Page 1
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
78
PENERAPAN TAX PLANNING PADA PERUSAHAAN JASA
KONSTRUKSI PADA CV. AK KARYA SURABAYA
Moch. Zainul Arifin, Syafi’i, Juliani Pudjowati.
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengoptimalkan penerapan Tax Planning
sebagai alat manajemen untuk mengoptimalkan pajak terutang dilakukan dengan
berbagai cara yang tidak melanggar ketentuan perpajakan yang berlaku.Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptifdengan pendekatan kualitatif. Metode
penelitian deskriptif yaitu penelitian terhadap masalah atau peristiwa berupa fakta-fakta
yang saat ini ada dalam perusahaan, sedangkan pendekatan kualitatif yaitu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskripstif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati.Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan metode Tax planning. Tax Planning adalah Upaya untuk penghematan
pajak sering dilakukan oleh wajib pajak tanpa melanggar aturan perundang-undangan
perpajakan
Kata Kunci: Tax Planning, penghematan pajak, Pajak penghasilan
ABSTRACT
The purpose of this research is to optimalize the Tax Planning application as
management tool for optimizing tax payable, the application is done with various way
without breaking the tax regulation.this research is using descriptive research method
with qualitative approach. Descriptive research method is a research to a problem or
occurence that is happening in the company, while qualitative approach is a research
procedure that will give us a descriptive data which is written word or oral word from
the people and also their behavior. Analytic tool that is used in this research is Tax
Planning method. Tax Planning is an attempt for tax saving which frequently done by
tax payer without breaking the regulation of tax.
Key Words : Tax Planning, Tax Saving, Income Tax
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti pula dengan
kebijakan kebijakan dibidang pajak oleh karena itu,pajak merupakan fenomena yang
selalu berkembang di masyarakat. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
Negara. Negara menerapkan system pajak Self Assement dimana di setiap wajib pajak
diberikan kepercayaan untuk mendaftarkan diri, Menghitung hutang pajak nya sendiri,
Dan melaporkan hasil perhitungan pajaknya ke kantor pelayanan pajak. Dalam hal ini
Page 2
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
79
wajib pajak dianggap paling tahu mengenai besarnya pajak terutang karena wajib pajak
tentu lebih memahami penghasilan nya sendiri.Pada pasal 12 ayat (1) UU KUP yang
menyebutkan,”Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan, Dengan tidak menggantungkan
pada adanya surat ketetapan pajak,” Dan pasal 12 ayat (2) yang menyebutkan “jumlah
pajak yang terutang menurut surat pemberitahuan yang disampaikan oleh wajib pajak
adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan,”Sehigga aparat pajak hanya mengawasi saja,melakukan pelayanan, Dan
penyuluhan kepada wajib pajak yang bertujuan untuk melindungi dan mengurangi
kesenjangan yang ada dimasyarakat.( UU KUP).
Pada dasarnya pajak merupakan hak dan kewajiban wajib pajak untuk
mematuhinya, Namun para pengusaha dan hampir seluruh wajib pajak berasumsi
membayar pajak itu mengurangi aset yang mereka miliki,oleh karena itu banyak
manajemen suatu perusahaan melakukan tindakan tindakan terhadap kondisi keuangan
pada laporan keuangan diolah sedemikian rupa agar hasil dari rekayasa laporan
keuangan memberikan dampak terhadap perpajakan supaya perusahaan membayar
pajak serendah rendahnya.Tax planning sama sekali tidak bertujuan untuk melakukan
manipulasi perpajakan, Tetapi berusaha untuk mengoptimalkan berkaitan
peraturanperpajakan yang menguntungkan Wajib Pajak dan tidak merugikan
pemerintahdan dengan cara yang legal.Tax planning merupakan upaya legal yang bisa
dilakukan Wajib Pajak. Tindakan itu legal karena penghematan pajak tersebut dilakukan
dengan cara yang tidak melanggar ketentuan yang berlaku. Tax planning merupakan
sarana yang memungkinkan untuk merencanakan pajakpajak yang dibayarkan, agar
tidak terjadi kelebihan dalam membayar pajak. Undang-Undang No. 28 tahun 2007
pasal 1 ayat 3 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tax planning bagi CV. AK Karya
sehinggadapatmengoptimalkan beban pajak penghasilan badan.Research Question
dalam penelitian ini sebagai berikut:
Page 3
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
80
Main Research Question
Bagaimana penerapan Tax planning atas pajak penghasilan badan sebagai upaya
mengoptimalkan penghematan beban pajak terutang sesuai peraturan perundang-
undangan pada CV. AK Karya ?
Mini Research Question:
a. Apakah Tax Planning yang dilakukan sudah sesuai dengan peraturan perpajakan ?
b. Apakah sudah efisiensi Tax Planning yang dilakukan untuk mengoptimalkan pajak
terutang ?
c. Apakah pengaruhnya pemilihan metode-metode akuntansi terhadap laporan
keuangan fiscal ?
Model Analisis :
1. Identifikasi data perencanaan pajak pada laporan keuangan CV. AK Kaya
2. Analisis penerapan perencanaan pajak pada laporan keuangan CV. AK Karya
3. Evaluasi kembali perencanaan pajak sesuai perundang-undangan yang berlaku pada
laporan keuangan CV. AK Karya
4. Analisis usulan solusi atas kekurangan yang ditemukan baik dari prespektual prinsip
perencanaan pajak yang sesuai perundang-undangan untuk mengoptimalkan beban
pajak pada laporan keuangan CV. AK Karya
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menyusun proposal
ini adalah metode kualitatif, menurut Sugiyono (2013:14) metode kualitatif adalah yang
berlandaskan pada filsafat pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan
dengan tringgulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskritif.
Pembahasan batasan masalah yang diteliti agar penelitian terfokus pada tujuan yang
diteliti yaitu terbatas pada ruang lingkup studi kasus analisis dalam hal Tax Planning
untuk mengoptimalisasi Beban Pajak pada CV. AK Karya
Page 4
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
81
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
CV. AK Karya merupakan perusahaan yang berbentuk badan perseroan Komanditer
(CV) dan bergerak dibidang jasa kontruksi, sesuai dengan izin yang dimiliki oleh CV.
AK Karya yaitu IUJK dan SBU, CV. AK Karya memiliki tujuan untuk mencapai laba
yang maksimal secaraterus‐menerus. Permasalahan yang muncul dalam perhitungan dan
pembayaranbeban pajak bagi perusahaan adalah beban pajak penghasilan tersebut
cukupbesar sehingga laba bersih setelah pajak yang diterima oleh CV. AK karyamenjadi
berkurang.
Penghasilan CV. AK Karya
Penghasilan utama perusahaan konstruksi tersebut adalah penghasilan dari
penyediaan jasa konstruksi, baik jasa perencana konstruksi, jasa pelaksana konstruksi
maupun jasa pengawas konstruksi.Selain penghasilan dari memberikan jasa konstruksi
terdapat juga penghasilan lain perusahaan jasa konstruksi yang meliputi: Penghasilan
sewa alat-alat berat dan mesinmesin yang menganggur; Penghasilan jasa girodan
penghasilan luar usaha lainnya.Sesuai Uraian diatas dan sdh dicocokan dengan SBU
perusahaan, CV AK Karya masuk dalam kategori K1 atau subkualifikasi kecil sesuai
perturan Undang - Undang no.36 Tahun 2008 maka CV AK Karya masuk kategori
kecil.
Kebijakan Perpajakan CV. AK Karya
Hasil Analisis atas kebijakan perpajakan perusahaan terkait permasalahan adalah
sebagai berikut :
a. Perusahaan memberikan uang makan kepada setiap pelaksana maupun kepada staff
maka dari atas uang makan tersebut harus di kenakan pph 21,
b. Perusahaan setiap bulannya mengeluarkan biaya pembelian pulsa telpon kepada
bagian tertentu.
c. Di dalam post biaya transport ada biaya yang di gunakan oleh bagian operasional
untuk melakukan kepentingan pribadi
d. Perusahaan melakukan penggabungan laporan terhadap atas penjualan kontruksi dan
sewa mesin
e. Perusahaan memaksimalkan pajak masukan yang dapat dikreditkan.
f. Beban pajak ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode bersangkutan,
yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Page 5
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
82
g. Pajak penghasilan atas pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan
ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak sesuai dengan peraturan pemerintah.
Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh, beban pajak diakui proporsional dengan
jumlah pendapatan menurut akuntansi periode berjalan.
Analisis Pajak Penghasilan Pada CV. AK Karya
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan, maka CV. AK Karya sebagai
wajib pajak badan berkewajiban untuk membayarkan sejumlah pajak ataspenghasilan
yang diperoleh. Pemotongan pajak atas jasa kontruksi berdasarkan penjualan kotor
sebelum PPn, SedangkanPemotongan pajak atas penghasilan sewa jasa alat berat
tersebut berdasarkan laba bersih diperoleh dikalikan sesuai tarif yang berlaku yaitu
sebesar 25%x50%. Adapun perhitungan pajak yang dikenakan atas penghasilan yang
atas jasa kontruksi sebesar Rp. 7.838.180.371, sedangkan atas jasa sewa alat berat
diperoleh CV. AK Karya sebesar Rp 1.085.628.182. Berdasarkan laporan keuangan di
atas, diketahui jumlah penghasilan yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak
penghasilan badan yaitu:
Jasa konstruksi :
Penjualan Rp. 7.838.180.371
Beban Pajak Penghasilan 2% Rp. 156.763.607
Jasa Sewa Alat :
Laba Usaha Rp 262.995.340
Beban Pajak Penghasilan 25% x 50% Rp 32.874.417
Kredit Pajak Rp 21.712.564
Laba Bersih Setelah Pajak Rp 11.161.854
PEMBAHASAN
Perencanaan Pajak Penghasilan Konstruksi
Sesuai dengan Undang - Undang Perpajakan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2
tentang pajak penghasilan bahwa untuk penghasilan dari usaha jasa konstruksi
dikenakan tarif final. Tarif pajak penghasilan untuk usaha jasa konstruksi pada CV. AK
Karya sebagai pelaksanaan jasa konstruksi adalah sebesar 2% sesuai dengan PP Nomor
51 tahun 2008 pasal 3 ayat 1c.
Page 6
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
83
Untuk kepentingan perhitungan kewajiban perpajakan maka perlu dibuat rincian
pendapatan setiap bulannya yang diperoleh CV. AK Karya. Berikut penyajian rincian
pendapatan proyek pada CV. AK Karya menurut Undang-Undang selama tahun 2016:
Tabel 1
Rekap Penghasilan CV. AK Karya Bulan Proyek DPP (Rp) Tarif PPh Final
Januari 2% -
Februari Pekerjaan Rumah Susun PP
Al-Ma’Ruf 575.980.655 2%
11.519.613
Maret Pekerjaan Rumah Susun PP
Al-Ma’Ruf 354.500.500 2%
7.090.010
April Renovasi Gedung Kantor PT.
Expeditors Indonesia 145.700.900 2%
2.914.018
Mei Pekerjaan Rumah Susun PP
Al-Ma’Ruf 568.760.800 2%
11.375.216
Mei Renovasi Gedung Kantor PT.
Expeditors Indonesia 340.980.900 2%
6.819.618
Juni Pekerjaan Parapet 345.600.700 2% 6.912.014
Juli Renovasi Gedung PT. Otsuka
Indonesia 256.780.544 2%
5.135.611
Agsutus Pekerjaan Parapet 860.755.000 2% 17.215.100
September Pekerjaan Pembangunan
Fasilitas Umum 475.600.550 2%
9.512.011
September Renovasi Gedung PT. Otsuka
Indonesia 286.700.650
2%
5.734.013
Oktober Renovasi Gedung Pt. Surya
Madistrindo 132.560.700 2%
2.651.214
November Pekerjaan Pembangunan
Fasilitas Umum 1.300.277.002 2%
26.005.540
November Renovasi Gedung Pt. Surya
Madistrindo 256.500.600 2%
5.130.012
Desember Pekerjaan Pembangunan
Fasilitas Umum 1.586.780.000 2%
31.735.600
Desember Renovasi Gedung Pt. Surya
Madistrindo 350.700.870
2%
7.014.017
JUMLAH 7.838.180.371 156.763.607
Sumber : Data Intern Perusahaan (2017)
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa perhitungan pajak penghasilan badan yang terutang
dengan tarif final antara perusahaan dengan Undang-Undang sudah sesuai tidak ada
perbedaan. Ini berarti bahwa perusahaan sudah melakukan perhitungan pajak
penghasilan badan tarif final dengan tarif final.
Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21
Dalam uraian diatas perusahaan memiliki dua unsur penghasilan, atas bi gaji
pegawai tetap di beban kan dalam penghasilan di luar usaha sehingga bisa dapat
mengurangi pendapatan atas jasa di luar usaha dan dapat di jadikan pengurang
Page 7
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
84
pendapatan kena pajak atas penghasilan luar usaha tersebut. Di dalam biaya gaji
terdapat unsur Tunjangan makan dan natura lain nya.
Sebelum tax planning biaya pph 21 tidak dapan dikurangkan dalam laporan laba
rugi fiskal , karena sesuai dengan pasal 9 ayat (1) huruf h UU PPh No. 36 Tahun 2008
Pajak Penghasilan merupakan non-deductible expense. Akan tetapi apabila perusahaan
memberikan tunjangan pajak dalam bentuk uang dan dimasukkan dalam daftar gaji,
maka biaya gaji yang diperhitungkan oleh perusahaan dapat dikurangkan dari
penghasilan perusahaan. Selain bermanfaat sebagai biaya pengurang dari penghasilan
perusahaan dalam hal ini tax saving dan pemberian tunjangan pajak tersebut tidak akan
mengurangi penghasilan bersih karyawan.
Berdasarkan kebijakan-kebijakan diatas, maka kebijakan yang paling baik
dipilih oleh perusahaan adalah PPh pasal 21 ditunjang perusahaan (Gross Up). Dari
perhitungan diatas terlihat bahwa take home paygross up sama dengan pemberian
tunjangan pajak.Namun, dengan menggunakan metode Gross Up maka perusahaan
dapat membebankan biaya tunjangan pajak sebagai deductible expensesehingga dapat
menggurangi PPh badan perusahaan, sehingga tidak perlu adanya koreksi.
Sebelum tax planning jumlah tunjangan makan karyawan tetap yang terdapat
pada komponen gaji didalam biaya pegawai adalah sebesar Rp.26.400.000.Setelah tax
planning dengan menghapuskan tunjangan makan dan diganti dengan biaya makan dan
minum karyawan maka terjadi perpindahan pos dari biaya pegawai tetap ke biaya
makan dan minum karyawan. Akan dijelaskan dalam Tabel
2………………………………………………………………………..
Page 8
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
85
Sumber: Peneliti, (2017)
Tabel 2
Perhitungan Perbandingan PPh Pasal 21 Karyawan
PPh Pasal 21 Ditanggung Karyawan PPh Pasal 21 Ditanggung Perusahaan PPh Pasal 21 Ditunjang Perusahaan (Gross Up)
Gaji Rp 60,000,000.00 Gaji Rp 60,000,000.00 Gaji Rp 60,000,000.00
Tunjangan Jabatan Rp 14.400,000.00 Tunjangan Jabatan Rp 14.400,000.00 Tunjangan Jabatan Rp 14.400,000.00
Tunjangan Transportasi Rp 6.000,000.00 Tunjangan Transportasi Rp 6.000,000.00 Tunjangan Transportasi Rp 6.000,000.00
THR Rp 7.000,000.00 THR Rp 7.000,000.00 THR Rp 7.000,000.00
Penghasilan Bruto Rp 87.400.000.00 Penghasilan Bruto Rp 87.400.000.00 Tunjangan Pajak Rp 1.291.053.00
Pengurangan: Pengurangan: Penghasilan Bruto Rp 88.691.053.00
Biaya Jabatan Rp 4.550.000.00 Biaya Jabatan Rp 4.550.000.00 Pengurangan:
Penghasilan Neto Setahun Rp 83.030.000.00 Penghasilan Neto Setahun Rp 83.030.000.00 Biaya Jabatan Rp 4.550.000.00
PTKP Rp 58.500,000.00 PTKP Rp 58.500,000.00 Penghasilan Neto Setahun Rp 84.321.053.00
PKP Rp 24.530,000.00 PKP Rp 24.530,000.00 PTKP Rp 58.500.000.00
Hutang PPh (Pasal 21): Hutang PPh (Pasal 21): PKP Rp 25.821.053.00
5% x Rp 24.530.000 = Rp1.266.500.00 5% x Rp 24.530.000 = Rp1.266.500.00 Hutang PPh (Pasal 21):
Jumlah PPh Ps. 21 Setahun Rp1.266.500.00 Jumlah PPh Ps. 21 Setahun Rp1.266.500.00 5% x Rp 25.821.053 = Rp1.291.053.00
Jumlah PPh Ps. 21 Setahun Rp 1.291.053.00
PPh yang disetor/dipotong PPh 21 ditanggung perusahaan Rp1.266.500.00 Tunjangan Pajak Rp1.291.053.00
dari penghasilan karyawan Rp1.266.500.00 PPh yang disetor/dipotong PPh yang disetor/dipotong
dari penghasilan karyawan Rp 0.00
Page 9
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
86
Tabel 3
Perbandingan Perhitungan pph 21 sebelum dan sesudah tax planning
Keterangan Sebelum Tax
Planning
Sesudah Tax
Planning Selisih
Total Gaji 513.250.000 482.748.158 -
Tunjangan Makan - 26.400.000 -
PKP 52.025.000 37.963.158 -
PPh 21 2.608.750 1.898.158 710.592 Sumber : Peneliti (2017)
Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai
Pajak masukan yang dapat dikreditkan adalah pajak masukan yang
berhubungan langsung dengan pembelian material proyek atas BKP/JKP dan
faktur pajaknya adalah faktur pajak standar atau dokumen yang disamakan dengan
faktur pajak standar.Memaksimalkan pajak masukan yang dapat dikreditkan disini
maksudnya adalah lebih mengupayakan agar perusahaan dalam melakukan
kegiatan bisnis yang dapat menghasilkan pajak masukan bisa lebih di
maksimalkan. Dari yang didapatkan dari Perusahaan, diketahui bahwa BKP yang
dibeli semua berasal dari PKP dan dalam penyerahan BKP perusahaan penjual
membuat faktur pajak lengkap, yang artinya pajak masukkannya dari pembelian
JKP tersebut dapat dikreditkan dengan pajak keluaran di masa pajak yang sama.
Pembelian BKP CV. AK Karya dalam tahun 2016 semuanya berasal dari PKP
yang memiliki NPWP yang jelas dan semua faktur pajak yang dibuat oleh penjual
JKP / BKP sudah benar dan lengkap.
Dalam data yang penulis peroleh dari perusahaan, pada data rekonsiliasi
PPN tahun 2016, CV. AK Karya mengkreditkan pajak masukkannya dengan pajak
keluarannya pada setiap masa PPN dikreditkan.
Page 10
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
87
Tabel 4
Rekonsiliasi Pajak Pertambahan Nilai CV. AK Karya Masa Penyerahan
yang PPn-Nya
dipungtut oleh
Pemungut PPn
(PPn-WAPU)
Penyerahan
yang PPn nya
harus dipungut
Sendiri ( PPn-
Non WAPU)
Pajak
Masukan
Yang Dapat
Dikreditkan
PPn Kurang
atau (Lebih)
Bayar
Januari -
Februari 57.598.066 24.670.500 -24.670.500
Maret 35.450.050 550.500 -25.221.000
April 34.067.000 14.570.090 10.400.800 -21.051.710
Mei 56.876.080 34.098.090 12.560.800 485.580
Juni 34.560.070 - 8.760.500 -8.274.920
Juli 56.789.050 25.678.054 15.500.540 1.902.594
Agsutus 86.075.500 3.600.000 -1.697.406
September 47.560.055 28.670.065 26.700.900 271.759
Oktober 17.706.768 13.256.070 5.400.000 8.127.829
November 130.027.700 25.650.060 33.777.889
Desember 158.678.000 35.070.087 68.847.976
Total 715.388.339 176.992.516 108.144.540
Sumber : Data intern perusahaan (2017)
Perencanaan Pajak Penghasilan Jasa Sewa Alat
Sesuai dengan uraian diatas penghasilan CV. AK Karya terdiri dari jasa kontruksi
dan jasa sewa alat berat. Atas jasa sewa alat berat CV AK Karya dikenakan atas
pasal 17.
Oleh sebab itu perencanaan pajak yang dilakukan oleh CV. AK Karya adalah
dengan menggunakan metode gross up yang dilakukan sebagai berikut:
Sewa Alat Kerja
Pemakaian jasa sewa alat kerja dapat dihitung melalui transaksi yangberhubungan
dengan jasa tersebut sebesar Rp 1.085.628.182
1. Perhitungan Pasal 23 Sebelum di Gross Up
2% x 1.085.628.182 = Rp 21.712.564
Jadi PPh Pasal 23 yang harus di potong sebesar Rp 21.712.564
2. Perhitungan Pasal 23 Setelah di Gross Up
Gross Up = (100 x Rp 1.085.628.182) = Rp 1.107.783.859
98
PPh Pasal 23: 2% x Rp 1.107.783.859 = Rp 22.155.677-
Nilai Bersih Rp 1.085.628.182
Page 11
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
88
Berdasarkan perhitungan Tabel 4, terlihat perbedaan biaya pemakaian jasasewa
alat kerja, dimana sebelum dilakukan gross up biaya pemakaian jasasewa alat
kerja sebesar Rp 1.085.628.182kemudian setelah dilakukan grossup biaya
pemakaian jasa sewa alat kerja meningkat menjadi Rp1.107.783.859.
Tabel 5
Rekapitulasi Pajak Penghasilan Atas Jasa Konstruksi Sebelum Tax Planning
dan Sesudah Tax Planning
Pajak penghasilan
(sebelum Pajak penghasilan (setelah tax
tax planning) planning)
Laba sebelum pajak Rp 665.114.166 Rp 666.178.656
PPh terutang Rp 156.763.607 Rp 156.763.607 Sumber: Peneliti (2017)
Dari Tabel 5 dapat di lihat ada pengurangan biaya yang cukup besar dalam tax
planning tersebut. Akan tetapi dikarenakan perusahaan yang diteliti adalah objek
pajak pph 4 ayat 2 maka hasil laba yang berkurang tidak mengurangi pph terutang
tersebut, Dikarenakan pph terutang diperoleh dari penghasilan bruto (2% x
penghasilan bruto)
Tabel 6
Rekapitulasi Pajak Penghasilan Atas Jasa Sewa Alat Sebelum Tax Planning
dan Sesudah Tax Planning
Pajak penghasilan
(sebelum Pajak penghasilan (setelah tax
tax planning) planning)
Laba sebelum pajak Rp 237.084.305 Rp 253.994.719
Penghasilan kena pajak Rp 262.995.340 Rp 255.950.844
PPh terutang Rp 32.874.417 Rp 31.993.855
Kredit pajak Rp 21.712.564 Rp 22.155.677
Pajak kurang/lebih bayar Rp 11.161.854 Rp 9.838.178 Sumber: Peneliti (2017)
Setelah dilakukan perhitungan pajak sehubungan dengan perencanaan pajak di
atas, maka di dapat hasil penghasilan netto dan beban pajak yang harusdibayar
oleh CV. Iqbal Perkasa sebagai berikut:
Page 12
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
89
Beban Pajak Sebelum Perencanaan Rp 11.161.854
Beban Pajak Setelah Perencanaan Rp 9.838.178
Jumlah Penghematan Pajak Rp 1.323.676
Peningkatan Laba:
Laba Sebelum Perencanaan Rp 237.084.305
Laba Setelah Perencanaan Rp 253.994.719
Jumlah Peningkatan Laba Rp 16.910.414
Berdasarkan perhitungan 6 terlihat penghematan pajak sebesar Rp 1.323.676
seimbang dengan peningkatan laba sebesar Rp 16.910.414.
INTERPRETASI
Evaluasi Solusi atas permasalahan yang timbul dari Perencanaan Pajak
Penghasilan Perusahaan CV. AK Karya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa tax
planning yang dilakukan dalam suatu perusahaan mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan tax planning pada suatu perusahaan berguna untuk mengoptimalkan pajak
terutang pada sautu perusahaan.Dari permasalahan yang ditemukan, maka
evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Perusahaan CV. AK Karya sebagai
berikut :Belum memaksimalkan penerapan tax planning sehingga ditemukan
beberapa biaya-biaya yang dikoreksi fiskal, perusahaan hanya menginginkan
pembayaran pajak seminim mungkin tentang bagaimana caranya agar tercapai
tujuan tersebut hanya menilai nominal yang dibayarkan.
Analisis Usulan Peneliti Perencanaan pajak penghasilan CV Ak Karya
Berdasarkan teori suandi (2008:7)mengemukakan untuk meminimumkan
kewajiban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara baik yang masih
memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang melanggar peraturan
perpajakan (unlawful). Menurut peneliti Perusahaan sebaiknya mulai
meningkatkan mutu kerja SDM untuk lebih bisa mengerti bagaimana
mengoptimalkan pajak terutang agar bisa agar supaya dana tersebut dapat
dialokasikan pada pengembangan kegiatan usaha perusahaan.
Page 13
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
90
Tabel 7
Laporan Keuangan Laba Rugi SesudahTax Planning
Nama Akun Komersial Koreksi Fiskal
Positif Negatif
Pendapatan 7.838.180.371 7.838.180.371
Pendapatan lain-lain 1.107.783.859 1.107.783.859
Total Pendapatan 8.945.964.230 8.945.964.230
Harga Pokok Penjualan 4.826.719.177 4.826.719.177
Harga Pokok Penjualan
lain-lain
539.901.636
539.901.636
Total HPP 5.366.620.813
5.366.620.813
Laba Kotor 3.579.343.417
3.579.343.417
Biaya Usaha :
Bi ATK 16.932.600 16.932.600
Bi Rumah tangga 13.565.000 13.565.000
Bi
Transport,BBM,parkir
43.478.910
43.478.910
Bi Perjalanan Dinas 17.488.500 17.488.500
Bi Pulsa 7.824.500 3.912.250 3.912.250
Bi entertain 15.800.000 15.800.000
Bi Listrik 34.500.000 34.500.000
Bi Telp 9.860.500 9.860.500
Bi Air 3.760.000 3.760.000
Bi Upah 1.760.820.000 1.760.820.000
BI Pemeliharaan
Inventaris
23.600.500
23.600.500
Bi Gaji 507.250.000 507.250.000
Bi Makan dan Minum
Bi Penyusutan 200.087.500 200.087.500
Total Biaya 2.654.968.010
2.651.055.760
Pendapatan&Biaya
diluar usaha: -
-
Bi ADM Bank 660.000 660.000
Pendapatan jasa giro (891.635) (891.635) -
Total (231.635) 660.000
Laba Sebelum Pajak 902.451.365 927.627.657
Bi PPh 4 (2) 156.763.607 156.763.607
Bi PPh 23 31.993.855 31.993.855
Laba bersih Sebelum
Pajak 745.687.758
738.870.194
Sumber: Peneliti (2017)
Page 14
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
91
Tabel 8
Laporan Keuangan Neraca Sesudah Tax Planning
Sumber: Peneliti (2017)
SIMPULAN
Dalam hal ini peneliti telah melakukan evaluasi atas laporan keuangan
CV. AK KARYA dan telah memberikan solusi dalam pengelolaan kewajiban
perpajakannya, baik PPN maupun PPh, sehingga dapat meminimalkan jumlah
pajak terutang yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, mengurangi resiko
terkena sanksi, serta tidak melanggar aturan-aturan yang telah ditentukan.Dari
AKTIVA
LANCAR
Kas dan setara kas
Persediaan &
BDP
PPn M
Uang Muka PPh
23
Piutang Dagang
Iklan Dibayar
Dimuka
BDP
AKTIVA
TETAP
Aktiva Tetap
Akumulasi
Penyusutan
TOTAL
AKTIVA
641.812.776
-
-
-
217.427.436
-
103.929.000
963.169.212
800.350.000
(205.175.000)
595.175.000
1.558.344.212
KEWAJIBAN
Hutang Usaha
Hutang PPN Wapu
Hutang PPN
PPn K
Hutang pph 23
Hutang PPh 21
Hutang PPh 29
EKUITAS
Modal
Laba ditahan
Laba berjalan
TOTAL
KEWAJIBAN &
EKUITAS
95.600.000
150.390.000
68.847.976
2.608.750
9.838.178
327.284.904
100.000.000
392.189.114
738.870.194
1.558.344.212
Page 15
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
92
analisis yang penulis lakukan pada CV. AK KARYA dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Belum memaksimalkan penerapan tax planning sehingga ditemukan beberapa
biaya-biaya yang dikoreksi fiskal,
2. Perencanaan pajak melalui metode gross up pada PPh pasal 23 CV. AK Karya
dapat melakukan penghematan pajak, dimana terlihat bahwa setelah.di lakukan
gross up pada PPh pasal 23 terlihat bahwa penghematanpembayaran pajak CV.
AK Karya sebesar Rp 1.323.676,‐ Dan menigkat kan laba sebesar Rp
16.910.414.
3. Perencanaan pajak yang dilaksanakan oleh CV. AK Karya telahmenjadikan
dana–dana perusahaan menjadi efektif dan efisien.
4. Untuk meminimalkan pajak pertambahan nilai, CV. AK Karya telah
menerapkan beberapa cara. CV. AK Karya menerapkan mengoptimalkan Pajak
terutang dengan dasar credit method dimana ada perbedaan antara PPN
Masukan dengan PPN Keluaran, kemudian nominal pajak yang harus dibayar
CV. AK Karya semakin kecil.
5. Perusahaan sudah melakukan perhitungan kewajiban perpajakan PPh Badan
dengan benarkarena dalam perhitungannya menggunakan tarif final sebesar 2%
sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat
2 tentang Pajak Penghasilan.
SARAN
Berdasarkan hasil evaluasi dan pembahasan pada CV. AK Karya, maka
penulis akan memberikansaran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
dan masukan bagi Wajib Pajak yangmemiliki Usaha, antara lain:
1. Bagi CV. AK Karya di dalam menjalankan usaha sebaiknya menerapkan
perencanaan pajak yang tepat agar supaya dapat menghemat beban pajak
perusahaan.
2. Diharapkan perusahaan dapat melaksanakan perencanaan pajak
secarakonsisten sesuai peraturan perpajakan dan berusaha menemukan
alternatiflain dalam penerapan perencanaan pajaknya, selain dari metode gross
Page 16
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)
93
up. pada pajak penghasilan pasal 23 supaya pajak yang akan dikeluarkan lebih
diminimalkan lagi sehingga laba yang diperoleh lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Diaz, Priantara. 2012. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Mitra Wacana Gunadi.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: andi
Suandy, Early. 2011. Perencanaan Pajak Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat
______, Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-254/PMK.03/2008Penetapan
Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian
dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan
Pemotongan Pajak Penghasilan
_______, Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-57/PJ/2009 tentang
Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21/26
_______, Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-31/PJ/2012 Tentang
Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21 Dan Atau Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan,
Jasa Dan Kegiatan Orang Pribadi
_______, Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-32/PJ/2015 Tentang yang
dikenakan PPh Pasal 21
_______, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2011 Tentang
Pembagian Subkalsifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi
_______, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 51/KMK.04/2001 Tentang
Penghasilan Wajib Pajak Badan yang dikenai pajak bersifat final
_______, Turunan Menteri Keuangan Nomor 282/KMK.04/1997 Tentang
Penghasilan penjualan saham milik perusahaan modal ventura.
_______, Keputusan Direktur jendral Pajak Nomor KEP-50/PJ/1994 Tentang
Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri tertentu