Top Banner
“PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 TERINTEGRASI DI KONSTRUKSI” Dalam tugas sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Oleh : 1. Elita Sari (091010010) 2. Heni Suvianti (10101001001) 3. Aditya Meysin (10101001002) 4. Mawarti (10101001003) 5. Alia (10101001005) 6. Rikki Himawan Putra (10101001006) 7. Shelia Fajriyah (10101001007) Dosen Pengampu : Anita Camelia, SKM, MKKK FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA i
24

Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

Dec 11, 2014

Download

Documents

Chelia Fajriyah

penerapan smk3
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

“PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 TERINTEGRASI DI KONSTRUKSI”

Dalam tugas sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

Oleh :

1. Elita Sari (091010010)2. Heni Suvianti (10101001001)3. Aditya Meysin (10101001002)4. Mawarti (10101001003)5. Alia (10101001005)6. Rikki Himawan Putra (10101001006)7. Shelia Fajriyah (10101001007)

Dosen Pengampu : Anita Camelia, SKM, MKKK

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

i

Page 2: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca dalam proses pembelajaran mengenai sistem

manajemen K3 di bidang konstruksi.

. Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca,. Makalah ini penulis akui masih banyak

kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena

itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-

masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Indralaya, 27 Maret 2013

Penulis

ii

Page 3: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

Daftar Isi

Halaman judul ......................................................................................... i

Kata pengantar ........................................................................................ ii

Daftar isi ....................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ......................................................................

I.2 Tujuan ....................................................................................... 2

I.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

II.1 SMK3 ....................................................................................... 3

II.2 Sistem Manajemen K3 konstruksi ..........................

II.2.a Regulasi SMK3 Konstruksi

II.2.b Perencanaan SMK3 Konstruksi

II.2.c Pelaksanaan SMK3 Konstruksi

II.2.d Pemeriksaan & Tindakan Perbaikan SMK3 Konstruksi

II.2.e Tinjauan Manajemen SMK3 Konstruksi

II.2.f PT. Jasa Marga

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan .........................................................................

III.2 Saran .....................................................................................

Referensi .................................................................................................

iii

Page 4: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

iv

Page 5: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

v

Page 6: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Kejadian kecelakaan kerja di Indonesia masih amat tinggi. Pada tahun

2004 saja lebih dari seribu tujuh ratus pekerja meninggal di tempat kerja. Menurut

Juan Somavia, Dirjen ILO, industri konstruksi termasuk yang paling rentan

kecelakaan diikuti dengan manufaktur makanan dan minuman (Kompas,1/05/04

dalam Endroyo, 2006). Tidak saja di negara-negara yang tengah membangun diri,

di negara yang telah maju sekalipun kecelakaan konstruksi masih menjadi trend

topik yang membutuhkan perhatian serius. Di Indonesia sendiri, fakta menyatakan

bahwa kecelakaan kerja (secara umum) di Indonesia adalah nomor 52 dari 53

negara yang di survey dan tertinggi di antara 27 negara dengan rata-rata 40 per

100.000 pekerja per tahun. Adapun untuk sektor konstruksi adalah 32% nya

(Arka, 2008 dalam Endroyo, 2010).

Diketahui bahwa, suatu kecelakaan kerja baik itu di bidang konstruksi

maupun di bidang yang lain tentu akan sangat merugikan. Kerugian tersebut dapat

berupa kerugian finansial, kerugian sosial maupun penderitaan manusia. Kerugian

finansial yakni kerugian yang termasuk di dalamnya adalah biaya yang

dikeluarkan untuk korban selain biaya yang dikeluarkan oleh asuransi, biaya

kunjungan korban, berkurangnya produktivitas, pembayaran kepada pekerja

sementara tidak mampu bekerja, biaya pembersihan lokasi, biaya perbaikan alat

atau fasilitas yang rusak, material yang rusak karena terhentinya pekerjaan dan

lain-lain. Kemudian yang termasuk dalam kerugian sosial yakni hilangnya waktu

produktif pekerja yang menjadi korban, opportunity cost anggota keluarga,

bertambahnya beban pemerintah, pihak kepolisian, pengadilan, layanan kesehatan,

pemadam kebakaran dan seterusnya. Dan kemudian penderitaan manusia jelas hal

ini berkaitan dengan segala sesuatu yang membuat manusia merasa kualitas hidup

nya berkurang, seperti kecacatan yang diakibatkan kecelakaan kerja, hilangnya

mata pencaharian sampai pada hilangnya nyawa tenaga kerja.

Dahulu, para ahli menganggap bahwa kecelakaan kerja yang

mengakibatkan sederet kerugian diatas disebabkan oleh tindakan para pekerja

yang salah. Namun, dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang

1

Page 7: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

diiringi dengan kemajuan pemikiran manusia, aggapan itu telah bergeser kepada

faktor-faktor organisasi dan manajemen. Para pekerja dan pegawai mestinya dapat

diarahkan dan dikontrol oleh pihak menajemen sehingga tercipta suatu kegiatan

kerja yang aman. Hal ini dai atur dalam suatu sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja khusus di bidang konstruksi yang mana akan dibahas lebih lanjut

dala tulisan ini.

I.2 Tujuan

Tulisan ini dimaksudkan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami

bagaimana mekanisme dan regulasi yang mengatur sistem manajemen K3 yang

terintegrasi di bidang konstruksi dan kaitannya dalam reduksi angka kecelakaan

kerja di bidang konstruksi.

I.3 Rumusan masalah

a. Apa yang dimaksud dengan K3 ?

b. Apa yang dimaksud dengan sistem manajemen K3 ?

c. Apa yang dimaksud dengan sistem manajemen K3 di bidang

konstruksi ?

d. Bagaimana regulasi sistem manajemen K3 di Indonesia dan dunia ?

e. Bagaimana mekanisme sistem manajemen K3 di bidang konstruksi ?

2

Page 8: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Sistem Manajemen K3

II.1.a Definisi Sistem Manajemen K3

Sistem manajemen K3 adalah SMK3 adalah bagian dari sistem

manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,

tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan

bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, pemeliharaan kebijakan

K3 untuk pengendalian risiko kegiatan kerja sehingga tercapai tempat kerja aman,

efisien, produktif (Permenaker No.5 tahun 1996).

II.1.b Tujuan SMK3

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 tahun 2012

mengenai implementasi sistem manajemen K3, tujuan SMK#3 itu sendiri adalah

sebagai berikut :

a. Meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan

kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.

b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan /atau serikat

pekerja/serikat buruh;serta

c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk

mendorong produktivitas.

II.1.c Penerapan SMK3

Berdasarkan PP No.50 tahun 2012 adapun tahapan-tahapan dalam

penerapan SMK3 di perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Penetapan kebijakan K3

Dalam menyususn kebijakan K3 yang dimaksud, paling tidak suatu

perusahaan harus melakukan tinjauan awal kondisi K3 meliputi,

identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko,

3

Page 9: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain,

peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi

dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan

keselamatan, dan penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang

disediakan. Selain itu perusahaan juga harus memperhatikan

peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus menerus serta

memperhatikan masukan dari pekerja.

Kebijakan K3 minimal memuat hal-hal sbagai berikut :

a. Visi

b. Tujuan perusahaan

c. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakandan,

d. Kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan

secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau operasional.

2. Perencanaan

Rencana K3 minimal harus memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Tujuan dan sasaran

b. Skala prioritas

c. Upaya pengendalian bahaya

d. Penetapan sumber daya

e. Jangka waktu pelaksanaan

f. Indikator pencapaian

g. Sistem pertanggungjawaban

3. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaannya, perusahaan minimal harus melakukan

kegiatan dalam pemenuhan syarat K3, kegiatannya sebagai berikut :

a. Tindakan pengendalian

b. Perancangan dan desain

c. Prosedur dan instruksi kerja

d. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan

e. Pembelian atau pengadaan barang dan jasa

f. Produk akhir

4

Page 10: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

g. Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana

industri

h. Rencana pemulihan keadaan darurat

4. Pemantauan dan evaluasi kinerja SMK3

Pemantauan dan evaluasi kinerja ini meliputi pemeriksaan, pengujian,

pengukuran, dan audit internal SMK3 yang dilakukan oleh SDM yang

kompeten

5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

Peninjauan ini dilakukan terhadap kebijakan, perencanaan,

pelaksanaan , pemantauan dan evaluasi yang nantinya ditujukan untuk

melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja.

II.2 SMK3 Konstruksi

SMK3 Konstruksi adalah bagian dari sistem manajemen secara

keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,

pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi

pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, pemeliharaan kebijakan K3

untuk pengendalian risiko kegiatan kerja sehingga tercapai tempat kerja aman,

efisien, produktif yang lingkupnya meliputi kegiatan konstruksi.

Adapun menurut Davies (1996) dalam Endroyo (2006) yang berpendapat

mengenai keselamatan konstruksi, yakni bebas risiko luka dari suatu kecelakaan

dimana kerusakan kesehatan muncul dari suatu akibat langsung/seketika maupun

dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan menurut Levitt keselamatan

konstruksi adalah usaha untuk meniadakan dari risiko kerugian/luka-luka dari

suatu kecelakaan dan kerusakan kesehatan yang diakibatkan oleh efek jangka

pendek maupun efek jangka panjang.

Keselamatan konstruktif pada hakikatnya merupakan usaha untuk

melindungi pekerja, orang-orang yang ada di tempat kerja, masyarakat, mesin

dan peralatan serta lingkungan agar terhinadar dari kecelakaan.

5

Page 11: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

II.2.a Regulasi SMK3 Konstruksi

1. Lingkup Internasional

a. Hammurabi Kode

Hammurabi kode adalah hukum di kerajaan di Babylonia, dan

merupakan tatanan hukum tertua di dunia.

6

Page 12: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

II.2.f Perusahaan Jasa Marga

1. Gambaran Umum Perusahaan

Untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, Indonesia

membutuhkan jaringan jalan yang handal. Melalui Peraturan

Pemerintah No. 04 Tahun 1978, pada tanggal 01 Maret 1978

Pemerintah mendirikan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tugas utama

Jasa Marga adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan

dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol

dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan

manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol.

Pada awal berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya

sebagai operator tetapi memikul tanggung jawab sebagai otoritas

jalan tol di Indonesia. Hingga tahun 1987 Jasa Marga adalah satu-

satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia yang

pengembangannya dibiayai Pemerintah dengan dana berasal dari

pinjaman luar negeri serta penerbitan obligasi Jasa Marga dan

sebagai jalan tol pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh

Perseroan, Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan

tonggak sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di Tanah Air

yang mulai dioperasikan sejak tahun 1978.

Pada akhir dasawarsa tahun 80-an Pemerintah Indonesia

mulai mengikutsertakan pihak swasta untuk berpartisipasi dalam

pembangunan jalan tol melalui mekanisme Build, Operate and

Transfer (BOT). Pada dasawarsa tahun 1990-an Perseroan lebih

berperan sebagai lembaga otoritas yang memfasilitasi investor-

investor swasta yang sebagian besar ternyata gagal mewujudkan

proyeknya. Beberapa jalan tol yang diambil alih Perseroan antara

lain adalah JORR dan Cipularang.

7

Page 13: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

Dengan terbitnya Undang Undang No. 38 tahun 2004

tentang Jalan yang menggantikan Undang Undang No. 13 tahun

1980 serta terbitnya Peraturan Pemerintah No. 15 yang mengatur

lebih spesifik tentang jalan tol terjadi perubahan mekanisme bisnis

jalan tol diantaranya adalah dibentuknya Badan Pengatur Jalan Tol

(BPJT) sebagai regulator industri jalan tol di Indonesia, serta

penetapan tarif tol oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan

penyesuaian setiap dua tahun. Dengan demikian peran otorisator

dikembalikan dari Perseroan kepada Pemerintah. Sebagai

konsekuensinya, Perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya

sebagai sebuah perusahaan pengembang dan operator jalan tol

yang akan mendapatkan ijin penyelenggaraan tol dari Pemerintah.

2. Visi & Misi Perusahaan

Visi

Menjadi Perusahaan modern dalam bidang pengembangan dan

pengoperasian jalan tol, menjadi pemimpin (leader) dalam

industri jalan tol dengan mengoperasikan mayoritas jalan tol di

Indonesia, serta memiliki daya saing yang tinggi di tingkat

Nasional dan Regional.

Misi 

Menambah panjang jalan tol secara berkelanjutan, sehingga

Perusahaan menguasai paling sedikit 50% panjang jalan tol di

Indonesia dan usaha terkait lainnya, dengan memaksimalkan

pemanfaatan potensi keuangan Perusahaan serta meningkatkan

mutu dan efisiensi jasa pelayanan jalan tol melalui penggunaan

teknologi yang optimal dan penerapan kaidah-kaidah

manajemen Perusahaan modern dengan tata kelola yang baik.

8

Page 14: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

3. Struktur Organisasi

4. Implementasi SMK3

Bagi Perseroan, sumber daya manusia adalah aset yang

sangat berharga yang harus terus dijaga dan diberdayakan.

Pemberdayaan dan perhatian yang tinggi terhadap SDM Perseroan

dilakukan dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman,

nyaman dan menyehatkan dengan menerapkan standar

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang tinggi pada setiap

level operasional Perseroan.

9

Page 15: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

Didalam penerapan program K3, Perseroan secara rutin

melakukan inspeksi terhadap faktor-faktor atau hazards yang

berpotensi menyebabkan cedera,sakit atau kecelakan,

mengidentifikasi ketidakfungsian peralatan, memonitor kondisi

lingkungan yang berpotensi menimbulkan masalah K3, serta

tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan Standard Operating

Procedure (SOP).

Selain hal-hal preventif diatas, Unit K3 Perseroan juga

secara periodik melakukan analisis keselamatan kerja untuk

meninjau ulang metode dan mengidentifikasi praktek pekerjaan

yang tidak selamat yang selanjutnya dilakukan suatu tindakan

korektif.

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

yang terintegrasi dengan sistem manajemen Perseroan. Perseroan telah melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

Pembentukan Organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah badan

pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara pengusaha

dan karyawan untuk mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan

partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

Pembentukan organisasi P2K3 merupakan amanat  dalam Undang Undang No. 01

tahun 1970 dimana P2K3 bertugas memberikan pertimbangan dan dapat

membantu pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan kerja dan sakit penyakit

akibat kerja dalam Perseroan serta dapat memberikan penerangan efektif pada

para pekerja.

10

Page 16: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

Dalam rangka memenuhi Undang Undang tersebut, maka Perseroan telah

membentuk Organisasi P2K3 di lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Sampai

dengan saat ini ada 8 Cabang, Kantor Pusat dan 1 Anak Perusahaan yang sudah

membentuk P2K3, sedangkan Cabang Purbaleunyi belum membentuk P2K3

namun hanya memiliki Koordinator K3 pada struktur organisasi perbaikan mutu.

Susunan pengurus P2K3 berasal dari unit yang bervariasi dan keterlibatan wakil

dari pekerja.

Sertifikasi OHSAS 18001:2008 dan Sertifikasi SMK3

Seluruh Cabang Jasa Marga (Kecuali Cabang Palikanci) Serta PT JLJ telah

malaksanakan sertifikasi keselamatan berbasis OHSAS 18001: 2008, namun

untuk sertifikasi SMK3 hanya PT JLJ yang baru melksanakan audit.

11

Page 17: Penerapan Sistem Manajemen k3 Terintegrasi Di Konstruksi

Referensi

Endroyo, Bambang. 2010. Keselamatan Regulasi : Konsepsi & Regulasi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. (http://jurnal.unnes.ac/id/) diakses pada tanggal 25 Maret 2013

Endroyo, Bambang. 2006. Peranan Manajemen K3 terhadapp Pencegahan Kecelakaan Konstruksi. Volume III No.1, hal.8-15 jurnal Teknik Sipil,Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. (http://jurnal.unnes.ac.id/) diakses tanggal 25 Maret 2013

D.Wirahadikusumah, Reini. ___________. Tantangan Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Konstruksi di Indonesia. Jurnal Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. (http://www.ftsl.itb.ac.id) diakses tanggal 24 Maret 2013. _______________________________________.2009. Pedoman K3 Konstruksi, (http://www.pu.go.id/publik/ind/pengumuman/ntc_090213174515.pdf ). Diakses tanggal 23 Maret 2013

__________________. Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.

12