Page 1
1
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, NET
PROFIT MARGIN DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP
FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR
INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2015-2017
Muhammad Juhari
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau 2018
Email: muhammadjuhari.mj@gmailcom
Kesulitan yang dialami suatu perusahaan dapat diartikan sebagai
ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya baik
dalam jangka waktu pendek maupun dalam jangka waktu panjang yang nantinya
akan mengalami kebangkruan pada perusahaan tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Total Asset (DAR), Net
Profit Margin (NPM) dan Total Asset Turn Over (TATO) pada Perusahaan
manufaktur sektor industry dasar dan kimia yang terdapat di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2017. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode
statistic yang dibantu dengan program Statistic Package Social Sciences (SPSS)
versi 21.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CR, NPM dan TATO
berpengaruh secara signifikan terhadap Financial Distress pada perusahaan
Manufaktur sektor Industri dasar dan kimia di BEI tahun 2015-2017. Sedangkan
DAR tidak berpengruh secara signifikan terhadap terjadinya financial distress di
perusahaan manufaktur sektor industry dasar dan kimia yang terdaftar di BEI
tahun 2015-2017. Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini sebesar 76,2%.
Kata Kunci : Financial Distress, Current Ratio (CR), Debt To Total Asset (DAR),
Net Profit Margin (NPM), dan Total Asset Turn Over (TATO)
Difficulties eperienced by a company can be interpeted as inability of the
company in fulfilling. Its obligations both short and long term which will
experience the bankruptcy on the company. This study aims to test the influence of
Current Ratio (CR), Debt to Total Asset (DAR), Net Profit Margin (NPM) and
Total Asset Turn Over (TATO) for the basic and chemcal industry manufacuring
enterprises in burss effect Indonesia 2015-2017. The method used in this study is
the statistical method thas assisted with Statistic Package Social Sciences (SPSS)
program 21.0 version. The result of this is study indicator program statistic is CR,
NPM and TATO have as significant effect on financial distress in manufacturing
company of basic subindustry sector BEI years 2015-2017. While DAR is not
significantly influenced to the occurancce of financial distress in basic industry
and chemical industry listed company in BEI year 2012017. While coefficient of
determination in this study ammounted to 76.2 %.
Keywords : Financial Distress, Current Ratio (CR), Debt To Total Asset (DAR),
Net Profit Margin (NPM), dan Total Asset Turn Over (TATO
Page 2
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap perkembangan yang terjadi di dunia usaha akan membuat semakin
berkembangnya pula persaingan yang terjadi terutama perusahaan yang terdaftar
di Bura Efek Indonesia. Hal ini mengakibatkan adanya kemungkinan
kebangkrutan yang akan terjadi pada setiap perusahaan. Kebangkrutan keuangan
di awali dengan adanya kesulitan keuangan pada perusahaan, dimana kesulitan
keuangan itu sendiri merupakan sebuah kondisi yang diartikan sebagai
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban keuangannya saat jatuh
tempo yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan perusahaan.
Laporan keuangan dapat dijadikan dasar dalam mengukur kesehatan
perusahaan melalui rasio keuangan yang ada dalam perusahaan. Rasio keuangan
merupakan salah satu informasi penting yang dibutuhkan dalam proses penilaian
kinerja perusahaan yang berdampak pada keberlangsungan hidup perusahaan,
sehingga dengan rasio keuangan tersebut dapat menampilkan bagaimana kondisi
keuangan perusahaan serta kinerja perusahaan dalam satu periode tertentu.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mencoba
melakukan penelitian menggunakan metode analisis Z-Score untuk mencari tahu
bagaimana kondisi financial distress perusahaan manufaktur yang ada di Bursa
Efek Indonsesia. Adapun judul penelitian yang diajukan yaitu : “Pengaruh
Current Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Net Profit Margin dan Total Asset
TurnOver Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2015-2017”.
Kajian Pustaka
Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2011), laporan keuangan (financial statements)
merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengiktisaran
data transaksi bisnis. Menurut Darsono & Ashari (2011) laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim
dikenal yaitu neraca atau laporan laba/rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas,
laporan posisi keuangan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi
keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana
kas perusahaan dalam periode tertentu.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil
usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Berikut ini beberapa tujuan
pembuatan atau penyusunan laporan keuangan menurut Darsono & Ashari (2011),
yaitu:
1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya
ekonomi dan kewajiban perusahaan.
Page 3
3
2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan
bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba
3. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
4. Memberikan informasi yang di perlukan lainnya tentang perubahan
asset dan kewajiban.
5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang di butuhkan oleh
para pemakai laporan
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Dalam prakteknya, secara umum ada lima macam laporan keuangan
menurut Hery (2013), yang biasa disusun yaitu :
1. Neraca (balance sheet)
2. Laporan laba rugi (income statement)
3. Laporan perubahan modal
4. Laporan arus kas
5. Laporan catatan atas laporan keuangan
Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2011), analisis laporan keuangan merupakan suatu
proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan
tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Adapun tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari
sudut angka-angka dalam satuan moneter.
Analisis Rasio Menurut Hery (2013) rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan
yang paling banyak di gunakan. Rasio ini merupakan alat analisis yang dapat
memberikan jalan keluar dan menggambarkan simptom (gejala-gejala yang
tampak) suatu keadaan. Jika diterjemahkan secara tepat, rasio juga dapat
menunjukan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang
mendalam. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus dan menjadi
dasar perbandingan yang menunjukan kondisi atau kecenderungan yang tidak
dapat dideteksi bila kita hanya melihat komponen itu sendiri.
Rasio Likuiditas Menurut Munawir (2011), rasio likuiditas menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini
dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva
lancar dan utang lancar.
Page 4
4
1. Rasio lancar (Current ratio)
Menurut Fahmi (2012), rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang
umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo.
2. Rasio cepat (quick ratio)
Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi utang lancar.
3. Rasio kas (cash ratio)
Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva
lancar.
Rasio solvabilitas Menurut Darsono & Ashari (2011), rasio solvabilitas atau leverage ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa
rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Rasio Rentabilitas Menurut Hery (2013), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini di tunjukan oleh
laba yang di hasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah
penggunaannya rasio ini menunjukan efesiensi perusahaan.
Rasio Aktivitas
Menurut Munawir (2011) Rasio Aktivitas adalah rasio yang
menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya
yang di milikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, dimana penggunaan
aktivitas ini di lakukan secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil
yang maksimal.
Kemampuan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio total asset turn over. Dengan
melihat rasio ini kita dapat mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dalam
menghasilkan penjualan.
Financial Distress Financial distress atau kesulitan keuangan dapat di artikan sebagai ketidak
mampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangan pada saat jatuh
tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Menurut Darsono dan
Ashari (2005) kesulitan keuangan menunjukan adanya masalah likuiditas yang
parah yang tidak dapat di pecahkan tanpa melalui penjadwalan kembali secara
besar-besaran terhadap operasi dan struktur perusahaan.
Page 5
5
Penyebab Financial Distress
Menurut Darsono dan Ashari (2011), secara garis besar penyebab
Financial Distress bisa dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah yang berasal dari bagian internal manajemen
perusahaan. Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari faktor luar yang
berhubungan langsung dengan operasi perusahaan atau faktor prekonomian secara
makro.
Permasalahan dalam Financial Distress
Darsono dan Ashari (2011), menjelaskan bahwa financial distress yang di
alami oleh perusahaan harus di atasi dengan pembaruan baik struktur keuangan
maupun organisasi perusahaan.
Indikator Financial Distress
Menurut Darsono dan Ashari (2011), terdapat beberapa indikator yang bisa
di jadikan panduan untuk menilai financial distress yang akan di derita oleh
perusahaan. Indikator pertama adalah informasi arus kas sekarang dan arus kas
untuk periode mendatang. Informasi arus kas memberikan gambaran sumber-
sumber dari penggunaan kas perusahaan. Sumber yang kedua adalah analisis
posisi dan strategi perusahaan di bandingkan dengan pesaing. Informasi ini
memberikan gambaran posisi perusahaan dalam persaingan bisnis yang merujuk
pada kemampuan perusahaan dalam menjual produk atau jasanya untuk
menghasilkan kas.
Metode Altman Z-score
Prediksi kebangkrutan usaha berfungsi untuk memberikan panduan bagi
pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah mengalami financial
distress atau tidak di masa mendatang. Seorang profesor di New York University,
Edward Altman, melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan perusahaan
yang mengalami kebangkrutan dengan kinerja keuangan perusahaan yang sehat.
Hasil penelitiannya di rumuskan dalam satu rumus matematis yang di sebut
dengan rumus Altman Z-score ini bisa di rumuskan sebagai berikut:
Z = 1,2 WCTA + 1,4 RETA + 3,3 EBITTA + 0,6 MVEBVL + 0,999 STA
Diminta :
WCTA : Working Capital to Total Asset ( Modal kerja dibagi total asset)
RETA : Retained earning to Total Asset ( Laba ditahan dibagi total asset)
EBITTA : Earnimg Before Interest and Taxes to Total Asset(Laba
sebelum pajak dan bunga di bagi total asset)
MVEBVL :Market Value of Equity to Book Value of Liability
(Nilai pasar ekuitas dibagi dengan nilai buku hutang)
STA : Sales to Total Asset (Penjualan dibagi total asset)
Page 6
6
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen.
variabel independen adalah current ratio, debt to total aaset ratio, net profit
margin dan total asset turn over. Variabel dependen adalah financial distress.
Penelitian ini di lakukan pada laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
2015-2017. Ruang lingkup pada penelitian ini mencangkup pengaruh ke empat
variabel bebas yaitu current ratio , debt to total assetratio, net profit margin dan
total asset turn over terhadap financial distress sebagai variabel terikat.
Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode eksplanasi dan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Metode eksplanasi adalah metode yang di lakukan untuk
mencari hubungan atau pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Metode
asosiatif yang di lakukan pada penelitian ini adalah dengan menghubungkan
pengaruh antara variabel bebas (current ratio ,debt to total asset ratio,net profit
margin dan total asset turn over) dan variabel terikat (financial distress).
Pendekatan kuantitatif adalah hasil pengamatan yang disajikan dalam bentuk
angka yang diolah dengan menggunakan metode statistik.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat atau
dependen dan variabel bebas atau independen.Variabel terikat atau variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kesehatan
perusahaan yang di proksikan dengan Z-Score. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah current ratio, debt to total aset ratio, net profit margin dan total asset
turn over.
Variabel Dependen (Variabel Y) Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang menjadi
fokus penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial distress.
Financial distress yang di proksikan dengan Z-Score (Altman).
Z-Score dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan:
WCTA : Working Capital to Total Asset ( Modal kerja dibagi total asset)
RETA : Retained earning to Total Asset ( Laba ditahan dibagi total asset)
EBITTA : Earnimg Before Interest and Taxes to Total Asset(Laba sebelum
pajak dan bunga di bagi total asset)
MVEBVL :Market Value of Equity to Book Value of Liability
(Nilai pasar ekuitas dibagi dengan nilai buku hutang)
STA : Sales to Total Asset (Penjualan dibagi total asset)
Z=1,2 WCTA + 1,4 RETA + 3,3 EBITTA + 0,6 MVEBVL + 0,999 STA
Page 7
7
Variabel Independen (Variabel X) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah current ratio, debt to total aset
ratio,net profit margin dan total asset turn over.
1. Current Ratio
Current Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Fahmi,2012).
2. Debt To Total Aset Ratio
Debt To Total Aset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa
besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.
Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi) (Darsono &
Ashari,2011).
3. Net Profit Margin
Net Profit Margin merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan (Hery,2013)
NPM =
4. Total Aset Turn Over
Rasio yang digunakan adalah rasio total asset turn over (perputaran total
asset) dimana rasio ini di gunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menggunakan asset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan dengan
melihat rasio ini kita bisa mengetahui efektivitas asset dalam melakukan
penjualan ( Munawir,2011).
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2015-2017. Data di kumpulkan dengan menggunakan metode studi
pustaka dan metode dokumentasi. Metode studi pustaka dilakukan dengan
memahami literature-literatur yang berkaitan dengan materi financial distress.
Sedangkan metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan sumber-
sumber data seperti laporan keuangan Perusahaan yang di publikasikan oleh BEI
dalam situs www.idx.co.id.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi
Menurut Efferin (2008), populasi adalah elemen yang lengkap, yang
biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk
Page 8
8
mempelajari atau menjadikan objek penelitian. Popolasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
bursa efek indonesia periode 2015-2017 yang berjumlah 69 perusahaan.
Sampel
Menurut Efferin (2008), sampel adalah cuplikan atau bagian dari populasi
.sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI.Sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling.Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
di gunakan dengan pertimbangan tertentu Efferin (2008).
Kriteria yang peneliti gunakan dalam proses pengambilan sampel adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
berturut-turut periode 2015-2017
2. Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan perusahaan yang
telah di audit berturut-turut periode 2015-2017
3. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan dalam mata
uang rupiah.
4. Perusahaan manufaktur yang memiliki laba selama periode penelitian.
` HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data Penelitian
Deskripsi Obyek Penelitian
Populasi yang digunakan sebagai sampel penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2015-2017. Sedangkan pemilihan sampel dalam hal menggunakan
metode purposive sampling. Yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu.
Hasil Penelitian
Statistik Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang ringkasan-
ringkasan variabel penelitian tanpa menghubungkan atau membandingkan dengan
variabel lain, sehingga menceritakan karakteristik statistik suatu variabel secara
mandiri. Nilai dari masing-masing variabel penelitian ini, disajikan dalam tabel
berikut ini : Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CR 67 ,001495 5,821960 2,17808577 1,420588517 DAR 67 ,079829 ,819719 ,40189913 ,207200883 NPM 67 -,156544 ,251943 ,04989454 ,068097512 TATO 67 -,095200 2,013139 ,81403764 ,463881734 FD 67 -,114962 3,563391 1,28304345 ,727379771
Valid N (listwise) 67
Sumber : Data Sekunder menggunakan SPSS versi 21.0 (2018)
Page 9
9
Dikarenakan data awal awal 72 observasi tidak berdistribusi normal (nilai
sig = 0,000) maka dilakukan pembuangan outlier dengan standart deviasi diatas
3, maka total di buang adalah 5 observasi. Berdasarkan hasil pengujian statistik
deskriptif pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa penelitian ini memiliki 67 data
pengamatan yang merupakan data keseluruhan dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2017
Pengujian Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Pengujian terhadap normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji
One Sample Kolmogorov-Smirnov (uji K-S) pengujian data dua arah (two-tailed
test). Suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila memiliki nilai signifikan
lebih besar dari taraf signifikan yang ditentukan, yaitu 0,05 atau apabila p > 0.05,
maka data dapat dikatakan berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas dapat
dilihat dari tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Normalitas Sebelum Outlier One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 8,34406121
Most Extreme Differences Absolute ,144 Positive ,063 Negative -,144
Kolmogorov-Smirnov Z 1,177 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data Sekunder menggunakan SPSS versi 21.0 (2018)
Di karenakan data awal 72 observasi tidak berdistribusi normal (nilai sig = 0,000)
maka dilakukan pembuangan outiler dengan standart deviasi 3, maka total
dibuang adalah 5 observasi.
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Normalitas Setelah Outlier One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 67
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000 Std. Deviation ,34406121
Most Extreme Differences Absolute ,144 Positive ,063 Negative -,144
Kolmogorov-Smirnov Z 1,177 Asymp. Sig. (2-tailed) ,125
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data Sekunder menggunakan SPSS versi 21.0 (2018)
Page 10
10
Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed)
0,125 lebih tinggi dari taraf signifikan yang digunakan yakni 0,05. Hal ini berarti
bahwa data yang digunakan berdistribusi normal.
Uji Autokorelasi
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi terdapat
korelasi antar satu periode sekarang dengan periode sebelumnya. Uji ini dilakukan
dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil pengujian autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin-Watson tersebut dapat dilihat dari tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Autokorelasi Setelah Outlier Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
,881a ,776 ,762 ,354986499 1,909
Sumber : Data Sekunder menggunakan SPSS versi 21.0 (2018)
Nilai DW yang terdapat dalam tabel hasil pengujian diatas menunjukkan
angka sebesar 1,909. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan
menggunakan nilai signifikan sebesar 5%, Sehingga diperoleh hasil du < d < 4–du
(1,7327 < 1,909 < 2,2673 ). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
tidak terjadi autokorelasi.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apaka model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Metode untuk mendeteksi
adanya uji multikolinieritas adalah dengan melihat dari nilai Value Inflation
Factor (VIF) ataupun nilai Tolerance. Hasil pengujian multikolinieritas dapat
dilihat dari tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Multikolinieritas Setelah Outlier Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) CR ,429 2,330
DAR ,449 2,227
NPM ,678 1,475
TATO ,884 1,131
Sumber : Data Sekunder menggunakan SPSS versi 21.0 (2018)
Page 11
11
Hasil pengujian multikolinieritas yang dilihat dari tabel 4.6 diatas
menunjukkan bahwa model penelitian dengan Z-Score sebagai varaibel
dependennya dan variabel independen yang terdiri dari current ratio, debt to asset
ratio, return on asset, dan total asset turn over memiliki nilai tolerance lebih
besar dari pada 0.10 (tolerance > 0,10) dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10 (
VIF < 10), maka dapat diartikan bahwa model penelitian tersebut terbebas dari
masalah multikolinieritas.
Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Heterokedastisitas Setelah Outlier Correlations
CR DAR NPM TATO Unstandardized Residual
Spearman's rho
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient
,126 -,001 ,071 ,098 1,000
Sig. (2-tailed) ,311 ,995 ,568 ,430 .
N 67 67 67 67 67
Sumber : Data Sekunder menggunakan SPSS versi 21.0 (2018)
Dari tabel 4.6 diatas, dapat dilihat bahwa variabel CR,DAR,NPM dan
TATO mempunyai nilai signifikan diatas 0,05, dengan demikian disimpulkan
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh antara satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan
menggunakan program SPSS 20. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat melalui
tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Regresi Berganda Setelah Outlier Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -,149 ,202 -,736 ,464
CR ,220 ,047 ,430 4,692 ,000
DAR -,061 ,315 -,017 -,193 ,847
NPM 2,028 ,779 ,190 2,603 ,012
TATO 1,075 ,100 ,686 10,731 ,000
Sumber : Data Sekunder menggunakan SPSS versi 21.0 (2018)
Berdasarkan tabel pengujian regreasi diatas,maka model analisis regresi
berganda antara variabel independen terhadap variabel dependen dapat
ditransformasikan dalam model persamaan berikut ini :
Page 12
12
Z-Score = - 0,149 + 0,220 CR - 0,061 DAR + 2,028 NPM + 1,075 TATO + Ԑ
Pengujian Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Hasil pengujian uji t atau uji paarsial dalam penelitian ini dapat dilihat
dari tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Hipotesis Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -,149 ,202 -,736 ,464
CR ,220 ,047 ,430 4,692 ,000
DAR -,061 ,315 -,017 -,193 ,847
NPM 2,028 ,779 ,190 2,603 ,012
TATO 1,075 ,100 ,686 10,731 ,000
Sumber : Data Sekunder menggunakan SPSS versi 21.0 (2018)
Koefisien Determinasi
Nilai koefisien deterninasi menjelaskan seberapa besar kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya. Nilai koefisien
determinasi dalam linear berganda ditunjukkan dengan adjusted R2. Hasil
pengujian koefisien determinasi dapat dilihat dari tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,881a ,776 ,762 ,354986499
Sumber : Data Sekunder menggunakan SPSS versi 21.0 (2018)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisiensi determinasi
(Adjusted R-Square) adalah sebesar 0,762 atau 76,2 %. Hal ini menunjukkan
bahwa 76,2 %. Financial distress dapat dijelaskan oleh CR, DAR, NPM dan
TATO. Dan sisanya 23,8 % dapat dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain
diluar dari variabel penelitian ini.
Page 13
13
Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh simultan atau secara
bersama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian uji F
dapat dilihat melalui tabel 4.11 berikut ini :
Tabel 4.11
Hasil Uji F ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 27,106 4 6,777 53,776 ,000b
Residual 7,813 62 ,126
Total 34,919 66
Sumber : Data Skunder yang diolah,2018
Dari tabel penelitian diatas menunjukkan bahwa nilai f hitung sebesar
53,776 dengan nilai f tabel sebesar 2,509 dan nilai signifikansi sebesar 0,000
dengan tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 0.005 (5%). Nilai f
hitung yang lebih besar dari pada nilai f tabel serta tingkat signifikansi yang lebih
kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa model penelitian dengan variabel independen
CR, DAR, NPM dan TATO secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen yaitu tingkat kebangkrutan perusahaan.
Pembahasan
Pengaruh Current Ratio Terhadap Financial Distress
Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat diketahui bahwa variabel
pertama yakni likuiditas yang diukur dengan menggunakan current ratio memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kebangkrutan perusahaan. Hal ini
dikarenakan bahwa perusahaan memiliki kemampuan membiayai operasional
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek dengan hutang
lancar yang dimilikinya. Hasil yang dipoeroleh dalam penelitian ini mendukung
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi Sri Rezeki (2017) dimana dalam
penelitiannya memperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
current ratio terhadap financial distress.
Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Financial Distress Variabel ketiga dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yang
diukur dengan menggunakan net profit margin. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa NPM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap financial
distress. Dimana perusahan mempunyai manajemen yang baik dalam mengelola
asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan sehingga terhindar dari
financial ditress. Hasil yang dipoeroleh dalam penelitian ini mendukung penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Orina Andre (2013), adapun dalam penelitiannya
dijelaskan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh signifikan dalam memprediksi
financial distress.
Page 14
14
Pengaruh Total Asset Turn Over Terhadap Financial Distress Variabel terakhir dalam penelitian ini yakni rasio aktivitas yang diukur
dengan total asset turn over memiliki pengaruh yang signifikan terhadap financial
disttess. Dimana sebuah perusahaan mampu mengelola asset dan memaksimalkan
penggunaan sumber daya sehingga perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan
terhindar dari terjadinya financial distress. Hasil yang dipoeroleh dalam penelitian
ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arif Hidayat (2013),
yang menjelaskan bahwa TATO berpengaruh signifikan terhadap financial
distress.
Pengaruh Current Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Net Profit Margin dan
Total Asset Turn Over Terhadap Financial Distress Secara simultan penelitian ini membuktikan bahwa variabel likuiditas
yang diukur dengan current ratio, solvabilitas yang diukur dengan debt to total
asset ratio, profitabilitas yang diukur dengan Net Profit margin dan aktivitas yang
diukur dengan total asset turn over berpengaruh terhadap kondisi Financial
Distress. Maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini bahwa keempat
variabel yang digunakan secara simultan dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur kondisi financial distress.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis, yang telah
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier
bergan dan menunjukkan bahwa CR berpengaruh terhadap Kondisi
Financial distress perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan
Kimia yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2015-2017.
2. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier
berganda menunjukkan bahwa DAR tidak berpengaruh terhadap
Kondisi Financial distress perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun
2015-2017.
3. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier
berganda menunjukkan bahwa NPM berpengaruh terhadap Kondisi
Financial distress perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan
Kimia yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2015-2017.
4. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier
berganda menunjukkan bahwa TATO berpengaruh terhadap kondisi
Financial distress perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan
Kimia yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2015-2017.
5. Hasil uji hipotesis dengan Uji Simultan (Uji F), menunjukan CR,
DAR, NPM dan TATO secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kondisi Financial Distress perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Dasar dan Kimia yang terdaftar diBursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2015-2017.
Page 15
15
Saran
Adapun saran yang dapat direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya
berdasarkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti selanjutnya dapat
menambah variabel bebas berupa rasio keuangan yang dapat dijadikan
sebagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebangkrutan
perusahaan.
2. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menambah sampel penelitian
atau mengganti dengan perusahaan lain mengingat penelitian ini hanya
menggunakan perusahaan manufaktur.