PENGARUH INFLASI, BI RATE, DAN NILAI TUKAR (KURS USD/IDR) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2011-2013 Oleh: AZKA ANANDA PUTRI 20121111098 SKRIPSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL JAKARTA 2016 Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
117
Embed
PENGARUH INFLASI, BI RATE, DAN NILAI TUKAR (KURS …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH INFLASI, BI RATE, DAN NILAI TUKAR (KURS USD/IDR) TERHADAP
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE TAHUN 2011-2013
Oleh:
AZKA ANANDA PUTRI
20121111098
SKRIPSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
INDONESIA BANKING SCHOOL
JAKARTA
2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
PENGARUH INFLASI, BI RATE, DAN NILAI TUKAR (KURS USD/IDR) TERHADAP
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE TAHUN 2011-2013
Oleh:
Azka Ananda Putri
20121111098
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
INDONESIA BANKING SCHOOL
JAKARTA
2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
iv
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur hanya bagi Allah atas segala hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai
Tukar (Kurs USD/IDR) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2011-2013”.
Dalam penyusunan skripsi, tak mungkin lepas dari bantuan, bimbingan serta
saran banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
mereka yang telah memberi semangat dan doa tulusnya. Dalam kata pengantar ini
izinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua beserta keluarga besar Djohan dan Luddin atas segala
dukungan materi, moral dan doa sampai bisa mencapai titik ini dalam
memperoleh gelar sarjana.
2. Bapak Dr. Subarjo Joyosumarto, S.E., M.A, selaku Pimpinan STIE
Indonesia Banking School. Terima kasih atas wawasan dan kesempatan
yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.
3. Bapak Dr. Erric Wijaya, S.E,. M.E selaku Ketua Prodi Manajemen yang
telah memberikan wawasan dan kesempatan kepada penulis selama menjadi
mahasiswa.
4. Bapak Wasi Bagasworo, S.E, M.M. selaku dosen pembimbing akademik
karena telah memberikan kritik dan saran demi kelancaran saya dalam
pelaksanaan kegiatan perkuliahan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
v
5. Bapak Ahmad Setiawan Nuraya, S.E, MBA. selaku dosen pembimbing
skripsi karena telah memberikan berbagai masukan dan saran setiap saya
bimbingan serta selalu menyisihkan waktunya.
6. Ibu Dr. Nelmida, S.E., M.Si dan Ibu Ossi Ferli, S.T., S.E., MSM. selaku
dosen penguji karena telah memberikan kritik dan saran atas kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini, sehingga saya dapat memperbaiki ke arah
yang lebih baik lagi.
7. Rizki Ananda Putra si Adik paling rusuh. Terima kasih telah memberikan
dukungan, motivasi, support, dan doa. Cepat selesai sekolahnya biar
myusul jadi sarjana! Love you, Dek♥
8. Untuk Kita-Kita. Shally, Hanny, Dewe, Yudhis, Thahrun Dimas, Dimas
Panji, Bagus, Yusran, Kiki, dan Pandu. Terima kasih selalu menemani,
saling membantu, memberikan support, motivasi, dukungan sampai
skripsi ini terselesaikan. Ku sayang kalian!♥
9. Untuk Nganjuk-ers Bagus Rian, Donny Donavan, dan Rizky Abadi.
Terima kasih selalu memberikan semangat, motivasi, canda dan tawa, dan
dukungan untuk menyelesaikan skripsi. Segera menyusul ya kalian!♥
10. Ayu Kartika, Tia R. Yulisa, Rizky Adi dan Meidiono Untoro. Pertemanan
dari SMA sampai seterusnya meskipun sekarang beda universitas, tetapi
bukan menjadi alasan untuk tidak saling mendukung. Terima kasih telah
meluangkan waktu untuk menjadi pendengar setia cerita dan memberikan
saran. Luvv!♥
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
vi
11. Untuk #BasisHariKamis Pujeng, Mia, Artria, Dylla, dan Zaky. Terima
kasih atas kebersamannya berbagi waktu serta dukungan yang selalu
diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Love you guys!♥
12. Pojok Bursa Galeri Investasi STIE Indonesia Banking School Periode
2014 – 2015 beserta seluruh kepanitiannya diluar ini. Kepengurusan ini
yang telah mengajarkan banyak soft skill kepada penulis melalui
serangkaian event yang membutuhkan ide dan kerja keras.
13. Untuk manusia MT. Nindy, Rivy, Vincent, Ardy, Ridwan, dan Yusuf.
Terima kasih untuk kebersamaannya selama berjuang demi skripsi, saling
mengingatkan, mendukung dan bantuannya. Semoga satu per satu
menyusul menjadi sarjana. Good luck and see you on top, guys!♥
14. Rafi Eranda Jahja. Senior sejak SMP yang paling sabar, selalu
mengingatkan, menemani, memberikan semangat, dan mendukung
mengerjakan skripsi ini. Takecare & Good Luck, jangan lama-lama di
Negara orang ya Kakakku!♥
15. Bagus Budiarta. Terima kasih sudah menemani mengerjakan, memberikan
support, sabar dalam kondisi apapun, dan mendukung hingga skripsi ini
Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………………………………..71
Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi Berganda………………………………………….72
Tabel 4.7. Hasil Koefisien Determinasi………………………………………………74
Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik F……………………………………………………….75
Tabel 4.9. Hasil Uji Statistik t………………………………………………………..77
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Perkembangan IHSG dan Inflasi Tahun 2011-2013……………………2
Gambar 1.1. Perkembangan BI Rate dan Nilai Tukar (Kurs USD/IDR)
Tahun 2011-2013……………………………………………………….3
Gambar 2.1. Himpunan Informasi Bagi Suatu Saham……………………………….20
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran……………………………………………………37
Gambar 3.1. Statistik Pengambilan Keputusan Durbin-Watson……………………..56
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas……………………………………………………66
Gambar 4.2. Hasil Uji Autokorelasi………………………………………………….69
Gambar 4.3 Hasil Uji Autokorelasi AR1……………………………………………..71
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data yang Digunakan……………………………………………...…....1
Lampiran 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif dan Hasil Uji Normalitas ………......2
Lampiran 3. Hasil Uji Multikolinearitas dan Hasil Uji Heterokedastisitas…..……....3
Lampiran 4. Hasil Uji Autokorelasi……………………………………………....….4
Lampiran 5. Hasil Uji AR (1)…………………………..……………………………5
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
xv
ABSTRAK
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks yang dapat menggambarkan kondisi pasar modal di Indonesia. Pergerakan IHSG disebabkan oleh faktor makroekonomi di dalam negeri seperti PDB riil, Tingkat Pengangguran, Inflasi, BI Rate, Indeks Harga Saham dan Nilai Tukar. Namun, penelitian ini hanya berfokus untuk menganalisis apakah Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode tahun 2011-2013.
Penelitian ini dimulai dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2013 dengan data bulanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda, Uji T, dan Uji F dengan level signifikan 5% serta diolah dengan menggunakan EViews 7.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial hanya Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap IHSG. Sedangkan, Inflasi dan BI Rate berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap IHSG. Secara simultan Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Kata Kunci: IHSG, Inflasi, BI Rate, Nilai Tukar (Kurs USD/IDR)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
xvi
ABSTRACT
Jakarta Composite Index (JCI) is an index that can be used to represent a situation of Indonesia Stock Market. The movement JCI caused by economic macro intern factor such as Real Gross Domestic Product, Unemployment Rate, Inflation, BI Rate, Level
of Stock Market, and Exchange Rate. However, this research only focuses on analyzing whether Inflation, BI Rate, and Exchange Rate affect the Jakarta Composite Index
(JCI) in the period 2011-2013.
The research focus on monthly data from January 2011 until December 2013. The method used in this study is multiple linear regression analyst, T test, F test at level of
significant 5% and perfomed with Eviews 7.0. The results of this study indicate that only partially Exchange Rate (Exchange rate USD / IDR) had a significant negative effect on JCI. Meanwhile, inflation and BI Rate negative but insignificant effect on JCI.
Simultaneously inflation, BI Rate, and Exchange Rate (Exchange rate USD / IDR) significantly affects JCI.
Key Words: JCI, Inflation, BI Rate, Exchange Rate (USD/IDR)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
1 Indonesia Banking School
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
dana dari masyarakat pemodal atau investor. Pendanaan merupakan salah satu
fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan.
Dikatakan penting karena fungsi inilah yang melakukan usaha untuk
mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun kecil membutuhkan dana
untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh
baik melalui pendanaan dari dalam perusahaan maupun pembiyaan dari luar
perusahaan. Sumber pendanan eksternal diperoleh perusahaan dengan
melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada
masyarakat (go public) di pasar modal.
Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain.
Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain. Dengan
demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing- masing instrumen
keuangan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
2
Indonesia Banking School
Harga saham di bursa tidak selamanya tetap, adakalanya meningkat dan
bisa pula menurun, tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Di
pasar modal, terjadinya fluktuasi harga saham tersebut menjadikan bursa efek
menarik bagi beberapa kalangan pemodal (investor). Di sisi lain, kenaikan dan
penurunan harga saham bisa terjadi karena faktor fundamental, psikologis,
maupun eksternal.
Grafik 1.1
Perkembangan IHSG dan Inflasi Tahun 2011-2013
Sumber: Bursa Efek Indonesia dan Bank Dunia
3821
4316 4274
3500360037003800390040004100420043004400
2011 2012 2013
IHSG (Poin)
5,44,3
6,4
0123456789
2011 2012 2013
Inflasi (%)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
3
Indonesia Banking School
Grafik 1.2
Perkembangan BI Rate dan Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) Tahun 2011-2013
Sumber: Bank Indonesia
Menurut Tim Studi Kointegrasi dan Kausalitas Bapepam-LK (2008, p.1)
dalam Haryogo (2013) menyatakan bahwa pasar modal Indonesia yang
merupakan bagian dari emerging market yang secara kapitalisasi maupun
tingkat likuiditas yang masih sangat kecil dibandingkan dengan pasar modal
yang telah maju seperti pasar modal Amerika Serikat dan Eropa. Kondisi
tersebut membuat volatilitas pasar menjadi tinggi dan hal ini tentunya akan
menarik para pemodal asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Grafik 1.1 menunjukkan pergerakan dari perkembangan IHSG. Telah
diketahui bahwa IHSG mengalami peningkatan pada tahun 2011 sampai
dengan tahun 2012. Hal ini terjadi karena Indonesia meraih status laik investasi
(investment grade) dari lembaga pemeringkat Fitch. Investment grade adalah
peringkat yang menunjukkan utang pemerintah atau perusahaan memiliki
9068 9670
12189
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
2011 2012 2013
Kurs (Rp)
6.55.75
7.5
012345678
2011 2012 2013
BI Rate (%)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
4
Indonesia Banking School
risiko yang relatif rendah dari peluang gagal bayar, sehingga memiliki tingkat
kepercayaan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Indonesia diberikan
investment grade karena memiliki fundamental ekonomi kuat, stabilitas politik
dalam jangka panjang solid, dan memiliki manajemen anggaran pemerintah
serta kebijakan moneter yang hati-hati. Ditandai dengan defisit anggaran
rendah, rasio utang rendah dan inflasi yang terkendalikan. Pada saat itu juga,
bursa Eropa dan bursa Amerika sedang mengalami melemah. Bursa Eropa
juga mengalami krisis utang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekitar 6,5%
maka mempengaruhi IHSG menjadi meningkat. Namun tahun 2013
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Grafik 1.1 dan Grafik 1.2 juga menunjukkan bahwa fluktuasi IHSG diikuti
dengan fluktuasi variable makroekonomi diantaranya inflasi, suku bunga, dan
nilai tukar. Fluktuasi inflasi jika dilihat dari pergerakan data diatas
menujukkan bahwa tingkat inflasi memberikan respon terhadap pergerakan
IHSG.
Menurut Khan (2012) dalam Silim (2013) menyatakan harga saham
dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal maupun internal. Beberapa faktor
makro yang mempengaruhi aktifitas investasi saham di BEI, di antaranya
adalah tingkat inflasi, BI Rate dan nilai kurs valuta asing, serta lainnya.
Hubungan positif antara inflasi dan harga saham adalah semakin tinggi
inflasi maka semakin tinggi barang dan jasa yang pada akhirnya meningkatkan
profit perusahaan dan harga sahamnya.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
5
Indonesia Banking School
Fluktuasi Nilai tukar (kurs) memiliki pengaruh terhadap indeks harga
saham. Krisis keuangan global telah memberikan dampak terhadap nilai mata
uang Indonesia mengalami depresiasi. Depresiasi merupakan menurunnya
nilai mata uang suatu negara yang diukur dari jumlah mata uang negara lain
yang dapat dibelinya, sedangkan apresiasi yaitu meningkatnya nilai mata uang
suatu negara yang diukur dari jumlah mata uang negara lain yang dapat
dibelinya (Mankiw, 2006:243). Depresiasi yang dialami Indonesia sebagai
dampak dari adanya krisis adalah menurunnya mata uang rupiah terhadap
dollar, sehingga harga barang-barang domestik menjadi sangat murah bagi
pihak luar negeri (Sukirno, 2004:297).
Pada tahun 2013 melemahnya rupiah dikarenakan tingginya penarikan
dana investor asing dibursa, sehingga mengakibatkan penawaran atas rupiah
meningkat. Hal ini disebabkan karena membaiknya perekonomian Amerika,
sehingga Amerika berencana untuk mengurangi Quantitative Easing (QE).
Quantitative Easing (QE) adalah program The Fed untuk meningkatkan
jumlah uang beredar dengan menerbitkan surat hutang yang dimana pelaku
ekonomi internasional juga bisa membelinya dan bertujuan untuk menurunkan
tingkat suku bunga. Rencana tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian
Amerika mulai sehat, yang mengakibatkan nilai tukar obligasi dan asset
finansial lainnya meningkat. Atas dasar itulah banyak investor asing yang
menarik dananya dari negara berkembang untuk diinvestasikan kembali di
negaranya (Amerika).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
6
Indonesia Banking School
Data Bank Indonesia menunjukkan tingkat kenaikan kurs rupiah terhadap
dollar US semakin naik secara signifikan, pada bulan Desember tahun 2013,
nilai $1 menyentuh angka Rp 12.189,00. Pergerakan IHSG mengalami
penurunan maka terdepresiasinya kurs ini disebabkan oleh tingginya
permintaan pasar terhadap kurs valuta asing. Kondisi ini dimanfaatkan oleh
pelaku pasar untuk menaikan harga Dollar dan Bank Indonesia tidak
mempunyai otoritas untuk mengatur nilai kurs, sehingga nilai kurs sepenuhnya
ditentukan mekanisme pasar.
Kebijakan tingkat suku bunga dikendalikan secara langsung oleh Bank
Indonesia melalui BI Rate. BI Rate atau suku bunga Bank Indonesia,
merupakan tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan oleh BI sebagai patokan
bagi suku bunga pinjaman maupun simpanan bagi bank dan atau lembaga-
lembaga keuangan di seluruh Indonesia. Patokan ini hanya bersifat rujukan
dan bukan merupakan peraturan, sehingga tidak mengikat ataupun memaksa.
Jadi, bank konvensional dapat menaikkan bunga pinjaman kepada orang yang
mengajukan kredit dengan alasan BI Rate naik, namun disisi lain bunga
deposito atau tabungan bagi para nasabahnya tidak akan meningkat.
Menurut Amin (2012) Tingkat suku bunga juga merupakan salah satu
variabel yang dapat mempengaruhi harga saham. Secara umum,
mekanismenya adalah bahwa suku bunga merupakan salah satu alternatif bagi
investor untuk mengambil keputusan dalam menanamkan modalnya. Jika suku
bunga yang ditetapkan meningkat, investor akan mendapat hasil yang lebih
besar atas suku bunga deposito yang ditanamkan sehingga investor akan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
7
Indonesia Banking School
cenderung untuk mendepositokan modalnya dibandingkan menginvestasikan
dalam saham. Hal ini mengakibatkan investasi di pasar modal akan semakin
turun dan pada akhirnya berakibat pada melemahnya Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
Indonesia sebagai negara berkembang mendapat pengaruh yang cukup
besar dari krisis finasial global. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk
meredam pengaruh buruk dari krisis, mulai dari menaikkan tingkat suku
bunga, menaikkan bahan bakar minyak, maupun memperketat lalu lintas mata
uang asing.
Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia,
dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menjadi salah satu
dari leading economic indicator pada suatu negara. Pergerakan indeks ini
sangat dipengaruhi oleh ekspektasi investor atas kondisi fundamental negara
maupun global. Berbagai informasi baru akan berpengaruh pada ekspektasi
investor yang akhirnya akan berpengaruh pada IHSG.
IHSG merupakan salah satu indikator positif terhadap perekonomian
Indonesia. Dalam praktik sering kali bursa yang lebih besar akan
mempengaruhi bursa yang lebih kecil. Harga saham bertindak sebagai
indikator ekonomi yang penting dalam kegiatan perekonomian. Salah satu
indeks yang diperhatikan oleh investor ketika ingin berinvestasi di Bursa Efek
Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Peningkatan IHSG
menunjukkan kondisi pasar modal sedang bullish, sebaliknya jika menurun
menunjukkan kondisi pasar modal sedang bearish. Untuk itu, seorang investor
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
8
Indonesia Banking School
harus memahami pola perilaku harga saham di pasar modal.
Berdasarkan fenomena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta
adanya beberapa penelitian terdahulu yang saling bertentang (research gap),
maka peniliti tertarik untuk meneliti kembali mengenai “PENGARUH
INFLASI, BI RATE, DAN NILAI TUKAR (KURS USD/IDR)
TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2011-2013”.
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Silim
(2013) yang berjudul Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011.
Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah regresi linear berganda. Hasil
penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel ekonomi makro
berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah (1)
penelitian ini tidak menggunakan net ekspor, harga minyak dunia dan harga
emas dunia sebagai variabel independen. (2) Pengamatan yang dilakukan
dalam penelitian sebelumnya adalah tahun 2002-2011, sedangkan tahun
pengamantan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peridoe tahun 2011-
2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
9
Indonesia Banking School
Tabel 1.1
Research GAP
VARIABEL INDEPENDEN
PENELITI TERDAHULU
JUDUL PENELITIAN
METODE HASIL PENELITIAN
Inflasi
Hilya Lailia, Darminto, dan R. Rustam Hidayat (2014)
Pengaruh Tingkat suku Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs Dollar dan Indeks Strait Times Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Regresi Linear Berganda
Tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap IHSG
Joven Sugianto Liauw & Trisnadi Wijaya (2013)
Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia
Regresi Linear Berganda
Tingkat Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG
Christian Adi Candra (2015)
Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yang Tercatat dalam Bursa Efek Indonesia
Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
BI Rate
Agus Salim (2013) Effect of Interest
Rates and Inflation of
Reference Bank
Indonesia Stock Price
Index
Regresi Linear Berganda
BI Rate berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Suprihati (2015)
The Analysis of The
Influence of
Exchange Rate, SBI
Interest Rate,
Inflation Rate, Dow
Jones Index and
Nikkei 225 Index to
IHSG
Regresi Linear Berganda
BI Rate berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
10
Indonesia Banking School
VARIABEL INDEPENDEN
PENELITI TERDAHULU
JUDUL PENELITIAN
METODE HASIL PENELITIAN
BI Rate Renny Wijaya (2013)
Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011
Regresi Linear Berganda
BI Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG
Nilai Tukar (Kurs)
Ardy Haryogo (2013)
Pengaruh Nilai Tukar dan Indeks Dow
Jones Terhadap Composite Index di Bursa Efek Indonesia
Regresi Linear Berganda
Kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG
Suprihati (2015)
The Analysis of The
Influence of
Exchange Rate, SBI
Interest Rate,
Inflation Rate, Dow
Jones Index and
Nikkei 225 Index to
IHSG
Regresi Linear Berganda
Exchange Rate
memiliki berpengaruh signifikan negatif terhadap IHSG
Faris Hamam Syarofi and Harjum Muharam (2014)
The Impact of the
Domestic Interest
Rates, Exchage Rate,
World Oil Prices,
World Gold Prices,
DJIA, Nikkei 225 and
HSI on the JCI
Generalized
Autoregressive
Conditional
Heteroscedastici
ty in Mean
(GARCH-M)
Exchange Rate
memiliki berpengaruh signifikan negatif terhadap IHSG
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka perumusan masalah yang timbul adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG)?
2. Apakah terdapat pengaruh BI Rate terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG)?
3. Apakah terdapat pengaruh kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
11
Indonesia Banking School
(IHSG)?
4. Apakah secara bersama-sama terdapat pengaruh inflasi, BI Rate, dan kurs
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
1.3 Batasan Masalah
Analisis mengenai faktor-faktor yang diduga dapat berpengaruh terhadap
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia mulai periode
tahun 2011-2013. Variabel makroekonomi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tingkat inflasi, tingkat BI rate, dan nilai tukar (kurs USD/IDR). Data
yang digunakan bersumber dari Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Bursa
Efek Indonesia, Yahoo Finance, dan Statistik Keuangan Ekonomi Indonesia.
1.4 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan
dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui apakah inflasi berpengaruh terhadap IHSG.
2. Untuk mengetahui apakah BI Rate berpengaruh terhadap IHSG.
3. Untuk mengetahui apakah kurs berpengaruh terhadap IHSG.
4. Untuk mengetahui apakah secara bersama-sama inflasi, BI Rate, dan kurs
berpengaruh terhadap IHSG.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai upaya untuk memperdalam pengetahuan mengenai
perngaruh variable makro pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
12
Indonesia Banking School
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi
untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Investor
Investor dan calon investor memperoleh informasi yang benar
tentang pengaruh dan hubungan inflasi, BI Rate dan kurs terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), karena
informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam
pengambilan keputusan di pasar modal sebagai akibat dari adanya
mekanisme ekonomi dan ekspektasi pasar. Investor dapat menggunakan
informasi tambahan ini dalam melakukan kegiatan di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
1.6 Sistimatika Penulisan
Pembahasan dalam skripsi ini akan disajikan dalam 5 (lima) bab yang
berurutan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah
tentang pengaruh variabel inflasi, suku bunga, dan kurs
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini merupakan bagian yang berisi tentang landasan teori
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
13
Indonesia Banking School
yang digunakan sebagai dasar acuan teori bagi penelitian
antara lain tentang pasar modal, investasi, saham,
portofolio, penjelasan dan masing-masing variabel inflasi,
BI Rate, dan kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG), penelitian terdahulu, kerangka penelitian, serta
hipotesis.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian mengenai variabel penelitian yaitu
harga saham sebagai variabel dependennya dan variabel
inflasi, BI Rate, dan kurs sebagai variabel independennya,
penggunaan populasi dan sampel, jenis dan sumber data,
serta metode analisis penelitian yang digunakan.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini mendeskripsikan obyek penelitian yaitu Bursa Efek
Indonesia (BEI) serta membahas masalah dan hasil dari
analisis pengaruh inflasi, BI Rate, dan kurs terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG).
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan atau rekomendasi tindakan
yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk kemajuan lebih
lanjut.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
14 Indonesia Banking School
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Investasi
Tandelilin (2010: 2) Investasi adalah komitmen dana atau sumber
daya lainnya yang dilakukan pada saat ini untuk mendapatkan hasil di
masa depan. Saat ini investor sengaja membeli saham untuk mendapatkan
keuntungan dari perbedaan harga saham atau untuk mendapatkan dividen,
sebagai hadiah untuk investasi di masa depan. Menurut Tandelilin (2010:
12), Keputusan proses investasi terdiri dari lima tingkat keputusan yang
berlangsung hingga yang terbaik keputusan untuk investasi dibuat.
2.1.1.1 Faktor Utama Penentu Tingkat Investasi
Menurut Halim (2003:2) dalam Sari, Wahyuningsih, dan Hadiyati
(2014) Faktor utama penentu tingkat investasi atau pembentukan modal
dalam perekonomian adalah Tingkat pengembalian (expected rate of
return), apabila keuntungan lebih besar dari suku bunga (Rate). Kenaikan
suku bunga pinjaman mempengaruhi tingkat pengembalian modal atau
tingkat keuntungan dari kegiatan investasi dan sebaliknya. Untuk itu
dibutuhkan analisis dan perhitungan mendalam dengan tidak
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
15
Indonesia Banking School
perkebunan dan lainnya.
Investor dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan tujuan
yang diharapkan seperti keberlanjutan (continuity), profit maksimum,
kemakmuran bagi shareholder, serta turut andil dalam pembangunan
bangsa. Dua tipe investasi dalam aktiva keuangan, yaitu Direct Investment,
yaitu investasi membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu
perusahaan, seperti investasi tabungan, deposito, pasar uang, pasar modal,
atau pasar turunan (opsi warrant dan future contract). Indirect Investment,
yaitu investasi tidak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dalam
suatu perusahaan, contohnya saham dan obligasi yang dijual di pasar
modal melalui perantara (agent).
2.1.1.2 Pengaruh Faktor-Faktor Ekonomi Terhadap Investasi
Tandelilin (2000) menyatakan bahwa faktor-faktor ekonomi makro
secara empirik telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap kondisi pasar
modal di beberapa negara. Faktor-faktor tersebut yaitu laju pertumbuhan
inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang (exchange rate).
Pengaruh masing-masing faktor tersebut dapat digambarkan di tabel
sebagai berikut:
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
16
Indonesia Banking School
Tabel 2.1
Faktor-Faktor Ekonomi Terhadap Investasi
Indikator Ekonomi Pengaruh Inflasi Menurunnya inflasi secara relatif merupakan sinyal
positif bagi investor di pasar modal. Tingkat Suku Bunga Menurunnya tingkat suku bunga merupakan sinyal
positif terhadap harga saham. Kurs Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing
merupakan sinyal positif bagi ekonomi yang mengalami inflasi.
Sumber: Tandelilin, 2000.
2.1.2 Teori Makro Ekonomi
Makroekonomi merupakan salah satu cabang dari ilmu ekonomi
secara keseluruhan yang meliputi siklus bisnis yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan tingkat
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kebijakan fiskal dn moneter dalam suatu Negara (Delong
& Olney, 2006). Ada enam variabel kunci makroekonomi yang dapat
digunakan untuk melihat kegiatan dan aktivitas perekonomian suatu
negara, yaitu:
1. PDB riil (Real Gross Domestic Product)
2. Tingkat pengangguran (Unemployment Rate)
3. Tingkat inflasi (Inflation Rate)
4. Tingkat suku bunga (Interest Rate)
5. Indeks Harga Saham (Level of Stock Market)
6. Nilai tukar (Exchange Rate)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
17
Indonesia Banking School
Menurut Dornbusch, Fischer, dan Startz (2008) makroekonomi
merupakan suatu pemaham mengenai interaksi antara barang, tenaga
kerja, dan pasar asset dari suatu perekonomian sehingga terjadi
interaksi perdagangan antar individu dan Negara.
Hubungan yang kuat antara kinerja ekonomi makro dan harga
saham yaitu perubahan pada harga saham selalu terjadi sebelum
terjadinya perubahan ekonomi, hal ini karena harga saham yang
terbentuk merefleksikan ekspektasi investor atas kondisi ekonomi di
masa depan (Tandelilin, 2010).
2.1.3 Pasar Modal
Pasar modal pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang
mempertemukan penjual dan pembeli dana. Dana yang diperjualbelikan
tersebut digunakan untuk jangka waktu yang lama dalam tujuan
menunjang pengembangan suatu organisasi atau perusahaan. Kegiatan
jual-beli dana tersebut dilakukan dalam suatu lembaga resmi yang disebut
bursa efek.
Menurut Sunariyah (2000) dalam Haryogo (2013:2) menyatakan
pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan
semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat
berharga yang beredar.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.8 tahun 1995
Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
18
Indonesia Banking School
dan perdagangan efek, yaitu perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya serta lembaga atau profesi yang berkaitan dengan
efek. Adapun efek yang dimaksudkan disini adalah surat berharga atau
saham.
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi aset keuangan
jangka panjang atau long-term financial assets. Pasar modal
memungkinkan bertemunya pihak-pihak yang memiliki kelebihan
(investor/lender) dan yang mebutuhkan dana (perusahaan/emiten). Dalam
hal ini investor akan memberikan dananya pada emiten, dan investor
memperoleh sekuritas yang memiliki klaim atas aset-aset perusahaan.
Pada dasarnya pasar modal sama seperti pasar keuangan yang lain, hanya
saja yang membedakan adalah komoditi yang diperdagangkan. Bentuk
umum surat berharga yang biasa diperdagangkan yaitu obligasi, saham
preferens, dan saham biasa.
Pasar modal adalah mekanisme surat berharga yang terorganisir
melalui bursa utama dan pararel. Termasuk dalam surat berharga yang
diperdagangkan adalah saham biasa, saham preferen, obligasi konversi,
opsi, hak saham, dan sertifikasi hak beli saham. Pasar modal merupakan
sarana pendanaan bagi perusahaan, pemerintah, dan sebagai sarana bagi
kegiatan berinvestasi. Pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan
prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. (BEI, 2010)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
19
Indonesia Banking School
Tabel 2.2
Faktor Variabel Makroekonomi Terhadap Pasar Modal
Indikator Dampak Penjelasan
Inflasi Meningkatnya inflasi secara relatif adalah sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal.
Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya faktor produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan, maka profitabilitas perusahaan akan menurun.
Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga yang tinggi adalah sinyal negatif bagi harga saham
Meningkatnya tingkat bunga akan meningkatkan capital price sehingga memperbesar biaya perusahaan dan terjadi perpindahaan investasi dari saham ke deposito atau fixed.
Nilai Tukar Rupiah Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal
Menurunnya kurs dapat meningkatkan biaya impor bahan baku dan meningkatkan suku bunga tetapi dapat meningkatkan ekspor.
Sumber: Harianto & Siswanto. 1998
2.1.4 Efficient Market Theory (Efficient Market Hypothesis / EMH)
Pasar yang efisien merupakan pasar di mana harga semua sekuritas
yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia.
Dalam hal ini, informasi yang tersedia meliputi informasi masa lalu maupun
informasi saat ini, serta informasi yang bersifat sebagai pendapat/ opini
rasional yang berada di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga
(Tandelilin, 2010:219). Para pemodal sangat cepat bereaksi terhadap
informasi yang tersedia dan baru sehingga menyebabkan harga efek-efek
melakukan penyesuaian secara cepat dan akurat.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
20
Indonesia Banking School
Menurut Tandelilin (2010), ada 3 hal yang menggambarkan bentuk
himpunan informasi bagi suatu saham.
Gambar 2.1. Himpunan informasi bagi suatu saham
Gambar 2.1. Memperlihatkan himpunan informasi bagi suatu saham.
Lingkaran pertama (1) merepresentasikan informasi apa pun yang relevan
bagi penilaian saham yang dapat dipelajari dengan menganalisis sejarah
harga pasar saham. Lingkaran (1) merupakan bagian dari lingkaran kedua
(2) yang menyatakan informasi yang tersedia pada publik, seperti publikasi
perusahaan serta informasi mengenai industry dan perekonomian.
Selanjutanya lingkaran (2) merupakan bagian dari lingkaran ketiga (3), yang
menyatakan seluruh informasi yang juga meliputi informasi rahasia orang
dalam. Masing-masing ketiga bentuk efisiensi pasar berikut ini
((3) Seluruh informasi yang tersedia termasuk informasi dalam atau privat
(2) Seluruh informasi publik
(1) Informasi dalam harga saham di masa lalu
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
21
Indonesia Banking School
mengasumsikan jenis informasi yang berbeda dalam merefleksikan harga
saham.
Untuk memudahkan penelitian tentang efisiensi pasar, menurut
Fama (1970) dalam Tandelilin (2010:223) telah mengklasifikasikan bentuk
pasar yang efisien ke dalam Efficient Market Theory menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Bentuk Lemah (Weak form)
Semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga
yang terbentuk sekarang. Jadi informasi historis tersebut (seperti
harga dan volume perdagangan, serta peristiwa di masa lalu) tidak
bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa
yang akan datang. Implikasinya adalah investor tidak akan bisa
memprediksi nilai pasar saham di masa datang dengan
menggunakan data historis.
2. Bentuk semi kuat (Semi Strong form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga
sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan
keuangan emiten.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
22
Indonesia Banking School
3. Bentuk kuat (Strong form)
Bentuk ini menyatakan bahwa harga saham akan melakukan
penyesuaian secar cepat terhadap informasi apapun, bahkan
informasi yang tidak tersedia baik bagi semua pemodal (informasi
privat). Yang dimaksud informasi privat yaitu informasi yang
berasal dari orang orang dalam perusahaan tentang perencanaan
strategis yang mempengaruhi keputusan atas efeknya.
Efficient Market Hypothesis bentuk semi kuat menyatakan bahwa
harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi
historis ditambah dengan semua informasi yang dipublikasikan termasuk
informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emiten (Tandelilin,
2010:223).
2.1.5 Teori Portofolio
Teori portofolio merupakan teori yang menganalisis bagaimana
memilih kombinasi berbagai bentuk atau jenis kekayaan yang didasarkan
pada resiko jenis kekayaan tersebut (surat berharga/kekayaan fisik).
Jogiyanto (2005:5) berpendapat bahwa pasar bisa menjadi efisien karena
adanya beberapa peristiwa, yaitu:
a. Harga sekuritas ditentukan oleh mekanisme permintaan
dan penawaran yang ditentukan oleh banyak investor;
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
23
Indonesia Banking School
b. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku
pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk
memperoleh informasi tersebut murah;
c. Informasi dihasilkan secara acak, dan tiap-tiap
pengumuman bersifat acak satu dengan lainnya sehingga
investor tidak bisa memperkirakan kapan emiten akan
mengumumkan informasi baru.
Sunariyah (2003:178) menjelaskan bahwa sebelum membuat
keputusan untuk membeli dan memiliki sebuah asset investor akan
memperhatikan faktor-faktor seperti kekayaan, tingkat keuntungan yang
diharapkan (expected return), tingkat resiko atau ketidakpastian
(unexpected return), dan tingkat likuiditas.
2.1.6 Saham (stock)
Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Anoraga (2006:58)
menyatakan, “Pada umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan
saham biasa (common stock) yaitu salah satu efek yang paling banyak
diperdagangkan di pasar modal”. Darmadji (2006:7) membagi beberapa
sudut pandang untuk menilai dan membedakan saham, yaitu:
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham dibedakan
atas saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
2. Dilihat dari cara peralihannya, saham terbagi atas saham atas unjuk (bearer
stock) dan saham atas nama (registered stock).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
24
Indonesia Banking School
3. Ditinjau dari kinerja perdagangannya, saham dibedakan atas lima kategori,
yaitu saham unggulan (blue chip stock), saham pendapatan (income stock),
b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu kurs
rill yang dinyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-
barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.
Nilai tukar (kurs) berhubungan positif dengan tingkat suku bunga,
dimana naiknya nilai tukar (rupiah terapresiasi terhadap dollar) akan
meningkatkan suku bunga. Maka masyarakat akan terdorong untuk
menambah jumlah tabungan dengan mengurangi pengeluaran untuk
konsumsi, dan melepas Dollar yang mereka miliki. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh keuntungan dari peningkatan bunga tabungan. Peningkatan
jumlah tabungan juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah
uang kuasi. (Mankiw, 2003:313)
Kurs atau nilai tukar adalah harga harga dari mata uang luar negeri
(Dornbusch, et.al., 2008:46). Kenaikan nilai tukar (kurs) mata uang dalam
negeri disebut apresiasi atas mata uang (mata uang asing lebihmurah, hal ini
berarti nilai mata uang asing dalam negeri meningkat). Penurunan nilai
tukar (kurs) disebut depresiasi mata uang dalam negeri (mata uang asing
menjadi lebih mahal, yang berarti mata uang dalam negeri menjadi
merosot).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
31
Indonesia Banking School
2.1.9.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang adalah:
(Madura, 2006:103)
a. Tingkat inflasi
Perubahan tingkat inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan
internasional, yang mana akan mempengaruhi jumlah permintaan dan
penawaran untuk mata uang tertentu. Oleh karena itu akan
mempengaruhi nilai tukar mata uang.
b. Tingkat suku bunga
Perubahan tingkat suku bunga dapat mempengaruhi investasi dalam
bentuk sekuritas asing yang masuk, yang mana akan mempengaruhi
jumlah permintaan dan penawaran untuk mata uang tertentu. Oleh
karena itu akan mempengaruhi nilai tukar mata uang.
c. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan dapat mempengaruhi jumlah permintaan impor
suatu negara. Oleh karena itu dapat mempengaruhi nilai tukar mata
uang.
d. Kebijakan pemerintah
Pemerintah negara lain dapat mempengaruhi ekuilibrium nilai tukar
mata uang dengan berbagai cara, misalnya dengan mengubah kebijakan
perdagangan negara lain, melakukan intervensi di pasar mata uang, atau
mengubah variable makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan
tingkat pendapatan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
32
Indonesia Banking School
e. Ekspektasi
Seperti pasar finansial lainnya, maka pasar mata uang akan bereaksi
terhadap adanya berita yang mempunyai pengaruh ke masa depan.
Misalnya saja, berita yang menerpa tingkat inflasi di AS akan
mendorong para investor mata uang untuk menjual dollar, untuk
mengantisipasi penurunan nilai mata uang tersebut di masa yang datang.
2.1.9.2 Hubungan Nilai Tukar Dengan Harga Saham
Dampak perubahan nilai tukar terhadap perekonomian secara
luas tercermin pada perdagangan internasional dan neraca perdagangan
yang dipengaruhi oleh transaksi impor dan ekspor. Depresiasi mata uang
negara asing sebagai stimulasi untuk meningkatkan ekspor yang pada
akhirnya akan meningkatkan arus kas suatu negara dengan asumsi
permintaan bersifat elastis. Kenaikan demand sebagai sinyal positif bagi
pasar modal yang mencerminkan return, hal inilah yang menjadikan
hubungan positif antara nilai tukar dengan harga saham.
2.1.10 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen
perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang
wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak
memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan
IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan
Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil
sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
33
Indonesia Banking School
saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran
pergerakan IHSG.
IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia
tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang
mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Bursa Efek Indonesia
juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi
yang dilakukan oleh siapapun Pihak yang menggunakan IHSG sebagai
acuan (benchmark). (BEI, 2010)
Investasi saham yang dilakukan di pasar sekunder (bursa efek)
dengan aktivitas perdagangan saham sehari-hari. Harga-harga saham
mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.
Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran
atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply
dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena
adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut
(kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak)
maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai
tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan
faktor lainnya.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
34
Indonesia Banking School
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Variabel Metode Hasil 1 Andi
Desfiandi dan Abshor Marantika (2015)
Composite Stock
Price Index (IHSG)
Macro Factor in
Investment in Stock
(Equity Funds)
Variabel Dependen: Composite Stock
Price Index (IHSG) Variabel Independen: Rate of Exchange,
Inflation, Dow Jones
Index, Straits Times
Index
Regresi Linier (Ordinary
Least Square)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat Nilai Tukar US Dollar/Rupiah Indonesia (IDR) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap Indonesia Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
No. Nama Judul Variabel Metode Hasil 2 Suprihati
(2015) The Analysis of The
Influence of
Exchange Rate, SBI
Interest Rate,
Inflation Rate, Dow
Jones Index and
Nikkei 225 Index to
IHSG
Variabel Dependen : Composite Stock
Price Index (IHSG) Variabel Independen: Rate of Exchange,
SBI, Inflation
Regresi Linier Berganda
Hasil dari penelitian menunjukan dengan menggunakan pendekatan Uji Parsial, kurs, tingkat suku bunga SBI, dan tingkat inflasi berpengaruh signifikan negatif pada Indeks Harga Saham Gabungan.
No. Nama Judul Variabel Metode Hasil 3 Faris Hamam
Syarofi and Harjum Muharam (2014)
The Impact of the
Domestic Interest
Rates, Exchage
Rate, World Oil
Prices, World Gold
Prices, DJIA, Nikkei
225 and HSI on the
JCI
Variabel Dependen: Jakarta Composite
Index(JCI) Variabel Independen: Interest Rate, Exchange Rate,
World Oil Price, World Gold Prices,
DJIA, Nikkei 225 and
HSI
Generalized
Autoregressive
Conditional
Heteroscedasti
city in Mean
(GARCH-M)
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Exchange Rate memiliki efek signifikan negatif terhadap IHSG dan SBI Interest Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
No. Nama Judul Variabel Metode Hasil 4 Christian Adi
Candra (2015)
Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yang Tercatat dalam Bursa Efek Indonesia
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, dan Tingkat Inflasi
Regresi Linier Berganda
Secara parsial, suku bunga SBI dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Suku bunga SBI berpengaruh negatif signifikan dan inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hanya kurs (USD/IDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
35
Indonesia Banking School
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama Judul Variabel Metode Hasil
5 Ria Astuti, Apriatni E.P, dan Hari Susanta (2013)
Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, Nikkei 225, dan HSI
Regresi Linier
Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan bukti bahwa Tingkat Suku Bunga (SBI) dan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Hang Seng terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
No Nama Judul Variabel Metode Hasil 6 Anak Agung
Gde Aditya Krisna dan Ni Gusti Putu Wirawati (2013)
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI Pada Indeks Harga Saham Gabungan di BEI
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat Suku Bunga SBI
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan tingkat inflasi nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh signifikan pada IHSG sedangkan secara parsial hanya tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang berpengaruh signifikan pada IHSG di BEI.
No Nama Judul Variabel Metode Hasil 7 Lusiana Silim
(2013)
Pengatuh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Suku Bunga, Net Ekspor, Nilai Tukar Rupiah, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia
Regresi Linear Berganda
Hasil Penelitian ini menemukan bahwa variable ekonomi makro secara simultan memberikan pengaruh signifikan terhadap IHSG periode 2003-2012. Secara parsial, suku bunga berpengaruh negatif tidak signifikan, nilai tukar berpengaruh negatif signifikan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
36
Indonesia Banking School
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No Nama Judul Variabel Metode Hasil 8 Joven
Sugianto Liauw & Trisnadi Wijaya (2013)
Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap indeks harga saham gabungan sedangkan variabel tingkat suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah, berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.
No Nama Judul Variabel Metode Hasil
9 Suramaya Suci Kewal (2012)
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menemukan bahwa hanya kurs yang berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG, sedangkan tingkat inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap IHSG.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
37
Indonesia Banking School
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan masalah yang ada dan teori yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran mengenai analisa pengaruh inflasi,
BI Rate, dan kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2013.
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
2.4 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu anggapan logis tentang adanya hubungan antara
dua atau lebih yang digambarkan dalam bentuk pernyataan (Sekaran & Bougie,
2010:87). Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah yang berkaitan
denga nada tidaknya pengaruh variabel independen. H0 merupakan hipotesis
yang menunjukkan tidak adanya pengaruh dan Ha merupakan hipotesis yang
H2
H3
Inflasi (X1)
Suku Bunga BI Rate (X2)
Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) (X3)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
(Y)
H1
H2
H3
H4
+
-
-
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
38
Indonesia Banking School
menunjukkan adanya pengaruh atas penelitian yang dilakukan. Adapun
keterkaitan antar variabel dalam penelitian ini yaitu:
2.4.1 Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Beberapa peneliti telah menggambarkan hubungan antara inflasi dan
Indeks Harga Saham Gabungan. Penelitian yang dilakukan Krisna dan
Wirawati (2013) serta Liauw dan Wijaya (2013) menemukan adanya
pengaruh yang siginifikan antara inflasi dan Indeks Harga Saham
Gabungan, bahwa dengan meningkatnya inflasi maka akan berpengaruh
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI
Namun penelitian tidak menghasilkan hasil yang sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lailia, Darminto, dan Hidayat (2014) serta
Lukisto dan Anastasia (2014) menyatakan bahwa inflasi yang meningkat
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Sehingga tingginya tingkat inflasi tidak memberikan pengaruh
yang besar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
H0 1: Tingkat inflasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Ha 1: Tingkat inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
39
Indonesia Banking School
2.4.2 Pengaruh BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Beberapa peneliti telah menggambarkan hubungan antara BI Rate
dan Indeks Harga Saham Gabungan. Penelitian yang dilakukan Candra
(2015) serta Salim (2013) menemukan adanya hubungan yang siginifikan
antara BI Rate dan Indeks Harga Saham Gabungan. Mereka menyatakan
bahwa dengan meningkatkan BI Rate maka akan berpengaruh terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
Namun hasil berbeda dikemukakan oleh Silim, (2013) serta
Widyastuti, Mukid, dan Wilandari (2015) menyatakan bahwa peningkatan
BI Rate tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan. Sehingga tingginya BI Rate tidak memberikan pengaruh
yang besar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Berdasarkan
penjelasan diatas hipotesis yang digunakan untuk melihat hubungan antara
BI Rate dan Indeks Harga Saham Gabungan adalah sebagai berikut:
H0 2: BI Rate tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Ha 2: BI Rate berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
40
Indonesia Banking School
2.4.3 Pengaruh Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan
Beberapa peneliti telah menggambarkan hubungan antara nilai tukar
(kurs USD/IDR) dan Indeks Harga Saham Gabungan. Penelitian yang
dilakukan Silim (2013) serta Amin (2012) menemukan adanya pengaruh
yang siginifikan antara nilai tukar (kurs USD/IDR) dan Indeks Harga Saham
Gabungan bahwa dengan meningkatkan nilai tukar (kurs USD/IDR) maka
akan berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
Namun penelitian mereka tidak menghasilkan hasil yang sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Candra (2015) serta Haryogo (2015)
menyatakan bahwa peningkatan nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
Sehingga tingginya nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak memberikan pengaruh
yang besar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Berdasarkan
penjelasan diatas hipotesis yang digunakan untuk melihat hubungan antara
nilai tukar (kurs USD/IDR) dan Indeks Harga Saham Gabungan adalah
sebagai berikut:
H0 3: Nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak berpengaruh negatif signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-
2013.
Ha 3: Nilai tukar (kurs USD/IDR) berpengaruh negatif signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
41
Indonesia Banking School
2.4.4 Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan
Beberapa peneliti telah menggambarkan hubungan antara inflasi, BI
Rate, nilai tukar (kurs USD/IDR) dan Indeks Harga Saham Gabungan.
Penelitian yang dilakukan Candra (2015) serta Silim (2013) menemukan
adanya pengaruh yang signifikan antara inflasi, BI Rate, nilai tukar (kurs
USD/IDR) dan Indeks Harga Saham Gabungan menyatakan bahwa dengan
meningkatkan inflasi, BI Rate, nilai tukar (kurs USD/IDR) maka akan
berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
Namun hasil berbeda dikemukakan oleh Wijaya (2013) menyatakan
bahwa peningkatan inflasi, BI Rate, nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Sehingga tingginya inflasi, BI Rate, nilai tukar (kurs USD/IDR)
tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di BEI. Berdasarkan penjelasan diatas hipotesis yang digunakan
untuk melihat hubungan antara inflasi, BI Rate, nilai tukar (kurs USD/IDR)
dan Indeks Harga Saham Gabungan adalah sebagai berikut:
H0 4: Inflasi, BI Rate, dan Nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode
tahun 2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
42
Indonesia Banking School
Ha 4: Inflasi, BI Rate, dan Nilai tukar (kurs USD/IDR) berpengaruh
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode
tahun 2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
43 Indonesia Banking School
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) dari Pusat Referensi Pasar Modal Indonesia di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2011-2013. Bursa Efek Indonesia (BEI)
merupakan tempat beraktivitasnya pasar modal di Indonesia yang terletak
di Sudirman Central Business Distric (SCBD) Jl. Jendral Sudirman Kav.
52-53, Jakarta Selatan.
3.2 Desain Penelitian
Menurut tujuannya, penelitian dibagi menjadi exploratory study,
deskriptif dan pengujian hipotesis (Sekaran & Bougie, 2010:102).
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan pengujian hipotesis yang merupakan
suatu tes dengan maksud untuk menguji apakah pernyataan yang dihasilkan
dari kerangka teoritis berlaku berdasarkan penelitian yang ada (Sekaran &
Bougie, 2010:108). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis
pengaruh variabel inflasi, BI Rate, dan nilai tukar (kurs) terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2011-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menjelaskan karakteristik suatu
event atau situasi (Sekaran & Bougie, 2010:105). Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif, yaitu memanfaatkan data kuantitatif dan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
44
Indonesia Banking School
analisis statistik untuk menunjukkan bagaimana pengaruh variabel
independen yang terdiri dari inflasi, BI Rate, dan nilai tukar (kurs
USD/IDR) terhadap variabel dependen yaitu Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
3.3 Metode Pengambilan Sampel
3.3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtun waktu
(time series) yaitu data yang terdiri dari satu objek atau lebih, tetapi
meliputi beberapa periode waktu. Data time series dipengaruhi oleh
urutan data, analisi ini sangat bergantung pada lag dan difference
(Winarno, 2011:22). Metode penelitian yang digunakan adalah
hypothesis testing. Jenis penelitian ini berupa penelitian kuantitatif
sehingga sumber data berupa data sekunder yang diperoleh dari
publikasi dokumen yang tersedia, situs web perusahaan, dokumentasi
perusahaan dan sumber lain. Data sekunder merupakan data yang sudah
tersedia sehingga tidak perlu dikumpulkan lagi oleh peneliti (Sekaran &
Bougie, 2010:184). Data sekunder secara umum berisi bukti, catatan
atau laporan yang terkumpul dalam suatu arsip yang dipublikasikan.
Perolehan Data tersebut diperoleh dari web Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek
Indonesia pada periode 2011-2013. Alternatif lain, untuk mengetahui
Indeks Harga Saham Gabungan yaitu web yahoo finance
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
1. Rata-rata harga saham (closing price) harian dalam setiap bulan
pada periode tahun 2011-2013 sehingga diharapkan dapat
memperoleh hasil yang akurat.
2. Inflasi setiap bulan periode tahun 2011-2013 yang diambil dari
website Badan Pusat Statistik.
3. BI Rate yang berlaku secara resmi sebagai acuan suku bunga di
Indonesia pada periode tahun 2011-2013.
4. Nilai tukar (kurs USD/IDR) menggunakan rata-rata kurs tengah
dalam setiap bulan pada periode tahun 2011-2013 yang terdapat di
situs Bank Indonesia.
3.4 Variabel dan Operasional Variabel
3.4.1 Variabel Dependen
Menurut Sekaran & Bougie (2010:70), variabel dependen adalah
variabel utama yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan sebuah
penelitian. Hal ini menjadi tujuan peneliti untuk memahami,
mendeskripsikan, menjelaskan atau memprediksikan variabel tersebut.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
IHSG merupakan suatu nilai yang digunakan untuk
mengukur kinerja saham yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
47
Indonesia Banking School
dengan metode hitung rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah
saham yang tercatat (Liauw & Wijaya, 2013).
𝐼𝐻𝑆𝐺 =∑ Rata − rata 𝑐𝑙𝑜𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 harian per bulan
Hari kerja per bulan
Satuan data ini adalah nominal. Maka dari itu, data ini sebelum diolah harus ditransformasi menggunakan Ln Rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan setiap tahun periode 2011-2013.
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen baik pengaruh positif ataupun negatif (Sekaran & Bougie,
2010:72). Perubahan yang ada pada variabel ini akan berpengaruh
terhadap variabel dependen. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah inflasi, BI Rate, dan nilai tukar (kurs
USD/IDR).
i. Inflasi (X1)
Inflasi adalah kenaikan dalam tingkat harga rata-rata, dan harga adalah
tingkat dimana uang dipertukarkan untuk mendapatkan barang dan jasa
(Mankiw, 2006:75).
Ketika terjadi inflasi maka nilai mata uang suatu negara akan
terdepresiasi terhadap nilai mata uang negara lain. Hal ini akan
menyebabkan harga barang-barang dan jasa akan meningkat. Secara
umum, untuk mengukur inflasi suatu negara digunakan Indeks harga
konsumen. IHK adalah pengukur harga keseluruhan barang dan jasa
yang dibeli oleh konsumen. Semakin tinggi IHK maka uang yang harus
dikeluarkan masyarakat akan meningkat guna mempertahankan standar
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
48
Indonesia Banking School
hidupnya tetap stabil. Pada penelitian kali ini data tingkat inflasi
diambil dari Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id). Adapun tingkat
inflasi dihitung dengan menggunakan rumus:
𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 =IHK t−IHK t−1
IHK t−1
Dimana IHKt adalah IHK tahun berjalan dan IHKt-1 adalah IHK tahun
sebelumnya (tahun dasar).
ii. BI Rate (X2)
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik. Satuan variabel yang digunakan dalam
satuan persentase dan data yang diambil adalah BI Rate setiap bulannya
pada periode tahun 2011-2013, yang diambil dari situs resmi Bank
Indonesia (www.bi.go.id).
iii. Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) (X3)
Kurs atau valuta asing adalah mata uang asing dana tau alat pembayaran
lain yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi
ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs
resmi pada bank sentral.
𝑲𝒖𝒓𝒔 =∑ Rata−rata kurs tengah per bulan
∑ Hari kerja per bulan
Kurs memiliki satuan nominal. Sebelum diolah data harus
ditransformasi menggunakan Ln. Kurs valuta asing dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti permintaan dan penawaran valuta asing, tingkat
inflasi, tingkat suku bunga, tingkat pendapatan dan produksi, neraca
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
pembayaran luar negeri (balance of payment), pengawasan pemerintah,
serta perkiraan/ spekulasi/ isu/ rumor (Putong dalam Maurina, Hidayat,
et al., 2013:366).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Measurement
IHSG
Suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja saham yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia dengan metode hitung rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham yang tercatat (Liauw dan Wijaya, 2013).
𝐼𝐻𝑆𝐺 =∑ Rata − rata 𝑐𝑙𝑜𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 harian per bulan
Hari kerja per bulan
Variabel Definisi Measurement
Inflasi
Menggambarkan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus pada periode waktu tertentu. (Mankiw, 2012:514)
𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 =IHK t − IHK t − 1
IHK t − 1
Variabel Definisi Measurement
BI Rate
Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. (www.bi.go.id)
BI Rate = Suku Bunga yang diumumkan oleh Bank Indonesia
Variabel Definisi Measurement
Nilai Tukar (Kurs
USD/IDR)
Suatu nilai yang menunjukkan jumlah nilai mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. (Sukirno, 2002: 23)
𝑲𝒖𝒓𝒔 =∑ 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
∑ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
50
Indonesia Banking School
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.5.1 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik
yaitu dengan program Eviews versi 7.0. Data dalam penelitian ini
termasuk ke dalam data panel sehingga Eviews merupakan program
yang tepat karena dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang berbentuk time series, cross section maupun data panel
(Winarno, 2011:3)
3.5.2 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
dengan memakai metode analisis regresi berganda yaitu pendekatan
yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel
independen dengan suatu variabel dependen (Sekaran & Bougie,
2010:350). Dengan analisis regresi akan diketahui variabel independen
yang benar-benar signifikan mempengaruhi variabel dependen dan
dengan variabel yang signifikan tadi dapat digunakan untuk
memprediksi nilai variabel dependen.
Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
AR(1) 0.999885 0.047735 20.94669 0.0000 Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 7.0 (2016)
4.2.4.3.1 Hubungan Antara Inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa probabilitas Inflasi lebih
besar dari tingkat signifikansi sebesar (0,5081 > 0,05) dengan nilai
koefisien regresi sebesar -0,456200. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
H0 diterima yang berarti inflasi mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap IHSG.
H0 1: Tingkat inflasi tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-
2013.
Ha 1: Tingkat inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-
2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
78
Indonesia Banking School
4.2.4.3.2 Hubungan Antara BI Rate dan Indeks Harga Saham Gabungan
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa probabilitas BI Rate lebih besar
dari tingkat signifikansi sebesar (0,0668 > 0,05) dengan nilai koefisien
regresi sebesar -6,390811. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
diterima yang berarti BI Rate mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap IHSG.
H0 2: BI Rate tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Ha 2: BI Rate berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
4.2.4.3.3 Hubungan Antara Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) dan Indeks Harga
Saham Gabungan
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa probabilitas Nilai Tukar
(Kurs USD/IDR) lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar (0,0079 <
0,05) dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,566861. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti Nilai Tukar (Kurs
USD/IDR) memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap IHSG.
H0 3: Nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak berpengaruh negatif signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun
2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
79
Indonesia Banking School
Ha 3: Nilai tukar (kurs USD/IDR) berpengaruh negatif signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun
2011-2013.
4.3 Kesesuaian dengan Landasan Teori
4.3.1 Pengaruh Inflasi Terhadap IHSG
Secara teoritis inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga
untuk menaikkan secara umum dan terus menerus. Cost Inflation
merupakan inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi. Hal ini
ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Keadaan ini
dimulai dengan adanya penurunan penawaran sebagai kenaikan harga
produksi. Oleh karena itu, dapat mengurangi return dari sebelumnya.
Inflasi disebabkan oleh tingginya permintaan melebihi jumlah
persediaan barang yang dapat menyebabkan kenaikan risiko investasi
saham. Selain itu, adanya risiko investor pesimis melakukan penanaman
modal untuk menghasilkan keuntungan baik di masa sekarang maupun masa
depan. Bagi perusahaan, kenaikan inflasi juga memberikan pengaruh
negatif. Hal tersebut dikarenakan peningkatan inflasi akan berpengaruh
terhadap biaya perusahaan. Jika biaya produksi perusahaan lebih tinggi dari
peningkatan harga yang dapat dinikmati, maka profitabilitas perusahaan
akan mengalami penurunan sehingga akan berdampak terhadap pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
80
Indonesia Banking School
Pada hasil penelitian uji hipotesis dari hasil tabel 4.9 dapat dilihat
signifikansi Inflasi sebesar 0,5081 yaitu lebih besar dari tingkat signifikansi
0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap IHSG, berarti dapat ditarik kesimpulan
bahwa Inflasi mempunyai pengaruh terhadap IHSG. Nilai inflasi
menunjukkan berfluktuasi selama periode pengamatan secara bulanan, akan
tetapi IHSG mengalami fluktuasi dan cenderung kepada tren peningkatan.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Lailia, dkk (2014)
dan Kewal (2012) yang menyatakan bahwa inflasi menunjukkan hubungan
negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
4.3.2 Pengaruh BI Rate Terhadap IHSG
BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik. Apabila Bank Indonesia mengumumkan untuk
menurunkan BI Rate, maka investor akan mengalihkan dananya ke pasar
modal dengan harapan akan mendapatkan return yang lebih baik daripada
menyimpan dananya dalam bentuk simpanan. Pengalihan dana yang
disebabkan oleh aksi beli saham para investor menyebabkan permintaan
akan saham bertambah sehingga membuat Indeks Harga Saham Gabungan
di BEI juga ikut bergerak naik.
Pada hasil penelitian uji hipotesis dari hasil tabel 4.9 dapat dilihat
signifikansi BI Rate sebesar 0,0668 yaitu lebih besar dari tingkat
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
81
Indonesia Banking School
signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BI Rate memiliki
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Hal ini dapat diartikan bahwa penurunan BI Rate akan
mendorong kenaikan IHSG.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Silim (2013)
dan Salim (2013) yang menyatakan bahwa BI Rate menunjukkan hubungan
negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
4.3.3 Pengaruh Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) Terhadap IHSG
Pada hasil penelitian uji hipotesis dari hasil tabel 4.9 dapat dilihat
signifikansi nilai tukar sebesar 0,0079 yaitu lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) dalam jangka pendek. Hal ini dapat diartikan bahwa ketika terjadi
kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar 1 rupiah per dollar
(rupiah terdepresiasi), maka akan menyebabkan penurunan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Ketika rupiah terdepresiasi menyebabkan
kondisi perekonomian mengalami perlambatan. Kondisi perekonomian
Indonesia mengalami perlambatan disebabkan oleh salah satu faktor
eksternal yaitu depresiasi rupiah, selain itu di dukung dengan menurunnya
kinerja ekspor dan defisit neraca pembayaran.
Depresiasi rupiah terjadi apabila faktor fundamental suatu
perekonomian tidaklah kuat. Hal ini dikarenakan rupiah mengalami tekanan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
82
Indonesia Banking School
dengan adanya apresiasi dollar, sehingga menyebabkan harga relatif mata
uang rupiah menjadi turun dan dollar naik.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Syarofi dan
Muharam (2014) dengan hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
hubungan negatif antara nilai tukar dengan IHSG dan didukung dengan
penelitian Suprihati (2015) yang menyatakan hal yang sama bahwa nilai
tukar rupiah terhadap dollar berpengaruh negatif terhadap IHSG.
4.4 Implikasi Manajerial
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan harga seluruh
saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG digunakan sebagai
pedoman penilaian pasar modal di Indonesia. Angka IHSG akan menjadi acuan
bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal. Oleh
karena itu investor harus memperhatikan kondisi ekonomi makro yang sedang
terjadi di dalam dan di luar negeri yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG.
Berdasrkan hasil penelitian, variabel makroekonomi inflasi peningkatannya
secara relatif merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal. Secara
spesifik inflasi dapat meningkatkan biaya produksi lebih tinggi dibandingkan
peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan saham, maka kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bersih akan turun. Inflasi
memberikan pengaruh negatif terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
83
Indonesia Banking School
Berdasarkan hasil penelitian, variabel makroekonomi BI Rate menjadi salah
satu pertimbangan investor dalam mengambil keputusan untuk investasi karena
investor akan mencari imbal hasil yang akan memberikan tingkat return yang lebih
tinggi, sehingga perubahan pada BI Rate dapat menyebabkan perubahan pada harga
saham. Selain BI Rate, sebaiknya investor juga memperhatikan kondisi
makroekonomi yang dinilai relevan terhadap harga saham.
Selain BI Rate yang mempengaruhi IHSG adapula variabel makroekonomi di
Indonesia yaitu nilai tukar (Kurs USD/IDR) juga menjadi tolak ukur investor dalam
berinvestasi di Indonesia. Salah satu yang mempengaruhi nilai tukar yaitu aliran
modal keluar secara bersamaan dalam jumlah yang banyak. Sehingga mata uang
rupiah terdepresiasi semakin dalam. Nilai tukar rupiah menyentuh angka Rp
12.189,00 per USD yang sebelumnya berada diposisi Rp 9.068,00. Nilainya terus
meningkat dan diiringi pelemahan IHSG yang semakin menurun. Nilai tukar
menjadi sinyal bagi investor untuk berinvetasi atau tidak. Nilai tukar yang lemah
menghilangkan minat investor dan akan menurunkan harga saham serta
menyebabkan penurunan IHSG. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang juga
menunjukan hasil negatif signifikan terhadap IHSG.
Secara bersama-sama Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar (USD/IDR) dapat
mempengaruhi IHSG secara signifikan. Kebijakan Bank Indonesia meningkatkan
suku bunga akan mempengaruhi pasar modal negara berkembang termasuk
Indonesia. Investor akan memilih untuk menginvestasikan dananya di tempat yang
berisiko kecil dan mendapatkan return yang besar. Investor perlu memperhatikan
nilai tukar USD/IDR, apabila nilai tukar diprediksi akan menurun investor
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
84
Indonesia Banking School
sebaiknya melakukan investasi pada saham. Hal ini akan menyebabkan penurunan
daya beli bagi perusahaan dan investor. Investor akan menahan dananya untuk tidak
berinvestasi dahulu yang mempengaruhi pasar saham di Indonesia dan
menyebabkan IHSG terus mengalami perlemahan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
85 Indonesia Banking School
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
tingkat inflasi, BI Rate, dan nilai tukar (kurs USD/IDR) terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan
pengujian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa:
1. Inflasi secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
IHSG periode tahun 2011-2013. Hal ini dikarenakan kenaikan inflasi
menjadi sinyal negatif bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal dan
cenderung melepaskan saham untuk beralih pada investasi bentuk lain
seperti tabungan atau deposito karena anggapan resiko yang lebih tinggi.
Maka peralihan investasi ke bentuk yang lain akan menyebabkan investor
untuk melakukan penjualan saham, sehingga menurunkan harga saham dan
IHSG.
2. BI Rate secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
IHSG periode tahun 2011-2013.
3. Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) secara parsial berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap IHSG periode tahun 2011-2013. Hal ini terjadi karena
rupiah terdepresiasi menunjukkan bahwa kondisi perekonomian mengalami
perlambatan, sehingga menyebabkan penurunan terhadap IHSG. Maka
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
86
Indonesia Banking School
investor cenderung menjual saham dan beralih untuk berinvestasi dalam
bentuk dollar.
4. Secara simultan, inflasi, BI Rate, dan nilai tukar (kurs USD/IDR) memiliki
pengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2013. Hal ini menunjukkan
bahwa secara bersama-sama ketiga variabel makroekonomi tersebut dapat
menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasi.
Sebelum melakukan investasi investor akan memperhatikan indicator-
indikator makroekonomi relevan yang dapat mempengaruhi pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Perubahan pada indikator tersebut
akan mempengaruhi investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Ada beberapa keterbatasan yang terdapat pada hasil penelitian ini, yaitu:
a. Objek yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan harga
saham atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
b. Periode yang digunakan dalam penelitian hanya tiga (3) periode saja,
yaitu tahun 2011, 2012 dan 2013.
c. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya variabel
Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar (Kurs USD/IDR).
d. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini metode Analsis
Regresi Berganda.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
87
Indonesia Banking School
5.3 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Investor dan Pengamat Pasar Modal
Berdasarkan hasil perhitungan yang menyatakan bahwa nilai tukar (kurs)
berpengaruh pada IHSG, maka investor harus memperhatikan fluktuasi kurs
IDR terhadap USD. Hal ini juga mengingat bahwa kurs IDR terhadap USD
(Hard Curriencies) cukup sensitif, dikarenakan pelaku pasar saham di
Indonesia di dominasi investor dari luar.
2. Bagi Pemerintah
Pemerintah diharapkan mampu dalam meningkatkan minat investor
domestik untuk berinvestasi di pasar modal. Hal ini bertujuan untuk
perkembangan pasar modal yang menjadi salah satu indikator penting dalam
pertumbuhan ekonomi.
3. Bagi Akademisi
Bagi yang ingin melakukan penelitian pada bidang ekonomi maka
disarankan agar dapat menambah periode waktu penelitian yang lebih
update dengan menggunakan data harian atau bulanan (time series). Dapat
menggunakan pendekatan makroekonomi, seperti tingkat penggangguran,
Produk Domestik Bruto (PDB) dan pendekatan makroekonomi lainnya baik
dari dalam negeri maupun luar negeri yang kiranya dapat mempengaruhi
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
88
Indonesia Banking School
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Objek penelitian yang
dapat mempengaruhi pergerakan harga saham selain Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG), yaitu Indeks LQ-45 dan JII (Jakarta Islamic Index) di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
89 Indonesia Banking School
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. Z. (2012). Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Kurs Dollar (USD/IDR) dan Indeks Dow Jones (DJIA) Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2008-2010). Jurnal Universitas Brawijaya, 1-17.
Anoraga, P. (2006). Pengantar Pasar Modal. Jakarta: PT Rieneke Cipta.
Astuti, R., Apriatni, & Susanta, H. (2013). Analasis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG (Studi Pada IHSG di BEI Periode 2008-2012). Journal of
Social and Politic of Science, 1-10.
Bank Indonesia. (2011). Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Jakarta.
Bank Indonesia. (2012). Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Jakarta.
Bank Indonesia. (2013). Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Jakarta.
BI Rate. (2016). Retrieved from Bank Indonesia Official Web Site: www.bi.go.id
Bursa Awal 2012 Lesu tapi 'Bukan Karena Fundamen' Ekonomi. (2016). Retrieved from BBC INDONESIA: http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2012/01/120102_ihsgopens.shtml
Candra, C. A. (2015). Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yang Tercatat dalam Bursa Efek Indonesia. Artikel Ilmiah Mahasiswa. Fakultas Ekonomi S1
Akuntansi. Universitas Jember.
Darmadji, T. (2006). Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Darmadji, T., & Fakhrudin. (2000). Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Data Kurs Bank Indonesia. (2016). Retrieved from Pusat Data - Kontan Online: pusatdata.kontan.co.id/makroekonomi/kurs_bi
Delong, J. B., & Olney, M. L. (2006). Macroeconomics, 2nd Edition. New York: Mc Graw Hill Companies.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
90
Indonesia Banking School
Desfiandi, A., & Marantika, A. (2015). Composite Stock Price Index (IHSG) Macro Factor in Investment in Stock (Equity Funds). International
Conference On Information Technology And Business. ISSN 2460-7223.
Lampung.
Djohanputro, B. (2008). Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro. Edisi Kedua. Jakarta: PPM Manajemen.
Dornbusch, R., Fischer, S., & Startz, R. (2011). Macroeconomic, Eleventh
Edition. New York: McGraw-Hill.
Durbin Watson Tabel. (2016). Retrieved from Statistikian.com: http://www.statistikian.com/2013/03/durbin-watson-tabel.html
Ekonomi dan Perdagangan. Inflasi. (2016). Retrieved from Badan Pusat Statistik: www.bps.go.id
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21.
Edisi Ketujuh. Semarang: Universitas Diponegoro.
Harianto, F., & Siswanto, S. (1998). Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di
Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Bursa Efek Jakarta.
Haryogo, A. (2013). Pengaruh Nilai Tukar dan Indeks Dow Jones Terhadap Composite Index di Bursa Efek Indonesia. FINESTA Vol. 1, No. 1, 1-6.
Jogiyanto. (2005). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Kamus Bisnis: Apa Makna Investment Grade? (2016). Retrieved from Finansial Bisnis.com: http://finansial.bisnis.com/read/20130616/9/56809/kamus-bisnis-apa-makna-investment-grade
Kewal, S. S. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia, Volume 8
Nomor 1, 53-64.
Krisis Mata Uang Rupiah 2013: Penyebab dan Dampaknya. (2016). Retrieved from INDOPROGRESS Media Pemikiran Progresif: http://indoprogress.com/2013/09/krisis-mata-uang-rupiah-2013-penyebab-dan-dampaknya/
Krisna, A. A. (2013). Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI Pada Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 3.2. ISSN: 2302-8556, 421-435.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
91
Indonesia Banking School
Lailia, H., Darminto, & Hidayat, R. R. (2014). Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs Dollar dan Indeks Strait Times Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2010-Juni 2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 12 No. 1
Juli 2014. Malang: Universitas Brawijaya.
Liauw, J. S., & Wijaya, T. (2013). Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. STIE MDP.
Madura, J. (2006). International Corporate Finance. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat.
Mankiw, N. G. (2012). Principles of Economics, Sixth Edition. South-Western: Cengage Learning.
Menatap Ekonomi 2012 dengan Optimis. (2016). Retrieved from BBC INDONESIA: http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2012/01/120103_indoinvestmentgrade.shtml
Nanga, M. (2001). Makroekonomi, Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Novitasari, I. (2013). Pengaruh Inflasi, Harga Minyak Mentah Indonesia, dan Suku Bunga (BI Rate) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (data per bulan periode 2006-2012). Universitas Brawijaya, Malang.
Parkin, M. (2014). Economics, Eleventh Edition. Edinburgh: Pearson.
Prospek Bursa 2012 Menurut Para Analis. (2016). Retrieved from BBC INDOENSIA: http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2012/01/120103_analyst2012
Publikasi Statistik. (2016). Retrieved from Bursa Efek Indonesia: www.idx.co.id
Quote ^JKSE. Historical Data. (2016). Retrieved from Yahoo Finance - Business Finance, Stock Market, Quotes, News: finance.yahoo.com
Republik Indonesia. (1995). Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995. Tentang
Definisi atau Pengertian Pasar Modal.
Salim, A. (2013). Effect of Interest Rates and Inflation of Reference Bank Indonesia Stock Price Index. e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 1, No.
1. ISSN 2355-0244.
Samuelson, P. A., & Nordhaus, W. D. (2001). Economics, Seventeenth Edition. New York: McGraw-Hill.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
92
Indonesia Banking School
Sari, E., Wahyuningsih, S., & Hadiyati, P. (2014). Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI, dan Cadangan Devisa Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode Tahun 2002-2013. Aliansi Jurnal Manajemen Bisnis, 77-84.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2010). Research Methods For Business: A Skill
Building Approach, Fifth Edition. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
Silim, L. (2013). Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indek Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 2. Jurusan Manajemen.
Sukirno, S. (2002). Pengantar Makroekonomi, Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Sunariyah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Jilid 2. Edisi ke 6. Jakarta: Erlangga.
Suprihati. (2015). The Analysis of The Influence of Exchange Rate, SBI Interest Rate, Inflation Rate, Dow Jones Index and Nikkei 225 Index to IHSG. International Journal of Scientific Research an Education, Volume. 3,
ISSN (e): 2321-7545. STIE AAS Surakarta, 3428-3442.
Syarofi, F. H., & Muharam, H. (2014). The Impact of the Domestic Interest Rates, Exchage Rate, World Oil Prices, World Gold Prices, DJIA, Nikkei 225 and HSI on the JCI. The Second International Conference on Finance.
Economics and Business Faculty Diponegoro University.
Tandelilin, E. (2000). Pasar Modal Indonesia: Problem dan Prospek, Volume 3
No. 2. Yogyakarta: Wahana.
Tandelilin, E. (2010). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE UGM.
Winarno, W. W. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
World Databank - World Development Indicators. (2016). Retrieved from The World Bank : http://databank.worldbank.org/data/reports.aspx?source=2&series=FP.CPI.TOTL.ZG&country=
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
1
Indonesia Banking School
LAMPIRAN 1
Data yang Digunakan
LN IHSG INFLASI BI RATE LN KURS 2011 Jan 8.1726 0.0089 0.0650 9.1091
Feb 8.1461 0.0013 0.0675 9.0952 Mar 8.1770 -0.0032 0.0675 9.0781 Apr 8.2293 -0.0031 0.0675 9.0655 Mei 8.2476 0.0012 0.0675 9.0544 Jun 8.2442 0.0055 0.0675 9.0551 Jul 8.3005 0.0067 0.0675 9.0517 Agu 8.2780 0.0093 0.0675 9.0516 Sep 8.2221 0.0027 0.0675 9.0786 Okt 8.1888 -0.0012 0.0650 9.0936 Nov 8.2294 0.0034 0.0600 9.1067 Des 8.2365 0.0057 0.0600 9.1633
2012 Jan 8.2782 0.0076 0.0600 9.1170 Feb 8.2838 0.0005 0.0575 9.1144 Mar 8.2999 0.0007 0.0575 9.1720 Apr 8.3338 0.0021 0.0575 9.1242 Mei 8.3067 0.0007 0.0575 9.1849 Jun 8.2560 0.0062 0.0575 9.2038 Jul 8.3051 0.0070 0.0575 9.1545 Agu 8.3223 0.0095 0.0575 9.1581 Sep 8.3398 0.0001 0.0575 9.1654 Okt 8.3686 0.0016 0.0575 9.1692 Nov 8.3727 0.0007 0.0575 9.1725 Des 8.3651 0.0054 0.0575 9.1744
2013 Jan 8.3901 0.0103 0.0575 9.1787 Feb 8.4316 0.0075 0.0575 9.1784 Mar 8.4819 0.0063 0.0575 9.1804 Apr 8.5091 -0.0010 0.0575 9.1819 Mei 8.5371 -0.0063 0.0575 9.1861 Jun 8.4610 0.0103 0.0600 9.1984 Jul 8.4409 0.0329 0.0650 9.2190 Agu 8.3824 0.0112 0.0700 9.2676 Sep 8.3788 -0.0035 0.0725 9.3364 Okt 8.4110 0.0009 0.0725 9.3385 Nov 8.3802 0.0012 0.0750 9.3599 Des 8.3480 0.0055 0.0750 9.3999
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016