pengamatan penyakit perkebunan cengkeh. IPB.

L/O/G/O

Survei Lapang Terhadap Gejala Penyakit pada Tanaman Cengkeh

(Syzygium aromaticum L. Merr. & Perr.) di Perkebunan Rakyat Desa Cibunian,

Kec. Pamijahan Bogor, Jawa Barat

www.themegallery.com

Oleh : KELOMPOK 1M. Rizwan (A34052664)

Maeniwati R. (A34080054)Imam M Luthfi (A34080096)

Desni Roha Miriam S (A34080104)


Pendahuluan

• Cengkeh (Syzygium aromaticum L. Merr. & Perr.) merupakan tanaman asli indonesia yang berasal dari kepulauan Indonesia, tepatnya di Maluku : Ternate, Tidore, Motir, Makian dan Bacan.

• Memiliki banyak kegunaan, pada tahun 1715 M digunakan sebagai rempah- rempah yang memiliki harga yang tinggi.


Pendahuluan(lanj..)

• Indonesia merupakan negara dengan produsen dan sekaligus juga konsumen cengkeh terbesar di dunia.

• Di Indonesia, cengkeh digunakan sebagai bahan baku industri rokok kretek, selain itu dipakai sebagai bahan minyak dan obat-obatan.

• Pemantauan terhadap OPT sangat penting karena dapat berpengaruh pada produksi hasil.


Sejarah dan asal-usul komoditas tanaman cengkeh

Cosmos Indocoplantus (biarawan Mesir) pada tahun 547 secara tegas menyatakan bahwa cengkeh berasal dari Tiongkok dan Thailand (Deinum,1949)

Tetapi Nicolo conti seorang saudagar Venesia, orang pertama yang membuka tabir rahasia asal rempah-rempah termasuk cengkeh menyebutkan asal dari cengkeh adalah daerah Banda di Indonesia (Ridley 1912).

Pendapat ini didukung dari banyak ahli yang menyatakan cengkeh berasal dari gugusan-gugusan pulau Ternate, Tidore, Roti, Makian dan Bacan di kepulauan Maluku


Sejarah penanaman komoditas cengkeh di Indonesia

Perkembangan tanaman cengkeh dimulai sejak Portugis pertama kali sampai ke Maluku sebagai daerah asal penghasil cengkeh pada tahun 1715

Pada tahun 1932 pemerintah Hindia Belanda memasukan lagi cengkeh ke Indonesia yang berasal dari Zanzibar, di tanam di bogor, Bengkulu, Bukit tinggi dan Loba (Ambon).

Selanjutnya dari pohon-pohon ini bibitnya ditebarkan di beberapa tempat di Jawa seperti Madang Jawa Barat, Selokaton Jawa Tengah yang dikenal sebagai bibit cengkeh tipe Zanzibar


Negara-Negara Penghasil Cengkeh Dunia, 2002 dan 2007

Catatan: Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate Statistic of Indonesia) 2004-2006 dan 2007-2009: Cengkeh/Clove, Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal

Perkebunan

No Negara2002 2007

Dalam ton % Dalam

ton %

1 Indonesia 79,009* 72,9 84,404* 75,3

2 Madagaskar 15,600 14,4 10,000 9,03 Tanzania 10,000 9,2 9,900 8,9

4 Srilangka 1,500 1,4 3,070 2,8

5 Komoro 1,000 0,9 2,500 2,2

6 Lainnya 1,271 1,2 2,020 1,8

Dunia 108,380 100,0 111,894 100,0


Tujuan

Mempelajari dan mengamati permasalahan OPT secara langsung

Mempelajari dan mengamati gejala penyakit yang menyerang areal

pertanaman

Menghitung insidensi penyakit, severitas penyakit, dan analisis

ekonomi pada pertanaman cengkeh


Tempat dan Waktu survei

Tempat : Pengamatan lapang dilakukan di perkebunan cengkeh

Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor,

Jawa Barat

Minggu, 13 Maret 2011


Metode Pengamatan

Metode yang digunakan adalah metode acak dengan cara mengidentifikasi langsung gejala yang terlihat terhadap tiga puluh tanaman contoh.

Dilakukan scoring terhadap gejala yang terlihat pada tanaman yang meliputi batang, daun, akar dan tajuk tanaman.

Pengamatan mikroskopis di laboratorium pendidikan departemen Proteksi Tanaman IPB.


Masalah penyakit pada komoditas cengkeh

Cacar Daun Cengkeh

Karat Merah

Bercak Daun Besar4

1

2

3

Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh

5 Embun Jelaga

Jamur upas6


Hasil Pengamatan

Tabel serangan penyakit yang teridentifikasiNomortanaman

Karat merah BPK Jamur upas Embun jelaga

% Skor % Skor % Skor % Skor

1 35 4 10 3 20 3 3 1 2 25 3 15 3 40 4 10 2 3 25 3 15 3 40 4 5 1 4 30 4 15 3 30 4 10 2 5 35 4 20 3 40 4 5 1 6 35 4 15 3 40 4 0 0 7 25 3 10 2 30 4 5 1 8 20 3 15 3 25 3 15 3 9 15 3 10 2 25 3 3 110 15 3 5 1 20 3 5 111 20 3 15 3 45 4 0 012 20 3 5 1 30 4 3 113 15 3 15 3 30 4 9 214 15 3 20 3 20 3 3 115 15 3 20 3 20 3 7 2


Hasil Pengamatan

Tabel serangan penyakit yang teridentifikasiNomortanaman

Karat merah BPK Jamur upas Embun jelaga

% Skor % Skor % Skor % Skor

16 25 3 5 1 45 4 0 017 25 3 10 2 30 4 5 118 15 3 10 2 25 3 4 119 25 3 20 3 35 4 5 120 30 4 10 2 25 3 0 021 30 4 5 1 20 3 5 122 30 4 0 0 25 3 9 223 35 4 5 1 20 3 7 224 20 3 0 0 20 3 8 225 30 3 0 0 25 3 5 126 25 3 10 2 20 3 5 127 25 3 10 2 25 3 0 028 20 3 5 1 35 4 10 229 25 3 5 1 40 4 6 230 15 3 5 1 25 3 5 1


Pembahasan

• Perkebunan cengkeh yang di amati terletak di desa Cibunian, Kec. Pamijahan, Bogor Barat pada ketinggian < 900 m dpl, luas areal perkebunan ± 8 ha.

• Jenis tanaman Zanzibar• Status kepemilikan dan

pengelolaan oleh warga setempat.


Pembahasan

Penyakit yang Teridentifikasi di Lapang


1. Penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh

Kehilangan hasil akibat penyakit BPKC pada tahun 1985 diperkirakan sebanyak 10-15 %. Kejadian Penyakit (KP) BPKC = 90%Keparahan Penyakit (SP) BPKC = 48.3%

Bakteri Pseudomonas syzygii yang penularannya dapat disebabkan oleh vektor serangga Hindola fulfa. Pola penyebaran penyakit ini umumnya mengikuti arah angin.

Gejala serangan berupa gugurnya daun dan ranting pada pucuk (mati bujang). Kadang-kadang percabangan atau seluruh tanaman layu mendadak dan mengakibatkan daun menjadi kering


2. Karat Merah

Kejadian Penyakit (KP) Karat Merah= 100%

Keparahan Penyakit (SP) Karat Merah = 81.67%

Disebabkan oleh ganggang hijau Cephaleuros virescens umumnya berkembang pada musim hujan dan tidak menimbulkan kerugian yang besar.

Gejalanya berupa bercak merah berdiameter 1-2 mm, bercak berbentuk bulat atau membulat dan berwarna cokelat tua dengan tepi merah yang jelas.


3. Embun Jelaga

Kejadian Penyakit (KP) Embun Jelaga = 83.33%

Keparahan Penyakit (SP) Embun Jelaga = 30%

Jamur Capnodium sp. dan Limacinula samoensis. Jamur tersebut hidup pada kotoran serangga Coccus viridis Green (kutu daun) yang menempel pada daun.

Gejala berupa lapisan berwarna abu-abu kehitaman pada permukaan daun. Pada serangan berat, lapisan hitam akan menutup permukaan daun, tangkai daun, dan ranting.


4. Jamur upas

Kejadian Penyakit (KP) Jamur Upas= 100%

Keparahan Penyakit (SP) Jamur Upas = 86.67%

Jamur upas disebabkan oleh cendawan patogen Upasia salmonicolor

Pada permukaan cabang dan ranting yang sakit terdapat benang-benang jamur putih mengkilat, kemudian jamur akan membentuk kerak warna merah jambu yang merupakan ciri khas gejala dari jamur upas.


Hasil Produksi

Hasil produksi bunga basah sebanyak 2 000 kg (seharusnya dihasilkan minimal sebanyak 3 200 kg) sehingga perkebunan tersebut mengalami kehilangan hasil sebanyak 1200 kg.

Harga jual rata-rata berkisar Rp 50 000/kg untuk bobot kering sedangkan untuk bobot basah berkisar Rp 35 000/kg.


Pengendalian

Di pertanaman cengkeh yang kami survei, tidak ada pengendalian yang signifikan dilakukan oleh pemilik lahan.Pengendalikan yang dilakukan hanya sebatas pengendalian preventif.Pengendalian berupa pemupukan yang cukup diawal menanam,Setelah tanaman dibiarkan hingga panen.


Kesimpulan

n

Tanaman cegkeh merupakan tanaman asli Indonesia.

Kejadian Penyakit dapat berkolerasi terhadap penurunan hasil panen.

Ada empat penyakit yang teridentifikasi di lapang yaitu penyakit bakteri pembuluh kayu cengkeh (BPKC), karat merah, embun jelaga, dan jamur upas.

Kejadian penyakit (KP) yang terparah adalah pada penyakit jamur upas dan karat merah sebesar 100%. Sedangkan keparahan penyakit (SP) yang paling banyak adalah jamur upas sebesar 86.67%.

L/O/G/O


Terima Kasih!


Tanya Jawab

• Yunian : KP pada jamur upas cukup tinggi, pengendalian yang efektif untuk penyakit tersebut bagaimana?

• Adnan : pemupukan pada tanaman cengkeh yang baik seperti apa, dan tanaman tersebut pada umur berapa baik untuk dilakukan pemupukan ?

pengamatan penyakit perkebunan cengkeh. IPB.

Documents