1 PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, VOLATILITAS LABA DAN VOLUME PERDAGANGAN TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DI DALAM INDEX LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2016 Amirullah, Inge Lengga Sari Munthe, Tumpal Manik Program Studi Akuntansi,Fakultas Ekonomi,Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang Tahun 2018 Email: [email protected]ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dividen yield, dividen payout, volatilitas laba dan volume perdagangan terhadap volatilitas harga saham perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang tergabung dalam index LQ 45 Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama dividen yield, dividen payout, volatilitas laba dan volume perdagangan berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Namun secara parsial hanya volatilitas laba dan volume perdagangan yang berpengaruh terhadap volatilitas harga saham, dan dividen yield dan dividen payout secara parsial tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Kata kunci : Volatilitas harga saham, dividen yield, dividen payout, volatilitas laba, volume Perdagangan. ABSTRACT This study attempts to analyze the affect of dividend yield,dividend payout,earnings volatility, and trading volume on the volatility of stock price. The population were companies incorporated in the LQ 45 index on the Indonesian Stock Exchange for the 2013-2016 period. This study uses purposive sampling method. The result show that dividend tield,dividend payout,earnings volatility and trading volume affect the volatility of stock prices simultaneously. Only earning volatility and trading volume that affect of stock prices volatility partially, but dividend yield and dividend payout do not affect of stock prices volatility partially Keywords : Stock prices volatility,dividend yield,dividend payout,earnings volatility,trading volume
18
Embed
PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, VOLATILITAS LABA DAN …repository.umrah.ac.id/1867/1/AMIRULLAH-130462201093-FEKON-2018.pdf · volatilitas laba dan volume perdagangan terhadap volatilitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, VOLATILITAS LABA
DAN VOLUME PERDAGANGAN
TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG
DI DALAM INDEX LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2013-2016
Amirullah, Inge Lengga Sari Munthe, Tumpal Manik Program Studi Akuntansi,Fakultas Ekonomi,Universitas Maritim Raja Ali Haji
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang
(Sartono, 2010 : 281). Kebijakan dividen mempunyai kandungan informasi bagi
para investor, perusahaan menyadari bahwa investor memperhatikan
pengembalian dividen, dan bahwa tingkat risiko investasi mereka (saham) dapat
mempengaruhi nilai saham perusahaan dalam jangka panjang Khurniaji (2013).
Kenaikan dividen yang dibayarkan lebih tinggi dari yang diperkirakan
merupakan isyarat bagi investor bahwa manajemen perusahaan memperkirakan
laba di masa datang meningkat, hal ini akan menimbulkan reaksi positif sehingga
harga saham naik. Sebaliknya, penurunan dividen atau kenaikan dividen yang
lebih kecil dari yang diperkirakan merupakan suatu isyarat bahwa manajemen
meramalkan laba di masa yang akan datang rendah, hal ini akan menyebabkan
reaksi negatif sehingga harga saham turun (Atmaja, 2008:287). Perubahan naik
turun dari harga saham inilah yang mengakibatkan terjadinya volatilitas pada
suatu harga saham.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Volatilitas Harga Saham dalam
penelitian ini yaitu Dividen Yield,Dividen Payout,Volatilitas Laba,Volume
Perdagangan Dari hasil uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Kebijakan Dividen,Volatilitas Laba dan Volume Perdagangan Terhadap Volatilitas Harga Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Di Dalam Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016
Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, maka permasalahan yang akan
diteliti adalah :
1. Apakah dividen yield berpengaruh terhadap volatilitas harga saham
pada perusahaan yang tergabung dalam index LQ 45 BEI periode tahun
2013-2016 ?
2. Apakah dividen payout ratio berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham pada perusahaan yang tergabung dalam index LQ 45 BEI
periode tahun 2013-2016 ?
3. Apakah volatilitas laba berpengaruh terhadap volatilitas harga saham
pada perusahaan yang tergabung dalam index LQ 45 BEI periode tahun
2013-2016 ?
4. Apakah volume perdagangan berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham pada perusahaan yang tergabung dalam index LQ 45 BEI
periode tahun 2013-2016 ?
5. Apakah dividen yield, dividen payout ratio, volatilitas laba dan volume
perdagangan berpengaruh secara simultan terhadap volatilitas harga
saham perusahaan yang tergabung dalam index LQ 45 BEI periode
tahun 2013-2016 ?
3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui pengaruh variable dividend yield terhadap variabel
volatilitas harga saham.
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel dividend payout terhadap variabel
volatilitas harga saham.
3. Untuk mengetahui pengaruh variabel volatilitas laba terhadap volatilitas
harga saham.
4. Untuk mengetahui pengaruh variabel volume perdagangan terhadap
volatilitas harga saham.
5. Untuk mengetahui pengaruh variabel dividend yield, dividend payout,
volatilitas laba dan volume perdagangan secara simultan terhadap
variabel volatilitas harga saham.
2. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividend
payout ratio maupun dividen yield perusahaan. yaitu besarnya prosentase laba
bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham.
Keputusan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan,
khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena,
besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba
yang ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber pembelanjaan intern
perusahaan. Terdapat beberapa teori tentang kebijakan dividen yang menjelaskan
bagaimana pengaruh besar kecilnya dividend payout ratio (DP) maupun deviden
yield (DY) terhadap harga pasar saham (Atmaja, 2008:285).
Dividend Yield adalah suatu rasio yang menghubungkan dividen yang
dibayar dengan harga saham biasa per lembarnya (Ross, 2013:994). Dividend
Yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan
dividen dengan membandingkannya atas apresiasi pasar terhadap harga saham
yang ada. Dividend yield yang relative tinggi pada saham cenderung memberikan
insentif yang kuat bagi investor untuk melakukan investasi. Namun yang menjadi
permasalahan adalah apabila dividend bersifat tetap pada pemegang saham biasa
maka harga cenderung lebih fluktuatif dari para investor yang berorientasi
melakukan investasi jangka pendek. Bagaimanapun juga menurut Ross, pasar
uang akhir-akhir ini telah berinovasi dengan menampilkan dividend yang
mengambang (Ross, 2013:851).
Dividend Payout Ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen
yang dibayarkan secara tunai kepada pemegang saham terhadap laba bersih yang
4
tersedia bagi para pemegang saham (Ross, 2013:994). Dan dalam kaitannya
pembagian dividen dengan kewajiban perpajakan, Ross mengungkapkan bahwa
jika tarif pajak pribadi lebih tinggi dari tarif pajak perusahaan, maka perusahaan
akan memiliki insentif untuk mengurangi pembayaran dividen secara tunai.
Namun jika sebaliknya apabila tarif pajak pribadi lebih rendah daripada tarif pajak
perusahaan, perusahaan akan memiliki insentif untuk membayar kelebihan kas
sebagai dividen (Ross, 2013:593).
Volatilitas Laba
Earning Volatility atau volatilitas laba adalah indikator yang mengukur
seberapa stabil laba yang diperoleh perusahaan setiap tahun (Khurniaji, 2013).
Perusahaan yang memiliki tingkat pendapatan yang tidak stabil memberikan
sinyal kepada investor bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko yang tinggi
untuk berinvestasi. Namun Brigham dan Houston (2009) berpendapat bahwa
Earning Volatility tidaklah harus diartikan sebagai risiko, kita harus memikirkan
penyebab dari volatilitas tersebut sebelum menarik kesimpulan mengenai apakah
volatilitas menunjukkan adanya resiko.
Volume Perdagangan
Volume perdagangan saham adalah banyaknya lembaran saham suatu
emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan tingkat harga yang
disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham (Sutrisno:2017).
Volume perdagangan saham adalah rasio antara jumlah saham yang
diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada
waktu tertentu menurut (Husnan:2005) dalam Agustin (2017). Volume
perdagangan saham adalah salah satu indikator yang digunakan untuk melihat
reaksi pasar terhadap peristiwa atau informasi yang berkaitan dengan saham yang
di jual belikan kepada para investor yang terjadi di bursa saham. Perubahan
volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan yang diukur
dengan Trading Volume Activity (TVA). TVA adalah perbandingan antara jumlah
saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham
perusahaan yang beredar dalam periode tertentu (Agustin dkk, 2017:480).
Menurut Agustin (2017:480) perkembangan volume perdagangan saham
mencerminkan kekuatan antara penawaran dan permintaan yang merupakan
manifestasi dari perilaku investor. Meningkatnya volume perdagangan adalah
adanya peningkatan aktivitas perdagangan saham-saham di bursa.
5
∑( ⁄
)
Volatilitas Harga Saham
Volatilitas atau fluktuasi menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
adalah gejala yang menunjukkan turun-naiknya harga atau perubahan harga
karena pengaruh permintaan dan penawaran. Dan dalam Kamus Bank Indonesia,
volatilitas didefenisikan sebagai standar deviasi dari perubahan nilai suatu
instrument keuangan dengan jangka waktu spesifik dan digunakan untuk
menghitung resiko dari instrument keuangan pada suatu periode waktu umumnya
secara tahunan. Volatilitas harga saham adalah ukuran dari ketidakpasatian
tentang hasil yang di dapat dari saham dan volatilitas hanya mengukur kuantitas
perubahan bukan arah (Judokusumo, 2007:146).
Menurut Khurniaji (2013) pengertian volatilitas harga saham adalah
ukuran ketidakpastian tentang hasil yang didapat dari saham dan merupakan
devisiasi standar dari hasil yang diberikan oleh saham. Dan menurut Sutrisno
(2017:16) pentingnya volatilitas bagi investor tidak hanya untuk menilai tingkat
pengembalian potensial yang investor bisa peroleh, tetapi juga menilai kerugian
potensial yang timbul dalam berinvestasi di saham atau sekuritas lainnya
Kerangka Pemikiran
Dalam bird in the hand theory, Myron Gordon dan John Lintner
mengemukakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga
pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar,
maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya.
Hal ini terjadi karena pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang
dihadapi investor. Investor memberikan nilai lebih tinggi atas dividend yield
dibandingkan dengan capital gain yang diharapkan dari pertumbuhan harga
saham apabila perusahaan menahan laba untuk dipakai membelanjai investasi
(Atmaja, 2008 : 287).
Berdasarkan uraian tersebut dan penelitian terdahulu, maka dirumuskan
kerangka pemikiran berikut :
6
Dividen yield terhadap volatilitas harga saham
Dalam bird in the hand theory, Myron Gordon dan John Lintner, mengemukakan
bahwa investor memandang dividend yield lebih pasti jika dibandingkan dengan
capital gain. Namun teori ini dianggap sebagai “the bird in the hand fallacy” oleh
Modigliani dan Miller, karena Modigliani beranggapan bahwa pada akhirnya
investor akan menginvestasikan kembali dividen yang diterima kepada
perusahaan yang sama (Atmaja, 2008 : 287).
Dari perdebatan secara teoritis tersebut muncullah teori clientele effect
theory, teori ini menyatakan bahwa setiap investor akan memiliki preferensi yang
berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.
Dan perbedaan tersebut tidak hanya terjadi dalam ranah teoritis, hasil
emphirical research juga masih terdapat perbedaan. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hashemijoo (2012), Khurniaji (2013) menunjukkan hasil bahwa
terdapat pengaruh antara dividen yield terhadap volatilitas harga saham.
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dirumuskan :
H1 : terdapat pengaruh signifikan antara dividen yield terhadap volatilitas harga
saham.
Dividen payout ratio terhadap volatilitas harga saham
Dalam teori dividend signaling dinyatakan bahwa pengumuman pembagian
dividen tunai mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan adanya
reaksi harga saham. Peningkatan dividen yang dibayarkan dianggap sebagai signal
yang menguntungkan, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang positif.
Sebaliknya penurunan dividen yang dibayarkan dianggap sebagai signal bahwa
prospek perusahaan kurang menguntungkan, sehingga menimbulkan reaksi harga
saham yang negatif. Atas reaksi investor ini maka harga saham cenderung
volatile.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hashemijoo (2012), Khurniaji
(2013), Pardomuan (2015), Jannah (2016), dan Priana (2017) menunjukkan hasil
bahwa dividen payout ratio mempengaruhi volatilitas harga saham secara
signifikan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dirumuskan.
H2 : terdapat pengaruh antara dividen payout ratio terhadap volatilitas harga
saham
Volatilitas laba terhadap volatilitas harga saham
Volatilitas laba adalah suatu ukuran untuk mengetahui kestabilan
perusahaan dalam menghasilkan laba tiap periodenya. Laba yang tidak stabil
cenderung memiliki nilai volatilitas yang tinggi. Sinyal yang diberikan perusahaan
mengenai ketidakstabilan laba akan mempengaruhi para investor untuk menjual
saham perusahaan dalam jangka waktu yang cepat. Perusahaan yang memiliki
tingkat pendapatan yang tidak stabil memberikan sinyal kepada investor bahwa
perusahaan tersebut memiliki risiko yang tinggi (Khurniaji:2013).
Hasil penelitian Hashemijoo (2012) dan Khurniaji (2013) menunjukkan
hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara volatilitas laba perusahaan
7
dengan volatilitas harga saham. Berdasarkan uraian tersebut maka hipoptesa yang
dirumuskan :
H3 : terdapat pengaruh antara volatilitas laba terhadap volatilitas harga saham
Volume perdagangan terhadap harga saham
Volume perdagangan saham merupakan salah satu informasi atau sinyal
yang memengaruhi volatilitas harga saham. Tinggi rendahnya volume
perdagangan suatu saham seringkali menjadi pertimbangan seorang investor
dalam berinvestasi. Pada berbagai teori model hubungan antara volume dengan
volatilitas yaitu volume berpengaruh terhadap volatilitas karena volume
mencerminkan informasi yang diterima oleh pelaku pasar (Chan:2000) dalam
Priana (2017). Hasil penelitian yang dilakukan Sutrisno (2017) dan Priana (2017)
menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara volume perdagangan
terhadap volatilitas harga saham. Maka hipotesis yang dirumuskan :
H4 : terdapat pengaruh antara volume perdagangan terhadap volatilitas harga
saham
H5 : Diduga terdapat pengaruh dividen yield,dividen payout
3. METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang tergabung pada index LQ 45 untuk periode pelaporan 2013-2016.
Penelitian ini dibatasi hanya untuk menguji pengaruh dividend yield, dividend
payout dan volatiitas laba serta volume perdagangan terhadap volatilitas harga
saham. Penelitian ini dilakukan pada Maret-Juli 2018.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam
index LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia tahun 2016.
Sampel
Teknik yang digunakan yaitu purposive sampling yaitu teknik penentuan
sampel atas beberapa perusahaan yang tergabung dalam index LQ 45 Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2016 dengan pertimbangan tertentu, antara lain :
1) Perusahaan di publish dalam index LQ 45 berturut-turut selama periode 2013
sampai dengan tahun 2016.
2) Perusahaan terdapat laporan keuangan audit secara lengkap selama periode
tahun 2013 sampai dengan tahun 2016.
8
3) Perusahaan terdapat pembagian dividen minimal sekali selama periode tahun
2013 sampai dengan tahun 2016.
4) Perusahaan tidak melakukan stock split selama periode tahun 2013 sampai
dengan tahun 2016.
5) Perusahaan menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan tahun
2013 sampai dengan tahun 2016.
Analisis Regresi Berganda (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan koefisien
variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat
Ghozali (2013:98). Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama
dengan α = 0,05. Adapun persamaan model regresi dan hipotesis yang hendak
diuji :
Keterangan
VHS : Volatilitas Harga Saham
DY : Dividend Yield
DP : Dividend Payout
VL : Volatilitas Laba
VP : Volume Perdagangan
α : Constant
β : Koefisien regresi
e : Error
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
9
Dividen yield terendah dimiliki oleh perusahaan dengan kode ANTM dan
tertinggi dimiliki oleh perusahaan dengan kode INTP.
Dividen payout ratio terendah dimiliki oleh perusahaan dengan kode
ANTM dan tertinggi dimiliki oleh perusahaan dengan kode INTP.
Tingkat volatilitas laba terendah dimiliki oleh perusahaan dengan kode
BBCA dan tertinggi dimiliki oleh perusahaan dengan kode AALI.
Tingkat volume perdagangan terendah dimiliki oleh perusahaan dengan
kode UNVR dan tertinggi dimiliki oleh perusahaan dengan kode ASRI.
Tingkat volatilitas harga saham terendah dimiliki oleh perusahaan dengan
kode BBCA dan tertinggi dimiliki oleh perusahaan dengan kode ANTM.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk melakukan
uji normalitas data, maka peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Dari hasil uji normalitas yang pertama yang dilakukan, dihasilkan bahwa
nilai signifikasi untuk Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,003 dimana hasil tersebut
menyatakan bahwa data dalam distribusi yang tidak normal karena nilai
signifikasi Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari taraf α sebesar 5 %,
(0,003<0,05).
Dengan tidak dipenuhinya syarat normalitas data, maka diperlukan
pengujian outlier untuk mengetahui sebaran data menjadi tidak normal. Untuk
mengetahui data yang tergolong outlier, peneliti melakukan pengujian steam and
leaf untuk mengetahui apakah terdapat data yang tergolong ekstrem, dan
menggunakan boxplot untuk mengetahui data yang tergolong outlier tersebut.
Setelah melakukan pengujian ditemukan sebanyak 2 data yang berada diluar
10
distribusi normalitas data, yaitu data ke 12 dan 23 dari keseluruhan sampel
penelitian. Data tersebut adalah data dengan kode perusahaan BMTR dan PTBA.
Kemudian data tersebut dikeluarkan dari anggota sampel untuk dilakukan
pengujian normalitas kembali.
Gambar 4.1
Boxplot data Outlier
Sumber : Data olah SPSS 2018
Hasil pengujian normalitas setelah dilakukan eliminasi outlier data
disajikan dalam tabel berikut :
Berdasarkan tabel diatas besarnya nilai signifikasi Kolmogorov-Smirnov
adalah 0,20 dan Shapiro-Wilk 0,31 dengan N = 26, dimana nilai signifikansi
tersebut telah memenuhi asumsi normalitas karena kedua nilai signifikasi tersebut
lebih besar dari 0.05, sehingga disimpulkan bahwa data penelitian sudah
terdistribusi secara normal.
Uji Multikolinieritas
11
Berdasarkan tabel diatas hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance yang kurang dari
0,10 demikian pula nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal
yang sama yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10. Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas pada model penelitian.
Uji Autokorelasi
Dari hasil pengujian Durbin-Watson dihasilkan nilai DW sebesar 2,118.
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi maka diperlukan pengujian terhadap
nilai DW tersebut, apakah DW berada dalam rentang data sesuai kriteria dimana
(du < DW < 4 – du).
Hasil perhitungan du berdasarkan tabel Durbin-Watson ditemukan nilai du
dengan k = 4 dan n = 26 sebesar 1,7591. Dan dimana hasil dari 4 – du = 2,241.
Jika dilakukan pengujian kriteria autokorelasi maka (1,759<2,118<2,241).
Berdasarkan pengujian kriteria tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi dalam model penelitian.
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil uji glejser dengan meregresikan masing-masing variabel
independen dengan nilai Absolut Residual, diperoleh nilai signifikasi masing-
masing variabel independen adalah lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan
bahwa variasi residual antar masing-masing pengamatan adalah homogen dengan
kata lain tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen dalam mempengaruhi
12
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin besar
nilai adjusted R² maka menunjukkan bahwa variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai adjusted R² model adalah sebesar
0,524 atau 52,4 %, artinya sebesar 52,4 % variasi volatilitas harga saham bisa
dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam model tersebut yaitu dividen
yield, dividen payout, volatilitas laba dan volume perdagangan. Sedangkan
sisanya sebesar 47,6 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
UJI HIPOTESIS
Uji Parsial (Uji t)
Dari hasil tabel diatas dihasilkan beberapa nilai t-hitung dan koefisien
regresi masing-masing variabel independen. Dimana nilai konstan sebesar 0,449
yang berarti bahwa apabila dalam model penelitian ini apabila seluruh variabel
independen bernilai 0, maka nilai variabel dependen sebesar 0.449. Maka dari
hasil uji-t tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
13
Uji Simultan (Uji F)
Pada tabel Uji F (simultan) menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar
7.886 dan nilai signifikasi sebesar 0.000. Karena nilai F-hitung (7,886) lebih besar
dari nilai F tabel (2,840) dan nilai signifikansi (0.00) lebih kecil dari taraf alfa
0.05, maka disimpulkan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel
independen yaitu dividen yield, dividen payout, volatilitas laba dan volume
perdagangan berpengaruh terhadap variabel volatilitas harga saham. Berikut hasil
uji F disajikan dalam tabel dibawah ini :
Dari hasil uji F yang diperoleh ini, maka disimpulkan untuk menerima
hipotesis kelima dan menolak hipotesis null. Bahwa secara bersama-sama
variabel dividen yield, dividen payout, volatilitas laba dan volume perdagangan
berpengaruh terhadap variabel volatilitas harga saham.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh dividen yield terhadap volatilitas harga saham
Untuk variabel dividen yield nilai signifikasi diperoleh sebesar 0,848 dan
lebih besar dari 0,05, maka pada hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh antara dividen yield terhadap volatilitas harga saham tidak
dapat diterima, dan menerima hipotesis null yang menyatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh dividen yield terhadap volatilitas harga saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Pardomuan (2015) yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia dan tidak sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan Hashemijoo (2012) yang dilakukan di
Bursa Efek Malaysia. Hasil penelitian ini juga dapat menegaskan pendapat Allen
dan Rachim (1996) di dalam penelitian Pardomuan (2015) yang menyatakan
bahwa dalam penelitiannya di pasar saham Australia tidak dapat ditemukan
pengaruh antara dividen yield terhadap volatilitas harga saham.
14
Hasil penelitian ini mendukung tax preference theory yang dikemukakan
oleh Litzenberg dan Ramaswamy dan pendapat Ross (2013) yang menyatakan
bahwa dalam hal pembagian dividen dengan kewajiban perpajakan, jika tarif
pajak pribadi (dividen) lebih tinggi dari tarif pajak capital gain, maka perusahaan
akan memiliki insentif untuk mengurangi pembayaran dividen dan investor akan
lebih senang jika laba yang diperoleh perusahaan tetap ditahan di perusahaan
untuk membelanjai investasi yang dilakukan perusahaan.
Dalam kaitannya dengan hasil penelitian ini seperti yang diketahui bahwa
tarif pajak dividen di Indonesia memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
tarif pajak atas capital gain. Dalam peraturan perpajakan Indonesia menurut UU
Pph (Pajak Penghasilan) untuk sebuah dividen dikenai tarif pajak final sebesar
10%, sementara untuk tarif pajak atas capital gain dikenakan sebesar 0,1 % dan
bersifat final. Jika dikaitkan dengan pendapat Litzenberg dan Ramaswamy dalam
teorinya dan pendapat Ross (2013) dalam bukunya, maka hal ini dapat dijadikan
preferensi bahwa investor di Indonesia tidak terlalu memperhatikan besar kecilnya
suatu dividen dari sebuah saham untuk melakukan keputusan investasi baik itu
keputusan untuk menahan, membeli atau menjual sahamnya. Dan dari preferensi
tersebut maka investor tidak bereaksi atas besar kecilnya dividen yang dibagikan
perusahaan untuk menimbulkan gejolak dan volatilitas pada harga saham di pasar
saham.
Pengaruh dividen payout terhadap volatilitas harga saham
Untuk variabel dividen payout nilai signifikasi diperoleh sebesar 0,190 dan
lebih besar dari 0,05, maka pada hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh antara dividen payout terhadap volatilitas harga saham tidak dapat
diterima, dan menerima hipotesis null yang menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh dividen payout terhadap volatilitas harga saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Khurniaji (2013) yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia dan tidak sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan Hashemijoo (2012) yang dilakukan di
Bursa Efek Malaysia.
Tidak terjadinya volatilitas pada harga saham jika dikaitkan dengan besar
kecilnya dividen payout sama seperti penjelasan pengaruh antara dividen yield
terhadap volatilitas harga saham sebelumnya, bahwa investor di Indonesia tidak
terlalu memperhatikan besar kecilnya suatu dividen dari sebuah saham untuk
melakukan keputusan investasi baik itu keputusan untuk menahan, membeli atau
menjual sahamnya, investor cederung lebih memperhatikan kemampuan
menghasilkan laba perusahaan untuk membuat keputusan investasi.
Pengaruh volatilitas laba terhadap volatilitas harga saham
Untuk variabel volatilitas laba nilai signifikasi diperoleh sebesar 0,013 dan
lebih kecil dari 0,05, maka pada hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh antara volatilitas laba terhadap volatilitas harga saham diterima, dan
menolak hipotesis null. Dan koefisien regresi yang dihasilkan bernilai positif yang
berarti bahwa apabila terjadi peningkatan tingkat volatilitas pada laba akan diikuti
juga dengan peningkatan volatilitas harga saham pada pasar saham.
15
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Hashemijoo (2012) di Bursa Efek Malaysia dan Khurniaji (2013) yang dilakukan
di Bursa Efek Indonesia yang didalam penelitian mereka menyimpulkan bahwa
jika terjadi kenaikan tingkat volatilitas pada laba perusahaan, maka hal itu juga
akan diikuti dengan meningkatnya volatilitas harga saham perusahaan pada pasar
saham.
Hasil penelitian ini mendukung kritik yang dilakukan oleh Miller dan
Modigliani terhadap teori bird in the hand theory yang dikemukakan oleh Myron
Gordon dan John Litner. Dalam bird in the hand theory, Myron Gordon dan John
Litner menyatakan bahwa investor lebih tertarik terhadap dividen daripada capital
gain. Namun Miller dan Modigliani (1961) dalam dividen irrelevance theory
menyatakan bahwa bukan dividen yang mempengaruhi penilaian investor
terhadap harga suatu saham, melainkan earning power lah yang mempengaruhi
penilaian investor terhadap suatu harga saham. Dan hasil penelitian ini justru
menunjukkan bahwa volatilitas laba yang memiliki pengaruh terhadap volatilitas
saham dan dividen tidak dapat mempengaruhi volatilitas harga saham secara
signifikan. Maka hasil penelitian ini cenderung mendukung pendapat Miller dan
Modigliani (1961) yang dikemukakan dalam dividen irrelevance theory.
Dalam penelitian ini, laba yang cenderung memiliki volatilitas lebih tinggi
akan menyebabkan penilaian dari para investor bahwa perusahaan sedang
mengalami peningkatan ataupun penurunan kinerja yang cukup fluktuatif dalam
menghasilkan laba, hal ini akan mempengaruhi penilaian para investor dalam
bereaksi dalam pasar saham untuk memutuskan apakah membeli, menahan atau
menjual saham perusahaan tersebut. Dan keputusan tersebut dapat berdampak
terhadap terjadinya volatilitas pada harga saham perusahaan tersebut.
Pengaruh volume perdagangan terhadap volatilitas harga saham
Untuk variabel volume perdagangan nilai signifikasi diperoleh sebesar
0,021 dan lebih kecil dari 0,05, maka pada hipotesis keempat yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh antara volume perdagangan terhadap volatilitas harga
saham diterima, dan menolak hipotesis null. Dan koefisien regresi yang dihasilkan
bernilai positif yang berarti bahwa apabila terjadi peningkatan pada volume
perdagangan akan diikuti juga dengan peningkatan volatilitas harga saham pada
pasar saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Sutrisno (2017) di Bursa Efek Indonesia yang pada kesimpulannya menyatakan
bahwa jika terjadi kenaikan volume perdagangan maka hal itu juga akan diikuti
dengan meningkatnya volatilitas pada harga saham perusahaan.
Hasil penelitian ini menguatkan pendapat Jones dkk (1994) yang
mengungkapkan bahwa volume perdagangan berperan penting dalam pasar
financial dan volume perdagangan telah digunakan secara luas sebagai indikator
dari kandungan informasi yang masuk di pasar. Dan juga penelitian ini
mendukung pendapat Sutrisno (2017) bahwa sudah menjadi kesepakatan umum
diantara akademisi bahwa volume berhubungan dengan volatilitas karena volume
mencerminkan tingkat ketidaksepakatan para investor atau pelaku pasar akan
suatu nilai pada saham atau sekuritas berdasarkan perbedaan informasi ataupun
16
perbedaan preferensi pada masing-masing mereka. Sehingga hal tersebut
menimbulkan volatilitas pada harga suatu saham atau sekuritas.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan yang
tergabung dalam index LQ 45 periode tahun 2013 sampai dengan 2016 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diperoleh hasil untuk menjawab rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini. Dan kesimpulan dari hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1) Tidak terdapat pengaruh dividen yield terhadap volatilitas harga saham pada
perusahaan yang tergabung didalam index LQ 45 Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016.
2) Tidak terdapat pengaruh dividen payout terhadap volatilitas harga saham
pada perusahaan yang tergabung didalam index LQ 45 Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016.
3) Terdapat pengaruh volatilitas laba terhadap volatilitas harga saham pada
perusahaan yang tergabung didalam index LQ 45 Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016.
4) Terdapat pengaruh volume perdagangan terhadap volatilitas harga saham
pada perusahaan yang tergabung didalam index LQ 45 Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016.
5) Terdapat pengaruh secara simultan antara dividen yield, dividen payout,
volatilitas laba dan volume perdagangan terhadap volatilitas harga saham
pada perusahaan yang tergabung didalam index LQ 45 Bursa Efek Indonesi
periode 2013-2016.
Saran Dari hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat
diberikan beberapa saran antara lain :
1) Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak meneliti kembali dapat memperluas
populasi tidak hanya berdasarkan pada suatu jenis index tertentu. Dan
peneliti selanjutnya dapat juga menambahkan variabel lain misalnya seperti
leverage, tarif pajak dan rasio kepemilikan saham dalam suatu perusahaan.
2) Bagi perusahaan
Bagi perusahaan agar dapat terhindar dari volatilitas harga saham di pasar
saham sebaiknya menjaga kestabilan laba perusahaan, karena dalam
penelitian ini ditemukan bahwa para investor atau pelaku di pasar saham
cenderung lebih bereaksi terhadap kemampuan menghasilkan laba daripada
dividen yang dibagikan oleh perusahaan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, S., B.H. Santoso, A.D. Firmansyah, 2017. “Comparative Analysis of
Trading-Volume Activity and Abnormal Return Before and After Stock
Split”. International Journal of Scientific and Research Publications, Vol.7
No.11 November 2017. Hal: 478-489
Atmaja, Lukas Setia Ph.D. 2008. “Teori dan Praktik Manajemen Keuangan”.
Yogyakarta: Penerbit ANDI
Dichev, I. V. Tang. 2009. Earnings volatility and earnings predictability. Journal
Of Accounting And Economics, vol. 47, no. 1/2, 160-81.
Fajrihan. J. 2011. Dampak kebijakan dividen terhadap volatilitas harga saham