Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak- puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air kita perlukan untuk proses hidup dalam tubuh kita, tumbuhan dan juga hewan. Sebagian besar tubuh kita, tumbuhan dan hewan terdiri atas air. Air juga kita perlukan untuk berbagai keperluan rumah tangga, pengairan pertanian, industri, rekreasi dan lain- lain. Sumber air dibagi menjadi 4 yaitu : air permukaan, air tanah, mata air, dan juga air hujan. Sumber air yang paling banyak ditemukan adalah air permukaan. Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Salah satu sumber air yang termasuk air permukaan adalah danau/ waduk. Sumber air danau digunakan untuk berbagai pemanfaatan anatara lain adalah sebagai bahan baku air minum, air 1
38

PENGAMATAN WADUK

Dec 10, 2015

Download

Documents

Damon07
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGAMATAN WADUK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang

diketahui sampai saat ini di Bumi. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi.

Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air

sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub

dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan,

sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.

Air kita perlukan untuk proses hidup dalam tubuh kita, tumbuhan dan juga

hewan. Sebagian besar tubuh kita, tumbuhan dan hewan terdiri atas air. Air

juga kita perlukan untuk berbagai keperluan rumah tangga, pengairan

pertanian, industri, rekreasi dan lain-lain. Sumber air dibagi menjadi 4 yaitu :

air permukaan, air tanah, mata air, dan juga air hujan. Sumber air yang paling

banyak ditemukan adalah air permukaan. Air permukaan adalah air hujan yang

mengalir di permukaan bumi. Salah satu sumber air yang termasuk air

permukaan adalah danau/ waduk. Sumber air danau digunakan untuk berbagai

pemanfaatan anatara lain adalah sebagai bahan baku air minum, air irigasi,

pembangkit listrik, perikanan dan sebagainya.

Waduk adalah danau alami atau danau buatan, atau pembendungan sungai

yang bertujuan untuk menyimpan air. Salah satu waduk yang berada di Prov

insi DKI Jakarta adalah waduk Sunter. Waduk Sunter terdiri dari 4 waduk yang

terpisah oleh jalan raya, yaitu Waduk Sunter utara, selatan, barat dan timur.

Pada laporan ini kami akan membahas tentang Waduk Sunter barat yang

terletak di Jalan Danau Sunter Selatan, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan

Tanjung Priok, Jakarta Utara. Waduk Sunter telah mengalami banyak

gangguan, diantaranya proses pendangkalan yang disebabkan oleh proses

pengurukan, sebagai tempat pembuangan sampah.

Perlunya proses pengelolaan air dan pengolahan air, untuk menjaga agar

kualitas dan kuantitas air tetap terjaga dengan baik.

1

Page 2: PENGAMATAN WADUK

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan informasi

tentang Waduk Sunter barat, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah Menganalisis kadar pencemaran

di waduk Sunter barat.

2

Page 3: PENGAMATAN WADUK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Waduk Beserta Pencemarannya

Waduk atau reservoir bertujuan untuk menyimpan air, selain itu fungsi

waduk sebagai tempat rekreasi dan juga sebagai sumber air. Fungsi utama

waduk adalah untuk mengatur sumber air. Waduk terbentuk melalui dua cara,

alami dan secara buatan. Secara alami waduk terbentuk dari hasil letusan

gunung vulkanik atau dari sumber air. Secara buatan biasanya waduk dibuat

untuk menampung cadangan air pada saat musim kemarau, serta sebagai

pencegah banjir saat musim hujan. Jenis-Jenis waduk yaitu:

Waduk lembah

Bendungan juga dibangun di lembah dengan memanfaatkan

topografinya dan mendapatkan air untuk waduk. Bagian pinggir lembah

dimanfaatkan sebagai tembok dan bendungannya terletak di bagian yang

paling sempit, yang biasanya memberikan kekuatan lebih besar dengan

biaya yang lebih rendah. Di banyak tempat, pembangunan waduk lembah

melibatkan pemindahan penduduk dan artifak bersejarah.

Waduk sisi sungai

Waduk sisi sungai dibangun dengan memompa air dari sungai. Air

yang disimpan di waduk seperti ini biasanya diendapkan selama beberapa

bulan agar kontaminanan dan tingkat kekeruhannya berkurang secara

alami.

Waduk pelayanan

Waduk pelayanan adalah waduk yang dibangun dekat dengan titik

distribusi, dengan air yang sudah disterilkan dan dibersihkan. Waduk

pelayanan biasanya dibangun berbentuk menara air yang dibangun di atas

pilar beton di wilayah datar.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk#Waduk_lembah)

3

Page 4: PENGAMATAN WADUK

Waduk / danau memiliki suatu daya tampung terhadap beban pencemaran

air. daya tampung itu sendiri adalah kemampuan air danau dan air waduk

untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air danau

dan air waduk menjadi tercemar (Sumber : Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No. 28 Tahun 2009).

Seiring dengan perubahan zaman, kualitas dan kuantitas air semakin

menurun. Hal ini disebabkan adanya pencemaran di dalam air, padahal air

sangatlah penting bagi seluruh makhluk hidup. Pencemaran air adalah

masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen

lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan

peruntukannya. (Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82

tahun 2001).

Sumber pencemaran air bisa dari berbagai kegiatan yang berlangsung

pada perairan danau juga berpotensi merusak ekosistem akuatik, yaitu:

Penangkapan ikan dengan cara yang merusak sumber daya

(overfishing).

Pembudidayaan ikan dengan keramba jaring apung yang tidak

terkendali sehingga berpotensi pembuangan limbah pakan ikan dan

pencemaran air.

Pengambilan air danau sebagai air baku ataupun sebagai tenaga air

(PLTA) yang kurang memperhitungkan keseimbangan hidrologi danau

sehingga mengubah karakteristik permukaan air danau dan sempadan

danau. (Sumber : Modul Pelatihan Pemantauan Kualitas Kesehatan

Lingkungan (on site rapid assesment), Balai pelatihan Kesehatan

Cikarang, Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Berbagai sumber dan dampak permasalahan tersebut telah merusak

ekosistem akuatik danau dan berpotensi atau telah terjadi pada beberapa danau

atau waduk di Indonesia. Oleh karena itu, pentingnya sebuah pengelolaan dan

pengolahan untuk dilakukan, agar kualitas dan kuantitas lingkungan kita tetap

terjaga dengan baik.

4

Page 5: PENGAMATAN WADUK

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan

fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,

pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian

lingkungan hidup; (Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 1997).

2.2 Persyaratan Kualitas Air

Dalam persyaratan kualitas air, air memiliki mutu dan juga kelas air.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001

tentang pengelolaan kualitas air danpengendalian pencemaran air adalah

kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter

parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-

undanganyang berlaku.

Sementara Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak

untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. Untuk mengetahui apakah air

tersebut memenuhi persyaratan kualitas air atau tidak, maka kita harus

membandingkan kualitas air dengan baku mutu air yang telah ditetapkan.

Dengan diketahuinya kualitas air ini, maka perlu dibandingkan pula dengan

kelas air tersebut

Menurut PP No 82 tahun 2001, klasifikasi mutu air terbagi menjadi empat

yaitu :

Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air minum,

dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama

dengan kegunaan tersebut.

Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain

yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

5

Page 6: PENGAMATAN WADUK

Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi

pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang

sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

mengairi,pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan

mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Untuk menjaga agar kualitas mutu air tetap baik, maka perlu dilakukan

pengendalian mutu air. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor : 45/Prt/1990 tentang Pengendalian Mutu Air Pada Sumber-Sumber

Air. Pengendalian mutu air adah setiap usaha pencegahan dan penanggulangan

proses penurunan mutu air yang disebabkan oleh masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam

sumber-sumber air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau

oleh proses alam, dan atau usaha pemulihannya

Tabel 2.1 kriteria mutu air berdasarkan kelas

6

Page 7: PENGAMATAN WADUK

Sumber :PP 82 Tahun 2001

7

Page 8: PENGAMATAN WADUK

2.3 Penentuan Daya Tampung Air

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2009

Tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau Dan/Atau Waduk. Daya

tampung beban pencemaran air danau dan/atau waduk adalah kemampuan air

danau dan air waduk untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa

mengakibatkan air danau dan air waduk menjadi cemar.

Daya tampung beban pencemaran air pada danau dan/atau waduk ditetapkan

berdasarkan:

Morfologi dan hidrologi;

Status mutu air

Status trofik;

pemanfaatan sumber daya air dan persyaratannya atau baku mutunya;

alokasi beban limbah untuk berbagai sumber dan jenis limbah yang masuk ke

danau dan/atau waduk; dan

zonasi perairan untuk berbagai pemanfaatan.

Hasil dari penetapan daya tampung beban pencemaran air danau dan/atau

waduk adalah :

Penetapan rencana tata ruang daerah tangkapan air danau dan/atau waduk;

Pemberian izin kegiatan yang lokasinya dapat mempengaruhi kualitas air

danau dan/atau waduk.

Pemberian izin pembuangan air limbah yang masuk ke perairan danau dan/atau

waduk.

Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi daya tampung beban

pencemaran air danau dan/atau waduk yaitu:

Morfologi dan hidrologi danau dan/atau waduk.

Kualitas air dan status trofik danau dan/atau waduk.

Persyaratan atau baku mutu air untuk pemanfaatan sumber daya air danau

dan/atau waduk

Alokasi beban pencemaran air dari berbagai sumber dan jenis air limbah yang

masuk danau dan/atau waduk.

8

Page 9: PENGAMATAN WADUK

Sumber : (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2009

Tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau Dan/Atau Waduk.)

2.4 Strategi Pengelolaan Air Danau/Waduk

Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang,

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan

sumber daya buatan. Strategi dan arahan kebijaksanaan pengembangan kawasan 

lindung tersebut meliputi langkah-langkah untuk memelihara dan mewujudkan

kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Pengelolaan ekositem danau/ waduk dapat dilakukan dengan cara :

Penetapan tata ruang ekosistem danau / waduk.

Secara umum perencanaan tata ruang adalah suatu proses penyusunan rencana

tata ruang untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan manusianya

serta kualitas pemanfaatan ruang yang secara struktural menggambarkan

keterikatan fungsi lokasi yang terpadu bagi berbagai kegiatan. Perencanaan tata

ruang dilakukan melalui proses dan prosedur penyusunan serta penetapan

rencana tata ruang berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku

(UU No. 24 Tahun 1992, Pasal 13 ayat 1).

Pengelolaan ekosistem perairan danau / waduk.

Pengelolaan ekosistem perairan danau dilakukan agar kualitas dan kuantitas air

tetap terjaga dengan baik. Selain itu, juga untuk menajga keanekaragaman

hayati yang ada. Danau merupakan habitat bagi sejumlah besar organisme

akuatis dan mendukung keanekaragaman hayati pada wilayah perairan dan

daratan di sekelilingnya. Keanekaragaman hayati ini banyak diantaranya yang

menjadi penopang kehidupan masyarakat setempat penghuni daerah tangkapan

air danau terutama nelayan.

Sistem penangkapan ikan dengan cara yang merusak (misalnya penggunaan

racun ikan dan bahan peledak), serta penangkapan ikan secara berlebihan

dalam menyebabkan menurunya populasi anak ikan yang masih muda sehingga

berakibat pada penurunan keanekaragaman ikan danau. Perubahan fungsi lahan

9

Page 10: PENGAMATAN WADUK

di daerah tangkapan air dan pembangunan jalan di tepian danau dapat berakibat

pada rusaknya keanekaragaman hayati. Demikian juga pembersihan tanaman

air dan reklamasi lahan dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati

perairan danau.

Pemanfaatan sumber daya air danau.

Pemanfaatan sumber daya air danau digunakan untuk keperluan air baku dan

irigasi pertanian, serta sumber daya energi tenaga air (PLTA) memerlukan

kajian daur hidrologi dan neraca air. Pengambilan sumber daya air tersebut

tidak boleh mengganggu keseimbangan hidrologi, karena akan menurunkan

permukaan air danau secara drastis.

Program pemanfaatan sumber daya air danau disusun dalam bentuk master

plan tata guna air, agar kajian tersebut dapat dilaksanakan secara komprehensif,

layak lingkungan dan berjangka panjang.

Selain itu, pemilihan teknologi pengambilan air danau tidak boleh mengganggu

morfologi dan ekosistem perairannya.

Peningkatan partisipasi masyarakat.

Partisipasi masyarakat juga merupakan hal yang penting, karena jika tidak ada

partisipasi masyarakat untuk menjaga lingkungan. Maka kerusakan lingkungan

dapat terjadi.

10

Page 11: PENGAMATAN WADUK

BAB III

METODOLOGI

3.1 Pengambilan Data

Dalam pengamatan ini metode yang data yang digunakan adalah sebagai

berikut :

Data primer

Data primer berupa metode pemantauan lapangan, wawancara, sampling air,

pengukuran kecepatan, debit, kedalaman, sumber pencemar, dan letak inlet serta

outlet.

Data sekunder

Data sekunder berupa BOD, COD, DO, volume air waduk, luas waduk, baku

mutu, dan identitas danau seperti nama waduk, alamat dan peta lokasi waduk

serta sejarah waduk tersebut. Pengambilan data sekunder melalui website

BPLHD dan merujuk pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

Dalam penulisan laporan ini data primer didapatkan dengan metode yang

digunakan sebagai berikut.

1. Metode pemantuan lapangan

Pemantauan di lapangan dilakukan 2 kali yakni

Hari/tanggal : Jumat, 6 Juni 2014

Pemantauan dilakukan di lokasi yang dijadikan tempat wisata.

Hari/tanggal : Jumat 13 Juni 2014

Pemantauan dilakukan di dekat lokasi pintu air.

2. Metode wawancara

Metode wawancara adalah metode pengambilan data primer melalui tanya

jawab singkat kepada penduduk di area sekitar lokasi danau sunter.

3. Metode sampling

Untuk mengetahui kecepatan aliran di daerah pintu air. Metode ini dilakukan

dengan meletakan benda terapung seperti gabus dan dihitung waktu pada jarak

sekitar 1 meter. Kecepatan dihitung dengan jarak per satuan waktu (m/s).

11

Page 12: PENGAMATAN WADUK

Perhitungan debit air dilakukan dengan rumus: Debit (m3/s) = Kecepatan (m/s) x

Luas waduk (m2). Luas waduk didapatkan dari data sekunder yaitu dari BPLHD.

3.2 Pengolahan Data

Setelah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, maka data-data

tersebut dapat diperoleh untuk menghitung :

1. Perhitungan daya tampung beban pencemar air waduk

Perhitungan daya tampung beban pencemar air waduk dilakukan

beberapa tahap dengan berbagai rumus sebagai berikut:

a. Morfologi dan hidrologi waduk

b. Alokasi beban pencemar parameter Pa

c. Daya tampung beban pencemar air parameter Pa pada air waduk

12

Page 13: PENGAMATAN WADUK

Secara umum, maka dapat digambarkan model penentuan daya tampung

pencemar pada waduk.

Gambar 3.1 Model dan Perhitungan Daya Tampung Beban

Pencemaran Air Waduk

(Sumber: Permen LH No 28 Tahun 2009)

13

Page 14: PENGAMATAN WADUK

Berikut lokasi peta Waduk Sunter Barat atau Waduk Sunter I yang

ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.2 Lokasi Peta Waduk Sunter Barat atau Waduk Sunter I

Sumber: https://maps.google.co.id/ (diunduh pada 18 Juni 2014, pkl. 19.00)

14

Page 15: PENGAMATAN WADUK

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dalam laporan ini membahas tentang Waduk Sunter barat yang terletak di

Jalan Danau Sunter Selatan, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok,

Jakarta Utara. Waduk Sunter barat memiliki luas sebesar 36,9 Ha, dan volume air

dalam waduk tersebut sebesar 1.400.000 m3. Kecepatan arus air dari Waduk

Sunter yang diperoleh sebesar 0,08 m/s, sehingga debit air dalam waduk tersebut

sebesar 3.168.000 m3/detik. Kedalaman waduk 3,53 m.

Di daerah sekitar waduk tersebut terdapat, perumahan, restoran, warung, dan

juga hotel. Waduk Sunter merupakan danau buatan yang ditata sedemikian rupa

sehingga memiliki potensi sebagai obyek wisata kota. Tapi kini riwayat danau

sangat menyedihkan, secara perlahan-lahan lahan danau itu semakin menyempit

setelah masuk tangan-tangan jahil yang menguruk bahkan selain itu banyak juga

yang melakukan penebangan pohon, mereklamasi danau, dan mendirikan

pemancingan liar.

Untuk kondisi morfologi waduk, waduk ini mengalami pendangkalan akibat

adanya sampah. Adanya sampah ini disebabkan kurang sadarnya perilaku

masyarakat di pemukiman sekitar atau yang melewati waduk ini terhadap

kelestarian waduk. Tentunya sampah-sampah ini akan mengendap pada dasar

waduk dan pada akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan waduk menampung

air hujan dalam mengatasi permasalahan banjir.

Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data, berikut karakteristik

Waduk Sunter Barat atau Waduk Sunter I yang dijelaskan pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Karakteristik Waduk Sunter Barat

Nama Kecepatan Air Debit Luas Volume Kedalaman

Waduk Sunter

Barat atau

Waduk Sunter I

0,08 m/s 3.168.000

m3/detik

39,6

Ha

1.400.000

m3

3,53 m

Sumber: SLHD DKI Jakarta, 2012 dan data pribadi

15

Page 16: PENGAMATAN WADUK

Berikut lokasi peta Waduk Sunter Barat beserta posisi inlet Waduk Sunter

Barat:

Gambar 4.1 Lokasi Inlet dan Outlet Waduk Sunter Barat atau

Waduk Sunter I

Sumber: https://maps.google.co.id/ (diunduh pada 18 Juni 2014, pkl.19.00)

16

Page 17: PENGAMATAN WADUK

Gambar 4.2 Konsetrasi Detergen Waduk Jakarta Utara tahun 2012

Gambar 4.3 Konsnetrasi BOD Waduk Jakarta Utara tahun 2012

17

Page 18: PENGAMATAN WADUK

Gambar 4.4 Konsnetrasi DO Waduk Jakarta Utara tahun 2012

Berdasarkan rumus penetapan daya tampung beban pencemar pada bab

sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Morfologi dan Hidrologi Waduk Sunter

Barat

Nama Kedalaman rata-rata Laju penggantian air waduk

Waduk Sunter Barat atau

Waduk Sunter I

3,53 m 0,1455 /tahun

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Alokasi Beban Pencemar Parameter

Deterjen, BOD, dan DO

Parameter [Pa]STD [Pa]i [Pa]d

Detergen 200 mg/l 2 mg/l 145,96 mg/l

BOD 500 mg/l 33 mg/l 456 mg/l

DO 30 mg/l 16 mg/l 9 mg/l

18

Page 19: PENGAMATAN WADUK

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemar Air

Parameter Deterjen, BOD, dan DO

Parameter L R La

Detergen 374,88 mg Pa/m2.tahun 0.8 kg 148,5 Pa/tahun

BOD 1171,04 mg Pa/m2.tahun 463,73 Pa/tahun

DO 23,11 mg Pa/m2.tahun 9,15 Pa/tahun

(Hasil perhitungan dapat dilihat selengkapnya pada lembar lampiran).

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data SLHD DKI Jakarta (2012) Nilai indeks pencemar Waduk

Sunter Barat termasuk cemar sedang. Sedangkan nilaialokasi beban pencemar air

pada tiap parameter BOD, COD, dan DO cukup baik. Hal ini menyebabkan nilai

daya tampung beban pencemaran air pada waduk juga cukup baik. Nilai COD,

BOD, dan DO yang masuk dalam kategori cemar sedang (bukan cemar berat)

pada waduk ini menyebabkan nilai alokasi beban pencemar sedang sehingga

berdampak pula pada daya tampung pencemar pada Waduk Sunter cukup baik .

Untuk parameter biologi, Waduk Sunter baik pada bagian inlet dan tengahnya

memiliki nilai kandungan coliform yang rendah. Hal ini disebabkan bahwa

sumber pencemar pada waduk ini bukan berasal dari limbah perumahan seperti

tinja. Rata-rata limbah yang dibuang ialah limbah detergen sehingga

menyebabkan nilai detergen pada waduk masih memenuhi baku mutu yang ada.

Untuk nilai DO, tingginya nilai DO pada Waduk Sunter menunjukkan bahwa

kadar pencemar pada waduk ini masih belum berat. Tingginya nilai DO ini

menunjukkan bahwa rendahnya dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan

anorganik yang dapat meningkatkan kadar oksigen dalam air. Kadar H2S dan

phospat juga hampir tidak terdeteksi di area ini.

Berdasarkan data SLHD DKI Jakarta (2012) Nilai indeks pencemar Waduk

Sunter Barat termasuk cemar sedang. Data ini sesuai dengan data hasil

pengamatan karena dari hasil perhitungan yang didapat diketahui bahwa kadar

19

Page 20: PENGAMATAN WADUK

bahan pencemar masih cukup rendah sehingga tergolong ringan. Hal ini

ditunjukkan pada beberapa parameter pencemar air pada Waduk Sunter Barat

sebagian besar tidak terlalu melebihi baku mutu. Baku mutu yang digunakan

merupakan baku mutu kelas 3 pada PP No 82 Tahun 2001. Baku mutu kelas 2

dipilih karena air waduk ini karena juga digunakan sebagai daerah rekreasi air dan

sumber air baku, penampung air, resapan air, irigasi, tambak ikan serta

penanggulangan banjir.

Berdasarkan hasil pengamatan, secara keseluruhan nilai indeks pencemar

pada waduk ini masuk kategori cemar sedang (gambar 4.5). Jika dibandingkan

dengan nilai indeks pencemar waduk atau situ di Jakarta Barat, maka Waduk

Sunter Barat termasuk lebih baik daripada waduk lainnya di Jakarta Utara.

domestik pemukiman sekitar.

Gambar 4.5 Indeks Pencemaran Waduk Jakarta Utara tahun 2012

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diarea pinggiran waduk

terdapat sampah yang menimbun sehingga berpotennsi menyebabkan

pendangkalan pada waduk ini.

20

Page 21: PENGAMATAN WADUK

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Waduk Sunter Barat merupakan waduk buatan yang memiliki fungsi

sebagai penyimpanan air, tempat rekreasi dan peternakan ikan.

2. Waduk sunter memiliki kecepatan rata-rata 0.08 m/detik, debit sebesar

3.168.000 m3/detik, luas waduk sebesar 39,6 Ha, volume waduk

sebesar 1.400.000 m3, dan kedalaman rata-rata waduk ini ialah 3,53 m.

3. Berdasarkan data SLHD DKI Jakarta, nilai indeks pencemar Waduk

Sunter Barat termasuk cemar sedang.

4. Adanya detergen di waduk sunter disebabkan adanya buangan limbah

domestik dari pemukiman yang menjadi sumber air bagi waduk ini.

5. Nilai COD, BOD, dan DO yang masuk dalam kategori cemar sedang

(bukan cemar berat) pada waduk ini menyebabkan nilai alokasi beban

pencemar cukup baik.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan pengawasan secara rutin agar Waduk Sunter dapat

dimanfaatkan sesuai peruntukannya dan tidak ada buangan limbah yang

masuk sehingga tidak mengurangi kualitas dan kuantitas air.

2. Dalam menjaga kualitas lingkungan diperluhkan kerjasama dari

berbagai pihak baik pemerintah, lembaga non pemerintah dan anggota

masyarakat di daera tersebut.

2. Data parameter pencemaran sebaiknya merupakan data terbaru sehingga

hasil yang didapat lebih menggambarkan kondisi danau pada saat ini.

21

Page 22: PENGAMATAN WADUK

Daftar Pustaka

Badan Pengelola Lingkungan Hidup Provinsi Daerah Khusus Ibukota DKI

Jakarta. 2012. Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Daerah Khusus

Ibukota DKI Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 28 Tahun 2009 tentang Daya

Tampung Beban Pencemaran Air Danau /Atau Waduk.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/Prt/1990 tentang Pengendalian

Mutu Air Pada Sumber-Sumber Air

PP Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 28 Tahun 2009

PP No 35 Tahun 1991 tentang Sungai.

PP No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997

Wijana, Nyoman. 2010. Penentuan Kualitas Air Danau Batur Melalui Indeks

Pencemaran Biologik dan Non Biologik. Jurnal Bumi Lestari Volume 10 No

2, Agustus 2010.

Susanti, Ira Tri, Setia Budi Sasongko, dan Sudarno. 2012. Seminar Nasional

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Kualitas Air Waduk

Manggar Sebagai Sumber Air Baku Kota Balikpapan.

http://www.artikellingkunganhidup.com/5-macam-sumber-air.html (diakses pada

18 Juni 2014, pkl. 19.00)

http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk#Waduk_lembah(diakses pada 18 Juni 2014,

pkl. 19.00)

https://docs.google.com/document/d/

1r1cnAD_NWNbgqyQTXA6QjUems_uzjtPQ0yknG9u7CYo/edit?pli=1

(diakses pada 18 Juni 2014, pkl. 19.00)

https://maps.google.co.id/ (diakses pada 18 Juni 2014, pkl. 19.00)

22

Page 23: PENGAMATAN WADUK

Lampiran

Gambar 1. Danau Sunter, Kemayoran Jakarta

Gambar 2. Terlihat banyak sampah dan Para Pemancing dipinggiran Danau

Sunter 2, Kemayoran Jakarta

23

Page 24: PENGAMATAN WADUK

Gambar 3. Letak Danau Sunter yang berada di pinggir jalan raya

Gambar 4. Penulis (Adzra, Meitra, Manda, Haekal) di Danau Sunter,

Kemayoran Jakarta

24

Page 25: PENGAMATAN WADUK

Gambar 5. Pintu Air Waduk Sunter

Gambar 6. Inlet (1) Waduk Sunter

25

Page 26: PENGAMATAN WADUK

Gambar 7. Inlet (2) Waduk Sunter

Perhitungan:

1. Morfologi dan hidrologi danau dan/atau waduk

Ž = 100 x V / A …………………………………………………(1)

Ž : Kedalaman rata-rata danau dan/atau waduk (m)

V : Volume air danau dan/atau waduk (juta m3)

A : Luas perairan danau dan/atau waduk(Ha)

Ž = 100 x V / A

= 100 x (1.400.000 m3/ 39,6 Ha)

= 3,53 m

ρ = Qo / V ........................................................................... (2)

ρ : Laju penggantian air danau dan/atau waduk(1/tahun)

Qo : Jumlah debit air keluar danau (juta m3 / tahun), pada tahun kering

ρ = Qo / V

= 3.168.000 m3/detik / 1.400.000 m3

= 0,1455 /tahun

26

Page 27: PENGAMATAN WADUK

2. Alokasi beban pencemaran parameter Pa

[Pa]STD = [Pa]i + [Pa]DAS + [Pa]d ........................................ (3)

[Pa]d = [Pa]STD - [Pa] i - [Pa]DAS .................................... (4)

[Pa]STD : syarat kadar parameter Pa maksimal sesuai Baku Mutu Air atau

Kelas Air (mg /m3)

[Pa]i : kadar parameter Pa hasil pemantauan danau dan/atau waduk

(mg/m3)

[Pa]DAS : jumlah alokasi beban Pa dari daerah aliran sungai (DAS) atau

daerah tangkapan air (DTA), (mg/m3)

[Pa]d : alokasi beban Pa limbah kegiatan pada peraian danau dan/atau

waduk (mg /m3)

Asumsi [Pa]DAS = 11 mg/l

[Pa]STD = 500 mg/l

BOD [Pa]STD = [Pa]i + [Pa]DAS + [Pa]d

500 mg/l = 33 mg/l + 11 mg/l + [Pa]d

BOD [Pa]d = 456 mg/l

Asumsi [Pa]DAS = 52 mg/l

[Pa]STD = 200 mg/l

Detergen [Pa]STD = [Pa]i + [Pa]DAS + [Pa]d

200 mg/l = 0.02 mg/l + 54 mg/l + [Pa]d

Detergen [Pa]d = 145,98 mg/l

Asumsi [Pa]DAS = 2 mg/l

[Pa]STD = 30 mg/l

DO [Pa]STD = [Pa]i + [Pa]DAS + [Pa]d

30 mg/l = 16 mg/l + 5 mg/l + [Pa]d

DO [Pa]d = 9 mg/l

3. Daya tampung beban pencemaran air parameter Pa pada air danau dan/atau

waduk

27

Page 28: PENGAMATAN WADUK

L = Δ [Pa]d Ž ρ / (1- R) ..................................................... (5)

R = 1 / (1 + 0,747ρ0,507) ...................................................... (6)

La = L x A /100 = Δ [Pa]d A Ž ρ /100 (1- R) ...................... (7)

L : daya tampung limbah Pa per satuan luas danau dan/atau waduk

(mg Pa/m2. tahun)

La : jumlah daya tampung limbah Pa pada perairan danau dan/atau

waduk (kg Pa/tahun)

R : total Pa yang tinggal bersama sedimen

R = 1 / (1 + 0,747ρ0,507)

= 1/ (1+ 0,747 x 0,1455 0,507)

= 0,78 kg

BOD L = Δ [Pa]d Ž ρ / (1- R)

= 456 mg/l x 3,53 m x 0,1455/tahun / (1 – 0,8)

= 1171,04 mg Pa/m2.tahun

BOD La = L x A /100

= 1171,04 mg Pa/m2.tahun x 39,6 Ha/100

= 463,73 Pa/tahun

Detergen L = Δ [Pa]d Ž ρ / (1- R)

= 145,98 mg/l x 3,53 m x 0,1455/tahun / (1 – 0,8)

= 374,88 mg Pa/m2.tahun

Detergen La = L x A /100

= 374,88 mg Pa/m2.tahun x 39,6 Ha/100

= 148,5 Pa/tahun

DO L = Δ [Pa]d Ž ρ / (1- R)

= 9 mg/l x 3,53 m x 0,1455/tahun / (1 – 0,8)

= 23,11 mg Pa/m2.tahun

DO La = L x A /100

= 23,11 mg Pa/m2.tahun x 39,6 Ha/100

= 9,15 Pa/tahun

28