Page 1
1
PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN
MANAJERIAL DAN STRUKTUR ASET TERHADAP KEBIJAKAN UTANG
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2016
M. Angga Saputra1, Fatahurrazak
2, Sri Ruwanti
3
Email : [email protected]
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2018
ABSTRAK
Saputra, M. Angga. 2018: Pengaruh Free Cash Flow, Pertumbuhan Perusahaan,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Manajerial
dan Struktur Aset Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI) Tahun 2013-2016.
Kebijakan utang merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen untuk
memperoleh sumber pembiayaan yang diperuntukkan bagi aktivitas operasional
perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh free cash flow,
pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial
dan struktur aset terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode pengambilan sampel
penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 16 sampel perusahaan yang
memenuhi kriteria dan 64 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknis analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda menggunakan
SPSS 21. Pengujian secara parsial mendapatkan hasil bahwa free cash flow,
pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas berpegaruh terhadap kebijakan
utang.Sedangkan ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial dan struktur aset tidak
berpengaruh. Secara simultan free cash flow, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas,
ukuran perusahaan dan struktur aset berpengaruh secara simultan berpengaruh
terhadap kebijakan utang.
Kata kunci: Kebijakan utang, free cash flow, pertumbuhan perusahaan, ukuran
perusahaan, kepemilikan manajerial.
Page 2
2
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan usaha, sebuah perusahaan akan memaksimalkan aset yang
dimilikinya untuk mendapatkan nilai manfaat yang bisa diperoleh. Namun dalam
usaha mengembangkan perusahaannya seringkali terkendala dengan hanya
tersedianya sedikit sekali pendanaan yang dapat digunakan untuk mewujudkannya.
Hal ini menjadikan keputusan pendanaan menjadi hal yang sangat penting dan krusial
untuk mengembangkan perusahaan dan menjaga keberlangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan dalam hal ini manajer harus mampu menentukan secara tepat keputusan
pendanaan tersebut, dikarenakan menyangkut terhadap resiko yang akan dihadapi
perusahaan kedepannya.
Utang menjadi salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan. Yang mana
penggunaan utang dapat menguntungkan perusahaan dibandingkan dengan
menggunakan laba ditahan. Brigham dan Houston (2013) menyatakan bahwa
pendanaan utang memiliki keunggulan yaitu bunga yang dibayarkan atas utang akan
menjadi pengurang pajak, sementara deviden yang dibayarkan atas saham bukan
pengurang pajak. Hal ini akan menurunkan biaya relatif utang dan pengembalian atas
utang jumlahnya tetap, sehingga pemegang saham tidak ikut menerima laba
perusahaan jika perusahaan meraih keberhasilan yang luar biasa.
Dalam pengelolaan perusahaan, pemegang saham melimpahkan kepada pihak lain
yaitu manajer sehingga terjadi pemisahan antara fungsi kepemilikan dan fungsi
pengelolaan. Karena pelimpahan fungsi tersebut, keputusan yang dilakukan oleh
manajer sering bertentangan dengan pemegang saham. Perbedaan kepentingan
tersebut yang disebut dengan konflik keagenan. Konflik keagenan dapat juga terjadi
karena manajer memiliki informasi yang lebih baik tentang prospek perusahaan
dibandingkan dengan yang dimiliki oleh pemegang saham atau disebut dengan
asymetric information (Brigham dan Houston, 2013).
Berdasarkan latar belakang diatas terkait pentingnya kebijakan utang, adanya konflik
keagenan, bunga yang dibayarkan atas utang akan menjadi pengurang pajak,
kebijakan utang dapat digunakan sebagai mekanisme untuk mengurangi konflik
keagenan dan masih terjadinya inkonsistensian penelitian yang dilakukan terhadap
kebijakan utang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Free Cash Flow, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Kepemilikan Manajerial Dan Struktur Aset Terhadap Kebijakan
Utang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2013-2016”.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kebijakan Utang
Kebijakan utang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka
memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk
membiayai aktivitas operasional perusahaan. Selain itu kebijakan utang perusahaan
Page 3
3
juga berfungsi sebagai mekanisme monitoring terhadap tindakan manajer yang
dilakukan dalam pengelolaan perusahaan.
Agency Theory
Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan tentang perbedaan kepentingan
yang terjadi antara pemegang saham dengan manajer. Perbedaan kepentingan antara
manajemen dengan pemilik modal akan memunculkan adanya permasalahan antar
kepentingan (conflict of interest). Sebagai agent dari pemilik, manajemen seharusnya
bertindak untuk kemakmuran pemilik, namun karena risiko yang kemungkinan akan
diterima oleh manajemen, maka mereka dalam pengambilan keputusan juga
mempertimbangkan kepentingannya. Perbedaan kepentingan ini akan memunculkan
masalah-masalah keagenan (agency problem) (Hardiningsih dan oktaviani, 2012)
Pecking Order Theory
Menurut Brealey, Myers, & Marcus (2008, 25-26) Teori pecking order menyatakan
bahwa perusahaan menyukai pendanaan internal (yaitu laba yang ditahan dan
diinvestasikan kembali) daripada pendanaan eksternal. Jika diperlukan pendanaan
eksternal, mereka lebih suka menerbitkan utang daripada menerbitkan saham baru.
Free Cash Flow
Menurut (Kieso, 2007:212), free cash flow adalah jumlah dari discretionary cash flow
yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi, melunasi utang,
membeli treasury stock atau penambahan sederhana atas likuiditas perusahaan.
Prathiwi dan Yadnya (2017) menyatakan semakin besar free cash flow yang
dihasilkan suatu perusahaan, maka akan semakin dapat menimbulkan konflik
keagenan antara manajer dengan para pemegang saham. Apabila free cash flow
mengalami penambahan maka kebijakan utang perusahaan juga mengalami
penambahan nilai untuk kegiatan pendanaan perusahaan dan begitu juga sebaliknya.
Dengan meningkatkan utang, pemilik dapat mengurangi kontrol manajer terhadap
aliran kas perusahaan sehingga dapat menurunkan biaya agensi dari konflik keagenan
yang ditimbulkan akibat penggunaan free cash flow yang berlebihan. Penelitian
dilakukan oleh Beny (2013) menghasilkan bahwa free cash flow berpengaruh
terhadap kebijakan utang dan juga sejalan dengan yang penelitian yang dilakukan
oleh Prathiwi & Yadnya (2017).
H1: Diduga Free Cash Flow Berpengaruh terhadap Kebijakan Utang
Pertumbuhan Perusahaan
Menurut Hendria (2015) pertumbuhan perusahaan merupakan tingkat perubahan aset
dari tahun ke tahun. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan yang semakin cepat
mengidentifikasikan bahwa perusahaan tersebut sedang mengadakan ekspansi dan
membutuhkan dana yang besar dari pihak eksternal. Brigham dan Gapenski (2006),
pertumbuhan perusahaan yang tinggi membutuhkan sumber dana dari pihak eksternal
yang lebih besar. Perusahaan harus memilih sumber pendanaan dengan biaya paling
Page 4
4
murah. Biaya emisi penjualan saham biasa akan melebihi biaya utang. Oleh karena
itu mendorong perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan tinggi untuk lebih
mengandalkan pendanaan yang bersumber pada utang. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nafisa dkk (2016) dan Hardiningsih dan Oktaviani
(2012) menghasilkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap
kebijakan utang.
H2: Diduga Pertumbuhan Perusahaan Berpengaruh terhadap Kebijakan
Utang
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Brigham & Houston
(2013) mengatakan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang sangat tinggi
biasanya menggunakan utang dalam jumlah yang sedikit karena perusahaan tersebut
menggunakan dana internal dalam pengembaliannya. Hal ini sejalan dengan
Penelitian yang dilakukan oleh Desmintari & Yetty (2016), Nafisa dkk (2016) dan
Prathiwi & Yadnya (2017) yang mendapatkan hasil yang sama bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap kebijakan utang.
H3: Diduga Profitabilitas Berpengaruh terhadap Kebijakan Utang
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan yaitu besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinyatakan
dengan total aset. Semakin besar total aset maka semakin besar pula ukuran suatu
perusahaan. Semakin besar aset maka semakin besar modal yang ditanam. Dengan
demikian, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki
oleh perusahaan (Andina, 2013). Dengan semakin besarnya suatu perusahaan, maka
akan semakin besar pula perusahaan tersebut mendapatkan pinjaman utang untuk
menjalankan operasional perusahaannya. Hasil serupa juga dapat dilihat dalam
penelitian yang dilakukan oleh Hendria (2015), Bernice dkk (2015) dan Nafisa dkk
(2016) menghasilkan bahwa ukuran perusahaana berpengaruh terhadap kebijakan
utang. H4: Diduga Ukuran Perusahaan Berpengaruh terhadap Kebijakan Utang
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara
aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direksi dan komisaris)
(Wahidahwati, 2002). Semakin besar kepemilikan manajerial suatu perusahaan maka
akan semakin kecil pula kebijakan utang yang akan digunakan perusahaan untuk
pemenuhan kegiatan operasional perusahaan.
Hal tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Bernice dkk
(2015, Nafisa dkk (2016) dan Akbar & Ruzikna (2017) yang mendapatkan hasil
bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap kebijakan utang.
H5: Diduga Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Kebijakan Utang
Page 5
5
Struktur Aset
Menurut Riyanto (2013) struktur aset adalah penentuan berapa besar alokasi untuk
masing masing komponen aset, baik dalam aset lancar maupun aset tetap. Struktur
aset merupakan rasio antara aset tetap dengan total aset. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Prathiwi & Yadnya (2017) mengatakan bahwa struktur aset memiliki
pengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan, terutama bagi perusahaan yang
memiliki aset tetap dalam jumlah yang besar. Artinya aset tetap tersebut dapat
dijadikan sebagai jaminan pinjaman oleh manajer kepada kreditor sehingga manajer
dapat memperoleh pinjaman dengan mudah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan olehHardiningsih & Oktaviani (2012).
H6: Diduga Struktur Aset berpengaruh terhadap Kebijakan Utang
Skema Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
METODE PENELITIAN
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari dua kelompok utama yaitu variabel dependen dan
variabel independen. Berikut ini adalah pengukuran masing-masing variabel yang
diajukan dalam penelitian ini terdiri dari:
Variabel Dependen
Variabel Dependen yaitu yang sering juga disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen dan yang lebih umum yaitu varibel terikat. Variabel terikat merupakan
Ukuran Perusahaan
X4
Free Cash Flow
X1
Pertumbuhan Perusahaan
X2
Profitabilitas
X3
Kepemilikan Manajerial
X5
Kebijakan Utang
Y
Struktur Asset
X6
Page 6
6
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2013:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kebijakan utang.
Kebijakan Utang
Kebijakan utang adalah kebijakan yang diambil pihak manajemen dalam rangka
memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan untuk membiayai aktivitas
opersaional perusahaan (Riyanto, 2013). Rasio ini menggambarkan proporsi suatu
perusahaan mendanai operasinya dengan menggunakan utang. Secara matematis
kebijakan utang diformulasikan sebagai berikut (makmun, 2012):
Variabel Independen Variabel bebas atau variabel independen yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung
oleh variabel lain (Sunyoto, 2011 : 26). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
free cash flow, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan,
kepemilikan manajerial, dan struktur asset.
Free Cash Flow
Free cash flow merupakan kas lebih perusahaan yang dapat didistribusikan kepada
pemegang saham atau kreditor yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi
pada aset tetap (Ross et al. 2010). Free cash flow merupakan hasil perhitungan dari
aliran kas operasi perusahaan dikurangi pengeluaran modal yang dapat dihitung
dengan mengurangi aset tetap bersih periode sekarang dengan aset tetap bersih
periode sebelumnya (Syamsuddin, 2013) dan modal kerja bersih yang dihitung
dengan mengurangi aset lancar dikurangi utang lancar. Free cash flow dihitung
dengan menggunakan rumus Ross et al (2010) yaitu:
Keterangan:
FCF = Free Cash Flow
AKO = Aliran Kas Operasi pada tahun t
PM = Pengeluaran Modal = aset tetap t – asset tetap t-1
MKB = Modal Kerja Bersih = Aset lancar – utang lancar
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan gambaran perkembangan perusahaan dari tahun
ke tahun. Dengan mengacu dari penelitian Chafidz Affandi (2015) maka dirumuskan
sebagai berikut:
Page 7
7
Profitabilitas
Menurut Hery (2016:192) rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas merupakan rasio
yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu. Selain itu rasio ini dapat mengukur tingkat efektivitas kinerja
manajemen untuk menghasilkan laba yang maksimal bagi perusahaan. Penelitian ini
menggunakan rasio profitabilitas yaitu hasil pengembalian atas aset atau yang biasa
disebut juga return on asets (ROA). Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba
bersih terhadap total aset (Hery, 2016:193). Skala pengukuran adalah skala rasio.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari
besarnya nilai ekuitas, nilai perusahaan, dan nilai total aset suatu perusahaan.Dalam
penelitian ini ukuran perusahaan disimbolkan dengan SIZE dan menggunakan proxy
total aset (Hendria, 2015). Skala pengukurannya adalah skala rasio dan rumus yang
digunakan adalah:
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara
aktif ikut dalam pengambilan keputusan pendanaan perusahaan (direksi dan
komisaris) (Wahidahwati, 2002). Kepemilikan manajerial disimbolkan dengan
MOWN dan menggunakan proxy total jumlah saham manajerial dibagi total saham
beredar. Dengan mengacu kepada penelitian Bernice dkk (2015) maka dirumuskan
sebagai berikut:
Struktur Aset
Struktur aset merupakan rasio antara aset tetap dengan total aset. Besarnya suatu aset
tetap suatu perusahaan dapat menentukan besarnya pengguanaan utang. Perusahaan
yang memiliki aset tetap dalam jumlah yang besar dapat menggunakan utang dalam
jumlah yang besar pula karena aset tersebut dapat digunakan sebagai jaminan
pinjaman (Prathiwi& Yadnya, 2017).
Page 8
8
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semua perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016 sebanyak 138
perusahaan.
Sampel
Adapun kriteria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dan data-data yang
dibutuhkan penelitian secara lengkap tahun 2013-2016.
3. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dengan
menggunakan satuan mata uang rupiah selama periode 2013-2016.
4. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba tahun 2013-2016.
5. Perusahaan manufaktur yang mengalami pertumbuhan aset tahun 2013-2016.
6. Perusahaan manufaktur yang memiliki kepemilikan manajerial
Metode Analisis Data
Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, range, kurtosis,
dan skewness (Ghozali, 2013:19).
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas,
uji multikolinearitas, uji heteroskedatisitas dan uji autokorelasi.
Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini akan melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t (parsial)
dan uji f (simultan) dan uji koefisien determinasi (R2)
.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 64 .07929345 2.38386070 .6271671856 .46770533520
FCF 64 -.69303061 .03639552 -.3265655852 .18548582667
GROWTH 64 .00734662 .72221025 .1791116586 .15023612775
ROA 64 .01541666 .26150286 .0893710584 .05681504139
SIZE 64 25.63696476 29.51593805 27.7283503518 1.04819918026
Page 9
9
MOWN 64 .00000002 .49252095 .1044197813 .14865605241
AST 64 .04027869 .63946909 .3172853933 .12945933467
Valid N (listwise) 64
Sumber: Output SPSS 21, Data Olahan Penulis, 2018
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 2. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.270 1.100 2.973 .004
FCF 1.933 .245 .767 7.878 .000
GROWTH .674 .253 .217 2.665 .010
ROA -2.539 .654 -.308 -3.881 .000
SIZE -.063 .040 -.142 -1.600 .115
MOWN .056 .275 .018 .204 .839
AST -.494 .342 -.137 -1.444 .154
a. Dependent Variable: DER
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 2 maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut:
Kebijakan Utang = 3,270 + 1,933X1 + 0,674X2 – 2,539X3 – 0,063X4
+0,056X5 – 0,494X6 + e
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 64 Normal
Parametersa,b
Mean .0000000 Std. Deviation .26632859
Most Extreme Differences
Absolute .097 Positive .097 Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .777 Asymp. Sig. (2-tailed) .583
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa nilai kolmogorov-smirnov adalah
0,777 dan signifikan sebesar 0,583 karena p-value = 0,583 > 0.05, maka Ho diterima
yang berarti data residual terdistribusi secara normal.
Page 10
10
Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) FCF .601 1.665
GROWTH .862 1.161
ROA .901 1.110
SIZE .724 1.381
MOWN .742 1.348
AST .634 1.577
a. Dependent Variable: DER
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa dapat
disimpulkan masing - masing variabel independen yaitu free cash flow, pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, dan struktur
aset yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance di atas 0,10 dan
nilai VIF (variance inflation factor) di bawah 10 yang berarti model regresi tidak
terjadi masalah multikolinearitas.
Hasil Uji Autokorelasi Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -.02310
Cases < Test Value 32 Cases >= Test Value 32 Total Cases 64 Number of Runs 38 Z 1.260 Asymp. Sig. (2-tailed) .208
a. Median
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai test adalah -
0,2310 dengan tingkat signifikan 0.208 > 0.05 yang berarti bahwa residual data
bersifat random atau tidak terjadi autokorelasi antar anggota sampel
Page 11
11
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations
FCF GROWTH
ROA SIZE MOWN AST Unstandardized
Residual
Spearman's rho
FCF
Correlation Coefficient 1.000 .266* -.070 .264
* -.170 .545
** .011
Sig. (2-tailed) . .034 .584 .035 .179 .000 .932
N 64 64 64 64 64 64 64
GROWTH
Correlation Coefficient .266* 1.000 -.133 -.007 -.190 .325
** .049
Sig. (2-tailed) .034 . .296 .957 .133 .009 .701
N 64 64 64 64 64 64 64
ROA
Correlation Coefficient -.070 -.133 1.000 .366** -.026 -.106 -.016
Sig. (2-tailed) .584 .296 . .003 .836 .402 .899
N 64 64 64 64 64 64 64
SIZE
Correlation Coefficient .264* -.007 .366
** 1.000 -.465
** .146 -.026
Sig. (2-tailed) .035 .957 .003 . .000 .249 .839
N 64 64 64 64 64 64 64
MOWN
Correlation Coefficient -.170 -.190 -.026 -.465** 1.000 -.122 .012
Sig. (2-tailed) .179 .133 .836 .000 . .336 .923
N 64 64 64 64 64 64 64
AST
Correlation Coefficient .545** .325
** -.106 .146 -.122 1.000 -.063
Sig. (2-tailed) .000 .009 .402 .249 .336 . .620
N 64 64 64 64 64 64 64
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient .011 .049 -.016 -.026 .012 -.063 1.000
Sig. (2-tailed) .932 .701 .899 .839 .923 .620 .
N 64 64 64 64 64 64 64
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada tabel 6 diatas, diketahui bahwa nilai
signifikansi masing – masing variabel independen di atas tingkat kepercayaan 5%
atau 0,05. Free cash flow 0,932, pertumbuhan perusahaan 0,701, profitabilitas 0,899,
ukuran perusahaan 0,839, kepemilikan manajerial 0,923 dan stuktur aset 0,620. Jadi
dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
Tabel 7. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f) ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 9.312 6 1.552 19.798 .000b
Residual 4.469 57 .078
Total 13.781 63 a. Dependent Variable: DER b. Predictors: (Constant), AST, ROA, MOWN, GROWTH, SIZE, FCF
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Page 12
12
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 7 dapat diketahui bahwa
tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Ha diterima dan
Ho ditolak. Artinya free cash flow, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran
perusahaan, kepemilikan manajerial dan struktur aset secara simultan berpengaruh
secara signifikan terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) Tabel 8. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1
(Constant) 3.270 1.100 2.973 .004
FCF 1.933 .245 .767 7.878 .000
GROWTH .674 .253 .217 2.665 .010
ROA -2.539 .654 -.308 -3.881 .000
SIZE -.063 .040 -.142 -1.600 .115
MOWN .056 .275 .018 .204 .839
AST -.494 .342 -.137 -1.444 .154
a. Dependent Variable: DER
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .822a .676 .642 .27999522900
a. Predictors: (Constant), AST, ROA, MOWN, GROWTH, SIZE, FCF b. Dependent Variable: DER
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa
nilai adjusted R square sebesar 0,642 atau 64,2%.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Free Cash Flow terhadap Kebijakan Utang
Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter individual (uji-t) variabel free cash
flow berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Variabel free cash flow
memiliki nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai thitung
sebesar 7,878 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,00234 sehingga thitung>ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Hasil penelitian ini didukung oleh
hasil penelitian yang dilakukan Affandi (2015) dan Beny (2013) yang mendapatkan
Page 13
13
hasil free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan utang. Hal ini menunjukkan
semakin besar free cash flow suatu perusahaan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
dana eksternal sebagai investasi akan semakin besar, sehingga perusahaan akan
banyak memerlukan dana eksternal.
Berdasarkan arah koefisien regresi, variabel free cash flow memiliki arah positif
(searah) yang berarti jika free cash flow mengalami peningkatan maka kebijakan
utang juga akan mengalami peningkatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Prathiwi & Yadnya (2017) yang menyatakan bahwa dengan meningkatkan hutang,
manajer dapat mengurangi kontrol manajer terhadap aliran kas perusahaan sehingga
dapat menurunkan biaya agensi dari konflik keagenan yang ditimbulkan akibat
penggunaan free cash flow yang berlebihan.
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Utang
Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter individual (uji-t) variabel
pertumbuhan perusahaanberpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Variabel
pertumbuhan perusahaanmemiliki nilai signifikansi 0,010 lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05. Nilai thitung sebesar 2,665 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,00234
sehingga thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak. Hal
ini menunjukkan semakin besar pertumbuhan perusahaansuatu perusahaan dapat
disimpulkan bahwa penggunaan dana eksternal perusahaan juga akan semakin besar,
dimana dana internal yang tersedia tidak mencukupi untuk melakukan pengembangan
usaha.
Berdasarkan arah koefisien regresi, variabel pertumbuhan perusahaan memiliki arah
positif (searah) yang berarti jika pertumbuhan perusahaan mengalami peningkatan
maka kebijakan utang juga akan mengalami peningkatan.Affandi (2015) menyatakan
perusahaan yang memiliki growth yang tinggi membutuhkan sumber dana yang
sangat besar, dimana dana internal tidak dapat mencukupi kebutuhan struktur modal
perusahaan.
Brigham dan Gapenski (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi cenderung membutuhkan dana dari sumber eksternal yang
lebih besar. Untuk memenuhi dana dari luar, perusahaan lebih memilih sumber dana
yang lebih murah. Dalam hal ini perusahaan lebih memilih menggunakan surat utang.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Utang
Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter individual (uji-t) variabel
profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Profitabilitas memiliki
nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai thitung sebesar -
3,881 sedangkan ttabel sebesar -2,00234 sehingga -thitung<-ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa H3 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki profitabilitas yang relatif tinggi akan cenderung
menggunakan utang yang lebih kecil, karena perusahaan akan mampu menyediakan
Page 14
14
banyak dana untuk kegiatan operasionalnya dengan menggunakan sumber dana
internalnya yaitu laba ditahan terlebih dahulu daripada harus menggunakan sumber
dana eksternal yaitu utang yang akan menimbulkan risiko cukup besar bagi
perusahaan.
Berdasarkan arah koefisien regresi, variabel profitabilitas menunjukkan arah negatif
yang artinya jika profitabilitas mengalami peningkatan maka kebijakan utang akan
mengalami penurunan. The rise of profitability level will allow the company to lower
the desire to commit funding through debt policy (Desmintari & Yetty, 2016).
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Utang Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter individual (uji-t) variabel ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Variabel ukuran
perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,115 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05.
Nilai thitung sebesar -1,888 sedangkan nilai ttabel sebesar -2,00234 sehingga -thitung> -
ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H4 ditolak. Hal ini
menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan maka semakin sedikit pula kebijakan
utang yang akan digunakan. Dikarenakan perusahaan besar sudah mampu mengelola
aset yang dimilikinya sehingga menghasilkan laba ditahan yang cukup untuk
melakukan pengembangan usaha.
Berdasarkan arah koefisien regresi, variabel laba ditahan memiliki arah negatif (tidak
searah) yang berarti jika ukuran perusahaan mengalami peningkatan maka kebijakan
utang akan mengalami penurunan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Affandi
(2015) menyatakan hal tersebut diduga karena perusahaan tidak menggunakan utang
secara signifikan sebagai keputusan pendanaan pemenuhan kebutuhan perusahaan.
Penggunaan utang yang kecil oleh perusahaan biasanya dikarenakan oleh
meningkatnya resiko dari penggunaan utang sebagai keputusan pendanaan
perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Utang
Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter individual (uji-t) variabel struktur
kepemilikan tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Variabel
kepemilikian manajerial memiliki nilai signifikansi 0,839 lebih besar dari taraf
signifikansi 0,05. Nilai thitung sebesar 0.080 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,00234
sehingga thitung<ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H5 ditolak.
Berdasarkan arah koefisien regresi, variabel struktur kepemilikan memiliki arah
positif (searah) yang berarti jika struktur kepemilikan mengalami peningkatan maka
kebijakan utangjuga akan meningkat.
Hardiningsih & Oktaviani (2012) menyatakan dalam Pecking Order Theory
menjelaskan bahwa untuk melakukan investasi dengan penggunaan dana internal
lebih kecil resikonya dibandingkan dengan menggunakan dana eksternal. Para
pemegang saham yang sekaligus sebagai manajer perusahaan mungkin lebih suka
menggunakan dana internal untuk investasinya. Mereka mempunyai alasan bahwa
Page 15
15
dengan penggunaan dana sendiri, maka keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak
harus dibagi dengan para kreditur jika perusahaan memilih menggunakan dana pihak
luar dalam investasinya.
Pengaruh Struktur Aset terhadap Kebijakan Utang
Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter individual (uji-t) variabel struktur
aset tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Variabel struktur aset memiliki
nilai signifikansi 0,154 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Nilai thitung sebesar -
1,444 sedangkan nilai ttabel sebesar -2,00234 sehingga -thitung> -ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima dan H6 ditolak. Hasil penelitian ini tidak sama
dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar nilai aset tetap maka ada
kecenderungan semakin besar pinjaman yang dapat diperoleh perusahaan (Mulyati,
2016).
Mulyati (2016) menyatakan struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan utang karena apabila perusahaan mencari utang sebagai sumber pendanaan
utama akan semakin memperbesar biaya modal yang dikeluarkan. Selain itu, struktur
aset bukan satu-satunya faktor utama yang dijadikan pertimbangan kebijakan utang.
Berdasarkan arah koefisien regresi, struktur aset memiliki arah yang negatif (tidak
searah) terhadap kebijakan utang. Hal ini menunjukkan bahwa jika struktur aset
mengalami peningkatan maka akan terjadi penurunan terhadap kebijakan utang.
Artinya jika semakin besar proporsi aset tetap yang dimiliki perusahaan pada struktur
aset cukup besar maka penggunaan utang perusahaan akan relatif semakin kecil.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
2. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan utang pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
3. Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
5. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
6. Struktur aset tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Page 16
16
7. Free cash flow, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran
perusahaan,kepemilikan manajerial, dan struktur aset berpengaruh secara
simultan terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Saran 1. Bagi Manajer Perusahaan
Sebaiknya para manajer lebih memerhatikan dan menganalisis faktor -faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat penggunaan jumlah utang. Apabila
perusahaan menggunakan utang yang terlalu tinggi, maka risiko yang akan
dihadapi perusahaan cukup besar dan besar kemungkinan investor tidak mau
untuk berinvestasi kedalam perusahaan.
2. Bagi Investor
Sebaiknya investor mencari informasi yang cukup dan menganalisis terlebih
dahulu keuangan perusahaan sebelum melakukan investasi. Karena perusahaan
yang menggunakan jumlah utang yang terlalu tinggi dapat menimbulkan risiko
yang cukup besar terhadap investor yang berinvestasi dalam perusahaan
tersebut.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Adapun saran peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah, peneliti selanjutnya
dapat menambahkan variabel - variabel independen lain yang mempengaruhi
kebijakan utang. Selain itu peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah periode
tahun yang diteliti dikarenakan tahun penelitian ini hanya menggunakan
periode 4 tahun saja dan diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian pada sektor lainnya seperti sektor food and beverages, sektor properti
dan real estate, ataupun sektor otomotif.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Chafidz. 2015. Pengaruh Free Cash Flow, Pertumbuhan Perusahaan,
Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Utang Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Akbar, D dan Ruzikna. 2017. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Free Cash Flow,
Struktur Asset, dan Kebijakan Deviden terhadap Kebijakan Hutang pada
perusahaan Sub-Sektor Otomotif dan Komponen di BEI 2010-2014. Jom Fisip
Vol.04 No.2 - Oktober.
Andhika, Ivona dan Murtiningtyas. 2012. Kebijakan Dividen, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Risiko Bisnis terhadap
Kebijakan Hutang. Accounting Analyis Journal, Vol. 1, No. 2. ISSN 2252-
6765.
Andina, Zulfia. 2013. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan
Penjualan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Hutang (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Page 17
17
Di BEI Periode 2008-2010). Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Andriyanto, Hendri. 2018. Pengaruh profitabilitas, likuiditas, laba ditahan, struktur
aset, dan struktur kepemilikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Skripsi
Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Tanjungpinang.
Beny. 2013. Pengaruh Divident Payout, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan,
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional, dan Aliran Kas Bebas
terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 15, No. 2,
Desember 2013, Hlm 168-176, ISSN: 1410-9875.
Bernice, Yezia., Yeterina Widi Nugrahanti dan Linda Ariany Mahastanti. 2015. The
Impact of Managerial Ownership, Institutional Ownership, and Company Size
toward Debt Policy (Study in Property and Real Estate in IDX in 2011-2013).
The 3rd
IBEA International Conference on Business, Economics and
Accounting. 15-17 April 2015. Ho Chi Minh City, Vietnam. ISBN: 978-602-
19725-8-8.
Brealey., Myers and Marcus. 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan.
Penerjemah Bob Sabran.Edisi 5. Penerbit: Erlangga.
Brigham, Eugine F. and Joel F. Huston.2013. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Edisi 11 buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Brigham, E.F. and Louis C.Gapenski. 2006. Intermediate Finance Management. 7th
Edition. SeaHarbor Drive: The Dryden Press.
Brigham, E.F. and Weston, J.F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ke
11 buku 2. Alih bahasa oleh Ali Akbar Yulianto. Jakarta: SalembaEmpat.
Damodaran, Aswath. 2001. Corporate Finance: Theory & Practice. International
Edition,Willey, New York.
Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. CetakanKedua. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Desmintari & Fitri Yetty. 2016. Effect of Profitability, Liquidity and Structure Asset
on the Debt Policy in Retail Trade Sector listed on the Indonesian Stock
Exchange periode 2011-2014. International journal of business and Commerce.
Vol.05, No.06: (117-131). ISSN: 2225-2436.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Gujarati, Damodar N. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Harianti, Juni. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2011-2014. Skripsi
Fakultas Ekonomi UMRAH.
Hendria, Reji. 2015. Pengaruh Insider Ownership, Firm Size, Firm Growth, dan
Business Risk terhadap Kebijakan Hutang perusahaan Perbankan Go Publik di
BEI 2010-2012. Jom Fekon Vol.2 No.1 Februari.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan: Pendekatan Rasio Keuangan. Yogyakarta:
CAPS (Center for Academic Publishing Service).
Page 18
18
------. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Hardiningsih, Pancawati dan Rachmawati Meita Oktaviani. 2012. Determinan
kebijakan hutang (dalam agency theory dan pecking order theory)
Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Mei 2012, Hal: 11 - 24 Vol. 1,
No. 1 ISSN: 1979-4878.
Indahningrum, R. Putri dan Ratih Handayani. 2009. Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free
Cash Flow dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi vol.11. No.3: 189-207.
Kieso, D.E., Weygandt, J.J. and Warfied T.D.2011. Intermediate Accounting, Edisi
12, Penerbit: Erlangga.
Makmun, Abin Syamsudin. 2012. Psikologi pendidikan. Edisi lengkap. Bandung: PT
Rosda Karya Remaja.
Mamduh, M.Hanafi. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Cetakan 5. Yogyakarta:
BPFE.
Mulyati, Yati. 2016. Pengaruh Struktur Asset dan Pertumbuhan Penjualan terhadap
Kebijakan Hutang pada perusahaan food & bavarage di BEI 2011-2014. Prodi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember. Prosiding
Seminar Nasional. ISBN: 978-602-60569-2-4.
Munawir. 2014. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta: Penerbit
Liberty.
Nafisa, Adita., Atim Dzajuli dan Djumahir. 2016. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Free
Cash Flow dan Profitabilitas terhadap kebijakan hutang perusahaan
manufaktur. Postgraduate Student Program of Economy Faculty and Busines,
University of Brawijaya, East Java, Indonesia.
Prathiwi, Ni Made Dhyana Intan Dan I Putu Yadnya. 2017. Pengaruh Free Cash
Flow, Struktur Asset, Resiko Bisnis, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan
Hutang pada perusahaan Real Estate di BEI tahun 2011-2013. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol.06 No.1. 2017: 60-86. ISSN: 2302-8912.
Riyanto, Bambang. 2013. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat
Yogyakarta: BPFE.
Ross, Stephen A,. Randolph W. Westerfield and Jeffrey Jaffe.2010. corporate finance
fundamental.5th
Edition. New York: Irwin McGraw Hill. Soesetio, Yuli. 2007. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Deviden, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap
Kebijakan Hutang. Jurnal Keuangan dan Perbankan, September 2008, Vol 12,
hlm 384-398.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunyoto, Suyanto.2011. Analisis regresi untuk uji hipotesis, Yogyakarta: Caps. Syamsuddin, Lukman. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Page 19
19
Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory
Agency.
Wiliandri, Ruly. 2011. Pengaruh Blockholder Ownership dan Firm Size terhadap
Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Th. 16, No.2. Juli.
Wiyono, Gendro dan Hadri Kusuma. 2017. Manajemen Keuangan Lanjutan. Cetakan
pertama. Yogyakarta: UPP STIM Y.
www.idx.co.id
Zuhria, Siti Fatimatul. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow, Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi: Volume 5, Nomor 11, November 2016 ISSN: 2460-0585