PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI AHKÂMI AL-NIKÂH KARYA K.H. HASYIM ASY’ARI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.HUM) Oleh Nauval Fitriah NIM: 1113024000028 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
111
Embed
PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35117...Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENERJEMAHAN KITAB DAU'U AL-MISBÂH FÎ BAYÂNI
AHKÂMI AL-NIKÂH
KARYA K.H. HASYIM ASY’ARI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora
(S.HUM)
Oleh
Nauval Fitriah
NIM: 1113024000028
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
i
ABSTRAK
Nauval Fitriah, 1113024000028. “Penerjemahan Kitab Dau'u Al-Misbâh Fî
Bayâni Ahkâmi Al-Nikâh Karya K.H. Hasyim Asy’ari”. Skripsi, Jurusan
Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode penerjemahan
semantis dan penerapan strategi penerjemahan yang digunakan dalam terjemahan
kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh karya K.H. Hasyim Asy‟ari.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif.
Setelah menerjemahkan objek data, dilakukan analisis dengan mendeksripsikan
penerapan metode penerjemahan semantis dan strategi penerjemahan yang
digunakan saat menerjemah.
Hasil penelitian ini adalah bahwa metode penerjemahan semantis dalam kitab
Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh merupakan metode yang efektif
untuk digunakan dalam kasus menerjemahkan teks klasik, yang memudahkan
penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang berterima dalam bahasa sasaran,
mudah dipahami, dan sedekat mungkin tepat sama dengan makna Tsu, dan
membantu penerjemah mempertahankan gagasan penulis Tsu. Dalam
menerjemahkan dengan menggunakan metode penerjemahan semantis,
penerjemah paling banyak menggunakan strategi ziyadah, dikarenakan struktur
gramatikal Tsu dan bahasa sasaran yang berbeda.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT. Yang dengan izin serta karuniaNya,
sehingga penulisan skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Humaniora Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini dapat diselesaikan.
Salawat serta salam tercurah limpahkan kepada junjungan besar baginda
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga
zaman terang benderang, yang telah mengenalkan kebenaran kepada kita sebagai
umatnya, sehingga mampu untuk mengetahui apa itu kebathilan.
Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin haturkan terima kasih kepada:
Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr.
Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum selaku Ketua Jurusan Tarjamah, Rizqi
Handayani, M.A selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah, Karlina Helmanita, M. Ag
selaku dosen pembimbing akademik yang telah mendidik dan mengarahkan
penulis selama menjadi mahasiswa, dan kepada seluruh dosen-dosen yang telah
mendidik serta memberikan berbagai macam ilmu dan pengetahuan kepada
penulis. Semoga segala ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri.
Secara khusus penulis haturkan terima kasih yang tidak terhingga kepada
Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu di tengah banyaknya kesibukan dan atas kesabarannya untuk
membaca, mengoreksi, serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
Kepada Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail, M.A selaku dosen penguji 1 dan
Dr. Ahmad Ismakun Ilyas, M.A selaku dosen penguji 2 yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan masukan serta arahan yang berharga demi perbaikan
skripsi ini.
Kepada orang tua tercinta, Ayah dan Mamah dua sosok yang paling
berjasa selama ini. Kakak dan adik-adik tercinta, Hj Ayu Gandasari dan Suami,
Aang Muhammad Mulkillah, Lu‟lu Azizatul Khadhra. Terima kasih atas segala
doa, motivasi, dan kasih sayang selama ini.
Semoga skripsi yang masih banyak kekurangan ini dapat bermanfaat untuk
khalayak luas, khususnya bagi penulis sendiri serta orang-orang yang menggeluti
dunia penerjemahan.
Ciputat, 23 Maret 2017
Nauval Fitriah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... x
SINGKATAN ................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 3
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 4
E. Metodologi Penelitian ..................................................................... 7
Peneliti menggunakan metode kepustakaan (library research)
yaitu, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian untuk
menghasilkan penelitian yang akurat. Kemudian, agar hasil penelitian
lebih maksimal, peneliti menggunakan sumber data sekunder yang
merujuk pada internet, dan ensiklopedia. Sedangkan, sumber data primer
terkait dengan penelitian adalah kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi
al-Nikâhi, dan dalam proses menerjemahkan peniliti akan merujuk
kepada buku karya Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto
“Translation Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan”. “A
Text Book Of Translation” buku karya Peter Newmark, buku karya
Moch. Syarif Hidayatullah “Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia
Kontemporer”, buku Frans Sayogie “Penerjemahan Bahasa Inggris Ke
Dalam Bahasa Indonesia”, buku M. Rudolf Nababan “Teori Menerjemah
Bahasa Inggris”, “Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI)”. Adapun
kamus yang peneliti gunakan sebagai rujukan dalam menerjemahkan
adalah kamus karya Ahmad Warson Munawwir “Kamus Al-Munawwir
Arab-Indonesia”, namun tidak semua unit kata yang dicari terdapat
kamus Al-Munawwir. Oleh karena itu, peneliti juga merujuk pada kamus
aplikasi “Alma’any” yang dirasa cukup lengkap dalam pencarian unit
kata.
9
3. Metode Penyediaan Data
Setidaknya ada tiga kegiatan dalam penyediaan data, yaitu
mengumpulkan; memilih, memilah; dan menata. Sekalipun telah
dikumpulkan, data akan sulit dianalisis karena belum ditata dan dipilah.
Untuk itu, datanya harus dipilah-pilah. Satu alternatif untuk memilah dan
menata data atau bahan analisis adalah dengan mengelompokannya
berdasarkan konteks data. Data dalam hal ini merujuk pada fenomena
yang mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah penelitian.6
4. Analisis Data
Dalam metode penelitian ini, peniliti memaparkan langkah-langkah
analisis agar penelitian ini berjalan secara sistematis dan bertahap.
Adapun tahap peneliti yang digunakan, sebagai berikut:
a. Menerjemahkan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh
dengan menggunakan beberapa kamus yang dijadikan rujukan.
b. Mendeskripsikan penerjemahan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni
Ahkâmi al-Nikâh dengan menggunakan metode penerjemahan
semantis.
c. Mendeskripsikan penerapan strategi penerjemahan kitab Dau'u al-
Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh.
5. Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengklasifikasi atau mengelompokan data. Dalam rangka
6 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 200.
10
pengklasifikasian dan pengelompokan data, tentu harus didasarkan pada
tujuan penelitian. Hasil penelitian akan disajikan dengan metode
informal. Hasil analisis disajikan melalui perumusan dengan
menggunakan kata-kata biasa, termasuk penggunaan terminologi yang
bersifat teknis.
6. Teknik Penulisan
Secara teknis skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDa
(Central for Quality Development and Assurance) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007.
11
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima Bab, yang akan
dirincikan sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan ini berisi satu bab
tersendiri yang terdiri dari enam sub-bab, yang meliputi latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II adalah pembahasan. Bagian pembahasan ini terdiri dari tiga sub-
bab yang menguraikan tentang penerjemahan teks klasik, metode
penerjemahan semantis dan strategi penerjemahan.
Bab III akan memaparkan korpus penelitian. Bagian ini akan membahas
tentang sekilas tentang kitab dan penulis, mendeskripsikan tentang biografi
Kiai Hasyim dan karya-karyanya. Yang terdiri dari tiga sub-bab yaitu, tentang
penulis, karya-karya kiai Hasyim Asy’ari, dan tentang kitab dan naskah
Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh.
Bab IV merupakan pokok penelitian yang akan membahas
pertanggungjawaban, metode, dan strategi penerjemahan yang digunakan.
Yang terdiri dari tiga sub-bab yaitu, pendahuluan, terjemahan kitab Dau'u al-
Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, dan metode dan strategi penerjemahan.
Bab V adalah penutup. Pada bagian ini, ada dua hal yang dikemukakan:
kesimpulan dan saran.
12
BAB II
PENERJEMAHAN TEKS KLASIK
A. Pengertian Penerjemahan Teks Klasik
Penerjemahan adalah upaya untuk mengungkapkan kembali pesan yang
terkandung dalam teks suatu bahasa atau teks sumber ke dalam bentuk teks
dalam bahasa lain atau teks sasaran. Dengan demikian teks adalah bahasa.7
Menurut Benny Hoedoro Hoed, teks klasik adalah teks yang sudah berumur
beberapa puluh tahun. Dalam tradisi yang ada, biasanya teks klasik dianggap
memiliki nilai sejarah apabila telah berusia 50 tahun ke atas. Dalam
penerjemahan teks klasik, kompleksitas masalah pragmatiknya semakin
bertambah karena antara pengirim dari Tsu dan penerima bahasa sasaran
terdapat jarak waktu yang disertai dengan jarak budaya. Masa 50 tahun sudah
dapat dikatakan cukup lama untuk terjadinya berbagai perubahan budaya.
Jarak budaya antara isi teks tersebut dan lingkungan teks yang sama 50 tahun
kemudian kemungkinan dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda.
Begitupun bila Tsu sudah berusia lebih 50 tahun kemudian diterjemahkan
masa kini, maka hasil penafsiran penerjemah dapat berbeda dari teks aslinya.
Terdapat pula jarak kebahasaan dan waktu atau jarak kronolektal yang harus
ditanggulangi. Yaitu kompleksitas seperti sejumlah kata yang perlu
memperoleh penjelasan bila menyangkut aspek budaya, baik yang berupa
konsep, pranata, maupun kebudayaan materil.8
7 Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,
2006), h. 28. 8 Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, h. 32-33.
13
Menurut Hidayatullah, untuk kasus teks klasik Arab ada perbedaan
dengan yang dikemukakan Hoed. Ada aspek lain yang juga harus
diperhatikan dalam, yaitu terkait dengan format dan gaya bahasa teks. Dalam
teks Arab, perubahan format dan gaya bahasa teks nyata terlihat pada teks-
teks yang berusia 100 tahun ke atas. Teks klasik dalam teks Arab dinilai yang
berusia lebih dari 100 tahun dan teks yang ditulis kurang dari 100 tahun
namun menggunakan format dan gaya bahasa teks klasik. Adapun ciri-ciri
format dan gaya bahasa teks klasik dapat diketahui sebagai berikut.9
a. Bahasa yang digunakan lebih bernuansa sastra dan bombastis.
b. Sistematika buku ditandai dengan ذثي, فشع, فصم, تاب yang setara
dengan bab dan subbab.
c. Tema terkait dengan masalah agama.
d. Tidak dilengkapi dengan tanda baca.
e. Tidak dilengkapi dengan paragraf.
f. Bentuk kalimat panjang-panjang.
Salah satu bentuk teks klasik ialah teks keagamaan. Dunia yang
melingkupi teks keagamaan adalah teologi dan budaya. Teks keagamaan
adalah teks yang subtansinya didominasi oleh tema dan topik-topik yang
bersumber pada satu agama atau lebih. Bentuk teks keagamaan beragam.
9 Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer
(Tangerang Selatan:Alkitabah, 2014), h. 114.
14
Dalam Islam, teks keagamaan bisa ditemukan pada Alquran, hadis, kitab
tafsir, kitab fikih, kitab tasawuf, kitab akhlak, dan yang lainnya.10
B. Metode Penerjemahan Semantis
Metode penerjemahan semantis adalah metode yang digunakan dalam
menerjemahkan objek data penelitian. Metode penerjemahan semantis
merupakan metode yang sesuai untuk digunakan dalam menerjemahkan teks
klasik. Baik teks otoritatif maupun teks ekspresif, keduanya adalah teks-teks
yang isi dan gaya bahasa, gagasan dan kata-kata, serta strukturnya sama-sama
pentingnya. Teks sumber yang dijadikan objek penelitian ini pun termasuk
teks otoritatif, yang mana teks tersebut merupakan pemikiran-pemikiran
penulis yang subtansinya adalah topik yang bersumber pada teks keagamaan
dalam konteks fikih. Meskipun metode penerjemahan semantis berorientasi
pada Tsu dan tetap dalam ruang lingkup budaya Tsu, penerjemah bisa
memberi sedikit konsesi dalam bahasa sasaran dengan sekedar mengubah
makna yang bersifat tidak begitu penting dan tidak mengkhianati pesan Tsu
itu sendiri.11
Sebagaimana Peter Newmark memaparkan bahwa,
“Semantic translation take more account of the aesthetic value. Semantic
translation is more flexible, admits the creative exception to 100% fidelity and allows
for the translator’s intuitive empathy with the original. Semantic translations is used
for expressive texts. Semantic translation is personal and individual, follows the
10
Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 97. 11
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation Bahasan Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 53.
15
thought processes of the author, tends to over-translate, pursues nuances of meaning,
yet aims at concision in order to reproduce pragmatic impact.”
Metode penerjemahan semantis adalah metode penerjemahan yang
berorientasi pada Tsu. Proses penerjemahannya, dilakukan melalui
pengetahuan tentang pola-pola dasar bahasa sumber yang mencakup unit
kata, frasa/kolokasi, dan klausa serta konteks untuk mendapatkan makna yang
sesuai budaya bahasa sumber. Secara umum, metode penerjemahan semantis
mempertimbangkan tingkat kematangan berbahasa penulis TSu dan
mengikuti proses pemikiran penulis TSu yang bersifat personal dan
individual. Hal ini dapat dikatakan karena penerjemahan semantis mencoba
untuk mengalihkan sedekat mungkin makna kontekstual bahasa sasaran yang
tepat sama dengan stuktur semantik dan sintaksis bahasa sumber, serta makna
kata dan makna kalimat ditinjau dari sudut konteks bahasa sumber.12
Penerjemahan semantis hasilnya lebih luwes dan memperkenankan intuisi
penerjemah untuk berempati dengan Tsu.13
Adapun ciri-ciri metode penerjemahan semantis di antaranya adalah,
lebih akurat, orientasi terhadap bahasa sumber; orientasi pada makna;
mempertahankan proses berpikinr penulis bahasa sumber; orientasi pada
struktur semantis dan sintaksis Tsu untuk mempertahankan gaya bahasa
12
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 92-93.
13 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 55.
16
penulis Tsu; hasil terjemahannya cenderung lebih kompleks lebih rinci
terstuktur; unit terjemahannya mencakup kata, frasa dan klausa.14
C. Strategi Penerjemahan
Menurut Hidayatullah, seorang penerjemah bisa menggunakan
beberapa strategi saat menghadapi Tsu. Ini sangat diperlukan seorang
penerjemah saat menghadapi perbedaan konstruksi dan pemaknaan antara
bahasa sumber dan bahasa sasaran. 15
Dalam bukunya terdapat empat strategi
penerjemahan untuk teks sumber berbahasa Arab yang bisa digunakan saat
menerjemahkan:
1. Taqdîm wa Ta’khîr (Mengedepankan dan Mengakhirkan)
Dalam strategi ini Hidayatullah menjelaskan bahwa seorang
penerjemah diharuskan mengedepankan kata dalam Bsu yang
diakhirkan dalam Bsa dan mengakhirkan kata Bsu yang dikedepankan
dalam Bsa. Seperti kata dalam Tsu yang semula berurutan, saat
diterjemahkan urutannya berubah, ada kata yang dalam Tsu
didahulukan, kemudian kata tersebut dalam terjemah diakhirkan.
Contoh:16
انرعذد تانضاج االعالو دذد قذ
654 3 2 1
Islam telah membatasi poligami
3 1 2 456
14
Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia, h. 96. 15
Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 54. 16
Seluruh contoh strategi penerjemahan diambil dari buku Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 54-
17
2. Ziyâdah (Menambahkan)
Menurut Hidayatullah dalam strategi ini seorang penerjemah
diharuskan untuk menambahkan kata dalam Bsu yang disebut dalam
Bsa. Ini terkait dengan konsekuensi dari perbedaan struktur dalam Bsu
dan Bsa. Jika kata tambahan dalam Tsa muncul itu merupakan
konsekuensi struktur gramatikal dalam Tsu yang mengharuskan
demikian. Dalam Tsu, tidak diharuskan adanya pemarkah predikat
untuk predikat berupa nomina, karena sudah diwakili oleh struktur
gramatikalnya sendiri. Berbeda dalam Tsa, yang mengharuskan adanya
pemakrah predikat untuk predikat berupa nomina. Seperti kata dalam
Tsu yang berjumlah 4 kata, sementara dalam terjemahan bertambah
menjadi 6 kata.
Contoh:
يى أيش انقشآ فى
4 3 2 1 penting) yang( hal merupakan Alquran Memahami
1 2 T 3 T 4
3. Hadzf (Membuang)
Pemaparan Hidayatullah dalam bukunya, strategi ini mengharuskan
seorang penerjemah untuk membuang kata dalam Bsa yang disebut
dalam Bsu. Ada beberapa kata yang tidak perlu diterjemahkan untuk
pengalihan pesan Tsu ke Tsa. Bahkan, jika kata-kata itu tidak dibuang,
maka pesannya bisa jadi menyimpang. Seperti jumlah kata dalam Tsu
yang semula berjumlah 9 kata, saat diterjemahkan menyusut menjadi 5
kata.
18
Contoh:
انغك نصيذ أدذ رة األياو ي يو في
9 8 7 6 5 4 3 2 1 memancing) pergi( Ahmad ,Suatu hari
1234 6 5 789
4. Tabdil (Mengganti)
Disebutkan dalam buku Hidayatullah, bahwa strategi ini mengharuskan
seorang penerjemah untuk mengganti struktur kata dalam Bsu dengan
memperhatikan makna dalam Bsa. Ini berkaitan dengan kelaziman
konsep yang digunakan dari struktur Tsu dalam Tsa. Seperti kata dalam
Tsu yang berjumlah 5 kata. Cukup diterjemahkan satu kata atau dua
kata saja.
Contoh:
ال يثاع يجاا يصع
543 2 1 Gratis atau tidak diperjualbelikan
19
BAB III
SEKILAS TENTANG PENULIS DAN KITAB
A. Tentang Penulis
1. Biografi K.H. Hasyim Asy’ari
Tepat pada hari selasa kliwon 24 Dzulqa’dah 1287 H, atau 14 Februari
1871 M gema shalawat mengiringi tangis bahagia keluarga Utsman di
Pesantren Gedang, Jombang. Saat itu lahirlah bayi mungil yang kemudian
diberi nama Muhammad Hasyim. Bayi inilah yang kelak menjadi salah
seorang tokoh yang diperhitungkan pemikiran dan sepak terjangnya di negeri
ini.17
Muhammad Hasyim adalah putra ketiga dari 11 bersaudara. Ayahnya
adalah Kiai Asy’ari asal Demak, seorang santri cerdas di pesantren Kiai
Usman. Ibunya, Nyai Halimah, adalah putri Kiai Usman. Sang ibu merupakan
putri pertama dari tiga laki-laki dan dua perempuan. Adapun saudara-
saudarinya adalah Muhammad, Leler, Fadhil, dan Nyai Arif. Dari pernikahan
Kiai Asy’ari dan Nyai Halimah, lahirlah Hasyim. Beliau mempunyai 10
saudara, yaitu Nafi’ah, Ahmad Saleh, Radiah, Hasan, Anis, Fathanah,
Maimunah, Maksum, Nahwari, dan Adnan.18
Secara genealogi, Hasyim Asy’ari merupakan keturunan kiai, karena
kakek buyutnya adalah Kiai Sihah yang merupakan pendiri Pondok Pesantren
Tambak Beras, sedangkan kakeknya Kiai Usman adalah kiai terkenal pendiri
17
Muhammad Hasyim dan Ahmad Atho’illah, Biografi Ulama Nusantara (Tuban: Kakilangit Book, 2012), h. 10.
18 Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi Keutamaan dan
Kebangsaan (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010), h. 34.
20
pondok pesantren Gedang, sedangkan ayahnya Asy’ari adalah pengasuh
pondok pesantren Keras di Jombang. Dari silsilah ini maka dapat dilihat
bahwa Kiai Hasyim Asy’ari lahir dan dibesarkan di lingkungan pondok
pesantren. Bahkan pada usia 13 tahun beliau sudah menguasai kitab-kitab
Islam klasik dan diangkat menjadi badal (asisten pengajar) di pondok
pesantren ayahnya.19
Hasyim Asy’ari juga dikenal memiliki garis keturunan yang istimewa.
Dari garis ayah, beliau adalah seorang kiai yang memiliki garis darah dengan
Maulana Ishaq hingga Imam Ja’far Shadiq bin Muhammad Baqir. Sedangkan
dari garis ibu, beliau memiliki pertalian darah dengan Raja Brawijaya VI
(Lembur Peteng) yang memiliki anak bernama Karebet, atau dikenal dengan
nama Jaka Tingkir, raja pertama di Kerajaan Pajang.20
Semasa hidupnya Hasyim Asy’ari menikah beberapa kali dan semua
istrinya adalah putri kiai sehingga beliau sangat dekat dengan para kiai. Di
antara mereka adalah Khadijah, putri Kiai Ya’kub dari Pesantren Siwalan.
Nafisah, putra Kiai Romli dari Pesantren Kemuring, Kediri. Nafiqoh, yaitu
putri Kiai Ilyas dari Pesantren Sewulan Madiun. Masruroh, putra dari saudara
Kiai Ilyas, pemimpin Pesantren Kapurejo, Kediri, Nyai Priangan di
Mekkah.21
Kiai Hasyim Asy’ari mempunyai 15 anak. Anak-anak perempuan
beliau adalah Hannah, Khairiyah, Aisyah, Ummu Abdul Jabar, Ummu Abdul
Haq, Masrurah, Khadijah dan Fatimah. Sedangkan anak laki-lakinya adalah
19
Hartono Margono, “K.H. Hasyim Asy’ari dan Nahdlatul Ulama,” Media Akademika Vol, 26, no. 3 (Juli 2011): h. 337.
20 Nur Rokhim, Kiai-kiai Kharismatik dan Fenomenal (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), h. 20.
min al-‘Aqâi;, al-Risâlah al-Jamâ’ah; Tamyuz al-Haq min al-Bâtil; al-Jâsûs
fî Ahkâm al-Nuqûs; dan Manâsik Sughra. Kiai Hasyim juga rajin
menyebarkan ilmu dan pendapatnya di sejumlah media yang beredar secara
nasional pada waktu itu, di antaranya, majalah Soeara Moeslimin Indonesia
(majalah milik Masyumi), Berita NO, Soeloeh NO, Swara NO, dan
sebagainya. Tema yang beliau tulis tidak sebatas bidang ilmu keagamaan, tapi
juga meliputi pertanahan dan pertanian, politik internasional, kolonialisme,
dan macam-macam lagi.26
26
Hamzah Sahal, “Karya-karya Hadratusy Syaikh”, artikel ini diakses pada 21 Oktober 2016 dari http://www.nu.or.id/post/read/41172/karya-karya-hadratusy-syaikh
28
C. Tentang Kitab dan Naskah Dau'u al-Misbâh
Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh merupakan salah satu kitab
karya beliau yang terdiri dari 21 halaman, yang di dalamnya berisi hal-hal
yang berkaitan dengan pernikahan, mulai dari aspek hukum, syarat, rukun,
hingga hak-hak dalam pernikahan.27
Kitab mengenai pernikahan ini beliau beri nama Dau'u al-Misbâh fî
Bayâni Ahkâmi al-Nikâh ialah cahaya lentera yang terang benderang
menerangkan hukum pernikahan. Yang mana menganalogikan kepada
kitabnya yang begitu ringkas namun memberikan penerangan yang sangat
bermanfaat bagi setiap pembacanya. Kitab ini biasanya dicetak bersama kitab
Miftah al-Falah karya cucu dari Kiai Hasyim sendiri, yaitu almarhum Kiai
Ishomuddin Hadziq, yang mana di dalamnya berisi hadis-hadis yang
memperkuat perspektif Kiai Hasyim mengenai pernikahan dalam kitabnya
atau lebih dikenal dengan sebutan Syarh Dhau'u al-Misbah, sehingga
tebalnya menjadi 75 halaman.
Dalam kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, sebagaimana
alasan yang beliau tulis dalam karyanya. Beliau menangkap betapa pada saat
itu, banyak pemuda yang ingin menikah, akan tetapi tidak mengetahui syarat
dan rukun nikah, hak-hak seorang istri terhadap suami dan begitupun
sebaliknya. Tidak tahu pula tentang tata cara atau sopan santun dalam
pernikahan sehingga tak sedikit dari mereka yang kebingungan karenanya.
Dalam kitab tersebut, terkandung juga beberapa nasehat yang penting agar
27
Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi Keutamaan dan Kebangsaan, h. 98.
29
pernikahan benar-benar bisa menjadi sebuah bahtera rumah tangga yang
sakinah, mawaddah, wa rahmah sesuai tuntunan agama Islam.
Kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh beliau susun dengan
sistematis yang mana terdiri dari pendahuluan, dua bab, dan penutup. Dalam
pendahuluan, beliau menuturkan alasan beliau mengarang kitab tersebut di
dalamnya. Penjelasan hukum-hukum pernikahan, seperti apa pernikahan yang
termasuk kepada yang dihukumi sunnah, wajib, haram, dan makruh beliau
jelaskan di dalam bab pertama. Pada bab kedua dipaparkan mengenai rukun-
rukun pernikahan. Terdapat 5 rukun pernikahan, yaitu shighah ijab-qabul,
yang mana menjelaskan seperti apa bentuk ijab-qabul yang menjadikan sah
dan tidak sahnya akad tersebut; rukun kedua adalah mempelai perempuan,
yang mana dijelaskan beberapa syarat untuk seorang mempelai perempuan;
rukun ketiga adalah mempelai laki-laki, yang mana juga dijelaskan beberapa
syarat untuk seorang mempelai laki-laki; rukun keempat ialah seorang wali
nikah dan rukun terakhir ialah dua orang saksi, yang mana dijelaskan
sembilan syarat untuk keduanya. Penutup memaparkan tentang hak-hak dan
kewajiban seorang suami atas istrinya, begitupun sebaliknya. Dalam kitab
tersebut beliau selalu menyertakan ayat al-Quran atau hadis Nabi yang beliau
jadikan landasan atas setiap pemikirannya yang dituangkan.28
28
Asy‘arî, Dau’u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh, h. 3.
30
BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN METODE PENERJEMAHAN SEMANTIS
DAN STRATEGI PENERJEMAHAN YANG DIGUNAKAN
A. Pendahuluan
Pada bab ini peneliti memberikan pertanggungjawaban terhadap hasil
terjemahan kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh.
Pertanggungjawaban terjemah ini merupakan deskripsi dari terjemahan kata
dan kalimat Tsu yang tidak sesuai dengan arti dalam kamus saja. Deskripsi
dari mana arti kata tersebut diambil, dan mengapa diterjemahkan seperti itu.
Adapun untuk kata yang artinya sesuai atau ditemukan dalam kamus, tidak
dideskripsikan.
B. Terjemahan Kitab Dau'u al-Misbâh fî Bayâni Ahkâmi al-Nikâh
Pendahuluan Bismillahi al-Rahman al-Rahim
Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam. Salawat dan salam tetap bagi pimpinan para utusan, baginda Muhammad, dan keluarganya, para sahabatnya juga seluruh umatnya.
Kitab ini merupakan sebuah risalah mengenai hukum-hukum pernikahan. Banyaknya yang hendak menikah dari
خطبة الكتاب ميحرلا نمحرلا هللا بسم
حلمد هلل رب العادلت ، والصالة والسالم على اسيد ادلرسلت سيدان دمحم وعلى آلو وصحبو
29أمجعت . وبعد
ىلإ ىف أحكام النكاح ، دعاين 30فهذه رسالةالتزوج من عوام أىل يأتليفها كون أكثر مريد
29
Kata وبعد tidak diterjemahkan karena ada dan tidak ada terjemahannya dalam Tsu pun tidak
mengurangi pesan yang disampaikan penulis.
30 Kata رسالة menurut kamus aplikasi Al-Maany Arab-Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) memiliki arti
surat; catatan; pesan; kabar; tesis; disertasi; risalah; paper; makalah. Diterjemahkan dengan kata
31
masyarakat kalangan awam namun tidak mempelajari akan rukun, ketentuan dan adab-adab pernikahan padahal menjadi kewajiban mereka untuk mempelajarinya, mendorong saya untuk menulis risalah ini. Oleh karena itu saya menulisnya. Penjelasan mengenai pernikahan biasanya terdapat dalam kitab-kitab besar, sehingga membuat mereka malas untuk mementingkan mempelajari pengetahuan mengenai pernikahan. Saya ingin menjelaskan pentingnya pengetahuan tersebut dalam risalah ini untuk memudahkan mereka yang hendak menikah untuk mempelajarinya.
Risalah ini saya beri nama Dau'u al-Misbah Fi Bayani Ahkami al-Nikah Risalah ini tersusun dari dua bab dan penutup. Yang diharapkan kepada siapa saja yang menemukan kesalahan maupun kekurangan dalam risalah ini adalah untuk mengingatkannya, karena manusia adalah tempat kesalahan dan lupa. Tiada yang memberi saya pertolongan kecuali Allah swt, kepadanya saya berserah diri dan kepada-Nya lah saya kembali.
Hukum-hukum Pernikahan
Terdapat beberapa persoalan mengenai pernikahan. 1. Pendapat Imam Haramain, “Menikah
لمون أركان النكاح ، وال شروطو ال يتع يبلدوجوبو عليهم ، فتأملت سبب وال آدابو ، مع
و كون ابب النكاح مندرجا يفذا ىفإ ،ذلك ، مهتهم عن ذلك ب الكبار ، فتكاسلتالكت
ىذه الرسالة ليسهل تناوذلا فأردت ذكرىا يف ج منهمالتزو يعلى مريد
بيان أحكام النكاح ، ومسيتها ضوء ادلصباح يف، وادلرجو شلن رأى ورتبتها على اببت وخاسبة
ن ينبو على ذلك أو خطاء أو نقصا أفيها خلال ينسان زلل اخلطأ والنسيان ، وما توفيقن اإلأل ليو أنيب .إال ابهلل عز وجل عليو توكلت و إ
31الباب األول م النكاحبيان أحكا يف
مام أن النكاح من نص اإل وفيو مسائل ، األوىل
risalah sendiri, karena dalam kamus aplikasi KBBI (Yufid Inc. vers. 3.2) terdapat arti karangan ringkas mengenai suatu masalah dalam ilmu pengetahuan. 31
Frase الباب األول yang merupakan bentuk sistematika penulisan dari penulis tidak diterjemahkan,
karena tidak mempengaruhi pesan yang penulis sampaikan dalam Tsu dan untuk kepentingan pemoderenan sistematika penulisannya.
32
merupakan sebagian dari hawa nafsu belaka, bukan sebagian dari cara mendekatkan diri pada Allah.” Dalam kitab Al-Umm Imam Syafi’i merujuk pada firman Allah swt (Dijadikan indah bagi pandangan manusia kecintaan terhadap hawa nafsu, yaitu wanita), dan pada hadis (Dijadikan cinta kepadaku dari dunia kalian yaitu wanita dan wewangian).
Melanggengkan keturunan pun merupakan perkara yang masih tidak bisa dipastikan, yang tidak diketahui apakah keturunannya akan saleh atau tidak. Imam Nawawi berpendapat, “Jika menikah dimaksudkan untuk taat, seperti ingin mengikuti sunah Nabi, memiliki keturunan, menjaga diri, dan menjaga pandangannya, maka pernikahan tersebut termasuk amal akhirat yang diberikan pahala karenanya.”
2. Pendapat Abu Ishaq al-Syairazi dalam kitab Muhadzdzab, “Menikah merupakan perkara yang diperbolehkan. Karena menikah ialah mencari kesenangan yang harus bersabar atasnya dan tidak diwajibkan, seperti mengenakan pakaian bagus dan memakan makanan yang enak.”
ليو أشار إ، و 32الشهوات ال من القرابتاألم ، فقال : قال هللا تعاىل )زين الشافعي يف
للناس حب الشهوات من النسأء(، ويفمن دنياكم النسآء يلإ)حبب احلديث
والطيب( النسل أمر مظنون ، مث ال يدرى 33بقاءإو ن قصد بو إ: يطاحل ، وقال النوو م أصاحل أ
و عفة فرجو أو ربصيل ولد أطاعة كاتباع السنة و عينو فهو من أعمال األخرة يثاب عليو .أ
ادلهذب : يف يسحاق الشتاز إبو أالثانية قال
نو ابتغاء لذة تصرب النفس عنها النكاح جائز أل الناعم وأكل الطيب ، فلم جيب كلبس
32
Kata قرابت merupakan bentuk jamak dari kata قربة yang menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka
Progressif, 2002) memiliki arti dekat; mendekati; mempersembahkan; berusaha, namun diterjemahkan dengan “cara mendekatkan diri kepada Allah” karena jika hanya diterjemahkan sebagaimana arti harfiyahnya, akan kurang mudah dipahami.
33 Kata ابقاء menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti tetap; tinggal;
menetapkan, namun diterjemahkan dengan “melanjutkan” karena ada kata نسل setelahnya yang
memiliki arti keturunan; anak cucu; generasi. Jika ibqa’ tetap diterjemahkan sebagaimana arti harfiyah, terjemahannya kurang berterima.
33
Disunahkan menikah, seperti bagi seseorang yang sangat berkeinginan memenuhi kebutuhan biologisnya dan mampu untuk memberi mahar dan nafkah. Jika sebaliknya, disunahkan baginya untuk tidak menikah. Karena menikah membuat seseorang berhadapan dengan hak-hak yang harus dipenuhi. Menikah juga membuat seseorang menjadi sibuk sebab urusan hak-haknya dan mengabaikan ibadahnya. Ketika seseorang tidak menikah dan memprioritaskan ibadah, maka pilihannya tersebut menyelamatkan agamanya.
Pendapat Imam Syarqawi dalam kitab Hasyiyah al-Tahrir, “Menikah diwajibkan ketika menikah dipastikan menjadi jalan untuk menghindari zina atau diceraikannya istri yang dimadu. Berbeda lagi dengan seperti seseorang yang sangat ingin menikah namun tidak ada kesiapan, sebaiknya menghilangkan keinginannya dengan berpuasa. Jika dengan berpuasa tak juga menghilangkan keinginannya, maka ia tidak boleh menghilangkan keinginannya dengan menggunakan kapur dan sejenisnya, namun menikahlah dengan niat menjaga diri dari zina.”
34ءىىل الوطإقت نفسو وقد يستحب كمن ات
ليو إوقدر على ادلهر والنفقة ، وشلن مل تتق نفسو ليو إن ال يتزوج ، ألنو تتوجو أفادلستحب لو
ن يشتغل أحقوق ىو غت عن التزامها وحيتاج ذا تركو زبلى للعبادة ، إبسببها عن العبادة ، و نتهى .افكان تركو أسلم لدينو ،
: وقد جيب تحريرحاشية ال وقال الشرقاوى يفو طلنق أذا تعتن النكاح طريقا لدفع الزان إكما
القسم ، وقد يكون خالف من ذلا حق يفليو وفقد أىبتو ، بل إاألوىل كمن اتقت نفسو
ن مل ينكسر بو ال إتوقانو بصوم ، ف 35يكسر يكسرىا بكافور وحنوه ، بل يتزوج بقصد العفة
34
Kata وطء merupakan bentuk mashdar dari kata yang dalam kamus Al-Munawwir (Pustaka وطئ
Progressif, 2002) memiliki arti setubuh diterjemahkan menjadi “kebutuhan biologis” karena bersinonim dengan arti harfiyahnya namun lebih sesuai dengan norma bahasa sasaran.
35 Kata كسر menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti memecahkan;
meremukan; memisahkan diterjemahkan dengan kata “menghilangkan” karena lebih sederhana untuk dipahami.
34
Menikah dimakruhkan bagi seseorang yang sama sekali tidak menginginkan menikah, baik memiliki kesiapan atau tidak, dan ia memiliki penyakit seperti kepikunan dan impotensi. Diharamkan menikah, seperti menikahi perempuan yang haram untuk dinikahi. 3. Disunahkan menikah hanya dengan perempuan yang seagama. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda “Perempuan dinikahi karena empat faktor, karena hartanya, nasabnya, parasnya dan agamanya. Pilihlah perempuan karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” Keharmonisan terpenuhi dengan memilih perempuan yang seagama dan memiliki budi pekerti, karena agama merupakan tujuan yang berkaitan dalam segala hal, terutama perihal hubungan untuk jangka waktu yang lama. Nabi saw menganjurkan untuk memilih istri yang beragama, yang mana agama adalah puncaknya tujuan. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar dari Ibnu Majah, Rasulullah saw bersabda “Janganlah kamu menikahi perempuan karena keindahannya, terkadang keindahannya membinasakannya, dan janganlah kamu menikahinya karena hartanya,
و أقد أىبتو ليو وفإوقد يكره كمن مل تتق نفسو ، وقد حيرم وجدىا وكان بو علة كهرم وتعيت
.كنكاح من حرم نكاحها
ال ذات دين دلا إن اليتزوج أالثالثة يستحب صلى هللا بو ىريرة رضى هللا عنو أن النيبأروى
ربع دلاذلا عليو وسلم قال ) تنكح ادلرأة ألوحسبها ومجاذلا ودينها ، فاظفر بذات الدين
الدين وادلروءة يالالئق بذ يغتتربت يداك ( كل شىء ، ن يكون الدين مطمح نظره يفأ
السيما فيما تطويل صحبتو
الدين الذي 36ملسو هيلع هللا ىلص بتحصيل صاحبة فأمر النيب
احلديث عبد هللا بن عمرو ويف ىو غاية البغية ،رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص ) وال يلإبن ماجو رفعو إ عن
Kata صاحبة menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti teman; pemilik
diterjemahkan menjadi “istri” karena menyesuaikan konteksnya.
35
terkadang hartanya menyesatkannya, tetapi kamu nikahilah ia karena agamanya. Karena seorang budak perempuan hitam yang cacat namun memiliki agama itu lebih baik daripada seorang perempuan cantik yang tidak memiliki agama.”
Menikahlah hanya dengan perempuan yang berakal, karena tujuan menikah adalah suatu hubungan dan kehidupan yang baik. Tujuan tersebut hanya akan didapat bersama perempuan yang berakal.
4. Disunahkan menikah dengan perempuan perawan, kecuali terdapat alasan lain. Seperti bagi seorang penderita impotensi dan seseorang yang membutuhkan perempuan yang dapat menangani untuk mengurus keluarganya, seperti yang dialami Jabir; perempuan yang memiliki nasab yang baik, bukan anak hasil zina dan anak seorang fasik, seperti anak adopsi yang tidak diketahui siapa ayahnya; perempuan yang sepadan dengannya. Diriwayatkan dari Hakim dari Aisyah r.a "Pilihlah olehmu tempat engkau menanamkan air mani (benih)mu, dan nikahilah perempuan yang sekufu (sederajat);” perempuan yang subur
ن تطغيهن ، ولكن تزوجوىن أمواذلن أفعسى ذات دين 37على الدين ، وألمة سوداء خرماء
(مرأة حسناء وال دين ذلاافضل من أ ن القصد ال ذات عقل ، ألإن ال تزوج أو
ابلنكاح العشرة ابدلعروف وطيب العيش ، وال ال مع ذات عقل .إيكون ذلك
ال لعذر إكون الزوجة بكرا تن أالرابعة يستحب زالة إ يأكضعف آلتو عن االفتضاض
و احتياجو دلن يقوم على عيالو أ، 38البكارةكما وقع جلابر ، وكوهنا ذات نسب طيب ال
من ، ومثلهما اللقيطة و بنت زان وال بنت فاسقو دلا صححو وكوهنا كفوا ل ، ال يعرف ذلا أب
احلاكم من حديث عائشة مرفوعا ) زبتوا لنطفكم وانكحوا األكفاء ( ، وكوهنا ولودا ،
Kata خرماء dalam kamus aplikasi Al-Maany Arab-Indonesia (Atef sharia, versi 1.2) memiliki arti
lubang; telinga yang sobek diterjemahkan menjadi “yang tidak cantik” karena terdapat antonim
di kalimat selanjutnya yaitu مرأة حسناءإ yang berarti “perempuan cantik”.
38 Kalimat زالة البكارةإكضعف آلتو عن االفتضاض اى yang secara harfiyahnya berarti “seperti lemah
kemaluannya seseorang untuk memecahkan atau menghilangkan keperawanan” diterjemahkan menjadi “bagi seorang penderita impotensi” saja, karena mempertahankan norma dalam bahasa sasaran.
36
rahimnya. Kesuburan seorang perawan dapat diketahui dari kerabatnya; perempuan yang penuh kasih sayang. Rasulullah saw bersabda “Menikahlah kamu dengan perempuan yang subur, yang penyayang, karena aku berbangga dengan banyaknya umatku nanti dihari kiamat”; perempuan yang balig kecuali karena keperluan; perempuan yang sedikit maharnya; bukan seorang perempuan yang dicerai namun masih suka sama suka dengan mantan suaminya atau yang masih disukai mantan suaminya; perempuan yang tidak memiliki garis kekerabatan dekat, ia yang bukan kerabat, atau memiliki garis kekerabatan namun jauh. 5. Disunahkan hanya menikahi perempuan yang dianggap baik. Diriwayatkan dari Abu Bakar bin Muhammad bin Umar bin Hazmi dari Rasulullah saw. Rasulullah bersabda “Perempuan itu ibarat mainan, jika salah seorang dari kalian hendak memiliki sebuah mainan, maka hendaknya memperlakukannya dengan baik.”
6. Ketika hendak menikahi seorang perempuan disunahkan untuk melihat paras dan kedua telapak tangannya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. Seseorang hendak menikahi perempuan Anshar, lalu Nabi saw bersabda “Lihatlah parasnya, karena terdapat sesuatu dalam kedua mata perempuan Anshar.” Jangan hendak melihat selain pada paras dan kedua telapak tangannya. Dalam perihal melihat perempuan yang hendak dipinang, diharuskan memastikan bahwa ia tidak
و ترغب أ ادلهر ، ال مطلقة يرغب فيها مطلقهان كانت أجنبية ىي فيو ، غت ذات قرابة قريبة أب
و ذات قرابة بعيدة .أ
ال من إن ال يتزوج أاخلامسة يستحب بو بكر بن دمحم بن عمرو أيستحسنها دلا روى
منا النسآء إنو قال )أبن حزم عن رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص .حدكم لعبة فليستحسنها (أذا ازبذ إلعب ، ف
ىل إن ينظر أمرأة فيسن اراد نكاح أذا إالسادسة بو ىريرة هنع هللا يضر أن رجال أوجهها وكفيها دلا روى
ىل ما سوى الوجو والكفت إشيئا ( ، وال ينظر حل النظر من تيقن خلوىا من ، وال بد يف
نو ال أن ال يغلب على ظنو أنكاح وعدة ، و جياب
37
dalam status menikah dan tidak dalam masa idah, namun tidak diwajibkan melihat jika sudah tidak harus dipertanyakan statusnya. Bagi seseorang yang sulit untuk melihat perempuan yang hendak dipinangnya disunahkan untuk mengirim seseorang untuk menyifatkan perempuan tersebut kepadanya. Begitu pula disunahkan bagi seorang perempuan yang hendak menikah dengan seorang laki-laki untuk melihatnya terlebih dahulu. Karena perempuan menyukai laki-laki yang berparas baik sebagaimana laki-laki menyukai perempuan berparas cantik. Oleh karenanya Umar bin Khattab r.a berkata “Janganlah kamu menikahkan anak perempuanmu dengan laki-laki yang berwajah jelek, karena anak perempuanmu menyukai laki-laki yang berwajah baik sebagaimana laki-laki menyukai perempuan berparas cantik.”
7. Suami menyampaikan urusannya untuk didengarkan istri dan menjelaskan tujuannya, agar istrinya dapat waspada pada setiap urusan suaminya, meyakinkan keputusan suaminya dan menjadikan pendapat istrinya sebagai pertimbangan. 8. Sebagian orang Arab mengungkapkan “Jangan kamu nikahi 6 karakter perempuan ini yaitu, egois, suka mengungkit, dan mengingat mantan keluarganya. Jangan kamu nikahi pula
مرأة ان يرسل حنو أويسن دلن ال يتيسر لو النظر ن أرادت إذا إلتصفها لو ، وكذلك يسن للمرأة
من 39نو يعجبهان تنظر اليو ، ألأتتزوج برجل الرجل ما يعجب الرجل منها ، وذلذا قال عمرو
: ال تزوجوا بناتكم من الرجل هنع هللا يضربن اخلطاب نو يعجبهن منهم ما يعجبهم منهن .إالدميم ، ف
ىل مسع الزوجة ، إمره أالزوج ين يلقأالسابعة
مره أويشرح شأنو ، لتكون على بصتة من ويقت من حالو ويدخل على اختيار منها .
Kata عجب dalam kamus aplikasi Al-Maany Arab-Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) memiliki arti
ketakjuban; kekaguman; keheranan; kekaguman, diterjemahkan menjadi menyukai karena memilih sinonim dari kata kagum atau mengagumi.
38
perempuan yang boros, berlebihan dalam berhias dan banyak bicara. al-Ananah ialah perempuan yang egoismenya tinggi, banyak mengeluh, selalu mengikat kepalanya. Tidak ada baiknya menikahi perempuan yang sengaja berpura-pura sakit; al-Mananah ialah perempuan yang suka memberikan sesuatu kepada suaminya, lalu ia berkata, “Saya telah melakukan ini dan itu untuk kamu;” al-Hananah ialah perempuan yang mengingat mantan suaminya atau anak dari mantan suaminya. Perempuan seperti ini harus dihindari untuk dinikahi; al-Hadaqah ialah perempuan boros yang melihat setiap hal lalu menginginkannya dan menuntut suaminya untuk membelinya; al-Baraqah, terdapat dua makna. Pertama, perempuan yang setiap saat memoles wajahnya dan menghiasinya supaya wajahnya bersinar yang dihasilkan dengan dibuat-buat. Makna kedua ialah perempuan yang tidak mau makan, dia hanya makan jika sendiri dan menyisihkan untuk dirinya sendiri dalam setiap hal; al-Syaddaqah ialah perempuan yang cerewet.
تكثر األنت والتشكى وتعصب رأسها اليت يفهوقاهتا ، فنكاح ادلراضة وادلتمارضة ال خت أكثر أ
فيو سبن على زوجها فتقول : اليت يى 40وادلنانة
ىل إربن يتال واحلنانةالجلك كذا وكذا ، فعلتىل ولدىا من زوج أخر ، وىذه شلا إو أزوج أخر
ء يىل كل شإترى اليت واحلداقةاجتنابو يينبغ حبداقتها فتشتهيو وتكلف زوجها شراءه
ن تكون أحدامها إربتمل معنيت ، 41والرباقةتصقيل وجهها وتزيينو ليكون طول النهار يف
ن ألوجهها بريق حيصل ابلتصنع ، والثاىن ال وحدىا إتغضب على الطعام فال أتكل
والشداقةء ، يوتستقل نصيبها من كل ش ادلتشدقة الكثتة الكالم .
40
Kata احلنانة ادلنانة dan احلداقة tidak diterjemahkan sebagaimana kata tersebut hanya dialih aksarakan
dalam kalimat sebelumnya. Karena ketiga kata tersebut dalam kalimat ini diikuti penjelasan makna dari setiap katanya secara detail.
41 Begitupun kata الرباقة dan الشداقة tidak diterjemahkan sebagaimana dalam kalimat sebelumnya.
Karena ketiga kata tersebut dalam kalimat ini diikuti penjelasan makna dari setiap katanya secara detail.
39
9. Terdapat 5 manfaat menikah di antaranya. Memiliki keturunan, memenuhi kebutuhan biologis, mengatur urusan rumah tangga, memperbanyak kerabat, bertanggung jawab dengan sungguh dan sabar terhadap istri dan keluarganya.
Terdapat 3 penyakit karena menikah. Pertama, tidak mampu untuk mencari nafkah halal, karena hal tersebut tidak mudah bagi kebanyakan orang. Apalagi di zaman serba sulit, kebanyakan perilaku masyarakatnya keluar dari hukum syariat dengan beralasan tidak pastinya pendapatan dan prihatinnya keadaan menjadikan pernikahan penyebab masuknya penyakit tersebut dan makanan yang haram. Celakalah ia dan celakalah keluarganya. Seorang lajang terbebas dari hal tersebut. Seorang yang menikah akan memasuki tempat masuknya keburukan dengan mengikuti keinginan istri dan mengabaikan urusan akhiratnya demi urusan dunianya.
42التاسعة فوائد النكاح مخسة ، الولد وكسر
مور ادلنزل وكثرة العشتة أشهوة الفرج وتدبت ىل ورلاىدة النفس ابلقيام على وظائف األ
والعيال والصرب عليها
وىل العجز عن طلب ثالث ، األوآفة النكاح اس ، نكثر الاحلالل ،فان ذلك ال يتيسر أل
كثر معاملة أ يب الذعسيما ىف ىذا الزمان الصىلو خارجة عن قانون الشرع مع اضطراب أ
حوالو ، فيكون النكاح سببا أادلعاش وفساد طعام من احلرام ، وفيو ىالكو للدخول فيها واإل
وىالك أىلو
ة عن ذلك ، وادلتزوج يدخل سع وادلتعزب يف 43بسببو مداخل السوء فيتبع ىوى زوجتو ويبيع
آخرتو بدنياه
42
Kata كسر menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti memecahkan;
meremukan; memisahkan diterjemahkan dengan kata “memenuhi” karena objeknya adalah
frase شهوة الفرج yang berarti keinginan farji; vulva diterjemahkan menjadi “kebutuhan biologis”
Karena menjaga norma dalam bahasa sasaran.
43 Kata يبيع menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti menjual
diterjemahkan dengan kata “mengabaikan” karena lebih mudah sampai maksud maknanya dari pada diartikan sebagaimana arti harfiyahnya.
40
Kedua, kurang mementingkan dan menganggap sepele dalam memenuhi kebutuhan istri dan keluarga. Laki-laki diibaratkan penggembala di rumahnya, keluarganya ibarat gembalaannya dan ia yang bertanggung jawab atas mereka. Ketiga, istri dan anak adalah penyebab seseorang berpaling dari taat kepada Allah swt, mereka menuntutnya untuk bekerja keras mencari hal duniawi, mengumpulkan harta dan menyimpan serta mencari kemewahan demi anak istrinya. Segala sesuatu yang menyibukan dari taat kepada Allah swt, baik istri, harta, maupun anak, semua itu merupakan penyakit dan kemalangan bagi pemiliknya. Jika seseorang memiliki manfaat karena menikah dan tidak ada padanya penyakit yang disebabkan menikah, disunahkan baginya untuk menikah. Jika sebalilknya, lebih baik baginya untuk tidak menikah. Sedangkan jika keduanya ada padanya, bekerja keraslah dan kerjakanlah dengan yang terbaik.
10. Disunahkan menikah dengan niat untuk mengikuti sunah Rasulullah saw, untuk menjaga agamanya, memiliki keturunan dan memiliki manfaat-manfaat yang tadi telah dipaparkan. Disunahkan pula menyelenggarakan akad nikah di Masjid sebagaimana hadis
والتفريط عن القيام حبق 44والثانية القصوربيتو ، وأىل ن الرجل راع يفىل والعيال ، ألاأل
ن أبيتو رعيتو ، وىو مسؤل عنهم ، الثالثة ىل والولد شاغلت لو عن طاعة هللا يكون األ
طلب الدنيا جتهاد يفىل اإلإوجاذبت تعاىل دخاره ذلم وطلب التفاخر والتكاثر اومجع ادلال و
، هبم
ومال تعاىل من أىلوكل ما شغل عن طاعة هللاوولد فهو آفة وشؤم على صاحبو ، فمن
لو فوائد النكاح وانتفت عنو آفتو 45اجتمعتحقو التزوج ، ومن ال فالتك لو فادلستحب يفمران فليجتهد ن تعارض فيو األأفضل ، وم
وليفعل ابلراجح
ابلنكاح اتباع سنة ين ينو أالعاشرة السنة رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص وصون دينو وطلب الولد وسائر
ن يكون العقد يفأذكرانىا ، و الفوائد اليتادلسجد حلديث عائشة مرفوعا )أعلنوا ىذا
44
Kata قصور menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti kependekan; kekurangan; keterbatasan ditejemahkan menjadi “kurang mementingkan” karena melihat konteks kalimat tersebut yang jika hanya diterjemahkan dengan kekurangan saja menjadi tidak membuat pembaca langsung memahaminya.
45 Kata اجتمع menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progressif, 2002) memiliki arti bertemu;
berkumpul; berhimpun diterjemahkan dengan kata “memiliki” saja, karena lebih sederhana.
41
marfu’ dari Aisyah (Umumkanlah pernikahan kalian dan menikahlah di Masjid) HR. Turmudzi,
dan di hari jumat di pagi hari sebagaimana hadis masyhur. Nabi bersabda, (Ya Allah berikan keberkahan bagi umatku di pagi hari mereka). Jika memungkinkan disunahkan pada bulan Syawal, namun di bulan lain pun sama saja. Jika terdapat alasan seseorang untuk menikah selain di bulan Syawal, maka menikahlah. Dibenarkan pula berkeinginan menikah di bulan Shafar. Diriwayatkan dari Zuhri; Rasulullah saw menikahkan Fatimah r.a putrinya dengan Ali r.a di bulan Shafar, awal bulan kedua belas setelah hijrah. 11. Disunahkan menghadirkan para alim ulama karena adanya anjuran mengumumkan pernikahan dan itu merupakan hal yang lumrah. Tidak akan terselenggara kecuali dengan hadirnya tamu undangan, khususnya para alim ulama dengan harapan agar sampainya keberkahan atas hadirnya mereka.
12. Membacakan khutbah nikah disunahkan dari wali nikah mempelai perempuan atau yang mewakili. Sebagaimana diriwayatkan Rasulullah saw ketika menikahkan Fatimah r.a
حضار مجع من أىلإاحلادية عشر يسن عالن يفلصالح والتقوى لورود األمر ابإلا
ال جبمع إالنكاح ، وىو اشهار أمره ، وال يكون من الناس ، وخص أىل الصالح رجاء حلصول
الربكة حبضورىم و أالزوجة لثانية عشر يسن خطبة من ويلا
ن رسول هللا صلى هللا أوكيلو للنكاح ، دلا روى عليو وسلم دلا زوج ابنتو السيدة فاطمة لسيدان
46
Kata أول النهار diterjemahkan dengan “pagi hari” karena awal dari siang adalah pagi dan
diperkuat maksud pesannya adalah pagi hari dengan hadis yang mengikuti kata tersebut yang menjelaskan waktu pagi hari pula.
42
putrinya dengan Ali bin Abi Thalib r.a membacakan khutbah berikut:
“Segala puji hanya milik Allah swt yang dipuji atas nikmat dari-Nya, disembah atas kuasa-Nya, dipatuhi atas kerajaan-Nya, ditakuti atas siksa dan cambuk-Nya, penghendak atas urusan langit dan bumi-Nya, pencipta makhluk atas kuasa-Nya, membedakan mereka atas segala hukum-Nya, mengagungkan mereka atas agama-Nya, memuliakan mereka atas nabi-Nya Muhammad saw. Sesungguhnya Allah yang MahaBerkah nama-Nya, MahaTinggi agung-Nya, ia jadikan mertua sebab penyambung perkara yang difardukan, pemisah rahim-rahim dan pengikat satu manusia dengan yang lainnya.
Allah swt berfirman (Dialah Allah, yang dari air Ia ciptakan manusia, Ia jadikan mereka memiliki keturunan dan hubungan pernikahan, dan Ialah Tuhanmu yang MahaKuasa). Allah memerintahkan untuk menjalankan segala sesuatu dengan ketentuan-Nya, setiap ketentuan-Nya berjalan dengan kekuasaan-Nya, setiap ketentuan terdapat kekuasaan, setiap kekuasaan terpadat ajal, setiap ajal telah tertulis. Allah menghapus dan menetapkan sesuatu dengan kehendaknya, Dialah pemilik al-Quran. Segala puji hanya milik Allah, kepada-Nya kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan
فقال عز من قائل ) وىو الذى خلق من ادلاء ا ، فجعلو نسبا وصهرا ، وكان ربك قديرا ( بشر
ىل إىل قضائو ، وقضاؤه جيرى إ، فأمر هللا جيرى قدره ، ولكل قضاء قدر ، ولكل قدر أجل ، ولكل أجل كتاب ، ديحو هللا ما يشاء ويثبت ،
وعنده أم الكتاب حلمد هلل حنمده ونستعينو ونستغفره ، ونعوذ ا
ت أعمالنا ، من ابهلل من شرور أنفسنا ومن سيآ
43
diri kami dan keburukan amal kami. Seseorang yang Allah berikan petunjuk tiada kesesatan baginya, dan seseorang yang Allah berikan ia sesat tiada petunjuk bagi-Nya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad saw adalah hamba dan utusan-Nya.
(Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati melaikan dalam keadaan beragama Islam; Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah mengembangkan biakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu mengawasi kamu. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar). Setiap segala urusan ada dalam kuasa Allah. Allah menentukan segala urusan sebagaimana kehendak-Nya. Allah menghakimi sebagaimana kehendak-Nya. Tidak ada akhir untuk sebuah permulaan dan tidak ada permulaan untuk sebuah akhir. Dua hal
ييهد هللا فال مضل لو ، ومن يضلل فال ىادال هللا وحده ال شريك لو إلو إن ال ألو ، وأشهد
ن دمحما عبده ورسولو صلى هللا عليو أ، وأشهد صحابوأوسلم وعلى آلو و
ا اتقوا هللا حق تقاتو وال منو أ) اي أيها الذين قوا يها الناس اتأنتم مسلمون ، اي أال و إ سبوتن
خلقكم من نفس واحدة وخلق يربكم الذمنها زوجها وبث منهما رجاال كثتا ونساء ،
ن هللا إتسآءلون بو األرحام ، يواتقوا هللا الذ كان عليكم رقيبا
تقوا هللا وقولوا قوال سديدا ، أيها الذين امنوا أاي
يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ، ومن ما أفاز فوزا عظيما ( ، يطع هللا ورسولو فقد
فيها ما ين األمور كلها بيد هللا ، يقضإبعد ، فيشاء ، وحيكم ما يريد ، ال مؤخر دلا قدم ، وال
ال إمقدم دلا أخر ، وال جيتمع اثنان وال يفتقان بقضاء وقدر من هللا قد سبق .
44
yang disatukan ataupun dipisahkan hanya dengan ketentuan dan kehendak-Nya.”
Sesudahnya khutbah yang dianjurkan tersebut disampaikan, khatib mentuturkan: “Ini merupakan ketentuan dan kehendak Allah swt, telah meminang fulan bin fulan kepada fulanah bin fulan. Akan menikahkannya wali atau yang mewakili dengan sesuatu yang disebut mas kawin. Sebagaimana perintah Allah swat mengenai mas kawin. Mengikat dengan baik dan menyerahkan dengan baik pula.” Kemudian tuturkan: “Aku meminta ampunan kepada Allah untukku dan kamu sekalian, untuk kedua orang tuaku, guru-guruku dan setiap muslimin. Mintalah ampunan kalian kepada Allah, karena ialah Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 13. Disunahkan meminang dari pihak wali, kemudian dibacakan khutbah terlebih dahulu, begitupun sebelum mengucap ijab. Para sahabat berkata: “Khutbah disampaikan dengan memuji kepada Allah, solawat dan salam bagi Rasulullah saw, dan menyampaikan nasihat.”
لقاء تلك اخلطبة الواردة يقول اخلطيب إمث بعد ن خطب فالن أ تعاىل وقدره ن شلا قضى هللاأ: و
بنت فالن ، وسيزوجها وليها 47بن فالن فالنةمن الصداق على يو وكيل وليها على ما مسأ
و أمساك دبعروف اما أمر هللا تعاىل بو من ىذا ، واستغفر هللا قول قويلأحسان ، تسريح إب
48الثالثة عشر يسن تقدن اخلطبة بكسر اخلاءجابة ، وخطبة قبلها ، وكذا قبل اإل من الويلصحاب : واخلطبة ربصل حبمد هللا قال األ
والصالة والسالم على رسول هللا صلى هللا عليو وسلم والوصية
47
Kata فالنة adalah bentuk muannats dari kata فالن yang dalam kamus aplikasi Al-Maany Arab-
Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) berarti fulan; si fulan; si anu. Yang mana dalam aplikasi KBBI Yufid Inc. Vers 3.2 memiliki arti n sebutan kepada orangyang tidak diketahui namanya; sebutan kepadaorang yang tidak ingin disebutkan nama sebenarnya atau lupa. Jadi diterjemahkan dengan kata fulanah saja. 48
Frase بكسر اخلاء tidak diterjemahkan karena tidak mempengaruhi pesan Tsu dan hanya sebuah
penjelas kata dalam Tsu.
45
Kemudian khatib menyampaikan. “Dengan menyebut nama Allah dan segala puji milik Allah. Salawat dan salam bagi Rasulullah saw. Aku mewasiatkan kepada kalian hamba Allah dan diriku dengan takwa kepada Allah. Telah datang kepada kalian seorang khatib untuk meminang fulanah putri kalian.” Sedangkan jika yang menyampaikan khutbah adalah yang mewakili, maka disebutkan. “saya adalah yang mewakili” atau “saya adalah wakil peminang untuk putri kalian.” kemudian wali atau pengganti menyampaikan khutbah. Lalu dituturkan: “Aku bukanlah yang tidak menyukaimu.”
14. Disunahkan bagi yang menikahkan sebelum akad untuk mengucapkan:
أزوجك على ما أمر هللا بو عز وجل من امساك دبعروف او تسريح ابحسان
“saya kawinkan kamu sebagaimana perintah Allah swt, mengikat dengan baik dan menyerahkan dengan baik pula.” Kemudian mendoakan keduanya seusai akad dengan doa yang baik dan berkah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a: Rasulullah saw ketika menyambangi warga dalam pernikahan dan beliau mengajak mereka dengan bersamaan
فيقول اخلاطب : بسم هللا واحلمد هلل ، والصالة
وصيكم عباد هللا أسالم على رسول هللا ، والما بعد ، فقد جائتكم أبتقوى هللا ، يونفس
ن كان إو فتاتكم فالنة ، و أخاطبا كرديتكم و جئتكم عنو أوكيال قال : جاءكم موكلى و انئبو كذلك ، أخاطبا كرديتكم ، فيخبط الوىل مث يقول : لست دبرغوب عنك.
ادلزوج قبل العقد ن يقول ألرابعة عشر يستحب ا: أزوجك على ما أمر هللا بو عز وجل من
ن أ، و 49حسان و تسريح إبأامساك دبعروف بو أيدعو ذلما بعد العقد ابخلت والربكة دلا روى
ن رسول هللا صلى أهللا تعاىل عنو يىريرة رضذا تزوج إنسان ذا رفأ اإلإهللا عليو وسلم كان
) ابرك هللا جتماع قال تفاق واالدعا لو ابال أي ( . 50خت لك وابرك عليك ومجع بينكما يف
49
Kalimat أزوجك على ما أمر هللا بو عز وجل من امساك دبعروف او تسريح ابحسان dialihaksarakan terlebih dahulu
kemudian diikuti terjemahannya. Karena kalimat tersebut merupakan suatu anjuran untuk dilafalkan. 50
Kalimat لك وابرك عليك ومجع بينكما ىف خت ابرك هللا dialihaksarakan terlebih dahulu kemudian diikuti
terjemahannya. Karena kalimat tersebut merupakan suatu anjuran untuk dilafalkan. Begitupun seterusnya untuk kalimat yang merupakan suatu anjuran untuk dilafalkan dialihaksarakan terlebih dahulu.
46
mengucapkan:
ابرك هللا لك وابرك عليك ومجع بينكما ىف خت
“semoga Allah memberkahi kamu dan keberkahan untukmu dan dipersatukan kalian dalam kebaikan.” 15. Imam Qalyubi pada Bab Solat sunah dalam Hasyiyahnya Syarh Mahali menuturkan: Disunahkan salat sunah dua rakaat bagi pengantin laki-laki sebelum akad nikah dan sebelum bersenggama, begitupun bagi pengantin perempuan.
Rukun Nikah Terdapat 5 rukun nikah. Yaitu, shighah(ijab-qabul), mempelai perempuan, mempelai laki-laki dan wali nikah keduanya yang mengucap akad, dan dua saksi.
1. Shighah (bentuk), yang mana muncul dari tuturan wali:
زوجتك فالنة او انكحتكها“saya kawinkan kamu kepada fulanah” atau “saya nikahkan kamu kepadanya”.
ابب يف اخلامسة عشر قال العالمة القليويب
صالة النفل من حاشيتو على شرح العالمة : يسن ركعتان للزوج قبل عقد النكاح ، ياحملل
ن يقول ، وربصيل أب 53الصيغة 52ولالركن األنكحتكها ، والزوج ، أو أ: زوجتك فالنة الويل
و أو قبلت نكاحها أو نكحتها أتزوجتها
51
Begitupun frase الباب الثاىن yang merupakan bentuk sistematika penulisan dari penulis tidak
diterjemahkan, karena tidak mempengaruhi pesan yang penulis sampaikan. Karena dengan judul bab saja pun sudah mewakili bahwa itu sebuah bab.
52 Penulisan الركن االول sampai terakhir dalam penyebutan pada bab rukun-rukun nikah
diterjemahkan hanya dengan menggunakan angka 1, 2, 3, 4, dan 5. Karena agar lebih rapi dan tidak mengulang kata rukun di setiap poin selanjutnya.
53 Kata صيغة dalam kamus aplikasi Al-Maany Arab-Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) memiliki arti
formula; bentuk; format; rumus; susunan kata; versi; teks, dialihaksarakan terlebih dahulu karena merupakan istilah tersendiri dalam teks fikih yang memiliki makna kontekstual “bentuk tuturan” dan diterjemahkan hanya dengan kata “bentuk” saja
47
Dan tuturan mempelai laki-laki:
تزوجتها او نكحتها او قبلت نكاحها او تزوجيها او النكاح او التزويج او رضيت نكاحها او ىذا النكاح
“saya kawin kepadanya” atau “saya nikah kepadanya,” “saya terima nikah kepadanya” atau “ saya terima kawinnya,” “nikah” atau “kawin,” “saya rida menikah kepadanya” atau “dengan menikah ini.” Pendapat Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm, Menikah hanya terjadi atas tuturan wali:
انكحتكهاقد زوجتكها او “telah saya kawinkan kamu kepadanya” atau “saya nikahkan kamu kepadanya” Dan tuturan mempelai laki-laki:
قد قبلت نكاحها او قبلت تزوجيها“telah saya terima nikah kepadanya” atau “saya terima kawin kepadanya” Atau tuturan peminang:
حنيهازوجنيها او انك
“saya kawin kepadanya” atau “saya nikah kepadanya.” Lalu tuturan wali.
قد زوجتكها او انكحتكها
“telah saya kawinkan kamu kepadanya” atau “saya nikahkan kamu kepadanya” Dengan menyebutkan nama dan nasab fulanah oleh keduanya secara bersamaan. Meskipun mempelai laki-laki terlebih dahulu menuturkan:
تزوجت ابنتك او انكحتها او قبلت نكاحها
“saya kawin kepada anak perempuan kamu” atau “saya nikah kepadanya” atau “saya terima nikah kepadanya.”
و رضيت أو التزويج أو النكاح أتزوجيها م األ يف يكاح ، قال الشافعو ىذا النأنكاحها
: قد الويل أين يقول ال أبإبدا أ: وال نكاح نكحتكهاأو أزوجتكها
و قبلت أويقول الزوج : قد قبلت نكاحها و أو يقول اخلاطب : زوجنيها أتزوجيها ،
و أ: قد زوجتكها نكحنيها ، فيقول الويلأنكحتكها ، ويسمياهنا معا ابمسها ونسبها أ
انتهى
و أنكحتها أو أولو قال الزوج : تزوجت ابنتك و أ: زوجتكها قبلت نكاحها ، فيقول الويل
حد أن القبول انكحتكها ، صح النكاح أل العقد فال فرق بت تقدمو وأتخره يشق
48
Lalu wali menuturkan:
زوجتكها او انكحتكها
“saya kawinkan kamu kepadanya” atau saya nikahkan kamu kepadanya.” Maka pernikahnya pun sah. Karena adanya qabul dari salah satu dari kedua belah pihak yang menuturkan akad. Baik qabulnya dituturkan lebih dahulu atau setelahnya. Dalam Syarh Ihya, “Kesesuaian pelafalan akad dari kedua belah pihak tidak menjadi syarat. Sekalipun satu pihak hanya menuturkan:
زوجتك
“saya kawinkan kamu” Dan satu pihak menjawab dengan tuturan:
قبلت نكاحها
“saya terima nikahnya” Menurut madzhab Syafi’i pernikahan tersebut sah”. Sebuah pernikahan sah dengan menggunakan bahasa apapun asalkan dengan kata yang memiliki makna kawin dan nikah, namun menurut pendapat yang paling dibenarkan alangkah lebih baik seorang penerjemah bahasa Arab menuturkan dengan maknanya. Karena dengan syarat kedua orang penutur akad paham terhadap ucapan yang lainnya, dan kedua saksi mengetahui pelafalan yang digunakan kedua penutur akad. Ijab qabul tidak sah dengan berbentuk tulisan atau isyarat yang hanya dipahami seseorang yang bisu. Ijab qabul dengan isyarat sah bagi seseorang
حياء : وال يشتط اتفاق اللفظ من شرح اإل ويف
حدمها : زوجتك ، وقال أالطرفت ، فلو قال لت نكاحها ، صح النكاح ، ىذا خر : قباأل
هنع هللا يضر يمذىب الشافع
نكاح ويصح النكاح دبا كان دبعت التزويج واأل
ن أحسن ادلتجم العربية يفأمن سائر اللغات و ن يفهم كل من أصح اعتبارا ابدلعت ، بشرط األ
خر ويعرف الشاىدان لفظ ادلتعاقدين كالم األ ادلتعاقدين
شارة إب وال قبول بكتابة وال جياإوال يصح شارة ال من أخرس ، فيصحان منو ابإلإمفهمة
49
yang bisu, seperti ia dalam transaksi berjualan dan menceraikan. Disyaratkan tersambungnya pelafalan qabul dengan ijab, jika terpisah dengan ucapan lain di antara ijab qabul maka akad tersebut rusak. Disyaratkan pula ijab dituturkan oleh wali dan qabul dituturkan oleh mempelai laki-laki dengan ucapannya didengar oleh satu sama lain dan juga kedua saksi. Jika tidak, pernikahan tersebut pun tidaklah sah.
Disyaratkan bagi penutur ijab dan qabul untuk memastikan kelangsungan akad sampai selesainya akad. Sebuah pernikahan batal, jika seorang wali hendak menuturkan ijab kemudian ia mendadak gila, kehilangan kesadaran atau kehilangan kewaliannya sebelum mempelai laki-laki menuturkan qabul, seperti meninggal. Meskipun ia kembali dari gila, murtad atau hilang sadarnya sebelum mempelai laki-laki menuturkan qabul, maka tidak diperbolehkan qabul tersebut dituturkan.
Tata cara shighah dalam akad nikah yang diwakilkan. wakil wali menuturkan ijab kepada mempelai laki-laki, yang mana perwakilan tersebut tidak diketahui saksi.
زوجتك فالنة بنت فالن موكلى
“saya kawinkan kamu kepada fulanah binti fulan yang saya wakili”
نصا كبيعو وطالقو.
جياب ، فلو زبلل ويشتط اتصال القبول ابإليضا كون أضر ، ويشتط بينهما كالم أجنيب
والقبول الصادر من جياب الصادر من الويلاإلخر الزوج حبيث يسمع كل واحد منهما كالم األ
ال مل يصحإيضا ، و أعو الشاىدان ، ويسم
ىل إىلية ادلوجب والقابل بقاء األ ويشتط يف
يو أغمأمث جن سبام العقد ، فلو أوجب الويلو زالت واليتو قبل قبول الزوج بطل أعليو
و جنت أذهنا أكموتو ، ولو رجعت اآلذنة ىف عليها قبل قبول الزوج امتنع يو أغمأو ارتدت أ
القبول من الزوج
ن أفيو توكيل يالنكاح الذ وكيفية الصيغة يفللزوج : زوجتك فالنة بنت يقول وكيل الويل
ذا مل يعلم الشهود الزوج الوكالة ، إ يفالن موكل
50
Jika perwakilan diketahui para saksi,
maka penambahan kata موكلى “yang saya
wakili” tidak diperlukan. Atau wali menuturkan kepada wakil mempelai laki-laki, yang mana perwakilan tersebut tidak diketahui saksi.
زوجت بنىت فالان موكلك
“saya nikahkan anak perempuan saya kepada fulan yang kamu wakili” Jika perwakilan diketahui para saksi,
maka penambahan kata موكلك “yang
kamu wakili” tidak diperlukan. Jika wali kepada wakil mempelai laki-laki menuturkan.
زوجتك بنىت
“saya nikahkan kamu kepada anak perempuanku” kemudian wakil mempelai laki-laki menuturkan.
قبلت نكاحها دلوكلى
“saya terima nikah kepadanya untuk yang saya wakili” Maka akadnya rusak dikarenakan tidak ada kesamaan pelafalan, namun jika wakil mempelai laki-laki menuturkan.
قبلت نكاحها
“saya terima nikah kepadanya” saja, maka nikahnya sah. Disyaratkan bagi pernikahan yang diwakilkan dalam penuturan kabul. Wali atau wakil wali menuturkan kepada wakil mempelai laki-laki.
زوجت فالنة بنت فالن فالان
“saya kawinkan fulanah binti fulan kepada fulan” dan memberi sifat kepada fulan sebagai pembeda dengan wakilnya. Atau menuturkan
زوجت فالنة بنت فالن لفالن بن فالن
، فيقبل يىل زايدة لفظ موكلإال فال حيتاج إو لوكيل الزوج : زوجت و يقول الويلأالزوج ،
الوكالة ، ذا مل يعلم الشهودإفالان موكلك بنيت ن قال الويلإف ىل لفظ موكلك ،إال فال حيتاج إو
، فقال : قبلت لوكيل الزوج : زوجتك بنيتو أ، فسد العقد لعدم التوافق ، ينكاحها دلوكل
قال : قبلت نكاحها ، صح لو
و أ قبول قول ويل ويشتط لنكاح فيو توكيل يفن وكيلو لوكيل زوج : زوجت فالنة بنت فال
و زوجت فالنة أفالان ويصفو دبا يتميز بو ، و زوجت موكلك أ، بن فالنبنت فالن لفالن
فالان فالنة بنت فالن ، وال يقول : زوجتكها وحنوه ، ويشتط قول وكيل زوج : قبلت
و قبلت نكاحها لفالن أفالن ، ينكاحها دلوكل
51
“saya kawinkan fulanah binti fulan kepada fulan bin fulan”. Atau menuturkan.
زوجت موكلك فالان فالنة بنت فالن
“saya kawinkan fulan yang kamu wakili kepada fulanah binti fulan” Wali atau wakil wali tidak boleh menuturkan.
زوجتكها
“saya kawinkan kamu kepadanya”, dan semacamnya. Disyaratkan wakil mempelai laki-laki menuturkan.
قبلت نكاحها دلوكلى فالن
“saya terima nikah kepadanya untuk fulan yang saya wakili”. Atau menuturkan.
قبلت نكاحها لفالن ابن فالن
“saya terima nikah kepadanya untuk fulan bin fulan”. Jika tidak dituturkan seperti yang sudah dipaparkan di atas, maka pernikahannya tidaklah sah.
2. Mempelai perempuan. Disyaratkan bagi mempelai perempuan 4 syarat. Pertama, perempuan selain mahram. Tidaklah sah menikah dengan mahramnya. Kedua, perempuan yang tertentu. Tidaklah sah menikah dengan salah satu dari dua perempuan. Ketiga, perempuan yang tidak menikah dan memiliki idah. Keempat, perempuan tulen. Tidaklah sah menikah dengan banci.
3. Mempelai laki-laki. Disyaratkan bagi mempelai laki-laki lima syarat. Pertama, laki-laki selain mahram. Tidaklah sah menikah dengan mahramnya meskipun
تط فيو مخسة شروط الركن الثالث الزوج ، ويش، كونو حالال ، فال يصح نكاح زلرم ولو بوكيلو ، وكونو سلتارا ، فال يصح نكاح مكره بغت حق
52
dengan diwakilkan. Kedua, dengan seseorang yang diinginkan. Tidaklah sah menikah dengan seseorang yang tidak diinginkan dengan tanpa hak. Berbeda jika tidak diinginkan namun dengan hak, seperti jika tidak diinginkan menikah dengan perempuan yang jelas ditalak namun bukan talak tiga dan perempuan tersebut tidak mendapat adil dalam giliran, maka pernikahan tersebut sah. Ketiga, dengan seseorang yang tertentu. Tidaklah sah nikah dengan salah satu dari dua laki-laki. Seperti jika dituturkan wali.
زوجت بنىت احدكما
“saya kawinkan anak perempuan saya dengan salah satu dari kalian”, baik wali tersebut sudah meniatkan seorang tertentu dari keduanya atau tidak. Keempat, denga seseorang yang mengenal perempuannya, namanya, nasabnya dan fisiknya. Tidaklah sah dengan seseorang yang tidak mengetahuinya, meskipun setelah menikah akan jelas mengetahui perempuannya. Seperti menikah dengan perempuan yang tidak diketahui apakah dia memiliki idah atau tidak, apakah ia saudaranya atau bukan dan apakah dia mahramnya atau bukan. Kemudian diketahui bahwa perempuan tersebut tidak memiliki idah dan bukan mahramnya. Kelima, dengan seorang laki-laki tulen. Tidaklah sah menikah
، خبالف ما لو كان مكرىا حبق كما لو أكره على نكاح من طلقها طالقا ابئنا بدون الثالث
نو يصح إف. القسم مظلومة يف يوى
لرجلت كما حد اأوكونو معينا ، فال يصح نكاح حدكما ، نوى أ : زوجت بنيت لو قال الويل
و ال ، وكونو عادلا حبل ادلرأة أمعينا منهما الويل، فال يصح نكاح 54وامسها ونسبها وعينها
ن تبت بعد نكاحها إء من ذلك و يجاىل بش هنا ربل لوأ
و خلية أهنا معتدة أكان نكاح امرأة ال يدرى و غتىا من زلارمها أهنا أختو أو أعن العدة ،
هنا أجنبية ، أهنا خالية و أو أجنبية ، مث ابن أ وكونو ذكرا يقينا ، فال يصح نكاح اخلنثى
54
Kata عت menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002) memiliki arti mata; mata air;
sumber diterjemahkan menjadi “fisik” karena yang dimaksudkan penulis adalah mengetahui yang mana badan perempuan tersebut atau fisiknya.
53
dengan seorang banci. 4. Seorang wali nikah. Disyaratkan bagi seorang wali 9 syarat. Pertama, seorang yang bersedia. Tidaklah sah menikah dengan wali yang tidak bersedia menjadi wali. Kedua, balig. Tidak ada perwalian bagi anak-anak. Ketiga, sehat mental. Tidak ada perwalian bagi orang yang buruk kegilaannya, dengan sepakat para ulama berpendapat. Begitupun bagi orang gila yang sadar dari gilanya karena mempertimbangkan masa gilanya. Menikahkanlah wali jauh ketika wali dekatnya dalam kondisi gila dan belum tersadar dari kegilaannya. Keempat, seorang yang merdeka. Tidak ada perwalian bagi budak. Kelima, seorang laki-laki. Tidak ada perwalian bagi perempuan. Begitupula dalam akad, baik ijab maupun kabul, baik untuk dirinya atau bukan. Keenam, seorang yang adil. Tidak ada perwalian bagi seorang yang fasik selain seorang imam besar. Karena fasik merupakan kekurangan yang merusak dalam persaksian. Tidak diperbolehkan perwalian bagi seseorang yang kekanak-kanakan. Ini adalah pendapat menurut Madzhab Syafi’i.
Kebanyakan ulama saat ini berpendapat bahwa seorang fasik bisa mengikuti perwalian. Imam Nawawi memilih pendapat seperti Imam Ibnu Shalah dan Imam Subki yang memilih pendapat Imam Ghazali mengenai ketentuan perwalian bagi seorang fasik, saat memindahkan perwalian kepada hakim yang fasik. Ketujuh, seorang muslim.
، ويشتط فيو تسعة شروط ، الركن الرابع الويل ول االختيار ، فال يصح النكاح من ويلاأل
ين الفاسق يلأصحاب كثر متأخر األأواختار ما يكابن الصالح والسبك ي، واختار النوو
من بقاء الوالية للفاسق حيث غزايلأفىت بو السالم ، فال تنتقل حلاكم فاسق ، والسابع اإل
الكافرة لقولو يوالية لكافر على مسلمة ، ويل
54
Tidak ada perwalian bagi seorang non-muslim sebagai wali mempelai perempuan muslim, namun boleh jika sebagai wali bagi non-muslim. Allah swt berfirman (adapun orang-orang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain).
Kedelapan, seorang yang tidak rusak ingatannya, baik pikun atau bodoh. Tidak ada perwalian bagi seorang yang rusak ingatannya baik karena benar-benar bodoh, baru terkenanya, karena sakit, atau karena faktor usia. Untuk membahas mengenai keperluan pernikahan dan untuk mengetahui kesepadanannya. Yang dimaksud adalah seseorang yang disibukan penyakitnya dari mengurus hal tersebut.
Kesembilan, bukan seseorang yang terhalang karena belum dewasa. Tidak ada perwalian bagi seorang yang terhalang karena belum dewasa, meskipun dia sudah sampai ke tahap dewasa, namun memubadzirkan hartanya setelah dewasanya maka tetap terhalang. Karena itu merupakan kekurangan, tidak bisa mengurus urusannya sendiri apalagi urusan orang lain. pendapat lain mengatakan, bisa dijadikan wali bagi ia yang sehat pikirannya dalam pernikahan, namun terhalang untuk menjaga hartanya sendiri. 5. Dua orang saksi. Disyaratkan 9 syarat bagi kedua saksi. Pertama, seorang muslim. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri dua saksi non-muslim, atau satu
(ولياء بعضأوالذين كفروا بعضهم عز وجل )
و خبل ، أن ال يكون سلتل النظر هبرم أوالثامن و عارض أ يفال والية دلن اختل نظره خببل أصل
حوال أكرب لعجزه عن البحث عن وأو مرض أمعناه من ويف زواج ومعرفة الكفء منهم ،األ
سقام عن ذلكشغلو األ
ن ال يكون زلجورا عليو بسفو ، فال أوالتاسع و أن بلغ غت رشيد ، زلجور عليو بسفو إب ييل
نو لنقصو ال بذر بعد رشده مث حجر عليو ، أل ينو يلأمر غته ، وقيل أ يمر نفسو فال يلأ ييل
منا حجر عليو أالنكاح ، و لكمال نظره يف حلفظ مالو
الركن اخلامس الشاىدان ، ويشتط فيهما تسعة سالم ، فال يصح النكاح ول اإلشروط ، األ
و كافر ، سواء كانت أو مسلم أحبضرة كافرين
55
orang muslim dan satu orang non-muslim. Begitupula mengenai mempelai perempuan apakah seorang muslim atau non-muslim, jika non-muslim maka ia bukan ahli untuk dipersaksikan. Kedua, seseorang yang balig. Ketiga, seseorang yang sehat mental. Keempat, seseorang yang merdeka. Tidak sah pernikahan jika dihadiri saksi dua orang anak, dua orang gila, atau dua orang budak. Baik murni seorang budak, budak yang diatur, atau budak yang dikontrak. Kelima, seorang laki-laki. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri saksi perempuan, satu orang laki-laki dan satu orang perempuan, atau dua orang banci. Dibenarkan jika kedua orang saksi adalah laki-laki, maka akad pun sah. Keenam, seorang yang adil. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri dua orang saksi fasik, atau satu orang adil dan satu orang fasik. Ketujuh, yang sehat pendengarannya. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri dua saksi yang tuli atau satu orang mendengar dan satu orang tuli. Maksud dari tuli adalah seseorang yang tidak bisa mendengar sama sekali. Kedelapan, yang sehat penglihatannya. Karena ucapan hanya bisa dipastikan dengan disaksikan dan didengarkan. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri dua orang saksi yang buta atau satu orang yang
Kata مكاتبا menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002) berarti: yang ditulis; tertulis
diterjemahkan “dikontrak” karena melihat konteksnya yang tengah menjelaskan budak, yang mana ada macam budak yang dikontrak beberapa tahun dengan ia bekerja pada majikannya sampai kemudian ia merdeka.
56
melihat dan satu orang yang buta. Menurut pendapat paling dibenarkan dari dua pendapat. Pendapat kedua pernikahannya sah, karena seorang buta tersebut merupakan keluarga dalam jumlah persaksian. Kesembilan, yang bisa berbicara. Tidak sah pernikahan dengan dihadiri dua orang saksi yang bisu. Dijadikan syarat dalam persaksian tambahan dari syarat yang sudah disebutkan sebelumnya. Yaitu, bukan seorang yang dalam pengampuan dan mengetahui bahasa yang digunakan dua orang penutur akad. pernikahan tersebut juga tidak sah dengan seseorang yang tidak mengetahui bahasa yang digunakan kedua penutur akad. Dalam Hasyiyah Bujairimi dalam kitab manhaj tertulis: Disyaratkan dalam akad nikah bagi kedua orang saksi untuk melihat seorang mempelai perempuan yang mengenakan cadar sebelum akad nikah dimulai. Jika seorang mempelai perempuan bercadar dan kedua orang saksi tidak mengetahuinya, maka menikahnya seorang mempelai perempuan bercadar tersebut tidaklah sah. Karena mendengarnya saksi dalam akad nikah sama dengan mendengarnya seorang hakim dalam persaksian. Imam Zarkasyi berpendapat, “disyaratkan pun apabila perempuan tersebut tidak dikenali. Jika dikenali maka pernikahannya pun karena hal tersebut adalah permasalahan kondisi mental. Ketentuan ini bagi yang tidak
التاسع النطق ، فال ينعقد النكاح حبضور خرست ، ويشتط فيها زايدة على ما مر عدم أ
حجر سفو ومعرفة لسان ادلتعاقدين ، فال ينعقد دبن ال يعرف لساهنما
على شرح ادلنهج : يحاشية البجتم ويف
ن أة نعقاد النكاح على ادلرأة ادلنتقبإ ويشتط يفيراىا الشاىدان قبل العقد ، فلو عقد عليها
ن منتقبة ومل يعرفها الشاىدان مل يصح ، أل يوى استماع الشاىد العقد كاستماع احلاكم الشهادة
ال إذا كانت رلهولة ، و إ: زللو يقال الزركشمسئلة نفسية ، والقضاة اآلن ال يفيصح ، وى
احلاضرة من هنم يزوجون ادلنتقبةإيعلمون هبا ، ف غت معرفة الشهود اكتفاء حبضورىا واخبارىا .
57
mengetahui perempuan tersebut. Nikahilah oleh kalian perempuan bercadar yang ia dihadirkan. Selain diketahui oleh saksi, namun sepakat hanya dengan dihadirkannya perempuan bercadar tersebut dan pengabarannya.” Muhammad Ramli mengungkapkan dalam kitab Syahadat, sebagian pendapat, “tidak sah pernikahan perempuan bercadar kecuali dengan diketahui namanya, nasabnya, dan wajahnya oleh kedua saksi.” Ibnu Hajar dan Syihab Qalyubi berpendapat dalam kitab Jalal mahali, “tidak disyaratkan untuk melihat perempuan yang tidak diketahui, namun persaksian cukup berjalan dengan akad nikah antara ia dan mempelai laki-laki.”
Penutup
Hak-hak seorang istri atas suaminya dan hak-hak seorang suami atas istrinya seorang suami wajib menemani istrinya dalam kebaikan. Dengan baiknya seorang suami memenuhi hak istrinya baik mahar, nafkah, biaya, dan pakaian dengan rida, baik hati, lemah lembut tuturnya dan sabar menghadapi buruk akhlak istrinya. Menuntun istrinya dalam jalan kebaikan dan ibadah.
الشهادات : قال ( يفي الرملوعبارة م ر )دمحم
ن عرفها إال إمجع : ال ينعقد نكاح منتقبة و صورة ، انتهىأالشاىدان امسا ونسبا
وقال ابن حجر و ق ل )الشهاب القليويب( يفرؤية : ال يشتط يحاشيتو على جالل احملل
على جراين العقد الشهادة ياجملهولة ، بل تكف بينها وبت الزوج ، انتهى
خاسبةبيان حقوق الزوجة على الزوج وحقوق الزوج يف
على الزوجة .
ن ذبب على الزوج مصاحبة زوجتو ابدلعروف أبو نفقة ومؤنة أل حقها مهرا ايصليها إبإحيسن
ر وكسوة برضا وطيب نفس ولت قول وابلبصن يسلكها سبيل اخلت أعلى سواء خلقها ، و
والعبادات
58
Mengajari apa yang istrinya butuhkan dalam agamanya mengenai hukum-hukum bersuci, haid dan solat, yang mana yang harus ia penuhi dan yang tidak harus dipenuhi. Allah swt berfirman (dan bergaulah dengan istrimu secara patut), (dan perempuan mempunyai hak yang sama dengan kewajibannya dalam kebaikan, dan laki-laki mempunyai hak satu tingkat di atas ia). Dalam perjalanan haji wadak, setelah ia menuturkan segala puji milik Allah swt, memuji-Nya kemudian Nabi saw bersabda (Ingat, hendaklah kalian berwasiat yang baik untuk istrimu karena ia ibarat tawanan di sisimu, kamu tidak memiliki sesuatu apapun darinya selain itu, kecuali jika datang kepadanya perlakuan keji yang nyata, jika ia melakukannya, maka jangan temani ia tidur dan pukul ia dengan pukulan yang tidak menyakiti. Jika istrimu taat padamu, maka jangan mencari alasan untuk mengungkit terhadapnya. Ingatlah, bahwa bagimu atas istrimu ada hak, begitupun bagi istrimu atas dirimu ada hak. Hak kamu sekalian yang harus ia penuhi ialah tidak memberi izin kepada orang selainmu masuk ke tempat tidurmu, dan tidak memberi izin orang yang tidak kamu perbolehkan masuk ke dalam rumahmu. Ingatlah, hak istrimu yang wajib kamu penuhi ialah kamu berbuat baik kepadanya dalam hal sandang dan pangannya).
Rasulullah saw besabda (Hak istri atas suami adalah memberi makan kepada istri ketika ia makan, memberi pakaian
حكام أليو ىف الدين من إن يعلمها ما ربتاج أو تقضيها واليت الطهارة واحليض والصلوات اليت
ال تقضيها ، قال هللا تعاىل ) وعاشروىن ابدلعروف ( وقال عز وجل )وذلن مثل الذى
عليهن ابدلعروف ، وللرجال عليهن درجة (
ن محد أحجة الوداع بعد ن النىب ملسو هيلع هللا ىلص قال يفوع
ال واستوصوا إهللا عز وجل وأثت اليو ووعظ )منا ىن عوان عندكم ، ليس أابلنساء ختا ، ف
ن أوقال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص ) حق ادلرأة على الزوج
ذا كتسى ، وال إذا طعم ، ويكسوىا إيطعمها
59
kepada istri ketika ia berpakaian dan jangan memukul wajahnya, jangan menjelek-jelekannya dan jangan memindahkannya kecuali dalam tempat tidur). Rasulullah pun bersabda (siapapun laki-laki yang menikahi seorang perempuan baik dengan mas kawin yang sedikit atau banyak, dan dirinya tidak berniat untuk tidak memenuhi hak-hak istrinya atau menipunya. Lalu laki-laki itu meninggal dan belum memenuhi hak-hak istrinya, maka di hari kiamat ia akan menghadap Allah sebagai pezina).
Sabda Rasulullah saw: (sesungguhnya di antara kesempurnaan keimanan seorang mukmin adalah mereka yang paling baik akhlaknya dan lemah lembut kepada istrinya). (laki-laki diumpamakan penggembala bagi istrinya dan penanggung jawab atasnya). Allah swt berfirman (perintahkan istrimu untuk melaksanakan salat) barang siapa yang tidak memerintahkan istrinya untuk melaksanakan salat dan tidak mengajarinya perkara agamanya, maka ia telah berkhianat pada Allah dan Rasul-Nya. Nabi saw bersabda (Tiada seseorang yang datang kepada Allah dengan dosa yang lebih besar daripada membiarkan keluarganya dalam kebodohan). Adapun hak-hak suami atas istrinya tidaklah sedikit. Di antaranya, wajib bagi diri seorang istri untuk menaati
ال يفإيضرب الوجو ، وال يقبح ، وال يهجر ا رجل تزوج امرأة على إمنادلبيت ( ، وقال ملسو هيلع هللا ىلص )
ن أنفسو و كثر ، ليس يفأما قل من ادلهر ى خدعها ) فمات ومل يؤد أليو حقها ( إ ييؤد
وىو زان( هللا يوم القيامة يليها حقها ، لقإ
كمل ادلؤمنت أ من نإوقال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص )أبىلو ( ، وقال لطفهمأدياان أحسنهم خلقا و إ
أىلو ومسؤل عن رعيتو ( ، ) الرجل راع يفملسو هيلع هللا ىلصوقال تعاىل ) وأمر أىلك ابلصالة ( فمن مل
مور دينها فقدأأيمر امرأتو ابلصالة ومل يعلمها صلى هللا عليو خان هللا ورسولو ، وعن النيب
هللا تعاىل رجل بذنب أعظم يسلم ) ال يلقو من جهالة أىلو (
نو أوحقوق الزوج على الزوجة كثتة ، منها ال فيما ال حيل ، إجيب عليها طاعتو ىف نفسها
60
suaminya kecuali dalam hal-hal yang dilarang, tidak boleh berpuasa, tidak boleh keluar dari rumah kecuali dengan izin dan ridha suaminya; mencari keridhaan suami dan menjauhi yang ia benci selama itu mungkin
Tidak diperbolehkan istri melarang suami dari kesenangan terhadap istrinya yang diperbolehkan. Seorang suami harus mengakui istrinya sebagai miliknya, seorang istri tidak boleh menggunakan harta suami kecuali dengan izinnya, sebagian pendapat atas harta istrinya pula karena istri merupakan tanggungannya; seorang istri harus memprioritaskan hak-hak suaminya di atas hak-hak saudaranya, dan hak-hak dirinya dalam sebagian gambarannya;
seorang istri harus siap untuk kesenangan suami terhadapnya dengan semampunya ia dalam kebersihan dirinya, jangan menyombongkankan kecantikannya kepada suaminya, jangan mencela kejelekan suaminya; ia harus selalu malu di depan suaminya, menundukan pandangan di depan suaminya, menuruti yang diperintahkannya, diam mendengarkan ketika suaminya berbicara, berdiri ketika suaminya datang atau hendak pergi.;
ال ابذنو ورضاه ، و إوال تصوم وال زبرج من بيتو تجنب سخطو ما ن تتحرى رضاه وتأ 56منها
مكنأ
ن أ ين ال سبنعو من سبتع مباح ، وينبغأومنها ال ابذنو إفال تتصرف مالو هنا كمملوكة إتعتف
هنا كمهجورة لو ، ومنها ماذلا أل ، بل قيل ويفقارهبا ، بل أن تقدم حقوقو على حقوق أ
بعض صورىا وحقوق نفسها يف
قدر ن تكون مستعدة لتمتعو هبا دبا تأومنها سباب النظافة ، وال تفتخر عليو أعليو من
جبماذلا ، وال تعته بقبح فيو ، ومنها دوام احلياء منو ، وغض طرفها قدامو ، والطاعة المره ، والسكوت عند كالمو ، والقيام عند قدومو
وخروجو
56
Kata و منها tidak diterjemahkan dalam Tsa karena tidak mengurangi pesan yang dimaksud
penulis, dan jika diterjemahakan akan mengulangi beberapa kali kata tersebut dalam beberapa kalimat setelah kalimat tersebut.
61
seorang istri harus menyerahkan dirinya pada suaminya ketika hendak tidur, menghindari berkhianat atas tempat tidur atau hartanya ketika suaminya tidak ada, memakai wewangian untuk suaminya, menjaga mulutnya untuk tetap wangi; ia harus selalu berdandan untuk suaminya ketika suaminya ada maupun tidak ada; ia harus menghormati keluarga dan kerabat suaminya, merasa banyak dari apa yang sedikit diberi suaminya, mencari keridaan suaminya dengan kesungguhannya, suaminya adalah surga dan nerakanya.
Nabi saw bersabda (ketika seorang perempuan melaksanakan solat lima waktu, puasa di bulannya, menjaga dirinya, dan taat kepada suaminya. Dikatakan kepadanya “Masuklah kamu ke dalam surga melalui pintu mana saja yang kamu inginkan”)
Nabi saw bersabda kepada perempuan yang dinikahkan (bagaimana kamu terhadap suamimu?) ia menjawab: “aku tidak lalai dalam melayaninya kecuali dalam hal yang aku tak mampu”, Nabi saw bersabda “bagaimana kamu terhadapnya, ialah surga dan nerakamu”. Diriwayatkan dari Aisyah r.a: Aku bertanya kepada Rasulullah saw. “siapa saja orang yang paling besar memiliki hak atas perempuan?” Beliau menjawab “suaminya,” aku bertanya lagi “siapa saja orang yang paling besar memiliki hak atas laki-laki?” Beliau pun menjawab “ibunya.”
ومنها عرض نفسها عليو عند النوم ، وترك وطيب و مالو ،أفراشو اخليانة عند غيبتو يف
الرائحة لو ، وتعهد الفم ابلطيب ، ومنها دوام كرام إغيبتو ، ومنها حضرتو و تركها يف الزينة يفقاربو ، ورؤية القليل منو كثتا ، وطلب أأىلو و
رضاه جهدىا ، فهو جنتها وانرىا
نو أصلى هللا عليو و سلم فقد روى عن النيب
ىا ذا صلت ادلرأة مخسها وصامت شهر إقال : )طاعت زوجها ، قيل ذلا أوحفظت فرجها و
(بواب اجلنة شئتأي أاجلنة من يخلاد
نو صلى هللا عليو و سلم قال دلزوجة ، أوصح ما أيلوه أنت منو ( ، قالت : ما أقال )فأين
ال ما عجزت ، قال ) فكيف إخدمتو أقصر يفنو جنتك وانرك ( ، وعن عائشة إنت لو ، فأ
: سألت رسول هللا صلى هللا عليو و قالتاهنع هللا يضرسلم أي الناس أعظم حقا على ادلرأة ، قال ) زوجها ( ، قلت : فأي الناس أعظم حقا على
الرجل ، قال ) أمو (
62
Diriwayatkan bahwa seorang perempuan bertanya “Ya Rasulullah, aku adalah utusan para perempuan untuk menghadapmu” kemuadian aku menuturkan tentang apa yang laki-laki dapatkan dari pahala dan ganimah dalam perang. Lalu aku bertanya “apakah tidak sama bagi kami dari perang?” Rasul menjawab “sampaikan kepada para perempuan yang mengutusmu, sesungguhnya taat kepada suami dan memenuhi haknya sebanding dengan semua itu, dan hanya sedikit dari kalian yang melakukannya.”
Diriwayatkan, seorang ayah datang bersama anak perempuannya menemui Rasulullah saw. Lalu ia mengadu: “anak perempuanku yang ini tidak mau menikah.” Rasulullah bersabda: “Turutilah ayahmu” Anak perempuan itu menjawab: “Demi dzat yang mengutusmu dengan kebenaran. Aku tidak hendak menikah sebelum engkau memberitahuku apa saja hak seorang suami atas istrinya”.
Rasulullah bersabda: “hak seorang suami atas istrinya diumpamakan dengan jika suaminya memiliki lubang lalu kamu tutupi, dan jika keluar ingus dan darah dari lubang hidungnya, lalu dijilatinya pun tidak akan memenuhi
ان رافدة أن امرأة قالت : اي رسول هللا ، إ يورو اجلهاد ليك ، مث ذكرت ما للرجل يفإالنساء فما لنا من جر والغنيمة ، مث قالت : من األمن لقيت ي ) ابلغفقال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص ذلك ،
ن طاعة الزوج واعتافا حبقو يعدل إمن النساء ذلك ، وقليل منكن من يفعلن (
ىل رسول هللا صلى إو ن رجال أتى اببنتأ يورو ن أبت أىذه ن ابنيتإسلم فقال : هللا عليو و
ابك ( ، أ يطيعأ )وج ، فقال النيب ملسو هيلع هللا ىلصتتز تزوج حىت أبعثك ابحلق ، ال يفقالت : والذ
زبربىن ما حق الزوج على زوجتو
) حق الزوج على زوجتو لو فقال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلصمنخراه 57و انتشرأكانت بو فرجة فلحستها ،
حقو ( ، 58صديدا ودما مث ابتلعتو ما أدتدا ، تزوج أبأق ، ال قالت : والذى بعثك ابحل
57
Kata انتشر menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002) memiliki arti menyebar;
menghamburkan; mengedarkan diterjemahkan menjadi “mengeluarkan”. 58
Kata أدت menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002) memiliki arti melakukan;
melaksanakan; menyelesaikan diterjemahkan dengan kata “memenuhi” karena lebih sepadan dengan konteksnya.
63
hak suami atas istrinya”. Lalu ia berkata: “Demi dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak hendak menikah selamanya.” Nabi saw bersabda: “jangan nikahkan anak perempuanmu kecuali dengan kemauannya.” Diriwayatkan dari Thabrani. Hak suami atas istrinya, apabila suami menginginkan istrinya dan ia sedang menunggangi unta, ia tidak boleh menolak keinginan suami atas dirinya. Beberapa hak suami atas istrinya ialah seorang istri boleh berpuasa sunah hanya jika dengan izin suaminya. Jika ia tetap berpuasa tanpa izin suaminya, rasa lapar dan hausnya pun tidak akan Allah terima. Tidak boleh keluar rumah kecuali dengan izin suaminya. Jika ia tetap pergi tanpa izin suaminya, malaikat langit, malaikat bumi, malaikat rahmat dan malaikat penyiksa melaknatnya sampai ia kembali. Sebagaimana hadis sahih. (Allah swt tidak akan memberikan rahmat kepada seorang perempuan yang tidak pernah bersyukur dan merasa cukup terhadap suaminya). Nabi saw bersabda (4 golongan perempuan di dalam surga, dan 4 golongan lainnya di dalam neraka).
ن إن حق الزوج على زوجتو أ وروى الطرباينن ال سبنعو أسأذلا نفسها وىى على ظهر قتب
ن ال أنفسها ، ومن حق الزوج على الزوجة ن فعلت جاعت إذنو ، فال إبإتصوم تطوعا
ال زبرج من بيتها وعطشت وال يقبل منها ، و ن فعلت لعنتها مالئكة السماء إذنو ، فال إبإ
رض ومالئكة الرمحة ومالئكة حىت ومالئكة األ ترجع
ىل إهللا تبارك وتعاىل 59وصح خرب ) ال ينظر ال تستغت عنو (. يامرأة ال تشكر لزوجها وى
نو قال ) أربعة من النساء أ وجاء عن النيب ملسو هيلع هللا ىلص النار ( نة ، وأربعة يفاجل يف
59
Kata ال ينظر kamus aplikasi Al-Maany Arab-Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) yang memiliki arti
tidak memandang; melihat diterjemahkan dengan “memberikan rahmat” karena subjeknya
Allah maka lebih efektif diterjemahkan seperti itu. Karena نظر هللا merupakan rahmat bagi
hambanya.
64
Nabi pun memaparkan 4 golongan perempuan yang berada di surga (perempuan yang menjaga, yang taat kepada Allah swt dan suaminya; perempuan penyabar, yang dengan mudah bersedia menerima apapun dari suaminya; memiliki rasa malu saat suaminya tidak ada, menjaga dirinya dan harta suaminya, menjaga bicaranya saat suaminya ada; dan perempuan yang ditinggal mati suaminya dengan anak-anak yang masih kecil lalu ia mencukupkan dirinya untuk anak-anaknya, merawat anak-anaknya dan tidak lagi menikah karena khawatir mengabaikan anak-anaknya). Lalu beliau melanjutkan (Sedangkan 4 perempuan yang berada di dalam neraka adalah, perempuan yang tidak menjaga bicaranya terhadap suaminya, saat suaminya pergi ia tidak menjaga dirinya, saat suaminya ada ia menyakiti suaminya dengan ucapannya; perempuan yang menuntut suaminya akan hal yang diluar kemampuan suaminya; perempuan yang tidak menutupi dirinya dari laki-laki dan keluar dari rumah menampakkan dirinya
Perempuan yang hanya makan, minum dan tidur, yang tidak suka salat dan tidak taat kepada Allah, Rasulullah dan suaminya). Perempuan yang memiliki sifat ini dan tidak bertaubat, ia terlaknat dan tergolong penghuni neraka.
احلنة ) امرأة عفيفة يف ربعة اللوايتوذكر من األطائعة هلل ولزوجها ، ولو ذات صابرة قانعة
ن غاب إابليست من زوجها ، ذات حياء والد صغار فحسبت نفسها على أزوجها ، وذلا
وأما ) صلى هللا عليو و سلم ال النيبمث قاللسان 60ىف النار فامرأة بذية ربعة اللوايتاأل
ن غاب عنها زوجها مل تصن إعلى زوجها ، ن حضر آذاتو بلساهنا ، وامرأة إنفسها ، و
تكلف زوجها ما ال يطيق ، وامرأة ال تست نفسها من الرجال ، وزبرج من بيتها متربجة
كل والشرب والنوم ، ال األإ وامرأة ليس ذلا ىمصالة وال طاعة هللا وال ىف وليس ذلا رغبة يف
ذا إطاعة زوجها ( ، فامرأة طاعة رسولو وال يفكانت هبذه الصفات كانت ملعونة من أىل
60
Kata بذية menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002) keji; kotor; membantah;
mengatai diterjemahkan dengan “tidak menjaga” yang lebih umum dan berarti bertengkar, beradu mulut.
65
Ali menceritakan: suatu hari, aku dan Fatimah mengujungi Nabi saw. Kami menemuinya yang tengah terisak menangis. Aku pun bertanya: “Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu menangis?”
Rasul pun bersabda (wahai Ali, ketika malam aku diisrakan, aku melihat perempuan dari umatku disiksa di dalam neraka. Akupun menangis tatkala melihat siksaan yang pedih menimpanya. Aku melihat perempuan digantung rambutnya dan mendidih otaknya, perempuan yang digantung lidahnya dan ke dalam tenggorokannya dituangkan air neraka, perempuan yang diikat kakinya dengan payudara dan tangannya lalu dengan ubun-ubunnya dan Allah menimpakan ular dan kalajengking atasnya, perempuan yang berkepala babi berbadan keledai dan ditimpakan beribu-ribu siksaan, dan perempuan yang berupa anjing yang api masuk dari mulut dan keluar dari anusnya, yang mana malaikat tengah memukuli kepalanya dengan gada dari api) Fatimah Zahra r.a pun terkejut seraya betanya: “wahai kekasihku, penyejuk mataku, apa yang telah mereka perbuat sehingga tertimpa siksaan itu?”. Rasulullah saw bersabda (wahai putriku, perempuan yang digantung rambutnya adalah ia yang tidak menutupi rambutnya dari laki-laki, perempuan
ن تتوب.أال إالنار
كرم هللا وجهو : دخلت على النيب يوقال علكاء شديدا ب يان وفاطمة ، فوجدانه يبكأ ملسو هيلع هللا ىلص
اي رسول هللا ، ما يمأو يبأ، فقلت : فداك بكاكأ يالذ
رأيت نساء من سرى يبأ، ليلة يقال ) اي عل
النار ، فبكيت دلا رأيت من يعذبن يف ميتأ يشدة عذاهبن ، رأيت امرأة معلقة بشعرىا يغل
ة معلقة بلساهنا واحلميم أدماغها ، ورأيت امر قد شد رجالىا حلقها ، ورأيت امرأة يصب يف
ىل انصيتها وقد سلط هللا إىل ثدييها ويداىا إعليها احليات والعقارب ، ورأيت امرأة رأسها
لف ألف أرأس خنزير وبدهنا بدن محار وعليها من العذاب ، ورأيت امرأة على صورة الكلب والنار تدخل من فيها وزبرج من دبرىا وادلالئكة
يضربون رأسها دبقامع من انر (
وقالت : اي حبييبفقامت فاطمة الزىراء اهنع هللا يضرعمال ىؤالء حىت وقع أ، ما كان وقرة عيت
فقال رسول هللا صلى هللا عليهن ىذا العذاب ،هنا إما ادلعلقة بشعرىا فأسلم ) اي بنية ، عليو و
ما أكانت ال تغطى شعرىا من الرجال ، و
66
yang digantung lidahnya adalah ia yang menyakiti suami dengan ucapannya,
Perempuan yang digantung payudaranya adalah ia yang membiarkan orang lain masuk ke tempat tidur suaminya, adapun perempuan yang diikat kaki dengan payudara dan tangan di ubun-ubunnya dan Allah timpakan ular dan kalajengking atasnya adalah perempuan yang tidak mandi dari junub dan haid, yang mencemoohkan solat, sedangkan perempuan yang berkepala babi berbadan keledai adalah ia tukang mengadu domba dan pembohong Adapun perempuan berupa anjing yang mana api masuk dari mulut dan keluar dari anusnya adalah seorang pengungkit yang dengki. Wahai putriku, celakalah perempuan yang durhaka terhadap suaminya).
Menurut beberapa pendapat mengenai adab-adab seorang perempuan di antaranya, berdiam di rumahnya, menetap dengan kesibukan rumahnya, tidak banyak bicara dan mengunjungi tetangga kecuali karena suatu kepentingan, menghormati suami baik ada maupun tidak ada suaminya, yang mencari kebahagian suaminya dalam segala hal, tidak keluar dari rumah tanpa izin suaminya. Ketika keluar dari rumah dengan izin suaminya pun tidak nampak dalam keadaan murung, kotor dan mengenakan baju jelek, menundukan pandanganya saat berjalan, tidak jelalatan, tidak mengenal
هنا كانت تؤذى زوجهاإادلعلقة بلساهنا ف
هنا كانت توطىء فراش إما ادلعلقة بثدييها فأو
ىل ثدييها إشد رجالىا ما اليتأزوجها ، و ىل انصيتها وقد سلط هللا عليها احليات إ ويداىا
هنا كانت ال تغتسل من اجلنانة إوالعقارب فرأسها ما اليتأواحليض وتستهزىء ابلصالة ، و هنا كانت منامة إرأس خنزير وبدهنا بدن محار ف
ةكذاب على صورة الكلب والنار تدخل من ما اليتأو
فيها وزبرج من دبرىا فاهنا كانت منانة حسادة زوجها ( ي، واي بنية ، الويل المرأة تعص
ن تكون قاعدة يفأآداهبا والقول ادلختصر يفشغل بيتها ، قليلة الكالم قعر بيتها ، الزمة يف
ال دلوجب ذلك ،إللجتان والدخول عليهم غيبتو وحضرتو ، طالبة مسرتو حافظة بعلها يف
ذا إذنو ، فال إبإكل أمر ، ال زبرج من بيتو يف ذنو خرجت غت متربجة يفخرجت من بيتو إب
teman suaminya, dan berpura-pura tidak mengenal orang yang mungkin mengenalnya.
Memiliki maksud baik dalam urusannya dan mengurus rumahnya, mengerjakan solat dan puasanya, tidak memberi penjelasan dan mengulangi ucapannya kepada orang yang meminta izin masuk rumah saat suaminya tidak ada, menjaga suaranya atau tidak mengenalkan kepribadian dirinya kepada orang asing, menyayangi anak-anaknya, menjaga rahasia, dan menghindari memarahi anak dan suaminya.
Pendapat lain, apabila nampak tiga hal dalam diri perempuan maka disebut keburukan, yaitu. Keluar di siang hari dan menampakan dirinya, pandangannya tertuju kepada orang-orang asing, meninggikan suaranya agar didengar orang asing meskipun ia seorang perempuan saleh, karena itu membuatnya serupa dengan perempuan buruk. Rasulullah saw bersabda (barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut). Kepada putrinya Fatimah r.a Rasul bersabda (apa saja perkara yang baik bagi perempuan?), Fatimah r.a menjawab: “tidak memandang laki-laki dan membiarkan laki-laki memandangnya”. Lalu Rasulullah saw memeluk putrinya dan bersabda (satu keturunan yang sebagiannya dari yang lain) perbaikilah oleh kamu ucapan seorang perempuan.
ىهما صالح شأهنا وتدبت بيتها ، مقبلة على صالهتا وصيامها ، غت مستفهمة وال معاودة يف
الكالم دلن استأذن على الباب وليس بعلها صوهتا ن يسمع أجنيبأحاضرا ، زلتزة من
والدىا ، أويعرفها بشخصها ، مشفقة على أوالد حافظة السر ، قصتة اللسان عن سب األ
ومراجعة الزوج
امرأة ثالث خصال تسمى ذا ظهر يفإقد قيل ف
ىل إالنهار متربجة ، ونظرىا قحبة ، خروجها يفجانب جانب ، ورفع صوهتا حيث تسمع األاأل
هنا شبهت نفسها ابخلبيثةولو كانت صاحلة ، أل
) من تشبو بقوم فهو د قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلصوق البنتو فاطمة وقال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص منهم ( ،
ن ال أء خت للمرأة ( ، قالت : ي ) أي شاهنع هللا يضرإليو صلى ترى رجال وال يراىا رجل ، فضمها
سلم وقال ) ذرية بعضها من بعض ( هللا عليو و ، فاستحسن قوذلا .
68
Hanya Allah yang maha mengetahui kebenaran, hanya kepadanyalah tempat kembali. Solawat dan salam bagi sayidina Muhammad, keluarga, para sahabatnya dan orang-orang yang berada di jalan kembali. Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta.
إليو ادلرجع وادلآب ، وهللا أعلم ابلصواب ، و سلم على سيدان دمحم كاشف وصلى هللا و
صحابو ومن سلك أجاب ، وعلى آلو و احل انب ، واحلمد هلل رب العادلت .أسبيل من
69
C. Metode dan Strategi Penerjemahan
Pada bagian ini peneliti melakukan analisis terkait metode penerjemahan
semantis dan strategi penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan. Yang
peneliti lakukan adalah mendeskripsikan penerapan metode penerjemahan
semantis dan strategi penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan.
Peneliti hanya mengambil sebelas sampel teks bagaimana penerapan metode
penerjemahan semantis dan penerapan strategi penerjemahan itu digunakan.
Karena jumlah kalimat dalam Tsu begitu banyak, tidak memungkinkan untuk
semua dideskripsikan. Berikut ini adalah analisis mengenai penerapan metode
penerjemahan semantis dan penerapan strategi yang digunakan dalam terjemahan