PENGARUH EARNING PER SHARE, CURRENT RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, DAN DEBT RATIO TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Bagus Pandu Wahana Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pengalokasian laba yang tepat sehingga pertumbuhan perusahaan dan kesejahteraan para pemegang saham dapat terjamin. Penetapan kebijakan dividen dipengaruhi oleh dua kelompok faktor yaitu faktor financial dan faktor non-financial. Penelitian ini memfokuskan pada pembahasan faktor financial yang diukur dengan rasio keuangan karena dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor financial yang diukur dengan rasio keuangan baik secara simultan maupun secara parsial dan rasio keuangan yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Terdapat empat rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel independen penelitian ini yaitu Earning Per Share (EPS), Current Ratio (CR), Total Assets Turn Over (TATO), dan Debt Ratio (DR). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (Multiple Linear Regression). Dari hasil analisis regresi diketahui bahwa empat rasio keuangan tersebut secara serentak memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap DPR sedangkan secara parsial, variabel yang berpengaruh secara tidak signifikan terhadap DPR adalah EPS, CR, TATO, dan DR. Penelitian ini menghasilkan R Square sebesar 25.8 persen yang berarti bahwa variasi nilai DPR yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi hanya sebesar 25.8 persen sedangkan sisanya, yaitu 74,2 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bukan merupakan satu-satunya informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penetapan kebijakan dividen perusahaan. Kata Kunci : Dividen Payout Ratio, Earning Per Share, Current Ratio, Total Assets Turn Over, Debt Ratio. PENDAHULUAN Pada era globalisasi persaingan dalam dunia bisnis akan semakin ketat. Bagi perusahaan Go Public, persaingan tidak hanya terjadi dalam satu sektor industri saja tetapi juga terjadi antar sektor industri. Hal ini terlihat dalam indeks
21
Embed
PENGARUH EARNING PER SHARE, CURRENT RATIO, …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3621/1/JURNAL... · serentak memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap ... signifikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH EARNING PER SHARE, CURRENT RATIO, TOTAL ASSET
TURNOVER, DAN DEBT RATIO TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
Bagus Pandu Wahana
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pengalokasian laba yang tepat sehingga pertumbuhan perusahaan dan kesejahteraan para pemegang saham dapat terjamin. Penetapan kebijakan dividen dipengaruhi oleh dua kelompok faktor yaitu faktor financial dan faktor non-financial. Penelitian ini memfokuskan pada pembahasan faktor financial yang diukur dengan rasio keuangan karena dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor financial yang diukur dengan rasio keuangan baik secara simultan maupun secara parsial dan rasio keuangan yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Terdapat empat rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel independen penelitian ini yaitu Earning Per Share (EPS), Current Ratio (CR), Total Assets Turn Over (TATO), dan Debt Ratio (DR). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (Multiple Linear Regression).
Dari hasil analisis regresi diketahui bahwa empat rasio keuangan tersebut secara serentak memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap DPR sedangkan secara parsial, variabel yang berpengaruh secara tidak signifikan terhadap DPR adalah EPS, CR, TATO, dan DR.
Penelitian ini menghasilkan R Square sebesar 25.8 persen yang berarti bahwa variasi nilai DPR yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi hanya sebesar 25.8 persen sedangkan sisanya, yaitu 74,2 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bukan merupakan satu-satunya informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penetapan kebijakan dividen perusahaan.
Kata Kunci : Dividen Payout Ratio, Earning Per Share, Current Ratio, Total Assets Turn
Over, Debt Ratio.
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi persaingan
dalam dunia bisnis akan semakin ketat.
Bagi perusahaan Go Public, persaingan
tidak hanya terjadi dalam satu sektor
industri saja tetapi juga terjadi antar sektor
industri. Hal ini terlihat dalam indeks
LQ45 bahwa saat ini volume perdagangan
saham yang besar tidak hanya didominasi
oleh perusahaan manufaktur saja.
Walaupun begitu, sektor industri
manufaktur tetap diminati oleh para
investor karena eksistensi dalam dunia
bisnis di Indonesia. Dalam kondisi
demikian, setiap perusahaan dituntut untuk
dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi
yang cukup tinggi supaya tetap mempunyai
keunggulan dan daya saing dalam upaya
menghasilkan laba bersih seoptimal
mungkin.
Perusahaan menetapkan kebijakan
laba untuk menindaklanjuti perolehan laba
yang dapat dialokasikan pada dua
komponen yaitu dividen dan laba ditahan.
Dividen merupakan bagian dari laba yang
tersedia bagi para pemegang saham biasa
dalam bentuk tunai. Laba ditahan (retained
earning) adalah bagian dari laba yang
tersedia bagi para pemegang saham biasa
yang ditahan oleh perusahaan untuk
diinvestasikan kembali (reinvestment)
dengan tujuan untuk mengejar
pertumbuhan perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan hal
yang penting, karena dapat berpengaruh
terhadap nilai perusahaan dimasa yang
akan datang. Peningkatan nilai perusahaan
merupakan tujuan utama perusahaan.
Pembayaran dividen yang lebih besar
cenderung akan meningkatkan harga saham
yang berarti meningkatnya nilai
perusahaan, tetapi pembayaran dividen
yang semakin besar akan mengakibatkan
semakin berkurangnya sisa dana yang
tersedia untuk investasi dan hal ini akan
menurunkan tingkat pertumbuhan
perusahaan yang pada akhirnya akan
menurunkan harga saham. Berdasarkan hal
tersebut nampak bahwa kebijakan dividen
menimbulkan dua efek yang saling
bertentangan.
Menurut Warsono (2003: 273),
Kebijakan dividen melibatkan dua pihak
yang berkepentingan dan saling
bertentangan, yaitu kepentingan para
pemegang saham dengan dividennya dan
kepentingan perusahaan dengan saldo
labanya. Setiap perusahaan selalu
menginginkan adanya pertumbuhan
sehingga laba ditahan menjadi sangat
berarti bagi pemenuhan kebutuhan dana
intern dan di pihak lain perusahaan juga
ingin tetap dapat membayarkan dividen
kepada pemegang saham demi tercapainya
peningkatan nilai perusahaan melalui
peningkatan harga saham perusahaan.
Apabila semakin besar tingkat dividen
yang dibayarkan, berarti semakin kecil
saldo laba yang ditahan dan sebagai
akibatnya dapat menghambat tingkat
pertumbuhan perusahaan. Jika perusahaan
ingin menahan sebagian besar dari
pendapatan agar tetap didalam perusahaan,
berarti jumlah yang tersedia untuk
membayar dividen semakin kecil. Selain
itu, kepentingan kreditur juga dapat
mempengaruhi besarnya dividen kas yang
dibayarkan. Hutang yang meningkat akan
mempengaruhi besar kecilnya laba bersih
yang tersedia bagi para pemegang saham
termasuk dividen yang diterima karena
kewajiban tersebut lebih diprioritaskan
daripada pembagian dividen. Oleh karena
itu, manajemen harus memperhatikan
kesejahteraan para pemegang saham, selain
harus menjaga pertumbuhan perusahaan
dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam menentukan kebijakan
dividen.
Indikator kebijakan dividen yaitu
Dividend Payout Ratio dan Dividend Yield.
Penggunaan Dividend Payout Ratio
sebagai indikator kebijakan dividen dalam
penelitian ini dikarenakan DPR merupakan
rasio keuangan yang lebih sering
digunakan para investor untuk mengetahui
hasil dari investasinya dan penggunaannya
yang lebih sederhana dibandingkan
Dividend Yield. Secara umum, penetapan
kebijakan dividen dipengaruhi faktor-
faktor yang dibedakan dalam dua
kelompok yaitu faktor financial yang
meliputi prospek pertumbuhan, biaya
modal, profitabilitas, kebutuhan pendanaan
perusahaan, likuiditas, kemampuan
meminjam, kebutuhan pelunasan hutang,
stabilitas dividen, serta tingkat ekspansi
aktiva dan faktor non financial yang
meliputi peraturan perpajakan, pembatasan
perjanjian hutang, peluang ke Pasar Modal,
kendali perusahaan, posisi pemegang
saham sebagai pembayar pajak.
Penelitian ini akan membahas
faktor financial yang diukur dengan
menggunakan unsur-unsur kinerja
keuangan perusahaan. Kinerja keuangan
perusahaan mampu memberikan gambaran
baik kepada manajemen maupun para
investor mengenai pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan serta kondisi
keuangan perusahaan pada periode
tertentu. Rasio keuangan digunakan
sebagai variabel penelitian karena rasio
keuangan merupakan salah satu alat
analisis yang diperlukan untuk mengukur
kondisi dan efisiensi operasi perusahaan
dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu
laba bersih. Laba perusahaan merupakan
unsur dasar kebijakan dividen perusahaan.
Rasio keuangan merupakan hasil
perbandingan pos-pos dalam Laporan
Keuangan (financial statement) pada suatu periode tertentu.
heteroskesdastisitas disajikan table 3 berikut ini :
Tabel 3
Hasil Uji Heteroskesdastisitas
Keterangan Signifikansi
EPS (X1) 0,950
CR (X2) 0,975
TATO (X3) 0,474
DR (X4) 0,629
Setelah dilakukan pengujian
heteroskesdastisitas dapat dilihat bahwa
tidak ada variabel bebas yang menunjukan
indikasi heteroskesdastisitas, karena semua
variabel bebas memiliki signifikansi di atas
5%. Maka dapat dikatakan bahwa tidak
terjadi heteroskesdastisitas pada model
regresi penelitian, sehingga uji asumsi
klasik terpenuhi karena model regresi
adalah homosdastisitas.
Setelah melakukan uji asumsi
klasik maka dapat dilakukan analisis
regresi linier berganda. Hasil analisis
regresi disajikan dalam tabel 4 berikut ini :
Tabel 4
Regresi Linier
Koefisien Standard Error
1 (Constant) 147,071 92,829
EPS (X1) 0,007 0,015
CR (X2) -18,380 12,219
TATO (X3) -16,950 18,720
DR (X4) -98,585 94,638
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa persamaan regresi linier berganda pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Y = 147,071 + 0,007X1 - 18,380X2 - 16,950X3 – 98,585X4 + e
Selanjutnya setelah menghitung
analisis regresi berganda dan mengetahui
persamaan regresi linier berganda, maka
dilakukan perhitungan koefisien
determinasi. Koefisien determinasi
digunakan untuk mengetahui seberapa
besar variabel bebas (X) mempengaruhi
variabel terikat (Y). Dari hasil penelitian
(dapat dilihat pada lampiran) diketahui
nilai koefisien determinasi (r2) sebesar
0,258 artinya 25,8% variabel terikat
(Dividend Payout Ratio) dapat dijelaskan
oleh variabel bebas (Earning Per Share,
Current Ratio, Total Asset Turn Over, , dan
Debt Ratio), sedangkan sisanya (100% -
25,8% = 74,2%) dijelaskan oleh variabel
lain.
Tahapan selanjutnya setelah
mengetahui koefisien determinasi adalah
melakukan uji F. Uji F digunakan untuk
mengetahui apakah variabel bebas yang
dimasukan dalam model memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat. Uji F merupakan pengujian
terhadap koefisien regresi secara bersama-
sama, yakni untuk melihat pengaruh dari
seluruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Hasil uji F disajikan pada tabel 5
berikut ini.
Tabel 5
Tabel Anova
Model Sum of Squares df Mean Square F
1 Regression 2754,676 4 688,669 0,867
Residual 7939,281 10 793,928
Total 10693,956 14
Dari tabel 5 di atas dapat diketahui
bahwa nilai Fhitung sebesar 0,867.
Menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan
derajat kebebasan (df) = (4;10) sehingga
diketahui Ftabel adalah 3,478. Hasil Uji
ANOVA antara Earning Per Share (X1),
Current Ratio (X2), Total Asset Turn Over
(X3), Debt Ratio (X4) dan terhadap
Dividend Payout Ratio (Y) diperoleh Ftabel
(3,478) > FHitung (0,867). Hal ini
mengindikasikan bahwa Earning Per
Share, Current Ratio, Total Asset Turn
Over, dan Debt Ratio secara bersama-sama
tidak memiliki pengaruh nyata (signifikan)
terhadap Dividend Payout Ratio, sehingga
Ho diterima.
Tahapan yang selanjutnya adalah
dengan melakukan uji t. Uji t digunakan
untuk mengetahui apakah variabel bebas
secara parsial memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel terikat. Nilai ttabel dengan
jumlah sampel (n) = 45; jumlah variabel
(k) = 5; taraf signifikan α = 5%; df = n-k =
45-5 = 40 sehingga diperoleh nilai ttabel
sebesar ± 2,22814. Hasil uji t disajikan
pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 6
Hasil Uji t
Model t Sig.
1 (Constant) 1,584 0,144
EPS 0,476 0,644
CR -1,504 0,163
TATO -0,905 0,387
DR -1,042 0,322
Variabel EPS memiliki nilai thitung
sebesar 0,476. Nilai ini lebih kecil dari ttabel
( 0,476 < 2,22814). Dengan demikian
pengujian menunjukan Ho diterima. Hasil
ini memperlihatkan bahwa variabel EPS
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap DPR. Variabel Current Ratio
memiliki nilai thitung sebesar -1,504. Nilai
ini lebih kecil dari ttabel (-1,504 > -
2,22814). Dengan demikian pengujian
menunjukan Ho diterima. Hasil ini
memperlihatkan bahwa variabel CR tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
DPR. Variabel TATO memiliki nilai thitung
sebesar -0,905. Nilai ini lebih kecil dari
ttabel (-0,905 > -2,22814). Dengan demikian
pengujian menunjukan Ho diterima. Hasil
ini memperlihatkan bahwa variabel TATO
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap DPR. Variabel DR memiliki nilai
thitung sebesar -1,042. Nilai ini lebih besar
dari ttabel (-1,042 > -2,22814). Dengan
demikian pengujian menunjukan Ho
diterima. Hasil ini memperlihatkan bahwa
variabel DR tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap DPR.
Pengaruh Earning Per Share Terhadap
Dividend Payout Ratio
Laba bersih per saham (EPS =
Earning Per Share) mengukur kemampuan
perusahaan dalam mencetak laba
berdasarkan saham yang dimiliki. Angka
EPS sering digunakan dalam publikasi
mengenai kinerja perusahaan yang menjual
sahamnya kepada masyarakat umum.
Perhitungan EPS mempunyai beberapa
tujuan yaitu untuk melihat kemajuan dan
operasi perusahaan, menentukan harga
pasar saham, dan menentukan besarnya
dividen yang akan dibagi. Pada variabel
EPS (X1) diperoleh hasil bahwa variabel ini
tidak berpengaruh signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio, ditunjukan dengan
nilai thitung (0,476) < ttabel (2,22814).
Hal ini dapat dimungkinkan karena
tidak selamanya perusahaan yang
memperoleh laba akan memutuskan untuk
melakukan pembagian dividen kepada
pemegang saham. Salah satu alasannya
adalah konsep laba itu sendiri. Laba tidak
menggambarkan arus kas yang diterima
oleh perusahaan. Sedangkan dividen pada
umumnya dibayar dengan menggunakan
uang kas (cash dividen). Penelitian ini bisa
disimpulkan bahwa variabel EPS memiliki
pengaruh yang tidak signifikan terhadap
variabel DPR. Hal ini dikarenakan adanya
kondisi krisis ekonomi global dan krisis
kredit perumahan rakyat (KPR) yang
dialami oleh Negara adidaya.
Pengaruh Current Ratio Terhadap
Dividend Payout Ratio
Current Ratio merupakan salah satu
rasio likuiditas yang menunjukkan sejauh
mana aktiva lancar menutupi kewajiban-
kewajiban lancar (Harahap, 1998: 301).
Pada variabel CR (X2) diperoleh hasil
bahwa variabel ini tidak berpengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio,
ditunjukan dengan nilai thitung (-1,504) >
ttabel (-2,22814). Semakin tinggi nilai CR,
maka belum tentu perusahaan tersebut
mampu memenuhi permintaan kas karena
piutang usaha kualitasnya rendah atau
persediaan hanya dapat dijual apabila
dengan harga diskonto. Sehingga
kebutuhan akan permintaan kas perusahaan
belum tentu terpenuhi. Sedangkan dividen
pada umumnya dibayar dengan
menggunakan uang kas (cash dividen).
Hasil ini juga diperkuat oleh teori yang
dikemukakan oleh Brigham dan Houston
(2001: 90) menyatakan dividen tunai dapat
dibagikan hanya dengan uang kas sehingga
kekurangan kas dapat membatasi
pembagian dividen.
Penelitian ini bisa disimpulkan
bahwa variabel CR memiliki pengaruh
yang tidak signifikan terhadap variabel
DPR. Hal ini dikarenakan adanya kondisi
krisis ekonomi global dan krisis kredit
perumahan rakyat (KPR) yang dialami oleh
Negara adidaya.
Pengaruh Total Asset Turn Over
Terhadap Dividend Payout Ratio
Rasio ini menunjukan tingkat
kecepatan seluruh aktiva perusahaan
menjadi kas atau piutang.. Pada variabel
TATO (X3) diperoleh hasil bahwa variabel
ini tidak berpengaruh signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio, ditunjukan dengan
nilai thitung (-0,905) > ttabel (-2,22814).
Semakin tinggi nilai TATO, maka
semakin efektif perusahaan dalam
memperdayakan seluruh aktiva yang
dimilikinya. Meningkatnya nilai TATO
dipengaruhi oleh meningkatnya aktiva
yang digunakan dalam memproduksi
barang. Perusahaan membutuhkan dana
untuk melakukan pembelian aktiva. Untuk
memenuhi kebutuhan ekspansi aktiva
perusahaan cenderung menggunakan
internal financing yang diperoleh dari
retained earning.
Hasil ini juga mendukung teori
yang dikemukakan oleh Weston dan
Copeland (1997: 128) bahwa pemanfaatan
akiva yang optimal akan memberikan
dorongan bagi perusahaan untuk
meningkatkan tingkat ekspansi aktiva di
masa yang akan datang sehingga
perusahaan akan cenderung menahan laba
daripada membayarkan dividen.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan
variabel TATO memiliki pengaruh yang
tidak signifikan terhadap variabel DPR.
Hal ini dikarenakan adanya kondisi krisis
ekonomi global dan krisis kredit
perumahan rakyat (KPR) yang dialami oleh
Negara adidaya.
Pengaruh Debt Ratio Terhadap Dividend
Payout Ratio
Debt Ratio menunjukan besarnya
total hutang yang dapat dijamin dengan
total aktiva. Dengan kata lain, Debt Ratio
dapat menunjukan besarnya pembiayaan
melalui utang yang digunakan oleh
perusahaan untuk membiayai total aktiva.
Pada variabel DR (X4) diperoleh hasil
bahwa variabel ini berpengaruh tidak
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio,
ditunjukan dengan nilai thitung (-1,042) >
ttabel (-2,22814).
Apabila ditinjau lebih lanjut, Debt Ratio
hanya menunjukan besarnya pembiayaan
melalui utang yang digunakan oleh
perusahaan untuk membiayai total aktiva.
Rasio ini tidak menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Sedangkan pembayaran dividen termasuk
ke dalam utang lancar sehingga Debt Ratio
tidak menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam membayar dividen
kepada pemegang saham. Dalam penelitian
ini dapat disimpulkan variabel DR
memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap variabel DPR. Hal ini dikarenakan
adanya kondisi krisis ekonomi global dan
krisis kredit perumahan rakyat (KPR) yang
dialami oleh Negara adidaya.
PENUTUP
Setelah menguji data dari laporan
keuangan perusahaan yang bergerak di
bidang food and baverages, tobacco,
textile, chemical and allied product,
plastics and glass product, metal and allied
product, electronic and office equipment,
dan automotive and allied product di Bursa
Efek Indonesia dan menganalisa hasil
perhitungan, maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa Variabel
Earning Per Share (EPS), Current Ratio
(CR), Total Asset Turn Over (TATO), dan
Debt Ratio (DR) secara simultan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji t dapat
disimpulkan bahwa secara parsial tidak ada
variabel baik EPS, CR, TATO, dan DR
yang berpengaruh secara signifikan
terhadap DPR dan tidak ada variabel yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap
DPR. Hal ini dikarenakan adanya kondisi
krisis ekonomi global dan krisis kredit
perumahan rakyat (KPR) yang dialami oleh
Negara adidaya.
DAFTAR PUSTAKA
Alni Rahmawati, 1999, Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen per Lembar Saham pada Perusahaan Go Public di Indonesia, Program Studi Manajemen, Tesis, Pascasarjana, Universitas Brawijaya, Malang.
Ani Wilujeng, 2005, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen Kas, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang.
Anton Harry Poerwadi, 2002, Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen, Program Studi Manajemen, Tesis, Pascasarjana, Universitas Brawijaya, Malang.
Baker, H. Kent, 1987, Financial Management, Harcourt Brace Jovanovich Publishers, New York.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 1998, Financial Management, Jilid Dua, Edisi Kedelapan, Terjemahan oleh Herman Wibowo, 2001, Erlangga, Jakarta.
Dajan, Anton. 1986. Pengantar Metode Statistik, Jilid 1 & 2. LP3ES. Jakarta.
Dyckman, Thomas R, Roland E. Dukes, dan Charles J. Davis, 1996, Akuntansi Intermediate, Jilid Dua, Edisi Ketiga, Terjemahan oleh Herman Wibowo, 2001, Erlangga, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gill, James O. dan Moira Chatton, 1999, Memahami Laporan Keuangan,
Terjemahan oleh Dwi Prabaningtyas, 2005, PPM, Jakarta.
Gitman, Lawrence J. 2003, Principles of Managerial Finance, Edisi Kesepuluh, Addison Wesley Publishing Company, Massachusetts.
Gujarati, Damodar,1978, Ekonometrika Dasar, Terjemahan oleh Zian Sumarmo, 1997, Erlangga, Jakarta.
Harahap, Sofyan Safri, 1998, Teori Akuntasi: Analisis Kritis Terhadap Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Henderson, Glenn V, Gary L. Trennepohl, dan James E. Wert, 1984, An Introduction to Financial Management, Addison-Wesley Publishing Company, Massachusetts.
Kania, Sharon dan Frank W. Bacon, 2005, What Factors Motivate The Corporate Dividend Decision?, Journal of Finance, Volume 1, 97, Business Index ASAP, Farmville, VA: Longwood University, (http://web2.infotrac.galegroup.com).
Nasharuddin Mas, 2002, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan
Dividen (Studi pada Perusahaan Manufacturing Listed di BEJ), Program Studi Manajemen, Pascasarjana, Universitas Brawijaya, Malang.
Njoo Sylvia Puji Lestari, 2007, Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Skripsi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang.
R. Agus Sartono, 1998, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
R. Gunawan Sudarmanto, 2005, Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Robbi Anshori, 2004, Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap DPR (Studi Kasus pada Perusahaan yang Listing di BEJ), Skripsi, Jurusan Akuntasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang.
S. Munawir, 2004, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta.
Sekaran, Uma, 2003, Research Methods for Business: A skill Building Approach, Edisi Keempat, John Willey and Sons, Inc., New York.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1995, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, 1996, Manajemen Keuangan, Jilid Satu, Edisi Kesembilan, Terjemahan oleh Jaka Wasana dan Kibrandoko, 1997, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Ormiston, Aileen. dan Lyn M. Fraser, 2008, Memahami Laporan Keuangan, Edisi Ketujuh, Indeks, Jakarta.