Program Studi Akuntansi – STIE Prabumulih [Year] PENGANTAR AKUNTANSI EMI SUKMAWATI, S.E., M.Si
Program Studi Akuntansi – STIE Prabumulih
[Year]
PENGANTAR AKUNTANSI EMI SUKMAWATI, S.E., M.Si
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 2
BAB I
RUANG LINGKUP AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN
1. Definisi Akuntansi
Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu:
1. Fungsi dan Kegunaan
Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi
kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan
yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
2. Proses Kegiatan
Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi-
transaksi kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagaian bersifat keuangan dengan
cara menginterpretasikan hasil-hasilnya.
2. Konsep Dasar Akuntansi
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia, pencatatan transaksi akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan didasari oleh konsep-konsep sebagai berikut :
1. Konsep Kesatuan Usaha (Bussines Entity Concept).
Konsep ini mengandung pengertian untuk memisahkan harta perusahaan dan harta
pemilik perusahaan.
2. Konsep Periode Akuntansi (Periodicity)
Kegiatan perusahaan dapat dibagi dalam beberapa periode, sehingga perkembangan
usaha juga dapat dicatat secara periodic.
3. Konsep Kontinuitas Usaha (Going Concern)
Suatu perusahaan diasumsikan akan terus melanjutkan usahanya dan tidak akan
dibubarkan kecuali ada bukti-bukti sebaliknya.
4. Konsep Pengukuran Dalam Nilai Uang (Unit of Measure)
Transaksi dan kejadian akuntansi dicatat dalam satuan uang
5. Konsep Biaya Historis (Historical Cost Concept)
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 3
Kita dapat menyatakan harta dicatat dan dilaporkan sesudahnya untuk harga akuisisi
atau biaya historis, meski ukuran lain seperti nilai taksiran atau nilai pasar, harus
digunakan untuk pelaporan periode berkala.
3. Kegunaan dan Pemakai Informasi Akuntansi
Kegiatan akuntansi meliputi, pengidentifikasian dan pengukuran data yang relevan untuk
suatu pengambilan keputusan, Pemprosesan data yang bersangkutan kemudian pelaporan
informasi yang dihasilkan, Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan baik
oleh pihak internal maupun pihak eksternal, Pihak- pihak tersebut antara lain:
Pihak Internal dalam hal ini adalah pihak manajemen yang berkepentingan langsung
terhadap informasi keuangan, untuk tujuan perencanaan, pengkoordinasian dan
pengendalian perusahaan.
Pihak Eksternal :
a) Investor atau Pemilik
Merupakan pihak yang menyediakan dan menamkan dananya kedalam perusahaan.
b) Kreditur
Merupakan pihak yang meminjamkan dananya kepada perusahaan.
c) Pelanggan
Pihak ini berkepentingan dengan informasi keuangan untuk mengevaluasi hubungan
usaha dengan perusahaan dan untuk menentukan kelanjutan hubungan dimasa yang
akan datang.
d) Lembaga Pemerintahan
Lembaga ini diantaranya berkepentingan untuk mengevaluasi pajak yang telah disetor
oleh perusahaan apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e) Karyawan
Mereka mempunyai kepentingan terhadap informasi keuangan untuk mengetahui hak-
hak apa yang dapat diperoleh dari perusahaan. Berdasarkan informasi tersebut
karyawan diantaranya dapat mengajukan usulan kenaikan gaji, upah, atau tunjangan
lainnya.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 4
4. Bidang Ilmu Akuntansi
Terdapat 3 (tiga) cabang akuntansi yaitu:
a. Akuntansi keuangan
Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak ekstern
seperti investor, kreditor, dan Bapepam.
b. Akuntansi manajemen
Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak intern
organisasi atau manajemen.
c. Akuntansi Sektor Publik
Adalah cabang akuntansi yang memproses transaksi-transaksi keuangan pemerintah
yang menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan public seperti pelaporan pengelolaan
keuangan pemerintahan kepada rakyat melalui lembaga legislatif serta untuk
kepentingan pihak-pihak yang terkait. Serta pelaporan keuangan dalam sector usaha
nirlaba, dan BUMN/BUMD yang belum go-public.
d. Auditing/Pemeriksaan
Adalah cabang dari ilmu akuntansi yang berfungsi untuk melihat, menilai dan
memeriksa apakah laporan keuangan yang telah disampaikan oleh pihak manajemen
telah sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku di Indonesia.
5. Profesi di Bidang Akuntansi
Profesi akuntansi adalah pekerjaan yang menggunakan keahlian dibidang akuntansi.
Termasuk bidang pekerjaan akuntansi public, intern, keuangan/dagang, akuntansi
pemerinrah dan akuntansi pendidikan. Seseorang yang bekerja dibidang akuntansi dan
memiliki keahlian dibidang tersebut disebut sebagai akuntan.
Adapun macam-macam profesi akuntan yaitu :
a. Akuntan Publik
Yang sering dikenal dengan sebutan akuntan eksternal ini merupakan akuntan
independen yang memberikan jasa-jasa dengan kontrak dan pembayaran tertentu.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 5
Umumnya akuntan public ini bekerja bebas dan mendirikan kantor akuntan
sendiri maupun menjadi bagian atau partner dari sebuah kantor akuntan. Tugas
umum dari akuntan public ini yaitu melakukan pemerikaan/audit, memberikan
jasa perpajakan, dan memberikan jasa konsultasi manajemen.
b. Akuntan Intern
Akuntan intern yaitu akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan/organisasi dan
biasa disebut akuntan manajemen. Jabatan akuntansi intern pada perusahaan dapat
diduduki oleh staff biasa, kepala bagian atau direktur keuangan.
Tugas utama akuntan intern yaitu menyusun system akuntansi, menyusun
laporan keuangan yang ditujukan atau disiapkan untuk menghadapi audit
eksternal, menyusun anggaran, menangani masalah perpajakan, melakukan audit
internal perusahaan.
c. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah yaitu akuntan yang bekerja dibawah lembaga pemerintah,
baik di tingkat pemerintah daerah maupun di pemerintah pusat seperti Inspektorat
Jendral, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Badan Pemeriksa Keuangan dan
Pembangunan.
d. Akuntan Pendidik
Merupakan akuntan yang bertugas mengajarkan pendidikan akuntansi, melakukan
penelitian, pengembangan akuntansi dan menyusun kurikulum pendidikan
akuntansi.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 6
6. Siklus Akuntansi
7. Dasar Pencatatan Akuntansi
Dasar Waktu ( Accrual Basis Accounting )
Pendapatan dan biaya diakui (dicatat) pada saat terjadinya transaksi tanpa memperhatikan
apakah terjadi penerimaan atau pengeluaran kas. Accrual basis ini lebih banyak
digunakan dalam praktek usaha daripada cash basis.
Dasar Tunai / Kas ( Cash Basis Accounting )
Pendapatan diakui (dicatat) pada saat kas benar-benar diterima atau adanya penerimaan
uang (adanya aliran kas masuk) dan biaya diakui (dicatat) pada saat kas benar-benar
dikeluarkan (adanya pengeluaran uang/aliran kas keluar).
8. Persamaan Akuntansi
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 7
Aset : harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber ekonomi. Contoh:
kas, piutang, perlengkapan, peralatan, gedung, dsb.
Utang : kewajiban yang menjadi beban perusahaan Contoh: utang usaha, utang
bank
Modal : hak atau klaim pemilik atas aktiva perusahaan Contoh: Setoran modal oleh
pemilik.
9. Analisis Transaksi
1) Transaksi yang mempengaruhi Aktiva
a. Pembellian aktiva/aset secara tunai
Contoh: suatu perusahaan produsen minuman membeli sebuah kendaraan seharga
Rp 100.000.000,00 secara tunai.
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas perusahaan
berkurang sebesar Rp 100.000.000,00 dan kendaraan bertambah senilai Rp
100.000.000,00.
b. Pembelian aktiva/aset secara kredit
Contoh : suatu perusahaan jasa foto copy membeli mesin foto kopi seharga Rp
50.000.000,00 secara kredit.
Analisis: transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu peralatan bertambah
senilai Rp 50.000.000,00 dan hutang bertambah senilai Rp 50.000.000,00.
c. Penjualan aktiva/aset secara tunai
Contoh : suatu perusahaan minuman menjual kendaraan seharga Rp 80.000.000,00
secara tunai
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas perusahaan
bertambah sebesar Rp 80.000.000,00 dan kendaraan perusahaan berkurang senilai Rp
80.000.000,00.
d. Penjualan aktiva/aset secara kredit
Contoh : suatu perusahaan minuman menjual kendaraan seharga Rp 150.000.000,00
secara kredit
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 8
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kendaraan berkurang
senilai Rp 150.000.000,00 dan piutang perusahaan bertambah sebesar Rp
150.000.000,00
2) Transaksi yang mempengaruhi Utang
a. Pembelian aktiva/aset secara kredit
Contoh : suatu perusahaan membeli sebuah mesin secara kredit seharga Rp
200.000.000,00
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi utang yaitu utang perusahaan
bertambah sebesar Rp 200.000.000,00 dan peralatan bertambah sebesar Rp
200.000.000,00.
b. Pembayaran utang
Contoh : suatu perusahaan membayar utang sebesar Rp 50.000.000,00
Analisis : transaksi tersebut mempengaruhi utang yaitu Utang perusahaan berkurang
sebesar Rp 50.000.000,00 dan kas berkurang sebesar Rp 50.000.000,00.
3) Transaksi yang mempengaruhi Modal
a. Penambahan investasi pemilik
Contoh : Mr. X melakukan penyetoran sebesar Rp 50.000.000,00 ke kas perusahaan
sebagai tambahan modal.
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu modal perusahaan
bertambah sebesar Rp 50.000.000,00 dan kas perusahaan bertambah sebsesar Rp
50.000.000,00.
b. Pengurangan investasi pemilik
Contoh : Mr. T melakukan penarikan uang perusahaan untuk keperluan pribadi sebesar
Rp 25.000.000,-
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu modal perusahaan
berkurang sebesar Rp 25.000.000,- dan kas berkurang sebesar Rp 25.000.000,-.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 9
SOAL LATIHAN :
Analisislah transaksi-transaksi sebagai berikut:
1. Pembelian aktiva tetap secara tunai senilai Rp 2.000.000,00
2. Penerimaan kas atas piutang perusahaan senilai Rp 200.000,00
3. Pembelian aktiva tetap secara kredit senilai Rp4.000.000,00
4. Pembayaran utang senilai Rp 100.000,00
5. Penambahan investasi oleh pemilik sbesar Rp 3.000.000,00.
6. Pengambilan untuk pribadi sebesar Rp 300.000,00.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 10
BAB II
Persamaan Dasar Akuntansi dan Analisis Transaksi serta Penyajian Laporan Keuangan
1. Persamaan Akuntansi
Aset : harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber ekonomi. Contoh:
kas, piutang, perlengkapan, peralatan, gedung, dsb.
Utang : kewajiban yang menjadi beban perusahaan Contoh: utang usaha, utang
bank
Modal : hak atau klaim pemilik atas aktiva perusahaan Contoh: Setoran modal oleh
pemilik.
2. Analisis Transaksi
1) Transaksi yang mempengaruhi Aktiva
a. Pembellian aktiva/aset secara tunai
Contoh: suatu perusahaan produsen minuman membeli sebuah kendaraan seharga
Rp 100.000.000,00 secara tunai.
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas perusahaan
berkurang sebesar Rp 100.000.000,00 dan kendaraan bertambah senilai Rp
100.000.000,00.
b. Pembelian aktiva/aset secara kredit
Contoh : suatu perusahaan jasa foto copy membeli mesin foto kopi seharga Rp
50.000.000,00 secara kredit.
Analisis: transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu peralatan bertambah
senilai Rp 50.000.000,00 dan hutang berkurang senilai Rp 50.000.000,00.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 11
c. Penjualan aktiva/aset secara tunai
Contoh : suatu perusahaan minuman menjual kendaraan seharga Rp 80.000.000,00
secara tunai
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas perusahaan
bertambah sebesar Rp 80.000.000,00 dan kendaraan perusahaan berkurang senilai Rp
80.000.000,00.
d. Penjualan aktiva/aset secara kredit
Contoh : suatu perusahaan minuman menjual kendaraan seharga Rp 150.000.000,00
secara kredit
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kendaraan berkurang
senilai Rp 150.000.000,00 dan piutang perusahaan bertambah sebesar Rp
150.000.000,00
2) Transaksi yang mempengaruhi Utang
e. Pembelian aktiva/aset secara kredit
Contoh : suatu perusahaan membeli sebuah mesin secara kredit seharga Rp
200.000.000,00
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi utang yaitu utang perusahaan
bertambah sebesar Rp 200.000.000,00 dan peralatan bertambah sebesar Rp
200.000.000,00.
f. Pembayaran utang
Contoh : suatu perusahaan membayar utang sebesar Rp 50.000.000,00
Analisis : transaksi tersebut mempengaruhi utang yaitu Utang perusahaan berkurang
sebesar Rp 50.000.000,00 dan kas berkurang sebesar Rp 50.000.000,00.
3) Transaksi yang mempengaruhi Modal
a. Penambahan investasi pemilik
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 12
Contoh : Mr. X melakukan penyetoran sebesar Rp 50.000.000,00 ke kas perusahaan
sebagai tambahan modal.
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu modal perusahaan
bertambah sebesar Rp 50.000.000,00 dan kas perusahaan bertambah sebsesar Rp
50.000.000,00.
b. Pengurangan investasi pemilik
Contoh : Mr. T melakukan penarikan uang perusahaan untuk keperluan pribadi sebesar
Rp 25.000.000,-
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu modal perusahaan
berkurang sebesar Rp 25.000.000,- dan kas berkurang sebesar Rp 25.000.000,-.
4) Transaksi yang mempengaruhi pendapatan
a. Contoh : Usaha Service Komputer ”Mitra” menerima jasa perbaikan printer
dengan upah Rp. 200.000,- pada tanggal 12 Januari 2019 yang dibayarkan secara
tunai.
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi pendapatan yaitu pendapatan
perusahaan akan bertambah sebesar Rp. 200.000,- (K) dan Kas Bertambah sebesar
Rp. 200.000,- (D).
b. Contoh : Usaha Service Komputer ”Mitra” menerima jasa perbaikan infocus, dan
komputer di YPP dengan upah sebesar Rp. 1.800.000,- pada tanggal 14 Januari
2019, namun baru akan dibayarkan pada tanggal 28 Januari 2019.
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi pendapatan perusahaan sebesar
Rp. 1.800.000,- dan piutang usaha sebesar Rp. 1.800.000,-
5) Transaksi yang mempengaruhi beban
Contoh : Usaha Service Komputer ”Mitra” membayar beban listrik, air dan telpon
untuk bulan Januari 2019 sebesar Rp. 600.000,-
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 13
Analisis : transaksi tersebut akan mempengaruhi Beban perusahaan sebesar Rp.
600.000,- dan mengurangi kas sebesar Rp. 600.000,-
3. Pelaporan Keuangan
Pada akhir siklus akuntansi, akuntan perusahaan harus membuat laporan keuangan
perusahaan untuk berbagai pihak yang membutuhkan. Sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia laporan keuangan terdiri dari:
a. Laporan Laba Rugi Komprehensif (Income Statement)
Laporan laba rugi komprehensif adalah suatu laporan yang menunjukan kemapuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam suatu periode akuntansi atau satu
tahun. Secara umum laporan laba rugi terdiri dari unsur pendapatan dan beban.
Pendapatan usaha dikurangi dengan beban usaha akan menghasilkan laba usaha.
Pendapatan : xxxxx
Beban : (xxxx)
Laba Usaha : xxxxx
Pendapatan adalah kenaikan kekayaan perusahaan akibat penjualan produk
perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normal.
Beban Usaha adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk
memperoleh barang dan jasa yang digunakan dalam kegiatan usaha normal
perusahaan dan bermanfaat pada suatu periode tertentu. Beban usaha terdiri dari
berbagai beban yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya:
seperti beban gaji, beban transportasi, beban listrik, dan sebagainya.
Dalam perusahaan dagang, penjualan (pendapatan) dikurangi dengan harga pokok
penjualan aan menghasilkan laba kotor. Laba kotor dikurangi dengan beban usaha
akan menghasilkan laba bersih.
b. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Owner’s Equity) adalah suatu laporan yang
menunjukan perubahan modal pemilik atau laba yang tidak dibagikandalam suatu
periode akuntansi akibat transaksi usaha selama periode tersebut. Secara umum, pada
perusahaan perorangan, laporan perubahan modal terdiri dari unsur modal, laba usaha
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 14
dan prive. Modal awal ditambah dengan laba usaha periode tersebut, dikurangi dengan
prive yang dilakukan pemilik perusahaan, akan menghasilkan modal pada akhir periode.
Modal, awal periode xxxxx
Laba Usaha xxxxx
Prive (xxxx)
Modal, akhir periode xxxxx
Modal adalah harta kekayaan yang ditanamkan oleh pemilik perusahaan kedalam
perusahaan yang dimilikinya.
Laba Usaha adalah selisih antara pendapatan yang ditanamkan oleh perusahaan
pada suatu periode dengan beban usaha yang dikeluarkan pada periode tersebut.
Prive adalah pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi pemilik
perusahaan.
c. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah suatu daftar yang menunjukan posisi sumber daya yang dimiliki
perusahaan, serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Secara umum
neraca dibagi dalam 2 sisi yaitu sisi aktiva dan passiva. Sisi aktiva merupakan daftar
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu saat tertentu. Sedangkan sisi pasiva
merupakan sumber dari mana harta kekayaan tersebut diperoleh. Sumber kekayaan
tersebut terdiri dari dua kelompok besar yaitu utang dan modal. Karena itu jumlah aktiva
dan pasiva harus seimbang (balance).
NERACA
AKTIVA PASIVA
UTANG
MODAL
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 15
Aktiva/ Aset / Harta adalah harta kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan pada
suatu periode tertentu. Kekayaan tersebut dapat berupa uang (kas), tagihan
(piutang), persediaan barang dagangan, peralatan kantor, perlengkapan,
bangunan, tanah dan sebagainya.
Utang adalah kewajiban untuk membayar kepada pihak lain sejumlah uang,
barang atau jasa dimasa mendatang akibat transaksi dimasa lalu. Utang di neraca
menunjukan bahwa sebagian harta kekayaan yang dimiliki perusahaan berasal
dari pinjaman pihak lain dimasa lalu.
Modal adalah harta kekayaan yang ditanamkan oleh pemilik perusahaan kedalam
perusahaan yang dimilikinya. Harta kekayaan ditanamkan pemilik didalam
perusahaan dapat berupa uang tunai, kendaraan, bangunan, mesin, tanah dan
sebagainya.
Bentuk susunan neraca dapat berupa bentuk T (seperti gambar diatas) dimana
sebelah sisi kiri menunjukan aktiva atau harta perusahaan dan sisi kanan
menunjukkan pasiva atau posisi hutang dan modal.
Neraca dapat juga dilaporkan dalam bentuk laporan (vertikal) dimana pososo aktiva
dab pasiva diurutkan dari atas kebawah seperti contoh dibawah ini :
NERACA
Aktiva
Kas xxx
Piutang xxx
Aktiva Tetap xxx
Total Aktiva xxx
Pasiva
Utang xxx
Modal xxx
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 16
Total Pasiva xxx
d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Laporan Arus Kas adalah suatu lapran yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan
digunakan perusahaan dalam suatu periode akuntansi, beserta sumber-sumbernya.
Walaupun terdapat begitu banyak aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan
berbagai keunikan produknya, etapi secara umum semua aktivitas perusahaan dapat
dikelompokan dalam tiga kelompok aktivitas yaitu :
1) Aktivitas operasi, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan upaya perusahaan dalam
menghasilkan produk, sekaligus semua upaya yang terkait dengan penjualan produk
dengan upaya untuk memperoleh laba. Oleh karena itu kegiatan yang mencakup
aktivitas ini yaitu : penjualan produk perusahaan, penerimaan piutang, pendapatan
yang diperoleh dari sumber lain diluar usaha, pembelian barang dagangan,
pembayaran beban tenaga kerja, dan pembayaran beban usaha lainnya.
2) Aktivitas investasi, yaitu aktivitas yang terkait dengan pembelian dan penjualan harta
perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan perusahaan. Seperti
penjualan/pembelian gedung perusahaan, tanah, mesin, gedung, obligasi serta saham
perusahaan lain.
3) Aktivitas pembiayaan, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan usaha untuk mendukung
operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari berbagai sumber
beserta konsekuensinya. Misalnya penerbitan surat hutang, penerbitan obligasi,
penambahan saham baru, pembayaran dividen, pelunasan hutang dan sebagainya.
Tetapi secara umum, aktivitas pembiayaan dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
perolehan modal dari pemilik beserta kompensasinya dan perolehan harta dari hutang
beserta pembayaran kembali hutang yang dipinjam.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 17
Format umum dalam menyusun laporan arus kas yaitu :
Kas yang berasal atau digunakan untuk:
a. Aktivitas Operasi xxxx
b. Aktivitas Investasi xxxx
c. Aktivitas Pembiayaan xxxx
Kenaikan (penurunan) bersih dalam kas dan setara kas xxxx
Saldo kas awal tahun xxxx
Saldo Kas Akhir tahun xxxx
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 18
BAB III
PROSES PENCATATAN TRANSAKSI:
PERKIRAAN, JURNAL UMUM DAN NERACA SALDO
Setiap transaksi akan berpengaruh paling tidak “dua perkiraan” dan dicatat pada“dua sisi
berlawanan” (Debet dan Kredit). Untuk itu dalam akuntansi dikenal istilah saldo normal. Berikut
ini kelompok perkiraan dan saldo normalnya :
Akun Bertambah Berkurang
Aset / Harta Debit Kredit
Kewajiban / Utang Kredit Debit
Ekuitas / Modal Kredit Debit
Pendapatan Kredit Debit
Beban Debit Kredit
Prive Debit Kredit
Akutansi memiliki proses yang terdiri dari tahapan-tahapan untuk dapat menghasilkan laporan
yang diinginkan, sebagai berikut :
1. Proses Mengklarifikasi Transaksi
2. Proses Mencatat Dan Merangkum
3. Proses Menginterpretasikan Dan Melaporkan
SIKLUS ATAU PROSES PENCATATAN AKUNTANSI
Siklus Akuntansi adalah kegiatan bertahap yang harus di lalui dalam proses akuntansi yang
berjalan terus menerus dan berulang.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 19
TRANSAKSI
Merupakan kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, atau yang
mengakibatkan berubahnya jumlah atau komposisi persamaan antara kekayaan dan sumber
pembelanjaan.
Transaksi keuangan dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu transaksi eksternal dan transaksi
internal. Transaksi eksternal merupakan kejadian dengan pihak luar perusahaan. Contoh
transaksi eksternal adalah pembelian perlengkapan kepada pemasok,pembayaran uang sewa
gedung, pembelian mesin. Sedangkan transaksi internal adalah kejadian ekonomis yang terjadi
dalam perusahaan itu sendiri. Contoh transaksi internal adalah penggunaan perlengkapan,
pemanfaatan gedung untuk jangka waktu tertentu, penggunaan mesin, dan lain-lain.
Setiap transaksi keuangan baik untuk transaksi dengan pihak intern maupun dengan pihak ektern
harus disertai bukti transaksi sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kerja pada atasan
bahwa transaksi sudah dilakukan. Sehinga bukti transaksi merupakan bukti tertulis tentang
terjadinya suatu transaksi keuangan yang bertujuan sebagai data awal atas sumber pencatatan
dalam suatu akuntansi.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 20
Bentuk-bentuk bukti transaksi keuangan dilihat dari asalnya dikelompokkan menjadi 2, yakni
sebagai berikut:
1. Bukti Transaksi Intern
Bukti Transaksi Intern adalah bukti transaksi yang berasal dan dilakukan didalam lingukungan
perusahaan itu sendiri sehingga tidak melibatkan pihak luar perusahaan. Contohnya ialah: Bukti
memorial antar bagian atau devisi dalam perusahaan tersebut.
2. Bukti Transaksi Ekstern
Bukti Transaksi Ekstern adalah bukti transaksi yang melibatkan pihak luar perusahaan.
Contohnya ialah: kuitansi, nota kontan, faktur, nota debet, nota kredit, cek, bilyet giro.
Jenis-Jenis Bukti Transaksi Beserta Contoh
Berikut ini terdapat 12 jenis-jenis bukti transaksi beserta contoh, yakni sebagai berikut:
1. Kwitansi
Kuitansi adalah tanda bukti pembayaran yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak penerima
uang dan diserahkan kepada yang melakukan pembayaran. Pada jumlah tertentu harus dibubuhi
materai sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada umumnya kuitansi sendiri terdiri dari dua
bagian, yaitu kuitansi yang asli dan tembusan atau bonggol. Kuitansi yang asli diserahkan
kepada pihak yang membayar sebagai bukti pencatatan pengeluaran uang, sedangkan bagian
yang tembusan atau bonggol kuitansi disimpan oleh pihak penerima uang sebagai bukti
pencatatan penerimaan uang.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 21
2. Cek (Cheque)
Cek adalah surat perintah pembayaran kepada bank dari orang yang menandatangani untuk
membayar sejumlah uang yang tertulis dalam cek kepada pembawa cek atau orang yang
namanya disebut dalam cek. Pemegang lembaran cek adalah pihak penerima pembayaran,
sedangkan pihak yang melakukan pembayaran menyimpan potongannya. Cek sebenarnya bukan
surat bukti, melainkan alat pembayaran. Oleh Karen aitu pengeluaran cek harus disertai dengan
penerimaan kuitansi atau bukti intern.
3. Nota Kontan
Nota kontan adalah salah satu bukti transaksi yang dibuat karena adanya pembelian secara tunai.
Nota kontan dibuat dan dikeluarkan oleh penjual kepada pembeli. Nota kontan terdir dari 2(dua)
bagian yaitu nota kontan asli dan tembusannya. Lembar yang pertama (asli) diberikan kepada
pihak pembeli dan tembusannya disimpan pihak penjual untuk bukti transaksisebagai bukti
transaksi atas penjualan tunai.
4. Faktur (Invoice)
Faktur merupakan bukti transaksi yang terjadi adanya pembelian maupun penjualan yang dibayar
secara kredit. Faktur dibuat oleh penjual kepada pembeli. Faktur bertujuan sebagai bahan
pertimbangan pembeli untuk meneliti barang-barang yang dibelinya. Faktur dibuat rangkap, yang
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 22
asli diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian kredit. Sedangkan tembusannya disimpan
oleh penjual sebagai bukti penjualan kredit.
5. Nota Kredit
Nota kredit merupakan bukti transaksi yang terjadi adanya pengurangan piutang usaha karena
ada pengembalian barang atau pengurangan biaya karena terjadinya kerusakan atau
ketidaksesuaian kualitas barang yang dikirim dengan yang dipesan sebelumnya. Nota kredit
dibuat oleh penjual. Nota kredit terdiri dari 2(dua) bagian yaitu asli dan tembusan. Nota kredit
yang asli diberikan kepada pembeli. Sedangkan tembusannya disimpan oleh penjual.
6. Nota Debet
Nota debet adalah bukti transaksi yang terjadi adanya pengurangan utang usaha karena ada
pengembalian barang atau penurunan harga. Nota debet dibuat oleh pembeli. Nota debet terdiri
dari 2(dua) bagian yaitu lembar asli dan tembusan. Nota debet yang asli diberikan kepada
penjual bersamaan dengan barang yang dibeli. Sedangkan tembusannya disimpan oleh pembeli
sebagai bukti.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 23
7. Bilyet Giro
Pengertian Bilyet Giro adalah surat pemindahbukukan sejumlah uang dari rekening nasabah
suatu bank yang bersangkutan kepada nasabah yang mempunyai rekening di bank yang namanya
disebutkan dalam bilyet giro pada bank yang sama atau pada bank lain (berbeda).
8. Bukti Kas Masuk
Bukti kas masuk merupakan bukti transaksi yang dibuat untuk penerimaan uang tunai (kas).
9. Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar merupakan bukti transaksi yang dibuat untuk pengeluaran uang tunai (kas).
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 24
10. Bukti Memorial
Bukti memorial adalah bukti transaksi intern berupa catatan (memo) dari pimpinan perusahaan
kepada bagian akuntansi bertujuan untuk melakukan pencatatan suatu kejadian.
11. Rekening Koran
Rekening Koran adalah bukti untuk mutasi kas di bank yang disusun oleh pihak bank untuk para
nasabahnya.
12. Bukti Setoran Bank
Bukti setoran bank adalah catatan transaksi (slip setoran) yang disediakan oleh pihak bank untuk
digunakan pada saat atau setiap melakukan setoran uang ke bank, seperti untuk investasi. Ketika
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 25
terjadi kesalahan pencatatan, bukti ini sangat dibutuhkan saat akan dibuat rekonsiliasi bank,
maka sebaiknya bukti ini disimpan dengan baik.
JURNAL DAN BUKU BESAR
Dalam akuntansi, Jurnal adalah suatu buku di mana transaksi-transaksi bisnis dicatat secara
ronologis pada prosedur pembukuan sebelum dimasukkan ke dalam buku besar
1. Jurnal Umum
2. Jurnal khusus
a. Jurnal penjualan (Sales Journal)
b. Jurnal penerimaan kas (Cash Receives Journal)
c. Jurnal pengeluaran kas (Cash Payments Journal)
d. Jurnal Pembelian (Purchases Journal)
Tujuan Jurnal Umum:
1. Melakukan identifikasi terhadap transaksi yang terjadi
2. Melakukan penilaian terhadap transaksi
3. Melakukan pencatatan dampak ekonomi dari transaksi dalam perusahaan
Selain itu, membuat general ledger juga bertujuan untuk mempermudah proses pemindahan
dampak transaksi yang terjadi ke dalam sebuah akun sesuai transaksi.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 26
Prinsip Dasar Dalam Membuat Jurnal Umum
Dalam akuntansi, ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam membuat jurnal
umum, diantaranya:
1. Proses identifikasi bukti transaksi keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan. Misalnya,
memo, kuitansi, nota, invoice (baca: pengertian invoice), dan lain-lain.
2. Menentukan akun yang mengalami pengaruh terhadap transaksi yang terjadi, dan
mengklasifikasikannya dalam jenis hutang, harta, atau modal.
3. Menentukan apakah terjadi pengurangan atau penambahan terhadap akun yang berhubungan
dengan transaksi
4. Menentukan apakah melakukan kredit atau mendebit akun yang berhubungan dengan
transaksi.
5. Membuat catatan transaksi ke dalam general ledger berdasarkan bukti transaksi yang ada.
Fungsi Jurnal Umum
Pada praktiknya, general ledger memiliki 5 fungsi penting bagi sebuah perusahaan,
khususnya perusahaan jasa. Berikut penjelasannya:
1. Fungsi Historis
Dalam general ledger, semua transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan tanggal transaksi. Dalam
hal ini jurnal umum menggambarkan aktivitas suatu perusahaan setiap hari secara berurutan dan
terus-menurus. Dengan kata lain, general ledger disebut memiliki fungsi historis karena
dilakukaan secara kronologis dan sistematis.
2. Fungsi Pencatatan
Semua transaksi yang terjadi pada perusahaan dicatat dalam jurnal umum. Dengan begitu, maka
perubahan modal, biaya, kekayaan, dan pendapatan, harus dicatat terlebih dahulu ke
dalam general ledger agar pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
baik.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 27
3. Fungsi Analisis
Semua pencatatan transaksi yang dilakukan dalam jurnal umum adalah hasil analisis transaksi
berupa kredit dan debit yang terpengaruh. Proses analisis ini meliputi penggolongan nama akun,
pencatatan kredit atau debit, serta jumlah/ besar transaksi.
4. Fungsi Instruksi
Jurnal umum mempunyai fungsi instruktif dalam proses memasukkan data ke buku besar. Proses
pencatatan dalam general ledger tidak hanya sebatas dokumen transaksi, namun bersifat perintah
atau petunjuk kredit atau debit.
5. Fungsi Informatif
Di dalam general ledger terdapat informasi dan penjelasan bukti pencatatan transaksi yang
terjadi pada perusahaan.
Manfaat Jurnal Umum
Berdasarkan fungsinya, ada beberapa manfaat jurnal umum yang bisa didapatkan oleh suatu
perusahaan, diantaranya:
1. Untuk mendapatkan informasi tentang akan terjadinya pertambahan atau pengurangan suatu
perkiraan.
2. Untuk mengetahui jumlah yang akan dicatat pada satu atau lebih perkiraan.
3. Mengetahui jumlah yang di debet atau di kredit bahwa mesti seimbang.
4. Untuk mengetahui jumlah yang sudah diposting ke perkiraan yang tepat pada buku besar
sesuai perkiraannya dengan membuat tanda (referensi)
5. Untuk mengetahui jumlah yang sudah diposting ke perkiraan yang tepat pada buku besar
sesuai nomor perkiraannya dengan membuat tanda (referensi).
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 28
Bentuk Jurnal Umum
Sebagai gambaran, berikut ini adalah bentuk general ledger yang banyak digunakan.
Keterangan gambar:
1. Kolom untuk tanggal/ bulan/ tahun aktivitas transaksi. Penulisan bulan dan tahun
cukup ditulis satu kali saja setiap halaman judul, kecuali jika ada pergantian
bulan/tahun.
2. Kolom untuk menjelaskan nomor bukti dokumen transaksi.
3. Diisi oleh akun yang terpengaruh akibat transaksi yang terjadi, yang akan didebet/
dikredit.
4. Kolom untuk kode akun yang angkanya telah dipindahkan/tertera di buku besar.
5. Kolom untuk menjelaskan nilai nominal akun yang di debet.
6. Kolom untuk menjelaskan nilai nominal akun yang di kredit.
7. Kolom untuk keterangan singkat mengenai transaksi (optional).
Contoh Jurnal Umum
Sebagai ilustrasi untuk contoh jurnal umum, sebuah perusahaan bernama PT Ale Interior
melakukan pencatatan transaksi pada periode Januari 2018 dengan transaksi sebagai berikut:
Tanggal 01, pembelian ATK secara tunai sebesar Rp3.000.000,-
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 29
Tanggal 05, pembayaran layanan internet secara tunai sebesar Rp500.000,-
Tanggal 10, pembayaran sewa gedung per tahun secara tunai sebesar Rp50.000.000,-
Maka bentuk jurnal umumnya adalah sebagai berikut:
BUKU BESAR
Buku Besar adalah buku yang berisi semua rekening-rekening (kumpulan rekening) yang ada
dalam laporan keuangan.
Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing rekening dan
pada akhir periode akan tampak saldo dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang
telah dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.
Fungsi Buku Besar
Setidaknya ada 4 fungsi mendasar dari buku besar, dan berikut ini adalah ke 4 fungsi dari buku
besar tersebut:
Alat untuk meringkas data transaksi yang telah dicatat dalam buku jurnal umum.
Sebgai alat dalam menggolongkan data keuangan serta untuk mengetahui jumlah atau
keadaan rekening atau akun yang sebenarnya, apakah ada perbedaan atau tidak.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 30
Sebagai dasar penggolongan transaksi yang ada pada jurnal sebelumnya atau jurnal
umum.
Sebagai bahan kelengkapan dalam penyusunan laporan keuangan.
Bentuk Buku Besar
Pada dasarnya ada dua jenis bentuk buku besar yang sering digunakan oleh perusahaan-
perusahaan dagan maupun jasa, kedua jenis itu digunakan sesuai denga kebutuhan dan keinginan
perusahaan.
Kedua jenis bentuk buku besar itu adalah buku besar bentuk T dan bentuk skontro. Berikut ini
adalah penjelasan dari kedua jenis bentuk buku besar tersebut
1. Buku Besar Bentuk T
Berikut ini adalah contoh dari bentuk buku besar bentuk T:
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 31
2. Buku Besar Bentuk Skontro atau Dua Kolom dan Empat Kolom
bentuk skontro.
skontro dengan 4 kolom
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 32
Cara Posting Dari Juranal Umum Kedalam Buku Besar
Sedikitnya ada 4 langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan posting dari jurnal umum
kedalam buku besar, berikut ini adalah keempat langkah pemindahan dari jurnal umum kedalam
buku besar tersebut:
1. Yang pertama kali harus dilakukan adalah pindahkan terlebih dahulu tanggal kejadian
yang ada pada jurnal umum kedalam tanggal buku besar.
2. Pindahkan jumlah debet maupun jumlah kredit kedalam kolom debet dan kredet pada
buku besar.
3. Jangan lupa masukan nomor halama jurnal atau ref, kedalam kolom referensi/ref pada
buku besar.
4. Jangan lupa untuk memindahkan juga penjelasan atau keterangan singkat pada jurnal
umum kedalam buku besar.
NERACA SALDO
Neraca Saldo adalah daftar yang berisi kumpulan seluruh rekening/perkiraan Buku Besar.
Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau dapat juga disiapkan kapan saja
untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Untuk menyiapkan Neraca Saldo, saldo tiap
perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu.
Manfaat Neraca Saldo
Manfaat dari penyusunan neraca saldo bagi suatu perusahaan adalah :
o Dapat memudahkan melakukan pengecekan terhadap kebenaran buku besar yang telah
dibuat. Ketika jurnal buku besar yang dibuat dengan benar sebagai dasar penyusunan neraca
saldo, maka jumlah total angka kolom debet dan kredit yang muncul di neraca saldo akan
menunjukkan jumlah saldo yang ballance (sama). Dengan demikian neraca saldo dapat
dianggap benar.
o Penyusunan neraca saldo bermanfaat sebagai sumber pembuatan kertas kerja (neraca lajur)
dan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Bentuk Neraca saldo (Trial balance)
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 33
Format/bentuk neraca saldo yang sederhana memiliki 4 kolom utama diantaranya kolom kode
(nomor) akun, kolom nama akun (keterangan), kolom debet dan kredit seperti gambar berikut
ini:
Keterangan :
1. Kolom Kode (nomer) Akun
Kolom tersebut berisi berbagai kode akun dari setiap akun yang terdapat dalam buku besar
perusahaan tersebut. Nomer/kode akun harus ditulis secara sistematis atau urut mulai dari kode 1
yang menunjukkan kode akun Harta sampai kode 4 yang menunjukkan kode akun Beban.
2. Kolom Nama Akun
Kolom berikut berisi berbagai nama akun yang tercantum dalam buku besar perusahaan.
penulisan dalam neraca saldo di urutkan dari golongan akun harta, akun hutang, akun modal,
akun pendapatan dan yang terakhir adalah akun beban.
3. Kolom Debit
Kolom berikut berisi saldo dari setiap akun yang memiliki saldo debet sesuai dengan buku besar.
4. Kolom Kredit
Kolom berikut berisi saldo setiap akun yang memiliki saldo total kredit sesuai yang ada di dalam
buku besar.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 34
Contoh Soal:
Pak Joyo membuka usaha rumahan dalam bentuk perusahaan jasa konsultasi akuntansi dan pajak
“Kantor Konsultan Joyo” selama tiga tahun.
Saldo awal akun-akun yang digunakan oleh Kantor Konsultan Joyo per 01 Januari adalah
sebagai berikut:
Kas Rp 4.123.0000
Piutang dagang Rp 6.725.000
Bahan habis pakai Rp 290.000
Asuransi Dibayar di Muka Rp 465.000
Peralatan Kantor Rp 19.745.000
Utang Dagang Rp 765.000
Modal Pak Joyo Rp 30.583.000
Dan berikut ini transaksi-transaksi yang dilakukan oleh Kantor Konsultan Joyo selama bulan
Januari 2019:
Tanggal Transaksi
1 Membayar sewa kantor untuk bulan Januari Rp 800.0000
3 Membeli bahan habis pakai secara kredit, Rp 2.100.00
5 Menerima kas hasil pelunasan piutang Rp 3.150.000
8 Membeli bahan habis pakai lain secara kredit Rp 245.000
9 Salah satu bahan habis pakai yang dibeli tanggal 3 Januari rusak. Barang tersebut di-
retur, dan mengurangi utang seharga barang tersebut Rp 325.000
12 Membayar utang pada supplier Rp 1.250.000
17 Membayar perpanjangan asuransi properti dengan masa perlindungan enam bulan Rp
370.000
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 35
20 Diketahui saldo akun kas dan utang per tanggal 1 Januari kelebihan catat sebesar Rp
200.000. Hal ini karena ada pembayaran Rp 200.000 belum dicatat.
24 Membayar tunai untuk beban konsumsi Rp 545.000
27 Membayar tunai dari rekening perusahaan untuk keperluan pribadi dan pengeluaran
keluarga pemilik Rp 1.250.000
28 Mencatat penerimaan kas atas honor konsultasi selama bulan Januari Rp 1.720.000
29 Membayar gaji resepsionis freelance Rp 1.725.000
30 Membayar beban air, listrik Rp 360.000
30 Mencatat honor konsultasi yang belum dilunasi oleh sebagian pelanggan selama
bulan Januari Rp 5.145.000
31 Membayar beban lain-lain Rp 132.000
Dan berikut contoh jurnal umum perusahaan jasa Kantor Konsultan Joyo periode Januari 2019
ke jurnal umum:
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 36
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 37
Setelah melakukan pencatatan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh Kantor Konsultan Joyo ke
jurnal umum.
Langkah selanjutnya adalah memindahkan tiap akun pada ayat jurnal umum ke akun-akun yang
sesuai di buku besar.
Proses memindahkan debit dan kredit dari ayat jurnal umum ke dalam akun disebut posting.
Pada contoh transaksi perusahaan jasa ini, ada 14 akun yang digunakan, yaitu:
1. Akun Kas
2. Akun Piutang Dagang
3. Akun Bahan Habis Pakai
4. Akun Asuransi Dibayar di Muka
5. Akun Peralatan Kantor
6. Akun Utang Dagang
7. Akun Modal
8. Akun Prive
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 38
9. Akun Pendapatan (Honor Konsultasi)
10. Akun Beban Gaji
11. Akun Beban Sewa
12. Akun Beban Konsumsi
13. Akun Beban Utilitas (Air, Listrik)
14. Akun Beban Lain-lain
Dan berikut ini contoh buku besar perusahaan jasa Kantor Konsultan Joyo yang dibuat dari
proses posting ayat jurnal umum:
1. Akun Kas
Buku Besar: Akun Kas
2. Akun Piutang Dagang
Buku Besar: Akun Piutang Dagang
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 39
3. Akun Bahan Habis Pakai
Buku Besar: Akun Bahan Habis Pakai
4. Akun Asuransi Dibayar di Muka
Buku Besar: Akun Asuransi Dibayar di Muka
5. Akun Peralatan Kantor
Buku Besar: Akun Peralatan Kantor
6. Akun Utang Dagang
Buku Besar: Akun Utang Dagang
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 40
7. Akun Modal
Buku Besar: Akun Modal
8. Akun Prive
Buku Besar: Akun Prive
9. Akun Pandapatan: Honor Konsultasi
Buku Besar: Akun Pendapatan honor konsultasi
10. Akun Beban Gaji
Buku Besar: Akun Beban Gaji
11. Akun Beban Sewa
Buku Besar: Akun Beban Sewa
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 41
12. Akun Beban Konsumsi
Buku Besar: Akun Beban Konsumsi
13. Akun Beban Utililtas Air dan Listrik)
Buku Besar: Akun Beban Listrik dan Air
14. Akun Beban Lain-lain
Buku Besar: Akun Beban Lain-lain
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 42
Dan berikut adalah neraca saldo yang dibuat berdasarkan buku besar Kantor Konsultan Joyo:
Kantor Konsultan Joyo
Neraca Saldo 31 Januari 2019
Neraca saldo perusahaan jasa
Format neraca lajur adalah bagian paling atas menunjukkan identitas neraca saldo, yakni
terdiri dari:
Nama perusahaan, menunjukkan identitas perusahaan yang membuat neraca saldo
Identitas jenis laporan, di bagian ini di isi dengan ‘Neraca Saldo” sebagai petunjuk bahwa
ini adalah jenis laporan neraca saldo.
Tanggal periode di mana neraca saldo dibuat.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 43
JURNAL PENYESUAIAN
Setelah transaksi dicatat seluruhnya ke dalam jurnal dan buku besar, kemudian dibuat neraca
percobaan (trial balance) yang angka-angkanya diambil dari saldo buku besar.
Neraca percobaan ini harus menunjukkan jumlah yang sama antara jumlah sisi debit dan sisi
kredit. Neraca percobaan berguna untuk menguji ketepatan pencatatan transaksi ke dalam buku
jurnal dan buku besar.
Penyesuaian ini diperlukan karena sering kali perusahaan mengalami situasi dimana
pendapatan yang diterima dengan biaya yang dikorbankan tidak jatuh bersamaan. Dengan
dilakukannya penyesuaian terhadap beberapa perkiraan, seluruh transaksi yang dipengaruhi laba
periodik dan posisi keuangan telah dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan.
NERACA LAJUR
Neraca lajur merupakan kertas berkolom (berlajur) yang digunakan sebagai kertas kerja untuk
mempermudah penyusunan laporan keuangan perusahaan secara sistematis. Pemakaian neraca
lajur sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan. Manfaat
pemakaian neraca lajur antara lain: dapat digunakan untuk memeriksa data (rekening dan jumlah
saldo) yang akan disajikan dalam laporan keuangan, dapat menunjukkan bahwa prosedur-
prosedur yang perlu dilakukan untuk menyusun laporan keuangan telah dilaksanakan, dan dapat
mempermudah menentukan kesalahan yang mungkin dilakukan.
JURNAL PENUTUP
Siklus akuntansi belum berakhir dengan selesainya penyusunan laporan keuangan. Pada akhir
periode setelah laporan keuangan tersusun, suatu perusahaan masih harus membuat jurnal yaitu
jurnal penutup. Jurnal penutup digunakan untuk menutup rekening-rekening nominal yaitu
pendapatan dan biaya.
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Adapun tujuan penyusunan laporan keuangan secara singkat adalah untuk memberikan informasi
yang relevan pada pihak-pihak di luar perusahaan.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 44
NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN
a) Setiap perkiraan yang belum sesuai pada akhir periode akuntansi dilakukan penyesuaian, hal
ini dipandang perlu karena : ada suatu transaksi yang terjadi tetapi belum dilakukan pencatatan
pada perkiraan yang tertentu.
b) melakukan pemeriksaan dari saldo perkiraan agar menunjukkan saldo yang sebenarnya.
Perkiraan-perkiraan yang menyebabkan keuntungan atau kerugian suatu perusahaan akan ditutup
dengan ayat penutup dengan tujuan agar perkiraan itu menjadi nol, karena semuanya
diperhitungkan dengan perkiraan modal melalui perkiraan ikhtisar laba rugi.
JURNAL PEMBALIK
Jurnal pembalik ini bukan merupakan keharusan dalam proses akuntansi, akan tetapi
untuk menyederhanakan akan lebih baik bila di lakukan.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 45
BAB IV
PENYESUAIAN PERKIRAAN : JURNAL PENYESUAIAN DAN PERSIAPAN KERTAS
KERJA
A. JURNAL PENYESUAIAN
Pengertian Jurnal Penyesuaian
Pengertian jurnal penyesuaian adalah proses penyesuaian tentang catatan atau fakta yang
sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data
dari neraca saldo dan data (informasi) penyesuaian akhir periode.
Ayat jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo
dalam beberapa akun sehingga saldo mencerminkan jumlah saldo yang sebenarnya.
Jurnal penyesuaian – Digunakan untuk mencatat transkasi yang sudah terjadi namun belum
dicatat. Ayat jurnal penyesuaian juga digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah dicatat
namun memerlukan koreksi agar nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di akhir
periode. Jurnal penyesuaian baik perusahaan dagang atau perusahaan jasa dibuat pada akhir
periode akuntansi. Contoh jurnal penyesuaian dibuat untuk transaksi-transaksi berikut ini seperti:
1. Beban dibayar di muka,
2. Pendapatan diterima dimuka,
3. Pemakaian perlengkapan,
4. Pendapatan yang masih harus diterima,
5. Beban yang belum dibayar dan
6. Penyusutan aktiva tetap.
Fungsi dan Tujuan Jurnal Penyesuaian
Fungsi jurnal penyesuaian berdasarkan informasi diatas adalah sebagai berikut:
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 46
1. Menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode sehingga setiap perkiraan
saldo riil, khususnya perkiraan harta dan kewajiban menunjukkan jumlah yang
sebenarnya.
2. Menghitung setiap perkiraan nominal (perkiraan pendapatan dan beban) yang sebenarnya
selama periode yang bersangkutan.
Contoh Jurnal Penyesuaian
1. Beban/Biaya Dibayar di Muka
Seringkali perusahaan telah membayar beban untuk beberapa periode mendatang, beban ini
dinamakan beban/biaya yang dibayar dimuka. Jadi, bila menemukan beban yang seharusnya
dibayarkan pada periode mendatang, maka harus dihitung beban mana yang dilaporkan pada
periode yang bersangkutan (sekarang).
Contoh Kasus
Pada tanggal 1 Desember 2017 dibayarkan asuransi sebesar Rp. 3.600.000.- dan pada akhir
periode, informasi saldo akun menunjukkan tersisa sebanyak Rp. 3.000.000. artinya premi
asuransi yang sudah menjadi beban adalah Rp. 3.600.000 – Rp. 3.000.000 = Rp.
600.000 (yang harus diakui sebagai beban asuransi dan mengurangi asuransi dibayar dimuka).
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
01/12/2017 Asuransi Dibayar Dimuka
3.600.000
Kas
3.600.000
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
31/12/2017 Beban Asuransi
600.000
Asuransi Dibayar Dimuka
600.000
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 47
2. Beban Sewa Gedung Dibayar Dimuka
Contoh Kasus
Tanggal 10 Nopember 2017 membayar sewa gedung untuk sebesar Rp. 19.200.000,- dan pada
akhir tahun jumlah ini tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya, karena sudah terpakai sewa
sebesar Rp. 3.200.000. jadi beban sewa bertambah dan sewa dibayar dimuka berkurang sebesar
Rp. 3.200.000.
Jurnal Umum :
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
10/11/2017 Sewa Gedung Dibayar Dimuka
19.200.000
Kas
19.200.000
Jurnal Penyesuaian :
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
31/12/2017 Beban Sewa
3.200.000
Sewa dibayar dimuka
3.200.000
3. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima (Piutang Pendapatan)
Pendapatan yang masih harus diterima adalah apabila suatu pendapatan sudah menjadi hak
perusahaan namun belum diterima, maka hak tersebut harus dicatat sebagai pendapatan pada
periode tersebut.
Contoh Kasus
Perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan yang berjumlah Rp. 550.000. Jumlah ini belum
termasuk yang terdapat pada neraca saldo sebesar Rp. 15.600.00 (piutang pendapatan
perusahaan). Jadi dicatat sebagai menambah piutang pendapatan dan pendapatan jasa sebesar Rp.
16.150.000.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 48
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
2017 Piutang Pendapatan
550.000
Desember Pendapatan Jasa
550.000
4. Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka tidak boleh dicatat sebagai pendapatan, namun sebagai utang, sebab
perusahaan belum merealisasikan pendapatan tersebut untuk apa jadi belum menjadi hak
perusahaan.
Contoh Kasus
Diterima pendapatan sebesar Rp. 10.000.000.- pada 01 Agustus untuk proyek audit laporan
keuangan tahun 2016 namun sampai akhir periode akuntansi 31 Desember 2017 perusahaan baru
mengerjakan seperempat bagian proyek sebesar Rp. 2.500.000. Jadi dicatat sebagai pendapatan
usaha bertambah dan pendapatan diterima dimuka berkurang sebesar Rp. 2.500.000. Artinya
masih ada Rp. 7.500.000 yang masih menjadi utang pendapatan perusahaan.
Jurnal Umum:
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
01/08/2019 Kas
10.000.000
Pendapatan Diterima Dimuka
10.000.000
Jurnal Penyesuaian:
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
31/12/2017 Pendapatan Diterima Dimuka
2.500.000
Pendapatan
2.500.000
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 49
5. Penyusutan Peralatan
Penyusutan peralatan harus dicatat sebagai pengakuan beban depresiasi atau beban penyusutan
oleh perusahaan.
Contoh Kasus
Informasinya menunjukkan bahwa beban penyusutan/depresiasi untuk periode Desember 2017
adalah sebesar Rp. 1.400.000. Jadi akan menambah beban penyusutan dan menambah akumulasi
penyusutan sebesar Rp. 1.400.000.
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
2017 Beban Penyusutan Peralatan
1.400.000
Desember Akm Penyusutan Peralatan
1.400.000
6. Pemakaian Perlengkapan / Perlengkapan Yang Tersisa
Perlengkapan adalah bahan-bahan yang dibeli untuk kepentinfan operasi perusahaan dan tidak
untuk dijual kembali. Perusahaan harus mencatat pemakaian perlengkapan atau dilakukan
perhitungan fisik terhadap jumlah perlengkapan yang telah terpakai atau yang masih tersisa.
Contoh Kasus
Contohnya : saldo akun perlengkapan di neraca saldo sebesar Rp. 4.400.000. Pada akhir periode
informasi menunjukkan perlengkapan yang masih tersisa sebesar Ro. 2.700.000. artinya
perusahaan telah melakukan pemakaian perlengkapan sebesar Rp. 4.400.000 – Rp. 2.700.000 =
Rp. 1.700.000. jadi dicatat menambah beban perlengkapan dan mengurangi perlengkapan
sebesar Rp. 1.700.000.
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
2017 Beban Perlengkapan
1.700.000
Desember Perlengkapan
1.700.000
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 50
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 51
BAB V
NERACA LAJUR DAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA
1. NERACA LAJUR (WORKSHEET)
Definisi Neraca Lajur
Neraca lajur (worksheet) merupakan lembar kerja akuntansi berkolomkolom untuk
merangkum informasi buku besar yang dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan.
Neraca lajur bukanlah merupakan catatan akuntansi permanen, bukan pula merupakan jurnal
atau bagian dari buku besar. Neraca lajur hanyalah instrumen yang dipakai untuk
memfasilitasi penyusunan jurnal penyesuaian dan laporan keuangan. Para akuntan memakai
neraca lajur karena beberapa sebab :
1. Untuk merangkum saldo-saldo rekening buku besar dalam upaya membuktikan bahwa
debitnya sama dengan kreditnya.
2. Untuk merencanakan perubahan yang dibutuhkan terhadap rekeningrekening buku besar
agar saldo-saldo buku besar mutakhir.
3. Memisahkan saldo rekening-rekening buku besar menurut laporan keuangan yang akan
disusun.
4. Menghitung jumlah laba bersih atau rugi bersih untuk periode fiskal.
5. Selain itu, neraca lajur juga membantu dalam mendeteksi secara dini kekeliruan dan
menata data neraca saldo dalam bentuk yang gampang dibaca.
Karena bukan laporan keuangan, neraca lajur merupakan suatu pilihan (option), artinya
perusahaan boleh membuat neraca lajur, dan boleh tidak. Apabila membuat, tidak perlu
diberikan kepada pihak luar. Untuk perusahaan dengan skala kecil dan akun buku besar
tidak begitu banyak maka dalam membuat laporan keuangan bisa dilakukan secara langsung
dari neraca saldo yang telah disesuaikan, akan tetapi untuk perusahaan yang mempunyai
akun buku besar dalam jumlah yang banyak untuk tujuan ketelitian bisa menggunakan alat
bantu yaitu neraca lajur.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 52
Bentuk Neraca Lajur
Bentuk neraca lajur ada 2 (dua) yaitu neraca lajur 10 kolom dan neraca lajur 12 kolom.
Neraca lajur 12 kolom merupakan neraca lajur yang lengkap. Disebut dua belas kolom
karena neraca lajur ini memiliki 12 kolom debit dan kredit. Yang sebenarnya di neraca ini
terdapat satu kolom lagi berisi nama akun. Ke-12 kolom yang dimaksud meliputi :
1. Kolom 1 dan ke-2 merupakan kolom neraca saldo yang berisi saldosaldo akun yang
belum disesuaikan.
2. Kolom ke-3 dan ke-4 merupakan kolom yang berisi data penyesuaian. Kolom debit dan
kredit dalam data penyesuaian bermanfaat untuk mengkaji ulang neraca lajur tersebut
sekaligus untuk mengidentifikasi ayat jurnal penyesuaian yang perlu dicatat dalam jurnal.
3. Kolom ke-5 dan ke-6 merupakan kolom yang neraca saldo akun setelah disesuaikan.
Kolom ini berasal dari penjumlahan (pengurangan) angka-angka di neraca saldo dengan
angka-angka penyesuaian.
4. Kolom ke-7 dan ke-8 merupakan kolom yang berisi laporan laba rugi. Kolom laba rugi
berisi jumlah-jumlah pendapatan dan beban yang dipindahkan dari neraca saldo setelah
disesuaikan.
5. Kolom 9 dan ke-10 merupakan kolom yang berisi laporan perubahan ekuitas. Dalam
kolom ini saldo akun modal dan penarikan prive dimasukkan untuk menghitung
perubahan ekuitas yang terjadi pada periode tersebut.
6. Kolom ke-11 dan ke-12 merupakan kolom yang berisi neraca. Kolom ini berisi pindahan
jumlah aset dan kewajiban yang berasal dari neraca saldo setelah disesuaikan termasuk
pindahan ekuitas dari kolom laporan perubahan ekuitas.
Neraca lajur juga harus dilengkapi informasi mengenai nama perusahaan, neraca lajur dan
periode pembuatan neraca lajur, yang diletakkan di bagian atas tengah. Gambar akan
dilampirkan pada bagian “Menyiapkan Neraca Lajur”.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 53
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 54
Menyiapkan Neraca Lajur
Langkah-langkah membuat neraca lajur:
1. Nama perusahaan, neraca lajur dan periode penyusunan ditulis di tengah atas.
2. Mengisi kolom keterangan untuk nama akun-akun.
3. Menyiapkan neraca saldo pada kertas kerja dengan memasukkan angka-angka dari setiap
saldo akun yang ada di buku besar dan dijumlahkan dari akun pada neraca saldo ke
kolom 1 sebelah debit dan ke-2 sebelah kredit.
4. Menyiapkan penyesuaian dalam kolom penyesuaian dengan memasukkan angka-angka
dari jurnal penyesuaian pada kolom penyesuaian. Kolom ke-3 sebelah debit, ke-4 sebelah
kredit dan setiap kolom dijumlahkan. Kita perlu mengingat bahwa penyesuaian tidaklah
dijurnal hingga kertas kerja selesai diselesaikan dan laporan keuangan telah disiapkan.
5. Memasukkan saldo-saldo yang telah disesuaikan dalam kolom neraca saldo setelah
penyesuaian dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan kolom neraca saldo dan
kolom penyesuaian (penjumlahan atau pengurangan dari kolom 1, 2, 3 dan 4) dari
masing-masing akun dan hasilnya dimasukkan ke kolom 5 dan ke-6 (neraca saldo setelah
disesuaikan) kolom ke-5 harus dijumlah begitu juga kolom ke-6.
6. Berdasarkan angka dari neraca saldo setelah disesuaikan (kolom 5 dan 6) dipilih akun
pendapatan dan beban dan dimasukkan ke kolom laporan laba rugi yaitu kolom ke 7 debit
dan kolom 8 kredit. Kolom ke 7 dijumlah dan juga kolom 8, jika kolom 8 lebih besar dari
pada kolom 7 maka laba, angka selisih dimasukkan pada kolom 7 dan sebaliknya.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 55
7. Masih berdasarkan angka dari kolom neraca saldo setelah disesuaikan, maka dipilih akun
modal, laba (kolom ke 7) atau rugi (kolom 8) dan prive dimasukkan ke kolom perubahan
modal yaitu kolom 9 debit dan kolom 10 kredit. Pada perusahaan yang mengalami laba,
maka angka laba dari kolom 7 dimasukkan ke kolom 10, jika rugi dari angka kolom 8
dimasukkan ke kolom 9. Kolom 8 dijumlahkan dan juga kolom 9, selisih yang terjadi
merupakan modal akhir yang dimasukkan ke kolom 9.
Berdasarkan angka dari neraca saldo setelah disesuaikan, maka akun tersisa dipindahkan ke
kolom neraca yaitu kolom 11 sebelah debit dan kolom 12 di kredit. Kolom ini berisi aset,
utang dan modal akhir (angka dari kolom 9) dimasukkan ke kolom 12. kolom 11
dijumlahkan dan juga kolom 12.
Neraca Saldo Sebelum dan Sesudah Penyesuaian
Neraca saldo adalah ringkasan dari saldo-saldo yang ada dalam buku besar. Apabila suatu
akun tidak dibuat dalam bentuk neraca saldo, hal tersebut akan mempersulit dalam proses
pemantauan. Pemantauan jalannya akun, sangat penting sebab besar kemungkinan terjadi
salah catat atau posting yang perlu untuk diperbaiki. Dalam siklus akuntansi, neraca saldo
muncul dalam tiga tahapan, yaitu :
1. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian, merupakan saldo-saldo buku besar sebelum
disesuakan dengan keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan keuangan.
yang disesuaikan adalah nilai saldo tersebut saat dibukukan dalam laporan keuangan,
Apa yang dinilai dan bagaimana cara menyesuaikan diatur dalam kaidah akuntansi.
2. Neraca Saldo Sesudah Penyesuaian, merupakan saldo-saldo buku besar setelah
disesuaikan dengan keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan
keuangan. Yang disesuaikan adalah nilai saldo-saldo tertentu dalam neraca saldo. Apa
yang dinilai dan bagaimana cara menyesuaikan diatur dalam kaidah akuntansi.
Penyesuaian saldo-saldo pada akhir tahun atas sebagian saldo rekening yang ada dalam
neraca saldo tahun tersebut dilaksanakan dengan jurnal penyesuaian.
3. Neraca Saldo Setelah Penutupan, merupakan bagian akhir dengan membuat kembali
neraca saldo setelah dilakukan penutupan atas akun nominal (pendapatan dan beban).
Kegiatan ini dilakukan, apabila telah diperoleh laporan keuangan yang lengkap. Akun-
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 56
akun nominal ditutup sebab sudah terwakilkan oleh adanya laporan rugi laba, kondisi
tersebut mengakibatkan neraca saldo tampil hanya sebagian akun saja. Akun yang
bersaldo adalah harta utang dan modal. Untuk pendapatan dan beban akan bersaldo
nol.
Pengklasifikasian Rekening Yang Ada Dalam Kolom Rugi Laba
1. Memindahkan jumlah – jumlah dari neraca saldo disesuaikan ke kolom – kolom laporan
keuangan.
a. Kolom – kolom laporan keuangan terdiri dari kolom laporan laba rugi dan kolom
neraca. Kolom –kolom laporan keuangan ini dipakai untuk mengorganisasikan angka
– angka yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan keuangan. Angka – angka neraca
saldo disesuaikan dipindahkan ke kolom – kolom laporan lugi raba dan kolom neraca.
Rekening – rekening laba rugi seperti penghasilan jasa dan beban. Beban diteruskan ke
kolom rekening laporan laba rugi. Sedangkan rekening – rekening neraca berisi aktiva
seperti kas, piutang dagang dan deposito diteruskan ke kolom rekening neraca.
b. Saldo modal pemilik dipindahkan dipindahkan ke kolom kredit neraca. Selain itu,
saldo prive pemilik dipindahkan ke kolom debit neraca karena merupakan rekening
ekuitas pemilik dengan saldo debit.
c. Apabila jumlah kredit lebih besar daripada jumlah debet, maka selisihnya adalah laba
bersih. Sebaliknya apabila jumlah debet lebih besar daripada jumlah kredit, maka
selisihnya adalah rugi bersih.
2. Menjumlahkan kolom – kolom laporan keuangan, menghitung laba (rugi) bersih dan
menyelesaikan neraca lajur.
Setiap kolom laporan keuangan harus dijumlah. Laba atau rugi bersih untuk periode
berjalan dicari dengan menghitung perbedaan Antara jumlah kedua kolom laporan laba
rugi. Setelah laba atau rugi bersih dimasukkan, lantas dihitung jumlah kolom baru. Jumlah
pada kolom debit laporan laba rugi haruslah sama dengan jumlah pada kolom kreditnya.
Jumlah pada kolom debit neraca juga mesti sama dengan kolom kreditnya.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 57
Perbedaan Saldo Laba dan Saldo Rugi pada Kolom Laba Rugi dan Kolom Neraca
1. Kolom Laba rugi
Laporan laba/ rugi menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh
perusahaan dalam menjalankan usahanya, dan jenis-jenis beban yang harus ditanggung
perusahaan. Jadi, laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan
beban pada akhir periode akuntansi. Pada kolom Laba Rugi maka akun-akunnya adalah
pendapatan dan beban.
Besarnya laba bersih (net income) atau rugi bersih (net loss) ditentukan dengan cara
membandingkan antara total saldo debet dengan total saldo kredit yang ada pada kolom
laba rugi. Jika total saldo kredit untuk kolom laba rugi melebihi total saldo debet untuk
kolom laba rugi, maka akan menghasilkan laba bersih, dan sebaliknya jika total saldo
debet untuk kolom laba rugi melebihi saldo kredit untuk kolom laba rugi, maka akan
menghasilkan rugi bersih.
Kolom rugi laba diisi dengan jumlah semua rekening nominal yang berasal dari neraca
saldo disesuaikan. Selisih antara jumlah debet dan kredit merupakan laba atau rugi untuk
periode yang bersangkutan. Apabila jumlah kredit lebih besar daripada jumlah debet,
maka selisihnya adalah laba bersih. Sebaliknya apabila jumlah debet lebih besar daripada
jumlah kredit, maka selisihnya adalah rugi bersih. Laba atau rugi bersih dapat dicari
dengan mengurangkan jumlah debit pada jumlah kredit kolom laporan laba rugi.
2. Kolom Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir
periode, mengenai besarnya harta, utang, dan modal perusahaan. Data-data dalam
menyusun laporan necara pada perusahaan dagang bersumber dari kolom neraca pada
kertas kerja dan modal akhir dalam laporan perubahan modal. Pada kolom Neraca
didalamnya yaitu, berisi akun-akunnya adalah aktiva, kewajiban, dan modal.
Kolom neraca berisi semua jumlah rekening riil yang berasal dari neraca saldo
disesuaikan. Selisih jumlah debet dan kredit harus sama dengan selisih dalam kolom rugi
laba. Apabila perusahaan mengalami kerugian, maka jumlah rugi bersih yang dihitung
dengan cara seperti tadi, lalu akan dimasukan ke sisi sebelah kredit kolom “laporan Laba
rugi” dan sisi sebelah debit sebelah debit kolom “neraca”.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 58
2. LAPORAN KEUANGAN
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar keuangan dari
sebuah organisasi. Laporan keuangan di buat atau diterbitkan oleh perusahaan dari hasil
proses akuntansi agar bisa menginformasikan keuangan dengan pihak dalam maupun pihak
luar yang terkait.
Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat disusun dengan bantuan neraca lajur ataupun langsung dari neraca
saldo tanpa melalui neraca lajur.
1. Laporan Keuangan Langsung Melalui Neraca Saldo Pada penyusunan laporan keuangan
yang dilakukan langsung dari neraca saldo, laporan laba rugi disusun dari rekening-
rekening pendapatan dan beban, laporan ekuitas pemilik berasal dari modal pemilik,
rekening prive, dan laba (rugi) bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 59
2. Laporan Keuangan Melalui Neraca Lajur Tidak berbeda jauh dengan melalui neraca
saldo, penyusunan laporan keuangan berdasarkan neraca lajur tinggal melihat kolom-
kolom yang ada pada neraca lajur. Setelah neraca lajur selesai disusun, kolomkolom
laporan keuangan memuat semua data yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan
keuangan. Laporan laba rugi (income statement) disusun dari kolom laporan laba rugi,
dan neraca (balance sheet) serta laporan ekuitas pemilik disusun dari kolom Neraca yang
ada pada neraca lajur. Jumlah modal pemilik yang tampak pada neraca lajur adalah saldo
rekening yang belum memperhitungkan prive dan laba (rugi) bersih. Apabila tidak
terdapat investasi-investasi tambahan selama periode berjalan, maka jumlah ini
merupakan saldo pada awal periode. Laporan ekuitas pemilik disusun sebelum neraca
sehingga jumlah saldo modal akhir tersedia untuk disajian pada neraca. Laporan ekuitas
pemilik melaporkan perubahan yang terjadi pada ekuitas pemilik selama periode
pelaporan. Dengan memakai sebuah neraca lajur, seorang akuntan dapat menyusun
laporan keuangan sebelum ayat-ayat penyesuaian dijurnal dan dibukukan.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 60
BAB VI
JURNAL PENUTUP DAN JURNAL PEMBALIK
1. JURNAL PENUTUP
Pada akhir periode akuntansi, akuntan perusahaan harus melakukan penutupan buku akuntansi
sebagai tanda telah berakhirnya pencatatan dan pelaporan akuntansi untuk periode tersebut.
Proses penutupan buku suatu perusahaan adalah dengan memindahkan akun-akun nominal
(semua akun rugi laba) ke akun rill (neraca).
Berikut ini terdapat beberapa fungsi dan juga tujuan kenapa perlu dibuat jurnal penutup antara
lain ialah:
1. Untuk memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban tidak bercampur aduk dengan
jumlah nominal dari pendapatan dan beban pada tahun selanjutnya.
2. Mempermudah pada saat pemeriksaan, karena transaksi diperiode sekarang dan periode
akuntansi selanjutnya sudah dilakukan pemisahaam.
3. Menyajikan neraca awal periode selanjutnya setelah dilakukan penutupan buku.
4. Guna menutup saldo pada semua perkiraan sementara, saldo perkiraan tersebut menjadi
nol. Sehingga dapat memisahkkan dari jumlah saldo rekening sementara untuk periode
ini dengan jumlah rekening sementara pada periode berikutnya.
5. Untuk menyajikan informasi keuangan yang rill setelah perusahaan melakukan
penutupan buku. Akun jurnal penutup terdiri dari harta, kewajiban dan ekuitas.
6. Menunjukan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir periode, sehingga saldo
rekening modal akan sama dengan total modal akhir yang dilaporkan neraca.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun jurnal penutup adalah sebagai berikut:
a. Menutup semua akun pendapatan, dengan cara mendebet akun pendapatan dan
mengkredit akun ikhtisar rugi laba.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 61
Pendapatan xxx
Ikhtisar Rugi Laba xxx
Contoh Pendapatan perusahaan XYZ Pada 31 September 2017 yang tercantum di Laporan
Laba Rugi sebesar Rp. 185.000.000,- maka jurnal penutupnya
Pendapatan Rp. 185.000.000,-
Ikhtisar Rugi Laba Rp. 185.000.000,-
b. Menutup semua akun beban, dengan cara mendebet akun ikhtisar rugi laba dan
mengkredit semua akun beban.
Ikhtisar Rugi Laba xxx
Beban Gaji xxx
Beban Listrik, Air, Telpon xxx
Beban Depresiasi Kendaraan xxx
Beban Perlengkapan xxx
c. Menutup akun Ikhtisar Rugi Laba, dengan cara mendebet akun ikhtisar rugi laba dan
mengkredit akun modal pemilik/laba ditahan sebesar selisih antara pendapatan dengan
beban.
Ikhtisar Rugi Laba xxx
Modal xxx
d. Menutup akun prive/dividen, dengan cara mendebet akun modal atau laba ditahan dan
mengkredit akun dividen atau prive.
Modal xxx
Prive/dividen xxx
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 62
Contoh Soal :
Berikut adalah data laporan Rugi laba suatu perusahaan PT ABC Periode 31 Desember 2017:
Pendapatan : Rp. 12.900.000,-
Beban Telpon : Rp. 1.000.000,-
Beban Gaji : Rp. 2.000.000,-
Beban Depresiasi Peralatan : Rp. 9.000.000,-
Beban Asuransi : Rp. 250.000,-
Buatlah jurnal penutup dari data tersebut!
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 63
2. JURNAL PEMBALIK
Hakikat Jurnal Pembalik adalah mengubah jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan.
Pembalikan dibuat pada awal periode berikutnya dan bukan pada akhir periode berjalan. Akun-
akun yang dibalikkan bersumber dari pencatatan jurnal penyesuaian untuk pos-pos yang dibayar
dimuka(Prepayments) dan pos-pos akrual (Accrual), yaitu:
1. Biaya-biaya dibayar dimuka yang pada saat pembayaran dicatat pada akun biaya.
2. Pendapatan diterima dimuka yang pada saat penerimaan dicatat pada akun pendapatan.
3. Pendapatan yang masih harus diterima (Accrued Income)
4. Biaya-biaya yang masih harus dibayar (Accrued Expense)
Jurnal balik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode sebagai kebalikan dari sebagian jurnal
penyesuaian pada akhir periode sebelumnya. Jurnal ini bersifat opsional namun jika dilakukan
memberikan manfaat. Tidak semua ayat jurnal penyesuaian dilakukan reversing entries. Jurnal
penyesuian yang dibalik adalah: Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini disajikan
ikhtisarnya saja sebagai berikut:
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 64
Contoh soal :
1. Beban dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka adalah beban yang sudah dibayar tetapi belum dibebankan sebagai
beban pada periode itu. Beban dibayar di muka ini sering timbul apabila perusahaan membayar
biaya-biaya untuk beberapa periode sekaligus, sehingga dari jumlah pengeluaran tadi sebagian
akan menjadi beban periode itu dan sebagian lagi akan dibebankan pada periode mendatang.
Contoh soal:
PT Surla Profit membayar premi asuransi Rp 1.200.000 untuk periode 01 Februari 2016 s/d 01
Februari 2017. Buatlah jurnal pembalik nya
Penyelesaiannya:
Jurnal pencatatan pada saat pembayaran adalah sebagai berikut:
Biaya Asuransi Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000
Jurnal penyesuaiannya yaitu:
Asuransi dibayar dimuka Rp 100.000
Biaya Asuransi Rp 100.000
Jika dilihat dari jurnal penyesuaiannya seolah-olah pencatatan yang dilakukan menggunakan
pendekatan neraca, oleh karena itu maka dibutuhkan jurnal pembalik agar tidak terjadi kesalahan
dalam periode selanjutnya.
Jurnal pembaliknya yaitu
Biaya Asuransi Rp 100.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 100.000
2. Pendapatan diterima dimuka dicatat sebagai utang pendapatan
Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang diterima lebih dahulu atas
pernbayaran transaksi yang belum dilakukan kepada pelanggan. Apabila perusahaan
menggunakan pendekatan neraca, maka perusahaan akan mencatat uang yang diterima sebagai
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 65
pendapatan djterima di muka (utang) dan akan diakui sebagai pendapatan bila perusahaan telah
melakukan pekerjaan yang diminta oleh pelanggan.
Contoh soal:
Pada tanggal 30 Mei 2016 PT Surla Profit menerima pendapatan sewa untuk 1 tahun sebesar Rp
2.400.000.
Penyelesaiannya:
Kas Rp 2.400.000
Sewa diterima dimuka Rp 2.400.000
Jurnal penyesuaiannya yaitu:
Sewa diterima dimuka Rp 1.400.000
Pendapatan sewa Rp 1.400.000
Jurnal pembaliknya yaitu:
Pendapatan sewa Rp 1.400.000
Sewa diterima dimuka Rp 1.400.000
3. Biaya yang masih harus dibayar
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang masih harus dikeluarkan oleh
perusahaan pada akhir periode .
Contoh soal:
Pada bulan Desember 2016 PT Surla Profit belum membayarkan gaji karyawan sebesar Rp
5.000.000 yang mana akan dibayarkan pada tanggal 05 Januari 2017
Penyelesaiannya:
Jurnal penyesuaiannya:
Beban gaji Rp 5.000.000
Utang gaji Rp 5.000.000
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 66
Jurnal pembaliknya:
Utang gaji Rp 5.000.000
Beban gaji Rp 5.000.000
4. Pendapatan yang masih harus diterima
Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang sudah dapat direalisasi
dalam suatu periode, tetapi belum diakui sebagai penghasilan.
Contoh soal:
Telah diselesaikan pekerjaan service oleh PT Surla Profit untuk bulan Desember 2016 namun
pembayaran upah jasa diterima pada bulan Januari 2017 sebesar Rp 10.000.000
Penyelesaiannya:
Jurnal penyesuaiannya:
Piutang pendapatan jasa Rp 10.000.000
Pendapatan jasa Rp 10.000.000
Jurnal pembaliknya yaitu:
Pendapatan jasa Rp 10.000.000
Piutang pendapatan jasa Rp 10.000.000
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 67
LATIHAN SOAL
CV. Warna-Warni merupakan sebuah perusahaan percetakan yang berkedudukan di Palembang,
selama tahun 2017 terjadi transaksi sebagai berikut:
a. setiap tanggal 1 Mei dan 1 November perusahaan menerima bunga sebesar Rp600.000.
b. pada 1 September 2017 perusahaan telah menerima pendapatan sewa sebesar Rp2.400.000
untuk 6 bulan.
c. pada 1 Desember 2017 dibayarkan uang sewa untuk 1 tahun sebesar Rp2.400.000,-
d. pada 31 Desember 2017 terdapat gaji untuk bulan Desember yang belum dibayar perusahaan
dengan rincian dana sebagai berikut.
– untuk karyawan bagian penjualan sebesar Rp1.750.000, dan
– untuk karyawan bagian kantor sebesar Rp1.500.000.
Gaji tersebut dibayarkan setiap tanggal 4 Januari 2018.
Buatlah jurnal umum, jurnal penyesuaian dan jurnal pembaliknya.
PENYELESAIAN:
a. Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember 2017, yaitu sebagai berikut.
Piutang bunga Rp600.000
Pendapatan bunga Rp600.000
Jurnal pembalik yang dibuat pada 1 Januari 2018, yaitu sebagai berikut.
Pendapatan bunga Rp200.000
Piutang bunga Rp200.000
Adapun ayat jurnal yang dibuat pada saat pembayaran 1 Mei 2018, yaitu sebagai berikut.
Kas Rp600.000
Piutang bunga Rp600.000
b. Jurnal yang dibuat saat transaksi adalah sebagai berikut.
Kas Rp2.400.000
Pendapatan sewa Rp2.400.000
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 68
Pada 31 Desember 2017 dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Pendapatan sewa Rp800.000
Sewa diterima di muka Rp800.000
Jurnal pembalik atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut.
Sewa diterima di muka Rp800.000
Pendapatan sewa Rp800.000
c. dicatat pada jurnal adalah sebagai berikut.
Beban sewa Rp2.400.000
Kas Rp2.400.000
Pada 31 Desember 2017 dibuat ayat jurnal penyesuaian yaitu sebagai berikut.
Sewa dibayar di muka Rp2.200.000
Beban sewa Rp2.200.000
Jurnal pembalik dari transaksi di atas adalah sebagai berikut.
Beban sewa Rp2.200.000
Sewa dibayar di muka Rp2.200.000
d. Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember 2017, yaitu sebagai berikut.
Beban gaji bagian penjualan Rp1.750.000
Beban gaji karyawan kantor Rp1.500.000
Utang gaji Rp3.250.000
Pada awal periode, 1 Januari 2018 dibuat ayat jurnal pembalik sebagai berikut.
Utang gaji Rp3.250.000
Beban gaji bagian penjualan Rp1.750.000
Beban gaji karyawan kantor Rp1.500.000
Adapun ayat jurnal yang dibuat pada saat pembayaran gaji, yaitu sebagai berikut.
Beban gaji bagian penjualan Rp1.750.000
Beban gaji karyawan kantor Rp1.500.000
Kas Rp3.250.000
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 69
BAB VII
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
1. Aktivitas Perusahaan Dagang
Fungsi utama dari sebuah perusahaan dagang adalah menjembatani antara produsen yang
mengahasilkan suatu produk tertentu dengan konsumen yang membutuhkan produk tersebut.
Melihat fungsi perusahaan dagang tersebut diatas, maka akttivitas perusahaan dagang dapat
dikelompokan kedalam 4 kelompok utama, yaitu:
1) Pembelian
2) Pengeluaran Kas
3) Penjualan
4) Penerimaan Kas
2. Akun-Akun Perusahaan Dagang
Bebeda dengan perusahaan jasa yang menjual produk-produk yang bersifat nonfisik,
perusahaan dagang membeli dan menjual produk yang memiliki bentuk fisik. Karena itu terdaat
beberapa aktivitas dan beberapa akun di perusahaan dagan yang tidak dimiliki perusahaan jasa.
Akun-akun tersebut antara lain:
Pembelian yaitu akun yang hanya digunakan untuk menampung aktivitas pembelian barang
dagangan perusahaan. Pembelian aset/harta selain persediaan barang dagangan (seperti
peralatan kantor, perlengkapan kantor, dll) tidak termasuk didalam akun ini.
Penjualan adalah akun yang hanya digunakan untuk menampung penjualan barang
dagangan perusahaan. Penjualan aset/harta (seperti aktiva tetap) tidak termasuk didalam
akun ini.
Persediaan adalah untuk menunjukkan jumlah barang dagangan yang dimiliki perusahaan
pada awal atau akhir periode akuntansi tertentu.
PRODUSEN KONSUMEN Perusahaan
Dagang
Pembelian Penjualan
Kas Keluar
Kas Masuk
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 70
Harga Pokok Penjualan (HPP) digunakan untuk menampung harga pokok/harga beli
barang yang dijual dalam suatu periode akuntansi.
Potongan Penjualan/Potongan Tunai digunakan untuk menampung jumlah diskon atau
pengurangan yang diberikan oleh pihak penjual kepda pelanggannya, karena telah
membayar secara tunai atau dalam waktu yang telah ditentukan.
Retur Penjualan digunakan untuk menampung sejumlah barang yang telah dijual tetapi
dikembalikan lagi oleh pihak pembeli karena ada ketidaksesuaian pesanan.
Potongan Pembelian digunakan untuk menampung sejumlah diskon yang telah diberikan
oleh pihak produsen/supplier kepada pihak pembeli karena telah membayar secara tunai atau
dalam waktu yang telah ditetapkan.
Beban Pemasaran digunakan untuk menampung keseluruhan beban yang dikeluarkan
perusahaan untuk menjual dan mendistribusikan barang dagangannya hingga sampai ke
tangan konsumen. Beban pemasaran mencakup:
a. Gaji staf administrasi penjualan
b. Gaji dan komisi sales
c. Gaji manajer pemasaran
d. Beban iklan
e. Beban pelatihan sales
f. Beban telepon kantor pemasaran
g. Beban listrik kantor pemasaran
h. Beban depresiasi kantor pemasaran
i. Beban depresiasi kendaraan pemasaran
j. Beban alat tulis dan cetak kantor pemasaran
k. Beban korespondensi
l. Beban angkut
m. Contoh barang gratis
n. Beban gudang
o. Beban pengepakan dan pengiriman
p. Beban penagihan
q. Beban pemasaran lain-lain
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 71
Beban Administrasi dan umum digunakan untuk menampung keseluruhan beban operasi
kantor guna perencanaan dan pengendalian secara umum. Karena itu, lingkup
kegiatanadministrasi dan umum sangat luas, mencakup:
a. Gaji staf administrasi
b. Gaji manajer dan direktur
c. Beban sewa (kantor, kendaraan, dsb)
d. Beban urusan hukum
e. Beban korenspondensi
f. Beban listrik kantor administrasi
g. Beban telpon kantor administrasi
h. Beban bunga kredit
i. Beban ATK kantor administrasi
j. Beban depresiasi gedung kantor administrasi
k. Beban depresiasi kendaraan
l. Berban administrasi dan umu lain-lain.
3. Metode Pencatatan
Didalam melakukan pencatatan aktivitas perusahaan dagang, terdapat dua metode yang
digunakan yaitu :
1. Metode Periodik adalah metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan
dengan persediaan barang dagangan didalam perusahaan dagang, dimana persediaan
dicatat dan dihitung hanya pada awal dan akhir periode akuntansi saja untuk menentukan
harga pokok penjualannya. Metode ini paling banyak dipakai oleh perusahaan yang
freuensi transaksinya tinggi.
2. Metode Perpetual adalah metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang
berkaitan dengan persediaan barang dagangan didalam perusahaan dagang, dimana
persediaan dicatat dan dhitung secara detail, baik pada waktu dibeli maupun dijual.
Metode ini lebih cocok digunakan didalam perusahaan yang memiliki frekuensi
transaksi yang tidak terlalu tinggi tetapi nilai pertransaksinya besar.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 72
Transaksi Jurnal
Periodik Perpetual
Pembelian Barang
Dagangan
Pembelian xxx
Kas xxx
Persediaan xxx
Kas xxx
Penjualan Barang
Dagangan
Kas xxx
Penjualan xxx
Kas xxx
Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan xxx
Kedua metode pencatatan diatas memiliki cara pencatatan yang berbeda, khususnya untuk
transaksi pembelian dan penjualan sehingga dalam penyusunan laporan keuangan khususnya rugi
laba pun akan menghasilkan susunan yang sedikit berbeda.
4. Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah harga pokok/harga beli dari barang-barang yang
dijual dalam suatu periode akuntansi. HPP dihitung dengan menjumlahkan persediaan awal
barang dagangan dengan pembelian bersih dalam satu periode dan dikurangi dengan jumlah
persediaan barang dagangan pada akhir periode akuntansi. Sedangkan untuk menghitung
pembelian bersih adalah dengan mengurangi jumlah retur dan potongan pembelian dari
pembelian total.
Harga pokok penjualan yang telah disusun dikurangkan dari penjualan bersih akan
menghasilkan laba kotor usaha. Sedangkan penjualan bersih dihitung dengan mengurangkan
jumlah retur dan potongan penjualan dari penjualan total. Laba kotor yang telah diketahui
dikurangkan dengan beban operasi akan menghasilkan laba bersih usaha sebelum pajak. Beban
operasi tersebut terdiri dari beban pemasaran dan beban administrasi dan umum.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 73
Persediaan awal barang dagangan xxx
Pembelian xxx
Potongan Pembelian (xxx)
Retur Pembelian (xxx)
Pembelian Bersih xxx
Persediaan Total Barang Dagangan xxx
Persediaan Akhir Barang Dagangan (xxx)
Harga Pokok Penjualan xxx
PENCATATAN AKTIVITAS PERUSAHAAN DAGANG
5. Metode Pencatatan Persediaan
1. Metode Fisik / Periodik
Metode fisik/periodik adalah metode pengelolaan persediaan, dimana arus keluar masuknya
barang tidak dicatat secara rinci sehingga untuk mengetahui nilai persediaan pada suatu saat
tertentu harus melakukan perhitungan barang secara fisik (stock opname) di gudang.
Penggunaan metode fisik mengharuskan perhitungan barang yang ada (tersisa) pada akhir
periode akuntansi, yaitu pada saat penyusunan laporan keuangan.
Persediaan awal barang dagangan xxx
Pembelian xxx
Persediaan Total Barang Dagangan xxx
Persediaan Akhir Barang Dagangan (xxx)
Harga Pokok Penjualan xxx
Untuk menghitung nilai persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan selama satu periode,
dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu:
a. FIFO (First In First Out), dalam metode ini barang masuk (dibeli) lebih dahulu akan
dikeluarkan (dijual) lebih dahulu. Sehingga yang tersisa pada akhir periode adalah
barang yang berasal dari pembelian/produksi terakhir.
Contoh : PT. Sumber Sejahtera adalah perusahaan distributor microwave merk ”Hotmix”
selama bulan Januari 2016, data yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut:
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 74
Tanggal Keterangan Volume Harga/Unit Nilai
01 Jan 2016 Persediaan 250 unit 550.000 137.500.000
12 Jan 2016 Pembelian 300 unit 600.000 180.000.000
21 Jan 2016 Pembelian 350 unit 640.000 224.000.000
31 Jan 2016 Pembelian 100 unit 675.000 67.500.000
Total 1.000 unit 609.000.000
Selama bulan Januari 2016, perusahaan menjual 700 unit microwave secara tunai dengan
harga jual Rp. 900.000,-per unit. Dan pada akhir bulan hasil stock opname menunjukan
jumlah persediaan yang tersisa sebanyak 300 unit, dengan menggunakan metode FIFO
maka, dari 300 unit persediaan akhir, 100 unit menggunakan harga beli Rp. 675.000,-
/unit dan sebanyak 200 unit menggunakan harga Rp. 640.000,-/unit, sehinggan nilainya
sebagai berikut:
100 unit, @Rp. 675.000 = Rp. 67.500.000,-
200 unit, @Rp. 640.000 = Rp. 128.000.000,-
Total = Rp. 195.500.000,-
Maka harga pokok penjualannya adalah
Persediaan awal Rp. 137.500.000,-
Pembelian Rp. 471.500.000,-
Persediaan Total Rp. 609.000.000,-
Persediaan akhir (Rp. 195.500.000,-)
Harga Pokok Penjualan Rp. 413.500.000,-
b. LIFO (Last In First Out), dalam metode ini barang masuk (dibeli) paling akhir akan
dikeluarkan/dijual paling awal. Sehingga barang yang tersisa pada akhir periode adalah
barang yang berasal dari pembelian atau produksi awal periode.
Dalam kasus PT. Sumber Sejahtera diatas, jika perusahaan menggunakan metode LIFO,
maka akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang berbeda. Karena persediaan akhir
menunjukkan sebesar 300 unit, maka harga beli yang digunakan yaitu harga beli awal
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 75
sebesar Rp. 550.000,- sebanyak 250 unit, dan sisanya 50 unit menggunakan harga Rp.
600.000,-
250 unit, @Rp. 550.000 = 137.500.000
50 unit, @Rp. 600.000 = 30.000.000
Total = 167.500.000
Maka perhitungan harga pokok penjualannya adalah sebagai berikut:
Persediaan awal 137.500.000
Pembelian 471.500.000
Persediaan Total 609.000.000
Persediaan Akhir (167.500.000)
Harga Pokok Penjualan 441.500.000
c. Average (Rata-rata) , dalam metode ini barang yang dikeluarkan/dijual maupun barang
yang tersisa dinilai berdasarkan rata-rata. Sehingga barang yang tersisa pada akhir
periode adalah baran yang memiliki nilai rata-rata.
Pada contoh PT. Sumber Sejahtera pada bulan Januari 2016 memiliki 1.000 unit
microwave dengan nilai sebesar Rp. 609.000.000,- karena harga beli tersebut berbeda-
beda, maka harga pembelian rata-rata Rp. 609.000.000 / 1.000 unit = Rp. 609.000,-
maka persediaan pada akhir Januari 2016 adalah 300 unit x Rp. 609.000,- = Rp.
182.700.000,- dan HPP bulan Januari 2019 adalah 700 unit x Rp. 609.000,- = Rp.
426.300.000,-
Persediaan awal 137.500.000
Pembelian 471.500.000
Persediaan Total 609.000.000
Persediaan akhir (182.700.000)
Harga Pokok Penjualan 426.300.000
2. Metode Perpetual
Adalah metode pengelolaan persediaan dimana arus masuk dan arus keluar persediaan
dicatat secara rinci. Dalam metode ini setiap jenis persediaan dibuatkan kartu stok yang
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 76
mencatat secara rinci keluar masuknya barang digudang beserta harganya. Metode ini dibagi
menjadi beberapa yaitu FIFO, LIFO, dan Moving Average.
Contoh Soal
PT. Doremi adalah perusahaan distributor monitor komputer yang berlokasi di Palembang.
Pada akhir bulan Maret 2016, perusahaan memiliki persediaan sebanyak 40 unit @Rp.
800.000,- transaksi permbelian dan penjualan sepanjang bulan April 2016 adalah sebagai
berikut:
05 April Dibeli tunai 50 unit monitor @Rp. 900.000
08 April Dibeli secara kredit 40 unit monitor @Rp. 1.000.000
10 April Dijual tunai 70 unit monitor @Rp. 1.200.000
14 April Dibeli secara kredit 30 unit monitor @Rp. 1.200.000
22 April Dijual secara kredit 65 unit monitor @Rp. 1.400.000
Berdasarkan data diatas buatlah kartu persediaan PT. Doremi untuk bulan April 2016
dengan menggunakan metode
a. FIFO Perpetual
b. LIFO Perpetual
c. Moving Average
Penyelesaian : (Excel)
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 77
PENCATATAN AKTIVITAS PERUSAHAAN DAGANG
Contoh soal berikut ditampilkan untuk memperjelas pencatatan dan pelaporan dari metode
perpetual dan periodik.
PT. Niaga Prima adalah perusahaan distributor kalkulator merek ”Akurat” yang
berkedudukan di Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada Februari 2015. Sampai akhir bulan
Februari 2017 perusahaan ini belum melakukan aktivitas pembelian dan penjualan. Pada
awal Maret 2017, akuntan perusahaan menyajikan neraca sebagai berikut :
NERACA
Kas 125.000.000 Modal Saham 350.000.000
Perlengkapan Kantor 4.000.000 Laba Ditahan 30.000.000
Peralatan Kantor 26.000.000
Kendaraan 75.000.000
Bangunan 100.000.000
Tanah 50.000.000
Total 380.000.000 Total Utang & Modal 380.000.000
Selama bulan Maret 2017, PT. Niaga Prima mulai melakukan transaksi berkaitan dengan
usahanya, sebagaimana terlihat berikut:
01 Mar PT. Niaga Prima membeli 1.000 unit kalkulator dengan harga @Rp. 15.000,-
secara kredit
10 Mar PT. Niaga Prima menjual 800 unit kalkulator ke Toko Siswa dengan harga @Rp.
20.000,- secara kredit
16 Mar PT. Niaga Prima membeli 1.000 unit kalkulator dengan harga @Rp.17.000 secara
tunai dengan potongan pembelian sebesar Rp. 1.000.000,-
20 Mar PT. Niaga Prima menjual 500 unit kalulator dengan harga @Rp. 20.000,- secara
tunai dengan potongan tunai sebesar Rp. 500.000,-
25 Mar PT. Niaga Prima membayar beban iklan dan beban angkut penjualan masing-
masing sebesar Rp. 400.000,- dan Rp. 250.000,- secara tunai
29 Mar PT. Niaga Prima membayar gaji pegawai sebesar Rp. 600.000,- secara tunai
30 Mar PT. Niaga Prima membagikan dividen kas sebesar Rp. 2.000.000,-
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 78
Diminta :
a. Buatlah laporan keuangan dengan menggunakan metode pencatatan FIFO Periodik
dengan perhitungan fisik persediaan barang dagang digudang (stock opname) sebesar
Rp. 11.200.000,-
b. Buatlah laporan keuangan dengan menggunakan metode pencatatan FIFO Perpetual.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 79
BAB VIII
JURNAL KHUSUS
Umumnya dalam pencatatan sebuah transaki yang berjalan pada perusahaan hanya menggunakan
jurnal umum. Namun, lain halnya pada perusahaan besar yang memiliki berbagai macam jenis
transaksi yang beragam, maka dalam proses pencatatanya tidak cukup hanya menggunakan
pencatatan jurnal umum. Melainkan perusahaan tersebut harus menggunakan jurnal khusus, hal
ini dilakukan untuk mempermudah pencatatan berbagai jenis transaksi yang akan terjadi.
Manfaat lain dari adanya jurnal khusus bagi perusahaan itu sendiri adalah untuk memudahkan
perusahaan dalam melakukan pencatatan transaksi sejenis sekaligus untuk mempermudah
pengawasan terhadap keluar masuknya dana/barang dalam perusahaan.
Pengertian Jurnal Khusus
Jurnal khusus merupakan jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat berbagai jenis
transaksi yang sama dan sering terjadi secara berulang-ulang pada perusahaan.
Macam-Macam Jurnal Khusus
Pada umumnya jurnal khusus yang sering digunakan pada perusahaan dagang dibagi kedalam 4
macam, diantaranya sebagai berikut:
Jurnal penerimaan kas
Jurnal pengeluaran kas
Jurnal penjualan
Jurnal pembelian
8.1. Jurnal Khusus Penerimaan Kas atau Cash Reciept Journal
Jurnal penerimaan kas merupakan buku jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi
yang berhubungan dengan penerimaan uang secara tunai maupun non tunai. Penerimaan uang
tunai berasal dari berbagai sumber.
Berikut ini beberapa transaksi yang ada pada jurnal khusus penerimaan kas:
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 80
Penjualan tunai
Penerimaan pelunasan piutang
Pengembalian atau retur pembelian secara tunai, dan
Penerimaan pendapatan.
Berikut ini adalah contoh atau bentuk dari jurnal khusus penerimaan kas:
Tanggal Keterangan Ref
Debit Kredit
Kas Potongan Penjualan Piutang Lain-
lain
8.2. Jurnal Khusus Pengeluaran Kas atau Cash Payment Journal
Jurnal khusus pengeluaran kas dapat diartikan sebagai sebuah jurnal khusu yang dibuat untuk
mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran uang atau pembayaran uang
tunai kepada suplayer.
Berikut ini beberapa transaksi yang tercatat pada jurnal khusus pengeluaran kas:
Pembayaran atau pelunasan utang dagang
Pembelian secara tunai
Retur penjualan
Pengambilan uang tunai untuk keperluan pribadi atau prive
Pembayaran beban-beban
Berikut contoh bentuk pengeluaran kas:
Tanggal Keterangan Ref
Debit Kredit
Utang Pembelian Beban
Operasi
Lain-
lain
Pot.
Pembelian
Kas
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 81
8.3. Jurnal Khusus Pembelian atau Purchaces Journanl
Jurnal khusus pembelian itu sendiri merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua
jenis transaksi pembelian yang dilakukan secara kredit, baik pembelian barang maupun bukan
barang dagang.
Pencatatanya meliputi:
Pembelian barang dagang dengan kredit
Pembelian perlengkapan, peralatan serta aktiva lain secara kredit
Berikut ini contoh jurnal Pembelian Khusus:
Tanggal Keterangan Ref Kredit
Utang Lain-lain
8.4. Jurnal Khusus Penjualan atau Salaes Journal
Merupakan bentuk buku jurnal yang digunakan khusus untuk mencatat semua transaksi yang
berkaitan dengan penjualan barang dagan cara kerdit.
Berikut ini contoh jurnal khusus penjualan:
Tanggal Keterangan Ref Debit
Piutang Lain-lain
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 82
8.5. Buku Harian Serba-Serbi (Jurnal Umum)
Berbagai macam aktivitas yang dilakukan perusahaan dagang tidak semuanya dapat ditampung
di dalam ke empat jurnal khusus tersebut. Terdapat beberapa aktivitas yang memerlukan media
tersendiri untuk mencatatnya, seperti pencatatan beban depresiasi asset tetap, pembelian
peralatan kantor secara kredit, pembelian perlengkapan kantor secara kredit, dll. Transaksi
tersebut tidak bias di catat di jurnal khusus, dan harus di catat di Buku Harian Serba Serbi, yaitu
buku harian yang digunakan untuk mencatat berbagai macam transaksi perusahaan dagang yang
tiak dapat di tamping di ke empat jurnal khusus.
Contoh Soal 1:
PT. Sumber Makmur adalah perusahaan distributor buku tulis merek “Sinar Dunia” yang
berlokasi di Surabaya. Perusahaan menggunakan metode periodic dalam mencatat transaksinya.
Transaksi yang dilakukan perusahaan ini dicatat dalam buku jurnal khusus.
Adapun transaksi yang dilakukan PT. Sumber Makmur Selama bulan Februari 2015 adalah
sebagai berikut:
3 Feb Diterima pelunasan piutang dari Toko Mifasol sebesar Rp. 12.500.000,-
4 Feb Dijual barang dagangan secara tunai ke Toko ABC sebesar Rp. 35.000.000,-
dengan potongan tunai sebesar Rp. 1.000.000,-
6 Feb Dibayar utang usaha ke PT. BB sebesar Rp. 4.000.000,-
7 Feb Dibeli barang dagangan secara tunai sebesar Rp. 25.000.000,- dengan potongan
tunai sebesar Rp. 1.000.000,-
8 Feb Dibayar beban telepon sebesar Rp. 1.500.000,- secara tunai
9 Feb Dibagikan dividen kas sebesar Rp. 9.000.000,-
11 Feb Dibeli barang dagangan secara kredit sebesar Rp. 25.000.000,- dari PT. Jaya
Makmur
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 83
12 Feb Dibeli barang dagangan secara kredit sebesar Rp. 27.000.000,- dari PT. Roda
Niaga
15 Feb Dijual barang dagangan secara kredit kepada Toko Doremi sebesar Rp.
29.000.000,-
16 Feb Dijual barang dagangan secara kredit kepada Toko Siswa sebesar Rp.
22.000.000,-
18 Feb Dibeli peralatan kantor secara kredit dari Toko Ateka sebesar Rp. 19.000.000,-
Buatlah jurnal khusus dari transaksi diatas!
Contoh Soal 2:
PT. Jaya Makmur Abadi adalah sebuah perusahaan distributor pompa air listrik (jet pump)
bermerek “Sonya” yang berkedudukan di Semarang. Perusahaan ini mengunakan metode
perpetual dalam mencatat transaksinya.
Selama bulan Januari 2018, perusahaan tersebut melakukan transaksi sebagai berikut:
3 Jan Dibeli peralatn kantor (meja, kursi dan rak buku) secara kredit senilai Rp.
19.000.000,-
4 Jan Dibeli perlengkapan kantor secara tunai sebesar Rp. 6.000.000,-
5 Jan Dibayar biaya perbaikan kendaraan sebesar Rp. 4.700.000,- tunai
6 Jan Dijual barang dagangan dengan HPPsebesar Rp. 67.000.000,- ke Toko
“Pembangunan Jaya” senilai Rp. 78.000.000,- tunai, dengan potongan tunai
sebesar Rp. 3.500.000,-
8 Jan Dibeli barang dagangan dari PT. Sinyoindo secara tunai sebesar Rp.
55.000.000,- dengan potongan tunai sebesar Rp. 2.500.000,-
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 84
9 Jan Diterima pelunasan piutang dari Toko “ Bangun Persada” sebesar Rp.
16.500.000,-
10 Jan Dibeli barang dagangan secara kredit senilai Rp. 65.000.000,- dari PT.Sinyoindo
11 Jan Diterima pelunasan piutang dari PT. ABC sebesar Rp. 67.000.000,- dengan
potongan tunai sebesar Rp. 2.000.000,-
12 Jan Dibeli perlatan kantor (3 buah computer) senilai Rp. 15.500.000,- secara tunai
13 Jan Dijual barang dagangan dengan HPP sebesar Rp. 60.000.000,- seharga Rp.
75.000.000,- dimana sebesar Rp. 25.000.000,- dibayar tunai dan sisanya dilunasi
dalam waktu 2 bulan.
16 Jan Dibeli barang dagangan secara kredit dari PT. Sinyoindo sebesar Rp.
72.000.000,-
17 Jan Dibayar utang usaha ke PT. Sinyoindo sebesar Rp. 45.000.000,- dengan
potongan sebesar Rp. 1.500.000,-
18 Jan Dijual barang dagangan dengan HPP sebesar Rp. 52.000.000,- seharga Rp.
65.000.000,- ke Toko “Telaga Biru”. Dari jumlah tersebut Toko “Telaga Biru”
membayar sebesar Rp. 45.000.000,- secara tunai dengan potongan tunai sebesar
Rp. 2.000.000,- dan sisanya dibayar dalam 2 bulan.
19 Jan Diterima pelunasan piutang dari Toko Doremi Bandung sebesar Rp. 22.000.000,-
dengan potongan sebear Rp. 500.000,-
20 Jan Dibayar beban listrik, air dan telpon sebesar Rp, 6.400.000,- tunai
21 Jan Dibayar beban iklan di Koran Tempo sebesar Rp. 4.600.000,- tunai
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 85
22 Jan Dijual barang dagangan dengan HPP sebesar Rp. 68.000.000, secara kredit
seharga Rp. 85.000.000,- kepada Toko “Merah Putih” – Yogyakarta.
23 Jan Dijual secara tunai barang dagangan dengan HPP sebear Rp. 32.000.000,-
seharga Rp. 40.000.000,- dengan pottongan tunai sebesar Rp. 1.500.000,- kepada
Toko “Priangan” – Bogor.
25 Jan Dibeli barang dagangan dari PT. Sinyoindo senilai Rp. 42.000.000,- dimana
sebesar Rp. 17.000.000,- dibayar tunai dengan potongan tunai sebesar Rp.
1.000.000,- dan sisanya dibayae bulan depan.
28 Jan Dibayar gaji pegawai sebesar Rp. 7.500.000,-
29 Jan Dibayar komisi salesman sebesar Rp. 2.500.000,-
30 Jan Dibayar dividen sebesar Rp. 35.000.000,- tunai.
Buarlah jurnal khusus dari transaksi diatas!
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 86
BAB XI
KAS
1. Pengertian Kas
Kas merupakan alat pembayaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan di dalam
transaksi perusahaan, setiap saat diinginkan.
Menurut pengertian akuntansi yang termasuk didalam kas adalah pertukaran yang
dapat diterima untuk pelunasan utang, dapat diterima sebagai setoran ke bank dalam jumlah
sebesar nilai nominalnya. Karena itu kas mencakup, uang kertas, uang logam, cek kontan
yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk bilyet atau giro, travellers checks, dan bank
draft.
2. Kas Kecil (Petty Cash)
Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan perusahaan untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek atau
giro.
Dana kas kecil dikelola oleh kasir yang bertanggungjawab terhadap pembayaran-
pembayaran kecil yang rutin.
Terdapat dua metode pencatatan kas kecil yaitu:
a. Metode Imprest
Adalah suatu metode pengisian dan pengendalian kas kecil dimana jumlah kas kecil
selalu tetap dari waktu ke waktu, karena pengisian kembali kas akan selalu sama dengan
jumlah yang dikeluatrkan. Penggunaan kas kecil yang dicatat dengan metode imprest
tidak memerlukan pencatatan (jurnal) atas setiap transaksi yang terjadi. Bukti-bukti
transaksi dikumpulkan, dan pada saat pengisian kembali, kas kecil diisi berdasarkan
jumalh dari keseluruhan bukti transaksi tersebut.
b. Metode Fluktuasi
Adalah suatu metode pencatatan dan pengendalian kas kecil, dimana jumlah kas kecil
akan selalu bertubah karena pengisian kembali kas kecil selalu sama dari waktu ke
waktu. Setiap pengeluaran akan mempergunakan kas kecil harus dicatat (di jurnal)
berdasarkan bukti transaksi yang ada satu per satu.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 87
Contoh:
Pada awal Februari 2016, Manajer Keuangan PT. Mitra Lestari membentuk dana kas kecil yang
akan digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran tunai yang tidak besar jumlahnya dan
sering terjadi. Disepakati, dana kas kecil yang dibentuk sebesar Rp. 1.500.000,- akan diisi
kembali setiap tanggal 1 dan 16 setiap bulannya.
Selama Februari 2016, transaksi PT. Mitra Lestari yang menggunakan kas kecil adalah sebagai
berikut:
4 Feb Pembelian materai dan perangko sebesar Rp, 225.000,-
10 Feb Membayar beban perbaikan kendaraan sebesar Rp. 600.000,-
12 Feb Membeli bensin, solar, dan minyak sebesar Rp. 275.000,-
17 Feb Membayar beban perbaikan gedung kantor Rp. 850.000,-
25 Feb Membeli perlengkapan kantor sebesar Rp. 450.000,-
Buatlah jurnal yang dibutuhan akuntan PT. Mitra Lestari terebut dengan menggunakan metode
imprest dan fluktuatif. Dan hitunglah saldo pada tanggal 1 Maret 2016.
3. Rekonsiliasi Bank
Jika perusahaan menyimpan dananya di bank, setiap bulan pihak bank pasti akan mengirimkan
laporan mengenai arus keluar masuknya dana perusahaan di dalam sartu bulan beserta saldo
akhirnya dalam bentuk rekening koran. Tetapi walaupun perusahaan menerima rekening koran,
perusahaan harus selalu mencatat dan mengetahui arus keluar masuknya dana yang disimpannya
di bank.
Rekonsiliasi bank adalah suatu daftar yang berisi penyebab perbedaan selisih saldo kas antara
catatn perusahaan dan catatan bank.
Secara umum, terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab perbedaan anatara saldo kas
menurut perusahaan dan saldo kas menurut bank, yaitu:
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 88
1. Setoran dalam perjalanan (cash in transit) yaitu uang yang telah diterima perusahaan
tetapi karena berbagai hal belum dapat dikirimkan dan belum diakui sebagai setoran oleh
bank. Jadi, oleh perusahaan sudah terlanjur dicatat sebagai penerimaan kas, tetapi oleh
bank belum dicatat atau diakui.
2. Cek beredar (Outstanding Checks) yaitu yaitu cek yang telah dikeluarkan perusahaan
untuk membayar sesuatu tetapi sampai pada tanggal neraca belum dicairkan oleh
pemegangnya. Itu berarti, oleh perusahaan telah terlanjur diakui sebagai pengeluaran kas,
tetapi oleh bak belum dicatat dan diakui sebagai pengeluaran kas.
3. Cek Kosong (Blank Check) yaitu cek yang telah diterima perusahaan dan terlanjur
diakui sebagai penerimaan perusahaan tetapi pada saat dicairkan ternyata dananya tidak
ada atau kurang. Pada saat cek itu diterima, oleh perusahaan terlanjur diakui sebagai
penerimaan kas, tetapi setelah memperoleh kepastian bahwa cek tersebut tidak ada
dananya harus dikurangkan dari kas perusahaan.
4. Penagihan oleh Bank yang belum diketahui oleh perusahaan. Bank baisanya
menyediakan jasa penagihan untuk nasabahnya. Jika suatu bank melakukan penagihan
untuk nasabahnya dan berhasil, biasanya nasabah baru mengetahuinya setelah menerima
rekening koran.
5. Jasa Giro yaitu bunga yang diberikan kepada nasabah bank atas simpanan uangnya di
dalam suatu bank. Perusahaan baru mengetahuinya setelah menerima rekening koran.
6. Beban Bunga dan Administrasi yaitu beban bunga dan administrasi yang dikenakan
karena menggunakan fasilitas perbankan tertentu. Perusahaan baru mengetahuinya
setelah menerima rekening koran.
7. Kesalahan-kesalahan adalah berbagai kesalahan yang dibuat oleh kedua belah pihak
yang mungkin terjadi. Baik kesalahan yang dibuat oleh perusahaan maupun dari bank.
Contoh:
PT. Doremi menyimpan dananya di Bank Dana Asia (BDA) Cabang Jakarta Selatan. Pada awal
bulan Februari 2016, saat menerima rekening koran dari Bank Dana Asia, akuntan PT. Doremi
melihat perbedaan antara saldo kas di bank menurut catatannya dengan saldo kas menurut
rekening koran. Menurut catatan akuntan saldo kas pada akhir Januari 2016 adalah sebesar Rp.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 89
45.000.000,- sedangkan menurut rekening koran Bank Dana Asia adalah sebesar Rp.
54.500.000,-
Setelah ditelusuri, akuntan perusahaan tersebut menemukan beberapa informasi tambahan yang
terkait dengan perbedaan saldo tersebut, yaitu:
Setoran kas ke bank pada tanggal 31 Januari 2016 sebesar Rp. 15.200.000 belum
dicatat oleh bank (cash in transit)
Tagihan PT. Doremi kepada PT. KLM di Surabaya sebesar Rp. 9.600.000,- yang
dilakukan Bank Dana Asia telah berhasil dan PT. Doremi belum mengetahuinya.
(penagihan oleh bank) +
Pendapatan bunga bank sebesar Rp. 1.200.000,- belum dicatat oleh PT. Doremi (jasa
giro)
Beban administrasi bank sebesar Rp. 300.000,- belum dicatat oleh PT. Doremi
(beban adm bank) -
Cek yang diterima PT. Doremi pada tanggal 25 Januari yang lalu dari PT. DingDong
sebesar Rp. 4.000.000,- ternyata tidak ada dananya. (cek kosong) -
Cek yang telah dikeluarkan PT. Doremi pada akhir bulan Januari yang lalu sebesar
Rp. 13.600.000,- ternyata belum dicairkan oleh pemegangnya. (outstanding check)
Cek sebesar Rp. 7.500.000,- yang diterima oleh PT. Doremi dari PT. Mifasol sebagai
pembayaran piutag pada bulan Januari yang lalu, dicatat oleh akuntan PT. Doremi
sebesar Rp. 2.500.000,- (kesalahan catat PT. Doremi) +
Cek sebesar Rp. 3.500.000,- yang dikeluarkan PT. Doremi pada pertengahan bulan
Januari yang lalu untuk membayar beban perbaikan kendaraan, oleh akuntan
perusahaan dicatat sebesar Rp. 2.500.000,- (kesalahan catat PT.Doremi) -
Berdasarkan data diatas,buatlah rekonsiliasi bank!
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 90
4. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas adalah suatu lapran yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan
digunakan perusahaan dalam suatu periode akuntansi, beserta sumber-sumbernya. Walaupun
terdapat begitu banyak aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan berbagai keunikan
produknya, etapi secara umum semua aktivitas perusahaan dapat dikelompokan dalam tiga
kelompok aktivitas yaitu :
1. Aktivitas operasi, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan upaya perusahaan dalam
menghasilkan produk, sekaligus semua upaya yang terkait dengan penjualan produk dengan
upaya untuk memperoleh laba. Oleh karena itu kegiatan yang mencakup aktivitas ini yaitu :
penjualan produk perusahaan, penerimaan piutang, pendapatan yang diperoleh dari sumber
lain diluar usaha, pembelian barang dagangan, pembayaran beban tenaga kerja, dan
pembayaran beban usaha lainnya.
2. Aktivitas investasi, yaitu aktivitas yang terkait dengan pembelian dan penjualan harta
perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan perusahaan. Seperti
penjualan/pembelian gedung perusahaan, tanah, mesin, gedung, obligasi serta saham
perusahaan lain.
3. Aktivitas pembiayaan, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan usaha untuk mendukung
operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari berbagai sumber beserta
konsekuensinya. Misalnya penerbitan surat hutang, penerbitan obligasi, penambahan saham
baru, pembayaran dividen, pelunasan hutang dan sebagainya. Tetapi secara umum, aktivitas
pembiayaan dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
a. perolehan modal dari pemilik beserta kompensasinya kepada mereka dengan
pengembalian atas investasi mereka
b. pinjaman uang dari kreditor dan pembayaran kembali hutang yang dipinjam
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 91
SUMBER ALIRAN KAS PENERIMAAN PENGELUARAN
Aktivitas Operasi
Penjualan Produk Pembelian Bahan/Barang Dagangan
Pendapatan Lain-lain Pembayaran Beban Tenaga Kerja
Pembayaran Beban Overhead
Pembayaran Beban Pemasaran
Pembayaran Beban Administrasi dan Umum
Pembayaran Beban Lain-lain
Aktivitas Investasi
Penjualan Bangunan Pembelian/Pembangunan Bangunan
Penjualan Mesin Pembelian Mesin
Penjualan Kendaraan Pembelian Kendaraan
Penjualan Tanah Pembelian Tanah
Penjualan Surat Berharga Pembelian Surat Berharga
Dan lain-lain Dan Lain-lain
Aktivitas Pembiayaan
Penerbitan Saham Pembayaran Dividen
Penerbitan Obligasi Pelunasan Obligasi/Promes/Wesel
Penerbitan Promes/Wesel Dan Lain-lain
Dan lain-lain
Berikut ini akan disajikan contoh penyusunan laporan arus kas perusahaan berdasarkan berbagai
informasi yang dapat dikumpulkan dari perusahaan. Contoh pembahasan ini bukanlah suatu
kenik baku, tetapi hanya sebagai suatu pengantar untuk memahami dan memberikan gambaran
yang lebih jelas.
Dalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan untuk tahun 2016, staf akuntansi PT.
Distribusindo (sebuah perusahaan distributor mesin faximile) menyaikan berbagai data yang
diperlukan untuk tujuan tersebut, seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Beban Iklan Rp 28,000,000
Beban Angkut Penjualan Rp 36,000,000
Pembayaran Hutang Usaha Rp 245,000,000
Pembayaran Hutang Bank Rp 120,000,000
Beban Angkut Pembelian Rp 22,000,000
Komisi Waraniaga Rp 18,000,000
Penerimaan Piutang Usaha Rp 294,000,000
Gaji Waraniaga Rp 8,000,000
Gaji Karyawan Administrasi Rp 11,500,000
Pembelian Rp 1,442,000,000
Beban Listrik, Air dan Telpon Rp 9,500,000
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 92
Beban Depresiasi Gedung Rp 17,000,000
Beban Depresiasi Kendaraan Rp 8,500,000
Penjualan Rp 495,000,000
Pendapatan Lain-lain Rp 62,000,000
Pajak Rp 32,000,000
Beban Bunga Rp 6,200,000
Pembelian Kendaraan Rp 320,000,000
Pembelian Gedung dan Tanah Rp 675,000,000
Pembayaran Dividen Rp 450,000,000
Kredit Bank Rp 900,000,000
Penerbitan Saham Baru Rp 600,000,000
Penerbitan Obligasi Rp 500,000,000
Jika Saldo kas pada akhir tahun 2016 berjumlah Rp. 685.000.000,- dan seluruh beban operasi
serta pembelian perusahaan dibayar secara tunai, sedangkan sebanyak 80% dari pendapatan
usahan dan pendapatan diluar usaha dibayar tunai, maka jika dibuat laporan arus kas PT.
Distribusindo untuk tahun 2016 dengan perincian setiap akun adalah sebagai berikut:
Laporan Arus Kas
Keterangan Penerimaan Pengeluaran
Beban Iklan Rp 28,000,000
Beban Angkut Penjualan Rp 36,000,000
Pembayaran Hutang Usaha Rp 245,000,000
Pembayaran Hutang Bank Rp 120,000,000
Beban Angkut Pembelian Rp 22,000,000
Komisi Waraniaga Rp 18,000,000
Penerimaan Piutang Usaha Rp 294,000,000
Gaji Waraniaga Rp 8,000,000
Gaji Karyawan Administrasi Rp 11,500,000
Pembelian Rp 1,442,000,000
Beban Listrik, Air dan Telpon Rp 9,500,000
Penjualan Rp 396,000,000
Pendapatan Lain-lain Rp 49,600,000
Pajak Rp 32,000,000
Beban Bunga Rp 6,200,000
Pembelian Kendaraan Rp 320,000,000
Pembelian Gedung dan Tanah Rp 675,000,000
Pembayaran Dividen Rp 450,000,000
Kredit Bank Rp 900,000,000
Penerbitan Saham Baru Rp 600,000,000
Penerbitan Obligasi Rp 500,000,000
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 93
Jumlah Rp 3,189,600,000.00 Rp 2,973,200,000
Saldo Kas Bersih Rp 216,400,000.00
Saldo Kas, 1 Januari 2016 Rp 685,000,000
Saldo Kas, 31 Desember 2016 Rp 901,400,000.00
Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
1. Metode Langsung
Adalah suatu metode penyusunan laporan arus kas dimana dirinci semua aliran masuk dan aliran
keluar dari aktivitas-aktivitas operasi. Metode langsung menghitung saldo kas operasi dari selisih
antara kas masuk dari pendapatan usaha dengan kas keluar dari beban perusahaan. Sedangkan
arus kas dari aktivitas investasi dan aktivitas pembiayaan dihitung dengan mencari selisih antara
arus kas masuk dengan arus kas keluar pada masing-masing kelompok suber kas tersebut. Arus
kas bersih dari masing-masing kategori dijumlahkan untuk menghasilkan arus kas bersih total,
yang kemudian ditambahkan dengan saldo kas pada awal periode sehingga menghasilkan saldo
kas pada akhir periode tersebut.
2. Metode Tidak Langsung
Adalah suatu metode penyusunan laporan arus kas, dimana dibuat rekonsiliasi antara laba yang
dilaporkan dengan aliran kas. Metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih usaja dan
mengubahnya menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi. Sedangkan arus kas dari aktivitas
investasi dan pembiayaan dihitung dengan mencari selisih antara arus kas masuk dan arus kas
keluar pada masing-masing kelompok sumber kas tersebut. Arus kas bersih dari masing-masing
kategori dijumlahkan untuk menghasilkan arus kas bersih total, yang kemudian ditambahkan
dengan saldo kas pada awal periode sehingga menghasilkan saldo kas pada akhir periode
tersebut.
Contoh:
PT. Lasido sebuah perusahaan konsultan yang berlokasi di Palembang, pada awal tahun 2016
menyajikan laporan keuangan tahun 2016 sebagai berikut:
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 94
Laporan Laba Rugi Pendapatan Rp 500,000,000
Beban-beban:
1. Beban Pemasaran Rp 225,000,000
2. Beban Administrasi dan Umum Rp 125,000,000 Rp 350,000,000
Laba Usaha Sebelum Pajak Rp 150,000,000
Pajak Rp 25,000,000
Laba Usaha Bersih Rp 125,000,000
Dari total beban administrasi dan umum sebesar Rp. 125.000.000,- tersebut, sebanyak Rp.
15.000.000,- merupakan beban depresiasi aktiva tetap.
Laporan Perubahan Laba Ditahan Laba ditahan, 1 Januari 2016 Rp 50,000,000
Laba Usaha Rp 125,000,000
Dividen Rp 75,000,000
Laba ditahan, 31 Desember 2016 Rp 100,000,000
Neraca Aktiva: 1 Januari 2016 31 Desember 2016
Kas Rp 215,000,000 Rp 330,000,000
Piutang Rp 200,000,000 Rp 225,000,000
Aktiva Tetap Rp 100,000,000 Rp 175,000,000
Akum. Depresiasi Aktiva Tetap Rp 15,000,000 Rp 30,000,000
Total Aktiva Rp 500,000,000 Rp 700,000,000
Pasiva:
Utang Usaha Rp 100,000,000 Rp 150,000,000
Obligasi Rp 150,000,000 Rp 250,000,000
Modal Saham Rp 200,000,000 Rp 200,000,000
Laba Ditahan Rp 50,000,000 Rp 100,000,000
Total Pasiva Rp 500,000,000 Rp 700,000,000
Pada tahun 2016, perusahaan menerbitkan lagi obligasi sebesar Rp.100.000.000,- sehingga total
nilai obligasi yang beredar Rp. 250.000.000,-. Dan terjadi pula kenaikan pada nilai total aktiva
tetap menjadi sebesar Rp. 175.000.000,- yang terjadi karena pembelian sebidang tanah sebesar
Rp. 75.000.000,-.
Dari data diatas buatlah laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung dan metode
tidak langsung.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 95
BAB XII
AKTIVA TETAP
1. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. (Haryono Jusup, 2005;
153)
Aktiva tetap adalah aktiva berujud yan berumur lebih dari satu tahun yang dimiliki oleh
perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam perusahaan bukan untuk dijual kembali (Wit &
Erhans, 2000; 82)
Aset tetap adalah aset berwujud yang (Slamet Sugiri, 2009; 137) :
a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penydiaan barang atau jasa, untuk direntalkan
pada pihak lain, atau untuk tujuan administratif
b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
2. Klasifikasi Aktiva Tetap
Aktiva tetap biasanya digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu (Haryono Jusup, 2005; 155):
a. Tanah : seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung perusahaan
b. Perbaikan tanah : seperti jalan-jalan diseputar lokasi perusahaan, tempat parker, pagar dan
saluran air bawah tanah
c. Gedung : seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik dan gudang
d. Peralatan : seperti peralatan kantor, mesin pabrik, peralatan pabrik, kendaraan dan mebel
3. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap
Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.
Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva tetap
dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap untuk digunakan (Haryono Jusup, 2005; 155)
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 96
Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperolehnya dan menyiapkan aktiva tetap tersebut sampai siap digunakan (Wit & Erhans,
2000; 82).
Misal
Sebuah computer merk Dell dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dengan potongan tunai
10 % biaya yang dikeluarkan untuk install computer dan pemasangan hingga siap
digunakan sebesar Rp. 250.000. maka harga perolehan komputer tersebut dapat
dihitung sbb :
Harga beli : 7.500.000
Potongan tunai 10 % : 750.000 –
6.750.000
Biaya install dan pasang : 250.000
Harga Perolehan 7.000.000
Jurnal untuk mencatat perolehan aktiva tetap adalah
Komputer 7.000.000
Kas 7.000.000
Terdapat berbagai cara dalam memperoleh aktiva tetap, yang akan mempengaruhi
penentuan harga perolehan. Berbagai cara tersebut antara lain : pembelian secara tunai;
pembelian kredit; pembelian dengan wesel bunga; pembelian gabungan (dalam satu
paket); membangun sendiri aktiva dan adanya sumbangan dari pihak lain.
DEPRESIASI (PENYUSUTAN)
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya
selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis (Haryono Jusup, 2005;
hal 162).
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset
selama umur manfaatnya.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 97
Depresiasi/ penyusutan bukan merupakan penilaian aktiva tetap tetapi merupakan
proses pengalokasian harga perolehan. Alokasi dilakukan sepanjang umur manfaat
yang dapat berupa periode waktu atau jumlah produksi/unit yang diharapkan akan
diperoleh dari aktiva tetap tersebut.
Akumulasi depresiasi aktiva tetap menggambarkan jumlah depresiasi yang telah
dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun.
a. Akuntansi untuk penyusutan
Terdapat 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusutan :
1. Harga perolehan (cost)
Harga perolehan suatu aktiva meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan
perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
2. Nilai residual atau nilai sisa (residual value / salvage value) Jumlah yang
diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva tersebut tidak digunakan
lagi
3. Masa atau umur manfaat aktiva tetap
Aktiva tetap memiliki masa manfaat terbatas. Keterbatasan tersebut karena
berbagai faktor seperti keausan, kecacatan, kemerosotan nilai, kerusakan (kecuali
tanah)
b. Metode penyusutan
Ada 4 metode penyusutan aktiva tetap yang dikenal secra umum yaitu:
1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
Adalah suatu metode perhitungan depresiasi aktiva tetap dimana setiap periode akuntansi
diberikan beban beban yang sama secara merata. Beban depresiasi dihitung dengan cara
mengurangi harga perolehan dengan nilai sisa dibagi dengan umur ekonomis dari aktiva
tetap tersebut.
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Contoh :
PT. Kimiawindo sebuah perusahaan produsen bahan kimia yang berkedudukan di Jakarta.
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 98
Pada tanggal 1 April 2015 perusahaan membeli sebuah mesin produksi bahan kimia dari
Jepang dengan harga faktur pembelian Rp. 250.000.000,- . biaya pengiriman dari Jepang ke
Jakarta sebesar Rp. 45.000.000,- Bea masuk ke Indonesia sebesar Rp. 50.000.000,- dan
biaya pemasangan mesin sebesar Rp. 15.000.000,- . mesin tersebut diperkirakan dapat
dioperasikan secara ekonomis selama 12 tahun atau 25.000 jam kerja. Dalam tempo 12
tahun tersebut, diperkirakan dapat digunakan untuk menghasilkan bahan kimia sebanyak
30.000 ton. Dan pada akhir tahun ke 12, diperkirakan mesin tersebut dapat dijual dengan
harga Rp. 60.000.000,-
Hitunglah, harga perolehan mesin tersebut, beban depresiasi pertahun dan beban depresiasi
selama tahun 2015.
2. Metode Jam Jasa (Service Hour Method)
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑚 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Beban depresiasi yang dihitung dnegan menggunakan metode ini aka menghasilkan tarif
depresiasi per jam atau persatuan waktu tertentu. Berdasarkan hasil tariff depresiasi tersebut,
beban depresiasi suatu periode dihitung dengan mengalikan tariff tersebut dengan jumlah
jam atau waktu yang digunakan di dalam periode tersebut.
3. Metode Hasil Produksi (Productive Output Method)
Adalah suatu metode perhitungan depresiasi aktiva tetap, dimana beban depresiasi
pada suatu periode akuntansi dihitung berdasarkan berapa banyak produk yang
dihasilkan periode tersebut dengan menggunakan aktiva tetap itu. Semakin banyak
produk yang dihasilkan didalam suatu periode maka semakin besar pula beban
depresiasinya
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐷𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
4. Metode jumlah angka tahun (Sum-of-the-Years-Digits Method)
Metode jumlah angka tahun adalah suatu metode perhitungan depresiasi aktiva tetap, dimana
beban depresiasi pada suatu periode akuntansi dihitung dengan cara mengalikan harga
perolehan ativa tetap yang telah dikurangi dengan nilai sisanya dengan bagian pengurang
yeng setiap tahunnya selalu berkurang
Pengantar Akuntansi, Emi Sukmawati 99
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = (𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑎) 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠
Contoh :
Misalkan pada tahun 2015, PT. Domino membeli sebuah truk dengan harga perolehan
sebesar Rp. 500.000.000,- secara tunai. Kendaraan tersebut direncanakan akan digunakan
oleh perusahaan selama 5 tahun. Pada akhir tahun ke 5, diperkirakan mobil tersebut akan
dapat dijual dengan harga RP. 200.000.000,-.
Hitunglah depresiasinya!.