Top Banner
PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP PERILAKU AGRESIF PENYUKA JENIS MUSIK HEAVY METAL PADA SISWA KELAS XI IPS SMA N 3 TEMANGGUNG ARTIKEL TUGAS AKHIR Oleh Jeremia Berni Arisena 132013059 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017
17

PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP PERILAKU …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14327/2/T1_132013059_Full... · siswa kelas xi ips sma n 3 ... 13059. program studi bimbingan

Mar 23, 2019

Download

Documents

vuongkhue
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP PERILAKU

AGRESIF PENYUKA JENIS MUSIK HEAVY METAL PADA

SISWA KELAS XI IPS SMA N 3 TEMANGGUNG

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh

Jeremia Berni Arisena

132013059

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP PERILAKU AGRESIF

PENYUKA JENIS MUSIK HEAVY METAL PADA SISWA

KELAS XI IPS SMA N 3 TEMANGGUNG

Oleh : Jeremia Berni Arisena

(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

Pembimbing :

Dr. Yari Dwikurnaningsih dan Yustinus Windrawanto, S.Pd.,M.Pd.,

(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh kecerdasan emosi

terhadap perilaku agresif penyuka jenis musik heavy metal pada siswa kelas XI

IPS SMA N 3 Temanggung. Subyek penelitian ini 33 siswa kelas XI IPS SMA N

3 Temanggung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana

dengan bantuan program SPSS for Windows 20.0. Berdasarkan analisis data

didapatkan hasil R Square = -0,032 yang berarti bahwa variabel kecerdasan emosi

memberikan sumbangsih terhadap perilaku agresif hanya sebesar 3,2% dan untuk

96,8% dipengarui oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Sedangkan untuk hasil Anova diperoleh hasil f hitung 0,001 (0,05, serta pada data Coefficients diperoleh hasil T hitung -0,025(

Di sebutkan bahwa musik

underground adalah musik keras

yang identik dengan kerusuhan,

minuman keras, narkoba, bahkan

maut. Sebuah artikel mengatakan

bahwa pemerintah Jawa Barat

melarang pengelola gedung

menampilkan panggung musik

underground. Larangan tersebut di

dasarkan tragedi konser band Beside

yang menelan 11 korban jiwa. Radio

Clinic. (2008, 26 Februari). Musik

Underground dilarang. Hal terjadi

lagi di bulan berikutnya yang pernah

di lansir liputan6.com pada 27 Maret

2008 pentas musik underground grup

band Jaka Sembung di Bogor, Jawa

Barat, Rabu (26/3) malam,

berlangsung rusuh. Ratusan penonton

yang sebagian besar berusia muda

terlibat bentrok. Dua penonton

terluka serius di bagian kepala.

Pentas musik itu akhirnya

dibubarkan satuan pengamanan

kampus pukul 20.00 WIB.

Buss (dalam Krahe, 2005)

menyatakan perilaku agresif adalah

sebuah respon yang mengantarkan

stimuli beracun kepada mahluk hidup

lain. Maksudnya adalah perilaku

agresif itu sebuah perilaku yang

merusak dan merugikan orang lain.

Perilaku agresif itu muncul tidak

dengan tiba-tiba pasti ada stimulus

yang mempengarui perilaku terjadi

seperti alkohol, temperatur, dan

stresor lingkungan lain (Krahe,

2005).

Geen dan McCown, 1984

(dalam Krahe, 2005) kebisingan

berlaku sebagai penguat

kecenderungan niningkatkan agresif

pada orang-orang yang sudah dalam

keadaan meningkat kesiapannya

untuk berperilaku agresif. Tetapi

tampaknya bukan kebisingan itu

sendiri yang menfasilitasi agresi,

melainkan kenyataan bahwa

kebisingan sering kali merupakan

kejadian agresif yang tidak dapat di

kontrol. Bila kebisingan itu

dipersepsi sebagai dapat dikontrol,

dampaknya terhadap perilaku agresif

akan berkurang secara substansial

(Barbara Krahe, 2005)

Chaplin (dalam Safaria

Triantoro dan Eka Saputra Nofran,

2012) merumuskan emosi sebagai

suatu keadaan yang terangsang dari

organisme mencakup perubahan-

perubahan yang disadari yang

mendalam sifatnya, dan perubahan

perilaku. Emosi adalah keadaan yang

ditimbulkan oleh situasi tertentu.

Emosi cenderung terjadi dalam

kaitannya dengan perilaku yang

mengarah atau menyingkir terhadap

sesuatu. Perilaku tersebut pada

umumnya disertai ekspresi

kejasmanian sehingga orang lain

dapat mengetahui bahwa seorang

sedang mengalami emosi.

Djohan (2005) bahwa emosi

adalah sesuatu yang bisa dicirikan

dengan aspek-aspek yang erat

hubungannya dengan kondisi tubuh,

seperti denyut jantung, sirkulasi

darah, pernafasan, dan sebagainya;

terekspresikan dalam berbagai gejala

fisiologis, dari berubahnya rona

muka, bahasa, sikap tubuh, gerak

tangan, dan lain sebagainya. Dengan

ini musik sangat bisa untuk

mempengaruhi emosi tersebut.

Dengan mendengar musik bisa

menggugah semangat dan

menghilangkan ketegangan atau

bahkan dapat memberikan suasana

tentram.

SMA N 3 Temanggung

adalah salah satu SMA yang

memiliki penggemar musik heavy

metal yang banyak. Dari hasil

wawancara yang penulis dapat

bahwa siswa-siswi SMA N 3

Temanggung penyuka jenis musik

heavy metal terbentuk dari pecahan

komunitas metal di Temanggung

yang saat ini sudah tidak aktif.

Siswa-siswi penyuka jenis musik

heavy metal di SMA N 3

Temanggung ini masih sering terlibat

dalam even-even musik heavy metal

yang ada di Temanggung. Dan

menurut penuturan dari guru BK

yang saya temui bahwa siswa-siswi

SMA N 3 Temanggung memiliki

tingkat perilaku agresif yang

sewajarnya siswa SMA, tetapi saling

ejek di dalam lingkunagn sekolah

juga masih sering terjadi antar siswa

maupun siswi.

Untuk itu peneliti memutuskan

untuk melakukan penelitian dengan

judul pengaruh kecerdasan emosi

terhadap perilaku agresif penyuka

jenis musik heavy metal pada siswa

kelas XI IPS SMA N 3 Temanggung.

LANDASAN TEORI

Heavy Metal

Heavy metal adalah sebuah

aliran musik rock yang berkembang

pada tahun 1970-an dengan akar dari

blues rock dan psychedelic rock.

Aliran musik ini ditandai dengan

distorsi gitar yang sangat kuat, solo

gitar panjang, ketukan cepat, baik di

semua instrumenisasi alat musiknya.

Lirik heavy metal pada umumnya

berkaitan dengan maskulinitas dan

kejantanan. Nama Heavy metal

digagas oleh band Hard rock tahun

1960'an, Steppenwolf, dalam lagu

mereka yang berjudul Born To Be

Wild (terdapat di baris kedua bait

kedua). "I like smoke and lightning

Heavy metal thunder Racin' with the

wind And the feelin' that I'm under".

Istilah tersebut belum dipakai secara

tepat hingga pada tahun 1970, ketika

Black Sabbath merilis debut album

mereka yang berjudul "Black

Sabbath".

Menurut Buss (dalam

Barbara Krahe, 2005) agresif adalah

suatu respon yang mengantarkan

stimuli beracun kepada mahluk hidup

lain. Menurut Tedeschi dan Felson

1994, agresif adalah suatu perilaku

itu harus dilakukan dengan niat

menimbulkan akibat negatif terhadap

targetnya, dan sebaliknya

menimbulkan harapan bahwa

tindakan itu akan menghasilkan

sesuatu. Menurut Baron dan

Richardson 1994, adalah segala

bentuk perilaku yang dimaksudkan

untuk menyakiti atau melukaimakluk

hidup lain yang terdorong untuk

menghindari perlakuan itu.

Loeber dan Hay (dalam

Krahe, 2005) mengemukakan bahwa

perilaku agresif berubah tingkah dan

polanya pada masa remaja dan pada

masa dewasa muda. Perilaku agresif

cenderung menjadi lebih merugikan

karena tingginya prevalensi senjata

api. Krahe (2005) menyebutkan

bahwa ada beberapa stimulus yang

dapat mempengarui munculnya

perilaku agresif tersebut, dalam hal

ini ada 3 stimulus yaitu Alkohol,

Temperatur, Stresor Lingkungan

Lain.

Menurut Buss & Perry (1992)

menyatakan ada 4 aspek yang dapat

digunakan dalam pengukuran sebuah

perilaku agresif antara lain Agresi

fisik, Agresi Verbal, Marah,

Permusuhan.

KECERDASAN EMOSI

Chaplin (dalam Safaria &

Eka Saputra, 2002) merumuskan

emosi sebagai suatu keadaan yang

terangsang dari organisme yang

mencakup perubahan-perubahan

yang disadari, yang mendalam

sifatnya, dan perubahan perilaku.

Salovey & Mayer, (1990) emosi

sebagai respon terorganisasi,

melintasi batas-batas banyak

subsistem psikologis, termasuk

fisiologis, kognitif, motivasi, dan

sistem pengalaman. Beberapa

konsepsi yang keliru menurut Daniel

Goleman (2001) kecerdasan emosi

tidak hanya berarti bersikap ramah.

Pada saat-saat tentu yang diperlukan

mungkin bukan sikap marah,

melainkan , misalnya sikap tegas

yang barangkali memang tidak

menyenangkan, tetapi

mengungkapkan kebenaran yang

selama ini dihindari. Tingkat

kecerdasan emosi tidak terikat

dengan faktor genetis, tidak juga

hanya dapat berkembang selama

masa kanak-kanak. Tidak seperti IQ,

yang berubah hanya sedikit sesudah

melewati masa remaja, tampaknya

kecerdasan emosi lebih banyak

diperoleh lewat belajar, dan terus

berkembang selama hidup sambil

belajar dari pengalaman sendiri,

kecakapan dalam hal ini akan terus

bertambah.

Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kecerdasan emosi

(Goleman, 2000), yaitu Pengalaman,

usia. Menurut Salovey dan Mayer

dalam (Goleman, 2001) kecerdasan

emosi menentukan potensi kita untuk

mempelajari keterampilan-

keterampilan praktis yang didasarkan

pada lima unsurnya Kesadaran Diri,

Motivasi, Pengaturan diri, Empati,

Keterampilan Sosial.

PENELITIAN RELEVAN

Pengaruh kecerdasan emosi

terhadap perilaku agresif siswa SMP

N 1 Sumowono oleh Antonia Rinda

Kurniasari (2013). mendapatkan

hasil koefisien korelasi kecerdasan

emosi terhadap perilaku agresif

sebesar 0,625 dan Sig=0,0000,05.

Dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan kecerdasan

emosi terhadap perilaku agresif

siswa SMP N 1 Sumowono.

Pengaruh kecerdasan emosi

terhadap perilaku agresif

Hurlock (2001) remaja yang

emosinya tidak matang sulit

mengontrol perilaku sehingga dapat

memicu timbulnya perilaku agresi,

hal ini disebabkan karena rendahnya

tingkat kecerdasan emosional

menjadikan mereka tidak mampu

mengendalikan dorongan emosi dan

tidak mampu menghargai atau

berempati terhadap orang lain.

Goleman (2004) menjelaskan

bahwa perilaku agresif merupakan

barometer adanya suatu

ketidakmampuan remaja dalam

mengatasi masalah yang dihadapi.

Fenomena tersebut menunjukkan

bahwa individu gagal. Dalam

memahami, mengelola dan

mengendalikan emosinya ketika

menghadapi suatu permasalahan, dan

mereka membutuhkan pengetahuan

yang bisa membantu mereka dalam

mengatasi masalah atau konflik yang

sedang dihadapi.

Salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku agresif

adalah kecerdasan emosi, yaitu

kemampuan untuk mengamati degan

tepat emosi diri sendiri dan orang

lain, melatih dengan benar emosi diri

sendiri, dan menjalankan emosi serta

perilaku dalam berbagai situasi

kehidupan, menjalin hubungan baik

secara tulus dengan keramahan dan

rasa hormat, dan kecerdasan emosi

terdiri dari kesadaran diri, kontrol

diri, motivasi diri, empati, dan

keterampilan sosial (Goleman,

2004).

METODE

Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian kuantitatif

Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian regresi.

Populasi yang penulis ambil

adalah semua siswa kelas XI IPS di

SMA N 3 Temanggung dengan

jumlah total adalah 83 siswa dan

yang menyukai jenis musik heavy

metal dengan jumlah 33 siswa.

Penulis mengambil semua

siswa penyuka jenis musik heavy

metal yang berjumlah 33 siswa untuk

dijadikan sampel.

Metode pengambilan

sampling dalam penelitian ini akan

menggunakan non-probability

sampling. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu teknik pengumpulan

sampel dengan memperhatikan sifat,

karakteristik, ciri, dan kriteria.

Pengumpulan data dalam

penelitian ini dengan membagikan

skala agresivitas dan skala

kecerdasan emosi.

Skala Agresivitas ini diambil

dari teori Buss and Perry yang

diadaptasi dari skala yang disusun

oleh Nurfaujuyanti (2010). Skala

dalam penelitian ini menggunakan

jenis skala likert.

Uji validitas instrument

mengacu pada teori Azwar (2012)

dengan koefisien validitas berada di

atas 0.25. Menurut Azwar (2013)

untuk menguju reliabilitas digunakan

teknik alpha Cronbach, dikatakan

reliable jika besar korelasi terendah

0,70.

HASIL PENELITIAN

Analisis Deskriptif

1. Kecerdasan Emosi

Dari hasil perhitungan

diketahui bahwa variabel kecerdasan

emosi siswa penyuka jenis musik

heavy metal kelas XI IPS SMA N 3

Temanggung yang berjumlah 33

siswa diperoleh hasil sebesar 26,5%

dengan jumlah 13 siswa berada pada

kategori rendah. Sebesar 18,4%

dengan jumlah 9 siswa berada pada

kategori sedang. Sebesar 14,3%

dengan jumlah 7 siswa berada pada

kategori tinggi, dan sebesar 8,2%

dengan jumlah 4 siswa berada pada

kategori sangat tinggi.

2. Perilaku Agresif

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa

variabel perilaku agresif siswa

penyuka jenis musik heavy metal

kelas XI IPS SMA N 3 Temanggung

yang berjumlah 33 siswa diperoleh

hasil sebesar 6,1% dengan jumlah 3

siswa berada pada kategori rendah.

Sebesar 36,7% dengan jumlah 18

siswa berada pada kategori sedang.

Sebesar 18,4% dengan jumlah 9

siswa berada pada kategori tinggi,

dan sebesar 6,1% dengan jumlah 3

siswa berada pada kategori sangat

tinggi.

Analisis Regresi

Untuk mengetahui pengaruh

antara variabel kecerdasan emosi

terhadap variabel perilaku agresif,

pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan teknik analisis regresi

linier sederhana dengan bantuan

SPSS for windows versi 20 dengan

memakai taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil perhitungan

dijelaskan bahwa koefisien korelasi

kecerdasan emosi terhadap perilaku

agresif penyuka jenis musik heavy

metal adalah -0,032 dan

sig=0,980>0,05. Dapat disimpulkan

bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan kecerdasan emosi terhadap

perilaku agresif penyuka jenis musik

heavy metal pada siswa kelas XI IPS

SMA N 3 Temanggung. Dari data di

atas juga diketahui Adjusted r

Squarenya atau koefisien determinasi

yang menunjukan sebagian pengaruh

yang menunjukan sebagian besar

variabel bebas dan terikat sebesar -

3,2% yang disimpulkan bahwa

variabel kecerdasan emosi memiliki

kontribusi sebesar -3,2% terhadap

variabel perilaku agresif penyuka

jenis musik heavy metal pada siswa

kelas XI IPS SMA N 3 Temanggung,

sedangkan 96,8% di pengarui oleh

faktor-faktor lain di luar variabel

bebasnya.

Dengan demikian, hipotesis

penelitian yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh kecerdasan emosi

terhadap perilaku agresif siswa

penyuka jenis musik heavy metal

adalah tidak dapat diterima. Artinya,

tidak ada pengaruh yang signifikan

kecerdasan emosi terhadap perilaku

agresif siswa penyuka jenis musik

heavy metal.

PEMBAHASAN

Penelitian ini ingin

mengungkap mengenai ada tidaknya

pengaruh yang signifikan kecerdasan

emosi terhadap perilaku agresif

penyuka jenis musik heavy metal

siswa kelas XI IPS SMA N 3

Temanggung. Dari hasil data yang

diperoleh melalui perhitungan

dengan program SPSS didapat bahwa

tidak ada pengaruh yang signifikan

kecerdasan emosi terhadap perilaku

agresif penyuka jenis musik heavy

metal siswa kelas XI IPS SMA N 3

Temanggung. Sedangkan hipotesis

yang diajukan yaitu ada pengaruh

yang signifikan kecerdasan emosi

terhadap perilaku agreisf siswa

penyuka jenis musik heavy metal di

SMA N 3 Temanggung.

Dari hasil penelitian tersebut,

terdapat beberapa kemungkinan yang

menyebabkan hipotesis yang

diajukan ditolak dan menghasilkan

hipotesis tidak ada pengaruh yang

signifikan kecerdasan emosi terhadap

perilaku agresif penyuka jenis musik

heavy metal siswa kelas XI IPS SMA

N 3 Temanggung. Hai ini

kemungkinan penulis kurang matang

dalam mencari teori-teori yang

menyangkut variabel tersebut,

kurang teliti dalam menyusun

istrumen, kurang matang dalam

menentukan populasi dan sampel

yang dipilih, ataupun dikarenakan

responden yang mengisi angket

skalanya dengan asal-asalan.

Dari hasil penelitian ini bisa

menjelaskan bahwa perilaku agresif

itu muncul tidak hanya dipengarui

oleh kecerdasan emosi saja, tetapi

banyak hal yang membuat perilaku

agresif itu muncul. Seperti yang

dikemukakan Krahe (2005) bahwa

yang memberi stimulus dan faktor

hingga timbulnya perilaku agresif itu

bisa dikarenakan frustrasi, stres,

deindividuasi, kekuasaan dan

kepatuhan, kehadiran senjata,

provokasi, obat-obatan dan alkohol,

suhu udara. Siswa yang

mendengarkan jenis musik apapun

hasilnya akan sama apabila siswa itu

diberikan stimulus seperti yang di

ungkapkan Krahe (2005) di atas.

Gohm & Clore (dalam

Safaria & Eka Saputra, 2002) pada

dasarnya emosi manusia bisa dibagi

menjadi dua kategori umum jika

dilihat dari dampak yang

ditimbulkannya. Kategori pertama

adalah emosi positif atau yang biasa

disebut afek positif. Emosi positif

memberikan dampak yang

menyenangkan. Macam dari emosi

positif ini seperti tenang, santai,

rileks, gembira, lucu, haru dan

senang. Ketika merasakan emosi

positif ini kitapun akan merasakan

keadaan psikologi yang positif.

Kategori kedua adalah emosi negatif

atau afek negatif. Ketika kita

merasakan emosi ini maka dampak

yang kita rasakan adalah negatif,

tidak menyenangkan dan

menyusahkan.

Dari pendapat di atas

mengenai emosi sangat wajar saja

apabila dalam penelitian ini

mendapatkan hasil bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan, karena

perilaku agresif tersebut selalu

munculnya negatif, menurut Buss

bahwa perilaku agresif adalah

perilaku yang memberikan stimuli

beracun terhadap mahluk hidup lain.

Sedangkan emosi sendiri memiliki

kategori yang tidak semuanya

negatif. Dari semua penjelasan yang

sudah dipaparkan di atas bahwa

kecerdasan emosi itu juga sangat

penting dalam sebuah kehidupan kita

dan juga pencegahan perilaku yang

negatif juga harus dihindarkan.

Musik heavy metal memang identik

dengan kekerasan sesuai dengan

yang dikatakan Menurut Schwartz

dan Fouts (2003), remaja yang

memiliki preferensi terhadap musik

heavy cenderung lebih independent,

keras hati, sangat asertif dalam

hubungan dengan orang lain, tidak

acuh akan perasaan orang lain, lebih

suka terbawa suasana hati, lebih

pesimistis, sangat sensitif, tidak

mudah puas. Menurut Hansen &

Hansen (dalam Hargreves, 1997),

pendengar musik heavy cenderung

sering bersikap amoral, manipulatif,

menghalalkan segala cara, dan pada

seksual mereka lebih mengarah

kepada perilaku hiperseksual.

Dengan penelitian ini membuktikan

bahwa penyuka jenis musik heavy

metal tidak semua berperilaku

agresif.

Jika dibandingkan dengan penelitian

terdahulu yang di tulis Antonia

Rinda penelitian ini menunjukan

bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan kecerdasan emosi terhadap

perilaku agresif sedangkan penelitian

yang dilakukan Antonia Rinda

menunjukan bahwa ada pengaruh

yang signifikan kecerdasan emosi

terhadap perilaku agresif.

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan terhadap penyuka

jenis musik heavy metal siswa kelas

XI IPS SMA N 3 Temanggung,

maka dapat diambil simpulan bahwa

tidak terdapat pengaruh yang

signifikan kecerdasan emosi terhadap

perilaku agresif penyuka jenis musik

heavy metal pada siswa kelas XI IPS

SMA N 3 Temanggung.

Saran-saran yang dapat

penulis berikan adalah :

1. Bagi Siswa

Berdasarkan temuan dalam

penelitian ini, penulis menyarankan

agar siswa dapat terus mengasah

kecerdasan emosi yang dimiliki

sehingga memiliki emosi yang lebih

terkontrol. Kecenderungan

melakukan perilaku agresif dapat di

turunkan bahkan dihilangkan.

2. Bagi Guru BK

Berdasarkan hasil penelitian ini

ditemukan tingkat kecerdasan emosi

siswa masuk dalam kategori yang

rendah dan tingkat perilaku agresif

siswa masuk dalam kategori sedang.

Hendaknya Guru BK dapat

memberikan layanan mengenai

kecerdasan emosi maupun perilaku

agresif siswa yang ada di dalam

lingkungan SMA N 3 Temanggung.

Guru BK diharapkan mampu

memberikan layanan mengenai

faktor-faktor lain yang mempengarui

perilaku agresif siswa selain

kecerdasan emosi.

3. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang

berminat meneliti dengan variabel-

variabel dan subjek yang sama dapat

mengkaji secara mendalam mengenai

variabel dan subjek tersebut sehingga

mendapatkan hasil yang maksimal

seperti mengkaji lebih mendalam

angket yang digunakan dan juga

perhatikan responden ketika

mengisikan angket tersebut. Peneliti

selanjutnya untuk lebih menfokuskan

penelitian pada jenis musik heavy

metal atau musik cadas lainnya

sebagai variabel bebas maupun

variabel terikat.

DAFTAR PUSTAKA

Arnold H. Buss and Mark Perry.

1992. The Aggression

Questionnaire. University of

Texas at Austin. Journal of

Personality and Social

Psychology. 1992. Vol. 63.

No.3. 452-459

Aswar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas

dan Validitas (edisi 4).

Yokyakarta : Pustaka Pelajar.

Chandra, Giovanni. 2010.

Kecerdasan Emosi.

Mojokerto: Manuscript

Djohan. 2005. Psikologi musik.

Yogyakarta : Penerbit Buku

Baik

Goleman, Daniel. 2001. Kecerdasan

Emosi untuk Mencapai

Puncak Prestasi. Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. 2004. Kecerdasan

Emosi (Alih Bahasa:

Hermaya, T). Jakara: PT.

Gramedia Pustaka.

Hurlock, E, B. 1999. Psikologi

Perkembangan: suatu

pendekatan sepanjang

rentang kehidupan. Jakarta :

Erlangga.

Kelly, D. Schwartz & Gregory, T.

Fouts. (2003). Music

Preferences, Personality

Style, and Developmental

Issues of Adolescents,

Journal of Youth and

Adolescence, 32(3), pp 205-

213 diakses pada tanggal 20

Mei 2012 dari

http://familywise.ca/documen

ts/MusicPreferencesPersonali

tyStyle.pdf

Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia.

Bandung :Rosda Offset.

Krahe, Barbara. 2005. Perilaku

agresif : Buku Panduan

Psikologi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Kurniasari, Antonia Rinda. 2013.

Pengaruh Kecerdasan Emosi

Terhadap Perilaku Agresif

siswa Kelas VIII SMP N

Sumowono Kabupaten

http://familywise.ca/documents/MusicPreferencesPersonalityStyle.pdfhttp://familywise.ca/documents/MusicPreferencesPersonalityStyle.pdfhttp://familywise.ca/documents/MusicPreferencesPersonalityStyle.pdf

Semarang. Skripsi. Fakultas

Keguruan Ilmu Pendidikan :

Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga.

Liputan6. (27 maret 2008). Lagi

Konser Underground Rusuh.

http://m.liputan6.com

Marc A. Brackett, Susan E. Rivers,

and Peter Salovey. 2011.

Emotional Intelligence:

Implications for Personal,

Social, Academic, and

Workplace Success. Yale

University. Social and

Personality Psychology

Compass 5/1 (2011): 88103.

Nugroho, NSK. 2008. Transformasi

Diri. Jakarta: Gramedia

Nurfaujianti. 2010. Hubungan

Pengendalian Diri (self

Control) dengan Agresifitas

Anak Jalanan. Skripsi.

Fakultas Psikologi : UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pribadi, Rahma Dwimarini. 2009.

Hubungan Kecerdasan Emosi

Dengan Perilaku Agresif

pada Anak Jalanan. Naskah

publikasi. Uiversitas Islam

Indonesia Yogyakarta.

Qhajtara, Julian. 2015. Kecerdasan

Emosi pada Remaja yang

Mengikuti Les Musik di

Wilayah Semarang Barat.

Skripsi. Fakultas Psikologi :

Universitas Negeri Semarang.

Radio Clinic. 2008. Musik

Underground dilarang.

http://radioclinic.com/musik-

underground-dilarang/

(diakses 10 September 2013)

Safaria, Triantoro. dan Eka Saputra,

Nofrans. 2009. Manajemen

Emosi. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Sugiyono. Prof., Dr. 2012. Metode

Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Bandung

: Alfabeta

Walgito B. 2002. Psikologi Sosial

suatu pengantar

Yogyakarta:ANDI

Wikipedia (2013, 19 Desember).

Heavy Metal.

http://id.wikipedia.org/wiki/H

eavy_metal/ (diakses pada 7

Juni 2012)

http://m.liputan6.com/http://radioclinic.com/2008/02/26/musik-underground-dilarang/http://radioclinic.com/2008/02/26/musik-underground-dilarang/http://id.wikipedia.org/wiki/Heavy_metal/http://id.wikipedia.org/wiki/Heavy_metal/