Page 1
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
SEPTIANDI DWI NUGRAHA
NIM. 1111082000087
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
Page 2
i
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
SEPTIANDI DWI NUGRAHA
NIM. 1111082000087
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
Page 3
ii
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Septiandi Dwi Nugraha
NIM: 1111082000087
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Rini, Ak., CA. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak
NIP. 19760315 200501 2 002 NIP. 19800416 200901 2 006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2016 M
Page 4
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat, 10 April 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Septiandi Dwi Nugraha
2. NIM : 1111082000087
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Investment Opportunity Set dan karakteristik
Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 April 2015
1. Zaenal Muttaqin, MPP. ( _____________________)
NIP. 19790503 201101 1 006 Penguji I
2. Ismawati Haribowo, SE., M.Si. ( ______________________ )
NIP. 19800909 201411 2 003 Penguji II
3. Nurwachidah Yulianti,SE.,MS.AK. ( _____________________ )
NIP. Penguji III
Page 5
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 21 September 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Septiandi Dwi Nugraha
2. NIM : 1111082000087
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Investment Opportunity Set Dan Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Perusahaan.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut
di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 September 2015
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA ( _____________________)
NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua
2. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak ( ______________________ )
NIP. 19800416 200901 2 006 Sekertaris
3. Atiqah, SE., MS., Ak ( ______________________ )
NIP. 19820120 200912 2 004 Penguji Ahli
4. Dr. Rini, Ak., CA ( _____________________ )
NIP. 19760315 200501 2 002 Pembimbing I
5. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak ( _____________________ )
NIP. 19800416 200901 2 006 Pembimbing II
Page 6
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Septiandi Dwi Nugraha
Nomor Induk Mahasiswa : 1111082000087
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 4 Februari 2015
Yang menyatakan,
(Septiandi Dwi Nugraha)
Page 7
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Septiandi Dwi Nugraha
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 September 1993
3. Alamat : Jl. Pondok Betung Raya, Gg. Amal 2. Rt/Rw:
005/02 No.27 Pondok Karya, Pondok Aren,
Tangerang Selatan, 15225
4. Telepon : 081282330982
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 012 Bintaro Pagi Tahun 1999-2005
2. SMP Negeri 177 Jakarta Tahun 2005-2008
3. SMA Negeri 90 Jakarta Tahun 2008-2011
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2016
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
Nama Ayah : Suryahadi
Nama Ibu : Rohayati, S.Pd
Alamat Orang Tua : Jl. Pondok Betung Raya, Gg. Amal 2. Rt/Rw:
005/02 No.27 Pondok Karya, Pondok Aren,
Tangerang Selatan, 15225
Anak ke-, dari : 2 dari 2 bersaudara
Page 8
vii
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Taekwondo SMAN 90 Jakarta (2008 - 2009)
2. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012 - 2014)
3. Ketua Divisi acara Orientasi Pengenalan Akademik Kampus (OPAK)
Jurusan Akuntansi UIN Jakarta
4. Wakil Ketua acara Keakraban Jurusan Akuntansi UIN Jakarta
5. Ketua Kelompok Kuliah Kerja Nyata LENSA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Page 9
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Good Corporate
Governance (GCG) terhadap Kinerja Perusahaan”. Shalawat serta salam
senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai
uswatun khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan munuju jalan yang
terang benderang.
Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana
Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan atas izin Allah
SWT skripsi ini dapat selesai. Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis
menyadari telah banyak mendapat arahan, bimbingan, bantuan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu
mencurahkan perhatian, cinta, kasih sayang, nasihat, dan dukungan moril
maupun materil serta doa tiada henti kepada penulis.
2. Kakakku Anugrah Putra Pratama yang telah menyemangati dan
memberikan banyak motivasi serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Page 10
ix
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan SE, Ak, M.M, selaku Sekertaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Dr. Rini, Ak., CA. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia menyediakan waktunya yang sangat bergarga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna
penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah
diberika selama ini.
7. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan
konsultasi yang telah diberikan selama ini.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu
yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
9. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
10. Fitriyanti yang selama ini selalu setia mendengarkan keluh kesah penulis,
memberikan doa, dukungan, bantuan, semangat, motivasi, dan menemani
penulis dalam suka maupun duka.
Page 11
x
11. Sahabat-sahabat terdekat penulis, Arif, Opi, Irvan, Fahmi, Rizki, dan
Wahyu yang selalu memberikan support dan perhatian terbaiknya kepada
penulis.
12. Sahabat penulis, Wandayani, Anissa Rabani dan Rahma Helmi yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi, memberikan semangat dan
doa kepada penulis.
13. Sahabat penulis, Nimas Rani, Pratiwindya Ruhita dan Aziz Pilar yang telah
setia menemani penulis hingga saat ini.
14. Teman-teman Akuntansi C dan seluruh mahasiswa Akuntansi angkatan
2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semangat dan sukses selalu
untuk kita semua.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 4 Februari 2016
Penulis
Page 12
xi
THE INFLUENCE OF INVESTMENT OPPORTUNITY SET AND GOOD
CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM PERFORMANCE
ABSTRACT
This research aims to examine the influence of investment opportunity set and
good corporate governance on firm performance. Good corporate governance is
represented by a managerial ownership, board committee size and audit committee
size.
This research is quantitative, the data taken is secondary data. The data in
this study were obtained using the library research with the research population
was companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the period 2012 -
2014. The analytical method used is multiple regression analysis which consists of
classical assumption (normality test, multicollinearity, heteroscedasticity test and
autocorrelation test) and test hypotheses (coefficient of determination, t test, F test)
The results of this research show that: (1) investment opportunity set has
significant influence on firm performance. (2) The managerial ownership, board
committee size and the size of the audit committee no significant influence on firm
performance. (3) investment opportunity set, managerial ownership, board
committee size and the size of the audit committee has simultaneously and
significant influence on firm performance. While the F test results of this research
prove that the investment opportunity set, The managerial ownership, board
committee size and the size of the audit committee simultaneously influence on firm
performance.
Keywords : investment opportunity set, good corporate governance and firm
performance
Page 13
xii
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET DAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh investment opportunity set
dan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Good corporate
governance diwakili dengan variabel kepemilikan manajerial, ukuran dewan
komisaris dan ukuran komite audit.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, data yang diambil
merupakan data sekunder. Data pada penelitian ini diperoleh menggunakan
penelitian pustaka dengan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012 – 2014.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang terdiri dari
uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan
uji autokorelasi) dan uji hipotesis (koefisien determinasi, uji t, uji F).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) investment opportunity set
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. (2) Kepemilikan manajerial,
ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. (3) Investment opportunity set, kepemilikan
manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan hasil uji F dari
penelitian ini membuktikan bahwa investment opportunity set, kepemilikan
manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja perusahaan.
Kata kunci : investment opportunity set, good corporate governance dan kinerja
perusahaan
Page 14
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. xi
ABSTRAK ............................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 10
BAB II ................................................................................................................... 12
A. Tinjauan Literatur ............................................................................... 12
1. Teori Agensi (Agency Theory) .......................................................... 12
2. Investment Opportunity Set (IOS) .................................................... 13
3. Good Corporate Governance (GCG) .............................................. 15
4. Kinerja Perusahaan .......................................................................... 20
B. Hasil-hasil Penelitain Sebelumnya ...................................................... 22
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 29
D. Dasar Perumusan Hipotesis ................................................................ 30
BAB III ................................................................................................................. 35
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 35
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 35
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 36
Page 15
xiv
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 36
1. Uji Statistik Deskriptif...................................................................... 36
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 37
3. Uji Hipotesis ...................................................................................... 39
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................................... 42
BAB IV ................................................................................................................. 47
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 47
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 48
1. Statistik Deskriptif ............................................................................ 49
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................... 52
3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 57
BAB V ................................................................................................................... 74
A. Kesimpulan ........................................................................................... 74
B. Saran-saran ........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77
LAMPIRAN . ....................................................................................................... 80
Page 16
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................... 26
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................... 46
4.1 Populasi dan klasifikasi industri ...................................... 47
4.2 Sampel dan klasifikasi industri ........................................ 48
4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... 49
4.4 Hasil Uji Statistik One Sample Kolmogorov ................... 53
4.5 Hasil Uji Multikoliniearitas ............................................. 54
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................... 55
4.7 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................... 57
4.8 Hasil Koefisien Determinasi............................................ 58
4.9 Hasil Uji Signifikasi Parameter Individal (Uji t) ............. 59
4.10 Hasil Uji Statistik F ........................................................ 71
Page 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan minyak multinasional asal Belanda, Royal Dutch Shell, terpaksa
akan mengurangi sekitar 6.500 karyawan secara global menyusul anjloknya
kinerja usaha. Perusahaan minyak yang bermarkas di Den Haag tersebut
mengumumkan penurunan laba dan pendapatan pada triwulan kedua
2015. Penurunan kinerja itu terjadi karena dampak penurunan harga minyak
dunia, terutama di Amerika Serikat. Selain pengurangan karyawan, Shell akan
memangkas biaya operasional untuk efisiensi. Tahun ini, Shell akan
mengurangi biaya produksi senilai 3,66 miliar euro (US$ 4 milar atau Rp 54,04
triliun). Bukan hanya itu, investasi juga akan dipangkas sebesar US$ 7 miliar
(Adiwijaya, 2015).
Penurunan kinerja perusahaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
baik internal perusahaan maupun eksternal. Menurunnya kinerja persahaan
dapat berdampak kepada keputusan memberhentikan karyawan, efisiensi biaya
operasional dan investasi. Maka dari itu, perusahaan dituntut agar dapat
mengelola usahanya dengan baik agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan
apa yang ingin dicapai. Itulah mengapa pentingnya perusahaan harus mengatur
strategi dengan baik agar kinerja perusahaan tersebut bisa sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Page 18
2
Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham. Kesejehteraan dapat ditingkatkan melalui
kinerja perusahaan (firm performance) yang baik. Kinerja perusahaan yang
baik juga bermakna bagi konsumen, komunitas, karyawan, dan pemasok –
termasuk dalam pemasok adalah kreditur, yaitu pemasok dana. Tujuan
sekunder didirikannya perusahaan adalah untuk kesejahteraan pihak-pihak
yang disebutkan terakhir. Tujuan sekunder adalah penggerak bagi tercapainya
tujuan primer (Atkinson dkk., 1997 dalam Fachrudin, 2011).
Kinerja perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk
memberikan keuntungan dari asset, ekuitas, maupun hutang, serta
mencerminkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam
kurun waktu tertentu untuk tetap bertahan dalam era pasar bebas dan sesuai
dengan prinsip going concern, yaitu perusahaan diasumsikan untuk beroperasi
secara terus-menerus menjalankan usahanya maka kinerja perusahaan harus
baik. Kinerja perusahaan dapat dicerminkan melalui beberapa metode
pengukuran kinerja (Aprina, 2012).
Dalam kaitannya dengan dengan kinerja keuangan, laporan keuangan
menjadi patokan untuk mengukur bagaimana kinerja suatu perusahaan itu
dikatakan baik. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,
sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu
perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu (Arifani,
2013).
Page 19
3
Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi kerja yang telah
dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang dalam
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan (Anggitasari dan Mutmainah,
2012). Terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan para peneliti untuk
menentukan kinerja perusahaan, yakni pendekatan pasar dan pendekatan
laporan keuangan (Ujunwa, 2012). Pendetakatan laporan keuangan
menggunakan angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan untuk menilai
kinerja keuangan. Beberapa rasio keuangan yang digunakan sebagai instrumen
untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan berdasarkan pendekatan laporan
keuangan diantaranya adalah ROA dan ROE (Martsila, 2013).
Penilaian kinerja keuangan dilakukan untuk beberapa tujuan yang
berpengaruh dengan kegiatan seperti pangambil alihan perusahaan oleh pihak
lain, penggabungan perusahaan, kepemilikan dalam perusahaan, pemberian
kredit dan sebagainya. Penilaian kinerja keuangan sangat bermanfaat bagi
perusahaan untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan yang telah
dicapai oleh perusahaan dapat terus meningkat. Penilaian kinerja keuangan
perusahaan pada dasarnya dilihat dari berapa tingkat keuntungan atau
profitabilitas yang dicapai perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional perusahaan. Profitabilitas perusahaan ini sering dihubungkan
dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri (Marinda, 2014).
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam upaya memaksimalkan
kinerja keuangan perusahaan yaitu faktor kebijakan atau keputusan investasi
yang dilakukan. Hal tersebut merupakan gambaran bagaimana perusahaan
Page 20
4
menggunakan keuntungan yang dimiliki untuk dikembangkan guna
meningkatkan pendapatan secara maksimal. Selain itu, perusahaan juga harus
mampu memanfaatkan investment opportunity set yang berkaitan dengan
potensi pengembangan pasar (Marinda, 2014).
Salah satu indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja
ataupun nilai dari perusahaan adalah Investment Opportunity Set (IOS).
Norpratiwi (2007) dalam penelitiannya mengenai Investment Opportunity Set
(IOS) menyimpulkan bahwa IOS memiliki kandungan informasi yang
dibutuhkan oleh investor dipasar modal, karena IOS merupakan proksi
realisasi pertumbuhan perusahaan dan berhubungan dengan berbagai variabel
kebijakan perusahaan, antara lain kebijakan pendanaan atau struktur utang,
kebijakan dividen, kebijakan leasing, dan kebijakan kompensasi. Perusahaan
dihadapkan pada perencanaan keputusan yang akan menimbulkan pengaruh
besar di masa mendatang, perusahaan yang baik diharapkan mampu
mengambil keputusan-keputusan yang tepat atas peluang atau kesempatan
yang muncul saat ini, agar dimasa mendatang peluang tersebut dapat terealisasi
yang memberi keuntungan lebih bagi perusahaan (Simamora dkk, 2014).
Dalam menentukan jenis investasi dan apakah kebutuhan dananya
dipenuhi dari dalam (internal) atau dari luar (eksternal), manajemen harus
memperhatikan tingkat kemapanan aliran kas. Sumber pendanaan atau pemilihan
pemenuhan kebutuhan dana juga mencerminkan pada tahap apa perusahaan
tersebut berada, apakah dalam tahap ekspansi atau pertumbuhan yang tinggi. Oleh
karena itu, manajemen dituntut untuk dapat memahami dan menyikapi setiap
Page 21
5
alternatif pemenuhan kebutuhan dana dengan baik dan realistis (sesuai dengan
kemampuan perusahaan) (Gumanti, 2008).
Di dalam perusahaan terdapat beberapa fungsi, antara lain fungsi
pengelolaan dan fungsi kepemilikan. Jensen dan Meckling (1976) mengatakan
bahwa pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan sangat rentan
dengan agency conflict (konflik kepentingan). Agency conflict terjadi manakala
manajer cenderung membuat keputusan yang menguntungkan dirinya daripada
kepentingan pemegang saham (Meckling 1976, Myers 1977). Agency conflict
dapat menimbulkan agency cost (biaya agensi), yaitu berupa pemberian insentif
yang layak kepada manajer serta biaya pengawasan untuk mencegah hazard
(Fachrudin, 2011).
Dalam konflik keagenan terjadi dualisme kepentingan dalam diri manajer
perusahaan, di satu sisi manajer bertanggung jawab pada pemilik perusahaan
untuk meningkatkan kinerja perusahaan bagi keuntungan pemilik modal, di sisi
lain manajer juga ingin mendapatkan pendapatan maksimal atas pekerjaan yang
telah dilakukannya. Namun berdasarkan teori keagenan, permasalahan tersebut
dapat diatasi dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance) (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Good Corporate Governance
(GCG) merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi
ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan,
dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. GCG juga
memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari
suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja
(Darmawati dkk, 2004 dalam Simamora dkk, 2014).
Page 22
6
Pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate
Governance (GCG) merupakan upaya untuk menjadikan GCG sebagai
pedoman bagi pengelolaan perusahaan dalam mengelola manajemen
perusahaan. Penerapan prinsip-prinsip GCG saat ini sangat diperlukan agar
perusahaan dapat bertahan dan tangguh dalam menghadapi persaingan yang
semakin ketat, serta agar dapat menerapkan etika bisnis secara konsisten
sehingga dapat mewujudkan iklim usaha yang sehat, efisien, dan transparan
(Arifani, 2013).
Manfaat bagi perusahaan yang menerapkan corporate governance
secara ekonomis akan menjaga kelangsungan usaha. Selain itu dapat
menghilangkan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN), menciptakan serta
mempercepat iklim berusaha yang lebih sehat, dan meningkatkan kepercayaan
baik investor maupun kreditor (Daniri, 2005). Di sinilah kaitan antara
penerapan corporate governance dan kinerja perusahaan. Pelaksanaan
corporate governance yang baik akan membuat investor memberikan respon
positif terhadap kinerja perusahaan (Rachmad, 2013).
Menurut Barnhart & Rosentein (1998), terdapat dua mekanisme
corporate governance, yaitu: (1) internal mechanism (mekanisme internal)
seperti komposisi dewan direksi/ komisaris, kepemilikan manajerial dan
kompensasi eksekutif (2) external mechanisms seperti pengendalian oleh
pasar dan level debt financing. Dengan berjalannya kedua mekanisme tersebut
secara bersamaan, maka sistem corporate governance perusahaan mencoba
memotivasi manajer agar memaksimalkan nilai pemegang saham dengan pasar
Page 23
7
modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif
pembiayaan (Laksana, 2015).
Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan
perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila
konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi
akan terus menanjak seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang
makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak. Sistem corporate
governance memberikan perlindungan efektif bagi pemegang saham dan
kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh return atas investasinya
dengan benar. Corporate governance juga membantu menciptakan lingkungan
kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor
korporat. Penelitian mengenai corporate governance menghasilkan
mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa tindakan manajemen
selaras dengan kepentingan shareholders pada setiap indutri (Tjager, 2003:34
dalam Laksana, 2015).
Berbagai penelitian yang terkait tentang pengaruh Investment
Opportunity Set (IOS) dan karakteristik Good Corporate Governance (GCG)
terhadap kinerja perusahaan telah banyak dilakukan, namun masih banyak
ketidak konsistenan atas hasil yang telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan
oleh Hutchinson dan Gul (2004) dan Sun dkk., (2014) menyatakan bahwa
Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Marinda dkk., (2014) menyatakan
bahwa IOS tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Page 24
8
Penelitian yang dilakukan oleh Arifani (2013) menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi kinerja perusahaan, ini
disebabkan karena kepemilikan manajerial yang minoritas tidak dapat
memengaruhi kineja perusahaan karena pengambilan keputusan manajemen
dalam rangka untuk meningkatkan kinerja keuangan masih dipengaruhi oleh
pemegang saham yang lebih besar. Dan didukung penelitian yang dilakukan
oleh Aprina (2012) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh kepada kinerja perusahaan. Namun hasil tersebut berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014) menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena pertama, agar dapat menjadi salah satu pertimbangan
pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Kedua, masih tedapat banyak perbedaan hasil penelitian-penelitian
sebelumnya yang menimbulkan pertanyaan apakah IOS dan GCG berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Ketiga, penelitian ini dapat menggambarkan
kondisi yang relatif baru serta diharapkan hasil dari penelitian ini lebih relevan
untuk mengetahui pengaruh IOS dan GCG terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Good Corporate
Governance (GCG) Terhadap Kinerja Perusahaan”.
Penelitian ini merukapan pengembangan dari penelitian-penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian dari Christiningrum (2015), Sun dkk.(2014),
Page 25
9
Marinda dkk.(2014), Putri dan Prihatiningtyas (2014), Widagdo dan Chariri
(2014), Arifiani (2013), Laksana (2015).
Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
terdahulu adalah:
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel independen yaitu
Investment Opportunity Set (IOS) dan Good Corporate Governance
(GCG) diproksi dengan kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris
dan ukuran komite audit serta variabel dependen yaitu kinerja perusahaan
diproksi dengan ukuran ROA.
2. Objek Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode 2012-2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut
1. Apakah Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan?
2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?
3. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja prusahaan?
4. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?
Page 26
10
5. Apakah Investment Opportunity Set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan
komisaris dan komite audit berpengaruh secara simultan terhadap kinerja
perusahan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis pengaruh IOS terhadap kinerja perusahaan.
b. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja
perusahaan.
c. Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap kinerja
perusahaan.
d. Untuk menganalisis pengaruh komite audit terhadap kinerja perusahaan.
e. Untuk menganalisis pengaruh IOS, kepemilikan manajerial, ukuran
dewan komisaris dan komite audit berpengaruh secara simultan terhadap
kinerja perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Untuk perusahaan, hasil analisis penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan
keputusan terutama dalam hal memaksimalkan kinerja perusahaan.
b. Untuk investor, Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif informasi yang diperlukan oleh investor dalam melakukan
kegiatan investasi
Page 27
11
c. Untuk mahasiswa, penelitian ini dapat diharapkan sebagai masukan dan
pengembangan penelitian selanjutnya mengenai IOS dan GCG, serta
faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan.
Page 28
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Teori Agensi menjelaskan hubungan antara principal dengan agent.
Hubungan keagenan merupakan hubungan kontrak antara principal yang
mempekerjakan agent untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut.
Namun adanya perbedaan kepentingan antara principal (stakeholders) dan
agent (manajer) menyebabkan munculnya masalah baru. Pendelegasian
principal kepada agent membuat pemilik perusahaan tidak dapat mengawasi
kinerja manajer, sehingga keputusan manajer kadang tidak sesuai dengan
keinginan pemilik perusahaan. Perbedaan kepentingan tersebut dapat
mengarah pada tindak kecurangan dan penipuan yang dilakukan agent terhadap
principal, yang dikenal dengan istilah moral hazard. (Jensen dan Meckling,
1976 dalam Widagdo dan Chariri, 2014).
Jensen dan Meckling (1976) dalam teori agensi-nya mengatakan bahwa
agency problem timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara pemilik
perusahaan (Principal) dengan manajemen (Agent). Menurut Al-Faki (2006),
untuk memunculkan keselarasan antara pemilik perusahaan dan manajemen,
diperlukan transparansi dari pihak manajemen kepada pemilik perusahaan,
serta keadilan kepada stakeholders lain (Widagdo dan Chariri, 2014).
Page 29
13
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola,
manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan
kepada pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima
tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal
sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information
asymmetric) (Cornett, 2006 dalam Laksana, 2015).
2. Investment Opportunity Set (IOS)
Menurut Myers (1997) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan
keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset
in place) dan pilihan investasi yang akan datang dengan Net Present Value
(NPV) positif dana kan mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Kallapur dan
Trombley (2001) pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan size-nya, sementara IOS merupakan opsi untuk berinvestasi
pada suatu proyek yang memiliki Net Present Value positif (Marinda, 2014).
IOS (Investment Opportunity Set) merupakan kesempatan perusahaan
untuk tumbuh. IOS digunakan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi
pertumbuhan di masa depan. Bagi perusahaan yang memiliki set kesempatan
investasi tinggi senantiasa melakukan ekspansi dalam strategi bisnisnya, maka
akan semakin membutuhkan dana eksternal. Perusahaan yang memiliki set
kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS) tinggi memiliki
Page 30
14
peluang pertumbuhan yang tinggi yang akan mempengaruhi perubahan tingkat
laba dan menentukan kualitas informasi laba (Oktarya dkk., 2014)
Investment Opportunity Set (IOS) menurut Norpratiwi (2007) adalah
nilai kesempatan investasi yang merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan
perusahaan untuk membuat investasi dimasa mendatang. Pilihan investasi
merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan
tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa
mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan
investasi tersebut akan mengalami suatu pengeluaran yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang. Secara umum Norpratiwi
(2007) mengatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan
atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat bergantung pada
pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang
(Simamora dkk, 2014).
IOS adalah beban yang dikeluarkan oleh pihak manajemen yang
mencerminkan nilai perusahaan sesuai dengan kebijakan dari manajemen itu
sendiri. IOS juga dapat digunakan sebagai pilihan investasi saat ini dan
diharapkan akan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak (Gaver dan
Gaver, 1993). Konsep IOS menyatakan bahwa perusahaan merupakan
kombinasi antara aset yang dimiliki (asset in place) dan investment opportunity
(intangible asset) (Yendrawati dan Rezki, 2013 dalam Aristantia, 2015).
Page 31
15
3. Good Corporate Governance (GCG)
Menurut Komite Cadbury, Good Corporate Governance adalah
prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam
memberikan pertanggungjawabannya kepada para pemegang saham
khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Ada beberapa keuntungan atau
manfaat yang bisa dipetik oleh perusahaan dengan diterapkannya Good
Corporate Governance yaitu; 1) Peningkatan kinerja perusahaan melalui
terciptanya proses pengambilan keputusan yang baik dan meningkatkan
efisiensi operasional perusahaan dengan lebih baik, 2) Perolehan dana
pembiayaan yang lebih murah (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya
akan meningkatkan corporate value, 3) Pengembalian kepercayaan investor
untuk menanamkan modalnya di Indonesia, 4) Pemegang saham akan merasa
puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan
shareholders value dan deviden (Dewi dan Widagdo, 2012).
Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan
meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham (Brown dan
Caylor, 2006). Corporate governance juga didefinisikan sebagai susunan
aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor,
pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai
dengan hak dan tanggung jawabnya (FCGI, 2003). Corporate governance
berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan
Page 32
16
memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan
mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang
tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan
oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para
manajer (Laksana, 2015).
Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002,
Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan
peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Berdasarkan definisi-definisi
diatas, dapat disimpulkan bahwa corporate governance adalah suatu sistem
yang mengatur hubungan antara pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate Governance
dibuat untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan antara hubungan
tersebut (Arifani, 2013).
Penelitian ini memproksikan good corporate governance menjadi 3
dimensi yaitu kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan komite
audit.
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari pihak
jajaran manajerial perusahaan dari jumlah saham yang beredar pada tahun
tertentu. Yang termasuk kedalam jajaran manejerial adalah dewan komisaris
Page 33
17
serta dewan direksi perusahaan. Jensen dan Meckeling (1976) mengatakan
bahwa memaksimalkan jumlah kepemilikan manajerial adalah salah satu
cara untuk menekan terjadinya konflik agensi dalam perusahaan,
dikarenakan manajemen akan berimbas langsung dengan keputusan yang
diambil. Dengan meningkatnya jumlah kepemilkan manajerial, akan
mempererat status kekayaan manajemen secara pribadi dengan kekayaan
perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha untuk mengurangi resiko
atas kehilangan kekayaannya (Wibowo dan Aisjah, 2014).
Kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang
dimiliki oleh para manajemen, yang dapat diukur dari presentase saham
biasa yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam
pengambilan keputusan perusahaan. Menurut Bagnani dkk dalam Nuraeni
(2010) struktur kepemilikan saham manajerial diukur sebagai presentase
saham biasa dan atau opsi saham yang dimiliki direktur dan officer. Semakin
besar proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen
cenderung lebih giat untuk kepentingan pemegang saham karena bila
terdapat keputusan yang salah manajemen juga akan menanggung
konsekuensinya (Arifani, 2013).
b. Ukuran Dewan Komisaris
Terkait dengan bentuk dewan dalam sebuah perusahaan, terdapat dua
sistem yang berbeda yang berasal dari dua sistem hukum berbeda, yaitu
Anglo saxon dan continental eropa. Sistem hukum anglo saxon mempunyai
sistem satu tingkat atau one tier system. Di sini perusahaan hanya
Page 34
18
mempunyai satu dewan direksi yang pada umumnya merupakan kombinasi
antara manajer atau pengurus senior (direktur eksekutif) dan direktur
independen yang bekerja dengan prinsip paruh waktu (non direktur
eksekutif). Pada dasarnya yang disebut belakangan ini diangkat karena
kebijakannya, pengalamannya dan relasinya. Negara-negara dengan one tier
system misalnya Amerika serikat dan inggris (Sari dkk, 2013).
Sistem hukum Continental Eropa mempunyai sistem dua tingkat atau
two tier system. Disini perusahaan mempunyai dua badan terpisah, yaitu
dewan pengawas (dewan komisaris) dan dewan manajemen (dewan
direksi), dimana dewan direksi mengelola dan mewakili perusahaan di
bawah pengarahan dan pengawasan dewan komisaris. Dalam sistem two
tiers system, anggota dewan direksi dianggak dan setiap waktu dapat diganti
oleh badan pengawas (dewan direksi). Dewan direksi juga harus
memberikan informasi kepada dewan komisaris dan menjawab hal-hal yang
diajukan oleh dewan komisaris, sehingga dewan komisaris terutama
bertanggungjawab untuk mengawasi tugas-tugas manajemen. Dalam hal ini
dawen komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas manajemen
dan tidak boleh melakiti perusahaan dengan pihak ketiga (Sari dkk, 2013).
Dewan Komisaris merupakan komponen vital dalam mekanisme
internal yang memungkinkan pemecahan masalah lembaga yang melekat
dalam mengelola setiap organisasi. Dewan Komisaris bertugas mewakili
kepentingan pemegang saham dan merupakan salah satu mekanisme yang
dirancang untuk memantau konflik kepentingan dalam upaya memastikan
Page 35
19
bahwa baik pemilik maupun komponen kontrol pada akhirnya akan
berkontribusi pada maksimalisasi nilai perusahaan (Ehikioya, 2009). Agar
Dewan Komisaris dapat menjalankan tugasnya secara efektif, mengambil
keputusan secara tepat dan tepat waktu, serta bertindak secara independen,
komposisi dari Dewan Komisaris harus diperhatikan (KNKG, 2006 dalam
Martsila, 2013).
c. Komite Audit
Sam’ani (2008) menjelaskan bahwa komite audit berperan dalam
memastikan kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan. Fungsi
komite audit yang efektif akan mengarah pada semakin baiknya fungsi
control sehingga konflik keagenan dapat diminimalisasi (Rachmat, 2013).
Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan,
mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal
(termasuk audit internal). Komite audit ditempatkan sebagai mekanisme
pengawasan antara manajemen dengan pihak eksternal. Kurnianingsih dan
Supomo (1999) juga menjelaskan bahwa komite audit pada aspek akuntansi
dan pelaporan keuangan diharapkan dapat melaksanakan beberapa fungsi
yaitu: menelaah seluruh laporan keuangan untuk menjamin objektivitas,
kredibilitas, reliabilitas, integritas, akurasi dan ketepatan waktu penyajian
laporan keuangan; menelaah kebijakan akuntansi dan memberikan
perhatian khusus terhadap dampak yang ditimbulkan oleh adanya
perubahan kebijakan akuntansi; menelaah efektifitas Struktur Pengendalian
Internal (SPI) dan memastikan tingkat kepatuhan SPI; mengevaluasi
Page 36
20
kemungkinan terjadinya penipuan dan kecurangan; menilai estimasi,
kebijakan dan penilaian manajemen yang dipertimbangkan mempunyai
pengaruh material terhadap laporan keuangan (Arifani, 2013).
4. Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki agar mencapai
tujuan (goal ending). Penilaian kinerja bertujuan untuk memotivasi para
karyawan dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta mematuhi
standar perilaku perusahaan yang tercermin dalam budaya perusahaan, hal ini
ditujukan untuk menghasilkan tindakan dan prestasi kerja yang diharapkan
(Rachmad, 2013).
Evaluasi perusahaan yang mengacu pada standar eksternal melalui
competitive benchamarking memberikan gagasan untuk mengembangkan
analisis rasio keuangan perusahaan individual dengan memepertimbangkan
rasio industri (Martono,2002). Analisis kinerja perusahaan individual dengan
menggunakan pendekatan industri dinilai sangat relevan dalam persaingan
industri. Hal ini disebabkan karena kegiatan yang dilakukan perusahaan tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan namun juga faktor eksternal
perusahaan.Salah satu indikator penting yang digunakan dalam persaingan
industri adalah daya tarik bisnis (bussines attractiveness). Indikator ini dapat
diukur dengan rasio profitabilitas industri yang seperti ROA dan ROE. Kinerja
keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi dan
keadaan dari suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis
Page 37
21
keuangan, sehingga dapat diketahui baik atau buruknya kondisi keuangan dan
prestasi kerja sebuah perusahaan dalam waktu tertentu. Menurut Helfert dalam
Widyastuti (2006) kinerja keuangan adalah hasil dari banyak keputusan
individu yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Kinerja keuangan
digunakan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan di masa lalu.
Ukuran keuangan juga dilengkapi dengan ukuran-ukuran non keuangan yang
menunjukkan kepuasan pelanggan, produktivitas dan cost effectiveness proses
bisnis dan produktifitas serta komitmen dari tiap personal untuk menentukan
kinerja keuangan di masa yang akan datang (Hana, 2013).
Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan
individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu
untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa
dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan
mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Dalam
membahas metode penilaian kinerja keuangan, perusahaan harus didasarkan
pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip
akuntansi keuangan yang berlaku umum. Laporan ini merupakan data yang
paling umum yang tersedia untuk tujuan tersebut, walaupun seringkali tidak
mewakili hasil dan kondisi ekonomi (Sari dkk., 2013).
Page 38
22
B. Hasil-hasil Penelitain Sebelumnya
Penelitian mengenai “Pengaruh Investment Opportunity Set dan Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja perusahaan” ini menggunakan
beberapa acuan penelitian sebelumnya.
Penelitian Christiningrum (2015) dengan populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2000-2010 membuktikan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dan IOS terhadap kinerja
perusahaan segmen sedangkan diversification strategy dan leverage terdapat
pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan segmen.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sun dkk, (2014)
membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara investment
opportunity set, gross domestic product growth dan Chief Executive Officer
ownership terhadap kinerja perusahaan setelah diterapkannya peraturan
Sarbanes-Oxley.
Sedangkan dalam penelitian Marinda dkk, (2014) dengan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor aneka industri yang
terdaftar di BEI periode tahun 2010-2012 membuktikan bahwa investment
opportunity set berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan,
investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan
struktur modal berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian Laksana (2014) dengan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang
Page 39
23
terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012 membuktikan bahwa jumlah dewan
direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012 sedangkan Kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia. Proporsi dewan komisaris independen dan
kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Priatiningtyas (2014) dengan
sampel pada penelitian ini sebanyak 110 perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 menyatakan hasil analisis regresi
membuktikan seluruh variabel independen yang digunakan yaitu proporsi
dewan komisaris independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan
manajerial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel
kinerja keuangan perusahaan yang diwakili oleh variabel Return on Assets
(ROA).
Penelitian Widagdo dan Chariri (2014) dengan populasi dalam penelitian
perusahaan non financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012
dengan sampel sebanyak 85 perusahaan membuktikan bahwa ukuran dewan
komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan
sedangkan independensi komite audit, independensi dewan komisaris,
kepemilikan manajerial, jumlah rapat dewan komisaris, dan jumlah rapat
komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Page 40
24
Penelitian yang dilakukan oleh Lukas dan Basuki (2015) dengan sampel
perusahaan perbankan sebanyak 31 perusahaan yang terdaftar di BEI periode
tahun 2008-2012 membuktikan bahwa kepemilikan asing, ukuran dewan
direksi, dan auditor eksternal memiliki pengaruh yang signifikan dengan
kinerja keuangan perbankan, sedangkan pemegang saham mayoritas,
kepemilikan pemerintah, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris
independen dan capital adequacy ratio (CAR) tidah memiliki pengaruh
terhadap kinerja keuangan perbankan.
Penelitian Martsila dan Meiranto (2013) dengan sampel perusahaan non
finansial sebanyak 39 perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-
2010 membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan dan
konsentrasi kepemilikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA. Namun, ukuran dewan komisaris, konsentrasi kepemilikan dan leverage
memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap PER.
Penelitian yang dilakukan oleh Velnampy (2013) dengan sampel
perusahaan sebanyak 287 perusahaan yang terdaftar di Colombo Stock
Exchange periode tahun 2007-2011 memembuktikan bahwa ukuran dewan
direksi, ukuran dewan komisaris, struktur dewan direksi dan jumlah rapat
dewan direksi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan yang diukur dengan ROA dan ROE.
Penelitian Arifani (2013) dengan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 186 perusahaan dari berbagai sektor yang terdaftar di
BEI periode tahun 2010-2011 membuktikan bahwa komite audit, kepemilikan
Page 41
25
istitusional dan komisaris independen mempunyai pengaruh terhadap kinerja
keuangan, sedangkan kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja perusahaan karena kepemilikan manajerial yang minoritas
tidak dapat mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan karena pengambilan
keputusan manajemen dalam rangka untuk meningkatkan kinerja keuangan
masih dipengaruhi oleh pemegang saham yang lebih besar.
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmad (2013) dengan populasi yang
digunakan dlam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode tahun 2007-2011 membuktikan bahwa dewan komisaris dan
kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh signifikan pada kinerja
perusahaan, sedangkan Komite audit, dewan direksi, dewan komisaris
independen dan kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Page 42
26
Adapun hasil perbedaan dan persamaan penelitian sekarang dengan sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
“Pengaruh Investment Opportunity Set (X1), Kepemilikan manajerial (X2), Dewan komisaris (X3) dan Komite Audit (X4) Terhadap
Kinerja Perusahaan (Y)”
No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 Y Hasil
1. Fajrul Marinda, Moch Dzulkirom
AR, Muhammad Saifi
“Pengaruh Investment Opportunity
Set (IOS) Dan Struktur Modal
Terhadap Kinerja Keuangan”
Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 14,
No. 1: 1-10
Jenis penelitian: kuantitatif
Sumber data: laporan tahunan
Sampel: perusahaan aneka
industri yang terdaftar di BEI
Tahun data: 2010-2012
Metode analisis: SEM
v
v
1. IOS tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
2. IOS berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
3. Struktur modal berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
keuangan.
2. Jerry Sun, George Lan dan
Zhenzhong Ma
“Investment Opportunity Set,
Board Independence, and Firm
Performance”
Managerial Finance, Vol. 40,
No.5: 454-468
Jenis penelitian: kuantitatif
Sumber data: laporan tahunan
Sampel: perusahaan yg teraftar
di Investor Responsibility
Research Center(IRRC) dan
koresponden US Stock
Exchange
Tahun data: 2000-2005
v
v
1. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara IOS terhadap
kinerja perusahaan.
2. Terdapak pengaruh yang
signifikan antara komisaris
independen dengan kinerja
perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Page 43
27
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 Y Hasil
3. MF Christiningrum
“Effect of Diversification Strategy,
Leverage and IOS on
Multi Segment Corporate
Performance in Indonesia”
Mediterranean Journal of Social
Sciences, Vol.6 No 5 S5
Jenis penelitian: kuantitatif
Sumber data: laporan tahunan
Sampel: 120 perusahaan yang
terdaftar di BEI
Tahun data: 2000-2010
Variable lainnya: diversification
strategy, leverage (indipenden)
v
v
1. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara IOS terhadap
kinerja perusahaan segmen,
hal ini disebabkan adanya
manajemen laba.
4. Dominikus Octavianto Kresno
Widagdo dan Anis Chariri
“Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan”
Diponegoro Journal Of Accounting,
Vol. 3, No.3: 1-9.
Jenis penelitian: kuantitatif
Sumber data: laporan keuangan
tahunan
Sampel: 85 perusahaan non-
financial yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Tahun data: 2012
Metode analisis: analisis regresi
linear berganda
v
v
v
1. Terdapat pengaruh signifikan
antara ukuran dewan komisaris
dengan kinerja perusahaan.
2. Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara independensi
komite audit dengan kinerja
perusahaan.
3. Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara kepemilikan
manajerial dengan kinerja
perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Page 44
28
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 Y Hasil
5. Anas Ainur Rachmad
“Pengaruh Penerapan Corporate
Governance Berbasis Karakteristik
Manajerial Pada Kinerja Perusahaan
Manufaktur”
E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, H: 678-696.
Jenis penelitian: kualitatif
Sumber data: laporan keuangan
tahunan
Sampel: perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI
Tahun data: 2007-2011
Metode analisis: analisis regresi
linear berganda
v
v
v
v
1. Komite audit, dewan direksi,
dewan komisaris independen
dan kepemilikan manajerial
secara parsial tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan,
ukuran komite audit belum
mampu menjamin kinerja
perusahaan.
6. Intan Lifinda Ayuning Putri dan Yeney Widya Prihatiningtyas,
DBA., Ak., CA.
“Pengaruh Good Corporate
Governance Dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan”
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.
Jenis penelitian: kualitatif
Sumber data: laporan tahunan
perusahaan
Sampel: 110 perusahaan yang
terdaftar di BEI
Tahun data: 2008-2012
Metode analisis: multiple linear
regression.
v
v
1. Hasil lain pada penelitian ini
menunjukkan bahwa GCG dan
struktur kepemilikan memiliki
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang
dihitung dengan Return on Asset
(ROA) .
Page 45
29
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Penelitian ini diteliti:
Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Karakteristik
Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan.
Basis Teori : Teori Agensi
Variabel Independen Variabel Dependen
Investment Opportunity Set (X1) (Sun
(2014), Marinda (2014) dan
Hutchinson (2004))
Kepemilikan Manajerial (X2)
(Wibowo dan Aisjah (2014) dan
Arifani (2013))
Ukuran Dewan Komisaris (X3)
(Martsila (2013))
Ukuran Komite Audit (X4)
(Rachmat (2013) dan Arifani (2013))
Kinerja Perusahaan (Y)
(Rachmad (2013), Hana
(2013) dan Sari et al., (2013))
Page 46
30
Lanjutan Gambar 2.1
D. Dasar Perumusan Hipotesis
1. Investment Opportunity Set dan Kinerja Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian Christiningrum (2015)
menyatakan sebuah perusahaan dengan IOS tinggi biasanya
membutuhkan dana yang lebih besar untuk membiayai barang modal,
dan akan mencoba untuk menemukan sumber-sumber pendanaan di
pasar modal. Perusahaan cenderung untuk tidak bergantung pada
sumber pendanaan dari bank ketika nilai jaminan yang diadakan tidak
mencukupi. Upaya untuk mendapatkan dana dari pasar modal harus
didukung oleh kinerja akuntansi yang baik, seharusnya perusahaan
akan berusaha untuk menyajikan kinerja yang positif melalui ROA
yang baik kepada calon investor.
Metode Analisis: Metode Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
Data yang Digunakan : Annual Report
Page 47
31
Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan
hipotesis sebgai berikut.
H1 : Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
2. Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian Putri dan Prihatiningtyas (2014)
menyatakan bahwa peningkatan kepemilikan saham oleh manajer
perusahaan diharapkan akan dapat mengurangi agency problem dalam
perusahaan. Rendahnya agency problem mencerminkan tidak adanya
konflik kepentingan antara manajer perusahaan dan pemegang saham,
sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Besar kecilnya jumlah
kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat
mengindikasikan adanya kesamaan (congruence) kepentingan antara
manajemen dengan pemegang saham. Perusahaan dengan jumlah
kepemilikan saham manajerial yang semakin besar seharusnya
mempunyai konflik keagenan yang rendah dan biaya keagenan yang
rendah pula.
Laksana (2015) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
dengan meningkatnya kepemilikan manajerial, maka keputusan yang
diambil oleh dewan akan lebih cenderung untuk menguntungkan
dirinya dan secara keseluruhan akan merugikan perusahaan sehingga
kemungkinan kinerja keuangan perusahaan akan cenderung mengalami
penurunan.
Page 48
32
Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan
hipotesis sebgai berikut.
H2: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
3. Ukuran Dewan Komisaris dan Kinerja Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian Martsila dan Meiranto (2013)
menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris memberikan kontribusi
pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Dewan komisaris
ditunjuk untuk mewakili pemegang saham mengawasi operasional
badan usaha. Peningkatan jumlah komisaris menyebabkan adanya
pengawasan lebih ketat terhadap pihak manajer, sehingga pihak
manajer lebih giat dalam meningkatkan performa badan usaha dan
kemungkinan timbul penyelewengan terhadap sumber daya badan
usaha rendah. Selain itu, ukuran dewan komisaris yang lebih besar
dianggap mampu menstimulus pertukaran pengetahuan dan informasi
antar anggota dewan komisaris.
Rachmad (2013) menyatakan fungsi pengawasan yang dilakukan
dewan komisaris akan meminimalisir tindak manipulasi serta jumlah
dewan komisaris dalam suatu perusahaan harus dalam keadaan optimal
(tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit) agar mampu saling
melengkapi dan dapat bekerja secara optimal.
Page 49
33
Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan
hipotesis sebgai berikut.
H3: Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
4. Ukuran Komite Audit dan Kinerja Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian Arifani (2013) menyatakan bahwa
semakin banyak komposisi komite audit maka kinerja keuangan akan
terawasi dengan baik sehingga kinerja akan meningkat. Komite audit
ditempatkan sebagai mekanisme pengawasan antara manajemen
dengan pihak eksternal, sehingga komite audit dipandang dapat
meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan tersebut.
Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan
hipotesis sebagai berikut.
H4: Ukuran komite audit berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan
5. IOS, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris, Komite
Audit dan Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil penelitian Sun dkk., (2014) dan Christiningrum
(2015) membuktikan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Putri dan
Prihatiningtyas (2014) membuktikan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian
Putri dan Prihatiningtyas (2014) dan Rachmad (2013) membuktikan
Page 50
34
bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Arifani (2013) membuktikan
bahwa komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5: Investment Opportunity Set, kepemilikan manajerial, ukuran
dewan komisaris dan ukuran komite audit berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
Page 51
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh Investment Opportunity Set dan
corporate governance (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial,
ukuran dewan komisaris dan komite audit) terhadap kinerja perusahaan,.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) karena BEI merupakan satu-satunya bursa efek di Indonesia
sehingga diharapkan akan memperoleh sampel yang representatif. Perusahaan-
perusahaan di BEI juga mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan
tahunan kepada stakeholders, sehingga memungkinkan data laporan tahunan
tersebut diperoleh dalam penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini memiliki
batasan pengambilan data dalam kurun waktu selama 3 tahun yaitu sejak tahun
2012-2014. Dilihat dari dimensi waktu yang digunakan, penelitian ini masuk
dalam kelompok data time series dengan menggunakan annual report periode
2012-2014.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2012-2014. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara random berbasis alokasi proporsional
untuk meyakinkan sampel representatif dari semua sektor industri (Haniffa dan
Page 52
36
Cooke, 2005 dalam Suhardjanto dan Permatasari,2010), yaitu service, finance,
dan manufacture termasuk mining. Peneliti memilih teknik pengambilan
sampel secara random sampling berbasis alokasi proporsional untuk
menggambarkan kondisi seluruh sektor perusahaan yang terdapat di Indonesia.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 50 perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan penelitian pustaka (Library Research). Penelitian dilakukan
dengan cara pengambilan data laporan tahunan (annual report) perusahaan
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dengan melakukan download
langsung melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
keilmuan statistika yaitu analisis regresi linear berganda. Penelitian ini
melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data-data, agar
dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi
atas variabel-variabel penelitian secara statistik. Statistik deskriptif dapat
dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, nilai
maksimum, dan nilai minimum (Ghozali, 2013).
Page 53
37
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsi bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan analisis statistik. Pengujian normalitas dalam
penelitian ini menggunakan analisis uji One Sample Kolmogorov
Smirnov (Ghozali, 2013).
b. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini ortogonal. Variabel ortogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Uji multikolonieritas dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara menganalisis matriks korelasi antar variabel
Page 54
38
independen dan perhitungan nilai tolerance dan VIF. Nilai cutoff yang
umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai
tolerance ≤ 0,1 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Apabila nilai tolerance
> 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas pada
persamaan regresi penelitian (Ghozali, 2013).
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Penelitian ini menggunakan uji glejser dimana uji ini
mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen dengan persamaan regresi : |Ut| = α +βXt + vt (Gujarati,
2003 dalam Ghozali, 2013).
d. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013) uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pegganggu pada periode
t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dapa dilihat dari angka
Page 55
39
Durbin Watson. Menurut Santoso (2014) nilai DW diantara -2 sampai
+2 berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode regresi linear berganda. Metode regresi linear
berganda yaitu metode yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau
lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala
pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan
Supomo, 2002 dalam Nurkhin 2009:40). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah Investment Opportunity Set (IOS) dan good corporate
governance (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, komite
audit dan ukuran dewan komisaris). Sedangkan variabel dependennya
adalah kinerja perusahaan. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
ROA = α+ β1IOS + β2KM + β3DK+ β4KA+ e
Dimana;
ROAit = kinerja perusahaani tahun ke-t yang diukur
menggunakan ROA
α = konstanta
β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi
IOS = Investment Opportunity Set
KM = Kepemilikan Manajerial
UDK = Ukuran Dewan Komisaris
Page 56
40
KA = KomiteAudit
e = error (kesalahan pengganggu)
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013). Data dalam penelitian ini akan
diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social
Sciences (SPSS) versi 21. Hipotesis dalam penelitian ini dipengaruhi
oleh nilai signifikansi koefisien variabel yang bersangkutan setelah
dilakukan pengujian. Kesimpulan hipotesis dilakukan berdasarkan t-
test.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Menurut Ghozali (2013), uji stastistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau
penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
Page 57
41
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi
tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel
independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
c. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara
bersama-sama antara variabel-variabel independen (IOS, kepemilikan
manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit) terhadap
variabel dependen (kinerja perusahaan). Uji F dilakukan dengan
membandingkan besarnya Fhitung dengan Ftabel atau dapat pula dilakukan
dengan melihat probabilitasnya. Apabila Fhitung lebih besar daripada
Ftabel maka semua variabel independen berpengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Sedangkan pengujian dengan nilai
probabilitas yaitu apabila probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi
(5%) maka model diterima.
Page 58
42
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Investment Opportunity Set (IOS)
Menurut Myers (1997) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan
keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki
(asset in place) dan pilihan investasi yang akan datang dengan Net Present
Value (NPV) positif dana kan mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut
Kallapur dan Trombley (2001) pertumbuhan merupakan kemampuan
perusahaan untuk meningkatkan size-nya, sementara IOS merupakan opsi
untuk berinvestasi pada suatu proyek yang memiliki Net Present Value positif
(Marinda, 2014).
Investment Opportunity Set dapat diukur dengan menggunakan
indikator Market Value Assets to Book Value Asset:
2. Good Corporate Governance
Menurut Komite Cadbury, Good Corporate Governance adalah prinsip
yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam
memberikan pertanggungjawabannya kepada para pemegang saham
MVABVA= 𝑇𝐴 −𝑇𝐸+ (𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 ×ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟)
𝑇𝐴
Page 59
43
khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Ada beberapa keuntungan
atau manfaat yang bisa dipetik oleh perusahaan dengan diterapkannya Good
Corporate Governance yaitu; 1) Peningkatan kinerja perusahaan melalui
terciptanya proses pengambilan keputusan yang baik dan meningkatkan
efisiensi operasional perusahaan dengan lebih baik, 2) Perolehan dana
pembiayaan yang lebih murah (karena faktor kepercayaan) yang pada
akhirnya akan meningkatkan corporate value, 3) Pengembalian kepercayaan
investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, 4) Pemegang saham
akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan
meningkatkan shareholders value dan deviden (Dewi dan Widagdo,
2012:83).
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari
pihak jajaran manajerial perusahaan dari jumlah saham yang
beredar pada tahun tertentu. Yang termasuk kedalam jajaran
manejerial adalah dewan komisaris serta dewan direksi perusahaan.
Jensen dan Meckeling (1976) mengatakan bahwa memaksimalkan
jumlah kepemilikan manajerial adalah salah satu cara untuk
menekan terjadinya konflik agensi dalam perusahaan, dikarenakan
manajemen akan berimbas langsung dengan keputusan yang
diambil. Dengan meningkatnya jumlah kepemilkan manajerial,
akan mempererat status kekayaan manajemen secara pribadi
dengan kekayaan perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha
Page 60
44
untuk mengurangi resiko atas kehilangan kekayaannya (Wibowo
dan Aisjah, 2014). Pengukurannya adalah sebagai berikut:
b. Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran Dewan Komisaris dan Kinerja Perusahaan. Adanya
kesulitan dalam perusahaan dengan anggota dewan komisaris yang
banyak membuat sulitnya menjalankan tugas pengawasan terhadap
manajemen perusahaan yang nantinya berdampak pula pada kinerja
perusahaan yang semakin menurun (Yermack 1996, Eisenberg,
Sundgren, dan Wells 1998 dalam Dewi dan Widagdo, 2012).
Pengukurannya sebagai berikut:
c. Ukuran Komite Audit
Sam’ani (2008) menjelaskan bahwa komite audit berperan
dalam memastikan kredibilitas proses penyusunan laporan
keuangan. Fungsi komite audit yang efektif akan mengarah pada
semakin baiknya fungsi control sehingga konflik keagenan dapat
diminimalisasi (Rachmat, 2013). Pengukurannya sebagai berikut:
Kepemilikan manajerial = 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒅𝒊𝒓𝒆𝒌𝒔𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒎𝒊𝒔𝒂𝒓𝒊𝒔
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 × 100%
Ukuran Komite Audit = Jumlah seluruh anggota komite audit
Ukuran Dewan Komisaris = Jumlah seluruh dewan komisaris
Page 61
45
3. Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki agar mencapai
tujuan (goal ending). Penilaian kinerja bertujuan untuk memotivasi para
karyawan dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta mematuhi
standar perilaku perusahaan yang tercermin dalam budaya perusahaan, hal
ini ditujukan untuk menghasilkan tindakan dan prestasi kerja yang
diharapkan (Rachmad, 2013). Pengukurannya adalah sebagai berikut:
Keterangan :
NIAT : Net Income After Tax
ROA = 𝑁𝐼𝐴𝑇
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Page 62
46
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala
Investment
Opportunity Set
(IOS)
(Marinda, 2014)
𝑇𝐴 − 𝑇𝐸 + (𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 × ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟)
𝑇𝐴
Rasio
Kepemilikan
Manajerial
(Wibowo dan
Aisjah, 2014)
saham yang dimiliki direksi dan komisaris
total saham × 100%
Rasio
Ukuran Dewan
Komisaris
(Dewi dan
Widagdo, 2012)
Jumlah Anggota Dewan Komisaris
Rasio
Ukuran Komite
Audit
(Saraswati et al.,
2012)
Jumlah Anggota Komite Audit
Rasio
Kinerja
Perusahaan
(Rachmad,
2013)
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Rasio
Page 63
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014. Fokus
penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh investment opportunity set yang
diproksikan oleh market value asset/book value asset (MVABVA) dan good
corporate governance yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial; ukuran
dewan komisaris dan komite audit, terhadap kinerja perusahaan yang
diproksikan return on assets pada seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI,
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.1
Populasi dan klasifikasi industri
No. Tipe industri
Total
jumlah presentase
1 Jasa 229 45.1%
2 Keuangan 88 17.3%
3 Manufaktur dan lainnya 191 37.6%
Total 508 100%
Seperti yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya maka jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 perusahaan,
nama-nama perusahaan sampel dapat dilihat pada lampiran. Jumlah sampel dan
tipe industri sampel, dapat dilihat dalam Tabel 4.2 berikut:
Page 64
48
Tabel 4.2
Sampel dan klasifikasi industri
No. Tipe industri
Total
jumlah presentase
1 Jasa 22 44%
2 Keuangan 9 18%
3 Manufaktur dan lainnya 19 38%
Total 50 100%
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memilih sampel adalah
metode random sampling berbasis alokasi proporsional. Penelitian ini
mengambil sampel selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2012-2014. Penelitian
secara random sampling mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi yang ada, serta
sesuai dengan tujuan dari penelitian. Data yang digunakan yaitu diambil dari
annual report pada tahun 2012, 2013 dan 2014 yang diakses melalui website
www.idx.co.id dan website perusahaan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data outlier yang berakibat
pada tereliminasinya 15 perusahaan dari daftar sampel dan untuk melanjutkan
ke tahap selanjutnya sampel yang tersisa adalah sebanyak 35 perusahaan.
Adapun daftar perusahaan yang menjadi sampel penelitian terdapat pada
lampiran 1.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda. Tujuannya untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai pengaruh variabel independen (investment opportunity set,
Page 65
49
kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit)
terhadap variabel dependen yaitu kinerja perusahaan.
1. Statistik Deskriptif
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Investment Opportunity Set, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan
Komisaris, Ukuran Komite Audit, sebagai veriabel independen. Dan
Kinerja Perusahaan sebagai variabel dependen.
Variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik deskriptif.
Pengujian dengan statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau
deskripsi data yang dilihat melalui nilai minimum, maksimum, rata-rata
(mean) dan standar deviasi. Berikut merupakan tabel hasil pengujian
statistik deskriptif atas variabel-variabel di atas:
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Output SPSS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IOS 105 ,364607 2,738148 1,16564095 ,424575514
KM 105 ,020 15,010 4,37676 4,698933
DK 105 2,0 11,0 4,076 1,8381
KA 105 2,0 4,0 3,029 ,2174
ROA 105 ,001481 ,169910 ,05482768 ,035358920
Valid N (listwise) 105
Page 66
50
a. Variabel Independen
1) Investment Opportunity Set
Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel
investment opportunity set (IOS) dari jumlah sampel (N) 105
memiliki nilai minimum sebesar 0,364607 dan nilai maksimum
sebesar 2,738148. Ini berarti investment opportunity set atau nilai set
kesempatan investasi yang diperoleh perusahaan sampel yang diteliti
memiliki nilai minimum sebesar 36,46% dan nilai set kesempatan
investasi maksimum sebesar 273,81%. Rata-rata (mean) investment
opportunity set sebesar 1,16564, sedangkan standar deviasi sebesar
0,424575.
2) Kepemilikan Manajerial
Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel
kepemilikan manajerial (KM) dari jumlah sampel (N) 105 memiliki
nilai minimum sebesar 0,02 dan nilai maksimum sebesar 15,01. Ini
berarti jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh dewan
komisaris maupun direksi dalam perusahaan sampel yang diteliti
paling sedikit sebesar 0,02% dan paling banyak sebesar 15,01%.
Rata-rata (mean) kepemilikan manajerial sebesar 4,97, sedangkan
standar deviasi sebesar 1,891.
Page 67
51
3) Ukuran Dewan Komisaris
Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel
ukuran dewan komisaris (DK) dari jumlah sampel (N) 105 memiliki
nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 11. Ini berarti
jumlah dewan komisaris dalam perusahaan sampel yang diteliti
paling sedikit terdiri dari 2 orang dewan komisaris dan paling
banyak terdiri dari 11 orang dewan komisaris. Rata-rata (mean)
ukuran dewan komisaris sebesar 4,076, sedangkan standar deviasi
sebesar 1,8381.
4) Ukuran Komite Audit
Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel
ukuran komite audit (KA) dari jumlah sampel (N) 105 memiliki nilai
minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 4. Ini berarti jumlah
komite audit dalam perusahaan sampel yang diteliti paling sedikit
terdiri dari 2 orang dan paling banyak terdiri dari 4 orang komite
audit. Rata-rata (mean) ukuran komite audit sebesar 3,029,
sedangkan standar deviasi sebesar ,2174.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
perusahaan. Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa
variabel kinerja perusahaan (ROA) dari jumlah sampel (N) 105
memiliki nilai minimum sebesar 0,001481 dan nilai maksimum
sebesar ,169910. Ini berarti kinerja perusahaan yang diukur
Page 68
52
menggunakan ROA dalam perusahaan sampel yang diteliti dari total
aset yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan paling sedikit sebesar 0,14% dan
paling banyak sebesar 16,99%. Rata-rata (mean) kinerja perusahaan
yang dihitung menggunakan ROA sebesar 0,0548 atau sebesar
5,48%, sedangkan standar deviasi sebesar 0,03536.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsi bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan analisis statistik. Pengujian normalitas
dalam penelitian ini menggunakan uji statistik One Sample
Kolmogorov Smirnov.
Berikut ini adalah hasil dari uji statistik One Sample Kolmogorov
Smirnov.
Page 69
53
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik One Sample Kolmogorov
Sumber : Output SPSS
Dari tabel 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa besarnya nilai
Kolmogorov Smirnov adalah 1,111 dan signifikansi pada 0,169 hal ini
berarti data residual terdistribusi normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas dilakukan dengan menghitung nilai
tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Uji multikolonieritas
merupakan suatu bentuk pengujian untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terdapat adanya korelasi atau hubungan yang linier
antar variabel bebas (independen) yaitu investment opportunity set,
kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite
audit.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 105
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,03288914
Most Extreme Differences
Absolute ,108
Positive ,108
Negative -,055
Kolmogorov-Smirnov Z 1,111
Asymp. Sig. (2-tailed) ,169
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Page 70
54
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikoliniearitas
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa investment opportunity set
memiliki nilai tolerance 0,993 dan VIF 1,007. Kepemilikan manajerial
memiliki nilai tolerance 0,892 dan VIF 1,121. Ukuran dewan komisaris
memiliki nilai tolerance 0,895 dan VIF 1,117. Ukiran komite audit
memiliki nilai tolerance 0,904 dan VIF 1,107. Dengan demikian, dari
hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi tidak terdapat problem multikolinieritas dan dapat digunakan
dalam penelitian.
Dari hasil perhitungan nilai tolerance (T) diatas menunjukkan
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance (T) kurang
dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang
nilainya lebih dari 95%. Tabel 4.4 juga menunjukkan hal yang sama
bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai variance
inflation factor (VIF) lebih dari 10. Dengan demikian dapat dikatakan
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
IOS ,993 1,007
KM ,892 1,121
DK ,895 1,117
KA ,904 1,107
Page 71
55
bahwa model persamaan regresi mengindikasikan tidak terjadi adanya
multikolonieritas dan model persamaan regresi dapat digunakan pada
penelitian ini.
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser.
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
a. Dependent Variable: ABS_RES1 Sumber : Output SPSS
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,068 ,031 2,206 ,030
IOS -,002 ,005 -,048 -,491 ,625
KM ,000 ,000 ,086 ,831 ,408
DK ,000 ,001 -,016 -,150 ,881
KA -,013 ,010 -,141 -1,362 ,176
Page 72
56
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa investment opportunity set memiliki
nilai signifikansi 0,625. Kepemilikan manajerial memiliki nilai
signifikansi 0,408. Ukuran dewan komisaris memiliki nilai
signifikansi 0,881. Ukuran komite audit memiliki nilai signifikansi
0,176.
Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa semua variabel
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang artinya tidak ada
satupun variabel independen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Residual (abs_res1).
Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung
adanya heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah
autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut
menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai untuk memprediksi. Salah
satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya autokorelasi adalah
dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Nilai Durbin Watson
yang berada di antara -2 sampai +2 menunjukkan model yang tidak
terkena masalah autokorelasi. Adapun hasil pengujian autokorelasi
dengan menggunakan uji Durbin – Watson (DW test) yaitu sebagai
berikut:
Page 73
57
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji
autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 1,410. Nilai tersebut
berada di antara nilai -2 sampai +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa
data tidak mengandung gejala autokorelasi.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Dalam uji regresi linear berganda ini dianalisis pula besarnya
koefisien determinasi (R2). Uji koefisien determinasi dalam penelitian
ini digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel independen
(investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan
komisaris dan ukuran komite audit) terhadap variabel dependen
(kinerja perusahaan).
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,367a ,135 ,100 ,033540469 1,410
a. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM
c. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS
Page 74
58
Tabel 4.8
Hasil Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,367a ,135 ,100 ,033540469
a. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.8 mengenai hasil uji koefisien determinasi
(R2) besarnya nilai adjusted R2 square adalah 0,100, hal ini berarti
10% variabel kinerja perusahaan dapat dijelaskan oleh keempat
variabel independen, yaitu investment opportunity set (IOS),
kepemilikan manajerial (KM), ukuran dewan komisaris (KM),
ukuran komite audit (KA). Sedangkan sisanya yaitu 90% (100% −
10%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model
ini. Variabel-variabel tersebut antara lain strktur modal, komisaris
independen, dewan direksi, ukuran perusahaan, kepemilikan
institusional dan sebagainya.
b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
dalam menerangkan variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.9.
Page 75
59
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,098 ,050 1,972 ,051
IOS ,026 ,008 ,318 3,408 ,001
KM -4,195E-005 ,001 -,006 -,057 ,955
DK -,002 ,002 -,090 -,918 ,361
KA -,022 ,016 -,136 -1,388 ,168
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi linier berganda
menghasilkan model berikut ini:
ROA = 0,098+ 0,026IOS − 0,00004195KM – 0,002DK − 0,022KA
Persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1) Koefisien konstanta sebesar 0,098 menjelaskan bahwa kinerja
perusahaan akan bernilai 0,098 apabila masing-masing variabel
investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan
komisaris, ukuran komite audit bernilai 0.
2) Variabel investment opportunity set memiliki koefisien regresi
sebesar 0,026. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa
investment opportunity set berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikkan
satu persen variabel investment opportunity set, dengan asumsi
Page 76
60
variabel lain tetap maka akan menaikkan kinerja perusahaan sebesar
0,026.
3) Variabel kepemilikan manajerial memiliki koefisien regresi sebesar
− 0,00004195. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja
perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikkan
satu persen variabel kepemilikan manajerial, dengan asumsi
variabel lain tetap maka akan menurunkan kinerja perusahaan
sebesar 0,00004195.
4) Variabel ukuran dewan komisaris memiliki koefisien regresi sebesar
– 0,002. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa ukuran
dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikkan satu persen
variabel ukuran dewan komisaris, dengan asumsi variabel lain tetap
maka akan menurunkan kinerja perusahaan sebesar – 0,002.
5) Variabel ukuran komite audit memiliki koefisien regresi sebesar −
0,022. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa ukuran
komite audit berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Hal
ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikkan satu persen
variabel ukuran komite audit, dengan asumsi variabel lain tetap
maka akan menurunkan kinerja perusahaan sebesar – 0,022.
Page 77
61
Berdasarkan tabel 4.9 mengenai uji signifikan parameter
individual (uji statistik t) menunjukkan bahwa satu dari empat variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model regresi berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi
untuk variabel investment opportunity set (IOS) sebesar 0,001 dengan
tingkat signifikansi di bawah 0,05. Sedangkan ketiga variabel lainnya,
yaitu kepemilikan manajerial (KM), ukuran dewan komisaris (DK) dan
ukuran komite audit (KA) tidak berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan karena memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05. Berikut
ini akan dijelaskan mengenai uji signifikansi parameter individual (uji
statistik t) pada tabel 4.9 sebagai berikut:
1) Pengaruh antara Investment Opportunity Set dengan Kinerja
perusahaan
Berdasarkan tabel 4.9, investment opportunity set (IOS)
memiliki nilai t hitung sebesar 3,408 dan tingkat signifikasi 0,001.
Tingkat signifikasi 0,001 menunjukkan tingkat signifikasi lebih
kecil dari 0,05 yang berarti investment opportunity set berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan kriteria yang disebutkan bahwa hipotesis H1
diterima apabila koefisien investment opportunity set berpengaruh
terhadap variabel kinerja perusahaan, dimana tingkat signifikansi
berada di bawah 0,05 dan bertanda positif. Dari hasil pengujian
didapatkan tingkat signifikansi investment opportunity set berada
Page 78
62
di bawah 0,05, yaitu sebesar 0,001, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis H1 diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Christiningrum (2015) yang menyatakan bahwa
investment opportunity set berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja perusahaan yaitu karena sebuah perusahaan dengan IOS
tinggi biasanya membutuhkan dana yang lebih besar untuk
membiayai barang modal, dan akan mencoba untuk menemukan
sumber-sumber pendanaan di pasar modal. Perusahaan cenderung
untuk tidak bergantung pada sumber pendanaan dari bank ketika
nilai jaminan yang diadakan tidak mencukupi. Upaya untuk
mendapatkan dana dari pasar modal harus didukung oleh kinerja
akuntansi yang baik, seharusnya perusahaan akan berusaha untuk
menyajikan kinerja yang positif melalui ROA yang baik kepada
calon investor. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sun dkk, (2014) yang menyatakan
bahwa investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perusahaan setelah diterapkannya peraturan Sarbanex-
Oxley.
Hal berbeda dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Marinda dkk, (2014) yang menyatakan bahwa investment
opportunity set tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan yaitu karena penambahan jumlah aktiva tidak selalu
Page 79
63
mempengaruhi kinerja keuangan sehingga menyebabkan dana
yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk penambahan
aktiva tidak dapat digunakan untuk kegiatan perusahaan yang lebih
efektif sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa investment opportunity set
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena investasi yang
dilakukan perusahaan dengan menambah aset yang akan
digunakan untuk kebutuhan kegiatan operasional perusahaan
sehingga memberikan keuntungan lebih yang dihasilkan dari aset
yang diinvestasikan tersebut untuk perusahaan.
2) Pengaruh antara Kepemilikan Manajerial dengan Kinerja
Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.9, kepemilikan manajerial (KM) memiliki
nilai t hitung sebesar −0,057 dan tingkat signifikasi 0,955. Tingkat
signifikasi 0,955 menunjukkan tingkat signifikasi lebih besar dari
0,05 yang berarti kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan kriteria yang disebutkan bahwa hipotesis H2
diterima apabila koefisien kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap variabel kinerja perusahaan, dimana tingkat signifikansi
berada di bawah 0,05 dan bertanda positif. Dari hasil pengujian
Page 80
64
didapatkan tingkat signifikansi kepemilikan manajerial berada di
atas 0,05, yaitu sebesar 0,955, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis H2 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Widagdo dan Chariri (2014) yang menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan karena pihak manajemen yang memiliki saham dalam
jumlah kecil, akan membuat pemegang saham lain berusaha
mengawasi dan mempengaruhi pengambilan keputusan
manajemen sehingga proses pengambilan keputusan menjadi tidak
fleksibel dan lambat. Ini mungkin terjadi jika dilihat adanya sistem
paternalistik di Indonesia, dimana para pemegang saham mayoritas
ingin ikut serta dalam pengambilan keputusan manajerial. Hasil ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifani (2013)
yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan karena
kepemilikan manajerial yang minoritas tidak dapat mempengaruhi
peningkatan kinerja keuangan karena pengambilan keputusan
manajemen dalam rangka untuk meningkatkan kinerja keuangan
masih dipengaruhi oleh pemegang saham yang lebih besar.
Hasil berbeda ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan oleh
Putri dan Prihatiningtyas (2014) yang menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Page 81
65
perusahaan karena peningkatan kepemilikan saham oleh manajer
perusahaan diharapkan akan dapat mengurangi agency problem
dalam perusahaan. Rendahnya agency problem mencerminkan
tidak adanya konflik kepentingan antara manajer perusahaan dan
pemegang saham, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam
perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan (congruence)
kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham.
Perusahaan dengan jumlah kepemilikan saham manajerial yang
semakin besar seharusnya mempunyai konflik keagenan yang
rendah dan biaya keagenan yang rendah pula. Konflik keagenan
yang rendah dapat dapat direfleksikan dari tingginya tingkat
perputaran aktiva perusahaan dan rendahnya beban operasi
terhadap penjualan. Penelitian yang dilakukan oleh Laksana (2015)
juga menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan karena dengan
meningkatnya kepemilikan manajerial, maka keputusan yang
diambil oleh dewan akan lebih cenderung untuk menguntungkan
dirinya dan secara keseluruhan akan merugikan perusahaan
sehingga kemungkinan kinerja keuangan perusahaan akan
cenderung mengalami penurunan.
Dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan karena saham
Page 82
66
yang dimiliki oleh pihak manajemen memiliki saham dalam jumlah
kecil, sehingga pemegang saham yang memiliki dalam jumlah
besar ingin ikut serta dalam pengambilan keputusan manajerial
yang menyebabkan proses pengambilan keputusan menjadi tidak
efektif dan cenderung lebih lambat. Hal ini juga didukung oleh nilai
kepemilikan manajerial perusahaan yang diteliti pada penelitian ini
menunjukan jumlah kepemilikan manajerial yang dimiliki pihak
manajemen baik komisaris maupun direksi masih sangat kecil,
sehingga pemegang saham dalam jumlah besar dapat memberikan
kontribusi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan
perusahaan.
3) Pengaruh antara Ukuran Dewan Komisaris dengan Kinerja
Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.9, ukuran dewan komisaris (DK) memiliki
nilai t hitung sebesar −0,918 dan tingkat signifikasi 0,361. Tingkat
signifikasi 0,361 menunjukkan tingkat signifikasi lebih besar dari
0,05 yang berarti ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan kriteria yang disebutkan bahwa hipotesis H3
diterima apabila koefisien ukuran dewan komisaris berpengaruh
terhadap variabel kinerja perusahaan, dimana tingkat signifikansi
Page 83
67
berada di bawah 0,05 dan bertanda positif. Dari hasil pengujian
didapatkan tingkat signifikansi kepemilikan manajerial berada di
atas 0,05, yaitu sebesar 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis H3 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Lukas dan Basuki (2015) yang menyatakan bahwa
ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan karena dewan komisaris tidak terlibat langsung dalam
kegiatan operasional. Peran mereka hanya mengawasi dan
memberikan nasihat kepada direksi. Sebagian besar keputusan
dibuat oleh direksi dan manajemen. Jadi, komisaris mungkin tidak
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja keuangan
perbankan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Velnampy (2013)
juga menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena tugas dewan
komisaris adalah mengawasi dan memberikan nasihat kepada
pihak manajemen, tetapi pihak manajemen tidak melakukan
pedoman tata kelola perusahaan dengan benar dan mengakibatkan
perusahaan harus membayar lebih kesalahan pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen sehingga kinerja
perusahaan akan menurun untuk menutupi biaya atas kesalahan
pengambilan keputusan tersebut.
Page 84
68
Hal berbeda dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Martsila dan Meiranto (2013) yang menyatakan bahwa ukuran
dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan, karena ukuran dewan komisaris memberikan
kontribusi pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
Peningkatan jumlah komisaris menyebabkan adanya pengawasan
lebih ketat terhadap pihak manajer, sehingga pihak manajer lebih
giat dalam meningkatkan performa badan usaha dan kemungkinan
timbul penyelewengan terhadap sumber daya badan usaha rendah.
Selain itu, ukuran dewan komisaris yang lebih besar dianggap
mampu menstimulus pertukaran pengetahuan dan informasi antar
anggota dewan komisaris. Penelitian yang dilakukan oleh
Rachmad (2013) juga menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan karena fungsi
pengawasan yang dilakukan dewan komisaris akan meminimalisir
tindak manipulasi serta jumlah dewan komisaris dalam suatu
perusahaan harus dalam keadaan optimal (tidak terlalu banyak dan
tidak terlalu sedikit) agar mampu saling melengkapi dan dapat
bekerja secara optimal.
Dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris tdak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan karena
pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak manajemen karena
dewan komisaris hanya bertugas mengawasi dan tidak terlibat
Page 85
69
langsung dalam kegiatan operasional sehingga komisaris tidak
memberikan pengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan.
4) Ukuran Komite Audit (KA)
Berdasarkan tabel 4.9, ukuran komite audit (KA) memiliki
nilai t hitung sebesar −1,388 dan tingkat signifikasi 0,168. Tingkat
signifikasi 0,168 menunjukkan tingkat signifikasi lebih besar dari
0,05 yang berarti ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan.
Berdasarkan kriteria yang disebutkan bahwa hipotesis H4
diterima apabila koefisien ukuran dewan komisaris berpengaruh
terhadap variabel kinerja perusahaan, dimana tingkat signifikansi
berada di bawah 0,05 dan bertanda positif. Dari hasil pengujian
didapatkan tingkat signifikansi kepemilikan manajerial berada di
atas 0,05, yaitu sebesar 0,168, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis H4 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rachmad (2013) yang menyatakan bahwa ukuran
komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan karena jumlah komite audit yang dimiliki oleh
perusahaan belum bisa menjamin bahwa laporan yang dikeluarkan
oleh manajemen tidak akan menyesatkan pihak-pihak terkait, dan
inefektivitas komite audit dikarenakan kurangnya kefokuskan
dalam proses pengawasan. Selain itu, variabel komite audit tidak
Page 86
70
signifikan pada kinerja dikarenakan keberadaan komite audit
dalam sebuah perusahaan tergolong masih baru sehingga memicuh
inefektivitas dan tidak memberikan pengaruh pada kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Widagdo dan Chariri (2014) yang
menyatakan bahwa masih banyak terjadi variasi-variasi yang
sangat tinggi dalam praktik komite audit serta kerancuan
pemahaman tentang fungsi, tugas, dan tanggung jawab komite
audit. Kerancuan dan variasi pemahaman yang begitu tinggi pada
komite audit ditunjukan dengan seringnya komite audit terlibat
dalam kegiatan kegiatan rutin yang bersifat operasional, sehingga
komite audit tidak dapat menjalankan tugas utamanya yaitu
membantu principal dalam mengawasi agentnya, hal ini
menyebabkan independensi komite audit menjadi bias.
Hal berbeda dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Arfani (2013) yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan dapat diterima karena semakin
banyak komposisi komite audit maka kinerja keuangan akan
terawasi dengan baik sehingga kinerja akan meningkat
Dapat disimpulkan bahwa ukuran komite audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan karena ukuran
komite audit tidak menjamin kinerja suatu perusahaan dapat
meningkat, hal itu dapat disebabkan oleh kemungkinan kurangnya
Page 87
71
pengalaman dari auditor tersebut sehingga tidak dapat memberikan
saran yang tepat kepada pihak manajemen bahkan akibat
kurangnya pemahaman yang diterima auditor tersebut bisa
menyebabkan pengambilan keputusan yang dilakukan menjadi
menyesatkan.
c. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikasi simultan (uji statistik F) dilakukan untuk menguji
apakah semua variabel independen dalam model persamaan regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-sama atas variabel dependen.
Uji signifikasi simultan (uji statistik F) dilakukan pada tingkat
signifikasi 0,05. Apabila nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka
H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai probability F lebih
kecil daripada 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berikut ini
merupakan hasil uji signifikasi simultan (uji statistik F):
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik F
Berdasarkan tabel 4.10 mengenai tabel uji signifikasi simultan
(uji statistik F) atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa didapat nilai
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression ,018 4 ,004 3,896 ,006b
Residual ,112 100 ,001
Total ,130 104
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM
Page 88
72
F hitung sebesar 3.896 dengan probabilitas 0,006. Karena probabilitas
0,006 lebih kecil dari 0,05 maka model persamaan regresi ini dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja perusahaan (ROA) atau dapat
dikatakan bahwa investment opportunity set (IOS), kepemilikan
manajerial (KM), ukuran dewan komisaris (DK) dan ukuran komite
audit (KA) bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
(ROA).
Hasil uji secara simultan menunjukkan bahwa investment
opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan
ukuran komite audit berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut dibuktikan dengan tingkat
signifikansi 0,006 < 0,05. Hal ini menunjukkan apabila investment
opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan
ukuran komite audit secara bersama-sama pada kinerja perusahaan,
maka akan meningkatkan kinerja perusahaan.
Christiningrum (2015) dan Sun dkk, (2014) membuktikan bahwa
investment opportunity set berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja perusahaan. Putri dan Prihatiningtyas (2014) membuktikan
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Laksana (2015) yang menyatakan kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Martsila dan Meiranto (2013)
Page 89
73
membuktikan bahwa ukuran dean komisaris berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Penelitan tersebut sejalan dengan yang
dilakukan oleh Rachmad (2013) yang menyatakan bahwa ukuran
dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Arfani (2013) menyatakan bahwa komite
audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Dapat disimpulkan bahwa investment opportunity set,
kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite
audit apabila secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan dimana dengan investasi yang tepat terhadap aset yang
akan digunakan, kepemilikan manajerial yang dapat memberikan
kontribusi dalam pengambilan keputusan, dewan komisaris yang
memberikan pengawasan dan nasihat yang tepat untuk perusahaan,
serta komite audit yang memiliki pengalaman yang baik dapat
meningkatkat kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
Page 90
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh investment
opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, dan ukuran
komite audit. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 35
perusahaan dengan periode antara tahun 2012 sampai 2014. Berdasarkan hasil
analisa dan pembahasan yanng telah dilakukan terhadap permasalahan dengan
menggunakan analisis regresi berganda, diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa investment
opportunity set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang sama
juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Christiningrum
(2015) dan Sun, dkk (2014). Namun tidak sejalan dengan hasil penelitian
Marinda, dkk (2014).
2. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang
sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Widagdo dan
Chariri (2014), serta Arifani (2013). Namun tidak sejalan dengan hasil
penelitian Putri dan Prihatiningtyas (2014), serta Laksana (2015).
3. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa ukuran dewan
komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang sama
Page 91
75
juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lukas dan Basuki
(2015), serta Velnampy (2013). Namun tidak sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Martsila dan Meiranto (2013), serta
Rachmad (2013).
4. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa ukuran komite audit
tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang sama juga
ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Rachmad (2013), serta
Widagdo dan Chariri (2014). Namun tidak sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Arfani (2013).
5. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa investment
opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan
ukuran komite audit secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
B. Saran-saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah proksi lain dalam
corporate governance, seperti proporsi komisaris independen dan
kepemilikan publik atas saham perusahaan, serta menambah variabel
independen lain seperti leverage, firm size dan sebagainya
Page 92
76
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti seluruh perusahaan
terbuka di BEI agar kesimpulan yang dihasilkan memiliki cakupan yang
lebih luas, dan hasil penelitian dapat digeneralisasikan terhadap sektor lain
diluar perusahaan sampel. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh
investment opportunity set dan good corporate governance terhadap kinerja
perusahaan dari masing-masing sektor yang ada serta dari semua industri
secara keseluruhan.
Page 93
77
DAFTAR PUSTAKA
Adiwijaya, Setiawan. 2015. “Kinerja Anjlok, Shell Akan Pangkas 6.500
Karyawan”. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2015 melalui
bisnis.tempo.co/read/news/2015/08/03/090688607/kinerja-anjlok-
shell-akan-pangkas-6-500-karyawan
Arifani, Rizky. 2013. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.
Aristantia, Dwi dan I Made Pande Dwiana Putra. 2015. “Investment Opportunity
Set dan Free Cash Flow pada Tingkat Pembayaran Dividen
Perusahaan Manufaktur”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
Vol. 11, No. 1: 220-234.
Aprina, Desi. 2012. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional
dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan yang Diukur
Menggunakan Economic Value Added”. Universitas Gunadarma.
Christiningrum, MF. 2015. “Effect of Diversification Strategy, Leverage and IOS
on Multi Segment Corporate Performance in Indonesia”.
Mediterranean Journal of Social Sciences. Vol. 6, No. 5:157-166
Dewi, Retno Kusuma dan Bambang Widagdo. 2012. “Pengaruh Corporate Social
Responsibility Dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan”. Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 01: 81-97.
Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. “Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan”. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 13, No. 1: 37-46.
Ghozali, Imam. 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gumanti, Tatang Ary dan Novi Puspitasari. 2008. “Siklus Kehidupan Perusahaan
dan Kaitannya Dengan Investment Opportunity Set, Risiko dan
Kinerja Finansial”. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol. 8, No. 1
Page 94
78
Hana, Zerra Restavia Finandra. 2013. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB.
Hutchinson, Marion dam Ferdinand A. Gul. 2004. “Investment Opportunity Set,
Corporate Governance Practices And Firm Performance”. Journal of
Corporate Finance, Vol. 10: 595– 614
Laksana, Jaya. 2015. “Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan (Studi Kasus
Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-
2012)”. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 11, No.1: 269-
288.
Lukas, Stephanie dan Basuki B. 2015. “The Implementation Of Good Corporate
Governance And Its Impact On The Financial Performance Of
Banking Industry Listed In Idx”. The International Journal of
Accounting and Business Society, Vol. 23, No. 1
Marinda, Fajrul, Moch Dzulkirom AR. dan Muhammad Saifi. 2014. “Pengaruh
Investment Opportunity Set (IOS) dan Struktur Modal Terhadap
Kinerja Keuangan (Studi pada Perusahaan Sektor Properti dan Real
Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)”.
Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 14, No. 1: 1-10
Martsila, Ika Surya dan Wahyu Meiranto. 2013. “Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”. Diponegoro Journal Of
Accounting, Vol. 2, No. 4: 1-14.
Nurkhin, Ahmad. 2009. “Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya
terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)”.
TESIS. Universitas Diponegoro.
Oktarya, Eka, Lili Syafitri dan Trisnadi Wijaya. 2014. “Pengaruh Pertumbuhan
Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kualitas Laba pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI”.
Rachmad, Anas Ainur. 2013. “Pengaruh Penerapan Corporate Governance
Berbasis Karakteristik Manajerial Pada Kinerja Perusahaan
Manufaktur”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, H: 678-696.
Page 95
79
Sari, Ati Retna, Sutrisno dan Eko Ganis Sukoharsono. 2013. “Pengaruh
Kepemilikan Institusional, Komposisi Dewan Komisaris, Kinerja
Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social
Responsibility di dalam Sustainability Report pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.
11, No. 3: 481-491.
Sekaran, Uma. 2006. “Research Methods For Business Metodologi Penelitian
untuk Bisnis. Salemba Empat, Buku 2, Edisi 4.
Simamora, Erikson, Amries Rusli Tanjung dan Julita. 2014. “Pengaruh Investment
Opportunity Set (IOS), Mekanisme Good Corporate Governance dan
Reputasi KAP Terhadap Kualitas Laba Perusahaan (Studi Empiris
Pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia 2010-2012)”. JOM FEKON, Vol. 1. No. 2: 1-21
Suhardjanto, Djoko dan Novita Dian Permatasari. 2010. “Pengaruh Corporate
Governance, Etnis, Dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap
Environmental Disclosure: Studi Empiris Pada Perusahaan Listing
Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Prestasi, Vol. 6, No.1: 39 – 69.
Sun, Jerry, George Lan and Zhenzhong Ma. 2014. “Investment opportunity
set, board independence, and firm performance”. Managerial
Finance, Vol. 40, No. 5: 454-468
Widagdo, Dominikus Octavianto Kresno dan Anis Chariri. 2014. “Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan”. Diponegoro
Journal Of Accounting, Vol. 3, No.3: 1-9.
Page 97
81
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
Page 98
82
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Sampel Data Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
1 AKR Corporindo Tbk. AKRA
2 Alkindo Naratama Tbk. ALDO
3 Agung Podomoro Land Tbk. APLN
4 Astra Otoparts Tbk. AUTO
5 Bank Central Asia Tbk. BBCA
6 Bank Bukopin Tbk. BBKP
7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI
8 MNC Investama Tbk. BHIT
9 Global Mediacom Tbk. BMTR
10 Berlina Tbk. BRNA
11 Betonjaya Manunggal Tbk. BTON
12 Catur Sentosa Adiprana Tbk. CSAP
13 Ciputra Development Tbk. CTRA
14 Citatah Tbk. CTTH
15 Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. DGIK
16 Erajaya Swasembada Tbk. ERAA
17 Gema Grahasarana Tbk. GEMA
18 Gajah Tunggal Tbk. GJTL
19 Golden Retailindo Tbk. GOLD
20 Intanwijaya Internasional Tbk. INCI
21 Indonesian Paradise Property Tbk. INPP
Page 99
83
No Nama Perusahaan Kode
22 Jasuindo Tiga PerkasaTbk. JTPE
23 MNC Land Tbk. KPIG
24 Lautan LuasTbk. LTLS
25 Bank Windu Kentjana International Tbk. MCOR
26 Mandala Multifinance Tbk. MFIN
27 Mitra InvestindoTbk. MITI
28 Metrodata Electronics Tbk. MTDL
29 Prima Alloy Steel Universal Tbk. PRAS
30 Sidomulyo Selaras Tbk. SDMU
31 Sekar laut Tbk. SKLT
32 Indo Acidatama Tbk. SRSN
33 Siantar Top Tbk. STTP
34 Trias Sentosa Tbk. TRST
35 Verena Multi Finance Tbk. VRNA
Page 100
84
LAMPIRAN 2
DAFTAR PENGOLAHAN DATA
Page 101
84
No. Sampel Tahun IOS KM DK KA ROA
1 ERAA
2012 2,537260606 0,29 3 3 0,111665899
2013 1,029321716 0,29 3 3 0,069641986
2014 1,024053325 0,33 3 3 0,034519068
2 AKRA
2012 1,998831435 0,52 3 3 0,101943503
2013 1,793747671 0,51 3 3 0,067011465
2014 1,687064735 0,73 3 3 0,049999305
3 APLN
2012 1,081367355 0,07 3 3 0,055363948
2013 0,857469367 0,07 3 3 0,047268537
2014 0,930567768 0,07 3 3 0,041537989
4 BHIT
2012 1,031007738 10,49 5 3 0,076008933
2013 1,080814007 7,07 5 3 0,023032025
2014 0,761662348 6,47 6 3 0,023551097
5 SDMU
2012 1,333397247 15,01 3 3 0,018553730
2013 1,454662449 15,01 3 3 0,076162158
2014 1,898206887 15,01 3 3 0,023692432
6 BMTR
2012 1,903149658 1,02 5 3 0,103434088
2013 1,579594478 0,74 6 3 0,052285081
2014 1,16354888 0,62 6 3 0,047080468
7 CSAP
2012 1,001238072 5,39 5 3 0,026142821
2013 0,937009649 5,39 5 3 0,025478225
2014 1,255602907 5,4 5 3 0,034783199
8 CTRA
2012 1,243081449 0,204 6 3 0,056537358
2013 1,110141472 0,206 5 3 0,070265846
2014 1,392050966 0,2 4 3 0,077056481
9 DGIK
2012 0,997506827 0,1 5 3 0,027015058
2013 0,889552518 0,1 5 3 0,031466942
2014 0,943015471 0,1 5 3 0,029856450
10 GEMA 2012 0,963454007 7,76 3 3 0,067019263
Page 102
85
GEMA 2013 0,999308323 7,76 3 3 0,049106758
2014 0,904958033 7,76 3 3 0,042936251
11 GOLD
2012 1,477503152 13,99 3 3 0,078665766
2013 1,334579889 13,99 3 3 0,068802521
2014 1,08115835 13,99 3 2 0,030338119
12 INPP
2012 0,920588826 0,79 3 3 0,006358034
2013 0,741783525 0,79 4 3 0,013389488
2014 0,7186612 0,78 4 3 0,033930384
13 JTPE
2012 2,003889167 4,95 4 3 0,094988313
2013 1,51772501 4,95 3 3 0,070845334
2014 1,583244903 4,95 2 3 0,081759399
14 KPIG
2012 2,137715612 8,13 3 3 0,053378999
2013 1,059642894 0,37 4 3 0,039276060
2014 1,03300243 1,64 4 3 0,042468060
15 LTLS
2012 0,862792106 3,64 5 3 0,036467877
2013 0,817169329 2,62 4 3 0,068279040
2014 0,967117368 2,62 4 3 0,049124851
16 MTDL
2012 0,80023189 1,77 3 3 0,077942920
2013 0,873663827 1,77 3 3 0,104962717
2014 1,078144337 1,77 3 3 0,101869794
17 BBCA
2012 1,38424665 0,26 5 3 0,026859320
2013 1,34324594 0,26 5 3 0,026202281
2014 1,438866625 0,24 5 3 0,030638014
18 BBKP
2012 0,998408509 0,24 5 4 0,012765096
2013 0,98107075 0,16 6 4 0,012736233
2014 0,999055495 0,15 7 4 0,009392424
19 BBNI
2012 1,074360867 0,26 7 4 0,021609746
2013 1,065283206 0,27 7 3 0,016148393
2014 1,123862662 0,22 8 3 0,028601738
Page 103
86
20 MCOR
2012 0,999854786 1,33 4 3 0,014484594
2013 0,963083743 0,87 3 3 0,009890600
2014 0,99789942 0,87 3 3 0,018900075
21 MFIN
2012 0,976991537 5,06 2 3 0,053658517
2013 0,94672846 5,06 2 3 0,065281298
2014 0,978629263 5,06 2 3 0,062737978
22 VRNA
2012 0,94047724 9,74 3 3 0,016921715
2013 0,922101392 9,74 3 3 0,017706688
2014 0,907584177 9,74 3 3 0,010787608
23 TRST
2012 0,824401371 1,9 3 3 0,051277233
2013 0,690983743 1,5 3 3 0,117992695
2014 0,787061518 1,19 3 3 0,020193277
24 BTON
2012 1,088359732 9,58 2 3 0,169909878
2013 0,773939758 9,58 2 3 0,145560331
2014 0,71611785 9,58 2 3 0,044917979
25 INCI
2012 0,460184506 8,38 3 3 0,033594495
2013 0,392963858 8,38 3 3 0,075889904
2014 0,364607191 11,13 3 3 0,074518724
26 SRSN
2012 1,079072739 12,08 9 3 0,042187359
2013 0,968212479 9,41 8 3 0,107351151
2014 0,939923143 11,59 8 3 0,031209442
27 BRNA
2012 1,235168545 10,08 4 3 0,078718226
2013 1,007171439 9,42 3 3 0,019226615
2014 1,090005586 7,21 3 3 0,045344633
28 ALDO
2012 1,697958439 14,32 3 3 0,063962929
2013 1,740073202 14,32 3 3 0,109060845
2014 1,686147859 14,32 3 3 0,057072708
29 AUTO 2012 1,988703517 0,07 9 3 0,121197297
2013 1,636667971 0,06 11 3 0,087156211
Page 104
87
AUTO 2014 1,702758751 0,02 10 3 0,079979133
30 GJTL
2012 1,17679352 0,08 6 3 0,084392500
2013 1,008476522 0,09 7 3 0,022180539
2014 0,936579285 0,1 6 3 0,018313214
31 PRAS
2012 0,774220567 5,91 3 3 0,071791474
2013 0,652156176 4,96 3 3 0,109541314
2014 0,578180796 4,96 3 3 0,086452269
32 STTP
2012 1,636728003 4,24 2 3 0,059708550
2013 1,90905959 3,13 2 3 0,077845201
2014 2,738147907 3,17 2 3 0,072617990
33 CTTH
2012 0,971836304 6,58 3 3 0,010554297
2013 0,998586629 6,58 3 3 0,001480547
2014 1,006053996 6,58 3 3 0,002770958
34 MITI
2012 1,795782496 0,39 4 3 0,148437429
2013 1,51543905 0,39 4 3 0,139412675
2014 0,899683384 0,19 5 3 0,062820226
35 SKLT
2012 0,979382007 0,12 3 3 0,031883109
2013 0,949279481 0,12 3 3 0,045806510
2014 1,162418943 0,12 3 3 0,065989782
Keterangan:
IOS = Invetment Opportunity Set
KM = Kepemilikan Manajerial
DK = Ukuran Dewan Komisaris
KA = Ukuran Komite Audit
ROA = Return On Assets
Page 105
88
LAMPIRAN 3
HASIL OUTPUT SPSS
Page 106
89
1. Hasil Uji Normalitas
2. Hasil Uji Multikolinearitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 105
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,03288914
Most Extreme Differences
Absolute ,108
Positive ,108
Negative -,055
Kolmogorov-Smirnov Z 1,111
Asymp. Sig. (2-tailed) ,169
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,098 ,050 1,972 ,051
IOS ,026 ,008 ,318 3,408 ,001 ,993 1,007
KM -4,195E-005 ,001 -,006 -,057 ,955 ,892 1,121
DK -,002 ,002 -,090 -,918 ,361 ,895 1,117
KA -,022 ,016 -,136 -1,388 ,168 ,904 1,107
a. Dependent Variable: ROA
Page 107
90
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
4. Hasil Uji Autokorelasi
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,068 ,031 2,206 ,030
IOS -,002 ,005 -,048 -,491 ,625
KM ,000 ,000 ,086 ,831 ,408
DK ,000 ,001 -,016 -,150 ,881
KA -,013 ,010 -,141 -1,362 ,176
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,367a ,135 ,100 ,033540469 1,410
a. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM
d. Dependent Variable: ROA
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,367a ,135 ,100 ,033540469
a. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM
b. Dependent Variable: ROA
Page 108
91
b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,098 ,050 1,972 ,051
IOS ,026 ,008 ,318 3,408 ,001
KM -4,195E-005 ,001 -,006 -,057 ,955
DK -,002 ,002 -,090 -,918 ,361
KA -,022 ,016 -,136 -1,388 ,168
a. Dependent Variable: ROA
c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression ,018 4 ,004 3,896 ,006b
Residual ,112 100 ,001
Total ,130 104
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM