-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2232
PENGARUH INSENTIF DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN
KARYAWAN TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PADA PT.
SATYAMITRA KEMAS LESTARI
Disusun Oleh :
Penulis Pertama:
OKTA VERY
MAHASISWA STIE PUTRA PERDANA INDONESIA
Penulis Kedua:
NANI IDAWATI SYAMSIR, S.E., M.M.
NIDN : 008077801
STIE PUTRA PERDANA INDONESIA
ABSTRACT
THE INFLUECE OF EMPLOYEES’ INCENTIVES AND WELFARE TOWARD
THEIR LOYALTY IN PT. SATYAMITRA KEMAS LESTARI
The purpose of this research is to examine and to find out how
much is the influence of
employees’ incentive towards their loyalty in PT. Satyamitra
Kemas Lestari. Data
collection was carried out through distributing questionnaires
to 100 employees of PT.
Satyamitra Kemas Lestari. Data analysis did by using SPSS
computer program version
21 for windows while the technique of data testing which was
conducted in this study
are validity and reliability tests, percentage descriptive
analysis, classic assumption
tests, and multiple linear regression analysis.
The results of the research with multiple regression in both
partially and
simultaneously shows that there are influences of the incentive
and employees’ welfare
towards their loyalty. The evidence shows that R2 value (R
Square) 0,270 implies that
the contribution of incentives and employees’ welfare to
employees’ loyalty is 27%
while the rest of 73% is influenced by other factors (100% -
27%).
Key words: Incentives, employees’ welfare, employees’
loyalty.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2233
ABSTRAK
PENGARUH INSENTIF DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
LOYALITAS KARYAWAN PADA PT. SATYAMITRA KEMAS LESTARI
Penelitian ini bertujuan untu menguji dan mengetahui apakah
insentif dan kesejahteraan
karyawan seberapa besar pemgaruhnya terhadap loyalitas di PT.
Satyamitra Kemas
Lestari. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner
pada 100 karyawan
PT. Satyamitra Kemas Lestari .didalam penelitian ini analisis
data yang dilakukan
menggunakan bantuan program computer yaitu SPSS Versi 21 for
windows. Sedangkan
teknik pengujian data yang dillaukan dalam penelitian ini,
meliputi Uji Validitas dan
reliabilitas, analisis deskriptif presentase , uji asumsi
klasik, dan analisis regresi linier
berganda.
Hasil penelitian dengan regresi berganda baik secara parsial
maupun simultan
menunjukan bahwa terdapat pengaruh dari variabel insentif dan
kesejahteraan
karyawan terhadap loyalitas karyawan. Adapun didapat nilai R2 (
R Square ) sebesar
0,270 yang mengandung pengertian bahwa sumbangan dari insentif
dan kesejahteraan
karyawan terhadap loyalitas karyawan adalah sebesar 27%
sedangkan sisahnya sebesar
73% dipengaruhi oleh faktor lainnya ( 100% – 27% ).
Kata Kunci : Insentif, Kesejahteraan karyawan, Loyalitas
karyawan.
Keywords : Organizational Culture, Communication and Working
Motivation.
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatannya, baik perusahaan
yang
bergerak dibidang industry, perdagangan maupun jasa akan
berusaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. untuk
keberhasilan pencapaian
tujuan tersebut perusahaan tentunya juga membutuhkan berbagai
sumberdaya
pendukung seperti dana operasional yang tersedia, sarana dan
prasarana,keunggulan teknologi,dan sumber daya manusia yang
berkualitas dan
memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2234
Pada umumnya perusahaan mempunyai klasifikasi yang perusahaan
inginkan
dan ditetapkan sebagai standar kerja yang harus dicapai oleh
setiap
karyawan.manajemen perusahaan yang menetapkan standar kerja
karyawan dan
dalam pelaksanaannya memiliki kriteria-kriteria sebagai acuan
dalam menentukan
standar kerja tersebut seperti tingkat pendidikan, usia dan
pengalaman kerja.hal ini
dimaksud agar perusahaan tidak menerapkan standar yang terlalu
tinggi ataupun
terlalu rendah yang akibatnya akan merugikan perusahaan
tersebut.
Karyawan yang berprestasi adalah yang mampu bekerja sesuai
standar yang
ditetapkan perusahaan,sehingga akan kelihatan karyawan yang
memiliki loyalitas-
loyalitas yang tinggi.setiap perusahaan tentu menginginkan
seluruh karyawan
bekerja sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan agar
dapat menguntungkan
bagi karyawan dan perusahaan.untuk mendorong karyawan agar dapat
bekerja
dengan apa yang diinginkan,manajemen perusahaan harus bisa
memotivasi
karyawannya untuk dapat memberikan kontribusi yang positif dan
untuk
memberikan hasil yang lebih baik lagi,perusahaan harus bisa
membuat karyawan
memiliki loyalitas yang lebih tinggi terhadap perusahaan
sehinggan karyawan
dapat bekrja lebih baik dalam rangka peroses pencapaian tujuan
perusahaan.
Bagi karyawan, loyalitas terhadap perusahaan tidak begitu saja
mudah
diberikan.jika perusahaan tidak dapat menghargai karyawan
sebagai mana
mestinya, diduga karyawan akan berfikir ulang apakah dia akan
tetap bekerja
diperusahaan itu atau mencari pekerjaan diperusahaan
lain.memperoleh karyawan
yang punya loyalitas tinggi tidak mudah.bahkan terkadang
perusahaan hanya
dijadikan batu loncatan untuk berpindah kerja di tempat lain
oleh
karyawannya,loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah
dibicarakan dalam
konteks sehari-hari tetapi tetap menjadi sulit ketika dianalisis
dalam banyak hal.
Secara hafifah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat
diartikan sebagai suatu
kesetiaan.kesetiaan ini timbul dari kesadaran
sendiri.permasalahan mengenai
loyalitas pegawai merupakan permasalahan yang akan selalu
dihadapi oleh pihak
manajemen instansi atau perusahaan,karena itu manajemen perlu
mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pegawai
tersebut.faktor-faktor yang
mempengaruhi karyawan untuk menjadi loyal,diantaranya kepuasan
kerja,insentif
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2235
yang diberikan, kesejahteraan karyawan,suasana kerja,hubungan
karyawan dengan
karyawan lain,dan upah yang diterima dari perusahaan.
PT. SATYAMITRA KEMAS LESTARI adalah salah satu perusahaan di
Indonesia yang bergerak dalam bidang packaging, corrugating dan
offset printing,
PT SATYAMITRA KEMAS LESTARI membutuhkan karyawan yang
memiliki
skill yang memadai, pengetahuan yang luas, terampil di bidangnya
serta memiliki
loyalitas yang tinggi untuk perusahaan.
Pemberian penghargaan atau ganjaran dengan variasi yang luas
yaitu insentif
dan tunjangan kesejahteraan karyawan merupakan faktor yang
menunjang untuk
meningkatkan loyalitas karyawan. Menurut teori tentang loyalitas
yang
dikemukakan oleh Steer & Porter dalam rohmini ( 2011 : 7),
proses terciptanya
loyalitas dalam perusahaan berhubungan dengan dorongan yang kuat
untuk tetap
menjadi anggota perusahaan, keinginan untuk berusaha semaksimal
mungkin bagi
perusahaan, kepercayaan yang pasti dan penerimaan yang penuh
atas nilai-nilai
perusahaan.
Dengan pemberian insentif dan tunjangan kesejahteraan karyawan
organisasi
atau perusahaan bisa memperoleh menciptakan, memelihara dan
mempertahankan
produktivitas. Berdasarkan uraian yang telah penulis sampaikan
diatas, penulis
termotivasi untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan
insentif dan
proses tunjangan kesejahteraan karyawan yang bekaitan dengan
loyalitas
karyawan. Maka penulis melakukan penelitian dengan judul “
PENGARUH
INSENTIF DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN
TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN “ PADA PT. SATYAMITRA KEMAS
LESTARI.
2. Rumusan Masalah
Berkenaan dengan skripsi tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini
sebagai berikut:
1. Apakah insentif berpengaruh terhadap loyalitas karyawan di
PT. Satyamitra
Kemas Lestari ?
2. Apakah tunjangan kesejahteraan karyawan berpengaruh terhadap
loyalitas
karyawan di PT. Setyamitra Kemas Lestari?
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2236
3. Apakah insetif dan tunjangan kesejahteraan karyawan secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap loyalitas di PT. Satyamitra Kemas
Lestari?
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapin maka tujuan dari
penelitian ini
adalah :
1. Untuk dapat mengetahui pengaruh insentif terhadap loyalitas
karyawan di
PT. Satyamitra Kemas Lestari.
2. Untuk dapat mengetahui pengaruh tujangan kesejahteraan
karyawan terhadap
loyalitas karyawan di PT. Satyamitra Kemas Lestari.
3. Untuk dapat mengetahui pengaruh insentif dan tunjangan
karyawan secara
bersamaa-sama terhadap loyalitas karyawan di PT. Setyamitra
Kemas
Lestari.
b. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan dapat memberi
manfaat/
kegunaan sebagai berikut:
1. Dapat berkontribusi bagi pengembang ilmu pengetahuan terutama
untuk
penelitian, selain itu juga untuk melihat dan mengetahui sejauh
mana
penerapan teori-teori yang didapat pada saat kuliah didalam
peraktek yang
sebenarnya.
2. Bagi perusahaan terkait, hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat menjadi
bahan pertimbangan dan solusi alternatif didalam pemecahan suatu
masalah
yang terjadi dalam internal perusahaan yang berkaitan dengan
insentif dan
tunjangan kesejahteraan karyawan.
3. Bagi penulis agar dapat memperdalam pengetahuan dan
pengalaman
mengenai insetif dan tunjangan kesejahteraan karyawan serta
strategi yang
efektif dan efisien didalam penyelesaian permasalahan
tersebut.
4. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilakukan atas telaah literatur dari teori-teori
yang berkaitan dengan
insentif, kesejahteraan karyawan, dan loyalitas karyawan. Dimana
variabelnya sebagai
berikut.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2237
X1 : Insentif
X2 : kesejahteraan karyawan
Y : Loyalitas karyawan
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
B. METODELOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis penelitian
deskriftif dengan metode pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif ini sendiri
merupakan penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka
atau data
kualitatif yang diangkatkan, dimana data-data yang diperoleh
tersebut merupakan dari
hasil jawaban kuesioner.
Seperti apa yang telah dikemukakan oleh Sugiyono ( 2012:8 )
tentang metode
penelitian kuantitatif ini yaitu “ merupakan metode penelitian
yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sample tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat
kuantitatif/statistik, denga tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan”.
Sedangakan penelitian deskriftif itu sendiri menurut sugiyono
(2012:13 ) ialah
merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik
X1
I
X2
Y
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2238
satu variabel atau lebih ( independen ) tanpa membuat
perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel yang lain.
Berdasarkan pendekatan yang digunakan, metode penelitian
kuantitatif banyak
menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif itu biasanya
diperoleh melalui suatu
proses pengukuran dengan menggunakan instrumen berupa angket,
tes, dan sebagainya,
serta hasilnya adalah berupa angka atau bilangan.
Seperti apa yang telah dikemukakan beberapa pengertian diatas,
metode deskriptif
dalam [enelitian kali ini, bertujuan untuk menggambarkan secara
sistematis, faktual dan
akurat mengenai variabel independen yaitu insentif ( X1 ),
Kesejahteraan Karyawan (
X2 ), dan Loyalitas Karyawan ( Y ) di PT. Satyamitra Kemas
Lestari.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
a. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bula september sampai dengan
bulan oktober.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat sebagaimana aka
dilaksanakannya sebuah
penelitan, yang dimana kegunaan dari lokasi penelitian padakali
ini ialah untuk
mendapatkan informasi, data-data, keterangan-keterangan, dan
hal-hal yang
terdapat kaitannya dengan kepentingan penelitian. Sedangkan
untuk penelitian ini
penulis melakukan penelitian bertempat di PT. Satyamitra Kemas
Lestari.
Tangerang yang beralamat di Jalan Raya Serang KM 25,6 Desa
Ciserah, tigaraksa
Tangerang Banten.
3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini memerlukan
data-data untuk
selanjutnya dianalisis, didalam penelitian ini prosedur serta
cara bagaimana
pengumpulan data dikerjakan, yang penulis gunakan adalah :
1. Teknik Kuisioner
Yaitu dengan membagikan angket secara langsung kepada perusahaan
tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam bentuk kuisioner
diajukan kepada
penelitian yang diakukan langsung pada karyawan PT. Satyamitra
Kemas Lestarari
untuk kemudian di isi sesuai dengan kepentingan model sekala
Likert,
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2239
menurut Sugiyono (2012:93), Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti,
yang selanjutnya disebut variabel penelitian.
Tabel 3.1
Pilihan pada jawaban Quesioner
N
o Jawaban Disingkat Nilai
1 Sangat Tidak Setuju STS 1
2 Tidak Setuju TS 2
3 Ragu-ragu RG 3
4 Setuju ST 4
5 Sangat Setuju SS 5
Sumber : Sugiyono, 2012
Rentang Skala Likert
STS TS RG S SS
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Skor Keseluruhan jawaban responden
X 100%
Skor tetinggi responden
2. Penelitian kepustakaan
Yaitu degang mengumpulkan kata dari buku atau bahan tulisan
yang
relevansinya dengan penelitian ini.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2240
Tabel 3.2
Pilihan Jawaban
No. Jawabannya Disingkat Bobot
1 Sangat Tidak Setuju STS 1
2 Tidak Setuju TS 2
3 Netral N 3
4 Setuju S 4
5 Sangat Setuju SS 5 Sumber : Riduwan (2007 : 13)
4. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan oleh peneliti yaitu berupa data
kuantitatif dan kualitatif
dan sumber data dari penelitian ini adalah :
1) Data primer
Menurut Umi Narimawati, SE.,M.Si ( 2008:98 ) dalam bukunya “
Metodelogi
Penelitian Kualitatif dan Kualitatif : Teori dan Aplikasi ”
bahwa : “ Data Primer
ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini
tidak tersedia dalam
bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini
harus dicari melalui
narumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang
yang kita jadikan
obek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana
mendapatkan informasi
ataupun data”.
5. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah jumlah total orang, benda/barang, ruang, serta
gejala yang
hendak diteliti. Menurut pandangan para ahli diantaranya adalah
menurt sugiono (
2012:80 ) mengemukakan bahwa :
“ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sedangkan Indriantoro dan Bambang Supomo (2013:115)
mengemukakan
bahwa : “Populasi (Population), yaitu sekelompok orang, kejadian
atau sesuatu
yang mempunyai karakteristik tertentu”.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2241
b. Sampel
Sample didefenisikan suatu subyek atau bagian dari populasi yang
dapat
mewakili dari keseluruhan populasi yang ada dalam penelitian.
Untuk menetapkan
ukuran sample penulis menggunakan teori atau pendapat, silalahi
( 2009:256 )
mengemukakan bahwa : “ sample distraktrifikasi dapat digunakan
jika ciri atau sifat
populasi beragam atau hetrogen dalam satu strata. Makin hetrogen
suatu populasi,
semakin besar pula perbedaan sifat tiap unit elementer dari
populasi sehingga
memerlukan pengelompokan tiap unit elemen yang memiliki sifat
yang relatif sama
dalam satu stratum tertentu”.
Sedangkan menurut Sugiyono, ( 2011 : 81 ) sample adalah bagian
dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sehingga
sample merupakan
bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk mengambil sample
harus
menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh
pertimbangan-pertimbangan yang
ada.
6. Operasional Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu Pengaruh Insentif dan
Kesejahteraan
Karyawan terhadap Loyalitas Karyawan di PT. Satyamitra Kemas
Lestari, maka
terdapat dua variabel yang menjadi atribut dalam penelitian yang
dilakukan, yaitu :
1. Variabel terikat ( dependent variabel ) merupakan variabel
yang menjadi pusat
perhatian peneliti. Menurut Sugiyono ( 2012 : 39 ) variabel
dependent sering disebut
juga variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa
indonesia sering disebut
variabel terikat. Variabel terikapat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian
ini yang menjadi
variabel terikat adalah:
• Loyalitas Karyawan di PT. Satyamitra Kemas Lestari (Y).
2. Variabel bebas ( independent variabel ) ini sering disebut
sebagai variabel
stimulus, predictor, antecedecnt. Dalam bahasa indonesia sering
disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2242
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (
terikat ). Sebagai
variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
• Insentif ( X1 )
• Kesejahteraan karyawan ( X2 )
Tabel 3.2
Dimensi dan Indikator Variabel Independen
No Variabel
Independet
Dimensi Indikator Jumlah
item
1 Insentif
( X1 )
Hasibuan ( 2011:
184 )
• Insentif material
• Insentif
nonmaterial
• Bonus
• Sesuai jabatan
• Prestasi kerja
• Masa kerja karyawan
• Sesuai dengan taggung jawab
• Memenuhi target yang ditetapkan
• Kenaikan jabatan
• Pengankatan karyawan
• Ucapan terimakasih
• Pemberian peghargaan
1-10
2 Kesejahteraan
Karyawan
( X2 )
Hasibuan (
2011:183 )
• Kebijaksanaan
Memperbaiki
kondisi fisik
• Memperbaiki
kondisi mental
•
• Taraf kehidupan
• Memberikan jaminan sosial kepada
karyawan
• Memberikan hak karyawan
sepenuhnya
• Petahihan karyawan untuk
meningkatkan standarisasi kerja
• Memberikan tunjangan gaji yang
sesuai standard
• Memberikan tunjangan kesehatan
karyawan dan keluarga
• memberikan perbedaan upah sesuai
level karyawan
•
• menyediakan klinik kesehatan
• melakukan medical ceck up terhadap
11-20
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2243
• Kesehatan
• Hubungan sosial
• Tabungan pegawai
karyawan
•
• memberikan asuransi dan jaminan
kesehatan
•
• meberikan jaminan hari tua kepada
karyawan
Tabel 3.3
Dimensi dan Indikator Variabel Dependen
No Variabel
Dependent
Dimensi Indikator Jumlah
item
Loyalitas
Karyawan
( Y )
• Kesetiaan
karyawan
• Kesediaan
karyawan
• Tidak merugikan
organisa Ikatan
karyawan
• Tetap bertahan di perusahaan
• Bekerja sesuai standar perusahaan
• Melakukan pekerjaan tepat waktu
• Bekerja team work
• kerja lembur
• Menjaga asset perusahaan
• Menjaga fasilitas perusahaan
• Membersihkan lingkungan kerja
• Menjalin hubungan baik antar divisi
• Mematuhi peraturan yang ada di
perusahaan
20 - 30
7. Teknik Analisis Data
Untuk dapat mengetahui pengaruh budaya organisai dan komunikasi
terhadap
motivasi kerja karyawan. Untuk dapat mengukur hasil penelitian
penulis melakukan
analisis data, untuk lebih jelas penulis terlebih dahulu :
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2244
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validitas
Uji validitas penulis akan mengkonsultasikan instrumen dengan
faktor-
faktor variabel yang bersangkutan. Uji coba secara empirik
menggunakan
korelasi product moment dengan bantuan fasilitas komputer
program Statistical
Package for Social Sciences (SPSS) Versi 21 for Windows. Dasar
pengambilan
keputusan dalam uji validitas adalah sebagai berikut :
• Apabila nilai rhasil positif serta rhasil > rtabel, maka
butir atau variabel tersebut
valid.
• Apabila nilai rhasil negatif dan rhasil < rtabel atau pun
rhasil negatif > rtabel maka
butir atau variabel tersebut tidak valid.
Adapun rumus korelasi Product Moment menurut Sugiyono, (2010 :
182) untuk
mencari nilai rhitung atau validitas sebagai berikut :
n.XY - X . Y rxy =
n (X²) - (X)² . n (Y2 ) - (Y)²
Dimana :
rxy = Koefisien Korelasi antara X dan Y
XY = Jumlah perkalian antara X dan Y
X2 = Jumlah kuadrat X
Y2 = Jumlah kuadrat Y
n = Jumlah Sampel (Banyaknya Data).
Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r yang diperoleh
dari hasil
perhitungan (rxy) lebih besar daripada nilai rtabel dengan taraf
signifikan 5%.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat
menghasilkan hasil yang stabil bila dilakukan pengukuran ulang
kepada subyek
yang sama. Uji reliabilitas menggunakan teknik rumus Alpha dan
dibantu
fasilitas komputer program Statistical Package for Social
Sciences (SPSS) Versi
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2245
21 for Windows. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
reliabilitas pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Apabila nilai rAlpha positif dan rAlpha > rtabel maka butir
atau variabel tersebut
Reliabel.
• Apabila nilai rAlpha negatif dan rAlpha < rtabel ataupun
rAlpha negatif > rtebel
maka butir atau variabel tersebut tidak Reliabel.
Adapun rumus Alpha menurut Sugiyono, (2010 : 122) untuk mencari
nilai
reliabilitas sebagai berikut :
k St2 - piqi ri = (k – 1) St2
Dimana :
r1 = Reliabilitas internal seluruh instrumen
k = Jumlah Item dalam Instrumen
pi = Proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada Item 1
qi = I - Pi
st2 = Varians total.
Suatu kuesioner dinyatakan reliabel apabila nilai rhitung lebih
besar daripada nilai
rtabel dengan taraf signifikan 5%.
3) Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah
sebaran data dari variabel independen yakni Motivasi Kerja
Karyawan :
berdistribusi normal. Alasan dilakukan uji ini adalah karena
pemakaian tehnik
analisa korelasi yang akan dipergunakan mensyaratkan dipenuhinya
ketentuan
data dari variabel yang akan diteliti berdistribusi normal atau
mendekati normal.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010 : 226) yaitu
“Dalam analisis
yang menggunakan statistik, distribusi sampel harus mengarah
berdistribusi
normal”. Pengujian Normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus
Chi
Kuadrat (X2), sebagai berikut :
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2246
k (fo – fh)2
X2 = ∑
i=1 fn
Dimana :
X2 = Chi Kuadrat
fo = Frekuensi yang diobservasi
fh = Frekuansi yang diharapkan.
Selanjutnya nilai “Chi Kuadrat” hitung ini dikonsultasikan
dengan nilai ”Chi
Kuadrat” tabel dengan derajat kebebasan (df) = k-1 dan taraf
signifikan α = 5%.
Distribusi data akan dikatakan normal apabila X2hitung lebih
kecil dari X2
tabel. Hal
ini juga berarti nilai-nilai yang diobservasi tidak menyimpang
secara signifikan
dari frekuensi harapan.
4) Analisis Korelasi Parsial
Untuk mencari nilai Korelasi Parsial dengan mengutip pendapat
Sugiyono
(2010 : 210) dalam buku statistik mengenai analisis korelasi
Parsial yakni
dengan rumus sebagai berikut :
n.XY - X . Y r =
n (X²) - (X)² . n (Y2 ) - (Y)²
Dimana :
r = Korelasi
X = Variabel Independen
Y = Variabel Dependen
n = Jumlah Sampel.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2247
Pada dasarnya nilai (r) dapat bervariasi dari -1 sampai +1.
Dengan demikian ada
tiga (3) kemungkinan hasil yang diperoleh menurut J. Supranto,
(2011 : 79)
antara lain :
• Jika nilai r = -1 atau mendekati -1 berarti kedua variabel
mempunyai
pengaruh kuat negatif.
• Jika nilai r = 0 atau mendekati 0 berarti kedua variabel tidak
mempunyai
pengaruh.
• Jika nilai r = 1 atau mendekati 1 berarti kedua variabel
mempunyai
pengaruh kuat atau positif.
5) Koefiseian Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat, perlu diketahui nilai koefisien
determinasi r2
karena nilai variabel bebas yang diukur terdiri dari nilai rasio
absolute dan nilai
perbandingan, kegunaan dari r2 adalah : Untuk mengukur besarnya
prosentase
dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan
menggunakan rumus :
KD = r2 x 100%
6) Analisis Korelasi Berganda
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut besarnya ”Pengaruh Budaya
Organisasi
dan Komunikasi terhadap Motivas Kerja Karyawan” maka perlu
diketahui nilai
koefisien Korelasi Berganda nilai (R) dengan menggunakan rumus
Korelasi
Berganda 2 prediktor Sugiyono (2010 : 218) sebagai berikut :
b1 X1 Y + b2 X2 Y
Ry (1.2) =
Σ Y2
Dimana :
RyX1X2 = Korelasi antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap
variabel Y.
ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 terhadap Y
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2248
ryx2 = Korelasi Product Moment antara X2 terhadap Y
7) Analisis Regresi Berganda
Analisis statistik yang digunakan adalah Analisis Regresi
Berganda
Sugiyono, (2010 : 211) dengan menggunakan rumus persamaan
regresinya
adalah berikut ini :
Ϋ = a + b1 X1 + b2 X2 + ……+ bn Xn
Dimana :
Y = Prestasi Kerja Karyawan
X1 = Kepemimpinan
X2 = Pelatihan
b1, b2 = Koefisien regresi
e = Residual.
8) Uji Hipotesis
Perhitungan atau analisis pada penelitian ini memanfaatkan
komputer
program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 21
for Windows.
Statistik uji yang digunakan adalah :
a) Uji t
Untuk dapat mengetahui “Pengaruh budaya organisasi dan
komunikasi
terhadap motivasi kerja” dengan keputusan uji adalah menggunakan
uji
parsial dengan rumus :
r n – 2
to = 1 - (r)²
Dimana :
R = Nilai Korelasi Parsial
N = Jumlah Sampel.
Uji t antara variabel independen dengan variabel dependen
mengunakan
keputusan uji sebagai berikut :
• Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak ada pengaruh
signifikan.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2249
• Jika thitung < ttabel maka Ho diterima tidak ada
pengaruh.
b) Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya
variable
indepnden (X1, dan X2) secara simultan terhadap variabel
dependen (Y)
yakni : Kepemimpinan (X1) dan Pelatihan (X2) terhadap Prestasi
Kerja
Karyawan (Y) lalu penulis menggunakan rumus :
R2 1 k
Fh =
(1 – R² )/( n – k – 1)
Dimana :
R = Koefisien Korelasi Ganda
k = Jumlah Variabel Independen
n = Jumlah anggota sampel.
Setelah dilakukan Uji Fhitung penulis akan menggunakan keputusan
uji
berikut ini :
• Ho = diterima jika Fhitung > dari Ftabel ada pengaruh
signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
• Ho = ditolak jika Fhitung < dari Ftabel tidak ada hubungan
signifikan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Penentuan nilai kritis dari nilai uji Fhitung di lanjutkan dan
dikonsultasikan
dengan nilai Ftabel. Untuk derajat bebas (DK) pembilang 2 dan
derajat
kebebasan penyebut (n–k–1) tingkat signifikansinya () 5% maupun
1%.
C. ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Uji Normalitas
Dalam uji normalitas dari sampel penelitian ini, metode
pengujian yang digunakan
adalah diagram normal P.Plot. Dalam uji normalitas, menurut
Singgih, S. (2010:213)
bahwa deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dengan
grafik, yang dapat disajikan sebagai dasar pengambilan keputusan
:
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2250
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Dengan memperhatikan Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas (Normal P –
Plot of
Regression Standardized Residual), di atas terlihat bahwa data
telah menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan
demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel penelitian yang akan dimasukkan dalam
model regresi
telah memenuhi asumsi normalitas.
2. Koefisien Korelasi Parsial
Hasil Analisis Korelasi Parsial adalah salah satu metode
statistik yang digunakan
untuk mengetahui tingkat pengaruh antara variabel independen
yaitu : variabel Budaya
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2251
Organisasi (X1), dan variabel Komunikasi (X2) terhadap variabel
dependen Motivasi
Kerja (Y) dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.40
Hasil Uji Korelasi Parsial (Pearson Correlation)
Correlations
MOTIVAS
IKERJA
BUDAYA
ORGANISASI KOMUNIKASI
Pearson Correlation MOTIVASIKERJA 1.000 .699 .602
BUDAYAORGANISASI .699 1.000 .561
KOMUNIKASI .602 .561 1.000
Sig. (1-tailed) MOTIVASIKERJA . .000 .000
BUDAYAORGANISASI .000 . .000
KOMUNIKASI .000 .000 .
N MOTIVASIKERJA 60 60 60
BUDAYAORGANISASI 60 60 60
KOMUNIKASI 60 60 60
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Dari hasil analsia data-data dengan menggunakan Komputer program
Statistical
Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23 for Windows pada
tabel 4.40 tersebut di
atas dapat diketahui dan dijelaskan tingkat pengaruh dari
masing-masing variabel
sebagai berikut :
a. Pengaruh Variabel Budaya Organisasi (X1) Terhadap Variabel
Motivasi
Kerja (Y)
Melalui tabel 4.40 di atas didapat hasil koefisien korelasi
Parsial variabel
Budaya Organisasi (X1) dengan nilai sebesar 0,699 sehingga dapat
disimpulkan
bahwa hasil analisis antara variabel Budaya Organisasi (X1)
dengan variabel
Motivasi Kerja (Y) bernilai positif, jadi tingkat pengaruhnya
kuat, yang berarti
bahwa semakin setuju variabel Budaya Organisasi (X1) semakin
berpengaruh
terhadap variabel Motivasi Kerja (Y).
b. Pengaruh Variabel Komunikasi (X2) Terhadap Variabel Motivasi
Kerja
(Y)
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2252
Melalui tabel 4.40 di atas didapat hasil koefisien korelasi
Parsial variabel
Komunikasi (X2) dengan nilai sebesar 0,602 sehingga dapat
disimpulkan bahwa
hasil analisis antara variabel Komunikasi (X2) dengan variabel
Motivasi Kerja
(Y) bernilai positif, jadi tingkat pengaruhnya kuat, yang
berarti bahwa semakin
setuju variabel Komunikasi (X2) semakin berpengaruh terhadap
variabel
Motivasi Kerja (Y).
3. Koefisien Korelasi Berganda
Analisis koefisien korelasi berganda berfungsi untuk mengetahui
tingkat pengaruh
atau hubungan antara variabel independen Budaya Organisasi (X1)
dan Komunikasi
(X2) dengan variabel depeden Motivasi Kerja (Y) secara simultan
(bersama-sama)
dengan menggunakan komputer program SPSS Versi 23 for Windows
adapun hasilnya
lihat tabel Model Summary sebagai berikut :
Tabel 4.41
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate di
me
n
si
on
0 1 .744a .553 .538 5.647
a. Predictors: (Constant), KOMUNIKASI, BUDAYAORGANISASI b.
Dependent Variable: MOTIVASIKERJA
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Berdasarkan pada tabel 4.41 di atas yakni model Summary yang
menghasilkan nilai
R sebesar 0,744 atau 74,4% dan sedangkan nilai R Square sebesar
0,553 atau 55,3%,
hal ini dapat dikemukakan bahwa, dengan hasil analisa secara
simultan variabel
independen Budaya Organisasi (X1) dan Komunikasi (X2) terhadap
variabel dependen
Motivasi Kerja (Y) memiliki nilai positif dan tingkat
pengaruhnya kuat, jadi kedua
variabel independen tersebut secara simultan dapat mempengaruhi
variabel dependen
Motivasi Kerja Karyawan bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri,
Tangerang sebesar
55,3%.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2253
4. Regresi Linear Berganda
Hasil analisis regresi linear berganda dengan menggunakan
Komputer program
Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23 for
Windows dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.42
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.097 3.151 2.569 .013
BUDAYAORGANISASI .483 .098 .527 4.929 .000
KOMUNIKASI .277 .097 .307 2.869 .006
a. Dependent Variable: MOTIVASIKERJA
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Untuk menentukan nilai persamaan regresi linear bergandanya
sebagai berikut :
Y = 8.097 + 0,483X1 + 0,277 X2
Dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Nilai konstanta sebesar 8.097 menyatakan bahwa jika variabel
Budaya
Organisasi (X1), variabel Komunikasi (X2) meningkat 1 satuan,
maka variabel
Motivasi Kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 8.097.
b. Nilai koefisen regresi variabel Budaya Organisasi (X1)
terhadap variable
Motivasi Kerja (Y) adalah sebesar 0,483. Hal ini berarti jika
variabel Budaya
Organisasi (X1) naik 1 satuan akan meningkatkan variabel
Motivasi Kerja (Y)
sebesar 0,483, dengan asumsi variabel Budaya Organisasi (X1) dan
variabel
Komunikasi (X2) dianggap konstan.
c. Nilai koefisien regresi variabel Komunikasi (X2) terhadap
variabel Motivasi
Kerja (Y) adalah sebesar 0,277. Hal ini berarti jika variabel
Komunikasi (X2)
meningkat 1 satuan maka variabel Motivasi Kerja (Y) akan
meningkat sebesar
0,506 dengan asumsi variabel Budaya Organisasi (X1), dan
variabel Komunikasi
(X2) dianggap konstan.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2254
Untuk lebih jelas dapat dilihat grafik hasil analisis regresi
linear berganda antara
variabel Budaya Organisasi (X1) dan Komunikasi (X2) terhadap
Motivasi Kerja (Y)
bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang dengan menggunakan
komputer
program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23
for Windows sebagai
berikut :
Gambar 4.6
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
5. Uji t
Untuk mengetahui apakah masing-masing variabel Budaya Organisasi
(X1) dan
variabel Komunikasi (X2) secara parsial mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
variabel Motivasi Kerja (Y) dilakukan pengujian thitung dan
ttabel. Untuk Uji t ini penulis
melakukan dengan cara membandingkan antara hasil thitung dengan
ttabel yaitu memiliki
nilai masing-masing sebagai berikut :
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2255
Tabel 4.43
Hasil Uji t
Variabel Nilai Standard Error thitung ttabel
Budaya Organisasi (X1) 0,483 0,098 4.929 1,671
Komunikasi (X2) 0,277 0,097 2.869 1,671
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Berdasarkan hasil uji t tersebut di atas, bahwa secara nyata
variabel Budaya
Organisasi (X1) mempunyai pengaruh terhadap variabel Motivasi
Kerja (Y) dimana
nilai thitung 4.929 lebih besar dari ttabel, 1.671 dengan
demikian dapat dikatakan bahwa H0
ditolak Ha diterima. Begitu juga variabel Komunikasi (X2)
terhadap variabel Motivasi
Kerja (Y), dimana nilai thitung 2.869 lebih besar dari ttabel,
1.671 secara nyata mempunyai
pengaruh terhadap variabel Motivasi Kerja (Y) dengan demikian
dapat dikatakan
bahwa H0 ditolak Ha diterima.
6. Uji F ANOVA
Untuk mengetahui hasil uji Fhitung (Anova) dengan menggunakan
Komputer
program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23
for windows yakni uji
ANOVA, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.44
Hasil Uji F (Anova)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2252.383 2 1126.191 35.313 .000a
Residual 1817.801 57 31.891
Total 4070.183 59
a. Predictors: (Constant), KOMUNIKASI, BUDAYAORGANISASI
b. Dependent Variable: MOTIVASIKERJA
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Memperhatikan hasil uji ANOVA atau Fhitung pada tabel 4.44 di
atas, nilai Fhitung
sebesar 35.315 dimana lebih besar dari Ftabel (73) sebesar 3.150
dengan tingkat signifikan
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2256
sebesar 0,000 karena 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel Budaya
Organisasi (X1) dan variabel Komunikasi (X2) secara simultan
berpengaruh terhadap
variabel Motivasi Kerja (Y) Karyawan bagian PMK PT. Panata Jaya
Mandiri,
Tangerang.
Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi dapat diketahui
bahwa pengaruh
variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi (Y) sebesar
0,699, dan pengaruh
variabel Komunikasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) sebesar
0,602 sebagaimana
tergambar dalam tabel 4.40. Untuk mengetahu besaran nilai
pengaruh tersebut dihitung
secara manual dengan menggunakan rumus koefisien determinasi
sebagai berikut : KD
= r2 x 100%. Dimana r adalah nilai hasil analisis koefisien
korelasi.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut dapat
dikemukakan sebagai
berikut :
a. Nilai pengaruh variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap
Motivasi Kerja (Y)
adalah :
KD = r2 x 100%.
= 0,6992 x 100 %
= 0,489 x 100 %
= 48,9 %
Dari hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa, nilai
varibel Budaya
Organisasi (X1) terhadap varibel Motivasi Kerja (Y) Karyawan
bagian PMK
PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang adalah sebesar 48,9 %.
b. Nilai pengaruh variabel Komunikasi (X2) terhadap Motivasi
Kerja (Y) adalah :
KD = r2 x 100%.
= 0,6022 x 100 %
= 0,362 x 100 %
= 36,2 %
Dari hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa, nilai
varibel
Komunikasi (X2) terhadap varibel Motivasi Kerja (Y) Karyawan
bagian PMK
PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang adalah sebesar 36,2%
Adapun untuk menentukan tinggi rendahnya pengaruh antara
variabel-variabel dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2257
Tabel 4.45
Nilai Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Cukup Kuat
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2007 : 183)
Jika dikorelasikan dengan nilai interval koefisien di atas, maka
dapat dijelaskan
bahwa masing-masing variabel Budaya Organisasi dan varibel
Komunikasi memiliki
nilai pengaruh rendah cukup kuat dan rendah terhadap variabel
Motivasi Kerja
Karyawan bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang. Dari
hasil tersebut dapat
dijelaskan bawam variabel yang sangat berpengaruh terhadap
Motivasi Kerja Karyawan
bagian PMK PT Panata Jaya Mandiri Tangerang adalah variabel
Budaya Organisasi
dengan nilai 48,9%.
Selanjutnya dapat dijelaskan hasil uji t antara variabel Budaya
Organisasi (X1)
dengan variabel Motivasi Kerja (Y), maka dapat dilihat dalam
bentuk kurvanya sebagai
berikut :
Kurva Uji t Hipotesis Pertama
Ho Ditolak Ha Diterima Ho Ditolak
- 4.928 - 1,671 0 1,671 4.928
Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS 23, Tahun 2016
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang diperoleh dengan nilai
thitung sebesar = 4.928 >
t0,05 (60) = 1,671, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
mempunyai bukti
bahwa antara variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap variabel
Motivasi Kerja (Y)
memiliki pengaruh yang signifikan. Kemudian dapat dijelaskan
pula hasil uji t antara
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2258
variabel Komunikasi (X2) dengan variabel Motivasi Kerja (Y) maka
dapat dilihat dalam
bentuk kurvanya sebagai berikut :
Kurva Uji t Hipotesis Kedua
Ho Ditolak Ha Diterima Ho Ditolak
- 2,869 - 1,671 0 1,671 2,869
Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS 23, Tahun 2016
Dari hasil uji hipotesis variabel Komunikasi (X2) yang diperoleh
yakni karena nilai
thitung = 2,689 > t0,05 (60) = 1,671, maka Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti
mempunyai bukti, bahwa antara variabel Komunikasi (X2) terhadap
variabel Motivasi
Kera (Y) memiliki pengaruh yang nyata atau signifikan.
Dengan demikian berdasarkan hasil uji t tersebut dapat
dijelaskan bahwa hipotesis
yang diajukan pada bab terdahulu dapat dibuktikan
kebenarannya.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap
variabel-variabel
dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
• Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial dapat diketahui
bahwa variabel
Budaya Organisasi (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel
Motivasi Kerja (Y) Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya
Mandiri,
Tangerang dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,699. Dengan
menggunakan
perhitungan koefisien diterminasi, dapat diketahui nilai
pengaruh variabel
Kepemimpinan terhadap variavel Motivasi Kerja Karyawan Bagian
PMK PT.
Panata Jaya Mandiri, Tangerang adalah 0,488 atau setara dengan
48,8%.
• Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial dapat diketahui
bahwa variabel
Komunikasi (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Motivasi
Kerja (Y) Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang
dengan
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2259
nilai koefisien korelasi sebesar 0,602. Dengan menggunakan
perhitungan
koefisien diterminasi, dapat diketahui nilai pengaruh variabel
Komunikasi
terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya
Mandiri,
Tangerang adalah 0,362 atau setara dengan 36,2%.
• Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda dapat diketahui
nilai nilai R Square
sebesar 0,553 atau 55,3%. Hal ini menunjukkan bawa variabel
Budaya
Organisasi (X1) dan variabel Komunikasi (X2) secara simultan
(bersama)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Motivasi Kerja
Karyawan (Y)
Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang dengan nilai
pengaruh
sebesar 55,3%.
2. SARAN
Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran penulis
yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan PT.
Panata Jaya Mandiri,
Tangerang adalah sebagai berikut :
• Disarankan kepada perusahaan untuk mempertahankan Budaya
Organisasi dan
sistim Komunikasi yang telah berjalan, bila perlu dilakukan
perbaikan dan
penyempurnaan terhadap beberapa bagian, sehingga dengan budaya
organisasi
dan sistim komunikasi yang berjalan dengan baik ini akan
meningkatkan
motivasi bagi karyawan dalam kerjanya, untuk memberi keuntungan
bagi
perusahaan dan karyawan secara keseluruhan.
• Memperhatikan nilai pengaruh dari budaya organisasi dan
komunikasi terhadap
motivasi kerja karyawan yang belum begitu maksimal rata-rata
masih dibawah
50 %, maka pihak perusahaan perlu meningkatkan dan menambah pola
budaya
dan komunikasi yang lebih berorientasi pada peningkatan kualitas
produk yang
dihasilkan. Sehingga ada keseimbangan antara motivasi kerja
dengan kualitas
produk yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan juga
bagi
karyawan.
• Terhadap variabel-variabel lain yang belum di analisis dalam
penelitian ini,
diharapkan menjadi perhatian pihak perusahaan. Karena bila tidak
di antisipasi,
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2260
besar kemungkinan nilai-nilai variabel tersebut akan memberikan
pengaruh
yang tidak menguntungkan bagi perusahaan dan juga bagi
karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia
Cetakan Ke
Tujuh. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Arikunto, Suharsimi, 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Badan
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Gibson, James L., Ivancevich, John M., and H. Donnely Jr. James
H. 1992. Organisasi
dan Manajemen. Alih Bahasa Jorban Wahid. Erlangga, Jakarta.
Graves Desmond 1986. Corporate Culture : Diagnosis and Changing
the Culture of
Organizations. London: Frances Pinter (Publ.)
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen : Dasar, Pengertian dan
Masalah. Bumi
Aksara. Jakarta.
-----------------------. (2007). Organisasi dan Motivasi(3rd
ed.). Jakarta: Bumi Aksara.
Mangkunegara A.P. 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama,
Bandung
Marwansyah dan Mukaram, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Pusat Penerbit
Administrasi Negara, Potileknik Negeri Bandung.
Muchlas, Makmuri. 2005. Perilaku Organisasi. Gadjah Mada
University Press.
Yogyakarta.
Muhammad, Arni, 2009, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Mulyana, Deddy, 2015, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Rosda,
Bandung
Moeljono, Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan
Koperasi. Elex
Media Komputindo. Jakarta
Ndraha, Taliziduhu,2007. Budaya Organisasi, PT. Renekka Cipta,
Jakarta
Pace, R. Wayne dan Faulus, Don F. 2013, Komunikasi Organisasi,
Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Rosda, Bandung.
Robbins, Stephen P., 2006. Perilaku Organisasi, PT Indeks,
Kelompok Gramedia,
Jakarta
---------------------. 1994. Teori Organisasi (Struktur, Desain
dan Aplikasi). Arcan.
Jakarta.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
April 20
InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2261
Sadili, Samsudin, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka
Setia, Bandung.
Sembiring, Masana. 2012. Budaya dan Kinerja Organisasi.
Fokusmedia. Bandung
Siagian, Sondang, 2008, Manajemen SDM, Bumi Aksara, Jakarta.
Sinungan Muchdarsyah, 2008. Produktivitas Apa dan Bagaimana.
Jakarta: PT Bumi
Aksara
Stephen P. Robbins, 2003, Perilaku Organisasi, PT. Indeks
Kelompok Gramedia
Stephen P. Robbins and Coulter, 2007, Manajemen, Pt. Indeks,
Jakarta
Stonner, James A. F. 1996. Manajemen Jilid 1. PT. Prenhallindo.
Jakarta
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian dan Pengembangan, Research and
Development,
Afabeta, Jakarta.
____________, 2012, Metode Penelitian, Kombinasi, Alfabeta,
Jakarta.
Sunyoto, Danang. 2012. “Analisis Hubungan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3)
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Dystar Colour Indonesia.
Institut Pertanian
Bogor”(Online),
(http://www.repository.ipb.ac.id/handle/123456789/5793,diakses
tanggal 20 November 2016).
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. PT. Gramedia
Widiasarana
Indonesia. Jakarta.
Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan.
PT. Bumi Aksara. Jakarta
Umar, Husein, 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi, PT.
Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. PT.
Raja Grafindo Persada.
Jakarta.