Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha agribisnis yang dijalankan dengan konsep usaha kecil dan dijiwai oleh semangat kewirausahaan terbukti meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaaan. Karakteristik yang khas dari kelompok usaha kecil telah banyak diteliti oleh para ahli, terutama yang menyangkut bakat (personality traits), bagaimana seorang wirausaha memulai usaha dan bagaimana mereka bertahan dalam lingkungan kondisi lingkungan yang berubah terus- menerus (open-ended changes). Peran pembelajaran wirausaha di masyarakat pedesaaan sangat penting bagi pembangunan pertanian dalam mengembangkan usaha pertanian. Pembangunan pertanian di Indonesia masih menjadi sektor terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi. Pertanian selain memproduksi bahan pangan kebutuhan masyarakat, juga bisa menghasilkan produk pertanian yang bisa di ekspor untuk dapat menambah pendapatan petani dan devisa negara. Pada dasarnya pembangunan sektor pertanian merupakan suatu upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup petani. Oleh karena itu, harus dilaksanakan secara berkelanjutan melalui pengembangan kemampuan petani dalam mengelola usahataninya, agar selalu memiliki produktivitas yang tinggi, efisien, dan efektif serta memiliki daya saing yang dapat menjamin pendapatan dan kesejahteraan hidup keluarganya secara berkelanjutan. 1
162

pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

Dec 31, 2016

Download

Documents

danghanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan usaha agribisnis yang dijalankan dengan konsep usaha

kecil dan dijiwai oleh semangat kewirausahaan terbukti meningkatkan

kesejahteraan masyarakat pedesaaan. Karakteristik yang khas dari kelompok

usaha kecil telah banyak diteliti oleh para ahli, terutama yang menyangkut bakat

(personality traits), bagaimana seorang wirausaha memulai usaha dan bagaimana

mereka bertahan dalam lingkungan kondisi lingkungan yang berubah terus-

menerus (open-ended changes). Peran pembelajaran wirausaha di masyarakat

pedesaaan sangat penting bagi pembangunan pertanian dalam mengembangkan

usaha pertanian.

Pembangunan pertanian di Indonesia masih menjadi sektor terpenting dari

keseluruhan pembangunan ekonomi. Pertanian selain memproduksi bahan pangan

kebutuhan masyarakat, juga bisa menghasilkan produk pertanian yang bisa di

ekspor untuk dapat menambah pendapatan petani dan devisa negara. Pada

dasarnya pembangunan sektor pertanian merupakan suatu upaya untuk

meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup petani. Oleh karena itu, harus

dilaksanakan secara berkelanjutan melalui pengembangan kemampuan petani

dalam mengelola usahataninya, agar selalu memiliki produktivitas yang tinggi,

efisien, dan efektif serta memiliki daya saing yang dapat menjamin pendapatan

dan kesejahteraan hidup keluarganya secara berkelanjutan.

1

Page 2: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

2

Berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) Tahun 2012, sektor primer

menduduki posisi ketiga setelah sektor sekunder, dengan kontribusi sebesar

26,22%. Selain kontribusinya terhadap PDB, sektor primer juga memiliki peranan

yang besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Dari jumlah penduduk tersebut,

sektor primer mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 96,24 juta orang atau

40,5% dari jumlah penduduk Indonesia termasuk di dalamnya tenaga kerja sub-

sektor perkebunan sebanyak 22,34 juta orang atau 9,4% (BPS Pusat, 2012).

Provinsi Bali memiliki luas wilayah ± 5.636,66 km2 atau 0,29 % dari luas

daratan Indonesia. Berdasarkan potensi wilayah Provinsi Bali dengan kesuburan

lahan, ketersediaan sumber daya air dan faktor-faktor klimatologis yang sesuai

untuk kegiatan pertanian dan didukung oleh aspek sosial budaya masyarakat akan

memberikan peluang untuk pengembangan kegiatan pertanian. Di Provinsi Bali

peran sektor primer terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada

Tahun 2012 menempati urutan kedua dengan kontribusi sebesar 17,63% di bawah

sektor tersier yakni sebesar 66,26% (BPS Prov. Bali, 2012). Kenyataan ini

menunjukkan bahwa sektor primer memerlukan perhatian lebih serius agar dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. Oleh karena itu Pemerintah

Provinsi Bali bertekad mengembangkan program agribisnis terpadu di perdesaan

sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan dan mendorong pengembangan

pertanian organik, melalui pengelolaan potensi unggulan daerah dalam program

pengembangan pertanian terintegrasi Provinsi Bali.

Dalam rangka pembangunan sektor pertanian di Provinsi Bali, Pemerintah

Provinsi Bali melaksanakan sistem pertanian terintegrasi, yang selanjutnya

Page 3: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

3

dikenal dengan Simantri. Dalam sistem usaha terintegrasi ternak sapi dipelihara

sehingga dapat menghasilkan pupuk kandang, sedangkan proses produksi

tanaman untuk menghasilkan bahan makanan dan limbahnya digunakan untuk

bahan pakan ternak dan pupuk kompos. Integrasi dikembangkan lewat perantara

petani-petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Distan, 2012).

Program Simantri bukan merupakan program sekali jalan, yang begitu

dimulai tidak ada kelanjutannya lagi. Namun sebaliknya menjadi awal

pemberdayaan dan pembentukan kreativitas petani dalam rangka terjun ke bisnis

dan industri khususnya industri pupuk organik. Sebagai sebuah industri tentunya

harus dapat meningkatkan pendapatan dan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja

sehingga dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran.

Program Simantri untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Pemerintah

Provinsi Bali pada Tahun 2009, di delapan kabupaten di Bali, yang dilakukan oleh

sepuluh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Hingga Tahun 2012, di Provinsi

Bali terdapat 325 Gapoktan pelaksana Simantri, yang tersebar di sembilan

kabupaten/kota dan di seluruh kecamatan yang ada di Bali. Salah satu kabupaten

yang mendapatkan bantuan program Simantri adalah Kabupaten Tabanan yang

dijuluki sebagai lumbung beras di Bali.

Kabupaten Tabanan memiliki tanaman padi paling luas dimana luas sawah

di Kabupaten Tabanan sebesar 22.465 hektare dari total 81.482 hektare sawah di

Provinsi Bali (Distan, 2009). Kabupaten Tabanan mendapatkan bantuan Simantri

dari Tahun 2009 sebanyak 1 Simantri, Tahun 2010 sebanyak 4 Simantri, Tahun

2011 sebanyak 16 Simantri dan Tahun 2012 sebanyak 21 Simantri, sehingga

Page 4: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

4

terdapat 42 Gapoktan di Kabupaten Tabanan yang menerima bantuan program

Simantri. Pada Tahun 2009 dan 2010 bantuan dana ini diberikan sebesar Rp

180.000.000, sedangkan pada Tahun 2011 dan 2012 bantuan diberikan sebesar Rp

200.000.000 kepada masing-masing Gapoktan. Untuk memaksimalkan kegiatan

Simantri maka diberikan pendamping di masing-masing Gapoktan (Distan,2012).

Pendamping dan penyuluh lapangan bekerja sama dalam membina

kelompok. Para petani diberikan pelatihan teknis kewirausahaan dan manajemen

agribisnis agar mampu meningkatkan kemampuan SDM dalam menjalankan

fungsi-fungsi kewirausahaan dan manajemen kelompok dalam kegiatan usaha

pertanian terintegrasi. Tim teknis provinsi dan kabupaten juga memberikan

pelatihan kelompok dengan cara pemberian bimbingan teknis dan pengawasan

kegiatan/monitoring sehingga dapat menghasilkan SDM yang berjiwa

kewirausahaan.

Sejak diimplementasikannya program Simantri pada Tahun 2009, saat ini

Gapoktan pelaksana Simantri di Kabupaten Tabanan sudah menunjukkan kinerja

keberhasilan sekitar 60% dalam mengelola usahataninya. Gapoktan Simantri telah

mengadopsi teknologi pertanian khususnya pengolahan pupuk dengan

menggunakan mesin bantuan dari Pemerintah Provinsi Bali. Masing-masing

Gapoktan juga sudah mengolah pupuk padat dan cair serta sudah mulai

mengaplikasikan ke tanaman, sehingga dapat meningkatkan efisiensi usahatani.

Beberapa Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan telah menerapkan

pola integrasi dan kemitraan sudah terlaksana dengan baik, yaitu dengan

memproduksi pupuk organik dan memasarkan hasil kelompok tani ke subak dan

Page 5: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

5

tempat penjualan tanaman hias. Ada juga beberapa Gapoktan Simantri yang belum

mampu mengolah dan memasarkan hasil pupuk mereka sehingga mereka

melakukan kerja sama dengan Gapoktan lainnya berupa limbah mentah. Limbah

mentah tersebut di jual pada Gapoktan Simantri lain setiap satu minggu sekali

dengan diberikan harga Rp 30.000 per pick up.

Pelaksanaan program sistem pertanian terintegrasi saat ini banyak juga

terdapat kendala-kendala di lapangan seperti kurangnya antusiasme para petani

dalam melaksanakan program simantri karena mengubah pola pikir SDM ke arah

pertanian organik masih sulit karena masih menerapkan unsur kimiawi. Ada juga

yang hanya menginginkan bantuannya saja tetapi tidak menjalankan kegiatan

integrasi sehingga di lokasi Simantri hanya ada kegiatan pemeliharaan sapi saja.

Selain itu kegiatan pemasaran hasil produk pertanian organik juga kurang karena

kualitas SDM yang rendah sehingga kurang dalam mencari informasi.

Terkait dengan pengembangan sistem agribisnis, Gapoktan Simantri

hendaknya memiliki jiwa kewirausahaan dan kemampuan mengelola agribisnis

(manajemen agribisnis). Beberapa Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan

belum mampu menerapkan jiwa kewirausahaannya dan belum memiliki

kemampuan tentang manajemen agribisnis yang optimal. Dalam hal ini sebagian

petani belum memiliki motivasi dan inovasi dalam menjalankan kegiatan

usahatani yang berwawasan agribisnis, sehingga mereka hanya lebih fokus pada

subsistem usahatani yang hanya semata-mata berorientasi pada produksi.

Pemahaman terhadap pelaksanaan program Simantri masih kurang, ini

besar kaitannya dengan kualitas SDM. Berdasarkan informasi terkait bahwa

Page 6: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

6

pendampingan program Simantri masih sangat kurang di lokasi Simantri, karena

pendampingan hanya membicarakan masalah soal teknis dan kurang dalam

pembicaraan masalah membangkitkan jiwa kewirausahaan dan penerapan

manajemen yang ada di Gapoktan Simantri. Kegagalan tentu lebih banyak

disebabkan karena kurangnya kualitas SDM khususnya pada membangkitkan jiwa

kewirausahaan dan penerapan manajemen agribisnisnya yang masih rendah.

Para pelaku agribisnis skala kecil dan menengah seringkali menghadapi

banyak hambatan dalam mengembangkan agribisnisnya. Berbagai faktor yang

mempengaruhinya antara lain terletak pada kemampuan kewirausahaan dan

penerapan manajemen. Agar setiap aktivitas mencapai keberhasilan, maka

memerlukan penerapan unsur-unsur manajemen. Pada umumnya prinsip dan

pengetahuan manajemen sama untuk semua bisnis, namun yang membedakannya

terletak pada seni menggunakan prinsip dasar manajemen untuk menjalankan

bisnis (Downey dan Erickson, 1992).

Penerapan jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis dalam program

Simantri diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di

Kabupaten Tabanan. Kurangnya penerapan jiwa kewirausahaan dan manajemen

agribisnis di setiap Gapoktan Simantri dapat menyebabkan tidak tercapainya

keberhasilan dalam program Simantri. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui

unsur jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis yang telah diterapkan oleh

petani dan bagaimana pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis

terhadap keberhasilan Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan.

Page 7: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang telah disampaikan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh tingkat jiwa kewirausahaan terhadap tingkat

keberhasilan kelompok tani pada Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan?

2. Bagaimanakah pengaruh tingkat jiwa kewirausahaan terhadap penerapan

manajemen agribisnis kelompok tani pada Gapoktan Simantri di Kabupaten

Tabanan?

3. Bagaimana pengaruh penerapan manajemen agribisnis terhadap tingkat

keberhasilan kelompok tani pada Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk :

1. Menganalisis pengaruh tingkat jiwa kewirausahaan terhadap tingkat

keberhasilan kelompok tani pada Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan.

2. Menganalisis pengaruh tingkat jiwa kewirausahaan terhadap penerapan

manajemen agribisnis kelompok tani pada Gapoktan Simantri di Kabupaten

Tabanan.

3. Menganalisis pengaruh penerapan manajemen agribisnis terhadap tingkat

keberhasilan kelompok tani pada Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan.

Page 8: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

8

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini terlaksana, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat terhadap:

1. Bagi Gapoktan di Kabupaten Tabanan

Sebagai tambahan pengetahuan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan

dan manajemen agribisnis dalam penerapan program Simantri agar optimal

serta didapat keuntungan yang maksimal dan berkelanjutan.

2. Bagi Pemerintah Provinsi Bali

Sebagai bahan pertimbangan yang akan menyalurkan dana bantuan sosial

untuk membantu pelaksanaan usahatani serta dalam memberikan penyuluhan

dan pelatihan khususnya terhadap Kelompok.

3. Bagi Mahasiwa dan Peneliti lain

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa atau peneliti lain yang

akan melakukan penelitian sejenis sehingga dapat menambah pengetahuan

dan referensi.

Page 9: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Konsep Simantri

Simantri atau lebih dikenal dengan sebutan Sistem Pertanian Terintegrasi

memiliki arti yaitu upaya terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi

pertanian karena merupakan pengembangan model percontohan dalam percepatan

alih teknologi kepada masyarakat pedesaan. Program Simantri ini

mengintegrasikan kegiatan sektor pertanian dengan sektor pendukung baik secara

vertikal maupun horizontal. Khususnya di sektor perkebunan, sektor industri dan

lainnya sesuai potensi masing-masing wilayah yang akan menerapkan program

Simantri ( Distan, 2012).

Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha

pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer

dan fuel). Kegiatan utamanya adalah mengintegrasikan usaha budidaya tanaman

dan ternak, dimana limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan

pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah menjadi bio

gas, bio urine, pupuk organik dan bio pestisida ( Distan, 2012).

Maksud dan Kegiatan Simantri :

1. Mendukung berkembangnya diversifikasi usaha pertanian secara terpadu dan

berwawasan agribisnis.

2. Sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan, pengurangan

pengangguran, mendukung pembangunan ramah lingkungan, Bali bersih dan

hijau (clean and green) serta program Bali Organik menuju Bali Mandara.

9

Page 10: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

10

3. Kegiatan utama adalah integrasi tanaman dan ternak dengan kelengkapan :

unit pengolah kompos, pengolah pakan, instalasi bio urine dan biogas .

4. Dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan target peningkatan

pendapatan petani pelaksana

Kriteria Lokasi Kegiatan Simantri :

1. Desa yang memiliki potensi pertanian dan memiliki komoditi unggulan

sebagai titik ungkit.

2. Terdapat Gapoktan yang mau dan mampu melaksanakan kegiatan terintegrasi.

3. Dapat dilaksanakan pada desa dengan Rumah Tangga Miskin (RTM) yang

memiliki SDM dan potensi untuk pengembangan agribisnis.

Dengan pengembangan Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) antara

sektor pertanian dengan sektor peternakan dengan kompeherensif, prinsip ramah

lingkungan dan berbasis pada sumber daya lokal, diharapkan potensi lokal yang

selama ini belum dimanfaatkan secara optimal akan bisa termanfaatkan dengan

maksimal. Sehingga pada akhirnya akan tercipta pola pertanian yang mandiri,

komperhensif, ramah lingkungan, berbasis pada sumber daya lokal, melembaga

dan berkesinambungan. Hal itu dibarengi dengan meningkatnya pendapatan

perekonomian petani dan peningkatan kesejahteraan petani (Distan, 2012).

2.2. Pengertian Kewirausahaan

Menurut Suryana (2003) kewirausahaan merupakan kemampuan dalam

menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya

dengan cara-cara baru dan berbeda seperti : 1) pengembangan teknologi baru, 2)

Page 11: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

11

penemuan pengetahuan ilmiah baru, 3) perbaikan produk barang dan jasa yang

ada, 4) penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan

sumber daya yang lebih efisien. Kreativitas adalah kemampuan mengembangkan

ide baru dan berbeda dalam pemecahan masalah maupun menemukan peluang

(doing new think). Sesuatu yang baru dan berbeda dapat berbentuk hasil seperti

barang dan jasa, dan juga dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara.

Menurut Griffin (2004) kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengambilan resiko dari suatu

usaha bisnis. Seorang wirausahawan adalah seorang yang terlibat dalam

kewirausahaan. Wirausahawan memulai bisnis baru dengan suatu bisnis kecil

sebagai suatu bisnis yang dimiliki secara pribadi oleh seorang individu atau suatu

kelompok kecil individu yang memiliki penjualan dan aktiva yang tidak cukup

besar untuk dapat mempengaruhi lingkungannya.

Kewirausahaan merupakan aspek yang sangat penting tidak hanya bagi

pelaksanaan suatu kegiatan usaha (bisnis) tetapi juga dalam menghadapi berbagai

kegiatan kehidupan sehari-hari. kewirausahaan mencerminkan kualitas dan

kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan dan resiko, memanfaatkan

peluang, dan mencapai keberhasilan. Kewirausahaan merupakan kemampuan

seseorang dalam menghadapi lingkungannya, yang ditunjukkan oleh serangkaian

sikap dan prilaku. Bagaimana seseorang memandang suatu kejadian, mengambil

keputusan atas dasar pandanganya, bertindak mewujudkan keputusannya, dan

menerima konsekwensi dari tindakan tersebut sebagai bagian dari proses

penghimpunan pengetahuan dan keterampilan (Supartha dan Ramantha, 2010).

Page 12: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

12

Wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang mempunyai sifat

kewirausahaan, yakni kemampuan seseorang untuk melihat peluang-peluang

bisnis, mengelola, dan memanfaatkannya (kreatif), dengan gagasan-gagasan yang

senantiasa baru (inovatif), serta melembagakan dalam suatu perusahaan miliknya

dengan resiko yang telah diperhitungkan untuk mencapai nilai tambah dan

kesejahteraan (Supartha, 2005).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa seorang wirausahawan yang berhasil biasanya memiliki motivasi untuk

maju, mental yang kuat, kreatif dan inovator, kemampuan menjalin hubungan

antar manusia, memiliki kemampuan berkomunikasi dan memiliki pengetahuan

teknis yang baik dalam menciptakan nilai tambah dari peluang usaha yang ada.

2.3. Sifat atau Jiwa Kewirausahaan

Sifat terdapat dalam diri seseorang dan cenderung permanen. Sifat bersifat

umum, tidak terkait dengan obyek tertentu atau situasi tertentu. Sifat mempunyai

kapasitas untuk menuntun pembentukan tingkah laku yang konsisten. Sifat tidak

dapat diamati secara langsung tetapi dapat diamati dari tingkah lakunya. Dalam

diri seorang wirausahawan terdapat beberapa sifat atau jiwa yang khas. Sifat-sifat

tersebut mampu mengantarkan keberhasilan dalam mengelola perusahaan, dan

sifat-sifat itu pula dapat menentukan kadar kewirausahaan seseorang.

Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat ke depan.

Melihat ke depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh

perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya.

Page 13: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

13

Menurut Alma, 2007 sebagai wirausahawan harus memiliki ciri atau sifat seperti

percaya diri, berorientasikan tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan,

keorisinilan, berorientasi ke masa depan, dan kreatifitas.

Berbagai sumber pustaka mengemukakan sifat-sifat itu secara bervariasi,

tetapi secara umum dapat diidentifikasikan beberapa sifat atau jiwa kewirausahaan

(Supartha dan Ramantha, 2010), yaitu :

1. Sifat instrumental, sifat yang dalam berbagai situasi selalu dapat

memanfaatkan segala sesuatu yang ada dilingkungan (yang dipandangnya

sebagai alat) untuk membantu mencapai tujuan pribadi atau usaha.

2. Sifat prestatif, dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik lebih efektif

dibandingkan dengan sebelumnya, selalu ingin mencapai hasil yang lebih

baik. baginya yang penting adalah proses mencapai prestasi itu.

3. Sifat keluwesan bergaul, selalu aktif bergaul dan cepat menyesuaikan diri

dalam pergaulan, berusaha untuk terlibat dengan teman-temannya yang

ditemui dalam kegiatan sehari-hari. Selalu tampil dengan wajah ramah,

akomodatif terhadap berbagai ajakan untuk berdialog, dan baik pengendalian

emosinya.

4. Sifat pengambil resiko, selalu memperhatikan kemungkinan keberhasilan dan

kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan. Segala

tindakan diperhitungkan dengan cermat, dan selalu mencoba mengantisipasi

kemungkinan adanya hambatan-hambatan yang dapat menggagalkan

usahanya.

Page 14: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

14

5. Sifat swakendali, selalu mengacu kepada kekuatan dan kelemahan pribadi

serta batas-batas kemampuan dalam menghadapi berbagai situasi dan usaha.

Dia tahu persis kapan saatnya harus bekerja keras, saat berhenti bekerja, dan

harus mengubah strategi dalam bekerja bila menghadapi hambatan.

6. Sifat kerja keras, selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah

sebelum pekerjaan selesai, lebih suka mengisi waktu dengan perbuatan yang

nyata untuk mencapai tujuan.

7. Sifat keyakinan diri, selalu percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu

dalam bertindak, serta cenderung melibatkan diri secara langsung dalam

berbagai situasi.

8. Sifat inovatif, selalu mendekati masalah dengan cara-cara baru yang lebih

bermanfaat, dan sangat terbuka dengan hasil penemuan terbaru.

9. Sifat kreatif, selalu mempunyai gagasan baru dan melakukan langkah tindakan

tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.

10. Sifat kepemimpinan, selalu berusaha mempengaruhi orang lain agar secara

sadar mau melakukan tugas untuk mencapai tujuan, melakukan pembenahan

pada organisasi perusahaannya.

Menurut McGraith & Mac Millan (dalam Kasali, dkk 2010) tujuh sifat atau

karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Action Oriented. Bukan tipe menunda, wait &see, atau membiarkan sesuatu

(kesempatan) berlalu begitu saja. Ia tidak menunggu segala sesuatunya jelas

dulu atau budgetnya ada dulu. Mereka adalah seorang yang ingin segera

Page 15: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

15

bertindak sekalipun situasinya tidak pasti, bagi mereka resiko adalah bukan

untuk dihindari melainkan dihadapi dan ditaklukkan.

2. Berpikir simple. Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks,

mereka selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi,

mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang

kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan

masalah satu demi satu secara bertahap.

3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru. Untuk usaha-usaha yang baru

mereka selalu mau belajar yang baru membentuk jaringan dari bawah dan

menambah landscape atau scope usahanya.

4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi. Seorang wirausaha bukan hanya

awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang atau memiliki

penciuman yang kuat terhadap keberadaan peluang itu. Peluang bukan hanya

dicari, melainkan diciptakan, dibuka dan diperjelas. Karena wirausaha

melakukan investasi dan menanggung resiko, maka wirausahawan harus

memiliki disiplin yang tinggi.

5. Hanya mengambil peluang yang terbaik. Seorang wirausaha pada waktunya

akan menjadi sangat awas dan memiliki penciuman yang tajam. Namun

usahawan yang sejati hanya akan mengambil peluang yang terbaik.

6. Fokus pada eksekusi. Seorang wirausaha bukanlah seorang yang hanya

bergelut dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesa melainkan seorang

yang fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran

atau berputar-putar dalam pikiran penuh keragu-raguan.

Page 16: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

16

7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti. Seorang

wirausahawan tidak bekerja sendirian. Ia menggunakan tangan dan pikiran

banyak orang, baik dalam perusahaannya sendiri maupun dari luar. Mereka

membangun jaringan daripada melakukan semua impiannya sendiri

Menurut peneliti berdasarkan uraian diatas sifat jiwa kewirausahaan dapat

disimpulkan sebagai berikut (1) Sifat instrumental yaitu selalu memanfaatkan

sesuatu di lingkungan, (2) sifat prestatif yaitu selalu ingin mencapai hasil yang

lebih baik, (3) sifat keluwesan bergaul yaitu dapat berinteraksi dengan teman-

temannya, (4) sifat pengambil resiko yaitu tidak khawatir dalam menghadapi

situasi yang serba tidak pasti, (5) sifat swakendali yaitu mengacu pada kekuatan

dan kelemahan pribadi sehinga bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakan,

(6) sifat kerja keras yaitu tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai, (7)

sifat keyakinan diri yaitu percaya pada kemampuan diri dan tidak ragu-ragu, (8)

sifat inovatif yaitu mencari cara-cara untuk memperbaiki kinerjanya, (9) sifat

kreatif yaitu mempunyai gagasan baru dan menemukan peluang-peluang baru,

(10) sifat kepemimpinan yaitu dapat mempengaruhi anggota dalam melakukan

tugas, (11) Sifat berorientasi pada tindakan (action oriented) yaitu tidak suka

menunda pekerjaan, (12) sifat berpikir sederhana (simple) yaitu berpikir sederhana

dalam menghadapi masalah dengan menyelesaikannya satu demi satu secara

bertahap, (13) sifat fokus pada usaha yang digeluti yaitu selalu bertekad

mencurahkan segenap demi pengembangan usaha yang digeluti

Jiwa kewirausahaan tidak lagi dipandang sebagai suatu yang dibawa

seseorang sejak lahir, tetapi diperoleh dalam proses pembentukan kepribadiannya,

Page 17: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

17

sehingga setiap orang berpeluang menjadi wirausahawan yang berhasil.

Keberhasilan tersebut tergantung sejauh mana seseorang tekun mengembangkan

pengetahuan maupun keterampilan, terutama pada sikap mental dan

kepribadiannya.

2.4. Manajemen Agribisnis

Agribisnis berasal dari kata Agribusinees, dimana Agri = Agriculture

artinya pertanian dan Business artinya usaha atau kegiatan yang menghasilkan

keuntungan. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai

usaha atau kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi pada

keuntungan. Jika didefiniskan secara lengkap agribisnis adalah kegiatan yang

berhubungan dengan penanganan komuditi pertanian dalam arti luas, yang

meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan

masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran

pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. (Antara, 2005)

Setiap subsistem agribisnis terdiri dari bermacam-macam aktivitas atau

kegiatan berorientasi bisnis (keuntungan). Agar setiap aktivitas mencapai

keberhasilan maka memerlukan pengorganisasian yang baik. Sedangkan

pengorganisasian yang baik adalah organisasi yang menerapkan unsur-unsur

manajemen. Jadi menurut Antara (2005) Manajemen Agribisnis adalah penerapan

unsur-unsur manajemen dalam organisasi agribisnis, sehingga aktivitas agribisnis

dapat mencapai tujuan organisasi, misalnya efisiensi alokasi sumber daya, biaya

minimal, keuntungan maksimal, perluasan kesempatan kerja, peningkatan

Page 18: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

18

produksi, memenangkan persaingan, perluasan wilayah pemasaran dan

sebagainya.

Manajemen agribisnis pada prinsipnya adalah penerapan manajemen

dalam sistem agribisnis. Oleh karena itu, seseorang yang hendak terjun dibidang

agribisnis harus memahami konsep-konsep manajemen dalam agribisnis yang

meliputi pengertian manajemen, fungsi-fungsi manajemen, tingkatan manajemen,

prinsip-prinsip manajemen dan bidang-bidang manajemen (Firdaus, 2007).

Akan tetapi mengingat adanya karakteristik agribisnis yang khas (unique)

maka manajemen agribisnis harus dibedakan dengan manajemen lainnya.

Beberapa hal yang membedakan manajemen agribisnis dari manajemen lainnya

(Downey dan Erickson,1992) ialah sebagai berikut (1) Keanekaragaman jenis

bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis, yaitu dari para produsen dasar ke

konsumen akhir akan melibatkan hampir setiap jenis perusahaan bisnis yang

pernah di kenal oleh peradaban, (2) Besarnya pelaku agribisnis, (3) Hampir semua

agribisnis terkait erat dengan pengusaha tani, baik langsung maupun tidak

langsung (4) Keanekaragaman skala usaha di sektor agribisnis, dari yang berskala

usaha kecil sampai dengan perusahaan besar, (5) Persaingan pasar yang ketat,

khususnya pada agribisnis skala kecil; dimana penjualan berjumlah banyak,

sedangkan pembeli berjumlah sedikit, (6) Falsafah cara hidup (the way of life)

tradisional yang dianut para pelaku agribisnis cenderung membuat agribisnis lebih

tradisional daripada bisnis lainnya, (7) Kenyataan menunjukkan bahwa badan

usaha agribisnis cenderung berorientasi dan dijalankan oleh petani dan keluarga,

(8) Kenyataan bahwa agribisnis cenderung lebih banyak berhubungan dengan

Page 19: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

19

masyarakat luas (9) Kenyataan bahwa produksi agribisnis sangat bersifat

musiman, (10) Kenyataan bahwa agribisnis sangat tergantung dengan lingkungan

eksternal/gejala alam, (11) Dampak dari adanya program dan kebijakan

pemerintah mengena langsung pada sektor agribisnis.

Menurut Reksohadiprodjo, (1992) manajemen bisa berarti fungsi, peranan

maupun keterampilan. Untuk mencapai tujuan, manajer menggunakan sumber

daya dan melaksanakan empat fungsi manajerial utama, yaitu :

1. Perencanaan (Planning)

Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk

mencapai tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama

manajemen dan meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam

planning, manajer memperhatikan masa depan, mengatakan “Ini adalah apa yang

ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya”.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik

setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang

berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap

aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan

siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas.

3. Pelaksanaan dan pengembangan (Actuating)

Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana

seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut

Page 20: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

20

bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat

mewujudkan tujuan.

4. Pengawasan (Controling)

Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Hal ini

membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika

terjadi perbedaan yang signifikan antara kinerja aktual dan yang diharapkan,

manajer harus mengambil tindakan yang sifatnya mengoreksi. Misalnya

meningkatkan periklanan untuk meningkatkan penjualan.

Manajemen Agribisnis dapat bergerak dalam kegiatan apa saja yang ada

kaitannya dengan penyediaan sarana produksi, proses produksi, pengolahan,

dan/atau pemasaran hasil-hasil pertanian. Meskipun sebagian besar Manajemen

agribisnis di Indonesia dikelola dengan dan dikendalikan oleh satu atau beberapa

orang saja, tetapi agribisnis yang sebenarnya dilakukan oleh perusahaan-

perusahaan yang mempekerjakan sekelompok orang bahkan ribuan orang dengan

tujuan untuk menghasilakan laba.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan manajemen agribisnis

adalah merupakan suatu proses pencapaian tujuan usaha agribisnis dengan

mengkoordinir dan mengintegrasikan segala sumber daya yang dimiliki secara

efektif dan efisien. Suatu manajemen bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi

di atas bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada salah satu fungsi manajemen

akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan mengakibatkan tidak

tercapainya proses yang efektif dan efisien.

Page 21: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

21

2.5. Indikator Keberhasilan Program Simantri

Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) adalah upaya terobosan dalam

mempercepat adopsi teknologi pertanian karena merupakan pengembangan model

percontohan dalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat perdesaan.

Untuk menilai keberhasilan kegiatan Simantri, ada ukuran keberhasilan yang akan

dipantau secara berkala yaitu indikator keberhasilan Simantri (Distan, 2012).

Indikator Keberhasilan SIMANTRI :

1. Berkembangnya kelembagaan dan SDM baik petugas pertanian maupun

petani.

Kelembagaan pada Simantri diarahkan untuk mendukung peningkatan

pengembangan pertanian/pangan organik dengan cara koordinasi antar instansi

baik pendamping atau penyuluh, mendorong berkembangnya kelembagaan

sertifikasi dan pengawasan serta peningkatan kelembagaan di tingkat kelompok

tani.

Pengembangan SDM dapat diarahkan dalam rangka peningkatan intensitas

dan kualitas serta pelayanan dalam pengembangan pertanian terintegrasi, serta

peningkatan kapasitas pelaku usaha pertanian terintegrasi, baik dalam bidang

budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran, penelitian dan

pengembangan usaha.

2. Terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi usaha

pertanian dan industri rumah tangga.

Diversifikasi usaha agribisnis di Gapoktan Simantri dapat dikembangkan

secara terintegrasi yaitu dengan pengembangan kegiatan pengolahan hasil

Page 22: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

22

pertanian/perkebunan. Menurut Sanim, 1990 diversifikasi adalah suatu upaya

untuk mendapatkan tambahan keuntungan atau upaya untuk memperoleh nilai

tambah dari penganekaragaman output.

Melalui penerapan diversifikasi akan dapat memperluas kesempatan kerja

dan peningkatan pendapatan bagi kelompok rumah tangga buruh dan petani

berlahan sempit. Mereka merupakan kelompok termiskin di perdesaan. Adanya

kenaikan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan di luar usahatani setidaknya

dapat membantu meningkatkan pendapatan dan memperbaiki tingkat

kesejahteraan rumah tangga tani (Mubyarto, 1985).

3. Berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani

Intensifikasi adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-

baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian sedangkan ektensifikasi adalah usaha

meningkakan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan baru. Dengan adanya

intensifikasi dan ekstensifikasi diharapkan Gapoktan Simantri dapat

meningkatkan pengolahan lahan dan memperluas lahan pertanian serta

penganekaragaman produk pertanian agar bisa meningkatkan hasil pertaniannya.

4. Meningkatnya insentif berusaha tani melalui peningkatan produksi dan

efisiensi usaha tani

Terjadinya integrasi kegiatan usaha antara pengembangan tanaman dan

ternak, serta kegiatan lainya seperti meningkatnya produksi/produktivitas usaha

tani melalui efisiensi pengolahan pakan, pupuk organik, biogas, pengolahan dan

pemasaran hasil secara berkelompok sehingga meningkatnya petani dalam

berusaha tani baik itu pribadi maupun kelompok.

Page 23: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

23

5. Tercipta dan berkembangnya pertanian organik menuju green economic.

Pengembangan pertanian organik yang merupakan sistem produksi

pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa

sintetik baik pupuk, zat tubuh maupun pestisida. Petani sudah mulai menggunakan

hasil olahan pupuk organik yang mereka produksi dari program Simantri dan

menerapkan ke lahan mereka masing-masing. Dengan adanya pertanian organik

petani bisa menghasilkan output yang terbaik dan hasilnya mereka bisa pasarkan

dengan harga yang relatif tinggi sehingga bisa terbentuk suatu usaha kecil baik di

kelompok maupun petani perorangan.

6. Berkembangnya lembaga usaha ekonomi perdesaan.

Tumbuhnya kelompok usaha agribisnis yang maju, berdaya saing yang

mandiri sehingga mampu menjadi lembaga penggerak ekonomi di perdesaan.

Dengan adanya kelompok yang aktif akan terbentuk UMKM, unit simpan pinjam

kecil di kelompok maupun koperasi dalam Gapoktan.

7. Peningkatan pendapatan petani.

Sejak diberikan bantuan program Simantri oleh Pemerintah, dengan

harapan pendapatan dari kegiatan usahatani dapat meningkatkan pendapatan

keluarga petani atau memilik target penghasilan dua juta per bulan. Peningkatan

pendapatan anggota kelompok tani pelaksana Simantri dapat dihitung dari

pendapatan rata-rata sebelum menerima paket program Simantri dan setelah

menerima sampai mengoperasikan bantuan penguatan modal sampai periode 5

tahun yaitu dengan menghitung setiap tambahan penerimaan setiap siklus

Page 24: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

24

produksi budidaya (ternak-ikan-tanaman), siklus produksi pengolahan limbah

(biogas, biourine dan pupuk), maupun siklus pemasaran dari produk Simantri.

2.6. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan

usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai

peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani

lainnya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan

aksesibilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha, misalnya

lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran, terhadap

lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber informasi.

Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan

ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsi-fungsi lainnya serta

memiliki peran penting terhadap pertanian (Deptan, 2007)

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai kumpulan beberapa

kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala

ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan terdiri atas kelompok tani yang ada dalam

wilayah suatu wilayah administrasi Desa atau yang berada dalam satu wilayah

aliran irigasi petak pengairan tersier. Kelompok tani tersebut antara lain terdiri

dari kelompok tani subak, kelompok tani tegalan, kelompok tani ternak, kelompok

tani ikan, kelompok tani kehutanan, dan kelompok tani perkebunan.

Page 25: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

25

2.7. Kelompok Tani

Kelompok Tani adalah kumpulan petani atau peternak yang dibentuk atas

dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,

sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha

anggota. Jumlah anggota kelompok tani terdiri atas 20 orang atau disesuaikan

dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usaha taninya (Deptan, 2007).

Kelembagaan petani (kelompok tani) mempunyai fungsi: sebagai wadah

proses pembelajaran, wahana kerja sama, unit penyedia sarana dan prasarana

produksi, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran, serta unit jasa

penunjang.

1. Kelas Belajar, wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tumbuh dan berkembangnya

kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat,

pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.

2. Wahana Kerjasama, untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani

dalam kelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan pihak lain. sehingga

usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman,

tantangan, hambatan dan gangguan,

3. Unit Produksi, Usahatani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus

dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk

mencapai skala ekonomi, baik dari segi kuantitas, kualitas maupun

kontinuitas.

Page 26: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

26

2.8. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang terkait dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan peneliti lainnya. Hasil-hasil penelitian terdahulu tentu

sangat relevan sebagai referensi ataupun pembanding, karena terdapat beberapa

kesamaan prinsip, walaupun dalam beberapa hal terdapat perbedaan. Penggunaan

hasil-hasil penelitian sebelumnya dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang

lebih jelas dalam kerangka dan kajian penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu

yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah :

Disertasi Sanjaya (2013) yang berjudul “Efektivitas Penerapan Simantri

dan Pengaruhnya terhadap Peningkatan Pendapatan Petani-Peternak di Bali”.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kondisi penerapan Simantri di Bali;

(2) menganalisis pengaruh kualitas SDM petani-peternak dan kelompok Simantri

terhadap penerapan penerapan usaha peternakan sapi, tanaman pangan dan

penerapan usaha pengolahan limbah ternak sapi; (3) mengetahui efektivitas

penerapan Simantri; (4) menganalisis pengaruh dominan diantara penerapan usaha

peternakan sapi, penerapan usaha tanaman pangan, dan penerapan usaha

pengolahan limbah ternak sapi terhadap efektivitas penerapan Simantri; serta (5)

menganalisis pengaruh efektivitas penerapan Simantri terhadap pendapatan

petani-peternak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) tingkat penerapan

Simantri secara rata-rata tergolong sangat tinggi; (2) kualitas SDM petani-

peternak terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan usaha

peternakan sapi, penerapan usaha tanaman pangan dan usaha penerapan

pengolahan limbah ternak sapi. Sedangkan kondisi Gapoktan Simantri secara

Page 27: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

27

statistik berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ketiganya; (3)

efektivitas penerapan Simantri secara rata-rata tergolong kurang efektif, hanya

8,70% responden yang sangat efektif; (4) penerapan usaha peternakan sapi,

penerapan usaha tanaman pangan dan penerapan pengolahan usaha limbah ternak

sapi terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penerapan

Simantri. Penerapan pengolahan limbah ternak sapi terbukti merupakan variabel

yang paling dominan berpengaruh terhadap efektivitas penerapan Simantri; (5)

efektivitas penerapan Simantri terbukti berpengaruh positif dan signifikan

terhadap peningkatan petani-peternak.

Tesis Antari (2006) yang berjudul “Penerapan Sistem Integrasi Usahatani

Kopi Arabika-Jeruk-Ternak Sapi di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli

Provinsi Bali”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan sistem

integrasi dan kelayakan sistem integrasi usahatani kopi arabika-jeruk-ternak sapi

di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, utamanya dilihat dari segi aspek

finansial dan non finansial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan

sistem integrasi usahatani ini termasuk pola integrasi sederhana-tradisional.

Dilihat dari hasil perhitungan analisis finansial melalui kriteria investasi

menunjukkan bahwa sistem integrasi ini layak untuk diusahakan, hal ini dilihat

dari net B/C rasio lebih besar dari satu yaitu sebesar 2,36, nilai NPV positif yaitu

sebesar Rp 218.337.941,00 dan nilai IRR lebih besar dari 18% yaitu sebesar 86%.

Hasil analisis non finansial menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan respon

petani terhadap aspek pasar, teknis, sosial-ekonomi dan lingkungan yaitu sebesar

84,13% dengan kategori “sangat setuju”, hal tersebut menunjukkan bahwa respon

Page 28: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

28

petani dalam penerapan sistem integrasi usahatani kopi arabika-jeruk-ternak sapi

yang dilihat dari ke empat aspek dapat diterima oleh petani itu sendiri.

Tesis Wijayanti (2011) yang berjudul “Jiwa Kewirausahaan Pengurus

Gapoktan, Penerapan Manajemen Agribisnis dan Keberhasilan Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kecamatan Banjarangkan

Kabupaten Klungkung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar jiwa

kewirausahaan, penerapan manajemen agribisnis pengurus Gapoktan dan tingkat

keberhasilan PUAP, serta hubungan dan pengaruh antara jiwa kewirausahaan dan

penerapan manajemen agribisnis dengan keberhasilan PUAP di Kecamatan

Banjarangkan Kabupaten Klungkung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

(1) kadar jiwa kewirausahaan yang dimiliki pengurus Gapoktan di Kecamatan

Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, termasuk dalam kategori baik. (2)

Penerapan manajemen agribisnis yang diterapkan pengurus Gapoktan di

Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten klungkung, termasuk dalam kategori baik.

(3) Tingkat keberhasilan program PUAP di Kecamatan Banjarangkan tergolong

dalam kategori cukup berhasil. (4) Antara jiwa kewirausahaan dengan

keberhasilan PUAP ada hubungan nyata. Hal ini dimungkinkan karena sifat-sifat

kewirausahaan tersebut menjadi pendorong atau niat bagi kemauan dan

kemampuan para pengurus Gapoktan untuk berhasil. (5) Terdapat pengaruh

sangat nyata dari jiwa kewirausahaan dan penerapan manajeman agribisnis oleh

pengurus Gapoktan terhadap keberhasilan PUAP.

Tesis Udayani (2010) yang berjudul “Hubungan Antara Jiwa

kewirausahaan dengan keberhasilan Usaha Agribisnis (Kasus Pada Usaha

Page 29: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

29

Peternakan Ayam Ras Pedaging di Bali). Dalam penelitian ini dibahas mengenai

bagaimana kadar jiwa kewirausahaan peternak ayam ras pedaging di Bali,

bagaimana hubungan antara jiwa kewirausahaan, kemampuan penerapan usaha

agribisnis dan karakteristik peternak, terhadap keberhasilan usaha agribisnis ayam

ras pedaging, serta bagaimana pengaruh jiwa kewirusahaan, kemampuan

penerapan usaha agribisnis dan karakteristik peternak terhadap keberhasilan usaha

agribisnis ayam ras pedaging. Berdasarkan analisis statistik diperoleh bahwa

hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan kemampuan penerapan usaha

agribisnis adalah sangat nyata, antara jiwa kewirausahaan dengan karakteristik

peternak adalah sangat nyata, hubungan antara kemampuan penerapan usaha

agribisnis dengan karakteristik peternak, jiwa kewirausahaan dengan keberhasilan

usaha agribisnis, dan kemampuan penerapan usaha agribisnis dengan keberhasilan

usaha agribisnis adalah sangat nyata. Sedangkan hubungan antara karakteristik

peternak dengan keberhasilan usaha agribisnis diperoleh berhubungan nyata.

Secara simultan semua variabel bebas memiliki pengaruh yang sangat nyata

terhadap keberhasilan usaha agribisnis, secara parsial, ditemukan bahwa jiwa

kewirausahaan dan karakteristik peternak berpengaruh sangat nyata, sedangkan

kemampuan penerapan usaha agribisnis berpengaruh nyata. Secara dominan,

dengan menggunakan metode langkah bijak, ditemukan bahwa jiwa

kewirausahaan yang paling dominan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha

agribisnis diikuti oleh karakteristik peternak.

Tesis Sukarta (2010) yang berjudul “Pengaruh Lingkungan, Sifat

Kewirausahaan, dan Motivasi Wirausaha Terhadap Pembelajaran Wirausaha Serta

Page 30: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

30

Kinerja Usaha” Penelitian ini bertujuan untuk melihat signifikansi pengaruh baik

langsung maupun tak langsung dari masing-masing variabel eksogen terhadap

variabel endogen. Dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan jauh

tidak memberikan dukungan yang positif bagi usaha, sedangkan lingkungan

industri dan internal cukup baik. Lingkungan usaha tidak berpengaruh secara

langsung terhadap pembelajaran wirausaha, lingkungan usaha memiliki pengaruh

langsung yang signifikan terhadap motivasi usaha, lingkungan usaha tidak

berpengaruh terhadap pembentukan sifat kewirausahaan, sifat wirausaha

mempengaruhi pembelajaran wirausaha dan motivasi usaha secara langsung,

namun terhadap pertumbuhan usaha pengaruhnya tidak secara langsung,

pembelajaran wirausaha dan pertumbuhan usaha dipengaruhi secara langsung dan

signifikansi oleh motivasi usaha, pembelajaran wirausaha memberikan pengaruh

secara langsung kepada kinerja usaha.

Selanjutnya jurnal yang membahas mengenai program sistem pertanian

terintegrasi (Simantri) yang berhubungan dengan penelitian ini adalah :

Budiasa, dkk. (2012) yang berjudul “Programasi Linier untuk

Memaksimalkan Pendapatan Usahatani Terintegrasi. Penelitian ini dilakukan pada

Gapoktan Simantri Sawitra Werdi Karya di Desa Gerokgak Kabupaten Buleleng.

Teknologi produksi pangan melalui sistem usahatani terintegrasi yang

dioperasikan petani berdasarkan sumber daya yang tersedia dan tingkat teknologi

usahatani yang ada sudah berjalan secara optimal. Temuan ini sejalan dengan

hasil penelitian Schultz (Hayami & Ruttan,1985), yang menyatakan bahwa petani

kecil dan miskin di negara sedang berkembang, secara ekonomi, rasional dalam

Page 31: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

31

menglokasikan sumberdaya pada ketersediaan sumberdaya dan teknologi yang

ada. Pada skala usahatani 0,58 hektar, yang dioperasikan secara optimal, petani

memperoleh pendapatan maksimal sebesar Rp 21.658.160/tahun.

Budiasa, dkk. (2011) yang berjudul “Optimasi Sistem Usahatani

Terintegrasi : Analisis Pemrograman Linier” penelitian ini dilakukan di Kelompok

Tani Purna Gopala di Desa Tegal tugu, Kabupaten Gianyar. Dari hasil analisis

sistem usaha tani seluas 0,45 ha pada Kelompok Tani Purna Gopala, diperoleh

pendapatan aktual dengan pendekatan gross margin sebesar Rp

26.401.297,31/tahun. Selanjutnya analisis optimasi dengan bantuan BLPX88

memberikan pendapatan maksimal sebesar Rp 26.435.430,00/tahun. Berdasarkan

hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa petani/peternak pada Kelompok

Tani Purna Gopala sudah optimal dalam mengoperasikan sistem usahatani

terintegrasi dengan mengusahakan padi pada MT1 dan MT3, rumput raja sepanjang

tahun, jagung pada MT2, kacang tanah pada MT2 dan usaha penggemukan sapi

sepanjang tahun.

Subiharta (2006) yang berjudul “ Teknologi Sistem Usahatani Integrasi

Tanaman dan Ternak Berbasis Tanaman Pangan di Lahan Kering”. Salah satu

indikator keberhasilan dalam usahatani integrasi tanaman dengan ternak adalah

seberapa besar kontribusi peningkatan pendapatan rumah tangga petani dari

usahatani yang dilakukan, baik dari komponen tanaman, komponen ternak

maupun komponen usaha lain yang berkaitan dengan usahatani bersangkutan.

Dari hasil analisa pendapatan pada pola petani pendapatan yang diperoleh sebesar

Rp. 1.371.302,- sedangkan pada pola introduksi pendapatan yang diperoleh jauh

Page 32: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

32

lebih tinggi dari pendapatan petani yaitu sebesar Rp. 5.511.700,- yang berarti

dengan adanya introduksi teknologi varietas, pemupukkan dan cara tanam serta

pengendalian hama dan penyakit terpadu dapat meningkatkan hasil sebesar Rp.

4.140.398 16. Jadi Integrasi tanaman dan ternak dengan penggunaan varitas

unggul yang diikuti dengan introduksi teknologi pada tanaman padi gogo dan

kacang tanah, perbaikan pakan dan pemanfaatan sumber daya lokal dapat

menekan biaya dan meningkatkan produksi yang akhirnya berdampak pada

peningkatan pendapatan petani.

Guntoro, dkk (2010) yang berjudul “Optimalisasi Integrasi Usahatani

Kambing dengan Tanaman Kopi” Penelitian dilakukan di desa Bongancina

Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng dengan menguji 2 (dua) komponen

teknologi, yakni (1) pemanfaatan limbah kopi untuk pakan kambing dan (2)

pemanfaatan limbah (kotoran) kambing untuk pupuk tanamam kopi. Hasil

penelitian menunjukkan Fermentasi limbah kopi dengan inokulan Aspergillus

niger dapat meningkatkan kandungan gizi terutama protein bahan.Pemberian

tepung limbah kopi terfermentasi pada anak kambing sebagai pakan tambahan

dapat meningkatkan pertumbuhan secara nyata dan menekan angka mortalitas.

Sedangkan pengolahan kotoran kambing dengan Rummino Bacillus menghasilkan

kompos yang kualitasnya lebih baik dibanding kompos hasil pengolahan secara

konvensional. Penggunaannya pada tanaman kopi dapat meningkatkan

produktivitas kopi gelondongan dan kopi beras secara nyata serta meningkatkan

kualitas fisik biji kopi

Page 33: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

33

Soedjana (2007) “Sistem Usaha Tani Terintegrasi Tanaman-Ternak

Sebagai Respons Petani Terhadap Faktor Risiko” Tujuan suatu rumah tangga

petani dalam menjalankan usaha tani adalah untuk memaksimalkan keuntungan

atau untuk keamanan dengan cara meminimalkan risiko. Hal ini menunjukkan

konsistensi dari kedua tujuan berusaha tani, yaitu memaksimalkan keuntungan

atau meminimalkan risiko. Alasan tersebut sebenarnya telah tercakup dalam

keinginan untuk memaksimalkan penerimaan dan meminimalkan risiko, serta

keinginan mengambil manfaat dari usaha tani campuran yang memiliki dasar

rasional yang jelas. Istilah risiko lebih banyak digunakan dalam konteks

pengambilan keputusan, karena risiko diartikan sebagai peluang akan terjadinya

suatu kejadian buruk yang disebabkan oleh suatu tindakan. Dengan demikian,

identifikasi sumber risiko sangat penting dalam proses pengambilan keputusan.

Page 34: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

34

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Kegiatan pertanian merupakan upaya manusia mengelola sumber daya

alam yaitu lahan, air, tanaman dan hewan yang dapat dibudidayakan manusia

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terhadap pangan dan energi sehingga dapat

hidup secara layak menurut peradaban dan nilai-nilai sosial budaya yang

berkembang. Peran sektor pertanian sangat penting dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pertanian selain memproduksi bahan pangan kebutuhan

masyarakat, juga bisa menghasilkan produk pertanian yang bisa di ekspor untuk

dapat menambah pendapatan petani dan devisa negara. Disamping itu sektor

pertanian mampu menyerap banyak tenaga kerja, sehingga dapat menekan angka

pengangguran.

Berdasarkan potensi wilayah Provinsi Bali dengan kesuburan lahan,

ketersediaan sumber daya air dan faktor-faktor klimatologis yang sesuai untuk

kegiatan pertanian dan didukung oleh aspek sosial budaya masyarakat akan

memberikan peluang untuk pengembangan kegiatan pertanian. Oleh karena itu

Pemerintah Provinsi Bali bertekad mengembangkan program agribisnis terpadu di

perdesaan sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan dan mendorong

pengembangan pertanian organik, melalui pengelolaan potensi unggulan daerah

dalam program pengembangan pertanian terintegrasi Provinsi Bali.

Tujuan Program Simantri dimaksudkan untuk meningkatkan pola integrasi

dan kemitraan baik intern sektor pertanian, maupun antara sektor pertanian

34

Page 35: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

35

dengan sektor non pertanian; memfokuskan kegiatan pada satu kawasan secara

terpadu; mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dalam mendukung

Bali Organik; dan meningkatkan pendapatan petani baik dalam sektor pertanian,

perkebunan, peternakan dan perikanan (Distan, 2012).

Program Simantri sebenarnya bukanlah program yang semata-mata

memperioritaskan kegiatan pada aspek teknis budidaya tanaman dan ternak, akan

tetapi lebih menitikberatkan pada sistem agribisnis secara utuh. Melalui program

Simantri, petani diharapkan dapat menjalankan kegiatan usahataninya secara

efisien dan efektif, dan dapat memanfaatkan limbah tanaman menjadi pakan

ternak dan limbah ternak menjadi pupuk organik. Dengan demikian, pelaksanaan

usahatani dapat menekan atau meniadakan limbah yang timbul (zero waste).

Selain itu, melalui program Simantri, petani juga diharapkan dapat meningkatkan

pendapatannya dengan menciptakan nilai tambah dari aktivitas usahataninya.

Pelaksanaan program sistem pertanian terintegrasi saat ini banyak terdapat

kendala-kendala di Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan seperti kurangnya

antusiasme para petani dalam melaksanakan program simantri dan mengubah pola

pikir SDM ke arah pertanian organik masih sulit karena masih menerapkan unsur

kimiawi. Selain itu kegiatan pemasaran hasil produk pertanian organik juga

kurang karena kualitas SDM yang rendah tidak aktif dalam mencari informasi.

Untuk memaksimalkan kegiatan Simantri maka diperlukan adanya monitoring dan

bimbingan teknis dari Tim Teknis Provinsi maupun Kabupaten sehingga dengan

adanya pelatihan kelompok mampu menghasilkan SDM yang berjiwa

kewirausahaan.

Page 36: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

36

Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan nilai tambah

di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan

berbeda seperti : 1) pengembangan teknologi baru, 2) penemuan pengetahuan

ilmiah baru, 3) perbaikan produk barang dan jasa yang ada, 4) penemuan cara-

cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya yang

lebih efisien. Sifat jiwa kewirausahaan yang dapat mendorong untuk mau dan

mampu bekerja keras, tekun dan ulet (Suparta, 2005).

Para pelaku agribisnis skala kecil dan menengah seringkali menghadapi

banyak hambatan dalam dalam mengembangkan agribisnisnya. Berbagai faktor

yang mempengaruhinya antara lain antara lain terletak pada kemampuan

kewirausahaan dan penerapan manajemen. Agar setiap aktivitas mencapai

keberhasilan, maka memerlukan penerapan unsur-unsur manajemen. Pada

umumnya prinsip dan pengetahuan manajemen sama untuk semua bisnis, namun

yang membedakannya terletak pada seni menggunakan prinsip dasar manajemen

untuk menjalankan bisnis (Downey dan Erickson, 1992).

Jiwa kewirausahaan dan penerapan manajemen agribisnis pada Gapoktan

di Kabupaten Tabanan diharapkan mampu mendorong tercapainya keberhasilan

dalam program Simantri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan

pendapatan petani. Secara konseptual, alur berfikir dari penelitian ini dapat

dilihati pada Gambar 3.1.

Page 37: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

37

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ”Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan

Manajemen Agribisnis Terhadap Keberhasilan Gapoktan Simantri

di Kabupaten Tabanan

3.2 Kerangka Konsep

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jiwa kewirausahaan

dan manajemen agribisnis terhadap keberhasilan Gapoktan Simantri di Kabupaten

Tabanan. Berdasarkan studi teoritik dan empirik maka dapat disusun kerangka

konseptual tentang variabel-variabel penelitian serta pengaruh maupun hubungan

dari variabel tersebut.

Jiwa kewirausahaan terdiri dari tiga belas indikator yaitu sifat

instrumental, sifat prestatif, sifat keluwesan bergaul, sifat pengambil resiko, sifat

KEBIJAKAN PEMPROV BALI

TERHADAP SIMANTRI

GAPOKTAN SIMANTRI

DI KABUPATEN

TABANAN

SIFAT/JIWA

KEWIRAUSAHAAN

MANAJEMEN

AGRIBISNIS

KEBERHASILAN

SIMANTRI

Page 38: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

38

swakendali, sifat kerja keras, sifat keyakinan diri, sifat inovatif, sifat kreatif, sifat

kepemimpinan, sifat berorientasi pada tindakan (action oriented), sifat berpikir

sederhana (simple) (sederhana), sifat fokus pada usaha yang digeluti.

Manajemen agribisnis terdiri dari empat indikator yaitu perencanaan usaha

agribisnis dalam Simantri, pengorganisasian usaha agribisnis dalam Simantri,

pengembangan usaha agribisnis dalam kegiatan Simantri, pengawasan usaha

agribisnis dalam kegiatan Simantri.

Keberhasilan terdiri dari tujuh indikator yaitu berkembangnya

kelembagaan dan SDM, terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan

diversifikasi usaha pertanian, berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi

usaha tani, meningkatnya insentif berusaha tani melalui peningkatan produksi dan

efisiensi usaha tani, tercipta dan berkembangnya pertanian organik menuju green

economic, berkembangnya usaha ekonomi pedesaan, dan peningkatan pendapatan

petani.

Berdasarkan hal tersebut jadi dua variabel bebas jiwa kewirausahaan dan

manajemen agribisnis diharapkan berpengaruh positif terhadap variabel eksogen

keberhasilan Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan. Berikut ini disajikan pada

Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian.

Page 39: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

39

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian ”Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan

Manajemen Agribisnis Terhadap Keberhasilan Gapoktan Simantri

di Kabupaten Tabanan”

GAPOKTAN SIMANTRI

DI KABUPATEN

TABANAN

KEBERHASILAN SIMANTRI

(Y)

1. Berkembangnya kelembagaan dan

SDM (Y1)

2. Terciptanya lapangan kerja melalui

pengembangan diversifikasi usaha

pertanian (Y2)

3. Berkembangnya intensifikasi dan

ekstensifikasi usaha tani (Y3)

4. Meningkatnya insentif berusaha tani

melalui peningkatan produksi dan

efisiensi usaha tani (Y4)

5. Tercipta dan berkembangnya pertanian

organik menuju green economic (Y5)

6. Berkembangnya usaha ekonomi pedesaan (Y6)

7. Peningkatan pendapatan petani (Y7)

MANAJEMEN AGRIBISNIS

(X2)

1. Perencanaan Usaha Agribisnis dalam Simantri (X2.1)

2. Pengorganisasian Usaha Agribisnis

dalam Simantri (X2.2)

3. Pengembanagan Usaha Agribisnis

dalam Simantri (X2.3)

4. Pengawasan Usaha Agribisnis dalam Simantri (X2.4)

SIFAT/JIWA KEWIRAUSAHAAN

(X1)

1. Sifat Instrumental (X1.1)

2. Sifat Prestatif (X1.2) 3. Sifat Keluwesan Bergaul (X1.3)

4. Sifat Pengambil Resiko (X1.4)

5. Sifat Swakendali (X1.5) 6. Sifat Kerja Keras (X1.6)

7. Sifat Keyakinan Diri (X1.7)

8. Sifat Inovatif (X1.8) 9. Sifat Kreatif (X1.9)

10. Sifat Kepemimpinan (X1.10)

11. Sifat Berorientasi pada tindakan(X1.11) 12. Sifat Berpikir Sederhana (X1.12)

13. Sifat Fokus pada usaha yang digeluti

(X1.13)

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif

REKOMENDASI

Page 40: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

40

3.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, kerangka berpikir dan kerangka konsep

penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Jiwa kewirausahaan berpengaruh positif terhadap keberhasilan pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan.

2. Jiwa kewirausahaan berpengaruh positif terhadap penerapan manajemen

agribisnis Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan.

3. Penerapan manajemen agribisnis berpengaruh positif terhadap keberhasilan

Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan.

Page 41: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

41

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Desain penelitian adalah suatu rancangan model yang dibangun dalam

suatu penelitian, sehingga kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dapat

dilaksanakan dengan baik dan benar untuk mencapai tujuan penelitian. Desain

penelitian mempunyai peranan sangat penting, karena keberhasilan suatu

penelitian sangat dipengaruhi oleh pilihan desain atau model penelitian. Secara

garis besar tujuan penelitian ini untuk menguji hipotesis yang menyatakan

hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih, sehingga penelitian ini

disebut explanatory research design (Sukandarrumidi, 2002).

Penelitian ini merupakan penelitian survai yaitu dengan menggunakan

kuesioner sebagai instrumen utama dalam penelitian. Data yang diperoleh dari

hasil tanggapan responden merupakan data kuantitatif dan kualitatif yang nantinya

akan dianalisis untuk menguji model penelitian dan hipotesis menggunakan

analisis statistik Partial Least Square (PLS).

4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada seluruh Gapoktan Simantri di Kabupaten

Tabanan dari tahun 2009 sampai tahun 2011. Penentuan lokasi ini dengan

pertimbangan yaitu:

1 Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan yang mendapatkan bantuan

program Simantri di Bali.

41

Page 42: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

42

2 Beberapa Gapoktan di Kabupaten Tabanan memiliki tingkat kinerja yang

tinggi dalam berwirausaha.

3 Salah satu Gapoktan di Kabupaten Tabanan terpilih sebagai peringkat terbaik

Simantri tahun 2011.

4 Populasi Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan yang pelaksanaan

kegiatannya sudah lebih dari satu tahun.

4.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap kelompok tani dalam Gapoktan Simantri

di Kabupaten Tabanan. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa, tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat jiwa kewirausahaan, penerapan

manajemen agribisnis dan keberhasilannya serta menganalisis pengaruh jiwa

kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap keberhasilan Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

4.4.1 Populasi

Populasi merupakan kumpulan dari individu-individu dengan kualitas

serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi dari penelitian ini adalah Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan yang telah menjalani kegiatan Simantri dari

Tahun 2009 sampai 2011 dengan jumlah 21 Gapoktan Simantri.

Page 43: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

43

4.4.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah Kelompok Tani pelaksana dalam

Gapoktan Simantri. Pengambilan sampel dilakukan secara sensus terhadap 21

Kelompok Tani Pelaksana Simantri. Dari 21 Kelompok Tani Pelaksana Simantri

tersebut memiliki jumlah pengurus dan anggota sebanyak 420 orang. Penentuan

responden dari seluruh pengurus dan anggota tersebut menggunakan formulasi

teori Slovin (Sevilla, dkk. 1993) :

N

n =

(1+Nα2)

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

α = Taraf signifikansi 10%.

Berdasarkan formulasi dari Slovin tersebut di atas, maka jumlah responden

yang diambil adalah

420 420

n = = = 81 orang

{1+ (420 x 0.12)} 5,2

Agar jumlah responden dari masing-masing Kelompok Tani Pelaksana

Simantri jumlahnya sama maka jumlah responden yang diambil ditetapkan

menjadi 84 orang yang terdiri dari pengurus dan anggota. Sehinga masing-masing

kelompok terdiri dari 2 pengurus yaitu ketua dan sekretaris dan 2 anggota

kelompok. Adapun nama-nama Gapoktan Simantri dan jumlah responden yang

diambil disajikan pada Tabel 4.1.

Page 44: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

44

Tabel 4.1

Proporsi Sampel Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009-2011

NO Desa

Populasi Sampel Jumlah

Responden Gapoktan Simantri Poktan Pelaksana

Pengurus Anggota

1 Tunjuk Sb Gede Bungan Kapal 2 2 4

2 Sudimara Tani Lestari 2 2 4

3 Subamia Sabha Ramya 2 2 4

4 Beraban Baruna 2 2 4

5 Kelating Timan agung 2 2 4

6 Penarukan Ananta Winangun 2 2 4

7 Gadungan Sari Gadung 2 2 4

8 Antap Antap Tani Makmur 2 2 4

9 Selemadeg Sapta Tunggal 2 2 4

10 Manik Yang Panca Usaha Tani 2 2 4

11 Angkah Tri Buana 2 2 4

12 Munduk temu Batur Ibu 2 2 4

13 Sai Windu Karya Sedana 2 2 4

14 Padangan Rasa Tani Sentausa 2 2 4

15 Batannyuh Catur Sari 2 2 4

16 Marga Manah Bakti 2 2 4

17 Mangesta Sb Kedampal Wangaya Betan 2 2 4

18 Tegal Linggah Catur Wahana 2 2 4

19 Pesagi Sarwa Nadi 2 2 4

20 Candi Kuning Candi Agro Mandiri 2 2 4

21 Perean Tengah Catur Loka Bhuana 2 2 4

Jumlah 42 42 84

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali

4.5 Variabel Penelitian

4.5.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (X), dan variabel terikat (Y),

yang dikategorikan sebagai berikut :

1. Variabel bebas (Independent Variabel) adalah variabel yang mempengaruhi

atau perubahannya menjadi penyebab perubahan variabel dependent. Dalam

penelitian ini variabel bebas adalah :

Page 45: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

45

a. Sifat Jiwa Kewirausahaan (X1) yang terdiri dari sifat instrumental (X1.1),

sifat prestatif (X1.2), sifat keluwesan bergaul (X1.3), sifat pengambil resiko

(X1.4), sifat swakendali (X1.5), sifat kerja keras (X1.6), sifat keyakinan diri

(X1.7), sifat inovatif (X1.8), sifat kreatif (X1.9), sifat kepemimpinan (X1.10),

sifat berorientasi pada tindakan (action oriented) (X1.11), sifat berpikir

sederhana (simple) (X1.12), sifat fokus pada usaha yang digeluti (X1.13) .

b. Manajemen Agribisnis (X2) yang terdiri dari perencanaan usaha agribisnis

dalam Simantri (X2.1), pengorganisasian usaha agribisnis dalam Simantri

(X2.2), pengembangan usaha agribisnis dalam Simantri (X2.3),

pengendalian usaha agribisnis dalam Simantri (X2.4).

2. Variabel Terikat Variabel terikat (dependent Variable) adalah variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variable bebas. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan Simantri (Y) yang terdiri dari

7 indikator yaitu berkembangannya kelembagaan dan SDM (Y1) , terciptanya

lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi usaha pertanian (Y2),

berkembangannya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani (Y3),

meningkatnya insentif berusaha tani melalui peningkatan produksi usaha tani

(Y4), tercipta dan berkembangnya pertanian organik (Y5), berkembangnya

lembaga usaha ekonomi pedesaan (Y6), meningkatnya pendapatan petani (Y7).

Pada Tabel 4.2 di kemukakan indikator dari masing-masing variabel bebas

berdasarkan faktornya dan pada Tabel 4.3 dikemukakan indikator dari variabel

terikat.

Page 46: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

46

Tabel 4.2

Pengukuran Variabel Bebas (X)

Variabel Indikator Parameter

Sifat Instrumental (X1.1) 1. Memanfaatkan Sumberdaya di sekitar lingkungan

Sifat/Jiwa

2. Memanfaatkan masukan dari berbagai sumber

3. Tanggap terhadap peluang berusaha tani

4. Tanggap terhadap perbaikan kerja

Kewirausahaan

(X1) Sifat Prestatif (X1.2) 1. Berusaha untuk berprestasi lebih baik

2. Berusaha mencapai hasil kinerja yang lebih baik

3. Proses pencapaian prestasi sangat penting

4. Memiliki tanggung jawab dan dorongan untuk

selalu berprestasi

Sifat Keluwesan Bergaul

(X1.3) 1. Aktif dalam bergaul dan mencari informasi

2. Dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan

3. Senantiasabersosialisasi dengan kelompok lainnya

4. Adanya jaringan dalam kelompok lainnya

Sifat Pengambil Resiko

(X1.4)

1. Memperhitungkan dan mengantisipasi segala

kemungkinan yang bisa terjadi

2. Memperhitungkan tindakan dengan cermat

3. Menghadapi resiko dengan sikap optimis

4. Berani bertindak cepat dalam menghadapi resiko

Sifat Swakendali (X1.5) 1. Menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri

2. Mengetahui kapan saatnya harus bekerja keras dan

berhenti bekerja

3. Mampu mengubah strategi dalam menghadapi

masalah

4. Adanya pengendalian diri dalam setiap kegiatan

Sifat kerja Keras (X1.6) 1. Tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai

2. Mengisi waktu untuk hal-hal yang nyata atau

positif

3. Selalu terlibat dalam situasi kesibukan kerja,

seperti tidak pernah lelah

4. Mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh

Sifat Keyakinan Diri (X1.7) 1. Percaya dengan kemampuan diri sendiri

2. Tidak Ragu-ragu dalam bertindak

3. Percaya diri dengan keputusan yang diambil

4. Fokus pada eksekusi sehingga dalam pikiran tidak

ada keraguan

Sifat Inovatif (X1.8) 1. Mencari cara-cara baru yang lebih bermanfaat

2. Mencari hasil penemuan terbaru

3. Mencari ide-ide baru yang lebih bermanfaat

4. Mampu menggunakan ide-ide baru

Sifat Kreatif (X1.9) 1. Mampu memikirkan ide-ide baru

2. Mempunyai pemikiran yang berbeda dan lebih

baik dalam mencapai tujuan

3. Mampu menemukan peluang-peluang baru

4. Mampu menghasilkan ide-ide baru dengan

berdiskusi

Page 47: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

47

Sifat Kepemimpinan(X1.10) 1. Mampu mempengaruhi anggota kelompok

2. Melakukan pembenahan terhadap organisasi suatu

kegiatan

3. Mampu memimpin anggota untuk mengelola

sumber daya

4. Mampu mengarahkan anggota kelompok

Sifat Berorientasi pada

tindakan (action oriented)

(X1.11)

1. Lebih banyak bekerja dan tidak menunda

pekerjaan

2. Tidak membiarkan kesempatan kerja berlalu

begitu saja

3. Tetap bertindak walaupun situasi tidak pasti

4. Berani menerima tantangan

Sifat Berpikir Sederhana

(simple) (X1.12)

1. Selalu belajar menyederhanakan permasalahan

2. Melihat persoalan dengan jernih

3. Menyelesaikan masalah satu demi satu secara

bertahap.

4. Mampu mengambil keputusan alternatif

Sifat fokus pada Usaha

yang digeluti (X1.13)

1. Selalu bertekad mencurahkan segenap perhatian

dalam kegiatan

2. Bersedia mengorbankan waktu dan kepentingan

lainnya

3. Berkomitmen terhadap usaha yang digeluti

4. Memiliki tanggung jawab dalam menjalankan

kegiatan

Perencanaan Usaha

Agribisnis dalam Simantri

(X2.1)

1. Menetapkan tujuan akhir

2. Jangka waktu dalam pelaksanaan kegiatan

3. Penentuan modal dan sumber daya

4. Mengembangkan poktan agar bersifat proaktif

5. Penyediaan sarana produksi

Pengorganisasian Usaha

Agribisnis dalam Simantri

(X2.2)

1. Koordinasi hubungan kerja

Manajemen

Agribisnis (X2)

2. Pembagian tugas yang jelas

3. Menjalin hubungan yang harmonis dengan anggota

4. Menjalin hubungan harmonis dengan mitra kerja

Pengembangan Usaha

Agribisnis dalam Simantri

(X2.3)

1.Berkembangnya jenis usaha

2.Meningkatnya produktivitas

3.Meningkatkan produksi

4.Meningkatnya kualitas produk

5.Pemasaran produk

Pengawasan Usaha

Agribisnis dalam Simantri

(X2.4)

1.Adanya standar produk

2.Adanya mekanisme kerja sesuai standar

3.Melakukan perbaikan untuk meningkatkan

produktivitas

4.Menerima masukan dari pihak instansi

pemerintahan

Page 48: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

48

Tabel 4.3

Pengukuran Variabel Terikat (Y)

Variabel Indikator Parameter

Keberhasilan

SIMANTRI

(Y)

Berkembangnya

kelembagaan dan SDM (Y1)

1. Berkembangnya organisasi yang baik dalam

kelompok

2. Terciptanya hubungan baik petani dan

penyuluh pertanian dalam penunjang sarana

produksi

3. Terbentuknya SDM ke arah organik

Terciptanya lapangan kerja

melalui pengembangan

diversifikasi usaha pertanian

dan industri rumah tangga

(Y2)

1. Terciptanya lapangan kerja bagi petani

2. Terciptanya kelompok wanita tani yang aktif

3. Berkembangnya jenis usaha ekonomi rumah

tanga tani

Berkembangnya

intensifikasi dan

ekstensifikasi usaha tani

(Y3)

1. Peningkatan pengolahan lahan pertnian

dengan sebaik-baiknya 2. Memperluas lahan pertanian sehingga dapat

meningkatkan hasil pertanian 3. Penganekaragaman tanaman pertanian

Meningkatnya insentif

berusaha tani melalui

peningkatan produksi dan

efisiensi usaha tani (Y4)

1. Meningkatnya produksi usahatani dalam

kelompok 2. Efisiensi usahatani dengan menggunakan

pupuk organik 3. Meningkatnya petani dalam berusaha tani

Tercipta dan berkembangnya

pertanian organik menuju

green economic (Y5)

1. Pengolahan pupuk organik cair maupun padat

2. Kelompok tani menerapkan hasil olahan

pupuk organik ke masing-masing lahan 3. Berkembangnya pertanian organik di Desa

Berkembangnya usaha

ekonomi pedesaan (Y6)

1. Berkembangnya usaha agribisnis dalam

kelompok tani 2. Terciptanya unit simpan pinjam dalam

kelompok 3. Terbentuknya Koperasi dalam Gapoktan

Simantri

Peningkatan pendapatan

petani (Y7)

1. Pendapatan pada sektor pertanian. 2. Pendapatan pada sektor peternakan. 3. Pendapatan pada sektor perkebunan. 4. Pendapatan pada sektor perikanan.

Page 49: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

49

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan dalam analisis data, maka variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan definisi, berikut akan dijelaskan

definisi masing-masing konsep secara operasional :

1. Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) adalah upaya terobosan dalam

mempercepat adopsi teknologi pertanian karena merupakan pengembangan

model percontohan dalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat

perdesaan

2. Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan

usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai

peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani

lainnya.

3. Kelompok Tani pelaksana adalah kelompok tani yang melaksanakan bantuan

program Simantri.

4. Kewirausahaan merupakan kemampuan Kelompok Tani Pelaksana Simantri

dalam menghadapi lingkungannya, yang ditunjukkan oleh serangkaian sikap

dan prilaku.

5. Sifat instrumental yaitu sifat dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri dalam

berbagai situasi selalu dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada

dilingkungan (yang dipandangnya sebagai alat) untuk membantu mencapai

tujuan pribadi atau usaha.

6. Sifat prestatif yaitu sifat dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri dalam

berbagai situasi selalu tampil lebih baik lebih efektif dibandingkan dengan

Page 50: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

50

sebelumnya, selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik. baginya yang

penting adalah proses mencapai prestasi itu.

7. Sifat keluwesan bergaul yaitu sifat dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri

yang selalu aktif bergaul dan cepat menyesuaikan diri dalam pergaulan,

berusaha untuk terlibat dengan teman-temannya yang ditemui dalam kegiatan

sehari-hari.

8. Sifat pengambil resiko yaitu sifat dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri

yang selalu memperhatikan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan dalam

pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan.

9. Sifat swakendali yaitu sifat dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri yang

selalu mengacu kepada kekuatan dan kelemahan pribadi serta batas-batas

kemampuan dalam menghadapi berbagai situasi dan usaha.

10. Sifat kerja keras yaitu sifat dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri yang

selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan

selesai, lebih suka mengisi waktu dengan perbuatan yang nyata untuk

mencapai tujuan.

11. Sifat keyakinan diri yaitu sifat dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri yang

selalu percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak, serta

cenderung melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi.

12. Sifat inovatif yaitu sifat dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri yang selalu

mendekati masalah dengan cara-cara baru yang lebih bermanfaat, dan sangat

terbuka dengan hasil penemuan terbaru.

Page 51: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

51

13. Sifat kreatif yaitu sifat dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri yang selalu

mempunyai gagasan baru dan melakukan langkah tindakan tertentu dalam

memecahkan masalah-masalah.

14. Sifat kepemimpinan yaitu sifat dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri

yang selalu berusaha mempengaruhi orang lain agar secara sadar mau

melakukan tugas untuk mencapai tujuan, melakukan pembenahan pada

organisasi perusahaannya.

15. Sifat berorientasi pada tindakan (action oriented) yaitu sifat dalam Kelompok

Tani Pelaksana Simantri yang selalu bertindak sehingga tidak suka menunda-

nunda pekerjaaan dan tidak membiarkan sesuatu berlalu begitu saja

16. Sifat berpikir (simple) yaitu sifat dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri

yang selalu menyederhanakan permasalahan dan melihat persoalan dengan

jernih.

17. Sifat fokus pada usaha yang digeluti yaitu sifat dalam Kelompok Tani

Pelaksana yang Selalu bertekad mencurahkan segenap perhatian demi

pengembangan kemajuan Simantri dan bersedia mengorbankan waktu dan

kepentingan lainnya demi untuk keberhasilan Simantri

18. Manajemen Agribisnis adalah penerapan unsur-unsur manajemen dalam

organisasi agribisnis, sehingga aktivitas agribisnis dapat mencapai tujuan

organisasi, misalnya efisiensi alokasi sumberdaya, biaya minimal, keuntungan

maksimal, perluasan kesempatan kerja, peningkatan produksi, memenangkan

persaingan, perluasan wilayah pemasaran dan sebagainya.

Page 52: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

52

19. Perencanaan usaha agribisnis dalam Simantri yaitu kegiatan dalam Kelompok

Tani Pelaksana yang berkaitan dengan perencanaan pemilihan alternatif,

kebijaksanaan, prosedur, dan program sebagai bentuk usaha untuk mencapai

tujuan yang ingin dicapai.

20. Pengoorganisasian usaha agribisnis dalam Simantri yaitu suatu Kelompok

Tani Pelaksana Simantri yang mempunyai kegiatan dan bekerja bersama-sama

untuk mencapai tujuan tertentu.

21. Pengembangan usaha agribisnis dalam Simantri yaitu mengembangkan

kegiatan yang ada dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri. Seperti

misalnya meningkatkan produktivitas, meningkatkan produksi dan kualitas

produk.

22. Pengawasan usaha agrbisnis dalam Simantri yaitu suatu kegiatan dalam

Kelompok Tani Pelaksana Simantri untuk pengawasan kegiatan apa yang telah

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dengan tujuan agar segera dapat

mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan atau hambatan.

23. Berkembangnya kelembagaan dan SDM yaitu berkembangnya organisasi dan

terciptanya hubungan baik bagi sesama petani Simantri maupun penyuluh.

24. Terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi usaha pertanian ini

adalah terciptanya lapangan kerja bagi petani maupun kelompok Tani Pelaksana

Simantri.

25. Berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani yaitu peningkatan

pengolahan lahan, memperluas lahan pertanian dan penganekaragaman produk

pertanian dalam Kelompok Tani Pelaksana Simantri

Page 53: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

53

26. Meningkatnya insentif berusaha tani Kelompok Tani Pelaksana Simantri melalui

peningkatan produksi dan efisiensi usaha tani yaitu dengan peningkatan produksi,

efisiensi usahatani dengan pupuk organik dan meningkatnya petani dalam

berusaha tani.

27. Tercipta dan berkembangnya pertanian organik menuju green economc yaitu

Kelompok Tani Pelaksana Simantri telah menerapkan hasil pertaniannya ke arah

organik.

28. Berkembangnya lembaga usaha ekonomi perdesaan yaitu berkembangya usaha

agribisnis, unit simpan pinjam, dan koperasi di dalam Kelompok Tani Pelaksana

Simantri.

29. Peningkatan pendapatan petani pada Kelompok Tani Pelaksana Simantri yaitu

pendapatan usaha tani setelah Simantri pada tahun 2012 dikurangi dengan

pendapatan usaha tani sebelum menerima bantuan Simantri dan diukur dalam

satuan rupiah dalam sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan.

4.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini adalah data

kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dengan

suatu alat ukur tertentu yang diperlukan untuk keperluan analisis secara kuantitatif

yang berbentuk angka-angka. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,

kalimat, skema dan gambar, atau data yang tidak berupa angka dan tidak dapat

dihitung, tetapi berupa penjelasan yang berhubungan dengan obyek penelitian.

Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah data primer dan data sekunder.

Page 54: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

54

1. Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari lapangan

dengan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah

disiapkan sebelumnya. Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama

(responden) yang telah ditentukan.

2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber tidak langsung

(sumber kedua) umumnya diperoleh melalui badan/dinas/instansi yang

bergerak dalam proses pengumpulan data baik instansi pemerintah maupun

swasta. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali, Dinas Peternakan Provinsi

Bali, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik

Provinsi Bali, serta sumber-sumber lain baik hasil penelitian terdahulu

maupun kajian teoritis yang diperlukan dalam penelitian ini.

4.7 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut.

1. Wawancara (interview), yaitu pengumpulan data dengan cara meminta

keterangan dari responden berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah

disiapkan sebelumnya. Dalam teknik pengumpulan data ini, pewawancara

mendatangi langsung ke tempat tinggal responden/petani sampel yang telah

terpilih

2. Observasi yaitu suatu pengumpulan data dengan pengamatan langsung di

lapangan untuk menguji dan melengkapi data lainnya, dengan menggunakan

instrumen panduan pengamatan. Dalam teknik pengumpulan data ini langsung

Page 55: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

55

datang ke lokasi masing-masing Gapoktan Simantri dengan cara mengamati

secara langsung obyek penelitian.

3. Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui arsip-arsip atau naskah-naskah

yang berhubungan dengan penelitian sebagai data penunjang. Seperti hasil-

hasil penelitian, monografi desa, dan dokumen-dokumen lainnya yang ada di

instansi atau lembaga terkait.

4.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak bisa

digunakan untuk penelitian lain. Instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan Kuesioner. Kuesioner yaitu teknik

pengumplan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawab. Skala interval adalah alat pengukur data

yang dapat menghasilkan data yang memiliki rentang nilai yang mempunyai

makna (Ferdinand, 2011). Adapun sistem skor untuk mengukur semua indikator

dari variabel jiwa kewirausahaan, manajemen agribisnis dan keberhasilan

digunakan skala interval dengan rentangan nilai angka dari 1 s/d 5. Untuk

pernyataan positif, respon selalu atau sangat baik diberikan skor 5, sedangkan

respon tidak pernah dan buruk diberi skor 1.

Jawaban STB SB

Skor/Nilai 1 2 3 4 5

Page 56: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

56

Ket :

STB = Sangat Tidak Baik

SS = Sangat Baik

4.9 Teknik Analisis Data

4.9.1. Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif

Metode deskriptif kualitatif merupakan metode penyajian, analisis,

penafsiran data yang ada dengan tujuan mendeskripsikan suatu fenomena sosial

yang disertai interpretasi terhadap faktor-faktor yang ada dilapangan

(Singarimbun dan Effendi, 1989). Tujuan metode ini adalah mencari jawaban

yang masalah dengan cara menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian,

menentukan frekuensi dari berbagai gejala atau data, kemudian menjelaskan

hubungan antara berbagai data dan gejala satu sama lain.

Menganalisis data dengan metode deskriptif berupa pembobotan data yang

bertujuan memaknai (mengartikan) tingkat kepentingan dari masing-masing

pertanyaan. Data yang diperoleh kemudian didistribusikan dalam kategori

berbeda-beda. Penentuan kategori dilakukan berdasarkan kelas-kelas interval

tertentu dengan menggunakan rumus di bawah ini :

KelasJumlah

Jarak i

Keterangan :

I : interval kelas

Jarak : nilai skor tertinggi dikurangi nilai skor terendah

Jumlah Kelas : adalah jumlah kelas atau kategori yang ditentukan

Page 57: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

57

Perolehan total skor (nilai) variabel didasarkan atas jumlah pertanyaan

dalam kuesioner, sedangkan proporsi atau rata-rata perolehan skor variabel adalah

perolehan total skor dibagi dengan jumlah pertanyaan sebagai berikut:

PertanyaanJumlah

SkorTotalPerolehanskorProporsi

4.9.2.Analisis Tingkat Pendapatan

Analisis tingkat pendapatan dilakukan untuk mengukur tingkat

pendapatan petani dalam keberhasilan Gapoktan Simantri. Perhitungan tingkat

keuntungan dilakukan terhadap total penerimaan yang diperoleh dikurangi

total biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi (Soekartawi,

2002), dengan rumus sebagai berikut :

I = TR - TC

Keterangan :

I = Pendapatan usahatani

TR = Total penerimaan dari usahatani

TC = Total biaya

Analisis pendapatan dilakukan untuk mengukur peningkatan Poktan

pelaksana Simantri sebelum dan setelah mereka mengikuti program Simantri ini.

Perhitungan peningkatan pendapatan dilakukan dengan mengurangi besarnya

pendapatan Poktan pelaksana Simantri setelah mengikuti program Simantri

dengan pendapatan mereka sebelum mengikuti program ini, dengan rumus

sebagai berikut.

Page 58: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

58

PPP = TPSTS – PSBS

Keterangan :

PPP = peningkatan pendapatan petani

TPSTS = tambahan pendapatan setelah mengikuti Simantri

PSBS = pendapatan sebelum mengikuti Simantri

4.9.3. Analisis SEM dengan PLS

Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan struktural

(Structural Equation Modeling – SEM) berbasis variance atau Component based

SEM, yang terkenal disebut Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode

analisis yang powerfull, oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan

pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil, dan juga dapat digunakan untuk

konfirmasi teori (Ghozali, 2008).

Menurut Ghozali (2011) tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk

tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear

agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan

komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model

struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model

pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi.

Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen.

Adapun alasan penggunaan PLS dalam penelitian ini, adalah sebagai

berikut:

Page 59: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

59

1. PLS merupakan metode umum untuk mengestimasi path model yang

menggunakan variabel laten dengan multiple indicator.

2. PLS menangani model reflektif dan formatif, bahkan konstruk dengan item

(indikator) tunggal (Hair et al., 2010 dalam Ghozali, 2011). Dalam penelitian

ini, model struktural yang dianalisis memenuhi model rekursif dan semua

indikator dari variabel penelitian yakni: Jiwa Kewirausahaan (X1), Manajemen

Agribisnis (X2), dan Keberhasilan (Y) menggunakan indikator reflektif.

3. PLS merupakan metode analisis yang dapat diterapkan pada semua skala data,

tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampelnya tidak harus besar.

Besarnya sampel direkomendasikan berkisar dari 30 - 100 kasus (Ghozali,

2008). Dalam penelitian ini, unit analisis adalah Kelompok Tani Pelaksana

yang terdiri dari 84 responden sehingga memenuhi untuk penggunaan analisis

PLS ini.

4. PLS merupakan metode analisis untuk causal-predictive analysis dalam

situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah.

Berdasarkan kerangka konseptual penelitian yang dibangun atas dasar

teori, maka dapat digambarkan model empirik penelitian (Gambar 4.1).

Page 60: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

60

Gambar 4.1

Model Empirik Penelitian

Keterangan :

X1.1 : Sifat Instrumental

X1.2 : Sifat Prestatif

X1.3 : Sifat Keluwesan Bergaul

X1.4 : Sifat Pengambil Resiko

X1.5 : Sifat Swakendali

X1.6 : Sifat Kerja Keras

X1.7 : Sifa Keyakinan Diri

X1.8 : Sifat Inovatif

X1.9 : Sifat Kreatif

X1.10 : Sifat Kepemimpinan

X1.11 : Sifat Berorientasi pada Tindakan (action oriented)

X1.12 : Sifat Berpikir Sederhana (Simple)

X1.13 : Sifat Fokus pada Usaha yang Digeluti

X2.1 : Perencanaan Usaha Agribisnis dalam Simantri

X2.2 : Pengorganisasian Usaha Agribisnis dalam Simantri

X2.3 : Pengembangan Usaha Agribisnis dalam Simantri

X2.4 : Pengawasan Usaha Agribisnis dalam Simantri

Jiwa

Kewirausahaan

(X1)

X1.12

X1.11

X1.10

X1.9

X1.8

X1.7 X1.6 X1.5 X1.4 X1.3

Manajemen

Agribisnis

(X2)

X2.4X2.3X2.2X2.1

Keberhasilan

(Y)

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

X1.13

X1.2 X1.1

Page 61: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

61

Y1 : Berkembangnya Kelembagaan dan SDM

Y2 : Terciptanya Lapangan Kerja Melalui Diversifikasi Usaha Pertanian dan

Industri Rumah Tangga

Y3 : Berkembangnya Intensifikasi dan Ekstensifikasi Usaha Tani

Y4 : Meningkatnya Insentif Berusaha Tani Melalui Peningkatan Produksi dan

Efisiensi Usaha Tani

Y5 : Terciptanya dan Berkembangnya Pertanian Organik Menuju green

economic

Y6 : Berkembangnya Usaha Ekonomi Pedesaan

Y7 : Peningkataan Pendapatan Petani

Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang

mempunyai sifat non-parametrik. Evaluasi model terdiri atas dua bagian, yaitu

evaluasi model pengukuran dan evaluasi model struktural. Penjelasan lebih lanjut,

dapat dipaparkan sebagai berikut:

1) Evaluasi Model Pengukuran atau Outer Model

Evaluasi outer model disebut pula dengan evaluasi model pengukuran

dilakukan untuk menilai validitas dan reliabilitas model. Outer model dengan

indikator refleksif dievaluasi melalui validitas convergent dan discriminat untuk

indikator pembentuk konstruk laten, serta melalui composite reliability dan

cronbach alpha untuk blok indikatornya. (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008).

Dalam penelitian ini semua variabel merupakan variabel laten dengan

indikator reflektif, sehingga evaluasi model pengukuran adalah sebagai berikut :

a. Convergent validity

Uji validitas convergent indikator refleksif dapat dilihat dari nilai loading

factor untuk setiap konstruk, dimana nilai loading factor yang direkomendasikan

harus lebih besar dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory, dan nilai

loading factor antara 0,6 – 0,7 untuk penelitian yang bersifat explatory masih

Page 62: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

62

dapat diterima. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai outer loading > 0.7

dan nilai t-statistic > 2.64.

b. Discriminant validity

Cara untuk menguji validitas discriminant dengan indikator refleksif yaitu

dengan melihat nilai cross loading untuk setiap variabel harus > 0,70. Cara lain

yang dapat digunakan untuk menguji validitas discriminant adalah dengan

membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan nilai

korelasi antar konstruk dalam model. Validitas discriminant yang baik

ditunjukkan dari akar kuadrat AVE untuk setiap konstruk lebih besar dari korelasi

antar konstruk dalam model. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar dari

0.50 (Fornell dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2012).

Rule of thumb uji validitas convergent dan discriminant dapat dilihat pada

Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Ringkasan Rule of Thumb

Uji Validitas Convergent dan Discriminant

Validitas Parameter Rule of Thumb

Validitas

Convergent

Loading Factor

a. > 0,70 untuk confirmatory

research

b. > 0,60 untuk exploratory

research

Communality > 0,50 untuk confirmatory dan

exploratory research

AVE (Average Variance

Extracted)

> 0,50 untuk confirmatory dan

exploratory research

Validitas

Discriminant

Cross Loading > 0,70 untuk setiap variabel

Akar kuadrat AVE dan

korelasi antar konstruk

laten

Akar kuadrat AVE > korelasi

antar konstruk laten

Sumber : Ghozali, 2012

Page 63: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

63

c. Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha.

Uji reliabilitas suatu konstruk dengan indikator refleksif dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha. Penggunaan

Cronbach’s Alpha untuk menguji reliabilitas konstruk akan memberikan nilai

yang lebih rendah (under estimate) sehingga lebih disarankan untuk menggunakan

Composite Reliability dalam menguji reliabilitas suatu konstruk.

Rule of thumb uji reliabilitas konstruk dengan indikator refleksif dapat

dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Rule of Thumb Uji Reliabilitas Konstruk

Parameter Rule of Thumb

Composite

Reliability

a. > 0,70 untuk confirmatory research

b. 0,60 – 0,70 masih dapat diterima untuk exploratory

research

Cronbach’s

Alpha

a. > 0,70 untuk confirmatory research

b. 0,60 masih dapat diterima untuk exploratory research

Sumber : Ghozali 2012

2) Evaluasi Model struktural atau Inner Model

Dalam menilai model struktural dengan struktural PLS dapat dilihat dari

nilai R-Squares untuk setiap variabel laten sebagai kekuatan prediksi dari model

struktural. Nilai R-Squares merupakan uji goodness fit model. Perubahan nilai R-

Squares digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen tertentu

terhadap variabel laten endogen, apakah mempunyai pengaruh substantive. Nilai

R-Squares 0,67; 0,33 dan 0,19 untuk variabel laten endogen dalam model

struktural menunjukkan model kuat, moderat, dan lemah (Chin, 1998 dalam

Ghozali, 2012).

Page 64: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

64

Hasil dari PLS R-Squares mempresentasikan jumlah variance dari

konstruk yang dijelaskan oleh model. Selain melihat besarnya nilai R-Squares,

evaluasi model struktural PLS dapat juga dilakukan dengan Q2

predictive

relevance atau sering disebut predictive sample reuse yang dikembangkan oleh

Stone (1974) dan Geisser (1975) dalam Ghozali (2012). Rule of Thumb model

struktural dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Rule of Thumb Evaluasi Model Struktural

Kriteria Rule of Thumb

R-Square 0,67; 0,33 dan 0,19 menunjukkan model kuat,

moderat dan lemah (Chin, 1998 dalam Ghozali,

2012).

Q2 predictive relevance Q

2 > 0 menunjukkan model mempunyai predictive

relevance dan jika Q2

< 0 menunjukkan bahwa

model kurang memiliki predictive relevance.

Sumber : Ghozali, 2012

3) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik t (t-test). Kalau dalam

pengujian ini diperoleh p-value < 0,05 (alpha 5%), berarti pengujian

signifikan, dan sebaliknya kalau p-value > 0,05 (alpha 5%), berarti tidak

signifikan. Bilamana hasil pengujian hipotesis pada outer model signifikan,

hal ini menunjukkan bahwa indikator dipandang dapat digunakan sebagai

instrumen pengukur variabel laten. Sementara, bilamana hasil pengujian pada

inner model adalah signifikan, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh

yang bermakna variabel laten satu terhadap variabel laten lainnya.

Page 65: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

65

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

5.1.1 Letak Geografis, Luas dan Topografi Kabupaten Tabanan

Kabupaten Tabanan adalah salah satu Kabupaten dari beberapa

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali yang terletak di bagian selatan Pulau Bali.

Kabupaten Tabanan termasuk salah satu dari beberapa Kabupaten yang ada di

Provinsi Bali memiliki daerah pegunungan dan pantai yang memiliki batas-batas

wilayah sebagai berikut.

1. Sebelah Utara merupakan daerah pegunungan yang berbatasan dengan

Kabupaten Tabanan

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana

4. Sebelah Timus berbatasan dengan Kabupaten Badung

Luas wilayah Kabupaten Tabanan seluruhnya adalah 839.33 Km2 atau 14,9

% dari luas Provinsi Bali (5.632,86 Km2). Kabupaten Tabanan terdiri dari 10

Kecamatan yaitu Kecamatan Tabanan, Kecamatan Kediri, Kecamatan

Kerambitan, Kecamatan Selemadeg, Kecamatan Selemadeg Barat, Kecamatan

Selemadeg Timur, Kecamatan Penebel, Kecamatan Pupuan, Kecamatan Marga,

dan Kecamatan Baturiti (BPS Kab. Tabanan, 2013).

Berdasarkan besarnya wilayah maka Kabupaten Tabanan termasuk

Kabupaten terbesar kedua di Provinsi Bali setelah Kabupaten Buleleng. Bila

dilihat dari penguasaan tanahnya dari luas wilayah yang ada, sekitar 26,70 %

65

Page 66: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

66

(224,13 Km2) merupakan lahan persawahan (73,30 %) atau 615,20 Km

2

merupakan lahan pertanian bukan sawah (BPS Kab. Tabanan, 2013).

Keadaan topografi Kabupaten Tabanan dapat digambarkan dengan adanya

dataran tinggi di wilayah Tabanan bagian Utara yang merupakan daerah

pegunungan dengan ketinggian dari permukaan laut sebesar 2.276 meter yang

berada pada puncak Gunung Batukaru. Sedangkan, daerah bagian selatan

merupakan daerah pantai yang sudah tentu merupakan dataran rendah (BPS Kab.

Tabanan, 2013).

5.1.2 Kependudukan

Penduduk merupakan aset pembangunan bila mereka dapat diberdayakan

secara optimal. Disamping itu penduduk juga dapat menjadi beban pembangunan

apabila kualitas penduduk atau sumber daya manusianya rendah.

Berdasarkan hasil registrasi penduduk pada Tahun 2012, penduduk

Kabupaten Tabanan tercatat berjumlah 441.900 jiwa dengan laju pertumbuhan

alaminya sebesar 0,19. Dari 441.900 jiwa 220.002 (49,79%) diantaranya

merupakan penduduk laki-laki dan 221.898 (50,21%) merupakan penduduk

perempuan. Dilihat dari komposisi penduduknya rasio jenis kelamin atau sex ratio

penduduk Kabupaten Tabanan pada tahun 2012 adalah sebesar 99,15(BPS Kab.

Tabanan, 2013). Hal ini menunjukkan dalam sektor pertanian penduduk wanita

berpeluang juga untuk ikut bergabung dalam kelompok tani pelaksana Simantri

dan dengan adanya penduduk wanita ini dapat mengembangkan jiwa

Page 67: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

67

kewirausahaan dan manajemen agrbisnis agar dapat lebih berhasil dalam kegiatan

Simantri.

5.1.3 Program Simantri

Sistem pertanian terintegrasi (Simantri) adalah upaya terobosan dalam

mempercepat adopsi teknologi pertanian karena merupakan pengembangan model

percontohan dalam mempercepat alih teknologi kepada masyarakat pedesaan.

Kegiatan integrasi yang dilaksanakan berorientasi pada usaha pertanian tanpa

limbah (zero waste) dan mengasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel). Kegiatan

utama adalah mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak, dimana

limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan pakan pada musim

kemarau sedangkan limbah ternak diolah menjadi bio gas, bio urine, pupuk

organik, dan bio pestisida (Distan, 2012).

Sasaran kegiatan Simantri adalah adalah Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan) pada satu wilayah desa, dengan kriteria :

1. Desa yang memiliki potensi pertanian dan terdapat komoditi unggulan sebagai

titik ungkit.

2. Terdapat Gapoktan yang mau dan mampu melaksanakan kegiatan terintegrasi.

3. Dapat dilaksanakan pada Desa dengan rumah Tangga Miskin (RTM) yang

memiliki SDM dan potensi untuk pengembangan agribisnis.

Melalui pola pertanian terintegrasi, usaha pertanian berlanjut dari aspek

ekonomi, ekologi, dan sosial, karena selain diperoleh peningkatan pendapatan,

Page 68: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

68

efisiensi usaha komuditas yang diintegrasikan (tanaman-ternak), juga berpotensi

memunculkan lapangan kerja baru serta bersifat ramah lingkungan.

5.1.4 Lokasi Simantri di Kabupaten Tabanan

Kabupaten Tabanan mendapatkan bantuan Simantri dari Tahun 2009

sebanyak 1 Simantri, Tahun 2010 terdapat sebanyak 4 Simantri dan Tahun 2011

terdapat sebanyak 16 Simantri, sehingga sampai Tahun 2011 terdapat 21 Simantri.

Lokasi Simatri di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5.1

Lokasi Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009-2011

NO Kecamatan Desa Gapoktan No

Tahun Simantri

1 Tabanan Tunjuk Subak Gede Bungan Kapal 6 2009

2 Selemadeg Antap Antap Tani Makmur 25 2010

3 Pupuan Munduk temu Batur Ibu 26 2010

4 Kerambitan Kelating Timan agung 27 2010

5 Penebel Mangesta Subak Kedampal Wangaya Betan 29 2010

6 Selemadeg Barat Angkah Tri Buana 75 2011

7 Selemadeg Selemadeg Sapta Tunggal 76 2011

8 Selemadeg Timur Gadungan Sari Gadung 77 2011

9 Pupuan Sai Windu Karya Sedana 78 2011

10 Kerambitan Penarukan Ananta Winangun 79 2011

11 Tabanan Sudimara Tani Lestari 80 2011

12 Penebel Tegal Linggah Catur Wahana 81 2011

13 Marga Batannyuh Catur Sari 82 2011

14 Kediri Beraban Baruna 83 2011

15 Baturiti Candi Kuning Candi Agro Mandiri 84 2011

16 Pupuan Padangan Rasa Tani Sentausa 165 2011

17 Penebel Pesagi Sarwa Nadi 166 2011

18 Selemadeg Manik Yang Panca Usaha Tani 167 2011

19 Tabanan Subamia Sabha Ramya 168 2011

20 Marga Marga Manah Bakti 169 2011

21 Baturiti Perean Tengah Catur Loka Bhuana 170 2011

Sumber : Distan 2012

Page 69: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

69

5.2 Karakteristik Responden

Penelitian ini melibatkan 84 responden yang terdiri dari pengurus dan

anggota Poktan Pelaksana Simantri yang ada di Kabupaten Tabanan. Adapun

identitas responden yang ikut ambil bagian dari penelitian ini meliputi umur,

tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pekerjaan dan penghasilan yang akan

diuraikan sebagai berikut.

5.2.1 Umur

Karakteristik responden dalam penelitian ini jika dilihat dari umur, maka

gambaran distribusinya dapat dilihat seperti pada Tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Umur Responden

No Umur (TH) Frekuensi Persentase (%)

1 < 30 3 3.57

2 30-60 79 94.05

3 > 60 2 2.38

Jumlah 84 100

Sumber : Data diolah dari hasil survai

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.2 menunjukkan sebagian besar

responden berumur 30 – 60 Tahun sebanyak 79 orang atau 94,05%. Kondisi ini

menunjukkan bahwa secara umum responden berada pada kelompok usia masih

produktif, yaitu usia dimana kemampuannya dalam menumbuhkan jiwa

kewirausahaan dan manajemen dalam program Simantri akan lebih berhasil lagi

karena masih besar potensi tenaga kerja yang dimiliki dan produktivitas kerjanya

dapat ditingkatkan lebih tinggi lagi.

Page 70: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

70

5.2.2 Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil tabulasi data yang dilakukan sesuai dengan latar

belakang pendidikan responden, maka diperoleh gambaran sebagai berikut :

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden

No

Pendidikan

Frekuensi

Persentase (%)

1 SD 19 22.62

2 SMP 11 13.10

3 SMA/SMK 44 52.38

4 Diploma 4 4.76

5 Sarjana 6 7.14

Jumlah 84 100

Sumber : Data diolah dari hasil survai

Dari Tabel 5.3 di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden

terbanyak adalah SMA/SMK yaitu sebanyak 44 orang atau 52,38%. Kondisi ini

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden pada umumnya cukup

memadai untuk menjalankan kegiatan Simantri dan bukan menjadi hambatan bagi

mereka untuk berinovasi lebih berhasil lagi dalam menjalankan kegiatan Simantri.

5.2.3 Pekerjaan

Pekerjaan utama merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu lebih

banyak, sedangkan pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dilakukan pada

waktu senggang atau kosong. Karakteristik responden dalam penelitian ini jika

dilihat dari pekerjaan, maka gambaran distribusinya dapat dilihat seperti pada

Tabel 5.4 berikut ini.

Page 71: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

71

Tabel 5.4

Pekerjaan Responden

No Pekerjaan Jenis Pekerjaan (%)

Petani Buruh Dagang Wiraswasta PNS Tidak ada

Pekerjaan

1 Pekerjaan Pokok 71.43 3.57 - 16.67 8.33 -

2 Pekerjaan Sampingan 21.43 15.48 4.76 2.38 - 55.95

Sumber : Data diolah dari hasil survai

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.4 menyatakan bahwa pekerjaan

pokok responden yang terbanyak adalah petani yaitu71.43%. Kondisi ini

menunjukkan bahwa responden sebagai petani akan lebih berpotensi berhasil

menjalankan program Simantri dengan pengalaman bertani dan harus diimbangi

dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan penerapan manajemen pada

kegiatan usaha taninya

Sedangkan jika dilihat dari pekerjaan sampingan, responden yang paling

banyak adalah responden yang tidak memiliki pekerjaan yaitu 55.95%. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan program Simantri petani dapat membuka lapangan

pekerjaan baik itu UMKM maupun usaha kecil-kecilan sehingga petani bisa

mendapatkan pekerjaan tambahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

5.2.4 Pendapatan Gapoktan Simantri

Pendapatan dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah pendapatan yang

diperoleh responden dari pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan seperti

sebagai petani, buruh, dagang, wiraswasta, pns. Tingkat pendapatan dapat dilihat

pada Tabel 5.5.

Page 72: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

72

Tabel 5.5

Tingkat Pendapatan Per Bulan Responden

No Pendapatan/Bulan Kegiatan

Pokok (%) Sampingan (%)

1 ≤ Rp 1.000.000 52.38 41.67

2 Rp 1.100.000 - Rp 1.500.000 21.43 2.38

3 Rp 1.600.000 - Rp 2.000.000 10.71 -

4 Rp 2.100.000 - Rp 2.500.000 4.76 -

5 ≥ Rp 2.500.000 10.71 -

Sumber : Data diolah dari hasil survai

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendapatan dari kegiatan pekerjaan

utama dan sampingan responden tertinggi berada pada kurang atau sama dengan

Rp 1.000.000 yaitu sebanyak 59.52 % dan 41.67 %. Hal ini menunjukkan

pendapatan petani masih rendah, sehingga diharapkan melalui program Simantri

petani dapat aktif dan berinovasi melalui program Simantri dengan menumbuhkan

jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis dalam usaha taninya.

5.3 Tingkat Jiwa Kewirausahaan Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan

Variabel jiwa kewirausahaan (X1) dalam penelitian merupakan variabel

bebas yang diukur dengan 13 indikator yang meliputi sifat instrumental (X1.1),

sifat prestatif (X1.2), sifat keluwesan bergaul (X1.3), sifat pengambil resiko (X1.4),

sifat swakendali (X1.5), sifat kerja keras (X1.6), sifat keyakinan diri (X1.7), sifat

inovatif (X1.8), sifat kreatif (X1.9), sifat kepemimpinan (X1.10), sifat berorientasi

pada tindakan (action oriented) (X1.11), sifat berpikir sederhana (simple) (X1.12),

dan sifat fokus pada usaha yang digeluti (X1.13). Untuk dapat mengetahui tingkat

jiwa kewirausahaan kelompok tani pelaksana pada Gapoktan Simantri di

Page 73: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

73

Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah ini dari tahun 2009 -

2011.

Tabel 5.6

Tingkat Jiwa Kewirausahaan Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan Simantri

di Kabupaten Tabanan Tahun 2009-2011

No Indikator Variabel

Rata-rata

Skor

Tahun

2009

Rata-rata

Skor

Tahun

2010

Rata-rata

Skor

Tahun

2011

Rata-rata

Skor

Tahun

2009-2011

Kategori

Tahun

2009-

2011

1 Sifat Instrumental Poktan Pelaksana

Simantri (X1.1) 3.00 3.73 3.35 3.41 Baik

2 Sifat Prestatif Poktan pelaksana

Simantri (X1.2) 2.69 3.91 3.35 3.45 Baik

3 Sifat Keluwesan Bergaul Poktan

Pelaksana Simantri (X1.3) 2.63 4.16 3.52 3.60 Baik

4 Sifat Pengambil Resiko Poktan

Pelaksana Simantri (X1.4) 2.69 3.91 3.53 3.56 Baik

5 Sifat Swakendali Poktan Pelaksana

Simantri (X1.5) 2.69 4.03 3.46 3.53 Baik

6 Sifat Kerja Keras Poktan Pelaksana

Simantri (X1.6) 3.06 3.98 3.25 3.36 Cukup

7 Sifat Keyakinan Diri Poktan Pelaksana

Simantri (X1.7) 2.81 4.00 3.40 3.49 Baik

8 Sifat Inovatif Poktan Pelaksana Simantri

(X1.8) 3.00 4.09 3.39 3.51 Baik

9 Sifat Kreatif poktan Pelaksana Simantri

(X1.9) 2.75 4.03 3.39 3.49 Baik

10 Sifat Kepemimpinan Poktan Pelaksana

Simantri (X1.10) 2.75 4.08 3.33 3.44 Baik

11 Sifat Action Oriented Poktan Pelaksana

Simantri (X1.11) 2.88 3.92 3.30 3.40 Cukup

12 Sifat Cara Berpikir Simple Poktan

Pelaksana Simantri (X1.12) 2.88 3.88 3.38 3.45 Baik

13 Sifat Fokus pada Usaha yang Digeluti

Poktan Pelaksana Simantri (X1.13) 2.63 3.80 3.24 3.34 Cukup

Jiwa Kewirausahaan Poktan Pelaksana

Simantri (X1) 2.80 3.96 3.38 3.46 Baik

Sumber : Data diolah dari hasil survai

Keterangan :

1.00 - 1.80 = Sangat Kurang

1.81 - 2.60 = Kurang

2.61 - 3.40 = Cukup

3.41 - 4.20 = Baik

4.21 - 5.00 = Sangat Baik

Page 74: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

74

Berdasarkan Tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata untuk

variabel tingkat jiwa kewirausahaan Tahun 2009 adalah 2.80 yang menunjukkan

bahwa tingkat jiwa kewirausahaan yang dimiliki kelompok tani pelaksana

Simantri tahun 2009 termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan 13 indikator

yang digunakan untuk mengukur variabel jiwa kewirausahaan (X1), nilai rata-rata

terendah jawaban responden pada indikator X1.3 yaitu sifat keluwesan bergaul dan

indikator X1.13 yaitu sifat fokus pada bisnis yang digeluti dengan skor 2.63 yang

artinya cukup. Sedangkan nilai rata-rata tertinggi jawaban responden dari 13

indikator yang digunakan adalah pada indikator X1.6 yaitu sifat kerja keras dengan

skor 3.06 dengan kategori cukup.

Nilai rata-rata variabel tingkat jiwa kewirausahaan tahun 2010 adalah 3.96

yang menunjukkan bahwa tingkat jiwa kewirausahaan yang dimiliki kelompok

tani pelaksana Simantri tahun 2010 termasuk dalam kategori Baik. Hal ini

menunjukkan tingkat jiwa kewirausahaan yang dimiliki Poktan pelaksana

Simantri tahun 2010 berdasarkan persepsi jawaban responden adalah baik. Rata-

rata skor jawaban tertinggi dari 13 indikator yang digunakan adalah pada indikator

X1.3 yaitu sifat keluwesan bergaul dengan skor 4.16 dengan kategori baik.

Selanjutnya skor penilaian terendah pada indikator X1.1 yaitu sifat instrumental

dengan skor 3.73 yang artinya baik.

Selanjutnya rata-rata untuk variabel tingkat jiwa kewirausahaan tahun

2011 adalah 3.38 yang menunjukkan bahwa tingkat jiwa kewirausahaan yang

dimiliki kelompok tani pelaksana Simantri tahun 2011 termasuk dalam kategori

cukup. Nilai rata-rata jawaban terendah responden pada indikator X1.13 yaitu sifat

Page 75: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

75

fokus pada usaha yang digeluti dengan skor 3.24 yang artinya cukup. Sedangkan

nilai rata-rata tertinggi dari 13 indikator yang digunakan adalah pada indikator

X1.3 yaitu sifat pengambil resiko dengan skor 3.53 dengan kategori baik.

Berdasarkan dari Tabel 5.6 rata-rata untuk variabel tingkat jiwa

kewirausahaan tahun 2009-2011 adalah 3.46 yang menunjukkan bahwa tingkat

jiwa kewirausahaan yang dimiliki kelompok tani pelaksana Simantri termasuk

dalam kategori baik. Rata-rata skor jawaban tertinggi dari 13 indikator yang

digunakan adalah pada indikator X1.3 yaitu sifat luwes bergaul dengan skor 3.60

dengan kategori baik. Selanjutnya skor penilaian terendah pada indikator X1.13

yaitu sifat fokus pada usaha yang digeluti dengan skor 3.34 yang artinya cukup.

5.4 Penerapan Manajemen Agribisnis Kelompok Tani Pelaksana pada

Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan

Variabel manajemen agribisnis (X2) dalam penelitian merupakan variabel

bebas yang diukur dengan 4 indikator yang meliputi perencanaan usaha agribisnis

(X2.1), pengorganisasian usaha agribisnis (X2.2), pengembangan usaha agribisnis

(X2.3), pengawasan usaha agribisnis (X2.4). Untuk dapat mengetahui penerapan

manajemen kelompok tani pelaksana pada Gapoktan Simantri di Kabupaten

Tabanan dapat dilihat pada Tabel 5.7 dari tahun 2009 – 2011

Page 76: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

76

Tabel 5.7

Penerapan Manajemen Agribisnis Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009 -2011

No Indikator Variabel

Rata-rata

Skor

Tahun

2009

Rata-rata

Skor

Tahun

2010

Rata-rata

Skor

Tahun

2011

Rata-rata

Skor

Tahun

2009-2011

Kategori

Tahun

2009-

2011

1 Perencanaan Usaha Agribisnis Poktan

Pelaksana Simantri (X2.1) 3.10 3.83 3.41 3.45 Baik

2 Pengorganisasian Usaha Agribisnis

Poktan Pelaksana Simantri (X2.2) 2.75 3.59 3.38 3.40 Cukup

3 Pengembangan Usaha Agribisnis

Poktan Pelaksana Simantri (X2.3) 2.75 3.95 3.45 3.59 Baik

4 Pengawasan Usaha Agribisnis Poktan

Pelaksana Simantri (X2.4) 2.81 3.86 3.43 3.52 Baik

Manajemen Agribisnis Poktan Pelaksana

Simantri (X2) 2.85 3.81 3.42 3.49 Baik

Sumber : Data diolah dari hasil survai

Keterangan :

1.00 - 1.80 = Sangat Kurang

1.81 - 2.60 = Kurang

2.61 - 3.40 = Cukup

3.41 - 4.20 = Baik

4.21 - 5.00 = Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata untuk

variabel penerapan manajemen agribisnis tahun 2009 adalah 2.85 yang

menunjukkan bahwa penerapan manajemen agribisnis yang dilakukan kelompok

tani pelaksana Simantri termasuk dalam kategori cukup. Rata-rata skor jawaban

tertinggi dari 4 indikator yang digunakan adalah pada indikator X2.1 yaitu

perencanaan usaha agribinis Poktan pelaksana Simantri dengan skor rata–rata 3.10

yang berada dalam kategori cukup. Selanjutnya skor penilaian terendah dari 4

indikator yang digunakan berada pada indikator X2.2 yaitu pengorganisasian usaha

agribisnis Poktan pelaksana Simantri dan X2.3 yaitu pengembangan usaha

agribisnis Poktan pelaksana Simantri dengan skor rata-rata 2.75 yang berada

dalam kategori cukup.

Page 77: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

77

Rata-rata untuk variabel penerapan manajemen agribisnis tahun 2010

adalah 3.81 yang menunjukkan bahwa penerapan manajemen agribisnis yang

dilakukan kelompok tani pelaksana Simantri termasuk dalam kategori baik.

Secara keseluruhan dari 4 indikator yang digunakan berada dalam klasifikasi baik.

Skor penilaian terendah dari 4 indikator yang digunakan berada pada indikator

X2.2 yaitu pengorganisasian usaha agribisnis Poktan pelaksana Simantri dengan

skor rata-rata 3.59 yang berada dalam kategori baik. Rata-rata skor jawaban

tertinggi dari 4 indikator yang digunakan adalah pada indikator X2.3 yaitu

pengembangan usaha agribinis Poktan pelaksana Simantri dengan skor rata–rata

3.95 yang berada dalam kategori baik.

Selanjutnya rata-rata untuk variabel penerapan manajemen agribisnis

tahun 2011 adalah 3.42 yang menunjukkan bahwa penerapan manajemen

agribisnis yang dilakukan kelompok tani pelaksana Simantri termasuk dalam

kategori baik. Secara keseluruhan dari 4 indikator yang digunakan diketahui

sebanyak 3 indikator dalam klasifikasi Baik dan sisanya sebanyak 1 indikator

dalam klasifikasi penilaian cukup. Rata-rata skor jawaban tertinggi dari 4

indikator yang digunakan adalah pada indikator X2.3 yaitu pengembangan usaha

agribinis Poktan pelaksana Simantri dengan skor rata–rata 3.45 yang berada dalam

kategori baik. Selanjutnya skor penilaian terendah dari 4 indikator yang digunakan

berada pada indikator X2.2 yaitu pengorganisasian usaha agribisnis Poktan

pelaksana Simantri dengan skor rata-rata 3.38 yang berada dalam kategori cukup.

Berdasarkan Tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata untuk

variabel penerapan manajemen agribisnis tahun 2009-2011 adalah 3.49 yang

Page 78: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

78

menunjukkan bahwa penerapan manajemen agribisnis yang dilakukan kelompok

tani pelaksana Simantri termasuk dalam kategori baik. Skor penilaian terendah

dari 4 indikator yang digunakan berada pada indikator X2.3 yaitu pengorganisasian

usaha agribisnis Poktan pelaksana Simantri dengan skor rata-rata 3.40 yang

berada dalam kategori cukup. Selanjutnya rata-rata skor jawaban tertinggi dari 4

indikator yang digunakan adalah pada indikator X2.3 yaitu pengembangan usaha

agribinis Poktan pelaksana Simantri dengan skor rata–rata 3.59 yang berada dalam

kategori baik.

5.5 Tingkat Keberhasilan Kelompok Tani pada Gapoktan Simantri di

Kabupaten Tabanan

Variabel keberhasilan Simantri (Y) dalam penelitian merupakan variabel

yang diukur dengan 7 indikator yang meliputi berkembangnya kelembagaan dan

SDM (Y1), terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi usaha

pertanian (Y2), berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani (Y3),

meningkatnya insentif berusaha tani melalui peningkatan produksi dan efisiensi

usaha tani (Y4), tercipta dan berkembangnya pertanian organik menuju green

economic (Y5), berkembangnya usaha ekonomi pedesaan (Y6), dan peningkatan

pendapatan petani (Y7). Tingkat keberhasilan kelompok tani pelaksana Simantri

tahun 2009-2011 dapat dilihat dari Tabel 5.8.

Page 79: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

79

Tabel 5.8

Tingkat Keberhasilan Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan Simantri di

Kabupaten Tabanan Tahun 2009-2011

No Indikator Variabel

Rata-

rata

Skor

Tahun

2009

Rata-

rata

Skor

Tahun

2010

Rata-

rata

Skor

Tahun

2011

Rata-

rata

Skor

Tahun

2009-

2011

Kategori Tahun

2009-2011

1 Berkembangnya Kelembagaan dan SDM (Y1) 3.33 3.48 3.08 3.16 Cukup Berhasil

2

Terciptanya Lapangan Kerja melalui Pengembangan

Diversifikasi Usaha Pertanian dan Industri Rumah

Tangga (Y2)

2.25 3.75 3.36 3.38 Cukup Berhasil

3 Berkembangnya Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Usaha Tani (Y3) 3.17 3.50 3.04 3.13 Cukup Berhasil

4 Meningkatnya Insentif Berusaha Tani Melalui

Peningkatan Produksi dan Efisiensi Usaha Tani (Y4) 3.00 3.83 3.22 3.33 Cukup Berhasil

5 Tercipta dan Berkembangnya Pertanian Organik

Menuju Green Economic (Y5) 2.58 3.85 3.29 3.42 Berhasil

6 Berkembangnya usaha Ekonomi Pedesaaan (Y6) 2.17 3.31 3.21 3.18 Cukup Berhasil

Keberhasilan Simantri (Y) 2.75 3.62 3.20 3.27 Cukup Berhasil

Sumber : Data diolah dari hasil survai

Keterangan :

1.00 - 1.80 = Sangat Kurang Berhasil

1.81 - 2.60 = Kurang Berhasil

2.61 - 3.40 = Cukup Berhasil

3.41 - 4.20 = Berhasil

4.21 - 5.00 = Sangat Berhasil

Berdasarkan Tabel 5.8 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata keberhasilan

Simantri di Kabupaten Tabanan pada tahun 2009 adalah 2.75 yang menunjukkan

bahwa tingkat keberhasilan Simantri yang dilakukan kelompok tani pelaksana

Simantri termasuk dalam kategori cukup berhasil. Rata-rata skor tertinggi dari

indikator yang digunakan untuk mengukur variabel keberhasilan Simantri (Y)

adalah indikator Y1 yaitu berkembangnya kelembagaan dan SDM dengan nilai

rata-rata 3.33 yang termasuk dalam kategori cukup berhasil. Selanjutnya untuk

skor terendah dari indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

keberhasilan Simantri (Y) adalah indikator Y6 yaitu berkembangnya ekonomi

pedesaan dengan nilai rata-rata 2.17 yang termasuk dalam kategori kurang

berhasil.

Page 80: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

80

Rata-rata keberhasilan Simantri di Kabupaten Tabanan pada tahun 2010

adalah 3.62 yang menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan Simantri yang

dilakukan kelompok tani pelaksana Simantri termasuk dalam kategori berhasil.

Untuk skor terendah dari indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

keberhasilan Simantri (Y) adalah indikator Y6 yaitu berkembangnya ekonomi

pedesaan dengan nilai rata-rata 3.31 yang termasuk dalam kategori cukup

berhasil. Rata-rata skor tertinggi dari indikator yang digunakan untuk mengukur

variabel keberhasilan Simantri (Y) adalah indikator Y3 yaitu terciptanya pertanian

organik dengan nilai rata-rata 3.85 yang termasuk dalam kategori berhasil.

Selanjutnya rata-rata keberhasilan Simantri di Kabupaten Tabanan pada

tahun 2011 adalah 3.20 yang menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan Simantri

yang dilakukan kelompok tani pelaksana termasuk dalam kategori cukup berhasil.

Rata-rata skor tertinggi dari indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

keberhasilan Simantri (Y) adalah indikator Y2 yaitu terciptanya lapangan kerja

melalui pengembangan diversivikasi usaha pertanian dan industri rumah tangga

dengan nilai rata-rata 3.36 dengan kategori cukup berhasil. Sedangkan rata-rata

untuk skor terendah dari indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

keberhasilan Simantri (Y) adalah indikator Y3 yaitu berkembangnya intensifikasi

dan ekstensifikasi usaha tani dengan nilai rata-rata 3.04 yang termasuk dalam

kategori cukup berhasil.

Berdasarkan Tabel 5.8 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata keberhasilan

Simantri di Kabupaten Tabanan pada tahun 2009-2011 adalah 3.27 yang

menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan Simantri yang dilakukan kelompok tani

Page 81: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

81

pelaksana termasuk dalam kategori cukup berhasil. Rata-rata skor tertinggi dari

indikator yang digunakan untuk mengukur variabel keberhasilan Simantri (Y)

adalah indikator Y5 yaitu terciptanya pertanian organik dengan nilai rata-rata 3.42

dengan kategori berhasil. Selanjutnya untuk skor terendah dari indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel keberhasilan Simantri (Y) adalah indikator

Y3 yaitu berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi dengan nilai rata-rata

3.13 yang termasuk dalam kategori cukup berhasil.

Indikator peningkatan pendapatan (Y7) Poktan pelaksana Simantri tahun

2009-2011 dapat diukur dalam 4 sektor yaitu sektor pertanian, sektor peternakan,

sektor perkebunan dan sektor perikanan. Besarnya peningkatan pendapatan

Poktan pelaksana Simantri dari tahun 2009-2011 dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9

Rata-Rata Peningkatan Pendapatan anggota Kelompok Tani Pelaksana pada

Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009-2011

No Tahun

Sebelum

Simantri

(Rp)/Th

Sesudah

Simantri

(Rp)/Th

Peningkatan

Pendapatan

(Rp)/Th

Besaran

Peningkatan

Pendapatan

(%)

1 2009 11,907,617 13,861,146 1,953,529 16.41

2 2010 19,348,908 25,568,311 6,219,403 32.14

3 2011 10,360,521 13,405,513 3,044,992 29.39

4 2009-2011 12,146,266 15,978,989 3,832,723 31.55

Sumber : Data diolah dari hasil survai

Pada Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa peningkatan pendapatan anggota

Poktan pelaksana Simantri yang tertinggi adalah tahun 2010 sebesar Rp

6.219.403/Tahun atau sebesar 32.14% untuk masing-masing anggota Poktan

Pelaksana Simantri. Sedangkan peningkatan pendapatan anggota Poktan

Page 82: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

82

pelaksana Simantri terendah adalah tahun 2009 sebesar Rp 1.953.529/Tahun atau

sebesar 16.41% untuk masing-masing anggota Poktan Pelaksana Simantri.

5.6 Analisis Model PLS

Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan bantuan program

Smart PLS versi 2.0 M3. Data yang dipergunakan untuk analisis ini adalah hasil

rata-rata keseluruhan item pada masing-masing indikator dalam suatu variabel.

Perlakuan data menggunakan metode rata-rata dalam analisis yang diaplikasikan

pada variabel jiwa kewirausahaan (X1), manajemen agribisnis (X2) dan

keberhasilan Simantri (Y).

5.6.1 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

Evaluasi model pengukuran memerikasa validitas dan reliabilitas

indikator-indikator yang mengukur konstruk atau variabel laten. Dalam penelitian

ini ketiga variabel laten yaitu jiwa kewirausahaan (X1), manajemen agribisnis (X2)

dan keberhasilan Simantri (Y) merupakan model pengukuran dengan indikator

reflektif sehingga dalam evaluasi model pengukuran dilakukan dengan memeriksa

convergent dan discriminant validity dari indikator, serta composite reliability.

1. Convergent validity

Suatu indikator dinyatakan valid jika memiliki outer loading > 0.70 dan

nilai T-Statistic diatas 2.64. Nilai outer loading dapat mengetahui kontribusi

setiap indikator terhadap variabel latennya. Jika nilai outer loading suatu indikator

paling tinggi maka menunjukkan indikator tersebut merupakan pengukur terkuat

atau yang paling penting dalam variabel latennya.

Page 83: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

83

Tabel 5.10

Pengujian Outer Model

Variabel Indikator/Item Outer

Loading

t-

statistic

Jiwa

Kewirausahaan

(X1)

Sifat Instrumental (X1.1) 0.841 31.544

Sifat Prestatif (X1.2) 0.851 27.419

Sifat Keluwesan Bergaul (X1.3) 0.898 54.134

Sifat Pengambil Resiko (X1.4) 0.883 43.687

Sifat Swakendali (X1.5) 0.881 32.668

Sifat Kerja Keras (X1.6) 0.827 24.791

Sifat Keyakinan Diri (X1.7) 0.871 28.998

Sifat Inovatif (X1.8) 0.879 34.562

Sifat Kreatif (X1.9) 0.877 32.504

Sifat Kepemimpinan (X1.10) 0.846 32.016

Sifat Action Oriented (X1.11) 0.833 24.711

Sifat Cara Berpikir Simple (X1.12) 0.849 28.463

Sifat Fokus pada Usaha yang Digeluti (X1.13) 0.824 24.346

Manajemen

Agribisnis (X2)

Perencanaan Usaha Agribisnis dalam Simantri (X2.1) 0.831 26.301

Pengorganisasian Usaha Agribisnis dalam Simantri

(X2.2) 0.807 21.105

Pengembangan Usaha Agribisnis dalam Simantri (X2.3) 0.933 93.598

Pengawasan Usaha Agribisnis dalam Simantri (X2.4) 0.896 45.600

Keberhasilan

Simantri (Y)

Berkembangnya Kelembagaan dan SDM (Y1) 0.825 23.247

Terciptanya Lapangan Kerja Melalui Pengembangan

Diversifikasi Usaha Pertanian dan Industri Rumah

Tangga (Y2)

0.889 44.031

Berkembangnya Intensifikasi dan Ekstensifikasi Usaha

Tani (Y3) 0.705 9.383

Meningkatnya Insentif Berusaha Tani Melalui

Peningkatan Produksi dan Efisiensi Usaha tani (Y4) 0.875 34.927

Tercipta dan Berkembangnya Pertanian Organik

Menuju Green Economic (Y5) 0.900 46.643

Berkembangnya Usaha Ekonomi Pedesaan (Y6) 0.826 24.563

Peningkatan Pendapatan Petani (Y7) 0.840 35.374

Sumber : Hasil Analisis Data Responden

Hasil pengujian outer model pada Tabel 5.10 diatas dapat diketahui bahwa

13 indikator yang mengukur variabel jiwa kewirausahaan (X1) memiliki nilai

outer loading lebih besar dari 0.70 dan t-statistic berada diatas 2.64. Ini berarti

sifat instrumental (X1.1), sifat prestatif (X1.2), sifat keluwesan bergaul (X1.3), sifat

Page 84: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

84

pengambil resiko (X1.4), sifat swakendali (X1.5), sifat kerja keras (X1.6), sifat

keyakinan diri (X1.7), sifat inovatif (X1.8), sifat kreatif (X1.9), sifat kepemimpinan

(X1.10), sifat berorientasi pada tindakan (action oriented) (X1.11), sifat berpikir

sederhana (simple) (X1.12), dan sifat fokus pada usaha yang digeluti (X1.13)

merupakan indikator yang valid sebagai pengukur variabel jiwa kewirausahaan

(X1). Disamping itu hasil analisis menunjukkan sifat keluwesan bergaul (X1.3)

merupakan indikator paling kuat dalam jiwa kewirausahaan dengan nilai outer

loading sebesar 0.898.

Hasil evaluasi variabel manajemen agribisnis (X2), ke empat indikator

memiliki nilai outer loading lebih besar dari 0.70 dan t-statistic berada diatas

2.64. Hasil ini menunjukkan bahwa perencanaan usaha agribisnis (X2.1),

pengorganisasian usaha agribisnis (X2.2), pengembangan usaha agribisnis (X2.3),

pengawasan usaha agribisnis (X2.4) merupakan indikator yang valid sebagai

pengukur variabel manajemen agribisnis (X2). Indikator pengembangan usaha

agribisnis (X2.3) merupakan indikator yang paling kuat dalam manajemen

agribisnis dengan nilai nilai outer loading sebesar 0.933.

Pada evaluasi variabel keberhasilan Simnatri (Y), ke semua indikator

memiliki nilai outer loading lebih besar dari 0.70 dan t-statistic berada diatas

2.64. Hasil ini menunjukkan bahwa berkembangnya kelembagaan dan SDM (Y1),

terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi usaha pertanian

(Y2), berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani (Y3),

meningkatnya insentif berusaha tani melalui peningkatan produksi dan efisiensi

usaha tani (Y4), tercipta dan berkembangnya pertanian organik menuju green

Page 85: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

85

economic (Y5), berkembangnya usaha ekonomi pedesaan (Y6), dan peningkatan

pendapatan petani (Y7) merupakan indikator yang valid dari variabel keberhasilan

Simantri (Y). Disamping itu hasil analisis menujukkan indikator tercipta dan

berkembangnya pertanian organik menuju green economic (Y5) merupakan

indikator yang paling kuat dalam keberhasilan Simantri dengan nilai nilai outer

loading sebesar 0.900.

2. Discriminant validity

Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan nilai square root of

average variance extracted (AVE) setiap variabel laten dengan korelasi antar

variabel laten dalam model. Ketentuannya adalah apabila square root of average

variance extracted (√AVE) variabel laten lebih besar dari koefisien korelasi

variabel laten mengindikasikan indikator-indikator variabel memiliki discriminant

validity yang baik. Nilai AVE direkomendasikan lebih besar dari 0.50.

Tabel 5.11

Pemeriksaan Discriminant validity

Variabel AVE √AVE Korelasi

X1 X2 Y

Jiwa Kewirausahaan (X1) 0.738 0.859 1.000

Manajemen Agribisnis (X2) 0.754 0.868 0.817 1.000

Keberhasilan Simantri (Y) 0.704 0.839 0.831 0.825 1.000

Sumber : Hasil Analisis Data Responden

Pada Tabel 5.11 dapat diketahui bahwa ketiga variabel memiliki nilai AVE

berada diatas 0.50 dan nilai akar AVE lebih tinggi daripada korelasi variabel

Page 86: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

86

laten. Hal ini berarti pengujian discriminant validity dengan akar AVE

menunjukkan bahwa seluruh variabel diatas dikatakan baik / valid.

3. Composite Reliability dan Crobach Alpha

Evaluasi ini dilakukan dengan melihat nilai composite reliability dari blok

indikator yang mengukur konstruk dan nilai cronbach alpha. Nilai composite

reliability dan nilai cronbach alpha dikatakan baik apabila berada diatas 0.70.

Berikut dapat dilihat nilai composite reliability dan nilai cronbach alpha pada

Tabel 5.12.

Tabel 5.12

Nilai Composite Reliability dan Crobach Alpha

Variabel Composite Reliability Cronbach Alpha

Jiwa Kewirausahaan (X1) 0.973 0.970

Manajemen Agribisnis (X2) 0.924 0.890

Keberhasilan Simantri (Y) 0.943 0.929

Sumber : Hasil Analisis Data Responden

Hasil evaluasi nilai composite reliability dan cronbach alpha pada Tabel

5.12 menunjukkan bahwa ketiga variabel laten berada diatas 0.70, sehingga dapat

dinyatakan bahwa blok indikator reliabel atau handal mengukur variabel-variabel

penelitian.Berdasarkan hasil evaluasi convergent dan discriminant validity

masing-masing indikator maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator

tersebut dinyatakan valid dan reliabel.

Page 87: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

87

5.6.2 Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Setelah dilakukan pengujian terhadap outer model dengan uji validitas dan

reliabilitas maka selanjutnya dilakukan pengujian terhadap model struktural (inner

model). Tahapan dari pengujian inner model ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Evaluasi Goodness of Fit

Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-

Squares untuk setiap variabel sebagai kekuatan prediksi dari model struktural.

Selain melihat besarnya nilai R-Squares, evaluasi model struktural PLS dapat juga

dilakukan dengan Q2

predictive relevance atau sering disebut predictive sample

reuse. Besaran Q2 memiliki nilai rentang 0 < Q

2 < 1, semakin mendekati 1 berarti

model struktural dari suatu penelitian semakin baik. Hasil pengujian model dapat

dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13

Hasil Evaluasi Goodness of Fit

Variabel R square

Manajemen Agribisnis (X2) 0.842

Keberhasilan Simantri (Y) 0.788

Kalkulasi :

Q2 = 1-(1-R1

2) (1-R2

2)

Q2 = 1-(1-0.842) (1-0.788) = 0.967

Sumber : Hasil Analisis Data Responden

Hasil evaluasi Tabel 5.13 menunjukkan bahwa model struktural terbukti

nilai Q2

(0.967) mendekati angka 1. Dengan demikian hasil evaluasi ini memberi

bukti bahwa model struktural memiliki kesesuaian (goodness of fit model) yang

baik. Hal ini berarti bahwa informasi yang terkandung dalam data 96,7 % dapat

Page 88: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

88

dijelaskan oleh model sedangkan sisanya 3,3% dijelaskan variabel lain yang

belum terdapat dalam model.

2. Evaluasi Koefisien Indikator

Evaluasi koefisien indikator digunakan untuk mengetahui besarnya

sumbangan pengaruh masing-masing indikator terhadap variabel yang dibentuk

serta tingkat signifikansinya.

1. Variabel Jiwa Kewirausahaan

Untuk mengetahui besarnya nilai koefisien masing-masing indikator jiwa

kewirausahaan dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14

Evaluasi Koefisien Indikator dengan Variabel Jiwa Kewirausahaan

Variabel Indikator/Item Original

Sample

Standard

Error

t-

statistic

Jiwa Kewirausahaan

(X1)

Sifat Instrumental (X1.1) 0.841 0.027 31.544

Sifat Prestatif (X1.2) 0.851 0.031 27.419

Sifat Keluwesan Bergaul (X1.3) 0.898 0.017 54.134

Sifat Pengambil Resiko (X1.4) 0.883 0.020 43.687

Sifat Swakendali (X1.5) 0.881 0.027 32.668

Sifat Kerja Keras (X1.6) 0.827 0.033 24.791

Sifat Keyakinan Diri (X1.7) 0.871 0.030 28.998

Sifat Inovatif (X1.8) 0.879 0.025 34.562

Sifat Kreatif (X1.9) 0.877 0.027 32.504

Sifat Kepemimpinan (X1.10) 0.846 0.026 32.016

Sifat Action Oriented (X1.11) 0.833 0.034 24.711

Sifat Cara Berpikir Simple (X1.12) 0.849 0.030 28.463

Sifat Fokus pada Usaha yang Digeluti (X1.13) 0.824 0.034 24.346

Sumber : Hasil Analisis Data Responden

Hasil pengujian pada Tabel 5.14 menunjukkan bahwa dari 13 indikator

yang digunakan untuk mengukur variabel jiwa kewirausahaan semua berpengaruh

Page 89: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

89

sangat nyata membentuk variabel jiwa kewirausahaan pada level 1% dengan nilai

t-statistik > 2.64.

Berdasarkan Tabel 5.14 dapat dijelaskan bahwa indikator jiwa

kewirausahaan yang dominan dilakukan oleh Poktan pelaksana Simantri untuk

mencapai keberhasilan adalah sifat keluwesan bergaul (X1.3) dengan sumbangan

pengaruh koefisien indikator paling besar dalam membentuk variabel jiwa

kewirausahaan sebesar 0.898 dengan nilai t-statistik > 2.64. Indikator kedua

adalah sifat pengambil resiko (X1.4) dengan sumbangan pengaruh koefisien

indikator sebesar 0.883. Indikator ketiga adalah sifat swakendali (X1.5) dengan

sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.881. Indikator keempat adalah

sifat inovatif (X1.8) dengan sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar

0.879. Indikator kelima adalah sifat kreatif (X1.9) dengan sumbangan pengaruh

koefisien indikator sebesar 0.877. Indikator keenam adalah sifat keyakinan diri

(X17.) dengan sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.871. Indikator

ketujuh adalah sifat prestatif (X1.2) dengan sumbangan pengaruh koefisien

indikator sebesar 0.851.

Selanjutnya hasil evaluasi indikator kedelapan adalah sifat berpikir simple

(X1.12) dengan sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.849. Indikator

kesembilan adalah sifat kepemimpinan (X1.10) dengan sumbangan pengaruh

koefisien indikator sebesar 0.846. Indikator kesepuluh adalah sifat instrumental

(X1.1) dengan sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.841. Indikator

kesebelas adalah sifat action oriented (X1.11) dengan sumbangan pengaruh

koefisien indikator sebesar 0.833. Indikator kedua belas adalah sifat kerja keras

Page 90: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

90

(X1.6) dengan sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.827 dan

indikator yang terakhir adalah sifat fokus pada usaha yang digeluti (X1.13) dengan

sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.824.

2. Variabel Manajemen Agribisnis

Untuk mengetahui besarnya nilai koefisien masing-masing indikator

manajemen agribisnis dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15

Evaluasi Koefisien Indikator dengan Variabel Manajemen Agribisnis

Variabel Indikator/Item Original

Sample

Standard

Error

t-

statistic

Manajemen

Agribisnis (X2)

Perencanaan Usaha Agribisnis dalam Simantri

(X2.1) 0.831 0.032 26.301

Pengorganisasian Usaha Agribisnis dalam

Simantri (X2.2) 0.807 0.038 21.105

Pengembangan Usaha Agribisnis dalam Simantri

(X2.3) 0.933 0.010 93.598

Pengawasan Usaha Agribisnis dalam Simantri

(X2.4) 0.896 0.020 45.600

Sumber : Hasil Analisis Data Responden

Hasil pengujian pada Tabel 5.15 memperlihatkan bahwa dari 4 indikator

yang digunakan untuk mengukur variabel manajemen agribisnis semua

berpengaruh sangat nyata membentuk variabel jiwa kewirausahaan pada level 1%

dengan nilai t-statistik > 2.64.

Berdasarkan Tabel 5.15 dapat dijelaskan bahwa indikator manajemen

agribisnis yang dominan dilakukan oleh Poktan pelaksana Simantri untuk

mencapai keberhasilan adalah pengembangan usaha agribisnis dalam Simantri

(X2.3) dengan sumbangan pengaruh koefisien indikator paling besar dalam

Page 91: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

91

membentuk variabel manajemen agribisnis sebesar 0.933 dengan nilai t-statistik >

2.64. Indikator kedua adalah pengawasan usaha agribisnis dalam Simantri (X2.4)

dengan sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.896. Selanjutnya

Indikator ketiga adalah perencanaan usaha agribisnis dalam Simantri (X2.1)

dengan sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.831 dan indikator yang

terakhir adalah pengorganisasian usaha agribisnis dalam Simantri (X2.2) dengan

sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.807.

3. Variabel Keberhasilan Simantri

Untuk mengetahui besarnya nilai koefisien masing-masing indikator

keberhasilan Simantri dapat dilihat pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16

Evaluasi Koefisien Indikator dengan Variabel Keberhasilan Simantri

Variabel Indikator/Item Original

Sample

Standard

Error

t-

statistic

Keberhasilan

Simantri (Y)

Berkembangnya Kelembagaan dan SDM (Y1) 0.825 0.035 23.247

Terciptanya Lapangan Kerja Melalui

Pengembangan Diversifikasi Usaha Pertanian dan

Industri Rumah Tangga (Y2)

0.889 0.020 44.031

Berkembangnya Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Usaha Tani (Y3) 0.705 0.075 9.383

Meningkatnya Insentif Berusaha Tani Melalui

Peningkatan Produksi dan Efisiensi Usaha tani

(Y4)

0.875 0.025 34.927

Tercipta dan Berkembangnya Pertanian Organik

Menuju Green Economic (Y5) 0.900 0.019 46.643

Berkembangnya Usaha Ekonomi Pedesaan (Y6) 0.826 0.034 24.563

Peningkatan Pendapatan Petani (Y7) 0.840 0.024 35.374

Sumber : Hasil Analisis Data Responden

Hasil pengujian pada Tabel 5.16 menunjukkan bahwa dari 7 indikator

yang digunakan untuk mengukur variabel keberhasilan Simantri semua

Page 92: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

92

berpengaruh sangat nyata membentuk variabel keberhasilan Simantri pada level

1% dengan nilai t-statistik > 2.64.

Berdasarkan Tabel 5.16 dapat dijelaskan bahwa indikator keberhasilan

yang dominan dilakukan oleh Poktan pelaksana Simantri adalah tercipta dan

berkembangnya pertanian organik menuju green economic (Y5) dengan

sumbangan pengaruh koefisien indikator paling besar dalam membentuk variabel

manajemen agribisnis sebesar 0.900 dengan nilai t-statistik > 2.64. Indikator

kedua adalah terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi

usaha pertanian dan industri rumah tangga (Y2) dengan sumbangan pengaruh

koefisien indikator sebesar 0.889. Indikator ketiga adalah meningkatnya insentif

berusaha tani melalui peningkatan produksi dan efisiensi usaha tani (Y4) dengan

sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.875. Indikator keempat adalah

peningkatan pendapatan petani (Y7) dengan sumbangan pengaruh koefisien

indikator sebesar 0.840.

Selanjutnya evaluasi indikator kelima adalah berkembangnya usaha

ekonomi pedesaan (Y6) dengan sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar

0.826. Indikator keenam adalah berkembangnya kelembagaan dan SDM (Y1)

dengan sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.825 dan indikator yang

terakhir adalah berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani (Y3)

dengan sumbangan pengaruh koefisien indikator sebesar 0.705

3. Evaluasi koefisien Jalur Struktural

Evaluasi koefisien jalur struktural bertujuan untuk menganalisis jiwa

kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap keberhasilan Simantri, maka

Page 93: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

93

berikut dilakukan analisis terhadap hasil pengujian model untuk mengetahui

koefisien masing-masing jalur. Pengujian koefisien jalur struktural dilakukan

untuk menjawab hipotesis penelitian dan juga untuk mengetahui besarnya

pengaruh masing-masing variabel. Hasil pengujian model dan hipotesis dapat

dilihat pada Tabel 5.17.

Tabel 5.17

Koefisien Jalur Struktural

Hubungan Antar Variabel Koefisien

Jalur

T-

Statistic Keterangan

Jiwa Kewirausahaan (X1) -> Keberhasilan

Simantri (Y) 0.366 2.817

Positif dan Sangat

Signifikan

Manajemen Agribisnis (X2)-> Keberhasilan

Simantri (Y) 0.539 4.330

Positif dan Sangat

Signifikan

Jiwa Kewirausahaan (X1)-> Manajemen

Agribisnis (X2) 0.917 54.782

Positif dan Sangat

Signifikan

Sumber : Hasil Analisis Data Responden

Berdasarkan Tabel 5.17 di atas, dapat dibangun model persamaan

hubungan regresi struktur yang terbentuk antara konstruk eksogen dengan

konstruk endogen, sebagai berikut:

1. Y = 0,366 X1 + 0,539 X2

2. X2 = 0,917 X1

Page 94: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

94

Gambar 5.1

Model Struktural

Berdasarkan hasil pada Gambar 5.1 diatas diketahui bahwa pengaruh

secara bersama-sama variabel jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis

terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan Simantri dengan

koefisien determinan (R2) sebesar 0.788. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis mampu menjelaskan variabel

keberhasilan Simantri sebesar 78.8%, sedangkan sisanya sebesar 22.2% dijelaskan

oleh variabel lain diluar model. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis

masing-masing jalur yang terbentuk dalam model yang dipaparkan pada uraian

berikut :

0.917 [54.782]

0.366 [2.817]

0.539 [4.330]

Page 95: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

95

1. Pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan Simantri.

Jiwa kewirausahaan (X1) terbukti berpengaruh positif dan sangat signifikan

terhadap keberhasilan Simantri (Y). Hal ini dapat ditunjukkan oleh koefisien

jalur yang bernilai positif sebesar 0.366 dengan t-statistik sebesar 2.817 (T-

statistik > 2.64). Pengaruh secara tidak langsung jiwa kewirausahaan (X1)

melalui manajemen agribisnis (X2) terhadap keberhasilan Simantri sebesar

0.494, sehingga hipotesis 1 (H1) : jiwa kewirausahaan berpengaruh positif

terhadap keberhasilan Simantri dapat dibuktikan.

2. Pengaruh Jiwa kewirausahaan terhadap penerapan manajemen agribisnis.

Jiwa kewirausahaan (X1) terbukti berpengaruh positif dan sangat signifikan

terhadap manajemen agribisnis (X2). Hal ini dapat ditunjukkan oleh koefisien

jalur yang bernilai positif sebesar 0.917 dengan t-statistik sebesar 54.782 (T-

statistik > 2.64) dengan koefisien determinan sebesar 0.842 yang artinya

variabel jiwa kewirausahaan mampu menjelaskan variabel manajemen

agribisnis sebesar 84.2 % sedangkan sisanya sebesar 15.8 % dijelaskan oleh

variabel lain diluar model, sehingga hipotesis 2 (H2) : jiwa kewirausahaan

berpengaruh positif terhadap manajemen agribisnis dapat dibuktikan.

3. Pengaruh manajemen agribisnis terhadap keberhasilan Simantri.

Manajemen Agribisnis (X2) terbukti berpengaruh positif dan sangat signifikan

terhadap keberhasilan Simantri (Y). Hal ini dapat ditunjukkan oleh koefisien

jalur yang bernilai positif sebesar 0.539 dengan t-statistik sebesar 4.330 (T-

statistik > 2.64), sehingga hipotesis 3 (H3) : manajemen agribisnis

berpengaruh positif terhadap keberhasilan Simantri dapat dibuktikan.

Page 96: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

96

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Tingkat Jiwa Kewirausahaan Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan

Sifat terdapat dalam diri seseorang dan cenderung permanen. Sifat

mempunyai kapasitas untuk menuntun pembentukan tingkah laku yang konsisten.

Dalam diri seorang wirausahawan terdapat beberapa sifat atau jiwa yang khas.

Sifat-sifat tersebut mampu mengantarkan keberhasilannya dalam mengelola

perusahaan dan sifat-sifat itu pula yang dapat menentukan kadar kewirausahaan

seseorang (Suparta dan Ramantha, 2010).

Dari hasil penelitian di lapangan, pada Simantri tahun 2009 di Kabupaten

Tabanan terdapat sebanyak satu Simantri. Rata-rata tingkat jiwa kewirausahaan

yang dimiliki Poktan pelaksana Simantri di Kabupaten Tabanan berada pada

kategori cukup dengan capaian skor komulatif sebesar 2.80. Hal ini menunjukkan

SDM Poktan pelaksana Simantri masih kurang maksimal dalam mengaplikasikan

jiwa kewirausahaannya. Jika dilihat dari 13 indikator jiwa kewirausahaan, sifat

keluwesan bergaul dan sifat fokus pada usaha yang digeluti yang mendapatkan

skor terendah. Hal ini terlihat dari kurangnya Poktan dalam mencari informasi

dengan kelompok Simantri Simantri yang sudah maju atau berkembang dan

kurang fokus dalam menjalankan kegiatan Simantri. Kondisi ini akan berdampak

pada keberhasilan Simantri yang kurang berhasil dalam menjalankan usaha

taninya. Jadi kurangnya sifat keluwesan bergaul dengan Simantri lainnya

menyebabkan kurangnya motivasi atau dorongan Poktan pelaksana ini untuk

96

Page 97: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

97

mengembangkan Simantrinya. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka

diharapkan Poktan pelaksana tahun 2009 harus fokus pada kegiatan Simantri dan

mengunjungi Simantri yang sudah berhasil sehingga mendapatkan motivasi untuk

dapat memperbaiki Simantri tersebut.

Pada Simantri tahun 2010 yang terdiri dari empat Simantri, menunjukkan

bahwa tingkat jiwa kewirausahaan yang dimiliki Poktan pelaksana Simantri di

Kabupaten Tabanan termasuk dalam kategori baik, dengan capaian skor komulatif

sebesar 3,96. Hal ini menunjukkan bahwa Poktan pelaksana Simantri memiliki

sifat jiwa kewirausahaan yang tinggi untuk mencapai keberhasilan. Poktan

pelaksana ini telah mampu menerapkan seluruh indikator jiwa kewirausahaan

dengan capaian kategori baik. Salah satu indikator jiwa kewirausahaan tertinggi

adalah sifat keluwesan bergaul. Aktifnya Poktan pelaksana Simantri dalam

bergaul atau mencari informasi akan banyak menambah referensi atau motivasi

dalam menjalakan kegiatan Simantri di masing-masing Poktan pelaksana. Dalam

pelaksanaan kegiatan Simantri, Poktan ini bekerja sama dan menjalin hubungan

dengan Simantri lainnya untuk memotivasi kegiatan mereka. Poktan pelaksana

Simantri tahun 2010 telah mampu berinovasi, memiliki kemampuan

kepemimpinan, kreatif, sifat swakendali, dan keyakinan diri dalam menjalankan

usahanya. Untuk kedepannya diharapkan Simantri tahun 2010 terus dapat

meningkatkan kegiatan usaha taninya.

Selanjutnya pada Simantri tahun 2011 yang terdiri dari 16 Simantri

menunjukkan bahwa tingkat jiwa kewirausahaan yang dimiliki Poktan pelaksana

Simantri tahun 2011 di Kabupaten Tabanan berada pada kategori cukup dengan

Page 98: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

98

capaian skor komulatif sebesar 3.38. Hal ini menunjukkan tingkat jiwa

kewirausahaan yang dimiliki Poktan pelaksana Simantri belum maksimal

diaplikasikan. Indikator jiwa kewirausahaan terendah berada pada sifat fokus pada

usaha yang digeluti, hal ini dikarenakan kurangnya komitmen dan tanggung jawab

dalam kegiatan Simantri. Poktan sering menganggap kegiatan ini hanya sekedar

sampingan saja sehingga dalam menjalankan kegiatan Poktan masih suka

menunda-nunda pekerjaan yang belum terselesaikan. Untuk mengatasi hal

tersebut maka Poktan harus menumbuhkan lagi jiwa kewirausahaan yang utama

pada sifat fokus pada usaha yang digeluti untuk keberhasilan Simantri dan

pendamping juga harus bisa membangkitkan lagi jiwa kewirausahaan Poktan

pelaksana tersebut.

Dari hasil penelitian Simantri tahun 2009-2011 menunjukkan tingkat jiwa

kewirausahaan berada dalam kategori baik dengan capaian skor komulatif 3.46.

Indikator tertinggi berada pada sifat keluwesan bergaul pada kategori baik, hal ini

menunjukkan bahwa sifat luwes bergaul Poktan pelaksana Simantri sudah di

aplikasikan dengan baik. Dengan sifat luwes bergaul, Poktan pelaksana Simantri

dapat mengetahui teknologi terbaru dan termotivasi untuk memajukan Simantri.

Sedangkan indikator jiwa kewirausahaan terendah yaitu sifat fokus pada usaha

yang digeluti pada kategori cukup. Hal ini mengindikasikan bahwa Poktan

pelaksana Simantri masih belum maksimal untuk fokus dalam usaha Simantri.

Poktan masih menganggap kegiatan Simantri ini hanya kegiatan sampingan yang

bisa dilakukan kapan saja. Kegiatan Simantri apabila dijalankan setengah hati

maka akan sulit untuk mencapai keberhasilan. Jiwa kewirausahaan Poktan

Page 99: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

99

pelaksana Simantri harus lebih ditingkatkan lagi untuk menjadikan petani yang

berjiwa kewirausahaan demi melangsungkan kegiatan usaha taninya.

Menurut Suryana (2003), bahwa setiap orang berpeluang menjadi seorang

wirausahawan dan berhasil. Keberhasilan itu tergantung dari sejauh mana

seseorang tekun mengembangkan pengetahuan maupun keterampilan, terutama

sikap mental dan kepribadiannya. Demikian halnya dengan Poktan pelaksana

Simantri, mereka dapat mengembangkan kemampuannya untuk menjadi seorang

wirausahawan dengan mau belajar dan menekuni segala aspek usaha yang

dijalankannya. Hal pertama yang harus dimiliki oleh Poktan pelaksana Simantri

adalah niat untuk melakukan kegiatan usaha tani yang sukses, selanjutnya barulah

diikuti oleh hal-hal lain yang berkaitan dengan sifat atau jiwa kewirausahaan.

6.2 Penerapan Manajemen Agribisnis Kelompok Tani Pelaksana pada

Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan

Manajemen agribisnis pada prinsipnya adalah penerapan manajemen

dalam sistem agribisnis. Oleh karena itu, seseorang yang hendak terjun dibidang

agribisnis harus memahami konsep-konsep manajemen dalam agribisnis yang

meliputi pengertian manajemen, fungsi-fungsi manajemen, tingkatan manajemen,

prinsip-prinsip manajemen dan bidang-bidang manajemen (Firdaus, 2007).

Penerapan manajemen agribisnis yang diterapkan oleh Poktan pelaksana

Simantri di Kabupaten Tabanan pada tahun 2009 berada dalam kategori Cukup

dengan perolehan skor 2.85. Dilihat dari ke empat unsur manajemen yang telah

diterapkan terdapat empat indikator dalam keadaan cukup. Indikator terendah

Page 100: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

100

berada pada pengorganisasian dan pengembangan usaha agribisnis. Ini

menunjukkan penerapan manajamen masih kurang dilapangan. Hal ini disebabkan

karena masih kurangnya Poktan pelaksana dalam menerapkan unsur-unsur

manajemen dalam Simantri. Poktan hanya bisa berencana tapi kurangnya dalam

hal pelaksanaan dan pengembangan kegiatan Simantri. Pada Simantri tahun 2009

SDM juga kurang respon dalam menjalankan kegiatan Simantri sehingga

beberapa anggota banyak yang mengundurkan diri dalam memelihara ternak sapi.

Akibatnya ternak sapi banyak yang tidak terpelihara dan semakin lama semakin

berkurang jumlahnya. Untuk mengantisipasi hal ini diharapkan Tim Teknis

Pemerintah Provinsi Bali harus turun ke lapangan untuk membenahi masalah

tersebut agar Simantri tetap berjalan.

Dari hasil penelitian Simantri tahun 2010, penerapan manajemen

agribisnis berada pada kategori baik dengan perolehan skor 3.81. Seluruh

indikator penerapan manajemen agribisnis berada pada kategori baik. Ini

menunjukkan bahwa seluruh unsur manajemen sudah diterapkan oleh Poktan

pelaksana Simantri yang dimulai dari perencanaan hingga pengawasan kegiatan.

Indikator tertinggi dari penerapan manajemen agribisnis adalah pengembangan

usaha agribisnis. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan usaha agribisnis

sudah dilakukan secara maksimal. Dalam pelaksanaan dan pengembangan usaha

agribisnis Simantri pada tahun 2010 sudah berjalan dengan baik yang dimulai dari

meningkatkan produksi baik itu ternak sapi, pengolahan pupuk padat dan cair, dan

beberapa Simantri sudah menjual pupuk padat dan cair ke pasar sasaran seperti

stan-stan tanaman hias.

Page 101: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

101

Selanjutnya hasil penelitian penerapan manajemen agribisnis tahun 2011

berada pada kategori baik dengan perolehan skor 3.42. Dari keseluruhan indikator

penerapan manajemen agribisnis terdapat tiga indikator dalam katergori baik dan

satu indikator dalam kategori cukup. Indikator terendah berada pada

pengorganisasian usaha agribisnis Simantri. Hal ini disebabkan organisasi di

dalam Poktan masih belum maksimal terbentuk karena kurangnya hubungan

harmonis dengan anggota yang tidak satu persepsi dalam menjalankan Simantri

sehingga dalam kegiatan pengolahan pupuk padat maupun cair banyak anggota

yang tidak ikut melaksanakannya. Minimnya anggota Poktan pelaksana untuk

aktif menyebabkan ada beberapa Simantri hanya dikelola oleh ketua Poktan saja.

Pada Simantri tahun 2011 pengelolanya hanya beberapa orang saja sehingga

hanya yang aktif-aktif saja yang ikut bergabung dalam menjalankan Simantri.

Dari hasil penelitian Simantri tahun 2009-2011 menunjukkan penerapan

manajemen agribisnis berada dalam kategori baik dengan capaian skor komulatif

3.49. Indikator tertinggi berada pada pengembangan usaha agribisnis dengan

kategori baik. Hal ini menunjukkan pengembangan kegiatan Simantri sudah

diterapkan dengan baik dan perlu ditingkatkan lagi oleh Poktan pelaksana

Simantri untuk mencapai keberhasilan. Sedangkan indikator yang terendah

pengorganisasian usaha agribisnis dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan

bahwa dalam pengorganisasian usaha agribisnis beberapa Poktan pelaksana masih

belum maksimal dilaksanakan, karena kurang aktifnya kelompok dalam

menjalankan kegiatan Simantri terutama dalam melakukan pengolahan limbah

padat maupun cair. Jadi untuk menunjang ke arah keberhasilan maka penerapan

Page 102: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

102

manajemen agribisnis Poktan pelaksana Simantri dalam bidang perencanaan

sampai pengawasan usaha agribisnis harus lebih dimaksimalkan lagi dalam

kegiatan Simantri.

Penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa Poktan pelaksana Simantri

telah melakukan atau menerapkan unsur-unsur manajemen agrbisnis seperti

perencanaan, pengorganisasian, pengembangan dan pengawasan dengan baik serta

ada pula yang belum maksimal dalam menerapkannya. Poktan pelaksana Simantri

sudah cukup mempunyai kemampuan dalam menerapkan manajemen agribisnis

tetapi dalam hal pengorganisasian usaha agribisnis harus lebih ditingkatkan lagi

sehingga Poktan pelaksana Simantri dapat menjalankan kegiatannya lebih berhasil

lagi. Poktan pelaksana Simantri tersebut diharapkan terus mendapatkan bimbingan

teknis oleh pendamping, penyuluh maupun tim teknis provinsi dan kabupaten agar

semua kegiatan Simantri berjalan sesuai dengan tujuannya.

Downey dan Erickson (1992) dalam bukunya menyebutkan fungsi-fungsi

manajemen yang penting diterapkan dalam usaha agribisnis adalah fungsi

perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan atau pengembangan,

dan fungsi pengawasan. Kemampuan manajemen bukanlah bakat bawaan tetapi

merupakan keahlian yang dapat diajarkan dan dilatihkan. Namun pola dan gaya

manajemen setiap orang berbeda tergantung situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Page 103: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

103

6.3 Tingkat Keberhasilan Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan

Keberhasilan atau kegagalan dalam bisnis adalah sesuatu yang biasa, tetapi

setiap orang pelaku bisnis tentu tidak ingin gagal. Salah satu faktor keberhasilan

adalah kesiapan sumber daya manusia maupun tenaga kerja harus dipersiapkan

terlebih dahulu, baik dari aspek kemampuan, aspek mental, maupun aspek fisik

dari seseorang (Suparta, 2005).

Hasil penelitian tingkat keberhasilan Simantri tahun 2009 berada dalam

kategori cukup berhasil dengan perolehan skor 2.75. Indikator tingkat

keberhasilan terendah berada pada berkembangnya usaha ekonomi pedesaan, ini

besar kaitannya dengan tidak adanya iuran masuk ke kas Simantri sehingga

Poktan pelaksana tidak bisa mengembangkan unit simpan pinjam. Jika dilihat dari

segi peningkatan pendapatan dari 4 sektor terdapat peningkatan sebesar Rp

1.953.529/tahun atau sebesar 16.41% untuk masing-masing anggota Poktan

Pelaksana. Jika dilihat dari peningkatan pendapatan tertinggi yaitu berada pada

penjualan ternak sebesar Rp 957.500 dan peningkatan pendapatan terendah pada

limbah cair sebesar Rp 63.000 (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa

kegiatan Poktan pelaksana Simantri hanya berada dalam pemeliharaan ternak sapi

saja dan tidak kearah pengolahan limbah ternak. Poktan masih belum mampu

mengolah kotoran yang disebabkan karena SDM yang tidak aktif dalam kegiatan

Simantri. Tingkat keberhasilan Poktan pelaksana Simantri masih rendah yang

disebabkan oleh kurangnya jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis Poktan

pelaksana dalam menjalankan kegiatan Simantri dan Poktan pelasakna belum bisa

menyamakan tujuan atau persepsi ke depan mengenai kegiatan Simantri. Dalam

Page 104: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

104

hal ini Poktan pelaksana hanya memelihara sapi saja dan kurang memanfaatkan

hasil dari limbah kotoran padat maupun cair. Pada Poktan Simantri ini hanya

terdapat satu rumah tangga yang memanfaatkan biogasnya sedangkan anggota

lainnya cenderung pasif dengan program Simantri ini. Untuk mengatasi masalah

ini Tim Teknis Provinsi Bali harus turun langsung mengatasi hal tersebut dan

memberikan bimbingan teknis pada Poktan pelaksana agar kegiatan Simantri

berjalan sesuai program.

Hasil penelitian tingkat keberhasilan Simantri tahun 2010 berada dalam

kategori berhasil dengan perolehan skor 3.62. Dari seluruh indikator keberhasilan

terdapat 5 indikator berada dalam kategori berhasil yaitu berkembangnya

kelembagaan dan SDM, terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan

diversifikasi usaha pertanian, meningkatnya insentif berusaha tani melalui

peningkatan produksi dan efisiensi usaha tani, tercipta dan berkembangnya

pertanian organik menuju green economic. Sedangkan dari segi peningkatan

pendapatan terdapat peningkatan sebesar Rp 6.219.403/tahun atau sebesar 32.14

% untuk masing-masing anggota Poktan Pelaksana. Jika dilihat dari peningkatan

pendapatan tertinggi yaitu berada pada sektor pertanian sebesar Rp 2.412.568 dan

peningkatan pendapatan terendah pada limbah cair sebesar Rp 521.125 (Lampiran

6). Hal ini menunjukkan bahwa dalam Poktan pelaksana dalam sektor pertanian

sudah mulai menerapkan pertanian organik di lahan masing-masing, sehingga dari

segi pertanian sudah mulai memberikan hasil yang optimal. Tingkat keberhasilan

Poktan pelaksana Simantri tahun 2010 sudah berjalan dengan baik dan sudah

mengalami peningkatan pendapatan tiap tahunnya. Pada Simantri tahun 2010 di

Page 105: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

105

Kabupaten Tabanan, Gapoktan Simantri rata-rata sudah memproduksi dan

memasarkan pupuk cair maupun padat hingga mencapai kurang lebih 10

ton/bulan. Mereka melakukan kerja sama dengan Simantri lainnya dalam proses

pemenuhan kebutuhan pupuk yang akan mereka pasarkan kepada konsumen

sehingga memperoleh keuntungan yang cukup tinggi.

Selanjutnya dilihat dari tingkat keberhasilan Simantri tahun 2011 berada

pada kategori cukup berhasil dengan perolehan skor 3.20. Dari seluruh indikator

keberhasilan Simantri berada dalam kategori cukup berhasil sedangkan dari segi

peningkatan pendapatan Poktan pelaksana Simantri Tahun 2011 sebesar Rp

3.044.992/Tahun atau sebesar 29.39% untuk masing-masing anggota Poktan

Pelaksana. Jika dilihat dari peningkatan pendapatan tertinggi yaitu berada pada

sektor pertanian sebesar Rp 1.288.221 dan peningkatan pendapatan terendah pada

sektor perikanan sebesar Rp 57.669 (Lampiran 6). Peningkatan di sektor

perikanan masih rendah disebabkan karena kurangnya minat dalam pemeliharaan

ikan lele karena harga pakan yang melambung tinggi sehingga tidak ada

keuntungan dalam pemeliharaan ikan lele. Beberapa Poktan pelaksana sudah

menerapkan program Simantri dari pengolahan pupuk padat maupun cair hingga

sampai ke pasar sasaran. Dan ada pula yang memanfaatkan pupuk organiknya

untuk lahan masing-masing anggota. Dari 16 Gapoktan Simantri tahun 2011 yang

berjalan kegiatannya berjumlah 10 Simantri. Sedangkan pada 6 Simantri tersebut

banyak mengalami kendala dalam pelaksanaanya, seperti ternak yang dibawa

pulang oleh anggota kelompok karena letak lokasi Simantri jauh sehingga tidak

bisa mengumpulkan kotoran dikandang koloni, SDM Poktan pelaksana yang

Page 106: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

106

kurang aktif sehingga tidak ada kegiatan pengolahan di Simantri atau hanya ada

pembibitan sapi saja, dan masalah pendampingan yang kurang efektif sehingga

sulitnya menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan manajemen dalam kelompok

Pelaksana Simantri.

Dilihat dari hasil penelitian Simantri tahun 2009-2011 berada dalam

kategori cukup berhasil dengan perolehan skor 3.27. Dari seluruh indikator

keberhasilan terdapat satu indikator berada dalam kategori berhasil yaitu

terciptanya pertanian organik menuju green economic, sedangkan dari indikator

lainnya berada pada kategori cukup berhasil. Dari segi peningkatan pendapatan

terdapat peningkatan sebesar Rp 3.832.723/tahun atau sebesar 31.55 % untuk

masing-masing anggota Poktan Pelaksana. Jika dilihat dari peningkatan

pendapatan tertinggi yaitu berada pada sektor pertanian sebesar Rp 1.481.669 dan

peningkatan pendapatan terendah pada sektor perikanan sebesar Rp 43.938

(Lampiran 6). Hal ini menunjukkan peningkatan pendapatan petani masih rendah

dikarenakan petani belum maksimal dalam menggunakan dan memanfaatkan hasil

kotoran dari ternak. Terciptanya pertanian organik dalam Poktan pelaksana

Simantri sudah mulai terbentuk dan indikator keberhasilan yang lainnya belum

maksimal dicapai. Hal ini berkaitan dengan beberapa kualitas SDM Poktan

Pelaksana yang masih rendah sehingga tidak fokus dalam menjalankan program

Simantri. Untuk mengatasi hal ini diharapkan peran pendamping dan tim teknis

provinsi dan kabupaten harus cepat bertindak dengan memberikan motivasi dan

bimbingan teknis pada Poktan Pelaksana.

Page 107: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

107

Tingkat keberhasilan Simantri yang tertinggi berada pada Simantri Tahun

2010, ini disebabkan karena tingkat jiwa kewirausahaan dan manajemen yang

dimiliki dalam kategori baik. Keberhasilan Simantri didukung oleh SDM yang

ulet dan kerja keras, mempunyai tujuan dan dedikasi yang tinggi, dan mempunyai

komitmen kuat untuk mencapai tujuan. Dengan semangat, motivasi, dan teknologi

yang digunakan dapat menghasilkan keberhasilan dalam usaha taninya.

Keberhasilan kegiatan Simantri tahun 2010 perlu ditiru oleh Poktan-poktan

lainnya dengan cara mengunjugi atau melakukan kerja sama dalam pengelolaan

Simantri.

Dari hasil penelitian tahun 2009-2011 menunjukkan bahwa dengan adanya

jiwa kewirausahaan dan penerapan manajemen agribisnis yang tinggi maka akan

semakin berhasil Poktan pelaksana dalam melaksanakan kegiatan Simantri dan

sebaliknya jika tingkat jiwa kewirausahaan dan penerapan manajemen agribisnis

yang rendah maka akan menyebabkan kurang berhasilnya Poktan pelaksana

Simantri dalam melaksanakan kegiatan Simantri.

Kegiatan pendampingan juga mempunyai pengaruh besar dalam

keberhasilan Simantri. Pendampingan bertujuan mendampingi Poktan pelaksana

baik dalam pemberian materi Bintek, menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan

manajemen dalam menjalankan usaha tani. Kondisi ini sesuai dengan pendapat

dari Mardikanto (1988) yang menyatakan bahwa adopsi merupakan hasil dari

proses komunikasi yang berupa penyampaian inovasi sampai dengan terjadinya

perubahan prilaku sasaran.

Page 108: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

108

6.4 Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Kelompok Tani

Pelaksana pada Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan

Berdasarkan hasil analisis Smart PLS dapat diketahui jiwa kewirausahaan

berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap keberhasilan kelompok tani

pelaksana Simantri. Pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan Simantri

dibuktikan dengan nilai thitung > t tabel (2.817 > 2.64). Hal ini menunjukkan bahwa

jiwa kewirausahan yang dimiliki Poktan pelaksana menjadi dasar pendorong atau

niat untuk berhasil dalam menjalankan program Simantri di Kabupaten Tabanan.

Setiap Poktan pelaksana Simantri berpeluang untuk menjadi berhasil dalam

kegiatannya. Keberhasilan tergantung pada sejauh mana Poktan pelaksana

Simantri tekun mengembangkan pengetahuan maupun keterampilan dalam

menjalankan usaha tani.

Dilihat dari pengaruh tidak langsung, jiwa kewirausahaan melalui

manajemen agribisnis berpengaruh terhadap keberhasilan Simantri. Ini

menunjukan bahwa dengan unsur jiwa kewirausahaan dan unsur manajemen

agribisnis dapat membentuk keberhasilan Simantri. Dengan memiliki jiwa

kewirausahaan tinggi maka secara otomatis akan melakukan penerapan

manajemen dengan baik sehingga mencapai keberhasilan. Sifat jiwa

kewirausahaan dapat meningkatkan kualitas SDM sehingga mampu menerapkan

manajemen agribisnis yang dimulai dari perencanaan sampai pada pengawasan

kegiatan.

Indikator Jiwa kewirausahaan Poktan pelaksana Simantri yang paling

dominan dalam mencapai keberhasilan Simantri adalah sifat keluwesan bergaul.

Hal ini menunjukkan bahwa sifat keluwesan bergaul mampu menumbuhkan niat

Page 109: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

109

atau kemauan untuk menjalankan Simantri. Keluwesan bergaul ini akan

menumbuhkan pola pikir terhadap Poktan terhadap kegiatan yang dilakukan

kelompok Simantri lainya sehingga dapat menciptakan teknologi-teknologi baru

dalam menunjang keberhasilan. Dalam menjalakan program Simantri sifat

keluwesan bergaul harus diterapkan baik dalam memulai kegiatan Simantri

maupun kegiatan Simantri yang sudah berjalan. Poktan pelaksana Simantri harus

luwes bergaul dengan Simantri yang sudah berhasil untuk menambah motivasi

dan informasi-informasi perkebangan Simantri. Dengan adanya motivasi maka

Poktan akan lebih semangat dalam menjalankan kegiatan Simantri.

Semakin tinggi tingkat jiwa kewirausahaan Poktan pelaksana Simantri

yaitu sifat instrumental, sifat prestatif, sifat keluwesan bergaul, sifat pengambil

resiko, sifat swakendali, sifat kerja keras, sifat keyakinan diri, sifat inovatif, sifat

kreatif, sifat kepemimpinan, sifat berorientasi pada tindakan (action oriented),

sifat berpikir sederhana (simple), dan sifat fokus pada usaha yang digeluti maka

semakin tinggi pula tingkat keberhasilan Poktan pelasana Simantri.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Udayani (2008)

bahwa sifat atau jiwa kewirausahaan itu mempengaruhi perilaku seseorang, maka

perilaku positif seperti bekerja keras, tekun, inovatif, kreatif tentu akan

menyebakkan peternak menjadi lebih berhasil. Dalam hal ini, jiwa kewirausahaan

sangat penting diperhatikan untuk penunjang keberhasilan dalam Poktan

pelaksana Simantri di Kabupaten Tabanan.

Dengan menambah pengalaman Poktan pelaksana Simantri adalah

investasi utama dalam memulai wirausaha tidak selamanya dengan dukungan

Page 110: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

110

modal uang yang jumlahnya besar tetapi yang lebih penting adalah komitmen,

keberanian menanggung resiko, tanggap terhadap peluang usaha dan keterampilan

dalam menciptakan peluang pasar yaitu keluarga, masyarakat dan lembaga-

lembaga konsumen lainnya.

6.5 Pengaruh Jiwa kewirausahaan terhadap Manajemen Agribisnis

Kelompok Tani pada Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan

Berdasarkan hasil analisis Smart PLS dapat diketahui jiwa kewirausahaan

berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap penerapan manajemen

agribisnis kelompok tani pelaksana Simantri. Pengaruh jiwa kewirausahaan

terhadap manajemen agribisnis dibuktikan dengan nilai thitung > t tabel (54.782 >

2.64). Hal ini menunjukkan bahwa jiwa kewirausahaan Poktan pelaksana Simantri

dapat membentuk SDM yang berkualitas sehingga dapat menerapkan manajemen

agribisnis dalam kegiatan Simantri. Jiwa kewirausahaan akan mempengaruhi

perilaku seseorang agar dapat melakukan sesuatu atau memanajemen kegiatan

secara maksimal sehingga Poktan pelaksana Simantri menjadi lebih berhasil

dalam menjalankan kegiatannya.

Indikator manajemen agribisnis Poktan pelaksana Simantri yang paling

dominan adalah pengembangan usaha agribisnis. Hal ini menunjukkan bahwa

pengembangan usaha agribisnis Poktan pelaksana Simantri sangat penting

dilakukan mulai dari mengembangkan usaha, meningkatkan produktivitas,

meningkatkan produksi dan kualitas hingga sampai memasarkan. Dalam

pengembangan usaha agribisnis, Poktan pelaksana Simantri sudah mulai

mengembangkan usahanya terutama dalam pengembangan sapi Bali. Selanjutnya

Page 111: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

111

hasil dari kotoran sapi sudah diolah menjadi pupuk padat dan cair, hingga sampai

ke pemasaran. Dengan adanya SDM yang berjiwa wirausaha akan dapat

melaksanakan dan mengembangkan usaha agribisnis sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan petani.

Menurut Wiratmo (2005) kewirausahaan adalah suatu penciptaan nilai

tambah dengan memperhitungkan resiko dari suatu peluang usaha dan

memobilisasi sumber-sumber daya dengan kemampuan manajemen untuk

mencapai tujuan. Oleh karena itu dengan SDM yang berjiwa kewirausahaan akan

mempunyai kemampuan memanajemen kegiatannya dengan baik.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat jiwa

kewirausahaan yang dimiliki Poktan pelaksana Simantri mempunyai kemampuan

dalam menerapkan manajemen agribisnis baik dari segi teknis atau pengalaman,

sehingga Poktan pelaksana dapat melaksanakan kegiatan Simantri dengan baik.

Hal ini dikarenakan Poktan sudah mendapat bimbingan teknis dan pelatihan dari

pendamping maupun instansi-instansi yang terkait agar kegiatan usaha tani

terintegrasi ini dapat berhasil sehingga dapat tercipta kesejahteraan petani di

Kabupaten Tabanan.

6.6 Pengaruh Manajemen Agribisnis terhadap Keberhasilan Kelompok Tani

pada Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan

Berdasarkan hasil analisis Smart PLS dapat diketahui manajemen

agribisnis berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap keberhasilan

kelompok tani pelaksana Simantri. Pengaruh manajemen agribisnis terhadap

keberhasilan Simantri dibuktikan dengan nilai thitung > t tabel (4.330 > 2.64). Hal ini

Page 112: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

112

menunjukkan bahwa Poktan pelaksana Simantri telah menerapkan unsur-unsur

manajemen dari perencanaan, pengorganisasian, pengembangan dan pengawasan

kegiatan usahanya dengan baik sehingga mencapai keberhasilan dalam

melaksanakan kegiatan Simantri. Jadi berhasil tidaknya kegiatan Simantri pada

dasarnya tergantung pada efektif tidaknya menerapkan unsur-unsur manajemen

oleh Poktan pelaksana Simantri. Apabila penerapan manajemen agribisnis kurang

dalam kegiatan Simantri maka tingkat keberhasilan pun akan rendah.

Menurut Downey dan Erickson (1992), agar setiap aktivitas mencapai

keberhasilan, maka memerlukan penerapan unsur-unsur manajemen. Pada

umumnya prinsip dan pengetahuan manajemen sama untuk semua bisnis, namun

yang membedakannya terletak pada seni menggunakan prinsip dasar manajemen

untuk menjalankan bisnis.

Temuan penelitian ini sesuai dengan Wijayanti (2011) bahwa semakin

baik penerapan manajemen agribisnis maka semakin berhasil pelaksanaan

program PUAP di Kecamatan Banjarangkan Klungkung. Oleh karena itu Poktan

pelaksana Simantri harus mengedepankan unsur-unsur manajemen agribisnis

dalam kegiatan usaha taninya sebagai kunci sukses menuju keberhasilan program

Simantri di Kabupaten Tabanan.

Indikator keberhasilan Poktan pelaksana Simantri yang paling dominan

adalah tercipta dan berkembangnya pertanian organik menuju green economic. Ini

menunjukkan bahwa keberhasilan Simantri yang dicapai pertama oleh Poktan

pelaksana adalah mengembangkan pertanian organik di Desa. Untuk mencapai

keberhasilan tersebut diperlukan penerapan manajemen agribisnis yang baik

Page 113: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

113

dalam mengelola Simantri. Berkembangnya pertanian organik merupakan tujuan

utama dari program Simantri sehingga untuk kedepannya di Bali menjadi pulau

organik. Agar terciptanya pertanian organik Poktan pelaksana Simantri

diharapkan mampu mengolah kotoran dari sapi menjadi pupuk organik dan

mampu menggunakan atau menerapkan ke masing-masing lahan petani, sehingga

dalam berusaha tani dapat mengasilkan produk yang lebih unggul dan

mendapatkan nilai jual yang tinggi.

Dilihat dari pengaruh secara simultan variabel jiwa kewirausahaan dan

manajemen agribisnis terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keberhasilan Simantri dengan koefisien determinan sebesar 0.788 yang artinya

variabel jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis mampu menjelaskan

variabel keberhasilan Simantri sebesar 78.8 %, sedangkan sisanya sebesar 22.2 %

dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Hal ini menunjukkan bahwa sifat-sifat

kewirausahaan dan unsur-unsur manajemen agribisnis mampu menciptakan

keberhasilan Poktan pelaksana Simantri dalam mengelola usaha taninya. Apabila

Poktan pelaksana Simantri telah memiliki tingkat jiwa kewirausahaan yang tinggi

dan mampu menerapkan manajemen dengan baik maka tentu akan menjadikan

Poktan pelaksana Simantri lebih berhasil dalam usahanya. Oleh karena itu jiwa

kewirausahaan dan manajemen agribisnis Poktan pelaksana Simantri perlu terus

ditumbuhkan dan dimantapkan. Dalam hal ini peran pendampingan menyangkut

teknis kewirausahaan dan manajemen agribisnis sangat diperlukan oleh Poktan

pelaksana Simantri sampai dengan mereka sukses atau berhasil mencapai

indikator keberhasilan.

Page 114: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

114

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam

penelitian ini, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Jiwa kewirausahaan berpengaruh positif sangat signifikan terhadap

keberhasilan kelompok tani pelaksana pada Gapoktan Simantri di Kabupaten

Tabanan. Indikator jiwa kewirausahaan yang paling dominan adalah sifat

keluwesan bergaul.

2. Jiwa kewirausahaan berpengaruh positif sangat signifikan terhadap

manajemen agribisnis kelompok tani pelaksana pada Gapoktan Simantri di

Kabupaten Tabanan. Indikator manajemen agribisnis yang paling dominan

adalah pengembangan usaha agribisnis.

3. Manajemen agribisnis berpengaruh positif sangat signifikan terhadap

keberhasilan kelompok tani pelaksana pada Gapoktan Simantri di Kabupaten

Tabanan. Indikator keberhasilan Simantri yang paling dominan adalah

berkembangnya pertanian organik menuju green economic.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam

penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Jiwa kewirausahaan Poktan pelaksana Simantri harus terus ditumbuhkan atau

dikuatkan di lapangan terutama dalam mengubah pola pikir mereka dengan

114

Page 115: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

115

lebih luwes bergaul mencari informasi-informasi ke Simantri yang berhasil

sehingga lebih termotivasi untuk menjalankan kegiatan Simantri.

2. Poktan pelaksana Simantri harus meningkatkan kelembagaaan didalam

kelompok sehingga dapat berinovasi dalam mengembangkan usaha agribisnis

berbasis inovasi teknologi dengan pengembangan diversifikasi produk dalam

Simantri.

3. Poktan pelaksana Simantri harus diberikan pelatihan manajemen agribisnis

dibidang teknis dari produksi pupuk organik sampai penerapan pupuk organik

ke masing-masing tanaman oleh PPL dan pendamping agar tercipta dan

berkembangnya pertanian organik menuju green economic.

4. Pendamping harus diberikan pelatihan tentang jiwa kewirausahaan,

manajemen agribisnis dan teknik penyuluhan yang baik agar benar-benar

menguasai materi tersebut sehingga mampu memberikan pembinaan maupun

penyuluhan pada Poktan pelaksana Simantri dalam menjalakan kegiatan

usahatani sampai mereka sukses atau berhasil.

5. Penelitian ini masih memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan, oleh

karenanya dipandang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih

komprehensif.

Page 116: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

116

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. 2007. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung : CV

Alfabeta

Antara, I. M. 2005. Bahan Ajar Manajemen Agribisnis. Denpasar : Magister

Agribisnis Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.

Antara, I. M. 2006. Bahan Ajar Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Denpasar :

Magister Agribisnis Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.

Antari, I.G.A.A.O. 2006. “Penerapan Sistem Integrasi Usahatani Kopi Arabika-

Jeruk-Ternak Sapi di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Provinsi

Bali”. (Tesis). Denpasar : Universitas Udayana, Program Pascasarjana.

BPS Kabupaten Tabanan. 2013. Tabanan dalam Angka 2013. Edisi 21 Desember

2013.

BPS Pusat. 2013. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2012. Berita Resmi

Statistik No. 14/02/Th XVI. Edisi 5 Februari 2013.

BPS Prov. Bali, 2013. Pertumbuhan Ekonomi Bali Tri Wulan IV Tahun 2012.

Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. VII. Edisi 5 Februari

2012.

Budiasa, dkk. 2011. Optimasi Sistem Usahatani Terintegrasi : Analisis

Pemrograman Linier. Denpasar : Jurnal SocaVol 1 No 1.

Budiasa, dkk. 2012. Optimasi Sistem Usahatani Terintergrasi Untuk

Memaksimalkan Pendapatan Petani; Pendekatan Linear Programming.

Denpasar : e-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata Vol 11. No 2.

Distan. 2009. Profil Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Tabanan. Tabanan : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Tabanan.

Distan. 2012. Program Sistem Pertanian Terintegrasi. Denpasar : Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali.

116

Page 117: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

117

Deptan. 2007. Peraturan Menteri Pertanian No 273/Kpts/OT, /160/04/2007,

Tanggal 13 April 2007 Tentang Pedoman Pertumbuhan Kelompok Tani dan

Gabungan Kelompok Tani. Jakarta.

Downey, W. D. and Steven P.Erickson.1992. Manajemen Agrbisnis (terjemahan).

Jakarta : Penerbit Erlangga.

Ferdinand, A. 2011. Metode Penelitian Manajemen. Edisi 3. Semarang :

Universitas Diponegoro.

Firdaus, M. 2007. Manajemen Agribisnis. Jember: Bumi Aksara.

Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial

Least Square. Edisi 2. Semarang : Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. 2011. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial

Least Square. Edisi 3. Semarang : Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. 2012. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial

Least Square. Edisi 4. Semarang : Universitas Diponegoro.

Griffin, R.W. 2004. Manajemen. Edisi 7. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Guntoro, dkk. 2010. Optimalisasi Integrasi Usahatani Kambing dengan Tanaman

Kopi. Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak. Denpasar :

BPTP Bali.

Kasali, dkk. 2010. Modul Kewirausahaan Untuk Program Strata 1. Rumah

Perubahan, Team Dosen Kewirausahaan.

Mardikanto,T. 1988. Komunikasi Pembangunan. Surakarta : Sebelas Maret

Universitas Press,

Mubyarto, 1985. Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta: LP3ES.

Reksohadiprodjo, S. 1992. Dasar-dasar Manajemen. Edisi 5. Yogyakarta : BPFE

Sanim, B. 1990. Diversifikasi dan Program Pembangunan Pertanian dalam A.

Suryana, A. Pakpahan, dan A. Djauhari (eds): Diversifiasi Pertanian

Usaha Mempercepat Laju Pembangunan Nasional. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Page 118: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

118

Sanjaya, I. G. A. M. 2013. “Efektivitas Penerapan Simantri dan Pengaruhnya

terhadap Peningkatan Pendapatan Petani-Peternak di Bali”. (Disertasi).

Denpasar : Universitas Udayana, Program Pascasarjana.

Sevilla, dkk.1993. Pengantar Metode Penelitian. Cetakan Pertama. Jakarta :

Universitas Indonesia.

Singarimbun, M. dan S.Effendi (Editor), 1989. Metode Penelitian Sosial. Jakarta :

LP3ES.

Soedjana, T.D. 2007. Sistem Usaha Tani Terintegrasi Tanaman-Ternak Sebagai

Respons Petani Terhadap Faktor Risiko. (Jurnal on-line). Bogor : Pusat

Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Internet.

http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3262075.pdf. 19 Mei 2013.

Soekartawi.2002. Analisis Usaha Tani. Jakarta : Universitas Indonesia.

Subiharta, dkk. 2006. Teknologi Sistem Usahatani Integrasi Tanaman dan Ternak

Berbasis Tanaman Pangan di Lahan Kering. (Jurnal on-line). BPTP Jawa

Tengah.Internet.http://jateng.litbang.deptan.go.id/ind/images/Publikasi/Rek

omendasiTeknologi/r15.pdf. 19 Mei 2013.

Sukandarrumidi. 2002. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : GADJAH MADA

UNIVERSITY PRESS.

Sukarta, I.W. 2010. “Pengaruh Lingkungan, Sifat Kewirausahaan, dan Motivasi

Wirausaha Terhadap Pembelajaran Wirausaha Serta Kinerja Usaha”.

(Tesis). Denpasar : Universitas Udayana, Program Pascasarjana.

Suparta, N. 2005. Pendekatan Holistik Membangun Agribisnis. Cetakan I.

Denpasar : CV. Bali Media Adhikarsa.

Suparta, N. dan Ramantha, I. W. 2010. Manajemen Bisnis Kecil dan

Kewirausahaan. Denpasar : Pustaka Nayottama.

Suryana. 2003. Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Menuju Sukses. Edisi

Revisi. Jakarta : Penerbit PT. Salemba Empat Patria.

Page 119: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

119

Udayani, K.R. 2010. “Hubungan Antara Jiwa kewirausahaan dengan

keberhasilan Usaha Agribisnis (Kasus Pada Usaha Peternakan Ayam Ras

Pedaging Di Bali). (Tesis). Denpasar : Universitas Udayana, Program

Pascasarjana.

Wijayanti, D.M.D. 2011.“Jiwa Kewirausahaan Pengurus Gapoktan, Penerapan

Manajemen Agribisnis dan Keberhasilan Program Pengembangan Usaha

Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kecamatan Banjarangkan Kabupaten

Klungkung”. (Tesis). Denpasar : Universitas Udayana, Program

Pascasarjana.

Wiratmo, M. 2005. “Pengantar Kewiraswastaan : Kerangka Dasar Memasuki

Dunia Bisnis”. Yogyakarta : BPFE.

Page 120: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

120

Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER

PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN

AGRIBISNIS TERHADAP KEBERHASILAN GAPOKTAN

SIMANTRI DI KABUPATEN TABANAN

(Untuk Poktan Pelaksana Simantri)

PROGRAM MAGISTER

MAGISTER AGRIBISNIS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2013

120

Page 121: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

121

A. Karakteritik Responden

1. Keterangan Diri

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : L/P

Alamat :

Tlp/Hp :

Pendidikan Terakhir : / Tahun

Tanggal Pengisian :

2. Struktur Anggota Rumah Tangga

No Nama

Jenis

Kelamin Umur

(Thn)

Hubungan dgn

Kepala RT Pendidikan

L P

3. Pekerjaan

Pekerjaan

Pokok Pendapatan/Rp Sampingan Pendapatan/Rp

Page 122: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

122

4. Nama Gapoktan Simantri/Tahun :

Nama Poktan Pelaksana Simantri :

Kedudukan dalam Poktan :

Dusun :

Desa/Kelurahan :

Kecamatan/Kab :

B. Tingkat Jiwa Kewirausahaan

Petunjuk Pengisian:

Berilah tanda rumput (√ ) pada pilihan pernyataan yang sesuai dengan

kondisi yang ada

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

R = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

NO PERNYATAAN

PILIHAN JAWABAN

1 2

3

4

5

X1.1 Sifat Instrumental STS TS R S SS

1

Poktan memanfaatkan sumber daya (kayu, bambu, air)

di sekitar lingkungan untuk pembuatan kandang

Simantri

2 Poktan memanfaatkan masukan (saran) dari berbagai

sumber

3 Poktan tanggap terhadap peluang berusaha tani

4 Poktan tanggap terhadap perbaikan kinerja Simantri

X1.2 Sifat Prestatif

1 Poktan senantiasa ingin berprestasi lebih berhasil dalam

kegiatan Simantri

Page 123: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

123

2 Poktan ingin mencapai hasil kinerja yang lebih baik

dalam kegiatan Simantri

3 Poktan menganggap pencapaian prestasi sangat penting

4 Poktan memiliki tanggung jawab dan dorongan untuk

berprestasi

X1.3 Sifat Keluwesan Bergaul

1 Poktan senantiasa aktif bergaul dan mencari informasi

dalam perkembangan Simantri

2 Poktan dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan agar

tidak terjadi kesalahpahaman

3

Poktan senantiasa bersosialisasi dengan kelompok

Simantri lainnya agar mendapatkan informasi mengenai

Simantri

4 Poktan mempunyai jaringan kelompok Simantri lain

untuk mengetahui perkembangan teknologi Simantri

X1.4 Sifat Pengambil Resiko

1 Poktan memperhitungkan dan mengantisipasi segala

kemungkinan kerugian yang bisa terjadi

2 Poktan memperhitungkan tindakan dengan cermat agar

dapat mengatasi masalah

3 Poktan menghadapi resiko produksi dengan sikap

optimis

4 Poktan bertindak cepat dan tepat dalam menghadapi

resiko produksi

X1.5 Sifat Swakendali

1 Poktan menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri

sehingga mampu mengendalikan diri dalam bertindak

2 Poktan mengetahui kapan bekerja keras dan kapan

saatnya berhenti bekerja

3 Poktan mampu mengubah strategi dalam menghadapi

masalah

4

Poktan mampu mengendalikan diri dalam setiap

kegiatan agar tidak terjadi pertengkaran saat kegiatan

Simantri

X1.6 Sifat Kerja Keras

1 Poktan tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan

kegiatan Simantri selesai tepat waktu

2 Poktan mengisi waktu dengan hal-hal yang nyata atau

positif

3 Poktan terlibat dalam situasi kesibukan kerja dan tidak

pernah lelah

Page 124: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

124

4 Poktan mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh

X1.7 Sifat Keyakinan Diri

1 Poktan senantiasa percaya pada kemampuan diri sendiri

2 Poktan tidak ragu-ragu dalam bertindak untuk

menghadapi masalah tertentu

3 Poktan percaya diri pada keputusan yang diambil dalam

menghadapi masalah tertentu

4 Poktan fokus pada eksekusi sehingga dalam pikiran

tidak ada keraguan dalam menghadapi masalah tertentu

X1.8 Sifat Inovatif

1 Poktan mencari cara-cara baru yang lebih bermanfaat

untuk memecahkan masalah

2 Poktan mencari hasil temuan terbaru yang lebih baik dan

mampu menerapkannya untuk mencapai tujuan tertentu

3 Poktan mencari ide-ide baru yang lebih bermanfaat

untuk mencapai tujuan tertentu

4 Poktan mampu menggunakan ide-ide baru untuk

meningkatkan keuntungan

X1.9 Sifat Kreatif

1 Poktan mampu memikirkan sesuatu yang baru untuk

memecahkan masalah yang timbul

2

Poktan mempunyai pemikiran yang berbeda dalam

menghadapi masalah dan lebih baik dalam mencapai

tujuan

3 Poktan mampu menemukan peluang-peluang baru dan

menggunakannya untuk tujuan tertentu

4 Poktan mampu menghasilkan ide-ide baru dengan

berdiskusi antar kelompok Simantri

X1.10 Sifat Kepemimpinan

1 Poktan mampu mempengaruhi anggota kelompok agar

mau melakukan tugasnya

2

Poktan mampu melakukan pembenahan terhadap

organisasi suatu kegiatan agar organisasi berjalan

dengan baik

3 Poktan mampu memimpin anggota untuk mengelola

sumber daya usaha agribisnis Simantri

4 Poktan mampu mengarahkan anggota dalam

melaksanakan kegiatan usaha tani

X1.11 Sifat Action Oriented (berorientasi pada tindakan)

1 Poktan lebih banyak bekerja dan tidak suka menunda

pekerjaan

Page 125: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

125

2 Poktan senantiasa tidak memberikan kesempatan bekerja

berlalu begitu saja

3 Poktan dalam menghadapi masalah tetap bertindak

walaupun situasi tidak pasti

4 Poktan berani menerima tantangan saat kondisi terburuk

X1.12 Sifat Cara Berpikir Simple (sederhana)

1 Poktan selalu menyederhanakan permasalahan dalam

menghadapi masalah tertentu

2 Poktan melihat persoalan dengan jernih dalam

menghadapi masalah tertentu

3 Poktan menyelesaikan masalah satu demi satu secara

bertahap

4 Poktan mampu mengambil keputusan alternatif saat

masalah tidak dapat terpecahkan

X1.13 Sifat Fokus pada Usaha yang Digeluti

1 Poktan selalu bertekad mencurahkan segenap perhatian

dalam kegiatan Simantri

2 Poktan bersedia mengorbankan waktu dan kepentingan

lainnya untuk keberhasilan Simantri

3 Poktan berkomitmen pada usaha yang digeluti untuk

keberhasilan Simantri

4 Poktan memiliki tanggung jawab dalam kegiatan

Simantri

C. Penerapan Manajemen Agribisnis

Petunjuk Pengisian:

Berilah tanda rumput (√ ) pada pilihan pernyataan yang sesuai dengan

kondisi yang ada

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

R = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

NO PERNYATAAN

PILIHAN JAWABAN

1

2

3

4

5

X2.1 Perencanaan Usaha Agribisnis dalam Simantri

STS TS R S SS

1 Poktan telah merencanakan tujuan akhir program

Simantri

Page 126: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

126

2 Poktan telah merencanakan waktu dan pelaksanaan

kegiatan Simantri

3 Poktan telah merencanakan modal dan sumber daya

yang akan digunakan

4 Poktan telah merencanakan pengembangan anggota

agar bersifat proaktif

5.a Poktan telah merencanakan penyediaan sarana produksi

bibit tanaman pangan hortikultura

5.b Poktan telah merencanakan penyediaan sarana produksi

peternakan sapi

5.c Poktan telah merencanakan penyediaan sarana produksi

bibit tanaman perkebunan

5.d Poktan telah merencanakan penyediaan sarana produksi

ikan lele

X2.2

Pengoorganisasian Usaha Agribisnis dalam

Simantri

1 Poktan mengkoordinasikan hubungan kerja dengan

anggota

2 Poktan membagi tugas yang jelas dengan anggota

3 Poktan menjalin hubungan harmonis dengan sesama

anggota

4 Poktan menjalin hubungan harmonis dengan mitra

kerja

X2.3 Pengembangan Usaha Agribisnis dalam Simantri

1.a Poktan telah mengembangkan jenis usaha agribisnis

Sapi Bali

1.b Poktan telah mengembangkan jenis usaha agribisnis

pupuk organik padat

1.c Poktan telah mengembangkan jenis usaha agribisnis

pupuk organik cair

1.d Poktan telah mengembangkan jenis usaha agribisnis

ikan lele

2.a

Poktan telah meningkatkan produktivitas usaha

agribisnis Sapi Bali

2.b Poktan telah meningkatkan produktivitas usaha

agribisnis pupuk organik padat

2.c Poktan telah meningkatkan produktivitas usaha

agribisnis pupuk organik cair

2.d Poktan telah meningkatkan produktivitas usaha

agribisnis ikan lele

3.a

Poktan telah meningkatkan produksi Sapi Bali

3.b Poktan telah meningkatkan produksi pupuk organik

padat

3.c Poktan telah meningkatkan produksi pupuk organik

cair

3.d Poktan telah meningkatkan produksi ikan lele

4.a

Poktan telah meningkatkan kualitas Sapi Bali

4.b Poktan telah meningkatkan kualitas produk pupuk

organik padat

4.c Poktan telah meningkatkan kualitas produk pupuk

organik cair

4.d Poktan telah meningkatkan kualitas ikan lele

5.a

Poktan telah memasarkan produk pupuk organik padat

ke pasar sasaran

Page 127: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

127

5.b Poktan telah memasarkan produk pupuk organik cair

ke pasar sasaran

5.c Poktan telah memasarkan ikan lele ke pasar sasaran

X2.4

Pengawasan Usaha Agribisnis dalam Simantri

1

Poktan melakukan pengawasan terhadap standar

produk

2 Poktan mengawasi mekanisme kerja sesuai dengan

standar

3 Poktan melakukan perbaikan untuk meningkatkan

produktivitas

4 Poktan menerima masukan dari pihak instansi

pemerintahaan

D. Keberhasilan Simantri

Petunjuk Pengisian:

Berilah tanda rumput (√ ) pada pilihan pernyataan yang sesuai dengan

kondisi yang ada

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

R = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

NO PERNYATAAN

PILIHAN JAWABAN

1 2

3

4

5

Y1 Berkembangnya Kelembagaan dan SDM STS TS R S SS

1 Poktan telah berhasil mengembangkan organisasi

dengan baik

2 Poktan telah berhasil menjalin hubungan baik dengan

penyuluh dan pendamping

3 Poktan telah berhasil membentuk SDM ke arah

pertanian organik

Y2

Terciptanya Lapangan Kerja Melalui

Pengembangan Diversifikasi Usaha Pertanian dan

Industri Rumah Tangga

1 Poktan berhasil menciptakan lapangan kerja bagi

petani

Page 128: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

128

2

Poktan telah berhasil menciptakan kelompok wanita

tani yang aktif dalam melakukan usaha kecil dengan

memanfaatkan kompor biogas

3 Poktan telah berhasil mengembangkan jenis usaha

ekonomi rumah tangga tani

Y3 Berkembangnya Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Usaha Tani

1 Poktan telah berhasil meningkatkan pengolahan lahan

pertanian dengan sebaik-baiknya

2 Poktan telah berhasil memperluas lahan pertanian

sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian

3 Poktan telah berhasil menganekaragamkan tanaman

pertanian

Y4 Meningkatnya Insentif Berusaha Tani Melalui

Peningkatan Produksi dan Efisiensi Usaha Tani

1 Poktan telah berhasil meningkatkan produksi usahatani

2 Poktan telah berhasil mengefisienkan usahatani dengan

menggunakan pupuk organik

3 Poktan telah berhasil meningkatkan semangat petani

dalam berusaha tani

Y5 Tercipta dan Berkembangnya Pertanian Organik

Menuju Green Economic

1a Poktan telah berhasil mengolahan pupuk organik padat

1b Poktan telah berhasil mengolahan pupuk organik cair

(biourine)

2

Poktan telah berhasil menerapkan hasil olahan pupuk

organik ke masing-masing lahan

3 Poktan telah berhasil mengembangkan pertanian

organik di Desa

Y6 Berkembangnya Usaha Ekonomi Pedesaan

1 Poktan telah berhasil mengembangkan UMKM

2 Poktan telah berhasil membentuk unit simpan pinjam

3 Poktan telah berhasil membentuk Koperasi

Page 129: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

129

Peningkatan Pendapatan Petani (Y7)

Pendapatan Petani Sebelum Simantri

Penggunaan

Lahan

Luas

Milik

(ha)

Luas Garapan (ha) Lahan milik tidak digarap (ha)

Milik Sakap Sewa Jumlah Disewakan disakapkan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sawah

Kebun

1. Sektor Pertanian

1.1 Produksi Usahatani pada lahan sawah

Musim

Tanam

Jenis

Tanaman Luas Tanam (ha) Produksi (Kg) Harga satuan (Rp/Kg)

Penerimaan

(Rp)

Total Penerimaan

1.2 Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Usahatani

Uraian

TK Keluarga TK upahan

Pria (HOK) Wanita Pria Wanita

(HOK) (HOK) (HOK)

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Pengolahan

lahan

Penanaman

Penyiangan

Pemupukan

Pengairan

Penyemprotan

Penyulaman

Panen

Page 130: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

130

1.3.1 Penggunaan Input Dan Besarnya Biaya Usahatani MT1

Uraian Jumlah Harga satuan (Rp) Total

Benih/bibit (sachet/kg)

Sumber benih yang digunakan (1=hasil sendiri;

2=membeli)

Pupuk (kg); 1. Urea

2. KCL

3. NPK

4. TSP

5. Pupuk kandang

6. Pupuk kompos

7. …..

Pestisida (ml atau kg):

……

……

Penyusutan Alat (unit):

- Sabit

- Cangkul

- …….

- ……

Biaya angkut:

- Lahan – ke rumah(Rp/kg)

- Rumah – ke pasar (Rp/kg) - Lahan – ke pasar (Rp/kg)

Lain-lain:

Pajak (PBB)

Sewa lahan

Bagi hasil

Iuran subak

2. Sektor Peternakan

2.1 Produksi peternakan

Jenis Ternak Jumlah Ternak Jumlah Anak Hasil Jual Ternak (Rp)

Volume kotoran (Kg) Diolah (Kg) Hasil Jual (Rp)

Harga kotoran mentah / (Kg) =

Harga kotoran diolah / (Kg) =

Page 131: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

131

Volume Urine (ltr) Diolah (ltr) Hasil Jual (Rp)

Harga kotoran mentah / (Kg) =

Harga kotoran diolah / (Kg) =

2.2 Biaya Pemberian Pakan

Jenis pakan Pemberian pakan (Kg/hari) Harga pakan (Rp/Kg)

Rumput gajah

Limbah pertanian

Dedak padi

2.3 Biaya Tenaga Kerja usaha ternak

Uraian

TK. Keluarga TK. Upahan

Pria (jam) Wanita (jam) Pria (jam) Wanita (jam)

Mengumpulkan pakan

Memberi Pakan

Membersihkan Kandang

3. Sektor Perkebunan

3.1 Produksi Usahatani pada lahan perkebunan

Musim

Tanam

Jenis

Tanaman Luas Tanam (ha) Produksi (Kg) Harga satuan (Rp/Kg)

Penerimaan

(Rp)

Total Penerimaan

Page 132: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

132

3.2 Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Perkebunan

Uraian

TK Keluarga TK upahan

Pria (HOK)

Wanita Pria Wanita

(HOK) (HOK) (HOK)

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Pengolahan

lahan

Penanaman

Pemupukan

Penyemprotan

Panen

3.3 Penggunaan Input Dan Besarnya Biaya Usahatani

Uraian Jumlah Harga satuan (Rp) Total

Benih/bibit (sachet/kg)

Sumber benih yang digunakan (1=hasil sendiri;

2=membeli)

Pupuk (kg); 1. Urea

2. KCL

3. NPK

4. TSP

5. Pupuk kandang

6. Pupuk kompos

7. …..

Pestisida (ml atau kg):

……

……

Penyusutan Alat (unit):

- Sabit

- Cangkul

- …….

- ……

Biaya angkut:

- Lahan – ke rumah(Rp/kg)

- Rumah – ke pasar (Rp/kg) - Lahan – ke pasar (Rp/kg)

Lain-lain:

Pajak (PBB)

Sewa lahan

Bagi hasil

Iuran subak

Page 133: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

133

4. Sektor Perikanan

4.1 Produksi perikanan

Jenis Ikan

Hasil panen Ikan

(Kg) Harga ikan (Rp/Kg) Total Pendapatan (Rp)

Jumlah Pendapatan Keseluruhan

4.2 Biaya input perikanan

Uraian jumlah (Kg) Harga Satuan Total Biaya

Bibit ikan (I)

Bibit ikan (II)

Bibit ikan (III)

Pakan ikan (I)

Pakan Ikan (II)

Pakan ikan (III)

4.3 Biaya Tenaga kerja

Uraian

TK Keluarga TK upahan

Pria (HOK) Wanita Pria Wanita

(HOK) (HOK) (HOK)

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Pemberian

pakan

Sortasi

Panen

Page 134: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

134

Peningkatan Pendapatan Petani (Y7)

Pendapatan Petani Sesudah Simantri Tahun 2012

Penggunaan

Lahan

Luas

Milik

(ha)

Luas Garapan (ha) Lahan milik tidak digarap (ha)

Milik Sakap Sewa Jumlah Disewakan disakapkan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sawah

Kebun

1. Sektor Pertanian

1.1 Produksi Usahatani pada lahan sawah

Musim

Tanam

Jenis

Tanaman Luas Tanam (ha)

Produksi

(Kg)

Harga satuan

(Rp/Kg)

Penerimaan

(Rp)

Total Penerimaan

1.2 Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Usahatani

Uraian

TK Keluarga TK upahan

Pria (HOK) Wanita Pria Wanita

(HOK) (HOK) (HOK)

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Pengolahan

lahan

Penanaman

Penyiangan

Pemupukan

Pengairan

Penyemprotan

Penyulaman

Panen

Page 135: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

135

1.3 Penggunaan Input Dan Besarnya Biaya Usahatani

Uraian Jumlah Harga satuan (Rp) Total

Benih/bibit (sachet/kg)

Sumber benih yang digunakan (1=hasil sendiri;

2=membeli)

Pupuk (kg); 1. Urea

2. KCL

3. NPK

4. TSP

5. Pupuk kandang

6. Pupuk kompos

7. …..

Pestisida (ml atau kg):

……

……

Penyusutan Alat (unit):

- Sabit

- Cangkul

- ……. - ……

Biaya angkut:

- Lahan – ke rumah(Rp/kg)

- Rumah – ke pasar (Rp/kg)

- Lahan – ke pasar (Rp/kg)

Lain-lain:

Pajak (PBB)

Sewa lahan

Bagi hasil

Iuran subak

2. Sektor Peternakan

2.1 Produksi peternakan

Jenis Ternak Jumlah Ternak Jumlah Anak Hasil Jual Ternak (Rp)

Sistem pembagian hasil penjualan :

1. Anak sapi I : ………% Pemelihara ……..% Poktan ……….%Gapoktan

2. Anak sapi II : ………% Pemelihara ……..% Poktan ……….%Gapoktan

3. Anak sapi III: ………% Pemelihara ……..% Poktan ……….%Gapoktan

Page 136: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

136

2.2 Biaya Pemberian Pakan

Jenis pakan Pemberian pakan (Kg/hari) Harga pakan (Rp/Kg)

Rumput gajah

Limbah pertanian

Dedak padi

2.3 Biaya Tenaga Kerja usaha ternak

Uraian TK. Keluarga TK. Upahan

Pria (jam) Wanita (jam) Pria (jam) Wanita (jam)

Mengumpulkan pakan

Memberi Pakan

Membersihkan Kandang

2.4 Produksi pupuk kompos poktan

Volume kotoran kering (Kg) Hasil Jual Mentah(Rp/Kg) Diolah (Kg) Hasil Jual

(Rp/Kg)

Harga kotoran mentah / (Kg) =

Harga kotoran diolah / (Kg) =

2.5 Biaya input pembuatan kompos

Uraian Jumlah (Kg, liter) Harga

Satuan Total Biaya

RB

gula pasir

…….

Page 137: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

137

2.6 Biaya tenaga kerja

Uraian

TK Kelompok

Pria (HOK) Wanita

(HOK)

Jml TK Jml HK Upah Jml TK Jml HK Upah

Aktivasi mikroba

Pencampuran bahan

Fermentasi

Pembalikan kompos

Lain-lain

2.7 Produksi pupuk cair poktan (bio urine)

Volume Urine (ltr) Diolah (ltr) Hasil Jual (Rp)

Harga urine mentah / (ltr) =

Harga urine diolah / (ltr) =

2.8 Biaya input pembuatan bio urine

Uraian Jumlah (Kg, liter) Harga

Satuan Total Biaya

RB

Azba

2.9 Biaya tenaga kerja

Uraian

TK Kelompok

Pria (HOK) Wanita

(HOK)

Jml TK Jml HK Upah Jml TK Jml HK Upah

Aktivasi mikroba

Pencampuran bahan

Fermentasi

Lain-lain

Page 138: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

138

3. Sektor Perkebunan

3.1 Produksi Usahatani pada lahan perkebunan

Musim

Tanam

Jenis

Tanaman Luas Tanam (ha) Produksi (Kg) Harga satuan (Rp/Kg)

Penerimaan

(Rp)

Total Penerimaan

3.2 Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Perkebunan

Uraian

TK Keluarga TK upahan

Pria (HOK) Wanita Pria Wanita

(HOK) (HOK) (HOK)

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Pengolahan

lahan

Penanaman

Pemupukan

Penyemprotan

Panen

3.3 Penggunaan Input Dan Besarnya Biaya Usahatani MT1 Uraian Jumlah Harga satuan (Rp) Total

Benih/bibit (sachet/kg)

Sumber benih yang digunakan (1=hasil sendiri;

2=membeli)

Pupuk (kg); 1. Urea

2. KCL

3. NPK

4. TSP

5. Pupuk kandang

6. Pupuk kompos

7. …..

Pestisida (ml atau kg):

……

……

Penyusutan Alat (unit):

- Sabit

- Cangkul

- …….

- ……

Biaya angkut:

- Lahan – ke rumah(Rp/kg)

- Rumah – ke pasar (Rp/kg) - Lahan – ke pasar (Rp/kg)

Page 139: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

139

Lain-lain:

Pajak (PBB)

Sewa lahan

Bagi hasil

Iuran subak

5. Sektor Perikanan

4.1 Produksi perikanan

Jenis Ikan

Hasil panen Ikan

(Kg) Harga ikan (Rp/Kg) Total Pendapatan (Rp)

Jumlah Pendapatan Keseluruhan

4.2 Biaya input perikanan

Uraian jumlah (Kg) Harga Satuan Total Biaya

Bibit ikan (I)

Bibit ikan (II)

Bibit ikan (III)

Pakan ikan (I)

Pakan Ikan (II)

Pakan ikan (III)

4.3 Biaya Tenaga kerja

Uraian

TK Keluarga TK upahan

Pria (HOK) Wanita Pria Wanita

(HOK) (HOK) (HOK)

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Jml

TK

Jml

HK Upah

Pemberian

pakan

Sortasi

Panen

Page 140: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

140

140

Page 141: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

141

Page 142: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

142

Page 143: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

143

Lampiran 3. Tingkat Jiwa Kewirausahaan

Tingkat Jiwa Kewirausahaan Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Kategori

SK K C B SB

1 Memanfaatkan Sumberdaya di sekitar

lingkungan - - 50.00 50.00 - 3.50 Baik

2 Memanfaatkan masukan dari berbagai sumber

- 50.00 25.00 25.00 - 2.75 Cukup

3 Tanggap terhadap peluang berusaha tani - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

4 Tanggap terhadap perbaikan kerja - 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup

Sifat Instrumental Poktan Pelaksana Simantri

(X1.1) 3.00 Cukup

1 Berusaha untuk berprestasi lebih berhasil - 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup

2 Berusaha untuk mencapai hasil kinerja yang lebih baik

- 50.00 50.00 - - 2.50 Cukup

3 Pencapaian prestasi sangat penting - 50.00 50.00 - - 2.50 Cukup

4 Memiliki tanggung jawab dan dorongan

untuk berprestasi - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

Sifat Prestatif Poktan pelaksana Simantri

(X1.2) 2.69 Cukup

1 Aktif bergaul dan mencari informasi - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

2 Menyesuaikan diri dalam pergaulan - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

3 Senantiasa bersosialisasi dengan kelompok

lainnya - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

4 Adanya jaringan dalam kelompok lainnya - 50.00 25.00 25.00 - 2.75 Cukup

Sifat Keluwesan Bergaul Poktan Pelaksana

Simantri (X1.3) 2.63 Cukup

1 Memperhitungkan dan mengantisipasi segala

kemungkinan yang terjadi - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

2 Memperhitungkan tindakan dengan cermat - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

3 Menghadapi resiko dengan sikap optimis - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

4 Berani bertindak cepat dalam menghadapi

resiko - 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup

Sifat Pengambil Resiko Poktan Pelaksana

Simantri (X1.4) 2.69 Cukup

1 Menyadari kekuatan dan kelemahan diri

sendiri - 50.00 25.00 25.00 - 2.75 Cukup

2 Mengetahui kapan saatnya harus bekerja keras dan berhenti bekerja

- 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

3 Mampu mengubah strategi dalam

menghadapi masalah - 50.00 25.00 25.00 - 2.75 Cukup

4 Adanya pengendalian diri dalam setiap

kegiatan - 75.00 25.00 - - 2.75 Cukup

Sifat Swakendali Poktan Pelaksana Simantri

(X1.5) 2.69 Cukup

1 Tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan

selesai - 25.00 25.00 50.00 - 3.25 Cukup

2 Mengisi hal-hal yang nyata atau positif - - 50.00 50.00 - 3.50 Baik

3 Selalu terlibat dalam situasi kesibukan kerja

dan tidak pernah lelah - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

4 Mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-

sungguh - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

Sifat Kerja Keras Poktan Pelaksana Simantri

(X1.6) 3.06 Cukup

1 Percaya dengan kemampuan diri sendiri - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

143

Page 144: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

144

2 Tidak ragu-ragu dalam bertindak - 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup

3 Percaya diri dengan keputusan yang diambil - 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup

4 Fokus pada eksekusi sehingga dalam pikiran

tidak ada keraguan - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

Sifat Keyakinan Diri Poktan Pelaksana Simantri

(X1.7) 2.81 Cukup

1 Mencari cara-cara baru yang lebih

bermanfaat - 50.00 - 50.00 - 3.00 Cukup

2 Mencari hasil penemuan terbaru - - 100.00 - - 3.00 Cukup

3 Mencari ide-ide baru yang lebih bermanfaat - 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup

4 Mampu menggunakan ide-ide baru - 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup

Sifat Inovatif Poktan Pelaksana Simantri

(X1.8) 3.35 Cukup

1 Mampu memikirkan ide-ide baru - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

2 Mempunyai pemikiran yang berbeda dan

lebih baik dalam mencapai tujuan - 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup

3 Mampu menemukan peluang-peluang baru - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

4 Mampu menghasilkan ide-ide baru - 50.00 50.00 - - 2.50 Cukup

Sifat Kreatif poktan Pelaksana Simantri

(X1.9) 2.75 Cukup

1 Mampu mempengaruhi anggota kelompok - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

2 Melakukan pembenahan terhadap organisasi

suatu kegiatan - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

3 Mampu memimpin anggota untuk mengelola

sumber daya - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

4 Mampu mengarahkan anggota kelompok - - 100.00 - - 3.00 Cukup

Sifat Kepemimpinan Poktan Pelaksana Simantri

(X1.10) 2.75 Cukup

1 Lebih banyak bekerja dan tidak suka

menunda pekerjaan - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

2 Tidak membiarkan kesempatan kerja berlalu begitu saja

-

25.00 25.00 50.00 - 3.25 Cukup

3 Tetap bertindak walupun situasi tidak pasti - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

4 Berani menerima tantangan - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

Sifat Action Oriented Poktan Pelaksana Simantri

(X1.11) 2.88 Cukup

1 Selalu menyederhanakan permasalahan - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

2 Melihat persoalan dengan jernih - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

3 Menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap

- 25.00 50.00 - - 3.00 Cukup

4 Mampu mengambil keputusan alternatif - - 75.00 - - 3.25 Cukup

Sifat Cara Berpikir Simple Poktan Pelaksana

Simantri (X1.12) 2.88 Cukup

1 Selalu bertekad mencurahkan segenap perhatian dalam kegiatan

- 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

2 Bersedia mengorbankan waktu demi

kepentingan lainnya - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

3 Berkomitmen dalam usaha yang digelutinya - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

4 Memiliki tanggung jawab dalam

menjalankan kegiatan - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

Sifat Fokus pada Usaha yang DigelutiPoktan

Pelaksana Simantri (X1.13) 2.63 Cukup

Jiwa Kewirausahaan Poktan Pelaksana Simantri (X1) 2.80 Cukup

Page 145: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

145

Tingkat Jiwa Kewirausahaan Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2010

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Ket

SK K C B SB

1 Memanfaatkan Sumberdaya di sekitar

lingkungan - 12.50 31.25 37.50 18.75 3.63 Baik

2 Memanfaatkan masukan dari berbagai sumber - - 25.00 75.00 - 3.75 Baik

3 Tanggap terhadap peluang berusaha tani - - 50.00 43.75 6.25 3.56 Baik

4 Tanggap terhadap perbaikan kerja - 6.25 12.50 56.25 25.00 4.00 Baik

Sifat Instrumental Poktan Pelaksana Simantri

(X1.1) 3.73 Baik

1 Berusaha untuk berprestasi lebih berhasil - 12.50 31.25 37.50 18.75 3.63 Baik

2 Berusaha untuk mencapai hasil kinerja yang

lebih baik - - 12.50 75.00 12.50 4.00 Baik

3 Pencapaian prestasi sangat penting - - 25.00 50.00 25.00 4.00 Baik

4 Memiliki tanggung jawab dan dorongan untuk berprestasi

- 6.25 18.75 43.75 31.25 4.00 Baik

Sifat Prestatif Poktan pelaksana Simantri (X1.2) 3.91 Baik

1 Aktif bergaul dan mencari informasi - 0.00 12.50 62.50 25.00 4.13 Baik

2 Menyesuaikan diri dalam pergaulan - 6.25 6.25 56.25 31.25 4.13 Baik

3 Senantiasa bersosialisasi dengan kelompok

lainnya - - 12.50 43.75 43.75 4.31 Baik

4 Adanya jaringan dalam kelompok lainnya - - 18.75 56.25 25.00 4.06 Baik

Sifat Keluwesan Bergaul Poktan Pelaksana

Simantri (X1.3) 4.16 Baik

1 Memperhitungkan dan mengantisipasi segala

kemungkinan yang terjadi - - 18.75 68.75 12.50 3.94 Baik

2 Memperhitungkan tindakan dengan cermat - - 18.75 75.00 6.25 3.88 Baik

3 Menghadapi resiko dengan sikap optimis - - 25.00 50.00 25.00 4.00 Baik

4 Berani bertindak cepat dalam menghadapi resiko

- 6.25 25.00 50.00 18.75 3.81 Baik

Sifat Pengambil Resiko Poktan Pelaksana Simantri

(X1.4) 3.91 Baik

1 Menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri - - 12.50 50.00 37.50 4.25 Sangat

Baik

2 Mengetahui kapan saatnya harus bekerja keras

dan berhenti bekerja - - 6.25 81.25 12.50 4.06 Baik

3 Mampu mengubah strategi dalam menghadapi

masalah - - 18.75 75.00 6.25 3.88 Baik

4 Adanya pengendalian diri dalam setiap kegiatan - 6.25 12.50 62.50 18.75 3.94 Baik

Sifat Swakendali Poktan Pelaksana Simantri (X1.5) 4.03 Baik

1 Tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan

selesai - - 18.75 56.25 25.00 4.06 Baik

2 Mengisi hal-hal yang nyata atau positif - 6.25 12.50 62.50 18.75 3.94 Baik

3 Selalu terlibat dalam situasi kesibukan kerja

dan tidak pernah lelah - - 31.25 50.00 18.75 3.88 Baik

4 Mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh

- - 18.75 56.25 25.00 4.06 Baik

Sifat Kerja Keras Poktan Pelaksana Simantri

(X1.6) 3.98 Baik

1 Percaya dengan kemampuan diri sendiri - - 25.00 43.75 31.25 4.06 Baik

2 Tidak ragu-ragu dalam bertindak - - 25.00 43.75 31.25 4.06 Baik

3 Percaya diri dengan keputusan yang diambil - - 31.25 56.25 12.50 3.81 Baik

Page 146: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

146

4 Fokus pada eksekusi sehingga dalam pikiran

tidak ada keraguan - 6.25 25.00 25.00 43.75 4.06 Baik

Sifat Keyakinan Diri Poktan Pelaksana Simantri

(X1.7) 4.00 Baik

1 Mencari cara-cara baru yang lebih bermanfaat - - 25.00 56.25 18.75 3.94 Baik

2 Mencari hasil penemuan terbaru - - 25.00 37.50 37.50 4.13 Baik

3 Mencari ide-ide baru yang lebih bermanfaat - - 18.75 37.50 43.75 4.25 Sangat

Baik

4 Mampu menggunakan ide-ide baru - 6.25 18.75 37.50 37.50 4.06 Baik

Sifat Inovatif Poktan Pelaksana Simantri (X1.8) 4.09 Baik

1 Mampu memikirkan ide-ide baru - - 25.00 50.00 25.00 4.00 Baik

2 Mempunyai pemikiran yang berbeda dan lebih baik dalam mencapai tujuan

- 6.25 6.25 62.50 25.00 4.06 Baik

3 Mampu menemukan peluang-peluang baru - - 6.25 68.75 25.00 4.19 Baik

4 Mampu menghasilkan ide-ide baru - 6.25 12.50 68.75 12.50 3.88 Baik

Sifat Kreatif poktan Pelaksana Simantri (X1.9) 4.03 Baik

1 Mampu mempengaruhi anggota kelompok - - 12.50 68.75 18.75 4.06 Baik

2 Melakukan pembenahan terhadap organisasi

suatu kegiatan - - 12.50 62.50 25.00 4.13 Baik

3 Mampu memimpin anggota untuk mengelola sumber daya

- - 25.00 50.00 25.00 4.00 Baik

4 Mampu mengarahkan anggota kelompok - - 18.75 50.00 31.25 4.13 Baik

Sifat Kepemimpinan Poktan Pelaksana Simantri

(X1.10) 4.08 Baik

1 Lebih banyak bekerja dan tidak suka menunda pekerjaan

- - 18.75 56.25 25.00 4.06 Baik

2 Tidak membiarkan kesempatan kerja berlalu

begitu saja - - 25.00 56.25 18.75 3.94 Baik

3 Tetap bertindak walupun situasi tidak pasti - - 37.50 50.00 12.50 3.75 Baik

4 Berani menerima tantangan - 6.25 6.25 75.00 12.50 3.94 Baik

Sifat Action Oriented Poktan Pelaksana Simantri

(X1.11) 3.92 Baik

1 Selalu menyederhanakan permasalahan - 12.50 31.25 43.75 12.50 3.56 Baik

2 Melihat persoalan dengan jernih - - 18.75 62.50 18.75 4.00 Baik

3 Menyelesaikan masalah satu demi satu secara

bertahap - - 18.75 62.50 18.75 4.00 Baik

4 Mampu mengambil keputusan alternatif - 6.25 12.50 62.50 18.75 3.94 Baik

Sifat Cara Berpikir Simple Poktan Pelaksana

Simantri (X1.12) 3.88 Baik

1 Selalu bertekad mencurahkan segenap

perhatian dalam kegiatan - 25.00 12.50 37.50 25.00 3.63 Baik

2 Bersedia mengorbankan waktu demi

kepentingan lainnya - 12.50 31.25 37.50 18.75 3.63 Baik

3 Berkomitmen dalam usaha yang digelutinya - - 18.75 68.75 12.50 3.94 Baik

4 Memiliki tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan

- - 12.50 75.00 12.50 4.00 Baik

Sifat Fokus pada Usaha yang DigelutiPoktan

Pelaksana Simantri (X1.13) 3.80 Baik

Jiwa Kewirausahaan Poktan Pelaksana Simantri (X1) 3.96 Baik

Page 147: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

147

Tingkat Jiwa Kewirausahaan Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2011

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Ket

SK K C B SB

1 Memanfaatkan Sumberdaya di sekitar

lingkungan 3.13 1.56 31.25 53.13 10.94 3.67 Baik

2 Memanfaatkan masukan dari berbagai sumber - 14.06 45.31 39.06 1.56 3.28 Cukup

3 Tanggap terhadap peluang berusaha tani - 17.19 60.94 21.88 - 3.05 Cukup

4 Tanggap terhadap perbaikan kerja 1.56 14.06 26.56 57.81 - 3.41 Baik

Sifat Instrumental Poktan Pelaksana Simantri

(X1.1) 3.35 Cukup

1 Berusaha untuk berprestasi lebih berhasil - 10.94 37.50 42.19 9.38 3.50 Baik

2 Berusaha untuk mencapai hasil kinerja yang

lebih baik - 20.31 35.94 40.63 3.13 3.27 Cukup

3 Pencapaian prestasi sangat penting - 17.19 39.06 42.19 1.56 3.28 Cukup

4 Memiliki tanggung jawab dan dorongan untuk berprestasi

- 10.94 48.44 34.38 6.25 3.36 Cukup

Sifat Prestatif Poktan pelaksana Simantri (X1.2) 3.35 Cukup

1 Aktif bergaul dan mencari informasi - 6.25 51.56 35.94 6.25 3.42 Baik

2 Menyesuaikan diri dalam pergaulan - 7.81 34.38 46.88 10.94 3.61 Baik

3 Senantiasa bersosialisasi dengan kelompok

lainnya - 14.06 31.25 42.19 12.50 3.53 Cukup

4 Adanya jaringan dalam kelompok lainnya - 7.81 37.50 51.56 3.13 3.50 Cukup

Sifat Keluwesan Bergaul Poktan Pelaksana

Simantri (X1.3) 3.52 Baik

1 Memperhitungkan dan mengantisipasi segala

kemungkinan yang terjadi - 12.50 40.63 45.31 1.56 3.36 Cukup

2 Memperhitungkan tindakan dengan cermat - 4.69 32.81 53.13 9.38 3.67 Baik

3 Menghadapi resiko dengan sikap optimis - 3.13 40.63 45.31 10.94 3.64 Baik

4 Berani bertindak cepat dalam menghadapi resiko

- 9.38 46.88 32.81 10.94 3.45 Baik

Sifat Pengambil Resiko Poktan Pelaksana Simantri

(X1.4) 3.53 Baik

1 Menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri - 9.38 26.56 53.13 10.94 3.66 Baik

2 Mengetahui kapan saatnya harus bekerja keras dan berhenti bekerja

- 7.81 51.56 34.38 6.25 3.39 Cukup

3 Mampu mengubah strategi dalam menghadapi

masalah - 9.38 45.31 32.81 12.50 3.48 Baik

4 Adanya pengendalian diri dalam setiap

kegiatan - 15.63 43.75 35.94 4.69 3.30 Cukup

Sifat Swakendali Poktan Pelaksana Simantri

(X1.5) 3.46 Baik

1 Tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan

selesai - 9.38 34.38 46.88 9.38 3.56 Baik

2 Mengisi hal-hal yang nyata atau positif 1.56 14.06 48.44 34.38 1.56 3.20 Cukup

3 Selalu terlibat dalam situasi kesibukan kerja dan tidak pernah lelah

1.56 34.38 40.63 20.31 3.13 2.89 Cukup

4 Mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-

sungguh 4.69 9.38 37.50 45.31 3.13 3.33 Cukup

Sifat Kerja Keras Poktan Pelaksana Simantri

(X1.6) 3.25 Cukup

1 Percaya dengan kemampuan diri sendiri 1.56 9.38 32.81 48.44 7.81 3.52 Baik

2 Tidak ragu-ragu dalam bertindak - 6.25 53.13 37.50 3.13 3.38 Cukup

Page 148: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

148

3 Percaya diri dengan keputusan yang diambil - 9.38 42.19 45.31 3.13 3.42 Baik

4 Fokus pada eksekusi sehingga dalam pikiran

tidak ada keraguan - 9.38 57.81 28.13 4.69 3.28 Cukup

Sifat Keyakinan Diri Poktan Pelaksana Simantri

(X1.7) 3.40 Cukup

1 Mencari cara-cara baru yang lebih bermanfaat - 15.63 39.06 42.19 3.13 3.33 Cukup

2 Mencari hasil penemuan terbaru - 3.13 59.38 34.38 3.13 3.38 Cukup

3 Mencari ide-ide baru yang lebih bermanfaat - 3.13 39.06 51.56 6.25 3.61 Baik

4 Mampu menggunakan ide-ide baru - 9.38 57.81 31.25 1.56 3.25 Cukup

Sifat Inovatif Poktan Pelaksana Simantri (X1.8) 3.39 Cukup

1 Mampu memikirkan ide-ide baru - 7.81 39.06 48.44 4.69 3.50 Baik

2 Mempunyai pemikiran yang berbeda dan lebih

baik dalam mencapai tujuan - 4.69 62.50 31.25 1.56 3.30 Cukup

3 Mampu menemukan peluang-peluang baru - 6.25 51.56 40.63 1.56 3.38 Cukup

4 Mampu menghasilkan ide-ide baru - 9.38 46.88 37.50 6.25 3.41 Baik

Sifat Kreatif poktan Pelaksana Simantri (X1.9) 3.39 Cukup

1 Mampu mempengaruhi anggota kelompok 1.56 7.81 40.63 45.31 4.69 3.44 Baik

2 Melakukan pembenahan terhadap organisasi

suatu kegiatan - 7.81 59.38 31.25 1.56 3.27 Cukup

3 Mampu memimpin anggota untuk mengelola

sumber daya - 20.31 31.25 45.31 3.13 3.31 Cukup

4 Mampu mengarahkan anggota kelompok - 10.94 51.56 34.38 3.13 3.30 Cukup

Sifat Kepemimpinan Poktan Pelaksana Simantri

(X1.10) 3.33 Cukup

1 Lebih banyak bekerja dan tidak suka menunda

pekerjaan - 7.81 45.31 42.19 4.69 3.44 Baik

2 Tidak membiarkan kesempatan kerja berlalu begitu saja

1.56 7.81 51.56 37.50 1.56 3.30 Cukup

3 Tetap bertindak walupun situasi tidak pasti 1.56 14.06 51.56 32.81 - 3.16 Cukup

4 Berani menerima tantangan 4.69 6.25 48.44 34.38 6.25 3.31 Cukup

Sifat Action Oriented Poktan Pelaksana Simantri

(X1.11) 3.30 Cukup

1 Selalu menyederhanakan permasalahan - 10.94 43.75 39.06 6.25 3.41 Baik

2 Melihat persoalan dengan jernih - 7.81 46.88 42.19 3.13 3.41 Baik

3 Menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap

- 7.81 50.00 39.06 3.13 3.38 Cukup

4 Mampu mengambil keputusan alternatif 1.56 9.38 45.31 43.75 - 3.31 Cukup

Sifat Cara Berpikir Simple Poktan Pelaksana

Simantri (X1.12) 3.38 Cukup

1 Selalu bertekad mencurahkan segenap perhatian dalam kegiatan

- 7.81 45.31 40.63 6.25 3.45 Baik

2 Bersedia mengorbankan waktu demi

kepentingan lainnya - 18.75 51.56 29.69 - 3.11 Cukup

3 Berkomitmen dalam usaha yang digelutinya - 21.88 54.69 23.44 - 3.02 Cukup

4 Memiliki tanggung jawab dalam menjalankan

kegiatan - 7.81 51.56 35.94 4.69 3.38 Cukup

Sifat Fokus pada Usaha yang DigelutiPoktan

Pelaksana Simantri (X1.13) 3.24 Cukup

Jiwa Kewirausahaan Poktan Pelaksana Simantri (X1) 3.38 Cukup

Page 149: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

149

Tingkat Jiwa Kewirausahaan Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009-2011

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Ket

SK K C B SB

1 Memanfaatkan Sumberdaya di sekitar lingkungan

2.38 3.57 32.14 50.00 11.90 3.65 Baik

2 Memanfaatkan masukan dari berbagai sumber - 13.10 40.48 45.24 1.19 3.35 Cukup

3 Tanggap terhadap peluang berusaha tani - 14.29 59.52 25.00 1.19 3.13 Cukup

4 Tanggap terhadap perbaikan kerja 1.19 13.10 25.00 55.95 4.76 3.50 Baik

Sifat Instrumental Poktan Pelaksana Simantri

(X1.1) 3.41 Baik

1 Berusaha untuk berprestasi lebih berhasil - 9.52 33.33 44.05 13.10 3.61 Baik

2 Berusaha untuk mencapai hasil kinerja yang

lebih baik - 17.86 32.14 45.24 4.76 3.37 Cukup

3 Pencapaian prestasi sangat penting - 15.48 36.90 41.67 5.95 3.38 Cukup

4 Memiliki tanggung jawab dan dorongan untuk

berprestasi - 10.71 44.05 34.52 10.71 3.45 Baik

Sifat Prestatif Poktan pelaksana Simantri (X1.2)

3.45 Baik

1 Aktif bergaul dan mencari informasi - 5.95 45.24 39.29 9.52 3.52 Baik

2 Menyesuaikan diri dalam pergaulan - 9.52 29.76 46.43 14.29 3.65 Baik

3 Senantiasa bersosialisasi dengan kelompok

lainnya - 13.10 28.57 40.48 17.86 3.63 Baik

4 Adanya jaringan dalam kelompok lainnya - 8.33 33.33 51.19 7.14 3.57 Baik

Sifat Keluwesan Bergaul Poktan Pelaksana

Simantri (X1.3) 3.60 Baik

1 Memperhitungkan dan mengantisipasi segala

kemungkinan yang terjadi - 11.90 36.90 47.62 3.57 3.43 Baik

2 Memperhitungkan tindakan dengan cermat - 4.76 32.14 54.76 8.33 3.67 Baik

3 Menghadapi resiko dengan sikap optimis - 4.76 38.10 44.05 13.10 3.65 Baik

4 Berani bertindak cepat dalam menghadapi resiko

- 9.52 42.86 35.71 11.90 3.50 Baik

Sifat Pengambil Resiko Poktan Pelaksana

Simantri (X1.4) 3.56 Baik

1 Menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri - 9.52 23.81 51.19 15.48 3.73 Baik

2 Mengetahui kapan saatnya harus bekerja keras

dan berhenti bekerja - 8.33 42.86 41.67 7.14 3.48 Baik

3 Mampu mengubah strategi dalam menghadapi

masalah - 9.52 39.29 40.48 10.71 3.52 Baik

4 Adanya pengendalian diri dalam setiap

kegiatan - 14.29 39.29 39.29 7.14 3.39 Cukup

Sifat Swakendali Poktan Pelaksana Simantri

(X1.5) 3.53 Baik

1 Tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan

selesai - 8.33 32.14 47.62 11.90 3.63 Baik

2 Mengisi hal-hal yang nyata atau positif 1.19 14.29 41.67 38.10 4.76 3.31 Cukup

3 Selalu terlibat dalam situasi kesibukan kerja

dan tidak pernah lelah 1.19 27.38 40.48 25.00 5.95 3.07 Cukup

4 Mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-

sungguh 3.57 8.33 35.71 45.24 7.14 3.44 Baik

Sifat Kerja Keras Poktan Pelaksana Simantri

(X1.6) 3.36 Cukup

1 Percaya dengan kemampuan diri sendiri 1.19 9.52 32.14 45.24 11.90 3.57 Baik

2 Tidak ragu-ragu dalam bertindak - 5.95 47.62 38.10 8.33 3.49 Baik

3 Percaya diri dengan keputusan yang diambil - 8.33 40.48 46.43 4.76 3.48 Baik

Page 150: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

150

4 Fokus pada eksekusi sehingga dalam pikiran

tidak ada keraguan - 9.52 52.38 26.19 11.90 3.40 Cukup

Sifat Keyakinan Diri Poktan Pelaksana Simantri

(X1.7) 3.49 Baik

1 Mencari cara-cara baru yang lebih bermanfaat - 14.29 34.52 45.24 5.95 3.43 Baik

2 Mencari hasil penemuan terbaru - 2.38 54.76 33.33 9.52 3.50 Baik

3 Mencari ide-ide baru yang lebih bermanfaat - 3.57 35.71 47.62 13.10 3.70 Baik

4 Mampu menggunakan ide-ide baru - 9.52 50.00 32.14 8.33 3.39 Cukup

Sifat Inovatif Poktan Pelaksana Simantri (X1.8)

3.51 Baik

1 Mampu memikirkan ide-ide baru - 7.14 38.10 46.43 8.33 3.56 Baik

2 Mempunyai pemikiran yang berbeda dan lebih

baik dalam mencapai tujuan - 5.95 51.19 36.90 5.95 3.43 Baik

3 Mampu menemukan peluang-peluang baru - 5.95 44.05 44.05 5.95 3.50 Baik

4 Mampu menghasilkan ide-ide baru - 10.71 40.48 41.67 7.14 3.45 Baik

Sifat Kreatif poktan Pelaksana Simantri (X1.9)

3.49 Baik

1 Mampu mempengaruhi anggota kelompok 1.19 5.95 36.90 48.81 7.14 3.55 Baik

2 Melakukan pembenahan terhadap organisasi

suatu kegiatan - 5.95 51.19 36.90 5.95 3.43 Baik

3 Mampu memimpin anggota untuk mengelola

sumber daya - 17.86 30.95 44.05 7.14 3.40 Cukup

4 Mampu mengarahkan anggota kelompok - 9.52 51.19 30.95 8.33 3.38 Cukup

Sifat Kepemimpinan Poktan Pelaksana Simantri

(X1.10) 3.44 Baik

1 Lebih banyak bekerja dan tidak suka menunda

pekerjaan - 7.14 41.67 42.86 8.33 3.52 Baik

2 Tidak membiarkan kesempatan kerja berlalu begitu saja

1.2 7.14 45.24 41.67 4.76 3.42 Baik

3 Tetap bertindak walupun situasi tidak pasti 1.19 11.90 50.00 34.52 2.38 3.25 Cukup

4 Berani menerima tantangan 3.57 7.14 41.67 40.48 7.14 3.40 Baik

Sifat Action Oriented Poktan Pelaksana Simantri

(X1.11) 3.40 Cukup

1 Selalu menyederhanakan permasalahan - 13.10 41.67 38.10 7.14 3.39 Cukup

2 Melihat persoalan dengan jernih - 7.14 42.86 44.05 5.95 3.49 Baik

3 Menyelesaikan masalah satu demi satu secara

bertahap - 7.14 44.05 42.86 5.95 3.48 Baik

4 Mampu mengambil keputusan alternatif 1.19 8.33 40.48 46.43 3.57 3.43 Baik

Sifat Cara Berpikir Simple Poktan Pelaksana

Simantri (X1.12) 3.45 Baik

1 Selalu bertekad mencurahkan segenap

perhatian dalam kegiatan - 10.71 39.29 40.48 9.52 3.49 Baik

2 Bersedia mengorbankan waktu demi

kepentingan lainnya - 17.86 48.81 29.76 3.57 3.19 Cukup

3 Berkomitmen dalam usaha yang digelutinya - 17.86 48.81 30.95 2.38 3.18 Cukup

4 Memiliki tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan

-

5.95 44.05 44.05 5.95 3.50 Baik

Sifat Fokus pada Usaha yang DigelutiPoktan

Pelaksana Simantri (X1.13) 3.34 Cukup

Jiwa Kewirausahaan Poktan Pelaksana Simantri (X1) 3.46 Baik

Page 151: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

151

Lampiran 4. Penerapan Manajemen Agribisnis

Penerapan Manajemen Agribisnis Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Ket

SK K C B SB

1 Menetapkan tujuan akhir - - 50.00 50.00 - 3.50 Baik

2 Jangka waktu dalam pelaksanaan kegiatan - 25.00 25.00 50.00 - 3.25 Cukup

3 Penentuan modal dan sumber daya - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

4 Mengembangkan poktan agar bersifat proaktif - - 75.00 25.00 - 3.25 Cukup

5 Penyediaan sarana produksi - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

Perencanaan Usaha Agribisnis Poktan Pelaksana

Simantri (X2.1) 3.10 Cukup

1 Koordinasi hubungan kerja - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

2 Pembagian tugas yang jelas - 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup

3 Menjalin hubungan harmonis dengan anggota - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

4 Menjalin hubungan harmonis dengan mitra

kerja - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

Pengorganisasian Usaha Agribisnis Poktan

Pelaksana Simantri (X2.2) 2.75 Cukup

1 Berkembangnya jenis usaha - - 100 - - 3.00 Cukup

2 Meningkatnya produktivitas - - 100 - - 3.00 Cukup

3 Meningkatkan produksi - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

4 Meningkatkan kualitas produk - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

5 Pemasaran produk - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang

Pengembangan Usaha Agribisnis Poktan

Pelaksana Simantri (X2.3) 2.75 Cukup

1 Standar produk - 75.00 25.00 - - 2.25 Kurang

2 Mekanisme kerja sesuai standar - 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup

3 Melakukan perbaikan untuk meningkatkan

produktivitas - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup

4 Menerima masukan dari pihak instansi

pemerintahan - - 75.00 25.00 - 3.25 Cukup

Pengawasan Usaha Agribisnis Poktan Pelaksana

Simantri (X2.4) 2.81 Cukup

Manajemen Agribisnis Poktan Pelaksana Simantri

(X2) 2.85 Cukup

151

Page 152: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

152

Penerapan Manajemen Agribisnis Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2010

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Ket

SK K C B SB

1 Menetapkan tujuan akhir - 0.00 6.25 81.25 12.50 4.06 Baik

2 Jangka waktu dalam pelaksanaan kegiatan - 0.00 18.75 68.75 12.50 3.94 Baik

3 Penentuan modal dan sumber daya - 0.00 50.00 37.50 12.50 3.63 Baik

4 Mengembangkan poktan agar bersifat proaktif - 12.50 12.50 68.75 6.25 3.69 Baik

5 Penyediaan sarana produksi - - 31.25 56.25 12.50 3.81 Baik

Perencanaan Usaha Agribisnis Poktan Pelaksana

Simantri (X2.1) 3.83 Baik

1 Koordinasi hubungan kerja - - 18.75 75.00 6.25 3.88 Baik

2 Pembagian tugas yang jelas - - 18.75 68.75 6.25 3.63 Baik

3 Menjalin hubungan harmonis dengan anggota - 6.25 31.25 56.25 6.25 3.63 Baik

4 Menjalin hubungan harmonis dengan mitra kerja - - 75.00 25.00 - 3.25 Baik

Pengorganisasian Usaha Agribisnis Poktan

Pelaksana Simantri (X2.2) 3.59 Baik

1 Berkembangnya jenis usaha - - 18.75 43.75 37.50 4.19 Baik

2 Meningkatnya produktivitas - 6.25 56.25 18.75 18.75 3.50 Baik

3 Meningkatkan produksi - - 43.75 37.50 18.75 3.75 Baik

4 Meningkatkan kualitas produk - - 12.50 37.50 50.00 4.38 Sangat Baik

5 Pemasaran produk - - 25.00 56.25 18.75 3.94 Baik

Pengembangan Usaha Agribisnis Poktan Pelaksana

Simantri (X2.3) 3.95 Baik

1 Standar produk - - 37.50 37.50 25.00 3.88 Baik

2 Mekanisme kerja sesuai standar - - 37.50 50.00 12.50 3.75 Baik

3 Melakukan perbaikan untuk meningkatkan

produktivitas - - 25.00 43.75 31.25 4.06 Baik

4 Menerima masukan dari pihak instansi pemerintahan

- - 37.50 50.00 12.50 3.75 Baik

Pengawasan Usaha Agribisnis Poktan Pelaksana

Simantri (X2.4) 3.86 Baik

Manajemen Agribisnis Poktan Pelaksana Simantri

(X2) 3.81 Baik

Page 153: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

153

Penerapan Manajemen Agribisnis Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2011

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Ket

SK K C B SB

1 Menetapkan tujuan akhir - 4.69 35.94 45.31 14.06 3.69 Baik

2 Jangka waktu dalam pelaksanaan kegiatan - 20.31 28.13 48.44 3.13 3.34 Cukup

3 Penentuan modal dan sumber daya - 18.75 40.63 39.06 1.56 3.23 Cukup

4 Mengembangkan poktan agar bersifat

proaktif 3.13 10.94 40.63 40.63 4.69 3.33 Cukup

5 Penyediaan sarana produksi - 4.69 53.13 34.38 7.81 3.45 Baik

Perencanaan Usaha Agribisnis Poktan Pelaksana

Simantri (X2.1) 3.41 Baik

1 Koordinasi hubungan kerja - 15.63 26.56 56.25 1.56 3.44 Baik

2 Pembagian tugas yang jelas - 3.13 56.25 37.50 3.13 3.41 Baik

3 Menjalin hubungan harmonis dengan anggota - 9.38 60.94 29.69 - 3.20 Cukup

4 Menjalin hubungan harmonis dengan mitra

kerja - 4.69 48.44 40.63 6.25 3.48 Baik

Pengorganisasian Usaha Agribisnis Poktan

Pelaksana Simantri (X2.2) 3.38 Cukup

1 Berkembangnya jenis usaha - - 31.25 54.69 14.06 3.83 Baik

2 Meningkatnya produktivitas - 6.25 42.19 46.88 4.69 3.50 Baik

3 Meningkatkan produksi - 17.19 40.63 40.63 1.56 3.27 Cukup

4 Meningkatkan kualitas produk - 6.25 39.06 42.19 12.50 3.61 Baik

5 Pemasaran produk - 25.00 43.75 31.25 - 3.06 Cukup

Pengembangan Usaha Agribisnis Poktan

Pelaksana Simantri (X2.3) 3.45 Baik

1 Standar produk - 7.81 40.63 50.00 1.56 3.45 Baik

2 Mekanisme kerja sesuai standar 1.56 10.94 53.13 32.81 1.56 3.22 Cukup

3 Melakukan perbaikan untuk meningkatkan

produktivitas - 9.38 43.75 43.75 3.13 3.41 Baik

4 Menerima masukan dari pihak instansi pemerintahan

- 3.13 34.38 57.81 4.69 3.64 Baik

Pengawasan Usaha Agribisnis Poktan Pelaksana

Simantri (X2.4) 3.43 Baik

Manajemen Agribisnis Poktan Pelaksana

Simantri (X2) 3.42 Baik

Page 154: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

154

Penerapan Manajemen Agribisnis Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009-2011

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Kategori

SK K C B SB

1 Menetapkan tujuan akhir - 3.57 30.95 52.38 13.10 3.75 Baik

2 Jangka waktu dalam pelaksanaan kegiatan - 16.67 26.19 52.38 4.76 3.45 Baik

3 Penentuan modal dan sumber daya - 15.48 44.05 36.90 3.57 3.29 Cukup

4 Mengembangkan poktan agar bersifat

proaktif 2.38 10.71 36.90 45.24 4.76 3.39 Cukup

5 Penyediaan sarana produksi - 4.76 55.95 36.90 2.38 3.37 Cukup

Perencanaan Usaha Agribisnis Poktan

Pelaksana Simantri (X2.1) 3.45 Baik

1 Koordinasi hubungan kerja - 13.10 27.38 57.14 2.38 3.49 Baik

2 Pembagian tugas yang jelas - 4.76 48.81 42.86 3.57 3.45 Baik

3 Menjalin hubungan harmonis dengan

anggota - 9.52 55.95 33.33 1.19 3.26 Cukup

4 Menjalin hubungan harmonis dengan

mitra kerja - 5.95 53.57 35.71 4.76 3.39 Cukup

Pengorganisasian Usaha Agribisnis Poktan

Pelaksana Simantri (X2.2) 3.40 Cukup

1 Berkembangnya jenis usaha - - 30.95 42.86 26.19 4.12 Baik

2 Meningkatnya produktivitas - 3.57 42.86 40.48 13.10 3.63 Baik

3 Meningkatkan produksi - 14.29 42.86 38.10 4.76 3.33 Cukup

4 Meningkatkan kualitas produk - 4.76 30.95 54.76 8.33 3.69 Baik

5 Pemasaran produk - 10.71 45.24 41.67 2.38 3.36 Baik

Pengembangan Usaha Agribisnis Poktan

Pelaksana Simantri (X2.3) 3.59 Cukup

1 Standar produk - 5.95 41.67 45.24 7.14 3.54 Baik

2 Mekanisme kerja sesuai standar 1.19 8.33 47.62 38.10 4.76 3.37 Cukup

3 Melakukan perbaikan untuk

meningkatkan produktivitas - 9.52 39.29 42.86 8.33 3.50 Baik

4 Menerima masukan dari pihak instansi pemerintahan

- 2.38 33.33 57.14 7.14 3.69 Baik

Pengawasan Usaha Agribisnis Poktan

Pelaksana Simantri (X2.4) 3.52 Baik

Manajemen Agribisnis Poktan Pelaksana

Simantri (X2) 3.49 Baik

Page 155: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

155

Lampiran 5. Tingkat Keberhasilan Simantri

Tingkat Keberhasilan Simantri Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Kategori

SB KB CB B SB

1 Berkembangnya organisasi yang baik

dalam kelompok - - 50.00 50.00 - 3.50 Berhasil

2 Terciptanya hubungan baik petani dan penyuluh pertanian dalam

penunjang sarana produksi

- - 50.00 50.00 - 3.50 Berhasil

3 Terbentuknya SDM ke arah organik - - 100.00 - - 3.00 Cukup Berhasil

Berkembangnya Kelembagaan dan SDM

(Y1) 3.33 Cukup Berhasil

1 Terciptanya lapangan kerja bagi petani

- 75.00 25.00 - - 2.25 Kurang Berhasil

2 Terciptanya kelompok wanita tani

yang aktif - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang Berhasil

3 Berkembangnya jenis usaha ekonomi

rumah tanga tani 25.00 50.00 25.00 - - 2.00 Kurang Berhasil

Terciptanya Lapangan Kerja melalui

Pengembangan Diversifikasi Usaha

Pertanian dan Industri Rumah Tangga

(Y2)

2.25 Kurang Berhasil

1 Peningkatan pengolahan lahan pertanian dengan sebaik-baiknya

- - 50.00 50.00 - 3.50 Berhasil

2 Memperluas lahan pertanian sehingga

dapat meningkatkan hasil pertanian - 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup Berhasil

3 Penganekaragaman tanaman

pertanian - - 75.00 25.00 - 3.25 Cukup Berhasil

Berkembangnya Intensifikasi dan

Ekstensifikasi Usaha Tani (Y3) 3.17 Cukup Berhasil

1 Meningkatnya produksi usahatani

dalam kelompok - 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup Berhasil

2 Efisiensi usahatani dengan menggunakan pupuk organik

- 25.00 50.00 25.00 - 3.00 Cukup Berhasil

3 Meningkatnya petani dalam berusaha

tani - - 100.00 - - 3.00 Cukup Berhasil

Meningkatnya Insentif Berusaha Tani

Melalui Peningkatan Produksi dan

Efisiensi Usaha Tani (Y4)

3.00 Cukup Berhasil

1 Pengolahan pupuk organik cair

maupun padat - 75.00 25.00 - - 2.25 Kurang Berhasil

2 Kelompok tani menerapkan hasil olahan pupuk organik ke masing-

masing lahan

- 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup Berhasil

3 Berkembangnya pertanian organik di Desa

- 25.00 75.00 - - 2.75 Cukup Berhasil

Tercipta dan Berkembangnya Pertanian

Organik Menuju Green Economic (Y5) 2.58 Kurang Berhasil

1 Berkembangnya UMKM dalam

kelompok tani 25.00 75.00 - - - 1.75

Sangat tidak

Berhasil

2 Terciptanya unit simpan pinjam

dalam kelompok - 50.00 50.00 - - 2.50 Kurang Berhasil

3 Terbentuknya Koperasi dalam Gapoktan Simantri

- 75.00 25.00 - - 2.25 Kurang Berhasil

Berkembangnya usaha Ekonomi

Pedesaaan (Y6) 2.17 Kurang Berhasil

Keberhasilan Simantri (Y) 2.75 Cukup Berhasil

155

Page 156: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

156

Tingkat Keberhasilan Simantri Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2010

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Ket

SB KB CB B SB

1 Berkembangnya organisasi yang

baik dalam kelompok - 6.25 43.75 50.00 - 3.44 Berhasil

2 Terciptanya hubungan baik petani dan penyuluh pertanian dalam

penunjang sarana produksi

- - 56.25 37.50 6.25 3.50 Berhasil

3 Terbentuknya SDM ke arah organik - - 50.00 50.00 - 3.50 Berhasil

Berkembangnya Kelembagaan dan

SDM (Y1) 3.48 Berhasil

1 Terciptanya lapangan kerja bagi

petani - 6.25 18.75 37.50 37.50 4.06 Berhasil

2 Terciptanya kelompok wanita tani

yang aktif - 6.25 43.75 37.50 12.50 3.56 Berhasil

3 Berkembangnya jenis usaha ekonomi rumah tanga tani

- 12.50 43.75 12.50 31.25 3.63 Berhasil

Terciptanya Lapangan Kerja melalui

Pengembangan Diversifikasi Usaha

Pertanian dan Industri Rumah Tangga

(Y2)

3.75 Berhasil

1 Peningkatan pengolahan lahan

pertanian dengan sebaik-baiknya - - 25.00 62.50 12.50 3.88 Berhasil

2

Memperluas lahan pertanian

sehingga dapat meningkatkan hasil

pertanian

- 6.25 50.00 37.50 6.25 3.44 Berhasil

3 Penganekaragaman tanaman

pertanian - 12.50 56.25 31.25 - 3.19 Cukup Berhasil

Berkembangnya Intensifikasi dan

Ekstensifikasi Usaha Tani (Y3) 3.50 Berhasil

1 Meningkatnya produksi usahatani

dalam kelompok - - 18.75 68.75 12.50 3.94 Berhasil

2 Efisiensi usahatani dengan menggunakan pupuk organik

- 6.25 31.25 50.00 12.50 3.69 Berhasil

3 Meningkatnya petani dalam

berusaha tani - - 25.00 62.50 12.50 3.88 Berhasil

Meningkatnya Insentif Berusaha Tani

Melalui Peningkatan Produksi dan

Efisiensi Usaha Tani (Y4)

3.83 Berhasil

1 Pengolahan pupuk organik cair

maupun padat - 6.25 12.50 43.75 37.50 4.13 Berhasil

2

Kelompok tani menerapkan hasil

olahan pupuk organik ke masing-masing lahan

- - 25.00 62.50 12.50 3.88 Berhasil

3 Berkembangnya pertanian organik

di Desa - - 43.75 56.25 - 3.56 Berhasil

Tercipta dan Berkembangnya Pertanian

Organik Menuju Green Economic (Y5) 3.85 Berhasil

1 Berkembangnya UMKM dalam

kelompok tani - 37.50 43.75 18.75 - 2.81 Cukup Berhasil

2 Terciptanya unit simpan pinjam

dalam kelompok - 0.00 12.50 56.25 31.25 4.19 Berhasil

3 Terbentuknya Koperasi dalam Gapoktan Simantri

- 25.00 56.25 18.75 - 2.94 Cukup Berhasil

Berkembangnya usaha Ekonomi

Pedesaaan (Y6) 3.31 Cukup Berhasil

Keberhasilan Simantri (Y) 3.62 Berhasil

Page 157: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

157

Tingkat Keberhasilan Simantri Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2011

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Ket

SB KB CB B SB

1 Berkembangnya organisasi yang baik

dalam kelompok - 14.06 46.88 35.94 3.13 3.28 Cukup Berhasil

2

Terciptanya hubungan baik petani dan

penyuluh pertanian dalam penunjang

sarana produksi

- 28.13 32.81 37.50 1.56 3.13 Cukup Berhasil

3 Terbentuknya SDM ke arah organik 1.56 29.69 51.56 17.19 - 2.84 Cukup Berhasil

Berkembangnya Kelembagaan dan SDM

(Y1) 3.08 Cukup Berhasil

1 Terciptanya lapangan kerja bagi petani - 12.50 42.19 42.19 3.13 3.36 Cukup Berhasil

2 Terciptanya kelompok wanita tani yang aktif

- 3.13 39.06 46.88 10.94 3.66 Cukup Berhasil

3 Berkembangnya jenis usaha ekonomi

rumah tanga tani - 18.75 54.69 26.56 - 3.08 Cukup Berhasil

Terciptanya Lapangan Kerja melalui

Pengembangan Diversifikasi Usaha

Pertanian dan Industri Rumah Tangga

(Y2)

3.36 Cukup Berhasil

1 Peningkatan pengolahan lahan

pertanian dengan sebaik-baiknya - 17.19 43.75 39.06 - 3.22 Cukup Berhasil

2 Memperluas lahan pertanian sehingga

dapat meningkatkan hasil pertanian 1.56 17.19 62.50 18.75 - 2.98 Cukup Berhasil

3 Penganekaragaman tanaman pertanian 1.56 21.88 59.38 17.19 - 2.92 Cukup Berhasil

Berkembangnya Intensifikasi dan

Ekstensifikasi Usaha Tani (Y3) 3.04 Cukup Berhasil

1 Meningkatnya produksi usahatani dalam kelompok

- 14.06 43.75 42.19 - 3.28 Cukup Berhasil

2 Efisiensi usahatani dengan menggunakan pupuk organik

1.56 15.63 51.56 29.69 1.56 3.14 Cukup Berhasil

3 Meningkatnya petani dalam berusaha

tani - 17.19 45.31 34.38 3.13 3.23 Cukup Berhasil

Meningkatnya Insentif Berusaha Tani

Melalui Peningkatan Produksi dan

Efisiensi Usaha Tani (Y4)

3.22 Cukup Berhasil

1 Pengolahan pupuk organik cair maupun padat

7.81 15.63 18.75 35.94 21.88 3.48 Berhasil

2

Kelompok tani menerapkan hasil

olahan pupuk organik ke masing-masing lahan

- 7.81 42.19 45.31 4.69 3.47 Berhasil

3 Berkembangnya pertanian organik di

Desa 1.56 17.19 68.75 12.50 - 2.92 Cukup Berhasil

Tercipta dan Berkembangnya Pertanian

Organik Menuju Green Economic (Y5) 3.29 Cukup Berhasil

1 Berkembangnya UMKM dalam

kelompok tani - 21.88 53.13 25.00 - 3.03 Cukup Berhasil

2 Terciptanya unit simpan pinjam dalam

kelompok - 1.56 26.56 54.69 17.19 3.88 Berhasil

3 Terbentuknya Koperasi dalam Gapoktan Simantri

3.13 28.13 64.06 3.13 1.56 2.72 Cukup Berhasil

Berkembangnya usaha Ekonomi

Pedesaaan (Y6) 3.21 Cukup Berhasil

Keberhasilan Simantri (Y) 3.20 Cukup Berhasil

Page 158: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

158

Tingkat Keberhasilan Simantri Kelompok Tani Pelaksana pada Gapoktan

Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009-2011

No Ukuran Kategori (%) Rata-

rata Kategori

STB KB CB B SB

1 Berkembangnya organisasi yang

baik dalam kelompok - 11.90 46.43 39.29 2.38 3.32 Cukup Berhasil

2 Terciptanya hubungan baik petani dan penyuluh pertanian dalam

penunjang sarana produksi

- 22.62 39.29 35.71 2.38 3.18 Cukup Berhasil

3 Terbentuknya SDM ke arah organik

1.19 22.62 53.57 22.62 - 2.98 Cukup Berhasil

Berkembangnya Kelembagaan dan

SDM (Y1) 3.16 Cukup Berhasil

1 Terciptanya lapangan kerja bagi

petani - 14.29 36.90 39.29 9.52 3.44 Berhasil

2 Terciptanya kelompok wanita tani yang aktif

- 5.95 40.48 42.86 10.71 3.58 Berhasil

3 Berkembangnya jenis usaha

ekonomi rumah tanga tani 1.19 19.05 51.19 22.62 5.95 3.13 Cukup Berhasil

Terciptanya Lapangan Kerja melalui

Pengembangan Diversifikasi Usaha

Pertanian dan Industri Rumah

Tangga (Y2)

3.38 Cukup Berhasil

1 Peningkatan pengolahan lahan

pertanian dengan sebaik-baiknya - 13.10 40.48 44.05 2.38 3.36 Cukup Berhasil

2 Memperluas lahan pertanian sehingga dapat meningkatkan

hasil pertanian

1.19 15.48 60.71 21.43 1.19 3.06 Cukup Berhasil

3 Penganekaragaman tanaman pertanian

1.19 19.05 59.52 20.24 - 2.99 Cukup Berhasil

Berkembangnya Intensifikasi dan

Ekstensifikasi Usaha Tani (Y3) 3.13 Cukup Berhasil

1 Meningkatnya produksi usahatani

dalam kelompok - 11.90 39.29 46.43 2.38 3.39 Cukup Berhasil

2 Efisiensi usahatani dengan

menggunakan pupuk organik 1.19 14.29 47.62 33.33 3.57 3.24 Cukup Berhasil

3 Meningkatnya petani dalam berusaha tani

- 13.10 42.86 38.10 5.95 3.37 Cukup Berhasil

Meningkatnya Insentif Berusaha Tani

Melalui Peningkatan Produksi dan

Efisiensi Usaha Tani (Y4)

3.33 Cukup Berhasil

1 Pengolahan pupuk organik cair

maupun padat - 17.86 21.43 36.90 23.81 3.67 Berhasil

2 Kelompok tani menerapkan hasil olahan pupuk organik ke masing-

masing lahan

- 7.14 40.48 46.43 5.95 3.51 Berhasil

3 Berkembangnya pertanian organik di Desa

- 11.90 66.67 21.43 - 3.10 Cukup Berhasil

Tercipta dan Berkembangnya

Pertanian Organik Menuju Green

Economic (Y5)

3.42 Berhasil

1 Berkembangnya UMKM dalam

kelompok tani 1.19 27.38 48.81 22.62 - 2.93 Cukup Berhasil

2 Terciptanya unit simpan pinjam dalam kelompok

- 3.57 25.00 52.38 19.05 3.87 Berhasil

3 Terbentuknya Koperasi dalam

Gapoktan Simantri 2.38 29.76 60.71 5.95 1.19 2.74 Cukup Berhasil

Berkembangnya usaha Ekonomi

Pedesaaan (Y6) 3.18 Cukup Berhasil

Keberhasilan Simantri (Y) 3.27 Cukup Berhasil

Page 159: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

159

Lampiran 6. Peningkatan Pendapatan Simantri

Rata-rata Peningkatan Pendapatan Anggota Kelompok Tani Pelaksana pada

Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009

No Sektor Kepemilikan

Sebelum

Simantri

(Rp) /Th

Kepemilikan

Sesudah

Simantri

(Rp) /Th

Peningkatan

Pendapatan

(Rp) /Th

Besaran

Peningkatan

Pendapatan

(%)

1 Pertanian 50 are

11,279,167 50 are

12,132,396

853,229

2 Peternakan

Penjualan Ternak 0.75 ekor

463,750 1.75 ekor

1,421,250

957,500

Limbah Padat 1.530 Kg

70,200 2.790 Kg

150,000

79,800

Limbah Cair 1.890 ltr

94,500 3.150 ltr

157,500

63,000

3 Perkebunan -

- -

-

-

4 Perikanan -

- -

-

-

Jumlah Total Peningkatan

Pendapatan (Y7)

11,907,617

13,861,146

1,953,529 16.41

Rata-rata Peningkatan Pendapatan Anggota Kelompok Tani Pelaksana pada

Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2010

No Sektor Kepemilikan

Sebelum

Simantri

(Rp) /Th

Kepemilikan

Sesudah

Simantri

(Rp) /Th

Peningkatan

Pendapatan

(Rp) /Th

Besaran

Peningkatan

Pendapatan

(%)

1 Pertanian 51.3 are

14,400,677 55 are

16,813,245

2,412,568

2 Peternakan

Penjualan Ternak 0.94 ekor

382,813 1.94 ekor

1,044,375

661,563

Limbah Padat 1.328 Kg

39,825 3.900 Kg

1,470,900

1,431,075

Limbah Cair 1.215 ltr

60,750 2.468 ltr

581,875

521,125

3 Perkebunan 44 are

4,464,844 44 are

5,657,917

1,193,073

4 Perikanan -

- -

-

-

Jumlah Total Peningkatan

Pendapatan (Y7)

19,348,908

25,568,311

6,219,403 32.14

159

Page 160: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

160

Rata-rata Peningkatan Pendapatan Anggota Kelompok Tani Pelaksana pada

Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2011

No Sektor Kepemilikan

Sebelum

Simantri

(Rp) /Th

Kepemilikan

Sesudah

Simantri

(Rp) /Th

Peningkatan

Pendapatan

(Rp) /Th

Besaran

Peningkatan

Pendapatan

(%)

1 Pertanian 37.6 are

9,087,109 37.6 are

10,375,331

1,288,221

2 Peternakan

Penjualan Ternak 0.42 ekor

158,672 1.17 ekor

849,922

691,250

Limbah Padat 984 Kg

29,571 2.464 Kg

610,134

580,564

Limbah Cair 956 ltr

47,813 1.914 ltr

261,598

213,786

3 Perkebunan 14.5 are

1,037,356.77 14.5 are

1,250,859

213,503

4 Perikanan -

- 11 Kg

57,668

57,669

Jumlah Total Peningkatan

Pendapatan (Y7)

10,360,521

13,405,513

3,044,992 29.39

Rata-rata Peningkatan Pendapatan Anggota Kelompok Tani Pelaksana pada

Gapoktan Simantri di Kabupaten Tabanan Tahun 2009-2011

No Sektor Kepemilikan

Sebelum

Simantri

(Rp)/Th

Kepemilikan

Sesudah

Simantri

(Rp) /Th

Peningkatan

Pendapatan

(Rp)/Th

Besaran

Peningkatan

Pendapatan

(%)

1 Pertanian 40.8 are

10,203,601 41.5 are

11,685,270

1,481,669

2 Peternakan

Penjualan Ternak 0.54 ekor

215,893 1.35 ekor

914,167

698,274

Limbah Padat 1.076 Kg

33,459 2.753 Kg

987,234

953,776

Limbah Cair 1.050 ltr

52,500 2.155 ltr

317,646

265,146

3 Perkebunan 19.4 are

1,640,813 19.4 are

2,030,734

389,921

4 Perikanan -

- 8 Kg

43,938

43,938

Jumlah Total Peningkatan

Pendapatan (Y7)

12,146,266 15,978,989 3,832,723 31.55

Page 161: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

161

Lampiran 7. Hasil Analisis Smart PLS

Quality Criteria

Outer Loading

Original

Sample (O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(|O/STERR|)

X1.1 <- Jiwa Kewirausahaan 0.84141 0.840069 0.026674 0.026674 31.544185

X1.2 <- Jiwa Kewirausahaan 0.851193 0.848536 0.031044 0.031044 27.418742

X1.3 <- Jiwa Kewirausahaan 0.898452 0.898881 0.016597 0.016597 54.133835

X1.4 <- Jiwa Kewirausahaan 0.882776 0.883708 0.020207 0.020207 43.687019

X1.5 <- Jiwa Kewirausahaan 0.880992 0.876878 0.026968 0.026968 32.668191

X1.6 <- Jiwa Kewirausahaan 0.827101 0.826376 0.033362 0.033362 24.791426

X1.7 <- Jiwa Kewirausahaan 0.87097 0.868485 0.030035 0.030035 28.99845

X1.8 <- Jiwa Kewirausahaan 0.878792 0.878561 0.025426 0.025426 34.56216

X1.9 <- Jiwa Kewirausahaan 0.877005 0.87561 0.026981 0.026981 32.504139

X1.10 <- Jiwa Kewirausahaan 0.845966 0.841961 0.026423 0.026423 32.016171

X1.11 <- Jiwa Kewirausahaan 0.833394 0.830834 0.033726 0.033726 24.710522

X1.12 <- Jiwa Kewirausahaan 0.848943 0.84957 0.029826 0.029826 28.463143

X1.13 <- Jiwa Kewirausahaan 0.824085 0.823615 0.033849 0.033849 24.345715

X2.1<- Manajemen Agribisnis 0.831168 0.829646 0.031602 0.031602 26.300843

X2.2 <- Manajemen Agribisnis 0.806969 0.809111 0.038235 0.038235 21.105302

X2.3 <- Manajemen Agribisnis 0.932804 0.930822 0.009966 0.009966 93.597824

X2.4 <- Manajemen Agribisnis 0.895866 0.897409 0.019646 0.019646 45.599704

Y1 <- Keberhasilan Simantri 0.82473 0.831135 0.035478 0.035478 23.246548

Y2 <- Keberhasilan Simantri 0.888853 0.889095 0.020187 0.020187 44.031318

Y3 <- Keberhasilan Simantri 0.704771 0.702828 0.07511 0.07511 9.383132

Y4 <- Keberhasilan Simantri 0.875137 0.879726 0.025056 0.025056 34.927322

Y5 <- Keberhasilan Simantri 0.900183 0.900396 0.0193 0.0193 46.642517

Y6 <- Keberhasilan Simantri 0.826115 0.827017 0.033633 0.033633 24.562716

Y7 <- Keberhasilan Simantri 0.840024 0.842268 0.023747 0.023747 35.373501

Overview

AVE Composite

Reliability

R

Square

Cronbachs

Alpha Communality Redundancy

Jiwa

Kewirausahaan 0.737637 0.97335

0.970283 0.737637

Manajemen

Agribisnis 0.753685 0.924234 0.841632 0.889755 0.753685 0.634118

Keberhasilan

Simantri 0.704463 0.943176 0.787545 0.9291 0.704463 0.349315

161

Page 162: pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap ...

162

Latent Variable Correlations

Variabel Korelasi

X1 X2 Y

Jiwa Kewirausahaan (X1) 1.000

Manajemen Agribisnis (X2) 0.817 1.000

Keberhasilan Simantri (Y) 0.831 0.825 1.000

Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Original Sample

(O)

Sample

Mean (M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(|O/STERR|)

X1 -> Y 0.366375 0.353632 0.130071 0.130071 2.816737

X1 -> X2 0.917405 0.917891 0.016746 0.016746 54.78248

X2 -> Y 0.539264 0.555869 0.124553 0.124553 4.329596

0.917 [54.782]

0.366 [2.817]

0.539 [4.330]