PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN SEMARANG 1 PADA MATA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK HUKUM NEWTON TENTANG GERAK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh : MUHAMMAD ARIF NIM : 053611327 TADRIS FISIKA FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
158
Embed
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X MAN SEMARANG 1 PADA MATA PELAJARAN FISIKA
MATERI POKOK HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MUHAMMAD ARIF NIM : 053611327
TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (empat) eksemplar Semarang, 9 Juni 2010
Hal. : Naskah Skripsi An. Muhammad Arif Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirim naskah skripsi Saudara :
Nama
NIM Judul
:
: :
MUHAMMAD ARIF
053611327 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Semarang 1 pada Mata Pelajaran Fisika Materi Pokok Hukum Newton Tentang Gerak Tahun Ajaran 2009/2010.
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan{5} Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan {6} Maka apabila kamu telah selesai ( dari sesuatu urusan ), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain {7}
Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap {8}(Surat Al-Insyirah: 5-8)1
1.Abdullah Sukarno, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro)
hlm. 476
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya
tulis yang sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam
hidupku,
1. Ayahanda dan ibunda tercinta ( Musri dan Saodah), ini adalah bagian dari
perjuangan, cita-cita, iringan doa restumu. Karena jasa dan kasih sayangmu
aku akhirnya dapat menyelesaikan kuliah. Pengorbananmu sungguh luar
biasa.
2. Adikku Nur Hidayat, Tri Astutik dan Nailatul Muna doa dan motivasi darimu
semoga mengantarkan aku menuju gerbang kesuksesan.
3. Wenty Dwi Y. M.Kom (pembimbing I) dan H. Abdul Kholiq, M.Ag
(pembimbing II) yang telah memberikan bimbingan kepada saya hingga
selesainya skripsi ini.
4. Keluarga besarku di Semarang yang selalu membantu, mendoakan dan
memberi semangat selama perjalanan hidupku.
5. Teman-temanku Fisika angkatan 05 senasib seperjuangan (Nasuka, Hadi,
Pada akhirnya semua itu punya arti karenanya, kupersembahkan karya
sederhana ini untuk segala ketulusan kalian semua.
Penulis
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, tidak berisi
materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi
ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat
dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 28 Juni 2010
Deklarator,
Muhammad Arif
NIM. 053611327
ABSTRAK Muhammad Arif (NIM : 053611327). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Semarang 1 pada Mata Pelajaran Fisika Materi Pokok Hukum Newton tentang Gerak Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Semarang : Program Strata 1 Jurusan Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Pembelajaran fisika pada umumnya masih didominasi guru yang menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan aktivitas siswa dalam melakukan kerja ilmiah, akibatnya hasil belajar siswa masih rendah dan kegiatan belajar siswa pun belum menyentuh aspek afektif dan aspek psikomotorik. Guru perlu mencari inovasi strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang baik dan dapat mengembangkan keaktifan siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-2 MAN Semarang 1 pada mata pelajaran fisika materi pokok hukum Newton tentang gerak melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklusnya meliputi 4 tahap yakni, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Faktor yang diteliti adalah hasil belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik). Data hasil belajar kognitif diambil dari nilai tes setiap akhir siklus. Data hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh dari lembar observasi.
Dari hasil penelitian, hasil belajar kognitif siswa sebelum tindakan masih dibawah rata-rata yaitu 55,75 dengan presentase ketuntasan 33,33%. Pada siklus I, nilai tes rerata 64,11 dengan presentase ketuntasan 52,77%. Pada siklus II, nilai tes rerata 72,56 dengan presentase ketuntasan 75%. Pada siklus III, nilai tes rerata 75,94 dengan presentase ketuntasan 88,88%. Hasil belajar afektif pada siklus I, diketahui nilai presentase ketuntasannya 53,75%. Pada siklus II, nilai presentase ketuntasannya 64,44%. Pada siklus III, nilai presentase ketuntasannya 75,50%. Hasil belajar psikomotorik pada siklus I, diketahui nilai presentase ketuntasannya 52,22%. Pada siklus II, nilai presentase ketuntasannya 58,89%. Pada siklus III, nilai presentase ketuntasannya 70,14%, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Problem Based Instruction pada materi pokok Hukum Newton tentang gerak dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MAN Semarang I tahun ajaran 2009/2010. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari kenaikan nilai rerata dan ketuntasan belajar dari satu siklus ke siklus berikutnya.
Diharapkan dengan penerapan Problem Based Instruction dalam pembelajaran físika dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah melalui pelibatan dengan pengalaman nyata sehingga hasil belajar siswa bisa lebih optimal.
Kata kunci: Problem Based Instruction, Hasil Belajar
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa cahaya Illahi kepada umat manusia sehingga dapat
mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka
bumi.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan
bantuan apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih
terutama penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Drs. H. Abdul Wahid, M. Ag., Ketua Jurusan Tadris yang telah merestui
pembahasan skripsi ini.
3. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd.,M.Kom., pembimbing I dan H. Abdul Kholiq,
M.Ag., selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan waktu,
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini
4. Andi Fadlan, M. Sc., sebagai dosen wali yang telah banyak berjasa kepada
penulis untuk membimbing penulis selama masa studi.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
6. Petugas perpustakaan, baik Fakultas, Institut IAIN Walisongo Semarang
yang telah memberikan ijin dan layanan yang ramah.
7. Drs. Syaefudin, M. Pd., Kepala MAN Semarang I yang telah memberikan
izin tempat penelitian dalam skripsi ini.
8. Bapak Suhardi, S.Pd dan Bapak Katibin, S.Pd., Guru Pembimbing
penelitian.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya
untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
berkesempatan membacanya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amin
Semarang, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------- i
HALAMAN PERSETUJUAN --------------------------------------------------- ii
HALAMAN PENGESAHAN ---------------------------------------------------- iii
ABSTRAKS ------------------------------------------------------------------------ iv
DEKLARASI ---------------------------------------------------------------------- v
MOTTO ----------------------------------------------------------------------------- vi
PERSEMBAHAN ----------------------------------------------------------------- vii
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------ viii
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------- x
DAFTAR LAMPIRAN ----------------------------------------------------------- xiii
DAFTAR TABEL ----------------------------------------------------------------- xiv
DAFTAR GAMBAR -------------------------------------------------------------- xv
BAB I : PENDAHULUAN ---------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang Masalah ----------------------------------------- 1
B. Identifikasi Masalah ---------------------------------------------- 5
C. Penegasan Istilah -------------------------------------------------- 5
rata hasil belajar mata pelajaran fisika masih rendah yaitu 55,75 padahal yang
diharapkan adalah 65. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Pembelajaran yang dilakukan selama ini dilakukan cenderung ceramah
belum divariasi dengan metode yang lain seperti Problem Based
Instruction. Hal ini dapat dilihat dalam kemampuan siswa dalam
menganalisis atau memahami permasalahan yang terdapat pada soal.
2. Pelaksanaan pembelajaran cenderung kurang melibatkan siswa. Hal ini
dapat dilihat dari belum optimalnya siswa yang berprestasi untuk
membantu siswa lain yang kesulitan dalam pembelajaran fisika.
3. Pelaksanaan pembelajaran kurang memanfaatkan laboratorium. Hal ini di
tuturkan oleh beberapa siswa yang mengatakan bahwa selama di kelas X
mereka hanya dua kali masuk ke laboratorium.
4. Perhatian siswa terhadap materi belum terfokuskan, hal ini disebabkan
kondisi pembelajaran yang monoton atau searah TCL (Teacher Centered
Learning). Sehingga siswa kurang dapat memahami konsep-konsep fisika.
Dari observasi tersebut, terlihat bahwa keberhasilan pembelajaran
belum tercapai. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran
adalah diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mendukung situasi
pembelajaran, agar pembelajaran fisika menjadi menarik, mudah difahami dan
menyenangkan. Oleh karena itu, seorang guru dituntut melakukan inovasi-
inovasi terhadap kegiatan belajar mengajar agar siswa tidak mengalami
kebosanan dalam menerima penjelasan materi pelajaran yang diberikan oleh
guru.
Berlakunya kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi
melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan
paradigma dalam penddikan dan pembelajaran. Pembelajaran yang kurang
melibatkan siswa secara aktif akan menghambat kemampuan siswa berpikir
kritis dan menghambat ketrampilan siswa dalam pemecahan masalah,
sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat
mewujudkan tercapainya tujuan sebuah pembelajaran.
Dalam Islam masalah belajar memiliki dasar dan tujuan yang terdapat
dalam al Qur'an, sebagaimana dalam QS. Al Alaq ayat 1-5 sebagai berikut: 3
ق ذي خل ق ﴾١﴿اقرأ باسم ربك ال ن عل ان م ق الإنس ﴾٢﴿خل
ا ﴾٤﴿الذي علم بالقلم ﴾٣﴿اقرأ وربك الأكرم ان م م الإنس عل
﴾٥﴿لم یعلم Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Menurut Chabib Thoha yang dikutip Ismail SM, M.Ag dalam buku
strategi pembelajaran agama islam berbasis PAIKEM dijelaskan bahwa lima
ayat di atas merupakan ayat pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad
SAW, yang diantaranya berbicara tentang perintah kepada semua manusia
untuk selalu menelaah, membaca, belajar dan observasi ilmiah tentang
penciptaan manusia sendiri.4 Ayat ini mengandung perintah membaca teks
secara verbal. Selain itu, juga mengandung perintah untuk menulis dengan
pena. Hal ini jelas menunjukkan adanya perintah untuk mengadakan
pembelajaran, karena membaca dan menulis merupakan bagian dari
pengembangan pengetahuan. Maka dari itu, sebagai seorang guru harus bisa
memilih metode yang ada sesuai dengan kebutuhan sekolah. Metode
pembelajaran yang baik adalah metode yang memperhatikan situasi dan
kondisi pembelajaran. Dengan metode yang baik siswa akan menjadi mudah
menerima materi pembelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan
pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.
Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta
3 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung : CV. J-Art, 2005), hlm.904.
4 Ismail SM, strategi pembelajaran agama islam berbasis paikem, (Semarang : RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 11
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran.5 Dilihat dari aspek psikologi belajar, pembelajaran berdasarkan
masalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman. Dan belajar bukanlah semata-mata proses menghafal sejumlah
fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan
lingkungan.6 Oleh karena itu, guru harus mendorong siswa untuk terlibat
dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta,
serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu materi.
Materi Hukum Newton tentang gerak merupakan salah satu kajian
fisika kelas X semester I siswa SMA/ sederajat. Hukum Newton tentang gerak
merupakan materi dengan konsep yang sederhana dan fenomenanya dapat
diamati dan sering kali di jumpai dalam kehidupan sehari-hari serta besaran-
besaran fisisnya dapat di ukur. Dengan penerapan pembelajaran Problem
Based Instruction, guru berusaha menunjukkan kepada siswa bahwa materi
Hukum Newton tentang gerak pada dasarnya adalah dekat, konkret dan
berkaitan langsung dengan pengalaman yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud meneliti
kajian tersebut sehingga pembelajaran yang berlangsung di MAN Semarang 1
dapat menjadikan peserta didik tertarik dengan pelajaran fisika dan dapat
menganalisis masalah yang terdapat dalam soal. Untuk itu peneliti akan
mengadakan penelitian tentang: “Penerapan Problem Based Instruction untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Semester I MAN Semarang 1
Pada Mata Pelajaran Fisika Materi Pokok Hukum Newton Tentang Gerak
Tahun Ajaran 2009-2010”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Belum efektifnya proses pembelajaran di MAN Semarang 1, dikarenakan
5 Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm.109 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana, 2008, hlm. 213
kegiatan belajar mengajar yang selama ini berlangsung masih
menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu
metode ceramah.
2. Masih banyak peserta didik yang kurang bersemangat dalam belajar fisika,
sehingga keaktifan dan ketuntasan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran fisika belum tercapai secara maksimal.
3. Belum pernah diterapkan model pembelajaran Problem Based Instruction
di MAN Semarang 1.
C. Penegasan Istilah
1. Pembelajaran
Menurut Mulyasa yang dikutip Ismail SM, M.Ag dalam buku
strategi pembelajaran agama islam berbasis PAIKEM dijelaskan
pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya
sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.7
2. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar.8 Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang
berhasil mencapai tujuan-tujuan instruksional. Hasil belajar di sini adalah
hasil belajar fisika dari berbagai aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif
maupun aspek psikomotorik.
D. Pembatasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction selama
pembelajaran berlangsung pada materi pokok Hukum Newton tentang
gerak.
2. Materi penelitian ini dibatasi pada materi pokok Hukum Newton tentang
7 Ismail SM, Ibid, hlm. 10 8Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hlm. 37
gerak yang lebih ditekankan pada sub materi pokok hukum I Newton,
hukum II Newton dan hukum III Newton.
3. Hasil belajar yang dievaluasi dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Apakah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based
Instruction dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X-2 semester I
MAN Semarang 1 Tahun Ajaran 2009/2010?
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X-2 semester 1 MAN Semarang 1 Tahun Ajaran 2009/2010 dalam
pembelajaran fisika.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat :
1. Bagi siswa
a. Memberikan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi
siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam proses pembelajaran fisika.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok hukum
Newton tentang gerak.
c. Meningkatkan semangat belajar siswa pada pembelajaran fisika
sehingga siswa mampu secara mandiri menghadapi masalah dan
memecahkannya.
2. Bagi guru
a. Penelitian in diharapkan dapat memberikan contoh penggunaan model
pembelajaran Problem Based Instruction pada guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Menjadi acuan bagi guru yang lain dalam melaksanakan pembelajaran
fisika.
3. Bagi sekolah
Diperolehnya ketepatan implementasi pembelajaran sesuai dengan
tuntutan KTSP sehingga sekolah dapat bertanggung jawab terhadap mutu
pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang tua, dan masyarakat
pada umumnya. Sehingga dengan penelitian ini sekolah akan berupaya
semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP.
BAB II
PEMBELAJARAN, HASIL BELAJAR, PROBLEM BASED
INSTRUCTION, HUKUM NEWTON
A. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dalam Undang – undang pendidikan BHP
didefinisikan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber ajar dalam suatu lingkungan belajar”.9
Menurut Wina Sanjaya Pembelajaran adalah suatu sistem, yang
mana dalam sistem itu ada tiga karakteristik penting. Karakteristik penting
yang pertama adalah adanya tujuan yang menjadi arah yang harus dicapai.
Karakteristik dari sistem tersebut adalah adanya proses kegiatan yang
diarahkan untuk mencapai tujuan. Karakteristik dari sistem yang ketiga
yaitu sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan beberapa komponen,
diantaranya yaitu sarana, guru, peseta didik, strategi atau metode. Strategi
atau metode merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem
tersebut. Tanpa strategi atau metode yang tepat proses pencapaian tujuan
menjadi tidak bermakna.10
Menurut Oemar Hamalik “Pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan belajar”. 11
Menurut Suherman, Pembelajaran merupakan proses yang terdiri
dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus
dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus
dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan
9 Badan Hukum Pendidikan (BHP) (Bandung: Nuansa Aulia, 2009), hlm. 77. 10 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (
Jakarta : Kencana, 2008), Cet. 5, hlm. 49-60. 11 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.
57.
berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi
interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat
pembelajaran sedang berlangsung. Dengan kata lain pada hakikatnya
pembelajaran merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan
pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.12
Pembelajaran yang baik mempunyai sasaran-sasaran yang
seharusnya berfokus pada hal-hal sebagai berikut :13
a. Meningkatkan kualitas berpikir (qualities of mind), yaitu berpikir
dengan efisien, konstruktif, mampu melakukan judgment dan kearifan.
b. Meningkatkan attitude of mind, yaitu menekankan pada keingintahuan,
aspirasi-aspirasi dan penemuan-penemuan.
c. Meningkatkan kualitas personal (qualities of person), yaitu karakter,
sensitivitas, integritas, tanggung jawab.
d. Meningkatkan kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep dan
pengetahuan-pengetahuan.
Dalam melakukan pembelajaran hendaknya seorang guru tidak
hanya sekedar mentransfer pengetahuan saja “transfer of knowledge”
tetapi harus mengolah secara pedagogik yaitu menggunakan ilmu seni atau
ilmu mengajar sehingga materi subyek yang merupakan bagian dari sains
sekolah (school science) mudah dijangkau oleh siswa.
Dalam pembelajaran fisika di sebagian sekolah dasar, sekolah
menengah, secara umum siswa memandang pelajaran fisika sebagai
pelajaran yang tidak menyenangkan, tidak menarik dan bahkan mungkin
membosankan. Dalam menanggulangi hal ini maka salah satu faktor yang
dapat dilakukan agar pembelajaran sains dapat menarik dan dapat
menghasilkan prestasi yang tinggi adalah dengan melibatkan siswa secara
aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa terlibat secara
12 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, ( Yogyakarta: Multi Presindo,
2009), cet I, hlm. 11. 13 Jogiyanto, Pembelajaran Metode Kasus untuk Dosen dan Mahasiswa, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2006), hlm. 20
aktif dalam mengamati, mengoperasikan alat atau berlatih menggunakan
objek kongkrit sebagai bagian dari pelajaran.
Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran berarti
guru sudah menggunakan cara yang berbeda dari kegiatan pembelajaran
yang bersifat tradisional sehingga pembelajaran fisika akan lebih menarik
dan siswa akan menjadi berminat terhadap sains fisika. Dari penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa salah satu bentuk pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap sains fisika yaitu dengan
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
2. Teori – Teori Pembelajaran
Istilah pembelajaran banyak dirumuskan oleh para ahli. Perumusan
– perumusan tersebut berdasarkan pada teori tertentu. Berikut dipaparkan
beberapa teori pembelajaran yaitu: 14
a. Pembelajaran adalah Upaya Mengorganisasi Lingkungan Untuk
Menciptakan Kondisi Belajar Bagi Peserta Didik.
Perumusan teori diatas sejalan dengan pendapat dari Mc
Donald, yaitu pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang
bertujuan menghasilkan perubahan tingkah laku manusia. Adapun
implikasi dari teori tersebut adalah:
1) Pembelajaran bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah
laku peserta didik.
2) Kegiatan pembelajaran berupa pengorganisasian lingkungan.
Lingkungan diartikan secara luas yang terdiri lingkungan alam
dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial lebih sering
berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Yang perlu
disiapkan dalam lingkungan sekolah antara lain berupa bahan
pelajaran, metode mengajar, alat mengajar, suasana kelas,
kelompok siswa, Melalui interaksi antara individu dan
lingkungannya, maka peserta didik memperoleh pengalaman,
14 Oemar Hamalik, Op.Cit., hlm. 60
yang pada gilirannya berpengaruh terhadap perkembangan
tingkah lakunya peserta didik dalam belajar yang bermakna.
3) Peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup.
Organisme yang hidup disini adalah peserta didik dan guru.
Peserta didik yang mempunyai potensi yang sangat tinggi, potensi
tersebut perlu diberi suatu lingkungan untuk melakukan berbagai
aktivitas. Sedangkan guru sebagai organisator belajar bagi peserta
didik yang berpotensi tinggi, sehingga tercapai tujuan
pembelajaran secara optimal.
b. Pembelajaran adalah Upaya Mempersiapkan Peserta Didik
Untuk Menjadi Warga Masyarakat yang baik.
Rumusan ini didukung oleh para pakar yang menganut
pandangan bahwa pendidikan itu berorientasi pada kebutuhan dan
tuntutan masyarakat. Adapun implikasinya adalah sebagai berikut:15
1) Tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran disini adalah untuk menciptakan peserta
didik yang dapat menyumbangkan dirinya dalam lingkungan
kehidupan yang bukan hanya menjadi konsumen akan tetapi
menjadi seorang produsen.
2) Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja.
Pembelajaran diselenggarakan dalam suasana kerja, dimana para
peserta didik mendapat latihan dan pengalaman praktis. Karena
itu suasana yang diperlukan ialah suasana yang aktual seperti
dalam keadaan yang sesungguhnya.
3) Peserta didik sebagai calon warga negara yang memiliki potensi
untuk bekerja.
Peserta didik yang memiliki potensi bakat dan minat dan energi
untuk bekerja sebaiknya disalurkan dalam wadah lingkungan
belajar yang tidak. Bukan hanya berdiam diri saja selama proses
pembelajaran.
15 Ibid, hlm. 61
4) Guru sebagai pemimpin dalam bengkel kerja.
Sekolah merupakan suatu ruangan workshop maka guru harus
mampu memimpin dan membimbing peserta didik belajar bekerja
dalam belajar dalam bengkel sekolah. Guru harus menguasai
strategi pembelajaran serta menyediakan proyek-proyek kerja
yang menciptakan berbagai kegiatan yang bermakna. Dalam hal
ini peran guru sangatlah penting.
c. Pembelajaran adalah Suatu Proses Membantu Peserta Didik
Menghadapi Kehidupan Masyarakat Sehari-hari.
Rumusan ini didukung oleh pakar yang berorientasi pada
kehidupan masyarakat. Adapun implikasinya adalah sebagai
berikut:16
1) Mempersiapkan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat.
Peserta didik disiapkan untuk menghadapi masa depan untuk
memecahkan masalah dalam lingkungan hidupnya. Oleh sebab itu
peserta didik harus belajar mengenal keadaan kehidupan yang
sesungguhnya dan memecahkannya.
2) Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan
masyarakat.
3) Siswa belajar secara aktif.
4) Guru bertugas sebagai komunikator.
Guru harus mengenal baik lingkungannya sehingga mampu
memberikan proyek-proyek kepada peserta didik yang sesuai
dengan permasalahan yang ada di lingkungan secara relevan.
Dari beberapa definisi di atas tentang pembelajaran dan teori
pembelajaran, maka pembelajaran diartikan sebagai suatu interaksi antara
peserta didik dengan pendidik, peserta didik dengan peserta didik, dengan
sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
16 Ibid, hlm. 62
3. Jenis-Jenis Pembelajaran
Menurut Roy Killen dalam buku Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, disebutkan beberapa
macam strategi pembelajaran yang dapat digunakan, diantaranya sebagai
berikut :17
a. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran langsung merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered
approach).
b. Pembelajaran Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam
kelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar ide tentang suatu
isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah, menjawab suatu
pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat
suatu keputusan.
Dalam melaksanakan diskusi dan percobaan secara kelompok
diperlukan adanya kerjasama sesama anggota kelompok, hal ini
bertujuan untuk menyamakan hasil diskusi, melatih kerjasama dalam
kelompok dan memberikan penjelasan kepada kelompoknya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang
mengajarkan bahwa manusia harus saling bekerjasama18 yaitu:
… وتعاونوا على البر والتقوى وال تعاونوا على اإلثم والعدوان... )٢:سورة المائدة (
…” Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ”…19 (QS. Al-Maidah: 2).
17 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. 3, hlm. 104-107 18 Sebagaimana Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa ayat tersebut merupakan prinsip
dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan dan ketakwaan. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Volume. 3, hlm. 14.
19 Departemen Agama RI, Al Qur’an Terjemahnya, Al-Jumaanatul ‘Alii, (Bandung : CV. Penerbit J-ART, 2005), hlm. 106.
Dari ayat tersebut dalam Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa
merupakan prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapapun,
selama tujuannya adalah kebajikan dan ketakwaan.
Tolong menolong dalam kebaikan juga dijelaskan pada kitab
Durratu An-Nashihin halaman 14 yang berbunyi:
20من تعلم بابا من العلم لیعلم الناس اعطى لھ ثواب سبعین نبیا“Barang siapa yang belajar satu bab dari ilmu (pelajaran) digunakan untuk mengajarkan manusia maka dia akan dibalas pahala 70 Nabi”.
c. Pembelajaran Kerja Kelompok Kecil (Small Group Work)
Kerja kelompok kecil merupakan strategi pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk memperoleh pengetahuan
sendiri melalui bekerja secara bersama-sama. Tugas Guru hanya
memonitor apa yang dikerjakan siswa.
d. Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses kerja sama dalam satu kelompok yang bisa
terdiri dari 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi
akademik yang spesifik sampai tuntas.
e. Pembelajaran Problem Solving
Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana
siswa memecahkan suatu persoalan. Sedangkan pembelajaran
pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu siswa agar
memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan
strategi pemecahan masalah.
B. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
20 Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir Al-Khubuwy, Durratu An-Nashihin, (Bandung: Al-Ma’arif, tth), hlm. 14.
perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap21. Dengan
demikian hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar.22 Kemampuan di sini adalah mampu
memahami suatu ilmu pengetahuan yang didapat dari lingkungan atau
orang lain seperti halnya guru.
Hasil belajar yang berupa perubahan tingkah laku meliputi bentuk
kemampuan yang menurut Taksonomi Bloom dan kawan-kawannya
diklasifikasi dalam 3 kemampuan (domain) yaitu: ranah kognitif (cognitive
domain), ranah afektif (affective domain) dan ranah psikomotor
(psychomotor domain). Adapun Taksonomi Bloom atau klasifikasi
tersebut sebagai berikut:23
a. Cognitive Domain (ranah kognitif)
Kognitif dalam batasan selalu diartikan oleh para pendidik
dengan pengetahuan, dimana dalam obyek pembagiannya sebenarnya
adalah lebih luas dari apa yang kita anggap selama ini. Segi kognitif
memiliki 6 tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda.
Keenam tingkat tesebut adalah :24
1. Mengingat
Tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk
mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima
untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui
dengan kata-kata sendiri.
21 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), Cet.1, hlm.39 22 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2002), hlm. 37. 23 Sri Esti Wuryani D., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), Cet.3,
hlm.211 24 Ibid, hlm. 212
3. Aplikasi
Penerapan (aplikasi) merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke
dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari,.
4. Menganalisis
Dalam hal ini siswa diharapkan mampu menunjukkan
hubungan antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan
gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah
dipelajari.
5. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan
nilai bersama dengan pertanggungjawaban berdasarkan kriteria
tertentu. Evaluasi merupakan level ke lima menurut Anderson,
yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan
keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda
dengan criteria tertentu.
6. Sintesis
Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga berbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh.25 Sintesis meliputi kemampuan menyusun sesuatu
yang terpecah belah hingga menjadi suatu struktur yang berarti.
b. Affective Domain (ranah afektif)
Siswa mampu melibatkan ekspresi, perasaan atau pendapat
pribadi terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta,
selain itu siswa juga mampu memberikan respon yang melibatkan
25 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008), hlm. 36.
sikap atau nilai yang telah mendalam di sanubarinya. Ranah afektif
meliputi 5 taraf, meliputi:26
1) Penerimaan (receiving), kesediaan siswa untuk memperhatikan
rangsangan atau stimulus (kegiatan kelas, musik, buku ajar)
2) Partisipasi (responding ), aktif berpatisipasi dalam suatu kegiatan.
Pada tingkatan ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu kegiatan,
tetapi juga bereaksi terhadap sesuatu dengan beberapa cara.
3) Penilaian/ penentuan sikap (valuing), meliputi kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai
dengan penilaian itu.
4) Organisasi (organization), kemampuan untuk membawa bersama-
sama perbedaan nilai, menyelesaikan konflik diantara nilai-nilai,
dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
5) Pembentukan pola hidup (characterization by a value or value
complex), meliputi kemampuan untuk menghayati nilai-nilai
kehidupan sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan
dalam mengatur hidupnya dalam kurun waktu yang lama.
c. Psychomotor Domain (ranah psikomotorik)
Ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot
sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang
termasuk klasifikasi gerak disini adalah mulai dari gerak yang paling
sederhana yaitu gerak melipat kertas sampai dengan merakit suku
cadang televisi/computer. Ranah psikomotorik meliputi 7 taraf,
meliputi:27
1) Persepsi (perception), kemampuan untuk membuat diskriminasi
yang tepat di antara dua stimulus/ perangsang atau lebih,
berdasarkan perbedaan ciri-ciri fisik yang khas pada masing-
masing stimulus.
26 Sri Esti Wuryani D., Op.Cit, hlm. 214-215 27 Ibid, hlm.216
2) Kesiapan (set), kemampuan untuk menempatkan dirinya jika akan
memulai serangkaian gerakan.
3) Gerakan terbimbing (guided respons), kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang
diberikan, seperti meniru dalam gerakan tarian.
4) Gerakan yang terbiasa (mechanical respons), kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancer tanpa
memperhatikan lagi contoh yang diberikan.
5) Gerakan yang kompleks (complex respons), kemampuan untuk
melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa
komponen, dengan lancar, tepat dan efisien.
6) Penyesuaian pola gerakan (adjustment), kemampuan untuk
membuat perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan
kondisi setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku.
7) Kreativitas (creativity), kemampuan untuk melahirkan pola gerak-
gerik yang baru, seluruhnya atas dasar inisiatif sendiri.
Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh
proses belajar dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari
ada tidaknya perubahan ketiga domain tersebut yang dialami siswa
setelah menjalani proses belajar.28
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu
sehingga menentukan kualitas hasil belajar. Adapun faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
28 Asep Jihad, dkk., Loc. Cit., hlm. 20
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor
internal meliputi:29
1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisiologis umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Anak-anak
yang kurang gizi, kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang
tidak kekurangan gizi, mereka cepat lelah, mudah mengantuk dan
tidak mudah menerima pelajaran.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang
yang dapat mempengaruhi proses belajar.30 Beberapa faktor
psikologis yang mempengaruhi proses belajar adalah:
a. Inteligensi
Menurut Wechler inteligensi adalah suatu kecakapan
global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara
terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan
secara efisien.31
b. Perhatian
Perhatian menurut Ghazali adlah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-matatertuju kepada suatu objek
(benda/hal) atau sekumpulan objek.32
29 Baharudin, Esa Nur W, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,
2008), hlm.19 30 Ibid, hlm.20 31 Dimyati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.3,
hlm.245 32 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), cet.3, hlm.56
c. Minat
Hilgrad memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut : “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.33
d. Bakat
Di samping inteligensi, bakat merupakan faktor yang
besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang.
Secara umum bakat (aptitude) didefinisikan sebagai
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang.34
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
pribadi manusia atau berasal dari orang lain atau lingkungannya.
Dalam hal ini Muhibbin Syah menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksternal yang empengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu35:
1. Lingkungan sosial
Faktor yang termasuk kedalam lingkungan sosial adalah
lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat dan
lingkungan sosial keluarga. Lingkungan sosial yang lebih baik
banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah lingkungan sosial
agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak
mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa
melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata
terhadap masalah nyata.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk
mengahasilkan produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut
dapat berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer.
Dalam pembelajaran Hukum Newton tentang gerak, produk yang dapat
dihasilkan adalah berupa laporan.
e. Kolaborasi atau kerjasama
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang
bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara
berpasangan atau dalam kelompok kecil.
3. Tahap-tahap Problem Based Instruction
Problem Based Instruction terdiri dari 5 langkah atau tahap utama
yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi
masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Kelima tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:41
Tahapan Tingkah Laku Guru Tahap-1
Orientasi siswa pada maslah
Guru nenjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih
Tahap-2 Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap-3 Membimbing penyelidikan
individual dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
41 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Ibid, hlm. 37
Tahap-4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
Tahap-5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Menurut Ibrahim di dalam kelas Problem Based Instruction, peran
guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru di dalam kelas Problem
Based Instruction antara lain sebagai berikut:42
1) Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah
autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari;
2) Memfasilitasi/ membimbing penyelidikan misalnya melakukan
pengamatan atau melakukan eksperimen/ percobaan;
3) Memfasilitasi dialog siswa; dan
4) Mendukung belajar siswa.
4. Pelaksanaan Problem Based Instruction
Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Instruction
meliputi dua kegiatan, yaitu tugas perencanaan dan tugas interaktif.
1. Tugas-tugas Perencanaan
Tugas-tugas perencanaan terdiri dari :43
a) Penetapan tujuan
Pertama kali guru mendeskripsikan bagaimana pembelajaran
berdasarkan masalah direncanakan untuk membantu mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b) Merancang situasi masalah yang sesuai
Situasi masalah yang baik harus memenuhi kriteria antara lain
autentik, tidak terdefinisi secara ketat, bermakna bagi siswa dan
sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya, luas, serta
bermanfaat.
42 Trianto, Lok.cit, hlm. 72 43 Ibid
c) Organisasi sumber daya dan rencana logistik
Pembelajaran berdasarkan masalah memotivasi siswa untuk
bekerja dengan beragam material dan peralatan yang dapat
dilakukan di dalam kelas, perpustakaan atau laboratorium dan jika
dimungkinkan di luar sekolah. Untuk itu, guru harus
mengumpulkan dan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan
untuk penyelidikan siswa dalam rangka memecahkan masalah.
2. Tugas Interaktif
Tugas-tugas interaktif pembelajaran Problem Based Instruction
terdiri dari :44
a) Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah
Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan
model pembelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya, guru
menyajikan situasi masalah dengan prosedur yang jelas untuk
melibatkan siswa dalam identifikasi masalah. Situasi masalah harus
disampaikan secara tepat dan menarik. Biasanya memberi
kesempatan siswa untuk melihat, merasakan dan menyentuh
sesuatu atau menggunakan kejadian-kejadian di sekitar siswa
sehingga dapat memunculkan ketertarikan, rasa ingin tahu dan
motivasi.
b) Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan
tingkat kemampuan, keragaman ras, etnis dan jenis kelamin yang
didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan.
c) Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
· Pengumpulan data.
Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah
dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk
mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai
mereka benar-benar memahami situasi masalah yang dihadapi.
44 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Op.Cit, hlm. 39
Tujuan pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan cukup
informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka sendiri.
· Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan
Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan dan
pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru
mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide tersebut,
melengkapi dan membenarkan konsep-konsep yang salah.
d) Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dilanjutkan
dengan diskusi dan membimbing siswa jika mereka mengalami
kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
e) Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir dan
keterampilan penyelidikan siswa serta proses menyimpulkan hasil
penyelidikan.
Dalam pembelajaran Problem Based Instruction atau pembelajaran
berdasarkan masalah, siswa dituntut mengajukan pertanyaan atau masalah
dan mencari jawaban atas permasalahan yang diajukan, sehingga
diharapkan dapat mengubah cara belajar siswa, mengembangkan rasa
ingin tahunya dan menghubungkan konsep yang dipelajari dengan alam
lingkungannya. Jadi adanya informasi dan pengalaman baru
mengakibatkan terjadinya perubahan dan membentuk pengetahuan baru
sebagai hasil dari proses belajar. Hasil yang dicapai siswa setelah proses
belajar mencerminkan tingkat pengetahuan dan keterampilan dalam
penguasaan materi.
Pada proses pemecahan masalah yang dilakukan dengan
penyelidikan autentik melalui percobaan atau demonstrasi, maka
keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dapat teramati dengan
lembar observasi psikomotorik. Pada proses pembelajaran, keterlibatan
dan keaktifan siswa menunjukkan sikap dan minat siswa terhadap
pembelajaran yang dilakukan. Keterlibatan dan keaktifan siswa diamati
dengan lembar observasi afektif. Diharapkan dengan tercapainya hasil
belajar afektif dan psikomotorik secara optimal maka hasil belajar kognitif
siswa dapat tercapai secara optimal juga, sehingga dapat meningkatkan
kompetensi siswa dan mengembangkan kecakapan hidup (life skill).
5. Kelebihan Problem Based Instruction
Pembelajaran Problem Based Instruction atau berdasarkan masalah
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
yang lainnya, diantaranya sebagai berikut:
a) Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi
pelajaran.45
b) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.46
c) Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d) Membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah
secara terampil.47
e) Merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif
dan menyeluruh.48
6. Kekurangan Problem Based Instruction
Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, model
pembelajaran Problem Based Instruction juga memiliki beberapa
kelemahan/hambatan dalam penerapannya. Kelemahan dari pelaksanaan
PBI adalah sebagai berikut:49
a. Untuk siswa yang malas tujuan dari Problem Based Instruction tidak
dapat tercapai
45 Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 220 46 Ibid. 47 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka
c. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan Problem Based
Instruction
D. Tinjauan Materi Hukum Newton tentang gerak
Materi Hukum Newton tentang gerak ditingkat SMA/MA diajarkan
pada peserta didik kelas X. Adapun standar kompetensinya adalah
menerapkan konsep dan prinsip dasar dinamika benda dalam kehidupan
sehari-hari. Dan kompetensi dasar yang ingin dicapai yaitu untuk menerapkan
Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak
vertikal, dan gerak melingkar beraturan.50
Sekitar abad ke-17 seorang ilmuwan asal Inggris bernama Sir Isac
Newton menyelidiki tentang gaya dan gerak. Dari hasil penyelidikan dan
eksperimennya Newton mengemukakan pendapat yang dikenal dengan hukum
gerak Newton dan dijabarkan dalam hukum I Newton, Hukum II Newton, dan
hukum III Newton.
a) Hukum I Newton
Newton mengajukan hukum-hukum tentang gerak setelah dia
mempelajari gagasan Galileo tentang gerak, yaitu gerak lurus beraturan
tidak memerlukan gaya. Pada mulanya Newton mengajukan bahwa sebuah
benda yang diam cenderung tetap diam dan sebuah benda yang bergerak
cenderung tetap bergerak dengan kecepatan yang sama dan arah yang
sama (bergerak lurus beraturan) jika tidak ada gaya yang tidak seimbang
bekerja padanya.51
Pernyataan Newton di atas kemudian disebut dengan Hukum
pertama Newton, yang mana bunyi hukum pertama Newton adalah sebagai
berikut :
50 BSNP, Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh / Model Silabus SMA/MA,
(Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2006), hlm. 12. 51 Sunardi, dkk., Fisika Bilingual untuk SMA/MA Kelas X, (Bandung: Yrama Widya,
2008), cet.5, hlm. 173
Newton’s First Law : Consider a body on which no force acts. If the body is at rest, it will remain at rest. If the body is moving with constant velocity, it will continue to do so.52 Hukum pertama Newton : sebuah benda dianggap tidak dikenai gaya. Jika benda diam, maka benda akan tetap diam. Jika benda bergerak dengan kecepatan konstan, maka benda terus akan bergerak dengan kecepatan konstan.
Dari pernyataan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa benda
cenderung memepertahankan keadaan geraknya, yaitu diam atau bergerak
lurus beraturan jika benda tidak dipengaruhi oleh gaya luar.
Secara matematis, hukum I Newton dapat ditulis:
ه0 =F , dengan v = 0 atau v = konstan (2.1)
dimana:
ه =F resultan gaya (N)
v = kecepatan (m/s)
Hukum I Newton ini sering disebut hukum kelembaman (inertia
law), yang menyatakan setiap benda selalu cenderung mempertahankan
keadaannya.53 Contoh sifat kelembaman benda dapat dirasakan pada
waktu orang naik mobil yang kemudian mendadak direm, maka badan
orang tersebut akan terdorong kedepan. Demikian juga ketika mobil yang
ditumpangi tersebut mendadak maju dari keadaan berhenti, maka badan
orang akan terasa terdorong ke belakang. Hal ini terjadi karena tubuh
orang tersebut cenderung mempertahankan keadaan semula yaitu diam.
Hukum Pertama Newton telah dibuktikan oleh para astronout pada
saat berada di luar angkasa. Ketika seorang astronout mendorong sebuah
pensil (pensil mengambang karena tidak ada gaya gravitasi),pensil
tersebut bergerak lurus dengan laju tetap dan baru berhenti setelah
menabrak dinding pesawat luar angkasa. Hal ini disebabkan karena di luar
angkasa tidak ada udara, sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat
gerak pensil tersebut.
52 Halliday, dkk., Fundamentals of Physics Fifth Edition, (United States of America, 1997), hlm.82
hlm. 149. 65 Pupuh Fathurrohman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum & Konsep Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet.2, hlm.79 66 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo,
3. Pada siklus III hasil belajar rata-rata adalah 75,94 dengan persentase
ketuntasan 88,88%, aktivitas afektif 75,50 dan aktivitas psikomotoriknya
70,14.
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based
Instruction pada materi pokok hukum Newton tentang gerak dapat
meningkatkan hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa
kelas X-2 MAN Semarang 1 Tahun Ajaran 2009/2010. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat dari kenaikan nilai rerata dan ketuntasan belajar klasikal
dari satu siklus ke siklus berikutnya.
Hasil belajar kognitif mengalami peningkatan. Sebelum penerapan
model pembelajaran Problem Based Instruction, nilai tes rata-ratanya 55,75
dengan ketuntasan belajar klasikal 33,33%. Pada siklus I, nilai tes rata-ratanya
64,11 dan ketuntasan belajar klasikal 52,77%. Pada siklus II, nilai tes rata-
ratanya 72,56 dengan ketuntasan belajar klasikal 75,00%. Pada siklus III, nilai
tes rata-ratanya 75,94 dengan ketuntasan belajar klasikal 88,88%.Hasil belajar
afektif juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, nilai rata-ratanya 53,75.
Pada siklus II, nilai rata-ratanya 64,44. Pada siklus III, nilai rata-ratanya 77,50.
Hasil belajar psikomotorik juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, nilai
rata-ratanya 52,22. Pada siklus II, nilai rata-ratanya 58,98. Pada siklus III, nilai
rata-ratanya 70,14.
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
adalah :
1. Problem Based Instruction atau Pembelajaran berdasarkan masalah dapat
dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dalam pelaksanaan Problem Based Instruction, jika proses pemecahan
masalah autentik untuk mencari dan mengkonstruksi pengetahuan
dilakukan melalui percobaan, maka diperlukan kelengkapan alat-alat
percobaan untuk mempermudah siswa melakukan percobaan dan
memperlancar proses pembelajaran.
3. Bagi peneliti mendatang, disarankan untuk memperhatikan apa yang
menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Sehingga penelitian yang akan
datang dapat terlaksana secara baik dan dapat menghasilkan sesuatu yang
mampu dipertanggungjawabkan.
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, maka
terselesaikan penyusunan skripsi yang sederhana ini.
Dengan analisis dan kesimpulan di atas diharapkan penulis dapat
bersifat arif dalam memandang dan memberikan saran guna perbaikan proses
belajar- mengajar yang lebih baik. Dalam penyusunan skripsi ini penulis
masih banyak kekurangan karena terbatasnya literatur yang ada serta kekurang
telitian analisis dari penulis. Namun demikian penulis telah berusaha
semaksimal mungkin agar yang telah penulis paparkan dalam penelitian ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003).
Ahmad Asy-Syakir Al-Khubuwy, Utsman bin Hasan, Durratu An-Nashihin, (Bandung: Al-Ma’arif, tth).
Arifatul Kharida, Luluk, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan Kelas XI SMA Islam Sultan Agung I Semarang, Skripsi Fakultas MIPA UNNES Semarang, (Semarang : Perpustakaan UNNES, 2009), t.d.
, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, Cet I, (Bandung : Yrama Widya, 2008).
Badan Hukum Pendidikan (BHP) (Bandung: Nuansa Aulia, 2009). Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori belajar dan pembelajaran, (Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media, 2008), cet. 3. BSNP, Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh / Model Silabus
SMA/MA, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2006).
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Al-Jumaanatul ‘Alii, (Bandung : CV. J-Art, 2005).
Dimyati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.3. Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008). Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta:Rineka Cipta, 2002), Cet. 2. Fathurrohman, Pupuh, dkk., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. 2.
Giancoli, Douglas C, Fisika Edisi Kelima Jilid I, (Jakarta : Erlangga, 2001). Halliday, dkk., Fundamentals of Physics Fifth Edition, (United States of America,
1997). Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
Hidayat Setyawan, Lilik, Kamus Fisika Bergambar, (Purwokerto: Pakar Raya, 2004).
Http://www.idonbiu.com/metode-pembelajaran-efektif-metode_2532.html. (diunduh tgl. 21 September 2009).
Jogiyanto, Pembelajaran Metode Kasus untuk Dosen dan Mahasiswa, (Yogyakarta: Andi Offset, 2006).
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006).
Muslich, Masnur, Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009).
Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta: Grasindo, 2004). Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009).
Sanjaya, Wina, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. 3
, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008).
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), (Jakarta : Lentera Hati, 2002), Volume. 3.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. 3.
SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : RaSAIL Media Group, 2008).
Sumarsono, Gathot, “Penerapan Problem Based Instruction Sebagai upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2005/2006, Skripsi Fakultas MIPA UNNES Semarang, (Semarang : Perpustakaan UNNES, 2006), t.d.
Sunardi, dkk., Fisika Bilingual untuk SMA/MA Kelas X, (Bandung: Yrama Widya, 2008), cet.5.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Rosda Karya, 1999), Cet. 6.
Suprapto, Adi, “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction Materi Fluida Statik untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Kelas XI IPA MA AL Asror, Skripsi Fakultas MIPA UNNES Semarang, (Semarang : Perpustakaan UNNES, 2009), t.d.
Suratman, M., Memahami Fisika SMK, (Bandung, Armico, 2006).
Wicaksono, Agung, Model Pembelajaran Problem Based Instruction-PBI, http://agungprudent.wordpress.com. (diunduh tgl 24 Juni 2009).
Wuryani D. Sri Esti, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), Cet.3.
Yamin, Martinis, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis kelamin
Agama
Kewarganegaraan
Alamat
Riwayat Pendidikan
:
:
:
:
:
:
:
Muhammad Arif
Semarang, 08 Februari 1986
Laki-laki
Islam
Indonesia
Pedurungan Tengah Rt.03/VI Semarang (50192)
Kelurahan Pedurungan Tengah Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang.
a. SD N Tlogomulyo 01 Semarang
b. SLTP N 2 Tegowanu Grobogan
c. MAN Semarang 1
d. Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Fisika IAIN
Walisongo Semarang
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 23 Juni 2010
Penulis
Muhammad Arif
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS X TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Kelas : X-2 Semester : I No Nama L/P
1. Ade Candra Lexmana Laki-laki
2. Afiyatul Islahin Perempuan
3. Ahmad Rifqi Laki-laki
4. Amida Amalia Perempuan
5. Ani Lufiningrum Perempuan
6. Aprilia Ariesty Perempuan
7. Ari Sulistiyo Laki-laki
8. Ayu Setyaningsih Perempuan
9. Dian Putri Susilo Perempuan
10. Dwi Purwati Perempuan
11. Evi Nur Laili Perempuan
12. Fathun Niam Laki-laki
13. Iin Anis Saturrohmah Perempuan
14. Iqbal Abdul Ghoni Laki-laki
15. Isna Alfiatus Sa’adah Perempuan
16. Laila Mutsaqofatul I Perempuan
17. Luthfiyatun Nadhroh Perempuan
18. M. Wafiq Mahtiyar Laki-laki
19. M. Zaenal Arifin Laki-laki
20. M. Nur Kumaidi Laki-laki
21. Mustaqfirin Laki-laki
22. Musyaropah Perempuan
23. Nibras Laila Perempuan
24. Nur Fadlillah Perempuan
25. Nurul Hidayati Perempuan
26. Qiqi Rizki Emelia Perempuan
27. Rifka Annisa Perempuan
28 Ruly Kiky Shofa Laki-laki
29 S. Krisa Neqiwati Perempuan
30 Siti Aisah Perempuan
31 Siti Nur Hotimah Perempuan
32 Taufik Hidayat Laki-laki
33 Taufik Aji Arisanto Laki-laki
34 Uliana Shofa Perempuan
35 Uswatun Khasanah Perempuan
36 Yulianti Perempuan
Lampiran 2
DAFTAR KELOMPOK PESERTA DIDIK
Kelompok I
1. Ahmad Rifqi
2. Amida Amalia
3. Ani Lufiningrum
4. Aprilia Ariesty
5. Ari Sulistiyo
6. Dian Putri Susilo
Kelompok II
1. Ade Candra Lexmana
2. Afiyatul Islahin
3. Ayu Setyaningsih
4. Dwi Purwati
5. Fathun Niam
6. Iqbal Abdul Ghoni
Kelompok III
1. Evi Nur Laili
2. Iin Anis Saturrohmah
3. Isna Alfiatus Sa’adah
4. Laila Mutsaqofatul I
5. M. Zaenal Arifin
6. Ruly Kiky Shofa
Kelompok IV
1. Luthfiyatun Nadhroh
2. M. Nur Kumaidi
3. Mustaqfirin
4. Musyaropah
5. Nibras Laila
6. Nur Fadlillah
Kelompok V
1. M. Wafiq Mahtiyar
2. Nurul Hidayati
3. Qiqi Rizki Emelia
4. Rifka Annisa
5. S. Krisa Neqiwati
6. Siti Aisah
Kelompok VI
1. Siti Nur Hotimah
2. Taufik Hidayat
3. Taufik Aji Arisanto
4. Uliana Shofa
5. Uswatun Khasanah
6. Yulianti
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus I
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
MAN Semarang 1
Fisika
X / I
2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan dinamika benda titik.
Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip
dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal,
dan gerak melingkar beraturan.
1. Mendeskripsikan hukum I Newton melalui
percobaan sederhana serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
2. Memformulasikan hukum I Newton
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan pengertian hukum I Newton dan memformulasikannya.
2. Menyelidiki gaya kelembaman sebuah benda.
3. Mengaplikasikan konsep hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Pembelajaran
Hukum I Newton
C. Metode Pembelajaran
1. Model : Problem Based Instruction
2. Metode : - Ceramah
- Demonstrasi
- Diskusi kelompok
Lampiran 3
D. Langkah-Langkah Kegiatan
Kegiatan Aktivitas waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Permasalahan
c. Motivasi
§ Memaparkan
fenomena alam
tentang prinsip
hukum I Newton.
§ Memberikan
permasalahan
kepada siswa
“Mengapa ketika
seseorang naik
mobil yang diam,
lalu mobil digas
dengan cepat maka
tubuh orang
tersebut terdorong
ke belakang?”
§ Memberi respon
terhadap jawaban
siswa kemudian
memberi motivasi
kepada siswa untuk
mencari fenomena
lain yang
menunjukkan
prinsip hukum I
Newton.
§ Memperhatikan,
mendengarkan
dan menjawab
pertanyaan guru.
§ Mengajukan
hipotesis
sementara. Hal
ini dikarenakan
tubuh orang
tersebut
cenderung
mempertahankan
keadaan semula
yaitu diam.
§ Mencari
fenomena lain
yang
menunjukkan
prinsip hukum I
Newton.
10’
Kegiatan Inti § Menjelaskan tujuan 70’
pembelajaran yaitu
melaksanakan
percobaan “prinsip
hukum I Newton”.
§ Membimbing siswa
untuk membentuk
kelompok yang
masing-masing
kelompok terdiri
dari 5 orang.
§ Membagi LKS
percobaan,
mengarahkan dan
membimbing siswa
untuk melaksanakan
percobaan “prinsip
hukum I Newton”.
§ Meminta perwakilan
tiap kelompok untuk
menunjukkan hasil
percobaan dan hasil
diskusi
kelompoknya.
§ Menjelaskan dan
meluruskan hasil
diskusi siswa.
Penutup § Membimbing siswa
untuk
menyimpulkan hasil
percobaan.
§ Mengarahkan siswa
§ Menyimpulkan
hasil percobaan
bersama guru.
§ Mengumpulkan
10’
untuk
mengumpulkan LKS
percobaan.
§ Memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang hasil
kerjanya baik.
LKS percobaan.
§ Menerima
penghargaan dari
guru atas hasil
kerja yang baik.
E. Sumber/Bahan dan Alat Belajar
1. Sumber belajar :
Marthen Kanginan, Fisika 2000 SMU kelas 1, Jakarta : Erlangga, 2000 ط
Sunardi dan Esta Indra Irawan, Fisika Bilingual untuk SMA/MA kelas ط
X semester 1 dan 2, Bandung : Ryama Widya, 2008
2. Bahan dan alat belajar : LKS, kertas, dan silinder
F. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Lembar Penilaian 4. Contoh instrumen
: : : :
Tes tertulis dan observasi Soal uraian atau essay Lembar kognitif, afektif dan psikomotorik.
a. Soal uraian
Apakah yang dimaksud dengan hukum kelembaman? Bagaimanakah bunyi hukum I Newton? Jawab : Hukum kelembaman adalah hukum yang menyatakan bahwa setiap benda selalu cenderung mempertahankan posisinya. “Setiap benda akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan kecuali ada gaya yag bekerja padanya.” (skor : 5)
b. Aspek afektif
Rubrik
No Aspek Skor 1.
2. 3. 4. 5.
Sikap menerima dengan baik segala aktivitas kelas dengan memperhatikan penjelasan, bertanya atau menjawab. Berpendapat/ sikap dalam diskusi Sikap memecahkan masalah Mengungkapkan ide untuk memecahkan maslah Bekerjasama dalam kelompok
4 4 4 4 4
Jumlah 20
c. Aspek psikomotorik
Rubrik
No Aspek Skor 1. 2. 3. 4. 5.
Mempersiapkan alat dan bahan percobaan Merangkai alat dan bahan percobaan Melakukan pengamatan dan analisis data Merapikan kembali alat dan bahan percobaan Mengkomunikasikan hasil percobaan
4 4 4 4 4
Jumlah 20
Guru mata pelajaran,
Suhardi, S.Pd
NIP. 150399718
Semarang, November 2009
Peneliti,
Muhammad Arif NIM. 053611327
Mengetahui,
Kepala MAN Semarang 1
Drs. Syaifudin, M.Pd NIP. 1965 1015 199203 1003
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
“HUKUM I NEWTON”
A. Tujuan
1. Menyelidiki hukum I Newton
2. Menformulasikan hukum I Newton
B. Permasalahan
“Ketika kalian berada di dalam mobil, tiba-tiba mobil bergerak maka kalian
akan merasakan terdorong ke belakang. Dan pada saat mobil tiba-tiba
berhenti, kalian akan merasakan terdorong ke depan. Mengapa bisa
demikian?”
C. Alat dan Bahan
1. Silinder
2. Kelereng
3. Kertas
4. Meja
5. Mistar
D. Langkah Kerja
1. Letakkan kertas di atas meja, kemudian taruh silinder di atas kertas.
Seperti gambar dibawah ini!
Keterangan :
A = Meja
B = Kertas
C = Kelereng
Panduan Guru
A B C
2. Amati keadaan silinder pada saat ditarik secara perlahan, saat kertas ditarik
secara cepat dengan sentakan, dan saat kertas ditarik secara perlahan
kemudian dihentikan.
3. Catat pengamatan kalian dalam tabel.
E. Tabel pengamatan
No Kegiatan Jarak
Tarikan
Keadaan
Silinder
1 Kertas ditarik secara
perlahan
100 cm Silinder yang semula diam turut
bergerak bersama kertas
2 Kertas ditarik secara
cepat dengan suatu
sentakan
- Silinder yang semula diam tetap
diam tidak turut bergera bersama
kertas
3 Kertas ditarik secara
perlahan kemudian
dihentikan
50 cm Silinder turut bergerak bersama
kertas, lalu saat kertas berhenti
ditarik kelereng tidak berhenti
bersama kertas melainkan terus
bergerak
F. Pertanyaan
1. Pada saat kalian menarik kertas secara perlahan, maka silinder yang
semula diam turut bergerak bersama kertas, benarkah pernyataan terebut?
Jawab:
Benar, ketika kertas ditarik secara perlahan, silinder yang semula diam
turut bergerak bersama dengan kertas. Silinder yang semula diam tidak
dapat mempertahankan keadaan diamnya karena kertas ditarik dalam
jangka waktu yang lama.
2. Pada saat kalian menarik kertas secara cepat dengan suatu sentakan, maka
silinder tetap diam, benarkah pernyataan terebut?
Jawab:
Benar, ketika kertas ditarik secara cepat dengan suatu sentakan, silinder
yang semula diam tetap diam (tidak turut bergerak bersama kertas). Disini
silinder dapat mempertahankan keadaan diamnya karena kertas ditarik
dalam waktu singkat
3. Pada saat kalian menarik kertas kemudian tarikan dihentikan, maka
silinder turut bergerak kemudian berhenti bersama kertas, benarkah
pernyataan terebut?
Jawab:
Salah. Ketika kertas ditarik secara perlahan, silinder turut bergerak
bersama kertas. Tetapi ketika kertas dihentikan tarikannya, silinder tidak
turut berhenti bersama kertas melainkan terus bergerak. Disini tampak
bahwa silinder yang semula bergerak dapat mempertahankan keadaan
geraknya.
G. Kesimpulan
Bahwa suatu benda cenderung mempertahankan geraknya. Benda yang mula-
mula diam akan mempertahankan keadaan diamnya dan benda yang mula-
mula bergerak akan mempertahankan keadaan geraknya. Oleh karena itu,
hukum I Newton dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:
ه = 0F .
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
“HUKUM I NEWTON”
H. Tujuan
1. Menyelidiki hukum I Newton
2. Menformulasikan hukum I Newton
I. Permasalahan
“Ketika kalian berada di dalam mobil, tiba-tiba mobil bergerak maka kalian
akan merasakan terdorong ke belakang. Dan pada saat mobil tiba-tiba
berhenti, kalian akan merasakan terdorong ke depan. Mengapa bisa
demikian?”
J. Alat dan Bahan
6. Silinder
7. Kelereng
8. Kertas
9. Meja
10. Mistar
K. Langkah Kerja
1. Letakkan kertas di atas meja, kemudian taruh silinder di atas kertas.
2. Amati keadaan silinder pada saat ditarik secara perlahan, saat kertas ditarik
secara cepat dengan sentakan, dan saat kertas ditarik secara perlahan
kemudian dihentikan.
3. Catat pengamatan kalian dalam tabel.
L. Tabel pengamatan
No Kegiatan Jarak
Tarikan
Keadaan
Silinder
1 Kertas ditarik secara
perlahan
100 cm
2 Kertas ditarik secara
cepat dengan suatu
sentakan
-
3 Kertas ditarik secara
perlahan kemudian
dihentikan
50 cm
M. Pertanyaan
1. Pada saat kalian menarik kertas secara perlahan, maka silinder yang
semula diam turut bergerak bersama kertas, benarkah pernyataan terebut?
2. Pada saat kalian menarik kertas secara cepat dengan suatu sentakan, maka
silinder tetap diam, benarkah pernyataan terebut?
3. Pada saat kalian menarik kertas kemudian tarikan dihentikan, maka
silinder turut bergerak kemudian berhenti bersama kertas, benarkah
1. Sebuah benda diletakkan di atas kertas yang berada di permukaan sebuah meja
(gambar di bawah).
a. Bila kertas ditarik dengan sekali sentakan, apa yang terjadi? Jelaskan?
b. Bila kertas ditarik dengan perlahan-lahan, apa yang terjadi? Jelaskan?
2. Mengapa ketika sebuah bus yang mula-mula melaju kencang tiba-tiba
berhenti, maka para penumpang akan mengalami gaya dorongan ke depan?
3. Bagaimanakah definisi dari hukum kelembaman dan bunyi hukum I Newton?
4. Lampu gantung yang bermassa 5 kg, digantungkan pada langit-langit. Jika
percepata gravitasi 9,8 2sm , tentukan tegangan tali penggantung lampu?
5. Tentukan gaya normal yang dikerjakan lantai pada balok bermassa 8 kg:
a) Jika balok diletakkan di atas lantai (gambar a)
b) Jika balok ditekan dengan gaya P = 40 N (gambar b)
Nama :
Kelas :
No. Absen :
P
(b) (a)
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS I
No Jawaban Skor Kriteria
1 Diketahui: benda di atas meja
Ditanya:
a. keadaan benda jika kertas ditarik
dengan sekali sentakan?
b. keadaan benda jika kertas ditarik
dengan pelan-pelan?
1
Tiap menyebut 1 poin skor
21
Jawab:
a. ketika kertas ditarik dengan
sekali sentakan, maka benda
yang semula diam tetap diam
tidak tururt bergerak bersama
kertas.
b. Ketika kertas ditarik secara
perlahan, maka benda yang
semula diam turut bergerak
bersama kertas.
4
ü Tiap menjawab dengan
benar skor 2
ü Menjawab tetapi
kurang benar skor 1
ü Menjawab salah skor 0
2 Diketahui: ketika bus melaju dengan
kencang kemudian tiba-tiba berhenti
1/2
Ditanya: kenapa penumpang
mengalami gaya dorong ke depan?
1/2
Jawab:
Jika keadaan mula-mula penumpang
bergerak ke depan relatif terhadap
bumi lalu tiba-tiba berhenti, maka
mereka akan mengalami sifat
kelembaman yang cenderung
mempertahankan keadaan semula,
4
ü Menjawab benar sesuai
kunci jawaban skor 4
ü Menjawab mendekati
benar skor 3
ü Menjawab tidak benar
skor 1
yaitu bergerak ke depan, sehingga
mereka akan merasakan semacam
gaya dorong ke depan keika tiba-tiba
bus berhenti.
3 Diketahui: kelembaman dan hukum I
Newton
1/2
Ditanya: definisi kelembaman 1/2
· Kelembaman adalah sifat benda
yang selalu cenderung
mempertahankan keadaan
terhadap perubahan gerak yang
terjadi padanya atau posisinya.
4 ü Menyebutkan definisi
dengan tepat skor 4
ü Menyebutkan definisi
kurang tepat skor 3
ü Menyebutkan definisi
tetapi salah skor 1
4 Diket : m = 5 kg
: a = 9,8 2sm
1 ü Tiap menyebut 1 poin
lambang benar skor 21
Ditanya : Tegangan tali (T)......? 1
Jawab : ه = 0F
: T – w = 0
: T = w = mg
= 5 kg x 9,8 2sm
= 49 kg 2s
m = 49 N
3 ü Menyebut rumus
dengan benar skor 1
ü Jawaban akhir benar
dan satuan benar skor 2
ü Jawaban akhir benar
tanpa satuan skor 1
5 Diket : m = 8 kg
: P = 40 N
1 · Tiap menyebut 1 poin
lambang benar skor 21
Ditanya :
a) Gaya normal (N)
b) Gaya normal (N) dengan tekanan
P = 40 N
1 Tiap menyebut 1 poin skor
21
Jawab :
Gaya-gaya yang bekerja pada balok
untuk kasus (a) dan (b) ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.
Pada kasus (a)
NmgNmgN
F
4,7888,90
0
=´===-+
ه=
Pada kasus (b)
NNNNmgPN
mgPNF
4,1084,7830
0
0
=+=+=
=--+
ه=
3 ü Menyebut rumus
dengan benar skor 1
ü Jawaban akhir benar,
satuan benar serta
disertai gambar skor 2
ü Jawaban akhir benar
tanpa satuan dan tanpa
gambar skor 1
(a)
N
W
N
W
P
(b)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
MAN Semarang 1
Fisika
X / I
2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan dinamika benda titik.
Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip
dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal,
dan gerak melingkar beraturan.
3. Mendeskripsikan hukum II Newton melalui
percobaan sederhana serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
4. Memformulasikan hukum II Newton
G. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan pengertian hukum II Newton dan memformulasikannya.
2. Menyelidiki hubungan antara percepatan dan gaya.
3. Mengaplikasikan konsep hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
H. Materi Pembelajaran
Hukum II Newton
I. Metode Pembelajaran
1. Model : Problem Based Instruction
2. Metode : - Ceramah
- Eksperimen
- Diskusi kelompok
Lampiran 4
J. Langkah-Langkah Kegiatan
Kegiatan Aktivitas waktu Guru Siswa
Pendahuluan d. Apersepsi e. Permasalahan f. Motivasi
§ Memaparkan
fenomena alam tentang prinsip hukum II Newton.
§ Memberikan permasalahan kepada siswa “ Mengapa antara keranjang yang dikasih barang dagangan terasa lebih berat dibanding dengan keranjang yang kosong?
§ Memberi respon terhadap jawaban siswa kemudian memberi motivasi kepada siswa untuk mencari fenomena lain yang menunjukkan prinsip hukum II Newton.
§ Memperhatikan,
mendengarkan dan menjawab pertanyaan guru.
§ Mengajukan hipotesis sementara. Hal ini dikarenakan tubuh orang tersebut cenderung mempertahankan keadaan semula yaitu diam.
§ Mencari fenomena
lain yang menunjukkan prinsip hukum II Newton.
10’
Kegiatan Inti § Menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu melaksanakan percobaan “prinsip hukum II Newton”.
§ Membimbing siswa untuk membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
§ Membagi LKS percobaan, mengarahkan dan membimbing siswa
70’
untuk melaksanakan percobaan “prinsip hukum II Newton”.
§ Meminta perwakilan tiap kelompok untuk menunjukkan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompoknya.
§ Menjelaskan dan meluruskan hasil diskusi siswa.
Penutup § Membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan.
§ Mengarahkan siswa untuk mengumpulkan LKS percobaan.
§ Memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil kerjanya baik.
§ Menyimpulkan hasil percobaan bersama guru.
§ Mengumpulkan
LKS percobaan. § Menerima
penghargaan dari guru atas hasil kerja yang baik.
10’
K. Sumber/Bahan dan Alat Belajar
3. Sumber belajar :
Marthen Kanginan, Fisika 2000 SMU kelas 1, Jakarta : Erlangga, 2000 ط
Sunardi dan Esta Indra Irawan, Fisika Bilingual untuk SMA/MA kelas ط
X semester 1 dan 2, Bandung : Ryama Widya, 2008
4. Bahan dan alat belajar : balok, neraca pegas dan mistar
L. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Lembar Penilaian 4. Contoh instrumen
: : : :
Tes tertulis dan observasi Soal uraian atau essay Lembar kognitif, afektif dan psikomotorik.
a. Soal uraian
Jelaskan yang dimaksud dengan m
Fa =ه pada hukum II Newton?
Serta berikan contoh penerapan hukum II Newton dalam kehidupan
sehari-hari
Jawab :
Maksud dari m
Fa =ه adalah bahwa percepatan yang dihasilkan oleh
suatu benda sebanding dengan gaya yang diberikan kepada benda dan
berbanding terbalik dengan massanya.
Contoh penerapan hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari
adalah: pada saat seseorang bersepeda di jalan yang menurun pada saat
menuruni jalan, maka akan terasa kalau laju sepeda tinggi.
(skor : 10)
b. Aspek afektif
Rubrik
No Aspek Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Sikap menerima dengan baik segala aktivitas
kelas dengan memperhatikan penjelasan,
bertanya atau menjawab.
Berpendapat/ sikap dalam diskusi
Sikap memecahkan masalah
Mengungkapkan ide untuk memecahkan maslah
Bekerjasama dalam kelompok
4
4
4
4
4
Jumlah 20
c. Aspek psikomotorik
Rubrik
No Aspek Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Mempersiapkan alat dan bahan percobaan
Merangkai alat percobaan
Melakukan percobaan
Merapikan kembali alat dan bahan percobaan
Mengkomunikasikan hasil percobaan
4
4
4
4
4
Jumlah 20
Guru mata pelajaran,
Suhardi, S.Pd
NIP. 150399718
Semarang, November 2009
Peneliti,
Muhammad Arif
NIM. 053611327
Mengetahui,
Kepala MAN Semarang 1
Drs. Syaifudin, M.Pd
NIP. 1965 1015 199203 1003
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
“HUKUM II NEWTON”
A. Tujuan
1. Menyelidiki hukum II Newton
2. Menformulasikan hukum II Newton
B. Permasalahan
“Pada saat kalian mendorong meja, meja tersebut dapat bergeser. Tetapi
apabila meja di dorong oleh anak balita meja tersebut tidak bergeser. Lain
halnya apabila anak balita mendorong kursi, maka kursi dapat bergeser.
Sedangkan apabila kalian yang mendorong kursi tersebut maka kursi akan
bergeser dengan cepat. Mengapa demikian?”
C. Alat dan bahan
1. Neraca pegas
2. 3 buah balok dengan massa yang berbeda
3. Benang
4. Mistar
5. Stopwatch
D. Langakah kerja
1. Timbang massa beban
2. Susun peralatan seperti pada gambar dibawah!
3. Tarik beban dengan menggunakan neeraca pegas sejauh 150 cm.
4. Nyalakan stopwatch pada saat benda mulai ditarik, matikan stapwatch
pada saat beban/benda sampai pada jarak yang telah ditentukan.
Panduan Guru
B
C
A
5. Amatilah besar gaya dengan melihat skala yang ditunjukkan oleh neraca
pegas.
6. Ulangi kegiatan di atas sampai 3 kali, kemudian catat hasil pengamatan
kalian dalam tabel
7. Lakukan langkah-langkah di atas pada percobaan 2 dan 3 dengan
menggunakan massa balok yang berbeda.
E. Tabel pengamatan
a) Percobaan 1
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s) 1 2 3 ه
s
nt
t
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
b) Percobaan 2
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s) 1 2 3 ه
s
nt
t
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
c) Percobaan 3
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s)
1 2 3 ه
sn
tt
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
F. Pertanyaan
1. Apakah dengan mengubah massa benda dalam kegiatan tersebut
mempengaruhi besar gaya?
Jawab:
Ya!
Massa benda dalam kegiatan tersebut mempengaruhi besar gaya yang
diperlukan untuk menarik beban yaitu bahwa semakin besar massa pada
kegiatan tersebut semakin besar juga gaya yang diperlukan untuk menarik
beban.
2. Benarkah bahwa besar gaya untuk menarik benda tergantung pada massa!
Bandingkan!
Jawab:
Massa sebuah balok =……kg
NF .....1 =r
Massa dua balok =……kg
NF .....2 =r
Massa dua balok =……kg
NF .....3 =r
321 FFFrrr
<<
Semakin besar massa, semakin besar gaya
3. Apakah dengan mengubah massa benda dalam kegiatan tersebut
mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan untuk menarik benda?
Jawab:
Ya!
Ketika kita menarik benda yang berat, gerakan benda yang kita tarik pun
lambat; tetapi ketika kita menarik benda yang ringan, banda yang kita tarik
bergerak lebih cepat.
4. Benarkah bahwa lamanya waktu untuk menarik benda tergantung pada
massa! Bandingkan!
Jawab:
Massa sebuah balok = …..kg
stNF
............
1
1
=
=r
r
Massa dua balok = …….kg
stNF
..............
2
2
=
=r
r
Massa tiga balok =……kg
stNF
..............
3
3
=
=r
r
321 tttrrr
<<
Semakin besar massa, semakin lama waktu yang diperlukan untuk menarik
benda.
G. Kesimpulan
Resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan massa ط
benda dan percepatannya.
Percepatan benda berbanding terbalik dengan massanya ط
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
“HUKUM II NEWTON”
H. Tujuan
1. Menyelidiki hukum II Newton
2. Menformulasikan hukum II Newton
I. Permasalahan
“Pada saat kalian mendorong meja, meja tersebut dapat bergeser. Tetapi
apabila meja di dorong oleh anak balita meja tersebut tidak bergeser. Lain
halnya apabila anak balita mendorong kursi, maka kursi dapat bergeser.
Sedangkan apabila kalian yang mendorong kursi tersebut maka kursi akan
bergeser dengan cepat. Mengapa demikian?”
J. Alat dan bahan
1. Neraca pegas
2. 3 buah balok dengan massa yang berbeda
3. Benang
4. Mistar
5. Stopwatch
K. Langakah kerja
1. Timbang massa beban
2. Susun peralatan seperti pada gambar dibawah!
3. Tarik beban dengan menggunakan neeraca pegas sejauh 150 cm.
4. Nyalakan stopwatch pada saat benda mulai ditarik, matikan stapwatch
pada saat beban/benda sampai pada jarak yang telah ditentukan.
B
C
A
5. Amatilah besar gaya dengan melihat skala yang ditunjukkan oleh neraca
pegas.
6. Ulangi kegiatan di atas sampai 3 kali, kemudian catat hasil pengamatan
kalian dalam tabel
7. Lakukan langkah-langkah di atas pada percobaan 2 dan 3 dengan
menggunakan massa balok yang berbeda.
L. Tabel pengamatan
a) Percobaan 1
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s) 1 2 3 ه
s
nt
t
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
b) Percobaan 2
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s) 1 2 3 ه
s
nt
t
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
c) Percobaan 3
Massa balok = ……kg
No F (N) t(s)
1 2 3 ه
sn
tt
NN
FF
.....
.....
==
==
ه
ه
r
r
M. Pertanyaan
1. Apakah dengan mengubah massa benda dalam kegiatan tersebut
mempengaruhi besar gaya?
2. Benarkah bahwa besar gaya untuk menarik benda tergantung pada massa!
Bandingkan!
3. Apakah dengan mengubah massa benda dalam kegiatan tersebut
mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan untuk menarik benda?
4. Benarkah bahwa lamanya waktu untuk menarik benda tergantung pada
massa! Bandingkan!
N. Kesimpulan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
SOAL SIKLUS II Kerjakan soal-soal berikut ini!
1. Apa yang dimaksud m
Fa =ه pada hukun II newton ?
2. Sebuah mobil bermassa 800 kg dipercepat oleh mesinnya dari keadaan diam
sampai 50 m/s dalam waktu 25 s. Jika gesekan jalan dan hambatan angin
diabaikan, tentukan gaya mesin yang menghasilkan percepatan ini!
3. Sebuah balok yang massanya 5 kg meluncur di atas lantai sejauh 6 m dalam
waktu 3 s karena pengaruh sebuah gaya konstan yang bekerja padanya.
Hitunglah besar gaya tersebut?
4. Lengkapi tabel berikut dengan menggunakan hukum II Newton tentang gerak:
Resultan gaya (N) Massa (kg) Percepatan ( 2-ms )
4,2 9,0 .......
....... 7,5 3
14 ....... 2,4
5.
Dua balok yang bersentuhan diam di atas lantai licin (lihat gambar). Jika gaya
horizontal 150 N dikerjakan pada balok 45 kg, hitunglah:
a) Percepatan masing-masing balok,
b) Gaya kontak antar balok
Nama :
Kelas :
No. Absen :
150 N
45 kg 30 kg
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS II
No Jawaban Skor Kriteria
1 Diketahui: m
fa ه= 1/2 Menyebutkan yang
diketahui skor 1/2
Ditanya: arti atau maksud dari
mfa ه
=
1/2
Jawab: bahwa percepatan yang
dihasilkan oleh suatu benda
sebanding dengan gaya yang
diberikan kepada benda dan
berbanding terbalik dengan
massanya.
4 ü Menjelaskan dengan
benar skor 4
ü Menjelaskan kurang
benar skor 3
ü Menjelaskan salah skor
1
2 Diketahui: m = 800 kg
: v = 50 sm
: t = 25 s
1,5 ü Menyebut 1 poin
beserta satuan skor 1/2
Ditanya: F ……?
0
Jawab: atvv += 0
2
0
2
25050
sma
a
tvva
=
-=
-=
Gaya yang dihasilkan mesin mobil,
F, adalah:
( )( )NF
FmaF
16002800
==
ه=
3,5 ü Menyebut rumus
dengan benar skor 2
ü Jawaban akhir benar
dan satuan benar skor
1,5
ü Jawaban akhir benar
tanpa satuan atau
satuan salah skor 1
3 Diketahui: m = 5 kg
: s = 6 m
: t = 3 s
1,5 ü Menyebut 1 poin
beserta satuan skor 1/2
Ditanya: F ……? 0
Jawab: karena gaya konstan, maka
percepatan juga konstan. Sehingga
percepatan dicari dengan:
20 2
1 attvs +=
2
21 ats = 2
2tsa =
( )( )23
62sma = 23,1
sma =
Jadi F adalah: amF ه=×
3,15 ×=F
NF 5,6=
3,5 ü Menyebut rumus
dengan benar skor 2
ü Jawaban akhir benar
dan satuan benar skor
1,5
ü Jawaban akhir benar
tanpa satuan atau
satuan salah skor 1
4 Diketahui:
baris 1: NF 2,4= ; kgm 0,9=
baris 2: kgm 5,7= ; 23 -= msa
baris 3: NF 14= ; 24,2 -= msa
1 ü Menyebut 1 poin
beserta satuan skor
0,167
Ditanya:
baris 1: a ……..?
baris 2: F …….?
baris 3: m …….?
1 ü Menyebut 1 poin
beserta satuan skor 1/3
Jawab:
baris 1: amF ه=×
mFa ه
= = kgN
0,92,4 = 246,0 -ms
baris 2 : amF ه=× 235,7 -×= mskgF = 22,5 N
3 ü Menjawab 3 baris
benar dengan satuan
benar skor 3
baris 3 : amF ه=×
aFm ه
=
m = 24,214
-msN =5,83 2-ms
5 Diketahui: kgm 451 = ; kgm 302 =
NF 150=
1/2 Menyebutkan yang
diketahui skor 1/2
Ditanya:
a) a masing-masing balok?
b) P atau gaya kontak?
1/2
ü Menyebut 1 poin skor
1/4
Jawab:
Gaya-gaya horizontal yang bekerja
pada balok 1m dan 2m ditunjukkan
pada gambar di bawah ini:
a) tinjau sistem 1m dan 2m :
amF ه=×
( ) ammNNP ×+=+-+ 212112
( )ammP 21 +=
4
ü Menyebut rumus
dengan benar skor 1
ü Jawaban akhir benar,
satuan benar serta
disertai gambar skor 3
ü Jawaban akhir benar,
satuan benar dan tanpa
gambar skor 2
ü Jawaban akhir benar,
tanpa satuan dan tanpa
gambar skor 1
1FP =
1N
1W
2,1N
1m
2W
1,2N
2N
( )21 mmPa+
= = ( )kgkgkg3045
150+
22 -= msa
b) Gaya kontak antarbalok adalah
2,1N atau 1,2N
Tinjau sistem 2m ه : = maF
amN ×= 221 2
21 230 -×= mskgN
NN 6021 =
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
MAN Semarang 1
Fisika
X / I
2 x 40 menit (2 jam pelajaran)
Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan dinamika benda titik.
Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip
dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal,
dan gerak melingkar beraturan.
5. Mendeskripsikan hukum III Newton melalui
percobaan sederhana serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
6. Memformulasikan hukum III Newton
M. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Memformulasikan dan menjelaskan pengertian hukum III Newton.
2. Mengaplikasikan konsep hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.
N. Materi Pembelajaran
Hukum III Newton
O. Metode Pembelajaran
1. Model : Problem Based Instruction
2. Metode : - Ceramah
- Eksperimen
- Diskusi kelompok
Lampiran 5
P. Langkah-Langkah Kegiatan
Kegiatan Aktivitas waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
g. Apersepsi
h. Permasalahan
i. Motivasi
§ Memaparkan
fenomena alam
tentang prinsip
hukum III Newton.
§ Memberikan
permasalahan
kepada siswa “Apa
yang terjadi ketika
kita mendorog
tembok dengan
memakai sepatu
roda ?”
§ Memberi respon
terhadap jawaban
siswa kemudian
memberi motivasi
kepada siswa
untuk mencari
fenomena lain
yang menunjukkan
prinsip hukum III
Newton.
§ Memperhatikan,
mendengarkan dan
menjawab
pertanyaan guru.
§ Mengajukan
hipotesis
sementara. Hal ini
dikarenakan tubuh
orang tersebut
cenderung
mempertahankan
keadaan semula
yaitu diam.
§ Mencari fenomena
lain yang
menunjukkan
prinsip hukum III
Newton.
10’
Kegiatan Inti § Menjelaskan tujuan
pembelajaran yaitu
70’
melaksanakan
percobaan “prinsip
hukum III
Newton”.
§ Membimbing siswa
untuk membentuk
kelompok yang
masing-masing
kelompok terdiri
dari 5 orang.
§ Membagi LKS
percobaan,
mengarahkan dan
membimbing siswa
untuk
melaksanakan
percobaan “prinsip
hukum III
Newton”.
§ Meminta
perwakilan tiap
kelompok untuk
menunjukkan hasil
percobaan dan hasil
diskusi
kelompoknya.
§ Menjelaskan dan
meluruskan hasil
diskusi siswa.
Penutup § Membimbing siswa
untuk
§ Menyimpulkan
hasil percobaan
10’
menyimpulkan
hasil percobaan.
§ Mengarahkan siswa
untuk
mengumpulkan
LKS percobaan.
§ Memberikan
penghargaan
kepada kelompok
yang hasil kerjanya
baik.
bersama guru.
§ Mengumpulkan
LKS percobaan.
§ Menerima
penghargaan dari
guru atas hasil
kerja yang baik.
Q. Sumber/Bahan dan Alat Belajar
5. Sumber belajar :
Marthen Kanginan, Fisika 2000 SMU kelas 1, Jakarta : Erlangga, 2000 ط
Sunardi dan Esta Indra Irawan, Fisika Bilingual untuk SMA/MA kelas ط
X semester 1 dan 2, Bandung : Ryama Widya, 2008
6. Bahan dan alat belajar : balok, neraca pegas dan mistar
R. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen 3. Lembar Penilaian 4. Contoh instrumen
: : : :
Tes tertulis dan observasi Soal uraian atau essay Lembar kognitif, afektif dan psikomotorik.
a. Soal uraian
Bagaimana bunyi hukum III Newton dan sebutkan cirri-cirinya? Jawab : “Ketika suatau benda memberikan gaya pada benda kedua, maka benda kedua tersebut akan memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap arah gaya benda yang pertama”. Cirri-ciri yang dimiliki adalah: Gaya-gaya yang bekerja sama besar ط Arah gayanaya berlawanan ط
Bekerja pada dua benda yang berbeda ط(skor : 10)
b. Aspek afektif
Rubrik
No Aspek Skor 1.
2. 3. 4. 5.
Sikap menerima dengan baik segala aktivitas kelas dengan memperhatikan penjelasan, bertanya atau menjawab. Berpendapat/ sikap dalam diskusi Sikap memecahkan masalah Mengungkapkan ide untuk memecahkan maslah Bekerjasama dalam kelompok
4 4 4 4 4
Jumlah 20
c. Aspek psikomotorik
Rubrik
No Aspek Skor 1. 2. 3. 4. 5.
Mempersiapkan alat dan bahan percobaan Merangkai alat percobaan Melakukan percobaan Merapikan kembali alat dan bahan percobaan Mengkomunikasikan hasil percobaan
4 4 4 4 4
Jumlah 20
Guru mata pelajaran,
Suhardi, S.Pd NIP. 150399718
Semarang, November 2009 Peneliti,
Muhammad Arif NIM. 053611327
Mengetahui,
Kepala MAN Semarang 1
Drs. Syaifudin, M.Pd NIP. 1965 1015 199203 1003
LEMBAR KEGIATAN SISWA 3
“HUKUM III NEWTON”
A. Tujuan
1. Menyelidiki hukum III Newton
2. Memformulasikan hukum III Newton
B. Permasalahan
“Dalam posisi berdiri tegak dengan kedua kaki tidak boleh bergerak
miringkan terus tubuh kalian, maka suatu waktu kalian akan jatuh. Tetapi jika
kalian memiringkan tubuh dengan satu tangan menekan dinding kalian tidak
jatuh. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?”
C. Alat dan bahan
1. 2 neraca pegas
2. Gelas plastik
3. Uang logam ratusan 40 buah
4. Benang
D. Langkah kerja
1. Kaitkan ujung neraca pegas A pada statif.!
2. Kaitkan ujung lain neraca pegas A pada neraca pegas B!
3. Gantungkan gelas plastik pada neraca pegas B kemudian isi dengan uang
logam, catat skala yang ditunjukkan oleh neraca pegas A dan B
Panduan Guru
4. Ulangi langkah-langkah diatas dengan menambah massa uang logam.
E. Tabel pengamatan
No Jumlah uang logam Neraca pegas A
F1 (N)
Neraca pegas B
F2 (N)
1. 10
2. 20
3. 30
4. 40
F. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi pada saat gelas diisi dengan kepingan uang logam?
Bagaimana gaya aksi dan reaksi yang bekerja pada kegiatan ini?
Jawab:
Pada saat gelas diisi dengan kepingan uang logam, skala yang
ditunjukkan pada kedua neraca pegas tersebut sama. Hal tersebut
menunjukkan bahwa neraca pegas A mengukur gaya normal (reaksi)
dan neraca pegas B mengukur gaya berat (aksi). Akan tetapi besar
gaya dari kedua neraca pegas tersebut besarnya sama dan arahnya
berlawanan.
2. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan diatas?
Neraca pegas (A)
Neraca pegas (B)
Gelas plastik Statif
Jawab:
Besar gaya yang diberikan oleh neraca pegas A sama dengan gaya yang
diberikan oleh neraca pegas B atau dengan kata lain besar aksi sama
dengan reaksi, dan arahnya berlawanan.
G. Kesimpulan
:Hukum III Newton berbunyi ط
“Ketika suatau benda memberikan gaya pada benda kedua, maka benda
kedua tersebut akan memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan
arah terhadap benda yang pertama”.
:Secara matematis hukum III Newton dinyatakan sebagai berikut ط
LEMBAR KEGIATAN SISWA 3
“HUKUM III NEWTON”
H. Tujuan
1. Menyelidiki hukum III Newton
2. Memformulasikan hukum III Newton
I. Permasalahan
“Dalam posisi berdiri tegak dengan kedua kaki tidak boleh bergerak
miringkan terus tubuh kalian, maka suatu waktu kalian akan jatuh. Tetapi jika
kalian memiringkan tubuh dengan satu tangan menekan dinding kalian tidak
jatuh. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?”
J. Alat dan bahan
1. 2 neraca pegas
2. Gelas plastik
3. Uang logam ratusan 40 buah
4. Benang
K. Langkah kerja
1. Kaitkan ujung neraca pegas A pada statif.!
2. Kaitkan ujung lain neraca pegas A pada neraca pegas B!
3. Gantungkan gelas plastik pada neraca pegas B kemudian isi dengan uang
logam, catat skala yang ditunjukkan oleh neraca pegas A dan B
4. Ulangi langkah-langkah diatas dengan menambah massa uang logam.
L. Tabel pengamatan
No Jumlah uang logam Neraca pegas A
F1 (N)
Neraca pegas B
F2 (N)
1. 10
2. 20
3. 30
4. 40
M. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi pada saat gelas diisi dengan kepingan uang logam?
Bagaimana gaya aksi dan reaksi yang bekerja pada kegiatan ini?
2. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan diatas?
10 Dwi Purwati n 11 Fathun Ni'am 12 Iqbal Abdul Ghoni 13 Evi Nur Laili
14 Iin Anisatur Rohmah
15 Isna Alfiatus Sa'adah
16 Laila Mustaqofatul I 17 M. Zainal Arifin 脈 18 Ruly Kiky Shofa
Lampiran 8
19 Luthfiyatun Nadhroh ᅊ
20 M. Nur Kumaedi 21 Mustaqfirin 22 Musyaropah 23 Nibras Laila 24 Nur Fadlilah 25 M. Wafiq Mahtiyar 26 Nurul Hidayati 27 Qiqi Rizki Emilia 28 Rifka Annisa 29 S. Krisa Nekiwati 30 Siti Aisah 31 Siti Nur Khatimah 32 Taufik Aji Arisanto 33 Taufik Hidayat 34 Uliana Shofa 35 Uswatun Khasanah 36 Yulianti
Kriteria Penilaian Aspek Psikomotorik
No Aspek penilaian Skor 1. Mempersiapkan alat dan bahan percobaan
.Tidak dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan ط
Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai dalam ط
LKS dengan memerlukan bantuan guru (lebih dari sekali).
Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai dalam ط
LKS dengan memerlukan bantuan guru (sekali).
Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai dalam ط
LKS dan tanpa memerlukan bantuan guru.
1
2
3
4
2. Merangkai alat dan bahan percobaan .Tidak dapat merangkai alat percobaan ط Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS dengan ط
memerlukan bantuan guru (lebih dari sekali). Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS dengan ط
memerlukan bantuan guru (sekali). Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS tanpa ط
memerlukan bantuan guru.
1 2
3
4 3. Melakukan pengamatan dan analisis data
.Tidak aktif dan tidak dapat menganalisis hasil percobaan ط Tidak dapat melakukan pengamatan tetapi dapat ط
menganalisis. Dapat melakukan pengamatan secara aktif tetapi tidak dapat ط
menganalisis. .Dapat melakukan pengamatan dan analisis secara aktif ط
1
2
3
4 4. Merapikan kembali alat dan bahan percobaan
Tidak dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan طdengan rapi.
Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan tetapi طmasih ada 2 alat yang tidak tersusun rapi.
Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan tetapi طmasih ada 1 alat yang tidak tersusun rapi.
Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan طdengan tersusun rapi.
1
2
3
4
5. Mempresentasikan hasil percobaan Tidak dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator ط Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator tetapi ط
tidak dapat menjawab pertanyaan kelompok lain Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator serta ط
1 2
3
Lampiran 9
dapat menjawab pertanyaan kelompok lain dengan benar hanya 1 kali
Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai indikator serta طdapat menjawab pertanyaan kelompok lain dengan benar hanya 2 kali
4
Kriterian penilaian aspek psikomotorik peserta didik adalah sebagai berikut :