Top Banner
PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh: Widowati 3101411082 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
238

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

Jan 18, 2017

Download

Documents

hakien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED

LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh:

Widowati

3101411082

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

ii

Page 3: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

iii

Page 4: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juni 2015

Widowati

NIM. 3101411082

Page 5: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Sesulit apapun ujian yang kita hadapi, Tuhan selalu punya jalan keluar yang terbaik

bagi kita.

Persembahan

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya skripsi ini,

karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:

wanita terhebat dalam hidupku, Ibu Sunarti, yang tak pernah putus doa serta

usaha untuk putri kecilmu, serta pria tangguh dalam hidupku, Bapak Yarkoni,

terimaksih atas cinta, peluh keringat, dan kucuran motivasi dalam hidupku.

kakakku tersayang, Suciati dan kakak iparku Supriyadi, S.Pd., serta bintang

kecilnya Muhammad Maulna Aslam, terimakasih atas dukungan, motivasi dan

kasih sayang yang selalu diberikan untukku.

adikku tercinta, Muhammad Abdul Sabar, terimakasih atas semua pengorbanan,

cinta, serta dukunganmu untukku meraih impian.

teman terindahku, Yuprahidin, terimakasih atas doa, cinta, semangat, dukungan

serta motivasi di setiap hariku.

keluarga besar Wisma Doa Ibu, terimakasih atas persabatan dan kekeluargaan

yang begitu indah selama perjalanan di Unnes.

dosen dan guruku, terimakasih atas ilmu yang diajarkan.

Sambel Bara serta Jurusan Sejarah.

Page 6: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

vi

PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya

sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Implementasi Model Project-Based

Learning terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gubug

Tahun Ajaran 2014/2015 ini dapat terselesaikan.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun

berkat bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang

memberikan kesempatan untuk belajar di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

yang memberikan motivasi penulis.

3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd., Ketua Jurusan Sejarah yang memberikan

motivasi dan inspirasi penulis.

4. Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A., pembimbing yang tidak lelah memberikan

bimbingan, petunjuk, nasehat, dan arahan bagi penulis agar menyelesaikan

skripsi ini.

5. Dra. Sri Puji Astuti, Kepala SMA Negeri 1 Gubug yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis di SMA Negeri 1 Gubug.

6. Dra. Maria Sri Gunarti, Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Gubug yang telah

membantu dan membimbing penulis selama melakukan penelitian serta

Page 7: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

vii

memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian

ini.

7. Peserta didik kelas X MIA 1, X MIA 5, dan X MIA 6 SMA Negeri 1 Gubug

yang bersedia membantu dalam kelancaran penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari

Allah SWT dan mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan makna dan manfaat

bagi pembaca.

Semarang, Juni 2015

Penyusun

Widowati

NIM. 3101411082

Page 8: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

viii

SARI

Widowati. 2015. Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning terhadap

Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gubug Tahun Ajaran

2014/2015. Skripsi, Jurusan Sejarah, FIS, Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing: Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A., 92 halaman.

Kata kunci: Pengaruh, Model Project-Based Learning, Minat Belajar

Studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Gubug menunjukkan

bahwa minat belajar siswa kelas X cukup rendah, sehingga perlu dilakukan

pembelajaran yang lebih variatif untuk meningkatkan minat belajar siswa. Salah

satu model yang dapat diterapkan adalah model Project-Based Learning.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model Project-

Based Learning pada pembelajaran sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug,

mengetahui pengaruh penerapan model Project-Based Learning terhadap minat

belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug, serta mengetahui dalam aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik model Project-Based Learning mampu

meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis eksperimen dengan

desain True eksperimental design bentuk Pretest-posttest Control Group Design

yaitu menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (eksperimen dan

kontrol) yang dipilih secara acak. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

X MIA SMA Negeri 1 Gubug tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel

dilakukan dengan random sampling dan dipilih siswa kelas X MIA 5 dan X MIA 6

sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara

observasi, dokumentasi, dan angket. Analisis data penelitian dilakukan dalam dua

hal yaitu analisis instrumen dan analisis data penelitian. Analisis instrumen meliputi

uji validitas dan uji reliabilitas angket uji coba, sedangkan analisis data penelitian

meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-rata data pretest-

posttest dan uji regresi untuk data posttest.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui penerapan model Project-Based

Learning meliputi tahap penyajian pertanyaan esensial, perencanaan, penjadwalan,

pembuatan proyek, monitoring, penilaian, dan evaluasi. Hasil penelitian

menunjukkan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen yaitu 78,85 dan kelas kontrol

69,27. Hasil uji regresi menunjukkan nilai t = 10,398 dan ttabel = 2,022 karena thitung >

ttabel, maka regresi berarti. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model Project-

Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Koefisien determinasinya

diperoleh = 0,740. Hal ini berarti skor minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model

Project-Based Learning dan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

Aspek-aspek yang dicapai dalam pembelajaran Project-Based Learning meliputi

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pencapaian aspek kognitif mencapai

13,90, aspek afektif mencapai 42,50%, dan aspek psikomotorik mencapai 40%.

Penerapan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat

belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug, sehingga diharapkan guru bisa

mengembangkan proses pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning

sebagai salah satu model pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Gubug.

Page 9: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN ..................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................. vi

SARI ..................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6

E. Batasan Istilah ................................................................................................... 7

D. Sistematika Penulisan Skripsi ......................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12

A. Kajian Pustaka ................................................................................................ 12

B. Landasan Teori ................................................................................................ 16

C. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 39

D. Hipotesis ......................................................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 44

A. Pendekatan Penelitian ..................................................................................... 44

B. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 48

C. Populasi Penelitian .......................................................................................... 48

D. Sampel Penelitian ............................................................................................ 49

Page 10: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

x

E. Variabel Penelitian .......................................................................................... 50

F. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 50

G. Analisis Data ................................................................................................... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 60

A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 60

B. Pembahasan ..................................................................................................... 86

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 91

A. Simpulan ......................................................................................................... 91

B. Saran ............................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 96

Page 11: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Pretest-Posttest Control Group Design .................................... 45

Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas X ............................................................................ 49

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Validitas Angket Uji Coba ...................................... 54

Tabel 4.1 Gambaran Umum Hasil Skor Angket Pre Test ...................................... 70

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test .................................. 70

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Pre Test .............................. 71

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pre Test ............ 72

Tabel 4.5 Gambaran Umum Hasil Skor Angket Post Test ................................... 73

Tabel 4.6 Gambaran Umum Hasil Lembar Aktivitas Siswa .................................. 74

Tabel 4.7 Gambaran Umum Hasil Lembar Pengamatan Sikap ............................. 75

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test .................................. 76

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Post Test .............................. 77

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (uji t) Data Post Test .................... 78

Tabel 4.11 Uji Regresi (Coefficients).................................................................... 79

Tabel 4.12 Uji Regresi (ANOVA) ......................................................................... 79

Tabel 4.13 Uji Regresi (Correlations) ................................................................... 79

Tabel 4.14 Uji Regresi (Model Summary) ............................................................. 80

Tabel 4.15 Peningkatan Minat Belajar Siswa dengan Analisis Gain ..................... 82

Page 12: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................... 42

Page 13: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5) ................................................... 97

2. Daftar Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6) .......................................................... 98

3. Silabus ............................................................................................................. 99

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ................... 102

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ........................... 129

6. Kisi-kisi Angket Uji Coba............................................................................. 142

7. Angket Uji Coba ........................................................................................... 143

8. Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian.............. 155

9. Kisi-kisi Angket Pre Test .............................................................................. 157

10. Angket Pre Test ............................................................................................. 158

11. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pre Test ................................................. 165

12. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pre Test ............................................... 167

13. Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pre Test............................. 168

14. Kisi-kisi Angket Post Test ............................................................................ 170

15. Angket Post Test .......................................................................................... 171

16. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ............................................................... 178

17. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post Test ................................................ 179

18. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Post Test .............................................. 181

19. Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (Uji t) Data Post Test ............................ 182

20. Kisi-kisi Angket Regresi Pengaruh Implementasi Model Project-Based

Learning terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa .......................................... 184

21. Angket Regresi Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning

terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA N 1 Gubug Tahun

Ajaran 2014/2015 .......................................................................................... 185

22. Rekapitulasi Data Analisis Regresi Antara Implementasi Model Project-

Based Learning terhadap Minat Belajar Sejarah pada Siswa ....................... 195

23. Uji Regresi ................................................................................................... 196

24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5) .............. 199

25. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen .................................... 201

26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6) ..................... 202

27. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ........................................... 204

28. Hasil Observasi Sikap Siswa Kelas Eksperimen ....................................... 205

Page 14: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

xiv

29. Hasil Observasi Sikap Siswa Kelas Kontrol .............................................. 206

30. Foto Pembelajaran Kelas Eksperimen ....................................................... 207

31. Foto Pembelajaran Kelas Kontrol .............................................................. 209

32. Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen ........................................ 211

33. Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol ................................................ 214

34. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Eksperimen ............................ 217

35. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Kontrol .................................. 220

36. Surat Keterangan Penelitian ....................................................................... 223

Page 15: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan

baik di sekolah dan di luar sekolah yang bertujuan untuk memberikan kecakapan

hidup bagi peserta didik mampu memainkan peranannya dalam kehidupan

dimasa sekarang dan masa yang akan datang (Hamalik, 2013:2).

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang

adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik,

sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema

kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani

maupun potensi kompetensi peserta didik (Trianto, 2011: 1). Salah satu usaha

nyata untuk mewujudkan pendidikan yang optimal adalah melalui pembelajaran

di sekolah. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, karena di sekolah

dilaksanakan serangkaian kegiatan pendidikan terencana dan terorganisasi

termasuk kegiatan pembelajaran di kelas.

Kegiatan pembelajaran yang baik bukan saja terfokus pada hasil yang

dicapai peserta didik, melainkan proses belajar mengajarnya juga mampu

memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan

mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku dan mengaplikasikannya

dalam kehidupan mereka (Suprihatin, 2014). Begitu pula dalam pelaksanaan

pembelajaran sejarah di sekolah, selain untuk menghasilkan generasi yang

Page 16: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

2

cerdas, diharapkan menghasilkan generasi yang bermoral, berkepribadian dan

mengenal sejarah bangsanya melalui pembelajaran sejarah.

Namun dalam kenyataannya, hasil penelitian dari Suryadi (2012:79)

menunjukkan bahwa terdapat problematika dalam pembelajaran sejarah yang

diklasifikasikan sebagai berikut : pertama, marginalisasi pembelajaran sejarah

oleh pemerintah dalam struktur kurikulum dan marginalisasi oleh masyarakat;

kedua, terkait materi pembelajaran sejarah; ketiga, terkait kompetensi guru

sejarah yang kurang memadai.

Permasalahan dalam pembelajaran sejarah muncul karena: (1) terkait

marginalisasi pembelajaran sejarah oleh pemerintah, Wasino dalam Suryadi

(2012:80) menjelaskan bahwa sistem pendidikan di Indonesia memang

cenderung mementingkan pelajaran tertentu terutama yang ujikan secara

nasional. Imbas dari tidak diujikan secara nasional maka otomatis muncul

persepsi baik dari siswa, sekolah maupun masyarakat bahwa pembelajaran

sejarah adalah sesuatu yang kurang penting karenanya sering disepelekan ketika

diajarkan di sekolah, (2) adanya paradigma berpikir bahwa belajar sejarah

sebatas pada hafalan tanggal, nama dan tokoh pada masa lalu sehingga siswa

tidak tertarik mengikuti pelajaran sejarah di sekolah, (3) model pembelajaran

sejarah yang digunakan guru kurang menantang daya intelektual peserta didik

karena mata pelajaran sejarah diajarkan dengan satu metode andalan ceramah,

sehingga sejarah identik dengan ceramah, seolah-olah pembelajaran sejarah

mentabukan inovasi dalam desain pembelajaran.

Kondisi tersebut juga masih ditemukan di SMA Negeri 1 Gubug, dimana

dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah minat belajar siswa kelas X masih

Page 17: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

3

cukup rendah. Rendahnya minat belajar siswa terlihat dari ketidaktertarikan

siswa selama proses pembelajaran. Guru sejarah kelas X SMA Negeri 1

Gubug ibu Dra. Maria Sri Gunarti mengatakan bahwa saat mengumpulkan

tugas harian ada beberapa siswa yang tidak mengumpulkan, seringkali siswa

juga tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, ketika mengerjakan soal

kadangkala siswa saling mencontek, dan siswa sering mengantuk ketika

mengikuti pembelajaran sejarah terutama pada jam-jam siang. Hal ini didukung

pendapat dari Sheila Raditya salah satu siswa kelas X MIA 5 SMA Negeri 1

Gubug yang mengatakan bahwa ia tidak suka mengikuti pembelajaran sejarah,

karena selama pembelajaran sejarah guru hanya ceramah dan meminta siswa

mengerjakan soal-soal yang ada di LKS. Melihat permasalahan yang muncul

dalam pembelajaran sejarah yang dipaparkan di atas dapat digarisbawahi bahwa

pelaksanaan pembelajaran sejarah di sekolah belum dapat berlangsung dengan

optimal, sehingga tujuan dari pembelajaran sejarah tidak dapat terlaksana

dengan baik yang sesuai dengan harapan.

Permasalahan dalam pembelajaran sejarah perlu segera ditangani sebab

apabila tidak segera dilakukan perbaikan pembelajaran sejarah tidak akan

pernah mengalami kemajuan. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru

untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menarik minat siswa untuk

mempelajari sejarah melalui penggunaan metode pembelajaran sejarah yang

bervariasi yang berpusat pada siswa. Selain itu, guru dapat memilih satu dari

sekian banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran

sejarah (Purnomo, 2012:4).

Page 18: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

4

Model pembelajaran yang juga dapat dikembangkan dalam pembelajaran

sejarah adalah model Project-Based Learning. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan Syaifudin (2013) yang menunjukkan bahwa model

pembelajaran berbasis proyek efektif meningkatkan minat belajar dan hasil

belajar siswa. Model pembelajaran berbasis proyek ini merupakan model

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan

pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata, sehingga

dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Hasil penelitian lain dari Dewi, Garminah dan Pudjawan (2012)

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek

berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan model

konvensional. Meningkatnya hasil belajar siswa akan mendorong peningkatan

minat belajar siswa pula, karena dalam pelaksanaan model Project-Based

Learning dapat membangun kamandirian dan kreativitas siswa. Selain itu,

Sutirman (2013) berpendapat melalui pembelajaran berbasis proyek siswa

dilatih untuk terbiasa bertanggungjawab mewujudkan apa yang telah

direncanakan sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Menurut Thomas dalam Ngalimun (2013:190) Fokus pembelajaran dalam

model Project-Based Learning adalah terletak pada prinsip-prinsip dan konsep-

konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi

pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan

kepada siswa untuk bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi pengetahuan

mereka sendiri, serta target utamanya adalah untuk menghasilkan produk yang

Page 19: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

5

nyata. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar untuk

memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa.

Project-Based Learning merupakan suatu model yang cocok untuk

pendidikan yang merespon isu-isu peningkatan kualitas pendidikan. Berbeda

dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan

praktik kelas yang berdurasi pendek dan aktivitas pembelajaran berpusat pada

guru, model Project-Based Learning menekankan kegiatan belajar yang relatif

berdurasi panjang, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-

isu dunia nyata. Penerapkan model pembelajaran seperti ini diharapkan dapat

menarik minat belajar sejarah siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas, model Project Based Learning merupakan

model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan pada pembelajaran sejarah.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti mengadakan suatu penelitian

dengan judul: “Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning

terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gubug

Tahun Ajaran 2014/2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan

masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran

sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug ?

2. Adakah pengaruh penerapan model Project-Based Learning terhadap minat

belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug ?

Page 20: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

6

3. Dalam hal apakah pengaruh penerapan model Project-Based Learning

mampu meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1

Gubug?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan yang diharapkan

dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan penerapan model Project-Based Learning pada

pembelajaran sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug.

2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model Project-Based Learning

terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug.

3. Untuk mengetahui dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik model

Project-Based Learning mampu meningkatkan minat belajar sejarah siswa

kelas X SMA Negeri 1 Gubug.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi pembaca, serta

sebagai alternatif dalam pembelajaran sejarah.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berupa :

a. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan memberikan solusi bagi para siswa agar dapat

memahami dan mempelajari sejarah dengan menyenangkan, serta

Page 21: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

7

membantu mereka untuk berpikir kritis, dan mampu meningkatkan minat

siswa terhadap mata pelajaran sejarah.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru-guru sejarah untuk

menerapkan model Project-Based Learning dalam pembelajaran sejarah

dan menentukan model pembelajaran sejarah selanjutnya.

c. Bagi Sekolah

Diharapkan penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan

selanjutnya bagi sekolah untuk menggunakan model Project-Based

Learning sebagai model pembelajaran sejarah.

d. Bagi Pemerintah

Memberikan gambaran yang nyata tentang kondisi pembelajaran sejarah

serta masukan tentang kebijakan pendidikan yang ideal.

E. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul skripsi ini dan agar tidak

meluas sehingga skripsi ini tetap pada pengertiannya yang dimaksud dalam

judul maka perlu adanya batasan istilah.

1) Pengaruh

Pengaruh merupakan suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang

ikut membentuk watak atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2008: 1150).

Pengaruh adalah suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu hal yang

memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada (Amin, 2011: 8).

Page 22: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

8

Bila ditinjau dari pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan

bahwa pengaruh adalah suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang

memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada. Pengaruh yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah daya dorong yang timbul dari penerapan model

Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah sehingga dapat

meningkatkan minat belajar siswa pada Mata Pelajaran sejarah.

2) Model Pembelajaran

Menurut Joyce (Ngalimun, 2013: 7) model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan

untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya

buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Setiap model

pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu

peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan tertentu (Mulyatiningsih, 2010)

Menurut penulis, model pembelajaran merupakan penerapan suatu

pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dalam rangka merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar untuk

meningkatkan minat belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan baik.

Page 23: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

9

3) Project-Based Learning

Project-Based Learning merupakan model pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk

menghasilkan proyek yang nyata. Proyek-proyek yang dibuat oleh siswa

mendorong berbagai kemampuan, tidak hanya pengetahuan atau masalah

teknis, tetapi juga keterampilan praktis seperti mengatasi informasi yang

tidak lengkap; menentukan tujuan sendiri; dan kerjasama kelompok

(Sutirman, 2013).

Project-Based Learning merupakan strategi belajar mengajar yang

melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk

menyelesaikan permasalahan masyarakat (Sani, 2014:172).

Menurut penulis, Project-Based Learning merupakan sebuah

pembelajaran dengan aktivitas jangka panjang yang melibatkan siswa dalam

merancang, membuat, dan menampilkan produk untuk mengatasi

permasalahan dunia nyata.

4) Minat Belajar

Wibowo dan Rodliyah (2010) mengatakan dalam penelitiannya bahwa

minat belajar adalah kecenderungan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Yogi (2013) minat belajar adalah keterlibatan siswa dengan

segenap pikiran dan penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan

pemahaman tentang pengetahuan yang dituntutnya di sekolah.

Page 24: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

10

Menurut penulis, minat belajar adalah ketertarikan seseorang untuk

melakukan suatu hal untuk memperoleh pengalaman baru dalam bentuk

perubahan tingkah laku akibat adanya pengetahuan.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini disusun dalam tiga bagian utama yaitu bagian awal skripsi

(prawacana), bagian pokok skripsi, dan bagian akhir skripsi. Ketiga bagian

skripsi ini menggambarkan garis besar sistematika penulisan skripsi yang akan

disusun peneliti dengan uraian sebagai berikut:

Bagian pertama adalah, bagian awal skripsi. Bagian awal skripsi ini terdiri

atas sampul berjudul, lembar berlogo, judul dalam, persetujuan pembimbing,

pengesahan, pernyataan (keaslian karya ilmiah), motto dan persembahan,

prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran. Bagian awal skripsi ini

juga memiliki peraturan penulisan tersendiri yang berbeda dengan bagian-

bagian yang lainnya.

Bagian Kedua adalah bagian pokok skripsi. Bagian pokok skripsi ini

memuat lima bab yang terdiri atas bab pendahuluan, tinjauan pustaka, metode

penelitian, hasil penelitian, serta kesimpulan dan saran. Pada bab pertama yaitu

pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Pada bab kedua

yaitu tinjauan pustaka yang berisi tentang landasan teori dan kerangka

pemikiran. Pada bab ketiga yaitu metode penelitian, bab ini menguraikan

tentang metode pendekatan, jenis penelitian, metode penentuan sampel yang

digunakan, lokasi penelitian, fokus dan variabel penelitian, sumber data, alat dan

Page 25: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

11

teknik pengumpulan data, objektivitas serta keabsahan data. Pada bab keempat

yaitu hasil penelitian dan pembahasan, bab ini menguraikan tentang hasil

penelitian dan pembahasan penelitian. Pada bab terakhir adalah Penutup, bab ini

menguraikan tentang simpulan dan saran yang merupakan jawaban dari masalah

penelitian atau jawaban dari tujuan penelitian.

Bagian ketiga dari sistematika penulisan skripsi ini adalah bagian akhir

skripsi. Bagian ini memuat dua hal yang sangat penting yaitu daftar pustaka dan

lampiran-lampiran. Lampiran-lampiran ini berisi instrumen penelitian, data

penelitian, surat izin penelitian dan lain-lain.

Page 26: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelusuran peneliti dapat disimpulkan bahwa penerapan

model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah dan pengaruhnya

terhadap minat belajar siswa, belum pernah dikaji dalam penelitian sebelumnya

atau pun dalam referensi lainnya. Adapun referensi tersebut antara lain:

Penelitian terdahulu oleh Nasrullah (2014) dalam Jurnal yang berjudul

“Kontribusi Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Faktor Antusiasme,

Intensitas, dan Kecakapan dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II/3

SMPN 2 Makassar” menyimpulkan bahwa kontribusi model pembelajaran

berbasis proyek, bukan hanya meningkatkan antusiasme, intensitas dan

kecakapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, tetapi juga membantu

siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran yang

diberikan. Namun, dalam hal ini peneliti belum menerapkan prosedur

pembelajaran yang benar dalam melaksanakan model pembelajaran berbasis

proyek, karena proyek yang dibuat siswa dalam pembelajaran tidak

menyelesaikan permasalahan masyarakat atau permasalahan kontekstual yang

sesuai dengan karakteristik model pembelajaran berbasis proyek.

Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh Suarni, Dantes dan Tika

(2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Project terhadap

Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kuta”,

menyimpulkan bahwa: (1) terdapat perbedaan minat belajar secara signifikan

Page 27: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

13

antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional. (2) terdapat perbedaan hasil belajar

yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis

proyek dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. (3) terdapat

perbedaan minat dan hasil belajar secara simultan antara siswa yang mengikuti

model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional. Namun, penelitian ini tidak menunjukkan sintak

dari proses model pembelajaran berbasis proyek, sehingga sulit untuk dijadikan

acuan dalam penelitian selanjutnya.

Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dewi,

Garminah, dan Pudjawan (2012) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Proyek (Project-Based Learning) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas IV SD N 8 Banyuning”, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar IPA siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan kelompok siswa

yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas

IV SD N 8 Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Namun,

penelitian ini justru kurang menekankan hasil proyek apa yang akan dibuat

dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan model Project-Based Learning.

Selain penelitian, buku-buku yang relevan juga turut mendukung

penelitian ini. Adapun buku yang relevan dengan penelitian ini diantaranya

adalah buku karya Ridwan Abdullah Sani yang berjudul “ Pembelajaran

Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).

Buku ini menjelaskan beberapa model pembelajaran yang cocok untuk

Page 28: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

14

kurikulum 2013. Salah satu diantaranya adalah model Project-Based Learning

(model pembelajaran berbasis proyek). Buku ini memberikan gambaran tentang

pengertian, karakteristik, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran dengan

model Project-Based Learning secara rinci. Namun, kajian dalam buku ini tidak

menunjukkan korelasi atau hubungan model Project-Based Learning terhadap

hal lainnya.

Buku lainnya yang relevan yaitu buku karya Ngalimun yang berjudul

“Strategi dan Model Pembelajaran”, (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2013).

Secara umum buku ini menawarkan berbagai strategi dan model pembelajaran

yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Salah satu model

pembelajaran yang direkomendasikan adalah model Project-Based Learning.

Dijelaskan dalam buku ini bahwa model Project-Based Learning efektif untuk

diterapkan dalam pembelajaran. Namun, muatan buku ini hanya mengkaji

berbagai dukungan teoretis dan keuntungan dari model Project-Based Learning

saja, sehingga sulit untuk dipraktikkan.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan referensi yang dijabarkan, terbukti

bahwa dengan menerapkan model Project-Based Learning dalam pembelajaran

menghasilkan berbagai keuntungan dan dapat meningkatkan antusiasme,

intensitas, kecakapan dan pemahaman siswa serta minat belajar maupun hasil

belajar siswa. Namun, dari penelitian-penelitian dan referensi lainnya di atas

belum ada yang meneliti pengaruh implementasi model Project-Based Learning

terhadap minat belajar sejarah siswa di SMA khususnya kelas X. Berdasarkan

pemaparan tersebut peneliti ingin mengkaji sebuah penelitian eksperimen

Page 29: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

15

mengenai pengaruh implementasi model Project-Based Learning terhadap minat

belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug.

Berdasarkan pemaparan beberapa penelitian dan referensi di atas,

menunjukkan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang

ada sebelumnya. Pada beberapa penelitian sebelumnya meskipun ada yang

menggunakan model Project-Based Learning dalam pembelajaran, namun

hanya model Project-Based Learningnya saja yang sama serta tidak mengkaji

pengaruhnya terhadap minat belajar siswa. Selain itu, pemaparan di atas juga

menunjukkan bahwa belum pernah ada yang mengkaji pengaruh model Project-

Based Learning terhadap mata pelajaran sejarah, yang sering ada adalah

pengaruh model Project-Based Learning terhadap mata pelajaran lainnya,

itupun tidak mengkaji pengaruhnya terhadap satu variabel minat belajar saja

melainkan terhadap banyak atau lebih dari satu variabel. Selain itu, penelitian-

penelitian di atas juga tidak menerapkan proses model Project-Based Learning

yang sesuai dengan sintaknya seperti yang dibuat oleh peneliti. Sumber lainnya

yang relevan juga tidak menyertakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh

model Project-Based Learning. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka

dapat disimpulkan bahawa penelitian yang akan dikaji oleh peneliti berbeda

dengan penelitian-penelitian lainnya.

Page 30: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

16

B. Landasan Teori

1. Belajar dan Pembelajaran Sejarah

1.1 Belajar

Throndike dalam Uno (2011: 11) menyatakan bahwa belajar adalah

proses interaksi antara stimulus (yang berupa pikiran, perasaan, atau

gerakan), dan respons. Stimulus hampir selalu dikaitkan dengan

kebutuhan biologis, meskipun respon mungkin bermacam-macam

bentuknya.

Gagne dalam Slameto (2010:13) memberikan dua definisi yaitu:

(a) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. (b) Belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh

melalui instruksi.

Sedangkan, Skinner dalam Uno (2011:13) menyatakan bahwa

deskripsi hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan

perubahan tingkah laku adalah deskripsi yang tidak lengkap. Sedangkan

respon yang diberikan, dapat menghasilkan berbagai konsekuensi yang

pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah laku.

Berdasarkan ketiga pandangan di atas, terungkap bahwa belajar

adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk

perubahan tingkah laku / perilaku yang relatif menetap, sebagai akibat

adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek

(pengetahuan), atau melalui suatu penguatan (reinforcement) dalam

Page 31: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

17

bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan

belajar.

Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan,

kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi

manusia (Rifa’i & Anni, 2011:82). Oleh karena itu, belajar sangat

penting bagi kehidupan manusia karena belajar merupakan suatu

kegiatan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

diperlukan oleh setiap orang. Belajar adalah suatu kegiatan untuk

memperoleh jawaban dari suatu masalah dan juga merupakan kegiatan

yang dilakukan oleh setiap orang sepanjang hayat. Belajar selalu melekat

pada kehidupan karena setiap orang selalu dihadapkan pada persoalan-

persoalan baru di dalam hidupnya.

Skinner dalam Rifa’i & Anni (2011: 106) menyatakan bahwa

belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku. Perilaku dalam

belajar mempunyai arti luas, yang sifatnya bisa berwujud perilaku yang

tidak tampak (inert behavior) atau perilaku yang tampak (overt

behavior), sebagai suatu proses, dalam kegiatan belajar dibutuhkan

waktu sampai mencapai hasil belajar berupa perubahan perilaku yang

lebih sempurna dibandingkan dengan perilaku sebelum melakukan

kegiatan.

Pengertian belajar mengandung tiga unsur pokok, yaitu perubahan

perilaku, pengalaman, lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki

oleh pembelajar (Rifa’i & Anni, 2011:82). Perubahan perilaku yang

dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Page 32: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

18

Gagne dalam Rifa’i & Anni (2011:98) merumuskan perubahan perilaku

berkaitan dengan apa yang dipelajari oleh pembelajar dalam bentuk

kemahiran intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, kemahiran

motorik, dan sikap.

Unsur-unsur yang terdapat di dalam belajar meliputi:

pembelajaran, stimulus, memori, dan respon (Gagne dalam Rifa’i &

Anni, 2011:84). Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor internal dan

faktor eksternal pembelajar. Faktor internal meliputi antara lain: faktor

fisik, psikis, dan sosial, sedangkan faktor eksternal meliputi antara lain:

tingkat kesulitan bahan ajar, tempat belajar, iklim atau cuaca, dan

suasana lingkungan.

Banyak sekali teori yang berkaitan dengan belajar yang dinamakan

teori belajar. Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan

mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi

diproses dalam pikiran siswa. Berdasarkan suatu teori belajar, suatu

pembelajaran diharapkan lebih meningkatkan keaktifan dan minat siswa

dalam proses belajar mengajar.

Salah satu teori belajar yang cocok dengan penelitian ini adalah

teori Konstruktivistik. Teori Konstruktivistik yang dikembangkan oleh

Piaget, berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil

memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.

Pengetahuan yang dikonstruksikan oleh anak sebagai subjek, maka akan

menjadi pengetahuan yang bermakna. Sedangkan pengetahuan yang

hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi

Page 33: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

19

pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat

sementara setelah itu dilupakan (Sanjaya, 2011: 123).

Teori belajar Konstruktivistik ini efektif untuk dikembangkan

dalam proses belajar sejarah, karena dalam perkembangannya

pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru saja tetapi lebih dari itu.

Siswa mempunyai peran dalam belajar sehingga terjadilah interaksi

dalam proses belajar tersebut. Selain itu menurut teori konstruktivisme,

satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah

bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.

Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru

hanya sebagai fasilitator yang dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan

menerapkan ide-ide mereka sendiri, serta mengajak siswa menjadi sadar,

maka secara tidak sadar mereka akan menggunakan strategi mereka

sendiri untuk belajar (Trianto, 2011: 13).

1.2 Pembelajaran Sejarah

Secara umum pembelajaran sebagai suatu proses merupakan

rangkaian kegiatan yang dirancang guru dalam rangka membuat peserta

didik belajar. Tujuan pembelajaran adalah membantu peserta didik agar

memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu dapat

membuat tingkah laku peserta didik bertambah baik kualitas maupun

kuantitasnya (Suryadi, 2012:75).

Page 34: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

20

Wasino (2007:4) mengatakan sejarah adalah hasil dari rekonstruksi

ataupun sebuah proses pembangunan kembali tentang apa yang pernah

terjadi di masa lampau. Sedangkan Johnson (Kochhar, 2008: 2)

berpendapat bahwa sejarah dalam pengertian yang paling luas adalah

segala sesuatu yang pernah terjadi. Materi yang dipelajari adalah jejak-

jejak yang ditinggalkan oleh keberadaan manusia di dunia, gagasan,

tradisi dan lembaga sosial, bahasa, kitab-kitab, barang produksi manusia,

fisik manusia itu sendiri, sisa-sisa fisik manusia, pemikirannya,

perasaannya, dan tindakannya. Sejarah adalah ilmu tentang manusia.

Sejarah berkaitan dengan manusia dalam ruang dan waktu. Sejarah

menjelaskan masa kini. Kontinuitas dan koherensi merupakan kewajiban

yang harus dipenuhi oleh sejarah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

sejarah merupakan proses membantu peserta didik agar memperoleh

tambahan pengetahuan dan pengalaman akan peristiwa masa lalu dan

karenanya siswa dapat memahami, mengambil nilai-nilai serta

mengaitkan hubungan antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan

datang.

Kurnia (2012) mengungkapkan Pembelajaran sejarah pada masa

praaksara dilakukan oleh masyarakat melalui dua cara, yaitu melalui

keluarga dan melalui masyarakat yang umumnya disampaikan melalui

tutur lisan. Namun, seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan

kegiatan pembelajaran sejarah juga dilakukan di instansi-instansi

pendidikan seperti sekolah. Melalui pembelajaran sejarah di sekolah

Page 35: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

21

peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dapat mengetahui tentang

kehidupan masyarakat pada masa lampau dan mengetahui perjuangan

yang telah dilaksanakan pemimpin terdahulu sehingga peserta didik

dapat menghargai perjuangan pahlawan dengan ikut berperan aktif, salah

satunya yaitu bersungguh-sungguh dalam belajar.

Tujuan pembelajaran sejarah di sekolah terdiri dari (1)

pengetahuan; siswa harus mendapatkan pengetahuan tentang istilah,

konsep, fakta, peristiwa, simbol, gagasan, kronologi, generalisasi, dan

lain-lain (2) pemahaman; siswa harus mengembangkan pemahaman

tentang istilah, fakta, peristiwa yang penting yang berkaitan dengan

sejarah (3) pemikiran kritis; pelajaran sejarah harus membuat para siswa

mampu mengembangkan pemikiran yang kritis (4) keterampilan praktis;

pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu mengembangkan

keterampilan praktis dalam memahami fakta-fakta sejarah (5) minat;

pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu mengembangkan

minatnya dalam studi tentang sejarah (6) perilaku; pelajaran sejarah

harus membuat siswa mengembangkan perilaku sosial yang sehat

(Kochar, 2008:51-53)

Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadarkan peserta didik

akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam

dimensi waktu. Selain itu, pembelajaran sejarah juga berfungsi untuk

membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan,

memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan

masa depan di tengah-tengah perubahan dunia.

Page 36: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

22

Mengingat pentingnya pembelajaran sejarah bagi siswa, maka

materi sejarah telah diajarkan di semua jenjang pendidikan. Mulai dari

Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam

kemasan mata pelajaran IPS sampai Sekolah Menengah Atas (SMA)

sebagai mata pelajaran tersendiri. Tujuan kurikuler pelajaran sejarah

untuk sekolah menengah dijabarkan sebagai berikut: (1) mengajarkan

kepada siswa berpikir sejarah, memahami konsep-konsep sejarah dan

mampu menggunakan masa lampau untuk mempelajari masa sekarang

dan masa yang akan datang; (2) mengajarkan kepada siswa berpikir

secara kreatif; (3) mengajarkan menggunakan pengetahuan masa lampau

untuk memahami masa sekarang agar dapat memecahkan masalah-

masalah masa sekarang; (4) memahami perkembangan sejarah

manusia;dan (5) menimbulkan sikap senang pada pelajaran sejarah.

Melalui belajar sejarah, siswa dapat menanamkan semangat

berbangsa dan bertanah air serta dapat memunculkan kesadaran sejarah

dalam diri siswa, sehingga siswa dapat menemukan makna pentingnya

sejarah bangsanya bagi pengembangan kehidupan dimasa yang akan

datang (Aman, 2011:2).

2. Minat Belajar Sejarah

2.1 Pengertian Minat Belajar

Menurut Winkel (Priharini, 2014:6). Minat adalah kecenderungan

yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal

tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Adanya

Page 37: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

23

suatu ketertarikan yang sifatnya tetap di dalam diri subjek atau seseorang

yang sedang mengalaminya atas suatu bidang atau hal tertentu dan

adanya rasa senang terhadap bidang atau hal tersebut, sehingga

seseorang mendalaminya.

Begitu pun dengan Slameto (2010:180) mengatakan bahwa Minat

adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Renninger (Pintrich dan Schunk,

1996: 303) memberi rumusan tentang minat sebagai berikut “interest not

just in terms of a personal preference or liking for an activity or topic,

but as occurring only when the individuals has both high value for an

activity (choosing to do it, thinking it is important) and high stored

knowledge about the activity or topic”, artinya minat tidak hanya

kecenderungan seseorang untuk menyukai sebuah aktivitas atau topik,

tetapi perasaan ketika seseorang memiliki nilai lebih pada sebuah

aktivitas (pilihan untuk melakukan sesuatu yang penting) dan

pengetahuan yang lebih tentang aktivitas atau topik.

Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa minat adalah kecenderungan dan ketertarikan untuk

memperhatikan dan melakukan sesuatu hal karena hal tersebut penting

dan memiliki nilai lebih. Dengan demikian minat belajar dapat kita

definisikan sebagai kecenderungan dan ketertarikan untuk

memperhatikan dan melakukan sesuatu hal dalam aktivitas belajar

karena hal tersebut penting dan memiliki nilai lebih.

Page 38: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

24

2.2 Jenis-jenis Minat Belajar

Secara garis besar beberapa ahli mengelompokkan minat menjadi

beberapa jenis berdasarkan kriteria tertentu. Super & Krites (Suhartini,

2001:25) mengelompokkan minat menjadi empat jenis berdasarkan

bentuk pengekspresian dari minat. (a) Expressed interest, minat yang

diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu

menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas. (b) Manifest

interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu

kegiatan tertentu. (c) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes

pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan. (d) Inventoried

interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar

aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.

Surya (Priharini, 2014:15) menggolongkan minat menjadi tiga

jenis berdasarkan sebab-musabab atau alasan timbulnya minat. (1) Minat

volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya

pengaruh dari luar. (2) Minat involunter adalah minat yang timbul dari

dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh

guru. (3) Minat nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri

siswa secara paksa atau dihapuskan.

Sedangkan Krapp (Suhartini, 2001:23) menggolongkan minat

menjadi tiga jenis berdasarkan sifatnya, yaitu: (a) minat personal,

merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif stabil yang

mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu, minat ini biasanya

tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh rangsangan eksternal; (b)

Page 39: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

25

minat situasional, merupakan minat yang bersifat tidak permanen dan

relatif berganti-ganti, tergantung rangsangan eksternal; (c) minat

psikologikal, merupakan minat yang erat kaitannya dengan adanya

interaksi antara minat personal dengan minat situasional yang terus-

menerus dan berkesinambungan.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar ada

dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan

segenap pikiran, emosi, dan persoalan dalam diri seseorang yang

mengaduk minat sehingga tidak dapat dipusatkan. Sedangkan faktor

eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak.

Slameto (2010: 54) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat

mempengaruhi minat belajar yang berasal dari dalam diri siswa, yakni:

(1) faktor Jasmani yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.

Faktor kesehatan sangat mempengaruhi minat belajar, sehat berarti

dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas

dari penyakit sehingga kesehatan seseorang berpengaruh terhadap

belajarnya. Cacat tubuh, yang berarti sesuatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan seperti buta, tuli,

patah kaki, patah tangan dan lain-lain; (2) faktor Psikologis, sekurang-

kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis

yang mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor itu adalah intelegensi,

perhatian, minat bakat, kematangan dan kesiapan; (3) faktor Kelelahan

baik jasmani meupun rohani. Ketiga faktor tersebut sangat

Page 40: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

26

mempengaruhi minat seseorang untuk belajar sesuatu mata pelajaran.

Agar siswa memiliki minat belajar yang baik haruslah ketiga faktor

tersebut dalam keadaan baik pula.

Kaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah faktor

eksternal sangat mempengaruhi minat belajar siswa yaitu menyangkut

tujuan belajar, guru, bahan pelajaran, metode mengajar, media

pengajaran dan lingkungan. Adapun faktor eksternal itu meliputi: (1)

tujuan pengajaran, tujuan pengajaran dapat membangkitkan minat

belajar siswa sebab dengan adanya tujuan ini seorang siswa akan

berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut; (2) guru

yang mengajar, interaksi guru dengan siswa pun memegang peranan

dalam membangkitkan minat belajar siswa. Seorang guru yang akrab

dengan siswanya akan cenderung disukai oleh siswa. Sehubungan

dengan hal tersebut; (3) bahan pelajaran, bahan pelajaran yang menarik

minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat

menambah kegiatan belajar; (4) metode pengajaran, dalam penyampaian

materi kepada siswa, seorang guru hendaknya mempergunakan metode

mengajar yang sesuai dengan sifat bahan pelajaran, serta situasi kondisi

kelas sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa; (5) media

pengajaran, media dalam mengajar memegang peranan untuk

menciptakan proses belajar mengajar yang efektif sehingga pelajaran

mudah dipahami oleh siswa; (6) lingkungan, siswa akan berminat

terhadap suatu pelajaran, jika ia berada dalam suatu situasi atau

lingkungan yang mendorong tumbuhnya minat tersebut.

Page 41: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

27

2.4 Fungsi Minat dalam Belajar

Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang, penguat

hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri

seseorang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan dan arah tingkah laku

sehari-hari. Dari pandangan di atas jika dijabarkan minat ini memiliki

beberapa fungsi, yaitu: (a) mendorong manusia untuk berbuat, yaitu

sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi; (b) menentukan

arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai dan; (c)

menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

serasi guna mencapai tujuan.

Sehubungan dengan hal tersebut, The Liang Gie dalam Faqiir

(2011) menyebutkan ada lima fungsi minat dalam belajar, yaitu: (1)

minat melahirkan perhatian yang serta merta; perhatian yang serta merta

terjadi secara spontan, bersifat wajar mudah bertahan dan tumbuh tanpa

pemakaian. (2) minat memudahkan tercapainya konsentrasi; minat

memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seorang siswa yaitu

pemusatan pikiran terhadap suatu pelajaran, tanpa minat maka

konsentrasi terhadap pelajaran juga sulit di perkembangan dan di

pertahankan. (3) minat mencegah gangguan perhatian di luar; seseorang

mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan

perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat studinya

kecil. (4) minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan;

Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana kalau siswa berminat

terhadap pelajarannya. (5) minat memperkecil kebosanan belajar dalam

Page 42: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

28

diri siswa; minat untuk melakukan sesuatu berasal dari dalam diri

seseorang. Oleh karena itu penghapusan kebosanan dalam studi dari

seorang siswa juga hanya bisa terlaksana dengan jalan menumbuhkan

minat studi dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.

2.5 Cara Menumbuhkan Minat Belajar

Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan

keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik dalam studi, kerja dan

kegiatan- kegiatan lain, hal tersebut karena minat akan memunculkan

perhatian yang spontan terhadap bidang tersebut (Loekmono, 1994 : 62).

Ketika seorang siswa mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu maka

siswa tersebut akan merasakan senang dan dapat memberi perhatian pada

mata pelajaran sehingga menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar.

Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik

perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam

belajar. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar akan berjalan lancar

bila disertai dengan minat belajar sehingga dapat mempengaruhi kualitas

pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu.

Minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing

individu. Ada pun pihak lain hanya memperkuat menumbuhkan minat

dan untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang. Menurut

Loekmono (1994: 61) beberapa hal yang bisa dilakukan oleh siswa untuk

menumbuhkan minat terhadap bidang studi tertentu yaitu berusaha

memperoleh informasi tentang bidang studi tersebut, melakukan

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bidang studi tersebut.

Page 43: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

29

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya memperkuat dan

menumbuhkan minat adalah dengan memelihara minat yang telah

dimiliki siswa, pihak di luar siswa khususnya guru pun dapat membantu

hal tersebut. Tanner dalam Slameto (2010:181) menjelaskan bahwa

selain memanfaatkan minat yang sudah ada, pengajar juga berusaha

membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai

dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan

suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya kepada

siswa dimasa yang akan datang.

Menurut Purnomo (2012: 4) salah satu cara yang dapat ditempuh

oleh guru untuk menarik minat siswa dalam belajar khususnya belajar

sejarah yaitu melalui penggunaan metode pembelajaran sejarah yang

bervariasi yang berpusat pada siswa. Guru dapat memilih satu dari

sekian banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran sejarah. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi

dapat menggairahkan belajar anak didik. Penggunaan model yang

bervariasi juga dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam

menyerap bahan belajar. Umpan balik dari anak didik akan bangkit

sejalan dengan penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan

kondisi psikologis anak didik, maka penting memahami kondisi

psikologis anak didik sebelum menggunakan model pembelajaran guna

mendapatkan umpan balik optimal dari setiap anak didik.

Page 44: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

30

3. Project-Based Learning

3.1 Project-Based Learning

Menurut Buck Institute for Education (Sutirman, 2013)

menyatakan bahwa Project-Based Learning adalah suatu metode

pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari

pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur,

pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk.

Menurut Guarasa (Sutirman, 2013) Project-Based Learning adalah

strategi yang berpusat pada siswa yang mendorong inisiatif yang

memfokuskan siswa pada dunia nyata, dan dapat meningkatkan motivasi

mereka.

Proyek yang dibuat dapat merupakan proyek dari satu guru, atau

proyek bersama dari beberapa guru yang mengasuh pelajaran yang

berbeda. Siswa dilatih untuk melakukan analisis terhadap permasalahan,

kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi,

dan penilaian dalam mengerjakan proyek yang terkait dengan

permasalahan yang dikaji. Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk

mengembangkan kreativitasnya dalam merancang dan membuat proyek

yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah. (Sani, 2014: 17).

Secara teoretik dan konseptual, pendekatan Project-Based

Learning ini juga didukung oleh teori aktivitas (Hung dan Wong 2000;

Activity Theory) menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri

atas: (a) tujuan yang ingin dicapai dengan (b) subjek yang berada di

dalam konteks (c) suatu masyarakat dimana pekerjaan itu dilakukan

Page 45: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

31

dengan perantara (d) alat-alat, (e) peraturan kerja, dan (f) pembagian

tugas. Penerapan model Project-Based Learning dikelas bertumpu pada

kegiatan belajar yang lebih menekankan pada kegiatan aktif dalam

bentuk melakukan sesuatu dari pada kegiatan pasif “menerima” transfer

pengetahuan dari pengajar.

Pendekatan Project-Based Learning juga didukung teori belajar

konstruktivistik yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun

pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri.

Pendekatan Project-Based Learning dapat dipandang sebagai salah satu

pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa

mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Tatkala

pendekatan proyek ini dilakukan dalam modus belajar kolaboratif dalam

kelompok kecil siswa, pendekatan ini juga mendapat dukungan teoretik

yang bersumber dari konstruktivisme sosial Vygotsky yang memberikan

landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi

antar personal. Adanya peluang untuk menyampaikan ide,

mendengarkan ide-ide orang lain, dan merefleksikan ide sendiri pada

ide-ide orang lain, adalah suatu bentuk pengalaman pemberdayaan

individu. Berdasarkan perspektif teoretik ini, pendekatan belajar berbasis

proyek memberikan alternatif lingkungan belajar otentik dimana

pembelajar dapat membantu memudahkan siswa meningkatkan

keterampilan mereka di dalam bekerja dan pemecahan masalah secara

kolaboratif (Ngalimun, 2013:188).

Page 46: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

32

3.2 Karakteristik Model Project-Based Learning

Menurut Buck Institute for Education (Wena, 2009:145) belajar

berbasis proyek memiliki karakteristik berikut. (a) Siswa membuat

keputusan dan membuat kerangka kerja. (b) Terdapat masalah yang

pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya. (c) Siswa merancang

proses untuk mencapai hasil. (d) Siswa bertanggungjawab untuk

mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan. (e) Siswa

melakukan evaluasi secara kontinyu. (f) Siswa secara teratur melihat

kembali apa yang mereka kerjakan. (g) Hasil akhir berupa produk dan

dievaluasi kualitasnya. (h) Kelas memiliki atmosfir yang memberi

toleransi kesalahan dan perubahan.

3.3 Prinsip-prinsip Model Project-Based Learning

Menurut Thomas (Wena, 2009: 145) pembelajaran berbasis proyek

memiliki beberapa prinsip dalam penerapannya. Prinsip-prinsip tersebut

adalah: sentralistis, pertanyaan penuntun, investigasi konstruktif,

otonomi, dan realistis.

Sentralistis, maksudnya adalah model pembelajaran ini

merupakan pusat dari strategi pembelajaran, karena siswa mempelajari

konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Pekerjaan

proyek merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

siswa di kelas.

Pertanyaan penuntun, hal ini mengandung makna bahwa pekerjaan

proyek yang dilakukan oleh siswa bersumber pada pertanyaan atau

persoalan yang menuntun siswa untuk menemukan konsep mengenai

Page 47: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

33

bidang tertentu. Dalam hal ini aktivitas bekerja menjadi motivasi

eksternal yang dapat membangkitkan motivasi internal pada diri siswa

untuk membangun kemandirian dalam menyelesaikan tugas.

Investigasi konstruktif, artinya bahwa dalam pembelajaran berbasis

proyek terjadi proses investigasi yang dilakukan oleh siswa untuk

merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek.

Oleh karena itu guru harus dapat merancang strategi pembelajaran yang

mendorong siswa untuk melakukan proses pencarian atau pendalaman

konsep pengetahuan dalam rangka menyelesaikan masalah atau proyek

yang dihadapi.

Otonomi, dalam pembelajaran berbasis proyek siswa diberi

kebebasan atau otonomi untuk menentukan target sendiri dan

bertanggungjawab terhadap apa yang dikerjakan. Guru berperan sebagai

motivator dan fasilitator untuk mendukung keberhasilan siswa dalam

belajar.

Realistis, proyek yang dikerjakan siswa merupakan pekerjaan

nyata yang sesuai dengan kenyataan dilapangan kerja atau masyarakat.

Proyek yang dikerjakan bukan dalam bentuk simulasi atau imitasi,

melainkan pekerjaan atau permasalahan yang benar-benar nyata.

Mengacu kepada prinsip-prinsip tersebut di atas, maka

pembelajaran dengan menerapkan Project-Based Learning akan sangat

bermanfaat bagi pengembangan diri dan masa depan siswa. Siswa yang

terbiasa belajar dengan pekerjaan proyek akan menjadi pribadi yang ulet,

kritis, mandiri, dan produktif.

Page 48: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

34

3.4 Kelebihan Model Project-Based Learning

Menurut Moursund (Wena, 2009: 147) keuntungan pembelajaran

berbasis proyek adalah meningkatkan motivasi, meningkatkan

kemampuan memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan studi

pustaka, meningkatkan kolaborasi, meningkatkan keterampilan

manajemen sumber daya.

Pengalaman yang dilakukan oleh Intel Corporation melalui Intel

Teach Program (Sutirman, 2013: 45) menunjukkan bahwa penerapan

Project-Based Learning membawa keuntungan terutama bagi siswa,

yaitu: (1) meningkatkan frekuensi kehadiran, menumbuhkan

kemandirian, dan sikap positif terhadap belajar; (2) memberikan

keuntungan akademik yang sama atau lebih baik dari pada yang

dihasilkan oleh model lain, dimana siswa yang terlibat dalam proyek

memiliki tanggungjawab yang lebih besar untuk pembelajaran mereka

sendiri; (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan keterampilan yang kompleks, seperti berpikir tingkat

tinggi, pemecahan masalah, bekerjasama, dan berkomunikasi; (4)

memperluas akses belajar siswa sehingga menjadi strategi untuk

melibatkan siswa dengan beragam budaya.

Sani (2014:177) menyatakan beberapa keuntungan menggunakan

model Project-Based Learning. (1) Meningkatkan motivasi siswa untuk

belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting. (2)

Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. (3)

Membuat siswa lebih aktif dalam meyelesaikan permasalahan yang

Page 49: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

35

kompleks. (4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama. (5)

Mendorong siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi. (6)

Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber daya. (7)

Memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek,

mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti peralatan

dan bahan untuk menyelesaikan tugas. (8) Memberikan kesempatan

belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai kondisi dunia nyata. (9)

Melibatkan siswa untuk belajar mengumpulkan informasi dan

menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan di

dunia nyata. (10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.

3.5 Kekurangan Model Project-Based Learning

Sani (2014: 177) mengatakan beberapa kekurangan model Project-

Based Learning, yaitu: (a) membutuhkan banyak waktu untuk

menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk; (b) membutuhkan

biaya yang cukup; (c) membutuhkan guru yang terampil dan mau

belajar; (d) membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai;

(e) tidak sesuai untuk siswa yang mudah menyerah dan tidak memiliki

pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan; (f) kesulitan

melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok.

3.6 Langkah-langkah Project-Based Learning

Wena (2009: 108) membagi tahap pelaksanaan model Project-

Based Learning menjadi tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Tahap perencanaan pembelajaran

meliputi kegiatan merumuskan tujuan proyek; menganalisis karakteristik

Page 50: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

36

siswa; merumuskan strategi pembelajaran; membuat jobsheet;

merancang kebutuhan sumber belajar; dan merancang alat evaluasi.

Tahap pelaksanaan mencakup aktivitas mempersiapkan sumber belajar

yang diperlukan; menjelaskan tugas-tugas proyek; mengelompokkan

siswa sesuai dengan tugas; dan mengerjakan proyek. Tahap evaluasi

dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh

siswa. Hasil evaluasi menjadi bahan masukan bagi siswa dan bagi guru

untuk merancang pembelajaran selanjutnya.

Sutirman (2013: 46) menyebutkan langkah-langkah pelaksanaan

model Project-Based Learning yang dibagi menjadi beberapa tahap,

yaitu tahap orientasi, desain, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap pertama,

tahap orientasi adalah tahap menumbuhkan motivasi belajar siswa dan

penyampaian pertanyaan-pertanyaan penuntun. Tahap kedua, tahap

desain yaitu tahap dimana siswa menindaklanjuti pertanyaan-pertanyaan

penuntun dengan merancang proyek yang akan dibuat. Pada tahap ini

juga disusun jadwal kegiatan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Tahap ketiga, adalah pelaksanaan yang merupakan kegiatan inti, yaitu

mengerjakan proyek yang telah dirancang sebelumnya, sesuai dengan

jadwal yang telah disusun. Keempat, tahap evaluasi merupakan upaya

yang dilakukan untuk menilai proses kegiatandan hasil kerja proyek.

Tahap evaluasi berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam merancang

dan melaksanakan strategi pembelajaran. Selain bagi guru berguna pula

bagi siswa untuk mengetahui efektivitas rencana dan proses kerja proyek

Page 51: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

37

yang dilakukan, serta mengukur sejauh mana kualitas produk yang

dihasilkan.

Sedangkan Sani (2014:180) mengemukakan lima tahapan dalam

pelaksanaan model Project-Based Learning dengan rincian sebagai

berikut: (1) mengajukan pertanyaan esensial atau pertanyaan penting. (2)

membuat perencanaan. (3) membuat penjadwalan. (4) mengawasi atau

memonitor kemajuan belajar. (5) melakukan penilaian.

Berdasarkan beberapa uraian tahapan model Project-Based

Learning diatas, dapat disimpulkan bahwa tahapan-tahapan dalam model

Project-Based Learning adalah penyajian permasalahan, membuat

perencanaan, menyusun penjadwalan, pembuatan proyek, memonitor

pembuatan proyek, melakukan penilaian, dan evaluasi.

Penyajian Permasalahan, permasalahan diajukan dalam bentuk

pertanyaan. Pertanyaan awal uang diajukan adalah pertanyaan esensial

(penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar.

Permasalahan yang dibahas adalah permasalahan dunia nyata yang

membutuhkan investigasi mendalam. Guru harus memastikan bahwa

permasalahan relevan untuk siswa agar mereka terlibat secaramental.

Membuat perencanaan, guru perlu merencanakan standar

kompetensi yang akan dikaji ketika membahas permasalahan.

Kompetensi yang dikaji sebaiknya mencakup konsep penting yang ada

dalam kurikulum. Guru seharusnya melibatkan siswa dalam bertanya,

membuat perencanaan, dan melengkapi rencana kegiatan pembuatan

proyek / karya. Kegiatan ini melibatkan guru dan siswa dalam

Page 52: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

38

melakukan curah pendapat yang mendukung inkuiri untuk penyelesaian

permasalahan.

Menyusun penjadwalan, siswa harus membuat penjadwalan

pelaksanaan proyek yang disepakati bersama guru. Siswa mengajukan

tahapan pengerjaan proyek dengan menetapkan acuan yang akan

dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas, sehingga pembuatan proyek

dapat selesai tepat waktu sesuai dengan perencanaan sebelumnya.

Pembuatan proyek, setelah melakukan perencanaan dan membuat

penjadwalan terhadap proyek yang akan dibuat, tahapan selanjutnya

adalah pembuatan proyek. Pembuatan proyek ini dilakukan secara

mandiri oleh siswa secara berkelompok, guru hanya berperan sebagai

motivator dan vasilitator. Pembuatan proyek ini dilakukan sesuai dengan

perencanaan dan penjadwalan yang telah dibuat sebelumnya, sehingga

pembuatan proyek dapat berjalan secara sistematis dan tepat waktu.

Memonitor pembuatan proyek, pelaksanaan pekerjaan siswa harus

dimonitor dan difasilitasi prosesnya, paling sedikit pada dua tahapan

yang dilakukan oleh siswa (Checkpoint). Fasilitasi yang juga perlu

dilakukan adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja di

laboratorium atau fasilitas lainnya jika dibutuhkan. Guru perlu

melakukan mentoring pelaksanaan proses, serta menyediakan rubrik dan

instruksi tentang apa yang harus dilakukan untuk setiap konten

pembelajaran.

Melakukan penilaian, penilaian dilakukan secara autentik dan guru

perlu memvariasikan jenis penilaian yang digunakan. Penilaian proyek

Page 53: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

39

merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus

diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut berupa

suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,

pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data.

Evaluasi, evaluasi dimaksudkan untuk memberikan kesempatan

pada siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran yang dilakukan baik

secara individual maupun kelompok. Siswa perlu berbagi perasaan dan

pengalaman, mendiskusikan apa yang sukses, mendiskusikan apa yang

perlu diubah, dan berbagi ide yang mengarah pada inkuiri baru

C. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut bisa

berasal dari siswa, guru, lingkungan dan lain-lain. Apabila faktor-faktor tersebut

tidak dapat berfungsi dengan baik, maka akan memunculkan berbagai

permasalahan dalam pembelajaran sejarah. Salah satu masalah yang sering

ditemui dalam pembelajaran sejarah adalah masih banyaknya guru yang

menggunakan paradigma konvensional, yaitu paradigma guru menjelaskan dan

murid mendengarkan. Model pembelajaran sejarah seperti ini kurang menantang

bagi siswa dan telah menjadikan pelajaran sejarah semakin membosankan.

Model pembelajaran sangat berperan dalam sebuah pembelajaran

khususnya sejarah. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dapat

menghilangkan kebosanan siswa sehingga akan menumbuhkan minat belajar

dalam diri siswa pada pembelajaran sejarah. Salah satu model yang dapat

menumbuhkan minat belajar sejarah adalah dengan menggunakan model

Page 54: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

40

Project-Based Learning. Model Project-Based Learning merupakan model

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan

pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata.

Penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah ini

dimulai dengan pemberian pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi

siswa untuk terlibat dalam belajar. Langkah berikutnya adalah siswa membuat

perencanaan proyek dengan pendampingan guru. Langkah selanjutnya adalah

menyusun penjadwalan, siswa harus membuat penjadwalan pelaksanaan proyek

yang disepakati bersama guru serta mengajukan tahapan pengerjaan proyek

dengan menetapkan acuan yang akan dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas.

Setelah itu, guru melakukan Monitoring pelaksanaan proses, serta menyediakan

rubrik dan instruksi tentang apa yang harus dilakukan untuk setiap konten

pembelajaran. Selanjutnya adalah penilaian, penilaian proyek ini digunakan

untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan

melakukan penyelidikan, dan kemampuan menerapkan keterampilan membuat

proyek atau karya. Langkah yang terakhir adalah evaluasi yang dimaksudkan

untuk memberikan kesempatan pada siswa dalam melakukan refleksi

pembelajaran yang dilakukan baik secara individual maupun kelompok.

Pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning sangat

berguna dalam mengkaji materi sejarah lebih dalam lagi dan mengaitkannya

dengan isu-isu dunia nyata saat ini, melaksanakan pekerjaan secara sistematis

sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan dijadwalkan, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berkolaborasi dalam mengerjakan pekerjaan,

serta target utamanya adalah untuk menghasilkan produk yang nyata.

Page 55: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

41

Pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning akan

membuat siswa menguasai beberapa aspek dalam pembelajaran seperti aspek

kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik yang dapat memicu timbulnya

minat belajar siswa. Penggunaan model Project-Based Learning ini dalam

pembelajaran sejarah, diharapkan akan meningkatkan minat belajar sejarah

siswa.

Page 56: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

42

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Psikomotorik

Guru

Minat belajar sejarah

siswa:

Perasaan senang,

Perhatian, Rasa ingin

tahu

Bekerja secara sistematis

Melatih berpikir kritis

Meningkatkan kolaborasi

Menumbuhkan produktivitas siswa

Siswa

Masalah Pembelajaran Sejarah

Marginalisasi pembelajaran

sejarah

Materi sejarah membosankan

Model pembelajaran sejarah

kurang menantang

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Model

Project-Based Learning

Model

Konvensional

Pertanyaan

Rencana

Penjadwalan Monitor

Penilaian

Evaluasi

Pembelajaran Sejarah

Page 57: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

43

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2006: 71). Berdasarkan uraian dalam kerangka berfikir diatas

tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

(Ha) : Ada pengaruh penerapan model Project-Based Learning terhadap minat

belajar sejarah siswa.

Page 58: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif jenis eksperimen. Sugiyono (2010:107) menyatakan bahwa penelitian

eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam

penelitian ini, statistik memegang peranan dalam menganalisa data-data

penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian.

Penelitian ini membagi kelompok menjadi dua, yakni kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok

yang mendapatkan perlakuan, yakni dengan menggunakan model Project-Based

Learning dalam pembelajaran sejarah. Kelompok kontrol dalam penelitian ini

adalah sebagai kelompok pembanding untuk kelompok eksperimen, yakni

menggunakan model konvensional dengan metode ceramah dalam pembelajaran

sejarah. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan

model Project-Based Learning terhadap peningkatan minat belajar sejarah

siswa.

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah True eksperimental design. Dikatakan True eksperimental design karena

dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang

mempengaruhi jalannya eksperimen, sehingga validitas internal (kualitas

pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari True

Page 59: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

45

eksperimental design adalah bahwa sampel yang digunakan untuk kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol diambil secara acak dari populasi tertentu

(Sugiyono, 2010:112).

Adapun bentuk desain True eksperimental design yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Pretest-posttest Control Group Design, dalam desain ini

terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. (Sugiyono, 2010: 113).

Mekanisme penelitian dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

digambarkan dalam tabel 3.1 :

Tabel 3.1. Desain Pretest-posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T3 - T4

(Sugiyono, 2010:112)

Keterangan :

T1 : Pretest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen

T3 : Pretest yang dilaksanakan pada kelas kontrol

X : Perlakuan berupa model Project-Based Learning yang diberikan

pada kelas eksperimen

T2 : Posttest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen

T4 : Posttest yang dilaksanakan pada kelas kontrol

Mekanisme desain ini dimulai dari kedua kelompok diberikan pretest

dengan soal yang sama. kemudian kelompok eksperimen diberikan treatment

berupa pembelajaran dengan model Project-Based Learning, sedangkan kelas

kontrol tidak diberikan treatment. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut

Page 60: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

46

diberikan postest sebagai nilai akhir. Hasil pretest dan posttest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol dibandingkan untuk melihat adanya

perbedaan minat belajar siswa dengan menggunakan model Project-Based

Learning dan yang tidak menggunakan model Project-Based Learning pada

mata pelajaran sejarah.

Prosedur penelitian ini meliputi beberapa tahapan, mulai dari tahap pra

lapangan, tahap pelaksanaan penelitian, tahap analisis data, dan membuat

simpulan. Tahapan-tahapan ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam

melakukan penelitian, agar penelitian dapat berjalan secara sistematis.

Tahap pra lapangan dilakukan untuk mempersiapkan hal-hal yang

dibutuhkan sebelum melakukan penelitian. Mulai dari mengurus surat izin

observasi yang dilakukan oleh peneliti. Setelah permohonan izin disetujui oleh

sekolah yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian, kemudian peneliti

melakukan observasi awal. Observasi awal dilakukan dengan mewancarai guru

sejarah kelas X mengenai gambaran proses pembelajaran secara umum dan

menelaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru. Kegiatan selanjutnya adalah

menyusun perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian berupa

silabus, RPP, dan lembar kerja siswa. Langkah berikutnya adalah menyusun

kisi-kisi instrumen untuk memudahkan penyusunan instrumen. Kemudian

dilanjutkan dengan penyusunan instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi

yang telah dibuat. Setelah instrumen jadi, peneliti mengujicobakan instrumen

tes. Uji coba instrumen tes dilakukan pada siswa kelas X yang tidak dikenai

perlakuan atau kelas yang tidak dijadikan subjek penelitian. Selanjutnya peneliti

Page 61: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

47

mentabulasikan data hasil uji coba untuk dianalisis, kemudian peneliti

menentukan instrumen tes yang memenuhi syarat berdasarkan hasil analisis.

Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan penelitian, tahap

pelaksanaan penelitian ini di awali dengan memberikan pre-test kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Setelah di ketahui kondisi awalnya, peneliti

memberikan perlakuan kepada satu kelas eksperimen dengan model Project-

Based Learning. Pada tahapan ini terdapat dua kegiatan utama, yaitu : Pertama,

kegiatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai RPP yang telah disusun.

Kedua, kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer. Setelah selesai

memberikan perlakuan pada kelas eksperimen, peneliti memberikan post-test

kepada kedua kelas tersebut.

Tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Setelah semua materi

pembelajaran disampaikan kepada siswa dan tugas-tugas untuk pembelajaran

proyek telah dilakukan oleh siswa, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data tes angket. Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis,

yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan model Project-Based Learning

berpengaruh terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug

tahun ajaran 2014/2015.

Tahapan yang terakhir adalah membuat simpulan, yaitu menyimpulkan

hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan. Simpulan hasil penelitian

merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah

dilakukan. Selanjutnya membuat laporan hasil penelitian.

Page 62: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

48

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2015. Dimulai

dari observasi, uji coba, pre test, proses pembelajaran dan post test. Tempat

pelaksanaan penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Gubug yang terletak di Jl. A.

Yani No. 171 Gubug Kec. Gubug Kab. Grobogan Jawa Tengah. Alasan

pemilihan lokasi tersebut dikarenakan SMA Negeri 1 Gubug merupakan salah

satu sekolah favorit di kabupaten Grobogan, khususnya di kecamatan Gubug.

Pelajaran sejarah di sekolah tersebut juga diampu oleh guru yang sudah cukup

senior sehingga kurang terbuka terhadap inovasi model pembelajaran yang

modern seperti model Project-Based Learning.

C. Populasi Peneiltian

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Peneliti

menggunakan seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Gubug tahun ajaran

2014/2015 sebagai populasi penelitian. Siswa kelas X MIA terdiri atas tujuh

kelas yaitu kelas X MIA 1 sampai dengan X MIA 7. Siswa masing-masing kelas

berjumlah 40 siswa. Jumlah yang sama ini dikarenakan standart yang tinggi

yang dituntut dari pihak sekolah sehingga menyeleksi siswa sedemikian rupa

yang menjadikan tingkat homogenitas diantara mereka cukup tinggi. Berikut ini

adalah data keseluruhan jumlah siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Gubug :

Page 63: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

49

Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas X

No Kelas Jumlah Kelas

1 X MIA 1 40

2 X MIA 2 40

3 X MIA 3 40

4 X MIA 4 40

5 X MIA 5 40

6 X MIA 6 40

7 X MIA 7 40

Jumlah 280

(Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Gubug)

D. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah teknik probability sampling tipe simple

random sampling. Teknik ini memiliki ciri setiap unsur (anggota) populasi

diberikan peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Simple random sampling

adalah teknik penentuan sampel secara sederhana. Dikatakan simple (sederhana)

karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu karena populasi dalam

keadaan homogen. Berdasarkan pertimbangan tersebut, sampel dalam penelitian

ini diambil dua kelas secara acak, satu kelas digunakan sebagai kelas

eksperimen yakni kelas X MIA 5 yang menggunakan model Project-Based

Learning dan kelas X MIA 6 sebagai kelas kontrol yang tidak menggunakan

model Project-Based Learning.

Page 64: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

50

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variansi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:

61). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas (Independent Variable) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat (Sugiyono, 2010: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah penerapan model Project-Based Learning

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (Dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar sejarah siswa kelas

X SMA Negeri 1 Gubug tahun ajaran 2014/2015.

F. Alat dan Teknik Pengumpulan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan (Sanjaya, 2011: 205).

Penelitian ini memerlukan alat dan teknik yang dapat dipergunakan untuk

mengumpulkan data.

1. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden berupa

angket pre-test dan post-test.

Page 65: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

51

b. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti

daftar nilai sejarah kelas X, daftar nama siswa kelas X, dan sebagainya.

2. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh

peneliti yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006 : 156).

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung

sebelum maupun selama proses penelitian. Sebelum penelitian dimulai,

dilakukan observasi mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran, proses

pembelajaran dan kendala-kendala dalam proses pembelajaran sejarah di

SMA Negeri 1 Gubug terutama kelas X MIA. Saat kegiatan penelitian

berlangsung juga dilakukan observasi. Observasi yang dilakukan selama

kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol

digunakan lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas belajar siswa

dalam kelas. Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri yang

dilaksanakan selama proses pembelajaran dengan mengisi lembar

pengamatan aktivitas belajar siswa.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara memperoleh data dari barang-

barang tertulis seperti buku, majalah, peraturan, dan lain-lain (Arikunto,

2006: 158). Dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk

mendapatkan data mengenai alamat sekolah, daftar nama siswa kelas X

Page 66: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

52

SMA Negeri 1 Gubug yang akan menjadi kelas eksperimen dan kelas

kontrol secara keseluruhan, gambaran umum sekolah serta foto-foto dalam

proses penelitian.

c. Angket

Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151).

Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir pertanyaan yang

dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk memperoleh

informasi dari responden yang berkaitan dengan minat belajar dan

penerapan model Project-Based Learning dalam pembelajaran sejarah.

Metode angket dilakukan untuk mendapatkan data dari responden

secara pribadi. Angket berisi sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada

siswa untuk diisi dengan check point, jawaban kuesioner ini bersifat

tertutup dengan 5 pilihan tiap jenis pertanyaan.

Angket digunakan untuk mengetahui minat belajar sejarah pada

siswa. Adapun angket mempunyai kelebihan sebagai berikut:

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing.

4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-

malu menjawab.

5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benar-benar sama (Arikunto, 2006:152).

Page 67: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

53

G. Analisis Data

1. Analisis Instrumen

Analisis hasil uji coba instrumen adalah untuk mengetahui item-item

dalam angket sudah memenuhi syarat angket yang baik atau tidak. Analisis

hasil uji coba instrumen juga menguji apakah angket tersebut valid dan

reliabel sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Analisis

yang akan digunakan meliputi validitas dan reliabilitas.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Validitas

adalah kemampuan alat ukur yang memenuhi fungsinya sebagai alat ukur

itu, alat ukur itu harus mampu mengukur apa yang harus diukur.

Sebelum angket yang sesungguhnya disebar, terlebih dahulu perlu

dilakukan uji coba instrumen pada beberapa responden adalah sebagai

sampel. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan butir pernyataan yang

tidak relevan, mengevaluasi apakah pertanyaan yang diajukan dalam

angket mudah dimengerti oleh responden atau tidak, dan untuk

mengetahui lamanya pengisian angket.

Peneliti menggunakan analisis butir dengan menskor angket yang

kemudian ditabulasi dan di masukkan dalam rumus Korelasi Product

Moment, dengan rumus:

Keterangan:

2222

Y X - XY

YYNXXN

Nrxy

Page 68: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

54

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden

X = Jumlah skor butir soal

Y = Jumlah skor total yang benar (Arikunto, 2007: 72).

Hasil perhitungan rXY dikonsentrasikan dengan taraf signifikansi 5%

dan taraf kepercayaan 95%. Jika didapatkan harga rXY>rtabel maka butir

instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga rXY <

rtabel maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.

Berdasarkan hasil uji coba instrumen kepada 40 responden dengan

taraf signifikansi 5% didapat r tabel = 0,312. Kriteria soal dikatakan valid

apabila rxy> rtabel. Contoh perhitungan validitas item soal nomor 1

diperoleh rxy = 0,448 dan rtabel = 0,312. Berdasarkan perhitungan tersebut

rxy> rtabel maka, item soal nomor 1 valid. Hasil perhitungan validitas soal

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Validitas Angket Uji Coba

Kriteria No Butir Soal Jumlah

Valid 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 27, 28, 29, 30, 33,

34, 35

28

Tidak Valid 3, 10, 22, 24, 26, 31, 32 7

Page 69: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

55

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil

pengukuran yang konstan atau ajeg. Suatu instrumen dikatakan ajeg

apabila instrumen tes tersebut mempunyai keajegan hasil artinya jika

instrumen tersebut dikenakan jumlah obyek yang sama pada lain waktu,

maka hasilnya akan tetap sama. Reliabilitas menunjukan pengertian bahwa

suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai

alat pengumpul data karena instrumen sudah baik (Arikunto, 2006 : 178).

Reliabilitas dihitung menggunakan rumus alpha cronbach. Rumus

alpha cronbach digunakan karena instrumennya berbentuk skala dan

memiliki 5 alternatif jawaban sebagai skornya 1-5.

Rumus Alpha Cronbach:

Keterangan :

r = Koefisien realibilitas instrumen (cronbach alpha)

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σb2 = jumlah varians butir

𝜎𝑡2 = varian total (Arikunto, 2006:196).

Sebelum masuk ke rumus alpha, maka perlu dicari varian tiap butir

angket dengan rumus:

𝑟 = [𝑘

(𝑘−1) ] [1 −

∑ 𝜎𝑏2

𝜎𝑡2 ]

σb2 =

∑ X2

−(∑ X)2

NN

Page 70: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

56

Varian total dapat dicari dengan rumus:

Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh harga r sebesar 0,851

dengan r tabel = 0,312, karena r > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa

instrumen tersebut reliabel. Perhitungan realibilitas selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 8.

2. Analisis Data Penelitian

a. Analisis Tahap Awal

Analisis data awal dilakukan pertama kali sebelum penelitian

dilakukan. Analisis tahap awal adalah analisis pre-test angket kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang diambil pada awal pertemuan. Analisis

ini bertujuan untuk membuktikan bahwa rata-rata pre-test angket antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaaan yang

signifikan atau dapat pula dikatakan bahwa kedua kelompok dari titik

tolak yang sama. Hal-hal yang dianalisis pada tahap ini adalah:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui data kondisi awal

yang diambil dari nilai pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol

apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian

ini menggunakan program SPSS versi 22 dengan uji Shapiro-Wilk

karena jumlah sampel tiap-tiap kelas kurang dari 50. Hipotesis dalam

pengujian ini adalah

σt2 =

∑ Y2

−(∑ Y)2

NN

Page 71: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

57

H0 : data berdistribusi normal

Kaidah pengambilan keputusan:

Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi

normal,

Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti data berdistribusi tidak

normal.

2) Uji Kesamaan Dua Varian (Uji Homogenitas)

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians data

pre test homogen atau tidak. Perhitungan uji homogenitas dilakukan

dengan uji Levene Test dengan menggunakan program SPSS.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : σ1 = σ2 (varians homogen)

Dengan kriteria:

Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti data homogen,

Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti data tidak homogen.

3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata ini berguna untuk mengetahui apakah

nilai pre test kedua sampel tersebut mempunyai rata-rata yang berbeda

atau tidak. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan

uji Independent Sample T Test dengan menggunakan program SPSS.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : σ1 = σ2 (rata-rata sama)

Dengan kriteria:

Page 72: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

58

Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti rata-rata sama,

Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti rata-rata berbeda.

b. Analisis Tahap Akhir

Setelah kedua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda

kemudian diadakan tes akhir (post test). Dari tes akhir diperoleh data yang

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, apakah Ha diterima atau

tidak. Tahapan analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan analisis

tahap awal namun data yang digunakan adalah data hasil tes setelah diberi

perlakuan. Tahapan tersebut adalah:

1) Uji Normalitas

Langkah-langkah pengujian normalitas pada tahap ini sama

dengan langkah-langkah uji normalitas pada tahap awal. Uji normalitas

sampel dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebaran data hasil

penelitian yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.

2) Uji Homogenitas

Langkah-langkah pengujian pada tahap ini sama dengan langkah-

langkah uji homogenitas pada tahap awal. Uji ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah kedua sampel mempunyai varian yang sama atau

tidak.

3) Uji Signifikasi (Uji t)

Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata

skor minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari skor

minat belajar siswa pada kelas kontrol setelah adanya perlakuan.

Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan uji

Page 73: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

59

Independent Sample T Test dengan menggunakan program SPSS.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : σ1 = σ2 (rata-rata sama)

Dengan kriteria:

Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti rata-rata sama,

Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti rata-rata berbeda.

4) Uji Regresi

Uji regresi digunakan untuk menunjukkan pengaruh antara

aktivitas siswa (X) terhadap hasil belajar sejarah (Y). Perhitungan

regresi dilakukan dengan uji Regression dengan menggunakan program

SPSS.

Page 74: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gubug yang terletak di Jl.

A. Yani No. 171 Gubug Kec. Gubug Kab. Grobogan Jawa Tengah. SMA

Negeri 1 Gubug menyusun visi dan misi sekolah dalam usaha mewujudkan

tujuan pendidikan nasional sekolah.

a. Visi Sekolah: Unggul dalam Mutu, Santun dalam Perilaku, Cekatan

dalam Tindakan dan Berwawasan Lingkungan.

b. Misi Sekolah:

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga

setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang

dimiliki.

2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

warga sekolah

3. Melaksanakan pembelajaran yang berorientasi global

4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan

juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam

bertindak.

SMA Negeri 1 Gubug berdiri pada tahun 1990. Secara geografis,

batas wilayah SMA Negeri 1 Gubug sebelah timur adalah UPTD Pendidikan

Kecamatan Gubug, sebelah barat adalah UPTD Pertanian Kecamatan

Page 75: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

61

Gubug, sebelah utara adalah area persawahan dan sebelah selatan adalah

jalan raya Purwodadi-Semarang.

SMA Negeri 1 Gubug mempunyai sarana dan prasarana yang cukup

memadai untuk menunjang proses belajar mengajar antara lain ruang kelas,

ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium

fisika, ruang laboratorium komputer, perpustakaan, ruang kepala sekolah,

ruang Bimbingan Konseling (BK), ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS),

ruang guru, ruang tata usaha, ruang serbaguna, kamar mandi/WC, gudang,

musholla, ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), tempat parkir,

ruang pramuka, ruang multimedia, ruang tamu, ruang rohis, ruang musik,

lapangan futsal, lapangan basket, lapangan voli dan kantin. Sekolah ini juga

dilengkapi wify pada setiap ruangan, sehingga memudahkan siswa, guru dan

staf lainnya untuk mengakses berbagai kebutuhan penunjang proses

pembelajaran melalui internet.

Pada tahun ajaran 2014/2015, SMA Negeri 1 Gubug mempunyai guru

sebanyak 48 orang, jenjang pendidikannya dari D3 sampai S2 yang terdiri

dari 28 guru laki-laki dan 20 guru perempuan. Staf Tata Usaha (TU) dan

karyawan SMA Negeri 1 Gubug sebanyak 12 orang yang terdiri dari 7 orang

staf Tata Usaha (TU), 3 orang tukang kebun, dan 2 satpam.

Jumlah siswa SMA Negeri 1 Gubug pada tahun ajaran 2014/2015

adalah 1190 siswa yang terbagi dalam 27 kelas yang terdiri dari kelas X

sebanyak 9 kelas, yang terdiri dari 7 kelas MIA dan 2 kelas IIS. Kelas XI

sebanyak 9 kelas, yang terdiri dari 8 kelas XI MIA dan 1 kelas XI IIS serta

Page 76: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

62

kelas XII sebanyak kelas 9 kelas, yang terdiri dari 7 kelas XII IPA dan 2

kelas XII IPS.

Jadwal efektif pembelajaran di sekolah ini berlangsung dari hari Senin

sampai Sabtu. Pada hari senin sampai hari kamis proses belajar mengajar

berlangsung dari pukul 07.15–13.45 WIB, untuk hari Jumat mulai pukul

07.15–10.30 WIB, dan pada hari Sabtu dimulai pukul 07.15–13.00 WIB.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi menjadi

dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 1 April – 5 Mei 2015, bertempat di SMA Negeri

1 Gubug, pada siswa kelas X MIA mata pelajaran Sejarah Indonesia.

a. Pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based Learning

Pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based

Learning dilakukan di kelas eksperimen yaitu di kelas X MIA 5. Sebagai

tolak ukur nilai awal sebelum dikenakan perlakuan, maka peneliti

mengadakan pre test terlebih dahulu. Pre test dilakukan pada saat

pertemuan pertama. Setelah dilaksanakan pre test angket awal, hasil

yang diperoleh dari pre test tersebut nilai tertinggi 75 dan nilai terendah

55 dengan rata-rata 64,95.

Proses pembelajaran kelas eksperimen pada dasarnya sama seperti

yang telah dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

intinya pembelajaran kelas eksperimen menggunakan model Project-

Based Learning. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen

Page 77: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

63

dilakukan selama 3 pertemuan. Tiap pertemuan kegiatan pembelajaran

berlangsung selama 2 jam pelajaran atau 90 menit. Jadi, pelaksanaan

pembelajaran dilaksanakan selama 6x45 menit atau 6 jam pelajaran.

Proses pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning

dilakukan dengan cara kerja kelompok. Siswa dibagi menjadi 7

kelompok secara acak oleh guru, 5 kelompok awal terdiri dari 6 siswa

tiap kelompoknya dan 2 kelompok lainnya terdiri dari 5 siswa tiap

kelompoknya. Masing-masing kelompok ditentukan ketua koordinator

kelompoknya oleh guru. Pembentukan kelompok ini adalah sebagai

salah satu rancangan dari pembelajaran yang telah disiapkan untuk

membantu mempermudah proses pembelajaran dengan model Project-

Based Learning agar dapat terlaksana dengan baik.

Penerapan model Project-Based Learning di kelas X MIA 5,

dilakukan dengan beberapa tahapan sesuai dengan komponen-komponen

yang dimiliki pembelajaran tersebut. Penerapan model Project-Based

Learning pada kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Gubug meliputi tujuh

tahapan yaitu tahap penyajian pertanyaan esensial, pembuatan

perencanaan, pembuatan penjadwalan, pembuatan proyek, monitoring,

penilaian, dan evaluasi.

Pada pertemuan pertama dilakukan beberapa tahapan. Tahap

pertama adalah guru menyajikan pertanyaan esensial (penting) yang

sesuai dengan materi yang diajarkan dan dapat memotivasi siswa untuk

terlibat dalam belajar. Pertanyaan esensisal tersebut adalah Bagaimana

cara menyampaikan kepada masyarakat agar mereka mudah memahami

Page 78: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

64

jalur masuknya Islam ke Nusantara ?. Setelah pemberian pertanyaan

esensial, siswa mempelajari materi Islamisasi dan silang budaya di

Nusantara dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk

menentukan penyelesaian yang tepat terhadap permasalahan yang ada

dalam pertanyaan esensial.

Tahap kedua adalah siswa melakukan diskusi bersama

kelompoknya masing-masing untuk membuat perencanaan bersama guru

mengenai pembuatan proyek. Proyek yang akan dibuat siswa untuk

mengatasi permasalahan ini adalah peta tematik jalur masuknya Islam ke

nusantara. Pada tahap ini masing-masing kelompok mendapatkan kajian

yang berbeda untuk membuat jalur masuknya Islam ke Nusantara.

Kelompok pertama mendapat kajian jalur masuknya Islam di Sumatera,

kelompok kedua mendapat kajian jalur masuknya Islam di Jawa,

kelompok ketiga mendapat kajian jalur masuknya Islam di Sulawesi,

kelompok keempat mendapat kajian jalur masuknya Islam di Borneo,

kelompok kelima mendapat kajian jalur masuknya Islam di Maluku,

kelompok keenam mendapat kajian jalur masuknya Islam di Irian, dan

kelompok ketujuh mendapat kajian jalur masuknya Islam di Nusa

Tenggara. Siswa juga merencanakan persiapan pembuatan proyek,

penentuan langkah-langkah, pembagian tugas, dan peralatan yang

digunakan untuk membuat proyek.

Tahap ketiga adalah siswa melakukan diskusi untuk membuat

jadwal pelaksanaan pembuatan proyek yang disepakati bersama guru.

Diskusi ini dilakukan setelah diskusi pembuatan perencanaan proyek.

Page 79: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

65

Jadwal pembuatan proyek ini dibuat mulai dari persiapan pembuatan

proyek sampai penyelesaian pembuatan proyek. Hal ini dilakukan agar

pembuatan proyek dapat berjalan dengan sistematis dan selesai tepat

waktu.

Tahap keempat adalah siswa membuat proyek berupa peta tematik

jalur masuknya Islam ke nusantara. Pembuatan proyek ini dilakukan

siswa di rumah bersama kelompoknya masing-masing dalam waktu 1

minggu. Pembuatan proyek didasarkan pada perencanaan yang telah

dibuat sebelumnya. Bersamaan dengan pembuatan proyek siswa juga

diminta untuk mengisi borang penilaian teman sejawat dalam bentuk

ceklist yang telah disediakan guru untuk menilai aktivitas siswa selama

pembuatan proyek. Hal ini dilakukan karena guru tidak dapat

mengontrol secara langsung pembuatan proyek yang dilakukan siswa di

rumah. Melalui penilaian teman sejawat ini guru bisa mendapatkan nilai

aktivitas siswa ketika pembuatan proyek dilakukan di rumah sesuai

dengan kelompoknya masing-masing.

Tahap kelima adalah guru memonitor proses pembuatan proyek

agar dapat diketahui perkembangannya. Kegiatan monitoring ini

dilakukan mulai dari kegiatan perencanaan, penjadwalan, dan pembuatan

proyek. Guru memberikan arahan, fasilitasi dan memberikan semangat

bagi siswa untuk giat belajar dan mengerjakan proyek secara optimal.

Arahan, fasilitasi dan pemberian semangat ini juga telah dilakukan pada

pertemuan sebelumnya saat dilakukan instruksi untuk mulai membuat

proyek di rumah, diantaranya dengan memberikan alat dan bahan untuk

Page 80: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

66

membuat proyek seperti kertas A3 dan sterofom. Hal ini dilakukan agar

pelaksanaan proyek sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah

disepakati, sehingga pembuatan proyek dapat selesai tepat waktu dan

hasilnya memuaskan.

Tahap keenam adalah guru melakukan penilaian terhadap seluruh

aktivitas siswa mulai dari perencanaan, penjadwalan, pembuatan

proyek, serta hasil proyek yang dibuat siswa. Penilaian pada tahap

perencanaan dilakukan pada pertemuan pertama, penilaian ini meliputi

persiapan pembuatan proyek, penentuan langkah-langkah pembuatan

proyek, penentuan jadwal pembuatan proyek, dan pembagian tugas

dalam pembuatan proyek. Penilaian pada tahap pembuatan proyek

dilakukan oleh guru di sekolah selama proses pembelajaran berlangsung

dan juga dilakukan oleh siswa melalui penilaian teman sejawat dengan

borang yang disediakan guru. Penilaian tahap ini meliputi kerjasama tim,

instrumen/alat yang digunakan, efisiensi waktu, dan penguasaan

pembuatan proyek. Penilaian pada tahap evaluasi dilakukan oleh guru

yang meliputi kualitas proyek dan tampilan presentasi hasil proyek.

Pada pertemuan kedua dilakukan tahapan selanjutnya yaitu tahap

ketujuh. Pada tahap ini siswa melakukan evaluasi dengan memaparkan

sudah sejauh mana proses pembuatan proyek yang dibuat masing-masing

kelompok. Pada pertemuan ini 2-3 kelompok awal diminta

mempresentasikan hasil proyek yang mereka buat dengan didampingi

guru, sedangkan 4 kelompok berikutnya melakukan presentasi pada

pertemuan berikutnya. Saat kelompok melakukan presentasi, peserta

Page 81: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

67

didik pada kelompok lainnya menanggapi. Presentasi ini meliputi

pemaparan dari tahap perencanaan, pembuatan proyek, dan hasil dari

proyek ini, sehingga dapat memberikan solusi untuk menyelesaikan

permasalahan pada pertanyaan esensial yang telah disajikan di awal.

Kegiatan pembelajaran berjalan secara sistematis, melibatkan para

siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses

yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk

menghasilkan produk. Selama proses pembelajaran, siswa sangat aktif

dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan

karena pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning yang

mengarahkan siswa untuk merencanakan dan mengerjakan proyek secara

mandiri untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat, sehingga siswa

sangat tertarik mengikuti. Hal ini dibuktikan dari nilai aktivitas siswa

kelas eksperimen yang sangat baik.

Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran, pada akhir pertemuan

kelas eksperimen diberikan angket post test untuk mengetahui minat

belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model

Project-Based Learning. Dari hasil post test diperoleh nilai tertinggi 94

dan nilai terendah 69 dengan rata-rata 78,85.

b. Pembelajaran dengan menggunakan model ceramah

Pembelajaran dengan mengunakan model ceramah dilakukan di

kelas kontrol yaitu kelas X MIA 6. Sebagai tolak ukur nilai awal

sebelum dilakukan pembelajaran, maka peneliti mengadakan pre test

Page 82: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

68

terlebih dahulu. Pre test dilakukan pada saat pertemuan pertama. Hasil

yang diperoleh dari pre test tersebut nilai tertingginya mencapai 74 dan

nilai terendahnya 55 dengan rata-rata 63,6.

Proses pembelajaran kelas kontrol pada dasarnya sama seperti

yang telah dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

intinya pembelajaran kelas kontrol menggunakan model ceramah dan

dibantu dengan media gambar. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas X

MIA 6 sebagai kelas kontrol dilakukan selama 3 pertemuan. Tiap

pertemuan kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran

atau 90 menit. Jadi, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama 6x45

menit atau 6 jam pelajaran.

Selama proses pembelajaran, dapat dikatakan siswa kurang

antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran jika dibandingkan

dengan kelas eksperimen. Hal ini terjadi karena pembelajaran

menggunakan model ceramah bervariasi dan diskusi biasa, sehingga

siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran. Itu dapat terlihat dari nilai

aktivitas siswa kelas kontrol yang kurang baik dibandingkan dengan

kelas eksperimen.

Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran, pada akhir pertemuan

kelas eksperimen diberikan angket post test untuk mengetahui minat

belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model

ceramah yang dibantu dengan gambar. Dari hasil post test diperoleh nilai

tertinggi 87 dan nilai terendah 59 dengan rata-rata 69,27.

Page 83: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

69

3. Hasil Analisis Data

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 1

Gubug tentang pengaruh implementasi model Project-Based Learning

terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug tahun

ajaran 2014/2015, diperoleh data berupa nilai pre test, post test dan nilai

aktivitas siswa. Tes digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa

terhadap mata pelajaran sejarah, sedangkan lembar pengamatan digunakan

untuk menilai aktivitas belajar siswa yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

Pada penelitian ini dilakukan analisis data sebanyak 2 tahap, yaitu (1)

analisis tahap awal menggunakan nilai pre test yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi awal sebelum dilakukan pembelajaran; (2) analisis

tahap akhir menggunakan nilai post test yang bertujuan untuk mengetahui

kondisi sesudah dilakukan pembelajaran.

a. Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal dilakukan untuk mengetahui kondisi awal

sampel yaitu kelas X MIA 5 dan X MIA 6 berawal dari titik tolak yang

sama. Selain itu untuk mengetahui tingkat pemahaman kedua sampel

mempunyai kemampuan yang sama (homogen). Data yang digunakan

dalam analisis tahap awal adalah data hasil pretest dari kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Gambaran umum hasil skor angket pre test kelas eksperimen dan

kelas kontrol disajikan pada tabel 4.1.

Page 84: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

70

Tabel 4.1 Gambaran umum hasil skor angket pre test

Pre Test

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Siswa 40 Jumlah Siswa 40

Nilai Tertinggi 75 Nilai Tertinggi 74

Nilai Terendah 55 Nilai Terendah 55

Rata-Rata 64,95 Rata-Rata 63,6

Rentang 20 Rentang 19

Berdasarkan tabel di atas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas

eksperimen = 64,95, nilai tertinggi = 75, dan nilai terendah pada kelas

eksperimen adalah 55. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh

keterangan nilai rata–rata = 63,6, nilai tertinggi = 74, sedangkan nilai

terendahnya adalah 55.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

penelitian terdistribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan uji

normalitas data pre test disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil perhitungan uji normalitas data pre test

Berdasarkan perhitungan data pre test kelas eksperimen

diperoleh nilai Sig. 0,208, karena Sig. = 0,208 > taraf signifikansi =

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kelas Eksperimen ,126 40 ,112 ,963 40 ,208

Kelas Kontrol ,124 40 ,125 ,968 40 ,320

a. Lilliefors Significance Correction

Page 85: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

71

0,05, maka data pre test kelas eksperimen berdistribusi normal.

Sedangkan, untuk data pre test kelas kontrol diperoleh nilai Sig.

0,320, karena Sig. = 0,320 > taraf signifikansi = 0,05, maka data pre

test kelas kontrol berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel

yang akan diteliti bersifat homogen ataukah tidak. Uji homogenitas

dilakukan menggunakan varians terbesar dibandingkan varians

terkecil.

Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test dapat

disajikan pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test

Test of Homogeneity of Variances

Pre Test

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,648 1 78 ,423

Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data pre test

kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,423, karena

Sig. = 0,423 > taraf signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data

pre test tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata lain data

pre test homogen.

Page 86: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

72

3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata ini berguna untuk mengetahui

apakah sampel tersebut mempunyai rata-rata yang berbeda atau

tidak. Analisis data dengan uji perbedaan dua rata-rata digunakan

untuk menguji hipotesis sebagai berikut:

Ho: μ1 = μ2 artinya rata-rata minat belajar kedua kelompok sama.

Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data pre test

disajikan pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata

data pre test

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) =

0,205, karena Sig.= 0,205 > taraf signifikansi = 0,05, maka H0

diterima. Dengan tingkat kepercayaan = 95% dan taraf signifikansi =

0,05. Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40 diperoleh

ttabel = 2,022 (perhitungan selengkapnya di lampiran 13). Kemudian

dari hasil pehitungan diperoleh nilai t=1,279 sedangkan ttabel =

2,022. Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima. Dari dua hasil

analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai

Page 87: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

73

rata-rata pre test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

b. Analisis Tahap Akhir

Analisis tahap akhir dilakukan untuk mengetahui kondisi akhir

sampel yaitu kelas X MIA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA

6 sebagai kelas kontrol, mengenai minat belajar siswa setelah adanya

perlakuan pembelajaran. Perlakuan pembelajaran untuk kelas

eksperimen menggunakan model Project-Based Learning sedangkan

untuk kelas kontrol menggunakan model ceramah variatif. Data yang

digunakan untuk pengujian tahap akhir ini adalah menggunakan data

post test.

Gambaran umum hasil skor angket post test kelas eksperimen dan

kelas kontrol disajikan pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Gambaran umum hasil skor angket post test

Post Test

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Siswa 40 Jumlah Siswa 40

Nilai Tertinggi 94 Nilai Tertinggi 87

Nilai Terendah 69 Nilai Terendah 59

Rata-Rata 78,85 Rata-Rata 69,27

Rentang 25 Rentang 28

Berdasarkan tabel di atas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas

eksperimen = 78,85, nilai tertinggi = 94, dan nilai terendah pada kelas

eksperimen adalah 69. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh

Page 88: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

74

keterangan nilai rata–rata = 69,27, nilai tertinggi = 87, sedangkan nilai

terendahnya adalah 59.

Selain menggunakan post test, aktivitas siswa yang meliputi nilai

keaktifan dan nilai pengamatan sikap siswa kelas eksperimen dan kontrol

juga ikut dinilai.

Tabel 4.6 Gambaran umum hasil lembar aktivitas siswa

Lembar Aktivitas Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Kriteria Jumlah

Siswa Presentase Kriteria

Jumlah

Siswa Presentase

Sangat

Baik 16 40%

Sangat

Baik 5 12,5%

Baik 15 37,5% Baik 8 20%

Cukup 9 22,5% Cukup 24 60%

Kurang 0 0% Kurang 3 7,5%

Rata-rata

nilai 34,175

Rata-rata

nilai 28,35

Berdasarkan tabel lembar keaktifan siswa di atas diperoleh

keterangan rata-rata nilai aktivitas siswa kelas eksperimen = 34,175 dan

kelas kontrol = 28,35, dan 40% siswa kelas eksperimen mendapat

kriteria keaktifan yang sangat baik dan hanya 12,5% siswa yang

mendapat kriteria sangat baik pada kelas kontrol.

Page 89: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

75

Tabel 4.7 Gambaran umum hasil lembar pengamatan sikap

Lembar Sikap Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Kriteria Jumlah

Siswa Presentase Kriteria

Jumlah

Siswa Presentase

Sangat

Baik 17 42,5%

Sangat

Baik 3 7,5%

Baik 16 40% Baik 10 25%

Cukup 6 15% Cukup 23 57,5%

Kurang 1 2,5% Kurang 4 10%

Rata-rata

nilai 10,075

Rata-rata

nilai 8,275

Berdasarkan tabel lembar pengamatan sikap di atas diperoleh

keterangan rata-rata nilai sikap siswa kelas eksperimen = 10,075 dan

kelas kontrol = 8,275, dan 42,5% siswa kelas eksperimen mendapat

kriteria keaktifan yang sangat baik dan hanya 7,5% siswa yang mendapat

kriteria sangat baik pada kelas kontrol.

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data post

test kelas eksperimen dan kontrol terdistribusi normal atau tidak.

Hasil perhitungan uji normalitas data post test kelas eksperimen

disajikan pada tabel 4.8

Page 90: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

76

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test

Berdasarkan perhitungan untuk data post test kelas

eksperimen diperoleh nilai Sig. 0,065, karena Sig. = 0,065 > taraf

signifikansi = 0,05, maka data post test kelas eksperimen

berdistribusi normal. Sedangkan, untuk data post test kelas kontrol

diperoleh nilai Sig. 0,301, karena Sig. = 0,301 > taraf signifikansi =

0,05, maka data post test kelas kontrol berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel

mempunyai varians yang sama ataukah tidak setelah adanya

perlakuan. Data yang digunakan adalah data post test.

Hasil perhitungan uji homogenitas data post test disajikan

pada tabel 4.9

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Kelas Eksperimen ,116 40 ,188 ,948 40 ,065

Kelas Kontrol ,091 40 ,200* ,968 40 ,301

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Page 91: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

77

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji homogenitas Data Post Test

Test of Homogeneity of Variances

Post_Test

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,001 1 78 ,978

Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data post test

kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,978, karena

Sig. = 0,978 > taraf signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data

post test tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata lain

data post test homogen.

3) Uji Signifikansi (Uji t)

Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata

skor minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari skor

minat belajar siswa pada kelas kontrol. Analisis data dengan uji t

digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut:

Ho: μ1 = μ2 artinya rata-rata minat belajar kedua kelompok sama.

Hasil perhitungan uji t data post test disajikan pada Tabel 4.10

Page 92: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

78

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (Uji t) data post test

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) =

0,000, karena Sig.= 0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka H0

ditolak. Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0,05.

Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40 diperoleh ttabel =

2,022 (perhitungan selengkapnya lihat di lampiran 19). Kemudian

dari hasil pehitungan diperoleh nilai t = 6,406 sedangkan ttabel =

2,022. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Berdasarkan dua hasil

analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata minat

belajar pada kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol atau

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

4) Uji Regresi

Uji regresi dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

adanya pengaruh aktivitas siswa terhadap minat belajar siswa di

kelas eksperimen yang menggunakan model Project-Based

Learning. Hasil perhitungan uji regresi disajikan pada tabel 4.11-

4.14

Page 93: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

79

Tabel 4.11 Uji Regresi (Coefficients)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 21,189 5,573 3,802 ,001

PjBL 1,698 ,163 ,860 10,398 ,000

a. Dependent Variable: Minat

Tabel 4.12 Uji Regresi (ANOVA)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 1320,850 1 1320,850 108,115 ,000b

Residual 464,250 38 12,217

Total 1785,100 39

a. Dependent Variable: Minat

b. Predictors: (Constant), PjBL

Tabel 4.13 Uji Regresi (Correlations)

Correlations

Minat PjBL

Pearson Correlation

Minat 1,000 ,860

PjBL ,860 1,000

Sig. (1-tailed) Minat . ,000

PjBL ,000 .

N

Minat 40 40

PjBL 40 40

Page 94: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

80

Tabel 4.14 Uji Regresi (Model Summary)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,860a ,740 ,733 3,49530

a. Predictors: (Constant), PjBL

b. Dependent Variable: Minat

Berdasarkan tabel 4.11 Uji Regresi (Coefficients) dapat dilihat

bahwa t-PjBL diperoleh t = 10,398. Banyaknya siswa = 40 dengan

taraf signifikansi = 0,05 diperoleh ttabel = 2,022, karena thitung > ttabel,

maka regresi berarti. Kemudian dari perhitungan diperoleh Sig.=

0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka regresi

berarti. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan

bahwa regresi berarti. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa

penerapan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap

minat belajar siswa.

Berdasarkan tabel 4.12 Uji Regresi (ANOVA) dapat dilihat

bahwa diperoleh F=108,115. Dengan jumlah variabel 2 dan

banyaknya siswa 40 diperoleh nilai Ftabel = 4,10 (perhitungan

selengkapnya lihat di lampiran 23). Karena F=108,115 > Ftabel = 4,10

, maka regresi itu linier. Kemudian dari perhitungan diperoleh Sig.=

0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka regresi

linier. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan

Page 95: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

81

bahwa regresi tersebut linier atau ada hubungan linier antara

penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar

siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada tabel

4.13 Uji Regresi (Correlations) diperoleh korelasi Pearson Moment

r=0,860 dan diperoleh Sig.(1-tailed)=0,000, karena Sig.(1-tailed) =

0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

ada korelasi positif antara penerapan model Project-Based Learning

terhadap minat belajar siswa.

Pada tabel 4.14 Uji Regresi (Model Summary) dapat dilihat

bahwa diperoleh R Square atau R2 yang merupakan koefisien

determinasi sebesar 0,740 atau sebesar 74,0 %. Hal ini berarti skor

minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model Project-Based

Learning. Sedangkan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor

lainnya, seperti dari pengetahuannya yang berupa daya tangkap

siswa yang berbeda, tingkat kecerdasan masing-masing siswa yang

berbeda, faktor lingkungan, dan lain-lain.

4. Peningkatan Minat Belajar Siswa

Analisis Peningkatan minat belajar siswa dilakukan untuk mengetahui

hasil studi eksperimen tentang pengaruh model Project-Based Learning

mampu meningkatkan minat belajar siswa, untuk mengetahui peningkatan

minat belajar siswa dihitung dengan analisis normal gain dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Page 96: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

82

Tabel 4.15 Peningkatan Minat Belajar Siswa dengan Analisis Gain

No Kelas

Nilai Rata rata %

Peningka

tan

%

Peningkatan

Normal

Gain

Kriteria

faktor g

Pre test Posttest

pretest –

posttest

Pretest-

posttest

pretest -

posttest

pretest -

posttest

1 Eksperimen 64,95 78,85 13,90 21,4% 39,7% Sedang

2 Kontrol 63,60 69,27 5,67 8,9% 15,6% Rendah

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Rumus N-Gain

g = (% post test−%pre test)

(%100−%pre test)

Keterangan kriteria Normal Gain :

Tinggi : 71% - 100%

Sedang : 31% - 70%

Rendah : 1 % - 30%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh keterangan % peningkatan

Normal Gain untuk kelas eksperimen sebesar 39,7% dan termasuk dalam

kategori sedang, peningkatan untuk kelas kontrol sebesar 15,6% dan

termasuk dalam kategori rendah.

5. Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning terhadap Minat

Belajar

Berdasarkan aktivitas belajar siswa kelas X MIA 5, pembelajaran

dengan model Project-Based Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa.

Siswa didorong untuk membuat sebuah karya yang berguna untuk

Page 97: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

83

menyelesaikan permasalahan masyarakat dengan mandiri, mulai dari

merencanakan sendiri, menjadwalkan, membuat proyek, bahkan hingga

memaparkan dan memamerkan hasil karya yang mereka buat untuk

menyelesaikan permasalahan.

Keberhasilan pembelajaran menggunakan model Project-Based

Learning terlihat dari hasil perhitungan rata-rata pre tes antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh nilai thitung = 1,279, sedangkan

ttabel = 2,022. Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka tidak ada perbedaan nilai

rata-rata data awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Setelah adanya perlakuan pada kelas eksperimen yaitu penggunaan model

Project-Based Learning pada proses pembelajaran, menghasilkan

perhitungan uji signifikansi (uji t) dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh

harga thitung = 6,406 sedangkan harga ttabel= 2,022. Karena harga thitung > ttabel,

maka Ho ditolak, sehingga minat belajar siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol berbeda secara signifikan.

Berdasarkan hasil uji signifikansi tersebut, dapat ditarik kesimpulan

bahwa minat belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa di

kelas kontrol yang dibuktikan dengan rata-rata kelas eksperimen lebih besar

daripada kelas kontrol. Hal ini berarti penggunaan model Project-Based

Learning mempengaruhi minat belajar siswa, sehingga minat belajar siswa

kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yang menjalani proses

pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah bervariasi.

Page 98: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

84

6. Aspek-Aspek yang Dicapai Model Project-Based Learning dalam

Peningkatan Minat Belajar

Penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran

memiliki beberapa ciri yang dapat mendorong timbulnya minat belajar siswa.

Beberapa ciri model Project-Based Learning adalah pertama, adanya

permasalahan atau tantangan yang kompleks yang diajukan ke siswa. Kedua,

siswa mendesain proses penyelesaian atau tantangan yang diajukan dengan

menggunakan penyelidikan. Ketiga, siswa mempelajari dan menerapkan

keterampilan serta pengetahuan yang dimilikinya dalam berbagai konteks

ketika mengerjakan proyek. Keempat, siswa bekerja dalam tim kooperatif

demikian juga pada saat mendiskusikannya dengan guru. Kelima, siswa

mempraktikkan berbagai keterampilan untuk menyelesaikan permasalahan

sesuai dengan perencanaan awal. Keenam, siswa secara berkala melakukan

refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan. Ketujuh, produk akhir siswa

dalam mengerjakan proyek dievaluasi. Beberapa ciri diatas mendasari

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based

Learning.

Pelaksanaan model Project-Based Learning ini pada pembelajaran

menunjukkan perkembangan kemampuan siswa pada aspek kognitif, afektif,

dan psikomorik yang dapat memicu timbulnya minat belajar siswa. Aspek-

aspek ini dijabarkan sebagai berikut:

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan mengenai

hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek

Page 99: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

85

kognitif berpusat seputar pertanyaan tentang kepuasan, kesenangan,

keuntungan, dan lain sebagainya. Ketika seseorang melakukan suatu

aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses

suatu aktivitas tersebut, sehingga seseorang yang memiliki minat

terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak

manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya. Pencapaian siswa pada

aspek ini dapat dilihat dari hasil pre test dan post test angket. Sebelum

adanya perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Project-

Based Learning nilai rata-rata siswa 64,95. Setelah adanya perlakuan,

minat belajar siswa nilai rata-ratanya mencapai 78,85. Peningkatan hasil

belajarnya dilihat dari adanya selisih nilai rata-rata yang mencapai 13,90

atau 13,90%.

b. Aspek Afektif

Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang

menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam bentuk

sikap terhadap aktivitas yang diminatinya. Penilaian untuk aspek ini

dilakukan melalaui observasi oleh guru. Perolehan skor dari hasil

observasi siswa yang menyangkut sikap disiplin, tanggungjawab, dan

kerjasama siswa kelas eksperimen = 10,075 dan kelas kontrol = 8,275

dan 42,5% siswa kelas eksperimen mendapat kriteria keaktifan yang

sangat baik dan hanya 7,5% siswa yang mendapat kriteria sangat baik

pada kelas kontrol. Dengan demikian kelas yang menggunakan model

Project-Based Learning nilai afektifnya lebih baik.

Page 100: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

86

c. Aspek Psikomotorik

Aspek psikomotorik lebih mengorientasikan pada proses tingkah

laku atau pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat

melalui aspek kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif

sehingga mengorganisasikan dan diaplikasikan dalam bentuk nyata

melalui aspek psikomotorik. Penilaian untuk aspek ini dilakukan melalui

hasil data aktivitas siswa. Berdasarkan tabel lembar aktivitas siswa di atas

diperoleh keterangan rata-rata skor keaktifan siswa kelas eksperimen =

34,175 dan kelas kontrol = 28,35 dan 40% siswa kelas eksperimen

mendapat kriteria keaktifan yang sangat baik dan hanya 12,5% siswa

yang mendapat kriteria sangat baik pada kelas kontrol.

B. Pembahasan

Sebagaimana telah diuraikan dalam sajian hasil penelitian di muka, hasil

temuan dari penelitian ini adalah minat belajar siswa kelas eksperimen yang

menggunakan model Project-Based Learning lebih tinggi dibandingkan kelas

kontrol yang menggunakan model konvensional. Temuan lain dari penelitian ini

adalah bahwa tidak hanya berbeda pada hasil rata-rata minat belajar siswa saja

akan tetapi juga ada perbedaan aktivitas dan sikap antara siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pola belajar siswa yang

diterapkan di kelas X MIA 5 juga berbeda dengan pola belajar siswa yang

diterapkan di kelas X MIA 6. Pengaruh dari pola belajar inilah yang mampu

mengungkap bahwa proses pembelajaran pada dasarnya membutuhkan model

yang tepat untuk digunakan dan disesuaikan dengan materi pada pembelajaran.

Page 101: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

87

Bukti dari adanya peningkatan minat belajar siswa yang menggunakan

model Project-Based Learning ini dapat dilihat dari hasil analisis data akhir

(Post test) kelas X MIA 5 dengan perlakuan model Project-Based Learning

yang menunjukkan skor rata-rata minat siswa dalam belajar sejarah sebesar

78,85, sedangkan skor rata-rata kelas X MIA 6 dengan model konvensional

menunjukkan skor 69,27. Selanjutnya dari uji perbedaan dua rata-rata data

(Post Test) diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,000, karena Sig.= 0,000 < taraf

signifikansi = 0,05, maka H0 ditolak, dengan taraf kepercayaan = 95% dan taraf

signifikansi = 0,05. Berdasarkan hasil pehitungan diperoleh nilai t = 6,406

sedangkan ttabel = 2,022. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak. berdasarkan dua

hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata minat belajar pada

kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol atau terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Temuan lain pada penelitian ini dapat dilihat pada hasil observasi

aktivitas siswa yang menunjukan perolehan rata-rata skor 34,175 di kelas X

MIA 5 yang menggunakan model pembelajaran Project-Based Learning lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas X MIA 6 yang memperoleh rata-rata skor

28,35. Aktivitas-aktivitas dari model pembelajaran ini mampu menarik minat

siswa dalam hal berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri. Hal inilah yang

menjadi dasar keinginan atau daya ketertarikan dalam diri siswa untuk belajar.

Teori yang mendukung pada proses belajar ini adalah teorinya Rifa’i & Anni

(2011: 82) yang menyatakan belajar adalah proses penting bagi perubahan

perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan

dan dikerjakan oleh seseorang. Jadi, selain dari model pembelajaran yang

Page 102: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

88

digunakan, diperlukan sebuah kemampuan seorang guru untuk memberikan

dorongan yang kuat supaya muncul inisiatif dari diri siswa sendiri untuk belajar

tanpa adanya suatu keterpaksaan. Penilaian aktivitas siswa yang dilakukan

dalam penelitian ini yaitu menggunakan bentuk penilaian teman sejawat.

Beberapa alasannya yaitu karena dari sekian banyak siswa yang mempunyai

karakter belajar masing-masing tidak dapat diamati langsung oleh satu observer.

Selain itu indikator terkait kegiatan apa saja yang dilakukan, dibuat 10 penilaian

kegiatan siswa. Masing-masing indikator mempunyai 4 bobot penilaian yang

berbeda yaitu: sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Skor maksimal dari

aktivitas belajar siswa adalah 40. Penilaian ini layak digunakan dalam penelitian

untuk pengukuran aktivitas belajar siswa di kelas X MIA 5 maupun di kelas X

MIA 6.

Temuan lain dari penelitian ini adalah mengenai hasil observasi sikap

yang juga berbeda antara kelas yang menggunakan model Project-Based

Learning X MIA 5 dan kelas yang menggunakan model pembelajaran

konvensional X MIA 6. Sikap siswa pada proses pembelajaran diamati oleh

guru sendiri, dan hasilnya menunjukkan rata-rata skor yang diperoleh kelas

eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Penyebab dari

perbedaan hasil sikap ini dikarenakan aktivitas belajar yang telah dilaksanakan.

Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based Learning ini

yang diarahkan untuk membuat perencanaan, menjadwalkan, dan membuat hasil

proyek untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada kehidupan

masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan sikap tanggungjawab, kedisiplinan,

serta kerjasama dengan sesama.

Page 103: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

89

Seluruh aktivitas belajar pada akhirnya diharapkan membantu siswa

menguasai materi dan menumbuhkan sikap siswa yang lebih baik sesuai dengan

tujuan seorang guru selain mengajar yaitu juga mendidik. Rifa’i & Anni (2011:

82) mengungkap, pada kegiatan belajar di sekolah, perubahan perilaku itu

mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar

dan kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai yang diajarkan

oleh pendidik.

Hal-hal yang dipelajari peserta didik menjadi dasar perolehan aspek-

aspek perubahan perilaku yang dihasilkan dari suatu proses pembelajaran.

Merujuk pada pemikiran Hurlock dalam Priharini (2014:13) minat belajar

terwujud dalam beberapa aspek, yaitu: (1) aspek kognitif yaitu aspek yang

didasarkan pada konsep perkembangan mengenai hal-hal yang

menghubungkannya dengan minat. Ketika seseorang memiliki minat terhadap

suatu aktivitas maka akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari

suatu aktivitas yang dilakukannya; (2) aspek afektif yaitu aspek yang

dikembangkan dari pengalaman pribadi, orang tua, guru, dan kelompok yang

mendukung aktivitas yang diminatinya; (3) aspek psikomotorik yaitu aspek yang

menitikberatkan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan.

Pernyataan di atas adalah gambaran jelas dari akhir pembelajaran yang

dilakukan pada Project-Based Learning di kelas X MIA 5 ini. Berikutnya untuk

mengetahui seberapa jauh model Project-Based Learning ini mempengaruhi

minat siswa, dilakukan analisis regresi dan diperoleh nilai t = 10,398 sedangkan

ttabel = 2,022. Karena thitung > ttabel, maka regresi berarti. Berdasarkan hasil

perhitungan diperoleh Sig.= 0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi =

Page 104: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

90

0,05, maka regresi berarti. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa penerapan

model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

Koefisien determinasi sebesar 0,740 atau sebesar 74,0 %. Hal ini berarti skor

minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model Project-Based Learning,

sedangkan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti dari

pengetahuannya yang berupa daya tangkap siswa yang berkembang, tingkat

kecerdasan masing-masing siswa yang berbeda, dan faktor lingkungan. Slameto

(2010: 54-72) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

minat belajar, antara lain: faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar, dan faktor ekstern yang merupakan faktor dari

luar individu.

Berdasarkan paparan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

penerapan model Project-Based Learning lebih efektif dan terbukti

berpengaruh terhadap minat belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran

yang disampaikan dengan metode ceramah.

Page 105: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

91

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan:

1. Penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah di

SMA Negeri 1 Gubug berlangsung dengan baik dan sesuai dengan tahapan-

tahapan yang dirancang peneliti dalam silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

2. Penerapan model Project-Based Learning mempunyai pengaruh terhadap

minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug. Hal ini dapat

dilihat dari rata-rata nilai posttest kelas eksperimen yang menggunakan

model Project-Based Learning mencapai 78,85 dan rata-rata nilai kelas

kontrol yang tidak menggunakan model Project-Based Learning mencapai

69,27. Hasil uji regresi sederhana juga menunjukkan nilai t = 10,398

sedangkan ttabel = 2,022 dengan taraf signifikansi 0,05, karena thitung > ttabel,

maka regresi berarti. Hal ini berarti bahwa penerapan model Project-Based

Learning berpengaruh terhadap minat belajar sejarah siswa. Koefisien

determinasinya diperoleh = 0,740. Hal ini berarti skor minat belajar siswa

74,0 % dipengaruhi model Project-Based Learning, sedangkan sisanya

26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

3. Aspek-aspek yang dicapai dalam pembelajaran Project-Based Learning

meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pencapaian ranah

kognitif yaitu peningkatan minat belajar siswa dari pelaksanaan pre test

kemudian dilakukan post test mencapai 13,90, ranah afektifnya yaitu hasil

Page 106: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

92

pengamatan sikap siswa dalam pembelajaran yang mencapai 42,50%, dan

ranah psikomotorik yaitu hasil penilaian aktivitas dan keterampilan siswa

mencapai 40%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran

sebagai berikut:

1. Diharapkan guru bisa mengembangkan proses pembelajaran menggunakan

model Project-Based Learning sebagai salah satu model pembelajaran

sejarah di SMA Negeri 1 Gubug.

2. Perlu adanya persiapan yang cukup sebelum penggunaan model

pembelajaran Project-Based Learning di kelas, terutama masalah rincian

waktu dan fasilitas.

3. Penggunaan model Project-Based Learning memerlukan kecakapan guru

dalam penguasaan dan pengelolaan kelas yang baik untuk menanggulangi

kondisi kelas yang agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat

pelaksanaan proyek, karena adanya kebebasan saat pelaksanaan proyek.

4. Proses pembuatan proyek seharusnya dilakukan di sekolah secara

keseluruhan, sehingga guru dapat mendampingi secara langsung dan tidak

merasa ragu terhadap hasil penilaian aktivitas siswa yang didapatkan dari

penilaian teman sejawat.

Page 107: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

93

DAFTAR PUSTAKA

A.M., Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Aman.2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

. . 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Dewi, Sandi Aris , Garminah & Pudjawan. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Proyek (Project-Based Learning) terhadap Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas IV SD N 8 Banyuning. E-Journal; 1(1):11-20.

Faqiir. Abdikal. 2011. Minat Dalam Belajar.

https://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-

siswa/. (26 Feb 2015).

Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hung, David and Angela Wong. 2000. “Activity theory as a framework for project

work in learning environments”. Educational Technology; 40(2):33-37.

Singapore: Educational Technology Publications.

Kochhar. S. K. 2008. Pembelajaran Sejarah: Teaching of History. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kurnia, Yoga Dwi. 2012. Masa Prasejarah (Nirleka).

http://kurnia83action.blogspot.com/2012/05/masa-prasejarah-nirleka.html.

(26 Feb 2014).

Loekmono, Lobby J.T. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Salatiga: BPT Gunung

Mulia.

Mulyatiningsih, Endang. 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif dan

Menyenangkan (PAIKEM). Depok Jawa Barat: Direktorat Jendral

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Mustofa, Amin. 2011. Pengaruh Pengetahuan Mahasiswa tentang Undang-undang

No.22 Tahun 2009 terhadap Kedisiplinan Pengendara Sepeda Motor di

FISIP Unila. Skripsi. Diterbitkan. Lampung: FISIP Unila.

Page 108: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

94

Nasrullah. 2014. “Kontribusi Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Faktor

AIK dalam Pembelajaran Matematika Kelas II/3 SMPN 2 Makassar”.

Jurnal Kreano; 5(1):48-55. Makassar: Jurusan Matematika Universitas

Negeri Makassar.

Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo.

Pintrich, Paul R. & Dale H. Schunk. 1996. Motivation in Education: Theory,

Research, and Applications. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Priharini, Ismi. 2014. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Seni Tari melalui

Hypnoteaching pada Siswa Kelas II SD Negeri 1 Prambanan Klaten.

Skripsi. Diterbitkan. Surakarta: PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret.

Purnomo, Arif. 2012. “Pembelajaran Sejarah Berbasis Deep Dialogue/Critical

Thinking di Sekolah Menengah Atas”. Jurnal Historia Pedagogia; 1(1):1-

10. Semarang: Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah Jawa Tengah.

Rifa’i, Achmad & Anni, Catharina Tri. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi

Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung: Kencana Predana Media Group.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Suarni, Nyoman Dantes & I Nyoman Tika. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Projek terhadap Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Gugus 1 Kecamatan Kuta”. Jurnal E-Journal; 4(1):1-7. Singaraja: Program

Studi Pendidikan Dasar, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan

Ganesha Singaraja Indonesia.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suhartini, Dewi. 2001. Minat Siswa Terhadap Topik-topik Mata Pelajaran Sejarah

dan Beberapa Faktor yang Melatarbelakanginya : Studi Deskriptif

Terhadap Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri di Kota Bogor. (Tesis).

Magister Pendidikan Ilmu Sosial – UPI.

Suprihatin, Endang. 2014. Hakekat Pembelajaran yang Ideal. http://mudah-

belajarbahasaarab.blogspot.com/2014/11/hakekat-pembelajaran-yang-

ideal.html. (22 Jan 2015).

Page 109: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

95

Suryadi, Andy. 2012. “Pembelajaran Sejarah dan Problematikanya”. Jurnal Historia

Pedagogia; 1(1):74-84. Semarang: Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran

Sejarah Jawa Tengah.

Sutirman. 2013. Media dan model-model pembelajaran inovatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Syaifudin, Dadang. 2013 . Efektifitas Model Pembelajaran Proyek berbasis Jelajah

Alam Sekitar (JAS) terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa kelas X

Semester 2 di SMA Negeri 2 Banguntapan. Skripsi tidak diterbitkan.

Yogyakarta: UIN SUNAN KALIJAGA.

Trianto . 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Predana Media Group.

Uno, B. Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi.

Wasino. 2007. Dari Riset hingga Tulisan Sejarah. Semarang: UNNES Press.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibowo, Anjar Mukti & Rodliyah, Wiwik Lailatur. 2011. Peningkatan Minat

Belajar IPS Sejarah dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran The

Power of Two pada Siswa Kelas VII B MTS Negeri Kembangsawit Tahun

Pelajaran 2010/2011. Jurnal Agastya; 2(1):88-113.

Yogi, Fikri. 2013. Pengertian Minat Belajar Menurut Para Ahli, Definisi, Artikel.

http://dicari-saja.blogspot.com/2013/02/pengertian-minat-belajar-siswa-

menurut.html. (22 Jan 2015).

Page 110: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

96

LAMPIRAN

Page 111: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

97

Lampiran 1

Daftar Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5)

Page 112: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

98

Lampiran 2

Daftar Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6)

Page 113: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

99

Lampiran 3

SILABUS

Sekolah : SMA Negeri 1 Gubug

Kelas : X

Mata Pelajaran : Sejarah Wajib

Semester : 2

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

3.7 Menganalisis

berbagai teori

tentang proses

masuk dan

berkembangnya

agama dan

kebudayaan Islam

di Indonesia.

Islamisasi dan

Silang Budaya di

Nusantara

Kedatangan Islam

ke Nusantara

Islam dan jaringan

perdagangan antar

pulau

Mengamati:

Melihat gambar-gambar

tentang islamisasi di

Nusantara.

Menanya:

Menanyakan hal-hal yang

belum dipahami atau hal-

Observasi: mengamati

kegiatan peserta

didik dalam

Penugasan

Proyek: proses

mengumpulkan

3 mg x 2 jp

Buku Paket

Sejarah

Indonesia

kelas X

semester 2.

Buku-buku

lainya

Internet ( jika

Page 114: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

100

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

4.8 Mengolah informasi

mengenai proses

masuk dan

perkembangan

kerajaan Islam

dengan menerapkan

cara berpikir

kronologis, dan

pengaruhnya pada

kehidupan

masyarakat

Indonesia masa kini

serta

mengemukakannya

dalam bentuk

tulisan.

Islam Masuk

Istana Raja

hal yang ingin diketahui

yang berkaitan dengan

islmaisasi di Nusantara.

Mengumpulkan Informasi:

mengumpulkan informasi

terkait dengan pertanyaan

dan materi tentang

islamisasi di Nusantara

melalui bacaan, internet,

pengamatan terhadap

sumber-sumber sejarah

yang ada di museum dan

atau peninggalan-

peninggalan yang ada di

lingkungan terdekat.

Mengasosiasi:

menganalisis informasi

dan data-data yang didapat

baik dari bacaan maupun

dari sumber-sumber terkait

untuk mendapatkan

kesimpulan tentang

islmaisasi di Nusantara.

data, analisis

data dan

pembuatan

laporan atau

karya lainnya

tentang

islmaisasi di

Nusantara.

Tes lisan:

menilai

kemampuan

peserta didik

dalam

menganalisis

konsep tentang

islmaisasi di

Nusantara.

tersedia)

Gambar

islamisasi di

Nusantara.

Peta

Nusantara.

Page 115: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

101

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

Mengkomunikasikan:

hasil analisis yang telah

dilakukan kemudian

dilaporkan dalam bentuk

tulisan atau karya lain

tentang islmaisasi di

Nusantara.

Gubug, April 2015

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Dra. Maria Sri Gunarti Widowati

NIP. 196005171986092001 NIM. 3101411082

Page 116: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

102

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

SMA : SMA Negeri 1 Gubug

Program : Wajib

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas : X

Semester : 2

Materi Pokok : Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara

Sub Materi : Menganalisis Kedatangan Islam di Nusantara

Alokasi Waktu : 6×45 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan,dan menjelaskan pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

Page 117: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

103

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR

1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran

agamanya.

1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat

beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil

budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam.

2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah.

3.8 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya

agama dan kebudayaan islam di Indonesia.

4.8 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan

Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya

pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta

mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menunjukkan rasa syukur sebagai umat beragama

2. Menunjukkan nilai dan perilaku toleransi antar umat beragama dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menerapkan perilaku kerjasama, tanggung jawab dan peduli terhadap

berbagai hasil budaya pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Berlaku jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.

5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah.

6. Menganalisis proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori.

Page 118: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

104

7. Menyajikan informasi tentang jalur masuknya Islam di Nusantara dalam

bentuk tulisan.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi peserta didik mampu:

1. Bersyukur sebagai umat beragama

2. Bertoleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Bekerjasama, bertanggung jawab dan peduli terhadap berbagai hasil budaya

pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.

5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah.

6. Memahami proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori.

7. Membuat peta tentang jalur masuknya Islam di Nusantara.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Kedatangan Islam ke Nusantara

Islam dan jaringan perdagangan antar pulau

Islam Masuk Istana Raja

F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan pembelajaran : Saintific

Model pembelajaran : Project-Based Learning

Metode pembelajaran : Diskusi, Proyek, dan Presentasi

Page 119: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

105

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan (6×45 menit)

Pertemuan 1 (2×45 menit)

Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

1. Kegiatan

Pendahuluan

1.1 Guru memberikan salam, menanyakan

kabar siswa dan mengajak siswa untuk

berdoa sebelum pelajaran di mulai.

1.2 Guru mempresensi siswa.

1.3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

1.4 Guru memberi motivasi siswa untuk

lebih berkonsentrasi dalam proses

pembelajaran.

1 menit

5 menit

2 menit

2 menit

2. Kegiatan Inti 2.1 Peserta didik mendengarkan penjelasan

guru tentang proses Project-Based

Learning dengan segala esensinya, yaitu:

1. Penyajian pertanyaan esensial

2. Membuat perencanaan

3. Menyusun penjadwalan

4. Pembuatan proyek dan monitoring

5. Melakukan penilaian

6. Evaluasi

2.2 Mengamati

Peserta didik mengamati gambar yang

disajikan guru yaitu gambar peta

Indonesia, gambar kapal dagang Cina

yang berlayar di Indonesia dan gambar

batu nisan dari Tralaya yang bercorak

Islam.

2.3 Menanya

5 menit

2 menit

2 menit

Page 120: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

106

Peserta didik bertanya tentang hal-hal

yang berkaitan dengan gambar yang

disajikan oleh guru.

2.4 Pembentukan Kelompok

Peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok

oleh guru.

2.5 Peserta didik bergabung dengan

kelompoknya masing-masing dan tiap

kelompok mendapat kajian masing-

masing, yaitu:

1. Jalur masuknya Islam di Sumatera

2. Jalur masuknya Islam di Jawa

3. Jalur masuknya Islam di Sulawesi

4. Jalur masuknya Islam di Borneo

5. Jalur masuknya Islam di Maluku

6. Jalur masuknya Islam di Irian

7. Jalur masuknya Islam di Nusa

Tenggara.

2.6 Penyajian pertanyaan esensial

Peserta didik menyimak pertanyaan

esensial yang disajikan guru, yaitu:

Bagaimana cara menyampaikan kepada

masyarakat agar mereka mudah

memahami jalur masuknya Islam ke

Nusantara ?

2.7 Mengumpulkan Informasi

a) Peserta didik mencari referensi

tentang permasalahan yang diajukan

guru di buku, internet, artikel, atau

sumber lainnya.

b) Peserta didik mempelajari materi

3 menit

2 menit

5 menit

10 menit

5 menit

Page 121: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

107

tentang kedatangan Islam di

Nusantara.

2.8 Mengasosiasi/Mengolah Informasi

a) Perencanaan

Peserta didik melakukan diskusi

mengenai perencanaan pembuatan

proyek, mulai dari desain

perencanaan proyek hingga cara

pembuatan proyek dengan

pendampingan guru.

b) Penjadwalan

Peserta didik melakukan diskusi

mengenai jadwal pembuatan proyek.

c) Monitoring

Peserta didik dimonitoring guru

dalam pelaksanaan diskusi.

Monitoring meliputi:

- Memberikan arahan

- Fasilitasi

- Memberikan semangat

d) Penilaian

Peserta didik dinilai oleh guru dalam

proses diskusi mengenai perencanaan

pembuatan proyek. Penilaian pada

tahap ini meliputi:

- Persiapan pembuatan proyek

- Penentuan langkah-langkah

pembuatan proyek

- Penentuan jadwal pembuatan

proyek

- Pembagian tugas dalam

1 menit

5 menit

1 menit

1 menit

Page 122: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

108

pembuatan proyek

2.9 Membangun (Networking)

a) Evaluasi

- Masing-masing kelompok

mempresentasikan mengenai

perencanaan proyek yang akan

dibuat dalam rangka menjawab

permasalahan yang diidentifikasi.

- Peserta didik lain menanggapi

apa yang disampaikan kelompok

yang melakukan presentasi.

- Guru merefleksi hasil presentasi

peserta didik.

25 menit

3. Kegiatan

Penutup

3.1 Peserta didik bersama guru membuat

kesimpulan pelajaran mengenai rencana

pembuatan proyek.

3.2 Guru menyampaikan informasi kepada

peserta didik untuk mempersiapkan alat

dan bahan seperti kertas A3 dan alat tulis

lainnya yang diperlukan untuk

pembuatan proyek, serta meminta siswa

untuk mulai membuat proyek di rumah

dengan memahami konsep atau prinsip

yang terkait dengan penyelesaian

permasalahan.

5 menit

5 menit

Pertemuan 2 (2×45 menit)

Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

1. Kegiatan

Pendahuluan

1.1 Guru memberikan salam, menanyakan

kabar siswa dan mengajak siswa untuk

3 menit

Page 123: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

109

berdoa sebelum pelajaran di mulai.

1.2 Guru mempresensi siswa.

1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk

lebih berkonsentrasi dalam proses

pembelajaran.

5 menit

2 menit

2. Kegiatan Inti 2.1 Peserta didik mendengarkan penjelasan

guru tentang kelanjutan pembuatan

proyek.

2.2 Peserta didik kembali bergabung dengan

kelompoknya masing-masing untuk

melanjutkan pembuatan proyek yang

telah buat sebelumnya.

2.3 Masing-masing kelompok

menginformasikan tentang sejauh apa

pembuatam proyeknya.

2.4 Mengamati

Peserta didik mengamati contoh-contoh

gambar hasil proyek yang di buat dalam

pembelajaran dengan menggunakan

model Project-Based Learning, yang

sesuai dengan proyek yang dibuat siswa.

2.5 Menanya

Peserta didik bertanya tentang hal-hal

yang berkaitan dengan gambar yang

ditayangkan oleh guru.

2.6 Mengumpulkan Informasi

Peserta didik mempelajari cara

pembuatan proyek dari berbagai sumber

untuk menyempurnakan hasil karya

proyeknya.

1 menit

1 menit

2 menit

1 menit

3 menit

5 menit

Page 124: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

110

2.7 Mengasosiasi/Mengolah Informasi

a) Pembuatan Proyek

Kelompok melanjutkan pembuatan

proyek atau karya dengan memahami

konsep atau prinsip yang terkait

dengan penyelesaian permasalahan,

dengan berpedoman pada sumber-

sumber yang telah dikumpulkan.

b) Monitoring

Peserta didik dimonitoring oleh guru

dalam pembuatan proyek. Guru

memberikan arahan, fasilitasi dan

memberikan semangat bagi siswa

untuk giat belajar dan mengerjakan

proyek secara optimal. Hal ini

dilakukan agar pelaksanaan proyek

sesuai dengan tahapan dan jadwal

yang telah disepakati.

c) Penilaian

Peserta didik dinilai oleh guru dalam

proses pembuatan proyek. Penilaian

pada tahap pelaksanaan pembuatan

proyek ini meliputi:

- Kerjasama tim

- Instrumen/alat yang digunakan

- Efisiensi waktu

- Penguasaan pembuatan proyek

2.8 Membangun (Networking) melakukan

presentasi

a) Evaluasi

i) 2 atau 3 kelompok yang sudah

33 menit

1 menit

1 menit

20 menit

Page 125: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

111

selesai membuat proyek

melakukan presentasi hasil

proyek mereka untuk

menyelesaikan permasalahan

yang diidentifikasi, disertai

dengan arahan dari guru.

ii) Peserta didik lainnya

menanggapi.

iii) Guru melakukan penilaian

terhadap hasil proyek, yang

meliputi:

- Kualitas proyek

- Presentasi hasil proyek

1 menit

1 menit

3. Kegiatan

Penutup

3.1 Peserta didik bersama guru membuat

kesimpulan pelajaran mengenai beberapa

hasil proyek yang sudah dipresentasikan.

3.2 Guru menyampaikan informasi kepada

siswa untuk melanjutkan pembuatan

proyek bagi kelompok yang belum

selesai.

9 menit

1 menit

Pertemuan 3

Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

1. Kegiatan

Pendahuluan

1.1 Guru memberikan salam, menanyakan

kabar siswa dan mengajak siswa untuk

berdoa sebelum pelajaran di mulai.

1.2 Guru mempresensi siswa.

1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk

lebih berkonsentrasi dalam proses

pembelajaran.

3 menit

5 menit

2 menit

Page 126: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

112

2. Kegiatan Inti 2.1 Peserta didik mendengarkan penjelasan

guru mengenai tindak lanjut dari

presentasi hasil proyek dari kelompok-

kelompok yang belum melakukan

presentasi pada pertemuan yang lalu.

2.2 Peserta didik kembali bergabung dengan

kelompoknya masing-masing.

2.3 Mengamati

Peserta didik mengamati langkah-

langkah presentasi yang disajikan guru.

2.4 Menanya

Peserta didik bertanya tentang hal-hal

yang berkaitan dengan apa yang

dijelaskan guru yang masih belum

dipahami oleh peserta didik.

2.5 Mengumpulkan Informasi

Peserta didik mempelajari hal-hal yang

akan disampaikan dalam presentasi.

2.6 Mengasosiasi/Mengolah Informasi dan

Membangun (Networking)

a) Evaluasi

Masing-masing kelompok yang

belum melakukan presentasi pada

pertemuan lalu, mempresentasikan

hasil proyeknya di depan kelas dan

peserta didik yang lain menanggapi.

b) Penilaian

Guru melakukan penilaian terhadap

hasil proyek yang dibuat peserta

2 menit

1 menit

1 menit

1 menit

10 menit

20 menit

1 menit

Page 127: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

113

didik berupa laporan proyek yang

meliputi:

- Kualitas proyek

- Presentasi hasil proyek

c) Guru merefleksi hasil presentasi dari

masing-masing kelompok.

4 menit

3. Kegiatan

Penutup

3.1 Penggabungan peta perpulau agar

menjadi satu kesatuan Nusantara.

3.2 Peserta didik bersama guru membuat

kesimpulan pelajaran.

3.3 Peserta didik diajak merenungkan

manfaat dari kegiatan pembelajaran.

3.4 Guru memberikan penghargaan kepada

peserta didik yang aktif serta

mengucapkan terimakasih kepada siswa.

30 menit

5 menit

4 menit

1 menit

H. SUMBER DAN MEDIA

Sumber :

Hapsari, Ratna. M. Adil. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA

Kelas X. Jakarta: Erlangga

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Sejarah Indonesia

kelas X Semester 2. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

Medianya :

- Laptop - kertas A3

- Gambar - sterofom

Page 128: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

114

I. PENILAIAN

1. Sikap Spiritual

No Nama Siswa

Sikap Spiritual Total Skor Mensyukuri

1-4

1

2

3

Keterangan:

Sikap Spiritual

Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:

- Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.

- Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai

agama yang dianut.

- Mengucapkan syukur setelah pembelajaran selesai

- Menjaga lingkungan hidup di sekolah.

Rubrik pemberian skor:

- 4 = jika siswa melakukan semua kegiatan tersebut

- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut

- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut

- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan

tersebut.

2. Sikap Sosial

No Nama

Ker

jasa

ma

Dis

ipli

n

Tan

ggu

ng

jaw

ab

Jumlah

score

1

2

3

Skala skor : 1-4

Rubrik penilaian sikap:

Page 129: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

115

Aspek Sikap Nilai Rubrik

Kerjasama

4

Peduli, mau membantu, ramah, dan menghargai

sesama dalam melakukan tugas.

3

Cukup peduli dan saling membantu sesama dalam

melakukan tugas.

2

Kurang peduli kepada sesama dalam melakukan

tugas.

1

Tidak peduli kepada sesama dalam melakukan

tugas.

Disiplin

4

Sangat disiplin dan serius dalam menyelesaikan

tugas.

3 cukup disiplin dalam menyelesaikan tugas.

2 Kurang disiplin dalam menyelesaikan tugas.

1 Tidak disiplin dalam menyelesaikan tugas.

Tanggung

jawab

4

Melakukan tugas dengan sangat baik dan tepat

waktu.

3

Berupaya melakukan tugas dengan baik, tapi

belum maksimal.

2

Kurang serius dalam menyelesaikan tugas dan

tidak berupaya secara maksimal.

1

Tidak serius dalam menyelesaikan tugas dan

melalaikan tugas yang diberikan.

Page 130: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

116

3. Pengetahuan

No Nama

Penguasaan

Materi

(1-4)

Jumlah Score

1

2

3

Rentang nilai 1-4

Rubrik pemberian skor:

4 = jika peserta didik sangat mampu mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi

terhadap materi yang diajarkan.

3 = jika peserta didik cukup mampu mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi

terhadap materi yang diajarkan.

2 = jika peserta didik kurang mampu mampu mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi

terhadap materi yang diajarkan.

1 = jika peserta didik tidak mampu mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi

terhadap materi yang diajarkan.

4. Keterampilan

No Nama Perencanaan

1-4

Pengerjaan

Proyek

1-4

Laporan

Proyek

1-4

Jumlah

Skor

1

2

3

Skor penilaian menggunakan skala (1-4)

1 = kurang

2 = cukup

Page 131: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

117

3 = baik

4 = amat baik

5. Diskusi Kelompok

No Nama

Mengkomu

nikasikan

1-4

Mendengar

kan

1-4

Berargumen

tasi

1-4

Berkontri

busi

1-4

Jumlah

Skor

1

2

3

a. Kemampuan mengomunikasikan adalah kemampuan peserta

didik untuk mengungkapkan atau menyampaikan ide atau

gagasan dengan bahasa lisan yang efektif.

b. Kemampuan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan

peserta didik untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi

pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya.

c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan

peserta didik dalam mengemukakan argumentasi logis ketika ada

pihak yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya.

d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai

kemampuan peserta didik memberikan gagasan-gagasan yang

mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di

dalamnya menghargai perbedaan pendapat.

e. Skor rentang antara 1 – 4

4 = Kurang

2. = Cukup

3. = Baik

4. = Amat Baik.

Page 132: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

118

6. Presentasi Proyek

No Nama Menjelaskan

1-4

memvisua

lisasikan

1-4

Merespon

1-4

Jumlah

Skor

1

2

3

Menjelaskan adalah kemampuan peserta didik untuk menyampaikan

dan menguraikan hal-hal penting yang sesuai dengan permasalahan

dengan cara dan bahasa yang baik.

Memvisualisasikan adalah kemampuan peserta didik untuk

menggambarkan hal-hal yang disampaikan dalam presentasi dengan

cara yang baik dan sesuai.

Merespon adalah kemampuan peserta didik untuk menjawab

berbagai pertanyaan dan sanggahan dengan cara yang baik dan

dengan jawaban yang sesuai.

Skor rentang antara 1 – 4

1 = Kurang 2 = Cukup

3 = Baik 4 = Amat Baik.

Gubug, April 2015

Mengetahui,

Guru Mapel Sejarah Peneliti

(Dra. Maria Sri Gunarti) ( Widowati )

NIP. 196005171986092001 NIM. 3101411082

Page 133: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

119

Langkah-langkah model Project-Based Learning

Langkah-langkah model Project-Based Learning (Pertemuan 1)

1. Penyajian Pertanyaan Esensial, pada nomor 2.6

Pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada pertanyaan esensial yang sesuai

dengan materi yang diajarkan. Hal ini dilakukan untuk merangsang peserta didik

agar mampu membuat proyek untuk menyelesaikan permasalahan yang sesuai

dengan pertanyaan yang disajikan. Pertanyaan esensial tersebut yaitu:

Bagaimana strategi yang harus dilakukan untuk melestarikan hasil-hasil

akulturasi budaya islam di Indonesia agar tidak dilupakan oleh masyarakat ?

2. Perencanaan, pada nomor 2.8 point a

Pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi untuk membuat perencanaan

mengenai proyek apa yang akan dibuat. Pada tahap ini peserta didik juga

mendiskusikan persiapan pembuatan proyek, desain proyek, dan langkah-langkah

pembuatan proyek.

3. Penjadwalan, pada nomor 2.8 point b

Pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi untuk menyusun jadwal

pembuatan proyek. Jadwal pembuatan proyek ini dibuat mulai dari persiapan

pembuatan proyek sampai penyelesaian pembuatan proyek, sehingga pembuatan

proyek bisa selesai tepat waktu.

4. Monitoring, pada nomor 2.8 point c

Saat melakukan diskusi untuk membuat perencanaan dan penjadwalan proyek,

peserta didik dimonitoring oleh guru. Hal ini dilakukan agar diskusi dapat

berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kegiatan

monitoring tersebut meliputi: pemberian arahan, fasilitasi, dan pemberian

semangat kepada peserta didik.

5. Penilaian, pada nomor 2.8 point d

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap peserta didik saat melakukan

diskusi mengenai perencanaan pembuatan proyek. Penilaian pada tahap ini

meliputi:

a. Persiapan pembuatan proyek

b. Penentuan langkah-langkah pembuatan proyek

Page 134: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

120

c. Penentuan jadwal pembuatan proyek

d. Pembagian tugas dalam pembuatan proyek.

6. Evaluasi, pada 2.9 point a

Pada tahap ini peserta didik bersama guru melakukan evaluasi. Evaluasi ini

dilakukan peserta didik dengan melakukan presentasi mengenai perencanaan

pembuatan proyek. Pada tahap ini guru juga ikut mendampingi dan memberikan

pengarahan kepada peserta didik apabila terdapat kekurangan terhadap apa yang

disampaikan peserta didik mengenai perencanaan pembuatan proyek.

Langkah-langkah model Project-Based Learning (Pertemuan 2)

1. Pembuatan proyek, pada nomor 2.6 point a

Pada tahap ini peserta didik membuat proyek. Pembuatan proyek disini adalah

untuk melanjutkan pembuatan proyek yang telah dilakukan peserta didik

sebelumnya yaitu di rumah sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

Pembuatan proyek ini didasarkan pada perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya.

2. Monitoring, pada nomor 2.6 point b

Pada tahap ini peserta didik dimonitoring oleh guru dalam pembuatan proyek.

Guru memberikan arahan, fasilitasi dan memberikan semangat bagi siswa untuk

giat belajar dan mengerjakan proyek secara optimal. Arahan, fasilitasi dan

pemberian semangat ini juga telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya saat

dilakukan instruksi untuk mulai membuat proyek di rumah, diantaranya dengan

memberikan alat dan bahan untuk membuat proyek seperti kertas A3. Hal ini

dilakukan agar pelaksanaan proyek sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah

disepakati, sehingga pembuatan proyek dapat selesai tepat waktu dan hasilnya

memuaskan.

3. Penilaian, pada nomor 2.6 point c

Pada tahap ini peserta didik dinilai oleh guru dalam proses pembuatan proyek.

Penilaian pada tahap pelaksanaan pembuatan proyek ini meliputi:

- Kerjasama tim

- Instrumen/alat yang digunakan

Page 135: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

121

- Efisiensi waktu

- Penguasaan pembuatan proyek

4. Evaluasi, pada nomor 2.7 point a

Pada tahap ini peserta didik melakukan presentasi hasil proyek. Presentasi

dilakukan oleh 2-3 kelompok awal. Saat kelompok melakukan presentasi, peserta

didik pada kelompok lainnya menanggapi. Presentasi ini meliputi pemaparan dari

tahap perencanaan, pembuatan proyek, dan hasil dari proyek ini, sehingga dapat

memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan pada pertanyaan esensial

yang telah disajikan di awal. Pada tahap ini guru juga melakukan penilaian

terhadap hasil proyek yang meliputi kualitas proyek dan tampilan presentasi hasil

proyek.

Langkah-langkah model Project-Based Learning (Pertemuan 3)

1. Evaluasi

Pada tahap ini masing-masing kelompok yang belum melakukan presentasi pada

pertemuan sebelumnya, saat ini mempresentasikan hasil proyek yang telah dibuat

selama beberapa kali pertemuan. Presentasi ini meliputi pemaparan dari tahap

perencanaan, pembuatan proyek, dan hasil dari proyek ini, sehingga dapat

memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan pada pertanyaan esensial

yang telah disajikan di awal.

2. Penilaian

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap hasil proyek yang dibuat

peserta didik berupa laporan proyek yang meliputi:

- Kualitas proyek

- Tampilan presentasi hasil proyek

Penilaian dari presentasi ini meliputi kemampuan menjelaskan,

memvisualisasikan, dan kemampuan merespon terhadap berbagai pertanyaan

yang diajukan terkait hasil proyek yang dibuat peserta didik.

Page 136: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

122

Ringkasan Materi

ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI NUSANTARA

Agama Islam lahir dan tumbuh di Mekkah, Saudi Arabia. Agama ini pertama

kali diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW, sekitar abad ke-7 M. Melalui

perjalanan yang panjang, agama ini kemudian berkembang dan ikut memengaruhi

peradaban dunia.

Khadijah dan sahabat-sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, dan

Zaid bin Haritsah tercatat sebagai pemeluk pertama Islam. Sekitar tahun 613 M,

Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam secara lebih terbuka. Tantangan

terbesar datang dari suku Quraisy dan penduduk Mekkah, sebab ajaran Muhammad

dianggap menghancurkan agama asli (Watsani) serta kekasaan mereka atas Ka’bah.

Setelah 13 tahun Nabi Muhammad bersama pengikutnya memutuskan untuk pindah

ke Yatzrib, yang kelak bernama Madinah. Peristiwa yang dikenal dengan nama

Hijrah ini kemudian digunakan sebagai awal penanggalan Islam.

Di Madinah, Islam berkembang pesat. Untuk mendapatkan Mekkah, Nabi

Muhammad terpaksa terlibat serangkaian perang dengan orang-orang kafir di

Mekkah. Pada tahun 630 M Nabi berhasil membebaskan kota Mekkah dari

kekuasaan kaum kafir. Pasca perang, orang-orang Quraisy dan penduduk Mekkah

mulai memeluk agama Islam, dan Ka’bah menjadi kiblat ibadah umat islam. Hal ini

kemudian diikuti banyak suku lain yang berdiam di Jazirah Arab.

Setelah nabi Muhammad wafat, kepemimpinannya digantikan oleh para

khalifah. Kedudukannya hanya sebagai pemimpin umat muslim dalam mengatur

kehidupan, bukan mengganti posisi kenabian.Khalifah yang menggantikan Rasul

adalah Abu Bakar (632-634), ia diberi gelar As-Shidiq yang artinya dapat dipercaya.

Kedua, Umar bin Khattab (634-644), ketiga Usman bin Affan (644-656), terakhir Ali

bin Abi Thalib (656-662). Setelah masa pemerintahan khulafaur Rasyidin umat

Islam dipimpin oleh Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.

Page 137: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

123

a. Kedatangan Islam ke Nusantara

Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke

Kepulauan Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya. Pertama,

sarjana-sarjana Barat kebanyakan dari Negeri Belanda mengatakan bahwa Islam

yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M

atau abadke-7 H. Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India

bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis berada di

jalur perdagangan antara timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab

Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal tahun Hijriyah (abad

ke-7 M). Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel

bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah

memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur. Pendapat J. Pijnapel kemudian

didukung oleh C. Snouck Hurgronye, dan J.P. Moquetta (1912). Kedua, Hoesein

Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal Persia

(Iran sekarang). Pendapatnya didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang

berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia. Tradisi tersebut antara

lain:tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah

atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalam tradisi tabot di

Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu. Ketiga, Buya Hamka (Haji Abdul

Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam berasal dari tanah

kelahirannya,yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abad-abad

pertama Hijriah atau abad ke-7 M.Senada dengan pendapat Hamka, teori yang

mengatakan bahwa Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony H. Johns.

Menurutnya, proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara)

yang datang ke Kepulauan Indonesia. Kaum ini biasanya mengembara dari satu

tempat ke tempat lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam.

Semua teori di atas bukan mengada ada, tetapi mungkin bisa saling melengkapi.

Sumber-sumber berita yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia pada

abad ke 7 yaitu catatan sejarah kerajaan Cina, Catatan Chou Ku-Fei, dan berita

Jepang. Sumber-sumber berita yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia pada

abad ke 13 yaitu catatan perjalanan Marco Polo (1292) dan berita Ibn Battutah.

Saluran proses Islamisasi di Indonesia dilakukan melalui beberapa jalan, yaitu

Page 138: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

124

Perdagangan

Perkawinan

Pendidikan

Tasawuf

Kesenian

Proses penyebaran Islam di Indonesia khususnya di Pulau Jawa tidak

terlepas dari peranan para wali yang biasa disebut walisanga (Sunan Ampel,

Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Bonang, Sunan

Muria, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati). Para wali bertindak

sebagai juru dakwah, penyebar dan perintis agama Islam. Selain sembilan orang

wali yang dikenal, terdapat pada beberapa tokoh lokal yang berpengaruh

diantaranya adalah Syekh Abdul Muhyi, Syekh Siti Jenar, Syekh Lemah Abang,

Sunan Geseng, Sunan Tembayat, Sunan Panggung.

Agama Islam tidak mengenal sistem pembagian masyarakat berdasarkan

perbedaan kasta. Dalam ajaran agama Islam tidak dikenal adanya perbedaan

golongan dalam masyarakat. Setiap anggota masayarakat mempunyai kedudukan

yang sama sebagai hamba Allah.

b. Islam dan Jaringan Perdagangan Antar pulau

Berdasarkan data arkeologis seperti prasasti-prasasti maupun data historis

berupa berita-berita asing, kegiatan perdagangan di kepulauan Indonesia sudah

dimulai sejak abad pertama Masehi. Jalur-jalur pelayaran dan jaringan

perdagangan Kerajaan Sriwijaya dengan negeri-negeri di Asia Tenggara, India,

dan Cina terutama berdasarkan berita-berita Cina. Demikian pula dari catatan-

catatan sejarah Indonesia dan Malaya yang dihimpun dari sumber-sumber Cina

telah menunjukkan adanya jaringan-jaringan perdagangan antara kerajaan-

kerajaan di Indonesia dengan berbagai negeri terutama dengan Cina. Kontak

dagang ini sudah berlangsung sejak abad pertama Masehi sampai dengan abad

ke-16. Kemudian kapal-kapal dagang Arab juga sudah mulai berlayar ke wilayah

Asia Tenggara sejak permulaan abad ke-7. Dari literatur Arab banyak sumber

berita tentang perjalanan mereka ke Asia Tenggara. Adanya jalur pelayaran

tersebut menyebabkan munculnya jaringan perdagangan dan pertumbuhan serta

Page 139: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

125

perkembangan kota-kota pusat kesultanan dengan kota-kota bandarnya pada

abad ke-13 sampai abad ke-18 misalnya, Samudra Pasai, Malaka, Bnda Aceh,

Jambi, Palembang, Siak Indrapura, Minangkabau, Demak, Cirebon, Bnaten,

Ternate, Tidore, Goa-Tallo, Kutai, banjar, dan kota-kota lainnya.

Ditaklukkannya Malaka oleh Portugis pada 1511, dan usaha Portugis

selanjutnya untuk menguasai lalu lintas di selat tersebut, mendorong para

pedagang untuk mengambil jalur alternatif, dengan melintasi semenanjung atau

pantai barat Sumatra ke Selat Sunda. Pergeseran ini melahirkan pelabuhan

perantara yang baru, seperti Aceh, Patani, Pahang, Johor, Bnaten, Makassar dan

lain sebagainya. Saat itu pelayaran di selat Malaka sering diganggu oleh bajak

laut. Perompakan laut sering terjadi pada jalur-jalur perdagangan yang ramai,

tetapi kurang mendapat pengawasan oleh penguasa setempat. Kegiatan ini

dilakukan karena merosotnya keadaan politik dan mengganggu kewenangan

pemerintahan yang berdaulat penuh atau kedaulatannya di bawah penguasa

kolonial. Akibat dari aktivitas bajak laut rute pelayaran perdagangan yang

semula melalui Asia Barat ke Jawa lalu berubah melalui pesisir Sumatra dan

Sunda. Dari pelabuhan ini pula para pedagang singgah di pelabuhan Barus,

Pariaman, dan Tiku.

Perdagangan pada wilayah timur kepualauan Indonesia lebih

terkonsentrasi pada perdagangan cengkih dan pala. Meningkatnya ekspor lada

dalam kancah perdagangan internasional, membuat pedagang nusantara

mengambil alih peranan India sebagai pemasok utama bagi pasaran Eropa yang

berkembang dengan cepat.

Kemunduran perdagangan dan kerajaan yang berada di daerah tepi pantai

disebabkan karena kemenangan militer ekonomi dari Belanda, dan munculnya

kerajaan-kerajaan agraris di pedalaman yang tidak menaruh perhatian pada

perdagangan.

c. Islam Masuk Istana Raja

Awal pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam di

Indonesia berpusat di beberapa daerah, seperti:

Page 140: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

126

1. Kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera

- Kerajaan Samudra Pasai

- Kesultanan Aceh Darussalam

- Kerajaan Islam di Riau

- Kerajaan Islam di Jambi

- Kerajaan Islam di Sumsel

- Kerajaan Islam di Sumbar

2. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa

- Kerajaan Demak

- Kerajaan Mataram Islam

- Kesultanan Banten

- Kesultanan Cirebon

3. Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan

- Kerajaan Pontianak

- Kerajaan Banjar

4. Kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi

- Kerajaan Gowa Tallo

- Kerajaan Wajo

5. Kerajaan-kerajaan Islam di Maluku Utara

- Kerajaan Ternate

6. Kerajaan-kerajaan Islam di Papua

7. Kerajaan-kerajaan Islam di Nusa Tenggara

- Kerajaan Lombok dan Sumbawa

Page 141: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

127

NUSANTARA

Sumber: Taufik Abdullah dan A.B Lapisan (Kemendikbud, 2013)

KAPAL DAGANG

Sumber: Taufik Abdullah dan A.B Lapisan (Kemendikbud, 2013)

Page 142: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

128

BATU NISAN

Sumber: Kartodirdjo (Kemendikbud, 2013)

Page 143: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

129

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

SMA : SMA Negeri 1 Gubug

Program : Wajib

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas : X

Semester : 2

Materi Pokok : Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara

Sub Materi : Menganalisis Kedatangan Islam di Nusantara

Alokasi Waktu : 6×45 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan,dan menjelaskan pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

Page 144: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

130

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR

1.3 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran

agamanya.

1.4 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat

beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil

budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam.

2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah.

3.8 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya

agama dan kebudayaan islam di Indonesia.

4.8 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan

Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya

pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta

mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menunjukkan rasa syukur sebagai umat beragama

2. Menunjukkan nilai dan perilaku toleransi antar umat beragama dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menerapkan perilaku kerjasama, tanggung jawab dan peduli terhadap

berbagai hasil budaya pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Berlaku jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.

5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah.

6. Menganalisis proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori.

Page 145: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

131

7. Menyajikan informasi tentang jalur masuknya Islam di Nusantara dalam

bentuk tulisan.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi peserta didik mampu:

1. Bersyukur sebagai umat beragama

2. Bertoleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Bekerjasama, bertanggung jawab dan peduli terhadap berbagai hasil budaya

pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.

5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah.

6. Memahami proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori.

7. Membuat laporan singkat tentang jalur masuknya Islam di Nusantara.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Kedatangan Islam ke Nusantara.

Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau

Islam Masuk Istana Raja

F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional

Metode yang akan digunakan adalah metode ceramah

Page 146: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

132

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan (6×45 menit)

Pertemuan 1 (2×45 menit)

Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

1. Kegiatan

Pendahuluan

1.1 Guru memberikan salam, menanyakan

kabar siswa dan mengajak siswa untuk

berdoa sebelum pelajaran di mulai.

1.2 Guru mempresensi siswa.

1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk

lebih berkonsentrasi dalam proses

pembelajaran.

3 menit

5 menit

2 menit

2. Kegiatan Inti 2.1 Mengamati

a) Penyampaian Tujuan

Peserta didik mengamati tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran sejarah materi Kedatangan

Islam ke Nusantara menurut beberapa

teori yang disampaikan oleh guru.

b) Penyajian Informasi

Peserta didik memperhatikan

penjelasan guru tentang Kedatangan

Islam ke Nusantara menurut beberapa

teori.

2.2 Menanya

Peserta didik dibimbing guru untuk

mengidentifikasi pertanyaan yang ingin

diketahui siswa tentang Kedatangan

Islam ke Nusantara menurut beberapa

teori.

5 menit

10 menit

5 menit

Page 147: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

133

2.3 Mengumpulkan Informasi

Peserta didik dibimbing guru untuk

melakukan diskusi dengan kelompoknya

masing-masing untuk mencari jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

diajukan mengenai materi Kedatangan

Islam ke Nusantara menurut beberapa

teori.

2.4 Mengasosiasi/ Mengolah Informasi

a) (Mengecek Pemahaman dan

Memberikan Umpan Balik)

Peserta didik menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang telah diajukan

mengenai materi Kedatangan Islam

ke Nusantara menurut beberapa teori

sesuai dengan hasil diskusinya.

2.5 Membangun (Networking)

a) (Memberi Kesempatan Latihan)

Peserta didik membuat laporan

singkat tentang Kedatangan Islam ke

Nusantara menurut beberapa teori

dan mempresentasikan di depan

kelas.

10 menit

10 menit

20 menit

3. Kegiatan

Penutup

3.1 Peserta didik bersama guru membuat

kesimpulan pelajaran.

3.2 Peserta didik diajak merenungkan

manfaat dari kegiatan pembelajaran.

3.3 Guru menyampaikan informasi kepada

siswa untuk belajar materi selanjutnya.

5 menit

4 menit

1 menit

Page 148: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

134

Pertemuan 2

Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

1. Kegiatan

Pendahuluan

1.1 Guru memberikan salam, menanyakan

kabar siswa dan mengajak siswa untuk

berdoa sebelum pelajaran di mulai.

1.2 Guru mempresensi siswa.

1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk lebih

berkonsentrasi dalam proses

pembelajaran.

3 menit

5 menit

2 menit

2 Kegiatan Inti 2.1 Mengamati

a) Penyampaian Tujuan

Peserta didik mengamati tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran sejarah materi Islam dan

Jaringan Perdagangan Antar Pulau

yang disampaikan oleh guru.

b) Penyajian Informasi

Peserta didik memperhatikan

penjelasan guru tentang Islam dan

Jaringan Perdagangan Antar Pulau.

2.2 Menanya

Peserta didik dibimbing guru untuk

mengidentifikasi pertanyaan yang ingin

diketahui siswa tentang Islam dan

Jaringan Perdagangan Antar Pulau.

2.3 Mengumpul kan Informasi

Peserta didik dibimbing guru untuk

melakukan diskusi dengan kelompoknya

masing-masing untuk mencari jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

5 menit

10 menit

5 menit

10 menit

Page 149: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

135

diajukan mengenai materi Islam dan

Jaringan Perdagangan Antar Pulau.

2.4 Mengasosiasi/ Mengolah Informasi

a) Mengecek Pemahaman dan

Memberikan Umpan Balik)

Peserta didik menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang telah diajukan

mengenai materi Islam dan Jaringan

Perdagangan Antar Pulau sesuai hasil

diskusinya.

2.5 Membangun (Networking)

a) Memberi Kesempatan Latihan)

Peserta didik membuat laporan singkat

tentang Islam dan Jaringan

Perdagangan Antar Pulau dan

mempresentasikan di depan kelas.

15 menit

15 menit

3 Kegiatan

Penutup

3.1 Peserta didik bersama guru membuat

kesimpulan pelajaran.

3.2 Peserta didik diajak merenungkan manfaat

dari kegiatan pembelajaran.

3.3 Guru menyampaikan informasi kepada

siswa untuk belajar materi selanjutnya.

5 menit

4 menit

1 menit

Pertemuan 3

Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

1. Kegiatan

Pendahuluan

1.1 Guru memberikan salam, menanyakan

kabar siswa dan mengajak siswa untuk

berdoa sebelum pelajaran di mulai.

1.2 Guru mempresensi siswa.

1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk

3 menit

5 menit

2 menit

Page 150: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

136

lebih berkonsentrasi dalam proses

pembelajaran.

2. Kegiatan Inti 2.1 Mengamati

a) Penyampaian Tujuan

Peserta didik mengamati tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran sejarah materi Islam Masuk

Istana Raja yang disampaikan oleh

guru.

b) Penyajian Informasi

Peserta didik memperhatikan

penjelasan guru tentang Islam Masuk

Istana Raja.

2.2 Menanya

Peserta didik dibimbing guru untuk

mengidentifikasi pertanyaan yang ingin

diketahui siswa tentang Islam Masuk

Istana Raja.

2.3 Mengumpul kan Informasi

Peserta didik dibimbing guru untuk

melakukan diskusi dengan kelompoknya

masing-masing untuk mencari jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

diajukan mengenai materi Islam Masuk

Istana Raja.

2.4 Mengasosiasi/ Mengolah Informasi

a) Mengecek Pemahaman dan

Memberikan Umpan Balik

Peserta didik menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang telah diajukan

5 menit

5 menit

10 menit

5 menit

10 menit

Page 151: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

137

mengenai materi Islam Masuk Istana

Raja sesuai hasil diskusinya.

2.5 Membangun (Networking)

a) Memberi Kesempatan Latihan

Peserta didik membuat laporan

singkat tentang Islam Masuk Istana

Raja dan mempresentasikan di depan

kelas.

15 menit

3. Kegiatan

Penutup

3.1 Peserta didik bersama guru membuat

kesimpulan pelajaran.

3.2 Peserta didik diajak merenungkan

manfaat dari kegiatan pembelajaran.

3.3 Guru memberikan apresiasi dan

penghargaan kepada peserta didik yang

aktif serta mengucapkan terimakasih

kepada siswa.

5 menit

4 menit

1 menit

H. SUMBER DAN MEDIA

Sumber

Hapsari, Ratna. M. Adil. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.

Jakarta: Erlangga

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Sejarah Indonesia kelas X

Semester 2. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Media

- Laptop

- Gambar

Page 152: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

138

I. PENILAIAN

1. Sikap Spiritual

No Nama Siswa

Sikap Spiritual Total Skor Mensyukuri

1-4

1

2

3

Keterangan:

a. Sikap Spiritual

1 Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:

- Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.

- Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai

agama yang dianut.

- Mengucapkan syukur setelah pembelajaran selesai

- Menjaga lingkungan hidup di sekolah.

2 Rubrik pemberian skor:

- 4 = jika siswa melakukan semua kegiatan tersebut

- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut

- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut

- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan

tersebut.

2. Sikap Sosial

No Nama

Ker

ja

sam

a

Dis

ipli

n

Tan

ggu

ng

jaw

ab

Jumlah

score

1

2

3

Skala skor : 1-4

Page 153: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

139

Rubrik penilaian sikap:

Aspek Sikap Nilai Rubrik

Kerjasama

4 Peduli, mau membantu, ramah, dan menghargai

sesama dalam melakukan tugas.

3 Cukup peduli dan saling membantu sesama dalam

melakukan tugas.

2 Kurang peduli kepada sesama dalam melakukan

tugas.

1 Tidak peduli kepada sesama dalam melakukan

tugas.

Disiplin

4 Sangat disiplin dan serius dalam menyelesaikan

tugas.

3 cukup disiplin dalam menyelesaikan tugas.

2 Kurang giat dalam menyelesaikan tugas.

1 Tidak giat dalam menyelesaikan tugas.

Tanggung

jawab

4 Melakukan tugas dengan sangat baik dan tepat

waktu.

3 Berupaya melakukan tugas dengan baik, tapi

belum maksimal.

2 Kurang serius dalam menyelesaikan tugas dan

tidak berupaya secara maksimal.

1 Tidak serius dalam menyelesaikan tugas dan

melalaikan tugas yang diberikan.

3. Pengetahuan

No Nama

Penguasaan

Materi

(1-4)

Jumlah Score

1

2

3

Rentang nilai 1-4

Rubrik pemberian skor:

Page 154: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

140

4 = jika peserta didik sangat mampu mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap

materi yang diajarkan.

3 = jika peserta didik cukup mampu mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap

materi yang diajarkan.

2 = jika peserta didik kurang mampu mampu mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap

materi yang diajarkan.

1 = jika peserta didik tidak mampu mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap

materi yang diajarkan.

4. Keterampilan

No Nama

Men

gan

ali

sis

Mem

ber

ikan

um

pan

bali

k

Men

gk

om

un

ikasi

kan

Ju

mla

h S

kor

1

2

3

Rentang skor 1-4

4 = jika peserta didik mampu menganalisis, memberikan umpan balik,

dan mengkomunikasikan hasilnya dengan sangat baik.

3 = jika peserta didik mampu menganalisis, memberikan umpan balik,

dan mengkomunikasikan hasilnya dengan baik.

2 = jika peserta didik mampu menganalisis, memberikan umpan balik,

dan mengkomunikasikan hasilnya dengan cukup baik.

Page 155: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

141

1 = jika peserta didik tidak mampu menganalisis, memberikan umpan

balik, dan mengkomunikasikan hasilnya dengan baik.

5. Diskusi kelas

No Nama

Mendengar

kan

1-4

Berargumen

tasi

1-4

Berkontri

busi

1-4

Jumlah

Skor

1

2

3

a. Kemampuan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan

peserta didik untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi

pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya.

b. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta

didik dalam mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak

yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya.

c. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai

kemampuan peserta didik memberikan gagasan-gagasan yang

mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di

dalamnya menghargai perbedaan pendapat.

d. Skor rentang antara 1 – 4

1 = Kurang 3 = Baik

2 = Amat baik 4 = Cukup

Gubug, April 2015

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

(Dra. Maria Sri Gunarti) ( Widowati )

NIP. 196005171986092001 NIM. 3101411082

Page 156: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

142

Lampiran 6

KISI-KISI ANGKET UJI COBA

Variabel Indikator Nomor

Angket

Jumlah

Item

Minat

Belajar Siswa

1. Ketertarikan terhadap

pembelajaran sejarah.

1, 2, 3, 4,

5, 6 6

2. Perhatian terhadap pembelajaran

sejarah.

7, 8, 9,

10, 11, 12 6

3. Keinginan untuk mengetahui. 13, 14,

15, 16,

17, 18

6

4. Ketertarikan terhadap

pembelajaran sejarah dengan

menggunakan model

pembelajaran.

19, 20,

21, 22, 23 5

Model

Project-Based

Learning

5. Ketertarikan terhadap

pembelajaran sejarah dengan

menggunakan model Project-

Based Learning.

24, 25,

26, 27,

28, 29 6

6. Perlunya menerapkan model

Project-Based Learning dalam

pembelajaran sejarah.

30, 31,

32, 33,

34, 35

6

Jumlah Soal 35

Page 157: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

143

Lampiran 7

ANGKET UJI COBA PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-

BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya.

2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda

anggap benar.

3. Selamat mengisi dan terima kasih.

MINAT BELAJAR SISWA

A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah

1) Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ?

a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah

pengetahuan tentang masa lampau

b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan

c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah

d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan

e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah

2) Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ?

a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi

b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai

c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah

d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan

e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah

3) Apakah anda senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan sejarah?

a. Sangat Senang, karena buku-bukunya menarik dan memperkaya

khasanah ilmu tentang masa lampau yang menginspirasi.

b. Senang, karena buku-bukunya memberikan pengetahuan tentang masa

lampau yang menginspirasi.

Page 158: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

144

c. Cukup senang, karena buku-bukunya berguna untuk menunjang

pelajaran sejarah

d. Tidak senang, karena buku-bukunya membosankan untuk dibaca

e. Sangat tidak senang, karena tidak suka membaca buku yang

berhubungan dengan sejarah

4) Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang

disampaikan oleh guru ?

a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari.

b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari.

c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah.

d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari.

e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan

waktu.

5) Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ?

a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah

b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran

c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya

d. Kurang aktif, karena takut dan malu

e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah.

6) Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang

menjadi bijak?

a. Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa

berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan

dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi

kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu.

b. Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu

berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang

pernah terjadi.

c. Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang

sadar untuk selalu berbuat baik.

d. Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak

bisa menjadi bijak.

Page 159: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

145

e. Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang

justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.

B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah

7) Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah.

a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

8) Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran

sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ?

a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap

sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan.

b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi yang

diajarkan.

c. Ragu-ragu, karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat

memahami materi yang diajarkan.

d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat

memahami materi yang diajarkan.

e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami

materi yang diajarkan.

9) Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah ?

a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses

pembelajaran sejarah.

b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses

pembelajaran sejarah.

c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah.

d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru

dalam proses pembelajaran sejarah.

Page 160: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

146

e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah.

10) Sejauh mana tingkat pemahaman anda sebagai siswa terhadap materi sejarah

yang telah disampaikan guru ?

a. Sangat paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.

b. Paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.

c. Cukup pahan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.

d. Kurang paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.

e. Tidak paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.

11) Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan

sungguh-sungguh ?

a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh

b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh

c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

12) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah

membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa

lampau ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”?

a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah

13) Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham

dengan materi yang dijelaskan ?

a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.

b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.

c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

Page 161: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

147

d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

14) Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda

mengerti ?

a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin

memahami materi sejarah tersebut.

b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut.

c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi

sejarah tersebut.

d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah

tersebut.

e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah

tersebut.

15) Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan

sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ?

a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan

guru.

b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan

guru.

c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

16) Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran

materi yang disampaikan oleh guru ?

a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi

terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru.

b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya.

Page 162: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

148

c. Kadang-kadang mencari kalau sedang ingin membuktikan kebenarannya.

d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting.

e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya.

17) Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu

membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ?

a. Selalu membaca materi terlebih dahulu.

b. Sering membaca materi terlebih dahulu.

c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu.

d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.

e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.

18) Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru ?

a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah

disampaikan oleh guru.

b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah

disampaikan oleh guru.

c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru.

d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi

yang telah disampaikan oleh guru.

e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru.

D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model

Pembelajaran.

19) Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam

pembelajaran sejarah ?

a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran.

d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

Page 163: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

149

20) Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model

pembelajaran ?

a. Selalu menggunakan model pembelajaran.

b. Sering menggunakan model pembelajaran.

c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran.

d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran.

e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran.

21) Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ?

a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan.

b. Menarik, karena tidak membosankan.

c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja.

d. Tidak menarik, karena membosankan.

e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan.

22) Apakah anda selalu memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan

model pembelajaran ?

a. Selalu memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model

pembelajaran.

b. Sering memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model

pembelajaran.

c. Kadang-kadang memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan

model pembelajaran.

d. Hampir tidak pernah memperhatikan pelajaran sejarah ketika

menggunakan model pembelajaran.

e. Tidak pernah memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan

model pembelajaran.

23) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “model pembelajaran

memudahkan anda dalam belajar sejarah” ?

a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Page 164: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

150

MODEL PROJECT-BASED LEARNING

E. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model

Project-Based Learning

Model Project-Based Learning merupakan model pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan

produk atau proyek yang nyata yang berguna untuk masyarakat. Seluruh

rangkaian kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara mandiri oleh siswa yang

dimulai dari penentuan permasalahan, perencanaan proyek, penentuan jadwal

pembuatan proyek, pembuatan proyek yang disertai monitoring, penilaian, serta

evaluasi hasil proyek.

24) Apakah anda tertarik dengan model Project-Based Learning ?

a. Sangat tertarik dengan model Project-Based Learning.

b. Tertarik tertarik dengan model Project-Based Learning.

c. Cukup tertarik dengan model Project-Based Learning.

d. Tidak tertarik dengan model Project-Based Learning.

e. Sangat tidak tertarik dengan model Project-Based Learning.

25) Apakah Anda setuju jika pembelajaran sejarah menggunakan model Project-

Based Learning ?

a. Sangat Setuju, karena modelnya menarik dan menantang daya

intelektual.

b. Setuju, karena modelnya mendorong untuk berpikir kritis.

c. Ragu-ragu, karena untuk melaksanakan model ini butuh ketekunan.

d. Tidak setuju, karena modelnya sulit dilaksanakan.

e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin menggunakan modelnya.

26) Apakah anda tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika

menggunakan model Project-Based Learning ?

a. Sangat tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika

menggunakan model Project-Based Learning.

Page 165: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

151

b. Tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan

model Project-Based Learning.

c. Cukup tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika

menggunakan model Project-Based Learning.

d. Tidak tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika

menggunakan model Project-Based Learning.

e. Sangat tidak tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika

menggunakan model Project-Based Learning.

27) Apakah anda senang jika terlibat aktif dalam pembelajaran dari awal sampai

akhir seperti pada proses model Project-Based Learning ?

a. Sangat senang terlibat aktif dalam pembelajaran.

b. Senang terlibat aktif dalam pembelajaran.

c. Biasa saja terlibat aktif dalam pembelajaran.

d. Tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran.

e. Sangat tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran.

28) Apakah anda senang diberikan kebebasan untuk merencanakan sendiri hasil

karya yang akan dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji

dalam pembelajaran sejarah seperti pada proses model Project-Based

Learning?

a. Sangat senang, karena bebas merencanakan pembuatan sebuah karya.

b. Senang, karena diberi kesempatan merencanakan pembuatan sebuah

karya.

c. Cukup senang, karena ada kesempatan merencanakan pembuatan sebuah

karya.

d. Tidak senang, karena sulit merencanakan pembuatan sebuah proyek.

e. Sangat tidak senang, karena tidak ingin merencanakan pembuatan

sebuah proyek.

29) Apakah anda senang dapat bekerjasama dalam kelompok pada seluruh

aktivitas pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning?

a. Sangat senang, karena dapat menumbuhkan rasa peduli, saling

membantu, dan menghargai sesama dalam melakukan tugas.

Page 166: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

152

b. Senang, karena tugas terasa ringan, menyenangkan dan semakin akrab

dengan teman.

c. Cukup senang, karena beban tugas ditanggung bersama-sama.

d. Tidak senang, karena sering terjadi perbedaan pendapat dalam kerja

kelompok.

e. Sangat tidak senang, karena tidak suka mengerjakan tugas secara

berkelompok dalam proses pembelajaran.

F. Perlunya Menerapkan Model Project-Based Learning dalam Pembelajaran

Sejarah.

30) Apakah dalam pembelajaran sejarah perlu menggunakan model Project-

Based Learning ?

a. Sangat perlu menggunakan model Project-Based Learning.

b. Perlu menggunakan model Project-Based Learning.

c. Kadang-kadang perlu menggunakan model Project-Based Learning.

d. Tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning.

e. Sangat tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning.

31) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan menentukan sendiri

masalah yang akan dikaji, membuat perencanaan, menjadwalkan dan

menyelesaikan proyek untuk mengatasi permasalahan secara mandiri sesuai

dengan langkah-langkah model Project-Based Learning dapat

mempermudah memahami materi pelajaran sejarah” ?

a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

32) Setujukah anda, bahwa dengan berperan aktif dalam pembelajaran dari awal

sampai akhir seperti dalam model Project-Based Learning membuat proses

belajar mengajar sejarah tidak membosankan ?

a. Sangat setuju, karena dengan berperan aktif dalam pembelajaran

membuat suasana tidak membosankan.

Page 167: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

153

b. Setuju, karena dengan berperan aktif dalam pembelajaran dapat

mengurangi kebosanan.

c. Ragu-ragu, karena walaupun sudah berperan aktif dalam pembelajarah

terkadang juga masih merasa bosan.

d. Tidak setuju, karena berperan aktif dalam pembelajaran tidak dapat

menghilangkan kebosanan.

e. Sangat tidak setuju, karena bosan dan tidak ingin berperan aktif dalam

pembelajaran.

33) Apakah penerapan model Project-Based Learning ini efektif bagi

pembelajaran sejarah ?

a. Sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

b. Efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

c. Cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

d. Tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

e. Sangat tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

34) Apakah model Project-Based Learning ini tepat diterapkan pada

pembelajaran sejarah ?

a. Sangat tepat, karena model pembelajaran ini menyenangkan dan

mengarahkan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam membuat

sebuah karya, untuk memecahkan permasalahan masyarakat dalam

memahami peristiwa masa lampau.

b. Tepat, karena model pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk

membuat proyek yang berhubungan dengan masa lampau.

c. Cukup tepat, karena model pembelajaran ini bisa digunakan untuk

mengkaji peristiwa masa lampau secara lebih detail.

d. Tidak tepat, karena model pembelajaran ini sulit untuk dilakukan.

e. Sangat tidak tepat, karena tidak ingin menjalankan model Project-Based

Learning pada pembelajaran sejarah.

35) Setujukah anda, bahwa dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan

permasalahan yang dikaji dapat meningkatkan kreatifitas anda sebagai siswa

?

Page 168: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

154

a. Sangat setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan

permasalahan dapat meningkatkan kreatifitas.

b. Setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan

permasalahan dapat mendorong untuk kreatif.

c. Ragu-ragu, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan

permasalahan belum tentu dapat meningkatkan kreatifitas.

d. Tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan

permasalahan justru mengurangi kreatifitas.

e. Sangat tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk

menyelesaikan permasalahan tidak dapat meningkatkan kreatifitas.

Page 169: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

155

Lampiran 8

Page 170: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

156

Page 171: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

157

Lampiran 9

KISI-KISI ANGKET PRE TEST

Variabel Indikator Nomor

Angket

Jumlah

Item

Minat

Belajar

Siswa

1. Ketertarikan terhadap

pembelajaran sejarah.

1, 2, 3, 4,

5 5

2. Perhatian terhadap pembelajaran

sejarah.

6, 7, 8, 9,

10 5

3. Keinginan untuk mengetahui. 11, 12, 13,

14, 15, 16 6

4. Ketertarikan terhadap

pembelajaran sejarah dengan

menggunakan model

pembelajaran.

17, 18, 19,

20

4

Jumlah Soal 20

Page 172: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

158

Lampiran 10

ANGKET PRE TEST PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-

BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya.

2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda

anggap benar.

3. Selamat mengisi dan terima kasih.

MINAT BELAJAR SISWA

A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah

1. Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ?

a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah

pengetahuan tentang masa lampau.

b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan.

c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah.

d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan.

e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah

2. Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ?

a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi.

b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai.

c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah.

d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan.

e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah.

3. Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang

disampaikan oleh guru ?

a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari.

Page 173: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

159

b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari.

c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah.

d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari.

e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan

waktu.

4. Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ?

a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah.

b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran.

c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya.

d. Kurang aktif, karena takut dan malu.

e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah.

5. Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang

menjadi bijak?

a. Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa

berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan

dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi

kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu.

b. Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu

berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang

pernah terjadi.

c. Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang

sadar untuk selalu berbuat baik.

d. Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak

bisa menjadi bijak.

e. Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang

justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.

B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah

6. Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah?

a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

Page 174: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

160

c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

7. Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran

sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ?

a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap

sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan.

b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi yang

diajarkan.

c. Ragu-ragu , karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat

memahami materi yang diajarkan.

d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat

memahami materi yang diajarkan.

e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami

materi yang diajarkan.

8. Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah ?

a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses

pembelajaran sejarah.

b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses

pembelajaran sejarah.

c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah.

d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru

dalam proses pembelajaran sejarah.

e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah.

9. Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan

sungguh-sungguh ?

a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh

b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh

c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

Page 175: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

161

d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

10. Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah

membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa

lampau ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”?

a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah

11. Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham

dengan materi yang dijelaskan ?

a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.

b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.

c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

12. Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda

mengerti ?

a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin

memahami materi sejarah tersebut.

b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut.

c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi

sejarah tersebut.

d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah

tersebut.

Page 176: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

162

e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah

tersebut.

13. Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan

sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ?

a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan

guru.

b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan

guru.

c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

14. Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran

materi yang disampaikan oleh guru ?

a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi

terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru.

b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya.

c. Kadang-kadang mencari kalau sedang ingin membuktikan

kebenarannya.

d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting.

e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya.

15. Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu

membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ?

a. Selalu membaca materi terlebih dahulu.

b. Sering membaca materi terlebih dahulu.

c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu.

d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.

e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.

16. Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru ?

Page 177: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

163

a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah

disampaikan oleh guru.

b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah

disampaikan oleh guru.

c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru.

d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi

yang telah disampaikan oleh guru.

e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru.

D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model

Pembelajaran.

17. Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam

pembelajaran sejarah ?

a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran.

d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

18. Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model

pembelajaran ?

a. Selalu menggunakan model pembelajaran.

b. Sering menggunakan model pembelajaran.

c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran.

d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran.

e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran.

19. Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ?

a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan.

b. Menarik, karena tidak membosankan.

c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja.

d. Tidak menarik, karena membosankan.

Page 178: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

164

e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan.

20. Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “model pembelajaran

memudahkan anda dalam belajar sejarah” ?

a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Page 179: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

165

Lampiran 11

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pre Test

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kelas Eksperimen 40 49,4% 41 50,6% 81 100,0%

Kelas Kontrol 40 49,4% 41 50,6% 81 100,0%

Descriptives

Statistic Std.

Error

Kelas Eksperimen

Mean 64,95 ,797

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 63,34

Upper Bound 66,56

5% Trimmed Mean 64,89

Median 65,00

Variance 25,382

Std. Deviation 5,038

Minimum 55

Maximum 75

Range 20

Interquartile Range 9

Skewness ,344 ,374

Kurtosis -,590 ,733

Kelas Kontrol

Mean 63,60 ,692

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 62,20

Upper Bound 65,00

5% Trimmed Mean 63,47

Median 63,00

Variance 19,169

Std. Deviation 4,378

Minimum 55

Maximum 74

Range 19

Page 180: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

166

Interquartile Range 7

Skewness ,396 ,374

Kurtosis -,433 ,733

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kelas Eksperimen ,126 40 ,112 ,963 40 ,208

Kelas Kontrol ,124 40 ,125 ,968 40 ,320

a. Lilliefors Significance Correction

Dari perhitungan untuk data pre test kelas eksperimen diperoleh nilai sig 0,208 dan

kelas kontrol diperoleh nilai sig. 0,320, karena Sig. = 0,208 dan 0,320 > taraf

signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.

Page 181: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

167

Lampiran 12

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pre Test

Test of Homogeneity of Variances

VAR00001

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,648 1 78 ,423

ANOVA

Pre_Test

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 36,450 1 36,450 1,636 ,205

Within Groups 1737,500 78 22,276

Total 1773,950 79

Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data pre test kelas eksperimen dan

kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,423, karena Sig. = 0,423 > taraf signifikansi =

0,05, maka dapat dikatakan data tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata

lain data pre test homogen.

Page 182: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

168

Lampiran 13

Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pre Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest

Eksperimen 40 64,95 5,038 ,797

Kontrol 40 63,60 4,378 ,692

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pretest

Equal

variances

assumed

,648 ,423 1,279 78 ,205 1,350 1,055 -,751 3,451

Equal

variances not

assumed

1,279 76,512 ,205 1,350 1,055 -,752 3,452

Page 183: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

169

Diketahui

t tabel:

probability : 0,05

df : n-1 = 40-1 = 39

t tabel : TINV(probability;df)

= TINV(0,05;39)

= 2,022

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,205, karena

α=5%=0,05 < Sig.= 0,205, maka H0 diterima, dengan tingkat kepercayaan = 95%

dan taraf signifikansi = 0,05. Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40

diperoleh ttabel = 2,022. Kemudian dari hasil pehitungan diperoleh nilai t=1,279

sedangkan ttabel = 2,022. Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima. berdasarkan

dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai rata-

rata pre test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 184: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

170

Lampiran 14

KISI-KISI ANGKET POST TEST

Variabel Indikator Nomor

Angket

Jumlah

Item

Minat

Belajar

Siswa

1. Ketertarikan terhadap pembelajaran

sejarah.

1, 2, 3, 4,

5 5

5. Perhatian terhadap pembelajaran

sejarah.

6, 7, 8, 9,

10 5

6. Keinginan untuk mengetahui. 11, 12, 13,

14, 15, 16 6

7. Ketertarikan terhadap pembelajaran

sejarah dengan menggunakan model

pembelajaran.

17, 18, 19,

20

4

Jumlah Soal 20

Page 185: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

171

Lampiran 15

ANGKET POST TEST PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-

BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya.

2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda

anggap benar.

3. Selamat mengisi dan terima kasih.

MINAT BELAJAR SISWA

A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah

1) Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ?

a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah

pengetahuan tentang masa lampau.

b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan.

c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah.

d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan.

e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah

2) Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ?

a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi.

b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai.

c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah.

d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan.

e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah.

3) Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang

disampaikan oleh guru ?

a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari.

b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari.

Page 186: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

172

c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah.

d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari.

e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan

waktu.

4) Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ?

a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah.

b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran.

c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya.

d. Kurang aktif, karena takut dan malu.

e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah.

5) Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang

menjadi bijak?

a. Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa

berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan

dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi

kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu.

b. Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu

berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang

pernah terjadi.

c. Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang

sadar untuk selalu berbuat baik.

d. Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak

bisa menjadi bijak.

e. Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang

justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.

B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah

6) Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah?

a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

Page 187: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

173

d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

7) Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran

sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ?

a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap

sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan.

b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi yang

diajarkan.

c. Ragu-ragu , karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat

memahami materi yang diajarkan.

d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat

memahami materi yang diajarkan.

e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami

materi yang diajarkan.

8) Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah ?

a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses

pembelajaran sejarah.

b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses

pembelajaran sejarah.

c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah.

d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru

dalam proses pembelajaran sejarah.

e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah.

9) Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan

sungguh-sungguh ?

a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

Page 188: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

174

e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

10) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah

membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa lampau

ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”?

a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah

11) Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham

dengan materi yang dijelaskan ?

a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.

b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.

c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

12) Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda

mengerti ?

a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin

memahami materi sejarah tersebut.

b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut.

c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi

sejarah tersebut.

d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah

tersebut.

e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah

tersebut.

Page 189: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

175

13) Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan

sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ?

a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan

guru.

b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan

guru.

c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

14) Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran

materi yang disampaikan oleh guru ?

a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi

terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru.

b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya.

c. Kadang-kadang mencari kalau sedang ingin membuktikan kebenarannya.

d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting.

e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya.

15) Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu

membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ?

a. Selalu membaca materi terlebih dahulu.

b. Sering membaca materi terlebih dahulu.

c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu.

d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.

e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.

16) Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru ?

a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah

disampaikan oleh guru.

Page 190: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

176

b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah

disampaikan oleh guru.

c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru.

d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi

yang telah disampaikan oleh guru.

e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru.

D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model

Pembelajaran.

17) Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam

pembelajaran sejarah ?

a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran.

d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

18) Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model

pembelajaran ?

a. Selalu menggunakan model pembelajaran.

b. Sering menggunakan model pembelajaran.

c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran.

d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran.

e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran.

19) Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ?

a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan.

b. Menarik, karena tidak membosankan.

c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja.

d. Tidak menarik, karena membosankan.

e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan.

Page 191: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

177

20) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “model pembelajaran

memudahkan anda dalam belajar sejarah” ?

a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

Page 192: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

178

Lampiran 16

Rekapitulasi Data Hasil Penelitian

Page 193: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

179

Lampiran 17

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post Test

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kelas Eksperimen 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Kelas Kontrol 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Kelas Eksperimen

Mean 78,85 1,070

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 76,69

Upper Bound 81,01

5% Trimmed Mean 78,61

Median 78,00

Variance 45,772

Std. Deviation 6,765

Minimum 69

Maximum 94

Range 25

Interquartile Range 11

Skewness ,524 ,374

Kurtosis -,531 ,733

Kelas Kontrol

Mean 69,28 1,044

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 67,16

Upper Bound 71,39

5% Trimmed Mean 69,00

Median 70,00

Variance 43,589

Std. Deviation 6,602

Minimum 59

Maximum 87

Range 28

Interquartile Range 10

Page 194: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

180

Skewness ,463 ,374

Kurtosis -,115 ,733

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kelas Eksperimen ,116 40 ,188 ,948 40 ,065

Kelas Kontrol ,091 40 ,200* ,968 40 ,301

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Dari perhitungan untuk data post test kelas eksperimen diperoleh nilai sig 0,065 dan

kelas kontrol diperoleh nilai sig. 0,301, karena Sig. = 0,065 dan 0,301 > taraf

signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.

Page 195: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

181

Lampiran 18

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Post Test

Test of Homogeneity of Variances

VAR00001

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,001 1 78 ,978

ANOVA

VAR00001

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1833,612 1 1833,612 41,038 ,000

Within Groups 3485,075 78 44,680

Total 5318,687 79

Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data post test kelas eksperimen dan

kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,978, karena Sig. = 0,978 > taraf signifikansi =

0,05, maka dapat dikatakan data tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata

lain data post test homogen.

Page 196: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

182

Lampiran 19

Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (Uji t) data Post Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Post_test

Eksperimen 40 78,85 6,765 1,070

Kontrol 40 69,28 6,602 1,044

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Post_

test

Equal

variances

assumed

,001 ,978 6,406 78 ,000 9,575 1,495 6,599 12,551

Equal

variances not

assumed

6,406 77,953 ,000 9,575 1,495 6,599 12,551

Page 197: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

183

Diketahui

t tabel:

probability : 0,05

df : n-1 = 40-1 = 39

t tabel : TINV(probability;df)

= TINV(0,05;39)

= 2,022

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,000, karena

Sig.= 0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka H0 ditolak, dengan tingkat kepercayaan

= 95% atau () = 0,05. Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40 diperoleh

ttabel = 2,022. Kemudian dari hasil pehitungan diperoleh nilai t=6,406 sedangkan ttabel

= 2,022. Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak. berdasarkan dua hasil analisis

tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata post test yang

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 198: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

184

Lampiran 20

KISI-KISI ANGKET REGRESI PENGARUH IMPLEMENTASI

MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP

MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA

Variabel Indikator Nomor

Angket

Jumlah

Item

Minat

Belajar Siswa

1. Ketertarikan terhadap pembelajaran

sejarah.

1, 2, 3, 4,

5, 5

2. Perhatian terhadap pembelajaran

sejarah.

6, 7, 8, 9,

10 5

3. Keinginan untuk mengetahui. 11, 12,

13, 14,

15, 16

6

4. Ketertarikan terhadap pembelajaran

sejarah dengan menggunakan

model pembelajaran.

17, 18,

19, 20 4

Model

Project-Based

Learning

5. Ketertarikan terhadap pembelajaran

sejarah dengan menggunakan

model Project-Based Learning.

21, 22,

23, 24 4

6. Perlunya menerapkan model

Project-Based Learning dalam

pembelajaran sejarah.

25, 26,

27, 28 4

Jumlah Soal 28

Page 199: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

185

Lampiran 21

ANGKET REGRESI PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-

BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya.

2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda

anggap benar.

3. Selamat mengisi dan terima kasih.

MINAT BELAJAR SISWA

A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah

1. Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ?

a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah

pengetahuan tentang masa lampau.

b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan

c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah

d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan

e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah

2. Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ?

a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi

b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai

c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah

d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan

e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah

3. Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang

disampaikan oleh guru ?

a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari.

Page 200: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

186

b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari.

c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah.

d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari.

e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan

waktu.

4. Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ?

a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah

b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran

c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya

d. Kurang aktif, karena takut dan malu

e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah.

5. Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang

menjadi bijak?

a. Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa

berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan

dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi

kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu.

b. Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu

berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang

pernah terjadi.

c. Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang

sadar untuk selalu berbuat baik.

d. Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak

bisa menjadi bijak.

e. Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang

justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.

B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah

6. Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah?

a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

Page 201: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

187

c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.

7. Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran

sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ?

a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap

sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan.

b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi

yang diajarkan.

c. Ragu-ragu, karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat

memahami materi yang diajarkan.

d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat

memahami materi yang diajarkan.

e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami

materi yang diajarkan.

8. Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah ?

a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses

pembelajaran sejarah.

b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses

pembelajaran sejarah.

c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah.

d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru

dalam proses pembelajaran sejarah.

e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam

proses pembelajaran sejarah.

9. Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan

sungguh-sungguh ?

a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh

b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh

c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

Page 202: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

188

d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

10. Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah

membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa

lampau ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”?

a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah

11. Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham

dengan materi yang dijelaskan ?

a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.

b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.

c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang

dijelaskan.

12. Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda

mengerti ?

a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin

memahami materi sejarah tersebut.

b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut.

c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi

sejarah tersebut.

d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah

tersebut.

Page 203: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

189

e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah

tersebut.

13. Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan

sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ?

a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan

guru.

b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan

guru.

c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan

penjelasan guru.

14. Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran

materi yang disampaikan oleh guru ?

a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi

terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru.

b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya.

c. Kadang-kadang mencari kalau sedang ingin membuktikan

kebenarannya.

d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting.

e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya.

15. Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu

membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ?

a. Selalu membaca materi terlebih dahulu.

b. Sering membaca materi terlebih dahulu.

c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu.

d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.

e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.

16. Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru ?

Page 204: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

190

a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah

disampaikan oleh guru.

b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah

disampaikan oleh guru.

c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru.

d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi

yang telah disampaikan oleh guru.

e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang

telah disampaikan oleh guru.

D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model

Pembelajaran.

17. Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam

pembelajaran sejarah ?

a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran.

d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.

18. Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model

pembelajaran ?

a. Selalu menggunakan model pembelajaran.

b. Sering menggunakan model pembelajaran.

c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran.

d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran.

e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran.

19. Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ?

a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan.

b. Menarik, karena tidak membosankan.

c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja.

d. Tidak menarik, karena membosankan.

Page 205: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

191

e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan.

20. Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “model pembelajaran

memudahkan anda dalam belajar sejarah” ?

a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

MODEL PROJECT-BASED LEARNING

E. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model

Project-Based Learning

Model Project-Based Learning merupakan model pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan

produk atau proyek yang nyata yang berguna untuk masyarakat. Seluruh

rangkaian kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara mandiri oleh siswa yang

dimulai dari penentuan permasalahan, perencanaan proyek, penentuan jadwal

pembuatan proyek, pembuatan proyek yang disertai monitoring, penilaian, serta

evaluasi hasil proyek.

21. Apakah Anda setuju jika pembelajaran sejarah menggunakan model

Project-Based Learning ?

a. Sangat Setuju, karena modelnya menarik dan menantang daya

intelektual.

b. Setuju, karena modelnya mendorong untuk berpikir kritis.

c. Ragu-ragu, karena untuk melaksanakan model ini butuh ketekunan.

d. Tidak setuju, karena modelnya sulit dilaksanakan.

e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin menggunakan modelnya.

Page 206: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

192

22. Apakah anda senang jika terlibat aktif dalam pembelajaran dari awal sampai

akhir seperti pada proses model Project-Based Learning ?

a. Sangat senang terlibat aktif dalam pembelajaran.

b. Senang terlibat aktif dalam pembelajaran.

c. Biasa saja terlibat aktif dalam pembelajaran.

d. Tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran.

e. Sangat tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran.

23. Apakah anda senang diberikan kebebasan untuk merencanakan sendiri hasil

karya yang akan dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji

dalam pembelajaran sejarah seperti pada proses model Project-Based

Learning?

a. Sangat senang, karena bebas merencanakan pembuatan sebuah karya.

b. Senang, karena diberi kesempatan merencanakan pembuatan sebuah

karya.

c. Cukup senang, karena ada kesempatan merencanakan pembuatan

sebuah karya.

d. Tidak senang, karena sulit merencanakan pembuatan sebuah proyek.

e. Sangat tidak senang, karena tidak ingin merencanakan pembuatan

sebuah proyek.

24. Apakah anda senang dapat bekerjasama dalam kelompok pada seluruh

aktivitas pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning?

a. Sangat senang, karena dapat menumbuhkan rasa peduli, saling

membantu, dan menghargai sesama dalam melakukan tugas.

b. Senang, karena tugas terasa ringan, menyenangkan dan semakin akrab

dengan teman.

c. Cukup senang, karena beban tugas ditanggung bersama-sama.

d. Tidak senang, karena sering terjadi perbedaan pendapat dalam kerja

kelompok.

e. Sangat tidak senang, karena tidak suka mengerjakan tugas secara

berkelompok dalam proses pembelajaran.

Page 207: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

193

F. Perlunya Menerapkan Model Project-Based Learning dalam Pembelajaran

Sejarah.

25. Apakah dalam pembelajaran sejarah perlu menggunakan model Project-

Based Learning ?

a. Sangat perlu menggunakan model Project-Based Learning.

b. Perlu menggunakan model Project-Based Learning.

c. Kadang-kadang perlu menggunakan model Project-Based Learning.

d. Tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning.

e. Sangat tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning.

26. Apakah penerapan model Project-Based Learning ini efektif bagi

pembelajaran sejarah ?

a. Sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

b. Efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

c. Cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

d. Tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

e. Sangat tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

27. Apakah model Project-Based Learning ini tepat diterapkan pada

pembelajaran sejarah ?

a. Sangat tepat, karena model pembelajaran ini menyenangkan dan

mengarahkan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam membuat

sebuah karya, untuk memecahkan permasalahan masyarakat dalam

memahami peristiwa masa lampau.

b. Tepat, karena model pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk

membuat proyek yang berhubungan dengan masa lampau.

c. Cukup tepat, karena model pembelajaran ini bisa digunakan untuk

mengkaji peristiwa masa lampau secara lebih detail.

d. Tidak tepat, karena model pembelajaran ini sulit untuk dilakukan.

e. Sangat tidak tepat, karena tidak ingin menjalankan model Project-Based

Learning pada pembelajaran sejarah.

28. Setujukah anda, bahwa dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan

permasalahan yang dikaji dapat meningkatkan kreatifitas anda sebagai

siswa?

Page 208: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

194

a. Sangat setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan

permasalahan dapat meningkatkan kreatifitas.

b. Setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan

permasalahan dapat mendorong untuk kreatif.

c. Ragu-ragu, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan

permasalahan belum tentu dapat meningkatkan kreatifitas.

d. Tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan

permasalahan justru mengurangi kreatifitas.

e. Sangat tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk

menyelesaikan permasalahan tidak dapat meningkatkan kreatifitas.

Page 209: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

195

Lampiran 22

REKAPITULASI DATA ANALISIS REGRESI ANTARA IMPLEMENTASI

MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR

SEJARAH PADA SISWA

Page 210: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

196

Lampiran 23

Hasil Perhitungan Uji Regresi

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Minat 78,8500 6,76549 40

PjBL 33,9500 3,42652 40

Correlations

Minat PjBL

Pearson Correlation Minat 1,000 ,860

PjBL ,860 1,000

Sig. (1-tailed) Minat . ,000

PjBL ,000 .

N Minat 40 40

PjBL 40 40

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 PjBLb . Enter

a. Dependent Variable: Minat

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,860a ,740 ,733 3,49530

a. Predictors: (Constant), PjBL

b. Dependent Variable: Minat

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1320,850 1 1320,850 108,115 ,000b

Residual 464,250 38 12,217

Total 1785,100 39

a. Dependent Variable: Minat

b. Predictors: (Constant), PjBL

Page 211: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

197

Diketahui

f tabel

df pembilang 1 dan df penyebut 38

probability : 0,05

k : jumlah variabel = 2

n : jumlah siswa = 40

df 1 : k-1 = 2-1 = 1

df 2 : n-k = 40-2 = 38

f tabel : FINV(probability; df 1; df 2)

=FINV(0,05; 1;38)

= 4,098

= 4,10

Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel Coefficients dapat dilihat bahwa

diperoleh t = 10,398. Banyaknya siswa = 40 dengan taraf signifikansi = 0,05

diperoleh ttabel = 2,022, karena t = 10,398 > ttabel = 2,022, maka regresi berarti.

Kemudian dari perhitungan diperoleh Sig.= 0,000, karena Sig.=0,000 < taraf

signifikansi = 0,05, maka regresi berarti. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut

dapat disimpulkan bahwa regresi berarti. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa

penerapan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar

siswa.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. 95,0% Confidence

Interval for B

Correlations

B Std.

Error

Beta Lower

Bound

Upper

Bound

Zero-

order

Partial Part

1 (Constant) 21,189 5,573 3,802 ,001 9,907 32,471

PjBL 1,698 ,163 ,860 10,398 ,000 1,368 2,029 ,860 ,860 ,860

a. Dependent Variable: Minat

Page 212: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

198

Pada tabel ANOVA dapat dilihat bahwa diperoleh F=108,115. Dengan

jumlah variabel 2 dan banyaknya siswa 40 diperoleh nilai Ftabel = 4,10. Karena

F=108,115 > Ftabel = 4,10 , maka regresi itu linier. Kemudian dari perhitungan

diperoleh Sig.= 0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka regresi

linier. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa regresi

tersebut linier atau ada hubungan linier antara penerapan model Project-Based

Learning terhadap minat belajar siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel Correlations diperoleh korelasi

Pearson Moment r=0,860 dan diperoleh Sig.(1-tailed)=0,000. Sig.(1-tailed) = 0,000

< taraf signifikansi = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif

antara penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar siswa.

Pada tabel Model Summary dapat dilihat bahwa diperoleh R Square atau R2

yang merupakan koefisien determinasi sebesar 0,740 atau sebesar 74,0 %. Hal ini

berarti skor minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model Project-Based

Learning. Sedangkan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti

dari pengetahuannya yang berupa daya tangkap siswa yang berbeda, tingkat

kecerdasan masing-masing siswa yang berbeda, faktor lingkungan, dan lain-lain.

Page 213: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

199

Lampiran 24

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5)

Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh guru atau teman untuk menilai sikap dan keterampilan

peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap dan keterampilan

yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah dilakukan

Nama Peserta Didik : ………………..

Kelas : ……………….

Tanggal Pengamatan : ……………….

Materi Pokok : ………………..

No Aspek pengamatan Skor

Keterangan 1 2 3 4

1. Melakukan perencanaan

penyelesaian masalah

2. Menggali informasi terkait

penyelesaian masalah

3. Membuat penyelesaian

permasalahan

4. Melakukan kerjasama tim

5. Menghormati pendapat orang lain

dalam kerjasama tim

6. Berpendapat dalam kerjasama tim

tanpa ragu-ragu

Page 214: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

200

7. Tidak mudah putus asa dalam

membuat penyelesaian masalah

8. Membuat penyelesaian masalah

dengan tepat waktu

9. Berani presentasi di depan kelas

10. Berani berpendapat, bertanya, atau

menjawab pertanyaan

Jumlah Skor

Petunjuk Penyekoran :

Peserta didik memperoleh nilai :

Sangat Baik : Apabila memperoleh 36 - 40

Baik : Apabila memperoleh 31 - 35

Cukup : Apabila memperoleh 21 - 30

Kurang : Apabila memperoleh 10 – 20

Page 215: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

201

Lampiran 25

Page 216: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

202

Lampiran 26

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6)

Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh guru atau teman untuk menilai sikap dan keterampilan

peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap dan keterampilan

yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah dilakukan

Nama Peserta Didik : ………………..

Kelas : ……………….

Tanggal Pengamatan : ……………….

Materi Pokok : ………………..

No Aspek pengamatan Skor

Keterangan 1 2 3 4

1. Melakukan perencanaan

penyelesaian masalah

2. Menggali informasi terkait

penyelesaian masalah

3. Membuat penyelesaian

permasalahan

4. Melakukan kerjasama tim

5. Menghormati pendapat orang lain

dalam kerjasama tim

6. Berpendapat dalam kerjasama tim

tanpa ragu-ragu

7. Tidak mudah putus asa dalam

Page 217: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

203

membuat penyelesaian masalah

8. Membuat penyelesaian masalah

dengan tepat waktu

9. Berani presentasi di depan kelas

10. Berani berpendapat, bertanya, atau

menjawab pertanyaan

Jumlah Skor

Petunjuk Penyekoran :

Peserta didik memperoleh nilai :

Sangat Baik : Apabila memperoleh 36 - 40

Baik : Apabila memperoleh 31 - 35

Cukup : Apabila memperoleh 21 - 30

Kurang : Apabila memperoleh 10 – 20

Page 218: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

204

Lampiran 27

Page 219: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

205

Lampiran 28

Page 220: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

206

Lampiran 29

Page 221: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

207

Pelaksanaan pre test

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Diskusi perencanaan dan

penjadwalan proyek

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Presentasi hasil perencanaan

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Presentasi hasil proyek

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Lampiran 30

Foto Pembelajaran Kelas Eksperimen

Page 222: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

208

Penggabungan hasil proyek

untuk membuat peta tematik

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Penggabungan hasil proyek

untuk membuat peta tematik

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Pembuatan jalur masuk islam di

nusantara antar pulau pada peta

tematik

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Pelaksanaan post test

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Page 223: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

209

Pelaksanaan pre test

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Kegiatan Pembelajaran

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Kegiatan pembelajaran

Sumber: dokumentasi

pribadi, diambil bulan April

2015

Kegiatan diskusi

Sumber: dokumentasi

pribadi, diambil bulan April

2015

Lampiran 31

Foto Pembelajaran Kelas Kontrol

Page 224: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

210

Kegiatan diskusi

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Pelaksanaan Post Test

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil bulan April 2015

Page 225: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

211

Lampiran 32

Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen

Page 226: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

212

Page 227: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

213

Page 228: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

214

Lampiran 33

Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol

Page 229: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

215

Page 230: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

216

Page 231: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

217

Lampiran 34

Page 232: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

218

Page 233: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

219

Page 234: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

220

Lampiran 35

Page 235: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

221

Page 236: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

222

Page 237: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

223

Lampiran 36

Surat Keterangan Penelitian

Page 238: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...

224