Top Banner
PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI AHKÂMI AL-NIKÂH KARYA K.H. HASYIM ASY’ARI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.HUM) Oleh Nauval Fitriah NIM: 1113024000028 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
111

PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

Sep 06, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI

AHKÂMI AL-NIKÂH

KARYA K.H. HASYIM ASY’ARI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora

(S.HUM)

Oleh

Nauval Fitriah

NIM: 1113024000028

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh
Page 3: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh
Page 4: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh
Page 5: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

i

ABSTRAK

Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh Fî

Bayâni Ahkâmi Al-Nikâh Karya K.H. Hasyim Asy’ari”. Skripsi, Jurusan

Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode penerjemahan

semantis dan penerapan strategi penerjemahan yang digunakan dalam terjemahan

kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh karya K.H. Hasyim Asy‟ari.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif.

Setelah menerjemahkan objek data, dilakukan analisis dengan mendeksripsikan

penerapan metode penerjemahan semantis dan strategi penerjemahan yang

digunakan saat menerjemah.

Hasil penelitian ini adalah bahwa metode penerjemahan semantis dalam kitab

Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh merupakan metode yang efektif

untuk digunakan dalam kasus menerjemahkan teks klasik, yang memudahkan

penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang berterima dalam bahasa sasaran,

mudah dipahami, dan sedekat mungkin tepat sama dengan makna Tsu, dan

membantu penerjemah mempertahankan gagasan penulis Tsu. Dalam

menerjemahkan dengan menggunakan metode penerjemahan semantis,

penerjemah paling banyak menggunakan strategi ziyadah, dikarenakan struktur

gramatikal Tsu dan bahasa sasaran yang berbeda.

Page 6: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT. Yang dengan izin serta karuniaNya,

sehingga penulisan skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Humaniora Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini dapat diselesaikan.

Salawat serta salam tercurah limpahkan kepada junjungan besar baginda

Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga

zaman terang benderang, yang telah mengenalkan kebenaran kepada kita sebagai

umatnya, sehingga mampu untuk mengetahui apa itu kebathilan.

Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin haturkan terima kasih kepada:

Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr.

Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum selaku Ketua Jurusan Tarjamah, Rizqi

Handayani, M.A selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah, Karlina Helmanita, M. Ag

selaku dosen pembimbing akademik yang telah mendidik dan mengarahkan

penulis selama menjadi mahasiswa, dan kepada seluruh dosen-dosen yang telah

mendidik serta memberikan berbagai macam ilmu dan pengetahuan kepada

penulis. Semoga segala ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat khususnya

bagi penulis sendiri.

Secara khusus penulis haturkan terima kasih yang tidak terhingga kepada

Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu di tengah banyaknya kesibukan dan atas kesabarannya untuk

membaca, mengoreksi, serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

iii

Kepada Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail, M.A selaku dosen penguji 1 dan

Dr. Ahmad Ismakun Ilyas, M.A selaku dosen penguji 2 yang telah meluangkan

waktunya dan memberikan masukan serta arahan yang berharga demi perbaikan

skripsi ini.

Kepada orang tua tercinta, Ayah dan Mamah dua sosok yang paling

berjasa selama ini. Kakak dan adik-adik tercinta, Hj Ayu Gandasari dan Suami,

Aang Muhammad Mulkillah, Lu‟lu Azizatul Khadhra. Terima kasih atas segala

doa, motivasi, dan kasih sayang selama ini.

Semoga skripsi yang masih banyak kekurangan ini dapat bermanfaat untuk

khalayak luas, khususnya bagi penulis sendiri serta orang-orang yang menggeluti

dunia penerjemahan.

Ciputat, 23 Maret 2017

Nauval Fitriah

Page 8: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... x

SINGKATAN ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 3

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 4

E. Metodologi Penelitian ..................................................................... 7

1. Fokus Penelitian .......................................................................... 7

2. Sumber Data ............................................................................... 8

3. Metode Penyediaan Data ............................................................ 9

4. Analisis Data ............................................................................... 9

5. Metode Penyajian Hasil Analisis Data ....................................... 9

6. Teknik Penulisan ......................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 11

BAB II PENERJEMAHAN TEKS KLASIK .............................................. 12

A. Pengertian Penerjemahan Teks Klasik ............................................ 12

B. Metode Penerjemahan Semantis ...................................................... 14

Page 9: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

v

C. Strategi Penerjemahan ..................................................................... 16

1. Taqdim wa Ta’khir ...................................................................... 16

2. Ziyâdah ....................................................................................... 17

3. Hadzf ........................................................................................... 17

4. Tabdil .......................................................................................... 18

BAB III SEKILAS TENTANG PENULIS DAN KITAB ........................... 19

A. Tentang Penulis ............................................................................... 19

1. Biografi K.H. Hasyim Asy‟ari .................................................... 19

2. Riwayat Pendidikan .................................................................... 21

B. Karya-karya K.H. Hasyim Asy‟ari .................................................. 24

C. Tentang Kitab dan Naskah Dau'u al-Misbâh .................................. 28

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN METODE DAN STRATEGI

PENERJEMAHAN YANG DIGUNAKAN ..................................... 30

A. Pendahuluan .................................................................................... 30

B. Terjemahan Kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh .... 30

C. Metode dan Strategi Penerjemahan ................................................. 69

a. Teks I .......................................................................................... 69

1. Metode Penerjemahan ............................................................ 69

2. Strategi Penerjemahan ............................................................ 70

b. Teks II ......................................................................................... 70

1. Metode Penerjemahan ............................................................ 71

2. Strategi Penerjemahan ............................................................ 72

Page 10: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

vi

c. Teks III ........................................................................................ 73

1. Metode Penerjemahan ............................................................ 73

2. Strategi penerjemahan ............................................................ 74

d. Teks IV ....................................................................................... 75

1. Metode Penerjemahan ............................................................ 75

2. Strategi penerjemahan ............................................................ 76

e. Teks V ......................................................................................... 76

1. Metode Penerjemahan ............................................................ 76

2. Strategi penerjemahan ............................................................ 77

f. Teks VI ....................................................................................... 78

1. Metode Penerjemahan ............................................................ 78

2. Strategi penerjemahan ........................................................... 79

g. Teks VII ...................................................................................... 79

1. Metode Penerjemahan ............................................................ 80

2. Strategi penerjemahan ............................................................ 81

h. Teks VIII ..................................................................................... 82

1. Metode Penerjemahan ............................................................ 82

2. Strategi penerjemahan ............................................................ 82

i. Teks IX ....................................................................................... 83

1. Metode Penerjemahan ............................................................ 83

2. Strategi penerjemahan ............................................................ 84

j. Teks X ......................................................................................... 85

1. Metode Penerjemahan ............................................................ 85

Page 11: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

vii

2. Strategi penerjemahan ............................................................ 86

k. Teks XI ....................................................................................... 87

1. Metode Penerjemahan ............................................................ 87

2. Strategi penerjemahan ............................................................ 87

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 89

A. Kesimpulan.................................................................................... 89

B. Saran .............................................................................................. 90

Page 12: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini merujuk

pada pedoman transliterasi pada buku yang berjudul “Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDa (Central for

Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

Berikut daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin

ا

b ب

t ت

ts ث

j ج

h ح

kh خ

d د

dz ذ

r ر

z ز

s س

sy ش

s ص

d ض

t ط

z ظ

„ ع

gh غ

Page 13: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

ix

f ف

q ق

k ك

l ل

m م

n ن

w و

h ه

' ء

y ي

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkaf atau diftong.

Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a Fathah

i Kasrah

u Dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

و au a dan u

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Page 14: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

x

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ا â a dengan topi di atas

ي î i dengan topi di atas

و û u dengan topi di atas

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu ال, dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-

dîwân.

5. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan tanda (), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak

berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang

yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya kata “الضرورة” tidak ditulis

ad-darûrah melainkan al-darûrah. Demikian seterusnya.

6. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut

diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/

(lihat contoh 3).

Page 15: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

xi

Contoh:

No. Kata Arab Alih Aksara

Tarîqah طريقت 1

al-jâmi‟ah al-islâmiyyah الجامعت اإلسالميت 2

Wahdat al-wujûd وحدة الوجود 3

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih

aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan

yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara

lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal, nama tempat, nama bulan,

nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata

sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri

tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî

bukan Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan

dalamalih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miringn (italic)

atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak

miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal

dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar

katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani,

tidak „Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

Page 16: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

xii

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism), maupun huruf (harf)

ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-

kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di

atas:

Kata Arab Alih Aksara

Dau'u al-Misbah ضوء المصباح

A‟lamu bi al-Sawâb أعلم بالصواب

Fî al-Jâmi‟ah في الجامعت

Page 17: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

xiii

SINGKATAN

Bsu : Bahasa Sumber

Bsa : Bahasa Sasaran

Tsu : Teks sumber

Tsa : Teks Sasaran

Page 18: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terkait dengan proses islamisasi di Nusantara, naskah-naskah

keagamaan yang termasuk bagian dari teks klasik memiliki peranan penting

di dalamnya. Untuk dapat ditransmisikan juga diketahui oleh masyarakat luas

hingga generasi berikutnya, dan untuk melestarikan kebudayaan lama yang

mengandung nilai-nilai luhur di dalam teks klasik, diperlukannya kegiatan

penerjemahan. Teks klasik diyakini sebagai warisan kekayaan intelektual di

Nusantara dari para ulama dan ilmuwan pendahulu yang membanggakan,

terbukti dengan banyaknya karya ulama asal Indonesia yang diakui oleh

dunia internasional.

Dari sekian banyak ulama besar di Indonesia K.H. Hasyim Asy’ari

merupakan salah seorang ulama besar yang memiliki pemikiran yang khas

dan sangat berpengaruh hingga saat ini. Kiai Hasyim termasuk juga kategori

ulama yang produktif dalam menuangkan pemikirannya di dalam tulisan,

dibuktikan dengan karya-karyanya yang cukup banyak dan tidak jarang

dijadikan sebagai rujukan atas problematika masyarakat sampai saat ini.

Kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh merupakan salah

satu karyanya yang hanya membahas mengenai pernikahan. Disusun dengan

ringkas, sistematis, dan bahasa yang mudah dipahami terutama bagi kalangan

masyarakat awam. Dalam mendefinisikan pernikahan, Kiai Hasyim memilih

mengutip pendapat salah seorang Imam yang lebih mengutamakan ibadah

Page 19: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

2

daripada menikah. Berbeda dengan para Ulama Syafi’iyah lainnya seperti Ibn

Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Bulughu al-Maram yang mengutip hadis

bahwa menikah merupakan sunah Nabi.1 Dalam kitab Fathul Mu’in karya

Syaikh Zainuddin al-Malibary mengatakan bahwa tidak ada ibadah yang

dianjurkan sejak pada zaman Nabi Adam hingga sampai ke surga kecuali

beriman dan menikah.2 Namun, dalam kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni

Ahkâmi al-Nikâh dikatakan bahwa menikah merupakan sebagian dari

keinginan hawa nafsu belaka, bukan sebagian dari cara mendekatkan diri

pada Allah.3

Dari sekian banyak karya Kiai Hasyim yang fenomenal dan sudah

dialihbahasakan, kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh

merupakan salah satu karya beliau yang belum ditemukan terjemahan dalam

bahasa Indonesianya, dan dapat diasumsikan bahwa kitab ini menarik untuk

dijadikan objek kajian penelitian.

Oleh karena itu, setelah melakukan pengamatan lebih mendalam,

peneliti tertarik untuk menerjemahkan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni

Ahkâmi al-Nikâh dan meneliti tentang “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

Fî Bayâni Ahkâmi Al-Nikâh Karya K.H. Hasyim Asy’ari”. Peneliti akan

mengkaji mengenai penerapan metode penerjemahan semantis dan strategi

penerjemahan yang digunakan saat menerjemahkan kitab tersebut. Penelitian

ini sangat bermanfaat bagi seorang penerjemah khususnya mahasiswa Prodi

1 Ibn Hajar al-Asqalani, Bulughu al-Maram (Kuwait: Maktabah Daar al-Salam, 1994), h.

288. 2 Zainuddin al-Malibary, I’aanah al-Thalibin Juz 3 (Semarang: Karya Putra, t.t.), h. 253.

3 Syekh Muhammad Hâsyim Asy‘arî, Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh (Jombang:

Maktabah al-Turâts al-Islâmî, t.t.), h. 4.

Page 20: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

3

Tarjamah dalam mengenal dan menerjemahkan teks Arab klasik. Umumnya,

bagi setiap masyarakat yang hendak menikah atau ingin memperoleh

pengetahuan mengenai pernikahan.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Agar pokok permasalahan tidak meluas peneliti perlu memberikan

batasan dan perumusan masalah yang akan dikaji. Dalam penelitian ini

peneliti hanya akan meneliti metode penerjemahan semantis dan strategi

perjemahan yang digunakan dalam kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi

al-Nikâh. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerjemahan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-

Nikâh Karya K.H. Hasyim Asy’ari dengan menggunakan metode

penerjemahan semantis?”

2. Bagaimana strategi penerjemahan dalam terjemahan kitab Dau'u al-

Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh Karya K.H. Hasyim Asy’ari?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui penerapan metode penerjemahan semantis dalam

terjemahan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh Karya

K.H. Hasyim Asy’ari.

2. Mengetahui penerapan strategi penerjemahan dalam terjemahan kitab

Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh Karya K.H. Hasyim

Asy’ari.

Page 21: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

4

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai masukan bagi mahasiswa Prodi Tarjamah untuk memotivasi

meningkatkan kompetensi dalam penerjemahan teks klasik.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti, pembaca

dan para penerjemah, agar hasil terjemahan yang dihasilkan sesuai

dengan pesan bahasa sumber dan mudah dipahami pembaca.

3. Dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai bahan pertimbangan

untuk mengembangkan penelitian terkait penerjemahan teks klasik.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah mencari berbagai macam literatur sebagai bahan rujukan

skripsi, peneliti menemukan beberapa penelitian tentang penerjemahan.

Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Penelitian Epri

Kurniawati (2009) yang berjudul “Tarjamah Kitab Al Nabat Wa Al Inbat Li

Khalid Faiq Al Ubaidiy Wa Musykilat Tarjamah Al Mushthalakhat Al

Biolojiyah Fihi” memfokuskan problematika pada penerjemahan istilah-

istilah Biologi yang ditemukan dalam naskah buku yang ia terjemahkan,

mengelompokkan bentuk-bentuk istilah yang ditemukan berdasarkan tingkat

kesulitan dalam menerjemahkan dan mengkaji masalah penerjemahan istilah

ilmiah dalam buku An-Nabaat Wa Al-Inbaat karena ada beberapa yang sukar

dicari maknanya.

Alfida Amalina (2008) yang berjudul “Tarjamah Kitab Dauru Al

Mar'ah Al Muslimah Fi Al Mujtami' Lijanah Al Mu'tamar Al Nisa'i Al Awwal

Page 22: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

5

Wa Musykilah Tarjamah Al Jamal Al Syarthiyah Fihi”. Penelitian yang

mengkaji tentang problematika penerjemahan kalimat syarat dalam buku

Daura al-Mar'ah al-Muslimah fi al-Mujtama' yang muncul dikarenakan

bahasa sumber (bahasa Arab) dan bahasa sasaran (bahasa Indonesia) memiliki

latar belakang dan budaya yang berbeda. Kemudian ia mencoba mengatasi

problematika tersebut dengan dua strategi yaitu pengurangan unsur kalimat

dan transposisi guna memperoleh terjemahan yang baik dengan cara

pengungkapan pesan sesuai dengan bahasa Indonesia. Sedangkan

pendekatannya ia memakai pendekatan sintaksis yaitu menguraikan relasi

satu kata dengan kata lain yang membentuk frase atau kalimat.

Skripsi Epri dan Alfida melakukan penelitian problematika

penerjemahan. Sementara dalam skripsi ini akan mencoba menguraikan

proses penerjemahan dengan strategi dan metode penerjemahan yang penulis

lakukan saat menerjemahkan. Metode pembahasan yang dilakukan dalam

penelitian ini sama-sama menerjemahkan naskah bahasa Arab ke dalam

bahasa Indonesia terlebih dahulu untuk kemudian diteliti dan menggunakan

naskah berbahasa Arab sebagai korpus data penelitian.

Adapula skripsi yang disusun oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Rifyal Mahmudin (2015) yang berjudul “Metode Penerjemahan

Fuad Kauma Terhadap Kitab Nashaihul Ibad Karya Syekh Nawawi Al

Bantani”. Penelitian yang menganalisis metode penerjemahan yang

digunakan penerjemah dalam menerjemahkan buku tersebut.

Page 23: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

6

Lukman Hakim (2015) yang berjudul “Metode dan Strategi

Terjemahan Al-Qur’an Mahmud Yunus”. Penelitian yang menganalisis

metode dan strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam

menerjemahkan al-Qur’an yang terdapat isim maushul dan min bayyinah.

Skripsi Rifyal dan Lukman melakukan penelitian yang sama dengan

yang peneliti lakukan. Yaitu, menganalisis metode penerjemahan dan strategi

penerjemahan. Perbedaan kedua skripsi tersebut dengan yang peneliti lakukan

adalah pada metode pembahasan, Rifyal dan Lukman melakukan penelitian

pada buku terjemahan. Sedangkan yang peneliti lakukan adalah

menerjemahkan terlebih dahulu, baru kemudian menganalisis metode dan

strategi penerjemahan yang telah digunakan saat menerjemahkan.

Dan tesis mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Novi Asriyani

(2010) yang berjudul ”An Analysis of Translation Procedures in the Novel

Adventure of Tom Sawyer by Mark Twain”. Penelitian yang memaparkan

tentang prosedur penerjemahan yang digunakan dalam novel, bagaimana

prosedur itu diterapkan, apakah menggunakan transposisi, modulasi atau jenis

prosedur penerjemahan lainnya, dan apakah struktur setiap kalimat dalam

novel ini sesuai dengan prosedur penerjemahan atau tidak.

Di samping itu, belum ada yang menjadikan kitab Dau'u al-Misbâh fî

Bayâni Ahkâmi al-Nikâh sebagai objek penelitian. Penelitian metode

penerjemahan semantis dan strategi penerjemahan pada kitab tersebut pun

belum penulis temukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan

demikian, penulis melanjutkan penelitian ini dengan menerjemahkan kitab

Page 24: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

7

Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh dan menganalisis metode

penerjemahan semantis dan strategi penerjemahan yang digunakan saat

menerjemahkan.

E. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif.

Penelitian kualitatif merupakan aktivitas atau proses “memahami” hakikat

fenomena dengan latar alamiah, dengan berporos pada data deskriptif yang

disediakan trianggulasi untuk dianalisis sehingga menghasilkan pemahaman

yang holistik berdasarkan perspektif partisipan yang sesuai dengan

konteksnya.4 Sedangkan deskriptif merupakan data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.5

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menganalisis hasil terjemahan kitab

Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâhi. Hal-hal yang diasumsikan

dapat menjadi data penelitian dalam kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni

Ahkâmi al-Nikâhi adalah mendeskripsikan penerapan metode

penerjemahan semantis dan strategi penerjemahan yang digunakan dalam

menerjemahkan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâhi dari

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

4 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 31.

5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),

h. 11

Page 25: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

8

2. Sumber Data

Peneliti menggunakan metode kepustakaan (library research)

yaitu, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian untuk

menghasilkan penelitian yang akurat. Kemudian, agar hasil penelitian

lebih maksimal, peneliti menggunakan sumber data sekunder yang

merujuk pada internet, dan ensiklopedia. Sedangkan, sumber data primer

terkait dengan penelitian adalah kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi

al-Nikâhi, dan dalam proses menerjemahkan peniliti akan merujuk

kepada buku karya Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto

“Translation Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan”. “A

Text Book Of Translation” buku karya Peter Newmark, buku karya

Moch. Syarif Hidayatullah “Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia

Kontemporer”, buku Frans Sayogie “Penerjemahan Bahasa Inggris Ke

Dalam Bahasa Indonesia”, buku M. Rudolf Nababan “Teori Menerjemah

Bahasa Inggris”, “Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI)”. Adapun

kamus yang peneliti gunakan sebagai rujukan dalam menerjemahkan

adalah kamus karya Ahmad Warson Munawwir “Kamus Al-Munawwir

Arab-Indonesia”, namun tidak semua unit kata yang dicari terdapat

kamus Al-Munawwir. Oleh karena itu, peneliti juga merujuk pada kamus

aplikasi “Alma’any” yang dirasa cukup lengkap dalam pencarian unit

kata.

Page 26: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

9

3. Metode Penyediaan Data

Setidaknya ada tiga kegiatan dalam penyediaan data, yaitu

mengumpulkan; memilih, memilah; dan menata. Sekalipun telah

dikumpulkan, data akan sulit dianalisis karena belum ditata dan dipilah.

Untuk itu, datanya harus dipilah-pilah. Satu alternatif untuk memilah dan

menata data atau bahan analisis adalah dengan mengelompokannya

berdasarkan konteks data. Data dalam hal ini merujuk pada fenomena

yang mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah penelitian.6

4. Analisis Data

Dalam metode penelitian ini, peniliti memaparkan langkah-langkah

analisis agar penelitian ini berjalan secara sistematis dan bertahap.

Adapun tahap peneliti yang digunakan, sebagai berikut:

a. Menerjemahkan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh

dengan menggunakan beberapa kamus yang dijadikan rujukan.

b. Mendeskripsikan penerjemahan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni

Ahkâmi al-Nikâh dengan menggunakan metode penerjemahan

semantis.

c. Mendeskripsikan penerapan strategi penerjemahan kitab Dau'u al-

Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh.

5. Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk

mengklasifikasi atau mengelompokan data. Dalam rangka

6 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 200.

Page 27: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

10

pengklasifikasian dan pengelompokan data, tentu harus didasarkan pada

tujuan penelitian. Hasil penelitian akan disajikan dengan metode

informal. Hasil analisis disajikan melalui perumusan dengan

menggunakan kata-kata biasa, termasuk penggunaan terminologi yang

bersifat teknis.

6. Teknik Penulisan

Secara teknis skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDa

(Central for Quality Development and Assurance) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007.

Page 28: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

11

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima Bab, yang akan

dirincikan sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan ini berisi satu bab

tersendiri yang terdiri dari enam sub-bab, yang meliputi latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II adalah pembahasan. Bagian pembahasan ini terdiri dari tiga sub-

bab yang menguraikan tentang penerjemahan teks klasik, metode

penerjemahan semantis dan strategi penerjemahan.

Bab III akan memaparkan korpus penelitian. Bagian ini akan membahas

tentang sekilas tentang kitab dan penulis, mendeskripsikan tentang biografi

Kiai Hasyim dan karya-karyanya. Yang terdiri dari tiga sub-bab yaitu, tentang

penulis, karya-karya kiai Hasyim Asy’ari, dan tentang kitab dan naskah

Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh.

Bab IV merupakan pokok penelitian yang akan membahas

pertanggungjawaban, metode, dan strategi penerjemahan yang digunakan.

Yang terdiri dari tiga sub-bab yaitu, pendahuluan, terjemahan kitab Dau'u al-

Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, dan metode dan strategi penerjemahan.

Bab V adalah penutup. Pada bagian ini, ada dua hal yang dikemukakan:

kesimpulan dan saran.

Page 29: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

12

BAB II

PENERJEMAHAN TEKS KLASIK

A. Pengertian Penerjemahan Teks Klasik

Penerjemahan adalah upaya untuk mengungkapkan kembali pesan yang

terkandung dalam teks suatu bahasa atau teks sumber ke dalam bentuk teks

dalam bahasa lain atau teks sasaran. Dengan demikian teks adalah bahasa.7

Menurut Benny Hoedoro Hoed, teks klasik adalah teks yang sudah berumur

beberapa puluh tahun. Dalam tradisi yang ada, biasanya teks klasik dianggap

memiliki nilai sejarah apabila telah berusia 50 tahun ke atas. Dalam

penerjemahan teks klasik, kompleksitas masalah pragmatiknya semakin

bertambah karena antara pengirim dari Tsu dan penerima bahasa sasaran

terdapat jarak waktu yang disertai dengan jarak budaya. Masa 50 tahun sudah

dapat dikatakan cukup lama untuk terjadinya berbagai perubahan budaya.

Jarak budaya antara isi teks tersebut dan lingkungan teks yang sama 50 tahun

kemudian kemungkinan dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda.

Begitupun bila Tsu sudah berusia lebih 50 tahun kemudian diterjemahkan

masa kini, maka hasil penafsiran penerjemah dapat berbeda dari teks aslinya.

Terdapat pula jarak kebahasaan dan waktu atau jarak kronolektal yang harus

ditanggulangi. Yaitu kompleksitas seperti sejumlah kata yang perlu

memperoleh penjelasan bila menyangkut aspek budaya, baik yang berupa

konsep, pranata, maupun kebudayaan materil.8

7 Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,

2006), h. 28. 8 Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, h. 32-33.

Page 30: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

13

Menurut Hidayatullah, untuk kasus teks klasik Arab ada perbedaan

dengan yang dikemukakan Hoed. Ada aspek lain yang juga harus

diperhatikan dalam, yaitu terkait dengan format dan gaya bahasa teks. Dalam

teks Arab, perubahan format dan gaya bahasa teks nyata terlihat pada teks-

teks yang berusia 100 tahun ke atas. Teks klasik dalam teks Arab dinilai yang

berusia lebih dari 100 tahun dan teks yang ditulis kurang dari 100 tahun

namun menggunakan format dan gaya bahasa teks klasik. Adapun ciri-ciri

format dan gaya bahasa teks klasik dapat diketahui sebagai berikut.9

a. Bahasa yang digunakan lebih bernuansa sastra dan bombastis.

b. Sistematika buku ditandai dengan ذثي, فشع, فصم, تاب yang setara

dengan bab dan subbab.

c. Tema terkait dengan masalah agama.

d. Tidak dilengkapi dengan tanda baca.

e. Tidak dilengkapi dengan paragraf.

f. Bentuk kalimat panjang-panjang.

Salah satu bentuk teks klasik ialah teks keagamaan. Dunia yang

melingkupi teks keagamaan adalah teologi dan budaya. Teks keagamaan

adalah teks yang subtansinya didominasi oleh tema dan topik-topik yang

bersumber pada satu agama atau lebih. Bentuk teks keagamaan beragam.

9 Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer

(Tangerang Selatan:Alkitabah, 2014), h. 114.

Page 31: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

14

Dalam Islam, teks keagamaan bisa ditemukan pada Alquran, hadis, kitab

tafsir, kitab fikih, kitab tasawuf, kitab akhlak, dan yang lainnya.10

B. Metode Penerjemahan Semantis

Metode penerjemahan semantis adalah metode yang digunakan dalam

menerjemahkan objek data penelitian. Metode penerjemahan semantis

merupakan metode yang sesuai untuk digunakan dalam menerjemahkan teks

klasik. Baik teks otoritatif maupun teks ekspresif, keduanya adalah teks-teks

yang isi dan gaya bahasa, gagasan dan kata-kata, serta strukturnya sama-sama

pentingnya. Teks sumber yang dijadikan objek penelitian ini pun termasuk

teks otoritatif, yang mana teks tersebut merupakan pemikiran-pemikiran

penulis yang subtansinya adalah topik yang bersumber pada teks keagamaan

dalam konteks fikih. Meskipun metode penerjemahan semantis berorientasi

pada Tsu dan tetap dalam ruang lingkup budaya Tsu, penerjemah bisa

memberi sedikit konsesi dalam bahasa sasaran dengan sekedar mengubah

makna yang bersifat tidak begitu penting dan tidak mengkhianati pesan Tsu

itu sendiri.11

Sebagaimana Peter Newmark memaparkan bahwa,

“Semantic translation take more account of the aesthetic value. Semantic

translation is more flexible, admits the creative exception to 100% fidelity and allows

for the translator’s intuitive empathy with the original. Semantic translations is used

for expressive texts. Semantic translation is personal and individual, follows the

10

Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 97. 11

Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation Bahasan Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 53.

Page 32: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

15

thought processes of the author, tends to over-translate, pursues nuances of meaning,

yet aims at concision in order to reproduce pragmatic impact.”

Metode penerjemahan semantis adalah metode penerjemahan yang

berorientasi pada Tsu. Proses penerjemahannya, dilakukan melalui

pengetahuan tentang pola-pola dasar bahasa sumber yang mencakup unit

kata, frasa/kolokasi, dan klausa serta konteks untuk mendapatkan makna yang

sesuai budaya bahasa sumber. Secara umum, metode penerjemahan semantis

mempertimbangkan tingkat kematangan berbahasa penulis TSu dan

mengikuti proses pemikiran penulis TSu yang bersifat personal dan

individual. Hal ini dapat dikatakan karena penerjemahan semantis mencoba

untuk mengalihkan sedekat mungkin makna kontekstual bahasa sasaran yang

tepat sama dengan stuktur semantik dan sintaksis bahasa sumber, serta makna

kata dan makna kalimat ditinjau dari sudut konteks bahasa sumber.12

Penerjemahan semantis hasilnya lebih luwes dan memperkenankan intuisi

penerjemah untuk berempati dengan Tsu.13

Adapun ciri-ciri metode penerjemahan semantis di antaranya adalah,

lebih akurat, orientasi terhadap bahasa sumber; orientasi pada makna;

mempertahankan proses berpikinr penulis bahasa sumber; orientasi pada

struktur semantis dan sintaksis Tsu untuk mempertahankan gaya bahasa

12

Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 92-93.

13 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 55.

Page 33: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

16

penulis Tsu; hasil terjemahannya cenderung lebih kompleks lebih rinci

terstuktur; unit terjemahannya mencakup kata, frasa dan klausa.14

C. Strategi Penerjemahan

Menurut Hidayatullah, seorang penerjemah bisa menggunakan

beberapa strategi saat menghadapi Tsu. Ini sangat diperlukan seorang

penerjemah saat menghadapi perbedaan konstruksi dan pemaknaan antara

bahasa sumber dan bahasa sasaran. 15

Dalam bukunya terdapat empat strategi

penerjemahan untuk teks sumber berbahasa Arab yang bisa digunakan saat

menerjemahkan:

1. Taqdîm wa Ta’khîr (Mengedepankan dan Mengakhirkan)

Dalam strategi ini Hidayatullah menjelaskan bahwa seorang

penerjemah diharuskan mengedepankan kata dalam Bsu yang

diakhirkan dalam Bsa dan mengakhirkan kata Bsu yang dikedepankan

dalam Bsa. Seperti kata dalam Tsu yang semula berurutan, saat

diterjemahkan urutannya berubah, ada kata yang dalam Tsu

didahulukan, kemudian kata tersebut dalam terjemah diakhirkan.

Contoh:16

انرعذد تانضاج االعالو دذد قذ

654 3 2 1

Islam telah membatasi poligami

3 1 2 456

14

Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia, h. 96. 15

Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 54. 16

Seluruh contoh strategi penerjemahan diambil dari buku Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 54-

Page 34: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

17

2. Ziyâdah (Menambahkan)

Menurut Hidayatullah dalam strategi ini seorang penerjemah

diharuskan untuk menambahkan kata dalam Bsu yang disebut dalam

Bsa. Ini terkait dengan konsekuensi dari perbedaan struktur dalam Bsu

dan Bsa. Jika kata tambahan dalam Tsa muncul itu merupakan

konsekuensi struktur gramatikal dalam Tsu yang mengharuskan

demikian. Dalam Tsu, tidak diharuskan adanya pemarkah predikat

untuk predikat berupa nomina, karena sudah diwakili oleh struktur

gramatikalnya sendiri. Berbeda dalam Tsa, yang mengharuskan adanya

pemakrah predikat untuk predikat berupa nomina. Seperti kata dalam

Tsu yang berjumlah 4 kata, sementara dalam terjemahan bertambah

menjadi 6 kata.

Contoh:

يى أيش انقشآ فى

4 3 2 1 penting) yang( hal merupakan Alquran Memahami

1 2 T 3 T 4

3. Hadzf (Membuang)

Pemaparan Hidayatullah dalam bukunya, strategi ini mengharuskan

seorang penerjemah untuk membuang kata dalam Bsa yang disebut

dalam Bsu. Ada beberapa kata yang tidak perlu diterjemahkan untuk

pengalihan pesan Tsu ke Tsa. Bahkan, jika kata-kata itu tidak dibuang,

maka pesannya bisa jadi menyimpang. Seperti jumlah kata dalam Tsu

yang semula berjumlah 9 kata, saat diterjemahkan menyusut menjadi 5

kata.

Page 35: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

18

Contoh:

انغك نصيذ أدذ رة األياو ي يو في

9 8 7 6 5 4 3 2 1 memancing) pergi( Ahmad ,Suatu hari

1234 6 5 789

4. Tabdil (Mengganti)

Disebutkan dalam buku Hidayatullah, bahwa strategi ini mengharuskan

seorang penerjemah untuk mengganti struktur kata dalam Bsu dengan

memperhatikan makna dalam Bsa. Ini berkaitan dengan kelaziman

konsep yang digunakan dari struktur Tsu dalam Tsa. Seperti kata dalam

Tsu yang berjumlah 5 kata. Cukup diterjemahkan satu kata atau dua

kata saja.

Contoh:

ال يثاع يجاا يصع

543 2 1 Gratis atau tidak diperjualbelikan

Page 36: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

19

BAB III

SEKILAS TENTANG PENULIS DAN KITAB

A. Tentang Penulis

1. Biografi K.H. Hasyim Asy’ari

Tepat pada hari selasa kliwon 24 Dzulqa’dah 1287 H, atau 14 Februari

1871 M gema shalawat mengiringi tangis bahagia keluarga Utsman di

Pesantren Gedang, Jombang. Saat itu lahirlah bayi mungil yang kemudian

diberi nama Muhammad Hasyim. Bayi inilah yang kelak menjadi salah

seorang tokoh yang diperhitungkan pemikiran dan sepak terjangnya di negeri

ini.17

Muhammad Hasyim adalah putra ketiga dari 11 bersaudara. Ayahnya

adalah Kiai Asy’ari asal Demak, seorang santri cerdas di pesantren Kiai

Usman. Ibunya, Nyai Halimah, adalah putri Kiai Usman. Sang ibu merupakan

putri pertama dari tiga laki-laki dan dua perempuan. Adapun saudara-

saudarinya adalah Muhammad, Leler, Fadhil, dan Nyai Arif. Dari pernikahan

Kiai Asy’ari dan Nyai Halimah, lahirlah Hasyim. Beliau mempunyai 10

saudara, yaitu Nafi’ah, Ahmad Saleh, Radiah, Hasan, Anis, Fathanah,

Maimunah, Maksum, Nahwari, dan Adnan.18

Secara genealogi, Hasyim Asy’ari merupakan keturunan kiai, karena

kakek buyutnya adalah Kiai Sihah yang merupakan pendiri Pondok Pesantren

Tambak Beras, sedangkan kakeknya Kiai Usman adalah kiai terkenal pendiri

17

Muhammad Hasyim dan Ahmad Atho’illah, Biografi Ulama Nusantara (Tuban: Kakilangit Book, 2012), h. 10.

18 Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi Keutamaan dan

Kebangsaan (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010), h. 34.

Page 37: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

20

pondok pesantren Gedang, sedangkan ayahnya Asy’ari adalah pengasuh

pondok pesantren Keras di Jombang. Dari silsilah ini maka dapat dilihat

bahwa Kiai Hasyim Asy’ari lahir dan dibesarkan di lingkungan pondok

pesantren. Bahkan pada usia 13 tahun beliau sudah menguasai kitab-kitab

Islam klasik dan diangkat menjadi badal (asisten pengajar) di pondok

pesantren ayahnya.19

Hasyim Asy’ari juga dikenal memiliki garis keturunan yang istimewa.

Dari garis ayah, beliau adalah seorang kiai yang memiliki garis darah dengan

Maulana Ishaq hingga Imam Ja’far Shadiq bin Muhammad Baqir. Sedangkan

dari garis ibu, beliau memiliki pertalian darah dengan Raja Brawijaya VI

(Lembur Peteng) yang memiliki anak bernama Karebet, atau dikenal dengan

nama Jaka Tingkir, raja pertama di Kerajaan Pajang.20

Semasa hidupnya Hasyim Asy’ari menikah beberapa kali dan semua

istrinya adalah putri kiai sehingga beliau sangat dekat dengan para kiai. Di

antara mereka adalah Khadijah, putri Kiai Ya’kub dari Pesantren Siwalan.

Nafisah, putra Kiai Romli dari Pesantren Kemuring, Kediri. Nafiqoh, yaitu

putri Kiai Ilyas dari Pesantren Sewulan Madiun. Masruroh, putra dari saudara

Kiai Ilyas, pemimpin Pesantren Kapurejo, Kediri, Nyai Priangan di

Mekkah.21

Kiai Hasyim Asy’ari mempunyai 15 anak. Anak-anak perempuan

beliau adalah Hannah, Khairiyah, Aisyah, Ummu Abdul Jabar, Ummu Abdul

Haq, Masrurah, Khadijah dan Fatimah. Sedangkan anak laki-lakinya adalah

19

Hartono Margono, “K.H. Hasyim Asy’ari dan Nahdlatul Ulama,” Media Akademika Vol, 26, no. 3 (Juli 2011): h. 337.

20 Nur Rokhim, Kiai-kiai Kharismatik dan Fenomenal (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), h. 20.

21 Lathiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama Biografi K.H. Hasyim Asy’ari, (Yogyakarta:

LkiS, 2000), h. 20-21.

Page 38: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

21

Abdullah, meninggal di Mekah sewaktu masih bayi, Abdul Wahid Hasyim,

Abdul Hafidz, yang lebih dikenal dengan Abdul Khalik Hasyim, Abdul

Karim, Yusuf Hasyim, Abdul Kadir dan Ya’kub.22

Di kalangan pesantren, nama Hasyim Asy’ari sangatlah populer. Sebab,

pasca wafat gurunya, yaitu Kiai Kholil tahun 1925, kiblat para kiai di Jawa

dan Madura berpindah kepada Kiai Hasyim dengan Pesantren Tebuireng

sebagai media dakwahnya. Beliau merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU)

yang hingga kini pengikutnya terbesar di Indonesia. Beliau menjadi ulama

yang begitu disegani dan dihormati sehingga beliau mendapatkan gelar

“Hadratusyekh” yang melekat pada namanya.23

2. Riwayat Pendidikan

Dalam wawancara eksklusif yang dilakukan Kompas TV dengan K.H.

Solahuddin Wahid yang tak lain adalah cucu Kiai Hasyim Asy’ari mengenai

perjalanan beliau.24

Di mata cucunya K.H. Solahudin Wahid, Kiai Hasyim

merupakan sosok yang luar biasa. “Seorang yang punya pengaruh besar,

pengaruh yang bertahan 60 tahun sejak beliau meninggal jadi pengaruhnya

sangat besar. Sosok yang penuh pengabdian, sosok yang diikuti oleh banyak

orang, sosok yang luar biasa menurut saya.” Ujar cucunya. Kiai Hasyim lahir

dari keluarga ulama, ayahnya adalah Kiai Asy’ari menikah dengan putri Kiai

Usman pemilik Pondok Pesantren Gedang Jombang. Di lingkungan Pesantren

22

Chairul Anam, Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama, (Sala: Jatayu Sala, 1985), h. 58-59.

23 Rokhim, Kiai-kiai Kharismatik dan Fenomenal, h. 20.

24 Atunk Oman, “Biografi KH Hasyim Asy’ari Tebuireng—KompasTV.VOB”, video diakses

pada 18 Oktober 2016 dari: https://youtu.be/UReft2Ts5U4

Page 39: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

22

Gedang inilah Kiai Hasyim dibesarkan hingga usianya 6 tahun. “Kemudian

Kiai Asya’ari ini pindah ke Dusun Keras, di situ Kiai Hasyim dididik oleh

ayahnya kemudian tumbuh menjadi seseorang yang sangat cinta kepada

ilmu.” Lanjutnya.

Pada usia 15 tahun Hasyim muda pergi menuntut ilmu di berbagai

pesantren di tanah Jawa. Di Jombang Hasyim pernah mondok di Pesantren

Gedang, Pesantren Keras, Pesantren Wonorejo dan Pesantren Tambak Beras.

Selanjutnya Hasyim memperdalam ilmu di luar Jombang, mulai dari

Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren

Kademangaran di Bangkalan hingga Pesantren Siwalan Panji di Sidoarjo.

“Kemudian beliau belajar juga ke Mekah, dua kali beliau berangkat, yang

pertama itu beliau berangkat hanyalah sebentar, kemudian pulang karena

istrinya meninggal. Setelah itu beliau ke Mekah lagi untuk waktu yang cukup

lama dan belajar dari beberapa ulama di sana. Di antaranya ialah KH Mahfud

Termas kemudian Syeikh Khatib Minangkabau dan juga Syeikh Nawawi Al-

Bantani.“ Tutur Kiai Solahuddin Wahid.

Tahun 1899 Kiai Hasyim kembali ke Tanah Air. Dia mendirikan

pesantren di kawasan Tebuireng yang merupakan kawasan perkebunan tebu

dan pabrik gula. Warga Tebuireng yang kala itu mengalami kebobrokan

moral, menolak kehadiran Kiai Hasyim dan pesantrennya. Mereka melakukan

berbagai cara untuk mengancam keselamatan para santri dan keluarga Kiai

Hasyim. “Jadi kalau ada kehidupan buruh yang dekat dengan hura-hura lah

katakan, kalau mereka menerima upah, kemudian ada minum, ada main, ada

Page 40: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

23

madon, ini kan dihilangkan, kan tentunya orang menentang itu, keras sekali

penentangan itu.” Tutur pimpinan Tebuireng saat ini. Sikap Kiai Hasyim

yang lemah lembut dan suka menolong lambat laun merebut hati warga

Tebuireng. Santrinya pun terus bertambah seiring dengan kabar mengenai

kepiawaian Kiai Hasyim dalam mengajar.

Meski memegang tradisi lama Kiai Hasyim tetap terbuka pada berbagai

perubahan. Dia menerima usulan dari putra dan kerabatnya yang lain untuk

menerapkan sistem kelas yang berjenjang di pesantren tebuireng. Kiai

Hasyim juga menyetujui adanya pelajaran umum di luar pelajaran agama

Islam yang sebelumnya tabu di kalangan pesantren. Seperti matematika,

geografi, bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Di bawah kepemimpinan Kiai

Hasyim Pesantren Tebuireng berhasil menjadi pesantren terbaik dan terbesar

di Nusantara pada abad ke 20.

Page 41: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

24

B. Karya-karya K.H. Hasyim Asy’ari

Selain kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh Kiai Hasyim

memiliki beberapa karya lain dalam berbagai bidang ilmu. Ciri khas Kiai

Hasyim yang menjadi pembeda adalah kegemarannya dalam mengarang

kitab. Karya-karyanya telah membentuk sebuah karakter keberagamaan yang

khas keindonesiaan, yang mampu beradaptasi dengan kebudayaan lokal dan

tradisi-tadisi yang berkembang khususnya tradisi jawa. Adapun karya-karya

Kiai Hasyim yang berhasil didokumentasikan, terutama oleh cucunya,

Muhammad Ishomuddin Hadziq,25

adalah sebagai berikut:

1. al-Tibyân fî al-Nahyî ‘an Muqatha’ât al-Arhâm wa al-Aqârib wa al-

Ikhwân. Kitab ini selesai ditulis pada Senin, 20 Syawal 1260 H, dan

diterbitkan oleh Maktabah al-Turats al-Islami, Pesantren Tebuireng.

Berisikan pentingnya membangun persaudaraan di tengah perbedaan

serta bahaya memutus tali persaudaraan.

2. Muqaddimah al-Qânûn al-Asâsî li Jam’iyyât Nahdah al-‘Ulamâ.

Karangan ini berisi pemikiran dasar NU, terdiri dari ayat-ayat Al

Quran, hadis, dan pesan-pesan penting yang melandasi berdirinya

organisasi Muslim terbesar di dunia itu. Buku ini sangat penting dalam

rangka memberikan fundamen yang kuat perihal keagamaan yang akan

dijadikan pijakan para ulama.

3. Risâlah fî Ta’kîd al-Akhdzi bi Madzhab al-A’immah al-Arba’ah.

Karangan ini besiri pentingnya berpedoman kepada empat madzhab,

25

Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi Keutamaan dan Kebangsaan, h. 96.

Page 42: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

25

yaitu Iman Syafi’i, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, dan Imam Ahmad

bin Hanbal.

4. Mawâidz. Karangan ini berisi nasihat bagaimana menyelesaikan

masalah yang muncul akibat hilangnya kebersamaan dalam

membangun pemberdayaan. Karangan ini pernah disiarkan dlam

Kongres XI Nahdlatul Ulama pada 1935, yang diselenggarakan di

Bandung. Karya ini juga diterjemahkan oleh Prof. Buya Hamka dalam

majalah Panji Masyarakat Nomor 5 tanggal 15 Agustus 1959.

5. Arba’îna Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’ Jam’iyyat Nahdah al-

‘Ulamâ. Karya ini berisi 40 hadis yang mesti dipedomani oleh warga

Nahdlatul Ulama. Hadis-hadis itu berisi pesan untuk meningkatkan

ketakwaan dan kebersamaan dalam hidup, yang harus menjadi fondasi

kuat bagi setiap umat dalam mengarungi kehidupan yang begitu sarat

tantangan.

6. al-Nûr al-Mubîn fî Mahabbati Sayyid al-Mursalîn. Kitab ini merupakan

seruan agar setiap Muslim mencintai Rasululah SAW dengan cara

mengirimkan shalawat setiap saat dan mengikuti segala ajarannya.

Selain itu, kitab ini juga berisi biografi Rasulullah SAW dan akhlaqnya

yang begitu mulia.

7. al-Tanbihât al-Wâjibât li Man Yusnâ’a al-Maulid bi al-Munkarât.

Kitab ini berisi peringatan penting tentang hal-hal yang harus

diperhatikan saat Maulid Nabi. Kita tahu bahwa tradisi merayakan hari

kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu tradisi yang

Page 43: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

26

khas kalangnan Muslim tradisional. Karena itu, agar perayaannya

berjalan dengan baik, sebagaimana tujuan utama di balik perayaan

tersebut, kitab ini dapat dijadikan rujukan. Kitab ini selesai ditulis pada

tanggal 14 Rabi’ul Tsani 1355, yang diterbitkan pertama kali oleh

Maktabah al-Turats al-Islami, Tebuireng.

8. Risâlah Ahl al-Sunnah wa al-Jamâ’ah fî Hadîts al-Mauta wa Syurût al-

Sâ’ah wa Bayâni Mafhûm al-Sunnah wa al-Bid’ah. Kitab ini

merupakan salah satu karya penting karena di dalamnya diberikan

distingsi paradigmatis antara sunnah dan bid’ah. Yang terpenting dalam

kitab ini, Kiai Hasyim menjelaskan hakikat paham Ahlussunnah wal

Jamaah. Kitab ini juga menjelaskan tanda-tanda akhir zaman.

9. Ziyâdât Ta’liqât ‘alâ Mandzûmah Syaikh ‘Abdullah bin Yâsîn al-

Fâsuruanî. Kitab ini berisi perdebatan antara Kiai Hasyim dan Syaikh

Abdullah bin Yasin.

10. al-Durar al-Muntasyirah fî Masâil Tis’a ‘Asyarah. Kitab ini berisi 19

masalah tentang kajian wali dan thariqah. Ada 19 masalah yang

dibahas dalam kitab ini.

11. al-Risâlah fî al-‘Aqâid. Kitab ini ditulis dalam bahasa Jawa, berisi

masalah-masalah yang berkaitan dengan tauhid.

12. al-Risâlah fî al-Tasawuf. Kitab ini juga ditulis dalam bahasa Jawa,

berisii masalah Tasawuf. Kitab ini dicetak dalam satu buku dengan

kitab al-Risâlah fî al-‘Aqâid.

Page 44: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

27

13. Âdâb al-‘Âlim wa al-Muta’allim fî mâ Yanhaj Ilaih al-Muta’allim fî

Maqâmah Ta’lîmihi. Kitab ini berisi hal-hal yang harus dipedomani

oleh seorang pelajar dan pengajar sehingga proses belajar-mengajar

berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan dalam

dunia pendidikan. Kitab ini merupakan resume dari kitab Âdâb al-

Mu’allim karya Syaikh Muhamad bin Sahnun, Ta’lîm al-Muta’allim fî

Tarîqah al-Ta’allum karya Syaikh Burhanuddin al-Zarnuji dan

Tadzkirât al-Syaml wa al-Mutakallim fî Âdâb al-‘Âlim wa al-

Muta’allim karya Syaikh Ibnu Jamaah.

Selain karya-karya di atas, ada sejumlah karya yang masih berbentuk

manuskrip dan belum diterbitkan. Karya-karya tersebut antara lain: Hâsyiyah

‘alâ Fath al-Rahmân bi Syarh Risâlah al-Wâlî Ruslân li Syaikh al-Islâm

Zakariyyâ al-Ansârî, al-Risâlah al-Tauhîdiyâ;, al-Qalâid fî Bayân mâ Yajib

min al-‘Aqâi;, al-Risâlah al-Jamâ’ah; Tamyuz al-Haq min al-Bâtil; al-Jâsûs

fî Ahkâm al-Nuqûs; dan Manâsik Sughra. Kiai Hasyim juga rajin

menyebarkan ilmu dan pendapatnya di sejumlah media yang beredar secara

nasional pada waktu itu, di antaranya, majalah Soeara Moeslimin Indonesia

(majalah milik Masyumi), Berita NO, Soeloeh NO, Swara NO, dan

sebagainya. Tema yang beliau tulis tidak sebatas bidang ilmu keagamaan, tapi

juga meliputi pertanahan dan pertanian, politik internasional, kolonialisme,

dan macam-macam lagi.26

26

Hamzah Sahal, “Karya-karya Hadratusy Syaikh”, artikel ini diakses pada 21 Oktober 2016 dari http://www.nu.or.id/post/read/41172/karya-karya-hadratusy-syaikh

Page 45: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

28

C. Tentang Kitab dan Naskah Dau'u al-Misbâh

Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh merupakan salah satu kitab

karya beliau yang terdiri dari 21 halaman, yang di dalamnya berisi hal-hal

yang berkaitan dengan pernikahan, mulai dari aspek hukum, syarat, rukun,

hingga hak-hak dalam pernikahan.27

Kitab mengenai pernikahan ini beliau beri nama Dau'u al-Misbâh fî

Bayâni Ahkâmi al-Nikâh ialah cahaya lentera yang terang benderang

menerangkan hukum pernikahan. Yang mana menganalogikan kepada

kitabnya yang begitu ringkas namun memberikan penerangan yang sangat

bermanfaat bagi setiap pembacanya. Kitab ini biasanya dicetak bersama kitab

Miftah al-Falah karya cucu dari Kiai Hasyim sendiri, yaitu almarhum Kiai

Ishomuddin Hadziq, yang mana di dalamnya berisi hadis-hadis yang

memperkuat perspektif Kiai Hasyim mengenai pernikahan dalam kitabnya

atau lebih dikenal dengan sebutan Syarh Dhau'u al-Misbah, sehingga

tebalnya menjadi 75 halaman.

Dalam kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, sebagaimana

alasan yang beliau tulis dalam karyanya. Beliau menangkap betapa pada saat

itu, banyak pemuda yang ingin menikah, akan tetapi tidak mengetahui syarat

dan rukun nikah, hak-hak seorang istri terhadap suami dan begitupun

sebaliknya. Tidak tahu pula tentang tata cara atau sopan santun dalam

pernikahan sehingga tak sedikit dari mereka yang kebingungan karenanya.

Dalam kitab tersebut, terkandung juga beberapa nasehat yang penting agar

27

Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi Keutamaan dan Kebangsaan, h. 98.

Page 46: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

29

pernikahan benar-benar bisa menjadi sebuah bahtera rumah tangga yang

sakinah, mawaddah, wa rahmah sesuai tuntunan agama Islam.

Kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh beliau susun dengan

sistematis yang mana terdiri dari pendahuluan, dua bab, dan penutup. Dalam

pendahuluan, beliau menuturkan alasan beliau mengarang kitab tersebut di

dalamnya. Penjelasan hukum-hukum pernikahan, seperti apa pernikahan yang

termasuk kepada yang dihukumi sunnah, wajib, haram, dan makruh beliau

jelaskan di dalam bab pertama. Pada bab kedua dipaparkan mengenai rukun-

rukun pernikahan. Terdapat 5 rukun pernikahan, yaitu shighah ijab-qabul,

yang mana menjelaskan seperti apa bentuk ijab-qabul yang menjadikan sah

dan tidak sahnya akad tersebut; rukun kedua adalah mempelai perempuan,

yang mana dijelaskan beberapa syarat untuk seorang mempelai perempuan;

rukun ketiga adalah mempelai laki-laki, yang mana juga dijelaskan beberapa

syarat untuk seorang mempelai laki-laki; rukun keempat ialah seorang wali

nikah dan rukun terakhir ialah dua orang saksi, yang mana dijelaskan

sembilan syarat untuk keduanya. Penutup memaparkan tentang hak-hak dan

kewajiban seorang suami atas istrinya, begitupun sebaliknya. Dalam kitab

tersebut beliau selalu menyertakan ayat al-Quran atau hadis Nabi yang beliau

jadikan landasan atas setiap pemikirannya yang dituangkan.28

28

Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 3.

Page 47: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

30

BAB IV

PERTANGGUNGJAWABAN METODE PENERJEMAHAN SEMANTIS

DAN STRATEGI PENERJEMAHAN YANG DIGUNAKAN

A. Pendahuluan

Pada bab ini peneliti memberikan pertanggungjawaban terhadap hasil

terjemahan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh.

Pertanggungjawaban terjemah ini merupakan deskripsi dari terjemahan kata

dan kalimat Tsu yang tidak sesuai dengan arti dalam kamus saja. Deskripsi

dari mana arti kata tersebut diambil, dan mengapa diterjemahkan seperti itu.

Adapun untuk kata yang artinya sesuai atau ditemukan dalam kamus, tidak

dideskripsikan.

B. Terjemahan Kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh

Pendahuluan Bismillahi al-Rahman al-Rahim

Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam. Salawat dan salam tetap bagi pimpinan para utusan, baginda Muhammad, dan keluarganya, para sahabatnya juga seluruh umatnya.

Kitab ini merupakan sebuah risalah mengenai hukum-hukum pernikahan. Banyaknya yang hendak menikah dari

خطبة الكتاب ميحرلا نمحرلا هللا بسم

حلمد هلل رب العادلت ، والصالة والسالم على اسيد ادلرسلت سيدان دمحم وعلى آلو وصحبو

29أمجعت . وبعد

ىلإ ىف أحكام النكاح ، دعاين 30فهذه رسالةالتزوج من عوام أىل يأتليفها كون أكثر مريد

29

Kata وبعد tidak diterjemahkan karena ada dan tidak ada terjemahannya dalam Tsu pun tidak

mengurangi pesan yang disampaikan penulis.

30 Kata رسالة menurut kamus aplikasi Al-Maany Arab-Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) memiliki arti

surat; catatan; pesan; kabar; tesis; disertasi; risalah; paper; makalah. Diterjemahkan dengan kata

Page 48: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

31

masyarakat kalangan awam namun tidak mempelajari akan rukun, ketentuan dan adab-adab pernikahan padahal menjadi kewajiban mereka untuk mempelajarinya, mendorong saya untuk menulis risalah ini. Oleh karena itu saya menulisnya. Penjelasan mengenai pernikahan biasanya terdapat dalam kitab-kitab besar, sehingga membuat mereka malas untuk mementingkan mempelajari pengetahuan mengenai pernikahan. Saya ingin menjelaskan pentingnya pengetahuan tersebut dalam risalah ini untuk memudahkan mereka yang hendak menikah untuk mempelajarinya.

Risalah ini saya beri nama Dau'u al-Misbah Fi Bayani Ahkami al-Nikah Risalah ini tersusun dari dua bab dan penutup. Yang diharapkan kepada siapa saja yang menemukan kesalahan maupun kekurangan dalam risalah ini adalah untuk mengingatkannya, karena manusia adalah tempat kesalahan dan lupa. Tiada yang memberi saya pertolongan kecuali Allah swt, kepadanya saya berserah diri dan kepada-Nya lah saya kembali.

Hukum-hukum Pernikahan

Terdapat beberapa persoalan mengenai pernikahan. 1. Pendapat Imam Haramain, “Menikah

لمون أركان النكاح ، وال شروطو ال يتع يبلدوجوبو عليهم ، فتأملت سبب وال آدابو ، مع

و كون ابب النكاح مندرجا يفذا ىفإ ،ذلك ، مهتهم عن ذلك ب الكبار ، فتكاسلتالكت

ىذه الرسالة ليسهل تناوذلا فأردت ذكرىا يف ج منهمالتزو يعلى مريد

بيان أحكام النكاح ، ومسيتها ضوء ادلصباح يف، وادلرجو شلن رأى ورتبتها على اببت وخاسبة

ن ينبو على ذلك أو خطاء أو نقصا أفيها خلال ينسان زلل اخلطأ والنسيان ، وما توفيقن اإلأل ليو أنيب .إال ابهلل عز وجل عليو توكلت و إ

31الباب األول م النكاحبيان أحكا يف

مام أن النكاح من نص اإل وفيو مسائل ، األوىل

risalah sendiri, karena dalam kamus aplikasi KBBI (Yufid Inc. vers. 3.2) terdapat arti karangan ringkas mengenai suatu masalah dalam ilmu pengetahuan. 31

Frase الباب األول yang merupakan bentuk sistematika penulisan dari penulis tidak diterjemahkan,

karena tidak mempengaruhi pesan yang penulis sampaikan dalam Tsu dan untuk kepentingan pemoderenan sistematika penulisannya.

Page 49: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

32

merupakan sebagian dari hawa nafsu belaka, bukan sebagian dari cara mendekatkan diri pada Allah.” Dalam kitab Al-Umm Imam Syafi’i merujuk pada firman Allah swt (Dijadikan indah bagi pandangan manusia kecintaan terhadap hawa nafsu, yaitu wanita), dan pada hadis (Dijadikan cinta kepadaku dari dunia kalian yaitu wanita dan wewangian).

Melanggengkan keturunan pun merupakan perkara yang masih tidak bisa dipastikan, yang tidak diketahui apakah keturunannya akan saleh atau tidak. Imam Nawawi berpendapat, “Jika menikah dimaksudkan untuk taat, seperti ingin mengikuti sunah Nabi, memiliki keturunan, menjaga diri, dan menjaga pandangannya, maka pernikahan tersebut termasuk amal akhirat yang diberikan pahala karenanya.”

2. Pendapat Abu Ishaq al-Syairazi dalam kitab Muhadzdzab, “Menikah merupakan perkara yang diperbolehkan. Karena menikah ialah mencari kesenangan yang harus bersabar atasnya dan tidak diwajibkan, seperti mengenakan pakaian bagus dan memakan makanan yang enak.”

ليو أشار إ، و 32الشهوات ال من القرابتاألم ، فقال : قال هللا تعاىل )زين الشافعي يف

للناس حب الشهوات من النسأء(، ويفمن دنياكم النسآء يلإ)حبب احلديث

والطيب( النسل أمر مظنون ، مث ال يدرى 33بقاءإو ن قصد بو إ: يطاحل ، وقال النوو م أصاحل أ

و عفة فرجو أو ربصيل ولد أطاعة كاتباع السنة و عينو فهو من أعمال األخرة يثاب عليو .أ

ادلهذب : يف يسحاق الشتاز إبو أالثانية قال

نو ابتغاء لذة تصرب النفس عنها النكاح جائز أل الناعم وأكل الطيب ، فلم جيب كلبس

32

Kata قرابت merupakan bentuk jamak dari kata قربة yang menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka

Progressif, 2002) memiliki arti dekat; mendekati; mempersembahkan; berusaha, namun diterjemahkan dengan “cara mendekatkan diri kepada Allah” karena jika hanya diterjemahkan sebagaimana arti harfiyahnya, akan kurang mudah dipahami.

33 Kata ابقاء menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti tetap; tinggal;

menetapkan, namun diterjemahkan dengan “melanjutkan” karena ada kata نسل setelahnya yang

memiliki arti keturunan; anak cucu; generasi. Jika ibqa’ tetap diterjemahkan sebagaimana arti harfiyah, terjemahannya kurang berterima.

Page 50: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

33

Disunahkan menikah, seperti bagi seseorang yang sangat berkeinginan memenuhi kebutuhan biologisnya dan mampu untuk memberi mahar dan nafkah. Jika sebaliknya, disunahkan baginya untuk tidak menikah. Karena menikah membuat seseorang berhadapan dengan hak-hak yang harus dipenuhi. Menikah juga membuat seseorang menjadi sibuk sebab urusan hak-haknya dan mengabaikan ibadahnya. Ketika seseorang tidak menikah dan memprioritaskan ibadah, maka pilihannya tersebut menyelamatkan agamanya.

Pendapat Imam Syarqawi dalam kitab Hasyiyah al-Tahrir, “Menikah diwajibkan ketika menikah dipastikan menjadi jalan untuk menghindari zina atau diceraikannya istri yang dimadu. Berbeda lagi dengan seperti seseorang yang sangat ingin menikah namun tidak ada kesiapan, sebaiknya menghilangkan keinginannya dengan berpuasa. Jika dengan berpuasa tak juga menghilangkan keinginannya, maka ia tidak boleh menghilangkan keinginannya dengan menggunakan kapur dan sejenisnya, namun menikahlah dengan niat menjaga diri dari zina.”

34ءىىل الوطإقت نفسو وقد يستحب كمن ات

ليو إوقدر على ادلهر والنفقة ، وشلن مل تتق نفسو ليو إن ال يتزوج ، ألنو تتوجو أفادلستحب لو

ن يشتغل أحقوق ىو غت عن التزامها وحيتاج ذا تركو زبلى للعبادة ، إبسببها عن العبادة ، و نتهى .افكان تركو أسلم لدينو ،

: وقد جيب تحريرحاشية ال وقال الشرقاوى يفو طلنق أذا تعتن النكاح طريقا لدفع الزان إكما

القسم ، وقد يكون خالف من ذلا حق يفليو وفقد أىبتو ، بل إاألوىل كمن اتقت نفسو

ن مل ينكسر بو ال إتوقانو بصوم ، ف 35يكسر يكسرىا بكافور وحنوه ، بل يتزوج بقصد العفة

34

Kata وطء merupakan bentuk mashdar dari kata yang dalam kamus Al-Munawwir (Pustaka وطئ

Progressif, 2002) memiliki arti setubuh diterjemahkan menjadi “kebutuhan biologis” karena bersinonim dengan arti harfiyahnya namun lebih sesuai dengan norma bahasa sasaran.

35 Kata كسر menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti memecahkan;

meremukan; memisahkan diterjemahkan dengan kata “menghilangkan” karena lebih sederhana untuk dipahami.

Page 51: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

34

Menikah dimakruhkan bagi seseorang yang sama sekali tidak menginginkan menikah, baik memiliki kesiapan atau tidak, dan ia memiliki penyakit seperti kepikunan dan impotensi. Diharamkan menikah, seperti menikahi perempuan yang haram untuk dinikahi. 3. Disunahkan menikah hanya dengan perempuan yang seagama. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda “Perempuan dinikahi karena empat faktor, karena hartanya, nasabnya, parasnya dan agamanya. Pilihlah perempuan karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” Keharmonisan terpenuhi dengan memilih perempuan yang seagama dan memiliki budi pekerti, karena agama merupakan tujuan yang berkaitan dalam segala hal, terutama perihal hubungan untuk jangka waktu yang lama. Nabi saw menganjurkan untuk memilih istri yang beragama, yang mana agama adalah puncaknya tujuan. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar dari Ibnu Majah, Rasulullah saw bersabda “Janganlah kamu menikahi perempuan karena keindahannya, terkadang keindahannya membinasakannya, dan janganlah kamu menikahinya karena hartanya,

و أقد أىبتو ليو وفإوقد يكره كمن مل تتق نفسو ، وقد حيرم وجدىا وكان بو علة كهرم وتعيت

.كنكاح من حرم نكاحها

ال ذات دين دلا إن اليتزوج أالثالثة يستحب صلى هللا بو ىريرة رضى هللا عنو أن النيبأروى

ربع دلاذلا عليو وسلم قال ) تنكح ادلرأة ألوحسبها ومجاذلا ودينها ، فاظفر بذات الدين

الدين وادلروءة يالالئق بذ يغتتربت يداك ( كل شىء ، ن يكون الدين مطمح نظره يفأ

السيما فيما تطويل صحبتو

الدين الذي 36ملسو هيلع هللا ىلص بتحصيل صاحبة فأمر النيب

احلديث عبد هللا بن عمرو ويف ىو غاية البغية ،رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص ) وال يلإبن ماجو رفعو إ عن

النسآء حلسنهن فعسى حسنهمن تزوجوامواذلن أيهلكهن ،) وال تزوجوىن أييرديهنن(

36

Kata صاحبة menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti teman; pemilik

diterjemahkan menjadi “istri” karena menyesuaikan konteksnya.

Page 52: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

35

terkadang hartanya menyesatkannya, tetapi kamu nikahilah ia karena agamanya. Karena seorang budak perempuan hitam yang cacat namun memiliki agama itu lebih baik daripada seorang perempuan cantik yang tidak memiliki agama.”

Menikahlah hanya dengan perempuan yang berakal, karena tujuan menikah adalah suatu hubungan dan kehidupan yang baik. Tujuan tersebut hanya akan didapat bersama perempuan yang berakal.

4. Disunahkan menikah dengan perempuan perawan, kecuali terdapat alasan lain. Seperti bagi seorang penderita impotensi dan seseorang yang membutuhkan perempuan yang dapat menangani untuk mengurus keluarganya, seperti yang dialami Jabir; perempuan yang memiliki nasab yang baik, bukan anak hasil zina dan anak seorang fasik, seperti anak adopsi yang tidak diketahui siapa ayahnya; perempuan yang sepadan dengannya. Diriwayatkan dari Hakim dari Aisyah r.a "Pilihlah olehmu tempat engkau menanamkan air mani (benih)mu, dan nikahilah perempuan yang sekufu (sederajat);” perempuan yang subur

ن تطغيهن ، ولكن تزوجوىن أمواذلن أفعسى ذات دين 37على الدين ، وألمة سوداء خرماء

(مرأة حسناء وال دين ذلاافضل من أ ن القصد ال ذات عقل ، ألإن ال تزوج أو

ابلنكاح العشرة ابدلعروف وطيب العيش ، وال ال مع ذات عقل .إيكون ذلك

ال لعذر إكون الزوجة بكرا تن أالرابعة يستحب زالة إ يأكضعف آلتو عن االفتضاض

و احتياجو دلن يقوم على عيالو أ، 38البكارةكما وقع جلابر ، وكوهنا ذات نسب طيب ال

من ، ومثلهما اللقيطة و بنت زان وال بنت فاسقو دلا صححو وكوهنا كفوا ل ، ال يعرف ذلا أب

احلاكم من حديث عائشة مرفوعا ) زبتوا لنطفكم وانكحوا األكفاء ( ، وكوهنا ولودا ،

ودودا ، قرهبا ، وكوهناويعرف ذلك ىف البكر أبىن مكاثر بكم إخلرب ) تزوجوا الولود الودود ، ف

ال حلاجة ، خفيفة إابلغة مم يوم القيامة (األ 37

Kata خرماء dalam kamus aplikasi Al-Maany Arab-Indonesia (Atef sharia, versi 1.2) memiliki arti

lubang; telinga yang sobek diterjemahkan menjadi “yang tidak cantik” karena terdapat antonim

di kalimat selanjutnya yaitu مرأة حسناءإ yang berarti “perempuan cantik”.

38 Kalimat زالة البكارةإكضعف آلتو عن االفتضاض اى yang secara harfiyahnya berarti “seperti lemah

kemaluannya seseorang untuk memecahkan atau menghilangkan keperawanan” diterjemahkan menjadi “bagi seorang penderita impotensi” saja, karena mempertahankan norma dalam bahasa sasaran.

Page 53: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

36

rahimnya. Kesuburan seorang perawan dapat diketahui dari kerabatnya; perempuan yang penuh kasih sayang. Rasulullah saw bersabda “Menikahlah kamu dengan perempuan yang subur, yang penyayang, karena aku berbangga dengan banyaknya umatku nanti dihari kiamat”; perempuan yang balig kecuali karena keperluan; perempuan yang sedikit maharnya; bukan seorang perempuan yang dicerai namun masih suka sama suka dengan mantan suaminya atau yang masih disukai mantan suaminya; perempuan yang tidak memiliki garis kekerabatan dekat, ia yang bukan kerabat, atau memiliki garis kekerabatan namun jauh. 5. Disunahkan hanya menikahi perempuan yang dianggap baik. Diriwayatkan dari Abu Bakar bin Muhammad bin Umar bin Hazmi dari Rasulullah saw. Rasulullah bersabda “Perempuan itu ibarat mainan, jika salah seorang dari kalian hendak memiliki sebuah mainan, maka hendaknya memperlakukannya dengan baik.”

6. Ketika hendak menikahi seorang perempuan disunahkan untuk melihat paras dan kedua telapak tangannya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. Seseorang hendak menikahi perempuan Anshar, lalu Nabi saw bersabda “Lihatlah parasnya, karena terdapat sesuatu dalam kedua mata perempuan Anshar.” Jangan hendak melihat selain pada paras dan kedua telapak tangannya. Dalam perihal melihat perempuan yang hendak dipinang, diharuskan memastikan bahwa ia tidak

و ترغب أ ادلهر ، ال مطلقة يرغب فيها مطلقهان كانت أجنبية ىي فيو ، غت ذات قرابة قريبة أب

و ذات قرابة بعيدة .أ

ال من إن ال يتزوج أاخلامسة يستحب بو بكر بن دمحم بن عمرو أيستحسنها دلا روى

منا النسآء إنو قال )أبن حزم عن رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص .حدكم لعبة فليستحسنها (أذا ازبذ إلعب ، ف

ىل إن ينظر أمرأة فيسن اراد نكاح أذا إالسادسة بو ىريرة هنع هللا يضر أن رجال أوجهها وكفيها دلا روى

نصار ، فقال النيبمرأة من نسآء األان يتزوج أنصار أعت األ ن يفإىل وجهها ، فإنظر أملسو هيلع هللا ىلص )

ىل ما سوى الوجو والكفت إشيئا ( ، وال ينظر حل النظر من تيقن خلوىا من ، وال بد يف

نو ال أن ال يغلب على ظنو أنكاح وعدة ، و جياب

Page 54: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

37

dalam status menikah dan tidak dalam masa idah, namun tidak diwajibkan melihat jika sudah tidak harus dipertanyakan statusnya. Bagi seseorang yang sulit untuk melihat perempuan yang hendak dipinangnya disunahkan untuk mengirim seseorang untuk menyifatkan perempuan tersebut kepadanya. Begitu pula disunahkan bagi seorang perempuan yang hendak menikah dengan seorang laki-laki untuk melihatnya terlebih dahulu. Karena perempuan menyukai laki-laki yang berparas baik sebagaimana laki-laki menyukai perempuan berparas cantik. Oleh karenanya Umar bin Khattab r.a berkata “Janganlah kamu menikahkan anak perempuanmu dengan laki-laki yang berwajah jelek, karena anak perempuanmu menyukai laki-laki yang berwajah baik sebagaimana laki-laki menyukai perempuan berparas cantik.”

7. Suami menyampaikan urusannya untuk didengarkan istri dan menjelaskan tujuannya, agar istrinya dapat waspada pada setiap urusan suaminya, meyakinkan keputusan suaminya dan menjadikan pendapat istrinya sebagai pertimbangan. 8. Sebagian orang Arab mengungkapkan “Jangan kamu nikahi 6 karakter perempuan ini yaitu, egois, suka mengungkit, dan mengingat mantan keluarganya. Jangan kamu nikahi pula

مرأة ان يرسل حنو أويسن دلن ال يتيسر لو النظر ن أرادت إذا إلتصفها لو ، وكذلك يسن للمرأة

من 39نو يعجبهان تنظر اليو ، ألأتتزوج برجل الرجل ما يعجب الرجل منها ، وذلذا قال عمرو

: ال تزوجوا بناتكم من الرجل هنع هللا يضربن اخلطاب نو يعجبهن منهم ما يعجبهم منهن .إالدميم ، ف

ىل مسع الزوجة ، إمره أالزوج ين يلقأالسابعة

مره أويشرح شأنو ، لتكون على بصتة من ويقت من حالو ويدخل على اختيار منها .

الثامنة قال بعض العرب : ال تنكحوا من

تة ، ال أاننة وال منانة وال حنانة ، وال النسآء سما األاننة أ ، تنكحوا جداقة وال براقة وال شداقة

39

Kata عجب dalam kamus aplikasi Al-Maany Arab-Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) memiliki arti

ketakjuban; kekaguman; keheranan; kekaguman, diterjemahkan menjadi menyukai karena memilih sinonim dari kata kagum atau mengagumi.

Page 55: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

38

perempuan yang boros, berlebihan dalam berhias dan banyak bicara. al-Ananah ialah perempuan yang egoismenya tinggi, banyak mengeluh, selalu mengikat kepalanya. Tidak ada baiknya menikahi perempuan yang sengaja berpura-pura sakit; al-Mananah ialah perempuan yang suka memberikan sesuatu kepada suaminya, lalu ia berkata, “Saya telah melakukan ini dan itu untuk kamu;” al-Hananah ialah perempuan yang mengingat mantan suaminya atau anak dari mantan suaminya. Perempuan seperti ini harus dihindari untuk dinikahi; al-Hadaqah ialah perempuan boros yang melihat setiap hal lalu menginginkannya dan menuntut suaminya untuk membelinya; al-Baraqah, terdapat dua makna. Pertama, perempuan yang setiap saat memoles wajahnya dan menghiasinya supaya wajahnya bersinar yang dihasilkan dengan dibuat-buat. Makna kedua ialah perempuan yang tidak mau makan, dia hanya makan jika sendiri dan menyisihkan untuk dirinya sendiri dalam setiap hal; al-Syaddaqah ialah perempuan yang cerewet.

تكثر األنت والتشكى وتعصب رأسها اليت يفهوقاهتا ، فنكاح ادلراضة وادلتمارضة ال خت أكثر أ

فيو سبن على زوجها فتقول : اليت يى 40وادلنانة

ىل إربن يتال واحلنانةالجلك كذا وكذا ، فعلتىل ولدىا من زوج أخر ، وىذه شلا إو أزوج أخر

ء يىل كل شإترى اليت واحلداقةاجتنابو يينبغ حبداقتها فتشتهيو وتكلف زوجها شراءه

ن تكون أحدامها إربتمل معنيت ، 41والرباقةتصقيل وجهها وتزيينو ليكون طول النهار يف

ن ألوجهها بريق حيصل ابلتصنع ، والثاىن ال وحدىا إتغضب على الطعام فال أتكل

والشداقةء ، يوتستقل نصيبها من كل ش ادلتشدقة الكثتة الكالم .

40

Kata احلنانة ادلنانة dan احلداقة tidak diterjemahkan sebagaimana kata tersebut hanya dialih aksarakan

dalam kalimat sebelumnya. Karena ketiga kata tersebut dalam kalimat ini diikuti penjelasan makna dari setiap katanya secara detail.

41 Begitupun kata الرباقة dan الشداقة tidak diterjemahkan sebagaimana dalam kalimat sebelumnya.

Karena ketiga kata tersebut dalam kalimat ini diikuti penjelasan makna dari setiap katanya secara detail.

Page 56: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

39

9. Terdapat 5 manfaat menikah di antaranya. Memiliki keturunan, memenuhi kebutuhan biologis, mengatur urusan rumah tangga, memperbanyak kerabat, bertanggung jawab dengan sungguh dan sabar terhadap istri dan keluarganya.

Terdapat 3 penyakit karena menikah. Pertama, tidak mampu untuk mencari nafkah halal, karena hal tersebut tidak mudah bagi kebanyakan orang. Apalagi di zaman serba sulit, kebanyakan perilaku masyarakatnya keluar dari hukum syariat dengan beralasan tidak pastinya pendapatan dan prihatinnya keadaan menjadikan pernikahan penyebab masuknya penyakit tersebut dan makanan yang haram. Celakalah ia dan celakalah keluarganya. Seorang lajang terbebas dari hal tersebut. Seorang yang menikah akan memasuki tempat masuknya keburukan dengan mengikuti keinginan istri dan mengabaikan urusan akhiratnya demi urusan dunianya.

42التاسعة فوائد النكاح مخسة ، الولد وكسر

مور ادلنزل وكثرة العشتة أشهوة الفرج وتدبت ىل ورلاىدة النفس ابلقيام على وظائف األ

والعيال والصرب عليها

وىل العجز عن طلب ثالث ، األوآفة النكاح اس ، نكثر الاحلالل ،فان ذلك ال يتيسر أل

كثر معاملة أ يب الذعسيما ىف ىذا الزمان الصىلو خارجة عن قانون الشرع مع اضطراب أ

حوالو ، فيكون النكاح سببا أادلعاش وفساد طعام من احلرام ، وفيو ىالكو للدخول فيها واإل

وىالك أىلو

ة عن ذلك ، وادلتزوج يدخل سع وادلتعزب يف 43بسببو مداخل السوء فيتبع ىوى زوجتو ويبيع

آخرتو بدنياه

42

Kata كسر menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti memecahkan;

meremukan; memisahkan diterjemahkan dengan kata “memenuhi” karena objeknya adalah

frase شهوة الفرج yang berarti keinginan farji; vulva diterjemahkan menjadi “kebutuhan biologis”

Karena menjaga norma dalam bahasa sasaran.

43 Kata يبيع menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti menjual

diterjemahkan dengan kata “mengabaikan” karena lebih mudah sampai maksud maknanya dari pada diartikan sebagaimana arti harfiyahnya.

Page 57: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

40

Kedua, kurang mementingkan dan menganggap sepele dalam memenuhi kebutuhan istri dan keluarga. Laki-laki diibaratkan penggembala di rumahnya, keluarganya ibarat gembalaannya dan ia yang bertanggung jawab atas mereka. Ketiga, istri dan anak adalah penyebab seseorang berpaling dari taat kepada Allah swt, mereka menuntutnya untuk bekerja keras mencari hal duniawi, mengumpulkan harta dan menyimpan serta mencari kemewahan demi anak istrinya. Segala sesuatu yang menyibukan dari taat kepada Allah swt, baik istri, harta, maupun anak, semua itu merupakan penyakit dan kemalangan bagi pemiliknya. Jika seseorang memiliki manfaat karena menikah dan tidak ada padanya penyakit yang disebabkan menikah, disunahkan baginya untuk menikah. Jika sebalilknya, lebih baik baginya untuk tidak menikah. Sedangkan jika keduanya ada padanya, bekerja keraslah dan kerjakanlah dengan yang terbaik.

10. Disunahkan menikah dengan niat untuk mengikuti sunah Rasulullah saw, untuk menjaga agamanya, memiliki keturunan dan memiliki manfaat-manfaat yang tadi telah dipaparkan. Disunahkan pula menyelenggarakan akad nikah di Masjid sebagaimana hadis

والتفريط عن القيام حبق 44والثانية القصوربيتو ، وأىل ن الرجل راع يفىل والعيال ، ألاأل

ن أبيتو رعيتو ، وىو مسؤل عنهم ، الثالثة ىل والولد شاغلت لو عن طاعة هللا يكون األ

طلب الدنيا جتهاد يفىل اإلإوجاذبت تعاىل دخاره ذلم وطلب التفاخر والتكاثر اومجع ادلال و

، هبم

ومال تعاىل من أىلوكل ما شغل عن طاعة هللاوولد فهو آفة وشؤم على صاحبو ، فمن

لو فوائد النكاح وانتفت عنو آفتو 45اجتمعتحقو التزوج ، ومن ال فالتك لو فادلستحب يفمران فليجتهد ن تعارض فيو األأفضل ، وم

وليفعل ابلراجح

ابلنكاح اتباع سنة ين ينو أالعاشرة السنة رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص وصون دينو وطلب الولد وسائر

ن يكون العقد يفأذكرانىا ، و الفوائد اليتادلسجد حلديث عائشة مرفوعا )أعلنوا ىذا

44

Kata قصور menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti kependekan; kekurangan; keterbatasan ditejemahkan menjadi “kurang mementingkan” karena melihat konteks kalimat tersebut yang jika hanya diterjemahkan dengan kekurangan saja menjadi tidak membuat pembaca langsung memahaminya.

45 Kata اجتمع menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti bertemu;

berkumpul; berhimpun diterjemahkan dengan kata “memiliki” saja, karena lebih sederhana.

Page 58: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

41

marfu’ dari Aisyah (Umumkanlah pernikahan kalian dan menikahlah di Masjid) HR. Turmudzi,

dan di hari jumat di pagi hari sebagaimana hadis masyhur. Nabi bersabda, (Ya Allah berikan keberkahan bagi umatku di pagi hari mereka). Jika memungkinkan disunahkan pada bulan Syawal, namun di bulan lain pun sama saja. Jika terdapat alasan seseorang untuk menikah selain di bulan Syawal, maka menikahlah. Dibenarkan pula berkeinginan menikah di bulan Shafar. Diriwayatkan dari Zuhri; Rasulullah saw menikahkan Fatimah r.a putrinya dengan Ali r.a di bulan Shafar, awal bulan kedua belas setelah hijrah. 11. Disunahkan menghadirkan para alim ulama karena adanya anjuran mengumumkan pernikahan dan itu merupakan hal yang lumrah. Tidak akan terselenggara kecuali dengan hadirnya tamu undangan, khususnya para alim ulama dengan harapan agar sampainya keberkahan atas hadirnya mereka.

12. Membacakan khutbah nikah disunahkan dari wali nikah mempelai perempuan atau yang mewakili. Sebagaimana diriwayatkan Rasulullah saw ketika menikahkan Fatimah r.a

يمذالنكاح واجعلوه ىف ادلساجد( رواه الت

للحديث 46أول النهار وىف يوم اجلمعة يف بكورىم ( ، ويف يف ادلشهور )اللهم ابرك ألميت

غته على السواء ، مكن فيو ، ويفأشول حيث غته فعلو ن وجد سبب النكاح يفإف

ن أ ييضا ، روى الزىر أوصح التغيب ىف صفر هللا يرسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص زوج ابنتو فاطمة عليا رض

شهر صفر على رأس اثت عشر شهرا عنهما يف من اذلجرة .

حضار مجع من أىلإاحلادية عشر يسن عالن يفلصالح والتقوى لورود األمر ابإلا

ال جبمع إالنكاح ، وىو اشهار أمره ، وال يكون من الناس ، وخص أىل الصالح رجاء حلصول

الربكة حبضورىم و أالزوجة لثانية عشر يسن خطبة من ويلا

ن رسول هللا صلى هللا أوكيلو للنكاح ، دلا روى عليو وسلم دلا زوج ابنتو السيدة فاطمة لسيدان

46

Kata أول النهار diterjemahkan dengan “pagi hari” karena awal dari siang adalah pagi dan

diperkuat maksud pesannya adalah pagi hari dengan hadis yang mengikuti kata tersebut yang menjelaskan waktu pagi hari pula.

Page 59: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

42

putrinya dengan Ali bin Abi Thalib r.a membacakan khutbah berikut:

“Segala puji hanya milik Allah swt yang dipuji atas nikmat dari-Nya, disembah atas kuasa-Nya, dipatuhi atas kerajaan-Nya, ditakuti atas siksa dan cambuk-Nya, penghendak atas urusan langit dan bumi-Nya, pencipta makhluk atas kuasa-Nya, membedakan mereka atas segala hukum-Nya, mengagungkan mereka atas agama-Nya, memuliakan mereka atas nabi-Nya Muhammad saw. Sesungguhnya Allah yang MahaBerkah nama-Nya, MahaTinggi agung-Nya, ia jadikan mertua sebab penyambung perkara yang difardukan, pemisah rahim-rahim dan pengikat satu manusia dengan yang lainnya.

Allah swt berfirman (Dialah Allah, yang dari air Ia ciptakan manusia, Ia jadikan mereka memiliki keturunan dan hubungan pernikahan, dan Ialah Tuhanmu yang MahaKuasa). Allah memerintahkan untuk menjalankan segala sesuatu dengan ketentuan-Nya, setiap ketentuan-Nya berjalan dengan kekuasaan-Nya, setiap ketentuan terdapat kekuasaan, setiap kekuasaan terpadat ajal, setiap ajal telah tertulis. Allah menghapus dan menetapkan sesuatu dengan kehendaknya, Dialah pemilik al-Quran. Segala puji hanya milik Allah, kepada-Nya kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan

ىب طالب رضى هللا عنهما خطب أبن يعل فقال:

)احلمد هلل احملمود بنعمتو ، ادلعبود بقدرتو ، ادلطاع بسلطانو ، ادلرىوب من عذابو وسطوتو ،

خلق اخللق يو ، الذالنافذ أمره ىف مسائو وأرضبقدرتو ، وميزىم أبحكامو ، وأعزىم بدينو ،

ن هللا تعاىل تبارك إوأكرمهم بنبيو دمحم ملسو هيلع هللا ىلص ، امسو وتعالت عظمتو ، جعل ادلصاىرة سببا الحقا وأمرا مفتضا ، أوشج بو األرحام ، وألزم

األانم

فقال عز من قائل ) وىو الذى خلق من ادلاء ا ، فجعلو نسبا وصهرا ، وكان ربك قديرا ( بشر

ىل إىل قضائو ، وقضاؤه جيرى إ، فأمر هللا جيرى قدره ، ولكل قضاء قدر ، ولكل قدر أجل ، ولكل أجل كتاب ، ديحو هللا ما يشاء ويثبت ،

وعنده أم الكتاب حلمد هلل حنمده ونستعينو ونستغفره ، ونعوذ ا

ت أعمالنا ، من ابهلل من شرور أنفسنا ومن سيآ

Page 60: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

43

diri kami dan keburukan amal kami. Seseorang yang Allah berikan petunjuk tiada kesesatan baginya, dan seseorang yang Allah berikan ia sesat tiada petunjuk bagi-Nya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad saw adalah hamba dan utusan-Nya.

(Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati melaikan dalam keadaan beragama Islam; Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah mengembangkan biakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu mengawasi kamu. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar). Setiap segala urusan ada dalam kuasa Allah. Allah menentukan segala urusan sebagaimana kehendak-Nya. Allah menghakimi sebagaimana kehendak-Nya. Tidak ada akhir untuk sebuah permulaan dan tidak ada permulaan untuk sebuah akhir. Dua hal

ييهد هللا فال مضل لو ، ومن يضلل فال ىادال هللا وحده ال شريك لو إلو إن ال ألو ، وأشهد

ن دمحما عبده ورسولو صلى هللا عليو أ، وأشهد صحابوأوسلم وعلى آلو و

ا اتقوا هللا حق تقاتو وال منو أ) اي أيها الذين قوا يها الناس اتأنتم مسلمون ، اي أال و إ سبوتن

خلقكم من نفس واحدة وخلق يربكم الذمنها زوجها وبث منهما رجاال كثتا ونساء ،

ن هللا إتسآءلون بو األرحام ، يواتقوا هللا الذ كان عليكم رقيبا

تقوا هللا وقولوا قوال سديدا ، أيها الذين امنوا أاي

يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ، ومن ما أفاز فوزا عظيما ( ، يطع هللا ورسولو فقد

فيها ما ين األمور كلها بيد هللا ، يقضإبعد ، فيشاء ، وحيكم ما يريد ، ال مؤخر دلا قدم ، وال

ال إمقدم دلا أخر ، وال جيتمع اثنان وال يفتقان بقضاء وقدر من هللا قد سبق .

Page 61: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

44

yang disatukan ataupun dipisahkan hanya dengan ketentuan dan kehendak-Nya.”

Sesudahnya khutbah yang dianjurkan tersebut disampaikan, khatib mentuturkan: “Ini merupakan ketentuan dan kehendak Allah swt, telah meminang fulan bin fulan kepada fulanah bin fulan. Akan menikahkannya wali atau yang mewakili dengan sesuatu yang disebut mas kawin. Sebagaimana perintah Allah swat mengenai mas kawin. Mengikat dengan baik dan menyerahkan dengan baik pula.” Kemudian tuturkan: “Aku meminta ampunan kepada Allah untukku dan kamu sekalian, untuk kedua orang tuaku, guru-guruku dan setiap muslimin. Mintalah ampunan kalian kepada Allah, karena ialah Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 13. Disunahkan meminang dari pihak wali, kemudian dibacakan khutbah terlebih dahulu, begitupun sebelum mengucap ijab. Para sahabat berkata: “Khutbah disampaikan dengan memuji kepada Allah, solawat dan salam bagi Rasulullah saw, dan menyampaikan nasihat.”

لقاء تلك اخلطبة الواردة يقول اخلطيب إمث بعد ن خطب فالن أ تعاىل وقدره ن شلا قضى هللاأ: و

بنت فالن ، وسيزوجها وليها 47بن فالن فالنةمن الصداق على يو وكيل وليها على ما مسأ

و أمساك دبعروف اما أمر هللا تعاىل بو من ىذا ، واستغفر هللا قول قويلأحسان ، تسريح إب

ولسائر يودلشاخي يولكم ولوالد العظيم يلنو ىو الغفور إ ادلسلمت ، فاستغفروا هللا ،

الرحيم .

48الثالثة عشر يسن تقدن اخلطبة بكسر اخلاءجابة ، وخطبة قبلها ، وكذا قبل اإل من الويلصحاب : واخلطبة ربصل حبمد هللا قال األ

والصالة والسالم على رسول هللا صلى هللا عليو وسلم والوصية

47

Kata فالنة adalah bentuk muannats dari kata فالن yang dalam kamus aplikasi Al-Maany Arab-

Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) berarti fulan; si fulan; si anu. Yang mana dalam aplikasi KBBI Yufid Inc. Vers 3.2 memiliki arti n sebutan kepada orangyang tidak diketahui namanya; sebutan kepadaorang yang tidak ingin disebutkan nama sebenarnya atau lupa. Jadi diterjemahkan dengan kata fulanah saja. 48

Frase بكسر اخلاء tidak diterjemahkan karena tidak mempengaruhi pesan Tsu dan hanya sebuah

penjelas kata dalam Tsu.

Page 62: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

45

Kemudian khatib menyampaikan. “Dengan menyebut nama Allah dan segala puji milik Allah. Salawat dan salam bagi Rasulullah saw. Aku mewasiatkan kepada kalian hamba Allah dan diriku dengan takwa kepada Allah. Telah datang kepada kalian seorang khatib untuk meminang fulanah putri kalian.” Sedangkan jika yang menyampaikan khutbah adalah yang mewakili, maka disebutkan. “saya adalah yang mewakili” atau “saya adalah wakil peminang untuk putri kalian.” kemudian wali atau pengganti menyampaikan khutbah. Lalu dituturkan: “Aku bukanlah yang tidak menyukaimu.”

14. Disunahkan bagi yang menikahkan sebelum akad untuk mengucapkan:

أزوجك على ما أمر هللا بو عز وجل من امساك دبعروف او تسريح ابحسان

“saya kawinkan kamu sebagaimana perintah Allah swt, mengikat dengan baik dan menyerahkan dengan baik pula.” Kemudian mendoakan keduanya seusai akad dengan doa yang baik dan berkah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a: Rasulullah saw ketika menyambangi warga dalam pernikahan dan beliau mengajak mereka dengan bersamaan

فيقول اخلاطب : بسم هللا واحلمد هلل ، والصالة

وصيكم عباد هللا أسالم على رسول هللا ، والما بعد ، فقد جائتكم أبتقوى هللا ، يونفس

ن كان إو فتاتكم فالنة ، و أخاطبا كرديتكم و جئتكم عنو أوكيال قال : جاءكم موكلى و انئبو كذلك ، أخاطبا كرديتكم ، فيخبط الوىل مث يقول : لست دبرغوب عنك.

ادلزوج قبل العقد ن يقول ألرابعة عشر يستحب ا: أزوجك على ما أمر هللا بو عز وجل من

ن أ، و 49حسان و تسريح إبأامساك دبعروف بو أيدعو ذلما بعد العقد ابخلت والربكة دلا روى

ن رسول هللا صلى أهللا تعاىل عنو يىريرة رضذا تزوج إنسان ذا رفأ اإلإهللا عليو وسلم كان

) ابرك هللا جتماع قال تفاق واالدعا لو ابال أي ( . 50خت لك وابرك عليك ومجع بينكما يف

49

Kalimat أزوجك على ما أمر هللا بو عز وجل من امساك دبعروف او تسريح ابحسان dialihaksarakan terlebih dahulu

kemudian diikuti terjemahannya. Karena kalimat tersebut merupakan suatu anjuran untuk dilafalkan. 50

Kalimat لك وابرك عليك ومجع بينكما ىف خت ابرك هللا dialihaksarakan terlebih dahulu kemudian diikuti

terjemahannya. Karena kalimat tersebut merupakan suatu anjuran untuk dilafalkan. Begitupun seterusnya untuk kalimat yang merupakan suatu anjuran untuk dilafalkan dialihaksarakan terlebih dahulu.

Page 63: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

46

mengucapkan:

ابرك هللا لك وابرك عليك ومجع بينكما ىف خت

“semoga Allah memberkahi kamu dan keberkahan untukmu dan dipersatukan kalian dalam kebaikan.” 15. Imam Qalyubi pada Bab Solat sunah dalam Hasyiyahnya Syarh Mahali menuturkan: Disunahkan salat sunah dua rakaat bagi pengantin laki-laki sebelum akad nikah dan sebelum bersenggama, begitupun bagi pengantin perempuan.

Rukun Nikah Terdapat 5 rukun nikah. Yaitu, shighah(ijab-qabul), mempelai perempuan, mempelai laki-laki dan wali nikah keduanya yang mengucap akad, dan dua saksi.

1. Shighah (bentuk), yang mana muncul dari tuturan wali:

زوجتك فالنة او انكحتكها“saya kawinkan kamu kepada fulanah” atau “saya nikahkan kamu kepadanya”.

ابب يف اخلامسة عشر قال العالمة القليويب

صالة النفل من حاشيتو على شرح العالمة : يسن ركعتان للزوج قبل عقد النكاح ، ياحملل

يضا .أودلن زفت لو عروس قبل الوقاع ، وذلا

51الباب الثاين تىاكان النكاح وغأر ىف بيان

ي صيغة ، وزوجة ، ركان النكاح مخسة ، وىأ ، ومها العاقدان ، وشاىدان . ويلوزوج و

ن يقول ، وربصيل أب 53الصيغة 52ولالركن األنكحتكها ، والزوج ، أو أ: زوجتك فالنة الويل

و أو قبلت نكاحها أو نكحتها أتزوجتها

51

Begitupun frase الباب الثاىن yang merupakan bentuk sistematika penulisan dari penulis tidak

diterjemahkan, karena tidak mempengaruhi pesan yang penulis sampaikan. Karena dengan judul bab saja pun sudah mewakili bahwa itu sebuah bab.

52 Penulisan الركن االول sampai terakhir dalam penyebutan pada bab rukun-rukun nikah

diterjemahkan hanya dengan menggunakan angka 1, 2, 3, 4, dan 5. Karena agar lebih rapi dan tidak mengulang kata rukun di setiap poin selanjutnya.

53 Kata صيغة dalam kamus aplikasi Al-Maany Arab-Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) memiliki arti

formula; bentuk; format; rumus; susunan kata; versi; teks, dialihaksarakan terlebih dahulu karena merupakan istilah tersendiri dalam teks fikih yang memiliki makna kontekstual “bentuk tuturan” dan diterjemahkan hanya dengan kata “bentuk” saja

Page 64: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

47

Dan tuturan mempelai laki-laki:

تزوجتها او نكحتها او قبلت نكاحها او تزوجيها او النكاح او التزويج او رضيت نكاحها او ىذا النكاح

“saya kawin kepadanya” atau “saya nikah kepadanya,” “saya terima nikah kepadanya” atau “ saya terima kawinnya,” “nikah” atau “kawin,” “saya rida menikah kepadanya” atau “dengan menikah ini.” Pendapat Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm, Menikah hanya terjadi atas tuturan wali:

انكحتكهاقد زوجتكها او “telah saya kawinkan kamu kepadanya” atau “saya nikahkan kamu kepadanya” Dan tuturan mempelai laki-laki:

قد قبلت نكاحها او قبلت تزوجيها“telah saya terima nikah kepadanya” atau “saya terima kawin kepadanya” Atau tuturan peminang:

حنيهازوجنيها او انك

“saya kawin kepadanya” atau “saya nikah kepadanya.” Lalu tuturan wali.

قد زوجتكها او انكحتكها

“telah saya kawinkan kamu kepadanya” atau “saya nikahkan kamu kepadanya” Dengan menyebutkan nama dan nasab fulanah oleh keduanya secara bersamaan. Meskipun mempelai laki-laki terlebih dahulu menuturkan:

تزوجت ابنتك او انكحتها او قبلت نكاحها

“saya kawin kepada anak perempuan kamu” atau “saya nikah kepadanya” atau “saya terima nikah kepadanya.”

و رضيت أو التزويج أو النكاح أتزوجيها م األ يف يكاح ، قال الشافعو ىذا النأنكاحها

: قد الويل أين يقول ال أبإبدا أ: وال نكاح نكحتكهاأو أزوجتكها

و قبلت أويقول الزوج : قد قبلت نكاحها و أو يقول اخلاطب : زوجنيها أتزوجيها ،

و أ: قد زوجتكها نكحنيها ، فيقول الويلأنكحتكها ، ويسمياهنا معا ابمسها ونسبها أ

انتهى

و أنكحتها أو أولو قال الزوج : تزوجت ابنتك و أ: زوجتكها قبلت نكاحها ، فيقول الويل

حد أن القبول انكحتكها ، صح النكاح أل العقد فال فرق بت تقدمو وأتخره يشق

Page 65: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

48

Lalu wali menuturkan:

زوجتكها او انكحتكها

“saya kawinkan kamu kepadanya” atau saya nikahkan kamu kepadanya.” Maka pernikahnya pun sah. Karena adanya qabul dari salah satu dari kedua belah pihak yang menuturkan akad. Baik qabulnya dituturkan lebih dahulu atau setelahnya. Dalam Syarh Ihya, “Kesesuaian pelafalan akad dari kedua belah pihak tidak menjadi syarat. Sekalipun satu pihak hanya menuturkan:

زوجتك

“saya kawinkan kamu” Dan satu pihak menjawab dengan tuturan:

قبلت نكاحها

“saya terima nikahnya” Menurut madzhab Syafi’i pernikahan tersebut sah”. Sebuah pernikahan sah dengan menggunakan bahasa apapun asalkan dengan kata yang memiliki makna kawin dan nikah, namun menurut pendapat yang paling dibenarkan alangkah lebih baik seorang penerjemah bahasa Arab menuturkan dengan maknanya. Karena dengan syarat kedua orang penutur akad paham terhadap ucapan yang lainnya, dan kedua saksi mengetahui pelafalan yang digunakan kedua penutur akad. Ijab qabul tidak sah dengan berbentuk tulisan atau isyarat yang hanya dipahami seseorang yang bisu. Ijab qabul dengan isyarat sah bagi seseorang

حياء : وال يشتط اتفاق اللفظ من شرح اإل ويف

حدمها : زوجتك ، وقال أالطرفت ، فلو قال لت نكاحها ، صح النكاح ، ىذا خر : قباأل

هنع هللا يضر يمذىب الشافع

نكاح ويصح النكاح دبا كان دبعت التزويج واأل

ن أحسن ادلتجم العربية يفأمن سائر اللغات و ن يفهم كل من أصح اعتبارا ابدلعت ، بشرط األ

خر ويعرف الشاىدان لفظ ادلتعاقدين كالم األ ادلتعاقدين

شارة إب وال قبول بكتابة وال جياإوال يصح شارة ال من أخرس ، فيصحان منو ابإلإمفهمة

Page 66: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

49

yang bisu, seperti ia dalam transaksi berjualan dan menceraikan. Disyaratkan tersambungnya pelafalan qabul dengan ijab, jika terpisah dengan ucapan lain di antara ijab qabul maka akad tersebut rusak. Disyaratkan pula ijab dituturkan oleh wali dan qabul dituturkan oleh mempelai laki-laki dengan ucapannya didengar oleh satu sama lain dan juga kedua saksi. Jika tidak, pernikahan tersebut pun tidaklah sah.

Disyaratkan bagi penutur ijab dan qabul untuk memastikan kelangsungan akad sampai selesainya akad. Sebuah pernikahan batal, jika seorang wali hendak menuturkan ijab kemudian ia mendadak gila, kehilangan kesadaran atau kehilangan kewaliannya sebelum mempelai laki-laki menuturkan qabul, seperti meninggal. Meskipun ia kembali dari gila, murtad atau hilang sadarnya sebelum mempelai laki-laki menuturkan qabul, maka tidak diperbolehkan qabul tersebut dituturkan.

Tata cara shighah dalam akad nikah yang diwakilkan. wakil wali menuturkan ijab kepada mempelai laki-laki, yang mana perwakilan tersebut tidak diketahui saksi.

زوجتك فالنة بنت فالن موكلى

“saya kawinkan kamu kepada fulanah binti fulan yang saya wakili”

نصا كبيعو وطالقو.

جياب ، فلو زبلل ويشتط اتصال القبول ابإليضا كون أضر ، ويشتط بينهما كالم أجنيب

والقبول الصادر من جياب الصادر من الويلاإلخر الزوج حبيث يسمع كل واحد منهما كالم األ

ال مل يصحإيضا ، و أعو الشاىدان ، ويسم

ىل إىلية ادلوجب والقابل بقاء األ ويشتط يف

يو أغمأمث جن سبام العقد ، فلو أوجب الويلو زالت واليتو قبل قبول الزوج بطل أعليو

و جنت أذهنا أكموتو ، ولو رجعت اآلذنة ىف عليها قبل قبول الزوج امتنع يو أغمأو ارتدت أ

القبول من الزوج

ن أفيو توكيل يالنكاح الذ وكيفية الصيغة يفللزوج : زوجتك فالنة بنت يقول وكيل الويل

ذا مل يعلم الشهود الزوج الوكالة ، إ يفالن موكل

Page 67: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

50

Jika perwakilan diketahui para saksi,

maka penambahan kata موكلى “yang saya

wakili” tidak diperlukan. Atau wali menuturkan kepada wakil mempelai laki-laki, yang mana perwakilan tersebut tidak diketahui saksi.

زوجت بنىت فالان موكلك

“saya nikahkan anak perempuan saya kepada fulan yang kamu wakili” Jika perwakilan diketahui para saksi,

maka penambahan kata موكلك “yang

kamu wakili” tidak diperlukan. Jika wali kepada wakil mempelai laki-laki menuturkan.

زوجتك بنىت

“saya nikahkan kamu kepada anak perempuanku” kemudian wakil mempelai laki-laki menuturkan.

قبلت نكاحها دلوكلى

“saya terima nikah kepadanya untuk yang saya wakili” Maka akadnya rusak dikarenakan tidak ada kesamaan pelafalan, namun jika wakil mempelai laki-laki menuturkan.

قبلت نكاحها

“saya terima nikah kepadanya” saja, maka nikahnya sah. Disyaratkan bagi pernikahan yang diwakilkan dalam penuturan kabul. Wali atau wakil wali menuturkan kepada wakil mempelai laki-laki.

زوجت فالنة بنت فالن فالان

“saya kawinkan fulanah binti fulan kepada fulan” dan memberi sifat kepada fulan sebagai pembeda dengan wakilnya. Atau menuturkan

زوجت فالنة بنت فالن لفالن بن فالن

، فيقبل يىل زايدة لفظ موكلإال فال حيتاج إو لوكيل الزوج : زوجت و يقول الويلأالزوج ،

الوكالة ، ذا مل يعلم الشهودإفالان موكلك بنيت ن قال الويلإف ىل لفظ موكلك ،إال فال حيتاج إو

، فقال : قبلت لوكيل الزوج : زوجتك بنيتو أ، فسد العقد لعدم التوافق ، ينكاحها دلوكل

قال : قبلت نكاحها ، صح لو

و أ قبول قول ويل ويشتط لنكاح فيو توكيل يفن وكيلو لوكيل زوج : زوجت فالنة بنت فال

و زوجت فالنة أفالان ويصفو دبا يتميز بو ، و زوجت موكلك أ، بن فالنبنت فالن لفالن

فالان فالنة بنت فالن ، وال يقول : زوجتكها وحنوه ، ويشتط قول وكيل زوج : قبلت

و قبلت نكاحها لفالن أفالن ، ينكاحها دلوكل

Page 68: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

51

“saya kawinkan fulanah binti fulan kepada fulan bin fulan”. Atau menuturkan.

زوجت موكلك فالان فالنة بنت فالن

“saya kawinkan fulan yang kamu wakili kepada fulanah binti fulan” Wali atau wakil wali tidak boleh menuturkan.

زوجتكها

“saya kawinkan kamu kepadanya”, dan semacamnya. Disyaratkan wakil mempelai laki-laki menuturkan.

قبلت نكاحها دلوكلى فالن

“saya terima nikah kepadanya untuk fulan yang saya wakili”. Atau menuturkan.

قبلت نكاحها لفالن ابن فالن

“saya terima nikah kepadanya untuk fulan bin fulan”. Jika tidak dituturkan seperti yang sudah dipaparkan di atas, maka pernikahannya tidaklah sah.

2. Mempelai perempuan. Disyaratkan bagi mempelai perempuan 4 syarat. Pertama, perempuan selain mahram. Tidaklah sah menikah dengan mahramnya. Kedua, perempuan yang tertentu. Tidaklah sah menikah dengan salah satu dari dua perempuan. Ketiga, perempuan yang tidak menikah dan memiliki idah. Keempat, perempuan tulen. Tidaklah sah menikah dengan banci.

3. Mempelai laki-laki. Disyaratkan bagi mempelai laki-laki lima syarat. Pertama, laki-laki selain mahram. Tidaklah sah menikah dengan mahramnya meskipun

ابن فالن ، فان مل يقل ذلك مل يصح النكاح .

ربعة شروط أالزوجة ، ويشتط فيها الركن الثاين، كوهنا حالال ، فال يصح نكاح زلرمة ، وكوهنا

حدى ادلرأتت ، وكوهنا خالية إمعينة ، فال يصح و أمن نكاح وعدة ، فال يصح نكاح منكوحة

معتدة من غته ، وكوهنا أنثى يقينا ، فال يصح نكاح اخلنثى

تط فيو مخسة شروط الركن الثالث الزوج ، ويش، كونو حالال ، فال يصح نكاح زلرم ولو بوكيلو ، وكونو سلتارا ، فال يصح نكاح مكره بغت حق

Page 69: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

52

dengan diwakilkan. Kedua, dengan seseorang yang diinginkan. Tidaklah sah menikah dengan seseorang yang tidak diinginkan dengan tanpa hak. Berbeda jika tidak diinginkan namun dengan hak, seperti jika tidak diinginkan menikah dengan perempuan yang jelas ditalak namun bukan talak tiga dan perempuan tersebut tidak mendapat adil dalam giliran, maka pernikahan tersebut sah. Ketiga, dengan seseorang yang tertentu. Tidaklah sah nikah dengan salah satu dari dua laki-laki. Seperti jika dituturkan wali.

زوجت بنىت احدكما

“saya kawinkan anak perempuan saya dengan salah satu dari kalian”, baik wali tersebut sudah meniatkan seorang tertentu dari keduanya atau tidak. Keempat, denga seseorang yang mengenal perempuannya, namanya, nasabnya dan fisiknya. Tidaklah sah dengan seseorang yang tidak mengetahuinya, meskipun setelah menikah akan jelas mengetahui perempuannya. Seperti menikah dengan perempuan yang tidak diketahui apakah dia memiliki idah atau tidak, apakah ia saudaranya atau bukan dan apakah dia mahramnya atau bukan. Kemudian diketahui bahwa perempuan tersebut tidak memiliki idah dan bukan mahramnya. Kelima, dengan seorang laki-laki tulen. Tidaklah sah menikah

، خبالف ما لو كان مكرىا حبق كما لو أكره على نكاح من طلقها طالقا ابئنا بدون الثالث

نو يصح إف. القسم مظلومة يف يوى

لرجلت كما حد اأوكونو معينا ، فال يصح نكاح حدكما ، نوى أ : زوجت بنيت لو قال الويل

و ال ، وكونو عادلا حبل ادلرأة أمعينا منهما الويل، فال يصح نكاح 54وامسها ونسبها وعينها

ن تبت بعد نكاحها إء من ذلك و يجاىل بش هنا ربل لوأ

و خلية أهنا معتدة أكان نكاح امرأة ال يدرى و غتىا من زلارمها أهنا أختو أو أعن العدة ،

هنا أجنبية ، أهنا خالية و أو أجنبية ، مث ابن أ وكونو ذكرا يقينا ، فال يصح نكاح اخلنثى

54

Kata عت menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002) memiliki arti mata; mata air;

sumber diterjemahkan menjadi “fisik” karena yang dimaksudkan penulis adalah mengetahui yang mana badan perempuan tersebut atau fisiknya.

Page 70: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

53

dengan seorang banci. 4. Seorang wali nikah. Disyaratkan bagi seorang wali 9 syarat. Pertama, seorang yang bersedia. Tidaklah sah menikah dengan wali yang tidak bersedia menjadi wali. Kedua, balig. Tidak ada perwalian bagi anak-anak. Ketiga, sehat mental. Tidak ada perwalian bagi orang yang buruk kegilaannya, dengan sepakat para ulama berpendapat. Begitupun bagi orang gila yang sadar dari gilanya karena mempertimbangkan masa gilanya. Menikahkanlah wali jauh ketika wali dekatnya dalam kondisi gila dan belum tersadar dari kegilaannya. Keempat, seorang yang merdeka. Tidak ada perwalian bagi budak. Kelima, seorang laki-laki. Tidak ada perwalian bagi perempuan. Begitupula dalam akad, baik ijab maupun kabul, baik untuk dirinya atau bukan. Keenam, seorang yang adil. Tidak ada perwalian bagi seorang yang fasik selain seorang imam besar. Karena fasik merupakan kekurangan yang merusak dalam persaksian. Tidak diperbolehkan perwalian bagi seseorang yang kekanak-kanakan. Ini adalah pendapat menurut Madzhab Syafi’i.

Kebanyakan ulama saat ini berpendapat bahwa seorang fasik bisa mengikuti perwalian. Imam Nawawi memilih pendapat seperti Imam Ibnu Shalah dan Imam Subki yang memilih pendapat Imam Ghazali mengenai ketentuan perwalian bagi seorang fasik, saat memindahkan perwalian kepada hakim yang fasik. Ketujuh, seorang muslim.

، ويشتط فيو تسعة شروط ، الركن الرابع الويل ول االختيار ، فال يصح النكاح من ويلاأل

ابالمجاع مكره ، والثاىن البلوغ ، فال والية لصيبال والية جملنون أطبق جنونو ، والثالث العقل ، ف

ن تقطع جنونو إابالمجاع بعدم سبييزه ، ففكذلك على الراجح تبليغا لزمن اجلنون ،

فاقتو،أقرب دون زمن جنون األ بعد يففيزوج األ

والرابع احلرية ، فال والية لرقيق ابالمجاع ، واخلامس الذكورة ، فال والية المرأة ، فال تعقد

و قبوال ، ال لنفسها أااب كان جيإامرأة نكاحا ، وال لغتىا ، والسادس العدالة ، فال والية

ن الفسق نقص عظم ، ألمام األلفاسق غت اإلالشهادة فيمنع الوالية كالرق ، ىذا يقدح يف

ىو ادلذىب

ين الفاسق يلأصحاب كثر متأخر األأواختار ما يكابن الصالح والسبك ي، واختار النوو

من بقاء الوالية للفاسق حيث غزايلأفىت بو السالم ، فال تنتقل حلاكم فاسق ، والسابع اإل

الكافرة لقولو يوالية لكافر على مسلمة ، ويل

Page 71: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

54

Tidak ada perwalian bagi seorang non-muslim sebagai wali mempelai perempuan muslim, namun boleh jika sebagai wali bagi non-muslim. Allah swt berfirman (adapun orang-orang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain).

Kedelapan, seorang yang tidak rusak ingatannya, baik pikun atau bodoh. Tidak ada perwalian bagi seorang yang rusak ingatannya baik karena benar-benar bodoh, baru terkenanya, karena sakit, atau karena faktor usia. Untuk membahas mengenai keperluan pernikahan dan untuk mengetahui kesepadanannya. Yang dimaksud adalah seseorang yang disibukan penyakitnya dari mengurus hal tersebut.

Kesembilan, bukan seseorang yang terhalang karena belum dewasa. Tidak ada perwalian bagi seorang yang terhalang karena belum dewasa, meskipun dia sudah sampai ke tahap dewasa, namun memubadzirkan hartanya setelah dewasanya maka tetap terhalang. Karena itu merupakan kekurangan, tidak bisa mengurus urusannya sendiri apalagi urusan orang lain. pendapat lain mengatakan, bisa dijadikan wali bagi ia yang sehat pikirannya dalam pernikahan, namun terhalang untuk menjaga hartanya sendiri. 5. Dua orang saksi. Disyaratkan 9 syarat bagi kedua saksi. Pertama, seorang muslim. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri dua saksi non-muslim, atau satu

(ولياء بعضأوالذين كفروا بعضهم عز وجل )

و خبل ، أن ال يكون سلتل النظر هبرم أوالثامن و عارض أ يفال والية دلن اختل نظره خببل أصل

حوال أكرب لعجزه عن البحث عن وأو مرض أمعناه من ويف زواج ومعرفة الكفء منهم ،األ

سقام عن ذلكشغلو األ

ن ال يكون زلجورا عليو بسفو ، فال أوالتاسع و أن بلغ غت رشيد ، زلجور عليو بسفو إب ييل

نو لنقصو ال بذر بعد رشده مث حجر عليو ، أل ينو يلأمر غته ، وقيل أ يمر نفسو فال يلأ ييل

منا حجر عليو أالنكاح ، و لكمال نظره يف حلفظ مالو

الركن اخلامس الشاىدان ، ويشتط فيهما تسعة سالم ، فال يصح النكاح ول اإلشروط ، األ

و كافر ، سواء كانت أو مسلم أحبضرة كافرين

Page 72: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

55

orang muslim dan satu orang non-muslim. Begitupula mengenai mempelai perempuan apakah seorang muslim atau non-muslim, jika non-muslim maka ia bukan ahli untuk dipersaksikan. Kedua, seseorang yang balig. Ketiga, seseorang yang sehat mental. Keempat, seseorang yang merdeka. Tidak sah pernikahan jika dihadiri saksi dua orang anak, dua orang gila, atau dua orang budak. Baik murni seorang budak, budak yang diatur, atau budak yang dikontrak. Kelima, seorang laki-laki. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri saksi perempuan, satu orang laki-laki dan satu orang perempuan, atau dua orang banci. Dibenarkan jika kedua orang saksi adalah laki-laki, maka akad pun sah. Keenam, seorang yang adil. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri dua orang saksi fasik, atau satu orang adil dan satu orang fasik. Ketujuh, yang sehat pendengarannya. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri dua saksi yang tuli atau satu orang mendengar dan satu orang tuli. Maksud dari tuli adalah seseorang yang tidak bisa mendengar sama sekali. Kedelapan, yang sehat penglihatannya. Karena ucapan hanya bisa dipastikan dengan disaksikan dan didengarkan. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri dua orang saksi yang buta atau satu orang yang

ذ الكافر ليس أىال إو ذمية ، أادلنكوحة مسلمة الث العقلالبلوغ ، الث للشهادة ، الثاين

الرابع احلرية فال ينعقد النكاح حبضور الصبيان ، 55و مكاتباأو مدبرا أواجملانت والعبيد ، قنا

اخلامس الذكورة ، فال ينعقد النكاح حبضور النساء وال حبضور رجل وامرأتت وال حبضور

ن ابن ذكرين صح العقد ، إخنثيت ، نعم و أفاسقت السادس العدالة ، فال ينعقد حبضور

حضور عدل و فاسق

صمت وال السابع السمع ، فال ينعقد حبضور األصم من ال يسمع أصال مسيع وأصم ، وادلراد ابأل

ال إقوال ال تثبت ن األ، الثامن البصر ألابدلشاىدة والسماع ، فال ينعقد حبضور

صح الوجهت عميت وال بصت وأعمى ىف األاألنو أىل للشهادة ىف ينعقد ، أل ، والوجو الثاين

اجلملة

55

Kata مكاتبا menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002) berarti: yang ditulis; tertulis

diterjemahkan “dikontrak” karena melihat konteksnya yang tengah menjelaskan budak, yang mana ada macam budak yang dikontrak beberapa tahun dengan ia bekerja pada majikannya sampai kemudian ia merdeka.

Page 73: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

56

melihat dan satu orang yang buta. Menurut pendapat paling dibenarkan dari dua pendapat. Pendapat kedua pernikahannya sah, karena seorang buta tersebut merupakan keluarga dalam jumlah persaksian. Kesembilan, yang bisa berbicara. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri dua orang saksi yang bisu. Dijadikan syarat dalam persaksian tambahan dari syarat yang sudah disebutkan sebelumnya. Yaitu, bukan seorang yang dalam pengampuan dan mengetahui bahasa yang digunakan dua orang penutur akad. pernikahan tersebut juga tidak sah dengan seseorang yang tidak mengetahui bahasa yang digunakan kedua penutur akad. Dalam Hasyiyah Bujairimi dalam kitab manhaj tertulis: Disyaratkan dalam akad nikah bagi kedua orang saksi untuk melihat seorang mempelai perempuan yang mengenakan cadar sebelum akad nikah dimulai. Jika seorang mempelai perempuan bercadar dan kedua orang saksi tidak mengetahuinya, maka menikahnya seorang mempelai perempuan bercadar tersebut tidaklah sah. Karena mendengarnya saksi dalam akad nikah sama dengan mendengarnya seorang hakim dalam persaksian. Imam Zarkasyi berpendapat, “disyaratkan pun apabila perempuan tersebut tidak dikenali. Jika dikenali maka pernikahannya pun karena hal tersebut adalah permasalahan kondisi mental. Ketentuan ini bagi yang tidak

التاسع النطق ، فال ينعقد النكاح حبضور خرست ، ويشتط فيها زايدة على ما مر عدم أ

حجر سفو ومعرفة لسان ادلتعاقدين ، فال ينعقد دبن ال يعرف لساهنما

على شرح ادلنهج : يحاشية البجتم ويف

ن أة نعقاد النكاح على ادلرأة ادلنتقبإ ويشتط يفيراىا الشاىدان قبل العقد ، فلو عقد عليها

ن منتقبة ومل يعرفها الشاىدان مل يصح ، أل يوى استماع الشاىد العقد كاستماع احلاكم الشهادة

ال إذا كانت رلهولة ، و إ: زللو يقال الزركشمسئلة نفسية ، والقضاة اآلن ال يفيصح ، وى

احلاضرة من هنم يزوجون ادلنتقبةإيعلمون هبا ، ف غت معرفة الشهود اكتفاء حبضورىا واخبارىا .

Page 74: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

57

mengetahui perempuan tersebut. Nikahilah oleh kalian perempuan bercadar yang ia dihadirkan. Selain diketahui oleh saksi, namun sepakat hanya dengan dihadirkannya perempuan bercadar tersebut dan pengabarannya.” Muhammad Ramli mengungkapkan dalam kitab Syahadat, sebagian pendapat, “tidak sah pernikahan perempuan bercadar kecuali dengan diketahui namanya, nasabnya, dan wajahnya oleh kedua saksi.” Ibnu Hajar dan Syihab Qalyubi berpendapat dalam kitab Jalal mahali, “tidak disyaratkan untuk melihat perempuan yang tidak diketahui, namun persaksian cukup berjalan dengan akad nikah antara ia dan mempelai laki-laki.”

Penutup

Hak-hak seorang istri atas suaminya dan hak-hak seorang suami atas istrinya seorang suami wajib menemani istrinya dalam kebaikan. Dengan baiknya seorang suami memenuhi hak istrinya baik mahar, nafkah, biaya, dan pakaian dengan rida, baik hati, lemah lembut tuturnya dan sabar menghadapi buruk akhlak istrinya. Menuntun istrinya dalam jalan kebaikan dan ibadah.

الشهادات : قال ( يفي الرملوعبارة م ر )دمحم

ن عرفها إال إمجع : ال ينعقد نكاح منتقبة و صورة ، انتهىأالشاىدان امسا ونسبا

وقال ابن حجر و ق ل )الشهاب القليويب( يفرؤية : ال يشتط يحاشيتو على جالل احملل

على جراين العقد الشهادة ياجملهولة ، بل تكف بينها وبت الزوج ، انتهى

خاسبةبيان حقوق الزوجة على الزوج وحقوق الزوج يف

على الزوجة .

ن ذبب على الزوج مصاحبة زوجتو ابدلعروف أبو نفقة ومؤنة أل حقها مهرا ايصليها إبإحيسن

ر وكسوة برضا وطيب نفس ولت قول وابلبصن يسلكها سبيل اخلت أعلى سواء خلقها ، و

والعبادات

Page 75: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

58

Mengajari apa yang istrinya butuhkan dalam agamanya mengenai hukum-hukum bersuci, haid dan solat, yang mana yang harus ia penuhi dan yang tidak harus dipenuhi. Allah swt berfirman (dan bergaulah dengan istrimu secara patut), (dan perempuan mempunyai hak yang sama dengan kewajibannya dalam kebaikan, dan laki-laki mempunyai hak satu tingkat di atas ia). Dalam perjalanan haji wadak, setelah ia menuturkan segala puji milik Allah swt, memuji-Nya kemudian Nabi saw bersabda (Ingat, hendaklah kalian berwasiat yang baik untuk istrimu karena ia ibarat tawanan di sisimu, kamu tidak memiliki sesuatu apapun darinya selain itu, kecuali jika datang kepadanya perlakuan keji yang nyata, jika ia melakukannya, maka jangan temani ia tidur dan pukul ia dengan pukulan yang tidak menyakiti. Jika istrimu taat padamu, maka jangan mencari alasan untuk mengungkit terhadapnya. Ingatlah, bahwa bagimu atas istrimu ada hak, begitupun bagi istrimu atas dirimu ada hak. Hak kamu sekalian yang harus ia penuhi ialah tidak memberi izin kepada orang selainmu masuk ke tempat tidurmu, dan tidak memberi izin orang yang tidak kamu perbolehkan masuk ke dalam rumahmu. Ingatlah, hak istrimu yang wajib kamu penuhi ialah kamu berbuat baik kepadanya dalam hal sandang dan pangannya).

Rasulullah saw besabda (Hak istri atas suami adalah memberi makan kepada istri ketika ia makan, memberi pakaian

حكام أليو ىف الدين من إن يعلمها ما ربتاج أو تقضيها واليت الطهارة واحليض والصلوات اليت

ال تقضيها ، قال هللا تعاىل ) وعاشروىن ابدلعروف ( وقال عز وجل )وذلن مثل الذى

عليهن ابدلعروف ، وللرجال عليهن درجة (

ن محد أحجة الوداع بعد ن النىب ملسو هيلع هللا ىلص قال يفوع

ال واستوصوا إهللا عز وجل وأثت اليو ووعظ )منا ىن عوان عندكم ، ليس أابلنساء ختا ، ف

ن أيتت بفاحشة أال إسبلكون منهن غت ذلك ادلضاجع ن فعلن فاىجروىن يفإمبينة ، ف

واضربوىن ضؤاب غت مربح ، فان أطعنكم فال ن لكم على نسائكم أال إتبغوا عليهن سبيال ،

حقا ولنسائكم عليكم حقا ، فحقكم عليهن ن ال يوطئن فراشكم من تكرىون ، وال أيذن أ

ن أال وحقهن عليكم أبيوتكم دلن تكرىون ، يف كسوهتن وطعامهن ( ليهن يفإربسنوا

ن أوقال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص ) حق ادلرأة على الزوج

ذا كتسى ، وال إذا طعم ، ويكسوىا إيطعمها

Page 76: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

59

kepada istri ketika ia berpakaian dan jangan memukul wajahnya, jangan menjelek-jelekannya dan jangan memindahkannya kecuali dalam tempat tidur). Rasulullah pun bersabda (siapapun laki-laki yang menikahi seorang perempuan baik dengan mas kawin yang sedikit atau banyak, dan dirinya tidak berniat untuk tidak memenuhi hak-hak istrinya atau menipunya. Lalu laki-laki itu meninggal dan belum memenuhi hak-hak istrinya, maka di hari kiamat ia akan menghadap Allah sebagai pezina).

Sabda Rasulullah saw: (sesungguhnya di antara kesempurnaan keimanan seorang mukmin adalah mereka yang paling baik akhlaknya dan lemah lembut kepada istrinya). (laki-laki diumpamakan penggembala bagi istrinya dan penanggung jawab atasnya). Allah swt berfirman (perintahkan istrimu untuk melaksanakan salat) barang siapa yang tidak memerintahkan istrinya untuk melaksanakan salat dan tidak mengajarinya perkara agamanya, maka ia telah berkhianat pada Allah dan Rasul-Nya. Nabi saw bersabda (Tiada seseorang yang datang kepada Allah dengan dosa yang lebih besar daripada membiarkan keluarganya dalam kebodohan). Adapun hak-hak suami atas istrinya tidaklah sedikit. Di antaranya, wajib bagi diri seorang istri untuk menaati

ال يفإيضرب الوجو ، وال يقبح ، وال يهجر ا رجل تزوج امرأة على إمنادلبيت ( ، وقال ملسو هيلع هللا ىلص )

ن أنفسو و كثر ، ليس يفأما قل من ادلهر ى خدعها ) فمات ومل يؤد أليو حقها ( إ ييؤد

وىو زان( هللا يوم القيامة يليها حقها ، لقإ

كمل ادلؤمنت أ من نإوقال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص )أبىلو ( ، وقال لطفهمأدياان أحسنهم خلقا و إ

أىلو ومسؤل عن رعيتو ( ، ) الرجل راع يفملسو هيلع هللا ىلصوقال تعاىل ) وأمر أىلك ابلصالة ( فمن مل

مور دينها فقدأأيمر امرأتو ابلصالة ومل يعلمها صلى هللا عليو خان هللا ورسولو ، وعن النيب

هللا تعاىل رجل بذنب أعظم يسلم ) ال يلقو من جهالة أىلو (

نو أوحقوق الزوج على الزوجة كثتة ، منها ال فيما ال حيل ، إجيب عليها طاعتو ىف نفسها

Page 77: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

60

suaminya kecuali dalam hal-hal yang dilarang, tidak boleh berpuasa, tidak boleh keluar dari rumah kecuali dengan izin dan ridha suaminya; mencari keridhaan suami dan menjauhi yang ia benci selama itu mungkin

Tidak diperbolehkan istri melarang suami dari kesenangan terhadap istrinya yang diperbolehkan. Seorang suami harus mengakui istrinya sebagai miliknya, seorang istri tidak boleh menggunakan harta suami kecuali dengan izinnya, sebagian pendapat atas harta istrinya pula karena istri merupakan tanggungannya; seorang istri harus memprioritaskan hak-hak suaminya di atas hak-hak saudaranya, dan hak-hak dirinya dalam sebagian gambarannya;

seorang istri harus siap untuk kesenangan suami terhadapnya dengan semampunya ia dalam kebersihan dirinya, jangan menyombongkankan kecantikannya kepada suaminya, jangan mencela kejelekan suaminya; ia harus selalu malu di depan suaminya, menundukan pandangan di depan suaminya, menuruti yang diperintahkannya, diam mendengarkan ketika suaminya berbicara, berdiri ketika suaminya datang atau hendak pergi.;

ال ابذنو ورضاه ، و إوال تصوم وال زبرج من بيتو تجنب سخطو ما ن تتحرى رضاه وتأ 56منها

مكنأ

ن أ ين ال سبنعو من سبتع مباح ، وينبغأومنها ال ابذنو إفال تتصرف مالو هنا كمملوكة إتعتف

هنا كمهجورة لو ، ومنها ماذلا أل ، بل قيل ويفقارهبا ، بل أن تقدم حقوقو على حقوق أ

بعض صورىا وحقوق نفسها يف

قدر ن تكون مستعدة لتمتعو هبا دبا تأومنها سباب النظافة ، وال تفتخر عليو أعليو من

جبماذلا ، وال تعته بقبح فيو ، ومنها دوام احلياء منو ، وغض طرفها قدامو ، والطاعة المره ، والسكوت عند كالمو ، والقيام عند قدومو

وخروجو

56

Kata و منها tidak diterjemahkan dalam Tsa karena tidak mengurangi pesan yang dimaksud

penulis, dan jika diterjemahakan akan mengulangi beberapa kali kata tersebut dalam beberapa kalimat setelah kalimat tersebut.

Page 78: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

61

seorang istri harus menyerahkan dirinya pada suaminya ketika hendak tidur, menghindari berkhianat atas tempat tidur atau hartanya ketika suaminya tidak ada, memakai wewangian untuk suaminya, menjaga mulutnya untuk tetap wangi; ia harus selalu berdandan untuk suaminya ketika suaminya ada maupun tidak ada; ia harus menghormati keluarga dan kerabat suaminya, merasa banyak dari apa yang sedikit diberi suaminya, mencari keridaan suaminya dengan kesungguhannya, suaminya adalah surga dan nerakanya.

Nabi saw bersabda (ketika seorang perempuan melaksanakan solat lima waktu, puasa di bulannya, menjaga dirinya, dan taat kepada suaminya. Dikatakan kepadanya “Masuklah kamu ke dalam surga melalui pintu mana saja yang kamu inginkan”)

Nabi saw bersabda kepada perempuan yang dinikahkan (bagaimana kamu terhadap suamimu?) ia menjawab: “aku tidak lalai dalam melayaninya kecuali dalam hal yang aku tak mampu”, Nabi saw bersabda “bagaimana kamu terhadapnya, ialah surga dan nerakamu”. Diriwayatkan dari Aisyah r.a: Aku bertanya kepada Rasulullah saw. “siapa saja orang yang paling besar memiliki hak atas perempuan?” Beliau menjawab “suaminya,” aku bertanya lagi “siapa saja orang yang paling besar memiliki hak atas laki-laki?” Beliau pun menjawab “ibunya.”

ومنها عرض نفسها عليو عند النوم ، وترك وطيب و مالو ،أفراشو اخليانة عند غيبتو يف

الرائحة لو ، وتعهد الفم ابلطيب ، ومنها دوام كرام إغيبتو ، ومنها حضرتو و تركها يف الزينة يفقاربو ، ورؤية القليل منو كثتا ، وطلب أأىلو و

رضاه جهدىا ، فهو جنتها وانرىا

نو أصلى هللا عليو و سلم فقد روى عن النيب

ىا ذا صلت ادلرأة مخسها وصامت شهر إقال : )طاعت زوجها ، قيل ذلا أوحفظت فرجها و

(بواب اجلنة شئتأي أاجلنة من يخلاد

نو صلى هللا عليو و سلم قال دلزوجة ، أوصح ما أيلوه أنت منو ( ، قالت : ما أقال )فأين

ال ما عجزت ، قال ) فكيف إخدمتو أقصر يفنو جنتك وانرك ( ، وعن عائشة إنت لو ، فأ

: سألت رسول هللا صلى هللا عليو و قالتاهنع هللا يضرسلم أي الناس أعظم حقا على ادلرأة ، قال ) زوجها ( ، قلت : فأي الناس أعظم حقا على

الرجل ، قال ) أمو (

Page 79: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

62

Diriwayatkan bahwa seorang perempuan bertanya “Ya Rasulullah, aku adalah utusan para perempuan untuk menghadapmu” kemuadian aku menuturkan tentang apa yang laki-laki dapatkan dari pahala dan ganimah dalam perang. Lalu aku bertanya “apakah tidak sama bagi kami dari perang?” Rasul menjawab “sampaikan kepada para perempuan yang mengutusmu, sesungguhnya taat kepada suami dan memenuhi haknya sebanding dengan semua itu, dan hanya sedikit dari kalian yang melakukannya.”

Diriwayatkan, seorang ayah datang bersama anak perempuannya menemui Rasulullah saw. Lalu ia mengadu: “anak perempuanku yang ini tidak mau menikah.” Rasulullah bersabda: “Turutilah ayahmu” Anak perempuan itu menjawab: “Demi dzat yang mengutusmu dengan kebenaran. Aku tidak hendak menikah sebelum engkau memberitahuku apa saja hak seorang suami atas istrinya”.

Rasulullah bersabda: “hak seorang suami atas istrinya diumpamakan dengan jika suaminya memiliki lubang lalu kamu tutupi, dan jika keluar ingus dan darah dari lubang hidungnya, lalu dijilatinya pun tidak akan memenuhi

ان رافدة أن امرأة قالت : اي رسول هللا ، إ يورو اجلهاد ليك ، مث ذكرت ما للرجل يفإالنساء فما لنا من جر والغنيمة ، مث قالت : من األمن لقيت ي ) ابلغفقال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص ذلك ،

ن طاعة الزوج واعتافا حبقو يعدل إمن النساء ذلك ، وقليل منكن من يفعلن (

ىل رسول هللا صلى إو ن رجال أتى اببنتأ يورو ن أبت أىذه ن ابنيتإسلم فقال : هللا عليو و

ابك ( ، أ يطيعأ )وج ، فقال النيب ملسو هيلع هللا ىلصتتز تزوج حىت أبعثك ابحلق ، ال يفقالت : والذ

زبربىن ما حق الزوج على زوجتو

) حق الزوج على زوجتو لو فقال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلصمنخراه 57و انتشرأكانت بو فرجة فلحستها ،

حقو ( ، 58صديدا ودما مث ابتلعتو ما أدتدا ، تزوج أبأق ، ال قالت : والذى بعثك ابحل

57

Kata انتشر menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002) memiliki arti menyebar;

menghamburkan; mengedarkan diterjemahkan menjadi “mengeluarkan”. 58

Kata أدت menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002) memiliki arti melakukan;

melaksanakan; menyelesaikan diterjemahkan dengan kata “memenuhi” karena lebih sepadan dengan konteksnya.

Page 80: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

63

hak suami atas istrinya”. Lalu ia berkata: “Demi dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak hendak menikah selamanya.” Nabi saw bersabda: “jangan nikahkan anak perempuanmu kecuali dengan kemauannya.” Diriwayatkan dari Thabrani. Hak suami atas istrinya, apabila suami menginginkan istrinya dan ia sedang menunggangi unta, ia tidak boleh menolak keinginan suami atas dirinya. Beberapa hak suami atas istrinya ialah seorang istri boleh berpuasa sunah hanya jika dengan izin suaminya. Jika ia tetap berpuasa tanpa izin suaminya, rasa lapar dan hausnya pun tidak akan Allah terima. Tidak boleh keluar rumah kecuali dengan izin suaminya. Jika ia tetap pergi tanpa izin suaminya, malaikat langit, malaikat bumi, malaikat rahmat dan malaikat penyiksa melaknatnya sampai ia kembali. Sebagaimana hadis sahih. (Allah swt tidak akan memberikan rahmat kepada seorang perempuan yang tidak pernah bersyukur dan merasa cukup terhadap suaminya). Nabi saw bersabda (4 golongan perempuan di dalam surga, dan 4 golongan lainnya di dalam neraka).

(ال ابذهننإال تنكحوىن )فقال النيب ملسو هيلع هللا ىلص

ن إن حق الزوج على زوجتو أ وروى الطرباينن ال سبنعو أسأذلا نفسها وىى على ظهر قتب

ن ال أنفسها ، ومن حق الزوج على الزوجة ن فعلت جاعت إذنو ، فال إبإتصوم تطوعا

ال زبرج من بيتها وعطشت وال يقبل منها ، و ن فعلت لعنتها مالئكة السماء إذنو ، فال إبإ

رض ومالئكة الرمحة ومالئكة حىت ومالئكة األ ترجع

ىل إهللا تبارك وتعاىل 59وصح خرب ) ال ينظر ال تستغت عنو (. يامرأة ال تشكر لزوجها وى

نو قال ) أربعة من النساء أ وجاء عن النيب ملسو هيلع هللا ىلص النار ( نة ، وأربعة يفاجل يف

59

Kata ال ينظر kamus aplikasi Al-Maany Arab-Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) yang memiliki arti

tidak memandang; melihat diterjemahkan dengan “memberikan rahmat” karena subjeknya

Allah maka lebih efektif diterjemahkan seperti itu. Karena نظر هللا merupakan rahmat bagi

hambanya.

Page 81: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

64

Nabi pun memaparkan 4 golongan perempuan yang berada di surga (perempuan yang menjaga, yang taat kepada Allah swt dan suaminya; perempuan penyabar, yang dengan mudah bersedia menerima apapun dari suaminya; memiliki rasa malu saat suaminya tidak ada, menjaga dirinya dan harta suaminya, menjaga bicaranya saat suaminya ada; dan perempuan yang ditinggal mati suaminya dengan anak-anak yang masih kecil lalu ia mencukupkan dirinya untuk anak-anaknya, merawat anak-anaknya dan tidak lagi menikah karena khawatir mengabaikan anak-anaknya). Lalu beliau melanjutkan (Sedangkan 4 perempuan yang berada di dalam neraka adalah, perempuan yang tidak menjaga bicaranya terhadap suaminya, saat suaminya pergi ia tidak menjaga dirinya, saat suaminya ada ia menyakiti suaminya dengan ucapannya; perempuan yang menuntut suaminya akan hal yang diluar kemampuan suaminya; perempuan yang tidak menutupi dirinya dari laki-laki dan keluar dari rumah menampakkan dirinya

Perempuan yang hanya makan, minum dan tidur, yang tidak suka salat dan tidak taat kepada Allah, Rasulullah dan suaminya). Perempuan yang memiliki sifat ini dan tidak bertaubat, ia terlaknat dan tergolong penghuni neraka.

احلنة ) امرأة عفيفة يف ربعة اللوايتوذكر من األطائعة هلل ولزوجها ، ولو ذات صابرة قانعة

ن غاب إابليست من زوجها ، ذات حياء والد صغار فحسبت نفسها على أزوجها ، وذلا

ليهم ، ومل تتزوج إوالدىا وربتهم واحسنت أ ن يضيعوا (أخشية

وأما ) صلى هللا عليو و سلم ال النيبمث قاللسان 60ىف النار فامرأة بذية ربعة اللوايتاأل

ن غاب عنها زوجها مل تصن إعلى زوجها ، ن حضر آذاتو بلساهنا ، وامرأة إنفسها ، و

تكلف زوجها ما ال يطيق ، وامرأة ال تست نفسها من الرجال ، وزبرج من بيتها متربجة

كل والشرب والنوم ، ال األإ وامرأة ليس ذلا ىمصالة وال طاعة هللا وال ىف وليس ذلا رغبة يف

ذا إطاعة زوجها ( ، فامرأة طاعة رسولو وال يفكانت هبذه الصفات كانت ملعونة من أىل

60

Kata بذية menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002) keji; kotor; membantah;

mengatai diterjemahkan dengan “tidak menjaga” yang lebih umum dan berarti bertengkar, beradu mulut.

Page 82: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

65

Ali menceritakan: suatu hari, aku dan Fatimah mengujungi Nabi saw. Kami menemuinya yang tengah terisak menangis. Aku pun bertanya: “Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu menangis?”

Rasul pun bersabda (wahai Ali, ketika malam aku diisrakan, aku melihat perempuan dari umatku disiksa di dalam neraka. Akupun menangis tatkala melihat siksaan yang pedih menimpanya. Aku melihat perempuan digantung rambutnya dan mendidih otaknya, perempuan yang digantung lidahnya dan ke dalam tenggorokannya dituangkan air neraka, perempuan yang diikat kakinya dengan payudara dan tangannya lalu dengan ubun-ubunnya dan Allah menimpakan ular dan kalajengking atasnya, perempuan yang berkepala babi berbadan keledai dan ditimpakan beribu-ribu siksaan, dan perempuan yang berupa anjing yang api masuk dari mulut dan keluar dari anusnya, yang mana malaikat tengah memukuli kepalanya dengan gada dari api) Fatimah Zahra r.a pun terkejut seraya betanya: “wahai kekasihku, penyejuk mataku, apa yang telah mereka perbuat sehingga tertimpa siksaan itu?”. Rasulullah saw bersabda (wahai putriku, perempuan yang digantung rambutnya adalah ia yang tidak menutupi rambutnya dari laki-laki, perempuan

ن تتوب.أال إالنار

كرم هللا وجهو : دخلت على النيب يوقال علكاء شديدا ب يان وفاطمة ، فوجدانه يبكأ ملسو هيلع هللا ىلص

اي رسول هللا ، ما يمأو يبأ، فقلت : فداك بكاكأ يالذ

رأيت نساء من سرى يبأ، ليلة يقال ) اي عل

النار ، فبكيت دلا رأيت من يعذبن يف ميتأ يشدة عذاهبن ، رأيت امرأة معلقة بشعرىا يغل

ة معلقة بلساهنا واحلميم أدماغها ، ورأيت امر قد شد رجالىا حلقها ، ورأيت امرأة يصب يف

ىل انصيتها وقد سلط هللا إىل ثدييها ويداىا إعليها احليات والعقارب ، ورأيت امرأة رأسها

لف ألف أرأس خنزير وبدهنا بدن محار وعليها من العذاب ، ورأيت امرأة على صورة الكلب والنار تدخل من فيها وزبرج من دبرىا وادلالئكة

يضربون رأسها دبقامع من انر (

وقالت : اي حبييبفقامت فاطمة الزىراء اهنع هللا يضرعمال ىؤالء حىت وقع أ، ما كان وقرة عيت

فقال رسول هللا صلى هللا عليهن ىذا العذاب ،هنا إما ادلعلقة بشعرىا فأسلم ) اي بنية ، عليو و

ما أكانت ال تغطى شعرىا من الرجال ، و

Page 83: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

66

yang digantung lidahnya adalah ia yang menyakiti suami dengan ucapannya,

Perempuan yang digantung payudaranya adalah ia yang membiarkan orang lain masuk ke tempat tidur suaminya, adapun perempuan yang diikat kaki dengan payudara dan tangan di ubun-ubunnya dan Allah timpakan ular dan kalajengking atasnya adalah perempuan yang tidak mandi dari junub dan haid, yang mencemoohkan solat, sedangkan perempuan yang berkepala babi berbadan keledai adalah ia tukang mengadu domba dan pembohong Adapun perempuan berupa anjing yang mana api masuk dari mulut dan keluar dari anusnya adalah seorang pengungkit yang dengki. Wahai putriku, celakalah perempuan yang durhaka terhadap suaminya).

Menurut beberapa pendapat mengenai adab-adab seorang perempuan di antaranya, berdiam di rumahnya, menetap dengan kesibukan rumahnya, tidak banyak bicara dan mengunjungi tetangga kecuali karena suatu kepentingan, menghormati suami baik ada maupun tidak ada suaminya, yang mencari kebahagian suaminya dalam segala hal, tidak keluar dari rumah tanpa izin suaminya. Ketika keluar dari rumah dengan izin suaminya pun tidak nampak dalam keadaan murung, kotor dan mengenakan baju jelek, menundukan pandanganya saat berjalan, tidak jelalatan, tidak mengenal

هنا كانت تؤذى زوجهاإادلعلقة بلساهنا ف

هنا كانت توطىء فراش إما ادلعلقة بثدييها فأو

ىل ثدييها إشد رجالىا ما اليتأزوجها ، و ىل انصيتها وقد سلط هللا عليها احليات إ ويداىا

هنا كانت ال تغتسل من اجلنانة إوالعقارب فرأسها ما اليتأواحليض وتستهزىء ابلصالة ، و هنا كانت منامة إرأس خنزير وبدهنا بدن محار ف

ةكذاب على صورة الكلب والنار تدخل من ما اليتأو

فيها وزبرج من دبرىا فاهنا كانت منانة حسادة زوجها ( ي، واي بنية ، الويل المرأة تعص

ن تكون قاعدة يفأآداهبا والقول ادلختصر يفشغل بيتها ، قليلة الكالم قعر بيتها ، الزمة يف

ال دلوجب ذلك ،إللجتان والدخول عليهم غيبتو وحضرتو ، طالبة مسرتو حافظة بعلها يف

ذا إذنو ، فال إبإكل أمر ، ال زبرج من بيتو يف ذنو خرجت غت متربجة يفخرجت من بيتو إب

ملحفة وسخة وثياب بذلة ، وتغض طرفها يفمشيها ، وال تنظر دييننا وال مشاال ، غت متعرفة

نو يعرفهاألصديق بعلها متنكرة على من تظن

Page 84: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

67

teman suaminya, dan berpura-pura tidak mengenal orang yang mungkin mengenalnya.

Memiliki maksud baik dalam urusannya dan mengurus rumahnya, mengerjakan solat dan puasanya, tidak memberi penjelasan dan mengulangi ucapannya kepada orang yang meminta izin masuk rumah saat suaminya tidak ada, menjaga suaranya atau tidak mengenalkan kepribadian dirinya kepada orang asing, menyayangi anak-anaknya, menjaga rahasia, dan menghindari memarahi anak dan suaminya.

Pendapat lain, apabila nampak tiga hal dalam diri perempuan maka disebut keburukan, yaitu. Keluar di siang hari dan menampakan dirinya, pandangannya tertuju kepada orang-orang asing, meninggikan suaranya agar didengar orang asing meskipun ia seorang perempuan saleh, karena itu membuatnya serupa dengan perempuan buruk. Rasulullah saw bersabda (barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut). Kepada putrinya Fatimah r.a Rasul bersabda (apa saja perkara yang baik bagi perempuan?), Fatimah r.a menjawab: “tidak memandang laki-laki dan membiarkan laki-laki memandangnya”. Lalu Rasulullah saw memeluk putrinya dan bersabda (satu keturunan yang sebagiannya dari yang lain) perbaikilah oleh kamu ucapan seorang perempuan.

ىهما صالح شأهنا وتدبت بيتها ، مقبلة على صالهتا وصيامها ، غت مستفهمة وال معاودة يف

الكالم دلن استأذن على الباب وليس بعلها صوهتا ن يسمع أجنيبأحاضرا ، زلتزة من

والدىا ، أويعرفها بشخصها ، مشفقة على أوالد حافظة السر ، قصتة اللسان عن سب األ

ومراجعة الزوج

امرأة ثالث خصال تسمى ذا ظهر يفإقد قيل ف

ىل إالنهار متربجة ، ونظرىا قحبة ، خروجها يفجانب جانب ، ورفع صوهتا حيث تسمع األاأل

هنا شبهت نفسها ابخلبيثةولو كانت صاحلة ، أل

) من تشبو بقوم فهو د قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلصوق البنتو فاطمة وقال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص منهم ( ،

ن ال أء خت للمرأة ( ، قالت : ي ) أي شاهنع هللا يضرإليو صلى ترى رجال وال يراىا رجل ، فضمها

سلم وقال ) ذرية بعضها من بعض ( هللا عليو و ، فاستحسن قوذلا .

Page 85: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

68

Hanya Allah yang maha mengetahui kebenaran, hanya kepadanyalah tempat kembali. Solawat dan salam bagi sayidina Muhammad, keluarga, para sahabatnya dan orang-orang yang berada di jalan kembali. Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta.

إليو ادلرجع وادلآب ، وهللا أعلم ابلصواب ، و سلم على سيدان دمحم كاشف وصلى هللا و

صحابو ومن سلك أجاب ، وعلى آلو و احل انب ، واحلمد هلل رب العادلت .أسبيل من

Page 86: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

69

C. Metode dan Strategi Penerjemahan

Pada bagian ini peneliti melakukan analisis terkait metode penerjemahan

semantis dan strategi penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan. Yang

peneliti lakukan adalah mendeskripsikan penerapan metode penerjemahan

semantis dan strategi penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan.

Peneliti hanya mengambil sebelas sampel teks bagaimana penerapan metode

penerjemahan semantis dan penerapan strategi penerjemahan itu digunakan.

Karena jumlah kalimat dalam Tsu begitu banyak, tidak memungkinkan untuk

semua dideskripsikan. Berikut ini adalah analisis mengenai penerapan metode

penerjemahan semantis dan penerapan strategi yang digunakan dalam terjemahan

kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh.

a. Teks I

Teks Bsa Teks Bsu

Hukum-hukum Pernikahan ف تيا أدكاو انكاح انثاب األل61

1. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang

berorientasi pada Tsu, namun mementingkan kelugasan judul. Pada

kalimat انثاب األل ف تيا أدكاو انكاح yang merupakan judul bab, penerjemah

hanya mengartikan “hukum-hukum pernikahan” karena agar terasa lebih

lugas dan cukup mewakili keseluruhan bab yang menjelaskan dari mulai

61

Syekh Muhammad Hâsyim Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh. (Jombang: Maktabah al-Turâts al-Islâmî, t.t.), h. 4.

Page 87: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

70

definisi-definisi sampai hukum wajib, sunah, makruh dan haramnya

menikah. Penerjemah tidak mengikuti sistematika penulisan penulis kitab

tersebut yang memunculkan kata “Bab”.62

2. Strategi Penerjemahan

Pada judul bab penerjemah menggunakan strategi Hadzf yang

membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu.63

انثاب األل ف تيا أدكاو انكاح

6 5 4 3 2 1

Hukum-hukum Pernikahan

5 6

Jumlah kata dalam Tsu yang semula berjumalah 6 kata, diterjemahkan

menyusut hanya menjadi 2 kata. Beberapa kata tidak diterjemahkan karena

kata-kata tersebut tidak diperlukan untuk kepentingan pengalihan Tsu ke

Tsa. Mempertahankan prinsip dimana judul bab harus selugas mungkin

dan mewakili keseluruhan isi bab tersebut.

b. Teks II

Teks Bsa Teks Bsu

Terdapat beberapa persoalan

mengenai pernikahan. 1. Pendapat

Imam Haramain, “Menikah

merupakan sebagian dari hawa nafsu

belaka, bukan sebagian dari cara

mendekatkan diri pada Allah.”

أ انكاح ي االياوفي يغائم ، األن ص

انقشتاخال ي انشاخ64

62

Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer (Tangerang Selatan:Alkitabah, 2014), h. 114

63 Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 56.

64 Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 4.

Page 88: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

71

1. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang

berorientasi pada Tsu dengan memunculkan makna koteks dan konteks

yang terdapat dalam kalimat. Dalam konteks fikih madzhab Syafi’iyah

kata االياو merupakan kata yang mana ditujukan kepada Imam Haramain.

Nama lengkap beliau adalah Abdul Malik bin Yusuf Al-Juwaini

Assyafi’i.65

Oleh karena itu, pada kata االياو penerjemah memilih arti

“Imam Haramain.” Kata انقشتاخ yang merupakan bentuk jamak dari kata

حقشت menurut kamus Al-Munawwir berarti “dekat.”66

Penerjemah

mengartikan “cara mendekatkan diri pada Allah” karena jika hanya

diartikan secara harfiyah tidak menyampaikan pesan Bsu. Kata tersebut

juga berada dalam konteks yang berantonim dengan kata انشاخ bentuk

jamak dari kata شج yang mana menurut kamus Al-Munawwir berarti

nafsu; selera.67

Kata syahwat juga merupakan kata serapan dalam bahasa

Indonesia, menurut kamus aplikasi KBBI berarti nafsu atau keinginan

bersetubuh; keberahian.68

Maka dari itu penerjemah memilih arti “hawa

nafsu.”

65

Abdul Hamid bin Muhammad Ali Qudsi, Syarh Lathaifu al-Isyarah (Jeddah: Al-Haramain), h. 6.

66 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997), h. 1102. 67

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 749. 68

Fadil Basymeleh, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Yufid Inc. Versi 3.2, 2015)

Page 89: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

72

2. Strategi Penerjemahan

Pada kalimat tersebut penerjemah menggunakan strategi Ziyâdah

dan Taqdîm Ta’khîr yang menambahkan kata dalam Bsu yang disebut

dalam Bsa dan mengedepankan kata dalam Bsu yang diakhirkan dalam

Bsa, mengakhirkan kata dalam Bsu yang dikedepankan dalam Bsa.69

في يغائم األن ص االياو أ انكاح ي انشاخ ال ي انقشتاخ

13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Terdapat beberapa persoalan mengenai pernikahan.

T 3 T 2

1. Pendapat Imam Haramain: Menikah merupakan sebagian dari hawa

4 5 6 T 8 T 9

nafsu belaka,

10 T

bukan sebagian dari cara mendekatkan diri pada Allah

11 12 T 13 T

Kata dalam Tsu berjumlah 13 kata, sementara dalam Tsa bertambah

menjadi 18 kata. Tambahan (T) merupakan konsekuensi perbedaan

struktur dalam Bsu dan Bsa dan kata tambahan makna kontekstual. Kata

tambahan dalam Tsa yang terlihat wujud luarnya (leksikal) itu merupakan

konsekuensi struktur gramatikal dalam Tsu yang mengharuskan demikian.

Kata tambahan tersebut sebagian juga terlihat karena makna kontekstual

dalam beberapa kata dimunculkan agar aspek kebahasaan dapat mudah

dimengerti.

Kata dalam Tsu yang semula 12345678910111213, saat

diterjemahkan urutannya menjadi 324568910111213. Dengan demikian,

ada kata yang asalnya didahulukan dalam Tsu, kemudian ketika

69

Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 54-55.

Page 90: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

73

diterjemahkan kata tersebut diakhirkan. Ini terkait pembuatan kalimat

dalam Tsu dan Tsa yang berbeda.

c. Teks III

Teks Bsa Teks Bsu

Disunahkan menikah, seperti bagi

seseorang yang sangat berkeinginan

memenuhi kebutuhan biologisnya

dan mampu untuk memberi mahar

dan nafkah. Jika sebaliknya,

disunahkan baginya untuk tidak

menikah

قذس انطءفغ ان ذاقدقذ يغرذة ك

ي نى ذرق فغ انيعه انش انفقح ،

فانغرذة ن ا ال يرضج70

1. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang

berorientasi pada Tsu dengan memilih diksi yang lebih umum untuk

dipahami dan memperjelas bagian teks tertentu. Kata ذاقد menurut kamus

aplikasi Alma’any berarti rindu; ingin yang sangat,71

penerjemah memilih

diksi “sangat ingin” dan kata انطء yang merupakan bentuk mashdar dari

kata طئ yang berarti memijak; memasuki; menaiki; menggauli;

bersetubuh, dipilih diksi “memenuhi kebutuhan biologis”. Pada kalimat

diterjemahkan menjadi “Bagi seseorang yang sangat ك ذاقد فغ ان انطء

ingin memenuhi kebutuhan biologisnya. Pada kalimat selanjutnya ي نى

hanya diterjemahkan dengan “jika sebaliknya” penerjemah ذرق فغ اني

menerjemahkan kalimat tersebut hanya memunculkan maksud dari makna

saja, yang bertujuan untuk meminimalisir pengulangan kata.

70

Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 4. 71

Atef Sharia, Alma’any Arabi Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2, 2016)

Page 91: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

74

2. Strategi Penerjemahan

Pada kalimat tersebut penerjemah menggunakan strategi Tabdil,

Ziyâdah, Taqdîm Ta’khîr dan Hadzf yang mengganti struktur kata,

menambah kata, mengedepan atau mengakhirkan kata dan membuang kata

dalam Bsa.72

قذ يغرذة ك ذاقد فغ ان انطء قذس عه انش انفقح ، ي نى ذرق فغ اني

21 20 19 18 17-16 15-14 13 12 11-10 9 8 7-6 5 4-3 2 1

فانغرذة ن ا ال يرضج

27 26 25 24 23-22

memenuhi at berkeinginanyang sang eorangses bagi seperti ,Disunahkan menikah

2 3 4 56789

nafkah dan mahar memberi tukun mampu ,ologisnyabi kebutuhan

, 11 12 T 13 14 15

Jika sebaliknya, disunahkan bagi nya untuk tidak menikah.

16-21 23 24 T 26 27

Kata dalam Tsu yang berjumlah 27, dalam Tabdil ada dua kalimat

yang cukup diterjemahkan dengan aspek kontekstual yang melingkupinya

saja. Sementara dalam Ziyâdah kata dalam Tsa bertambah dengan ditandai

(T) yang muncul dari kata yang dalam Bsu tidak terlihat karena sudah

terdapat dalam struktur gramatikalnya sendiri. Dalam Taqdîm Ta’khîr

dapat dilihat perbedaan urutannya dari Tsu ketika diterjemahkan menjadi

tidak berurut seperti Tsu dan tidak mungkin berterima adanya kalimat

dengan urutan seperti Tsu dalam Tsa. Adapun dalam Hadzf walaupun

tidak terlihat menyusut katanya, namun bisa dilihat ada beberapa angka

urut yang tidak muncul dalam Tsa karena dirasa tidak diperlukan dalam

pengalihan Tsu ke dalam Tsa.

72

Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 54-56.

Page 92: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

75

d. Teks IV

Teks Bsa Teks Bsu

Disunahkan menikah dengan

perempuan perawan, kecuali

terdapat alasan lain seperti bagi

seorang penderita impotensi

اال نعزس انضجح تكشاانشاتعح يغرذة ا يك

كضعف آنر ع االفرضاض ا اصانح

انثكاسج73

1. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang

berorientasi pada Tsu dengan memperhatikan budaya bahasa sasaran. Kata

,menurut kamus Al-Munawwir berarti isteri انضجح74

namun penerjemah

memilih arti “perempuan” karena kata selanjutnya adalah تكشا yang berarti

gadis; perawan. Kata isteri menurut kamus aplikasi KBBI berarti wanita

yang telah menikah atau yang bersuami; wanita yang dinikahi,75

sementara pesan dalam Tsu adalah seorang perempuan perawan bukan

seorang isteri yang berarti wanita yang telah menikah. Kalimat كضعف آنر

yang jika diartikan secara harfiyah menjadi االفرضاض ا اصانح انثكاسج ع

“seperti lemah kemaluannya seseorang untuk menghilangkan

keperawanan”, namun di sini hanya diterjemahkan “seperti bagi penderita

impotensi” hasilnya lebih luwes.

73

Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 5. 74

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 591. 75

Fadil Basymeleh, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Yufid Inc. Versi 3.2, 2015)

Page 93: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

76

2. Strategi Penerjemahan

Pada kalimat tersebut penerjemah menggunakan strategi Tabdil yang

mengganti struktur kata dalam Bsu denagn memperhatikan makna Bsa.76

انثكاسج اصانح ا االفرضاض ع آنر كضعف نعزس اال تكشا انضجح يك ا يغرذة انشاتعح

17 16 15 14 13 12 1110 98 7 6 5 4 3 2 1

4. Disunahkan menikah dengan perempuan perawan, kecuali terdapat alasan lain

1 2 5 6 7 8 9

seperti bagi seorang penderita impotensi

10-17

Kata dalam Tsu yang berjumlah 17 kata, pada urutan angka dari 10-17

cukup diterjemahkan dengan “seperti bagi penderita impotensi” yang

keseluruhan arti dari kalimat tersebut diganti dengan kalimat yang jauh

dari arti kata itu sendiri tetapi menyampaikan pesannya.

e. Teks V

Teks Bsa Teks Bsu

“Jangan kamu nikahi 6 jenis

perempuan ini yaitu, egois, suka

mengungkit, mengingat mantan

keluarganya. Jangan kamu nikahi pula

perempuan yang boros, berlebihan

dalam berhias dan cerewet.

ال أاح ال ياح ال ذكذا ي انغآء عرح ،

ال داح ، ال ذكذا جذاقح ال تشاقح ال

، شذاقح77

1. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang

berorientasi pada Tsu dengan lebih umum dan efektif meskipun saat

diterjemahkan bisa menjadi lebih panjang dari Tsu. Kata أاح ياح داح جذاقح

diterjemahkan dengan memilih diksi yang dirasa mewakili arti شذاقح تشاقح

76

Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 56. 77

Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 6.

Page 94: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

77

utuhnya dari setiap kata tersebut menjadi “egois, suka mengungkit,

mengingat mantan keluarganya. yang boros, berlebihan dalam berhias dan

cerewet.” Menurut kamus, kata األاح berarti yang banyak merintih,78

kata

,berarti yang meratap انذاح79

kata انذذاقح berarti yang memandang dengan

tajam,80

kata انثشاقح berarti yang bersolek81

dan kata انشذاقح berarti yang

lebar mulutnya.82

2. Strategi Penerjemahan

Pada kalimat tersebut penerjemah menggunakan strategi Hadzf yang

membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu.83

شذاقح ال تشاقح ال دذاقح ذكذا ال، داح ال ياح ال أاح ال، عرح انغآء ي ذكذا ال

23 2221 20 1918 17 16 1514 13 1211 10 98 7 6 5 4 3 2 1

Jangan kamu nikahi 6 jenis perempuan ini yaitu, egois, suka mengungkit,

12345 7 10

mengingat mantan keluarganya. Jangan kamu nikahi pula perempuan yang boros,

13 14 15 16 17

berlebihan dalam berhias dan cerewet

20 21 23

Jumlah kata dalam Tsu yang semula berjumlah 23 kata menyusut

menjadi 14 kata dalam Tsa. Partikel ال (la nahyi) atau partikel yang berarti

larangan pada nomor urut 6, 9, 12, 15, 19 dan 22 tidak diterjemahkan

karena di setiap partikel tersebut ada makna yang dibuang yang jika

dimunculkan berarti ال ذكذا dan sudah disebutkan di awal kalimat. Partikel

78

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 45. 79

Atef Sharia, Alma’any Arabi Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2, 2016) 80

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 245 81

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 77. 82

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 703. 83

Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 56.

Page 95: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

78

pun tidak diterjemahkan karena menghindari pengulangan kata dan

hanya diterjemahkan menjadi tanda baca koma (,) saja.

f. Teks VI

Teks Bsa Teks Bsu

Pertama, tidak mampu untuk

mencari nafkah halal, karena hal

tersebut tidak mudah bagi

kebanyakan orang. Apalagi di zaman

serba sulit, kebanyakan perilaku

masyarakatnya keluar dari hukum

syariat dengan beralasan tidak

pastinya pendapatan dan prihatinnya

keadaan menjadikan pernikahan

penyebab masuknya penyakit

tersebut dan makanan yang haram.

، فا رنك ال انذاللع طهة انعجض االن

يريغش ألكثش اناط ، عيا ف زا انضيا

انعصة انز أكثش يعايهح أه خاسجح ع

فغاد اضطشاب انعاػقا انششع يع

ادان ، فيك انكاح عثثا نهذخل فيا

انذشاو االطعاو ي84

1. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang

berorientasi pada Tsu dengan memperhatian koteks dalam Tsu. Kata انذالل

yang berarti halal; keluar dari ihram diterjemahkan dengan menambahkan

kata “nafkah” sebagai penjelas maksud dari kata انذالل itu sendiri. Kata

yang berarti bergelombang; bergerak; kegoncangan yang menjadi اضطشاب

frasa dengan kata انعاػ setelahnya yang berarti bayaran; upah;

penghidupan; pendapatan diterjemahkan menjadi “tidak pastinya

pendapatan” yang cukup untuk menyampaikan pesannya. Kata فغاد

menurut kamus Al-Munawwir memiliki arti rusak; busuk; menghapus;

84

Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 7.

Page 96: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

79

yang batal85

diterjemahkan dengan kata “prihatin.” Kata انذشاو menurut

kamus Al-Munawwir memiliki arti mencegah; terlarang; haram86

diterjemahkan dengan menambahkan kata “nafkah” keduanya pun karena

mementingkan pesan TSu.

2. Strategi penerjemahan

Pada kalimat berikut digunakan strategi Ziyâdah dan Hadzf yang

menambahkan kata dalam Bsu yang disebut dalam Bsa dan membuang

kata Bsa yang disebut dalam Bsu.

فيك انكاح عثثا نهذخل فيا االطعاو ي انذشاو

10 9 87 6 54 3 2 1

nafkah haram dimakannya dan penyebabnya sebagai pernikahan menjadikan

1 2 T 3 7 8 10

Kata عثثا dalam Tsu mengharuskan penerjemah memunculkan kata

sebagai yang dalam Tsu tidak diharuskan adanya karena sudah diwakili

oleh strukturnya sendiri. Partikel ي yang tidak diterjemahkan karena

dengan tidak diterjemahkannya pun sudah menyampaikan pesan yang

dimaksud penulis.

g. Teks VII

Teks Bsa Teks Bsu

Disunahkan meminang dari pihak

wali, kemudian dibacakan khutbah

terlebih dahulu, begitupun sebelum

mengucap ijab. Para sahabat berkata:

khutbah disampaikan dengan memuji

kepada Allah, solawat dan salam

يغ ذقذيى انخطثح تكغش انخاء ي انن

خطثح قثها ، كزا قثم االجاتح ، قال

االصذاب : انخطثح ذذصم تذذ هللا

انغالو عه سعل هللا ملسو هيلع هللا ىلص انصيح انصالج

تغى هللا انذذ هلل ، ، فيقل انخاطة :

85

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 1055. 86

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 256.

Page 97: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

80

bagi Rasulullah, kemudian

menyampaikan wejangan. Khatib

menyampaikan:

تغى هللا انذذ هلل ، انصالج انغالو عه

سعل هللا ، اصيكى عثاد هللا فغ ترق هللا ،

ايا تعذ ، فقذ جائركى خاطثا كشيركى ا فراذكى

.فالح

Dengan menyebut nama Allah dan

segala puji milik Allah. Solawat dan

salam bagi Rasulullah saw. Aku

mewasiatkan kepada kalian hamba

Allah dan diriku dengan takwa

kepada Allah. Telah datang kepada

kalian seorang khatib untuk

meminang putri kalian fulanah.

انصالج انغالو عه سعل هللا ، اصيكى

عثاد هللا فغ ترق هللا ، ايا تعذ ، فقذ

جائركى خاطثا كشيركى ا فراذكى فالح87

1. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang

berorientasi pada Tsu dengan mementingkan pemikiran penulis dan

kandungan budaya Bsu. Dalam terjemahan tersebut terdapat pengulangan

kalimat yang sama dengan Tsu-nya.

ى عثاد هللا فغ ترق هللا ، ايا تغى هللا انذذ هلل ، انصالج انغالو عه سعل هللا ، اصيك

تعذ ، فقذ جائركى خاطثا كشيركى ا فراذكى فالح

baru kemudian diterjemahkan agar dimengerti pula artinya.

“Dengan menyebut nama Allah dan segala puji milik Allah. Solawat dan

salam bagi Rasulullah saw. Aku mewasiatkan kepada kalian hamba Allah

dan diriku dengan takwa kepada Allah. Telah datang kepada kalian

seorang khatib untuk meminang putri kalian fulanah”

87

Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 10.

Page 98: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

81

Karena kalimat tersebut merupakan suatu kalimat yang pesannya

bermaksud sebagai anjuran untuk menggunakan kalimat tersebut dalam

konteks yang sama dengan yang dicontohkan dalam Tsu.

2. Strategi Penerjemahan

Pada kalimat berikut digunakan strategi Taqdîm Ta’khîr dan Hadzf

yang mengedepankan kata dalam Bsu yang diakhirkan dalam Bsa dan

mengakhirkan kata dalam Bsu yang dikedepankan dalam Bsa dan

membuang kata dalam Bsa yang dissebut dalam Bsu.88

يغ ذقذيى انخطثح تكغش انخاء ي انن خطثح قثها ، كزا قثم االجاتح

15 14 1312 11 109 8 7 6 54 3 2 1

Disunahkan meminang dari pihak wali, dan dibacakan khutbah terlebih dahulu,

1 3 78 9 10 11

begitupun sebelum mengucap ijab

12 13 14 15

Kata dalam Tsu yang semula berurutan 123456789101112131415,

saat diterjemahkan urutannya berubah menjadi 13789101112131415

terkait dengan perbedaan kaidah pembuatan kalimat yang berbeda dalam

Tsu dan Tsa. Kata dalam Tsu yang semula berjumlah 15 kata, saat

diterjemahkan menyusut menjadi 10 kata. Nomor urut 2, 4, 5, dan 6 tidak

diterjemahkan karena disebut atau tidaknya dalam Tsa tidak

mempengaruhi pesannya

88

Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 54 dan 56.

Page 99: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

82

h. Teks VIII

Teks Bsa Teks Bsu

Ijab qabul tidak sah jika dengan

berbentuk tulisan atau isyarat yang

hanya dipahami seorang bisu. Ijab

qabul dengan isyarat sah bagi

seorang bisu, jika seperti dalam

transaksi jual beli dan memberi

talaknya seorang bisu tersebut.

ال يصخ ايجاب ال قثل تكراتح ال اشاسج

يفح اال ي أخشط ، فيصذا ي تاالشاسج

صا كثيع طالق.89

1. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang

berorientasi pada Tsu dengan berusaha mempertahankan struktur bahasa

Tsu namun menggunakan norma Bsa agar hasilnya tidak terlalu kaku.

Kalimat ال اشاسج يفح اال ي أخشط diterjemahkan dengan menghilangkan

partikel ال dan اال yang berarti tidak dan kecuali diterjemahkan menjadi kata

“hanya” yang membuat terjemahan dibaca lebih sederhana “isyarat yang

hanya dipahami seorang bisu.”

2. Strategi Penerjemahan

Pada kalimat berikut digunakan strategi Ziyâdah yang menambah kata

dalam Bsu yang disebut dalam Bsa.90

.طالق كثيع صا تاالشاسج ي فيصذا أخشط ي اال يفح اشاسج ال تكراتح قثل ال ايجاب يصخ ال

2726 2524 23 2221 20 1918 17 16 14 13 12 1110 98 7 65 4 3 21

Ijab qabul tidak sah jika dengan berbentuk tulisan atau isyarat yang hanya

4 7 2 3 T 8 9 10 12 T

dipahami seorang bisu. Ijab qabul dengan isyarat sah bagi seorang bisu,

13 16 17 T 21 22 19 20

jika seperti dalam transaksi jual beli dan memberi talaknya seorang bisu tersebut.

T 24 25 26 27 T

89

Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 12. 90

Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 55.

Page 100: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

83

Kata dalam Tsu berjumlah 27 kata, sementara kata dalam Tsa

bertambah menjadi 31. Kata tambahan pertama dan keempat dalam Tsa

merupakan konjungsi penjelas yang bermaksud untuk menegaskan bagian

Tsa tertentu. Kata tambahan kedua muncul dari partikel ال dan اال yang

telah dipaparkan sebelumnya yang diterjemahkan menjadi “hanya”. Kata

tambahan ketiga merupakan bentuk dual atau tatsniyah, kata يصذا yang

diartikan sebagaimana kepada siapa dhamir tatsniyah mudzakar ghaib

tersebut ditujukan, di sini bentuk tatsniyah merujuk ke “ijab dan kabul”.

Kata tambahan terakhir disebut dalam Tsa dari dua dhamir muttashil yang

mengiringi kata تيع dan طالق yang merujuk kepada ي أخشط yang berarti

“seorang yang bisu”.

i. Teks IX

Teks Bsa Teks Bsu

Disyaratkan pula ijab dituturkan

oleh wali dan qabul dituturkan oleh

mempelai laki-laki dengan

ucapannya didengar oleh satu sama

lain dan kedua saksi pula. Jika tidak,

akad tersebut pun tidaklah sah.

ي انن انصادسيشرشط ايضا ك االيجاب

ي انضج تذيث يغع كم انصادسانقثل

ادذ يا كالو االخش ، يغع انشاذا

ايضا ، اال نى يصخ91

1. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang

berorientasi pada Tsu dengan mempertahankan keberterimaan Tsu dalam

Bsa. Kata انصادس menurut kamus Al-Munawwir berarti yang menerbitkan;

91

Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 12.

Page 101: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

84

yang mengeluarkan92

jika diterjemahkan seperti arti katanya tidak mudah

dipahami maksudnya. Kata دسانصا diterjemahkan dengan kata “dituturkan”

karena kalimat tersebut menjelaskan bentuk ijab-qabul yang diucapkan.

2. Strategi Penerjemahan

Pada kalimat berikut digunakan strategi Ziyâdah yang menambah kata

dalam Bsu yang disebut dalam Bsa.93

ادذ كم يغع تذيث انضج ي انصادس انقثل انن ي انصادس يجاباال ك ايضا يشرشط

18 17 16 1514 13 12 11 109 8 7 6 5 4 3 21

يا كالو االخش ، يغع انشاذا ايضا ، اال نى يصخ

29 28 2726 25 24 2322 21 20 19

Disyaratkan pula ijab dituturkan oleh wali dan kabul dituturkan oleh mempelai

2 3 5 6 7 8 9 10 11 12

laki-laki

13

dengan ucapannya didengar oleh satu sama lain dan kedua saksi pula.

14 20 16 T 171819 22 24 25

Jika tidak, akad tersebut pun tidaklah sah.

2627 T 28 29

Kata dalam Tsu berjumlah 29 kata, sementara kata dalam Tsa

bertambah menjadi 31. Kata tambahan (T) pertama merupakan kata yang

tidak disebut dalam Tsu karena struktur gramatikal kata selanjutnya sudah

mewakili maknanya, namun dalam Tsa diharuskan untuk disebut karena

struktur Tsa yang berbeda dengan Tsu. Kata tambahan kedua merupakan

kata yang muncul dari kata نى يصخ yang dimaksudkan merujuk kepada kata

“akad”.

92

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 768. 93

Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 55.

Page 102: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

85

j. Teks X

Teks Bsa Teks Bsu

Terdapat 5 faedah menikah. Yaitu,

memiliki keturunan, memenuhi

kebutuhan biologis, mengatur urusan

rumah tangga, memperbanyak

kerabat, dan melawan hawa nafsu

dalam memenuhi kebutuhan istri dan

keluarganya dengan kesabaran.

كغش اننذانراععح فائذ انكاح خغح ،

كثشج ذذتيش ايس انضل شج انفشج

يجاذج انفظ تانقياو عه ظائف انعشيشج

االم انعيال انصثش عهيا94

1. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang

berorientasi Tsu dengan mempertahankan bahasa sasaran yang sedekat

mungkin dengan Tsu namun menyampaikan pesan Tsu pula. Kata اننذ

menurut kamus Al-Munawwir berarti anak; putra; bayi; keturunan; anak

laki-laki95

diterjemahkan dengan menambahkan kata “memiliki”. Kata كغش

menurut kamus Al-Munawwir berarti mematahkan; meretakan;

menghancurkan,96

kata شج menurut kamus Al-Munawwir berarti selera;

keinginan,97

dan kata انفشج menurut kamus Al-Munawwir berarti farji;

vulva.98

Ketiga kata tersebut diterjemahkan menjadi “memenuhi

kebutuhan biologis” yang muncul dari koteks dalam kalimat tersebut yang

saling berkaitan. Frase كثشج انعشيشج diterjemahkan menjadi “memperbanyak

kerabat” diambil dari pesan Tsu yang jika diterjemahkan sesuai arti

harfiyahnya adalah “banyak keluarga.”

94

Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 7. 95

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 1580. 96

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 1208. 97

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 749. 98

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indo, h. 1041.

Page 103: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

86

2. Strategi Penerjemahan

Pada kalimat berikut digunakan strategi Taqdîm Ta’khîr yang

mengedepankan kata dalam Bsu yang diakhirkan dalam Bsa dan

mengakhirkan kata dalam Bsu yang dikedepankan dalam Bsa.99

يجاذ انعشيشج كثشج انضل ايس ذذتيش انفشج شج شكغ اننذ، خغح انكاح فائذ انراععح

1817 16 1514 13 12 1110 9 8 76 5 4 3 2 1

انفظ تانقياو عه ظائف االم انعيال انصثش عهيا

30 2928 2726 25 2423 22 2120 19

9. Terdapat 5 faedah menikah. Yaitu, memiliki keturunan,

1 4 2 3 5

memenuhi kebutuhan biologis, mengatur urusan rumah tangga, memperbanyak

789 10 12 13 15

kerabat,

16

melawan hawa nafsu dalam memenuhi kebutuhan istri dan keluarganya dengan

2324 20 21 22 24 25 26 27

kesabaran.

29

Kata dalam Tsu yang semula berurutan 12345678910111213141516

1718192021222324252627282930, saat diterjemahkan urutannya berubah

menjadi 14235789191213151623242021222425262729. Hal tersebut

disebabkan struktur kalimat Tsu yang berbeda dengan Tsa dan

kepentingan pengalihan bahasa Tsu ke dalam Tsa.

99

Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 54.

Page 104: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

87

k. Teks XI

Teks Bsa Teks Bsu

11. Disunahkan menghadirkan para

alim ulama karena adanya perintah

mengumumkan pernikahan dan itu

merupakan hal yang lumrah.

Mengumumkan hanya akan

terselenggara dengan hadirnya tamu

undangan, khususnya para alim

ulama dengan harapan sampainya

keberkahan atas hadirnya mereka.

انذاديح عشش يغ ادضاس جع ي أم

عال ف انصالح انرق نسد األيش تاال

انكاح ، اشاس أيش ، ال يك اال تجع

ي اناط ، خص أم انصالح سجاء

نذصل انثشكح تذضسى100

1. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode yang

berorientasi pada Tsu dengan memilih diksi yang tepat untuk dipahami

dengan mudah. Kalimat جع ي أم انصالح انرق diterjemahkan menjadi

“para alim ulama” yang lebih familiar dari pada arti perkatanya

“sekumpulan orang ahli soleh dan ahli takwa”. جع ي اناط diterjemahkan

menjadi “tamu undangan” yang lebih dipahami dari pada “sekumpulan

dari manusia”.

2. Strategi Penerjemahan

Pada kalimat berikut digunakan strategi Tabdil yang mengganti

struktur kata dalam Bsu dengan memperhatikan makna dalam Bsa.101

، انكاح ف تاالعال األيش نسد انرق انصالح أم ي جع ادضاس يغ عشش انذاديح

1918 17 16 1514 13 1211 109 8 7 6 5 4 3 2 1

اشاس أيش ، ال يك اال تجع ي اناط

100

Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 8. 101

Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 56.

Page 105: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

88

29 28 2726 25 24 2322 21 20

11. Disunahkan menghadirkan para alim ulama karena adanya perintah untuk

12 3 4 5678910 11 12 13 14

mengumumkan

15

pernikahan dan itu merupakan hal yang lumrah dan hanya akan terselenggara

17 18 19 21 20 22 24

dengan hadirnya tamu undangan,

26 272829

Dalam Tsu yaitu جع ي أم انصالح انرق dan جع ي اناط cukup

diterjemahkan dengan “para alim ulama” dan “tamu undangan”. Ini terkait

dengan kelaziman pengguanaan konsep dari struktur itu dalam Tsa yang

sepenuhnya dikaitkan dengan konteks yang melingkupinya.

Page 106: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada dua tujuan dari penelitian ini. Pertama, mendeskripsikan penerapan

metode penerjemahan. Kedua, mendeskripsikan penerapan strategi

penerjemahan. Dalam menerjemahkan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni

Ahkâmi al-Nikâh karya K.H. Hasyim Asy’ari, peneliti menggunakan metode

penerjemahan semantis. Setelah menerjemahkan kitab tersebut, peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa penerapan metode penerjemahan semantis

dalam kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh membantu

penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang baik, mudah dipahami, dan

sedekat mungkin tepat sama dengan makna Tsu, dan membantu penerjemah

mempertahankan gagasan penulis Tsu yang secara keseluruhan merupakan

konsep-konsep yang berhubungan dengan fikih. Meskipun ada beberapa

kesulitan-kesulitan yang penerjemah temukan pada saat menerjemahkan.

Pertama, menyesuaikan arti setiap kata Tsu dengan pola-pola dasar bahasa

Tsu untuk mendapatkan makna yang sesuai dengan Tsu. Kedua, memahami

makna Tsu yang kompleks, namun berbentuk kalimat pendek. Ketiga,

mempertahankan gaya bahasa penulis Tsu dalam bahasa sasaran.

Terkait dengan strategi penerjemahan, peneliti menemukan ada sekitar

317 kalimat dalam kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh. Dari

keseluruhan kalimat digunakan sebanyak 82 strategi Taqdîm wa Ta’khîr;

digunakan 133 strategi Ziyâdah; digunakan 77 strategi Hadzf; digunakan 33

Page 107: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

90

strategi Tabdil. Adapula kata yang tidak diterjemahkan sekitar 17 kata, seperti

pada kasus penulisan sub-bab dalam Tsu yang tidak dimunculkan dalam

bahasa sasaran. Dalam menerjemahkan dengan menggunakan metode

penerjemahan semantis, penerjemah paling banyak menggunakan strategi

Ziyâdah. Karena struktur gramatikal Tsu dan bahasa sasaran yang berbeda,

seperti pada kata tambahan berupa kata penghubung yang dimunculkan dalam

bahasa sasaran yang tidak ada dalam Tsu karena sudah terwakili struktur

gramatikal Tsu itu sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa penerjemahan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni

Ahkâmi al-Nikâh dengan menggunakan metode penerjemahan semantis dan

strategi-strategi penerjemahan memudahkan penerjemah untuk mendapatkan

terjemahan yang berterima dalam bahasa sasaran.

B. Saran

Setelah menerjemahkan dan mempertimbangkan kemudahan dan

kesulitan dalam menggunakan metode penerjemahan semantis. Penerjemah

menyaranan kepada para penerjemah yang akan menggunakan metode

penerjemahan semantis dalam kasus teks klasik. Penerjemah terlebih dahulu

diharuskan memahami kekhasan teks klasik itu sendiri, mempertahankan

gagasan penulis dan keklasikkannya di bagian-bagian tertentu, namun hasil

terjemahannya berterima dalam bahasa sasaran. Penerjemah juga disarankan

menggunakan strategi-strategi penerjemahan yang diperlukan untuk

membantu mendapatkan terjemahan yang mudah dipahami sesuai kaidah dan

norma dalam bahasa sasaran.

Page 108: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

91

Masih banyak teks klasik karya-karya ulama nusantara yang belum

diterjemahkan. Oleh karenanya, karya-karya tersebut dapat diterjemahkan,

dikaji dan dilakukan penelitian lanjutan untuk ke depannya.

Page 109: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

DAFTAR PUSTAKA

Al Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia. Bandung:

Remaja Rosdakarya Offset, 2011.

Anam, Chairul. Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama. Sala:

Jatayu Sala, 1985.

Asqalani, Ibn Hajar. Bulughu al-Maram. Kuwait: Maktabah Daar al-

Salam, 1994.

Asy„arî, Syekh Muhammad Hâsyim. Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi

al-Nikâh. Jombang: Maktabah al-Turâts al-Islâmî, t.t.

Basymeleh, Fadil. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Yufid Inc. versi 3.2,

2015.

Hasyim, Muhammad dan Atho‟illah, Ahmad. Biografi Ulama Nusantara.

Tuban: Kakilangit Book, 2012.

Hidayatullah, Moch. Syarif. Cakrawala Linguistik Arab. Tangerang

Selatan: Alkitabah, 2012.

Hidayatullah, Moch. Syarif. Seluk Beluk Penerjemahan Arab Indonesia

Kontemporer. Tangerang Selatan: Alkitabah, 2014.

Hoed, Benny Hoedoro. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Dunia

Pustaka Jaya, 2006.

Humanika, Eko Setyo. Mesin Penerjemahan Satuan Tinjauan Linguistik.

Yogyakarta: Gajah Mada University Pers, 2002.

Khuluq, Lathiful. Fajar Kebangunan Ulama Biografi KH. Hasyim Asy’ari.

Yogyakarta: LkiS, 2000.

Machali, Rochayah. Pedoman bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo, 2000.

Page 110: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

Malibary, Zainuddin. I’aanah al-Thalibin Juz 3. Semarang: Karya Putra,

t.t.

Margono, Hartono. “K.H. Hasyim Asy‟ari Dan Nahdlatul Ulama.” Media

Akademika, Vol. 26, no. 3 (Juli 2011): h. 337.

Misrawi, Zuhairi. Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi Keutamaan

dan Kebangsaan. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2012.

Mufid, Nur dan Rahman, Kaserun AS. Buku Pintar Menerjemahkan Arab-

Indonesia (Cara Paling Tepat, Mudah dan Kreatif). Surabaya:

Pustaka Progresif, 2007.

Muhammad. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2011.

Muhammad Ali Qudsi, Abdul Hamid. Syarh Lathaifu al-Isyarah. Jeddah:

Al-Haramain, t.t.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab–Indonesia.

Surabaya: Pustaka Progressif, 2002.

Nababan, Rudolf. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2008.

Newmark, Peter. A Textbook of Translation. China: Shanghai Foreign

Language Education Press, 1988.

Oman, Atunk. “Biografi KH Hasyim Asy‟ari Tebuireng—

KompasTV.VOB.” Video diakses pada 18 Oktober 2016 dari:

https://youtu.be/UReft2Ts5U4

Oxford Arabic Dictionary. Oxford: Oxford University Perss, 2014.

Page 111: PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh

Rofi„i. Dalîlu fî al-Tarjamah Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia 1.

Jakarta Selatan: Persada Kemala,

Rofi„i. Dalîlu fî al-Tarjamah Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia 2.

Jakarta Selatan: Persada Kemala, 2002.

Rokhim, Nur. Kiai-kiai Kharismatik dan Fenomenal. Yogyakarta:

IRCiSoD, 2015.

Sahal, Hamzah. “Karya-karya Hadratusy Syaikh.” Artikel ini diakses pada

21 Oktober 2016 dari http://www.nu.or.id/post/read/41172/karya-

karya-hadratusy-syaikh

Sayogie, Frans. Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa

Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Syarif

Hidayatullah, 2008.

Sharia, Atef. Almaany Arabi Indonesia. Atef Sharia. versi 1.2, 2016.

Suryawinata, Zuchridin dan Hariyanto, Sugeng. Translation Bahasan

Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisus,

2003.

Tim Anggota IKAPI. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentukan Istilah.

Bandung: Penerbit Yrama Widya, 2015.

Tim Penyusun. Pedoman Akademik Program Stara 1 Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-2014. Jakarta: Biro

Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.