Top Banner
0 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEKERJASAMA SISWA DALAM PELAJARAN TIK ARTIKEL ILMIAH Diajaukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Peneliti : Edo Tri Pratama Putra (702012066) Program Studi Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2017
22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

Apr 07, 2019

Download

Documents

duongkhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BEKERJASAMA SISWA

DALAM PELAJARAN TIK

ARTIKEL ILMIAH

Diajaukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti :

Edo Tri Pratama Putra (702012066)

Program Studi Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2017

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

1

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

2

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

3

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

4

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BEKERJASAMA SISWA

DALAM PELAJARAN TIK

1)

Edo Tri Pratama Putra 2)

Mila C Paseleng, S.Si., M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711

Email : 1)

[email protected], 2)

[email protected]

Abstract

The purpose of this research is to apply STAD cooperative learning method for

increase a teamwork skill through social media for 12th

grades students in SMA N

1 Suruh at 2017/2018 academic year. The method of this research is classroom

action research (PTK). This method is conducted in two cycles also, the

techniques of data collection documented, observation, interview, and tes. The

research proves that the biggest improvement in teamwork skill, especially in

inviting the other member group to cooperate and achieve the team goals.

Facilitating students learning process outside school can be done through

Facebook as a social media.

Keywords: STAD, Teamwork skill, Social Media

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD

untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama berbantuan media sosial pada

siswa kelas XII SMA N 1 Suruh Tahun Pelajaran 2017/2018. Bentuk penelitian

ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, wawancara,

dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan terbesar pada

kemampuan bekerjasama terutama mengajak teman lain bekerjasama demi

mencapai tujuan bersama. Untuk memfasilitasi pembelajaran siswa pada saat di

luar lingkup sekolah dapat di lakukan dengan menggunakan media sosial

facebook.

Keywords: STAD, Kemampuan bekerjasama, Media sosial

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

6

1. Pendahuluan

Kerjasama merupakan bentuk hubungan antara beberapa pihak yang saling

berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama dalam konteks

pembelajaran yang melibatkan siswa yaitu, ketika siswa bekerja sama untuk

menyelesaikan suatu tugas kelompok. Dalam kegiatan ini mereka saling

memberikan dorongan, anjuran, dan informasi pada teman sekelompoknya

yang membutuhkan bantuan. Melalui kerjasama, siswa yang lebih paham

akan memiliki kesadaran untuk menjelaskan kepada teman yang belum

paham [1].

Kurangnya kerjasama antar siswa dalam kelompok pada saat proses

pembelajaran terutama dalam berdiskusi mengakibatkan diskusi berjalan

kurang efektif sehingga tujuan dalam diskusi tidak tercapai [1]. Observasi

yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh

menunjukkan bahwa terdapat siswa tidak mau menerima pendapat teman

sekelompoknya dalam memecahkan masalah dan memilih berkelompok

dengan teman yang akrab saja. Selain itu saat diskusi sedang berjalan, tidak

semua siswa yang tergabung dalam kelompok ikut serta menyelesaikan tugas

yang di berikan guru, siswa yang dianggap pandai selalu bekerja ekstra

melebihi siswa yang lainnya. Kondisi tersebut menggambarkan proses

kerjasama masih terbatas, seharusnya siswa tidak memilih kelompok dengan

teman yang akrab saja, saling membantu, dan menghargai satu sama lain, hal

ini mengakibatkan hubungan antara siswa dengan siswa kurang harmonis,

tidak semua siswa dapat menguasai materi, dan proses kerjasama dalam

kelompok memakan waktu lama, karena hanya satu dua orang saja dari lima

orang yang mengerjakan tugas.

Salah satu strategi yang di gunakan untuk mengembangkan dan

memaksimalkan kerjasama di sekolah adalah dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan

kerjasama diantara siswa, mengembangkan hubungan antar kelompok,

penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan

melatih rasa solidaritas sesama siswa, metode ini dapat membangun siswa

untuk bekerjasama dan tanggung jawab [2]. Model pembelajaran Student

Teams Archievement Division (STAD) merupakan salah satu bentuk

pembelajaran kooperatif yang mengelompokkan siswa secara heterogen dan

mengajarkan siswa untuk bisa bekerja sama sebagai tim tetapi tidak

meninggalkan tanggung jawabnya secara individual untuk bisa menguasai

materi. Penerapan STAD membutuhkan waktu yang lebih banyak, sehingga

untuk memfasilitasi keterbatasan waktu pembelajaran di sekolah dapat

dimanfaatkan teknologi seperti sosial media. Penggunaan sosial media seperti

Facebook dapat memfasilitasi proses pembelajaran siswa di luar jam sekolah.

Selain itu, siswa di SMA N 1 Suruh juga sudah memiliki akun Facebook.

Facebook dapat membantu siswa untuk menyelesaikan tugas secara

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

7

berkelompok, berbagi materi TIK, dan melatih tanggung jawab setiap

individu untuk bekerja dalam kelompok [3].

Berdasarkan permasalahan yang ada di SMA N 1 Suruh pada kelas XII

IPA 2 pada mata pelajaran TIK maka di lakukan penelitian. Tujuan penelitian

ini adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD untuk

meningkatkan kemampuan bekerjasama berbantuan media sosial pada siswa

kelas XII SMA N 1 Suruh Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Kajian Pustaka

Penelitian terkait penerapan STAD dan kerjasama siswa sebelumnya telah

dilakukan oleh beberapa peneliti. Nurlaela Qodriningsih dalam penelitiannya

menunjukkan pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran khususnya terhadap kerja sama siswa. Metode yang digunakan

adalah PTK (Penelitian tindakan kelas). Pada penelitian ini penerapan STAD

menumbuhkan rasa solidaritas siswa terhadap siswa yang lain. Hasil ini

diperkuat dengan nilai kerjasama di dalam observasi dan angket siswa yang

meningkat. Nurlaela Qodriningsih memberikan solusi dalam memaksimalkan

penggunaan waktu untuk pembentukan kerjasama yaitu dengan pembentukan

kelompok dan penataan ruang kelas sesuai kelompok yang ada dapat

dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian,

dalam kegiatan pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk

pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas [4]. Di dalam kerjasama

terdapat Interaksi sesama siswa, seperti halnya yang di bahas pada penelitian

Elsa Puji. Pada penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan interaksi

siswa ke siswa melalui media sosial. Media sosial berfungsi sebagai tempat

penyaluran ide dan gagasan penting yang diperoleh setiap hari, dengan begitu

siswa dapat membagi ilmunya ke siswa yang lain tanpa malu jika terdapat

kesalahan [5]. Berdasarkan kedua penelitian terdahulu ini menunjukkan

bahwa penerapan STAD dapat melatih interaksi siswa di dalam lingkup

sekolah maupun di luar lingkup sekolah dengan media sosial. Hal tersebut

akan menumbuhkan rasa saling kerjasama mencari ide dan gagasan.

Kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana didalamnya terdapat

aktivitas tertentu yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan bersama dengan

saling membantu dan saling memahami aktivitas masing-masing [7]. Dengan

bekerja sama, maka akan membuat kelompok kecil akan mampu mengatasi

berbagai rintangan, bertindak mandiri, dan dengan penuh tanggung jawab,

mengandalkan bakat setiap anggota kelompok, mempercayai orang lain

dalam mengeluarkan pendapat dan mengambil keputusan [8]. Burton dalam

Rohani berpendapat bahwa “Group process atau kelompok belajar” yaitu

cara individu mengadakan relasi dan kerjasama dengan individu lain untuk

mencapai tujuan bersama [9]. Selain itu manfaat kerjasama akan memupuk

rasa persaudaraan, melatih diri untuk menghargai orang lain, berlatih untuk

mengeluarkan atau mengemukakan pendapat dan dapat melatih kekompakan

[10]. Dari kutipan tersebut kerjasama memiliki kekuatan untuk melatih

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

8

individu siswa menjadi orang yang mampu bersosialisasi, bertanggung jawab,

dan membantu satu sama lain. Dengan bekerjasama, sesuatu pekerjaan akan

tercapai. Meningkatkan kemampuan bekerjasama memperlukan tindakan

yang tepat, salah satunya dengan menerapkan STAD, karena pada STAD

terdapat mekanisme pengelompokan siswa secara heterogen, skor kerjasama

dan rekognisi tim, mekanisme tersebut akan menumbuhkan individu yang

saling berinteraksi dan bekerjasama satu sama lain [2],

Kerjasama memiliki beberapa Indikator yaitu: (1) Bersedia bekerjasama

dalam kelompok dengan teman yang berbeda suku, agama, dan jenis kelamin.

(2) Mendengarkan ide/gagasan dari teman lain. (3) Tidak mendahulukan

kepentingan diri sendiri. (4) Mencari solusi untuk mengatasi perbedaan

ide/pendapat/gagasan dengan teman lain. (5) Mengajak teman lain

bekerjasama demi mencapai tujuan bersama [1]. Kemampuan kerjasama

memiliki keterkaitan dengan pembelajaran kooperatif, hal ini sama dengan

pengertian dari Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan

strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama

dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar [2].

Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas,

struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk bekerjasama pada suatu

tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran

kooperatif adalah mampu belajar bekerjasama dan siswa dapat menerima

berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota

empat sampai lima orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas

laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan

tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau

perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya

dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan

pelajaran melalui diskusi dan kuis [2]. Berikut ini uraian selengkapnya dari

pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD), (1).

Penyajian kelas, pada awal pembelajaran harus di jelaskan materi yang akan

dicapai dan metode yang akan di gunakan, agar setiap siswa paham dengan

materi dan metode tersebut. (2). Belajar kelompok (Tim) di dalam kelompok

terdapat 4-5 siswa, setiap individu harus paham dengan materi, agar

kerjasama dapat berjalan. (3). Kuis untuk melatih kemampuan penguasaan

materi setiap individu dan kemampuan kelompok dapat dinilai

keberhasilannya, manfaat dari kuis untuk menguji setiap kelompok, dan hasil

tersebut menjadi tolak ukur keberhasilan. (4). Skor dimana setiap kelompok

akan diberikan skor, bertujuan untuk memberi kesempatan setiap kelompok

untuk meraih prestasi dan memotivasi setiap kelompok agar menjadi lebih

baik. (5). Rekognisi Tim merupakan perhitungan nilai kelompok dan nilai

perkembangan individu, pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

9

rata-rata nilai kelompok tertinggi. Penghargaan tersebut sebagai semangat

agar kelompoknya dapat menang dan setiap individu memberi kontribusi nilai

dalam kelompoknya.

Berdasarkan karakteristik STAD jika dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional (yang hanya penyajian materi dari guru), pembelajaran

menggunakan model ini membutuhkan waktu yang relatif lama, dengan

memperhatikan tiga langkah STAD yang menguras waktu seperti penyajian

materi dari guru, kerja kelompok dan tes individual/kuis. Penggunaan waktu

yang lebih lama dapat sedikit diminimalisir dengan menyediakan lembar

kegiatan siswa (LKS) sehingga siswa dapat bekerja secara efektif dan efisien

[2]. Sedangkan pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas sesuai

kelompok yang ada dapat dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran

dilaksanakan dan pemberian materi di bantu dengan facebook. Facebook

berguna sebagai melatih kerjasama siswa di luar lingkup sekolah [3].

Kerjasama yang terdapat pada Facebook di peroleh saat kelompok mendapat

tugas berupa mencari materi TIK dan menjawab setiap soal yang harus di

upload ke group mereka, bagian kolom komentar harus diisi oleh setiap

anggota kelompok yang berbeda. Setiap individu memiliki tanggung jawab

untuk bekerja dan jawaban setiap soal tergantung pada setiap individu

anggota kelompok, maka anggota kelompok akan melakukan kerjasama agar

tugas selesai.

Mata pelajaran TIK adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang

perangkat teknologi (hardware dan software), dan ketrampilan menggunakan

TIK pembelajaran Corel Draw. Kompetensi dasar yang ingin di capai dalam

pembelajaran tentang Corel Draw adalah setiap siswa bisa menunjukkan

menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat grafis,

menggunakan menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat

grafis dan membuat grafis dengan berbagai variasi warna, bentuk, dan

ukuran. Untuk mencapai Kompetensi dasar yang di harapkan dapat di lakukan

dengan pembelajaran secara berkelompok yang mana dalam pembelajaran

tersebut siswa dapat meningkatkan keterampilan bekerjasama. Secara umum

metode yang di gunakan pada STAD dapat menjadi langkah-langkah

pembelajaran dan indikator kerjasama sebagai pedoman ketercapaian

penelitian. Langkah-langkah pembelajaran TIK dengan menerapkan STAD

diawali dengan presentasi kelas, tim, kuis, skor kerjasama dan rekognisi tim.

Pada tahap presentasi kelas guru menyiapkan dan menyajikan materi ajar, tim

setiap siswa mencari sumber-sumber terkait dan dikerjakan secara bersama.

Quis siswa mengembangkan jawaban dari setiap anggota kelompok dan

menghargai pendapat satu sama lain. Skor kerjasama menilai kelompok untuk

di lihat peningkatan setiap siklus dan rekognisi tim memberikan penghargaan

bagi setiap kelompok.

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

10

3. Metode Penelitian

Jenis Penelitian yang di gunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

yang dilakukan di SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang kelas XII IPA 2

pada mata pelajaran TIK. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus 4 kali

pertemuan dengan jumlah siswa 24, peneliti menerapkan metode STAD

untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama. Prosedur untuk melakukan

PTK yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Prosedur

PTK adalah sebagai berikut [11] :

Gambar 1. Siklus Prosedur PTK [11]

1) Pada tahap perencanaan kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat

RPP, mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan

dikelas, mempersiapkan angket dan lembar observasi. 2) Pada tahap

pelaksanaan peneliti melakukan tindakan yang telah dirumuskan dalam RPP,

dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, inti dan penutup. 3)

Pada tahap observasi yang harus dilaksanakan adalah mengamati perilaku

siswa siswi yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran. Memantau

kegiatan diskusi atau kerjasama antar kelompok, disini lembar observasi

guru ke siswa selama pembelajaran digunakan sebagai pengambilan nilai

kerjasama siswa. 4) Pada tahap refleksi yang harus dilakukan adalah mencatat

hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil kerjasama,

mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan

rancangan siklus berikutnya.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan pemberian

angket kemampuan bekerjasama kepada siswa. Observasi digunakan untuk

mengamati kemampuan bekerjasama siswa pada saat proses pembelajaran

sebelum dan sesudah menerapkan STAD. Pemberian angket digunakan untuk

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

11

mengukur kemampuan bekerjasama siswa setelah pembelajaran selesai setiap

akhir siklus.

Tabel 1. Indikator Kemampuan Bekerjasama No. Indikator Deskripsi Instrumen

1.

Bersedia bekerja sama

dalam kelompok dengan

teman yang berbeda suku, agama dan jenis

kelamin

Siswa tidak memilih-milih teman

kelompoknya dan juga bersedia

melakukan tugas kelompok sesuai job list

Angket ,

Observasi

2. Mendengarkan ide atau gagasan dari teman lain

Siswa mau berdiskusi dengan

teman sekelompoknya dan juga bergantian ketika akan

mengungkapkan pendapat pada

saat sedang berada pada forum diskusi

Angket ,

Observasi

3. Tidak mendahulukan

kepentingan diri sendiri

Ketika sedang berdiskusi siswa tidak memaksakan pendapatnya

secara pribadi selain itu siswa juga

mau membantu teman yang

mengalami kesulitan ketika proses pembuatan project

Angket ,

Observasi

4.

Mencari solusi untuk

mengatasi perbedaan ide

atau pendapat atau

gagasan dengan teman lain

Siswa bersepakat menerima solusi pendapat meskipun berbeda

dengan pendapatnya kemudian

mampu dan mau bekerja sama walaupun memiliki perbedaan

pendapat dan pandangan

Angket ,

Observasi

5.

Mengajak teman lain

bekerja sama demi mencapai tujuan

bersama

Setiap Siswa mengajak bekerja sama dan siswa memusatkan

perhatian pada tujuan kelompok

sehingga project yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik

Angket , Observasi

Angket diberikan kepada siswa setiap akhir siklus guna mengetahui

perubahan kemampuan bekerjasama yang dirasakan oleh siswa sendiri.

Sedangkan observasi dilakukan oleh guru pada saat jam pelajaran

berlangsung 2 kali pertemuan guna mengetahui kemampuan bekerjsama

siswa.

.

Prosedur dari analisis data untuk lembar observasi dan angket adalah

sebagai berikut: (1) Mengelompokan data yang terkumpul. (2) Mentabulasi

data yang terkumpul untuk memudahkan dalam menganalisis. (3) Untuk

penghitungan persentase frekuensi dihitung dari kemunculan kemampuan

bekerjasama seluruh siswa dalam kelompok pada setiap aspek bekerjasama.

(4) Untuk penghitungan persentase frekuensi pada setiap tahap dihitung dari

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

12

kemunculan kemampuan bekerjasama seluruh siswa dalam kelompok pada

setiap tahap pembelajaran. (5) Menghitung persentase setiap kemunculan ()

untuk setiap individu dengan teknik persentase sederhana yaitu penghitungan

menggunakan rumus berikut [13] :

%X = Σ tindakan yang dilakukan X 100%

Σ tindakan yang diberikan

Keterangan :

%X : Presentase aspek bekerjasama siswa yang

diamati

Σ tindakan yang dilakukan : Jumlah siswa yang memunculkan tiap

indikator yang diobservasi

Σ tindakan yang diberikan : Jumlah siswa yang diharapkan

memunculkan indikator yang diobservasi

Angka presentase tersebut kemudian ditafsirkan sebagai berikut [12] :

0% - 20% : ditafsirkan kurang sekali

21% - 40% : ditafsirkan kurang

41% - 60% : ditafsirkan cukup

61% - 80% : ditafsirkan baik

81% - 100% : ditafsirkan baik sekali

Dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi

perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau

setidak-tidaknya sebagian besar (75%) [14]. Kriteria skor yang didapatkan

siswa akan diubah dalam bentuk % untuk mengetahui keberhasilan proses

dalam pembelajaran mencapai 75%. Sebagai pendukung keberhasilan proses

belajar, pemahaman siswa dikatakan berhasil jika nilai yang diperoleh lebih

dari sama dengan KKM (75), dan hasil angket mengalami peningkatan setiap

siklus.

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

13

Tabel 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Tahapan STAD Kegiatan

Presentasi kelas

Guru menjelaskan materi CorelDraw tentang

perbedaan garis vektor dan bitmap secara menarik

dengan menggunakan vidio tutorial dan gambar. Selain itu guru menjelaskan metode STAD, selama

penjelasan materi, siswa di perbolehkan untuk

menayakan materi, agar semua siswa menerima

materi dengan baik

Tim

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok

secara heterogen, pembagian kelompok sudah di persiapkan sebelumnya. Di dalam tim, setiap siswa

akan mengerjakan soal kuis yang sama. Anggota

kelompok bekerjasama menyelesaikan jawaban soal,

satu soal kuis terdapat bobot nilai yang mempengaruhi nilai kelompok, jadi anggota

kelompok harus mengerjakan secara benar dan

paham materi, anggota kelompok memiliki tanggung jawab menjawab soal, presentasi, dan memberikan

pertanyaan kepada kelompok lain pada sesi tanya

jawab presentasi kelompok. Selain itu setiap tim akan mendapat nilai dan nilai tersebut menjadi

pedoman great team atau tidak. Tugas setiap anggota

kelompok di dalam facebook adalah membuat group

serta upload materi CorelDraw, setiap siswa harus mengisi di dalam kolom komentar berupa pertanyaan

tentang materi yang mereka upload dan dijawab

anggota kelompok.

Kuis

Siswa di berikan kuis awal berupa 4 soal individu

dan kuis akhir 1 soal dikerjakan secara berkelompok. 1 kuis terakhir merupakan jawaban yang di rancang

dari jawaban individu siswa pada kuis awal. Setelah

kuis sudah selesai, maka setiap kelompok akan

mempresentasikan tugasnya di depan kelas

Skor kerjasama

Setelah kuis selesai, skor di dapat dari nilai kuis

awal, kuis terakhir dan nilai observasi guru terhadap siswa yang di dapat pada penilaian guru pada saat

siswa mempresentasikan tugas kelompoknya di

depan kelas

Rekognisi tim

Bagi kelompok yang mendapatkan nilai kuis dan

nilai observasi guru ke siswa paling tinggi maka

kelompok tersebut mendapatkan hadiah.

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

14

Penerapan model pembelajaran STAD untuk meningkatkan kerjasama

siswa di SMA N 1 Suruh berjalan 2 siklus, siklus di antaranya yaitu: Siklus 1,

melakukan rencana pembelajaran yang berkonsep STAD, setiap komponen

yang terdapat di STAD di terapkan satu persatu, ada beberapa komponen

STAD yang berjalan tidak dengan semestinya, pada komponen kuis, kondisi

seharusnya setiap kelompok bertanya kepada kelompok yang melakukan

presentasi, namun kondisi pada saat pelaksanaan tidak ada yang bertanya, hal

tersebut mengakibatkan interaksi kelompok dengan kelompok belum

terwujud dengan semestinya. Komponen STAD pada skor kerjasama juga

belum mendapatkan nilai yang sempurna, karena pertanyaan observasi dari

guru saja yang menjadi tolak ukur setiap anggota melakukan kerjasama atau

tidak. Rekognisi tim, pada komponen ini hanya kelompok yang mendapat

nilai tertinggi saja atau great team yang mempresentasikan tugas mereka,

namun beberapa kelompok ingin mempresentasikan hasil kelompoknya

meskipun nilai mereka tidak mendapatkan great team, maka dengan hasil

siklus 1 di dapatkan refleksi sebagai berikut:

Tabel 3. Refleksi Siklus 1

No Kekurangan Perbaikan

1

Interaksi kelompok dengan kelompok lain

belum ada. Akibat dari kekurangan ini,

setiap siswa mengobrol sendiri dan tidak

memperhatikan kelompok yang

berpresentasi, jadi kondisi kelas menjadi

gaduh.

Setiap kelompok di wajibkan bertanya

kepada kelompok yang sedang presentasi.

Hal ini bertujuan agar kelompok yang

tidak berpresentasi tidak mengobrol sendiri

dan memperhatikan.

2 Penilaian terhadap perilaku setiap

individu siswa belum maksimal, karena

pertanyaan hanya dari guru saja. Dampak

yang timbul adalah, salah satu anggota

kelompok yang presentasi tidak mendapat

pertanyaan dari guru tidak ikut membatu

menjawab. Hal itu timbul karena merasa

tidak dapat giliran soal dari guru.

Pada siklus ke dua, penilaian tidak hanya

melalui guru menanyakan soal dan

jawaban terhadap siswa, namun siswa juga

akan mendapat pertanyaan dari anggota

kelompok lain. Hal ini bertujuan agar

semua anggota kelompok mendapat giliran pertanyaan dan mereka ikut membantu

mencari jawaban, agar siswa juga ikut

terlibat secara aktif dalam kelompok.

3 Presentasi kelompok hanya kelompok

great team. Akibat dari proses ini adalah,

kelompok yang tidak mendapatkan great

team mengobrol sendiri, dan ada

beberapa dari mereka merasa sia-sia

mengerjakan jika tidak di tunjukkan

berupa presentasi kelas.

Presentasi di lakukan oleh semua

kelompok tanpa terkecuali. Tujuannya agar

berbagi pengetahuan antar kelompok dan

kontribusi setiap anggota untuk

mewujudkan kekuatan tim , selain itu presentasi juga menentukan kelompok

great team.

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

15

Pelaksanaan siklus 2 berlangsung 2 kali pertemuan. Langkah-langkah

dalam siklus 2 hampir sama dengan langkah-langkah yang dilaksanakan

dalam siklus 1. Perencanaan siklus 2 didasari dari hasil refleksi yang

dilakukan dalam siklus 1, jadi kekurangan yang ada dalam siklus 1 tidak

terjadi dalam siklus 2. Pembeda langkah-langkah yang ada dalam siklus 2

dengan siklus 1 yaitu mengatur kelompok agar saling berinteraksi dengan

kelompok lain dengan presentasi setiap kelompok, sehingga bagi kelompok

yang belum mendapat giliran presentasi tidak bicara sendiri.

Dari hasil pengamatan saat mengajar, sudah banyak siswa yang mulai

memperhatikan saat guru menyampaikan materi dengan menggunakan media

pembelajaran LCD, tetapi masih ada 3 (tiga) siswa yang masih asyik

mengobrol dengan teman beda kelompok. Meskipun demikian, proses

pembelajaran masih bisa berjalan dengan lancar, karena sebagian besar siswa

mulai sibuk berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk membahas

materi yang disampaikan oleh guru.

Hasil penghitungan pengamatan guru terhadap kemampuan bekerjasama

siswa dalam siklus 2 pertemuan satu dan dua , didapatkan kemampuan

bekerjasama siswa sebesar 88% dan 96% dengan kriteria baik sekali. Berikut

hasil dari data observasi yang dilakukan oleh guru pada grafik di gambar 2 :

Gambar 2. Hasil observasi kemampuan bekerja sama siswa pada

Siklus 1 dan siklus 2

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

indikator 1 indikator 2 indikator 3 indikator 4 indikator 5

Siklus 1

Pertemuan

1

Siklus 1

Pertemuan

2

Siklus 2

Pertemuan

1.

Siklus 2

Pertemuan

2.

100%

80% 80%

63%

84% 88%

71%

96% 92%

63%

80%

92% 96%

50%

75%

84%

100%

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

16

Berdasarkan gambar 2 peningkatan terjadi pada hampir semua indikator di

ke dua siklus dengan jumlah siswa 24, kecuali indikator 1, yang telah

mencapai 100% pada siklus 1 hingga siklus siklus terakhir, itu berarti bahwa

siswa dapat bekerjasama dengan anggota kelompok berbeda atau heterogen.

Pada indikator 2 mengalami peningkatan tapi terdapat penurunan pada

pertemuan 1 siklus 2, setiap anggota mulai memahami materi CorelDraw,

sehingga setiap anggota kelompok mulai cenderung mengeluarkan ide namun

tidak mendengarkan gagasan dari anggota yang lain, selain itu anggota

kelompok menjadi malas mendengarkan gagasan dari teman lain karena

teman anggotanya mulai egois dengan pendiriannya saja, namun pada

pertemuan ke 2 peran guru sebagai fasilitator meluruskan kembali bahwa

kerjasama memperlukan ide gagasan dari anggota kelompok yang lain, dan

sifat egois dalam kelompok justru merusak kinerja dalam tim, dengan begitu

siswa mulai sadar kembali dan memperoleh hasil akhir 92%. Peningkatan

signifikan terjadi pada indikator ke 5, pada awal siklus 50% dan akhir siklus

100%, hasil tersebut berarti bahwa setiap anggota kelompok mulai mengajak

setiap anggotanya untuk bekerjasama dan mereka mulai merasakan bahwa

kerjasama kelompok penting bagi kesuksessan kelompoknya.

Kemampuan bekerjasama juga dilihat dari angket siswa, hasil angket

menunjukkan bahwa kemampuan bekerjasama siswa dalam mata pelajaran

TIK meningkat hingga mencapai hasil akhir dengan rata-rata sebesar 93.33%

dengan kriteria baik sekali. Indikator keberhasilan yang menyebutkan proses

pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang

positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian

besar (75%) telah tercapai. Data angket disajikan pada tabel 4 :

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

17

Tabel 4. Persentase Angket Kemampuan Bekerjasama Siswa Siklus 1 dan

Siklus 2

Indikator Pernyataan angket Pra

siklus siklus

1 siklus

2

1.

Saya mau berkelompok dengan siapa saja 100% 100% 100%

Saya mau berkelompok dengan teman yang tidak begitu dekat dengan saya 95.83% 100% 100%

Saya mau mengerjakan tugas kelompok yang sudah diberikan kepada saya 58.33% 91.66% 95.83%

Saya tidak menunda-nunda pekerjaan yang sudah diberikan kepada saya 20.83% 62.5% 100%

2.

Sebelum saya mengungkapkan pendapat saya mengangkat tangan terlebih

dahulu

33.33% 62.5% 83.33%

Saya mengungkapkan pendapat saya ketika teman saya sudah selesai bicara

dan sudah dipersilahkan oleh ketua kelompok

25.00% 91.66% 95.’83%

Saya aktif di dalam kelompok saat berdiskusi 20.83% 29.16% 91.67%

Saya fokus pada saat berdiskusi dan tidak bermain dengan teman yang lain

29.16% 62.5% 87.50%

3.

Saya mau mendengarkan pendapat teman kelompok saya 37.50% 79.16% 87.50%

Saya tidak memaksakan pendapat saya dan akan menghargai pendapat atau

gagasan yang telah dipilih bersama 66.66% 95.83% 95.83%

Ketika saya sedang mengerjakan tugas kelompok dan ada teman yang bertanya maka saya dengan senang hati akan mengajari teman saya tersebut 45.83% 66.66%

83.33%

Saya bisa menyelesaikan seluruh tugas dari kelompok tepat waktu dan

masih bisa membantu teman satu kelompok

45.33% 62.5% 83.33%

4.

Saya menerima hasil kesepakatan kelompok dengan senang hati 30.00% 83.33% 87.50%

Saya tetap mengerjakan kesepakatan kelompok meskipun itu berbeda

dengan pendapat saya 58.33% 91.66% 100%

Saya mau menerima dengan baik teman kelompok saya 56.66% 95.83% 95.83%

Saya bisa menerima kekurangan dan kelebihan teman satu kelompok saya

dan mau saling membantu untuk mengerjakan tugas kelompok

29.16%

79.16% 95.83%

5.

Saya tidak diam saja ketika sedang bekerja secara berkelompok 33.33% 62.5% 91.67%

Saya melakukan tugas dalam kelompok tanpa disuruh terlebih dahulu 58.33% 66.66% 100%

Pada saat berkumpul dengan kelompok saya fokus pada tugas kelompok dahulu dan tidak bermain-main

50.33% 95.83% 100%

Topik bahasan yang saya kemukakan berhubungan dengan tugas yang

dimiliki kelompok dan tidak melenceng

60.83% 79.16% 91.67%

Rata-rata persentase 39.00% 77.92% 93.33%

Kriteria kurang Baik Sangat

baik

Penerapan STAD terhadap indikator kerjasama juga terlihat dalam

pernyataan angket pada tabel 4. Indikator kerjasamma yang terlihat adalah

setiap siswa sudah mulai terbiasa untuk bisa menerima kekurangan dan

kelebihan dari teman-teman kelompok lainnya. Rasa solidaritas yang muncul

mengindikasikan kemampuan bekerjasama antar siswa sudah mulai

terbentuk. Pada tabel 4 juga terdapat pernyataan yang mengindikasikan setiap

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

18

siswa sudah mulai terpacu untuk bisa menyelesaikan tugas kelompok tepat

waktu.

Pada indikator pertama di siklus 1 di bagian “saya tidak akan menunda-

nunda pekerjaan yang sudah di berikan kepada saya” adalah 62.5%, nilai ini

di pengaruhi dengan individu siswa yang belum sadar akan tanggung

jawabnya dalam kelompok, namun dengan adanya penghargaan tim dan sifat

sesama anggota yang saling mendorong satu sama lain, mereka dapat

mengerjakan tugas dengan cepat dan memperoleh hasil akhir 100%. Pada

pernyataan “ sebelum saya mengungkapkan pendapat saya akan mengangkat

tangan terlebih dahulu” adalah 62.5% karena siswa masih ragu-ragu dan malu

untuk mengungkapkan pendapat, namun dengan berjalannya proses STAD

siswa mampu mengungkapkan pendapat dan dengan cara presentasi tim pada

siklus dua siswa dengan sendirinya membentuk karakter tersebut dan berhasil

dengan 83.33%.

Indikator ke dua terdapat pernyataan yang memiliki nilai kurang pada

pernyataan “saya akan aktif di dalam kelompok saat berdiskusi” dengan nilai

29.16%, hal ini di pengaruhi dengan sifat siswa yang malas untuk

mengutarakan pendapat sesuai dengan pernyataan observasi guru pada

indikator kerjasama ke dua, dengan hasil tersebut guru membuat rencana baru

yang akan di terapkan pada siklus ke dua dan memperoleh hasil individu

siswa sebesar 91.67%. Di dalam indikator ke dua masih terdapat hasil yang

rendah yaitu pada pertnyataan “saya akan fokus pada saat berdiskusi dan

tidak bermain dengan teman yang lain” dengan hasil siklus satu 62.5%, siswa

cenderung bermain dengan anggota kelompok lain setelah tugasnya selesai,

namun pada perbaikan siklus ke dua, dengan cara presentasi dan di tanggapi

oleh setiap anggota kelompok secara individu siswa tidak bisa bermain

dengan teman yang lain, melainkan memikirkan soal dan mendengarkan

setiap jawaban yang di jawab oleh kelompok presentasi. Setelah indikator ke

dua, beberapa hasil pada indikator ke tiga dan ke empat terdapat hasil 62.5%

yang di antaranya di indikator ke tiga yaitu pada pernyataan “saya bisa

menyelesaikan seluruh tugas dari kelompok tepat waktu dan masih bisa

membantu teman satu kelompok”.

Inidkator ke empat pada pernyataan “saya tidak akan diam saja ketika

sedang bekerja secara berkelompok”, masing-masing pernyataan di

pengaruhi oleh siswa yang belum sadar akan pentingnya bekerja sama,

dengan menerapkan cara baru pada siklus ke dua, setiap siswa termotivasi

agar kelompoknya menang dan mereka saling membantu teman satu

kelompoknya, secara tidak langsung anggota kelompok tidak akan diam saja

dalam proses mengerjakan tugas. Pada siklus 1 dan siklus 2 diperoleh

kenaikan kemampuan bekerjasama siswa sebesar 15.41%. Berdasarkan data

pada table 5, dengan penerapan model pembelajaran STAD kemampuan

bekerjasama siswa kelas XII IPA 2 di SMA 1 Negeri Suruh meningkat dalam

mata pelajaran TIK.

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

19

Hasil kerjasama siswa dalam tim dapat dilihat kontribusinya pada hasil

rekognisi tim, hasil rekognisi tim pada tabel 5 menunjukkan bahwa setiap

kelompok mengalami kemajuan dari setiap siklus.

Tabel 5. Rekognisi Tim

Nama

Kelompok

Rata-rata skor kelompok

Siklus 1 Siklus 2

Kelompok A 85% 90%

Kelompok B 75% 100%

Kelompok C 85% 95%

Kelompok D 85% 100%

Kelompok E 85% 95%

Kelompok F 85% 100%

Berdasarkan tabel 5, rata-rata rekognisi tim mengalami peningkatan ketika

memasuki siklus 2. Setiap siswa berkompetisi untuk memberikan poin bagi

kelompoknya. Dengan demikian para siswa akan menguasai materi dengan

sendirinya karena siswa akan belajar keras untuk memperoleh nilai yang baik

agar skor kemajuan individualnya meningkat. Dengan rata-rata rekognisi tim

yang meningkat kesadaran siswa terhadap tanggung jawab dalam kelompok

juga meningkat.

5. Diskusi

Kemampuan bekerjasama yang di miliki setiap siswa mengalami

peningkatan dengan penerapan STAD. Sebagaimana yang di tunjukkan oleh

hasil observasi maupun angket siswa. Dari lima komponen STAD ada

komponen yang paling berkontribusi adalah komponen Tim atau kelompok

kerja siswa. Dalam penerapan Tim guru mengelompokkan siswa heterogen

sesuai karakter STAD, sementara itu indikator tentang kesediaan bekerjasama

dalam kelompok dengan teman yang berbeda suku, agama dan jenis kelamin

mencapai 100% dari siklus awal hingga terakhir. Dalam hal ini kesediaan

siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain yang berbeda latar belakang

dapat menjadi pendukung dalam penerapan kerja tim untuk peningkatan

keterampilan kemampuan bekerjasama siswa melalui pemberian pengertian

terlebih dahulu agar siswa dapat memahami tentang bekerjasama jangan

membedakan latar belakang. Setiap orang bisa bekerjasama meskipun

berbeda suku, agama, dan berbeda karakter satu sama lain, namun setiap

orang harus di berikan pengertian berupa bekerjasama tidak harus dengan

orang-orang terdekat dan sama suku saja, dengan begitu setiap orang dapat

menyadari bahwa bekerja tidak harus dengan orang yang sama suku agama

dan jenis kelamin [13]. Dalam Tim juga dilakukan pemberian tanggung

jawab terhadap setiap anggota kelompok dengan cara pembagian tugas yang

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

20

di mana tugas tersebut akan terkait dengan jawaban soal terakhir. Setiap

anggota kelompok memiliki tanggung jawab bekerja secara tim yang

berperan meningkatkan indikator mendengarkan ide atau gagasan dari teman

lain, Tidak mendahulukan kepentingan diri sendiri dan mengajak teman lain

bekerjasama demi mencapai tujuan bersama. Guru memiliki cara agar

anggota di dalam kelompok dapat saling berhubungan satu sama lain dengan

menerapkan 5 soal, 4 diantaranya di kerjakan secara individu dan satu soal

terakhir di kerjakan bersama, jawaban soal terakhir berhubungan dengan

jawaban 4 soal pertama, dengan cara tersebut indikator kerjasama kelima

mengajak teman lain bekerja sama demi mencapai tujuan bersama tercapai.

Melatih kerjasama setiap anggota kelompok saat di rumah di bantu media

sosial Facebook, guru memberikan tugas kepada kelompok untuk di kerjakan

setiap anggotanya, dengan begitu kerjasama terwujud di dalam sekolah dan di

luar lingkup sekolah, namun terdapat kekurangan di mekanisme melatih

sikap kerjasama siswa pada saat di rumah, yaitu kurang menarik saat proses

belajar dan mengerjakan tugas, karena hanya berisi materi dan tugas saja, itu

membuat siswa bosan. Penggunaan metode yang tepat namun proses

pembelajaran penyampaian materi menggunakan gambar ternyata belum

begitu menarik minat siswa untuk memperhatikan materi pelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan

STAD mampu meningkatkan kemampuan bekerjasama pada pembelajaran

TIK di SMA N 1 Suruh. Pembagian tugas individu yang di perlukan dalam

kelompok merupakan tugas yang nantinya mereka bekerja satu sama lain,

karena jawaban yang di hasilkan akan berkaitan degan hasil akhir tugas

kelompok. Selain itu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan ketrampilan

bekerjasamanya dalam pembelajaran di luar lingkup sekolah dapat di lakukan

dengan menerapkan media sosial facebook sebagai bentuk penerapan STAD.

didalam facebook mereka akan mengerjakan tugas yang di kerjakan bersama.

Dengan demikian siswa mampu mendengarkan ide atau gagasan dari teman

lain dan mengajak teman lain bekerjasama demi mencapai tujuan bersama

sehingga terbentuk keterampilan siswa yang selalu bekerjasama dalam

kelompok belajar.

Untuk penelitian selanjutnya yang dapat memperkaya penelitian ini di

ajukan beberapa saran, (1) Mengembangkan cara bekerjasama siswa saat di

luar lingkup sekolahan, (2) Pada tahap pelaksanaan metode, peneliti dapat

momodifikasi tahap presentasi dengan teknik-teknik yang lebih cocok dengan

situasi dan kondisi kelas, contoh dengan menggunkan vidio dan (3) agar

metode STAD dapat meningkatkan kerjasama, peneliti perlu menekankan

dan meyakinkan kepada setiap siswa bahwa tujuan kerjasama adalah agar

setiap anggota kelompok menguasai sepenuhnya materi yang sedang di

pelajari.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16894/2/T1_702012066_Full...yang di lakukan pada pembelajaran TIK kelas XII SMA N 1 Suruh menunjukkan

21

6. Daftar Pustaka

[1] Endrayanto, Herman Y.S dan Harumurti, Yustiana W. 2014. Penilaian Belajar

Siswa di Sekolah. Yogyakarta: PT Kanisius

[2] Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning, Teori dan Praktik. Bandung:

Nusa Media

[3] Kalasi, Rasmita. 2014. “The impact of Social Networking on New age Teaching

and Learning: An Overview”. Journal of education & social policy vol.1.

https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial_dalam_dunia_pendidikan_remaja.

Di akses pada tanggal 10 juli 2017

[4] Qodriningsih, Nurlaela . 2015. PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE

STAD UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM MATA

PELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan kelas di kelas VII SMP Kartika XIX-1

Kota Bandung. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

http://repository.upi.edu/view/creators/Qodriningsih=3ANurlaela=3A=3A.html.

Di akses pada tanggal 23 juli 2017

[5] Elsa, Puji. 2013. PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA.

Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

http://jurnal.uny.ac.id/index.php/jkpai/article/view/879. Di akses pada tanggal

25 september 2017

[6] Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi

Aksara

[7] Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

[8] Johnson, Elaine B. 2008. Contextual Teaching and Learning Menjadikan

Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung. MLC

[9] Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta

[10] Lie, Anita. 2007. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang

Kelas. Jakarta: PT Grasindo

[11] Saryono, J.2008. Penelitian Tindakan Kelas(Action Research).Makalah Prapasca. Universitas Negeri Malang

[12] Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta:

Rineka Cipta

[13] Munadlir. Agus. 2012. STRATEGI SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN

MULTIKULTURAL. Yogyakarta. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jtp/article/viewFile/4892/4306. Di

akses pada 4 november 2017