Top Banner
TESIS PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA I GEDE ANANDITHA WICAKSANA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012
91

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Aug 10, 2015

Download

Documents

Yudy Yunardy

Penelitian ini merupakan studi empiris untuk menguji pengaruh cash ratio,
debt to equity ratio, dan return on asset terhadap kebijakan dividen yang diukur
dengan dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2005-2009. Teknik sampel yang
digunakan adalah purposive sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak
27 perusahaan.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
berganda dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien
regresi parsial serta f -statistik untuk menguji kelayakan model penelitian dengan
level of significance 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi
uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel cash ratio dan return on asset
berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel debt to equity ratio
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

BURSA EFEK INDONESIA

I GEDE ANANDITHA WICAKSANA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2012

Page 2: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

BURSA EFEK INDONESIA

I GEDE ANANDITHA WICAKSANA

NIM 0891662018

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2012

Page 3: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

2

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

BURSA EFEK INDONESIA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana

I GEDE ANANDITHA WICAKSANA NIM 0891662018

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2012

Page 4: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

3

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 12 JANUARI 2012

Pembimbing I, Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA. NIP. 19590510 199003 1 001

Pembimbing II,

Dr. I Ketut Yadnyana, SE, M.Si. Ak. NIP. 19570911 198610 1 001

Mengetahui

Ketua Program Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Dr. I Ketut Budiartha, SE., MSi., Ak. NIP. 19591202 198702 1 001

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Prof.Dr.dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 19590215 198510 2 001

Page 5: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

4

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 12 Januari 2012

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana No.: 0069/UN14.4/HK/2012, Tanggal 10 Januari 2012

Universitas Udayana,

Ketua: Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA Anggota: 1. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, M.Si. Ak. 2. Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, M.Si. 3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si. 4. Dr. I Wayan Suartana, SE, M.Si.

Page 6: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

5

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama: I Gede Ananditha Wicaksana

NIM: 0891662018

Program Studi: Magister Akuntansi

Judul Tesis: Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on

Asset terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik

Indonesia No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundangan-undangan yang

berlaku.

Denpasar, 19 Januari 2012

Yang menyatakan,

I Gede Ananditha Wicaksana

Page 7: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

6

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan

Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung wara nugraha-Nya, penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity

Ratio,dan Return on Asset Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA

sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan

dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis program magister,

khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya pula

penulis sampaikan kepada Bapak Dr. I Ketut Yadnyana, SE, M.Si. Ak sebagai

pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Bapak

Prof. Dr. Dr. Made Bakta, Sp. PD (KHOM), atas kesempatan dan fasilitas yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga

ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang

dijabat oleh Ibu Prof.Dr.dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S(K), atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswi Program Magister pada

Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan

terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana S.E.,M.S, Dekan

Page 8: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

7

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis

untuk mengikuti pendidikan program Magister. Penulis juga menyampaikan rasa

terima kasih kepada Bapak Dr. Made Gede Wirakusuma, S.E., M.Si., Ketua

Jurusan Akuntansi dan Bapak Dr. I Ketut Budiartha SE., M.Si., Ak., Ketua

Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Unversitas Udayana. Ungkapan

terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Bapak Dr.

Gerianta Wirawan Yasa, SE., M.Si., Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si

dan Bapak Dr. I Wayan Suartana, SE,M.Si. yang telah memberikan masukan,

saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada rekan-rekan

kerja di BIMC Hospital dan kepada rekan-rekan Maksi, May, Nuratama,Wenny

Mbak Tri, Mbak Krisna, Putri, Fenkq, Ari dan semua mahasiswa Maksi angkatan

ketiga atas semangat, bantuan dan informasi yang diperlukan penulis dalam

penelitian ini.

Terima kasih khusus penulis persembahkan kepada keluarga, kedua orang tua

tercinta, I Gede Hartajaya dan Ibu Kompyang Yuni Wiharni, SE. atas dorongan,

dukungan, motivasi, materi serta doa restu selama mengikuti perkuliahan sampai

penyelesaian tesis ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan anugerah-Nya

kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini,

serta kepada penulis sekeluarga.

Page 9: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

8

ABSTRAK

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON

ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini merupakan studi empiris untuk menguji pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2005-2009. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 27 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji kelayakan model penelitian dengan level of significance 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel cash ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Kata kunci : cash ratio, debt to equity ratio, return on asset, dividend payout ratio

Page 10: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

9

ABSTRACT

THE EFFECT OF CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, AND RETURN ON ASSET TO DIVIDEND POLICY ON THE LISTED

MANUFACTUR COMPANIES IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE This research is an empirical study to examine the effect of cash ratio, debt to equity ratio, and return on asset to dividend policy which was measured by dividend payout ratio on the manufactur companies listed on Indonesian Stock Exchange in period of 2005-2009. The samples were collected using the purposive sampling method and it has resulting 27 companies for the samples. The samples were analyzed by using linear multiple regression tehnique, t-test for testing the hypothesis, and f-test for the feasibility model test with the five percent level of significant. It were tested with classic asumption test like normality test, autocorellation test,multicollinearity test, and heteroscedastisity test. The result shows,cash ratio and return on asset had a positive and significant effect to dividend payout ratio, and debt to equity ratio has a negative and significant effect to dividend payout ratio. Keywords: cash ratio, debt to equity ratio, return on asset, dividend payout ratio

Page 11: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

10

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM .................................................................................... i PRASAYARAT GELAR ......................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................ iv PERNYATAAN ........................................................................................ v UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................. viii ABSTRACT ............................................................................................ ix DAFTAR ISI ............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ............................................................................ 9 2.1.1 Teori keagenan (agency theory) ....................................... 9 2.1.2 Teori pensinyalan (signaling theory) .............................. 12 2.1.3 Teori kebijakan dividen ................................................. 13 2.1.4 Rasio kas (cash ratio) .................................................... 17 2.1.5 Debt to equity ratio (DER)............................................. 18 2.1.6 Return on asset (ROA) .................................................. 19

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya ................................. 20 BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Rerangka Berpikir ..................................................................... 28 3.2 Konsep Penelitian ..................................................................... 33 3.3 Hipotesis Penelitian .................................................................. 33

3.3.1 Pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio ..... 33 3.3.2 Pengaruh DER terhadap dividend payout ratio ............. 34 3.3.3 Pengaruh ROA terhadap dividend payout ratio ............. 35

BAB IV METODA PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 36

Page 12: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

11

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 38 4.3 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 38 4.3.1 Jenis data ....................................................................... 38 4.3.2 Sumber data ................................................................... 39

4.4 Penentuan Sampel Penelitian .................................................... 39 4.5 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................. 41 4.6 Metoda Pengumpulan Data ....................................................... 43 4.7 Prosedur Penelitian ................................................................... 44

4.8 Teknik Analisis Data ................................................................. 44 4.8.1 Uji asumsi klasik ........................................................... 44 4.8.2 Pengujian hipotesis penelitian ........................................ 46 BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Statistik Deskriptif .................................................................... 48 5.2 Pengujian Asumsi Klasik .......................................................... 49 5.2.1 Uji normalitas ................................................................ 49 5.2.2 Uji multikolinearitas ...................................................... 50 5.2.3 Uji autokorelasi ............................................................. 51 5.2.4 Uji heteroskedastisitas ................................................... 52 5.3 Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis ..................................... 52 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio .................. 55 6.2 Pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio .... 57 6.2 Pengaruh return on asset terhadap dividend payout ratio .......... 59 BAB VII SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

7.1 Simpulan Penelitian .................................................................. 61 7.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran ............................................. 62 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 64 LAMPIRAN………................................................................................. 69

Page 13: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

12

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman 3.1 Rerangka Berpikir ............................................................................ 32 3.2 Konsep Penelitian ............................................................................ 33 4.1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 37

Page 14: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

13

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu .................................................... 25 4.1 Seleksi Sampel Penelitian ................................................................ 40 4.2 Daftar Perusahaan Sampel ............................................................... 41 5.1 Statistik Deskriptif ........................................................................... 48 5.2 Uji Normalitas ................................................................................. 49 5.3 Uji Multikolinearitas ........................................................................ 50 5.4 Uji Autokorelasi .............................................................................. 51 5.5 Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 52 5.6 Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis ............................................ 52

Page 15: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

14

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman 1 Cash Ratio ....................................................................................... 69 2 Debt to Equity Ratio ........................................................................ 70 3 Return on Asset ................................................................................ 71 4 Dividend Payout Ratio ..................................................................... 72 5 Statistik Deskriptif ........................................................................... 73 6 Uji Normalitas ................................................................................. 74 7 Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 75 8 Uji Autokorelasi, Multikolinearitas, dan Uji Hipotesis ..................... 76

Page 16: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah

satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal dan

perkembangan berbagai jenis industri pada negara tersebut. Pasar modal (capital

market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dalam

aktivitas di pasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang

dilakukannya, yaitu yang berupa dividen dan capital gain.

Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam

perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi

(return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Di sisi lain,

perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam

pertimbangan antara lain: perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang

mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas

perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio

pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen

(Brigham dan Gapenski, 1996).

Dividen adalah distribusi yang bisa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti

lain yang menyatakan hutang perusahaan kepada pemegang saham suatu

1

Page 17: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

2

perusahaan sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik

(Jensen et al., 1992). Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan

apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham

sebagai dividen, atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan

investasi dimasa mendatang (Sartono, 2010).

Kebijakan dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang paling stabil

dan dapat diprediksi oleh perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai

membayar dividen setelah mereka mencapai tahap kematangan bisnis dan ketika

tidak ada lagi kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan (Al-Haddad

et al., 2011). Proporsi dividen yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung

pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen

yang diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Prosentase dari laba yang

akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut Dividend

Payout Ratio (Andriyani, 2008).

Kebijakan dividen telah menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh para

manajer keuangan dan perusahaan pada umumnya. Perusahaan dihadapkan pada

dilema, apakah akan membagikan dividen kepada pemegang saham, atau

manahan laba untuk kegiatan investasi kembali dalam rangka pengembangan

usaha (Okpara, 2010). Di sisi lainnya, pembagian dividen yang tinggi kurang

disukai oleh manajemen karena akan mengurangi utilitas manajemen yang

disebabkan oleh semakin kecilnya dana yang berada dalam lingkup kendali

manajemen. Hal ini sesuai dengan residual theory of cash dividend (Karen, 2003)

yang menyatakan bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam

Page 18: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

3

bentuk dividen, akan tetapi manajemen tidak menyukai pembagian laba yang

diperoleh dalam bentuk dividen. Manajemen lebih suka memperlakukannya

sebagai laba ditahan, kecuali mengetahui bahwa dana tersebut tidak memberikan

net present value (NVP) yang positif pada tambahan investasi.

Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata

kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan di masa yang akan

datang adalah merupakan cara yang tepat meskipun mahal tetapi sangat berarti.

Setelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen, maka pasar akan bereaksi

terhadap pengumuman perubahan dividen yang akan dibayarkan, sehingga bisa

dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang

terkandung dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010).

Penelitian ini menggunakan variabel-variabel rasio keuangan dalam

memprediksi kebijakan dividen. Rasio keuangan digunakan sebagai variabel

penelitian karena rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis yang

diperlukan untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan dalam

mencapai tujuan perusahaan yaitu laba bersih. Laba perusahaan merupakan unsur

dasar kebijakan dividen perusahaan. Rasio keuangan merupakan hasil

perbandingan pos-pos dalam laporan keuangan pada suatu periode tertentu. Rasio-

rasio keuangan yang digunakan antara lain adalah rasio likuiditas yang diukur

oleh cash ratio, rasio leverage yang diukur oleh debt to equity ratio¸dan rasio

profitabilitas yang diukur oleh return on asset.

Rasio kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang

harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan

Page 19: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

4

besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen

merupakan cash outflow, maka semakin kuatnya posisi kas atau likuiditas

perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Riyanto,

2000). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan

perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan. Perusahaan

yang mempunyai kesempatan bertumbuh lebih besar umumnya mempunyai DER

yang lebih rendah dalam kebijakan struktur modalnya (Smith dan Watts, 1992).

Hal ini disebabkan manajemen cenderung memilih pendanaan modal sendiri

untuk membiayai pertumbuhan dengan maksud untuk mengurangi masalah-

masalah agensi yang potensial berasosiasi dengan eksistensi hutang yang berisiko

dalam struktur modalnya (Subekti dan Wijaya, 2001). Peningkatan hutang pada

gilirannya akan mempengaruhi peningkatan laba bersih yang tersedia bagi para

pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk

membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen. Return on

Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total

aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi Return on Assets

(ROA) maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak (Sartono,

2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (1999) yang menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada seluruh perusahaaan publik

yang terdaftar di BEI selama periode 1991-1996. Dari penelitian yang dilakukan

oleh Sutrisno (1999) menunjukkan bahwa variabel cash ratio berpengaruh positif

dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Andriyani (2008) melakukan

Page 20: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

5

penelitian tentang analisis pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, insider

ownership, investment opportunity set (IOS), dan profitability yang diproksikan

oleh return on asset (ROA) terhadap kebijakan dividen yang dilakukan terhadap

perusahaan otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2006.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cash ratio secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian tersebut bertolak

belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Kartika (2003)

dalam penelitiannya menguji pengaruh cash ratio, current ratio, DTA, ROI, dan

EPS terhadap dividen kas pada 34 perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 1999-

2000 dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya EPS yang berpengaruh

signifikan terhadap dividen kas, sedangkan untuk variabel lain yaitu cash ratio,

current ratio, DTA, dan ROI tidak menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mahadwartha dan Jogiyanto (2002) yang

meneliti tentang pengaruh investment opportunity set, kepemilikan manajerial,

ukuran perusahaan dan kebijakan utang terhadap dividend payout ratio pada

perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta

pada periode 1990-2000. Hasil penelitian Mahadwartha dan Jogiyanto (2002)

adalah bahwa kebijakan hutang yang diproksikan oleh debt to equity ratio

memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Ismiyanti dan Hanafi

(2004) menguji pengaruh kebijakan hutang, kepemilikan manajerial, risiko, dan

kepemilikan institutional terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur

yang listed di BEJ sebelum tahun 1997. Hasil penelitian menunjukkan hasil yang

Page 21: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

6

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahadwartha dan Jogiyanto

(2002). Hasil penelitian Ismiyanti dan Hanafi (2004) menunjukkan bahwa hutang

yang diproksikan dengan DER mempunyai pengaruh yang negatif terhadap DPR.

Amidu dan Abor (2006) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

dividend payout ratio pada 22 perusahaan yang listed di Ghana Stock Exchange

pada periode tahun 1998-2003. Variabel-variabel yang digunakan untuk

meprediksi DPR adalah, profitability, cash flow, tax, risk, insider ownership,

growth, dan market to book value. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

profitability yang diproksikan oleh return on asset (ROA) berpengaruh signifikan

dan positif terhadap DPR. Hasil penelitian yang berbeda disimpulkan oleh

Damayanti dan Achyani (2006) yang melakukan penelitian terhadap seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2003

untuk menguji pengaruh antara variabel independen investasi perusahaan,

likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan variabel

dependen dividend payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

profitabilitas tidak berpengaruh siginifikan terhadap dividen payout ratio.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, yang menunjukkan hasil yang

tidak konsisten, sehingga penting untuk di replikasi dan diteliti kembali pengaruh

variabel cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap kebijakan

dividen dengan proksi dividend payout ratio, dengan perioda waktu pengamatan

2005-2009.

Page 22: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Apakah cash ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio?

2) Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio?

3) Apakah return on asset berpengaruh terhadap dividend payout ratio?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka yang menjadi

tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio

2) Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout

ratio

3) Untuk mengetahui pengaruh return on asset terhadap dividend payout ratio.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau tambahan

wawasan serta bukti empiris mengenai pengaruh cash ratio, debt to equity

ratio dan return on asset terhadap kebijakan dividen serta dapat dijadikan

Page 23: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

8

sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis

atau lebih lanjut.

2) Manfaat Praktis

a) Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi

pembaca khususnya investor atau para pialang saham dalam mengambil

keputusan untuk membeli atau menjual saham sehubungan dengan

harapannya terhadap dividen yang dibayarkan.

b) Bagi para pemimpin dan pengambil kebijakan di dalam perusahaan,

penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penentuan kebijakan

dividen yang akan diambil pada saat diadakannya Rapat Umum Pemegang

Saham

Page 24: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori keagenan (agency theory)

Jensen dan Meckling (1976) dalam Kumalasari (2007), mengungkapkan

bahwa teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen (manajemen

perusahaan) dan principal (pemegang saham). Scott (1997) menyatakan bahwa

perusahaan memiliki beberapa kontrak, contohnya kontrak kerja antara

perusahaan dengan manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan

kreditor. Kedua kontrak ini seringkali dibuat berdasarkan angka laba bersih

(income), oleh karena itu kontrak tersebut berpengaruh terhadap akuntansi.

Hubungan antara agen dan prinsipal biasanya dalam situasi asimetri

informasi. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan oleh adanya pihak yang

mempunyai informasi lebih (agen) dibandingkan dengan pihak lain (prinsipal).

Agen lebih banyak memperoleh informasi karena berhubungan langsung dengan

operasional perusahaan. Dengan asumsi individu mempunyai kepentingan untuk

dirinya sendiri, maka dengan adanya asimetri informasi akan mendorong agen

menyembunyikan informasi yang tidak dimiliki oleh principal.

Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya masalah keagenan, yaitu.

1) Moral Hazard

Hal ini umumnya terjadi pada perusahaan-perusahaan besar, dimana manajer

cenderung untuk memanfaatkan insentif yang sesuai dengan kepentingannya

9

Page 25: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

10

atau berdasarkan keahliannya untuk bayaran yang diterima dari perusahaan

dan kemungkinan hal tersebut tidak termasuk dalam kontrak.

2) Jumlah laba yang ditahan

Masalah ini berkisar pada kecenderungan untuk melakukan investasi yang

berlebihan oleh pihak manajemen (agen) melalui peningkatan dana

pertumbuhan dengan tujuan untuk memperbesar kekuasaan, prestise atau

memperbesar kemampuan untuk mendominasi dewan komisaris, maupun

penghargaan bagi dirinya sendiri, namun dapat menghancurkan kesejahteraan

pemegang sahamnya (principal).

3) Horison Waktu

Konflik ini muncul sebagai akibat dari kondisi arus kas, dimana prinsipal

lebih menekankan pada arus kas untuk masa depan yang kondisinya belum

pasti, sedangkan manajemen senderung menekankan pada hal-hal yang

berkaitan dengan pekerjaan mereka.

4) Penghindaran Risiko Manajerial

Masalah ini muncul ketika ada batasan diversifikasi portofolio yang

berhubungan dengan pendapatan manajerial atas kinerja dicapainya sehingga

manajer akan meminimalkan risiko saham perusahaan dari keputusan

investasi yang meningkatkan risikonya.

Menurut DeAngelo (1986) yang dikutip dalam Gumanti (2000)

mengatakan bahwa teori keagenan (agency theory) juga menekankan bahwa

angka-angka akuntansi memainkan peranan penting dalam menekan konflik

antara prinsipal dan agen. Dari sini jelas bahwa mengapa manajer memiliki

Page 26: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

11

motivasi untuk mengelola data keuangan pada umumnya dan keuntungan atau

earnings pada khususnya. Semuanya tidak terlepas dari apa yang disebut sebagai

usaha-usaha untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat pribadi (obtaining

private gains).

Dividen dapat digunakan untuk memperkecil masalah keagenan antara

manajer dan pemegang saham (Jensen et al., 1992). Semakin banyak dividen yang

ingin dibayarkan oleh suatu perusahaan, semakin besar kemungkinan

berkurangnya laba ditahan. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mencari

sumber dana eksternal untuk melakukan investasi baru. Pembiayaan dividen

mungkin dapat digunakan sebagai alat untuk memonitor atau mengevaluasi hasil

kerja manajemen meskipun pembayaran dividen yang tinggi mengakibatkan

pembiayaan eksternal yang mahal (Weston dan Copeland, 2010). Pembayaran

dividen juga berperan dalam mekanisme monitoring karena membuat manajer

harus menyediakan dana yang mungkin diperoleh dari luar perusahaan yang

tentunya akan dapat mengurangi biaya keagenan (Ambarwati, 2010).

Di sisi lain pembagian dividen yang tinggi kurang disukai oleh manajemen

karena akan mengurangi utilitas manajemen yang disebabkan oleh semakin kecil

dana yang berada dalam pengendaliannya (Putra dan Ratnadi, 2008). Hal ini

sesuai dengan residual theory of cash dividend (Karen, 2003) yang menyatakan

bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam bentuk dividen. Pada

umumnya manajemen ridak menyukai pembagian laba yang diperoleh dalam

bentuk dividen. Manajemen lebih menyukai memperlakukannya sebagai laba

Page 27: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

12

ditahan, kecuali mengetahui dana tersebut tidak memberikan net present value

(NVP) yang positif pada tambahan investasi.

2.1.2 Teori pensinyalan (signalling theory)

Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan

kepada pemilik sebagai wujud dari tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan.

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk

memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri

informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih

banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar

(khususnya investor dan kreditor).

Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah

perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini

berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak

yang berkepentingan lainnya. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui

pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang

sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau

bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa

perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.

Penggunaan dividen sebagai isyarat, cenderung berupa cerita bagaimana

informasi dapat diteruskan ke pasar daripada teori tentang kebijakan dividen

optimal. Pengumuman yang menyatakan bahwa suatu perusahaan telah

Page 28: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

13

memutuskan untuk menaikkan dividen per saham mungkin diartikan oleh

penanam modal sebagai berita yang baik, karena dividen per saham yang lebih

tinggi menunjukkan bahwa perusahaan yakin arus kas pada masa mendatang akan

cukup besar untuk menanggung tingkat dividen yang tinggi (Weston dan

Copeland, 2010).

Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata

kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan masa yang akan

datang adalah merupakan cara yang tepat meskipun mahal tetapi sangat berarti.

Setelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen maka pasar akan bereaksi

terhadap pengumuman perubahan dividen yang dibayarkan sehingga bisa

dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang

terkandung dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010).

2.1.3 Teori kebijakan dividen

Dividen merupakan adalah pembayaran dari perusahaan kepada para

pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah

kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan,

berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba

yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2001).

Gitman (2003) memberikan definisi kebijakan dividen sebagai suatu

perencanaan tindakan perusahaan yang harus dituruti ketika keputusan dividen

harus dibuat. Lee dan Finerty (1990) mengartikan kebijakan dividen sebagai suatu

keputusan perusahaan apakah akan membagikan earnings yang dihasilkan kepada

Page 29: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

14

para pemegang saham atau akan menahan earnings untuk kegiatan reinvestasi

dalam perusahaan.

Ada empat bentuk kebijakan pembayaran dividen (Riyanto, 2000), yaitu

sebagai berikut.

1) Kebijakan dividen yang stabil.

Kebijakan ini merupakan pola pembayaran dividen per lembar saham yang

dibayarkan setiap tahun relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun

pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang sudah

dinaikkan ini akan dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif panjang.

2) Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah

ekstra tertentu.

Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham

setiap tahunnya. Jika kondisi keuangan perusahaan baik, perusahaan akan

membagikan dividen ekstra di atas jumlah minimal tersebut. Jika kondisi

memburuk, maka yang dibayarkan hanya dividen minimalnya saja.

3) Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan.

Jika kebijakan ini yang dipakai oleh perusahaan, ini berarti bahwa jumlah

dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi

sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap

tahunnya.

Page 30: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

15

4) Kebijakan dividen yang fleksibel.

Kebijakan ini merupakan pola pembayaran dividen yang besarnya

disesuaikan dengan posisi dan kebijakan finansial perusahaan setiap

tahunnya.

Menurut Weston dan Brigham dan Gapenski (1996) kebijakan dividen yang

optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen

saat ini dan pertambahan di masa yang akan datang sehingga memaksimalkan

harga saham perusahaan. Prosentasee laba yang dibayarkan sabagai dividen akan

berfluktuasi dari satu periode ke periode lainnya seiring dengan jumlah peluang

yang diterima persahaan. Dengan dibayarkannya dividen maka diharapkan

perusahaan tersebut akan memiliki nilai yang tinggi di mata investor. Selain itu

dengan pembayaran dividen yang terus menerus, perusahaan mampu menghadapi

gejolak perekonomian dan mampu memberikan hasil kepada para pemegang

saham.

Beberapa teori yang berkaitan dengan kebijakan dividen dan asumsi-asumsi

yang mendasari antara lain.

1) Dividen tidak relevan

Menurut Modigliani dan Miller (1961) dalam Sartono (2010) dividend payout

ratio tidak mempunyai pengaruh pada harga saham perusahaan atau biaya

modalnya. Modigliani dan Miller menyatakan bahwa dividen payout ratio adalah

tidak relevan, selanjutnya nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari

asset perusahaan. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan

dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai

Page 31: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

16

perusahaan. Untuk membuktikan teorinya, Modigliani dan Miller (1961)

mengemukakan berbagai asumsi sebagai berikut.

1. Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan perusahaan

2. Tidak ada biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi

3. Kebijakan penganggaran modal perusahaan independen terhadap dividend

payout ratio

4. Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang kesempatan

investasi di masa yang akan datang

5. Distribusi pendapatan di antara dividend an laba ditahan tidak berpengaruh

terhadap tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor

2) Bird in the hand theory

Teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner (1956) dalam Ambarwati

(2010) yang menganggap dividen yang diterima merupakan sesuatu yang sudah

pasti di tangan sehingga memiliki risiko yang leboh rendah dibandingkan dengan

capital gain. Gordon dan Lintner (1956) juga berpendapat bahwa investor lebih

menyukai dividen karena lebih pasti pendapatannya daripada mengharapkan

return yang belum pasti jika menginvestasikan kembali dividen pada investasi

tertentu.

3) Tax preference theory

Capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah daripada pajak atas

dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi menjadilebih menarik

Sebaliknya jika capital gain dikenai pajak yang samadengan pendapatan atas

dividen , maka keuntungan capital gain menjadi berkurang, namun demikian

Page 32: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

17

pajak atas dividen karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham

dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah

pembayaran dividen . Periode investasi juga mempengaruhi pendapatan investor

jika investor hanya membeli saham untuk jangka waktu satu tahun, maka tidak

ada bedanya antara pajak atas capital gain dan pajak atas dividen . Iinvestor akan

meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang

memiliki dividen yield yang tinggi daripada saham dengan dividen yield yang

rendah. Oleh karena itu, teori ini menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya

menentukan dividen payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan

dividen (Litzenberger dan Ramaswamy, 1979) dalam Puspita (2009).

2.1.4 Rasio kas (Cash Ratio)

Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio)

yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya

(current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan

lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin

tinggi cash ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi

(membayar) kewajiban jangka pendeknya (Brigham dan Gapenski, 1996).

Menurut Harahap (2009) cash ratio dapat dirumuskan sebagai berikut.

.............................................................. (1)

Kas dan ekuivalennya dalam persamaan tersebut menunjukkan besarnya kas

dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh

cash + equivalen cash ratio = curent liabilities

Page 33: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

18

waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi assets/ current assets). Current liability

menunjukkan jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan yang tercermin dalam

neraca (sisi liabilitas/ current liability).

Mollah dan Keasen (2000) menunjukkan bahwa posisi cash ratio merupakan

variabel penting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan dividen.

Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, free cash flow yang tinggi akan

memungkinkan perusahaan lebih berfokus pada pembayaran dividen atau

menyelesaikan hutang untuk mengurangi biaya keagenan (Mollah dan Keasen,

2000). Sehingga semakin kuat cash ratio perusahaan, berarti semakin besar

kemampuan untuk membayar dividen.

2.1.5 Debt to equity ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal

sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Menurut Riyanto (2000), salah

satu rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas atau leverage adalah debt to

equity ratio. Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap

modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang perusahaan atau

untuk menilai banyaknya hutang yang dipergunakan oleh perusahaan.

Kebijakan debt dapat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik perusahaan

yang akan mempengaruhi kurva permintaan dari debt yang ditawarkan kepada

perusahaan atau permintaan perusahaan akan debt (Ang, 1997). Perusahaan-

perusahaan yang profitable memiliki lebih banyak earnings yang tersedia untuk

Page 34: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

19

retensi atau investasi dan karenanya, akan cenderung membangun equitas mereka

relatif terhadap debt. Oleh karena itu semakin rendah DER akan semakin tinggi

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya (Ang, 1997).

Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu

perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya (Ang, 1997).

Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba

bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividend yang akan

diterima, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian

dividend. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk

membagi dividend akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai pengaruh

negatif dengan dividend payout ratio. Debt to equity ratio dihitung dengan total

hutang dibagi dengan total ekuitas (Jensen et al., 1992). Menurut Sartono (2010),

debt to equity ratio dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut.

................................................... (2)

2.1.6 Return on asset

ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan

seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan

keuntungan/laba bagi perusahaan. Ang (1997) menyebutkan bahwa rasio ROA

digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini

total liabilities debt to equity ratio = total equity

Page 35: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

20

merupakan rasio yang terpenting di antara rasio rentabilitas yang ada. Menurut

Ang (1997) ROA dapat diukur dengan perhitungan sebagai berikut.

................................................. (3)

Nilai ROA yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu

menghasilkan keuntungan berbanding asset yang relatif tinggi. Investor akan

menyukai perusahaan dengan nilai ROA yang tinggi, karena perusahaan dengan

nilai ROA yang tinggi mampu menghasilkan tingkat keuntungan lebih besar

dibandingkan perusahaan dengan ROA rendah.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang Dividend Payout Ratio telah banyak dilakukan sebelumnya,

antara lain oleh Chang dan Ree (1990), Jensen et.al (1992), Mahadwartha dan

Jogiyanto ( 2002), Ismiyanti dan Hanafi (2003), Prihantoro (2003), Andriyani

(2008), Amidu dan Abor (2006), Anil dan Kapoor (2008), Ahmed dan Javid

(2009), Gill et al., (2010), dan Appannan dan Sim (2011). Namun hasil dari

penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang berbeda.

Pada penelitian Chang dan Ree (1990) yang menguji pengaruh Growth,

Earning variability, Nondebt Tax Shields, Firm Size, dan Profitability terhadap

DPR. Kesimpulan yang didapat bahwa variabel Growth pada penelitian ini tidak

berpengaruh signifikan, tetapi tetap berpengaruh negatif terhadap Dividend

Payout Ratio, sedangkan variabel Earning variability, Nondebt Tax shields, dan

nett income after tax return on asset = total assets

Page 36: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

21

Firm Size berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Pada penelitian

yang dilakukan oleh Jensen et al. (1992) menghasilkan kesimpulan bahwa

kebijakan insider ownership, debt, dan dividend yang dikaitkan dengan

karakteristik-karakteristik perusahaan mempunyai hubungan yang

interdependensi.

Penelitian dari Mahadwartha dan Jogiyanto (2002), menguji pengaruh

Investment Opportunity Set (IOS), kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan,

dan kebijakan hutang terhadap DPR. Kesimpulan yang didapat dari hasil

penelitian tersebut adalah, kebijakan hutang, invesment opportunity set, memiliki

pengaruh positif terhadap DPR. Pada variabel kepemilikan manajerial dan ukuran

perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap DPR.

Prihantoro (2003) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada 148 perusahaan

publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta kurun waktu 1991-1996 menggunakan

variabel posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang dan

modal, profitabilitas, kepemilikan dan dividen payout ratio. Hasilnya hanya posisi

kas dan rasio hutang dengan modal yang berpengaruh signifikan terhadap dividen

payout ratio sedangkan earning memiliki pengaruh yang tidak terlalu signifikan.

Ismiyanti dan Hanafi (2003) melakukan penelitian yang mengkaji pengaruh

kebijakan hutang, kepemilikan manajerial, risiko, kepemilikan institusi, return on

asset, dan aset tetap terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan dividen

payout ratio dari perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur di BEJ antara

Page 37: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

22

tahun 1998-2001. Hasil penelitian Ismiyanti dan Hanafi (2003) adalah bahwa

risiko dan aset tetap memiliki pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio.

Damayanti dan Achyani (2006) melakukan penelitian terhadap seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2003

untuk menguji pengaruh antara variabel independen investasi perusahaan,

likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan variabel

dependen dividen payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua

variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.

Andriyani (2008) yang menganalisis pengaruh cash ratio, debt to equity ratio,

insider ownership, investment opportunity set, dan profitability terhadap kebijakan

dividen yang dilakukan pada perusahaan otomotif yang listed di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2004-2006. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa cash

ratio, debt to equity ratio, investment opportunity set, dan return on asset secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, sedangkan insider

ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio

Amidu dan Abor (2006) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi dividend

payout ratio pada 22 perusahaan yang listed di Ghana Stock Exchange pada

periode tahun 1998-2003. Variabel-variabel yang digunakan untuk meprediksi

DPR adalah profitability, cash flow, tax, risk, insider ownership, growth, dan

market to book value. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitability, cash

flow, dan tax berpengaruh signifikan positif terhadap DPR, sedangkan risk,

insider ownership, growth, dan market to book value berpengaruh signifikan

negatif terhadap DPR.

Page 38: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

23

Anil dan Kapoor (2008) meneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi

dividned payout ratio pada perusahaan-perusahaan IT di India. Variabel-variabel

yang diduga memengaruhi dividend payout ratio dalam penelitian tersebut adalah

earning before interest and taxes /total assets, cash from operations,

corporatetax/profit before tax, annual sales growth, dan market to book value.

Kesimpulan yang didapat adalah ada hubungan positif tidak signifikan antara

profitabilitas dan DPR, hubungan positif signifikan antara cash flow dengan

dividend payout ratio,tetapi terjadi hubungan tidak signifikan untuk variabel

lainnya.

Ahmed dan Javid (2009) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan

dividen pada 320 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Karachi Stock

Exchange Pakistan pada periode 2001-2006. Adapun variabel-variabel yang

dipergunakan untuk memprediksi DPR adalah previous dividend payout, net

earnings, ownership structure, liquidity, investments

opportunities, leverage, dan size of the firms. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel net earnings, ownership structure, investments opportunities, dan

size of the firms berpengaruh signifikan terhadap DPR.

Gill et all. (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout

ratio pada 266 perusahaan jasa dan manufaktur di Amerika Serikat. Variabel-

variabel yang digunakan dalam memprediksi DPR adalah corporate profitability,

cash flow, tax, sales growth, market to book value,dan debt to equity ratio. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada perusahaan jasa, DPR yang

dibayarkan secara signifikan dipengaruhi oleh variabel profit margin, sales

Page 39: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

24

growth dan debt to equity ratio, sedangkan variabel-variabel cash flow, tax dan

market to book value tidak berpengaruh terhadap DPR. Pada perusahaan

manufaktur variabel-variabel yang mempengaruhi DPR adalah profit margin, tax

dan market to book ratio, sedangkan variabel-variabel cash flow, sales growth dan

debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap DPR.

Appannan dan Sim (2011) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

kebijakan dividen pada lima perusahaan yang masuk kedalam kategori industri

pengolahan makanan (konsumsi) yang listed di Kuala Lumpur Stock Exchange.

Variabel-variabel yang digunakan untuk memprediksi DPR adalah profit after tax,

cash flow, debt to equity ratio, past dividend per share, sales growth, size of the

firm dan outstanding shares of the firm. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa

variabel debt to equity ratio dan past dividend per share adalah variabel yang

paling kuat berpengaruh terhadap DPR sedangkan variabel profit after tax, cash

flow, sales growth, size of the firm dan outstanding shares of the firm tidak

berpengaruh terlalu signifikan terhadap DPR.

Ringkasan penelitian terdahulu sebagaimana telah diuraikan sebelumnya

dirangkum dalam Tabel 2.1 pada halaman 24.

Page 40: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

25

Tabel 2.1

Rangkuman Penelitian Terdahulu

No. Peneliti dan tahun penelitian

Variabel penelitian

Teknik analisis data Hasil penelitian

1 Chang dan Ree (1990)

Growth, Earning variability,

Nondebt Tax Shields, Firm Size, dan Profitability

Analisis regresi

- Variabel Growth pada penelitian ini tidak signifikan tetapi tetap berpengaruh negatif terhadap DPR - Variabel Earning variability, Nondebt tax shields, firm size, dan profitability berpengaruh positif terhadap DPR

2 Mahadwartha dan Jogiyanto (2002)

IOS, kepemilikan manajerial, ukuran

perusahaan, kebijakan hutang

Analisis regresi

- Kebijakan hutang, (IOS) memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. - Kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio

3 Prihantoro (2003)

Posisi kas, potensi pertumbuhan,

ukuran perusahaan, rasio hutang dan modal,

profitabilitas, kepemilikan, DPR

Analisis regresi

- Posisi kas berpengaruh positif signifikan terhadap DPR, sedangkan rasio hutang dan modal (DER) berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR sedangkan earnings mempunyai pengaruh yang kurang signifikan.

4 Ismiyanti dan Hanafi (2003)

Kebijakan hutang, kepemilikan

manajerial, risiko, kepemilikan

institusi, return on asset dan aset

tetap

Analisis regresi

- Risiko dan aset tetap memiliki pengaruh negatif terhadap DPR, sedangkan kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap DPR

5 Damayanti dan Achyani (2006)

Investasi perusahaan, likuiditas,

profitabilitas, pertumbuhan

perusahaan, dan ukuran perusahaan

Analisis regresi

- Variabel investasi perusahaan, likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan tidak berpengaruh ignifikan terhadap DPR

Page 41: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

26

No. Peneliti dan tahun penelitian

Variabel penelitian

Teknik analisis data Hasil penelitian

6 Amidu dan Abor (2006)

Profitability, cash flow, tax, risk,

growth, institutional

holding,dan MBV

Analisis regresi

- Terdapat hubungan positif antara DPR dengan profitability, cash flow, dan tax - Terdapat hubungan negatif antara DPR dengan risk, institutional holding, growth, dan MBV.

7 Andiyani (2008)

Cash ratio, debt to equity ratio,

insider ownership, IOS, dan

profitability

Analisis regresi

- Cash ratio, IOS, dan ROA berpengaruh signifikan terhadap DPR - DER berpengaruh negatif terhadap DPR - IOS tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR

8 Anil dan Kapoor (2008)

Current and anticipated

earnings, cashflow or liquidity,

corporate tax, risk (beta), sales growth, dan

MTBV

Analisis regresi

- Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif tidak signifikan antara profitabilitas dan DPR, hubungan positif dan signifikan antara cash flow dengan DPR, dan tidak ada hubungan signifikan untuk variabel lainnya.

9 Ahmed dan Javid (2009)

Previous dividend payout, net earnings, ownership structure, liquidity,

investment opportunities, dan

size of the firms

Analisis jalur

- Variabel net earnings, ownership structure, investments opportunities, dan size of the firms berpengaruh terhadap DPR - Variabel liquidity dan leverage tidak berpengaruh terhadap DPR

10 Gill et.al. (2010)

Corporate profitability, cash

flow, tax, sales growth, MBV, dan

DER

Analisis regresi

- Pada perusahaan jasa profit margin, sales growth, dan DER berpengaruh terhadap DPR - Pada perusahaan manufaktur profit margin, tax, dan MVB berpengaruh terhadap DPR

Page 42: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

27

No. Peneliti dan tahun penelitian

Variabel penelitian

Teknik analisis data Hasil penelitian

11 Appanan dan Sim (2011)

Profit after tax, cash flow, DER, past dividend per

share, sales growth, size of the

firm, dan outstanding shares

of the firm

Analisis regresi

- DER dan past dividend per share berpengaruh paling kuat terhadap DPR, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR

Page 43: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

28

BAB III

RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Rerangka Berpikir

Kebijakan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat

penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang

mempunyai kepentingan yang berbeda yaitu pihak pertama para pemegang saham

dan pihak kedua perusahaan itu sendiri. Dividen diartikan sebagai pembayaran

kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan atas keuntungan yang

diperolehnya. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan

pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya

pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak

perusahaan. Jika manajemen dapat meningkatkan porsi laba per lembar saham

yang dibayarkan sebagai dividen, maka mereka dapat meningkatkan

kesejahteraan para pemegang saham, hal ini tersirat bahwa keputusan dividen

yaitu jumlah dividen yang dibayarkan merupakan suatu hal yang sangat penting.

Salah satu informasi yang dapat digunakan untuk menilai kesehatan keuangan

dan kinerja perusahaan adalah informasi dalam laporan keuangan. Laporan

keuangan tersebut berisi informasi mengenai kinerja keuangan yang tampak dari

aspek likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan yang berbentuk rasio-

rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan merupakan tolak ukur menilai kondisi

keuangan dan prestasi perusahaan yang menghubungkan data keuangan yang satu

dengan yang lain. Menurut Sawir (2005), rasio keuangan dikelompokkan ke

28

Page 44: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

29

dalam 5 kelompok dasar, yaitu: likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan

penilaian. Analisis kinerja keuangan dengan rasio yang dikembangkan dalam hal

ini diambil dari sudut investor (pemodal), sehingga yang menjadi fokusnya dilihat

dari profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang, laba dan dividen yang

meningkat serta indikator pasar (Helfert, 1993). Dari berbagai macam rasio

tersebut yang perlu diperhatikan baik oleh pemegang saham maupun oleh

perusahaan adalah dividend payout ratio. Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002)

besar kecilnya dividend payout ratio dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk melunasi hutang, tingkat ekspansi yang

direncanakan (laba yang diperoleh diprioritaskan untuk menambah aktiva),

faktor pengawasan dan ketentuan dari pemerintah, yaitu ketentuan yang berkaitan

dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividen.

Penetapan dividend payout ratio harus dapat dirasakan manfaatnya bagi

kepentingan perusahaan maupun pemegang saham. Bagi perusahaan, informasi

yang terkandung dalam dividend payout ratio akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menetapkan jumlah pembagian dividen dan besarnya laba

ditahan untuk mendukung operasional dan perkembangan perusahaan. Bagi

pemegang saham atau investor, informasi yang terkandung dalam dividend

payout ratio akan digunakan dalam pengambilan keputusan investasi. Apakah

akan menanamkan dananya atau tidak pada suatu perusahaan sehubungan dengan

harapannya untuk mendapat keuntungan dari investasi.

Menurut Helfert (1993) ukuran kinerja keuangan dengan analisis rasio dari

sudut pandang pemberi jaminan adalah yang pertama likuiditas perusahaan yang

Page 45: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

30

dapat dinilai melalui rasio lancar (current ratio) dan rasio kas (cash ratio) dan

yang kedua leverage keuangan perusahaan yang dapat dinilai melalui hutang

terhadap aktiva atau debt to asset ratio (DAR), hutang terhadap kapitalisasi dan

hutang terhadap ekuitas (DER). Dari sudut pandang investor adalah (1)

Profitabilitas, yang terdiri dari laba atas total kekayaan bersih atau return on

investment (ROI), Laba atas ekuitas atau return on equity (ROE) dan laba per

lembar saham, (2) Disposisi laba, yang terdiri dari dividen dan pembayaran

kembali/penahanan laba dan (3) Indikator pasar, yang terdiri dari rasio harga,

perbaikan arus kas, nilai pasar terhadap nilai buku.

Faktor yang diduga mempengaruhi dividend payout ratio dalam penelitian

ini adalah cash ratio, rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membayar hutang yang harus segera dipenuhi (hutang lancar)

dari kas yang tersedia dalam perusahaan dan dari surat berharga yang dapat

segera diuangkan. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk

melunasi hutang lancarnya lebih tepat waktu dibandingkan current ratio maupun

quick ratio. Hal ini disebabkan karena current ratio mengandung akun piutang

dagang dan persediaan sedangkan quick ratio mengandung akun piutang dagang

dimana kedua akun tersebut relatif lama untuk berubah menjadi kas.

Aturan struktur finansial konservatif memberikan batas imbangan yang harus

dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dan modal

sendiri. Diasumsikan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus

dibangun dari modal sendiri yaitu modal yang tahan risiko maka aturan finansial

tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun

Page 46: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

31

tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Jika perusahaan menggunakan

modal yang berasal dari pinjaman maka akan menimbulkan beban tetap berupa

bunga pinjaman. Namun jika perusahaan menggunakan modal yang berasal dari

pemilik perusahaan (modal sendiri), maka perusahaan wajib memberikan balas

jasa pada mereka dalam bentuk dividen. Jadi, semakin besar pembelanjaan

perusahaan yang menggunakan modal dari para pemegang sahamnya maka

semakin besar pula dividen yang harus dibagikan. Para kreditur umumnya senang

bila rasio ini rendah, semakin rendah rasio tersebut berarti semakin tinggi tingkat

pembelanjaan perusahaan yang disediakan oleh para pemegang saham dan

semakin besar tingkat perlindungan kreditur dari kehilangan uang yang

diinvestasikan ke perusahaan tersebut.

Menurut Ang (1997), ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting di antara rasio rentabilitas

yang ada. Rasio ini dapat memberikan indikasi tetang baik buruknya manajemen

dalam malaksanakan kontrol biaya ataupun pengelolaan hartanya. Semakin tinggi

nilai ROA berarti semakin tinggi pula dividen yang dapat dibayarkan. Perubahan

peraturan perpajakan dalam setiap periode akan mempengaruhi kebijakan dividen

dan pembayaran dividen itu sendiri, sehingga tarif pajak yang berubah-ubah dan

tarif yang tinggi mendorong perusahaan untuk menghindarinya. Sehubungan

dengan itu, penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang diduga dapat

mempengaruhi dividend payout ratio yaitu cash ratio, debt to equity ratio dan

return on assets.

Page 47: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

32

Rerangka pemikiran penelitian dari ini disajikan pada Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Rerangka Berpikir

Kajian Teoritis

1) Agency theory 2) Signalling theory 3) Teori kebijakan dividen

1) Chang dan Rhee (1990) 2) Jensen, et al. (1992) 3) Sutrisno (1999) 4) Mahadwartha dan Jogiyanto (2002) 5) Prihantoro (2003) 6) Ismiyanti dan Hanafi (2003) 7) Damayanti dan Achyani (2006) 8) Andriyani (2008) 9) Amidu dan Abor (2006) 10) Anil dan Kapoor (2008) 11) Ahmed dan Javid (2009) 12) Gill, et al.(2010) 13) Appannan dan Sim (2011)

Kajian Empiris

Hipotesis

Pengujian Statistik

Tesis

Page 48: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

33

3.2 Konsep Penelitian

Berdasarkan rerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian

disusun konsep penelitian yang merupakan hubungan logis dari landasan teori dan

kajian empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Konsep tersebut

disajikan dalam Gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2 Konsep Penelitian

3.3 Hipotesis Penelitian

3.3.1 Pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio

Cash Ratio perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan

sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan

dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan cash outflow,

maka makin kuatnya posisi kas perusahaan berarti makin besar kemampuan

perusahaan membayar dividen. Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari

likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara

Cash Ratio

Debt to Equity Ratio

Return on Assets

Dividend Payout Ratio

(+)

(-)

(+)

Page 49: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

34

kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang

dimiliki perusahaan. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan kemampuan kas

perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya (Brigham,

1983). Banyaknya kas yang dimiliki perusahaan juga mencerminkan kemampuan

perusahaan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham. Hasil

penelitian Andriyani (2008) menghasilkan kesimpulan bahwa cash ratio

berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Berdasarkan paparan di atas

dapat dirumuskan hipotesis 1 sebagai berikut.

H1 : Terdapat pengaruh positif antara cash ratio terhadap dividend payout ratio

3.3.2 Pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio

Debt to Equity Ratio (DER) adalah suatu rasio keuangan

yang mengindikasikan proporsi hubungan (relativitas) antara hutang dan ekuitas

yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Peningkatan hutang pada

gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para

pemegang saham, termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk

membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen. Dalam

penelitian Chang dan Rhee (1990) menyatakan bahwa DER mempunyai pengaruh

signifikan negatif terhadap DPR. Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan

hipotesis 2 sebagai berikut.

H2 : Terdapat pengaruh negatif antara debt to equity ratio terhadap dividend

payout ratio

Page 50: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

35

3.3.3 Pengaruh return on assets terhadap dividen payout ratio

Stice (2004) dalam Puspita (2009) mendefinisikan ROA sebagai

pengembalian atas aktiva (return on assets). ROA merupakan rasio keuangan

yang digunakan untuk mengukur tingkat dengan mana aktiva telah digunakan

untuk menghasilkan laba. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan

yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar.

Sehingga meningkatnya ROA juga akan meningkatkan pendapatan dividen.

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama

dalam kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, sehingga profitabilitas

sebagai faktor penentu terpenting terhadap dividen. Penelitian Amidu dan Abor

(2006) menunjukkan adanya pengaruh positif ROA terhadap DPR. Berdasarkan

paparan di atas maka dapat dirumuskan hipotes 3 sebagai berikut.

H3 : Terdapat pengaruh positif antara return on assets terhadap dividend payout

ratio

Page 51: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

36

BAB IV

METODA PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang

mengarahkan proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif,

efesien dan efektif (Jogiyanto, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh cash ratio, debt to equity ratio dan return on assets pada dividend

payout ratio. Terdapat empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

cash ratio, debt to equity ratio, return on assets dan dividend payout ratio.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

pada tahun 2005-2009. Sampel dipilih dengan metoda purposive sampling.

Setelah sampel ditetapkan, dilanjutkan dengan pengumpulan data melalui metode

observasi non partisipan, yaitu dengan cara membaca, mengamati, mencatat serta

mempelajari uraian buku-buku, jurnal-jurnal akuntansi dan bisnis, Indonesian

Capital Market Directory (ICMD) serta mengakses situs-situs internet yang

relevan. Hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan regresi linear

berganda untuk menguji pengaruh cash ratio, debt to equity ratio dan return on

assets pada dividend payout ratio. Hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan

dilanjutkan dengan menyimpulkan dan memberikan saran. Untuk lebih jelasnya,

rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut.

36

Page 52: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

37

Gambar 4.1 Rancangan penelitia

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Masalah Penelitian

Hipotesis: H1 :Terdapat pengaruh positif antara cash ratio terhadap dividend payout ratio H2 : Terdapat pengaruh negatif antara debt to equity ratio terhadap dividend payout

ratio H3 : Terdapat pengaruh positif antara return on assets terhadap dividend payout ratio

Variabel Bebas: 1) Cash Ratio 2) Debt to Equity Ratio 3) Return On Assets

Instrumen dan Pengumpulan Data

Metode Penelitian

Pengolahan dan Analisis Data

Pembahasan Hasil Analisis

Kesimpulan dan Saran

Variabel Terikat: Dividend payout ratio

Page 53: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

38

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Denpasar dengan mengunduh data dari situs

resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan Indonesian Capital

Market Directory (ICMD). Unit analisis dalam penelitian ini merupakan

organisasi berupa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-

2009. Perusahaan manufaktur digunakan dalam penelitian ini karena beberapa

alasan yaitu sebagai berikut.

1) Untuk menghomogenitaskan data sehingga hasil yang diperoleh dapat bersifat

mengkhusus pada satu jenis perusahaan.

2) Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang paling banyak terdaftar

di BEI sehingga variasi data untuk sampel yang ada akan semakin banyak

3) Industri manufaktur merupakan sektor unggulan dalam perekonomian

Indonesia dan merupakan jenis industri yang kemungkinan pembagian

dividennya sangat tinggi sehingga penting untuk diteliti faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi pembagian dividen pada perusahan manufaktur

4.3 Jenis dan Sumber Data

4.3.1 Jenis data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang

diangkakan (Sugiyono, 2008). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan dan ringkasan kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

tahun 2005-2009.

Page 54: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

39

4.3.2 Sumber data

Berdasarkan sumber datanya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder, yaitu data diperoleh dari sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini data

diperoleh dari website BEI dan ICMD. Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data laporan keuangan dan company profile perusahaan-

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2009.

4.4 Penentuan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Dalam

penelitian ini populasinya adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI

pada tahun 2005-2009. Periode 2005-2009 (5 tahun) digunakan sebagai periode

pengamatan karena dengan rentang waktu tersebut diharapkan akan didapatkan

jumlah sampel penelitian yang cukup dan dapat digeneralisasi. Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metoda purposive

sampling dengan menggunakan kriteria sebagai berikut.

1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berturut-turut dari tahun 2005-

2009.

Page 55: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

40

2) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya untuk perioda yang

berakhir 31 Desember.

3) Perusahaan yang membagikan dividen lima tahun berturut-turut dari tahun

2005-2009.

Berdasarkan data dari ICMD perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

adalah 141 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut diseleksi kembali sesuai

dengan kriteria purposive sampling yang telah ditetapkan sebelumnya. Seleksi

sampel penelitian disajikan pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Seleksi Sampel Penelitian

No Kriteria Sampel Jumlah 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berturut-

turut dari tahun 2005-2009 141

2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangannya untuk periode yang berakhir pada 31 Desember

(1)

3 Perusahaan yang tidak membagikan dividen lima tahun berturut-turut dari 2005-2009

(113)

Jumlah sampel akhir 27 Jumlah pengamatan 135

Sumber: Data diolah, 2011 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 141 perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI dari tahun 2005-2009 hanya terpilih 27 perusahaan yang akan digunakan

sebagai sampel penelitian dan jumlah pengamatan sebanyak 135 pengamatan.

Daftar perusahaan sampel disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut.

Page 56: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

41

Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Sampel

No Kode Nama Emiten 1 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk 2 ASII PT. Astra Internasional Tbk 3 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 4 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 6 CLPI PT. Colourpark Indonesia Tbk 7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 8 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk 9 GGRM PT. Gudang Garam Tbk

10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 11 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk 12 IKBI PT. Sumi Indo kabel Tbk 13 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 14 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 15 LTLS PT. Lautan Luas Tbk 16 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 17 LION PT. Lion Metal Works Tbk 18 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 19 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 20 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 21 SCCO PT. Supreme Kabel Tbk 22 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk 23 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 24 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 25 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 26 TURI PT. Tunas Ridean Tbk 27 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk

Sumber: Data diolah, 2011

4.5 Identifikasi Variabel Penelitian

Berdasarkan teori-teori dan hipotesis penelitian, maka variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Page 57: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

42

1) Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah sebagai berikut.

a) Cash Ratio

Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity

ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas. Rasio kas dapat

dihitung dengan rumus.

b) Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio

ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin

tinggi debt to equity ratio menggambarkan gejala yang kurang baik bagi

perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus.

c) Return on Assets (ROA)

Return on assets mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga

dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi

menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan

cash ratio = cash + equivalent current liabilities

DER = total debt total equity

Page 58: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

43

untuk menghasilkan laba. Return on asset dihitung berdasarkan

perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva yang dimiliki

perusahaan.

2) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel terikat adalah dividend payout ratio yang dihitung

dengan rumus sebagai berikut.

DPR = dividen per share X 100% earning per share

4.6 Metoda Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

observasi dengan teknik observasi non partisipan, yaitu dengan cara membaca,

mengamati, mencatat serta mempelajari uraian buku-buku, jurnal-jurnal akuntansi

dan bisnis, ICMD serta mengunduh data dan informasi dari situs-situs internet

yang relevan.

ROA = Net income after tax total assets

Page 59: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

44

4.7 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.

1) Menentukan sampel dalam penelitian dengan metoda purposive sampling

dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan.

2) Mengumpulkan data melalui metode observasi non partisipan, yaitu dengan

cara membaca, mengamati, mencatat serta mempelajari uraian buku-buku,

jurnal-jurnal akuntansi dan bisnis, (ICMD) serta mengakses situs-situs internet

yang relevan.

3) Pengujian hipotesis dengan menggunakan model uji regresi linear berganda.

4) Membuat kesimpulan mengenai ada atau tidaknya pengaruh cash ratio, debt

to equity ratio dan return on assets terhadap dividend payout ratio.

4.8 Teknik Analisis Data

4.8.1 Uji asumsi klasik

Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, tentunya model

tersebut harus bebas dari gejala asumsi klasik karena model yang baik harus

memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Adapun uji asumsi

klasik yang digunakan adalah sebagai berikut.

1) Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data

memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan

menggunakan One Sample Kormogorov-Smirnov Test, bila probabilitas

asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2006).

Page 60: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

45

2) Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Multikolinieritas dapat dilihat dengan Variance Inflation Factor (VIF), bila

nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terdapat gejala

multikolinieritas (Ghozali, 2006).

3) Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada perioda t dengan kesalahan

pengganggu pada perioda t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya autokorelasi akan dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW test).

Bila angka D-W berada di DU < DW < 4-DU berarti tidak terjadi autokorelasi

(Ghozali, 2006).

4) Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan suatu pengujian untuk mengetahui apakah

variabel-variabel yang dioperasikan telah mempunyai varians yang sama

(homogen) atau sebaliknya (heterogen). Untuk mendeteksi adanya gejala

heteroskedastisitas, akan digunakan uji glejser. Metode ini dilakukan dengan

meregresikan variabel bebasnya terhadap nilai absolut residual. Model regresi

tidak mengandung heteroskedastisitas apabila nilai signifikansi variabel

bebasnya terhadap nilai absolut residual statistik di atas α = 0,05 (Ghozali,

2006).

Page 61: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

46

4.8.2 Pengujian hipotesis penelitian

1) Analisis regresi linear berganda

Model analisis yang digunakan adalah model analisis regresi linear berganda.

Model ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat dengan persamaan sebagai berikut.

DPR = α + β1CR+ β2DER+β3ROA+ ............................................................ (4)

Keterangan: DPR: Dividend Payout Ratio CR: Cash Ratio DER: Debt to Equity Ratio α: Konstan β1, β2, β3: Koefisien regresi : Standar error

Analisis ini akan dianalisis dengan menggunakan bantuan program SPSS 15

for windows. Bila pada persamaan 1 nilai koefisien regresi β1 memiliki tingkat

signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 dan bernilai positif maka cash ratio

berpengaruh signifikan pada DPR, jika nilai koefisien regresi β2 memiliki tingkat

signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 dan bernilai negatif maka DER berpengaruh

signifikan pada DPR dan apabila nilai koefisien regresi β3 memiliki tingkat

signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 dan bernilai positif maka ROA berpengaruh

signifikan pada DPR.

Page 62: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

47

2) Uji goodness of fit model

Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua

variabel atau lebih juga menunjukkan arah hubungan antara varaiabel dependen

dengan variabel independen, dimana variabel dependen diasumsikan random atau

stokastik yang berarti mempunyai distribusi probabilistik dan variabel bebas

diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang).

Cara yang digunakan untuk melihat tujuan tersebut yaitu dengan melihat nilai

adjusted R² (koefisien determinasi) dan F hitung (untuk mengetahui pengaruh

variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen).

2.1 Uji-t

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

pengujian dilakukan menggunaka uji-t. Uji-t dipergunakan untuk menguji

pengaruh masing-masing variabel bebas (cash ratio, debt to equity ratio, dan

return on asset) terhadap variabel terikat (dividend payout ratio). Hipotesis

penelitian dirumuskan dalam formulasi hipotesis statistik sebagai berikut.

1. Cash ratio

Hı : bi > 0 artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara cash ratio

dengan dividend payout ratio

2. Debt to equity ratio

Hı : bi < 0 artinya ada pengaruh negatif dan signifikan antara debt to equity

ratio dengan dividend payout ratio

3. Return on asset

Hı : bi > 0 artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara return on asset

dengan dividend payout ratio

Page 63: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

48

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan informasi

karakteristik variabel penelitian khususnya mengenai mean dan deviasi standar.

Pengukuran mean merupakan cara yang paling umum digunakan untuk mengukur

nilai sentral dari suatu distribusi data. Deviasi standar merupakan perbedaan

antara nilai data yang diteliti dengan nilai rata-ratanya. Berikut ini disajikan hasil

statistik deskriptif pengujian pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, dan return

on asset terhadap dividend payout ratio pada Tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation CR DER ROA DPR Valid N (listwise)

135 135 135 135 135

0,01 0,10

-0,01 -2,80

4,27 8,44 0,57

10,61

0,6724 1,0233 0,1522 0,5570

0,85249 1,02199 0,11946 1,03657

Sumber: Lampiran 5 (data diolah 2011).

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.1 tersebut nampak bahwa dari 27

perusahaan dengan sampel sebanyak 135 pengamatan, nilai rata-rata DPR selama

periode pengamatan sebesar 0,5570 dengan standar deviasi sebesar 1,03657. Hasil

itu menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih besar dari rata-rata DPR,

demikian pula jarak yang cukup besar antara nilai minimum dan maximum dari

DPR dimana nilai minimum sebesar -2,80 dan nilai maksimum sebesar 10,61.

48

Page 64: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

49

Hasil yang sama juga didapat oleh variabel cash ratio sedangkan untuk variabel

debt to equity ratio dan return on asset mempunyai penyimpangan data yang

rendah, hal tersebut ditunjukkan dengan besarnya nilai rata-rata yang lebih besar

daripada standard deviasi.

5.2 Pengujian Asumsi Klasik

5.2.1 Uji normalitas

Uji normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Statistik uji

yang digunakan untuk menguji normalitas adalah One - Sample Kolmogorov –

Smimov (K-S) Test seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2

Uji Normalitas

Unstandardized

Residual N 135 Normal Parameters a,b Mean Std. Deviation

-,0296296 ,70172840

Most Extreme Absolute Differences Positive Negative

,093 ,093

-,083 Kolmogorov-Smirnov Z 1,076 Asymp. Sig. (2-tailed) ,197

Sumber: Lampiran 6 (data diolah 2011).

Pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,197. Angka ini lebih besar dari α =

Page 65: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

50

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan memiliki

distribusi data normal.

5.2.2 Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Hasil uji multikolinearitas dapat

dilihat dari nilai tolerance dan variance inflaction factor (VIF) seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5.3

Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 Constant CR 0,771 1,297 DER 0,665 1,504 ROA 0,845 1,183

Sumber: Lampiran 8 (data diolah 2011).

Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 5.4, nilai tolerance

variabel bebas tidak kurang dari 10% atau 0,1 dan nilai variance inflation factor

(VIF) semuanya kurang dari 10 yang berarti tidak ada multikolineritas

antarvariabel bebas.

Page 66: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

51

5.2.3 Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada perioda t dengan kesalahan pada

perioda t-1. Untuk dapat mengetahui adanya autokorelasi dilakukan dengan

metode Durbin-Watson (DW). Hasil uji DW dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut

ini.

Tabel 5.4

Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted

R Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,518a ,269 ,252 0,86951 1,973 Sumber: Lampiran 8 (data diolah 2011).

Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson yang diperoleh

adalah sebesar 1,973. Nilai ini terletak diantara DU<DW<4-DU yaitu 1,765<

1,973< 2,235 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak

terdapat masalah autokorelasi.

5.2.4 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji Glejser yang ditunjukkan pada Tabel 5.5 berikut ini.

Page 67: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

52

Tabel 5.5

Uji Heteroskedastisitas

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant)

CR DER ROA

,339 ,202

-,118 1,621

,278 ,127 ,123 ,172

,150

-,097 ,172

1,218 1,583 -,953 1,902

,226 ,116 ,342 ,059

Sumber: Lampiran 7 (data diolah 2011).

Hasil pengujian menunjukkan seluruh variabel bebas tidak berpengaruh

pada nilai absolut residual yang dilihat dari nilai signifikan masing-masing

variabel bebas diatas 0,05. Hal ini berarti model regresi bebas dari

heteroskedastisitas.

5.3 Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis

Hasil analisis pengujian dengan menggunakan program SPSS 15 dirangkum

dalam tabel 5.6 berikut ini.

Tabel 5.6

Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis

Sumber: Lampiran 8 (data diolah 2011).

Unstandardized

Coefficients t Signifikansi B Konstan 0,286 1,490 0,139 CR 0,267 3,038 0,003 DER -0,207 -2,434 0,016 ROA 1,618 2,751 0,007 Adjusted R2 = 0,252 F-test = 16,046 Signifikansi F = 0,000

Page 68: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

53

Berdasarkan Tabel 5.6 diatas terlihat bahwa nilai adjusted R2 adalah 0,252

atau 25,2 persen. Ini berarti varian variabel bebas cash ratio, debt to equity ratio,

dan return on asset memengaruhi variabel terikat dividend payout ratio sebesar

25,2 persen sedangkan sisanya 74,8 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam model. Nilai F test digunakan untuk melihat hubungan

variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 16,046 dengan signifikansi 0,000.

Angka signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti model yang

digunakan dalam penelitian ini adalah layak.

Dilihat dari Tabel 5.6 diatas maka dapat disusun persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut.

DPR = 0,286 + 0,088CR – 0,085DER + 0,588 ROA + ................................ (5)

Hasil pengujian masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependennya dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Variabel cash ratio

Dari hasil penghitungan uji-t diperoleh nilai t hitung sebesar 3,038 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,003. Karena nilai t hitung (3,038) lebih besar

dari nilai t tabel (1,978) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu

sebesar 0,3% maka hipotesis 1 diterima. Ini berarti bahwa variabel cash

ratio berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap dividend

payout ratio. Tanda positif pada koefisien menunjukkan bahwa

meningkatnya nilai cash ratio pada umumnya akan meningkatkan

dividend payout ratio.

Page 69: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

54

2) Variabel debt to equity ratio

Hasil penghitungan uji t diperoleh nilai t hitung sebesar -2,434 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,016. Karena nilai t hitung (-2,434) lebih kecil

dari t tabel (1,978) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu sebesar

1,6% maka hipotesis 2 diterima. Ini berarti bahwa variabel debt to equity

ratio berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik terhadap dividend

payout ratio. Tanda negatif yang terdapat pada koefisien regresi

menunjukkan bahwa menurunnya nilai debt to equity ratio pada umumnya

akan menyebabkan peningkatan dividend payout ratio.

3) Variabel return on asset

Hasil pengujian uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 2,751 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,007. Karena nilai t hitung (2,751) lebih besar dari t

tabel (1,978) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,7%

maka hipotesis 3 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel return on asset

berpengaruh positif dan signifikan secara statistic terhadap dividend

payout ratio. Tanda positif yang terdapat pada koefisien regresi

menunjukkan bahwa setiap peningkatan nilai return on asset pada

umumnya akan menyebabkan meningkatnya dividend payout ratio.

Page 70: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

55

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa cash ratio berpengaruh positif

dan signifikan secara statistik terhadap dividend payout ratio. Variabel cash ratio

memiliki koefisien positif, ini berarti bahwa apabila cash ratio meningkat maka

kemungkinan dibagikannya dividen akan semakin besar. Hasil pengujian ini

konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (1999) yang

menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

Penelitian tersebut menggunakan sampel dari perusahaan publik yang listed di

Bursa Efek Jakarta periode tahun 1991-1996. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa variabel cash ratio berpengaruh positif terhadap dividend

payout ratio. Hasil penelitian ini juga juga mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Andriyani (2008) yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan otomotif yang listed di

Bursa Efek Indonesia periode 2002-2004. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa variabel cash ratio mempunyai pengaruh yang positif terhadap dividend

payout ratio. Hasil penelitian lainnya yang mendukung hasil penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro (2003) yang menyimpulkan bahwa

posisi kas perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout

ratio. Sunarto dan Kartika (2003) dan Chasanah (2008) melakukan penelitian

yang menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hasil penelitian ini.

55

Page 71: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

56

Penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Kartika (2003) menghasilkan

kesimpulan bahwa cash ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap

dividend payout ratio, pada penelitian yang dilakukan oleh Chasanah (2008)

menunjukkan hasil bahwa cash ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki

manajemen sedangkan cash ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap dividen payout ratio`pada perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki

manajemen.

Nilai positif dalam variabel cash ratio ini menunjukkan bahwa adanya

peningkatan jumlah kas dan setara kas dalam perusahaan maka akan

meningkatkan dividend payout ratio. Semakin likuid perusahaan maka akan

semakin besar kemungkinan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan

tersebut. Meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan harapan investor

terhadap kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen. Mollah dan Keasen

(2000) menyatakan bahwa cash ratio merupakan variabel penting yang

dipertimbangkan oleh manajemen dalam penentuan kebijakan dividen.

Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar sehingga free cash flow yang

tinggi akan memungkinkan perusahaan lebih berfokus pada pembiayaan dividen

atau pelunasan hutang untuk mengurangi biaya keagenan (Mollah dan Keasen,

2000).

Page 72: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

57

6.2 Pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa debt to equity ratio

berpengaruh negatif terhadap debt to equity ratio. Semakin rendah DER akan

semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.

Hal ini disebabkan karena semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk

struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah

kewajibannya. Peningkatan hutang pada gilirannya akan memengaruhi besar

kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividend

yang akan diterima, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada

pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan

perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga DER

mempunyai pengaruh negatif dengan dividend payout ratio. Dilihat dari

perkembangan periode pengamatan, perusahaan manufaktur rata-rata memiliki

nilai debt to equity ratio yang rendah, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

manufaktur lebih menyukai pmbiayaan dengan modal sendiri daripada

menggunakan dana dari pihak luar. Hal tersebut sejalan dengan pecking order

theory yang menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing

(pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan) daripada

pendanaan dari luar. Hal ini tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan

kredibilitas perusahaan di mata pihak eksternal karena hutang memberikan risiko

yang tinggi, artinya perusahaan harus mampu mengambil keputusan di tengah

tawaran akan manfaat dari leverage atau menjaga kesejahteraan pemegang saham,

dengan menjauhkannya dari risiko tersebut.

Page 73: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

58

Hasil pengujian penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Ismiyanti dan Hanafi (2004) yang meneliti tentang pengaruh

kebijakan utang, kepemilikan manajerial, risiko dan kepemilikan institusional

dengan variabel kontrol ROA dan IOS ((Investment Opportunity Set) yang

diproksi dengan Book Value Equity/ Market Value Equity) terhadap dividen. Hasil

penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kebijakan hutang (diproksi dengan

leverage) berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini

juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro (2003), Andriyani

(2008), dan Appannan dan Sim (2011). Prihantoro (2003) yang meneliti tentang

estimasi pengaruh dividend payout ratio pada perusahaan publik di Indonesia

menyatakan bahwa debt equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian

modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin

rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua

kewajibannya. Jika beban hutang tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk

membagi dividen akan semakin rendah sehingga DER mempunyai hubungan

negatif dengan dividend payout ratio. Andriyani (2008) menghasilkan

kesimpulan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap dividend payout ratio. Kesimpulan ini didapat setelah meneliti pengaruh

cash ratio, debt to equity ratio, insider ownership, investment opportunity set, dan

profitability terhadap kebijakan dividen yang dilakukan pada perusahaan otomotif

yang listed di Bursa Efek Indonesia. Appannan dan Sim (2011) meneliti faktor-

faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada lima perusahaan yang masuk

Page 74: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

59

kedalam kategori industri pengolahan makanan (konsumsi) yang listed di Kuala

Lumpur Stock Exchange. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel debt

to equity ratio dan past dividend per share adalah variabel yang paling kuat

berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

6.3 Pengaruh return on asset terhadap dividend payout ratio

Pada variabel ini tanda positif pada koefisien regresi menunjukkan bahwa

apabila return on asset meningkat maka dividend payout ratio juga meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh positif variabel return on asset

terhadap dividend payout ratio menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas

perusahaan akan berdampak pada peningkatan pembagian dividen yang akan

dibayarkan. Tanda positif dalam penelitian ini sesuai dengan teori information

content or signaling hypothesis yang dikemukan oleh Miller dan Mondigliani

dalam Sartono (2010) yang menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu

sinyal kepada para investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan

yang baik di masa yang akan datang. Berdasarkan teori tersebut, dapat

ditunjukkan bahwa penghasilan yang tinggi melalui asset yang dimiliki yang

tercermin dari nilai return on asset menunjukkan pengaruh yang positif terhadap

kebijakan dividen. Dalam perkembangannya rata-rata return on asset pada

industri manufaktur menunjukkan hasil yang baik (data terlampir). Hal ini

disebabkan oleh meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

yang tentunya akan meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan sinyal baik

kepada investor tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Page 75: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

60

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Amidu dan Abor (2006), Anil dan Kapoor (2008), dan Puspita

(2009). Amidu dan Abor (2006) meneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi

dividend payout ratio pada 22 perusahaan yang listed di Ghana Stock Exchange

pada periode tahun 1998-2003. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Anil dan Kapoor

(2008) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi dividend

payout ratio pada perusahaan-perusahaan IT di India. Hasil penelitian Anil dan

Kapoor (2008) menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif

terhadap dividend payout ratio. Puspita (2009) melakukan penelitian tentang

faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dividen dengan studi kasus pada

perusahaan yang terdaftar di Busa Efek Indonesia periode 2005-2007. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel return on asset berpengaruh

positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian kali ini

bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya. Damayanti dan Achyani

(2006) yang melakukan penelitian terhadap seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2003 dengan menguji pengaruh

antara variabel independen investasi perusahaan, likuiditas, profitabilitas,

pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan variabel dependen dividen

payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak

berpengaruh siginifikan terhadap dividend payout ratio.

Page 76: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

61

BAB VII

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

7.1 Simpulan Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut

ini.

1) Cash ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.

Hal ini berarti setiap peningkatan nilai cash ratio maka pada umumnya akan

terjadi pula peningkatan pada nilai dividend payout ratio. Jumlah kas dan

setara kas yang dipunyai perusahaan juga secara tidak langsung akan

mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membagi dividen kepada para

pemegang saham.

2) Debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend

payout ratio. Hal ini berarti dengan rendahnya nilai debt to equity ratio

perusahaan maka pada umumnya kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen akan semakin tinggi. Peningkatan dan penurunan hutang sangat

mempengaruhi jumlah laba bersih yang pada akhirnya akan mempengaruhi

nilai laba ditahan yang tercatat, jika nilai hutang tinggi tentu saja akan

mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen.

3) Return on asset berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal ini

bermakna bahwa setiap kenaikan nilai return on asset maka pada umumnya

akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen

kepada pemegang saham. Ini disebabkan karena meningkatnya kemampuan

61

Page 77: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

62

profitabilitas perusahaan maka akan diikuti kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih yang tinggi, yang pada akhirnya akan

mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang

saham.

7.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya adalah:

1) Sampel perusahaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sampel

dari perusahaan manufaktur. Hal ini menyebabkan penelitian belum tentu bisa

digeneralisasi pada jenis-jenis perusahaan yang berbeda lainnya.

2) Dilihat dari nilai koefisien determinasi (adjusted R2) 0,252 yang berarti

varian variabel bebas cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset

memengaruhi variabel terikat dividend payout ratio sebesar 25,2 persen

sedangkan sisanya 74,8 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar

model penelitian. Hal ini berarti masih ada variabel lain yang perlu

diidentifikasi untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi dividend

payout ratio.

7.3 Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Saran yang mungkin bisa diaplikasikan pada penelitian selanjutnya adalah

sebagai berikut.

1) Koefisien determinasi (adjusted R2) yang sebesar 25,2 persen menunjukkan

bahwa ada 74,8 persen variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam

Page 78: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

63

model yang mempengaruhi dividend payout ratio. Diharapkan penelitian

yang akan datang menggunakan variabel-variabel bebas diluar rasio keuangan

seperti kesempatan investasi, insider ownership, inflasi atau variabel lainnya.

2) Penelitian ini hanya menggunakan sampel penelitian yang berasal dari

perusahaan manufaktur sehingga belum tentu dapat digeneralisasi pada jenis

industri lainnya. Hal ini disebabkan karena terbatasnya waktu penelitian.

Disarankan pada penelitian selanjutnya ruang lingkup penelitian dapat

diperluas ke jenis-jenis industri lainnya.

Page 79: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

64

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Al-Haddad, Waseem, Salleh Al-Sorqan, Sukairi – Musa, dan Mahmood -

Nur. 2011. “ The Effect of Dividend Policy Stability on the Performance of Banking Sector Listed on Amman Stock Exchange”. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 1 No. 5; May 2011

Appanan, Santhi dan Lee Wei Sim. 2011. ”A Study on Leading

Determinants of Dividend Policy in Malaysia Listed Companies for Food Industry Under Consumer Product Sector”. 2nd International Conference on Business and Economic Research (2nd ICBER 2011) Proceeding

Ambarwati, Sri Dwi Ari. 2010. Manajemen Keuangan Lanjut. Graha Ilmu. Amidu, Mohammed, and Joshua Abor, 2006, “Determinants of Dividend

Payout Ratios in Ghana,” The Journal of Risk Finance, Vol. 7, No.2, pp.136-145. Andriyani, Maria. 2008. “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity

Ratio, Insider Ownership, Invesment Opportunity Set (IOS), dan Profitability terhadap Kebijakan Dividen” Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Edisi 1,

Mediasoft Indonesia. Anil,K and Kapoor,S. 2008. “Determinant of Dividen d Payout Ratio-A

Study of IndianInformation Technology Sector”. International Research Journal of Finance and Economics.p.63-71.

Brigham, F. Eugene 1983, Fundamental of financial Management. Third

Edition. The Dryden Press: Holt-Sounders Japan Brigham, Eugene F. and Gapenski Louise C., Intermediate Financial

Management, 5 th Edition, The Dryden Press, New York, 1996. Chang R.P and SG. Rhee. 1990. “Taxes and Dividend : The Impact Of

Personal Taxes On Corporate Dividend Policy and Capital Structure Decisions”. Financial Management. Summer 21-31.

64

Page 80: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

65

Chasanah, Amalia Nur. 2008. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan yang Listed di Bursa Efek Indonesia (Perbandingan pada Perusahaan yang Sebagian Sahamnya Dimiliki oleh manajemen dan yang Tidak Dimiliki Oleh Manajemen”Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Crutchley, C, and Hansen, R. 1989. A Test of the Agency Theory of

Managerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividends. Financial Management, Winter 1989, 36-46.

Damayanti,S dan Achyani,F (2006). Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas,

Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.5 No.1 April. p.51-62.

Elloumi, Fathi dan Jena-Pierre Gueyle. 2003. “CEO Compensation, IOS,

and The Role of Corporate Governance,” Corporate Governance, Vol. 1, No.2, p.23-33

Ismiyanti, Fitri dan Mamduh Hanafi. 2003. Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institutional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen: Analisa Persamaan Simultan,” Makalah Seminar, Simposium Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntansi Indonesia, 260-276

Gaver, JJ dan Keneth M Gaver. 1993. “Additional Evidence on The

Association Between The Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividend and Compensation Policies, Journal of Accounting and economics, Vol. 1, p.233-265

Gill, Amarjit , Nahum Biger, dan Rajendra Tibrewala. 2010. “Determinants

of Dividend Payout Ratios: Evidence fro United States. The Open Business Journal, 2010, 3, 8-14.

Gitman, Lawrence J. 2003, Principles of Managerial Finance, Edisi

Kesepuluh, Addison Wesley Publishing Company, Massachusetts. Hafeez, Ahmed dan Attiya Y. Javid. 2009. “The Determinants of Dividend

Policy in Pakistan”. International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-2887 Issue 29 (2009). EuroJournals Publishing, Inc. 2009

Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.

Jakarta : Rajawali Pers, 2009. Hatta, Atika J. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen:

Investifasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI. Vol.6. No.2. Desember. 2002.

Page 81: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

66

Helfert, Erich A, 1993. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ketujuh, Terjemahan oleh Herman Wibowo, 1996, Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat. Imam, Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program

SPSS, Badan Penerbit UNDIP, Semarang. Jensen, M., and W. Meckling 1976. Theory of the Firm : Managerial

Behavior, Agency, and Ownership Structure, Journal of Financial Economics, (1976), 305-360.

Jensen, Solberg and Zorn. 1992. Simultaneous Determination of Insider

Ownership, Debt and Dividend policies, Journal of Financial and Quantitative Analysis, vol 27, No.2 (1992), 247-263.

Karen, F.R. 2003. A Blue Print for Corporate Governance. New York:

American Management Assosiation. Kieso dan Weygandt (Herman Wibowo, Penerjemah). 1995. Akuntansi

Intermediate. Edisi ke 7. Jakarta. Bina Rupa Aksara.

Mahadwartha, PA dan Jogiyanto H. 2002. Uji Teori Keagenan Dalam Hubungan Interdependensi Antara Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen, Makalah Seminar, Simposium Nasional Akuntansi V, Ikatan Akuntansi Indonesia, p.635-647

Mollah, A., Sobur and Keasen, K. 2000. The Influence of Agency Cost on

Dividend Policy in an Emerging Market: Evidence from The Dhaka Stock Exchange, Journal of Financial and Quantitative Analysis, 2000.

Nugrahaini, Fusia. 2002. Analisis Hubungan Antara Kebijakan Insider

Ownership, Kebijakan Debt, dan Kebijakan Dividend Secara Simultan (Studi Pada Perusahaan-Perusahaan di BEJ Tahun 1997-1999),” Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Jogiyanto. 2007. Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman. Yogyakarta: BPFE. Okpara, Godwin Chigozie. 2010. ”A Diagnosis of the Determinant of

Dividend Payout Policy in Nigeria: A Factor Analyctical Approach”. American Journal of Scientific Research, ISSN 1450-223X Issue 8(2010), pp.57-67.

Page 82: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

67

Porta, R. L., Florensio L., Sheleifer Andrei, and Vishny. Robert W., 1999. “Agency Problem and Dividend Policies Around the World”. Working paper (Harvard University).

Prasetyo, Adi. 2001. Asosiasi Antara Investment opportunity Set (IOS)

Dengan Kebijakan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Kompensasi, Beta dan Perbedaan Reaksi Pasar: Bukti Empiris dari BEJ. Makalah Seminar, Simposium Nasional Akuntansi V, Ikatan Akuntansi Indonesia.

Prihantoro. 2003. Estimasi Pengaruh Dividen Payout Ratio pada Perusahaan

Publik di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis No.1 Jilid 8. Puspita, Fira. 2009. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Dividend Payout Ratio (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007)” ”(tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Semarang.

. Putra, A.A.G.P Widana dan Ratnadi Ni Made Dwi. 2008. Pengaruh

Kebijakan Dividend dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kos Keagenan. AUDI. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 3 No. 2.

Riyanto, Bambang. 2000. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Sartono, Agus. 2010. manajemen Keuangan ”Teori dan Aplikasi”. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Smith Jr, Clifford W. dan Ross L. Watts. 1992. The Invesment Opportunity

Set and Corporate Financing, Dividend, and Compensation Policies, Journal of Financial Economics 32: 263-292

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Edisi Kelima. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Subekti, Imam dan Indra Wijaya Kusuma. 2001. Asosiasi antara Set

Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan, serta Implikasinya pada Perubahan Harga Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol 4(1). Hal 44-63

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kesebelas. Bandung:

Alfabeta. Saxena, Atul K. Saxena. 1995. Determinant of Dividend Payout Policy:

Regulated Versus Unregulated Firms, The Journal of Finance.

Page 83: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

68

Sponholtz Carina, 2005. “Separating The Stock Market’s Raction to Simultaneous Dividend and Earnings Announcements”. Working paper (University of Aarhus C, Denmark).

Sunarto dan Andi Kartika. 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang

MempengaruhiDividen Kas di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. Maret, 2003. hal.67-82

Sutrisno. 1999. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend payout

ratio padaPerusahaan Publik di Indonesia, FE-Unibraw, Malang. Tarjo dan Jogiyanto Hartono. 2003. ”Analisa Free Cash Flow dan

Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Publik di Indonesia, Makalah Seminar, Simposium Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntansi Indonesia, p.278-293

Utama, Suyana. 2009. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Edisi Ketiga. Denpasar. Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1996. Manajemen Keuangan,

Jilid Satu, Edisi Kesembilan, Terjemahan oleh Jaka Wasana dan Kibrandoko,1997, Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Page 84: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

69

Lampiran I Cash Ratio

No Listing Code Company Cash Ratio

2005 2006 2007 2008 2009

1 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk 0,09 0,12 0,13 0,13 0,10

2 ASII PT. Astra Internasional Tbk 0,18 0,24 0,29 0,33 0,33

3 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 0,25 0,31 0,48 0,60 0,79

4 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 0,05 0,07 0,46 0,05 0,10

5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 0,32 0,75 1,38 0,62 0,70

6 CLPI PT. Colourpark Indonesia Tbk 0,17 0,07 0,10 0,02 0,06

7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 1,30 1,07 1,59 2,02 2,96

8 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk 0,46 0,54 0,26 0,54 0,21

9 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0,05 0,06 0,06 0,15 0,15

10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 0,26 0,18 0,09 0,07 0,08

11 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk 0,36 0,51 0,40 0,61 1,61

12 IKBI PT. Sumi Indo kabel Tbk 0,13 0,29 0,93 1,31 3,11

13 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,22 0,28 0,35 0,26 0,40

14 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,58 0,05 0,41 0,41 1,48

15 LTLS PT. Lautan Luas Tbk 0,14 0,09 0,08 0,09 0,23

16 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 1,02 1,87 1,48 1,06 0,99

17 LION PT. Lion Metal Works Tbk 1,86 2,30 1,86 2,08 4,27

18 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 0,21 0,10 0,12 0,16 0,12

19 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0,03 0,01 0,11 0,49 0,40

20 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 2,77 3,43 2,87 2,26 2,21

21 SCCO PT. Supreme Kabel Tbk 0,04 0,12 0,03 0,02 0,10

22 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk 0,62 1,19 1,95 1,79 1,49

23 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 0,18 0,04 0,03 0,04 0,02

24 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 0,14 0,15 0,17 0,12 0,03

25 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 2,06 2,30 2,07 1,88 1,74

26 TURI PT. Tunas Ridean Tbk 0,13 0,03 0,05 0,40 0,41

27 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0,47 0,49 0,18 0,23 0,24

Page 85: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

70

Lampiran II Debt to Equity Ratio

No Listing Code Company Debt to Equity Ratio

2005 2006 2007 2008 2009

1 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk 0,86 1,09 1,57 1,81 2,20

2 ASII PT. Astra Internasional Tbk 1,81 1,41 1,17 1,21 1,00

3 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 0,71 0,57 0,48 0,45 0,39

4 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 0,73 0,43 0,60 0,47 0,38

5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 0,87 0,61 0,52 0,48 0,23

6 CLPI PT. Colourpark Indonesia Tbk 0,84 1,05 1,29 1,86 0,90

7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 0,32 0,31 0,29 0,34 0,27

8 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk 0,66 0,62 0,94 2,45 1,71

9 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0,69 0,65 0,69 0,55 0,48

10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 1,55 1,21 0,94 1,00 0,69

11 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk 0,42 0,44 0,53 0,38 0,29

12 IKBI PT. Sumi Indo kabel Tbk 0,62 0,58 0,34 0,25 0,14

13 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 2,33 2,13 2,62 3,11 2,45

14 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,87 0,59 0,44 0,33 0,24

15 LTLS PT. Lautan Luas Tbk 2,10 2,43 2,42 3,18 2,78

16 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0,78 0,36 0,33 0,38 0,39

17 LION PT. Lion Metal Works Tbk 0,23 0,25 0,27 0,26 0,19

18 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 0,99 0,86 1,16 0,64 0,83

19 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 1,52 2,08 2,14 1,73 8,44

20 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 0,14 0,10 0,13 0,17 0,16

21 SCCO PT. Supreme Kabel Tbk 1,53 1,15 2,67 2,15 1,77

22 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk 0,62 0,35 0,27 0,30 0,26

23 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 0,55 0,53 0,66 0,63 0,80

24 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 0,67 0,72 0,83 0,95 0,78

25 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 0,26 0,23 0,26 0,29 0,34

26 TURI PT. Tunas Ridean Tbk 3,44 3,24 2,91 2,50 0,77

27 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0,76 0,95 0,98 1,10 1,02

Page 86: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

71

Lampiran III Return on Asset

No Listing Code Company Return on Assets

2005 2006 2007 2008 2009

1 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk 0,06 0,08 0,10 0,08 0,08

2 ASII PT. Astra Internasional Tbk 0,09 0,10 0,17 0,19 0,18

3 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 0,10 0,13 0,11 0,19 0,20

4 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 0,08 0,12 0,16 0,57 0,17

5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 0,07 0,03 0,04 0,10 0,10

6 CLPI PT. Colourpark Indonesia Tbk 0,07 0,08 0,08 0,09 0,20

7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 0,10 0,11 0,11 0,17 0,23

8 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk (0,01) 0,08 0,11 0,01 0,15

9 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0,09 0,07 0,09 0,11 0,18

10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 0,20 0,42 0,34 0,36 0,41

11 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk 0,05 0,05 0,09 0,04 0,16

12 IKBI PT. Sumi Indo kabel Tbk 0,04 0,11 0,19 0,22 0,07

13 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,01 0,08 0,07 0,07 0,10

14 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,07 0,09 0,14 0,21 0,29

15 LTLS PT. Lautan Luas Tbk 0,03 0,03 0,06 0,07 0,04

16 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0,14 0,24 0,23 0,21 0,23

17 LION PT. Lion Metal Works Tbk 0,12 0,16 0,17 0,23 0,17

18 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 0,10 0,10 0,14 0,23 0,05

19 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0,15 0,18 0,21 0,33 0,48

20 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 0,03 0,05 0,05 0,09 0,08

21 SCCO PT. Supreme Kabel Tbk 0,08 0,11 0,06 0,02 0,02

22 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk 0,14 0,25 0,30 0,34 0,36

23 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 0,10 0,15 0,16 0,15 0,20

24 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 0,06 0,07 0,18 0,22 0,20

25 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 0,13 0,15 0,14 0,15 0,15

26 TURI PT. Tunas Ridean Tbk 0,05 0,01 0,08 0,10 0,23

27 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0,37 0,53 0,53 0,53 0,57

Page 87: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

72

Lampiran IV Dividend Payout Ratio

No Listing Code Company Dividend Payout Ratio

2005 2006 2007 2008 2009

1 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk 0,21 0,32 0,31 0,31 0,29

2 ASII PT. Astra Internasional Tbk 0,53 0,48 0,10 0,38 0,33

3 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 0,17 0,21 0,05 0,40 0,60

4 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 0,85 0,50 2,99 0,07 0,53

5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 0,24 0,29 0,72 0,59 0,31

6 CLPI PT. Colourpark Indonesia Tbk 0,24 0,20 0,30 0,35 0,30

7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 0,30 0,48 0,47 0,67 1,20

8 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk (2,80) 1,81 0,09 3,03 0,08

9 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 1,02 0,48 0,33 0,36 0,35

10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 1,96 0,94 0,65 0,12 0,66

11 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk 0,61 0,32 0,34 0,43 0,13

12 IKBI PT. Sumi Indo kabel Tbk 0,36 0,31 0,40 0,39 0,34

13 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1,50 0,44 0,41 0,40 0,39

14 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,25 0,19 0,15 0,32 0,30

15 LTLS PT. Lautan Luas Tbk 0,25 0,21 0,30 0,30 0,31

16 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0,05 0,15 0,14 0,18 0,27

17 LION PT. Lion Metal Works Tbk 0,55 0,25 0,26 0,19 0,19

18 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 0,19 0,11 0,08 0,06 0,12

19 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 1,67 0,76 1,25 1,42 1,00

20 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 0,23 0,15 0,20 0,25 0,20

21 SCCO PT. Supreme Kabel Tbk 0,25 0,28 0,11 0,55 0,33

22 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk 0,42 0,50 0,50 0,51 0,55

23 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 0,87 0,33 0,72 1,57 0,98

24 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 0,51 0,39 0,31 0,32 0,32

25 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 10,61 0,04 0,40 1,05 0,44

26 TURI PT. Tunas Ridean Tbk 0,33 0,33 0,40 0,96 0,40

27 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 1,38 0,91 1,00 1,00 1,00

Page 88: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

73

Lampiran V Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

135 ,01 4,27 ,6724 ,85249135 ,10 8,44 1,0233 1,02199135 -,01 ,57 ,1522 ,11946135 -2,80 10,61 ,5570 1,03657135

CRDERROADPRValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 89: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

74

Lampiran VI Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

135-,0296296,70172804

,093,093

-,0831,076

,197

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 90: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

75

Lampiran VII Uji Heteroskedastisitas

Variables Entered/Removedb

ROA, CR,DER

a . Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Abresb.

Model Summary

,304a ,093 ,072 1,29973Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), ROA, CR, DERa.

ANOVAb

22,585 3 7,528 4,457 ,005a

221,297 131 1,689243,882 134

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), ROA, CR, DERa.

Dependent Variable: Abresb.

Coefficientsa

,339 ,278 1,218 ,226,202 ,127 ,150 1,583 ,116

-,118 ,123 -,097 -,953 ,3421,621 ,853 ,172 1,902 ,059

(Constant)CRDERROA

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Abresa.

Page 91: PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

76

Lampiran VIII Uji Autokorelasi, multikolinearitas, dan uji hipotesis

Variables Entered/Removedb

ROA, CR,DER

a . Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: DPRb.

Model Summaryb

,518a ,269 ,252 ,89651 1,973Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), ROA, CR, DERa.

Dependent Variable: DPRb.

ANOVAb

38,690 3 12,897 16,046 ,000a

105,289 131 ,804143,979 134

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), ROA, CR, DERa.

Dependent Variable: DPRb.

Coefficientsa

,286 ,192 1,490 ,139,267 ,088 ,258 3,038 ,003 ,771 1,297

-,207 ,085 -,223 -2,434 ,016 ,665 1,5041,618 ,588 ,224 2,751 ,007 ,845 1,183

(Constant)CRDERROA

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: DPRa.