Top Banner
PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN MUSEUM BARLI DI BANDUNG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Program Strata-1 Disusun oleh : Nama : Nadira Tajhana Leman N.I.M : 201318974 PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALANAN SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG BANDUNG 2017
152

PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

REVISIT INTENTION WISATAWAN MUSEUM BARLI

DI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi

Program Strata-1

Disusun oleh :

Nama : Nadira Tajhana Leman

N.I.M : 201318974

PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALANAN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

BANDUNG

2017

Page 2: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

PENGESAHAN PEMBIMBING

Bandung, Agustus 2017

Pembimbing I

M. Robbith Subandi, MM.Par., M.Sc

NIP. 19820918 201101 1 002

Bandung, Agustus 2017

Pembimbing II

Rr Adi Hendraningrum, S.Sos., MM.

NIP. 19690807 199403 2 001

Bandung, Agustus 2017

Menyetujui :

Plh. Kepala Bagian Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan

Sumaryadi, MM. NIP. 19670211 199303 1 001

Page 3: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Nadira Tajhana Leman

Tempat/Tanggal Lahir : Cimahi, 27 Januari 1996

NIM : 201318974

Program Studi : Studi Industri Perjalanan (SIP)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi yang saya buat ini merupakan hasil karya dan hasil penelitian saya

sendiri;

2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan

dari pihak lain kecuali arahan dari tim pembimbing;

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama oengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka;

4. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

saya peroleh karena karya tulis ini, dan sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini serta peraturan-peraturan terkait lainnya;

5. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, Juli 2017

Yang membuat pernyataan,

Nadira Tajhana Leman

201318974

Page 4: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenan-Nya Skripsi

dengan judul “Pengaruh Experiential Quality Terhadap Revisit Intention

Wisatawan Museum Barli” dapat diselesaikan. Tujuan dari pembuatan skripsi ini

adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Program Strata 1.

Dengan selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang

telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Anang Sutono, MM.Par.CHE selaku Direktur STP Bandung

2. Bapak Sumaryadi, MM. Selaku Plh. Kepala Bagian Administrasi Akademik

dan Kemahasiswaan

3. Bapak Mohammad Robbith Subandi, MM.Par., M.Sc selaku Ketua Program

Studi Industri Perjalanan dan Pembimbing Satu

4. Ibu Rr Adi Hendraningrum, S.Sos, MM selaku pembimbing dua

5. Bapak Adit Barli selaku Kepala Museum Barli yang telah memberikan izin

penelitian serta seluruh staff Museum Barli Bandung yang telah membantu

lancarnya proses penelitian,

6. Kedua Orang Tua, kakak, adik dan nenek yang telah memberikan semangat

selama menempuh proses pendidikan serta doa yang tak henti-hentinya,

7. Rekan-rekan Studi Industri Perjalanan Tahun Angkatan 2013 yang sudah

menemani selama hampir empat tahun ini dan terus memberikan dukungan

serta motivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini,

8. Gannu Farma Hernanto yang telah memberikan semangat dan telah banyak

membantu penulis sejak awal proses pembuatan skripsi, membantu dalam

Page 5: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

ii

pengambilan data, pengolahan data, hingga selesainya proses pembuatan

skripsi ini,

9. Serta seluruh rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Dalam penulisannya skripsi ini masih terdapat kekurangan, penulis

mengharapkan masukan serta saran yang membangun untuk perbaikan dan

penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap dari skripsi ini, penelitian dapat diterima dan

hasil yang diperoleh nantinya dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait.

Bandung, Agustus 2017

Nadira Tajhana Leman

Page 6: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

iii

ABSTRAK

Nadira Tajhana Leman., 201318974, “Pengaruh Experiential Quality Terhadap

Revisit Intention Wisatawan Museum Barli di Bandung”. Dibawah bimbingan

M. Robbith Subandi, MM. Par, M.Sc dan Rr Adi Hendraningrum, S.Sos., MM.

Museum dan edukasi merupakan salah satu daya tarik wisata yang tidak dapat

dipisahkan keberadaannya. Di Kota Bandung, terdapat 20 museum yang dapat

dikunjungi oleh wisatawan. Beragamnya pilihan objek wisata ini dapat menjadi

salah satu penyebab rendahnya tingkat kunjungan kembali (revisit intention) ke

suatu objek wisata termasuk ke Museum. Keberagaman pilihan objek wisata

museum yang ada di Kota Bandung ini juga berpengaruh pada jumlah kunjungan

wisatawan ke Museum Barli. Terjadi penurunan jumlah wisatawan sebesar 22,08%

pada tahun 2016. Salah satu faktor menurunnya jumlah kunjungan ini dapat pula

dipengaruhi oleh kurangnya minat wisatawan untuk berkunjung kembali (revisit

intention) ke Museum Barli. Hal ini dapat pula dilihat dari hasil pra penelitian yang

telah dilakukan oleh penulis dengan melihat dari satu atribut pada variable revisit

intention yaitu intention to revisit ke museum Barli, yang hasilnya sebesar 60%

tidak memiliki minat untuk berkunjung kembali. Untuk meningkatkan revisit

intention dapat melalui peningkatan experiential quality.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif yang bertujuan untuk

mencari hubungan antara variabel experiential quality (X) yang terdiri dari

interaction quality, physical environment quality, outcome quality, dan access

quality terhadap variabel revisit intention (Y). Dalam penelitian ini digunakan

teknik sampling aksidental dengan teknik analisis menggunakan regresi linier

berganda untuk dapat melihat bagaimana pengaruh experiential quality terhadap

revisit intention secara simultan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan experiential quality

berpengaruh signifikan terhadap tingkat revisit intention. Dari variabel experiential

quality terdapat pada kategori baik dengan penilaian tertinggi terdapat pada

interaction quality, sementara penilaian terendah terdapat pada access quality.

Untuk revisit intention menurut penilaian terdapat pada kategori cukup baik dan

menurut penilaian tertinggi yaitu pada kesediaan untuk merekomendasikan

Museum Barli kepada teman, keluarga atau kerabat/relasi.

Kata Kunci : experiential quality, revisit intention, service quality

Page 7: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

iv

ABSTRACT

Nadira Tajhana Leman., 201318974, “The Influence of Experiential Quality on

Tourist Revisit Intention to Barli Museum in Bandung”. Under the guidance of

M. Robbith Subandi, MM. Par, M.Sc and Rr Adi Hendraningrum, S.Sos., MM.

Museum and education are two kinds of tourist various attractions that cannot be

separated. Bandung has 20 museums that can be visited by tourist. Various choices

of tourist attractions can be a reason that leads to low level of revisit intention to

the same tourist attraction including Museum visit. Many choices of Museums in

Bandung also affect the number of tourist visiting Barli museum. In 2016, the

number of tourist who visit Barli museum is decreased by 22,08%. One of the

factors that leads to a decreasing number of tourist is the lack of tourist interest to

revisit Barli Museum. This can also be seen from the results of pre-research that

has been done by the researcher. By looking just from one variable which is revisit

intention that is intention to revisit, 60% of tourists have no interest to revisit. In

this case, experiential quality can be applied to improve tourists’ revisit intention

to Barli Museum.

This research used associative research method which aims to find correlation

between experiential quality as independent variable (X) consisting of interaction

quality, physical environment quality, outcome quality and access quality to revisit

intention as dependent variable (Y). This research used accidental sampling

technique to determine the sample.Multiple linear regression is used to analyze the

influence of experiential quality on tourist revisit intention simultaneously.

The results of this research show that experiential quality significantly and

simultneously influences revisit intention. Experiential quality is categorized as

good, with interaction quality variable as the highest assessment and access quality

variable as the lowest assessment. Meanwhile, revisit intention is categorized as

quite good, and the respondent’s assessments result the willingness to recommend

Barli Museum to friend, family or relatives/relation is in the highest position of

scoring.

Keywords : Experiential quality, revisit intention, service quality

Page 8: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

ABSTRAK ................................................................................................. iii

ABSTRACT ................................................................................................. iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah .............................................. 6

C. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 7

E. Sistematika Penulisan ................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Paparan Konseptual ....................................................................... 9

1.Pengertian Wisata Museum........................................................ 9

2.Pengertian Kualitas Pelayanan ................................................. 13

3.Pengertian Perilaku Konsumen ................................................ 19

4. Keterkaitan Experiential Quality dan Revisit Intention ......... 24

5. Penelitian Terdahulu ............................................................... 25

B. Kerangka Pemikiran .................................................................... 27

C. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 29

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penlitian .................................................................... 30

B. Obyek Penelitian ......................................................................... 31

1. Profil Museum Barli ............................................................... 31

Page 9: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

vi

2. Fasilitas Museum Barli ........................................................... 33

3. Struktur Organisasi Museum Barli ......................................... 33

C. Populasi dan Sampel ................................................................... 34

1. Populasi .................................................................................. 34

2. Sampel .................................................................................... 34

D. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 35

1. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 36

2. Alat Pengumpulan Data .......................................................... 38

E. Variabel Penelitian ...................................................................... 41

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data ......................... 46

1. Uji Validitas ........................................................................... 46

2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 50

G. Teknik Analisis Data ................................................................... 52

1. Garis Kontinum ...................................................................... 52

2. MSI ( Method of Succesive Interval ) .................................... 53

3. Uji Normalitas ........................................................................ 54

4. Uji Heterokodestisitas ............................................................ 54

5. Analisis Regresi ...................................................................... 55

H. Jadwal Penelitian ......................................................................... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Temuan ............................................................................... 58

1. Profil Wisatawan Museum Barli ............................................ 58

2. Jenis Karya Seni Rupa yang dipamerkan ............................... 62

3. Program yang dapat dilaksanakan di Museum Barli .............. 62

B. Hasil Analisis Data ...................................................................... 63

1. Analisis Experiential Quality Wisatawan Museum Barli ...... 63

a. Rekapitulasi Statistik Deskriptif Experiential Quality........64

b. Rekapitulasi Olahan Skor Interaction Quality...................66

c. Rekapitulasi Olahan Skor Physical Environment

Quality................................................................................69

d. Rekapitulasi Olahan Skor Outcome Quality......................71

e. Rekapitulasi Olahan Skor Access Quality...........................73

Page 10: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

vii

f. Rekapitulasi Olahan Skor Experiential Quality.................75

2. Analisis Revisit Intention Wisatawan Museum Barli ..............77

a. Rekapitulasi Statistik Deskriptif Revisit Intenetion.............77

b. Rekapitulasi Olahan Skor Revisit Intention........................79

3. Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 82

a. Tabel Hasil Estimasi Persamaan Regresi Linier

Berganda.............................................................................82

b. Koefisien Korelasi Regresi Linier Berganda......................85

c. Koefisien Determinasi Regresi Linier Berganda................86

d. Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan...........88

e. Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial..............89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 92

B. Saran ............................................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97

LAMPIRAN.................... ................................................................................... 102

Page 11: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

viii

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

TABEL 1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN MUSEUM BARLI ....... 3

TABEL 2 HASIL PENELITIAN TERDAHULU ..................................... 25

TABEL 3 PEMBAGIAN DAN FUNGSI RUANGAN DI MUSEUM

BARLI ........................................................................................ 33

TABEL 4 SKALA LIKERT PADA PERTANYAAN TERTUTUP ......... 40

TABEL 5 MATRIKS OPERASIONAL VARIABEL................................ 41

TABEL 6 HASIL UJI VALIDITAS ............................................................ 47

TABEL 7 HASIL UJI RELIABILITAS ..................................................... 51

TABEL 8 UJI NORMALITAS MODEL REGRESI ................................. 54

TABEL 9 JADWAL PENELITIAN ............................................................ 57

TABEL 10 REKAPITULASI STATISTIK DESKRIPTIF EXPERIENTIAL

QUALITY WISATAWAN MUSEUM BARLI ....................... 64

TABEL11 REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN SKOR

INTERACTION QUALITY ....................................................... 66

TABEL 12 REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN SKOR PHYSICAL

ENVIRONMENT QUALITY ..................................................... 69

TABEL 13 REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN SKOR OUTCOME

QUALITY ................................................................................... 72

TABEL 14 REKAPITULASI HASIL PENGOLAHAN SKOR ACCESS

QUALITY ................................................................................... 74

TABEL 15 REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN SKOR

EXPERIENTIAL QUALITY ..................................................... 76

TABEL 16 STATISTIK DESKRIPTIF REVISIT INTENTION

WISATAWAN MUSEUM BARLI .......................................... 77

TABEL 17 REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN SKOR REVISIT

INTENTION .............................................................................. 80

Page 12: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

ix

TABEL 18 ESTIMASI PERSAMAAN REGRESI ...................................... 82

TABEL 19 PENJABARAN HASIL PERSAMAAN KOEFISIEN ............ 83

TABEL 20 KOEFISIEN KORELASI .......................................................... 85

TABEL 21 KOEFISIEN DETERMINASI .................................................. 86

TABEL 22 PENGARUH PARSIAL ............................................................. 87

TABEL 23 PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

REVISIT INTENTION SECARA PARSIAL .......................... 87

TABEL 24 ANOVA UNTUK PENGUJIAN KOEFISIEN REGRESI

SECARA SIMULTAN .............................................................. 88

TABEL 25 ANOVA UNTUK PENGUJIAN KOEFISIEN REGRESI

SECARA PARSIAL .................................................................. 89

Page 13: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

x

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

GAMBAR 1 DATA HASIL PRASURVEY PENELITIAN ............................. 4

GAMBAR 2 KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................... 28

GAMBAR 3 STRUKTUR ORGANISASI MUSEUM BARLI ...................... 33

GAMBAR 4 GARIS KONTINUM EXPERIENTIAL QUALITY .................. 53

GAMBAR 5 UJI HETEROKEDESTISITAS ................................................. 55

GAMBAR 6 PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN

USIA ........................................................................................... 58

GAMBAR 7 PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN

JENIS KELAMIN ..................................................................... 59

GAMBAR 8 PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN

STATUS ..................................................................................... 59

GAMBAR 9 PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN

PENDIDIKAN TERAKHIR .................................................... 60

GAMBAR 10 PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN

DAERAH ASAL WISATAWAN ............................................. 61

GAMBAR 11 PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN

PEKERJAAN ............................................................................ 61

GAMBAR 12 STATISTIK DESKRIPTIF EXPERIENTIAL QUALITY

WISATAWAN MUSEUM BARLI .......................................... 64

GAMBAR 13 STATISTIK DESKRIPTIF REVISIT INTENTION

WISATAWAN MUSEUM BARLI .......................................... 78

Page 14: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

LAMPIRAN 1 KUESIONER PRA PENELITIAN ................................... 102

LAMPIRAN 2 KUESIONER PENELITIAN ............................................ 103

LAMPIRAN 3 PEDOMAN WAWANCARA ............................................ 105

LAMPIRAN 4 REKAM HASIL WAWANCARA .................................... 106

LAMPIRAN 5 DAFTAR PERIKSA ........................................................... 109

LAMPIRAN 6 HASIL OLAHAN SPSS DISTRIBUSI FREKUENSI

EXPERIENTIAL QUALITY .............................................. 112

LAMPIRAN 7 HASIL OLAHAN SPSS DISTRIBUSI FREKUENSI

REVISIT INTENTION ....................................................... 118

LAMPIRAN 8 STATISTIK DESKRIPTIF EXPERIENTIAL QUALITY

121

LAMPIRAN 9 STATISTIK DESKRIPTIF REVISIT INTENTION ....... 122

LAMPIRAN 10 DATA ORDINAL KUESIONER ...................................... 123

LAMPIRAN 11 DATA INTERVAL KUESIONER .................................... 128

LAMPIRAN 12 DATA HASIL REGRESI .................................................. 133

LAMPIRAN 13 DOKUMENTASI ............................................................... 135

Page 15: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Museum dan edukasi merupakan salah satu daya tarik wisata yang tidak

dapat dipisahkan keberadaannya. Museum merupakan. wahana pendidikan yang

didalamnya terdapat pembelajaran mengenai warisanxkebudayaan serta dapat

menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya, oleh karena

itu museum dapat menjadi objek wisata yang edukatif. Museum tidak hanya

berisikan benda peninggalan sejarah atau koleksi pribadi pemiliknya, namun dapat

menjadi sarana edukasi bagi pengunjung melalui . interpretasi dan program yang

mencerminkan keberadaan museum. Hal ini sejalan dengan pemikiran Edson dan

Dean (1996:194) yaitu museum memiliki peran dan tanggungxjawab pada

masyarakat untuk memberikan layanan pendidikan.

Berdasarkan data dari website resmi Asosiasi Museum Indonesia, di

Indonesiaxterdapat lebih dari 400 museum dengan berbagai tema serta beragam

program aktivitas yang ada di masing-masing museum. Keragaman pilihan ini yang

dapat menjadi daya tarik wisatawan yang akan berkunjung, sehingga wisatawan

dapat melakukan keputusan berkunjung ke museum mana yang mereka inginkan.

Beragamnya pilihan objek wisata ini dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya

minat kunjungan kembali (revisit intention) ke suatu objek wisata (Santoso, 2015:1)

termasuk kunjungan ke museum. Rendahnya minat kunjungan kembali ke tempat

yang sama, sempat terjadi di Archaeological Ötzi Museum, Bolzano. Hanya 11%

wistawan yang memiliki keinginan kuat untuk melakukan kunjungan kembali ke

museum ini di tahun-tahun mendatang, yang berarti minat untuk berkunjung

Page 16: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

2

kembali ke museum ini sangat rendah dan menjadikan masalah pada tingkat revisit

intention. (Brida et al. 2012: 734).

Menurut Som, et al. (2012:41) minat berkunjung kembali adalah hasil dari

nilai pengalaman yang diterima wisatawan setelah melakukan kunjungan dan

menimbulkan adanya kepuasan. Minat tersebut menjadi bayangan perilaku masa

depan yang dinilai berdasarkan tempat yang dikunjungi.

Jawa Barat merupakan provinsi yang paling banyak dikunjungi wisatawan

nusantara pada tahun 2016 berdasarkan data dari Disparbud Provinsi Jawa Barat.

Kota Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat ini menjadi salah satu destinasi wisata

yang paling banyak dituju dan memiliki berbagai daya tarik wisata museum dan

edukasi. Kota Bandung memiliki lebih dari 20 museum yang dapat dikunjungi.

Museum Barli adalah salah satu museum yang terletak di Kota Bandung.

Museum ini terkenal dengan berbagai lukisan hasil karya pelukis ternama Barli

Sasmitawinata. Kota Bandung merupakan Kota Budaya yang menjadi salah satu

pusat perkembangan seni rupa modern di Indonesia. Salah satu cabang dari seni

rupa kontemporer ini adalah seni rupa modern yang terdiri dari seni lukis, seni

patung, keramik dan grafis. Maka dengan adanya Museumxini wisatawan dapat

melihat dan mempelajari bagaimana perkembangan gaya lukis dari berbagai aliran

dan zaman. Museum Barli ini memiliki kegiatan edukasi melalui pengalaman

langsung berupa kegiatan melukis, menggambar, serta pembuatan keramik dari

tanah liat yang dipandu oleh seorang ahli, yang tentunya akan memberikan

pengalaman serta ilmu yang bermanfaat di bidang seni rupa.

Namun, keberagaman pilihan objek wisata museum yang ada di Kota

Bandung ini juga berpengaruh pada jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Barli.

Page 17: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

3

Berikut tabel 1 menunjukan jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Barli dari

tahun 2014 hingga 2016 :

TABEL 1

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN MUSEUM BARLI

TAHUN 2014-2016

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Total

2014 151 325 127 185 310 250 179 269 215 351 115 245 2722

2015 365 405 127 321 563 573 477 387 417 189 240 269 4333

2016 410 265 311 395 186 302 291 217 117 218 349 315 3376

Sumber: Manajemen Museum Barli, 2017

Berdasarkan data di atas, terjadi penurunan jumlah wisatawan yang cukup

banyak yaitu sebesar -22.08%, hal ini pula yang menjadi permasalahan di museum

Barli. Salah satu faktor menurunnya jumlah kunjungan ini dapat pula dipengaruhi

oleh kurangnya minat wisatawan untuk berkunjung kembali (revisit intention) ke

Museum Barli.

Untuk mengetahui seberapa besar niat wisatawan untuk berkunjung kembali

ke Museum Barli, telah dilakukan pra-survei penelitian mengenai Revisit Intention

ke Museum Barli yang disebarkan kepada 45 wisatawan yang telah mengunjungi

museum Barli. Kegiatan pra-survei ini hanya akan melihat dari satu atribut pada

variable revisit intention yaitu intention to revisit ke museum Barli. Berikut hasil

dari kegiatan pra-survei penelitian:

Page 18: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

4

Sumber : Data Olahan Penulis, 2017

Berdasarkan hasil dari pra-survei diketahui bahwa 40% wisatawan memiliki

minat untuk berkunjung kembali ke museum Barli, sebagian besar memiliki minat

untuk kembali lagi karena belum semua program (menggambar, melukis, membuat

keramik dari tanah liat) dapat dipelajari. Namun sebagian besar wisatawan, yaitu

sebanyak 60% tidak memiliki minat untuk berkunjung kembali ke museum Barli

karena ingin mengunjungi objek wisata lainnya yang ada di Kota Bandung juga

karena ingin mengunjungi museum lain untuk mendapatkan pengalaman baru.

Melihat permasalahan di atas khususnya mengenai minat kunjungan

kembali (revisit intention) dapat disimpulkan bahwa minat wisatawan untuk

berkunjung kembali ke Museum Barli terbilang rendah diduga karena masih

kurangnya kualitas pengalaman (experiential quality) yang mereka dapatkan karena

tidak seluruh program dapat mereka pelajari saat berkunjung dan minat yang tinggi

untuk mengunjungi objek wisata dan museum lain di Kota Bandung menjadikan

40%

60%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Minat Berkunjung Kembali

GAMBAR 1

DATA HASIL PRA-SURVEI PENELITIAN

MINAT KUNJUNGAN KEMBALI KE MUSEUM BARLI

Ya Tidak

Page 19: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

5

semakin rendahnya minat kunjungan kembali ke Museum Barli. Mengingat niat

kunjungan kembali yang rendah akan berpengaruh pula dengan menurunnya jumlah

wisatawan maka dirasa perlu adanya penyelesaian mengenai permasalahan ini.

Wisata museum dan edukasi harus dapat memadukan pendidikan dengan

pariwisata dengan cara belajar yang menyenangkan. Sehingga di museum Barli

yang juga memiliki konsep edutainment harus dapat memfokuskan pada kualitas

pengalaman (experiential quality) yang akan didapatkan oleh wisatawan, sehingga

mereka bisa mendapatkan ilmu serta keterampilan baru setelah mengunjungi

museum ini.

Menurut Wu, Li dan Li ( 2014:6 ) Experiential Quality mengacu pada hasil

psikologis dari keterlibatan wisatawan dalam aktivitas wisata dan dinilai dari empat

dimensi didalamnya, yaitu melihat pada interaction quality, physical environment

quality, outcome quality dan access quality yang diberikan kepada wisatawan.

Setelahnya diharapkan experiential quality ini dapat meningkatkan revisit

intention yang juga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke museum

Barli. Seperti yang dinyatakan oleh Aziz et al (2012) dalam Wu, Li dan Li (2014:2)

kualitas pengalaman dan kepuasan pengalaman mempengaruhi minat kunjungan

kembali wisatawan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Chen dan

Chen (2010) mengenai Experience Quality, Perceived Value, Satisfaction and

Behavioral Intentions For Heritage Tourists, Chung-Hsien Lin (2012) mengenai

Effects Of Cuisine Experience, Psychological Well-Being, And Self-Health

Perception On The Revisit Intention Of Hot Springs Tourists, menyatakan bahwa

experience quality, perceived value dan psychological well-being berpengaruh

Page 20: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

6

terhadap revisit intention. Namun, dalam penelitian tersebut belum membahas

mengenai pengaruh experiential quality terhadap revisit intention secara spesifik.

Berdasarkan permasalahan di atas dan belum terdapatnya pembahasan

secara spesifik mengenai pengaruh experiential quality terhadap revisit intention,

untuk menyelesaikan permasalahan perlu dengan adanya penelitian mengenai

“Pengaruh experiential quality terhadap revisit intention wistawan ke Museum

Barli Bandung”.

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

1. Penulis ingin mengetahui sejauh mana Experiential Quality

mempengaruhi Revisit Intention wisatawan ke Museum Barli Bandung.

2. Pembatasan Masalah:

a. Terdapat empat faktor dalam Experiential Quality dalam Wu, Li, &

Li (2014:11), yang interaction quality, physical environment quality,

outcome quality, dan acces quality. Pada penelitian ini, untuk

mengukur Experiential Quality di museum Barli hanya akan dilihat

pada empat faktor tersebut.

b. Untuk melihat revisit intention wisatawan di museum Barli, hanya

akan dilihat pada dua faktor yaitu intention to revisit dan intention to

recommend (Bigne et al dalam Som et al. 2012:4).

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada di dalam latar belakang penelitian

maka pertanyaan penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Experiential Quality di Museum Barli Bandung ?

2. Bagaimana tingkat Revisit Intention di Museum Barli Bandung ?

Page 21: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

7

3. Bagaimana pengaruh Experiential Quality terhadap Revisit Intention

wisatawan Museum Barli secara individu maupun bersamaan ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian maka tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah untuk:

a. Memperoleh temuan mengenai experiential quality di museum Barli

b. Memperoleh temuan mengenai minat revisit intention wisatawan ke

Museum Barli

c. Mengukur tingkat pengaruh experiential quality terhadap revisit

intention wisatawan ke Museum Barli secara individu maupun

bersamaan

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu kegunaan teoritis dan

kegunaan praktis.

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan mafaat secara teoritis

sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi

museum Barli dan organisasi terkait. Serta dapat memberikan manfaat

serta mengembangkan pengetahuan mengenai perilaku konsumen

khususnya pada experiential quality dan revisit intention wisatawan.

b. Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

Museum Barli untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan melalui

Page 22: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

8

revisit intention dengan mengimplementasikan experiential quality yang

baik dan berkesan bagi wisatawan, sehingga lebih baik lagi kedepannya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berisikan penjelasan dari masing-masing bab yang

dijelaskan secara singkat dan jelas dalam penelitian ini. Penelitian ini terdiri dari

lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab pendahuluan, penulis menguraikan mengenai latar belakang,

rumusan dan pembatasan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan

manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai paparan konseptual dan

beberapa teori yang akan digunakan dalam penelitian dan kerangka

pemikiran penelitian.

BAB III Metodologi Penelitian

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang akan

digunakan, menguraikan objek, variabel, dan metode penelitian, serta

metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini akan dipaparkan data temuan dan analisa data serta

pembahasan data temuan yang telah penulis olah.

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

Pada bab ini terdapat kesimpulan dari hasil penelitian dan beberapa

saran yang penulis ajukan sebagai masukan serta peningkatan

pemberian kualitas khususnya kualitas pengalaman.

Page 23: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Paparan Konseptual

1. Pengertian Wisata Museum

Menurut United Nation World Tourism Organization (UNWTO)

pariwisata sendiri merupakan kegiatan manusia dimana mereka melakukan

perjalanan ke daerah yang dituju dan tinggal di daerah tujuan yang berbeda

dari lingkungan sehari-harinya. Menurut Raju (2009:2) pariwisata merupakan

perjalanan seseorang ke tempat yang dituju dan diluar dari tempat biasa mereka

tinggal atau bekerja, didalam destinasi yang mereka tuju serta tempat dimana

mereka tinggal selama berwisata terdapat aktivitas yang dapat dilakukan.

Perjalanan ke destinasi bersifat sementara, disertai dengan niat untuk

berkunjung kembali dalam jangka waktu beberapa hari, minggu, ataupun

bulan.

Berdasarkan pendapat Kusudianto (1996:8) destinasi wisata dapat di

klasifikasikan menjadi enam jika dilihat dari ciri-cirinya, yaitu:

a. Destinasi sumber daya alam, seperti gunung, pantai, hutan

b. Destinasi sumber daya budaya, seperti museum, tempat bersejarah

c. Fasilitas rekreasi

d. Aktivitas spesifik, seperti wisata belanja, kasino di Genting Malaysia

e. Event seperti tari kecak di Uluwatu, Bali, pasar malam

f. Daya tarikxpsikologis, seperti bertualang, honeymoon.

Page 24: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

10

Salah satu dari klasifikasi destinasi tersebut merupakan destinasi sumber

daya budaya. Sebagai suatu destinasi yang dijadikan tujuan wisata, wisata budaya

itu sendiri merupakan suatuxperjalanan yang dilakukan untuk memperluas

pandangan hidup seseorang dengan cara melakukan kunjungan ke tempat lain atau

luar negeri untuk mempelajari suatu keadaan, adat istiadat, kebiasaan, budaya serta

seni yang dimiliki (Pendit, 1994).

Sejalan dengan pengklasikfikasian di atas wisata museum digolongkan

sebagai objek wisata budaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, museum

merupakan gedung yang digunakan untuk tempat pameran tetap bagi benda yang

menjadi perhatian umum, seperti seni, peninggalan sejarah, juga ilmu.

Menurut ICOM (The International Council of Museum), yang diadopsi dari

pertemuan umum di Vienna, Austria 24 Agustus 2007 mengemukakan bahwa

museum merupakan institusi yang tidak berorientasi pada keuntungan, institusi

permanen dalam layanan masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum,

yang memperoleh, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan dan menunjukan

peninggalan yang berwujud dan tidak berwujud dan lingkungan yang bertujuan

untuk edukasi, belajar dan memberikan kenikmatan kunjungan. Sementara menurut

Edson dan Dean (1996:194) yaitu museum memiliki peran dan tanggungxjawab

pada masyarakat untuk memberikan layanan pendidikan.

Ali Akbar (2010) mendefinisikan museum sebagai tempat untuk

menyimpanxkoleksi serta tempat terjadinya berbagai aktivitas yang memiliki

tujuan agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, maka museum dapat

dimanfaatkan untuk aktivitas penelitian baik terhadap koleksi museum (benda),

pengunjung, aktivitas pengelolaan (organisasi, sarana prasarana, pameran,

Page 25: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

11

kepemimpinan). Selanjutnya Ali Akbar menyatakan jika museum bisa

berupaxruangan, istana, keraton, kompleks makam, benteng, rumah pribadi, tempat

bersejarah, rumah adat, laboratorium pusat dan monumen, dan lainnya selama

pengelola menyatakan bahwa tempat tersebut adalah museum. Tempat-tempat

tersebut dapat berbadan hukum atau tidak dan dapat dikelola perorangan,

perusahaan, perkumpulan mandiri, bahkan pemerintah.

Dari beberapa pendapat di atas terdapat persamaan yaitu museum

merupakan tempat penyimpanan koleksi atau peninggalan yang bertujuan untuk

memberikan layanan pendidikan dan edukasi bagi masyarakat. Museum dan

pariwisata juga harus dapat berkontribusi kepada masyarakat, instansi dengan

menyediakan serta memberikan pengalaman, edukasi, rekreasi dan dengan

mengembangkan pemahaman lintas budaya.

a. Fungsi Museum

Museum memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah fungsi sebagai

tempat rekreasi, sumber informasi, tempat mendapatkan ilmu pengetahuan,

serta tempat mendapatkan pendidikan kebenaran (Suratmin, 2000). Dalam

Pedoman Museum Indonesia (2008), museum bertugas untuk merawat,

menyimpan, memanfaatkan serta mengamankan koleksi museum. Sehingga

museum memiliki dua fungsi utama, yaitu:

1) Sebagaixtempat pelestarian, museum memiliki kegiatan yang harus

dijalani, meliputi:

a) Penyimpanan yang kegiatanya berupa pengumpulan benda yang dapat

dijadikan koleksi, pendataan koleksi, tata penyimpanan koleksi

b) Perawatan, dalam hal ini kegiatannya adalah mencegah dan

memperbaiki koleksi yang rusak

Page 26: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

12

c) Pengamanan, dalam hal ini kegiatan yang dilakukan merupakan

perlindungan yang ditujukan untuk menjaga koleksi dari kerusakan yang

disebabkan oleh faktor alam maupun manusia.

2) Sebagai sumber informasi, maka museum dapat melakukan pemanfaatan

dengan mengadakan penelitian dan penyajian.

b. Jenis-jenis Museum

Museum di Indonesia di klasifikasikan menjadi beberapa jenis

(Direktorat Museum, 2009), yaitu :

1) Berdasarkan koleksi yang dimiliki

a. Museum Umum, koleksinya merupakan kumpulan bukti material

manusia dan atau lingkungan, berkaitanxdengan berbagai cabang

seni, teknologi serta disiplin ilmu

b. Museum Khusus, yang koleksinya adalah kumpulan bukti material

yang hanya berasal dari satu cabang ilmu.

2) Berdasarkan kedudukan

a. Museum Nasional, yang koleksinya berupa kumpulan benda yang

berasal dari seluruh wilayah Indonesia.

b. Museum Provinsi, koleksinya merupakan kumpulan benda yang ada

dan berasal dari provinsi dimana museum berada.

c. Museum Lokal, koleksinya merupakan kumpulan benda yang ada,

berkaitan dengan kabupaten atau kota dimana museum berada.

3) Berdasarkan tema dan benda koleksi

a. Museum Seni Rupa

b. Museum Arkeologi

Page 27: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

13

c. Museum Sejarah Alam dan IPA

d. Museum IPTEK

e. Museum Khusus dan Umum

2. Pengertian Kualitas Pelayanan

Kualitas memiliki keterkaitan dengan kepuasanxpelanggan, yang

akhirnya dapat menciptakan loyalitas pelanggan jika suatu perusahaan tersebut

dapat memberikan kualitas yang memuaskan. Kata kualitas itu sendiri diartikan

berbeda-beda, namun definisi yang banyak dijumpai mengenai kualitas adalah

sesuai dengan syarat, cocok bagi pemakai, perbaikan berkelanjutan, memenuhi

kebutuhan konsumen dari awal juga setiap saat, melakukan segala yang dapat

membuat konsumen merasa bahagia. (Tjiptono. 2000:54).

Jika dilihat dari sisi TQM (Total Quality Management), kualitas dilihat

dengan lebih luas dengan memperhatikan proses, manusia dan lingkungan,

sehingga tidak hanya berfokus pada hasil yang dihasilkan saja. Sejalan dengan

definisi yang dinyatakan oleh Goetsh dan Davis dalam Tjiptono (2000:51)

bahwa kualitas adalah suatu kondisi yang selalu berubah dan memiliki

keterkaitan dengan produk, manusia,jasa, lingkungan dan proses yang dapat

memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Kualitas total dari suatu jasa dibagi oleh Gronroos dalam Tjiptono

(2004:60) menjadi tiga hal utama, yaitu :

a. Technical Quality yang berhubungan dengan kualitas (hasil) jasa yang

diterima oleh konsumen. Technical quality ini terdapat tiga

komponenxutama yaitu Search Quality, Experience Quality dan Credence

Quality.

Page 28: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

14

b. Functional Quality yang berhubungan dengan kualitas mengkomunikasikan

suatu jasa.

c. Corporate Image menampilkan gambaran profil, citra, reputasi serta ciri

khas perusahaan.

a. Pengertian Experiential Quality (Kualitas Pengalaman)

Melihat pariwisata sebagai industri jasa dalam Chen (2007:1131)

evaluasi dari kualitas jasa, fungsional dan aspek teknik dari peyampaian jasa

dengan menggunakan pengukuran kualitas jasa tradisional seperti penggunaan

instrumen berdasarkan SERVQUAL dan instrumen SERVERF yang hanya

berdasarkan evaluasi kinerja sudah diaplikasikan lebih luas untuk

mengavaluasi di bidang jasa pariwisata.

Namun, skala kualitas layanan ini tidak cukup mengatasi faktor-faktor

afektif dan holistik yang berkontribusi terhadap keseluruhan kualitas dari

pengalaman layanan. Kualitas pelayanan dan experiential quality memiliki

perbedaan. Dibandingkan dengan kualitas layanan, untuk experiential quality,

pengukuran lebih subjektif, evaluatif cenderung holistik, berfokus pada

evaluasi diri (internal), ruang lingkup yang lebih umum daripada spesifik,

manfaat alamiah yang dihasilkan adalah pengalaman / hedonis / simbolis

daripada fungsi, dan representasi psikologis yang merupakan sikap afektif

daripada kognitif.

Selain itu, dalam konteks pariwisata, layanan kualitas kinerja mengacu

pada kualitas layanan pada tingkat atribut, dan experiential quality mengacu

pada hasil psikologis yang dihasilkan dari partisipasi mereka dalam kegiatan

pariwisata. Kualitas atribut layanan berada di bawah kendali dari penyedia

Page 29: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

15

layanan dan manajemen suatu objek wisata, sementara nyatanya tidak hanya

melibatkan atribut yang disediakan oleh penyedia layanan tetapi juga

kesempatan bagi wisatawan untuk berpartisipasi.

Saat ini experiential quality telah menjadi konsep penting dalam

penelitian mengenai perilaku experiential quality dibutuhkan saat

berlangsungnya pengalaman konsumsi saat berlibur di suatu destinasi.

Konseptualisasi mengenai experiential quality ini meliputi tanggapan afektif

kepada keuntungan psikologi yang diinginkan dari adanya kunjungan. (Chan

& Baum, 2007:578).

Menurut Crompton dan Love (1995:12) experiential quality tidak

hanya atribut yang disediakan oleh destinasi, namun juga kesempatan

langsung yang diberikan kepada wisatawan. Experiential quality mengacu

pada hasil psikologis yang terjadi dari partisipasi wisatawan pada aktivitas

wisata yang dijalani (Chen, 2007:1131).

Lain halnya dengan Wu, Li dan Li (2014:6) yang menyatakan bahwa

dalam pariwisata, kualitas pelayanan mengacu pada kinerja pelayanan dalam

tingkat perlengkapan, sebaliknya experiential quality mengacu pada hasil

psikologis dari keterlibatan wisatawan dalam aktivitas wisata.

Dalam bidang pariwisata experiential quality menjadi salah satu hal

yang paling penting untuk didapatkan oleh wisatawan. Experiential quality ini

merupakan penentu pula bagi perilaku wisatawan di masa depan.

b. Dimensi dalam Experential Quality

Faktor experiential quality ini dibutuhkan selama wisatawan berwisata

di suatu destinasi. Hal ini dibutuhkan untuk menciptakan nilai pengalaman

Page 30: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

16

wisatawan. Dalam membangun pengalamannya, wisatawan dihubungkan

dengan pengembangan dukungan pengelihatan dan emosi tertentu yang

dirasakan sehingga nantinya berubah menjadi suatu pengalaman. Langlois

dalam Jridi, Kaouther, et al. (2014:2).

Menurut Wu, Li dan Li (2014:6) experiential quality dapat diukur melalui

empat aspek utama, yaitu :

1) Interaction Quality

Kualitas interaksi ini merupakan dimensi pertama dalam experiential

quality. Dimensi ini berfokus pada bagaimana kualitas interaksi diberikan

kepada wisatawan di destinasi wisata. Terdapat lima sub dimensi dari

interaction quality ini yaitu attitude, behavior, expertise, problem solving

dan visitor interaction. Dalam interaction quality menurut Hung’s dalam

Wu Li dan Li (2014) kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh

karyawan secara langsung dapat mempengaruhi penilaian wisatawan

terhadap hal yang terkait dengan organisasi atau manajemen. Sikap serta

perilaku karyawan juga mencerminkan tata krama yang dimiliki dan dapat

menimbulkan kepercayaan wisatawan.

2) Physical Environment Quality

Dimensi kedua dari experiential quality ini merupakan kualitas lingkungan

fisik. Dimensi kedua ini berfokus pada fasilitas bangunan atau keadaan fisik

dari suatu objek wisata dimana pemberian kualitas berlangsung, dengan

memperhatikan sub dimensi yang ada, yaitu design, equipment, ambience,

environment, dan social factors. Physical environment quality itu sendiri

Page 31: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

17

telah dipertimbangkan untuk menjadi salah satu atribut/variabel paling

penting dalam penilaian kualitas (Wu, Li dan Li 2014:31).

3) Outcome Quality

Kualitas hasil merupakan dimensi ketiga yang harus diperhatikan dalam

pemberian experiential quality. Dimensi ini berfokus pada hasil dari kualitas

tindakan yang dilakukan selama dalam rangkaian wisata, yang menilai

apakah kualitas hasil memuaskan kebutuhan dan keinginan wisatawan.

Untuk mencapai kualitas hasil ini harus pula memperhatikan waktu

menunggu wisatawan di objek wisata, nilai-nilai, pengalaman baru yang

bisa didapatkan oleh wisatawan tentunya melalui pemberian materi, sejarah

singkat, maupun keterampilan baru yang diberikan oleh pemandu atau

pegawai yang ada di suatu objek wisata. Sementara itu menurut penelitian

yang dilakukan oleh Chen dan Kao (2009:8) menyatakan bahwa outcome

quality ini dipengaruhi oleh adanya kualitas proses yang baik (process

quality). Dimensi dari kualitas proses ini merupakan hasil

evaluasi/penilaian dari interaksi pengunjung, selain itu desain serta

informasi akurat yang didapatkan oleh pengunjung juga merupakan bagian

dari kualitas proses.

4) Access Quality

Kualitas akses ini meliputi kemudahan dan kecepatan yang dapat wisatawan

tempuh untuk mencapai lokasi yang diinginkannya. Pada kualitas akses ini

juga perlu memperhatikan kenyamanan wisatawan dalam menempuh

perjalanan menuju objek wisata yang dituju, selain itu kejelasan informasi

mengenai objek wisata pun menjadi hal yang penting bagi tercapainya

Page 32: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

18

kualitas akses yang baik, sehingga dapat memudahkan wisatawan untuk

berkunjung ke suatu objek wisata. Selain itu Clemes et al. (2009), Wu &

Cheng (2013) serta Wu et al. (2014b) dalam Wu Li dan Li (2014)

mengindikasikan bahwa lokasi yang mudah dijangkau menjadi bagian

penting dalam kualitas akses

Sementara itu, menurut Otto dan Ritchie dalam Wu,Li dan Li (2014:6)

experiential quality memiliki empat faktor yaitu:

a. Hedonis (Hedonics)

b. Ketenangan Pikiran (Peace of Mind)

c. Keterlibatan (Involvement)

d. Adanya Pengakuan (Recognition)

Keempat faktor-faktor tersebut didapatkan oleh Otto dan Ritchie melalui

survey terhadap wisatawan yang diperoleh dari tiga layanan wisata yaitu hotel,

maskapai penerbangan, juga agen perjalanan dan atraksi wisata.

Selain itu menurut Cole dan Chancellor (2008) menyatakan bahwa untuk

menjaga experiential quality harus terdapat beberapa hal di dalamnya, yaitu

berbagai program yang dapat dilakukan oleh wisatawan, amenitas dan hiburan.

Lain halnya dengan Jin et al dan Kao et al dalam Wu Li dan Li (2014:6)

yang mengindikasikan bahwa didalam experiential quality harus terdapat

keterlibatan wisatawan secara mendalam (immersion), kejutan (surprise),

partisipasi (participation) dan keceriaan (fun).

Lemke, Clark dan Wilson (2011) memiliki pendapat tersendiri dalam

penelitiannya yaitu mengindikasikan bahwa experiential quality seharusnya

Page 33: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

19

berdasarkan pada perilaku hedonis (hedonism) pada kategori produk, keterlibatan,

kemajemukan produk, relasionalitas.

3. Pengertian Perilaku Konsumen

Memahami perilaku konsumen dapat berguna untuk merancang strategi

pemasaran, mengetahui bagaimana konsumen melakukan keputusan

pembelian, juga dapat memahami sikap konsumen dealam menghadapi

sesuatu. Menurut American Marketing Association (AMA) perilaku konsumen.

sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian

di sekitar dimana manusia melakukan aspek dalam hidup mereka.

Beberapa pengertian perilaku konsumen (consumer behavior) merunut

Sunyoto (2015:3), yaitu:

a. Engel, Blackwell, dan Miniard menyatakan bahwa perilaku konsumen

sebagai tindakan yang terlibat langsung untuk mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului tindakan ini.

b. Winardi menyatakan bahwa perilaku konsumen dapat dirangkum sebagai

perilaku yang ditunjukan oleh konsumen dalam hal merencanakan,

membeli dan menggunakan barang ekonomi dan jasa.

c. Gerald Zaltman dan Melanie Walendorf, memberikan penjelasan bahwa

perilaku konsumen merupakan tindakan, hubungan social, dan proses

yang dilakukan oleh individu, kelompok, dan organisasi untuk

mendapatkan, apengalaman dengan produk, pelayanan dan sumber

lainnya.

Page 34: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

20

Perilaku Konsumen adalah berbagai tindakan yang dilakukan oleh individu,

kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pemilihan keputusan

untuk mendapatkan, menggunakan barang dan atau jasa yang dapat dipengaruhi

oleh lingkungan, dalam Sunyoto (2015:6).

Mengetahui dan mempelajari perilaku konsumen menjadi hal yang sangat

penting bagi suatu perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

para konsumen. Memahami latar belakang konsumen pun menjadi hal utama dalam

menyesuaikan pasar yang akan dibidik.

a. Pengertian Revisit Intention

Pariwisata yang berhasil dapat meningkatkan pengeluaran wisatawan

di suatu destinasi, pendapatan pegawai dan pemerintah. Karenanya, bagaimana

untuk menarik wisatawan untuk berkunjung kembali dan merekomendasikan

destinasi ke wisatawan lainnya adalah hal penting bagi kesuksesan

pengembangan destinasi wisata. (Dhankhar & Singh, 2014:3).

Dari perspektif proses konsumsi, perilaku wisatawan dibagi menjadi

tiga tahap, yaitu sebelum kunjungan, selama kunjungan dan setelah kunjungan.

Perilaku ini termasuk memilih destinasi yang akan dikunjungi, kegiatan

evaluasi, dan niat perilaku kedepannya. Evaluasi ini membahas mengenai

pengalaman perjalanan atau nilai yang didapatkan dan keseluruhan kepuasan

wisatawan, sedangkan untuk niat perilaku masa depan dilihat pada

pertimbangan wisatawan mengenai keinginan untuk mengunjungi destinasi

yang sama dan kesediaan untuk merekomendasikan destinasi tersebut ke orang

lain (Som, et al. 2012:41).

Page 35: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

21

Menurut Li et al. dalam Quintal et al. (2010) menyatakan bahwa revisit

intention memungkinkan wisatawan menikmati tujuan wisata berulang kali

untuk alasan estetika (sentimentalitas, kenangan, rasa memiliki) dan atau

alasan utilitarian (pengetahuan) yang lebih baik dari wilayah geografis untuk

keguiatan yang dipilih.

Konsep mengenai kunjungan kembali berawal dari niat berperilaku

(behavioral intention). Menurut Oliver dalamxWu, Li and Li (2014:10)

mendefinisikan bahwa niat berperilaku (seperti membeli kembali dan niat

rekomendasi melalui word of mouth) menyatakan sebagai kemungkinan untuk

terlibat dalam penentuan perilaku. Dari sudut pandang rekreasi, niat

berperilaku adalah niat wisatawan untuk melakukan kunjungan kembali dalam

satu tahun dan kesediaan mereka untuk berwisata lebih sering ke destinasi

tersebut.

b. Faktor Pembentuk Revisit Intention

Dalam evaluasi penentuan behavioural intention adalah melalui

kesediaan untuk merekomendasikan kepada orang lain dan melalui word of

mouth yang positif. Niat berkunjung kembali ke suatu destinasi juga

dipengaruhi oleh bagaimana keterlibatan wisatawan di destinasi.

Berdasarkan penelitian Luo dan Hsieh (2013:3639) terdapat beberapa

hal yang psikologis yang dapat menjadi faktor minat kunjungan kembali, yaitu:

1) Perasaan kelemahan

2) Adanya sikap ketidak pedulian saat pertama kali berkunjung

3) Keengganan untuk menanggung resiko untuk pergi ke destinasi lain

4) Sebagai destinasi pengganti

Page 36: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

22

5) Tempat yang didatangi sebelumnya berimbang antara kriteria biaya yang

dikeluarkan dengan kualitas dan kepuasan yang didapatkan

6) Nilai yang didapatkan

7) Pengalaman sebelumnya

8) Perasaan aman

9) Kesan baik saat pertama kali berkunjung

10) Perbedaan budaya

Namun, dalam penelitian lain, poin (1) dan (2) dianggap tidak

mempengaruhi secara signifikan, sehingga kedua poin tersebut dikeluarkan

dari faktor psikologis yang mempengaruhi bagi minat berkunjung kembali.

Menurut Baloglu dalam Luo dan Hsieh (2014:3639) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa, revisit intention memiliki hubungan dengan

faktor psikologi (motif sosial-psikologis untuk berwisata) dan imajiner visual.

Oleh karena itu, sebelum wisatawan melakukan pembayaran/kunjungan yang

sebenarnya, mereka akan mengingat kembali pengalaman terdahulunya dan

membuat upaya untuk menghubungkan antara perasaan mereka dengan target

sasaran karena pemahaman mereka mengarahkan kepada perilaku yang akan

diambil.

c. Dimensi Revisit Intention

Berdasarkan penelitian yang dikembangkan Dodds et al. (1991) dan

Bigne et al (2005) terdapat empat hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur

niat berkunjung kembali, yaitu :

1) Bersedia untuk melakukan kunjungan kembali ke destinasi yang sama

Page 37: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

23

2) Destinasi ini akan dijadikan pilihan pertama ketika menyusun rencana

untuk berlibur di masa yang akan datang

3) Bersedia merekomendasikan destinasi ini ke orang lain

4) Memberikan keyakinan kepada orang lain bahwa ini adalah destinasi yang

bagus sehingga sangat cocok untuk dijadikan pilihan berlibur.

Menurut Baker dan Crompton dalamxChung-Hslen Lin (2012:246)

mendefinisikan revisit intention sebagai kemungkinan wisatawan untuk mau

berkunjung kembali atau mengulang aktivitas di fasilitas atau destinasi wisata yang

sama. Pada penelitian Lin dan Morais (2009:727) menyatakan bahwa terdapat tiga

dimensi yang mempengaruhi revisit intention yaitu:

a. Minat untuk berkunjung kembali

b. Minat untuk merekomendasikan

c. Tetap bertahan untuk tidak berubah

MenurutxBigné et al. dalam Som et al. (2012:4) menyatakan bahwa terdapat

dua dimensi yang melalui salah satunya kita dapat mengukur niat untuk berkunjung

kembali, yaitu:

a. Niat untuk berkunjung kembali

b. Niat untuk merekomendasikan

Pemberian informasi word of mouth nyatanya berpengaruh positif terhadap

pemilihan destinasi yang akan dituju. Rekomendasi orang lain mengenai suatu

destinasi adalah salah satu informasi yang lebih banyak dipercaya oleh orang yang

tertarik untuk melakukan perjalanan wisata. (Chi dan Qu. 2008:625). Wisatawan

yang berkunjung kembali meningkat melalui word of mouth dan banyak

rekomendasi berpengaruh pada berkunjungnya wisatawan potensial.

Page 38: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

24

4. Keterkaitan Experiential Quality dan Revisit Intention

Objek daya tarik wisata (ODTW) yang semakin berkembang dan

beragam menjadikan semakin banyaknya pilihan bagi wisatawan untuk

menentukan ke objek daya tarik mana yang akan mereka kunjungi. Oleh karena

itu setiap ODTW berlomba memberikan kualitas yang terbaik bagi wistawan.

Dalam hal pemberian kualitas layanan jasa dalam Total Quality

Management, kualitas teknik merupakan salah satu hal yang berhubungan

dengan kualitas hasil jasa yang diterima oleh konsumen, salah satu komponen

utama dalam kualitas teknik ini adalah experiential quality (Tjiptono, 2004).

Experiential quality ini mengacu pada hasil psikologis yang terjadi dari

partisipasi wisatawan pada aktivitas wisata yang dijalani (Chen, 2007:1131).

Menurut Wu, Li dan Li (2014:6) experiential quality mengacu pada hasil

psikologis dari keterlibatan wisatawan dalam aktivitas wisata. Dapat dilihat

bahwa terdapat kesamaan dari kedua teori diatas, bahwa experiential quality

ini lebih berfokus pada hasil psikologis wisatawan yang didapatkan dari

keikutsertaan wisatawan dalam aktivitas wisata.

Dari experiential quality yang didapatkan dari wisatawan, dapat

membentuk suatu perilaku untuk memiliki niat melakukan kunjungan kembali

ataupun niat untuk merekomendasikan objek daya tarik tersebut ke teman,

keluarga, maupun kerabat. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dinyatakan

oleh Azis dalam Wu Li dan Li (2014) bahwa kepuasan dan experiential quality

mempengaruhi niat wisatawan untuk berkunjung kembali.

Page 39: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

25

5. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh penulis tidak terlepas dari referensi

penelitian sebelumnya yang terkait dengan experiential quality dan revisit

intention. Berikut beberapa data mengenai penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya:

TABEL 2

HASIL PENELITIAN TERDAHULU

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Pembahasan

1 Chen & Chen,

2010

Experience

Quality,

Perceived Value,

Satisfaction and

Behavioral

Intentions For

Heritage Tourists

Perilaku wisatawan untuk

melakukan kunjungan kembali

dipengaruhi secara signifikan

oleh experiential quality dan

perceived value melalui

terbentuChenknya kepuasan

pengalaman.

2 Dhankhar dan

Singh, 2014

An Analysis Of

Tourist

Satisfaction And

Desitnation

Loyality: A Study

Of Sri Krishna

Museum In

Kurushetra

Hasil dari penelitian ini

mengindikasikan bahwa

kepuasan wisatawan bervariasi,

tidak hanya berasal dari satu

atribut yang sama. Secara

signifikan kebanyakan turis

memperlihatkan perilaku yang

baik melalui kunjungan mereka

kembali dan niat untuk

kmerekomendasikan museum

ke orang lain.

3 Ranjbarian and

Pool, 2015.

The Impact of

Perceived Quality

and Value on

Tourists

Satisfaction an

Intention to

Revisit Nowshahr

City of Iran

Hasil dari penelitian ini

menjabarkan bahwa perceived

quality dan perceived value

dapat menjadi prediktor bagi

tingkat revisit intention.

4 Vanessa A. Quintal

and Aleksandra

Polezynski, 2010

Factors

Influencing

Tourists’ Revisit

Intentions

Hasil empiris dari penelitian ini

menunjukan bahwa kepuasan

yang diukur dengan

attractiveness, qualilty secara

positif berpengaruh terhadap

revisit intention.

Page 40: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

26

5 Chung-Hsien Lin,

2012

Effects Of Cuisine

Experience,

Psychological

Well-Being, And

Self-Health

Perception On

The Revisit

Intention Of Hot

Springs Tourists

Faktor psychological well-being

dan cuisine experience

merupakan prediktor terpeting

dalam menentukan kunjungan

kembali wisatawan. Dan

diindikasikan dalam berbagai

kasus, kunjungan

terdahulu/experiences dan

akomodasi secara positif

mempengaruhi kunjungan

kembali.

6 Chen & Kao, 2009 Relationships

between process

quality, outcome

quality,

satisfaction, and

behavioural

intentions for

online travel

agencies –

evidence from

Taiwan

Faktor process quality

berpengaruh terhadap outcome

quality. Process quality dan

outcome quality berpengaruh

terhadap kepuasan dan

kepuasan berengaruh terhadap

behavioral intention. Process

quality dan outcome quality

memiliki pengaruh terhadap

behavioral intention namun

merupakan pengaruh yang tidak

langsung.

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa dari setiap penelitian yang

dilakukan terdapat persamaan bahwa experience dapat mempengaruhi revisit

intention.

Dalam penelitian terdahulu ini terdapat pendapat yang sama antara satu

dengan yang lainnya, yaitu mengenai komponen experience quality yang

merupakan bagian dari suatu industri paiwisata yang didalamnya terdapat

beberapa komponen penting yang berfokus pada kualitas pengalaman yang

didapatkan oleh wisatawan dan akan dapat mempengaruhi niat berkunjung

kembali wisatawan.

Namun juga terdapat beberapa perbedaan dari penelitian ini, yaitu

dalam penggunaan dimensi untuk mengukur experiential quality, seperti dalam

penelitian Chen dan Chen digunakan teori dari Otto dan Ritchie 1996 dengan

Page 41: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

27

dimensi hedonic, involvement, recognition dan peace of mind. Sementara

penulis menggunakan dimensi experiential quality berdasarkan Wu, Li dan Li

(2014) yaitu , physical environment quality, outcome quality, dan access

quality. Dimensi ini digunakan oleh penulis karena paling sesuai dengan

kondisi dan keadaan di objek penelitian.

B. Kerangka Pemikiran

Dalam museum berkaitan erat dengan kegiatan edukasi. Karena dalam

museum terdapat koleksi-koleksi bersejarah yang dapat dipelajari dan tentunya

terdapat program-program yang merefleksikan museum tersebut. Dalam

menjalankan programnya untuk memberikan edukasi kepada wisatawan, tentu

akan terbentuk pengalaman bagi wisatawan yang berpartisipasi dalam kegiatan

program tersebut. Experiential quality yang baik ini akan memberikan kesan positif

dan membentuk niat perilaku wisatawan untuk melakukan kunjungan kembali.

Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Chen (2007:1131) bahwa

experiential quality mengacu pada hasil psikologis yang terjadi dari partisipasi

wisatawan pada aktivitas wisata yang dijalani, maka pemberian experiential quality

yang baik sangat dibutuhkan dalam kaitannya dengan penentuan niat kunjungan

kembali ke suatu destinasi. Menurut Wu, Li dan Li experiential quality dapat diukur

melalui empat hal yaitu melalui interaction quality, physical environment quality,

outcome quality, dan access quality.

Dengan mengaplikasikan experiential quality ini diharapkan dapat

menciptakan revisit intention dari wisatawan. Hal ini didukung oleh hasil dari

penelitian Murphy, Prichard dan Smith dalam Rajesh (2013:71) yang menyatakan

Page 42: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

28

bahwa pengalaman dan persepsi wisatawan berhubungan positif dengan

lingkungan, kualitas infrastruktur, nilai dan niat untuk berkunjung kembali.

Sementara itu niat kunjungan kembali dapat dilihat dari dua faktor menurut

Bigné et al. dalam Som et al. (2012:4) yaitu dengan melihat intention to revisit,

intention to recommend. Sehingga semakin baik experiential quality yang

didapatkan oleh wisatawan, maka akan terbentuk niat untuk berkunjung kembali ke

tempat yang sama dan niat untuk merekomendasikan tempat tersebut. Hal ini

sejalan dengan pernyataan dari penelitian Aziz dalam Wu Li dan Li (2014)

experiential quality and experiential satisfaction— affect the revisit intention of the

visitors yang berarti bahwa kepuasan dan experiential quality mempengaruhi niat

wisatawan untuk berkunjung kembali.

Sehubungan dengan beberapa pendapat yang telah dijelaskan, maka dapat

dijadikan acuan bahwa experiential quality memiliki hubungan dalam upaya

peningkatan revisit intention wistawan museum Barli. Berdasarkan penjelasan di

atas, maka dapat dilihat kerangka pemikiran experiential quality terhadap revisit

intention pada gambar 2.

GAMBAR 2

KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP REVISIT INTENTION

( Wu, Li and Li, 2014)

Revisit Intention

- Intention to

Revisit

- Intention to

Recommend

(Bigne et al. dalam

Som et al. 2014)

Experiential Quality

Interaction Quality

Physical Environment Quality

Outcome Quality

Access Quality

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2017

Page 43: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

29

C. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian yang sebelumnya telah dinyatakan dalam

bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

berdasar pada teori. Hipotesis dirumuskan berdasarkan kerangka berpikir yang

merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah serta kerangka pemikiran yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang digunakan dalam

penelitian (H1) ini adalah :

“Experiential Quality berpengaruh terhadap Revisit Intention Wisatawan di

Museum Barli”

Page 44: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

30

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penlitian

Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode

penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan jenis penelitian untuk mencari

hubungan antara variabel independen atau yang mempengaruhi dan variabel dependen

yang dipengaruhi (Sugiyono, 2007:7). Penelitian asosiatif ini memiliki tujuan untuk

mencari hubungan mengenai experiential quality dan revisit intention wisatawan yang

telah melakukan kunjungan ke Museum Barli.

Pengertian variabel penelitian menurut Musfiqon (2012:45) merupakan

totalitas dari objek penelitian. Totalitas ini meliputi fakta, gejala dan fenomena yang

diteliti. Keseluruhan dari objek penelitian adalah wujud variabel dalam suatu

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Pengaruh Experiential

Quality terhadap Revisit Intention Wisatawan Museum Barli”.

Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah Experiential Quality yang

merupakan variabel bebas (independent) atau dapat dikatakan sebagai variabel yang

memberikan pengaruh atauxmenjadi sebab muculnya variabel terikat (Sugiyono,

2013:39). Sedangkan variabel terikatnya (dependent) atau dapat disebut sebagai

variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah revisit intention.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner, pedoman wawancara dan

checklist sebagai instrumen dalam penelitian untuk mengumpulkan data sehingga dapat

diolah dan dapat menjawab pertanyaan penelitian.

Page 45: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

31

B. Obyek Penelitian

Untuk dapat menjawab tujuan penelitian diperlukan obyek dan variabel

penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah Museum Barli.

1. Profil Museum Barli

Bandung adalah kota budaya. Bandung telah menjadi salah satu pusat

perkembangan seni rupa modern di Indonesia. Jadi sudah selayaknyalah jika

Bandung memiliki Museum Seni Rupa Modern. Sebagaimana pantasnya

pengadaan sebuah museum Seni Rupa Modern di Indonesia sebenarnya

merupakan tanggung jawab bersama antara lembaga-lembaga pendidikan

pemerintahan yang terkait, lembaga pendidikan seni rupa dan seniman. Namun

pada kenyataannya banyak museum yang dibangun atas inisiatif dan upaya dari

seniman-seniman yang telah mampu. Seperti misalnya Museum Affandi di

Yogyakarta, Museum Dullah di Surakarta atau Museum Rudi Isbandi di Surabaya.

Dan banyak lagi di Bali yang dibangun oleh para kolektor dan pemilik galeri.

“Kalau yang berwenang belum punya inisiatif untuk membangun museum ada

baiknya pihak seniman yang merealisasikannya”, demikian ungkap Barli Sas

mitawinata pada setiap kesempatan. Akhirnya Barli Sasmitawinata memang

berhasil mewujudkan museumnya di Jalan Sindang Sirna yang kini disebut Jalan

Prof. Dr. Ir. Sutami No. 91 Bandung.

Gagasan untuk membangun museum bagi pelukis Barli Sasmitawinata,

telah muncul sejak beberapa tahun silam. Adalah Atikan binti Basari (Alm.),

Page 46: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

32

istrinya yang telah membantu karir Barli tanpa kenal batas dan besar perannya

dalam mewujudkan cita-citanya dalam membangun museum sebelum berpulang.

Museum Barli akan menjadi museum dimana kita dapat menyaksikan

perkembangan seni lukis Barli dari masa ke masa. Ini diharapkan dapat menjadi

ajang seni para seniman, khususnya generasi penerus. Museum ini akan menjadi

salah satu tempat pameran dan sarana apresiasi seni bagi masyarakat Indonesia

umumnya, masyarakat Jawa Barat atau Bandung khususnya. Terutama, ungkap

Barli, akan bermanfaat bagi para seniman muda yang sementara ini mengalami

kesulitan untuk berpameran. Selain itu Museum Barli juga dilengkapi sarana

pendidikan.

Museum Barli merupakan salah satu museum seni rupa di Kota Bandung.

Museum ini berdiri sejak 26 Oktober 1992 dan di resmikan oleh Menteri

Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (MENPARPOSTEL) sebagai sarana apresiasi

seni. Museum Barli ini berlokasi di Jalan Prof. Dr. Ir. Sutami No. 91 Bandung dan

buka untuk umum di hari Selasa-Minggu. Museum Barli ini memamerkan hasil

seni lukis Barli Sasmitawinata dari masa ke masa, mulai dari aliran realisme,

impersionisme, serta ekspresionisme. Namun, tak hanya lukisan karya Barli saja

yang ada di dalam museum ini, melainkan juga lukisan hasil karya pelukis

terkemuka lainnya. Sebagai sarana apresiasi, Museum Barli memiliki banyak

karya seni rupa unggulan yang memiliki nilai estetik dan nilai seni tinggi ini maka

museum ini dapat dijadikan tonggak sejarah perkembangan seni rupa di Bandung.

Page 47: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

33

2. Fasilitas Museum Barli

Museum Barli ini memiliki beberapa ruangan yang memiliki fungsi dan

kegunaannya masing-masing. Berikut pembagian ruangan di Museum Barli.

TABEL 3

PEMBAGIAN DAN FUNGSI RUANGAN DI MUSEUM BARLI

No. Nama Ruangan Fungsi

1 Lantai Dasar ( Lantai

Agung)

Ruang pendidikan, diskusi dan

pagelaran seni

2 Lantai satu (Nakisbandiah) Ruang Pameran

3 Bagian Sayap ( Chandra’s

Gallery ) Ruang Pameran

4 Lantai dua ( Atikah ) Ruang untuk koleksi karya Barli

Sasmitawinata dan Koleksi khusus

3. Struktur Organisasi Museum Barli

Dalam berjalannya museum Barli, tentu terdapat susunan organisasi dalam

menjalankan berbagai kegiatan yang ada di Museum ini, berikut struktur

organisasi di Museum Barli.

GAMBAR 3

STRUKTUR ORGANISASI MUSEUM BARLI

Kepala Museum BarliSanga Adhitya Priagana

BendaharaRt. Anna Sempana Agung

SekretarisAtina Rahmah

Pengembangan

Dolly Isnawan

Pemeliharaan

TB. Wendha Artha Sembawa

Marketing/Publikasi

Soja Putri Kencana

Sumber: Manajemen Museum Barli, 2017

Page 48: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

34

C. Populasi dan Sampel

Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah dengan tahap-tahap sebagai

berikut:

1. Populasi

Populasi adalah totalitas objek penelitian yang dapat berupa manusia,

hewan, tumbuhan dan benda yang mempunyai kesamaan sifat. Populasi

merupakan kelompok besar yang menjadi objek penelitian (Musfiqon, 2012: 89).

Populasi di dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan wisatawan nusantara

maupun mancanegara yang berkunjung ke Museum Barli di tahun 2016, yang

berjumlah 3.376 wisatawan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang keberadaannya dapat

mewakili populasi. Bahkan hasil analisis data yang diperoleh dari sampel dapat

diberlakukan sama kepada populasi penelitian. (Musfiqon, 2012: 91). Untuk

menentukan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian, dibutuhkan

perhitungan yang sesuai sehingga sampel yang digunakan representatif dan dapat

mewakili populasi. Dalampenelitian ini untuk menentukan ukuran jumlah sampel

akan menggunakan rumus slovin, dengan formula sebagai berikut:

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑒2

Keterangan :

n = ukuran sampel minimal

N = ukuran populasi

e = ukuran toleransi ketidaktelitian karena kesalahan (1%; 5%; 10%)

Page 49: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

35

Dengan menggunakan taraf nyata sebesar 10% maka jumlah sampel

dengan menggunakan rumus slovin, didapatkan sampel dari jumlah populasi

sebesar 3376 adalah melalui perhitungan sebagai berikut:

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑒2

𝑛 = 3376

1 + [3376. (0,1)2]

𝑛 = 3376

34.76 = 97,12

Setelah dilakukan perhitungan di atas, maka didapatkan 97,12 , demi

keakuratan, sebaiknya sampel ditambahkan lebih dari perhitungan matematikanya.

Berdasarkan ukuran sampel (n) minimal, maka dalam penelitian ini melalui

pembulatan ke atas di tetapkan jumlah 100 orang sebagai responden agar lebih

representatif.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah accidental

sampling untuk memenuhi 100 responden. Accidental sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang dipilih secara kebetulan, yang berarti siapa saja yang secara

kebetulan dipilih dan atau bersedia dipilih menjadi sampel pada saat peneliti

melaksanakan penelitiannya (Kusherdyana dan Sulaiman, 2013:12).

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dibagi menjadi dua bagian yaitu Teknik

Pengumpulan data yang berisi bagaimana data dikumpulkan, serta alat pengumpulan

data berisikan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

Page 50: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

36

Berikut penjelasan mengenai Teknik Pengumpulan dan Alat Pengumpulan data yang

akan digunakan dalam penelitian ini.

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam suatu

penelitian. Menurut Sugiyono (2012:224) teknik pengumpulan data merupakan

langkah pertama dalam suatu penelitian karena dalam suatu penelitian bertujuan

untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka data

yang didapatkan tidak akan memenuhi standar data yang telah diterapkan.

Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah melalui pengumpulan data dari data primer dan data sekunder yang di

klasifikasikan sebagai berikut.

a. Sumber Data Primer

Dalam penelitian ini digunakan data primer yang merupakan data yang

didapatkan dari sumber pertama, dan tidak tersedia dalam bentuk file. Data primer

ini dicari dan didapatkan melalui narasumber atau responden yang dijadikan objek

penelitian (Narimawati, 2008:98). Sumber data primer yang dikumpulkan oleh

peneliti dengan cara sebagai berikut:

1) Teknik Wawancara

Wawancara merupakan proses terjadinya komunikasi lisan antar

peneliti dengan informan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan

Page 51: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

37

masalah yang diteliti (Musfiqon, 2011:117). Peneliti melakukan wawancara

dengan pihak pengurus museum Barli, yaitu Kepala Museum Barli.

2) Kuesioner

Kuesioner merupakan seperangkat pertanyaan yang disusun secara

logis, objektif dan sistematis untuk menjabarkan variabel yang diteliti

(Iskandar dalam Musfiqon, 2012:127). Peneliti melakukan pertanyaan

terstruktur berupa kuesioner kepada para wisatawan yang berkunjung ke

Museum Barli.

3) Teknik Observasi

Observasi (langsung) merupakan kegiatan mengumpulkan data dengan

mengamati gejala, fakta empiris dan fenomena yang berkaitan dengan masalah

dalam penelitian (Musfiqon, 2011:120). Peneliti melakukan observasi di lokasi

penelitian yaitu di Museum Barli untuk melihat dari dekat masalah-masalah

yang berhubungan dengan pokok permasalahan.

4) Dokumentasi

Menurut Hamidi (2004:72), Metode dokumentasi merupakan informasi

yang didapatkan melalui catatan penting baik dari lembaga atau organisasi

maupun yang dimiliki perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan

pengambilan gambar oleh peneliti di Museum Barli saat proses kunjungan

wisatawan berlangsung, sehingga dapat memperkuat hasil penelitian. Serta data

dokumentasi ini didapatkan pula dari catatan penting yang dimiliki oleh

museum Barli mengenai sejarah dan dokumentasi berupa foto-foto karya Barli

yang telah lampau.

Page 52: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

38

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak secara langsung

memaparkan data kepada pengumpul data (Sugiono, 2008:402). Dan data

sekunder ini merupakan data pendukung keperluan dari data primer. Penulis

memperoleh data sekunder dari lokus penelitian, berupa profil Museum Barli.

Melalui jurnal diperoleh informasi mengenai konsep experiential quality. Dari

perpustakaan diperoleh informasi mengenai beberapa definisi dan konsep. Serta

dari laporan-laporan, peneliti memperoleh informasi mengenai tata cara penulisan

laporan.

2. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

kejadian (variabel penelitian) alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,

2007:102). Sementara menurut Sanjaya (2011:84), instrumen penelitian

merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi

penelitian.

Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen penelitian untuk

mengumpulkan data dan informasi terkait penelitian mengenai experiential quality

dan revisit intention. Instrumen penilitian yang digunakan sesuai dengan teknik

pengumpulan data yang telah dipaparkan di atas adalah.

a. Pedoman Wawancara

Dalam pedoman wawancara peneliti mengemukakan beberapa

pertanyaan yang berasal dari teori. Dan merupakan wawancara terstruktur

Page 53: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

39

sehingga dibuatlah pedoman wawancara yang dikembangkan berdasarkan

teori dan dalam pedoman wawancara ini berisikan mengenai bagaimana

perencanaan Museum Barli terkait dengan pemberian experiential quality dan

revisit intention.

b. Angket/Kuesioner

Kuesioner ini merupakan suatu daftar yang berisikan pertanyaan-

pertanyaan yang harus dijawab oleh responden yang ingin diselidiki ( Bimo

Walgito, 2010:72). Angket ini digunakan untuk dapat mengetahui bagaimana

respon dari terhadap pertanyaan yang diberikan kepada wisatawan Museum

Barli.

Dalam penelitian ini angket menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang

tertutup, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan.

Jawaban yang disediakan menggunakan Skala Likert 1-5 dengan menggunakan

pertanyaan berskala (scaling statements). Menurut Sugiyono (2012:93) Skala

likert ini digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan pendapat seseorang

ataupun kelompok menegai fenomena sosial. Sementara menurut Istijanto

(2005:88) Skala likert merupakan skala yang dapat melihat setuju atau tidak

setujunya responden terhadap serangkaian pernyataan mengenai suatu objek.

Dalam penelitian ini fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban dari

setiap pertanyaan yang menggunakan skala likert memiliki gradasi dari sangat

positif hingga sangat negatif. Untuk memudahkan dalam pengolahan data,

maka jawaban tersebut diberikan skor sebagai berikut:

Page 54: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

40

TABEL 4

SKALA LIKERT PADA PERTANYAAN TERTUTUP

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Baik 5

Baik 4

Cukup 3

Kurang 2

Sangat Kurang 1 Sumber: Akbar (2010:64)

c. Daftar Periksa ( Checklist )

Dengan menggunakan checklist sebagai panduan peneliti dalam melihat

kinerja pemandu museum dalam mendukung terciptanya experiential quality yang

akan mempengaruhi revisit intention. Untuk melihat kinerja pemandu museum,

maka digunakan checklist untuk penilaian terhadap pemandu dengan

mengembangkan beberapa tugas pokok pemandu museum yang diadaptasi dari

tugas pokok pemandu museum. Dalam checklist ini akan diberikan penilaian

terhadap pemandu museum dengan kriteria penilaian yang sama dengan kriteria

penilaian kuesioner.

Page 55: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

41

E. Variabel Penelitian

TABEL 5

MATRIKS OPERASIONAL VARIABEL

PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN KE MUSEUM BARLI

Konsep Variabel Sub-Variabel Dimensi Indikator Skala Instrumen

“Experiential

quality refers to

the psychological

outcome resulting

from the visitor

participation in

tourism activities”

Kualitas

pengalaman

mengacu pada

hasil psikologis

dari partisipasi

wisatawan dalam

aktivitas wisata.

Wu, Li dan Li

(2014:6)

Experiential

Quality

Interaction

Quality (X1)

Attitude

Tingkat kesopanan karyawan

di Museum Barli

Ordinal Kuesioner

Tingkat keramahan para

karyawan di Museum Barli

Tingkat kesigapan karyawan

dalam memenuhi keinginan

pengunjung

Problem-

solving

Tingkat kesigapan karyawan

dalam menangani complain

Expertise

Tingkat pengetahuan

pemandu/karyawan

mengenai produk yang ada di

Museum Barli.

Tingkat pengetahuan

pemandu/karyawan

mengenai program yang

dilakasanakan di Museum

Barli.

Tingkat kecepatan pemandu

dalam meanggapi pertanyaan

wisatawan

Page 56: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

42

Tingkat ketepatan pemandu

dalam menjawab pertanyaan

wisatawan

Physical

Environment

Quality (X2)

Ambience and

design

Tingkat kenyamanan

wisatawan melakukan

kegiatan di Museum Barli

Tingkat kemenarikan desain

museum Barli

Ordinal Kuesioner

Equipment

Tingkat kelayakan produk

yang dipamerkan

Tingkat kemenarikan produk

yang dipamerkan

Tingkat kelengkapan alat

lukis/gambar yang disediakan

untuk program

melukis/menggambar

Environment Tingkat pencahayaan di

Museum Barli

Tingkat kebersihan Museum

Barli

Tingkat kesesuaian suhu

udara di dalam Museum Barli

Outcome

Quality (X3)

Valence Tingkat nilai edukasi

(pengetahuan) yang

didapatkan setelah

berkunjung ke Museum Barli Ordinal Kuesioner

Tingkat nilai hiburan yang

didapatkan wisatawan setelah

berkunjung ke museum Barli

Page 57: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

43

Tingkat nilai kebaruan

(novelty) yang didapatkan

wisatawan setelah

berkunjung ke museum Barli.

Tingkat nilai keterampilan

yang didapatkan wisatawan

yang didapatkan setelah

berkunjung ke Museum Barli

Access Quality

(X4)

Convenience

Tingkat kemudahan akses

masuk ke Museum Barli

Ordinal Kuesioner

Tingkat kemudahan

menemukan lokasi museum

Barli

Tingkat kemudahan

menemukan fasilitas toilet di

Museum Barli

Tingkat kemudahan

menemukan sarana ibadah

(mushola) di Museum Barli

Information

Tingkat kejelasan informasi

lokasi museum Barli

Revisit intention as

the possibility for

the tourist to be

willing to repeat an

activity or to revisit

Revisit

Intention

Intention To

Recommend

Willingness to

recommend

Tingkat kesediaan untuk

merekomendasikan Museum

Barli kepada teman,

keluarga, ataupun

kerabat/relasi

Ordinal Kuesioner

Page 58: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

44

a

facility/destination

Revisit intention

sebagai

kemungkinan

wisatawan untuk

mau berkunjung

kembali atau

mengulang

aktivitas di fasilitas

atau destinasi

wisata yang sama.

Baker dan

Crompton

dalamxChung-

Hslen Lin

(2012:246)

Recommend

frequently

Tingkat kesediaan untuk

sering merekomendasikan

Museum Barli kepada teman,

keluarga ataupun

kerabat/relasi untuk

mengunjungi museum Barli

Tingkat frekuensi

merekomendasikan Museum

Barli

Wilingness to

share positive

things

(experience)

Tingkat kesediaan untuk

membicarakan hal baik

(pengalaman yang baik)

mengenai Museum Barli

kepada teman, keluarga,

maupun kerabat/relasi

Intention To

Revisit

Desire to visit

Tingkat keinginan untuk

melakukan kunjungan

kembali ke Museum Barli

Ordinal Kuesioner

Willingness to

pay more

Tingkat kesediaan untuk

membayar lebih ke Museum

Barli jika biaya lebih mahal

Tingkat keinginan untuk

tetap berkunjung kembali ke

Museum Barli meskipun

biaya yang dikeluarkan lebih

besar

willingness to

make the

ultimate choice

Tingkat kesediaan

menjadikan Museum Barli

sebagai pilihan utama wisata

museum dan edukasi

Page 59: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

45

Willingness to

revisit within a

year or more

Tingkat kesediaan untuk

melakukan kunjungan

kembali ke Museum Barli

dalam satu tahun mendatang

Tingkat kesediaan untuk

melakukan kunjungan

kembali ke Museum Barli di

masa yang akan datang

Page 60: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

46

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data

Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner,

maka instrumen yang telah disususn tidak dapat langsung digunakan untuk mencari

data. Sehingga peneliti perlu menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian,

pada aspek format juga isi. Pengujuan Validitas dan Reliabilitas ini dilakukan pada

saat masa uji coba instrumen. (Musfiqon, 2011:146)

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

ketepatan suatu instrumen. Dimana uji validitas dilakukan untuk dapat

mengetahui tingkat hasil pengukuran data yang telah terkumpul. Ketercapaian

hasil yang sesuai dengan aspek masalahxyang diteliti menjadi ukuranxpenting

dalam pengujian validitas (Musfiqon, 2011:146). Dalam penelitian ini untuk

menguji validitas digunakan rumus korelasi dari Pearson sebagai berikut :

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS 23, maka

didapatkan hasil validitas untuk variabel experiential quality sebagai berikut :

Keterangan :

n : Banyak data

X : Nilai Skor dari suatu Item Instrumen

Y : Total Skor dari seluruh Item Instrumen

𝑟𝑥𝑦 =

𝑛 ∑ 𝑥𝑦−(∑x)(∑y)

√{𝑛∑𝑥2−(∑𝑥)2}√{𝑛∑𝑦2 −(∑𝑥𝑦)2}

Page 61: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

47

TABEL 6

HASIL UJI VALIDITAS

Experiential Quality

R hitung Keterangan

Tingkat Kesopanan

Karyawan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,661**

,000

35

VALID

Tingkat Keramahan

Karyawan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,662**

,000

35

VALID

Tingkat Kesigapan Karyawan

dalam memenuhi keinginan

pengunjung

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,609**

,000

35

VALID

Tingkat Kesigapan Karyawan

dalam Menangani Komplain

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,653**

,000

35

VALID

Tingkat Pengetahuan

pemandu/karyawan mengenai

Produk

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,694**

,000

35

VALID

Tingkat Pengetahuan

pemandu/karyawan mengenai

Program yang dilaksanakan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,545**

,001

35

VALID

Tingkat Kecepatan pemandu

dalam menanggapi

pertanyaan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,532**

,001

35

VALID

Tingkat ketepatan pemandu

dalam menjawab pertanyaan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,507**

,002

35

VALID

Tingkat Kenyamanan

melakukan kegiatan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,607**

,000

35

VALID

Tingkat kemenarikan desain

Museum

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,671**

,000

35

VALID

Tingkat Kelayakan Produk

yang ditampilkan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,634**

,000

35

VALID

Page 62: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

48

Tingkat kemenarikan produk

yang ditampilkan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,663**

,000

35

VALID

Tingkat kelengkapan alat

lukis/gambar yang disediakan

untuk program yang dijalani

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,506**

,002

35

VALID

Tingkat pencahayaan di

Museum

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,430*

,010

35

VALID

Tingkat Kebersihan di

Museum

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,465**

,005

35

VALID

Tingkat Kesesuaian suhu

udara di dalam Museum

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,335*

,049

35

VALID

Tingkat nilai edukasi

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,455**

,006

35

VALID

Tingkat nilai hiburan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,524**

,001

35

VALID

Tingkat nilai kebaruan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,675**

,000

35

VALID

Tingkat nilai keterampilan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,616**

,000

35

VALID

Tingkat kemudahan akses

masuk ke Museum

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,415*

,013

35

VALID

Tingkat kemudahan

menemukan lokasi Museum

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,427*

,010

35

VALID

Tingkat kemudahan

menemukan toilet di Museum

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,223

,006

35

TIDAK

VALID

( Ditiadakan)

Page 63: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

49

Tingkat kemudahan

menemukan sarana ibadah di

Museum

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,191

,198

35

TIDAK

VALID

( Ditiadakan)

Tingkat kejelasan informasi

lokasi Museum

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,583**

,000

35

VALID

Revisit Intention

Nilai Validitas Keterangan

Tingkat Kesediaan

Rekomendasi

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,613**

,000

35

VALID

Tingkat Kesediaan Sering

Merekomendasikan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,401*

,017

35

VALID

Tingkat Frekuensi

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,418*

,013

35

VALID

Tingkat Kesediaan

Pengalaman

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,727**

,000

35

VALID

Tingkat Keinginan Kembali

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,670**

,000

35

VALID

Tingkat Keinginan

Berkunjung

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,543**

,001

35

VALID

Tingkat Kesediaan Pilihan

Utama

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,735**

,000

35

VALID

Tingkat Kesediaan Kunjung

Kembali Tahun Mendatang

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,719**

,000

35

VALID

Tingkat Kesediaan

Berkunjung Kembali

Beberapa Tahun Mendatang

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,776**

,000

35

VALID

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 64: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

50

Dapat dilihat dari hasil pengujian validitas maka dari total 34 indikator

pertanyaan dalam kuesioner 32 butir pertanyaan dinyatakan valid dan 2 (dua)

sisanya dinyatakan tidak valid dan butir petanyaan dihilangkan. Dapat

disimpulkan bahwa validitas dengan nilai tertinggi pada varibel X didapatkan

oleh tingkat pengetahuan pemandu/karyawan mengenai produk dengan

validitas 0,694, sementara untuk nilai terendah terdapat pada tingkat

kesesuaian suhu udara di dalam museum yaitu sebesar 0,335. Sementara untuk

variabel Y nilai validitas tertinggi didapatkan oleh indikator tingkat kesediaan

berkunjung kembali beberapa tahun mendatang yaitu dengan nilai 0,776 dan

nilai validitas terendah didapatkan oleh indikator tingkat kesediaan sering

merekomendasikan Museum Barli dengan nilai 0,401.

2. Uji Reliabilitas

Setelah mendapatkan data validitas alat ukur, kemudian dilakukan uji

reliabilitas yang memiliki tujuan untuk melihat tingkat konsistensi serta

bagaimana hasil yang didapatkan dari penerapan instrumen (Musfiqon, 2011:

148). Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas dengan metode

Cronbach’s Alpha sebagai berikut :

Keterangan :

k : Jumlah Instrumen pertanyaan

jS2 : Jumlah Varian dari setiap instrumen

x2S : Varian dari seluruh instrumen

Page 65: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

51

Selanjutnya menghitung Koefisien Reliabilitas :

Data dapat dianggap reliabel jika koefisien reliabilitas hitung lebih besar

dari koefisien reliabilitas table. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat

bantu SPSS versi 23 untuk melihat reliabilitas data.

Maka, setelah dilakukan perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS 23,

didapatkan hasil reliabilitas variabel experiential quality dan revisit intention

sebagai berikut:

TABEL 7

HASIL UJI RELIABILITAS

Reliability Statistics

Variabel Cronbach's

Alpha N of Items Keterangan

Experiential

Quality ,889 25 Reliabel

Revisit Intention ,799 9 Reliabel

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Dapat dilihat dari tabel di atas, bahwa untuk experiential quality

memiliki reliabilitas sebesar 0,889 dan untuk revisit intention memiliki

reliabilitas sebesar 0,799. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel

tersebut reliabel karena cronbach’s alpha (α) yang didapatkan kedua variabel

≥ 0,70.

2

1r

Page 66: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

52

Nilai Jenjang Interval = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛

G. Teknik Analisis Data

1. Garis Kontinum

Untuk dapat menganalisa, mengukur dan melihat seberapa besar

kekutan variabel yang diteliti, maka dapat menggunakan garis kontinum.

Untuk dapat menentukan garis kontinum ini maka terlebih dahulu harus

melakukan perhitungan skor yang didapatkan dengan rumus yang

dikemukakan oleh Sudjana (2005:79) berikut ini:

Dimana nilai jenjang interval ini digunakan untuk menentukan kategori

sangat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang.

Tahap perhitungan skor untuk tiap variabel untuk menentukan garis

kontinum ini, adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Skor Total

Skor Total = ( Jumlah responden menjawab sangat baik x 5) + ( Jumlah

responden menjawab baik x 4) + ( Jumlah responden menjawab cukup x

3) + ( Jumlah responden menjawab kurang baik x 2) + ( Jumlah responden

menjawab sangat kurang x 1)

b. Menentukan nilai Maksimum dan Minimum

Nilai Indeks Maksimum = 5 x (jumlah pernyataan) x (jumlah responden)

= 5 x 23 x 130

= 14950

Nilai Indeks Minimum = 1 x (jumlah pernyataan) x (jumlah responden)

= 1 x 23 x 130

Page 67: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

53

= 2990

Selanjtunya, untuk dapat menentukan garis kontinum, maka dilakukan

perhitungan nilai jarak interval sebagai berikut :

Nilai Jenjang Interval = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛

= 14950−2990

5= 2392

Setelah diketahui nilai jarak interval, maka didapatkan garis kontinum

sebagai berikut:

2. MSI ( Method of Succesive Interval )

Data yang didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner penelitian ini

merupakan data ordinal karena statistik yang digunakan adalah statistik non

parametris, sementara untuk teknik analisis data regresi linier berganda yang

merupakan statistik parametrik data yang diolah minimal berskala interval.

Maka data ordinal yang telah didapatkan harus di transformasikan terlebih

dahulu menjadi data interval yang merupakan salah satu syarat dalam statistik

parametrik. Untuk mentransformasikan data ordinal menjadi data interval

digunakan teknik MSI dengan menggunakan aplikasi STAT97.

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Sangat

Kurang

14950 12558 10166 7774 5382 2990

GAMBAR 4

GARIS KONTINUM EXPERIENTIAL QUALITY

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Page 68: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

54

3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk dapat mengetahui dalam model regresi

apakah variabel residu atau pengganggu memiliki distribusi normal atau tidak.

Beberapa cara dapat digunakan untuk menguji normalitas ini diantaranya

adalah dengan prosedur Kolmogorov-Smirnov, liliefors, dan Chi Square.

Variabel residu dianggap berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05% (Suharsaputra, 2012:172).

TABEL 8

UJI NORMALITAS MODEL REGRESI

Unstandardized Residual

N 130

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 3,22603830

Most Extreme Differences

Absolute ,058

Positive ,052

Negative -,058

Kolmogorov-Smirnov Z ,661

Asymp. Sig. (2-tailed) ,775

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,775 yang

artinya lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

residu berdistribusi normal.

4. Uji Heterokodestisitas

Untuk melihat apakah dalam model regresi terdapat variansi yang

berbeda-beda dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya,

maka dilakukan uji heterokodestisitas. Model regresi yang bauk yaitu yang

memiliki homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokodestisitas. Dengan tidak

Page 69: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

55

adanya pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0

dan pada sumbu Y (Ghozali, 2011:139).

GAMBAR 5

UJI HETEROKEDESTISITAS

Dapat dilihat dari gambar scatterplot di atas dapat dilihat bahwa titik-

titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0

pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak

terjadi heterokedastisitas.

5. Analisis Regresi

Untuk menganalisis data penelitian, peneliti menggunakan teknik

analisis data regresi linier berganda, karena dalam penelitian ini penulis

mecoba untuk mencari pengaruh dari variabel experiential quality yang

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Page 70: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

56

memiliki empat sub-variabel di dalamnya terhadap tingkat revisit intention

wisatawan di Museum Barli.

Regresi linier berganda merupakan regresi yang memiliki satu variabel

dependen dan lebih dari satu variabel independen. Sehingga didapatkan model

persamaan regresi linier sederhana seperti berikut:

Untuk menguji regresi linier berganda bersamaan dilakukan pengujian

asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini digunakan karena variabel independennya lebih

dari satu maka perlu diuji keindependenan hasil uji regresi dari masing-masing

variabel independen terhadap vaiabel dependennya. (Sujarweni, 2014:149).

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + ⋯ + 𝑒

Keterangan :

Y = Variabel tak bebas (Dependen)

Xi = Variabel Bebas (Independen)

𝑎 = Konstanta

bi = Koefisien Arah

= Menyatakan rata-rata perubahan Y sebesar Xi satu-satuan

e = Error = Variabel lain yang tidak diperhatikan tetapi turut

mempengaruhi.

Page 71: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

57

H. Jadwal Penelitian

Dalam penelitian kali ini, penulis melakukan penelitian diatur berdasarkan

jadwal, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 9

JADWAL PENELITIAN

No. Deskripsi Kegiatan

Jan Feb Mar April Mei Juni

Week 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pendaftaran TOR

2 Verifikasi surat

lokasi penelitian

3 Pra-Survey ke

Museum Barli

4 Proses pembuatan

Usulan Penelitian

5 Pengumpulan

Usulan Penelitian

6 Seminar Usulan

Penelitian

7 Penyebaran

Kuesioner

8 Input Data

9 Pengolahan data

10. Penyusunan Skripsi

Page 72: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Temuan

1. Profil Wisatawan Museum Barli

Dari hasil data yang telah dikumpulkan, maka didapatkan data temuan

mengenai profil wisatawan yang berkunjung ke Museum Barli yang dilihat dari

segi usia, jenis kelamin, status, pendidikan terakhir, daerah asal wisatawan dan

pekerjaan yang hasilnya akan disajikan pada gambar dibawah ini

a. Profil Wisatawan Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil dari penelitian pada gambar data yang ditemukan

mengenai profil wisatawan Museum Barli berdasarkan Usia di dominasi

oleh wisatawan berusia 17-23 tahun, yaitu sebesar 86,2% sementara untuk

wisatawan yang berusia 23-30 tahun terdapat 12,3% dan wisatawan

dengan usia 30-40 tahun sebesar 1,5%.

86,20%

12,30%

1,50%

17-23 tahun 23-30 tahun 30-40 tahun

GAMBAR 6

PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN

USIA

Sumber: Data Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 73: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

59

b. Profil Wisatawan berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang disajikan pada gambar, diketahui mengenai profil

wisatawan Museum Barli berdasarkan jenis kelamin ini didominasi oleh

perempuan, yaitu dengan persentase sebesar 58,5% sementara untuk laki-laki

sebesar 41,5%.

c. Profil Wisatawan Berdasarkan Status

58,50%

41,50%

Perempuan Laki-laki

96,90%

3,10%

Belum Menikah Laki-laki

GAMBAR 7

PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN

JENIS KELAMIN

Sumber: Data Hasil Olahan Penulis, 2017

GAMBAR 8

PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN STATUS

Sumber: Data Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 74: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

60

Dapat dilihat pada gambar mengenai profil wisatawan Museum Barli

berdasarkan status didominasi oleh status belum menikah, yaitu sebesar 96,9%

sementara wisatawan dengan status menikah terdapat sebesar 3,1%.

d. Profil Wisatawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil yang ditampilkan pada gambar mengenai profil

wisatawan Museum Barli berdasarkan tingkat pendidikan terakhir didominasi

oleh wisatawan dengan pendidikan terakhir SMA yaitu sebesar 65,4%

sementara untuk pendidikan terakhir diploma terdapar 21,5% wisatawan, untuk

pendidikan terakhir Strata-1 terdapat 10% dan untuk wisatawan yang memilih

lainnya dengan keterangan pendidikan terakhir yaitu S-2 sebanyak 3,1%.

65,40%

21,50%

10,00%3,10%

SMA Diploma

Strata 1 Lainnya

GAMBAR 9

PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN

PENDIDIKAN TERAKHIR

Sumber: Data Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 75: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

61

e. Profil Wisatawan Berdasarkan Daerah Asal Wisatawan

Berdasarkan data yang ditampilkan pada gambar mengenai profil

wisatawan Museum Barli berdasarkan daeah asal wisatawan, maka wisatawan

yang berasal dari Subang mendominasi kunjungan, yaitu sebesar 23,1%.

Sementara wisatawan dari Jakarta dan Surabaya, masing-masing terdapat

9,2%, selanjutnya wisatawan dari Probolinggo sebanyak 16,9%, wisatwan asal

Tasikmalaya sebanyak 10% dan Garut sebanyak 31,5%.

f. Profil Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan

23,10%

9,20%

9,20%16,90%

10%

31,50%

Subang

Jakarta

Surabaya

Probolinggo

Tasikmalaya

Garut

87,70%

10,00%2,30%

Mahasiswa/i

Swasta

Lainnya

GAMBAR 10

PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN

DAERAH ASAL WISATAWAN

Sumber: Data Hasil Olahan Penulis, 2017

GAMBAR 11

PROFIL WISATAWAN MUSEUM BARLI BERDASARKAN

PEKERJAAN

Sumber: Data Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 76: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

62

Berdasarkan data dari gambar dapat disimpulkan bahwa profil wisatawan

Museum Barli berdasarkan pekerjaan didominasi oleh Mahasiswa dan

Mahasiswi yaitu sebanyak 87,7%, selanjutnya diikutin oleh pekerja swasta

sebanyak 10% dan lainnya sebanyak 2,3%.

2. Jenis Karya Seni Rupa yang dipamerkan

Museum Barli yang merupakan museum seni rupa, tentunya memiliki

beragam koleksi benda serta karya seni rupa yang dipamerkan, diantaranya

adalah lukisan hasil karya Barli Sasmitawinata dan Agung Barli yang

dipamerkan di ruang pameran. Lukisan yang dipamerkan di museum ini diganti

secara berkala selama 6 (enam) bulan sekali. Selain lukisan, terdapat pula

koleksi gambar komik karya Adit Barli, yang dikemas secara menarik. Selain

itu terdapat pula berbagai koleksi mainan antik, karena mainan pun termasuk

menjadi benda seni, serta terdapat pula koleksi barang seni rupa antik yang

dipamerkan, seperti halnya kursi kayu antik yang membuat wisatawan yang

berkunjung dapat merasakan suasana yang kental akan seni.

3. Program yang dapat dilaksanakan di Museum Barli

Museum Barli yang memiliki konsep edutainment ini, memiliki

beberapa program yang merefleksikan identitas museum sebagai museum seni

rupa. Beberapa program yang dirancang ini dimaksudkan untuk memberikan

pengalaman serta pembelajaran kepada wisatawan yang berkunjung ke

museum Barli. Berikut ini beberapa program yang dapat diikuti oleh

wisatawan, adalah:

Page 77: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

63

a. Menggambar Cepat

b. Menggambar Manga

c. Melukis

d. Membuat Keramik dari Tanah Liat/tanah putih (Clay)

Dari ke 4 (empat) program yang ada, menurut hasil wawancara dengan

pihak manajemen Museum Barli diketahui bahwa menggambar cepat

merupakan program yang paling diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke

Museum Barli.

B. Hasil Analisis Data

Dari proses pengambilan data yang telah dilakukan dengan menggunakan

alat pengumpul data yang berupa kuesioner, maka didapatkan hasil yang akan di

analisis mengenai experiential quality, revisit intention serta mengenai analisis

regresi atau analisa pengaruh mengenai experiential quality terhadap revisit

intention secara simultan serta secara parsial, yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Analisis Experiential Quality Wisatawan Museum Barli

Dari hasil data yang dikmpulkan melalui alat kumpul data berupa

kuesioner, maka didapatkan hasil mengenai experiential quality wisatawan

Museum Barli yang didapatkan dari 23 indikator pertanyaan pada kuesioner

yang mewakili 4 (empat) sub-variabel experiential quality yaitu interaction

quality, physical environment quality, outcome quality serta access quality,

yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Page 78: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

64

a. Rekapitulasi Statistik Deskriptif Experiential Quality

Di bawah ini adalah statistik deskriptif mengenai experiential quality

wisatawan di Museum Barli. Hasilnya adalah sebagai berikut :

TABEL 10

REKAPITULASI STATISTIK DESKRIPTIF EXPERIENTIAL QUALITY

WISATAWAN MUSEUM BARLI

N Min Max Mean Std.

Deviation

Experiential Quality 23 3,67 4,52 4,0126 ,17229

Valid N (listwise) 23

Sumber: Hasil Data Olahan Peneliti, 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa diperoleh nilai minimum sebesar 3,67

yang terdapat pada tingkat Kesesuaian Suhu udara. Sementara nilai maksimum

yang diperoleh sebesar 4,52 yang terdapat pada tingkat kesopanan karyawan.

Sedangkan nilai rata-rata diperoleh sebesar 4,01. Nilai ini dapat di kategorikan baik,

atau secara kuantitatif sudah mencapai 80,2%. Apabila disajikan kedalam bentuk

diagram kontrol diperoleh hasil sebagai berikut:

GAMBAR 12

STATISTIK DESKRIPTIF EXPERIENTIAL QUALITY WISATAWAN

MUSEUM BARLI

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Pertanyaan

Nilai Rata-rata

Page 79: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

65

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa indikator yang

berada di atas rata-rata dan indikator masih berada di bawah skor rata-rata. Dapat

disimpulkan bahwa indikator yang berada di atas rata-rata dapat dikatakan baik,

sedangkan indikator yang berada di bawah rata-rata masih berada pada kategori

kurang baik. Indikator yang sudah dapat dikatakan baik adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Kesopanan karyawan di Museum Barli

2. Tingkat Keramahan karyawan di Museum Barli

3. Tingkat Kesigapan karyawan dalam memenuhi keinginan pengunjung

4. Tingkat Kesigapan karyawan dalam menangani komplain

6. Tingkat Pengetahuan pemandu/karyawan mengenai program yang

dilaksanakan di Museum Barli

7. Tingkat Kecepatan Pemandu dalam Menanggapi Pertanyaan

9. Tingkat Kenyamanan melakukan kegiatan di Museum Barli

17. Tingkat Nilai Edukasi (pengetahuan) yang didapatkan setelah berkunjung

ke Museum Barli

18. Tingkat nilai hiburan yang didapatkan setelah berkunjung ke Museum Barli

20. Tingkat Nilai Keterampilan yang didapatkan setelah berkunjung ke

Museum Barli

21. Tingkat Kemudahan Akses Masuk ke Museum Barli

Skor terbaik terdapat pada indikator nomor 1 yaitu tingkat kesopanan

karyawan di Museum Barli, karena di museum Barli sendiri karyawan sudah

menjalankan aturan Museum yang berlaku sesuai dengan aturan yang dikeluarkan

oleh Kementerian Pariwisata mengenai pemanduan museum dan diterapkan dengan

Page 80: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

66

baik, sehingga karyawan pun akan dengan sopan menangani wisatawan yang

berkunjung.

Sedangkan skor terendah terdapat pada tingkat kesesuaian suhu udara

di dalam Museum Barli, hal ini dapat terjadi dikarenakan ruangan yang tidak

terlalu besar, namun terkadang pengunjung yang ramai, sehingga terasa sedikit

panas ketika sedang melakukan observasi.

b. Rekapitulasi Olahan Skor Interaction Quality

Dibawah ini merupakan tabel yang merupakan distribusi jawaban

responden mengenai interaction quality di Museum Barli. Pernyataan pada

sub-variabel ini mencakup mengenai kesopanan, keramahan, kesigapan,

tingkat pengetahuan, ketepatan dan kecepatan karyawan Museum Barli dalam

menangani wisatawan.

TABEL 11

REKAPITULASI OLAHAN SKOR INTERACTION QUALITY

No. Pertanyaan

SKOR

Jumlah Skor

Total

Skor

Ideal 5 4 3 2 1

SB B C K SK

1

Tingkat

Kespoanan

Karyawan

70 58 2 0 0 130 588

650

53,8% 44,6% 1,5% 0 0 100% 90,46%

2

Tingkat

Keramahan

Karyawan

27 97 6 0 0 130 541

650 20,8% 74,6% 4,6% 0 0 100% 83,23%

3 Tingkat

Kesigapan

27 86 17 0 0 130 530 650

Page 81: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

67

Karyawan

memenuhi

keinginan

pengunjung

20,8% 66,2% 13,1% 0 0 100% 81,53%

4

Tingkat

Kesigapan

Karyawan

Menangani

Komplain

41 68 21 0 0 130 542

650 31,5% 52,3% 16,2% 0 0 100% 83,38%

5

Tingkat

Pengetahuan

Pemandu

mengenai

Produk

18 90 21 1 0 130 513

650 13,8 69,2 16,2 0,8 0 100% 78,92%

6

Tingkat

Pengetahuan

Pemandu

Mengenai

Program

21 95 13 1 0 130 526

650 16,2% 73,1% 10% 0,8% 0 100% 80,90%

7

Tingkat

Kecepatan

Pemandu dalam

Menanggapi

Pertanyaan

28 78 23 1 0 130 523

650 21,5% 60% 17,7% 0,8% 0 100% 80,46%

8

Tingkat

Ketepatan

Pemandu dalam

menjawab

Pertanyaan

24 82 22 2 0 130 518

650 18,5% 63,1% 16,9% 1,5% 0 100% 79,69%

Skor Total 4281

Persentase 82,32

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa untuk interaction quality

mendapatkan skor sebesar 4281 yang selanjutnya akan dimasukan ke dalam garis

kontinum, yang penentuannya ditentukan melalui cara dibawah ini:

Page 82: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

68

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 8 x 130 = 5200

Nilai Indeks Minimum = 1 x 8 x 130 = 1040

Jarak Interval = [ nilai maksimum – nilai minimum ] : 5

= [ 5200 – 1040 ] : 5 = 832

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= [ 4281 : 5200 ] x 100%

= 82,32%

Pada garis kontinum di atas dapat disimpulkan bahwa interaction

quality yang memiliki skor sebesar 4281 termasuk dalam kategori Baik. Secara

umum responden menilai bahwa tingkat kesopanan karyawan, tingkat

keramahan karyawan, tingkat kesigapan karyawan dalam memenuhi keinginan

wisatawan, tingkat kesigapan karyawan dalam menangani komplain, tingkat

pengetahuan karyawan mengenai produk, tingkat pengetahuan karyawan

mengenai program, tingkat kecepatan dan ketepatan pemandu dalam

menanggapi pertanyaan sudah baik. Karena karyawan sudah menunjukan sikap

ramah, sigap dan karyawan yang sudah menguasai pengetahuan mengenai

museum membuat wisatawan lebih mudah mengerti dengan tata cara interaksi

dan penyampaian materi yang juga menarik dan disesuaikan dengan latar

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Sangat

Kurang

5200 4368 3536 2704 1872 1040

(4281)

Page 83: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

69

belakang wisatawan, sehingga pengetahuan atau materi mengenai Museum

Barli yang disampaikan akan dengan mudah dapat diterima oleh wisatawan.

c. Rekapitulasi Olahan Skor Physical Environment Quality

Dibawah ini merupakan tabel yang merupakan distribusi jawaban

responden mengenai physical environment quality di Museum Barli.

Pernyataan pada sub-variabel ini mencakup sebanyak 8 (delapan) pernyataan

mengenai kenyamanan, kemenarikan desai, kelayakan produk, kemenarikan

produk, kelengkapan alat lukis/gambar, tingkat pencahayaan, tingkat

kebersihan, serta kesesuaian suhu udara di Museum Barli.

TABEL 12

REKAPITULASI OLAHAN SKOR PHYSICAL ENVIRONMENT

QUALITY

No. Pertanyaan

SKOR

Jumlah Skor

Total

Skor

Ideal 5 4 3 2 1

SB B C K SK

9

Tingkat

Kenyamanan

melakukan

Kegiatan

46 68 16 0 0 130 550

650 35,4% 52,3% 12,3% 0 0 100% 84,61%

10

Tingkat

Kemenarikan

Desain Museum

25 79 25 1 0

130 518

650 19,2% 60,8% 19,2% 0,8% 0 100% 79,69%

11

Tingkat

Kelayakan

Produk yang

Ditampilkan

25 72 33 0 0 130 512

650 19,2% 55,4% 25,4% 0 0 100% 78,76%

12

Tingkat

Kemenarikan

Produk yang

Ditampilkan

30 70 29 1 0 130 519

650 23,1% 53,8% 22,3% 0,8% 0 100% 79,84%

13

Tingkat

Kelengkapan

Alat

Lukis/gambar

27 64 39 0 0 130 508

650 20,8% 49,2% 30% 0 0 100% 78,15%

Page 84: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

70

14 Tingkat

Pencahayaan

33 60 37 0 0 130 516

650 25,4% 46,2% 28,5% 0 0 100% 79,38%

15 Tingkat

Kebersihan

16 71 43 0 0 130 493

650 12,3% 54,6% 33,1% 0 0 100% 75,84%

16

Tingkat

Kesesuaian Suhu

udara

13 61 56 0 0 130 477

650 10% 46,9% 43,1% 0 0 100% 73,38%

Skor Total 4093

Persentase 78,71

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa untuk physical environment quality

mendapatkan skor sebesar 4093 yang selanjutnya akan dimasukan ke dalam garis

kontinum, yang penentuannya ditentukan melalui cara dibawah ini:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 8 x 130 = 5200

Nilai Indeks Minimum = 1 x 8 x 130 = 1040

Jarak Interval = [ nilai maksimum – nilai minimum ] : 5

= [ 5200 – 1040 ] : 5

= 832

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= [ 4093 : 5200 ] x 100%

= 78,71%

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Sangat

Kurang

5200 4368 3536 2704 1872 1040

(4093)

Page 85: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

71

Pada garis kontinum di atas dapat disimpulkan bahwa physical environment

quality yang memiliki skor sebesar 4093 termasuk dalam kategori Baik. Secara

umum responden menilai bahwa kenyamanan, kemenarikan desain, kelayakan

produk, kemenarikan produk, kelengkapan alat lukis/gambar, tingkat pencahayaan,

tingkat kebersihan, serta kesesuaian suhu udara di Museum Barli sudah baik.

Karena dari pihak Museum Barli itu sendiri, selalu menjaga kebersihan

museum, agar wisatawan merasa nyaman ketika berada di dalam museum, untuk

desain sendiri, museum Barli memiliki desain bangunan yang unik dan memiliki

filosofinya tersendiri yang dapat membuat wisatawan semakin tertarik untuk datang

ke Museum Barli. Selain itu di Museum Barli itu sendiri, lukisan yang dipamerkan

memiliki jadwalnya tersendiri, sehingga setiap 6 (enam) bulan sekali selalu diganti

dengan lukisan lainnya, hal ini dilakukan demi menjaga kualitas produk yang

dipamerkan. Bagi keberlangsungan program yang ada di Museum Barli pun, pihak

museum sudah mnyiapkan berbagai keperluan untuk keberlangsungan program,

sehingga wisatawan yang berkunjung dapat menikmati program yang ada di

Museum Barli dengan nyaman.

d. Rekapitulasi Olahan Skor Outcome Quality

Dibawah ini merupakan tabel yang merupakan distribusi jawaban

responden mengenai outcome quality di Museum Barli. Pernyataan pada sub-

variabel ini mencakup mengenai nilai pengetahuan yang didapatkan, nilai

hiburan, nilai kebaruan, serta tingkat nilai keterampilan yang didapatkan setlah

mengunjungi Museum Barli.

Page 86: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

72

TABEL 13

REKAPITULASI OLAHAN SKOR OUTCOME QUALITY

No. Pertanyaan

SKOR

Jumlah Skor

Total

Skor

Ideal 5 4 3 2 1

SB B C K SK

17

Tingkat nilai

Edukasi yang

didapatkan

43 61 26 0 0 130 537 650

33,1% 46,9% 20% 0 0 100% 82,61% 650

18

Tingkat nilai

hiburan yang

didapatkan

42 63 25 0 0 130 537

32,3% 48,5% 19,2% 0 0 100% 82,61% 650

19

Tingkat nilai

kebaruan yang

didapatkan

40 47 38 5 0 130 512

30,8% 36,2% 29,2% 3,8% 0 100% 78,76% 650

20

Tingkat nilai

keterampilan

yang didapatkan

41 52 36 1 0 130 523

650 31,5% 40% 27,7% 0,8% 0 100% 80,46%

Total Skor 2109

Presentase 81,11%

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa untuk outcome quality

mendapatkan skor sebesar 2109 yang selanjutnya akan dimasukan ke dalam

garis kontinum, yang penentuannya ditentukan melalui cara dibawah ini:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 4 x 130 = 2600

Nilai Indeks Minimum = 1 x 4 x 130 = 520

Jarak Interval = [ nilai maksimum – nilai minimum ] : 5

= [ 2600 - 520 ] : 5 = 416

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= [ 2109 : 2600 ] x 100%

= 81,11%

Page 87: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

73

Pada garis kontinum di atas dapat disimpulkan bahwa outcome quality yang

memiliki skor sebesar 2109 termasuk dalam kategori Baik. Secara umum responden

menilai bahwa nilai pengetahuan yang didapatkan, nilai hiburan, nilai kebaruan,

serta tingkat nilai keterampilan yang didapatkan setelah mengunjungi Museum

Barli sudah baik, karena dalam melakukan kegiatan atau program di museum Barli,

wisatawan akan berinteraksi dengan pemandu yang akan menceritakan sejarah

mengenai Museum Barli dan mengenai lukisan-lukisan/produk yang ada di

museum Barli.

Dari program yang ada di Museum Barli pun wisatawan akan mendapatkan

pengetahuan dan keterampilan baru yang didapatkan dengan cara yang tentunya

menghibur, karena dari sisi pemandu wisata dan ahli yang ada di Museum Barli

sudah sangat terampil dalam mengajarkan menggambar, melukis ataupun membuat

patung dari tanah liat, serta proses dan cara interaksi/penyampaian yang baik, dapat

membuat wisatawan tidak mudah bosan dan wisatawan dapat dengan mudah

menerima ilmu yang diberikan.

e. Rekapitulasi Olahan Skor Access Quality

Dibawah ini merupakan tabel yang merupakan distribusi jawaban

responden mengenai access quality Museum Barli. Pernyataan pada sub-

variabel ini mencakup 3 (tiga) pernyataan mengenai kemudahan akses masuk,

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Sangat

Kurang

2600 2184 1768 1352 936 520

(2109)

Page 88: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

74

kemudahan menemukan lokasi museum, serta kejelasan informasi lokasi

museum.

TABEL 14

REKAPITULASI OLAHAN SKOR ACCESS QUALITY

No. Pertanyaan

SKOR

Jumlah Skor

Total

Skor

Ideal 5 4 3 2 1

SB B C K SK

21

Tingkat

Kemudahan

Akses Masuk

33 67 30 0 0 130 523

650 25,4% 51,5% 23,1% 0 0 100% 80,46%

22

Tingkat

Kemudahan

Menemukan

Lokasi

16 68 45 1 0 130 489

650 12,3% 52,3% 34,6% 0,8% 0 100% 75,23%

23

Tingkat

kejelasan

informasi lokasi

museum

19 81 27 3 0 130 506

650 14,6% 62,3% 20,8% 2,3% 0 100% 77,84%

Total Skor 1518

Presentase 77,84%

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa untuk access quality

mendapatkan skor sebesar 1518 yang selanjutnya akan dimasukan ke dalam

garis kontinum, yang penentuannya ditentukan melalui cara dibawah ini:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 3 x 130 = 1950

Nilai Indeks Minimum = 1 x 3 x 130 = 390

Jarak Interval = [ nilai maksimum – nilai minimum ] : 5

= [ 1950 - 390 ] : 5 = 312

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= [ 1518 : 1950 ] x 100% = 77,84%

Page 89: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

75

Pada garis kontinum di atas dapat disimpulkan bahwa access quality

yang memiliki skor sebesar 1518 termasuk dalam kategori Baik. Secara umum

responden menilai bahwa akses masuk ke museum Barli sudah baik dan mudah

ditemukan oleh wisatawan, selain itu lokasi museum juga mudah ditemukan

karena lokasinya tepat berada di sisi jalan dan terdapat papan nama museum

yang besar dan memberikan kesan menonjol sehingga mudah terlihat oleh

wisatawan yang akan berkunjung serta kejelasan informasi lokasi museum

sudah baik karena museum Barli ini memiliki website dan di dalamnya telah

dilengkapi dengann alamat lokasi Museum Barli.

f. Rekapitulasi Olahan Skor Experiential Quality

Dibawah ini merupakan tabel yang merupakan perhitungan skor total

dari experiential quality secara keseluruhan. Experiential quality ini mencakup

4 (empat) sub-variabel, yaitu interaction quality, physical environment quality,

outcome quality, dan access quality yang masing-masing perhitungan skornya

telah dilakukan di atas. Maka, secara keseluruhan perhitungan skor experiential

quality secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Sangat

Kurang

1950 1638 1326 1014 702 390

(1518)

Page 90: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

76

TABEL 15

REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN SKOR EXPERIENTIAL

QUALITY

No. Sub-Variabel Jumlah Skor Total Skor Ideal

1 Interaction Quality 130 4281

14950

100 28,63%

2 Physical

Environment Quality

130 4093

100 27,37%

3 Outcome Quality 130 2109

100 14,10%

4 Access Quality 130 1518

100 10,15%

Total Skor 12001

Persentase 80,2% Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa untuk keseluruhan skor

experiential quality mendapatkan skor sebesar 1518 yang selanjutnya akan

dimasukan ke dalam garis kontinum, yang penentuannya ditentukan melalui cara

dibawah ini:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 23 x 130 = 14950

Nilai Indeks Minimum = 1 x 23 x 130 = 2990

Jarak Interval = [ nilai maksimum – nilai minimum ] : 5

= [ 14950 - 2990 ] : 5 = 2392

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= [ 12001 : 14950 ] x 100%

= 80,2%

Page 91: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

77

Pada garis kontinum di atas dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan, experiential quality memiliki skor sebesar 12001 yang berarti

termasuk dalam kategori Baik. Secara umum responden menilai bahwa

interaction quality di Museum Barli merupakan sub-variabel yang memiliki

persentase penilaian paling tinggi dibanding yang lainnya.

2. Analisis Revisit Intention Wisatawan Museum Barli

Dari hasil data yang dikumpulkan melalui alat kumpul data berupa

kuesioner, maka didapatkan hasil mengenai tingkat revisit intention wisatawan

Museum Barli yang didapatkan dari 9 indikator pertanyaan pada kuesioner,

yang akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Rekapitulasi Statistik Deskriptif Revisit Intention

Di bawah ini adalah statistik deskriptif mengenai revisit intention

wisatawan di Museum Barli. Hasilnya adalah sebagai berikut :

TABEL 16

STATISTIK DESKRIPTIF REVISIT INTENTION

WISATAWAN MUSEUM BARLI

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Revisit Intention 9 2,72 3,88 3,3444 ,34359

Valid N (listwise) 9

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Sangat

Kurang

14950 12558 10166 7774 5382 2990

(12001)

Page 92: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

78

Dari tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa diperoleh nilai minimum

sebesar 2,72 yang terdapat pada tingkat keinginan berkunjung meskipun

harga yang ditawarkan lebih mahal.

Sementara nilai maksimum yang diperoleh sebesar 3,88 yang terdapat pada

Secara kuantitatif sudah mencapai 66,9%. Apabila disajikan kedalam bentuk

diagram kontrol diperoleh hasil sebagai berikut:

GAMBAR 13

STATISTIK DESKRIPTIF REVISIT INTENTION WISATAWAN

MUSEUM BARLI

Sumber : Hasil Data Olahan Peneliti, 2017

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa indikator yang

berada di atas rata-rata dan beberapa indikator masih berada di bawah skor rata-

rata. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa indikator yang berada di atas rata-rata

dapat dikatakan baik, sedangkan indikator yang berada di bawah rata-rata masih

berada pada kategori kurang baik. Indikator yang sudah dapat dikatakan baik adalah

sebagai berikut:

Nilai Rata-rata

Pertanyaan

Page 93: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

79

1. Tingkat Kesediaan untuk merekomendasikan Museum Barli kepada teman,

keluarga atau kerabat/relasi

2. Tingkat kesediaan untuk sering merekomendasikan Museum Barli kepada

teman, keluarga atau kerabat/relasi

3. Tingkat frekuensi merekomendasikan museum Barli

4. Tingkat kesediaan untuk membicarakan hal (pengalaman) yang baik

mengenai Museum Barli

5. Tingkat keinginan untuk melakukan kunjungan kembali ke Museum Barli

Grafik di atas menunjukan bahwa skor terbaik terdapat pada indikator

nomor 1 yaitu tingkat kesediaan untuk merekomendasikan Museum Barli

kepada teman, keluarga, atau kerabat/relasi. Sementara skor terendah terdapat

pada indikator nomor 6 mengenai tingkat keinginan untuk berkunjung kembali

ke Museum Barli meskipun biaya yang dikeluarkan lebih besar.

b. Rekapitulasi Olahan Skor Revisit Intention

Dibawah ini merupakan tabel yang merupakan distribusi jawaban

responden mengenai revisit intention di Museum Barli. Pernyataan pada

variabel ini mencakup 9 (sembilan) pernyataan mengenai kesediaan

merekomendasikan, kesediaan untuk sering merekomendasikan, frekuensi

merekomendasikan, kesediaan membicarakan pengalaman baik, tingkat

keinginan untuk berkunjung kembali, keinginan untuk berkunjung kembali

meskipun dengan biaya yang lebih mahal, kesediaan menjadikan museum Barli

pilihan utama wisata museum dan edukasi, kesediaan melakukan kunjungan

satu tahun mendatang dan kesediaan melakukan kunjungan kembali beberapa

tahun mendatang.

Page 94: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

80

TABEL 17

REKAPITULASI OLAHAN SKOR REVISIT INTENTION

No. Pertanyaan

SKOR

Jumlah Skor

Total

Skor

Ideal 5 4 3 2 1

SB B C K SK

1 Tingkat Kesediaan

Merekomendasikan

11 94 24 1 0 130 505 650

8,5 72,3 18,5 0,8 0 100 77,69%

2

Tingkat Kesediaan

untuk sering

merekomendasika

3 50 71 6 0 130 440

650 2,3 38,5 54,6 4,6 0 100 67,69%

3 Tingkat Frekuensi

Merekomendasikan

2 45 75 8 0 130 431 650

1,5 34,6 57,7 6,2 0 100 66,31%

4

Tingkat Kesediaan

Membicarakan

Pengalaman Baik

6 61 58 5 0 130 458

650 4,6 46,9 44,6 3,8 0 100 70,46%

5 Tingkat keinginan

berkunjung kembali

6 87 33 4 0 130 485 650

4,6 66,9 25,4 3,1 0 100 74,62%

6

Tingkat keinginan

berkunjung

meskipun biaya

yang lebih mahal

3 20 45 62 0 130 354

650 2,3 15,4 34,6 47,7 0 100 54,46%

7

Tingkat kesedian

menjadikan

museum Barli

pilihan utama

wisata museum dan

edukasi

3 40 65 22 0 130 414

650

2,3 30,8 50,0 16,9 0 100 63,69%

8

Tingkat kesediaan

melakukan

kunjungan kembali

satu tahun

mendatang

2 43 71 14 0 130 423

650 1,5 33,1 54,6 10,8 0 100 65,08%

9

Tingkat kesediaan

untuk melakukan

kunjungan kembali

ke Museum di

tahun-tahun

mendatang

1 34 74 21 0 130 405

650

0,8 26,2 56,9 16,2 0 100 62,31%

Total Skor 3915

Persentase 66,9%

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Page 95: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

81

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa untuk revisit intention

mendapatkan skor sebesar 3951 yang selanjutnya akan dimasukan ke dalam garis

kontinum, yang penentuannya ditentukan melalui cara dibawah ini:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 9 x 130 = 5850

Nilai Indeks Minimum = 1 x 9 x 130 = 1170

Jarak Interval = [ nilai maksimum – nilai minimum ] : 5

= [ 5850 – 1170 ] : 5

= 936

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= [ 3915 : 5850 ] x 100%

= 66,9%

Pada garis kontinum di atas dapat disimpulkan bahwa revisit intention

yang memiliki skor sebesar 3951 termasuk dalam kategori Baik. Secara umum

responden menilai bahwa mereka cukup bersedia untuk merekomendasikan

museum Barli kepada rekan, teman ataupun keluarga serta cukup bersedia

untuk melakukan kunjungan kembali ke Museum Barli.

Revisit intention yang diteliti ini berdasar pada teori yang dikemukakan

oleh Aziz et al. (2012) bahwa revisit intention dapat dipengaruhi oleh

experience quality dan satisfaction quality.

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Sangat

Kurang

5850 4914 3978 3042 2106 1170

(3915)

Page 96: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

82

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + ⋯

+ 𝑒

Y = 2,877 + 0,320X1 + 0,187X2 + 0,088X3 + 1,156X4

Revisit Intention = 2,877 + 0,320 ( Interaction Quality ) + 0,187 ( Physical

Environment Quality ) + 0,088 ( Outcome Quality ) + 1,156 (Access Quality)

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Dari hasil data experiential quality dan revisit intention yang

didapatkan, maka akan dilihat bagaimana pengaruh experiential quality teradap

revisit intention secara simultan maupun secara parsial atau individu dari 4

(empat) sub-variabel experiential quality terhadap revisit intention.

Data yang didapatkan melalui kuesioner merupakan data ordinal yang

kemudian sebelum di olah untuk di analisis data di transformasikan terlebih

dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval

(MSI). Berikut analisis mengenai data regresi linier.

a. Tabel Hasil Estimasi Persamaan Regresi

TABEL 18

ESTIMASI PERSAMAAN REGRESI

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2,877 2,799 1,028 ,306

Interaction Quality ,320 ,096 ,255 3,337 ,001

Physical Environment Quality

,187 ,090 ,165 2,083 ,039

Outcome Quality ,088 ,129 ,047 ,680 ,498

Access Quality 1,156 ,184 ,454 6,291 ,000

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan hasil output spss yang dipaparkan dalam tabel 18 diatas

maka persaamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:

maka,

atau

Page 97: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

83

Koefisien yang terdapat pada persamaan diatas dapat dijabarkan lebih jelas

sebagai berikut:

TABEL 19

PENJABARAN HASIL PERSAMAAN KOEFISIEN

Koefisien Definisi

a= 2,877

Memiliki arti bahwa jika empat variabel bebas yaitu experiential

quality (X) bernilai konstan (nol) maka tingkat revisit intenition ke

Museum Barli (Y) akan terjadi peningkatan sebesar 2,887.

b1=0,320

Memiliki arti bahwa variabel interaction quality (X1) meningkat

sebesar satu satuan skor (1 skor) sementara variabel bebas lainnya

konstan, maka revisit intention (Y) akan meningkat sebesar 0,320.

Kualitas interaksi yang diberikan kepada wisatawan Museum

Barli ini diterapkan melalui tingkah laku pegawai yang sopan,

ramah, dan sigap dalam memenuhi keinginan pengunjung, serta

dalam penanganan keluhan serta Museum Barli juga tentunya

menyiapkan pemandu yang ahli dalam pemanduan wisata

museum.

b2=0,187

Memiliki arti bahwa variabel physical environment quality (X2)

meningkat sebesar satu satuan skor (1 skor) sementara variabel

bebas lainnya konstan, maka revisit intention (Y) akan meningkat

sebesar 0,187. Kualitas lingkungan fisik yang diberikan oleh

Museum Barli bagi kenyamanan wisatawan adalah seperti desai

museum yang menarik yaitu berbentuk lingkaran, kemenarikan

lukisan yang ditampilkan, kelengkapan peralatan yang ada untuk

Page 98: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

84

melaksanakan program seperti spidol, kertas, alat lukis, tanah liat

yang digunakan untuk keberlangsungan program di Museum

Barli.

b3=0,088

Memiliki arti bahwa variabel outcome quality (X3) meningkat

sebesar satu satuan skor (1 skor) sementara variabel bebas lainnya

konstan, maka revisit intention (Y) akan meningkat sebesar 0,088.

Untuk mencapai kualitas keluaran yang baik, maka Museum Barli

ini memberikan nilai edukasi, hiburan, dan tentunya nilai

keterampilan yang diberikan melalui serangkaian program dan

penjelasan yang diberikan kepada wisatawan melalui pemandu

Museum.

b4=1,156

Memiliki arti bahwa variabel access quality (X4) meningkat

sebesar satu satuan skor (1 skor) sementara variabel bebas lainnya

konstan, maka revisit intention (Y) akan meningkat sebesar 1,156.

Untuk mencapai kualitas akses yang baik, Museum Barli telah

memberikan alamat yang jelas pada website resmi Museum Barli,

serta di bagian depan Museum pun telah tertulis jelas papan nama

Museum Barli, sehingga dapat terlihat dengan jelas oleh

wisatawan yang akan mengunjungi Museum ini.

Page 99: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

85

b. Koefisien Korelasi

TABEL 20

KOEFISIEN KORELASI

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,660a ,435 ,417 3,8830525

Predictors: (Constant), Access Quality, Outcome Quality,

Interaction Quality, Physical Environment Quality

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Nilai R sebesar 0,660 pada hasil olahan data SPSS yang ditampilkan

pada tabel di atas menunjukan keeratan hubungan empat variabel

independen (interaction quality (X1), physical environment quality (X2),

outcome quality (X3), access quality (X4)) secara simultan atau bersama-

sama terhadap revisit intention (Y). Sehingga dapat disimpulkan

berdasarkan rentang nilai koefisien korelasi bahwa dengan nilai 0,660

secara simultan keempat sub-variabel experiential qualiity ini memiliki

hubungan yang cukup erat dengan revisit intention. Hal ini disebabkan

karena pihak manajemen Museum Barli selalu berusaha memberikan hasil

keluaran yang baik melalui pemberian program edukasi dan entertainment,

interaksi yang baik dan menyenangkan serta sesuai dengan latar belakang

wisatawan, dan didukung oleh suasana museum yang membuat wisatawan

merasa nyaman berada di tempat tersebut. Selain hal tersebut dengan

disesdiakannya berbagai pilihan program yang diberikan oleh Museum

Barli ini dapat memberikan dorongan tersendiri bagi wisatawan untuk

melakukan kunjungan kembali ke Museum Barli untuk mencoba beragam

Page 100: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

86

program lainnya untuk dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan

keterampilan.

c. Koefisien Determinasi

TABEL 21

KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,660a ,435 ,417 3,8830525

Predictors: (Constant), Access Quality, Outcome Quality,

Interaction Quality, Physical Environment Quality

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Dapat dilihat pada tabel 21 bahwa untuk sub variabel Interaction

Quality, Physical Environment Quality, Outcome Quality dan Access

Quality. Dapat dilihat nilai pada kolom R-square didapatkan nilai sebesar

0,435 yang berarti variabel Interaction Quality, Physical Environment

Quality, Outcome Quality dan Access Quality secara simultan berpengaruh

terhadap tingkat revisit intention sebesar 43,5%. Sementara sisanya sebesar

56,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Sementara untuk dapat melihat seberapa besar pengaruh dari tiap

variabel bebas terhadap variabel terikat, perhitungan dapat dilakukan

dengan formula Beta x Zero Order (Kusnendi, 2005:17). Koefisien regresi

yang telah di standarkan biasa disebut beta, sementara zero order adalah

korelasi pearson dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dengan pengolah data menggunakan SPSS, maka didapatkan nilai beta dan

zero order yang disajikan sebagai berikut:

Page 101: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

87

TABEL 22

PENGARUH PARSIAL

Coefficientsa

Model Standardized

Coefficients

Correlations

Beta Zero-order

1

(Constant)

Interaction Quality ,255 ,408

Physical Environment

Quality

,165 ,445

Outcome Quality ,047 ,123

Access Quality ,454 ,555

Dependent Variable: Revisi Intention

Sumber : Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilakukan perhitungan agar dapat

mengetahui pengaruh masing-masing variabel secara parsial atau individu, yaitu:

TABEL 23

PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP REVISIT

INTENTION SECARA PARSIAL

Sub-Variabel Pengaruh Persentase

Interaction Quality (X1) 0,408 x 0,255 = 0,104 10,4%

Physical Environment

Quality (X2) 0,445 x 0,165 = 0,073 7,3%

Outcome Quality (X3) 0,123 x 0,047 = 0,005 0,5%

Access Quality (X4) 0,555 x 0,454 = 0,252 25,2%

Total Pengaruh 43,4%

Sumber: Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan di atas, maka dapat terlihat bahwa

secara parsial pengaruh terbesar terdapat pada variabel access quality (X4) yang

memiliki pengaruh sebesar 25,2%.

Page 102: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

88

Selanjutnya di urutan kedua terdapat interaction quality (X1) yang

memberikan kontribusi pengaruh terhadap revisit intention (Y) sebesar 10,4%.

Di urutan ketiga terdapat physical environment quality (X2) yang memiliki

kontribusi pengaruh terhadap varibel Y sebesar 7,3% dan di urutan terakhir jika

dilihat secara parsial atau individu outcome quality hanya memberikan

pengaruh sebesar 0,5% terhadap revisit intention wisatawan Museum Barli.

d. Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan

TABEL 24

ANOVA UNTUK PENGUJIAN KOEFISIEN REGRESI SECARA

SIMULTAN

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 1451,190 4 362,798 24,061 ,000b

Residual 1884,762 125 15,078

Total 3335,952 129

a. Dependent Variable: Revisit Intention

b. Predictors: (Constant), Access Quality, Outcome Quality, Interaction

Quality, Physical Environment Quality

Sumber: Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Dapat dilihat pada tabel 24 bahwa Experiential Quality dengan empat sub-

variabelnya yaitu Interaction Quality, Physical Environment, Outcome

Quality, serta Access Quality jika dilihat secara bersama-sama memiliki

tingkat signifikansi 0,000 terhadap Revisit Intention yang berarti dapat kita

simpulkan bahwa ke empat variabel experiential quality secara bersama-sama

berpengaruh terhadap tingkat revisit intention Museum Barli.

Page 103: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

89

e. Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial

TABEL 25

PENGUJIAN KOEFISIEN REGRESI SECARA PARSIAL

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2,877 2,799 1,028 ,306

Interaction Quality ,320 ,096 ,255 3,337 ,001

Physical Environment

Quality

,187 ,090 ,165 2,083 ,039

Outcome Quality ,088 ,129 ,047 ,680 ,498

Access Quality 1,156 ,184 ,454 6,291 ,000

Sumber: Data Hasil Olahan Peneliti, 2017

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa hasil uji parsial, pengaruh dari

masing-masing variabel independen yaitu interaction qualit (X1), physical

environment quality (X2), outcome quality (X3) dan access quality (X4)

terhadap variabel dependen yaitu revisit intention (Y) dengan tingkat

signifikansi 5%, maka hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Interaction Quality

Variabel interaction quality ini memiliki tingkat signifikansi

dibawah 0,05 yaitu 0,001. Maka, dapat disimpulkan bahwa interaction

quality secara parsial/individu berpengaruh positif terhadap tingkat revisit

intention. Hal ini sejalan dengan pendapat Hung’s (2012) bahwa

kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh karyawan secara

langsung mempengaruhi pengakuan wisatawan terhadap hal yang terkait

dengan organisasi atau manajemen. Sikap serta perilaku karyawan juga

mencerminkan kepercayaan pelanggan terhadap tata krama yang dimiliki.

Page 104: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

90

2) Physical Environment Quality

Variabel physical environment quality ini memiliki tingkat signifikansi

dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,039. Jika dilihat dari taraf signifikansi, maka

dapat disimpulkan bahwa secara parsial/individu physical environment quality

ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat revisit intention. Hasil

ini konsisten sejalan dengan pendapat dari beberapa studi yang telah dilakukan,

bahwa physical environment quality telah dipertimbangkan untuk menjadi

salah satu atribut/variabel paling penting dalam penilaian kualitas (Wu, Li dan

Li 2014:31).

3) Outcome Quality

Variabel outcome quality ini memiliki tingkat taraf sinifikansi lebih

besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,498. Sehingga, jika dilihat dari taraf

signifikansinya, maka secara parsial/individu variabel outcome quality ini tidak

signifikan dan tidak berpengaruh positif terhadap tingkat revisit intention. Hal

ini dapat terjadi dikarenakan outcome quality itu sendiri menjadi penentu bagi

kualitas secara keseluruhan (Wu Li dan Li, 2014:32), sehingga didalamnya

dibutuhkan adanya process quality baik agar dapat menciptakan outcome

quality yang baik pula.

Sejalan dengan pemikiran dan hasil dari penelitian dari Chen dan Kao

(2010) bahwa outcome quality merupakan hasil dari proses yang tidak bisa

berdiri sendiri dan memberikan pengaruh secara individual kepada revisit

intention karena sejatinya outcome quality itu sendiri merupakan hasil dari p

roses interaksi, sehingga untuk menghasilkan outcome quality yang baik bagi

wisatawan juga membutuhkan kualitas interaksi yang baik dari pihak museum

Page 105: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

91

dan hal ini menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga

keberadaan outcome quality pun dipengaruhi pula oleh keberadaan variabel

lainnya, sehingga variabel outcome quality ini jika dilihat secara parsial atau

individu tidak berpengaruh secara langsung terhadap tingkat revisit intention.

4) Access Quality

Variabel access quality ini memiliki tingkat taraf signifikansi dibawah

0,05 yaitu sebesar 0,000. Sehingga, jika dilihat dari taraf signifikansinya, maka

dapat disimpulkan bahwa variabel access quality ini secara parsial/individu

berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi tingkat revisit intention

wisatawan Museum Barli. Hal ini sejalan dengan pendapat Shonk dan

Chelladurai (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa access quality

merupakan dimensi yang paling penting ketika seseorang melakukan penilaian

kualitas secara keseluruhan. Selain itu hasil penelitian ini juga relevan dengan

beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Clemes et al. (2009) Wu &

Cheng (2013) dan Wu et al. (2014b) yang mengindikasikan bahwa lokasi yang

mudah dijangkau menjadi bagian penting dalam kualitas akses. Sebagai

tambahan, temuan ini sejalan dengan pendapat dalam penelitian Li dan Wu

(2013) bahwa informasi telah dipertimbangkan untuk menjadi faktor penting

yang mempengaruhi pengujung untuk menentukan apakah mereka akan

melakukan kunjungan kembali.

Page 106: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan data

melalui kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, serta hipotesis yang

diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi linier untuk mengetahui

bagaimana pengaruh dari experiential quality terhadap revisit intention wisatawan

Museum Barli di Bandung ini, maka dari penelitian ini dapat diambil beberapa

kesimpulan, yaitu:

1. Seluruh sub-variabel dari experiential quality yaitu interaction quality,

physical environment quality, outcome quality dan access quality ini berada

dalam kategori baik. Hal ini dapat terjadi karena keempat sub-variabel

experiential quality ini diimplementasikan dengan baik di Museum Barli oleh

karyawan dan pihak manajemen, sehingga dapat memberikan kualitas

pengalaman yang baik kepada wisatawan yang berkunjung, melalui

pemberian kualitas pengalaman yang baik wisatawan dapat menikmati dan

mudah untuk menerima pengetahuan yang diberikan dengan cara yang

menyenangkan. Interaction quality mendapatkan penilaian paling tinggi dari

responden dibandingkan dengan sub-variabel lainnya, hal ini dapat terjadi

karena tingkat kesopanan, keramahan kesigapan karyawan, pengetahuan

karyawan dan pemandu mengenai program dan produk yang ada serta

kecepatan dan ketepatan dalam menanggapi pertanyaan dari wisatawan dapat

diimplementasikan dengan baik oleh karyawan, sehingga dari kualitas

interaksi yang baik ini dapat menimbulkan rasa nyaman dan tidak segan untuk

Page 107: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

93

bertanya kepada karyawan/pemandu seputar seni dan sejarah Museum Barli,

karena karyawan dan pemandu akan dengan cepat dan tepat menjawab setiap

pertanyaan yang diajukan. Meskipun sudah berada pada kategori yang baik,

namun dilihat dari penilaian yang diberikan oleh responden, access quality

memiliki penilaian terendah dibandingkan sub-variabel lainnya. Hal ini dapat

terjadi karena beberapa responden masih cukup banyak yang menyatakan

bahwa kualitas akses ini cukup mudah untuk dijangkau, yang artinya

beberapa responden masih merasa sedikit kesulitan untuk menjangkau tempat

ini.

2. Variabel revisit intention ini berada pada kategori cukup baik. Pada hasil

pengolahan data tersebut mayoritas responden menyatakan bersedia untuk

merekomendasikan Museum Barli kepada teman, keluarga atau

kerabat/relasi, yang artinya responden memiliki keinginan yang tinggi untuk

merekomendasikan museum Barli dengan membicarakan pengalaman yang

baik dan menyenangkan selama ada di Museum Barli.

3. Pengaruh experiential quality yang terdiri dari 4 (empat) sub-variabel yaitu

interaction quality, physical environment quality, outcome quality dan access

quality terhadap revisit intention wisatawan Museum Barli dengan

menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda, maka diketahui

bahwa secara simultan atau bersama-sama experiential quality berpengaruh

secara signifikan terhadap revisit intention. Sementara jika dilihat secara

parsial atau secara individu interaction quality, physical environment quality

dan access quality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap revisit

intention. Terdapat satu sub-variabel yang tidak berpengaruh secara

Page 108: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

94

signifikan terhadap revisit intention jika dilihat secara parsial, yaitu outcome

quality. Maka berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat

dinyatakan bahwa experiential quality memiliki pengaruh terhadap revisit

intention wisatawan Museum Barli.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil temuan untuk

menciptakan revisit intention yang dilihat dari experiential quality, oleh karena itu

peneliti mengajukan beberapa rekomendasi terkait peningkatan experiential quality

di Museum Barli. Rekomendasi yang diajukan disesuaikan pada pembahasan

experiential quality. Berikut beberapa rekomendasi yang dapat diberikan

berdasarkan temuan dari hasil pengolahan data penelitian sehingga dapat

meningktakan revisit intention, yaitu:

1. Access quality mendapatkan penilaian paling rendah dibandingkan sub-

variabel lainnya, meskipun sudah berada pada kategori baik, namun beberapa

responden merasa masih belum begitu mudah untuk menemukan lokasi

museum Barli. Oleh karena itu, peneliti memberikan rekomendasi kepada

pihak Museum Barli untuk meningkatkan experiential quality melalui

peningkatan access quality. Beberapa responden masih merasa sedikit

kesulitan untuk menemukan lokasi museum Barli, sementara tempat wisata

yang baik seharusnya memiliki akses yang mudah untuk dijangkau, oleh

karena itu lebih baik jika di beberapa titik tertentu seperti di jalan keluar tol

Pasteur, di beberapa persimpangan jalan menuju Museum Barli, serta di

sebrang dari Museum Barli, sehingga wisatawan yang datang dari arah

berlawanan pun dapat tetap melihat dengan jelas dimana Museum Barli

Page 109: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

95

berada dan dapat memudahkan wisatawan yang akan berkunjung. Selain

petunjuk jalan, dapat pula diberikan petunjuk dimana pintu masuk ke

Museum Barli, sehingga sesampainya wisatawan di Museum Barli, mereka

dapat dengan mudah mengetahui dimana pintu untuk masuk ke dalam

Museum. Selain itu ke tiga sub-variabel lainnya untuk tetap dipertahankan

dan ditingkatkan sehingga kualitas pengalaman yang didapatkan oleh

wisatawan akan semakin baik lagi.

2. Pada revisit intention responden memberikan penilaian yang rendah terhadap

tingkat keinginan untuk berkunjung kembali di tahun-tahun mendatang.

Sehingga penulis mengajukan rekomendasi untuk terus meningkatkan

experiential quality. Perlu dipertahankan dan ditingkatkan kembali bagi ke-

empat sub-variabel yang telah masuk dalam kategori baik. Selain itu untuk

meningkatkan revisit intention dapat pula dengan menciptakan hal-hal baru

yang dapat menarik minat wisatawan, seperti halnya menambahkan program

baru yang dapat dilakukan oleh wisatawan seperti menggambar/melukis

dengan media sapu tangan atau gerabah yang selanjutnya dapat dibawa

pulang oleh wisatawan sebagai cinderamata dan menjadi pengingat bagi

wisatawan agar mereka mau untuk berkunjung kembali karena pengalaman

baik yang pernah mereka rasakan selama ada di Museum Barli.

3. Secara simultan experiential quality berpengaruh dan dapat meningkatkan

revisit intention wisatawan Museum Barli. Pemberian kualitas pengalaman

yang baik ini harus terus ditingkatkan salah satunya melalui kinerja karyawan

Museum yang baik dengan selalu menunjukan sikap yang baik kepada

pengunjung serta dengan selalu memperhatikan kenyamanan wisatawan

Page 110: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

96

dalam melaksanakan kegiatan, baik dari segi kebersihan ruangan serta dengan

memperhatikan kapasitas ruangan, sehingga dalam menjalankan program

wisatawan dapat berkegiatan dengan nyaman sehingga wisatawan bisa

mendapatkan hasil yang baik setelah melakukan kunjungan. Diharapkan pula

manajemen Museum Barli dapat meningkatkan kualitas bagi kemudahan

akses masuk ke museum, kemudahan menemukan lokasi museum, serta

memperjelas informasi lokasi Museum. Karena access quality ini merupakan

sub-variabel yang paling signifikan mempengaruhi revisit intention jika

dilihat secara parsial. Selain itu perlu pula memperhatikan hal lainnya yang

dapat mempengaruhi tingkat revisit intention seperti perceived value, namun

hal utama yang perlu diperhatikan adalah experiential quality karena dari

hasil penelitian menyatakan bahwa experiential quality terbukti berpengaruh

terhadap revisit intention.

4. Peneliti menyadari bahwa di dalam penelitian ini masih terdapat berbagai

kekurangan karena keterbatasan peneliti. Maka dari itu, peneliti

mengharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai perceived value untuk

dapat meningkatkan revisit intention. Sehingga temuan lainnya dapat menjadi

masukan bagi kemajuan dan perkembangan Museum Barli itu sendiri.

Page 111: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

97

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Ali. (2010). Museum Di Indonesia Kendala dan Harapan. Jakarta: Papas

Sinar Sinanti.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Asosiasi Museum Indonesia. (2017). Profil Museum: Asosiasi Museum Indonesia.

Retrieved 02 28, 2017, from Situs Resmi Asosiasi Museum Indonesia :

https://asosiasimuseumindonesia.org

Brida, J. G., Meleddu, M., & Pulina, M. (2012). Understanding Urban Tourism

Attractiveness: The Case of the Archaelogical Otzi Museum in Bolzano.

Journal of Travel Research, 731-741.

Bugis, B. (2011). Metode Penelitiann Kuantitatif . Jakarta: Kencana.

Chan, J., & Baum, T. (2007). Ecotourists' Perception of Ecotourism Experience in

Lower Kinabatangan Sabah, Malaysia. Journal of Sustainable Tourism,

574-590.

Chen, C.-F. (2007). Experience Quality, Perceived Value, Satisfaction and

Behavioral Intentions for Heritage Tourists. Proceedings of The 13th Asia

Pacific Management Conference, Melbourne, Australia, 1130-1136.

Chen, C.-F., & Kao, Y.-L. (2010). Relationships between process quality, outcome

quality, satisfaction, and behavioural intentions for online travel agencies.

Service Industries Journal ( ResearchGate ), 1-12.

Cole S. T., Chancellor H. C. (2008). Examining the festival attributes that impact

visitor experience, satisfaction and revisit intention. Journal of Vacation

Marketing, 15, 323-333.

Clemes M. D., Wu H. C. J., Hu B. D., Gan C. (2009). An empirical study of

behavioral intentions in the Taiwan hotel industry. Innovative Marketing,

5(3), 30-50.

Crompton J. L., Love L. L. (1995). The predictive validity of alternative approaches

to evaluating quality of a festival. Journal of Travel Research, 34, 11-24.

Page 112: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

98

Dhankhar, D., & Singh, L. (2014). An Analysis Of Tourist Satisfaction And

Destination Loyality: A Study Of Sri Krishna Museum In Kurushetra.

Journal of Kashmir for Tourism and Catering Technology, 1-13.

Direktorat Museum. (2008). Pedoman Museum Indonesia. Jakarta: Departemen

Kebudayaan dan Pariwisata.

Edson, G., & Dean, D. (1996). The Handbook For Museums.New York:

Routledge Taylor & Francais Group

Direktorat Museum. (2009). Ayo Kita Mengenal Museum . Jakarta: Departemen

Kebudayaan dan Pariwisata.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM. SPSS 19

. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hamidi. (2004). Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan

Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.

International Council of Museum [ICOM]. (2010). Who We Are: Museum

Definition. Retrieved from Intenational Council of Museum Web site:

http://icom.museum

Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Jridi, K., Klouj, R., & Bakini, F. E. (2014). Experiential Perceived Quality of a

Tourist Destination: Effects on Satisfaction and Loyalty of The Tourist:

Case: Saharan Tourism in Tunisia. Social Science Research Network

(SSRN).

Kusherdyana, & Sulaiman, S. (2103). Pengantar Statistika Pariwisata Aplikasinya

Dalam Bidang: Pariwisata, Usaha Perjalanan, Dan Perhotelan. Bandung:

Alfabeta.

Kusudianto, H. (1996). Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata.

Jakarta: UI Press.

Lemke F., Clark M., Wilson H. (2011). Customer experience quality: An

exploration in business and consumer contexts using repertory grid

technique. Journal of the Academy Marketing Science, 39, 846-869.

Page 113: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

99

Levon, E. (2010). Organizing and Processing Your Data : The Nuts and Bolts of

Quantitative Analyses. In L. Litosseliti (Ed.), Research Methods in

Linguistics (pp. 68-92). London: Continuum International Publishing

Group.

Lin, C.-H. (2014). Effects Of Cuisine Experience, Psychological Well-Being, And

Self-Health Perception On The Revisit Intention Of Hot Springs Tourists.

Journal Of Hospitality & Tourism Research, 38, 243-265.

Lin, C.-H., & Morais, D. (2009). Transactional Versus Relational Patronizing

Intentions. Annals of Tourism Research, 715-734.

Luo, S., & Hsieh , L. (2013). Reconstructing Revisit Intention Scale in Tourism.

Journal of Applied Sciences, 3638-3648.

Musfiqon, H. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Pathak, S. (2014). Just What is Experiental Marketing, and How It Can be

Measured? Retrieved March 3, 2017, from adage.com

Pendit, N. S. (1994). Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:

Pradnya Paramita.

Quintal, V., & Polczynski, A. (2010). Factors Influencing Tourists Revisit

Intention. Asia Pasific Journal of Marketing and Logistics, 22, 554-578.

Rajesh, R. (2013). Impact of Tourist Perceptions, Destination Images and Tourist

Satisffaction on Destination Loyalty: A conceptual Model. 11(Special Issue

), 67-78.

Raju, D. (2009). Tourism Marketing and Management. Delhi: Manglam

Publication.

Ranjbarian, B., & Pool, J. K. (2015). The Impact of Perceived Quality and Value

on Tourists’ Satisfaction and Intention to Revisit Nowshahr City of Iran.

Journal of Quality Assurance in Hospitality and Tourism, 103-117.

Retrieved from American Marketing Association Web Site:

https://www.ama.org

Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2011). Peneitian Tindakan Kelas . Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup.

Page 114: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

100

Sarwono, J. (2009). Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap Untuk Belajar

Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Andi.

Som, A. M., Marzuki, A., Yousefi, M., & AbuKhalifeh, A. N. (2012). Factors

Influencing Visitors’ Revisit Behavioral Intentions: A Case Study of Sabah,

Malaysia. International Journal of Marketing Studies , 39-50.

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.

Bandung: PT. Refika Aditama.

Sujarweni, W. (2014). SPSS Untuk Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sunyoto, D. (2015). Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Yogyakarta: PT. Buku

Seru.

Suratmin. 2000. Museum Sebagai Wahana Pendidikan Sejarah. Yogyakarta:

Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Yogyakarta.

Tjiptono, F. (2000). Manajemen Jasa (2nd ed.). Yogyakarta: Andi .

Tjiptono, F. (2004). Prinsip-Prinsip Total Quality Service (TQS). Yogyakarta:

Andi.

UNWTO. (2014). Glossary of tourism terms: UNTWO. Retrieved 02 28, 2017,

from UNTWO: http://www2.unwto.org

Walgito, B. (2010). Bimbingan Konseling Studi dan Karir. Yogyakarta : Andi.

Wu, H.-C., Li, M.-Y., & Li, T. (2014). A Study of Experiential Quality,

Experiential Value, Experiential Satisfaction, Theme Park Image, and

Revisit Intention. Journal of Hospitality and Tourism Research, 5-7.

Page 115: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

101

Wu H. C. et al (2014b). Maintenance and measurement of service quality. In Tsai

P. B., Chang W. H., Lin T. Y., Lee H. H., Wu P. H., Chan H. K., Lo C.

H. (Eds.), Service quality management (pp. 8/1-8/36). Taichung,

Taiwan: Wagner.

Wu H. C., Cheng C. C. (2013). A hierarchical model of service quality in the airline

industry. Journal of Hospitality and Tourism Management, 20, 13-22.

Page 116: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

102

LAMPIRAN 1

KUESIONER PRA PENELITIAN

Lampiran I Kuesioner Pra Penelitian

KUESIONER PRA PENELITIAN WISATAWAN

MINAT REVISIT INTENTION WISATAWAN MUSEUM BARLI

Yth,

Bapak/Ibu/Saudara

di Tempat

Dengan Hormat,

Sebelumnya saya berterimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner pra penelitian saya.

Saya adalah mahasiswa Studi Industri Perjalanan (SIP) – Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) dalam rangka penelitian, dengan topik Perilaku Pengunjung.

Saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kiranya dapat meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner pra penelitian ini. Jawaban

Bapak/Ibu/Saudara akan bermanfaat bagi saya dan bagi Museum Barli sebagai bahan masukan untuk pengembangan kualitas pengalaman dalam rangka peningkatan kunjungan kembali wisatawan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab kuesioner ini.

Bandung, Maret 2017

Peneliti

f. Alamat e-mail

_____________________________________

g. Apakah Anda Pernah ke Museum Barli

o Pernah

o Tidak Pernah

h. Apakah Anda memiliki niat untuk berkunjung kembali

o Ya

o Tidak

i. Hal apakah yang membuat anda ingin berkunjung kembali ke Museum Barli ?

(Jika memiliki niat berkunjung kembali)

4) Karena belum semua program ( menggambar dan melukis ) dapat dipelajari

5) Masih ingin melihat koleksi lukisan dan seni rupa lain yang ada di museum

6) Lainnya,________________________

5. Hal apa yang membuat Anda tidak memiliki minat untuk berkunjung kembali ke Museum Barli ?

( Jika Anda tidak memiliki minat untuk berkunjung kembali, silahkan isi pertanyaan ini )

o Ingin berkunjung ke objek wisata lainnya di Bandung

o Ingin mencoba program yang ada di museum lainnya dengan tema museum yang berbeda

o Lainnya,________________________

Page 117: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

103

LAMPIRAN 2

KUESIONER PENELITIAN

NO KUESTIONER : ( … )

KUESIONER PENELITIAN WISATAWAN

PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN MUSEUM BARLI

Yth,

Bapak/Ibu/Saudara

di Tempat

Dengan Hormat,

Sebelumnya saya berterimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner penelitian saya.

Saya adalah mahasiswa Studi Industri Perjalanan (SIP) – Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) dalam rangka penelitian, dengan topik Perilaku Pengunjung.

Saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kiranya dapat meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Jawaban Bapak/Ibu/Saudara akan

bermanfaat bagi saya dan bagi Museum Barli sebagai bahan masukan untuk pengembangan kualitas pengalaman dalam rangka peningkatan kunjungan kembali wisatawan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab kuesioner ini.

Bandung, Mei 2017

Hormat saya,

Penulis

Kuesioner Pengaruh Experiential Quality Terhadap Revisit Intention Wisatawan Museum Barli

I. Profil Wisatawan

1. Usia

o 17-23 tahun

o 23-30 tahun

o 30-40 tahun

o >40 tahun

2. Jenis Kelamin

o Laki-laki

o Perempuan

3. Status

o Menikah

o Belum Menikah

o Lainnya

4. Pendidikan Terakhir

o SMP

o SMA

o Diploma

o Strata-1

o Lainnya

5. Asal Kota

o Bandung

o Subang

o Jakarta

o Surabaya

o Lainnya,_________

6. Pekerjaan

o Pelajar

o Mahasiswa/i,

jurusan/fakultas__________

o Seniman

o Swasta

o Lainnya,_________

Page 118: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

104

II. Faktor Kualitas Pengalaman

No. Pertanyaan

Skor

5 4 3 2 1

SB B C K SK

Interaction Quality

A. Attitude

1 Tingkat kesopanan karyawan di museum Barli

2 Tingkat keramahan karyawan di museum Barli

3 Tingkat kesigapan karyawan dalam memenuhi keinginan

pengunjung

B. Problem-Solving

4 Tingkat kesigapan karyawan dalam menangani komplain

C. Expertise

5 Tingkat pengetahuan pemandu/karyawan menganai

produk yang ada di Museum Barli

6 Tingkat pengetahuan pemandu/karyawan mengenai

program yang dilaksanakan di museum Barli

7 Tingkat kecepatan pemandu dalam menanggapi

pertanyaan

8 Tingkat ketepatan pemandu dalam menjawab pertanyaan

Physical Environment Quality

A. Ambience and Design

9 Tingkat kenyamanan melakukan kegiatan di Museum

Barli

10 Tingkat kemenarikan desain museum Barli

B. Equipment

11 Tingkat kelayakan produk yang diitampilkan

12 Tingkat kemenarikan produk yang ditampilkan

13 Tingkat kelengkapan alat lukis/gambar yang disediakan

untuk program yang dijalani

C. Environment

14 Tingkat pencahayaan di Museum Barli

15 Tingkat Kebersihan Museum Barli

16 Tingkat kesesuaian suhu udara di dalam Museum Barli

Outcome Quality

A. Valance

17 Tingkat nilai edukasi (pengetahuan) yang didapatkan

setelah berkunjung ke Museum Barli

18 Tingkat nilai hiburan yang didapatkan setelah berkunjung

ke Museum Barli

19 Tingkat nilai kebaruan (novelty) yang didapatkan setelah

berkunjung

20 Tingkat nilai keterampilan yang didapatkan setelah

berkunjung ke museum Barli

Access Quality

B. Convenience

21 Tingkat kemudahan akses masuk ke Museum Barli

22 Tingkat kemudahan menemukan lokasi museum Barli

23 Tingkat kemudahan menemukan toilet di Museum Barli

24 Tingkat kemudahan menemukan tempat ibadah di

museum Barli

C. Information

25 Tingkat kejelasan informasi lokasi museum Barli

III. Faktor Kunjungan Kembali

No. Pertanyaan

Skor

5 4 3 2 1

SB B C K SK

Intention to Recommend

26 Tingkat kesediaan untuk merekomendasikan museum Barli

kepada teman,keluarga atau kerabat/relasi

27

Tingkat kesediaan untuk sering merekomendasikan

Museum Barli kepada teman, keluarga ataupun

kerabat/relasi

28 Tingkat frekuensi merekomendasikan museum Barli

29 Tingkat kesediaan untuk membicarakan hal(pengalaman)

yang baik menegenai museum Barli

Intention to Revisit

30 Tingkat keinginan untuk melakukan kunjungan kembali ke

Museum Barli

31 Tingkat keinginan untuk berkunjung kembali ke Museum

Barli meskuipun biaya yang dikeluarkan lebih besar

32 Tingkat kesediaan menjadikan Museum Barli sebagai

pilihan utama wisata museum dan edukasi

33 Tingkat kesediaan untuk melalakukan kunjungan kembali

ke Museum Barli dalam satu tahun mendatang

34 Tingkat kesediaan untuk melakukan kunjungan kembali ke Museum

Barli di tahun-tahun mendatang

Page 119: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

105

LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA

Pewawancara : Nadira Tajhana L.

Status : Mahasiswi STP Bandung

Narasumber : Sanga Adhitya Priagna

Pekerjaan : Kepala Museum Barli

Lokasi : Museum Barli

Waktu Pelaksanaan : 3 April 2017

Tujuan :Untuk mendapatkan informasi mengenai museum Barli terutama

hal yang terkait dengan pemberian experiential quality dan tingkat

revisit intention

1. Apa sajakah target jangka panjang untuk museum Barli ini ?

2. Bagaimana Visi dan Misi Museum Barli untuk memenuhi target yang telah direncakan ?

3. Strategi apa yang diterapkan agar dapat mencapai visi misi yang telah ditentukan ?

4. Adakah kebijakan atau aturan yang mendasari berbagai kegiatan yang dijalani di Museum

Barli ini ?

5. Bagaimanakah perencanaan mengenai produk yang dipamerkan di museum Barli ini ?

6. Bagaimana perencanaan konsep edutainment untuk menciptakan kualitas pengalaman

pengunjung di Museum Barli ?

7. Program/kegiatan apasaja yang dapat mendukung berjalannya konsep edutainment untuk

pemberian kualitas pengalaman kepada pengunjung ?

8. Bagaimanakan perencanaan mengenai program yang diberikan kepada wisatawan di

museum Barli ?

9. Strategi apa saja yang diterapkan untuk membuat Museum Barli tetap hidup dan menarik

bagi wisatawan untuk berkunjung ?

Page 120: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

106

LAMPIRAN 4

REKAM HASIL WAWANCARA

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apa sajakah target jangka panjang untuk

museum Barli ini ?

Target awal yaitu bagaimana museum ini

dapat memiliki nilai manfaat dan menjadi

inspirasi kreatif bagi generasi muda.

Dapat mengoptimalkan segala bentuk

kegiatan-kegiatan nya baik kegiatan regular

maupun kegiatan lain agar bisa mempunyai

nilai manfaat. Dan bagaimana agar museum

ini menjadi hits di generasi muda dengan

program-program baik iu program kunjungn

wisata edukasi, program workshop.

Melakukan positioning museum barli untuk

menjadi penting di generasi muda khususnya

para seniman muda.

2 Bagaimana Visi dan Misi Museum Barli

untuk memenuhi target yang telah direncakan

?

Visi :

Museum Barli menjadi pusat perkembangan

seni dan budaya Indonesia, Bandung pada

khususnya. Selain itu pun Museum Barli

menjadi pusat kajian, pendidikan dan

penelitian.

Misi :

Mengadakan kegiatan di Museum Barli yang

dilaksanakan sebagai wadah untuk

membangun kretivitas, membangun

ketertarikan generasi muda terhadap seni

budaya tradisi serta perkembangannya.

3 Strategi apa yang diterapkan agar dapat

mencapai visi misi yang telah ditentukan ?

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir

museum barli menjdai ruang public yang

dimana akan terjadi beberapa kegiatan yang

berhubungan dengan seni rupa dan melibatkan

komunitas-komunitas yang melakukan

aktifitas di museum barli. Memberikan suatu

promosi kegiatan wisata edukasi, agar mereka

yang ingin menjadi bagian dari dunia kreatif

datangnya ke museum barli.

Page 121: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

107

4 Adakah kebijakan atau aturan yang

mendasari berbagai kegiatan yang dijalani di

Museum Barli ini ?

Karena kami tidak terikat dengan pemerintah

dan secara struktural dikelola secara individu

karena diluar dari kelompok museum

pemerintah, sehingga kebijakan ataupun

aturan kami tidak berpatokan kepada

pemerintah, hanya saja seperti aturan-aturan

umum dalam menangani pengunjung kami

sesuaikan dengan peraturan pemerintah yang

berlaku.

5 Bagaimanakah perencanaan mengenai produk

yang dipamerkan di museum Barli ini ?

Terdapat berbagai macam produk yang ada di

Museum Barli, terutama lukisan, sehingga

setiap 6 bulan sekali lukisan yang dipamerkan

di ganti secara bergilir, selain agar dapat

dilihat oleh pengunjung, karena perawatan

maka dari itu selalu di rolling.

6 Bagaimana perencanaan konsep edutainment

untuk menciptakan kualitas pengalaman

pengunjung di Museum Barli ?

Konsep edutainment yang ada yaitu dengan

memberikan beberapa program edukasi

terutama dalam bidang seni dan keterampilan

sementara pemberian entertainment dengan

mengadakan game ataupun menyampaikan

materi yang diselingi dengan anekdot ataupun

hal-hal yang menyenangkan.

7 Program/kegiatan apasaja yang dapat

mendukung berjalannya konsep edutainment

untuk pemberian kualitas pengalaman kepada

pengunjung ?

Menggambar cepat, menggambar komik, clay

dan painting.

Progtram yang paling banyak diminati yaitu

menggambar cepat.

8 Bagaimanakan perencanaan mengenai

program yang diberikan kepada wisatawan di

museum Barli?

Program yang diberikan kepada wisatawan ini

berdasarkan keinginan dan permintaan

wisatawan yang berkunjung. Setelah kami

mengetahui apa yang diinginkan, kami akan

menyiapkan segala kebutuhan untuk

wisatawan ini, jadi wisatawan hanya tinggal

datang tanpa harus memikirkan apa saja yang

harus disiapkan, dan tidak hanya sekedar

pemberian program dan mempraktekan, tapi

kami berikan juga pengetahuannya,

sejarahnya, ceritanya, jadi mereka

(wisatawan) dapat lebih memaknai hasil yang

mereka dapatkan.

Page 122: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

108

9 Strategi apa saja yang diterapkan untuk

membuat Museum Barli tetap hidup dan

menarik bagi wisatawan untuk berkunjung?

Lukisan yang ada di museum barli digilir,

sering diganti. Mencoba agar bagaimana

untuk tetap menjadi inspirasi kreatif,

pentingnya para senimna melakukan sebuah

proses untuk membuat sebuah karya,

banyaknya proses yang dijalani seniman agar

menghasilkan sebuah karya yang bagus.

Bagaimana ruang ruang yang ada di museum

Barli ini dimanfaatkan sebagai ruang pamer,

setiap 6 bulan sekali diganti lukisan lukisan

nya.

Ruang Museum juga sering dijadikan tempat

untuk beberapa acara/menjadi ruang publik,

supaya museum tetap hidup dan tetap dapat

memberikan inspirasi bagi masyarakat

terutama para seniman muda.

Page 123: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

109

LAMPIRAN 5

DAFTAR PERIKSA

DAFTAR PERIKSA MUSEUM BARLI

Variabel Sub-

Variabel Indikator

Pelaksanaa

n Skor

Keterangan

Ya Tidak 5 4 3 2 1

SB B C K SK

Experiential

Quality

Dilakukan

oleh

Pemandu di

Museum

Apakah

pemandu/karyawan

melakukan

greeting ?

× ×

Setiap terdapat

wisatawan yang

datang selalu

diawali dengan

sapaan selamat

datang/selamat

pagi/siang

Menyiapkan

Informasi

koleksi dan

tata pameran

untuk

Disampaikan

kepada

Pengunjung

Apakah pemandu

memberikan

pengetahuan dan

sejarah museum

serta

keterkaitannya

dengan profil

pengunjung ?

× ×

Pemandu akan

bertanya terlebih

dahulu mengenai

latar belakang

pengunjung

Apakah pemandu

memberikan

penjelasan

mengenai koleksi

yang ada di

museum ?

× ×

Seluruh koleksi

yang ada di

Museum

diberikan

penjelasan secara

singkat dan jelas

Bagaimana

konsistensi

pemandu dalam

menyampaikan

informasi

produk/koleksi ?

(Dilakukan tanpa

ada pengulangan )

× ×

Pemanndu

menampaikan

informasi dengan

jelas dan tidak

berulang,

sehingga dapat

mengefektifkan

waktu dalam

memberi

penjelasan

Menyajikan

Informasi

koleksi dan

tata pameran

kepada

Pengunjung

Apakah informasi

koleksi

disampaikan

dengan

menggunakan

pendekatan yang

mendidik

(edukatif) ?

× ×

Pemberian

informasi selalu

disampaikan

menggunakan

pendekatan yang

mendidik, dengan

memberikan

contoh kongkrit

yang ada di

Page 124: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

110

lingkungan

sekitar

Apakah informasi

koleksi

disampaikan

dengan

menggunakan

pendekatan yang

menghibur

(entertainment) ?

× ×

Pemberian

informasi selalu

diselingi dengan

anekdot atau

dengan hal yang

sifatnya

menghibur,

sehingga

wisatawan tidak

merasa bosan.

Apakah

penyampaian

informasi dari

pemandu

menggunakan

bahasa yang

mudah dimengerti

oleh pengunjung ?

× ×

Pemandu

menjelaskan

informasi

mengenai

Museum

disesuaikan

dengan usia

pengunjung

sehingga

informasi mudah

diterima.

Berinteraksi

dengan

pengunjung

Apakah pemandu

menggunakan tutur

kata yang

menghibur ?

× ×

Pemandu

memperhatikan

pengunjung, jika

dirasa sudah

mulai kurang

memperhatikan,

akan diselingi

dengan kata kata

yang menghibur

sehingga dapat

konsentrasi

kembali

Apakah pemandu

menggunakan

bahasa/gerak tubuh

yang sesuai dengan

profil pengunjun

yang berkunjung?

× ×

Pemandu selalu

memperhatikan

terlebih dahulu

latar belakang

pengunjung yang

datang, sehingga

dapat

menyesuaikan

tingkah dan

perilaku.

Apakah pemandu

menggunakan

intonasi suara yang

jelas?

× ×

Pemandu

menggunakan

intonasi suara

yang jelas,

sehingga

informasi yang

diberikan sampai

Page 125: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

111

kepada

wisatawan

dengan jelas

tanpa harus

melakukan

pengulangan

Apakah saat

menyampaikan

materi/penjelasan

pemandu

menyelingi dengan

ilustrasi dan

anekdot ?

× ×

Pemandu selalu

memberikan

contoh konkrit

yang ada

disekitar

lingkungan kita,

sehingga

informasi dan

pengetahuan akan

lebih mudah

diterima.

Apakah pemandu

membangun

partisipasi dan

apresiasi

pengunjung ?

× ×

Ya, setelah

selesai program

akan dilakukan

evaluasi dan

pemandu pasti

mengapresiasi

hasil yang telah

dibuat oleh

wisatwan,

bagaimanapun

hasilnya.

Apakah pemandu

memberikan waktu

untuk pengunjung

bertanya dan

memberikan

umpan balik

dengan sopan?

× ×

Ya, setelah

selesai pemberian

informasi

mengenai

museum,

pemandu selelau

memberi

kesempatan bagi

yang ingin

bertanya

Mengakhiri

Kegiatan

Apakah di akhir

aktifitas pemandu

menciptakan kesan

dan perasaan yang

positif bagi

pengunjung?

× ×

Dengan

memberikan

kata-kata mutiara

dan motivasi

kepada

wisatawan

Sumber: Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Tentang Penetapan Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum, 2009

Page 126: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

112

LAMPIRAN 6

HASIL OLAHAN SPSS DISTRIBUSI FREKUENSI EXPERIENTIAL QUALITY

a. Tingkat Kesopanan Karyawan

Tingkat Kespoanan Karyawan Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Cukup 2 1,5 1,5 1,5

Baik 58 44,6 44,6 46,2

Sangat Baik 70 53,8 53,8 100,0

Total 130 100,0 100,0

b. Tingkat Keramahan Karyawan Museum Barli

Tingkat Keramahan Karyawan Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Cukup 6 4,6 4,6 4,6

Baik 97 74,6 74,6 79,2

Sangat Baik 27 20,8 20,8 100,0

Total 130 100,0 100,0

c. Tingkat Kesigapan Karyawan dalam Memenuhi Keinginan Wisatawan

Tingkat Kesigapan Karyawan dalam Memenuhi Keinginan Wisatawan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Cukup 17 13,1 13,1 13,1

Baik 86 66,2 66,2 79,2

Sangat Baik 27 20,8 20,8 100,0

Total 130 100,0 100,0

d. Tingkat Kesigapan Karyawan dalam Menangani Komplain

Tingkat Kesigapan Karyawan dalam Menangani Komplain

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Cukup 21 16,2 16,2 16,2

Baik 68 52,3 52,3 68,5

Sangat Baik 41 31,5 31,5 100,0

Total 130 100,0 100,0

Page 127: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

113

e. Tingkat Pengetahuan Pemandu mengenai Produk di Museum Barli

Tingkat Pengetahuan Pemandu mengenai Produk di Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang Baik 1 ,8 ,8 ,8

Cukup 21 16,2 16,2 16,9

Baik 90 69,2 69,2 86,2

Sangat Baik 18 13,8 13,8 100,0

Total 130 100,0 100,0

f. Tingkat Pengetahuan Pemandu Mengenai Program di Museum Barli

Tingkat Pengetahuan Pemandu Mengenai Program di Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Kurang 1 ,8 ,8 ,8

Cukup 13 10,0 10,0 10,8

Baik 95 73,1 73,1 83,8

Sangat Baik 21 16,2 16,2 100,0

Total 130 100,0 100,0

g. Tingkat Kecepatan Pemandu dalam Menanggapi Pertanyaan

Tingkat Kecepatan Pemandu dalam Menanggapi Pertanyaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 1 ,8 ,8 ,8

Cukup 23 17,7 17,7 18,5

Baik 78 60,0 60,0 78,5

Sangat Baik 28 21,5 21,5 100,0

Total 130 100,0 100,0

h. Tingkat Ketepatan Pemandu dalam menjawab Pertanyaan

Tingkat Ketepatan Pemandu dalam menjawab Pertanyaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Kurang 2 1,5 1,5 1,5

Cukup 22 16,9 16,9 18,5

Baik 82 63,1 63,1 81,5

Sangat Baik 24 18,5 18,5 100,0

Total 130 100,0 100,0

Page 128: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

114

i. Tingkat Kenyamanan Melakukan Kegiatan di Museum Barli

Tingkat Kenyamanan Melakukan Kegiatan di Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 16 12,3 12,3 12,3

Baik 68 52,3 52,3 64,6

Sangat Baik 46 35,4 35,4 100,0

Total 130 100,0 100,0

j. Tingkat Kemenarikan Desain Museum Barli

Tingkat Kemenarikan Desain Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 1 ,8 ,8 ,8

Cukup 25 19,2 19,2 20,0

Baik 79 60,8 60,8 80,8

Sangat Baik 25 19,2 19,2 100,0

Total 130 100,0 100,0

k. Tingkat Kelayakan Produk yang Ditampilkan

Tingkat Kelayakan Produk yang Ditampilkan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 33 25,4 25,4 25,4

Baik 72 55,4 55,4 80,8

Sangat Baik 25 19,2 19,2 100,0

Total 130 100,0 100,0

l. Tingkat Kemenarikan Produk yang Ditampilkan

Tingkat Kemenarikan Produk yang Ditampilkan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 1 ,8 ,8 ,8

Cukup 29 22,3 22,3 23,1

Baik 70 53,8 53,8 76,9

Sangat Baik 30 23,1 23,1 100,0

Total 130 100,0 100,0

Page 129: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

115

m. Tingkat Kelengkapan Alat Lukis/gambar di Museum Barli

Tingkat Kelengkapan Alat Lukis/gambar di Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 39 30,0 30,0 30,0

Baik 64 49,2 49,2 79,2

Sangat Baik 27 20,8 20,8 100,0

Total 130 100,0 100,0

n. Tingkat Pencahayaan di Museum Barli

Tingkat Pencahayaan di Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 37 28,5 28,5 28,5

Baik 60 46,2 46,2 74,6

Sangat Baik 33 25,4 25,4 100,0

Total 130 100,0 100,0

o. Tingkat Kebersihan di Museum Barli

Tingkat Kebersihan di Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 43 33,1 33,1 33,1

Baik 71 54,6 54,6 87,7

Sangat Baik 16 12,3 12,3 100,0

Total 130 100,0 100,0

p. Tingkat Kesesuaian Suhu Udara di Museum Barli

Tingkat Kesesuaian Suhu udara di Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 56 43,1 43,1 43,1

Baik 61 46,9 46,9 90,0

Sangat Baik 13 10,0 10,0 100,0

Total 130 100,0 100,0

Page 130: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

116

q. Tingkat Nilai Edukasi yang Didapatkan Setelah Melakukan Kunjungan Ke Museum

Barli

Tingkat Nilai Edukasi yang Didapatkan Setelah Melakukan Kunjungan Ke

Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 26 20,0 20,0 20,0

Baik 61 46,9 46,9 66,9

Sangat Baik 43 33,1 33,1 100,0

Total 130 100,0 100,0

r. Tingkat Nilai Hiburan yang Didapatkan Setelah Melakukan Kunjungan Ke Museum

Barli

Tingkat Nilai Hiburan yang Didapatkan Setelah Melakukan Kunjungan

Ke Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 25 19,2 19,2 19,2

Baik 63 48,5 48,5 67,7

Sangat Baik 42 32,3 32,3 100,0

Total 130 100,0 100,0

s. Tingkat Nilai Hiburan yang Didapatkan Setelah Melakukan Kunjungan Ke Museum Barli

Tingkat nilai kebaruan yang didapatkan setelah melakukan Kunjungan ke

Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 5 3,8 3,8 3,8

Cukup 38 29,2 29,2 33,1

Baik 47 36,2 36,2 69,2

Sangat Baik 40 30,8 30,8 100,0

Total 130 100,0 100,0

Page 131: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

117

t. Tingkat Nilai Keterampilan Yang Didapatkan Setelah Melakukan Kunjungan Ke

Museum Barli

Tingkat nilai keterampilan yang didapatkan setelah melakukan

kunjungan ke Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 1 ,8 ,8 ,8

Cukup 36 27,7 27,7 28,5

Baik 52 40,0 40,0 68,5

Sangat Baik 41 31,5 31,5 100,0

Total 130 100,0 100,0

u. Tingkat Kemudahan Akses Masuk Museum Barli

Tingkat Kemudahan Akses Masuk Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 30 23,1 23,1 23,1

Baik 67 51,5 51,5 74,6

Sangat Baik 33 25,4 25,4 100,0

Total 130 100,0 100,0

v. Tingkat Kemudahan Menemukan Lokasi Museum Barli

Tingkat Kemudahan Menemukan Lokasi Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 1 ,8 ,8 ,8

Cukup 45 34,6 34,6 35,4

Baik 68 52,3 52,3 87,7

Sangat Baik 16 12,3 12,3 100,0

Total 130 100,0 100,0

w. Tingkat Kejelasan informasi lokasi Museum Barli

Tingkat Kejelasan informasi lokasi Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 3 2,3 2,3 2,3

Cukup 27 20,8 20,8 23,1

Baik 81 62,3 62,3 85,4

Sangat Baik 19 14,6 14,6 100,0

Total 130 100,0 100,0

Page 132: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

118

LAMPIRAN 7

HASIL OLAHAN SPSS DISTRIBUSI FREKUENSI REVISIT INTENTION

a. Tingkat Kesediaan Merekomendasikan

Tingkat Kesediaan Merekomendasikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 1 ,8 ,8 ,8

Cukup 24 18,5 18,5 19,2

Baik 94 72,3 72,3 91,5

Sangat Baik 11 8,5 8,5 100,0

Total 130 100,0 100,0

b. Tingkat Kesediaan untuk sering merekomendasikan

Tingkat Kesediaan untuk sering merekomendasikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 6 4,6 4,6 4,6

Cukup 71 54,6 54,6 59,2

Baik 50 38,5 38,5 97,7

Sangat Baik 3 2,3 2,3 100,0

Total 130 100,0 100,0

c. Tingkat Frekuensi Merekomendasikan

Tingkat Frekuensi Merekomendasikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 8 6,2 6,2 6,2

Cukup 75 57,7 57,7 63,8

Baik 45 34,6 34,6 98,5

Sangat Baik 2 1,5 1,5 100,0

Total 130 100,0 100,0

d. Tingkat Kesediaan Membicarakan Pengalaman Baik Mengenai Museum Barli

Tingkat Kesediaan Membicarakan Pengalaman Baik Mengenai Museum

Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 5 3,8 3,8 3,8

Cukup 58 44,6 44,6 48,5

Baik 61 46,9 46,9 95,4

Sangat Baik 6 4,6 4,6 100,0

Total 130 100,0 100,0

Page 133: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

119

e. Tingkat Keinginan Berkunjung Kembali Ke Museum Barli

Tingkat Keinginan Berkunjung Kembali Ke Museum Barli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 4 3,1 3,1 3,1

Cukup 33 25,4 25,4 28,5

Baik 87 66,9 66,9 95,4

Sangat Baik 6 4,6 4,6 100,0

Total 130 100,0 100,0

f. Tingkat Keinginan Berkunjung Meskipun Biaya yang Dikeluarkan Lebih Mahal

Tingkat Keinginan Berkunjung Meskipun Biaya yang Dikeluarkan Lebih

Mahal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 62 47,7 47,7 47,7

Cukup 45 34,6 34,6 82,3

Baik 20 15,4 15,4 97,7

Sangat Baik 3 2,3 2,3 100,0

Total 130 100,0 100,0

g. Tingkat kesediaan menjadikan Museum Barli pilihan utama wisata Museum dan Edukasi

Tingkat kesediaan menjadikan Museum Barli pilihan utama wisata Museum

dan Edukasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 22 16,9 16,9 16,9

Cukup 65 50,0 50,0 66,9

Baik 40 30,8 30,8 97,7

Sangat Baik 3 2,3 2,3 100,0

Total 130 100,0 100,0

h. Tingkat Kesediaan melakukan kunjungan kembali satu tahun mendatang

Tingkat Kesediaan melakukan kunjungan kembali satu tahun mendatang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 14 10,8 10,8 10,8

Cukup 71 54,6 54,6 65,4

Baik 43 33,1 33,1 98,5

Sangat Baik 2 1,5 1,5 100,0

Total 130 100,0 100,0

Page 134: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

120

i. Tingkat kesediaan untuk melajukan kunjungan kembali ke Museum di tahun-tahun

mendatang

Tingkat kesediaan untuk melajukan kunjungan kembali ke Museum di

tahun-tahun mendatang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 21 16,2 16,2 16,2

Cukup 74 56,9 56,9 73,1

Baik 34 26,2 26,2 99,2

Sangat Baik 1 ,8 ,8 100,0

Total 130 100,0 100,0

Page 135: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

121

LAMPIRAN 8

STATISTIK DESKRIPTIF EXPERIENTIAL QUALITY

TABEL 34

Statistik Deskriptif Experiential Quality Wisatawan Museum Barli

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

1.Tingkat Kespoanan Karyawan 130 3 5 4,52 ,531

2.Tingkat Keramahan Karyawan 130 3 5 4,16 ,479

3. Tingkat Kesigapan Karyawan memenuhi

keinginan pengunjung 130 3 5 4,08 ,579

4.Tingkat Kesigapan Karyawan Menangani

Komplain 130 3 5 4,15 ,676

5.Tingkat Pengetahuan Pemandu mengenai

Produk 130 2 5 3,96 ,576

6.Tingkat Pengetahuan Pemandu Mengenai

Program 130 2 5 4,05 ,541

7.Tingkat Kecepatan Pemandu dalam

Menanggapi Pertanyaan 130 2 5 4,02 ,653

8.Tingkat Ketepastan Pemandu dalam

menjawab Pertanyaan 130 2 5 3,98 ,647

9.Tingkat Kenyamanan melakukan Kegiatan 130 3 5 4,23 ,653

10.Tingkat Kemenarikan Desain Museum 130 2 5 3,98 ,647

11.Tingkat Kelayakan Produk yang

Ditampilkan 130 3 5 3,94 ,668

12.Tingkat Kemenarikan Produk yang

Ditampilkan 130 2 5 3,99 ,699

13.Tingkat Kelengkapan Alat Lukis/gambar 130 3 5 3,91 ,709

14.Tingkat Pencahayaan 130 3 5 3,97 ,736

15.Tingkat Kebersihan 130 3 5 3,79 ,643

16.Tingkat Kesesuaian Suhu udara 130 3 5 3,67 ,652

17.Tingkat nilai Edukasi yang didapatkan 130 3 5 4,13 ,719

18.Tingkat nilai hiburan yang didapatkan 130 3 5 4,13 ,709

19.Tingkat nilai kebaruan yang didapatkan 130 2 5 3,94 ,869

20.Tingkat nilai keterampilan yang didapatkan 130 2 5 4,02 ,792

21.Tingkat Kemudahan Akses Masuk 130 3 5 4,02 ,698

22.Tingkat Kemudahan Menemukan Lokasi 130 2 5 3,76 ,668

23.Tingkat Kejelasan informasi lokasi Museum 130 2 5 3,89 ,662

Valid N (listwise) 130

Page 136: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

122

LAMPIRAN 9

STATISTIK DESKRIPTIF REVISIT INTENTION

Statistik Deskriptif Revisit Intention Wisatawan Museum Barli

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tingkat Kesediaan

Merekomendasikan 130 2 5 3,88 ,538

Tingkat Kesediaan untuk sering

merekomendasikan 130 2 5 3,38 ,615

Tingkat Frekuensi

merekomendasikan 130 2 5 3,32 ,610

Tingkat Kesediaan

membicarakan pengalama baik

mengenai Museu

130 2 5 3,52 ,650

Tingkat Keinginan Berkunjung

Kembali 130 2 5 3,73 ,594

Tingkat keinginan berkunjung

meski harga lebih mahal 130 2 5 2,72 ,807

Tingkat kesediaan menjadikan

Museum Barli pilihan utama

wisata Museum dan Edukasi

130 2 5 3,18 ,734

Tingkat Kesediaan melakukan

kunjungan kembali satu tahun

mendatang

130 2 5 3,25 ,663

Tingkat kesediaan untuk

melajukan kunjungan kembali

ke Museum di tahun-tahun

mendatang

130 2 5 3,12 ,666

Valid N (listwise) 130

Page 137: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

123

LAMPIRAN 10

DATA ORDINAL KUESIONER

4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 2

4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3

4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3

5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 3 4 5 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3

4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4

4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 5 4 3 3 4 4 4 3 4 4

5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4

4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4 3 5 3 3 3 4 4

3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2

4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 3 4

5 5 5 4 4 3 3 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4

3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3

5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 2 4 3 3

4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4

4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3

4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3

5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3

4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 2 2 2

4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3

4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2

4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 2

5 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3

5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3

4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 3 3 4 3 5 4 3 3 2 3 3

5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 5 4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3

Page 138: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

124

5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3

5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 3 3 3 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3

5 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 2 3 3 4

5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2

5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 3 3 5 5 5 5 4 4 5 4 3 3 3 4 2 4 4 4

5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3

5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3

5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 5 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3

5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3

5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4

5 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3

5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3

5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3

5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4

4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4

4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3

5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4

5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 5 4 4 5 4 3 3 4 2 3 3 4

4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3

4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3

5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 2 3 3 3

5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3

5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 3 4 4

4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 3 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3

5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2

4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 2 2 3 2

4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 3

5 4 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 3 3 5 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3

Page 139: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

125

5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 2

4 5 5 5 4 3 3 3 4 4 5 4 3 3 4 3 5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 5 3 4 3 4

4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3

4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 5 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3

4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 3 3 5 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3

4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 5 4 5 5 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3

4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 5 5 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3

5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4

5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3

4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 2 4

5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3

5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3

4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4

4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3

4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 3 3 5 4 3 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3

5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 2

5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 5 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 2 2 2 2

4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 2 4 4 2 3 4 2

5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3

4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4 3 5 3 2 3 4 4

5 5 5 4 4 3 3 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4

4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4

4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2

4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3

5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3

5 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 2 3 3 4

Page 140: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

126

4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3

5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3

5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 3 3 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3

5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4

5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 3 4 2 3 3 4

5 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3

4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2

4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3

4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3

5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3

4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 5 5 5 3 4 3 5 5 4 5 3 2 3 4 3 2 3 4 2 3 2

4 5 5 4 3 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 3 4 4 3 4 5 3 2 3 4 3 3 4 2 2 2 2

4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4

5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4

5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3

5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4

4 4 3 4 4 5 5 4 4 3 3 4 3 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3

5 4 3 3 4 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4

5 5 5 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2

5 5 5 4 4 3 3 3 5 5 4 5 3 3 5 5 5 3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 2

4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3

4 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3

4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4

5 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2

5 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3

5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 2 2 3 2 2 3 3

5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

Page 141: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

127

5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3

4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3

5 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3

5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 5 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

5 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3

4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3

4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 5 4 4 4 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2

4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2

5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3

5 5 5 3 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3 3 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 2 3 3 4

5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3

5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3

4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3

Page 142: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

128

LAMPIRAN 11

DATA INTERVAL KUESIONER

2,712 2,842 2,513 2,304 2,322 3,671 3,710 2,169 2,333 3,753 1,000 3,753 2,284 1,000 2,387 2,375 2,224 1,000 2,216 3,713

2,712 2,842 2,513 1,000 3,798 3,671 3,710 2,169 2,333 3,753 1,000 2,484 2,284 2,233 2,387 2,375 1,000 1,000 2,111 2,604

2,712 2,842 2,513 1,000 3,798 3,671 3,710 3,516 1,000 3,753 2,347 3,753 2,284 1,000 2,387 2,375 2,224 1,119 3,200 3,713

4,253 4,475 2,513 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 3,684 5,071 2,284 1,000 2,387 1,000 2,123 1,000 3,111 2,604

2,712 4,475 4,003 3,643 3,798 3,671 5,111 3,516 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 3,454 3,750 3,667 3,496 2,245 3,200 3,713

2,712 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 2,366 2,169 3,705 5,174 2,347 3,753 2,284 2,233 3,750 2,375 2,224 1,245 2,216 3,713

4,253 4,475 4,003 3,643 5,348 5,269 3,710 3,516 3,705 5,174 3,684 5,071 3,538 3,454 3,750 3,667 3,496 3,533 4,313 4,880

2,712 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 5,174 3,684 5,071 3,538 3,454 3,750 3,667 1,000 2,245 3,377 3,713

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 3,496 2,566 4,313 4,880

2,712 2,842 1,000 1,000 3,798 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 3,684 5,071 2,284 1,000 1,000 1,000 2,245 2,245 3,311 3,767

4,253 4,475 4,003 2,304 3,798 2,113 2,366 2,169 3,705 5,174 3,684 5,071 1,000 3,454 3,750 3,667 3,496 3,533 4,313 3,321

1,000 1,000 1,000 2,304 3,798 3,671 2,366 3,516 2,333 2,387 2,347 3,753 2,284 1,000 2,387 1,000 2,224 1,000 2,216 2,604

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 5,174 2,347 3,753 2,284 3,454 3,750 2,375 3,496 2,245 3,200 3,713

2,712 2,842 2,513 2,304 2,322 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 1,000 2,484 2,284 2,233 1,000 2,375 2,224 2,245 3,200 3,221

2,712 2,842 2,513 1,000 3,798 3,671 2,366 3,516 2,333 2,387 2,347 3,753 2,284 2,233 1,000 2,375 3,800 2,246 3,500 3,800

2,712 2,842 2,513 2,304 2,322 3,671 3,710 2,169 2,333 3,753 1,000 2,484 2,284 1,000 1,000 1,000 2,224 2,245 3,200 3,713

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 2,284 2,233 2,387 2,375 3,496 3,533 3,200 3,818

2,712 2,842 2,513 1,000 3,798 3,671 3,710 3,516 1,000 2,387 2,347 3,753 1,000 2,233 2,387 2,375 1,000 2,245 2,216 2,604

2,712 2,842 1,000 2,304 2,322 3,671 3,710 3,516 1,000 2,387 2,347 3,753 2,284 2,233 2,387 1,000 2,224 2,345 3,200 3,900

2,712 2,842 2,513 1,000 3,798 3,671 3,710 4,960 2,333 3,753 2,347 2,484 1,000 2,233 1,000 2,375 2,224 2,245 2,216 2,604

2,712 2,842 2,513 1,000 2,322 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 1,000 2,484 1,000 2,233 1,000 2,375 2,224 1,000 2,216 3,713

4,253 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 1,000 2,484 1,000 2,233 1,000 2,375 1,000 1,000 2,111 2,604

4,253 2,842 2,513 1,000 3,798 3,671 5,111 3,516 2,333 2,387 2,347 3,753 1,000 2,233 2,387 2,375 2,224 1,119 3,200 3,713

Page 143: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

129

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 5,174 2,347 3,753 2,284 1,000 1,000 1,000 2,123 1,000 3,111 2,604

2,712 4,475 2,513 2,304 5,348 3,671 5,111 3,516 3,705 3,753 3,684 3,753 2,284 2,233 2,387 1,000 3,496 2,245 3,200 3,713

4,253 2,842 4,003 2,304 3,798 3,671 2,366 3,516 2,333 3,753 1,000 2,484 1,000 3,454 2,387 2,375 2,224 1,245 2,216 3,713

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 5,174 2,347 3,753 2,284 1,000 1,000 2,375 3,496 3,533 4,313 4,880

4,253 4,475 4,003 3,643 5,348 5,269 5,111 4,960 3,705 3,753 2,347 2,484 2,284 1,000 1,000 1,000 1,000 2,245 3,377 3,713

4,253 2,842 2,513 2,304 5,348 5,269 5,111 4,960 1,000 2,387 2,347 3,753 2,284 2,233 2,387 2,375 3,496 2,566 4,313 4,880

4,253 2,842 4,003 2,304 3,798 5,269 3,710 3,516 3,705 5,174 2,347 3,753 2,284 3,454 2,387 2,375 2,245 2,245 3,311 3,767

4,253 4,475 4,003 3,643 3,798 3,671 5,111 3,516 2,333 3,753 2,347 5,071 3,538 1,000 1,000 1,000 3,496 3,533 4,313 3,321

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 5,174 2,347 3,753 1,000 2,233 2,387 2,375 2,224 1,000 2,216 2,604

4,253 2,842 2,513 3,643 5,348 5,269 5,111 4,960 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 1,000 1,000 1,000 3,496 2,245 3,200 3,713

4,253 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 3,710 4,960 3,705 5,174 3,684 5,071 2,284 2,233 3,750 2,375 2,224 2,245 3,200 3,221

4,253 4,475 4,003 3,643 3,798 2,113 3,710 3,516 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 3,454 2,387 1,000 3,800 2,246 3,500 3,800

2,712 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 1,000 2,387 2,347 3,753 1,000 2,233 2,387 1,000 2,224 2,245 3,200 3,713

4,253 4,475 2,513 2,304 3,798 5,269 5,111 4,960 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 3,454 3,750 2,375 3,496 3,533 3,200 3,818

4,253 2,842 2,513 2,304 3,798 5,269 5,111 4,960 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 1,000 1,000 1,000 1,000 2,245 2,216 2,604

4,253 2,842 1,000 2,304 3,798 3,671 2,366 3,516 2,333 2,387 1,000 2,484 1,000 2,233 1,000 1,000 2,224 2,345 3,200 3,900

4,253 2,842 2,513 2,304 5,348 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 2,284 3,454 2,387 2,375 2,224 2,245 2,216 2,604

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 4,960 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 3,454 2,387 1,000 2,484 1,000 2,233 1,000

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 3,538 3,454 2,387 2,375 2,484 1,000 2,233 1,000

2,712 2,842 4,003 3,643 3,798 3,671 3,710 4,960 3,705 3,753 2,347 3,753 3,538 2,233 2,387 2,375 3,753 1,000 2,233 2,387

2,712 4,475 2,513 2,304 3,798 2,113 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 2,284 2,233 2,387 1,000 3,753 2,284 1,000 1,000

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 5,111 3,516 3,705 5,174 2,347 5,071 3,538 3,454 2,387 1,000 3,753 2,284 2,233 2,387

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 5,174 2,347 3,753 2,284 3,454 2,387 2,375 2,484 1,000 3,454 2,387

2,712 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 5,174 3,684 5,071 2,284 2,233 3,750 3,667 3,753 2,284 1,000 1,000

2,712 1,000 1,000 2,304 3,798 3,671 2,366 2,169 2,333 3,753 1,000 2,484 1,000 2,233 2,387 2,375 2,484 2,284 1,000 1,000

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 3,684 3,753 1,000 2,233 2,387 1,000 3,753 2,284 2,233 2,387

4,253 2,842 2,513 2,304 5,348 3,671 5,111 4,960 2,333 3,753 3,684 5,071 3,538 3,454 2,387 3,667 3,753 2,284 3,454 2,387

4,253 2,842 2,513 1,000 3,798 3,671 5,111 4,960 2,333 3,753 1,000 3,753 2,284 2,233 1,000 2,375 3,516 1,000 2,387 2,347

2,712 2,842 1,000 2,304 3,798 3,671 5,111 3,516 2,333 3,753 1,000 3,753 1,000 2,233 2,387 3,667 4,960 2,333 3,753 2,347

Page 144: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

130

4,253 4,475 4,003 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 2,484 1,000 1,000 1,000 1,000 4,960 2,333 3,753 2,347

2,712 1,000 2,513 1,000 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 2,284 3,454 3,750 2,375 3,516 2,333 2,387 1,000

2,712 4,475 2,513 2,304 3,798 5,269 3,710 3,516 2,333 5,174 2,347 3,753 2,284 2,233 1,000 2,375 3,516 3,705 3,753 2,347

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 2,366 2,169 2,333 3,753 3,684 5,071 3,538 2,233 2,387 2,375 4,960 2,333 3,753 2,347

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 1,000 2,484 2,284 2,233 1,000 1,000 3,516 3,705 3,753 2,347

2,712 4,475 4,003 3,643 3,798 2,113 2,366 2,169 2,333 3,753 3,684 3,753 1,000 1,000 2,387 1,000 4,960 3,705 3,753 2,347

2,712 2,842 2,513 2,304 2,322 3,671 3,710 3,516 1,000 2,387 2,347 5,071 3,538 2,233 2,387 2,375 3,516 3,705 3,753 2,347

2,712 4,475 4,003 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 1,000 1,000 1,000 3,516 3,705 5,174 2,347

2,712 4,475 4,003 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 5,071 3,538 1,000 1,000 1,000 3,516 3,705 5,174 2,347

2,712 4,475 2,513 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 2,333 2,387 2,347 3,753 1,000 2,233 2,387 1,000 3,516 3,705 5,174 3,684

2,712 2,842 2,513 2,304 2,322 3,671 3,710 2,169 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 1,000 1,000 1,000 2,169 2,333 3,753 1,000

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 5,071 3,538 2,233 2,387 2,375 3,516 2,333 3,753 3,684

4,253 2,842 2,513 2,304 5,348 3,671 3,710 3,516 3,705 5,174 3,684 5,071 3,538 2,233 2,387 2,375 4,960 2,333 3,753 3,684

2,712 2,842 2,513 1,000 3,798 3,671 2,366 3,516 1,000 2,387 2,347 3,753 1,000 2,233 2,387 2,375 4,960 2,333 3,753 1,000

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 4,960 2,333 3,753 3,684 5,071 3,538 2,233 2,387 2,375 3,516 2,333 3,753 1,000

4,253 2,842 4,003 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 1,000 2,233 2,387 2,375 3,516 3,705 3,753 2,347

2,712 2,842 4,003 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 2,284 3,454 2,387 1,000 3,516 3,705 3,753 2,347

2,712 2,842 2,513 2,304 5,348 5,269 5,111 4,960 3,705 5,174 3,684 5,071 3,538 3,454 3,750 3,667 3,516 2,333 5,174 2,347

2,712 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 2,233 2,387 2,375 3,516 1,000 2,387 2,347

4,253 4,475 4,003 3,643 5,348 5,269 5,111 4,960 2,333 5,174 3,684 5,071 3,538 2,233 2,387 2,375 4,960 2,333 3,753 2,347

2,712 2,842 2,513 2,304 3,798 5,269 3,710 3,516 2,333 3,753 3,684 5,071 3,538 2,233 1,000 1,000 4,960 2,333 3,753 2,347

2,712 2,842 1,000 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 1,000 2,484 2,284 2,233 2,387 2,375 3,516 2,333 2,387 1,000

2,712 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 1,000 3,753 3,684 5,071 3,538 2,233 1,000 1,000 3,516 3,705 3,753 2,347

4,253 2,842 2,513 2,304 2,322 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 1,000 2,484 1,000 2,233 1,000 2,375 4,960 2,333 3,753 2,347

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 2,284 3,454 3,750 1,000 3,516 3,705 3,753 2,347

2,712 2,842 1,000 2,304 2,322 3,671 3,710 2,169 2,333 3,753 1,000 3,753 2,284 1,000 2,387 2,375 4,960 3,705 3,753 2,347

4,253 2,842 2,513 1,000 3,798 3,671 3,710 3,516 1,000 3,753 2,347 3,753 2,284 1,000 2,387 2,375 3,516 3,705 3,753 2,347

2,712 2,842 2,513 3,643 3,798 5,269 3,710 3,516 3,705 5,174 3,684 5,071 3,538 3,454 3,750 3,667 3,516 3,705 5,174 2,347

4,253 4,475 4,003 2,304 3,798 2,113 2,366 2,169 3,705 5,174 3,684 5,071 1,000 3,454 3,750 3,667 3,516 3,705 5,174 2,347

Page 145: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

131

2,712 2,842 2,513 2,304 2,322 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 1,000 2,484 2,284 2,233 1,000 2,375 3,516 3,705 5,174 3,684

2,712 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 2,284 2,233 2,387 2,375 2,169 2,333 3,753 1,000

2,712 2,842 1,000 2,304 2,322 3,671 3,710 3,516 1,000 2,387 2,347 3,753 2,284 2,233 2,387 1,000 3,516 2,333 3,753 3,684

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 5,174 2,347 3,753 2,284 1,000 1,000 1,000 4,960 2,333 3,753 3,684

4,253 2,842 2,513 2,304 5,348 5,269 5,111 4,960 1,000 2,387 2,347 3,753 2,284 2,233 2,387 2,375 4,960 2,333 3,753 1,000

2,712 2,842 2,513 3,643 5,348 3,671 5,111 4,960 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 1,000 1,000 1,000 3,516 2,333 3,753 1,000

4,253 4,475 4,003 3,643 2,322 2,113 3,710 3,516 2,333 3,753 1,000 2,484 2,284 3,454 2,387 1,000 3,516 3,705 3,753 2,347

4,253 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 3,710 2,169 1,000 2,387 2,347 3,753 1,000 2,233 2,387 1,000 3,516 3,705 3,753 2,347

4,253 1,000 1,000 1,000 5,348 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 2,284 3,454 2,387 2,375 3,516 2,333 5,174 2,347

4,253 4,475 4,003 3,643 3,798 3,671 3,710 4,960 3,705 3,753 2,347 3,753 3,538 2,233 2,387 2,375 2,224 1,000 2,216 3,713

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 5,111 4,960 3,705 5,174 2,347 3,753 2,284 3,454 2,387 2,375 1,000 1,000 2,111 2,604

4,253 2,842 2,513 2,304 5,348 5,269 5,111 4,960 1,000 2,387 2,347 3,753 1,000 1,000 1,000 1,000 2,224 1,119 3,200 3,713

2,712 2,842 2,513 2,304 5,348 2,113 2,366 2,169 2,333 3,753 1,000 2,484 1,000 1,000 1,000 1,000 2,123 1,000 3,111 2,604

2,712 2,842 2,513 2,304 5,348 5,269 5,111 4,960 2,333 3,753 3,684 5,071 3,538 1,000 1,000 1,000 3,496 2,245 3,200 3,713

4,253 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 1,000 2,387 3,684 5,071 3,538 1,000 1,000 1,000 2,224 1,245 2,216 3,713

2,712 2,842 1,000 2,304 2,322 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 3,684 5,071 3,538 2,233 1,000 2,375 3,496 3,533 4,313 4,880

4,253 4,475 4,003 2,304 5,348 5,269 3,710 3,516 2,333 3,753 3,684 3,753 3,538 1,000 2,387 1,000 1,000 2,245 3,377 3,713

2,712 2,842 2,513 1,000 3,798 5,269 3,710 3,516 2,333 2,387 1,000 5,071 3,538 3,454 1,000 2,375 3,496 2,566 4,313 4,880

2,712 4,475 4,003 2,304 2,322 3,671 3,710 3,516 2,333 2,387 1,000 5,071 3,538 3,454 2,387 1,000 2,245 2,245 3,311 3,767

2,712 2,842 4,003 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 2,284 3,454 2,387 1,000 3,496 3,533 4,313 3,321

4,253 4,475 4,003 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 2,284 3,454 2,387 1,000 2,224 1,000 2,216 2,604

4,253 2,842 2,513 3,643 2,322 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 1,000 2,484 2,284 3,454 2,387 1,000 3,496 2,245 3,200 3,713

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 5,111 3,516 3,705 5,174 2,347 5,071 3,538 3,454 2,387 1,000 2,224 2,245 3,200 3,221

2,712 2,842 1,000 2,304 3,798 5,269 5,111 3,516 2,333 2,387 1,000 3,753 1,000 2,233 2,387 3,667 3,800 2,246 3,500 3,800

4,253 2,842 1,000 1,000 3,798 5,269 5,111 4,960 2,333 3,753 2,347 3,753 1,000 1,000 1,000 1,000 2,224 2,245 3,200 3,713

4,253 4,475 4,003 2,304 2,322 3,671 3,710 2,169 2,333 2,387 1,000 3,753 2,284 1,000 2,387 2,375 3,496 3,533 3,200 3,818

4,253 4,475 4,003 2,304 3,798 2,113 2,366 2,169 3,705 5,174 2,347 5,071 1,000 1,000 3,750 3,667 1,000 2,245 2,216 2,604

2,712 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 5,111 3,516 2,333 3,753 1,000 3,753 1,000 2,233 2,387 1,000 2,224 2,345 3,200 3,900

2,712 4,475 2,513 1,000 3,798 3,671 3,710 2,169 1,000 3,753 2,347 3,753 2,284 2,233 2,387 2,375 2,224 2,245 2,216 2,604

Page 146: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

132

2,712 2,842 2,513 1,000 3,798 3,671 2,366 3,516 2,333 2,387 2,347 3,753 2,284 2,233 1,000 2,375 2,224 1,000 2,216 3,713

2,712 2,842 2,513 2,304 3,798 5,269 5,111 4,960 2,333 3,753 2,347 2,484 2,284 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 2,111 2,604

4,253 2,842 2,513 1,000 2,322 2,113 2,366 2,169 2,333 3,753 1,000 2,484 1,000 2,233 2,387 2,375 2,224 1,119 3,200 3,713

4,253 2,842 2,513 2,304 2,322 2,113 2,366 2,169 2,333 2,387 1,000 2,484 1,000 1,000 1,000 1,000 2,123 1,000 3,111 2,604

4,253 1,000 1,000 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 1,000 2,484 1,000 2,233 2,387 2,375 3,496 2,245 3,200 3,713

4,253 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 2,366 2,169 2,333 3,753 2,347 2,484 1,000 2,233 2,387 2,375 2,224 1,245 2,216 3,713

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 2,347 2,484 1,000 2,233 2,387 2,375 3,496 3,533 4,313 4,880

2,712 2,842 1,000 2,304 2,322 2,113 2,366 2,169 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 1,000 1,000 1,000 1,000 2,245 3,377 3,713

4,253 2,842 1,000 2,304 3,798 2,113 2,366 2,169 2,333 2,387 1,000 2,484 1,000 1,000 2,387 1,000 3,496 2,566 4,313 4,880

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 5,174 2,347 3,753 2,284 2,233 1,000 1,000 2,245 2,245 3,311 3,767

4,253 2,842 2,513 2,304 2,322 2,113 2,366 1,000 2,333 3,753 1,000 2,484 1,000 3,454 2,387 2,375 3,496 3,533 4,313 3,321

2,712 2,842 2,513 2,304 2,322 3,671 2,366 3,516 2,333 2,387 2,347 2,484 2,284 1,000 1,000 1,000 2,224 1,000 2,216 2,604

4,253 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 2,333 3,753 1,000 2,484 1,000 2,233 2,387 2,375 3,496 2,245 3,200 3,713

2,712 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 2,366 2,169 2,333 3,753 1,000 2,484 1,000 1,000 1,000 1,000 2,224 2,245 3,200 3,221

2,712 2,842 2,513 1,000 3,798 3,671 2,366 3,516 2,333 3,753 2,347 3,753 2,284 1,000 1,000 1,000 3,800 2,246 3,500 3,800

4,253 2,842 2,513 2,304 5,348 3,671 5,111 4,960 3,705 5,174 2,347 3,753 2,284 3,454 3,750 3,667 2,224 2,245 3,200 3,713

4,253 4,475 4,003 1,000 3,798 5,269 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 5,071 3,538 3,454 2,387 2,375 3,496 3,533 3,200 3,818

4,253 2,842 2,513 3,643 3,798 3,671 5,111 4,960 2,333 3,753 3,684 3,753 2,284 2,233 2,387 2,375 1,000 2,245 2,216 2,604

4,253 2,842 4,003 2,304 3,798 3,671 3,710 3,516 3,705 3,753 2,347 3,753 1,000 2,233 2,387 2,375 2,224 2,345 3,200 3,900

2,712 2,842 2,513 2,304 3,798 3,671 5,111 3,516 2,333 3,753 1,000 3,753 1,000 2,233 2,387 1,000 2,224 2,245 2,216 2,604

Page 147: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

133

LAMPIRAN 12

DATA HASIL REGRESI

22,243 16,51 9,153 7,366 27,441

22,415 16,474 6,715 9,988 26,305

23,762 16,524 10,256 8,653 27,84

28,24 21,884 8,838 10,033 30,869

30,929 21,674 12,654 13,95 36,943

22,375 23,246 9,398 11,281 30,425

34,217 28,376 16,222 11,32 40,677

26,405 28,376 10,335 12,613 32,107

8,344 7,345 15,255 6,097 17,509

22,249 19,125 11,568 12,613 29,494

25,481 25,838 14,663 11,344 35,487

18,655 16,491 8,044 9,988 26,679

27,946 24,467 12,654 11,325 32,065

23,59 15,087 10,89 8,653 28,207

22,418 16,337 13,346 8,701 31,787

22,243 13,854 11,382 11,32 26,785

27,946 20,462 14,047 8,701 28,194

23,762 15,107 8,065 9,988 22,867

22,077 16,391 11,669 9,988 28,248

25,206 15,15 9,289 9,99 24,155

22,286 13,803 9,153 11,281 25,4

26,607 13,803 6,715 8,719 22,871

26,704 16,44 10,256 9,988 27,012

27,946 19,263 8,838 6,097 28,232

29,65 21,799 12,654 7,384 25,774

26,753 16,411 9,398 8,677 29,46

27,946 19,263 16,222 12,618 29,49

37,062 16,573 10,335 10,012 28,224

32,6 16,391 15,255 9,988 32,737

29,695 23,104 11,568 9,988 21,556

32,47 19,042 14,663 9,988 28,128

27,946 20,599 8,044 6,097 28,378

33,939 16,47 12,654 7,384 30,869

28,051 25,901 10,89 11,281 22,574

29,511 20,311 13,346 8,719 28,059

25,066 15,107 11,382 7,366 21,211

32,683 21,674 14,047 8,703 35,926

31,05 16,47 8,065 10,012 30,675

23,75 12,437 11,669 9,988 24,994

28,157 21,683 9,289 9,988 28,848

29,39 20,311 6,717 9,988 24,063

27,946 22,937 6,717 11,281 26,696

29,339 21,716 9,373 9,988 27,64

25,141 20,462 8,037 9,988 29,766

29,347 25,676 10,657 8,719 25,179

27,946 23,104 9,325 11,281 28,53

26,405 25,901 8,037 7,366 22,931

19,02 15,19 6,768 9,988 24,138

27,946 19,143 10,657 7,384 23,924

31,002 24,22 11,878 11,32 29,405

28,148 16,356 9,25 11,281 33,567

24,954 16,459 13,393 11,281 30,641

31,069 15,289 13,393 7,384 24,253

21,92 23,046 9,236 8,719 21,388

28,297 19,124 13,321 7,384 23,927

25,255 22,999 13,393 8,677 21,452

27,946 15,087 13,321 9,988 24,253

25,279 17,91 14,765 6,097 28,442

23,59 18,963 13,321 7,384 25,603

28,189 16,47 14,742 7,384 24,253

28,189 20,414 14,742 8,653 26,68

26,699 16,44 16,079 6,097 24,253

22,243 16,47 9,255 7,432 25,473

27,946 23,034 13,286 9,988 33,745

28,157 25,792 14,73 6,097 25,654

22,418 15,107 12,046 7,432 26,54

29,39 22,999 10,602 9,988 30,869

28,097 19,178 13,321 7,384 29,633

26,556 21,683 13,321 11,325 29,028

31,059 28,376 13,37 8,677 37,389

25,066 19,09 9,25 9,988 33,007

37,062 24,42 13,393 13,95 45,945

26,664 21,612 13,393 7,384 24,253

24,892 16,474 9,236 9,988 22,827

25,066 20,279 13,321 11,281 29,455

25,131 15,175 13,393 8,719 22,871

27,946 23,046 13,321 11,325 29,574

20,73 16,51 14,765 7,366 25,274

25,303 16,524 13,321 8,653 27,84

28,003 28,376 14,742 12,613 30,871

25,481 25,838 14,742 11,344 32,75

23,59 15,087 16,079 8,653 28,207

26,405 20,462 9,255 8,701 26,923

22,077 16,391 13,286 9,988 27,012

Page 148: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

134

27,946 19,263 14,73 6,097 28,232

32,6 16,391 12,046 9,988 32,737

30,8 16,47 10,602 7,384 30,869

28,035 17,695 13,321 8,719 28,059

25,26 15,107 13,321 7,366 21,211

23,498 21,683 13,37 9,988 28,848

32,513 21,716 9,153 9,988 27,64

30,791 23,104 6,715 11,281 28,53

32,6 12,487 10,256 6,075 20,007

22,367 12,57 8,838 7,366 14,231

31,059 20,379 12,654 4,74 18,581

26,607 17,68 9,398 6,097 22,931

22,077 21,612 16,222 4,74 20,007

32,878 20,448 10,335 7,362 24,296

25,36 18,783 15,255 8,677 18,248

26,713 20,17 11,568 8,677 18,971

26,556 21,683 14,663 11,325 29,028

29,73 21,683 8,044 11,325 29,028

26,47 17,695 12,654 8,719 28,059

29,347 25,676 10,89 8,719 25,179

26,552 15,093 13,346 11,281 28,219

28,233 15,186 11,382 10,012 29,439

26,907 15,144 14,047 7,366 28,661

25,481 22,047 8,065 11,344 35,487

26,467 16,459 11,669 11,344 30,641

24,048 17,757 9,289 8,653 27,84

22,418 16,337 9,153 8,701 33,007

29,509 15,201 6,715 10,012 28,117

19,578 15,19 10,256 8,701 25,601

20,882 11,204 8,838 6,097 24,167

23,252 15,19 12,654 7,384 15,464

23,916 16,537 9,398 10,012 22,637

27,946 16,537 16,222 9,988 32,304

17,828 16,47 10,335 12,657 27,882

20,845 12,591 15,255 9,988 22,827

27,946 20,496 11,568 11,281 20,856

19,713 16,411 14,663 9,988 16,911

22,246 13,835 8,044 7,384 19,649

26,607 15,19 12,654 9,988 18,704

23,714 12,57 10,89 3 12,748

22,418 16,47 13,346 6,097 20,026

31,002 24,467 11,382 8,719 24,253

30,024 24,255 14,047 12,657 32,254

30,791 20,427 8,065 11,281 32,304

28,097 19,178 11,669 7,384 21,195

26,467 16,459 9,289 11,344 30,641

Page 149: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

135

Koleksi Museum Barli

LAMPIRAN 13

DOKUMENTASI

Tampak Depan Bangunan Museum Barli

Page 150: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

136

Aktivitas di Museum Barli

Page 151: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

137

Page 152: PENGARUH EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP

138