings dan The Efficient Market Hypotesis. Hal ini menunjukkan tujuan dari

adanya pengujian ini untuk menguji seberapa besar kandungan informasi laba

untuk melihat reaksi pasar. Pasar akan bergejolak dengan adanya pengumuman

yang dihadirkan oleh perusahaan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan yang

berstatus sebagai bukan perata laba (Watts dan Zimmerman dalam Khafid, 2002).

2.2. Kajian Variabel Penelitian

2.2.1. Pengertian Laba

Laba merupakan hal terpenting dalam suatu perusahaan karena sangat

diperhatikan oleh pihak berkepentingan. Disamping itu, laba diharapkan cukup

untuk mempresentasikan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Page 40: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

22

22

Menurut Suwardjono (2014:455) yang dimaksud laba adalah kenaikan aset dalam

suatu perioda yang berasal dari kegiatan produktif yang dapat dibagi atau

didistribusi kepada pihak-pihak seperti kreditor, pemerintah, pemegang saham

(dalam bentuk bunga, pajak. dan dividen) tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas

pemegang saham semula. Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran

dalam suatu perioda jang dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan

kemakmuran awal nlasih tetap dipertahankan.

Menurut Harahap (2012:309) beberapa kenaikan konsep laba akuntansi

sebagai berikut (1) Dapat terus-menerus ditelusuri dan diuji, (2) Karena

perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan dilaporkan

secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa, (3) Memenuhi prinsip

konservatisme, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi dan tidak

memerhatikan perubahan nilai, (4) Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh

manajemen dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen.

Laba merupakan pos dasar yang memiliki banyak kegunaannya. Tujuan

dari pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi terkini terhadap pihak-

pihak berkepentingan tentang laporan keuangan. Tujuan khusus adanya pelaporan

laba adalah dalam laporan keuangan memproyeksikan angka-angka historical

income untuk membantu meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa

mendatang. Tujuan lainnya sebagai dasar pengenaan pajak pemerintah terhadap

perusahaan yang telah memiliki laba.

Page 41: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

23

23

2.2.1.1.Manajemen Laba

Manajemen Laba atau sering disebut juga dengan earnings management

merupakan masalah yang sering dihadapi oleh setiap perusahaan. Permasalahan

yang sulit untuk dihindari dikarenakan menyangkut adanya penggunaan metode

akuntansi yang mendasar, bukan untuk keuntungan individu semata tetapi juga

keuntungan perusahaan. Berikut ini pandangan para ahli mengenai manajemen

laba antaranya:

Menurut Schipper (1989), pengertian manajemen laba adalah sebagai

berikut:

“Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan

pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk mendapatkan

keuntungan-keuntungan pribadi.”

Menurut William Scott (2003), menyatakan pengertian manajemen laba

antara lain”

“Manajemen Laba merupakan suatu tindakan manajer yang memilih

kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan yang spesifik dan

kebijakan akuntansi yang dimaksud adalah penggunaan accrual dalam

menyusun laporan keuangan.”

Menurut Healy & Wahlen (1998), tentang pengertian manajemen laba:

“Managers manipulate earnings at the instigation of two motives. First,

opportunist motives that managers change firm’ earnings figures to

mislead investors to meet the manager's personal interests.”

. Manajemen laba itu dapat berpengaruh negatif dan dapat pula berdampak

positif bergantung pada pemilihan metode yang digunakan oleh manajer. Terdapat

beberapa metode dalam mendeteksi manajemen laba diantaranya,

1. Model Sloan (1996), perhitungan total akrual dengan pendekatan arus kas dan

laporan laba rugi dihitung dengan rumus:

Page 42: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

24

24

𝑇𝑎𝑡 = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑡 − 𝐶𝐹𝑂𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Dimana,

Tat = Total Akrual pada tahun t

Earnt = Laba Bersih pada tahun t

CFOt = Arus Kas Operasi pada tahun t

2. Model Jones (1991), dalam model ini mencoba mengontrol pengaruh

perubahan ekonomi dengan rumus:

𝐷𝐴𝑖𝑡 = 𝑇𝐴𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡– 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡

Dimana,

DAit = Discretionary Accrual pada tahun t

TAit/Ait = Total Akrual pada tahun t

NDAit = Nondiscretionary Accrual pada tahun t

3. Model De Angelo (1986), mengasumsikan bahwa tingkat akrual yang

nondiscretionary mengikuti pola random walk. Dalam model ini, De Angelo

menggunakan total akrual t-1 sebagai akrual nondiscretionary.

𝐷𝐴𝑖𝑡 = (𝑇𝐴 𝑖𝑡– 𝑇𝐴𝑖𝑡−1)

𝐴𝑖𝑡−1

Dimana,

DAit = Discretionary accruals perusahaan i pada periode ke t

TAit = Total accruals perusahaan i pada periode ke t

TA it-1 = Total accruals perusahaan i pada periode ke t-1

Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

Page 43: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

25

25

4. Model Friedlan (1994) juga menggunakan pengukuran discretionary accrual

dengan rumus:

DACt = ( TACt

Salest) − (

TACpd

Salespd)

Dimana,

DACt = Discretionary Accrual pada tahun t

TACt = Total Akrual pada tahun t

TACt = Total Akrual pada periode dasar

SALESpd = Penjualan pada tahun t

SALESpd = Penjualan pada periode dasar

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen laba adalah adanya campur tangan manajer dalam pelaporan

keuangan eksternal dengan penggunaan akrual guna suatu keperluan pribadi mau

pun perusahaan (Scoot, 2003). Dari beberapa metode pendeteksian manajemen

laba, peneliti akan menggunakan model De Angelo. Karena pengukuran

menggunakan pola random walk yang hanya berfokus pada perubahan total akrual

yang dimiliki oleh perusahaan.

2.2.1.2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba

Penelitian yang mengkaji tentang manajemen laba telah dilakukan oleh

beberapa peneliti. Penelitian Azlina Nur (2010) yang menganalisis faktor yang

mempengaruhi manajemen laba studi pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa

Efek Indonesia. Faktor-faktor penentu manajemen laba dalam penelitian ini yaitu

Page 44: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

26

26

dewan direksi, leverage, persentase saham yang ditawarkan ke public dan ukuran

perusahaan.

Dewan direksi mempengaruhi manajemen laba karena dengan adanya

dewan direksi meminimalis tindakan manajemen laba dalam suatu perusahaan.

Dewan direksi merupakan bagian dalam perusahaan yang bertanggungjawab atas

kepengurusan entitas. Dewan direksi tidak boleh memihak atau bisa disebut

dengan independen. Jumlah dari dewan direksi harus didasarkan pada kebutuhan

perusahaan supaya pengawasan dalam perusahaan efektivitas. Semakin banyak

jumlah dewan direksi di perusahaan maka akan semakin maksimal pengawasan

yang dilakukan.

Leverage merupakan rasio yang menilai berapa besar hutang yang

digunakan oleh perusahaan. Tingkat hutang yang tinggi akan menyebabkan

perusahaan cenderung meningkatkan presentase manajemen laba dengan tujuan

untuk mempertahankan kinerja yang baik dimata pimpinan atau investor. Tingkat

hutang akan jadi lebih besar apabila lebih banyak hutang jangka panjang yang

dimiliki oleh perusahaan. Hutang mengandung konsekuensi bagi perusahaan yang

artinya perusahaan harus membayar bunga dan pokok pada saat tanggal jatuh

tempo hutang tersebut. Besarnya tingkat hutang yang diinginkan sangat

bergantung pada stabilitas perusahaan sendiri. Oleh karena itu, tingkat hutang

yang tinggi akan memperkuat manajer untuk mengelola labanya dengan prosedur

yang bisa diterima khalayak serta tindakan manajemen labanya tidak diketahui.

Persentase laba yang ditawarkan ke public atau dengan kata lain

kepemilikan mayoritas umum dan masyarakat. Perusahaan yang melalukan listing

Page 45: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

27

27

pada Bursa Efek Indonesia telah memberikan kesempatan kepada masyarakat

umum untuk menanamkan saham pada perusahaan tersebut dengan harga saham

yang berbeda tiap perusahaan. Ini menggambarkan bahwa masyarakat juga ikut

menilai kinerja perusahaan dan bisa memonitoring kedesiplinan manajer untuk

bertindak sesuai keinginan pemegang saham. Dengan kata lain persentase laba

yang ditawarkan ke public ini akan menjadi alat yang efektif untuk mencegah

tindakan opportunistic manajemen untuk melakukan manajemen laba.

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar

dan kecilnya perusahaan dilihat dari berbagai sudut pandang, bisa dari total

aktivanya, log size, nilai pasar saham, dan lainnya. Ukuran perusahaan disini akan

berpengaruh terhadap manajemen laba dikarenakan perusahaan dengan skala

besar akan lebih diminati oleh analis, dimana perusahaan akan lebih transparan

kepada laporan keuangan yang dipublikasikan ke publik. Transparansi yang

dilakukan oleh perusahaan akan mengurangi asimetri informasi yang akan

menimbulkan manajemen laba.

Penelitian pada Agustia Dian (2013) menguji beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi manajemen laba. Tata kelola perusahaan (Corporate Governance),

free cash flow, dan leverage sebagai penentu dari manajemen laba. Dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa melalui mekanisme corporate governance

yang baik diharapkan dapat diperoleh laba yang baik tanpa terindikasi oleh

manajemen laba. Berikut faktor-faktor yang menjadi penentu atas manajemen

laba.

Page 46: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

28

28

Pertama, ukuran komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan

komisaris dalam rangka membantu tugas dan fungsinya. Komite audit merupakan

salah satu upaya dalam pelaksanaan corporate governance yang diharapkan

mampu mengurangi tindak manajemen labba dalam perusahaan. Ukuran komite

audit disini terdiri sekitar 3 atau 5 orang biasanya ganjil.

Kedua, proporsi dewan komisaris independen merupakaan keanggotaan

dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan. Komposisi dewan komisaris

efektif dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen, dimana dewan

komisaris merupakan orang yang bertanggungjawab untuk memberikan

pengawasan atas kinerja manajemen dan menyampaikannya kepada pemegang

saham. Maka dari itu, kinerja pengawasan maksimal dari dewan komisaris akan

memperkecil tindakan manajemen laba.

Ketiga, kepemilikan institusional merupakan jumlah kepemilikan saham

yang dimiliki oleh investor institut. Investor institusional adalah pihak yang dapat

memonitor agen dengan kepemilikannya yang besar, agar mendorong manajer

untuk memperkecil manajemen laba. Apabila investor institusional secara efektif

selalu mengawasi agen maka laporan keuangan akan lebih transparan.

Keempat, kepemilikan manajerial merupakan jumlah kepemilikan saham

yang dimiliki oleh manajemen maupun direktur perusahaan. Kepemilikan

manajerial akan meningkatkan tindakan manajemen laba termasuk didalamnya

income smoothing, income maximation, income minimalization, dan lainnya

semua ini selaras teori yang melandasi manajemen laba. Manajer tidak akan puas

Page 47: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

29

29

dengan kepemilikan sahamnya dengan itu manajer akan mencari celah untuk

memaksimalkan keuntungannya.

Kelima, free cash flow merupakan aliran kas bebas yang ada di perusahaan

setelah melakukan kegiatan operasionalnya. Aliran kas bebas ini diharapkan dapat

memotivasi manajer untuk meningkatkan harga sahamnya dibandingkan untuk

melakukan praktik manajemen laba.

Penelitian pada Khafid (2012) menguji beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi persistensi laba. Tata kelola perusahaan (Corporate Governance)

dan stuktur modal sebagai penentu dari persistensi laba. Dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa melalui mekanisme corporate governance yang baik.

Pertama, komposisi dewan komisaris merupakan jumlah keanggotaan

dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan. Komposisi dewan komisaris

efektif dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap kinerja manajemen, dimana

dewan komisaris ini merupakan orang yang bertanggung jawab untuk

memberikan pengawasan atas kinerja manajemen dan menyampaikan kepada para

pemegang saham. Karena itu dengan kinerja pengawasan yang baik maka akan

menaikan persistensi laba.

Kedua, kepemilikan manajerial merupakan jumlah kepemilikan saham

oleh pihak manajemen maupun direktur perusahaan. Kepemilikan manajerial

dapat meningkatan kualitas laba termasuk di dalamnya termasuk persistensi laba

selaras dengn alignment of interest hypothesis. Berdasarkan alignment of interest

hypothesis, kepemilikan wajib bagi dewan direksi dan manajemen dapat secara

efektif memotivasi kinerja manajer.

Page 48: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

30

30

Ketiga, kepemilikan institusional merupakan jumlah kepemilikan saham oleh

investor institut. Investor institusional merupakan pihak yang dapat memonitor agen

dengan kepemilikannya yang besar, agar motivasi manajer untuk menata laba

menjadi berkurang. Apabila investor institusioanal mampu secara efektif menjalankan

tugas dan fungsinya maka akan mencerminkan kualitas laba yang persisten.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Savitri Enni (2014)

menganalisis pengaruh leverage dan siklus hidup terhadap manajemen laba pada

perusahaan real estate dan property. Siklus hidup perusahaan dapat dijadikan alat

ukur praktek manajemen laba dalam perusahaan. Siklus hidup yang diproksikan

oleh pertumbuhan penjualan akan mengindikasikan penjualan perusahaan

berlangsung stabil atau fluktuatif. Perusahaan yang stabil dalam penjualan akan

lebih mudah memperoleh pinjaman dari pihak ketiga dan dapat menanggung

beban tetap yang lebih tinggi. Sedangkan untuk pertumbahn penjualan yang tidak

stabil atau cenderunng tinggi akan membutuhkan dana dari luar, penerbitan surat

hutang dinilai mampu untuk menyokong keuangan perusahaan dibandingkan

dengan dengan mengeluarkan saham baru dengan biaya emisi yang lebih besar.

2.2.2. Kompensasi Bonus

2.2.2.1.Pengertian Kompensasi

Kompensasi dalam sebuah perusahaan menyokong peranan terpenting

untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan adanya kompensasi yang

diberikan oleh perusahaan, karyawan atau pihak terkait dalam perusahaan akan

berusaha dengan baik dengan pengotimalan kinerjanya. Berikut ini pandangan

dari para beberapa ahli mengenai kompensasi bonus antara lain :

Page 49: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

31

31

Menurut Werther, William B and Devis, Keith (1985) menyatakan

pengertian kompensasi seperti berikut

“Compensation is what employee receive in exchange of their work.

Whether hourly wages or periodic salaries, the personnel department

usually designs and administers employee compensation.”

Menurut Andrew dan Edwin (dalam Annisa Elfira, 2014) mengemukakan

bahwa kompensasi adalah

“Kompensasi merupakan segala sesuatu yang dikontribusikan atau

dianggap sebagai balas jasa yang adil dan layak diberikan kepada para

pekerja dalam mencapai tujuan organisasi.”

Menurut pandangan Kerin, 2003 (dalam Harjum Muharam, 2004)

berpendapat bahwa kompensasi adalah

“Kompensasi adalah financial rewards and penalties yang diterima

seorang CEO selama dia melaksanakan tugasnya. Ada tiga isu utama

yang berhubungan dengan penentuan kompensasi: bentuk kompensasi

(compensation mix), besaran kompensasi (compensation level), dan

keterbukaan (disclosure).”

2.2.2.2.Tujuan dan Rencana Bonus

Adapun tujuan kompensasi bonus yang dilakukan oleh perusahaan

menurut Anisa Elfira (2014). Tujuannya sebagai berikut:

1. Ikatan kerja sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara

majikan dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugasnya dengan baik,

sedangkan pengusaha wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian

yang disepakati.

2. Kepuasan Kerja

Page 50: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

32

32

Dengan kompensasi karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari

jabatannya.

3. Pengadaan Efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang

qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

Menurut Anisa Elfira (2014) perencanaan bonus dibagi menjadi 3 aspek

pengelompokan program pemberian bonus diantaranya:

1. Dasar kompensasi, yaitu bagaimana pemberian bonus ditentukan. Dasar yang

paling umum adalah :

1) Harga saham

2) Kinerja berbasis biaya, pendapatan, laba atau investasi

3) Balanced scorecard

2. Sumber kompensasi, yaitu darimana pendanaan bonus berasal. Sumber

kompensasi yang paling umum adalah laba dan sumber perusahaan keseluruhan

berdasarkan total laba perusahaan.

3. Cara pembayaran, yaitu bagaimana bonus akan diberikan bisa dalam bentuk

tunai atau saham.

Page 51: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

33

33

Tabel 2.1

Rata-rata Gaji per Tahun CEO di Indonesia

Sumber: Harjum Muharram (2004)

Menurut lembaga survey The Wall Street Journal (Career Journal)

menyatakan bahwa rata-rata gaji eksekutif tertinggi di Indonesia terbagi dalam

tiga kelompok. Pertama, eksekutif dengan kisaran gaji Rp800 juta - 1,5 miliar per

tahun; kedua, Rp1,2 miliar - 2 miliar; dan ketiga, Rp1,8 miliar ke atas. Eksekutif

yang dimaksud di sini adalah level direksi, warga negara Indonesia, dan tak

terafiliasi (memiliki hubungan istimewa) dengan pemegang saham/pemilik

perusahaan (Muharram Harjum, 2004).

Sehingga untuk mengintrepetasikan kompensasi bonus yang ada dalam

perusahaan, pengukurannya sebagai berikut:

Kompensasi Bonus = unsur kompensasi (x1 + x2 + x3 + x4)

4

Dimana, unsur kompensasi meliputi:

x1 Pembayaran berupa saham atau opsi = 1

x2 Imbalan Jangka Pendek = 1

x3 Imbalan Jangka Panjang atau Pasca Kerja = 1

x4 Gaji Pokok dan Tunjangan Kesejahteraan = 1

Page 52: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

34

34

Berdasarkan pandangan dari beberapa ahli, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kompensasi adalah segala bentuk pemberian yang sifatnya material atau

non material dari pihak mana pun dapat ditinjau dari bentuk kompensasi, besaran

kompensasi, dan keterbukaan (Kerin dalam Harjum Muharam, 2004). Pemilihan

metode pengukuran ini menggunakan rasio dikarenakan peneliti ingin melihat

sejauh mana kompensasi yang diberikan perusahaan baik berupa materi maupun

non material dilihat dari segi bentuk kompensasinya. Bentuk kompensasi yang

dimaksud yaitu yang bersifat pokok dan tidak pokok. Contohnya antara lain gaji

dan tunjangan kesejahteraan, imbalan jangka pendek, imbalan jangka panjang,

dan kompensasi berupa saham.

2.2.3. Free Cash Flow

2.2.3.1.Pengertian Arus Kas

Kas merupakan unsur pokok dalam perusahaan karena bagian dari aktiva

lancar. Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan pokok,

disamping neraca dan laporan laba rugi. Jadi, untuk pelaporan kepada pihak di

luar perusahaan, laporan ini wajib dibuat. Para pemakai laporan ingin mengetahui

bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.

Laporan arus kas pada dasarnya mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk

melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode

tertentu. Sedangkan arus kas bebas sendiri, kas yang tidak digunakan setelah

operasional perusahaan selesai.

Page 53: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

35

35

Dalam laporan keuangan terdapat laporan arus kas yang didalamnya

terdapat komponen arus kas operasional, arus kas pendanaan, dan arus kas

investasi. Arus kas operasi diperoleh dari kegiatan usaha perusahaan. Kegiatan

usaha utama ini adalah menghasilkan barang atau jasa dan menjualnya. Kegiatan

ini mencakup penerimaan dan pengeluaran kas misalnya penjualan secara tunai,

penerimaan utang, pembelian bahan secara tunai, dan pembayaran utang usaha.

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang, serta

investasi lain yang tidak masuk secara kas. Contoh dari arus kas yang berasal dari

aktivitas ini adalah perolehan atau penjualan aktiva tetap dan investasi. Aktivitas

pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta

komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

2.2.3.2.Manfaat Laporan Arus Kas

Tujuan aliran kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai

penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode (Kieso,

2007:212). Data arus kas mempunyai manfaat dalam beberapa konteks keputusan,

seperti; (1) memprediksi kesulitan keuangan, (2) menilai resiko, ukuran, dan

waktu keputusan pinjaman, (3) memprediksi peringkat (rating) kredit, (4) menilai

perusahaan, dan (5) memberikan informasi tambahan pada pasar modal. Demikian

halnya Sloan (1996) yang menyebutkan kinerja earning yang teratribut dari

komponen arus kas menghasilkan laba yang berkualitas. Arus kas dari operasi

dipilih dalam penelitian karena aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan

bukan dari aktivitas lain.

Berikut ini pengertian free cash flow dari beberapa ahli antara lain:

Page 54: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

36

36

Menurut Jensen tahun (1986) pengertian free cash flow adalah

“Free cash flow adalah kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai

semua proyek yang memiliki net present value positif setelah membagi

deviden. Adanya definisi yang ditemukan dan dikemukan oleh Jensen ini

muncullah beberapa pengembangan atas definisi free cash flow dari tahun

ke tahun.”

Pandangan Ross et al. (2002) mendefinisikan tentang free cash flow yang

menyatakan bahwa

“Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan

kepada para kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk

modal kerja atau investadi pada aset. Manajer lebih menginginkan dana

tersebut diinvestasikan lagi pada proyek yang dapat menghasilkan

keuntungan karena akan meningkatkan insentif mereka sedangkan

pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan untuk

investasi masa depan.”

Sedangkan definisi free cash flow menurut Brigham dan Houstan (2006)

sebagai berikut

“Kas yang tersedia didistribusikan kepada seluruh investor setelah

perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-

produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan

operasi yang berjalan.”

Untuk menginterpretasikan free cash flow ada beberapa cara untuk

mengkalkulasinya seperti berikut ini:

1. Model pengukuran dari Copeland et al, 1991 dalam Kousenidis et al, 1998

FCF = Et + NCCt − ∆WCt − ∆FAt

TAt

Dimana.

Et = Laba Bersih pada tahun t

NCCt = Non Cash Charge pada tahun ke t

∆WCt = Working Capital pada tahun ke t

Page 55: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

37

37

∆FAt = Fixed Assets pada tahun ke t

TAt = Total Assets pada tahun t

2. Model yang dikembangkan oleh Brigham dan Houstan, 2010 mengemukakan

rumus:

FCF = NOPAT − Investasi bersih pada modal operasi

Dimana.

NOPAT = Net Operating Profit After Tax

Investasi Bersih = total modal operasit – total modal operasit-1

Dari berbagai definisi dan pengembangannya, peneliti menarik kesimpulan

bahwa free cash flow adalah sisa kas yang dimiliki perusahaan akibat telah

selesainya kegiatan operasional. Sisa kas ini dapat digunakan untuk diinvestasikan

guna menambah insentif manajer dan dapat disimpan di perusahaan sebagai

investasi masa depan demi mempertahankan operasi yang berjalan. Namun

perusahaan bisa mengalokasikan investasi dengan net present value negative

dengan membayar hutang pihak ketiga atau membagikan deviden. Dari beberapa

pengukuran diatas peneliti menggunakan model pengukuran dari Copeland et al.

Dikarenakan lebih memperhitungkan free cash flow pada tahun tersebut dan

sesuai dengan pengukuran manajemen laba yang menggunakan metode akrual.

2.2.4. Kinerja Keuangan

2.2.4.1.Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan merupakan suatu usaha formal yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan

Page 56: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

38

38

yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Berikut ini telaah kinerja

keuangan dari tahun ke tahun sebagai berikut:

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) pengertian kinerja keuangan

antaranya

“Kinerja Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan

mengendalikan sumber daya yang dimilikinya.”

Menurut Bambang Riyanto (2002) dalam bukunya menyebutkan definisi

kinerja keuangan sebagai berikut

“Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic

planning suatu organisasi..”

Untuk mengukur kinerja keuangan, biasanya perusahaan melakukan

analisis laporan keuangan, yaitu sebuah proses untuk mempelajari data-data

keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan,

hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan, sehingga dapat dijadikan

sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Ada beberapa jenis teknik analisis laporan keuangan antara lain analisis

perbandingan laporan keuangan, analisis trend, analisis persentase per komponen,

analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis rasio keuangan, analisis

perubahan laba kotor, dan analisis break even point.

Dari beberapa analisis laporan keuangan, yang sering digunakan untuk

menilai kinerja keuangan adalah analisis rasio keuangan. Menurut Ross et al

(2002) rasio keuangan adalah hubungan yang dihitung dan informasi keuangan

suatu perusahaan dan digunakan untuk tujuan perbandingan. Sedangkan

pengertian analisis rasio keuangan itu sendiri adalah analisis dengan

Page 57: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

39

39

membandingkan satu pos laporan dengan dengan pos laporan keuangan lainnya,

guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik dalam neraca maupun

dalam laporan laba rugi. Hasil analisis rasio keuangan ini digunakan untuk

menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti

yang telah ditetapkan, untuk menilai kemampuan manajemen dalam

memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif, dan untuk mengevaluasi

kondisi dan kinerja keuangan perusahaan.

2.2.4.2.Rasio Keuangan

Adapun jenis rasio keuangan antara lain rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan rasio penilaian. Rasio

likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar

perusahaan maupun didalam perusahaan (Weston, 2004).

Rasio solvabilitas atau lebih sering dikenal dengan nama rasio leverage

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana assets perusahaan

dibiayai dengan utang. Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan, baik penjualan,

persediaan, penagihan utang, dan lainnya.

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu.

Rasio pertumbuhan adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam mempertahankan posisi keuangannya di tengah pertumbuhan

perekonomian dan sektor usahanya.

Page 58: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

40

40

Dalam penelitian ini, peneliti memilih variabel kinerja keuangan dengan

indikator leverage. Pemilihan leverage disini melihat kemampuan perusahaan

dilihat dari segi hutang yang dimiliki. Menurut Kasmir (2008) untuk melakukan

pengukuran terhadap rasio leverage, terdapat berbagai macam jenis pengukuran

sebagai berikut:

1. Debt to Equity Ratio atau Rasio hutang modal

Menurut Kasmir 2008, Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh

mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan

merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari

hutang. Rasio ini disebut juga dengan rasio leverage.

Dapat disimpulkan debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total

hutang dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada. Semakin

kecil akan semakin baik karena perusahaan mengurangi proposi ekuitas yang

digunakan dan hutang untuk membiayai aset.

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (DER) = Total Utang (𝐷𝑒𝑏𝑡)

Ekuitas (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

2. Debt to Assets Ratio atau Rasio hutang aktiva

Menurut Kasmir tahun 2008, Debt Ratio merupakan pengukuran dengan

membandingkan antara total utang dan total aktiva. Dari hasil pengukuran,

apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak,

maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman

karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya

Page 59: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

41

41

dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah,

semakin kecil perusahaan dibiayai oleh utang. Standar pengukuran untuk

menilai baik tidaknya rasio perusahaan digunakan rasio rata-rata industri

sejenis.

Kesimpulannya Debt to Assets Ratio salah satu pengukuran rasio keuangan

yang dilihat dari seberapa besar aktiva dan kekayaan perusahaan cukup untuk

membayar hutang. Semakin kecil hasilnya akan semakin bagus artinya

perusahaan telah mengurangi hutang sehingga asetnya dapat dimanfaatkan

untuk meningkatkan laba dan tidak hanya membiayai utang.

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (DAR) = Total Utang (𝐷𝑒𝑏𝑡)

Assets

3. Times Interest Earned

Menurut Kasmir 2008, mengatakan bahwa rasio ini disebut dengan rasio

penutupan (coverage ratio) yang mengukur kemampuan pemenuhan

kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh

mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan

kewajiban membayar bunga pinjaman.

Jadi pengukuran ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

membayar bunga dan hutang. Jika dipakai untuk mengukur lebih dari satu

periode maka nilai yang semakin besar menunjukkan EBIT yang dimiliki

perusahaan lebih besar nilainya daripada beban bunga yang dibayar sehingga

perusahaan mampu menutupinya. Sebaliknya hasil pengukuran menunjukkan

nilai yang kecil maka perusahaan hanya mampu membayar bunga.

Page 60: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

42

42

𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 = Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak

Beban Bunga

Dari pengertian kinerja keuangan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur

keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat

prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan perusahaan dengan

mengandalkan sumber daya yang ada. Dari 3 cara perhitungan tersebut, peneliti

akan menggunakan Rasio hutang aktiva / Debt to Assets Ratio dikarenakan ingin

mengukur seberapa besar hutang yang dimiliki perusahaan untuk membiayai

aktiva. Karena analisis ini tak hanya mencakup kewajiban hutang lancar tetapi

juga hutang jangka panjang dalam melakukan penilaian atas kinerja keuangan

perusahaan.

2.2.5. Corporate Governance

2.2.5.1.Pengertian Good Corporate Governance

Corporate governance atau sering disebut juga tata kelola perusahaan

penting untuk diimplementasikan pada perusahaan go public karena berdampak

pada keunggulan kompetitif perusahaan terhadap pandangan masyarakat. Good

Corporate Governance (GCG) merupakan bentuk dari perlindungan para

pemegang saham terhadap manipulasi laporan keuangan yang dinterpretasikan

dalam manajemen laba.

Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep GCG ini, pertama, pentingnya

hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat waktu.

Kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara akurat,

Page 61: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

43

43

tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan,

kepemilikan, dan stakeholder.

Menurut Forum Corporate Governance Indonesia (2003) menyebutkan

“Sistem corporate governance memberikan perlindungan efektif bagi

pemegang saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh

return atas investasinya dengan benar. Corporate governance juga

membantu menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya

pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor korporat. Corporate

governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan

hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah,

karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan

hak dan tanggung jawabnya.”

Pengertian Corporate Governance menurut Komite Cadbury, 1992 (dalam

Dian Agustia, 2013) menyatakan bahwa

“Corporate Governance merupakan suatu sistem yang mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar mencapai kesinambungan

antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan untuk

menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada

stakeholder.”

Di Indonesia, Good Corporate Governance terdiri dari tiga unsur, yaitu

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan direksi, dan dewan komisaris

yang dibantu oleh komite audit. Selain itu, pemerintah melalui BAPEPAM

mensyaratkan adanya pihak independen di dalam dewan komisaris, yang

selanjutnya disebut komisaris independen.

Dalam penelitian ini GCG diproksikan dengan ukuran dewan komisaris

dan kepemilikan institusional. Dewan komisaris dibutuhkan untuk memastikan

bahwa perusahaan terbebas dari konflik kepentingan, tekanan, dan pengaruh dari

pihak-pihak lain dalam setiap pengambilan keputusan.

Page 62: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

44

44

Jumlah anggota dewan komisaris harus sesuai dengan perusahaan dengan

tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan. Semakin besar

jumlah anggota dewan komisaris, maka semakin maksimal pengawasan yang

dapat dilakukan (National Code for Good Corporate Governance, dalam Marihot

Nasution 2007).

Dewan komisaris dapat terdiri dari komisaris yang tidak berasal dari pihak

yang terafiliasi yang dikenal dengan Komisaris Independen. Jumlah komisaris

independen harus dapat menjamin agar mekanisme pengawasan dapat berjalan

secara efektif. Bursa Efek Indonesia, menyatakan bahwa jumlah minimal

komisaris independen adalah 50% dari jumlah anggota dewan komisaris.

Top Share yang diindikatori dengan kepemilikan mayoritas institusional.

Top share merupakan pemegang saham mayoritas yang menjadi pemegang saham

pengendali (controlling shareholder). Penerapan corporate governance dikatakan

baik jika tidak terdapat top share (dalam hal ini pemegang saham mayoritas) yang

menjadi pengendali perusahaan atau disebut controlling shareholder (Pusvita

Rina dan Maswar, 2016).

Unsur-unsur good corporate governance dalam penelitian ini

menggunakan analisis faktor untuk memperoleh nilai dari good corporate

governance itu sendiri. Berikut unsur-unsur didalam penelitian ini :

2.2.5.2.Komisaris Independen

1) Pengertian

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) pengertian

komisaris independen sebagai berikut :

Page 63: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

45

45

“Dewan komisaris dibutuhkan untuk memastikan bahwa perusahaan

terbebas dari konflik kepentingan, tekanan, dan pengaruh dari pihak-

pihak lain dalam setiap pengambilan keputusan. Jumlah anggota dewan

komisaris harus sesuai dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap

memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan”

Menurut Sulistyanto (2008) mendefinisikan komisaris independen sebagai

berikut :

“Suatu lembaga yang mengemban peranan penting dalam mewujudkan

kehidupan bisnis yang sehat, bersih, dan bertanggungjawab.”

Menurut Forum for Corporate Governance (2003) memberikan definisi

sebagai berikut :

“Komisaris independen dapat diartikan sekelompok orang diluar

perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas

dan keseluruhan. Adanya komisaris independen dapat menyeimbangkan

pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan dalam hal hak

pemegang saham minoritas dan pihak terkait lainnya.”

2) Tugas dan Tanggungjawab

Secara umum komisaris independen memiliki kewenangan yang lebih

dalam pengawasan terhadap manajer sehingga penyimpangan dapat diminimalisir.

Menurut Sulistyanto (2008) tugas dan tanggungjawab dari komisaris independen

harus memastikan bahwa perusahaan :

a. Memiliki strategi bisnis yang efektif

b. Mengangkat eksekutif dan manajer yang professional

c. Memiliki sistem pengendalian dan audit yang baik

d. Mematuhi hokum dan peraturan yang masih berlaku

e. Risiko dan potensi kritis perusahaan selalu diidentifikasi dan dikelola

dengan baik

Page 64: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

46

46

Sehingga untuk mengintrepretasi komisaris independen dalam perusahaan

digunakan pengukuran sebagai berikut :

Ukuran Dewan = Jumlah Anggota Dewan Komisaris

Komisaris Independen = Jumlah Komisaris Independen

Jumlah Anggota Dewan Komisaris

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komisaris

independen merupakan lembaga yang bersifat independen bernaung dalam suatu

perusahaan dengan bertanggungjawab penuh atas pengambilan keputusan

(Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006).

2.2.5.3.Kepemilikan Institusional

1) Pengertian

Menurut Naftalia (2013) pengertian kepemilikan institusional antara lain :

“Kepemilikan institusional yaitu kepemilikan saham perusahaan oleh

pihak luar perusahaan yang berbentuk institusi, yang diharapkan dapat

mengurangi tindakan manajemen perusahaan yang menyimpang.”

Menurut Yang et al 2009 (dalam Agustia Dian 2013) menjelaskan

pengertian dari kepemilikan institusioanl adalah

“Kepemilikan institusional adalah bagian dari saham perusahaaan yang

dimiliki oleh investor institusi, seperti perusahaan asuransi, institusi

keuangan (bank, perusahaan keuangan, kredit), dana pensiun, investment

banking, dan perusaha-an lainnya yang terkait dengan kategori tersebut.”

Menurut Boediono 2005 (dalam Yogi dan Damayanti 2016) memberikan

pengertian kepemilikan institusional sebagai berikut :

“Pihak institusi yang memiliki proporsi saham pada suatu perusahaan

akan meningkatkan sistem pengawasannya pada kinerja manajemen untuk

meminimalisir tindakan-tindakan kecurangan yang mungkin dapat

terjadi.”

Page 65: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

47

47

2) Kelebihan Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional memiliki banyak kelebihan diantaranya diduga

mampu mencegah terjadinya manajemen laba. Investor institusional dianggap

lebih professional dalam mengendalikan portofolio investasinya, sehingga lebih

kecil kemungkinan mendapatkan informasi keuangan yang terdistorsi, karena

memiliki tingkat pengawasan yang tinggi (Boediono, 2005 dalam Yogi dan

Damayanti, 2016). Kelebihan tersebut diantaranya :

a. Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih daripada

investor individual untuk mendapatkan informasi.

b. Investor institusional memiliki profesionalisme dalam menganalisa

informasi, sehingga dapat menguji tingkat keandalan informasi.

c. Investor institusional, secara umum, memiliki realsi bisnis yang lebih

kuat dengan manajemen.

d. Investor institusional memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan

pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.

e. investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham

sehingga dapat meningkatkan jumlah informasi secara cepat yang

tercermin di tingkat harga.

Semakin besar prosentase saham yang dimiliki oleh kepemilikan

instiusional akan menyebabkan pengawasan yang dilakukan menjadi lebih efektif

karena dapat mengendalikan perilaku oportunistik dan mengurangi agency cost.

Mengintrepretasi kepemilikan institusional dalam perusahaan digunakan

pengukuran sebagai berikut :

Page 66: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

48

48

Kepemilikan Institusonal = Jumlah saham dimiliki institusional

Total saham perusahaan

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemilikan

institusional merupakan proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pemilik

institusional. Kepemilikan institusional seperti asuransi, bank, dana pensiunan,

dan investment banking yang menanamkan saham pada perusahaan tersebut

(Yang et al, 2009 dalam Agustia Dian, 2013).

2.3. Kajian Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian terkait dengan manajemen laba menunjukkan hasil

yang beragam. Hal ini disebabkan beragam pula variabel yang digunakan serta

penggunaan pengukuran yang dapat merepresentasi praktik manajemen laba .

Selain itu, perbedaan hasil penelitian juga dipengaruhi faktor internal dan

eksternal perusahaan serta tahun penelitian dilaksanakan juga berbeda sehingga

pasti terdapat perkembangan dari penelitian terdahulu.

Salah satu penelitian yang menguji pengaruh kompensasi dan leverage

terhadap manajemen laba adalah Abdi Veronika dan Yulius Jogi Christiawan

(2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi bonus berpengaruh

negatif sedangkan leverage berpengaruh positif pada manajemen laba. Berbeda

dengan penelitian Smallman Clive (2013) yang menyebutkan bahwa kompensasi

terutama Chief Excecutif Officer (CEO) kompensasi berpengaruh pada perusahaan

baik nilainya tinggi atau rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Tresnaningsih Elok (2008) menunjukkan

bahwa free cash flow berpengaruh positif pada manajemen laba. Hal serupa

dengan penelitian yang dilakukan oleh Pusvita Rina (2016) yang menjelaskan

Page 67: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

49

49

hasil penelitiannya bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap manajemen

laba. Namun berbeda dengan penelitan Agustia Dian (2013) yang menyebutkan

bahwa free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Hubungan kinerja keuangan terhadap manajemen laba juga diteliti oleh

para peneliti. Kinerja keuangan yang di proyeksi dengan indikator leverage dan

profitabilitas menghasilkan hasil yang beragam disetiap tahunnya. Penelitian

Pusvita Rina (2016) menyebutkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif

sedangkan leverage berpengaruh negatif.

Berbeda dengan Widyastuti Tri (2009) menunjukkan bahwa baik leverage

dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Berbanding

terbalik dengan penelitian sebelumnya, Priya Defrita (2015) menjelaskan leverage

dan profitabilitas keduanya tidak berpengaruh.

Hubungan antara tata kelola perusahaan dan manajemen laba sebelumnya

juga telah diteliti oleh Nasution Marihot (2007) peranan Good Corporate

Governance yang diindikatori dewan komisaris dan komite audit mampu

mengurangi praktik manajemen laba yang terjadi perusahaan. Senada dengan

penelitian Agustia Dian (2013) yang juga menunjukkan bahwa Good Corporate

Governance mampu meminimalir percobaan manipulasi dalam perusahaan.

Hubungan antara struktur kepemilikan dan manajemen laba juga diteliti

oleh Widyastuti Tri (2009) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan dalam penelitian

Pusvita Rina (2016) struktur kepemilikan yang diindikatori oleh kepemilikan

keluarga dapat berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

Page 68: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

50

50

Tabel 2.2

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun)

Metode

Analisis

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Marihot

Nasution

(2007)

Regresi

Linear

Berganda

Dependen:

Manajemen Laba

Independen:

Good Corporate

Governance

Proporsi dewan komisaris

dan ukuran dewn komisaris

berpengaruh positif

signifikan terhadap

manajemen laba.

Keberadaan komite audit

berpengaruh negatif

terhadap manajemen laba.

2. Elok

Tresnaningsih

(2008)

Regresi

Linear

Berganda

Dependen:

Manajemen Laba

Independen:

Free Cash Flow,

Tingkat Monitoring

Kreditur, Kualitas

Audit dan Proporsi

Komisaris Independen

Kontrol:

Arus Kas Operasi dan

Ukuran Perusahaan

Free cash flow, tingkat

monitoring kreditur, dan

ukura perusahaan

berpengaruh positif,

sedangkan yang lainnya

berpengaruh negatif.

3. Tri

Widyastuti

(2009)

Regresi Dependen:

Manajemen Laba

Independen:

Struktur Kepemilikan

dan Kinerja Keuangan

Struktur kepemilikan

institusional dan manajerial

berpengaruh negatif

terhadap manajemen laba.

Ukuran perusahaan,

leverage, dan profitabilitas

berpengaruh positif terhadap

manajemen laba.

4. Dian Agustia

(2013)

Multiple

Regression

Analysis

Dependen:

Manajemen Laba

Independen:

Good Corporate

Governance, Free Cash

Flow, dan Leverage

Good Corporate

Governance dan Free Cash

Flow tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba.

Leverage berpengaruh

positif terhadap manajemen

laba.

5. Clive

Smallman

(2013)

Regression

Analysis

Dependen:

CEO compensation-

firm performance

relationship

Independen: Ownership

Ownership Concentration

baik tinggi atau rendah

berpengaruh terhadap CEO

compensation-firm

performance relationship

Page 69: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

51

51

Concentration

6. Rusmin

(2014)

Ordinary

Least

Squares

(OLS)

Multiple

Regression

Dependen:

Earnings Management

Independen:

Surplus Free Cash

Flow and Audit Quality

Di Negara Singapura dan

Malaysia, Surplus Free

Cash Flow and Audit

Quality berpengaruh positif

terhadap earnings

management.

Di Indonesia, Surplus Free

Cash Flow and Audit

Quality tidak berpengaruh

terhadap earnings

management.

7. Veronika

Abdi dan

Yogi

(2014)

Regresi

Linear

Berganda

Dependen:

Earnings Management

Independen:

Kompensasi Bonus,

Leverage, dan Pajak

Kompensasi bonus tidak

berpengaruh terhadap

earnings management.

Leverage dan pajak

berpengaruh positif terhadap

earnings management.

8. Defrita Priya

(2015)

Regresi

Linear

Berganda

Dependen:

Manajemen Laba

Independen:

Kinerja Keuangan

Leverage dan profitabilitas

tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba.

9.

Rina Pusvita

(2016)

Regresi

Linear

Berganda

Dependen:

Earnings Management

Independen:

Free Cash Flow dan

Kinerja Keuangan

Moderating:

Good Corporate

Governance (Kualitas

Audit dan Kepemilikan

Keluarga)

Free cash flow dan

profitabilitas berpengaruh

positif terhadap earnings

management, sedangkan

leverage tidak berpengaruh.

Kualitas audit mampu

memoderasi free cash flow

dan leverage.

Kepemilikan keluarga

mampu memoderasi

leverage.

2.4 Kerangka Berfikir

Manajemen laba merupakan salah satu dari bentuk asimetri informasi yang

terjadi akibat adanya teori agensi. Hal ini dikarenakan manajer lebih memiliki

banyak informasi atas perusahaan yang dikelolanya. Manajer menginterpretasikan

Page 70: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

52

52

laba sebagai perspektif yang oportunis, sehingga manajer lebih ingin mengambil

keputusahan sepihak. Tindak oportunis manajer dapat diminimalisir dengan

penerapan komponen good corporate governance.

Kehadiran good corporate governance diharapkan mampu menciptakan

sikap yang transparan dari seorang manajer. Good corporate governance juga

diharapkan mampu mengurangi terjadinya kasus manipulasi terhadap earnings

management. Mekanisme good corporate governance meliputi mekanisme

internal, seperti adanya struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial dan

kompensasi eksekutif, dan mekanisme eksternal, seperti pasar untuk kontrol

perusahaan, kepemilikan institusional dan tingkat pendanaan dengan hutang atau

debt financing (Barnhart dan Rosenstein, 1998). Banyak faktor yang

mempengaruhi perusahaan dalam penetapan manajemen laba.

Gambar 2.1 Model Penelitian

Free Cash Flow

Kinerja Keuangan

Manajemen Laba

Kepemilikan Institusional

H1 +

H2 -

H3 +

H7 H8 H9

H4 H5 H6 Kompensasi Bonus

Komisaris Independen

Page 71: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

53

53

2.5. Pengembangan Hipotesis Penelitian

2.5.1. Pengaruh Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba

Bonus plan hypothesis merupakan salah satu motif pemilihan suatu

metode akuntansi tidak terlepas dari positif accounting theory. Hipotesis ini

menyatakan bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih menyukai

metode akuntansi yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut

diharapkan dapat meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima

seandainya komite kompensasi dari Dewan Direktur tidak menyesuaikan dengan

metode yang dipilih (Watts dan Zimmerman, 1990).

Kompensasi bonus merupakan salah satu cara perusahaan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Jika perusahaan memiliki

mekanisme kompensasi (bonus scheme), maka manajer akan melakukan tindakan

manipulasi pada laba bersih perusahaan untuk memaksimalkan bonus yang akan

diterima. Banyak jenis kompensasi yang diberikan oleh perusahaan. Jenis

kompensasi dapat bersifat pokok atau tidak. Cara pembayaran kompensasi juga

dapat dilakukan secara tunai atau saham atau opsi. Manajer tidak akan melakukan

praktik manajemen laba yang berlebih jika skema pemberian bonus yang

diberikan perusahaan berupa saham kepada manajer.

Pemilik menetapkan bonus berdasarkan batas atas dan batas bawah.

Manajer mendapatkan bonus jika laba perusahaan di atas batas bawah, sedangkan

jika laba perusahaan di bawah dari batas bawah manajer tidak akan mendapatkan

bonus. Batas atas diperuntukkan dalam menghitung maksimal perolehan laba

yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan bonus. Dengan artian manajer akan

Page 72: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

54

54

bertindak oportunis untuk selalu mendapatkan bagian labanya ditiap periode

(Sulistyanto, 2008).

Didukung dengan adanya teori agensi Jensen dan Meckling (1976),

permasalahan keagenan muncul akibat sifat oportunis dari manajemen. Manajer

akan mengelola kinerja yang dilaporkan agar selalu terlihat lebih bagus daripada

kinerja sesungguhnya. Manajer melakukan manajemen laba agar kinerja seakan-

akan meningkat dari periode ke periode. Hal inilah yang membuat pemilik keliru

dalam menilai kinerja manajer. Pemilik juga keliru dalam mengambil keputusan

jangka panjang. Hal ini dikarenakan pemilik memiliki informasi sedikit berkaitan

dengan perusahaan dibandingkan informasi yang dimiliki manajer.

Dalam penelitian Elfira Anisa (2014) yang meneliti pengaruh kompensasi

bonus dan leverage pada perusahaan manufaktur, menyatakan bahwa kompensasi

bonus berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Dengan perhitungan nilai

signifikansi 0,003 < α 0,05 yang maknanya positif signifikan berpengaruh.

Selanjutnya penelitian dari Ferdiansyah Vicky (2014) penelitiannya beranggapan

bahwa kompensasi bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba

dengan nilai signifikansi diatas α 0,05 yaitu 0,828.

Penelitian Abdi Veronika dan Yogi (2014) menyatakan bahwa kompensasi

bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dalam

penelitiannya, hasil signifikansi diperoleh sebesar 0,759 diatas nilai signifikasi α

0,05 sehingga hasil hipotesinya tidak terbukti. Hasil serupa pada penelitian

Devynda dan Rafky Nazar yang menyebutkan bahwa kompensasi bonus

menghasilkan nilai koefisien dengan arah negatif sebesar -0.744428 yang berarti

Page 73: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

55

55

kompensasi bonus tinggi maka ada indikasi praktik manajemen laba rendah dalam

perusahaan.

2.5.2. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Manajemen Laba

Aliran kas baik yang masuk dan keluar bersifat sangat liquid, dimana

dapat dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko

perubahan yang signifikan. Data arus kas yang sederhana dan relatif mudah untuk

diinterpretasikan menyebabkan data ini sering dijadikan indikator keuangan tak

terkecuali cek atas kualitas laba itu sendiri. Apabila melihat inti dari sebuah siklus

dari kegiatan perusahaan itu sendiri adalah perolehan dan penggunaan dananya.

Data yang mencakup perincian dari arus dana akan menjadi sangat penting,

sehingga aliran kas dapat mengindikasikan kualitas laba.

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa jika arus kas bebas dalam

perusahaan tidak digunakan atau diinvestasikan untuk memaksimalkan atau

menyeimbangkan bunga pemegang saham, maka hal ini akan memunculkan

masalah keagenan. Manajer akan memilih untuk berinvestasi pada proyek yang

tidak menguntungkan berkaitan dengan kemakmuran diri mereka sendiri.

Hasilnya, perusahaan akan berada pada posisi pertumbuhan yang rendah. Namun

manajer bisa mengalihkan investasi yang sifatnya negatif dengan cara membayar

hutang pada pihak ketiga atau membagikan deviden pada pemegang saham.

Arus kas bebas dapat menunjukkan seberapa besar perusahaan tumbuh,

dapat membayarkan hutang kepada pihak ketiga, dan bisa membagikan deviden

kepada para pemegang saham atau berinvestasi pada proyek-proyek tertentu

dikarenakan free cash flow yang tinggi. Namun sebaliknya dengan arus kas bebas

Page 74: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

56

56

yang rendah perusahaan tidak ada kesempatan untuk membayar hutang kepada

pihak ketiga dan melakukan pembagian deviden atau berinvestasi (White et all,

2003 dalam Dian A 2013).

Manajer tidak akan melakukan praktik manajemen laba dikarenakan

semakin tingginya sisa kas operasi yang tersedia dalam perusahaan akan membuat

perusahaan akan lebih memilih untuk membayar hutangnya atau membagikan

dividen. Manajer akan lebih mengoptimalkan sisa kas yang berlebih itu untuk

kemakmuran perusahaan dan akan lebih selektif dalam melakukan investasi. Jika

investasi dianggap akan menghasilkan net present value yang negatif maka

manajer akan berfikir ulang untuk melakukan investasi.

Penelitian yang dikemukan oleh Tresnaningsih Elok (2008) yang menguji

manajemen laba pada perusahaan dengan permasalahan free cash flow dan peran

moderasi dari monitoring eksternal. Hasil peneliannya menjelaskan bahwa

munculnya free cash flow tinggi dikarenakan kesempatan pertumbuhan yang

rendah. Dalam penelitiannya menggunakan variabel HFLG dimana variabel itu

menggambarkan free cash flow tinggi dengan kesempatan pertumbuhan yang

rendah yang hasilnya positif signifikan terhadap manajemen laba sebesar 0,037 <

α 0,05.

Berbeda dengan penelitian Agustia Dian (2013) yang menguji faktor good

corporate governance, free cash flow, dan leverage terhadap manajemen laba

yang diperoleh free cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen

laba. Dengan nilai signifikansinya 0,009 α 0,05 dengan arah koefisien negatif

sebesar -2,274. Hasil penelitian dari Dian Fransiska dan Etna Nur (2013)

Page 75: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

57

57

menyebutkan bahwa free cash flow signifikansi 0.000 α 0,05 namun hasilnya

berpengaruh negatif signifikan. Walau nilai signifkan dibawah dari 0,05 tetapi

koefisien menyentuh angka -4,233.

2.5.3. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba

Salah satu bentuk pengukuran kinerja keuangan adalah tingkat leverage.

Leverage sangat berpengaruh pada terjadinya praktik dalam manajemen laba.

Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar

keuntungan yang di peroleh lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya,

dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Meskipun

leverage tak lepas dari resiko keuangan, jika keuntungan yang didapat belum

mampu untuk membayar kewajiban jatuh tempo beserta bunganya. Financial

leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai

investasinya. Perusahaan yang tidak menggunakan leverage ini, maka perusahaan

tersebut menggunakan modal sendiri secara 100%.

Leverage yang tinggi akan meningkatkan risiko kegagalan suatu

perusahaan. Dengan kegagalan yang tinggi ini, manajer menyadari bahwa dengan

melakukan tindakan manajemen laba tidak akan mengurangi risiko tersebut

karena harus memenuhi kewajiban hutangnya terlebih dahulu. Dilihat dari teori

agensi, pihak ketiga yaitu debtholders dan sharesholder akan selalu mengawasi

manajer dan menekan manajer sesuai dengan keinginannya sehingga manajer

tidak bisa menggunakan wewenangnya untuk melakukan manajemen laba.

Manajer akan selalu diawasi karena tingkat hutang yang terlalu tnggi.

Page 76: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

58

58

Dalam teori positif akuntansi, semakin dekat perusahaan dengan

pelanggaran perjanjian utang yang berbasis akuntansi, lebih memungkinkan

manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang memindahkan laba

yang dilaporkan dari periode masa datang ke periode saat ini (Watts and

Zimmerman, 1986). Kaitannya dengan manajemen laba (earning management),

leverage ada kaitannya manajer akan melakukan manajemen laba. Karena jika

leverage dalam perusahaan sangat besar rasionya maka artinya perusahaan

semakin bergantung pada pihak kreditur untuk membiayai segala operasional

perusahaan dan akan bertambah besar pula beban yang dimiliki perusahaan.

Sehingga perusahaan akan lebih diawasi dalam melakukan perjanjian hutangnya.

Pengawasan yang dilakukan pihak kreditur terhadap pihak manajemen

merupakan bukti adanya dukungan teori agensi. Dalam teori ini menyebutkan

adanya masalah keagenan dari manajer dengan kreditur. Kreditur akan

memastikan manajer membayar pinjaman dan bunganya. Pengawasan ini

mendorong manajer dalam pelanggaran kontrak hutang dengan menaikkan laba

laporan keuangan.

Dalam penelitian Gunawan Ketut (2015) menyebutkan leverage tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba dengan nilai signifikan 0,073 > α 0,05.

Semakin tingginya tingkat hutang yang dimiliki walaupun kondisi keuangan

perusahaan sedang liquid mengindikasikan perusahaan tidak sehat hanya

melakukan pencitraan publik.

Penelitian dari Dian Agustia (2013) yang menguji faktor good corporate

governance, free cash flow, dan leverage terhadap manajemen laba diperoleh hasil

Page 77: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

59

59

bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba dengan

nilai signifikan 0,013 < α 0,05. Hutang yang tinggi membuat perusahaan

cenderung mengatur laba yang akan dilaporkan. Penelitian Mayang Tampubolon

dimana leverage yang diproksikan dengan total hutang dibagi dengan total ekuitas

pada saat periode penelitian. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa leverage

berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba dengan nilai signifikansi

sebesar 0,014 < α 0,05.

2.5.4. Pengaruh Komisaris Independen Memoderasi Hubungan Kompensasi

Bonus, Free Cash Flow dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen

Laba

Penerapan mekanisme corporate governance yang baik akan dapat

memberikan perlindungan yang baik pula kepada investor, sehingga perusahaan

cenderung transparan kepada pemegang saham. Pada penelitian ini proksi yang

digunakan untuk mengukur pengaruh good corporate governance adalah dewan

komisaris independen dan kepemilikan mayoritas institusional. Dengan adanya

pihak yang mengawasi manajemen maka manajer tidak dapat melakukan tindakan

yang menguntungkan dirinya sendiri.

Dewan komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk

melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan

bahwa perusahaan melaksanakan good corporate governance (KNKG, 2006).

Semakin banyak jumlah anggota dewan komisaris, maka semakin baik

pengawasan yang dapat dilakukan didukung dengan koordinasi antar para anggota

dewan komisaris di perusahaan.

Page 78: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

60

60

Dalam teori akuntansi positif, kompensasi yang tinggi diberikan oleh

perusahaan untuk manajer atau manajemen perusahaan akan dianggap sebagai

bukti nyata bahwa perusahaan memberikan penilaian tersendiri untuk masing-

masing manajemen kunci. Pemberian kompensasi dalam bentuk apa pun akan

mendorong manajer akan menciptakan citra yang baik di perusahaan. Manajer

akan mendorong profitabilitas perusahaan meningkat untuk selalu memenuhi

target tingkat kompensasi yang diberikan. Sehingga tidak menutup kemungkinan

bahwa disini manajer akan melakukan suatu pelanggaran metode akuntansi

dengan cara praktik manajemen laba.

Perusahaan yang memiliki free cash flow tinggi semakin sehat perusahaan

tersebut. Namun, tinginya free cash flow dalam perusahaan akan menimbulkan

konflik keagenan yang lebih tinggi. Sehingga manajemen cenderung melakukan

praktik manajemen laba. Komisaris independen diharapkan mampu mendeteksi

terjadinya konflik tersebut. Yang nantinya akan memperlemah hubungan positif

dari free cash flow terhadap manajemen laba.

Komisaris independen diharapkan mampu mendeteksi pengambilan

keputusan yang salah dari manajemen yang disebabkan tingginya leverage,

sehingga dapat memperlemah hubungan positif kinerja keuangan terhadap

manajemen laba. Penelitian Midiastuty dan Mahfoedz (2003) menyatakan bahwa

perusahaan yang memiliki komposisi anggota dewan komisaris yang berasal dari

luar perusahaan atau outside directur dapat mempengaruhi tindakan manajemen

laba. Dewan komisaris independen sangat berperan penting dalam mengawasi

kinerja manajemen.

Page 79: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

61

61

Sari dan Ida Bagus (2015) dalam penelitannya menghasilkan komisaris

independen tidak mampu memoderasi karena dalam metode Principal Component

Analysis harus membuang variabel komisaris independen disebabkan hasilnya

terlalu kecil dari variabel lainnya. Sehingga hanya kepemilikan institusional dan

kepemilikan manajerial mampu memoderasi dan memperlemah hubungan antara

leverage dan manajemen laba. Perusahaan dengan leverage yang tinggi akan

terancam mengalami kebangkrutan sehingga pengawasan dalam perusahaan akan

melemah. Dengan melemahnya pengawasan maka manajer akan lebih leluasa

dalam mengambil keputusan.

Penelitian yang dilakukan Naftalia (2013) menemukan bahwa ukuran

dewan komisaris tidak mampu memoderasi hubungan antara leverage terhadap

manajemen laba dengan nilai 0,799 < α 0,05. Yang artinya perusahaan besar yang

memiliki cukup dewan komisaris akan cenderung menurunkan praktik manajemen

laba tetapi jika terlalu banyak dewan komisaris dan pengawasan tidak

terkoordinasi maka manajemen laba akan meningkat.

Penelitian Tresnaningsih (2008) menemukan bahwa monitoring pihak

eksternal oleh auditor yang berkualitas dan komisaris independen dengan proporsi

tinggi akan memperlemah HFLG dengan akrual diskresioner yang meningkatkan

laba. Leverage yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan sedang dalam

tekanan, sehingga manajemen melakukan praktik manajemen laba dengan

memilih metode akuntansi sesuai dengan tujuan manajemen.

Page 80: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

62

62

2.5.5. Pengaruh Kepemilikan Institusional Memoderasi Hubungan

Kompensasi Bonus, Free Cash Flow dan Kinerja Keuangan terhadap

Manajemen Laba

Kepemilikan institusional merupakan pemegang saham yang mampu

menjadi pemengang saham pengendali dalam perusahaan (controlling

shareholder). Adanya kepemilikan sahan dari institusi luar akan menekan gejolak

praktik manajemen laba dalam perusahaan. Jika dalam perusahaan kepemilikan

manajerial lebih banyak, maka investor institusional akan lebih sedikit mengontrol

perusahaan. Namun jika semakin tinggi kepemilikan institusional akan

memunculkan intensi manajer untuk bertindak oportunis demi memenuhi

keinginan stakeholders perusahaan. Selain itu, kurang aktifnya pihak institusi

dalam pengawasan (Riadiani dan Wahyudin, 2015).

Tingginya tingkat kompensasi yang diberikan perusahaan kepada Chief

Executive Officer (CEO) dan manajemen kunci lainnya. Dianggap akan

membahayakan pihak principal atau investor, dimana manajer akan melakukan

serangkaian manipulasi laporan keuangan. Principal akan dirugikan karena tidak

mengetahui informasi dalam perusahaan secara keseluruhan. Sehingga adanya

investor dari luar atau kepemilikan saham yang mayoritasnya adalah institusi akan

mempermudah dalam mengawasi jalannya perusahaan serta meminimalisir

praktik manajemen laba.

Tingginya free cash flow dikhawatirkan akan disalahgunakan yang akan

berakibatkan oleh kerugian stakeholder, serta kemungkinan praktik manajemen

laba yang akan meningkat dikarenakan konflik keagenan. Kepemilikan

Page 81: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

63

63

institusional diharapkan mampu memperlemah hubungan positif antara free cash

flow dan manajemen laba.

Kepemilikan institusional bertugas untuk mengawasi laporan keuangan.

Semakin banyak kepemilikan institusional atau investor luar dalam perusahan

akan semakin sulit terjadinya manajemen laba. Manajemen perusahaan akan lebih

mendahulukan investor dalam pembagian dividen dan tidak mengambil

keuntungan pribadi.

Sari dan Ida Bagus (2015) dalam penelitannya menghasilkan hanya

kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial mampu memoderasi dan

memperlemah hubungan antara leverage dan manajemen laba. Semakin tinggi

kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial akan melemahkan leverage

dan manajemen laba. Artinya, pengawasan yang tinggi akan melemahkan manajer

dalam melakukan manajemen laba di perusahaan.

Dalam penelitian Widyastuti Tri (2009) menyebutkan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat berarti semakin

sedikitnya kepemilikan institusional yang ada dalam perusahan maka semakin

meningkat praktik manajemen laba didalamnya.

Penelitian oleh Midiastuty dan Machfoedz 2003, dalam Naftalia

menemukan bahwa adanya kepemilikan institusional yang tinggi membatasi

manajer untuk melakukan pengelolaan laba (earnings management). Sedangkan

hasil penelitian dari Herawaty (2008) menemukan bahwa nilai absolute

diskresioner berhubungan negative dengan kepemilikan institusional.

Page 82: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

64

64

2.6. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pengembangan hipotesis di atas, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1 : Kompensasi bonus berpengaruh positif secara signifikan terhadap

manajemen laba.

H2 : Free cash flow berpengaruh negatif secara signifikan terhadap

manajemen laba.

H3 : Kinerja keuangan berpengaruh positif secara signifikan terhadap

manajemen laba.

H4 : Komisaris independen mampu memoderasi hubungan antara

kompensasi bonus terhadap manajemen laba.

H5 : Komisaris independen mampu memoderasi hubungan antara free

cash flow terhadap manajemen laba.

H6 : Komisaris independen mampu memoderasi hubungan antara kinerja

keuangan terhadap manajemen laba.

H7 : Kepemilikan institusional mampu memoderasi hubungan antara

kompensasi bonus terhadap manajemen laba.

H8 : Kepemilikan institusional mampu memoderasi hubungan antara free

cash flow terhadap manajemen laba.

H9 : Kepemilikan institusional mampu memoderasi hubungan antara

kinerja keuangan terhadap manajemen laba.

Page 83: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

121

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Penelitian ini untuk menguji pengaruh kompensasi bonus, free cash flow,

kinerja keuangan terhadap manajemen laba dengan corporate governance sebagai

variabel moderating. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, dapat

diringkas dalam kesimpulan penelitian berikut ini:

1. Kompensasi bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2014-2015. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya kompensasi

yang diberikan oleh perusahaan tidak akan mengindikasi adanya praktik

manajemen laba.

2. Free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-

2015. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi atau rendah ketersedian kas

yang dimiliki perusahaan tidak akan mempengaruhi praktik manajemen laba.

3. Kinerja keuangan (leverage) tidak berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2015. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan

yang diproksikan leverage arah koefisiennya negatif, artinya semakin tinggi

atau rendah tingkat leverage yang dimiliki perusahaan tidak akan

mengindikasikan adanya praktik manajemen laba.

Page 84: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

122

4. Kompensasi bonus tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen

laba yang dimoderasi oleh komisaris independen artinya variabel moderasi

gagal untuk memperkuat atau memperlemah hubungan kompensasi bonus

dengan manajemen laba.

5. Free cash flow tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba

yang dimoderasi oleh komisaris independen artinya variabel moderasi gagal

untuk memperkuat atau memperlemah hubungan free cash flow dengan

manajemen laba.

6. Kinerja keuangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen

laba yang dimoderasi oleh komisaris independen artinya variabel moderasi

gagal untuk memperkuat atau memperlemah hubungan kinerja keuangan

dengan manajemen laba.

7. Kompensasi bonus berpengaruh negatif secara signifikan terhadap manajemen

laba yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional artinya variabel moderasi

mampu memperkuat atau memperlemah hubungan kompensasi bonus dengan

manajemen laba. Artinya semakin tinggi kepemilikan institusional dalam

perusahaan akan memperlemah hubungan antara kompensasi bonus dan

manajemen laba, dikarenakan manajer akan berfikir ulang dalam memberikan

kompensasi bonus.

8. Free cash flow berpengaruh negatif secara signifikan terhadap manajemen

laba yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional artinya variabel moderasi

mampu untuk memperkuat atau memperlemah hubungan free cash flow

dengan manajemen laba. Artinya semakin tinggi saham yang dimiliki institusi

Page 85: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

123

maka akan melemahkan hubungan antara free cash flow dan manajemen laba,

karena kepemilikan institusi akan lebih memilih meminta pembagian deviden

jika semakin besar free cash flow yang dimiliki perusahaan.

9. Kinerja keuangan berpengaruh positif secara signifikan terhadap manajemen

laba yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional artinya variabel moderasi

mampu untuk memperkuat hubungan kinerja keuangan dengan manajemen

laba. Jika semakin tinggi tingkat kepemilikan saham yang dimiliki oleh

institusi maka hubungan antara kinerja keuangan dan manajemen laba akan

melemah, dikarenakan adanya monitoring eksternal yang terlalu banyak

sehingga praktik manajemen laba tidak terjadi.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Bagi perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan kepada pemegang saham

terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja

yang baik dan menyampaikan informasi yang relevan dan reliabel kepada

pihak berkepentingan terutama investor mengenai perkembangan perusahaan,

tanpa harus dilakukannya rekayasa laba.

2. Bagi penelitian selanjutnya dapat mengganti atau memperbanyak sampel.

Kompensasi bonus dapat menggunakan pengukuran lain seperti dummy. Pada

free cash flow bisa menggunakan pengukuran lain seperti aliran kas operasi.

Pengukuran kinerja keuangan bisa diganti dengan profitabilitas atau

Page 86: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

124

pengukuran lainnya. Sedangkan untuk moderating bisa menggunakan

komponen corporate governance seperti kepemilikan manajerial, kualitas

audit, dan sebagainya mungkin akan menghasilkan hasil penelitian yang lebih

baik.

Page 87: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

125

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, W., Veronika. dan Julius Yogi. S. (2014). Pengaruh Kompensasi Bonus,

Leverage,dan Pajak terhadap Earning Management pada perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013. Jurnal Tax and

Accounting Review, Volume 4 No. 1. Universitas Kristen Petra.

Agustia, D. (2013). Pengaruh Faktor Good Corporate Governance , Free Cash

Flow , dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, Volume 15 No. 1. Hal 27-42 Surabaya: Universitas Airlangga.

Azlina, N. (2010). Analisis faktor yang mempengaruhi manajamen laba. Jurnal

Pekbis, Volume 2 No. 3. Hal 355–363. Universitas Riau.

Barnhart, Scott & Rosentein, Stuart. (1998) Board Composition, Managerial

Ownership and Firm Performance : An Empirical Analysis. The

Financial Review, Vol 33 No 4. Hal 33-34.

Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston (2006). Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Bukit, Br., Rina dan Fahmi N. N. (2015). Employee Diff , Free Cash Flow ,

Corporate Governance and Earnings Management. Elsevier ScienceDirect,

Volume 211. Hal. 585–594.

Dechow, Patricia, M., Sloan, R.G., and Sweeney, A.P. (1996). Causes and

Consequences of Earnings Manipulaton: An Analysis of Firms Subject to

Enforcement Actions by the SEC. Contemporary Accounting Research, 13,

1-36.

Dewi, Rina Puspita. dan Maswar, P. (2016). Pengaruh Free Cash Flow, Kinerja

Keuangan terhadap Earnings Management Dimoderasi Corporate

Governance, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 5 No. 2. Surabaya:

STIESIA.

Dustriyani, D., R. dan Muhammad R. N. (2013). Pengaruh Mekanisme Good

Corporate Governance dan Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba.

Universitas Telkom.

Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Theory: An Assessment and Review. The

Academy of Management Review, Volume 14 No. 1. Hal 57-74. Stanford

University.

Page 88: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

126

Elfira, A. (2014). Pengaruh Kompensasi Bonus dan Leverage terhadap

Manajemen Laba. Skripsi. Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Padang.

Ferdiansyah, V. (2014). Pengaruh Kualitas Audit, Kompensasi Bonus, Struktur

Kepemilikaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Jurnal

TEKUN, Vol 5 No.2. Hal 230–249. Universitas Maestopo.

Forum for Corporate Governance in Indonesia. (2003). Indonesia Company Law.

Available on-line at www.fcgi.org.id

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, K., Darmawan, A. S., & Purnamawati, I. G. A. (2015). Pengaruh

Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Manajemen Laba.

e-Journal. Vol 3 No.1. Universitas Pendidikan Ganesha.

Healy, P., M. and J. M. Wahlen. (1998). A Review of the Earnings Management

Literature and its Implications for Standar Setting, (November).

Herlambang, Akbar Roya. (2017). Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan

Financial Leverage terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate

Governance sebagai Variabel Moderasi. JOM Fekon, Volume 4. No. 1.

Universitas Riau.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jensen, M. C. (1986). Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Governance

Finance, and Takeovers. America Economic Review, Volume 76. Hal 323-

329.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial

behavior, agency costs and ownership structure. Journal of Financial

Economics, Volume 3 No. 4. Hal 305–360. Harvard University.

Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Khafid, Muhammad. (2002). Analisis Income Smoothing : Pengaruhnya terhadap

Reaksi Pasar dan Risiko Investasi pada Perusahaan Publik di Indonesia.

Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Magister Akutansi Universitas

Diponegoro.

Khafid, Muhammad. (2012). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan (Corporate

Governance) dan Struktur Kepemilikan terhadap Persistensi Laba, Jurnal

Page 89: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

127

Dinamika Akuntansi, Vol 4 No. 2. Semarang: Universitas Negeri

Ssemarang.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). (2006). Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia. Jakarta.

Kono. F., Dian dan Etna. N. A. (2013). Pengaruh Arus Kas Bebas , Ukuran KAP ,

Spesialisasi Industri KAP , Audit Tenur dan Independensi Auditor terhadap

Manajemen Laba, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 2 No. 3. Hal

1–9 Semarang: Universitas Diponegoro.

Kousenidis, D. V. (2006). A free cash flow version of the cash flow statement : a

note. Managerial Finance, Vol 32 No. 8. Hal 645–653. Emerald Group

Publishing Limited.

Lazic, P., Madi Almadi. (2016). CEO incentive compensation and earnings

management The implications of institutions and governance systems.

Management Decision, Vol. 54 Iss 10 pp. 2447 - 2461 Permanent. Emerald

Group Publishing Limited.

Meek, G. K., Rao, R. P., &Skousen, C. J. (2007). Evidence on factors affecting

the relationship between CEO stock option compensation and earnings

management. Review of Accounting and Finance, Vol 6 No. 3. Hal 304-323.

Emerald Group Publishing Limited.

Midiastuty, Pratana Puspa dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan

Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba.

Simposium Nasional Akuntansi VI.

Muharam, H. (2004). Kompensasi Chief Excecutive Officer ( CEO ) dan Kinerja

Perusahaan. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Volume 1 No. 2. Hal

9–15 Semarang: Universitas Diponegoro

Naftalia., V. C. (2013). Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba dengan

Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi

Diponegoro, Volume 2 No. 3. Hal 1-8 Semarang: Universitas Diponegoro.

Nasution., M, dan Doddy S. (2007). Pengaruh Good Corporate Governance

terhadap Manajemen Laba, Simposium Nasional Akuntansi X. Hal 1–26.

Makassar.

Pujiati, E. J., & Arfan, M. (2013). Struktur Kepemilikan dan Kompensasi Bonus

Serta Pengaruhnya Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010. Jurnal Telaah

dan Riset Akuntansi, 122-139.

Page 90: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

128

Pujiningsih, Andiany Indra. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran

Perusahaan, Praktik Good Corporate Governance, dan Kompensasi Bonus

terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi UNDIP.

R, R., W, E., & Hartadi, B. (2014). The impact of surplus free cash flow and audit

quality on earnings management The case of growth triangle countries. Asian

Review of Accounting, Vol 22 No.3. Hal 217-232. Emerald Group Publishing

Limited.

Riadiani, A Rizka dan Wahyudin, Agus. (2015). Pengaruh Good Corporate

Governance terhadap Manajemen Laba dengan Financial Distress sebagai

Intervening, Accounting Analysis Journal, Vol 4 No. 3. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Riyanto, Bambang. (2002). Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi keempat.

Yogyakarta: BPFE.

Ross, et al. (2002). Fundamentals of Corporate Finance. America.

Safitri, D. Priya. (2015). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap

Manajemen Laba. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol 4 No.1. Surabaya:

STIESIA.

Safitri, E. (2014). Analisis Pengaruh Leverage dan Siklus Hidup terhadap

Manajemen Laba. Accounting Research. Vol 3 No. 1. Hal 72–89 Riau:

Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Sari, AA., Putri P, dan Ida Bagus. (2015). Moderasi Good Corporate Governance

pada Pengaruh antara Leverage dan Manajemen Laba. E-jurnal Akuntansi

Udayana. Volume 12 No. 3. Hal 752-769 Bali: Universitas Udayana.

Sari, N., Herma. Dan N. Ahmar. (2014). Revenue Discretionary Model

Pengukuran Manajemen Laba berdasarkan Sektor Industri Manufaktur di

Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 16 No. 1.

Hal 43–51 Surabaya: STIE Perbanas

Scott, William R. 2012. Financial Accounting Theory Sixth Edition. Toronto:

Pearson Prentice Hall.

Smallman, C. (2013). The effect of ownership concentration on CEO

compensation-firm performance relationship in New Zealand. Pacific

Accounting Review, Vol 21 No. 2. Hal 104-131. Emerald Group Publishing

Limited.

Page 91: PENGARUH KOMPENSASI BONUS, FREE CASH FLOW, DAN KINERJA ...lib.unnes.ac.id/29891/1/7211413095.pdf · Flow, dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance

129

Sriwedari, T. (2012). Mekanisme Good corporate governance, Manajemen Laba,

dan Kinerja Keuangan. Jurnal MEDIASI, Volume 4 No.1. Hal 78–88.

Universitas Negeri Medan.

Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi - Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi

Ketiga. Yogyakarta: BPFE

Tampubolon, M. dan Didin. M. Leverage. free cash flow , dan good corporate

governance terhadap praktik perataan laba. Universitas Gunadharma.

Tresnaningsih, E. (2008). Manajemen Laba pada Perusahaan dengan

Permasalahan Free Cash Flow dan Peran Moderasi dari Monitoring

Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol 5 No. 1. Hal 30–

49 Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Watts, R. L., & Zimmerman, J. L. (1990). Positive Accounting Theory. The

Accounting Review, Vol 65 No.1. Hal 131-156. University of Rochester.

Werther, William B and Devis, Keith. (1985). Personal Management and Human

Resources.

Weston, J. Fred. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi Ketujuh.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

White, G. I., Sondhi, A. C., and Dov, F. (2003). The Analysis and Use Of

Financial Statements. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Widyastuti, T. (2009). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kinerja Keuangan

Terhadap Manajemen Laba: Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI.

Jurnal MAKSI, Vol 9 No.1. Hal 30-41. Universitas Pancasila Jakarta.

www.idx.co.id diakses pada 10 maret 2017

www.internasional.kontan.co.id diakses 27 Februari 2017

www.kompasiana.com diakses 27 Februari 2017

www.m.tempo.co diakses 27 Februari 2017

Yogi, L, M., Dwi, P., dan Damayanti, G. (2016). Pengaruh Arus Kas Bebas,

Capital Adequcy Ratio dan Good Corporate Governance pada Manajemen

Laba. E-jurnal Akuntansi, Vol 15 No. 2. Hal 1056-1085 Bali: Universitas

Udayana.