Page 1
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA
PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH
TSANAWIYAH LABORATORIUM
KOTA JAMBI
SKRIPSI
NURLIANA
TP. 161542
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
Page 2
i
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA
PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH
TSANAWIYAH LABORATORIUM
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
NURLIANA
TP. 161542
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
Page 7
vi
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmaanirrohiim
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, taburan cinta dan kasih sayang-
Mu telah memberikan kekuatan dan membekali dengan ilmu. Atas karunia serta
kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah SAW.
Saya persembahkan Skripsi ini kepada kedua orang tua saya
Ayahanda Hasbullah dan Ibunda Marwiyah yang tercinta
Terima kasih yang telah penuh cinta dan kasihnya dalam mengasuh dan
mendidikku dengan segala kesabaran dan berkorban lahir dan bathin agar aku
sukses dan berguna dimasa depan. Mamaku tersayang yang telah memberikan
dukungan, semangat, iringan do’a, nasehat hingga aku kuat dan sabar atas segala
rintangan yang kuhadapi, bapakku yang selalu senantiasa memberi dukungan
baik dari segi moral maupun material.
Semoga Allah selalu memberikan kalian kesehatan agar dapat terus mendampingi
kesuksesanku.Aamiin
Kemudian tidak lupa pula kepada abangku dan orang tercinta yang telah
memberikan semangat dan dukungan kepadaku demi meraih kesuksesanku.
Dan terima kasih teruntuk
Teman-teman seperjuangan terkhusus Hermi, Putri, Firda, Asri, sahdiyah, siti
hadrawati, Skrip sweet squad yang selalu membantu dalam segala kesulitan
selama kebersamaan kita terutama dalam penyelesaian skripsi ini.
Serta terima kasih juga teruntuk
Rekan-rekan PAI dan teman-teman seperjuangan PLL serta KKN
Atas waktu kebersamaannya selama ini dan yang selalu memberi dukungannya.
Semoga ALLAH Subhanahu wa Ta’ala selalu memberi taufiq dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Aamiin Yaa Robbal ’Alamin.
Page 8
vii
MOTTO
ي تي هي ل له م باي دي ا وج ةي ن الح س ةي عي ظ و ل م ا و ةي م لح يك بييلي رب يك باي إيل س د ع ام ل ع أ و ليهي وه بيي ل ع ن س ن ض بي م ل ع أ و إين رب ك ه ن س ح أ
لنحل:١٢٥( ا ين ) دي ت ه ل م باي“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S An -
Nahl: 125) (Anonim, 2014:278).
Page 9
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kepada Allah Swt, Tuhan Yang Maha ‘Alim yang
kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya. telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada penulis, yang mana dalam penyelesaian Skripsi yang
diberi judul “ Penerapan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi”. Dalam
menyelesaikan skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan, kekuatan dan
kesabaran, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad Saw, yang mengajarkan manusia tentang hakikat kehidupan serta
menjadi acuan setiap muslim dalam mengarungi lika-liku kehidupan.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiya dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan berbagai pihak yang telah memberikan
motivasi baik moril maupun materil, untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA. Ph.D, selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
3. Bapak Muklis, M. Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam.
4. Ibu Dra. Hj. Huda, M. Pd, selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh
keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
5. Bapak Habib Muhammad, M. Ag, selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan
penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik
Page 10
ix
6. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Prodi Pendidikan Agama Islam yang telah
memperlancar urusan penulisan skripsi ini.
7. Bapak Tabroni, M.Pd. I selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Laboratorium
Kota Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam
memperoleh data lapangan.
8. Ibu Hj. Isma Dewi, S.Ag selaku Guru Akidah Akhlak di Madrasah
Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi.
Kemudian daripada itu, sebagai karya manusia tentu dalam skripsi ini ada
terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kepada seluruh pembaca
diharapkan kesediaannya untuk mengkritik skripsi ini yang sifatnya
membangun, seterusnya mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Amin yaa Rabbal Alamin
Jambi, Juni 2020
Penulis
NURLIANA
TP161542
Page 11
x
ABSTRAK
Nama : Nurliana
Jurusan : Pendidikan Agama islam
Judul : Penerapan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Di Madrasah Tsanawiyah Laboratoratorium Kota Jambi
Skripsi ini dilatar belakangi oleh sebuah fakta lapangan yang menunjukkan
telah terjadinya penurunan kualitas moral bangsa indonesia yang dicirikan
maraknya tingkat kriminal. Serta budi pekerti luhur, kesantunan dan religiusitas
yang jarang ditemui ditengah-tengah masyarakat terutama dikalangan siswa.
Sehingga pentingnya diselenggarakan penerapan pendidikan karakter kepada siswa
disekolah terutama dalam proses belajar mengajar. Adapun tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengetahui penerapan pendidikan karakter, hambatan yang dihadapi
serta keberhasilan dalam pelaksanaan penerapan pendidikan karakter pada mata
pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Subjek penelitian
ini adalah guru Akidah Akhlak sedangkan yang menjadi informan adalah Kepala
Madrasah dan siswa. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
metode dokumentasi, observasi dan wawancara. Keabsahan data dilakukan dengan
cara triangulasi. Untuk analisis data menggunakan analisis interaktif dengan
tahapan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Madrasah Tsanawiyah
Laboratorium telah menerapkan pendidikan karakter dengan baik. adapun nilai-
nilai karakter ditanamkan melalui kegiatan belajar mengajar. Penerapan pendidikan
karakter juga didukung oleh kegiatan ekstrakurikuler dan Imtaq. Penerapan nilai-
nilai karakter dilaksanakan dengan menggunakan metode pembiasaan dan
keteladanan. Hal ini bisa dilihat dari sikap dan perilaku siswa yang taat beribadah,
hormat terhadap guru, sopan santun, tanggung jawab, disiplin, suka tolong
menolong, patuh dan kreatif.
Kata Kunci : Pendidikan karakter, Akidah Akhlak
Page 12
xi
ABSTRACT
Name : Nurliana
Department : Islamic Education
Title : Application of Character Education in the Subjects of the
Morals At the Madrasah Tsanawiyah Laboratories, Jambi
City
This thesis is motivated by a field fact that shows that there has been a decline
in the moral quality of the Indonesian nation which is characterized by rampant
crime rates. As well as noble character, politeness and religiosity that are rarely
found in the midst of society, especially among students. So the importance of
holding the application of character education to students in schools, especially in
teaching and learning. The purpose of this study is to determine the application of
character education, obstacles encountered and success in implementing the
implementation of character education in the subjects of the Islamic Morals in
Madrasah Tsanawiyah Laboratory of Jambi City.
The approach in this research is a qualitative approach. The subject of this
study was the teacher of the moral code while the informants were the Head
Madrasah and students. The data collection methods used are the method of
documentation, observation and interviews. Data validity is done by triangulation.
For data analysis using interactive analysis with the stages of data reduction, data
presentation and data verification.
From the results of the study concluded that the Madrasah Tsanawiyah
Laboratory has implemented character education well. As for the character values
instilled through teaching and learning activities. The application of character
education is also supported by extracurricular activities and Imtaq. The application
of character values is carried out using the habituation and exemplary methods.
This can be seen from the attitudes and behavior of students who are devout in
worship, respect for teachers, courtesy, responsibility, discipline, like to help,
obedient and creative.
Key words: Character Education, Moral Creed
Page 13
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….…i
NOTA DINAS…………………………………………………………………………ii
PENGESAHAN………………………………………………………………………iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................................. v
PERSEMBAHAN ........................................................................................................ vi
MOTTO....................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
ABSTRAK..................................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A.Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Fokus Permasalahan .................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 9
A.Kajian Teoretik .............................................................................................. 9
B. Studi Relevan .............................................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 27
A.Pendekatan dan Metode Penelitian ......................................................... 27
B. Setting dan subjek penelitian ..................................................................... 27
C. Jenis dan sumber data ................................................................................ 28
D. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................................ 29
Page 14
xiii
E. Tehnik Analisis Data .................................................................................. 31
F. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 32
G. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 34
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .............................................................. 36
A.Temuan Umum ............................................................................................ 36
B. Temuan Khusus dan Pembahasan ............................................................ 45
1.Penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran Akidah Akhlak
di MTs Laboratorium Kota Jambi ............................................................ 45
2.Hambatan-hambatan yang dihadapi Guru Akidah Akhlak Kelas VII
dalam Membina Karakter Siswa di MTs Laboratorium Kota Jambi .... 51
3.Keberhasilan penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas VII di MTs Laboratorium Kota Jambi ................ 53
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 57
A. Kesimpulan ............................................................................................... 57
B. Saran ......................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 59
LAMPIRAN
Page 15
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan karakter peserta
didik………………………………………………………………………………17
Tabel 2.2 Standar Kompetensi 4: Memahami Asmaul Husna……………….......18
Tabel 2.3 Standar Kompetensi 5: Meningkatkan Keimanan Kepada Malaikat-
Malaikat …………………………………………………………………………19
Tabel 2.4 Standar Kompetensi 6: Menghindari Akhlak Tercela Kepada Allah
SWT…………………………………………………………………………...…20
Tabel 2.5 Standar kompetensi 7: Memahami Adab Membaca Al-Qur’an Dan
Berdoa……………………………………………………………………...…….21
Tabel 2.6 Standar kompetensi 8: Meneladani Kisah Pemuda Ashabul Kahfi...….22 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian………………………………………………………34
Tabel 4.1 Daftar Nama Guru-Guru Di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota
Jambi Tahun 2019/2020…………………………………………………..……...38
Tabel 4.2 Daftar Nama Karyawan Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota
Jambi Tahun 2019/2020………………………………………………….………40
Tabel 4.3 Keadaan Siswa-Siswi Madrasah Tasnawiyah Laboratorium Kota Jambi
Tahun 2019/2020……………………………………………………………..….40
Tabel 4.4 Keadaan Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi
Tahun 2019/2020…………………………………………………………...……44
Tabel 4.5 Data Sarana Dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota
Jambi Tahun 2019/2020……………………………………………………….…44
Tabel 4.6 Data Sarana Dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota
Jambi Tahun 2019/2020…………………………………………….……………45
Tabel 4.7 Indikator Keberhasilan Penerapan Pendidikan Karakter…………...…55
Page 16
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi
Tahun2019/2020…………………………………………………………………42
Page 17
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
Lampiran 2 Daftar Informan dan Responden
Lampiran 3 Kartu Konsultasi
Lampiran 4 Dokumentasi
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)
Page 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk
karakter dan budaya bangsa. Salah satu fungsi dari pendidikan ialah untuk
meningkatkan kemampuan manusia. pendidikan karakter secara sederhana
dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik guna mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati (Buchory, 2013: 33).
Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari undang-undang mengenai
sistem pendidikan. Menurut undang-undang pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang
dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan. Seperti pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Salahuddin dan Alkrienciehie,
2013:41).
Terdapat dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional pada pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab (Citra, 2012:237).
Page 19
2
Banyak faktor yang menyebabkan runtuhnya potensi bangsa Indonesia
pada saat ini. Diantaranya adalah faktor pedidikan. Disadari bahwa pendidikan
merupakan mekanisme institusional yang akan mengakselarasi pembinaan
karakter bangsa dan juga berfungsi sebagai arena mencapai tiga hal prinsipal
dalam pembinaan karakter bangsa.
Tiga hal prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
1. pendidikan sebagai arena untuk re-aktivasi karakter luhur bangsa Indonesia.
Secara histori bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki karakter
kepahlawanan, nasionalisme, sifat heroik, semangat kerja keras serta berani
menghadapi tantangan. Kerajaan-kerajaan Nusantara dimasa lampau adalah
bukti keberhasilan pembangunan karakter yang mencetak tatanan
masyarakat maju, berbudaya dan berpengaruh.
2. pendidikan sebagai sarana untuk membangkitkan suatu karakter bangsa
yang dapat mengakselerasi pembangunan sekaligus memonilisasi potensi
domestik untuk meningkatkan daya saing bangsa.
3. pendidikan sebagai sarana untuk menginternalisasi kedua aspek diatas yakni
re-aktivasi sukses budaya masa lampau dan karakter inovatif serta
kompetitif kedalam segenap sendi-sendi kehidupan bangsa dan program
pemerintah. Internalisasi ini harus berupa suatu corcerted efforts dari
seluruh masyarakat dan pemerintah (Salahuddin & Alkrienciehie, 2013: 2).
Namun dengan berbagai dampak globalisasi yang bermunculan saat ini
menjadikan masyarakat Indonesia melupakan pentingnya pendidikan karakter
bangsa.
Sebagaimana Sudrajat (2011:47) menyebut sepanjang sejarahnya,
diseluruh dunia ini, pendidikan pada hakikatnya memiliki dua tujuan, yaitu
membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu
mereka menjadi manusia yang baik (good). Membentuk manusia menjadi
pintar dan cerdas bisa dibilang suatu hal yang mudah. Namun untuk
menjadikan mereka baik atau yang juga sering disebut berakhlak, terbilang
suatu hal yang sulit. Apalagi masing-masing individu memiliki perbedaan
Page 20
3
watak atau sikap. Maka sangat wajar bila problem moral merupakan suatu
penyakit yang akut dalam kehidupan manusia saat ini.
Kenyataan tentang akutnya problem moral inilah yang kemudian
menempatkan pentingnya penyelenggaraan pendidikan karakter. Menurunnya
kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia dewasa ini, terutama
dikalangan siswa, menuntut diselenggarakannya pendidikan karakter. Sekolah
dituntut untuk memainkan peran dan tanggung jawabnya membantu para siswa
membentuk dan membangun karakter mereka dengan nilai-nilai yang baik.
Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai
tertentu seperti rasa hormat, tanggung jawab, jujur, peduli, dan adil serta
membantu siswa untuk memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan mereka sendiri (Sudrajat, 2011:48).
Sehubungan dengan ketetapan UUD dan UU tentang Sisdiknas serta
tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah bahwa
pendidikan dimasa yang akan datang ini harus memiliki mutu dan berkualitas
dibanding dengan pelaksanaan pendidikan yang telah berlangsung saat
sekarang ini. Maka dari itu perlu ditegaskan bahwa keputusan Presiden RI No.1
Tahun 2010 setiap jenjang pendidikan di Indonesia harus melaksanakan
pendidikan karakter (Citra, 2012:237).
Pendidikan karakter menjadi isu penting dalam dunia pendidikan akhir-
akhir ini, hal ini berkaitan dengan fenomena dekadensi moral yang terjadi
ditengah-tengah masyarakat maupun dilingkungan pemerintah yang semakin
meningkat dan beragam. kriminalitas, ketidak adilan, korupsi, kekerasan pada
anak, pelanggaran HAM, menjadi bukti bahwa telah terjadi krisis jati diri dan
karakteristik pada bangsa Indonesia (Ainiyah, 2013:26).
Budi pekerti luhur, kesantunan, dan religiusitas yang dijunjung tinggi dan
menjadi budaya bangsa Indonesia selama ini seakan- akan menjadi terasa asing
dan jarang ditemui ditengah-tengah masyarakat. Kondisi ini akan menjadi lebih
parah lagi jika pemerintah tidak segera mengupayakan program-program
perbaikan baik yang bersifat jangka panjang maupun jangka pendek (Ainiyah,
2013:26).
Page 21
4
Pendidikan karakter merupakan jawaban yang tepat atas permasalahan-
permasalahan yang telah disebut diatas dan sekolah sebagai penyelenggara
pendidikan diharapkan dapat menjadi tempat yang mampu mewujudkan misi
dari pendidikan karakter tersebut.
Permasalahan inilah kemudian mendapat perhatian serius dari lembaga
pendidikan di Indonesia. Sehingga kemudian banyak bermunculan sistem
pendidikan yang mengacu pada pendidikan karakter seperti yang coba
diterapkan oleh Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi.
Berdasarkan hasil wawancara pada penelitian pendahuluan bahwa
Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi menerapkan pendidikan
karakter dari kurikulum KTSP sampai pada kurikulum 2013, dan
mengaplikasikan pendidikan sebagai pembentukan karakter anak menjadi hal
yang sangat diprioritaskan. Sholat dhuha dan tadarusan sebelum memulai
pelajaran, shalat dzuhur berjama’ah, yasinan dan infaq setiap hari jum’at,
kultum setiap hari setelah sholat Dzuhur jama’ah dan yasinan rutin jum’at serta
berdo’a sebelum meninggalkan sekolah, merupakan beberapa rutinitas yang
diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi, merupakan
upaya pembentukan karakter yang kuat bagi peserta didiknya. Disamping itu
ada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler diluar jam pelajaran yang mendukung
terbentuknya karakter siswa, seperti kegiatan Pramuka, Kompangan, Pidato
tiga bahasa (Inggris, Indonesia, dan Arab), Seni baca Al-Qur’an, PMR, Les
bahasa Inggris dan bahasa Arab, serta bidang olahraga lainnya yang dapat
menumbuhkan nilai-nilai karakter.
Berdasarkan hasil observasi pada penelitian penerapan pendidikan
karakter ketika guru mata pelajaran akidah akhlak kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Laboratorium menyampaikan materi keteladanan Nabi Sulaiman
A.S, dengan diperoleh data bahwa nilai-nilai karakter yang terkandung dalam
materi tersebut adalah selalu merendahkan diri karena ia mengerti tentang aib
dan kekurangannya, selalu menghargai orang lain karena hal tersebut
merupakan perintah Allah, siap menerima kebenaran dan nasihat dari siapapun,
Page 22
5
adil, bersyukur selalu dalam hidup, disiplin, demokratis, kreatif, dan tegas
dalam mengambil suatu keputusan.
Hasil pengamatan peneliti bahwa pada saat proses pembelajaran akidah
akhlak, guru tersebut memberikan contoh yang sesuai dengan materi yang
diajarkan. Guru tersebut memperagakan atau mempraktekkan sesuai dengan
materi yang diajarkan. Misalnya guru tersebut memanggil dua orang siswa
kedepan kelas, kemudian guru bertanya kepada mereka,siapakah diantara
mereka yang sholat lima waktunya tidak bolong-bolong? Dari kejadian dan
jawaban mereka dapat dilihat mana siswa yang terlihat berbohong didalam
menjawab pertanyaan guru nya tadi. Kemudian setelah kejadian tersebut guru
itu memberikan nasihat kepada siswanya bahwa berbohong itu tidak boleh
apalagi kepada Allah SWT. Dan saat beribadah harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh tanpa ingin dipuji karena hal tersebut merupakan perbuatan
yang tidak baik dan akan menambah dosa serta menghapus pahala kebaikan
yang dilakukan sebelumnya. (Observasi, 22 oktober 2019) Peneliti
menemukan penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran akidah akhlak
di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium sudah berjalan dengan baik. Ini
dibuktikan juga dengan cara siswa merealisasikan apa yang telah diajarkan
oleh gurunya di sekolah didalam kehidupan nyata, seperti ketika berada
didalam lingkungan sekolah atau diluar lingkungan sekolah baik dengan guru,
orang tua, maupun masyarakat, mereka mengucapkan salam, mencium tangan,
dan saling tolong menolong.
Namun peneliti menemukan berbagai macam bentuk perilaku beberapa
siswa yang belum terlihat jelas adanya pendidikan karakter yang bisa mereka
jadikan pedoman hidup. Sebagai contoh peneliti melihat pada saat guru
menjelaskan pelajaran banyak siswa yang tidak memperhatikan. Selain itu
masih ada beberapa siswa yang tidak patuh dengan perkataan guru, dan ada
beberapa dari mereka yang berperilaku kurang sopan baik saat didalam
maupun diluar kelas, saat berdo’a masih ada yang mengobrol dengan temannya
dan masih ada yang tidak menjalankan tanggung jawab dengan baik, begitupun
Page 23
6
dalam mengerjakan tugas masih ada yang mencontek teman serta keluar masuk
kelas saat proses belajar mengajar berlangsung dengan berbagai alasan.
Berdasarkan latar masalah diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan
mengangkat judul tentang “Penerapan Pendidikan Karakter Pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota
Jambi.
B. Fokus Permasalahan
Supaya tidak terlalu meluasnya masalah yang diteliti dan penelitian lebih
terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Maka penelitian dibatasi
dalam hal penelitian hanya tentang penerapan pendidikan karakter pada mata
pelajaran akidah akhlak, pada siswa kelas VII semester genap tahun ajaran
2019/2020 yang dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota
Jambi.
C. Rumusan Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2011: 55).
Permasalahan dalam suatu penelitian perlu dikemukakan sebab akan
membatasi permasalahan, sehingga analisis data tidak akan meluas. Adapun
permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian, adalah:
1. Bagaimana penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran akidah
akhlak siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium?
2. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi guru akidah akhlak dan solusinya
dalam membina karakter siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah
Laboratorium ?
3. Bagaimana keberhasilan penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran
akidah akhlak siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium ?
Page 24
7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran
akidah akhlak siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium.
b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dan solusi yang dihadapi Guru
akidah akhlak dalam membina karakter siswa kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Laboratorium.
c. Untuk mengetahui keberhasilan penerapan pendidikan karakter pada
mata pelajaran akidah akhlak siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah
Laboratorium.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori-teori
pendidikan karakter yang diterapkan melalui kegiatan pembelajaran.
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membentuk karakter atau
kepribadian siswa.
2) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk
mengetahui karakter siswa setelah siswa mengikuti proses pembinaan
karakter dikelas.
3) Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan adanya perubahan karakter siswa untuk
meningkatkan kualitas sekolah sehingga dapat dijadikan contoh oleh
madrasah lain.
Page 25
8
4) Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi peneliti untuk
meningkatkan wawasan peneliti mengenai penerapan pendidikan
karakter di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium dan sebagai syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Page 26
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretik
1. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan dan Pendidikan Karakter
Berikut ini akan dikemukakan sejumlah pengertian:
1) Charles E. Siberman
Pendidikan menurut Charles E. Siberman (Suardi, 2012: 14) tidak
sama dengan pengajaran, karena pengajaran hanya menitikberatkan
pada usaha mengembangkan intelektualitas manusia. Pendidikan
berusaha mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuan
manusia, baik aspek kognitif maupun psikomotorik. Pendidikan
mempunyai makna yang lebih luas daripada pengajaran, tetapi
pengajaran merupakan sarana yang ampuh dalam menyelenggarakan
pendidikan.
2) Redja Mudyahardjo
Redja Mudyahardjo (Mudyahardjo, 2012: 3) memberikan definisi
pendidikan yang sangat luas. Menurutnya, pendidikan adalah segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup.
3) Prof. Rechey
Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari
pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama
membawa warga masyarakat yang baru (generasi baru) bagi penuaian
kewajiban dan tanggung jawabnya didalam masyarakat . pendidikan
adalah lebih luas dari proses yang berlangsung didalam sekolah, tetapi
tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah
(Tim Dosen FIP IKIP Malang, 1988: 4;Danim, 2011:4).
Page 27
10
Pendidikan yang dimaksudkan disini adalah pendidikan yang
berdasarkan Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003 Pasal 1 ayat 1. Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Menurut Ryan dalam Sudrajat (2011: 48) mendefinisikan karakter
yaitu: Kata character berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti
to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas,
memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian yang seperti itu,
character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan
karenanya melahirkan suatu pandangan bahwa karakter adalah pola
perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang. Setelah
melewati tahap anak-anak, seseorang memiliki karakter, cara yang dapat
diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan perilaku yang ada
disekitar dirinya.
Sedangkan Ainissyifa (2014: 5) Menyebutkan, “bila ditelusuri asal
karakter berasal dari bahasa latin “kharakter”, ”kharax”, dalam bahasa
inggris; character dan dalam bahasa Indonesia “karakter”, Yunani
character, dari charassein yang berarti membuat tajam, membuat dalam”.
Pendapat Imam Al- Ghazali mengenai karakter yaitu, “imam Al-
Ghazali menganggap karakter lebih dekat kepada akhlak, yaitu spontanitas
manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu
dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi“
(Aeni, 2014: 50).
Memudahkan dalam memahaminya, Dirjen Pendidikan Tinggi
Kemendiknas mengemukakan (sebagaimana dikutip oleh Ainiyah
2013:27) “istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah
Page 28
11
etika, akhlak, atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi
“positif” bukan netral”.
Lebih lanjut Majid dan Andayani menjelaskan (dalam Ainissyifa,
2014: 6-7) bahwa pendidikan karakter memiliki beberapa pilar diantaranya
sebagai berikut:
1) Moral Knowing
Moral Knowing sebagai aspek pertama memiliki enam unsur yaitu:
a) Kesadaran moral (moral awareness);
b) Pengetahuan tentang nilai-nilai moral (knowing moral values)
c) Penentuan sudut pandang (perspective taking);
d) Logika moral (moral reasoning);
e) Kebenaran mengambil menentukan sikap (dicision making);
f) Dan pengenalan diri (self knowledge)
2) Moral Loving Atau Moral Feeling
Moral loving merupakan penguatan aspek emosi siswa untuk
menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan
bentuk-bentuk sikap yang harus dirasakan oleh siswa, yaitu
kesadaran akan jati diri yaitu:
a) Percaya diri (self esteem);
b) Kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty);
c) Cinta kebenaran (loving the good);
d) Pengendalian diri(self control);
e) Kerendahan hati(humility)
3) Moral Doing/Acting
Moral acting sebagai outcome akan dengan mudah muncul dari
para siswa setelah dua pilar diatas terwujud. Moral acting
menunjukkan kesempurnaan daripada kompetensi yang dimiliki
oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Kemampuan yang
dimiliki para siswa bukan hanya bermanfaat bagi dirinya
melainkan mampu memberikan manfaat kepada orang lain yang
berada disekitarnya.
Meskipun sebelumnya pendapat dari sebagian ilmuwan mengatakan
bahwa pendidikan akhlak sama dengan pendidikan karakter. Namun
penulis menyimpulkan dalam penelitian ini bahwa pendidikan karakter
dan pendidikan Akhlak jauh berbeda. pendidikan Akhlak adalah suatu
pengetahuan atau bentuk mengenai nilai-nilai yang baik dan yang buruk.
Sedangkan pendidikan karakter adalah suatu bentuk tindakan yang
dilakukan sebagai penerapan dari nilai-nilai karakter yang baik tersebut
sehingga melekat dan menjadi tingkah laku keseharian seseorang.
Page 29
12
Maka dapat ditarik kesimpulan dari berbagai macam penjelasan dan
pendapat diatas mengenai pendidikan dan karakter, yaitu pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia yang berakhlakul karimah.
b. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter
Mengenai tolak ukur keberhasilan suatu sekolah dalam penerapan
pendidikan karakter, Amri, Jauhari, & Elisah (2011:32); Mulyasa (2013:
10); dan Samani & Hariyanto (2013: 29-30), sebagaimana yang dikutip
oleh Ramdhani (2014: 30-31) menyatakan bahwa keberhasilan program
pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh
peserta didik sebagaimana tercantum dalam standar lulusan di setiap
sekolah yang meliputi:
1) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahapan
perkembangan manusia;
2) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
3) Menunjukkan sikap percaya diri;
4) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang
lebih luas;
5) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
6) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan
sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif.
7) Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
8) Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi
yang dimilikinya;
9) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari;
10) Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
Page 30
13
11) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
12) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara;
13) Menghargai karya seni dan budaya;
14) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk
berkarya;
15) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang secara baik;
16) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
17) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan
dimasyarakat, menghargai fakta berbeda pendapat;
18) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah;
19) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis;
20) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk studi lanjutan; dan
21) Memiliki jiwa wirausaha.
Zubaedi (2011) sebagaimana dikutip oleh Ramdhani (2014:31)
mengenai prinsip pendidikan karakter menyatakan bahwa prinsip yang
digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter adalah
Berkelanjutan, mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-
nilai karakter merupakan proses yang tiada henti, dimulai dari awal peserta
didik sampai selesai dari suatu satuan pendidikan, bahkan sampai terjun
ke masyarakat;
1) Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah,
serta muatan lokal ;
2) Nilai tidak sekedar diajarkan, tetapi dikembangkan dan dilaksanakan.
Aktivitas belajar dilakukan untuk mengembangkan seluruh
kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik; dan
3) Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan
menyenangkan.
c. Fungsi Pendidikan Karakter
Page 31
14
1) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta
akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin.
2) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial.
4) Perbaikan kesalahan, kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan dari hal-hal negatif budaya asing yang dihadapinya sehari-
hari
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum.
7) Penyaluran untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga
pendidikan yang lebih tinggi.
Adapun fungsi pendidikan karakter menurut Kementerian Pendidikan
Nasional adalah:
1) Pengembangan potensi dasar, agar berhati baik, berpikiran baik dan
berperilaku baik.
2) Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang
sudah baik.
3) Penyaring budaya kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila
(Yaumi: 16).
d. Tujuan Pendidikan Karakter
Abdul Majid dan Andayani (2012:30) dalam buku “pendidikan
Karakter Perspektif Islam” menjelaskan bahwa tujuan paling mendasar
dari pendidikan adalah membuat seseorang menjadi good and smart,
dalam sejarah Islam, Rasulullah Muhammad Saw telah menegaskan
bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk
mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good character)
sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tujuan dari pendidikan
karakter merubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap
dan keterampilan.
Page 32
15
Dalam Islam, karakter atau akhlak mempunyai kedudukan yang
penting dan dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu
kehidupan masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT didalam Al-
qur’an surah An – Nahl ayat 90 sebagai berikut:
نكري هى عني ٱل فح شاءي وٱل م ني وإييت ائي ذيى ٱل ق ر بى وي ن س لي وٱلإ يح ي م ر بيٱل ع د إين ٱلل ر ون )النحل:٩٠( يعيظ ك م لعل ك م تذك وٱل ب غ ىي
Artinya: “sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q.S An-Nahl: 90)
(Anonim, 2014: 277).
Hadits atau Sunnah Nabi, didalamnya juga berisi ajaran tentang
aqidah, syari’ah dan akhlak sebagaimana dalam Al-Qur’an, yang juga
berkaitan dengan masalah pendidikan. Dan hal yang lebih penting lagi
dalam sunnah terdapat cermin tingkah laku dan kepribadian Rasulullah
saw yang menjadi teladan dan harus diikuti oleh setiap muslim sebagai
salah satu model kepribadian muslim sebagaimana firman Allah SWT:
ر وذكر الل خي م ال وال ي و و ا الل وة حسنة ليمن كان ي ر ج لل ي أ س لقد كان لك م في رس ولي ا كثييرا ) الأحزاب:٢١(
Artinya: “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-
Ahzab/33: 21) (Anonim, 2014:420).
Oleh karena itu pendidikan karakter mempunyai tujuan penanaman
nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih
menghargai kebebasan individu.
Menurut Dharma Kesuma, dkk (2011: 91) tujuan pendidikan karakter
adalah menfasilitasi pengetahuan dan pengembangan nilai-nilai tertentu
sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah
maupun setelah proses tidak sekolah.
Menurut T. Ramli pendidikan karakter memiliki esensi dan makna
yang sama dengan pendidikan akhlak, tujuannya adalah membentuk
Page 33
16
pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat baik,
dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga
masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat
atau bangsa, secara umum adalah nilai- nilai sosial tertentu yang banyak
dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu,
hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia
adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber
dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian
generasi muda.
Menurut Kemendiknas (2010:7), tujuan pendidikan karakter antara lain:
1) Mengembangkan potensi kalbu, nurani, afektif peserta didik sebagai
manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa.
2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilai -nilai universal dan tradisi budaya bangsa
yang religius.
3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa.
4) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia
yang kreatif, mandiri, dan berwawasan kebangsaan.
5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan karakter
adalah menjadikan pendidikan sebagai wadah penanaman karakter atau
kepribadian yang baik bagi siswa sehingga dapat berperilaku baik pula
dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah.
e. Implementasi Pendidikan Karakter Peserta Didik
Pelajaran pendidikan karakter yang dapat diterapkan pada peserta didik
mempunyai empat sikap yaitu sikap tawassuth, sikap tawazun, sikap
Tasamuh dan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Sedangkan ruang lingkup nilai
Page 34
17
karakter yang dapat menerapkan karakter peserta didik yaitu demokratis,
mandiri, kerja keras, jujur, semangat kebangsaan, gemar membaca,
bertanggung jawab, religious, peduli lingkungan, peduli social, cinta
damai, disiplin, toleransi, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,
cinta tanah air.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dijabarkan secara rinci bagaimana
pendidikan karakter dalam membentuk karakter peserta didik dengan
indikator-indikator dibawah ini:
Tabel 2.1
Implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan karakter peserta
didik
1. Sikap tawasuth yakni sikap
tengah atau moderat Demokratis (bersedia
mendengarkan pendapat orang
lain, menghargai perbedaan
pendapat, tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain,
toleran dalam
bermusyawarah/diskusi,
bersedia melaksanakan setiap
hasil keputusan bersama,
menghargai kritikan yang
dilontarkan orang lain)
2. Sikap tawazun atau seimbang
dalam segala hal Mandiri (tidak mudah
menyalahkan orang lain sebagai
pembelaan diri)
Kerja keras (berusaha
mengerjakan sesuatu pekerjaan
dengan sebaik mungkin)
Jujur (satunya kata antara niat
dan perbuatan)
Semangat kebangsaan (cara
berpikir, bertindak dan
berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara
diatas kepentingan diri dan
kelompoknya)
Gemar membaca (kebiasaan
menyediakan waktu untuk
membaca yang memberikan
kebajikan bagi dirinya)
Page 35
18
Bertanggung jawab (berbicara
dan berbuat secara berterus
terang)
Peduli lingkungan (sikap dan
tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada
lingkungan alam disekitarnya,
dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah
terjadi)
Peduli social (sikap dan
tindakan yang selalu ingin
membantu orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan)
3. Sikap tasamuh atau toleransi,
yakni menghargai perbedaan
serta menghormati orang
yang memiliki prinsip yang
tidak sama.
Cinta damai(sikap, perkataan
dan perbuatan yang
menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran
dirinya)
Disiplin (patuh pada setiap
peraturan yang berlaku)
Toleransi (sikap dan tindakan
yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya).
Menghargai prestasi (sikap dan
tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui serta
menghormati keberhasilan orang
lain.
Bersahabat/komunikatif
(tindakan yang memperliharkan
rasa senang berbicara, bergaul,
dan bekerja sama dengan orang
lain.
Cinta tanah air (cara berpikir,
bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap Bahasa,
lingkungan fisik, social,
Page 36
19
budaya;ekonomi dan politik
bangsa)
4. Sikap Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar Religious (sikap dan perilaku
yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama
lain.
2. Pembelajaran Akidah Akhlak
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar peserta didik sehingga
dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses
belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses memberikan
bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses
belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak belakang dari
banyaknya peserta didik yang bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak
perbedaan seperti adanya peserta didik yang mampu mencerna materi
pelajaran, ada pula peserta didik yang lamban dalam mencerna materi
pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang menyebabkan guru mampu
mengatur strategi dalam pembelajaran yang sesuai dengan keadaan setiap
peserta didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah “perubahan”,
maka hakikat pembelajaran adalah “pengaturan” (Bahri Djamarah,
2006:39).
Menurut Trianto pembelajaran adalah aspek kegiatan yang kompleks
dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Secara sederhana, pembelajaran
dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Pada hakikatnya, Trianto
mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang
guru untuk membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaksi
peserta didik dengan sumber belajar lain) dengan maksud agar tujuannya
dapat tercapai (Trianto, 2009:19).
Page 37
20
Dalam UU No. 2 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20,
“pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” (Indah Komsiyah, 2012:3).
Dari berbagai pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang melibatkan peserta
didik dan pendidik didalamnya untuk mencapai suatu tujuan.
b. Pengertian Akidah Akhlak
1) Pengertian Akidah
Secara etimologis adalah berarti kepercayaan atau keyakinan.
Akidah juga disebut dengan istilah keimanan. Akidah secara terminology
didefinisikan sebagai suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan
sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan dalam
bentuk amal perbuatan.
2) Pengertian Akhlak
Ditinjau dari segi etimologi akhlak berarti perangai, tingkah laku,
tabiat atau budi pekerti. Dalam pengertian terminologi, akhlak ialah sifat
yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul spontan dalam tingkah
laku hidup sehari- hari (Kemenag RI, 2014:50).
c. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran akidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam
mempersiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
dan mengimani Allah Swt, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak
mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan pengajaran, latihan,
penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan.
3. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas VII Mts
Mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VII MTs secara garis besarnya yaitu
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik
yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik
tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang
Page 38
21
terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah Swt, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada
jenjang pembelajaran yang lebih tinggi( Beni Ahmad dan Abdul Hamid,
2010:14).
Tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VII MTs
Laboratorium yang tertera disilabus yaitu:
a. Tujuan pembelajaran akidah akhlak kelas VII MTs Semester genap
1) Kompetensi Inti
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Mencoba, mengelola, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
Tabel 2.2
Standar Kompetensi 4: Memahami Asmaul Husna
No
Kompetensi Dasar No Indikator Kompetensi
4.1 Menguraikan 10 Asmaul Husna
(Al- Aziz, Al-Baari’u, Ar- Roofi’,
Ar-Ro’uf, Al-Barr, Al-Ghaffar, Al-
Fattah, Al-‘Adl, Al-Qayyum)
1.1.1
2.1.1
3.1.1
Menjelaskan pengertian Asmaul
Husna
Menyebutkan dalil dan arti yang
berkaitan dengan 10 Asmaul Husna
Menjelaskan isi kandungan 10
Asmaul Husna
4.2 Menunjukkan bukti kebenaran
tanda-tanda kebesaran Allah
4.1.1
Menyebutkan bukti kebenaran
tanda-tanda kebesaran Allah
Page 39
22
melalui sifat-Nya dala 10 Asmaul
Husna
5.1.1
melalui sifat-Nya dalam 10 asmaul
Husna dari makhluk ciptaan-Nya.
Menyebutkan bukti kebenaran
tanda-tanda kebesaran Allah
melalui sifat-Nya dalam 10 Asmaul
Husnadari lingkungan sekitar.
4.3 Menunjukkan perilaku orang yang
mengamalkan 10 Asmaul Husna
6.1.1
7.1.1
Menyebutkan bentuk dan contoh-
contoh perilaku orang yang
mengamalkan 10 Asmaul Husna.
Menunjukkan perilaku orang yang
mengamalkan 10 Asmaul Husna
4.4 Meneladani sifat-sifat Allah yang
terkandung dalam 10 Asmaul Husna
8.1.1 Mengamalkan sifat-sifat Allah yang
terkandung dalam 10 Asmaul
Husna
Tabel 2.3
Standar Kompetensi 5: Meningkatkan Keimanan Kepada Malaikat-Malaikat
No Kompetensi Dasar
5.1 Menjelaskan pengertian
beriman kepada malaikat Allah
swt dan makhluk ghaib lainnya
seperti jin, iblis, dan setan.
1.1.1
2.1.1
3.1.1
Menjelaskan pengertian
beriman kepada Malaikat
Allah swt
Menunjukkan dalil naqli
tentang adanya Malaikat
Allah swt
Menjelaskan pengertian
makhluk ghoib seperti jin,
iblis, dan setan serta
menunjukkan dalil naqlinya.
5.2 Menunjukkan bukti/dalil
kebenaran adanya Malaikat
Allah dan makhluk ghaib
lainnya seperti jin, iblis, dan
setan
4.11
5.1.1
6.1.1
Menyebutkan tanda-tanda
adanya malaikat Allah
melalui fenomena alam yang
terjadi dilingkungan sekitar
Menyebutkan tanda-tanda
adanya makhluk ghaib
seperti jin, iblis, dan setan
melalui fenomena terjadi
dilingkungan sekitar
Menyebutkan tanda-tanda
adanya makhluk ghaib
seperti jin, iblis, dan setan
melalui dalil naqli.
Page 40
23
5.3 Menjelaskan tugas dan sifat-
sifat Malaikat serta makhluk
ghaib lainnya
7.1.1
8.1.1
9.1.1
Menyebutkan nama dan
tugas malaikat Allah swt
Menyebutkan sifat-sifat
malaikat Allah swt
Menyebutkan sifat-sifat
makhluk ghaib seperti jin,
iblis dan setan
5.4 Menunjukkan ciri-ciri/ tanda-
tanda perilaku beriman kepada
Malaikat Allah dan makhluk
ghaib lainnya seperti jin, iblis,
dan setan.
10.1.1
11.1.1
Menunjukkan ciri-ciri orang
yang beriman kepada
Malaikat Allah melalui
perilakunya
Menunjukkan ciri- ciri orang
yang meyakini adanya
makhluk ghaib seperti jin,
iblis, dan setan melalui
perilakunya terhadap
fenomena kehidupan.
Tabel 2.4
Standar kompetensi 6: Menghindari Akhlak Tercela Kepada Allah Swt
No Kompetensi Dasar No Indikator kompetensi
6.1 Menjelaskan pengertian riya’ dan
nifaq
1.1.1 Menjelaskan pengertian riya’ dan
nifaq
6.2 Mengidentifikasi bentuk dan
contoh-contoh perbuatan riya’
dan nifaq
2.1.1
3.1.1
Menyebutkan bentuk dan contoh-
contoh perbuatan riya’ dan nifaq
Menunjukkan ciri-ciri orang yang
memiliki perbuatan riya’ dan nifaq
6.3 Menunjukkan nilai -nilai negatif
akibat perbuatan riya’ dan nifaq
dalam fenomena kehidupan
4.1.1 Menyebutkan nilai- nilai negatif
akibat perbuatan riya’ dan nifaq
dala fenomena kehidupan
Page 41
24
6.4 Membiasakan diri dari
menghindari hal-hal yang
mengarah pada perbuatan riya’
dan nifaq
5.1.1
6.1.1
7.1.1
Menghindari hal-hal yang
mengarah pada perbuatan riya’ dan
nifaq
Menghindari perbuatan riya’ dan
nifaq dalam kehidupan sehari- hari
di lingkungan madrasah
Menghindari perbuatan riya’ dan
nifaq dalam kehidupan sehari- hari
di lingkungan keluarga dan
masyarakat.
Tabel 2.5
Standar kompetensi 7: Memahami Adab Membaca Al-Qur’an Dan Berdoa
No Kompetensi Dasar No Indikator kompetensi
7.1
7.2
Memahami adab membaca al-
Qur’an dan adab berdoa
Mendemonstrasikan adab
membaca al-Qur’an dan berdo’a
1.1.1
2.1.1
3.1.1
4.1.1
Menjelaskan pengertian adab
membaca al-Qur’an dan berdoa
Menjelaskan adab-adab membaca
al-Qur’an dan berdoa yang baik dan
benar
Menunjukkan contoh hikmah
mengamalkan adab yang baik
dalam adab membaca al-Qur’an
dan berdo’a
Mampu mempraktekkan adab-adab
dalam membaca al-Qur’an dan
berdoa.
Tabel 2.6
Standar kompetensi 8: Meneladani Kisah Pemuda Ashabul Kahfi
No Kompetensi Dasar No Indikator kompetensi
8.1
8.2
Menganalisis kisah keteladanan
Ashabul Kahfi
Menceritakan kisah keteladanan
Ashabul Kahfi
1.1.1
2.1.1
3.1.1
4.1.1
5.1.1
Menyebutkan pengertian Ashabul
Kahfi
Menyebutkan dalil naqli dan aqli
tentang Ashabul Kahfi
Mendeskripsikan kisah
keteladanan Ashabul Kahfi
Mampu meneladani perilaku dari
Ashabul Kahfi
Bercerita tentang peristiwa yang
menunjukkan pada kisah Ashabul
Kahfi
Page 42
25
b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas Vii Mts Meliputi:
1) Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat
Allah, Asmaul Husna, Iman kepada Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-
rasul Allah, Hari Akhir serta Qada dan Qadar
2) Aspek akhlak terpuji terdiri atas bertauhid, ikhlas, taat, khauf, taubat,
tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, qana’ah, tawadu’, Husnudzon,
tasamuh dan ta’awun, berilmu, kreatif, produktif.
3) Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya’, nifaq, amaniah, putus
asa, tamak, takabbur, dendam, ghibah, fitnah (Kemenag RI, 2014).
B. Studi Relevan
1. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung 2017: Mutawalia (1311010157) dengan judul penerapan
pendidikan karakter di pondok pesantren al- Muawwanah Kecamatan
Pajaresuk Pringsewu. Hasil penenlitian ini mengemukakan bahwa pondok
tersebut telah menerapkan pendidikan karakter dengan penanaman nilai –
nilai karakter melalui kegiatan belajar mengajar, mengadakan bimbingan
baca tulis al-Qur’an, memberikan suri tauladan (perbuatan baik) dalam
kehidupan sehari-hari, kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan tata cara
ibadah dan menegur santri. Yang dibuktikan dengan hasil observasi yaitu
dalam interaksi santri seperti menghormati kyai, jujur dan bertanggung
jawab serta cinta kebersihan. Letak perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian yang peneliti lakukan saat ini adalah peneliti melakukan
penelitian di Madrasah dan pada siswa kelas VII saja bukan keseluruhan
siswa.
2. Skripsi, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
(2013): Khanafi (G000080033) dengan judul “penerapan pendidikan
karakter dalam pembelajaran akhlak (studi kasus di MAN 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2012/2013)”. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa
penerapan pendidikan karakter di MAN 2 Surakarta mencakup kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta siswa dapat bersikap dan
Page 43
26
berperilaku yang sopan, disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran
dikelas dan siswa dapat memperaktekkan nya dalam kehidupan dalam
sehari hari baik dilingkungan keluarga maupun dilingkungan masyarakat.
Letak perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan
saat ini adalah tingkat sekolah yang diteliti.
3. Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang (2011): Lely Triana (3401407068) dengan
judul “ pola penerapan pendidikan karakter siswa di SMA Negeri 3 Pati”.
Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa pola penerapan pendidikan
karakter yaitu pola penerapan karakter siswa dalam kegiatan intrakurikuler
yang diterapkan kepada siswa yaitu karakter religius, karakter jujur dan
masih banyak lagi. Berbeda hal nya dengan penelitian yang dilakukan
peneliti saat ini yaitu tingkat sekolah dan fokus penelitian nya. dalam
penelitian tersebut lebih fokus kepada pola yang diterapkan.
Page 44
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian lapangan (field
research). Adapun dalam penulisan proposal ini pendekatan penelitian yang
digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy (2010: 13)
adalah sebagai “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.
“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis dari orang- orang, fenomena, peristiwa, aktifitas
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi dan pemikiran orang secara individual atau
pun kelompok” (Margono, 2007, hal. 36). Penelitian ini menyajikan gambaran
berupa data tertulis atau lisan dari informan karena penelitian ini bertujuan
memberikan pandangan secara lengkap dan mendalam mengenai subjek yang
diteliti.
B. Setting Dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium
Kota Jambi dengan tujuan untuk memperbaiki serta membentuk generasi
yang berkarakter pada lulusan sekolah tersebut.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2019/2020 yaitu pada
semester genap. Dan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik
sekolah.
Page 45
28
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti atau diharapkan
informasinya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian,
orang atau apa saja yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian.
Subjek dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan cara purposive
sampling yaitu “tehnik pengambilan sampel sumber data pertimbangan dan
tujuan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau
situasi sosial yang diteliti” (Sugiyono, 2011:219).
Subjek dalam penelitian ini adalah guru akidah akhlak, kepala
Madrasah dan siswa. Maka ditetapkan informan kunci (key informan) yaitu
guru akidah akhlak, sedangkan kepala madrasah dan siswa dijadikan
sebagai informan tambahan (add informan). Hal ini dilakukan untuk
penyesuaian informan atau data yang diperoleh melalui wawancara dengan
data yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi.
C. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah “data yang diambil langsung dari sumbernya
tanpa ada perantara” (Mukhtar, 2009:87). Data primer adalah “sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”
(Sugiyono, 2011: 225). Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh
peneliti sendiri, data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik
dengan cara tertentu atau pada priode waktu tertentu.
Data primer yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah data
mengenai cara ataupun strategi guru akidah akhlak dalam menerapkan
pendidikan karakter dalam pembelajaran akidah akhlak pada siswa
kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi.
Page 46
29
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah “ data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah,
koran, keterangan- keterangan atau publikasi lainnya” (Mukhtar,
2009:90). Data sekunder adalah “ sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen” (Sugiyono, 2011:225). Data sekunder adalah data
yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data
sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data
primer.
Data sekunder yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah
data yang diambil dari gambaran umum Madrasah Tsanawiyah
Laboratorium Kota Jambi yang meliputi:
1) Historis dan Geografis
2) Struktur Organisasi
3) Keadaan Guru dan Siswa
4) Keadaan Sarana dan Prasarana
2. Sumber Data
“Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh” (Suharsimi Arikunto, 2010:172). Sedangkan sumber data dalam
penelitian ini meliputi:
1) Kepala Madrasah
2) Guru Akidah Akhlak
3) Siswa
4) Dokumentasi
D. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data, maka jenis metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Page 47
30
1. Observasi
Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan langsung
merupakan “... kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu dengan
menggunakan seluruh alat indra” (Suharsimi Arikunto, 2010:199). Observasi
dilakukan dengan menggunakan panduan observasi yang disiapkan untuk
memudahkan dan membantu penelitian dalam memperoleh data. Panduan
tersebut dikembangkan dan diperbaharui selama peneliti berada dilokasi
penelitian.
Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi
partisipan (participant observation) guna mengamati metode guru akidah
akhlak dalam menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajaran akidah
akhlak siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi.
2. Wawancara
Wawancara adalah “sebuah diaolog yang dilaksanakan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara” (Suharsimi
Arikunto, 2010:198). menurut Esterberg (2002) yang dikutip oleh sugiyono
di dalam bukunya Metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D,
“wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu” (2011:231).
Didalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara
mendalam (in depth interview) guna mengumpulkan data mengenai metode
guru akidah akhlak dalam menerapkan pendidikan karakter dalam
pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah
Laboratorium Kota Jambi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Didalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, makalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010:201).
Page 48
31
Metode dokumentasi yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
data-data yang berhubungan dengan gambaran umum Madrasah Tsanawiyah
Laboratorium Kota Jambi, meliputi:
a. Historis dan geografis
b. Struktur organisasi
c. Keadaan guru dan siswa
d. Keadaan sarana dan prasarana
Dan juga data-data yang berhubungan dengan strategi ataupun metode
guru dalam menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajaran akidah
akhlak siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi.
E. Tehnik Analisis Data
Tehnik analisis data dalam Sugiyono memaparkan bahwa:
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain” (2011:244).
Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah selesai pengumpulan data dalam priode tertentu. Pada saat wawancara,
peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka
peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai pada tahap tertentu yang
mana diperoleh data yang dianggap kredibel.
Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa “aktivitas dalam
analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh “ (Sugiyono, 2011:246). Miles dan
Huberman (1984) menjelaskan bahwa “ aktivitas dalam analisis data, yaitu
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing / verification)”:
Page 49
32
1. Reduksi Data (Data Reduction)
“Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”
(Sugiyono, 2011:247). Reduksi data adalah proses pemilihan data,
mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa.
Dengan demikian reduksi data yang telah dilakukan akan menunjukkan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian Data (Data Display)
“setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
(mendisplaykan) data. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami” (Sugiyono, 2011: 249).
Dalam penelitian, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat atau teks yang bersifat naratif, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Miles dan Huberman (1984), “yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif” (Sugiyono, 2011:249).
Dengan demikian menyajikan data dapat memudahkan untuk
memahami apa saja yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi (Conclusi Drawing/Verification)
“penarikan kesimpulan adalah kegiatan penggambaran secara utuh dari
objek yang diteliti yang terdiri dari gabungan informasi yang tersusun dalam
suatu bentuk penyajian data” (Sugiyono, 2011: 252).
F. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data
Data yang absah atau data yang valid adalah “ketepatan antara data yang
terjadi dilapangan dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Dengan kata lain,
data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara yang dilaporkan peneliti
dengan yang sesungguhnya terjadi di lapangan” (Sugiyono, 2011,:267).
Page 50
33
Untuk mendapatkan data yang absah yang sesuai dengan penelitian
kualitatif, peneliti menggunakan tehnik triangulasi. Triangulasi adalah
“pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara (tehnik) dan
waktu” (Sugiyono, 2011:273). Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
tehnik dan waktu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji
keabsahan data tentang strategi guru Akidah Akhlak dalam menerapkan
pendidikan karakter, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah
diperoleh dilakukan ke peserta didik yang diajar, kepala madrasah dan
rekan sesama guru.
“Data dari beberapa sumber tersebut, kemudian dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda dan spesifik.
Data yang telah dianalisis tersebut kemudian menghasilkan suatu
kesimpulan dan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check)
kepada beberapa sumber tersebut” (Sugiyono, 2011: 274).
2. Triangulasi Tehnik
Triangulasi tehnik dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan tehnik yang berbeda. Misalnya, data diperoleh
dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Apabila
dengan tiga tehnik tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
3. Triangulasi Waktu
“Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
dengan wawancara, observasi dan dokumentasi dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Apabila menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan
secara berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datanya” (Sugiyono,
2011: 2).
Page 51
34
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1: Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan / Minggu
I II III IV V VI VII VII IX
Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
2019 2019 2019 2020 2020 2020 2020 2020 2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
Proposal √
√ √
2
Penunjukan
dosen
pembimbing
√
3 Perbaikan
Proposal
√ √
4
Izin Seminar
dan
Perbaikan
Hasil
Proposal
√
Page 52
35
5
Pengajuan
Izin Riset
6 Pengumpulan
Data √
7
Verifikasi
dan Analisis
Data
√ √ √
8 Konsultasi
Pembimbing
√ √ √ √
9 Perbaikan
Skripsi
√ √ √
√ √
10 Agenda
Skripsi
Page 53
36
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Keadaan Historis dan Geografis Madrasah Tsanawiyah Laboratorium
Kota Jambi
a. Sejarah MTs Laboratorium Kota Jambi
Sekolah ini bernama Madrasah Tsanawiyah Swasta Laboratorium
dan terletak di Jalan Arif Rahman Hakim, Telanaipura Kota Jambi.
Merupakan daerah yang strategis karena lokasi ini berada dipusat Kota
Jambi dan tidak jauh dari sarana pendidikan lainnya. Madrasah
Tsanawiyah Laboratorium Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi letaknya juga bersebelahan dengan Madrasah Aliyah
Laboratorium Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi dan
juga merupakan bagian dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi. Akan tetapi Madrasah Aliyah maupun Madrasah Tsanawiyah
manajemen nya dikelola oleh kepala dan staf masing-masing sekolah.
Pembangunan Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Fakultas
tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi beriringan dengan Madrasah
Aliyah Laboratorium FTK UIN STS Jambi. Sekolah ini bercirikan
agama islam, namun pelajarannya sama dengan sekolah menengah
pertama yang mengajarkan pelajaran umum. Disamping itu juga
sebagai sekolah yang berbasis agama islam, sekolah ini memberikan
pelajaran tambahan seperti Akidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits, Fiqh,
Ski, dan juga Bahasa Arab.
Madrasah Tsanawiyah Laboratorium FTK UIN STS Jambi, telah
berdiri sejak tahun 2005. Berdiri nya madrasah ini mempunyai dua
tujuan yang mendasar. Pertama, untuk membantu Mahasiswa FTK UIN
STS Jambi dalam peraktek mengajar. Kedua, setiap guru ingin siapapun
yang tamat dari Madrasah Tsanawiyah Laboratorium FTK UIN STS
Jambi dapat menguasai Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Page 54
37
b. Visi dan Misi Madrasah
Tujuan dari Madrasah Laboratorium FTK UIN ingin
menggabungkan antara iptek dan imtaq dengan Visi Misi yang
menunjang pendidikan sebagai berikut:
1) Visi
Visi Madrasah adalah mencetak peserta didik yang terampil dan
cerdas dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dan mencetak peserta
didik yang memiliki iman dan takwa.
2) Misi
Misi sekolah adalah mempersiapkan siswa untuk
mengembangkan dirinya sendiri sesuai jalur dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga siswa sebagai anggota masyarakat dapat
berinteraksi dengan sosial, lingkungan sosial, budaya dan alam
berdasarkan ajaran agama Islam. Madrasah dapat menyelenggarakan
pendidikan secara profesional, inovatif dan selalu berupaya
meningkatkan pelayanan dan kepuasan stake holder dan untuk
mewujudkan misi yang telah dirumuskan maka langkah-langkah
nyata yang harus dilakukan oleh Madrasah adalah:
Mendorong aktifitas dan kreatifitas secara optimal kepada seluruh
komponen Madrasah terutama para siswa.
Mengoptimalkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan
keterampilan siswa supaya mereka memiliki prestasi yang dapat
dibanggakan.
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga kecerdasan siswa terus diasah agar terciptanya
kecerdasan intelektual dan emosional yang mantap.
Antusias terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Menanamkan cinta kebersihan dan keindahan kepada semua
komponen Madrasah.
Page 55
38
Menimbulkan penghayatan yang dalam dan pengalaman yang
tinggi terhadap ajaran agama Islam, sehingga tercipta
kematangan dalam berfikir dan bertindak.
c. Tujuan Madrasah
1) Perolehan nilai ujian nasional rata-rata naik memenuhi standar
kelulusan.
2) Memiliki kegiatan ekstra kurikuler yang maju dan berprestasi
disegala bidang
3) Terwujudnya disiplin yang tinggi dari seluruh warga Madrasah.
4) Terwujudnya suasana pergaulan sehari-hari yang berlandaskan
keimanan dan ketakwaan
5) Terwujudnya manajemen Madrasah yang transparan dan
partisipatif, melibatkan seluruh warga Madrasah dan kelompok
kepentingan yang terkait.
6) Terwujudnya lingkungan Madrasah yang bersih, indah, asri dan
islami.
d. Kurikulum Sekolah/Madrasah
Dimadrasah Tsanawiyah Laboratorium menggunakan Kurikulum
2013. Kurikulum 2013 sendiri yaitu kurikulum yang berlaku dalam
sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum
tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan kurikulum 2006
(yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
yang telah berlaku selama kurang lebih enam tahun. Kurikulum 2013
masuk dalam masa percobaan pada tahun 2013 dengan menjadikan
beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan. Kurikulum 2013 memiliki
empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan,
aspek sikap dan perilaku.
e. Keadaan Guru, Tata Usaha , Karyawan dan Siswa
Data Guru Madarasah Tsanawiyah Laboratorium Fakultas
Tarbiyah UIN STS Jambi tahun ajaran 2019/2020.
Page 56
39
Tabel 4.1
Daftar Nama Guru-guru di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi
Tahun 2019/2020
No Nama Pendidikan Jabatan Bidang Studi
1 Tabroni, M. Pd. I
Kepala
Sekolah -
2 Hikmawati, S. Pd., M. Pd S2 UNJA
WAKA
Kurikulum Matematika
3 M. Husni, S. Pd. I SI IAIN
WAKA
Kesiswaan BK
4 Yuliyah, S. Pd. I SI IAIN
WAKA
Sarana IPA
5 M. Aris, S. Ag SI IAIN
WAKA
Infokum Qur’an Hadist
6 Yunita Lestari, S.Pd S1 IAIN Guru IPA
7 Dra. Hj. Salmiah S1 IAIN Guru Qur’an Hadits
8 Hj. Eni Gusniarni, S.Ag S1 IAIN Guru Bhs.Indonesia
9 Iskaryadi,STh.I S1 IAIN Guru Bhs. Arab
10 Hj. Isma Dewi, S.Ag S1 IAIN Guru
Aqidah
Akhlak
11 Rozalina, S.Pd.I S1 IAIN Guru Fikih
12 Fitri Yani, S. Pd S1 IAIN Guru IPS Geografi
13 Mutmainnah, S.Pd.I S1 IAIN Guru PKN
14 Hj. Jusni Feri, S.Pd S1 UNJA Guru Bhs. Inggris
15
Dwi laksana pridatu,
S.Sos.I S1 IAIN Guru IPS Sejarah
16 Budi Santoso, S.Pd S1 UAD Guru KTIK
17 Rahmanida, S. Ag S1 IAIN Guru Bahasa Arab
18 Asnawiyah, S. Ag, M. Pd S2 IAIN Guru SKI
19 Nenti Fitriyani, S. Pd S1 UNJA Guru Bhs.Indonesia
20 Refky Wardana, S.Pd S1 UNJA Guru Bhs.Inggris
21 Hariza Nazifah, S.Pd.I S1 IAIN Guru Kesenian
22 Ragayah, S.Pd S1 UNJA Guru Kesenian
23 Eny Darianti, S.Pd S1 IAIN Guru IPA
24 Holil Arahman, S. Pd. I S. IAIN Guru PKN
25 Dra. Nurhayati Sayuthi S1 IAIN Guru IPS Ekonomi
26 Ratna, S.Pd.I S1 IAIN Guru SKI
27 Nafiah, S. Pd.I S1 IAIN Guru Matematika
28 Juli Syaprianto, S. Pd S1 UNJA Guru Penjas
29 Helda Ningsih, S. Pd S1 IAIN Guru Bhs. Inggris
30 Abu Bakar, S. Ag SI IAIN Guru Mulok
Page 57
40
31 M. RintoAlanuari, S. Pd S1 IAIN Guru Matematika
32 Rika ErsyaPutri, S. Pd S1 UNJA Guru Matematika
33 FitriNauli, S. Pd S1 UNJA Guru IPS
34 Elisa, S. Pd. I S1 IAIN Guru PKn
35 LiyaWahyuni, S. Pd S1 UNJA
Guru Bhs.
Indonesia
36. AnnajmiNingsih, S. Pd S1 UNJA Guru BK
(Sumber: Dokumentasi MTs Laboratorium Kota Jambi Tahun Ajaran 2019/2020)
Jumlah Guru Negeri : 13 Orang
Jumlah Guru Honor : 23 Orang
Jumlah Keseluruhan : 36 Orang
1) Karyawan(Staf)
Data Karyawan Madarasah Tsanawiyah Laboratorium Fakultas
Tarbiyah UIN STS Jambi tahun ajaran 2019/2020.
Tabel 4.2
Daftar Nama Karyawan Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi
Tahun 2019/2020
No Nama Pendidikan Jabatan
1 Tabroni, M. Pd. I Kepala Sekolah
2 Hikmawati, S. Pd., M. Pd
S2UNJA
Waka Kurikulum
3 M. Husni, S. Pd. I
S1 IAIN
Waka Kesiswaan
4 Yuliyah, S. Pd. I S1 IAIN Waka. Saran-prasarana
5 M. Aris, S. Ag S1 IAIN Waka. Infokom
6 Holil Arahman. S. Pd. I
S1 IAIN
Kepala Tata Usaha
7 M. RintoAlanuari, S. Pd SI IAIN Staff TU
8 AanFirnando Z SMA Komite
9 Abdul Sani, S. Ip SI UIN Staff Perpustakaan
(Sumber: Dokumentasi MTs Laboratorium Kota Jambi Tahun Pelajaran 2019/2020)
Page 58
41
2) Siswa
Data Siswa Madarasah Tsanawiyah Laboratorium Fakultas
Tarbiyah UIN STS Jambi tahun ajaran 2019/2020.
Tabel 4.3
Keadaan Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota
Jambi Tahun 2019/2020
No
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1
Kelas VII A 22 10 32
Kelas VII B 20 13 33
Kelas VII C 20 11 31
Kelas VII D 20 12 32
Kelas VII E 18 12 30
2
Kelas VIII A 20 14 34
Kelas VIII B 15 18 33
Kelas VIII C 17 15 32
Kelas VIII D 18 17 35
Kelas VIII E 18 16 34
3
Kelas IX A 19 12 30
Kelas IX B 18 12 30
Kelas IX C 18 12 30
Kelas IX D 18 12 30
Kelas IX E 18 12 30
Jumlah Seluruh 276 198 474
(Sumber: Dokumentasi MTs Laboratorium Kota Jambi TP. 2019/2020)
f. Struktur Organisasi
Secara Organisasi Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Swasta
Merupakan bagian dari organisasi lembaga pendidikan di bawah
naungan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dengan susunan
organisasi adalah sebagai berikut :
Page 59
42
STUKTUR ORGANISASI MTs LABORATORIUM UIN STS JAMBI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota
Jambi Tahun 2019/2020
KEPALA TATA USAHA Holil Arahman, S. Pd. I
WAKA KURIKULUM Hikmawati, S. Pd., M. Pd
WAKA KESISWAAAN M. Husni, S. Pd. I
WAKA SARANA PRASARANA
Yuliyah, S. Pd. I
WAKA KOMUNIKASI M. Aris, S. Ag
MAJELIS GURU PEMBINA PRAMUKA
Dwi Laksana Pridatu, S. Sos.I
PEMBINA OSIS Ragayah, S. Pd
SISWA
PENASIHAT Rektor UIN STS Jambi
PELINDUNG Dekan Fakultas Tarbiyah
KEPALA SEKOLAH
Tabroni, M. Pd. I
KOMITE
AanFirnando Z
PEMBINA PMR
M. RintoAlanuari, S. Pd
Page 60
43
g. Data Umum Madrasah
Secara umum madrasah Tsanawiyah Laboratorium adalah sebagian
berikut :
Nama Madrasah :Madrasah Tsanawiyah
Laboratorium
NSS : 1212157 10010
NPSN : 10508357
Status Akreditasi : Akreditasi B
Status Kepemilikan Bangunan Sekolah : Milik Negara
Alamat : Jl. Arif Rahman
Hakim No. 111
Kelurahan : Simpang IV Sipin
Kecamatan : Telanaipura
Kabupaten/Kota : Kota Jambi
Tahun Berdiri : 2005
Status Lahan : Fakultas Tarbiyah
Luas Keseluruhan Tanah : 1000 M2
Luas Bangunan : 800 M2
Jarak ke Pusat Kecamatan : 3000 M
Jarak ke Pusat Provinsi : 3500 M
Jumlah Keanggotaan Rayon : V (Lima)
OrganisasiPenyelenggara : Pendidikan
Batas Sekolah / Madrasah
Sebelah Utara : Jl. Arif Rahman Hakim
Sebelah Selatan : dapur meriah
Sebelah Barat : Fakultas Febi
Sebelah Timur : Jln. Kaca Piring
Page 61
44
h. Keadaan Peserta Didik
Tabel 4.4
Keadaan Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota
Jambi Tahun 2019/2020
KELAS JUMLAH PESERTA DIDIK ROMBEL
PRIA WANITA JUMLAH
VII 95 57 152 5
VIII 86 66 152 5
IX 51 65 116 5
JUMLAH 152 152 420 15
(Sumber: Dokumentasi MTs Laboratorium Kota Jambi Tahun Pelajaran 2019/2020)
i. Data Ruang
Tabel 4.5
Data Sarana Dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi
Tahun 2019/2020
KELAS
RUANG
RUANG
KEPALA
SEKOLA
H
RUANG
MAJELIS
GURU
PERPUST
AKAAN
LAB
KOMP
UTER
LAB
IPA
RUA
NG
UKS
JML
VII 5 1 1 1 1 1 1 11
VIII 5 5
IX 5 5
Jumlah 19
(Sumber: Dokumentasi MTs Laboratorium Kota Jambi Tahun Pelajaran 2019/2020)
Page 62
45
j. Data Jumlah Kursi dan Meja Siswa
Tabel 4.6
Data Sarana Dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi
Tahun 2019/2020
URAIAN KELAS
VII VIII IX JUMLAH
Kursi 152 152 116 420
Meja 152 152 116 420
(Sumber: Dokumentasi MTs Laboratorium Kota Jambi Tahun Pelajaran 2019/2020)
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Penerapan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
di Mts Laboratorium Kota Jambi
Setelah peneliti melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi
dengan Waka Kurikulum, guru akidah akhlak serta siswa-siswi MTs
Laboratorium kota Jambi maka penulis akan menyampaikan hasil penelitian
yang telah peneliti lakukan.
Pada hasil pengamatan peneliti dalam observasi, penerapan karakter
telah terlaksana dengan baik. Dimana penerapan pendidikan karakter ini tidak
hanya terpaku pada proses belajar mengajar saja, namun juga didukung pada
kegiatan Imtaq serta ekstrakurikuler disekolah. Seperti dipaparkan dari hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan Waka Kurikulum Madrasah
Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi, menerangkan bahwa:
“Pendidikan karakter di MTs Laboratorium Kota Jambi sudah berjalan
dengan baik. Meskipun waktu untuk menanamkan pendidikan karakter
pada siswa sedikit terbatas yaitu hanya pada waktu jam sekolah atau pada
waktu pelajaran berlangsung. Media yang menunjang pendidikan
karakter juga telah mendukung sesuai dengan materi pembelajaran.
Seperti proyektor, buku panduan pembelajaran, serta banyak hal
disekitar yang dapat dijadikan sebagai sarana penunjang proses
pembelajaran. Sehingga siswa langsung bisa memperaktekkan nilai-nilai
karakter yang terkandung dalam pembelajaran yang berlangsung tersebut
dengan lingkungan sekitarnya. Kemudian faktor pendukung dari
penerapan pendidikan karakter adalah dengan melalui Imtaq. Dalam hal
Page 63
46
tersebut yaitu berdoa bersama sebelum memulai dan sesudah kegiatan
belajar mengajar, sholat sunah Dhuha berjama’ah serta tadarusan
bersama, shalat dzuhur berjama’ah dan kultum setelah shalat dzuhur.
Dan pendidikan karakter tidak hanya dilakukan dalam mata pelajaran
saja, namun juga didukung oleh kegiatan ekstrakurikuler salah satunya
yaitu kegiatan pramuka. Dalam kegiatan ini siswa dapat membentuk
karakternya seperti keberanian, mental, kedisiplinan dan juga kejujuran.
Ditambah lagi dengan kegiatan ekstrakurikuler lainnya sehingga sangat
mendukung dalam pembentukan karakter siswa”(wawancara, 9 maret
2020).
Sehingga dengan adanya faktor-faktor yang mendukung seperti kegiatan
ekstrakurikuler disekolah akan sangat membantu keberhasilan dalam
pelaksanaan pembentukan karakter siswa.
begitupun halnya penerapan pendidikan karakter dalam proses belajar
mengajar telah terlaksana dengan baik. Salah satunya dalam mata pelajaran
Akidah Akhlak. Penerapan pendidikan karakter ini Ditekankan pada nilai
religius, disiplin, demokratis serta tanggung jawab. Sebagaimana Isma Dewi
selaku Guru mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VII MTs Laboratorium
Kota Jambi, saat ditemui diruang kelas menjelaskan:
“Berbicara tentang nilai karakter yang terkandung dalam mata pelajaran
Akidah Akhlak, tentu banyak. Namun ada beberapa nilai yang selalu ada
saat pembelajaran Akidah Akhlak seperti nilai religius, disiplin,
demokratis, dan tanggung jawab. Karena Akidah Akhlak adalah ilmu
yang berbicara akhlak maka lebih banyak dengan memberikan cerita-
cerita masa lampau. Misalnya dengan menceritakan sosok Nabi
Muhammad SAW, dengan harapan peserta didik dapat menjadikan sosok
Nabi Muhammad SAW, sebagai model atau idola bagi mereka sehingga
dengan sendirinya mencontoh perilaku sifat-sifat yang dimiliki
Rasul(wawancara, 12 maret 2020).
Dan sesuai observasi peneliti, ada beberapa metode-metode yang
digunakan dalam penerapan pendidikan karakter yaitu pembiasaan dan
keteladan.
Hal ini terlihat pada guru-guru khususnya guru mata pelajaran Akidah
Akhlak dalam bertutur kata beliau selalu lemah lembut, sopan santun dan
ramah hal ini dimaksudkan agar siswa dapat meniru perilaku tersebut dan
dapat membiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, guru-guru
juga selalu memberikan keteladanan yang baik dalam hal beribadah seperti
Page 64
47
sholat zuhur berjama’ah, sholat sunnah dhuha dan tadarusan (observasi, 12
maret 2020).
Sebagaimana dituturkan juga oleh guru mata pelajaran Akidah Akhlak
bahwa:
“ Penanaman nilai- nilai karakter itu bisa dilakukan dengan cara proses
pembiasaan atau keteladanan. Didalam proses pembelajaran Akidah
Akhlak siswa dibiasakan menerapkan hal kecil terlebih dahulu namun
sangat besar pengaruhnya, seperti contoh menerapkan 3S (salam,
senyum, sapa)” (wawancara, 12 maret 2020).
Dan dalam hasil wawacara serta observasi peneliti, dimana nilai-nilai
karakter ini telah dicantumkan pula dalam silabus dan RPP pembelajaran.
Hal tersebut terbentuk dalam tujuan ataupun indikator yang ingin dicapai dari
materi yang diajarkan (observasi, 14 maret 2020).
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa guru Akidah Akhlak kelas
VII di MTs Laboratorium Kota Jambi pada saat proses pembelajaran
berlangsung guru telah memberikan contoh materi pembelajaran sesuai
dengan fenomena kehidupan (observasi, 7 maret 2020).
Sebagaimana guru mata pelajaran akidah akhlak juga menambahkan
bahwa :
“dalam menerapkan pendidikan karakter ini dengan menggunakan
metode keteladanan dan pembiasaan, maka guru sebagai tumpuan
pendidikan karakter dikelas VII MTs Laboratorium Kota Jambi, harus
benar-benar dituntut untuk memberikan teladan yang baik untuk
dicontoh peserta didik. Guru hendaknya menjaga dengan baik perbuatan
maupun ucapan sehingga naluri anak yang suka meniru dan mencontoh
dengan sendirinya akan nurut mengerjakan apa yang dilakukan seorang
guru. Namun orang tua juga wajib memberikan teladan yang baik bagi
anaknya karena orang tua merupakan orang pertama yang menjadi
teladan bagi anak. Suri tauladan yang baik dari kedua orang tua
merupakan pondasi dasar yang akan membuat anak menghormati dan
meneladani perilaku orang tua serta mentaati apa yang diperintahkan
kedua orang tua. Seorang anak akan meniru apa yang dilakukan orang
tuanya, oleh sebab itu hendaknya orang tua memberikan teladan yang
baik bagi anaknya. Begitupun hal nya dengan pembiasaan. Strategi ini
mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan dan
pembinaan akhlak yang baik. Contohnya seperti membiasakan peserta
didik mengucapkan salam saat mengawali proses pembelajaran, berdoa
sebelum mengawali proses pembelajaran, membiasakan untuk
bersalaman saat bertemu dengan guru, melaksanakan sholat bejama’ah
Page 65
48
di sekolah dan doa besama. Hal-hal kecil seperti ini terlihat sederhana
namun saat sudah melekat serta membentuk karakter pada peserta didik.
Karena dalam penanaman karakter pada diri peserta didik perlu adanya
nilai-nilai positif yang dilakukan secara terus menerus, dengan demikian
akan mudah dalam pembentukan karakter pada peserta didik sesuai yang
diharapkan” (wawancara, 12 maret 2020).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terkait pelaksanaan
pendidikan karakter pada proses pembelajaran Akidah Akhlak tidak hanya
terpaku pada materi pembelajaran yang diberikan, akan tetapi pelaksanaan
pendidikan karakter dimulai ketika guru memasuki kelas dan melakukan
serangkaian kegiatan seperti mengucapkan salam, berdoa, dan memberikan
motivasi dengan cara guru tersebut menjelaskan tujuan belajar kepada peserta
didik, memberikan pujian pada peseta didik yang mampu menyelesaikan
perintah guru terkait materi dengan baik dan bahkan memberikan hadiah
dengan tujuan membangkitkan semangat peserta didik untuk belajar lebih
giat, membantu kesulitan belajar pada peserta didik. Tidak hanya itu, siswa
juga terlihat disiplin dalam berpakaian, dan berdoa sebelum pelajaran dimulai
(Obsevasi, 14 Maret 2020).
Selain disiplin, siswa juga patuh dengan guru itu menunjukkan sikap
demokratis siswa. Pada saat diberikan tugas oleh guru, siswa selalu
mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab. Kemudian dalam kegiatan
pembelajaran, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar
secara langsung akan menumbuhkan nilai demokratis diantara para siswa,
guru memberikan tugas kepada siswa agar siswa memiliki rasa tanggung
jawab terhadap hal yang diamanahkan. Guru memerintahkan kepada siswa
agar selalu mentaati aturan madrasah, salah satunya tepat waktu dalam
mengikuti pelajaran dikelas, hal ini membiasakan siswa untuk disiplin.
Karena penanaman disiplin sejak dini adalah salah satu hal yang sangat
menunjang lebih pada pembentukan karakter siswa dalam aspek lainnya
terutama sopan santun.
Maka yang menjadi tumpuan dalam penerapan pendidikan karakter pada
mata pelajaran akidah akhlak kelas vii di MTs Laboratorium Kota Jambi yaitu
Page 66
49
lebih menekankan pada nilai-nilai religius, disiplin, demokratis, dan tanggung
jawab.
a. Religius
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran Agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain,serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Guru mata pelajaran Akidah Akhlak dikelas VII MTs Laboratorium
Kota Jambi menempatkan nilai religius sebagai nilai yang utama. Karena
selain penting nilai ini juga merupakan ciri khas dari madrasah. Nilai-
nilai religius yang ditanamkan melalui mata pelajaran Akidah Akhlak
seperti dengan membiasakan 3S ( salam, senyum, sapa) dilingkungan
sekolah, baik dilakukan antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan
guru. Hal ini bertujuan agar tercipta suasana ramah, saling peduli dan
menanamkan kepada siswa, hal ini bertujuan agar menanamkan pada diri
siswa bahwa segala sesuatu harus diawali dengan berdo’a. Selain itu
dalam menanamkan nilai-nilai religius, guru juga melaksanakan shalat
dzuhur berjama’ah, agar siswa terbiasa shalat tepat waktu serta dapat
menghargai waktu.
Guru Akidah Akhlak dikelas VII MTs Laboratorium Kota Jambi
dalam pembelajaran melakukan pembiasaan spontan seperti
pembentukan perilaku dengan senyum, salam, sapa. Kegiatan ini
dilakukan guru Akidah Akhlak agar siswa tertanam nilai religius, hormat
dan santun sebagaimana pelajaran Akidah Akhlak yang mengajarkan
tentang Akhakul Karimah.
b. Disiplin
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Pentingnya penguatan karakter disiplin didasarkan pada alasan
bahwa, sekarang banyak terjadi perilaku menyimpang yang bertentangan
dengan norma kedisiplinan. Perilaku tidak disiplin sering ditemui
dilingkungan Madrasah, termasuk di MTs. Sebagai contoh perilaku tidak
Page 67
50
disiplin antara lain, masuk ke kelas tidak tepat waktu, tidak memakai
seragam lengkap sesuai dengan yang tercantum dalam tata tertib
Madrasah, membuang sampah sembarangan, membolos pada jam
pelajaran, tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, ribut didalam kelas
bahkan tidak menghormati guru didalam kelas. Siswa tahu bahwa
perilaku nya tidak baik, namun mereka tidak memiliki kemampuan
membiasakan diri untuk menghindari perilaku tersebut. Hal ini
dikarenakan siswa dalam proses pembelajaran kurang diterapkan dan
ditanamkan kebiasaan dalam membentuk karakternya.
Sehingga dalam hal ini guru Akidah Akhlak kelas VII MTs
Laboratorium kota Jambi selalu menekankan kedisiplinan pada
siswanya. Berdasarkan hasil observasi, bahwa anak-anak sudah
menerapkan nilai kedisiplinan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Misalnya, apabila diberikan tugas, mereka menyelesaikan
dengan tepat waktu, kemudian masuk kelas tepat waktu walaupun masih
ada 2 atau 3 orang yang belum menerapkan nilai kedisiplinan
tersebut(observasi, 12 Maret 2020).
c. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah sikap atau perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),
negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sikap tanggung jawab sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Dengan
memiliki sikap tanggung jawab, seseorang akan disenangi oleh orang lain
terutama pada diri siswa sendiri. Ketika mereka memiliki sikap tanggung
jawab yang tinggi, maka mereka akan disenangi oleh teman-temannya.
Tidak menutup kemungkinan mereka akan hidup rukun dan damai.
Di MTs Laboratorium Kota Jambi khususnya pada mata pelajaran
Akidah Akhlak, sebagian besar siswa sudah menerapkan nilai tanggung
jawab pada proses pembelajaran hal ini dibuktikan ketika mereka
diberikan tugas oleh guru nya mereka mengerjakannya dengan sungguh-
Page 68
51
sungguh dan tanggung jawab, meskipun masih ada 2 atau 3 orang yang
belum bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas. Mereka juga
mengerjakan ulangan dengan jujur, walaupun ada 4 atau 5 siswa yang
masih mengerjakan ulangannya dengan jawaban yang sama (saling
mencontek). Tetapi guru Akidah Akhlak selalu memberikan motivasi
dan usaha agar siswa-siswinya bekerja dengan penuh tanggung jawab
dan jujur. Bukan hanya disaat ulangan tetapi dalam hal diluar lingkungan
kelas mereka diajarkan untuk jujur terhadap orang tua, guru-guru ataupun
orang disekitarnya (observasi, 10 Maret 2020).
d. Demokratis
Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Sikap
demokratis yang ditunjukkan oleh siswa pada saat dikelas yaitu dengan
cara patuh terhadap apa yang telah diperintahkan oleh gurunya.
Aktivitas masing-masing siswa dalam kegiatan belajar mengajar
tidaklah sama. Salah satu ciri pengajaran yang berhasil dapat dilihat
dalam keadaan kegiatan atau aktivitas siswa dalam belajar. Makin tinggi
kegiatan atau kreativitas belajar siswa, makin tinggi pula peluang
berhasilnya pengajaran. Sehingga guru dalam proses belajar mengajar
harus merangsang kegiatan aktivitas siswa dalam belajar.
2. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Guru Akidah Akhlak Kelas VII
dalam Membina Karakter Siswa di MTs Laboratorium Kota Jambi
Dalam membina karakter siswa pasti ada hambatan-hambatan yang
dihadapi terutama oleh kepala Madrasah dan guru. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan Waka Kurikulum Madrasah Tsanawiyah
Laboratorium Kota Jambi menyatakan bahwa:
“Berbicara tentang hambatan pastilah ada, namun tergantung bagaimana
kita menyikapinya. Dalam masalah penerapan pendidikan karakter, salah
satu hambatan yang banyak di temui adalah perbedaan karakter setiap
siswa sehingga setiap guru harus memahami segala karakter siswa
didalam kelas. Begitupun dengan kemampuan masing- masing siswa
yang berbeda-beda. Ada yang cepat menangkap materi pelajaran dan
juga yang lambat memahami materi pelajaran. Apalagi saat berhubungan
Page 69
52
dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam hal ini
terlihat jelas bahwa keluarga terutama orang tua siswa sangat
mempengaruhi karakter siswa tersebut” (wawancara, 9 maret 2020).
Maka dari itu, kemampuan siswa dalam pembelajaran juga
mempengaruhi proses pembentukan karakter siswa tersebut. Sehingga hal
tersebut sangat menjadi perhatian lebih dalam pembentukan karakter siswa.
Namun hambatan tidak hanya timbul dari faktor kepribadian siswa saja.
Akan tetapi ada faktor yang memiliki pengaruh besar. Dimana faktor tersebut
telah menanamkan kebiasaan pada diri siswa. Sebagaimana hasil wawancara
peneliti dengan guru Akidah Akhlak, mengenai hambatan-hambatan yang
dihadapi guru Akidah Akhlak dalam menerapkan pendidikan karakter
didalam kelas sebagai berikut:
“Hambatan yang sering saya hadapi yaitu sebagian siswa-siswi sulit
dikontrol. Faktor yang sangat mempengaruhi yaitu keluarga dan
lingkungan. Kebanyakan siswa jika ada masalah didalam lingkungan
keluarga, siswa tersebut membawanya sampai kesekolah bahkan
kedalam kelas, akibatnya siswa tidak dapat konsentrasi dengan pelajaran
dan materi yang saya jelaskan. Dan bahkan karena masalah dalam
keluarga ini juga bisa membuat siswa memberontak, membangkang
dengan peraturan sekolah dan keras kepala saat dinasehati. Sehingga
dengan hambatan seperti ini,salah satu solusinya yaitu guru sebagai
orang yang setiap hari berinteraksi dengan siswa harus bisa menguasai
emosi siswa yang bermasalah tersebut. Seperti menanyakan apa yang
menjadi permasalahan siswa tersebut. Dan juga hambatan yang paling
mendasar yaitu faktor individu salah satu nya karakter siswa yang
berbeda-beda” (wawancara, 12 maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara, ada beberapa hambatan yang dihadapi
guru Akidah Akhlak dalam membina karakter siswa yaitu faktor individu
(karakter siswa yang beragam) dan latar belakang keluarga. Tetapi hambatan
yang paling berpengaruh adalah faktor individu (karakter siswa yang
beragam). Didalam satu kelas siswa atau peserta didik memiliki karakter yang
berbeda, diantaranya yaitu ada yang pendiam, nakal, cuek dan sebagainya.
a. Hambatan Yang Dihadapi Guru Akidah Akhlak
Seperti yang telah dijelaskan bahwa hambatan yang paling dirasakan
oleh guru Akidah Akhlak dalam menanamkan sikap religius, disiplin,
tanggung jawab dan demokratis kepada siswa yaitu karena karakter siswa
yang berbeda. Hal ini dikarenakan oleh latar belakang siswa yang berbeda.
Page 70
53
Misalnya ada anak yang telah dibiasakan didalam lingkungan tempat
tinggal atau keluarga untuk disiplin dengan waktu, bertanggung jawab
dengan amanah yang diberikan oleh orang tua nya serta taat beribadah dan
patuh terhadap kedua orang tuanya, sehingga saat berada dilingkungan
sekolah maupun masyarakat siswa tersebut dengan sendirinya akan
menerapkan kebiasaan-kebiasaannya itu, dan sebaliknya jika siswa yang
dalam lingkungan keluarganya terutama terhadap orang tuanya sudah
tidak patuh dan sopan, dan kebiasaan tidak disiplin serta bertanggung
jawab, maka sikap tersebut akan terbawa saat siswa tersebut berada dalam
lingkungan sekolah ataupun dalam kehidupan sehari-harinya.
b. Solusi Untuk Mengatasi Hambatan Yang Dihadapi Guru Akidah Akhlak
Adapun solusi yang sesuai untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu
guru sebaiknya turut memperhatikan kondisi dan emosional setiap siswa,
lebih memahami masalah yang sedang dihadapi siswa sehingga dengan
begitu guru dapat membantu meringankan masalah yang dihadapi siswa.
Guru juga hendaknya turut membantu mengembangkan hal-hal positif
yang ada pada diri siswa misal rasa percaya diri dan rasa saling
menghormati, serta terus menerus memberikan motivasi kepada siswa
sehingga dapat menciptakan rangsangan belajar serta kesempatan belajar
yang lebih baik lagi. Guru pun hendaknya memberikan perhatian dan
pengarahan kepada siswa-siswa sehingga dengan pelan-pelan siswa
tersebut mampu merubah perilakunya. Dan guru juga harus sabar
menghadapi siswa yang demikian tersebut serta selalu membuat inovasi
belajar yang lebih menyenangkan.
3. Keberhasilan Penerapan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran
Akidah Akhlak Kelas VII di Mts Laboratorium Kota Jambi
Indikator Keberhasilan Penerapan Pendidikan Karakter
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa MTs Laboratorium telah
berhasil menerapkan pendidikan karakter dengan baik. sebagian besar
siswa telah menerapkan nilai-nilai karakter yang diterapkan sesuai hasil
observasi yang menunjukkan perilaku siswa yang sopan santun, serta
Page 71
54
lemah lembut ketika berbicara dengan guru, mengucapkan salam dan
berjabat tangan ketika bertemu guru. Disiplin serta melaksanakan
tanggung jawab dalam mengerjakan tugas dari guru dan yang paling
penting memiliki nilai-nilai religius dalam diri siswa dengan tumbuhnya
kesadaran menjalankan sholat berjama’ah tanpa dipaksa ataupun disuruh.
Keberhasilan penerapan pendidikan karakter tersebut juga dipertegas
dari Hasil wawancara dengan Kepala Madrasah, mengenai keberhasilan
penerapan pendidikan karakter di MTs Laboratorium Kota Jambi yaitu:
“keberhasilan penerapan pendidikan karakter di MTs Laboratorium
Kota Jambi sudah berjalan dengan baik, salah satu nya di dukung oleh
sarana dan prasarana disekolah, serta media yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran. Menurut saya, hasil dari penanaman
pendidikan karakter ini dapat dibuktikan dengan etika siswa ketika
bertemu dengan guru, berinteraksi dengan teman-temannya maupun
dengan masyarakat setempat, dapat juga dilihat tanggung jawabnya
saat ditunjuk menjadi petugas upacara ataupun pemimpin dalam
tadarusan bersama yang digelar setiap pagi sebelum proses belajar
mengajar dimulai. Sangat terlihat jelas tanggung jawab mereka
dengan persiapan yang dilakukan hingga merasa akan menjalankan
tugas secara maksimal. Begitupun halnya disiplin siswa dapat dilihat
dengan datang sekolah tepat waktu” (wawancara, 9 maret 2020).
Lalu guru Akidah Akhlak juga menambahkan, mengenai hasil
penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
VII di MTs Laboratorium Kota Jambi yaitu:
“keberhasilan penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran
Akidah Akhlak bahwa penerapan tersebut sudah berjalan dengan
baik. Hal ini dibuktikan dengan cara siswa ketika berhadapan
maupun hanya sekedar berpapasan dengan guru disekolah, selalu
menunjukkan sikap yang baik seperti mengucapkan salam, mencium
tangan guru, mematuhi perintah guru serta peraturan sekolah. Hal itu
juga dapat dibuktikan dari rajin mengerjakan tugas saat diberikan
oleh guru, biasanya ada beberapa siswa yang malas mengerjakan dan
perlahan mereka mau mengerjakan. Anak-anak yang suka bolos
pada jam pelajaran perlahanpun mau mengikuti pelajaran didalam
kelas sampai usai meskipun kadang hanya berdiam ditempat duduk.
Namun itu merupakan peningkatan dari nilai-nilai karakter yang
dibentuk dalam pembiasaan terhadap setiap siswa” (wawancara, 12
maret 2020).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, Penerapan pendidikan
karakter pada mata pelajaran Akidah Akhlak Kelas Vii di MTs
Page 72
55
Laboratorium Kota Jambi yang lebih menekankan pada nilai religius,
disiplin, demokratis dan tanggung jawab. Maka beberapa indikator yang
digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan pendidikan karakter
tersebut yaitu:
Tabel 4.7
Indikator Keberhasilan Penerapan Pendidikan Karakter
NILAI DESKRIPSI INDIKATOR
Religius Sikap dan perilaku yang
patuh dalam
melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya,
toleran terhadap
pelaksanaan ibadah
agama lain, serta hidup
rukun dengan pemeluk
agama lain.
Berdoa sebelum dan
sesudah pelajaran
Shalat dhuha dan
zuhur jama’ah
Mengucapkan salam
ketika memasuki kelas
maupun saat bertemu
dengan guru
Tersenyum dengan
siapa saja yang
ditemui
Disiplin Tindakan yang
menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan
peraturan.
Membiasakan hadir
tepat waktu
Mengerjakan dan
menyelesaikan tugas
tepat waktu
Membiasakan
mematuhi aturan baik
dari guru maupun
sekolah
Berpakaian lengkap
sesuai aturan
Tanggung Jawab Sikap dan perilaku
seseorang untuk
melaksanakan tugas dan
kewajiban yang
seharusnya dia lakukan
terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan,
negara dan Tuhan Yang
Maha Esa.
Mengerjakan tugas
dari guru dengan
sungguh-sungguh
Menjalankan amanah
dari guru
Tidak mencontek
Demokratis Cara berpikir, bersikap,
dan bertindak yang
menilai sama hak dan
Menghormati dan
patuh terhadap guru
Page 73
56
kewajiban dirinya dan
orang lain. Berani bertanya jika
ada pelajaran yang
belum dipahami
Saling menghargai
pendapat orang lain
Mengeluarkan
pendapat dengan cara
yang baik
Berdasarkan pengamatan peneliti dalam observasi, indikator tersebut
telah tercapai yaitu bahwa siswa kelas VII MTs Laboratorium telah
mampu menjalankan nilai-nilai religius, disiplin, tanggung jawab serta
demokratis dimana dalam hal ini yang menjadi penekanan pembentukan
karakter dalam penerapan pendidikan karakter pada siswa kelas VII MTs
Laboratorium Kota Jambi. Meskipun ada 2 atau 3 orang dalam satu kelas
yang masih berproses dalam pembentukan karakternya. Namun sesuai
wawancara peneliti dengan beberapa siswa, nilai-nilai tersebut telah
tertanam pada diri mereka. Akan tetapi mereka butuh motivasi lebih agar
bisa membiasakan diri dan mengembangkan nilai karakter dalam diri
siswa. Salah satunya adalah peran penting guru disekolah dan orang tua
dalam lingkungan tempat tinggalnya.
Dari hasil uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa MTs
Laboratorium Kota Jambi telah berhasil menerapkan nilai-nilai karakter
terhadap siswa melalui kegiatan belajar mengajar terutama pada mata
pelajaran Akidah Akhlak, memberikan suri tauladan yang baik atau contoh
yang baik serta pembiasaan dan didukung oleh kegiatan-kegiatan tambahan
seperti kegiatan ekstrakurikuler dan Imtaq.
Page 74
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang peneliti paparkan diatas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs
Laboratorium Kota Jambi telah berjalan dengan baik. Dalam mata pelajaran
akidah akhlak banyak sekali nilai-nilai karakter terkandung didalamnya.
Dalam garis besarnya seperti nilai religius, demokratis, tanggung jawab,
disiplin, sopan santun. Metode yang biasa digunakan dalam pembentukan
karakter pada siswa yaitu pembiasaan dan keteladanan. Penerapan
pendidikan karakter pada mata pelajaran Akidah Akhlak juga didukung oleh
adanya kegiatan ekstrakurikuler dan Imtaq disekolah.
2. Hambatan yang dihadapi kepala sekolah dan guru yaitu keberagaman
karakter siswa, sehingga menjadi tugas berat seorang guru untuk menguasai
semua karakter yang berbeda tersebut dan juga terdapat pula pengaruh latar
belakang keluarga dalam pembentukan karakter siswa maka sangat
dibutuhkan peran terutama orang tua dalam menanamkan karakter atau
pembiasaan positif terhadap anak. Dengan adanya hambatan tersebut sesuai
pengamatan yang telah peneliti lakukan maka guru dalam menghadapi
hambatan ini, yaitu ikut serta dalam memperhatikan kondisi dan
permasalahan yang ada pada siswa. Guru berusaha menguasai emosial siswa
lalu guru membantu mengembangkan nilai-nilai positif pada siswa, selalu
memberikan motivasi kepada siswa serta sabar dalam menghadapi siswa.
3. Tingkat keberhasilan dari penerapan pendidikan karakter pada mata
pelajaran Akidah Akhlak kelas VII di MTs Laboratorium Kota Jambi tahun
ajaran 2019/2020 sudah berjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan
tercapainya indikator keberhasilan penerapan pendidikan karakter. Yang
terdiri dari nilai religius, demokrasi, sopan santun, dan tanggung jawab.
Sebagian besar siswa telah menerapkan nilai-nilai karakter yang diterapkan
Page 75
58
tersebut yaitu perilaku siswa yang sopan santun, serta lemah lembut ketika
berbicara dengan guru, mengucapkan salam dan berjabat tangan ketika
bertemu guru. Disiplin serta melaksanakan tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas dari guru dan memiliki nilai-nilai religius dalam diri
siswa dengan tumbuhnya kesadaran menjalankan sholat berjama’ah tanpa
paksaan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan sebagaimana telah diuraikan diatas sebagai
penutup skripsi ini penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam pembentukan karakter siswa, sebaiknya Madrasah Tsanawiyah
Laboratorium memberikan sanksi yang tegas terhadap peraturan dan kegiatan
yang sudah ada. Hal tersebut agar menumbuhkan kesadaran siswa yang
berawal dari sebuah keterpaksaan.
2. Para guru juga hendaknya secara keseluruhan memberikan teladan yang baik
dan secara bersama-sama melakukan peningkatan dalam penerapan
pendidikan karakter sehingga siswa mau meneladani dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dan sebaiknya Madrasah melakukan kerja sama terhadap orang tua siswa
agar siswa juga menerima pengajaran pendidikan karakter dalam lingkungan
keluarga.
Page 76
59
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2014), Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, Kementerian Agama RI,
Solo: Penerbit Abyan.
Anonim (2018), Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN
STS JAMBI
Aeni, Nur Ani. pendidikan karakter untuk siswa SD dalam perspektif Islam,
Mimbar sekolah dasar. April 2014 hal. 50-58.
Ahmad, Beni & Abdul Hamid. 2010. Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.
Ainissyifa, Hilda, Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal
pendidikan Universitas Garut. Vol 08 No. 01. 2014 hal. 1 -26.
Ainiyah, Nur. Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam. Jurnal Al
Ulum. Vol. 13 No. 1. Juni 2013 hal. 25 38.
Arikunto, Suharsimi, Et. Al. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Buchory. (2013). Guru: kunci pendidikan Nasional. Yogyakarta: LeutikaPrio.
Citra, Yulia. pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran. jurnal ilmiah
pendidikan khusus. Vol. 1 No. 1. Januari 2012.
Danim, Sudarwan. 2011. Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, Metafora
Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kemendiknas . 2011. Panduan pendidikan karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
kebukuan Kemendiknas
Kementerian Agama Republik Indonesia.2014. Akidah Akhlak; pendekatan
saintifik kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Agama
Kementerian Agama Republik Indonesia.2014. Al-Qur’an Hadits; pendekatan
saintifik kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Agama
Komsiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.
Kusuma, Dharma dkk, 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik
Disekolah. Bandung: PT Rosdakarya
Majid, A. & Andayani, D. 2012. Pendidikan karakter Perspektif Islam. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mudyahardjo, Redja. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Ramdhani, M. Ali. Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan
Karakter. Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol. 08 No. 01. 2014 hal.
28 -37.
Salahuddin, Anas, Irwanto Alkrienciehie. (2013). Pendidikan karakter, pendidikan
berbasis Agama & Budaya bangsa, Bandung: Cv.Pustaka Setia.
Suardi, Moh. 2012. Pengantar Pendidikan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Indeks.
Sudrajat, Ajat. “Mengapa Pendidikan Karakter?,” Jurnal Pendidikan Karakter, I,
(Oktober, 2011) hal.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Page 77
60
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta:
Kencana.
Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Sinar Grafika.
Yaumi, Muhammad. 2016. Pendidikan karakter: landasan, pilar & implementasi.
Prenada Media.
Page 78
Lampiran 1
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Skripsi : Penerapan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi
A. Observasi
1. Mengamati bagaimana penerapan pendidikan karakter pada mata
pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium
Kota Jambi.
2. Mengamati apa saja yang menjadi hambatan yang dihadapi oleh
guru Akidah Akhlak dan solusinya dalam membina karakter siswa
kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi.
3. Mengamati bagaimana keberhasilan penerapan pendidikan karakter
pada mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah
Laboratorium Kota Jambi.
B. Wawancara
Waka Kurikulum
1. Apakah tujuan diterapkannya pendidikan karakter
disekolah?
2. Apa yang melatar belakangi diterapkannya pendidikan
karakter di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota
Jambi?
3. Apakah dalam pelaksanaan pendidikan karakter disekolah
menggunakan kurikulum khusus yang dikembangkan sendiri
oleh sekolah?
4. Apakah pelaksanaan pendidikan karakter disekolah ini
melalui pembelajaran dikelas dan kegiatan ekstrakurikuler?
5. Apasaja faktor pendukung penerapan pendidikan karakter di
Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi?
6. Apa saja faktor penghambat penerapan pendidikan karakter
di Madrasah Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi?
Page 79
7. Adakah solusi yang telah sekolah lakukan untuk mengatasi
kendala tersebut?
8. Apa saja yang menjadi indikator keberhasilan penerapan
pendidikan karakter?
9. Bagaimana keberhasilan penerapan pendidikan karakter
pada mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah
Tsanawiyah Laboratorium Kota Jambi?
Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak kelas VII
1. Pentingkah pendidikan karakter diterapkan dalam
pembelajaran Akidah Akhlak?
2. Apa saja nilai karakter yang dapat ditanamkan dalam
pembelajaran Akidah Akhlak?
3. Bagaimana cara menerapkan nilai karakter dalam
pembelajaran Akidah Akhlak?
4. Apa tujuan menerapkan pendidikan karakter dalam
pembelajaran Akidah Akhlak?
5. Apa saja yang dipersiapkan untuk menerapkan pendidikan
karakter dalam pembelajaran dikelas?
6. Metode apa yang digunakan dalam mengajar?
7. Apakah penerapan nilai karakter tercantum dalam RPP atau
silabus?
8. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pembelajaran dikelas?
9. Apakah ada kendala saat proses penerapan pendidikan
karakter dalam pembelajaran dikelas?
10. Hal apa saja yang mendukung berjalannya penerapan
pendidikan karakter dalam proses pembelajaran Akidah
Akhlak kelas VII?
11. Apa saja aspek yang menjadi indikator untuk mengukur
keberhasilan penerapan pendidikan karakter?
Page 80
12. Bagaimana keberhasilan penerapan pendidikan karakter
pada mata pelajaran Akidah Akhlak ?
Siswa
1. Apa yang anda tau mengenai pendidikan karakter?
2. Bagaimana tanggapan anda terhadap penerapan pendidikan
karakter?
C. DOKUMENTASI
Page 81
Lampiran 2
DAFTAR RESPONDEN
No Nama Keterangan
1. Hikmawati, S. Pd, M.Pd Waka kurikulum
2. Hj. Isma Dewi, S.Ag Guru Akidah Akhlak
DAFTAR INFORMAN
No Nama Jabatan
1 Salwa Widia Efendi Siswi
2 Sajadatulfa Khairani Siswi
3 Nilam Cahya Siswi
4 M. Ikram Rahdi Siswa
5 Binsar Ahmad Zuhal Siswa
6 Raissa Nasywa Raya Siswi
7 Apriyani Siswi
8 Yuni Putri Pani Ridwan Siswi
9 Rabiah Dimas. A Siswi
10 Nurdia Saputri Siswi
Page 84
Lampiran 4
DOKUMENTASI
1. Wawancara dengan guru mata pelajaran Akidah Akhlak kelas Vii
2. Wawancara dengan siswa kelas Vii
Page 85
3. Kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran akidah akhlak
4. Suasana jam istirahat disekolah
5. Suasana jam masuk
Page 86
Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Nurliana
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Tanjab Timur, 02 Juli 1997
Alamat : Dusun Rajawali, RT 025, Kec. Muara Sabak
Timur, Kab. Tanjung Jabung Timur
Alamat Email : [email protected]
No. Kontak : 085377375243
Pendidikan Formal
1. SD, Tahun Tamat : SD Negeri No. 161/ X Simbur Naik, Tahun 2010
2. SMP, Tahun Tamat : SMP Negeri 13 Tanjung Jabung Timur, Tahun
2013
3. SMA, Tahun Tamat : MA Bustanul Ulum Simbur Naik, Tahun 2016
Motto Hidup : Keyakinan, Kesabaran dan Rasa Syukur dalam Setiap Langkah
Menuju Suatu Tujuan Adalah Kunci Rahasia.