Page 1
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 1
PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE
AUDIT, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013 - 2016
Ramiyati
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
Jln. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang Kepulauan Riau 29115
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Dewan Komisaris, Komisaris
Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional
Terhadap Return On Asset Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2016.Teknik pengambilan sampel
padapenelitian ini menggunakan purposive sampling.Metode analisa data yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Adapun jumlah observasi pada
penelitian ini berjumlah 32 data dengan jumlah sampel terdapat 8 perusahaan dengan
tahun pengamatan selama 4 tahun.
Hasil ini menjelaskan secara bersama-sama (simultan) variabel Dewan Komisaris,
Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusionalberpengaruh dan signifikan terhadapReturn On Asset (ROA) yang
ditunjukan dengan nilai F hitung sebesar 5.153 lebih besar dari F tabel 2.590(5.153 >
2.590) dan nilai signifikan 0.002blebih kecil dari nilai signifikan 0.05 (0.002
b>0.05).
Sedangkan hasil penelitian secara parsial menunjukan Komisaris Independen (KI)
menunjukan nilai t hitung sebesar 2.741 > 2.059dengan nilai signifikan 0.011 < 0.05,
Kepemilikan Manajerial (KM) menunjukan nilai t hitung sebesar 3.183 > 2.059dengan
nilai signifikan0.004 > 0.05, Kepemilikan Institusional (KIN) menunjukan nilai t hitung
sebesar 3.123 < 2.059dengan nilai signifikan0.004 > 0.05. Hasil ini menjelaskan bahwa
variabel Komisaris Independen (KI), Kepemilikan Manajerial (KM) dan Kepemilikan
Institusional (KIN) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
Kata kunci : Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Return On Asset (ROA).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan
hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan untuk menentukan arah
kinerja perusahaan.Pembahasan mengenai corporate governance mulai mengemuka,
khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang
berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di
Page 2
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 2
Indonesia disebabkan karena lemahnya CorporateGovernance yang diterapkan
dalam perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintahmaupun investor
mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek
CorporateGovernance.
Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan.
Tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan, motivasi pemilik
dan kreditur corporate governance dalam proses insentif yang membentuk motivasi
manajer. Struktur kepemilikan saham dalam perusahaan go public umumnya
meliputi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, serta kepemilikan saham
oleh individual atau publik.
Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio dalam analisis laporan keuangan
perusahaan. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return On Asset
(ROA). Retusn On Aset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk memperoleh laba,
sehingga apabila nilai ROA semakin tinggi maka dapat dikatakan semakin bagus
pula tingkat kinerja suatu perusahaan (Syamsudin (2009) dalam Putra dan Nuzula
(2017).
Muhammad Iman Taufiq (2017) meneliti tentang Pengaruh Struktur Kepemilikan
TerhadapProfitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-
2015, menyatakan bahwa kepemilikan Institusional berpengaruh negatif signifikan
terhadapProfitabilitas (ROA), Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA).
Agung Santoso Putra dan Nila Firdausi Nuzulla (2017) meneliti tentang
Pengaruh Corporate Governance Terhadap Profitabilitas(Studi Pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2013-2015), menyatakan
bahwa secara simultan variabel proporsi dewan komisaris independen, komite audit,
kepemilikan manajeril, dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan
terhadap ROA namun tidak terhadap ROE.Proporsi dewan komisaris independen,
Komite audit, dan Kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap ROE dan ROA. Kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROE dan ROA.
Helfina Rimardhani, R. Rustam Hidayat dan Dwiatmanto(2016) meneliti tentang
Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-
2014), menyatakan bahwa Kepemilikan institusional, dewan komisaris independen,
dewan direksi, dan komite audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return On Asset (ROA). Kepemilikan
institusional secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Dewan
komisaris independen secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
Dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Komite
audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti ingin menjadikan
hubungan antara Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit,
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Retusn On Asset (ROA)yang
akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Dewan Komisaris,
Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Page 3
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 3
Institusional Terhadap Return On Asset (ROA)Pada Perusahaan Food and
Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 – 2016 ”.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA)pada
perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013 – 2016 ?
2. Apakah Komisaris Independenberpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2016 ?
3. Apakah Komite Audit berpengaruhterhadap Return On Asset (ROA)pada
perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013 – 2016 ?
4. Apakah Kepemilikan Manajerialberpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2016?
5. Apakah Kepemilikan Institusionalberpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2016 ?
6. Apakah Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional Berpengaruh Terhadap Return On Asset
(ROA) pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2016 ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2016.
2. Untuk mengetahui Komisaris Independen berpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2016.
3. Untuk mengetahuiKomite Audit berpengaruhterhadap Return On Asset
(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2016.
4. Untuk mengetahui Kepemilikan Manajerialberpengaruh terhadap Return On
Asset (ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2016.
5. Untuk mengetahui Kepemilikan Institusionalberpengaruh terhadap Return On
Asset (ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa
EfekIndonesia periode tahun 2013 – 2016.
Page 4
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 4
6. Untuk mengetahui Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit,
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional Berpengaruh Terhadap
Return On Asset (ROA) pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 – 2016.
KAJIAN PUSTAKA,
KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
Teori Agensi (Agency Theory)
Teori agensi menjelaskan adanya hubungan kontraktual antara manajer (agent)
dengan pemilik perusahaan (principal), dimana pemilik perusahaan memberikan
tanggung jawab kepada manajer dalam pengambilan keputusan. Pemisahan antara
pemilik perusahaan dengan manajer tentu akan menimbulkan masalah karena masing-
masing pihak ingin memaksimalkan kepentingannya. Adanya teori keagenan
diharapkan dapat memberikan kepercayaan pada investor bahwa investor akan
menerima return sesuai dengan dana yang telah diinvestasikan.
Pemilik perusahaan dan manajer mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda.
Dimana pemilik perusahaan seharusnya memperoleh informasi untuk mengukur kinerja
manajemen namun belum disajikan seluruhnya, sedangkan manajer lebih paham mengenai
prospek perusahaan untuk kedepannya. Oleh karena itu, dalam satu perusahaan ada dua
kepentingan yang bertentangan, yakni kepentingan memaksimalkan keuntungan pemilik
perusahaan dan kepentingan memaksimalkan keuantungan manajer.
Tinjauan Pustaka
A. Profitabilitas Menurut Fahmi (2012:135) rasio profitabilitas ini mengukur efektifitas manajemen
secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungan nya dengan penjualan maupun investasi.Semakin baik
rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya
perolehan keuntugan perusahaan.Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio
dalam analisis laporan keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini rasio yang
digunakan adalah Return On Asset (ROA). Return On Aset (ROA) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva untuk memperoleh laba, sehingga apabila nilai ROA semakin
tinggi maka dapat dikatakan semakin bagus pula tingkat kinerja suatu perusahaan
(Syamsudin (2009) dalam Putra dan Nuzula (2017).
B. Dewan Komisaris
Dalam teori keagenan dinyatakan bahwa konflik kepentingan dan asimetri
informasi yang muncul dapat dikurangi dengan mekanisme pengawasan yang tepat
untuk menyelaraskan kepentingan antara principal dan agent.Di dalam corporate
governance dikenal dewan komisaris. Dewan komisaris bertanggung jawab
mengawasi proses pelaporan keuangan dan menilai kualitas tata kelola perusahaan.
Dewan komisaris memainkan peran penting dalam memonitor dan mengawasi
manajemen (Jensen dan Meckling, 1976).Dewan komisaris adalah sebuah dewan
Page 5
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 5
yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada
direktur Perseroan Terbatas (PT). Di Indonesia dewan komisaris ditunjuk oleh
RUPS dan di dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dijabarkan
fungsi, wewenang, dan tanggung jawab dari dewan komisaris (Rini dan Gozhali,
2012).
C. Komisaris Independen
Dewan komisaris independen merupakan pihak yang tidak diperkenankan memiliki
hubungan apapun yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan. Pembentukan dewan
komisaris independen diharapkan akan melindungi pemegang saham. Setidaknya
jumlah komisaris independen dalam perusahaan adalah 30% dari seluruh anggota
komisaris. Komisaris independen diukur dari presentase jumlah anggota komisaris dari
luar perusahaan dari seluruh jumlah dewan komisaris (Ujiyantho dan Pramuka,
2007:10) dalam Rimardhani, dkk (2016).
D. Komite Audit
Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih
besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus
(Rini dan Ghozali, 2012).Menurut Undang-Undang No.19 tahun 2003 pasal 70 tentang
Badan Usaha Milik Negara mengatakan bahwa komisaris BUMN wajib membentuk
komite audit yang bertugas untuk menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang
dilakukan oleh satuan pengawasan internal maupun auditor eksternal.
E. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial (managerial ownership) adalah suatu kondisi dimana
manajer mengambil bagian dalam struktur modal perusahaan atau dengan kata lain
manajer tersebut berperan ganda sebagai manajer sekaligus pemegang saham di
perusahaan. Laporan keuangan menunjukkan keadaan ini dipresentasikan oleh besarnya
persentase kepemilikan oleh manajer.Tersedianya informasi mengenai hal ini terdapat
pada catatan atas laporan keuangan yang harus menyertakan informasi ini (Sugiarto,
2011) dalam (Taufiq, 2017).
F. Kepemilikan Isntitusional
Kepemilikan institusional merupakan proporsi saham perusahaan yang dimiliki
oleh institusi atau lembaga, seperti bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi atau
institusi lainnya. Kepemilikan institusional berperan sebagai monitoring agent yang
melakukan pengawasan optimal terhadap perilaku manajemen di dalam menjalankan
perannya mengelola perusahaan (Sugiarto, 2011) dalam Taufiq (2017).Jensen dan
Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan salah satu
alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency conflict. Semakin tinggi tingkat
kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan oleh
pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency conflict yang terjadi di dalam
perusahaan akan semakin berkurang dan nilai perusahaan akan semakin meningkat.
Page 6
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 6
Kerangka Pemikiran
H6
Hipotesis
Berdasarkan beberapa penelitian yang dipaparkan sebeumnya, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
H1 = Diduga dewan komisaris berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
H2 = Diduga komisaris independen berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). H3 = Diduga komisaris independen berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
H4 = Diduga komisaris independen berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
H5 = Diduga komisaris independen berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
H6=Diduga dewan komisaris, komisaris independen, komite audit, kepemilikan
manajerial, dan kepemilikan isntitusionalberpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA).
METODE PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan food and
beverageyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Ruang lingkup
dalam penelitian ini mengenai pengaruh dewan komisaris, komisaris independen,
komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap Return On
Assets (ROA).
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan kuantitatif dimana penelitian yang datanya dinyatakan
dalam angka dan analisis dengan teknik statistik.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan
kualitas dan karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.Populasi bisa berupa subyek maupun obyek penelitian.
Populasi bukan sekedar jumlah pada subyek dan obyek yang dipelajari, tetapi meliputi
Dewan Komisaris (H1)
Komisaris Independen( H2 )
Komite Audit (H3 )
Kepemilikan Manajerial (H4 )
Return On Asset (ROA) ( Y )
Kepemilikan Institusional (H5)
Page 7
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 7
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek, Sangaji dan
Sopiah (2010: 185). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan food and beverage yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi.Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling, dimana sampel perusahaan dipilih berdasarkan pada kriteria tertentu,
Sangadji dan Sopiah (2010: 186). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih
sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan food and beverage yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013 – 2016.
2. Telah menerbitkan laporan keuangan lengkap yang berakhir 31 Desember dan
dipublikasikan berturut-turut selama tahun pengamatan.
3. Perusahaan yang mempublikasikan dewan komisaris, komisaris independen, dan
komite audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan isntitusional secara
berturut – turut selama tahun penelitian.
4. Perusahaan yang mengalami laba positif secara berturut – turut selama tahun
penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis
Uji Statistik T
Menurut Ghozali (2013:84) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat
kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah
variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ttabel
dengan ketentuan:
a. Jika thitung< ttabel atau - thitung > -ttabel maka H0 tidak dapat ditolak dan H1 tidak
dapat diterima untuk α =5% (tidak Berpengaruh),
b. Jika thitung> ttabel atau - thitung < -ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima untuk α
=5% (Berpengaruh).
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
- Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka Ha ditolak dan H0 diterima
- Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka Ha diterima dan H0 ditolak
Hasil pengujian diperoleh dari test signifikan dengan program SPSS 21. Hasil
pengujian t dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Page 8
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 8
Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.396 .393 -1.009 .322
DK .019 .011 .274 1.678 .105
KI 2.339 .853 .533 2.741 .011
KA -.219 .120 -.284 -1.822 .080
KM .352 .111 .552 3.183 .004
KIN .337 .108 .588 3.123 .004
a. Dependent Variable: ROA
Hasil dari pengujian uji statistik t dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengaruh Dewan Komisaris (DK) terhadap Return On Asset diketahui bahwa
koefisien beta bernilai positif 0.019 dengan nilai thitung 1.678 dan signifiansi 0.105.
Karena thitung >ttabel (1.678 < 2.059) dan sig 0.105 > 0.05 (df = n – k – 1 = 32 – 6 – 1
= 25), maka dari hasil pengujian H1 ditolak dan H0 diterima. Hal ini berarti bahwa
variabel Dewan Komisaris secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return On
Asset. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) ditolak.
2. Pengaruh Komisaris Independen (KI) terhadap Return On Asset diketahui bahwa
koefisien beta bernilai positif 2.339 dengan nilai thitung sebesar 2.741 dan sig 0.011.
Karena thitung > ttabel (2.741 > 2.059) dan sig 0.011 < 0.05 (df=n - k - 1= 32 - 6 - 1 =
25), maka dari hasil pengujian H2 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa
variabel komisaris independentsecara parsial berpengaruh terhadap Return On Asset.
Dengan demikian hipotesis kedua (H2) diterima.
3. Pengaruh Komite Audit (KA) terhadap Return On Asset diketahui bahwa koefisien
beta bernilai negatif (-0.219) dengan nilai -thitung sebesar -1.822 dan sig 0.080.
Karena -thitung >-ttabel (-1.822> -2.059) dan sig 0.080 > 0.05 (df = n - k - 1 = 32 - 6 - 1
= 25), maka dari hasil pengujian H3 ditolak dan H0 diterima. Hal ini berarti bahwa
variabel Komite Audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return On Asset.
Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) ditolak.
4. Pengaruh Kepemilikan Manajerial (KM) terhadap Return On Asset diketahui bahwa
koefisien beta bernilai posotif (0.352) dengan nilai thitung sebesar 3.183 dan sig
0.004. Karena thitung>ttabel (3.183> 2.059) dan sig 0.004 < 0.05 (df=n – k – 1= 32 – 6
– 1=25), maka dari hasil pengujian H4 diterima dan H0 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Return
On Asset.Dengan demikian hipotesis keempat (H4) diterima.
5. Pengaruh Kepemilikan Institusional (KIN) terhadap Return On Asset diketahui
bahwa koefisien beta bernilai positif (0.337) dengan nilai thitung sebesar 3.123 dan sig
0.004. Karena thitung > ttabel (3.123< 2.059) dan sig 0.004 < 0.05 (df = n - k - 1 = 32 -
Page 9
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 9
6 - 1 = 25), maka dari hasil pengujian H5 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti
bahwa variabel Kepemilikan Institusional secara parsial berpengaruh terhadap
Return On Asset. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) diterima.
Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variable bebas secara bersama-sama
terhadap variable tergantung dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada taraf
signifikansi α = 5%. Penyelesaian uji F dilakukan dengan bantuan program SPSS 21 for
window, adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression .287 5 .057 5.153 .002b
Residual .289 26 .011
Total .576 31
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), KIN, KA, DK, KM, KI
Berdasarkan hasil uji F pada tabel di atas, dapat dilihat nilai Fhitung sebesar 5.153 dan
Ftabel sebesar 2.590 dengan signifikansi 0.002b. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
Fhitung > Ftabel (5.153 > 2.590) dengan signifikansi 0.002b< 0.05 yang menunjukkan
bahwa Dewan Komisaris, Komisaris Independent, Komite Audit, Kepemilikan
Manajerial dan Kepemilikan Institusional secara bersama-sama berpengaruh terhadap
Return On Asset.
Pembahasan
Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Return On Asset
Dewan komisaris merupakan inti dari corporate governanceyang ditugaskan untuk
menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola
perusahaan serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas.
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara dewan komisaris dan return on asset. Apabila dilihat dari arah
hubungannya, koefisien regresi dengan arah yang positif menjelaskan bahwa semakin
tinggi jumlah dewan komisaris suatu perusahaan maka akan meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Dewan komisaris sebagai salah satu mekanisme good corporate
governance bertanggung jawab mengawasi proses pelaporan keuangan dan menilai
kualitas tata kelola perusahaan. Semakin tinggi jumlah dewan komisaris maka dapat
meningkatkan fungsi pengawasan dalam pengelolaan perusahaan dan mengurangi
konflik keagenan yang terjadi diantara principal dan agent sehingga kinerja perusahaan
dapat meningkat.Kinerja perusahaan yang meningkat ditandai dengan meningkatnya
profitabilitas dalam perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditha Nathania
Aditha (2014) yang menyatakan bahwa Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap
Return On Asset.
Page 10
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 10
Pengaruh Komisaris Independent Terhadap Return On Asset Dewan komisaris independen dapat meningkatkan fungsi pengawasan pada
perusahaan. Dewan komisaris independen merupakan komisaris yang tidak ada
hubungan keluarga atau hubungan bisnis dengan direksi maupun pemegang saham
(Rachmad, 2012). Adanya dewan komisaris independen dalam perusahaan dapat
mengurangi masalah keagenan dan mencegah terjadinya perilaku oportunistik.
Puspitasari dan Ernawati (2010) yang menyatakan bahwa, dewan komisaris dengan
lebih banyak anggota independen cenderung akan memberikan pemantauan yang lebih
baik terhadap kebijakan-kebijakan manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan
(ROA).
Berdasarkan hasil ini maka dapat dikatakan bahwa Komisaris Independent
berpengaruh terhadap return on asset. Terdapat pengaruh dijelaskan, semakin besar
proporsi komisaris independent yang berasal dari luar perusahaan dengan keahlian dan
pengalaman yang beragam, akan memungkinkan menyebabkan kenaikan kemampuan
komisaris independent dalam melakukan pengawasan karena muncul masalah
koordinasi, komunikasi dan pembuatan keputusan. Selain itu, peran dari komisaris
independen yang seharusnya bersikap independen dengan mengesampingkan
kepentingan pribadi atau manajemen dan bertindak hanya untuk kepentingan
perusahaan belum terlaksana dengan baik.Perusahaan hanya sekedar memenuhi
kepatuhan tanpa mengoptimalkan peran dewan komisaris independen sebagai pengawas
kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Helfina
Rimardhani,R. Rustam Hidayat dan Dwiatmanto(2016), yang menyatakan bahwa
Komisaris Independent berpengaruh terhadap Return On Asset.
Pengaruh Komite Audit terhadap Return On Asset
Dewan komisaris membutuhkan komite audit untuk membatu melakukan
pengawasan dala pengelolaan perusahaan. Komite audit bertanggungjawab mengawasi
proses pelaporan keuangan. Komite audit juga menghubungkan para pemegang saham
dan komisaris dengan manajemen dalam usaha menangani pengendalian.Komite audit
merupakan komite penunjang dewan komisaris yang bertugas membantu dewan
komisaris untuk memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal
perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal
dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil
audit dilaksanakan oleh manajemen (KNKG, 2006) dalam Raja (2016).
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa Komite Audit tidak
berpengaruh terhadap Return On Asset. Artinya bahwa Tinggi atau rendahnya jumlah
komite audit dalam suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan. Jumlah komite audit tidak dapat menjamin keefektifan kinerja komite audit
dalam melakukan pengawasan terhadap profitabilitas perusahaan. pembentukan komite
audit dalam suatu perusahaan hanya atas dasar untuk pemenuhan regulasi dan kurang
optimalnya komite audit dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian pada
manajeman perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desy Helena
Lumban Raja (2016), Agung Santoso Putra dan Nila Firdausi Nuzulla (2017) dan
Page 11
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 11
Helfina Rimardhani,R. Rustam Hidayat dan Dwiatmanto(2016) yang menyatakan
bahwa Komite Audit tidak berpengaruh terhadap Return On Asset.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Return On Asset
Kepemilikan manajerial (managerial ownership) adalah suatu kondisi dimana
manajer mengambil bagian dalam struktur modal perusahaan atau dengan kata lain
manajer tersebut berperan ganda sebagai manajer sekaligus pemegang saham di
perusahaan.Kepemilikan manajer akan saham perusahaan dipandang dapat
menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham diluar
manajemen sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila seorang
manajer adalah juga sebagai seorang pemilik (Jensen & Meckling, 1976).
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dikatakan bahwa Kepemilikan
Manajerial berpengaruh terhadap Return On Asset. Hal ini menjelaskan meningkatnya
proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan dapat meningkatkan kinerja
perusahaan. Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial maka semakin kecil
peluang terjadinya konflik, karena jika pemilik bertindak sebagai pengelola perusahaan
maka dalam pengambilan keputusan akan sangat berhati-hati agar tidak merugikan
perusahaan, dan akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan (ROA).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Intan Candradewi
dan Ida Bagus Panji Sedana (2016), yang menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial
berpengaruh terhadap Return On Asset.
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Return On Asset
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional
merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency conflict.
Semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat
pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency
conflict yang terjadi di dalam perusahaan akan semakin berkurang dan nilai perusahaan
akan semakin meningkat.Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham
perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki
arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh
institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dikatakan bahwa Kepemilikan
Institusional berpengaruh terhadap Return On Asset. Kepemilikan manajerial mewakili
suatu sumber kekuatan yang dapat digunakan untuk mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal guna mengantisipasi tindakan manajer yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan oleh pemilik.Hasil ini juga menyatakan kepemilikan saham
oleh institusi berpengaruh signifikan dengan ROA menjelaskan bahwa kepemilikan oleh
pihak institusi akan meningkatkan pegawasan terhadap entitas bisnis tersebut. Karena
pihak institusi memiliki kepentingan besar terhadap investasinya. Dengan demikian
maka akan terjadi peningkatan atas pengendalian terhadap kebijakan-kebijakan
manajeman yang nantinya meningkatkan kinerja perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Nila
Firdausi Nuzulla (2017), Desy Helena Lumban Raja (2016) , yang menyatakan bahwa
Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Return On Asset.
Page 12
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 12
Pengaruh Dewan Komisaris, Komisaris Independent, Komite Audit, Kepemilikan
Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Return On Asset
Berdasarkan hasil uji F pada tabel di atas, dapat dilihat nilai Fhitung sebesar 5.153 dan
Ftabel sebesar 2.590 dengan signifikansi 0.002b. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
Fhitung > Ftabel (5.153 > 2.590) dengan signifikansi 0.002b< 0.05 yang menunjukkan
bahwa Dewan Komisaris, Komisaris Independent, Komite Audit, Kepemilikan
Manajerial dan Kepemilikan Institusional secara bersama-sama berpengaruh terhadap
Return On Asset.Berdasarkan perhitungan nilai Adjusted R Square sebesar 0.401 atau
40.1%. Hasil ini menunjukkan bahwa sebesar 40.1% Return On Asset dapat dijelaskan
oleh Dewan Komisaris, Komisaris Independent, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial
dan Kepemilikan Institusional. Sedangkan sisanya sebesar 59.9% Return On Asset dapat
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dewan Komisaristidak berpengaruh terhadap Return On Asset pada pada
perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2013-
2016.
2. Komisaris Independent berpengaruh terhadap Return On Asset pada pada
perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2013-
2016.
3. Komite Audit tidak berpengaruh terhadap Return On Asset pada pada perusahaan
Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2013-2016.
4. Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Return On Asset pada pada
perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2013-
2016.
5. Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Return On Asset pada pada
perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2013-
2016.
6. Dewan Komisaris, Komisaris Independent, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial
dan Kepemilikan Institusional secara bersama-sama berpengaru terhadap Return On
Asset pada pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun2013-2016.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan
beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian yang lebih
panjang, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih komprehensif dari penelitian
yang dilakukan.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel-variabel penelitian yang lain.
3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat analisis yang berbeda dengan
penelitian sebelumnya.