Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin maju. Pengetahuan manusia akan beberapa hal pun bertambah. Hal ini yang mendasari para peneliti melakukan penelitian terhadap beberapa jenis makhluk hidup yang berukuran kecil atau biasa disebut dengan mikroorganisme dengan ketersediaan peralatan teknologi yang memadai. Salah satu jenis kehidupan yang diamati adalah jamur (fungi). Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof, fungi atau jamur ada yang bersel satu dan ada juga yang multiseluler. Yang bersel banyak tubuhnya berbentuk benang disebut hifa dan bercabang-cabang membentuk miselium. Jamur (fungi) banyak kita temui disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama dimusim hujan, karena jamur menyukai habitat yang lembab. Beberapa ahli membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).
37

pengamatan jamur

Dec 28, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pengamatan jamur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

semakin maju. Pengetahuan manusia akan beberapa hal pun bertambah. Hal ini yang

mendasari para peneliti melakukan penelitian terhadap beberapa jenis makhluk hidup

yang berukuran kecil atau biasa disebut dengan mikroorganisme dengan ketersediaan

peralatan teknologi yang memadai.

Salah satu jenis kehidupan yang diamati adalah jamur (fungi). Jamur adalah organisme

yang tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof, fungi atau jamur ada yang bersel

satu dan ada juga yang multiseluler. Yang bersel banyak tubuhnya berbentuk benang

disebut hifa dan bercabang-cabang membentuk miselium.

Jamur (fungi) banyak kita temui disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama dimusim

hujan, karena jamur menyukai habitat yang lembab. Beberapa ahli membagi jamur

menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir

(yeast).

Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk

filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan

menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur

dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval.

Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem pembulu

seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti benang, bersel

banyak, dan semua bagian dari jamur memiliki potensi untuk tumbuh. Karena jamur

tidak mempunyai klorofil yang berarti jamur tidak bisa memasak makanannya sendiri,

maka jamur memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari makhluk hidup yang telah mati

maupun yang masih hidup.

Page 2: pengamatan jamur

Oleh karena itu, hal yang melatarbelakangi percobaan ini ialah agar praktikan dapat

memahami dan mengerti tentang fungi dan dapat membedakan jamur yang yeast dan

jamur yang mold.

1.2 Tujuan percobaan

a. Mengetahui ciri-ciri jamur

b. Mengetahui hasil pembesaran pada mikroskop

c. Mengetahui jenis jamur yang terdapat pada roti yang dibawa

Page 3: pengamatan jamur

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jamur (fungi) adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal,

eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual.

Dalam dunia kehidupan jamur (fungi) merupakan kingdom tersendiri, karena cara

mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui

absorpsi. Sebagian besar tubuh jamur (fungi) terdiri dari benang-benang yang disebut

hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat

dibedakan atas miselium vegetative yang berfungsi menyerap nutrient dari lingkungan,

dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi (Gandjar, 1999).

Jamur (fungi) tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa

benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Jamur (fungi) dibedakan

menjadi dua golongan yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kapang (mold)

merupakan jamur (fungi) yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir

(yeast) merupakan jamur (fungi) bersel tunggal dan tidak berfilamen. Jamur (fungi)

merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan,

yaitu;

a. Tidak mempunyai klorofil

b. Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda.

c. Berkembang biak dengan spora.

d. Tidak mempunyai batang, cabang, akar dan daun.

e. Tidak mempunyai sistem vesicular seperti pada tanaman.

f. Bersifat multiseluler.

(Gandjar, 1999).

Jamur (fungi) ada yang bersifat parasit dan ada yang bersifat saprofit. Jamur (fungi)

digolongkan bersifat paarasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya jamur

(fungi) tersebut mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya. Sedangkan, jamur

(fungi) digolongkan bersifat saprofit apabila dalam memenuhi kebutuhan makannya

jamur (fungi) tersebut mengambil dari benda mati dan tidak merugikan benda itu

sendiri. Jamur (fungi) dapat mensitetis protein dengan mengambil sumber karbon dari

Page 4: pengamatan jamur

karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa, atau maltose), sumber nitrogen dari bahan

organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa jamur (fungi)

yang dapat mensitetis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan

sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensitetis sendiri sehingga harus mendapatkan

dari substrat, misalkan dari substrat, misalkan tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 1994).

Baik jamur yang tingkat rendah maupun jamur yang tingkat tinggi umumnya

mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang-cabang yang disebut

miselium, atau berupa kumpulan benang-benang yang padat menjadi satu. Hanya

golongan ragi (sacharomycetes) yang tubuhnya berupa sel-sel tunggal. Ciri kedua

adalah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotof. Sifat ini

menguatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi

(Waluyo,2005)

Golongan jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh melebihi

jumlah spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan pendapat yang

menyeluruh diantara para ahli taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan

tumbuh-tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi, oleh karena itu disebut

tumbuhan tallus (tallophyta), lengkapnya thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang

adalah thallophyta yang berkrolofil.

Jamur berkembang biak secara vegetative dan generative dengan berbagai macam

spora. Macam-macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan adalah;

a. Spora yang biasanya terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu

berkelompok-kelompok kecil, masing-masing mempunyai membran serta inti

sendiri. Sel tempat terjadinya spora ini disebut sporangium dan sporanya disebut

sporangiospora.

b. Konidiospora yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah.

Didalam hal ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut konidiospora atau konidia

saja, sedang tangkai pembawa konidia disebut konidiosfor.

c. Pada beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat membesar serta berdinding

tebal, bagian itu merupakan alat membesar atau berdinding tebal, bagian itu

merupakan alat pembiak yang disebut klamidiospora (spora yang berkulit tebal).

Page 5: pengamatan jamur

d. Jika bagian-bagian miselium tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka

bagian-bagian ini disebut artospora (serupa batu bata), oidiospora atau oidia (serupa

telut) saja.

(Waluyo, 2005)

Kebanyakan spesies jamur dapat membiak secara vegetative maupun secara generative.

Pembiakan generative atau secara seksual dilakukan dengan isogamate atau dengan

heterogamate (arisogamet). Pada beberapa spesies perbedaan morfologi antara jenis sel

kelamin itu belum nampak sehingga semuanya kita sebut isogamate, kadang-kadang

kita beri tanda pengenal (+) dan (–), untuk membedakan jenisnya. Pada beberapa

spesies lain tampak adanya perbedaan mengenai besar kecilnya gamet-gamet, sehingga

untuk itu ada penyebutan mikrogamet (sel kelamin jantan) dan makrogamet (sel kelamin

betina). Didalam keadaan yang serba optimum, maka jamur membiak dengat cepat

sekali, hanya kekeringanlah merupakan faktor pembatasbagi pertumbuhannnya

(Waluyo, 2005).

Beberapa fungi, meskipun sapiofitik dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu

tumbuh denagn subur disitu sebagai parasit. Sebagai parasit mereka menimbulkan

penyakit pada tumbuhan dan hewan termasuk manusia. Akan tetapi diantara 500.000

spesies cendawan, hanya kurang lebih 100 yang patogenik terhadap manusia. Kematian

infeksi oleh cendawan selain penyakit kulit sangat tinggi. Hal ini boleh jadi disebabkan

oleh diagnosis yang terlambat atau yang salah selama penyakit itu menjalar atau karen

tidak tersedianya antibiotik. Antibiotik non-toksik yag secara medis tepat guna. Banyak

cendawan patogenik misalnya Hitoplasma Capsulatum, yang menyebabkan

hitoplasmosis (infeksi mikosis pada sistem retikolendotelium yang meliputi banyak

organ). Dapat juga hidup sebagai saprofit, fungsi seperti itu menujukkan dimorfisme,

artinya mereka dapat ada dalam bentuk uniseluler seperti halnya khamir ataupun dalam

bentuk bening (filamen) seperta halnya kapang. Fase-fase khamir timbul bilamana

organisme itu hidup sebagai parasit atau patogen dalam jaringan, sedangkan bentuk

kapang bila organisme itu merupakan saprofit dalam tanah atau dalam medium

laburatorium. Identifikasi laburatorium untuk cendawan-cendawan patogenik acapkali

tergantung kepada dapat atau tidaknya dimorfisme ini dipertunjukkan (Waluyo, 2005).

Page 6: pengamatan jamur

Cendawan dapat bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntungkan

dibandingkan dengan jasad-jasad renik lainnya lebih kurang mampu. Sebagai contoh,

khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium berisikan

konsentrasi gula yang dpat mebghambat kebanyakan bakteri. Demikian pula, kapang

dan khamir umumnya dapat bertahan terhadap keadaan yang lebih asam daripada

kebanyakan mikroba yang lain (Pelczar, 2008)

Jamur adalah kelompok organisme eukariota, dan dimasukkan kelompok ini karena sel-

selnya sudah memiliki membran inti sel. Ciri-ciri jamur yaitu, selnya eukariotik, bentuk

tubuhnya ada uniseluler dan multiseluler. Tidak memiliki klorofil , cara hidupnya

adalah hidup sebagai tumbuhan heterotrof, memiliki dinding sel yang disebut kitin, dan

dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Jamur dibagi menjadi enam divisi,

yaitu:

a. Myxomycota (sudah bukan merupakan kelompok jamur)

b. Oomycota (sudah bukan merupakan kelompok jamur)

c. Zygomycota

Ciri-ciri jamur         : Hifa tidak bersekat

Reproduksi             : Seksual          : Dengan perkawinan hifa

Aseksual        : Dengan spora vegetatif dan fragmentasi miselium

Contoh          : Rhyzopus oryzae

d.  Ascomycota           

Ciri-ciri jamur         : Hifa bersekat, sporanya bernama askospora

Reproduksi             : Seksual          : Pembetukkan askospora

                                 Aseksual        : Membentuk konidia spora dan tunas

Contoh                   : Neuspora crassa (jamur oncom)

e. Basidiomycota       

Ciri-ciri jamur        : Hifa bersekat, tubuh berbentuk, dapat dilihat tanpa mikroskop

Reproduksi             : Seksual          : Dengan perkawinan hifa

                                 Aseksual        : Spora konidia

Contoh                   : Auricolasia polythica

f. Deuteromycota      

Ciri-ciri jamur        : Hifa bersekat, tidak memiliki alat reproduksi seksual

Reproduksi             : Aseksual        : Dengan konidia

Contoh                   : Chladosporium ( yang menyebabkan penyakit kulit )

Page 7: pengamatan jamur

( Waluyo, 2005)

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik. Jamur ada yang tergolong mikrobia

ada juga yang tidak. Jamur yang tergolong mikrobia contohnya adalah khamir dan

jamur benang atau molds. Khamir  adalah jamur yang tumbuh dalam bentuk uniseluler

dan biasanya memperbanyak diri dengan cara tunas. Jamur ini tersebar di alam, dapat

ditemukan di tanah, debu, serta buah, dan daun pada banyak tanaman. Nampak seperti

permukaan buih atau sedimen tebal pada jus buah dan cairan saccharine ( Waluyo,

2005).

Contoh jamur yang kedua adalah jamur benang atau molds. Molds adalah jamur

berfilamen yang bersifat parasit dan berkembak biak dengan spora seksual dan aseksual.

Merupakan suatu kelompok heterogenis yang besar dari suatu tumbuhan, seperti

organisme yang membentuk subdivisi Thallophyta. Contoh molds adalah Rhizopus sp,

Penicillium sp, Aspergillus sp, dan Monilia sp (Dwidjoseputro, 1994).

Salah satu makhluk hidup yang memiliki daya reproduksi tinggi adalah fungi. Fungi

merupakan kelompok mikrobia eukariotik heterotrofik yang tersebar luas di alam dan

bersifat saprofit. Pembagian fungi didasarkan atas sifat khas struktur dan cara

reproduksinya, yaitu Zigomycetes, Ascomycetes, Basydiomycetes, dan Deutromycetes

(Dwidjoseputro, 1994).

Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang

paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukurannya,

berkisar antara 1 sampai 5 µm lebarnya dan panjangnya dari 5 sampai 30 µm atau lebih.

Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola.

Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni

terdapat variasi yang dalam hal ukuran dan bentuk-bentuk sel-sel individu, tergantung

kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ

penggerak lainnya (Pelczar, 2008).

Tubuh atau talus suatu kapang pada dasar nya terdiri dari sua bagian, yaitu miselium dan

spora (sel resisten, istirahat, atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa

Page 8: pengamatan jamur

gilamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10 µm, dibandingkan

dengan sel bakteri yang berdiameter 1 µm (Pelczar, 2008).

Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama. Ada tiga macam morfologi hifa,

yaitu:

1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.

2. Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-

sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori di tengah-tengah yang

memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari ruang ke ruang yang

lainnya. Sungguhpun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu

membran sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya

dinamakan sel.

3. Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan

lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.

(Pelczar, 2008)

Miselium dapat vegetatif (somatik) atau reproduktif. Beberapa hifa dari miselium

somatik menembus ke dalam medium untuk mendapat zat makanan. Miselium

reproduksi bertangung jawab untuk pembentukkan spora dan biasanya tumbuh meluas

ke udara dari medium. Miselium suatu kapang deapat merupakan jaringan yang terjalin

lepas atau dapat merupakan struktur padat yang terjalin lepas atau dapat merupakan

struktur padat yang terorganisasi, seperti pada jamur (Pelczar, 2008).

Fungi akan terus menjadi bahan bagi penelaahan ilmiah dasar, terutama yang berkaitan

dengan morfogenesis (proses terorganisasinaya sel-sel menjadi struktur jaringan).

Mereka akan menjadi semakin penting di dalam proses-proses komersial untuk

menyediakan produk-produk yang bermanfaat, termasuk antibiotik seperti penisilin.

Namun terdapat kebutuhan yang lebih banyak akan bahan-bahan antifungi, sejajar

dengan bahan antibakteri, yang daya racunnya lebih rendah namun lebih efektif untuk

penyakit-penyakit mikotik. Adanya kesadaran yang lebih tinggi mengenai mikotoksin

dan toksisitasnya akan memerlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap serangan

kapang pada produk-produk pangan (Pelczar, 2008).

Page 9: pengamatan jamur

Prinsip kerja mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga

terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran

seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan

mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan jenis

pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa

obyektif yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol halus yang digunakan

untuk menemukan fokus) (anonim, 2013).

Jamur yang terdapat pada roti ini termasuk jenis jamur Zygomycota karena membentuk

spora istirahat berdinding tebal yang disebut Zigospora. Zygomycota berhabitat di darat,

di tanah, atau pada sisa organisme mati. Zygomicota merupakan kelompok utama yang

penting untuk membentuk mikoriza ( simbiosis jamur dengan akar tanaman ). Anggota

Zygomycota terutama adalah jamur yang hidup sebagai saprofit. Zygomycota memiliki

miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat. Hifanya bersifat senositik.

Septa ditemukan hanya pada saat sel bereproduksi. Salah satu contoh Zygomycota yang

penting adalah Rhizopus stolonifer. Jamur ini biasanya tumbuh pada roti dan makanan

lain. Yang termasuk dalam zygomycota adalah rhizopus sp. Rhizopus sp mampu

memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak dalam kedelai menjadi

molekul yang lebih kecil. Apabila tumbuh pada makanan atau buah-buahan dapat

bersifat merugikan karena mengakibatkan pembusukan. Yang termasuk jenis rhizopus

sp adalah rhizopus stolonifer, rhizopus stolonifer merupakan jamur yang biasa tumbuh

pada roti basi (anonim, 2013)

Page 10: pengamatan jamur

BAB III

METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum kedua ini tentang Pengamatan Jamur Mikroskopis dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 30 April 2014 pukul 15.00–20.00 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di

Laboraturium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Samarinda.

3.2 Alat dan bahan

3.2.1. Alat

1. Mikroskop

2. Object Glass

3. Cover Glass

4. Jarum Ose

5. Pinset

6. Pipet Tetes

7. Bunsen

8. Korek api

9. Alumunium foil

10. Kertas saring

11. Pisau silet

12. Laminator air flow cabinet

13. Cawan petri

14. Spatula

3.2.2. Bahan

1. Aquadest

2. Alcohol 70%

3. Roti berjamur

Page 11: pengamatan jamur

3.3. Langkah kerja

1. Disterilisasikan tangan praktikan dengan mencuci tangan menggunakan sabun cair,

dibilas dengan air bersih dan disemproykan alcohol.

2. Disterilisasikan cover glass dan object glass dengan mencuci menggunakan sabun

cair, dibilas dengan air bersih dan disemprotkan dengan alcohol.

3. Dipanaskan jarum ose diatas lampu bunsen hingga berpijar.

4. Diangin-anginkan beberapa saat hingga jamur osen tidak terlalu panas.

5. Diambil sampel jamur pada roti yang berjamur dengan menggunakan jarum ose, dan

kemudian diletakkan diatas object glass.

6. Ditetesi dengan aquadest sebanyak 1 tetes dengan menggunakan pipet tetes.

7. Ditutupi object glass dengan cover glass.

8. Diletakkan object glass diatas meja preparat.

9. Diamati sampel roti berjamur dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10x ,

dan masing-masing perbesaran okuler 4x, 10x, 40x, dan 100x.

10. Digambar hasil pengamatan.

Page 12: pengamatan jamur

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1. Hasil pengamatan jamur mikroskopis

No Gambar Keterangan

1 Perbesaran Okuler : 4x

Perbesaran Objektif : 10x

Perbesaran Total : 40x

Keterangan:

1. Spora

2. Koloni

3. Hifa

2 Perbesaran Okuler : 10x

Perbesaran Objektif : 10x

Perbesaran Total : 100x

Keterangan:

1. Spora

2. Koloni

3. Hifa

3 Perbesaran Okuler : 40x

Perbesaran Objektif : 10x

Perbesaran Total : 400x

Keterangan:

1. Spora

2. Koloni

3. Hifa

4 Perbesaran Okuler : 100x

Perbesaran Objektif : 10x

Perbesaran Total : 1000x

Keterangan:

1. Spora

Page 13: pengamatan jamur

2. Koloni

4.2. Pembahasan

Praktikum kali ini membahas mengenai “Pengamatan Jamur Mikroskopis”. Jamur yang

diamati adalah jamur roti. Dalam percobaan kali ini, hal pertama yang dilakukan adalah

mensterilkan tangan praktikan dengan cara dicuci dibawah air mengalir menggunakan

sabun cair. Hal ini berfungsi agar kotoran-kotoran dan bakteri yang masih dapat

dihilangkan dapat hilang dari tangan praktikan. Kemudian, tangan yang sudah dicuci

dikeringkan menggunakan tissu. Setelah kering, tangan disemprotkan dengan alcohol

70% . Hal ini dilakukan untuk membunuh kuman. Disiapkan object glass dan cover

glass, sterilisasikan dengan cara dicuci dibawah air mengalir menggunakan sabun,

setelah itu dikeringkan menggunakan tissu. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan

kotoran yang terdapat pada object glass dan cover glass terebut. Dipanaskan jarum ose

dengan menggunakan lampu bunsen sampai jarum ose berpijar kemudian diangin-

anginkan sebentar, hal ini dilakukan agar jarum ose steril dan bebas dari

mikroorganisme. Tujuan dari diangin-anginkannya jarum ose adalah agar pada saat

pengambilan jamur, jamur tidak mati. Kemudian, diambil jamur dari roti dengan cara di

slice-kan jarum ose hanya pada bagian jamurnya saja lalu diletakkan di object glass dan

ditetesi dengan aquadest sebanyak 1 tetes. Hal ini bertujuan agar object glass dan cover

glass dapat menempel, karena object glass dan cover glass tidak dapat menempel dalam

keadaan kering. Setelah itu, letakkan object glass pada mikroskop. Kemudian dilakukan

pembesaran objektif 10x, dan pembesaran okuler 4x, 10x, 40x, dam 100x. Fungsi dari

dilakukannya pembesaran okuler 4x, 10x, 40x, dan 100x adalah agar praktikan dapat

mengamati jamur dan dapat mengamati bagian-bagian apa saja yang terdapat dalam

jamur.

Pada percobaan pertama yaitu perbesaran okuler 4x dan objektif 10x dapat dilihat ada

spora, koloni, dan hifa di dalam jamur yang diamati. Pada perbesaran kedua yaitu

perbesaran okuler 10x dan objektif 10x dapat dilihat ada spora, koloni, dan hifa didalam

jamur yang diamati. Pada percobaan ketiga yaitu perbesaran okuler 40x dan objektif

10x dapat dilihat ada spora, koloni, hifa di dalam jamur yang diamati. Dan yang terakhir

Page 14: pengamatan jamur

pada percobaan keempat yaitu perbesaran okuler 100x dan objektif 100x dapat dilihat

ada spora dan koloni.

Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan

yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.

Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya

mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau

septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria,

dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang

tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan

inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur

yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang

merupakan organ penyerap makanan dari substrat, dan haustoria dapat menembus

jaringan substrat.

Spora jamur dibedakan menjadi dua, yaitu spora aseksual dan spora seksual. Spora

aseksual membelah secara mitosis dan spora seksual membelah secara meiosis. Contoh

spora aseksual adalah zoospora, endospora, dan konidia. Perkembangbiakan secara

seksual dilakukan dengan peleburan dua sel inti yaitu melalui kontak gametangium dan

konjugasi. Kontak gametangium menyebabkan terjadinya Singami, yaitu penyatuan sel

dari dua individu. Singami terjadi dalam tiga tahap, yaitu plasmogami, kariogami, dan

meiosis. Pada tahap plasmogami, terjadi penyatuan dua protoplas membentuk sel yang

mengandung dua inti yang tidak menyatukan diri selama pembelahan sel (stadium

dikariot). Pada saat bersamaan, terjadi pula pembelahan inti bersama. Setelah

pembentukan benda buah, terjadilah peleburan sel haploid (kariogami) inti zigot yang

diploid. Setelah ini, baru terjadi meiosis, yaitu pembelahan sel dan pengurangan jumlah

kromosom menjadi haploid kembali. Beberapa tipe spora seksual adalah askospora,

basidiospora, zigospora, dan oospora. Perkawinan jamur Ascomycota menghasilkan

askospora. Basidiospora adalah spora yang dihasilkan oleh jamur Basidiomycota.

Askospora terdapat di dalam askus dan berjumlah 8 spora, sedangkan basidiospora

terdapat di dalam basidium dan berjumlah 4 spora.

Adapun perbedaan jamur dan bakteri adalah, jamur adalah organisme yang tidak

berklorofil, sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang bersel satu, tetapi sebagian

Page 15: pengamatan jamur

besar bersel banyak, inti sel sudah memiliki membrane inti (eukariotik). Dinding sel

tersusun atas zat kitin. Tubuh jamur tersusun atas benang-benang halus yang disebut

hifa. Hidup di tempat kaya akan zat organik, lembab, dan kurang cahaya. Reproduksi

aseksual melalui pembelahan dan secara seksual melalui peleburan inti sel dari dua sel

induk. Sedangkan bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membrane

inti sel. Organisme ini masuk ke dalam domain prokariota. Organisme uniseluler.

Hidup bebas atau parasit, ada juga yang hidup di lingkungan ekstrim. Dinding selnya

mengandung peptigokligen. Mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung.

Mengalami inovulasi, yaitu perubahan bentuk yang yang disebabkan fakta makanan,

suhu, lingkungan. Bakteri juga pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan

teratur. Perkembangbiakan dengan cara aseksual (pembelahan biner) dan paraseksual

dengan konjugasi, transformasi, dan transduksi.

Setelah jamur pada roti diamati, ternyata warna dari jamur roti keabu-abuan. Jamur roti

masuk ke dalam divisi Zygomycota. Jamur pada divisi ini memiliki ciri-ciri tubuhnya

multiseluler dan terdiri atas hifa tidak bersekat. Jamur roti masuk ke dalam kelas

Eurotimycetes dan juga jamur roti masuk ke dalam ordo Eurotiales. Jamur roti masuk

kedalam filum trichocomaceae dan juga jamur roti masuk kedalam spesies penicillium

requeforti.

Ada beberapa klasifikasi jamur, yaitu:

1.  Acrasiomycetes

Jamur ini merupakan kelompok jamur lendir selular, yang hidup bebas di dalam tanah,

biasanya diisolasi dari tanah humus. Bentuk vegetatifnya berupa sel berinti satu yang

amoeboid, seperti protozoa uniselular atau merupakan amoeba haploid, dan disebut

juga pseudoplasmodium. Ciri-ciri sel jamur ini adalah dapat bergerak diatas media padat

(pseudopodia), makan dengan cara fagositosis, misalnya dengan memakan bakteri.

Sifatnya yang mirip fungi adalah adanya stadium badan buah, dan terbentuknya spora.

Struktur spora seperti bentuk kista dari amoeba. Perkembang biakan jamur ini dimulai

dari berkecambahnya spora, kemudian sel memperbanyak diri membentuk

pseudoplasmodium, selanjutnya sel-sel beragregasi dan akan membentuk badan buah,

akhirnya terbentuk sporokarp yang menghasilkan spora kembali. Contoh jamur ini

adalah Dictyostelium mucoroides dan D. discoideum.

Page 16: pengamatan jamur

2.  Myxomycetes

Jamur ini merupakan jamur lendir sejati. Jamur ini dapat ditemukan pada kayu

terombak, guguran daun, kulit kayu, dan kayu. Bentuk vegetatifnya disebut

plasmodium. Cara makan dengan fagositosis. Perkembang biakan jamur ini dimulai dari

sel vegetatif haploid hasil perkecambahan spora. Sel tersebut setelah menggandakan diri

akan mengadakan plasmogami dan kariogami yang menghasilkan sel diploid. Sel

diploid yang berkembang menjadi plasmodium yang selnya multinukleat tetapi

uniselular, selanjutnya membentuk badan buah yang berbentuk sporangium.

Sporangium tersebut menghasilkan spora haploid. Contoh jamur ini adalah Lycogala

epidendron, Cribraria rufa , dan Fuligo septica.

3.  Phychomycetes

Jamur ini termasuk jamur benang yang mempunyai hifa tidak bersepta, sel vegetatif

multinukleat, atau disebut thalus soenositik. Secara vegetatif dapat memperbanyak diri

dengan potongan-potongan hifa, dan menghasilkan spora aseksual dalam sporangium

(sporangiospora). Perkembang biakan secara generatif dengan membentuk spora

seksual. Berdasarkan cara terbentuknya spora dibagi menjadi 2macam, yaitu:

(a)  Oospora, hasil peleburan antara gamet-gamet yang tidak sama besarnya

(b)  Zygospora, hasil peleburan gamet-gamet yang sama besarnya.

Berdasarkan tipe sporanya maka jamur ini juga dapat dikelompokkan dalam

Oomycetes dan Zygomycetes. Zoopagales. Jamur yang penting dari kelompok

Mucorales adalah Mucor sp. dan Rhizopus sp. Rhizopus nigricans adalah jamur roti, R.

oryzae, R. olygosporus, dan R. stolonifer adalah jamur yang biasa digunakan pada

fermentasi tempe

4.  Ascomycetes

Ciri jamur ini mempunyai hifa bersepta, dan dapat membentuk konidiofor. Secara

vegetatif dapat berkembang biak dengan potongan hifa, dan pada beberapa jenis dapat

menghasilkan konidia secara aseksual. Fase konidi jamur ini disebut juga fase

imperfect. Fungi yang hanya dalam bentuk fase imperfect disebut fungi imperfecti

(Deuteromycetes). Secara generatif dapat membentuk badan buah yang disebut

askokarp, yang di dalamnya terdapat askus (kantong) yang menghasilkan askospora.

Askospora merupakan hasil kariogami dan meiosis. Pembentukan askospora ada 4 cara,

yaitu:

Page 17: pengamatan jamur

1. Konjugasi langsung seperti pada khamir.

2. Pembelahan sel miselium.

3. Peleburan sel-sel kelamin kemudian oogonium menjadi askus.

4. Dari hifa askogen timbul organ-organ tertentu yang mengandung inti ruang rangkap.

Berdasarkan bentuknya dapat dibedakan 3 macam askus, yaitu:

1. Cleistothecium, bentuknya bulat, kasar dan tidak mempunyai lubang khusus  untuk

jalan keluarnya spora.

2. Perithecium, bentuk bulat seperti labu, mempunyai osteol untuk jalan keluarnya

spora.

3. Apothecium, bentuk seperti cawan atau mangkuk, bagian permukaan terdiri atas

himenium yang mengandung askus-askus dalam lapisan palisade, dari lapisan

tersebut dapat dilepaskan askospora. Contoh jamur ini yang penting adalah genus

Aspergillus dan Penicillium. Jamur ini umumnya dapat menghasilkan pigmen hitam,

coklat, merah, dan hijau. Pigmen tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi

jenis-jenis jamur tersebut. Jamur ini umumnya dapat merombak bahan organik

seperti kayu, buah, kulit, dan sisa-sisa tanaman. Spesies seperti P. roqueforti dan P.

camemberti dapat digunakan untuk flavour (aroma). Penicillium notatum dan

Penicillium chrysogenum untuk produksi antibiotik penisilin. Jamur Aspergillus

niger untuk fermentasi asam sitrat, Aspergillus oryzae dan Aspergillus wentii untuk

fermentasi kecap.

4. Basidiomycetes

Ciri khusus jamur ini yaitu mempunyai basidium yang berbentuk seperti gada, tidak

bersekat, dan mengandung 4 basidiospora di ujungnya. Pada jamur tertentu

mempunyai hymenium atau lapisan-lapisan dalam badan buah. Hymenium terdapat

pada mushroom, maka disebut juga Hymenomycetes. Hymenium terdiri dari basidia,

hifa steril, parafisa, dan cysts. Basidia berasal dari hifa dikariotik, sel ujungnya

membesar, inti ikut membesar, 2 inti melebur menghasilkan 1 inti diploid, kemudian

membelah reduksi menjadi 4 inti haploid yang menjadi inti basidiospora. Tipe

kelamin basidiospora terdiri atas 2 negatif dan 2 positif. Contoh jamur ini adalah

Pleurotus sp (Jamur Tiram), Cyantus sp., dan khamir Sporobolomyces sp.

5. Deuteromycetes

Semua jamur yang tidak mempunyai bentuk (fase) seksual dimasukkan ke dalam

kelas Deuteromycetes. Jamur ini merupakan bentuk konidial dari klas Ascomycetes,

Page 18: pengamatan jamur

dengan askus tidak bertutup atau hilang karena evolusi. Jamur ini juga tidak lengkap

secara seksual, atau disebut paraseksual. Proses plasmogami, kariogami dan meiosis

ada tetapi tidak terjadi pada lokasi tertentu dari badan vegetatif, atau tidak terjadi

pada fase perkembangan tertentu. Miseliumnya bersifat homokariotik. Contoh jamur

ini adalah beberapa spesies Aspergillus, Penicillium, dan Monilia.

Mikroskop merupakan salah satu alat optik yang berfungsi membantu kita untuk

melihat benda-benda atau organ yang berukuran relatif kecil dan sulit dilihat dengan

mata biasa. Benda-benda atau organ yang dapat dilihat menggunakan mikroskop lazim

disebut sebagai benda berukuran mikroskopis. Mikroskop sangat membantu manusia

dalam bidang kesehatan, khususnya kedokteran, contohnya para ilmuwan menggunakan

mikroskop untuk meneliti bakteri dan virus yang dapat menyebabkan penyakit serta

sel-sel yang dapat menyebabkan kanker. Sehingga mereka mampu menemukan obatnya

dan mampu menyelamatkan nyawa orang lain. Selain itu, mikroskop juga sangat

bermanfaat di bidang pendidikan untuk memberi ilmu kepada para siswa mengenai cara

penggunaan dan manfaatnya. Bagian-bagian mikroskop antara lain adalah;

1. Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi

untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif

2. Lensa Okuler, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk

bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk

menentukan perbesaran lensa objektif.

3. Tabung Mikroskop, tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan

lensa objektif dengan lensa okuler.

4. Makrometer (Pemutar kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung

mikroskop secara cepat.

5. Mikrometer (Pemutar halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan

menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada

makrometer.

6. Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara

memutarnya.

7. Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung.

Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek

melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin

Page 19: pengamatan jamur

datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang

cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan

cahaya.

8. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.

9. Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini

dapat putar dan di naik turunkan.

10. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.

11. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar

tidak mudah bergeser.

12. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.

13. Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.

14. Sendi inklanasi (Pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

Faktor kesalahan yang terjadi pada praktikum Pengamatan Jamur Mikroskopis yaitu:

1. Kesalahan pada saat mengambil jamur dari sampel dengan menggunakan jarum ose.

Karena sampel juga ikut terambil oleh jarum ose.

2. Kesalahan pada saat mencari fokus pada mikroskop, sehingga jamur yang diteliti tidak

tampak.

3. Kurang telitinya dalam memakai object glass dan cover glass sehingg object glass dan

cover glass pecah.

4. Kurang diangin-anginkannya jarum ose setelah dipijarkan, sehingga dapat

menimbulkan jamur mati pada saat di slice oleh jarum ose.

Fungsi aseptik adalah untuk mempertahankan suatu benda atau objek agar tehindar bebas

dari mikroorganisme. Aseptik ada dua macam yaitu;

1. Aseptik medis

Teknik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran

mikroorganisme. Misalnya dengan cara: Mmencuci tangan, mengganti linen tempat

tidur, dan menggunakan cangkir untuk obat.

2. Aseptik bedah

Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme

dari suatu daerah.

Page 20: pengamatan jamur

BAB V

PENUTUP

Page 21: pengamatan jamur

5.1. Kesimpulan

a. Ciri-ciri jamur yaitu, selnya eukariotik, bentuk tubuhnya ada uniseluler dan

multiseluler. Tidak memiliki klorofil , cara hidupnya adalah hidup sebagai tumbuhan

heterotrof, memiliki dinding sel yang disebut kitin, dan dapat bereproduksi secara

seksual dan aseksual.

b. Pada perbesaran okuler 4x dan objektif 10x dapat dilihat spora, koloni, dan hifa.

Pada perbesaran okuler 10x dan objektif 10x dapat dilihat spora, koloni, hifa. Pada

perbesaran 40x dan objektif 10x dapat dilihat spora, koloni, dan hifa. Pada

perbesaran okuler 100x dan objektif 10x dapat dilihat spora dan koloni.

c. Jamur roti masuk ke dalam divisi Zygomycota. Jamur pada divisi ini memiliki ciri-

ciri tubuhnya multiseluler dan terdiri atas hifa tidak bersekat. Jamur roti masuk ke

dalam kelas Eurotimycetes dan juga jamur roti masuk ke dalam ordo Eurotiales.

Jamur roti masuk kedalam filum trichocomaceae dan juga jamur roti masuk kedalam

spesies penicillium requeforti.

5.2. Saran

Sebaiknya pada praktikum Pengamatan Jamur Mikroskopis tidak hanya menggunakan

roti berjamur saja, tapi juga bisa mengamati hal lain. Misalnya saja jamur yang terdapat

pada kayu, tanah, dan lain-lain. Hal ini bertujuan agar praktikan mengetahui jamur yang

terdapat pada hal-hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim.2010.http://sulistyaindriani.wordpress.com/2010/07/12/bagian–bagian

mikroskop-dan-fungsinya/.diakses pada tanggal 1 Mei 2014 pukul 01.30 WITA

Page 22: pengamatan jamur

2. Anonim.2012. http://atjoex.blogspot.com/2012/06/definisi-mikroskop.html.diakses

pada tanggal 1 Mei 2014 pukul 01.30 WITA

3. Anonim.2013.http://zonabiokita.blogspot.com/2013/06/mengenal-divisi-

zygomycotina-dan.html.diakses pada tanggal 5 Mei 2014 pukul 01.28 WITA

4. Dwidjoseputro, D.1994. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan

5. Gandjar, Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : UI Press

6. Pelczar, Micheal. 2006. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press

7. Waluyo, Lud.2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press

Page 23: pengamatan jamur
Page 24: pengamatan jamur
Page 25: pengamatan jamur
Page 26: pengamatan jamur