PENGADILAN TINGGI MEDAN Halaman 1 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN P U T U S A N Nomor 54./PDT/2017./PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang mmeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara PT. BANK DANAMON INDONESIA Tbk Cq. BANK DANAMON INDONESIA CABANG KUNINGAN : berkedudukan di Jl.HR Rasuna Said Kav.C-1 Jakarta, semula sebagai TERGUGAT II, sekarang PEMBANDING II; M E L A W A N 1. PT YAMICA ARBIS : Berkedudukan Jl .Budi Kemakmuran No. 8 Kelurahan Pulau Brayan Kota Kecamatan Medan Barat semula PENGGUGAT sekarang TERBANDING 2.HENDRI KOSASIH ; Alamat Jl.Badur No.4 Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun Kota Medan semula TERGUGAT I sekarang TURUT TERBANDING; Pengadilan Tinggi tersebut ; Setelah membaca : Berkas perkara Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut; 1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 20 Pebruari 2017 Nomor: 54/PDT/2017/PT.MDN. tentang penunjukan Hakim Majelis untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding ; 2. Penunjukan Panitera/Sekretaris Pengadilan Tinggi Medan tanggal 02 Mart 2017 tentang penunjukan Panitera Pengganti untuk mendampingi dan membantu Majelis Hakim memeriksa dan mengadili perkara tersebut 3. Berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini ;
41
Embed
PENGADILAN TINGGI MEDAN filepengadilan tinggi medan halaman 1 dari 41 putusan nomor : 54/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 54./pdt/2017./pt.mdn. demi keadilan berdasarkan ketuhanan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 1 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
P U T U S A N
Nomor 54./PDT/2017./PT.MDN.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang mmeriksa dan mengadili perkara-perkara
perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam
perkara antara
PT. BANK DANAMON INDONESIA Tbk Cq. BANK DANAMON INDONESIA CABANG KUNINGAN : berkedudukan di Jl.HR Rasuna Said
Kav.C-1 Jakarta, semula sebagai TERGUGAT II, sekarang
Bahwa dengan dasar gugatan atau posita gugatan dan tuntutan (petitum)
dalam gugatan yang diajukan Penggugat dalam perkara ini, petitum atau tuntutan
yang diajukan Penggugat dalam perkara ini didasarkan pada alasan bahwa
peralihan hak tagih piutang Tergugat II (bukan hak tagih piutang Penggugat)
kepada Tergugat I sebagaimana termaktub didalam Akta Perjanjian Jual Beli
Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang
(Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut, merupakan perbuatan melawan
hukum (vide, Gugatan Penggugat halaman 3) ;
Bahwa tuntutan atau petitum yang diajukan Penggugat dalam perkara ini
adalah agar pengadilan menyatakan batal demi hokum Akta Perjanjian Jual Beli
Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang
(Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut ;
Bahwa sebelum Penggugat mengajukan gugatan dalam perkara ini,
Tergugat I dalam perkara ini telah pernah mengajukan gugatan (bertindak sebagai
Penggugat) terhadap Penggugat dalam perkara ini sebagai Tergugat I dalam
perkara perdata sebagaimana termaktub didalam Putusan Pengadilan Negeri
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 10 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
Medan tertanggal 4 September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan
Pengadilan Tinggi Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo.
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4
Januari 2011 ;
Bahwa tuntutan yang diajukan Penggugat (in casu Tergugat I) dalam
Gugatan sebagaimana termaktub didalam Putusan Pengadilan Negeri Medan
tertanggal 4 September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan
Tinggi Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011 tersebut, didasarkan pada alasan peralihan hak tagih piutang Tergugat II
kepada Tergugat I atas hutang Penggugat sebagaimana termaktub didalam Akta
Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian
Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 ;
Bahwa dalam Gugatan Perdata yang diajukan Penggugat (in casu Tergugat
I) sebagaimana termaktub didalam Putusan Pengadilan Negeri Medan tertanggal 4
September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan Tinggi
Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011 tersebut, Penggugat (in casu Tergugat I) menyatakan bahwa Akta Perjanjian
Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan
Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut diperbuat dihadapan
Vestina Ria Kartika, SH. Notaris di Jakarta ;
Bahwa dalam Gugatan Perdata yang diajukan Penggugat (in casu Tergugat
I) dalam perkara perdata sebagaimana termaktub didalam Putusan Pengadilan
Negeri Medan tertanggal 4 September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo
Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni
2008 Jo. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010
tertanggal 4 Januari 2011 tersebut, Penggugat (in casu Tergugat I) menyatakan
bahwa Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta
Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut
diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH. Notaris di Jakarta sebagaimana
tersebut diatas, telah diberitahukan kepada Tergugat I (in casu Penggugat) ;
Bahwa dengan demikian, peralihan hak tagih piutang Tergugat II kepada
Tergugat I sebagaimana termaktub didalam Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No.
35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 11 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
tertanggal 5 Mei 2006 tersebut diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH.
Notaris di Jakarta tersebut, telah memenuhi ketentuan Pasal 613 KUHPerdata ;
Bahwa Penggugat dalam perkara ini sebagai Tergugat I dalam perkara
perdata sebagaimana termaktub didalam Putusan Pengadilan Negeri Medan
tertanggal 4 September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan
Tinggi Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011 tersebut, juga mengajukan GUGATAN REKONPENSI terhadap Penggugat
(in casu Tergugat I) dengan mengajukan tuntutan yang didasarkan pada alasan
bahwa Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta
Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut
diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH. Notaris di Jakarta tersebut, melawan
atau melanggar hukum ;
Bahwa salah satu amar Putusan Pengadilan Negeri Medan tertanggal 4
September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan Tinggi
Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011 tersebut berbunyi “menolak Gugatan Rekonpensi yang diajukan Penggugat
Rekonpensi (in casu Penggugat) ;
Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Medan tertanggal 4 September 2007
No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.176 / PDT/
2008/ PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari 2011 tersebut, telah
berkekuatan hukum tetap. Oleh karena itu, menyangkut keabsahan peralihan hak
tagih piutang Tergugat II kepada Tergugat I atas hutang Penggugat sebagaimana
termaktub didalam Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006
dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006
tersebut diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH. Notaris di Jakarta tersebut,
telah mempunyai kepastian hukum ;
Bahwa selain dari pada itu, keberadaan Putusan Pengadilan Negeri Medan
tertanggal 4 September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan
Tinggi Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011 tersebut, tidak dipersoalkan Penggugat dalam Gugatan yang diajukan dalam
perkara ini ;
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 12 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
Bahwa dengan demikian, tuntutan atau petitum yang diajukan Penggugat
dalam perkara ini agar pengadilan menyatakan peralihan hak tagih piutang
Tergugat III kepada Tergugat I atas hutang Penggugat sebagaimana termaktub
didalam Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta
Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut
diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH. Notaris di Jakarta tersebut, batal
demi hukum, telah mengabaikan kepastian hukum ;
Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum dan alasan-alasan hukum
sebagaimana telah diuraikan diatas, maka beralasan untuk menyatakan bahwa
Gugatan yang diajukan Penggugat dalam perkara ini tidak dapat diterima, karena
tuntutan atau petitum dalam Gugatan yang diajukan Penggugat dalam perkara ini,
akandianulir dengan keberadaan Putusan Pengadilan Negeri Medan tertanggal 4
September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan Tinggi
Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011 yang telah berkekuatan hukum tetap dan mengandung kepastian hukum ;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan sebagaimana dikemukakan diatas, Gugatan
yang diajukan Penggugat dalam perkara ini tidak memiliki landasan hukum atau
tidak juridis, dan oleh karena itu beralasan untuk dinyatakan tidak dapat diterima;
DALAM POKOK PERKARA :
Bahwa Tergugat I dalam perkara iini tetap membantah dalil-dalil yang
diajukan Penggugat dalam perkara ini, dan Tergugat I dalam perkara ini tetap
menyatakan bahwa tuntutan yang diajukan Penggugat dalam perkara ini
didasarkan pada alasan yang sama oleh pihak yang sama dalam hubungan yang
sama dengan alasan yang disebutkan Penggugat dalam perkara ini yang bertindak
sebagai Penggugat Rekonpensi dalam perkara perdata sebagaimana termaktub
didalam Putusan Pengadilan Negeri Medan tertanggal 4 September 2007 No.
106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan Tinggi Medan
No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari 2011 yang telah
berkekuatan hukum tetap dan mengandung kepastian hukum ;
Bahwa dengan dasar gugatan atau posita gugatan dan tuntutan (petitum)
dalam gugatan yang diajukan Penggugat dalam perkara ini, petitum atau tuntutan
yang diajukan Penggugat dalam perkara ini didasarkan pada alasan bahwa
peralihan hak tagih piutang Tergugat II (bukan hak tagih piutang Penggugat)
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 13 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
kepada Tergugat I sebagaimana termaktub didalam Akta Perjanjian Jual Beli
Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang
(Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut, merupakan perbuatan melawan
hukum (vide, Gugatan Penggugat halaman 3) ;
Bahwa dasar hukum yang diajukan Penggugat dalam perkara ini untuk
menyatakan peralihan hak tagih piutang Tergugat II (bukan hak tagih piutang
Penggugat) kepada Tergugat I sebagaimana termaktub didalam Perjanjian Jual
Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang
(Cessie) No. 36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut merupakan perbuatan melawan
hukum, adalah ketentuan Pasal 613 KUHPerdata ;
Bahwa sebelum Penggugat mengajukan gugatan dalam perkara ini,
Tergugat I dalam perkara ini telah pernah mengajukan gugatan (bertindak sebagai
Penggugat) terhadap Penggugat dalam perkara ini sebagai Tergugat I dalam
perkara perdata sebagaimana termaktub didalam Putusan Pengadilan Negeri
Medan tertanggal 4 September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan
Pengadilan Tinggi Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo.
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4
Januari 2011 ;
Bahwa tuntutan yang diajukan Penggugat (in casu Tergugat I) dalam
Gugatan sebagaimana termaktub didalam Putusan Pengadilan Negeri Medan
tertanggal 4 September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan
Tinggi Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011 tersebut, didasarkan pada alasan peralihan hak tagih piutang Tergugat II
kepada Tergugat I atas hutang Penggugat sebagaimana termaktub didalam Akta
Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian
Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 ;
Bahwa dalam Gugatan Perdata yang diajukan Penggugat (in casu Tergugat
I) sebagaimana termaktub didalam Putusan Pengadilan Negeri Medan tertanggal 4
September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan Tinggi
Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011 tersebut, Penggugat (in casu Tergugat I) menyatakan bahwa Akta Perjanjian
Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan
Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut diperbuat dihadapan
Vestina Ria Kartika, SH. Notaris di Jakarta ;
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 14 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
Bahwa dalam Gugatan Perdata yang diajukan Penggugat (in casu Tergugat
I) dalam perkara perdata sebagaimana termaktub didalam Putusan Pengadilan
Negeri Medan tertanggal 4 September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo
Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni
2008 Jo. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010
tertanggal 4 Januari 2011 tersebut, Penggugat (in casu Tergugat I) menyatakan
bahwa Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta
Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut
diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH. Notaris di Jakarta sebagaimana
tersebut diatas, telah diberitahukan kepada Tergugat I (in casu Penggugat) ;
Bahwa dengan demikian, peralihan hak tagih piutang Tergugat II kepada
Tergugat I sebagaimana termaktub didalam Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No.
35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36
tertanggal 5 Mei 2006 tersebut diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH.
Notaris di Jakarta tersebut, telah memenuhi ketentuan Pasal 613 KUHPerdata ;
Bahwa Penggugat dalam perkara ini sebagai Tergugat I dalam perkara
perdata sebagaimana termaktub didalam Putusan Pengadilan Negeri Medan
tertanggal 4 September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan
Tinggi Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011 tersebut, juga mengajukan GUGATAN REKONPENSI terhadap Penggugat
(in casu Tergugat I) dengan mengajukan tuntutan yang didasarkan pada alasan
bahwa Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta
Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut
diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH. Notaris di Jakarta tersebut, melawan
atau melanggar hukum ;
Bahwa salah satu amar Putusan Pengadilan Negeri Medan tertanggal 4
September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan Tinggi
Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011 tersebut berbunyi “menolak Gugatan Rekonpensi yang diajukan Penggugat
Rekonpensi (in casu Penggugat) ;
Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Medan tertanggal 4 September 2007
No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan Tinggi Medan
No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari 2011 tersebut, telah
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 15 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
berkekuatan hukum tetap. Oleh karena itu, menyangkut keabsahan peralihan hak
tagih piutang Tergugat II kepada Tergugat I atas hutang Penggugat sebagaimana
termaktub didalam Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006
dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006
tersebut diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH. Notaris di Jakarta tersebut,
telah mempunyai kepastian hukum ;
Bahwa selain dari pada itu, keberadaan Putusan Pengadilan Negeri Medan
tertanggal 4 September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn, Jo Putusan Pengadilan
Tinggi Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn, tertanggal 25 Juni 2008 Jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011 tersebut, tidak dipersoalkan Penggugat dalam Gugatan yang diajukan dalam
perkara ini ;
Bahwa dengan demikian, tuntutan atau petitum yang diajukan Penggugat
dalam perkara ini agar pengadilan menyatakan peralihan hak tagih piutang
Tergugat III kepada Tergugat I atas hutang Penggugat sebagaimana termaktub
didalam Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta
Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 tersebut
diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH. Notaris di Jakarta tersebut, batal
demi hukum, telah mengabaikan kepastian hukum ;
Menimbang, bahwa selanjutnya telah terjadi jawab jinawab antara
Penggugat dan Tergugat I yaitu Penggugat mengajukan Replik dan Tergugat I
mengajukan Duplik sebagaimana terlampir dalam Berita Acara, yang untuk
singkatnya dianggap telah dimuat dalam putusan ini ;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya Penggugat
mengajukan bukti surat yang seluruhnya berupa foto copy yang terdiri dari :
1. Fotocopy Surat PT. Bank Danamon tgl. 13 Februari 2002 No. 135/HAI/-
SME.2/OL/II/02 yang ditujukan kepada PT. Yamika Arbis, periihal
Penyelesaian Kewajiban Hutang, diberi tanda P – 1 ;
2. Fotocopy Surat PT. Yamika Arbis tgl. 21 Februari 2002 No. 01/YA/II/2002 yang
ditujukan kepada PT. Bank Danamon Indoneisa Tbk, Gedung Danamon
Kuningan, perihal Penyelesaian Kewajiban Hutang, diberi tanda P – 2 ;
3. Fotocopy Surat PT. Bank Danamon tgl. 21 Maret 2002 No. 135/HAI/-
SME.2/OL/III/02 yang ditujukan kepada PT. Yamika Arbis, periihal
Penyelesaian Kewajiban Hutang dan Keringanan Pembayaran Kewajiban,
diberi tanda P – 3 ;
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 16 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
4. Fotocopy Surat PT. Bank Danamon tgl. 17 Mei 2002 No. 190/HAI-
SME.2/SP/V/02 yang ditujukan kepada PT. Yamika Arbis, periihal
Penyelesaian Kewajiban Hutang (Surat Peringatan Pertama), diberi tanda P –
4 ;
5. Fotocopy Surat PT. Bank Danamon tgl. 6 September 2004 No. 135D/HAI-
SME.2/IX/04 yang ditujukan kepada PT. Yamika Arbis, periihal Penyelesaian
Kewajiban Hutang (Surat Peringatan Ketiga), diberi tanda P – 5 ;
6. Fotocopy Surat Departemen Keuangan RI Dirjen Piutang dan Lelang Negara
Kantor Wilayah I Medan tgl. 31 Agustus 2005 Nomor : S-
1137/WPL.01/KP.02/2005, perihal Pemberitahuan Lelang terhadap jaminan
objek Penggugat yang dimohonkan oleh PT. Bank Danamon, diberi tanda P –
6;
7. Fotocopy Surat Departemen Keuangan RI Dirjen Piutang dan Lelang Negara
Kantor Wilayah I Medan tgl. 27 September 2005 Nomor : S-
1217/WPL.01/KP.02/2005, perihal Penundaan Lelang yang ditujukan kepada
Pimpinan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk, diberi tanda P – 7 ;
Menimbang, bahwa selain daripada bukti surat tersebut, Penggugat juga
ada mengajukan 1 (satu) orang saksi yang memberikan keterangan dibawah
sumpah pada pokoknya sebagai berikut :
Saksi : MAROLOP SARAGIH
- Bahwa saksi pernah bekerja pada penggugat sejak tahun 1987 s/d tahun
2004;
- Bahwa PT Yamika Arbis bergerak dibidang Importir;
- Bahwa setahu saksi penggugat pernah mengajukan kredit Modal kerja ke
Bank BDN kemudian diover ke Bank Duta sebesar Rp.400,.000.000.-
(empat ratus juta rupiah) ;
- Bahwa karena terjadi krisis moneter pada tahun 1998, maka kredit tersebut
dialihkan ke Bank Danamon;
- Bahwa setahu saksi hutang penggugat seluruhnya sebesar
Rp.600.000.000.- (enam ratus juta rupiah);
- Bahwa setahu saksi ada 3(tiga) agunan yang diajukan sebagai jaminan dan
dibuat Hak tanggungan ;
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 17 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
- Bahwa setahu saksi agunan masih berada di bank Danamon , sedangkan
tanah dan rumah yang dijadikan jaminan tersebut ditempati anak-anak
penggugat ;
Menimbang, bahwa pada saat persidangan memasuki tahap pembuktian,
Tergugat I maupun kuasanya tidak menghadiri lagi persidangan meskipun telah
dipanggil secara patut;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut diatas mejelis hakim tingkat
pertama telah menjatuhkan Putusan yang amar putusannya sebagai berikut ;
DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian ;
2. Menyatakan secara hukum Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan
hukum;
3. Menyatakan secara hukum hak tagih piutang Penggugat dikembalikan pada
posisi semula dari Tergugat I kepada Tergugat II;
4. Menyatakan secara hukum semua akta yang timbul dalam pengalihan hak
tagih piutang untuk Tergugat I tidak berkekuatan hukum yaitu :
1. Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No.35 Tgl. 5 Mei 2006.
2. Akta Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No. 36 Tgl. 5 Mei 2006.
5. Menyatakan secara hukum Penggugat tidak mempunyai ikatan hukum dengan
Tergugat I mengenai hutang Penggugat kepada Tergugat II;
6. Menghukum Tergugat II untuk melakukan penagihan piutang kepada
Penggugat;
7. Menghukum Tergugat I untuk mengembalikan semua dokumen menyangkut
hutang Penggugat kepada Tergugat II;
8. Menghukum Para Tergugat untuk membayar ongkos perkara yang timbul
dalam perkara ini sebesar Rp.796.000,- (tujuh ratus sembilan puluh enam ribu
rupiah) ;
9. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya ;
Membaca risalah pemberitahuan pernyataan banding yang dibuat oleh
jurusita pengganti pada Pengadilan Negeri,Niaga,HAM dan PHI Medan yang
menyatakan bahwa pada tanggal 28 September 2015permohonan banding
tersebut telah disampaikan dan diberitahukan secara sah dan seksama kepada
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 18 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
pihak Penggugat/sekarang Terbanding dan pihak Tergugat I/sekarang Turut
Terbanding;
Menimbang,bahawa Kuasa Pembanding/dahulu Tergugat II talah
mengajukan memori banding dengan mengemukakan alasan-alasan sebagai
berikut ;
Bahwa Pembanding/Tergugat II memohon kepada yang terhormat Majelis
Hakim Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan yang memeriksa dan
mengadili perkara di tingkat banding ini agar berkenan memperhatikan SEGI-
SEGI YURIDIS SERTA SENDI-SENDI HUKUM YANG HIDUP DAN
BERKEMBANG DI TENGAH-TENGAH MASYARAKAT INDONESIA YANG
BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945, agar
keputusan hukum Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan dalam tingkat
banding ini kelak BENAR-BENAR MENEGAKKAN SUPREMASI HUKUM
DENGAN MENCERMINKAN ADANYA KEPASTIAN HUKUM DAN KEADILAN yang
dijunjung tinggi dalam NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG
BERDASARKAN HUKUM (Rechtstaat);--
Bahwa Pembanding/Tergugat II tidak setuju dan sangat keberatan
terhadap pertimbangan dan keputusan hukum yang diambil oleh Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Medan dalam perkara perdata No. 370/Pdt.G/2014/PN.Mdn
tanggal 01 April 2015
Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan dalam pertimbangan
hukumnya perkara No. 370/Pdt.G/2014/PN.Mdn tertanggal 01 April 2015 pada
pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut :
I. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan dalam Putusannya bagian
menimbang didalam perkara No. 370/Pdt.G/2015/PN.Mdn tertanggal 01 April
2015 pada halaman 6 alinea 2 yang berbunyi (kami kutip selengkapnya dengan
tulisan miring):
Menimbang, bahwa pada hari ini persidangan yang telah ditentukan,
untuk Penggugat menghadap Kuasanya tersebut diatas, untuk Tergugat I
datang menghadap kuasanya MANGIRING SIHOMBING, SH dkk, Advokat dan
Penasehat Hukum berkantor di Jalan Letda Sujono Komplek Pramas I No.70
Medan, Kantor Hukum MANGIRING SIHOMBING,SH & Rekan berdasarkan
Surat Kuasa Khusus tanggal 23 September 2014, sedangkan Tergugat II
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 19 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
telah dipanggil secara patut akan tetapi tidak hadir dan tidak menyuruh
wakilnya yang sah;
Tanggapan kami :
1. Bahwa Pembanding/Tergugat II tidak pernah sama sekali menerima Surat
Panggilan Sidang (Relaas) dari Jurusita Pengadilan Negeri Medan agar
supaya menghadiri persidangan sebagai Tergugat II di Pengadilan Negeri
Medan sehingga Pembanding/Tergugat II tidak pernah menghadiri perkara
No. 370/Pdt.G/2014/PN.Mdn;
2. Bahwa jika benar –quad non- ada Relaas panggilan sidang yang
dilayangkan Jurusita kepada Pembanding/Tergugat II, Jurusita tersebut
kemungkinan besar telah salah alamat atau ceroboh dalam melayangkan
surat panggilan sidang tersebut, sehingga yang tidak berkompetenlah yang
menjadi penerimanya;
3. Bahwa kesalahan atau kelalaian Jurusita dalam pengiriman surat panggilan
untuk menghadiri sidang perkara No. 370/Pdt.G/2014/PN.Mdn adalah juga
akhirnya secara tidak langsung menjadi kesalahan dan kecerobohan Majelis
Hakim yang memeriksa perkara ini, sehingga oleh karena itu putusan
Majelis Hakim dalam perkara ini haruslah dibatalkan;
DALAM POKOK PERKARA
II. Bahwa selanjutnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan dalam
pertimbangan hukumnya dalam perkara No. 370/Pdt.G/2015/PN.Mdn
tertanggal 01 April 2015 pada halaman 21 alinea 7 bagian bawah sampai
halaman 24 alinea 2 yang berbunyi (kami kutip selengkapnya dengan tulisan
miring) :
Menimbang, bahwa Tergugat I dalam jawabannya pada pokoknya
membenarkan adanya pengalihan piutang (Cessie) dari Tergugat II kepada
Tergugat I atas hutang Penggugat kepada Tergugat II sebagaimana termaktub
dalam Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No.35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta
Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 mei 2006, dan
dalam gugatan perdata sebagaimana termaktub dalam Putusan Pengadilan
Negeri Medan tertanggal 4 September 2007 No.106/Pdt.G/2007/PN.Mdn jo.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.176/PDT/2008/PT.Mdn tertanggal 25
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 20 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
Juni 2008 jo. Putusan Mahkamah Agung RI No. 367 K/Pdt/2010 tertanggal 4
Januari 2011, Penggugat (in casu Tergugat I) menyatakan bahwa Akta
Perjanjian Jual Beli Piutang tersebut diatas telah diberitahukan kepada
Tergugat I (in casu Penggugat) sehingga Perjanjian Pengalihan Piutang
(Cessie) tersebut telah memenuhi pasal 613 KUH Perdata, demikian juga
dalam putusan terdahulu Penggugat yang dalam perkara tersebut sebagai
Tergugat I ada mengajukan gugatan Rekonpensi terhadap Penggugat (in casu
Tergugat I) dengan mengajukan tuntutan yang didasarkan pada alasan bahwa
Perjanjian Jual Beli Piutang No.35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akte Perjanjian
Pengalihan Piutang (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 yang diperbuat
dihadapan Notaris Vestina Ria Kartika, SH tersebut melawan hukum, dalam
amar putusan Pengadilan Negeri Medan tertanggal 4 September 2007
No.106/Pdt.G/2007/PN.Mdn jo Putusan Pengadilan Tinggi Medan
No.176/PDT/2008/PT.Mdn tertanggal 25 Juni 2008 jo Putusan Mahkamah
Agung RI No. 367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari 2011 tersebut berbunyi
menolak Gugatan Rekonpensi (in casu Penggugat), sehingga menyangkut
keabsahan peralihan hak tagih piutang Tergugat II kepada Tergugat I atas
hutang Penggugat telah mempunyai kepastian hukum;
Menimbang, bahwa oleh karena telah mendapat pengakuan dari
Tergugat I, maka berdasarkan ketentuan Pasal 311 RBG, maka telah menjadi
fakta hukum dalam perkara ini bahwa benar Tergugat II telah melakukan
pengalihan piutang (Cessie) dari Tergugat II kepada Tergugat I atas hutang
Penggugat kepada Tergugat II sebagaimana termaktub dalam Akta Perjanjian
Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjajian Pengalihan
Piutang (Cessie) No. 36 tertanggal 5 Mei 2006, sehingga pengakuan tersebut
memberikan bukti yang sempurna, dan tidak memerlukan pembuktian lebih
lanjut;
Menimbang, bahwa dengan demikian yang menjadi pokok sengketa
dalam perkara ini adalah tentang apakah benar pengalihan piutang (Cessie)
dari Tergugat II kepada Tergugat I dilakukan tanpa pengetahuan atau
persetujuan dari Penggugat selaku debitur sebagaimana didalilkan oleh
Penggugat;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya Penggugat
mengajukan alat bukti berupa bukti surat yang diberi tanda P-1 s/d P-7, dan
keterangan 1 (satu) orang saksi sebagaimana diuraikan diatas;
Menimbang, bahwa adapun bukti surat yang diajukan oleh
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 21 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
Penggugat keseluruhannya merupakan hanya berupa fotocopy yang tidak
dapat diperlihatkan aslinya, sehingga merujuk pada yurisprudensi bukti surat
yang berupa fotocopy tersebut tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti,
sehingga tidak perlu dipertimbangkan;
Menimbang, bahwa keterangan saksi Penggugat pada pokoknya
menerangkan bahwa benar Penggugat ada mengajukan permohonan kredit
modal kerja sebesar Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) ke Bank BDN
dan karena krisis moneter dialihkan ke Bank Duta dan terakhir dialihkan lagi ke
Bank Danamon, dan hutang Penggugat kepada Bank Danamon setahu saksi
sebesar Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), dan barang jaminannya
merupakan 3 bidang tanah yang saat ini masih berada di Bank Danamon;
Menimbang, bahwa sebagaimana telah diuraikan diatas Tergugat I
dalam jawabannya mendalilkan bahwa Pengalihan Piutang (Cessie) dari
Tergugat II kepada Tergugat I telah diberitahukan kepada Penggugat selaku
debitur sebagaimana telah disebutkan dalam putusan Pengadilan Negeri
Medan tertanggal 4 September 2007 No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn jo. Putusan
Pengadilan Tinggi Medan No. 176/PDT/2008/PT.Mdn tertanggal 25 Juni 2008
jo. Putusan Mahkamah Agung RI No. 367 K/Pdt/2010 tertanggal 4 Januari
2011, sehingga pengalihan piutang tersebut telah memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud dalam pasal 613 ayat (2) KUH Perdata;
Menimbang bahwa oleh karena Penggugat mendalilkan bahwa
Pengalihan Piutang (Cessie) dari Tergugat II kepada Tergugat I dilakukan
dengan tidak diketahui atau tidak ada persetujuan Penggugat selaku debitur,
sedangkan dilain pihak Tergugat I mendalilkan bahwa Pengalihan Piutang
(Cessie) dari Tergugat II kepada Tergugat I telah diberitahukan kepada
Penggugat selaku debitur, maka sesuai ketentuan pasal 283 RBG beban
pembuktian dibebankan kepada Tergugat I untuk membuktikan bahwa
pengalihan piutang (Cessie) dari Tergugat II kepada Tergugat I telah diketahui
atau diberitahukan kepada Penggugat selaku debitur, dan bukan dibebankan
kepada Penggugat sebab menurut azas hukum acara perdata bahwa hal-hal
yang bersifat negative tidaklah dapat dibuktikan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum diatas,
Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat telah berhasil membuktikan
dalil gugatannya, sebaliknya Tergugat I tidak dapat membuktikan dalil
bantahannya;
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 22 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
apakah gugatan Penggugat dapat dikabulkan seluruhnya atau hanya
sebahagian;
Tanggapan kami :
1. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan
mengadili perkara aquo tidak konsisten dan kontradiktif dalam pertimbangan
hukum dan putusannya, yang mana dalam pemeriksaan persidangan
Terbanding/Penggugat mengajukan alat bukti surat yang hanya merupakan
fotocopy saja tanpa dapat menunjukkan aslinya;
2. Bahwa dalam pasal 1888 KUH Perdata menyatakan “Kekuatan pembuktian
suatu bukti tulisan adalah pada aktanya asli. Apabila akta yang asli itu ada,
maka salinan-salinan serta ikhtisar-ikhtisar hanyalah dapat dipercaya,
sekadar salinan-salinan serta ikhtisar-ikhtisar itu sesuai dengan aslinya,
yang mana senantiasa dapat diperintahkan mempertunjukkannya.”, tetapi
dalam perkara aquo majelis hakim tetap saja mengabulkan gugatan
Penggugat walaupun tidak didukung bukti-bukti yang kuat, yakni
Terbanding/Penggugat hanya mengajukan bukti surat yang berupa fotocopy
saja, hal ini juga bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.701 K/Sip/1974 yang berbunyi : “Karena Yudex Factie medasarkan
putusannya melulu atas surat-surat bukti yang terdiri fotokopi-fotokopi yang
tidak secara sah dinyatakan sesuai aslinya, sedang terdapat diantaranya
yang penting-penting yang secara substansial masih dipertengkarkan oleh
kedua belah pihak, Judex factie sebenarnya telah memutuskan perkara ini
berdasarkan bukti yang tidak sah.”. Oleh sebab itu cukup beralasan bagi
Majelis Hakim Yth Pengadilan Tinggi Medan membatalkan keputusan
hukum Pengadilan Negeri Medan dalam perkara No.
370/Pdt.G/2014/PN.Mdn;
3. Bahwa dalam perkara aquo saksi yang diajukan oleh Terbanding/Penggugat
adalah hanya terdiri dari satu orang saksi yaitu Marolop Saragih, hal ini
telah melanggar asas unus testis nullus testis, tetapi Majelis Hakim tetap
mengabulkan gugatan Terbanding/Penggugat, sehingga Majelis Hakim yang
memeriksa perkara aquo adalah gegabah dan asal-asalan sehingga perlu
dibina sebagai hakim dan perlu disekolahkan lagi;
4. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 23 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
dan mengadili perkara aquo No.370/Pdt.G/2015/PN.Mdn telah salah dan
keliru dalam memberikan pertimbangan hukumnya, oleh karena
Pengalihan Piutang (Cessie) dari Pembanding/Tergugat II kepada Turut
Terbanding/Tergugat I telah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, sebagaimana pengalihan Piutang tersebut telah
dituangkan dalam akta otentik yaitu Akta Perjanjian Jual Beli Piutang
No.35 tertanggal 05 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang
(Cessie) No. 36 tertanggal 5 Mei 2006, kedua akta tersebut diperbuat
dihadapan Notaris Vestina Ria Kartika, SH., Notaris di Jakarta;
5. Bahwa di dalam Akte Perjanjian Jual Beli Piutang No. 35 tertanggal 05 Mei 2006 pada Pasal 5 huruf c menyebutkan “ Sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam Pasal 613 Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
Pembeli akan menyampaikan pemberitahuan kepada Debitur atas
pengalihan Piutang dari Penjual kepada Pembeli, dan/atau pihak lain yang
wajib untuk diberitahukan berdasarkan Perjanjian Kredit, dengan bentuk
pemberitahuan sesuai dengan format dan isi sebagaimana diuraikan
dalam lampiran 2 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini untuk Piutang dan/atau bentuk lain sebagaimana ditetapkan
dalam Perjanjian Kredit dan/atau ketentuan hukum yang berlaku”, dan
demikian juga di dalam Akte Perjanjian Pengalihan Piutang No. 36 tertanggal 05 Mei 2006 pada pasal 4 menyebutkan “ sesuai dengan
ketentuan Pasal 613 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Penjual
dan/atau Pembeli dengan ini berhak untuk memberitahukan perihal
pengalihan (cessie) atas Piutang kepada pihak ketiga dan atau penjamin
maupun agen apabila ada berdasarkan Perjanjian Kredit Sindikasi dimana
Penjual memliki hak tagih atas piutang tersebut sepanjang pemberitahuan
ini diwajibkan oleh undang-undang yang berlaku”;
6. Bahwa Cessie tersebut sesuai amanat pasal 613 KUHPerdata sudah
diberitahukan kepada Penggugat/Terbanding dahulu Tergugat I (PT.
Yamika Arbis) dan Tergugat III sesuai dengan bukti P-17 yaitu Fotocopy
Surat Kuasa Hukum Penggugat No. 011/SCP/V/2006 tanggal 23 Mei 2006,
Hal : Pemberitahuan Pengalihan Piutang (Cessie), yang ditujukan kepada
Tergugat III berikut dengan bukti pengirimannya, telah dinazegelen dan
dilegalisir, selanjutnya diberi tanda dengan P-17, Bukti P-18 yaitu Fotocopy
Surat Kuasa Hukum Penggugat No. 015/SCP/VI/2006 tanggal 01 Juni 2006,
Hal : Somasi I yang ditujukan kepada Tergugat III berikut dengan bukti
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 24 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
pengirimannya, telah dinazegelen dan dilegalisir, selanjutnya diberitanda
dengan P-18, seperti terdapat dalam salinan putusan No:
106/Pdt.G/2007/PN.Mdn tanggal 04 September 2007, halaman 43 (copy
terlampir);
7. Bahwa keputusan hukum yang diberikan Majelis Hakim dalam perkara ini
tidak sejalan atau bertentangan dengan Putusan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Medan dalam perkara No. 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn
tertanggal 04 September 2007 jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan
No.176/PDT/2008/PT.Mdn tertanggal 25 Juni 2008, Jo. Putusan Mahkamah
Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 04 Januari
2011 yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, yang mana dalam
perkara sebelumnya Turut Terbanding/Tergugat I dalam perkara ini sudah
pernah mengajukan gugatan (bertindak sebagai Penggugat) terhadap
Terbanding/Penggugat dalam perkara aquo, dan dalam Poin 3 amar
putusan Pengadilan Negeri Medan yang juga dikuatkan ditingkat Banding
dan tingkat kasasi dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap tersebut
menyatakan (kami Kutip dalam tulisan miring) “menyatakan dengan sah
bahwa Tergugat I,II,III telah berhutang semula pada PT. BANK DUTA CABANG MEDAN, BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL
(BPPN) dan PT. BANK DANAMON INDONESIA Tbk, sekarang
Penggugat berdasarkan :
a. Akte Perjanjian Kredit Dengan Penyerahan Jaminan No. 5 tanggal 9 Mei
1995, diperbuat dihadapan Muhammad Syafei, Pengganti Sementara
Perlaungan Nasution, SH., Notaris di Medan;
b. Grosse Akte Pengakuan Hutang No. 6 tanggal 9 Mei 1995 yang berkepala
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
diperbuat dihadapan Muhammad Syafei, Pengganti Sementara
Parlaungan Nasution, SH, Notaris di Medan;Perjanjian Jual-beli dan
Penyerahan Piutang tanggal 30 Juni 2000 No.SP-168/BPPN/0600 yang
dilegalisir oleh Hasanal Ali Amin, SH., Notaris di Jakarta, dibawah
No.482/2000, kecuali mengenai jumlah hutang yang harus dibayar oleh
Tergugat I, II, III;
c. Contract of Sale tanggal 30 Nopember 2000 yang dilegalisir oleh
Moendjiati Soegito, SH., Notaris di Jakarta, dibawah No. 3791/Nopember
2000, kecuali mengenai jumlah hutang yang harus dibayar oleh Tergugat I,
II, III
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 25 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
d. Akte Pengalihan Hak Atas Tagihan No. 12 tanggal 22 Desember 2000
diperbuat dihadapan Moendjiati Soegito, SH., Notaris di Jakarta kecuali
mengenai jumlah hutang yang harus dibayar oleh Tergugat I, II, III;
e. Akte Perjanjian Jual Beli Piutang No.35 tanggal 5 Mei 2006, diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH., Notaris di Jakarta,
kecuali mengenai jumlah hutang yang harus dibayar oleh Tergugat I, II, III;
f. Akte Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No. 36 tanggal 5 Mei 2006 diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH., MH, Notaris di Jakarta, kecuali mengenai jumlah hutang yang harus dibayar oleh
Tergugat I, II, III.”; 8. Bahwa gugatan Penggugat perkara No.370/Pdt.G/2015/PN.Mdn adalah
gugatan yang Nebis In Idem yang mana terhadap perkara dengan
objek yang sama dan para pihak yang sama pula telahpernah diperiksa
di Pengadilan Negeri Medan dalam perkara No.106/Pdt.G/2007/PN.Mdn
tertanggal 04 September 2007, Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.
176/PDT/2008/PT.Mdn tertanggal 25 Juni 2008, Jo. Putusan Mahkamah
Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 04 Januari 2011
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewiijsde),
sehingga upaya hukum yang dapat dilakukan adalah Peninjauan Kembali (PK) bukan mengajukan gugatan baru;
9. Bahwa Hakim Majelis Pengadilan Negeri Medan Yang memeriksa dan
memutus perkara ini telah salah dan keliru dalam pertimbangan dan
mengambil keputusannya karena tergolong Nebis In Idem. Suatu putusan
yang Nebis In Idem dapat dijelaskan sebagaimana yang terdapat dalam :
Buku M. Yahya Harahap, “ Hukum Acara Perdata” terbitan Sinar
Grafika, Tahun 2005, pada halaman 441-443 yang menyatakan
suatu putusan melekat unsur Nebis In Idem apabila memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Apa yang digugat sudah diperkarakan sebelumnya;
2. Terhadap Perkara terdahulu, telah ada Putusan Hakim yang
berkekuatan hukum tetap;
3. Putusan Bersifat positif, bila berbentuk menolak gugatan
seluruhnya atau mengabulkan gugatan seluruhnya atau sebagian;
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 26 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.1226 K/Pdt/2001
tanggal 20 Mei 2002, yang isinya berbunyi :
“Meski kedudukan Subjeknya berbeda, tetapi Objek sama
dengan perkara yang telah diputus terdahulu dan berkekuatan hukum
tetap, maka gugatan dinyatakan Nebis In Idem” ;
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 647 K/Pdt/1973
tanggal 13 April 1976 yang isinya berbunyi :
“Ada atau tidaknya azas nebis in idem tidak semata-mata ditentukan
oleh para pihak saja, melainkan terutama bahwa objek dari sengketa
sudah diberi status tertentu oleh keputusan Pengadilan Negeri yang
lebih dulu dan telah mempunyai kekuatan pasti dan alasannya
adalah sama”;
Dengan demikian jelas bahwa keputusan Majelis Hakim pengadilan
Negeri Medan No : 370/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 01 April 2015 dalam
perkara aquo telah melanggar asas Nebis In Idem dan telah mengakibatkan
tidak adanya kepastian hukum, maka oleh sebab itu Majelis Hakim Yang
Terhormat Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan sudah
sepatutnya membatalkan Putusan Pengadilan negeri Medan dalam
perkara aquo;
10. Bahwa oleh karena putusan Pengadilan Negeri Medan terhadap perkara
No.370/Pdt.G/2015/PN.Mdn bertentangan dengan Putusan Mahkamah
Agung Republik Indonesia No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 04 Januari 2011,
Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 176/PDT/2008/PT.Mdn
tertanggal 25 Juni 2008, Jo. Putusan Pengadilan Negeri Medan perkara No.
106/Pdt.G/2007/PN.Mdn tertanggal 04 September 2007 yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, maka keputusan hukum Hakim
Majelis Pengadilan Negeri Medan terhadap Perkara No. 370/Pdt.G/2015/
PN. Mdn haruslah dibatalkan
III. Pada halaman 24 alinea 4 sampai dengan halaman 25 alinea 1 yang
berbunyi (kami kutip selengkapnya dengan tulisan miring) :
Menimbang, bahwa menurut pasal 613 ayat (2) KUH Perdata :
Penyerahan piutang atas nama tersebut tiada akibatnya bagi siberutang,
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 27 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
melainkan setelah penyerahan itu diberitahukan kepadanya, atau secara
tertulis disetujui dan diakuinya;
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat I tidak dapat membuktikan
bahwa pengalihan piutang (Cessie) dari Tergugat II kepada Tergugat I
telah diketahui atau diberitahukan kepada penggugat selaku debitur, maka
dengan mengacu pada ketentuan pasal 613 ayat (2) KUH Perdata, maka
pengalihan Piutang (Cessie)dari Tergugat II kepada Tergugat I
sebagaimana termaktub dalam Akta Perjanjian Jual Beli Piutang No.35
tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie)
No. 36 tertanggal 5 Mei 2006 tidak mengikat dan tidak mempunyai
kekuatan hukum bagi Penggugat selaku debitur, sehingga perbuatan
Tergugat II yang mengalihkan piutangnya kepada Tergugat I tanpa
pengetahuan dan persetujuan Penggugat adalah tergolong perbuatan
melawan hukum, sehingga petitum gugatan pada butir 3 dapat dikabulkan;
Tanggapan kami :
1. Bahwa berdasarkan putusan Pengadilan (Pengadilan Negeri, Pengadilan
Tinggi, Mahkamah Agung) yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
tersebut diatas sangat jelas menyatakan Terbanding/Penggugat
mempunyai hutang kepada Turut Terbanding/Tergugat I/Henry Kosasih
berdasarkan Akte Perjanjian Jual Beli Piutang No.35 tertangga 05 Mei 2006
dan Akte Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) No. 36 tertanggal 05 Mei
2006 diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH., MH, Notaris di Jakarta,
dengan demikian maka Hakim Majelis Pengadilan Negeri Medan yang
memutus perkara aquo telah salah dan keliru dalam menggolongkan
perbuatan Pembanding/Tergugat II dalam pengalihan piutang (cessie)
kepada Turut Terbanding/Tergugat I yang menggolongkanya kedalam
perbuatan melawan hukum dengan melanggar pasal 613 ayat (2) KUH
Perdata;
2. Bahwa Hakim Majelis Pengadilan Negeri Medan telah keliru dalam
menggolongkan perbuatan Pembanding/Tergugat II dalam pengalihan
piutang (cessie) kepada Turut Terbanding/Tergugat I sebagai suatu
perbuatan melawan hukum karena suatu perbuatan dikatakan memiliki
unsur Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad) dapat dijelaskan
sebagaimana yang terdapat dalam :
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 28 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
Buku “Perbuatan Melawan Hukum, Pendekatan Kontemporer” karangan Munir Fuady terbitan PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005 halaman 10 yang menyatakan bahwa suatu perbuatan melawan
hukum haruslah mengandung unsur-unsur sebagai
berikut :
1. Adanya suatu.
1. Adanya suatu perbuatan
2. Perbuatan tersebut melawan hukum
3. Adanya kesalahan dari pihak pelaku
4. Adanya kerugian bagi korban
5. Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian.
Buku Rosa Agustina dalam bukunya : “Perbuatan Melawan Hukum”, M.
A. Moegni Djojodirdjo dalam bukunya : “Het Nederlandsch
Verbintenissenrecht” dan berdasarkan ketentuan Pasal 1365
KUHPerdata, maka pada hakekatnya anasir atau unsur-unsur
Perbuatan Melawan hukum mencakup :
1. Harus adanya suatu perbuatan;
2. Perbuatan itu harus melawan hukum;
3. Adanya kesalahan dari pihak sipelaku;
4. Ada kerugian;
5. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum
itu dengan kerugian;
Jadi jelas terlihat bahwa perbuatan Pembanding/Tergugat II
tidak memenuhi unsur - unsur tersebut diatas sehingga
putusan Pengadilan Negeri Medan dalam perkara aquo haruslah
dibatalkan seluruhnya;
IV. Pada halaman 25 alinea 2 dan 3 yang berbunyi (kami kutip selengkapnya
dengan tulisan miring) :
Menimbang, bahwa oleh karena pengalihan piutang (Cessie) dari
Terggugat II kepada Tergugat I dilakukan tanpa diberitahukan atau disetujui
oleh Penggugat selaku debitur, maka hak tagih atas piutang Tergugat II
kepada Penggugat tersebut masih tetap berada pada Tergugat II, dan semua
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 29 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
Akta yang timbul dalam pengalihan hak tagih piutang untuk Tergugat I tidak
berkekuatan hukum, dan dengan demikian tidak ada ikatan hukum antara
Penggugat dengan Terggugat I mengenai hutang penggugat kepada Terggugat
II, sehingga petitum gugatan pada butir 4,5,dan 6 dapat dikabulkan
Menimbang, bahwa oleh karena pengalihan piutang Tergugat II
kepada Tergugat I telah dinyatakan tidak sah dan tidak mempunyai
kekuatan hukum, maka yang menjadi Kreditur atas hutang penggugat adalah
tetap Tergugat II, sehingga Tergugat II yang berwenang melakukan penagihan
piutang kepada Penggugat, dan karena pengalihan piutang Tergugat II kepada
Tergugat I telah dinyatakan tidak sah maka Tergugat I wajib megembalikan
semua dokumen yang menyangkut hutang Penggugat tersebut kepada
Tergugat II, dengan demikian petitum gugatan pada butir 7 dan 8 dapat
dikabulkan;
Tanggapan kami :
1. Bahwa hak tagih atas piutang Pembanding/Tergugat II terhadap Penggugat
telah beralih kepada Turut Terbanding/Tergugat I berdasarkan Akta
Perjanjian Jual Beli Piutang No.35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta
Perjanjian Pengalihan (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 yang diperbuat
dihadapan Vestina Ria Kartika, SH Notaris di Jakarta telah diperkuat dengan Putusan Pengadilan Negeri Medan dalam perkara No.
106/Pdt.G/2007/PN.Mdn tertanggal 04 September 2007 (terlampir), Jo.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 176/PDT/2008/PT.Mdn tertanggal
25 Juni 2008, Jo. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
No.367 K/Pdt/2010 tertanggal 04 Januari 2011 yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, oleh karena itu hak tagih Piutang
Pembanding/Tergugat II kepada Terbanding/Penggugat telah beralih kepada
Turut Terbanding/Tergugat I, dengan demikian Putusa Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Medan terhadap perkara No. 370/Pdt.G/2015/PN.Mdn
haruslah dibatalkan
2. Bahwa dengan beralihnya hak tagih piutang Pembanding/Tergugat II
terhadap Penggugat kepada Turut Terbanding/Tergugat I berdasarkan Akta
Perjanjian Jual Beli Piutang No.35 tertanggal 5 Mei 2006 dan Akta
Perjanjian Pengalihan (Cessie) No.36 tertanggal 5 Mei 2006 yang diperbuat
dihadapan Vestina Ria Kartika, SH Notaris di Jakarta maka
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 30 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
Pembanding/Tergugat II tidak berhak lagi untuk melakukan penagihan
Piutang kepada Terbanding/Penggugat;-
Bahwa selain alasan hukum seperti disebutkan diatas pertimbangan
hukum dan keputusan hukum Pengadilan Negeri Medan dalam perkara aquo
haruslah dibatalkan karena bertentangan dengan :
UU No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 53 ayat (1) dan (2) berbunyi : " (1) Dalam memeriksa dan memutus perkara, Hakim
bertanggungjawab atas penetapan dan putusan yang dibuatnya. (2)
Penetapan dan Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat
pertimbangan hukum Hakim yang didasarkan pada alasan dan dasar hukum
yang tepat dan benar";
Undang-undang No. 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 23
ayat (1) yang berbunyi : "Segala putusan Pengadilan selain harus memuat
alasan-alasan dan dasar-dasar putusan itu, juga harus memuat pula
pasal-pasal tertentu dari Peraturan-Peraturan yang bersangkutan atau sumber
hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili";
Undang-Undang No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 25 ayat (1) yang berbunyi : "Segala putusan Pengadilan selain harus
memuat alasan dan dasar putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu dari
peraturan perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak
tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili";
Undang-Undang No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 50 ayat (1) yang berbunyi : "Putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan
dasar putusan, juga memuat pasal tertentu dari peraturan perundang-
undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan
dasar untuk mengadili";
Bahwa berdasarkan argumentasi dan alasan hukum sebagaimana
yang telah disebutkan diatas maka adalah patut dan adil serta cukup
beralasan bagi Yth. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Sumatera Utara yang
memeriksa dan mengadili perkara ini agar berkenan kiranya membatalkan
keputusan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan perkara No.
370/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 01 April 2015 dan selanjutnya mengadili
sendiri dengan mengabulkan Banding Pembanding serta menolak seluruh
gugatan Terbanding/Penggugat serta menghukum Terbanding/Penggugat
membayar seluruh ongkos yang timbul dalam perkara ini;
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 31 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
Menimbang bahwa pihak Penggugat/sekarang Terbanding juga telah
mengajukan –Kontra Memori Banding yang selengkapnya sebagai beriku
A. Bahwa Kontra Memori Banding dari Tergugat I sekarang Turut Terbanding
masih dalam jangka waktu yang diizinkan oleh peraturan perundang –
undangan dan hukum acara perdata yang berlaku maka kontra memori
banding ini memenuhi syarat hukum dan patut untuk diterima ; B. Bahwa Turut Terbanding/tergugat I tidak setuju dan keberatan terhadap
Putusan Pengadilan Negeri Medan nomor : 370/Pdt.G/Pdt.G/2014/PN.Mdn,
tanggal 01 April 2015, karena Turut Terbanding/Tergugat I telah mempunyai
keputusan yang telah telah inkra yang berkekuatan hukum tetap (foto copy
terlampir putusan Mahkamah Agung nomor : 367 K/Pdt/2010, tanggal 04
Januari 2011) yaitu :
1) Putusan Pengadilan Negeri Medan nomor : 106/Pdt.G/2007/PN.Mdn,
tanggal 04 September 2007 jo ;
2) Putusan Pengadilan Tinggi Medan nomor : 176/PDT/2008/PT.MDN,
tanggal 25 Juni 2008 jo ;
3) Putusan Makamah Agung nomor : 367 K/Pdt/2010, tanggal 04
Januari 2011 ;
Amar nya sebagai berikut :
I. Pengadilan Negeri Medan telah menjatuhkan putusan nomor :
106/Pdt.G/2007/PN.Mdn,tanggal 04 Nopember 2007 yang amarnya sebagai
berikut ;
DALAM KONVENSI :
DALAM EKSEPSI :
- Menolak Eksepsi Tergugat I,II,III ; DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian ; 2. Menyatakan demi hukum perbuatan Tergugat I,II dan III yang tidak
membayar/melunasi sisa hutangnya semula kepada PT. BANK DUTA
CABANG MEDAN , BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL
(BPPN) dan PT. BANK DANAMON INDONESIA Tbk. Sekarang kepada
Penggugat adalah merupakan perbuatan cidera janji (wanprestasi) ;
PENG
ADIL
AN T
INGG
I MED
AN
Halaman 32 dari 41 Putusan Nomor : 54/PDT/2017/PT.MDN
a. Menyatakan dengan sah bahwa tergugat I,II,III telah berhutang
semula pada PT. BANK DUTA CABANG MEDAN, BADAN
PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL (BPPN), PT.BANK
DANAMON INDONESIA Tbk. Sekarang Penggugat berdasarkan
Akta Perjanjian Kredit dengan Penyerahan Jaminan no.5 tanggal 09
Mei 1995, diperbuat di hadapan Muhammad Syafei, Pengganti
sementara Perlaungan Nasution, SH, Notaris di Medan ; Grosse
Akte Pengakuan Hutang no.6, tanggal 09 Mei 1995 yang berkepala “
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
“, diperbuat di hadapan Muhammad Syafei, pengganti sementara
Parlaungan Nasution, SH, Notaris di Medan ; b. Perjanjian Jual Beli dan Penyerahan Hutang, tanggal 30 Juni 2000,
Nomor : SP-168/BPPN/0600, yang dilegalisir oleh Hasanal Ali Amin,
SH, Notaris di Jakarta, dibawah Nomor : 482/2000, kecuali mengenai
jumlah hutang yang harus dibayar oleh tergugat I,II,III ; c. Contract of sale, tanggal 30 Nopember 2000 yang dilegalisir oleh
Moendjiati Soegito, SH, Notaris, dibawah nomor : 3791/Nopember
2000, kecuali mengenai jumlah hutang yang harus dibayar oleh
Tergugat I,II, III Akte Pengalihan Hak Atas Tagihan No. 12, tanggal
22 Desember 2000, diperbuat di hadapan Moenndjiati Soegito, SH ,
Notaris di Jakarta, kecualinmengenai jumlah hutang yang harus
dibayar oleh Tergugat I,II,III ;
d. Akte Perjanjian Jual Beli Piutang no. 35, tanggal 05 Mei 2006,
diperbuat dihadapan Vestina Ria Kartika, SH, Notaris di Jakarta,
kecuali mengenai jumlah hutang yang harus dibayar oleh Tergugat
I,II,III ;Akte Perjanjian Penagihan Piutang ;
e. Akte Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie) no. 36, tanggal 05 Mei
2006 diperbuat di hadapan Vestina Ria Kartina, SH, MH, notaris di
Jakarta kecuali mengenai jumlah hutang yang harus dibayar oleh