Top Banner
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Secara umum, perusahaan menghadapi tantangan yang berbeda dalam transformasi organisasi. Transformasi organisasi tidak dapat dihindari karena beberapa aspek seperti pengubahan teknologi, tren komunikasi yang baru, peraturan baru, serta aspek sosial dan lingkungan. Situasi ini membawa organisasi kepada kondisi yang baru dan mengakibatkan ketidakpastian, bahkan kecemasan bagi anggota organisasi atau perusahaan. Perusahaan dapat melakukan akuisisi untuk mengembangkan aktivitas bisnisnya, memasuki pangsa pasar baru, perkenalan lini produk dan ekspansi pengetahuan yang dimiliki. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan melalui proses akuisisi. Proses akuisisi sering kali menjadi masalah rumit dan gagal mencapai tujuan yang diinginkan (Babic et al. 2014). Menurut Mulyana (2012), akuisisi adalah pengambilalihan kontrol atau kendali suatu perusahaan oleh perusahaan lain melalui penguasaan saham mayoritas. Sebagai keputusan strategis, merger dan akuisisi bukan merupakan jaminan bahwa perusahaan terkonsolidasi atau terakuisisi akan tercatat sebagai perusahaan yang sukses dalam menjalankan bisnis pascamerger atau pascaakuisisi. Hal ini karena begitu kompleks permasalahan yang harus diselesaikan sebelum maupun sesudah akuisisi. Kesiapan berubah berkaitan dengan kemampuan komponen-komponen negara yakni pemerintah, institusi swasta dan publik, perseroan dan masyarakat luas untuk mengantisipasi, menyiapkan, mengelola, merespon terhadap pendorong perubahan, secara proaktif peluang-peluang, tantangan dan melakukan pencegahan terhadap dampak yang berpotensi negatif (Suwaryo 2015). Adanya perubahan dalam lingkungan strategi bisnis menjadi pemicu organisasi untuk lebih kompetitif dalam era globalisasi. Akibatnya adalah adanya transformasi budaya organisasi untuk menyesuaikan transformasi bisnis dengan tujuan meningkatkan kinerjanya dan peningkatan daya saing perusahaan. Menurut Wibowo (2011), berbagai studi menunjukkan bahwa transformasi budaya organisasi dapat meningkatkan kinerja secara signifikan dibandingkan dengan organisasi yang tidak melakukan transformasi. Meskipun demikian, tidak semua transformasi menghasilkan kinerja yang meningkat karena tidak dilakukan dengan baik. Wibowo menambahkan bahwa organisasi yang memiliki SDM dengan kompetensi tinggi masih belum berhasil meningkatkan kinerjanya karena tidak dapat menangani keberagaman budaya diantara anggota organisasi. Berdasarkan data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diketahui bahwa perkembangan industri asuransi di Indonesia berperan signifikan dalam mendukung terjadinya proses pembangunan nasional. Hal ini dilihat atas kontribusi perusahaan dalam memupuk dana jangka panjang dalam jumlah besar, yang kemudian digunakan sebagai dana dalam pembangunan oleh pemerintah. Perkembangan industri asuransi dalam empat tahun terakhir antara tahun 2011 hingga 2014, aset industri asuransi konvensional mengalami pertumbuhan rata- rata yang mencapai lebih dari 16 persen. Hal ini juga terlihat dari pertumbuhan rata-rata yang terjadi di dalam nilai investasi dan premi yang masing-masing mengalami peningkatan sebesar 14,4 persen dan 21 persen. Banyaknya
6

Pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap ...repository.sb.ipb.ac.id › 3036 › 5 › E50-05-Zen-Pendahuluan.pdf · Akibatnya adalah adanya transformasi budaya organisasi

Feb 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1 PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Secara umum, perusahaan menghadapi tantangan yang berbeda dalam

    transformasi organisasi. Transformasi organisasi tidak dapat dihindari karena

    beberapa aspek seperti pengubahan teknologi, tren komunikasi yang baru,

    peraturan baru, serta aspek sosial dan lingkungan. Situasi ini membawa organisasi

    kepada kondisi yang baru dan mengakibatkan ketidakpastian, bahkan kecemasan

    bagi anggota organisasi atau perusahaan.

    Perusahaan dapat melakukan akuisisi untuk mengembangkan aktivitas

    bisnisnya, memasuki pangsa pasar baru, perkenalan lini produk dan ekspansi

    pengetahuan yang dimiliki. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing

    perusahaan melalui proses akuisisi. Proses akuisisi sering kali menjadi masalah

    rumit dan gagal mencapai tujuan yang diinginkan (Babic et al. 2014). Menurut

    Mulyana (2012), akuisisi adalah pengambilalihan kontrol atau kendali suatu

    perusahaan oleh perusahaan lain melalui penguasaan saham mayoritas. Sebagai

    keputusan strategis, merger dan akuisisi bukan merupakan jaminan bahwa

    perusahaan terkonsolidasi atau terakuisisi akan tercatat sebagai perusahaan yang

    sukses dalam menjalankan bisnis pascamerger atau pascaakuisisi. Hal ini karena

    begitu kompleks permasalahan yang harus diselesaikan sebelum maupun sesudah

    akuisisi.

    Kesiapan berubah berkaitan dengan kemampuan komponen-komponen

    negara yakni pemerintah, institusi swasta dan publik, perseroan dan masyarakat

    luas untuk mengantisipasi, menyiapkan, mengelola, merespon terhadap pendorong

    perubahan, secara proaktif peluang-peluang, tantangan dan melakukan

    pencegahan terhadap dampak yang berpotensi negatif (Suwaryo 2015). Adanya

    perubahan dalam lingkungan strategi bisnis menjadi pemicu organisasi untuk

    lebih kompetitif dalam era globalisasi. Akibatnya adalah adanya transformasi

    budaya organisasi untuk menyesuaikan transformasi bisnis dengan tujuan

    meningkatkan kinerjanya dan peningkatan daya saing perusahaan.

    Menurut Wibowo (2011), berbagai studi menunjukkan bahwa transformasi

    budaya organisasi dapat meningkatkan kinerja secara signifikan dibandingkan

    dengan organisasi yang tidak melakukan transformasi. Meskipun demikian, tidak

    semua transformasi menghasilkan kinerja yang meningkat karena tidak dilakukan

    dengan baik. Wibowo menambahkan bahwa organisasi yang memiliki SDM

    dengan kompetensi tinggi masih belum berhasil meningkatkan kinerjanya karena

    tidak dapat menangani keberagaman budaya diantara anggota organisasi.

    Berdasarkan data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diketahui

    bahwa perkembangan industri asuransi di Indonesia berperan signifikan dalam

    mendukung terjadinya proses pembangunan nasional. Hal ini dilihat atas

    kontribusi perusahaan dalam memupuk dana jangka panjang dalam jumlah besar,

    yang kemudian digunakan sebagai dana dalam pembangunan oleh pemerintah.

    Perkembangan industri asuransi dalam empat tahun terakhir antara tahun 2011

    hingga 2014, aset industri asuransi konvensional mengalami pertumbuhan rata-

    rata yang mencapai lebih dari 16 persen. Hal ini juga terlihat dari pertumbuhan

    rata-rata yang terjadi di dalam nilai investasi dan premi yang masing-masing

    mengalami peningkatan sebesar 14,4 persen dan 21 persen. Banyaknya

  • 2

    perusahaan yang bergerak di dalam bisnis asuransi menunjukkan tingginya

    peluang yang terdapat di dalam bisnis tersebut. Namun hal ini juga membawa

    dampak yang cukup baik bagi masyarakat luas, di mana mereka akhirnya

    memiliki pilihan yang cukup banyak dan bisa mendapatkan layanan asuransi yang

    paling sesuai bagi kebutuhan mereka masing-masing.

    PT XYZ merupakan perusahaan penyedia program jaminan kesehatan

    komersial di Indonesia. Pada tahun 2014, PT XYZ diakuisisi oleh tiga perusahaan

    pemerintah sehingga terjadi perubahan kepemilikan saham. Dampak dari

    diakuisisinya PT XYZ juga terjadi perubahan pada brand PT XYZ dengan tujuan

    untuk meningkatkan komitmen perusahaan dalam mendorong pertumbuhan dan

    peningkatan produk asuransi kesehatan Indonesia. Produk yang dimiliki PT XYZ

    sangat beragam dengan pengembangan produk asuransi kesehatan dan asuransi

    jiwa kepada pelanggannya. Perusahaan berkomitmen memberikan pelayanan yang

    profesional dan berkelanjutan oleh karyawan berkompeten yang tersebar di

    seluruh Indonesia untuk memberikan kepuasan kepada para pelanggannya.

    PT XYZ memiliki visi untuk menjadi pilihan utama dan terpercaya dalam

    industri asuransi kesehatan komersial di Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan

    tersebut, sumber daya manusia yang handal adalah kunci utama yang

    menggerakkan roda perusahaan. Berkembangnya bisnis asuransi kesehatan

    komersial di Indonesia memicu perusahaan untuk terus berinovasi dari segi bisnis

    maupun meningkatkan kemampuan SDM di dalamnya. Strategi perusahaan untuk

    mencapai visi tersebut bersinergi dengan 3 perusahaan pemerintah melalui

    akuisisi PT XYZ. Pada tahun 2014 PT XYZ diakuisisi oleh tiga perusahaan

    pemerintah dengan mayoritas kepemilikan saham adalah PT Bank Mandiri Tbk

    sebesar 80 persen seperti pada Gambar 1.

    Gambar 1 Komposisi saham PT XYZ

    Berdasarkan pandangan Manajemen PT XYZ, bahwa pemerintah telah

    mengimplementasikan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan

    program asuransi kesehatan dengan skema managed care yang diselenggarakan

    oleh BPJS Kesehatan secara wajib di perusahaan-perusahaan nasional, sesuai

    dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004. Program tersebut menawarkan

    pertanggungan yang lebih lengkap dibandingkan dengan skema indemnity yang

    selama ini umum digunakan. Oleh sebab itu banyak klien korporasi PT XYZ

    terutama mereka dengan kemampuan keuangan yang terbatas dan memutuskan

  • 3

    untuk beralih ke program JKN untuk menghemat biaya. Akibatnya, Perseroan

    mencatat penurunan jumlah klien secara signifikan. Perkembangan tersebut

    menuntut PT XYZ untuk melakukan perubahan yang signifikan terhadap strategi

    persaingannya dalam upaya mencapai kinerja keuangan yang positif dalam jangka

    pendek dan mempertahankan kelangsungan usaha dalam jangka panjang.

    Sehubungan dengan itu pada tahun 2016 PT XYZ berfokus pada perusahaan-

    perusahaan dengan kemampuan keuangan yang cukup tidak hanya untuk

    memanfaatkan produk dan layanan PT XYZ, namun juga untuk menjalin

    kerjasama jangka panjang yang berkesinambungan dengan Perseroan.

    Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mewujudkan perusahaan

    asuransi yang profesional, Manajemen PT XYZ memandang pentingnya

    pengelolaan dan pengembangan SDM yang berkelanjutan melalui peningkatan

    kualifikasi SDM yang bertaraf internasional, peningkatan kesejahteraan karyawan

    yang menunjang kinerja PT XYZ dan pengembangan organisasi yang disesuaikan

    dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Sumber daya manusia merupakan

    elemen utama sebagai penggerak dalam sebuah organisasi atau perusahaan. SDM

    adalah aset berharga yang harus dikembangkan agar organisasi dapat mencapai

    visi dan misi yang dicanangkan. Berbagai organisasi baik perusahaan maupun

    lembaga-lembaga tertentu berusaha mengembangkan SDM di dalamnya melalui

    program-program berkualitas sehingga dapat meningkatkan efektifitas organisasi

    dan kinerja organisasi dengan baik.

    Banyak organisasi yang menemukan perubahan sebagai tantangan

    sesungguhnya. Perubahan proses di setiap organisasi adalah unik dalam setiap

    situasi sesuai dengan karakter organisasi, karakter bisnis, budaya kerja dan nilai-

    nilai, manajemen, tipe kepemimpinan, sikap dan perilaku karyawan yang ada.

    Resiko kegagalan yang lebih besar dialami umumnya adalah resistensi karyawan

    untuk berubah. Dalam beberapa hal perubahan menimbulkan kepuasan,

    kesenangan dan manfaat. Dalam hal lain perubahan dapat menimbulkan masalah,

    stres dan kerugian (Rashid et al. 2003).

    Untuk meningkatkan komitmen anggota organisasi, peran pemimpin

    menjadi faktor penting sebagai nahkoda kapal dalam organisasi untuk membawa

    ke arah yang diinginkan perusahaan. Fungsi kepemimpinan akan memberikan

    dukungan kepada elemen di bawahnya melalui karisma, komunikasi atraktif untuk

    meraih visi dan memberikan inspirasi kepada timnya. Tranformasi kepemimpinan

    akan memberikan wajah baru dalam budaya organisasi sesuai dengan gaya

    kepemimpinan yang dimilikinya. Keyakinan karyawan untuk berubah perlu

    ditumbuhkan ketika perusahaan mengalami transformasi. Hal ini karena karyawan

    sering mengalami kecemasan ketika perusahaan mengalami transisi.

    Budihardjo (2014) menyatakan bahwa ada dua metode penelitian untuk

    mendiagnosis budaya perusahaan yakni kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

    kuantitatif implikasi dari penelitian yang difokuskan melalui pendekatan etic pada

    budaya perusahaan. Sedangkan kualitatif implikasi dari penelitian yang

    difokuskan melalui pendekatan emic pada budaya perusahaan.

    Penelitian ini akan menganalisis pengaruh budaya organisasi akibat akuisisi

    perusahaan serta pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap

    kesiapan karyawan perusahaan asuransi komersial terkemuka di Indonesia.

    Penelitian difokuskan pada aspek teoritis tipologi budaya organisasi dan gaya

    kepemimpinan terhadap kesiapan karyawan untuk berubah dengan metode

  • 4

    deskriptif. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan analisis yang kuat

    mengenai dampak akuisisi PT XYZ terhadap budaya organisasi, gaya

    kepemimpinan dan kesiapan karyawan untuk berubah, sehingga elemen-elemen

    yang ada di dalam perusahaan dapat bersinergi menjadi lebih baik.

    Perumusan Masalah

    Perubahan kepemilikian saham terjadi pada PT XYZ oleh tiga perusahaan

    pemerintah Indonesia pada tahun 2014 dengan porsi saham sebesar 80 persen

    dimiliki oleh salah satu Bank terkemuka di Indonesia. Akuisisi ini menyebabkan

    perubahan nama pada brand PT XYZ. Selain itu akuisisi ini memberi dukungan

    yang lebih besar dalam mewujudkan komitmen PT XYZ untuk berpartisipasi

    dalam mendorong pertumbuhan dan peningkatan produk asuransi kesehatan di

    Indonesia. Tujuan dari akuisisi oleh tiga perusahaan ini adalah menjadikan PT

    XYZ sebagai market leader di sektor asuransi kesehatan. Dampak dari akuisisi

    perusahaan memberikan perubahan dalam pemegang posisi manajemen puncak

    dan target perusahaan yang lebih tinggi pada tahun berikutnya meskipun cara

    kerja dan sistem pelayanan tidak berubah setelah perusahaan diakuisisi.

    Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh dari akuisisi terhadap

    budaya perusahaan dan komitmen organisasi (Suwaryo 2015, Hernandez 2015,

    dan Gustari 2013). Selain itu, sumber daya manusia harus dikelola dengan baik

    setelah integrasi proses akuisisi perusahaan untuk mencegah dampak negatif

    terhadap kinerja. Peran pemimpin menjadi kunci utama dalam pengelolaan

    karyawan selama proses akuisisi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam

    organisasi PT XYZ perlu dikaji dalam aspek budaya organisasi, gaya

    kepemimpinan dan kesiapan karyawan untuk berubah.

    Berdasarkan latar belakang dan penjelasan mengenai perubahan organisasi

    perusahaan, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.

    1. Bagaimanakah perubahan budaya organisasi yang terjadi dalam proses akuisisi PT XYZ?

    2. Bagaimanakah pengaruh perubahan budaya organisasi terhadap kesiapan karyawan untuk berubah pada PT XYZ?

    3. Bagaimanakah pengaruh perubahan budaya organisasi terhadap gaya kepemimpinan pada PT XYZ?

    4. Bagaimanakah pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kesiapan karyawan untuk berubah pada PT XYZ?

    Tujuan Penelitian

    Penelitian ini menguji hubungan antara budaya organisasi, gaya

    kepemimpinan dan kesiapan karyawan untuk berubah, dengan tujuan berikut ini:

    1. Menganalisis perubahan budaya organisasi yang terjadi dalam proses akuisisi pada PT XYZ.

    2. Menganalisis pengaruh perubahan budaya organisasi terhadap kesiapan karyawan untuk berubah pada PT XYZ.

    3. Menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap gaya kepemimpinan pada PT XYZ.

    4. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kesiapan karyawan untuk berubah pada PT XYZ.

  • 5

    Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

    terkait antara laain:

    1. Bagi perusahaan, hasil temuan penelitian ini dapat memberikan output terkait analisis pengaruh budaya organisasi yang terjadi setelah akuisisi dan pengaruh

    perubahan budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kesiapan

    karyawan untuk berubah.

    2. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang akan dilakukan di masa mendatang.

    Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup penelitian ini disusun berdasarkan perumusan masalah dan

    tujuan penelitian yang difokuskan pada perubahan budaya organisasi setelah

    akuisisi perusahaan, pengaruh perubahan budaya organisasi dan gaya

    kepemimpinan terhadap kesiapan karyawan untuk berubah di PT XYZ.

    2 TINJAUAN PUSTAKA

    Budaya Organisasi

    Menurut Silalahi (2004), budaya perusahaan merupakan kebiasaan kerja

    seluruh peringkat perusahaan baik manajemen maupun lapisan karyawan yang

    dibentuk dan dibakukan serta diterima sebagai standar perlakuan kerja, serta

    membuat seluruh perangkat di atas terikat secara emosional kepada perusahaan.

    Budaya perusahaan adalah salah satu unsur terpenting dalam perusahaan, dan

    setiap orang yang bekerja dalam perusahaan tersebut perlu menekuninya

    dibandingkan dengan unsur-unsur materialistik lainnya.

    Menurut Siagian (2002) budaya organisasi adalah kesepakatan bersama

    tentang nilai-nilai yang dianut bersama dalam kehidupan organisasi dan mengikat

    semua orang dalam organiasi yang bersangkutan. Budaya organisasi adalah

    persepsi yang sama dikalangan seluruh anggota organisasi tentang makna hakiki

    kehidupan bersama.

    Budaya organisasi mengandung bauran nilai-nilai, kepercayaan, asumsi,

    persepsi, norma, kekhasan dan pola perilaku. Budaya organisasi dapat membantu

    karyawan dengan memberikan tanggapan atas ketidakpastian yang tidak bisa

    dihindari dan tingkat kesulitan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan (Gibson et

    al. 1996). Menurut Susanto et al. (2008) budaya organisasi merupakan suatu nilai-

    nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi

    permasalahan eksternal dan upaya untuk menyesuaikan integrasi ke dalam

    organisasi. Maka anggota organisasi diharapkan dapat menyerap nilai-nilai yang

    ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku. Kreitner dan Kinicki

    (2014) menambahkan bahwa budaya organisasi adalah perangkat asumsi yang

    dibagi dan diterima secara implisit begitu saja dan menjadi pedoman bagi

    kelompok yang menentukan bagaimana hal itu dirasakan, dipikirkan dan bereaksi

    terhadap lingkungan yang beragam.

    Secara umum definisi mengenai budaya organisasi relatif sama. Tetapi

    definisi tersebut didasarkan pada budaya organisasi yang dipelajari lebih dalam.

    Beberapa pengertian definisi tersebut antara lain seorang sosiolog mengartikan

  • Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB