Top Banner
i PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS, OPINI AUDIT GOING CONCERN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh : NIDA NADYA HASAN NIM. 1112082000004 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2016 M
137

PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

Oct 26, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

i

PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS,

OPINI AUDIT GOING CONCERN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN

PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode

2011-2014)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

NIDA NADYA HASAN NIM. 1112082000004

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2016 M

Page 2: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

ii

PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS,

OPINI AUDIT GOING CONCERN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN

PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode

2011-2014)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

NIDA NADYA HASAN NIM. 1112082000004

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2016 M

Page 3: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

iii

Page 4: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

iv

Page 5: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

v

Page 6: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Nida Nadya Hasan No. Induk Mahasiswa : 1112082000004 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya: 1. Tidak mengembangkan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertangunggjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Maret 2016

Nida Nadya Hasan

Page 7: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Nida Nadya Hasan

2. Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 23 Maret 1994

3. Alamat : Jl. Mede 1 Komplek Sasmita Loka RT

02/04 No. 57 Pamulang, Tangerang Selatan

4. Telepon : 081315088682

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. MI Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2000-2006

2. MTs Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2006-2009

3. SMA Pondok Pesantren Daar El Qolam Tangerang Tahun 2009-2012

4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2012-2016

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Kursus Bahasa Inggris di LIA Tangerang, 2007-2008

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta periode 2015/2016

Page 8: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

viii

2. Anggota Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis (SEISDANCE) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014/2015

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminar Nasional oleh HMJ Akuntansi: Pathway Profesi Akuntansi

Indonesia, Untuk Mengembangkan Wawasan berbagai Profesi

Akuntansi di Indonesia, 2015.

2. Seminar Nasional Accounting Fair: Kredibilitas Seorang Akuntan

Dalam Menghadapi Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia,

2014.

3. Seminar Nasional oleh Jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang

bekerjasama dengan Ikatan Mahasaiswa Akuntansi Indonesia (IMAI)

Simpul Riau, 2013.

VI. KEPANITIAAN

1. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan

Akuntansi UIN Jakarta, sebagai ketua pelaksana, 2014.

2. Accounting Fair 2014 oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, sebagai wakil bendahara, 2014.

3. Visit Company to Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) oleh HMJ

Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai wakil ketua, 2014.

Page 9: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

ix

VII. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Hasanudin Ibnu Hibban

2. Tempat Tanggal Lahir : Indramayu, 5 Juni 1966

3. Ibu : Wiwi Siti Sajaroh

4. Tempat Tanggl Lahir : Tasikmalaya, 10 Februari 1969

5. Alamat : Jl. Mede 1 Komplek Sasmita Loka RT

02/04 N0. 57 Pamulang, Tangerang Selatan

6. Telepon : 081310725156

7. Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

Page 10: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

x

ABSTRACT

THE EFFECTS OF PUBLIC OWNERSHIP, FINANCIAL DISTRESS, GOING CONCERN OPINION, COMPANY’S SIZE, AND PROFITABILITY

TO AUDITOR SWITCHING

(Empirical Study on Banking Companies that Listed at Indonesian Stock Exchange Period 2011-2014)

By

Nida Nadya Hasan

The research examines the effect of public ownership, financial distress, going concern opinion, company’s size, and profitability to auditor switching. This research used the sample of banking industries which listed in Indonesian Stock Exchange during 2011-2014 period. The number of banking industries sampled in this study were 28 companies with 4 years observation. Based on purposive sampling method, sample consist of 112 financial statements in this research. Hypothesis in this research are tested by logistic regression analytical method.

Result of this research find that profitability has positive and significant impact on auditor switching and find that company’s size has negative and significant impact on auditor switching.

Keywords: Public Ownership, Financial Distress, Going Concern Opinion,

Company’s Size, Profitability, Auditor Switching

Page 11: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

xi

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS, OPINI AUDIT GOING CONCERN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN

PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014)

Oleh Nida Nadya Hasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan publik,

financial distress, opini audit going concern, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap auditor switching. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014. Jumlah perusahaan perbankan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 28 perusahaan dengan pengamatan selama 4 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 112 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara profitabilitas terhadap auditor switching, serta menunjukan hubungan negatif dan signifikan antara ukuran perusahaan terhadap auditor switching.

Kata kunci: kepemilikan publik, financial distress, opini audit going concern, ukuran perusahaan, profitabilitas, auditor switching

Page 12: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

xii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Pengaruh Kepemilikan Publik, Financial Distress, Opini Audit

Going Concern, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Auditor

Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di

Bei Periode 2011-2014)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi

sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orangtuaku tercinta, umi dan abi yang tidak hentinya melantunkan

doa, mencurahkan kasih sayang, semangat, dukungan, dan perhatian kepada

penulis. Terimakasih atas doa, saran, didikan serta nasehatnya sehingga

membuat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Adik-adik penulis Vivi Nafilah Chairani Hasan dan Zahra Shufiyah Hasan.

4. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada

penulis.

5. Ka Abdul Azis yang telah memberikan saran, doa, dan motivasi kepada

penulis.

6. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Bapak Hepi Prayudiawan SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih

atas bantuan dan saran dari bapak demi terselesaikannya skripsi ini.

Page 13: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

xiii

9. Bapak Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP selaku dosen Pembimbing

Skripsi I yang telah bersedia memberikan waktunya untuk membimbing

penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas ilmu yang telah bapak

berikan selama ini.

10. Ibu Nur Wachidah Yulianti, SE., M.S., Ak selaku dosen Pembimbing Skripsi

II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua saran yang

ibu berikan selama selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya

sidang skripsi.

11. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

12. Teman-teman Akuntansi 2012 yang tidak bisa penulis sebutkan satuper satu,

terima kasih atas semua persahabatan, doa, dan motivasinya, terima kasih atas

perjuangan bersama kita di kampus demi menempuh gelar sarjana.

13. Teman-teman Akuntansi A 2012, terima kasih atas dukungan dan do’a

kepada penulis.

14. Sahabat seperjuangan Elsa, Tuti, Naya, Lulu, Dwi, dan Ferina, terima kasih

atas dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

15. Teman-teman di HMJ Akuntansi, terutama Galih, Revan, Yudhi, Farisi,

Irvan, dan Ajay yang telah bersama-sama memberikan pelajaran yang

berharga selama di kampus.

16. Kakak-kakak senior Akuntansi terutama kepada Ka Alif, Ka Heru, Ka Umi,

Ka Uum, Ka Gita, Ka Vania, dan Ka Mpit.

17. Adik-adik Akuntansi angkatan 2013-2015, terutama Ema, Fitri, Agias,

Hanifah, Pepi, Dio, Bambang, Fifi, Najah, Fatin, Liana, Andi, Dwi, Riana,

Tiwi, dkk yang telah menemani penulis dan memberikan semangat kepada

penulis.

18. Teman seperjuangan (Naya, Elsa, Rita, Yudhi, & Revan) dari mulai Ujian

Komprehensif hingga Sidang Skripsi, terima kasih atas semangat dan doanya.

19. Temen-teman KKN SERABI terimakasih atas doa dan motivasinya.

Page 14: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

xiv

20. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu atas bantuannya

dalam terselesainya penyusunan skripsi ini. Semoga amal kebaikan kalian

semua dapat dibalas oleh Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 29 Maret 2016

Nida Nadya Hasan

Page 15: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

xv

DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................... i

COVER DALAM ........................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................. v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH......................... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................. x

ABSTRAK .................................................................................................. xi

KATA PENGANTAR ................................................................................. xii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xviii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 14

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 14

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 17

A. Tinjauan Literatur .......................................................................... 17

1. Teori Agensi .............................................................................. 17

2. Peraturan Pemerintah mengenai Rotasi Auditor ......................... 22

3. Auditor Switching ...................................................................... 24

4. Kepemilikan Publik ................................................................... 25

5. Financial Distress ..................................................................... 26

6. Opini Audit Going Concern ....................................................... 28

7. Ukuran Perusahaan .................................................................... 30

8. Profitabilitas .............................................................................. 31

Page 16: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

xvi

B. Dasar Perumusan Hipotesis ........................................................... 32

1. Kepemilikan Publik terhadap Auditor switching ........................ 32

2. Financial distress terhadap Auditor Switching ........................... 33

3. Opini Audit Going concern terhadap Auditor switching ............. 36

4. Ukuran perusahaan terhadap Auditor Switching ......................... 37

5. Profitabilitas terhadap Auditor Switching ................................... 39

C. Penelitian Sebelumnya .................................................................. 40

D. Kerangka Berfikir .......................................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 52

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 52

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 52

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 53

D. Metode Analisis Data.................................................................... 54

1. Pengertian Regresi Logistik ....................................................... 54

2. Tahapan Regresi Logistik .......................................................... 55

a. Menilai Kelayakan Model Regresi .................................... 55

1) Uji Statistik -2 Log Likelihood ..................................... 55

2) Uji Statistik Cox and Snell’s R Square ......................... 56

3) Uji Statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of

Fit Test ............................................................................ 56

4) Matriks Klasifikasi ...................................................... 57

b. Pengujian Hipotesis .......................................................... 57

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .............................................. 58

1. Auditor Switching ...................................................................... 59

2. Kepemilikan Publik ................................................................... 59

3. Financial Distress ..................................................................... 59

4. Opini Audit Going Concern ....................................................... 60

5. Ukuran Perusahaan .................................................................... 60

6. Profitabilitas .............................................................................. 61

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 63

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 63

Page 17: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

xvii

1. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 63

2. Deskripsi Sampel Penelitian ...................................................... 66

B. Analisis dan Pembahasan .............................................................. 67

1. Hasil Uji Hipotesis Penelitian .................................................... 67

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model .............................. 67

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................ 71

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ...................................... 72

d. Hasil Matriks Klasifikasi ....................................................... 73

e. Hasil Uji Regresi Logistik ..................................................... 74

f. Pembahasan Penelitian .......................................................... 75

1) Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Auditor Switching 75

2) Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching . 77

3) Pengaruh Opini Audit Going Concern terhadap Auditor

Switching ........................................................................ 79

4) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Auditor Switching 81

5) Pengaruh Profitabilitas terhadap Auditor Switching .......... 83

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 85

A. Kesimpulan .................................................................................. 85

B. Implikasi....................................................................................... 87

C. Keterbatasan ................................................................................. 88

D. Saran ............................................................................................ 89

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 91

LAMPIRAN ...................................................................................................... 94

Page 18: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

xviii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu di Luar Negeri ........................................... 40

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu di Dalam Negeri ........................................ 42

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................... 59

4.1 Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ..................................... 62

4.2 Sampel Penelitian ................................................................................ 63

4.3 Menilai Keseluruhan Model ................................................................. 66

4.4 Iteration History 1 .............................................................................. 67

4.5 Koefisiensi Determinasi ....................................................................... 68

4.6 Menguji Kelayakan Model Regresi ..................................................... 69

4.7 Matriks Klasifikasi .............................................................................. 70

4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ................................................... 71

4.9 Ringkasan Hasil Penelitian................................................................... 72

Page 19: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

xix

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Berfikir Penelitian ............................................................... 48

Page 20: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

xx

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data Sampel ........................................................................................ 92

2 Hasil Output SPSS ............................................................................... 105

Page 21: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyaknya pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, maka

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut haruslah wajar,

dapat dipercaya dan tidak menyesatkan. Untuk menjamin kewajaran informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan, maka diperlukan adanya suatu

pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen. Pihak manajemen suatu

perusahaan berkepentingan untuk menyajikan laporan keuangan sebagai suatu

gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini berpotensi dipengaruhi

kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku

pemakai laporan keuangan sangat berkepentingan untuk mendapatkan laporan

keuangan yang dapat dipercaya.

Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai pihak ketiga yang

independen. Hal ini penting karena jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa

laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan baik yang disengaja

maupun tidak disengaja. Karena itu laporan keuangan yang belum diaudit

kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap laporan keuangan tersebut (Agoes, 2008:8).

Independensi harus ada pada diri auditor saat ia sedang melakukan tugas

dalam hal mengaudit yang mengharuskan ia memberi atestasi atas kewajaran

Page 22: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

2

laporan keuangan sebuah perusahaan yang menjadi kliennya. Terkadang

pengguna laporan keuangan ada yang mempertanyakan apakah seorang

auditor independen dalam menjalankan tugasnya, dan hal tersebut wajar saja

untuk dipertanyakan (Indahsari, 2015). Peran Akuntan Publik sebagai pihak

yang independen untuk menengahi kedua pihak (agen dan prinsipal) dengan

kepentingan berbeda tersebut (Lee, 1993 dalam Damayanti dan Sudarma,

2007), yaitu untuk memberi penilaian dan pernyataan pendapat (opini)

terhadap kewajaran laporan keuangan yang disajikan.

Hubungan yang lama antara auditor dan klien akan membuat mereka

merasa lebih akrab. Hal ini dapat mengancam independensi auditor dalam

mengaudit laporan keuangan klien tersebut. Berbagai kasus telah terjadi

terkait dengan lunturnya independensi auditor. Auditor mungkin saja tidak

dapat menemukan, bahkan mengabaikan kesalahan saji material, baik itu

berupa kecurangan maupun kekeliruan. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan

audit (audit failure), dimana auditor tidak dapat menemukan kesalahan salah

saji material dalam laporan keuangan sehingga dapat terjadi kesalahan dalam

menentukan opini audit terhadap laporan keuangan. Kesalahan memberikan

opini audit ini dapat menimbulkan dampak negatif yang besar bagi klien.

Auditor mungkin saja dapat dituntut secara hukum, terlebih jika kesalahan

tersebut murni milik auditor.

Contoh kasus terbesar yang terkait dengan independensi auditor adalah

kasus runtuhnya perusahaan energi Enron yang melakukan kerjasama dengan

KAP Arthur Andersen dengan cara memanipulasi laba perusahaan. Laba

Page 23: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

3

dalam laporan keuangan Enron dicatat overstated oleh staf akuntan Enron

yang merupakan mantan auditor di KAP Arthur Andersen, sementara KAP

Arthur Andersen menjadi auditor eksternal atas laporan keuangan tersebut.

Akibat dari peristiwa ini, Enron hancur dan KAP Arthur Andersen dicabut izin

operasinya oleh pemerintah AS (Hutabarat, 2012:1).

Selain Enron, di Indonesia juga terjadi kasus yang melibatkan auditor

eksternal dan kliennya. Kasus yang menimpa akuntan publik JAS yang

diindikasi melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT Great

River Internasional, Tbk menyebabkan munculnya keraguan atas opini audit

dan akibatnya masyarakat mengkritik profesi auditor. Kasus tersebut muncul

setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan

indikasi penggelembungan akun penjualan, piutang dan aset hingga ratusan

milyar rupiah pada laporan keuangan PT Great River, Tbk yang

mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal

dalam membayar utang.

Berdasarkan investigasi Bapepam menyatakan bahwa Akuntan Publik

yang memeriksa laporan keuangan PT Great River, Tbk ikut menjadi

tersangka. Oleh karenanya, Menteri Keuangan RI terhitung sejak tanggal 28

November 2006 telah membekukan izin akuntan publik JAS selama dua tahun

karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan

Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan

konsolidasi PT. Great River, Tbk tahun 2003 (Hutabarat, 2012:2).

Page 24: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

4

Di Indonesia, PT. Kimia Farma, Tbk sempat tidak mendapatkan

kepercayaan dari pemilik saham terbesarnya sendiri. Setelah dilakukan audit

ulang, ternyata laporan keuangan yang telah diaudit menyajikan jumlah total

penjualan yang overstated. Selain PT. Kimia Farma, Tbk terdapat pula kasus

PT. Telkom, Tbk tentang tidak diakuinya KAP Eddy Pianto oleh SEC

(Securities Exchange Comission), dimana SEC sebagai pemegang otoritas

pasar modal di Amerika Serikat tentu memiliki alasan khusus mengapa

mereka tidak mengakui keberadaan KAP Eddy Pianto. Hal tersebut bisa saja

terkait dengan kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor masih

diragukan oleh SEC, dimana kompetensi dan independensi merupakan dua

karakteristik sekaligus yang harus dimiliki oleh auditor.

Selanjutnya kasus yang terjadi pada sejumlah perusahaan terbuka Grup

Bakrie mengenai kisruh laporan keuangan. Dimana tujuh perusahaan yang

termasuk dalam perusahaan terbuka Grup Bakrie diantaranya adalah Bakrie

Sumatra Plantation, Energi Mega Persada, Bumi Resources, Bakrie Telecom,

Bakrieland Development, Darma Henwa dan Benakat Petroleum Energy.

Keributan bermula dari adanya dana triliunan rupiah di ketujuh perusahaan itu

yang pencatatannya diduga bermasalah. Dalam laporan keuangan kuartal

pertama mereka menyebutkan mempunyai dana deposito sekitar Rp 6,8 triliun

di Bank Capital Indonesia. Padahal, seluruh dana nasabah di bank swasta

tersebut hanya sebesar Rp 2,7 triliun. Itulah yang memunculkan berbagai

spekulasi tidak sedap. Sorotan terutama ditunjukkan kepada dua perusahaan

Page 25: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

5

Grup Bakrie yaitu Bakrie Sumatra Plantation Dan Energi Mega Persada

dengan kepemilikan deposito Rp 4,6 triliun. (Annisa, 2013)

Dengan alasan mencegah hilangnya independensi auditor, digagaslah

kewajiban mengganti auditor secara periodik, atau yang sering disebut rotasi

auditor. Rotasi atau pergantian auditor secara wajib (mandatory) ini adalah

peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan oleh perusahaan, dengan

tujuan untuk menghasilkan kualitas dan menegakkan independensi auditor.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mewajibkan adanya

pergantian kantor akuntan dan mitra audit yang diberlakukan secara periodik

sesuai peraturan yang berlaku. Peraturan tersebut adalah Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 Pasal 2 tentang

“Jasa Akuntan Publik” (perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

423/KMK.06/2002). Peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit

umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor

Akuntan Publik (selanjutnya disebut KAP) paling lama untuk 5 (lima) tahun

buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga)

tahun buku berturut-turut. Jika perusahaan mengganti KAP-nya yang telah

mengaudit selama lima tahun, hal itu tidak akan menimbulkan pertanyaan

karena bersifat wajib (mandatory). Jadi, yang biasanya menjadi masalah

apabila pergantian KAP bersifat voluntary, yaitu atas keinginan perusahaan

sendiri di luar aturan dari Menteri Keuangan.

Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008

Page 26: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

6

tentang “Jasa Akuntan Publik”. Perubahan yang dilakukan diantaranya adalah,

pertama, pemberian jasa audit umum menjadi enam tahun berturut-turut oleh

kantor akuntan dan tiga tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu

klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Kedua, akuntan publik dan kantor akuntan

boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan

jasa audit kepada klien yang di atas (pasal 3 ayat 2 dan 3).

Dan pada tahun 2011, pemerintah memperbaharui peraturan tersebut

dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang akuntan

publik. Dijelaskan dalam pemberian jasa audit oleh akuntan publik dan/ atau

KAP atas informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang

berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu (pasal 4 ayat1).

Ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas informasi

keuangan historis diatur dalam peraturan pemerintah (pasal 4 ayat 2) yang

menjelaskan mengenai jumlah tahun buku berturut-turut, jenis industri,

perusahaan publik atau privat, dan sanksi administrasi untuk menjaga

independensi akuntan publik dan/ atau KAP. Dengan adanya peraturan

tersebut diharapkan dapat memberikan independensi auditor sehingga kualitas

audit menjadi lebih tinggi.

Auditor switching dapat bersifat mandatory (wajib) atau voluntary

(sukarela). Auditor switching yang bersifat mandatory (wajib) terjadi karena

melaksanakan kewajiban dari ketentuan regulasi yang berlaku. Sedangkan

voluntary auditor switching terjadi karena suatu alasan atau terdapat faktor-

Page 27: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

7

faktor tertentu dari pihak perusahanan klien maupun dari KAP yang

bersangkutan di luar ketentuan regulasi yang berlaku.

Kecurigaan dari para pemakai laporan keuangan dan pihak eksternal

lainnya timbul apabila terjadi auditor switching yang dilakukan diluar aturan,

maka faktor penyebab dilakukannya auditor switching perlu untuk diketahui.

Auditor switching dapat menimbulkan dampak negatif. Menurut Nasser et

al.(2006), pergantian KAP yang sering cenderung akan mengakibatkan

peningkatan fee audit. Selain itu, penugasan pertama terbukti memiliki

kemungkinan kekeliruan yang tinggi. Berdasarkan beberapa sisi negatif di

atas, perusahaan seharusnya melakukan pertimbangan dan perencanaan yang

matang sebelum melakukan auditor switching secara voluntary. Selama ini

penelitian yang berkaitan dengan auditor switching sudah cukup banyak

dilakukan dan sampai saat ini pun masih menarik untuk diteliti. Hal ini

disebabkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya memiliki hasil

penelitian empiris yang berbeda-beda.

Kepemilikan publik merupakan saham yang dimiliki oleh publik atau

masyarakat. Adapun variabel kepemilikan publik dapat dilihat dari persentase

saham yang dimiliki oleh publik (Aprillia, 2013). Untuk menjaga

independensi auditor maka perlu dilakukannya auditor switching atau

pergantian auditor, hal ini dilakukan untuk memberikan kepercayan terhadap

publik atas kepemilikan saham yang mereka miliki pada perusahaan tersebut.

Menurut penelitian Putra (2011) profesi akuntan publik tidak boleh memiliki

hubungan istimewa dengan pihak klien, agar publik dapat tetap percaya

Page 28: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

8

terhadap kualitas jasa audit yang diberikan oleh KAP. Serangkaian prosedur

audit harus dilakukan dengan baik dan benar oleh auditor, sehingga auditor

dapat meningkatkan keahliannya dalam menjaga kepentingan publik.

Kesulitan keuangan terdiri dari likuiditas sampai dengan kondisi

perusahaan berpotensi bangkrut. Banyak faktor menyebabkan terjadinya

kesulitan keuangan perusahaan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Namun, serangkaian keputusan manajemen yang salah adalah penyebab yang

sering mengakibatkan perusahaan ambruk. Sinarwati dan Sudarma (2008)

menyatakan perusahaan klien yang terancam bangkrut cenderung

meningkatkan evaluasi subjektivitas dan kehati-hatian auditor. Dalam kondisi

seperti ini suatu perusahaan akan cenderung melakukan pergantian KAP.

Auditor switching juga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi

memiliki kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh

KAP yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan. Temuan

Sinarwati (2010) menunjukkan bahwa kesulitan keuangan berpengaruh positif

terhadap pergantian KAP. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang

dengan hasil penelitian Indahsari (2015) dan Kurniaty (2014) yang

menemukan bahwa kesulitan keuangan tidak memiliki pengaruh terhadap

auditor switching.

Opini audit going concern merupakan opini mengenai kepastian

perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya yang dikeluarkan

oleh auditor. Hudaib dan Cooke (2005) mengemukakan bahwa perusahaan

yang mendapat tekanan finansial dan mengalami perubahan manajemen

Page 29: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

9

mungkin mendapatkan opini qualified dan melakukan auditor switching. Hasil

penelitian membuktikan bahwa opini audit going concern berpengaruh

signifikan pada auditor switching. Hasil penelitian Astuti dan Ramantha

(2014) juga menunjukan bahwa opini audit going concern berpengaruh positif

pada pergantian auditor. Namun, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan

hasil penelitian Damayanti dan Sudarma (2008) serta Sinarwati (2010) yang

menemukan bahwa tidak adanya pengaruh antara opini audit going concern

pada auditor switching.

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor

untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya (SPAP, 2001). Menurut Junaidi dan Hartono (2010), seorang auditor

mempertimbangkan penerbitan opini going concern jika ia menemukan alasan

atas keraguan keberlangsungan suatu perusahaan berdasarkan pengujian.

Karena auditor tidak mencari-cari bukti tersebut, perolehan informasi dalam

pola normal audit akan mendorong pertimbangan analisis kemungkinan

pengeluaran opini going concern (Junaidi dan Hartono, 2010). Pengeluaran

opini audit going concern adalah hal yang tidak diharapkan oleh perusahaan

karena dapat berdampak pada kemunduran harga saham, kesulitan dalam

meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditor,

pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan.

Hudaib dan Cooke (2005) menemukan bahwa auditee memiliki

kecenderungan untuk mengganti auditornya setelah menerima opini audit

qualified. Jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian

Page 30: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

10

(tidak sesuai dengan harapan perusahaan), perusahaan akan berpindah KAP

yang mungkin dapat memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan

perusahaan (Tandirerung, 2006 dalam Damayanti, 2008). Klien cenderung

berpindah KAP ke non Big Four auditor untuk mencari audit yang lebih baik.

Klien yang berpotensi atau akan menerima opini going concern atau opini

auditor modifikasi dimungkinkan akan mencari auditor yang kualitasnya lebih

rendah yang menawarkan opini audit yang diinginkan klien.

Chan et al. (2006) dalam penelitiannya di China menemukan bahwa

perusahaan dengan opini qualified cenderung sering mengganti dari KAP

nonlokal ke KAP lokal daripada perusahaan dengan opini unqualified.

Temuan ini didukung oleh Carcello dan Neal (2003) dalam Sinarwati (2010)

yang menyatakan bahwa auditor sering kali percaya bahwa mereka lebih

mungkin diganti jika mengeluarkan opini audit going concern. Namun, hal itu

bertentangan dengan hasil temuan Juniarti dan Kawijaya (2002), Damayanti

dan Sudarma (2008), dan Sinarwati (2010) yang mengungkapkan bahwa opini

going concern tidak berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik.

Setiap pendirian suatu usaha diharapkan dapat menghasilkan keuntungan

yang nantinya dapat digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

usaha tersebut dalam periode yang tidak terbatas. Artinya perusahaan akan

terus hidup dan diharapkan tidak akan mengalami likuidasi. Kelangsungan

hidup (going concern) suatu usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan

manajemen dalam mengelola perusahaan agar dapat bertahan hidup. Prestasi

kerja yang telah dicapai oleh pihak manajemen suatu perusahaan akan

Page 31: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

11

disajikan berupa laporan keuangan. Pengungkapan laporan keuangan

merupakan informasi yang sangat penting bagi auditor. Haron et al. (2009)

dalam Junaidi dan Hartono (2010) menemukan bahwa pengungkapan laporan

keuangan mempengaruhi opini audit going concern.

Kondisi keuangan perusahaan juga mencerminkan ukuran perusahaan.

Sudarmaji dan Sularto, 2007 menyatakan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil

dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan penjualan dalam mengukur

sebuah perusahaan. Perusahaan besar dipercaya mampu mengatasi kesulitan

keuangan yang dihadapi dibandingkan perusahaan kecil (Mutchler, 1985

dalam Nabila, 2011). Penelitian yang telah dilakukan Sinason et all., 2001;

Woo dan Koh, 2001; Nasser at all., 2006; Suparlan dan wuryan, 2010;

menyatakan ukuran perusahaan klien berpengaruh pada pergantian auditor.

Sedangkan hasil penelitian Martina, 2010 menunjukkan hasil yang berbeda

yaitu, ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada pergantian auditor.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi auditor switching adalah

profitabilitas. Riyanto (2001) menjelaskan bahwa profitabiltas merupakan

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba pada periode tertentu, pada

penelitian sebelumnya profitabilitas yang mempengaruhi pergantian auditor

diukur dengan menggunakan rasio ROA, Rizkilah dan Didin (2012)

menjelaskan bahwa perubahan ROA tidak mempengaruhi auditor switching,

hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangky Wijaya (2011)

yang menyatakan profitabilitas dapat mempengaruhi auditor switching, jika

perusahaan memperoleh peningkatan profitabilitas maka perusahaan

Page 32: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

12

mengalami pertumbuhan pada perusahaannya dengan demikian perusahaan

yang sedang mengalami pertumbuhan akan cenderung untuk melakukan

auditor switching. Besarnya tingkat laba perusahaan yang dihasilkan maka

perusahaan mampu untuk menyewa KAP yang lebih berkualitas.

Berdasarkan hasil penelitian yang berbeda-beda tersebut, maka peneliti

akan menguji apakah kepemilikan publik, financial distress, opini audit going

concern, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap auditor

switching. Di samping itu, auditor switching masih sangat menarik untuk

diteliti karena banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi keputusan

perusahaan untuk melakukan auditor switching. Faktor tersebut dapat berasal

dari klien ataupun dari auditor. Faktor penyebab pergantian auditor yang

berasal dari klien, seperti adanya pergantian manajemen, kepemilikan publik,

financial distress, ukuran perusahaan, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang

berasal dari auditor seperti fee audit, opini audit yang diberikan, kualitas audit,

dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah perusahaan

perbankan yang go public, merupakan emiten di Bursa Efek Indonesia yang

terdaftar selama periode tahun 2011-2014. Alasan penggunaan data selama

empat tahun mulai tahun 2011-2014 adalah karena tahun 2011-2014

merupakan data perusahaan yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi

keuangan perusahaan setelah rotasi audit dilakukan sesuai dengan Undang-

Undang No. 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik.

Page 33: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

13

Dijelaskan dalam pemberian jasa audit oleh akuntan publik dan/ atau KAP

atas informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-

turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu (pasal 4 ayat1). Ketentuan

mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis

diatur dalam peraturan pemerintah (pasal 4 ayat 2) yang menjelaskan

mengenai jumlah tahun buku berturut-turut, jenis industri, perusahaan publik

atau privat, dan sanksi administrasi untuk menjaga independensi Akuntan

Publik dan/ atau KAP. Pemilihan satu jenis industri bertujuan untuk

menghindari adanya resiko bisnis yang mungkin terjadi antara jenis industri

yang berbeda. Peneliti memilih industri perbankan karena untuk mengukur

kinerja kesehatan industri ini menggunakan pendekatan tertentu yaitu

pendekatan risk-based bank rating dengan melihat faktor-faktor penilaian

yang terdiri dari profil risiko (risk profile). Selain itu, industri perbankan

adalah industri yang sangat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Kepemilikan Publik, Financial distress, Opini Audit

Going concern, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Auditor

Switching”.

Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh

Astuti dan Ramantha (2014). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan peneliti terdahulu adalah Audit Fee, Opini Going

concern, Financial distress, dan Ukuran Perusahaan yang diduga

Page 34: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

14

mempengaruhi Pergantian Auditor. Sedangkan, dalam penelitian ini,

peneliti mengubah variabel independen menjadi Kepemilikan Publik,

Financial distress, Opini Audit Going Concern, Ukuran Perusahaan, dan

Profitabilitas.

2. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

periode 2011-2014. Sedangkan, penelitian sebelumnya dilakukan pada

perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2008-2012.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah kepemilikan publik berpengaruh terhadap auditor switching?

2. Apakah financial distress berpengaruh terhadap auditor switching?

3. Apakah opini audit going concern berpengaruh terhadap auditor

switching?

4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching?

5. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap auditor switching?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Pengaruh kepemilikan publik terhadap auditor switching.

2. Pengaruh financial distress terhadap auditor switching.

Page 35: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

15

3. Pengaruh opini audit going concern terhadap auditor switching.

4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap auditor switching.

5. Pengaruh profitabilitas terhadap auditor switching.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai

berikut:

1. Manfaat Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan

referensi penelitian mengenai pandangan dan wawasan terhadap

pengembangan pengauditan khususnya mengenai pergantian auditor

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga

hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian

berikutnya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengonfirmasi

hasil-hasil penelitian sebelumnya yang masih belum konsisten.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Auditor Kantor Akuntan Publik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

alasan-alasan dibalik pergantian auditor yang dilakukan oleh

perusahaan.

b. Bagi Investor dan Calon Investor

Page 36: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

16

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan investasi pada suatu perusahaan yang

mempunyai kinerja tertentu berdasarkan laporan audit.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan

informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai

pergantian auditor.

Page 37: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

17 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan

sebagai sebuah kontrak di mana satu orang atau lebih (prinsipal)

melibatkan orang lain (agen) untuk melakukan beberapa layanan atas nama

mereka yang melibatkan pendelegasian beberapa wewenang pengambilan

keputusan kepada agen. Yang dimaksud dengan prinsipal dalam hal ini

adalah pemegang saham sedangkan agen yang dimaksud adalah manajer.

Pemegang saham memberikan wewenang kepada manajer untuk mengelola

perusahaan sesuai kepentingan pemegang saham termasuk memberikan

wewenang dalam mengambil keputusan.

Dalam kenyataannya hubungan kontraktual antara manajer dan

pemegang saham ini sering menimbulkan konflik. Sebagai makhluk

ekonomi yang memiliki kepentingan pribadi, manajer dan pemegang

saham memiliki tujuan yang berbeda yaitu untuk menguntungkan diri

masing-masing. Pemegang saham menginginkan tingkat pengembalian

tinggi atas investasi yang dilakukan. Di sisi lain manajer juga

menginginkan kompensasi yang tinggi atas kinerja yang telah

dilakukannya. Demikian dapat disimpulkan bahwa agen tidak selalu

bertindak untuk memenuhi kepentingan prinsipal (Jensen dan Meckling;

Page 38: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

18

1967). Manajer sebagai agen memiliki tanggung jawab moral untuk

mengoptimalkan kepentingan prinsipal, akan tetapi disisi lain manajer juga

memiliki kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan pribadinya.

Penyebab konflik antara agen dan prinsipal terjadi karena adanya

informasi asimetri diantara pemegang saham dan manajer (Sihombing;

2012). Manajer sebagai pengelola perusahaan memiliki informasi lebih

banyak mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang dan

keadaan riil perusahaan saat ini dibandingkan dengan pemegang saham.

Manajer memiliki informasi yang lebih superior dibandingkan dengan

pemegang saham sehingga keadaan seperti ini disebut dengan informasi

asimetri. Alasan adanya asimetris informasi antara manajemen dan investor

didorong karena adanya kesengajaan untuk menyembunyikan situasi

ekonomi yang sebenarnya, atau karena alasan kebijakan, untuk

menggambarkan kondisi perusahan yang baik (Velte and Stiglbauer, 2012).

Adanya informasi asimetri ini menyebabkan agen memiliki

kesempatan untuk melakukan creative accounting (Sihombing; 2012).

Creative accounting adalah manajer mungkin melakukan tindakan yang

menyalahi aturan atau etika seperti income smoothing agar setiap tahun

perusahaan terlihat memiliki kenaikan laba padahal dalam kenyataannya

tidak demikian. Selain itu manajer terkadang juga melakukan penghapusan

terhadap piutang yang tidak tertagih untuk menaikkan nilai aktiva di dalam

neraca.

Tujuan dilakukannya creative accounting bahwa manajer berusaha

Page 39: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

19

untuk memperoleh insentif yang tinggi. Harapannya setelah

melakukan creative accounting, manajer dapat memperoleh penilaian prestasi

yang tinggi dimata pemegang saham. Semakin tinggi keuntungan yang

diperoleh perusahaan, meningkatnya harga saham, serta adanya kenaikan

deviden bagi pemegang saham menunjukkan bahwa agen atau manajer

dianggap sukses dan layak untuk memperoleh insentif yang lebih tinggi.

Disinilah letak pentingnya keberadaan auditor sebagai penengah dan

pihak yang independen untuk mencegah dilakukannya tindakan-tindakan

yang menyalahi aturan dan etika dalam membuat laporan keuangan.

Auditor juga berperan dalam mengurangi terjadinya biaya agensi karena

perilaku yang mengutamakan kepentingan pribadi diantara principal dan

agen. Biaya agensi tersebut di tentukan dari banyaknya aktivitas yang

dilakukan dalam mengaudit laporan keuangan. Untuk menentukan

kewajaran suatu laporan keuangan, dibutuhkan biaya pengawasan yang

tinggi. Biaya pengawasan yang tinggi tersebut dapat memicu terjadinya

financial distress pada suatu perusahaan sehingga memicu terjadinya

auditor switching secara voluntary.

Eisenhardt (1989) dalam Nuratama (2011) berpendapat bahwa teori

keagenan (agency theory) dilandasi oleh beberapa asumsi. Asumsi-asumsi

tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu asumsi tentang sifat manusia,

asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia

menekankan bahwa manusia memiliki sifat mementingkan dirinya sendiri

(self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality) dan

Page 40: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

20

tidak menyukai risiko (risk aversion). Asumsi keorganisasian menekankan

bahwa adanya konflik antar anggota organisasi dan adanya asimetri

informasi antara principal dan agent, sedangkan asumsi informasi

menekankan bahwa informasi sebagai barang komoditi yang bisa

diperjualbelikan.

Berdasarkan asumsi pertama mengenai sifat manusia yang

mementingkan dirinya sendiri dapat terlihat dari perilaku principal dan

agent. Prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan

yang diperoleh dari investasi mereka di perusahaan sedangkan agen

diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi

keuangan tetapi juga dari keterlibatannya dalam hubungan agensi, seperti

memutuskan untuk melakukan auditor switching karena adanya

ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu dengan auditor (Andra,

2012).

Teori agensi dijadikan dasar dari hipotesis pertama. Menurut Indahsari

(2015) kepemilikan publik mempunyai pengaruh penting untuk

memperoleh laporan keuangan yang berkualitas tinggi diwujudkan dalam

pemilihan auditor dari KAP. Kepemilikan publik oleh masyarakat akan

mendorong perusahaan untuk berganti auditor ke KAP yang berkualitas,

sehingga kepemilikan publik menjadi faktor terjadinya auditor switching.

Penelitian ini juga menjadikan teori agensi sebagai dasar hipotesis

kedua. Schwartz dan Soo (1995) menyatakan bahwa perusahaan yang

bangkrut lebih sering berpindah KAP dari pada perusahaan yang tidak

Page 41: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

21

bangkrut. Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan-perusahaan yang

terancam bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi

yang mendorong perusahaan berpindah KAP. Kesulitan keuangan

signifikan mempengaruhi perusahaan terancam bangkrut untuk berpindah

KAP. (Schwartz dan Menon, 1985).

Hipotesis ketiga, keempat dan kelima penelitian ini juga didasarkan

pada teori agensi. Auditor kemungkinanakan diganti jika memberikan opini

audit going concern (Carcello dan Neal, 2003). Opini audit going concern

merupakan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor dimana seorang

auditor ingin memastikan perusahaan yang diaudit dapat mempertah.ankan

kelangsu.ngan usah.anya (SP.AP, 2001). Pemberian opini audit going

concern yang dilakukan auditor kepada perusahaan, menjelaskan tentang

keraguan kondisi perusahaan menyebabkan kondisi perusahaan terganggu.

Menurut Jones, 1996 serta Melu.dav dan Z.iv, 1997 dalam Sinarwati, 2010

menyatakan perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern

maka perusahaan mendapatkan respon negatif terhadap harga saham,

sehingga kemungkinan besar perusahaan melakukan pergantian auditor

untuk mengatasi hal tersebut.

Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi

rendahnya aktivitas operasi perusahaan. Perusahaan yang besar umumnya

lebih komplek dibandingkan dengan perusahaan atau entitas yang lebih

kecil (Kurniaty, 2014).

Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara

Page 42: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

22

keseluruhan yang ditunjukkan oleh besa kecilnya keuntungan yang

diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi (Fahmi,

2012:68). Carslaw dan Kaplan telah membuktikan bahwa kemampuan

perusahaan menghasilkan laba berhubungan dengan penyajian informasi

tersebut kepada publik (Wirakusuma, 2006). Dampak dari perusahaan tidak

mempublikasikan laporan tepat waktu, akan menyebabkan perusahaan

mengganti auditornya (switch). Hal ini didukung oleh hasil penelitian

Robbitasari dan Wiratmaja (2013) yang menunjukkan adanya pengaruh

yang signifikan terhadap auditor switching.

2. Peraturan Pemerintah mengenai Rotasi Auditor

Di Indonesia, peraturan mengenai rotasi KAP telah diterapkan dalam

Keputusan Menteri Keuangan. Pasal 4 ayat 1 dan 2 UU Nomor 5 tahun

2011 tentang akuntan publik menyebutkan bahwa pemberian jasa audit

oleh Akuntan Publik dan/atau KAP atas informasi keuangan historis suatu

klien untuk tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka

waktu tertentu. Ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas

informasi keuangan historis diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Peraturan yang mengatur tentang kewajiban rotasi audit dituangkan

dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” (perubahan atas

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002). Peraturan ini

menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari

suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (selanjutnya

Page 43: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

23

disebut KAP) paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan

oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku

berturut-turut.

Kemudian peraturan tersebut diperbaharui dengan dikeluarkannya

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008

tentang “Jasa Akuntan Publik” antara lain yaitu:

1) Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh

KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh

seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku

berturut-turut.

2) Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menerima

kembali penugasan audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak memberikan jasa audit

umum atas laporan keuangan klien tersebut.

3) Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali

kepada klien yang sama melalui KAP sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak diberikan melalui KAP

tersebut.

Akibat dikeluarkannya peraturan-peraturan diatas, maka timbul

perilaku perusahaan untuk melakukan auditor switching. Jika pergantian

audit berfokus pada auditor, maka perusahaan akan melakukan auditor

switching sesuai dengan masa perikatan audit (audit tenure) yang telah

Page 44: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

24

diatur oleh Keputusan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Tetapi jika pergantian audit berfokus pada klien, maka perusahaan akan

melakukan auditor switching berdasarkan kondisikondisi perusahaan klien

(pertumbuhan perusahaan klien, kondisi keuangan perusahaan klien dan

lain-lain).

Dengan adanya regulasi kewajiban rotasi auditor, maka dapat

meningkatkan dan mempertahankan independesi, kualitas dan kompetensi

yang dimliki auditor sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan

auditan yang bersifat obyektif dan valid.

3. Auditor Switching

Auditor switching adalah pergantian auditor atau pergantian kantor

akuntan publik yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Pergantian auditor

ini dapat dilakukan secara mandatory atupun secara voluntary. Pergantian

auditor atau KAP secara mandatory terjadi karena adanya peraturan

pemerintah yang mewajibkan dilakukannya auditor switching. Seperti yang

terjadi di Indonesia dimana perusahaan wajib melakukan pergantian

auditor sesuai dengan peraturan Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”.

Sedangkan pergantian auditor secara voluntary yang dimaksud bahwa

perusahaan melakukan pergantian auditor secara sukarela tanpa adanya

keharusan dari peraturan yang dibuat oleh pemerintah.

Pergantian auditor secara wajib dan secara sukarela bisa dibedakan

pula atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu tersebut.

Page 45: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

25

Apabila pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama

adalah pada sisi klien. Sebaliknya, jika pergantian terjadi secara wajib,

perhatian utama beralih kepada auditor (Febrianto, 2009).

Menurut Boynton, Johson, dan Kell (2003:271) pergantian auditor

perusahaan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut

diantaranya adalah: (1) merger antara perusahaan yang memiliki auditor

independen yang berbeda, (2) kebutuhan akan jasa profesional yang lebih

luas, (3) ketidakpuasan terhadap KAP tertentu, (4) keinginan untuk

mengurangi biaya audit, (5) merger antara KAP.

4. Kepemilikan Publik

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas pasal 1 Perseroan Terbatas adalah badan

hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan

perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya

terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

Pada suatu perusahaan publik terdapat kepemilikan publik di

dalamnya. Kepemilikan publik merupakan saham yang dimiliki oleh publik

atau masyarakat (Aprillia, 2013). Para pihak eksternal perusahaan yaitu

pemilik saham perusahaan membutuhkan laporan keuangan yang dibuat

oleh pihak manajemen. Laporan keuangan tersebut harus diperiksa oleh

auditor eksternal agar menjamin bahwa laporan yang dibuat oleh pihak

manajemen perusahaan wajar, handal, dan dapat dipercaya.

Page 46: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

26

Profesi akuntan publik tidak boleh memiliki hubungan istimewa

dengan pihak klien, agar publik dapat tetap percaya terhadap kualitas jasa

audit yang diberikan oleh KAP. Serangkaian prosedur audit harus

dilakukan dengan baik dan benar oleh auditor, sehingga auditor dapat

meningkatkan keahliannya dalam menjaga kepentingan publik (Putra,

2011).

Kepemilikan publik mempunyai pengaruh penting untuk memperoleh

laporan keuangan yang berkualitas tinggi diwujudkan dalam pemilihan

auditor dari KAP. Kepemilikan publik oleh masyarakat akan mendorong

perusahaan untuk berganti auditor ke KAP yang berkualitas, sehingga

kepemilikan publik menjadi faktor terjadinya auditor switching (Indahsari,

2015).

5. Financial Distress

Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam

keadaan kesulitan keuangan. Financial distress (kesulitan keuangan)

sebenarnya mempunyai berbagai definisi, tergantung pada cara

pengukurannya. Baldwin dan Scott (1983) menyatakan bahwa suatu

perusahaan mengalami financial distress apabila perusahaan tersebut tidak

dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Atmini dan Wuryana (2005)

mendefinisikan financial distress jika beberapa tahun perusahaan

mengalami laba bersih operasi negatif. Sedangkan Lau (1987) menyatakan

bahwa perusahaan mengalami financial distress jika melakukan

pemberhentian tenaga kerja.

Page 47: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

27

Dalam memprediksi suatu kebangkrutan atau dalam keadaan

bermasalah dapat dilihat dari kinerja perbankan yang dapat dilihat dari

penilaian kesehatan bank berdasarkan rasio keuangan. Bank Indonesia

selaku bank sentral menetapkan pengukuran kinerja kesehatan bank dalam

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum yang berisi tentang tata cara penilaian

kesehatan bank dengan pendekatan risk-based bank rating dengan melihat

faktor-faktor penilaian yang terdiri dari profil risiko (risk profile). Dalam

penelitian ini rasio yang digunakan adalah rasio Non Performing Loan

(NPL) yang mewakili risiko kredit.

NPL dapat digunakan untuk memprediksi potensi terjadinya kondisi

bermasalah sebuah bank. Rasio ini merupakan rasio yang paling dominan

dalam memprediksi kondisi bermasalah bank. Semakin tinggi rasio ini

maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah

kredit bermasalah semakin besar dan menurunkan kemampuan dalam

pencapaian rasio keuntungan. Hal ini dikarenakan jenis risiko ini

merupakan risiko terbesar (sistemik) dalam sistem perbankan Indonesia

dan dapat menjadi penyebab utama kegagalan bank (Prasidha, 2015).

Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan perusahaan (financial

distress) memiliki dorongan kuat untuk melakukan pergantian auditor. Hal

ini dapat disebabkan karena kondisi perusahaan klien yang terancam

bangkrut cenderung meningkatkan evaluasi subjektifitas dan kehati-hatian

auditor sehingga dalam kondisi ini perusahaan akan cenderung melakukan

Page 48: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

28

auditor switching (Pelu, 2012).

6. Opini Audit Going Concern

Opini audit modifikasi mengenai going concern merupakan opini

audit yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau

ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam

menjalankan operasinya pada kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari

satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP,

2011).

Dalam melaksanakan proses audit, auditor dituntut tidak hanya

melihat sebatas pada hal-hal yang ditampakkan dalam laporan keuangan

saja tetapi juga harus lebih mewaspadai hal-hal potensial yang dapat

mengganggu kelangsungan hidup (going concern) suatu perusahaan. Hal

inilah yang menjadi alasan bahwa auditor turut bertanggung jawab atas

kelangsungan hidup suatu satuan usaha. SA Seksi 341, PSA No. 30 (SPAP,

2011) memberikan contoh paragraf penjelasan mengenai kemampuan

satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya yang

dicantumkan pada laporan auditor jika auditor memberikan opini audit

going concern kepada auditee, seperti berikut ini:

“Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan anggapan Perusahaan akan melanjutkan usahanya secara berkelanjutan. Seperti yang diuraikan dalam Catatan X atas laporan keuangan, Perusahaan telah mengalami kerugian yang berulangkali dari usahanya dan mengakibatkan saldo ekuitas negatif serta pada tanggal 31 Desember 20X2, jumlah liabilitas lancar Perusahaan melebihi jumlah aset sebesar Rp YYY. Rencana manajemen untuk mengatasi masalah ini juga telah diungkapkan dalam Catatan X. Laporan keuangan terlampir tidak mencakup penyesuaian yang berasal dari masalah tersebut.”

Page 49: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

29

Santosa dan Wedari (2007) menyatakan beberapa faktor yang

menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan

adalah:

1. Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan modal

kerja.

2. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya pada saat

jatuh tempo dalam jangka pendek.

3. Kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak

diasuransikan seperti gempa bumi atau banjir atau permasalahan

perburuhan yang tidak biasa.

4. Perkara pengadilan, gugatan hukum atau masalah serupa yang sudah

terjadi yang dapat membahayakan kemampuan perusahaan untuk

beroperasi.

Menurut Astuti dan Ramantha (2014), auditor mempunyai tanggung

jawab terhadap penilaian dan pernyataan pendapat (opini) atas kewajaran

laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Pemberian opini tertentu

pada laporan keuangan auditan dianggap memberi pengaruh tertentu

terhadap motivasi pergantian auditor. Opini audit going concern yang

dikeluarkan auditor diyakini memiliki pengaruh yang besar terhadap

pergantian auditor (Carcello dan Neal, 2003 dan Vanstraelen, 2000). Sama

dengan hasil penelitian Robbitasari dan Wiratmaja (2013) yang

menyatakan bahwa opini audit going concern berpengaruh signifikan pada

auditor switching. Akan tetapi hasil penelitian yang dilakukan Sinarwati,

Page 50: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

30

2010 menunjukkan perbedaan, yaitu opini audit going concern tidak

berpengaruh terhadap pergantian auditor.

7. Ukuran Perusahaan

Variabel ini menunjukkan besar kecilnya perusahaan klien. Ukuran

perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aktiva, nilai pasar

saham, nilai penjualan, dan lain-lain. Umumnya, perusahaan dikategorikan

menjadi tiga kelompok berdasarkan total aset perusahaan, yaitu perusahaan

besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil. Menurut Machfoedz

(1994) dalam Febrianty (2011:297) mengemukakan bahwa penentuan

perusahaan ini didasarkan pada total aset perusahaan. Berikut disajikan

kategori ukuran perusahaan:

a. Perusahaan Besar

Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih

lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki

penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun.

b. Perusahaan Menengah

Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan

bersih Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil

penjualan lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50

Milyar/tahun.

c. Perusahaan Kecil

Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih

paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan

Page 51: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

31

memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.

Selain itu, ukuran perusahaan yang didasarkan pada total aset diatur

dengan ketentuan BAPEPAM No. 11/PM/1997, yang menyatakan bahwa:

“Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiliki jumlah

total aset tidak lebih dari 100 milyar rupiah”. Ukuran perusahaan dalam

penelitian ini dilihat berdasarkan besarnya total aset yang dimiliki

perusahaan karena nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai

kapitalisasi pasar dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan.

Ukuran perusahaan ini dihitung dengan menggunakan logaritma natural

(Ln) dari total aktiva. Semakin besar total aset yang dimiliki perusahaan,

semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.

8. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan atau kinerja perusahaan dalam

mendapatkan laba melalui semua sumber tertentu yang ada pada

perusahaan, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,

jumlah cabang dan sebagainya, pada suatu periode tertentu, Harahap

(2004). Tingkat Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi

kebijakan para investor atas investasiyang dilakukan. Apabila perusahaan

memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi atau perusahaan memiliki

kemampuan untuk menghasilkan laba dengan baik, maka hal itu akan dapat

menarik minat parainvestor untuk menanamkan dananya pada perusahaan

tersebut untuk memperluas usahanya, sebaliknya tingkatprofitabilitas yang

rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya karena ragu akan

Page 52: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

32

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuknya. Sedangkan

bagiperusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi

atas efektivitaspengelolaan badan usaha tersebut.

Pengukuran profitabilitas dapat berbagai macam cara seperti: laba

operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi, tingkat pengembalian

aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Di dalam penelitian ini,

pengukuran profitabilitas akan dilakukan dengan menghitung tingkat

pengembalian aktiva, atau biasa disebut Return of Asset (ROA).Pemilihan

penggunaan ROA dalam melakukan pengukuran profitabilitas dikarenakan

ROA dinilai dapat menunjukan bagaimana kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.Semakin tinggi

rasio yang diperoleh maka semakin efisien manajemen mampu untuk

mengelola asset perusahaan.

B. Dasar Perumusan Hipotesis

1. Kepemilikan Publik terhadap Auditor Switching

Dalam penelitian Cenker (2008) dalam Suparlan dan Andayani (2010)

menyatakan bahwa karakteristik klien mempengaruhi keputusan

perusahaan untuk mengganti atau mempertahankan auditor. Hal ini

dikarenakan perusahaan publik membutuhkan kepercayaan pemegang

saham yang mendorongnya untuk melakukan Corporate Governance/CG.

Demikian kepemilikan saham oleh publik yang meningkat akan

mendorong perusahaan untuk berganti ke KAP yang lebih berkualitas.

Page 53: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

33

Laporan keuangan auditan perusahaan publik digunakan oleh pemakai dari

kalangan lebih luas, dan pemakai laporan keuangan tersebut hanya

mengandalkan pengambilan keputusan investasinya terutama atas laporan

keuangan auditan (Mulyadi, 2009:79). Demikian, semakin besar jumlah

saham yang dimiliki oleh publik atau dalam penelitian ini dilihat dari

persentase saham publik, maka semakin mendorong perusahaan untuk

menggunakan KAP yang berkualitas yaitu KAP Big Four.

Menurut Indahsari (2015), kepemilikan publik mempunyai pengaruh

penting untuk memperoleh laporan keuangan yang berkualitas tinggi

diwujudkan dalam pemilihan auditor dari KAP. Kepemilikan publik oleh

masyarakat akan mendorong perusahaan untuk berganti auditor ke KAP

yang berkualitas, sehingga kepemilikan publik menjadi faktor terjadinya

auditor switching. Aprillia (2013) menyatakan semakin besar jumlah

saham yang dimiliki oleh publik atau dalam penelitian ini dilihat dari

persentase saham publik, maka semakin mendorong perusahaan untuk

menggunakan KAP yang berkualitas yaitu KAP Big Four atau melakukan

pergantian auditor. Berdasarkan uraian tersebut serta mengacu pada

penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Kepemilikan publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap

auditor switching.

2. Financial distress terhadap Auditor Switching

Kesulitan keuangan merupakan suatu kondisi yang dialami sebuah

perusahaan sebelum kebangkrutan. Kesulitan keuangan dimulai ketika

Page 54: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

34

perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi

arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak

dapat memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves, 2003). Perusahaan

yang mengalami kesulitan keuangan cenderung akan melakukan

penggantian KAP dengan harapan mendapatkan fee audit yang lebih

rendah.

Salah satu faktor yang mendorong terjadinya pergantian auditor

adalah kebangkrutan perusahaan atau yang disebut failing firms dalam

penelitian Schwartz dan Menon (1985) yang dilakukan pada perusahaan

yang terdaftar di New York Stock Exchange atau di The American Stock

Exchange dalam periode tahun 1974-1982. Faktor ini juga didukung oleh

penelitian Ismail et al. (2008) yang dilakukan pada perusahaan publik di

Malaysia yang menemukan bahwa faktor potensi kebangkrutan dilihat dari

ukuran beberapa rasio finansial menjadi faktor pendorong terjadinya

pergantian auditor.

Schwartz dan Soo (1995) berpendapat bahwa perusahaan yang

terancam bangkrut lebih sering berpindah KAP daripada perusahaan yang

tidak terancam bangkrut. Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan-

perusahaan yang terancam bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan)

menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan berpindah KAP.

Hudaib dan Cooke (2005) juga menyatakan bahwa perusahaan dengan

tekanan finansial cenderung untuk mengganti KAP dibandingkan dengan

perusahaan yang lebih sehat. Selain itu, Sinarwati (2010) menyatakan ada

Page 55: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

35

dorongan yang kuat untuk berpindah auditor pada perusahaan yang

mengalami kesulitan keuangan.

Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan memiliki dorongan

kuat untuk melakukan auditor switching. Hal ini dapat disebabkan karena

kondisi perusahaan klien yang terancam bangkrut cenderung

meningkatkan evaluasi subjektifitas dan kehati-hatian auditor sehingga

dalam kondisi ini perusahaan akan cenderung melakukan auditor

switching (Widowati, Anjar dan Mukodim, Didin 2012).

Astrini dan Muid (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut

lebih sering berpindah KAP daripada perusahaan yang tidak bangkrut.

Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaanperusahaan yang terancam

bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi yang

mendorong perusahaan berpindah KAP.

Pergantian KAP dapat disebabkan karena perusahaan tidak dapat

memenuhi biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang mengauditnya

karena sedang menurunnya kondisi keuangan perusahaan. Dengan

demikian, perusahaan yang sedang mengalami financial distress akan

cenderung berganti KAP dibandingkan perusahaan yang sehat.

Berdasarkan uraian tersebut serta mengacu pada penelitian sebelumnya,

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Financial distress berpengaruh positif dan signifikan terhadap

auditor switching.

Page 56: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

36

3. Opini Audit Going Concern terhadap Auditor Switching

Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis ketika didirikan adalah

untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya.

Salah satu pertimbangan investor ketika ingin menginvestasikan modalnya

pada suatu perusahaan adalah melalui opini auditor atas laporan keuangan

perusahaan tersebut. Asumsi going concern berarti suatu badan usaha

dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka

waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek

(Hany et al., 2003).

Setyarno et al. (2006) menyatakan bahwa auditor dalam menerbitkan

opini going concern akan mempertimbangkan opini going concern yang

telah diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Opini audit tahun

sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going

concern. Auditor harus bertanggung jawab terhadap opini going concern

yang dikeluarkannya, karena akan mempengaruhi keputusan para pemakai

laporan keuangan (Setiawan, 2006).

Opini audit going concern merupakan opini auditor yang dikeluarkan

untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Jika opini going concern diberikan pada

perusahaan maka perusahaan akan mendapatkan suatu respon harga saham

negatif sehingga besar kemungkinan akan mendorong dilakukan

pergantian KAP (Abdillah dan Sabeni, 2013).

Page 57: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

37

Menurut Astuti dan Ramantha (2014) menjelaskan apabila perusahaan

menerima opini going concern maka perusahaan mendapatkan respon

negatif pada harga sahamnya. Hasil penelitian membuktikan bahwa opini

audit going concern berpengaruh signifikan pada auditor switching. Hal

ini juga sejalan dengan Carcello dan Neal (2003) dalam Ainurrizky (2013)

yang berpendapat bahwa diberhentikannya auditor sebagai suatu bentuk

hukuman atas pemberian opini yang tidak sesuai dengan harapan

perusahaan atas laporan keuangannya dilakukan oleh manajemen dengan

harapan mendapatkan auditor yang lebih mudah diatur. Jika opini yang

diberikan auditor tidak sesuai dengan keinginan manajer maka manajer

merasa perlu untuk melakukan auditor switching untuk mengatasi

permasalahan yang ada dalam perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut

serta mengacu pada penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut

H3 : Opini audit going concern berpengaruh positif dan signifikan

terhadap auditor switching

4. Ukuran Perusahaan terhadap Auditor Switching

Ukuran perusahaan klien merupakan suatu skala di mana dapat

diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang dihubungan dengan

keadaan keuangan perusahaan. Perusahaan yang besar dipercayai dapat

menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada

perusahaan kecil (Mutchler, 1985). Untuk mengukur ukuran perusahaan

dapat diproyeksikan pada total aset. Francis et al. (1988), Naaser et al.

Page 58: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

38

(2006), serta Suparlan dan Andayani (2010) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan klien memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan kantor

akuntan publik. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Chadegani,

Mohamed, dan Jari (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan klien

tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

Sinason et al., (2001:4) mengemukakan bahwa perusahaan besar

mungkin memerlukan biaya awal yang lebih besar untuk auditor baru.

Kenaikan biaya (baik langsung dan tidak langsung) dapat menyebabkan

peningkatan hubungan auditor-klien, sehingga meningkatkan penguasaan

auditor. Klien juga dikenai biaya awal saat terlibat auditor baru. Misalnya,

personil klien banyak menghabiskan waktu dengan auditor baru untuk

memberikan informasi mengenai bisnis klien. Hal itu menimbulkan biaya

tidak langsung ketika membina hubungan baru dengan auditor baru.

Auditee yang lebih besar, karena kompleksitas operasi mereka dan

peningkatan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan, sangat

memerlukan KAP yang dapat mengurangi agency cost dan ancaman

kepentingan pribadi auditor (Hudaib dan Cooke, 2005:8). Hal ini berarti,

klien besar memiliki kecenderungan lebih rendah untuk berganti auditor

dibandingkan klien yang kecil. Berdasarkan penemuan tersebut, dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Ukuran perusahaan klien berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

auditor switching.

Page 59: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

39

5. Profitabilitas terhadap Auditor Switching

Menurut Pangky Wijaya (2011) Pertumbuhan perusahaan yang

diproksikan menggunakan rasio profitabilitas yaitu perubahan ROA

menjelaskan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap

auditor switching. Pertumbuhan perusahaan merupakan hal yang penting

bagi perusahaan. Tingkat pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu hal

yang perlu dipertimbangan bagi investor untuk membuat keputusan

terhadap investasinya. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa bisnis yang

dijalankan oleh perusahaan tidak mengalami stagnancy. Dengan demikian

perusahaan merasa mampu untuk mengganti KAP yang lebih besar lagi

ketika perusahaan mendapatkan labah yang lebih. Profitabilitas perusahaan

yang tinggi dapat mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan

pergantian KAP yang lebih memiliki nama (Sumadi, 2011).

Hasil dari penelitian Mulyono dan Majidah (2014) diperoleh fakta

bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

Temuan ini mendukung hasil penelitian Luypaert et al. (2012) yang

menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap auditor

switching. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jika perusahaan yang profotable

akan mempertahankan auditornya karena jika dipertahankan berpeluang

akan mendapat opini yang baik sehingga merupakan goodnews bagi

investor.

H5 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap auditor

switching.

Page 60: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

40

C. Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan

dengan penelitian dapat dilihat dalam tabel 2.1 dan tabel 2.2 pada halaman

selanjutnya :

Page 61: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

41

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu di Luar Negeri

No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitan Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Nemanja, et. al. (2014)

Auditor switching and Qualified Audit Opinion: Evidence from Serbia.

Meneliti tentang auditor switching.

Meneliti hubungan antara auditor switching dan opini audit qualified. Data yang digunakan adalah laporan opini audit dari random sampel yang terdiri 800 entitas industri dari Republik Serbia.

Hasil penelitian ini adalah perusahaan yang telah menerima opini wajar tanpa pengecualian dalam satu periode, dan kemudian mereka berubah kantor auditor, secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk menerima pendapat wajar tanpa pengecualian dalam periode berikutnya, ketika dibandingkan dengan perusahaan yang belum berubah auditor.

2 Yueh-Ju Lin (2014)

The Relation between Auditor switching and Self-fulfilling Prophecy Effect: The Bivariate Probit Model

Meneliti pengaruh auditor switching terhadap opini going concern.

Penelitian ini mengkaji tentang dampak buruk initial going-concern qualified opinion (IGCQ) pada employi saham dan audit pasar model probit bivariat pada perusahaan publik Taiwan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak teramati gangguan faktor yang mungkin bertanggung jawab atas efek samping pasar, adanya interaksi antara saham dan audit pasar, probabilitas auditor switching lebih tinggi jika klien tidak tercatat di pasar.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 62: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

42

Tabel 2.1. (Lanjutan)

No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitan Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

3 Mazrah dan Saidatunur (2014)

Auditor switching and Investors’ Reliance on Earnings: Evidence From Bursa Malaysia

Meneliti tentang auditor switching

Penelitian ini membahas tentang pandangan investor terhadap independensi auditor yang berfokus pada perpindahan auditor. Sampel penelitian ini yaitu 162 perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia untuk tahun 2011.

Hasil penelitian ini adalah respon laba bagi perusahaan yang melakukan auditor switching secara signifikan lebih tinggi dari pada perusahaan yang tidak melakukan auditor switching. Temuan ini memberikan dukungan tentang pentingnya rotasi auditor dalam menjaga independensi auditor.

4 Chadegani, Mohammed, dan Jari (2011)

The Determinant Factors of Auditor Switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange

Meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching. Model regresi logistik juga digunakan dalam penelitian ini. Variabel independen pada penelitian ini adalah financial ditress dan ukuran klien.

Variabel independen yang digunakan yaitu pergantian manajemen, kualitas audit, opini audit qualified, dan perubahan pada audit fee.

Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara menerima opini audit qualified dengan auditor swicthing. Dengan demikian, hasil ini menunjukkan bahwa opinion shopping tidak menjadi perhatian di TSE. Variabel kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching

Page 63: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

43

Tabel 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu di Dalam Negeri

No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitan Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Indahsari (2015)

Analisis Pengaruh Pergantian Manajemen, Kepemilikan Publik, Financial distress, dan Ukuran KAP terhadap Auditor switching.

Variabel independen penelitian ini adalah kepemilikan publik dan financial distress. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Alat analisis yang digunakan regresi logistik.

Variabel independen penelitian ini adalah pergantian manajemen dan ukuran KAP.

Hasil penelitian ini adalah pergantian manajemen dan kepemilikan publik berpengaruh (secara statistik signifikan) terhadap auditor switching, sedangkan financial distress dan ukuran KAP tidak berpengaruh (secara statistk tidak signifikan) terhadap auditor switching.

2 Susanto (2015) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor switching

Variabel independen pada penelitian ini adalah financial distress dan ukuran perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling

Variabel independen dalam penelitian ini adalah opini audit, pergantian manajemen, dan ukuran KAP.

Hasil penelitian ini adalah opini audit berpengaruh terhadap auditor switching. Pergantian manajemen, ukuran KAP, ukuran perusahaan dan financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 64: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

44

No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitan Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

3 Arsih dan Anisykurlillah (2015)

Pengaruh Opini Going concern, Ukuran Kap Dan Profitabilitas Terhadap Auditor switching

Variabel independen pada penelitian ini adalah opini going concern dan profitabilitas. Metode analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik.

Variabel independen pada penelitian ini adalah ukuran KAP.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel opini going concern, ukuran KAP dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

4 Astuti, Ramantha (2014)

Pengaruh Audit Fee, Opini Going concern, Financial Distres dan Ukuran Perusahaan pada Pergantian Auditor

Variabel independen pada penelitian ini adalah opini audit going concern, financial distress dan ukuran perusahaan.Untuk menentukan sampel menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data adalah analisis regresi logistic.

Variabel independen pada penelitian ini adalah audit fee.

Hasil penelitian ini yaitu audit fee, opini audit going concern dan ukuran perusahaan berpengaruh pada pergantian auditor. Sedangkan financial distress tidak berpengaruh pada pergantian auditor.

Tabel 2.2. (Lanjutan)

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 65: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

45

No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitan Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

5 Ekka Aprilia (2013)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan publik dan financial distress.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pergantian manajemen dan ukuran KAP.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pergantian manajemen, kepemilikan publik, financial distress dan ukuran KAP secara simultan berpengaruh terhadap auditor switching. Sementara itu, ukuran KAP yang secara parsial berpengaruh terhadap auditor switching, variabel lain dalam penelitian seperti pergantian manajemen, kepemilikan publik, dan financial distress tidak berpengaruh secara parsial terhadap auditor switching.

Tabel 2.2. (Lanjutan)

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 66: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

46

No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitan Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

6 Robbitasari dan Wiratmaja (2013)

Pengaruh Opini Audit Going concern, Kepemilikan Institusional dan Audit Delay pada Voluntary Auditor switching

Salah satu variebel independen pada penelitian ini adalah opini audit going concern. Sampel terpilih ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data dan pengujian hipotesis diuji menggunakan metode regresi logistik.

Variabel independen pada penelitian ini adalah kepemilikan institusional dan audit delay.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa opini audit going concern dan audit delay berpengaruh signifikan pada voluntary auditor switching, kepemilikan institusional berpengaruh tapi tidak signifikan pada voluntary auditor switching.

7 Meryani dan Mimba (2012)

Pengaruh Financial distress, Going concern Opinion, dan Management Changes pada Voluntary Auditor switching

Variabel independen pada penelitian ini adalah financial distress dan going concern opinion. Sampel ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data dan pengujian hipotesis diuji menggunakan metode regresi logistik.

Variabel independen pada penelitian ini adalah pergantian manajemen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial distress dan going concern opinion tidak berpengaruh secara signifikan pada auditor switching. Sedangkan, management changes yang diproksikan dengan pergantian dewan komisaris secara signifikan berpengaruh pada auditor switching.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 2.2. (Lanjutan)

Page 67: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

47

No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitan Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

8 Sumadi (2011) Mengapa Perusahaan melakukan Auditor Switch?

Variebel independen pada penelitian ini adalah profitabilitas dan kesulitan keuangan.

Variabel independen pada penelitian ini adalah opini audit selain wajar tanpa pengecualian, pergantian manajemen, dan ekspansi.

Opini audit selain WTP cenderung mempengaruhi klien untuk melakukan auditor switch. Pergantian manajemen secara langsung dan tidak langsung akan mendorong auditor switch. Perusahaan yang melakukan ekspansi membutuhkan jasa audit yang lebih baik seiring dengan pengembangan segmen bisnis baru perusahaan. Profitabilitas dan kesulitan keuangan berpengaruh terhadap auditor switching.

Tabel 2.2. (Lanjutan)

Page 68: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

48

D. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari

serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan

dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan keduanya

(Hamid, 2012:25).

Kerangka berpikir ini merupakan model yang menggambarkan bagaimana

teori yang telah ada berhubungan dengan faktor-faktor yang telah diketahui

sebagai masalah yang akan dipecahkan. Faktor-faktor yang terdapat dalam

penelitian ini adalah kepemilikan publik, financial distress, dan opini audit

going concern yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian

auditor. Berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini

pada halaman selanjutnya:

Page 69: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

49

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir Penelitian

Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 423/KMK.06/2002 tentang pembatasan praktik jasa akuntan publik yang diperbaharui

dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik

Terdapat Kasus Mengenai Akuntan Publik yang Melakukan Pelanggaran dan Skandal Audit

Teori yang Berkaitan dengan Masalah

Variabel Independen

Variabel Dependen

Kepemilikan Publik

Financial distress

Opini Audit Going concern

Metode analisis : regresi logistik

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

Auditor Switching

Ukuran Perusahaan

Profitabilitas

Page 70: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau

lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002:27). Penelitian ini bertujuan untuk

menguji pengaruh variabel independen, yaitu kepemilikan publik, financial

distress, opini audit going concern, ukuran perusahaan, dan profitabilitas

terhadap variabel dependen, yaitu auditor switching. Populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan dalam industri perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya

akan diduga. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua

perusahaan industri perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tahun 2011-2014.

Sampel adalah sebagian dari elemen populasi yang diteliti. Pengambilan

sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sampel

yang benar-benar dapat mewakili populasi sebenarnya, dengan kata lain

sampel harus representative. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk

50

Page 71: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

51

mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang

ditentukan (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Adapun kriteria yang

digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2011-2014

b. Perusahaan industri perbankan yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa

Efek Indonesia selama periode 2011-2014

c. Perusahaan yang diperoleh informasi mengenai nama auditor eksternal

yang mengaudit perusahaan tersebut.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan data sekunder. Data sekunder adalah data

penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang umumya berupa

bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang

dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Data sekunder lebih mudah

untuk diperoleh karena sudah tersedia dan peneliti tinggal mengolah data

tersebut. Dalam menggunakan data sekunder peneliti harus lebih hati-hati

karena suatu data yang dilaporkan sumber yang berbeda ada kemungkinan

datanya juga berbeda (Indriantoro dan Supomo, 2002:146).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan

dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan

Page 72: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

52

carapenelitian pustaka (Library Research), peneliti memperoleh data yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, majalah,

tesis, internet yaitu situs resmi BEI www.idx.co.id dan perangkat lain yang

berkaitan dengan judul penelitian.

D. Metode Analisis Data

1. Pengertian Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dilakukan secara multivariate dengan

menggunakan regresi logistik. Regresi logistik digunakan apabila

variabel dependennya adalah satu non-metrik dengan dua kategori dan

variabel independen adalah satu atau lebih metrik dan non-metrik

(Ghozali,2011:268).

Regresi logistik adalah bentuk khusus dimana variabel dependennya

terbagi menjadi dua bagian atau kelompok (biner). Walaupun formulanya

dapat saja lebih dari dua kelompok. Regresi logistik adalah regresi yang

digunakan untuk mencari persamaan regresi jika variabel dependennya

merupakan variabel yang berbentuk skala nominal. Regresi logistik

binary digunakan untuk menemukan persamaan regresi dimana variabel

dependennya bertipe kategorial dua pilihan seperti ya atau tidak, atau

lebih dari dua pilihan seperti: tidak setuju, setuju, sangat setuju. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah auditor switching yang dinyatakan

dengan variabel dummy, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang

Page 73: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

53

melakukan auditor switching dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak

melakukan auditor switching.

2. Tahapan Regresi Logistik

a. Menilai Kelayakan Model Regresi (Overall Fit Model)

Ada beberapa ukuran untuk menilai keseluruhan model, yaitu

melalui nilai -2 Log Likelihood, Cox and Snell’s R Square dan

Nagelkerke’s RSquare, dan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of

Fit Test, Classificationtable.

1) Uji Statistik -2 Log Likelihood

Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap

data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini.

Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 :Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha :Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dalam menilai keseluruhan model dapat dilakukan dengan

memperhatikan nilai -2LL (-2 log Likelihood). Statistik -2LL

dapat digunakan untuk menentukan jika variabel independen

ditambah ke dalam model apakah secara signifikan memperbaiki

model fit (Ghozali, 2011:269). Apabila nilai -2LL pada kondisi

awal (Blok 0) terjadi penurunan pada kondisi selanjutnya (Blok

1) menunjukkan bahwa model regresi yang lebih baik

dibandingkan sebelum variabel independen dimasukkan dalam

model.

Page 74: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

54

2) Uji Statistik Cox and Snell’s R Square

Cox and Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba

meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan

pada teknik estimasi likelihood. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat

diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression.

Berdasarkan nilai Nagelkerke’s R2 dapat diketahui seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

independen.

3) Uji Statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Menilai kelayakan dari model regresi dapat dilakukan

dengan memperhatikan goodness of fit model yang diukur

dengan Chi-Square pada kolom Hosmer and Lemeshow’s

(Ghozali, 2009: 269). Jika nilai Hosmer and Lemeshow

Goodness-of-fit-test statistics sama dengan atau kurang dari

0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan

signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga

Goodness fit model tidak dapat memprediksi nilai observasinya.

Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit-test statistics

lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan

berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data

observasinya. Hal ini berarti model regresi layak dipakai untuk

analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata

Page 75: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

55

antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang

diamati.

4) Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan pergantian

auditor yang dilakukan oleh perusahaan.

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

multivariate dengan menggunakan regresi logistik (logistic

regresion), yang variabel bebasnya merupakan kombinasi antara

metrik dan non metrik (nominal). Regresi logistik adalah regresi

yang digunakan untuk menguji sejauh mana probibalitas terjadinya

variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen.

Pada teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan lagi uji

normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali,

2009:331). Regresi logistik juga mengabaikan heteroscedacity,

artinya variabel dependen tidak memerlukan homoscedacity untuk

masing-masing variabel independennya. Model regresi logistik yang

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

Page 76: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

56

퐿푛 ( )( )

= 훼 + 푏1퐾푃 + 푏2퐹퐷 + 푏3푂퐴퐺퐶 + 푏4퐿푛푈푘푝푒푟 + 푏5푃푅푂퐹 + 휀

dimana:

퐿푛 ( )( )

= Probabilitas melakukan auditor switching

α = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien Regresi

KP = Kepemilikan Publik

FD = Financial distress

OAGC = Opini Audit Going concern

LnUkper = Ukuran Perusahaan

PROF = Profitabilitas

ε = Koefisien error

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Di dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian diklasifikasikan

menjadi dua kelompok variabel, yaitu variabel bergantung (dependent

variable) dan variabel bebas (independent variable). Variabel bergantung pada

penelitian ini adalah auditor switching, dan yang menjadi variabel bebas

adalah kepemilikan publik, financial distress, opini audit going concern,

ukuran perusahaan dan profitabilitas. Beberapa variabel yang digunakan dan

pengukurannya adalah sebagai berikut:

Page 77: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

57

1. Auditor Switching

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah auditor switching.

Auditor switching merupakan perilaku yang dilakukan oleh perusahaan

untuk berpindah auditor. Pengukuran variabel ini telah dilakukan oleh

Prastiwi dan Wilsya (2009), dan Chadegani et al. (2011) yang mengukur

variabel ini menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang melakukan

auditor switching termasuk kategori nilai 1 dan yang tidak melakukan

auditor switching termasuk kategori nilai 0.

2. Kepemilikan Publik

Kepemilikan publik merupakan saham yang dimiliki oleh publik atau

masyarakat. Adapun variabel kepemilikan publik dapat dilihat dari

persentase saham yang dimiliki oleh publik (Aprillia, 2013), yaitu

sejumlah saham yang dimiliki masyarakat.

3. Financial Distress

Tingkat kesulitan keuangan perusahaan merupakan variabel bebas

dalam penelitian ini. Dalam pengukuran variable ini menggunakan

pendekatan risk-based bank rating dengan melihat faktor-faktor penilaian

yang terdiri dari profil risiko (risk profile) dimana salah satu rasionya

adalah NPL yang mewakili risiko kredit.

Menurut Siamat (2005), Non Performing Loan (NPL) merupakan

presentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar,

diragukan dan macet) terhadap total kredit yang disalurkan bank. Semakin

tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang

Page 78: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

58

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, maka

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar

(Almilia dan Herdaningtyas, 2005). Kredit dalam hal ini adalah kredit

yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank

lain. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran BI Nomor

13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011) :

푁푃퐿 = 퐾푟푒푑푖푡퐵푒푟푚푎푠푎푙푎ℎ

푇표푡푎푙퐾푟푒푑푖푡 푥100%

Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh bank Indonesia saat ini adalah

maksimal 5% (Rahmania, 2014). Variabel ini di golongkan menjadi dua

kategori. Kategori 1 untuk NPL lebih dari 5% (tidak sehat), dan kategori 0

untuk NPL kurang dari 5% ( sehat).

4. Opini Audit Going Concern

Dalam penelitian ini, opini audit dikelompokkan menjadi 2 kelompok,

yaitu kelompok perusahaan yang menerima opini audit going concern, dan

kelompok perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern.

Variabel opini audit going concern diproksikan dengan variabel dummy

dimana perusahaan yang menerima opini audit going concern diberikan

nilai 1 dan perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern

diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma, 2008).

5. Ukuran Perusahaan

Ukuran klien merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang

diukur berdasarkan total aset. Semakin besar total aset sebuah perusahaan

mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar, begitu juga

Page 79: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

59

sebaliknya, semakin kecil total aset sebuah perusahaan mengindikasikan

bahwa ukuran perusahaan tesebut kecil. Variabel ukuran klien dalam

penelitian ini dihitung dengan melakukan logaritma natural (Ln) atas total

aset perusahaan (Nasser et al., 2006:729).

6. Profitabilitas

Dengan besarnya tingkat profitabilitas, perusahaan akan mampu

menyewa KAP yang lebih besar sehingga kualitas laporan keuangan dapat

ditingkatkan. Pada penelitian ini profitabilitas perusahaan dihitung

menggunakan rasio Return on Assets (ROA) yang merupakan salah satu

tolok ukur seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang

berasal dari penggunaan aktiva (Sumadi,2011). Jika mengalami

peningkatan, maka perusahaan dianggap meningkatkan reputasinya begitu

juga sebaliknya. Anindito dan Fitriany (2010) menyatakan bahwa ada

pengaruh antara profitabilitas perusahaan terhadap keputusan kperusahaan

mengganti ke KAP yang lebih memiliki nama.

푅푂퐴 = 퐿푎푏푎퐵푒푟푠푖ℎ푇표푡푎푙퐴푠푠푒푡

Page 80: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

60

Variabel dan skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian disajikan

secara ringkas pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Jenis Variabel

Indikator Skala Pengukuran

1 Auditor Switching (Prastiwi dan Wilsya, 2009)

Dependen Variabel dummy, diberikan nilai 1 jika perusahaan melakukan pergantian auditor, nilai 0 jika tidak melakukan pergantian auditor

Nominal

2 Kepemilikan Publik (Aprillia, 2013)

Independen Jumlah persentase saham yang dimiliki oleh publik atau masyarakat

Rasio

3 Financial Distress (Rahmania, 2014)

Independen 푁푃퐿 =

퐾푟푒푑푖푡퐵푒푟푚푎푠푎푙푎ℎ푇표푡푎푙퐾푟푒푑푖푡 푥100%

Kategori 1 untuk NPL lebih dari 5% (tidak sehat), dan kategori 0 untuk NPL kurang dari 5% (sehat).

Nominal

4 Opini Audit Going Concern (Abdillah dan Sabeni, 2013)

Independen Variabel dummy. Apabila opini audit going concern diterima perusahaan maka diberikan nilai 1. Sedangkan apabila perusahaan tidak menerima opini audit going concern maka diberikan nilai 0

Nominal

5 Ukuran Perusahaan Klien (Nasser et.al, 2006)

Independen Logaritma natural (Ln) atas total aset perusahaan

Rasio

6 Profitabilitas (Sumadi, 2011)

Independen 푅푂퐴 =

퐿푎푏푎퐵푒푟푠푖ℎ푇표푡푎푙퐴푠푠푒푡

Rasio

Sumber: Hasil data olahan

Page 81: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

61

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri perbankan go

public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2011

2014. Perusahaan industri perbankan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sebelum tanggal 1 Januari 2011 dan selama periode penelitian

tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting.

Pemilihan perusahaan industri perbankan karena perusahaan perbankan

mempunyai karakteristik yang berbeda dengan perusahaan lainnya. Selain

itu penggunaan perusahaan perbankan dipilih untuk menghindari adanya

industrial effect, yaitu resiko industri yang berbeda antara sektor industri

yang satu dengan yang lain. Pemilihan satu jenis industri bertujuan untuk

menghindari adanya resiko bisnis yang mungkin terjadi antara jenis

industri yang berbeda. Selain itu peneliti memilih industri perbankan

karena untuk mengukur kinerja kesehatan industri ini menggunakan

pendekatan tertentu yaitu pendekatan risk-based bank rating dengan

melihat faktor-faktor penilaian yang terdiri dari profil risiko (risk profile).

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilikan

publik, financial distress, opini audit going concern, ukuran perusahaan,

61

Page 82: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

62

dan profitabilitas terhadap auditor switching pada perusahaan industri

perbankan.

Periode pengamatan dilakukan selama empat tahun mulai tahun 2011-

2014 adalah karena tahun 2011-2014 merupakan data perusahaan yang

dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan setelah

rotasi audit dilakukan sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2011

tentang akuntan publik yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi

keuangan perusahaan yang dapat berubah baik dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal perusahan selama waktu tersebut.

Dimana peraturan-peraturan tersebut tertuang dalam Undang-Undang

No. 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik. Dijelaskan dalam pemberian

jasa audit oleh akuntan publik dan/ atau KAP atas informasi keuangan

historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi

dalam jangka waktu tertentu (pasal 4 ayat1). Ketentuan mengenai

pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis diatur

dalam peraturan pemerintah (pasal 4 ayat 2) yang menjelaskan mengenai

jumlah tahun buku berturut-turut, jenis industri, perusahaan publik atau

privat, dan sanksi administrasi untuk menjaga independensi Akuntan

Publik dan/ atau KAP.

Adapun tahun penelitian ini terdiri atas empat periode, dimana sampel

yang dipilih dari populasi menggunakan teknik purposive sampling, yaitu

proses pemilihan sample berdasarkan kriteria tertentu. Tabel 4.1 dibawah

Page 83: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

63

ini meyajikan tahapan seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah di

tetapkan antara lain:

a. Perusahaan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2011-2014

b. Perusahaan industri perbankan yang terdaftar secara berturut-turut di

Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014

c. Perusahaan yang diperoleh informasi mengenai nama auditor eksternal

yang mengaudit perusahaan tersebut.

Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan

1 Perusahaan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014

40

2 Perusahaan industri perbankan yang tidak terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014

11

3 Perusahaan yang tidak diperoleh informasi mengenai nama auditor eksternal yang mengaudit perusahaan tersebut.

1

Jumlah perusahaan sampel 28 Tahun pengamatan 4

Jumlah sampel total selama periode penelitian 112 Sumber: Hasil data olahan

Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode 2011-2014 berjumlah 40 perusahaan. Dari 40

perusahaan perbankan tersebut terdapat 11 perusahaan yang tidak terdaftar

secara berturut-turut selama periode pengamatan, dan 1 perusahaan yang

tidak diperoleh informasi mengenai nama auditor eksternal yang

mengaudit perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan perbankan yang

Page 84: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

64

dijadikan sampel adalah sebanyak 28 perusahaan. Sedangkan total

pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 112

pengamatan.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive

sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Sampel dipilih bagi perusahaan industri perbankan yang menyajikan data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti nama auditor eksternal,

persentase kepemilikan saham masyarakat, NPL, total aset, dan ROA.

Ringkasan sampel penelitian disajikan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode 1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. AGRO 2 Bank MNC Internasional BABP 3 Bank Ekonomi Raharja Tbk. BAEK 4 Bank Central Asia Tbk. BBCA 5 Bank Bukopin Tbk. BBKP 6 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP 8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 9 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 10 Bank Mutiara Tbk. BCIC 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN 12 Bank Pundi Indonesia Tbk. BEKS 13 Bank QNB Indonesia Tbk. BKSW 14 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 15 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA 16 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 17 Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII 18 Bank Permata Tbk. BNLI 19 Bank of India Indonesia Tbk. BSWD

Page 85: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

65

No Nama Perusahaan Kode 20 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN 21 Bank Victoria International Tbk. BVIC 22 Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC 23 Bank Mayapada Internasional Tbk. MAYA 24 Bank Windu Kentjana International Tbk. MCOR 25 Bank Mega Tbk. MEGA 26 Bank OCBC NISP Tbk. NISP 27 Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN 28 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. SDRA

Sumber: Hasil data olahan

B. Analisis dan Pembahasan

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi

logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran

yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (kepemilikan

publik, financial distress, opini audit going concern, ukuran perusahaan, dan

profitabilitas) terhadap variabel dependen yaitu auditor switching.

1. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Karena variabel dependen bersifat dummy (melakukan auditor

switching dan tidak melakukan auditor switching), maka pengujian

terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik.

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat

dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011):

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Pengujian kesesuaian keseluruhan model (overall model fit)

dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-

2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood

Tabel 4.2 (Lanjutan)

Page 86: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

66

(-2LL) pada akhir (Block Number=1). Hipotesis untuk menilai

model fit adalah:

Ho : Model yang dihoptesiskan fit dengan data

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Berdasarkan hipotesis ini, maka Ho harus dterima dan Ha

harus ditolak agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan

berdasarkan fugsi likelihood. Likelihood L dari model adalah

probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan

data input.

Tabel 4.3 adalah Iteration History 0 yang merupakan -2Log

Likelihood awal. Tabel ini akan dibandingkan dengan tabel 4.4,

tabel Iteration History 1 yang merupakan -2Log Likelihood akhir.

Adanya selisih antara -2 Log Likelihood awal dengan -2 Log

Likelihood akhir menunjukan bahwa hipotesis nol (H0) tidak dapat

di tolak dan model fit dengan data.

Page 87: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

67

Tabel 4.3 Menilai Keseluruhan Model

Berdasarkan hasil pegolahan SPSS 20.0, pada tabel 4.4

menunjukan bahwa nilai -2 Log Likelihood awal (tabel Iteration

History 0) adalah sebesar 128,279. Secara matematis, angka

tersebut signifikan pada alpha 5% dan berarti bahwa hipotesisi nol

(H0) ditolak. Hal ini berarti hanya konstanta saja yang tidak fit

dengan data (sebelum dimasukkan variabel bebas ke dalam model

regresi) (Ghozali, 2011:268).

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant Step 0 1 128,279 ,964

2 128,113 1,050 3 128,113 1,052 4 128,113 1,052

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 128,113 c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Page 88: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

68

Tabel 4.4 Iretation History 1

Sumber: Hasil data olahan

Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara nilai -2 Log Likelihood awal (

tabel Iteration History 0) dengan -2 Log Likelihood akhir (tabel Iteration History 1),

Pada tabel Iteration History 0, nilai -2 Log Likelihood awal menunjukan sebesar

128,279. Setelah variabel bebas dimasukan pada model regresi, maka nilai -2 Log

Likelihood pada tabel 4.4 Iteration History1 adalah sebesar 116,074. Berdasarkan

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood Coefficients

Constant kp fd(1) ogc(1) Proft ln_ukper Step 1 1 120,611 1,342 -,157 ,726 1,297 24,281 -,214

2 117,406 1,560 -,442 1,453 2,893 48,420 -,325 3 116,450 1,620 -,607 1,675 4,725 63,639 -,381 4 116,190 1,643 -,665 1,688 6,218 69,478 -,403 5 116,115 1,646 -,672 1,693 7,306 70,215 -,405 6 116,089 1,646 -,672 1,693 8,323 70,248 -,405 7 116,079 1,646 -,672 1,693 9,328 70,250 -,405 8 116,076 1,646 -,672 1,693 10,330 70,250 -,405 9 116,075 1,646 -,672 1,693 11,330 70,250 -,405 10 116,074 1,646 -,672 1,693 12,331 70,250 -,405 11 116,074 1,646 -,672 1,693 13,331 70,250 -,405 12 116,074 1,646 -,672 1,693 14,331 70,250 -,405 13 116,074 1,646 -,672 1,693 15,331 70,250 -,405 14 116,074 1,646 -,672 1,693 16,331 70,250 -,405 15 116,074 1,646 -,672 1,693 17,331 70,250 -,405 16 116,074 1,646 -,672 1,693 18,331 70,250 -,405 17 116,074 1,646 -,672 1,693 19,331 70,250 -,405 18 116,074 1,646 -,672 1,693 20,331 70,250 -,405 19 116,074 1,646 -,672 1,693 21,331 70,250 -,405 20 116,074 1,646 -,672 1,693 22,331 70,250 -,405

a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 128,113 d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Page 89: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

69

output tersebut, terjadi penurunan nilai antara-2 Log Likelihood awal dan akhir sebesar

12,205. Penurunan nilai-2 Log Likelihood ini dapat diartikan bahwa penambahan

variabel bebas ke dalam model dapat memperbaiki model fit serta menunjukan model

regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan seberapa

besar variabilitas variabel-variabel independen mampu

menjelaskan variabilitas variabel independenya (Solikah, 2007).

Koefisien determinasi dalam regresi logistik biner ditunjukan

dengan nilai Nagelkerke R Square. Nagelkerke R Square dapat

diiterpretasikan seperti nilai R Square dalam regresi berganda

(Ghozali, 2011).

Tabel 4.5 Koefisien Determinasi

Model Summary

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell

R Square Nagelkerke R Square

1 116,074a ,102 ,150 a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Sumber: Output SPSS

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi

logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai

Nagelkerke RSquare adalah sebesar 0,150 yang berarti variabilitas

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen

Page 90: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

70

adalah sebesar 15%, sedangkan sisanya sebesar 85% dijelaskan

oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian, seperti fee

audit, pergantian manajemen perusahaan klien, reputasi auditor,

dan merger antara perusahaan yang memiliki auditor independen

yang berbeda.

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Analisis selanjutnya yang dilakukan adalah menilai kelayakan

model regresi logistik biner. Menilai kelayakan dari model regresi

dapat dilakukan dengan memperhatikan goodness of fit model yang

diukur dengan Chi-Square pada kolom Hosmer and Lemeshow’s

(Ghozali, 2009: 269). Hipotesis yang digunkaan untuk menilai

kelayakan model regresi ini adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan antara model dengan data

Ha : Ada perbedaan antara model dengan data

Tabel 4.6 Menguji Kelayakan Model Regresi

Sumber: Output SPSS

Tabel 4.6 menunjukan hasil pengujian Hosmer and

Lemeshow’s Test. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui

bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,074. Nilai signifikan yang

diperoleh tersebut diatas 0,05 yang berarti hipotesis 0 (Ho) tidak

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 14,294 8 ,074

Page 91: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

71

dapat ditolak (diterima). Hal ini berarti model mampu memprediksi

niali observasinya atau model dapat diterima karena cocok dengan

data observasinya sehingga model ini dapat digunakan untuk

analisis selanjutnya.

d. Hasil Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan auditor switching yang

dilakukan oleh perusahaan.

Tabel 4.7 Matriks Klasifikasi

Classification Tablea

Observed

Predicted As

Percentage Correct

tidak melakukan

auditor switching

melakukan auditor

switching Step 1 As tidak melakukan

auditor switching 2 27 6,9

melakukan auditor switching 1 82 98,8

Overall Percentage 75,0 a. The cut value is ,500

Sumber: Output SPSS

Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan

perusahaan melakukan auditor switching adalah sebesar 98,8%. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan,

terdapat sebanyak 82 perusahaan (98,8%) yang diprediksi akan melakukan

auditor switching dari total 83 perusahaan yang melakukan auditor switching.

Page 92: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

72

Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak melakukan auditor switching

adalah sebesar 6,9%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan

ada sebanyak 2 perusahaan (6,9%) yang diprediksi tidak melakukan auditor

switching dari total 29 perusahaan yang melakukan auditor switching. Kekuatan

model prediksi keseluruhan sebesar 75,0%.

e. Hasil Uji Regresi Logistik

Model regresi yang terbentuk disajikan pada tabel di bawah

ini:

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Sumber: Output SPSS

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini:

퐿푛 ( )

( )= 1,646− 0,672퐾푃 + 1,693퐹퐷 + 22,331푂퐴퐺퐶 −

0,405퐿푛_푈푘푝푒푟 + 70,250푃푅푂퐹퐼푇

Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) sebagaimana

telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam lima

bagian. Bagian pertama membahas pengaruh kepemilikan publik terhadap auditor

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1a Kp -,672 1,465 ,211 1 ,646 ,510

fd(1) 1,693 1,325 1,631 1 ,202 5,434 ogc(1) 22,331 12672,625 ,000 1 ,999 4990639146,3

31 Proft

70,250 33,210 4,475 1 ,034

3230821938093388400000000000000,00

0 ln_ukper -,405 ,189 4,591 1 ,032 ,667 Constant 1,646 ,671 6,015 1 ,014 5,186

Page 93: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

73

switching (SWITCH) (H1). Bagian kedua membahas pengaruh financial distress

terhadap auditor switching (SWITCH) (H2). Bagian ketiga membahas pengaruh

opini audit going concern terhadap auditor switching (SWITCH) (H3). Bagian

keempat membahas pengaruh ukuran perusahaan terhadap auditor switching

(SWITCH) (H4). Bagian kelima membahas pengaruh profitabilitas terhadap

auditor switching (SWITCH) (H5).

Adapun ringkasan hasil penelitian dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen (Auditor switching)

Kepemilikan Publik Berpengaruh tidak signifikan Financial Distress Berpengaruh tidak signifikan

Opini Audit Going Concern Berpengaruh tidak signifikan Ukuran Perusahaan Berpengaruh negatif dan signifikan

Profitabilitas Berpengaruh positif dan signifikan

Variabel kepemilikan publik (KP), financial distress (FD), opini audit going

concern (OAGC) berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap auditor switching.

Sementara dua variabel lainnya pada penelitian ini ukuran perusahaan (Ln_Ukper)

berpengaruh negatif signifkan, dan profitabilitas (PROF) berpengaruh positif

signifikan terhadap auditor switching.

f. Pembahasan Penelitian

1) Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Auditor Switching

Variabel kepemilikan publik menunjukkan koefisiensi

negatif sebesar 0,672 dengan tingkat signifikan (p) sebesar

0,646, lebih besar dari α= 5%. Karena tingkat signifikasi (p)

Page 94: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

74

lebih besar dari α= 5% maka hipotesis ke-1 tidak berhasil

didukung. Artinya dapat disimpulkan bahwa kepemilikan publik

berpengaruh tetapi tidak tidak signifikan terhadap auditor

switching. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa

kepemilikan publik yang diukur persentase saham yang dimiliki

masyarakat berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan Aprilia (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan

publik berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap auditor

switching. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil

penelitian Wibowo, 2014. Penelitian tersebut menyatakan bahwa

tidak signifikannya pengaruh kepemilikan publik terhadap

auditor switching ini disebabkan oleh adanya peningkatan

kepemilikan publik menunjukkan besarnya minat masyarakat

dalam berinvestasi pada perusahaan. Hal ini mengindikasikan

adanya peningkatan pada kinerja keuangan perusahaan,

sehingga tidak menjadi masalah bagi perusahaan untuk

melakukan auditor switching.

Akan tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung hasil

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suparlan dan

Andayani (2010) dan guedhami et al (2009). Hasil penelitian ini

juga tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya Indahsari

Page 95: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

75

(2015). Hasil penelitian tersebut menunjukan kepemilikan

publik berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham

menyebar tidak lantas mendorong perusahaan untuk melakukan

kebijakan dalam hal auditor switching. Hal tersebut

menunjukkan auditor yang mengaudit sebelumnya tetap akan

dipertahankan perusahaan. Herusetya (2008) menyebutkan

kepemilikan terkonsentrasi akan mendominasi pemegang saham

minoritas, ini menunjukkan semakin tinggi pemegang saham

oleh publik mendorong untuk membuat keputusan yang tidak

merugikan semua pemegang saham. Perusahaan menganggap

dengan seringnya melakukan auditor switching dapat

menimbulkan anggapan negatif yang dapat menggaggu citra

perusahaan (Sulistiarini dkk, 2012).

2) Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching

Variabel financial distress menunjukkan koefisiensi positif

sebesar 1,693 dengan tingkat signifikan (p) sebesar 0,202, lebih

besar dari α= 5%. Karena tingkat signifikasi (p) lebih besar dari

α= 5% maka hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Artinya

dapat disimpulkan bahwa financial distress berpengaruh tetapi

tidak signifikan terhadap auditor switching. Penelitian ini tidak

berhasil membuktikan bahwa financial distress yang diukur

Page 96: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

76

dengan rasio NPL perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

auditor switching.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wijayanti (2010), Novia dan Muid (2013), dan

Aprilia (2013) yang menyatakan bahwa financial distress

berpengaruh tetapi tidak signifkan terhadap auditor switching.

Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian dari

Damayanti dan Sudarma (2008), Wijayanti (2010), Chadegani

et. al., (2011), dan Wijayani dan Juniarti (2011). Namun tidak

mendukung hasil penelitian dari Rizkillah (2012), Mahantara

(2012), Sinarwati (2010), dan Nasser et. al., (2006). Penelitian

tersebut menunjukan bahwa financial distress berpengaruh

signifikan terhadap auditor switching.

Financial distress perusahaan merupakan gambaran atas

kinerja dari perusahaan. Financial distress perusahaan klien

mungkin memiliki implikasi penting terhadap pengambilan

keputusan dalam mempertahankan perusahaan audit. Saat

perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau financial

distress, akan ada kemungkinan perusahaan mengganti KAP

yang lama dan menggantinya dengan KAP yang berbiaya lebih

rendah untuk menekan biaya audit. Namun berdasarkan hasil

penelitian ini, ketika perusahaan mengalami financial distress,

perusahaan tidak akan mengganti KAP karena untuk

Page 97: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

77

menunjukkan bahwa semua hal yang terjadi di dalam

perusahaan berjalan dengan baik. Perusahaan juga tidak

mengganti KAP untuk menghindari anggapan negatif dari pihak

eksternal ketika mengganti KAP karena kesulitan keuangan

yang dialami perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011:18).

Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang

sedang dalan keadaan kesulitan keuangan. Perusahaan dalam

kondisi financial distress cenderung tidak melakukan auditor

switching. Hal ini disebabkan pergantian auditor pada suatu

perusahaan yang terlalu sering akan meningkatkan fee audit.

Ketika pertama kali mengaudit suatu klien, hal pertama yang

dilakukan auditor adalah memahami lingkungan bisnis klien dan

risiko audit klien, sehingga berakibat pada tingginya biaya start

up dan dapat menaikkan fee audit. Selain itu, penugasan pertama

juga akan memungkinkan terjadinya kekeliruan yang tinggi.

Indikator terjadinya financial distress apabila perusahaan tidak

dapat memenuhi kewajiban finansialnya dan perusahaan

melakukan pemberhentian tenaga kerja.

3) Pengaruh Opini Audit Going Concern terhadap Auditor

Switching

Variabel opini audit going concern menunjukkan

koefisiensi positif sebesar 22,331 dengan tingkat signifikan (p)

sebesar 0,999, lebih besar dari α= 5%. Karena tingkat signifikasi

Page 98: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

78

(p) lebih besar dari α= 5% maka hipotesis ke-3 tidak berhasil

didukung. Artinya dapat disimpulkan bahwa opini audit going

concern berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap auditor

switching. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa

opini audit going concern yang diukur dengan ada atau tidaknya

opini audit going concern berpengaruh signifikan terhadap

auditor switching.

Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung temuan Chan

et al. (2006), Hudaib dan Cooke (2005), Astuti dan Ramantha

(2014), Robbitasari dan Wiratmaja (2013), dan Mahantara

(2012). Penelitian tersebut menujukan adanya pengaruh

signifikan opini audit going concern terhadap auditor switching.

Akan tetapi penelitian ini mendukung hasil penilitian dari

Maulina (2015), Arsih dan Anisykurlillah (2015), Wahyuningsih

dan Suryanawa (2010), dan Sinarwati (2010).

Berdasarkan pedoman Standar Profesional Akuntan Publik

seksi 341 (IAI, 2001) dapat diartikan bahwa opini going concern

merupakan opini wajar tanpa pengecualian yang dikeluarkan

karena terdapat kondisi dan/atau peristiwa yang berdampak

terhadap kelangsungan hidup perusahaan atas kondisi itu

terdapat kesangsian auditor, akan tetapi telah terdapat rencana

manajemen untuk mengatasi kondisi tersebut dan menurut

penilaian auditor rencana tersebut dapat efektif dijalankan serta

Page 99: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

79

terdapat cukup pengungkapan, sehingga opini going concern

bukanlah opini yang buruk.

Hasil pengujian yang gagal menemukan adanya pengaruh

opini audit going concern terhadap auditor switching, hal ini

diduga disebabkan karena pada umumnya perusahaan sampel

telah mendapatkan opini unqualified. Tidak sinifikannya

pengaruh opini audit going concern terhadap auditor switching

mungkin juga disebabkan oleh jumlah amatan yang menerima

opini going concern tidak mencukupi. Hal ini terbukti dari 112

amatan hanya terdapat 7 amatan yang memperoleh opini audit

going concern dan 105 yang tidak memperoleh opini audit going

concern.

4) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Auditor Switching

Variabel ukuran perusahaan menunjukkan koefisien regresi

negatif sebesar 0,405 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar

0,032, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p)

lebih kecil dari α =5% maka hipotesis ke-4 berhasil didukung.

Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh signifikan

ukuran perusahaan klien terhadap auditor switching. Hasil yang

sama juga ditemukan dalam penelitian Nasser et al. (2006),

Suparlan dan Andayani (2010). Hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratitis (2012), dan

Chadegani et al. (2011).

Page 100: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

80

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian dari

Jayanti (2016), Susanto (2015), Shezaritasari (2015), Biantoro

(2015), Chatrine (2014), Wijayani dan Januarti (2011) dan

Suparlan dan Andayani (2010). Akan tetapi mendukung hasil

penelitian dari Prasetyaningrum (2015), Astuti dan Ramantha

(2014), Kurniaty (2014), Rofika dkk (2013), dan Rizkillah

(2012). Penelitian tersebut menujukan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

Sinason et al., (2001:4) mengemukakan bahwa perusahaan

besar mungkin memerlukan biaya awal yang lebih besar untuk

auditor baru. Dalam penelitian ini, koefisien regresi ukuran

perusahaan klien (LnTA) memiliki pengaruh negatif terhadap

auditor switching, dimana klien yang total asetnya kecil lebih

sering untuk melakukan auditor switching, sedangkan

perusahaan klien yang lebih besar cenderung untuk tidak

melakukan auditor switching dibandingkan dengan klien yang

lebih kecil dikarenakan klien menganggap bahwa mereka akan

mengeluarkan biaya awal untuk proses audit yang lebih besar

jika terlalu sering melakukan auditor switching. Disamping itu,

dengan adanya kompleksitas auditee, klien yang lebih besar

cenderung mempertahankan auditornya karena klien

menganggap auditor yang lama dapat lebih mudah memahami

situasi dan kondisi perusahaan. Sedangkan semakin kecil ukuran

Page 101: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

81

perusahaan klien mendorong klien melakukan pergantian KAP

dan mencari KAP yang harga sewanya tidak mahal (Suparlan

dan Andayani, 2010:19).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

klien memiliki hubungan yang negative terhadap auditor

switching sehingga mengindikasikan bahwa klien yang total

assetnya kecil lebih sering untuk melakukan auditor switching,

sedangkan perusahaan klien yang lebih besar cenderung tidak

akan melakukan auditor switching dibandingkan dengan klien

yang lebih kecil. Implikasinya, perusahan dengan total asset

yang besar akan memilih untuk mempertahankan auditornya

agar kulaitas dari laporan keuangannya tetap terjaga dengan

diaudit oleh auditor lama yang telah memahami bisnis klien.

5) Pengaruh Profitabilitas terhadap Auditor Switching

Variabel profitabilitas menunjukkan koefisien regresi positif

sebesar 70,250 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,034,

lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih

kecil dari α =5% maka hipotesis ke-5 berhasil didukung.

Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh signifikan

profitabilitas terhadap auditor switching.

Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian Mulyono

dan Majidah (2014), Sumadi (2011), (Wijayani dan Januarti,

2011), dan Anindito dan Fitriany (2010). Hasil penelitian ini

Page 102: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

82

tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arsih dan

Anisykurlillah (2015).

Dengan besarnya tingkat profitabilitas, perusahaan akan

mampu menyewa auditor yang dianggap lebih berkualitas

sehingga kualitas laporan keuangan dapat ditingkatkan.

Profitabilitas perusahaan dihitung menggunakan rasio Return on

Assets (ROA) yang merupakan salah satu tolok ukur seberapa

besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang berasal dari

penggunaan aktiva. Jika mengalami peningkatan, maka

perusahaan dianggap meningkatkan reputasinya begitu juga

sebaliknya. Maka dapat disimpulkan profitabilitas berpengaruh

signifikan terhadap auditor switching.

Page 103: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kepemilikan publik, financial

distress, opini audit going concern, ukuran perusahaan, dan profitabilitas

terhadap auditor switching. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis

regresi logistik dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS).

Data sampel perusahaan sebanyak 112 pengamatan perusahaan perbankan go

public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-

2014.

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang dijelaskan pada bagian

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan kepemilikan publik terhadap

auditor switching selama empat tahun pengamatan (2011-2014). Hasil

penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan tidak

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suparlan dan Andayani (2010)

dan guedhami et al (2009).

2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan financial distress terhadap

auditor switching selama empat tahun pengamatan (2011-2014). Hasil

83

Page 104: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

84

penelitian ini mendukung hasil penelitian Wijayanti (2010), Novia dan

Muid (2013), dan Aprilia (2013).

3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan opini audit goign concern

terhadap auditor switching selama empat tahun pengamatan (2011-2014).

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Chan et al. (2006),

Hudaib dan Cooke (2005), Astuti dan Ramantha (2014), Robbitasari dan

Wiratmaja (2013), dan Mahantara (2012).

4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan ukuran perusahaan

terhadap auditor switching selama empat tahun pengamatan (2011-2014).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Prasetyaningrum (2015),

Astuti dan Ramantha (2014), Kurniaty (2014), Rofika dkk (2013), dan

Rizkillah (2012).

5. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan profitabilitas terhadap

auditor switching selama empat tahun pengamatan (2011-2014). Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian Mulyono dan Majidah (2014),

Sumadi (2011), (Wijayani dan Januarti, 2011), dan Anindito dan Fitriany

(2010).

Page 105: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

85

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas

mengenai auditor switching. Serta diharapkan dapat memberikan informasi

tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

perusahaan dalam melakukan auditor switching, pada penelitian ini, faktor

yang mempengaruhi secara signifikan adalah ukuran perusahaan dan

profitabilitas. Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi kantor akuntan

publik maupun perusahaan.

1. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) hasil penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan bahan informasi bagi para akuntan publik di KAP

mengenai praktik pergantian kantor akuntan publik yang dilakukan

oleh perusahaan.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian kantor akuntan

publik. Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi adalah ukuran

perusahaan dan profitabilitas. Kepemilikan publik tidak berpengaruh

terhadap auditor switching. Kepemilikan saham menyebar tidak lantas

mendorong perusahaan untuk melakukan kebijakan dalam hal

pergantian auditor eksternal. Implikasinya, sebaiknya perusahaan

publik mempertimbangkan secara serius dampak-dampak yang

mungkin terjadi jika perusahaan memutuskan untuk melakukan auditor

Page 106: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

86

switching dengan tetap melakukan penunjukan KAP berdasarkan hasil

keputusan RUPS. Ukuran perusahaan klien memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap auditor switching. Implikasinya, perusahaan

dengan total aset yang besar akan memilih untuk mempertahankan

auditornya agar kualitas dari laporan keuangannya tetap terjaga dengan

diaudit oleh auditor eksternal lama yang telah memahami bisnis klien.

3. Bagi auditor, dalam mengaudit suatu perusahaan tentunya auditor

melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesional yang telah

ditetapkan oleh IAPI. Dengan demikian, opini audit yang terdapat

dalam laporan auditor merupakan representasi yang sesungguhnya dari

laporan keuangan. Ketika klien meminta opini wajar tanpa

pengecualian kepada auditor padahal opini yang seharusnya diberikan

adalah bukan opini wajar tanpa pengecualian, auditor harus memegang

teguh independensinya dan menolak permintaan klien tersebut dengan

tetap memberikan opini sesuai dengan sebagaimana mestinya, dan juga

memberikan opini audit going concern ketika diperlukan untuk

memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya.

Page 107: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

87

C. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

melemahkan hasil penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel-variabel kepemilikan

publik, financial distress, opini audit going concern, ukuran

perusahaan, dan profitabilitas terhadap auditor switching. Variabel-

variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap auditor switching,

seperti ukuran KAP, pergantian dewan komisaris, fee audit,

pergantian manajemen dan sebagainya tidak diuji dalam penelitian ini.

2. Pengukuran variabel financial distress menggunakan proksi rasio Non

Performing Loan (NPL). Untuk menggambarkan financial distress

perusahaan, terdapat proksi lain yang dapat digunakan sehingga

memungkinkan adanya hasil yang berbeda jika menggunakan proksi

lain tersebut.

3. Jumlah sampel yang digunakan relatif sedikit, yaitu hanya 28

perusahaan perbankan yang dijadikan sampel dalam penelitian karena

jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tidak sebanyak

sektor industri lainnya dan tidak semua perusahaan perbankan di BEI

memiliki data keuangan yang lengkap pada tahun 2011-2014.

Page 108: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

88

D. Saran

Penelitian mengenai auditor switching dimasa yang akan datang

diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan

mempertimbangkan saran sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat memperluas sampel penelitian

dengan mempertimbangkan penggunaan seluruh perusahaan yang

terdaftar di BEI sebagai populasi penelitian.

2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan beberapa variabel

independen lain, seperti ukuran KAP, pergantian komit audit, fee audit,

dan sebagainya yang mungkin dapat mempengaruhi pergantian KAP

untuk meningkatkan pengetahuan mengenai auditor switching di

Indonesia.

3. Pengukuran terhadap variabel fiancial distress pada penelitian

selanjutnya dapat menggunakan alternatif proksi lain.

Page 109: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

89

DAFTAR PUSTAKA

Agoes Sukrisno, “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh Kantor Akuntan Publik”, Edisi Ketiga Cetakan Keempat, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2008.

Astuti dan Ramantha, “Pengaruh Audit Fee, Opini Going concern, Financial

distress Dan Ukuran Perusahaan Pada Pergantian Auditor”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.3, 2014.

Boynton, William C. Johnson., Raymond N. and Kell, Walter G. “Modern

Auditing”, edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta. 2003. Chadegani, et.al., “ The Determinant Factors of Auditor Switch among

Companies Listed on Tehran Stock Exchange”, International Research Journal of Finance and Economics, ISSN 1450-2887 Issue 80, 2011.

Damayanti Shulamite, Sudarma Made, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008.

Ekka Aprillia, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor switching”,

Accounting Analysis Journal 2, Semarang, 2013. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”,

Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. Guedhami, O., Pittman, J.A. and Saffar, W., “Auditor choice in privated firms:

Empirical evidence on the role of state and foreign owners”, Journal of Accounting & Economics. Vol. 48, 2009.

Hamid Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hudaib, Mohammad. dan Cooke, T. E. “The Impact of Managing Director

Changes and Financial distress on Audit Qualification and Auditor switching”. Journal of Business Finance and Accounting, November/Desember, Volume XXXII (9&10):1703-1739, 2005.

Indahsari Diana Nur, “Analisis Pengaruh Pergantian Manajemen, Kepemilikan

Publik, Financial distress, dan Ukuran KAP terhadap Auditor switching”, Naskah Publikasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.

Page 110: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

90

Jayanti, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor switching, Naskah Publikasi, 2016.

Jensen, Michael C, dan Meckling, William H., Theory of The Firm; Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Oktober 1976.

Kadek Sumadi, “Mengapa Perusahaan Melakukan Auditor Switch?”, Universitas

Udayana, Bali, 2011. Kawijaya Nelly, Juniarti, “Faktor-Faktor yang Mendorong Perpindahan Auditor

pada Perusahaan-Perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 4 No. 2, 93-105, 2002.

Lee, T., 1993, Corporate Audit Theory. Chapman & Hall: London. Mahantara, “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pergantian Kantor Akuntan

Publik Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Universitas Udayana, Bali, 2012.

Nasser, Abu T.; Wahid, Emelin A.; Nazri, Sharifah N. F. S. M. dan Hudaib,

Mohammad, “Auditor-Client Relationship: The Case of Audit Tenure and Auditor switching in Malaysia”, Managerial Auditing Journal, Volume XXI (7): 724-737. 2006.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008

tentang “Jasa Akuntan Publik”. (perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003).

Prasetyaningrum, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor

switching”, Naskah Publikasi Ilmiah, Surakarta, 2015. Prastiwi dan Wilsya, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Auditor:

Studi Empiris Perusahaan Publik Di Indonesia”, Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 1, No. 1, 2009.

Rizkilah dan Didin, “Faktor–Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Auditor

switching Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia”, Universitas Gunadarma, 2012.

Robitsar dan Wiratmaja, “Pengaruh Opini Audit Going concern, Kepemilikan

Institusional Dan Audit Delay Pada Voluntary Auditor switching”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.3, 2013.

Page 111: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

91

Rofika, dkk., “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”, Universitas Riau, 2013.

Schwartz, K.B., dan Soo, B.S., “An Analysis of Form 8-K Disclosures of Auditor

Changes by Firms Approaching Bankruptcy”, Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 14. No. 1. pp. 125-135, 1995.

Sinarwati, “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan

Pergantian Kantor Akuntan Publik?”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. Standar Profesional Akuntan Publik, 2010.

Susanto, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor

switching”, Naskah Publikasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015. Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik. Vina Kurniaty, “Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, Financial

distress, Ukuran Kap, Dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Auditor switching Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia”, JOM FEKON Vol.1 No 2, Pekanbaru, 2014.

Wahyuningsih dan Suryanawa, “Analisis Pengaruh Opini Audit Going concern

Dan Pergantian Manajemen Pada Auditor switching”, Universitas Udayana, Bali, 2010.

Wijayani Evi Dwi da Indira Januarti, “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor switching”, Simposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh, 2011.

Wijayanti Martina Putri, “Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Auditor switching di Indonesia”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, 2010.

Page 112: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

93

Page 113: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

94

LAMPIRAN

Page 114: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

95

Daftar Nama Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode 1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. AGRO 2 Bank MNC Internasional BABP 3 Bank Ekonomi Raharja Tbk. BAEK 4 Bank Central Asia Tbk. BBCA 5 Bank Bukopin Tbk. BBKP 6 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP 8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 9 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 10 Bank Mutiara Tbk. BCIC 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN 12 Bank Pundi Indonesia Tbk. BEKS 13 Bank QNB Indonesia Tbk. BKSW 14 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 15 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA 16 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 17 Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII 18 Bank Permata Tbk. BNLI 19 Bank of India Indonesia Tbk. BSWD 20 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN 21 Bank Victoria International Tbk. BVIC 22 Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC 23 Bank Mayapada Internasional Tbk. MAYA 24 Bank Windu Kentjana International Tbk. MCOR 25 Bank Mega Tbk. MEGA 26 Bank OCBC NISP Tbk. NISP 27 Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN 28 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. SDRA

Page 115: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

89

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan

1 Perusahaan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014

40

2 Perusahaan industri perbankan yang tidak terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014

9

3 Perusahaan yang tidak menyajikan informasi keuangan lengkap.

2

4 Perusahaan yang tidak diaudit oleh auditor eksternal.

1

Jumlah perusahaan sampel 28 Tahun pengamatan 4

Jumlah sampel total selama periode penelitian 112

96

Page 116: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

97

97

Tabel Nama Auditor

No Daftar Bank Kode Nama Auditor

2014 2013 2012 2011 2010 2009

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. AGRO sinarta sinarta peter hari ferdinand sibarani

2 Bank MNC Internasional BABP bing peter peter sinarta suherman suherman

3 Bank Ekonomi Raharja Tbk. BAEK kusuma liana susanto susanto susanto susanto

4 Bank Central Asia Tbk. BBCA elisabet elisabet elisabet peter peter hari 5 Bank Bukopin Tbk. BBKP sinarta sinarta sinarta hari hari hari

6 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI haryanto haryanto harynto peter peter benyanto

7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP deddy johanna johanna johanna sugiat fahmi

8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI sinarta sinarta peter hari hari benyanto

9 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN benyanto benyanto benyanto hari hari hari

10 Bank Mutiara Tbk. BCIC riani riani david dedy saptoto saptoto

11 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN hari hari hari tohana kusumaningsih kusumaningsih

12 Bank Pundi Indonesia BEKS florus florus darmenta tjiong tjiong tjiong

Page 117: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

98

Tbk. 13 Bank QNB Indonesia Tbk. BKSW peter peter liana liana ferdinand ferdinand

14 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI haryanto haryanto lucy haryanto haryanto haryanto

15 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA muhammad peter peter riniek riniek muhammad 16 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA haryanto haryanto haryato muhammad w muhammad w muhammad w

17 Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII benyanto benyanto benyanto hari hari hari

18 Bank Permata Tbk. BNLI kusumaningsih liana liana liana kusumaningsih kusumaningsih

19 Bank of India Indonesia Tbk. BSWD renie johanna johanna johanna basar bing

20 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN m. Jusuf m. Jusuf angeliqui m. Jusuf m. Jusuf m. Jusuf

21 Bank Victoria International Tbk. BVIC lucy junarto junarto junarto tan iskariman

22 Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC riani junarto junarto junarto junarto iskariman

23 Bank Mayapada Internasional Tbk. MAYA sinarta iskariman iskariman iskariman achmad iskariman

24 Bank Windu Kentjana International Tbk. MCOR sinarta peter peter eddy lianny lianny

25 Bank Mega Tbk. MEGA sinarta sinarta sinarta elisabet elisabet elisabet 26 Bank OCBC NISP Tbk. NISP m jusuf m. Jusuf m. Jusuf lucy lucy m. Jusuf 27 Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN bing bing bing basar basar basar

28 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. SDRA m. Irfan m. Jusuf m. Jusuf m. Jusuf fahmi fahmi

Page 118: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

99

Tabel Hasil Penelitian Auditor Switching

No Daftar Bank Kode Hasil Penelitian Auditor switching

(1 ganti,0 tidak) 2014 2013 2012 2011

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. AGRO 1 1 1 1 2 Bank MNC Internasional BABP 1 1 1 1 3 Bank Ekonomi Raharja Tbk. BAEK 1 1 0 0 4 Bank Central Asia Tbk. BBCA 0 1 1 1 5 Bank Bukopin Tbk. BBKP 0 1 1 0 6 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 0 1 1 1 7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP 1 0 1 1 8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 1 1 1 1 9 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 0 1 1 0 10 Bank Mutiara Tbk. BCIC 1 1 1 1 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN 0 1 1 1 12 Bank Pundi Indonesia Tbk. BEKS 1 1 1 0 13 Bank QNB Indonesia Tbk. BKSW 1 1 1 1 14 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 1 1 1 0 15 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA 1 1 1 1 16 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 0 1 1 0 17 Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII 0 1 1 0 18 Bank Permata Tbk. BNLI 1 0 1 1 19 Bank of India Indonesia Tbk. BSWD 1 0 1 1 20 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN 1 1 1 0

Page 119: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

100

21 Bank Victoria International Tbk. BVIC 1 0 1 1 22 Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC 1 0 0 1 23 Bank Mayapada Internasional Tbk. MAYA 1 0 1 1 24 Bank Windu Kentjana International Tbk. MCOR 1 1 1 1 25 Bank Mega Tbk. MEGA 0 1 1 0 26 Bank OCBC NISP Tbk. NISP 0 1 1 1 27 Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN 0 1 1 0 28 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. SDRA 1 0 1 1

Page 120: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

101

Tabel Hasil Penelitian Variabel Financial Distress

No Daftar Bank Kode NPL 1 tidak sehat= >5%. 0 sehat= <5% (kredit bermasalah/total kredit)

2014

2013

2012

2011

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. AGRO 2,02% 0 2,27% 0 3,68% 0 3,55% 0

2 Bank MNC Internasional BABP 5,88% 1 4,88% 0 5,78% 1 6,25% 1 3 Bank Ekonomi Raharja Tbk. BAEK 0,34% 0 0,37% 0 2,11% 0 0.81% 0 4 Bank Central Asia Tbk. BBCA 0,60% 0 0,44% 0 0,38% 0 0,49% 0 5 Bank Bukopin Tbk. BBKP 2,77% 0 2,43% 0 2,23% 0 2,42% 0

6 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 1,96% 0 2,17% 0 2,81% 0 3.61% 0

7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP 1,86% 0 0,92% 0 0,97% 0 0,88% 0

8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 1,69% 0 1,55% 0 1,78% 0 2,30% 0

9 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 4,01% 0 4,05% 0 4,22% 0 2,70% 0

10 Bank Mutiara Tbk. BCIC 12,24% 1 12,28% 1 3,90% 0 6,24% 1 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN 2,47% 0 2,03% 0 2,62% 0 2,71 0 12 Bank Pundi Indonesia Tbk. BEKS 6,94% 1 6,75% 1 9,95% 1 9,12% 1 13 Bank QNB Indonesia Tbk. BKSW 0,31% 0 0,23% 0 0,73% 0 1,56% 0 14 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 1,66% 0 1,60% 0 1,74% 0 2,18%, 0 15 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA 0,25% 0 0,21% 0 0,63% 0 1,07% 0 16 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 4,95% 0 3,34% 0 2,73% 0 3,68% 0 17 Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII 2,23% 0 2,11% 0 1,70% 0 2,14% 0

Page 121: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

102

18 Bank Permata Tbk. BNLI 1,70% 0 1,04% 0 1,37% 0 2,04% 0 19 Bank of India Indonesia Tbk. BSWD 1,78% 0 1,60% 0 1,40% 0 1,98% 0

20 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN 0.70% 0 0.67% 0 0,58% 0 0.72% 0

21 Bank Victoria International Tbk. BVIC 3,52% 0 0,70% 0 2,30% 0 2,38% 0

22 Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC 1,92% 0 1,76% 0 0,80% 0 1,85% 0

23 Bank Mayapada Internasional Tbk. MAYA 1,46% 0 1,04% 0 3,02% 0 2,51% 0

24 Bank Windu Kentjana International Tbk. MCOR 2,71% 0 1,69% 0 1,98% 0 2,18% 0

25 Bank Mega Tbk. MEGA 2,09% 0 2,17% 0 2,09% 0 0,98% 0 26 Bank OCBC NISP Tbk. NISP 1,34% 0 0,73% 0 0,91% 0 1,26% 0 27 Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN 2,05% 0 2,13% 0 1,69% 0 3,56% 0

28 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. SDRA 2,51% 0 0,48% 0 1.99% 0 1,65% 0

Page 122: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

103

Tabel Hasil Penelitian Variabel Opini Audit Going Concern

No Daftar Bank Kode Opini Audit Going Concern

2014 2013 2012 2011

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. AGRO 0 0 0 0 2 Bank MNC Internasional BABP 0 0 0 0 3 Bank Ekonomi Raharja Tbk. BAEK 0 0 0 0 4 Bank Central Asia Tbk. BBCA 0 0 0 0 5 Bank Bukopin Tbk. BBKP 0 0 0 0 6 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 0 0 0 0 7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP 0 0 0 0 8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 0 0 0 0 9 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 0 0 0 0 10 Bank Mutiara Tbk. BCIC 1 1 1 1 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN 0 0 0 0 12 Bank Pundi Indonesia Tbk. BEKS 0 0 0 0 13 Bank QNB Indonesia Tbk. BKSW 0 0 0 0 14 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 0 0 0 0 15 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA 0 0 0 0 16 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 0 0 0 0 17 Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII 0 0 0 0 18 Bank Permata Tbk. BNLI 0 0 1 1 19 Bank of India Indonesia Tbk. BSWD 0 0 0 0 20 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN 0 0 0 0

Page 123: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

104

21 Bank Victoria International Tbk. BVIC 0 0 0 0 22 Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC 0 0 0 0 23 Bank Mayapada Internasional Tbk. MAYA 0 0 0 0 24 Bank Windu Kentjana International Tbk. MCOR 0 0 0 0 25 Bank Mega Tbk. MEGA 0 0 0 0 26 Bank OCBC NISP Tbk. NISP 0 0 0 0 27 Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN 0 0 0 0 28 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. SDRA 1 0 0 0

Tabel Hasil Penelitian Variabel Kepemilikan Publik

No Daftar Bank Kode Kepemilkan Publik (Masyarakat)

2014 2013 2012 2011

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. AGRO 5,550% 5,550% 6,220% 6,220% 2 Bank MNC Internasional BABP 54,740% 24,640% 13,230% 13,230% 3 Bank Ekonomi Raharja Tbk. BAEK 0,060% 0,060% 0,060% 0,060% 4 Bank Central Asia Tbk. BBCA 52,850% 50,830% 50,300% 50,280% 5 Bank Bukopin Tbk. BBKP 40,340% 39,550% 39,310% 38,940% 6 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 2,010% 2,200% 2,190% 2,420% 7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP 14,650% 14,650% 9,490% 9,490% 8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 43,250% 43,250% 43,250% 43,250% 9 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 38,920% 34,610% 38,550% 28,090% 10 Bank Mutiara Tbk. BCIC 0,004% 0,004% 0,004% 0,004%

Page 124: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

105

11 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN 25,660% 25,960% 25,980% 26,160% 12 Bank Pundi Indonesia Tbk. BEKS 8,100% 8,100% 8,070% 1,340% 13 Bank QNB Indonesia Tbk. BKSW 9,810% 10,290% 9,970% 8,580% 14 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 40,000% 40,000% 40,000% 40,000% 15 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA 9,100% 9,100% 9,100% 9,100% 16 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 2,190% 2,190% 2,190% 2,190% 17 Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII 2,710% 2,710% 2,710% 2,710% 18 Bank Permata Tbk. BNLI 10,880% 10,880% 10,880% 10,970% 19 Bank of India Indonesia Tbk. BSWD 5,000% 5,270% 5,270% 5,270%

20 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN 32,320% 32,890% 41,280% 39,460%

21 Bank Victoria International Tbk. BVIC 31,140% 33,520% 33,270% 32,560% 22 Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC 48,830% 48,830% 47,380% 33,270% 23 Bank Mayapada Internasional Tbk. MAYA 14,170% 14,510% 19,490% 7,980%

24 Bank Windu Kentjana International Tbk. MCOR 13,580% 13,570% 12,440% 12,140%

25 Bank Mega Tbk. MEGA 42,180% 42,180% 42,180% 42,180% 26 Bank OCBC NISP Tbk. NISP 14,940% 14,940% 14,940% 14,940% 27 Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN 15,140% 15,140% 15,240% 15,720%

28 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. SDRA 7,230% 35,530% 35,510% 35,300%

Page 125: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

106

Tabel Hasil Penelitian Variabel Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas

No Daftar Bank Kode

Ukuran Perusahaan Profitabilitas

Total Asset ROA

(Laba Tahun Berjalan/Total Asset) 2014 2013 2012 2011 2014 2013 2012 2011

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. AGRO 6,385 5,124 4,040 3,481 0,97% 1,02% 0,82% 0,94% 2 Bank MNC Internasional BABP 9,430 8,166 7,434 7,300 -0,58% -1,00% 0,01% -1,31% 3 Bank Ekonomi Raharja Tbk. BAEK 29,727 28,750 25,365 22,435 0,22% 0,84% 0,76% 0,87% 4 Bank Central Asia Tbk. BBCA 552,424 496,305 442,994 381,908 2,99% 2,87% 2,65% 2,83% 5 Bank Bukopin Tbk. BBKP 79,051 69,458 65,690 57,183 0,92% 1,35% 1,28% 1,30% 6 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 416,574 386,655 333,304 299,058 2,60% 2,34% 2,11% 1,94% 7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP 9,469 9,986 8,212 6,573 1,02% 1,05% 1,04% 1,04% 8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 801,955 626,183 551,337 469,899 3,02% 3,41% 3,39% 3,21% 9 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 144,576 131,170 111,749 89,121 0,77% 1,19% 1,22% 1,26% 10 Bank Mutiara Tbk. BCIC 12,682 14,576 15,240 13,127 -5,22% -7,79% 0.96% 1,98% 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN 195,709 184,237 155,791 141,934 1,37% 2,26% 2,64% 2,43% 12 Bank Pundi Indonesia Tbk. BEKS 9,044 9,003 7,683 5,993 -1,32% 1,07% 0,61% -2,46% 13 Bank QNB Indonesia Tbk. BKSW 20,839 11,048 4,645 3,594 0,58% 0,03% -0,64% 0,14% 14 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 855,040 733,100 635,619 551,892 2,42% 2,57% 2,52% 2,30% 15 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA 5,155 4,046 3,484 2,963 1,01% 1,39% 1,64% 1,44% 16 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 233,162 218,866 197,412 166,801 1,01% 1,96% 2,15% 1,90% 17 Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII 143,318 140,547 115,773 94,919 0,50% 1,12% 1,05% 0,71% 18 Bank Permata Tbk. BNLI 185,350 165,834 131,799 101,324 0,86% 1,04% 1,04% 1,14%

Page 126: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

107

19 Bank of India Indonesia Tbk. BSWD 5,199 3,601 2,541 2,080 2,04% 2,26% 2,16% 2,33% 20 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN 75,015 69,665 59,090 46,651 2,49% 3,06% 3,35% 3,00% 21 Bank Victoria International Tbk. BVIC 19,153 19,171 14,353 11,803 0,49% 1,37% 1,43% 1,59% 22 Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC 23,453 21,189 20,559 19,185 0,47% 1,07% 0,31% 0,52% 23 Bank Mayapada Internasional Tbk. MAYA 36,174 24,016 17,167 12,951 1,20% 1,60% 1,53% 1,32% 24 Bank Windu Kentjana International Tbk. MCOR 9,770 7,917 6,495 6,453 0,54% 0,99% 1,45% 0,56% 25 Bank Mega Tbk. MEGA 66,648 66,476 65,219 61,909 0,90% 0,79% 2,11% 1,73% 26 Bank OCBC NISP Tbk. NISP 103,123 97,525 79,142 59,834 1,29% 1,17% 1,16% 1,26% 27 Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN 172,582 164,056 148,793 124,754 1,50% 1,50% 1,53% 1,82% 28 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. SDRA 16,433 8,231 7,621 5,086 0,84% 1,50% 1,56% 1,77%

Page 127: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

108

LAMPIRAN : OUTPUT SPSS

Logistic Regression [DataSet1] C:\Users\ADMIN\Documents\data 5 variabel X (ada kp).sav

Case Processing Summary Unweighted Casesa N Percent Selected Cases Included in

Analysis 112 100,0

Missing Cases 0 ,0 Total 112 100,0

Unselected Cases 0 ,0 Total 112 100,0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

tidak melakukan auditor switching

0

Page 128: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

109

melakukan auditor switching

1

Categorical Variables Codings

Frequency

Parameter coding

(1) ogc tidak mendapat opini

going concern 105 ,000

mendapat opini going concern

7 1,000

fd sehat 102 ,000 tidak sehat 10 1,000

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant Step 0 1 128,279 ,964

2 128,113 1,050

Page 129: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

110

3 128,113 1,052 4 128,113 1,052

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 128,113 c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted as

Percentage Correct

tidak melakukan

auditor switching

melakukan auditor

switching Step 0 as tidak melakukan

auditor switching 0 29 ,0

melakukan auditor switching

0 83 100,0

Overall Percentage 74,1 a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500

Page 130: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

111

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant 1,052 ,216 23,764 1 ,000 2,862

Variables not in the Equation Score df Sig. Step 0 Variables kp ,811 1 ,368

fd(1) 1,445 1 ,229 ogc(1) 2,609 1 ,106 proft ,093 1 ,761 ln_ukper 2,964 1 ,085

Overall Statistics 7,681 5 ,175

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood Coefficients

Constant kp fd(1) ogc(1) proft ln_ukper

Page 131: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

112

Step 1 1 120,611 1,342 -,157 ,726 1,297 24,281 -,214 2 117,406 1,560 -,442 1,453 2,893 48,420 -,325 3 116,450 1,620 -,607 1,675 4,725 63,639 -,381 4 116,190 1,643 -,665 1,688 6,218 69,478 -,403 5 116,115 1,646 -,672 1,693 7,306 70,215 -,405 6 116,089 1,646 -,672 1,693 8,323 70,248 -,405 7 116,079 1,646 -,672 1,693 9,328 70,250 -,405 8 116,076 1,646 -,672 1,693 10,330 70,250 -,405 9 116,075 1,646 -,672 1,693 11,330 70,250 -,405 10 116,074 1,646 -,672 1,693 12,331 70,250 -,405 11 116,074 1,646 -,672 1,693 13,331 70,250 -,405 12 116,074 1,646 -,672 1,693 14,331 70,250 -,405 13 116,074 1,646 -,672 1,693 15,331 70,250 -,405 14 116,074 1,646 -,672 1,693 16,331 70,250 -,405 15 116,074 1,646 -,672 1,693 17,331 70,250 -,405 16 116,074 1,646 -,672 1,693 18,331 70,250 -,405 17 116,074 1,646 -,672 1,693 19,331 70,250 -,405 18 116,074 1,646 -,672 1,693 20,331 70,250 -,405 19 116,074 1,646 -,672 1,693 21,331 70,250 -,405 20 116,074 1,646 -,672 1,693 22,331 70,250 -,405

a. Method: Enter b. Constant is included in the model.

Page 132: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

113

c. Initial -2 Log Likelihood: 128,113 d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step 12,039 5 ,034

Block 12,039 5 ,034 Model 12,039 5 ,034

Model Summary

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell

R Square Nagelkerke R Square

1 116,074a ,102 ,150 a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.

Page 133: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

114

1 14,294 8 ,074

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

as = tidak melakukan auditor switching

as = melakukan auditor switching

Total Observed Expected Observed Expected Step 1 1 7 5,117 4 5,883 11

2 4 4,415 7 6,585 11 3 2 3,991 9 7,009 11 4 1 3,578 10 7,422 11 5 7 3,250 4 7,750 11 6 2 2,792 9 8,208 11 7 3 2,272 8 8,728 11 8 1 1,903 10 9,097 11 9 1 1,336 10 9,664 11 10 1 ,346 12 12,654 13

Page 134: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

115

Classification Tablea

Observed

Predicted as

Percentage Correct

tidak melakukan

auditor switching

melakukan auditor

switching Step 1 as tidak melakukan

auditor switching 2 27 6,9

melakukan auditor switching

1 82 98,8

Overall Percentage 75,0 a. The cut value is ,500

Page 135: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

116

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B) Lower Upper

Step 1a kp -,672 1,465 ,211 1 ,646 ,510 ,029 9,013 fd(1) 1,693 1,325 1,631 1 ,202 5,434 ,405 72,998 ogc(1)

22,331 12672,625 ,000 1 ,999 4990639146,3

31 ,000 .

proft

70,250 33,210 4,475 1 ,034

3230821938093388400000000000000,00

0

174,100 5,996E+58

ln_ukper -,405 ,189 4,591 1 ,032 ,667 ,460 ,966 Constant 1,646 ,671 6,015 1 ,014 5,186

a. Variable(s) entered on step 1: kp, fd, ogc, proft, ln_ukper.

Page 136: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

117

Correlation Matrix

Constant kp fd(1) ogc(1) proft ln_ukper Step 1 Constant 1,000 -,217 -,242 ,000 ,071 -,711

kp -,217 1,000 -,106 ,000 -,244 -,091 fd(1) -,242 -,106 1,000 ,000 ,457 -,078 ogc(1) ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 proft ,071 -,244 ,457 ,000 1,000 -,569 ln_ukper -,711 -,091 -,078 ,000 -,569 1,000

Page 137: PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

118

Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 8 + + I I I m mI F I m mI R 6 + m m m+ E I m m mI Q I m m mt m m m mI U I m m mt m m m mI E 4 + m m m mt m m mm m+ N I m m m mt m m mm mI C I m t mmmm m mt m m mm mm m mI Y I m t mmmm m mt m m mm mm m mI 2 + m tmt mm mmmm m mtmmt mmm mmmmmm m mm m m m+ I m tmt mm mmmm m mtmmt mmm mmmmmm m mm m m mI I tt mt tttmmtmtttt mmtttmt mtm ttmmtm mtmmmm tmm mI I tt mt tttmmtmtttt mmtttmt mtm ttmmtm mtmmmm tmm mI Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------- Prob: 0 ,1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 1 Group: ttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm Predicted Probability is of Membership for melakukan auditor switching The Cut Value is ,50 Symbols: t - tidak melakukan auditor switching m - melakukan auditor switching Each Symbol Represents ,5 Cases.