Top Banner
1 Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan Iman Jemaat HKBP Nauli Danohorbo Oleh: Ivan Julius Sebastian Napitupulu 712012038 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains dalam bidang Teologi (S.Si.Teol) Program Studi Teologi FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017
38

Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

Nov 21, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

1

Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan Iman

Jemaat HKBP Nauli Danohorbo

Oleh:

Ivan Julius Sebastian Napitupulu

712012038

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi guna memenuhi

sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains dalam bidang

Teologi (S.Si.Teol)

Program Studi Teologi

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

2

Page 3: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

3

Page 4: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

4

Page 5: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

5

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yesus Kristus, karena

berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Secara khusus dalam pendidikan yang penulis tempuh selama empat tahun, tak

henti-hentinya penyertaan Tuhan yang penulis rasakan.

Tugas akhir ini ditulis untuk memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar

sarjana Sains dalam bidang Teologi (S.Si Teol). Penulis menyusun Tugas Akhir

ini bukan hanya karena tugas semata. Melainkan melalui Tugas Akhir ini penulis

berharap dapat membantu gereja HKBP Nauli Danohorbo untuk memahami

pengaruh kepercayaan terhadap okultisme dalam pertumbuhan iman jemaat.

Selain itu penulis berharap laporan ini membantu menambah refrensi dan

menambah pengetahuan pembaca mengenai kepercayaan terhadap okultisme.

Penulis

Page 6: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

6

Daftar Isi

Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Lembar Pernyataan Tidak Plagiat

Lembar Pernyataan Persetujuan Akses

Kata Pengantar

1

2

3

4

5

Daftar Isi

Ucapan Terimakasih

Motto

Abstrak

1. Pendahuluan

2. Teori Okultisme

2.1. Sejarah Singkat Okultisme

2.2. Definisi dan Bentuk-Bentuk Okultisme

2.3. Okultisme Dikalangan Masyarakat Batak

3. Hasil Penelitian

3.1. Sejarah Desa Parinsoran-Pangorian dan HKBP Nauli

Danohorbo

3.2. Kepercayaan Warga Jemaat HKBP Nauli Danohorbo

Terhadap Sigumoang

3.3. Tanggapan Iman Kristen Warga Jemaat dan Pelayan Gereja

HKBP Nauli Danohorbo Terhadap Sigumoang

4. Analisa Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam

Pertumbuhan Iman Jemaat HKBP Nauli Danohorbo

4.1. Analisa Faktor Penyebab Kepercayaan Warga Jemaat

HKBP Nauli Danohorbo Terhadap Okultisme Sigumoang

4.2. Analisa Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam

Pertumbuhan Iman Jemaat HKBP Nauli Danohorbo

5. Penutup

5.1.Kesimpulan

6. Daftar Pustaka

6

7

9

10

1

8

8

8

13

14

14

15

18

21

23

24

27

27

28

Page 7: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

7

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya mengucapkan terima kasih kepada...

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat yang melimpah kepada

saya, sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan strata satu saya di

fakultas teologi UKSW dengan baik..

2. Kedua orang tua saya yang telah mendukung dan mendoakan saya selama

kuliah, memotivasi saya dalam menyelesaikan tugas akhir, membiayai saya

selama lima tahun dalam perkuliahan saya. Juga kepada dua orang saudara

perempuan saya, Melati Judith Eliza Napitupulu, dan Vania Stephanie

Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir.

Juga untuk nenek saya tercinta, yang selalu mendoakan saya.

3. Dr. David Samiyono dan Pdt. Cindy Quartyamina yang membimbing saya

mulai dari awal pengerjaan proposal tugas akhir hingga berakhir dengan

penuh kesabaran.

4. Gereja HKBP Nauli Danohorbo yang telah mengijinkan saya menjalankan

masa praktek lapangan selama empat bulan, dan membantu saya dalam

pengerjaan Tugas Akhir ini. Secara khusus St. L Pasaribu selaku Porhanger,

Pdt. D. Simanungkalit selaku pendeta ressort, tetua adat desa, kepala desa,

jemaat, yang membantu memberikan data, informasi, dan mendoakan saya

dalam proses penelitian untuk melengkapi Tugas Akhir.

5. Pdt. Retnowati, seorang wali studi yang juga merupakan dosen wali saya,

yang selalu mendengarkan keluh kesah saya, membantu persoalan-persoalan

yang saya hadapi, dan memotivasi saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

6. Semua dosen Fakultas Teologi yang telah memberikan ilmunya kepada saya,

sehingga saya mampu menyelesaikan studi saya dengan baik.

7. Bu Budi selaku TU Fakultas Teologi, yang dengan susah payah mengurus

segala keperluan administrasi mahasiswa sejak pertama kali masuk hingga

lulus.

8. Pendeta dan Majelis HKBP Salatiga yang telah mendidik saya selama empat

semester melalui praktik lapangan, dan memebrikan kesempatan kepada saya

dan teman-teman mahasiswa Batak untuk melayanai di gereja HKBP Salatiga.

Page 8: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

8

9. Teman-teman saya satu kontrakan yang selalu menghibur saya, mendorong

saya untuk maju, dan selalu ada untuk saya. Idop Simarmata, Lawrence Tova

Nadapdap, Billy Fernando Tobing, Paulus Ginting, Marthin Sirait. Tidak lupa

juga kepada Endang Naibaho, Anggi Sinaga, Andricho Sanoe Om Daniel dan

tante yang juga selalu membantu saya dalam segala hal.

10. Keluarga besar angkatan 2012 yang selalu menjadi keluarga yang sangat

peduli satu sama lain selama menjalani pendidikan di fakultas teologi UKSW.

11. Juga kepada mbak Mega Tabitha yang menjadi tempat makan ketring saya

selama di Salatiga

Page 9: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

9

MOTTO

“Segala perkara dapat ku tanggung dalam Dia yang

memberi kekuatan kepadaku”

Filipi 4:13

“Saat kita mau berjuang, saat itu juga Tuhan memberi

kekuatan.”

Page 10: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

10

PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP OKULTISME DALAM

PERTUMBUHAN IMAN JEMAAT HKBP NAULI DANOHORBO

Ivan Julius Sebastian Napitupulu

712012038

Dosen pembimbing

Dr. David Samiyono

Pdt. Cindy Quartyamina, MA

Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa pengaruh

kepercayaan terhadap praktek okultisme di HKBP Nauli Danohorbo. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan cara pengambilan

data mewawancarai jemaat, majelis dan pendeta HKBP Nauli Danohorbo.

Okultisme yang penulis maksudkan adalah faham atau ajaran yang mempercayai

adanya kekuatan gaib yang melampaui kekuatan manusia biasa. Kekuatan ini

dihormati, dipakai, dimanfaatkan orang untuk berbagai kebutuhannya.

Kenyataannya dalam kehidupan warga jemaat HKBP Nauli Danohorbo, penulis

menemukan adanya praktek yang tergolong okultisme. Praktek tersebut yakni

sigumoang. Sigumoang sendiri merupakan seorang manusia yang mempunyai

kekuatan yang melebihi kekuatan manusia lainnya. Kekuatan ini didapat dari roh-

roh yang ada disekitar mereka. Roh itu harus dipelihara dengan baik, diberi sesaji,

agar roh itu patuh terhadap orang tersebut. Dalam hal ini, roh-roh itu bisa

mengubah bentuk manusia menjadi apapun. Penelitian ini dilakukan karena

kepercayaan terhadap sigumoang sebagai bentuk dari okultisme sering kali

muncul dalam kehidupan berjemaat di HKBP Nauli Danohorbo. Berdasarkan

temuan yang penulis dapatkan selama dilapangan (Oktober 2016 – Juli 2017),

masyarakat sangat lekat dengan dukun ketika masalah sigumoang terjadi. Bukan

hanya sekali, namun kelekatan dengan dukun selalu terjadi setiap masalah

sigumoang muncul dalam kurun tiga sampai lima tahun sekali. Lekatnya praktek

sigumoang dengan jemaat dikarenakan kurang optimalnya peran gereja dalam

membina warga jemaatnya, sekaligus kurangnya kesediaan warga jemaat untuk

memberi waktu dibina dalam memahami sigumoang sebagai hal yang tergolong

okultisme, dan bukan bagian dari tradisi Batak Toba, serta jelas bertentangan

dengan iman Kristen.

Kata Kunci: Dukun dan Sigumoang, Okultisme, Pertumbuhan Iman

Jemaat HKBP Nauli Danohorbo

Page 11: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

11

1. Pendahuluan

Kata Okultisme dibentuk dari “occultism” dalam bahasa Inggris dan

Perancis “occultisme”, yang berasal dari kata latin “occultus”, yang berarti

tersembunyi, yang tidak kelihatan, rahasia, atau misteri, juga yang di luar atau

melampaui alam. Karena itu ia disebut juga supranatural.1

Kata okultisme dipergunakan pertama kali oleh seorang Perancis, yaitu

Eliphas Levi dengan istilah occultisme. Di dalam masyarakat Barat khususnya

Eropa yang dipengaruhi oleh rasionalisme dan ilmu pengetahuan, khususnya

setelah masa renaisans dan kebangkitan, okultisme dikembangkan lebih ke arah

sebuah ilmu atau menjadi ilmu dan seni. Ketika itu okultisme dibahas di dalam

bidang Esosentrisme (serupa ilmu kebatinan), yaitu paham atau ajaran dan ilmu

tentang hal-hal yang tersembunyi atau rahasia atau misterius di dalam alam ini.

Hal-hal itu hanya dapat dipahami oleh orang-orang tertentu atau yang memiliki

pengetahuan khusus. Namun pada tahun 1700an, okultisme tidak lagi diakui

sebagai ilmu oleh para ilmuan di Perancis. Hal ini dipengaruhi oleh rasionalisme

absolut dan ilmu pengetahuan yang mulai berjaya ketika itu. Okultisme muncul

kembali sebagai ilmu, seni dan agama ketika masa revolusi industri di Eropa abad

18 atau 19. Ternyata rasio, ilmu pengetahuan dan agama, dalam hal ini Kekristen

tidak dapat menjawab berbagai kebutuhan spiritualitas atau batin manusia.

Kemajuan industri dan kemakmuran hidup tidak memberikan kepuasan batin

kepada manusia. Kebutuhan batin ini yang kemudian diusahakan dipenuhi melalui

paham-paham dan usaha-usaha pencarian, penemuan dan penyatuan dengan hal-

hal atau sosok-sosok yang bersifat gaib atau supranatural atau yang rahasia dan

misterius.2

Terdapat beberapa pandagan dari ahli okultisme, tentang pengertian atau

definisi okultisme. Menurut Lardie Debra, dalam buku “Concise Dictionary of

The Occult and New Age”, berpendapat bahwa okultisme dipahami sebagai

sebuah kepercayaan terhadap keberadaan pengetahuan yang rahasia dan kekuatan

supernormal yang memungkinkan semua itu berada di bawah kendali manusia.3

1 Stenley Rambitan, “Okultisme, Manusia dan Agama”(Jakarta: Document, 2011), Hal. 1 2 Stenley RambItan, “Okultisme, Manusia dan Agama, Hal.2 3 Lardie Debra, “Concise Dictionary of The Occult and New Age”(Grand Rapids : Kregel

Publication, 1999). Hal. 418

Page 12: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

12

Menurut Robert O. Wahl, okultisme berarti tersembunyi, rahasia, gelap dan

misterius. Bila digunakan dalam konteks agama, okultisme berarti praktik seni

sihir yang biasanya melibatkan kontak dengan roh-roh. Okultisme mencakup

praktik ramalan, sihir, takhayul.4 Menurut Kurt Koch, okultisme adalah paham

atau kepercayaan terhadap alam superanatural, misterius, gaib, dengan berbagai

sosok gaib dan misterius, yang diikuti oleh berbagai ritual atau ritus dengan tujuan

tertentu.5 Seorang pendeta HKBP yang bernama Rudolf H. Pasaribu juga pernah

menulis tentang okultisme. Beliau telah lama menggeluti studi okultisme sejak

masa mudanya. Menurutnya, okultisme adalah faham atau ajaran yang

mempercayai adanya kekuatan gaib yang tersembunyi dalam benda atau roh

tertentu. Kekuatan-kekuatan ini gelap karena tidak selalu menampakan diri secara

terang dan nyata. Kekuatan-kekuatan ini dihormati, dipakai dan dimanfaatkan

orang untuk berbagai kebutuhannya.6 Dari beberapa definisi di atas dapat

dikatakan kepercayaan tentang okultisme berasal dari kepercayaan tentang

kekuatan-kekuatan yang melampaui kekuatan manusia. Penulis dengan demikian

dalam keseluruhan penulisan membatasi makna okultisme sebagai faham atau

ajaran tentang kekuatan gaib yang tersembunyi, yang melampaui kekuatan

manusia. Kekuatan ini berada dalam benda, atau berwujud roh tertentu yang harus

dihormati, dan dimanfaatkan orang untuk berbagai kehidupannya.

Lebih lanjut menurut Buku Manusia & Okultisme yang Mengglobal karya

Pdt. Peris Manalu, salah satu yang mencolok dari praktek okultisme adalah

tentang sihir dan penyembahan berhala. Sihir adalah kekuatan yang diyakini

seseorang untuk memerintahkan baik itu kekuatan kuasa, roh-roh leluhur, untuk

mengikuti apa yang diinginkannya.7 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

okultisme berkaitan dengan praktek perdukunan, dimana ada oknum yang

memiliki kekuatan gaib, harus mengikuti segala ritual yang berkaitan dalam

penyembahan roh-roh. Kekuatan itu harus ditakuti dan dihormati. Karena adanya

kekuatan itu setiap orang mencari penangkal untuk berusaha melumpuhkan

4 Robert O. Wahl, “Foundations of faith”(United States of America: The Resources Connection, 2006), Hal. 249

5 Kurt Koch , “Occult ABC”( Michigan: Grand Rapids, 1978), Hal. 207 6 Pdt. Rudolf H. Pasaribu, “Okultisme di Kalangan Masyarakat Batak”(Jakarta: PT. Atalya

Rileni Sudeco, 2016) Hal. 28 7 Pdt. Peris Manalu, “Manusia & Okultisme yang mengglobal”(Siantar: Exousia,2004), Hal. 48

Page 13: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

13

kekuatan itu.8 Dapat kita lihat bahwa sesungguhnya inti dari pada praktik

okultisme adalah mencari ilmu untuk kekuatan, dan ilmu untuk menangkal

kekuatan yang lebih besar, yang bisa mencelakai kehidupan. Bukan hanya

berbicara mengenai sihir dan penangkalnya, okultisme juga berbicara mengenai

ilmu ramal, dan jimat. Hal-hal yang disebutkan diatas sangat dekat dengan setiap

kebudayaan yang ada. Secara khusus dalam Budaya Batak Toba, yang masih

memegang erat tradisi sangat dekat sekali dengan permasalahan okultisme.

Huria Krsiten Batak Protestan (HKBP) adalah gereja suku dari suku

Batak. Dalam hal ini suku yang mendominasi dalam gereja ini adalah suku Batak

Toba. HKBP mempunyai visi menjadi berkat untuk dunia. HKBP memiliki peran

untuk mendidik warga jemaat supaya sungguh-sungguh menjadi anak Allah dan

warganegara yang baik. Hal ini dirangkum dalam pembukaan aturan dan

peraturan HKBP, misi HKBP yang kedua. Dilanjutkan dengan misi yang keempat

dan kelima mengatakan, mendoakan dan menyampaikan pesan kenabian kepada

masyarakat dan negara (Misi ke empat). Menggarami dan menerangi budaya

Batak, Indonesia dan Global dengan injil (Misi kelima).9 Misi kelima mengacu

pada kebudayaan dan adat istiadat, dan kepercayaan terhadap animisme dan

dinamisme yang masih sangat kental. Peran HKBP terlihat dari misi ini dalam

mendidik jemaat, menerangi, dan menggarami kebudayaan.

HKBP sebagai gereja suku sangat lekat dengan praktek-praktek agama

suku Batak. HKBP mengeluarkan aturan dalam “Ruhut Parmahanion Dohot

Paminsangion” atau hukum siasat gereja dan penggembalaan, yang di dalamnya

terdapat tentang adat istiadat yang dapat dilaksanakan ataupun yang tidak dapat

dilaksanakan. Terkait dengan orang yang sudah meninggal, HKBP dengan tegas

mengatakan bahwa orang yang hidup tidak dapat lagi bergaul dengan orang yang

sudah mati10

. Hal ini mengacu pada adat kebudayaan orang Batak, yang masih

sangat menghargai roh-roh leluhur. Misalnya adat pengangkatan tulang, memberi

makan kuburan, martonggo(berdoa untuk tujuan tertentu) dan lain-lain.

8 Pdt. Peris Manalu, “Manusia & Okultisme yang mengglobal” Hal. 225 9 Kantor Pusat HKBP, “Aturan dohot Paraturan”(Pematang Siantar: Unit Usaha

Percetakan HKBP, 2015), Hal. 8 10 HKBP, “The Confession Of Faith Of The HKBP” (Pematang Siantar: Kantor Pusat HKBP,

2013),Hal. 70

Page 14: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

14

HKBP Ressort Nauli Danohorbo Distrik II Silindung adalah Gereja yang

terletak di kecamatan Garoga, desa Parinsoran, Tapanuli Utara. Gereja HKBP

Nauli Danohorbo adalah gereja yang dimandirikan oleh Gereja HKBP Resoort

Garoga Jae, yang terdapat dipusat kecamatan Garoga. Menurut cerita para tetua

adat sekitar, desa Parinsoran-Pangorian dihuni oleh beberapa marga yang dahulu

kala pergi bersembunyi ke hutan Garoga karena perang. Desa ini dihuni oleh

empat marga Toba, yaitu marga Pasaribu (Lagu Boti), Hutahaean (Lagu Boti),

Tambunan (Lagu Boti), dan Siregar (Muara). Sebagaimana leluhur mereka yang

bersembunyi, orang-orang di daerah Garoga mempunyai kekuatan yang lebih

dibandingkan dengan orang-orang Batak yang berada di luar daerah Garoga.

Sehingga menurut cerita dari tetua adat desa ini, orang-orang Batak yang berasal

dari Garoga cenderung ditakuti di luar karena memiliki ilmu yang dapat

membunuh dalam sekejap. Ilmu itu disebut dengan rasun (santet). Menurut cerita

dari orang tua penulis, pada jaman dahulu, jika ada orang Garoga yang datang

berjualan, atau berpesta ke daerah lain, maka orang-orang ini akan dijauhi. Penulis

pernah melakukan praktek pendidikan lapangan 10 selama empat bulan di HKBP

Ressort Nauli Danohorbo. Menurut pendeta ressort HKBP Nauli Danohorbo Pdt.

D. Simanungkalit, daerah ini sangat angker. Masalah yang paling terkenal

ditempat ini adalah parasun dan parsigumoang. Parsigumoang adalah seorang

yang dapat berubah bentuk menjadi hewan, dan membawa wabah penyakit dan

kematian masal di desa. Hal ini menjadi daya tarik penulis untuk menulis masalah

okultisme di daerah ini, sebab dalam kenyataannya di dalam persekutuan jemaat

HKBP Ressort Nauli Danohorbo, Garoga, masih kerap memakai praktek

okultisme. Salah satu contoh yang penulis lihat secara langsung adalah adanya

seorang majelis yang diduga melakukan praktek sigumoang di HKBP Ressort

Nauli Danohorbo. Pada waktu ibadah minggu berlangsung, lebih dari setengah

warga jemaat HKBP Nauli Danohorbo yang tidak terima majelis tersebut sebagai

liturgos ibadah minggu, keluar dari gereja, dan tidak melanjutkan ibadah minggu.

Oleh karena itulah penulis mengangkat judul: “Pengaruh Kepercayaan

Terhadap Okultisme dalam Pertumbuhan Iman Jemaat HKBP Nauli

Danohorbo”.

Page 15: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

15

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana pengaruh okultisme dalam pertumbuhan iman warga jemaat HKBP

Nauli Danohorbo?

Tujuan penulis dalam meneliti hal ini adalah untuk mengkritisi pertumbuhan

iman jemaat melalui analisa mengenai pengaruh praktek okultisme yang masih

lekat dengan kehidupan warga jemaat HKBP Nauli Danohorbo.

Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan untuk memberikan sumbangan

pemikiran secara teoritis dan praksis tentang pengaruh okultisme dalam

pertumbuhan iman jemaat. Serta memberikan sumbangan solusi kepada gereja

dan jemaat tentang permasalahan okultisme yang terjadi ditengah-tengah jemaat.

Metode penelitian yang penulis lakukan, yaitu dengan Pendekatan Kualitatif.

Menurut Sukmadinata, dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang

berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran

pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu. Peneliti

kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya

melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi

sosial mereka. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-

strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk

memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan

demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan

instrumen kunci.11

Jenis data yang penulis gunakan adalah primer dan sekunder

yaitu dengan cara wawancara, observasi, dan studi pustaka.12

Peneliti juga

menggunakan metode deskriptif yang dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan dan melukiskan keadaan objek

penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

11 http://belajarpsikologi.com metode penelitian kualitatif. Diunduh pada 3 mei 2017,

pukul 13.56 12 Lexy J. Moleong, Metode Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), Hal. 5.

Page 16: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

16

sebagaimana adanya.13

Selain melakukan observasi dan wawancara, penulis juga

melakukan studi pustaka untuk melengkapi penelitian penulis secara teori.

Untuk melengkapi dan memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian, penulis memerlukan orang-orang sebagai informan kunci terkait

permasalahan yang diangkat oleh penulis. Maka daripada itu penulis memilih

informan sebagai kunci dari penelitan yakni: Pendeta Ressort HKBP Nauli

Danohorbo, Ketua Majelis (Guru Huria/Porhanger), Majelis Jemaat (sintua), dan

2 orang perwakilan jemaat yang mewakili Kepala Desa Parinsoran dan Tetua adat

desa Parinsoran. Penelitian ini, berlokasi di HKBP Ressort Nauli Danohorbo,

Desa Parinsoran, kecamatan Garoga, Tapanuli Utara. Penulis sudah cukup kenal

dengan daerah tersebut, karena telah melakukan Praktik Lapangan selama empat

bulan. Dengan demikian penulis telah merasakan secara langsung fenomena

praktek okultisme yang terjadi di daerah tersebut, untuk mempermudah penelitian

penulis.

Pada penulisan ini penulis membagi tulisan ini kedalam lima bagian, yakni:

bagian pertama berisi tentang latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bagian yang kedua, berisi tentang landasan teori okultisme. Bagian ketiga, berisi

tentang hasil penelitian yang penulis lakukan di HKBP Ressort Nauli Danohorbo.

Bagian keempat berisi tentang analisa penulis terhadap pengaruh okultisme dalam

pertumbuhan iman jemaat HKBP Nauli Danohorbo. Bagian kelima berisi tentang

kesimpulan dan saran.

13

Hadari Nanawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1994), 73

Page 17: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

17

2. Teori Okultisme

2.1 Sejarah Singkat Okultisme

Istilah okultisme diduga dipergunakan untuk pertama kali oleh seorang

Perancis yang bernama Eliphas Levi dengan istilah “occultisme” pada tahun

1810-1875 dan seorang Inggris yang bernama A. P. Sinnet pada tahun 1881

dengan istilah “occultism”14

Masyarakat Eropa pada saat itu dipengaruhi oleh rasionalisme dan ilmu

pengetahuan, khususnya setelah masa pencerahan dan kebangkitan, okultisme

dikembangkan menjadi sebuah ilmu dan seni sebagaimana telah dijelaskan pada

bagian satu. Kemudian pada tahun 1700an okultisme tidak lagi dianggap sebagai

ilmu dan seni karena okultisme tidak mampu menjawab persoalan-persoalan yang

rasional oleh para ilmuan di Perancis. Namun okultisme muncul kembali pada

abad 18/19 di Eropa, ketika masa revolusi industri. Ternyata rasio dan ilmu

pengetahuan, serta agama, dalam hal ini Kekristen tidak mampu menjawab

berbagai persoalan kebutuhan batin manusia. Pada dunia Timur atau pada

masyarakat yang menekankan agama, okultisme lebih menonjol sebagai sebuah

realitas dan aktifitas keagamaan. Unsur-unsur yang dominan dipakai atau

dipraktekkan adalah unsur agama.15

2.2 Definisi dan Bentuk-Bentuk Okultisme

Sangat sedikit ahli teologi yang menuliskan atau meneliti tentang

okultisme. Namun demikian terdapat beberapa ahli yang telah memaparkan

tentang definisi dan bentuk okultisme. Salah satu ahli yang teorinya penulis pakai

adalah sorang pendeta HKBP yang bernama Pdt. Rudolf H. Pasaribu. Menurutnya

okultisme adalah faham atau ajaran yang mempercayai adanya kekuatan gaib

yang tersembunyi dalam benda atau roh tertentu. Kekuatan-kekuatan ini gelap

karena tidak selalu menampakan diri secara terang dan nyata. Kekuatan-kekuatan

ini dihormati, dipakai dan dimanfaatkan orang untuk berbagai kebutuhannya.16

Kekuatan-kekuatan ini mempunyai bentuk yang beragam. Menurut Hutton

Webster kekuatan okultisme terletak pada kemampuannya membuat manusia

14 Christopher I. Lerich, “The Occult Mind” (Newyork: Cornel University, 2007) Hal. 3 15 Christopher I. Lerich, “The Occult Mind”, Hal. 5 16 Pdt. Rudolf H. Pasaribu, “Okultisme dikalangan....” Hal. 28

Page 18: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

18

memiliki respon dengan mentalitas takjub terhadapnya.17

Misalnya saja

kehidupan masyarakat Native-American yang akrab dengan alam, namun tidak

semuanya dianggap sebagai supernatural, melainkan hanya beberapa fenomena

yang menakjubkan bagi mereka yang mereka anggap memiliki kuasa tersembunyi

yang disebut supernatural. Di dalam kehidupan masyarakat Melinesia terdapat

kekuatan supernatural yang menguasai mereka dan dikenal sebagai “mana”.

Sedangkan dalam kehidupan masyarakat Aborigin primitif terdapat kuasa

okultisme yang dikenal sebagai “boylya”. Terdapat dua kata sifat yang berkaitan

dengan tindakan “boylya”, yakni manngur atau guna-guna dan manngurugur atau

menyembuhkan.18

Terdapat beragam bentuk dari okultisme. Namun penulis memfokuskan

kepada beberapa bentuk okultisme yang berkaitan dengan tulisan penulis untuk

memenuhi tugas akhir.

1. Animisme: Animisme berasal dari kata “anima” dalam bahasa latin yang

berarti nyawa. Animisme percaya bahwa dalam setiap benda, mahluk di bumi

ini memiliki nyawa atau roh yang dapat mengganggu atau pun memberikan

hal yang baik bagi kehidupan dan harus dihormati. Animisme mempercayai

adanya kekuatan atau kesaktian pada sesuatu yang ada di alam ini, baik itu

pada manusia, hewan, ataupun benda. 19

2. Dinamisme: Dinamisme adalah paham tentang roh yang harus dihormati dan

dihargai. Roh tersebut tinggal di dalam benda-benda tertentu, hewan ataupun

manusia. Kekuatan ini dalam agama-agama suku disebut “mana”. “mana”

dalam hal ini dapat menyebabkan hal baik ataupun buruk akan manusia.

Karena itu dinamisme timbul dari rasa takjub, takut, dan perasaan bahwa diri

sendiri bukanlah apa-apa dibanding dengan kekuatan yang ada di luar diri

disekeliling kita. Terhadap kekuatan-kekuatan ini manusia berusaha untuk

menguasai, menjinakkanya dengan berbagai cara dan penangkal. Penangkal

itu diperoleh melalui upacara-upacara atau ritus.20

17 Hutton Webster, “Magic: A Sociological Study”(London: Stanford University Press,

1948) Hal. 1 18 Hutton Webster, “Magic: A Sociological Study”, Hal. 2-3 19 Dr. A. G. HONIG Jr, “Ilmu Agama”(Jakarta: Gunung Mulia, 2005), Hal. 54

20 Dr. A. G. HONIG Jr, “Ilmu Agama”(Jakarta: Gunung Mulia, 2005), Hal. 45

Page 19: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

19

3. Spiritisme: adalah tindakan berhubungan dengan roh-roh menggunakan

medium berupa manusia atau mahluk lain. Roh-roh ini adalah roh leluhur

yang telah meninggal yang dapat mendatangi manusia, serta dapat melakukan

sesuatu untuk manusia, seperti kebaikan, atau celaka.21

Roh-roh itu dipercaya

dekat dengan manusia, dan dapat berhubungan dengan manusia. Untuk

menjalin hubungan dengan roh orang mati, biasanya dilakukan persiapan-

persiapan tertentu, misalnya memberikan kurban dan sesajen pada roh orang

mati itu. Bisa juga dengan melakukan taritarian, memainkan alat musik.22

4. Sihir: Sihir merupakan sebuah tindakan menguasai roh, manusia, binatang

dan tumbuhan dengan menggunakan benda mati dan bersifat mistis. Biasanya

orang yang dapat memanfaatkan hal ini adalah orang tertentu seperti dukun.23

5. Mistisme: yaitu kepercayaan atau paham bahwa manusia dapat menjadi satu

atau melebur dengan sosok atau kekuatan gaib atau ilahiah. Paham ini

kemudian memiliki dan mengajarkan cara tersendiri untuk mencapai

penyatuan itu, atau untuk mendapatkan kekuatan yang ada pada sosok gaib

itu, seperti berpuasa, bertapa, atau melakukan ritus khusus.24

6. Tahayul, suatu kepercayaan kepada sesuatu atau benda yang dimiliki atau

dialami oleh seseorang, yang menjadi tanda akan terjadinya sesuatu pada

orang tersebut atau keluarganya. Sering kali hal ini dikait-kaitkan dengan

kejadian-kejadian yang terjadi sebelumnya.

Ada beberapa faktor pendukung tentang kepercayaan kepada okultisme di

kalangan masyarakat, yaitu:

1. Mana

Mana adalah daya atau kekuasaan atau tenaga yang berdiam di dalam diri

manusia, binatang, atau hewan. Di dalam dunia ini manusia memiliki daya,

tenaga, kuasa. Kehidupan manusia terdiri dari bermacam-macam respon sesuai

dengan tenaga yang dimilikinya. Manusia menyadari bahwa alam semesta

mengandung berbagai macam di dalam dirinya. Sehingga keberadaan daya itu

21 David W Hoover “How to Respond the Occult”(St. Louise: Concordia Publishing House, 1997), Hal 24 22 Jonar Situmorang, “Mengenal Agama Manusia”(Yogyakarta: Andi,2017), Hal. 98 23 David W Hoover “How to Respond the Occult”, Hal. 23 24 David W Hoover “How to Respond the Occult”, Hal. 26

Page 20: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

20

menimbulkan berbagai permasalahan bagi kehidupan manusia. 25

Hal ini

disebabkan kekuatan ini adalah mana, yakni kekuatan yang menonjol, yang

menyimpang dari kekuatan yang biasa. Kekuatan ini hadir secara gaib di mana-

mana. Kekuatan itu dapat mengisi atau memenuhi segala sesuatu, termasuk

manusia.26

2. Festisj

Festisj adalah suatu benda buatan tangan manusia yang ke dalamnya

dimasukkan atau diisi daya. Biasanya benda-benda ini dibuat berbentuk

manusia sehingga menyerupai sebuah patung. Patung ini dibuat sesuai dengan

jenis kelamin. Biasanya ada bagian tubuh tertentu yang menonjol untuk dapat

membedakan jenis kelamin. Namun, Festisj tidak melulu harus dibuat

berbentuk menyerupai patung. Festisj adalah buatan tangan manusia yang diisi

dengan daya atau kekuatan supernatural melalui upacara perdukunan. Daya itu

dapat digunakan sesuka hati orang yang memilikinya. Festisj dikuasai dan

dikendalikan oleh manusia. Festisj dapat digunakan dengan ganda yakni

kebaikan, dan kejahatan. Misalnya menyembuhkan penyakit, membawa rezeki,

dan lain-lain. Namun juga dapat digunakan untuk maksud kejahatan, seperti

meracuni dan membunuh musuh.27

3. Tabu

Tabu berbeda dengan Festisj. Tabu adalah semacam peraturan tentang hal-hal

yang terlarang. Dikatakan terlarang karena bersangkutan dengan daya-daya

kosmis (supernatural). Misalnya ada kepercayaan tentang sesuatu yang keramat

di suatu tempat. Tidak sembarang orang yang dapat mendatangi tempat itu.

Hanya orang tertentu seperti dukun, raja, orang-orang yang dihormati.28

Orang

biasa tidak diperkenankan utnuk datang kesana karena disana ada kekuatan

atau daya gaib yang besar, yang dapat mencelakakan, menakutkan,

membahayakan manusia.29

4. Totemisme

25 Pdt. Rudolf H. Pasaribu, “Okultisme dikalangan....” Hal 29 26 Dr. Harun Hadiwijono, “Religi Suku Murba”(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013) Hal. 12 27 Pdt. Rudolf H. Pasaribu, “okultisme dikalangan...” Hal. 34

28 Pdt. Rudolf H. Pasaribu, “okultisme dikalangan...” Hal. 35 29 Dr. Harun Hadiwijono, “Religi Suku Murba” Hal. 15

Page 21: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

21

Totem adalah kepercayaan orang atau suku terhadap adanya hubungan atau

pertalian yang sangat erat antara suatu suku atau keluarga dengan sejenis

binatang tertentu. Pertautan dengan binatang totem itu nampak dari sikap

keluarga atau suku tersebut terhadap binatang. Misalnya pantang disebut

namanya, disakiti, dibunuh, atau dimakan. Karena dipercayai binatang ini

dapat melindungi, menolong mereka dari kejahatan atau kesusahan. Totemisme

dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu totemisme perorangan, atau

totemisme golongan. Toteisme perorangan dimana seseorang percaya bahwa

seekor binatang dapat melindunginya. Toteisme golongan, dimana hewan itu

dapat melindungi satu golongan. Dalam masyarakat Batak sendiri percaya

bahwa kerbau dan cicak menjadi totem. Adanya tanduk kerbau di depan

rumah, dan gambar atau patung cicak di dalam rumah menjadi bukti bahwa

kedua hewan ini adalah totem bagi masyarakat Batak. Kedua hewan ini

merupakan lambang kehadiran dewata, yakni dewa yang memberikan

kesuburan, kemakmuran.30

Selain kerbau dan cicak, tongkat “Tunggal

Panaluan” juga sebagai totem masyarakat Batak yang masih ada hingga saat

ini.

5. Ritus

Ritus adalah upacara khusus dalam agama suku. Dalam semua agama ada

ritusnya yang tampak dalam ibadah, doa, pemujian kepada Tuhan. Namun

dalam masyarakat suku terjadi kesatuan dalam ritus ini dengan Tuhan yang

disembah. Ristus ini dapat memberikan berkat bagi yang melakukannya

dengan benar, dan kutuk jika dilakukan dengan salah. Itu sebabnya doa,

persembahan, harus diucapkan dan dijalankan dengan benar tanpa salah, agar

Tuhan tidak marah.31

2.3 Okultisme dikalangan Masyarakat Batak

Terdapat banyak ragam dari pada okultisme. Di Indonesia sendiri praktek

okultisme yang sering sekali muncul adalah perdukunan, Tahayul, dan ramal.

Dikalangan masyarakat Batak, hal ini juga masih sangat kental hingga saat ini.

Praktek perdukunan dikalangan masyarakat Batak berkaitan erat dengan

30 Pdt. Rudolf H. Pasaribu, “okultisme dikalangan...” Hal. 43

31 Pdt. Rudolf H. Pasaribu, “okultisme dikalangan...” Hal. 45

Page 22: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

22

spiritisme sebagai bentuk dari okultisme. 32

banyak sekali roh yang ada

dikalangan masyarakat Batak yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Misalnya saja memelihara “Begu Ganjang” atau Hantu yang berbentuk

manusia tinggi besar, yang biasanya digunakan untuk menjaga ladang, rumah

ataupun membalas dendam. “Begu Homang” atau hantu yang berada di hutan,

yang dapat mencuri jiwa manusia. Masih banyak lagi jenis hantu yang sering

dipelihara, namun “Begu Ganjang” adalah roh yang paling sering dipakai untuk

mencelakai manusia.33

Ilmu perdukunan lain yang sering dilakukan dikalangan

masyarakat Batak adalah santet dan sigumoang. Sigumoang akan dibahas secara

spesifik dibagian tiga.

32 Pdt. Rudolf H. Pasaribu, “okultisme dikalangan...” Hal. 70 33 Pdt. Darwin Lumbantobing, “HKBP Do HKBP”(Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2016). Hal.284

Page 23: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

23

3. Hasil Penelitian

3.1 Sejarah Desa Parinsoran-Pangorian, dan HKBP Nauli Danohorbo

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian satu, Daerah Garoga

dihuni oleh marga-marga Batak Toba yang dahulu kala bersembunyi akibat

perang. hingga saat ini daerah ini menjadi daerah yang sangat terkenal dikalangan

Batak Toba sebagai tempat yang dihuni oleh orang-orang yang “berilmu tinggi”

atau dalam bahasa batak Parilmu Tinggi.34

Hal ini dibenarkan oleh salah seorang

warga jemaat HKBP Nauli Danohorbo, dengan mengatakan bahwa daerah Garoga

masih lekat dengan ilmu perdukunan Batak tua seperti Rasun (Racun/Santet) dan

Sigumoang. Hal ini menurutnya dilakukan turun-temurun dari leluhurnya, agar

daerah Garoga aman dari orang luar yang berniat jahat. Namun seiring

perkembangan jaman, ilmu ini disalahgunakan untuk menyerang satu sama lain

dalam desa.35

Desa Parinsoran-Pangorian, adalah salah satu tempat terpencil di

kecamatan Garoga, yang dulunya adalah hutan belantara. Hingga saat ini sisa dari

hutan yang lebat masih bisa ditemui di daerah Parinsoran-Pangorian. Menurut

penuturan tua-tua adat setempat, daerah ini ditemukan pertama kali oleh

keturunan marga Siregar, yang membawa kerbaunya untuk merumput. Melihat

ada padang rumput yang luas, dan banyak rumput untuk pakan kerbau, marga

Siregar ini memanggil raja-raja dari marga yang lain, dan mulai membuka desa

tinggal. Padang rumput yang luas itu diberi nama Danohorbo. Dano berarti

muara, danau, laut. Sedangkan horbo berarti kerbau. Bahasa ini diambil dari

bahasa Batak angkola.36

Menurut cerita, daerah ini menjadi jalan para misionaris

menuju Toba. Salah satu misionaris dari Jerman yang menuju Toba, namun

bertemu dengan orang-orang daerah Garoga dan menginjili orang-orang Garoga

adalah Tuan Markus. Menurut Op. Marenta Pasaribu, Tuan markuslah yang

membawa orang-orang dari desa Parinsoran-Pangorian, Padang Bulan, Batu Na

Bolon, untuk beribadah minggu di Garoga Jae.37

Kurang lebih lima tahun Tuan

34 Parilmu tinggi adalah sebutan terhadap orang yang mempunyai kekuatan yang tak

wajar, yang melebihi kekuatan manusia pada umumnya. 35 Wawancara dengan Op. Marenta Pasaribu Parinsoran, 23 Juli 2017, Pukul 13.30 36 Wawancara dengan Op. Marenta Pasaribu Parinsoran, 23 Juli 2017, Pukul 13.30 37 Wawancara dengan Op. Marenta Pasaribu sebagai tetua adat, Parinsoran, 23 Juli

2017, Pukul 13.30

Page 24: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

24

Markus menginjili, dia dipanggil oleh pengurus RMG ke Baliige. Dalam

perjalanannya, tuan Markus menunggangi kuda bersama beberapa orang Batak

yang sudah Kristen. Namun setelah perjalanannya sampai ke daerah Sipitu-Pitu,

Siborong-borong, kudanya tergelincir masuk kedalam jurang yang dalam, dan

jasadnya tidak diketemukan. Pada tahun 1955 warga desa Parinsoran-Pangorian,

melakukan rapat untuk memikirkan membangun gereja di desa Parinsoran-

Pangorian, mengingat jalan yang cukup jauh, kurang lebih 21 Km untuk berjalan

ke Garoga Jae. Pada tahun 1959 jemaat mulai membuat gereja dari kayu yang

cukup besar, mengingat semakin banyak orang Kristen di daerah Parinsoran-

Pangorian. Lokasi gedung gereja yang awalnya berada di Partungkoan (Tempat

berkumpul/ rapat), berpindah ke tengah ladang luas, yang leluhur mereka

memberi nama Danohorbo. Namun ditambahkan kata Nauli yang berarti sesuatu

yang indah, dengan harapan gereja selalu memberikan sesuatu yang indah dalam

kehidupan jemaatnya. 38

3.2 Kepercayaan Warga Jemaat HKBP Nauli Danohorbo Terhadap

Sigumoang

Masyarakat Batak yang hidup di pedesaan, masih sangat kental dengan

kepercayaan tentang roh-roh yang ada disetiap tempat, dan memiliki kuasa atau

daya yang mampu memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat.

Demikian pula dengan desa terpencil di kecamatan Garoga yang bernama,

Parinsoran-Pangorian Danohorbo, mereka masih percaya bahwa dalam setiap

benda baik yang hidup atau yang mati, dihuni oleh kekuatan-kekuatan yang

melampaui kekuatan manusia. Hal ini dapat dilihat dari tradisi mereka dalam

bekerja. Mayoritas masyarakat desa Parinsoran-pangorian dan jemaat HKBP

Nauli Danohorbo bekerja sebagai petani Haminjon atau kemenyan, atau pohon

Damar, sejenis pinus. Dari pohon ini diambil getahnya, untuk dijual.

Masyarakat desa percaya, bahwa pohon pinus, kemenyan, aren, dihuni

oleh penunggu yang berwujud wanita. Menurut mereka, selayaknya wanita

pohon-pohon tersebut harus disayang dan diperlakukan layaknya istri mereka.

Jadi ketika ingin mulai mengambil getah, mereka harus terlebih dahulu meminta

38 Wawancara Op. Marenta Pasaribu sebagai tetua adat, Parinsoran, 23 juli 2017, pukul

13.30

Page 25: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

25

izin dengan berpakaian sopan. Setelah itu pohon harus diamplas supaya halus

mulai dari bawah hingga ke atas. Hal ini sebagai perangsang bagi pohon tersebut

agar mengeluarkan getah. 39

Kepercayaan lain yang juga masih kental dikalangan masyarakat Batak di

pedesaan adalah sigumoang. Sebagaimana penulis jelaskan sebelumnya, daerah

Garoga terkenal dengan Ilmu Batak yang disebut sigumoang. Menurut

kepercayaan orang Batak dan penuturan tetua adat Batak, sigumoang adalah

seseorang yang menggunakan, menyatukan dirinya bersama dengan roh-roh, baik

itu nenek moyangnya ataupun tidak. Roh-roh itu dipelihara dengan baik, dan

dituruti permintaanya, agar roh-roh itu patuh pada perintah orang tersebut. Dalam

kasus ini roh-roh itu dapat mengubah bentuk orang tersebut menjadi hewan,

namun harus mengikuti syarat-syarat dan ritual yang diwajibkan dicari atau

dilakukan. Syarat yang paling utama adalah puasa, bertapa ditengah hutan,

memberikan sesaji seperti ayam, kambing, kerbau, atau kuda. Lebih dari itu, jika

seseorang menginginkan ilmunya sempurna, dia harus mengorbankan dirinya

sendiri, atau salah satu keluarganya. Sigumoang adalah ilmu yang paling ditakuti

oleh warga desa, sebab Sigumoang tak dapat dibedakan dengan manusia biasa,

namun dapat mencelakai manusia dan dapat dikenali ciri-ciri alam jika ada orang

yang menggunakan ilmu sigumoang. ciri-ciri ini berupa tanda-tanda seperti

adanya sakit penyakit yang membuat hewan ternak mati. Sakit penyakit yang

menyerang desa, sebagai bentuk awal adanya masyarakat yang menggunakan

sigumoang. Sakit penyakit ini dibuat oleh si pelaku sigumoang untuk menakut-

nakuti warga, dan menunjukan kehebatannya. Selain itu adanya lali yang

mengelilingi desa pada malam hari. Lali dalam kepercayaan Batak Toba dipercaya

berbentuk burung yang besar, dengan suara yang nyaring dan menakutkan. Pada

jaman dahulu kala, lali ini dianggap sebagai tanda kematian seseorang, jika

hinggap diatas rumah seseorang.40

Selain sebagai penanda akan akhir hidup

seseorang, lali juga dipercaya sebagai mahluk yang ditugaskan oleh Mula Jadi Na

Bolon (Tuhan) untuk memberikan peringatan kepada orang-orang di desa, jika

39 Wawancara Kepala desa B. Hutahaean, di desa Parinsoran, 23 Juli 2017, pukul 17.00 40 Wawancara Tetua adat Op. Marenta Pasaribu, di desa Parinsoran, 23 Juli 2017, pukul

13.30

Page 26: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

26

ada perlakuan yang kurang baik, ataupun akan ada bencana.41

Hal ini sangat lekat

dan dipercayai oleh warga desa Parinsoran, sekaligus jemaat HKBP Nauli

Danohorbo.42

Menurut penuturan salah seorang warga jemaat HKBP Nauli

Danohorbo, Op. Marenta Pasaribu, selama ingatannya sudah tiga kali beliau

melihat orang yang tertangkap sigumoang, dan berubah menjadi babi hutan.

Setelah tertangkap, warga langsung menghakiminya dan mengusirnya keluar desa.

Setiap pelaku sigumoang yang tertangkap rumahnya digeledah dan dibakar

bersama barang-barang ritualnya seperti Bonang Manalu atau benang berwarna

hitam, putih, dan merah yang dililit menjadi satu, boneka, buku mantra dan

sebagainya. Pada tahun 2013 tertangkap lagi seorang yang sedang menjalankan

ritual sigumoang dengan manortor di tengah hutan. Para petani kemenyan yang

melihat langsung menangkapnya untuk di bawa ke desa, lalu diusir dari desa.

Pada tahun 2016 bulan november, seorang Sintua (Majelis Jemaat) HKBP

Nauli Danohorbo, diduga menggunakan praktek sigumoang. Para jemaat

mencurigainya karena ada wabah penyakit yang mereka rasa tidak wajar, dan

ketika majelis ini mengunjungi rumah jemaat yang sakit dan mendoakannya,

orang yang dikunjungi dan didoakan meninggal dunia. Menurut pemahaman

mereka, hal ini dikarenakan majelis tersebut menyentuh wajahnya. Hal ini

membuat warga marah, dan meminta Hampung (Kepala Desa) untuk

mengumpulkan warga dan melakukan sumpah diatas Alkitab agar mudah untuk

mengetahui siapa pelaku sigumoang.

Menurut pengakuan kepala desa, kepala desa tidak langsung menerima

begitu saja permintaan dari warga, melainkan terlebih dahulu membuat surat ke

pendeta HKBP Nauli Danohorbo untuk memberikan jalan keluar atas permintaan

warga. Menurutnya, sumpah itu tidak boleh dilaksanakan sebab berlawanan

dengan ajaran Tuhan Yesus. Menurutnya hal ini sudah berlawanan dengan titah ke

tiga, yaitu “Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan”. Baginya,

perintah dari titah ketiga ini tidak boleh dilanggar, sebab jika dilanggar akan ada

hukuman dari Tuhan. Demikian pula gereja HKBP Nauli Danohorbo melalui

41 Wawancara kepala desa Bintaher Hutahaean, di desa Parinsoran, 23 Juli 2017, Pukul

17.00 42 Wawancara Tetua adat Op. Marenta Pasaribu, di desa Parinsoran, 23 Juli 2017, pukul

13.30

Page 27: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

27

rapat pendeta dan majelis, sepakat untuk menolak diadakannya sumpah itu, karena

berlawanan dengan firman Tuhan, dan RPP HKBP.

3.3 Tanggapan Iman Kristen Warga Jemaat dan Pelayan Gereja HKBP

Nauli Danohorbo Terhadap Sigumoang

Melihat kenyataan bahwa ada seorang majelis yang dituduh sebagai

pelaku sigumoang, warga jemaat menjadi acuh tak acuh melihat gereja. Menurut

penuturan majelis HKBP Nauli Danohorbo, mereka merasa malu ketika saat

ibadah minggu, dan majelis yang dituduh ini bertugas sebagai liturgos, banyak

jemaat yang keluar meninggalkan ibadah minggu saat berlangsung. Hal ini

menurutnya wujud kemunduran iman dari majelis. Jika majelis melakukan hal

yang berlawanan dengan perintah Tuhan, wajar saja jemaat meninggalkan gereja.

Baginya hal ini melawan titah Tuhan yang pertama dari sepuluh Hukum Taurat,

yang juga menjadi pengakuan HKBP.43

Namun dirinya enggan untuk berbicara

banyak dengan warga jemaat, karena hal ini belum tentu kebenarannya.44

Seorang

warga jemaat yang juga sebagai Natua-tua ni huta atau tetua adat di desa

berpendapat, sudah selayaknya jemaat meninggalkan gereja jika sintua saja

pelaku sigumoang. Pelaku itu harus diusir keluar dari gereja dan desa. Berbeda

dengan jemaat HKBP Danohorbo yang telah merantau keluar desa, mereka

menganggap bahwa sigumoang itu tidak ada pada zaman sekarang. Bagi mereka

itu hanyalah mitos yang dibesar-besarkan karena persoalan iri antara satu dengan

yang lain. Menurutnya sebagai orang Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus,

masalah seperti sigumoang ini tak perlu diangkat lagi. Karena jika diangkat atau

dibahas kembali, itu menandakan kemunduran iman.45

Adanya sintua (Majelis)

yang dituduh sebagai sigumoang, membuat adanya pengaruh terhadap iman

mereka. Untuk menangkal wabah penyakit yang diberikan dari sigumoang,

mereka membakar kotoran hewan di depan rumah, dan menaburi daun sirih

disekeliling rumah mereka. Menurut kepercayaan mereka dengan melakukan hal

ini mereka mengusir wabah dari sigumoang itu untuk tidak masuk kerumah

mereka.46

43 Wawancara St. E Gultom, Parinsoran, 24 Juli 2017, pukul 12.00 44 Wawancara St. E Gultom, Parinsoran,24 Juli 2017, pukul 12.00 45 Wawancara Kinno Siregar, jemaat HKBP Nauli Danohorbo, 24 Juli 2017, Pukul 15.00 46 Wawancara kepala desa B. Hutahaean, 23 juli 2017, Pukul 17.00

Page 28: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

28

Untuk mengetahui lebih jelas, penulis mencari tahu bagaimana bisa

seorang Sintua dituduh sigumoang. Ternyata menurut mereka hal ini didasari dari

petunjuk seorang dukun di daerah Garoga julu. Dukun ini kemudian menunjukkan

rumah pelaku sigumoang tersebut. Selain petunjuk dari dukun, yang menguatkan

dugaan warga jemaat bahwa majelis itu pelaku sigumoang adalah karena

almarhum kakek majelis ini adalah seorang dukun terkenal di Garoga. Warga

jemaat menganggap bahwa ilmu itu diturunkan oleh kakeknya, dan digunakan

oleh majelis tersebut.47

Pdt. Daniel Simanungkalit, mengaku kecewa dengan jemaat yang pergi ke

dukun untuk bertanya terkait sigumoang. Menurutnya, ini sudah berlawanan

dengan iman Kristen. Bahkan hal ini menunjukan pengaruh okultisme yang

membuat kemunduran iman warga jemaat. Iman jemaat HKBP menurutnya,

haruslah iman yang berpusat kepada Yesus Kristus, sesuai dengan Aturan dan

Peraturan, Konfesi dan RPP HKBP. Inilah hal yang perlu dilihat secara matang

untuk menyelesaikan masalah sigumoang. Baginya, sebelum memutuskan orang

itu pelaku sigumoang atau memakai ilmu Batak dan diberikan sanksi, harus

terlebih dahulu ditangkasi atau diselidiki terlebih dahulu, sesuai dengan aturan

peraturan dan RPP HKBP. Setelah diselidiki, baru dapat diketahui apakah orang

tersebut patut dihukum atau tidak.48

Untuk menyelesaikan permasalahan ini,

pendeta Ressort pergi menuju rumah majelis tersebut bersama dengan ketua

majelis untuk mencaritahu masalah yang terjadi, sekaligus memberikan konseling

pastoral kepada majelis yang dituduh sigumoang. Menurut pengakuan majelis

tersebut, hal ini berawal dari adanya seorang anak yang sakit secara tiba-tiba.

Sebagai seorang majelis, beliau mengunjungi dan mendoakan anak tersebut.

Seusai berdoa, majelis itu mengelus kepala anak tersebut sambil berkata “Malum

ma ho amang da” yang berarti “cepat sembuh ya nak” lalu meninggalkan rumah

tersebut. Malam harinya anak itu meninggal dunia. Orang tua dari anak tersebut

tidak terima, lalu pergi ke dukun. Lalu dukun itu mengatakan bahwa anak ini

47 Wawancara kepala desa B. Hutahaean, 1 Agustus 2017, pukul 17.00 48 Wawancara pendeta Ressort HKBP Nauli Danohorbo Pdt. D. Simanungkalit, 25 juli

2017, pukul 09.00

Page 29: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

29

adalah tumbal dari sigumoang yang datang ke rumah mu. Inilah dasar warga

jemaat menduga dan menuduh majelis tersebut sebagai sigumoang.49

Melihat kenyataan yang ada bahwa jemaat HKBP Nauli Danohorbo sangat

lekat dengan praktik kepercayaan lama seperti sigumoang, pendeta dan majelis

jemaat HKBP Nauli Danohorbo, belum pernah merencanakan ataupun membahas

mengenai program yang berkaitan dengan okultisme. Hal ini menurutnya,

disebabkan kesibukan jemaat yang hampir setiap hari mencari nafkah ke hutan

untuk mengambil getah kemenyan, membuat tak ada waktu untuk melakukan

seminar atau lokakarya terkait okultisme. Namun untuk mengatasi permasalahan

kepercayaan okultisme ini, pendeta selalu menyinggungnya lewat khotbah.

Ketua majelis atau Porhanger berpendapat bahwa isu ini seringkali

muncul di desa parinsoran Danohorbo, namun gereja belum melakukan apa-apa.

Ketua majelis ini membandingkan dengan gereja GKPA Aek Bilah, yang berada

diperbatasan Garoga dan Angkola, majelis dan jemaatnya diperbekali dengan

ilmu-ilmu yang berkaitan dengan penyelesaian masalah seperti ini. Jemaat dan

majelis di HKBP Nauli Danohorbo belum pernah dikenalkan atau diperlengkapi

dengan pemahaman okultisme.50

Sama dengan apa yang dikatakan oleh ketua

majelis, Pendeta Ressort juga mempunyai pergumulan yang sama selama ia

ditempatkan di desa. Kurangnya pengetahuan tentang Okultisme, serta aturan

yang belum ada secara khusus tentang penanganan okultisme menjadi kendalanya.

Namun menurut pemahamannya, sigumoang termasuk dalam ranah okultisme,

karena sigumoang adalah praktek perdukunan yang menggunakan ilmu-ilmu

gaib.51

49 Wawancara Pendeta D. Simanungkalit, 25 juli 2017, pukul 09.00 50 Wawancara Ketua majelis/porhanger, St. A Pasaribu, 25 juli 2017, pukul

09.00 51 Wawancara Pendeta D Simanungkali, 25 juli 2017, pukul 09.00

Page 30: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

30

4. Analisa Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme dalam Pertumbuhan

Iman Jemaat HKBP Nauli Danohorbo

Setelah menguraikan hasil penelitian pada bagian sebelumnya, penulis

mencoba untuk menganalisa pengaruh kepercayaan terhadap okultisme dalam

pertumbuhan iman jemaat HKBP Nauli Danohorbo, dengan menggunakan analisa

okultisme.

Sebagaimana penulis paparkan pada bagian satu, HKBP sebagai gereja

kesukuan sangat lekat dengan budaya dan kepercayaan-kepercayaan lama.

Melalui penelitian yang penulis lakukan di HKBP Nauli Danohorbo, kepercayaan-

kepercayaan ini berhubungan dengan praktik okultisme. Kepercayaan akan roh

leluhur, ataupun roh-roh yang mendiami segala sesuatu yang ada didunia ini baik

yang hidup dan yang mati, mejadi bukti bahwa animisme dan dinamisme sangat

lekat dengan budaya Batak, dan HKBP. Secara khusus HKBP Nauli Danohorbo,

yang hingga saat ini lekat dengan paradigma masyarakat akan keangkerannya,

masih sangat lekat dengan kepercayaan okultisme. Masyarakat di sana sangat

mempercayai bahwa roh itu bisa berinteraksi dengan manusia lewat manusia,

hewan, ataupun benda perantara, yang mampu membantu hidupnya ataupun

mencelakai hidupnya.52

Hal ini dalam dunia kepercayaan terhadap okultisme,

termasuk salah satu bentuk dari pada okultisme yang disebut dengan Spiritisme.

Spiritisme seperti yang penulis paparkan pada bagian dua, adalah tindakan

berhubungan dengan roh–roh yang menggunakan medium berupa manusia atau

mahluk lain, ataupun benda. Menurut Pdt. Rudolf Pasaribu, spiritisme dalam

kepercayaan orang Batak sudah lekat sejak jaman dahulu. Orang Batak mengenal

dua jenis roh dalam kepercayaannya. Roh yang dipercaya yanng pertama adalah

Tondi. Tondi dalam kepercayaan Batak, mendiami diri setiap mahluk hidup

termasuk manusia. Roh yang kedua dalam kepercayaan budaya Batak disebut

sebagai Begu. Begu adalah roh orang yang telah meninggal, yang menghantui dan

masih ada disekeliling manusia. Begu dikenal jahat dalam kepercayaan Batak.

Namun begu dapat memberikan apa yang diinginkan manusia, asal begu itu

dirawat dengan memberi sesajen, dan menjalankan ritual-ritual tertentu.53

52 Wawancara kepala desa B. Hutahaean, 23 juli 2017, pukul 17.00 53 Pdt. Rudolf Pasaribu, “okkultisme dikalangan...” Hal. 70

Page 31: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

31

Demikian pula kepercayaan masyarakat di desa Parinsoran, Danohorbo,

kecamatan Garoga. Menurut penulis, sebagaimana penulis telah melakukan

penelitian, kepercayaan masyarakat dan warga jemaat HKBP Nauli Danohorbo,

masih ada tempat yang dianggap keramat di tengah hutan. Tempat keramat itu

harus dituju dengan tuntunan seorang dukun, sebab tak sembarang orang dapat

masuk kedalam hutan tersebut. Dukun akan terlebih dahulu meminta ijin dengan

memberikan kurban atau sesajen, untuk dapat masuk.54

Tempat ini sama seperti

Tabu sebagaimana yang penulis paparkan pada bagian dua. Menurut Harun

Hadiwijono dalam buku Religi Suku Murba, Tabu bukan hanya larangan untuk

menuju tempat yang dianggap sakral, melainkan menyebut nama tempat yang

sakral itu juga tidak diperkenankan. Hanya orang-orang seperti dukun, raja, dan

orang-orang yang khususlah yang boleh menyebut dan mendatangi tempat itu.55

Sigumoang dalam penelitian yang penulis lakukan, termasuk dalam ranah

okultisme. Kepercayaan warga jemaat HKBP Nauli Danohorbo tentang

sigumoang, Pelaku sigumoang pasti memiliki Bonang Manalu. Bonang Manalu

adalah benang berwarna merah, hitam, dan putih yang diikat menjadi satu, sebagai

lambang kekuatan yang dari kosmologi batak yang dimilikinya. Benang

berwarana merah, melambangkan kekuatan yang dimiliki. Benang berwarna

putih, melambangkan ilmu putih sebagai pelindung, dan hitam melambangkan

kekuatan dari alam orang yang telah mati. Benang ini diikat menjadi satu, untuk

menyempurnakan kekuatannya.56

Sigumoang adalah bagian dari okultisme yang

juga termasuk kedalam ranah mistisme dan sihir penulis berpendapat demikian

karena menurut kepercayaan warga jemaat HKBP Nauli Danohorbo,

parsigumoang atau yang berarti orang yang dapat mengubah bentuknya menjadi

apapun yang dia kehendaki lewat roh yang telah melebur menjadi satu dengannya.

Hal ini termasuk ranah okultisme dalam bentuk mistisme. Pelaku sigumoang

menurut hasil penelitian penulis dapat membawa bencana bagi desa, dengan

menggunakan ilmu yang dia miliki. Bencana ini dapat berupa sakit penyakit, dan

54 Wawancara tetua adat Op. Marenta Pasaribu, 23 Juli 2016, pukul 13.30 55 Dr. Harun Hadiwijono, “Religi suku murba” Hal. 15 56 Prof. Bungaran Simanjuntak, “prasejarah sumatera bagian utara” (Yogyakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011) Hal. 172

Page 32: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

32

kematian.57

Hal ini dilakukannya dengan cara memerintahkan roh-roh yang sudah

dikuasainya. Dalam ranah okultisme, hal semacam ini termasuk dalam bagian

okultisme yaitu sihir sebagaimana penulis katakan pada bagaian dua. Berbeda

dengan masyarakat desa yang telah merantau keluar desa, baginya permasalahan

sigumoang adalah Tahayul yang tak perlu dibicarakan, karena dapat mengganggu

keimanan warga jemaat, sebagaimana penulis paparkan pada bagian tiga. Menurut

penulis, hal ini karena jemaat yang merantau sudah mengetahui dunia luar yang

lebih modern. Serta menyadari bahwa sigumoang bertentangan dengan iman

kepada Yesus Kristus sebagaimana penulis paparkan pada bagian tiga.

4.1 Analisa Faktor Penyebab Kepercayaan Warga Jemaat HKBP Nauli

Danohorbo Terhadap Okultisme Sigumoang

Setiap makhluk hidup percaya bahwa ada kekuatan yang melebihi

kekuatan dirinya yang mampu mempengaruhi dirinya. Kekuatan-kekuatan itu

disebut mana. Sebagaimana penulis paparkan pada bagian dua, mana adalah

kekuatan atau daya yang disadari betul oleh manusia mampu mempengaruhi

kehidupan manusia. Kekuatan atau daya ini menimbulkan berbagai permasalahan

dalam diri manusia. Manusia memiliki mana dalam dirinya. Namun mana yang

dimiliki manusia itu tidak seberapa dibanding daya yang ada di alam semesta.58

Kekuatan atau daya yang besar ini dapat diisi kedalam diri manusa atau

pun benda. Sehingga seseorang yang memilik daya ini, akan mempunyai daya

yang menonjol dan daya. Dalam kasus kepercayaan terhadap sigumoang, daya ini

dipercaya dimasukkan ke dalam benda yang disebut dengan bonang manalu.

Menurut analisa penulis, bonang Manalu termasuk sebagai salah satu bagian

okultisme yang disebut dengan festisj sebagaimana penulis kemukakan pada

bagian dua. Festisj adalah buatan tangan manusia yang diisi dengan daya

kekuatan supernatural melalui ritual perdukunan. Daya itu dikuasai oleh manusia,

dan dapat melakukan segala sesuatu yang dikehendaki oleh manusia.59

Warga jemaat HKBP Nauli Danohorbo, sebagaimana sebagian besar

masyarakat Batak yang hidup di desa, percaya bahwa ada hubungan erat dengan

57 Wawancara kepala desa, Bintaher Hutahaean, di desa Parinsoran, 23 Juli 2017, Pukul

17.00 58 Dr. Harun Hadiwijona, “Religi Suku Murba” hal 12.

59 Pdt. Rudolf Pasaribu, “Okkultisme dikalangan...” Hal. 54

Page 33: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

33

sejenis burung yang disebut dengan lali. Menurut penuturan salah seorang sintua

atau majelis jemaat HKBP Nauli Danohorbo, lali sejak dahulu kala sering

memberi tanda dengan bersuara nyaring jika ada seorang warga desa yang

melakukan ritual sigumoang.60

Lali dipercaya berbentuk seperti burung besar.

Namun pada kenyataannya, belum pernah ada yang melihat secara langsung

wujud dari pada lali. Menurut analisa penulis, lali yang dipercaya memberikan

tanda kepada masyarakat jika ada yang sedang melakukan ritual sigumoang

adalah salah satu totem sebagaimana penulis paparkan pada bagian dua.

4.2 Analisa Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme dalam

Pertumbuhan Iman Jemaat HKBP Nauli Danohorbo

Menurut analisa penulis, sigumoang yang temasuk dalam kategori

okultisme, mempengaruhi pertumbuhan warga jemaat iman jemaat HKBP Nauli

Danohorbo. Kepercayaan terhadap okultisme sigumoang ini membuat

pertumbuhan iman yang tidak sesuai sebagaimana iman yang dipercaya dan

diakui oleh HKBP dan iman Kristen. Banyak warga jemaat yang kembali pergi ke

dukun untuk menyelesaikan persoalan okultisme. Hal ini berlawanan dengan

dasar iman HKBP yang diatur dalam Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon

bagian tiga, pasal satu (C dan D), dan pasal tiga. Bagian tiga pasal satu,

membahas mengenai kepercayaan yang berlawanan dengan hukum taurat yang

pertama, yaitu “Akulah Tuhan Allah mu, tidak boleh ada Allah lain selain Aku”.

HKBP merumuskan hukum taurat pertama ini pada bagian C dan D dengan:

1. Tidak boleh menyembah Tuhan selain Tuhan Yesus Kristus, baik itu roh-roh

leluhur, atau Mula Jadi Na Bolon61

, yang berakar dari penyembahan berhala.

2. Menyembah tuhan yang berlawanan dengan firman Tuhan, misalnya tuhan

yang didapat dari seorang dukun yang berlatarbelakang tidak mengenal Tuhan

Yesus Kristus sebagai Tuhan.62

Bagian tiga pasal dua membahas mengenai segala bentuk prilaku yang

berlawanan dengan hukum Taurat yang ketiga, yang menegaskan: kita harus

berdoa dengan nama Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala Gereja. Lebih lanjut,

60 Wawancara St. H Siregar, 24 juli 2017, pukul 15.00

61 Mula Jadi Na Bolon adalah Tuhan semesta alam dalam kepercayaan Batak. 62 HKBP, “Ruhut Parmahanion dohon paminsangon” (Pematang Siantar: Unit Usaha

Percetakan HKBP, 2000) Hal. 32

Page 34: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

34

ditekankan bahwa tidak diperbolehkan bersumpah, mengutuk menggunakan nama

Tuhan. Mengakui Tuhan Yesus dihadapan orang-orang yang berbeda keyakinan

dengan kita.63

Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh kepala desa

Parinsoran, sebagaimana penulis paparkan pada bagian tiga. Sumpah di atas

Alkitab tidak diperbolehkan secara iman Kristen dan aturan HKBP.

HKBP melalui konfesi HKBP tahun 1951 mengakui Allah adalah esa.

Tidak bermula dan tak berkesudahan, mahakuasa, tidak berubah, maha besar,

maha tahu, ialah menggenapi langit dan bumi, mahakudus, mahakasih.64

Iman

yang bertumbuh adalah iman yang membuahkan pengakuan terhadap Yesus

Kristus seperti disebut Rasul Paulus kepada orang Korintus: “aku sudah percaya,

maka sebab itulah aku sudah berkata”. Dasar iman HKBP adalah Alkitab yang

menyatakan Yesus Kristus adalah Tuhan. Diluar daripada dasar iman ini,

berlawanan dengan pengakuan HKBP.

Menurut pandangan penulis, dilihat dari sudut pandang pengakuan

HKBP, sigumoang mempengaruhi pertumbuhan iman jemaat HKBP Nauli

Danohorbo. Hal ini dapat dilihat dari apa yang penulis paparkan pada bagian tiga,

bahwa jemaat kembali bertanya kepada dukun terkait permasalahan Sigumoang

yang terjadi di jemaat HKBP Nauli Danohorbo. Berdasarkan temuan data pada

bagian tiga tersebut, penulis berpendapat bahwa telah terjadi kemunduran iman di

jemaat HKBP Nauli Danohorbo. Penulis mengatakan kemunduran iman, sebab

sikap kembali kepada dukun ini sebenarnya merupakan kebiasaan yang berulang

dalam interval tiga sampai lima tahun.65

Berdasarkan hasil wawancara

disampaikan bahwa tahun 2013 saat ada peristiwa serupa, yakni adanya wabah

penyakit yang menyerang hampir seluruh kampung kecuali keluarga yang

kemudian dicurigai, bahkan terbukti sebagai pelaku sigumoang, dari sini, menurut

penulis jelas bahwa pertumbuhan iman jemaat belum nampak signifikan. Hal ini

disebabkan kurangnya pengetahuan tentang okultisme, sebagaimana penulis

paparkan pada bagian tiga. Kurangnya pengetahuan tersebut dipengaruhi karena

63 HKBP, “Ruhut Parmahanion....” Hal. 33 64 HKBP, “The Confession...” Hal. 54 65 Wawancara dengan tetua adat desa parinsoran, Op. Marenta Pasaribu, 23 Juli 2017,

pukul 13.30

Page 35: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

35

kurangnya disediakan waktu khusus baik oleh gereja dan jemaat, untuk bersama-

sama membahas sigumoang melalui seminar ataupun lokakarya.

Sebagai orang yang percaya dan mengakui bahwa Yesus Kristus adalah

Tuhan, kita harus kembali menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, dan

meninggalkan kepercayaan-kepercayaan yang berhubungan dengan okultisme.

Orang yang percaya kepada Yesus Kristus, menurut Harun Hadiwijono, harus

lahir kembali yang dinyatakan dalam pertobatan dan iman. Pertobatan tidak

mungkin terjadi tanpa iman, sebaliknya tiada iman tanpa pertobatan.66

Maksudnya

jemaat HKBP Nauli Danohorbo dalam praktek kehidupan beriman mereka dapat

menjalankan kesetiaan kepada Yesus Kristus, dengan tidak lagi menempatkan

dukun dan praktek sigumoang dalam keseharian. Bagaimanapun, keduanya yakni

dukun dan sigumoang harus dipahami (sebagaimana tegas dinyatakan dalam RPP

HKBP) bukan sebagai bagian dari tradisi Batak Toba dan tidak sesuai dengan

paham dan pengajaran iman Kristen, melainkan murni tergolong wujud okultisme.

66 Harun Hadiwijono, “Iman Kristen” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), Hal. 400-401

Page 36: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

36

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Melalui penelitian yang penulis lakukan di HKBP Nauli Danohorbo,

penulis menemukan kesimpulan bahwa Sigumoang dalam kepercayaan Batak

Toba adalah sebagai bentuk dari okultisme. Daerah penelitian yang penulis ambil,

menjadi suatu bukti bahwa kepercayaan terhadap Sigumoang mempengaruhi

pertumbuhan iman jemaat. Sigumoang berlawanan dengan pengakuan HKBP

yang diatur dalam Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon (RPP HKBP), secara

khusus terhadap hukum taurat pertama, kedua, dan ketiga. Iman warga jemaat

HKBP harus didasari iman kepercayaan orang Kristen, sebagaimana yang diakui

oleh HKBP yaitu iman kepada Yesus Kristus, yang didasari oleh kepercayaan

terhadap Alkitab sebagai pewahyuan dari Allah.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan tentang

pengaruh kepercayaan terhadap okultisme dalam pertumbuhan iman jemaat

HKBP Nauli danohorbo maka penulis memberikan saran agar Gereja HKBP perlu

merumuskan secara jelas dalam aturan dan peraturan HKBP tentang Okultisme

yang lekat dalam kehidupan jemaat di pedesaan. Hingga saat ini, sebagaimana

penelitian ini dilakukan, HKBP belum secara tegas berbicara mengenai okultisme.

HKBP harus membuat satu pasal khusus dalam RPP HKBP, tentang

permasalahan praktik-praktik okultisme, yang meliputi penjelasan, dasar Alkitab,

dan sikap gereja. Gereja HKBP Nauli Danohorbo sudah sepatutnya melakukan

penyuluhan tentang okultisme bagi jemaat dan majelis. Hal ini dapat dilakukan

dengan seminar okultisme atau lokakarya cara hidup berjemaat yang sesuai

dengan iman Kristen untuk menambah pemahaman majelis dan jemaat HKBP

Nauli Danohorbo.

Bagi Fakultas Teologi UKSW, sebaiknya ditambahkan mata kuliah

okultisme dan buku-buku referensi tentang okultisme. Dengan demikian,

mahasiswa mempunyai pemahaman yang menyeluruh akan okultisme.

Page 37: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

37

DAFTAR PUSTAKA

Debra, Lardie. 2000. “Concise Dictionary of The Occult and New Age”, Grand Rapids:

Kregel Publications.

Hoover, David W. 1997. How to Respond… the Occult.St. Louise: Concordia Publishing

House.

Koch, Kurt. 1978. Occult ABC. Michigan: Grand Rapids.

Lerich, Christopher I. 2000. “The Occult Mind”, Newyork: Cornel University

Hadiwijono, Dr. Harun. 2013 “Religi Suku Murba”, Jakarta: BPK Gunung Mulia

Hadiwijono, Harun. 2016 “Iman Kristen”, Jakarta: BPK Penabur

HKBP, 2013 “The Confession Of Faith Of The HKBP” Pematang Siantar: Kantor Pusat

HKBP,

HKBP, 1951 “Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon” Pematang Siantar: Unit Usaha

Percetakan HKBP

Kantor Pusat HKBP, (2015). “Aturan dohot Paraturan”, Pematang Siantar: Unit Usaha

Percetakan HKBP

HONIG Jr, Dr. A. G. (2005). “Ilmu Agama”, Jakarta: Gunung Mulia

Moleong, Lexy J. (2004). Metode Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya

Manalu, Pdt. Peris. (2004), “Manusia & Okultisme yang mengglobal”, Siantar: Exousia

Nanawi, Hadari dan Mimi Martini. (1994), Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

Pasaribu, Pdt. Rudolf H, 2016. “Okultisme di Kalangan Masyarakat Batak” Jakarta: PT.

Atalya Rileni Sudeco

Rambitan, Stenley. (2011) “Okultisme, Manusia dan Agama”, Jakarta: Document

Situmorang, Jonar. (2017) “Mengenal Agama Manusia”, Yogyakarta: Andi

Page 38: Pengaruh Kepercayaan Terhadap Okultisme Dalam Pertumbuhan … · 2018. 1. 5. · Napitupulu, yang selalu menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Juga untuk nenek saya tercinta,

38

Simanjuntak, Prof Bungaran, 2011. “Prasejarah Sumatera Bagian Utara”, Yogyakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Wahl, Robert O, 2006. “Foundations of faith”, United States of America: The Resources

Connection

Webster, Hutton. 1948. Magic: A Sociological Study. London: Stanford University Press.

Internet : http://belajarpsikologi.com metode penelitian kualitatif. Diunduh pada 3 mei 2017,

pukul 13.56

Wawancara:

1. Wawancara dengan tetua adat Op. Marenta Pasaribu, Parinsoran 23 Juli 2017.

Pukul 13.30.

2. Wawancara dengan Kepala Desa Parinsoran, B. Hutahaean, 23 Juli 2017. Pukul

17.00

3. Wawancara dengan St. E Gultom, Parinsoran, 24 Juli 2017. Pukul 12.00

4. Wawancara dengan Kinno Siregar, Jemaat HKBP Nauli Danohorbo, 24 Juli 2017.

Pukul 15.00

5. Wawancara dengan Pendeta Ressort HKBP Nauli Danohorbo, Pdt. D.

Simanungkalit, 25 Juli 2017. Pukul 09.00

6. Wawancara dengan Ketua Majelis/Porhanger, St. A. Pasaribu, 25 Juni 2017,

Pukul 09.00

7. Wawancara Majelis Jemaat St. H Siregar, 24 Juli 2017. Pukul 12.00